Gambar 4.20: Perencanaan Produksi PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia melakukan perencanaan produksinya sebagai berikut: Tahun 2012 meluncurkan produk baru Toyota Nav1 yang diproduksi oleh afiliasinya, yaitu PT. Sugity Creatives. Tahun 2013 PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia meluncurkan produk baru yaitu: Toyota Etios Valco. Tahun 2013 akhir PT. TMMIN meluncurkan Toyota Vios (EFC – Sedan), tahun 2014 meluncurkan produk Toyota Yaris, sekaligus melakukan perubahan minor change pada Toyota Etios. Tahun 2015 adanya produksi mesin TR Kai, serta Innova major change. Tahun 2016 memproduksi mesin R-NR di Karawang Plant serta meluncurkan produk baru Toyota minivan. Adanya perencanaan produk lima tahunan yang dibuat oleh PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia merupakan kekuatan perusahaan untuk menghadapi kompetisi dunia otomotif di Indonesia.
110
4.3.3.3 Merek Dagang Toyota dikenal memiliki merek dagang yang kuat di dunia otomotif. Hal ini dikarenakan mobil Toyota umumnya memiliki daya tahan lama / durability yang bagus, harga purna jual yang tinggi, ketersediaan part yang mencukupi. Berdasar pembahan yang sudah dilakukan, Analisis Lingkungan Internal Perusahaan PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia sebagai berikut: No 1
Sumber Daya Sumber Daya Fisik (1.1) Aset Fisik Pabrik & Teknologi
(1.2) Lokasi Pabrik (1.3) Bahan Mentah 2
3
Hasil Analisis Memiliki fasilitas pabrik yang lengka. Mulai dari : perakitan mesin (Engine plant), pengepresan (press shop), pengelasan (welding shop), pengecatan (painting shop), perakitan (assembly shop), pengetesan akhir (final test), pengetesan mobil (test course), penyimpanan sementara mobil (common yard) Memiliki lokasi pabrik yang berdekatan dengan supplier, afiliasi serta pelabuhan Tersedia bahan mentah yang cukup, dengan supplier yang berasal dari : Lokal, Asia Pasifik dan Jepang.
Sumber Daya Manusia (2.1) Karyawan
Jumlah karyawan yang mencukupi untuk melakukan proses produksi serta adanya proses rekrutmen yang mamadai.
(2.2) Pelatihan
- Adanya jenjang pelatihan yang jelas, yang materinya bersumber pada : Toyota Global, Toyota Asia dan Lokal. - Memiliki pusat pelatihan (Toyota Institut Indonesia)
(2.3) Pengetahuan dan Kemampuan
Adanya pelatihan, baik yang berasal dari Toyota Motor Corporation maupun dari hasil benchmark dengan afiliasi Toyota lainnya.
Sumber Daya Organisasional (3.1) Struktur Perusahaan
Adanya pembagian antara manufaktur dan distributor.
(3.2) Proses Perencanaan
Adanya proses perencanaan lima tahunan yang jelas.
(3.3) Merek Dagang
Adanya kekuatan merek dagang yang bagus.
Tabel 4.4: Analisis Lingkungan Internal Perusahaan 4.4 Analisis Kompetitif Lima Kekuatan Porter Berdasar metode analisis industri yang disampaikan oleh Michael E. Porter yang dikenal sebagai analisis kompetitif lima kekuatan Porter, teradapat lima faktor eksternal yang menentukan tingkat kompetisi perusahaan dalam suatu industri. Kelima faktor tersebut antara lain: kompetisi antar perusahaan yang bersaing dalam industri (Rivalry among competing firm), potensi masuknya
111
kompetitor baru (Potential entry of new competitors), potensi munculnya produk pengganti (Potential developments of substitute products), daya tawar pemasok (Bargaining power of suppliers), daya tawar konsumen (Bargaining power of consumers). Pembahasan masing – masing faktor tersebut adalah : 4.4.1 Kompetisi Antar Perusahaan yang Bersaing Dalam Industri (Rivalry among competing firm) PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia saat ini memproduksi 3 jenis mobil. Yaitu : Toyota Kijang Innova pada segmen MPV (Multi Purpose Vehicle), Toyota Fortuner pada segmen SUV (Sport Utility Vehicle) dan Etios pada segmen Compact Low. 4.4.1.1 Jumlah Perusahaan yang Bergerak di Industri yang Sama Persaingan dunia otomotif pada segmen MPV (Multi Purpose Vehicle) digambarkan oleh PT. TAM (2013) seperti pada gambar di bawah:
300.000
Harga (Rpx1000)
250.000 3343
16308
200.000
Innova
53864
Freed
150.000
696
Phanter
100.000
Exora
50.000 0 0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
Penjualan (Unit)
Gambar 4.21: Pangsa Pasar MPV (Multi Purpose Vehicle) di Indonesia 2013
112
Digambarkan bahwa Toyota Innova memiliki pangsa pasar terbesar di segment tersebut yaitu dengan melakukan penjualan sebanyak: 53.864 unit kendaraan (72,6% pangsa pasar), kemudian diikuti oleh Honda Freed yang berhasil dijual sebanyak 16.308 unit kendaraan (22% pangsa pasar), kemudian diikuti oleh Isuzu Phanter yang berhasil dijual sebanyak 3.343 unit kendaraan (4,5% pangsa pasar) dan yang terakhir Proton Exora yang berhasil dijual sebanyak 696 unit kendaraan (0,9% pangsa pasar). Ditunjau dari harga rata – rata harga penjualan Proton Exora memberikan harga termurah yaitu Rp.145,3 Juta, kemudian diikuti oleh Toyota Innova dengan harga Rp. 194,9 Juta, kemudian diikuti oleh Isuzu Phanter dengan harga Rp.229,5 juta dan yang termahal dipegang oleh Honda Freed dengan harga rata – rata sebesar Rp.241,1. Persaingan dunia otomotif pada segmen SUV (Sport Utility Vehicle) digambarkan seperti pada gambar 4.22 500.000
Harga (Rpx1000)
400.000
9166
18834 CR-V
15107
300.000
1162
Fortuner Pajero
200.000
X-Trail
100.000 0 0
5000
10000
15000
20000
25000
Penjualan (Unit)
Gambar 4.22: Pangsa Pasar SUV (Sport Utility Vehicle) di Indonesia 2013
113
Digambarkan bahwa Toyota Fortuner menduduki peringkat penjualan kedua pada segmen SUV, yaitu dengan penjualan sebesar 15.107 unit, sementara peringkat pertama penjualan dipegang oleh Honda CR-V yang berhasil melakukan penjualan sebesar 18.834 unit, sementara pada peringkat ketiga dipegang oleh Mitsubishi Pajero dengan penjualan sebesar 9.166 unit dan peringkat keempat dipegang oleh Nissan X-Trail dengan penjualan sebesar 1.162 unit. Berdasar harga Nissan X-Trail merupakan yang termurah dengan harga rata – rata sebesar Rp.290 juta, dilanjutkan oleh Toyota Fortuner dengan harga rata – rata sebesar Rp.329,6 Juta, dilanjutkan oleh CR-V dengan harga jual rata – rata sebesar Rp. 395,3 Juta dan yang termahal merupakan Mitsubishi Pajero dengan harga rata – rata Rp.402 Juta. Persaingan dunia otomotif pada segmen Sedan Kecil (Compact Low) digambarkan seperti pada gambar di bawah: 170.000
Harga (Rpx1000)
160.000
8643
150.000
Etios 11033
140.000
Brio
6815
130.000
March Sirion
120.000
6238
110.000 100.000 0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
Penjualan (Unit)
Gambar 4.23: Pangsa Pasar Sedan Kecil (Compact Low) di Indonesia 2013
114
Digambarkan bahwa penjualan Toyota Etios menduduki peringkat pertama dengan penjualan sebesar 11.033 unit, kemudian diikuti oleh Honda Brio dengan penjualan sebesar 8.643 unit, kemudian diikuti oleh Nissan March dengan penjualan sebesar 6.815 unit dan diikuti oleh Daihatsu Sirion dengan penjualan sebesar 6.238 unit. Sementara dari harga rata – rata, harga terendah dipegang oleh Daihatsu Sirion dengan harga rata – rata penjualan sebesar Rp.116,7 Juta, diikuti oleh Nissan March dengan harga rata – rata penjualan sebesar Rp.131.2 Juta, diikuti oleh Toyota Etios dengan harga rata – rata penjualan sebesar Rp.141.4 Juta dan yang termahal dipegang oleh Honda Brio dengan harga rata – rata penjualan sebesar Rp.157,3 Juta. Dapat disimpulkan bahwa industri otomotif umumnya dikuasai oleh merek-merek tertentu, jumlah industri yang menghadapi persaingan tidak begitu besar dan Toyota saat ini masih menempatkan diri sebagai market leader di Indonesia. 4.4.1.2 Pertumbuhan Permintaan Konsumen Terhadap Mobil Penduduk Indonesia yang senantiasa mengalami kenaikan yang mayoritas merupakan usia produktif membuat permintaan otomotif senantiasa mengalami kenaikan. Hal ini dikarenakan daya beli masyarakat produktif cukup Tinggi. Tahun 2012 penjulan otomotif di Indonesia mencapai lebih dari 1 juta unit / tahun dan merupakan pangsa pasar keempat dunia. Berdasarkan perkiraan yang dilakuan oleh PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia, penjualan otomotif di Indonesia akan mencapai 1,6 Juta / tahun pada tahun 2016. hal ini menunjukkan bahwa pangsa otomotif di Indonesia masih terbuka cukup lebar, dan memungkinkan
115
besar adanya ekspansi. Adanya permintaan mobil di pangsa pasar Indonesia menyebabakan kompetisi antar perusahaan otomotif menjadi rendah. 4.4.1.3 Switching Cost pada Industri Otomotif Konsumen dapat berpindah dengan mudah untuk beralih membeli mobil dengan merek tertentu menjadi merek yang lain. Namun, biasanya konsumen mobil memiliki loyalitas terhadap merek tertentu. Misalnya : konsumen yang membeli mobil Toyota, maka konsumen akan cenderung membeli mobil yang sama apabila konsumen ingin memperbarui mobilnya atau ingin menambah mobilnya. Konsumen umumnya memiliki kepercayaan terhadap suatu mobil. Apabila mobil yang dimilikinya memiliki kualitas yang baik, durable / tahan lama, memiliki harga purna jual yang bagus dan memiliki pelayanan servis yang baik, maka konsumen akan memilih produk yang sama. Namun sebaliknya, apabila konsumen pernah dikecewakan terhadap pemakaian mobil merek tertentu, maka konsumen akan beralih dengan mudah ke merek lain. Saat ini konsumen diberi kemudahan dalam membeli mobil dengan berbagai pilihan merek. Adanya rendahnya swithcing cost dapat diredam dengan loyalitas konsumen terhadap merek mobil tertentu. Berdasarkan analisa yang dilakukan pada bagian 4.4.1.1 – 4.4.1.3 bahwa kompetisi perusahaan yang bersaing dalam industri otomotif roda empat masih tergolong rendah, hal ini dikarenakan : rendahnya jumlah industri pabrik otomotif roda empat dilain fihak pertumbuhan permintaan mobil bagi masyarakah Indonesia masih cukup tinggi sedangkan switching cost dapat diredam dengan adanya loyalitas konsumen. Konsumen akan cenderung memilih mobil dengan
116
merek yang sama apabila ia puas dengan membeli mobil terhadap : kualitas mobil, harga purna jual, pelayanan servis, harga purna jual. 4.4.2 Potensi Masuknya Kompetitor Baru (Potential Entry of New Competitors) Indonesia merupakan pangsa market yang menarik bagi industri otomotif. Dimana tingkat kepemilikan mobil di Indonesia masih sangat rendah, adanya pertumbuhan ekonomi yang cukup baik, kemampuan daya beli konsumen yang tinggi serta adanya dorongan dari pemerintah terhadap pertumbuhan industri otomotif. Namun demikian, untuk memasuki bisnis otomotif sangatlah sulit, hal ini dikarenakan beberapa hal sebagai berikut : 4.4.2.1 Kapitalisasi yang Besar Untuk memasuki bisnis otomotif diperlukan kapitaliasasi cukup besar. Investasi ini meliputi : pembelian lahan yang luas, pembangunan pabrik, pembelian mesin dan robot, pembangunan pusat pelatihan bagi sumber daya manusia, pembangunan sarana stok mobil, pembangunan sarana perawatan mobil. Toyota Motor Manufacturing Indonesia sendiri mendirikan pabrik Karawang plant dengan luas 100 hektar kemudian investasi ini ditambah sebesar 150 hektar pada tahun 2013. Pabrik yang dimiliki PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia sudah cukup lengkap, meliputi : pabrik pengepresan (press shop) yaitu pabrik yang difungsikan untuk melakukan pengepresan lempengan besi untuk dirubah menjadi komponen dari mobil, misalnya: pintu, penutup mesin, atap mobil dll.
117
Fasilitas selanjutnya adalah pabrik pengelasan (welding shop) yaitu pabrik yang difungsikan untuk pengelasan, yang merupakan penggabungan antara komponen mobil yang satu dengan lainnya. Misalnya: untuk menggabungkan bodi mobil. Fasilitas lainnya adalah: pabrik pengecatan (painting shop) yaitu pabrik yang difungsikan untuk melakukan pengecetan bodi mobil. Fasilitas selanjutnya adalah pabrik perakitan (assembly shop) yaitu pabrik untuk merakit komponen mobil satu dengan lainnya. Setelah jadi mobil perlu dilakukan pengetesan, PT. TMMIN sudah memiliki test course sepanjang lebih dari 1 km yang difungsikan untuk melakukan tes mobil setelah selesai dirakit. Disamping fasilitas pabrik yang memadahi, untuk mengembangkan industri otomotif diperlukan adanya jaringan distributor untuk menangani penjualan dan servis untuk melayani perbaikan mobil. Toyota di Indonesia telah memiliki 208 dealer yang difungsikan sebagai agen penjualan mobil sekaligus servis. Jaringan ini tersebar dari penjuru tanah air, dari Sabang sampai Merauke. Berdasar bahwa untuk mengembangkan industri otomotif diperlukan kapitalisasi yang besar dan memerlukan waktu yang lama, maka potensi masuknya kompetitor baru adalah kecil adanya. Namun, kompetisi akan semakin ketat apabila kompetitor yang sudah ada saat ini mengembangkan produknya dengan segmen yang sama yang dimiliki oleh PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia. 4.4.2.1 Adanya Kekuatan Brand atau Merek yang Kuat Pada dunia otomotif, brand atau merek memegang peranan penting. Toyota yang merintis bisnisnya di Indonesia sejak tahun 1971 membuat brand
118
image yang dimilikinya tertanam kuat di masyarakat Indonesia. kekuatan merek Toyota diantaranya adalah: Produk Toyota memiliki ketahanan yang baik, harga purna jual yang cukup baik dan pelayanan servis yang memuaskan. Adanya pengalaman lebih dari 40 tahun di Indonesia memperkokoh posisi Toyota sebagai market leader di Indonesia. Beberapa konsumen loyal terhadap produk Toyota diantaranya adalah, segmen mobil keluarga: mereka loyal terhadap merek Toyota Kijang. Toyota Kijang pertama kali dijual di Indonesia pada tahun 1977 dengan produk pick up nya. Seiring dengan perkembangan waktu, Toyota Kijang dikenal sebagai kendaraan keluarga yang bisa memuat banyak orang (delapan penumpang). Selain itu, Toyota Kijang dikenal sebagai mobil yang memiliki ketahanan cukup baik sehingga konsumen akan loyal terhadap merek Toyota. Merek lain yang terkenal dipercaya untuk menjadi taksi di Indonesia adalah merek Toyota Limo / Toyota Vios. Perusahaan taksi akan senantiasa loyal terhadap merek Toyota Limo / Toyota Vios karena kendaraan ini dikenal sebagai kendaraan yang memiliki ketangguhan cukup baik, irit bahan bakar dan memiliki nilai ekonomis. Adanya loyalitas konsumen akan membuat kompetitor baru sulit untuk memasuki pangsa pasar. Namun, yang patut diwaspadai adalah adanya kompetitor lama yang mengeluarkan mobil murah. Hal ini dikhawatirkan bisa mengurangi pangsa pasar yang sudah ada. 4.4.2.3 Penguasaan Teknologi Guna memasuki dunia otomotif diperlukan penguasaan teknologi yang mencukupi. Penguasaan teknologi dimulai dari : teknologi untuk membangun
119
pabrik otomotif yang modern mulai dari industri pengepresan bahan baku baja, pengelasan, pengecetan hingga perakitan. Penguasaan teknologi selanjutanya adalah pengembangan teknologi pada produk mobil sendiri, diantaranya adalah adanya perkembangan untuk mencapai emisi bahan bakar yang dapat sesuai dengan aturan pemerintah, menciptakan mobil dengan kekuatan besar namun irit bahan bakar, serta menciptakan mobil dengan berbagai fitur yang dapat memanjakan konsumen. Penguasaan teknologi selanjutnya adalah teknologi perawatan mobil. Setelah mobil diluncurkan ke konsumen, pabrik mobil perlu melakukan pelayanan purna jual atau servis seandainya ada problem teknikal pada mobil yang sudah dijualnya. Dewasa ini teknologi otomotif berlomba – lomba untuk bisa menciptakan teknologi yang ramah lingkungan. Toyota melalui lembaga penelitiannya Research & Development senantiasa melakukan penelitian untuk menemukan teknologi yang ramah lingkungan. Penelitian yang sudah dilakukan adalah: menurunkan emisi gas buang pada mesin bensin dengan VVTI (Variable Valve Timing Intelligent), pada mesin disel dikenal dengan penggunaan teknologi common rail yang mengurangi emisi sekaligus memperhalus suara serta meredam getaran mesin. Penelitian berlanjut dengan penggunaan alternatif energi dari energi gas, perpaduan antara energi listrik dan bensin yang dikenal sebagai mobil hybrid dan akhirnya menemukan mobil listrik. Penguasaan teknologi mutlak diperlukan bagi perusahaan yang ingin terjun di dunia otomotif. Hal ini yang membuat sulitnya kompetitor baru memasuki bisnis otomotif. Namun yang penting untuk diwaspadai adalah
120
kompetitor saat ini mengembangkan teknologi melebihi teknologi yang sudah dikembangkan oleh Toyota. Mengacu bahwa untuk memasuki dunia otomotif diperlukan : kapitalisasi yang tinggi dan diperlukan waktu lama untuk membangun pabrik, adanya kekuatan merek brand image yang kuat, serta diperlukannya penguasaan teknologi yang tinggi. Maka diambil kesimpulan bahwa potensi masuknya kompetitor baru masih rendah. Namun yang perlu diwaspadai adalah adanya pengembangan mobil baru dari kompetitor yang sudah ada pada segmen mobil yang sama. 4.4.3 Potensi Munculnya Produk Pengganti (Potential developments of substitute products) 4.4.3.1 Transportasi Masal Saat ini pemerintah Indonesia terutama wilayah ibu kota DKI Jakarta sedang mensosialisasikan himbauan masyarakat untuk menggunkan transportasi masal. hal ini sesuai dengan rencana pemerintah untuk melakukan pembangunan monorail di wilayah Jakarta. Namun, banyak masyarakat perkotaan yang tetap memakai mobil pribadi untuk menuju tempat kerja. Hal ini dikarenakan kurang adanya kenyamanan dalam transportasi masal yang sudah ada, belum adanya sarana untuk penghubung antara transportasi masal di Jakarta dengan kota satelit di Jabodetabek, serta minimnya faktor keamanan pada transportasi masal. Adanya transportasi masal tidak serta merta akan mengurangi permintaan masyarakat terhadap mobil dengan seketika. Permintaan mobil di Indonesia masih akan mengalami perkembangan yang cukup tinggi, mengingat masyarakat
121
Indonesia yang memiliki mobil baru sekitar 5% jauh tertinggal dibanding Amerika Serikat yang tingkat kepemilikan kendaraan mobil mencapai 81%, walaupun di Amerika Serikat tentunya sudah tersedia transportasi masal dengan fasilitas yang memadai. 4.4.3.2 Perkembangan Mobil Baru Seiring dengan perkembangan zaman, maka semakin banyak mobil ditawarkan, termasuk di Indonesia. Saat ini pada segment MVP (Multi Purpose Vehicle) Toyota Innova memiliki pesaing : Honda Freed, Isuzu Phanter, Proton Exora. Pada segmen SUV (Sport Utility Vehicle) Toyota Fortuner memiliki pesaing : Honda CR-V, Mitsubishi Pajero dan Nissan X-Trail. Sementara pada segmen sedan kecil (Compact Low) Toyota Etios menghadapi pesaing : Honda Brio, Nissan March dan Daihatsu Sirion. Adanya perkembangan mobil baru kedepan terutama produk LCGC (Low Cost Green Car) dengan harga lebih murah, memungkinkan adanya penurunan pangsa pasar PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia. 4.4.4 Daya Tawar Pemasok (Bargaining Power of Suppliers) PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia membagi suppliers menjadi 3 bagian, yaitu : Supplier Lokal (Local Supplier), supplier Asia Pasifik (Multi Sourching Part), dan supplier Jepang (Japanese Sourching Part. Disamping Supplier, PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia memiliki 3 perusahaan rekanan di Indonesia yaitu : PT. Astra Daihatsu Motor yang memproduksi: Toyota Avanza, Toyota Rush dan Toyota Agya, PT. Sugity Creatives yang memproduksi
122
Toyota Nav 1, serta PT. Hino Motor Manufacturing Indonesia yang memproduksi Toyota Dyna. Supplier dipandang Toyota sebagai rekan bisnis, sehingga memiliki kedudukan yang sama antara supplier dan Toyota. Namun demikian, dipandang bahwa Toyota memiliki daya tawar lebih dibandingkan dengan supplirs. Hal ini dikarenakan : PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia memiliki keleluasaan untuk memilih supplier, disamping itu PT. TMMIN juga memilki 3 rekanan bisnis PT. ADM, PT. Sugity Creatives dan PT. HMMI yang secara bersama dapat melakukan bargain dengan suppliers. Beberapa bargain yang dilakukan PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia kepada suppliers diantaranya adalah: Supplier untuk bisa melakukan pengiriman produk ke Toyota dengan tepat waktu Just in Time, adanya aturan yang ketat mengenai kualitas serta adanya mekanisme pembayaran yang disesuaikan dengan mekanisme Toyota. 4.4.5 Daya Tawar Pembeli (Bargaining Power of Customers) 4.4.5.1 Peralihan Biaya (Swithcing Cost) Pada dasarnya konsumen otomotif dapat dengan mudah melakukan pembelian mobil sesuai dengan keinginan mereka. Peralihan Biaya (switching cost) tidak terlalu tinggi, terutama untuk mobil dengan segmen yang sama. Saat ini konsumen dapat beralih untuk membeli mobil yang lebih murah dengan memilih membeli mobil LCGC (Low Cost Green Car) yang memiliki harga lebih murah daripada mobil yang sudah lama beredar, karena adanya subsidi pajak dari pemerintah. Namun, kebanyakan konsumen akan berhati – hati dalam memilih merek mobil, karena mobil akan mereka pakai dalam jangka waktu yang lama.
123
4.4.5.2 Informasi Mengenai Spesifikasi Mobil dan Harga Adanya teknologi internet membuat konsumen dengan mudah dapat melihat spesifikasi mobil dan harga mobil. Dengan mengakses website dealer penjualan mobil, konsumen dapat memperoleh segala sesuatu terkait dengan spesifikasi mobil dan harga, sehingga dalam hal ini konsumen memiliki nilai tawar yang cukup tinggi dalam memilih jenis mobil yang akan dibelinya. Berdasarkan murahnya biaya peralihan dan memudahkan informasi mengenai spesifikasi mobil dan harga, maka konsumen memiliki nilai tawar yang tinggi terhadap konsumen mobil. Hasil Analisis Kompetitif Lima Kekuatan Porter dapat digambarkan sebagai berikut :
Potensi Munculnya Produk Pengganti : Besar - Transportasi masal - Perkembangan mobil baru yang lebih murah (LCGC)
Daya Tawar Pemasok : Kecil - Banyak pilihan supplier - PT. TMMIN Memiliki afiliasi yang kuat
Kompetisi Antar Perusahaan yang Bersaing dalam Industri : Kecil - Jumlah perusahaan sedikit - Permintaan konsumen naik - Switching cost yang murah dihambat dengan loyalitas konsumen
Daya Tawar Pembeli : Besar - Biaya peralihan kecil - Informasi spesifikasi mobil dan harga
Potensi Masuknya Kompetitor Baru : Kecil - Diperlukan kapitalisasi besar - Kekuatan brand image - Diperlukan penguasaan teknologi
Gambar 4.24: Hasil Analisis Lima Kekuatan Porter
124
4.5 Analisis SWOT Analisis selanjutnya adalah mengenai Strength (Kekuatan) – Weakness (Kelemahan) – Opportunity (Peluang) – Threat (Ancaman), sebagain berikut : 4.5.1 Strength (Kekuatan) 4.5.1.1 Jaringan Servis dan Purna Jual Luas Jaringan dealer yang menangani penjualan dan servis Toyota tersebar diseluruh penjuru Indonesia. Hal ini merupakan kekuatan Toyota. Distributi Toyota dealer dijelaskan dalam gambar 4.25
Gambar 4.25: Distribusi Toyota Dealer di Indonesia Toyota Astra Motor merupakan distributor mobil Toyota di Indonesia. PT. TAM membawahi 5 main dealer yakni : Auto 2000, New Ratna Motor, Agung Automall, Hasjrat Abadi dan Hadji Kalla. Masing – masing main dealer kemudian memiliki outlet dealer yang melayani pelanggan yang berjajar dari seluruh Indonesia.
125
Dengan adanya jumlah Toyota dealer yang mencukupi di Indonesia, maka customer tidak perlu khawatir apabila kendaraanya mengalami kerusakan. Mereka tinggal menghubungi bengkel Toyota terdekat di lokasinya. Disamping pelayanan perbaikan mobil di dealer, Toyota juga menyediakan pelayanan perbaikan di rumah / kantor pelanggan yang disebut dengan Toyota Home Service (THS). Adanya THS ini merupakan bentuk pelayanan Toyota kepada customer, tanpa mengganggu waktu customer untuk mengunjungi dealer Toyota. Customer hanya perlu tilpun kepada jaringan THS terdekat untuk membuat perjanjian perbaikan mobil. Kelebihan lainnya adalah, adanya dealer Toyota yang terus buka selama 7 hari dalam waktu satu minggu, diantara dealer tersebut adalah Astrido yang merupakan cabang Auto 2000. 4.5.1.2 Adanya Brand Image yang Kuat Toyota telah berdiri di Indonesia sejak tahun 1971. Pengalaman lebih dari 40 tahun berkecimpung di dunia otomotif Indonesia menjadikan Toyota memiliki brand image yang tinggi. Konsumen yang memakai produk Toyota biasanya akan memiliki loyalitas dan kembali akan menggunakan produk Toyota untuk mobil kedua atau saat ganti mobil. Hal ini dikarenakan produk Toyota memiliki durability atau ketahanan yang cukup baik. Produk Toyota juga secara konsisten digunakan oleh taksi. Hal ini merupakan salah satu bukti tentang loyalitas konsumen. Disamping itu, ditinjau dari sejarah berdirinya Toyota di Indonesia memiliki kedekatan dengan pemerintah Indonesia. Hal ini merupakan kekuatan bari PT. TMMIN.
126
4.5.1.3 Memiliki Fasilitas Pabrik yang Lengkap Seperti yang dijelaskan pada gambar 4.14, bahwa fasilitas yang dimiliki PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia lengkap dan sesuai untuk menghasilkan produk yang siap ekspor. Fasilitas tersebut antara lain : perakitan mesin (Engine plant), pengepresan (press shop), pengelasan (welding shop), pengecatan (painting shop),perakitan (assembly shop), pengetesan akhir (final test),pengetesan mobil (test course), penyimpanan sementara mobil (common yard) 4.5.1.4 Memiliki Jaringan Afiliasi dan Supplier yang Kuat PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia di Indonesia memiliki afiliasi dengan 3 perusahaan otomotif. Hal ini dikarenakan Toyota Motor Corporation memiliki saham di ketiga perusahaan tersebut. Yaitu: Astra Daihatsu Motor yang saat ini memproduksi Toyota Avanza, Toyota Rush, Toyota Agya, Sugity Creatives yang memproduksi Toyota Nav 1, serta Hino Motor Manufacturing Indonesia yang memproduksi Toyota Dyna. Disamping memiliki jaringan afiliasi yang kuat, PT. TMMIN juga memiliki pasokan bahan baku cukup baik, dikarenakan supplier yang mayoritas berdekatan lokasinya dengan PT. TMMIN. 4.5.1.5 Memiliki Pengembangan Teknologi (Research and Development) yang Maju Toyota senantiasa mengembangkan produknya seiring dengan kemajuan zaman. R & D ini salah satunya bertujuan untuk menciptakan green car yang ramah lingkungan.
127
Gambar 4.26: Pengembangan Teknologi Toyota Ada 4 hal yang dikembangkan Toyota dalam penelitiannya : 1. Menciptakan energi alternatif yang bisa menggantikan bensin dan solar. Saat ini Toyota sedang mengembangkan penggunaaan Natural Gas sebagai bahan bakar alternatif. Di beberapa negara seperti Thailand sudah menggunakan bahan bakar gas sebagai alternatif pengganti bensin dan solar, di Indonesia hal ini perlu ditindaklanjuti oleh pemerintah dengan mendirikan stasiun pengisian bahan bakar gas. 2. Mengembangkan teknologi mesin disel yang ramah lingkungan Perkembangan mesin disel saat ini dengan menggunakan common rail system, sehingga emisi gas buang yang dihasilkan dapat ramah lingkungan. Selain itu, teknologi common rail juga turut meningkatkan kineja mobil disel serta mengurangi adanya getaran mesin.
128
3. Mengembangkan teknologi mesin bensin yang ramah lingkungan Adanya regulasi pemerintah terutama di negara – negara Eropa tentang pembatasan emisi gas buang, memacu Toyota untuk melakukan risearch terhadap mobil bensin. Toyota mengembangkan mesin bensin dengan teknologi VVTI (Variable Valve Timing Intelligent). Teknologi VVTI dibuat dengan maksud untuk meningkatkan performa mesin bensin dengan emisi yang ramah lingkungan. 4. Mengembangkan teknologi mobil listrik Mobil listrik merupakan teknologi mutakhir yang dikembangkan oleh Toyota. Adanya mobil listrik dapat menghemat penggunaan bahan bakar baik berupa : bensin, solar maupun gas. Saat ini Toyota sudah mengembangkan teknologi gabungan antara mesin bensin dan mesin elektrik yang dikenal dengan teknology hybrid. 4.5.1.6 Sumber Daya Manusia yang Mencukupi PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia memiliki kekuatan pada Sumber Daya Manusia. Adanya suppy Sumber Daya Manusia dipadu dengan tersedianya pusat pelatihan dan kurikulum pelatihan yang lengkap, serta adanya budaya perusahaan continuous improvement atau perbaikan secara terus menerus, merupakan kekuatan bagi perushaaan. 4.5.1.7 Rencana Lima Tahunan Pada strategi lima tahunan digambarkan dengan jelas mengenai rencana produksi mobil. Adanya rencana lima tahunan akan mempermudah perusahaan dalam merealisasikannya.
129
4.5.2 Weakness (Kelemahan) 4.5.2.1 Segmentasi Terbatas Saat ini PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia berkompetisi pada tiga segmen. Toyota Innova yang berada di segmen MPV (Multi Purpose Vehicle), Toyota Fortuner di segmen SUV (Sport Utility Vehicle), serta Toyota Etios yang berada pada segmen Compact Low, dan November 2013 ini baru meluncurkan produk Toyota Vios. Sementara di Indonesia market yang kendaraan yang paling diminati adalah kendaraan pada kelas Toyota Avanza yang saat ini diproduksi oleh rekan bisnis PT. TMMIN yaitu PT. ADM (Astra Daihatsu Motor). 4.5.2.2 Perbedaan Kepemilikan Perusahaan Manufaktur dan Distributor
Gambar 4.27: Kepemilikan Perusahaan Toyota di Indonesia Pada tahun 1989 hingga tahun 2003 Toyota di Indonesia menjadi satu antara Manufaktur dan distributor perusahaan bernama PT. Toyota Astra Motor dengan kepemilikan saham 51% oleh Astra International dan 49% oleh Toyota
130
Motor Corporation Japan. Namun seiring dengan adanya perubahan bisnis, pada tahun 2003 terjadilah splitting dimana PT. TAM terbagi menjadi dua, yakni PT. Toyota Astra Motor dengan kepemilikan saham Astra International sebesar 51% dan TMC sebesar 49%, dan PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia sebagai manufaktur dimana mayoritas saham dikuasai oleh Toyota Motor Corporation Japan. Adanya pemisahan PT. TAM menjadi dua perusahaan merupakan kelemahan bagi PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia. Dalam praktiknya PT. TMMIN tidak bisa memerintah kepada PT. TAM walaupun status PT. TAM sebagai distributor PT. TMMIN. Adanya barier dan perbedaan KPI (Key Performa Indicator) antara PT. TAM dan PT. TMMIN menyebabkan kurang sinkronnya kinerja kedua perusahaan tersebut. 4.5.2.3 Pengambilan Keputusan yang Sentralisasi Mayoritas saham PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia dimiliki oleh Toyota Motor Corporation – Jepang (95%). Berbagai keputusan strategis diambil oleh TMC – Jepang, termasuk didalamnya kebijakan mengenai model mobil yang akan diproduksi oleh PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia. Hal ini menyebabkan PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia tidak memiliki kemudahan untuk memilih memproduksi mobil sesuai dengan masyarakat Indoneisa. Bahkan sejak tahun 2004 hingga 2013 awal PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia hanya memproduksi dua model yaitu : Toyota Innova dan Toyota Fortuner.
131
4.5.3 Opportunity (Peluang) 4.5.3.1 Indonesia Merupakan Emerging Market
Gambar 4.29: Tingkat Kepemilikan Mobil Berbagai Negara Toyota Motor Asia Pacific (2010) menjelaskan mengenai kondisi kepemilikan kendaraan bermotor seperti pada gambar 4.29. Industri otomotif membagi pangsa market menjadi : emerging market dan matured market. Filipina, Indonesia, Thailand dan Malaysia merupakan emerging market bagi otomotif, dimana tingkat kepemilikan mobil masih besar kemungkinan akan mengalami kenaikan. Di Indonesia sendiri, tingkat kepemilikan mobil baru 5 % dibandingkan dengan Amerika Serikat yang memiliki tingkat kepemilikan mobil mencapai 81%. Jenis market kedua adalah: matured automotive market, meliputi : Korea Selatan, Jerman, Prancis, Itali, Japan, UK, Australia dan US. Tingkat kepemilikan mobil
132
pada matured market sudah cukup tinggi, sehingga kemungkinan kenaikan kepemilikan kendaraan mobil akan mengalami perlambatan. 4.5.3.2 Komposisi Penduduk Indonesia Berdasarkan usianya, penduduk Indonesia mayoritas usia produktif. Tahun 2000 komposisi penduduk : 64% (15 - 64tahun), 31% (0 -1 4 tahun) dan 5% (diatas 64 tahun). Adanya komposisi penduduk yang mayoritas berusia produktif akan meningkatkan daya beli masyarakat terhadap mobil. Hal ini merupakan peluang penting bagi industri otomotif di Indonesia. 4.5.3.3 Kondisi Infrastuktur Jalan di Indonesia yang Semakin Membaik Pemerintah yang senantiasa melakukan penambahan panjang jalan, baik pada jalan aspal maupun non aspal merupakan peluang bagi industri otomotif untuk mengembangkan produknya di Indonesia. Tahun 2011 panjang jalan aspal hampir mencapai 300.000 km, sementara panjang jalan non aspal sekitar 220.000 km. 4.5.3.4 Kebijakan Emisi Gas Buang Pemerintah Indonesia melalui Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.KEP.35/MENLH/10/93 menetapkan keputusan tentang Standar Emisi Gas Buang sebagai berikut : 1. Gas Buang CO
: Max 3% volume
2. Gas Buang HC
: Max 400 ppm
3. Gas Buang CO2
: Max 12% volume
4. Gas Buang O2
: Max 2% volume
133
PT. Toyota Motor Indonesia dengan produk-produknya berupa : Innova, Fortuner dan Etios telah lulus uji emisi yang dilakukan oleh pemerintah, dan bahkan dengan teknologi VVT-I nya emisi gas buang yang dihasilkan telah mencapai strandard Euro II. 4.5.3.5 Naiknya Pendapatan Perkapita Indonesia Pendapatan perkapita Indonesia senantiasa mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
Pendapatan Nasional Perkapita 10.000.000,00 8.000.000,00 6.000.000,00 4.000.000,00 2.000.000,00 0,00 2000
2001 2002 2003 2004 2005 2006
2007 2008
2009 2010 2011
Gambar 4.30: Pendapatan Nasional Perkapita Adanya kenaikan pendapatan perkapita akan meningkatkan kemampuan konsumen dalam melakukan pembelian barang. Maka, kemungkinan pertambahan konsumen mobil juga semakin besar. 4.5.4 Threat (Ancaman) 4.5.4.1 Kondisi Perekonomian di Indonesia
134
Bapak Mamoru Akiyama disadur oleh Bapak Billy Barliansyah menjelaskan mengenai kondisi perekonomian di Indonesia pada tahun 2013 merupakan hal yang harus diwaspadai oleh industri otomotif, kondisi tersebut meliputi: kenaikan suku bunga Bank Indonesia yang mencapai 7,5% pada tahun 2013, inflasi yang mencapai 8,73% pada bulan November 2013 serta turunnya nilai Rupiah terhadap Dollar Amerika pada November 2013 mencapai Rp. 11.997 per Dollar Amerika Serikat. 4.5.4.2 Pergerakan Kompetitor
Gambar 4.31: Pergerakan Kompetitor Toyota di Indonesia Bapak Mamoru Akiyama disadur oleh Bapak Billy Barliansyah, menjelaskan mengenai pergerakan kompetitor PT .Toyota Motor Manufacturing Indonesia. Kompetitor akan melakukan model change serta melakukan investasi pabrik terutama : Honda, Nissan dan Suzuki merupakan ancaman tersendiri bagi perusahaan. Namun, tentunya PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia akan menghadapi hal ini dengan menerapkan strategi lima tahunannya.
135
4.6. Pemilihan Strategi Berdasar Analisis SWOT Identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia dapat dihadapi dengan berbagai strategi diantaranya adalah : strategi Strength – Opportunities (S-O), strategi Strength – Threat (S-T), strategi Weakness – Opportunities (W-O) serta strategi Weakness – Threat (W-T). Implementasi strategi yang dilakukan oleh PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia adalah strategi Strength – Opportunities (S-O). Hal ini dikarenakan PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia memiliki Strength (kekuatan) yang besar sebagai market leader industri otomotif di Indonesia serta masih terbukanya opportunities (peluang) yang cukup besar di Indonesia untuk menumbuhkan industri otomotif. Berdasarkan analisa SWOT yang dilakukan pada 4.5 dapat digambarkan strategi yang dapat dilakukan oleh PT. Toyota Motor Manufacturing Indoneisa seperti pada gambar 4.3.2. Strategi Strength – Opportunities (S-O) yang bisa diterapkan pada PT. TMMIN adalah : 1). Meningkatkan Kapasitas Produksi Adanya jaringan servis dan purna jual yang luas dipadu dengan kondisi pasar Indonesia dimana kepemilikan mobil masih cukup rendah bisa digunakan untuk menerapkan strategi peningkatan kapasitas produksi. Strategi yang diterapkan pada PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia sudah sesuai dengan strategi ini, dimana sesuai dengan pernyataan visinya, bahwa PT. TMMIN akan memproduksi 300 ribu unit mobil per tahun pada tahun 2015.
136
2). Menambah Segmentasi Mobil Adanya brand image yang kuat dipadu dengan masyarakat Indonesia yang berada pada masa produktif digunakan untuk menerapkan strategi dengan cara menambah segmentasi mobil. Kondisi ini sudah sesuai dengan strategi yang dilakukan oleh PT. TMMIN dengan mengacu pada rencana lima tahunan guna menambah segmentasi mobil. Pada tahun 2004 ~ 2012, PT. TMMIN hanya memproduksi mobil: Toyota Innova dan Toyota Fortuner. Kemudian pada tahun 2013 memproduksi 2 model baru, yaitu: Toyota Etios dan Toyota Vios. Kemudian pada tahun 2014 akan memproduksi mobil baru yaitu : Toyota Yaris. 3). Mengembangkan Teknologi Otomotif Adanya kemampuan Toyota dalam mengembangkan teknologi dipadu dengan adanya kebijakan emisi gas buang di Indonesia digunakan untuk menerapkan strategi pengembangan teknologi otomotif. Kondisi ini sudah sesuai dengan strategi yang diterapkan oleh PT. TMMIN yaitu dengan memproduksi mobil yang ramah lingkungan. Selain dijual di pasar domestik Indonesia, mobil produk PT. TMMIN juga diekspor ke negara Timur Tengah dan negara Asia Pasifik, hal ini menunjukkan bahwa produk PT. TMMIN bisa diterima di pangsa pasar tersebut. 4). Meningkatkan Strategi untuk Penetrasi Pasar Adanya jaringan servis dan purna jual yang luas dipadu dengan adanya kenaikan pendapatan perkapita penduduk Indonesia digunakan untuk menerapkan stratego berupa peningkatan penetrasi pasar. Untuk melakukan penetrasi pasar,
137
PT. TMMIN perlu untuk bekerjasama dengan distributor PT. Toyota Astra Motor, sehingga penjualan mobil tidak hanya berpusat di wilayah Jabodetabek.
138
Kekuatan - Jaringan servis dan purna jual luas. - Brand image yang kuat. - Fasilitas pabrik yang lengkap. - Jaringan afiliasi dan supplier kuat. - Pengembangan teknologi maju. - Sumber Daya Manusia yang mencukupi. - Memiliki rencana lima tahunan.
Kelemahan - Segmentasi terbatas. - Perbedaan kepemilikan antara manufaktur dan distributor. - Pengambilan keputusan yang tersentralisasi
Peluang - Indonesia merupakan emerging market. - Usia produktif penduduk Indonesia. - Kondisi infrastruktur yang membaik. - Kebijakan emisi gas buang. - Naiknya pendapatan perkapita.
Strategi S-O - Meningkatkan kapasitas produksi. - Menambah segmentasi mobil. - Mengembangkan teknologi otomotif. - Meningkatkan strategi untuk penetrasi pasar.
Strategi W-O - Menambah segmentasi mobil yang ada. - Menciptakan kerjasama dengan distributor untuk mewujudkan strategi 5 tahunan. - Menciptakan sistem komunikasi untuk mempercepat pengambilan keputusan.
Ancaman - Kondisi perekonomian Indonesia mengalami penurunan pada tahun 2013. - Adanya pergerakan kompetitor.
Strategi S-T - Menciptakan sistem pembayaran yg fleksibel bagi konsumen. - Menyusun perencanaan lima tahunan produksi memperhatikan kondisi politik di Indonesia.
Strategi W-T - Menciptakan produk dengan harga terjangkau. - Menciptakan produk untuk menghadapi pergerakan kompetitor.
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Tabel 4.5: Matrik SWOT PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia
139
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan dan analisis yang dilakukan pada bab IV, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Strategi yang dilakukan oleh PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia sesuai dan efektif, hal ini ditandai dengan penguasaan pangsa terbesar di Indonesia untuk segmen MPV (Multi Purpose Vehicle) dan segmen sedan kecil (Compact Low). Untuk menghadapi persaingan industri otomotif di Indonesia, PT. TMMIN memiliki strategi : i. Meningkatkan kapasitas produksi mobil ii. Menambah segmentasi mobil iii. Mengembangkan teknologi otomotif iv. Meningkatkan strategi untuk penetrasi pasar 2. Pada pernyataan visi PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia sudah dijelaskan tentang: produk, teknologi dan konsep diri. Akan tetapi, pernyataan visi belum menjelaskan mengenai konsumen, pasar, fokus pada kelangsungan bisnis, pertumbuhan dan keuntingan, filosofi, fokus pada citra publik serta fokus pada karyawan. 3. Pernyataan misi PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia mengandung keseluruhan 7 komponen visi, yaitu: menantang, rasional, konsisten, jelas
140
dan sederhana, vektor yang besar dalam skalanya, disosialisasikan dan menggambarkan keunikan perusahaan.
5.2 Rekomendasi Berdasarkan hasil temuan dan analisis yang dilakukan pada bab IV, rekomendasi untuk PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Menciptakan Produk Berdasar Usia Pelanggan Adanya perubahan komposisi masyarakat berdasar umur, perlu mendapat perhatian bagi perusahaan. Perusahaan bisa lebih meningkatkan peluang untuk mendapatkan pangsa pasar baru, dengan cara menciptakan produk berdasar usia pelanggan. 2. Perlu Peningkatan Kerjasama dengan Distributor Peningkatan strategi untuk penetrasi pasar dapat dilakukan cara bekerjasama dengan distributor. PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia perlu meningkatkan kolaborasi dengan PT. Toyota Astra Motor sebagai distributor di Indonesia untuk penetrasi pasar serta menghadapi pergerakan kompetitor otomotif di Indonesia. 3. Memperhatikan Kondisi Pemerintahan untuk Penyusunan Strategi Adanya tahun politik pada tahun 2014 kemungkinan akan memberikan dampak terhadap industri otomotif. PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia perlu melakukan pemantauan terhadap kondisi politik di Indonesia mengingat hal ini akan berimbas terhadap kondisi otomotif.
141