STRATEGI HUMAS PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA (TMMIN) DALAM MENINGKATKAN REPUTASI PERUSAHAAN MELALUI PROGRAM COMMUNITY DEVELOPMENT Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1)
Disusun oleh: Nama NIM Jurusan
: Winarsih : 44205120039 : Hubungan Masyarakat
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2008
i
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCUBUANA
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
Nama
: Winarsih
NIM
: 44205120039
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Hubungan Masyarakat
Judul Skripsi :
: STRATEGI HUMAS PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA (TMMIN) DALAM MENINGKATKAN REPUTASI PERUSAHAAN MELALUI PROGRAM COMMUNITY DEVELOPMENT Jakarta, 22 Februari 2008
Menyetujui, Pembimbing
(Drs. Aa Bambang A.S., M.Si)
ii
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCUBUANA
LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPSI
Nama
: Winarsih
NIM
: 44205120039
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Hubungan Masyarakat
Judul Skripsi :
: STRATEGI HUMAS PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA (TMMIN) DALAM MENINGKATKAN REPUTASI PERUSAHAAN MELALUI PROGRAM COMMUNITY DEVELOPMENT Jakarta, 1 Maret 2008
Ketua Sidang Nama :
(Marhaeni F. Kurniawati, S.Sos, M.Si)
Penguji Ahli Nama :
(Drs. Farid Hamid, M.Si)
Pembimbing Nama :
(Drs. Aa Bambang A.S., M.Si)
iii
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCUBUANA
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
Nama
: Winarsih
NIM
: 44205120039
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Hubungan Masyarakat
Judul Skripsi :
: STRATEGI HUMAS PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA (TMMIN) DALAM MENINGKATKAN REPUTASI PERUSAHAAN MELALUI PROGRAM COMMUNITY DEVELOPMENT Jakarta, Maret 2008 Disetujui dan Diterima Oleh: Pembimbing
( Drs. Aa Bambang A.S., M.Si) Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
Ketua Bidang Studi
(Dra. Diah Wardhani, MSi)
(Marhaeni F. Kurniawati, S.Sos, M.Si)
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT, saya panjatkan atas karunia yang telah diberikan, sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir kuliah saya di Universitas Mercubuana. Setelah melalui masa pendidikan selama dua tahun di kampus Menteng tercinta. Skripsi yang berjudul Strategi Humas PT. Toyota Motor manufacturing Indonesia dalam Meningkatkan Reputasi Perusahaan Melalui Program Community Development, ini saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 di bidang ilmu komunikasi. Segala infomasi dan data saya peroleh melalui kegiatan survey saya selama dua minggu di PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), di departemen Community Development GAD sejak awal Februari 2008. Dalam pelaksanaan Skripsi ini, saya telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Aa. Bambang, dosen pembimbing yang cool, saduy, dan asoy yang telah memberi bimbingan kepada saya. 2. Bapak Heri Budianto, yang juga cool, dan selalu memberi masukan yang positif dan membangun untuk saya. 3. Ibu Marhaeni F. Kurniawati, selaku ketua bidang Studi Humas yang saya hormati. dan memberi perhatian untuk riset PR saya dan teman-teman angkatan VIII
vi
4. Bapak Farid Hamid, yang telah menguji hasil penelitian saya dan memberi nilai yang bagus. 5. Ibu Irmulan Sati, yang saya hormati. 6. Ibu Diah Wardhani, selaku Dekan FIKOM yang saya hormati. 7. Seluruh staf pengajar yang baik hati, Ibu Emil, Bu Nining, Pak Rosady, Pak Andy, Pak Nanang, semuanya. 8. Bapak Mustafa Kemal Pasya, selaku Advisor Departemen Community Development, atas informasi dan masukan-masukannya. 9. Bapak Dody Irawan, PIC Section Departemen Community Development, atas kesempatan wawancara dan informasi yang diberikan. 10. Bapak Erik Sukmawan, selaku staf Departemen Community Development, atas bantuan-bantuannya dan kesedian waktunya. 11. Bapak Sunarto, selaku Head of Training Center-HRD yang memberikan kesempatan untuk survey dan mendapat data yang penting untuk Skripsi saya. 12. Adi Hardian alias Pram Toloy Ismail, untuk kesempatan berbagi informasi dan minuman gratisannya. 13. Ibu Lasido, rekan sekerja Adi, terima kasih untuk saran-saran yang diberikan buat kemajuan TMMIN. 14. Randy (L. Jackson) “Supo-supo” terima kasih untuk saran dan masukannya. 15. Ayah, Ibu dan adik-adik tercinta di rumah terima kasih atas dukungannya. 16. Cece-cece dan Teteh-teteh yang masih sibuk menyusun skripsi.
vii
17. Seluruh angkatan VIII, yang selalu menceriakan UMB mulai dari lantai I hingga lantai VII, seru dan asyik-asyik dan saling memberi dukungan yang Ruarrr biasa. Miss U all 18. Semua pihak yang tidak bisa saya sebut satu persatu, para penggemar saya “Om Mie Yamin” Babe Gadogado, Si Ibu Teh Botol. Jangan kangen ya. Saya menyadari bahwa Skripsi ini, masih perlu masukan dan perbaikan untuk menjadi sempurna, baik dari segi penulisan, penyajian dan penggunaan kata-katanya. Oleh karena itu, minta saran dong dari pembaca sekalian. Harapan saya, Skripsi ini dapat memberi masukan dan wawasan yang berguna bagi berbagai pihak
Jakarta, Maret 2008
Winarsih
viii
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCUBUANA
ABSTRAK Winarsih (44205120039) STRATEGI HUMAS PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA (TMMIN) DALAM MENINGKATKAN REPUTASI PERUSAHAAN MELALUI COMMUNITY DEVELOPMENT xv + 97 Halaman; Lampiran Bibliografi 19 Acuan (1992 – 2007) PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) merupakan perusahaan otomotif terbesar di Indonesia yang telah berdiri selama lebih dari 35 tahun, memiliki keunggulan servis dan memiliki kepercayaan yang tinggi dari konsumen atas penjualan produk-produk bermerek Kijang, Yaris, Vios, Camry dan sebagainya. Sebagai perusahaan yang besar, PT. TMMIN menyadari pentingnya menjaga dan meningkatkan reputasi di mata para stakeholdernya. Oleh karena itu, melalui peran humasnya, perusahaan ini melakukan strategi kehumasan dengan mendukung tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), yang telah menjadi suatu hal yang berkembang seiring dengan era globalisasi, dan isu permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat. Salah satu komponen CSR yang dijalankan adalah pembangunan komunitas (Community Development). Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian perusahaan yang berlandaskan filosofi Growing Together dan Kaizen (Continuous Improvement) yang tujuannya meningkatan hidup komunitas sekitar (area Sunter dan Karawang) secara berkesinambungan, melalui kegiatan donasi, partisipasi dan proyek peningkatan pendapatan perkapita masyarakat: IGA (Income Generating Activity). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang strategi humas melalui pendekatan proses: Fact Finding, Planning, Action & Communication dan Evaluation. Metode penelitian yang digunakan adalah deskritif – kualitatif melalui pendekatan studi kasus terhadap program Community Development, dengan cara in-depht interview kepada beberapa narasumber dan observasi langsung ke lapangan. Sehingga hasilnya dapat menggambarkan informasi yang mendetail, spesifik dalam bentuk uraian, penjelasan disertai bagan dan gambar pendukung. Hasil penelitian menyatakan bahwa strategi humas dalam Community Development, yang terbagi menjadi Community Relation dan Community Development, mengacu pada keselarasan tujuan jangka pendek dan jangka panjang, berlandaskan Growing Together. Strategi yang selama sepuluh tahun dijalankan ini, dipandang lebih optimal dan berdampak besar pada perkembangan komunitas yang berkesinambungan, dan memberi social benefit kepada perusahaan dalam bentuk kepercayaan dan perlindungan dari komunitas. Oleh karena itu, penulis berharap agar PT TMMIN dapat terus mengembangkan program-program Community Development yang lebih optimal pada pengelolaan dan pengembangan sumber daya yang ada di komunitas sekitar.
ix
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCUBUANA
ABSTRACT Winarsih (44205120039) PR STRATEGY IN DEVELOPING CORPORATE REPUTATION OF PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA (TMMIN) THROUGH COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAMS xv + 97 Pages; Appendix Bibliography 19 References (1992 – 2007) PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) is the biggest automotive corporation in Indonesia, exist for more than 35 years, and it has excellently in services and credibility in its products branded as Kijang, Yaris, Vios, Camry etc. As a big corporation, PT. TMMIN realized the importance of maintaining and developing reputation at the glance of its stakeholders. Therefore, by its PR, this corporation holds PR Strategy supporting Corporate Social Responsibility (CSR), which has grown abroad as big as the globalization era and the social issues in the society. It holds one of CSR’s components: Community Development. It is one of corporate participation based on corporate philosophy “Growing Together” and Kaizen (Continuous Improvement) that it is aim to sustainable development in people’s life in the community (Sunter and Karawang area), through charity, participation activity and IGA project (Income Generating Activity) This research’s goal is to describe PR strategy process: Fact Finding, Planning, Action & Communication and Evaluation. The method in used is Qualitative – descriptive, by case study approach on Community Development programs through in-depth interview to certain key informants and fieldobservation. Therefore, the result describing detail and specific information formatted into explanations with supporting pictures and tables. The result of this research shown that PR strategy in Community Development program, divided into Community Relation and Community Development refers to the harmony of short terms objective as well as long terms objective refer to Growing Together. It is more optimal and gives a big influence to the sustainable development of the community for over 10 years and give social benefits to the company reflecting trust and protection from the community. Therefore, the writer hopes that PT TMMIN could sustainable create more effective community development programs, aim to management and development of resources in their community.
x
DAFTAR ISI
Hal. HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI ...............................................
ii
TANDA LULUS SIDANG SKRIPSI ................................................................
iii
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI ........................................
iv
MOTTO ..............................................................................................................
v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi ABSTRAK .........................................................................................................
ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................... 1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................. 2. KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Komunikasi 2.1.1. Pengertian Komunikasi .......................................................... 2.1.2. Tujuan Komunikasi ................................................................ 2.2. Humas/ PR 2.2.1. Pengertian Humas/ PR ........................................................... 2.2.2. Peran dan Fungsi Humas/PR ................................................. 2.3. Strategi Humas/PR 2.3.1. Pengertian Strategi PR .......................................................... 2.3.2. Komponen Pembentuk Strategi PR ...................................... 2.3.3. Tujuan Strategi PR ................................................................ 2.3.4. Konsep Strategi PR ............................................................... 2.4. Corporate Social Responsibility (CSR) dan Community Development 2.4.1. Corporate Social Responsibility …………………………… 2.4.2. Komponen dan Bentuk-bentuk CSR ……………………..... 2.4.3. Community Development ………………............................... 2.4.4. Aspek-Aspek Program Community Development …………. 2.5. Reputasi Perusahaan 2.5.1. Pengertian Reputasi Perusahaan ............................................
xi
1 7 7 7
9 11 12 14 19 20 21 23 24 26 29 31 32
2.5.2. Unsur Pembentuk Reputasi Perusahaan ..…..……............… 36 2.5.3. Manfaat Reputasi Yang Baik ................................................ 39 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7. 3.8.
Sifat Penelitian ................................................................................... Metode Penelitian .............................................................................. Definisi Konseptual ........................................................................... Objek dan Nara Sumber .................................................................... Teknik Pengumpulan Data ................................................................ Fokus Penelitian ................................................................................ Teknik Analisis Data ......................................................................... Metode Pengujian Keabsahan Data ...................................................
41 41 43 44 45 47 48 49
4. HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Objek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan PT TMMIN ...........……………......... 4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan ........................................................ 4.1.3. Logo Perusahaan .................................................................... 4.1.4. Filosofis Perusahaan ............................................................... 4.1.5. Fasilitas di PT TMMIN .......................................................... 4.1.6. Distribusi Penjualan PT TMMIN ........................................... 4.1.7. Struktur Organisasi ................................................................. 4.1.8. Kedudukan Divisi Humas/PR PT TMMIN ………..….....…. 4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Peran dan Fungsi Humas/ PR PT TMMIN ............................ 4.2.2. Departemen Community Development ................................... 4.2.2.1. Struktur Organisasi Community Development ........ 4.2.2.2. Tujuan Community Development ............................ 4.2.3. Strategi Humas / PR Melalui Community Development …… 4.3. Hasil Analisis …...………………………………………………..…
60 61 66 67 68 90
5. PENUTUP ……………………………………………………………...…
95
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xii
50 52 52 53 54 56 56 57
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
4.1
Program CSR PT TMMIN ……………………………………………….. 63
4.2
Critical Point ……………………………………………………………....72
4.3
Area Community Development …………………………………………... 77
4.4
Media Monitoring ……...……………………………………………….… 89
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
4.1 Logo Toyota ……………………………………………………………… 53 4.2 Peta Plant PT TMMIN …………………………………………………… 55 4.3 Ring Area CSR PT TMMIN ……………………………………………... 61 4.4 Area Sasaran Community Development …….….……………………...… 65 4.5 Struktur General Affairs PT TMMIN ……………………………….…… 66 4.6 Struktur Community Development PT TMMIN …………………………. 67 4.7 Ring 1 Community Development ………………………………………… 77 4.8 Lay out Ring 1 Sunter ………………………………………………….… 78 4.9 Lay out Ring I Karawang ………………………………………………... 78 4.10 Skema Proses Penanganan Protes Warga ………………………………... 80 4.11 Proses Pelaksanaan Program Bantuan ........................................................ 88
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Surat Pengajuan Pengumpulan Data Skripsi kepada Universitas Mercubuana Surat Pengajuan Survey kepada PT TMMIN Surat Persetujuan Survey di PT TMMIN Struktur Organisasi PT TMMIN Panduan Wawancara Hasil Wawancara dengan Bapak Mustafa Kemal Pasya, Hasil Wawancara dengan Bapak Dody Irawan Hasil Wawancara dengan Bapak Erick Sukmawan Hasil Wawancara dengan Adi Hardian Tabel Validitas Keabsahan Data Wawancara Program People Empowerment Development Programs Program Community Health Development Programs Program Community Economic Development Programs Program Community Social / Cultural Development Programs Program Community Environmental Development Programs Hasil Evaluasi Rapat dengan Astra Group Contoh Budgeting Program Community Development Hasil Penjualan PT. TMMIN Tahun 2005 Klipping Media
xv
11
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) adalah salah satu
perusahaan industri otomotif terbesar di Indonesia, yang telah berdiri sejak 12 April 1971 dengan nama PT. Toyota Astra Motor (TAM), hingga di restruktur 15 Juli 2003, menjadi PT. Toyota Astra Motor (TAM) dan PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN). PT. TMMIN merupakan perusahaan yang telah berkontribusi kepada seluruh masyarakat Indonesia dari hasil produksi kendaraan bermotor dengan merek-merek yang terkenal, mulai dari Toyota Kijang, Avanza, Vios, Camry, Yaris dan sebagainya. Saat ini PT. TMMIN melakukan hubungan sosial yang saling menguntungan dengan masyarakat di sekitarnya. Motivasi utamanya tidak hanya menguasai bisnis dan mencari keuntungan yang sebesar-besarnya, tetapi juga mengusahakan peningkatan kemakmuran rakyat demi mencapai pembangunan bersama, sehingga secara ekonomi rakyat meningkat, kebutuhan akan penjualan produkpun ikut meningkat. Sejak berdirinya, PT. TMMIN telah dikenal sebagai salah satu perusahaan yang memiliki citra sebagai produsen kendaraan bermotor keluaran Jepang berkualitas international. Seiring banyaknya penghargaan yang diperolehnya, reputasi PT. TMMIN berkembang, sehingga memperoleh kepercayaan yang tinggi dari konsumennya, terutama melalui kualitas produk, layanan prima, dan kegiatannya dalam mengutamakan kepuasan pelanggan.
1
2
Dikutip dari Mobilku.com 31 Juli 2006, PT Toyota-Astra Motor kembali mendapatkan penghargaan pada IBBA (The Indonesian Best Brand Award ) 2006 yaitu dari kategori sedan dan non-sedan. Pada IBBA 2006 ini Toyota kembali mendapatkan The Indonesian Golden Brand untuk kategori non sedan, yang diberikan kepada merek penerima IBBA 3 kali berturut-turut.1 Sedangkan pada kategori sedan, gelar The Most Valuable Brand yang diterima tahun ini merupakan yang kedua kalinya bagi Toyota, setelah berhasil merebut peringkat teratas penilaian IBBA 2004. Toyota pada kategori sedan adalah 121,3 sehingga mengungguli Honda dan BMW yang berada pada peringkat kedua dan ketiga.2 Berdasarkan harian Suara Merdeka - Agustus 2006, PT Toyota-Astra Motor Jakarta (PT TAM) meraih 5 penghargaan bergengsi di ajang pesta otomotif Indonesian International Motor Show (IIMS) 2006. Penghargaan itu berupa pemberian gelar The 1st Winner Best Stand katagori Car Sole Agent, Favorite Car, dan 3 penghargaan dari ajang pemilihan Miss IIMS 2006.3 Selain penghargaan terhadap produk, Penghargaan Costumer Satisfaction Index (CSI) dari JD Power Asia Pasifik ini diberikan kepada PT. Toyota Astra Motor, setelah lembaga itu melakukan survey terhadap pemilik kendaraan yang mengunjungi cabang atau pusat layanan resmi untuk melakukan perawatan
1
TAM raih IBBA award lagi, diakses dari http://mobilku.com
2
Ibid.
3
Toyota Raih Lima Penghargaan IIMS 2006, di akses dari http://www.suaramerdeka.com
3
maupun perbaikan di 5 kota besar (Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya, dan Semarang)4 Sebagai Perusahaan yang besar, PT. TMMIN dan PT. TAM menyadari pentingnya menjaga hubungan timbal balik dengan konsumen dan masyarakat yang telah memberi kontribusi atas penjualan produk dan keuntungan besar bagi perusahaan. Selain itu, demi menjaga dan meningkatkan reputasi perusahaan, terutama PT. TMMIN melalui humasnya, melakukan strategi kehumasan demi memupuk hubungan dengan masyarakat, sehingga dapat meningkatkan reputasi perusahaan secara keseluruhan, terutama nama baik atas sumbangsih perusahaan terhadap perkembangan masyarakat. Melalui Humas/ Public Relations (PR), perusahaan berusaha memupuk hubungan eksternal dengan masyarakat, dengan berbagai tujuannya masingmasing. Mulai dari mencari keuntungan materi, memperkuat eksistansi perusahaan, hingga kepercayaan konsumen dan masyarakat untuk membentuk dan memperkuat reputasinya. Humas merupakan unsur penting dalam manajemen perusahaan yang memiliki peran sebagai penghubung/mediator dan pengolah informasi yang masuk dan keluar (fasilitator komunikasi) dalam mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan. Melalui program-program humas, diharapkan perusahaan dapat meningkatkan budaya perusahaan, kinerja karyawan, suasana kekeluargaan, ciri khas perusahaan serta citra dan nama besar perusahaan.
4
http://www.astraworld.com/?act=news&id=2007090315420047
4
Salah satu kegiatan yang menjadi strategi kehumasan, yaitu perusahaan melaksanakan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibiliy (CSR), yang dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu konsep yang mewajibkan perusahaan untuk memenuhi dan memperhatikan kepentingan para stakeholder dalam kegiatan operasinya mencari keuntungan. Stakeholder yang dimaksud diantaranya adalah para shareholder, karyawan (buruh), kustomer, komunitas lokal, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan lain sebagainya. Konsep tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibiliy (CSR), muncul sebagai akibat adanya kenyataan bahwa pada dasarnya karakter alami dari setiap perusahaan adalah mencari keuntungan dan eksis dalam masyarakat. Seiring meningkatnya kesadaran dan kepekaan dari stakeholder perusahaan terhadap kebutuhannya, maka konsep tanggung jawab sosial muncul dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan kelangsungan hidup perusahaan dan masyarakat di masa yang akan datang. CSR sendiri mulai berkembang pada masa setelah reformasi sekitar tahun 2000. Saat itu masyarakat Indonesia sudah mulai kritis terhadap realita-realita yang terjadi di bangsa ini, termasuk terhadap perusahaan. Karena itu, sebuah perusahaan harus menyadari pentingnya kerjasama dari masyarakat selain dari pemerintah. Sebuah perusahaan juga harus berperan dalam pengembangan masyarakat sehingga reputasi perusahaan menjadi baik. Ini menjadi semacam
5
"simbiosis mutualisme" antara perusahaan dengan para pemangku kepentingan (stakeholders).5 Tanggung jawab sosial perusahaan terdiri dari beberapa komponen utama: perlindungan lingkungan, jaminan kerja, hak azasi manusia, interaksi dan keterlibatan perusahaan dengan masyarakat, standar usaha, pasar, pengembangan ekonomi dan badan usaha, perlindungan kesehatan, kepemimpinan dan pendidikan, bantuan bencana kemanusiaan.6 Salah satu komponen tanggung jawab perusahaan yang harus dilaksanakan adalah pembangunan masyarakat (Community Development). Kini, perusahaan melakukan kepedulian sosialnya, dengan tidak lagi menjadi Robin Hood, mendarmakan sesuatu yang dibutuhkan komunitas, sehingga mereka bergantung pada pertolongan. Konsep Community Development merupakan strategi dalam menciptakan kemandirian bagi komunitas agar tercipta menjadi masyarakat yang mampu mengembangkan diri. Community Development merupakan bentuk partisipasi perusahaan pada peningkatan dan perkembangan hidup masyarakat sekitar, sebagai proses pembangunan nasional. Community Development (CD) yang oleh para praktisi pembangunan
sering
diterjemahkan
sebagai
pembangunan
masyarakat,
pengembangan masyarakat, maupun pemberdayaan masyarakat, merupakan sebuah wacana pendekatan pembangunan yang telah dimulai sejak periode 1960-
5
Membangun Reputasi Korporat dengan CSR diakses dari http://trulyjogja.com/index .php?action= news.detail&cat_id=8&news_id=1079 6
http://www.beritabumi.or.id/artikel3.php?idartikel=173
6
an. Periode dimana secara global, masyarakat dunia telah pulih dari Perang Dunia II dan mulai menapak jalan kesejahteraan. Pada periode itu, persoalan kemiskinan dan keterbelakangan mulai mendapatkan perhatian kalangan yang lebih luas dan mendorong berkembangnya wacana dan praktek CD.7 Berangkat dari visi “Dengan semangat pemberdayaan masyarakat, kita ciptakan peluang usaha dalam mewujudkan masyarakat yang terampil dan berdaya guna8” PT. TMMIN melaksanaan program Community Development sebagai bentuk kepedulian sosial. Program Community Development perusahaan ini diawali dengan kegiatan-kegiatan dalam bidang yang umumnya terbagi dalam empat kelompok besar, yaitu infrastruktur, kesehatan dan kebersihan, kegiatan keagamaan, dan pemberdayaan masyarakat. Kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan taraf hidup komunitas sekitar Toyota, mulai dari wilayah Jakarta Utara hingga Karawang. PT. TMMIN berharap bahwa kegiatan kepedulian sosial yang dilakukan dapat memberi kemajuan bagi masyarakat, baik di sekitar perusahaan maupun masyarakat luas, sehingga dapat memberikan timbal balik pula pada penilaian positif
masyarakat
terhadap
perusahaan
serta
peningkatan
kepercayaan
masyarakat hingga memperkuat reputasi atau nama besar perusahaan. Melihat hal tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian di PT. TMMIN yang terletak di Jl. Yos Sudarso, Sunter II Jakarta Utara, dan memfokuskan pada divisi Community Development. Hal ini adalah untuk mengetahui apakah
7
Primahendra, Riza, Community Development: Sebagai Eksplorasi diakses dari http://www.urdi.org /info_URDI_new 8
http://www.toyota.astra.co.id/csr/ecosafety/community/article.php?article_id=1923
7
program-program Community Development yang dilakukan berhasil membuat perubahan dan perbaikan terhadap kehidupan masyarakat di sekitar perusahaan dan masyarakat luas. Selain itu, apakah strategi humas dalam mensosialisasikan program tersebut, dapat memberi pengaruh terhadap peningkatan reputasi perusahaan di mata publiknya.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan kesimpulan atas pertanyaan pada latar belakang masalah,
berikut ini yang menjadi rumusan masalah adalah: Bagaimana strategi humas PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dalam
meningkatkan
reputasi
perusahaan
melalui
program
Community
Development.
1.3
Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui tentang strategi humas PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dalam meningkatkan reputasi perusahaan melalui program Community Development.
1.4
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini dapat dijabarkan berdasarkan manfaat
berikut ini:
8
1. Akademik - Menambah
referensi
kepustakaan
dan
pengetahuan
di
bidang
kehumasan, mengenai strategi meningkatkan reputasi perusahaan melalui program kepedulian sosial, salah satunya di bidang Community Development - Memberi masukkan kepada mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi berikutnya, berupa pengetahuan di bidang kehumasan, strategi meningkatkan reputasi perusahaan, dan program kepedulian sosial (CSR), khususnya program Community Development.
2. Praktis Bagi Perusahaan - Dapat dijadikan masukkan bagi perusahaan mengenai salah satu program Corporate Social Responsibility (CSR) yang optimal untuk dijalankan, serta pengaruh kerja kehumasan terhadap perkembangan komunitas. - Dapat menunjukan bagaimana masyarakat banyak dapat dibantu oleh program Community Development, dan memberikan pengaruh positif kepada perusahaan. - Sebagai hasil laporan dari kegiatan observasi, yang dapat digunakan sebagai acuan penilaian tentang perusahaan.
9
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN
2.1
Komunikasi
2.1.1 Pengertian Komunikasi Manusia sejak lahir merupakan bagian dari organisasi yang memerlukan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Manusia memerlukan alat penghubung agar bisa bergabung dengan makhluk hidup yang lain, untuk itulah fungsi dari komunikasi diperlukan. Dengan komunikasi maka manusia dapat menyampaikan setiap kebutuhan-kebutuhannya pada orang lain. Definisi komunikasi menurut Carl I. Hovland, Janis & Kelley “Adalah suatu proses mengubah perilaku orang lain (communication is the process to modify the behavior of other individuals)” Definisi ini, memberikan penekanan bahwa tujuan komunikasi adalah mengubah atau membentuk perilaku.9 Menurut
Berelson & Steiner, ”Komunikasi adalah suatu proses
penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar, angka-angka, dan lain-lain”. Bahwa simbol-simbol seperti kata-kata, angka-angka dan lain-lain, juga merupakan bentuk komunikasi untuk menyampaikan informasi, gagasan dan lainlain.10
9
Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995, hal. 10 10
Loc.Cit
9
10
Menurut Harold Lasswell ”Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan “siapa”
“mengatakan “apa”, “dengan saluran apa”,
“kepada siapa”, dan “dengan akibat apa” atau “hasil apa”.(who says what in which channel to whom and with what effect)”.11 Definisi Laswell ini, merupakan salah satu model komunikasi tertua yang mengandung unsur-unsur yang dapat digunakan untuk tujuan tertentu. Dan menurut Shannon dan Weaver (1949) bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu dengan lainnya, sengaja atau tidak disengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi.12 Pendapat ini, merupakan perluasan tentang definisi komunikasi, yang menekankan adanya nilai keindahan dan teknologi pada proses berkomunikasi. Berdasarkan keempat definisi di atas, secara singkat dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah cara manusia melakukan interaksi dengan yang lainnya, melalui model dan cara-cara penyampaian pesan yang berbeda-beda, sesuai dengan tujuannya masing-masing agar tercipta pemahaman yang diinginkan, untuk mempengaruhi perilaku penerima pesan.
11
Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995,
hal. 10 12
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, edisi revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007, hal. 20-21
11
2.1.2 Tujuan Komunikasi Seseorang berkomunikasi dengan orang lain pasti memiliki tujuan masingmasing. Begitu juga komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi. Berdasarkan tulisan Onong Uchjana dan Effendy pada buku Ilmu Komunikasi berikut adalah beberapa tujuan dari orang berkomunikasi di dalam organisasi, yaitu: 1. Memberikan informasi Yakni pengiriman informasi dari sumber kepada sekelompok orang, dapat berupa, kebijakan organisasi, peratuaran dan sebagainya 2. Umpan Balik (feedback) Berguna untuk mengetahui prestasi kerja karyawan dan memperoleh masukan-masukan untuk perbaikan dan pengembangan organisasi 3. Pengendalian Mengontrol arus informasi pada setiap pelaksanaan program agar sesuai dengan yang diharapkan memenuhi sasaran yang dituju. 4. Mempengaruhi Menciptakan hubungan saling mempengaruhi, memotivasi atau mendorong tiap-tiap orang dalam organisasi untuk bekerja sama dalam suasana yang baik dan saling mendukung. 5. Pemecahan masalah Komunikasi yang dilakukan antara atasan dan bawahan bertujuan untuk menemukan penyelesaian terhadap masalah yang dihadapi. 6. Pengambilan keputusan
12
Melalui komunikasi, pertukaran informasi yang diperoleh, masukan ide, pendapat dan pemikiran alternatif, dapat digunakan untuk pengambilan keputusan yang terbaik. 7. Memberi perubahan Komunikasi memberi jalan pada masuknya informasi, wawasan serta ide baru yang dapat membantu perbaikan dan perubahan dalam organisasi. 8. Membentuk kelompok Komunikasi membuat hubungan diantara orang-orang untuk merasakan suatu keadaan saling membutuhkan dan nyaman dalam melakukan suatu hal secara bersama-sama.
2.2
Humas/ PR
2.2.1 Pengertian Humas/ PR Public Relations (PR) atau yang lebih dikenal dengan sebutan humas memiliki berbagai definisi dan arti. Definisi tentang humas/PR yang sering dijadikan acuan adalah definisi yang diambil dari The British Institute of Public Relations, yaitu: a. Public Relations activity is management of communications between an organization and its publics. (Aktivitas public relations adalah mengelola komunikasi antara organisasi dan publiknya) b. Public Relations practice is the deliberate, planned and sustain effort to establish and maintain mutual understanding between an organization and its public. (Praktek Public Relations adalah memikirkan, merancang, dan
13
mencurahkan daya untuk membangun dan menjaga saling pengertian antara organisasi dan publiknya)13 Definisi diatas merupakan definisi yang paling mudah untuk diterapkan di berbagai macam organisasi, baik organisasi komersial maupun non-komersial di belahan dunia manapun. Menurut definisi kamus terbitan Institute of Public Relations (IPR), yakni sebuah lembaga humas terkemuka di Inggris dan Eropa, terbitan November 1987, ”Humas adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya”.14 Definisi ini menekankan bahwa kegiatan humas adalah kegiatan yang bersifat terencana dan berkesinambungan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut kamus Fund and Wagnal, American Standard Desk Dictionary terbitan 1994, istilah humas diartikan sebagai “Segenap kegiatan dan teknik/ kiat yang digunakan oleh organisasi atau individu untuk menciptakan atau memelihara suatu tanggapan yang baik dari pihak luar terhadap keberadaan dan sepakterjangnya.”15 Pengertian diatas menjadikan Humas sebagai suatu kegiatan yang digunakan oleh organisasi untuk mengusahakan penilaian baik atau image positif dari pihak luar.
13
Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relations: Konsepsi dan Aplikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006, hal. 15 14
Anggoro, M. Linggar, Teori & Profesi Kehumasan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000, hal.1- 2 15
Ibid, hal. 1- 2
14
Pada pertemuan asosiasi - asosiasi humas seluruh dunia di Mexico City, Agustus 1978, ditetapkan definisi humas sebagai berikut: Humas adalah suatu seni sekaligus disiplin ilmu sosial yang menganalisis berbagai kecenderungan memprediksikan setiap kemungkinan konsekuensi dari setiap kegiatannya, memberi masukan dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, dan mengiplementasikan program-program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan atau kepentingan khalayaknya.16 Pengertian diatas menjadikan Humas sebagai mediator yang berada antara pimpinan organisasi dengan publiknya, baik dalam upaya membina hubungan masyarakat internal maupun eksternal. Jadi dari kelima definisi tentang humas/ PR, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya, humas merupakan bidang atau fungsi yang ada dalam suatu organisasi baik yang bersifat komersial atau non komersial, sebagai sumber informasi dan masukan untuk kegiatan perusahaan yang tujuannya demi kepentingan publik untuk mendapatkan penilaian, kesan dan reputasi yang baik.
2.2.2 Peran dan Fungsi Humas/PR Secara struktural, public relations merupakan bagian integral dari suatu lembaga/organisasi. Artinya public relations merupakan salah satu fungsi manajemen modern yang bersifat melekat pada manajemen perusahaan (coporate management). Hal ini berarti humas harus dapat berperan dalam melakukan komunikasi timbal balik (two ways communication) dengan tujuan menciptakan saling
16
pengertian
(mutual
understanding),
saling
menghargai
(mutual
Anggoro, M. Linggar, Teori & Profesi Kehumasan Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000, hal. 2
15
appreciation), saling mempercayai (mutual confidence), menciptakan good will, memperoleh dukungan publik (public support) dan sebagainya demi tercapainya citra yang positif bagi suatu lembaga/perusahaan (coorporate image). Peran dan fungsi PR dapat dibedakan berdasarkan tujuannya, yaitu kedalam (internal) dan keluar (eksternal). a. Internal PR harus mampu mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif di dalam masyarakat, sebelum kebijakan dijalankan oleh organisasi dan publik internalnya yaitu karyawan dan manajemen perusahaan itu sendiri. Melalui kegiatan komunikasi secara vertikal communications dan upward communications),
(downward
horizontal dan diagonal
dalam organisasi. b. Eksternal PR mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran positif dari perusahaan yang diwakilinya sehingga dapat menciptakan opini publik di masyarakat sesuai yang diharapkan. Kegiatan yang dilakukan dapat dibagi menjadi tiga yaitu: (1) Hubungan dengan masyarakat sekitar (Community Relations) Hubungan dengan masyarakat sekitar perlu dibina untuk menunjukan bahwa organisasi beserta para karyawannya tidak mengasingkan diri dari lingkungannya. Kebijakan bertetangga (neigbourhood policy) perlu selalu dipelihara seperti terhadap RT, RW, kepolisian, Rumah Sakit dan sebagainya.
16
(2) Hubungan dengan pemerintah (Goverment Relations) Sebuah organisasi tidak bisa tidak akan mempunyai hubungan dengan jawatan-jawatan pemerintah, seperti kantor kota madya, kecamatan, kantor pajak, atau perusahaan telekomunikasi. Pembinaan hubungan dengan jalan memelihara komunikasi akan banyak membantu lancarnya external public relations. (3) Hubungan dengan media (Press Relations) Yang dimaksud dengan pers di sini adalah semua media massa. Mulai dari surat kabar, majalah, kantor berita, radio, televisi dan lain-lain. Media massa tersebut banyak sekali membantu organisasi untuk mencapai khalayak yang tersebar luas, terutama untuk menyebarkan informasi, berita, publikasi ataupun undangan dan lain sebagainya. Peran Public Relations dalam suatu organisasi dapat dibagi ke dalam empat kategori (dalam Rosady, 2006): a. Penasehat Ahli (Expert prescriber) Seorang praktisi public relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (public relationship). b. Fasilitator Komunikasi (Communication facilitator) Dalam hal ini, praktisi PR bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. Di pihak lain, dia juga dituntut mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada
17
publiknya, sehingga terjadi saling pengertian, mempercayai, menghargai, mendukung dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak. c. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem solving process facilitator) Peranan praktisi PR dalam proses pemecahan persoalan public relations ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat (adviser) hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional. d. Teknisi Komunikasi (Communication Technician) Peranan communication technician
ini menjadikan praktisi PR sebagai
journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan methode of communication in organization17. Sedangkan menurut Rosady Ruslan dalam prakteknya, fungsi PR menurut pakar Humas Internasional, adalah sebagai berikut: a. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga/organisasi). b. Menciptakan hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran. c. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya, atau sebaliknya.
17
Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relations: Konsepsi dan Aplikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006, hal. 20
18
d. Melayani keinginan publikaya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama. e. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan/orbanisasi ke publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.18 Oleh karena itu, peran dan fungsi Humas/ PR dalam manajemen perusahaan menurut Glenn dan Danny Grisworld dalam bukunya Your Public Relations (1975), yaitu merupakan suatu pilar kekuatan keempat dalam mendukung keberadaan manajemen organisasi yaitu: Mutual Symbiosis (hubungan saling menguntungkan), Mutual Supporting (Dukungan saling menguntungkan), Mutual Appreciacion (Saling menghormati), dan Conflict of Interest (Menghidari konflik). 19
2.3
Strategi Humas/PR
2.3.1 Pengertian Strategi Humas/PR Definisi strategi menurut Onong Uchjana dan Effendy pada bukunya Ilmu Komunikasi ”Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, unuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus mampu
menunjukan
bagaimana
taktik
operasionalnya”.20
Definisi
ini,
18
Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relations: Konsepsi dan Aplikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006, hal. 19 19
Ibid, hal. 33-35
20
Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995,
hal. 32
19
menekankan bahwa strategi adalah cara-cara yang dibuat secara tersusun dan terencana untuk melakukan sesuatu sesuai dengan tujuannya. Strategi bisa juga disebutkan sebagai alternatif yang dipilih berdasarkan perkiraan optimalitas dalam rangka mencapai tujuan. Selain itu, Ahmad S. Adnanputra, seorang pakar humas dalam naskah workshop berjudul PR Strategy (1990), mendefinisikan “Strategi sebagai bagian terpadu dari suatu rencana (plan), sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan (planning), yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen“.21
Definisi yang disebut di atas, dapat
disimpulkan bahwa strategi merupakan bagian dari proses manajemen yang implementasinya dapat dilakukan di mana saja, termasuk pada kegiatan PR. Sedangkan pengertian tentang strategi PR yaitu “Strategi PR adalah rencana jangka panjang untuk menyusun berbagai rencana teknis dan langkah komunikasi yang akan diambil dalam kegiatan PR, untuk dapat bertindak secara strategis, kegiatan PR harus menyatu dengan visi dan misi organisasi atau perusahaan“.22 Definisi ini menekankan bahwa strategi PR juga berhubungan dengan perencanaan secara tersusun, untuk jangka panjang yang berhubungan dengan tujuan suatu perusahaan. Menurut Renald Khasali pada bukunya Manajemen Public Relations: Konsep & Aplikasinya di Indonesia menyatakan bahwa PR berhubungan dengan strategic
management.
Selain
berkonotasi
“Jangka
panjang“
strategic
21
Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relations: Konsepsi dan Aplikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006, hal. 133. 22
Mintzberg, Henry, Strategy Safari, diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Strategi
20
management juga menyandang konotasi “strategi“ yang berkaitan dengan hal-hal seperti kemenangan, kehidupan atau daya juang.23 Jadi, strategi PR adalah rencana jangka panjang dengan diikuti tindakan-tindakan yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu, yang umumnya adalah "kemenangan", yaitu kemenangan perusahaan untuk dapat bertahan di dalam bisnis dan perkembangannya.
2.3.2 Komponen Pembentuk Strategi Humas/PR PR berfungsi untuk menciptakan iklim kondusif dalam mengembangkan tanggung jawab serta partisipasi antara Pejabat humas (PRO dan masyarakat (khalayak
sasaran)
mempengaruhi
PR
untuk
mewujudkan
tujuan
dalam
melakukan
strategi
bersama.
Hal-hal
kehumasan
yang
yang juga
mempengaruhi strategi korporat dapat dilihat secara makro maupun mikro yaitu: a. Secara makro Lingkungan perusahaan/lembaga tersebut akan dipengaruhi oleh unsur-unsur: kebijakan umum (public policy), budaya (cultur) yang dianut, sistem perekonomian dan teknologi yang dikuasai oleh organisasi yang bersangkutan. b. Secara mikro Tergantung dari misi perusahaan, sumber-sumber yang dimiliki (sumber daya manusia
23
dan
sumber
daya
guna
lainnya
yang
dikuasai),
sistem
Khasali, Renald, Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 2000, hal. 35
21
pengoranisasian, dan rencana atau program jangka pendek atau jangka panjang, serta tujuan dan sasarannya yang hendak dicapai.24
2.3.3 Tujuan Strategi Humas/PR Dalam menjalankan kegiatannya, tujuan yang hendak dicapai oleh PR melalui strategi yang dibuatnya adalah sebagai berikut: a. Publications (Publikasi dan publisitas) Setiap fungsi dan peran PR adalah menyelenggarakan publikasi untuk menyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang aktivitas atau kegiatan perusahaan atau organisasi yang pantas untuk diketahui oleh publik. Setelah itu, menghasilkan publisitas untuk memperoleh tanggapan positif secara lebih luas dari masyarakat. b. Event (Penyusunan program acara) Merancang acara tertentu atau lebih dikenal dengan peristiwa khusus (special events) yang dipilih dalam janga waktu, tempat, dan objek tertentu yang khusus sifatnya mempengaruhi opini publik. c. News (Menciptakan berita) Berupaya menciptakan berita melalui press release, news letter dan buletin, dan lain-lain yang biasanya mengacu teknis penulisan 5W + 1H (Who, What, Where, When, Why dan How) dengan sistematika penulisan ”piramida terbalik”. Untuk itulah PRO mau tidak mau harus mempunyai kemampuan
24
Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relations: Konsepsi dan Aplikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006, hal: 140
22
untuk menulis, karena sebagian besar tugasnya untuk tulis-menulis (PR Writing), khususnya dalam menciptakan publisitas. d. Community involvement (kepedulian pada komunitas) Keterlibatan tugas sehari-hari PRO adalah mengadakan kontak sosial dengan kelompok masyarakat tertentu untuk menjaga hubungan baik (Community Relations and Humanity relations) dengan pihak organisasi atau lembaga yang diwakilinya. e. Inform or image (memberitahukan atau meraih citra) Ada dua fungsi utama dari PR yaitu memberitahukan sesuatu kepada publik atau menarik perhatian, sehingga diharapkan akan memperoleh tanggapan berupa citra positif dari suatu proses ”nothing” diupayakan menjadi ”something”, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak suka menjadi suka, dan kemudian diharapkan timbul sesuatu yaitu citra. f. Lobbying and negotiation (Pendekatan dan bernegosiasi) Keterampilan untuk melobi secara pendekatan pribadi dan kemudian kemampuan bernegosiasi sangat diperlukan bagi seorang PRO agar semua rencana, ide, atau gagasan kegiatan suatu lembaga atau organiasi sebelum dimasayarakakan perlu diadakan pendekatan untuk mencapai kesepakatan ataumemperoleh dukunan dari individu dan lembaga yang berpengaruh sehingga timbul saling menguntungkan (win-win solution). g. Social Responsibility (Tanggung jawab sosial) Aspek tanggung jawab sosial dalam dunia public relations adalah cukup penting, tidak hanya memikirkan keuntungan materi bagi lembaga atau
23
organisasi serta tokoh yang diwakilinya, tetapi juga kepedulian terhadap masyarakat untuk mencapai sukses dalam memperoleh simpati atau empati dari khalayaknya.25
2.3.4 Konsep Strategi Humas/PR Menurut Rhenald Kasali, proses PR dalam manajemen strateginya, terdiri dari: Pengumpulan Fakta (Fact Finding/ Research) Perencanaan (Planning), Perencanaan (Planning), Aksi dan Komunikasi (Communication) dan Evaluasi (Evaluating)26 1. Pengumpulan Fakta (Fact Finding/ Research) Melihat permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat kita cukup banyak sehingga dapat ditelusuri dengan mengumpulkan fakta dari berbagai sumber untuk kemudian dirumuskan dalam sebuah perumusan masalah, sehingga dapat menyesuaikan jenis kegiatan yang dapat mengatasi masalah tersebut. Pada tahap ini ditentukan “What’s happening now?” 2. Perencanaan (Planning) Dalam membuat rencana, diperlukan tujuan yang jelas dan program yang menjadi cara untuk mencapai tujuan tersebut. Setiap program biasanya diisi dengan berbagai kegiatan sebagai langkah-langkah yang akan ditempuh untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Tahap ini akan memberi jawaban atas pertanyaan “How we do and why?”
25 26
Ibid, Ruslan, hal. 13-15
Kasali, Rhenald, Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti, 1994, hal.83 - 85
24
3. Aksi dan Komunikasi (Communication) Aspek aksi dan komunikasi menjadi pembeda dalam kegiatan dalam konteks PR, di mana aksi yang dilakukan merupakan kegiatan komunikasi: bagaimana mengkomunikasikan kegiatan yang dilaksanakan tersebut hingga dapat sampai kepada khalayak sasarannya. Aksi dna komunikasi harus dikaitkan dengan objective dan goals. Tahap ini menjawab pertanyaan “How we do it and say it?” 4. Evaluasi (Evaluating) Evaluasi merupakan keharusan pada setiap akhir program yang dilaksanakan, untuk mengetahui efektifitas atau efisiensinya. Proses PR selalu diawali dan diakhiri dengan pengumpulan fakta. Tahap ini melibatkan pengukuran atas hasil tindakan dimasa lalu. Pengukuran ini menjawab pertayaan “How did we do?”
2.4
Corporate Social Responsibility (CSR) & Community Development
2.4.1 Corporate Social Responsibility Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan adalah bagian dari strategi PR dalam mengembangkankan salah satu peran dan fungsinya, yaitu menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar (Community Relations). Tanggung jawab sosial perusahaan, didasari oleh adanya hubungan yang saling membutuhkan antara perusahaan dan masyarakat, atau Community Relations. Bentuk hubungan masyarakat bermacam-macam, dan perlu dibina untuk
menunjukan
bahwa
organisasi
beserta
para
karyawannya
tidak
25
mengasingkan diri dari lingkungannya. Kebijakan bertetangga (neigbourhood policy) perlu selalu dipelihara seperti terhadap, RT, RW, kepolisian, Rumah Sakit dan sebagainya. Hal tersebut yang akhirnya menimbulkan kesadaran sosial terhadap lingkungan dan menjadi bagian dari kegiatan dan tanggungjawab perusahaan untuk mencapai kebaikan bersama. Definisi umum Corporate Social Responsibility adalah “Komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan”.27 Definisi ini menjelaskan bahwa CSR adalah komitmen perusahaan dan bentuk perhatian kepada masyarakat. Berdasar pada Trinidad and Tobaco Bureau of Standards (TTBS) menyatakan bahwa “Corporate Social Responsibility diartikan sebagai komitmen usaha untuk bertindak etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya, komuniti lokal dan masyarakat secara lebih luas”.28 Bahwa CSR berperan pada peningkatan kualitas hidup komunitas. Menurut The World Business Council for Sustainable Developmnet (WBSCD) in fox, et al (2002): Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab perusahaan secara sosial adalah komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga 27
Suhihandari, M. Putri. Ratna SW, Harapan Berbagi Madu, Kompas: Fokus Kewirausahaan Sosial: Sabtu, 4 Agustus 2007, hal. 35 28
Budimanta, Arif. Prastijo, Adi. Rudito, Bambang, Corporate Social Responsibility, Jakarta: ICSD, 2004, hal. 72
26
karyawan tersebut, berikut komuniti-komuniti setempat (local) dan masyarakat secara keseluruhan, dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan. 29 Definisi di atas, menekankan bahwa CSR dapat membantu pembangunan masyarakat secara luas dan meningkatkan kehidupan. “Tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih singkatnya CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu komitmen yang berkelanjutan dari suatu perusahaan untuk berperilaku etis dan berkontribusi secara positif kepada karyawannya, komunitas dan lingkungan sekitarnya, serta masyarakat luas”30 Definisi tersebut, menyatakan bahwa CSR haruslah atas dasar perilaku etis dan positif. Berdasarkan definisi-definisi diatas, tanggung jawab sosial perusahaan dapat artikan secara sederhana sebagai suatu konsep yang mewajibkan perusahan untuk memenuhi dan memperhatikan kepentingan para stakeholder dalam kegiatan operasinya mencari keuntungan. Stakeholder yang dimaksud diantaranya adalah para shareholder, karyawan (buruh), kustomer, komunitas lokal, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan lain sebagainya.
2.4.2 Komponen dan Bentuk-bentuk CSR Tanggung jawab sosial perusahaan terdiri dari beberapa komponen utama: perlindungan lingkungan, jaminan kerja, hak azasi manusia, interaksi dan keterlibatan perusahaan dengan masyarakat, standar usaha, pasar, pengembangan
29
30
Ibid, hal. 72 - 73
CSR, diakses responsibility/
dari
http://itmagetan.wordpress.com/2007/03/24/csr-corporate-social-
27
ekonomi dan badan usaha, perlindungan kesehatan, kepemimpinan dan pendidikan, bantuan bencana kemanusiaan.31 Sedangkan untuk bentuk kegiatan CSR menurut kutipan artikel Corporate Social Resposibility yang Berkelanjutan, majalah Lensa edisi 1 November 2006 ”Pada saat ini telah banyak perusahaan di Indonesia, khususnya perusahaan besar yang telah melakukan berbagai bentuk kegiatan CSR, apakah itu dalam bentuk community development, charity, atau kegiatan-kegiatan philanthropy”32 Yusuf Wibisono dalam Membedah Konsep & Aplikasi CSR (2007) mengutarakan pernyataan Gurvy Kavei, pakar manajemen dari Universitas Manchester bahwa CSR dipraktekkan di tiga area yaitu: 1. Di tempat kerja. Implementasinya mencakup aspek: kesehatan dan keselamatan kerja, pengembangan knowledge dan skill karyawan, peningkatan kesejahteraan dan bahkan mungkin kepemilikan saham. 2. Di komunitas. Implementasinya bisa berupa kontribusi dalam bentuk Charity, Philanthropy dan Community Development. 3. Terhadap lingkungan. Prakteknya bisa berupa proses produksi yang ramah lingkungan, ikut serta dalam upaya pelestarian lingkungan hidup dsb.33 Charity adalah upaya kedermawanan dari perusahaan. Dalam tindakan ini perusahaan mencoba memberikan kontribusinya bagi pengembangan masyarakat yang membutuhkan. Dalam banyak kasus, kontribusi ini berwujud dalam bentuk dana tunai semisal dana bantuan bencana alam, dana beasiswa pendidikan, ataupun dana pinjaman lunak bagi pengembangan ekonomi kelas kecil. Juga bisa berujud bantuan fisik semacam bantuan piranti komputer, tenda, buku, ataupun gedung perpustakaan, dll.34
31
http://www.beritabumi.or.id/artikel3.php?idartikel=173
32
Corporate Social Resposibility yang Berkelanjutan diakses dari http://businessenvironment. wordpress.com/2007/03/01/program-corporate-socialresponsibility-yang-berkelanjutan/ 33
Wibisono, Yusuf, Membedah Konsep & Aplikasi CSR, Gresik: Fascho Publishing, 2007, hal. 125 34
Antariksa, Yodhia, Membangun Peradaban Bisnis yang Bermartabat, 27 September 2007, diakses dari http://strategimanajemen.net/2007/09/27/membangun-peradaban-bisnis-yangbermartabat/
28
Philanthropy adalah inisiatif sosial di mana perusahaan memberi kontribusi untuk amal, yang pada umumnya berupa uang tunai atau donasi. Pada umumnya inisiatif ini memilih permasalahan yang merefleksikan area prioritas dari perusahaan kemudian memilih penerima kontribusi, yang pada umumnya adalah organisasi non profit, yayasan, dan sektor publik, seperti sekolah. 35 Community Development adalah kegiatan pengembangan masyarakat yang dilakukan secara sistematis, terencana dan diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat guna mencapai kondisi sosial, ekonomi dan kualitas kehidupan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan kegiatan pembangunan sebelumnya.36 Konsep tanggung jawab sosial menimbulkan persepsi bahwa suatu organisasi yang melakukan sesuatu untuk orang lain, akan memperoleh ganti atau imbalan dari banyaknya yang telah diberikan, yaitu berupa citra dan reputasi yang besarnya sesuai dengan hal tersebut. Keduanya saling memberi manfaat. Manfaat dari melaksanakan tanggung jawab sosial berdasarkan strategi bisnis perusahaan dan perkembangan masyarakat antara lain: a. Bagi perusahaan: 1. Mempertahankan dan mendongkrak reputai serta citra merek perusahaan 2. Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial 3. Mereduksi resiko bisnis perusahaan 4. Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha 5. Membuka peluang pasar yang lebih luas 6. Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah 7. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders 8. Memperbaiki hubungan dengan regulator
35
Kotler, Philip & Nancy Lee, Corporate Social Responsibility, New Jersey: John Wiley & Sons, 2005, hal. 23 36
Budimanta, Arif. Prastijo, Adi. Rudito, Bambang, Corporate Social Responsibility, Jakarta: ICSD, 2004, hal. 111
29
9. Meningkatkan semangat produktivitas karyawan 10. Peluang mendapatkan penghargaan b. Bagi masyarakat: 1. Meningkatkan kesejahteraan 2. Meningkatkan kualitas hidup 3. Menjamin kelangsungan usaha bagi karyawan dan keluarganya 4. Membantu pemerintah dalam program pembangunan Nasional37
2.4.3 Community Development Community Development merupakan salah satu komponen dari kepedulian sosial perusahaan (CSR), yang sudah ada dalam kurun waktu yang lama. Community Development adalah kegiatan pengembangan masyarakat yang dilakukan secara sistematis, terencana dan diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat guna mencapai kondisi sosial, ekonomi dan kualitas kehidupan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan kegiatan pembangunan sebelumnya.38 Definisi ini menekankan bahwa kegiatan CD merupakan bentuk manajemen yang bertujuan untuk meningkatkan berbagai segi kehidupan masyarakat. Menurut Tampubolon M, pada tulisannya Pendidikan Pola Pemberdayaan Masyarakat dan Pemberdayaan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan
37
Suhihandari, M. Putri. Ratna SW, Harapan Berbagi Madu, Kompas: Fokus Kewirausahaan Sosial: Sabtu, 4 Agustus 2007, hal. 35 38
Budimanta, Arif. Prastijo, Adi. Rudito, Bambang, Corporate Social Responsibility, Jakarta: ICSD, 2004, hal. 111
30
Sesuai
tuntutan
Otonomi
Daerah
(2001),
berikut
definisi
Community
Development berdasarkan pakar-pakar sebagai berikut: 39 1. Perserikatan Bangsa-Bangsa merumuskan community development sebagai suatu “proses” dimana usaha-usaha atau potensi-potensi yang dimiliki masyarakat diintegrasikan dengan sumber daya yang dimiliki pemerintah, untuk memperbaiki kondisi ekonomi, sosial, dan kebudayaan, dan mengintegrasikan masyarakat di dalam konteks kehidupan berbangsa, serta memberdayakan mereka agar mampu memberikan kontribusi secara penuh untuk mencapai kemajuan pada level nasional 2. US International Cooperation Administration mendeskripsikan Community Development itu sebagai suatu proses “aksi sosial” dimana masyarakat mengorganiser diri mereka dalam merencanakan yang akan dikerjakan; merumuskan masalah dan kebutuhan-kebutuhan baik yang sifatnya untuk kepentingan individu maupun yang sifatnya untuk kepentingan bersama; membuat rencana-rencana tersebut didasarkan atas kepercayaan yang tinggi terhadap sumber-sumber yang dimiliki masyarakat, dan bilamana perlu dapat melengkapi dengan bantuan teknis dan material dari pemerintah dan badan-badan nonpemerintah di luar masyarakat 3.
Arthur Dunham, seorang pakar community development mendefinisikan community development sebagai usaha-usaha yang terorganisasi yang bertujuan
untuk
memperbaiki
kondisi
kehidupan
masyarakat,
dan
memberdayakan masyarakat untuk mampu bersatu dan mengarahkan diri sendiri. Definisi-definisi tersebut secara garis besar menekankan pada proses pada usaha, aksi dan tindakan memberdayakan potensi masyarakat untuk memperbaiki kondisi kehidupannya untuk menjadi lebih baik. Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, community 39
development
merupakan
suatu
proses
pembangunan
yang
Sismanto, Mensinergikan peran kolaboratif sekolah dan masyarakat dengan Community Develop- ment, diakses dari http://mkpd.wordpress.com/2007/08/07/mensinergikan-perankolaboratif-sekolah-dan-masyarakat-dengan-community-development/
31
berkesinambungan, bertujuan memperbaiki ”to improve” kondisi ekonomi, sosial, dan kebudayaan masyarakat untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik, pemberdayaan potensi-potensi yang dimiliki masyarakat dan menekankan kemandirian pada masyarakat.
2.4.4 Aspek-aspek Program Community Development Sismanto pada artikel Mensinergikan peran kolaboratif sekolah dan masyarakat dengan Community Development menjabarkan bahwa Community Development menitikberatkan pada aspek-aspek berikut ini:40 1.
Fisik, seperti pembangunan prasarana fisik berupa pemasangan pembangkit listrik dengan memanfaatkan potensi energi setempat, pembangunan jalan, rumah ibadah sosial, dan sarana lainnya yang dibutuhkan masyarakat.
2.
Sumberdaya Manusia, seperti pemberian beasiswa, peningkatan pengetahuan siswa di bidang pendidikan dan lain sebagainya.
3.
Ekonomi, seperti pengembangan usaha kecil dengan memanfaatkan potensi sumberdaya alam setempat.
4.
Sosial-Budaya, seperti pelestarian budaya setempat, peningkatan kesehatan masyarakat dan lain sebagainya. Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan potensi masyarakat agar mampu meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik bagi seluruh warga masyarakat melalui kegiatan-kegiatan swadaya, dengan rincian sebagai berikut:
40
Ibid, Sismanto.
32
a. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas sosial, ekonomi dan budaya masyarakat sekitar wilayah sekolah. b. Mengembangkan dan meningkatkan sarana dan prasarana masyarakat di wilayah sekitar sekolah yang didasarkan pada skala prioritas dan potensi wilayah. c. Mengembangkan potensi kewirausahaan yang didasarkan pada potensi sumberdaya lokal. d. Mengembangkan kelembagaan lokal di sekitar wilayah industri. e. Meningkatkan hubungan yang saling menguntungkan antara sekolah, masyarakat lokal, dan Pemerintah Daerah.
2.5
Reputasi Perusahaan
2.5.1 Pengertian Reputasi Perusahaan Pentingnya reputasi dan tanggung jawab sosial masih menjadi isu utama bagi para praktisi kehumasan. Di era perkampungan global, praktisi kehumasan perlu merespon secara cerdas. Reputasi suatu perusahaan awalnya dibentuk dari kepercayaan masyarakat yag memberikan nilai atas kesan yang ada pada diri perusahaan tersebut. “Reputasi
perusahaan
(Corporate
Reputation)
merupakan
suatu
penghargaan yang diberikan oleh para stakeholder terhadap tampilan kegiatan tertentu atau hal-hal unik yang mewakili perusahaan yaitu Identitas Perusahaan
33
(Corporate Identity) dan Citra Perusahaan (Corporate Image)”41. Berikut ini adalah penjelasan mengenai Corporate Identity dan Corporate Image sebagai berikut: Identitas Perusahaan (Corporate Identity) merupakan kombinasi logo, komposisi warna, tipografi atau bentuk huruf, bentuk seragam pegawai, bentuk khas peralatan, kendaraan dinas, dan sebagainya, yang semuanya mengidentifikasikan keunikan dan keberadaan suatu perusahaan/organisasi tertentu. Ini merupakan elemen penting dari periklanan. Sedangkan Citra Perusahaan (Corporate Image) merupakan gagasan/persepsi mental dari khalayak terentu atas suatu perusahaan atau organisasi, yang didasarkan pada pengetahuan dan pengalaman khalayak itu sediri. Citra perusahaan bisa bervariasi dan tidak sesuai dengan yang sesungguhnya, bergantung pada sejauh mana khalayak itu berhubungan dengan (dan mengetahui tentang) organisasi/perusahaan yang bersangkutan.42 Sebelum suatu perusahaan memperoleh reputasi yang positif dari masyarakat, mereka melihat, merasakan dan memberi penilaian terlebih dahulu atas apa yang telah dilakukan oleh perusahaan. Penilaian tersebut dibentuk oleh oleh persepsi masyarakat dari yang belum tahu, menjadi tahu, dari yang tidak suka menjadi suka dan akhirnya timbul yang dinamakan kesan (image). Kesan disini berarti "Gambaran yang diperoleh seseorang tentang suatu fakta sesuai dengan tingkat pengetahuan dan pengertian mereka (terhadap suatu produk, orang, atau situasi)".43 Menurut Frank Jefkins, dalam bukunya yang berjudul Public Relations, citra dapat dibedakan menjadi Citra Bayangan (Mirrow Image), Citra yang Berlaku 41
Anggoro, M. Linggar, Teori & Profesi Kehumasan: Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000, hal.
306 42
Anggoro, M. Linggar, Teori & Profesi Kehumasan: Daftar Istilah, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000, hal. 306 43
Henslowe, Philip, Public Relations: A Practical Guide to The Basics, Crest Publishing House, 2003 diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki /Pekerjaan_Humas
34
(Current Image), Citra yang Diharapkan (Wish Image), Citra Perusahaan (Corporate Image) dan Citra Majemuk (Multiple Image). 44 a. Citra Bayangan (Mirrow Image) Citra bayangan yang diyakini oleh perusahaan bersangkutan -terutama para pimpinannya- yang selalu merasa dalam posisi baik tanpa mengacuhkan kesan orang luar. b. Citra yang Berlaku (Current Image) Citra yang berlaku merupakan kesan yang baik diperoleh dari orang lain tentang perusahaan/organisasi atau hal lain yang berkaitannta dengan produknya saat ini. c. Citra yang Diharapkan (Wish Image) Citra keinginan ini adalah seperti apa yang inginkan dan dicapai oleh pihak manajemen terhadap lembaga/perusahaan, atau produk yang ditampilkan tersebut lebih dikenal (good awareness), menyenangkan dan diterima dengan kesan yang selalu positif diberikan oleh publiknya atau masyarakat umum. d. Citra Perusahaan (Corporate Image) Jenis citra ini adalah yang berkaitan dengan sosok perusahaan aebagai tujuan utamanya, bagaimana menciptakan citra perusahaan (corporate image) yang positif, lebih dikenal serta diterima oleh publiknya, mungkin tentang sejarahnya, kualitas pelayanan prima, keberhasilan dalam bidang marketing, dan hingga berkaitan dengan tanggng jawab sosial (social responcibility) dan sebagainya.
44
Jefkins, Frank, Public Relations, Jakarta: Erlangga, 1992, hal. 77
35
e. Citra Majemuk (Multiple Image) Citra ini merupakan pelengkap dari citra perusahaan, misalnya bagaimana Humas/PR-nya menampilkan pengenalan (awareness) terhadap identitas perusahaan, atribut logo, brand’s name, seragam, para front liner, sosok gedung, dekorasi lobby kantor dan penampilan para profesionalnya. Semua itu diidentifikasikan kedalam Citra Majemuk (Multiple Image) Berdasarkan penjelasan mengenai pembentukan reputasi, berikut ini beberapa pengertian tentang reputasi itu sendiri, yaitu menurut Tom Duncan (2002), reputasi perusahaan merupakan penghargaan di mata stakeholder-nya terhadap penampilan, nilai utama dan perilaku atau tindakan suatu kegiatan perusahaan (Reputation is the esteem that a company has in the eyes of its stakeholders: it represents the organization’s core values and behaviours).45 Defini tersebut menekankan bahwa reputasi berhubungan dengan penilaian terhadap hal-hal yang terlihat secara nyata. Menurut kamus Webster’s New World, “Reputasi adalah suatu hal baik atau tidak yang diperlihatkan oleh komunitas publik untuk seseorang atau benda lain, dan selanjutnya apabila hal tersebut baik, maka merupakan pembeda”.46 Definisi ini, menjabarkan bahwa reputasi adalah nilai terhadap sesuatu yang bisa baik atau buruk di mata masyarakat.
45
Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relations: Konsepsi dan Aplikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006, hal. 324 46
Triciana, Eva, Modul Pengelolaan Merek dan Reputasi, Universitas Mercubuana, 2007
36
Definisi ini menjelaskan bahwa reputasi merupakan hal penting dalam segala hal seperti bisnis, komunitas, dan sebagai status social bagi seseorang, kelompok maupun organisasi. Berdasarkan definisi-definisi di atas, reputasi dapat diartikan sebagai identitas, perilaku dan kinerja perusahaan yang dinilai dan dihargai oleh publik yang pernah merasakan manfaatnya. Reputasi juga berhubungan dengan nama baik atau kepercayaan. Suatu perusahaan yang telah lama berdiri dan memberikan sumbangsihnya kepada publiknya (stakeholder) dan juga masyarakat, akan dikenal dan selalul diingat. Tidak hanya nama atau logo atau produk/ jasanya saja, namun juga pada corporate culture/ budaya perusahaan yang dibawanya, kinerja karyawan, pelayanannya, kualitas manajemennya dan juga hasil-hasil berita yang muncul pada media massa.
2.5.2 Unsur Pembentuk Reputasi Perusahaan Bagi suatu perusahaan, reputasi dan citra korporat merupakan aset yang paling utama dan tak ternilai harganya. Oleh karena itu segala upaya, daya dan biaya digunakan untuk memupuk, merawat serta menumbuhkembangkannya. Diambil dari Perhumas, beberapa aspek yang merupakan unsur pembentuk citra hingga menjadi reputasi perusahaan antara lain:47 1. Kemampuan finansial, Memiliki sumber daya modal yang sesuai dengan strategi bisnis dan perkembangan usaha yang dilakukan.
47
http://www.perhumas.or.id/news.php?id=6
37
2. Etos kerja, Merupakan sikap mendasar baik sebelum, proses dan hasil yang bisa mewarnai manfaat suatu pekerjaan. Didasari profesionalisme kerja, disiplin, tanggungjawab dan kemahiran dalam membuahkan hasil yang terbaik. 3. Mutu produk dan pelayanan, Kualitas produk yang mampu bersaing di pasaran, dan dapat diandalkan serta bentuk pelayanan yang dapat memuaskan masyarakat. 4. Keunggulan dan kepekaan SDM, Kualitas karyawan yang diperoleh melalui pengajaran dan pelatihan secara teknis
serta
bimbingan
melalui
budaya
perusahaan
dan
hubungan
kekeluargaan yang baik. 5. Reliability atau dapat diandalkan, Kehadiran perusahaan selama bertahun-tahun dan berkembang bersama masyarakat yang ada di sekelilingnya, membuat perusahaan diharapkan dapat membantu masa depan dan pembangunan masyarakat. 6. Inovasi, Penemuan baru dan perkembangan teknologi produk dan pelayanan, membuat masyarakat turut merasakan perkembangan dunia. 7. Tanggung jawab lingkungan, Melakukan tanggung jawab terhadap lingkungan, baik fisik (berkaitan dengan sampah, limbah, polusi dan kelestarian alam) maupun sosial kemasyarakatan. Tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan diwujudkan dalam
38
kebijakan Kesehatan Keselamatan Kerja & Lindungan Lingkungan (K3LL) demi karyawan dan masyarakat. 8. Tanggung jawab sosial, dan Memenuhi dan memperhatikan kepentingan para stakeholder dalam kegiatan operasinya mencari keuntungan. Stakeholder yang dimaksud diantaranya adalah para shareholder, karyawan (buruh), kustomer, komunitas lokal, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan lain sebagainya. 9. Penegakan Good Corporate Governance (GCG). Kerjasama dengan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan membantu program pembangunan Nasional dengan menjadi sponsor dan kampanye publik. Kesemua unsur tersebut menjadi faktor penentu bagi terciptanya reputasi perusahaan yang kita harapkan. Secara garis besar, unsur – unsur tersebut dapat dikelompoknan menjadi empat faktor utama. Rosady Ruslan dalam Manajemen Public Relation (2006) mengutarakan konsep Charles J. Fombrum (1996), tentang empat faktor penentu reputasi yaitu: 48 1. Credibility 2. Trustworthiness 3. Reability 4. Social Responsibility
48
Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relations: Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006, hal. 326-327
39
Credibility adalah nilai-nilai kepercayaan dan kejujuran yang ditampilkan pihak perusahaan menjalankan usahanya. Nilai-nilai ini dapat dilihat dari inovasi, keunggulan, kualitas produk atau jasa, ataupun sumber daya manusianya. Trustworthiness adalah penampilan sifat yang terpercaya, pelayanan baik dari perusahaan yang bersangkutan. Nilai-nilai ini dapat terlihat dari bentuk pelayanan perusahaan melalui peranan staff customer service atau customer relation dan karyawannya terhadap hubungan baik dan demi kepentingan pelayanan bagi para pelanggannya. Reability adalah keterhandalan dari kemampuan dari perusahaan dalam berkomunikasi dan memberikan pelayanan terbaik sesuai dengan janji-janji yang telah ditawarkan perusahaan. Nilai-nilai tersebut dapat dilihat dari keberadaan perusahaan yang dapat menjawab kebutuhan masyarrakat selama bertahun-tahun dan membantu perkembangan hidup masyarakat. Social Responsibility adalah kewajiban tanggung jawab perusahaan terhadap pelestarian lingkungan alam dan kesejahteraan masyarakat sekitarnya akan menambah reputasinya. Hingga mnggunkan teknologi ramah lingkungan, tidak membuang limbah sembarangan dan tidak membuat polusi udara yang dapat mengancam kerusakan lingkungan hidup.
2.5.3 Manfaat Reputasi Yang Baik Perusahaan-perusahaan yang memiliki reputasi yang bagus, umumnya menikmati enam hal, yaitu:
40
Pertama, hubungan yang baik dengan para pemuka masyarakat. Kedua, hubungan positif dengan pemerintah setempat. Ketiga, risiko krisis yang lebih kecil. Keempat, rasa kebanggaan dalam organisasi dan di antara khalayak sasaran. Kelima, saling pengertian antara khalayak sasaran, baik internal maupun eksternal. Keenam, meningkatkan kesetiaan para staf perusahaan.49
49
67
Anggoro, M. Linggar, Teori & Profesi Kehumasan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000, hal.
141
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Sifat Penelitian Sifat penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian deskriptif, sehingga
hasil dari penelitian ini bisa menggambarkan secara rinci tentang strategi PR dalam meningkatkan reputasi perusahaan dan melaksanakan bentuk kepedulian sosial di masyarakat. Sebagian besar penelitian ini akan menunjukan hasil studi yang bersifat deskriptif, dan secara otomatis, penelitian ini akan menekankan berbagai segi informasinya yang kualitatif tapi juga mendalam (in depth). Menurut Jalaluddin pada bukunya Metode Penelitian Komunikasi: Penelitian deskriptif ditujukan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan dan evaluasi dan menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.50
3.2
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
melalui pendekatan studi
kasus terhadap suatu kondisi tertentu yang ada di perusahaan. Pada umumnya metode kualitatif memiliki tujuan untuk memahami, menginterpretasi bagaimana responden dalam lingkungan sosialnya dan membentuk dunia di sekeliling mereka. Metode ini dimulai dengan mendeskripsikan suatu fenomena, mengartikan/interpretasi fenomena tersebut dan membuat teori berdasarkan 50
Rakhmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005,
hal. 25
41
42
interpretasi tersebut. Proses penelitian yang dilakukan adalah evolusi atau melihat perubahan dan perkembangan yang dapat dilaporkan dalam bentuk hasil seni tulisan yang subyektif. Menurut kamus wikipedia: Qualitative research is one of the two major approaches to research methodology in social sciences, which involves an in-depth understanding of human behavior and the reasons that govern human behavior. (Penelitian kualitatif adalah salah satu dari pendekatan metode penelitian sosial, yang mengacu pada pengertian mendalam tentang perilaku manusia dan alasan yang membentuk perilaku manusia)51 Salah satu alasan menggunakan metode kualitatif adalah pengalaman para peneliti dimana metode ini dapat digunakan untuk menemukan dan memahami apa yang tersembunyi dibalik fenomena yang kadangkala merupakan sesuatu yang sulit untuk dipahami secara memuaskan. Pada artikel yang dibuat oleh Zainal Fanani, ia mengemukakan bahwa jenis penelitian dapat dibagi menurut pendekatannya, diantaranya adalah menggunakan pendekatan Case Study/ studi kasus. Penelitian ini bersifat mendalam dengan penekanan pada kasus-kasus yang spesifik yang terjadi pada satu rentang waktu yang ketat 52 Untuk metode pendekatan studi kasus ini di tujukan pada program pemberdayaan dan pengembangan masyarakat yang dilakukan perusahaan, dengan cara mempelajari dan mengamati (observasi) strategi serta peran kerja humas dalam meningkatkan reputasi perusahaan.
51
Marshall, Catherine & Rossman, Gretchen B, Designing Qualitative Research, Sage Publications, 1998 diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/Qualitative_method 52
Fanani, Zainal, Makalah Metodologi Penelitian, diakses dari http://analisisdata.com /main/filestore2/download/23/Metodologi%20Penelitian.pdf
43
Metode studi kasus dianggap sebagai metode penelitian yang cocok dalam menggambarkan penelitian ini, karena metode ini memusatkan diri secara intensif terhadap satu objek tertentu dengan mempelajarinya sebagai suatu kasus. Studi kasus itu sendiri adalah pendekatan yang memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci, memberi gambaran tentang latar belakang, dan karakteristik yang khas dari kasus tersebut.
3.3
Definisi Konseptual
1. Strategi Humas/PR Strategi PR adalah rencana jangka panjang untuk menyusun berbagai rencana teknis dan langkah komunikasi yang akan diambil dalam kegiatan PR, untuk dapat bertindak secara strategis, kegiatan PR harus menyatu dengan visi dan misi organisasi atau perusahaan. PR dalam strategi kegiatannya, terdiri dari: Pengumpulan Fakta (Fact Finding/ Research), Perencanaan (Planning), Aksi dan Komunikasi (Communication), dan Evaluasi (Evaluating) 2. Community Development Community
Development
merupakan
bagian
dari
kepedulian
sosial
perusahaan (CSR) yaitu suatu proses pembangunan yang berkesinambungan, bertujuan memperbaiki “to improve” kondisi ekonomi, sosial, dan kebudayaan masyarakat untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik, pemberdayaan potensi-potensi yang dimiliki masyarakat dan menekankan kemandirian pada masyarakat
44
3. Reputasi Reputasi dapat diartikan sebagai identitas, perilaku dan kinerja perusahaan yang dinilai dan dihargai oleh publik yang pernah merasakan manfaatnya. Reputasi juga berhubungan dengan nama baik atau kepercayaan.
3.4
Objek Penelitian dan Narasumber Penelitian ini dilakukan pada PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia
(TMMIN) yang berlokasi di Jl. Yos Sudarso Sunter II, Jakarta Utara selama 2 minggu. Pemilihan informan dalam penelitian ini didasarkan pada sejauhmana keterlibatan informan dalam proses kerjasama yang dibina, seperti peran dan fungsi informan dalam proses tersebut. Berikut adalah para informan yang membantu penulis dalam mengumpulkan data untuk penelitian ini. 1. Mustafa Kemal Pasya, adalah Advisor Community Development, yang telah bekerja PT. TMMIN dan mendedikasikan dirinya pada program CSR, dan kini menjadi penasehat departemen Community Development. 2. Dody Irawan, adalah PIC Section Community Development, telah bekerja di PT. TMMIN dan mendedikasikan dirinya pada program Community Development, melalui perannya dalam melaksanakan pengawasan dan survey ke lapangan, reporting, mengelola proposal, budgeting, keuangan dan lainlain. 3. Erick Sukmawan, adalah staf Community Development, telah bekerja di PT. TMMIN dan mendedikasikan dirinya pada program-program Community
45
Development mulai dari kegiatan memberikan proposal, mengelola report, prosedur keadministrasian dan mengelola media klipping 4. Adi Hardian adalah warga sekitar PT. TMMIN yang tinggal di Jalan Jati IX Rt.09 Rw 09 Sungai Bambu, yang bekerja sebagai karyawan swasta di suatu perusahaan, dan juga terlibat dalam kegitan kepemudaan atau karang taruna di wilayah tempat tinggalnya Alasan penulis memilih narasumber ini, adalah berdasarkan bidang pekerjaannya yang sesuai dengan kebutuhan data penelitian ini, juga karena peran dan fungsi kerja narasumber di bidangnya selama bertahun-tahun, sehingga dapat memberikan informasi dan data yang cukup akurat bagi penelitian ini.
3.5
Teknik Pengumpulan Data Data kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk kata verbal, bukan
dalam bentuk angka. Pengolahan tersebut mulai dari menuliskan hasil observasi, wawancara, rekaman, mengedit, mengklasifikasi, mereduksi, dan menyajikan. Pengumpulan data bagi penelitian kualitatif harus langsung diikuti dengan pekerjaan menuliskan, mengedit, mengklasifikasi, mereduksi, dan menyajikan dan hal tersebut disebut dengan analisis selama pengumpulan data. Berikut adalah teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data primer dan data sekunder, yaitu: 1. Data Primer Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah melalui observasi dan interview secara mendalam. Karl Weick dalam Seltiz,
46
Wrightsman, dan Cook (1976 hal: 253) mendefinisikan observasi sebagai ”Pemilihan, pengubahan, pencatatan dan pengodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan organisme in situ (pengamatan kejadian) sesuai dengan tujuan empiris.“53 Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomenafenomena yang diteliti
secara ilmiah mengacu kepada tujuan dan sasaran
penelitian yang akan dirumuskan, direncanakan secara sistematis, dicatat dan dihubungkan secara sistematis dengan proposisi-proposisi lebih umum dan, dapat dicek dan dikontrol ketelitiannya Agar dapat lebih memahami data-data kualitatif yang ada, studi kasus dan pengamatan atau observasi, difokuskan pada programprogram Community Development yang ada diperusahaan, untuk mendapatkan penjelasan secara deskriptif atas hasil-hasil dari implementasinya. Selain observasi atau pengamatan secara langsung di lapangan terhadap obyek, data primer juga dapat diperoleh melalui wawancara dengan narasumber. Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorder).54 Kelebihan dari penggunaan metode interview adalah bahwa kita dapat memperoleh data yang cukup banyak dalam waktu yang relatif singkat dan akurat. Peran key informan/ narasumber dinilai sangat penting dalam memperoleh data yang akurat dan detil.
53
Rakhmat Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005,
hal. 83 54
Soehartono, Irawan, Metode Penelitian Sosial, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995, hal. 67
47
2. Data Sekunder Data sekunder dapat diperoleh melalui kegiatan membaca literatur berupa buku-buku yang berkenaan dengan kegiatan penelitian, sumber perpustakaan di perusahaan, melalui website, company profile, dokumentasi ataupun melalui jurnal internal (newsletter).
3.6
Fokus Penelitian Fokus penelitian ini akan mengacu pada strategi humas dalam
melaksanakan peran dan fungsinya secara eksternal melalui Community Development. Hal ini berhubungan dengan peningkatkan reputasi. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengkaji lebih mendalam mengenai konsep strategi humas melalui program Community Development terhadap peningkatan reputasi perusahaan melalui: 1. Pengumpulan Fakta (Fact Finding/ Research) Bagaimana hasil survey perusahaan terhadap permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat, pemilihan wilayah sasaran, siapa saja yang berhak, dan alasan yang mendasarinya. 2. Perencanaan (Planning) Proses perencanaan program yang dimulai dengan penentuan visi, misi, tujuan, langkah/metode kegiatan, kapan, di mana, mengapa, bagaimana melaksanakannya, serta siapa saja yang terlibat di dalamnya.
48
3. Aksi dan Komunikasi (Communication) Bagaimana implementasi kegiatan tersebut dan cara mengkomunikasikan kegiatan yang dilaksanakan hingga dapat sampai kepada khalayak sasarannya, serta media apa saja yang dapat digunakan. 4. Evaluasi (Evaluating) Bagaimana hasil kegiatan tersebut dilaporkan dan dievaluasi untuk dipertanggungjawabkan kepada perusahaan, pemerintah dan masyarakat.
3.7
Teknik Analisis Data Di dalam melaksanakan penelitian ini penulis melaksanakan teknik analisis
data yang dikemukakan Sugiyono dalam Memahami Penelitian Kualitatif (2005) mengacu pada Model Miles & Huberman (1984), yang mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah habis. Aktivitas dalam analisis data yaitu, data reduction, data display dan conclusion drawing/ verification:55 1. Data Reduction Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan mencari pola dan temanya.
55
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: CV. Alfabeta, 2005, hal. 91-99
49
2. Data Display Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah men-display-kan data atau menyajikan data tersebut kedalam tulisan. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Pada penelitihan kualitatif, dapat berupa teks yang bersifat naratif. 3. Conclusion Drawing/Verification Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif ini adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
3.8
Metode Pengujian Keabsahan Data Untuk menguji keabsahan data kualitatif ini, maka penulis menggunakan
Metode Triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan suatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Adapun Metode Triangulasi yang digunakan adalah: 1.
Metode Triangulasi Sumber, yaitu menguji kredibilitas data, yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh kepada sumber lain yang berbeda.
2.
Metode Triangulasi Teknik, yaitu menguji kredibilitas data, yang dilakukan dengan cara mengecek pada narasumber yang sama namun dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh melalui wawancara, dapat dicek kembali dengan observasi dan dokumentasi.56
56
Ibid, hal. 127
5048
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.2
Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah Perkembangan PT TMMIN PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) merupakan perusahaan yang telah berkontribusi kepada seluruh masyarakat Indonesia dari hasil produksi kendaraan bermotor dengan merek-merek yang terkenal, mulai dari Toyota Kijang, Avanza, Vios, Corolla, Soluna, Camry, Yaris dan sebagainya serta sebagai eksportir kendaraan dan suku cadang Toyota. TMMIN sebagai salah satu perusahaan industri otomotif terbesar di Indonesia, telah berdiri sejak 12 April 1971, awalnya dengan nama PT Toyota Astra Motor (TAM). PT Toyota-Astra Motor atau TAM semula hanya sebagai importir kendaraan Toyota, namun setahun kemudian sudah berfungsi sebagai distributor. Pada tahun 1973, didirikan PT Multi Astra, sebagai pabrik perakitan/ assembly mobil Toyota. Tahun 1976, TAM bekerja sama dengan Toyota Motor Corporation (Jepang) mendirikan PT Toyota Mobilindo
(TM) sebagai pabrik pembuatan
kerangka mobil, bodi/ kabin dan komponen - komponen kendaraan hingga terbentuknya Stamping Plant, divisi pencetakan. Selain itu, pada tahun 1982, didirikanlah PT Toyota Engine Indonesia (TEI) sebagai pabrik yang memproduksi mesin. Pada tanggal 31 Desember 1989, TAM melakukan merger bersama tiga perusahaan antara lain : PT Multi Astra , TM, dan TEI menjadi kesatuan dengan nama PT Toyota-Astra Motor (TAM). Merger ini dilakukan guna menyatukan
50
51
langkah dan efisiensi dalam menjawab tuntutan akan kualitas serta menghadapi ketatnya persaingan di dunia otomotif. Selama lebih dari 35 tahun, perusahaan yang berkantor pusat di Jl. Yos Sudarso, Sunter II, Jakarta ini, telah memainkan peranan penting dalam pengembangan industri otomotif di Indonesia serta membuka lapangan pekerjaan termasuk dalam industri pendukungnya. TAM telah memiliki pabrik produksi seperti Stamping, Casting, Engine dan Assembly di area industri Sunter, Jakarta. Untuk meningkatkan kualitas produk dan kemampuan produksi, pada tahun 1998 diresmikan pabrik di Karawang yang menggunakan teknologi terbaru di Indonesia. Sejak tanggal 15 Juli 2003, TAM direstrukturisasi menjadi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia disingkat TMMIN dan didirikan lagi PT ToyotaAstra Motor disingkat TAM. TMMIN yang merupakan perakit produk Toyota dan eksportir kendaraan dan suku cadang Toyota. Komposisi kepemilikan saham di perusahaan ini adalah Astra International 5 % dan Toyota Motor Corporation (Jepang) menjadi 95%. Sedangkan, TAM sebagai agen penjualan, importir dan distributor produk Toyota di Indonesia. Komposisi kepemilikan saham di perusahaan ini adalah Astra International 51 % sedangkan Toyota Motor Corporation (Jepang) 49%. TAM memiliki lima dealer utama yaitu, PT Astra International, PT New Ratna Motor, PT Agung Automall, PT Hasjrat Abadi dan NV. Hadji Kalla Trd. Co.
52
4.1.2
Visi dan Misi Perusahaan
Visi Profesional Berkelas Internasional. Dengan komitmen untuk selalu mengutamakan kepuasan pelanggan, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dan PT Toyota-Astra Motor (TAM), sebagai perusahaan pelopor industri otomotif Indonesia, senantiasa terus menerus menciptakan inovasi terbaiknya. Hal ini selaras dengan visi PT TAM untuk menjadi perusahaan industri otomotif berkelas internasional. Misi 1. Menjadi pemimpin dalam industri otomotif Indonesia. 2. Selalu mengutamakan kepuasan pelanggan. 3. Selalu memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi dan sosial. 4. Meningkatkan
kesejahteraan
melalui
pembinaan
kepercayaan
dengan
karyawan, dealer dan pemasok. 5. Memelihara kelangsungan lingkungan hidup dan keselamatan kerja. 6. Menjunjung tinggi kemampuan individu tanpa mengesampingkan kerjasama tim.
4.1.3
Logo Perusahaan Dua elips yang terletak di dalam elips besar membentuk huruf ”T”, yang
artinya Toyota, dan elips yang melingkarinya melmbangkan kemajuan teknologi Toyota yang tanpa henti serta kemungkinan untuk berkembang lagi yang terbentang tanpa batas. Sejalan dengan motto Toyota: Good thingking, Good
53
Product. Toyota selalu memberikan penekanan pada
kepentingan konsumen,
inilah komitmen Toyota (lihat gambar 4.1) .
Gambar 4.1. Logo Toyota
4.1.4
Filosofis Perusahaan Enam dasar filsafat organisasi PT TMMIN yang hingga kini di pegang dan
di jalankan, yaitu: 1. Leadership In Indonesia Automotive Industry 2. Emphasize Customer Satisfaction 3. Contribution to Development of Indonesia Economy and Society 4. Increase of property Through Mutual Trust Among Employees, Suppliers, and Dealer 5. Serve For Good Life People by Devoting Attention to Safety and Dealer 6. Respect to Individuals while promoting team work & Professionalism.
54
4.1.5
Fasilitas di PT TMMIN
Kantor Pusat Jl. Laks. Yos Sudarso, Sunter II, Jakarta 14330, Telp (021) 6515551 (hunting), Fax (021) 6515360 Fasilitas Produksi 1. Casting Plant
:Pabrik pengecoran baja untuk membuat cylinder, block, crankshaft, crankcap, flywheel dan piston
2. Stamping Plant :Pabrik pengepresan bahan kendaraan, membuat kerangka kendaraan untuk mobil kijang dan dyna, membuat tangki bahan bakar untuk kendaraan perusahaan dan mengirim dies ke Taiwan 3. Engine Plant
:Pabrik perakitan mesin kendaraan
4. Welding Plant :Pabrik pengelasan kendaraan, dan pengiriman jigs ke Venezuela, Jepang dan Pakistan 5. Assembly Plant : Pabrik perakitan kendaraan untuk siap digunakan Kawasan Sunter
: Casting Plant, Stamping Plant, Engine Plant, Assembly Plant
Sunter I Plant
: Jl. Laks. Yos Sudarso, Sunter II, Jakarta 14330, Tel. (021) 6518989, Fax (021) 65304122
Sunter II Plant
: Jl. Gaya Motor Raya, Sunter II, Jakarta 14330, Tel. (021) 6511210, Fax (021) 6512287
Karawang Plant
: Stamping Plant, Assembly Plant
Jl. Permata Raya, Lo DD-1 Kawasan Industri KIIC (Tol Jakarta-Cikampek km 47) Karawang Jawa Barat 41361 Tel. (021) 8904222, Fax (021) 8904228
55
Karawang Plant adalah salah satu pabrik otomotif milik Toyota Motor Manufacturing Indonesia yang berlokasi di Karawang International Industrial City (KIIC), TelukJambe, Jawa Barat. Karawang Plant dibangun pada 29 Mei 1996 dengan nilai investasi sebesar Rp. 462,2 miliar. Walaupun mulai beroperasi pada tahun 1998, namun Karawang Plant baru diresmikan pada tahun 2000. Pada saat ini, Karawang Plant memiliki kapasitas produksi 100.000 unit mobil per tahun. Fasilitas Karawang Plant : 1. Fasilitas Produksi : Stamping Shop, Welding Shop, Painting Shop, and Assembling Shop
2. Fasilitas Pendukung : Test Course and Employee Facilities
3. Environment : Management system : Waste Water Treatment dan Hutan Toyota
Berikut adalah peta plant: pada gambar 4.2
Gambar 4.2 Peta Plant PT TMMIN
56
4.1.6 Distribusi Penjualan PT TMMIN PT TMMIN telah sukses membangun jaringan servis dan penjualan yang kokoh di seluruh Indonesia, dengan memiliki 75 dealer yang mengoperasikan 142 saluran penjualan dan 101 saluran servis, 5 lokasi dealer utama yang berada di Indonesia, di antaranya: 1. Auto 2000
:Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, jawa Timur, Bali, NTT, dan Kalimantan Timur
2. New Ratna
: Jogyakarta, dan Jawa Tengah
3. Agung Automall : Bangka, Belitung, Riau, Jambi, Bengkulu, dan Bali 4. Hadji Kalla 5. Hasjrat Abadi
: Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah : Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Malutar dan Papua
4.1.7 Struktur Organisasi PT TMMIN Berikut ini adalah tugas – tugas dari bagian yang ada dalam struktur organisasi di PT TMMIN adalah sebagai berikut: 1. Production & Logistic Control, yang menangani tentang pengawasan kegiatan ekspor dan import produk 2. Purchasing, yang berkaitan dengan perencanaan pembelian, dan pembelian komponen kendaraan, fasilitas pabrik, bahan-bahan lokal dan proyek khusus 3. Technical, merupakan divisi yang berhubungan dengan perencanaan produk baru, meningkatkan kondisi kendaraan dan komponennya, sekaligus
57
melakukan pengawasan atau quality control di dalam proses dan sesudah penjualan. 4. Plant Sunter dan Karawang, merupakan pabrik yang mengerjakan kegiatan produksi kendaraan, mulai dari pengecoran, pembuatan kerangka/ frame, body,
pengepresan,
pengelasan,
pembuatan/pemasangan
mesin
dan
komponen, pengecatan dan perakitan kendaraan. 5. Human Resources, bertugas untuk menangani hal-hal yang berkaitan dengan sumber daya ketenagakerjaan PT TMMIN, mulai dai mempekerjakan karyawan, mengembangkan karir, mengganti rugi kesehatan karyawan dan menjalin hubungan karyawan. 6. General Affairs, mengatur bagian umum di dalam perusahaan, seperti pengadaan office supplies, building maintenance, travel, immigration, Community Development dan keamanan. 7. Finance, menangani hal-hal yang berhubungan dengan pemasukan dan pengeluaran keuangan, yang terdiri dari bagian accounting, costing, tax management, financial control, financing, administration, dan profil planning. 8. Informasi System dan Technical, berkaitan dengan informasi perencanaan infrastruktur, dan lain-lain. (Bagan terlampir)
4.1.8 Kedudukan Divisi Humas/ PR PT TMMIN PT TMMIN memiliki divisi humas yang disebut Corporate Planning yang berada langsung di bawah direksi. Humas ini adalah humas keseluruhan yang menangani kegiatan kehumasan di PT TMMIN dan juga PT TAM. yaitu
58
menangani hubungan dengan stakeholder eksternal, seperti pemerintah, masyarakat, media dan para rekan dalam Astra Group Untuk fungsi kehumasan secara khusus, ada departemen humas untuk melaksanakan hubungan internal dan eksternal perusahaan yang melaksanakan peran dan fungsi kehumasan sesuai dengan bidangnya masing-masing yaitu: 1. Internal Fungsi kehumasan ini dilakukan oleh divisi HR (Human Resources), yang khusus menangani tentang internal perusahaan, mulai dari kegiatan atau program karyawan, kesehatan, kesejahteraan, hingga kepedulian sosial terhadap karyawan dan keluarganya. 2. Eksternal Fungsi kehumasan ini, dilakukan antara lain divisi atau departemen berikut ini: a. Corporate Planning Merupakan divisi humas, yang berada langsung di bawah direksi. Humas ini adalah humas keseluruhan yang menangani kegiatan kehumasan di PT TMMIN dan juga PT TAM. yaitu menangani hubungan dengan stakeholder eksternal, seperti pemerintah, masyarakat, media dan para rekan dalam Astra Group. Seperti yang dikatakan bapak Dody ”Masalah kebijakan, aturan, pajak adalah bagian dari Corporate Planning”57 Selain itu Corporate Planning melakukan Corporate social Responsibility (CSR) melalui kegiatan-kegiatan inisiatif sosial berskala besar (nasional) di mana
57
Kutipan wawancara dengan Bpk Dody Irawan, 5 Februari 2008
59
perusahaan
berkomitmen
dalam
memberikan
kontribusi
kepada
masyarakat dengan tujuan peningkatan kehidupan masyarakat, dan membangun bangsa. Sifat kegiatan yang di lakukan bersifat Charity (Amal), dan Filantrofi (Berjangka Panjang/ berkelanjutan). c. Community Development Merupakan departemen yang melaksanakan kegiatan kehumasan, yang berada di bawah divisi General Affairs yang menangani kegiatan Corporate
social
Responsibility
(CSR)
melalui
kegiatan-kegiatan
pemberdayaan masyarakat, di mana perusahaan berkomitmen dalam memberikan kontribusi kepada masyarakat dengan tujuan peningkatan kehidupan masyarakat sekitar yang paling dekat dengan perusahaan (Ring 1), baik Jakarta Utara maupun Karawang. Di luar itu, ditangani oleh Corporate Planning.
4.2
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil wawancara dan observasi langsung melalui penelitian
deskriptif – kualitatif yang penulis lakukan selama dua minggu di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), yang beralamat di Jl. Laks. Yos Sudarso, Sunter II, terhadap para informan berikut ini: 5. H. Mustafa Kemal Pasya, adalah Advisor Community Development 6. Doddy Irawan, adalah PIC Section Community Development, 7. Erick Sukmawan, adalah Staf Community Development, 8. Adi Hardian adalah warga sekitar.
60
4.2.1 Peran dan Fungsi Humas PT TMMIN Secara umum, berikut ini adalah peran dan fungsi humas/ PR di PT TMMIN yaitu sebagai berikut: Peran Humas 1. Sebagai penghubung antara karyawan, manajemen dan lingkungan 2. Sebagai pemberi masukan berupa ide, saran atau informasi penting kepada manajemen. 3. Sebagai pelaksana promosi produk, publikasi program dan kebijakan perusahaan. 4. Sebagai mediator dan fasilitator komunikasi perusahaan Fungsi Humas 1. Mendukung kegiatan manajemen perusahaan dalam mencapai visi dan misi perusahaan melalui kegiatan survey dan analisis yang dilakukan. 2. Membina hubungan harmonis antara perusahaan maupun publik internal dan eksternal 3. Menciptakan komunikasi dua arah yang saling menguntungkan 4. Melayani kepentingan komunitas dan lingkungan di sekitar perusahaan
4.2.2 Departemen Community Development PT TMMIN memiliki program-program kepedulian sosial atau CSR yang telah berlangsung diberbagai bidang, baik untuk masyarakat lokal disekitar perusahaan hingga ke tingkat nasional. CSR adalah kontribusi sosial perusahaan, kontribusinya ke karyawan, melalui HRD, kalau ke pemerintah/ Goverment, masalah kebijakan, aturan,
61
pajak adalah bagian dari Corporate Planning ,ada masalah limbah, lingkungan, banjir adalah Community Development. Ring I adalah Community Development dibawah GAD, di luar Ring I adalah Corporate 58 Dalam melakukan kegiatan kepedulian sosialnya (CSR) berikut adalah khalayak sasaran yang dibagi berdasarkan Ring. “Ring I setara dengan RT/ RW Ring II setara dengn Kelurahan dan Kecamatan Ring III sejajar dengan Kotamadya Ring IV sejajar dengan wilayah Propinsi dan langsung berhubungan dengan gubernur”.59 Seperti yang dijelaskan pada gambar berikut:
Gambar 4.3 Ring Area CSR PT TMMIN
Pembinaan Ring I (Radius 0 – 500 m : RT – RW) 1. Pertemuan minimal 2 bulan sekali 2. Pengiriman kartu dan parcel Lebaran – Natal dan Tahun baru
58 59
Kutipan wawancara dengan Bpk Dody Irawan, 5 Februari 2008 Kutipan wawancara dengan Bpk Dody Irawan, 8 Februari 2008
62
3. Menghadiri undanga Ring I dan Ring II 4. Bantuan infrastruktur pemerintah (RW/ Lurah)
Pembinaan Ring II (Radius 500 m – 1.5 km : Lurah – Camat) 1. Pertemuan minimal 3 bulan sekali 2. Pembinaan secara resmi melalui program kelurahan (Hari Kemerdekaan, program- program Kelurahan) 3. Segala bentuk perizinan, dibuat secara periodis dan teraur 4. Ikut membantu pengamanan lingkungan melalui BABINSA
Pembinaan Ring III (Radius 1.5 km – 3 km : Walikota) 1. Pembinaan hubungan dalam hal perizinan secara formal dan periodik 2. Ikut aktif dalam program kali bersih, lingkungan dan pengadaan truk sampah 3. Ikut memajukan Jakarta Kota Wisata melalui kegiatan penghijauan
Pembinaan Ring IV (Radius 3 km – 15 km : Gubernur) 1. Membantu program Gubernur untuk membuat Jakarta bebas polusi melalui program Langit Biru 2. Membantu program Jakarta Bersih, Indah, Nyaman (Beriman) melalui penghijauan 3. Membantu pelaksanaan kegiatan HUT DKI Jakarta Untuk program – program CSR PT TMMIN,
secara umum
diselanggarakan pada tiap – tiap ring yang menjadi area pembinaan perusahaan.
63
Program tersebut dilaksanakan di berbagai berbagai bidang sosial kemanusiaan mulai dari bentuk bantuan (charity) jangka panjang (philantrophy) hingga pada pengembangan masyarakat (community development). Lihat tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Program CSR PT TMMIN Kesejahteraan Sosial Infrastruktur umum :
Kesehatan dan Sanitasi :
Kegiatan keagamaan :
Lain-lain :
•
Perbaikan jalan dan saluran air
•
MCK
•
Renovasi tempat-tempat ibadah
•
Truk sampah
•
Kontainer sampah
•
Penanganan hama
•
Fasilitas kesehatan/ambulans
•
Hadiah Idul Fitri
•
Hadiah Idul Adha
•
Pembagian sembako
•
Peduli Banjir
Pendidikan Yayasan Toyota-Astra :
Training Center :
•
Program Beasiswa
•
Bantuan pengajaran
•
Program Penelitian S2
•
Penerjemahan textbook
•
Kursus wirausaha
•
Bantuan buku-buku teknikal
•
Program Pendidikan Teknisi Toyota (T-TEP)
•
Training untuk industri skala kecil
•
Kursus wirausaha
•
Bantuan buku-buku teknikal
64
Kepentingan Umum •
Lingkungan : Fasilitas Antar Jemput :
MCK
(untuk Yayasan Pendidikan Anak Cacat) •
Kendaraan antar jemput
•
Fasilitas transportasi lainnya
Kesejahteraan Sosial Budaya Sponsorship kegiatan-kegiatan budaza nasional dan internasional : Toyota Classic sejak 1990
•
New York Symphonic Ensemble
•
Sapporo Symphony Orchestra
"Hasil penjualan tiket tersebut diserahkan ke Palang Merah Indonesia, Yayasan Pendidikan Anak Cacat, Yayasan Kanker Indonesia"
Lalu Lintas Sponsorship Program Lalu Lintas Bantuan kendaraan Patroli Polisi Lalu Lintas Metropolitan Bantuan kendaraan Patroli Polisi Lalu Lintas Bogor Kampanye Program Keselamatan Lalu Lintas
Masalah Keamanan Bantuan mobil patroli untuk :
•
Distrik Militer Jakarta Utara
•
Polisi Jakarta Utara
Sedangkan kegiatan khususnya pada bidang Community Development ini antara lain mengupayakan kegiatan-kegiatan pemberdayaan dan pengembangan komunitas sekitar perusahaan, baik yang di wilayah sunter maupun wilayah karawang.
65
Departemen Community development pada mulanya dibentuk pada tahun 1973, dengan nama departemen Community Relations, yang bidang kerjanya yaitu mengupayakan kegiatan-kegiatan guna mempererat hubungan yang baik antara perusahaan dan komunitas setempat. Menurut Bapak Dody Irawan: Dulu, dari mulai berdiri tahun 73 udah ada Community Relations, inilah yang menjalin hubungan antara perusahaan dengan masyarakat. Dulu perusahaan kita cuma ada di Sudirman. Kemudian berkembang, sekitar tahun 1997 menjadi Community Development, yang tidak hanya mengurusi Community Relation tetapi juga Community Development. Community Relations adalah menjaga hubungan yang baik, bagaimana perusahaan menjadi bagian dari masyarakat. Community Development bagaimana membangun masyarakat menjadi bisa maju dari segi ekonomi, kesehatan, pendidikan dan lain-lain.60 Berikut ini adalah ruang lingkup yang menjadi sasaran Community Development pada gambar berikut:
Gambar 4.4 Area Sasaran Community Development 60
Kutipan wawancara dengan Bpk Dody Irawan, 5 Februari 2008
66
4.2.2.1 Struktur Organisasi Community Development Secara struktur, departemen Community Development berada di dalam divisi General Affairs, yang mengatur bagian umum di dalam perusahaan, seperti pengadaan office supplies, building maintenance, travel, immigration, Community Development dan keamanan. Seperti pada gambar bagan berikut ini:
Gambar 4.5 Struktur General Affairs PT TMMIN
Sedangkan pada departemen Community Development, terdapat dua bagian tugas atau bidang yang dikerjakan, yaitu sebagai community relations dan community development. Menurut bapak Dody Irawan “Community Relations adalah menjaga hubungan yang baik, bagaimana perusahaan menjadi bagian dari
67
masyarakat. Community Development bagaimana membangun masyarakat menjadi bisa maju dari segi ekonomi, kesehatan, pendidikan dan lain-lain”61
Gambar 4.6 Struktur Community Development PT TMMIN
4.2.2.2 Tujuan Community Development Jangka Pendek: 1. Menciptakan hubungan yang harmonis dan menciptakan suasana yang kondusif untuk mendukung bisnis perusahaan 2. Memberikan kontribusi untuk menyelesaikan masalah sosial 3. Sebagai bagian dari usaha untuk membangun citra dan reputasi perusahaan Jangka Panjang: Pengembangan Sumber Daya Masyarakat Sekitar dalam bentuk Income Generating Activity (IGA), yang bertujuan:
61
Kutipan wawancara dengan Bpk Dody Irawan, 5 Februari 2008
68
1. Meningkatkan Wawasan pada prospek usaha sektor agribisnis dan usaha jasa 2. Menumbuhkembangkan jiwa dan kemampuan wirausaha masyarakat 3. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk budidaya dan agribisnis 4. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk budidaya jasa 5. Meningkatkan hubungan masyarakat TMIIN dengan UNSIKA, IPB dan Kader Masyarakat. Tujuan jangka panjang tersebut guna menciptakan lingkungan sekitar yang mandiri sesuai dengan filosofi perusahaan. Yang terdapat dibutir ke-3 TMMIN’s Basic Management Philosophy (Contribution to Development of Indonesian Economy & Society).
4.2.3 Strategi Humas melalui Program Community Development PT. TMMIN melalui filosofisnya Contribution to Development of Indonesia Economy and Society (berkontribusi untuk pembangunan ekonomi dan masyarakat Indonesia), mengupayakan program-program untuk meningkatkan kesejahteraan antara lain terhadap komunitas sekitar melalui strategi humasnya yaitu program Community Development. Adapun melalui departemen Community Development, secara keseluruhan mencakup dua strategi yaitu: Community Relations dan Community Development yang dilakukan secara berkesinambungan berdasar filosofi Growing Together dan Kaizen (Continuous Improvement) Menurut bapak Dody Irawan, bahwa sesuai dengan filosofi Toyota yaitu Growing Together, maju bersama. Jangan sampai ada ketimpangan antara perusahaan dengan masyarakat. Kalau perusahaan bisa maju, harapan kita masyarakat juga bisa maju, dengan apa? Yaitu dengan Community
69
Development. Selain memberi kesempatan masyarakat untuk bekerja di kita, juga memanfaatkan sumber daya masyarakat yang ada jangan sampai ada terjadi jomplang terlalu jauh 62 Jiwa Toyota sesuai dengan konsep Toyota Way, isinya cuma ada dua: Respect To People dan Kaizen (Continuous Improvement) terus improve, improve, improve, jadi tidak pernah selagi kamu berada di bumi ini tidak ada yang sempurna, terus berfikir, berfikir, berfikir. Jiwanya Toyota. Respect to People, adalah menghargai, menghormati, itu jiwanya Toyota. 63
Strategi tersebut dilaksanakan melalui proses manajemen yang tersusun dan terencana namun mengalir secara dinamis dari hati, dan mengutamakan hubungan personal yang mendalam. Menurut Bapak Mustafa Kemal Pasya, Advisor Community Development: Manajemen di dalam Comdev, tidak secara teori itu bisa dijabarkan dengan mudah. Kan Comdev itu dan Community Relations itu bermain dengan satu perasaan. Kalau PR, mempromosikan, memberikan suatu image, kalau kita ini pendekatan. Pendekatan secara face to face, heart to heart. Secara hati kehati sehingga lebih lengkap, lebih lekat. Karena turunan generasi siapapun nanti sudah mengerti dia, Toyota itu peduli, bahkan lurahpun sudah tau64
Dapat dijelaskan bahwa strategi atau cara-cara yang digunakan pada departemen Community Development itu tidak dapat dijabarkan secara teori melalui proses-proses yang berurutan atau mengikuti pola manajemen pada umumnya. Strategi Community Development ini merupakan cara atau metode yang digunakan Humas/PR yang sifatnya lebih mendalam dan dari hati. Pihakpihak yang melaksanakan terbentuk dari berbagai aspek, perusahaan, pemerintah,
62
Kutipan wawancara dengan Bpk Dody Irawan, 5 Februari 2008
63
Ibid.
64
Kutipan Wawancara dengan Bpk Mustafa kemal Pasya, 8 Februari 2008
70
media dan masyarakat yang saling mendukung. Sehingga dapat berjalan dengan sendirinya, tanpa harus menunggu, mencari - cari fakta terlebih dahulu, membuat perencanaan, membuat pencitraan, memilih SDM atau mengharapkan timbal balik/ pamrih. Kegiatan yang dibuat dapat dilakukan dengan dinamis, mengalir dengan sendirinya, bahkan ada yang spontanitas menjadi suatu kegiatan keseharian. Adapun proses pelaksanaan program, mengikuti proses-proses berikut ini: Survey & Mapping Tahap ini di mana departemen Community Development PT TMMIN dalam kegiatannya untuk memperoleh informasi dan fakta yang mendukung pelaksanaan program, bekerjasama dengan berbagai pihak serta melakukan riset langsung ke lapangan, seperti hal – hal berikut ini: -
Melihat fenomena atau peristiwa yang ada, seperti angka pengangguran masyarakat yang semakin tinggi, Sebagai informasi, rata-rata anak putus sekolah tidak dapat mengikuti pendidikan (usia 7-15) sekira 693.700 orang atau 1,7%, putus sekolah SD/MI ke SMP/MTs dan dari SMP/MTs ke jenjang pendidikan menengah mencapai 2,7 juta orang atau 6,7% dari total penduduk usia 7-15 tahun (Pusat Data dan Informasi Depdiknas, 2003).65 Angka kemiskinan yang kian meningkat, serta bencana banjir yang kerap terjadi terutama di daerah Jakarta Utara, kelapa gading, Sunter dan lain- lain.
65
www.toyota.astra.co.id
71
-
Menerima laporan dari pimpinan komunitas setempat, seperti RT, RW maupun Desa sekitar perusahaan mengenai kondisi wilayah mereka.
-
Menerima usulan program dari LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat ) Universitas Singa Perbangsa UNSIKA Kerawang.
-
Melakukan survey terhadap berbagai wilayah sasaran kegiatan, melalui kunjungan rutin.
-
Mengadakan survey terhadap bentuk konsep program yang optimal yang dilakukan perusahaan lain pada umumnya, melalui klipping media.
-
Melihat hasil evaluasi dari berbagai kegiatan sebelumnya, sehingga dapat ditentukan mana yang cocok untuk dijadikan strategi yang berkesinambungan. “Di Sunter kita bekerja sama dengan kepala RW, dan kelurahan, di
Karawang kita bekerja sama dengan kepala desa dan tenaga pendidikan UNSIKA ( Universitas Singaperbangsa). Mereka adalah agent kita”66 Mereka yang menilai dan mereka yang memberikan data sehingga kita bisa membuat mapping, potensial mapping.. sehingga keluarlah, istilahnya pemetaan wilayah, apakah mereka berada dalam wilayah, yellow kah? Green kah? Apa yang membuat mereka menjadi yellow kita analisis, dampaknya, apa yang mesti kita lakukan, dan apa urgent-nya, dampak yang ditimbulkan, bagaimana penanganannya mudah atau tidak, dalam jangka waktu pendek, banyak pertimbangannya. Ini kita tidak bisa bekerja sendiri,67 Dari kegiatan tersebut di atas maka, Community Development dapat melakukan pemetaan untuk menentukan prioritas yang di sebut dengan Critical Point atau pengelompokkan area donasi berdasar latar belakang atau kondisinya
66
Kutipan wawancara dengan Bpk Dody Irawan, 5 Februari 2008
67
Ibid.
72
pada rank tertentu, sehingga dapat diatahan wilayah merah, kuning, atau hijau (aman) yang dijelaskan pada tabel berikut: Tabel 4.2 Critical Point Critical Point
No.
RED RANK
1
Keterangan Sunter Area Tingkat pengangguran adalah 9,49% dengan mayoritas masyarakat dengan pendidikan lulusan SMU
2
Kondisi yang sensitif dengan tindak kriminal di mana terdapat sekitar 64,7% masyarakat kota, dan hanya 30% pekerja dan memiliki keterampilan (karyawan swasta) dan selebihnya adalah pekerja (pedagan baso)
3
Memiliki organisasi masyarakat (FBR) pada 2 gardu yaitu gardu 149 & 704 di area Sunter Jaya dan Sungai Bambu
4
Pengaruh dari banyaknya perusahaan di area Sunter mempengaruhi tindakan premanisme pada para pekerja
5
Masalah Kesehatan seperti DBD, dan penyakit kulit dipengaruhi oleh irigasi kotor, dangkal dan meluap karena banjir
6
Rendahnya keterampilan yang dimiliki oleh masyarakat untuk dapat bersaing dengan masyarakat kota, sehingga mereka sulit mendapat pekerjaan di perusahaan sekitarnya.
7
Masih terdapat Kepala Keluarga yang pendidikannya tidak selesai hingga SMP yaitu sebanyak 1645 orang, atau hingga 41% berakhir pada kesulitan bersaing mendapatkan pekerjaan di perusahaan - perusahaan sekitar
8
Karawang Area Pengaruh dari banyaknya perusahan di kawasan KIIC menyebabnya terjadinya tindakan premanisme kepada para pekerja
9
Di kawasan sekitar masih terdapat anak di bawah 5 tahun yang memiliki gizi buruk
10
Mayoritas lulusan SDM di kawasan Karawang, yaitu 27% SMP dan 18% adalah SMU
11
Adanya perbedaan Psikososial antara golongan primitif dan komunitas nperkotaan yang notabene adalah karyawan pada industri formal
73
12
YELLOW RANK
1
Rendahnya tingkat pendidikan yang menyebabkan kemungkinan bagi masyarakat untuk diprovokasi oleh pihak luar
Sunter Area Tingkat kepadatan penduduk yang tinggi yaitu 9,49 m2 bagi para penduduk. Kepadatan penduduk dapat mempengaruhi timbulnya konflik dalam komunitas
2
Sensitif akan banjir, di mana 90% tempat tinggal penduduk berada di kawasan sensitif banjir dengan ketinggian 90 cm
3
Tingginya tingkat kepadatan penduduk dapat berpengaruh pada masalah sampah di area tempat tinggal
4
Beragamnya perusahaan di kawasan Sunter mengakibatkan beragamny keinginan masyarakat
5
Masyarakat merasa ingin menjadi bagian pada perusahaan di kawasan Sunter
6
Karawang Area Tingkat kepadatan penduduk masih rendah yaitu 387 m2 bagi tiap penduduk (masih banyak lahan kosong)
7
Tingkat penggauran sangat rendah, yaitu 2,56%, arena profesi masyarakat kebanyakan adalah petani
8
Mayoritas penduduk adalah karyawan swasta (40%), pensiunan ABRI (9%) dan lainnya (51%) sebagai petani, pegawai sipil dan pedagang
9
Mayoritas ibu rumah tangga tidak bekerja, akibat dari tingkat ekonomi yang masih rendah
Sumber: Arsip Departemen Community Development
Planning Secara umum kita mengenal perencanaan kegiatan dapat bersifat praktis dan strategis. Praktis adalah perencanaan untuk jangka pendek yang tepat bagi pelaksanaan program yang dipilih. Sedangkan strategis merupakan perencanaan
74
yang bersifat jangka panjang dan terorganisir dengan baik. Adapun langkahlangkah yang ditempuh dalam penyusunan rencana antara lain: 1. Menetapkan visi dan misi dari kegiatan yang akan dilaksanakan Adapun visi yang menjadi landasan kegiatan departemen, sejalan dengan misi perusahaan adalah Growing Together Seperti yang dijelaskan oleh bpk. Dody ”Sesuai dengan filosofi Toyota yaitu Growing Together, Maju bersama. Jangan sampai ada ketimpangan antara perusahaan dengan masyarakat. Kalau perusahaan bisa maju, harapan kita masyarakat juga bisa maju, dengan apa? Yaitu dengan Community Development”68 dan mengikuti filosofi Toyota Way yaitu Kaizen (Continuous Improvement) dan Respect People. Dalam Toyota Way (Buku), isinya cuma ada dua: Respect To People dan Kaizen (Continuous Improvement) terus improve, improve, improve, jadi tidak pernah selagi kamu berada di bumi ini tidak ada yang sempurna, terus berfikir, berfikir, berfikir. Jiwanya Toyota. Respect to People, adalah menghargai, menghormati, itu jiwanya Toyota69
2. Menetapkan tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan Adapun tujuan dari pelaksanaan program Community Development adalah; 1. Pengembangan Sumber Daya Masyarakat Sekitar dalam bentuk Income Generating Activity (IGA) 2. Berpartisipasi serta terlibat langsung dalam setiap kegiatan masyarakat sekitar seperti 17 agustusan, Idul adha, Idul Fitri, serta hari-hari nasional dan agama lainnya”70
68
Kutipan wawancara dengan Bpk Dody Irawan, 5 Februari 2008
69
Ibid.
70
System and Procedure Community Development Scope Work
75
3. Menetapkan kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan Kebijakan utama yang diterapkan pada pelaksaan kegiatan bantuan adalah mengharuskan adanya koordinasi wilayah yang jelas dan tepat, jangan sampai ada tumpang tindih terhadap pembagian dan pemerataan bantuan dengan grup Astra lainnya seperti Astra International, Daihatsu Astra Motor, Astra Honda Motor dan sebagainya yang juga melakukan kegiatan sosial. Berkoordinasi dengan Astra. (Astra Grup). Kita kan ada beberapa perusahaan di sini, kita tidak boleh saling menjegalah. Supaya masyarakat tidak ada tumpang tindih. Karena kita sudah berkoordinasi, bantuan kita tepat sasaran, ga ada orang yang mendapat dua, atau ada yang tidak kebagian, kata Dody 71
4. Menyiapkan SDM untuk pelaksanaan kegiatan Dalam melaksanakan kegiatan, departemen Community Development bekerja sama dengan berbagai pihak terkait, jika di wilayah sunter, bekerja sama dengan pihak RT/ RW, kegiatan pemuda seperti karang taruna maupun remaja mesjid, sedangkan di wilayah karawang bekerja sama dengan Desa setempat dan Unsika (Universitas Singaperbangsa) seperti yang disampaikan Dody ”Di Sunter kita bekerja sama dengan kepala RW, dan kelurahan, di Karawang kita bekerja sama dengan kepala desa dan tenaga pendidikan UNSIKA (Universitas Singaperbangsa). Mereka adalah agent kita, yang mengadakan analisa terhadap lingkungan.”72
71
Kutipan wawancara dengan Bpk Dody Irawan, 5 Februari 2008
72
Ibid.
76
Pembagian Kerja : 1. PT TMMIN, selaku penyandang dana, memberikan arahan program, monitoring dan evaluasi. 2. Tenaga pendidikan: IPB (Institut Pertanian Bogor) dan UNSIKA (Universitas Singa Perbangsa) selaku koordinator
program, desain
program, penyediaan tenaga ahli, staf di lapangan, pelaksana program dan penyedia fasilitas. 3. Masyarakat: selaku mitra pelaksana program, penerima program, penyedia tenaga lapangan dan penyedia tenaga harian. 5. Menentukan metode atau langkah-langkah yang akan diterapkan pada implementasi kegiatan. Setiap kegiatan direncanakan dengan matang, biasanya ada yang dilakukan sebulan sebelumnya untuk menentukan prioritas kegiatan, cara yang efisien dan murah, ada yang spontanitas. 6. Mengidentifikasi khalayak sasaran Dalam melakukan kegiatan kepedulian sosialnya (CSR) berikut adalah khalayak sasaran yang dibagi berdasarkan Ring. Area sasaran Departemen Community Development adalah lingkungan terdekat area terdekat perusahaan yang disebut Ring I. Berikut seperti yang dijelaskan pada gambar berikut ini:
77
Gambar 4.7 Ring 1 Community Development
Area Ring I yang di maksud adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Area Community Development
78
Gambar 4.8 Lay out Ring 1 Sunter
Gambar 4.9 Lay out Ring I Karawang
79
7.
Budgeting Dalam melaksanakan programnya, departemen Community Development
melakukan analisis kebutuhan program berdasarkan masukan/ usulan dari pemohon bantuan, selanjutnya dapat di proses, hingga dapat dikeluarkan dalam bentuk Paying Voucher (PV). Jika ada biaya-biaya tambahan, maka akan di keluarkan pula Extra Ordinary Application (EOA), untuk kemudian diajukan ke divisi Finance. Untuk penyelenggaran kegiatan Community Development, selama satu tahun PT TMMIN mengalokasikan jumlah yang cukup besar, seperti yang diungkapkan bapak Mustafa Kemal Pasya: Tahun kemaren 1,2 M, bisa bayangin, produsen tanya, ngapain lu ngeluarin duit? sekarang mana lebih besar biaya yang kita tanggung dengan kita mengeluarkan 1,2 M kalo perusahaan diganggu, ancur, tidak bisa berproduksi maka ampir 10 milyar, atau bahkan 600 milyar. Pabrik kita diancurin ga boleh berproduksi? Milih mana?73
Do/Action & Actuating Aksi merupakan bagaimana melaksanakan kegiatan sesuai dengan latar belakang, dan perencanaan yang telah dibuat. Sedangkan komunikasi merupakan tata cara pengarahan, pengaturan dan penyampaian proses pelaksanaan kepada pihak-pihak yang ditunjuk untuk melaksanakan tanggungjawabnya. Implementasi kegiatan tersebut dilakukan atas kerjasama dengan pihak-pihak terkait baik secara langsung maupun tidak. PT TMMIN melalui humasnya melakukan peninjauan langsung ke lokasi-lokasi, biasanya dilakukan secara rutin dan berkala sehingga dapat secara langsung dapat mengkomunikasikan kegiatan serta kebijakan 73
Kutipan wawancara dengan Bpk. Mustafa Kemal Pasya, 8 Februari 2008
80
perusahaan, sekaligus dapat memonitoring perkembangan dari tiap – tiap kegiatan yang di lakukan.“Biasanya pak Dody melakukan peninjauan ke Lapangan (Karawang) itu hari Selasa”74. Jika terjadi masalah di lapangan, seperti adanya protes warga, berikut adalah proses yang digunakan oleh PT TMMIN:
Gambar 4.9 Skema Proses Penanganan Protes Warga
Adapun berikut ini adalah bentuk-bentuk program yang dilaksanakan oleh Community Development PT TMMIN, di bedakan berdasarkan area dan kondisi lingkungan, sehingga dapat menentukan fokus dan sasaran kegiatannya. Menurut pak Dody Irawan: Di karawang, karena mayoritas penduduknya petani, peternak dan pencari ikan, maka program difokuskan pada pemanfaatan potensi yang sudah ada, seperti budidaya jamur, lele, taman pohon buah-buahan, pertanian dan 74
Kutipan wawancara dengan Bpk. Erik Sukmawan, 5 Februari 2008
81
sebagainya. Di wilayah Sunter, itu masyarakat lebih heterogen, maka kita melakukan program fokus pada pemberdayaan masyarakat, melihat sisi mana yang perlu di kembangkan, misalnya banyaknya pengangguran, kita buat program pencucian motor, perbengkelan dan lain-lain.75 Dan menurut pak Mustafa Kemal Pasya: Saya harus peduli terhadap Jakarta. Masyarakat di sana banyak yang ngganggur, pemudanya. Jadi adanya penggangguran mau menyebabkan, menimbulkan sensitif ya toh? Kepekaan sosial kan sensitif. Akhirnya apa, ”Lo mau ngga, kalo lo cuci motor? Mau pak, gue kasih mesinnya, gue kasih alatnya lu cuci satu motor segini terserah kamu. Terus Karawang itu terkenal dulunya dengan istilahnya ”lumbung padi” petani kan? Toyota melalui Comdev, memberi suatu ilmu melalui Wanatani. Wana itu hutan, Tani itu tani. Jadi bagaimana kita bisa memberikan ilmu kita kepada masyarakat lingkungan yang mau bercocok tanam76 Sedangkan menurut bapak Adi Hardian selaku warga di kelurahan Sungai Bambu: Rutin, Fogging untuk nyamuk, Idul Adha – kasih kambing (koordinasi lewat RW, jumlahnya 4-5 ekor) , Idul Fitri (warga tertentu): beras 10 kg, gula pasir, biskuit sirup, bantuan banjir: makanan (indomie), obat-obatan, pakaian, selimut. Kalau yang pembangunan: perbaikan WC umum, ngecat tembok. Yang saya tahu Toyota ngasih pohon untuk ditanam77. Berikut bentuk-bentuk program yang dilaksanakan, sebagai berikut: Karawang ada lima proyek: 1. Budidaya Jamur Merang 2. Budidaya ikan Lele 3. Workshop Wanatani dan penghijauan 4. Perbengkelan Motor 5. Kesehatan Masyarakat melalui PMT (Pemberian Makanan Tambahan)
75
Kutipan wawancara dengan Bpk Dody Irawan, 5 Februari 2008
76
Kutipan wawancara dengan Bpk Mustafa Kemal Pasya, 8 Februari 2008
77
Kutipan wawancara dengan BpkAdi Hardian, 18 Februari 2008
82
Sunter 1. Pemberdayaan Masyarakat (menciptakan Peluang kerja –Pencucian Motor) 2. Kesehatan dan Kebersihan Lingkungan a. Komposting b. Program pemberantasan wabah nyamuk DBD c. Kebersihan lingkungan/ kerja bakti
Berdasarkan tujuan dan aspek-aspeknya dapat di jabarkan sebagai berikut:
1. Pemberdayaan Masyarakat
melalui People Empowerment Development
Programs Program-programnya antara lain: Donasi seragam sekolah melalui Toyota Peduli Anak bangsa Bertajuk Toyota Peduli Anak Bangsa, PT TMMIN dan PT TAM bekerja sama untuk memberikan bantuan peralatan sekolah bagi anak korban banjir yang tinggal di Ring I Toyota serta anak-anak dari karyawan Toyota yang menjadi korban banjir. Acara yang diselenggarakan pada tanggal 13 Maret 2007, dan akan terus berkelanjutan. Bantuan peralatan sekolah yang diberikan dalam acara ini berupa 1500 paket berisi tas sekolah, peralatan tulis-menulis, buku dan seragam bagi siswa dari jenjang SD hingga SMA/SMK. Paket bantuan diberikan pada 500 siswa dari RW 09, 500 siswa dari RW 06, serta 500 siswa yang merupakan anak dari karyawan Toyota yang terkena musibah
83
banjir, baik di Jakarta, Bekasi maupun Karawang, mulai dari jenjang SD hingga SMU/SMK. Beasiswa bagi pelajar SD, SMP, SMA Pemberian bantuan finansial bagi pelajar dan mahasiswa berprestasi, untuk dapat
melanjutkan
pendidikan
dan
mengatasi
kesulitan
pembiayaan
pendidikan. Program Pelatihan untuk Guru Program pelatihan ini diselenggarakan bagi para pengajar untuk dapat megembangkan kemampuannya untuk lebih memperlancar proses belajarmengajar. Melalui Toyota Educational Program (T-TEP) juga memberikan pelatihan bagi guru SMK serta bantuan alat peraga. Para guru SMK Otomotif diberikan pelatihan Basic Automotive, Advanced Automotive dan New Mechanism. Setiap tahun terdapat 1 batch untuk setiap level. 2. Kesehatan melalui Community Health Development Programs Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Program PMT setiap bulan di laksanakan pada 15 Posyandu yang tersebar di desa Puseurjaya dan Sinarbaya Karawang. Program ini bertujuan membantu pemerintah
dalam
meningkatkan
kesehatan
masyarakat
Karawang,
meningkatkan kemampuan para kader Posyandu dalam memilih dan membuat makanan tambahan yang bergizi tinggi, murah dan disukai balita. Fogging/ penyemprotan terhadap nyamuk Merupakan kegiatan rutin setiap tiga bulan sekali untuk melindungi lingkungan komunitas disekitar PT TMMIN dan juga menghindari
84
penyebaran penyakit demam berdarah ke dalam kawasan perusahaan. Seperti yang dikatakan pak Mustafa ”Kita memberikan Fogging terus tiga bulan sekali. Ngga usah berkoar-koar Dody sudah membikin program setiap tiga bulan sekali fogging. Artinya kita bertindak lebih dahulu sebelum kejadian. Nah itu prinsipnya. Inilah yang namanya Toyota berkesinambungan dengan lingkungannya”.78 Medical check up bagi komunitas Merupakan program pemeriksaan kesehatan balita yang dilakukan melalui Posyandu. Program ini dilakukan secara rutin setiap bulan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan juga mengurus permasalahkan gizi buruk pada balita. 3. Ekonomi melalui Community Economic Development Programs Wanatani Program Persemaian tanaman kehutanan dan buah-buahan diperlukan untuk kegiatan ekonomi maupun pengembangan lingkungan masyarakat sekitar (penanaman Pohon Jati-Investasi jangka Panjang). Dipersemaian ini pengujung dapat belajar mengenai jenis tanaman kehutanan dan buah-buahan serta tehniktehnik perbanyakkan vegetatif seperti cangkok, grafting stek dan okulasi. Wana itu hutan, Tani itu tani. Jadi bagaimana kita bisa memberikan ilmu kita kepada masyarakat lingkungan yang mau bercocok tanam. Kerja sama dengan IPB yang berwujud pohon-pohon yang cepat panen: cabe, terong, tomat, ditambah lagi apa? Kita budidaya Jamur (merang)79
78 79
Kutipan wawancara dengan Bpk Mustafa Kemal Pasya, 8 Februari 2008 Ibid.
85
Budidaya ikan lele Peternakan Lele sangatlah menjanjikan untuk kondisi saat ini, dimana kita bisa lihat bahwa Lele merupakan salah satu makanan favorit yang ada disekitar kita (Warung-warung Pecel lele). Untuk pembangunannya, selain diperlukan sebidang kolam (dapat dibuat secara Knock Down-Kolam Knock Down) juga diperlukan Kincir angin yang berfungsi sebagai penghasil Oksigen untuk pertumbuhan lele secara Baik.Untuk perternakan ini, setiap 5000 ekor Lele, diperlukan 25m3 kolam. Budidaya Jamur Merang Usaha Jamur Merang adalah usaha yang tidak memerlukan lahan yang luas dan dapat memperoleh hasil dalam waktu singkat (1 bulan setelah tanam). Jamur yang akan diusahakan yaitu merang dimana saat ini harganya mencapai 15 ribu Rupiah/Kg basah. Perbengkelan Motor PT TMMIN sudah melakukan Skill Up Training yang diperuntukan bagi pemuda yang berpotensi di desa Sirnabaya dan Puserjaya, dan juga kawasan Sunter, diharapkan tahun ini dapat menciptakan usaha perbengkelan dari wujud implementasi terhadap training yang pernah mereka dapatkan. Jadi adanya penggangguran mau menyebabkan, menimbulkan sensitif ya toh? Kepekaan sosial kan sensitif. Akhirnya apa, ”Lo mau ngga, kalo lo cuci motor? Mau pak, gue kasih mesinnya, gue kasih alatnya lu cuci satu motor segini terserah kamu” Rata-rata satu hari sekarang 30 sampai 40 kendaraan mereka cuci80 4. Sosial Budaya/ Community Social / Cultural Development Programs
80
Kutipan wawancara dengan Bpk Mustafa Kemal Pasya, 8 Februari 2008
86
-
Community Relations Melalui kegiatan bersama seperti ajang olah raga sepak bola, (Departemen Community Development membangun lapangan sepak bola) atau lombalomba Hut Kemerdekaan RI
-
Bantuan Bencana Alam Pemberian bantuan makanan, obat-obatan, serta ambulan
-
Donasi Hari Raya Mengupayakan kegiatan sumbangan Hari Raya dan renovasi tempat ibadah
-
Donasi Hari Nasional, seperti penyelenggaraan lomba Hut kemerdekaan RI
-
Donasi Infrastruktur Umum Mengupayakan kegiatan untuk renovasi gedung sekolah, renovasi jalan, pembangunan penerangan jalan, renovasi rumah tinggal dan lain-lain. Mengupayakan pembangunan MCK, pembangunan sarana air bersih
5. Lingkungan melalui Community Environmental Development Programs Melestarikan lingkungan hutan Toyota di Karawang. Di Indonesia, salah satu wujud pengejawantahan butir Global Environmental Preservation dalam Toyota Earth Charter adalah Hutan Toyota. Hutan seluas 18 hektar di sekitar pabrik Toyota Karawang ini mencakup 16,5 hektar hutan kayu keras dan 1,5 hektar area Green Hero. Pohon kayu keras yang ditanam di Hutan Toyota adalah Akasia, Pinus, Jati, Mahoni, Meranti Merah, Gmelina dan Kihujan. Sedangkan area Green Hero diperuntukkan bagi konservasi 36 spesies pohon langka asli Indonesia dan tanaman obat-obatan.
87
Selain di Karawang, TMMIN juga mengupayakan pemberian bibit pada masyarakat untuk menghijaukan wilayah mereka, seperti yang ada di kawasan Sunter Jakarta Utara. Seperti yang dikatakan pak Mustafa ”Kalau kamu lewat di dekat Plumpang, tikungan, di ujung sebelum pasar Uler, ”Hijau Kotaku, Hijau Jakartaku, Ramah Lingkunganku – Toyota Mini Forest”. Itu Toyota, kita yang bikin”81 Seluruh kegiatan didesain untuk meningkatkan taraf hidup komunitas sekitar Toyota.
Evaluation Tahap ini, merupakan tahap penentuan apakah program yang dijalankan tersebut sudah sesuai dengan sasaran dan sejauh mana perkembangannya. Evaluasi ini pula merupakan suatu keharusan pada setiap akhir program untuk mengetahui efektifitas dan efisiensinya. ”Kamu menghandle satu alat satu kendaraan, satu benda dengan menghandle masyarakat kan beda. Antara teksbook yang kita rencanakan dengan kondisi lapangan itu beda”82. Setelah program-program selesai dilaksanakan, maka hasilnya akan dilaporkan kepada Corporate Planning, divisi kehumasan yang menjadi pusat informasi dan masukan langsung kepada pimpinan. Laporan ini sebagai masukkan dan informasi, untuk kemudian dapat di jadikan bahan untuk dipublikasikan. Berikut ini adalah flow kegiatan yang dilakukan seperti di bawah ini:
81 82
Kutipan wawancara dengan Bpk Mustafa Kemal Pasya, 8 Februari 2008 Kutipan wawancara dengan Bpk Dody Irawan, 5 Februari 2008
88
Gambar 4.10 Proses Pelaksanaan Program Bantuan
Hasil-hasil kegiatan yang telah dilakukan akan dilaporkan melalui hal-hal berikut: •
Mading (Majalah dinding) pada divisi General Affair
•
Laporan harian, Mingguan, Bulanan dan Tahunan
•
Rapat besar dengan grup Astra (terlampir)
•
News Letter perusahaan Info Karyawan yang terbit per tiga bulan.
•
Klipping
Media
www.toyota.co.id
internal
departemen
atau
melalui
Website:
89
Berikut adalah hasil pemberitaan mengenai program-program kepedulian TMMIN yang didapat melalui media, seperti pada tabel berikut: Tabel 4.4 Hasil Klipping Media No. 1
Jenis & Waktu Kegiatan Media Wanatani, Program Indopos Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Di bidang www.gerbang.j Pertanian (26 April 2006) abar.go.id
Waktu Tayang 28 April 2006
Isi Pesan Informatif
26 April 2006
Informatif dan mempublikasikan perusahaan
2
Budidaya Ikan lele
Radar Karawang
9 Juni 2006
Informatif
Hasil - hasil budidaya lele dapat memberi peningkatan terhadap taraf hidup masyarakat
3
Program Community Development (Watani, air bersih, PMT, Pelatihan dan beasiswa)
Radar Karawang
27 April 2006
Informatif dan Eveluatif
Membentuk citra positif kepada TMMIN tentang keberhasilan program Community Development di Karawang sejak 2003, dan pengukuhan serta penandatanganan prasasti kegiatan.
4
Bantuan Pendidikan
Radar Karawang
11 Juni 2005
Informatif
Membentuk citra positif kepada TMMIN dalam memberi bantuan komputer agar dapat mengembangkan mahasiswa berprestasi
5
Program Pelatihan Siswa (Rutin)
Radar Karawang
29 Desember 2006
Informatif
Menekankan tentang hasil program Pelatihan SiswaTMMIN, sehingga dapat diaplikasikan kembali kedaerah masing-masing melalui PKBM di Karawang
6
Hutan Toyota (tahun 2003)
Seputar Indonesia
22 Agustus 2005
Apresiatif positif terhadap perusahaan
Radar Karawang
22 Agustus 2005
Apresiatif positif terhadap perusahaan
Menekankan tentang dukungan Mentri Kehutanan terhadap program pelestarian lingkungan melalui hutan TMMIN yang ada di Karawang, dan memiliki kesempatan atas penghargaan
Bisnis Indonesia
2007
Informatif dan Persuasif
Indopos
15 januari 2007
Informatif dan Persuasif
www.jakartaut ara.com
17 Juli 2006
Informatif dan Persuasif
7
Penghijauan / Action for Green (Tanam bibit pohon)
Output Pemberitaan TMMIN memiliki andil keikutsertaan dalam program inovasi dan diversifikasi pertanian yang bermanfaat bagi masyarakat karawang
TMMIN dapat menjadi contoh dan memberikan dorongan kepada masyarakat untuk ciptakan lingkungan yang asri dan segar melalui program tanam pohon mangga TMMIN memiliki semangat tinggi atas pelestarian lingkungan, mulai dari lingkungan kantor
90
8
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita (Rutin)
www.gerbang.j abar.go.id
26 April 2006
Informatif dan mempublikasikan perusahaan
TMMIN dapat menjadi contoh dan memberikan dorongan kepada kader kesehatan, akan pentingnya Gizi Balita
9
Penyerahan Hewan Qurban 2007 (14 dan 17 Desember 2007)
www.toyota.co .id
26 Desember 2007
Report & Informatif
Departemen Community Development telah melaksanakan program kerjanya
10
Pembangunan Tempat Pencucian Mobil/Motor (20 Juni 2007)
www.toyota.co .id
24 July 2007
Report & Informatif
Departemen Community Development telah melaksanakan program kerjanya
11
Toyota Peduli Anak Bangsa (13 Maret 2007)
www.toyota.co .id
22 Maret 2007
Report & Informatif
Departemen Community Development telah melaksanakan program kerjanya
12
Fogging untuk nyamuk (Rutin)
www.toyota.co .id
Rutin
Report & Informatif
Departemen Community Development telah melaksanakan program kerjanya
13
Gerobak Sampah bagi Masyarakat Sekitar (14 Desember 2007 dan 12 Januari 2008)
www.toyota.co .id
24 January 2008
Report & Informatif
Departemen Community Development telah melaksanakan program kerjanya
14
Membuka Tempat Pelatihan Kewirausahaan bagi Masyarakat Karawang/ Teknik Perbengkelan (7 Januari 2008)
www.toyota.co .id
23 January 2008
Report & Informatif
Departemen Community Development telah melaksanakan program kerjanya
4.3
Hasil Analisis PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Program Community
Development merupakan salah satu strategi kehumasan yang dapat dilakukan secara berkesinambungan dan dampaknya dapat dirasakan secara terus menerus, tidak hanya saat program itu diluncurkan, melainkan dapat diwariskan kepada generasi penerus. Berdasarkan data primer dan sekunder yang telah diperoleh penulis selama penelitian, maka dapat dianalisis bahwa Program Community Development yang
91
ada di PT TMMIN merupakan strategi kehumasan yang tepat untuk digunakan perusahaan tersebut. Hasil-hasil yang didapat dari penelitian yaitu: 1. Strategi humas dalam Community Development yang dilakukan melalui dua aspek yaitu Community Relations dan Community Development, tidak hanya mengacu pada program-program yang bersifat rutin dan praktis, tetapi juga dibuat secara terstruktur, terencana dan sistematis. Hal ini mengikuti proses kerja departemen bersama agent masyarakat dalam upaya mendukung visi dan misi perusahaan. 2. Bentuk kegiatan Community Development di TMMIN mencakup dua aspek, yakni aspek benda atau fisik berdaya guna, seperti perlengkapan, fasilitas umum, serta bibit unggul seperti ikan, pohon dan lain-lain. Kedua adalah aspek SDM yang berhubungan dengan mengoptimalkan sumber daya manusia melalui berbagai keterampilan seperti perbengkelan, pertanian, penyuluhan, dan lain-lain. Kedua aspek tersebut kemudian di masukan kepada lima sasaran Community
Development
yaitu
pemberdayaan
masyarakat,
kesehatan
ekonomi, sosial budaya dan lingkungan. 3. Salah satu program rutin yang menjadi unggulan seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita, memandang hal yang sangat penting yakni perhatian terhadap pentingnya gizi balita sebagai generasi penerus bangsa. Selain itu program yang bersifat proyek yaitu penghijauan (Toyota Action for Green) dan Hutan Toyota, menjadi modal atau benih yang dapat dinikmati secara berkesinambungan hingga anak, cucu dan menjadi warisan bangsa.
92
4. Hasil evaluasi dari kegiatan peningkatan reputasi perusahaan dapat dilihat melalui media monitoring dan laporan rutin, yang menjadi masukan bagi manajemen atau direksi atas keberhasilan, maupun kekurangan dari programprogram yang dilakukan sehingga menjadi landasan untuk perencanaan program selanjutnya. 5. Hambatan atau kendala dalam aktivitas departemen Community Development adalah bagaimana mengelola sumber daya manusia yang ada, yakni para agent masyarakat agar dapat memberikan bentuk kerjasama yang baik dan mendukung. Baik dalam efisiensi waktu, pengelolaan dana dan pembuatan program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu, perusahaan lebih hati-hati memilih rekan kerja, baik agent masyarakat, pendidikan maupun kesehatan yang berkoptensi dan telah terjamin kredibilitasnya. Hal ini bertujuan untuk menjaga reputasi atau nama baik perusahaan. Seperti yang diungkapkan bapak Adi Hardian bahwa ada saja pihak-pihak yang membuat kegiatan menjadi terhambat ”Suka ada yang ngaku-ngaku belum kebagian, orang dari luar kita”83 6. Program Community Development memberikan pengaruh pada perubahan kehidupan masyarakat, mulai dari skup kecil di dalam perusahaan, di sekitarnya, serta lingkungan luas dan pada kehidupan bangsa Indonesia selanjutnya. Program-program yang ada menitikberatkan pada penekanan pentingnya kesadaran Respect to People peduli pada orang lain, dan Growing Together
83
atau maju bersama-sama. ”Sesuai dengan filosofi Toyota yaitu
Kutipan wawancara dengan bpk. Adi HArdian, 18 Februari 2008
93
Growing Together. Maju bersama. Jangan sampai ada ketimpangan antara perusahaan dengan masyarakat. Kalau perusahaan bisa maju, harapan kita masyarakat juga bisa maju, dengan apa? Yaitu dengan Community Development”84 Selain itu, Kaizen (Continuous Improvement) menjadikan landasan bahwa, program yang dilaksanakan untuk komunitas tersebut bersifat berkesinambungan, hingga sampai anak cucu selama perusahaan masih berdiri. 7. Reputasi PT TMMIN makin terjaga dan kepercayaan dari komunitas sekitar menghasilkan penilaian positif yang penting bagi eksistansi perusahaan di masyarakat selama bertahun-tahun. Terbukti dengan dilaksanakannya program Community Development sejak sepuluh tahun yang lalu, kepercayaan masyarakat akan kredibilitas PT TMMIN makin meningkat. Masyarakat menjaga lingkungan perusahaan dari ancaman pihak-pihak yang ingin menggangu perusahaan. Kita sudah mengganggap mereka salah satu bagian dari keluarga kita. Setiap ada gangguan yang kaitannya ada orang yang akan menyerang Toyota atau demo Toyota, merekalah Bumper kita. Mereka bilang ”Pak Toyota mau diserang, tapi kita sudah amanin! Itu tujuannya apa? Dia memberikan satu informasi yang paling berharga bagi kita. Informan terselubung istilahnya, tapi melalui jalur RT/RW.85 Selain itu, PT TMMIN pun banyak meraih penghargaan dari kegiatannya, sehingga reputasinya tetap terjaga dan meningkat seiring perkembangan perusahaan. Seperti yang dikatakan bapak Mustafa: Kita mendapatkan juara pertama untuk wilayah DKI Jakarta. Itu tahun kemaren, itu pialanya ada. Kedua kita mendapatkan ”Perusahaan Yang 84
Kutipan wawancara dengan bpk. Dody Irawan, 5 Februari 2008
85
Ibid.
94
Peduli terhadap Lingkungan” seJawa barat dari Gubernur Jawa Barat. Ketiga, kita mendapatkan Satu Peduli Lingkungan itu dari walikota Jakarta Utara. Jadi prestasi-prestasi kita cukup bagus. Keempat, kita juga mendapatkan satu Piagam Peduli Terhadap Kesehatan.86 Oleh karena itu, dengan bersikap peduli terhadap orang lain, maka orang lain pun akan melakukan hal yang sama terhadap perusahaan, sehingga timbul rasa saling memiliki dan tumbuh hubungan yang saling menguntungkan. ”Anggar beni bahasa Jawanya, mereka memiliki Sense of Belonging, itu yang kita ciptakan.”
87
kata pak Mustafa. Selain itu, pastinya ada rasa saling membutuhkan
antara perusahaan dan masyarakat. ”Kita pasti senang sudah di bantu. Semoga setiap tahun rutin dapat bantuan. Kan masyarakat juga banyak yang butuh”88
86
Kutipan wawancara dengan bpk. Mustafa Kemal Pasya, 8 Februari 2008.
87
Ibid.
88
Kutipan wawancara dengan bpk. Adi Hardian, 18 Februari 2008.
95 95
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis selama dua minggu, dapat dikatakan bahwa: 1. Humas/PR telah menjalankan fungsinya dengan cukup baik, dalam hal ini melalui aktifitas Corporate Social Responsibility malalui departemen Community Development dengan didukung berbagai pihak, baik internal maupun eksternal. 2. Strategi humas dalam menjalankan Community Development tersebut sesuai dengan visi dan misi perusahaan sebagai pemimpin dalam industri otomotif Indonesia dan menjalankan filosofisnya Contribution to Development of Indonesia Economy and Society (berkontribusi kepada pembangunan ekonomi dan masyarakat Indonesia) 3. Aktivitas Community Development, dinilai oleh PT. TMMIN sebagai sebuah keharusan perusahaan untuk menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat, sehingga aktivitas ini dianggap sebagai strategi jangka panjang perusahaan untuk menjaga dan meningkatkan reputasinya. 4. Pemilihan strateginya didukung oleh proses manajemen humas yaitu Fact Finding (Survey & Mapping), Planning, Action &Actuating, dan Evaluation, dipandang sangat tepat karena mendukung tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Serta kinerja para agent dan departemen menjadi terstruktur,
95
81
96
terencana, dan hasil-hasilnya dapat menjadi masukan bagi langkah perusahaan selanjutnya. 5. Dengan filosofi Growing Together, maju bersama PT. TMMIN berharap dapat ikut memajukan masyarakat seiring perkembangan perusahaan dan eksistansinya. Selain secara konsisten dan berkesinambungan melaksanakan program utama yang senantiasa ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya, departemen Community Development selama lebih dari sepuluh tahun perjalanannya juga memberikan perhatian besar kepada aktivitas lembaga maupun organisasi masyarakat yang memberikan kontribusi pada kegiatankegiatan kemanusiaan dan lingkungan hidup. Tidak hanya memupuk community relations, tetapi juga berupaya meningkatkan income perkapita masyarakat melalui IGA (Income Generating Activity). Maka seperti yang telah dan sedang dilakukan, di masa mendatang departemen Community Development bertekad untuk memberikan program yang lebih baik lagi bagi tercapainya cita-cita pembangunan sumber daya manusia seutuhnya.
5.2. Saran 1. Akademis Penulis berharap, ada wawasanbaru bagi akademis mengenai strategi pengelolaan program CSR, khususnya Community Development, yaitu mengenai pedoman standar tertentu yang digunakan oleh PT. TMMIN dalam melaksanakan
aktivitas
Community
Development.
Selain
itu,
perlu
97
ditindaklanjuti mengenai efektifitas keberhasilan program Community Development melalui langkah-langkah survey atau pengukuran, untuk melengkapi hasil penelitian yang telah dilakukan. 2. Praktis Departemen Kehumasan Community Development dalam melaksanakan program CSR, memerlukan masukan dan ide – ide yang membangun. Untuk itu penulis menyarankan agar laporan strategi kehumasan dan tiap program ataupun kegiatan corporate social responsibility yang dilakukan dibuat secara berkala dan saling dikomunikasikan. Selain itu para agent masyarakat dapat lebih di daya gunakan, dirangkul untuk kepentingan bersama demi perkembangan program-program di masa mendatang. Untuk program unggulan seperti program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita, dapat semakin di kembangkan, karena penting sekali memberikan nutrisi yang baik
kepada sumber daya manusia sejak masih bayi. Selain itu, untuk
program pertanian dapat mengoptimalkan kader ibu-ibu PKK atau ibu-ibu pengajian, terutama untuk budidaya tanaman buah, sayur dan obat-obatan. Mereka lebih banyak mengerti kebutuhannya, dan lebih telaten.
98
DAFTAR PUSTAKA Anggoro, M. Linggar, Teori & Profesi Kehumasan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000 Budimanta, Arif.Prastijo, Adi. Rudito, Bambang, Corporate Social Responsibility, Jakarta: ICSD, 2004 Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, edisi revisi. Jakarta: Grafindo Persada, 2007 Jalaluddin, Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Rosdakarya, 2005
PT Raja
Bandung: PT. Remaja
Jefkins, Frank, Public Relations, Jakarta: Erlangga, 1992 Kasali, Rhenald, Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti, 1994 Kotler, Philip & Nancy Lee, Corporate Social Responsibility, New Jersey: John Wiley & Sons, 2005 Newsletter. Info Karyawan – Edisi April – Juni 2006. PT. Toyota Astra Motor, Jakarta Newsletter. Info Karyawan – Edisi Januari – Maret 2005 Edisi 17. PT. Toyota Astra Motor, Jakarta Newsletter. Info Karyawan – Edisi Nopember 2006 – Januari 2007 Edisi 24. PT. Toyota Astra Motor Jakarta Ritonga, M. Jamiluddin, Riset Kehumasan, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004 Ruslan, Rosady, Kampanye Public Relations, Kiat dan Strategi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005 ____________, Manajemen Public Relations: Konsepsi dan Aplikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006 Soehartono, Irawan Dr, Metode Penelitian Sosial, Bandung: Rosdakarya, 1995
PT. Remaja
99
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: CV. Alfabeta, 2005 Suhihandari, M. Putri. Ratna SW, Harapan Berbagi Madu, Kompas: Fokus Kewirausahaan Sosial: Sabtu, 4 Agustus 2007, hal. 35 Triciana, Eva, Modul Pengelolaan Merek dan Reputasi, Universitas Mercubuana, 2007 Wibisono, Yusuf, Membedah Konsep & Aplikasi CSR, Gresik: Fascho Publishing, 2007
Sumber Lain: Antariksa, Yodhia, Membangun Peradaban Bisnis yang Bermartabat, 27 September 2007, diakses dari http://strategimanajemen.net/2007/09/27/ membangun-peradaban-bisnis-yang-bermartabat/ Fanani, Zainal, Makalah Metodologi Penelitian, diakses dari http://analisisdata.com/main/filestore2/download/23/Metodologi%20Penelitia n.pdf Primahendra, Riza, Community Development: Sebagai Eksplorasi, diakses dari http://www.urdi.org/info_URDI_new Sismanto, Mensinergikan peran kolaboratif sekolah dan masyarakat dengan Community Development, 7 Agustus 2007, diakses dari http://mkpd.wordpress.com/2007/08/07/mensinergikanperankolaboratifsekolah -dan-masyarakat -dengan-community-development/ CSR (Corporate Social Responsibility) dikutip dari paper S2 Magister Manajemen tentang Ethical Business, 24 Maret 2007, diakses dari http://itmagetan.wordpress.com/2007/03/24/csr-corporate-socialresponsibility/ Corporate Social Resposibility yang Berkelanjutan, Majalah Lensa ETF edisi 1 November 2006, diakses dari http://businessenvironment.wordpress.com /2007/03/01/program-corporate- social-responsibility-yang-berkelanjutan/ Membangun Reputasi Korporat dengan CSR, 16 Maret 2007, diakses dari http://trulyjogja.com/index.php?action=news.detail&cat_id=8&news_id=1079 Henslowe, Philip, Public Relations: A Practical Guide to The Basics, Crest Publishing House, 2003 diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki /Pekerjaan_Humas
100
Marshall, Catherine & Rossman, Gretchen B, Designing Qualitative Research, Sage Publications, 1998 diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/ Qualitative_method Mintzberg, Henry, /wiki/Strategi
Strategy
Safari,
diakses
dari
http://id.wikipedia.org
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/ Tanggung_jawab_sosial_perusahaan TAM raih IBBA award lagi, diakses dari http://mobilku.com Toyota Raih Lima Penghargaan http://www.suaramerdeka.com
IIMS
2006,
di
http://www.astraworld.com/?act=news&id=2007090315420047 http://www.beritabumi.or.id/artikel3.php?idartikel=173 http://www.perhumas.or.id/news.php?id=6 http://www.toyota.astra.co.id Company Profile Toyota In Indonesia
akses
dari