MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI CAHAYA DAN SIFATNYA DI KELAS V SDN 002 TANAH GROGOT 2013/2014
Hasbiati SDN 002 Tanah Grogot Abstrak: Pembelajaran di SD Negeri 002 Tanah Grogot khususnya kelas V pada mata pelajaran Ilmu Pengatahuan IPA tentang Cahaya dan Sifatnya, penguasaan materi masih sangat rendah atau belum berhasil dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw pada Mata Pelajaran IPA Materi Cahaya dan Sifatnya Kelas di V SDN 002 Tanah Grogot Kabupaten Paser.Pelaksanaaan perbaikan menggunakan Classroom Action Research (Penelitian Tindakan Kelas). Tindakan yang dilakukan terdiri dari dua tindakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu planning, acting, observing, dan reflecting. Adapun kelas yang diteliti adalah siswa kelas V SDN 002 Tanah Grogot dengan jumlah siswa 13orang.Berdasarkan hasil perbaikan yang telah dilaksanakan, penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa meningkat setelah menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw pada mata pelajaran IPA materi cahaya dan sifatnya di kelas V SDN 002 Tanah Grogot Kabupaten Paser berdasarkan nilai rata-rata persiklus meningkat. Pada pra siklus nilai rata-rata yaitu 60,37, siklus 1 nilai rata-rata 70, dan pada siklus 2 nilai rata-rata 84,44. Kata Kunci: Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif Jigsaw, Cahaya dan Sifatnya
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan. Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan, tetapi berkembang menjadi khusus ilmu pengetahuan alam atau sains. Sund dan
Trowbribge merumuskan bahwa sain merupakan kumpulan pengetsahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan “Real Science is both produc and process, inseparably Joint”. Sebagian seorang guru yang mengajar pada Sekolah Dasar Negeri 002 Tanah Grogot, penulis mengemukakan bahwa mendapat kendala pada pelajaran IPA kelas V materi Cahaya dan Sifatnya. Nilai evaluasi untuk materi ini masih dibawah rata-rata. Sebagai tindak lanjut penulis melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), pada penelitian ini tindakan yang diberikan adalah menggunakan model pembelajaran tipe jigsaw.
18
Hasbiati, Meningkatkan Hasil Belajar siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw, 19
Upaya-upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi hal tersebut diatas, perlu cara yang tepat, efektif dan efisien dalam tercapainya tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran yang aktif dan efektif yang paling penting bagi siswa adalah perilaku memecahkan masalah sendiri, menemukan contoh-contoh, mencoba keterampilan dan melakukan tugastugas yang tergantung pada pengetahuan yang dimiliki atau yang harus dicapai. (Melvin Silberman, 2001:xiii). Pembelajaran di SD Negeri 002 Tanah Grogot khususnya kelas V pada mata pelajaran Ilmu Pengatahuan IPA tentang Cahaya dan Sifatnya, penguasaan materi masih sangat rendah atau belum berhasil dengan baik. Oleh sebab itu perlu segera mendapat penanganan dan perhatian peneliti. Selain rendahnya prestasi belajar siswa, siswa belum berani untuk bertanya hal belum jelas dan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Pola pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti selama ini, hanya mengandalkan salah satu macam metode yang dianggap sesuai dengan kondisi sekolah yaitu metode ceramah dan jarang mengunakan alat peraga sebagai media belajar. Sehingga pembelajaran yang diharapkan belum tercapai dan hasil prestasi belajar secara maksimal sulit untuk dicapai. Berdasarkan permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran penulis mengadakan diskusi dengan teman sejawat adalah sebagai berikut, rendahnya prestasi /hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Anak belum berani bertanya untuk hal yang belum jelas kepada guru.Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran berlangsung. Analisis Masalah dari hasil refleksi dengan teman sejawat ditemukan kendala-kendala yang dihadapi, dan diketahui bahwa faktor penyebab rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap meteri pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah sebagai berikut, Model pembelajaran kurang tepat sehingga rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA, Untuk memotivasi siswa untuk bertanya maka digunakan metode tanya jawab, Sebagai akibat kurang maksimal dalam menggunakan
alat atau media pembelajaran maka siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran adalah meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif Jigsaw pada mata pelajaran IPA materi cahaya dan sifatnya di kelas V SDN 002 Tanah Grogot Kabupaten Paser. Manfaat Penelitiandengan dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas dapat bermanfaat bagi siswa, guru dan sekolah, dalam meningkatkan mutu pembelajaran, mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif, meningkatkan motivasi dan partisipasi siwa dalam pembelajaran. Bagi peneliti, Alat evaluasi bagi penulis agar memilih model pembelajaran yang tepat, penulis dapat mengatasi kekurangannya dalam proses belajar-mengajar. Bagi Siswa, mempermudah memahami materi pelajaran IPA tentang Cahaya dan Sifatnya kelas V, materi pelajaran lebih mudah dipahami dan dimengerti, membentuk sikap keingintahuan dan mandiri. Bagi Guru, penulis berharap bagi teman sejawat dapat mendeteksi secara dini jika terdapat kendala dalam pembelajaran, sebagai referensi bagi guru lain yang ingin melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Bagi Sekolah, ketuntasan pemahaman terhadap materi pelajaran menunjang keberhasilan siswa dalam menentukan ketuntasan nilai, dapat memanfaatkan bahan penunjang sarana dan prasarana pendidikan yang ada secara optimal sesuai dengan materi pembelajaran. METODE PENELITIAN Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 002 Tanah Grogot yang berjumlah 27 orang. Waktu penelitian tindakan kelas ini pada bulan Maret 2014 Tempat penelitian tindakan kelas V dilaksanakan di SDN 002 Tanah Grogot. Pembelajaran IPA materi Cahaya dan Sifatnya, karena hasil tidak mencapai ketuntasan maka diadakan perbaikan pada siklus selanjutnya. Metode Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Yang mencakup empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi
20, J-TEQIP, Tahun VI, Nomor 1, Mei 2015
dan refleksi. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I a. Perencanaan Pelaksanaan penelitian dimulai dengan menyusun perencaan, sebagai berikut : 1. Menyusun rencana pembelajaran. 2. Menyiapkan materi pembelajaran IPA dengan menggunakan media pembelajaran buku penunjang, alat peraga. 3. Menyusun tes akhir b. Pelaksanaan tindakan 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2. Menyajikan materi sebagai pengantar. 3. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. 4. Guru membagi tugas masingmasing kelompok untuk menunjukkan alat peraga sederhana. 5. Guru menanyakan alasan atau dasar peragaan yang dilakukan siswa. 6. Dari kegiatan kerja kelompok siswa tersebut guru memulai menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kopetensi yang ingin dicapai. 7. Kesimpulan dan rangkuman. c. Observasi Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1 dan 2 dengan dibantu oleh teman sejawat yang bertindak sebagai observatory telah berhasil mengetahui masalah yang ada di kelas dengan cepat dan tepat melalui teknik pengumpulan data berupa tes tertulis dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dari pengamatan ini penulis berhasil mengumpulkan data yang sesuai dengan permasalahan yang sudah penulis ungkapkan didalam latar belakang penelitian ini. Berdasarkan data permasalahan yang ada, penulis dapat dengan cermat menentukan alat dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa, yaitu dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
d. Refleksi Langkah selanjutnya yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah pembelajaran siswa ini, penulis berusaha melakukan refleksi untuk mengingat kembali apa masalah yang telah terjadi didalam kegiatan pembelajaran, karena itu dengan dibantu oleh teman sejawat penulis melakukan pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui 2 siklus dengan menggunakan model pembelajaran jigsaw. Siklus II Siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 25 Maret 2014. Dengan langkah – langkah sebagi berikut: a. Perencanaan Pelaksanaan penelitian dimulai dengan menyusun perencaan, sebagai berikut : 1. Menyusun rencana pembelajaran. 2. Menyiapkan materi pembelajaran IPA dengan menggunakan media pembelajaran buku penunjang, alat peraga. 3. Menyusun tes akhir b. Pelaksanaan tindakan 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2. Menyajikan materi sebagai pengantar. 3. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. 4. Guru membagi tugas masing-masing kelompok untuk menunjukkan alat peraga sederhana. 5. Guru menanyakan alasan atau dasar peragaan yang dilakukan siswa. 6. Dari kegiatan kerja kelompok siswa tersebut guru memulai menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kopetensi yang ingin dicapai. c. Observasi Penelitian dibantu oleh teman sejawat mengadakan supervisi kelas (observasi pelaksanaan proses belajar mengajar) dengan menggunakan instrumen yang telah disediakan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan rencana yang telah disusun sebelumnya dan mengetahui seberapa jauh proses yang terjadi dapat dilakasanakan menuju tujuan yang diharapkan.
Hasbiati, Meningkatkan Hasil Belajar siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw, 21
d. Refleksi Semua yang telah ditemukan pada saat proses pembelajaran berlangsung didiskusikan dengan teman sejawat, hasil temuan didiskusikan untuk mengetahui hasil penelitian pada siklus 1 dan hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk menentukan jenis tindakan siklus 2. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif. Hasil penelitian dipaparkan atau dideskripsikan dengan cara mereduksi data atau memilah-milah data yang akan digunakan dalam proses pembuatan penelitian. Data hasil penelitian dianalisis dengan deskriptif kualitatif. Sedangkan Hasil nilai rata-rata siswa menggunakan analisis data kuantitatif. Analisis data dilakukan dengan analisis data kuantitatif dan kualitatif.
Analisis data kuantitatif untuk mengetahui hasil rata-rata siswa dengan menggunakan rumus: ̅=∑ ̅ ∑x N
: Nilai rata-rata : Jumlah Nilai : Jumlah Siswa
HASIL PENELITIAN Pra Siklus Perencanaan dalam penelitian tindakan kelas pada pra siklus yaitu proses pembelajaran IPA dengan materi Cahaya dan Sifatnya. Pada saat pembelajaran berlangsung peneliti menggunakan alat peraga untuk menyampaikan materi pelajaran . Alat evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran IPA berupa tes pilihan ganda.
Grafik 1 Ketuntasan Belajar Siswa
Ketuntasan 55,6 60
44,4 Tuntas
40
Belum Tuntas
20 0 Tuntas
Belum Tuntas
Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi pada proses pembelajaran IPA di kelas V pada pra siklus dapat disimpulkan bahwa pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa kurang semangat dalam mengikuti pembelajaran, beberapa siswa tidak konsentrasi pada saat guru menjelaskan materi, selain itu siswa juga tidak aktif pada saat pelajaran berlangsung lebih banyak diam dan hanya mendengarkan. Sebanyak 15 siswa di bawah nilai KKM atau sekitar 55,6 %, sebanyak 12 siswa mendapat nilai sesuai KKM atau sekitar 44,4%.
Hasil yang diperoleh dari pembelajaran pra siklus dengan menggunakan metode ceramah untuk meningkatkan kemampuan siswa tentang Cahaya dan Sifatnya kurang memuaskan. Pada proses pembelajaran, keaktifan siswa, antusiasme siswa kurang telihat sehingga rendahnya hasil berlajar yang diperoleh. Untuk itu perlu diadakan perbaikan pembelajaran siklus 1. Siklus I a. Perencanaan Perencanaan dalam penelitian tindakan kelas pada siklus 1 yaitu proses pembelajaran IPA dengan materi Cahaya
22, J-TEQIP, Tahun VI, Nomor 1, Mei 2015
dan Sifatnya dengan menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw. Pada saat proses pembelajaran berlangsung para siswa sudah berani bertanya hal-hal yang belum jelas kepada guru tentunya berkaitan dengan materi pembelajaran yaitu tentang Cahaya dan Sifatnya. Alat evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran IPA berupa tes pilihan ganda. Proses pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw. Peneliti membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran terlebih dahulu, langkah-langkah yang dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan kelas yaitu apersepsi, memeriksa absen. Kemudian peneliti memperlihatkan gambar yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Siswa bertanya jawab dengan temannya sesuai materi yang diberikan guru. Siswa melakukan evaluasi, lalu siswa membuat kesimpulan tentang Cahaya dan Sifatnya di bawah bimbingan guru. b. Pengamatan Pengamatan (observasi) dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung dimana pada tahap persiapan atau kegiatan awal guru mengkondisikan siswa dengan mengabsen kahadiran dan memberikan beberapa pertanyaan sesuai materi yang akan diberikan. Pada tahap pembelajaran atau kegiatan inti siswa mengamati gambar yang berkaitan dengan Cahaya dan Sifatnya. Guru memberikan contohcontoh Cahaya dan Sifatnya di sekitar
lingkungan dan siswa aktif bertanya sesuai materi yang telah dijelaskan guru..Pada tahap akhir atau penutup siswa dibimbing oleh guru dalam menyimpulkan materi cahaya dan sifatnya. Setelah itu masingmasing siswa mengerjakan soal yang diberikan guru. c. Refleksi Semua yang telah ditemukan pada saat proses pembelajaran berlangsung didiskusikan dengan teman sejawat, hasil temuan didiskusikan untuk mengetahui persentase pelaksanaan siklus 1 dan hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk menentukan jenis tindakan siklus 2, dari hasil siklus 1 masih belum optimal seperti penulis harapkan sebab masih ada beberapa kurang aktif dalam proses pembelajaran berlangsung hal ini disebabkan kurang maksimal dalam menggunakan alat peraga atau media pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi pada proses pembelajaran IPA di kelas V pada Siklus 1 dapat disimpulkan bahwa pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa sudah mulai bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, siswa mulai berkonsentrasi penuh pada saat guru menjelaskan materi, namun ada beberapa siswa yang masih belum aktif pada saat pembelajaran berlangsung. Sebanyak 8 siswa mendapatkan nilai di bawah KKM atau sekitar 29,6%, sebanyak 19 siswa mendapatkan nilai pas KKM atau sekitar 70,4%.
Grafik 2 Ketuntasan siswa siklus 1
Ketuntasan 80
70,4
60 29,6
40
Tuntas Belum Tuntas
20 0 Tuntas
Belum Tuntas
Hasbiati, Meningkatkan Hasil Belajar siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw, 23
Hasil yang diperoleh dari perbaikan pembelajaran siklus 1 dengan menggunakan Model Pembelajaran jigsaw dapat membuat perbaikan pembelajaran lebih menarik, meningkatkan antusiasme untuk bertanya dan keterlibatan siswa untuk aktif dalam pembelajaran mulai terlihat. Tapi perlu diadakan perbaikan pembelajaran pada siklus ke 2. Siklus 2 a. Perencanaan Perencanaan dalam penelitian tindakan kelas pada siklus 2 yaitu proses pembelajaran IPA dengan materi Cahaya dan Sifatnya dengan menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw dan eksperimen. Pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa aktif dan sangat antusias dalam bertanya hal ini disebabkan guru sudah maksimal dalam penggunaan alat peraga. Alat evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran IPA yaitu berupa tes isian. Proses pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw and eksperimen. Peneliti membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran terlebih dahulu, langkahlangkah yang dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan kelas yaitu apersepsi, memeriksa absen. Kemudian menjelaskan materi pembelajaran dengan memaksimalkan penggunaan alat peraga atau media pembelajaran, ternyata proses pembelajaran menjadi menarik dan siswa aktif dalam proses pembelajaran. Siswa melaksanakan evaluasi, lalu membuat kesimpulan tentang Cahaya dan Sifatnya di bawah bimbingan guru. b. Pengamatan Pengamatan (Obsevasi) dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung dimana pada tahap persiapan dengan mengabsen kehadiran dan memberikan beberapa pertanyaan sesuai dengan materi yang akan diberikan. Pada tahap pembelajaran atau kegiatan inti siswa mengamati guru pada saat menjelaskan materi pembelajaran dengan menggunakan alat atau media pembelajaran. Setelah itu masing-masing siswa mengerjakan soal yang diberikan guru .Pada tahap akhir atau penutup, siswa dibimbing oleh guru dalam
menyimpulkan materi pembelajaran yaitu tentang Cahaya dan Sifatnya. c. Refleksi Dalam pelaksanaan tindakan siklus 2 ini hasil pembelajaran yang diperoleh siswa sudah cukup baik, siswa dapat memahami materi pembelajaran yang diberikan, sehingga hasil belajar siswa sudah memuaskan, antusiasme untuk bertanya kepada guru dan aktif dalam proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil pengamatan atau obsevasi dapa proses pembelajaran IPA di kelas V pada siklus 2 dapat disimpulkan bahwa pada saat proses pembelajaran, siswa aktif dalam proses pembelajaran berlangsung dan aktif dalam bertanya dan juga dapat menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Materi yang diberikan dapat dipahami dangan oleh para siswa. Semua nilai siswa sudah mencapai 100 % di atas KKM. Hasil yang diperoleh dari perbaikan pembelajaran siklus 2 dengan menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw and eksperimen dapat membuat pembelajaran lebih menarik, meningkatnya antusiame dan keterlibatan siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Sehingga pada siklus 2 prestasi / hasil belajar sudah memuaskan. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengamatan dengan teman sejawat pada pelakasanaan pra siklus penggunaan metode ceramah dan penggunaan alat peraga yang dilakukan oleh guru ternyata kurang efektif dan maksimal karena masih ada siswa yang tidak berkonsentrasi pada saat guru menjelaskan materi dan siswa juga tidak diajak terjun langsung untuk menggunakan alat peraga. Sehingga hasil yang diperoleh tidak memuaskan, banyak siswa yang mendapat nilai di bawah kkm yaitu sebanyak 12 siswa mendapat nilai di bawah 70. Sehingga pada siklus ke 1 peneliti menggunakan model pembelajaran jigsaw. Siklus 1 Pada siklus ke 1 guru menggunakan model pembelajaran jigsaw ternyata siswa lebih tertarik dan dapat merangsang motivasi siswa untuk bertanya dan dalam
24, J-TEQIP, Tahun VI, Nomor 1, Mei 2015
memahami materi pembelajaran. Banyak sekali temuan yang diperoleh guru yaitu pada kegiatan awal guru kurang rinci dalam menyampaikan tujuan pembelajaran dan guru kurang maksimal dalam penggunaan alat atau media pembelajaran sehingga siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Hasil yang diperoleh masih kurang memuaskan yaitu sebanyak 8 siswa dari 27 siswa mendapat nilai di bawah KKM. Siklus 2 Pada siklus 2 ini guru memberikan perhatian lebih pada siswa yang masih pasif pada saat pembelajaran berlangsung dan lebih memaksimalkan penggunaan alat peraga atau media pembelajaran sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Perbaikan yang nampak pada proses pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut : a. Dengan menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw dan eksperimen siswa semakin termotivasi untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran dan proses pembelajaran lebih bermakna dan siswa kreatif selama pembelajaran berlangsung. b. Dengan penggunaan alat peraga atau media pembelajaran yang maksimal dan kongkrit siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran serta pemahaman terhadap materi pelajaran semakin meningkat.
Grafik 3 Peningkatan Nilai Rata-rata Siswa Persiklus
Rata-rata 84,44
100 80
60,37
70 Pra Siklus
60
Siklus 1
40
Siklus 2
20 0 Pra Siklus
Siklus 1
Berdasarkan grafik di atas, terdapat peningkatan nilai rata-rata persiklus yaitu pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Pada pra siklus (sebelum dilaksanakan perbaikan) diperoleh nilai rata-rata 60,37. Pada siklus I mulai terlihat peningkatan nilai rata-rata yaitu sebesar 70. Sedangkan pada siklus 2 diperoleh nilai rata-rata sebesar 84.44. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil perbaikan yang telah dilaksanakan, penulis dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa meningkat setelah menggunakan Model Pembela-
Siklus 2
jaran Kooperatif Jigsaw pada mata pelajaran IPA materi cahaya dan sifatnya di kelas V SDN 002 Tanah Grogot Kabupaten Paser berdasarkan nilai rata-rata persiklus meningkat. Pada pra siklus nilai ratarata yaitu 60,37, siklus 1 nilai rata-rata 70, dan pada siklus 3 nilai rata-rata 84,44. Saran Meningkatkan keaktifan pada proses pembelajaran dibutuhkan metode atau model-model pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan karakteristik siswa agar tercapai suatu pembelajaran yang bermakna.
Hasbiati, Meningkatkan Hasil Belajar siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw, 25
DAFTAR RUJUKAN Alat Peraga Dalam Pembelajaran, http// www.gbibethel org. 27 Februari 2010.0901 Djamarah, Saiful Bahri. Media Pembelajaran (Model-model Pembelajaran). Jakarta Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. Hasbullah. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta. Grafindo Persada Hariyanto. 2006. Sains untuk Sekolah Dasar kelas V. Jakarta. Erlangga Kusnandar.2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Rajawali Press
Muslich, Masnur. 2008. KTSP Dasar Pemahaman Dan Pengembangan. Jakarta. Bumi aksara Idris & Marno. 2008. Strategi dan Metode Pengajaran. Jakarta. Arruzzmedia Serangkai Pustaka Mandiri Dkk, Sri Anitah. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Cetakan ketujuh. Jakarta. Universitas terbuka Taniredja, Tukiran. 2011. Model Pembelajaran Inovatif. Bandung. Alfabeta. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka