Biodiversity and Climate Change Project (BIOCLIME)
Final Report Pelatihan tentang Rantai Nilai Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) untuk Rencana Bisnis Masyarakat dan KPH (Training on NTFP value chain for community and FMU) Jun Harbi, Mohammad Sidiq dan Berthold Haasler
Pelatihan tentang Rantai Nilai HHBK untuk Rencana Bisnis Masyarakat dan KPH | i
PRAKATA Laporan ini disusun sebagai dokumen verifikasi untuk Tujuan Spesifik/Output-5 (Working Package 5): “Sumber-sumber pendapatan alternatif untuk masyarakat yang hidup di dalam dan sekitar kawasan-kawasan yang dilindungi teridentifikasi dan dikembangkan”, dan sebagai laporan capaian Kegiatan Utama 5.4: “Peningkatan rantai nilai produk-produk Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)”, Sub–Kegiatan 5.4.1 “Pelatihan tentang rantai nilai Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) untuk masyarakat dan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH)”. Pelatihan ini difasilitasi oleh Universitas Muhammadiyah Palembang dengan menghadirkan narasumber dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) Jakarta, Lembaga NTFP-EP Indonesia, Jakarta, dan Universitas Sriwijaya Palembang. Peserta pelatihan ini adalah perwakilan dari Kelompok Tani dari 5 desa pilot project, KPH, UPT KLHK, Tenaga Penyuluh Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan, Forum DAS Sumsel, dan LSM lokal. Materi yang diberikan mengacu pada hasil-hasil studi Bioclime tentang survey penilaian sumber penghidupan dan penyaringan produk (CLAPS), survey rantai nilai HHBK, studi kelayakan usaha masyarakat di desa pilot project, kajian tentang akses pada permodalan, dan aspek-aspek kebijakan pemerintah tentang pemanfaatan HHBK. Dokumen laporan ini berisi tentang rekaman kegiatan pelatihan, mencakup metode dan pendekatan, resume dari setiap paparan narasumber, dan rencana tindak lanjut yang diformulasikan bersama seluruh peserta tentang pengembangan usaha masyarakat dan kemitraan dengan KPH. Rencana tindak lanjut tersebut selanjutnya dapat digunakan oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) dan KPH dalam upaya pengembangan bisnis masyarakat berbasis HHBK di Provinsi Sumatera Selatan. Pendapat, pandangan dan rekomendasi yang disampaikan pada laporan ini adalah pendapat, pandangan dan rekomendasi dari penulis dan tidak mencerminkan pendapat resmi dari BMUB dan/atau GIZ. Palembang, Mei 2017 Tim Penyusun
ii | Pelatihan tentang Rantai Nilai HHBK untuk Rencana Bisnis Masyarakat dan KPH
DAFTAR ISI DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iii
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan, Luaran dan Metodologi
1 1 2
2. Gambaran Umum Perkembangan Usaha dan Produk Prioritas
6
3. Hasil Pelaksanaan 8 3.1 Paparan Narasumber 8 3.2 Penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL) dan Integrasi Rencana Bisnis KPH dan KTH 18 4. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Saran
21 21 21
Pelatihan tentang Rantai Nilai HHBK untuk Rencana Bisnis Masyarakat dan KPH | iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar Peserta Pelatihan ...................................................................................................4 Tabel 2. Susunan Acara Pelatihan...................................................................................................4 Tabel 3. Gambaran Umum Perkembangan Usaha...................................................................6 Tabel 4. Produk Prioritas di 5 Desa Projek............................................................................. 13 Tabel 5. Penilaian Usaha.................................................................................................................... 16 Tabel 6. Hasil Analisis Kelayakn Finansial Usaha ............................................................. 16 Tabel 7. Rencana Tindak Lanjut Pengembangan Usaha Berbasis HHBK................ 19
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Paparan dan fasiliasi perkembangan program ...............................................7 Gambar 2. Program, Sasaran Program dan Indikator Kinerja.........................................8 Gambar 3. Indikator KK KemenLHK pada Pengembangan HHBK ...................................9 Gambar 4. Paparan Dr. Harry Sulistyadi................................................................................... 10 Gambar 5. Paparan Narasumber II............................................................................................... 12 Gambar 6. Roadmap Pembentukan Usaha Masyarakat Berbasis HHBK................. 12 Gambar 7. Bapak Boby Muslimin Sedang Menyampaikan Materi .............................. 15 Gambar 8. Proses Panyampaian Materi oleh Dr. M. Yazid............................................. 17
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bioclime
telah
memfasilitasi
membangun usaha ekonomi berbasis
Kelompok
Tani
Hutan
(KTH)
untuk
Hasil hutan bukan kayu (HHBK).
Penumbuhan KTH sebagai unit bisnis utama masyarakat di sekitar kawasan hutan merupakan alternatif pendekatan yang dinilai efektif untuk membangun keunggulan daya saing dan nilai tambah hasil produk di suatu wilayah/daerah. Bagi pelaku ekonomi, khususnya pelaku usaha industri kecil dan rumah tangga pengolahan hasil hutan, pemungut, kelompok tani hutan (KTH) dan gabungan kelompok tani hutan serta koperasi, peningkatan kapasitas ini dapat membantu upaya pengembangan bisnis yang tepat dan menguntungkan. Di sisi lain, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yang berada di wilayah proyek juga sedang membangun rencana dan implementasi bisnis dengan memanfaatkan HHBK, untuk menjadi sumber pendapatan penduduk lokal. Sejalan dengan hal itu, BIOCLIME melakukan penelitian untuk pengembangan produk HHBK di lima desa pilot project, yang masuk dalam wilayah KPH di Sumatera Selatan. Beberapa penelitian yang telah dilakukan adalah penilaian potensi sumber penghidupan masyarakat sekitar hutan dengan pendekatan Community
Livelihood Appraisal and Product Scanning (CLAPS); Analisis dan pengembangan pasar (Market Analysis and Development, MA&D); Analisis rantai nilai (value
chain) untuk produk-produk HHBK yang berpotensi untuk dikembangkan oleh masyarakat; dan Studi kelayakan usaha untuk penyusunan bussiness plan dan peluang pendanaan mikro-kredit untuk usaha kemasyarakatan berbasis HHBK. Hasil study menunjukkan bahwa HHBK yang tersedia di hutan atau di wilayah desa pilot project Bioclime dinilai mampu meningkatkan pendapatan masyarakat yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (1) produk-produk HHBK baik yang dihutan maupun di lahan desa yang memiliki kaitan dengan karakter masyarakat, yang umumnya penggarap lahan/petani (2) adanya pasar yang membeli/menampung produk, (3) ada permintaan, (4) resiko dan ketidakpastian, dan (5) adanya kebijakan tentang bagaimana mendorong pengembangan kewirausahaan masyarakat melalui produk HHBK. Penumbuhan
2 | Study on Value Chain and Market Analyis at Pangkalan Bulian Village, South Sumatera
KTH diharapkan dapat mempercepat pemerataan pertumbuhan ekonomi wilayah karena dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar (padat karya) dan pada akhirnya dapat mengalihkan kegiatan pemungutan hasil hutan kayu dan pembukaan wilayah hutan lindung dan mengurangi ketergantungan massyarakat akan lahan hutan. Berdasarkan
hasil
penelitian
tersebut
Bioclime
bermaksud
mendiseminasikan hasil-hasil studi tersebut kepada KTH dan KPH melalui kegiatan pelatihan. Seluruh bahan pelatihan akan menjadi referensi untuk mengembangkan rencana tindakan dan strategi untuk masa depan implementasi bisnis baik untuk KTH maupun KPH. Melalui pelatihan ini, Bioclime akan mendukung KTH dan KPH untuk meningkatkan pengetahuan mereka bersamasama mengenai rantai nilai dan penilaian pasar produk hasil hutan bukan kayu (HHBK) rencana bisnis KTH dan KPH dengan kerangka kerja kemitraan. 1.2 Tujuan, Luaran dan Metodologi Tujuan Tujuan dari pelaksanaan pelatihan ini adalah sebagai berikut: (1) Peningkatan pemahaman bagi KPH dan KTH mengenai konsep rantai nilai dan penilaian pasar dalam usaha pemanfaatan HHBK. (2) Menyusun rencana tindak terkait integrasi rencana bisnis KPH dan rencana bisnis KTH sebagai konsep kemitraan atau kerjasama bisnis Luaran (1) Terlaksananya pelatihan tentang kerangka konseptual dari rantai nilai dan analisis pasar dalam konteks pengembangan “Usaha Pengolahan HHBK berbasis masyarakat” (2) Teridentifikasinya pengembangan akses pasar dengan pasar konvensional dan elektronik (E-commerce) (3) Tersedianya
rencana
tindak
lanjut
kegiataan
mengintegrasikan rencana bisnis KPH dan KTH.
kemitraan
yang
Study on Value Chain and Market Analyis at Pangkalan Bulian Village, South Sumatera | 3
Metodologi Waktu dan Tempat Pelaksanaan Pelatihan ini telah dilaksanakan pada hari Selasa-Rabu, 25-26 April 2017 bertempat di Hotel Grand Zury, Palembang, Sumatera Selatan. Teknik dan Metode Pelatihan sebagai salah satu bentuk pendidikan nonformal, dilaksanakan dengan prinsip-prinsip Pendidikan Orang Dewasa (POD) yang menempatkan peserta pelatihan sebagai orang yang berpengalaman. Implikasi dari filosofi POD adalah proses pembelajaran dalam pelatihan dilaksanakan dengan kombinasi metode dan teknik yang tidak ”menggurui” peserta. Proses pembelajaran yang berhasil adalah pembelajaran yang mampu mengubah keragaan peserta pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Terdapat enam faktor yang menentukan keefektifan proses belajar mengajar. Keenam faktor tersebut adalah kualitas pengajar, kesiapan peserta belajar, materi, metode, media dan lingkungan. Dalam hal materi, keberhasilan proses pembelajaran sangat ditentukan oleh ketepatan materi pelatihan dengan kebutuhan peserta. Semakin tinggi tingkat ketepatan proses pelatihan dengan kebutuhan peserta, maka pelatihan dapat dikatakan berhasil mencapai tujuan. Oleh karena itu, menggali jenis-jenis kebutuhan calon peserta sebelum pelatihan dilaksanakan merupakan satu tahap penting yang harus dilaksanakan. Salah satu metodologi untuk menggali tingkat kebutuhan peserta adalah melakukan Training
Need Assessment (TNA) yang dilakukan pada rangkaian kegiatan. Peserta Peserta pelatihan adalah tokoh kunci perwakilan dari berbagai institusi terutama yang berkaitan langsung dengan program pengembangan usaha masyarakat berbasis HHBK. Adapun daftar peserta yang mengikuti pelatihan ini sebanyak 26 orang seperti ditunjukkan pada tabel 1.
4 | Study on Value Chain and Market Analyis at Pangkalan Bulian Village, South Sumatera
Tabel 1. Daftar Peserta Pelatihan No 1 2 3 4 5 6 7
Nama Merie Yulita Hotman P. Siregar Angger Sunarto Berti Manurung Roby A. Mangunsong Isman Prabujaya Andri Abbas
8 9 10
Panji Cahyanto Agus Wibowo Amirullah
11
Junaini
12
Fatkhur Rozi
13
Bastari
14
Zahir Fahmi
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Irkhamiawan Maruf Berlian Pratama Fakhrizal FP A. Junaedy Sasua Hustati Boby Muslimin M. Yazid Jusupta Tarigan Harry Sulistyadi Jun Harbi M. Sidiq
Institusi UPTD KPH Wil. III Palembang-Banyuasin UPTD KPH Wil. I Meranti UPTD KPH Wil. II Lalan Mendis UPTD KPH Wilayah XII Benakat UPTD KPH Wilayah XIII Bukit Cogong Lakitan Penyuluh Kehutanan Penyuluh Kehutanan
Keterangan Perwakilan KPH
Perwakilan Penyuluh Kehutanan Dinas Kehuanan Prov. SumSel Pewakilan Instansi BPHP Wil V Palembang KTH Muara Sungsang Mandiri (Desa Muara Perwakilan Sungsang, Banyuasin) Masyarakat KTH Bulian Alam Mulia (Desa Pangkalan Bulian, Musi Banyuasin) KTH Tunas Harapan (Desa Karang Panggung, Musi Rawas) KTH Citra Lestari (Desa Napal Licin, Musi Rawas Utara) KTH Kepayang Lestari (Desa Kepayang, Musi Banyuasin) Plasma Nutfah Lestari (Plantari) Perwakilan NGO dan Forum Hutan Kita Institute (HaKI) Hutan Kita Institute (HaKI) Forum Das Sumsel UMP Perwakilan Perguruan Tinggi UMP dan Narasumber Unsri NTFP-EP Dit. UJL dan HHBK HP, Kemen LHK UMP Penyelenggara GIZ-Bioclime
Susunan Acara Tabel 2. Susunan Acara Pelatihan No Time Activity Senin, 24 April 2017 1 12.00-18.00 Peserta cek/in Hotel Selasa, 25 April 2017 1 08.00-09.00 Pendaftaran 2 09.00-09.30 Sambutan dan Pembukaan - GIZ Bioclime 3 4
09.30-09.45 09.45-10.00
5
10.00-12.30
- Dinas Kehutanan Sumsel Coffee Break Pengantar mengenai program pengembangan Bisnis Masyarakat Berbasis HHBK Panel Presentasi:
PIC Bioclime Bioclime Mr. Berthold Haasler (Team Leader GIZ Bioclime) Kepala Dinas Kehutanan Sumsel Bioclime M. Sidiq (Senior Advisor GIZ Bioclime)
Study on Value Chain and Market Analyis at Pangkalan Bulian Village, South Sumatera | 5
No
Time 10.00-10.30 10.30-11.00
6 7
11.00-12.00 12.00-13.00 13.00-13.30
8
13.30-14.00 14.00-15.30
9 10 Rabu, 1
15.30-15.45 15.45-16.00 26 April 2017 09.00-10.00
2
10.00-10.30 10.30-12.00
3 4 5
12.00-13.00 13.00-14.00 14.00-14.30
Activity Program dan kebijakan pengembangan usaha berbasis HHBK di Indonesia dan Peluangnya di Provinsi Sumatera Selatan. Konsep, Pendekatan dan Implementasi mengenai Rantai Nilai dan Penilaian Pasar HHBK untuk pengembangan Unit Usaha Kemasyarakatan berbasis HHBK Tanya Jawab dan Diskusi Ishoma Penilaian Rantai Nilai dan Penilaian Pasar HHBK: Studi Kasus dari Desa Napal Licin, Karang Panggung, Kepayang, Pangkalan Bulian, dan Desa Muara Sungsang. Tanya Jawab dan Diskusi FGD untuk menyusun Rencana Tindak Pengembangan Unit Usaha Kemasyarakatan berbasis HHBK Simpulan Hari Pertama Penutupan dan Coffee Break
PIC Direktur Usaha Jasa Lingkungan Hutan Produksi dan HHBK, KLHK RI. Juspta Tarigan (NTFP-EP)
Analisis Kelayakan Usaha pemanfaatan HHBK di wilayah Sumsel Diskusi dan tanya jawab Formulasi Konsep untuk Kegiataan Kemitraan yang Mengintegrasikan Rencana Bisnis KPH dan KTH dalam Usaha Pemanfaatan HHBK. Ishoma Simpulan Hari Kedua Penutupan dan Coffee Break
Ir. Muhammad Yazid, M.Sc., Ph.D (UNSRI)
Tim Narasumber dan Moderator Jun harbi, S.Hut, M.Si (Universitas Muhammadiyah Palembang)
Tim Narasumber dan Moderator Tim Narasumber dan Fasilitator Fasilitator Bioclime
Tim Narasumber dan Fasilitator
Fasilitator Bioclime
6 | Study on Value Chain and Market Analyis at Pangkalan Bulian Village, South Sumatera
2. Gambaran Umum Perkembangan Usaha dan Produk Prioritas Gambaran umum terkait perkembangan desa dan produk prioritas ini dihasilkan dari beberapa unsur seperti dokumen laporan, paparan dari narasumber yang merupakan peneliti langsung dilokasi projek serta gambaran langsung dari masyarakat dan KPH yang berada di 5 desa projek yang disampaikan langsung saat kegiatan pelatihan. Paparan difasilitasi langsung Oleh bapak M. Sidiq selaku Senior Advisor GIZ Bioclime (Gambar 1). Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat dijelaskan perkembangan desa dan produk prioritas pada penjelasan di bawah ini. Tabel 3. Gambaran Umum Perkembangan Usaha Nama Desa Desa Pangkalan Bulian
Desa Muara Sungsang
Desa Karang Panggung
Desa Kepayang
Desa Napal Licin
Perkembangan Usaha dan Produk Pioritas Produk: Rotan KTH telah dibantu GIZ-Bioclime berupa miniworkshop tempat pengolahan rotan. Saat ini mini workshop tersebut dalam proses penyelesaian yang terhambat karena bahan sulit masuk akibat akses jalan yang kurang baik (adanya musim hujan). Usaha pengolahan rotan belum dilakukan. Produk: Nata de Coco Pengolahan air kelapa menjadi Nata de coco terus dilakukan pada skala pemasaran local. Teknologi dan kondisi ruang produksi yang belum sesuai standar menyebabkan seringnya terjadi kegagalan produksi sehingga bakteri yang diekmbangkan mati. Produk: Kopi Saat ini varian produk telah berkembang menjadi 3 vvarian dengan pembeda pada warna kemasan. Varian ini masih berbasis berat produk. Produk: Ikan Asin Pemilihan produk utama mengalami beberapa kali pergantian, hal ini disebabkan karena kondisi alam dan sosial masyarakat. Pada 2015, kemenyan merupakan salah satu produk pilihan, namun kondisi kebakran hutan membuat kemenyan dan bibitnya habis terbakar sehingga produk diganti menjadi ubi kayu (tepung). Kondisi lahan yang mengalami kebajiran, membuat tanaman ubi kayu tidak tumbuh sehingga saat ini alternative produk yang dikembangkan adalah ikan asin. Saat ini produk telah dikemas dan dipasarkan pada pasar local (kalangan). Produk: Nilam Usaha telah mengalami perkembangan dengan adanya produksi yang kontinu. Pasar sudah mulai terbuka.
Study on Value Chain and Market Analyis at Pangkalan Bulian Village, South Sumatera | 7
Gambar 1. Paparan dan fasiliasi perkembangan program usaha masyarakat
8 | Study on Value Chain and Market Analyis at Pangkalan Bulian Village, South Sumatera
3. Hasil Pelaksanaan Pada rangkaian kegiatan pelatihan ini diawali dengan pembukaan dan kata sembutan yang disampaikan oleh Mr. Berthold Haasler selaku Team Leader GIZ Bioclime dan dilanjutkan oleh Bapak Panji Cahyanto selaku Sekretaris Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Selatan yang dalam hal ini mewakili kepala dinas. 3.1 Paparan Narasumber Narasumber I Pada sesi ini disampaikan oleh Bapak Harry Sulistyadi yang merupakan Direktur Usaha Jasa Lingkungan dan HHBK Hutan Produksi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. Pada paparannya banyak disampaikan informasi-informasi penting terkait program dan kebijakan pengembangan usaha berbasis hhbk di indonesia dan peluangnya di provinsi sumatera selatan.
Gambar 2. Program, Sasaran Program dan Indikator Kinerja
Study on Value Chain and Market Analyis at Pangkalan Bulian Village, South Sumatera | 9
Berdasarkan Gambar 2. Menjelaskan bahwa salah satu indikator kinerja program yang direncanakan oleh kemenLHK adalah adanya peningkatan produksi HHBK dari hutan produksi sebesar 20% (dari 225 ribu ton) selama 5 tahun. Hal ini mengindkikasikan bahwa ada kesesuaian dalam upaya pengembangan HHBK antara
masyarakat,
mitra
dan
pemerintah
pusat.
Sehingga
peluang
pengembangan tersebut harusnya dapat didukung oleh berbagai pihak diberbagai rantai nilai dari tingkat pemungut, pengumpul, pengolah dan penyalur/distributor. Selanjutnya indikator ini dijabarkan/breakdown menjadi angka-angkat konkrit setiap tahunnya sesuai dengan Gambar 3. Pencapaian target-target tahunan ini butuh kontribusi dukungan berbagai pihak dan berbagai strategi sehingga strategi pengembangan HHBK di Sumatera Selatan sinkron dengan program nasional.
Gambar 3. Indikator Kegiatan Kinerja KemenLHK pada Pengembangan HHBK
10 | Study on Value Chain and Market Analyis at Pangkalan Bulian Village, South Sumatera
Gambar 4. Paparan Dr. Harry Sulistyadi Pada paparannya, disampaikan juga harapan-harapan dari narasumber diantaranya dengan adanya pengembangan usaha berbasis HHBK diaharapkan: Mengurangi ketergantungan pada hasil hutan kayu. Meningkatkan pendapatan masyarakat. Menimbulkan kesadaran masyarakat untuk memelihara kawasan hutan. Meningkatkan pendapatan devisa. Optimalisasi pemanfaatan HHBK, yang meliputi jenis, bentuk dan tahap pengolahan dan mutunya. Meningkatkan produksi HHBK. Terciptanya lapangan kerja baru di sektor kehutanan yang berasal dari komoditas HHBK. Selain itu juga ada gagasan yang disampaikan diantanya: Adanya kebutuhan ada adanya peningkatan kapasitas petani sehingga pada masa yang akan datang, petani yang berada ditingkat tapak tidak hanya menjadi pemungut namun menjadi pengolah. Hal ini akan berpengaruh terhadap
nilai/harga
jual
sehingga
petani/pemungut
tersebut
dapat
memperoleh penghidupan yang lebih baik. Selain itu, dibutuhkan sistem
Study on Value Chain and Market Analyis at Pangkalan Bulian Village, South Sumatera | 11
informasi yang dapat menyediakan data dan infirmasi yang valid terkait kondisi eksisting produksi, pengolahan dan penjualan HHBK sehingga setiap tindakan berupa program yang dilakukan dapat tepat sasaran dan tepat guna. Perlunya
daerah
menginisiasi
dan
memfasilitasi
terbentuknya
POKJA
pengelolaan HHBK yang didalamnya memuat peran dan tugas masing-masing stakeholder. Perlunya menfasilitasi penetapan satu atau dua komoditas HHBK unggulan sesuai karakteristik KPH. Perlunya penyusunan PERDA tentang Pengembangan HHBK yang substansinya mengatur norma perilaku stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan HHBK. Pentingnya pengawalan implementasi PERDA tentang Pengembangan HHBK. . Narasumber II Pemateri/narasumber II adalah Bapak Jusupta Tarigan yang merupakan Country Coordinator NTFP-EP (Indonesia) (Gambar 5). Narasumber dan sekaligus fasilitator ini merupakan salah satu actor yang berperan penting dalam program pengembangan usaha masyarakat berbasis HHBK yang diselengggarakan oleh GIZ-Bioclime karena dari awal pembentukan telah mengikuti setiap prosesnya. Berdasarkan paparannya, disampaikan penyegaran dan evaluasi terhadap proses pembentukan rencana binsis usaha masyarakat berbasis HHBK di Sumatera Selatan seperti ditunjukkan pada Gambar 6. Berdasarkan Gambar 6 tersebut dan evaluasi bersama antara masyarakat, penyelenggara dan fasilitator, tahapan proses pengembangan usaha masyarakat di Sumatera Selatan telah masuka pada tahap pembuatan business plan/rencana bisnis. Harusnya masih ada 3 tahapan lagi yang mesti dilakukan yaitu melihat berkembangnya usaha, monitoring dan evaluasi serta corrective action yang dapat menganalisis penyebab dan memberikan solusi dan strategi lanjutan. Berkembang
atau
tidaknya
usaha
dapat
dipengaruhi
oleh
beberapa
salah/benarnya pelaksanaan tahapan sebelumnya seperti studi Claps, studi value chain dan rencana bisnis.
12 | Study on Value Chain and Market Analyis at Pangkalan Bulian Village, South Sumatera
Gambar 5. Paparan Narasumber II
9.M & E
10.CORRECTI VE ACTION
1.MENENTU KAN WORKSHOP 2.ORGANISASI PELATIHAN CLAPS
8.BERJALAN NYA USAHA HHBK
ROAD MAP PEMBENTUKAN RENCANA BINIS DAN USAHA MASYARAKAT BERBASISI HHBK
7.PEMBUAT AN BUSINESS PLAN
3.INFORMASI STAKEHOLDER S
6.STUDI VALUE CHAIN
5.IMPLEMTA SI HASIL CLAPS
4.STUDI CLAPS
Gambar 6. Roadmap Pembentukan Usaha Masyarakat Berbasis HHBK
Study on Value Chain and Market Analyis at Pangkalan Bulian Village, South Sumatera | 13
Berdasarkan studi Claps, terdapat 5 produk utama dan prioritas untuk dikembangkan di 5 desa seperti ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4. Produk Prioritas di 5 Desa Projek No.
Komoditas (K)/Produk (P)
Lokasi
1
Nilam (K)/Minyak Nilam (P)
Desa Napalicin [Muratara]
2
Kopi Organik (P)
Desa Karang Panggung [Musi Rawas]
3
Furniture Rotan (P)
Desa Pangkalan Bulian [Muba]
4
Singkong (K)
Desa Kepayang [Muba]
5
Nata de Coco (P)
Desa Muara Sungsang [Banyuasin]
Materi selanjutnya yang disampaikan adalah penyegaran konsep rantai nilai/value chain yang bertujuan untuk Menawarkan kerangka evaluasi cepat untuk evaluasi dinamika industri dan identifikasi area potensial untuk produser skala kecil. Serta merekognisi usaha berbasis masyarakat dalam kontek ekonomi yg komplek, dimana biasanya usaha besar lebih dominan dan berperan. Beberapa tahap dalam identifikasi rantai nilai adalah sebagai berikut: 1. Identifikasi produk dan Kenali industri. Informasi umum tentang rantai nilai value chain) 2. Gambarkan rantai nilai 3. Identifikasi hambatan dan peluang 4. Identifikasi intervensi untuk meningkatkan nilai dari produk masyarakat. Pada sesi ini juga dievaluasi hasil identifikasi rantai nilai yang telah dibantu oleh Universitas Muhammadiyah Palembang dalam analisisnya. Narasumber III Narasumber ke III dalam pelatihan ini adalah tim Prodi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Palembang yang diwakili oleh Bapak Boby Muslimin (Gambar 7). Pada paparannya, judul materi yang diberikan adalah: “Analisis Value Chain Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)-(Studi kasus di Desa Karang Panggung, Napalicin, Pangkalan Bulian, Kepayang dan Sungsang)”. Studi ini telah dilakukan pada bulan Maret-April 2016.
14 | Study on Value Chain and Market Analyis at Pangkalan Bulian Village, South Sumatera
Narasumber menyampaikan hasil kajian rantai nilai yang telah dilakukan di
5
desa
projek
GIZ-Bioclime.
Bersadarkan
paparan
tersebut,
telah
teridentifikasi rantai nilai masing-masing produk unggulan di masing-masing desa dari tingkat pemungut sampai konsumen akhir yang memiliki karakter rantai nilai yang beragam dengan harga masing-masing diesetiap rantai. Karakter rantai nilai ini dipengaruhi oleh berbagai factor diantaranya jenis produk dan karakteristik desa khususnya jarak desa ke pasar. Berdasarkan hasil studi tersebut dapat disimpulkan beberapa poin diantaranya: -
Pada umumnya setiap produk tersebut memiliki rantai yang cukup panjang.
-
Dibutuhkan adaya sinergi dan integrasi antar KPH, antar KTH dan antara KPH dan KTH.
-
Adanya informasi harga dan jangkauan pasar local di masing-masing lokasi dan produk.
Selain itu beberapa saran yang disampaikan adalah: -
Pengembangan pemasaran berbasis E-commerce yang dapat dilakukan secara berkelompok dnegan pembentukan KUBE (Kelompok Usaha Bersama)
-
Penignkatan kapasitas administrasi & manajemen usaha
-
Dibutuhkan adanya standarisasi produk dengan adanay dokumen SOP produksi
-
Pendampingan intensif dan berkala dilakukan dengan kerjsama antara akademisi/balai riset dan KTH
-
Pengembangan saluran distribusi & kerjasama
Study on Value Chain and Market Analyis at Pangkalan Bulian Village, South Sumatera | 15
Gambar 7. Bapak Boby Muslimin Sedang Menyampaikan Materi Narasumber IV Narasumber tarakhir (IV) pada sesi paparan narasumber aalah tim peneliti agribisnis dari Universitas Sriwijaya yang diwakili oleh Dr. M. Yazid yang menyampaikan
materi
dengan
judul:
“Analisis
Kelayakan
Usaha
Pemanfaatan HHBK di Sumsel-(Studi kasus di Desa Karang Panggung, Napalicin, Pangkalan Bulian, Kepayang dan Sungsang)”. Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan narasumber dan tim dapat disimpulkan beberapa poin diantaranya: -
Sesuai dengan Tabel 5 terkait penilaian masing-masing usaha di 5 lokasi projek, menyebutkan bahwa semua usaha tersebut tergolong layak dan layak terbatas berdasarkan analisis finansial, ekonomi, pasar dan Teknik.
16 | Study on Value Chain and Market Analyis at Pangkalan Bulian Village, South Sumatera
Tabel 5. Penilaian Usaha No 1
Produk Nilam
2
Kopi
3
Rotan
4
Singkong
-
[1] Pasar Ekspor Oligopsoni, Monopsoni L, N, E, Intermediate, End product Highly Competitive N, E Limited Demand L, Produk primer, Persihable, Bulky, Low price
[2] Ekonomi Layak
[3] Finansial Layak
[4] Teknik Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak
Layak terbatas [kecuali dg budidaya] Layak sangat terbatas [kendala fisik, simpan, transport]
Sesuai dengan Tabel 6 terkait kelayakan usaha masing-masing usaha di 5 lokasi projek, menyebutkan bahwa semua usaha tersebut tergolong layak berdasarkan analisis finansial (NPV, Net B/C dan IRR). Tabel 6. Hasil Analisis Kelayakn Finansial Usaha
No
Desa
1 2
Industri Minyak Nilam Kopi organik
3 4 5
Pengolahan Rotan Nata de coco Ikan Asin
NPV (Rp) 23,46 33.316.346 35,598,623 118.522.756
Kelayakan NET B/C 5,1 1,27
Kesimpulan IRR (%) 52,11 34,68
1.3 39.15 1,49 76% Belum dianalisis
Layak Layak Layak Layak
Study on Value Chain and Market Analyis at Pangkalan Bulian Village, South Sumatera | 17
Gambar 8. Proses Panyampaian Materi oleh Dr. M. Yazid
18 | Study on Value Chain and Market Analyis at Pangkalan Bulian Village, South Sumatera
3.2 Penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL) dan Integrasi Rencana Bisnis KPH dan KTH Pada sesi ini difasilitiasi oleh bapak Jusufta Tarigan (NTFP-EP) dan Jun Harbi (UMPalembang). Sesi ini dimulai dengan adanya penjelasan umum dari fasilitator dan selanjutnya peserta diminta untuk membuat/menyusun rencana tindaklanjut dari pengembangan usaha di masing-masing desa. Pembuatan rencana tindak lanjut ini dilakukan dengan membuat perencanaan jangka pendek dan menengah (tahun 2017) yang berhubungan dengan pembangunan rencana bisnis dan usaha masyarakat berbasis HHBK. Luaran dari sesi ini adalah Tersedianya Dokumen Rencana Tindak Lanjut Rencana Bisnis dan Usaha Masyarakat Berbasis HHBK seperti: 1) Kebutuhan peningkatan keterampilan anggota kelompok (pelatihan, pembibitan, pemasaran, kunjungan/magang, dll) dan 2) Kebutuhan jenis pelatihan Produk Berbasis HHBK (Kopi, Nilam, Kelapa, Ikan Asin, dll). Pada sesi ini masing-masing perwakilan KTH menjadi pusat subjek kelompok sedangkan perwakilan NGO, perguruan tinggi, Instansi terkait, penyuluh dan KPH masing-masing masuk ke dalam kelompok tersebut sesuai dengan lokasi yang dianggap sesuai. Berdasarkan hasil penyusunan RTL, maka telah dihasilkan RTL masing-masing KTH seperti pada Tabel 7.
Study on Value Chain and Market Analyis at Pangkalan Bulian Village, South Sumatera | 19
Tabel 7. Rencana Tindak Lanjut Pengembangan Usaha Berbasis HHBK No
Kegiatan
Hasil yang diharapkan
Dukungan Kegiatan
Bulian Alam Mulian, Desa Pangkalan Bulian 1 Pelatihan desain produk
Masyarakat mampu membuat produk unggulan yang mudah diterima pasar
Pelatihan
2
Permodalan
Adanya modal usaha dalam bentuk hibah Modal usaha kredit mikro
Pengajuan bantuan dan proposal bisnis
3
Pendampingan produksi dan pemasaran
Adanya control manajemen sehingga target yang diinginkan tercapai
Pendampingan
KTH Citra Lestari, Desa Napal Licin 1 Peningkatan Ketersediaan Bibit (Pembibitan Nilam) 2 Perluasan area tanam (penanaman) 3 Peningkatan produktivitas Tanaman Nilam (panen) 4 Peningkatan Hasil Olahan (Penyulingan) 5 Pelatihan Petani KTH Kepayang Lestari, Desa Kepayang 1 Blocking Canal di Hutan Desa 2
Pelatihan pembuatan ikan asin dan asap
Siapa Bekraf Pemkab MUBA Swasta (Conoco Philip) BUMDes BRI Bank Sumsel Babe Universitas
40.000 polybag bibit yang baik Lahan seluas 5 Ha (8000 tanaman) Dihasilkan 10.000 Kg daun nilam kerin Dihasilkan 250 Kg minyak nilam Pendidikan dan pembentukan petani baru Sepanjang 2 Km Diikuti 30 orang
KTH Muara Sungsang Mandiri 1 Peningkatan daya Tahan/Awet Produk
Produk tahan Lama
2
Pengurusan Legalitas Produk dan Usaha
SIUP, SITU, TDP, HO, BPPOM, PIRT
3
Peningkatan Kapasitas (kualitas dan
Peningkatan kualitas SDM
Penyediaan pancang dan bibit jelutung Tenaga pengajar luar desa
KPH, Swasta
Pengenalan teknologi pengawetan Permohonan Perizinan Pelatihan
UNSRI Pemkab Disperindag-IKM
20 | Study on Value Chain and Market Analyis at Pangkalan Bulian Village, South Sumatera
No
Kegiatan
Hasil yang diharapkan
Dukungan Kegiatan
4
kuantitas) Pasca Produksi Pemanfaatan Produk Hasil Samping
Siapa
Adanya SDM Pengolah usaha asap cair
Pelatihan
NGO, Universitas, Projek.
KTH Tunas Harapan 1 Peningkatan Produktivitas Tanaman Kopi
15% dari produksi awal
2
Peningkatan Kualitas Teknologi (Alsin)
Adanya mesih roaster otomatis/grinder/pedal sealer
Bimtek Permodalan Pengadaan barang
3
Packaging
Kemasan menarik, menambah nilai jual
KPH, Litbang, NGO/ Mitra, BLU, BUMDes KPH, NGO, Mitra, Diskop perindag KPH
4
Peningkatan Pasar
5
Pemanfaatan dan Peningkatan Samping (Madu Bunga Kopi)
Promosi
dan
Perluasan Hasil
Peningkatan pasar antar kalangan/segmentasi
kota
dan
pulau
Koloni lebah pada bunga kopi dapat dimanfaatkan
seluruh
Pengadaan kemasan Pameran, online sosmed) Penyuuhan pelatihan
Donor
iklan (Web/
KPH, NGO, Mitra, Kominfo
dan
KemenLHK, Litbangm NGO
Study on Value Chain and Market Analyis at Pangkalan Bulian Village, South Sumatera | 21
4. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan 1. Semua
desa
lokasi
projek
GIZ-Bioclime
telah
memiliki
produk
unggulan/prioritas dan elah terbentuk Kelompok Tani Hutan (KTH) 2. Semua produk yang dikembangkan tergolong layak pada aspek rantai nilai, finansial, ekonomi, dan teknik. 3. Telah tersusun rencana tindaklanjut yang telah disinkronisasi dan integrasi antara program pengembangan KTH dan rencana bisnis KPH Saran 1. Pengembangan pemasaran berbasis E-commerce yang dapat dilakukan secara berkelompok dnegan pembentukan KUBE (Kelompok Usaha Bersama) 2. Penignkatan kapasitas administrasi & manajemen usaha 3. Dibutuhkan adanya standarisasi produk dengan adanay dokumen SOP produksi 4. Pendampingan intensif dan berkala dilakukan dengan kerjsama antara akademisi/balai riset dan KTH 5. Pengembangan saluran distribusi & kerjasama 6. Perluya daerah menginisiasi dan memfasilitasi terbentuknya POKJA pengelolaan HHBK yang didalamnya memuat peran dan tugas masingmasing stakeholder. 7. Perlunya menfasilitasi penetapan satu atau dua komoditas HHBK unggulan sesuai karakteristik KPH. 8. Perlunya
penyusunan
PERDA
tentang
Pengembangan
HHBK
yang
substansinya mengatur norma perilaku stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan HHBK. 9. Pentingnya pengawalan implementasi PERDA tentang Pengembangan HHBK.
Published by Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH Kantor Terdaftar Bonn dan Eshborn, Jerman BIOCLIME Biodiversity and Climate Change Kantor Jakarta: GIZ ICCTF/GE LAMA I Gedung Wisma Bakrie II. 5th Floor Ruang ICCTF Jl. HR. Rasuna Said Kavling B-2 Jakarta Selatan 12920 Telp: +62-21-9796-7614 Fax: +62-21-5794-5739 Kantor Palembang: Jl. Jend. Sudirman No. 2837 KM. 3,5 Palembang Telp: +62-711-353176 Fax: +62-711-353176 Penulis: Jun Harbi, Mohammad Sidiq dan Berthold Haasler Photo Credits: Jun Harbi, Universitas Muhammadiyah Palembang (2017) I www.bioclime.org E
[email protected] FB Bioclime