STRATEGI PRODUKSI BERITA METRO PAGI DI METRO TV (Periode September 2008)
SKRIPSI
Disusun oleh : Nama
: Fera Triastuti
Nim
: 4410412-032
Jurusan : Broadcasting
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi jenjang pendidikan Strata (S1) Program Studi Broadcasting
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2009
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI BROADCASTING
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
Judul
: Strategi Produksi Berita Metro Pagi Di Metro TV ( Periode September 2008 )
Nama
: Fera Triastuti
Nim
: 4410412-032
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Bidang Studi : Broadcsating
Mengetahui,
Jakarta, 18 Februari 2009
Pembimbing I
( Feni Fasta S.Sos M.Si)
i
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCUBUANA BIDANG STUDI BROADCASTING
LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPSI
Nama
: Fera Triastuti
Nim
: 4410412-032
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Bidang Studi : Broadcasting Judul Skripsi : Strategi Produksi Berita Metro Pagi di Metro TV ( Periode September 2008 )
Mengetahui, Jakarta, 18 Februari 2009 1. Ketua Sidang Nama : Ponco Budi Sulistyo S.Sos M.Comm
(
)
(
)
(
)
2. Penguji Ahli Nama : Heri Budianto S.Sos M.Comm 3. Pembimbing I Nama : Feni Fasta S.Sos M.Si
ii
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCUBUANA BIDANG STUDI BROADCASTING
LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI
Nama
: Fera Triastuti
Nim
: 4410412-032
Fakultas
: Ilmu Komunikasi
Bidang Studi : Broadcasting Judul Skripsi : Strategi Produksi Berita Metro Pagi di Metro TV ( Periode September 2008 ) Jakarta, 18 Februari 2009 Disetujui dan diterima oleh : Pembimbing I
( Feni Fasta, S.E, M.Si )
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi
( Dra. Diah Wardhani, M.Si )
Ketua Bidang Studi Broadcasting
( Ponco Budi Sulistyo S.Sos M.Comm ) iii
UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI BIDANG STUDI BROADCASTING
Fera Triastuti ( 4410412-032 ) STRATEGI PRODUKSI BERITA METRO PAGI DI METRO TV (Periode September 2008)
ABSTRAKSI Saat ini televisi saling bersaing untuk menyiarkan berita-berita yang actual dan factual. Maka diperlukan kemampuan ekstra redaksi suatu stasiun televisi untuk melihat, menyeleksi dan menafsirkan suatu isi atau peristiwa untuk dijadikan suatu berita, karena tidak setiap isu dan peristiwa bisa diangkat menjadi suatu berita. Metro TV adalah salah satu berita televisi yang berusaha memegang komitmen sebagai stasiun berita yang menayangkan berita-berita yang aktual, acara ini ditayangkan di Metro Pagi setiap hari, dan menjadi program berita yang diunggulkan. Dengan berita-beritanya yang berani dan aktual, tajam dan terpercaya. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Strategi Produksi Berita Metro Pagi di Metro TV. Metode yang digunakan adalah studi kasus. Melalui indept interview dengan Bp. Yunanto selaku Eksekutif Produser Metro Pagi, Bp. Makroen Sanjaya selaku Senior Manager News Production Metro Pagi dan Bp. Farid JS selaku Manager News Production Metro Pagi didapat hasil bahwa strategi redaksi pemberitaan Metro Pagi dalam menentukan berita layak tayang, menitik beratkan pada kebijakan redaksi terhadap program berita. Selain itu juga proses pembuatan sebuah program berita termasuk didalamnya program Metro Pagi dari awal hingga tayang melalui 3 tahap penting yaitu : pra produksi, produksi dan pasca produksi.
iv
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan ridho, rahmat, serta hidayah dan karunianya dan tak terlupakan sholawat dan salam saya panjatkan kehadirat Nabiyatullah Muhammad Saw yang telah membimbing kita dari jalan gelap gulita menuju jalan terang benerang, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Akhirnya penulis memilih stasiun televise Metro TV, karena penulis mempunyai pandangan Metro TV adalah salah satu stasiun televise swasta yang bisa dibilang cukup lama eksis dan memiliki kredibilitas yang telah diakui oleh masyarakat Indonesia. Penulis benar-benar menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan baik pengetahuan maupun pengalaman yang penulis miliki dan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang memberi dorongan moril maupun materil sampai selesainya proses penyusunan skripsi ini : 1. Feni Festa S.Sos. M.Si selaku pembimbing I penulis, sekaligus orang yang selalu memberikan semangat, masukan-masukan serta meluangkan waktunya untuk konsultasi skripsi. Terima kasih atas kesabarannya dalam memberikan bimbingan kepada penulis. 2. Ponco Budi Sulistyo S.Sos. M.Comm selaku ketua sidang dan ketua bidang Study Broadcasting Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana yang tidak bosan-bosan membubuhkan tanda tangan Acc pembuatan surat pengantar penulis. 3. Heri Budiyanto S.Sos. M.Si selaku penguji ahli, sekaligus dulu pernah menjadi pembimbing penulis. Terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya yang telah memberikan ijin untuk pindah pembimbing penulis. 4. Drs.Riswandi M.Si selaku mantan ketua bidang Study Broadcasting Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana yang tidak bosan-bosan membubuhkan tanda tangan Acc pembuatan surat penulis dan yang selalu memberikan dorongan dan semangat penulis supaya cepat menyelesaikan skripsi. Terima kasih atas perhatian dan kerjasamanya. v
5. Bapak dan Ibu bagian administrasi TU Fikom yg tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih banyak atas kerjasamanya yg telah bolah balik membuat surat permohonan skripsi, ngeprint KRS, ngeprint nilai dan tanya dosennya ada ditempat tidak dan lain sebagainya. 6. Terima kasih banyak untuk keluarga saya, suami, anak, ibu dan ayah kakak atas dukungan materil, doanya dan cinta mereka yang senantiasa tercurahkan, maupun moril sehingga saya dapat mewujudkan cita-cita dan dapat menyelesaikan kuliah ini. 7. Untuk teman-teman saya di kampus yg tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih juga atas masukan dan supportnya, yg terus semangat mengejar target kuliah. 8. Terima kasih banyak untuk Pak Hadi boss saya, yg telah memberikan ijin untuk keperluan kuliah serta teman-teman saya di PD yang sangat lucu, yg selalu memberikan semangat kepada penulis. 9. Riska, Public Relation News Metro Pagi Metro TV yg telah memberi kesempatan untuk wawancara dengan bpk Yunanto, terimakasih atas waktu dan kerjasamanya. 10. Andi, teman Broadcasting yg telah membantu penulis nitip surat ke Humas Manager Metro Pagi. Terima kasih banyak atas kerjasamanya.
Semua pihak yg telah memberikan dorongan, bantuan, pengertian dan kerjasamanya. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan semua pihak yang berkepentingan, dan saya mengharapkan saran serta kritik yang membangun, serta berharap semua kebaikan yang telah diberikan akan mendapat limpahan berkah dan balasan dari Allah SWT. Amin.
Jakarta, 18 Februari 2009 Penulis,
( Fera Triastuti ) vi
DAFTAR ISI Hal LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI.......................................................i LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPSI......................................................................ii LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI..............................................iii ABSTRAKSI................................................................................................................iv KATA PENGANTAR..................................................................................................v DAFTAR ISI...............................................................................................................vii I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................................1 1.2 Perumusan Masalah............................................................................................4 1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................4 1.4 Signifikasi Penelitian..........................................................................................4 1.4.1 Signiikasi Akademis..................................................................................4 1.4.2 Signifikasi Praktis.....................................................................................5 II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Massa.............................................................................................6 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa..................................................................6 2.1.2 Ciri-ciri Komunikasi Massa......................................................................7 2.1.3 Karakteristik Komunikasi Massa..............................................................8 2.1.4 Fungsi Komunikasi Massa......................................................................11 2.1.5 Proses Komunikasi Massa.......................................................................12 2.2 Media Massa....................................................................................................14 vii
2.3 Televisi.............................................................................................................19 2.4 Program Televisi..............................................................................................23 2.5 Berita................................................................................................................27 2.5.1 Pengertian Berita......................................................................................28 2.5.2 Nilai Berita...............................................................................................34 2.6 Strategi dan Produksi.......................................................................................35 2.6.1 Strategi.....................................................................................................37 2.6.2 Produksi....................................................................................................40 2.7 Level Manajerial..............................................................................................41 2.8 Manajemen dan Organisasi Penyiaran.............................................................43 2.8.1 Manajemen Penyiaran.............................................................................45 2.8.2 Struktur Organisasi Televisi Secara Umum............................................47 2.9 Strategi Produksi Berita Televisi....................................................................48 2.10 Rating & Share.............................................................................................50 III.
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tipe/Sifat Peneliti...........................................................................................52 3.2 Metode Penelitian...........................................................................................53 3.3 Definisi Konsep..............................................................................................53 3.4 Teknik Pengumpulan Data.............................................................................54 3.4.1 Data Primer.............................................................................................54 3.4.2 Data Sekunder.........................................................................................54 3.5 Key Informan (Subyek Peneliti).....................................................................55 3.6 Fokus Penelitian..............................................................................................55 viii
3.7 Pengolahan dan Analisa Data.........................................................................56 IV.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Tentang Obyek Penelitian.................................................58 4.1.1 Sejarah Singkat Metro TV......................................................................58 4.1.2 Visi dan Misi Metro TV..........................................................................59 4.1.3 Keunggulan Metro TV............................................................................60 4.1.4 Target Audience......................................................................................61 4.1.5 Sejarah Singkat Metro Pagi.....................................................................67 4.2 Hasil Penelitian................................................................................................67 4.3 Proses Pelaksanaan Alur Kerja Redaksi Metro TV.........................................85 4.4 Kriteria Berita dan Sumber Berita...................................................................87 4.5 Strategi Redaksi Metro TV dalam Penentuan Berita.......................................89 4.6 Rating dan Share Metro TV............................................................................90 4.7 Analisa dan Pembahasan.................................................................................92 V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ………………………………………………………………….95 5.2 Saran…………………………………………………………………………96 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BIODATA PENULIS
ix
BIODATA PENULIS
Nama
: Fera Triastuti
Nama Panggilan
: Fera
Alamat
: Jl. Wijaya Kusuma No. 4 A RT/RW 007/003 Komplek DPR RI II, Kel. Kelapa Dua Kec. Kebon Jeruk Jakarta Barat
Telepon/Hp
: 021-68889197 / 08170028639
Tempat/Tgl. Lahir
: Surabaya, 07 Mei 1980
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Swasta
Alamat Kantor
: PT Bintang Toedjoe Jl. Ahmad Yani No. 2 Pulomas Jakarta Timur
Telepon/Fax
: 021-4605533 / 021-4613632
Email
:
[email protected]
Jabatan
: Staff
Jurusan
: Broadcasting
Tahun Kelulusan
: 2009
Jakarta, 18 Februari 2009 Penulis,
( Fera Triastuti )
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Bela kang Masalah Jurnalistik televisi di Indonesia masih sangat muda. Jurnalistik televisi muncul pada paruh kedua di tahun 60-an, itu pun dalam pengertian dan bentuknya yang paling sederhana, baik isi (content), packaging (format), maupun teknologinya. Jurnalistik televisi berkembang ketika televisi swasta pertama, Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) menyajikan program berita pertamanya ”Seputar Indonesia”, disusul program-program berita lainnya pagi maupun siang hari. Perkembangan lebih lanjut tampak jelas di awal paruh kedua era 80-an dengan munculnya program berita ”Liputan 6 SCTV” dan turunan program-program lainnya seperti Breaking News, Headline News dan siaran berita lainnya yg ada di Metro TV. Jurnalistik televisi di Indonesia makin marak ketika sejumlah televisi baru muncul dalam 5-6 tahun terakhir, seperti trans TV, TV7, Lativi, dan Metro TV. Metro TV milik Surya Paloh, mengkhususkan diri sebagai stasiun berita pertama di Indonesia; stasiun televisi yang paling mengidentifikasikan diri sebagai CNN-nya Indonesia. 1 Pemberitaan di setiap stasiun televisi Indonesia ( lama/ baru – lokal/ nasional) hingga kini masih menjadi tolak ukur keberhasilan stasiun yang bersangkutan (Sumber dari pintunet.com). Pemirsa televisi Indonesia menilai pemberitaan yang kuat. Akurat, cerdas,cepat dan aktual namun menghibur, akan menjadi pilihan mereka menghabiskan waktunya untuk melahap beragam informasi. Kru Pemberitaan TV Metro TV sebagai salah satu kompetitor harusnya melihat hal tersebut sebagai 1
www.pintunet.com
1
2 peluang yang akan terus bergerak liar, seiring makin kritisnya masyarakat Indonesia dalam mencerna dan menilai suatu pemberitaan TV. TV
nomor satu yang memprioritaskan pemberitaan, harus dipahami bila
pemberitaan haruslah memiliki nuansa berita yang kental. Sehingga sangat tidak bijaksana bila pemberitaan TV melupakan esensi paling dalam dari suatu pemberitaan yaitu, keberpihakan pada kepentingan politik namun mampu bersuara lantang di tingkat lebih tinggi. Untuk kepentingan itu, pemberitaan TV harus memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang cerdas, tangkas, efisien dan efektif serta cukup militan dalam memahami visi pemberitaan yang dimaksud.
Metro TV sudah mulai menghiasi layar kaca kita sejak akhir tahun 2000. Kekurangan Metro TV saat itu belum semua daerah dapat mengakses siarannya pada saat itu, bahkan dibeberapa daerah-daerah, di daerah Tangerang yang notabene dekat dengan pusat relay-nya tetap tidak bisa menangkap stasiun ini dengan sempurna. Saat itu juga kualitas gambarnya masih buram, lebih banyak barisan semutnya daripada gambarnya. Popolaritasnya pun masih rendah. Masih banyak masyarakat yang belum menyadari kehadiran TV ini kecuali mereka yang sebelumnya memang lebih senang acara-acara yang menyajikan berita. Semakin hari sepertinya TV ini semakin berbenah memperbaiki diri. Lama-lama TV ini bisa diakses di daerah-daerah yang lebih luas meskipun kualitas gambarnya masih belum sebagus stasiun TV lainnya yang sudah populer duluan. Selain itu dari segi sajian acara, Metro TV masih menomor-satukan berita dibanding acara-acara yang agak santai lainnya. Selain itu kemasan beritanya masih sederhana, bersifat reportase. Otomatis dengan demikian stasiun TV ini terkesan berat dan share penontonnyapun masih minim.
3 Perkembangan lanjutan terjadi pada 10-14 tahun lalu, selain RCTI dan SCTV, Indosiar kemudian muncul dengan ”Fokus”, Anteve dengan ”Cakrawala”, TPI dengan ”Lintas 5”, dan lain-lain.
Sumber yg didapat dari media cetak dan internet , menurut
berbagai survey sejak 1986-2002, majalah VISTA 1986, Majalah SWA bekerjasama dengan Frontier (1988-2000) dan AC Nielsen, 2002),dan Peringkat Pintu.Net (suara konsumen) program Headline News di Metro TV merupakan salah satu program berita terbaik Metro TV merupakan televisi berita pertama di Indonesia. Stasiun ini berusaha mempertahankan komitmennya sebagai stasiun televisi berita yang menayangkan beritaberita yang aktual. Salah satu acara beritanya adalah Metro Pagi. Metro Pagi ini sendiri memiliki Rating 0,1 % dan Share 2,1 % dalam 52.000 ribu audien pada bulan September 2008 (Sumber AC Nielsen periode 01-30 September 2008). Di balik kesuksesan dan kepopuleran program Metro Pagi ini pastilah memerlukan tahapan-tahapan yang segala sesuatunya harus direncanakan, dicermati dan diperhatikan berbagai aspek yang terlihat didalamnya. Ada banyak tahapan yang harus dilakukan agar penyangan Metro Pagi mendapat tempat dihati pemirsanya. Setiap tahapan-tahapan yang telah direncanakan haruslah sesuai dengan Standard Operation Procedure ( SOP ) yang bgerlau di stasiun televisi yang bersangkutan agar terlaksana dengan baik. Setiap tahapan yang ada pastilah buah hasil dari pemikiran orang-orang professional yang tergabung dalam suatu tim yang solid. Karena proses produksi sebuah berita yang terencana dengan baik, pastilah akan menghasilkan program berita televisi yang baik pula.
4 Sebelum produksi dimulai biasanya dilakukan sebuah perencanaan, tahap ini menetapkan jangka waktu produksi. Jumlah episode yg akan dibuat, termasuk membicarakan biaya produksi yang akan digunakan seperti narasumber, presenter, jadwal shooting dan setting panggung serta blocking kamera dan lighting. Produksi acara ini dapat berhasil apabila semua persiapan dapat dilakukan sesuai dengan apa yang telah ditentukan. Setelah semua persiapan telah dilakukan maka proses produksi acara tersebut dapat dilakukan oleh tim produksi dengan peralatan yang bersifat teknik dan dibutuhkan kerjasama tim untuk menciptkan hasil produksi yang maksimal.
I.2
Perumusan Masalah Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah ”Bagaimana Strategi Produksi
Berita Metro Pagi di Metro TV” pada periode September 2008?
I.3
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Strategi Produksi Berita Metro Pagi
di Metro TV pada periode September 2008. I.4 Signifikasi Penelitian 1.4.1. Signifikasi akademis Untuk memperkaya kajian khasanah bagi pendidikan tinggi tentang Strategi Produksi Reportase Berita Televisi dan juga dapat memperkaya kajian ilmu komunikasi, khususnya broadcast mengenai Strategi Produksi Berita di TV. 1.4.2. Signifikasi praktis
5 Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi usulan bagi Metro TV, khususnya bagian pemberitaan Metro Pagi dalam memproduksi berita yang akan disiarkan.
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komunikasi Massa Berubahnya tuntutan zaman yang kini lebih mengarah ke dunia teknologi informasi komunikasi
membuka
sebuah
gaya
hidup
atau
cara
kerja
yang
baru.
Penulis memahami bahwa pola kehidupan masyarakat yang semakin modern tidak lepas dari semakin canggihnya penerapan teknologi dalam komunikasi massa. Informasi bagi masyarakat maju merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari. Informasi aktual, pendidikan, hiburan, bisnis dan kebudayaan dewasa ini dapat dengan mudahnya diterima masyarakat dengan memanfaatkan teknologikomunikasimassa. Kenyataan ini menempatkan kegiatan dibidang penyebaran informasi mempunyai arti yang sangat penting. Apa pun bentuknya, komunikasi massa akan terus menerus berperan penting dalam kehidupan kita. Komunikasi massa menjadi mata dan telinga bagi masyarakat. Komunikasi massa memberikan sarana bagi masyarakat untuk mengambil keputusan dan membentuk opini kolektif yang bisa digunakan untuk bisa lebih memahami diri mereka sendiri dan dapat mengembangkan nilai-nilai dalam masyarakat.2 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi massa menurut Pool (1973) mendefinisikan bahwa komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed ketika antara sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluran-saluran media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, film atau
2
Dennis Mc.Quail, Model-Model Komunikasi, Jakarta : Uni Prima, 1998, hal 13
6
7 televisi.(Wiryanto,2000:3)3 Kita memahami bahwa media massa merupakan sarana penunjang berlangsungnya proses komunikasi massa. Oleh karena itu, kebutuhan adanya media massa sudah tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bermasyarakat dikarenakan proses terjadinya komunikasi massa membutuhkan bantuan saluran atau media, yakni alat atau wahana yang
digunakan
sumber
komunikasi
(komunikator)
untuk
menyampaikan
informasinyakepadakhalayak(komunikan). Deddy Mulyana dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar menjelaskan bahwa media massa terbagi kedalam dua jenis berdasarkan pada cara media tersebut menyajikan pesan. Melalui media cetak (buku, surat kabar, majalah) atau media elektronik(radio,televisi,internet).4 Dalam hal ini kita memahami bahwa media massa terbagi ke dalam 2 (dua) jenis berdasarkan cara penyampaian pesannya yaitu media cetak dan media elektronik. Televisi merupakan salah satu media massa, dalam hal ini media elektronik yang dapat menyampaikan informasi secara audio visual. Sebagai media elektronik, televisi mengemban tugas, salah satunya adalah menyebarkan informasi kepada masyarakat. 2.1.2. Ciri-ciri Komunikasi Massa Komunikasi massa menurut De Vito (1996) adalah milik umum, setiap orang dapat mengetahui pesn-pesan komunikasi melalui media massa, karena komunikasi berjalan cepat maka pesan yang akan disampaikan kepada khalayak silih berganti tanpa selisih waktu. Beberapa hal ciri-ciri dari komunikasi massa : a. Sifat pesan terbuka.
3 4
JB Wahyudi, Dasar-Dasar Radio dan Televisi, Pustaka Utama, Jakarta, 1996 Dedy Mulyana, Buku Komunikasi.
8 b. Khalayak variatif baik dari segi usia, agama, suku, pekerjaan maupun darisegi kebutuhan. c. Sumber dan penerima dihubungakan oleh saluran yang diproses secara mekanik. d. Sumber merupakan suatu lembaga atau institusi. e. Komunikasi berlangsung satu arah. f. Umpan balik lambat (tertunda) dan sangat terbatas. Dengan kemajuan teknologi,saatini sudah lebih dapat teratasi. g. Sifat penyebaran pesan yang berlansung cepat dan serempak serta luas mampu mengatasi jarak dan waktu. Dapat bertahan lama bila didokumentasikan. h. Dari segi ekonomi biaya untuk memproduksi komunikasi massa cukup mahal dan memerlukan dukungan tenaga kerja yang relatif banyak untuk mengelolanya.5 2.1.3 Karakteristik Komunikasi Massa Setelah mendapat beberapa definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh beberapa ahli komunikasi, yang secara prinsip telah kita ketahui bahwa definisi-definisi komunikasi massa itu secara prinsip mengandung suatu makna yang sama, bahkan antara satu definisi dengan definisi lainnya dianggap saling melengkapi. Melalui komunikasi massa itu pula kita dapat mengetahui karakteristik komunikasi massa. Agar karakteristik komunikasi massa itu tampak jelas, maka pembahasannya perlu dibandingkan dengan komunikasi antarpersona. Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut : a. Komunikator Terlembaga Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Menurut Wright komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Secara kronologis proses penyusunan pesan oleh komunikator sampai pesan itu diterima oleh 5
Effendi, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, 1990, hal. 12
9 komunikan. Apabila media komunikasi yang digunakan adalah media televisi, tentu akan banyak lagi melibatkan orang, seperti juru kamera, juru lampu, pengarah acara, bagian make up, floor manager dan lain-lain. Selain itu, peralatan yang digunakan lebih banyak serta dana yang diperlukan lebih besar. b. Pesan Bersifat Umum Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Namun tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dapat dimuat dalam media massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apa pun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian besar komunikan. c. Komunikan Anonim dan Heterogen Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen Pada komunikasi
antarpersonal.
Komunikator
akan
mengenal
komunikannya,
mengetahui identitasnya seperti nama, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, bahkan mungkin mengenal sikap dan perilakunya. Sedangkan dalam komunikasi massa, komunikatornya tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor: usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latarbelakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.
10 d. Pesan Serempak Kelebihan komunikasi massa dibandingkan komunikasi lainya adalah, jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relativ banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. Keserampakan media massa itu ialah keserampakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah, contohnya acara televisi yang ditayangkan oleh station TV setiap harinya, ditonton oleh jutaan pemirsa. Mereka secara serempak pada waktu yang sama menonton acara-acara di televisi. e. Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Pada komunikasi antarpersonal, unsur hubungan sangat penting. Sebaliknya pada komunikasi massa, yang penting adalah isi. f. Bersifat Satu Arah Secara singkat komunikasi massa itu adalah komunikasi dengan menggunakan atau melalui media massa. Karena melalui media massa maka komunikator dan komunikan tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpesonal. Dengan demikian, komunikasi massa itu bersifat satu arah.
11 g. Stimulasi Alat Indera yang Terbatas Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada siaran radio dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan
indra
penglihatan
dan
pendengaran.
Sedangkan
komunikasi
antarpersonal yang bersifat tatap muka, maka seluruh alat indera pelaku komunikasi, komunikator dan komunikan, dapat digunakan secara maksimal. Kedua belah pihak dapat melihat, mendengar secara langsung, bahkan mungkin merasa. h. Umpan Balik Tertunda (Delayed) Umpan balik atau feedback merupakan factor penting dalam bentuk komunikasi apapun. Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan. 2.1.4
Fungsi Komunikasi Massa Pengaruh media bisa ditelusuri dari fungsi komunikasi masa, Harold Laswell pada
artikel klasiknya tahun 1948 mengemukakan model sederhana yang sering dikutip untuk model komunikasi hingga sekarang, yaitu : a. Siapa (who) b. Pesannya apa (says what) c. Saluran yang digunakan (in what channel) d. Kepada siapa (to whom) e. Apa dampaknya (with what effect) Adapun Fungsi-fungsi media massa menurut Harold Lasswell : a. Fungsi pengawasan (surveillance), penyediaan informasi tentang lingkungan. b. Fungsi penghubungan (correlation), dimana terjadi penyajian pilihan solusi untuk suatu masalah.
12 c. Fungsi pentransferan budaya (transmission), adanya sosialisasi dan pendidikan. d. Fungsi hiburan (entertainment) yang diperkenalkan oleh Charles Wright yang mengembangkan model Laswell dengan memperkenalkan model dua belas kategori dan daftar fungsi. Pada model ini Charles Wright menambahkan fungsi hiburan. Wright juga membedakan antara fungsi positif (fungsi) dan fungsi negatif (disfungsi). 6 2.1.5
Proses Komunikasi Massa Dalam prakteknya, penyebaran informasi dalam proses komunikasi massa
memanfaatkan media massa sebagai ukuran. Begitu banyak definisi yang dinyatakan oleh pakar komunikasi ” mass communication is massage communicated through a mass media to a large number of people” komunikasi massa adalah pesan yang komunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Beberapa proses komunikasi massa yg dimaksudkan adalah : a. Apa yang mendorong kita berkomunikasi (?). b. Manfaat-manfaat apa yang kita peroleh dan komunikasi (?). c. Sejauh mana komunikasi memberikan andil kepada kepuasan kita. Berdasarkan pengamaan yang mereka lakukan, para pakar komunikasi mengemukakan fungsi yang berbeda beda meskpun adakalanya terdapat kesamaan dan tumpang tindih di antara berbagai pendapat tersebut : a. Fungsi Pertama: Komunikasi Sosial Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep-diri, aktualisasi-diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar clad tekanan dan ketegangan. 6
Dennis Mc.Quail, Model-Model Komunikasi, Jakarta : Uni Prima, 1998, hal 13
13 1. Pembentukan konsep-diri Konsep-diri adalah pandangan kita mengenai siapa did kita, dan itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Aspek-aspek konsep did seperti jenis kelamin, agama, kesukuan, pendidikan, pengalaman, rupa fisik, kita tanam kepada din kita lewat pernyataan (umpan balik) orang lain dalam masyarakat yang menegaskan aspek-aspek tersebut - dan mi dilakukan lewat komunikasi. 2. Pernyataan eksistensi-diri Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis. Bila kita berdiam diri, orang lain akan memperlakukan kita seolah-olah kita tidak ada. Pengamatan juga menunjukkan bahwa bila seorang anggota diskusi tidak berbicara sama sekali dan memilih tetap diam, orang lain akan segera menganggap bahwa si pendiam itu tidak ada sama sekali. Mereka tidak meminta si pendiam itu untuk memberi komentar atau berbicara kepadanya. Dan bila kemudian si pendiam memutuskan berbicara, anggota lainnya sering bereaksi seolah-olah si pendiam itu mengganggu saja. Mereka memperhatikannya sedikit saja. Mereka mengharapkan si pendiam itu tidak berbicara. Respon kelompok yang demikian mungkin tidak akan terjadi bila sejak awal si pendiam membuat komentar dalam diskusi dan kemudian menunggu giliran untuk berbicara lagi. Dengan bersikap pasif si pendiam gagal menggunakan pembicaraan untuk menyatakan eksistensi-diri nya.7
7
Devito, Joseph A. Komunikasi Antar Manusia, Professional Book, Jakarta 1997, hal 31-33
14 2.2. Media Massa Media masa adalah kumpulan dari segala sumber informasi yang dapat disiarkan dan dipublikasikan kepada masyarakat, dan juga untuk dilihat, didengar, dibaca bahkan ditulis oleh seseorang. Media massa tersebut adalah : a. media massa cetak seperti koran / majalah adalah gabungan uraian fakta dan atau pendapat yang dirangkai dalam satu wadah atau mata acara. b. media massa elektronik 1. Televisi Televisi berasal dari dua kata yang berbeda asalnya, yaitu tele (bahasa Yunani) yang berarti jauh, dan visi (videre bahasa latin) yang berarti penglihatan. Dengan demikian, Televisi dalam bahasa inggrisnya Television diartikan dengan melihat jauh. Melihat jauh disini diartikan dengan melihat materi gambar dan suara yang diproduksi dis uatu tempat (studio televisi), dapat dilihat dari tempat lain melalui suatu perangkat penerima (televisi set). Televisi kalau diartikan secara tepat, ” melihat dari jauh :, namun pengertian tersebut terlalu sederhana karena sebenarnya ada dua bagian utama yaitu pancaran televisi yang berfungsi mengubah dan memancarkan sinyal-sinyal gambar (view) bersama-sama dengan sinyal suara sehingga sinyal tersebut dapat dieterima oleh pesawat televisi pada jarak yang cukup jauh. Televisi adalah media yang dapat menempilkan pesan secara audiovisual dan gerak (sama dengan film). Jenis media televisi diantaranya: televisi terbuka
15 (open boardcast television), televisi siaran terbatas/TVST (Cole Circuit Televirion/CCTV), dan video-cassette recorder (VCR). 8 Karakteristik televisi menurut Darwanto Sastro Subroto adalah dapat merekam dan menyiarkan peristiwa atau kejadian aktual yang sedang terjadi bersamaan waktunya dengan saat menonton, disamping itu para penonton diseluruh belahan bumi secara bersamaan mendapat informasi yang sama. Hal ini berarti bahwa televisi mampu menghadirkan sesuatu yang aktual dan secara serempak dapat diterima oleh khalayak penontonnya. (Subroto, 1994 :03) 1. Audiovisual (audio-visual= dengar-lihat) gambar bergerak 2. Berfikir dalam gambar komunikator harus mampu menyampaikan ide/gagasan melalui visualisasi (kata-kata). 3. Mengatasi audiens yang buta huruf & tuna rungu 4. Pengoperasian lebih kompleks 5. Dibatasi oleh waktu 6. Metode penyajian variatif macam-macam siaran ex. Peggy dalam acara rejeki nomplok di Jogja (pasca gempa) interaktif. Media televisi adalah suatu media siaran televisi, yaitu sebagai pemancaran sinyal listrik yang membawa muatan gambar proyeksi yang terbentuk melalui pendekatan sistem lensa dan suara, pancaran sinyal ini diterima oleh antena televisi untuk kemudian diubah kembali menjadi gambar dan suara. Untuk menyelenggarakan siaran televisi maka diperlukan tiga komponen yang disebut trilogi televisi, yaitu studio dengan berbagai sarana penunjangnya, pemancar atau transmisi, dan pesawat penerima yaitu televisi.9
8 9
A W Wijaya. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Bumi Aksara, Jakarta 1993, hal 64 Effendi, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, 1990, hal 12
16 Jenis media televisi diantaranya: televisi terbuka (open boardcast television), televisi siaran terbatas/TVST (Cole Circuit Televirion/CCTV), dan video-cassette recorder (VCR). Beberapa jenis media televisi : 1. Media Televisi Terbuka Media televisi terbuka adalah media audio-visual gerak yang penyampaian pesannya melalui pancaran gelombang elektromagnetik dari satu stasiun, kemudian pesan tadi diterima oleh pemirsa melalui pesawat televisi. a. Kelebihan Media Televisi Terbuka 1. Informasi/pesan yang disajikannya lebih aktual. 2. Jangkauan penyebarannya sangat luas. 3. Memberikan pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh siswa. 4. Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses. 5. Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu. 6. Memberikan kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi sikap siswa. b. Kelemahan Media Televisi Terbuka 1. Programnya tidak dapat diulang-ulang sesuai kebutuhan. 2. Sifat komunikasinya hanya satu arah. 3. Gambarnya relatif kecil. 4. Kadangkala terjadi distorsi gambar dan warna akibat kerusakan atau gangguan magnetik. 2. Media Televisi Siaran Terbatas (TVST) TVST atau CCTV adalah media audiovisual gerak yang penyampaian pesannya didistribusikan melalui kabel (bukan TV kabel). Dengan perkataan lain, kamera televisi
17 mengambil suatu objek di studio, misalnya guru yang sedang mengajar, kemudian hasil pengambilan tadi didistribusikan melalui kabel-kabel ke pesawat televisi yang ada di ruangan-ruangan kelas. Kelebihan televisi siaran terbatas ini dibandingkan dengan televisi terbuka diantaranya adalah komunikasi dapat dilakukan secara dua arah (hubungan antara studio dan kelas dilakukan melalui intercom), kebutuhan siswa dapat lebih diperhatikan dan terkontrol. Sedangkan kelemahannya adalah jangkauannya relatif terbatas. 3. Media Video Cassette Recorder (VCR) Berbeda dengan media film, media VCR perekamannya dilakukan dengan menggunakan kaset video, dan penayangannya melalui pesawat televisi; sedangkan media film, perekaman gambarnya menggunakan film selluloid yang positif dan gambarnya diproyeksikan melalui proyeksi ke layar. Secara umum, kelebihan media VCR sama dengan kelebihan yang dimiliki oleh media televisi terbuka. Selain itu, media VCR ini memiliki kelebihan lainnya yaitu programnya dapat diulang-ulang. Akan tetapi kelemahannya adalah jangkauannya terbatas. 10 Karakteristik Media Televisi sebagai media elektronik komunikasi massa, mempunyai peranan sangat penting dalam menentukan daya tarik mata dan telinga audiencenya, agar berita dan informasi yang ditayangkan dapat menarik untuk didengar dan dilihat. Karakteristik yang dimiliki televisi memudahkan untuk memperoleh informasi melalui inder mata dan telinga, yang merupakan informasi yang kongkrit dan singkron. Sehingga mendapatkan informasi yang cukup jelas baik warna, bentuk, serta ukuran. Media televisi sangat bermanfaat untuk mengkomunikasikan suatu peristiwa
10
Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Pengantar, Penerbit PT Remaja Rosda Karya, Bandung 2003
18 kejadian dan gagasan.Media televisi terbagi menjadi beberapa karakteristik yang melengkapinya seperti berikut : a. Medium elektronik Televisi bekerja secara elektris, bermula dari sinar yang dikenakan pada obyek/benda terbentuklah sinar pantul sinar yang dilewatkan dengan sistem lensa sehingga terbentuk gambar proyeksi, didalam pick up tube (tabung penampilan gambar). b. Medium dinamis Visual yang ditampilkan mengutaakan yang bergerak (moving effects)pada film, gambar diproyeksikan dengan 24 frame/detik. Sedangkan pada video/TV diproyeksikan dengan 30 frame/detik. Dengan demikian gerak gambar pada televisi lebih dinamis. c. Medium audio visual Televisi menyajikan informasi dalam bentuk audio visual secara singkron. Pada berita televisi, tampilan gambar dilayar (visual) yang seiring dengan laporan yang disampaikan (audio), begitu pula sebaliknya. d. Medium terpadu Visual yang disajikan televisi merupakan paduan dari berbagai sarana lain, seperti ilustrasi/gambar, still photo, slide, film, dan sebagainya. Pada berita televisi seringkali dalam penyajiannya menyertakan gambar peta, diagram, ataupun lokasi. e. Medium Non Rinci Televisi tidak dapat menyajikan isi pesan secara rinci. Karena sifat pesan atau informan televisi hanya lewat begitu saja (transistory).
19 2. Internet adalah media massa yang berfungsi sebagai sumber informasi dari segala informasi yang bisa didapat. 3. Radio Dalam penyiarannya, radio menggunakan gelombang udara yang menghasilkan suara. Gelombang radio seperti, FM, AM.
2.3 Televisi Televisi adalah media komunikasi massa dengar-pandang yang menyalurkan gagasan atau informasi yang memuat berita-berita, informasi yang diambil dari berbagai macam peristiwa-peristiwa dari berbagai penjuru dunia. Segala informasi tersebut disampaikan ke khalayak luas dalam bentu suara dan gambar secara umum, baik terbuka maupun tertutup. Televisi merupakan hasil produk tehnologi tinggi yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audio visual gerak. Berkat dukungan teknologi satelit komunikasi dan serat optik, siaran televisi yang dibawa oleh gelombang elektromagnetik, tidak mungkin lagi dihambat oleh ruang dan waktu. Program televisi di indonesia pada umumnya diproduksi oleh stasiun televisi yang bersangkutan. Fungsi Media Televisi Pada era Orde Baru, fungsi media penyiaran sering disebutkan sebagai "Media Hiburan, Pendidikan & Informasi. Bahkan hal ini tercantum pula dalam UU Penyiaran pada era Departemen Penerangan RI, dimana tertera jumlah komposisi dalam presentase
20 tertentu untuk masing-masing aspek dikaitkan dengan jumlah jam siaran per hari bagi setiap stasiun radio dan televisi. Maka terbagilah acara-acara siaran stasiun televisi & radio dalam katagori: Siaran Pendidikan, misalnya acara Kuliah Subuh, dilanjutkan dengan Siaran Informasi, misalnya acara berita Seputar Indonesia, lalu masuk ke acara kategori berikutnya yaitu Siaran Hiburan, misalnya Sinetron/Film. Ketika era orde baru jatuh, pemahaman ini sudah tertanam jauh dalam benak para Broadcaster kita dan juga masyarakat kita. Kalau anda kebetulan seorang pelanggan saluran televisi berlangganan, anda bisa melihat adanya saluran National Geographic yang isinya antara lain film dokumenter kehidupan binatang-binatang di alam benua Afrika. Jelas acara itu sepenuhnya masuk dalam katogori siaran Pendidikan, tetapi penyajiannya sangat enak dinikmati, gambargambar dan suara yang ditampilkan sangat unik dan spektakuler, sungguh membangkitkan minat untuk ditonton. Sehingga siaran "Pendidikan" dari saluran National Geographic itu merupakan "Hiburan" bagi penontonnya. Mengapa bisa film dokumenter katagori pendidikan seperti itu mampu membuat penonton terhibur? Ini muncul sebagai akibat ilmu pengetahuan serta kehandalan yang dimiliki oleh team produksi dalam menyusun "Informasi" berupa rangkaian gambar-gambar, bunyi-bunyian dan narasi sedemikian rupa sehingga penonton merasa puas, Hiburan, Pendidikan & Informasi. Kita semua pernah merasakan mengantuk di kelas karena si Ibu Guru dalam menyampaikan materi pendidikannya sangat membosankan, sebaliknya si Pak Guru yang juga bertugas memberi pelajaran ternyata menjadi favorit murid-murid karena caracaranya menarik dengan mengambil contoh hal-hal yang populer di kalangan murid dan
21 kalimat-kalimat pak Guru pun tersusun baik dan mudah dicerna. Dengan contoh ini jelas dapat kita ambil kesimpulan bahwa bagi dunia broadcasting sebenarnya fungsi Hiburan, Pendidikan dan Informasi tidak boleh dikotak-kotakan.
Sebuah acara di
radio/televisi yang disiarkan kepada pendengar/penontonnya adalah seharusnya ibarat Pak Guru yang berhasil menarik minat murid-murid di kelasnya, karena ia pandai meramu transformasi ilmu melalui cara penyampaian pesan/informasi yang membangun minat
murid
(dan
karenanya
murid
menganggapnya bagaikan
sebuah
acara
pertunjukan/hiburan). Acara ceramah agama oleh AA Gym yang disampaikan dengan teduh dan jenakapun dapat dianggap sebagai hiburan walaupun sarat dengan unsur pendidikan masyarakat, dan karenanya itu pula berhasil menyedot penonton yang banyak (rating tinggi). Sebaliknya acara warta berita yang isinya terus menerus berita yang buruk (penderitaan, perampokan, prostitusi, judi, narkoba, dsb.) disiarkan setiap hari selama minimal 30 menit pada jam yang sama, semakin hari semakin kehilangan penonton (rating terus menurun) walaupun para awak pemberitaan menganggap informasi inilah yang diinginkan masyarakat. Sebab bagi masyarakat, siaran Pesan Informasi tadi sudah tidak lagi "menghibur" dirinya. Contoh lain lagi misalnya acara "Idola", baik pop, dangdut, tari, dsb. dll. Acara hiburan ini awalnya sempat membuat heboh dan menarik banyak penonton, tetapi setelah sekian lama penonton pun mulai bosan. Sehingga sekarang, anak saya dirumah justru memindahkan saluran apabila ada acara sejenis itu disebuah stasiun. Baginya acara tersebut bukanlah lagi merupakan Hiburan. Sesuatu siaran yang tidak dapat menghibur diri sang penonton akan membuat seorang penonton/pendengar kehilangan minat untuk
22 menikmati siaran pada saluran stasiun itu Menghibur, dalam Bentuk Apapun Materi yang Disiarkan. Jadi "menghibur" adalah hal yang utama kalau acara siaran anda ingin meraih pendengar/penonton. Apapun yang anda lakukan haruslah "menghibur" dalam arti membangkitkan minat untuk diikuti dan minat untuk terus diikuti. Seringkali apabila penonton merasa mendapat jalan keluar atas masalahnya karena memperoleh pengetahuan baru dari suatu acara siaran, ia akan menganggap bahwa adanya "nilai tambah" itulah yang menyebabkan minat bertambah untuk menyaksikan/mendengarkan acara tersebut. Dengan demikian "mendidik" juga bisa dilihat sebagai sebuah hiburan bagi publik. Oleh
karena
itu,
tahulah
kita
sekarang
bahwa
Menghibur-
Mendidik-
Menginformasi-kan seluruhnya bermuara pada kata "Menghibur". Pemahaman inilah yang mendasari pendapat bahwa sesungguhnya Broadcasting adalah Media Hiburan, karena bertambahnya pengetahuan (edukasi) yang dicapai melalui penyampaian pesan (informasi) baru akan berhasil apabila publik memiliki minat atas siaran acara-acara kita (hiburan). Makanya untuk suksesnya siaran-siaran stasiun anda, caranya: Siaran informasi/warta berita anda haruslah menghibur, siaran agama anda haruslah menghibur, siaran sinetron anda haruslah menghibur, siaran musik anda haruslah menghibur, siaran talk-show anda haruslah menghibur, siaran acara quiz anda haruslah menghibur, acara reality-show anda haruslah menghibur, acara infotaintment anda haruslah menghibur, acara film anda haruslah menghibur dst. 11
11
S Djuarsa Sendjaja, dkk, Materi Pokok Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka, 1998
23 2.4 Program Televisi Program dapat diartikan sebagai suatu pendekatan yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau isi program kepada pemirsa (audience). Adapun bentuk program Metro TV yang digunakan untuk menayangkan program televisi sangat beragam yaitu: a. Program News/Berita 1.
Headline News, adalah program berita setiap jam selama 2-7 menit, setiap harinya. Program ini diadaptasi dari program yang sama yang dimiliki st
asiun
televisi internasional CNN. Sebagian besar Headline News ditay
angkan dalam
Bahasa Indonesia, namun pada jam tertentu Headline News di
bacakan dalam
Bahasa Inggris. 2.
Metro Pagi, adalah program berita pagi Metro TV yang mengudara setiap hari pada pukul 05:00 - 06:30 WIB. Metro Pagi juga menayangkan Laporan VOA yang disiarkan Voice of America dari Washington setiap Senin hingga Jumat.
3.
Metro Xin Wen, adalah program berita berbahasa mandarin yang mengudara s tiap hari pada pukul 08.30 - 09.00 WIB
4. Metro This Morning, adalah program berita berbahasa inggris. Mengudara setiap hari pada pukul 08.30 - 09.00. Namun, acara ini berakhir pada awal
April
2007. 5.
Indonesia This Morning, adalah program berita Bahasa Inggris yang mengganti kan Metro This Morning. Berisi tentang berita terhangat dari Indonesia dan penjuru dunia. Dan, berisi juga laporan cuaca seluruh Indonesia. Mengudara
24 setiap hari pada pukul 08.05 - 08.30 WIB. Dibawakan oleh Zelda Savitri dan Candice Anggunadinata. 6.
Metro Siang, adalah siaran berita Metro TV yang mengudara setiap hari pada pukul 12:00 - 13:00 WIB (pada hari Senin dan Jumat) dan 12:00 - 12:30 WIB (pada hari Sabtu dan Minggu).
7.
News Flash, adalah program berita tiga bahasa (Bahasa Inggris, Bahasa Manda rin dan Bahasa Indonesia. Mengudara setiap hari Senin - Jumat pada pkl
09:30,
12:30, 19:30 WIB selama 5 menit. 8.
World News, adalah program berita dunia yang mengudara selama 30 menit pada
hari Senin - Jumat pada pukul 16:30 WIB. Metro World News ini telah
sukses melakukan wawancara terhadap berbagai pemimpin dunia seperti Tony Blair, dan Mahmood Ahmadinejad. 9.
Metro Hari Ini, adalah program berdurasi 1 jam pada hari Senin - Sabtu dan 30 menit pada hari Minggu pada pukul 18:00 WIB. Berisi rangkuman informasi selama sehari.
10. Suara Anda, adalah program berita 30 menit yang menyajikan berita yang bisa anda pilih. Mengudara pada hari Senin - Jumat pada pukul 19:00 WIB. 11.
Top Nine News, adalah salah satu program yang ditunggu. Karena memiliki variasi angka 9. Sembilan berita teratas pada pukul Sembilan malam WIB. Dan pada rubrik ke-8 Top of The top berisi 9 berita menarik yang disajikan dalam waktu 90 detik. Mengudara pada hari Senin - Jumat selama 30 menit.
12.
Top Nine News Weekend, adalah program sembilan berita teratas pada pukul 21.00 WIB. Dan pada rubrik ke-8 Top of The Week berisi 9 berita menarik
25 yang disajikan dalam waktu 90 detik. Mengudara pada hari Sabtu selama 30 menit. 13.
Metro This Week, adalah program berita Metro TV yang berisi rangkuman berita selama sepekan. Mengudara setiap hari Minggu pada pukul 18:30 WIB selama 30 menit.
14.
Metro Sport, adalah program berita olahraga yang disiarkan pada pukul 23:05 WIB selama 25 menit.
15.
Metro Malam, adalah program berita malam yang disiarkan pada pukul 23:30 WIB selama 30 menit.
16. Kick Andy, adalah program talk show oleh Andy F. Noya pada hari Jumat pukul 22.00 WIB 17. Indonesia Now, adalah program Internasional yang mulai mengudara pada tanggal 1 September 2006. Dibawakan oleh Frida Lidwina dan Dalton Tanonaka (Mantan penyiar CNN, CNBC Asia dan NHK Jepang). Mengudara
setiap hari Sabtu pada
pukul 07.00 WIB dan Minggu pukul 17.30 WIb selama
30 menit. Acara ini
juga dapat disaksikan di Benua Amerika, Eropa dan di wilayah Asia Pasifik. Program lain yang banyak penontonnya adalah The Breakfast Club yang hadir ke hadapan penonton setiap hari Kamis dan Jumat pukul 08:00-09:00 WIB yang dibawakan oleh Sarah Sechan, Melissa Karim, dan Uli Herdinansyah. The Breakfast Club adalah program yang membahas berbagai topik yang menarik dan disajikan secara ringan dan human interest.
26 b. Program Non berita 1. Drama, inti dari sebuah program video dan televisi bebentuk drama adalah adanya konflik dari orang – orang yang terlibat (pelaku) di dalamnya. Program berbentuk drama biasanya dimulai dengan mengenalkan karakter dari orang – orang yang terlibat di dalamnya yang kemudian diikuti dengan konflik yang dibangun secara dramatik yang melibatkan para pelaku tersebut. Konflik ini biasanya diselesaikan pada akhir cerita. Penyelesaian konflik pada akhir cerita dapat berupa happy ending atau sebaliknya. 2. Dokumenter, adalah program yang bercerita tentang suatu peristiwa yang telah berlangsung sebelumnya. Contoh film dokudrama yang kita kenal adalah Pengkhianatan G-30S PKI yang digarap oleh sutradara Arifin C. Noer, Pearl Harbour karya Jerry Bruckheimer dan JFK yang ditulis dan disutradarai oleh Oliver Stone. Film tersebut merupakan contoh – contoh film yang dikemas dengan menggunakan bentuk dokumenter. 3. Talk Show, Program talk show adalah program yang menampilkan pembicara, biasanya lebih dari satu orang, untuk membahas suatu thema atau topik tertentu. Program dengan format talk show biasanya dipandu oleh seorang moderator. Agar program talk show dapat menarik perhatian audience maka pembicara yang terlibat di dalam program harus memiliki latar belakang yang berlainan, pro dan kontra, terhadap topik yang dibahas. 4. Demo, Contoh program berbentuk demo adalah program masak memasak atau membuat kue dan tip otomotif. Program demo biasanya membahas resep atau cara
27 yang dipraktekan secara procedural - tahap demi tahap. Melalui program berbentuk demo, pemirsa dapat mempelajari dan menerapkan suatu keterampilan (skill). 5. Musikal, Program musikal merupakan program yang menampilkan acara musik dan tarian sebagai hiburan. Tentunya Anda sering melihat program musikal yang ditayangkan di stasiun televisi. Banyak kemasan program yang digunakan oleh produser televisi untuk menayangkan program musikal. MTV program
misalnya
selalu menayangkan klip-klip video musik dari penyanyi terkenal untuk pemirsa kaum muda. 6. Quiz, bentuk program lain yaitu quiz. Saat ini kita dapat melihat banyak sekali program TV yang berbentuk quiz. Program berbentuk quiz biasanya berisi tantangan yang melibatkan pesertanya atau bahkan pemirsa untuk menjawab tantangan tersebut. Peserta yang berhasil menjawab tantangan akan memperoleh reward (hadiah) sebagai imbalan. Contoh program berbentuk quiz yang sangat dikenal yaitu Berpacu dalam melodi yang mengharuskan kontestan atau peserta menebak judul atau pencipta sebuah lagu berdasarkan
penggalan nada yang dimainkan.
Sekarang ini banyak quiz interaktif yang menerima kesempatan audience terlibat langsung dengan program yang ditayangkan.
2.5 Berita Saat ini berita telah menjadi sesuatu yang sangat penting dan dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari manusia. Karena melalui berita kita dapat mengetahui berbagai peristiwa yang telah terjadi, yang sedang terjadi, nahkan dapat menafsirkan suatu peristiwa dari peristiwa yang telah terjadi. Berita merupakan sajian utama dari sebuah
28 media massa baik cetak maupun elektronik. Dalam rumusan klasik jurnalistik disebutkan hal-hal berkaitan dengan kelengkapan sebuah berita.Berita dianggap sudah lengkap dan layak tayang bilamana didalam paketberita tersebut terdapat atau mengandung unsur 5W + 1H (What, Who, Where, Whay, and How ). 2.5.1 Pengertian Berita Menurut kamus Bahasa Indonesia karya W.J.S Poerwodarminta, ”berita” berarti kabar atau warta, sedangkan dalam kamus besar bahasa indonesia terbitan Balai Pustka, arti berita diperjelas menjadi ” laporan mengenai kejadian atau peritiwa yang hangat.” Berita dalam konteks riset lembaga penyiaran ini adalah uraian fakta dan atau pendapat yang mengandung nilai berita, sedangkan penjelasan masalah hangat adalah penjelasan dari narasumber yang relevan tentang suatu masalah hangat yang muncul di tengah masyarakat. Di samping itu juga dikenal masalah hangat, yakni suatu masalah yang menjadi topik pembicaraan disajikan dalam bentuk monolog (pidato atau ceramah), dialog (wawancara, diskusi panel/debat, talk show), reportase (langsung atau tunda), editorial, dan dokumenter. Berita mempunyai beberapa bentuk dan jenis sebagai berikut. 1. Berita terkini (news of the day) adalah peristiwa dan atau pendapat yang terjadi pada hari ini, yang dapat diolah dan disajikan dalam bentuk berita kuat (hard news) dan berita mendalam (indepth news) yang diolah dan disajikan dalam bentuk uraian komprehensif, interpretatif, dan investigatif. Hard news disebut juga sebagai spot/soft/flash/straight news.
29 2. Berita berkala (news magazine) adalah uraian fakta dan atau pendapat yang nilai beritanya kurang kuat, khususnya nilai aktualitasnya. Berita berkala diolah dan disajikan dalam bentuk laporan eksploratif, laporan khas (feature), laporan human interest, berita analisis dan majalah (gabungan). Berita kuat (hard/spot/soft news) yang selama ini kita kenal sebagai berita hangat merupakan uaraian fakta dan pendapat yang dilihat dari satu aspek sehingga uraiannya bersifat linier. Berita kuat disajikan dalam bentuk berita langsung (straight news), hanya menguraikan fakta dan pendapat yang timbul, sebagai akibat adanya suatu peristiwa. Jenis ini minimal harus mengandung inti-inti 5W + 1H (who, what, when,where, why, dan how). Berita mendalam adalah uraian fakta dengan menempatkan fakta yang diuraikan sebagai satu mata rantai dalam konteks permasalahan yang lebih luas. Dengan demikian, fakta yang diuraikan tidak hanya dilihat dari satu aspek seperti pada uraian linier, tetapi dilihat dari banyak aspek, sehingga uraiannya bersifat multilinier. Berikut bentuk berita mendalam. Berita komprehensif memiliki uraian yang terperinci (mendalam) tentang peristiwa (fakta) dan atau pendapat yang mengandung nilai berita dengan menempatkan fakta itu sebagai mata rantai dalam konteks permasalahan yang lebih luas dalam satu sistem sosial tertentu. Dengan demikian, uraian komprehensif selain bersifat multilinier atau multidimensi, juga dikaitkan dengan sistem sosial tertentu, misalnya sistem nilai, sistem politik, sistem perencanaan ekonomi, dan sebagainya. Berita interpretatif memiliki uraian fakta atau pendapat yang mengandung nilai berita, dengan menempatkan fakta dan atau pendapat itu pada satu mata rantai dan
30 merefleksikannya pada konteks permasalahan yang lebih luas. Seperti halnya dengan uraian komprehensif, uraian interpretatif juga mengutamakan adanya keterkaitan antara fakta dan pendapat yang diuraikan dengan fakta dan atau pendapat yang relevan. Jadi, uaraian interpretatif juga bersifat multilinier (multiaspek atau multidimensi). Uraian interpretatif dan komprehensif lebih mengutamakan kedalaman bahasan fakta dan atau pendapat, termasuk di dalamnya latar belakang, kecenderungan arah, keterkaitan dengan fakta atau pendapat lain yang relevan, dan interpretasinya. Berita investigatif memuat uraian fakta dan atau pendapat yang mengandung nilai berita, dengan membandingkan antara fakta di permukaan dan fakta yang tersembunyi, yang diperoleh dengan menyusuri jejak melalui suatu penyelidikan investigasi. Fakta di permukaan adalah fakta yang sengaja disodorkan oleh narasumber kepada wartawan, misalnya pada jumpa pers. Sifatnya masih sepihak, yaitu pihak narasumber yang menyodorkan. Fakta tersembunyi adalah fakta yang sengaja ditutupi atau dirahasiakan oleh narasumber karena kalau dipublikasikan akan merugikan nama baik narasumber. Fakta tersembunyi inilah yang harus dicari oleh wartawan atau reporter melalui cara investigasi. Fakta yang didapat melalui cara investigasi ini, kemudian dibandingkan dengan fakta di permukaan. Laporan eksploratif adalah uraian mengenai fakta dan atau pendapat yang diperoleh melalui penggalian (to explore). Topik bahasan sudah ditentukan, lalu digali berbagai permasalahan yang ada dengan terjun langsung ke lapangan. Topik bahasan yang dipilih masih bersifat umum, kemudian digali lebih mendalam untuk mencari permasalahan yang ada, dan selanjutnya, permasalahan ini dibandingkan dengan tujuan yang hendak dicapai.
31 Laporan khas atau feature adalah uraian fakta yang bersifat khas atau unik. Fakta yang bersifat khas atau unik, seperti pemulung, pengemis di persimpangan jalan, penjaja koran atau majalah, pengamen, dan lain sebagainya diuraikan secara rinci. Berita analisis adalah uraian fakta dan pendapat yang bersifat analisis. Dengan kata lain, berita analisis adalah uraian yang disusun setelah fakta dan pendapat yang akan diuraikan dipilah menjadi ”fakta dan pendapat utama” serta ”fakta dan pendapat yang timbul sebagai akibat adanya fakta dan pendapat utama” tersebut. Berita human interest adalah uraian fakta yang dapat memberikan sentuhan rasa insani atau rasa kemanusiaan. Fakta di sini bisa mengenai apa saja, asalkan mengandung nilai atau rasa yang mampu memberikan sentuhan rasa insani. Misalnya, gajah yang melahirkan atau mangga berbuah nangka. Majalah (magazine) adalah gabungan uraian fakta dan atau pendapat yang dirangkai dalam satu wadah atau mata acara. Pada radio dan televisi disebut majalah udara. Ada majalah yang isinya homogen, yang disebut majalah khusus, dan ada pula yang isinya heterogen, yang disebut majalah umum. Beda siaran berita dan majalah udara adalah: a. jika materi berita yang disajikan lebih banyak berita kuat (hard/spot/soft news), sedangkan feature-nya lebih sedikit, mata acara ini disebut siaran berita. b. jika materi berita yang disajikan lebih banyak feature, sedangkan berita kuatnya hanya sedikit, mata acara ini disebut majalah udara. Penjelasan masalah hangat adalah penjelasan dari narasumber yang relevan mengenai sesuatu yang tengah menjadi topik pembicaraan hangat di tengah masyarakat, sebagai akibat adanya isu yang belum pasti sumber dan kebenaannya.
32 Penjelasan ini bertujuan untuk meniadakan atau mengurangi ketidakpastian. Masalah hangat yang meresahkan masyarakat harus selekas mungkin dinetralkan melalui penjelasan narasumber yang tepat dan relevan. Monolog adalah salah satu bentuk penjelasan masalah hangat yang disajikan secara tunggal oleh narasumber, misalnya dengan cara pidato, khotbah, dan ceramah. Jika dilakukan melalui media radio disebut pidato, khotbah atau ceramah radio, sedangkan jika dilakukan melalui media televisi disebut pidato, khotbah atau ceramah televisi. Dalam acara seperti ini, naskah sudah disiapkan oleh narasumber. Topik wawancara harus benar-benar diperlukan dan diingini oleh sebagian besar khalayak, serta benar-benar bersumber dari masyarakat sendiri. Pewawancara harus menempatkan diri sebagai wakil khalayak. Pertanyaan yang diajukan harus memancing juawaban yang merupakan informasi yang benar-benar diperlukan dan diinginkan khalayak dan dapat mendudukkan masalah hangat pada
porsinya, sehingga
ketidakpastian di tengah masyarakat berkurang atau hilang sama sekali. Diskusi panel adalah percakapan antaranarasumber untuk mendiskusikan satu topik masalah, sesuai dengan sudut pandang masing-masing. di sini arah pembicaraan lebih bersifat adu argumentasi. Baik topik masalah yang didiskusikan maupun narasumber yang diminta untuk melakukan diskusi panel, dipilih oleh pihak penyelenggara diskusi. Salah satu bentuk diskusi panel adalah debat. Dalam debat, 2 orang narasumber saling berhdapan untuk adu argumentasi mengenai suatu masalah hangat. Kedua narasumber ini juga harus menjawab pertanyaan dari para panelis tentang topik yang mereka perdebatkan. Khalayak dapat langsung mengikuti jalannya debat di pesawat televisi masing-masing.
33 Talk show merupakan perpaduan seni panggung dan teknik wawancara jurnalistik. Wawancara dilakukan di tengah atau di sela-sela pertunjukan musik, lawak, peragaan busana, dan sebagainya. Jadi, sifatnya santai. Pemandu acara (master of ceremony) memiliki peran ganda, yaitu selain sebagai pembawa acara, sekaligus menjadi pewawancara. Talk show dapat dijadikan mata acara tetap, tetapi dapat pula diadakan secara khusus. Editorial adalah pendapat editor yang juga merupakan pendapat dari lembaga media massa periodik tempat editor itu bekerja. Editor bukanlah pendapat perorangan, namun pendapat dari suatu lembaga atau badan terhdap masalah hangat yang ada dan berkembang di tengah masyarakat. Dokumenter adalah penyajian materi yang isi pesannya mengandung nilai sejarah degan tujuan mengingat kembali fakta sejarah. Dokumenter adalah materi siaran yang mengandung nilai dan fakta sejarah. Ini berarti dokumenter bersifat faktual. Dokumenter termasuk dalam jajaran penjelasan masalah hangat karena isi pesan materi dokumenter berupa pengungkapan kembali fakta sejarah yang terjadi pada masa lampau. Wartawan elektronika harus peka terhadap tayangan mistik, kekerasan, pornografi dan berbagai materi tayangan yang berdampak buruk bagi publik. Kasus tersebut kalaupun harus ditayangkan untuk memenuhi keingintahuan publik, penayangannya harus dilakukan dengan teknik dan mekanisme tertentu. Misalnya teknik seleksi gambar, blur atau pemotongan pada bagian tertentu. Tujuannya semata agar publik mendapatkan informasi tanpa harus mengeksploitasi. Rambu-rambu bagi wartawan lembaga penyiaran atau elektronika pun kian banyak dan ketat, mulai dari UU No. 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran, UU Pers, UU KUHP,
34 UU Perlindungan Konsumen, P3 SPS KPI, KEWI dan khusus untuk wartawan teve ditentukan oleh IJTI, PPTV, ATVSI. Ke depan ditambah dengan UU Anti Pornografi dan Pornoaksi yang sedang dalam pembahasan.12 2.5.2 Nilai Berita Seperti dalam pemaparan definisi berita diatas, kita telah mengetahui bahwa tidak semua peristiwa atau kejadian dan informasi dapat dijadikan sebagai sebuah berita, suatu kejadian atau peristiwa dan informasi layak dijadikan menjadi suatu berita apa bila memiliki nilai berita (newa value) yang telah ditentukan sebagai berikut : a. Aktual, artinya baru atau hangatnya sebuah kabar. Semakin cepat peristiwa atau pendapat tersebut disiarkan, maka semakin aktual berita tersebut. b.Menarik, suatu berita yang menarik biasanya berkaitan dengan peristiwa besar (magnitude) yang dapat membuat orang iba, marah dan kagum. c.Berguna, berguna tidaklah suatu berita sangat tergantung pada manfaat yang diperoleh setelah menyaksikan sebuah berita. Umumnya masyarakat mencari berita yang ada manfaat baginya. d. Kedekatan (proximity), hubungan kedekatan sebuah berita dengan masyarakat dapat diukur dengan jarak lokasi peristiwa dengan tempat tinggal, hubungan profesi,
hobi,
dan
kaitan
lainnya
yang
berhubungan
langsung
dengan
masyarakat.Semakin dekat hubungan masyarakat dengan tempat, profesi dan hobi yang diberitakan semakin menariklah berita bagi mereka. e.Menonjol, Mencolok, Dikenal (prominent). Hal-hal yang menonjol atau ihwal yang terkenal atau sangat dikenal oleh masyarakat, semakin terkenal seseorang, tempat dan benda tersebut semakin menarik dijadikan berita. 12
Pasal 1, butir 2, Ketentuan Umum Tentang Undang-Undang nomor 32 tahun 2002
35 f.Pertentangan (conflic). Segala sesuatu yang bersifat pertentangan menarik untuk diberitakan, karena konflik adalah bagian dari kehidupan manusia. Baik sedih, senang, dramatis menarik untuk disimak. g.Kemanusiaan (human interest). Segala kisah yang dapat membangun emosi baik sedih, lucu, dramatis menarik untuk disimak. Alasan mengapa sebuah berita atau peistiwa ditayangkan adalah karena suatu peristiwa memiliki nilai berita, sehingga redaksi memutuskan untuk mengemas dan menayangkan peristiwa tersebut menjadi berita yang layak ditayangkan.Berita yang baik adalah suatu berita yang obyektif, tidak memihak dan tidak disusupi oleh kepentingan pribadi maupun kelompok, dengan kata lain berita harus terpisah dari opini.13
2.6 Strategi dan Produksi Strategi adalah pola keputusan dan tempat pengolahan dalam organisai yang menentukan dan mengungkapkan saran,maksud atau tujuan yang menghasilkan kebijaksanaan utama dan merencanakan untuk pencapaian tujuan-tujuan, serta perincian jangkauan dan rencana produksi yang akan dikejar oleh organisasi. Strategi membantu organisai untuk memiliki prioritas yang lebih jelas, membantu mengarahkan kegiatan dan alokasi sumberdaya, serta membantu upaya-upaya senergi secara sistematik. Pengertian Strategi dalam penyiaran televisi adalah pola siaran yang tiap harinya menyelenggarakan program siaran. Pada dasarnya strategi berita terdiri dari input dan output. Input pada strategi dalam proses produksi adalah bahan berita yang direncanakan, dicari, diperoleh,
13
JB Wahyudi, Komunikasi Sarana Alih Pengetahuan.TVRI Stasiun Surabaya, 1998
36 dan kemudian diseleksi, dikumpulkan, diolah/dilakukan editing, disusun dan disiarkan. Dan output dari strategi proses berita adalah informasi yang telah diolah.14 Disebutkan dalam buku karangan J.B. Wahyudi, Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran bahwa karya jurnalistik diproduksi melalui pendekatan jurnalistik, yaitu strategi produksi yang mengutamakan kecepatan, khususnya mata acara yang sifatnya timeconcern. Mekanisme tahapan berita terbagi dalam beberapa tahapan menurut Doug Newso &JamesA.Wollert,yaitu: 1. Pengumpulan Ide cerita; Diperoleh melalui telepon, siaran berita, reporter, jasa kawat, sindikat audio dan video, dan jasa siaran berita satelit (kantor berita luar negeri). Semuanya
adalah
sumber
untuk
mendapatkan
berita.
2. Evaluasi Ide; Kepentingan, kebutuhan audiens, dan nilai berita lainnya dari suatu peristiwa dinilai. Editor memutuskan untuk menugaskan reporter meliput suatu peristiwa lebih dalam lagi atau hanya berdasarkan informasi yang ada di ruang pemberitaan. 3. Meliput Berita; Peliput berita ditugaskan pada reporter di lapangan. Reporter melaporkan berita itu melalui telepon atau mengirimnya secara elektronik. Lalu berita itu dibawa
ke
ruang
pemberitaan
untuk
diperoses.
4. Memperkirakan Ruang; Editor dari berbagai bidang menentukan berapa banyak ruang dan
panjang
kolom
juga
baris
yang
tersedia
untuk
siap
berita.
5. Penulisan Berita; Penulis dan reporter ditugaskan melengkapi berita untuk hari itu dan nanti. Berita yang disusun reporter namun tidak digunakan mungkin harus diperbaharui dan ditulis ulang untuk memenuhi ruang dan sesuai dengan waktu yang diperlukan.
14
Hendrawan Supratikno, Anton W Widjaja, Sugiarto dan Darmadi Durianto, Advance Strategic Management. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2005
37 6. Berita diedit dan didesign untuk diproses; Pada berita televisi, rekaman video di edit untuk kesesuaian waktu. Sedangkan untuk kedua-duanya, surat kabar dan televisi diedit untuk kecocokan, keakuratan. 2.6.1 Strategi Strategi
pada
hakikatnya
adalah
perencanaan
(planning)
dan
manajemen
(management) untuk mencapai tujuan. Akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus menunjukan bagaimana taktik operasionalnya. Berbincang tentang strategi didalam suatu organisasi, akan dikemukakan berbagai macam pengertian yang dapat mendefinisikan strategi. Salah satu pendekatan tersebut dikenal sebagai pendekatan tradisional dan pendekatan baru ( Hill and Jones, 1998 ). Dalam pendekatan tradisional, strategi dipahami sebagai suatu rencana kedepan, bersifat antipasif (Forward Looking). Sedangkan dalam pendekatan yang baru, strategi lebih dipahami sebagai suatu pola dan bersifat reflektif (Backward Looking). Strategi mutlak diperlukan dalam suatu perencanaan suatu kegiatan. Akan tetapi dalam perencanaan strategi tersebut memiliki nilai-nilai keuntungan dan kerugian. Menurut Mintzberg, Ahlstrand dan Lampel (1998) menulis bahwa ” For every advantage associated with strategy, there is asoociated drawback or disadvantage ” misalnya, keuntungan-keuntungan yang berkaitan dengan strategi adalah kejelasan arah, penumpuan kegiatan, mendefinisikan identitas dan ruang gerak organisasi, dan menjamin konsistensi. Namun disisi lain, strategi juga bisa mengurangi fleksibilitas organisasi, membatasi kreatifitas, mengikat organisasi kedalam satu janji (komitmen) dan stereotip yang membeban dan sebagainya.
38 5 (lima) strategi menurut Hendry Mintzberg didefinisikan sebagai berikut : a. Plan – A direction, a guide or course of action into the future, a path to get from here to there. Rencana adalah sutu petunjuk, suatu tuntunan atau tindakan yang akan dilakukan, suatu yang memberi arah bagi tindakan dimasa depan. b. Pattern – Consistency in behavior over time Pola adalah perilaku konsisten antar waktu. c. Position – The determination of particular products in particular markets Penentuan posisi dalam konteks persaingan. d. perspective – An Organization’s way of doing things Perspektif adalah bagaimana suatu organisasi menjalankan kegiatannya. e. Play – A Specific maneufer intended to outwith on opponent competitor permainan adalah kumpulan manufer untuk menjinakkan pihak lawan atau suatu cara untuk mengecoh para pesaing. Dikalangan para ahli belum terdapat adanya keseragaman dalam membagi jumlah fungsi manajemen. Namun pada dasarnya mempunyai maksud yang sama, saling menunjang dan saling melengkapi dalam pelaksanaannya, agar tercapai tujuan yang dikehendaki. Fungsi-fungsi manajemen itu diantaranya adalah : 1. Planning (perencanaan) Perencanaan merupakan fungsi penentu apa yang akan dilaksanakan dalam batas waktu tertentu, dan fasilitas tertentu untuk mencapai hasil yang telah ditentukan. Perencanaan adalah suatu pemikiran pendahuluan dalam usaha mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan perencanaan adalah suatu hasil akhir yang secara
39 efektif dan efisien menjadi pokok dari proses manajemen, sesuai dengan kebijaksanaankebijaksanaan umum yang telah dibuatnya. 2. Oranizing ( pengorganisasian) Pengorganisasian adalah menciptakan suatu kerangka atau struktur kerja yang tesusun rapi, sehingga setiap bagian akan merupakan satu kesatuan dan bersifat saling mempengaruhi. Dengan kata lain bisa juga disebut penyusunan tugas kerja dan tanggung jawabnya. Tujuan pengorganisasian adalah mempermudah pelaksanaan tugas dan pengawasan setiap unit organisasi, sehingga manajemen berhasil secara efektif dan efisien. 3. Actuating (penggerakan) Penggerakan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan untuk membimbing, mengarahkan, mengatur segala kegiatan-kegiatan orang yang telah diberi tugas didalam melaksanakan suatu kegiatan usahanya. Tujuan penggerakan adalah agar proses manajemen dapat berhasil sesuai dengan rencana yang diharapkan secara efektif dan efisien. 4. Controlling (pengawasan) Pengawasan adalah tugas untuk mencocokan sampai dimanakah program atau rencana yang telah digariskan itu dilaksanakan sebagaimana mestinya dan apakah telah mencapai hasil yang dikehendaki. Dengan pengawasan yang dilakukan secara dini dapat diketahui kelemahannya, kekurangannya, pemborosan, penyelewengan dan dapat diketahui serta dapat dicari upaya untuk mengatasinya. Tujuan pengawsana dalah agar proses manajemen secara keseluruhan dapat berhasil sengan efektif dan efisien.
40 2.6.2 Produksi Produksi adalah suatu proses atau langkah-langkah dalam suatu tindakan yang akan dilakukan. Perencanaan adalah suatu petunjuk, suatu tindakan yg akan dilakukan dan yg akan memberi arah serta tujuan di masa depan. Dalam
penyiaran televisi
perencanaan dan produksi prosesnya selalu berdampingan atau berbarengan dan tidak terpisahkan. Di dunia pertelevisian, perencanaan produksi merupakan unsur yang sangat penting karena perencanaan produksi sendiri meliputi : a. Perencanaan produksi in house dan pengadaan materi siaran out house, serta menyusunnya menjadi rangkaian mata acara sesuai dengan misi, fungsi, tugas dan tujuan yang hendak dicapai. b. Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana (hardware) c. Perencanaan administrasi, termasuk didalamnya perencanaan dana, tenaga, pemasaran dsb. Perencanaan dalam proses produksi siaran menjadi pegangan bagi pimpinan dan pelaksana untuk dilaksanakan. Dengan demikian, melalui perencanaan, produksi dapat dilakukan dan dilaksanakan di lapangan.
2.7 Level Manajerial Suatu organisasi stasiun televisi dalam pelaksanaan produksi yang tidak rapi akan menghambat jalannya produksi, yang berarti kerugian waktu dan uang. Organisasi memerlukan pembagian tugas yang sangat rinci dengan tanggung jawab yang jelas. Dalam penyiaran terdapat level manajerial yaitu mempunyai bidang kerja masingmasing yakni, bidang kerja Artistik dan karya Jurnalistik. Dalam Artistik memerlukan
41 tenaga kreator yang profesional dan menghasilkan karya yang inovayif, sedangkan Jurnalistik memerlukan tenaga-tenaga jurnalis yang memiliki sense of news yang kuat dan tidak sekedar hanya dapat menulis berita. Tim kerja atau tenaga-tenaga dalam level manajerial tersebut adalah : 1. Bidang Karya Artistik a. Executif Producer, orang yang mempunyai wawasan dan mengerti tentang program televisi secara keseluruhan serta bertanggung jawab terhadap penyusunan dan pengembangan untuk program siaran. b.Producer, orang yang ditunjuk mewakili produser pelaksana (eksekutif produser) untuk melaksanakan apa yang dikehendaki oleh produser pelaksana. c. Pengarah Acara, orang yang ditunjuk untuk bertangggung jawab terhadap teknis pelaksanaan produksi. d.Penulis Naskah Artistik, orang yang bertugas membuat naskah dalam produksi suatu program e.Unit Manager, orang yang mempunyai tugas menyediakan kebutuhan utama logistik yang diperlukan setiap elemen produksi dan mengawasi setiap penggunaan produksi. f. Penata Artistik, orang yang ahli dalam menata ruang atau lokasi pengambilan gambar sesuai skenario. g. Graphic Artist, orang yang bertanggung jawab terhadap desain, menentukan desai sesuai skenario. h.
Penata cahaya, orang yang bertanggung jawab menentukan pencahayaan produksi televisi.
untuk
42 i.
Video Engineer, bertanggung jawab terhadap pengoperasian semua peralatan kontrol elektronik untuk produksi.
j.
Camera Operator, bertanggung jawab untuk pengoperasian kamera televisi selama proses produksi berlangsung. Tehnical Director, bertanggung jawab mengawasi dan mengatur kualitas teknik
produksi. 2. Bidang Karya Jurnalistik a. News Director, bertanggung jawab di departemen pemberitaan stasiun televisi, menentukan semua item berita, wawancara dan dokumen produksi siaran. b. Assisten News Director, bertanggung jawab dan menugaskan reporter serta mengatur jalannya dalam proses produksi berita. c. Penulisan Naskah Berita, bertugas menulis naskah dan mengedit berita dalam berita. d. Assitant Redaksi, bertugas membantu semua pekerjaan di newsroom. Ujung tombak dari program berita adalah tim liputan berita yang terdiri dari Reporter dan Juru kamera. a. Reporter, bekerja secara cepat mengumpulkan informasi, menentukan lead berita, menulis berita dan melaporkannya, baik secara langsung maupun tidak. b.
Juru
kamera,
bertugas
mendapatkan
gambar
mengilustrasikan suatu berita yang akan disajikan.
yang
dibutuhkan
untuk
43 2.8 Manajemen dan Organisasi Penyiaran Manajemen Menurut James A.F. Stoner adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya dan menurut Mary Parker Follet Manajemen adalah suatu seni, karena untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan keterampilan khusus. Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi empat, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan. Fungsi kedua adalah pengorganisasian atau organizing. Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.
44 Pengorganisasian
mempermudah
manajer
dalam
melakukan
pengawasan
dan
menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagibagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil. Pengarahan atau directing adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersamasama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership). Pengevaluasian atau evaluating dalah proses pengawasan dan pengendalian performa perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Seorang manajer dituntut untuk menemukan masalah yang ada dalam operasional perusahaan, kemudian memecahkannya sebelum masalah itu menjadi semakin besar.15 2.8.1 Manajemen Penyiaran Manajemen penyiaran adalah manajemen yang diterapkan dalam organisasi Penyiaran, yaitu organiasi yang mengelolah industri siaran. Ini berarti manajemen penyiaran sebagai ” motor penggerak ” organisasi penyiaran dalam usaha pencapaian tujuan bersama melalui penyelenggaraan penyiaran.
15
Ibid
45 Manajemen penyiaran juga dapat diartikan sebgai ” kemampuan seseorang untuk mempengaruhi
atau
memanfaatkan
kepandaian/ketrampilan
orang
lain,
untuk
merencanakan, memproduksi dan menyiarkan siaran dalam usaha mencapai tujuan bersama”. Manajemen Penyiaran dalam media televisi memiliki fungsi kerja masing-masing untuk melaksanakan proses produksi siaran. Cara kerja masuk kedalam manajemen penyiaran untuk menentukan job description masing-masing dalam organisasi penyiaran. Dari gambar 1 dibawah dapat dilihat bahwa ada impitan antara manajemen dan penyiaran. Impitan ini terjadi diatas landasan rasa kebersamaan dan keterbukaan untuk menciptakan siaran yang berkualitas, baik dan benar secara normatif, edukatif, informatif, persuasif dan komunikatif. Hubungan antara manajemen dan penyiaran didalam manajemen penyiaran seperti digambarkan sebagai berikut :
46 Gambar 4.1 HUBUNGAN DALAM LEVEL MANAJERIAL PENYIARAN
ORGANISASI PENYIARAN (mengelola stasiun penyiaran)
Manajemen
Penyiaran
Manajemen
Siaran (out pout )
Pendengar dan Pemirsa
Tujuan ( tergantung status stasiun penyiaran )
IDIIL
MATERIIL
Penyiaran memiliki sifat-sifat khusus yaitu : a. masa kerja penyiaran relatif 24 jam setiap hari b. siaran merupakan hasil kerja tim (kolektif) c. siaran merupakan perpaduan antara kreatifitas manusia dan kemampuan sarana/alat.
47 d. Siaran memerlukan banyak tenaga profesional. e. Siaran memerlukan dana relatif besar. f. Siaran mampu mengubah sikap, pendapat, tingkah laku manusia relatif lebih cepat. g. Siaran merupakan out put dari medium radio/televisi. h. Pengelola siaran harus luwes/dinamis. i. Perlu dikembangkan sikap saling keterbukaan.16
2.8.2 Struktur Organisasi Televisi Secara Umum Organisasi penyiaran adalah tempat orang-orang penyiaran (siaran-teknikadministrasi) saling bekerja sama dalam merencanakan, memproduksi atau mengadakan materi siaran, dan sekaligus menyiarkan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Organisasi mengelola stasiun penyiaran yang didlamnya terdapat perangkat keras yang dikelola orang-orang teknik dan perangkat lunak yang dikelola oleh orang-orang untuk program dan ke administrasian atau ketatalaksanaan. Dalam proses kerjasama ini diperlukan tindakan manajemen yang tepat, khususnya bagi dunia penyiaran. Penerapan amanjemen secara profesional akan menghasilkan output siaran yang berkualitas, baik, dan benar sebagai hasil kerja kolektif (kerja tim).17 Struktur organisasi stasiun televisi dalam dunia penyiaran sangat penting, untuk menghindari tumpang tindihnya tugas dan kewajiban diantara karyawan yang terlibat dalam proses produksi siaran televisi. Antara televisi yang satu dengan yang lain ada
16 17
JB Wahyudi. Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran.1994 Morisson, Jurnalistk Televise Mutakhir, 2004
48 perbedaan, namun pada ruang lingkup tanggung jawab kerjanya memiliki kecenderungan yang sama. (buku dasar-dasar penyiaran )18 Gambar 4.2 MODEL STRUKTUR ORAGANISASI STASIUN TELEVISI (Direktur Utama/General Manager)
Pemasaran
Manager Program
Staff Pemasaran
Program
Direktur Pemberitaan
Staff Program
Pemberitaan
Teknik
Direktur Tehnik
Direktur
Keuangan/Trafic Administrasi
Direktur Keuangan Pemasaran
Jurnalis, kamera, editor Teknik Pemeliharaan Staff keuangan
Kebutuhan stasiun televisi terhadap sumber daya manusia tidak berarti sama anatara satu stasiun televisi dengan stasiun televisi lainnya. Secara sederhana, pertimbangan utama dalam menyusun struktur organisasi televisi biasanya ditentukan oleh skala siaran stasiun televisi itu, apakah bersifat nasional atau lokal.19
2.9 Strategi Produksi Reportase Berita Televisi Setiap stasiun televisi memiliki standar proses produksi reportase berita yang hampir sama. Sebagai berikut akan dibahas alur dan prosedur produksi reportase berita dalam bagan sebagai berikut 20
18 19 20
Ibid Ibid Ibid
49 Gambar 4.3. PROSES PRODUKSI BERITA
Rapat perencanaan liputan Koordinator liputan Eksekutif produser/produser Assistant produser Sekertariat redaksi Reporter/presenter
Tugas liputan (reporter/juru kamera)
Hasil liputan
Cek
Script/video
Run Down Eksekutif produser/produser On Air
Rincian penjelasan gambar diatas adalah sebagai berikut : a. Tahap awal, adalah rapat perencanaan liputan yang dihadiri oleh kordinator liputan, eksekutif producer/producer/assistant producer, sekretariat redaksi, dan reporter/presenter. Rapat biasanya dilakukan sebanyak 3 kali dalam sehari atau disesuaikan dengan kondisi/porsi penayangan berita di masing-masing televisi. Pada rapat perencanaan liputan, segala sesuatu dan apa yang akan diliput dibicarakan pada pertemuan ini. b. Tahap kedua, adalah saat reporter dan juru kamera ditugaskan untuk melakukan liputan ke lapangan. Penugasan ini dilakukan oleh korlip (koordinator liputan) dengan berkoordinasi dengan bagian korkam (koordinator kamera) melalui jadwal tertulis.
50 c. Tahap ketiga, adalah setelah reporter dan juru kamera kembali dengan membawa hasil liputan sesuai dengan agenda rapat perencanaan. d. Tahap keempat, semua hasil liputan diproses. Informasi yang diperoleh diolah kedalam bentuk naskah dan visualnya mengalami proses editing. Pada tahap ini eksekutif producer/assistant producer melakukan rapat internal dengan tujuan menentukan berita apa saja yang akan diangkat, dijadikan isi dan yang akan ditayangkan pada saat itu. e. Tahap kelima, seluruh hasil editing dimasukan kedalam daftar urutan serta susunan berita (rundown). f. Tahap akhir, adalah pada saat berita tayang (on air).21
2.10 Rating & Share Peringkat program atau rating menjadi hal yang sangat penting bagi pengelola stasiun penyiaran komersial. Rating merupakan hal yang sangat penting karena pemasang iklan selalu mencari stasiun penyiaran atau program siaran yang paling banyak dotonton orang. Keberhasilan penjualan barang dan jasa melalui iklan sebagian besar ditentukan oleh banyaknya audien yang dimulik suatu program. Rating menjadi indikator apakah program itu memiliki audience atau tidak. Rating menjadi perhatian pula bagi pemasangan iklan yang ingin mempromosikan produk atau jasanya. Dengan demikian laporan rating memiliki peran yang menentukan bagi stasiun penyiarannya. Perhitungan rating secara matematis sangat sederhana yaitu hanya membagi jumlah rumah tangga yang tengah menonton suatu program tertentu dengan menjulah keseluruhan rumah tangga yang memiliki televisi disuatu wilayah siaran. Share dari suatu 21
Ibid
51 stasiun televisi A diperoleh dengan cara membagi jumlah penonton yang menyaksikan acara televisi A dengan keseluruhan rumah tangga yang betul-betul menyaksikan televisi. Hasil pembagian ini merupakan jumlah audien yang betul-betul menyaksikan acara televisi A dan hasil pembagian ini disebut Audience Share. Stasiun penyiaran televisi akan selalu memiliki nilai audience share yang lebih tinggi dari pada nilai ratingnya (hal ini disebabkan angka pembaginya yang lebih kecil). Sebagai sebuah industri, televisi sangat tergantung pada keberadaan khalayaknya. Sebab, ketika seluruh pendapatan televisi ditopang sepenuhnya oleh iklan, maka iklan klaim-klaim tertentu berdasarkan khalayak menjadi sangat signifikan. Perusahaan pengiklan, konpn hanya mau atau cenderung akan beriklan disuatu stasiun (atau program acara ) jika diketahui jumlah penontonnya banyak.
52 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tipe/Sifat Penelitian Tipe penelitian ini adalah Deskriptif Kualitatif, yaitu penelitian yang bertujuan mendeskripsikan suatu obyek atau kegiatan yang menjadi perhatian peneliti. Penelitian deskriptif kualitatif, menurut Bogdan dan Taylor (1975 : 5), merupakan suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan situasi, setting soasial atau hubungan yang spesifik. Penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Deskriptif tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi sedangkan penelitian kualitatif diartikan sebagai penelitian yang tidak mengadakan perhitungan pada angka kuantitas. Dari penelitian deskriptif kualitatif, dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara empirik dari obyek peneliti berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh media yang akan diteliti dan data yang diperoleh dari wawancara mendalam (Indepth Interview), maupun berbagai informasi pendukung baik itu informasi dalam bentuk tekstual maupun konteksual, yang berhubungan dengan Produksi Berita Metro Pagi di Metro TV.22
22
Prof.DR. Lexy J Moleong MA. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosda Karya Bandung. 2006. Hal 3
52
53 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian metode studi kasus. Dari metode ini sendiri bertujuan untuk menghimpun berbagai data dan informasi sesuai dengan tujuan penelitian. Studi kasus adalah penelitian empiris yang menyelidiki suatu fenomena (gejala) kontemporer dalam konteks senyatanya (real-life) dimana batas-batas antara fenomena dan konteks.Dalam hal ini, Metro TV sebagai tempat dimana peneliti akan mengumpulkan data-data sekaligus dan wawancara dengan para tim kru Metro Pagi. 23
3.3 Definisi Konsep Definisi konsep penelitian ini adalah sbb : NO 1
KONSEP Strategi Produksi
DEFINISI pola keputusan dalam organisai yang menentukan dan mengungkapkan saran,maksud atau tujuan yang menghasilkan
kebijaksanaan
utama
dan
merencanakan untuk pencapaian tujuan-tujuan, serta perincian jankauan dan rencana produksi yang akan dikejar oleh organisasi. Strategi membantu organisai untuk memiliki prioritas yang lebih jelas, membantu mengarahkan kegiatan dan alokasi sumberdaya, serta membantu upaya-upaya senergi secara sistematik. 2
23
Berita
uraian fakta dan atau pendapat yang mengandung
Drs Jalailidin Rahmat. Msc. Metode Penelitian Komunikasi PT Rosda Karya Bandung. Hal 24
54 nilai berita, sedangkan penjelasan masalah hangat adalah penjelasan dari narasumber yang relevan tentang suatu masalah hangat yang muncul di tengah masyarakat.
3.4 Teknik Pengumpulan Data Langkah-langkah dalam penelitian ini mengikuti tahap-tahap yang direkomendasikan oleh Bogdan dan Taylor (1975 : 5). Oleh karenanya, teknik pengumpulan data yang relevan untuk digunakan dalam penelitian ini meliputi: 3.4.1 Data Primer Dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam (in-depth interview) atau wawancara langsung. Wawancara langsung (Indept Interview) merupakan cara pengumpulan data dengan melakukan sesi tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penelitian. Dalam hal ini yaitu dengan narasumber utama berasal dari manajemen redaksi Metro TV.24 3.4.2 Data Sekunder Dalam penelitian ini menggunakan tehnik Analisis Data Dokumen dan Catatan; yang meliputi dokumen, catatan arsip dan bukti-bukti fisik lain yang relevan, referensi sumber informasi dari buku-buku, internet. Dari sumber itu didapatkan informasi tambahan tentang subyek yang sedang diteliti.25
24 25
Robert K Yin. Studi Kasus, Desain & Metode. Rajawali Pers. Jakarta Ibid
55 3.5 Key Informan (Subyek Penelitian) Dalam penelitian ini adalah menentukan Eksekutif Produser Metro Pagi, Senior Manager News Produksi Metro TV dan Manager News Produksi Metro Pagi sebagai Key Informan karena tidak hanya memberikan keterangan dan informasi, tetapi dalam melaksanakan kegiatan mencari, mengumpulkan, menulis dan menyunting berita, sampai pengolahan berita dan berita siap tayang merupakan tanggung jawabnya. Sedangkan Koordinator peliputan, reporter, editor, Pengarah acara sebagai Informan. Dengan alasan, merekalah yang berhubungan dan mengetahui seluk beluk pengerjaan produksi berita Metro Pagi di Metro TV. Oleh karenanya, terdapat subyek penelitian yang sengaja dipilih dan ditentukan peneliti sebagai sumber data. Subyek penelitian tersebut adalah : 1.Eksekutif Produser Metro Pagi yaitu Bp. Yunanto 2.Senior Manager News Production Metro Pagi yaitu Bp. Makroen Sanjaya 3.Manager News Production Metro Pagi yaitu Bp. Farid JS26
3.6 Fokus Penelitian Penelitian ini difokuskan pada Strategi Produksi Berita Metro Pagi. Adapun rincian fokus penelitian ini yang meliputi dalam tahapan rencana strategi produksi yaitu : 27 a. Planning (perencanaan) adalah suatu petunjuk, suatu tuntunan atau tindakan yang akan dilakukan, yang memberi arah bagi tindakan dimasa depan, strategi produksi reportase redaksi dalam menentukan berita pada program Metro Pagi di Metro TV.
26 27
www.metrotvnews.com Ibid
56 b. Organizing (Pengorganisasian) yang dimaksud dalam pengorganisasian di sini adalah, setelah proses planning dijalankan maka susunan pembagian tugas kerja ,apa yang seharusnya kamera, reporter lakukan untuk mendapatkan suatu berita. c. Actuating (penggerakan) adalah tindakan yang diambil oleh pimpinan redaksi, dalam hal ini keputusan pengambilan berita mana yang akan siap disiarkan, format berita seperti apa dan persiapan apa saja yang akan dilakukan sebelum penayangan program berita tersebut. d. Controlling
(pengawasan)
adalah
untuk mengawasi jalannya proses
pemberitaan yang sudah berlangsung disiarkan, evaluasi akhir dan meneliti kendala-kendala yang dighadapi, baik teknis maupun non teknis.
3.7 Pengolahan dan Analisa Data Teknik analisis dan penafsiran data dalam penelitian ini mengikuti langkah-langkah yang direkomendasikan oleh Bogdan dan Taylor (1975 : 5), seperti dikutip oleh Tellis (1997), yang menyatakan bahwa analisis data dilakukan dengan penelaahan, kategorisasi, melakukan tabulasi data dan atau mengkombinasikan bukti untuk menjawab pertanyaan penelitian. Prosedur ini senada dengan prosedur yang direkomendasikan oleh Moleong (2001), bahwa proses analisis data dimulai dengan: 1) menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, dalam hal ini adalah dari hasil wawancara, maupun analisis dokumen; 2) setelah ditelaah maka langkah selanjutnya adalah mengadakan apa yang dinamakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat rangkuman yang inti, proses dan
57 pernyataan-pernyataan kunci yang perlu dijaga agar tetap berada didalamnya; 3) langkah berikutnya
adalah
menyusunnya
kedalam
satuan-satuan
untuk
kemudian
dikategorisasikan; 4) melakukan pemeriksaan keabsahan data dengan teknik tertentu dan 5) diakhiri dengan penafsiran data.28
28
Robert K. Yin. Studi Kasus, Desain & Metode. Rajawali. Pers. Jakarta
58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum tentang Obyek Penelitian Berdasarkan dari hasil penelitian dan wawancara mendalam (indept Interview) dengan narasumber dari jajaran redaksi Metro Pagi di Metro TV, dibawah ini akan dipaparkan beberapa hasil penelitian dan pembahasan yang didapat. Penelitian dilakukan selama 1 (satu) bulan, yaitu selama priode bulan September 2008. 4.1.1 Sejarah Singkat Metro TV Televisi ini mulai mendapat izin siaran 25 Oktober 1999. Dan baru mulai siaran pada tanggal 25 November 2000 yang kemudian dijadikan hari ulang tahunnya. Kebetulan Metro TV adalah stasiun televisi swasta pertama yang hadir lima tahun setelah Indosiar berdiri. Dan bisa dikatakan pemiicu musim berdirinya stasiun televisi swasta lainnya di awal dekade 2000-an. Sebab setahun kemudian bermunculan TV7, Trans TV dan Lativi. Pada awalnya stasiun televisi ini hanya beroperasi 12 jam sehari. Baru setelah 1 April 2001, stasiun televisi ini mulai bersiaran 24 jam. Dalam format susunan acaranya sepintas mirip dengan stasiun televisi berbayar karena beberapa tayangan yang dianggap unggulan oleh mereka selalu mendapat jatah untuk re-run. Jadi bagi yang tidak sempat menonton pada jam tayang utama masih dapat menonton tayangan ulangnya. Namun sebenarnya ada juga beberapa acara yang diulang pada malam dan dini hari hanya untuk
58
59 sekedar
mengisi
slot
cara
supaya
bisa
tayang
24
jam.29
4.1.2 Visi dan Misi Metro TV Untuk memantapkan langkahnya dalam industri media, Metro TV mendasarkan dirinya pada Visi dan Misi yang telah dipastikan sebagai pedoman perusahaan. a. Visi : 1. Menjadi televisi Berita Indonesia yang independen, dan dapat ditangkap tayangannya secara internasional. 2. Menjadi referensi terpercaya untuk dunia internasional dalam mencari informasi yang akurat mengenai Indonesia. 3. Menjadi referensi terpercaya untuk penduduk di Indonesia dalam mencari informasi yang akurat mengenai kejadian-kejadian baik diluar negeri maupun didalam negeri. 4. Menjadi acuan yang terpercaya yang dapat mempengaruhi pertimbanganpertimbangan para pengusaha dan pemerintah secara positif demi kemajuan bangsa dan negara. 5. Menjadi saluran promosi bagi Negara Indonesia dalam bidang pariwisata dan ekonomi. 6. Menjadi saluran edukatif yang dapat dinikmati bangsa Indonesia dari segala umur dan kalangan. 7. Menjadi partners-in-broadcasting dengan televisi lain di manca negara.
29
www.metrotv.com
60
b. Misi : 1. Menjadi televisi berita yang cepat, akurat dan terpercaya dalam penyampa ian beritanya. 2. Menjadi saluran yang dapat mengembalikan nama baik negara Indonesia di mata dunia luar. 3. Membantu mengedukasi bangsa Indonesia melalui program-program yang informative dan actual, baik dalam bidang politik, budaya, hukum, intelektual dan moral. 4. Membantu negara untuk mensosialisakan kebijakan-kebijakannya, mem bantu untuk menstabilkan keadaan dalam negeri, menambah kepercayaan dari luar negeri dan membantu memulihkan keadaan ekonomi pasca masa resesi. 4.1.3 Keunggulan Metro TV Sebagai televisi berita, Metro TV mempunyai keunggulan yaitu : 1. Satu-satunya stasiun televisi di Indonesia yang menyajikan berita-berita yang cepat, terpercaya, tepat dan independen. 2. Waktu siaran 24 jam non-stop 3. Memiliki kemampuan untuk menayangkan Breaking News serta up-datingnya setiap saat. 4. Sinergi dengan Media Indonesia Group. 5. memiliki studio di Bursa Efek Jakarta.
61 6. Reporter yang selalu siap di MPR/DPR, Komdak, Istana Merdeka, serta perwakilan dalam dan luar negeri. 7. Menggunakan system digital, staelite news gathering (4 SNG) dan teknologi virtual yang dipergunakan dalam set news program. 8. Fleksibel waktu menonton bagi pemirsa a.. Headline b. Basket/capsule system c. Micro system d. Breaking News e. Live Event 9. Jangkauan ataupun frekuensi lebih tinggi 10. Komitmen iklan sebatas 20% dari setiap program, agar iklan yang ditayangkan lebih mendapat reaksi positif dari penonton. 4.1.4 Target Audience Target audience Metro TV adalah : 1. Menjadi stasiun televise terfavorit ditengah menjamunya stasiun televisi lokal di Indonesia. Dimana program-programnya menduduki peringkat pertama dalam rating pertelevisian. 2. Menjadikan Metro TV sebagai televise milik rakyat sepenuhnya. Dengan adanya perubahan demokrasi disalurkan melalui sejumlah organisasi yang dipimpinnya serta surat kabar “ Prioritas “ dan tabloid “ Detik “ miliknya.
62
Target audience Metro TV dapat dijelaskan pada table di bawah ini adalah : Tabel 4.1 Stasiun TV lain -
Me-too
product
Metro TV :
90%
-
entertainment and 10% News
News/Informasi : 70% hard news and 30% entertainment
-
Sign on-sign off
-
24 hours
-
.15-25% in house production
-
75-85% in house production
-
Target audience : all segemnt
-
Target audience = segmented M/F, AB, 20+
Keterangan : M/F
: Male/female : Pria / Wanita
20+
: Umur diatas 20 tahun
Segment
: Segmentasi dari pemirsa yang bisa dipilah-pilah berdasarkan berbagai kategori seperti jenis kelamin, umur, domisili, expenditure.
Expenditure
: Besarnya pengeluaran rata-rata per bulan oleh tiap individu untuk
memenuhi kebutuhannya dan tidak termasuk tabungan.30
30
www.metrotv.com
63
Expenditure terbagi dalam kelas-kelas : Tabel 4.2 Kelas
Rata-rata pengeluaran
A
Diatas1 juta/bulan
B
700.000-1.000.000/bulan
C1
500.000-700.000/bulan
C2
350.000-500.000/bulan
D
250.000-350.000/bulan
E
Dibawah 250.000/bulan
Untuk memantau partisipasi dan jangkauan pemirsanya, METRO TV menggunakan 2 cara : 1. Sistem riset yang kontinyu, melalui penilaian “ Rating”, yang dilakukan oleh konsultan international : AC Nielsen 2. Sistem poling yang diadakan secara kontinyu hampir setiap hari pada acara “ Metro Pagi, Metro Hari Ini”. Dan untuk meningkatkan kedekatan METRO TV memberikan kesempatan kepada pemirsanya untuk melakukan tanya-jawab secara langsung melalui telepon interactive / dialog interaktif. Program dapat diartikan sebagai suatu pendekatan yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau isi program kepada pemirsa (audience). Adapun bentuk
64 program Metro TV yang digunakan untuk menayangkan program televisi sangat beragam yaitu:31 a. Program News/Berita 1. Headline News, adalah program berita setiap jam selama 2-7 menit, setiap harinya. Program ini diadaptasi dari program yang sama yang dimiliki stasiun televisi internasional CNN. Sebagian besar Headline News ditayangkan dalam Bahasa Indonesia, namun pada jam tertentu Headline News dibacakan dalam Bahasa Inggris. 2. Metro Pagi, adalah program berita pagi Metro TV yang mengudara setiap hari pada pukul 05:00 - 06:30 WIB. Metro Pagi juga menayangkan Laporan VOA yang disiarkan Voice of America dari Washington setiap Senin hingga Jumat. 3. Metro Xin Wen, adalah program berita berbahasa mandarin yang meng udara setiap hari pada pukul 08.30 - 09.00 WIB 4. Metro This Morning, adalah program berita berbahasa inggris. Mengu dara setiap hari pada pukul 08.30 - 09.00. Namun, acara ini berakhir pada
awal
April 2007. 5. Indonesia This Morning, adalah program berita Bahasa Inggris yang menggantikan Metro This Morning. Berisi tentang berita terhangat dari Indonesia dan penjuru dunia. Dan, berisi juga laporan cuaca seluruh Indonesia oleh Zelda Savitri dan Candice Anggunadinata. 6. Metro Siang, adalah siaran berita Metro TV yang mengudara setiap hari pada pukul 12:00 - 13:00 WIB (pada hari Senin dan Jumat) dan 12:00 - 12:30 WIB (pada hari Sabtu dan Minggu). 31
Indept Interview dengan Makroen Sanjaya, selaku Senior Manager News Production Metro TV
65 7. News Flash, adalah program berita tiga bahasa (Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia. Mengudara setiap hari Senin - Jumat pada pkl 09:30, 12:30, 19:30 WIB selama 5 menit. 8. World News, adalah program berita dunia yang mengudara selama 30 menit pada hari Senin - Jumat pada pukul 16:30 WIB. Metro World News ini telah sukses melakukan wawancara terhadap berbagai pemimpin dunia seperti Tony Blair, dan Mahmood Ahmadinejad. 9. Metro Hari Ini, adalah program berdurasi 1 jam pada hari Senin - Sabtu dan 30 menit pada hari Minggu pada pukul 18:00 WIB. Berisi rangkuman informasi selama sehari. 10. Suara Anda, adalah program berita 30 menit yang menyajikan berita
yang
bisa anda pilih. Mengudara pada hari Senin - Jumat pada pukul 19:00 WIB. 11. Top Nine News, adalah salah satu program yang ditunggu. Karena memiliki variasi angka 9. Sembilan berita teratas pada pukul Sembilan malam WIB. Dan pada rubrik ke-8 Top of The top berisi 9 berita menarik yang disajikan dalam waktu 90 detik. Mengudara pada hari Senin - Jumat selama 30 menit. 12. Top Nine News Weekend, adalah program sembilan berita teratas pada pukul 21.00 WIB. Dan pada rubrik ke-8 Top of The Week berisi 9 berita menarik yang disajikan dalam waktu 90 detik. Mengudara pada hari Sabtu selama 30 menit. 13. Metro This Week, adalah program berita Metro TV yang berisi rangkuman berita selama sepekan. Mengudara setiap hari Minggu pada pukul 18:30 WIB selama 30 menit.
66 14. Metro Sport, adalah program berita olahraga yang disiarkan pada pukul 23:05 WIB selama 25 menit. 15. Metro Malam, adalah program berita malam yang disiarkan pada pukul 23:30 WIB selama 30 menit. 16. Kick Andy, adalah program talk show oleh Andy F. Noya pada hari
Jumat
pukul 22.00 WIB 17. Indonesia Now, adalah program Internasional yang mulai mengudara pada tanggal 1 September 2006. Dibawakan oleh Frida Lidwina dan Dalton Tanonaka (Mantan penyiar CNN, CNBC Asia dan NHK Jepang). Mengudara setiap hari Sabtu pada pukul 07.00 WIB dan Minggu pukul 17.30 WIb selama 30 menit. Acara ini juga dapat disaksikan di Benua Amerika, Eropa dan di wilayah Asia Pasifik. Program lain yang banyak penontonnya adalah The Breakfast Club yang hadir ke hadapan penonton setiap hari Kamis dan Jumat pukul 08:00-09:00 WIB yang dibawakan oleh Sarah Sechan, Melissa Karim, dan Uli Herdinansyah. The Breakfast Club adalah program yang membahas berbagai topik yang menarik dan disajikan secara ringan dan human interest. b. Progam Non News/Berita 1.Today’s Dialogue 2. Oasis 3. Kick Andy 4. Eagle Awards 5. ABC OF Cooking
67 6. Archipelago 7. Expedition 8. Save Our Nation 9. Snapshot 10. Metro Files32 4.1.5 Sejarah Singkat Metro Pagi Metro Pagi adalah program berita pagi Metro TV yang mengudara setiap hari pada pukul 05:00 - 06:30 WIB. Metro Pagi juga menayangkan Laporan VOA yang disiarkan Voice of America dari Washington setiap Senin hingga Jumat. Segmen berita metro pagi adalah pada kelas keatas yaiti A dan B+, tapi untuk kelas bawah boleh juga untuk melihatnya.33
4.2 Hasil Penelitian Pada bab ini penulis akan menggambarkan strategi program Metro Pagi dalam reportase beritanya dengan mendasari pedoman teoritis yang terkait pada bab II dan rumusan pada bab 1 dengan pengamatan pada pelaksanaan dilapangan yang dirangkum dari hasil indept interview penulis dengan beberapa narasumber yakni Yunanto sebagai Eksekutif Produser Metro Pagi, Makroen Sanjaya sebagai Senior Manager
News
Production dan Farid JS sebagai Manager News Production Metro Pagi. Penulis akan menguraikan tahapan-tahapan bagaimana strategi produksi Metro TV pada Strategi Produksi Metro Pagi. Adapun tahapan-tahapan strategi produksinya yang berkaitan dengan Planning, Organizing, Actuating dan Controling ( POAC ) yaitu ;
32 33
www.metrotv.com Indept Interview dengan Makroen Sanjaya, selaku Senior Manager News Production Metro TV
68 1. Planning ( Perencanaan ) atau Pra Produksi Dalam proses pembuatan paket berita harian, diperlukan perencanaan yg sangat matang, agar bisa menarik perhatian audience, dan perencanaan tersebut dilakukan dengan rapat redaksi. Dalam rapat redaksi membahas pre rundown dan pre rundown juga ada rapat proyeksi yaitu rapat kontinue. Redaksi Metro TV selalu mengadakan rapat redaksi lima kali sehari guna menyeleksi berita-berita yang masuk dapur redaksi. Selain menyeleksi berita, rapat redaksi juga menentukan berita apa saja yang akan tayang saat itu kemudian mengevaluasinya dalam rapat redaksi yang diadakan setelah acara Metro Pagi selesai. Rapat redaksi tersebut dihadiri oleh pemred, eksprod, kepala produksi berita, korlip, korda dan riset/pengamat. Riset/pengamat adalah seseorang yang membuat susunan atau list mengenai kesalahan apa yang akan di program Metro Pagi saat itu dan berita apa saja yang belum tergali lebih dalam untuk penyampaian berita tersebut.34apa yang perlu di up date berita hari ini, berita seperti apa, dialog seperti apa dan presenter siapa. Presenter hari ini akan hadir diberikan bref dan disimulasi oleh Manager Produksi, Manager Redaksi. Proses jadwal rapat redaksi di Metro Pagi sendiri dilakukan pada pukul 09.00 WIB, pukul. 11.00 WIB, pukul 14.00 WIB, pukul 16.00 WIB, dan pukul. 19.00 WIB. Dalam rapat redaksi ini dibahas dan dibicarakan masalah jualan berita atau materi berita yang didapatkan hari itu, baik dari koordinator liputan pusat maupun koordinator liputan daerah, untuk diangkat atau ditayangkan di program Metro Pagi. Rapat redaksi ini dihadiri oleh manager liputan, eksekutif produser, produser harian, koorlip, koorkam, koorda, sekertaris dan para pembaca berita. Biasanya rapat akan
34
Ibid
69 dipimpin oleh eksekutif produser dan produser harian yang akan mempresentasikan seluruh materi berita mana yang akan ditayangkan dan yg masuk ke rundown berita. Hal ini juga dikatakan oleh Yunanto, Eksekutif Produser Metro Pagi : ” Jadi kita memberlakukan sebuah sistem dan mekanisme proses seleksi berita, jadi tidak semua berita yang diliput atau tidak semua wawancara yang akan dilakukan itu berdiri sendiri, tetapi semua melalui proses atau mekanisme melalui rapat redaksi.”
Jadi mekanisme rapat redaksi harian regular yang setiap hari bergulir selama 5 kali yaitu rapat pagi dilakukan pada pukul 09.00 WIB, rapat siang pukul. 11.00 WIB, rapat sore pukul 14.00 WIB, rapat petang pukul 16.00 WIB, dan rapat malam pukul. 19.00 WIB.35 Hal ini juga dikatakan oleh Yunanto, Eksekutif Produser Metro Pagi: “ Dikelima rapat redaksi itu kita melakukan evaluasi, evaluasi setipa program terdekat, apa yang sudah kita peroleh, apa yang orang lain punya, apa kelemahan kita, apa kelebihan kita itu dievaluasi pada setiap rapat redaksi”.36 Dalam eara globalisasi saat ini persaingan sangatlah ketat, para kompetitor berusaha menjadi terbaik dan setiap instansi pertelevisian pasti menginginkan hasil yang terbaik dalam menyajikan berita yang berkualitas untuk pemirsanya. Seperti halnya Metro TV melalui Yunanto selaku Eksekutif Produser Metro Pagi Metro TV sebagai narasumber penulis mengatakan : ” Di era persaingan yang sangat ketat, kita harus mempertimbangkan kalau misalnya kita melihat suatu berita itu juga dilhat dari kemampuan, kelebihan apa yang kita punya, kemudian kita harus lebih unggul dari kompetitotr kira-kira seperti itu, karena ini berita TV, jadi sangat ditentukan oleh kualitas, jadi mana yang lebih dulu menampilkan gambar itu tercepat, terbaik, itulah yang akan ditonton oleh pemirsanya. Jadi kita harus mempertimbangkan kemampuan kompetitor dan kemampuan kita”.37
35
Ibid Ibid 37 Ibid 36
70 2. Organizing ( Pengorganisasian ) atau Produksi Dalam pengorganisasian di sini adalah pembagian tugas kerja kru dan penentuan berita yang akan ditayangkan, dan melalui proses News Gathering (Peliputan) yaitu meliputi ; a. Persiapan Peliputan Redaksi Metro Pagi memiliki beberapa desk pemberitaan, yaitu Sosmas (sosial masyarakat), Ekbis (ekonomi bisnis), dan Polkam (politik keamanan). Isi berita program Metro Pagi setiap harinya selalu diisi dengan desk-desk seperti diatas. Dalam prakteknya proses peliputan atau pencarian materi berita di jabodetabek, tim redaksi Metro TV menurunkan beberapa reporter dari seluruh desk pemberitaan yang dimilikinya. Sedangkan untuk berita daerah, redaksi Metro Pagi mengandalkan pasokan berita dari kontributor daerah atau dari biro Metro TV disetiap daerah. Setiap desk dikoordinir oleh seorang koorlip (koorodinator liputan), sedangkan kontributor daerah akan dikoordinir oleh seorang koorda (koordinator daerah). Nantinya koorlip dan koorda yang mengatur semua jalannya kegiatan peliputan, sedangkan masalah eksekusinya dilakukan oleh tim liputan (reporter, kameraman, dan driver). Koorlip dan koorda mengurusin semua masalah liputan, dari masalah siapa reporter dan kameraman yang akan meliput, kamera tim liputan harus meliput, apa materi berita yang
akan
mereka
liput,
dan
siapa
narasumber
yang
harus
dimintai
keterangan/pernyataan untuk melengkapi dan memperkuat suatu paket berita, semua itu telah tertulis dalam suatu ploting (jadwal penugasan). Ploting dibuat oleh koorlip dan koorda berdasarkan materi-materi berita yang diminta oleh produser. Begitu reporter tiba di kantor, hal pertama yang dilakukan adalah melihat ploting dari koorlip masing-masing sesuai dengan desk pemberitaannya. Dalam ploting atau jadwal
71 semua sudah tertulis dengan rinci hal-hal yang diinginkan oleh koorlip dan yang harus dilakukan tim liputan dilapangan (reporter, kameraman), kemana reporter itu meliput, apa yang diliput, siapa narasumber yang harus dimintai keterangannya, nomor kontak narasumber, bahkan sampai pertanyaan-pertanyaan yang wajib ditanyakan oleh reporter dalam suatu peristiwa. Setelah itu reporter akan memprint jadwal tersebut, dan apabila saat itu koorlip yang bersangkutan berada ditempat, maka reporter akan berdiskusi dengan koorlipnya mengenai berita yang akan diliput. Reporterpun akan membekali dirinyan dengan mencari informasi di internet tentang masalah tersebut, agar reporter lebih memahami masalah yang akan diliputnya. Terkadang reporter harus menghubungi narasumbernya terlebih dahulu atau menghubungi orang terdekat narasumber agar reporter mengetahui dimana dan kapan narasumber dapat dimintai keterangannya. Dalam perjalanan menuju tempat liputan, reporter kan memperhatikan print ploting atau jadwal peliputan kepada kameraman dan mereka akan berdiskusi mengenai apa yang mereka akan liput. Hal ini bertujuan agar kameraman
mengetahui apa yang harus
dilakukan dilapangan nanti, gambar seperti apa yang akan dibutuhkan, dan SOT (sound and tape) atau yang dapat disebut juga dengan istilah sync (pernyataan narasumber) seperti apa yang harus di-record (rekam). b. Peliputan di lapangan Setelah sampai ditempat peliputan, reporter segera mencari narasumber yang akan dimintai keterangannya, apabila sebelumnya reporter telah membuat janji dengan narasumber tersebut maka reporter akan langsung menemui narasumber dan langsung melakukan wawancara. Berbeda halnya bila reporter belum membuat janji terlebih
72 dahulu dengan narasumber yang akn dimintai keterangannya, maka reporter akan bekerja lebihkeras lagi, untuk melakukan wawancara dengan narasumber tersebut. Perlu kita ketahui karakter setiap narasumber tentunya berbeda-beda, terkadang ada narasumber yang sulit untuk diwawancarai dan banyak juga yang sangat mudah untuk diwawancarai. Apabila dalam melakukan peliputan dilapangan, reporter mendapatkan kasus yang narasumbernya susah untuk diwawancarai atau membuat janji, maka biasanya reporter akan melakukan doorstep (wawancara depan pintu). Dalam melakukan wawancara yang sifatnya doorstep, seorang reporter dituntut harus sigap, tanggap dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperlunya yang sifatnya to the point (langsung pada pokok permasalahan). Langkah-langkah diatas juga harus dilakukan seorang kameraman, jangan sampai pada saat narasumber lewat, tetapi kameraman tidak mendapatkan gambar atau pernyataan dari narasumber (SOT). Karena televisi adalah media yang menggunakan gambar, sebesar apapun beritanya bila tanpa gambar itu tidak berarti apa-apa. Teknik wawancara doorstep ini, biasanya lebih banyak digunakan dalam peliputan berita Polkam (politik keamanan), karena kebanyakan narasumbernya adalah orang-orang penting yang sibuk dan sangat susah untuk dimintai wawancara secara khusus, apa lagi narasumber tersebut terkait langsung dengan permasalahan yang sedang diliput. Pada saat reporter dan kameraman sedang meliput ke lapangan, koorlip biasanya akan selalu memantau jalannya liputan. Koorlip biasanya selalu melakukan koordinasi dengan reporter melalui telepon, dan koorlip juga selalu memberikan arahan dan informasi terbaru menyangkut peristiwa yang sedang diliput oleh tim liputan di lapangan.
73 Setiap saat koorlip akan selalu menelpon reporter untuk menannyakan sejauh mana perkembangan di lapangan dan akan selalu mengingatkan reporter tentang berita yang sedang diliput tersebut akan ditayangkan jam berapa (dead line). Koordinasi seperti inilah sangatlah dibutuhkan dalam setiap redaksi pemberitaan, karena melalui koordinasi seperti ini, bisa membantu kesulitan-kesulitan yang dihadapi tim liputan yang sedang meliput dilapangan. c. Liputan Live (langsung) Dalam peliputan suatu peristiwa atau berita dapat dilakukan secara live (langsung), yaitu reporter melaporkan langsung dari tempat kejadian perkara dan disiarkan secara langsung. Live report atau laporan langsung dari tempat kejadian, biasanya dilakukan oleh stasiun televisi pada isu atau peristiwa-peristiwa yang sifatnya besar, mempunyai dampak luas terhadap masyarakat, dan tentunya berita tersebut ingin segera diketahui oleh masyarakat luas. Tujuan stasiun televisi melakukan liputan secara live (langsung) sendiri adalah agar masyarakat luas mengetahui secara langsung keadaan sebenarnya yang terjadi dilapangan secara actual, disiarkan secara langsung dan sekaligus media tersebut ingin menunjukan kredibilitasnya sebagai salah satu stasiun televisi berita. Dalam liputan live (langsung), tim liputan yang akan meliput persiapannya tidak akan seperti liputan biasa, karena dalam liputan live (langsung) diperlukan peralatanperalatan teknis, yaitu SNG (satelit news gathering). SNG adalah sebuah peralatan yang digunakan oleh stasiun televisi dalam melakukan siaran langsung dari berbagai lokasi dan daerah diluar studio. Di Metro pagi tim siaran langsung atau live terdiri dari dua divisi
74 yaitu divisi content (Program Director Reporter Cameraman and audioman) dan Divisi Tekniss (teknis SNG dan OB VAN) Persiapan untuk melakukan siaran langsung (live) sangatlah rumit, terlebih dalam hal mempersiapkan SNG (Satellite News Gathering). Ketika tim liputan siaran langsung (live) tiba di lokasi, langkah pertama yang harus dilakukan oleh tim adalah mempersiapkan SNG (Satellite News Gathering), disini divisi teknik mempunyai peranan yang sangat penting dalam menempatkan SNG, maka tim akan kesulitan dalam mencari frekuensi atau koordinat letak satelit dan bila tidak menemukan titik koordinat satelit, maka tidak bisa melakukan siaran langsung (live). Setelah SNG (Satellite News Gathering) ditempatkan di tempat yang strategis, maka langkah pertama yang dilakukan oleh teknisi adalah membuka penutup parabola dan langsung dilanjutkan dengan melakukan Pointing yaitu proses pencarian frekuensi atau koordinat satelit dengan menggunakan SNG dan lama proses pointing kurang lebih memakan waktu 15 menit. Proses pointing sendiri ada dua macam yaitu : a. Secara otomatis yaitu teknisi SNG hanya menekan remot kontrol parabola dan parabola akan memutar dengan sendirinya mencari frekuensi atau koordinat satelit secara otomatis. b. Secara manual yaitu teknisi SNG harus memutar secara manual parabola dalam mencari frekuensi atau koordinat satelit yang diinginkan. Apabila sinyal atau koordinat satelit telah ditemukan, maka SNG (Satellite News Gathering) akan menembakkan sinyal tersebut atau menghubungkan dengan master control studio utama studio Metro Pagi Metro TV. Salah satu cara untuk mengetahui apakah sinyal yang ditembakkan oleh SNG sudah diterima atau belum oleh master
75 control studio utama Metro TV adalah dengan melihat monitor yang terdapat dalam mobil OB-VAN (Outdoor Broadcasting Van), apabila dimonitor OB-VAN sudah terlihat gambar dan terdengar suara siaran acara yang sedang disiarkan oleh master control studio Metro TV saat itu, maka SNG dan master control Metro TV telah terhubung. Setelah sinyal yang dikirimkan oleh SNG (Satellite News Gathering) dapat diterima oleh master control studio utama, maka langkah berikutnya yang dilakukan tim adalah mempersiapkan hal-hal yang bersifat teknis, seperti mempersiapkan penempatan kamera, dan pencahayaan (lighting). Setelah semua itu selesai, maka giliran kameramen melakukan persiapan dengan mengecek kamera, seperti mengecek baterai, audio, fokus kamera, mengecek kabel dan mic yang akan digunakan oleh reporter. Dan persiapan terakhir yang dilakukan kameramen adalah melakukan W/B (White Balance) yang bertujuan, agar kamera dapat merekam gambar yang sebenarnya atau warna sebenarnya tidak berbeda dengan warna yang direkam oleh kamera. Sedangkan alat komunikasi atau alat untuk koordinasi dalam siaran langsung (live) antara PD, kameramen, dan reporter. Alat yang digunakan selama proses siaran langsung (live) adalah bodypack dan earphone. Bodypack adalah suatu alat yang berfungsi untuk berkomunikasi yang disambungkan ke earphone sehingga setiap anggota tim dapat saling berkomunikasi dan berkoordinasi secara langsung. Setelah persiapan di atas selesai, maka tim liputan akan melakukan persiapan terakhir yaitu mengecek audio untuk memastikan apakah suara di lapangan terdengar jelas oleh PD yang berada di dalam OB-VAN dan memastikan apakah suara dari OBVAN dapat diterima oleh master control studio Metro Pagi.
76 Selama siaran langsung (live) berjalan, seluruh kendali dan instruksi dipegang oleh PD master control studio Metro TV dan PD yang berada di OB-VAN atau di lapangan mengkoordinasikannya keseluruh tim liputan yang berada di lapangan. Lima belas menit sebelum siaran langsung (live) dimulai, seluruh tim yang bertugas harus stand by ditempatnya masing-masing sesuai tugasnya. PD dan Audioman berada di dalam OB-VAN, sedangkan kameraman, lightingman, dan reporter stand by menuggu instruksi dari PD yang berada di OB-VAN 3. Actuating ( Penggerakan ) atau Produksi Suatu tayangan berkualitas tentunya diperoleh melalui proses perencanaan produksi yang cermat. Hasil dari produksi tersebut dapat dicapai apabila semua pihak yang terlibat dalam penayangan program menyadari bahwa perencanaan yang baik dan matang merupakan hal yang penting. Dapat disimpulkan bahwa suatu proses produksi mempunyai pengaruh terhadap kualitas dan mutu suatu program acara. Semakin baik hasil produksi, maka semakin baik pula kualitas dan mutu program tersebut. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa kendalakendal teknis dan nonteknis akan tetap muncul dalam setiap proses produksi. Berikut adalah proses dari penggerakan redaksi yaitu ; a. Meng-Capture VTR Setelah selesai meliput dan sampai di kantor, maka reporter dan kameraman akan menuju ruang redaksi, dan setibanya di ruang redaksi, reporter langsung menuju ruang ingest untuk meng-Capture VTR (Video Tape Recorder). Ingest adalah proses mentransfer gambar dari VTR ke seluruh komputer yang ada di meja ruang redaksi (program Avid Media Manager)
77 Ingest ini dilakukan bertujuan untuk mempermudah atau membantu reporter dalam membuat naskah berita, karena dengan membuka program Avid Media Manager reporter dapat sekaligus menulis naskah sambil memutar gambar hasil liputan, dan melihat SOT (Sound On Tape) atau pernyataan narasumber yang akan dimasukkan dalam paket berita. b.Pembuatan Naskah Setelah proses Ingest selesai dilakukan oleh reporter, maka selanjutnya reporter menuju komputer-komputer yang tersedia di meja ruang redaksi dan membuka program Inews. Program Inews adalah suatu program komputer yang digunakan untuk menulis naskah dan menyimpan data-data pemberitaan yang menggunakan internet khusus dan hanya digunakan atau diakses oleh pihak Metro TV saja, melalui program ini juga reporter, koresponden yang berada di luar Jakarta ataupun yang berada di luar negeri mengirim naskah beritanya melalui program Inews ini, hal pertama yang dilakukan oleh reporter dalam penulisan naskah dalam program Inews adalah dengan membuat slug naskah tersebut. Slug adalah folder judul singkat dari suatu berita yang telah diliput oleh reporter. Biasanya nama slugnya sama seperti slug video yang terdapat pada Avid Media Manager, setelah slug diketik, maka selanjutnya reporter langsung membuat judul naskah tersebut. Setelah langkah-langkah di atas telah dilakukan, barulah reporter membuat naskah dan dimulai dari menentukan Lead berita yang akan dibuatnya. Lead berita sendiri adalah inti dari berita itu sendiri. Untuk menandakan bahwa lead ini akan dibacakan oleh anchor pada saat siaran, maka penulisan lead menggunakan warna tulisan normal (hitam). Bersamaan dengan penulisan lead berita tersebut, reporter juga membuat Chargent untuk
78 judul berita tersebut, yang bertujuan agar memudahkan editor dalam penyuntingan gambar suatu paket berita. Setelah reporter menulis lead berita pada naskah, maka selanjutnya reporter langsung menuliskan isi dari berita tersebut sesuai dengan format berita yang telah ditentukan oleh koorlip. Karena isi berita akan di dubbing oleh reporter sebagai narasi berita. Dalam penulisan isi berita seorang reporter tak lupa menuliskan Chargent yaitu berupa judul berita dan tempat perisiwa kajadian, serta memberikan keterangan visual apa yang akan dimunculkan untuk memperkuat berita tersebut. c. Editting (penyuntingan) Naskah Berita Setelah reporter selesai menulis naskah tersebut, maka reporter akan menyerahkan naskah yang telah dibuatnya kepada koorlip atau produser untuk di edit. Tujuan dari pengeditan naskah tersebut adalah untuk mengoreksi naskah yang dibuat oleh reporter agar tidak terjadi kesalahan. Dalam pembuatan paket berita, durasi naskah harus sama dengan durasi gambar yang telah ditentukan. Jadi naskah yang baik adalah naskah yang singkat, jelas dan namun padat, karena berita dalam media televisi terbatas oleh waktu atau durasi. Biasanya dalam pengeditan naskah, koorlip maupun produser hanya memeriksa naskah, menambahkan atau bahkan mengganti kata-kata yang dianggap tidak penting atau katakata kiasan yang tidak tepat untuk digunakan yang bertujuan agar pemirsa bisa mengerti dari isi berita tersebut. Dalam penulisan naskah berita seorang reporter harus bisa memahami isi berita dari hasil liputan tersebut, dan harus pandai-pandai dalam penempatan angle-berita. Hal terpenting dalam penulisan naskah berita televisi adalah penulis harus bisa mengungkap
79 fakta yang paling penting dari suatu berita, dapat menguraikannya, dan dapat menyesuaikan naskah berita dengan gambar durasi yang telah ditentukan. Bahasa dalam penulisan berita televisi harus benar-benar dipehatikan, karena melalui bahasa penulisan itulah pemirsa dapat menilai kredibilitas program berita si suatu stasiun televisi. d. Dubbing (Pengisian Suara) Narasi Berita Setelah naskah yang dibuat oleh reporter telah diedit oleh koorlip ataupun produser, maka tugas reporter selanjutnya adalah untuk dubbing (Merekam suara sebagai narasi berita). Proses dubbing di departemen pemberitaan Metro TV sendiri, dilakukan dengan cara yaitu reporter merekam suara terlebih dahulu, barulah dilakukan penyuntingan gambar. Sebelum memulai dubbing, sebaiknya seorang dubber (pengisi suara) atau reporter hendaklah membaca dan mempelajari naskah terlebih dahulu, hal ini bisa disebut sebagai latihan ringan sebelum melakukan dubbing (merekam suara) agar bisa menguasai dan tahu dalam hal mengatur tempo, intonasi dan artikulasi suara pada saat membaca naskah tersebut. Sehingga pada saat dubbing (merekam suara) dilakukan, tidak sering melakukan kesalahan atau bahkan cara membacanya terlalu membosankan. Pada saat dubbing, reporter akan didampingi oleh editor dan nantinya editor itulah yang akan memandu reporter selama proses dubbing berlangsung. Proses dubbing tersebut adalah sebagai berikut : a. Editor memasukkan kaset kosong kedalam VTR recorder. b. Setelah kaset tersebut masuk, maka editor akan merekam terlebih dahulu selama tiga detik (blank record), dan pada saat editor me-record kaset reporter diam terlebih dahulu dan menunggu aba-aba dari editor.
80 c. Biasanya editor memberikan aba-aba dengan melambaikan tangannya, karena bila dilakukan dengan suara, maka suara tersebut akan ikut terekam. d. Setelah ada aba-aba barulah reporter membacakan naskah narasi beritanya dan editor merekamnya. e. Setelah reporter selesai merekam suaranya, biasanya editor dan reporter akan mendengarkan hasil rekaman suara tersebut, bila masih ada kekurangan, maka akan dilakukan take ulang. Untuk pengisian suara (dubbing) dalam narasi suatu berita dibutuhkan suara reporter (dubber) yang memang memiliki karakter. Biasanya suara yang cempreng, melengking, pecah dan cadel bukanlah jenis suara yang layak dubbing. Terkadang pengisian suara dalam narasi berita tidak dilakukan leh reporter yang meliput berita tersebut. Di departemen pemberitaan Metro Pagi sendiri, seorang koorlip dan produser merangkap tugas sebagai seorang dubber jika reporter yang meliput berita tersebut memilki suara yang tidak layak dubbing. e. Editing (Penyuntingan Gambar) Setelah reporter melakukan dubbing, proses produksi berita selanjutnya adalah editing (penyuntingan gambar). Disini seorang editor ditemani oleh reporter yang meliput berita, dan reporter menyampaikan alur cerita berita yang diliputnya, juga memberitahukan SOT mana yang akan digunakan kepada seorang editor. Hal ini bertujuan untuk mrnghindari perbedaan alur cerita dalam naskah dengan gambar yang dipilih seorang editor.
81 Setelah melihat naskah berita dan mendengarkan apa yang telah disampaikanoleh reporter, maka langkah selanjutnya editor melihat stok gambar-gambar hasil liputan yang telah diambil oleh kameraman pada saat peliputan. Dengan berkembangnya teknologi, proses editing dalam program Metro Pagi menggunakan teknik Editing Non Linier (digital). Teknik ini bisa dikatakan lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan teknik Editing Linier (analog atau VTR). Karena proses pengerjaannya menggunakan komputer, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : a. Reporter menentukan gambar dan narasi yang digunakan dalam paket berita, sementara editor menitikberatkan pada kelayakan gambar yang dilihat dari segi komposisi gambar, Natural Soun, intesitas cahaya (under or over), dan kualifikasi fokus gambar. b. Editor membuka slug visual berita yang akan diedit melalui software Avid Media Manager. c. Setelah itu editor akan memepelajari naskah berita dan selanjutnya melakukan editing. Biasanya dalam pembuatan program paket berita, teknik yang dipakai editor cenderuntg menggunakan teknik cat to cat.yakni penyambungan gambar dari gambar satu ke gambar yang lainnya tanpa menggunakan efek transisi tertentunya harus menjaga singkronisasi antara gambar dan suara agar tetap satu fream. d. Apabila kegiatan editing telah selesai dilakukan, maka sebaiknya reporter melakukan preview terlebih dahulu sebelum dikirim ke server untuk ditayangkan. Hal ini bertujuan untuk melihat paket berita yang sudah diedit apakah sudah sesuai dengan alur cerita atau belum
82 f. Penayangan (On-Air) Program Metro Pagi Dalam tahapan ini, seluruh paket berita yang telah disiapkan oleh tim redaksi Metro Pagi sudah berada dalam server dan siap untuk ditayangkan. Berita yang mendominasi program Metro Pagi yaitu berita yang mempunyai muatan politik, tetapi tidak menyampaikan berita-berita lain seperti kesehatan, sosial, ekonomi, bahkan beritaberita yang sifatnya ringan. Untuk Metro Pagi seluruh paket berita harus sudah selesai diproses paling telat pada pukul 17.00 WIB, karena waktu penayangan Metro Pagi adalah pukul 05.00 WIB. Seluruh kerabat kerja Metro Pagi harus mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan pada saat penayangan nanti, oleh karena iu tim Metro Pagi mempersiapkan segalanya baik persiapan di studio maupun persiapan di master control satu jam sebelum waktu penayangan. Setelah seluruh persiapan di studio dan master control serta anchor pun sudah siap, berarti program sudah siap on air. Saat penayangan program Metro Pagi, tim yang berada dalam studio hanyalah empat orang kameraman dan seorang anchor. Sedangkan yang berada dalam master control adalah : a. Tiga orang produser yang bertugas untuk mengoperasikan teleponter (suatu alat untuk membaca naskah di studio oleh anchor yang ditempelkan di depan kamera), memantau rundown, dan yang mengoperasikan cargent sesuai dengan komando PD. b. Program Director (PD) yang memegang kendali di master control dan studio selama On Air Liputan 6 Petang, semua instruksi di studio ataupun control berasal dari PD
master
83 c. Switcherman orang yang bertugas mengatur dan menayangkan gambar berdasarkan instruksi dari PD ke On Air selama program berjalan d. Audioman orang yang bertugas mengatur suara dan selalu memastikan audio selama program berjalan tidak ada masalah. Biasanya detik-detik mendekati waktu penayngan, bumper-in akan disiapkan di monitor standby oleh Switcherman dan di dalam studio anchor mendengarkan aba-aba dari PD di master control Metro Pagi dan ketika suara bumper mulai terdengar maka anchor harus siap-siap membacakan opening tenser sedangkan di master control PD akan menginstruksikan Switcherman untuk memasukkan gambar-gambar opening tenser tersebut ke program On Air beserta dengan audoinya dan mempersiapkan kemeraman agar melakukan pengambilan gambar anchor dengan format Zoom In untuk Opening dan MCU (Medium Close Up) pada saat membaca berita. Setelah opening tenser selesai, maka PD akan memberikan aba-aba pada anchor untuk langsung opening dan mengarahkannya untuk melakukan opening pada satu kamera, setelah itu beberapa detik kemudian chargent anchor (nama presenter) akan dikeluarkan dan setelah itu penanda anchor akan membacakan berita pertama, maka PD akan menginstruksikan switcherman untuk mengeluarkan kembali bumper (logo acara). Setelah bumper selesai, barulah anchor membaca berita pada segmen pertama. Setiap segmen akan diberikan jedah dengan menggunakan commersial break (iklan), dan commersial break ini akan diatur oleh PD yang berada pada master control pusat Metro TV. Jadi pada saat sebelum penayangan ataupun saat penayangan Metro Pagi, pihak master control Liputan 6 SCTV haruslah berkoordinasi dengan pihak master control Metro TV.
84 Pada awalnya Metro TV menggunakan empat segmen, tetapi sekarang tinggal tiga segmen. Karena dengan empat segmen durasi program akan terpotong oleh tiga kali commersial break, sedangkan bila tiga segmen hanya dua kali durasi program terpotong oleh commersial break. Sehingga tayangan program Metro Pagi bisa lebih lama dan luas dalam menservis pemirsanya dibandingkan sewaktu masih menggunakan empat segmen. 4. Controling ( Pengawasan ) atau Pasca Produksi Dalam redaksi Metro Pagi, controling biasanya dilakukan dengan rapat evaluasi, biasanya dilakukan pada saat rapat budgetting atau pada saat rapat redaksi program berikutnya. Contoh : rapat evaluasi program Metro Pagi, dibahas pada saat rapat budgetting program Metro Malam. Dalam rapat evaluasi, biasanya membahas masalah-masalah teknis selama program berjalan, seperti : promter tidak jalan, audio tidak keluar, gambar prise dan lain-lain. Terkadang rapat evaluasi tidak bisa diselesaikan sendiri dengan tim redaksi Metro Pagi, seperti bilaman terjadi kendala pada peralatan, secara otomatis redaksi Metro Pagi harus bekerja sama dengan departemen teknis Support untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Tujuan diadakannya rapat evaluasi sendiri adalah untuk memonitor, menjaga mutu dari Output yang dihasilkan dari program itu sendiri dan melalui rapat evaluasi juga, redaksi dapat mengetahuio kelebihan dan kekurangan dari program tersebut baik masalah teknis maupun materi berita yang belum lengkap. Tahapan ini merupakan rangkaian akhir dalam pembuatan dan penayangan berita dalam program liputan Metro Pagi, rapat tersebut wajib diikuti oleh reporter, kameraman, asisten produser, produser, koordinator daerah, koordinator liputan hingga produser eksekutif yang bertugas saat itu.
85
4.3 Proses Pelaksanaan Alur Kerja Redaksi Metro TV Berdasarkan hasil pengamatan penulis, bagaimana redaski Metro TV mendapatkan berita dimulai dari undangan peliputan yang dikirim melalui fax oleh penyelenggara secara sharing oleh koordinator liputan yang bertugas, selain itu undangan peliputan juga diperoleh dari masyarakat umum melalui telepone dan kemudian koordinator liputan memberikan penugasan kepada reporter untuk meliput acara tersebut. Penugasan tersebut telah dibagikan oleh korlip berdasarkan bidangnya atau plotingan antara lain reporter untuk bidang politik, ekonomi dan lainnya. Kemudian reporter memeriksa komputer meia AAN yang digunakan oleh Metro TV untuk mengetahui kemana mereka akan ditugaskan pada keesokan pagi harinya. Setelah para reporter tersebut mendapatkan tugasnya, kemudian melakukan pengisian form penugasan yang akan ditandatangani korlip bertugas dan melihat camera person yang telah ditentukan oleh koordinator camera person sebagai tim yang bertugas saat itu dan harus terus berkoordinasi dengan korlip yang bertugas. Pada saat reporter menjalankan tugasnya mencari berita yang diinginkan redaksi, para produser reguler antara lain produser untuk program Metro Pagi, Siang, Malam, MHI Petang, Eksekutif produser, Korlip, Korda, Kepala Liputan, Manager News production, dan Pemimpin Redaksi melakukan rapat redaksi. Untuk mencari strategi dan memproyeksikan berita apa yang didapat dan akan diangkat saat hari itu. Setiap produser acara memberikan proyeksi berita apa yang akan ditayangkan atau membuat rundown acara. Rundown tersebut dibahas dalam rapat redaksi untuk menentukan berita apa yang akan ditayangkan.
86 Berdasarkan observasi penulis, reporter yang sedang mencari berita seringkali dihubungi produser acara atau korlip untuk menanyakan berita yang didapatkannya. Bila berita itu sudah komplit dengan syarat visualnya memenuhi kebutuhan maka reporter dapat memberikan hasil berita tersebut melalui feeding ( mengirim gambar ke kantor melalui staelit ) atau kaset yang berisi visual berita itu diambil oleh messanger, lalu naskah berita dibuat reporter acara atau staf produksi program berita tersebut. Tetapi apabila ada berita atau peristiwa besar seperti demonstrasi, bencana alam ataupun kecelakaan yang mengakibatkan jatuhnya korban dengan jumlah besar maka redaksi mempunyai strategi dengan memberikan arahan kepada reporter dan kru SNG untuk mengirimkan dan berjaga-jaga ditempat lokasi kejadian peristiwa tersebut untuk dapat melaporkan berita dan up date secara langsung dilokasi kejadian. Apabila berita yang sudah diperoleh reporter tanpa feeding ataupun diambil oleh messanger, maka reporter akan mengolah berita tersebut dikantor dan akn diedit naskahnya oleh produser. Hal tersebut dikemukan oleh Yunanto selaku Esekutif Produser Metro Pagi : “ Setiap naskah berita yang dibuat oleh reporter akan diedit kembali oleh produser atau assisten produser tapi bila kebutuhan berita tersebut sangat mendesak dan harus cepat tayang sedangkan reporter belum sampai dikantor maka reporter akan dihubungi untuk membacakan naskah beritanya dan visualnya akan di feeding atau diambil oleh kurir”.38
Metro TV dalam program Metro Pagi melakukan pemilihan atau penentuan suatu berita yang akan ditayangkan tidak terjadi begitu saja. Proses produksi berita di Metro TV dapat digambarkan sebagai berikut :
38
Indept Interview dengan Yunanto, selaku Eksekutif Produser Metro Pagi
87 Tabel 4.3 Proses Produksi Berita di Metro TV KOORDINATOR
REPORTER/CAMERA
RAPAT REDAKSI NOTULEN/PERMINTAAN
PELIPUTAN LEMBAR
PERSON PELIPUTAN
PELIPUTAN
PENUGASAN
PRODUSER
EDITOR/TIM PRODUKSI
ON AIR
HASIL LIPUTAN
PRODUKSI BERITA
4.4 Kriteria Berita dan Sumber Berita Kriteria berita TV yang baik dan layak tayang sangatlah relatif, karena kriteria baik dan layak tayang menurut pemirsa belum tentu baik dan layak tayang dalam pandangan manajemen redaksi. Proses pemilihan informasi yang memiliki kriteria berita yang layak tayang dimulai dari pengumpulan keseluruhan informasi didapur redaksi, kemudian informasi tersebut dinilai untuk menentukan apakah informasi tersebut memiliki news value atau nilai berita. Kalau berita yang didapat memiliki news value yang tinggi maka kemudian dilihat parameter-parameter yang ada, seperti timeliness, prominence, proximity, consequence, development, disaster & crime, sport, dan human interest. Andaikata pada suatu hari ada peristiwa yang dramatik dan unik sekalipun namun informasi tersebut tetap harus dilihat berdasarkan dari news values atau nilai beritanya untuk dapat dimasukan kriteria menjadi berita yang layak tayang. Hal tersebut juga dikatakan oleh Makroen Sanjaya selaku Manager News Production Metro Pagi :
88 “ Pengertian baik disini relative, jadi intinya adalah kita mengikuti trend, semua berita yang didapatkan dinilai dari news value. Kalau news valuenya tinggi harus dilihat juga dilihat dari parameter-parameter yang ada”.39
Sedangkan sumber berita yang dipakai setiap hari dalam program Metro Pagi di dapat dari beberapa sumber yaitu sumber dari berbagai instansi, lembaga, organisasi kemasyarakatan dan individual yang memiliki kompetensi dengan berita yang diangkat yang dapat dihubungi setiap saat. Selain itu liputan reporter dan juru kamera yang berada dijabodetabek atau berita yang didapat dari biro daerah, koresponden, dan kontributor. Berdasarkan pengamatan penulis, para praktisi pertelevisian juga mendapatkan sumber berita dari kantor-kantor berita internasional seperti APTN, Reuters dan juga informasi dalam bentuk script atau naskah dari kantor berita ANTARA. Sumber berita merupakan bagian yang penting dalam proses penayangan berita, karena dari sumber itulah penggalian informasi mengenai berita dapat tergali lebih dalam dan bukan tidak mungkin akan memunculkan informasi lainnya yang memiliki relevansi dengan berita yang sedang digarap. Hal tersebut diungkapkan Farid JS yang merupakan Manager News Production Metro Pagi : “ Berita yang didapatkan melalui liputan reporter dan juru kamera sendiri, koresponden, kontributor dari kantor berita kita juga berlangganan dengan APTN, Reuters, kemudian kita juga berlangganan informasi dalam bentuk script atau naskah dari ANTARA, berbagai sumber itu yang kita olah, kita buat sedemikian menarik dan dikemas semenarik mungkin untuk di Metro Pagi”.40
39 40
Ibid Ibid
89 4.5 Strategi Redaksi Metro TV dalam Penentuan Berita Memberikan hasil yang terbaik untuk pemirsa televisi merupakan kerja keras bagi rekan kerja yang menggeluti bidang broadcasting atau jurnalistik televisi. Metro pagi paruh pertama memperoleh hasil rating 0.3 dengan share 1.6 % dan paruh kedua ratingnya 0.7 dengan share 2.5 % penonton selama bulan September 2008, merupakan kerja keras bagi redaksi Metro Tv untuk meningkatkan kinerjanya guna memperoleh rating yang lebih tinggi dari kompetitornya. Namun hal ini tidak terlalu dipusingkan oleh redaksi Metro TV. Karena mereka tahu segmentasi penontonnya yaitu AB+. Dan beberapa strategi yang digunakan untuk meningkatkan mutu tayangan dan mendapatkan kualitas yang terbaik dari pesaing-pesaing lainnya, khusus untuk program Metro Pagi di Metro TV seperti menentukan materi berita yang akan ditayangkan berdasarkan news value atau nilai berita, menentukan narasumber yang kompeten dan lain-lain. Merupakan sebuah strategi redaksi dalam usaha pencapaian untuk mendapatkan yang terbaik dari pesaing lainnya. Hal ini diungkapkan oleh Yunanto sebagai Eksekutif Produser Metro Pagi bahwa : “Strateginya bahwa dalam rapat-rapat itu kita harus berdiskusi, meneliti, mengkaji, materi-materi yang akan ditayangkan di Metro Pagi. Jadi baik dari sisi kualiti, kita ingin meneliti dan melakukan penelitian, menyeleksi berita-berita apa yang layak diangkat atau ditayangkan di Metro Pagi. Jadi inti dan strateginya adalah bagaimana melakukan seleksi seketat mungkin berita-berita yang akan di on aor kan di Metro Pagi”.41 Adapun strategi redaksi dalam hal pelaksanaan untuk mendapatkan berita yang menarik walaupun jauh namun penting bagi masyarakat, redaksi Metro TV mengirim kru atau tenaga reporter dan juru kamera dari Jakarta seperti contoh pada saat tsunami dan gempa di Nias. Salah satu keunggulan dari Metro TV sebagai televisi berita yaitu dengan 41
Ibid
90 mempunyai peralatan siaran langsung atau SNG ( Satelit News Gathering ). Hal ini dikatakan oleh Senior Manager News Production Makroen Sanjaya bahwa : “ Iya, jadi tergantung dari eskalasi peristiwa, jika ada suatu peristiwa/kejadian yang layak kita angkat sebagai berita di Metro Pagi tetapi bila itu peristiwa besar misalnya gempa Nias dan tsunami di Aceh kemarin, tentu kita memperkuat kontributor dan koresponden dengan kru dari Jakarta, berikut peralatan yang dianggap perlu untuk mengirim gambar secepat mungkin. Kalau didaerah ada peristiwa besar kita akan mengirim peralatan siaran langsung kita atau peralatn SNG”.42
Pada rapat redaksi di Metro TV, susunan rundown sementara dibicarakan dalam rapat redaksi. Rundown adalah dokumen yang memiliki fleksibilitas yang sangat tinggi. Susunan atau urutan berita yang sudah direncanakan semula dapat berubah setiap saat. Perubahan ini tergantung kepada perkembangan yang terjadi dilapangan yang sifatnya mendadak dan dapat berubah pada saat menit-menit terakhir. Jadi bisa dikatakan bahwa rundown adalah dokumen “hidup” karena sifatnya yang dinamis. Berdasarkan observasi penulis selama bulan September di Metro TV, perubahan posisi rundown sering kali terjadi pada saat siaran berlangsung. Bahkan terkadang rundown tersebut tidak terpakai karena ada suatu peristiwa yang sangat penting, maka redaksi memutuskan menjadi tayangan breaking news.
4.6 Rating dan Share Metro TV Dibawah ini dapat dilihat respon masyarakat terhadap program berita televisi khusunya stasiun televisi yang dianggap sebagai kompetitor bagi Metro TV.
42
Ibid
91
Tabel 4.6.3 News Program Rating and Share Periode 01 September – 30 September 2008
(sumber : AGB Nielsen Media Research) Kalau dilihat dari tabel diatas bahwa rating dari program berita Metro Pagi ini di Metro TV lebih kecil dibandingkan dengan stasiun televisi lainnya, yang tayangnya sama atau dekat dengan Metro Pagi di Metro TV.
92 4.7 Analisis dan Pembahasan Produksi program berita adalah proses kerja jurnalistik yang melibatkan berbagai macam profesi dan peralatan-peralatan teknologi canggih serta koordinasi antar individu yang mempunyai kepekaan jurnalistik dan estetika untuk menkomunikasikan informasi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi kedalam suatu paket berita kepada pemirsa. Seperti yg telah dibahas diatas, dalam memproduksi sebuah program berita televisi terdiri dari 3 unsur terpenting, diantaranya adalah gambar, naskah, audio. Redaksi Metro TV menekankan dalam setiap paket berita yang akan ditayangkan harus mempunyai kriteria yang telah ditentukan oleh redaksi, karena gambar merupakan unsur yang paling mendapat perhatian pemirsa.Dan sebuah gambar mempunyai nilai berita yang lebih dan memiliki peristiwa penting tentunya sesuai kaidah-kaidah jurnalistik seperti angle, komposisi, pencahayaan, fokus dan warna sesuai standar broadcast. Untuk memperkuat gambar dalam paket sebuah berita televisi dibutuhkan sebuah naskah, yang berfungsi memberikan informasi, data dan fakta tambahan yang tidak terdapat dalam gambar berita. Dan Audio merupakan media pandang dengar jelas karena merupakan unsur sangat penting karena untuk memastikan informasi yang disampaikan dimedia tidak akan dapat diterima dengan baik oleh pemirsanya Perlu diketahui, bahwa didalam sebuah gambar itu sendiri terdapat pula nilai-nilai berita yang lebih. Gambar yang eksklusif dari sebuah peristiwa penting tentu saja memiliki nilai yang tinggi yang dapat dijadikan nilai plus dalam jualan sebuah program berita. Sebuah gambar yang baik yaitu sebuah gambar yang tentunya sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik seperti angle, komposisi, pencahayaan, fokus, warna sesuai dengan standart broadcast.
93 Rosiana Anwar mengemukakan beberapa pedoman dalam menulis berita televisi seperti dalam bukunya Bahasa Jurnalistik dan Komposisi : 1. menulis harus dalam gaya percakapan atau conversation style 2. menulis harus dengan kalimat pendek dan lugas atau to the point 3. menulis harus menghindari kalimat terbalik 4. menulis harus mengusahakan supaya subyek dan predikat berdekatan letaknya.43 Penulisan berita di program Metro Pagi harus sesuai dengan kebijakan redaksi. Karena kebijakan redaksi merupakan dasar pertimbangan suatu lembaga media massa untuk memberitakan atau menyebarluaskan suatu berita melalui media massanya. Kebijakan redaksi juga merupakan sikap redaksi disuatu lembaga media massa, terhadap masalah aktual yang sedang berkembang pada saat itu. Menurut Sudirman Tebba dalam bukunya Jurnalistik Baru, kebijakan redaksi itu penting untuk menyikapi suatu peristiwa karena dalam dunia pembertitaan yang penting bukan saja peristiwa, tetapi juga sikap terhadap peristiwa itu sendiri. Kalau suatu media tidak mempunyai kebijakan redaksi, maka dapat dipastikan beritanya tidak akan konsisten karena ia tidak mempunyai pendirian dalam memberitakan suatu peristiwa, ia seperti keranjang sampah yang memuat apa saja.44 Jika suatu media massa yang beritanya tidak konsisten itu tidak akan mendapatkan kredibilitas dimata khalayak atau pemirsanya. Padahal besar tidaknya pengaruh suatu media massa tidak semata-mata pada jumlah oplah atau banyaknya pemirsanya, tetapi juga kredibilitasnya. 43 Rosihan Anwar, Bahasa Jurnalistik dan Komposisi, PT. Pradiya Paramitha, Jakarta, 1984 44 Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, Kalam Indonesia, 2005
94 Masih menurut Tebba, ada beberapa pertimbangan mendasar dalam menentukan kebijakan redaksi sebuah lembaga media massa antara lain adalah pertimbangan yang bersifat idiologis, politis dan bisnis. Pertimbangan idiologis suatu media massa biasanya ditentukan oleh latar belakang pendiri atau pemiliknya. Pertimbangan idiologis tidak semata-mata tentang kepercayaan atau agama, melainkan juga nilai-nilai yang dihayati, seperti kemanusiaan, kebangsaan dan sebagainya. Setiap kali terjadi peristiwa yang terkait dengan nilai-nilai tersebut, maka hal itu menjadi dasar pertimbangan untuk menyiarkannya. Pertimbangan yg berdasarkan sifat politis juga merupakan hal yang sangat diperhatikan dalam menentukan sebuah kebijakan redaksi. Kehidupan pers tidak pernah lepas dari masalah politik, sebab kehidupan pers merupakan indikator demokrasi pertimbangan lain dalam menentukan kebijakan redaksinya adalah pertimbangan yang bersifat ekonomi atau bisnis. Secara umum kebijakan redaksi pemberitaan Metro TV terdiri drai enam poin seperti yang diungkapkan oleh Yunanto, selaku Eksekutif Produser Metro Pagi. Keenam poin tersebut adalah :45 1. tidak menimbulkan kontroversi 2. valid (data yang sebenarnya) 3. berimbang 4. tidak menimbulkan SARA 5. aktual 6. menarik 45 Yunanto, Eksekutif Produser Metro pagi
95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Sebagai salah satu media elektronik yang mempunyai kelebihan dimata pemirsanya, dan demi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi, redakasi pemberitaan Metro TV terus berusaha terobosan-terobosan dan inovasi teknologi televisi guna memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Redaksi pemberitaan membuat beberapa program berita dimana salah satunya adalah program Metro Pagi. Berkembang pesatnya media elektronik pada saat ini juga berdampak pada persaingan program-program acara yang ada di setiap media elektronik tersebut tak kecuali program beritanya. Oleh karena itu redaksi pemberitaan Metro TV menerapkan strategi-strategi tertentu termasuk pada program berita Metro Pagi dalam bersaing dengan program sejenis demi mendapatkan ruang dihati pemirsanya. Dalam skripsi ini penulis mengambil judul Strategi Produksi Berita Metro Pagi di Metro TV. Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis yang seperti diuraikan didepan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : a. strategi produksi berita Metro Pagi adalah berdasarkan keputusan rapat redaksi dengan mempertimbangkan nilai berita yang terkandung dari setiap berita. b. nilai berita terpenting, menarik dan aktual adalah nilai berita yang diutamakan oleh redaksi Metro Pagi selain juga memperhatikan nilai berita lainnya dan memprioritaskan berita lokal, nasional dan internasional dalam menentukan susunan materi berita.
95
96 c. Metro Pagi banyak mengangkat berita-berita yang bermuatan politik, tetapi bukan berarti mengesampingkan berita-berita lainnya. d. proses pembuatan sebuah program berita termasuk didalamnya program Metro Pagi dari awal hingga tayang melalui 3 tahap penting yaitu : pra produksi, produksi dan pasca produksi. e. dalam menghadapi persaingan antara program berita Metro Pagi dengan program berita yang sejenis dan dengan jam tayang yang sama, maka redaksi Metro Pagi amenerapkan sistem strategi jemput bola yaitu dengan cara : cepat memahami dan merespon keinginan pemirsanya. f.redaksi pemberitaan Metro TV dalam menentukan berita yang layak tayang, menitik beratkan pada kebijakan redaksi terhadap program beritanya termasuk pada program Metro Pagi secara umum ada enam poin yaitu : tidak menimbulkan kontroversi, bertanggung jawab, valid, tidak menimbulkan sara, aktual, dan menarik.
5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap strategi produksi berita Metro Pagi di Metro TV, amka dapat kiranya penulis ajukan beberapa saran sebagai berikut : a. redaksi Metro TV diharapkan dapat meningkatkan koordinasi antar semua lini dari mulai news gathering, news production, hingga tim studio sehingga dapat meminimalkan kesalahan atau kendala-kendala yang sifatnya teknis maupun non teknis yang sering terjadi dalam penayangan program.
97 b. membagi tugas dan tanggung jawab bagi setiap kerabat kerja di redaksi Metro TV sesuai dengan porsinya, tepat, tegas sehingga tidak terjadi tumpang tindih tugas dan tanggung jawab yang dapat mengganggu proses kerja produksi program berita Metro Pagi. c. redaksi pemberitaan Metro TV diharapkan terus mengembangkan teknologi yang digunakan serta meningkatkan dan menambah sumberdaya manusianya di semau lini, sehingga dapat membentuk program yang solid dalam memproduksi program berita Metro Pagi. Jika redaksi pemberitaan Metro Tv sudah mengetahui kelemahan dan kekurangannya dalam pembuatan program berita, maka sebaiknya segera diatasi permasalahan tersebut. Sehingga redaksi tidak kehilangan momen atau peristiwa penting dan aktual yang hanya disebabkan oleh faktor kekurangan sumberdaya manusia.
98
DAFTAR PUSTAKA
1.Buku dan surat kabar Dennis Mc.Quail, Model-Model Komunikasi, Jakarta : Uni Prima, 1998, hal 13 JB Wahyudi, Dasar-Dasar Radio dan Televisi, Pustaka Utama, Jakarta, 1996 Effendi, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, 1990, hal. 12 Devito, Joseph A. Komunikasi Antar Manusia, Professional Book, Jakarta 1997, hal 3133 A W Wijaya. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Bumi Aksara, Jakarta 1993, hal 64 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Pengantar, Penerbit PT Remaja Rosda Karya, Bandung 2003 S Djuarsa Sendjaja, dkk, Materi Pokok Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka, 1998 Pasal 1, butir 2, Ketentuan Umum Tentang Undang-Undang nomor 32 tahun 2002 JB Wahyudi, Komunikasi Sarana Alih Pengetahuan.TVRI Stasiun Surabaya, 1998 Dasar-Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, Gratiti, hal 29 Hendrawan Supratikno, Anton W Widjaja, Sugiarto dan Darmadi Durianto, Advance Strategic Management. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2005 Morisson, Jurnalistk Televise Mutakhir, 2004 JB Wahyudi. Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran.1994 Prof.DR. Lexy J Moleong MA. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosda Karya Bandung. 2006. Hal 3
99
Drs Jalailidin Rahmat. Msc. Metode Penelitian Komunikasi PT Rosda Karya Bandung. Hal 24 Abrar, Ana Nadya., 1982. Pers Indonesia berjuang menghadapi perkembangan masa. Yogyakarta : Liberty. [s.a].Panduan buat pers Indonesia. Yogyakarta :Pustaka Pelajar, : Arifin MK, Zainal., 1996 .Memberdayakan khalayak Media Massa. Suara Hidayatullah, Maret 1996: 82 Effendy, Onong u., 1986. Dimensi-dimensi komunikasi. Bandung : Penerbit Alumni ,[s.a].Ilmu komunikasi, teori dan praktek. Bandung:Remaja Rosda Karya. Fletcher, Frederick J., & Stahlbrand, Lori., 1992. Mirror or participant? Dalam: Canadian Environmental Policy: Ecosystem, Politics and Process, 1993.0xford University Press, Toronto Flournoy, Don Michael., (ed.). 1989. Analisa isi suratkabar-suratkabar Indonesia. Gadjah Mada University Press. Hutabarat, Saur., & Pudjomartono, Susanto., 1995. Menukik ke dalam artikel opini. Dalam: Ashadi Siregar & I Made Suarjana (eds). 1995. Bagaimana Mempertimbangkan Artikel Opini Untuk Media Massa. Penerbit Kanisius, Jakarta. Iriantara, Yosal., 1995. Surat pembaca dan layanan pos. Kompas, 3 Januari 1995 : 4. Juyoto, Djudjuk., 1985. Jurnalistik praktis sarana penggerak lapangan kerja raksasa. Penerbit Nurcahaya, Yogyakarta
100 Klaidman, Stephen., & Beauchamp, Tom L., 1992. The virtous journalist: morality in journalism. Dalam: EIIiot D. Cohen. 1992. Philosophical Issues in Journalism. Oxford University Press, Oxford, New York. Moleong, Lexi J., 1995. Metodologi penelitian kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Robert K Yin. Prof Dr. Studi Kasus, Desain & Metode. Rajawali Pers. Jakarta Naina, Akmadsyah., 1992. Analisa isi tajuk rencana. Dalam: Don MichaeI Flournoy (ed). 1992. Analisa Isi Suratkabar-Suratkabar Indonesia. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Ngafuan, Muh., 1995. Memburu uang dengan jurnalistik. petunjuk praktis menjadi wartawan top. Cv. Aneka, Solo. Littlejohn, Stevhen
W.
2002.
Theoris
of
Human
Communication.
Belmont:
Wadswort/Thomson learning. Djuroto, Totok dan Bambang Suprijadi. 2003. Menulis Artikel & Karya Ilmiah. Bandung: Remaja Rosda Karya. Sudjana, Nana. 2001. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah: Makalah-Skripsi Tesis-Disertasi. Jakarta: Sinar Baru Algesindo. Suryabrata, Sumadi. 1988. Metodologi Penelitian. Jakarta: CV. Rajawali Jakarta. C.S. George Jr. 1972. The History or Management Thought, ed. 2nd. Upper Saddle River, NJ. Prentice Hall. Stephen Robbins dan Mary Coulter. 2007. Management, 8th Edition. Upper Saddle River, NJ: Pearson Education. Griffin, R. 2006. Business, 8th Edition. NJ: Prentice Hall.
101 Robbins, Stephen dan Mary coulter. 2007. Management, 8th Edition. NJ: Prentice Hall.
2. Internet www.metrotvnews.com www.pintunet.com www.suaraberita.com
3. Indept Interview
Makroen Sanjaya, selaku Senior Manager News Production Metro TV Yunanto, selaku Eksekutif Produser Metro Pagi MetroTV Farid JS, selaku Manager News Production Metro TV