HOW I LEARN TO PLAY CLASSY LIKE MESSI:
Sam Tenbringer
com
How I Learn To Play Classy Like Messi
HOW I LEARN TO PLAY CLASSY LIKE MESSI: Catatan Rahasia Tips, Trik, dan Teknik Dasar Futsal ©2013 By Sam Tenbringer
The HOW I LEARN TO PLAY CLASSY LIKE MESSI World Wide Web site address is: http://futsalcarabarca.blogspot.com
First edition: January 2013
ii
Sam Tenbringer
Penghaturan Terima Kasih 1.
2. 3.
4. 5.
6. 7. 8.
Alhamdulil-Lah. Maha Suci Engkau, tiada yang kami ketahui, selain apa yang telah Kau ajarkan kepada kami. Sungguh Engkaulah yang Maha Mengetahui, Maha Bijaksana. (Al Baqarah 2: 32) Salam shalawat bagi Nabiyyul-Lah Muhammad. Shallal-Lahu 'alaihi wa sallam. Teruntuk Abah, H. Syamsuddin Saderi dan Mama, Hj. Zuhairah, terima kasih sudah mengizinkan Ananda mencoba lolos seleksi sampai akhir, sampai tak ada penyesalan Terima kasih untuk Coach 'Amang' Abdur Rahman, yang membantu kami, para penghobi futsal ini menjadi pribadi matang di dalam dan luar lapangan. Terima kasih untuk Satriawan 'Gogon', rekan, mentor dan rival berat, serta tak lupa Sporting Gijon '05, dan para senior. Mereka inilah pemberi passing pertama saya di saat masih 'gopoh' pada hari debut sensasional. Terima kasih rekan-rekan futsal M'05 dan BroSizt, Rekan berfutsal di kala saya off maupun on fire (yang jarang terjadi karena kebanyakan 'guyon'). Terima kasih untuk semua official, anggota, dan junior angkatan 2006, 2007, dan 2008 di Saweri Gading. Keluarga besar Saweri Gading UB. Dan Barcelonismo, pembaca Futsal Cara Barca, saya berharap catatan ini membawa perubahan bagi kalian, di dalam dan luar lapangan.. Gracias!
iii
How I Learn To Play Classy Like Messi
Daftar Isi Daftar Isi FOREWORD LEARN FROM THE BEST SNAPSHOT: LIONEL MESSI Gaya Bermain Lima Dasar Permainan Messi SKILL BINTANG: LIMA HAL PENTING UNTUK DIKUASAI Debut Sensasional Mengenal Pentagram Skill Pondasi Skill Bintang Poin untuk Diingat FIRST TOUCH: Menjinakkan Bola Makna Sentuhan Awal First Touch versus Ball Control Prinsip Dasar Ball Control: Menyerap Momentum Bola Prinsip Dasar First Touch: Let It Flow Inspirasi Winning Eleven Teknik Michael Jordan: Bereaksi Lebih Cepat Tanpa Terburu-buru IN THE ZONE: Mencapai Konsentrasi Tinggi dengan Visualisasi Poin untuk Diingat
iv
iv viii 1 9 12 14 17 18 21 22 25 26 26 28 29 34 38 40 42 44
Sam Tenbringer
PASSING: Mata Uang Permainan Dampak Krusial dalam Pertandingan Killer Passer Rumus Passing Berkelas = A+P+C Teknik Instep Pass: Dari Simpel sampai Terobosan Kegunaan Teknik Instep Pass Sikap Tubuh Pada Instep Pass Teknik Long Pass: Umpan Parabola Kegunaan Teknik Long Pass Sikap Tubuh Pada Teknik Long Pass Selanjutnya ... BOOSTER: Umpan Kejutan ala Lionel Messi (Bagian 1) Poin untuk Diingat DRIBBLING: Mengikat Bola Ke Ibu Jari dengan Seutas Tali Kontrol Dribbling Yang Rapat Perbandingan Dribbling Konvensional Dan Dribbling Messi pada Jarak Lari yang Sama Sikap Tubuh dalam Dribbling Rapat Akselerasi Super Sprint Bagian Kaki Yang Digunakan Sarapan Pagi: Latihan Anak La Masia Menghindari Range: Perubahan Gerak Rahasia Dribble Lambat Messi BOOSTER: Umpan Kejutan Kecepatan Tinggi (Bagian 2)
45 46 48 49 52 52 53 56 56 57 59 60 62 63 64 65 66 68 70 72 74 78 82
v
How I Learn To Play Classy Like Messi
Poin untuk Diingat SHOOTING: Mengakhiri Perlawanan Akar dari Finishing Futsal Stance: Kuda-kuda Fleksibilitas: Keluwesan Variasi Tendangan Menendang dengan Outstep Foot Kegunaan Teknik Shooting dengan Outstep Foot Menendang Bola dengan Instep Foot Kegunaan Teknik Shooting dengan Instep Foot Menendang dengan Teknik Cocor Selanjutnya ... BOOSTER: Rahasia Finishing Striker World Class Poin untuk Diingat VISI PERMAINAN: 2 Langkah Lebih Maju Bermula dari Mata Imajinasi Yang Terukur Akselerasi Pengalaman Lihatlah di atas bola! Memanfaatkan Resiko Permainan Evaluasi: Tanyakan, Tanyakan, Tanyakan Aspek Teknis Aspek Mental Aspek Fisik Jika Terlalu Banyak ... Belajar dari Kombo 86 Xavi Iniesta
vi
85 86 88 88 92 95 96 98 98 101 102 105 106 1091 110 112 114 115 116 118 120 120 125 128 130 132
Sam Tenbringer
BOOSTER: Rahasia look-up ala Lionel Messi Poin untuk Diingat PENUTUP TENTANG FCBC TENTANG PENULIS
136 138 139 141 142
vii
How I Learn To Play Classy Like Messi
Foreword JIKA Anda penggemar Barca seperti saya, maka sewindu terakhir adalah periode membahagiakan bagi kita para fans. Selama waktu tersebut banyak prestasi tertoreh dalam sejarah klub. Salah satu yang berkesan adalah raihan Liga Champions 2005 yang terinspirasi Ronaldinho. Selain raihan bergengsi, gelar itu diiringi kemunculan 'The Next Maradona' Lionel Messi yang merupakan pemain berbakat didikan La Masia. Di musim depannya, bocah cantera, lulusan akademi, ini membuat serius julukan tersebut dan mencetak persis dua gol legendaris Maradona. Yang pertama gol Maradona dengan tangan, lalu gol fantasi melewati enam pemain lawan dari semifinal Piala Dunia 86'. Waktu pun telah berlalu cepat. Hampir delapan tahun sejak Messi melakukan debut di Barcelona, selama rentang itu pula ia tumbuh dengan menulis legendanya sendiri. Perannya amat besar bagi FC Barcelona hingga dapat meraih treble dan double winner dengan cara yang tak terduga. Siapa sangka seorang gelandang kreatif bisa menjadi top skor di La Liga? Bisa memadukan permainan indah dan efektivitas serangan yang jarang ada sekaligus pada pemain top sekalipun. Contohnya Ronaldinho, permainan jogo bonito ala Brazilnya memang luar biasa dalam menginspirasi rekan setim, namun
viii
Sam Tenbringer
intensitasnya mencetak gol masih kalah dibandingkan Samuel Eto’o, begitu pula sebaliknya, insting predator Samu dan permainan efektifnya tidak disertai permainan indah ala Ronaldinho. Keduanya memiliki unsur kualitas masing-masing dimana yang satu bermain indah, sedangkan yang lain bermain taktis. Ajaibnya, kedua unsur tersebut malah tergabung dalam diri Lionel Messi. Sejak mengetahui The Next Maradona ini, saya mulai mengikuti Barcelona sesering mungkin. Persis seorang anak kecil yang menggemari Kura-Kura Ninja. Sembari meniru gerakannya, seperti itulah saya meniru trik-trik Lionel Messi. Kekanak-kanakan memang, namun menyenangkan. Saya dapat referensi utama dari siaran langsung dan YouTube yang diputar berulang-ulang sampai bosan. Teman-teman setim saya yang lain, -saya sempat tergabung dalam klub futsal kampus-, melakukan hal yang sama dengan trik-trik favorit mereka. Bedanya mereka mencari kompilasi aksi ala Falcao si Raja Futsal Brazil, trik ilusif ala Ronaldinho, serta kompilasi trik pesepakbola kelas dunia lainnya. Sedangkan saya memilih berfokus pada video kumpulan gol dan trik Lionel Messi semata dengan porsi sedikit sekali untuk pesepakbola lain. Dulu Messi di awal tak menonjol secara trik. Ia tipe pemain yang banyak mengandalkan kecepatan, kelincahan, serta kejelian. Bandingkan Messi dan triknya dengan Ronaldo dan Pedalada (step over), Ronaldinho dan Flip Flap, atau Zinedine Zidane dan Roulette (putaran 360 derajat). Trik Messi dalam mendribble amat sederhana
ix
How I Learn To Play Classy Like Messi
dibandingkan deretan tersebut. Ia sering hanya berlari dan menggunakan gerak tipu tubuhnya dengan condong ke kiri lalu tiba-tiba melesat ke kanan atau sebaliknya. Meski begitu trik sederhana ini tak seperti kelihatannya. Trik itu merupakan elemen krusial gaya bermainnya. Setidaknya itulah kesimpulan saya dari: mengamati video permainannya, mencatat gaya dribblingnya, dan sebisa mungkin menerapkan itu ke dalam permainan. Perlahanlahan, saya yang semula benar-benar lemah secara teknis dapat merasakan perbedaan. Shooting yang sebelumnya lemah dan kikuk berubah membaik. Belum lagi kemampuan dribbling yang ikut-ikutan meningkat. Pilihan saya meniru gaya bermain Messi ternyata benar. Sekelumit pengalaman dan pengamatan itulah yang saya coba ramu ke dalam tulisan ini. Banyak sumber tutorial video serta pembelajaran visual yang bisa Anda dapat dari TV dan internet, namun gerakan visual seringkali masih terlalu cepat untuk bisa kita cerna. Perlu direwind berulang-ulang dan dicatat untuk memahami poin pentingnya. Itu yang saya lakukan dulu saat belajar dasar sepakbola melalui video dimana banyak sekali gerakan yang terlihat tidak mungkin seperti ilusi. Namun ketika dipecah menjadi beberapa poin yang berbeda, seketika itu saya mulai mengerti. Gerakan seperti ilusi tersebut tak ubahnya kita melambaikan tangan dengan cepat. Sulit diikuti mata namun MASIH dapat dilakukan. Asal mengerti poinpoinnya, selanjutnya tinggal melakukan sesuai urutan secara lebih cepat. Besar kemungkinan gerakan ilusi itupun akhirnya dapat Anda kuasai. x
Sam Tenbringer
Akan tetapi, saya paham tak semua penggemar futsal betah berlama-lama melakukan ‘riset’ semacam itu. Tak semua penggemar sepakbola sempat mencatat hal-hal semacam itu. Saya akui, yang paling menarik tentu mempraktekkannya langsung. Padahal aktivitas riset dapat mempercepat peningkatan kemampuan kita daripada sekedar praktek sekali-kali dan lupa. Berapa kali pelajaran brilian lenyap begitu saja keesokan harinya. Anda perlu waspada akan menghabiskan waktu bertahun-tahun tanpa perkembangan skill yang signifikan. Tapi Anda tak perlu perlu khawatir. Itulah mengapa juga saya menulis ini. Menggantikan tugas Anda meriset dengan mencatat dasar-dasar yang penting bagi para pemula, termasuk juga level lanjutan. Jangan salah, tak sedikit pemain level lanjut yang masih belum mengerti esensi tiap teknik yang ada dalam materi buku ini. Akibatnya apa? Permainan menjadi tidak efektif. Trust me. Berapa kali Anda melihat pemain yang kelihatannya jago dribble, membawa bola ke sana kemari tapi tak ada dampaknya? Berapa kali Anda sampai terpikir, mengapa tak sekalian saja main di lapangan sebelah sendirian, dribble bola keliling lapangan? Dulu SAYA lah pemain yang seperti itu, hingga akhirnya menyadari banyak gerakan sia-sia yang menghambat perkembangan sebagai pemain tim. Karenanya sangat penting untuk bermain lebih efektif, tak peduli Anda pemula ataupun lanjutan. Maka dari itu pulalah buku ini saya tulis untuk para Barcelonismo, penggemar sepakbola, futsal, dan indoor
xi
How I Learn To Play Classy Like Messi
soccer yang ingin memahami pondasi kemampuan teknis dengan benar. Selain itu, saya telah lama memutuskan mengambil pelajaran dari yang terbaik: Lionel Messi, lalu rekan setim: para inspirator yang telah banyak merubah permainanan saya. Modal ini yang saya nilai sangat berharga untuk dibagikan kepada Anda sekalian. Anda akan temukan buku ini berbeda dibandingkan ‘buku cara belajar Lionel Messi’ lainnya, karena tak hanya berisi biografi berpuluh-puluh halaman, sementara tips yang jadi ‘dagingnya’ tak sampai satu bab. Banyak ‘daging’ yang saya bagikan dari berfutsal puluhan hingga ratusan jam sekitar rentang tujuh tahun terakhir. Buku ini ditulis LANGSUNG oleh orang yang menjalani LANGSUNG persaingan futsal level kampus. Dimana Anda akan diajak belajar dari pengalaman saya ini untuk peningkatan teknis dan mental. Dengan dilengkapi ilustrasi sederhana yang amat membantu Anda memperoleh pemahaman, lalu bagian khusus seperti 'BOOSTER', -trik yang sangat mudah diterapkan namun dapat membawa perbedaan-. juga kolom 'Poin untuk Diingat' sebagai poin ringkasan dan tambahan catatan dari tiap-tiap bab. Semua ini dirancang untuk memberi Anda pemahaman, bukan sekedar cara melakukan ini dan itu. Seorang businessman pernah menyatakan, "Sekali pikiran berkembang, ia tak kan kembali ke ukuran semula". Itulah yang saya harapkan dari materi pembelajaran di sini, sehingga Anda menjadi pribadi yang lebih baik di dalam
xii
Sam Tenbringer
dan luar lapangan. Belajarlah Anda dari yang terbaik, karena dengan begitu skill Anda berpeluang besar berkembang pesat. Awali dengan penuh semangat dan tentunya awali dengan pelajaran di buku ini. Selamat berjuang. Januari 2013,
Sam Tenbringer
xiii
Sam Tenbringer
Learn From The Best Practices doesn’t make perfect. Perfect practices makes perfect. -Franz Beckenbauer, legenda sepakbola Jerman.
SUDAH sekitar 7 tahun lamanya sejak pertama kali saya menggeluti indoor soccer atau yang familiar disebut futsal. Bermula dari tahun 2005, saat saya bergabung dengan sebuah klub futsal di kampus, sambil mengatur jadwal kuliah, serta menjalani tahun-tahun tersebut dengan intens dan kompetitif. Selama itu saya mesti berkompetisi untuk sekedar lolos seleksi dan tahukan Anda? Semua saya mulai dari jurang dasar! Dalam kondisi itu, jika diingat-ingat, saya cukup sombong bahkan sebelum pertama memulai. Dengan pongah membanggakan kecepatan dan kelincahan yang dimiliki, dipikir itu cukup untuk bermain bola. Cukup lama berpikiran seperti itu, sampai saya tergabung ke klub ini. Saweri Gading, unit futsal kampus saya. Anggota klub ini berlatih rutin hampir setiap minggu. Mereka latihan bermodalkan gawang besi (yang bisa dibongkar), lapangan kosong (yang berebut dengan unit kampus lainnya), beberapa bola, dan tentu saja: para atlet berbakat. Untuk modal terakhir, saya besar kepala melabeli diri dalam hati sebagai 'The Wonderkid'. Si bocah ajaib. Bisa sedikit lari, 1
How I Learn To Play Classy Like Messi
bisa sedikit dribble, tendangan yang tak buruk, jadi, bolehkan menyebut diri seperti itu? Ternyata salah besar! Saya baru menyadari itu di hari pertama latihan. Saat pertama terkumpul dengan para atlet dengan beragam level dan latar belakang: lulusan SSB, akademi klub pro, dan atlet bintang SMA. Belakangan saya ketahui kalau saya dan mereka ini tergolong generasi awal perintis klub yang baru saja digiatkan kembali semester sebelumnya, setelah sekitar satu atau dua tahun vakum, sementara kami generasi pertama ‘kebangkitan’ ini. Dan latihan pertama pun akhirnya dimulai. Selang beberapa saat mata saya terbuka lebar, untuk pertama kalinya saya sadar jarak perbedaan skill kami sesungguhnya: mereka jago dan saya payah! Bagaikan sandera di sarang penyamun, saya merasa asing dan malu. Perasaan dipermalukan asumsi sendiri yang salah, saat terbukti betapa kikuknya dan tergopoh-gopoh saya saat di lapangan. Jika diingat kembali pada saat itu: kontrol saya buruk, shooting buru-buru, badan menunduk, masih terlalu bagus lah kalau disebut amatir, separah itu! Dibandingkan mereka, kemampuan saya tak seperti yang dibangga-banggakan. Jauh! Sejak saat itu perjalanan berat telah dimulai. Saya pun sempat lama menjadi pemain yang jarang mendapat passing. Bola sering keluar saat kena saya. Ditambah pula sering menjadi pemain bangku cadangan. Jarang dimainkan dan tak masuk perhitungan. Menjadi terendah dalam klasemen persaingan amat tak menyenangkan. Ego kesombongan
2
Sam Tenbringer
yang dulu begitu tinggi terhempaskan ke tanah, telah hancur berkeping-keping. Dari label si 'Wonderkid' menjadi label 'tak berbakat sebagai atlet'. Sangat drastis perubahan saya dalam menilai kemampuan diri. Saat-saat itu, untuk menghadiri satu kali latihan saja sudah merupakan pertempuran tersendiri melawan rasa malu. Untunglah pelatih klub saya saat itu cukup sabar dan terbuka, membuka seluas-luasnya kesempatan dan menjadikan klub sebagai wadah penggemar futsal. Gracias, Entrenador! Dengan kepingan harga diri tersisa, saya terpaksa bertindak. Daripada bermain-main tanpa tujuan, lebih baik saya berlatih di sini: BERKOMPETISI. Daripada futsal tak ada juntrungan, lebih baik bersaing untuk lolos seleksi dan kemudian mengejar tropi. Meski dengan perasaan malu, saya terus paksakan diri menghadiri sesi latihan. Di luar itu saya tambah porsi latihan sendiri di luar kampus. Saya tambah materi taktik dengan belajar dari kawan yang menjadi mentor. Saya lakukan riset di perpustakaan (SERIUS!) untuk mencari sebanyak-banyaknya informasi. Saya cari buku kesehatan juga teknik sepakbola. Saya browsing di internet, cari-cari video sepakbola. Semua yang diperlukan. Bagaimanapun saya harus jadi pemain utama! Saya semakin terobsesi dengan futsal, sepakbola, dan indoor soccer yang saling erat kaitannya itu. Dan itu tidak sia-sia. Perlahan saya mengalami perubahan. Dimulai dengan kontrol bola yang membaik. Finishing yang meningkat karena menendang bolanya mulai benar.
3
How I Learn To Play Classy Like Messi
Dribbling pun berkembang dan perlahan saya mendapatkan kepercayaan. Usaha saya mulai berbuah. Dibandingkan dulu yang hampir tak diperhitungkan, pelatih bahkan menjuluki saya sebagai Simao Sabrosa! Pemain sayap timnas Portugal dan klub Spanyol Atletico Madrid di kala itu. Cukup puas dan saya menikmati waktu-waktu tersebut dengan harapan yang semakin meninggi. Rasanya kesuksesan tinggal menunggu waktu. Setidaknya, itu yang saya duga. Sayangnya bukan begitu kenyataannya. Selang beberapa waktu kemudian, saya harus kembali memijak bumi. Bukannya seperti Cinderella Story, yang saya tunggu malah tak kunjung datang. Lama sekali dimana semester berlalu berganti yang baru, saya berubah menjadi senior klub, sementara telah bergonta-ganti turnamen yang diikuti klub kampus saya. Cukup banyak turnamen, dan cukup banyak training center dan seleksi yang saya ikuti untuk terpilih ke dalam daftar nama yang mewakili klub. Selang sekitar tiga seleksi berbeda, dimana saya tak menembus daftar tiga turnamen berturut-turut, lagi-lagi saya gagal di yang keempat! Kali ini kalah dari anak angkatan baru, para junior. Saya sangat kecewa dan nyaris tak percaya. Apa yang salah kali ini? Bukankah saya sudah berkembang? Apa yang hilang? Saya menolak mempercayai kegagalan itu. Masa-masa itu adalah saat harga diri menabrak tembok yang amat tebal. Terasa dibanting dua kali lebih keras dari perasaan malu yang pertama. Begini rasanya kegagalan
4
Sam Tenbringer
setelah semuanya. Namun saya berkeras untuk terus berjuang dan tak berhenti berlatih. Semester berikutnya justru berlangsung lebih berat. Lebih membuat frustasi dikarenakan terus-menerus gagal seleksi. Saya semakin tak mengerti apa yang salah. Saya merasa sudah memforsir tenaga saya habis-habisan. Diambang batas mau ambruk ini, tak bergunakah latihan teknik saya? Apa sih yang hilang dari permainan saya? Jawaban semua pertanyaan itu baru muncul menjelang tahun terakhir di kampus. Saat itu bersamaan dengan musim Treble Winner Barcanya Pep, pasca Euro 2008, musim dimana permainan Barca merajai Eropa dan dunia dengan membawa inspirasi tersendiri. Permainan Xavi, Iniesta, dan Messi bagaikan poros The New Dream Team membuat dagu tercengang. Nekat, brilian, dan keren. Kepingan puzzle yang hilang sepertinya mulai saya temukan. Saya kembali bersemangat. Style Xavi, Iniesta, dan Messi, menambah obsesi saya terhadap skill sepakbola. Seiring banyaknya pertandingan yang Barca lalui di liga, copa, Champions League, juga fase-fase krusial yang mereka atasi di double el Clasico dan semifinal di Stamford Bridges, membuat saya mulai menyadari sesuatu. Akhirnya saya menyadari bahwa ada aspek yang lebih penting dari kemampuan teknis sebagai penentu kemenangan. Ya, kalimat itu. Kalimat klise para komentator yang mendadak terngiang kembali. Anda pun tahu apa jawabannya, sama klisenya: MENTALITAS! Sesimpel itu? Yap, simpel, tapi
5
How I Learn To Play Classy Like Messi
lihat akibatnya pada saya. Saya melalaikannya. Seorang pemain yang terobsesi pada teknik, berhasil berkembang sampai dipuji pelatih, tapi pada saat krusial semua itu malah tak muncul di lapangan. Saya jadi mengerti bahwa makna sesuatu itu seringkali tak sesederhana kedengarannya. Makna yang mendalam itu tak semudah membaca kalimatnya. Perlu direnungkan, perlu dipikirkan, dan dicari rahasianya. Begitu memahami ini saya mulai menjalani proses pencerahan. Saya menemukan rahasia-rahasia dalam permainan dan mulai menerapkannya. Orang bilang, kematangan adalah soal usia dan pengalaman. Tapi dari kejadian itu saya sadar bukan begitu adanya, pemain seperti Messi telah matang sejak usia yang lebih muda. Sedangkan saya (sekedar menunjukkan jarak perbedaan), seorang senior untuk level kampus ini masih juga belum mencapai kematangan. Berarti, kematangan dan pengalaman bukanlah soal senioritas. Tak ada hubungannya dengan usia dan lama bermain. Sebanyak apapun pengalaman menjadi sia-sia kalau tak mengubah permainan kita menjadi lebih baik. Anda pernah dengar anekdot dunia kerja tentang dua orang karyawan? Yang satu bekerja setahun namun langsung dapat promosi, sedangkan yang kedua telah bekerja 10 tahun tetapi tetap di posisinya. Saat sang senior ini mengomplain, apa jawab atasannya? Karyawan pertama adalah teladan, meski baru setahun bekerja tapi pengalaman belajarnya jauh lebih banyak, sedangkan sang senior meski
6
Sam Tenbringer
telah 10 tahun tapi pembelajarannya senilai satu tahun yang terulang 10 kali! Percuma menjadi berpengalaman kalau tak melakukan pembelajaran. Dimana sebuah pengalaman baru berharga kalau dievaluasi dan membawa perubahan. Tak hanya di dunia kerja, hal ini berlaku pula di lapangan. Kenyataannya selama ini adalah, meski saya berkembang pesat secara teknis namun saya tidak belajar untuk terhubung secara permainan dengan rekan yang lain. Gak connect. Saya pun tersadar akan kesalahan fatal ini. Dan sebagai senior, saya layak kalah dari sang junior dalam persaingan menembus tim inti. Saat saya hanya mengulang-ulang pelajaran yang sama dari pengalaman bermain, junior saya tak menyianyiakan kesempatannya di tiap pertandingan. Satu pertandingan sekalipun. Skillnya keluar semua di kesempatan yang 'sedikit' itu. Justru dalam SATU pertandingan itulah banyak situasi dan tantangan yang membutuhkan solusi tersendiri. Dan pemain yang bisa menyediakan solusi, dialah yang sanggup membawa perbedaan itu. Saya terlambat menyadarinya! Tak ada angin dan hujan yang menyadarkan saya saat itu. Semua pemikiran muncul begitu saja di hari biasa. Seorang senior pecundang, pikir saya saat itu, dipukul 99 kali pecah juga batu keras kepalanya di pukulan ke-100. Namun lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Saya sudah mengerahkan energi fisik dan jiwa besar-besaran di sini, sudah terlalu banyak yang saya korbankan sampai ke level ini. Masih ada waktu bagi saya berjuang sebelum fokus
7
How I Learn To Play Classy Like Messi
mengerjakan skripsi. Tersisa beberapa bulan, beberapa seleksi, dan beberapa latihan. Pada level ini, pelajaran sekecil apapun menjadi lebih berharga daripada sebelumnya. Tak ada lagi alasan menunda, harus segera saya terapkan. Perlahan, terjadilah perubahan. Begitu tahu rahasia-rahasia kecil soal aspek mentalitas dan saya menyegerakan penerapannya, terjadilah perubahan besar. Saya tak lagi membanggakan senioritas. Saya menjalani latihan seperti yang terakhir. Pemikiran mengerucut dari senior yang takut kehilangan tahun terakhir, menjadi pemain yang TERSERAP di tiap pertandingan. Akhirnya saya bukan lagi berkembang, tapi meroket! Permainan menjadi lebih efektif dan akhirnya... lebih matang. Di seleksi terakhir sebelum mengurus skripsi, saya berhasil lolos seleksi untuk kompetisi regional. Saya lolos seleksi! Masuk ke dalam daftar nama tim setelah gagal di hampir 10 seleksi sebelumnya! Tahun terakhir saya adalah yang terbaik dari gabungan tahun-tahun sebelumnya. Satu kisah tertoreh dalam kehidupan seorang anak manusia. Sementara dalam rentang waktu yang nyaris bersamaan, di belahan bumi lain, seorang pemuda menjalani takdirnya di tingkatan yang menginspirasi banyak pemuda di seluruh dunia. Dialah Lionel Andres Messi.
8
Sam Tenbringer
Snapshot: Lionel Messi Put in the superlatives yourselves, I’m running out. It’s already been a while now that he has been outstanding. He’s more than decisive in every way. That he’s capable of doing everything that he does at his age is something impressive that doesn’t make any sense. -Pep Guardiola, mantan pelatih FC Barcelona dan kapten The Dream Team ’92.
LIONEL ANDRES MESSI asal Argentina adalah pemain FC Barcelona sekaligus kapten timnas negaranya yang bermain di posisi depan. Pemegang rekor pencetak gol terbanyak Barca sepanjang masa di seluruh kompetisi resmi maupun uji coba. Di usia 21 tahun, Lionel Messi sudah meraih Ballon d’Or pertamanya juga masuk dalam nominasi pemain terbaik dunia versi FIFA. Tahun berikutnya, ia sabet dua gelar tersebut bersama gelar inagurasi FIFA Ballon d’Or pada tahun-tahun berikutnya pula terhitung tahun 2010, 2011, dan 2012. Ia juga memenangkan penghargaan Pemain Terbaik Eropa versi UEFA di musim 2010-2011. Prestasi ini membawanya menjadi pemain keempat pemenang tiga Ballon d’Or
9
How I Learn To Play Classy Like Messi
setelah Johan Cruyff, Michel Platini, dan Marco Van Basten. Ia juga menjadi pemain kedua peraih gelar tersebut tiga kali berturutan setelah Michel Platini. Dan yang terbaru, pemain satu-satunya yang meraih empat gelar tersebut berturut-turut! Gaya bermain dan postur kecilnya banyak dibandingkan dengan legenda Diego Maradona, dimana Maradona sendiri mendukung pernyataan tersebut dengan memuji Messi sebagai pewarisnya di sepakbola. Sejauh ini bersama memenangkan:
FC
Barcelona,
Messi
telah
� 5 gelar La Liga, � 2 gelar Copa del Rey, � 5 Piala Super Spanyol, � 3 Liga Champions, � 2 Piala Super Eropa, dan � 2 FIFA Club World Cup.
Tahun 2012, Messi membuat sejarah di Liga Champions sebagai pemain pertama yang mencetak 5 gol dalam satu pertandingan, saat kemenangan 7-1 melawan Bayer Leverkusen. Dengan 2 gol di babak selanjutnya saat bersua Milan, ia menyamai rekor Jose Altafini dengan 14 gol dalam satu musim Liga Champions. Messi juga menjadi pemain pertama yang berhasil menjadi top skor empat kali berturut-turut sepanjang perhelatan Liga Champions digelar.
10
Sam Tenbringer
Ia menandai rekor dunia untuk gol terbanyak dalam semusim di musim 2011-2012 dengan 73 gol. Di musim yang sama, ia menandai rekor gol terbanyak di gelaran La Liga dalam semusim dengan 50 gol yang membawanya meraih Sepatu Emas Eropa 2012. Plus pengakuan media di seluruh dunia akan prestasi Messi sebagai satu-satunya pemain dengan raihan gol terbanyak dalam satu tahun kalender sebanyak 91 gol. Itulah raihannya sejauh ini di klub, sementara di level timnas, pada tahun 2005, Messi adalah top skor gelaran Piala Dunia Usia Muda FIFA dengan 6 gol. Tahun 2006, Messi menjadi pemain Argentina termuda yang pernah bermain di Piala Dunia. Tahun berikutnya, Messi memenangkan medali runner-up Copa America 2007 dan terpilih sebagai pemain muda terbaik pada ajang tersebut. Di Tahun 2008, Messi memenangkan kehormatan pertamanya di level internasional dengan meraih medali emas Olimpiade, bersama tim Olimpiade Argentina. Di tahun 2011, Messi ambil bagian dalam Copa America di negaranya sendiri, yang sayangnya berakhir kekalahan dan kegagalan mencetak sebiji gol pun meski menorehkan tiga assist. Dan di luar sepakbola, majalah internasional TIMES menobatkan Messi ke dalam nominasi tokohtokoh paling berpengaruh di dunia.
11
How I Learn To Play Classy Like Messi
Gaya Bermain MESSI lama diperbandingkan dengan Diego Maradona mengacu pada gaya dan perawakan yang mirip. Ia memiliki pusat gravitasi tubuh lebih rendah dibanding yang lain, memungkinkannya bergerak lebih lincah, menghindari tackle, dan merubah arah lebih cepat. Kaki pendeknya cukup kuat dan memudahkan Messi berakselerasi dalam jarak pendek, sementara kakinya yang cepat menjaga bola terkontrol selama dribbling kecepatan tinggi. Mantan pelatihnya di FC Barcelona, Pep Guardiola pernah menyatakan: “Messi satu-satunya pemain, yang berlari lebih cepat saat membawa bola, daripada saat berlari tanpanya.”
Seperti Maradona, Messi adalah pemain berkaki kidal. Dengan bagian luar kaki kirinya, ia memulai dribbling, sementara dengan kaki dalamnya melakukan eksekusi finishing dan memberi assist kepada rekan-rekannya. Messi biasa melakukan aksi individu dengan berlari dribbling menuju gawang, seringkali saat counterattack, bermula dari garis tengah di sisi kanan lapangan. Meski begitu ia juga pemain tim serba bisa dengan visi yang bagus, umpan, dan kombinasi kreatif khususnya dengan rekan setim di Barcelona: Xavi dan Iniesta. Soal kemampuan dribbling Messi, Maradona mengatakan:
12
Sam Tenbringer “Bola lengket di kakinya, saya pernah melihat pemain hebat dalam karir saya, tapi tak sekalipun melihat yang mengontrol bola seperti Messi."
Maradona meyakini Messi akan menjadi pemain terbaik dunia di masa kini. Selain dribbling, Messi juga akurat dalam set piece dan tendangan penalti. Secara taktik, Messi memainkan peran penyerang bebas, seringkali pengatur serangan yang tersohor dengan kemampuan finishing, dribbling, keseimbangan, penempatan diri, visi serta passing yang mumpuni. Ia dapat bermain di sayap atau di lapangan tengah. Dahulu ia memulai karir sebagai pemain sayap kiri dan penyerang depan, yang kemudian dipindah ke sayap kanan oleh sang mantan pelatih Frank Rijkaard. Sang pelatih menyadari di posisi tersebut Messi bisa lebih sering menusuk sisi tengah pertahanan lawan dengan mudah, dimana memungkinkan ia melakukan tendangan ke gawang dengan kaki kirinya daripada sekedar memberi umpan silang. Di bawah asuhan Guardiola, Messi lebih sering bermain sebagai penyerang bayangan alias “False 9”. Peran ini ditandai dengan kecenderungan Messi bermain sebagai penyerang tengah atau striker tunggal. Tetapi ia sering turun ke bawah menarik bek mengikutinya, menciptakan ruang gerak bagi pemain sayap serta gelandang serang yang memudahkan Messi untuk memberi mereka assist. Atau jika tak begitu bertimpal balik membukakan Messi sendiri
13
How I Learn To Play Classy Like Messi
ruang untuk dribbling, mencetak gol, dan mengkreasi serangan. Dengan tim nasional Argentina, Messi bermain di manapun di lini depan. Ia mulai sebagai penyerang sayap atau depan, juga bermain agak ke dalam khususnya di bawah asuhan Maradona, dimana Messi lebih sebagai gelandang serang dan pengatur serangan. Kini di bawah asuhan Alessandro Sabela, Messi mulai produktif dengan perannya sebagai pendulang gol, hal yang semakin menumbuhkan optimisme penggemar Pablo Aimar ini akan peluangnya meraih Piala Dunia suatu hari nanti. Peluang yang terdekat adalah di tanah sang rival berat, Brazil 2014. Peluang yang masih terbuka lebar dengan kokohnya Argentina di puncak klasemen Pra-Piala Dunia.
Lima Dasar Permainan Messi PERJALANAN karir Messi masih berlanjut. Rekor tersebut masih mungkin bertambah. Setelah Sepatu Emas, masih mungkin diraih kembali deretan penghargaan individu seperti FIFA Ballon D’Or juga prestasi kolektif lain seperti La Liga, Copa Del Rey, dan Liga Champions. Cukup sah rasanya jika Messi memanglah yang terbaik. Saya tak menyangka prestasi Messi akan seheboh ini. Pengalamatan mengimitasi gerakan sang jenius, secara tak terduga membuat saya ternganga akan hasilnya. Dari sekian banyak pengalaman bermain futsal, saya semakin yakin, meniru gerakan pemain bintang lebih efektif dan cepat
14
Sam Tenbringer
hasilnya daripada berusaha MENCIPTAKAN TRIK SENDIRI. Suatu kesombongan yang biasa muncul pada pemain yang menganggap dirinya berpotensi besar, tapi tidak sadar kalau skill dasar saja masih belum paham. Padahal inilah yang paling mungkin dieksplorasi dikarenakan kedalaman makna dan efeknya terhadap pertandingan. Pemain bintang di klub kampus saya Saweri Gading juga melakukan hal yang sama, mereka meniru trik pemain bintang yang justru membuat performanya semakin brilian. Tentu itu semua butuh proses. Saya baru mengerti hal itu setelah tumpukan kegagalan berusaha menciptakan gaya sendiri. Orang bilang pengalaman adalah guru terbaik. Dan dari guru yang baik itu, saya berhasil merumuskan pelajaran dalam buku ini yang sesuai kebutuhan pemula. Sangat banyak materi tips dan trik sepakbola di luar sana, tapi kebanyakan belum penting dikuasai sekarang. Tetap teknik dasarnya yang perlu dibenahi. Plus pemahaman akan esensi tiap teknik dasar tersebut. Apa yang saya tuliskan di sini adalah aspek paling fundamental dalam penilaian saya yang terbagi menjadi lima poin. Kelima poin itu adalah First Touch, Passing, Dribbling, Shooting, dan Visi Permainan. Pasaran sekali ya? Coba bilang itu nanti selesai membaca. Dasar yang saya bahas, tak sedangkal yang Anda kira. Dasar ini adalah jurang dasar tempat saya memulai di awal dulu.
15
How I Learn To Play Classy Like Messi
Poin untuk Diingat 1. 2. 3. 4.
16
Lupakan dulu freestyle, pedalada, roulette, dan flip flap. Semua itu belum penting untuk segera Anda kuasai. Ingat-ingat kelima poin penting bagi aspek dasar permainan bola Anda: First Touch, Passing, Dribbling, Shooting, dan Visi Permainan. Saat menonton bola, jangan cuma berlaku sebagai suporter. Amati sebagai seorang pemain, cari tahu teknik apa yang bisa ditiru dari tiap pertandingan. Mulai dari PEMAHAMAN dasar sebelum menguasai teknik dasar.
Sam Tenbringer
Skill Bintang: Lima Hal Penting untuk Dikuasai SUDAH menjadi harapan banyak pemain untuk jago dan sempurna dalam segala hal. Sementara semua tahu, bahkan untuk profesional sekalipun, kesempurnaan mutlak semacam itu tak mungkin dicapai. Saat muda mereka belum matang dari sisi mental, tapi saat berumur lebih tua, matang, dan berteknik mumpuni, justru fisik yang merosot. Rentan cedera, stamina berkurang, kecepatan menurun, dan kalah bugar dibandingkan pemain yang lebih muda. Kita tak punya cukup waktu untuk semua itu. Apalagi bagi kebanyakan kita, yang sekedar hobi atau kompetisi level sekolah dan kampus. Kita tak punya waktu sekitar 20 tahun seperti kebanyakan profesional. Kita hanya punya sekitar 3-4 tahun serius. Meski sadar karir hobi dan kompetisi ini yang berusia pendek, tetap saja banyak pemula belajar teknik sebanyak-banyaknya dengan harapan menjadi pemain yang sempurna. Memang lebih mudah beralih dari satu hal ke hal lainnya tanpa harus fokus. Jika gagal beberapa kali, lebih baik berganti belajar yang lain
17
How I Learn To Play Classy Like Messi
siapa tau berhasil. Toh, dengan begitu kita tak perlu bertanggungjawab atas kegagalan kita sebelumnya, ya kan? Mulai sekarang sebaiknya Anda hentikan berpikir seperti itu. Hentikan. Kalau Anda tetap ingin belajar banyak teknik, berhentilah sejenak sebelum melanjutkan. Pertimbangkan matang-matang. Apa yang banyak tadi belum tentu cocok untuk diterapkan semua. Anda mesti menetapkan prioritas dan sudah saatnya berfokus pada halhal prioritas ini jika ingin meraih kemajuan yang signifikan. Menekuni teknik dasar sampai bisa dan bertanggungjawab memperbaiki kegagalan. Itu lebih baik daripada belajar banyak skill dengan penguasaan yang tak sampai setengahnya. Setuju? Saya anggap itu sebagai SETUJU. Terus? Mulai dari mana dong? Saya punya pengalaman menarik soal ini.
Debut Sensasional SEKITAR Desember 2005, semester 2 perkuliahan saya di sebuah universitas negeri kota Malang, Jawa Timur, adalah saat menjejakkan kaki untuk latihan bersama klub pertama kalinya. Yang terpatri di pikiran saat itu adalah menunjukkan semua kehebatan ke semua orang. Saya ingin menunjukkan kecepatan, teknik shooting ala Tsubasa, juga
18
Sam Tenbringer
bakat sebesar Diego Maradona. Saya over confidence dengan kemampuan saya. Sesampainya di lapangan basket yang beralih fungsi menjadi lapangan futsal, saya bertemu manajer, pelatih, dan pemain lainnya. Setelah berkenalan, berganti seragam dan melakukan pemanasan, tibalah saatnya yang paling saya tunggu: latihan game. Saat itu ada sekitar 20 orang yang berlatih. Antusias sekali dengan latihan hari itu dengan semangat menyala-nyala menantikan giliran bermain. Saya bertekad akan buat semua orang di sini kagum, begitu pikir saya saat itu. Kemudian inilah yang terjadi. Saat giliran saya latihan game dimulai, pikiran saya justru tak fokus karena dipenuhi banyak hal. Sampai seperti orang ngelindur yang tak peka situasi sekitar. Karenanya saya terkejut saat tiba-tiba bola diumpankan kepada saya. Saya tertegun. Bola bergulir cepat. Mendadak kaki terasa kaku dan kikuk. Muncul perasaan takut bola terlepas sebelum ia mendekat. Dan apa yang terjadi? Benar saja sesuai ketakutan saya, bolanya memantul dari kaki saya tak terkontrol. Tak hanya itu, di kesempatan berikutnya bola umpan rekan berlalu lolos dari kedua kaki saya. Saya sudah mencoba menggapainya tapi itu yang terjadi. Beragam blunder yang sangat amatir menyusul dan begitu memalukan. Kesalahan pertama masih dimaklumi rekan setim. Mungkin demam panggung. Tapi kesalahan kedua... ketiga... lagi dan lagi, HENING. Mereka yang biasa menyoraki temannya saat ada kesalahan memilih tidak berkomentar... Mungkin kasihan... Separah itu!
19
How I Learn To Play Classy Like Messi
Di lain hari, tibalah suatu kesempatan langka saya melakukan shooting, ini waktu yang saya tunggu-tunggu untuk menebus kesalahan. Kaki saya siap menendang bola sampai pijakan hampir. Dengan pose kapten Tsubasa, HEYAAAA!!!!! Kena! Bola meluncur dengan datar 'sempurna'...!!! Sempurna melencengnya dari tiang gawang... Dan kiper pun melihat sepatu melayang di udara.. BONUS. Ampun... Untunglah saya tak sampai menendang dengan pose kalajengking ala Tsubasa. Bisa dua kali lipat malunya! Sejak saat itu saya mulai mengingat-ingat untuk mencegah bola memantul dari kaki tiap kali dipassing. Hal yang di kemudian hari saya kenali sebagai ball control. Saya terpaksa melupakan semua yang saya pelajari dari Si Kapten Masa Depan, Tsubasa Ozora. Saya perlu belajar dari yang paling dasar dan dari role model yang lebih terpercaya. Yang pasti bukan film kartun.
20
Sam Tenbringer
Mengenal Pentagram Skill SEIRING waktu dalam kenangan, saya cenderung lebih cepat berkembang jika berfokus pada sejumlah teknik saja. Sesuai kebutuhan, kemampuan, serta tingkat kemudahan teknik tersebut untuk diingat. Mengapa saya perlu berfokus pada teknik yang mudah diingat? Hal itu dikarenakan, bagi siapapun yang baru memulai bermain sepakbola dan olahraga lainnya, saat pertama masuk ke lapangan adalah saat yang mendebarkan dan memusingkan. Banyak hal yang harus kita ingat dan perhatikan. Kita harus mengingat teknik ball control, jangan sampai bola terlepas. Kita harus mengingat teknik passing, umpan harus dilakukan dengan presisi. Kita harus mengingat shooting, sepatu jangan sampai lepas dan terbang! Belum lagi menghafal pergerakan taktik dan strategi, cara bertahan, memantau pergerakan teman, kontrol bola udara, lalu pressing terhadap lawan. Ditambah jika Anda ingin menjadi pemain stylish, memainkan pedalada, Roulette, Flip Flap, makin sulit keluar semuanya di pertandingan dalam waktu yang terbatas. Banyak sekali! Karenanya kita harus fokus menguasai dasarnya terlebih dahulu sebelum berimprovisasi nanti saat lebih matang. Dasar- dasar yang terdiri dari lima poin sebagaimana yang saya sebutkan sebelumnya adalah yang saya beri nama dengan 'Pondasi Skill Bintang'. Apa saja skill bintang itu? Perhatikan pentagram berikut, beserta penjabarannya:
21
How I Learn To Play Classy Like Messi
Pentagram Skill
Pondasi Skill Bintang 1. Visi : Membaca Permainan VISI mencakup pemahaman pemain akan unsur taktik, strategi, membaca permainan, menyadari keadaan sekitar, memahami posisi kawan dan lawan, serta pengambilan keputusan. Secara bahasa, vision berarti penglihatan. Seorang pemain dengan visi yang bagus, mengamati dengan cermat apa yang terkadang terlewatkan oleh pemain biasa, karenanya yang memiliki kemampuan ini disebut pemain Visioner. 2. First Touch : Sentuhan Awal SENTUHAN awal adalah penguasaan Anda terhadap bola. Jika ball control diasosiasikan dengan 'menghentikan' bola,
22
Sam Tenbringer
maka untuk menghindari kerancuan istilah first touch dimaksudkan khusus untuk KEPUTUSANNYA. Keputusan mengenai apa yang dilakukan pertama kali terhadap bola yang didapat. Entah didapat dari passing rekan, bola liar, bola memantul, atau bola yang direbut dari lawan. 3. Passing : Umpan SERINGKALI skill umpan ini merupakan yang paling diremehkan di antara yang lain. Gimana nggak, Anda menyerahkan bola ke orang lain, berarti tak mampu melakukannya sendiri kan? Saya sempat terjebak pada pemikiran ini. Tapi tak begitu cara berpikir seorang pemain pembuat perbedaan. Seperti yang akan kita bahas nanti, passing adalah skill yang sangat esensial. Ia skill 'penghubung' yang begitu Anda tahu apa makna dan esensinya, Anda akan tahu langkah awal menjadi pemain yang berpengaruh. Kemampuan ini ‘mata uang permainan’. 4. Dribbling : Menggiring Bola INILAH skill idaman penghobi sepakbola. Dribbling atau menggiring bola. Pemain dengan kaki yang lincah serta memiliki kecepatan sangat unggul jika menguasai skill ini. Namun dribbling yang efektif tak sekedar untuk melewati lawan, tapi juga bisa untuk membuka ruang passing, membuka ruang shooting, melakukan umpan terobosan, sampai memancing penjagaan musuh agar tertarik keluar.
23
How I Learn To Play Classy Like Messi
5. Shooting : Menendang Bola SHOOTING adalah salah satu bagian dari finishing move. Dalam futsal, peluang gol paling banyak terjadi melalui proses shooting bola-bola bawah. Kita akan mempelajari beragam cara melakukan shooting, variasi yang sangat cocok untuk tiap situasi dan kondisi tertentu.
24
Sam Tenbringer
Poin untuk Diingat Selesai membaca bab ini, Anda perlu memahami lima hal penting untuk dikuasai sebelum yang lain: First touch: sentuhan pertama penguasaan bola; Passing: kemampuan mengumpan; Dribbling: kemampuan menggiring; Shooting: kemampuan menendang; dan Visi Permainan: kemampuan membaca permainan. Jika Anda telah memahaminya maka Anda siap untuk belajar lebih dalam.
25
How I Learn To Play Classy Like Messi
26
Sam Tenbringer
Penutup SELESAI Anda membaca buku ini, kita telah sama-sama melewati perjalanan kecil. Bermula dari pengalaman saya bergabung ke klub futsal kemudian beralih pada sosok seumuran dalam kilasan karir Lionel Messi. Ada lagi teknik Michael Jordan, sensasi 'In the Zone', rumus A-P-C, hingga esensi dari teknik yang telah kita pelajari bersama. Semua telah Anda lalui untuk sampai kepada bagian akhir ini. Selamat! Anda telah menyelesaikannya. Sebagai atlet, Anda telah mengetahui hal-hal yang baru diketahui kebanyakan 4-5 tahun kemudian. Waktu yang saya butuhkan untuk MULAI mengerti itu. Kiranya Anda telah menemukan apa saja yang tepat untuk meningkatkan level permainan sepakbola Anda. Entah sedang berjuang menembus seleksi tim sepakbola di sekolah, bersaing untuk posisi reguler di tim futsal kampus, atau sekedar refreshing bermain indoor soccer bersama rekan-rekan di kantor. Tujuan kompetitif atau penyaluran hobi semata, semuanya. Tidak sekedar ‘membuang’ atau 'cari-cari' keringat, melainkan meraih pencapaian bahkan saat refreshing sekalipun. Pencapaian inilah yang sering kita kejar tanpa ditelaahi lagi apa tujuan utamanya. Sementara, bermain itu sendiri
139
How I Learn To Play Classy Like Messi
sebagaimana pada anak-anak sejatinya sudah merupakan sebuah pencapaian. Pencapaian yang tak selalu berupa tropi, gol, atau assist, melainkan bermain sampai terasa dalam hati kepuasan melakukan sesuatu yang bermanfaat dalam tim. Perasaan berhasil dan berkontribusi; itulah yang semestinya kita cari dalam sebuah permainan. Sehingga bila saatnya kembali terjun kepada rutinitas, pikiran dan jiwa kita lebih tajam dan siap kembali mengemban tanggung jawab. Inilah satu bagian kecil dari upaya kita mengembangkan diri. Namun bagaimanapun pada akhirnya, hakikatnya ini hanyalah sebuah permainan... Permainan yang dibatasi waktu juga kemampuan... Semuanya baru bernilai, jika kita nikmati dengan mengambil pelajaran...
I have changed nothing, my style of play is still that of a child. -Lionel Messi, peraih 4 Ballon D’or
140
Sam Tenbringer
Tentang FCBC
FCBC, Futsal Cara Barca adalah blog khusus Barcelonismo yang PEDULI dan BERTEKAD mengembangkan kemampuan futsalnya. Berisi tips trik juga inspirasi pengalaman penulis selama berfutsal di ‘tim nasional’ kampus, gaya permainan jugador El Barca, filosofi permainan Pep-Tito, dan sumber lain yang terlalu berharga untuk dilewatkan. (http://futsalcarabarca.blogspot.com) Since we are Barcelonismo, We Totally Dominate The Game!
141
How I Learn To Play Classy Like Messi
Tentang Penulis SAM TENBRINGER adalah nama pena dari Riyadh Syami, yang saat menulis ini berusia 24 tahun, merupakan putra Indonesia kelahiran 13 Maret 1988 di kota Damaskus, Syria. Tahun 1998, bertepatan dengan kerusuhan Mei di Jakarta, ia mengikuti orangtua yang habis masa bertugas di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Damaskus berhijrah ke kota yang berada puluhan ribu kilometer jauhnya di negeri asal, tepatnya ke kota Malang, Jawa Timur. Sebuah kota yang konon Inggrisnya Indonesia jika soal bola. Selalu bingung tiap kali ditanya asal, karena terlahir di Syria, lama di Malang, dan kedua orangtuanya yang berasal dari Kalimantan Selatan. Meski begitu, lulusan S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya dengan Indeks Prestasi 3.37 dalam 8 semester ini tak bingung untuk mensyukuri pernah menjadi bagian dari generasi awal klub futsal FE-UB Saweri Gading (SG). Walaupun baru bergabung di semester dua. Menjalani masa kuliah selama empat tahun dengan tiga setengah tahun di antaranya berlatih rutin dan berjuang keras lolos seleksi klub yang disebut orang sebagai tim nasional Fakultas itu. Setelah sembilan kali percobaan mengikuti
142
Sam Tenbringer
seleksi dan training center, pria yang kelak sering berfutsal mengenakan deker putih untuk menutup auratnya ini, akhirnya berhasil lolos di tahun terakhirnya untuk kompetisi tingkat regional se-Jawa Bali, sebelum memutuskan untuk fokus pada penyusunan tugas akhir. Di akhir cerita, Cinderella Story tak berlaku baginya. Tapi tak menghalangi untuk move on memulai proyek baru Blog FCBC: Futsal Cara Barca dengan mengusung nama Sam Tenbringer. Yang berarti Sam Pembawa No. 10, cita-cita di kala masih aktif sebagai pemain yang mengingatkannya akan semangat menjadi pribadi pembawa perbedaan. Di dalam dan luar lapangan. Untuk perkenalannya dengan FC Barcelona hingga ia menjadi seorang ‘Barcelonismo yang penuh kehati-hatian’, diawali dengan kisah yang tak kalah menariknya. Pada tahun 2005, zaman Friendster masih booming, sementara Facebook dan Twitter masih cukup asing, ada game yang populer di kalangan mahasiswa: Champions Manager (CM) dan Football Manager (FM). Di tengah-tengah kegandrungan kawan-kawannya terhadap game tersebut, penulis yang kutu buku dan sama sekali tak mengerti sepakbola ini tergoda untuk mencobanya. Merasa tak punya bekal untuk bermain FM dan CM, ia pun tergerak menonton permainan sejumlah klub. Ia menonton klub yang pernah ia lihat di film dokumenter: Manchester United, lalu klub yang pelatihnya mengaku bisa membeli semua pemain terbaik manapun: Chelsea FC, plus klub yang sejak lama ia dengar sebagai Los Galacticos: Real Madrid. Usahanya menyisihkan sedikit waktu menonton 143
How I Learn To Play Classy Like Messi
ketiga klub tersebut tak terlalu berhasil hingga suatu hari tak sengaja menginjak lembaran tabloid Soccer di kampusnya. Ia pungut potongan tabloid itu dan membaca lembarannya yang berwarna kecoklatan rekam jejak sepatu. Dengan gambar karikatur besar seorang berambut kuncir dan bergigi tonggos, rubrik Man of the Match: Ronaldo de Assis Morreira alias Ronaldinho. Dari sana ia ketahui hal yang seolah membuka matanya: ada seorang pemain terbaik dari pemain seluruh dunia! Keren! (Masih belum sadar kalau gelar tersebut diberikan tiap tahun). Dan ia bermain untuk FC Barcelona. Ia pun mulai tertarik dengan Barca, perlahan ia temukan banyak hal menarik lainnya: mereka punya pelatih muda Frank Rijkaard, Samuel Eto’o yang top skor, Lionel Messi yang next Maradona, ini pasti hal keren lainnya! (Masih belum juga sadar kalau ada banyak pemain Argentina lain yang dijuluki the next Maradona). Dan mulailah perjalanannya bersamaan dengan menonton Barca di semifinal LC’05 melalui layar televisi. Melawan AC Milan yang memiliki Ricardo Izecsson ‘Kaka’ (yang sering ia dengar dari kawan-kawannya saat SMA), dan Andriy Shevchenko yang terkenal. Pertandingan yang ketat dan mendebarkan. Hingga saat menulis ini, sang penulis pun ingat bagai dalam gerakan lambat sebuah bola lambung yang diumpankan kepada Ronaldinho, ia kontrol dengan dada dan kaki, kemudian ia lambungkan lagi ke arah Ludovic Giuly yang berbuah gol dengan punggung membelakangi lawan dan gawang. Brilian.
144
Sam Tenbringer
Saat itu benar-benar merubahnya. Dari ketertarikan amatir terhadap Barca, menjadi seorang Barcelonismo penuh kehati-hatian. Dengan hati-hati tanpa fanatisme buta, ia mulai mengenali pola ball possesion milik Barca, sistem pendidikan akademi La Masia yang luar biasa, The Dream Team ala Johan Cruyff dan kapten Guardiola, serta rentetan idealisme menyerang yang mengakar kuat dan membudaya. Inilah Barca! Dan kisah ini pun berlanjut sampai beberapa klik jauhnya dari layar Anda. Kontribusinya untuk blog FCBC ditujukan agar lebih banyak Barcelonismo di luar sana yang dapat mengembangkan permainan futsalnya dengan lebih bijaksana. Tidak mengulang kegagalan penulis dan meniru kesuksesannya untuk tercapainya idealisme permainan Barca yang berkarakter kuat, respek kepada lawan, dan setia pada filosofi permainan menyerang nan indah. Semua itu karena penulis adalah seorang Barcelonismo. Ikuti penulis di akun Twitter @futsalcarabarca. Untuk saran, kritik, komentar, sampai pengalaman Anda menerapkan materi di buku ini amat kami nantikan dengan senang hati melebihi yang Anda kira. Semua itu dapat langsung disampaikan melalui website tersebut di atas pada kolom komentar atau langsung saja ke e-mail:
[email protected]. Salam,
145