http: www.drn.go.id
PENGUATAN KELEMBAGAAN IPTEK DAERAH MENUJU INDONESIA YANG SEJAHTERA DAN BERDAULAT
LALA M. KOLOPAKING Ketua Komtek Sosial Humaniora, 2014
ORGANISASI BAHASAN • Ilmu Pengetahuan Seni (IPTEKS) untuk Penguatan Pembangunan Daerah • Tujuan Pengembangan Kelembagaan IPTEKS Daerah • Peluang dan Potensi IPTEKS untuk Pembangunan Daerah • Teladan dari Daerah Dampingan • Strategi • Peta Jalan Kelembagaan IPTEK Daerah • Penutup 6/25/14
2
CENTER OF EXCELLENCE TUJUAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PENGUATAN SISTEM INOVASI DAERAH
IPTEKS DAERAH
q Membangun kolaborasi antar lembaga di daerah dalam rangka
pengembangan kegiatan IPTEKS berbasis kebutuhan (demand driven)
q Menyediakan wadah kerjasama antar pelaku dan lembaga untuk
sinkronisasi dan intergrasi kegiatan pengembangan IPTEKS yang difokuskan untuk penguatan pembangunan daerah
q Mengembangkan mekanisme kelembagaan dalam mendorong
terbentuk jejalin (engagement) dalam network of excellence
q M e n d e s a i n p r o s e s p e n e r a p a n I P T E K S y a n g s a l i n g
memberdayakan antar pihak dalam rangka peningkatan mutu birokrasi dan partisipasi masyarakat 3
PELUANG dan POTENSI IPTEK Untuk PENGUATAN PEMBANGUNAN DAERAH
6/25/14
4
Undang-‐undang No 18 Tahun 2002 Pasal 19 Ayat 2 (DRN), Kepmenristek: No 72/M/Kp/I/2012 Tugas DRN Tahun 2012-‐2014 (Menjalin Kemitraan dengan DRD) Permendagri Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah Kelitbangan meliputi penelitian, pengembangan, pengkajian, penerapan, perekayasaan dan pengoperasian Rangkaian kegiatan ilmiah yang bertujuan : (1) menghasilkan pemahaman baru dan (2) mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri di lingkungan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan pemerintahan daerah Perkuatan Perencanaan Ddan Pembangunan PERKUATAN PERENCANAAN AN PPenyelenggaraan ENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN
TELADAN DARI DAERAH DAMPINGAN
6/25/14
6
Kebudayaan MariIm dan Keberagaman Etnis dan Ekosistem Tipologi Desa (%) 50 45 40 35
%
30 25 20
Sumber: Podes, 2010
15 10 5 0 Peternakan
Pertambangan
Perhutanan
Perindustrian/ Jasa
Perladangan
Pesisir
Perkebunan
Persawahan
2008
0.2
0.24
3.43
8.86
8.73
14.14
17.33
47.08
2011
0.29
0.45
3.4
9.75
12.92
15.11
17.63
40.45
Teladan Provinsi : DKI Jakarta Manajemen Resiko Banjir AnIsipasi Perubahan Iklim Sumber, Rizaldi Boer, 2013 dan Kolopaking, L.M., 2013
6/25/14
8
Asumsi: Pertumbuhan populasi 1.46% per tahun sampai 2015 dan selanjutnya 1% per tahun Defisit ditutupi dari air bumi dan air tanah - meningkatkan penggunaan air bumi
Masalah penurunan muka air tanah meningkat– diikuti land subsidence
Defisit Air meningkat di masa depan (dalam perhitungan, suplai hanya dari air permukaan)
Sumber: Delinom, 2008
Tingkat kerentanan kelurahan tahun 2011 [Baseline 2005]
Tahun 2011, yaitu dalam tempo 6 tahun, jumlah kelurahan yang masuk kategori sangat rentan meningkat menjadi 27 kelurahan (10.35%)
Sumber: RAPIM ESELON III dan IV Jajaran BPLHD , 2013
Tingkat kerentanan kelurahan tahun 2025 [Baseline 2005]
Tahun 2025, tanpa upaya adaptasi yang efektif, jumlah kelurahan di DKI yang masuk kategori sangat rentan sebanyak 93 (35.63%)
Sumber: RAPIM ESELON III dan IV Jajaran BPLHD , 2013
Tingkat Resiko Iklim (Banjir) level kelurahan Kondisi saat ini [2011]
Sumber: RAPIM ESELON III dan IV Jajaran BPLHD , 2013
Tingkat Resiko Iklim (Banjir) level kelurahan Kondisi saat ini [2025], SRESA2 dan SRESB1
Dengan meningkatnya kompleksitas masalah, perlu upaya saling memberdayakan mul:pihak untuk membangun Kota DKI yang berketahanan Sumber: RAPIM ESELON III dan IV Jajaran BPLHD , 2013
Perubahan Paradigma dalam Pembangunan Modified from Lee, 2010
Sistem pembangunan kota yang belum berketahanan
Merubah pola pembagunan yang mementingkan kuantitas ke pola yang lebih memperhatikan kualitas
Sistem pembangunan kota yang berketahanan (RESILIENCE CITY)
EKONOMI Pertumbuhan kuantitatif (GDP/Cap)
MASYARAKAT Individualistik– konflik
LINGKUNGAN Penggunaan sumber daya energi, air dan lahan berlebihan
Pertumbuhan qualitatif (Inovasi baru – kegiatan ekonomi berkontribusi positif pada lingkungan)
Pengembanga n sifat toleransi & simpati
Pemanfaatan SD lebih bijak (hemat, efisien) dan ramah lingkungan
Risiko iklim ke depan
Pembangunan Pembanguna Pembangunan Risiko Green Economic n Green Green Social iklim ke Human Pembangunan Rendah Karbon dan Tangguh Iklim depan
Penguatan Kelurahan Kewenanga n Lurah Kelurahan
Budget
Infrastrukt ur
Kreativitas
Penguatan Kapasitas Lurah dan Kelurahan • Pemahaman tentang Peta Kerentanan Kelurahan • PelaIhan ParIsipaIf Penguatan Kapasistas Lurah dan Kelurahan • Penyelesaian Panduan PelaIhan (Seleksi, Materi, Persiapan Kegiatan) • Pelaksanaan PelaIhan untuk lurah, wakil lurah dan Mitra-‐Ahli untuk 267 kelurahan dan diakhiri Lokakarya Rencana Kerja Tindak Lanjut di masing-‐masing Tingkat Kota/Kabupaten • Tindak lanjut Pendampingan Lurah oleh Mitra-‐Ahli • Pengembangan Sistem dan Lembaga Penyaluran Kredit Amanah Usaha Masyarakat (KAUM) Jakarta • Pendampingan intensif Pelaksanaan Musrenbang Kelurahan dan Penyusunan Rencana Anggaran Kerja Tahunan • Penyusunan Sistem Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Kelurahan serta Sistem Reward Lurah Berbasis Teknologi Informasi • Sistem Pendanaan
Perencanaan
MUSREMBANG (MULTI-‐PIHAK)
WK/B
Kecamatan Kelurahan
Swasta
Bappeda
Provinsi Kabupaten
Aksi
Swasta
C L
MA
L
NGO
MA
MA
NGO
RW
Rumahtangga
Individu
L/P
L/P
USULAN KERJASAMA IPTEKS DAERAH DKI JAKARTA:
FormulaIon of low-‐carbon development policies
Technology
• Process, data, knowledge, tools and methods • EducaIon, training, knowledge sharing, capacity building • Central/Local Government, Private interprise
Source: Nishioka, 2013
Social infrastructure design (hard/sod)
Green investment /finance, burden-‐ sharing
MRV Policy feedback
Target
Monitoring
ImplementaMon on the ground
Implementation Low carbon model ciIes
Social sceince ConsumpIon/ lifestyle/ behaviour change
NAMA Policy evaluaMon
Policy
MobilisaIon of the private sector
Growth scenarios, technology roadmaps
Policy formulaMon
Strategy Economic Models
Target seOng Target
sebng Research Policy and Measures
Economics
Minimise transiIon fricIon Integrated Assessment Model Building consensus
ParIcipatory approach
GHG Inventory, Energy Balance Table
18
18
Teladan Kabupaten
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PANGAN DALAM KAWASAN PERDESAAN BERBASIS KOMUNITAS
6/25/14
19
Analisis Produk Pangan Unggulan ParIsipaIf
Difasilitasi Orang Luar dengan PelaMhan Tokoh Desa
Pemasarao Produk/Konsumen PRAKTIK BISNIS
Produk Jadi Unik Agroindustri Pengolahan Lanjutan
Teknologi Padat Modal
Tenaga Kerja Lokal • Padat Karya • Terampil-Bersih • Teknologi Tepat Guna • Rantai segar/dingin • Kreatifitas Mitra Usaha
Produk SemiJadi
Manajemen Perusahaan • Fasilitas • Know How • Manajemen • Inovasi & Teknologi
Miniplant Teknik pengolahan pasca panen unik, cepat, akurat, bersih, efisien, rantai segar tepat guna, padat karya, fasilitas sederhana Bahan baku
Teknologi Tepat Guna
Petani/Nelayan Tradisional • Produk unik, mudah rusak, volume terbatas dan tersebar, proses produksi tepat guna dan padat karya, kualitas prima, siap pakai • Prasarana lapangan terbatas dan tidak memadai • Tingkat keterampilan dan pengetahuan rendah
Pabrik Pengolahan
Ilustrasi : ...Sedang Dalam Proses Pengembangan...
Pemasaran Produk
PRODUK UTAMA
Produk Jadi
Agroindustri Pengolahan Lanjutan
Teknologi Padat Modal Saham Petani/Nelayan
Produk SemiJadi PengolahanPasca Panen • Miniplant sendiri • Miniplant mitra binaan
TTG Berbasis Usaha Masyarakat
Pasar Produk Lokal PRODUK IKUTAN • Side Product • By products • Waste Product
Pengolahan UMK Lokal • Side Product • By products • Waste Product
Bahan baku Petani/Nelayan /Peternak
FARM
Wisata Pertanian Pangan Organik
Pemasaran Produk Penguatan Permodalan
Produk Jadi Agroindustri Pengolahan Lanjutan
• Tenaga Kerja • Efisiensi • Kualitas • Kuantitas • Nilai Tambah • Fasilitas
DESENTRALISA SI PROSES INDUSTRI
Produk SemiJadi
Miniplant BUMP/ BUMDes
Tenaga Kerja Kelompok Petani
Pembiayaa n usaha
• Transfer Pengetahuan • Teknologi, • Pengawasan Mutu
Miniplant Mitra Binaan
Bahan baku Petani
Lembaga Pembiayaan Ekspor Dana talangan modal usaha
Lembaga Keuangan Mikro
Pangan Sehat
Pasar Produk
SWASTA
Agroindustri Pengolahan Lanjutan
USAHA PENUNJANG Pengolahan awal • Miniplant sendiri • Miniplant mitra binaan (outsourcing)
BUMP/ BUMDes
UMK Pendukung • Sarana Produksi: bahan bakar, spare part, saprotan, perlengkapan • Prasarana: jasa reparasi • Pengolahan limbah • Pengolahan produk ikutan
UMK Pelengkap • Toko serba ada • Warung makan • Toko pakaian, elektronik • Transportasi & jasa angkutan • Kontrakan rumah
Tenaga Kerja Lokal • Penciptaan lapangan kerja • Peningkatan keterampilan kerja
Petani/Nelayan/Peternak
Pilihan Kelembagaan Pengelola Usaha KRITERIA/
FILOSOFIS
MANAJERIAL
LEGALITAS
a.
Maksimisasi keuntungan
a.
Teknis pengelolaan (-)
a.
sosial (social benefit)
b.
Budget (+)
berbasis layanan
c.
Rekapitulasi profit sulit
BENTUK UPTD
b. PD
Kebijakan bisa terkontrol
Undang-undang (UU) dan struktur tatakerja SKPD
b.
dilakukan
Surat keputusan dan peraturan pimpinan daerah
a.Profit Maximization
a.Teknis pengelolaan (+,-)
a. UU No.5/1962
b.Kebijakan terkontrol
b.Rekapitalisasi profit sulit
b. P e r m e n d a g r i N o . 3 / 1 9 8 8 (BUMD)
Koperasi
a.Maksimisasi profit dan social
a.Teknis pengelolaan (+,-)
benefit
b.Budget (+,-)
b. Kebijakan sesuai dengan
c.Rekapitalisasi profit (+)
“ UU tentang koperasi “Pili
tujuan BumDes
a. b.
Maksimisasi profit dan
a.Teknis pengelolaan (+)
a. Permendagri
benefit sharing
b.Budget (APBD,APBN dan
b. UU No.6/2014
Kebijakan terkontrol
profit
c. PP No 6/2014
c.Profit (+) untuk menguatkan
usaha bersama/sosial
Potensi Pengembangan BUMDes Saham Lebih dari 51% milik pemerintah desa Dana masyarakat desa Manajemen Aset
Embrio Bisnis
Penguatan Permodalan
Hibah/ Bansos
• • Kredit murah • Dana bergulir • • Penyertaan modal
Capacity building: pelatihan, pembinaan Infrastruktur
Skema pembiayaan khusus
Start-‐up Bisnis
Pemberdaya an
UKM
Pembentukan nilai tambah SDA desa
PILIHAN PEMBIAYAAN USAHA Grass root level
UMK Level
INDAG Level
Sasaran
Petani/gapoktan/ nelayan
UMK/Koperasi
Badan usaha/PT
Legalitas
Informal
Semiformal
Formal
Feasibilitas
Non Feasible – non Bankable
Feasible – non Bankable
Feasible – Bankable
Sumber Kredit
Mekanisme bantuan
• • • •
PNPM – Degdagri PUAP – Deptan PEMD - DKP Dll
• Subsidi bunga rendah • SDM
• Dana Bergulir: LPDB • K U R M i k r o : B R I , Mandiri , dll • PKBL/CSR
• Penjaminan • Non fisik (promosi, SDM)
• KUR • Kredit Komersial
• Off taker : CSR • Tax holiday
32
PERLU DIKUTI PENGEMBANGAN PEMBIAYAAN INKLUSIF
Sumber Dana : - Perbankan
Dana Bantuan KEUANGAN
- APBN/APBD/CSR
Pemerintah Daerah
Dana Pinjaman
Dana Penyertaan Modal
Lembaga Agroniaga
Pemerintah Pusat Dana Penyertaan Modal
LEMBAGA KEUANGAN
Lembaga Pendamping
PNM
Lembaga Penjamin Kredit
Bank
Penjaminan ke LKM
LEMBAGA KEUANGAN MIKRO Jaminan KepasMan Pembelian Produk Pertanian
BPR/S
KSP/ USP
LDKP
BMT
BRI Unit
Jaminan Tanggung Renteng Kelompok Tani
Kredit
USAHA MIKRO PERTANIAN PERORANGAN
KELOMPOK
KOPERASI 33 33
CENTER OF EXCELLENCE STRATEGI PENGEMBANGAN PENGUATAN SISTEM INOVASI DAERAH IPTEK DAERAH
q Perkuatan pengembangan IPTEKS melalui
kelembagaan kelitbangan daerah di berbagai lini (institution of excellence) q Perkuatan jejalin dan jejaring kerjasama
multi pihak (engagement and network of excellence) tentang kelitbangan q Pengembangan Penerapan IPTEKS dengan
34
optimalisasi sumberdaya kelitbangan daerah (resource of excellence)
PETA JALAN KELEMBAGAAN IPTEK DAERAH
6/25/14
35
ARAH PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN IPTEKS DAERAH
Kolaborasi/ Kerjasama Riset
Pembangunan Kelembagaan Penerapan IPTEKS
Saling Dukung Pendanaan
Kontribusi Kelitbangan, DRD
Mekanisme Networking
• Expert network Knowledge • Research based management network (Kerjasama riset) Tukar Pengalaman • Jejaring Kelembagaan Nasional • Jejaring regional
6/25/14
• Aktivitas sains (workshop, seminar dll) • Fungsi riset (kerjasama penelitian) • Fungsi Save Guard
36
ROADMAP PROGRAM CENTER OF EXCELLENCE PETA JALAN KELEMBAGAAN IPTEKS DAERAH • OpImalisasi “Pusat Capacity Building Sistem Inovasi • Birokrasi, masyarakat, Lembaga Lain
• Integrasi database • “Pusat Capacity Building Sistem Inovasi bertaraf internasional
• Upda:ng database inovasi IPTEKS • Operasionalisasi Program Center of Excellence • Capacity Building Tim Koordinasi • Inventarisasi Inovasi • Pilot Project Center of Excellence : ü Pemberdayaan ü Tema:k • SK Tim Kelembagaan • Naskah Akademis • RinIsan Networking Nasional dan Internasional
37
Tahun Pertama
Inisiasi
Pemantapan / Penguatan
Operasionalisasi
Penyiapan Suprastruktur dan infrastruktur
Tahun Kelima Optimalisasi Sumberdaya
Tahun Keempat
Tahun Ketiga
Tahun Kedua
[[[[[[
CENTER OF EXCELLENCE PENUTUP PENGUATAN SISTEM INOVASI DAERAH q Peranan DRD dapat menjadi inisiator kerjasama
kelitbangan di daerah. Teladan Provinsi DK : Bidang Penelitian Bappeda berkolaborasi dengan DRD dan membuat tema riset serta jejaring kerjasama dengan PT, Swasta dan Internasional. Teladan di beberapa kabupaten DRD berkolaborasi dengan Bappeda dan PT serta tokoh-‐tokoh peduli IPTEKS q Kelembagaan IPTEKS berkait dengan dinamika politik lokal di daerah (provinsi, kabupaten, desa) q Fungsi DRD dapat menjadi mengarah tema riset sesuai kebutuhan. Kedepan, DRD bersama DRN dapat menjadi safe guard IPTEKS di daerah.
38