EVALUASI SATU TAHUN PELAKSANAAN RPJMN 2010–2014
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Tahun 2011
ii
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
iv
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
vi
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
MENTERIPERENCANAANPEMBANGUNANNASIONAL/ KEPALABADANPERENCANAANPEMBANGUNANNASIONAL
KATAPENGANTAR Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh, Salamsejahterauntuksemua, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010– 2014 sebagaimana telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden RI Nomor 5 Tahun 2010 merupakan penjabaran dari Visi, Misi, dan Program Presiden dan Wakil Presiden terpilih yang berpedoman padaRencanaPembangunanJangkaPanjangNasional(RPJPN)2005– 2025. RPJMN 2010–2014 adalah RPJMN keͲ2 dari 4 RPJMN yang diamanatkandalamRPJPN2005–2025. Tahun 2011 ini, pelaksanaan RPJMN 2010–2014 telah memasuki tahunkedua,yangartinyapembangunantahunpertama(2010)telah diselesaikan. Berbagai capaian pelaksanaan pembangunan di tahun 2010 merupakan capaian prioritas nasional dan prioritas bidang pembangunan lainnya sesuai amanatRPJMN2010–2014. UndangͲUndangNomor25Tahun2004tentangSistemPerencanaanPembangunanNasionalyang lebih lanjut dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan, mengamanatkan bahwa Bappenas mengemban kewajiban untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaanRPJMN.Disampingitu,untukmenjagaketercapaianprioritaspembangunannasional di tahun 2014 maka evaluasi setiap tahun pelaksanaan RPJMN 2010–2014 perlu dilakukan, termasuk pelaksanaan tahun 2010. Hal ini selain bermanfaat sebagai laporan hasil kerja Pemerintahselamatahun2010,jugadapatdigunakansebagaibahanpertimbangandanmasukan dalamperencanaandanpenyusunankebijakanpembangunanpadatahunberikutnya. Dari pencermatan yang dilakukan selama satu tahun terhadap pelaksanaan RPJMN 2010–2014, secara umum dapat disimpulkan bahwa pelaksanaannya telah berjalan dengan baik dan menunjukkan kemajuan yang cukup berarti bagi pembangunan Indonesia. Pelaksanaan prioritas pembangunannasionalcukupbaik,terlihatdaricapaianͲcapaianprioritaspembangunannasional yang mendukung percepatan pembangunan infrastruktur fisik yang antara lain ditandai dengan terlaksananya pembangunan infrastruktur dan pembangunan pertanian sesuai dengan target yangdirencanakan. Sementaraitu,capaianpelaksanaanprioritaspembangunannasionalyangmendukungperbaikan infrastruktur lunak tercermin antara lain dari semakin meningkatnya Angka Indeks Korupsi di Indonesiadansemakintertatanyaregulasiyangharusdiikutiolehparainvestordanpengusaha. Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
vii
Untuk capaian prioritas pembangunan nasional yang mendukung penguatan infrastruktur sosial terlihat antara lain dari semakin meningkatnya taraf pendidikan dan taraf kesehatan masyarakat, serta semakin menurunnya angka kemiskinan di Indonesia. Sedangkan capaian prioritas pembangunan nasional yang merupakan upaya pembangunan kre vitas ditandai dengan semakin berkembangnya kebhinekaan budaya, karya seni, dan ilmu serta apresiasinya. Akhirnya, upaya dan kerja keras yang telah dilakukan pada awal palaksanaan RPJMN 2010–2014 dalam rangka mewujudkan prioritas pembangunan nasional telah memberikan hasil yang sepadan. Namun demikian, kerja keras tetap harus terus dilakukan agar hasil yang telah tercapai sesuai target dapat terus ditingkatkan hingga akhir tahun 2014. Sedangkan untuk pelaksanaan pembangunan yang capaiannya masih belum sesuai dengan rencana, memerlukan upaya lebih keras lagi sehingga pada tahun-tahun berikutnya dapat memberikan hasil yang lebih baik dan target prioritas pembangunan nasional dapat dicapai pada tahun 2014. Terima kasih. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Jakarta, September 2011 Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas
Armida S. Alisjahbana
viii Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
DAFTAR ISI Halaman Judul ............................................................................................................................ Kata Pengantar ........................................................................................................................... DaŌar Isi .............................................................................................................................. DaŌar Tabel .............................................................................................................................. DaŌar Gambar ............................................................................................................................
BAGIAN I
PENDAHULUAN ................................................................................................. Bab 1.1 Bab 1.2
BAGIAN II
Pengantar ........................................................................................... RPJMN 2010–2014 ..............................................................................
CAPAIAN PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ..................................... Bab 2.1 Bab 2.2 Bab 2.3 Bab 2.4 Bab 2.5 Bab 2.6 Bab 2.7 Bab 2.8 Bab 2.9 Bab 2.10 Bab 2.11 Bab 2.12 Bab 2.13 Bab 2.14
Prioritas Prioritas Prioritas Prioritas Prioritas Prioritas Prioritas Prioritas Prioritas Prioritas
1: 2: 3: 4: 5: 6: 7: 8: 9: 10:
Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola ............................. Pendidikan ................................................................... Kesehatan .................................................................... Penanggulangan Kemiskinan ....................................... Ketahanan Pangan ....................................................... Infrastruktur ................................................................. Iklim Investasi dan Usaha ............................................. Energi ........................................................................... Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana .............. Daerah TerƟnggal, Terdepan, Terluar, dan Pascakonflik ................................................................. Prioritas 11: Kebudayaan KreaƟvitas, dan Inovasi Teknologi ........... Prioritas Lainnya Bidang PoliƟk, Hukum, dan Keamanan ................... Prioritas Lainnya Bidang Perekonomian ............................................. Prioritas Lainnya Bidang Kesejahteraan Rakyat ..................................
i vii ix x xi 1 3 4 11 13 23 31 39 55 65 75 85 91 99 109 115 133 139
BAGIAN III PENUTUP ........................................................................................................... 153
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
ix
DAFTAR TABEL Tabel 2.1.1 . Tabel 2.2.1. Tabel 2.3.1. Tabel 2.4.1. Tabel 2.5.1. Tabel 2.5.2. Tabel 2.6.1. Tabel 2.7.1. Tabel 2.8.1. Tabel 2.9.1. Tabel 2.10.1. Tabel 2.11.1. Tabel 2.12.1. Tabel 2.13.1. Tabel 2.14.1. Tabel 2.14.2.
x
Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola, Tahun 2010 ................................................................................ Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 2: Pendidikan, Tahun 2010 ..................................................................................................................... Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 3: Kesehatan, Tahun 2010 .................................................................................................................... Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 4: Penanggulangan Kemiskinan, Tahun 2010 ..................................................................................... Capaian Sasaran Prioritas Nasional 5: Ketahanan Pangan, Tahun 2010 .............. Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 5: Ketahanan Pangan, Tahun 2010 .......................................................................................................... Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 6: Infrastruktur, Tahun 2010 .................................................................................................................... Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha, Tahun 2010 ..................................................................................... Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 8: Energi, Tahun 2010 ................. Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 9: Lingkungan Hidup . dan Pengelolaan Bencana, Tahun 2010 ............................................................... Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 10: Daerah TerƟnggal, Terdepan, Terluar, Dan Pascakonflik, Tahun 2010 ............................................... Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 11: Kebudayaan, KreaƟvitas, Inovasi Teknologi, Tahun 2010 .......................................................... Pencapaian Pembangunan Prioritas Lainnya Bidang PoliƟk, Hukum dan Keamanan, Tahun 2010 ........................................................................................ Pencapaian Pembangunan Prioritas Lainnya Bidang Perekonomian, Tahun 2010 .......................................................................................................... Perkembangan Pembangunan Kepariwisataan, Tahun 2009–2010 .................... Pencapaian Pembangunan Prioritas Lainnya Kesejahteraan Rakyat, Tahun 2010 ..........................................................................................................
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
18 28 36 48 56 59 70 79 89 95 104 111 125 137 141 147
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.4.1 . Gambar 2.8.1 . Gambar 2.8.2.
Perkembangan Angka Kemiskinan Indonesia, Tahun 2004–2010 ..................... Perkembangan Produksi Minyak Bumi, Tahun 2005–2010 ............................... Perkembangan Rasio Elektrifikasi, Tahun 2005–2010 .......................................
40 87 87
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
xi
xii
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
BAGIAN I
PENDAHULUAN Bab 1.1 Bab 1.2
Pengantar RPJMN 2010–2014
2
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
187
BagianI PENDAHULUAN
Bab1.1.Pengantar RencanaPembangunanJangkaMenengahNasional(RPJMN)2010–2014telahditetapkanmelalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010–2014. Sebagaimana diketahui Visi, Misi, dan Program PresidenͲWakil Presiden terpilih periode 2009–2014 kemudian dijabarkan menjadi RPJMN 2010–2014 dan diuraikan dalam format Visi, Misi, Program Aksi, dan Prioritas Pembangunan Nasional. Perlu menjadi catatan bahwa semua uraian tersebut tidak terlepas dari koridor yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005–2025. Dengan berlalunya tahun2010 yang merupakan tahunpertama pelaksanaan RPJMN2010–2014, maka evaluasi terhadap capaian prioritas pembangunan nasional yang tertuang dalam Buku I RPJMN 2010–2014 perlu dilakukan. Evaluasi ini akan berguna sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam penyusunan perencanaan pembangunan nasional tahunͲtahun berikutnya, baik yang merupakan prioritas pembangunan nasional (Buku I RPJMN 2010–2014), pembangunan bidang (Buku II RPJMN 2010–2014), maupun pembangunan kewilayahan (Buku III RPJMN 2010– 2014). Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
3
Laporan Evaluasi ini terdiri dari ga bagian, yaitu Pendahuluan, Capaian Prioritas Pembangunan Nasional, dan Penutup; dengan uraian sebagai berikut: Bagian I Pendahuluan. Pada bagian ini dijelaskan struktur penulisan Buku Laporan Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014 dan gambaran singkat RPJMN 2010– 2014, yang melipu : (1) Visi, (2) Misi, (3) Agenda Pembangunan, (4) Sasaran Pembangunan, dan (5) Prioritas Pembangunan Nasional. Bagian II Capaian Prioritas Pembangunan Nasional. Pada bagian ini diuraikan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai oleh 11 (sebelas) Prioritas Pembangunan Nasional dan 3 ga) Prioritas Pembangunan Nasional Lainnya, selama satu tahun pelaksanaan RPJMN yang telah 2010–2014. Capaian pembangunuan diuraikan berdasarkan Substansi ditetapkan dalam dokumen RPJMN 2010–2014, berdasarkan indikator yang di dalam proses evaluasi. Uraian hasil pembangunan dikelompokkan dalam pencapaian pembangunan, permasalahan pencapaian, dan rencana ndak lanjut. Bagian III Penutup. Bagian ini merupakan rangkuman singkat capaian masing-masing prioritas pembangunan nasional.
Bab 1.2. RPJMN 2010–2014 1.2. 1. Visi Pembangunan Kerangka Visi Indonesia 2014 yang tertuang dalam RPJMN 2010–2014, adalah: TERWUJUDNYA INDONESIA YANG SEJAHTERA, DEMOKRATIS, DAN BERKEADILAN dengan penjelasan sebagai berikut: Kesejahteraan Rakyat. Terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat, melalui pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan daya saing, kekayaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya bangsa. Tujuan pe ng ini dikelola melalui kemajuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Demokrasi.
berbudaya, Terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang de bermartabat dan menjunjung nggi kebebasan yang bertanggung jawab serta hak asasi manusia.
Keadilan.
Terwujudnya pembangunan yang adil dan merata, yang dilakukan oleh seluruh masyarakat secara yang hasilnya dapat dinikma oleh seluruh bangsa Indonesia.
1.2.2.
Misi Pembangunan
Misi pemerintah dalam periode 2010–2014 diarahkan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sejahtera, aman dan damai, serta meletakkan fondasi yang lebih kuat bagi Indonesia yang adil dan demo s. Untuk mewujudkan visi Indonesia 2014 dilakukan berbagai upaya dengan menjabarkannya dalam misi pemerintah tahun 2010–2014 sebagai berikut.
4
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
Misi1:MelanjutkanPembangunanMenujuIndonesiayangSejahtera Sesuai dengan Pembukaan UUD 1945, tujuan akhir dari pembentukan negara Indonesia adalah Indonesia yang sejahtera secara moril dan material. Tujuan tersebut mengarahkan rakyat Indonesia untuk mengejar citaͲcita ideal, dan berpartisipasi dalam proses pembangunan secara kreatif, inovatif, dan konstruktif. Secara lebih luas, pengertian membangun Indonesia yang sejahteramencakupjaminankeadaanyangmencukupidanmemilikikemampuanbertahandalam mengatasigejolakyangterjadi,baikdariluarmaupundaridalam.Salahsatucontohpengalaman pentingadalahancamankrisisenergidanpanganyangterjadipadaperiode2005–2008,yangtelah mengakibatkan adanya ancaman kesejahteraan bagi rakyat meskipun pemerintah telah menjalankankebijakansubsidipangandanenergi.Halinimencerminkanbahwamembangundan mempertahankanketahananpangan(foodsecurity)danketahananenergi(energysecurity)secara berkelanjutan merupakan salah satu elemen penting dalam misi mencapai kesejahteraan rakyat Indonesia. Selain itu krisis keuangan global yang juga berpengaruh terhadap perekonomian global mengharuskan Indonesia untuk menetapkan misi dan arah kebijakan pembangunan Indonesia, sekaligus memantapkan langkah dan peran strategis Indonesia di dunia Internasional. Hal ini dilakukan untuk menjamin agar Indonesia dapat terus mencapai citaͲcita kemandirian dalam memakmurkan rakyatnya. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatadalahpenciptaanlapangankerjayangmampumemberikannilaitambahtinggi,baiksecara ekonomismaupunharkathidupmanusia(decentjobs).Haliniperludidukungolehpertumbuhan ekonomiyangcukuptinggidansehat,sertapengelolaanekonomiyangbaik,efisien,danadil. Lebihlanjut,kemajuanekonomiyangterjadidiIndonesiaselamainitelahmendorongperubahan strukturaldalambanyakelemenbangsaIndonesia.Salahsatunyaadalahpembangunanekonomi yangterkonsentrasidiperkotaanyangmengakibatkantingginyaurbanisasidariwilayahperdesaan ke wilayah perkotaan sekaligus menyebabkan kesenjangan kesejahteraan antara perdesaanͲ perkotaan. Kondisi tersebut memerlukan perhatian baik terhadap wilayah perkotaan maupun perdesaan,diantaranyadenganmenciptakandayatarikpembangunandiwilayahperdesaanserta menciptakanketerkaitanpembangunanekonomiantaradesaͲkota.
Misi2:MemperkuatPilarͲPilarDemokrasi Sebagai salah satu negara demokrasi terbesar di dunia, pilarͲpilar demokrasi harus benarͲbenar kuat.Sejalandenganitu,memperkuatpilarͲpilardemokrasimenjadisalahsatumisipembangunan Indonesia2010–2014.PenguatanpilarͲpilardemokrasidilakukandenganpenyempurnaanstruktur politik dengan titik berat kepada pelembagaan demokrasi dan peningkatan kinerja lembagaͲ lembaga penyelenggara negara. Selain itu, juga dilakukan penataan proses politik dengan titik berat pada representasi kekuasaan dan pengembangan budaya politik dengan titik berat pada penanamannilaiͲnilaidemokratis.Halinidilakukanuntukmencapaidemokrasiyanglebihmatang dandewasasekaligusmewujudkanmasyarakatyangdemokratisdengantetapberlandaskanpada aturanhukum.
Misi3:MemperkuatDimensiKeadilandiSemuaBidang MemperkuatdimensikeadilandisemuabidangditujukanuntukmewujudkanIndonesiayangmaju, mandiridanadil.Kondisiiniakanterwujudbilapembangunandilaksanakansecaraadildanmerata, sertadapatdinikmatiolehseluruhbangsaIndonesia. Pembangunan yang berkeadilan dan merata ini dilaksanakan melalui percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayahͲwilayah strategis dan cepat tumbuh, pemberdayaan masyarakat, pengembanganwilayahͲwilayahperbatasandanpulauͲpulaukecilterluardenganmengubaharah Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
5
kebijakanpembangunanyangselamainicenderungberorientasiinwardlookingmenjadioutward looking.Pembangunanberkeadilan,jugadiwujudkandenganpembangunanyangmeratadisemua bidang, baik pembangunan antara kotaͲkota metropolitan, besar, menengah, dan kecil yang diseimbangkanpertumbuhannya,sertamendorongpembangunanwilayahperdesaan. Pembangunan kesejahteraan sosial juga berperan dalam pembangunan yang berkeadilan ini, dengan memberi perhatian yang lebih besar pada kelompok masyarakat yang kurang beruntung melalui penguatan lembaga jaminan sosial. Sedangkan untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender dilaksanakan melalui peningkatan akses dan partisipasi perempuan dalam pembangunan,sertapeningkatankualitasperlindunganperempuandananak. 1.2.3.AgendaPembangunan Dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional 2010–2014, ditetapkan lima agenda utamapembangunannasionaltahun2010–2014,yaitu: AgendaI AgendaII AgendaIII AgendaIV AgendaV
:PembangunanEkonomidanPeningkatanKesejahteraanRakyat :PerbaikanTataKelolaPemerintahan :PenegakanPilarDemokrasi :PenegakkanHukumdanPemberantasanKorupsi :PembangunanYangInklusifDanBerkeadilan
AgendaI.PembangunanEkonomidanPeningkatanKesejahteraanRakyat Agenda pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat tetap menjadi prioritas dalamprogrampembangunanperiode2010–2014.Perbaikankesejahteraanakantercerminpada peningkatan pendapatan, penurunan tingkat pengangguran dan perbaikan kualitas hidup rakyat. Perbaikan kesejahteraan rakyat diwujudkan melalui sejumlah program pembangunan untuk penanggulangan kemiskinan dan penciptaan kesempatan kerja, serta peningkatan program di bidangpendidikan,kesehatan,daninfrastrukturdasar. Program pembangunan 2010–2014 tetap konsisten untuk melanjutkan berbagai program perbaikankesejahteraanrakyatyangsudahberjalandenganmemberikanpenekananlebihlanjut dalammembuatkebijakanyanglebihefektifdanterarahdalambentukpengarustamaananggaran dan kebijakan. Pengarusutamaan ini tidak hanya terbatas antarsektor tetapi juga antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pengarusutamaan harus juga mencakup berbagai kebijakanagartujuandapattercapaidengansumberdayayangminimal. Penyelenggaraan program peningkatan kesejahteraan rakyat akan dilaksanakan seiring dengan upayapeningkatanpenguasaanilmupengetahuandanteknologi.Selainitu,jugadilakukandengan mendorong sektor riil dan pemihakan kepada usaha kecil menengah dan koperasi, serta terus menjagastabilitasekonomimakro.
AgendaII.PerbaikanTataKelolaPemerintahan Perbaikantatakelolapemerintahanyangbaikmenjadiisuyangpentingdalamkonteksnasional daninternasional.Salahsatupenyebabterjadinyakrisisekonomidankrisiskeuanganglobaladalah buruknyatatakelolapemerintahan,baikdisektorpemerintahanmaupunswasta.Olehkarenaitu, tatakelola pemerintahan manjadi salah satu agenda pembangunan Indonesia. Perbaikan tata kelola pemerintahan antara lain dapat dilihat dari penurunan tingkat korupsi yang ditunjukkan
6
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
dengan semakin mambaiknya Indeks Persepsi Korupsi (IPK), perbaikan pelayanan publik, dan penguranganekonomibiayatinggi. Perbaikan tata kelola pemerintah dilakukan pula dengan reformasi birokrasi yang akan dilaksanakan di seluruh kementerian/lembaga (K/L) untuk selanjutnya diteruskan pada tingkat pemerintah daerah. Selain itu,untuk mendukung reformasi birokrasi dilakukan pula reformasi di bidang hukum. Cakupan perbaikan dalam tata kelola pemerintahan tidak hanya terbatas pada sektorpemerintahan,tetapijugameliputisektorswastatermasukpengelolaanBUMN.
AgendaIII.PenegakanPilarDemokrasi Indonesiayangdemokratisdiwujudkanmelaluipenghargaanterhadaphakasasimanusia(HAM), terjaminnya kebebasan berpendapat, adanya checks and balances, jaminan akan keberagaman yangtercermindenganadanyaperlindunganterhadapsegenapwarganegaratanpamembedakan paham, asalͲusul, golongan, dan gender. Untuk mewujudkan hal tersebut, penegakan pilar demokrasisangatpentingdalampembangunanIndonesia. PenegakanpilardemokrasiantaralaindilakukanmelaluipenguatanlembagaͲlembagademokrasi dengancaramenegakkannilaiͲnilaidemokrasimisalnyadenganmenjagakebebasanberpendapat, kebebasan pers, dan mengutamakan supremasi hukum. Selanjutnya, arah pembangunan demokrasi adalah untuk mencapai tingkat demokrasi yang substansial dengan terlebih dahulu memperbaikimasalahproseduralyangada.
AgendaIV.PenegakanHukum Untuk mewujudkan Indonesia yang demokratis, penegakan hukum merupakan agenda yang pentingdalampembangunan.Wujuddaripenegakanhukumadalahadanyakepastianhukumbagi seluruh rakyat Indonesia yang akan memberikan rasa aman, rasa adil dan kepastian berusaha. Salah satu persoalan yang dianggap kerap mengganggu masuknya investasi ke Indonesia adalah lemahnya kepastian hukum. Penegakan hukum diharapkan akan membawa dampak yang positif bagi perbaikan iklim investasi yang pada gilirannya akan memberi dampak positif bagi perekonomianIndonesia Dalamupayakonsolidasidemokrasiagendabidanghukummencakupprosespembuatanundang– undang, proses penjabarannya, proses pengawasan, dan juga penegakan aturan hukum, serta menjamin proses peradilan yang bebas. Sementara itu, pembenahan pada substansi hukum, struktur hukum, dan budaya hukum dilakukan antara lain dengan memperkecil tumpang tindih dan inkosistensi peraturan perundangͲundangan, menghilangkan hambatan pada implementasi peraturan perundangan, mengupayakan perjanjian ekstradisi dengan negaraͲnegara yang berpotensi menjadi tempat pelarian pelaku tindak pidana korupsi dan tindak pidana lainnya. Sedangkan terkait dengan pemberantasan korupsi, penegakan hukum merupakan elemen yang sangatpenting.Olehkarenaitu,prosespenegakanhukumharusdilakukantanpatebangpilih.
AgendaV.PembangunanyangInklusifdanBerkeadilan Peningkatankualitaspembangunanyanginklusifdanberkeadilanmenjadiagendaprioritasdalam pembangunanperiode2010–2014,mengingatpelaksanaanagendakeadilansampaisaatinibelum mampu mewujudkan hasil yang diinginkan. Hal ini disebabkan antara lain proses pembangunan yangpartisipatifbelumbanyakditerapkansehinggakeadilandankeikutsertaansecaraluasbelum terlaksana. Keadilan dan keikutsertaan dapat diwujudkan dalam berbagai dimensi. Dalam bidang ekonomi, keadilan dapat diwujudkan dalam bentuk perbaikan, atau terjadinya proses afirmasi terhadap kelompokyangtertinggal,orangcacat,danterpinggirkan.DalambidangsosialͲpolitik,perwujudan Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
7
keadilan dan keikutsertaan (inklusif) dapat berupa perbaikan akses semua kelompok terhadap kebebasan berpolitik, kesetaraan gender dalam politik dan penghapusan segala macam bentuk diskriminasi. Penguatan dimensi keadilan keikutsertaan akan dilakukan untuk setiap kegiatan atau program pembangunan.MisalnyamelaluiProgramKeluargaHarapan(PKH),masyarakatsangatmiskinakan diberi bantuan tunai bersyarat dalam bentuk dukungan biaya pendidikan dan kesehatan. Di samping itu, pemerintah akan mempertajam pula kualitas program perlindungan dan bantuan sosialdalamgugus/cluster1untukmenjadibantuansosialberbasiskeluarga.Programlaindalam agenda pembangunan yang inklusif dan berkeadilan yang akan dilanjutkan adalah program aksi perkuatan usaha mikro, kecil, dan menengah yang diharapkan dapat memperbaiki distribusi pendapatan masyarakat. Selain itu, dengan perluasan cakupan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) diharapkan keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan dapat meningkat.
1.2.4. SasaranPembangunan Sasaran Pembangunan selama lima tahun yang tertuang dalam RPJMN 2010–2014 meliputi tiga sasaran, yaitu: (1) Sasaran Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan; (2) Sasaran Perkuatan PembangunanDemokrasi;dan(3)SasaranPenegakanHukum
(1) SasaranPembangunanEkonomidanKesejahteraan Denganpulihnyaperekonomianglobaldalam1Ͳ2tahunmendatang,capaiantertinggiyangpernah dicapai oleh laju pertumbuhan perekonomian Indonesia sebelum krisis sekitar 7 persen telah dapatdipenuhisebelumtahunterakhirperiode2010–2014. Percepatanlajupertumbuhanekonomiinidiharapkanmampumenurunkantingkatpengangguran terbuka hingga sekitar 5Ͳ6 persen pada akhir tahun 2014, dan kesempatan kerja yang tercipta antara 9,6 jutaͲ10,7 juta pekerja selama periode 2010–2014. Kombinasi antara percepatan pertumbuhan ekonomi dan berbagai kebijakan intervensi pemerintah yang terarah diharapkan dapatmempercepatpenurunantingkatkemiskinanmenjadisekitar8Ͳ10persenpadaakhir2014. Untuk memenuhi sasaran percepatan pertumbuhan ekonomi tersebut, pemerintah akan terus melanjutkan kebijakan makroekonomi yang terukur dan berhatiͲhati, sehingga inflasi dapat dikendalikanpadatingkatrendahyangsebandingdengannegaraͲnegarasetarafdenganIndonesia yaitu sekitar 4Ͳ6 persen per tahun. Inflasi yang terkendali memungkinkan nilai tukar dan suku bungayangkompetitifsehinggamendorongsektorriilbergerakdanberkembangdengansehat. Dalambidangpendidikan,sasaranpembangunanditujukanuntukmeningkatkanaksesmasyarakat terhadap pendidikan dan meningkatnya mutu pendidikan, yang antara lain ditandai oleh menurunnya jumlah penduduk buta huruf, meningkatnya persentase penduduk yang dapat menyelesaikan program wajib belajar 9 tahun dan pendidikan lanjutan, serta berkembangnya pendidikankejuruanyangditandaiolehmeningkatnyajumlahtenagaterampil. Sementara itu, di bidang kesehatan, sasaran pembangunan ditujukan untuk peningkatan akses masyarakatterhadappelayanankesehatan,yangantaralainditunjukkanolehmeningkatnyaangka harapanhidup,menurunnyatingkatkematianbayi,danmenurunnyakematianibumelahirkan. Dalam bidang pangan, sasaran pembangunan ditujukan untuk terciptanya kemandirian dalam bidangpanganpadaakhirtahun2014ditandaidenganmeningkatnyaketahananpanganrakyat, berupa perbaikan status gizi ibu dan anak pada golongan masyarakat yang rawan pangan,
8
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
membaiknya akses rumah tangga golongan miskin terhadap pangan, terpelihara dan terus meningkatnya kemampuan swasembada beras dan komoditas pangan utama lainnya, menjaga harga pangan yang terjangkau bagi masyarakat kelompok pendapatan menengah bawah, menjaga nilai tukar petani agar dapat meniŬŵĂƟ kemakmuran, dan meningkatkan daya tawar komoditas Indonesia dan keunggulan kompĂƌĂƟf (comƉĂƌĂƟǀĞ aĚǀantagĞͿ dari sektor pertanian Indonesia di kawasan regional Asia dan Global. Di bidang energi, sasaran pembangunan ditujukan untuk membangun ketahanan energi dengan mencapai diverƐŝĮkasi energi yang menjamin keberlangsungan dan jumlah pasokan energi di seluruh Indonesia dan untuk seluruh penduduk Indonesia dengan ƟŶŐŬĂƚ pendapatan yang berbeda-beda, meningkatkan penggunaan energi terbarukan (rĞŶĞǁaďůĞ ĞnĞƌgyͿ dan ďĞƌƉĂƌƟƐƉĂƐŝ ĂŬƟĨ dan memanfaatkan berkembangnya perdagangan karbon secara global, meningkatkan eĮƐŝensi konsumsi dan penghematan energi baik di lingkungan rumah tangga maupun industri dan sektor transportasi, dan memproduksi energi yang bersih dan ekonomis. Dalam bidang lingkungan hidup, sasaran yang hendak dicapai adalah perbaikan mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam di perkotaan dan pedesaan, penahanan laju kerusakan lingkungan dengan peningkatan daya dukung dan daya tampung lingkungan; peningkatan kapasitas adaptasi dan miƟgasi perubahan iklim. Selain itu terus dilakukan program reboisasi, penghutanan kembali (reforestasi) dan program pengurangan emisi karbon. Dalam rangka mengatasi dampak pemanasan global untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, pada tahun 2009, dalam pertemuan G 20 di PŝƩsburgh dan Konvensi Internasional tentang Perubahan Iklim di Copenhagen, Indonesia telah berinisitaif memberikan komitmen miƟgasi dampak perubahan iklim berupa penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) pada tahun 2020 sebesar 26 persen dari kondisi tanpa rencana aksi (businĞƐƐ as usual – BAU) dengan usaha sendiri serta penurunan sebesar 41 persen dengan dukungan internasional. Upaya penurunan emisi GRK tersebut terutama difokuskan pada kegiatan-kegiatan kehutanan, lahan gambut, limbah dan energi yang didukung oleh langkah-langkah kebijakan di berbagai sektor dan kebijakan Įskal. Bidang infrastruktur meneruskan pembangunan dan pasokan infrastruktur yang ditunjukkan oleh meningkatnya kuanƟƚĂƐ dan kualitas berbagai prasarana penunjang pembangunan sepeƌƟ jalan raya, jalan kereta api, pelabuhan laut, pelabuhan udara, listrik, irigasi, air bersih dan sanitasi serta pos dan telekomunikasi. Dalam bidang Usaha Kecil dan Menengah, langkah-langkah yang dilakukan adalah, meningkatkan dan memajukan usaha kecil menengah dengan menambah akses terhadap modal termasuk perluasan Kredit Usaha Rakyat (KUR), meningkatkan bantuan teknis dalam aspek pengembangan produk dan pemasaran, melaksanakan kebijakan pemihakan untuk memberikan ruang usaha bagi pengusaha kecil dan menengah, serta menjaga fungsi, keberadaan serta eĮƐŝensi pasar tradisional.
(2) Sasaran Perkuatan Pembangunan Demokrasi Sasaran penegakan pilar demokrasi adalah membangun dan semakin memantapkan sistem demokrasi di Indonesia yang dapat menghasilkan pemerintahan dan lembaga leŐŝƐƚĂƟf yang kredibel, bermutu, efeŬƟĨ͕ dan mampu menyelenggarakan amanah dan tugas serta tanggung jawabnya secara baik, seimbang dengan peningkatan kepatuhan terhadap pranata hukum. Dengan demikian, fungsi ĐŚĞcks and balancĞs dapat dilakukan secara santun, ďĞƌĞƟŬĂ͕ dan ĞĨĞŬƟĨ sehingga penyelenggaraan negara ƟĚĂŬ terhambat oleh mekanisme dan sistem demokrasi, namun sebaliknya akan makin meningkat kualitas hasil dan akuntabilitasnya. Sasaran di bidang ini juga adalah untuk menjamin ƐĞƟap lima tahun terselenggaranya proses pemilu yang memenuhi azas-
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
9
azas demokrasi yang baik, yaitu jujur, adil, dan menjamin seluruh warga negara pemilih dapat melaksanakan hak memilihnya secara bebas dan bertanggung jawab.
(3) Sasaran Penegakan Hukum Penegakan Hukum merupakan elemen yang ƟĚĂŬ dapat dipisahkan dan sangat penƟŶŐ dalam menjaga sistem demokrasi yang berkualitas dan juga mendukung iklim berusaha yang baik agar kegiatan ekonomi dapat berjalan dengan ƉĂƐƟ, aman dan ĞĮsisen, dalam rangka mencapai kesejahteraan rakyat. Sasaran reformasi penegakan hukum adalah tercapainya suasana dan kepasƟan keadilan melalui penegakan hukum (rule of law) dan terjaganya ŬĞƚĞƌƟban umum. Sasaran tersebut tercermin dari persepsi masyarakat pencari keadilan untuk merasakan kenyamanan, ŬĞƉĂƐƟĂŶ͕ keadilan dan keamanan dalam berinteraksi dan mendapat pelayanan dari para penegak hukum (kepolisian dan kejaksaaan). Dengan demikian, reformasi kepolisian dan kejaksaan, dan lembaga peradilan harus dilakukan untuk tumbuhnya kepercayaan dan penghormatan publik kepada aparat dan lembaga penegak hukum karena mereka dipercaya akan selalu melindungi masyarakat berdasarkan azas keadilan dan kepatuhan pada aturan dan hukum tanpa pembedaan dan diskriminasi. Selain berbagai bidang yang telah disebutkan di atas, pemerintah tetap mengembangkan sektorsektor pembangunan lainnya secara konsisten, terkoordinasi dan terintegrasi. Dengan demikian, pada akhir RPJMN 2010ʹ2014 Indonesia akan berhasil mencapai berbagai sasaran pembangunan nasional untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera, demŽŬƌĂƟs, dan berkeadilan.
1.2.5. Prioritas Pembangunan Nasional Dalam mewujudkan visi dan misi Presiden terpilih, dalam RPJMN 2010–2014 telah ditetapkan 11 Prioritas Pembangunan Nasional dan 3 Prioritas Nasional Lainnya. Kebijakan pembangunan dalam periode ini akan diprioritaskan kapada pelaksanaan pembangunan ke 11 prioritas nasional dan 3 prioritas lainnya tersebut. Prioritas pembangunan nasional tersebut adalah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
10
Prioritas 1: Reformasi Birokrasi dan Tatakelola Prioritas 2: Pendidikan Prioritas 3: Kesehatan Prioritas 4: Penanggulangan Kemiskinan Prioritas 5: Ketahanan Pangan Prioritas 6: Infrastruktur Prioritas 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha Prioritas 8: Energi Prioritas 9: Lingkungan Hidup dan Bencana Prioritas 10: Daerah TerƟŶŐŐĂů, Terdepan, Terluar, dan PascakŽŶŇŝk Prioritas 11: Kebudayaan, KrĞĂƟvitas, dan Inovasi Teknologi Prioritas Lainnya Bidang PoliƟk, Hukum, dan Keamanan Prioritas Lainnya Bidang Perekonomian Prioritas Lainnya Bidang Kesejahteraan Rakyat
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
BAGIAN II
CAPAIAN PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL Bab 2.1 Bab 2.2 Bab 2.3 Bab 2.4 Bab 2.5 Bab 2.6 Bab 2.7 Bab 2.8 Bab 2.9 Bab 2.10 Bab 2.11 Bab 2.12 Bab 2.13 Bab 2.14
Prioritas Prioritas Prioritas Prioritas Prioritas Prioritas Prioritas Prioritas Prioritas Prioritas
1 : 2 : 3 : 4 : 5 : 6 : 7 : 8 : 9 : 10 :
Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pendidikan Kesehatan Penanggulangan Kemiskinan Ketahanan Pangan Infrastruktur Iklim Investasi dan Iklim Usaha Energi Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana Daerah TerƟnggal, Terdepan, Terluar, dan Paskakonflik Prioritas 11: Kebudayaan KreaƟvitas, dan Inovasi Teknologi Prioritas Lainnya Bidang PoliƟk, Hukum, dan Keamanan Prioritas Lainnya Bidang Perekonomian Prioritas Lainnya Bidang Kesejahteraan Rakyat
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
11
12
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
9
BAB2.1. PRIORITASNASIONAL1:REFORMASIBIROKRASI DANTATAKELOLA
2.1.1. Pengantar Salah satu tantangan yang dihadapi pemerintah untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan demokratis di tengah persaingan global yang semakin meningkat adalah perbaikankualitasbirokrasidantatakelola.Untukmenjawabtantangantersebutpemerintahtelah menetapkan prioritas nasional Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola, yang dilakukan melalui terobosan kinerja secara terpadu, penuh integritas, akuntabel, taat kepada hukum yang berwibawa, dan transparan. Selain itu, juga dilaksanakan peningkatan kualitas pelayanan publik yang ditopang oleh efisiensi struktur pemerintahan di pusat dan di daerah, kapasitas pegawai pemerintahyangmemadai,dandatakependudukanyangbaik. Pelaksanaan Prioritas Nasional 1: Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola dilakukan melalui tujuh substansiintiyaitu:1)penataanstrukturkelembagaaninstansipemerintah;2)penataanotonomi daerah;3)penyempurnaankebijakanpengelolaanSDMaparatur;4)peningkatansinkronisasidan harmonisasi peraturan perundangͲundangan; 5) sinergi antara pusat dan daerah; 6) penegakan hukum;dan7)pengembangandatakependudukan.
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
13
2.1.2. PencapaianPrioritasNasional1:ReformasiBirokrasidanTata Kelola Selama tahun 2010 telah dilaksanakan berbagai kegiatan prioritas dalam rangka reformasi birokrasidantatakelola,yangditunjukkandenganberbagaicapaianpentingyangtelahdihasilkan. Untuk memberikan landasan yang kuat bagi pelaksanaan reformasi birokrasi, telah ditetapkan PeraturanPresidenNomor81Tahun2010tentangGrandDesignReformasiBirokrasi 2010–2025 danPeraturanMenteriPANdanRBNomor20tahun2010tentangRoadMapReformasiBirokrasi 2010–2014. Disamping itu, untuk meningkatkan koordinasi, menajamkan dan mengawal pelaksanaanreformasibirokrasi,telahdibentukkelembagaanuntukmengelolareformasibirokrasi nasionalyangditetapkandalamKeppres14Tahun2010tentangPembentukanKomitePengarah ZĞĨŽƌŵĂƐŝŝƌŽŬƌĂƐŝEĂƐŝŽŶĂůĚĂŶdŝŵZĞĨŽƌŵĂƐŝŝƌŽŬƌĂƐŝEĂƐŝŽŶĂů͕LJĂŶŐĚŝƐĞŵƉƵƌŶĂŬĂŶŵĞŶũĂĚŝ Keppres Nomor 23 Tahun 2010; Keputusan Menpan dan RB Nomor 355 Tahun 2010 tentang PembentukanTim Independen,dan KeputusanMenpandanRB Nomor 356 Tahun2010 tentang PembentukanTimPenjaminKualitas(QualityAssurance). Padatahun2010,sebanyak9kementerian/lembaga(K/L)telahmelaksanakanreformasibirokrasi instansi(RBI),sehinggasaatinisudahterdapat14K/LyangtelahmelaksanakanRBI.Pelaksanaan reformasi birokrasi dan tatakelola dilakukan antara laindengan penataan struktur kelembagaan instansi pemerintah. Untuk itu, telah dilakukan konsolidasi struktural dan peningkatan kapasitas K/Lyangmenanganiaparaturnegarasebagaipijakanuntukpenyempurnaanstrukturkementerian danlembagadanpenyempurnaantupoksi,sertapenataanhubungankerjayangefektifdanefisien sesuai dengan prinsip structure follows function. Pelaksanaan konsolidasi struktural dan peningkatan kapasitas K/L yang menangani aparatur negara ini masih dilanjutkan pada tahun 2011.Demikianjugadenganpenataankelembagaaninstansipemerintahlainnya. Dalamkonteksotonomidaerah,padatahun2010telahdifokuskanpadapenghentian/pembatasan pemekaranwilayah,peningkatanefisiensidanefektivitaspenggunaandanaperimbangandaerah, danpenyempurnaanpelaksanaanpemilihankepaladaerah.Dalamupayamembatasipemekaran wilayah maka telah tersusun rancangan Desain Besar Penataan Daerah sebagai pedoman pengkajian usulan pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB). Desain Besar ini mendukung PeraturanPemerintahNomor78Tahun2007tentangTataCaraPembentukan,Penghapusan,dan Penggabungan Daerah. Selanjutnya, untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan dana perimbangan daerah maka halͲhal yang telah dicapai antara lain 70 persen daerah telah memanfaatkanDanaAlokasiKhusus(DAK)sesuaipetunjukpelaksanaan(Juklak),80persendaerah telahoptimal(100persen)menyerapDAK,tersusunnyakebijakan/regulasidanaperimbanganyang dapatditerapkandidaerahberupa1PermendagritentangjuknisDAKdan1SuratEdaranMenteri DalamNegeri,31persendaerahmemilikiproporsibelanjalangsungyanglebihbesardaribelanja tidaklangsung,23persenrataͲratabelanjamodalyangdigunakanterhadaptotalbelanjadaerah, 91 persen APBD disahkan secara tepat waktu, 15 daerah berͲLKPD dengan status wajar tanpa pengecualian (WTP), serta 63 persen daerah yang melakukan penetapan serta penyampaian Raperda pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang disahkan secara tepat waktu. Terkait dengan penyempurnaan pelaksanaan pemilihan kepala daerah, pada tahun 2010 dilakukan penyusunannaskahakademisdanRancanganUndangͲUndang(RUU)PemilihanKepalaDaerah. PelaksanaanReformasiBirokrasidanTataKelolajugadilakukanmelaluipenyempurnaanberbagai kebijakan dalam pengelolaan SDM aparatur. Dalam hal ini, telah disusun beberapa Rancangan PeraturanPemerintah(RPP)yaituRPPtentangSistemPengadaan/RekrutmendanSeleksiPNS,RPP
14
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
tentangKebutuhanPegawai,RPPtentangRemunerasidanTunjanganKinerjaPegawaiNegeri,RPP tentangPenilaianKinerjaPegawai,danRPPtentangSistemPengelolaanDanaPensiunPNS.Dalam rangka menyempurnakan kebijakan disiplin PNS sebagaimana amanat pasal 30 UndangͲUndang No.43Tahun1999tentangPerubahanatasUndangͲUndangNomor8Tahun1974tentangPokokͲ Pokok Kepegawaian, telah diterbitkan PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS, yang memberikan landasan bagi peningkatan disiplin, integritas, dan kinerja pegawai. Selanjutnya, implementasiPPNomor53Tahun2010tersebutdiaturmelaluiPeraturanKepalaBKNNomor21 Tahun2010tentangKetentuanPelaksanaanPPNomor53Tahun2010.Disampingitu,jugatelah disusunRUUtentangSDMAparaturNegara. Selanjutnya, dalam upaya percepatan harmonisasi dan sinkronisasi peraturan perundangͲ undangan di tingkat pusat dan daerah, pada tahun 2010 telah dilaksanakan inventarisasi dan pengkajianperaturandaerahsebanyak3.000perda.Selainitu,dilakukanjugaupayapeningkatan sinergiantarapusatdandaerahantaralainmelaluipeningkatanjumlahSPM(StandarPelayanan Minimum)yangditetapkandanditerapkanolehdaerah.Selamatahun2010,terdapat8SPMbaru yangtelahditetapkan,sehinggasecarakeseluruhansudahterdapat13SPMyangsudahditetapkan melalui peraturan menteri terkait, dan telah dilakukan fasilitasi penerapan untuk 5 SPM. Pelaksanaanpelayananterpadusatupintu(PTSP)atauonestopservice(OSS)jugatelahsemakin membaikdenganmeningkatnyajumlahpemdayangmenerapkanPTSP/OSSdari360OSSmenjadi 394OSS.Untukmemberikanjaminankepastianpenyediaanpelayananbagimasyarakat,saatini telahdisusun2(dua)RPPsebagaipelaksanaandariUUNomor25Tahun2009tentangPelayanan Publik. Dalam penegakan hukum, peningkatan integritas dan sinergi antar lembaga penegak hukum menjadiprioritasyangmenentukankualitaspenegakanhukumdiIndonesia.Pemantapanintegrasi dan integritas penegakan hukum, dilakukan melalui peningkatan kualitas SDM Kejaksaan dalam penerimaanpegawai,pelaksanaandiklatpenjenjangansertapendidikanpascasarjana,disamping denganmenerapkanrewardandpunishment.KesiapanKejaksaanAgungdanKementerianHukum danHAMuntukmenerapkanreformasibirokrasidiharapkandapatterpenuhitahun2011.Dalam rangka pengawasan terhadap perilaku hakim, peran Komisi Yudisial semakin meningkat dengan 2.915 berkas pengaduan masyarakat yang masuk dan 214 berkas yang telah ditindak lanjuti. Peningkatan penegakan hukum juga dilakukan melalui peningkatan kualitas pembinaan warga binaan melalui perbaikan lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan untuk mencegah terjadinyaperilakukorupsidanpraktikmafiahukum. PencegahankorupsijugadiintensifkanmelaluipelaporanLaporanHasilKekayaanPejabatNegara (LHKPN). Dari 144.557 wajib LHKPN sebanyak 118.340 telah melaporkan dan sebanyak 114.570 telah diumumkan. Di bidang penindakan, pada tahun 2010 Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) telahmelakukanpenyelidikanterhadap54perkaratindakpidanakorupsi,penyidikanterhadap62 perkara tindak pidana korupsi, penuntutan terhadap 55 perkara dan eksekusi terhadap 38 keputusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap. Kegiatan koordinasi dan supervisi dilakukanterhadapbeberapaperkara,dantelahberhasilmenyelamatkanpotensikerugiannegara mencapailebihdariRp500miliar. Terkait dengan dengan pencapaian dalam penyelenggaraan Nomor Induk Kependudukan (NIK) hingga tahun 2010 telah diterbitkan NIK di 329 kabupaten/kota, sedangkan untuk pelaksanaan SistemInformasidanAdministrasiKependudukan(SIAK)masihdalamprosespersiapan.
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
15
2.1.3. PermasalahanPencapaian Terlepas dari berbagai capaian yang telah dihasilkan pada tahun 2010, masih terdapat berbagai permasalahanyangharusdiselesaikanterkaitdengansubstansiintidalamReformasiBirokrasidan Tata Kelola. Dari aspek struktur/kelembagaan, masih terdapat instansi pemerintah yang struktur organisasidantatalaksananyabelumsepenuhnyamendukungtupoksisehinggaberdampakpada rendahnyakinerja. Dalam penataan otonomi daerah, permasalahan yang dihadapi adalah masih terdapat usulan pembentukanDOB;belumditetapkannyaDesainBesarPenataanDaerah(Desertada);danbelum optimalnya penggunaan dana perimbangan dalam mendukung investasi pemerintah daerah dan pembangunan daerah. Secara keseluruhan, pelaksanaan bidangͲbidang yang didanai DAK 2010 berjalan sesuai perundangan/petunjuk teknis (juknis) yang berlaku. Khusus DAK bidang pendidikan,tidakdapatterlaksanadenganbaik(terjadiketerlambatan)ditiapdaerah,dikarenakan adanya perubahan juknis/juklak DAK pendidikan yangg semula dilaksanakan dengan mekanisme swakelola hibah diubah menjadi mekanisme pengadaan barang dan jasa berdasarkan amanat pasal18ayat5BdalamUndangͲUndangNomor2Tahun2010tentangperubahaanatasUndangͲ Undang Nomor 47 Tahun 2010 tentang APBN. Permasalahan yang dihadapi terkait DAK adalah terjadi keterlambatan penetapan alokasi DAK per bidang untuk daerah, serta arah penggunaan DAK dalam juknis terlalu spesifik, sehingga secara teknis mengurangi fleksibilitas daerah dalam penggunaannya.Selainitu,K/LsulituntukmengendalikanpencapaiansasaranDAKdidaerah. Terkait dengan sumber daya manusia aparatur, masih memperlihatkan bahwa integritas, kompetensi, netralitas, kesejahteraan dan profesionalisme PNS perlu terus ditingkatkan. Di sisi lain, masih terdapat adanyapola rekrutmen, mutasi danpromosi, serta pemberianpenghargaan yangtidakberdasarkankompetensidankinerja. Dalam hal regulasi, masih banyak ditemukan peraturan daerah yang bertentangan dengan peraturan perundangͲundangan di atasnya, dan banyak yang tidak kondusif bagi investasi. Dari aspek sinergi pusat dan daerah, permasalahan yang dihadapi terkait SPM adalah belum tersusunnyaduaSPMolehinstansipusatyangmenanganiurusanwajibdanbelumditerapkannya SPM dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah karena belum terintegrasinya SPM dalam dokumen perencanaan dan anggaran, belum mencukupinya kapasitas keuangan daerah, dan terbatasnyaketersediaandankapasitaspersonildaerah. Pada aspek penegakan hukum, terjadi penurunan penyelesaian tindak pidana pada tahun 2010 untuk seluruh wilayah yang hanya mencapai 54,6 persen, sedangkan pada tahun 2009 rataͲrata mencapai 64,7 persen. Permasalahan yang masih dirasakan adalah upaya penuntasan kejahatan belum sepenuhnya menyentuh rasa keadilan seluruh lapisan masyarakat. Transparansi dan akuntabilitas penegakan hukum perlu dilaksanakan dalam rangka pemberantasan korupsi, sehingga opini bahwa keadilan hanya memihak kepadayang memiliki akses ekonomi kuat dapat dihindarkan.Masihadanyakasuskorupsiyangmenarikperhatianmasyarakatdenganmelibatkan aparatur negara dan belum dapat diselesaikan menjadi salah satu penyebab stagnansi Indeks PersepsiKorupsi(IPK)untuktahun2010samadengantahun2009yaitu2,8.Beberapaperbaikan telah dilaksanakan khususnya untuk peningkatan pelayanan public, namun harus diakui masih belumoptimal. Terkait dengan data kependudukan, permasalahan utama adalah masih banyaknya daerah yang belummenggunakanSIAK;masihadanyapendudukdenganKartuTandaPenduduk(KTP)ganda, KTPpalsu,NIKganda,sertaNIKyangtidakmencerminkandatayangfaktual. 16
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
2.1.4. Rencana Tindak Lanjut Berdasarkan capaian yang telah dihasilkan dan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi maka akan terus diupayakan langkah-langkah sebagai berikut: 1.
Penataan kelembagaan birokrasi pemerintah melalui konsolidasi struktural berdasarkan tugas pokok dan fungsi instansi pemerintah, perbaikan tata laksana (business process), pengembangan manajemen SDM aparatur berbasis merit, dan pencapaian kinerja secara opƟmal. Penataan yang dilakukan berpedoman pada Grand Design sistem kelembagaan pemerintah. Selain itu, juga akan dilakukan pengembangan sistem dan analisis eĮƐiensi dan ĞĨĞŬƟvitas kinerja kelembagaan, pengembangan indikator utama pembangunan aparatur negara khususnya birokrasi pemerintah, serta diperkuat dengan database yang komprehensif;
2.
Dari sisi ketatalaksanaan, untuk menciptakan peningkatan ĞĮsiensi, transparansi, dan akuntabilitas dalam proses kerja instansi pemerintahan, terus diupayakan penyelesaian RUU tentang Administrasi Pemerintahan dan RUU tentang Ɵka Penyelenggara Negara, pada tahun 2011. UU tersebut diharapkan dapat menjadi landasan bagi sistem ketatalaksanaan yang ĞĮƐŝĞŶ͕ transparan dan akuntabel;
3.
Dalam hal SDM Aparatur, upaya pembenahan dilakukan melalui penyusunan landasan kebijakan berupa UU SDM Aparatur yang ditargetkan selesai pada tahun 2012. Di samping itu, upaya untuk meningkatkan kompetensi SDM Aparatur juga dilakukan melalui penerapan sistem diklat pola baru, pengembangan sistem magang, dan pengembangan sistem informasi dan database kepegawaian untuk mendukung pengelolaan manajemen kepegawaian secara nasional dan terpadu;
4.
Terkait dengan agenda Reformasi Birokrasi, perluasan implementasi Reformasi Birokrasi Instansi di Ɵngkat pusat terus dilanjutkan. Pada ƟŶŐŬat daerah, sedang dilakukan persiapan pelaksanaan pilot project Reformasi Birokrasi Instansi di beberapa provinsi/ kabupaten/kotamadya terpilih;
5.
Penataan otonomi daerah melalui peningkatan peran gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di wilayah provinsi, pengheŶƟĂn/pembatasan pemekaran wilayah, peningkatan ĞĮsiensi dan eĨĞŬƟvitas penggunaan dana perimbangan daerah, serta efekƟvitas dan ĞĮsiensi pelaksanaan Pemilihan Umum Kepala Daerah tahun 2012;
6.
Percepatan harmonisasi dan sinkronisasi peraturan perundang-undangan di ƟŶŐŬĂƚ pusat dan daerah hingga tercapai keselarasan arah dalam implementasi pembangunan;
7.
Penetapan dan penerapan sistem indikator kinerja utama pelayanan publik yang selaras antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Di samping penerapan sistem Indikator Kinerja Utama (IKU), juga akan diupayakan langkah-langkah untuk mengembangkan sistem evaluasi kinerja pelayanan publik, penerapan standar pelayanan, dan pembenahan manajemen pelayanan pada instansi pemerintah melalui perluasan penerapan PTSP, penerapan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK), dan pelaksanaan diklat bagi SDM pelayanan;
8.
Peningkatan integrasi dan integritas penerapan dan penegakan hukum melalui peningkatan kinerja penegakan hukum dan pemberantasan korupsi sehingga kepercayaan masyarakat makin meningkat. Dalam rangka peningkatan IPK perlu dilakukan langkah perbaikan yang mendukung pelayanan publik termasuk penegakan hukum. Fokus perbaikan yang akan dilakukan di K/L adalah pada upaya pencegahan penyuapan (bribery) di lingkup pelayanan pajak, bea cukai, dan perizinan serta penegakan hukum yaitu fokus pada korupsi poliƟŬ dan pemberantasan mĂĮa hukum.
9. Penetapan NIK dan pengembangan SIAK dengan aplikasi pertama pada KTP.
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
17
Tabel2.1.1.PencapaianPembangunanPrioritasNasional1: ReformasiBirokrasidanTataKelola,Tahun2010 RPJMN2010–2014 No 1.
2.
18
CAPAIAN 2009
CAPAIAN 2010
Ͳ
30%
20%
Ͳ
20%
20%
Ͳ
20%
Jumlahkebijakan pelaksanaanreformasi birokrasiyang diterbitkan(grand designRBNdan kebijakan pelaksanaannya) Jumlahinstansi pemerintahyangtelah melaksanakan reformasibirokrasi JumlahStrategiDasar PenataanDaerah
1Perpres dan1 PermenPAN &RB
Ͳ
11
5
1paket
Ͳ
PersentaseProvinsi, Kab/Kotayangtelah memanfaatkanDAK sesuaiJuklak Persentasedaerah yangtelahOptimal (100%)menyerapDAK Jumlahrekomendasi kebijakanuntuk dukunganmateri sebagaimasukan terhadaprevisiUUNo. 32Tahun2004tentang PemerintahanDaerah danUUNo.33Tahun
70% 70%
Ͳ
70%
Ͳ
80%
1Paket
Ͳ
1paket (100%)
SUBSTANSIINTI
SASARAN
INDIKATOR
STRUKTUR Konsolidasistrukturaldan peningkatankapasitas kementerian/lembaga yangmenanganiaparatur negarayaituKementerian NegaraPendayagunaan AparaturNegara(PAN), BadanKepegawaian Negara(BKN),dan LembagaAdministrasi Negara(LAN)pada2010; Restrukturisasilembaga pemerintahlainnya, terutamabidang penguatankeberdayaan UMKM,pengelolaan energi,pemanfaatan sumberdayakelautan, restrukturisasiBUMN, hinggapemanfaatan tanahdanpenataan ruangbagikepentingan rakyatbanyakselambat lambatnya2014
Terlaksananya konsolidasistruktural danpeningkatan kapasitasKemeneg PANdanRB,BKN,dan LAN
Persentase penyelesaian konsolidasistruktural danpeningkatan kapasitasKemeneg PANdanRB,BKN,dan LAN Persentase KementerianNegara danLPNKyangtelah tertata kelembagaannya PersentaseLNSyang telahtertataorganisasi dantatakerjanya.
OTONOMIDAERAH PenataanOtonomi Daerahmelalui:1) Penghentian/pembatasan pemekaranwilayah;2) Peningkatanefisiensidan efektivitaspenggunaan danaperimbangan daerah;dan3) Penyempurnaan pelaksanaanpemilihan kepaladaerah
Terlaksananyaseluruh mekanisme pengusulanpemekaran danpenggabungan daerahsesuaidengan PPNo78tahun2007, dalamrangka penghentian/ pembatasan pemekaran wilayah/pembentukan daerahotonombaru Peningkatanefektifitas pemanfaatanDAK sesuaiPetunjuk Pelaksanaan(juklak) Optimalisasi penyerapanDAKoleh daerah Terwujudnyatertib administrasi
Terlaksananya penataankelembagaan instansipemerintah lainnya
Pemantapan pelaksanaanreformasi birokrasi
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
TARGET 2010 100%
1Perpres, 1Keppres, 1Permen PAN&RB, 2Kepmen PAN&RB. 9
Desertada sudahdisusun namunbelum disepakatioleh DPRRI
RPJMN2010ʹ2014 No
SUBSTANSIINTI
SASARAN
Tersusunnya kebijakan/regulasidi bidangfasilitasidana perimbanganyang dapatditerapkandi daerah Peningkatankualitas belanjadaerahdalam APBD
PenetapanAPBD secaratepatwaktu Provinsidan kabupaten/kota memilikiLaporan KeuanganPemerintah Daerah(LKPD) berstatusWajarTanpa Pengecualian(WTP). Penetapandan penyampaianRaperda pertanggungjawaban pelaksanaanAPBD secaratepatwaktu PeningkatanEfektifitas danEfisiensi PengelolaanDana Transfer TerciptanyaTataKelola yangTertibSesuai PeraturanPerundangͲ undangan,Transparan, adil,proporsional, Kredibel,Akuntabel, danProfesionaldalam PelaksanaanTransfer keDaerah TersusunnyaUU tentangPEMILUKepala DaerahdanWakil KepalaDaerahdan terselenggaranya Pilkadayangefisien
INDIKATOR 2004tentang Perimbangan Keuanganantara Pemerintahdan PemerintahanDaerah. JumlahPermendagri
TARGET 2010
CAPAIAN 2009
CAPAIAN 2010
6
Ͳ
JumlahSuratEdaran Mendagri
2SE
Ͳ
Persentasedaerah yangproporsibelanja langsungnyalebih besardaribelanjatidak langsung PersentaserataͲrata belanjamodal terhadaptotalbelanja daerah Persentasejumlah APBDyangdisahkan secaratepatwaktu. Persentasedaerah provinsi,Kab/KotaberͲ LKPDdenganstatus WTP.
30%
Ͳ
31%
26%
Ͳ
23%
60%
Ͳ
91%
15%
Ͳ
15daerah
40%
Ͳ
63%
100%
Ͳ
100%
4hari
Ͳ
100% (4hari)
100%
Ͳ
Dalamproses penyusunan Naskah Akademik
1UU
Ͳ
Persentasepenetapan danpenyampaian Raperdapertanggung jawabanpelaksanaan APBDyangdisahkan secaratepatwaktu. Persentaseketepatan jumlahpenyaluran jumlahdanatransfer kedaerah Ketepatanwaktu penyelesaiandokumen pelaksanaan penyalurandana transferkedaerah
Persentaserevisi terbatasUUNo.32 tahun2004terkait denganefisiensi pelaksanaanPilkada JumlahUUtentang PEMILUKepalaDaerah danWakilKepala Daerah
1Permendagri tentangJuknis DAK 1SE
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
19
RPJMN2010ʹ2014 No 3.
4.
5.
20
SUBSTANSIINTI
SASARAN
SUMBERDAYAMANUSIA Penyempurnaan pengelolaanPNSyang meliputisistem rekrutmen,pendidikan, penempatan,promosi, danmutasiPNSsecara terpusatselambatͲ lambatnya2011
Tersusunnyakebijakan tentangmanajemen keͲpegawaian(UU tentangSDMAparatur Negara) Tersusunnyakebijakan (PP)tentangsistem pengadaan /rekruitmendan SeleksiPNS Tersusunnyakebijakan (PP)tentang KebutuhanPegawai Tersusunnyakebijakan (UU/PP)tentang remunerasidan tunjangankinerja PegawaiNegeri Tersusunnyakebijakan tentangpenilaian kinerjapegawai(SKP) Tersusunnyakebijakan tentangsistem pengelolaandana pensiunPNS Percepatan harmonisasidan sinkronisasiperaturan perundangͲundangan ditingkatpusatdan daerahhinggatercapai keselarasanarahdalam implementasi pembangunan
REGULASI Percepatanharmonisasi dansinkronisasi peraturanperundangan ditingkatpusatmaupun daerahhinggatercapai keselarasanarahdalam implementasi pembangunan,di antaranyapenyelesaian kajian12.000peraturan daerahselambatͲ lambatnya2011 SINERGIANTARAPUSAT DANDAERAH Penetapandan penerapansistem IndikatorKinerjaUtama PelayananPublikyang selarasantara pemerintahpusatdan pemerintahdaerah
Meningkatnya ImplementasiUrusan PemerintahanDaerah danStandarPelayanan Minimal(SPM)di Daerah Terlaksananyaasistensi untukmendorong penerapanOSS/PTSP Tersusunnyaperaturan pelaksanaandariUU No.25Tahun2009 tentangPelayanan Publik
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
INDIKATOR JumlahRUUdan peraturan pelaksanaannya JumlahPP
TARGET 2010 1RUU
CAPAIAN 2009 Ͳ
CAPAIAN 2010 1RUU
1PP
Ͳ
1RPP
JumlahPP
1PP
Ͳ
1RPP
JumlahPP
1PP
Ͳ
1RPP
JumlahPP
1PP
Ͳ
1RPP
JumlahPP
1PP
Ͳ
1RPP
3.000perda
Ͳ
3.000perda
13SPM
5SPM
13SPM
5SPM
Ͳ
5SPM (fasilitasi penerapan)
68% (360)OSS
70% (394)OSS
Ͳ
2RPP(Setelah dilakukan harmonisasi, peraturan pelaksanaan nyacukup dengan2PP saja)
Jumlahperdayang dikaji
JumlahSPMyang ditetapkan JumlahStandar PelayananMinimal (SPM)yangtelah diterapkanolehDaerah PersentasePemda yangmenerapkanOSS (pelayananterpadu satupintu) JumlahPPtentang peraturanpelaksanaan UUNo.25Tahun2009 tentangPelayanan Publik
70%
5PP
RPJMN 2010ʹ2014 No
6.
7.
SUBSTANSI INTI
PENEGAKAN HUKUM Peningkatan integrasi dan integritas penerapan dan penegakan hukum oleh seluruh lembaga dan aparat hukum
DATA KEPENDUDUKAN Penetapan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan pengembangan Sistem Informasi dan Administrasi Kependudukan (SIAK) dengan aplikasi pertama pada Kartu Tanda Penduduk selambatlambatnya pada 2011
SASARAN
INDIKATOR
Tersusunnya kebijakan percepatan peningkatan kualitas pelayanan publik
Jumlah Inpres
Penanganan LHKPN
LHKPN yang diumumkan dalam TBN (Jumlah Penyelenggara Negara) Jumlah laporan pengaduan masyarakat yang ditangani hingga tuntas Jumlah sidang pelanggaran kode ĞƟŬ dan pedoman perilaku hakim yang diproses sampai ƟŶgkat Majelis Kehormatan Hakim (MKH) Jumlah pelaƟhan kemampuan dan profesionalisme hakim yang dilaksanakan Jumlah kabupaten/kota yang memberikan Nomor Induk Kependudukan (NIK) kepada ƐĞƟĂƉ penduduk
Penyelesaian laporan pengaduan hakim yang diduga melanggar kode ĞƟŬ dan pedoman perilaku hakim serta meningkatnya kemampuan profesionalisme hakim
Terlaksananya ƚĞƌƟď administrasi kependudukan dengan tersedianya data dan informasi penduduk yang akurat dan terpadu.
Jumlah penduduk yang menerima e-KTP berbasis NIK dengan perekaman sidik jari
TARGET 2010 1
CAPAIAN 2009 -
CAPAIAN 2010
21.000
93.570
0 (menunggu diselesaikan nya PP pelaksanaan UU no. 25 tahun 2009). 114.570
70
43
112
15
3
9
5
9
6
497 kabupaten/ kota
-
329 kabupaten/ kota
4,2 juta jiwa di 6 kabupaten/kota
-
masih dalam proses persiapan
Sumber: 1. Laporan monitoring kegiatan pembangunan bidang aparatur negara tahun 2010 (Direktorat Aparatur Negara, Bappenas) 2. Laporan Pemantauan Rencana Kerja Pemerintah 2010 Bidang Desentralisasi dan Otonomi Daerah.
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
21
EvaluasiSatuTahunPelaksanaanRPJMN2010Ͳ2014 22 Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
36
BAB 2.2.
PRIORITAS NASIONAL 2: PENDIDIKAN
2.2.1. Pengantar Pembangunan bidang pendidikan menempĂƟ peran sangat strategis dalam keseluruhan upaya membangun kehidupan berbangsa dan bernegara. Pembukaan UUD 1945 menyebutkan bahwa tujuan bernegara adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan rakyat. Seiring dengan makin meningkatnya komitmen dari semua pihak, anggaran pendidikan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan yang ďĞƌĂƌƟ. Mulai tahun 2009, anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBN dan APBD dapat diwujudkan. Dalam rangka meningkatkan daya jangkau dan daya tampung sekolah, hingga saat ini telah dilakukan berbagai kebijakan sehingga kesenjangan parƟsipasi pendidikan antarkelompok status ekonomi bisa dipersempit. Selain kegiatan pembangunan sekolah baru dan penambahan ruang kelas baru, pemerintah juga menyediakan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk seluruh sekolah, madrasah, pesantren ƐĂůĂĮyah, dan sekolah keagamaan nonIslam yang menyelenggarakan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun. Program tersebut bertujuan untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa yang ƟĚĂŬ mampu dan meringankan beban biaya bagi siswa yang lain. Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat miskin menyekolahkan anaknya disediakan pula beasiswa bagi siswa miskin untuk semua jenjang pendidikan, termasuk menyediakan jalur pendidikan nonformal (pendidikan kesetaraan Paket A setara SD, Paket B
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
23
setara SMP, dan Paket C setara SMA) untuk menampung anakͲanak yang putus sekolah dan merekayangtidakdapatmengikutijenjangpendidikanformal.Untukmeningkatkankualitastata kelola pendidikan, penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS) dan upaya penyelerasan pelembagaanotonomiPerguruanTinggi(PT)dilakukansebagaimekanismeperbaikanmanajemen pendidikan.
2.2.2. PencapaianPrioritasNasional2:Pendidikan Sampai tahun 2009/2010, upaya pembangunan pendidikan telah berhasil meningkatkan taraf pendidikan masyarakat Indonesia yang ditandai dengan meningkatnya rataͲrata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas yang mencapai 7,7 tahun, menurunnya proporsi buta aksara penduduk usia 15 tahun ke atas menjadi 5,30 persen, serta meningkatnya angka partisipasi pendidikan pada semua jenjang pendidikan. Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, perbaikan akses terhadap pendidikan ditunjukkan oleh meningkatnya angka partisipasi murni (APM)SD/SDLB/MI/PaketAdanAPMSMP/SMPLB/MTs/PaketBpadatahun2010masingͲmasing menjadi 95,41 persen dan 75,64 persen. Pada tahun yang sama, angka partisipasi kasar (APK) jenjang pendidikan menengah (SMA/SMK/SMLB/MA/Paket C) juga meningkat menjadi 70,53 persenmeskipuntidakmencapaitarget.Sementaraitu,APKPTpadatahun2010telahmencapai 26,34persen. Dalam meningkatkan dan mempertahankan partisipasi masyarakat terhadap pendidikan, pemerintah telah berupaya menyediakan pendidikan yang semakin terjangkau. Pemerintah menyediakandana BOSyang ditujukan untuk meringankan beban orang tuadalam menanggung biayaoperasionalpembelajaran.Padatahun2009,PemerintahmenyediakanBOSbagi27.130.968 siswa SD, 9.465.836 siswa SMP, dan 5.946.329 siswa di MI/MTs/Salafiyah Ula/Salafiyah Wustha. TargetcakupanprogramBOSmeningkatpadatahun2010menjadi27.672.820siswaSD,9.660.639 siswa SMP, dan 6.794.516 siswa MI/MTs/Salafiyah Ula/Salafiyah Wustha. Pada akhir Desember 2010,BOSdapatdisalurkankepada26.630.889siswaSDdan9.387.670siswaSMPserta6.058.192 siswa MI/MTs/Salafiyah Ula/Salafiyah Wustha. Perbedaan target dan capaian terjadi karena koreksijumlahsiswayangseringkaliterjadipadaawaltahunajaranbaru(bulanJuli).Dalamrangka meningkatkan akuntabilitas pemanfaatan dana BOS, setiap satuan pendidikan diwajibkan untuk menyampaikanlaporanpemanfaatandanaBOSsetiaptriwulan(empatkalidalamsatutahun). Dalamhalpenyediaansaranadanprasarana,pemerintahtelahberusahamenyediakanbahanajar yang bermutu dan murah serta melengkapi sekolah dengan sambungan internet yang memuat tentang pendidikan agar siswa dapat mengakses ilmu pengetahuan seluasͲluasnya. Dalam hal penyediaanbahanajar,Pemerintahsecarabertahapmembelihakciptabukusehinggahargajual bukumenjadilebihmurah.Upayatersebuttelahdilakukansejaktahun2009denganmembelihak cipta1.232judulbukudari345jilidbukujenjangSD/MI,SMP/MTs,SMA/SMK/MA,danSLB,dan dilanjutkan pada tahun 2010 dengan membeli 305 judul buku dari 57 jilid buku untuk semua jenjang pendidikan. Jumlah sekolah yang dilengkapi dengan internet juga semakin bertambah. Pada tahun2010,proporsi satuanpendidikan jenjang SMA/SMK yang telah memiliki sambungan internetyangmemuattentangpendidikanmeningkatdaricapaianpadatahun2009. Dalam rangka meningkatkan metodologi pembelajaran, Pemerintah terus mendorong pengembangan dan penyempurnaan kurikulum yang memperhatikan kemampuan sosial, watak, budipekerti, kecintaan terhadapbudaya bahasa Indonesia melalui penyempurnaan kurikulum di jenjangpendidikandasardanmenengah.Padatahun2010,kurikulumyangtelahdisempurnakan ini diujicobakan di 125 satuan pendidikan untuk kemudian diperluas penerapannya pada tahunͲ tahunberikutnya.Selainitu,PemerintahjugatelahmengembangkansoalͲsoalujiannasional(UN) sertamelakukanevaluasipelaksanaannya. 24
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
Kapasitas pengelolaan juga terus menerus ditingkatkan melalui peningkatan kapasitas kepala sekolah agar dapat berperan sebagai manajer yang handal, serta pengembangan kemampuan pengawas agar dapat berperan dalam penjaminan kualitas (quality assurance) proses dan hasil pembelajaran. Peningkatan kapasitas dilaksanakan melalui pelatihan kepada kepala sekolah jenjangSD,SMP,SMA,danSMKsertapengawassekolah.Padatahun2010,36.662kepalasekolah di semua jenjang dan 21.558 pengawas sekolah di seluruh Indonesia telah mengikuti pelatihan peningkatankapasitas. Pengetahuankewirausahaanlulusanmerupakansalahsatuhalyangjugadipandangpentingoleh Pemerintah dalam menjamin lulusan agar tidak menganggur dan bahkan menciptakan lapangan kerja mandiri. Dengan pengetahuan dan kemampuan kewirausahaan yang cukup, cara pandang lulusandapatdiubahdarijobseekermenjadijobcreatorsehinggalulusanyangtidakmelanjutkan kejenjanglebihtinggiatausiswayangputussekolahmemilikialternatiflainselainbekerjasebagai pekerja upahan. Pendidikan kewirausahaan dilaksanakan di semua jenjang pendidikan dengan memasukkan muatan kewirausahaan dalam kurikulum yang ada. Berbagai model kurikulum pendidikankewirausahaantelahdikembangkandantelahdiujicobakandi125satuanpendidikan, dan akan dilanjutkan ke 125 satuan pendidikan lainnya pada tahun 2011 untuk kemudian diterapkansecaranasional. Seiring dengan peningkatan input (akses pendidikan) dan proses pembelajaran (metodologi), Pemerintahjugamemberikanperhatianterhadappeningkatankualitaspendidikanyangdilakukan melaluipeningkatankapasitasgurudalammengajar,penerapansistemevaluasikinerjaprofesional tenagapengajar,danperbaikandistribusiguru.Sampaidengantahun2010,20persengurutelah mengikutiprogrampeningkatankompetensidanprofesionalismemelaluicontinuousprofessional development.Pemerintahjugatelahmengembangkanstandar,sistem,program,bahandanmodel diklatbagiguruyangdigunakanuntukmenerapkansistemevaluasikinerjaguru. Padatingkatpendidikantinggi,peningkatankualitasdandayasaingpendidikanjenjangpendidikan tinggiditandaidenganjumlahperguruantinggiyangmasukkedalamperingkat500terbaikversi lembagapemeringkatindependeninternasional.Sampaitahun2010,terdapatdelapanuniversitas diIndonesiayangberhasilmenembusperingkat200besardiwilayahAsia,yaituUI,UGM,UNAIR, ITB, IPB, UNDIP, UNS, dan UNIBRAW. Sebagai instrumen penjaminan mutu, Pemerintah menggunakanpemilikansertifikasiISO9001:2000olehPTN,PTS,danSMK. Selain pendidikan umum, kualitas pendidikan agama dan keagamaan juga mendapat perhatian dari Pemerintah ditandai dengan tersusunnya rancangan Standar Nasional Pendidikan untuk pendidikanagamadankeagamaanpadatahun2010.StandarNasionalPendidikaninirencananya akan disosialisasikan, diujicobakan, dan diterapkan ke seluruh satuan pendidikan agama dan keagamaan.
2.2.3. PermasalahanPencapaian Merujuk pencapaian sampai dengan tahun 2010, masih terdapat beberapa permasalahan yang menyebabkan beberapa target dalam substansi inti pembangunan pendidikan belum tercapai serta tantangan baru bagi target yang telah tercapai. Meskipun APM dan APK di semua jenjang pendidikan terus meningkat, peningkatan APK SMA/SMK/MA/Paket C masih berada di bawah target.KemungkinantargetRPJMNuntukAPKSMA/SMK/MA/PaketCpadatahun2014sebesar85 persen tidak dapat tercapai apabila tidak dilakukan langkahͲlangkah perbaikan. Sementara itu, capaian penyaluran dana BOS yang sudah 100 persen masih menghadapi tantangan dalam penyaluran dana BOS yang tepat waktu, terutama pada daerah terpencil atau dengan kondisi geografisyangsulitdijangkau. Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
25
Berkaitandenganpengembangankurikulum,targetjumlahsatuanpendidikanyangrepresentatif untukpengembanganujicobakurikulumtidakdapatdicapaisesuairencana.Daritargetsebanyak 250 satuan pendidikan yang menjadi target pengembangan uji coba kurikulum, baru 125 satuan pendidikan yang bisa tercapai. Kekurangan target satuan pendidikan harus dipenuhi pada tahun berikutnyasebelumditerapkanuntukseluruhsatuanpendidikan. Sementara itu, penyediaan TIK yang memuat tentang pendidikan harus terus dilanjutkan karena belum semua satuan pendidikan dapat melakukan pembelajaran dengan memanfaatkan fasilitas tersebut. Begitu juga dengan penyediaan buku bahan ajar yang berkualitas dan murah, baru 50 persendaritargetjumlahjudulbukuyangtelahdibelidandialihkanhakciptanyaolehPemerintah. Terkait dengan penerapan kurikulum yang telah disempurnakan, uji coba penerapan kurikulum barudapatdilaksanakandi125satuanpendidikan(50persendaritarget).Padatahunberikutnya, penerapanujicobake125satuanpendidikanlainnyaharusdijaminpelaksanaannya. Bila merujuk kembali pada pencapaian sampai dengan tahun 2010, sebenarnya masih tersisa permasalahandantantanganyangdihadapidalampembangunanbidangpendidikan,yaitubelum optimalnya peningkatan akses, kualitas dan relevansi pendidikan, permasalahan ketenagaan, saranadanprasarana,sertapembangunanpendidikansecaraumum. Peningkatan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan yang belum tercapai secara optimal masih menjadi tantangan dalam beberapa tahun ke depan. Pertama, belum meratanya akses terhadap pendidikan di semua jenjang, termasuk akses terhadap pendidikan agama dan pendidikan keagamaan. Kedua, belum optimalnya tingkat kesiapan anak bersekolah. Ketiga, kemampuan kognitif, karakter, dan softͲskill lulusan yang harus ditingkatkan. Keempat, belum optimalnya kualitasdanrelevansipendidikanmenengah.Kelima,perlunyapeningkatankualitas,relevansidan dayasaingpendidikantinggitermasukkualitaspenelitiannya.Keenam,kualitaspendidikanagama danpendidikankeagamaanyangbelumoptimal. Tantanganyang dihadapidalam hal ketenagaandan sarana dan prasarana diantaranya pertama, belummeratanyadistribusiguru.Kedua,kualifikasiakademikdanprofesionalismeguruyangperlu peningkatan. Ketiga, belum tuntasnya rehabilitasi gedung sekolah dan ruang kelas yang rusak. Keempat, belum optimalnya penyediaan buku mata pelajaran, laboratorium dan perpustakaan berkualitas.Kelima,belummaksimalnyapemanfaatanteknologiinformasidankomunikasidalam pendidikan.
2.2.4. RencanaTindakLanjut Untukmenjawabpermasalahandiatas,pembangunanpendidikanjenjangpendidikandasarpada tahun berikutnya antara lain akan diarahkan pada: pemantapan/rasionalisasi implementasi BOS termasuk dengan mengalokasikan dana BOS melalui transfer daerah; peningkatan mutu proses pembelajaran; dan penguatan pelaksanaan proses belajar mengajar dengan iklim sekolah yang mendukungtumbuhnyasikapsalingmenghargai,sportif,kerjasama,kepemimpinan,kemandirian, partisipatif,kreatif,daninovatif(softskills).Padajenjangpendidikanmenengah,diambillangkahͲ langkah: peningkatan akses pendidikan menengah jalur formal dan nonformal untuk dapat menampungmeningkatnyalulusanSMP/MTs/sederajatsebagaidampakpenuntasanWajibBelajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, rehabilitasi gedungͲgedung SMA/SMK/MA/sederajat, serta peningkatanpendidikankewirausahaanuntukjenjangpendidikanmenengah. Padajenjangpendidikantinggi,kebijakanyangdiambilantaralainadalahpeningkatanaksesdan pemerataanpendidikantinggidenganmemperhatikankeseimbanganantarajumlahprogramstudi sejalan dengan tuntutan kebutuhan pembangunan; penguatan otonomi dan manajemen 26
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
pendidikan tinggi dalam rangka membangun universitas riset (research university) menuju terwujudnyauniversitaskelasdunia(worldclassuniversity);peningkatanketersediaandankualitas sarana dan prasarana pendidikan tinggi, seperti perpustakaan dan laboratorium; peningkatan kualifikasi dosen melalui pendidikan S2/S3 baik di dalam maupun di luar negeri; peningkatan pendidikankewirausahaan,termasuktechnopreneurbagidosendanmahasiswa;sertapemberian beasiswaperguruantinggiuntuksiswaSMA/SMK/MAyangberprestasidankurangmampu. Dalam hal tenaga pendidik dan kependidikan, tindak lanjut antara lain akan difokuskan pada peningkatan kualifikasi akademik, sertifikasi, evaluasi, pelatihan, pendidikan, dan penyediaan berbagai tunjangan guru; penguatan kemampuan guru, termasuk kepala sekolah dan pengawas sekolah,dalammenjalankanparadigmapembelajaranyangaktif,kreatif,efektif,entrepreneurial, dan menyenangkan; peningkatan kompetensi guru melalui pengembangan profesional berkelanjutan (continuous professional development); pemberdayaan peran kepala sekolah sebagai manajer sistem pendidikan yang unggul; revitalisasi peran pengawas sekolah sebagai entitas quality assurance; peningkatan efisiensi, efektivitas, pengelolaan, dan pemerataan distribusiguru;sertapenyediaantenagapendidikdidaerahterpencil,perbatasan,dankepulauan sesuaidenganstandarpelayananminimal. Peningkatan kualitas pendidikan agama dan keagamaan juga akan ditindaklanjuti melalui peningkatanjumlahdankapasitasguru,kapasitaspenyelenggara,pemberianbantuandanfasilitasi penyelenggaraan pendidikan, serta pengembangan kurikulum dan metodologi pembelajaran pendidikanagamadankeagamaanyangefektifsesuaidenganStandarPendidikanNasional(SNP) palinglambatpadatahun2013. Upayadiatasakandidukungoleh:penguatansistemevaluasi,akreditasidansertifikasitermasuk sistem pengujian dan penilaian pendidikan dalam rangka penilaian kualitas dan akuntabilitas penyelenggaraanpendidikanditingkatsatuanpendidikan,kabupaten/kota,provinsi,dannasional; peningkatan ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan seperti laboratorium, perpustakaan, dan didukung oleh ketersediaan bukuͲbuku mata pelajaran yang berkualitas dan murah, untuk memenuhi standar pelayanan minimal termasuk di daerah pemekaran baru; serta peningkatan penerapan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di bidang pendidikan termasuk penyediaan internet yang memuat pendidikan mulai jenjang pendidikan dasar sampaipendidikan tinggi.Seluruh kebijakan di atas juga akanditujukanuntukmengurangi kesenjangantarafpendidikanantarwilayah,gender,danantartingkatsosialekonomi.
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
27
Tabel 2.2.1. Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 2: Pendidikan, Tahun 2010 RPJMN 2010ʹ2014 No. 1.
SUBSTANSI INTI AKSES PENDIDIKAN DASAR-MENENGAH: Peningkatan Angka PaƌƟsipasi Murni (APM) pendidikan dasar dari 95% di 2009 menjadi 96% di 2014 dan APM pendidikan sĞƟngkat SMP dari 73% menjadi 76% dan Angka PaƌƟsipasi Kasar (APK) pendidikan sĞƟngkat SMA dari 69% menjadi 85%; Pemantapan/ rasionalisasi implementasi BOS, penurunan harga buku standar di Ɵngkat sekolah dasar dan menengah sebesar 3050% selambat-lambatnya 2012 dan penyediaan sambungan internet bercontent pendidikan ke sekolah Ɵngkat menengah selambatlambatnya 2012 dan terus diperluas ke Ɵngkat sekolah dasar.
3.
28
AKSES PENDIDIKAN TINGGI: Peningkatan APK pendidikan Ɵnggi menjadi 25% di 2014 METODOLOGI: Penerapan metodologi pendidikan yang Ɵdak lagi berupa pengajaran demi kelulusan ujian (teaching to the test), namun pendidikan menyeluruh yang
CAPAIAN 2010**
95,2%a
95,23% b
95,41% b
APM SMP/SMPLB/MTs/ Paket B
74,0% a
74,52% b
75,64% b
APK SMA/SMK/SMLB/ MA/ Paket C
73,0% a
69,6% b
70,53% b
27.672.820 a 9.660.639 a 6.794.516 a
27.130.968 b 9.465.836 b 5.946.329 d
26.630.889 c 9.387.670 c 6.058.192 d
INDIKATOR
Meningkatnya Angka PaƌƟsipasi Murni (APM) pendidikan dasar dari 95% di 2009 menjadi 96% di 2014 Meningkatnya APM pendidikan sĞƟngkat SMP dari 73% di 2009 menjadi 76% di 2014. Meningkatnya APK pendidikan sĞƟngkat SMA dari 69% menjadi 85% di 2014. Memantapkan implementasi BOS
APM SD/SDLB/MI/ Paket A
Menurunkan harga buku standar di ƟŶŐkat sekolah dasar melalui pembelian dan pengalihan hak cipta buku teks pelajaran Menyediakan sambungan internet ber-content pendidikan ke sekolah Ɵngkat menengah selambatlambatnya 2012 dan terus diperluas ke ƟŶŐkat sekolah dasar.
2.
CAPAIAN 2009*
SASARAN
Jumlah siswa penerima dana BOS: SD/SDLB SMP/SMPLB D/ͬ^ĂůĂĮyah hůĂͬDdƐͬ^ĂůĂĮLJ ah Wustha Pengalihan Hak Cipta sejumlah judul buku teks pelajaran : SD / sederajat SMP/sederajat SMA/sederajat SMK/Sederajat Jumlah satuan pendidikan jenjang SMP dan SMA yang menerapkan pembelajaran berbasis TIK
Meningkatnya APK pendidikan Ɵnggi menjadi 25% di 2014
APK pendidikan ƟŶŐŐi
Diterapkannya metodologi pendidikan pendidikan menyeluruh yang memperhaƟkan kemampuan sosial,
Kesesuaian Sistem Ujian Akhir Nasional dengan memperhaƟkan kemampuan sosial, watak, budi pĞŬĞƌƟ, kecintaan
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
TARGET 2010
95 c 47 c 41 c 37 c 9.352 c
507 b 219 b 284 b 222 b -
179 c 47 c 49 c 30 c 9.352 c
24,8% a
21,57 % b
26,34% b
80%
-
80%
RPJMN 2010ʹ2014 No.
4.
5.
6.
SUBSTANSI INTI memperha kan kemampuan sosial, watak, budi peker , kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia melalui: Penyesuaian sistem Ujian Akhir Nasional pada 2011; dan Penyempurnaan kurikulum sekolah dasar-menengah sebelum tahun 2011 yang diterapkan di 25% sekolah pada 2012 dan 100% pada 2014 PENGELOLAAN: Pemberdayaan peran Kepala Sekolah sebagai manajer sistem pendidikan yang unggul, revitalisasi peran Pengawas Sekolah sebagai en tas quality assurance, mendorong ak peran Komite Sekolah untuk menjamin keterlibatan pemangku kepe ngan dalam proses pembelajaran, dan Dewan Pendidikan di kat Kabupaten.
KURIKULUM: Penataan ulang kurikulum sekolah yang dibagi menjadi kurikulum gkat nasional, daerah, dan sekolah dengan memasukkan pendidikan kewirausahaan.
KUALITAS: Peningkatan kualitas
SASARAN
INDIKATOR
CAPAIAN 2009*
CAPAIAN 2010**
10%
-
10%
TARGET 2010
watak, budi peker , kecintaan terhadap budaya-bahasa Indonesia
terhadap budayabahasa Indonesia Persentase sekolah yang menerapkan kurikulum yang telah disempurnakan
Meningkatnya kapasitas kepala sekolah semua jenjang pendidikan sehingga mampu berperan sebagai manajer sistem pendidikan yang unggul
Persentase kepala sekolah dan TK/SD, SMP, dan SMA/SMK yang sudah mengiku pe an kepala sekolah terakreditasi yang berkuaůŝĮkasi menurut kabupaten/kota
15% c (36.102 orang)
-
15,23% c (36.662 orang)
Meningkatnya kapasitas pengawas sekolah untuk memperkuat perannya sebagai en tas quality assurance
Persentase kepala sekolah dan pengawas TK/SD, SMP, dan SMA/SMK yang sudah mengiku pe an kepala Sekolah terakreditasi yang berkuaůŝĮkasi menurut kabupaten kota
15% c (21.913 orang)
-
14,78% c (21.558 orang)
Tersusunnya kurikulum sekolah dengan memasukkan pendidikan kewirausahaan
Jumlah PT yang mengembangkan pendidikan berbasis entrepreneurship Jumlah model kurikulum yang disusun: - SD/MI - SMP/MTs - SMA/MA - SMK
95 c
-
110 c
1b 1b 1b 1b
-
1 1 1 1
Persentase guru
20% e
110.494
20%
Meningkatnya
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
29
RPJMN 2010ʹ2014 No.
SUBSTANSI INTI guru, pengelolaan dan layanan sekolah, melalui: 1) program remediasi kemampuan mengajar guru; 2) penerapan sistem evaluasi kinerja profesional tenaga pengajar; 3) Įkasi ISO 9001:2008 di 100% PTN, 50% PTS, 100% SMK sebelum 2014; 4) membuka luas kerjasama PTN dengan lembaga pendidikan internasional; 5) mendorong 11 PT masuk Top 500 THES pada 2014; 6) memas kan perbandingan guru:murid di se ap SD & MI sebesar 1:32 dan SMP & MTs di se 1:40; dan 7) memas kan tercapainya Standar Nasional Pendidikan (SNP) bagi Pendidikan Agama dan Keagamaan paling lambat tahun 2013.
SASARAN kualitas guru, pengelolaan dan layanan sekolah melalui: Program remediasi kemampuan mengajar guru; Penerapan sistem evaluasi kinerja profesional tenaga pengajar;
Se Įkasi ISO 9001:2008 di 100% PTN, 50% PTS, 100% SMK sebelum 2014;
Membuka luas kerjasama PTN dengan lembaga pendidikan internasional; Mendorong 11 PT masuk Top 500 THES pada 2014;
Mem kan perbandingan guru:murid di se ap SD & MI sebesar 1:32 dan di se ap SMP & MTs 1:40;
Mem kan tercapainya Standar Nasional Pendidikan (SNP) bagi Pendidikan Agama dan Keagamaan paling lambat tahun 2013.
INDIKATOR
TARGET 2010
yang mengiku peningkatan kompetensi dan profesionalisme
Jumlah pengembangan standar, sistem, program, bahan dan model diklat bagi guru per tahun Persentase s Įkasi ISO 9001:2008 - PTN - PTS - SMK Jumlah PT mengembangkan Kerjasama Kelembagaan Dalam dan Luar Negeri Jumlah PT masuk 500 terbaik versi Lembaga Pemeringkatan Independen Internasional Persentase kab/kota yang memiliki perbandingan guru dan murid: - 1:32 untuk SD/MI - 1:40 untuk SMP/MTs Penyusunan dan penerapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) untuk pendidikan agama dan keagamaan
CAPAIAN 2009*
CAPAIAN 2010**
orang
4e
-
4
29% e 18% e 26% e 40% e
-
29% 18% 26% 40% e
8b
7b
8b
48,0% e 47,4% e
-
48,0 % 47,4%
Tersusunnya SNP 100% c
-
Tersusunnya 100% SNP d
Keterangan: * Capaian masih kosong karena indikator belum dipantau pada tahun 2009 ** Capaian 2010 yang belum tersedia datanya dies masi 100% dari target Sumber: (a) : RKP 2010, (b) : Kemdiknas, (c) : Laporan Inpres 1/2010, Kemdiknas, (d) : Kemenag, ( e) : RPJMN 2010ʹ2014
30
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
BAB2.3. PRIORITASNASIONAL3:KESEHATAN
2.3.1. Pengantar Pembangunan kesehatan merupakan komponen penting dalam pembangunan kualitas sumber dayamanusiayangproduktifsecarasosialdanekonomi.Denganmewujudkanderajatkesehatan masyarakatyangsetinggiͲtingginya,pembangunankesehatanmenjadibagiandalammendukung pertumbuhan ekonomi dan penanggulangan kemiskinan. Status kesehatan dan gizi masyarakat IndonesiayangdiukurantaralaindenganUmurHarapanHidup(UHH),AngkaKematianIbu(AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan prevalensi kekurangan gizi pada balita terus menunjukkan perbaikan. Perbaikan status kesehatan dan gizi masyarakat terus dilakukan melalui berbagai upaya, antara lain: peningkatan akses upaya kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat; penyediaan sumber daya kesehatan; pemberdayaan peran aktif masyarakat dalam upayakesehatan;penyediaanjaminankesehatan;penyediaan,pemerataan,danketerjangkauan obatdanperbekalankesehatan;danpengembanganmanajemendaninformasikesehatan. Sementaraitu,jumlahpendudukyangbesarmerupakantantanganutamapembangunankualitas sumber daya manusia, terutama dalam hal penyediaan pelayanan dasar dan lapangan kerja. Sumber daya manusia tanpa disertai kualitas yang baik tentunya hanya akan menambah berat beban pembangunan. Untuk itu, dalam rangka pengendalian kuantitas penduduk, program KB
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
31
menjadisalahsatuprioritasdalampembangunan.BerdasarkanhasilSensusPenduduk/SP,dalam periode10tahun(2000–2010),rataͲratalajupertumbuhanpenduduk(LPP)Indonesiameningkat dari 1,45 persen menjadi sebesar 1,49 persen, dan secara absolut jumlah penduduk meningkat sebanyak32,5jutajiwa,yaitudarisebanyak205,8jutajiwapadatahun2000(SP2000)menjadi sebanyak 237,6 juta jiwa pada tahun 2010 (SP 2010). Pertambahan jumlah penduduk yang demikian besar merupakanwarning bahwa programdan kelembagaan KB perlu terus diperkuat baik di tingkat pusat maupun di daerah. Melalui program keluarga berencana telah dapat dihindarkan pertambahan dan pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali sehingga setiap keluarga dapat merencanakan kehidupannya menjadi lebih berkualitas dan sejahtera, dengan membentukkeluargakecilyangberkualitas.
2.3.2. PencapaianPrioritasNasional3:Kesehatan Statuskesehatandangizimasyarakatterusmenunjukkankemajuanantaralainditandaidengan: (1)meningkatnyaumurharapanhidup(UHH)menjadi70,9tahun(2010),(2)menurunnyaangka kematian ibu (AKI) menjadi sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup (2007), (3) menurunnya angkakematianbayi(AKB)menjadisebesar34per1.000kelahiranhidup(2007),(4)menurunnya prevalensi kekurangan gizi menjadi sebesar 17,9 persen (2010), dan (5) menurunnya prevalensi anakbalitayangpendek(stunting)menjadisebesar35,6persen(2010). Dalam rangka peningkatan upaya kesehatan preventif terpadu, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang menjadi indikator antara (proksi) dalam upaya penurunan kematian ibu terus meningkat menjadi 82,2 persen (Riskesdas, 2010). Kunjungan ibu hamil ke fasilitas pelayanankesehatanuntukmendapatkanpelayananantenatalpadatrimesterpertamakehamilan (K1) mencapai 72,3 persen, lebih tinggi dari kunjungan keempat (K4) yaitu sebesar 61,4 persen (Riskesdas, 2010). Selanjutnya dalam rangka meningkatkan status kesehatan anak, upaya perbaikan akses dan kualitas pelayanan imunisasi terus membaik ditandai dengan cakupan imunisasi lengkap anak balita yang mencapai 53,8 persen (Riskesdas, 2010). Kunjungan ke pelayanan kesehatan pada saat bayi berumur 6Ͳ48 jam (kunjungan neonatal pertama/KN1) mencapai 71,4 persen (Riskesdas, 2010). Cakupan pelayanan kesehatan bayi mencapai 84,01 persendancakupanpelayanankesehatanbalitamencapai78,1persen(Kemkes,2010). Penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan,seperti puskesmas, puskesmas pembantu,poskesdes, serta rumah sakit sebagai salah satu komponen untuk perbaikan upaya kesehatan juga terus ditingkatkan. Rasio puskesmas terhadap penduduk meningkat dari 3,6 per 100.000 penduduk padatahun2007menjadi3,78per100.000pendudukpadatahun2009(ProfilKesehatan,2009). Sementaraitu,padatahun2009,rasiotempattidur(TT)rumahsakitterhadappenduduksebesar 70,74TTper100.000penduduk(ProfilKesehatan,2009). Dalam rangka meningkatkan keterjangkauan masyarakat terhadap obat, ketersediaan obat dan vaksindisaranapelayanankesehatanterusditingkatkandanmencapai82persen(2010).Berbagai upayayangtelahdilakukanmencakup:penyediaanjumlahdanjenisobatgenerik;pemberlakuan daftar obat esensial nasional (DOEN) sebagai sebagai dasar pengadaan obat; evaluasi dan penilaian terhadap harga obat, khususnya obat generik; labelisasi obat generik termasuk pencantumanhargaecerantertinggi(HET);peningkatanakseskefarmasian;sertapenyuluhandan penyebaraninformasi,agarobatdigunakansecaratepatdanrasional. Selanjutnya, dalam rangka perlindungan terhadap risiko finansial akibat masalah kesehatan, pelaksanaan Jamkesmas telah berhasil mendorong peningkatan cakupan jaminan pembiayaan/asuransi kesehatan. Seluruh penduduk miskin telah tercakup dalam skema
32
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
pembiayaan Jamkesmas dan selanjutnya penerapan asuransi kesehatan akan diperluas secara bertahapuntukseluruhpenduduk.SampaidenganakhirDesembertahun2010,cakupanasuransi kesehatantelahmencapaisekitar59,07persen.Cakupantersebutterdiridariasuransikesehatan pegawai negeri sipil (PNS dan TNI/POLRI) sebesar 7,32 persen; Jamsostek sebesar 2,08 persen; asuransi perusahan sebesar 2,72 persen; asuransi swasta lainnya sebesar 1,21 persen; jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) sebesar 32,37 persen; dan 13,37 persen tercakup dalam Jamkesdabagipendudukmiskin(Kemkes,2010). Sementara itu, dalam pelaksanaan program KB, angka pemakaian kontrasepsi/contraceptive prevalence rate (CPR) terus meningkat yang ditandai dengan meningkatnya jumlah peserta KB, yaitu: (1) meningkatnya pencapaian jumlah peserta KB baru dari sasaran sebanyak 7,2 juta menjadi sebanyak 8,6 juta yang terdiri dari jumlah peserta KB baru miskin (keluarga praͲ sejahtera/KPSdankeluargasejahteraI/KS1)danrentanlainnyasebanyak3,8juta,jumlahpeserta KBbaruyangmenggunakanMetodeKontrasepsiJangkaPanjang(MKJP)sebanyak1,2juta,serta jumlahpesertaKBbarupriasebanyak713,2ribu;(2)meningkatnyapencapaianjumlahpesertaKB aktifdarisasaransebanyak26,7jutamenjadisebanyak33,7jutayangterdiridaripesertaKBaktif miskin (KPS dan KS 1) dan rentan lainnya menjadi sebanyak 14,3 juta, jumlah peserta KB aktif MKJPmenjadisebanyak7,9juta,sertajumlahpesertaKBaktifpriasebanyak1,1juta. Upaya pengendalian penyakit terus ditingkatkan baik dalam aspek yang bersifat preventif dan promotifmaupunaspekyangbersifatkuratifdanrehabilitatif.Hinggatahun2009,pengendalian prevalensi HIV terus diupayakan mencapaikurang dari 0,2 persen (Hasil Estimasi Prevalensi HIV Kemkes, 2009). Persentase kasus baru tuberkulosis (TB) paru (BTA positif) yang ditemukan dan yangdisembuhkanmasingͲmasingmencapai74,7persendan86,4persen,sertaangkapenemuan kasus malaria (annual parasite index/API) mencapai 1,96 per 1.000 penduduk (Kemkes 2010). Selanjutnya,padaaspekkesehatanlingkungan,aksespendudukterhadapairminumdansanitasi yanglayakmasihrendahyaitusebesar45,7persendan55,5persen(Riskesdas,2010).
2.3.3. PermasalahanPencapaian Permasalahan yang harus dipecahkan dan diatasi dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat antara lain adalah: (1) masih tingginya angka kematian ibu dan anak, yang ditandai dengan masih rendahnya persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan, masih rendahnya cakupan pelayanan antenatal, masih rendahnya cakupan imunisasi lengkap pada bayi, masih rendahnya cakupan kunjungan neonatal, dan belum optimalnya upaya perbaikan status gizi masyarakat; (2) masih rendahnya kualitas kesehatan lingkungan, yang ditandai dengan masih rendahnya akses penduduk terhadap air minum dan sanitasi layak; (3) masih rendahnya akses masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas; dan (4) masih terbatasnya sumber daya manusia kesehatan, yang ditandai dengan masih rendahnya jumlah, distribusi dan kualitastenagakesehatan,terutamadidaerahtertinggal,perbatasandankepulauan. Selanjutnya, ketersediaan obat serta pengawasan obat dan makanan masih terbatas, yang ditandai dengan belum optimalnya penyediaan dan pemerataan obat esensial generik dan alat kesehatan dasar; belum optimalnya penyelenggaraan pelayanan kefarmasian yang berkualitas; dan belum optimalnya cakupan pengawasan sarana produksi obat dan makanan. Dalam rangka meningkatkan cakupan asuransi kesehatan nasional, pembiayaan kesehatan untuk memberikan jaminan perlindungan kesehatan masyarakat masih terbatas yang ditandai dengan masih rendahnyacakupanjaminankesehatanbagimasyarakatterutamabagipekerjasektorinformal.
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
33
Permasalahanyang dihadapidalam rangkarevitalisasi program keluarga berencana,antara lain: (1) rendahnya aksesibilitas dan kualitas pelayanan KB bagi keluarga Pasangan Usia Subur (PUS), terutama PUS yang miskin (KPS dan KSͲI); (2) masih rendahnya pengetahuan PUS mengenai KB dan kesehatan reproduksi; (3) adanya kekhawatiran terhadap efek samping dan komplikasi dari pemakaian alat dan obat kontrasepsi; (4) masih tingginya disparitas pemakaian alat dan obat kontrasepsi dan kebutuhan berͲKB yang tidak terpenuhi, baik antarprovinsi, antarwilayah desaͲ kota, dan antarstatus sosial ekonomi; serta (5) masih terbatasnya kapasitas kelembagaan dan sumberdayamanusiapetugaslinilapanganKBdidaerah. Dalam rangka pengendalian penyakit, angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular (terutama tuberkulosis, HIV dan AIDS, malaria, diare, dan DBD) masih cukup tinggi. Hal ini disebabkanolehmasihburuknyakondisikesehatanlingkungan,perilakumasyarakatyangbelum mengikuti pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dan belum optimalnya upaya penanggulanganpenyakit.
2.3.4. RencanaTindakLanjut Dengan memperhatikan permasalahan di atas, maka rencana tindak lanjut diprioritaskan pada upaya: 1. Peningkatan upaya kesehatan preventif terpadu, melalui: (a) penyediaan sarana kesehatan yangmampumelaksanakanPONEDdanPONEK;(b)pemenuhankebutuhantenagakesehatan strategis untuk meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga terlatih; (c) peningkatan cakupan kunjungan ibu hamil (K1 dan K4); (d) peningkatan cakupan pasien komplikasi kebidanan yang ditangani; (e) peningkatan cakupan peserta KB aktif yang dilayani sektor pemerintah;(f)peningkatancakupankunjunganneonatalpertama;(g)peningkatancakupan pelayanan kesehatan bayi; (h) peningkatan cakupan pelayanan kesehatan anak balita; (i) peningkatan cakupan persalinan di sarana pelayanan kesehatan dasar dan rumah sakit pemerintah; dan (j) perbaikan status gizi masyarakat dengan meningkatkan pendidikan ibu tentangpenimbanganbalita,ASIeksklusif,garamberyodium,suplementasigizimikro(vitamin A dan tablet Fe), tatalaksana gizi buruk, dan fortifikasi; dan (k) peningkatan kesehatan lingkungandenganmenekankanpadapeningkatanaksesdankualitasairminumdansanitasi yanglayaksertaperubahanperilakuhygienedansanitasi. 2. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, mutu dan penggunaan obat, terutamaobatesensialgenerik. 3. Peningkatan efektivitas pelaksanaan program KB, melalui: (a) pembinaan dan peningkatan kemandirianKBdengancara:(i)meningkatkanpembinaankesertaandankemandirianberͲKB melalui23.500klinikKBpemerintahdanswastayaitudenganmemberikandukungansarana dan prasarana klinik serta menyediakan alat/obat kontrasepsi (alokon) dan pelayanan KB gratis bagi PUS miskin; (ii) mendekatkan pelayanan KB kepada sasaran PUS miskin dengan menggunakan pelayanan mobile secara berkala; (iii) meningkatkan kualitas pelayanan KB melalui pemberian informed choice; dan (iv) meningkatkan kapasitas sumber daya penyelenggara program KB di semua tingkatan; (b) peningkatan promosi dan penggerakan masyarakatdengancara:(i)meningkatkanKIE(komunikasi,informasi,danedukasi)mengenai kependudukandanKBsertakesehatanreproduksi,terutamapadaremajadanPUSmiskin;(ii) meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terkait pengendalian jumlah penduduk,KBdankesehatanreproduksi;(iii)meningkatkankomitmendanperansertarumah sakit,rumahbersalindanbidanterkaitpelaksanaanKBpascapersalinandanpascakeguguran;
34
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
dan (iv) menggalang dan memperkuat kemitraan dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),swasta,danmasyarakatdalampenyelenggaraanprogramkependudukandanKB. 4. Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular, antara lain melalui: (a) peningkatan kemampuan pencegahan dan penanggulangan faktor risiko; (b) penguatan penemuan penderita dan tata laksana kasus; (c) peningkatan cakupan imunisasi dan sarana distribusivaksindalamjumlahcukupdilapangan;dan(d)peningkatanKIEuntukmendorong gayahidupsehat. 5. Peningkatan upaya kesehatan yang menjamin terintegrasinya pelayanan kesehatan primer, sekunder, dan tersier, termasuk peningkatan kualitas layanan fasilitas pelayanan kesehatan rujukanyangmemenuhistandarbertarafinternasional. 6. Pengembangan sistem pembiayaan jaminan kesehatan, melalui: (a) peningkatan cakupan jaminan kesehatan secara bertahap; (b) peningkatan pembiayaan pelayanan kesehatan bagi pendudukmiskin;(c)penyediaanpembiayaanjaminanpersalinan(Jampersal)yangmencakup pelayananantenatal,persalinan,nifas,danKB;dan(d)perluasancakupanjaminankesehatan melaluijaminankesehatankelasIIIdirumahsakit.
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
35
Tabel 2.3.1. Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 3: Kesehatan, Tahun 2010 RPJMN 2010ʹ2014 No. 1.
2.
3.
4.
SUB STANSI INTI KESEHATAN MASYARAKAT Pelaksanaan upaya kesehatan preveŶƟf terpadu yang meliƉƵƟ: penurunan ƟŶgkat kemĂƟĂn ibu saat melahirkan dari 228 (2007) menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup (2014); penurunan ƟŶgkat kemĂƟĂn bayi dari 34 (2007) menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup (2014); pemberian imunisasi dasar kepada 90% bayi pada tahun 2014 penyediaan akses sumber air bersih yang menjangkau 67% penduduk dan akses terhadap sanitasi dasar berkualitas yang menjangkau 75% penduduk sebelum tahun 2014
SARANA KESEHATAN Ketersediaan dan peningkatan kualitas layanan rumah sakit berakreditasi internasional di minimal 5 kota besar di Indonesia dengan target 3 kota pada tahun 2012 dan 5 kota pada tahun 2014
OBAT Pemberlakuan ĂŌĂƌ Obat Esensial Nasional sebagai dasar pengadaan obat di seluruh Indonesia dan pembatasan harga obat generik bermerek pada 2010 ASURANSI KESEHATAN NASIONAL Penerapan Asuransi Kesehatan Nasional untuk seluruh keluarga miskin dengan cakupan 100% pada tahun 2011 dan diperluas secara bertahap untuk keluarga Indonesia lainnya antara tahun 2012-2014
SASARAN
Penurunan ƟŶgkat kemĂƟĂn ibu saat melahirkan dari 228 (2007) menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup (2014) Penurunan ƟŶgkat kemĂƟĂn bayi dari 34 (2007) menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup (2014) Pemberian imunisasi dasar kepada 90% bayi pada tahun 2014 Penyediaan akses sumber air bersih yang menjangkau 67% penduduk dan akses terhadap sanitasi dasar berkualitas yang menjangkau 75% penduduk sebelum tahun 2014
TARGET 2010
CAPAIAN 2009
CAPAIAN 2010
AKI
226
228a)
228 a)
AKB
34
34 a)
34 a)
Persentase bayi penerima imunisasi dasar Persentase jangkauan akses sumber air bersih Persentase jangkauan sanitasi dasar berkualitas
80
46,2 b)
53,8 c)
62
47,7 d)
45,7 c)
64
51,19 d)
55,5 c)
Meningkatnya kualitas layanan rumah sakit berakreditasi internasional di minimal 5 kota besar di Indonesia dengan target 3 kota pada tahun 2012 dan 5 kota pada tahun 2014
Jumlah kota yang memiliki rumah sakit berakreditasi internasional
1 kota
(kegiatan dimulai tahun 2010)
2 kota *)
Diberlakukannya DOEN dan HET dalam pengadaan obat generik
Persentase diberlakukannya DOEN dan HET dalam pengadaan obat di seluruh Indonesia
100%
(kegiatan dimulai tahun 2010)
100% e)
Diterapkannya Asuransi Kesehatan Nasional untuk seluruh keluarga miskin dengan cakupan 100% pada tahun 2011 dan diperluas secara bertahap untuk keluarga Indonesia lainnya antara tahun
Persentase cakupan keluarga miskin yang memiliki jaminan Kesehatan
100%
100% f)
100% e)
2012-2014
36
INDIKATOR
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
RPJMN 2010ʹ2014 No. 5.
6.
SUBSTANSI INTI KELUARGA BERENCANA Peningkatan kualitas dan jangkauan layanan KB melalui 23.500 klinik pemerintah dan swasta selama 2010ʹ2014
SASARAN
Meningkatnya pembinaan, kesertaan, dan kemandirian berKB melalui 23.500 klinik KB pemerintah dan swasta
CAPAIAN 2009
CAPAIAN 2010
26,7 juta
32,5 juta
33,7 juta g)
7,2 juta
6,7 juta
8,6 juta g)
INDIKATOR
TARGET 2010
Peserta KB ĂŬƟf Peserta KB baru
PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular pada 2014, yang ditandai dengan: Menurunnya prevalensi Tuberculosis dari 235 menjadi 224 per 100.000 penduduk; Menurunnya kasus malaria (Annual Parasite Index-API) dari 2 menjadi 1 per 1.000 penduduk; Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa (persen) hingga menjadi < 0,5.
Keterangan Sumber data
: :
*) a)
Menurunnya 235 244 h) 244 h) Prevalensi prevalensi Tuberculosis Tuberculosis dari 235 menjadi 224 per 100.000 penduduk 2 1,85 f) Annual Parasite Menurunnya kasus 1,96 e) Index (API) malaria (Annual Parasite Index-API) dari 2 menjadi 1 per 1.000 penduduk Prevalensi HIV 0,2 0,2 i) Terkendalinya 0,2 i) prevalensi HIV pada populasi dewasa (persen) hingga menjadi < 0,5 RSCM Jakarta dan RS Sanglah Denpasar dalam proses untuk mendapatkan akreditasi world class SDKI, 2007; b) Riskesdas, 2007; c) Riskesdas 2010; d) Susenas, 2009; e) Kemkes, 2010; f) Kemkes 2009; g) ^ƚĂƟƐƟŬ RuƟn BKKBNN, 2010; h) Laporan Global TB WHO, 2009; i) Hasil ƐƟmasi Prevalensi HIV Kemkes 2009
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
37
EvaluasiSatuTahunPelaksanaanRPJMN2010Ͳ2014 38 Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
36
BAB2.4. PRIORITASNASIONAL4:PENANGGULANGAN KEMISKINAN
2.4.1. Pengantar Penanggulangan kemiskinan merupakan program lintas bidang yang dalam pelaksanaannya melibatkan dukungan dari berbagai pihak, baik kementerian/lembaga (K/L) di tingkat pusat, maupun dinas teknis di tingkat daerah serta didukung oleh para pihak baik perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat maupun masyarakat sendiri. ProgramͲprogram penanggulangan kemiskinan dibagi menjadi 3 klaster sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan dimana Menteri PPN/Kepala Bappenas sebagai salah satu anggotanya. ProgramͲprogram pada klaster I adalah program perlindungan sosial berbasis keluarga, melalui program ini pemerintah memberikan pemenuhan hakͲhakdasar,penguranganbiayahidup,danperbaikankualitashiduppadarumahtanggasasaran dan kelompok rentan lainnya. ProgramͲprogram klaster I antara lain: Program Keluarga Harapan (PKH),ProgramBerasuntukMasyarakatMiskin(Raskin),ProgramJaminanKesehatanMasyarakat (Jamkesmas), dan Program Beasiswa untuk Siswa Miskin. Sementara itu, pada klaster II adalah program yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat, yaitu Program Nasional Pemberdayaan
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
39
MasyarakatMandiri(PNPMMandiri),melaluiprograminipemerintahmendorongpemberdayaan masyarakat terutama masyarakat miskin untuk mengembangkan potensi dan memperkuat kapasitasnya untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan. Program pada klaster III adalah programberbasispemberdayaanusahamikrodankecil,yaituProgramKreditUsahaRakyat(KUR), yangditujukanuntukmeningkatkanaksespembiayaandanpenguatanekonomibagipelakuusaha mikro,kecil,danmenengah,dankoperasi. Pencapaian targetͲtarget penanggulangan kemiskinan tidak terlepas dari upaya koordinasi program penanggulangan kemiskinan yang efektif diantaranya dalam hal pengarusutamaan kebijakan, perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, penguatan kelembagaanpenanggulangankemiskinan,dansebagainya.Secaraumum,darihasilpelaksanaan programketigaklastertersebut,pemerintahdapatmemenuhitargetpencapaianpenurunanangka kemiskinan,yaitusebesar13,33persen,dengantargetyangditetapkanuntuktahun2010adalah padakisaran12,0Ͳ13,5persen.
2.4.2. PencapaianPrioritasNasional4:PenanggulanganKemiskinan Pelaksanaan programͲprogram penanggulangan kemiskinan di atas juga didukung oleh pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 2010, pertumbuhan ekonomi mencapai 6,1 persen atau melebihi dari target yang ditetapkan sebesar 5,8 persen. Hal tersebut telah menyumbang penurunan tingkat kemiskinan dari 14,15 persen pada tahun 2009 menjadi 13,33 persen pada tahun 2010. Meskipun menurun, pada tahun 2010, secara absolut masih terdapat 31,02 juta orang yang hidup di bawah garis kemiskinan dan juga terjadi pelambatan penurunan tingkat kemiskinan. Pada tahun 2008 ke 2009 tingkat kemiskinan menurun sebesar 1,27 persen, sedangkandaritahun2009ke2010hanyamenurun0,82persen.Perkembanganangkakemiskinan daritahun2004Ͳ2010disajikandalamGambar2.4.1. Gambar2.4.1.PerkembanganAngkaKemiskinanIndonesia,Tahun2010–2014
Sumber:BPS,berbagaitahun(diolah) ProgramͲprogram bantuan sosial terpadu yang dilaksanakan dengan tujuan memberikan pemenuhan hakͲhak dasar, pengurangan biaya hidup, dan perbaikan kualitas hidup pada rumah tangga sasaran dan kelompok rentan lainnya telah terlaksana dengan baik selama tahun 2010. Pelaksanaan PKH dimaksudkan untuk menjaga agar anakͲanak dari rumah tangga sangat miskin tetapberadadisekolahuntukmenyelesaikanpendidikandasardanmenengahsertamemelihara kesehatanbalitadanibuyangsedanghamil.PKHterusditingkatkanpelaksanaannyabaikdarisegi
40
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
cakupan wilayah ataupun jumlah penerima. Pada tahun 2009, pelaksanaan PKH ŵĞůŝƉƵƟ 70 kabupaten/kota di 13 provinsi dan total penerima PKH sebanyak 726.376 Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM). Sedangkan pada tahun 2010, cakupan PKH telah diperluas di 88 kabupaten/kota di 20 provinsi, dan jumlah penerima sekitar 772.830 RTSM. Namun pencapaian jumlah penerima tersebut di bawah target RPJMN 2010–2014 yaitu 816.000 RTSM. Pada tahun 2010, pembayaran bantuan PKH telah dilakukan dengan frekuensi empat kali dalam setahun sesuai rancangan awal. Di sebagian besar daerah yang melaksanakan PKH sejak tahun 2007–2009, pembayaran bantuan sudah dilakukan berdasarkan hasil pemenuhan kewajiban peserta (hasil veriĮkasi). Sebagian daerah juga telah menggunakan Sistem Informasi dan Manajemen (SIM) PKH untuk verŝĮkasi pemenuhan kewajiban para penerima. Di tahun 2010, pelaksanaan PKH juga ditujukan untuk mendukung perluasan kepesertaan dan persiapan pengembangan PKH di tahun 2011 yakni melalui: (1) rekrutmen pendamping, operator, koordinator wilayah, dan tenaga pendukung lainnya; (2) ƉĞůĂƟŚan pendamping, operator, dan petugas penyedia layanan pendidikan dan kesehatan; dan (3) sosialisasi oleh berbagai pihak. Raskin merupakan program nasional yang bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran (RTS) melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras. Pada tahun 2010, jumlah penerima Raskin sebanyak 17,488,007 RTSM. Penetapan jumlah tersebut berdasarkan atas hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) tahun 2008 yang dilakukan oleh Badan Pusat ^ƚĂƟƐƟŬ (BPS). Alokasi Raskin untuk ƐĞƟap penerima yaitu 15 kg beras selama 12 bulan, dengan harga tebus beras sebesar Rp1.600 per kg neƩŽ di ƟƟk distribusi. Realisasi penyaluran Raskin tahun 2010 (per Februari 2011) yaitu sebesar 98,67 persen. Dari total pagu Raskin sebanyak 2,97 juta ton beras, sebanyak 2,93 juta ton beras yang dapat disalurkan ke penerima. Realisasi penyaluran Raskin tahun 2010 ini lebih baik jika dibandingkan dengan realisasi Raskin tahun 2009 yang sebesar 97,74 persen. Selanjutnya, dalam rangka perlindungan terhadap resiko ĮŶĂŶƐŝĂů akibat masalah kesehatan, pelaksanaan Jamkesmas juga telah berhasil mendorong peningkatan cakupan jaminan kesehatan. Sampai dengan akhir Desember tahun 2010, persentase penduduk miskin yang memiliki jaminan kesehatan telah mencapai sekitar 59,07 persen, realisasi Jamkesmas hingga Desember 2010 sebesar Rp4,2 triliun yang ditujukan bagi 76,4 juta masyarakat miskin. Jumlah puskesmas dan RS yang memberikan pelayanan dasar bagi penduduk miskin juga mengalami peningkatan dari tahun 2009. Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat miskin menyekolahkan anaknya, Pemerintah menyediakan beasiswa bagi siswa miskin untuk semua jenjang pendidikan, termasuk menyediakan jalur pendidikan non formal (pendidikan kesetaraan Paket A setara SD, Paket B setara SMP, dan Paket C setara SMA) untuk menampung anak-anak yang putus sekolah dan mereka yang Ɵdak dapat mengikƵƟ jenjang pendidikan formal. Pada pelaksanaan program beasiswa miskin untuk ƟŶŐkat SD sampai perguruan ƟŶŐŐŝ͕ selama tahun 2010 telah membantu sebanyak 4,7 juta siswa. Hal ini dapat memberikan kesempatan bagi siswa miskin untuk dapat mengenyam pendidikan sebagai bekal kehidupan mereka dan diharapkan bisa menjadi pemutus rantai kemiskinan melalui pendidikan. Dari program Keluarga Berencana (KB), pada tahun 2010 telah berhasil meningkatkan pencapaian jumlah peserta KB baru dari sasaran sebanyak 7,2 juta menjadi sebanyak 8,6 juta yang terdiri dari jumlah peserta KB baru miskin (keluarga pra-sejahtera/KPS dan keluarga sejahtera I/KS 1) dan rentan lainnya sebanyak 3,8 juta dan meningkatnya jumlah peserta KB aŬƟf dari sasaran sebanyak 26,7 juta menjadi sebanyak 33,7 juta yang terdiri dari peserta KB ĂŬƟĨ (KPS dan KS 1) dan rentan lainnya menjadi sebanyak 14,3 juta.
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
41
PelaksanaanprogramKlasterII,yaituPNPMMandiriperkotaandanperdesaanterusdiperluasdan ditingkatkan kualitasnya, agar semakin efektif dalam mewujudkan pemberdayaan masyarakat terutamamasyarakatmiskinuntukmengembangkanpotensidanmemperkuatkapasitasnyauntuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan. Pada tahun 2010 sudah dilaksanakan sesuai dengan targetyangditetapkanyaitupelayananPNPMMandiriyangdidukungdenganpenyaluranbantuan langsung masyarakat sebesar Rp10,31 triliun yang berasal dari dana APBN dan APBD. Hasil pencapaian PNPM Mandiri Perkotaan telah dilaksanakan di 10.948 desa/kelurahan pada tahun 2010 dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan percepatan penanggulangan kemiskinan dan pengangguran. Sedangkan beberapa hasil pencapaian PNPM Mandiri Perdesaan di tahun 2010 antara lain: (1) capaian PNPM Inti sebesar 100 persen sesuai targetnya yaitu pada 4.805 kecamatan di 495 kabupaten/kota di 32 provinsi, sedangkan pencapaian PNPM Penguatan yang terdiridariPNPMGenerasisebesar100persendaritargetyangditetapkan,PNPMIntegrasiSPPͲ SPPNtelahdilaksanakanpada40kabupatendari33kabupatentargetyangditetapkan,danPNPM Perbatasan sebesar 100 persen dari target yang ditetapkan; (2) cakupan wilayah kegiatan rekonstruksidanrehabilitasipascabencanakrisisdiKabupatenNiasdanNiasSelatanmeningkat dari capaian tahun sebelumnya yaitu 2 kabupaten/5 kecamatan menjadi 2 kabupaten/9 kecamatansesuaitargetnya;(3)PNPMMandiriKPtelahdilaksanakandi120kabupaten/kotayang diarahkan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat kelautan dan perikanan menuju kemandirian; (4) pengembangan usaha ekonomi masyarakat tertinggal termasuk PNPM PISEW telah dilaksanakan di 9 (sembilan) provinsi, 34 kabupaten yaitu sebesar 100 persen dari target yang sudah ditentukan; (5) lokasi garapan PAMSIMAS dengan tujuan penyediaan air bersih dan sanitasi bagi masyarakat perdesaan mengalami peningkatan capaian dari target yang telah ditentukansebesar32kabupatenmenjadi109kabupaten/kotadi15provinsi;(6)PNPMͲLMPyang diarahkan untuk kegiatan agar aspek lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam menjadi bagianintegraldariaktivitaspembangunanmasyarakatdiperdesaanbelummencapaitarget2010, yaitu sebesar 78 kecamatan di 26 kabupaten di 8 provinsi; (7) infrastruktur pendukung kegiatan ekonomidansosial(RISE)telahdilaksanakandi237kecamatan;(8i)infrastrukturperdesaan(RIS) sudahterlaksanasesuaitargettahun2010yaitusebanyak215kecamatan;(9)persentasePemda yang mengimplementasikan kebijakan terkait dengan PNPMͲPISEW (9 provinsi, 34 kabupaten) sebesar 100 persen; (10) SANIMAS yang diarahkan untuk infrastruktur air limbah telah dilaksanakanpada38kawasandaritargetnyasebesar27kabupaten/kota;(11)jumlahdesayang terfasilitasi air minum (PAMSIMAS) sebesar 1569 desa meningkat dari target yang ditentukan sebesar1472desa;(12)PNPMͲP2DTKtelahdilaksanakanpada32kabupatenyangdiarahkanuntuk pengembangan kawasan perdesaan, percepatan pembangunan daerah tertinggal, dan peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan; (13) PNPM Pariwisata yang diarahkan untuk menggerakkanperekonomianmasyarakatdanmembangkitkankesadaranwisatapadatahun2010 telahdapatmengembangkan200desawisata,yangmencakuppengembangandayatarikwisatadi desa, pengembangan usaha masyarakat berbasis kreatif pariwisata, dan pengembangan desa pendukungusahapariwisata;dan(14)beberapaprogramPUAPbelumberjalansesuaitarget2010, yaitu model pembiayaan bersubsidi baru menghasilkan 1 dari 4 model yang ditargetkan serta penguatanmodalGapoktanPUAPyangbarutercapai8.587kelompokdaritargetsebesar10.000 kelompok. ProgramͲprogramKlasterIIIsecaraumummenunjukkanpencapaiantargetyangtinggi.Penyaluran KreditUsahaRakyat(KUR)untukUMKMdankoperasisejaktahun2007sampaidenganakhirtahun 2010 mencapai hampir Rp34,42 triliun, dan mencakup sekitar 3,81 juta nasabah. Jumlah dana penjaminan kredit yang disediakan untuk mendukung penyaluran KUR pada tahun 2010 dapat dipenuhi 100 persen, sehingga pada tahun 2010 KUR dapat disalurkan sebesar Rp17,23 triliun dengan jumlah nasabah lebih dari 1,44 juta nasabah, dan rataͲrata kredit/pembiayaan sebesar
42
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
Rp11,98 juta. Pelaksanaan Klaster III juga diperluas melalui penyediaan dana melalui koperasi untuk 2.600 koperasi/kelompok UMKM, dengan pencapaian sebesar 99,46 persen. Sekitar 5.737 koperasi dan UMKM juga menerima dukungan pemasaran pada tahun 2010, yang berarti pencapaian sebesar 80,55 persen dari target yang ditetapkan. Target peningkatan kualitas kelembagaankoperasidanpemahamanaparatpembinapadatahun2010jugadapatdicapai100 persen,yangditunjukkanolehpenerbitan5kebijakandanpenguatan1.000pembina. Dalamrangkapercepatanpenanggulangankemiskinan,sejumlahupayakoordinasidansinkronisasi kebijakan program penanggulangan kemiskinan juga telah dilakukan yaitu antara lain dalam hal pengarusutamaan kebijakan dan anggaran penanggulangan kemiskinan, pemberdayaan masyarakatdankawasan,penguatankebijakankelembagaandankemitraan,kebijakanpenguatan kelembagaan koordinasi penanggulangan kemiskinan melalui Tim Nasional Percepatan PenanggulanganKemiskinan(TNP2K),dahuludisebutTimKoordinasiPenanggulanganKemiskinan (TKPK) serta pengembangan kebijakan keuangan mikro dan pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG). Pada tahun 2010, untuk mendukung koordinasi kebijakan dalam pengarusutamaan kebijakan dan anggaran penanggulangan kemiskinan telah dilaksanakan delapan kegiatan koordinasidansinkronisasikebijakandanperaturanperundanganpenanggulangankemiskinandi bidang pengarusutamaan kebijakan serta empat kegiatan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan penanggulangan kemiskinan di bidang pengarusutamaan anggaran. Adapun hasilnya berupa rekomendasi kebijakan tentang pengarusutamaan kebijakan dan anggaran. Kegiatan koordinasi kebijakan penguatan kelembagaan penanggulangan kemiskinan dilakukan dengan mengadakan delapan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan kelembagaan TNP2K. Hasil dari kegiatan tersebut yaiturekomendasimengenaipengembangandukungankelembagaankoordinasipenanggulangan kemiskinan(TNP2K). Pelaksanaankoordinasidansinkronisasikebijakanpenguatanmasyarakatdankawasandilakukan dengan menggelar 9 kegiatan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan pemberdayaan masyarakat dalam penguatan masyarakat dan kawasan perkotaan serta 10 koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan pemberdayaan masyarakat dalam penguatan masyarakatdan kawasan perdesaan. Hasil dari upaya tersebut yaitu rekomendasi tentang kebijakan koordinasi berbagai komponen yang ada di dalam PNPM Mandiri, pemetaan programͲprogram pemberdayaanmasyarakatlainnyayangadadiK/L,koordinasipengembanganPNPMPariwisata, PNPM Perumahan, PNPM Peduli, dan PNPM Kehutanan. Kegiatan koordinasi kelembagaan dan kemitraandijalankandenganmengadakan8koordinasidansinkronisasipenguatankelembagaan penanggulangan kemiskinan serta 6 koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kemitraan penanggulangan kemsikinan. Upaya tersebut telah memberikan rekomendasi tentang pengembangan kerjasama kemitraan dengan program Corporate Social Responsibility (CSR), Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), serta kerjasama regional ASEAN dan kerjasama internasional lainnya (dengan China, Jepang, dan sebagainya). Selanjutnya koordinasi kebijakan keuangan mikro dan pemanfaatan teknologi tepat guna 7 koordinasi dan sinkronisasi persiapan LKM dengan K/L maupun masyarakat serta 5 koordinasi dan sinkronisasi pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna. Hasil dari kegiatan tersebut berupa rekomendasi kebijakan untuk mengembangkan Lembaga Pengemban Dana Amanah (LPDA), sosialisasi MoU tentang StrategiPengembanganLembagaKeuanganMikrodidaerahͲdaerah,koordinasiperluasanrealisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) di daerah, serta penguatan koordinasi pemanfaatan teknologi tepat gunadidaerah.
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
43
2.4.3. Permasalahan Pencapaian Pencapaian atas sasaran yang telah ditetapkan masih belum opƟmal mengingat kompleksnya masalah yang dihadapi sehingga penanganannya ƟĚĂŬ dapat dilakukan dalam waktu yang singkat. Beberapa faktor yang secara umum mempengaruhi melambatnya laju penurunan kemiskinan di tahun 2010 secara umum antara lain adalah ƟŶgginya ƟŶŐŬĂƚ ŝŶŇĂsi pada tahun 2010, yaitu sebesar 6,96 persen jika dibandingkan tahun 2009 yang hanya 2,78 persen. /ŶŇasi tersebut sebagian besar disumbang dari komponen bahan makanan yang berpengaruh terhadap daya beli masyarakat miskin dan laju pertumbuhan penduduk yang meningkat terutama jumlah penduduk yang rentan untuk jatuh miskin baik karena guncangan ekonomi maupun kurangnya akses terhadap pelayanan dasar dan sosial. Pelaksanaan PKH secara keseluruhan masih belum opƟmal, meskipun telah lebih baik dari tahuntahun sebelumnya. Permasalahan pencapaian pelaksanaan kegiatan PKH tahun 2010 diantaranya: (1) Ɵdak tercapainya target RPJMN 2010–20 14 untuk menjangkau 816.000 RTSM. Hal ini disebabkan oleh: (a) pergerakan RTSM menjadi ƟĚĂŬ eligible terhadap kriteria PKH (pindah rumah, anak lulus dari SMP, dll); (b) data PPLS 2008 yang digunakan sudah mengalami perubahan, sehingga data RTSM penerima PKH hanya ± 88,6 persen yang eligible; (2) pembayaran masih belum tepat waktu; (3) aspek pendataan masih mengalami masalah di lapangan, pelaksanaan validasi dan pemutakhiran juga masih belum opƟmal; (4) masih ada sebagian petugas pada layanan kesehatan dan pendidikan (guru) yang keberatan dalam melakukan verŝĮkasi secara ŬŽŶƟnu; (5) distribusi formulir verŝĮkasi masih menemui kendala di beberapa kabupaten/kota terutama karena letak geograĮƐ; (6) sosialisasi PKH belum berjalan dengan baik sehingga banyak pemangku keƉĞŶƟngan Ɵdak memahami PKH sebagai bantuan bersyarat; (7) koordinasi antar Departemen-Dinas Teknis dan koordinasi di ƟŶŐkat provinsi belum opƟmal; (8) dukungan sarana dan prasarana oleh Pemerintah Daerah belum memadai; dan (9) prosedur dan Ɵndak lanjut pengaduan belum berjalan sepenuhnya. Meskipun demikian, pelaksanaan PKH mengalami peningkatan kualitas dengan terjalinnya koordinasi antara beberapa program lain ƐĞƉĞƌƟ Jamkesmas dan beasiswa miskin. Penyaluran Raskin di beberapa daerah telah berjalan dengan baik atau sesuai dengan rencana. Namun di beberapa daerah lainnya, pelaksanaan Raskin belum mencapai target yang ditetapkan. Hal tersebut akibat adanya sejumlah kendala, antara lain: (1) beberapa daerah menolak menyalurkan Raskin karena jumlah RTS dari data hasil PPLS 2008 lebih kecil dibandingkan dengan data riil jumlah Rumah Tangga Miskin di Desa/Kelurahan setempat; (2) kondisi geogrĂĮƐ tempat ƟŶŐŐĂů penerima manfaat yang relĂƟf jauh dari ƟƟk distribusi; (3) kondisi infrastruktur dan cuaca yang kurang baik menghambat penyaluran Raskin; (4) masih ditemukan kualitas beras yang kurang baik; (5) masih ditemukan penyusutan jumlah beras (dalam satu karung); (6) beberapa provinsi masih memiliki tunggakan (utang) pembayaran Raskin; (7) belum tersedianya dana pendampingan untuk program Raskin di beberapa kabupaten/kota; dan (8) sosialisasi Raskin dirasakan masih kurang opƟmal. Dari sektor pendidikan, tantangan yang masih dihadapi yaitu masih belum ŽƉƟŵĂůŶLJĂ peningkatan akses, kualitas dan relevansi pendidikan, permasalahan ketenagaan, sarana dan prasarana, serta pembangunan pendidikan secara umum. Sedangkan dalam pelaksanaan program KB, permasalahan yang masih ditemui di lapangan yaitu: (1) rendahnya aksesibilitas dan kualitas pelayanan KB bagi keluarga Pasangan Usaha Subur (PUS) miskin; (2) masih rendahnya pengetahuan keluarga PUS miskin mengenai KB dan kesehatan reproduksi; (3) adanya kekhawĂƟƌĂŶ terhadap efek samping dan komplikasi dari pemakaian alat dan obat kontrasepsi; (4) masih Ɵngginya disparitas pemakaian alat kontrasepsi dan kebutuhan
44
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
berͲKB yang tidak terpenuhi, baik antarprovinsi, antarwilayah desaͲkota, dan antarstatus sosial ekonomi. Permasalahan yang terjadi pada programͲprogram di klaster II secara umum antara lain: (1) adanyapemekarankecamatan/desasehinggapelaksanaantidaksesuaidenganperencanaandan alokasi sebelumnya; (2) dana bergulir hanya berasal dari BLM pada tahun anggaran berjalan, bukan berasal dari tabungan dana bergulir yang ada di masyarakat; (3) partisipasi perempuan meningkat, terutama dari kalangan menengah/atas, tetapi dominasi lakiͲlaki masih ada; dan (4) terkait dengan perencanaan partisipatif, keterlibatan warga dalam pengambilan keputusan pada programopenmenudandanabergulirmasihsebatasformalitas.Sedangkanpermasalahankhusus yangterjadidiPNPMPerdesaanantaralain:(1)masihterdapatkasuskorupsidilevelkelompok masyarakat dan fasilitator; (2) pada PNPMͲKP, kemiskinan masyarakat kelautan dan perikanan berakar pada kurangnya akses masyarakat terhadap sumberͲsumber peningkatan kesejahteraan, seperti permodalan, teknologi, informasi,pemasaran serta kultur kewirausahaan dansosial yang kurang kondusif; (3) terdapat beberapa lokasi PNPM RIS khususnya di perdesaan dimana proses perencanaan tidak dapat menghasilkan dokumen perencanaan desa, sehingga hal tersebut menghambatpelaksanaanprogram;(4)untukPNPMͲP2DTKmeskipunanggaransudahterserapdi rekeningmasyarakat,namunterdapatpekerjaanfisikyangmasihterhambatkarenabelumadanya FinancialManagementSpecialist(FMS)danbelumadanyaSKSatkerdimasingͲmasingKabupaten; (5)mekanismeusulanuntukdukungandesawisatabelumsepenuhnyasesuaidengankriteriadan ketentuan yang berlaku, belum optimalnya proses rembug desa, belum memadainya jumlah tenaga pendamping PNPM Mandiri Pariwisata, belum memadainya sarana dan prasarana pendukungpariwisata,danbelumoptimalnyadukunganmediamassadalampromosipariwisata; (6)padaprogramPUAPmasihterdapatbiayaadministrasiuntukmenjadipesertaprogramPUAP sebesar 1 juta, masih kurang jelasnya penentuan peserta penerima bantuan PUAP sehingga banyakterjadisalahsasaran,danpetunjukteknisPUAPdipandangmasihterlaluumumsehingga menimbulkaninterpretasiyangberagam. Selanjutnya beberapa permasalahan yang ditemukan dalam pelaksanaan program dan kegiatan pemberdayaan koperasi dan UMKM yaitu kurangnya efektivitas pelaksanaan kegiatan yang disebabkan keterbatasan kapasitas aparat pembina, dan kurangnya sinergi antar pemangku kepentingan terutama mengingat keragaman sektor dan lokasi usaha koperasi dan UMKM. KoperasidanUMKMjugamenghadapimasalahkurangnyakesempatanusaha,keterbatasanakses kepada sumber daya produktif, dan rendahnya kualitas sumber daya manusia. Hal ini menyebabkan perkembangan kegiatan ekonomi produktif di daerah belum mampu mendorong peningkatanpendapatanyangberkelanjutandanpertumbuhanekonomididaerah. Pelaksanaan koordinasi kebijakan mengenai pengarusutamaan kebijakan dan anggaran penanggulangan kemiskinan masih menghadapi sejumlah kendala yaitu berbagai daerah belum dapat mengembangkan perencanaan dan penganggaran yang proͲpoor serta masih banyak kegiatanpenanggulangankemiskinandidaerahyangbelumterkoordinasikandidalamforumTim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD). Kendala juga ditemui pada koordinasi kebijakan penguatan kelembagaan penanggulangan kemiskinan yakni TNP2K di tingkat nasional yang masih dalam perintisan sehingga belum memberikan kontribusi yang cukup kuat di dalam penguatanTKPKD.Sedangkanmasalahyangditemuidalamkoordinasipenguatanmasyarakatdan kawasanyaknimasihtingginyaegosektordanegodaerahdalammelaksanakanprogramͲprogram pemberdayaan masyarakat, termasuk pada kegiatan yang dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat, sehingga perlu diupayakan integrasi dan sinkronisasi. Kendala dari implementasi koordinasi kebijakan kelembagaan dan kemitraan yaitu belum terjalinnya kerjasama yang cukup memadai antara pemerintah dengan dunia usaha, perguruan tinggi, dan lembaga swadaya
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
45
masyarakat, khususnya pada daerahͲdaerah yang potensial, sehingga perlu dikembangkan kebijakan sinergitas antar pelaku. Sementara itu, kendala dalam koordinasi kebijakan keuangan mikro dan pemanfaatan teknologi tepat guna yaitu meskipun program keuangan mikro dan teknologitepatgunatelahdikembangkandibeberapadaerahnamunkemanfaatandariprogram tersebutbelumdioptimalkan.
2.4.4. RencanaTindakLanjut Pemerintah telah menetapkan penanggulangan kemiskinan sebagai prioritas utama pembangunan, maka dalam rangka mendukung pembangunan, upayaͲupaya penurunan tingkat kemiskinanuntukmencapaitargetpadatahun2014,yaitutingkatkemiskinansebesar8Ͳ10persen perlu diperluas baik sasaran maupun cakupan kegiatannya yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraanmasyarakat.PemerintahjugamenyiapkanlangkahͲlangkahpengamananditingkat makro, berupa langkah pengamanan bidang keuangan dan fiskal, maupun mikro berupa pengendalian dampak krisis global terhadap kemiskinan. Beberapa langkahͲlangkah tersebut antaralain: 1.
Menjaga stabilitas harga barangͲbarang kebutuhan pokok dan menjaga tingkat inflasi di tahunͲtahunmendatang;
2.
MendorongpertumbuhanekonomiyangberkualitasdanproͲrakyatmiskindenganmemberi perhatian khusus pada usahaͲusahayang melibatkan orangͲorang miskin serta usahaͲusaha yangdapatmenciptakanlapanganpekerjaan;
3.
Meningkatkan kualitas dan intensitas serta memperluas kebijakan afirmatif/keberpihakan untukpenanggulangankemiskinanmelaluiperluasan3(tiga)klasterprogramproͲrakyatyang dituangkandalampelaksanaanklaster4yangakandimulaipadatahun2012;
4.
Mengendalikan pertumbuhan penduduk yang mengakibatkan peningkatan penduduk kategori miskin untuk mempercepat pencapaian target melalui peningkatan dan efektifitas pelaksanaan Program KB, misalnya dengan meningkatkan advokasi dan KIE (komunikasi, informasi,danedukasi)mengenaiKBdankesehatanreproduksi,terutamapadakeluargaPUS miskin;
5.
Rencana tindak lanjut pelaksanaan PKH diantaranya: (a) peningkatan cakupan sasaran PKH yaitu 1.116.000 RTSM, serta perluasan jangkauan lokasi PKH di 118 kabupaten/kota di 25 provinsi; (b) pelaksanaan PPLS 2011 untuk memperbaharui data PPLS tahun 2008; (c) memperkuat sinergi PKH dengan program/kegiatan di sektor lain yaitu beasiswa miskin, Jamkesmas,danpenerbitanKTPbagipendudukpesertaPKH;(d)penguatankoordinasilintas sektordanPemda;(e)bimbinganteknisbagipendampingdanoperator;(f)bimbinganteknis bagi petugas layanan kesehatan dan pendidikan; dan (g) penerapan SOP mengenai pencetakandandistribusidokumenverifikasi;
6.
BeberapapenyempurnaanuntukpelaksanaanprogramRaskinantaralain:(a)verifikasidata RTS akibat perubahan karena meninggal, pindah, atau sudah tidak miskin lagi sesuai hasil musyawarahdesayangdiikutiolehperwakilanRTSdarisetiapSatuanLingkunganSetempat (SLS);(b)PemerintahDaerahdiharapkandapatberperandalammendistribusikanberasdari titikdistribusi(TD)ketitikbagi(TB);(c)peningkatanmutuberasmelaluipemeriksaanberas sebelum penyaluran oleh Tim Raskin Provinsi/Kabupaten/Kota; (d) Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota,Kecamatan,danDesa/Kelurahanharusmembantukelancaranpembayaran Harga Pembelian Beras (HPB) Raskin atau dapat memberikan dana talangan bagi penerima
46
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
yang ƟĚĂŬ mampu; (e) meniŶŐŬaƚŬĂŶ ŬoorĚŝŶĂƐŝ baiŬ antar ŬĞůŽŵƉŽŬ ŬĞƌja ;WŽŬũa) maupun antar ƉƵƐĂƚ ĚĂn Ěaerah; (f) menggaůĂŬŬĂn ƐŽƐŝĂůŝƐĂƐi ZĂƐŬin Ěan ĚŝůĂŬƵŬan berjenjang ĚĂƌŝ ƟŶŐŬat WƵƐĂƚ hingga ŬĞ penerima manfaat; (g) monitoring ĚĂŶ evaůuaƐŝ penyaůuran ZĂƐŬin ĚĂŶ pengaĚuan ĚĂƌŝ ŵĂƐLJĂƌĂŬĂƚ ĚŝƟŶĚaŬůĂŶũƵƟ͖ (h) Pemerintah Daerah ĚŝŵŝŶƚĂ untƵŬ ŵĞŶLJĞĚŝĂŬĂŶ Ěana peŶĚampingan untuŬ ƉĞůĂŬƐĂŶĂan RĂƐŬin; ĚĂŶ (i) mengimƉůemenƚĂƐiŬĂŶ ƉŽůa pembayaran tunai (cash & carry); 7.
UŶƚƵŬ rencana ƟŶĚĂŬ ůĂŶũƵt program-program Ěi ŬůĂƐƚer II antara ůĂin: (a) meningŬĂƚŬĂŶ evaůƵaƐi ĚĂŶ penghitungan ƵůĂŶŐ untuŬ meůŝŚat ƐĞďerapa ďĞƐĂƌ ĚĂna yang bergƵůŝƌ Ěi ŵĂƐLJĂƌĂŬĂƚ ĚaůĂŵ rangŬĂ meningŬatŬan ƐwĂĚaya ŵĂƐLJaƌĂŬĂƚ terhĂĚap program-program PNPM yang ƐeĚang ďĞƌůĂngƐung; (b) opƟmaůŝƐĂƐŝ forum pra ŵƵƐƌĞŶďĂng, Ěŝmana forum ƚĞƌƐĞďƵƚ ďŝƐa ĚŝŵĂŶĨĂĂtŬĂŶ ƐĞďĂŐĂŝ ĚŝƐŬƵƐi ĚĂŶ ƐŝŶŬƌŽŶŝƐĂƐi antara uƐƵůĂŶ maƐyaraŬat Ěan rencana ŬĞƌũĂ SKPD, ƚĞƌŬĂŝƚ peningŬĂƚan ŬƵĂůŝƚĂƐ perencanaan ƉĂƌƟƐiƉĂƟĨ͖ (c) ŵĞůaŬƵŬan perubahan ŵĞŬĂŶiƐŵe pĞƌƐLJĂƌĂƚĂŶ paĚĂ ŵƵƐƌĞŶďang inƚĞŐƌĂƐŝ Ŭecamatan ĚŝŵĂŶĂ ĂƉĂďŝůĂ ĚĞůĞŐĂƐŝ ĚĂƌŝ ĚĞƐĂ ƟĚĂŬ mengiŬƵƚƐĞƌƚĂŬĂn peran Ěan parƟƐŝƉĂƐi perempuan, ŵĂŬĂ ƵƐƵůĂŶ ĚĞƐĂ ƚĞƌƐĞďƵƚ ƟĚĂŬ ĂŬĂŶ ĚibahaƐ paĚa ŵƵƐƌĞŶďang Ŭecamatan, ƐĞŚingga ďŝƐa ĚŝƉĂƐƟŬĂŶ ƵƐƵůĂŶ ĚĞƐĂ ƚĞƌƐĞďƵƚ ƟĚaŬ ĂŬĂŶ terĚanai paĚa tahun beriŬutnya; (Ě) meninŐŬĂƚŬĂŶ ŬĞƐĞũĂŚƚĞƌĂan ŵĂƐLJĂƌĂŬĂƚ ŬĞůĂƵƚĂŶ Ěan ƉĞƌŝŬĂŶan meůaůƵi penyeĚŝaan mŽĚaů ŬĞpaĚĂ ŬĞůŽŵƉŽŬ ŶĞůayan, pembƵĚiĚĂya, pengŽůah, Ěan pemaƐar hĂƐiů ƉĞƌŝŬĂŶĂŶ͕ Ɛerta petĂŵďĂŬ garam meůaůƵi ƉĞŵďĞƌĚayaan ƵƐĂŚĂ mina perĚĞƐĂĂŶ ĚĂn ƉĞŵďĞƌĚayaan ƵƐĂŚĂ garam ƌĂŬLJĂƚ͘ Upaya ůĂŝn aĚĂůĂŚ Ěengan memberiŬĂŶ ĨĂƐŝůŝƚĂƐ ŬĞŵƵĚĂŚĂŶ guna mĞŶŐĂŬƐĞƐ permŽĚĂůĂŶ meůaůƵi ůĞŵďĂŐĂ perbĂŶŬan; (e) opƟmĂůŝƐĂƐi penyiapan ĚĂŶ perencanaan Ŭegiatan PNPM ManĚiri ŝĚĂng PariwŝƐĂƚĂ, terutama ĚĂůam ŵĞŬĂŶŝƐme pengƵƐƵůan Ěan penyĞĚŝĂan tenaga penĚamping Ɛerta ŬŽŽƌĚiŶĂƐŝ ůŝŶƚĂƐ ƐĞŬƚŽƌ untuŬ peningŬatan ĚuŬungan Ɛarana ĚĂŶ praƐarana ĚĂŶ peningŬatan promoƐŝ ĚĞƐa wŝƐĂta; (f) tĞƌŬĂit program PNPM RIS ĚĂpat ĚŝůĂŬuŬĂŶ evaůuaƐi ƚĞƌŚĂĚap ĚĞƐĂ-ĚĞƐĂ yang terĚapat ŬŽŶŇŝŬ antara ŬĞƉĂůa ĚĞƐĂ ĚĂŶ baĚan pĞƌǁĂŬŝůan ĚĞƐĂ͕ untuŬ ƐĞŐĞƌĂ ŵĞŶLJĞůĞƐĂŝŬĂŶ ĚŽŬƵŵĞŶ perencanaannya; (g) untuŬ ŬĞgiatan program PNPMP2DTK perůu ŵĞůĂŬƵŬĂŶ percepatan pengaĚaan ĚĂn ŵŽďŝůŝƐĂƐi Financial Management Specialist (FMS) untuŬ Ŭabupaten-Ŭabupaten yang teƌĚĂƉĂƚ penumpuŬan anggaran Ěi ƌĞŬĞŶŝŶŐ maƐLJĂƌĂŬĂƚ ĚĂn memperpanjang jangŬa ǁĂŬƚu pemberůĂŬuan SK SatŬĞƌ Kabupaten ƉĞƌŝŽĚĞ ƐebeůƵŵŶya; (h) untƵŬ program PUAP, ƉĞƌůƵnya ŵĞŬĂŶŝƐme vaůŝĚĂƐi ůĂƉĂŶg Žůeh Kementerian Pertanian Ɛehingga ƟĚĂŬ ĂŬan terjaĚi ƐĂůĂh ƐaƐaran ĚĂůam penyĂůƵƌan PUAP, perůƵnya perbaiŬĂŶ terhĂĚap petunjuŬ teŬniƐ PUAP, Ěan ƉĞƌůunya ŬŽŽrĚŝŶĂƐŝ ŬŚƵƐƵƐ antara program PNPM Penguatan ĚĂŶ program PUAP agar tercipta ŬĞƐŝnambungan program;
8.
ĞƌĚĂƐĂƌŬan pĞƌŬĞŵbangan ƉĞůĂŬƐĂŶĂan program Ěan Ŭegiatan pemberĚĂLJaan ŬopeƌĂƐi ĚĂŶ UMKM paĚa tahun 2010, pemerintah meůĂŬƐĂŶĂŬan beberapa ůĂŶŐŬĂh untuŬ menangani ƉĞƌŵĂƐĂůĂŚĂŶ yang aĚa meůĂůƵŝ: (a) meniŶŐŬaƚŬĂŶ caŬupan Ŭegiatan-ŬĞŐŝĂƚan yang ƚĞƌŬĂŝƚ ĚĞngan penguatan Ɛumber ĚĂya ŵĂŶƵƐia ŬŽƉĞƌĂƐŝ ĚĂŶ UMKM, ŬhuƐƵƐŶya ƚĞƌŬĂŝƚ ƉƌĂŬƟŬ ďĞƌŬŽƉĞƌĂƐŝ ĚĂn ŬĞǁirauƐĂhaan; (b) menĚƵŬung ƉĞƌůƵaƐĂŶ KUR meůaůƵi ƉĞŶLJĞůenggaraan ƐŽƐŝĂůŝƐĂƐi program KUR Ěan penyĞĚŝĂan penĚampingan bagi UMKM yang ĂŬĂŶ ŵĞŶũĂĚŝ ĐĂůŽŶ ĚĞďŝtur KUR; (c) meniŶŐŬaƚŬĂŶ ŬuaůŝƚĂƐ ŬĞůĞŵďĂŐaan, SDM pengeůoůa ĚĂŶ ŬĂpĂƐiƚĂƐ pembiayaan KSP/KJKS ĚĂn LKM bagi UMKM; Ěan (Ě) meningŬatŬan janŐŬauan ĚĂƌŝ ƐŝƐƚem penĚuŬung Ŭeuangan untƵŬ meningŬĂƚŬan ĂŬƐĞƐ pembiayaan UMKM; Ěan
9.
Rencana ƟŶĚĂŬ ůĂŶjut ĚĂůam peningŬatan ƐŝŶŬƌŽŶŝƐĂƐi ĚĂŶ ĞĨĞŬƟviƚĂƐ ŬoŽƌĚŝŶĂƐŝ penanggƵůĂngan ŬĞŵiƐŬinan Ɛerta harmoniƐĂƐŝ antar ƉĞůĂŬƵ antara ůain: (a) Ŭegiatan ŬŽŽƌĚŝŶĂƐŝ ŬĞbiũĂŬĂŶ ƉĞŶŐĂƌƵƐƵƚĂŵĂĂŶ ŬeďŝũĂŬĂŶ Ěan anggaran penangguůĂŶgan ŬĞŵiƐŬinan ĚŝŚĂƌĂpŬĂŶ ĚĂpat mengembangŬan ŬebijaŬan tentang perencanaan ĚĂŶ penganggaran yang pro-poor Ěan terintegraƐi Ěi ƟngŬĂƚ ĚĂĞƌah, ĚĞngan ĚŝƐĞƌƚĂŝ penguatan ŬĞůĞŵďĂŐĂan TKPKD;
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
47
(b) penguatan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan di daerah dapat dilaksanakan dengan mengembangkan kelembagaan yang sesuai dengan struktur organisasi yang baru sesuai Perpres 15/2010; (c) koordinasi penguatan masyarakat dan kawasan perlu dipayungi dengankebijakanyangmengurangitingginyaegosektordanegodaerahsertameningkatkan integrasiprogrampemberdayaanmasyarakatlainnyaagarmemberikansinergitasyanglebih tinggi di dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat; (d) koordinasi kebijakan kelembagaan dan kemitraan masih perlu mengembangkan kebijakan yang meningkatkan sinergitas antar pelaku di dalam penanggulangan kemiskinan, yakni memperkuat kemitraan antara pemerintah dengan dunia usaha, perguruan tinggi, dan lembaga swadaya masyarakat (masyarakat madani); (e) koordinasi kebijakan keuangan mikro dan pemanfaatan TTG ditujukanuntuklebihmenyosialisasikanprogram/kegiatankeuanganmikrodanpemanfaatan TTGsertameningkatkanefektivitasprogramdidaerah. Tabel2.4.1.PencapaianPembangunanPrioritasNasional4: PenanggulanganKemiskinan,Tahun2010 RPJMN2010ʹ2014 NO 1
SUBSTANSIINTI
SASARAN
INDIKATOR
BANTUANSOSIAL TERPADU: Integrasiprogram perlindungansosial berbasiskeluargayang mencakupprogrambaik yangbersifatinsidensial ataukepadakelompok marginal,program keluargaharapan, bantuanpangan, jaminansosialbidang kesehatan,beasiswa bagianakkeluarga berpendapatanrendah, PendidikanAnakUsia Dini(PAUD),dan ParentingEducation mulai2010dan diperluasmenjadi programnasionalmulai 2011Ͳ2012
Terumuskannya kebijakanpembiayaan danjaminankesehatan
Persentase penduduk(termasuk seluruhpenduduk miskin)yang memilikijaminan kesehatan Jumlahpuskesmas yangmemberikan pelayanan kesehatandasarbagi pendudukmiskin PersentaseRSyang melayanipasien pendudukmiskin pesertaprogram Jamkesmas Jumlahsiswa: SD/SDLB SMP/SMPLB SMA SMK PTN/PTS JumlahpesertaKB barumiskin(KPSdan KS1)danrentan lainnyayang mendapatkan pembinaandan alokongratismelalui 23.500klinikKB pemerintahdan swasta JumlahpesertaKB aktifmiskin(KPSdan KS1)danrentan lainnyayang
Meningkatnya pelayanankesehatan dasarbagipenduduk miskindipuskesmas Meningkatnya pelayanankesehatan rujukanbagipenduduk miskindiRS Tersalurkannyasubsidi pendidikanbagisiswa SD/SDLB,SMP/SMPLB, SMA,SMK,dan mahasiswa Meningkatnya pembinaan,kesertaan, dankemandirianberͲ KBmelalui23.500 klinikpemerintahdan swasta
48
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
CAPAIAN 2009*
CAPAIAN 2010*
48a
59,07b
8.481
8.541c
8.967b
75
62d
75b
2.767.282 966.064 378.783 305.535 65.000 3,75juta
Ͳ Ͳ Ͳ Ͳ Ͳ 2,95juta
2.246.800 871.193 248.800 305.950 65.000 3,76juta
11,9juta
13,10juta
14,26juta
TARGET 2010* 59
RPJMN 2010ʹ014 NO SUBSTANSI INTI
SASARAN
Meningkatnya pembinaan dan kemandirian ber-KB keluarga Pra-S dan KS-1
Terlaksananya pemberian Bantuan Tunai Bersyarat bagi RTSM (PKH)
2.
PNPM MANDIRI : Penambahan anggaran PNPM Mandiri dari Rp. 10,3 trilyun pada 2009 menjadi Rp. 12,1 trilyun pada 2010, pemenuhan Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Rp.3 Milyar per kecamatan untuk minimal 30% kecamatan termiskin di perdesaan, dan integrasi secara ƐĞůĞŬƟĨ PNPM Pendukung
Penyediaan beras untuk seluruh Rumah Tangga Sasaran (RTS) dengan jumlah yang memadai dalam satu tahun Pemberdayaan masyarakat dan percepatan penanggulangan kemiskinan & pengangguran di kelurahan/ kecamatan (PNPM Perkotaan) Pemberdayaan masyarakat dan percepatan penanggulangan kemiskinan & pengangguran di kecamatan dan desa/ (PNPM Perdesaan)
INDIKATOR mendapatkan pembinaan dan alokon ŐƌĂƟs melalui 23.500 klinik KB pemerintah dan swasta Jumlah PUS anggota Kelompok Usaha Ekonomi ProdukƟf yang menjadi peserta KB mandirie Jumlah mitra kerja yang memberikan bantuan modal dan pembinaan kewirausahaan kepada Kelompok Usaha Ekonomi ProdukƟf Jumlah mitra kerja yang menjadi pendamping kelompok Usaha Ekonomi ProdukƟf Jumlah RTSM yang mendapatkan Bantuan Tunai Bersyarat PKH (RTSM) Jumlah RTS penerima Raskin (dengan 15 kg per RTS selama 12 bulan) Keswadayaan Masyarakat (kelurahan)
Cakupan penerapan PNPM-MP dan Penguatan PNPM a. PNPM InƟ
CAPAIAN 2009*
CAPAIAN 2010*
22.000 kelompok
1.224.059 keluarga
1.026.929 keluarga
34
34
34
3
3
3
816.000
726.376
772.830
17.488.007
18.497.302
17.488.007
10.948 Desa/Kel
11.039 Desa/Kel
10.948 Desa/Kel
4.805 kec di 495 kabupaten/kota di 32 provinsi
4.371 kec di 465 kabupaten/ kota di 32 provinsi
4.805 kec di 495 kabupaten/kota di 32 provinsi
TARGET 2010*
b. PNPM Penguatan (termasuk di dalam lokasi PNPM InƟ)
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
49
RPJMN 2010014 NO SUBSTANSI INTI
SASARAN
INDIKATOR - PNPM Generasi - PNPM Integrasi SPPSPPN - PNPM Perbatasan Cakupan wilayah kegiatan rekonstruksi dan rehabilitasi pasca bencana krisis di Kab. Nias dan Nias Selatan PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan Jumlah fasilitasi Pemda dalam pengembangan usaha ekonomi masyarakat ƚĞƌƟnggal termasuk PNPM PISEW Jumlah cakupan lokasi garapan PAMSIMAS Cakupan PNPM-LMP
Infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi & sosial (RISE) Infrastruktur Perdesaan (RIS) Persentase Pemda yang mengimplementasikan kebijakan terkait dengan PNPM-PISEW (9 provinsi, 34 kabupaten) Infrastruktur air limbah (SANIMAS) Jumlah desa yang terfasilitasi air minum (PAMSIMAS)
50
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
TARGET 2010* 189 kec
33 kab
CAPAIAN 2009*
CAPAIAN 2010*
164 kec di 21 kab di 5 prov 10 kab di 8 prov
189 kec di 25 kab di 6 prov 40 kab
80 kec
80 kec
80 kec di 15 kab di 4 prov
2 kab/9 kec
2 kab/5 kec
2 kab/9 kec
120 kab/kota
120 kab/kota
120 kab/kota
9 prov, 32 kab
9 prov, 32 kab
9 prov, 34 kab
32 kab
109 kab/kota di 15 prov 78 kec di 26 kab
109 kab/kota di 15 prov
72 kec
237 kecamatan
215 kecamatan
78 kec di 26 kab di 4 8 prov 237 kecamatan
100%
479 kecamatan 100%
215 kecamatan
27 kab/kota
97 kawasan
38 kawasan
1472 desa
1571 desa
1569 desa
100%
RPJMN2010ʹ2014 NO SUBSTANSIINTI
3
KREDITUSAHARAKYAT (KUR): Pelaksanaan penyempurnaan mekanismepenyaluran KURmulai2010dan perluasancakupanKUR mulai2011
SASARAN
Meningkatnyajumlah desawisatamelalui PNPMbidang pariwisata Meningkatnyaakses petani/peternakpada skimkreditbersubsidi, sistembagihasil, komersial,bantuan langsungdan penumbuhan kelembagaan keuanganmikrountuk mendukung peningkatanproduksi pertanian. Meningkatnya penyaluranKUR
Meningkatnya kapasitasdan jangkauanpenyediaan modal/pembiayaan bagikoperasidan UMKM Meningkatnyakualitas kelembagaankoperasi danpemahaman masyarakatdanaparat pembinamengenai praktekberkoperasi sesuaiprinsipdanjati
INDIKATOR Jumlahkabupaten tertinggalyang mengembangkan mekanisme pengarusutamaan kegiatandalam pengembangan kawasanperdesaan, mendapatkan bantuanstimulan dalam pembangunan infrastrukturuntuk percepatan pembangunan daerahtertinggal, danmendapatkan bantuanstimulant untukmeningkatkan kapasitas kelembagaan perencanaan (PNPMͲP2DTK) Jumlahdesawisata (PNPMPariwisata)
Tersusunnyamodel pembiayaan bersubsidi Penguatanmodal GapoktanPUAP (Gapoktan) Tersusunnya kebijakan pembiayaan pertanian Penyediaan penjaminan, sosialisasidan pendampinganKUR Jumlahkoperasidan UMKMyang menerimabantuan modal/pembiayaan
Jumlahpelaksanaan pengembangan koperasiskalabesar, pengelolakoperasi, pemasyarakatan perkoperasiandan perbaikandiklatluh
CAPAIAN 2009*
CAPAIAN 2010*
32Kab
32Kab
200desa
104desa
200desa
4
Ͳ
1
10.000
Ͳ
8.587
1
Ͳ
1
100%
Ͳ
100%
2.600koperasi/ kelompok
Ͳ
99,46%
5kebijakan/ 1.000orang pembina
Ͳ
100%
TARGET 2010* 32Kab
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
51
RPJMN2010ʹ2014 NO SUBSTANSIINTI
4
TIM PENANGGULANGAN KEMISKINAN: RevitalisasiKomite Nasional Penanggulangan Kemiskinan(KNPK)di bawahkoordinasiWakil Presiden,penggunaan unifieddatabaseuntuk penetapansasaran programmulai2009Ͳ 2010,danpenerapan sistemmonitoringdan evaluasiyangakurat sebagaidasarkeputusan danalokasianggaran
SASARAN dirikoperasi
perkoperasian
Berkembangnyasarana usahapemasaran KUMKM
Jumlahdukungan danfasilitasisarana pemasaranmelalui koperasi Jumlahpenyiapan kegiatankoordinasi dansinkronisasi kebijakandan peraturan perundangan penanggulangan kemiskinandibidang pengarusutamaan kebijakan Jumlahpenyiapan kegiatankoordinasi dansinkronisasi kebijakan penanggulangan kemiskinandibidang pengarusutamaan anggaran Tingkat(indeks) koordinasikebijakan dananggaran penanggulangan kemiskinandan peraturan perundangannya Jumlahpenyiapan kegiatankoordinasi dansinkronisasi kebijakan kelembagaanTKPK Jumlahusulan rekomendasi kebijakanpenguatan kelembagaanTKPK Tingkat(indeks) usulanrekomendasi kebijakanyang menjadikebijakan formal Jumlahpenyiapan kegiatankoordinasi dansinkronisasi pelaksanaan kebijakan pemberdayaan masyarakatdalam penguatan masyarakatdan kawasanperkotaan
Meningkatnyajumlah koordinasi, sinkronisasi,kajian sertapemantauandan evaluasikebijakan penanggulangan kemiskinandibidang pengarusutamaan kebijakandan anggaran
Meningkatnyajumlah koordinasi, sinkronisasi,kajian sertapemantauandan evaluasikebijakan penanggulangan kemiskinandibidang penguatan kelembagaanTKPK
Meningkatnyajumlah koordinasi, sinkronisasi,kajian sertapemantauandan evaluasikebijakan penanggulangan kemiskinandibidang penguatanmasyarakat dankawasan
52
INDIKATOR
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
CAPAIAN 2009*
CAPAIAN 2010*
5.737KUMKM
53,60%
80,55%
8kegiatan
8kegiatan
8kegiatan
4kegiatan
4kegiatan
4kegiatan
100%
100%
8kegiatan
8kegiatan
8kegiatan
6kegiatan
6kegiatan
6kegiatan
100%
100%
9kegiatan
9kegiatan
TARGET 2010*
100%
100%
9kegiatan
RPJMN2010ʹ2014 NO SUBSTANSIINTI
SASARAN
Meningkatnyajumlah koordinasi, sinkronisasi,kajian sertapemantauandan evaluasikebijakan penanggulangan kemiskinandibidang kelembagaandan kemitraan
Meningkatnyajumlah koordinasi, sinkronisasi,kajian sertapemantauandan evaluasikebijakan penanggulangan kemiskinandibidang KeuanganMikrodan PemanfaatanTTG
INDIKATOR Jumlahpenyiapan kegiatankoordinasi dansinkronisasi pelaksanaan kebijakan pemberdayaan masyarakatdalam penguatan masyarakatdan kawasanperdesaan Tingkat(indeks) koordinasidan sinkronisasi kebijakan pemberdayaan masyarakatdalam penguatan masyarakatdan kawasanperkotaan danperdesaan Jumlahpenyiapan kegiatankoordinasi dansinkronisasi penguatan kelembagaan penanggulangan kemiskinan Jumlahpenyiapan kegiatankoordinasi dansinkronisasi pelaksanaan kemitraan penanggulangan kemsikinan Tingkat(indeks) koordinasidanhasil sinkronisasi pelaksanaan penguatan kelembagaandan kemitraan Jumlahpenyiapan kegiatankoordinasi dansinkronisasi persiapanLKM denganK/Lmaupun masyarakat Jumlahpenyiapan kegiatankoordinasi dansinkronisasi pengembangandan pemanfaatan TeknologiTepat Guna
TARGET 2010* 10kegiatan
CAPAIAN 2009*
CAPAIAN 2010*
10kegiatan
10kegiatan
100%
100%
100%
8kegiatan
7kegiatan
8kegiatan
6kegiatan
6kegiatan
6kegiatan
100%
100%
7kegiatan
8kegiatan
7kegiatan
5kegiatan
4kegiatan
5kegiatan
100%
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
53
RPJMN 2010ʹ2014 NO SUBSTANSI INTI
SASARAN
INDIKATOR Tingkat (indeks) koordinasi kebijakan pelaksanaan LKM dan pengembangan Teknologi Tepat Guna
Catatan: Sumber: a. b. c. d. e.
54
TARGET 2010* 100%
CAPAIAN 2009*
CAPAIAN 2010*
100%
100,00%
*) Data masukan dari sektor-sektor terkait di Bappenas Kementerian Kesehatan, 2009 Kementerian Kesehatan, 2010 WƌŽĮl Kesehatan, 2009 Dihitung dari WƌŽĮl Kesehatan, 2009 Angka ini merupakan jumlah keluarga Pra KS dan KS 1 yang akƟf berusaha pada kelompok UPPKS. Data UPPKS yang menjadi KB Mandiri tahun 2009-2010 sulit diperoleh mengingat kegiatan ini membutuhkan sinergi antara program kemiskinan lainnya untuk mendukung peningkatan ekonomi keluarga.
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
BAB2.5.PRIORITASNASIONAL5:KETAHANANPANGAN
2.5.1. Pengantar KetahananPanganmerupakansalahsatuprioritasnasionaldalamRPJMN2010–2014.Ketahanan Pangan memainkan peran dalam pembangunan terutama dalam: (1) memenuhi kebutuhan konsumsi pangan dalam negeri dan industri, (2) mendukung peningkatan kualitas SDM, (3) menyerap tenaga kerja, (4) memberikan kontribusi besar terhadap PDB dan ekspor nasional, (5) mendukungkeberhasilanpembangunansektorlainnya,dan(6)menjagastabilitasnasionalsecara umum. Sesuai dengan RPJMN 2010–2014, prioritas nasional ini diarahkan untuk meningkatkan ketahanan dan kemandirian pangan serta kecukupan gizi masyarakat secara luas. Selain itu, pembangunanketahananpangandiarahkanpulauntukmelanjutkandanmeningkatkanrevitalisasi pertanian dalam rangka meningkatkan daya saing produk pertanian, peningkatan kesejahteraan petanisertapelestariansumberdayaalamdanlingkunganhidup. Berdasarkan sasaran utama pembangunan ketahanan pangan pada RPJMN 2010–2014, sasaran dan target untuk tahun 2010 ialah meningkatnya produksi komoditas pangan utama, yaitu padi sebesar65Ͳ66jutatonGabahKeringGiling(GKG),jagung19,8jutaton,kedelai1,5jutaton,gula sebesar2,9jutaton,sertadagingsapisebesar414ributon;meningkatnyaPDBsektorpertanian
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
55
sebesar 3,6 persen; terjaganya stabilitas harga pangan serta meningkatnya kesejahteraan petani yang diindikasikan dengan meningkatnya Nilai Tukar Petani menjadi 105-110.
2.5.2. Pencapaian Prioritas Nasional 5: Ketahanan Pangan Keberhasilan pencapaian pemantapan ketahanan pangan pada tahun 2010 ditunjukkan oleh peningkatan produksi bahan pangan. Produksi padi berhasil mencapai 66,5 juta ton GKG, jagung mencapai 18,3 juta ton pipilan kering, kedelai mencapai 907,0 ribu ton biji kering, gula mencapai 2,7 juta ton Gula Kristal WƵƟh (GKP), daging sapi mencapai 440 ribu ton karkas, serta ikan 10,83 juta ton. Berdasarkan data tersebut, produksi padi dan daging sapi telah mampu mencapai target yang ditetapkan, sedangkan untuk produksi jagung, kedelai, dan gula, pemerintah dan masyarakat masih perlu berupaya bersama untuk dapat lebih meningkatkan jumlah produksinya. Pada tahun 2010 pertumbuhan PDB sektor pertanian, perikanan dan kehutanan mencapai 2,9 persen. Angka tersebut lebih rendah dari angka sasaran yaitu sebesar 3,6 persen. Dibandingkan dengan tahun 2009, PDB sektor pertanian tahun 2010 juga mengalami penurunan dari 4,0 persen. Dari sisi ketenagakerjaan, sektor pertanian, perikanan dan kehutanan mampu memberikan lapangan kerja bagi sekitar 41,5 juta orang. Sedangkan dari sisi Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) pada tahun 2010 masing-masing mampu mencapai 102,75 dan 105,5. Capaian indeks NTP dan NTN masih lebih rendah dari target yang ditetapkan. Tabel 2.5.1 Capaian Sasaran Prioritas Nasional 5: Ketahanan Pangan Tahun 2010 Indikator Satuan Target Capaian Produksi Padi juta ton GKG 66,9 66,5 Produksi Jagung juta ton 19,8 18,3 Produksi Kedelai ribu ton 1.300 907,0 Produksi Tebu/Gula juta ton 3,0 2,7 Produksi Daging Sapi ribu ton 412 440 Produksi Perikanan juta ton 10,83 Pertumbuhan PDB % 3,6 – 3,7 2,9 Penyerapan Tenaga Kerja juta orang 43,7 41,5 Indeks NTP/NTN >105/105 102,75/105,5 Konsumsi Kalori Kkal/kapita/hari 1.957,0 Skor PPH 86,4 80,6 Sumber: BPS (ATAP, 2011), Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan Perikanan (2011).
Kondisi harga bahan pangan cukup ŇuktuĂƟf dengan kecenderungan yang semakin meningkat yang dipengaruhi oleh kemunduran musim panen serta permasalahan distribusi dan logiƐƟk bahan pangan antarwaktu dan antarwilayah. Untuk menjamin aksesibilitas masyarakat miskin terhadap pangan, khususnya beras, pada tahun 2010 Pemerintah telah menyalurkan beras melalui Program Raskin bagi seluruh rumah tangga sasaran sebanyak 2,93 juta ton beras. Berdasarkan hasil Susenas, konsumsi kalori penduduk Indonesia pada tahun 2010 meningkat dari rata-rata 1.927,6 kkal/kapita/hari pada tahun 2009 menjadi 1.957,0 kkal/kapita/hari. Konsumsi ikan mencapai 30,47 kg/kapita/tahun, meningkat sebesar 4,78 persen dibandingkan dengan konsumsi pada tahun 2009 yang mencapai 29,08 kg/kapita/tahun. Sedangkan untuk skor Pola Pangan Harapan (PPH), pada tahun 2010 mencapai 80,6, lebih rendah dari target yaitu sebesar 86,4.
56
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
2.5.3. PermasalahanPencapaian Pembangunan ketahanan pangan tahun 2010 mampu mencapai beberapa sasaran utama, terutamaproduksipadi,daging,ikan,dankonsumsipanganmasyarakat.Dilainpihak,pencapaian sasaran pembangunan ketahanan pangan juga menghadapi beberapa kendala. PermasalahanͲ permasalahan tersebut terutama terkait dengan lahan, infrastruktur, penelitian dan pengembangan,investasidanpembiayaan,pangandangizi,sertaadanyaperubahaniklim. Tingginya tekanan terhadap lahan pertanian pangan menjadi salah satu permasalahan utama dalampembangunanketahananpangan.Targetpengembanganarealpertanianbarupadatahun 2010 seluas 32,5 ribu hektar masih belum terpenuhi. Luasan areal sawah dan lahan kering yang dikembangkan masih sekitar 9,8 ribu hektar. Alih fungsi dan kompetisi penggunaan lahan pertanian pangan sangat membatasi pencapaian produksi bahan pangan. Pemanfaatan lahan kering dan lahan terlantar juga masih menghadapi beberapa kendala, diantaranya yaitu ketersediaan air irigasi. Deforestasi dan degradasi lahan juga mengakibatkan penurunan kualitas lahan dan dukungan ketersediaan air. Luasan lahan yang berhasil dioptimasi pada tahun 2010 seluas 9,4 ribu hektar jugamasih belummencapai target seluas 25 ribu hektar. Sebagai dampak darikendalatersebut,capaianbeberapatargetsasaranproduksi(jagung,kedelai,gula)masihlebih rendah dari target yang diharapkan. Selain itu, produksi perikanan tangkap di laut sudah mulai terbatas pertumbuhannya karena beberapa kawasan perairan sudah mengalami fullyͲ exploited/overfishing. Sarana dan prasarana pertanian dan perdesaan belum sepenuhnya mampu melayani seluruh wilayah produsen pangan. Jaringan irigasi yang ada masih belum berfungsi secara optimal sehingga memerlukan upaya peningkatan dan rehabilitasi terutama di daerah sentra produksi pangan dan daerahͲdaerah irigasi besar. Pelaksanaan pembangunan waduk/embung/situ masih terkendala oleh pembebasan tanah dan permasalahan sosial, sedangkan untuk pengembangan rawadihadapkanpadaisulingkungandanmoratoriumijinpemanfaatanlahangambut.Saranadan prasarana perhubungan dan logistik pendukung distribusi pangan belum mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Sementara itu, produksi perikanan budidaya mengalami kendala berupa adanya keterbatasan akses ke input produksi (benih, bibit, dan modal) dan belum memadainya sarana dan prasarana budidaya (tambak dan irigasi) sehingga produksi perikanan budidaya belum meningkat secara optimal. Kondisi infrastruktur jalan yang masih terbatas meningkatkanbiayatransaksidanmenurunkanmutuprodukhasilpertaniandanperikanan.Selain itucakupaninfrastrukturdankualitaspenyuluhanpertaniandanperikananmasihrendah. Penelitiandanpengembangandalambidangpertaniandanperikananmasihperludikembangkan. Selain itu, masih lemahnya diseminasi teknologi dan pemanfaatan teknologi tersebut kepada masyarakat secara luas menjadi kendala bagi adopsi penerapan teknologi untuk meningkatkan produksi. Mekanisme investasi dan pembiayaan pertanian dan perikanan yang ada masih belum dapatdijangkauolehmasyarakat. Perubahan iklim mempengaruhi musim, cuaca, curah hujan, dan bencana. Perubahan tersebut berdampak terhadap produksi bahan pangan. Dampak perubahan iklim tersebut tidak hanya dirasakan pada kegiatan onͲfarm namun juga dihadapi dalam kegiatan offͲfarm, seperti pengolahanpascapanendanpemasaranhasilpertaniandanperikanan. KendalaͲkendala di atas tidak berdiri sendiri, namun saling terkait dalam mempengaruhi upaya pencapaian sasaran ketahanan pangan. Capaian produksi jagung, kedelai, dan gula terutama terkendalaolehkombinasimasalahalihfungsilahandankompetisilahandengankomoditaspadi, dukungan infrastruktur pertanian, dan perubahan iklim. Tingginya curah hujan menyebabkan
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
57
petanilebihmemilihuntukmenanampadi.Kondisiiklimbasahinijugamenyebabkanpeningkatan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) bagi jagung dan kedelai serta menurunnya tingkatrendemengula. PDBsektorpertaniantahun2010mamputumbuhpositifdengantingkatpertumbuhan2,9persen. Namundemikianpembangunanketahananpangandiharapkanmampulebihmendongkraksektor pertanianuntuktumbuhsekitar3,6persen.Capaiansasaraniniterkendalaolehtingginyatekanan terhadap lahan dan air sehingga pertumbuhan produksi dan produktivitas pertanian, perikanan dan kehutanan belum optimal. Selain itu, nilai tambah ekonomi dan mutu hasil pertanian, perikanan dan kehutanan juga masih perlu ditingkatkan. Penerapan teknologi dan aksesibilitas pembiayaan pertanian akan menjadi faktor penting dalam peningkatan aktivitas ekonomi sektor pertanian. Walaupun telah meningkat, tingkat kesejahteraan masyarakat pertanian masih perlu terus diperhatikan. Rendahnya tingkat penguasaan lahan merupakan kendala utama. Selain itu peningkatan produktivitas dan kualitas hasil juga akan menentukan pendapatan petani dan nelayan. Lebih lanjut, peran penyuluhan untuk mendiseminasikan teknologi dalam mengangkat nilai tambah produk juga masih belum berjalan optimal. Berbagai kendala tersebut selama ini menjadi permasalahan dalam pencapaian target kesejahteraan masyarakat pertanian, perikanan dankehutanan.
2.5.4. RencanaTindakLanjut Secara umum, pada tahun 2010, produksi bahan pangan mampu tumbuh secara positif dan beberapa target sasaran produksi telah tercapai. Selain itu, PDB sektor pertanian dan tingkat kesejahteraan petani meningkat namun masih belum tumbuh seperti yang diharapkan. Masih terdapat beberapa permasalahan yang menjadi kendala pencapaian target pembangunan. Oleh karena itu diperlukan beberapa tindak lanjut dalam upaya mencapai sasaran pembangunan ketahananpangankedepan. Ketersediaan input produksi terbukti mampu mempertahankan dan bahkan meningkatkan produksi dan produktivitas selama ini. Oleh karena itu, penyaluran input produksi (terutama pupuk,benih/bibit)akantetapdilanjutkandanlebihditingkatkan.Selainitu,kondisicurahhujan sepanjangtahunselamainijugasangatberperandalamprosesbudidayabahanpangan.Dengan demikian pengelolaan lahan dan irigasi yang didukung dengan informasi iklim akan lebih ditingkatkankedepan. Di lain pihak, permasalahan lahan akan ditindaklanjuti dengan implementasi perlindungan lahan pertanianpanganberkelanjutan.Selainitu,pemerintahtetapakanmeminimalisiralihfungsilahan gunameningkatkanketersediaanpangannasional,sertadiiringidenganperluasanarealpertanian baru. UpayaͲupaya tersebut diharapkan akan mampu mengatasi masalah: (1) laju produktivitas yang mengalami kemandegan, (2) alih fungsi lahan pangan ke penggunaan lain yang belum berhasilditekanketingkatminimal,(3)penyusutanlahanpangankarenanaiknyaparasmukalaut akibat pemanasan global, dan (4) skala penguasaan garapan usahatani sehingga pendapatan petanimeningkat. Upaya pengelolaan sumber daya perikanan dilakukan melalui pengendalian dan penataan perikanan tangkap dan peningkatan pertumbuhan produksi perikanan budidaya. Upaya pengelolaanpenangkapandilautlebihdiarahkanpadapengendaliandanpenataanfaktorproduksi untuk menghasilkan pemanfaatan yang berkesinambungan. Untuk meningkatkan produksi perikanan budidaya, dapat dilakukan peningkatan kegiatan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi
58
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
usaha perikanan melalui peningkatan produktivitas dengan penyediaan sarana perikanan seperti bantuanbenih,penerapanteknologidanpenyuluhan;sertapeningkatanpemanfataanlahantidur untukusahaperikanansertapengembangankawasanminapolitan. Mengingat sebagian besar kegiatan usaha tani berlokasi di perdesaan, maka ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana pertanian dan perdesaan akan terus diperhatikan. Pembangunan saranadanprasaranapertaniandanperdesaanakandilanjutkanuntukmendukungpemanfaatan lahan kering dan lahan terlantar. Pemerintah juga akan mengidentifikasi potensi daerah irigasi baru, terutama di luar Pulau Jawa dan meningkatkan kualitas infrastruktur pada daerahͲdaerah irigasi terbangun. Pembenahan sarana dan prasarana distribusi transportasi akan pula dikembangkan guna mendukung distribusi bahan pangan antarwaktu dan antarwilayah (connectivity).Selainitu,peningkatancakupanpenyuluhandankualitaspenyuluhanpertaniandan perikananakanlebihdifokuskangunamendukungpencapaianketahananpangan. Pembangunan ketahanan pangan juga akan diperkokoh dengan percepatan penganekaragaman konsumsi masyarakat untuk mengantisipasi peningkatan pertumbuhan dan kualitas permintaan masyarakat terhadap bahan pangan. Selain itu, perbaikan mutu, keamanan pangan, kandungan residu dan bahan berbahaya dalam proses pengolahan, perbaikan lingkungan dan penyakit zoonosis akan tetap diperkuat. Yang tidak kalah penting, langkahͲlangkah stabilisasi harga dan penguatancadanganbahanpangandalamnegeriakanterusmenjadifokuskebijakankedepan. Mekanisme diseminasi hasil penelitian dan pengembangan di bidang pertanian, penyediaan dan peningkatanaksespermodalansertapendampinganbagimasyarakatpetaniakanterusdiperbaiki. Upayatersebutdiharapkandapatmeningkatkanpengetahuandankesejahteraanpetani,sehingga petanilebihmandiri. Terkait dengan perubahan iklim, upaya adaptasi dan mitigasi akan lebih diperkuat. Dalam hubungan ini telah dirumuskan langkahͲlangkah nyata pengamanan produksi pangan dalam mengahadapi iklim ekstrim terutama melalui Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pengamanan Produksi Beras Nasional dalam Menghadapi Kondisi Iklim Ekstrim. Upaya antisipasi inimenuntutkoordinasi,kerjasamadanmonitoringevaluasiantarinstansiyangsangatintensif. Tabel2.5.2.PencapaianPembangunanPrioritasNasional5: KetahananPangan,Tahun2010 RPJMN2010–2014 No 1
SUBSTANSIINTI
SASARAN
INDIKATOR
LAHAN, PENGEMBANGAN KAWASANDAN TATARUANG PERTANIAN: Penataanregulasi untukmenjamin kepastianhukum ataslahan pertanian, pengembangan arealpertanian baruseluas2juta
Penataanregulasi untukmenjamin kepastianhukum ataslahan pertanian
Jumlahpaketrancangan peraturanperundangͲ undangandankebijakandi bidangpertanahandalam rangkamendukung pelaksanaanUndangͲundang PerlindunganLahanPertanian PanganBerkelanjutan Luasan(Ha)perluasanareal tanamanpangan(sawahdan lahankering),hortikultura, perkebunandankawasan peternakan
Pengembangan arealpertanian baruseluas2juta hektar
TARGET 2010 1paket
32.505
CAPAIAN 2009
CAPAIAN 2010
Ͳ
1paket
14.517 (sawah) 1.125 (lahan kering)
8.856 (sawah) 1.077,5(lahan kering)
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
59
RPJMN2010–2014 No
2.
SUBSTANSIINTI
SASARAN
INDIKATOR
hektar, penertibanserta optimalisasi penggunaanlahan terlantar INFRASTRUKTUR: Pembangunan danpemeliharaan sarana transportasidan angkutan, pengairan, jaringanlistrik, sertateknologi komunikasidan sisteminformasi nasionalyang melayanidaerahͲ daerahsentra produksi pertaniandemi peningkatan kuantitasdan kualitasproduksi sertakemampuan pemasarannya
Penertiban,serta optimasi penggunaanlahan terlantar Pembangunan danpemeliharaan sarana transportasidan angkutanyang melayanidaerahͲ daerahsentra produksi pertaniandemi peningkatan kuantitasdan kualitasproduksi sertakemampuan pemasarannya Pembangunan danpemeliharaan pengairanyang melayanidaerahͲ daerahsentra produksi pertaniandemi peningkatan kuantitasdan kualitasproduksi
Luasan(Ha)lahanyang dioptimasi,dikonservasidan direhabilitasi,direklamasi (Pengembanganrumah kompos) Tersedianyajalansepanjang 12.500kmuntukJalanUsaha Tani(JUT)danjalanproduksi, sertatersedianyadatabidang tanahpetaniyanglayak disertifikasi Jumlahpelabuhanperikanan denganfokuspembangunandi lingkarluardandaerah perbatasanyangpotensial
Tersedianyaoptimasi pemanfaatanairirigasimelalui perbaikanjaringanirigasitingkat usahatani(JITUT)/Jaringan irigasidesa(JIDES)dan pengembanganTataAirMikro (TAMyangberfungsi(ha) Jumlahpengadaankapal perikanan>30GT(kapal) Jumlahunitperbenihanyang bersertifikat Luaslayananjaringanirigasi yangmeningkat(ha) Luaslayananjaringanirigasi yangdirehabilitasi(ha) Luaslayananjaringanirigasi yangdioperasikandan dipelihara(ha) Luaslayananjaringanrawayang meningkat(Ha) Luaslayananjaringanrawayang direhabilitasi(Ha) Luaslayananjaringanrawayang dioperasikandandipelihara(ha) Jumlahsumurairtanahyang dibangun/ditingkatkan(unit) Jumlahsumurairtanahyang direhabilitasi(unit) Jumlahsumurairtanahyang dioperasikandandipelihara (unit) Luaslayananjaringantataair tambakyangdibangun/ ditingkatkan(ha) Luaslayananjaringantataair tambakyangdirehabilitasi(ha)
60
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
TARGET 2010 25.709
CAPAIAN 2009
CAPAIAN 2010
12.370 (optimasi)
9.434 (optimasi) 235rumah kompos
952
Ͳ
968
816
108.486
483(JUT) 469(jalan produksi) 72.600persil (tanahyg disertifikasi) 816
Ͳ
57.527(jitut) 44.227(jides) 6.030(TAM)
60 51
N/A
46
N/A
57
115ribu
88,81ribu*
115ribu
200ribu
623,91ribu*
293ribu
2,32juta
83,37ribu
2,32juta
10ribu
102,97ribu*
8,08ribu
85ribu
159,42ribu
79,37ribu
800ribu
376,32ribu
1,108juta
70
94
84
230sumurair tanah 425sumurair tanah
3,03ribu hektar 3ribuhektar
97sumurair tanah 188sumurair tanah
1.000
Ͳ
1.021
4.000
Ͳ
2.800
RPJMN 2010–2014 No
3
SUBSTANSI INTI
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN: Peningkatan upaya peneůŝƟĂŶ dan pengembangan bidang pertanian yang mampu menciptakan benih unggul dan hasil peneůŝƟĂŶ lainnya menuju kualitas dan produŬƟǀŝƚĂƐ hasil pertanian nasional yang Ɵnggi
SASARAN
Peningkatan inŽǀĂƐi teknologi pertanian untuk mendukung peningkatan ketahanan pangan untuk tercapainya swasembada dan swasembada berkelanjutan
Benih unggul berbasis biologi molekuler
INDIKATOR Jumlah waduk yang dibangun: - waduk selesai dibangun - embung/ situ selesai dibangun - waduk dalam pelaksanaan Jumlah waduk yang direhabilitasi - waduk selesai direhabilitasi - waduk dalam pelaksanaan rehabilitasi - Embung/ situ selesai direhabilitasi Jumlah waduk/embung/situ yang dioperasikan dan dipelihara Inoǀasi teknologi benih, bibit, pupuk, obat hewan dan tanaman, alsintan, dan produk olahan Inoǀasi teknologi pengelolaan sumberdaya pertanian Rekomendasi kebijakan pertanian Diseminasi inoǀĂsi teknologi benih, bibit, pupuk, obat hewan dan tanaman, alsintan dan produk olahan Jumlah ǀĂƌŝĞƚĂƐ unggul baru tanaman pangan Jumlah benih sumber yang diperbanyak oleh UPBS Jumlah teknologi penanganan segar produk horƟkultura Jumlah ǀĂƌŝĞƚĂƐ benih unggul
CAPAIAN 2009
CAPAIAN 2010
1 20
2 12
45
5
-
8
2 9
2 -
12 -
37
11
21
182
171
14
66
-
100
68
-
82
60
-
63
32
-
24
5–6
-
25
6
-
6
5
-
6
1
-
100 % Pengembang an proses produksi pupuk organik Tahap pengemban gan
100 % 1 ǀĂƌŝĞƚĂƐ padi tahan penggerek batang telah di Uji DƵůƟ Lokasi di 10 daerah untuk persiapan pelepasan ǀĂƌŝĞƚĂƐ benih unggul tahun 2011. 100 % Aplikasi di Desa Cicurug, Sukabumi
TARGET 2010
Pupuk organik dari mikroba hayĂƟ Indonesia
Percontohan produksi pupuk organik di pedesaan
1
Keanekaragaman pangan
Jumlah ǀĂƌŝĞƚĂƐ
2
75 % 1 ǀĂƌŝĞƚĂƐ ubi kayu
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
61
RPJMN2010–2014 No
4
62
SUBSTANSIINTI
INVESTASI, PEMBIAYAAN, DANSUBSIDI: Doronganuntuk investasipangan, pertanian,dan industri perdesaan berbasisproduk lokalolehpelaku usahadan pemerintah, penyediaan pembiayaanyang terjangkau,serta sistemsubsidi yangmenjamin ketersediaan benihvarietas unggulyangteruji, pupuk,teknologi dansaranapasca panenyangsesuai secaratepat waktu,tepat jumlah,dan terjangkau
SASARAN
INDIKATOR
TARGET 2010
CAPAIAN 2009
CAPAIAN 2010
Terbangunnya fasilitaslitbang bioteknologi peternakan modern
FasilitasLaboratoriumdan peralatannya
2
Peningkatan upayapenelitian dan pengembangan bidangpertanian yangmampu menciptakan benihungguldan hasilpeneilitian lainnyamenuju kualitasdan produktivitashasil pertaniannasional yangtinggi. Doronganuntuk investasipangan, pertanian,dan industri perdesaan berbasisproduk sistemoleh pelakuusahadan pemerintah
Varietaspadi(padisawah, padigogo,padidatarantinggi danpadihibrida) Varietaskedelai(jenisbiji besar,genjah,produksitinggi danjenisbijihitam) Varietasgandumtropisdan sorghum
Ͳ
beramilosa tinggidan pengembanga nvarietas kentanghitam 100% 2Unitfasilitas risetyaitu DairyPlant danKandang Otomatis 1
1
Ͳ
1
1
Ͳ
1
SLPTTpadi(ribuha) SLPTTJagunghibrida(ribuha) SLPTTkedelai(ribuha) Lajupertumbuhanproduksi tanamanbuah Lajupertumbuhanproduksi tanamansayurandan biofarmaka Capaianluasareal(ribu hektar)pembinaandan pengembangantanaman tebuuntukmendukung SwasembadaGulaNasional Capaianluasareal(ribu hektar)pembinaandan pengembanganuntuk pengembangankomoditas eksportembakau Peningkatanluasareal(ribu hektar)pembinaandan pengembanganuntuk komoditasekspor Ͳ Kopi
2.500 150 250 0,05
Ͳ Ͳ Ͳ Ͳ
2.394 149 186 3,8
3,5%
Ͳ
3,77%
465
Ͳ
434
205
Ͳ
194
1.291
Ͳ
1.268
Ͳ Teh Ͳ Kakao Ͳ Lada Pengembangankomoditas pemenuhankonsumsidalam negeri Ͳ Cengkeh Pengembanganternakpotong
129 1.655 192
Ͳ Ͳ Ͳ
125 1.652 186
465 21.000
Ͳ Ͳ
470 820sapi
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
100% 1fasilitas Feed
RPJMN 2010–2014 No
SUBSTANSI INTI
SASARAN
Penyediaan pembiayaan yang terjangkau
Sistem subsidi yang menjamin ketersediaan benih varietas unggul yang teruji, pupuk, teknologi dan sarana pasca panen yang sesuai secara tepat waktu, tepat jumlah, dan terjangkau. 5
PANGAN DAN GIZI: Peningkatan Kualitas Gizi dan Keanekaragaman Pangan Melalui Pola Pangan Harapan
Meningkatnya pemantapan ketersediaan pangan dan penanganan rawan pangan. Meningkatnya pemantapan distribusi dan harga pangan. Meningkatnya pemantapan
CAPAIAN 2009
CAPAIAN 2010
1.250
-
150 kerbau 123
230
-
200
28
-
25
15%
-
15%
30%
-
52%
333
-
333
30.000
-
30.636
4.200 100%
-
4.245 100%
100%
-
100%
100%
-
100%
178,18
-
Jumlah pupuk bersubsidi (juta ton)
11,06
-
74,84 (padi-BLBU) 13,35 (jagung-BLBU) 19,78 (kedelai-BLBU) 7,36
Jumlah unit perbenihan ikan yang ďĞƌƐĞƌƟĮŬĂƚ
51 unit
N/A
57
Jumlah Desa Mandiri Pangan yang dikembangkan.
1.750 desa
-
1.994 desa
750
-
716
2.000 desa
-
1.950 desa
INDIKATOR (ekor) Pengembangan sapi perah (ekor) Pengembangan kelompok unggas lokal Pengembangan kelompok non unggas Meningkatnya jumlah ekspor hasil pertanian Meningkatnya jumlah surplus neraca perdagangan hasil pertanian Jumlah kelembagaan penyuluhan pertanian yang terbentuk Jumlah kelembagaan petani (gapoktan) Jumlah BPP model Laporan Keuangan Belanja Subsidi Lain-lain (BSBL) yang lengkap dan tepat waktu Pengalokasian belanja pemerintah pusat yang tepat waktu dan eĮƐŝen Penyediaan anggaran secara tepat waktu dan tepat jumlah untuk menunjang program di bidang pangan, pertanian, dan industri perdesaan sesuai dengan persetujuan Jumlah benih tanaman pangan bersubsidi (ribu ton)
Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM)
Desa P2KP (Percepatan Penganekaragaman Konsumsi
TARGET 2010
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
63
RPJMN2010–2014 No
6
SUBSTANSIINTI
penganekaragamaŶ kŽŶsƵŵƐŝ pangandan keamananpangan Meningkatnya kualitas penanganan masalahgizi masyarakat Meningkatnya populasidan produksihasil olahanternak ruminansiaterkait denganDampak PerubahanIklim
INDIKATOR
CAPAIAN 2009
CAPAIAN 2010
49,4% (Riskesdas, 2010)
Pangan).
65%
45,4% (Riskesdas, 2007)
Pengembangandan pembinaanBiogasAsalTernak BersamaMasyarakat (BATAMAS)terutamadisentra terpencildanpadatternak (unit)(DampakPerubahan Iklim)
100
Ͳ
100
Pengembanganintegrasi ternakdantanamanmelalui pengelolaankotoranternak (padatdancair)menjadi pupukorganikdanpengolahan limbahtanamanuntukternak terutamadisentra perkebunan,tanamanpangan danhortikultura(klp)(Dampak PerubahanIklim) :*)termasukcapaianstimulusfiskal2009 :LAKIPTahun2010K/Lterkait
75
Ͳ
55
64
TARGET 2010
Persentasebalitaditimbang beratbadannya(D/S)
ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM: Pengambilan langkahͲlangkah kongkritterkait adaptasidan antisipasisistem pangandan pertanian terhadap perubahaniklim
Catatan Sumber
SASARAN
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
BAB2.6. PRIORITASNASIONAL6:INFRASTRUKTUR
2.6.1.Pengantar Pembangunan infrastruktur nasional memiliki peranan yang sangat penting dalam mendukung aktivitas ekonomi, sosial, budaya, serta kesatuan dan persatuan bangsa, terutama sebagai modal dasardalammemfasilitasiinteraksidankomunikasidiantarakelompokmasyarakat,sertamengikat danmenghubungkanantarwilayah.Pengembanganinfrastruktursumberdayaairditujukanuntuk mendukung ketahanan pangan nasional dan penyediaan air untuk keperluan masyarakat, pembangkit tenaga listrik dan pengendalian banjir. Infrastruktur lainnya seperti jalan, jembatan, prasarana dan sarana dasar permukiman menjadi modal esensial masyarakat dalam memenuhi kebutuhansosialͲekonominya.Sementarapengembanganinfrastrukturkomunikasidaninformatika ditujukan untuk menjamin kelancaran komunikasi dan arus informasi baik untuk mendukung kegiatanpemerintahan,perekonomianmaupunsosial. Program percepatan pembangunan infrastruktur pada RPJMN 2010–2014 difokuskan pada: (1) perbaikan pelayanan dan penyediaan infrastruktur di bidang sumber daya air, transportasi, komunikasi dan informatika, serta perumahan, air minum, limbah, persampahan, dan drainase guna mendorong pertumbuhan ekonomi; dan (2) percepatan pembangunan infrastruktur yang
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
65
didorong melalui peningkatan peran swasta dengan meletakkan dasar-dasar kebijakan dan regulasi serta reformasi dan restrukturisasi kelembagaan.
2.6.2. Pencapaian Prioritas Nasional 6: Infrastruktur Pencapaian pembangunan infrastruktur selama tahun 2010 mencakup pengelolaan tata ruang, pembangunan jalan, perhubungan, perumahan rakyat, pengendalian banjir, telekomunikasi dan transportasi perkotaan. Pada tahun 2010, kegiatan pengelolaan pertanahan provinsi dengan sasaran penyusunan neraca penatagunaan tanah pada 100 kab/kota sesuai dengan target atau sebanyak 20 persen dari total target RPJMN 2010–2014. Selanjutnya, inventarisasi penguasaan dan pemilikan tanah, serta pemanfaatan dan penggunaan tanah juga telah dilaksanakan sesuai dengan target, yakni 335.665 bidang atau sebesar 20 persen dari total target RPJMN 2010–2014. Selain itu, telah tersusun satu paket peraturan perundang-undangan pengadaan tanah untuk pembangunan kepenƟngan umum. Melalui Amanat Presiden tanggal 15 Desember 2010, Rancangan Undang-Undang (RUU) tersebut telah diajukan kepada DPR RI untuk dilakukan pembahasan sebelum disyahkan menjadi undangundang. Pembangunan infrastruktur transportasi mencakup prasarana jalan, angkutan sungai danau dan penyeberangan (ASDP), perkeretaapian, angkutan laut, dan angkutan udara. Untuk prasarana jalan, pada tahun 2010 telah dicapai kondisi mantap jalan nasional sebesar 87 persen dan bertambahnya jumlah lajur-Km jalan menjadi sepanjang 93.094 lajur-Km pada jalan nasional. Untuk ASDP telah dilaksanakan pembangunan baru dan lanjutan dermaga penyeberangan sebanyak enam unit dan pembangunan baru dan lanjutan dermaga danau 36 unit, serta pembangunan baru dan lanjutan kapal penyeberangan perinƟs 30 unit. Untuk perkeretaapian telah berhasil dilakukan antara lain: peningkatan jalan rel 1.849,62 km dan pembangunan jalur kereta api (KA) baru 68,67 km; dimulainya pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta; melanjutkan pembangunan double track Manggarai-Cikarang; serta pengadaan kereta kelas ekonomi (K3). Sementara itu, capaian pembangunan transportasi laut selama tahun 2010 diantaranya: pengerukan dan pemeliharaan alur pelayaran sebanyak 6,3 juta m3 di 19 lokasi; pembangunan baru dan lanjutan pelabuhan di lebih dari 55 lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia; pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok dan Belawan; serta pemasangan sistem NaƟonal Single Window di pelabuhan Tanjung Priok. Sedangkan dari sisi transportasi udara yang telah dilaksanakan diantaranya adalah: pengembangan empat bandar udara (bandara) pada daerah rawan bencana dan daerah perbatasan; rehabilitasi dan pemeliharaan fasilitas landasan, fasilitas terminal, dan fasilitas bangunan pada 205 bandara; lanjutan pembangunan bandara Medan Baru; pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana navigasi penerbangan sebanyak 124 paket; serta pemberian subsidi operasi angkutan udara perinƟs pada 118 rute. Penyediaan rumah layak huni, khususnya untuk masyarakat berpenghasilan rendah, mencakup pembangunan rumah baru, antara lain Rumah Sederhana Sehat (RSH), rumah susun sederhana milik (rusunami), rumah susun sederhana sewa (rusunawa), dan perumahan swadaya; serta peningkatan kualitas perumahan dan permukiman melalui penyediaan prasarana, sarana dan ƵƟlitas (PSU). Cakupan penyediaan rumah layak huni yang menjadi substansi inƟ perumahan rakyat terdiri dari pembangunan RSH bersubsidi, rusunawa dan rusunami. Selama tahun 2010 telah terbangun 87.001 RSH bersubsidi, 500 unit rusunami, 89 twin block rusunawa yang diperkirakan menyediakan rumah layak huni untuk 96.045 keluarga yang kurang mampu, baik yang dilakukan oleh Pemerintah untuk penyediaan PSU RSH dan pembangunan rusunawa, maupun melalui peran
66
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
serta sektor swasta untuk pembangunan RSH dan rusunami. Pembangunan rusunawa masih di bawah target yang telah ditetapkan yaitu 89 twin block dari 140 twin block. Sementara untuk substansi inƟ perumahan rakyat lainnya ƟĚĂk dapat diukur pencapaiannya karena ƟĚak ditetapkan target per tahunnya. Pencapaian pembangunan infrastruktur sumber daya air adalah sebagai berikut: 1) dalam rangka mengendalikan dan mengurangi dampak bencana akibat banjir, lahar dingin gunung berapi, dan pengamanan pantai telah dibangun prasarana pengendali banjir sepanjang 321 km, 13 buah pengendali lahar, dan pengaman pantai sepanjang 25,11 km, serta rehabilitasi prasarana pengendali banjir sepanjang 171,2 km, 5 buah pengendali lahar, dan pengaman pantai sepanjang 10 km untuk mengamankan kawasan seluas 27.576 hektar; 2) untuk mengurangi daerah genangan akibat banjir telah diselesaikan pembangunan Kanal Banjir Timur paket 22 sampai dengan 29; serta 3) sebagai bagian dari penanganan terpadu Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo, telah mulai dilaksanakan pembangunan 4 buah waduk dan 2 unit pompa sebagai prasarana pengendali banjir, dan 8 buah waduk dalam pelaksanaan rehabilitasi. Pembangunan infrastruktur komunikasi dan informaƟka yang terkait dengan substansi inƟ adalah pembentukan InforŵĂƟon CommunicaƟon and Technology (ICT) Fund dan pembangunan Desa Dering dan Pusat Layanan Internet Kecamatan PLIK. ICT Fund merupakan salah satu sumber pembiayaan Palapa Ring yaitu pembangunan jaringan tulang punggung (backbone) serat opƟk yang bertujuan untuk menjamin kelancaran arus komunikasi dan informasi dalam rangka memperkuat konekƟǀŝtas nasional (virtual domesƟĐ conneĐŝƟǀŝƚy), serta mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi dan daya saing nasional. Saat ini, jaringan tulang punggung serat opƟk sudah tersedia di sebagian besar ibukota kota/kabupaten di wilayah barat Indonesia, yaitu 66 persen ibukota kab/kota di Sumatera, 98 persen di Jawa, dan 100 persen di Bali. Kondisi sebaliknya terjadi di wilayah Indonesia bagian Ɵmur. Jaringan tulang punggung serat opƟk baru menjangkau 98 dari total 219 ibukota kab/kota (44,7 persen) di wilayah Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Hal ini mengakibatkan pertukaran informasi di wilayah Ɵmur ƟĚĂŬ secepat dan sehandal di wilayah barat. Rendahnya demand di wilayah tersebut dan kondisi geograĮs yang lebih sulit menyebabkan penyelenggara jaringan serat opƟk Ɵdak memprioritaskan pembangunan di wilayah Ɵmur. Salah satu upaya Pemerintah untuk mempercepat pembangunan jaringan tulang punggung serat opƟk di wilayah Ɵmur adalah melalui pemanfaatan ICT Fund sebagai salah satu sumber pembiayaan. ICT Fund pada prinsipnya merupakan ŽƉƟŵĂůŝƐĂƐi pemanfaatan dana Universal Service ObligaƟon (USO) yang merupakan kontribusi dari penyelenggara telekomunikasi sebesar 1,25 persen dari pendapatan kotor tahunan dan dikumpulkan ƐĞƟap tahunnya. Saat ini Dana USO baru dimanfaatkan untuk menutup wilayah blank spot melalui pemerataan penyediaan infrastruktur akses dan layanan komunikasi dan informaƟka. Kementerian Komunikasi dan InformaƟka pada tahun 2010 telah menyelesaikan penyusunan konsep ICT Fund yang dituangkan dalam dokumen Kebijakan Pengelolaan dan Pengembangan Teknologi Infromasi dan Komunikasi (TIK) di Indonesia dan menyampaikannya ke Kementerian Keuangan untuk disetujui. Karena hingga akhir tahun 2010 pembahasan dengan Kementerian Keuangan belum mencapai kesepakatan, pembahasan ICT Fund dilanjutkan dan dijadwalkan untuk ditetapkan pada semester kedua tahun 2011. Terkait penyediaan akses telekomunikasi dan akses internet, pembangunan Desa Dering telah dilakukan di 27.670 desa (83,4 persen dari target) dan PLIK dilakukan di 4.269 desa (74,3 persen dari target).
2.6.3. Permasalahan Pencapaian Permasalahan yang dihadapi terkait dengan inǀentarisasi penguasaan dan pemilikan tanah, serta pemanfaatan dan penggunaan tanah antara lain: kurangnya sosialisasi pada masyarakat,
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
67
dikarenakan keterbatasan sumber daya manusia (SDM). Terkait dengan penyusunan peraturan perundangͲundangan, permasalahan yang dihadapi antara lain berlarutͲlarutnya pembahasan di DPR. Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pencapaian pembangunan sektor transportasi, antaralain:(1)masihrendahnyatingkatkeselamatanpelayananjasatransportasi;(2)menurunnya kualitas dan kapasitas sarana dan prasarana transportasi; (3) belum optimalnya dukungan infrastruktur dalam peningkatan daya saing sektor riil; (4) masih terbatasnya aksesibilitas pelayanan transportasi di wilayah terpencil dan perbatasan; (5) masih belum optimalnya peran serta masyarakat dan swasta dalam investasi pembangunan infrastruktur transportasi; serta (6) terdapat permasalahan sosial dalam proses pembebasan lahan, sehingga pekerjaan fisik menjadi tertunda. Secara umum permasalahan penyediaan rumah layak huni pada tahun 2010 antara lain adalah terbatasnya akses masyarakat berpenghasilan rendah terhadap penguasaan dan legalitas lahan, terbatasnyaaksesmasyarakatterhadappembiayaanperumahan,belummantapnyakelembagaan penyelenggaraanpembangunanperumahandanpermukiman,belummantapnyapasarprimerdan pembiayaansekunderperumahan,efisiensidalampembangunanperumahanmasihrendah,serta belumoptimalnyapemanfaatansumberdayaperumahandanpermukiman.Khususterkaitdengan pembangunanRSH,rusunawadanrusunami,permasalahanpencapaiantargetdidominasidengan kesiapanlahan,perijinandaninfrastrukturpendukungsepertilistrik,airminum,sanitasidanmoda transportasi. Selain itu adanya transisi perubahan mekanisme subsidi selisih bunga/uang muka menjadiFasilitasLikuiditasPembiayaanPerumahan(FLPP)menyebabkanpenyaluransubsidibaru optimaldisemesterke2tahun2010. Secara umum, pencapaian pelaksanaan pembangunan sumber daya air sepanjang tahun 2010 hampirmemenuhitargetyangditetapkan,meskipundemikianmasihterdapatbeberapakegiatan yang belum dapat diselesaikan, antara lain: 1) belum selesainya proses pembebasan lahan serta penanganan masalah sosial pada pembangunan infrastruktur sumber daya air seperti pembangunan wadukͲwaduk pengendali banjir di DAS Bengawan Solo dan Kanal Banjir Timur Jakarta; 2) anomali cuaca/curah hujan sehingga cukup mengganggu pelaksanaan pembangunan infrastruktur sumber daya air, terutama bangunanͲbangunan yang terletak pada badan sungai, sepertipembangunanWadukGonggangdiDASBengawanSolo. Permasalahan dalam pembentukan ICT Fund adalah lamanya pembahasan tentang model bisnis. MelaluisuratMenkominfokepadaMenteriKeuanganNo.368/M.KOMINFO/7/2010tanggal30Juli 2010 dan No. 481/M.KOMINFO/10/2010 tanggal 19 Oktober 2010, Kementerian Kominfo menyampaikan dokumen kebijakan ICT Fund termasuk model bisnis untuk mendapatkan persetujuan.NamunpembahasandenganKementerianKeuanganbarudilakukanpadaNovember 2010 dan belum mencapai kesepakatan. Dengan demikian, Kementerian Kominfo perlu menyempurnakan konsep tersebut dan pembahasan pembentukan ICT Fund diteruskan hingga tahun 2011. Sementara itu, keterlambatan pembangunan Desa Dering terdapat untuk pembangunan wilayah Indonesia Timur yang terutama disebabkan oleh kondisi geografis dan ketersediaanmitralokalPLIK.
2.6.4. RencanaTindakLanjut Sebagai tindak lanjut pelaksanaan pembangunan tahun 2010, upaya percepatan pembangunan infrastruktur perlu dilakukan pada tahun 2011 untuk seluruh sektor infrastruktur. Tindak lanjut terkait tanah dan tata ruang adalah dengan terus melakukan upaya pendekatan dan sosialisasi pada masyarakat. Sedangkan yang berkaitan dengan jalan, perhubungan dan transportasi
68
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
perkotaan, tindak lanjut secara umum adalah percepatan pembangunan sarana dan prasarana transportasi sehingga dapat mengurangi kesenjangan permintaan dan penawaran, mendorong pertumbuhanekonomidansektorrill,sertamengurangidisparitasantarkawasan.Disampingitu, juga terus dilakukan upaya meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan dalam kondisi yang terbatas,termasukmempertahankandanmeningkatkankeselamatanpenggunajasatransportasi. Selainitu,dalamrangkaketerjangkauanseluruhmasyarakatuntukmemanfaatkanjasatransportasi perlu dikaji ulang untuk optimalisasi kebijakan subsidi dan Public Service Obligation (PSO), terutamauntukangkutankelasekonomi,baikangkutanjalan,angkutanKA,angkutanlaut,maupun angkutanudara.Sementaraupayayangdiperlukanuntukmencapaisasaranbidangkelembagaan dan regulasi untuk melanjutkan reformasi, restrukturisasi, dan pemantapan desentralisasi sektor transportasi,antaralain:(1)pengembanganjaringanpelayanantransportasisecaraantarmodadan intermoda;(2)penyelesaiandansosialisasirevisiundangͲundangsektortransportasidanperaturan pelaksanaannya; (3) peningkatan iklim kompetisi secara sehat agar dapat meningkatkan efisiensi dan memberikan alternatif bagi pengguna jasa dengan tetap mempertahankan keberpihakan Pemerintah sebagai regulator terhadap pelayanan umum yang terjangkau oleh masyarakat; (4) penyusunan standar pelayanan minimal dan pelaksanaan desentralisasi sektor transportasi; (5) peningkatan kelembagaan, SDM dan teknologi untuk peningkatan daya saing produk lokal/dalam negeridisektortransportasi. Tindak lanjut penyediaan rumah layak huni adalah optimasi pelaksanaan FLPP, peningkatan pembangunan rumah, peningkatan penyediaan prasarana dan sarana dasar permukiman, deregulasi/regulasi peraturan terkait pembangunan perumahan, peningkatan koordinasi dan sinkronisasipembangunanperumahan. Tindak lanjut pelaksanaan pembangunan sumber daya air adalah percepatan pelaksanaan sisa target kegiatan multiyears waduk dan embung, selain itu dilakukan pula penyusunan MoU penyelesaian permasalahan sosial dalam pembangunan infrastruktur sumber daya air antara PemerintahPusat(KementerianPU,KementerianTenagaKerjadanTransmigrasi,danKementerian PerumahanRakyat)denganPemerintahDaerah(PemerintahProvinsidanPemerintahKab/Kota). Berkaitan dengan sektor telekomunikasi yaitu dalam hal penyelesaian konsep ICT Fund, penyempurnaan konsep dilakukan pada semester pertama 2011, sedangkan penetapan ICT Fund dijadwalkan pada semester kedua 2011. Dengan demikian, ICT Fund sudah dapat terbentuk dan dapat dioperasionalkan pada akhir tahun 2011. Sedangkan tindak lanjut penyelesaian permasalahan Desa Dering dan PLIK sudah dilaksanakan, antara lain penyedia jasa Desa Dering wilayah timur sudah melakukan pelelangan ulang untuk mendapatkan mitra baru, serta Kementerian Komunikasi dan Informatika sudah memfasilitasi penyedia jasa PLIK untuk mendapatkanbantuanpembiayaan.Denganadanyalangkahpenyelesaianpermasalahantersebut, pembangunan Desa Dering dan PLIK diharapkan dapat diselesaikan seluruhnya pada September 2011.Selainpenyelesaianpembangunan,pemanfaatanfasilitasDesaDeringdanPLIKjugamenjadi perhatian.Halinidilakukanagarfasilitastersebutdapatdimanfaatkanolehmasyarakatluassecara optimal.Pemanfaataniniakandilakukanlintaskementerian/lembagasertamelibatkanpemerintah daerahpadalokasipembangunan.
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
69
Tabel2.6.1PencapaianPembangunanPrioritasNasional6: Infrastruktur,Tahun2010 RPJMN2010–2014 No.
SUBSTANSIINTI
1. TANAHDANTATA RUANG: Konsolidasikebijakan penanganandan pemanfaatantanah untukkepentingan umumsecara menyeluruhdibawah satuatapdan pengelolaantataruang secaraterpadu
SASARAN
INDIKATOR
Terlaksananyapengaturan danpenataan penguasaandan pemilikantanah,serta pemanfaatandan penggunaantanahsecara optimal. Terlaksananyapengaturan danpenataanpenguasaan danpemilikantanah, sertapemanfaatandan penggunaantanahsecara optimal. Terlaksananya pengembanganperaturan perundangͲundangan bidangpertanahandan HubunganMasyarakat
Neraca PenatagunaanTanah didaerah
Serasinyarencanatata ruangdenganrencana pembangunan Selesainyapembangunan 2. JALAN: jalanLintasSumatera, Penyelesaian Jawa,Bali,Kalimantan, pembangunanLintas Sulawesi,NTB,NTT,dan Sumatera,Jawa,Bali, Papuasepanjang19.370 Kalimantan,Sulawesi, km NTB,NTT,danPapua sepanjang19.370km Terbangunnyaterminal 3. PERHUBUNGAN: Pembangunanjaringan antarnegaradan antarprovinsidi prasaranadan 15lokasipertahun penyediaansarana transportasiantarͲ Terbangunnya954,43km modadanantarͲpulau jalurKAbaru/jalurganda yangterintegrasisesuai Meningkatnyajalanrel denganSistem 1.849,62km TransportasiNasional Terlaksananya71paket danCetakBiru peningkatanpelistrikan TransportasiMultimoda (diantaranyaelektrifikasi danpenurunantingkat sepanjang289km) kecelakaantransportasi Tersedianyaalur sehinggapada2014 pelayaranyangaman lebihkecildari50% untukkapalmelalui keadaansaatini pengerukan61,7jutam3 sedimen Terbangunnya/ Meningkatnyakapasitas 275lokasiprasaranadan fasilitaspelabuhan
70
InventarisasiP4T
TARGET 2010 100kab/kota
CAPAIAN 2009
CAPAIAN 2010
298kab/kota
98kab/kota
335.665bidang 1.165.451bidang
335.665 bidang
1paket
1paket
33Provinsi
33Provinsi
33Provinsi
3.660,30
1.715
2.530
15
PM
15
Panjangkm
68,67
PM
68,67
Panjangkm
1.849,62
1.849,62
Jumlahpaket
13
7
13
volumelumpur/ sedimenyangdikeruk (jutam3)
6
3
6,3
Jumlahlokasi
55
45
55
Tersusunnya peraturan perundangͲ undangan pengadaantanah untukkepentingan umum Jumlahrencanatata ruangyangtelah disinkronkanprogram pembangunannya Jumlahkmjalan yangditingkatkan kapasitasnya (pelebaran) sepanjang19.370 Km Lokasi
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
RPJMN 2010–2014 No.
SUBSTANSI INTI
4. PERUMAHAN RAKYAT: Pembangunan 685.000 Rumah Sederhana Sehat Bersubsidi, 180 Rusunami dan 650 twin block berikut fasilitas pendukung kawasan permukiman yang dapat menampung 836.000 keluarga yang kurang mampu pada 2012
SASARAN utama, pengumpul, pengumpan ( non strategis) Tersedianya 186 unit Sarana KA (Lokomo f, KRDI, KRDE, KRL, Tram, Railbus) Terbangunnya Bandara Kualanamu Dikembangkannya/ direhabilitasinya 205 paket bandara yang Dikembangkannya 28 paket bandara di daerah perbatasan dan rawan bencana Menurunnya gkat kecelakaan transportasi sehingga pada 2014 lebih kecil dari 50% keadaan saat ini Terlaksananya rehabilitasi fasilitas keselamatan sebanyak 5 Paket Tersedianya peralatan/ fasilitas sarana dan keselamatan perkeretaapian sebanyak 72 paket Terbangunnya fasilitas telekomunikasi dan sarana bantu navigasi pelayaran di Alur Laut Kepulauan Indonesia Tersedianya 1.423 Paket/unit/set peralatan navigasi penerbangan Terbangunnya 685.000 Rumah Sederhana Sehat Bersubsidi, 180 Rusunami dan 650 twin block berikut fasilitas pendukung kawasan permukiman yang dapat menampung 836.000 keluarga yang kurang mampu pada 2012
INDIKATOR
TARGET 2010
CAPAIAN 2009
CAPAIAN 2010
Jumlah unit
22
20
22
Jumlah Paket
1
1
1
205
183
205
4
14
4
PM
17.732
PM
Paket
1
1
1
Paket
11
PM
11
Unit
15
PM
15
Paket/Unit/set
124
6
124
-
119.638 unit
87.001 unit
-
4.083 unit
500 unit
140 twin block
99 twin block
89 twin block
-
133.225 keluarga
96.045 keluarga
Jumlah bandar udara Jumlah Bandar udara
Tingkat kecelakaan (orang)
Jumlah unit Rumah Sederhana Sehat Bersubsidi yang terbangun Jumlah unit Rusunami yang terbangun Jumlah twin block yang terbangun Jumlah keluarga yang tertampung oleh Rumah Sederhana Sehat Bersubsidi, Rusunami, dan twin block yang terbangun
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
71
RPJMN 2010–2014 No. 5.
72
SUBSTANSI INTI
SASARAN
INDIKATOR
PENGENDALIAN BANJIR: Penyelesaian pembangunan prasarana pengendalian banjir, diantaranya Banjir Kanal Timur Jakarta sebelum 2012 dan penanganan secara terpadu Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo sebelum 2013
Terlindunginya kawasan seluas 48,66 ribu hektar dari bahaya banjir dan terlindunginya kawasan pantai sepanjang 80 km dari abrasi pantai serta terkendalinya 16 juta m3 lahar gunung berapi/sedimen
Panjang sarana/ prasarana pengendali r banjir yang dibangun (216 km) Panjang sarana/prasarana pengendali banjir yang direhabilitasi (386 km) Panjang sarana/prasarana pengendali banjir yang dioperasikan dan dipelihara (2.000 km) untuk mengamankan kawasan seluas 35,7 ribu hektar Jumlah sarana/prasarana pengendali lahar/sedimen yang dibangun (28 buah) untuk mengendalikan lahar/sedimen dengan volume 16 juta m3 Jumlah sarana/prasarana pengendali lahar/sedimen yang direhabilitasi (85 unit) untuk mengendalikan lahar/sedimen dengan volume 6 juta m3 Jumlah sarana/prasarana pengendali lahar/sedimen yang dioperasikan dan dipelihara (150 unit) untuk mengendalikan lahar/sedimen dengan volume 12 juta m3 Panjang sarana/prasarana pengaman pantai yang dibangun (30 km) Panjang sarana/prasarana
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
CAPAIAN 2009
CAPAIAN 2010
69,93 km
321,00 km
139 km
147,98 km
171,19 km
700 km
104,28 km
611,00 km
28 buah
10,00 km
13 buah
4 buah
10 buah
5 buah
10 buah
8 buah
11 buah
30 km
31,20 km
25,11 km
3 km
0,65 km
10 km
TARGET 2010 168 km
RPJMN2010–2014 No.
SUBSTANSIINTI
SASARAN
Diselesaikannyadan berfungsinyaBanjirKanal Timuruntukmengurangi daerahgenanganakibat banjirdiWilayahJakarta Terkendalinyabahaya banjirdiDaerahAliran SungaiBengawanSolo
6. TELEKOMUNIKASI: Penuntasan pembangunanjaringan seratoptikdiIndonesia bagiantimursebelum 2013danmaksimalisasi tersedianyaakses komunikasidatadan suarabagiseluruh rakyat
Meningkatnyalayanan aksesinformasidan komunikasidiwilayah nonkomersial
CAPAIAN 2009
CAPAIAN 2010
30km
1,59km
10,00km
Paket22s/d29
Ͳ
100%
pompabanjirdi 5lokasi
Ͳ
7waduk
Ͳ
2unitpompadi1 lokasi(Kab. Madiun) 4wadukdalam pelaksanaan
8waduk
Ͳ
8wadukdalam pelaksanaan
1Paket
Ͳ
100%(kegiatan rutin)
TARGET 2010
INDIKATOR pengamanpantai yangdirehabilitasi (50km) Panjang sarana/prasarana pengamanpantai yangdipelihara(50 km) Diselesaikannya pembangunankanal timurpaket22s/d 29 Terbangunnya prasarana pengendalibanjir Terbangunnya prasarana pengendalibanjir DASBengawanSolo Terehabilitasinya prasarana pengendalibanjirdi DASBengawanSolo (8Lokasi) Terpeliharanya wadukdiDAS BengawanSolo Persentase(%) IbukotaProvinsi yangterhubung denganjaringan backbonenasional seratoptik
Berlanjutnya pembangunan ringtimurPalapa Ringyang menghubungkan Sulawesi, Maluku,Papua, danNusa Tenggara
7. TRANSPORTASI PERKOTAAAN: Perbaikansistemdan jaringantransportasidi 4kotabesar(Jakarta, Bandung,Surabaya, Medan)sesuaidengan
Tersusunnya100% rencanadanprogram sistemtransportasidan evaluasipelaksanaan program
Persentase(%)desa yangdilayaniakses telekomunikasiatau sejumlah33.186 desa(daritotal 72.800desadi Indonesia) Persentase(%)desa yangdilayaniakses internet(5.748desa) Jumlahrencana IndukAngkutan Perkotaan,Rencana IndukSistem InformasiLaluLintas Perkotaan,Laporan evaluasi,
100%
5%
1Paket
Mulai dibangunlink MataramͲ Kupang sepanjang 1.237,8km olehPTTelkom sebagaibagian dariPalapa Ring 24.051desa (72,3%)
Penyusunankonsep ICTFundsebagai salahsatu pembiayaanPalapa Ring.Status:masih menunggu penetapantentang pemanfaatͲan sebagiandanaUSO sebagaiICTFund
27.670desa (83,4%)
Mulaidilakukan 4.269desa(74,3%) prosespelelangan PM
1Paket
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
73
RPJMN 2010–2014 No.
SUBSTANSI INTI Cetak Biru Transportasi Perkotaan, termasuk penyelesaian pembangunan angkutan kereta listrik di Jakarta (MRT dan Monorail) selambatlambatnya 2014
INDIKATOR
TARGET 2010
Terselenggarannya ATCS, Jumlah Fasilitas Keselamatan Transportasi Perkotaan. Jumlah Pengembangan Bus Rapid Transit (BRT), Kota Percontohan, Kawasan Percontohan.
1 Paket
SASARAN
Terselenggaranya Transportasi Perkotaan
Terselenggaranya Transportasi Ramah lingkungan Terselesaikannya pembangunan angkutan listrik di Jakarta (MRT dan Monorail) *) Sasaran ƟĚĂk tercapai dikarenakan besar pagu Ditjen KA Kemenhub hanya 30,79 T maka besar pagu untuk MRT dan Monorail baru ditampung sebagian
Jumlah Penyelenggaraan Transportasi Ramah Lingkungan Paket Monorail dan Paket MRT
1 Paket
2 paket
CAPAIAN 2009
CAPAIAN 2010
1 Paket (pengadaan bus ukuran sedang dan besar untuk BRT mencapai 40 unit; 60 unit bus sedang non AC, 45 unit bus sedang AC) PM
1 Paket
1 Paket (Persiapan)
1 paket
1 Paket
Sumber: E-monitoring Ditjen Binamarga-PU, Renstra Kementerian Perhubungan 2010ʹ2014, RKP 2011, Kementerian Perumahan Rakyat, Kementerian Pekerjaan Umum
74
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
BAB2.7. PRIORITASNASIONAL7:IKLIMINVESTASIDAN IKLIMUSAHA
2.7.1. Pengantar Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi, diperlukan peningkatan investasi melalui penciptaan kepastian hukum, penyederhanaan prosedur dan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Khusus terkait dengan penyederhanaan prosedur pelayanan penanaman modal telah diterapkan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) padaSistem Pelayanan TerpaduSatu Pintu (PTSP)di beberapa kota. Sementara itudalam upaya untuk meningkatkan daya saing investasi dan pengembangan suatu wilayah agar menjadi motor pertumbuhanekonomipadawilayahtersebut,perludilakukanpengembanganKawasanEkonomi Khusus (KEK) di wilayah yang bersangkutan. Pada akhirnya, dengan peningkatan pertumbuhan ekonomidiharapkandapatmeningkatkanpenciptaanlapangankerja.
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
75
2.7.2. PencapaianPrioritasNasional7:IklimInvestasidanIklimUsaha Untukmendorongterciptanyakepastianhukum,telahdilakukankegiatanperancanganperaturan perundangͲundangan. Pada tahun 2010 telah dilakukan pembahasan terhadap tiga Rancangan UndangͲUndang (RUU), yaitu: RUU tentang Perubahan Desain Industri, RUU tentang Perubahan UUPaten,danRUUtentangPerubahanUUPengadilanAnak.Sementaraitu,ditingkatperaturan pemerintah,telahdisusunRancanganPeraturanpemerintah(RPP)tentangpelaksanaanUUMerek , RPP tentang Pelaksanaan Hak Cipta, dan RPP tentang Visa Ijin masuk dan Ijin Keimigrasian. Adanya peraturan perundangͲundangan baru yang terkait dengan perlindungan hak kekayaan intelektual serta keimigrasian akan sangat besar pengaruhnya dengan penciptaan iklim investasi dan iklim usaha di Indonesia. Sementara itu, dalam rangka untuk mencegah agar tidak terjadi tumpang tindih dan permasalahan yang terkait dengan suatu rancangan perundangͲundangan baru, telah dilakukan tahapan harmonisasi. Pada tahun2010, dari 219permohonan harmonisasi Peraturan PerundangͲundangan, telah dapat diselesaikan harmonisasi 140 (atau 66 persen) peraturanperundangͲundangan. Terkait dengan penyederhanaan prosedur melalui penerapan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) pada Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), pada tahun 2010 telah dicapai target sebanyak 33 Provinsi dan 40 Kabupaten/Kota yang telah menggunakan SPIPISE pada PTSP. Kabupaten/Kota dimaksud adalah Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Bintan, Kabupaten Ciamis, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kota Serang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Semarang, Kota Semarang, Kabupaten Batang, Kota Pekalongan, Kabupaten Sragen, Kota Tegal, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Gresik, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Probolinggo, Kota Pasuruan, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kota Kediri, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Blitar, Kota Blitar, Kota Malang, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan dan KabupatenSidoarjo. Sementara itu, dalam rangka mendukung pengembangan sistem logistik nasional, pemerintah telahmelakukanbeberapaupayayangantaralainadalahpeningkatankelancarandistribusibahan pokok dan pembangunan sarana distribusi perdagangan. Hasil yang telah dicapai dari upaya ini antara lain adalah barang kebutuhan pokok bagi masyarakat tersedia sebanyak 90 persen dari kebutuhan, 10 perijinan di bidang pembinaan pasar dan distribusi yang dapat dilayani secara online (dari target sebanyak 6 perijinan) sehingga memudahkan dan mempercepat proses perijinan, serta proses perijinan dan nonperijinan dibidang pembinaan pasar dan distribusi yang dapat diselesaikan dalam waktu 6 hari. Selain itu, dalam rangka pembangunan sarana distribusi perdagangan, 12 pasar telah dibangun melalui dana tugas perbantuan (dari target sebanyak 13 pasar)dantelahdibangunnya2pusatdistribusidiwilayahIndonesiaTimur. Dalamkaitannyadenganpengembangansisteminformasi,ImplementasiNationalSingleWindow (NSW) telah memasuki tahap Implementasi Nasional (tahap 5). NSWͲimpor telah diberlakukan secara wajib tanggal 29 Januari 2010 bagi semua importir di 5 pelabuhan utama, yaitu: Tanjung Priok, Tanjung Emas, Tanjung Perak,Belawan, dan Bandara SoekarnoͲHatta. Sejalan dengan pelaksanaanNSW,padatanggal10Agustus2010,pelayananperijinanperdagangansecaraonline (INATRADE) yang diiringi dengan penyederhanaan perijinan impor dari semula sebanyak 78 ijin menjadi 53 ijin. Selama tahun 2010, jumlah pengguna INATRADE adalah sebanyak 1536 perusahaan. Sedangkan untuk pengembangan investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) telah dilakukan kegiatan sosialisasi dan promosi di 6 daerah (Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan 76
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
Timur, Sulawesi Utara, Kepulauan Riau, Jawa Barat dan Papua) dan 4 negara (Australia, Uzbekistan, Ukraina dan Lebanon). Terkait kebijakan ketenagakerjaan, Pemerintah melaksanakan sinkronisasi kebijakan ketenagakerjaan dan iklim usaha, antara lain dengan menyelesaikan naskah akademis dan konsep perubahan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Konsep penyempurnaan ini selanjutnya disampaikan kepada lembaga ůĞŐŝƐůĂƟf untuk masuk ke dalam program legislasi nasional. Terkait dengan penyelesaian masalah hubungan industrial, Pemerintah terus mendorong terlaksananya proses negosiasi ďŝƉĂƌƟƚ di perusahaan. Tahun 2010, jumlah lembaga kerja sama (LKS) ďŝƉĂƌƟƚ yang terbentuk di perusahaan mencapai 13.246 LKS atau naik 11,95 persen, lebih Ɵnggi dari target RPJMN yang naik 5 persen. Dalam hal peningkatan kapasitas organisasi pelaku negosiasi, pada tahun 2010, sesuai target, Pemerintah telah meůĂƟh 500 orang perwakilan pekerja, serikat pekerja/serikat buruh, dan pengusaha. Selain itu, perusahaan yang menerapkan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) naik 13,36 persen, yaitu dari 440 perusahaan tahun 2009 menjadi 508 perusahaan pada tahun 2010. Jumlah tenaga pengawas K3 yang ďĞƌƐĞƌƟĮkat kompetensi pun meningkat 21,74 persen menjadi 84 tenaga pengawas.
2.7.3. Permasalahan Pencapaian Dalam rangka perancangan peraturan perundang-undangan khususnya pembahasan suatu RUU sangat terkait dengan kesepakatan dari lembaga legislĂƟf sehingga penetapan suatu RUU menjadi suatu UU prosesnya ƟĚak seluruhnya berada di bawah kontrol pemerintah. Disamping itu adanya pandangan bahwa ƐĞƟap permasalahan akan dapat diselesaikan dengan dibuat suatu undangundang menyebabkan permintaan untuk melakukan harmonisasi suatu peraturan perundangundangan menjadi sangat besar, sementara itu draŌ peraturan perundang-undangan yang akan dibuat tersebut belum dilengkapi dengan kajian yang mendalam sehingga potensi adanya tumpang ƟŶĚŝŚ dan tabrakan dengan peraturan perundang-undangan lain masih sangat besar. Disamping itu, masih Ɵngginya ego sektoral dan ego Kementerian/Lembaga juga menjadi salah satu penyebab proses harmonisasi membutuhkan waktu yang relĂƟf lama. Kondisi perekonomian dunia pada tahun 2010 yang kurang baik, berakibat kepada peningkatan persaingan antar negara untuk menarik investor asing. Banyak negara terus melakukan pembenahan dalam meningkatkan daya saing iklim investasi antara lain melalui upaya pemberian berbagai inseŶƟf dan meningkatkan penyediaan infrastruktur. Dengan demikian, permasalahan yang dihadapi dan perlu segera untuk dibenahi agar dapat meningkatkan daya tarik investasi yaitu (1) harmonisasi dan simƉůŝĮkasi berbagai peraturan yang berkaitan investasi baik di pusat maupun di daerah; (2) terpenuhinya kebutuhan infrastruktur secara merata; (3) terpenuhinya kebutuhan energi termasuk pengembangan energi alteƌŶĂƟĨ guna memenuhi kebutuhan investasi di berbagai industri; dan (4) terpenuhinya ketersediaan tenaga kerja baik jumlah maupun kualitas untuk memenuhi kebutuhan investasi di berbagai sektor. Meskipun secara umum hasil yang dicapai masih sesuai dengan target yang telah ditetapkan, namun masih ada beberapa permasalahan yang muncul sĞƉĞƌƟ persentase rata-rata perbedaan ƟŶŐkat harga Bahan Pokok antarprovinsi yang awalnya ditargetkan 1,7 persen; sedangkan realisasinya adalah sebesar 1,8 persen. Salah satu penyebabnya adalah naiknya harga komoditas di pasar global, khususnya biji-bijian (gandum, kedelai, jagung, dan beras), sebagai akibat dari keterbatasan suplai yang menyebabkan semua negara membatasi ekspor hasil/produk pangan untuk mengamankan pasokan kebutuhan dalam negerinya. Permasalahan lain adalah adanya satu unit sarana distribusi perdagangan (pasar tradisional) yang Ɵdak dapat terlaksana di bangun di
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
77
Kota Pariaman sampai dengan akhir tahun karena adanya permasalahan tanah adat, sehingga Pemdatidakdapatmenggunakannyauntukpembangunanpasar. Upaya penciptaan lapangan kerja, terutama lapangan kerja di sektor industri manufaktur, masih menghadapibanyakkendala,yangsalahsatunyaadalahhambatanperaturanketenagakerjaan.Di sisi lain, jumlah penganggur berpendidikan menengah ke atas pada Agustus 2010 masih tinggi, yaitumencapaienamjutaorang.Olehkarenaitu,tantanganyangdihadapiadalahmenghilangkan berbagai hambatan agar peluang lapangan kerja di industri manufaktur dapat terisi oleh tenaga kerjayangkompetenuntukmendorongproduktivitas. Peraturan mengenai kontrak berjangka waktu tertentu dan subͲkontrak masih menjadi kendala bagiberkembangnyaindustri.Selainitu,peraturanmengenaiupahpesangontelahmengakibatkan lambatnya penyesuaian dalam permintaan tenaga kerja. Tantangan ke depan adalah meninjau keduaperaturantersebutsebagaibagiandariupayapenciptaankesempatankerja.
2.7.4. RencanaTindakLanjut Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahanperaturan perundangͲundangan adalah dengan meningkatkan kualitas dari Program Legislasi Nasional (Prolegnas) sehingga diharapkan prioritas suatu RUU yang masuk dalam Prolegnas sudah harus melalui tahapan yang ada dan sudah dilengkapidenganhasilkajiansertanaskahakademisyangberkualitas. Sementaraitu,untukmeningkatkanIklimInvestasipadatahunmandatangperludilakukanantara lain: (1) Penyederhanaan prosedur melalui penerapan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) pada Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) akan ditargetkan untuk 40 kabupaten/kota, (2) Sosialisasi dan promosi dalam rangka pengembangan investasi di KawasanEkonomiKhusus(KEK)akandilaksanakandi3daerahdan3negara. Sedangkan untuk untuk memperlancar implementasi kegiatan perdagangan, adalah: (i) terus meningkatkan kelancaran arus barang untuk dapat mengurangi disparitas harga, dengan tetap berkomitmen mengembangkan sistem logistik nasional, dengan menggabungkan sistem transportasi dan pembangunan daerah yang terintegrasi menjadi sebuah konektivitas nasional; serta(ii)meningkatkankomitmendaerahdanpartisipasimasyarakatdalampembangunansarana distribusiperdagangan,termasukjaringandistribusinya. Dalam rangka mendorong penciptaan kesempatan kerja baru dan menurunkan tingkat pengangguran,Pemerintahakan:(1)mempercepatprosespenyempurnaanUUNo.13Tahun2003 tentang Ketenagakerjaan; (2) mendorong pencapaian proses negosiasi bipartit; (3) memperkuat kapasitasorganisasiserikatpekerjadanasosiasipengusaha;dan(4)memberikanpemahamandan menyamakan persepsi tentang peraturan/kebijakan ketenagakerjaan dengan cara melakukan dialogtentangtatacarapenanganandanpenyelesaianperselisihanhubunganindustrial.
78
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
Tabel 2.7.1. Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 7: Iklim Investasi dan Iklim Usaha, Tahun 2010 RPJMN 2010–2014 No. 1.
SUBSTANSI INTI
SASARAN
KEPASTIAN HUKUM Reformasi regulasi secara bertahap di gkat nasional dan daerah sehingga terjadi harmonisasi peraturan perundang-undangan yang k menimbulkan dakjelasan dan inkonsistensi dalam implementasinya
Terwujudnya harmonisasi peraturan perundangundangan yang k menimbulkan dakjelasan dan inkonsistensi dalam implementasinya, yang diwujudkan melalui: - Perancangan Peraturan Perundangundangan
INDIKATOR
20%
- Harmonisasi Peraturan Perundangundangan
2.
CAPAIAN 2009
TARGET 2010
- Penyusunan 12 RUU - Pembahasan 18 RUU - Penyusunan 10 RPP - Harmonisasi dan sosialisasi 90 PP - Penyusunan 12 Naskah RUU - Pengkajian 15 kegiatan 7 - Pene kegiatan.
CAPAIAN 2010
N/A
Tercapai 25% yaitu 3 RUU dan 3 RPP, RUU terdiri dari 1. Perubahan UU Desain Industri, 2. RUU perubahan UU Paten, 3. RUU perubahan UU Pengadilan Anak. 1. RPP pelaks UU Merek, 2. RPP Visa Ijin masuk dan Ijin Keimigrasian, 3. RPP Pelaks Hak Cipta
N/A
Dari 219 permohonan harmonisasi Perat PerUUan yang dapat diselesaikan harmonisasinya adalah 140 peraturan perundangundangan atau (66%).
--
100%
PENYEDERHANAAN PROSEDUR Penerapan Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) pada Pelayanan Terpadu Satu
Diterapkannya SPIPISE pada PTSP di 33 provinsi dan 40 kabupaten/kota
Jumlah provinsi dan kabupaten/ kota yg telah menerapkan SPIPISE
33 provinsi dan 40 kabupaten/ kota
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
79
RPJMN2010–014 No.
3.
SUBSTANSIINTI Pintu(PTSP)di beberapakotayang dimulaidiBatam, pembatalanPerda bermasalahdan penguranganbiaya untukmemulaiusaha sepertiTandaDaftar Perusahaan(TDP)dan SuratIjinUsaha Perdagangan(SIUP) LOGISTIKNASIONAL: Pengembangandan penetapanSistem LogistikNasionalyang menjaminkelancaran arusbarangdan mengurangibiaya transaksi/ekonomibiaya tinggi
INDIKATOR
Terlaksananya kebijakandan bimbinganteknis dalamrangka peningkatan kelancarandistribusi danstabilisasiharga bahanpokok
Jumlahrumusan kebijakandan standar,norma, kriteriadan prosedurdi bidangpembinaan pasardan distribusi(jenis) Jumlahpelaku usahayang mengikuti pembinaan, pelatihandan bimbinganteknis PersentaserataͲ rataperbedaan tingkatharga BahanPokok antarprovinsi
Terbangunnya saranadistribusi dalamrangka kelancarandistribusi barangpokok
4.
80
SISTEMINFORMASI: Beroperasinyasecara penuhNationalSingle Window(NSW)untuk impor(sebelumJanuari 2010)danekspor. Percepatanrealisasi
SASARAN
Tersedianya kebijakan, Koordinasi, BimbinganTeknis, Monitoringdan Evaluasidibidang fasilitasiekspordan
TARGET 2010
6
CAPAIAN 2010
Ͳ
6
1.920
1.800
1,7
1,8
Persentase ketersediaan barangkebutuhan pokokbagi masyarakat
90%
Jumlahperijinan dibidang pembinaanpasar dandistribusi yangdijalani secaraonline Waktu penyelesaian perijinandan nonperijinan dibidang pembinaanpasar dandistribusi (hari) Jumlahpasar percontohan (unit) Jumlah pembangunan pusatdistribusi Jumlah rekomendasi penataansistem distribusi) Jumlah penerbitan kebijakanfasilitasi ekspordanimpor; (peraturan) Jumlah pengembangan
6
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
CAPAIAN 2009
90%
10
6
6
13
Ͳ
2
12 2
4
2
Ͳ
4
2
2
RPJMN 2010–2014 No.
SUBSTANSI INTI proses penyelesaian bea cukai di luar pelabuhan dengan implementasi tahap pertama Custom Advanced Trade System (CATS) di dry port Cikarang
5.
KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK): Pengembangan KEK di 5 lokasi melalui skema Public-Private Partnership sebelum 2012
SASARAN impor
Meningkatnya peranan sektor perdagangan di kawasan ekonomi khusus
Terlaksananya pengembangan KEK di 5 lokasi melalui skema Public-Private Partnership sebelum 2012
INDIKATOR
CAPAIAN 2009
TARGET 2010
CAPAIAN 2010
sistem elektronik bidang fasilitasi pelayanan publik; (Kegiatan) Jumlah pengguna perijinan ekspor/ impor online melalui INATRADE (perusahaan) Jumlah bimbingan teknis bidang fasilitasi perdagangan; (kegiatan) Jumlah koordinasi bidang fasilitasi perdagangan; (kegiatan) Jumlah paƌƟsipasi sidang-sidang fasilitasi perdagangan didalam dan luar negeri; (kegiatan) Jumlah laporan evaluasi pelaksanaan monitoring fasilitasi perdagangan Jumlah PP tentang Kawasan Ekonomi Khusus (peraturan) Jumlah kebijakan perdagangan yang dilimpahkan ke KEK (peraturan) Terlaksananya sosialisasi dan promosi dalam rangka pengembangan investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
1.500
1536
5
5
60
60
17
-
5
-
1
-
1
0 1
Terlaksananya sosialisasi dan promosi di 6 daerah dan 4 negara dalam rangka pengembangan investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) *)
--
100%
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
81
RPJMN 2010ʹ2014 No. 6.
SUBSTANSI INTI KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN: Penyempurnaan Peraturan Ketenagakerjaan
Sinkronisasi kebijakan ketenagakerjaan (Pusat) dengan kebijakan/ peraturan daerah
SASARAN
Peraturan yang dapat mendorong penciptaan kesempatan kerja dan memperkuat lembaga HI
Tersusunnya peraturan ketenagakerjaan pusat dan daerah yang sinergis
INDIKATOR
Tersusunnya peraturan kompensasi & penetapan PHK, hubungan kerja (PKWT & Outsourcing), pengupahan, perlindungan pekerja, mogok kerja
Naskah akademis
CAPAIAN 2009
CAPAIAN 2010
Penyerahan Dr Perubahan UU 13/2003 ke Presiden
Peraturan tentang organisasi pekerja/ buruh
-
1.Tersusun rencana pelaksanaan kegiatan kajian (TOR) tentang organisasi pekerja/ buruh 2.Proses pengadaan jasa pengkajian peraturan organisasi pekerja/ buruh
Peraturan tentang penyelesaian perselisihan HI
-
1.Tersusun rencana pelaksanaan kegiatan kajian (TOR) tentang penyelesai-an perselisihan hubungan industrial 2. Proses pengadaan jasa pengkajian penyelesaian perselisihan hubungan industrial
Harmonisasi kebijakan jaminan sosial
-
Penyampaian rancangan peraturan perundangundangan di bidang jaminan sosial tenaga kerja kepada Kemkumham untuk diharmonisasi Rekomendasi penyelarasan perda ketenagakerjaan bidang hubungan industrial dan jaminan sosial
Selarasnya peraturan bidang HI
82
TARGET 2010
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
Inventarisasi Perda HI
RPJMN 2010ʹϮ014 No.
SUBSTANSI INTI Pengelolaan Kelembagaan dan Pemasyarakatan Hubungan Industrial
SASARAN Tercapainya kesepakatan dalam hubungan kerja
Diterapkannya manajemen dan standar K3.
INDIKATOR Mekanisme perundingan secara bipar t, pencatatan, keterwakilan dan verŝĮkasi SP/SB Jumlah lembaga kerjasama (LKS) bipar t di perusahaan Jumlah perwakilan pekerja, SP/SB & pengusaha yang mendapat pendidikan teknik bernegosiasi Jumlah perusahaan yang menerapkan manajemen K3 persentase kenaikan tenaga pengawas K3 berser kat kompetensi
TARGET 2010 2 Naskah
CAPAIAN 2009
Naik 5 %
CAPAIAN 2010
Terbentuk 13.246 LKS (naik 11,95%)
500
500
naik 10%
440 perusahaan
508 perusahaan (naik 15,45%)
20%
69 pengawas K3
84 pengawas K3 (naik 21,74%)
Sumber : 1. RPJMN 2010ʹ2014; 2. Roren Kementerian Perdagangan; 3. Biro Perencanaan, Program, dan Anggaran, BKPM; 4. Biro Perencanaan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Catatan : *) Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
83
84
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
BAB 2.8. PRIORITAS NASIONAL 8: ENERGI 2.8.1. Pengantar Minyak bumi, gas bumi, dan batubara mempunyai peranan besar sebagai sumber energi untuk mendukung berbagai kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat. Selain sebagai pendukung pembangunan ekonomi, keƟŐĂ komoditas energi tersebut juga berperan sebagai sumber penerimaan devisa negara yang sangat penƟng. Pada tahun 2009, penerimaan dari minyak, gas bumi, dan batubara termasuk mineral mencapai Rp235,3 trilliun. Dalam rangka menjaga ketahanan dan kemandirian energi, upaya-upaya peningkatan produksi minyak, gas bumi, dan batubara, upaya-upaya penganekaragaman (diverƐŝĮkasi) berupa peningkatan pemanfaatan terus dilakukan. Upaya-upaya tersebut antara lain adalah peningkatan pemanfaatan gas dan batubara untuk industri dan pembangkit listrik, serta energi baru terbarukan (EBT) untuk pembangkit listrik, ƐĞƉĞƌƟ pembangkit listrik tenaga panas bumi, tenaga surya dan angin, mikrohidro, serta bahan bakar alterŶĂƟf non BBM, ƐĞƉĞƌƟ bahan bakar naďĂƟ (BBN) dan batubara cair dan gas (ůŝƋƵŝĮĞĚ dan ŐĂƐŝĮĞĚ coal). Prioritas pembangunan nasional di bidang energi pada tahun 2010 diarahkan untuk mencapai target: (1) produksi minyak bumi sebesar 965 MBOPD; (2) pemanfaatan panas bumi untuk Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
85
pembangkitlistrikdengankapasitasterpasangsebesar1.261MW;(3)pembangunanjaringangas kota untuk 16.000 SR di 3 kota; (4) penetapan kebijakan sub bidang ketenagalistrikan; dan (5) peningkatan kapasitas pembangkit listrik dan rasio elektrifikasi serta peningkatan pemanfaatan energi terbarukan (geothermal) untuk pembangkit listrik. Di samping itu, juga dilakukan penyusunandanpenetapanberbagaikebijakandalamrangkamemberikankepastianhukumdan mendukungpembangunannasionaldibidangenergi.
2.8.2. PencapaianPrioritasNasional8:Energi Untuk mendukung terwujudnya ketahanan dan kemandirian energi, telah disusun berbagai kebijakan melalui regulasi maupun deregulasi. Selama tahun 2010, hasil yang dicapai dalam penetapankebijakandibidangenergiantaralainsebagaiberikut:(1)penyusunanrencanainduk jaringantransmisidandistribusigasbuminasionaldanneracagasbumiIndonesia2010—2025;(2) kebijakan energi nasional (masih dalam proses penyusunan), dan telah ditetapkan pokokͲpokok kebijakan, antara lain:(a) perubahanparadigma dalam memandang sumber daya energi sebagai komoditas menjadi sumber daya energi sebagai modal pembangunan, (b) peningkatan peran sumberdayaEBTdalambauranenerginasional,(iii)pengamananpasokanenergi,khususnyalistrik danmigasnasional,baikituuntukjangkapendekmaupunjangkamenengahdanjangkapanjang; (3) Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2010 tentang Wilayah Pertambangan; (4) Peraturan PemerintahNomor23Tahun2010tentangPelaksanaanKegiatanPertambanganMineraldanBatu Bara; (5) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara; (6) Peraturan PemerintahNomor78Tahun2010tentangReklamasidanPascaTambang;(7)PeraturanPresiden Nomor 4 Tahun 2010 tentang Penugasan kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk Melakukan Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik yang Menggunakan Energi Terbarukan, Batu Bara dan Gas; dan (8) Peraturan Menteri ESDM Nomor 2 Tahun 2010 tentang Daftar ProyekͲProyek Percepatan Pembanguan Pembangkit Tenaga Listrik yang Menggunakan Energi Baru Terbarukan, Batu Bara, dan Gas serta Transmisi Terkait; dan (9) telah disusun rancangan peraturan pemerintah sebagai pelaksanaan UU Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan antara lain Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Usaha Penyediaan Tenaga Listrik, RPP tentang Usaha Penunjang Tenaga Listrik, dan RPP tentang Jual Beli Tenaga ListrikLintasNegara. HasilͲhasilkegiatanpembangunanselamatahun2010dibidangenergiadalahsebagaiberikut: 1.
Produksiminyakbumipadatahun2014diharapkandapatmencapai1,01jutabarrelperhari. Pada tahun 2010, produksi minyak bumi mencapai 954 ribu barrel per hari. Pencapaian ini relatiftidakberbedajauhdenganpencapaianpadatahun2009yaitusebesar944ribubarrel perhari.Perkembanganproduksiminyakbumidaritahun2005–2010sebagaimanaGambar 2.8.1berikutini:
86
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
Gambar 2.8.1. Perkembangan Produksi Minyak Bumi, Tahun 2005ʹ2010
Sumber Data: Kementerian ESDM.
2.
Pencapaian pembangunan ketenagalistrikan pada tahun 2010 adalah peningkatan rasio elektriĮkasi nasional mencapai 67,15 persen dan rasio desa terlistriki 92,5 persen. Hal tersebut didukung oleh peningkatan kapasitas pembangkit sebesar 787 MW beserta pembangunan jaringan transmisi dan distribusinya. Di sisi lain, pemanfaatan energi baru terbarukan untuk pembangkit listrik terus dikembangkan, antara lain: (a) pembangkit listrik dari sumber energi mikrohidro dengan kapasitas terpasang sebesar 217,89 MW; (b) pembangkit listrik dari sumber energi surya dengan kapasitas terpasang sebesar 13,58 MW; (c) pembangkit listrik dari sumber energi angin dengan kapasitas terpasang sebesar 1,8 MW; (d) pemanfaatan panas bumi dengan kapasitas terpasang 1.189 MW. Perkembangan rasio elektriĮkasi dari tahun 2005–2010 sebagaimana Gambar 2.8.2 berikut ini: Gambar 2.8.2. Perkembangan Rasio ElektriĮŬĂƐŝ͕ Tahun 2005ʹ2010
Sumber Data: Kementerian ESDM.
3.
Pembangunan jaringan gas kota yang dilaksanakan di beberapa wilayah, yaitu: (a) Tarakan, 3.400 sambungan rumah tangga; (b) Depok, 3.366 sambungan rumah tangga; (c) Sidoarjo, 1.750 sambungan rumah tangga, dan (d) Bekasi, 1.800 sambungan rumah tangga.
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
87
2.8.3. Permasalahan Pencapaian Permasalahan dan tantangan pokok di bidang energi antara lain adalah: (1) rendahnya minat dalam investasi untuk pengusahaan migas, mineral, dan batu bara; (2) kurangnya kemampuan teknis dan manajerial aparat pemerintah daerah; (3) kurangnya penggunaan teknologi ƟŶŐŐŝ͖ (4) masih ƟŶŐŐŝŶLJĂ dampak negaƟf yang diakibatkan oleh proses pertambangan; (5) belum terpadunya konsep penataan ruang sehingga sering menimbulkan kŽŶŇŝk lahan dan keƟĚĂŬƉĂƐƟan iklim investasi; dan (6) terkait pengembangan energi baru terbarukan dan konservasi energi yaitu: biaya investasi awal yang Ɵnggi sehingga harga per unit energi menjadi Ɵnggi dan mengakibatkan ƟĚĂŬ dapat bersaing dengan energi konvensional; infrastruktur yang kurang mendukung; dan kurangnya kebijakan yang bersifat operasional untuk energi terbarukan. Permasalahan yang dihadapi khususnya dalam upaya penambahan kapasitas pembangkit listrik pada tahun 2010 diantaranya adalah: (1) terbatasnya pendanaan dari pemerintah sedangkan pendanaan oleh pihak swasta (melalui skema KPS) juga belum memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan; (2) ketergantungan teknologi yang dipakai, baik untuk pembangkit maupun transmisi dan distribusi, pada teknologi asing; (3) masih belum tersedianya energi primer (terutama batubara dan gas) yang cukup untuk pembangkit dalam negeri; (4) proses pembebasan tanah yang masih belum jelas; (5) tumpang ƟŶĚŝŚ lahan terutama menyangkut kawasan hutan; (6) pengembangan energi nuklir menghadapi kendala kekhawĂƟran masyarakat terhadap keamanan PLTN, investasi yang mahal dan persiapan pembangunan yang kompleks; dan (7) energi surya belum dapat berkembang untuk skala besar karena biaya komponen dan pemasangannya masih ƟŶŐŐŝ͘ Demikian pula halnya dengan penambahan kapasitas pembangkit listrik masih sangat jauh dari target yang diharapkan 3.000 MW, hanya mencapai sebesar 787 MW. Hal ini disebabkan juga oleh keterlambatan program 10.000 MW tahap I dan proyek-proyek Independent Power Plant (IPP). Pencapaian produksi minyak bumi yang masih di bawah target sebesar 965 ribu barrel per hari, yaitu sebesar 954 ribu barrel per hari. Rendahnya pencapaian target ini disebabkan beberapa hal antara lain: (1) unplanned shutdown; (2) produksi hasil pemboran ƟĚĂk mencapai target akibat kendala subsurface; (3) permasalahan terkait Žŏaker, dan (4) perpanjangan planned shutdown. Sementara itu, capaian pemanfaatan panas bumi untuk pembangkit listrik relĂƟf ŵĞŶĚĞŬĂƟ target yaitu kapasitas terpasang PLTP sebesar 1.189 MW dari 1.261 MW yang direncanakan. Kendala yang dihadapi adalah: (1) adanya bencana alam tanah longsor; (2) masalah negosiasi harga dan kesepakatan kerjasama; (3) masalah persiapan pelaksanaan; dan (4) masalah revisi alokasi anggaran.
2.8.4. Rencana Tindak Lanjut Tindak lanjut yang masih diperlukan di bidang energi, antara lain: (1) peningkatan infrastruktur jaringan transmisi dan distribusi gas bumi khususnya untuk memperluas jaringan gas kota di berbagai daerah; (2) meningkatkan keamanan pasokan bahan bakar minyak dan gas bumi, dengan sasaran opƟmalisasi pemanfaatan gas bumi dalam negeri dan terpenuhinya kebutuhan BBM dan minyak mentah dalam negeri; (3) penyediaan konsep alih teknologi dan peningkatan kehandalan peralatan produksi; (4) peningkatan dukungan masyarakat sekitar atas kegiatan usaha migas; (5) penyelesaian regulasi terkait RPP mengenai pemanfaatan energi baru terbarukan dan RPP mengenai penyediaan dan pemanfaatan energi; (6) peningkatan upaya opƟmasi lapangan produksi dan pengembangan lapangan; (7) menyelesaikan rancangan dan rumusan Kebijakan Energi Nasional dan menetapkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN); (8) meningkatkan koordinasi baik antar sektor maupun antar region dalam rangka sinkronisasi kebijakan dan implementasinya; 88
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
(9) meningkatkan ketersediaan energi primer untuk pembangkit listrik yang bertumpu pada sebanyak-banyaknya kemampuan sumber daya dari dalam negeri diantaranya melalui pembangunan infrastruktur gas bumi (sep LNG Receiving Terminal) dan mendorong pembangunan sarana dan prasarana pengangkutan batubara untuk keperluan pasar dalam negeri; (10) meningkatkan eĮsiensi pemanfaatan energi dan menyediakan subsidi energi tepat sasaran; dan (11) meningkatkan peran serta swasta dan pemerintah daerah dalam pembangunan infrastruktur energi.
Tabel 2.8.1. Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 8: Energi, Tahun 2010 RPJMN 2010ʹ 2014 No. 1.
2.
3.
4.
SUBSTANSI INTI KEBIJAKAN: Penetapan kebijakan energi yang memas kan penanganan energi nasional yang terintegrasi sesuai dengan Rencana Induk Energi Nasional RESTRUKTURISASI BUMN: Transformasi dan konsolidasi BUMN bidang energi dimulai dari PLN dan Pertamina yang selesai selambatlambatnya 2010 dan diiku oleh BUMN lainnya KAPASITAS ENERGI: Peningkatan kapasitas pembangkit listrik sebesar rata-rata 3.000 MW per tahun mulai 2010 dengan rasio ĞůĞŬƚƌŝĮŬasi yang mencakup 62% pada 2010 dan 80% pada 2014; dan produksi minyak bumi sebesar lebih dari 1,01 juta barrel per hari mulai 2014 ENERGI ALTERNATIF: Peningkatan pemanfaatan energi terbarukan termasuk energi geothermal sehingga mencapai 2.000 MW pada 2012 dan 5.000 MW pada 2014 dan dimulainya produksi coal bed methane untuk membangkitkan listrik pada 2011 disertai
SASARAN
INDIKATOR
TARGET 2010
CAPAIAN 2009
CAPAIAN 2010
Ditetapkannya kebijakan energi yang memas kan penanganan energi nasional yang terintegrasi sesuai dengan Rencana Induk Energi Nasional
Jumlah aturan perundangundangan
PP: 3 RPP: 3 Dokumen Rencana: 7
UU: 2 PP: 2
Terlaksananya transformasi dan konsolidasi BUMN bidang energi dimulai dari PLN dan Pertamina yang selesai selambat-lambatnya 2010 dan diiku oleh BUMN lainnya
Pelaksanaan penetapan target, monitoring dan evaluasi kinerja BUMN
2 BUMN Besar dan Strategis
-
2 BUMN Besar dan Strategis
Meningkatnya kapasitas pembangkit listrik sebesar rata-rata 3.000 MW per tahun mulai 2010 dengan rasio ĞůĞŬƚƌŝĮŬĂsi yang mencakup 62% pada 2010 dan 80% pada 2014; dan produksi minyak bumi sebesar lebih dari 1,01 juta barrel per hari mulai 2014
Penambahan kapasitas pembangkit listrik per tahun
3.000 MW
473 MW
787 MW
Rasio ĞůĞŬƚƌŝĮŬasi
67,20%
65,79%
67,15%
Produksi minyak bumi per hari
965 ribu barrel per hari
944 ribu barrel per hari
954 ribu barrel per hari
1.261 MW
1.189 MW
1.189 MW
NA
NA
NA
Meningkatnya pemanfaatan energi terbarukan termasuk energi geothermal sehingga mencapai 2.000 MW pada 2012 dan 5.000 MW pada 2014 Terlaksananya kegiatan produksi coal bed methane untuk membangkitkan listrik pada 2011 disertai
Kapasitas energi
PP: 4 RPP: 5 Dokumen Rencana: 7
geothermal yang termanfaatkan
Total produksi coal bed methane yang digunakan
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
89
RPJMN2010ʹ2014 No.
5.
6.
SUBSTANSIINTI pemanfaatanpotensi tenagasurya, microhydro,bioͲenergy, dannuklirsecara bertahap HASILIKUTANDAN TURUNANMINYAKBUMI /GAS: Revitalisasiindustri pengolahhasil ikutan/turunanminyak bumidangassebagai bahanbakuindustri tekstil,pupukdanindustri hilirlainnya KONVERSIMENUJU PENGGUNAANGAS: Perluasanprogram konversiminyaktanahke gassehinggamencakup 42jutaKepalaKeluarga pada2010;penggunaan gasalamsebagaibahan bakarangkutanumum perkotaandiPalembang, Surabaya,danDenpasar
SASARAN
INDIKATOR
pemanfaatanpotensi tenagasurya,microhydro, bioͲenergy,dannuklir secarabertahap
untuk pembangkit listrik
Berkembangnyaklaster industriberbasismigas
Lokasi
Terlaksananyaperluasan programkonversiminyak tanahkegas
Cakupanjumlah kepalakeluarga penerima program konversi minyaktanah kegas
CAPAIAN 2009
TARGET 2010
2
Ͳ
42jutaKK
NA
Terlaksananya Lokasi/SR 3lokasi/16.000 pembangunanjaringangas SR perkotaan FEEDdanDEDC Pembangunan Terlaksananyaperluasan di1kota SPBG(gas penggunaangasalam untuk sebagaibahanbakar transportasi) angkutanumumdi Palembang,Surabaya,dan Denpasar SumberData:LampiranPidatoPresiden2010,RKP2011,danbahanpaparanKESDM
90
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
CAPAIAN 2010
2
47,6jutaKK
NA
4lokasi/10.316 SR
Ͳ
FEEDdan DEDCuntuk pengembangͲ anSPBGdi Palembang
BAB2.9. PRIORITASNASIONAL9:LINGKUNGANHIDUP DANPENGELOLAANBENCANA
2.9.1.Pengantar Aktivitas pembangunan yang pesat, di satu sisi memberikan pertumbuhan ekonomi yang signifikan, namun di sisi lain juga berimplikasi pada terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan.Kondisiinidiiringipulaolehlajupertumbuhanpendudukdanindustrialisasi,pesatnya pembangunan infrastruktur, pola hidup masyarakat yang cenderung konsumtif, terjadinya perubahan iklim, lemahnya penegakan hukum, serta belum optimalnya kapasitas sumber daya manusia dalam pengelolaan lingkungan hidup. Kerusakan lingkungan berakibat pada timbulnya bencanasepertibanjir,longsor,danjugakekeringanyangakhirͲakhirinisemakinseringterjadidan berdampak luas. Kerugian yang ditimbulkan tidak hanya bersifat materi, namun juga mengakibatkanhilangnyajiwapendudukyangterkenabencana,terutamamerekayangberadadi daerahyangrawanbencana. Menyikapi situasi tersebut, diperlukan kebijakan pembangunan yang komprehensif dimana pembangunan ekonomi terus ditingkatkan dengan tetap memperhatikan aspek sosial dan lingkungan,sehinggadapatmencapaipembangunanyangberkelanjutandanlestari. Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
91
2.9.2.PencapaianPrioritasNasional9:LingkunganHidupĚan PengelolaanBencana Sebagaibentukantisipasidalammengatasiperubahaniklimtelah dilakukanberbagai upaya untuk memperbaiki kerusakan lingkungan yang mengarah kepada upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim global. Sebagai wujud komitmen Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen pada tahun 2020, pada tahun 2010 telah disusun Rancangan Peraturan Presiden mengenai Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RANͲGRK), yang selanjutnyaakandilaksanakanolehmasingͲmasingsektorterkait.Disampingitu,ditingkatdaerah juga akan disusun Rencana Aksi Daerah (RADͲGRK) dalam kurun waktu 12 bulan sejak RANͲGRK ditandatangani.Selanjutnya,dalammendukungtargetpenurunanemisisebesar26persen,maka disusunpulaRancanganPeraturanPresidententangInventarisasiGasRumahKaca.Kebijakanini diperlukan mengingat inventarisasi merupakan dasar utama untuk menentukan berapa besar penurunan emisi GRK yang diperlukan dari masingͲmasing sektor dan wilayah, serta memenuhi prinsipterukur,terlaporkan,danterverifikasi(measureable,reportable,andverifiable). Upayalainyangtelahdilakukanuntukmengatasiperubahaniklimadalahupayarehabilitasihutan dan lahan kritis pada Daerah Aliran Sungai (DAS) prioritas yaitu seluas 204.211 ha serta pengembanganhutankotaseluas1.175ha.Selainitu,dilakukanpulapengelolaanhutanmelalui pemberdayaan masyarakat, diantaranya melalui pengembangan hutan kemasyarakatan (HKm) seluas 415.153 ha, pengembangan hutan kemitraan untuk bahan baku kayu pertukangan seluas 50.506 ha, dan pengembangan hutan desa seluas 113.354 ha. Upaya lain adalah dengan melakukan rehabilitasi pesisir dan konservasi laut melalui pengelolaan kawasan konservasi perairan yang mencapai 13,95 juta ha pada tahun 2010 serta kerjasama internasional dalam rangka konservasi laut melalui Coral Triangle Initiative (CTI) dan SuluͲSulawesi Marine Ecoregion (SSME). Upaya pengendalian kerusakan lingkungan dilakukan untuk mempertahankan pelestarian lingkungan dan meningkatkan kualitas daya dukung lingkungan. Pada tahun 2010, pelaksanaan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) memperoleh hasil yang memuaskan, dimana jumlah perusahaan peserta Proper mencapai 705 perusahaan, melebihi target di tahun 2010,yaitusebanyak680perusahaan.UntukpelaksanaanProgramAdipura,jumlahkotadengan kualitas lingkungan baik mengalami peningkatan, dari sebanyak 140 kota di tahun 2009 menjadi 162kotaditahun2010. Di sektor kehutanan, telah dilakukan pengendalian kebakaran hutan melalui upaya menurunkan jumlahhotspotmenjadi9.841titikdaritargetpenurunankumulatifmenjadi58.890titik.Capaian ini menjadi melebihi target penurunan hotspot sebesar 20 persen per tahun, karena sepanjang tahun 2010 hujan turun sehingga jumlah hotspot jauh berkurang dan sedikit sekali terjadi kebakaran hutan dan lahan. Sejalan dengan hal itu, luas kawasan hutan yang terbakar hanya sebesar1.535,28ha,jauhlebihrendahdibandingkanperkiraansebesar6.113,77ha.Upayalainnya yaitumelaluikomunikasiparapihakdilingkunganDASdanmembangunrencanapengelolaanDAS pada22DASPrioritas. Dalam pengembangan sistem peringatan dini, pencapaian yang dapat dihasilkan adalah terkelolanya Sistem Peringatan Dini Tsunami (TEWS) dan Sistem Peringatan Dini Cuaca (MEWS) sertaSistemPeringatanDiniIklim(CEWS).Untukkegiatanpengelolaangempabumidantsunami, tahun2010telahdilakukanpemeliharaanTEWSduapaket,pemeliharaansistemdiseminasisirine 1 paket, pemasangan sistem diseminasi TEWS di 3 lokasi, pembangunan CCTV untuk monitoring gelombangtsunami5unit,peningkatankemampuanInaTEWS1paket,penyempurnaanfasilitas operasionalgempabumidantsunami1paketdanpenyediaanhandlingInklaring1paket.Untuk
92
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
pengelolaan meteorologi publik, di tahun 2010 telah dilakukan pengadaan tanah untuk radar cuaca di satu lokasi, pembangunan radar cuaca di 1 lokasi, pemeliharaan radar di 12 lokasi dan integrasiRadarCuaca4lokasi.Selanjutnya,untukpengelolaaniklimagroklimatdaniklimmaritim, ditahun2010telahdilakukanpemasanganAutomaticWeatherStation(AWS)10lokasi,Automatic RainGauge(ARG)10lokasi,pembangunanPosAgroklimat1lokasidanpemasanganpenakarhujan observasi(PH.Obs)di1.000lokasi. Upaya untuk mengurangi bencana dilakukan melalui peningkatan kapasitas aparatur pemerintah dan masyarakat dalam penanggulangan bahaya kebakaran hutan di enam DAOPS selama tahun 2010.UpayaͲupayapenanggulanganbencanadanpenguranganrisikobencanasebagaisalahsatu prioritas pembangunan nasional telah banyak dilakukan oleh pemerintah, antara lain melalui kegiatan: (1) dukungan penyediaan peralatan dan pemenuhan logistik di 16 provinsi; (2) pembentukantimSatuanReaksiCepatPenanggulanganBencana(SRCͲPB)denganbasisdi2(dua) lokasi (Jakarta dan Malang); dan (3) koordinasi dan pelaksanaan tanggap darurat di wilayah pascabencana banjir bandang di Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat, pascabencana gempa bumi dan tsunami di Kepulauan Mentawai, serta bencana erupsi Gunung MerapidiProvinsiDIYogyakartadanJawaTengahtelahselesaidilaksanakan.
2.9.3.PermasalahanPencapaian Beberapapermasalahandalamupayamengantisipasidampakperubahaniklim,antaralainadalah: (1) banyaknya pemangku kepentingan dalam penanggulangan dampak perubahan iklim sehingga diperlukan sinkronisasi dan koordinasi yang kuat antar K/L; (2) rendahnya kesiapan institusi dan kapasitassumberdayamanusia;(3)masihkurangnyakebijakandanperaturanyangberpihakpada pelaksanakegiatandibidangperubahaniklim;(4)masihterbatasnyasumberͲsumberpendanaan bagi kegiatan penanganan dampak perubahan iklim; serta (5) belum terciptanya sistem dan mekanismeinsentif/disinsentif.Selainitupermasalahanyangdihadapidisektorkehutananadalah masihtingginyalajudeforestasidandegradasiyangdisebabkanolehaktivitasilegallogging,serta permasalahan di bidang kelautan dan perikanan antara lain adanya pemanfaatan sumber daya kelautan yang tidak terkendali dan tidak memperhatikan keseimbangan ekosistem alam yang berakibat pada rusaknya ekosistem pesisir dan laut (mangrove dan terumbu karang) yang dapat menyebabkanmenurunnyaketersediaansumberdayaplasmanutfah,sertaerosipantai. Dariaspekpengendaliankerusakanlingkungan,masalahyangdihadapiadalah:(1)kecenderungan meningkatnya pencemaran lingkungan; (2) meningkatnya luas wilayah yang tercemar dan rusak berat;(3)masihrendahnyakapasitassumberdayamanusiadaninstitusipengelola;dan(4)masih rendahnya kesadaran masyarakat. Selain itu di bidang kehutanan masih dihadapi permasalahan adanya pembukaan kawasan secara tidak sah serta kebakaran hutan, serta masih luasnya lahan kritisakibataktivitaspemulihankawasanyangmasihrendah. Permasalahandalamsistemperingatandiniadalahmasihkurangnyakemampuandanjangkauan SistemPeringatanDiniCuaca(MEWS),SistemPeringatanDiniIklim(CEWS),danSistemPeringatan Dini Tsunami (TEWS), dalam memberikan data dan informasi kepada masyarakat secepatnya. Selainitu,masihrendahnyakualitassumberdayamanusiapengelolasistemperingatandini. Permasalahan terkait penanggulangan bencana adalah masih belum memadainya kinerja penanggulanganbencana,terutamaterkaitdengankapasitasdalampenanggulanganbencanabaik di tingkat pemerintah maupun di tingkat masyarakat yang masih terbatas. Permasalahan yang dihadapi antara lain: (1) belum seluruhnya terbentuk kelembagaan penanggulangan bencana di daerah; dan (2) masih tingginya ketergantungan pendanaan pada pemerintah pusat dalam pelaksanaan tanggap darurat. Sementara itu, permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
93
rehabilitasi dan rekonstruksi wilayah pascabencana adalah: (1) belum tersedianya basis data wilayah pascabencana yang termutahirkan; (2) keterbatasan peta wilayah pascabencana yang menghambat analisa kerusakan dan kerugian; (3) koordinasi penilaian kerusakan dan kerugian serta perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi yang terpusat; dan (4) keterbatasan alokasi pendanaan pemerintah pusat dan daerah serta ketergantungan pendanaan pemulihan kepada pemerintahpusat. Kesadaran terhadap risiko bencana dan pemahaman terhadap kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana juga masih rendah. Terkait dengan pengurangan risiko bencana, permasalahan yang dihadapi antara lain: (1) belum optimalnyapenjabaran kebijakanpengurangan risikobencanake dalam kebijakan di daerah;(2)kurangnyasosialisasi pengurangan risiko bencanakepada seluruh pemangku kepentingan; dan (3) kurangnya informasi dan keterbatasan media komunikasi yang efektif dalam penyebarluasan informasi pengurangan risiko bencana. Sementara itu dalam hal kesiapsiagaan, permasalahan yang muncul utamanya terkait dengan: (1) masih terbatasnya kebijakan penanggulangan bencana di daerah; (2) keterbatasan kapasitas kelembagaan penanggulanganbencanadidaerah;dan(3)keterbatasanalokasipendanaanbagipenanggulangan bencanayangbersumberdaripendanaandaerah.
2.9.4.RencanaTindakLanjut Tindak lanjut penanganan perubahan iklim terkait dengan penyusunan RAN GRK adalah mempersiapkan rencana sosialisasi RAN GRK di pusat dan daerah, serta persiapan penyusunan RAD GRK setelah Perpres RAN GRK disahkan. Perpres RAN GRK mengamanatkan kepada daerah/provinsi untuk menyusun RAD GRK dalam jangka waktu satu tahun setelah Perpres diterbitkan. Untuk itu disiapkan rencana sosialisasi, bimbingan, dan pelatihan yang efektif untuk daerah. Peningkatanupayarehabilitasihutandanlahandalamrangkapenangananperubahaniklim,terus dilakukan melalui kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan kritis termasuk hutan mangrove, pantai, gambut,danrawapadaDASprioritassecaraintensifdengantargetkumulatifsebesar2,5jutaha padaakhirtahun2014.Upayarehabilitasiinidiharapkandapatmenurunkanlajudeforestasidan degradasi hutan. Selain itu, pengelolaan hutan melalui pemberdayaan masyarakat terus dikembangkan melalui hutan kemasyarakatan seluas 2 juta ha, hutan rakyat kemitraan seluas 250.000 ha serta hutan desa seluas 500.000 ha sampai dengan akhir tahun 2014. Upaya ini diharapkan akan meningkatkan ekonomi masyarakat melalui akses terhadap pengelolaan hutan danpemanfaatanhasilhutan. Dalam upaya peningkatan pengelolaan sumber daya kelautan, diperlukan peningkatan upaya rehabilitasi, konservasi, danpengendaliansumber dayakelautanantara lain melalui pengelolaan kawasankonservasidankerjasamakonservasinasional,regional,danglobal. Dari aspek pengendalian kerusakan lingkungan, di samping penguatan kapasitas SDM pengelola terus dilakukan, peran aktif masyarakat dalam melakukan pengelolaan lingkungan hidup juga ditingkatkan. Selain itu, revitalisasi Program Adipura guna meningkatkan efektifitas dalam pelaksanaannya perlu dilakukan. Pengendalian terhadap kebakaran hutan juga perlu terus ditingkatkan untuk menekan kawasan hutan yang terbakar hingga 50 persen dalam lima tahun dibandingkondisirataͲrata2005ʹ20 09.Sejalandenganhalitu,hotspotakanterusditekanhingga sebesar20persensetiaptahundarirataͲrata2005ʹ2009.Sementaraitu, pengendaliankerusakan lingkungan pada DAS akan terus ditingkatkan melalui penyusunan rencana pengelolaan DAS terpadudi108DASprioritasdanbaselinedatapengelolaanDASdi108DASpadaakhirtahun2014.
94
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
Untuk memasƟkan tetap terkelolanya Sistem Peringatan Dini Cuaca (MEWS) dan Sistem Peringatan Dini Iklim (CEWS) serta Sistem Peringatan Dini Tsunami (TEWS), diperlukan peningkatan kualitas SDM pengelola melalui pendidikan dan ƉĞůĂƟhan. Dari segi peralatan, pemeliharan ƌƵƟŶ peralatan yang telah terpasang terus dilakukan, serta opƟmalisasi dalam pemanfaatan peralatan yang tersedia. Di bidang penanggulangan bencana, perlu dilakukan peningkatan kapasitas aparatur pemerintah dan masyarakat dalam penanggulangan bahaya kebakaran hutan di 30 DAOPS. Selain itu, upaya ƟŶĚĂŬ lanjut yang diperlukan dalam rangka peningkatan kinerja penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana antara lain: (1) pengurangan risiko bencana sebagai prioritas nasional dan daerah melalui: (a) penguatan kelembagaan penanggulangan bencana di pusat dan daerah, (b) pengintegrasian kebijakan pengurangan risiko bencana dalam perencanaan pembangunan di daerah, (c) dukungan penyediaan peralatan dan logisƟk kebencanaan di daerah dengan ƟŶŐŬat kerawanan ƟŶŐŐŝ͕ dan (d) penguatan kapasitas masyarakat dalam pengurangan risiko bencana serta mendorong keterlibatan dan parƟƐŝƉĂƐi masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana; (2) peningkatan kapasitas penanganan kedaruratan dan korban di wilayah pascabencana, yang terkoordinasi, ĞĨĞŬƟĨ dan terpadu melalui: (a) peningkatan kemampuan dan kapasitas satuan reaksi cepat penanggulangan bencana, dan (b) peningkatan kinerja pelaksanaan penanganan darurat di wilayah yang terkena bencana; dan (3) percepatan penyelesaian pemulihan wilayah pascabencana, khususnya di Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Sumatera Barat, serta pelaksanaan pemulihan awal di wilayah pascabencana Wasior, Mentawai dan Merapi yang akan dilanjutkan dengan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi di wilayah pascabencana tersebut. Tabel 2.9.1. Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 9: Lingkungan Hidup Dan Pengelolaan Bencana, Tahun 2010 No 1.
RPJMN 2010ʹ2014 SUBSTANSI INTI PERUBAHAN IKLIM:
SASARAN
INDIKATOR
TARGET 2010 Tersusunnya draŌ Perpres RAN-GRK, serta draŌ Perpres Inventarisasi GRK
CAPAIAN 2009
CAPAIAN 2010
Penurunan Emisi GRK sebesar 26% dari baseline
Laporan inventarisasi emisi GRK pada tahun 2020 menurun sebesar 26% dari baseline
Berkurangnya lahan ŬƌŝƟƐ melalui rehabilitasi dan reklamasi hutan
Terjaminnya tanaman rehabilitasi hutan dan lahan ŬƌŝƟƐ pada DAS prioritas* Terjaminnya hutan kota Terjaminnya hutan kemasyarakatan
100.000 ha*
Penyusunan dokumen RAN untuk Menghadapi Perubahan Iklim, dokumen Indonesia Climate Change Sectoral Roadmap. NA
1000 ha
NA
1.175 ha
400.000 ha
NA
415.153 ha
Terjaminnya izin usaha pengelolaan HKm Terjaminnya kemitraan usaha HKm Terjaminnya hutan kemitraan untuk bahan kayu pertukangan Terjaminnya sentra HHBK unggulan
100 kelompok
NA
107 kelompok
10 unit
NA
22 unit
50.000 ha
NA
50.506 ha
6 lokasi
NA
6 lokasi
Meningkatnya pengelolaan hutan melalui pemberdayaan masyarakat
Tersusunnya draŌ Perpres RAN-GRK, dan draŌ Perpres Inventarisasi GRK
204.211 ha
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
95
No
RPJMN 2010ʹ2014 SUBSTANSI INTI
SASARAN
Peningkatan hasil rehabilitasi seluas 500.000 ha per tahun
2.
PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN: Pengendalian Kerusakan Lingkungan: Penurunan beban pencemaran lingkungan melalui pengawasan ketaatan pengendalian pencemaran air limbah dan emisi di 680 kegiatan industri dan jasa pada 2010 dan terus berlanjut; penurunan jumlah hotspot kebakaran hutan sebesar 20% per tahun
Penurunan beban pencemaran lingkungan melalui pengawasan ketaatan pengendalian pencemaran air limbah dan emisi di 680 kegiatan industri dan jasa pada 2010 dan terus berlanjut;
Meningkatnya sistem pencegahan pemadaman, penanggulanan dampak kebakaran hutan dan lahan
Terselengganya pengelolaan DAS secara terpadu pada DAS prioritas
3.
96
SISTEM PERINGATAN DINI: Penjaminan berjalannya fungsi Sistem Peringatan Dini Tsunami (TEWS) dan Sistem Peringatan Dini Cuaca
Penjaminan berjalannya fungsi Sistem Peringatan Dini Tsunami (TEWS) dan Sistem Peringatan Dini Cuaca (MEWS) yang dimulai pada 2010, serta Sistem Peringatan Dini Iklim (CEWS) pada 2013
INDIKATOR
TARGET 2010
terbentuk dan beroperasi Terjaminnya hutan 100.000 ha desa Kawasan konservasi Pengelolaan laut dan kawasan 900 ribu ha konservasi perairan tawar dan payau yang dikelola secara berkelanjutan Jumlah Menurunnya perusahaan pencemaran air mengiku dan udara limbah Proper: 680 dari sumber industri : agroindustri, Usaha Jumlah kota Skala Kecil (USK), peserta Manufaktur, ADIPURA Prasarana, dan dengan kualitas Jasa, serta Industri baik: 250 Pertambangan Energi dan Migas (melalui Proper), serta peningkatan penyelenggaraan peningkatan pengelolaan sampah (melalui ADIPURA) Terjaminnya 20% hotspot di Pulau ;ϱϴ͘ϴϵϬƟƟŬͿ Kalimantan, Pulau Sumatera, dan Pulau Sulawesi berkurang 20% tahun dari rerata 2005-2009 Terjaminnya 10% kawasan hutan (6.113,77 ha) yang terbakar ditekan hingga 50% dalam 5 tahun dibanding kondisi rerata 2005-2009 Terjaminnya (22 DAS) rencana pengelolaan DAS terpadu di DAS prioritas Terjaminnya (7 DAS) baseline data pengelolaan DAS Tersedianya data (7 BPDAS) dan peta lahan di BPDAS Terkelolanya Sistem 1. Pengelolaan Peringatan Dini Gempa Bumi Cuaca (MEWS) dan dan Tsunami Sistem Peringatan BMKG: Dini Iklim (CEWS) - Pemeliharaserta Sistem an TEWS 2 Peringatan Dini paket Tsunami (TEWS) - Pemeliharaa n system diseminasi sirine 1 paket
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
CAPAIAN 2009
CAPAIAN 2010
NA
113.354 ha
Luas kawasan konservasi perairan 13,5 juta
Pengelolaan 900 ribu ha, dan total luas kawasan konservasi perairan 13,95 juta ha
Jumlah perusahaan mengiku Proper: 627
Jumlah perusahaan mengiku Proper: 705
Jumlah kota peserta ADIPURA dengan kualitas baik: 140
Jumlah kota peserta ADIPURA dengan kualitas baik: 162
39.463
400% (9.841
6.783,08 ha
1.535,28 ha
NA
22 DAS
NA
7 DAS
NA
7 BPDAS
k)
1. Pengelolaan Gempa Terpeliharanya Bumi dan Tsunami Sistem peringatan BMKG: dini tsunami - Pemeliharan (TEWS) yang TEWS 2 paket 148 meli - Pemeliharaan stasiun system pengamatan diseminasi sirine gempa bumi (seismograf) yang 1 paket terdiri atas 102 - pemasangan stasiun BMKG dan sistem diseminasi stasiun lainnya TEWS di 3 lokasi
No
RPJMN 2010ʹ2014 SUBSTANSI INTI (MEWS) yang dimulai pada 2010, serta Sistem Peringatan Dini Iklim (CEWS) pada 2013
SASARAN
INDIKATOR
TARGET 2010 - pemasangan sistem diseminasi TEWS di 3 lokasi - Pembangun an CCTV untuk monitoring Tsunami 5 unit - Peningkatan kemampuan Ina TEWS 1 paket. - Penyempurn aan fasilitas operasional gempabumi dan tsunami 1 paket - Tersedianya Handling Inklaring di 1 paket 2. Pengelolaan Metorologi Publik BMKG - Pengadaan Tanah untuk Radar Cuaca di 1 lokasi - Pemeliharaan Radar Cuaca di 12 lokasi - Pembangun an Radar Cuaca di 1 lokasi (Pekanbaru) 3. Pengelolaan Iklim Agroklimat dan Iklim BMKG - Pemasangan Automa c Weather
CAPAIAN 2009
CAPAIAN 2010
dan dikembangkannya system peringatan dini iklim (CEWS) yang meli antara lain Automa c Digital Rain Gauge 42 lokasi dan Auto ma c Weather System 26 lokasi dan untuk pembangunan peringatan dini cuaca (MEWS) Radar meli Cuaca 8 lokasi, pemeliharaan Radar Cuaca 12 lokasi.
- Pembangunan CCTV untuk monitoring Tsunami 5 unit - Peningkatan kemampuan Ina TEWS 1 paket. - Penyempurnaan fasilitas operasional gempabumi dan tsunami 1 paket - Tersedianya Handling Inklaring di 1 paket
2. Pengelolaan Metorologi Publik BMKG - Pengadaan Tanah untuk Radar Cuaca di 1 lokasi - Pemeliharaan Radar Cuaca di 12 lokasi - Pembangunan Cuaca di 1 lokasi (Pekanbaru) 3. Pengelolaan Iklim Agroklimat dan BMKG Iklim - Pemasangan Automa c Weather (AWS) 10 lokasi - Pemasangan Automa c Rain Gauge (ARG) 10 lokasi - Pemasangan Penakar Hujan Observasi (PH. Obs) di 1.000 lokasi.
(AWS) 10 lokasi - Pemasangan Automa c Rain Gauge (ARG) 10 lokasi - Pemasangan Penakar Hujan Observasi (PH. Obs) di 1.000 lokasi. 4.
PENANGGULANGAN BENCANA: Peningkatan kemampuan
Pemenuhan dan pendistribusian logis k dan peralatan kebencanaan.
Terlaksananya Pemenuhan dan pendistribusian logis k dan peralatan
16 Provinsi
33 Provinsi
16 Provinsi
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
97
No
RPJMN2010ʹ2014 SUBSTANSI INTI penanggulangͲ anbencana melalui:1) penguatan kapasitas aparatur pemerintah dan masyarakat dalamusaha mitigasirisiko serta penanganan bencanadan bahaya kebakaran hutandi33 provinsi,dan2) pembentukan timgerak cepat(unit khusus penanganan bencana) dengan dukungan peralatandan alat transportasi yangmemadai denganbasisdi dualokasi strategis (Jakartadan Malang)yang dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
SASARAN
INDIKATOR
TARGET 2010
CAPAIAN 2010
SRCͲPBsudah dibentukdi2 (dua)lokasi strategis(Jakarta danMalang) 2lokasi(Sumatera BaratdanJawa Barat)
5provinsi
kebencanaan
Terlaksananya kesiapsiagaandengan satuanreaksicepat penanggulangan bencana Koordinasidan pelaksanaan penanganantanggap daruratdipusatdan daerah. Meningkatnyasistem pencegahan pemadaman, penanggulangan dampakkebakaran hutandanlahan.
Terbentuknya SatuanReaksi Cepat Penanggulangan Bencana(SRCͲPB). Terlaksananya koordinasidan penanganan tanggapdaruratdi pusatdandaerah. Peningkatan kapasitasaparatur pemerintahdan masyarakatdalam penanggulangan bahayakebakaran hutandi30DAOPS (10provinsi)
5lokasi
55lokasi
6DAOPS
Keterangan: *TargetberdasarkanRencanaStrategisKementerianKehutanan2010ʹ201 4 Sumber: a. Laporan1TahunMenteriNegaraLingkunganHidup,2010 b. BadanMeteorologi,Klimatologi,danGeofisika,2010 c. KementerianKehutanan,2010 d. BadanNasionalPenanggulanganBencana,2010
98
CAPAIAN 2009
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
NA
4lokasi(Wasior, MentawaidanBarat DIYogyakartadan JawaTengah) 6DAOPS
15
BAB 2.10. PRIORITAS NASIONAL 10: DAERAH TERTINGGAL TERDEPAN, TERLUAR, DAN PASCAKONFLIK 2.10.1. Pengantar Pemihakan terhadap upaya pembangunan di daerah ƚĞƌƟnggal, terdepan, terluar, dan pascakŽŶŇŝk merupakan salah satu perhĂƟan utama RPJM Nasional 2010–2014 yang dituangkan dalam Prioritas Nasional 10 mengenai Daerah TeƌƟŶŐŐĂů, Terdepan, Terluar, dan WĂƐĐĂŬŽŶŇŝŬ͘ Prioritas ini merupakan program aksi yang disusun dengan pendekatan kewilayahan, sehingga penanganannya memerlukan dukungan lintas bidang͘ Penyelenggaraan koordinasi yang efekƟf dan sinergitas kebijakan dan program antar Kementerian/Lembaga merupakan kunci untuk mempercepat upayaupaya penanganan daerah tĞƌƟnggal, terdepan, dan terlƵĂƌ͘ Program aksi untuk daerah ƚĞƌƟŶŐŐĂl, terdepan, terluar, dan pascakonŇik ditujukan untuk pengutamaan dan penjaminan pertumbuhan di daerah terƟŶŐŐĂů͕ terdepan, terluar serta keberlangsungan kehidupan damai di wilayah ƉĂƐĐĂŬŽŶŇŝŬ͕ yang dijabarkan ke dalam empat substansi ŝŶƟ ŵĞůŝƉƵƟ : 1͘
Kebijakan, yaitu pelaksanaan kebijakan khusus dalam bidang infrastruktur dan pendukung kesejahteraan lainnya yang dapat mendorong pertumbuhan di daerah tĞƌƟnggal, terdepan, terluar, dan pascakonŇik selambat-lambatnya dimulai pada tahun 2011;
2͘
Kerjasama internasional, yaitu pembentukan kerja sama dengan negara-negara tetangga dalam rangka pengamanan wilayah dan sumber daya kelautan; Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
99
3.
Keutuhan wilayah, yaitu penyelesaian pemetaan wilayah perbatasan RI dengan Malaysia, PapuaNugini,TimorLeste,danFilipinapadatahun2010;dan
4.
Daerah tertinggal, yaitu pengentasan daerah tertinggal di sedikitnya 50 kabupaten paling lambattahun2014.
SasarandantargetpembangunanPrioritasNasional10:DaerahTertinggal,Terdepan,Terluar,dan Pascakonflikpadatahun2010dirumuskansebagaiberikut: 1.
Terlaksananya kebijakan khusus dalam bidang infrastruktur dan pendukung kesejahteraan lainnya yang dapat mendorong pertumbuhan di daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pascakonflik selambatͲlambatnya dimulai pada tahun 2011. Target sasaran ini adalah terumuskannya delapan kebijakan atau program khusus dalam penanganan permasalahan daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pascakonflik di lokasiͲlokasi yang telah ditetapkan dalamRPJMN2010ʹ2014dengan alokasianggaranyangmemadaipadasetiapK/Lyangterkait denganpelaksanaanprogramaksi.
2.
MeningkatnyakerjasamadengannegaraͲnegaratetanggadalamrangkapengamananwilayah dan sumberdaya kelautan, yang didukung oleh ketersediaan sarana prasarana pengamanan dan pengawasan yang handal. Target sasaran ini adalah: (a) terselenggaranya kerjasama pengamanan wilayah dan sumber daya kelautan dengan sepuluh negara tetangga yang berbatasandaratdanlaut;(b)terwujudnyapertumbuhansaranadanprasaranapertahanandi tujuhPosPengamananPerbatasan(PosPamtas);(c)terwujudnyaperkembangankualitasdan kuantitas pembinaan wilayah pertahanan hingga mencapai 45 persen; dan (d) menurunnya aktivitasIllegal,Unregulated,andUnreported(IUU)fishingdi3WPPBaratdan6WPPTimur.
3.
Tersusunnya pemetaan wilayah perbatasan RI dengan Malaysia, Papua Nugini, Timor Leste, danFilipinapada2010–2014yangdisertaidenganupayapercepatanpenyelesaiandelimitasi batas pada segmenͲsegmen batas yang belum disepakati. Target dari sasaran ini adalah: (a) tersusunnya72NomorLembarPeta(NLP)petaperbatasandan25pulau,(b)terselenggaranya 12perundinganperbatasan.
4.
Meningkatnya rataͲrata pertumbuhan ekonomi, persentase penduduk miskin, dan kualitas sumber daya manusia (IPM) di daerah tertinggal dengan target masingͲmasing sebesar 6.6 persen,18.8persen,dan67,7.
2.10.2. Pencapaian Prioritas Nasional 10: Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar,danPascakonflik Pencapaian sasaran substansi inti pertamadari Prioritas Nasional 10 terkait denganpelaksanaan berbagaikegiatanprioritasnasionalolehK/Lterkaituntukmendukungpembangunaninfrastruktur danpendukungkesejahteraanlainnyadidaerahtertinggal,terdepan,danpascakonflik.HasilͲhasil yang dicapai pada tahun 2010 adalah terlaksananya delapan kebijakan khusus yang dapat mendorongpertumbuhandidaerahtertinggal,terdepan,terluar,danpascakonflik,antaralain:(1) terbangunnyapermukimantransmigrasiuntuk4925KK;(2)terlaksananyapengadaan37unitbus perintis,pemberiansubsidioperasi143rutebusperintis,pembangunanbarudanlanjutan5unit kapalpenumpangdanperintis,subsidi58trayekangkutanlautperintis,pembangunanbarudan lanjutan30unitkapalpenyeberanganperintis,pembangunan28unitbusair,pengoperasian76 lintaskapal penyeberangan perintis dalam provinsi dan 8 lintas antarprovinsi, serta pemberian subsidioperasiangkutanudaraperintisuntuk96rutedi15provinsiuntukmemberikanpelayanan jasa transportasi di wilayah tertinggal dan terpencil; (3) terlaksananya penyediaan jasa akses telekomunikasimelaluiDesaDeringdenganrealisasi27.670desa(83.4persen),sertapenyediaan 100 Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
jasa akses layanan internet melalui Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) dengan realisasi 4.269 desa ibukota kecamatan (74.3 persen); (4) terfasilitasinya penyediaan infrastruktur di 30 pulauͲpulau kecil terluar; (5) teridentifikasinya potensi dan pemetaan di 20 pulauͲpulau kecil, termasuk5pulaukecilterluar/terdepan,sertapenyediaaninfrastrukturantaralainberupasarana airbersihdanlistriktenagasurya;(6)terbentuknyaBadanNasionalPengelolaPerbatasan(BNPP) melalui Perpres 12/2010; (7) tersalurkannya subsidi pendidikan bagi siswa SD/SDLB (2.246.800), SMP/SMPLB (871.193), SMA (248.800), SMK (305.950), dan mahasiswa (65.000); dan (8) terbangunnya76puskesmasperawatandiperbatasandanpulauͲpulaukecilterluarberpenduduk; terselenggaranyapelayanankesehatandi101Puskesmasprioritasdiperbatasandanpulauterluar; terlaksananya pelayanan pelayanan kesehatan rujukan di 14 RS bergerak di Daerah Terpencil, Perbatasan, dan Kepulauan (DTPK); tersedianya tenaga kesehatan sebanyak 1.323 orang yang didayagunakan di DTPK; tersedianya insentif bagi 1.421 residen senior dan tenaga kesehatan melaluipendayagunaandiDTPK;tersedianya370residensenioryangdidayagunakandiDTPK. Substansi inti kedua mengenai pembentukan kerja sama dengan negaraͲnegara tetangga dalam rangka pengamanan wilayah dan sumber daya kelautan pada tahun 2010 diwujudkan melalui kerjasamapengamananwilayahdansumberdayakelautandengantujuhnegaratetanggameliputi: (1)operasidanpatrolibersamaantaraIndonesia,Malaysia,danSingapuramelaluiMalacaStrait Sea Patrol (MSSP) yang mampu menekan tindak perompakan di Selat Malaka secara drastis; (2) kerjasamapengawasansumberdayakelautandanperikanandenganAustraliadanMalaysia;dan (3) pengendalian illegal, unreported, and unregulated (IUU) fishing dan pengawasan dalam pemanfaatan sumber daya di wilayah setiga terumbu karang di n Indonesia dengan Filipina, Malaysia,Solomon,PapuaNewGuinea,danTimorLeste.Selainmelaluikerjasamadengannegara tetangga,upayapengamananwilayahdansumberdayakelautanperludidukungolehketersediaan saranadanprasaranapengamanansertapengawasanyanghandal.Beberapaupayayangdicapai padatahun2010 antara lain: (1) terlaksananyapemberian tunjangan khusus kepadaprajurit TNI yang bertugas di wilayah perbatasan dan pulauͲpulau kecil terluar melalui Perpres Nomor 49 tahun2010;(2)terbangunnya2pospertahanandiwilayahKodamVI/TPRTanjungPuradan5pos pertahanan di wilayah Kodam XVII/Cen Cendrawasih; dan (3) terselenggaranya pengawasan sumberdaya kelautan secara intensif di WPP melalui pemeriksaan terhadap 2.253 kapal perikanan,dimanasebanyak183kapaldiindikasikanmelakukanpelanggaran. Dalam hal penyelesaian pemetaan wilayah perbatasan RI dengan Malaysia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Filipina, pada tahun 2010 telah tersusun: (1) peta perbatasan RIͲPNG Skala 1:50.000 sebanyak37NomorLembarPeta(NLP),dan(2)petafotodanpetagarispulauͲpulaukecilterluar sebanyak48NLP.Dalamupayapenegasanbatas(termasukpemetaan)disegmenͲsegmenbatas lainnya,perludidahuluidenganpenyelesaiandelimitasibatasmaritimmelaluikesepakatandengan negara tetangga. Selama tahun 2010, telah dilakukan 17 kali perundingan untuk membahas segmenͲsegmen batas RIͲMalaysia, 2 kali perundingan batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) IndonesiaͲVietnam, 2 kali perundingan batas ZEE dan LK IndonesiaͲPalau, dan 1 penjajakan perundingan delimitasi batas maritim RI–Thailand. Selain itu, telah dilakukan ratifikasi terhadap Perjanjian tentang Penetapan Garis Batas Laut Wilayah di Bagian Barat Selat Singapura melalui UndangͲUndangNomor4Tahun2010. Sedangkan dalam hal pencapaian sasaran substansi inti keempat mengenai pengentasan daerah tertinggaldisedikitnya50kabupatenpalinglambattahun2014,padatahun2010terkendalaoleh belum tersedianya data perekonomian daerah, IPM dan kemiskinan tahun 2010 yang resmi dipublikasikan oleh BPS, akan tetapi dari sisi pencapaian output kegiatan yang mendukung pengentasan daerah tertinggal di sedikitnya 50 kabupaten adalah: (1) terlaksananya koordinasi lintas sektor dan fasilitasi bantuan stimulan dalam pembangunan daerah tertinggal melalui insrumen P2KPDT di 120 kabupaten, P4DT di 5 pusat pertumbuhan, P2WP di 24 kabupaten Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
101
perbatasan, P2IPDT di 185 Kabupaten, dan P2SEDT di 151 Kabupaten; (2) DAK SPP di 233 kabupaten,danPNPMͲDTKdi51Kab.Adapundanatotalblockgrantyangsudahdicairkanuntuk P2DTKNADͲNias(tahun2006–2ϬϭϬ) sebesarRp236.3miliar(72persen)daritotalalokasiRp327.9 miliar, sedangkan untuk P2DTK Nasional pencairan tahun 2007ʹϮϬ10 sebesar Rp757.4 miliar (99 persen) dari total alokasi Rp761.4 miliar; (3) tersusunnya konsep Pembangunan Perdesaan Terpadu (Bedah Desa) dan Pengembangan Produk Unggulan Kabupaten (PRUKAB) sebagai instrumenutamadalamkoordinasilintassektoryangdikoordinasikanolehKPDT;(4)tersusunnya Kesepakatan Bersama (MoU) yang diinisiasi oleh Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) dengan melibatkan K/L dan swasta dalam rangka percepatan pembangunan ekonomi masyarakat daerah tertinggal; dan (5) tersedianya kebutuhan dasar, aksesibilitas dan pelayanan sosial dasar bagi warga Komunitas Adat Terpencil meliputi permukiman dan infrastruktur pendukungnyasertapemberianjaminanhidupuntuk2.300KepalaKeluarga.
2.10.3. PermasalahanPencapaian IsustrategisyangterkaitdenganpencapaiansasarandantargetPrioritasNasional10padatahun 2010antaralain: 1.
Belum optimalnya perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan program khusus beserta dan alokasipendanaanyangbelumsesuaidengankebutuhanspesifikdaerahtertinggal,terdepan, terluar,danpascakonflikdilokasiͲlokasiyangsudahditetapkan;
2.
Belum idealnya jumlah dan kualitas sarana prasarana pengamanan dan pengawasan yang tersedia untuk menyelenggarakan upaya pengamanan wilayah dan sumber daya kelautan secara intensif termasuk untuk mendukung pengamanan melalui kerjasama dengan negara tetangga;
3.
Belum optimalnya koordinasi antar instansi dalam penyediaan dan pemanfaatan peta batas wilayahdankawasanperbatasan;dan
4.
Belum optimalnya pencapaian pertumbuhan ekonomi, pengurangan kemiskinan, dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia di daerah tertinggal karena dihadapkan pada beberapa kendala antara lain belum optimalnya pengelolaan potensi sumber daya lokal, belum optimalnya tindakan afirmatif kepada daerah tertinggal, masih lemahnya koordinasi antarpelakupembangunan,danterbatasnyasaranadanprasaranadasarwilayah.
2.10.4. RencanaTindakLanjut RencanatindaklanjutpelaksanaanprogramaksiPrioritasNasional10antaralain: 1.
Meningkatkan kualitas perumusan kebijakan dan program khusus untuk menuntaskan permasalahan daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pascakonflik yang memerlukan intervensispesifikdalampenanganannya.
2.
Meningkatkan sinergitas pelaksanaan kebijakan dan program antarsektor, antardaerah, maupunantarapusatͲdaerahbesertakeberpihakanpendanaandalampelaksanaankebijakan khusus untuk mempercepat pembangunan di daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pascakonflikdilokasiͲlokasiyangtelahditetapkan.
3.
Mempererat kerjasama antar negara dalam upaya pengamanan wilayah dan pengawasan sumber daya kelautan yang didukung oleh upaya peningkatan ketersediaan sarana prasana pengamanandanpengawasan.
102 Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
4.
Meningkatkan koordinasi antarinstansi dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemetaan batas wilayah dan kecamatan perbatasan serta mendorong pemanfaatan hasil pemetaan oleh instansiterkaitdipusatdandaerah.
5.
Meningkatkan upaya diplomasi batas untuk mempercepat penyelesaian delimitasi batas negara.
6.
Meningkatkan koordinasi dan sinergitas antar pelaku pembangunan termasuk fasilitasi kegiatanstimulandidaerahtertinggal,terdepan,terluar,danpascakonflikmelaluioptimalisasi peran Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan.
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
103
Tabel 2.10.1. Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 10: Daerah Ter Terdepan, Terluar, dan PascakonŇik, Tahun 2010 No 1.
RPJMN 2010ʹ2014 SUBSTANSI INTI KEBIJAKAN : Pelaksanaan kebijakan khusus dalam bidang infrastruktur dan pendukung kesejahteraan lainnya yang dapat mendorong pertumbuhan di daerah nggal, terdepan, terluar, dan pascakonŇik selambatlambatnya dimulai pada 2011
SASARAN**
INDIKATOR**
Terlaksananya kebijakan khusus dalam bidang infrastruktur dan pendukung kesejahteraan lainnya yang dapat mendorong pertumbuhan di daerah nggal, terdepan, terluar, dan pascĂŬŽŶŇŝŬ selambatlambatnya dimulai pada 2011
Jumlah kebijakan khusus yang dirumuskan
TARGET 2010* 8 kebijakan khusus
104 Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
CAPAIAN 2009*
CAPAIAN 2010*
Terlaksananya 5 kebijakan khusus yang dapat mendorong pertumbuhan di daerah nggal, terdepan, terluar, dan pascĂŬŽŶŇŝŬ͕ antara lain: 1. Terbangunnya permukiman transmigrasi di 82 lokasi untuk 10.025 KK 2. Tersedianya kapal penumpang dan perin s 4 unit, subsidi perin s angkutan laut 58 trayek, pelayanan keperin san angkutan jalan (78 bus perin s dan 138 lintas peri s), 3 Sarana Keperin san SDP, 81 pelayanan Keperin san SDP, 94 rute perin s udara 3. Terbangunnya sarpras kominfo (24.051 Desa berdering, 70 Desa pintar) 4. Terfasilitasinya peningkatan sarana dan prasarana di 4 pulau-pulau kecil terluar 5. Jumlah residen senior yang didayagunakan di DTPK (83)
Terlaksananya 8 kebijakan khusus yang dapat mendorong pertumbuhan di daerah nggal, terdepan, terluar, dan pascĂŬŽŶŇŝŬ͕ antara lain: 1. Terbangunnya permukiman transmigrasi untuk 2. 4925 KK 3. Tersedianya 37 unit bus perin s, pemberian subsidi operasi 143 rute bus perin s, pembangunan baru dan lanjutan 5 unit kapal penumpang dan perin s, subsidi 58 trayek angkutan laut perin s, pembangunan baru dan lanjutan 30 unit kapal penyeberangan perin s, pembangunan 28 unit bus air, pengoperasian 76 lintaskapal penyeberangan perin s dalam provinsi dan 8 lintas antarprovinsi, serta pemberian subsidi operasi angkutan udara perin s untuk 96 rute di 15 provinsi 4. Terbangunnya sarpras kominfo (27.670 desa berdering, 4.269 desa Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) 5. Terfasilitasinya penyediaan infrastruktur pulau-pulau kecil terluar (30 pulau) 6. Teriden Įkasi dan terpetakannya potensi 20 pulau-pulau kecil, termasuk 5 pulau kecil terluar 7. Terbentuknya Badan Nasional Pengelola Perbatasan melalui Perpres 12/2010 8. Tersalurkannya subsidi pendidikan bagi siswa SD/SDLB (2.246.800), SMP/SMPLB (871.193), SMA (248.800), SMK (305.950), dan mahasiswa (65.000) 9. Terbangunnya 76 puskesmas perawatan di perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar berpenduduk; Terselenggaranya pelayanan kesehatan di 101 Puskesmas prioritas di perbatasan dan pulau terluar, Terlaksananya pelayanan pelayanan kesehatan rujukan di 14 RS bergerak di Daerah Terpencil, Perbatasan, dan Kepulauan (DTPK), Tersedianya tenaga kesehatan sebanyak 1.323 orang yang didayagunakan di
No
2.
3.
RPJMN2010ʹ2014 SUBSTANSI INTI
KERJASAMA INTERNASIO NAL: Pembentukan kerjasama dengan negaraͲnegara tetangga dalamrangka pengamanan wilayahdan sumberdaya kelautan
KEUTUHAN WILAYAH: Penyelesaian pemetaan wilayah perbatasan RIdengan Malaysia, Papua Nugini,Timor Leste,dan Filipinapada 2010ʹ2014
SASARAN**
Meningkatnya kerjasama dengan negaraͲnegara tetangga dalamrangka pengamanan wilayahdan sumberdaya kelautanyang didukungoleh ketersediaan sarana prasarana pengamanan dan pengawasan yanghandal
Tersusunnya pemetaan wilayah perbatasan RIdengan Malaysia, Papua Nugini,Timor Leste,dan Filipinapada 2010Ͳ2014 disertai dengan upaya percepatan penyelesaian
INDIKATOR**
Jumlahnegara tetanggayang melakukan kerjasamadalam rangka pengamanan wilayahdan sumberdaya kelautan
Jumlahpos pengamanan perbatasan (pamtas)yang dibangundi wilayah perbatasan Persentase kualitasdan kuantitas pembinaan wilayah pertahanan JumlahWilayah Pengelolaan PerikananBagian BaratdanTimur yangbebasIUU Fishing JuumlahNLP (pemetaan kecamatan kawasan perbatasan darat)dan jumlahpulau (pemetaanpulau terluar)
TARGET 2010*
10negara tetanggayang berbatasan (Malaysia, PNG,Timor Leste, Singapura, Australia, Filipina,India, Thailand, Vietnam, Palau)
7PosPamtas
45%
3 WPP Barat dan 6 WPP Timur
72NLPdan25 pulau
CAPAIAN 2009*
Terwujudnyakerja samadengan negaratetangga dalam pengelolaan ekosistempesisir danlautseperti SuluͲSulawesi MarineEcoregion (SSME)dan BismarckͲSouth SolomonMarine Ecoregion (BSSME),Arafura andTimorSeas Action(ATSEA), sertapeluncuran CoralTriangle Initiative(CTI)
CAPAIAN 2010* DTPK,Tersedianyainsentif bagi1.421residenseniordan tenagakesehatanmelalui pendayagunaandiDTPK, Tersedianya370residen senioryangdidayagunakandi DTPK. Terwujudnyakerjasama pengamananwilayahdan sumberdayakelautandengan7 negaratetanggamelalui:(a) Operasidanpatrolibersama antaraIndonesia,Malaysia,dan SingapuramelaluiMalacaStrait SeaPatrol(MSSP);(b) Terwujudnyakerjasama pengawasansumberdaya kelautandanperikanandengan AustraliadanMalaysia;(c) Terwujudnyapeningkatan pengendalianillegal,unreported, andunregulated(IUU)fishing danpengawasandalam pemanfaatansumberdayadi wilayahsetigaterumbukarangdi wilayahsegitigaterumbukarang (coraltriangle)melaluikerjasama CTI(coraltriangleinitiative) antaraIndonesiadenganFilipina, Malaysia,Solomon,PapuaNew Guinea,danTimorLeste Terbangun2pospamtasdi wilayahKodamVI/TPRTanjung Puradan5pospamtasdi wilayahKodamXVII/Cen Cendrawasih TelahterlaksanaPemberian tunjangankhususkepadaprajurit TNIyangbertugasdiwilayah perbatasandanpulauͲpulaukecil terluarmelaluiPerpresNomor 49tahun2010. Telahdilakukanpemeriksaan terhadap2.253kapalperikanan, sebanyak183kapaldiindikasikan melakukanpelanggaran.
Secaraakumulatif, 1. Tersusunnya:(a)Peta perbatasanRIͲPNGSkala hinggaakhirtahun 1:50.000sebanyak37NLP,dan 2009telahtersusun (b)petafotodanpetagaris :(1)Petabatas pulauͲpulaukecilterluar wilayahnegaraRIͲ sebanyak48NomorLembar PNGskala1:50.000 Peta(NLP) dan1:25.00018 NLP,(2)Petabatas 2. Terlaksananyapenyusunan kebijakanInventarisasi wilayahnegaraRIͲ WilayahPesisir,PulauͲPulau Malaysiaskala Kecil,PerbatasandanWilayah 1:50.000dan Tertentuditingkatpusatdan 1:25.00018NLP,(3) pelaksanaannyadidaerah Petabataswilayah sebanyak186SP(satuan negaraRIͲRDTL pekerjaan) skala1:50.000dan 1:25.00034;(4)
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
105
No
RPJMN 2010ʹ2014 SUBSTANSI INTI
SASARAN**
TARGET 2010*
INDIKATOR**
delimitasi batas pada segmensegmen batas yang belum disepak .
Jumlah pelaksanaan perundingan batas darat dan laut
4.
DAERAH TERTINGGAL: Pengentasan daerah nggal di sedikitnya 50 kabupaten paling lambat 2014
12 perundingan
Meningkatnya rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah nggal
Rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah nggal
6.6%
Berkurangnya persentase penduduk miskin di daerah nggal
Persentase penduduk miskin di daerah nggal
18.8%
106 Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
CAPAIAN 2009* Peta Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) skala 1:1.000.000 16 NLP, (5) Peta Garis Pangkal skala 1:200.000 41 NLP, (6) Peta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) skala 1:5.000.000 1 NLP, dan (7) Peta pulau-pulau kecil terluar 56 pulau. (sumber data : RKP 2011) Telah terlaksana : (a) 15 kali perundingan masalah penetapan batas mari m IndonesiaMalaysia melalui forum Joint Technical Working Group ; (b) Pendantanganan perjanjian tentang Penetapan Garis Batas Laut Wilayah RISingapura di Bagian Barat Selat Singapura pada tanggal 10 Maret 2009. Mengingat belum tersedianya data penunjang tahun 2009, maka capaian kegiatan dalam rangka mendukung substansi in adalah: 1. Koordinasi lintas sektor dan fasilitasi bantuan s mulan dalam pembangunan daerah nggal melalui: ͻP2KPDT di 105 kab ͻP4DT di 20 ng kab ͻP2WP di 18
CAPAIAN 2010*
Terlaksannaya: 17 (tujuh belas) kali perundingan untuk membahas segmen-segmen batas RI-Malaysia, 2 (dua) kali perundingan batas ZEE Indonesia-Vietnam, 2 (dua) kali perundingan batas ZEE dan LK Indonesia-Palau, 1 (satu) kali penjajagan perundingan delimitasi batas mari m RI– Thailand, serta r kasi terhadap Perjanjian tentang Penetapan Garis Batas Laut Wilayah di Bagian Barat Selat Singapura melalui UndangUndang No. 4 Tahun 2010.
Mengingat belum tersedianya data penunjang tahun 2010, maka capaian kegiatan dalam rangka mendukung substansi in adalah: 1. Koordinasi lintas sektor dan fasilitasi bantuan s mulant dalam pembangunan daerah nggal melalui: ͻP2KPDT di 120 kab ͻP4DT di 5 pusat pertumbuhan ͻP2WP di 24 kab nggal, perbatasan ͻP2IPDT di 185 Kab ͻP2SEDT di 151 Kab ͻPelaksanaan DAK SPP di 233 kab ͻPNPM-DTK di 51 Kab. Dana total block grant yang sudah dicairkan untuk P2DTK NAD-Nias (tahun 2006–2010) sebesar Rp
No
RPJMN2010ʹ2014 SUBSTANSI INTI
SASARAN**
INDIKATOR**
Meningkatn yakualitas sumberͲ daya manusiadi daerah tertinggal yang ditunjukkan oleh peningkatͲ anindeks pembaͲ ngunan manusia (IPM)
Indeks pembangunan manusia(IPM)di daerahtertinggal
TARGET 2010* 67.7
CAPAIAN 2009*
CAPAIAN 2010*
kab tertinggal, perbatasan x P2IPDTdi 118Kab x P2SEDTdi 148Kab x Pelaksanaan DAKSPPdi 110kab x PNPMͲDTKdi 51Kab.Dana totalblock grantyang sudah dicairkan untukP2DTK NADͲNias (tahun2006– 2009) sebesar Rp.156.59M (72%)dari totalalokasi Rp244.74M, sedangkan untukP2DTK Nasional pencairan tahun2007Ͳ 2009sebesar Rp.86.97M (99%)dari totalalokasi Rp.590.9M 2. Tersedianya permukiman danpemberian jaminanhidup bagi10.301KK KomunitasAdat Terpencil(KAT)
236.3M(72%)daritotal alokasiRp327.9M, sedangkanuntukP2DTK Nasionalpencairantahun 2007Ͳ2010sebesar Rp.757.4M(99%)daritotal alokasiRp.761.4M. 2. Tersusunnyakonsep PembangunanPerdesaan Terpadu(BedahDesa)dan PengembanganProduk UnggulanKabupaten (PRUKAB)sebagaiinstrumen utamadalamkoordinasilintas sektoryangdikoordinasikan olehKPDT 3. TersusunnyaKesepakatan Bersama(MoU)yangdiinisiasi olehKPDTdenganmelibatkan K/Ldanswastadalamrangka percepatanpembangunan ekonomimasyarakatdaerah tertinggal. 4. Tersedianyapermukimandan infrastrukturpendukungnya sertapemberianjaminan hidupuntuk2.300KK KomunitasAdatTerpencil.
Sumber: * :RKP2011,RKP2012,BPS2008Datadiolah,DirektoratBappenas ** :RPJMN,hasilpenyesuaian
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
107
108 Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
BAB2.11. PRIORITASNASIONAL11:KEBUDAYAAN, KREATIVITAS,DANINOVASITEKNOLOGI
2.11.1.Pengantar Kebudayaan, kreativitas dan inovasi teknologi mempunyai peran yang strategis dalam upaya pengembangan dan perlindungan kebhinekaan budaya, karya seni, dan ilmu serta apresiasinya, untuk memperkaya khazanah artistik dan intelektual bagi tumbuhͲmapannya jati diri dan kemampuan adaptif kompetitif bangsa yang disertai pengembangan inovasi, ilmu pengetahuan, danteknologi.Berbagaiupayapengembangankebudayaan,kreativitasdaninovasiteknologipada tahun 2010 telah menunjukkan kemajuan yang cukup berarti yang ditandai antara lain oleh: (1) meningkatnya komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) akan pentingnya pembangunan karakter danjatidiribangsa;(2)meningkatnyaapresiasimasyarakatterhadapkeragamansenidanbudaya; (3) meningkatnya kualitas pengelolaan, perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan warisan budaya;(4)meningkatnyakapasitassumberdayapembangunankebudayaansertameningkatnya layananperpustakaan.
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
109
2.11.2. Pencapaian Prioritas Nasional 11: Kebudayaan, <ƌĞĂƟǀŝƚĂƐ͕ dan /ŶŽǀĂƐŝ Teknologi Pencapaian sasaran Prioritas Nasional 11: Kebudayaan, <ƌĞĂƟvitas, dan Inovasi Teknologi pada tahun 2010, antara lain: (1) Kesepakatan Bentuk Lembaga Pengelolaan Terpadu Warisan Budaya Dunia Candi Borobudur dan Kajian Bentuk Pengelolaan Terpadu Kawasan Warisan Budaya Dunia Situs Manusia Purba Sangiran dan Candi Prambanan; (2) revitalisasi 6 museum, yaitu: Museum Negeri Jawa Timur (Surabaya), Museum Negeri Kalimantan Barat (PonƟanak), Museum Negeri Jambi (Jambi), Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (Mataram), Museum Negeri Sumatera Utara, dan Museum Negeri Batak TB Silalahi di Balige Sumatera Utara; (3) peningkatan layanan jasa perpustakaan dan informasi dengan capaian 33 perpustakaan provinsi memiliki e-library dan pengembangan perpustakaan dan pembudayaan gemar membaca, dengan capaian 88 mobil perpustakaan keliling, 3 unit perpustakaan terapung, 33 perpustakaan provinsi, 250 perpustakaan kabupaten/kota, dan 2.143 perpustakaan desa; (4) fasilitasi sarana bagi pengembangan, pendalaman dan pergelaran seni budaya di 5 provinsi dan 20 kabupaten/kota; (5) 13 peneliƟan di bidang kebudayaan dan 144 ƉĞŶĞůŝƟĂŶ di bidang arkeologi; (6) fasilitasi 20 pergelaran, pameran, fesƟval, lomba, dan pawai; (7) fasilitasi 18 event ĨĞƐƟǀĂl Įům dalam dan luar negeri; (8) pelaksanaan sensor terhadap 40.000 judul ĮůŵͬǀŝĚĞŽͬŝŬlan; (9) fasilitasi peningkatan kapasitas di bidang iptek dan imtaq bagi 3.180 orang pemuda kader dan fasilitasi peningkatan kapasitas di bidang seni, budaya, dan industri ŬƌĞĂƟĨ bagi 3.180 orang pemuda kader; (10) terselenggaranya 44 paket riset dasar, 78 paket riset terapan, dan 130 paket riset ŝŶƐĞŶƟĨ͘
2.11.3. Permasalahan Pencapaian Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan kebudayaan antara lain adalah: (1) belum ŽƉƟŵĂůŶLJĂ upaya pelestarian nilai-nilai tradisi luhur seperƟ, cinta tanah air, nilai solidaritas sosial, dan keramahtamahan yang menjadi ŝĚĞŶƟtas budaya; (2) terbatasnya pemahaman dan apresiasi masyarakat terhadap seni dan budaya serta perlindungan terhadap hak atas kekayaan intelektual (HKI); (3) belum ŽƉƟmalnya upaya perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan warisan budaya sebagai sarana rekreasi, edukasi, dan pengembangan kebudayaan; dan (4) terbatasnya kapasitas sumber daya pembangunan kebudayaan.
2.11.4. Rencana Tindak Lanjut Tindak lanjut yang diperlukan dalam pembangunan kebudayaan untuk mencapai sasaran prioritas nasional adalah: (1) meningkatkan kualitas perlindungan, pemeliharaan, pengembangan, dan pemanfaatan benda cagar budaya (BCB)/situs dan kawasan kepurbakalaan secara terpadu melalui pengembangan pengelolaan peninggalan kepurbakalaan; (2) meningkatkan kualitas pengelolaan dan pelayanan museum, termasuk museum daerah melalui pengembangan pengelolaan permuseuman (3) meningkatkan kegiatan layanan jasa perpustakaan dan informasi yang didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai dan meningkatkan upaya pengembangan perpustakaan dan budaya gemar membaca; (4) memberikan fasilitasi sarana bagi pengembangan, pendalaman dan pergelaran seni budaya terutama di kota-kota besar; (5) melakukan peneliƟan dan pengembangan di bidang kebudayaan dan arkeologi dalam mendukung kebijakan pembangunan kebudayaan; (6) memberikan fasilitasi ĨĞƐƟval Įům baik di dalam maupun di luar negeri; (7) melakukan sensor Įům dan fasilitasi pergelaran, pameran, fesƟval, lomba dan pawai; (8) memberikan fasilitasi bagi kader pemuda di bidang iptek dan imtaq serta di bidang seni, budaya, dan industri krĞĂƟĨ͘
110 Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
Tabel 2.11.1. Pencapaian Pembangunan Prioritas Nasional 11: Kebudayaan, Kre vitas dan Inovasi Teknologi, Tahun 2010 RPJMN 2010ʹ2014 No. 1.
SUBSTANSI INTI
SASARAN
PERAWATAN: Penetapan dan pembentukan pengelolaan terpadu untuk pengelolaan Cagar Budaya, revitalisasi museum dan perpustakaan di seluruh Indonesia sebelum Oktober 2011
Terlaksananya penetapan dan pembentukan pengelolaan terpadu untuk pengelolaan cagar budaya, revitalisasi museum dan perpustakaan di seluruh Indonesia ditargetkan sebelum Oktober 2011.
TARGET 2010 Jumlah 3 Penetapan dan penetapan dan pembentukan pembentukan pengelolaan terpadu pengelolaan cagar budaya, yang terpadu cagar meli : budaya ͻ Kesepakatan Bentuk Pengelolaan Terpadu Cagar Budaya Kawasan Warisan Budaya Dunia Candi Borobudur. ͻ Kajian Awal Bentuk Pengelolaan Terpadu Warisan Budaya Dunia Situs Manusia Purba Sangiran ͻ Kajian Awal Bentuk Pengelolaan Terpadu Warisan Budaya Dunia Candi Prambanan. INDIKATOR
CAPAIAN 2009
CAPAIAN 2010
ͻ Hasil Kesepakatan Bentuk Lembaga Pengelolaan Terpadu Warisan Budaya Dunia Candi Borobudur
ͻ Hasil Kajian Bentuk Pengelolaan Terpadu Kawasan Warisan Budaya Dunia Situs Manusia Purba Sangiran
ͻ Hasil Kajian Bentuk Pengelolaan Terpadu Kawasan Warisan Budaya Dunia Candi Prambanan
Jumlah museum yang direvitalisasi
Dilaksanakannya revitalisasi 4 museum untuk: Museum Negeri m (Surabaya), Museum Negeri Kalbar (Pon anak), Museum Negeri Jambi (Jambi), Museum Negeri NTB (Mataram).
Terselesaikannya Revitalisasi 6 museum: m Museum Negeri (Surabaya), Museum Negeri Kalbar anak) Museum Negeri Jambi (Jambi) Museum Negeri NTB (Mataram), Museum Negeri Sumatera Utara, dan Museum Negeri Batak TB Silalahi di Balige Sumatera Utara.
Jumlah perpustakaan provinsi yang memiliki perangkat perpustakaan digital e-library) dan jumlah ( perpustakaa n umum yang dikembangkan
Peningkatan layanan jasa perpustakaan dan informasi dengan target 33 perpustakaan provinsi memiliki e-library dan pengembangan perpustakaan dan pembudayaan gemar membaca, dengan target 88 mobil perpustakaan keliling, 3 unit perpustakaan terapung, 33 perpustakaan provinsi, 250 perpustakaan
Terlaksananya peningkatan layanan jasa perpustakaan dan informasi dengan capaian 33 perpustakaan provinsi memiliki e-library dan pengembangan perpustakaan dan pembudayaan gemar membaca, dengan capaian 88 mobil perpustakaan keliling, 3 unit perpustakaan terapung, 33 perpustakaan provinsi, 250 perpustkaan kabupaten/kota, dan 2.143 perpustakaan desa.
.
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
111
RPJMN 2010ʹ2014 No.
TARGET 2010 kabupaten/kota, dan 2.143 perpustakaan desa. Terlaksananya fasilitasi sarana bagi pengembangan, pendalaman dan pergelaran seni budaya di 5 provinsi dan 20 Kabupaten/kota
CAPAIAN 2009
CAPAIAN 2010
SUBSTANSI INTI
SASARAN
INDIKATOR
2.
SARANA: Penyediaan sarana yang memadai bagi pengembangan, pendalaman dan pagelaran seni budaya di kota besar dan ibukota kabupaten selambatlambatnya Oktober 2012
Jumlah fasilitasi sarana bagi pengembang an, pendalaman dan pagelaran seni budaya. - Propinsi - Kab/Kota
3.
PENCIPTAAN: Pengembangan kapasitas nasional untuk pelaksanaan PeneůŝƟĂn, Penciptaan dan Inovasi dan memudahkan akses dan penggunaannya oleh masyarakat luas KEBIJAKAN : Peningkatan perhĂƟan dan kesertaan Pemerintah dalam program-program seni budaya yang diinisiasi oleh mayarakat dan mendorong berkembangnya apresiasi terhadap kemajemukan budaya
Meningkatnya penyediaan sarana yang memadai bagi pengembangan , pendalaman dan pagelaran seni budaya di kota besar dan ibukota kabupaten selambatlambatnya Oktober 2012 Meningkatnya litbang bidang kebudayaan dan bidang arkeologi dalam mendukung kebijakan pembangunan kebudayaan
Jumlah peneůŝƟĂŶ dan pengembang an bidang kebudayaan serta bidang arkeologi.
13 peneůŝƟĂŶ di bidang kebudayaan dan 144 peneůŝƟĂŶ di bidang arkeologi.
Terlaksananya 13 peneůŝƟĂŶ di bidang kebudayaan dan 144 peneůŝƟĂŶ di bidang arkeologi.
Meningkatnya apresiasi, ŬƌĞĂƟǀŝƚĂƐ͕ dan produŬƟǀŝƚĂƐ para pelaku seni
Jumlah fasilitasi pergelaran, pameran, feƐƟval, lomba, dan pawai Jumlah fasilitasi feƐƟval Įům dalam dan luar negeri Jumlah Įům/video/ikl an lulus sensor
20 pergelaran, pameran, feƐƟval, lomba, dan pawai yang difasilitasi
Terlaksananya fasilitasi 20 pergelaran, pameran, feƐƟval, lomba, dan pawai.
18 even ĨĞƐƟǀĂů Įům dalam dan luar negeri
Terlaksananya fasilitasi 18 even ĨĞƐƟǀĂů Įlm dalam dan luar negeri.
40.000 judul Įům/video/iklan yang lulus sensor
Terlaksananya 40.000 judul Įům/video/iklan yang lulus sensor yang di sensor.
Jumlah pemuda kader yang difasilitasi dalam peningkatan kapasitas di bidang iptek dan imtaq
3.180 orang pemuda
Terlaksananya 3.180 orang pemuda kader yang difasilitasi dalam peningkatan kapasitas di bidang iptek dan imtaq.
Jumlah pemuda kader yang difasilitasi dalam peningkatan kapasitas di bidang seni, budaya, dan industrŝŬƌĞĂƟĨ
3.180 orang pemuda
Terlaksananya 3.180 orang pemuda kader yang difasilitasi dalam dalam peningkatan kapasitas di bidang seni, budaya, dan industri ŬƌĞĂƟĨ͘
4.
5.
INOVASI TEKNOLOGI : Peningkatan keunggulan kompĂƌĂƟf menjadi keunggulan kompĞƟƟf yang mencakup pengelolaan sumber daya mariƟm menuju ketahanan energi, pangan, dan ĂŶƟƐŝƉĂƐŝ perubahan iklim; dan pengembangan penguasaan teknologi dan
Meningkatnya kualitas dan ŬƵĂŶƟƚĂs produksi Įům nasional Meningkatnya kualitas dan ŬƵĂŶƟƚĂs layanan lembaga sensor Įům Meningkatnya kapasitas pemuda kader di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, serta iman dan taqwa
Meningkatnya ŬƌĞĂƟǀŝƚĂƐ pemuda kader di bidang seni, budaya, dan industri ŬƌĞĂƟĨ
112 Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
Terselesaikannya fasilitasi sarana bagi pengembangan, pendalaman dan pergelaran seni budaya di 5 provinsi dan 20 Kabupaten/kota
RPJMN 2010ʹ2014 No.
SUBSTANSI INTI ŬƌĞĂƟǀŝƚĂƐ pemuda
SASARAN
INDIKATOR
dĞƌƐĞůĞŶŐŐĂƌĂŶ ya pakeƚ-pakeƚ rŝƐeƚ daƐar, ƚĞraƉĂŶ, daŶ pakeƚ rŝƐeƚ ŝŶƐeŶƟf
Jumůah pakeƚ rŝƐeƚ daƐar, Jumůah pakeƚ rŝƐeƚ ƚĞraƉĂŶ, jumůah pakeƚ rŝƐeƚ ŝŶƐeŶƟf
TARGET 2010 44 pakeƚ rŝƐeƚ daƐar, 78 pakeƚ rŝƐeƚ ƚĞraƉĂŶ, 130 pakeƚ rŝƐeƚ ŝŶƐeŶƟf
CAPAIAN 2009
CAPAIAN 2010 Semua pakeƚ rŝƐeƚ ƚĞƌƐĞůĞŶŐŐĂƌĂ
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
113
114 Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
BAB2.12. PRIORITASLAINNYABIDANGPOLITIK,HUKUM, DANKEAMANAN
2.12.1. Pengantar Upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, sebagai tujuan utama pelaksanaan pembangunan sangatdipengaruhiolehkondisipolitik,penegakanhukumdantingkatkeamanan. Pelaksanaan pembangunan dibidang politik diprioritaskan untuk peningkatan peran Indonesia dalammewujudkanperdamaianduniadanmeningkatkanpelayanantenagakerjaIndonesiadiluar negeri.Prioritaspelaksanaanpembangunandibidanghukumditekankanpada(1)penguatandan pemantapan hubungan kelembagaan pencegahan dan pemberantasan korupsi; (2) pelaksanaan perlindungansaksidanpelapor;(3)pengembalianaset(assetrecovery);(4)peningkatankepastian hukum;(5)penguatanperlindunganHAM.Sedangkandibidangkeamanan,prioritaspembangunan difokuskan pada: (1) pelaksanaan koordinasi terhadap mekanisme prosedur penanganan terorisme; (2) pelaksanan program deradikalisasi untuk menangkal terorisme; dan (3) pemberdayaanindustristrategispertahanan. Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
115
2.12.2. PencapaianPrioritasLainnyaBidangPolitik,Hukum,dan Keamanan Terkait peningkatan peran Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia, pada tahun 2010 PemerintahIndonesiatelahmengajukantigaprakarsa,yaitu: 1.
Indonesia telah menyampaikan posisi dasar mengenai lima isu kunci Reformasi DKͲPBB kepada fasilitator negosiasi Reformasi DKͲPBB sebagai masukan bagi negosiasi lanjutan, masingͲmasing berkaitan dengan isu: a) Categories of membership; b) Question of veto; c) Regionalrepresentation;d)SizeoftheenlargedSecurityCouncilanditsworkingmethods;dan e)TherelationshipbetweentheSecurityCouncilandtheGeneralAssembly;
2.
Telah menyelesaikan draft Keppres mengenai pembentukan Tim Koordinasi Misi Pemeliharaan Perdamaian. Draft dimaksudkan untuk menjadi dasar hukum dalam meningkatkan partisipasi Indonesia pada berbagai United Nations (UN) Peacekeeping OperationsyangdibentukmelaluiresolusiDKͲPBB;
3.
Menyelenggarakan Focused Group Discussion (FGD) mengenai Peningkatan Peran Peace Keeping Operations (PKOs) Indonesia, pada 10Ͳ12 November 2010 di Bandung (Indonesia) yang membahas potensi dan peluang Pasukan Pemeliharaan Perdamaian Indonesia khususnyadalamkerangkaASEAN.
Sedangkan terkait capaian pelaksanaan kerjasama multilateral, sebagian besar rencana program kegiatan telah dapat dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat dari ikut sertanya Indonesia secara aktif dalamberbagaipertemuanyangantaralainmembahasisudanagenda:operasiperdamaiandunia dalam pertemuan kelompok kerja di New York; nuklir dan perlucutan senjata nuklir dalam KonferensiPBBkeͲ22diJepang,InternationalAtomicEnergyAgency(IAEA),danpadapertemuan States Parties of Cluster Munitions Coalition (CCM) di VientianeͲLaos; interfaith dialogue dan penguatan peran kawasan Asia dan Timur Tengah; serta counter terrorism di PBB, ASEAN dan expert group meeting di Wina. Capaian lainnya dapat dilihat dari pelaksanaan inisiatif Indonesia untuk melaksanakan delapan pertemuan internasional, dimana Indonesia menjadi tuan rumah, untuk membahas isu dan agenda perdamaian dunia melalui peace keeping dan post conflict building; penguatan pelaksanaan program aksi tentang Small Arms and Light Weapon (SALW); transparansi dalam perlucutan senjata; perlindungan, permukiman kembali, dan repatriasi yang terkaitdenganpenyelundupanorang,perdaganganmanusia,dankejahatantransnasional,counter terorrism melalui workshop yang diikuti oleh perwakilan dari Kepolisian RI dan Kejaksaan, dan lokakarya untuk membahas pelaksanaan strategi global counter terrorism; serta membahas isu pengurangan ancaman nuklir yang diperuntukkan bagi para pengambil keputusan. Hasil pertemuan tersebut menjadi bahan masukan untuk reformasi PBB, dan dalam rangka menjaga keamanannasionaldaninternasional. Indonesia juga telah berhasil menampilkan sikap/posisinya dan diterima dalam sidangͲ internasional.PencapaiantersebutdapatdilihatmelaluihalͲhalberikut: 1.
Terkait pengiriman Pasukan Penjaga Perdamaian/Peacekeeping Operations, atas upaya Pemerintah Indonesia sepanjang tahun 2010 Indonesia berpartisisipasi dalam 7 misi pemeliharaan perdamaian PBB dengan total personil sejumlah 1.795 orang yang menempatkanIndonesiapadaposisikeͲ16negarapenyumbangpasukanpadamisiͲmisiPBB. SelainPersonilPolridanTNI,IndonesiajugamengirimkanKapalKRIKaisiepountukbergabung padaMaritimeTaskForce(MTF)diUNIFIL.
2.
Pemerintah Indonesia turut berpartisipasi dalam Konferensi London mengenai Afghanistan pada 30 Januari 2010 yang bertujuan menggalang berbagai sumber dan dukungan
116 Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
masyarakat internasional terhadap programͲprogram bagi kemajuan masa depan Afghanistan. 3.
Indonesia selaku negara penggagas dan Ketua/Koordinator Gerakan Non Blok (GNB) dalam isuperlucutansenjataberhasilmengajukanresolusikepadaMajelisUmumPBBterkaitupaya meningkatkan keamanan internasional dan perdamaian dunia melalui perlucutan senjata. InisiatifIndonesiatersebuttelahberhasilmendorongdisahkannya7resolusidisidangMajelis UmumPBBpadaDesember2010.
4.
Pemerintah Indonesia telah menyampaikan posisinya dalam KTT Keamanan Nuklir (Nuclear SecuritySummit)pada12Ͳ13April2010diWashington,DCyangmensahkandokumenJoint CommuniquédanWorkPlan.DokumenJointCommuniquémemuatkomitmendankeinginan politik negara peserta untuk meningkatkan keamanan material nuklir dan mengatasi ancamanterorismenuklirsedangkandokumenWorkPlanmemuatlangkahͲlangkahkongkrit dan bersifat teknis untuk mendukung upaya bersama dalam meningkatkan keamanan materialnuklirdimasingͲmasingnegarapeserta.
5.
Indonesia memainkan peranan penting dalam menjembatani (bridge building) perbedaan antar negara dan kelompok negara sebagai koordinator dan negosiator Non Aligned MovementWorkingGrouponDisarmamentterutamadalamsidangNonͲProliferationTearty (NPT) Review Conference pada 3Ͳ28 Mei 2010 di New York, sehingga berhasil menyepakati sebuahFinalDocument.FinalDocumenttersebuttelahmemberikanharapanbarumengenai prospekperlucutansenjatanuklirdidalamkerangkamultilateraldimasamendatang.
6.
Menteri Luar Negeri RI telah menyampaikan draft Rancangan UndangͲUndang (RUU) Ratifikasi Comprehensive Test Ban Treaty (CTBT) kepada DPR RI pada 1 Desember 2010. Pemerintah Indonesia memutuskan untuk meneruskan proses Ratifikasi CTBT, karena bergulirnya perkembangan positif terciptanya momentum ”Dunia tanpa nuklir” yang didukung mayoritas negara di dunia dan tercapainya konsensus pada sidangNPT Review Conferencepada3Ͳ8Mei2010.
7.
Mengenai implementasi Konvensi PBB tentang Anti Korupsi/UN Convention Against Corruption (UNCAC), Pemerintah Indonesia menyampaikan posisi untuk turut serta dalam Putaran Pertama Review atas implementasi Konvensi PBB tentang Anti Korupsi. Melalui keikutsertaan Indonesia dalam Putaran Pertama Review atas implementasi Konvensi PBB tentang Anti Korupsi tersebut, Indonesia akan diͲreview Inggris dan Uzbekistan terutama pada bagian kriminalisasi dan penegakan hukum. Selain itu, pada 11Ͳ13 Oktober di Jakarta telahdilaksanakanpelatihanbagiparapakaryangtergabungdalamImplementationReview Group(IRG)darikawasanAsiaPasifik.
8.
Dalam kerangka Bali Process on People Smuggling, Trafficking in Persons and Related Transnational Crime, Indonesia telah menjadi tuan rumah beberapa rangkaian kegiatan, yaitu:BaliProcessWorkshoponProtection,ResettlementandRepatriationdanTheThirdAd Hoc Group Senior Officials’ Meeting of the Bali Process (AHG III SOM) pada 7Ͳ11 Juni 2010. Sebagai CoͲchair Bali Process, inisiatif Pemerintah Indonesia yang telah berhasil disepakati dalamduakegiatantersebutberupasejumlahactionitemsantaralainadalahpembentukan Regional Immigration Liaison Officers Network (RILON), yaitu jejaring pejabat imigrasi di bandaraͲbandara utama di wilayah Asia Pasifik; menyusun consistent standards for protection, resettlement and repatriation serta kriminalisasi kejahatan; menyusun program information campaign untuk mencegah irregular migration; dan peningkatan kerjasama dalam menangani permasalahan penyelundupan manusia lewat laut. Melalui inisiatif Pemerintah Indonesia, telah disepakati pula mengenai prinsip shared responsibility dan consistentapproachdalampenangananirregularmigrationditingkatnasionaldanregional. Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
117
9.
DalamkerangkaUNConventionagainstTransnationalOrganizedCrime(UNTOC),Pemerintah IndonesiatelahsepakatuntukberpartisipasidalamVoluntaryPilotReviewofImplementation Programme (PRIP) dari UNTOC. Hal ini berdasarkan hasil review terhadap UndangͲUndang (UU) Nomor 5 tahun 2009 tentang Pengesahan UNTOC (Konvensi PBB Menentang Tindak Pidana Transnasional yang Terorganisasi); UU Nomor 14 Tahun 2009 tentang Pengesahan Protocol To Prevent, Surpress and Punish Trafficking in Persons, Especially Women and Children, Supplementing UNTOC (Protokol untuk Mencegah, Menindak dan Menghukum Perdagangan Orang, terutama Perempuan dan AnakͲAnak, melengkapi Konvensi PBB MenentangTindakPidanaTransnasionalyangTerorganisasi);sertaUUNomor15tahun2009 tentang Pengesahan Protocol Against the Smuggling of the Migrants by Land, Sea and Air, SupplementingUNTOC(ProtokolMenentangPenyelundupanMigranmelaluiDarat,Lautdan Udara Melengkapi Konvensi PBB Menentang Tindak Pidana Transnasional yang Terorganisasi).
10. PemerintahIndonesiaterusmendorongratifikasikonvensidanintrumeninternasionalterkait penanggulangan terorisme. Sebagai implementasi Resolusi DK PBB Nomor 1373 dan 1267, hingga saat ini Pemerintah Indonesia telah meratifikasi 7 dari 16 Konvensi dan Instrumen Hukuminternasionalterkaitpenanggulanganterorisme. 11. Dalam rangka kerjasama dengan Terrorism Prevention Branch – United Nations Office of DrugsandCrimes(TPBͲUNODC),PemerintahIndonesiamenerimatawaranTPBͲUNODCuntuk kerjasamajangkapanjangdalamkurunwaktu2011Ͳ2013. 12. Sebagai kepatuhan terhadap implementasi Resolusi DK PBB Nomor 1267 tentang ConsolidatedListPBB,hinggaJuni2010masihterdapat16namaWNIdan2entitasIndonesia yang tercantum dalam Consolidated List PBB. Pemerintah Indonesia terus berupaya agar Komite 1267 PBB meninjau kembali Consolidated List PBB tersebut.Atas upaya Pemerintah Indonesiatersebut,hinggaakhirDesember2010Komite1267PBBtelahmenghapus3nama WNIdaridaftarConsolidatedListPBB,sehinggatersisa13namaWNIdan2entitasIndonesia yangmasihtercantum. DalamupayameningkatkanpelayanantenagakerjaIndonesiadiluarnegeri,PemerintahIndonesia padatahun2010telahmelakukanpenguatanbagi24citizenservice,yaitupadaKBRIAmman,KBRI BandarSriBegawan,KBRIDamaskus,KBRIDoha,KBRISeoul,KBRISingapura,KBRIAbuDhabi,KBRI Kuwait City, KBRI Kuala Lumpur, KBRI Riyadh, KJRI Jeddah, KJRI Dubai, KJRI Kota Kinabalu, KJRI JohorBaru,KJRIHongKong,KJRIPenang,KJRIKuching,KRIDarwin,KJRISydney,KJRIPerth,KBRI Tokyo, KJRI Osaka, KJRI Los Angeles dan KJRI New York. Disamping itu, sebagai bentuk nyata pelayanan terhadap TKI/WNI, Pemerintah telah memulangkan 6.287 repatrian dan 28.721 deportan WNI/TKI bermasalah dari negaraͲnegara tujuan penempatan TKI di Timur Tengah dan AsiaTenggarasampaiakhirtahun2010. Capaianlainnyaadalahtelahditandatanganinyaenamperjanjianyangmenyangkutperlindungan TKIdiluarnegeridenganRepublikKorea,Malaysia,Lebanon,TimorLestedanTurki.Pemerintah Indonesiajugatelahmenyelenggarakan65pertemuandalamrangkameningkatkanpelayanandan perlindungan WNI/BHI, seperti pemantauan dan evaluasi pelayanan warga di 15 perwakilan, pembahasan dan penyelesaian amandemen MoU tentang rekrutmen dan penempatan tenaga kerja domestik, pembahasan employment permit system untuk memayungi pengiriman TKI ke Korea Selatan, pembahasan MoU dengan Kuwait tentang Penempatan TKI di Sektor Formal dan MoU tentang Penempatan TKI di Sektor Domestik (Pekerja Rumah Tangga) serta pertemuan penandatanganan MoU Ketenagakerjaan antara Pemerintah Indonesia masingͲmasing dengan PemerintahPersatuanEmiratArab(PEA),YordaniadanAustralia.
118 Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
UntukmeningkatkankesadaranpublikmengenaiperlindunganWNIdiluarnegeri,khususnyasejak proses pra hingga pasca penempatan secara menyeluruh dan terpadu, pada tahun 2010 telah diselenggarakan 6 kali sosialisasi dan diseminasi informasi melalui media elektronik (radio) di 15 kota yang merupakan kantongͲkantong sumber TKI atau merupakan daerah di mana arus pergerakan WNI ke luar negeri sangat tinggi, diantaranya Ciamis, Lampung, Banjarmasin, Ponorogo, Purwokerto, Medan, Dumai, Madura, Singkawang, Mataram, Sukabumi, Bali, Bitung, Tegal,AcehdanMamuju. Pencapaian pembangunan di Bidang Hukum dan HAM, rataͲrata pencapaian target pelaksanaan kegiatan di bidang hukum di tahun 2010 mencapai target yang ditentukan. Untuk penanganan penyidikan tipikor telah diselesaikan 148 perkara dari target 145 perkara. Namun untuk penuntutan perkara dari 145 perkara yang ditargetkan di tahun 2010, hanya dapat diselesaikan sebanyak48perkara.Sedangkanpenangananperkaratipikordantindakpidanakhususlainnyadi Kejati, Kejari dan Cabjari mencapai 2.315 penyidikan perkara dan 1.715 perkara yang telah dilakukanpenuntutan. Dalam rangkapengembalianaset hasil tindak pidana korupsi, telah dilaksanakan pendidikandan pelatihan teknis bagi hakim dan sertifikasi hakim tipikor. Selain itu juga telah dilaksanakan kerjasamahukumdalamrangkaprosespenelusurandanpengembalianasetnegarahasiltipikordi beberapanegarasepertiSingapura,BelandadanRumania. Upaya percepatan penanganan perkara sebagai bentuk pelayanan hukum, telah dilaksanakan denganpenyelesaianperkaraͲperkarayangmasihtertunggak.Ditahun2010,penyelesaianperkara yang dicapai adalah sebanyak 13.891 perkara melebihi dari target sebanyak 10.000 perkara. DemikianpuladenganrataͲratapenyelesaianperkaradiperadilantingkatpertamasampaidengan banding baik dilingkungan peradilan umum, peradilan agama dan peradilan militer dan TUN mendekati80persendaritargetyangditetapkanuntuktahun2010. Di bidang penguatan perlindungan HAM, melalui lembaga peradilan telah dilaksanakan penyelenggaraan bantuan hukum baik di lingkungan peradilan umum, peradilan agama dan peradilanmiliterdanTUN.PelaksanaankegiataninisemakindiperkuatdenganadanyaSEMANo. 10 Tahun 2010 mengenai Pelaksanaan Bantuan Hukum di Pengadilan yang mengatur penyelenggaraan bantuan hukum di dalam tiga bentuk pelayanan seperti penyelenggaraan prodeo, pelayanan Pos Bantuan Hukum dan operasionalisasi sidang keliling atau pelaksanaan zittingplaatz. Dalam bidang Keamanan, upaya pemerintah menangani tindakan terorisme menunjukkan hasil yang semakin membaik. Pada awal Maret 2010, Polri berhasil menewaskan tokoh penting terorisme internasional. Hasil ini memberikan harapan semakin kondusifnya keamanan dalam negeridariancamanterorisme.Hasillainadalah:penangkapankelompokjaringanterorisdiAceh yang pemimpinnya diperkirakan berasal dari luar Aceh; penangkapan 12 orang diduga teroris di Pejaten, Menteng dan Bekasi yang diperkirakan terkait dengan kelompok teroris di Aceh; dan penangkapan tokoh teroris di Klaten, Jawa Tengah yang diduga sebagai pemasok dana bagi kelompokͲkelompok teror di Indonesia. Untuk melembagakan penanganan penanggulangan terorismetelahdibentukBadanNasionalPenanggulanganTerorismemelaluiPeraturanPresiden Nomor46Tahun2010. Darisisipertahanan,dalamrangkamembentukposturminimumessentialforcesertaterwujudnya kemandirian pertahanan, peningkatan peran industri pertahanan nasional sangat dibutuhkan, terutama untuk produkͲproduk militer yang secara teknis mampu diproduksi di dalam negeri. Gunamewujudkanhaltersebut,melaluiPerpresNomor42Tahun2010,pemerintahmembentuk Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) sebagai institusi yang merumuskan kebijakan pembelianAlutsistaTNIdanAlutPolri,diselesaikannyaMasterPlanIndustriPertahanandanRoad Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
119
Map menuju revitalisasi industri pertahanan dalam negeri. Upaya tersebut, didukung dengan mengopƟmalkan hasil peneliƟan dan pengembangan alutsista TNI yang dapat dimanfaatkan untuk kepenƟngan pertahanan.
2.12.3. Permasalahan Pencapaian Permasalahan dalam melaksanakan peran Indonesia dalam reformasi PBB dan DK PBB adalah adanya perbedaan mendasar di antara negara anggota DK PBB dimana beberapa anggota DK PBB masih mempertahankan posisi tradisionalnya terhadap pencalonan beberapa Anggota Tetap DK PBB. Negara anggota PBB telah berulangkali menyampaikan posisi mereka, namun sampai saat ini belum terdapat kesepakatan mengenai proses reformasi tersebut. Pemerintah Indonesia ƟĚĂŬ bisa memaksakan prakarsa untuk mereformasi DK PBB kepada seluruh negara anggota PBB, sehingga dari target 4 kali prakarsa hanya dapat dilaksanakan 3 kali prakarsa. Terkait pengiriman pasukan penjaga perdamaian, meningkatnya ketegangan di berbagai wilayah akan menuntut peran PBB untuk mencegah kŽŶŇŝk terbuka diantaranya melalui penggelaran UN PKOs. Dalam kaitan ini, PBB mengharapkan agar Indonesia dapat menambah jumlah personil dalam pasukan penjaga perdamaian. Indonesia akan terus mendorong ĞĨĞŬƟĮƚĂƐ penggelaran personil Indonesia antara lain melalui pembentukan Tim Koordinasi Misi Pemeliharaan Perdamaian. Selain itu diperlukan juga analisis yang mendalam serta komprehensif dengan instansi terkait untuk memutuskan ĞĨĞŬƟĮƚĂƐ penggelaran personil Indonesia dalam pasukan penjaga perdamaian, ƉĞƌƟŵďĂngan keselamatan dan aspek poliƟs yang diƟmbulkan dari penggelaran tersebut. Permasalahan yang dihadapi Indonesia dalam kerjasama mulƟlateral khususnya yang terkait dengan kejahatan lintas negara adalah Indonesia menjadi negara transit sebelum meneruskan perjalanan ke negara tujuan, ƐĞƉĞƌƟ Australia, Selandia Baru dan negara-negara maju lainnya. Keberadaan imigran gelap tersebut berpotensi menimbulkan kerawanan baik di bidang keamanan, sosial dan ekonomi sehingga Indonesia perlu meningkatkan peran aŬƟfnya dalam kerja sama regional dan mulƟlateral termasuk kerja sama melalui Bali Process, UNHCR dan IOM. Perlu ĚŝƉĞƌŚĂƟkan juga mengenai aspek prioritas dalam kerangka kerjasama dengan kedua organisasi tersebut, yaitu repatriasi imigran yang Ɵdak memenuhi syarat sebagai pengungsi (non-refugee) dan reseƩlement bagi imigran yang ditetapkan sebagai pengungsi (refugee). Selain itu, Indonesia juga masih menghadapi ancaman terorisme dan munculnya beragam bentuk dan semakin luasnya jaringan kejahatan lintas negara. Indonesia akan terus berperan ĂŬƟĨ dalam berbagai upaya bilateral, regional dan ŵƵůƟůĂƚeral untuk mengatasi ancaman terorisme. Kebijakan luar negeri difokuskan untuk melakukan pembangunan kapasitas kelembagaan, pertukaran informasi dan intelijen, serta kerjasama teknis. Dalam konteks mulƟlateral khususnya, Indonesia akan terus mendorong terbentuknya Comprehensive ConveŶƟŽŶ on InteƌŶĂƟŽnal Terrorism (CCIT). Penanggulangan terorisme dengan mengedepankan strategi ‘ƐŽŌ power’ serta perlindungan terhadap HAM akan tetap menjadi ƉĞƌŚĂƟan utama kebijakan Pemerintah Indonesia. Permasalahan yang dihadapi Indonesia dalam pelayanan dan perlindungan WNI di luar negeri bersumber dari Ɵga faktor, yaitu faktor individu, faktor Pemerintah Indonesia maupun faktor negara penempatan. Permasalahan yang muncul dari faktor individu adalah kepenƟngan keuntungan ekonomi, kemiskinan dan pengangguran, proses rekrutmen dan pelĂƟŚĂŶ serta penempatan TKI di luar negeri yang ƟĚĂk sesuai dengan regulasi, rendahnya kemampuan adaptasi TKI, rendahnya ƟŶŐŬĂƚ pendidikan dan keterampilan dan rendahnya kesadaran TKI, sehingga mudah dieksploitasi.
120 Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
Akar permasalahan TKI di luar negeri didominasi permasalahan di sisi hulu daripada hilir. Masih terdapatbanyakkekurangandalamtahappraͲpenempatan,penempatandanpurnaͲpenempatan TKI,yaitusebagaiberikut: a.
b.
c.
Dalam tahap praͲpenempatan, proses perekrutan tidak menetapkan standar pendidikan minimum bagi TKI yang akan ditempatkan, sehingga banyak TKI yang tidak memiliki latar belakang pendidikan dan kompetensi yang memadai dapat berangkat ke luar negeri. Minimnya pendidikan dasar yang dimiliki TKI juga berpengaruh terhadap sulitnya TKI untuk menyerap materi pelatihan yang dilakukan dalam waktu singkat. Selain itu, minimnya pendidikan membuat sebagian besar TKI tidak dapat melakukan pekerjaan sesuai harapan majikannya. Untuk memenuhi pangsa pasar sektor informal di luar negeri yang terbuka lebar (business oriented),penekananaspekkuantitasTKIyangdikirimjugamemicuterjadinyapenempatan TKI di bawah umur. Upaya pemenuhan kuota dan mencari keuntungan membuka peluang lebarbagipraktekͲpraktekpenempatannonprosedural,tindakpidanapemalsuandokumen danperdaganganorang. MinimnyapendidikanTKIditambahdenganrendahnyapemahamanterhadapkulturnegara tujuan penempatan memicu culture shock yang dihadapi para TKI di negara penempatan. Meskikurikulumdanalokasiwaktuuntukpelatihan(200jam)telahdiaturmelaluiPeraturan MenteriTenagaKerjadanTransmigrasi(Permenakertrans)Nomor23/MEN/IX/2009tentang Pendidikan dan Pelatihan Kerja Bagi Calon Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, dalam prakteknya pelaksanaan pelatihan tersebut dinilai tidak optimal. Hal ini disebabkan penghematan biaya untuk memperbesar marjin dan keuntungan PPTKIS melalui mempersingkat waktu dan tidak melaksanakan pelatihan sama sekali bagi TKI yang akan ditempatkan.
ProsespemulanganTKIbermasalahyangberadadipenampunganPerwakilanRItidaksecaraserta merta dapat langsung dilakukan. Kendala pertama adalah pengurusan exit permit bagi para TKI bermasalah untuk dapat meninggalkan negara penempatan dan kembali ke Indonesia. Pengeluaran exitͲpermit tersebut merupakan syarat utama bagi TKI untuk meninggalkan negara tujuan penempatan yang pemberiannya merupakan kewenangan mutlak otoritas imigrasi dan instansi terkait lainnya di negara tersebut. Pemerintah setempat biasanya tidak akan mengeluarkanexitpermitbagiTKIyangmasihmemilikimasalah,baikyangsifatnyahukum(pidana atauperdata)maupunketenagakerjaan. Dalam praktek pada beberapa negara di Timur Tengah, exit permit yang telah diberikan dapat dibatalkanseketikadenganadanyalaporanmajikankepadapihakkepolisianterhadapperbuatan pidanayangdisangkakankepadaTKI.Disampingitu,beberapanegaramembebankanbiayauntuk pengurusanexitͲpermitdenganjangkawaktuberlakuyangsingkat.Apabilajangkawaktutersebut terlampaui dan TKI belum meninggalkan negara tersebut, maka yang bersangkutan diharuskan untuk membayar denda. Selain masalah birokrasi, pemulangan TKI juga dipengaruhi dengan masalahteknissepertiketersediaandanapemulangandanpenerbangan. PermasalahanjugamunculdarifaktorpemerintahIndonesia,antaralainmasihtumpangtindihnya regulasi, belum optimalnya koordinasi antarinstansi terkait, tidak optimalnya penegakan hukum danperbedaanpendekatandalampelaksanaanperaturan.Semuahaliniturutmelemahkanposisi tawarIndonesiadengannegarapenempatan. Di lain pihak, faktor negara penempatan juga dapat menjadi sumber permasalahan. Beberapa negara penempatan belum mempunyai peraturan perundangan tentang ketenagakerjaan yang memadai serta beberapa negara lainnya beranggapan bahwa pekerja rumah tangga merupakan
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
121
bagian dari keluarga atau merupakan masalah perseorangan, bukan masalah pemerintah atau negara. Sebagai contoh adalah permasalahan mendasar yang kerap terjadi pada masa penempatan TKI di luar negeri adalah ƟĚĂŬ diaturnya masalah pekerja migran, khususnya yang bekerja pada sektor informal dalam peraturan perburuhan nasional di negara-negara tujuan penempatan. Kekosongan hukum tersebut menyulitkan perlindungan TKI yang bekerja sebagai Penata Laksana Rumah Tangga (PLRT), sehingga TKI hanya dapat mengandalkan klausul yang ada pada Perjanjian Kerja yang ditandatangani TKI dan majikannya. Untuk mengatasi masalah tersebut, Pemerintah Indonesia mendorong dibentuknya Memorandum of Understanding (MoU) serta perjanjian mengenai Mandatory Consular EŽƟĮĐĂƟon (MCN) antara Pemerintah RI dengan Pemerintah negara tujuan penempatan. Namun demikian perlu ĚŝƉĞƌŚĂƟŬan bahwa pada umumnya MoU bilateral ƟĚĂŬ dapat menggĂŶƟŬan kedudukan hukum perburuhan nasional negara setempat. Misalkan sekalipun MoU mengatur upah minimum, namun jika hukum perburuhan negara setempat ƟĚĂŬ mengatur hal tersebut, maka yang dipakai adalah hukum perburuhan negara setempat. MoU lebih bersifat membuka dan memperkuat koordinasi antara negara untuk memaksimalkan perlindungan. Kondisi demikian membuat perlindungan TKI, khususnya di daerah Timur Tengah dan Malaysia, menjadi dilemĂƟƐ. Selain permasalahan yang berasal dari faktor individu, Pemerintah Indonesia, maupun negara penempatan, terdapat pula permasalahan lain dalam pelayanan dan perlindungan WNI/BHI antara lain belum adanya Mandatory Consular EŽƟĮĐĂƟŽŶƐ (MCN) antara Indonesia dengan negaranegara yang memiliki konsentrasi WNI/TKI ƟŶŐŐŝ͕ misalnya dengan Malaysia dan Arab Saudi. Indonesia baru memiliki MCN dengan Australia. Di samping itu, Pemerintah Indonesia menghadapi keterbatasan penampungan, ƟĚĂŬ memadainya bantuan dan advokasi hukum serta keterbatasan fasilitasi pemulangan. Khusus diseminasi informasi melalui iklan, sampai akhir tahun 2010, belum dapat dilaksanakan, karena anggaran yang disediakan ƟĚĂk mencukupi untuk biaya pemasangan iklan yang ideal. Permasalahan pencapaian yang ƟĚak memenuhi target untuk ƟŶŐŬat penuntutan perkara Tipikor antara lain disebabkan karena ƟĚĂk semua perkara dari hasil penyidikan Tipikor diteruskan ke bidang penuntutan dengan alasan: 1.
2. 3.
Tidak cukup buŬƟ dari berkas awal yang ada yang dapat memenuhi unsur Ɵndak pidana sehingga perkara dihenƟŬĂn, namun apabila terdapat buŬƟ baru perkara tersebut dapat dibuka kembali. Proses penyidikan ĚŝŚĞŶƟkan karena setelah diproses bukan merupakan ƟŶĚĂŬ pidana. Penanganan penyidikan ƟŶĚĂk pidana korupsi (Tipikor) untuk diproses dalam penuntutan di tahun 2010, masuk pada tahun 2011 sehingga sudah lewat dari proses laporan di tahun 2010.
Proses beracara penanganan pelanggaran HAM Berat yang dilakukan ƟĚĂŬ sepenuhnya dapat dijalankan dan diterima oleh masing-masing instansi yang menangani proses pemeriksaan dalam rangka penegakan HAM untuk menangani perkara HAM Berat sepĞƌƟ contohnya: (i) Kasus Semanggi 1 dan Semanggi 2; (ii) Kasus Wasior; (iii) Kasus penghilangan orang secara paksa; (iv) Kasus G-30S PKI dan (v) Kasus Talangsari, sehingga memperlambat upaya penyelesaian perkara menjadi berlarut-larut. Jumlah pencapaian dalam bidang penanganan perkara pelanggaran HAM Berat yang diselesaikan dalam tahap penuntutan oleh Kejaksaan belum dapat mencapai target yang ditetapkan. Upaya yang telah dilaksanakan adalah pada tahapan pemeriksaan tahap awal kasus yang diterima dari
122 Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
Komnas HAM dan telah dikembalikan disertai petunjuk dari Jaksa Ahli Peneliti ke Komnas HAM untukdiperbaikiberdasarkanprosedurpemeriksaanyangberlakudiKejaksaan. Penyelenggaraan bantuan hukum di lingkungan peradilan belum dapat menunjukkan hasil yang optimal. Kendala utama adalah belum adanya petunjuk teknis dari SEMA No. 10/2010 yang menyebabkan adanya keengganan pengadilan untuk menyalurkan alokasi anggaran BH tersebut kepadamasyarakatyangmenjaditargetutama. Akar masalah yang ditengarai menjadi media tumbuh suburnya jaringan terorisme di Indonesia diantaranya adalah kondisi sosial dan ekonomi masyarakat yang lemah, sehingga sangat mudah diarahkan dan direkrut menjadi anggota jaringan. Salah satu tantangan utama yang dihadapi dalampenuntasanmasalahterorismeadalahbagaimanamembangunkesadaranmasyarakatagar memahamibahwaterorismeadalahmusuhbersamadandalammengatasinyasangatdibutuhkan peranaktifmasyarakat.Tantanganlainnyaadalahmeyakinkandanmengoptimalkanperanseluruh komponenmasyarakatdannegarabahwaterorismeadalahmusuhyangharusdihadapibersamaͲ sama, serta perlu ditangani secara terkoordinasi, terintegrasi dan komprehensif. Tantangan lain adalah mewaspadai ancaman nyata dari persoalan imigran gelap, penyelundupan manusia, kejahatanlintasnegaradanterorisme. Dari sisi industri pertahanan, secara umum peran industri pertahanan nasional dalam upaya menciptakan keamanan nasional relatif belum maksimal. Potensi industri pertahanan belum sepenuhnyadapatdirealisasikandantermanfaatkandalamsistemkeamanannasional.Disisilain, industripertahanannasionalsaatinimasihkurangefisien,kurangkompetitif,dankurangmemiliki keunggulankomparatif,sehinggatidakmampumemenuhispesifikasiteknisyangdiperlukanoleh pengguna.Disampingitu,industripertahanannasionalperlumentransformasiperilakubisnisnya agar mampu mengemban kepercayaan yang telah diberikan, untuk memenuhi kesesuaian harga dan kualitas produk serta ketepatan waktu penyerahan. Berbagai permasalahan dalam pengembangan industri pertahanan ini sangat terkait dengan ketersediaan dan belum kuatnya payunghukum,kelembagaan,dukunganpenelitiandanpengembangan,sertadukunganfinansial. Untuk itu penuntasan berbagai permasalahan dalam lima tahun mendatang agar peran industri pertahanannasionalsemakinsignifikandalammewujudkankeamanannasional.
2.12.4. RencanaTindakLanjut TerkaitdenganreformasiDewanKeamananPBB(DKͲPBB),Indonesiaakanmelanjutkanperannya untuk menjembatani perbedaan tersebut antara lain dengan mengedepankan intermediate approach yang saat ini semakin mendapat dukungan luas dari negaraͲnegara anggota PBB. IndonesiajugaterusmenyerukanagarnegaraͲnegaraanggotaPBBdapatmenunjukkanfleksibilitas agarprosesreformasitersebutdapatdilanjutkan. Terkait pengiriman pasukan penjaga perdamaian, Indonesia akan terus mendorong efektifitas penggelaran personil Indonesia. Terkait dengan kejahatan lintas negara terorganisir, Pemerintah Indonesia akan terus berperan aktif dalam kerja sama regional dan multilateral termasuk kerja sama melalui Bali Process, UNHCR dan IOM. Selain itu, Pemerintah Indonesia akan terus mendorongterbentuknyaComprehensiveConventiononInternationalTerrorism(CCIT).Kebijakan LuarNegeriIndonesiaterkaitpenanggulanganterorismeterusmengedepankanstrategisoftpower danperlindunganterhadapHAM. DalamhalperlindunganbagiTKI,Indonesiasebagainegaraasaltenagakerja,terusberperanaktif dalamupayaperlindunganTKIdiluarnegeri.TindaklanjutyangdiperlukandalamperlindunganTKI adalah meningkatkan pelaksanaan sosialisasi di daerah asal TKI, meningkatkan diplomasi terkait
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
123
perjanjianketenagakerjaan,pemberianfasilitasipenampungan,pemulangan,bantuanhukumbagi WNI/BHIdiluarnegerisertapenguatancitizenservice. DalamkonteksASEAN,Indonesiasenantiasamendorongterwujudnyainstrumenperlindungandan pemajuanhakͲhaktenagakerjamigrandiASEAN(InstrumentontheProtectionandPromotionon theRightsofMigrantWorkers)sesuaidenganstandarinternasional. Dalam mendukung perlindungan hak para pekerja migran di kawasan, sebagaimana yang diamanatkan para pemimpin ASEAN dalam Declaration on the Protection and Promotion of the Rights of Migrant Workers yang disahkan pada KTT ASEAN keͲ12 di Cebu, Filipina tahun 2007, ASEAN saat ini masih menyusun pembentukan Instrumen ASEAN tentang Perlindungan dan PromosiHakͲhakPekerjaMigran. DalamupayamemberikanperlindunganyanglebihbaikbagitenagakerjaIndonesiadiluarnegeri, pembuatanperjanjianbilateraldibidangketenagakerjaanmerupakansalahsatucarayangdapat diambil Pemerintah Indonesia. Kerjasama bilateral di bidang ketenagakerjaan yang dilakukan Pemerintah RI memiliki karakter yang sangat spesifik, yaitu mengedepankan semangat perlindungandanpromositenagakerjaIndonesia(TKI)dinegaratujuanpenempatan. Sampai saat ini mayoritas pengiriman TKI masih didominasi profesi PLRT, pekerja sektor perkebunan dan konstruksi, khususnya ke negaraͲnegara Timur Tengah, Malaysia, Brunei dan Singapura.NamundemikianpengirimanTKIyangterlatih/memilikikeahliankhususjugameningkat secara signifikan, dengan tujuan Timur Tengah (sektor pertambangan/minyak), Republik Korea (manufacture) serta Jepang, Amerika Serikat dan Belanda (tenaga medis/perawat dan pengasuh orangjompo).Disampingitusektorperhubunganlautdanpariwisata(kapalpesiar)diluarnegeri jugabanyakmemanfaatkankeahliantenagakerjaasalIndonesia. Denganlatarbelakangtersebut,dalammelakukanperundinganperjanjianbilateraldengannegara penempatanTKI,PemerintahRImengambilduamacampendekatan,yaitu: a.
Dengan negaraͲnegara yang belum memiliki peraturan nasional mengenai ketenagakerjaan atau masih lemah perlindungan terhadap tenaga kerja asing, substansi perjanjian bilateral akan menonjolkan aspek perlindungan TKI. Dengan negara yang memiliki karakteristik demikian, Indonesia telah berhasil membuat perjanjian dengan Malaysia, Yordania dan Lebanon.
b.
DengannegaraͲnegarayangtelahmemilikimekanismeperlindungantenagakerjaasingyang memadai, perjanjian bilateral akan lebih memfokuskan pada prosedur administratif penempatan TKI. Dengan negara yang memiliki karakteristik demikian, Indonesia telah berhasilmembuatperjanjiandenganJepang.
Untuk meningkatkan penguatan dan pemantapan hubungan kelembagaan pencegahan dan pemberantasan korupsi, tindak lanjut yang akan dilakukan adalah melaksanakan kegiatan yang lebih efektif dan efisien antar Kementerian/Lembaga terkait sesuai dengan kebutuhan dan berupayamencapaitargetyangtelahditetapkan. Untuk meningkatkanpengembalian asethasil tindakpidana korupsi,akan ditindaklanjuti melalui upaya peningkatan koordinasi dan kerjasama antara lembaga penegak hukum dan lembaga lainnyayangterkaitdalamrangkapengembalianasethasiltindakpidanakorupsi. Untuk meningkatkan kepastian hukum, sebagaimana rencana pembaruan MAͲRI, di masa yang akandatangakandibuatsistempembatasanperkarayangmenyeleksiperkaraͲperkarayanglayak untuk ditangani sampai dengan tingkat Mahkamah Agung (PK) dan pemanfaatan teknologi informasi untuk memantau alur penanganan perkara. Dari 1.143 perkara tunggakan diselesaikan 801 perkara oleh tim Kikis dan telah dibuat template putusan berbasis database (percepatan 124 Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
minutasi perkara) serta pengembangan sistem database utk mengontrol perkara yg berusia 1 tahun atau kurang dari 1 tahun dan lokasi perkara. Sedangkan dalam rangka penguatan dan perlindungan HAM, ndak lanjut yang diperlukan pembahasan dan pertemuan antara pimpinan kedua lembaga terkait tentang teknis penanganan pelanggaran HAM Berat sesuai dengan UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM. Dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan bantuan hukum melalui peradilan, akan disusun Juknis pelaksanaan SEMA 10/2010 dan akan diujicobakan di beberapa pengadilan percontohan baik di lingkungan peradilan umum, peradilan agama dan peradilan militer dan TUN. ak kejahatan Dalam upaya meningkatkan kemampuan deteksi dini terhadap ancaman terorisme dan meningkatkan efek vitas proses deradikalisasi, maka perlu dilakukan ak kejahatan penyempurnaan tata kelola koordinasi pencegahan dan penanggulangan terorisme, serta pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan ndak terorisme. Pemberdayaan industri pertahanan nasional bagi kemandirian pertahanan secara op mal dipacu tas, dengan meningkatkan kemandirian alutsista TNI dan alat utama Polri baik dari sisi kualitas, maupun variasinya, serta menyusun cetak biru beserta penguatan road map revitalisasi industry pertahanan nasional, meningkatkan peneli an dan pengembangan, dan mendukung pendanaannya.
Tabel 2.12.1. Pencapaian Pembangunan Prioritas Lainnya Bidang Po Hukum, dan Keamanan, Tahun 2010 RPJMN 2010ʹ2014 No. 1.
2.
SUBSTANSI INTI Pelaksanaan koordinasi terhadap mekanisme prosedur penanganan terorisme
Pelaksaan program deradikalisasi untuk menangkal terorisme
SASARAN Terlaksananya penanganan perkara terorisme yang didukung oleh operasi militer selain perang, operasi intelijen, forum kemitraan polisi dan masyarakat
Terciptanya rasa aman bagi masyarakat
INDIKATOR Penyelesaian kasus ndak pidana terorisme
TARGET 2010 100%
Jumlah dan cakupan wilayah OMSP
30 % Jumlah dan cakupan
Jumlah forum kemitraan
Terbentuk forum kemitraan yang melibatkan sebanyak 41.000 orang 45% dari kualitas dan s ideal
Pelaksanaan pembinaan masyarakat dalam menangkal ATHG Terlaksananya dukungan operasi penegakan intelijen
30% dari rasio ideal
CAPAIAN 2009
CAPAIAN 2010
Terduga teroris sebanyak 465 orang telah ditangkap oleh aparat kepolisian, sekitar 334 orang sudah diadili dan dihukum dan 24 orang dipulangkan
Terduga teroris sebanyak 583 orang telah ditangkap oleh aparat kepolisian, sekitar 388 orang sudah diadili dan dihukum dan 37 orang dipulangkan
Terlaksananya OMSP di wilayah perbatasan dan rawan ŬŽŶŇik Terselenggaranya forum kemitraan di gkat desa dan kecamatan
Terlaksananya OMSP di wilayah perbatasan dan rawan konŇik Jumlah petugas Polmas yang berperan dalam pemeliharaan Ka bnas sebanyak 32.611 orang
Terlaksananya pembinaan masyarakat oleh babinsa
Terlaksananya pembinaan masyarakat oleh babinsa
Tercukupinya sarana dan prasarana kebutuhan operasi penegakan ban Terungkapnya
Terbentuknya Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Pengungkapan jaringan pela han kelompok teroris di NAD
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
125
RPJMN 2010–2014 No.
3.
4.
SUBSTANSI INTI
Peningkatan peran Republik Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia
Peningkatan pelayanan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di lur negeri
SASARAN
CAPAIAN 2009
TARGET 2010
INDIKATOR
CAPAIAN 2010
jaringan terorisme M. Jibril N/A
3 kali prakarsa a)
19 kali
3 kali b)
8 kali c)
Meningkatnya pa sipasi Indonesia dalam forum PBB dan DK PBB Meningkatnya kerjasama mul lateral untuk menjaga perdamaian dunia dalam isu keamanan internasional, senjata pemusnah massal dan senjata konvesional, kejahatan lintas negara dan terorisme
Jumlah prakarsa Indonesia untuk mendorong reformasi Dewan Keamanan PBB Jumlah koordinasi teknis
Jumlah posisi pemri yang disampaikan dalam sidang internasional Jumlah pa sipasi Indonesia pada sidang internasional yang dihadiri Jumlah penyelenggaraan pertemuan/kerja sama
10 Posisi
14
7 kali
51 sidang b)
8 kali c)
0
19 kali b)
8 kali c)
Terlaksananya penguatan sistem pelayanan warga service) (
Jumlah service yang diperkuat
24
18 (9 telah ada, 9 penambahan baru) d)
24 e)
Terlaksananya pertemuan dan perundingan dengan negara sahabat terkait dengan perlindungan WNI/BHI
Jumlah pertemuan dengan negara sahabat terkait perlindungan WNI/BHI dengan negara lain
5 Kali
4 Kali
4 Kali e)
Tertanganinya kasus TKI di luar negeri
Tersedianya database mengenai penyebaran WNI terd di seluruh perwakilan di luar negeri
Database WNI/BHI di seluruh perwakilan
Terselesaikannya Sistem Informasi TKId)
75%
Jumlah WNI/TKI yang memperoleh fasilitas di penampungan
-
N/A
15.766 orang e)
Jumlah WNI/TKI yang direpatriasi
-
6.287 orang e)
Jumlah WNI/TKI yang dideportasi
-
Repatriasi 320 WNI asal Papua dan Papua Barat dari PNG d) 764 orang dari Kuwait dan Arab Saudi 427 orang dari Yordania dan 304 dari Malaysiad)
Prosentase pemberian bantuan hukum
-
N/A
126 Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
4 kali prakarsa
b)
12 c)
d)
a)
28.721 orang e)
90,92% dari 16.064 kasus e)
RPJMN 2010–2014 No.
SUBSTANSI INTI
Sosialisasi dan Koordinasi Teknis
5.
6.
Penguatan dan pemantapan hubungan kelembagaan pencegahan dan pemberantasan korupsi
Pelaksanaan perlindungan saksi dan pelapor
SASARAN
Terlaksananya sosialisasi dan koordinasi teknis pelayanan dan perlindungan WNI di luar negeri
Penanganan penyidikan dan penuntutan perkara ndak pidana korupsi dan ndak pidana khusus lainnya
Peningkatan kualitas RUU dan peraturan perundang-
(advokasi dan lawyer) bagi WNI terutama tenaga kerja wanita Jumlah laporan monitoring dan evaluasi pelayanan dan perlindungan WNI/TKI Jumlah sosialisasi untuk PJTKI tentang pelayanan dan perlindungan WNI di luar negeri Jumlah koordinasi dengan instansi terkait baik di dalam maupun di luar negeri Jumlah kota yang menjadi program diseminasi perlindungan WNI melalui media elektronik Jumlah tayangan iklan tentang pelayanan dan perlindungan WNI/BHI di luar negeri Jumlah penyidikan perkara ndak pidana korupsi yang diselesaikan di Kejagung Jumlah perkara ndak pidana korupsi yang diselesaikan dalam tahap penuntutan di Kejagung Meningkatnya penyelesaian perkara Tipikor yang cepat, tepat dan akuntabel yang dilaksanakan di seluruh daerah jajaran Kejaksaan di daerah
Peraturan Perundangundangan di bidang
CAPAIAN 2009
TARGET 2010
INDIKATOR
CAPAIAN 2010
9 d)
15 e)
N/A
3 e)
N/A
65 e)
15
19 f)
15 a)
6
N/A
N/A
145 perkara
N/A
148 perkara
145 perkara
N/A
48 perkara
1.700 perkara
1.528 penyidikan penanganan perkara Tindak Pidana Khusus termasuk perkara Korupsi di Kejagung, Kejari dan Cabjari
Penyidikan : 2.315 perkara
-
3
65
1 RUU
1.369 penanganan penuntutan perkara korupsi di Kejagung, Kejari dan Cabjari N/A
Penuntutan : 1.706 perkara UU No. 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban dianggap belum bisa
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
127
RPJMN 2010–2014 No.
7.
8.
SUBSTANSI INTI
Pengembalian asset (asset recovery)
Peningkatan kep an hukum
SASARAN
INDIKATOR
undangan di bawah UU di DPR serta tenaga fungsional perancang peraturan perundangundangan
mekanisme perlindungan saksi dan pelapor
Peningkatan pengembalian aset hasil
Peningkatan pelayanan hukum yang sederhana, cepat, dan murah bagi pencari keadilan
CAPAIAN 2009
TARGET 2010
CAPAIAN 2010 memberikan perlindungan yang op mal terhadap pelapor utama menyangkut kejahatan yang terorganisir, sehingga baru pada tahun 2011 akan dilakukan harmonisasi dan diharapkan dapat prioritas dalam Prolegnas 2012 Kejaksaan telah melaksanakan kerjasama hukum dalam rangka proses penelusuran dan pengembalian asset negara hasil ndak pidana korupsi di beberapa negara yaitu di Singapura, Belanda , Swiss, Inggris, Hongkong, Cina, Amerika Serikat, Australia dan Kanada
Meningkatnya kegiatan kerjasama hukum dalam kesepakatan MLA dalam rangka penelusuran dan pengembalian aset negara hasi ndak pidana korupsi yang disembunyikan di luar negeri.
7 kegiatan
N/A
Jmlh pela han bagi Hakim/Hakim Adhoc dan tenaga teknis lainnya mengenai Tipikor, asset recovery dll Peraturan Perundangundangan di bidang yg mendorong pemberantasan korupsi
N/A
Pela han ser kasi Hakim Tipikor 290 org dan 1.599 org untuk diklat teknis hukum dan peradilan.
238 orang untuk hakim di gkat kasasi, gkat banding dan gkat pertama.
1 RUU
-
Jumlah percepatan penyelesaian perkara di gkat MA
10.000 perkara
Jumlah penyelesaian administrasi perkara (yg sederhana, dan tepat waktu) di gkat Pertama dan Banding di lingkungan Peradilan
Peradilan Umum = 145.000 perkara
Penanganan Perkara 20.820 pkr dan putus 11.985 perkara (jumlah Hakim Agung berkurang karena masa purna bak . Penyelesaian Perkara di Lingkungan Peradilan Umum:
Telah dilakukan sosialisasi RUU tentang Perampasan Asset Tindak Pidana. Pada Tahun 2011 RUU Perampasan Asset menjadi prioritas yang akan dibahas di DPR bersama dengan RUU KUHAP, KUHP dan RUU Pemberantasan Tipikor. 13.891 perkara
128 Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
Tingkat Pertama: t Perkara yang ditangani = 3.196.298 perkara t Putus=3.179.0 52 perkara
Penyelesaian Perkara di Lingkungan Peradilan Umum:
Tingkat Pertama : t Perkara yang ditangani = 2.742.169 pkr
t
Putus = 2.703.265 perkara
RPJMN 2010ʹ2014 No.
SUBSTANSI INTI
SASARAN
INDIKATOR
TARGET 2010
Peradilan Agama = 80.000 perkara
Peradilan Militer = 3.000 perkara
Peradilan TUN = 2.000 perkara
CAPAIAN 2009
CAPAIAN 2010
Tingkat Banding: t Perkara yg ditangani = 11.013 perkara t Putus=10.423 perkara Penyelesaian Perkara di Lingkungan Peradilan Agama:
Tingkat Banding : t Perkara yg ditangani =13.488 perkara
Tingkat Pertama: t Perkara yang ditangani = 330.984 perkara t Putus=274.545 perkara Tingkat Banding: t Perkara yg ditangani = 2.015 perkara t Putus=1.837 perkara Penyelesaian Perkara di Lingkungan Peradilan Militer: Tingkat Pertama: t Perkara yang ditangani = 16.241 perkara t Putus=2.700 perkara Tingkat Banding: t Perkara yg ditangani = 590 perkara t Putus=428 perkara Penyelesaian Perkara di Lingkungan Peradilan TUN: Tingkat Pertama: t Perkara yang ditangani = 3.331 perkara t Putus=2.700 perkara Tingkat Banding: t Perkara yg ditangani = 823 perkara t Putus=707 perkara
Tingkat Pertama : t Perkara yang ditangani: 377.382 perkara
t
Putus = 10.795 perkara Penyelesaian Perkara di Lingkungan Peradilan Agama
t
Putus: 314.407 perkara Tingkat Banding : t Perkara yg ditangani: 935 perkara t Putus : 751 perkara Penyelesaian Perkara di Lingkungan Peradilan Militer: Tingkat Pertama : Perkara yang ditangani: 3.641 perkara
t t
Putus: 3.149 perkara
Tingkat Banding : Perkara yg ditangani: 460 perkara t Putus : 374 perkara
t
Penyelesaian Perkara di Lingkungan Peradilan Umum: Tingkat Pertama : Perkara yang ditangani: 1.768 perkara t Putus: 1.107 perkara
t
Tingkat Banding : Perkara yg ditangani: 460 perkara t Putus : 374 perkara
t
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
129
RPJMN 2010– 2014 No. 9.
SUBSTANSI INTI Penguatan perlindungan HAM
SASARAN
INDIKATOR
Peningkatan perlindungan, pemenuhan dan penegakan HAM di Indonesia
Peningkatan pelayanan bantuan hukum kepada masyarakat yang k mampu
TARGET 2010 Penyediaan Bantuan hukum di lingkungan peradilan: - Umum = 26.320 pkr
CAPAIAN 2009
CAPAIAN 2010
N/A
Penyelesaian perkara prodeo di pengadilan agama sebanyak 4.823 dengan rincian perkara cerai gugat 3.175, perkara cerai talak 510, dan perkara lain-lain 1.138
5 perkara
Nihil
Nihil
6 instrumen. HAM Internasional dan 2 Naskah Akademis
N/A
8 instrumen HAM dan 6 Naskah Akademis
10
N/A
Penyusunan payung hukum Revitalisasi industri pertahanan dalam negeri
Tersusunnya payung hukum untuk mendukung revitalisasi industri pertahanan dalam negeri
Tersusunnya payung hukum pelaksanaan Pinjaman Dalam Negeri, berupa PP dan Permen PPN/Ka. Bappenas
8 program pela han HAM dengan peserta 320 orang orang. Diinformasikan juga terdapat pela han HAM yang diselenggarakan bekerjasama dengan lembaga lain sebanyak 7 angkatan dengan peserta sebanyak 280 orang ͻ Tersusunnya Dr RUU tentang Revitalisasi industri pertahanan nasional; ͻ Ditetapkannya Perpres No. 42/2010 tentang Komite Kebijakan Industri Pertahanan.
Jumlah produksi dan jenis Alutsista yang dipenuhi oleh Industri dalam negeri
Meningkatnya pemenuhan Alutsista TNI melalui industri dalam negeri sebanyak 12,65% dari jumlah akuisisi Alutsista TNI dan 7,1% untuk Alsus Polri Terlaksananya pengembangan 5 prototype
Terlaksananya pemenuhan kebutuhan kendaraan tempur TNI melalui Panser Anoa, MKK, dan Senjata produksi dalam negeri
Terlaksananya pemenuhan kebutuhan Alutsista TNI dan Alsus Polri dari industri dalam negeri (Kapal Cepat Rudal, pesawat patrol/angkut, sistem radar, munisi, peralatan personnel, dll.)
Terlaksananya kerjasama litbanghan untuk
ͻ Modernisasi Alutsista TNI yang sudah tua oleh Industri dalam
- Agama = 26.320 pkr - Militer dan TUN = 26.320 pkr Peningkatan penanganan penyidikan dan penuntutan pelanggaran HAM Berat Peningkatan kerjasama dalam/luar negeri dalam rangka pemajuan HAM Jumlah program pembelajaran HAM
10.
Pemberdayaan industri strategis bidang pertahanan
Meningkatnya kemampuan produksi industri pertahanan dalam negeri yang didukung oleh tersedianya kajian pengembangan peralatan pertahanan dan keamanan
Jumlah model dan/atau prototype alat
130 Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
RPJMN2010ʹ2014 No.
SUBSTANSIINTI
SASARAN
INDIKATOR peralatan pertahanandan keamanan
Keterangan: a) LAKIPKEMLU2010 c) LAKIPDirektoratJenderalMultilateral2010 e) LAKIPDirektoratJenderalProtokoldanKonsuler2010
CAPAIAN TARGET 2009 2010 peralatan UAV,Roket,dan pertahanan peralatan dankeamanan pendukungC4SIR. olehlitbang dalamnegeri
CAPAIAN 2010 negeri(overhaulKRI) x Dimulainya mekanismePinjaman DalamNegeriuntuk pendanaan kebutuhanAlutsista TNIdanAlutPolri olehindustri pertahanandalam negeri x Inisiasirencanakerja samapengembangan prototypepesawat tempurRIͲKorsel x Pengembangan prototypeUAV, platformKCRtipeͲ40
b)
LAKIPDirektoratJenderalMultilateral2009 LAKIPKEMLU2009 LAKIPDirektoratJenderalProtokoldanKonsuler 2009 d)
f)
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
131
132 Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
BAB2.13.PRIORITASLAINNYABIDANGPEREKONOMIAN
2.13.1.Pengantar Pengembangan sektor perindustrian yang mendukung prioritas nasional lainnya bidang perekonomian antara lain dilaksanakan melalui pengembangan klaster industri pertanian oleochemicaldanpengembanganklasterindustriberbasismigaskondensat.Industrioleochemical merupakanindustripenghasilbahanbakuutamauntukberbagaiprodukindustribernilaitambah tinggi dan potensi pengembangannya sangat besar mengingat luasnya lahan perkebunan di Indonesia. Demikian pula industri berbasis migas kondensat juga sangat perlu dikembangkan mengingatsaatinibahankondensatmigassangatsedikityangdiolahdidalamnegeri,padahalnilai tambahnyasangattinggidanmemilikibanyakprodukturunan. Kemudian untuk sektor perdagangan, peran Indonesia di berbagai fora internasional terlihat semakin penting. Di forum multilateral, Indonesia aktif dalam perundingan World Trade Organization(WTO)danberperanpentingdalamberbagaikelompokinti,seperti:G33,G20,dan ASEAN,sehinggaposisiIndonesiasemakindiperhitungkandiforuminternasionaldanregional. Pada sektor ketenagakerjaan, kegiatanͲkegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung prioritas nasional lainnya bidang perekonomian adalah peningkatan pelayanan dan perlindungan tenaga Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
133
kerja Indonesia (TKI) selama proses penyiapan, pemberangkatan dan kepulangan, serta peningkatan upaya perlindungan TKI di luar negeri. Dalam RPJMN 2010–2014, pemerintah berupayauntukmeningkatkanpelayanandanperlindungankepadaTKIsecaralebihkomprehensif denganmelibatkankementerian/lembaga(K/L)terkaitsesuaitugasdanfungsinyamasingͲmasing.
2.13.2. PencapaianPrioritasLainnyaBidangPerekonomian Padasektorperindustrian,hasilyangdicapaiantaralainpengembanganklasterindustripertanian oleochemical melalui fasilitasi kawasan industri berbasis CPO di tiga provinsi (Sumatera Utara, KalimantanTimur,danRiau).Fasilitasiyangdilakukanberupapenyusunanbusinessplannasional, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), dan Feasibility Study (FS) untuk industri hilir kelapa sawitoleh Pemda Sumut,Kaltim,danRiau(Kuala Enokdan Dumai),yang sinkrondengan RencanaStrategis(Renstra)KementerianPerindustrian. Hasillainnyaadalahpersiapanawalpembangunanklasterindustriberbasismigaskondensatdalam bentukpenyusunan kajian pembangunan refinery di Jatim, koordinasi pengalokasianbahan baku migas dan kondensat di Jawa Timur dan Kaltim, penyusunan kajian bahan baku alternatif serta penyusunanbusinessplanindustripetrokimianasional. Untuk sektor perdagangan, perjuangan Indonesia dalam meningkatkan akses pasar di forum multilateraldilakukanmelaluikerjasamadanperundinganinternasionaldiforumWTO.Indonesia adalahanggotaG20yangsaatinimenjadisalahsatunegaradengankondisiekonomiyangsemakin diperhitungkan dunia pascakrisis finansial. Posisi Indonesia juga semakin mantap di dalam kelompokCIVITS(China,India,Vietnam,Indonesia,Turkey,SouthAfrica),sebagaisebuahhotspot investasibaruyangmenjadialternatifBRIC(Brazil,Russia,India,China). Berbagaiperundinganinternasionaltelahdilakukansebagaiupayadaripartisipasiaktifdiberbagai forum internasional. Jumlah partisipasi dalam perundingan perdagangan internasional telah dilakukansebanyak41kalidengan41buahposisirunding.Sedangkanjumlahsidanginternasional didalamnegeriyangtelahdilakukanadalahsebanyak17sidang(dengantarget8sidang).Dengan demikian, jumlah hasil perundingan Perdagangan Internasional (MRA, MOU, Agreement, Agreed Minutes, Declaration, Chair Report) telah diperoleh sebanyak 34 buah. Sementara itu, kegiatan forum konsultasi publik (sosialisasi) kesepakatan perundingan internasional telah juga dilaksanakanmelaluikerjasamadenganDinasProvinsidanKamarDagangdanIndustri(KADIN)di beberapaProvinsi. TerkaitdenganpelayanankepadaTKI,padatahun2010infrastrukturdanaplikasisisteminformasi layanan TKI (SIMͲTKI) telah terbangun. SIMͲTKI ini nantinya akan mengintegrasikan sistem informasiterkaitlayananTKIdi13K/L.AplikasiSIMͲTKIinidibangundandikelolaolehKementerian Komunikasi dan Informasi. Selanjutnya, pada tahun 2010 Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) telah merintis pembentukan pusat layanan 24 jam (hotline service/crisiscenter)sebagaipusatpenerimaanpengaduandanfasilitasipenyelesaianmasalahTKI. Kemudian Pemerintah juga telah meluncurkan program Kredit Usaha Rakyat bagi TKI (KUR TKI). TujuanpenyaluranKURTKIadalahmembantuTKIuntukmembiayaiprosespenempatanbekerjadi luarnegeri,sehinggaTKIakanterhindardarijeratutangrentenir.Padaakhirtahun2010,tigabank siap menyalurkan KUR TKI yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, dan Bank Negara Indonesia(BNI). Sementara itu, dari target 500.000 TKI yang ditempatkan oleh Pemerintah, 100 persennya telah mendapat layanan dokumen sesuai standar dan tercatat di Dinas Tenaga Kerja Provinsi dan Kabupaten/Kota.Daritargettersebut,100persenTKItelahditempatkansesuaijoborder.Namun, target 500.000 TKI untuk beberapa indikator tidak dapat tercapai. Jumlah TKI yang memperoleh 134 Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
layanan pembuatan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN) sesuai Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan jumlah TKI yang mendapat pelatihan mengenai prinsipͲprinsip HAM hanya mencapai 200.000 TKI(40 persen). Rendahnyapencapaian ini karena belum selesainya pengadministrasian NIKditingkatnasional.
2.13.3. PermasalahanPencapaian Pada sektor perindustrian, pencapaian target telah berjalan sesuai harapan, permasalahanͲ permasalahanyangdihadapisejauhinihanyasebataspermasalahanadministratifdankoordinasi denganpihakͲpihakluaryangterkait.Untukselanjutnyaprosesdankelengkapanadministrasiakan terus dibenahi dan koordinasi dengan pihakͲpihak terkait akan terus dilakukan agar target yang ditetapkandapatterusdicapaidenganbaik. Sedangkan untuk sektor perdagangan, jumlah sosialisasi kesepakatan perundingan internasional yang ditargetkan pada tahun 2010 adalah sebanyak 6 kegiatan, dimana realisasinya hanya bisa dilakukan sebanyak 4 kegiatan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan waktu para pihak yang terkaityangmenyebabkantidakmemungkinkanuntukmelaksanakankegiatantersebut.Selainitu, banyaknyakebutuhananggaranuntukmenghadirisidangdiluarnegeriyangmeningkatsehingga dilakukanpemindahananggarandarianggaransosialisasitersebutkeanggaranpartisipasiaktifdi berbagaiforainternasional. Di lain pihak, penyelenggaraan sidang internasional di dalam negeri pada tahun 2010 yang ditargetkansebanyak8sidang,dalamrealisasinyamelebihijumlahtargetnya,yaitu17sidangyang sudah dilakukan. Hal ini disebabkan banyaknya permintaan sidang internasional di dalam negeri yang harus diselenggarakan, sehingga jumlahnya melebihi target yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada sektor ketenagakerjaan, permasalahan yang dihadapi terkait peningkatan pelayanan dan perlindunganTKIselamapenyiapan,pemberangkatan,dankepulanganadalahkualitaspelayanan dan perlindungan bagi TKI masih rendah, yang ditunjukkan oleh keterbatasan akses informasi mengenai prosedur bekerja di luar negeri, mahalnya biaya persiapan keberangkatan, masih maraknya praktek percaloan, pemalsuan dokumen, dan penempatan ilegal di luar negeri, masih rendahnyapengetahuandankompetensicalonTKI,danlainͲlain.HalinimenyebabkanjumlahTKI yangmenghadapimasalahsaatbekerjadiluarnegerimasihtinggi.PenangananTKIbermasalahini menimbulkan biaya tinggi bagi Pemerintah. Oleh karena itu, tantangan pokok ke depan adalah meningkatkan pelayanan bagi TKI di dalam negeri serta meningkatkan pengetahuan dan kompetensiTKI.TerkaitdenganSIMͲTKI,tantanganyangdihadapiadalahmemperluasjangkauan SIMͲTKIkeseluruhIndonesia,sejalandenganselesainyapengadministrasianNIKsecaranasional. PermasalahanlainnyaadalahyangterkaitdenganpeningkatanpelayanandanperlindunganTKIdi luar negeri. Untuk membantu TKI bermasalah di luar negeri, Pemerintah telah membangun penampungan(shelter)bagiTKIbermasalahdibeberapaperwakilanRIdiluarnegeri.Diharapkan denganadanyapenampunganinimakapenyelesaiankasusͲkasusyangmenimpaTKIdiluarnegeri dapat lebih mudah. Tantangan lainnya adalah menyelesaikan masalahͲmasalah TKI yang masih belumselesai(pending)denganpemberianbantuanhukumataulawyer.
2.13.4 RencanaTindakLanjut Pada sektor perindustrian, rencana tindak lanjut akan diimplementasikan melalui kegiatan revitalisasidanpenumbuhanindustrihasilhutandanperkebunan.Sasarandarikegiataniniadalah terbentuknya kawasan industri berbasis Minyak Sawit Mentah (MSM) di tiga provinsi (Sumatera Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
135
Utara,KalimantanTimur,danRiau).Indikatoroutputdarikegiataniniberupajumlahkawasanyang terbentuk,jumlahinstansidanperusahaanterkaitdengankawasanindustriyangterbentuk,serta jumlah dokumen studi pengembangan untuk kawasan industri tersebut. Kemudian Kementerian Perindustrian akan terus melanjutkan koordinasi dengan Kementerian ESDM, BP Migas, Pemerintah Daerah dan Industri terkait pengadaan bahan baku kondensat untuk klaster industri aromatikdanbahanbakugasblokCepudiJawaTimur;bahanbakugasuntukIndustriPetrokimia di Kalimantan Timur antara lain Kaltim Pasifik Amoniak, Kaltim Parna Industri, Kaltim Metanol Industri, dan Pupuk Kaltim; serta akan dilakukan perbaruan/perpanjangan kontrak untuk pengadaanbahanbakugastersebut. Sedangkan untuk sektor perdagangan, pada tahun 2011, anggaran partisipasi aktif telah ditingkatkan sehingga diharapkan dapat mengakomodasi partisipasi aktif di berbagai fora internasional sesuai kebutuhan. Untuk menghindari keterbatasan waktu, penjadwalan untuk kegiatan sosialisasi saat ini telah dilakukan dengan meningkatkan koordinasi dengan pihakͲpihak terkait sedini mungkin sehingga target indikator jumlah sosialisasi hasilͲhasil kerja sama perdaganganinternasionaldapatdipenuhi. Padasektorketenagakerjaan,untuktahun2011ditargetkantigaK/LtelahterhubungdenganSIM TKIdanjugaakandiintegrasikandenganlayanankependudukan,yaituNIKditigakabupaten/kota sebagai uji coba dan pada tahun 2012 SIMͲTKI telah mengintegrasikan sistem informasi yang dimilikiolehK/LterkaityangmendukungpelayanandanperlindunganTKI.Terkaitpengembangan hotline service/crisis center, mekanisme penanganan pengaduan akan disusun dan ditetapkan pada tahun 2011, sehingga diharapkan pada tahun 2012 seluruh pengaduan yang diterima oleh hotline service tersebut dapat ditangani dalam waktu 2x24 jam. Sementara itu, terkait dengan pemulangan TKI bermasalah, tahun 2011 Pemerintah berencana untuk memulangkan WNI/TKI overstayer yang jumlahnya diperkirakan mencapai 20.000 orang. Upaya lainnya yang akan dilakukan adalah mewujudkan pos pelayanan TKI di kecamatan di daerahͲdaerah kantong TKI, merevisiUUNomor39Tahun2004tentangPenempatandanPerlindunganTenagaKerjaIndonesia diLuarNegeri,danmeningkatkanlayananbantuanhukumdiperwakilanRIdiluarnegeri. Pemerintah juga berupaya untuk memformalkan lembaga penyelenggara pengiriman uang nonbankagarprosestransferuangolehTKIkeIndonesia(remitansi)menjadilebihmurah,efisien danhandal.SalahsatuupayayangdilakukanadalahmemberlakukanUndangͲUndang(UU)Nomor 3 Tahun 2011 tentang Transfer Dana. UU ini mengatur bahwa pengiriman uang hanya bisa dilakukan oleh perbankan atau lembaga nonbank yang berbadan hukum, sedangkan perorangan tidaklagidiperbolehkan.Denganadanyaketentuanini,diharapkanpenyelenggararemitansidapat meningkatkanlayanannyadanmemilikikepastiantanggungjawab.
136 Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
Tabel 2.13.1. Pencapaian Pembangunan Prioritas Lainnya Bidang Perekonomian, Tahun 2010 RPJMN 2010–2014 No. 1.
2.
SUBSTANSI INTI Pelaksanaan pengembangan industri sesuai dengan Peraturan Presiden No.28/2008 tentang Kebijakan Industri Nasional
Peningkatan peran dan kemampuan Republik Indonesia dalam diplomasi perdagangan internasional
SASARAN Terbentuknya Kawasan Industri Berbasis CPO di 3 Provinsi Terbangunnya klaster industri berbasis migas kondensat
Meningkatnya peran dan kemampuan Indonesia di bidang diplomasi perdagangan internasional guna pembukaan, peningkatan dan pengamanan akses pasar
3.
Regulasi dan ser kasi Sistem Elektronik Jasa Aplikasi dan Konten
Tersedianya sistem informasi layanan TKI antarinstansi/ lembaga
4.
Pelayanan Advokasi
Terlaksananya
INDIKATOR Provinsi Sumut, K m, dan Riau Jumlah Perusahaan Pilot project industri turunan kelapa sawit Kajian pembangunan m rĞĮnery di Laporan Koordinasi pengalokasian bahan baku migas dan kondensat di Jawa Timur dan K Kajian bahan baku Kajian bahan baku Business Plan Industri Petrokimia Nasional Jumlah pa sipasi dalam perundingan perdagangan internasional Jumlah posisi runding yang disusun Jumlah penyelenggaraan sidang internasional di Dalam Negeri Jumlah hasilperundingan Perdagangan Internasional (MRA, MOU, Agreement, Agreed Minutes, on, Chair Decl Report) Jumlah forum konsultasi teknis kesepakatan perundingan internasional Adanya sistem informasi layanan TKI
Kemudahan
TARGET 2010* 20%
CAPAIAN 2009*
CAPAIAN 2010**
-
100% dari target
40 1
-
100% dari target 100% dari target
1
-
100% dari target
1
-
100% dari target
1
-
100% dari target
1
-
100% dari target
40
-
41
40
-
41
8
-
17
34
-
34
6
-
4
Electronic form; Document mgmt; Job Order mgmt; Recruitment mgmt; Selec on mgmt; Security; Interoperability; Placement mgmt; Campaign mgmt; Operasional -
--
Infrastruktur dan aplikasi sistem informasi layanan TKI (SIM-TKI) telah terbangun.
7.709 orang
1.921 orang
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
137
RPJMN 2010ʹ2014 No.
SUBSTANSI INTI dan Perlindungan Hukum
5.
Pembinaan Penempatan dan Perlindungan TKI Luar Negeri
SASARAN Pelayanan Advokasi dan Perlindungan Hukum TKI
INDIKATOR penyampaian pengaduan 24 jam (bebas pulsa) Jumlah pengaduan yang ditangani
Jumlah orang yang berminat bekerja ke luar negeri yang mendapat advokasi Persentase TKI purna bermasalah yang direhabilitasi RĂƟĮŬĂƐŝ konvensi buruh migran dan keluarganya
Tersedianya regulasi yang melindungi TKI
Amandemen UU 39/2004 Jumlah atase ketenagakerjaan yang memberi perlindungan TKI
Terintegrasinya pelayanan penempatan calon TKI di daerah
% calon TKI yang terlayani dan tercatat pada Dinas Tenaga Kerja Provinsi dan Kab/Kota
Catatan: *) Sumber : RPJMN 2010ʹ2014 **) Sumber : Biro Perencanaan, Kementerian Perdagangan
138 Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
TARGET 2010*
100% pengaduan tertangani
50.000
CAPAIAN 2009* menyampai kan pengaduan 7.709 kasus yang sudah diselesaikan 6.374 kasus (83,68%) 1.245
CAPAIAN 2010** menyampaikan pengaduan 1.858 kasus yang sudah diselesaikan 398 kasus (21,42%) 57.735
60% TKI bermasalah ditangani Penyiapan ƌĂƟĮkasi konvensi buruh migran
100%
99,79%
-
Persiapan amandemen UU 39/2004 13 atase
-
Hasil Kajian ƌĂƟĮkasi konvensi buruh migran telah selesai disiapkan Kajian akademis revisi UU39/2004
100% calon TKI terlayani
-
-
Telah dilaksanakan penempatan atase/staf teknis tenaga kerja di 15 negara 100% calon TKI terlayani dan tercatat pada Dinas Tenaga Kerja provinsi dan Kab/Kota
BAB2.14. PRIORITASLAINNYABIDANGKESEJAHTERAAN RAKYAT
2.14.1. Pengantar Pelaksanaan pembangunan Prioritas Lainnya Bidang Kesejahteraan Rakyat didukung oleh pelaksanaanPembangunanAgama,Pariwisata,PengarusutamaanGenderdanPerlindunganAnak, sertaPemudadanOlahraga. PembangunanAgama Pembangunan agama dilaksanakan melalui lima fokus prioritas, yaitu: (1) Peningkatan Kualitas Pemahaman dan Pengamalan Agama, (2) Peningkatan Kualitas Kerukunan Umat Beragama, (3) Peningkatan Kualitas Pelayanan Kehidupan Beragama, (4) Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan IbadahHaji,dan(5)PeningkatanTataKelolaPembangunanBidangAgama.Adapunfokusprioritas pembangunan bidang agama yang menjadi isu strategis nasional adalah Peningkatan Kualitas PenyelenggaraanIbadahHaji,danPeningkatanKualitasKerukunanUmatBeragama.
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
139
Penyelenggaraan Ibadah Haji merupakan salah satu bentuk pelayanan keagamaan yang cukup penting, karena bersentuhan dengan kepentingan masyarakat banyak, sehingga menjadi salah satu indikator kunci tolok ukur kinerja pembangunan bidang agama. Selain itu, kerukunan umat beragama sebagai pilar kerukunan nasional juga memiliki peran yang sangat penting terutama dalamupayamewujudkantujuanpembangunannasional,yaitudemiterciptanyamasyarakatyang aman,damai,dansejahtera. Pariwisata Pariwisata merupakan salah satu industri jasa yang mempunyai peran strategis dalam pembangunan nasional melalui penerimaan devisa yang dihasilkan dari kunjungan wisatawan mancanegara dan mendorong perluasan lapangan kerja yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraanmasyarakat.Padatahun2010,kinerjapembangunankepariwisataannasionaltelah menunjukkanperkembanganyangmeningkat,yangantaralainditunjukkanolehjumlahkunjungan wisatawanmancanegara(wisman)danperjalananwisatawannusantara(wisnus). PengarusutamaanGenderdanPerlindunganAnak Peningkatan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pembangunan yang dapat dinikmati secara adil, efektif, dan akuntabel oleh seluruhpendudukIndonesia,baiklakiͲlakimaupunperempuan.Upayatersebutdilakukandengan mengarusutamakan gender ke dalam proses pembangunan di setiap bidang. Penerapan pengarusutamaan gender (PUG) akan menghasilkan kebijakan publik yang lebih efektif untuk mewujudkanpembangunanyanglebihadildanmeratabagiseluruhpendudukIndonesia,baiklakiͲ lakimaupunperempuan. Selainitu,perlindungananakditujukanuntukmemenuhihakͲhakanakIndonesia.Sesuaidengan UndangͲUndangNomor23Tahun2002tentangPerlindunganAnak,hakanakmeliputihakuntuk hidup,tumbuh,berkembang,danberpartisipasidalamberbagaiaspekkehidupan,sertamendapat perlindungan dari berbagai tindak kekerasan, perdagangan anak, eksploitasi, dan diskriminasi. Dengan demikian, pemenuhan hakͲhak anak mencakup setiap bidang pembangunan. Pembangunan perlindungan anak yang terintegrasi dan komprehensif akan menghasilkan kebijakan publik yang lebih efektif dalam mewujudkan kehidupan yang layak bagi seluruh anak Indonesia,baiklakiͲlakimaupunperempuan. PemudadanOlahraga Pembangunanpemudadanolahragamempunyaiperanstrategisdalammendukungpeningkatan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing di tingkat regional dan internasional. Dari sisi Pemuda dan Olahraga, pembangunan kepemudaan dan keolahragaan selamatahun2010telahmenunjukkanhasilyangcukupmenggembirakan.Gerakanpramukatelah disahkanmelaluiUndangͲUndangNomor12Tahun2010tentangGerakanPramuka.Sementaraitu prestasiolahragasemakinmembaikyangditandaidenganmeningkatnyaperingkatIndonesiapada kejuaraanAsianGames.
2.14.2. PencapaianPrioritasLainnyaBidangKesejahteraanRakyat PembangunanAgama Pada tahun 2010, dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan ibadah haji kepada 221.000 orang jemaah telah dilakukan penerapan sistem manajamen mutu dengan didapatkannya ISO
140 Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
9001:2008. Sejalan dengan hal tersebut, kehidupan umat beragama semakin harmonis dan kondusif, yang ditandai dengan menurunnya kŽŶŇŝk sosial bernuansa keagamaan, berdirinya forum-forum kerukunan, dan berkembangnya kerjasama lintas agama. Berbagai upaya untuk membangun kerukunan intern maupun antarumat beragama telah dilaksanakan berbagai kegiatan antara lain pembangunan forum kerukunan umat beragama di 15 kabupaten/kota, pemberian bantuan operasional Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) pada ƟŶŐŬĂƚ Provinsi dan Kabupaten/Kota di 33 provinsi dan 150 kabupaten/ kota, dan upaya pemulihan pascakonŇik melalui pelayanan dan bimbingan konseling bagi masyarakat korban kŽŶŇŝk sosial, dan pascakerusuhan. Pariwisata Keberhasilan pembangunan kepariwisataan ditandai dengan meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada tahun 2010 yang mencapai 7 juta orang, atau meningkat sebesar 7,88 persen dibandingkan kunjungan wisman tahun 2009 yang mencapai 6,32 juta orang. Sementara itu, pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) juga mengalami peningkatan dari 229,73 juta pergerakan pada tahun 2009 menjadi 234,38 juta pergerakan pada tahun 2010. Hal ini berdampak pada meningkatnya total pengeluaran wisnus dari Rp137,91 trilliun menjadi Rp150,49 trilliun. Tabel 2.14.1 Perkembangan Pembangunan Kepariwisataan, Tahun 2009ʹ2010 URAIAN Wisatawan Mancanegara (wisman) - Jumlah (juta orang) - Rata-rata pengeluran per kunjungan (US $) - Rata-rata lama Ɵnggal (hari) - Rata-rata pengeluaran per hari (US $) - Perkiraan penerimaan devisa (miliar US $) Wisatawan Nusantara (wisnus) - Jumlah pergerakan (juta pergerakan) - Total pengeluaran (triliun rp)
2009
2010
6,32 995,93 7,69 129,57 6,3
7,00 1.085,75 8,04 135,01 7,6
229,73 137,91
234,38 150,49
Sumber: BPS
Keberhasilan pembangunan pariwisata ƟĚĂŬ terlepas dari dukungan pengelolaan ĚĞƐƟŶĂƐŝ pariwisata antara lain: (1) pengembangan deƐƟnaƟon management organiƐĂƟon (DMO) dan dukungan pada amenitas pariwisata; (2) pengembangan usaha, industri dan investasi pariwisata melalui penyusunan 8 pola perjalanan (travel paƩern); (3) pengembangan 115 daya tarik wisata di desa; (4) pengembangan 50 desa pendukung usaha pariwisata melalui PNPM Mandiri bidang Pariwisata; (5) pengembangan 50 usaha masyarakat desa berbasis ŬƌĞĂƟĨ pariwisata; (6) pengembangan standardisasi pariwisata melalui ƉĞůĂƟŚan kepada 140 orang master assessor; (7) penyelenggaraan fasilitasi sĞƌƟĮkasi kompetensi di daerah 3.700 orang; dan (8) pelaksanaan kegiatan sadar wisata untuk 950 orang dan 217 kelompok masyarakat Dalam pelaksanaan promosi dan pemasaran, telah dilaksanakan: (1) promosi pariwisata di luar negeri melalui (a) ƉĂƌƟƐŝƉĂsi pada 36 bursa pariwisata internasional; (b) pelaksanaan 9 misi penjualan (sales mission) di fokus pasar wisatawan, 8 event ĨĞƐƟval Indonesia di luar negeri, dan (c) penyelenggaraan Indonesia tourism prŽŵŽƟŽŶ represĞŶƚĂƟǀĞ ŽĸĐers di 12 negara; (2) promosi pariwisata dalam negeri melalui penyelenggaraan 10 promosi langsung (direĐt ƉƌŽŵŽƟŽŶ) dan 27 event pariwisata berskala nasional dan internasional; (3) penyediaan sarana dan prasarana promosi pariwisata mencakup pencetakan 743 ribu eksemplar bahan promosi, publikasi pada 51 media, diseminasi 436 ribu eksemplar bahan promosi cetak, diseminasi 56 ribu bahan promosi
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
141
elektronik, dan pengembangan kelengkapan data dan informasi di 60 destinasi; (4) penyediaan informasipasarpariwisatadenganmenyusun14naskahhasilanalisispasardalamdanluarnegeri, 427eksemplarinformasiprodukpariwisataIndonesia,famillirizationtrip/famtripyangmelibatkan 254 orang peserta; dan 42 event internasional dan promosi 8 (delapan) event terkait dengan Meeting,Incentive,Convention,andExhibiton(MICE). PengarusutamaanGenderdanPerlindunganAnak Berbagaikemajuandalampembangunantahun2010yangresponsifgendertelahdicapai.Halini antaralainditunjukkandenganmeningkatnyaIndeksPembangunanGender(IPG)dari0,639pada tahun 2004 menjadi 0,668 pada tahun 2009 (KNPPͲBPS, 2010). Selain itu, indeks pemberdayaan gender(IDG)yangmengukurpartisipasiperempuandibidangekonomi,politik,danpengambilan keputusan juga mengalami peningkatan dari 0,597 pada tahun 2004 menjadi 0,635 pada tahun 2009(KNPPͲBPS,2010). Di bidang pendidikan, upaya untuk meningkatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuandilakukandenganmengintegrasikanperspektifgenderkedalampendidikanagama.Di bidang kesehatan, kemajuan yang telah dicapai adalah terlaksananya pemetaan isu gender di bidang kesehatan, khususnya untuk penanganan HIV/AIDS. Di bidang politik dan pengambilan keputusan telah disusun Peraturan Menteri Negara PP dan PA Nomor 27 Tahun 2010 tentang PanduanUmumPelaksanaanPUGdalamPendidikanPolitikpadaPemilihanUmum;danPedoman Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG) Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Di bidang ketenagakerjaan, telah tercapai peningkatan akses lapangankerjabagiperempuanyangditunjukkandenganpenurunanangkapengangguranterbuka perempuandari 13,7 persenpada tahun 2006, menjadi8,23 persen pada tahun 2010(Sakernas, 2006ʹ2010). Dalam upaya melindungi perempuan dari berbagai tindak kekerasan telah diterbitkan Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pelayanan Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan. Ditetapkannya peraturan tersebut sekaligus menjadi dasar yang kuat bagi pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat untuk meningkatkan perlindungan perempuan dari berbagai tindak kekerasanmelaluiupayapencegahan,pelayanan,danpemberdayaan. Upaya peningkatan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan tersebut juga didukung oleh penguatan kapasitas kelembagaan PUG dan pemberdayaan perempuan, termasuk di dalamnya PPRG. Kemajuan yang dicapai adalah dengan ditetapkannya Peraturan Menteri KeuanganNomor104/PMK.02/2010tentangPetunjukPenyusunandanPenelaahanRencanaKerja dan Anggaran K/L Tahun Anggaran 2011. Sementara itu terkait dengan data gender, telah dilakukanpenandatangananMoUdenganBPStentangPenyediaanDatadanInformasiGenderdan Anak; serta tersusunnya Pedoman Pengelolaan Data Gender di Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Selain itu, telah dilaksanakan pula advokasi, sosialisasi,fasilitasiPUG,danpelatihananalisisgenderdi39K/L,33provinsi. Pencapaiandalamperlindungananakdariberbagaibentukkekerasan,eksploitasi,dandiskriminasi ditunjukkanantaralainolehpencapaiandibidangketenagakerjaan.DataSakernasmenunjukkan penurunan jumlah pekerja anak usia 10Ͳ17 tahun dari 1.713,2 ribu pada tahun 2008 menjadi 1.679,1ribupadatahun2009.Dalamupayamenurunkanjumlahpekerjaanak,telahdilaksanakan penarikan pekerja anak dari bentukͲbentuk pekerjaan terburuk untuk anak (BPTA) dalam rangka Program Keluarga Harapan. Pekerja anak yang telah ditarik tersebut diusahakan masuk dalam satuanpendidikan,baikpendidikanformal,kesetaraan,maupunnonͲformal.Sementaraitu,dalam memenuhi hak anak untuk mendapatkan identitas dan legalitas kependudukan, cakupan anak 142 Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
balita (0-4 tahun) yang telah memiliki akte kelahiran sekitar 42,82 persen menurut Supas 2005 menjadi 52,5 persen menurut Susenas 2009. Untuk meningkatkan perlindungan bagi anak yang berhadapan dengan hukum (ABH), pada tahun 2010 telah tersusun RUU tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dan ditetapkan kebijakan terpadu tentang penanganan ABH berbasis ƌĞƐƚŽƌĂƟǀe ũƵƐƟĐĞ͘ Selain itu telah pula ditetapkan Permen PP dan PA Nomor 02 Tahun 2010 tentang Rencana Aksi Nasional (RAN) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan terhadap Anak. Pemuda dan Olahraga Pada tahun 2010, upaya peningkatan parƟƐŝƉĂƐi dan peran aŬƟf pemuda, serta budaya dan prestasi olahraga dilakukan melalui beberapa kegiatan, antara lain: (1) ƉĞůĂƟŚan kepemimpinan, kepeloporan, dan kewirausahaan pemuda; (2) pemberian penghargaan kepada atlet internasional, regional, nasional, serta pelaƟh dan mantan atlet yang berprestasi; (3) pelaksanaan berbagai Ğǀent olahraga untuk menggairahkan semangat dan budaya olahraga di masyarakat; dan (4) keikutsertaan dalam berbagai event olahraga internasional dan regional. Melalui upaya tersebut, pembangunan pemuda dan olahraga selama tahun 2010 telah menunjukkan hasil yang semakin meningkat, yang ditunjukkan antara lain dengan: (1) meningkatnya ĐŚĂƌĂĐƚĞƌ building melalui gerakan revitalisasi dan konsolidasi kepemudaan melalui: (a) penyelenggaraan fasilitasi ƉĞůĂƟŚĂŶ kepemimpinan, manajemen, dan perencanaan program bagi 6.000 pengelola organisasi kepemudaan; (b) penyelenggaraan fasilitasi peningkatan wawasan kebangsaan, perdamaian, dan lingkungan hidup bagi 5.500 orang; (c) ƉĞůĂƟŚĂŶ pemuda kader kepemimpinan bagi 4.500 orang; (d) penyelenggaraan fasilitasi pengembangan kewirausahaan bagi 3.175 orang; (e) penyelenggaraan fasilitasi pendidikan kepramukaaan bagi 1.000 orang; (2) meningkatnya upaya perolehan medali di Asian Games Tahun 2010 melalui: (a) penyelenggaraan fasilitasi penyediaan prasarana olahraga sebanyak 4 fasilitasi, (b) penyediaan sarana olahraga sebanyak 44 sarana; (c) peningkatan peringkat Indonesia pada kejuaraan Asian Games dari peringkat ke-22 pada Asian Games XVI di Doha tahun 2006 menjadi peringkat ke-15 pada Asian Games XVII tahun 2010 di Guangzhou China dengan perolehan 4 medali emas, 9 medali perak dan 13 medali perunggu.
2.14.3. Permasalahan Pencapaian Pembangunan Agama Pencapaian pembangunan bidang agama masih dihadapkan pada berbagai permasalahan di antaranya: (1) keberagamaan masyarakat dalam sikap dan perilaku sosial belum opƟmal; (2) harmoni sosial dalam kehidupan umat beragama belum sepenuhnya terwujud; (3) masih belum ŽƉƟŵĂůŶLJĂ manajemen penyelenggaraan haji; (4) kualitas penyuluhan agama di tengah masyarakat saat ini masih belum memadai; (5) belum ŽƉƟŵĂůŶLJĂ pendidikan agama dan keagamaan bagi peserta didik; (6) sarana dan prasarana peribadatan belum merata; (7) belum ŽƉƟŵĂůŶLJĂ pengelolaan dana sosial keagamaan; dan (8) peran lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan belum ŽƉƟmal. Terkait fokus prioritas pembangunan bidang agama maka permasalahan yang dihadapi adalah manajemen penyelenggaraan haji yang belum opƟmal, dan harmoni sosial dalam kehidupan umat beragama belum sepenuhnya terwujud. Walaupun penyelenggaraan haji telah sistem operasi dan prosedur (SOP) dan mendapatkan ƐĞƌƟĮkat manajemen mutu ISO 9001:2008, namun masih saja terjadi kekurangan dan kesalahan teknis di lapangan. Pelayanan ibadah haji, terutama selama di
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
143
Arab Saudi, masih belum memuaskan sebagian jemaah haji, seperti masalah konsumsi, kondisi pemondokan, jarak pemondokan yang masih jauh dari Masjidil Haram, serta pelayanan transportasi. Selain itu masih beragamnya tingkat pemahaman para jemaah haji mengenai kesehatan, seperti pencegahan penyakit, ketidakmengertian mengenai lokasi balai kesehatan, hingga bagaimana memanfaatkan para petugas kesehatan selama masa haji, menjadi permasalahantersendiri.Tantangankedepanadalahpenerapanstandarpelayananminimal(SPM) dalampenyelenggaraanibadahhaji. Harmonisosialdalamkehidupanumatberagamabelumsepenuhnyaterwujud,yangdapatdilihat darimasihmunculnyapermasalahan,baikdiinternmaupunantarumatberagama.Tantanganke depanadalahbagaimanamenjadikanagamaberperandalamupayaperdamaiandanmendorong tumbuhnyakerjasamayangpositifdikalanganinterndanantarumatberagama. Pariwisata Permasalahan yang masih dihadapi terkait pembangunan kepariwisataan, antara lain sebagai berikut: 1.
Belum optimalnya kesiapan destinasi pariwisata yang disebabkan antara lain oleh belum meratanya pembangunan kepariwisataan antardaerah dan kawasan, serta kurang memadainyasaranadanprasaranamenujudestinasipariwisata;
2.
Belum optimalnya pemasaran pariwisata yang disebabkan antara lain oleh kurangnya pemanfaatanmediabaikelektronik,cetakmaupunyangberbasisteknologiinformasisebagai saranapromosi,belumoptimalnyapemerintahdaerahdalammendukungpromosidaerahnya sebagai destinasi wisata, dan masih terdapat berbagai peraturan daerah yang menghambat pengembanganpariwisata Belum optimalnya kemitraan antar pelaku pariwisata yang disebabkan terutama oleh kurangnya koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi intra dan antarlembaga, pusat dan daerah dalampeningkatandayasaingsumberdayamanusia(SDM)pariwisata.
3.
PengarusutamaanGenderdanPerlindunganAnak Permasalahan yang masih dihadapi terkait pengarusutamaan gender dan perlindungan anak, antaralainsebagaiberikut: 1.
Belum optimalnya kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Walaupun berbagai kebijakan telah dikeluarkan dan berbagai kemajuan telah dicapai dalam peningkatan kesetaraan gender, namun kualitas hidup dan peran perempuan masih belum optimal. Hal tersebutditunjukkandenganlambatnyapeningkatannilaiIDGsetiaptahunnya,yangantara laindisebabkanoleh:(1)masihterdapatkesenjangangenderdalamhalakses,manfaat,dan partisipasi dalam pembangunan, serta penguasaan terhadap sumber daya, terutama di bidang politik, jabatanͲjabatan publik, dan ekonomi, baik pada tataran antarprovinsi dan antarkabupaten/kota;dan(2)rendahnyakesiapanperempuandalammengantisipasidampak perubahan iklim, krisis energi, krisis ekonomi, bencana alam, dan konflik sosial, serta terjadinyapenyakit.Sementaraitu,perlindunganbagiperempuanterhadapberbagaitindak kekerasanjugamasihbelummencukupi,yangterlihatdarimasihbelummemadainyajumlah dankualitastempatpelayananbagiperempuankorbankekerasankarenabanyaknyajumlah korbanyangharusdilayanidanluasnyacakupanwilayahyangharusdijangkau.Permasalahan tersebut muncul antara lain disebabkan belum efektifnya kelembagaan PUG dan pemberdayaanperempuan.
144 Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
2.
Masih ƟŶŐŐŝŶLJa ƟŶĚak kekerasĂŶ terhĂĚap aŶak. Data SuseŶas 2006 meŶƵŶjukkaŶ bahwa prevaleŶsi kekĞƌĂƐĂŶ terhaĚap aŶak ĂĚĂůah sebesar 3,02 ƉĞƌƐĞŶ͕ atau sekitar 4 juta ĂŶak ŵĞŶŐĂůĂŵŝ keŬĞƌĂƐĂŶ ƐĞƟap taŚƵŶ͘ SemĞŶƚĂƌĂ itu, Ěata Bareskrim POLRI meŶuŶjukkaŶ bahwa ĚĂůĂŵ ƉĞƌŝŽĚĞ ƚĂŚƵŶ 2004 sampai ĚeŶŐaŶ Oktober 2009 ƚĞƌĚĂƉĂƚ 538 ĂŶak ĚĂƌŝ 1.722 ŬŽƌďĂŶ perĚaŐĂŶŐaŶ ŽƌĂŶŐ͘ PerĚĂŐaŶŐaŶ aŶak ďŝĂƐĂŶLJĂ ĚŝƚƵũuŬĂŶ uŶtuk ŵĞŶũĂĚŝ peŵďĂŶtu rumah taŶŐŐĂ͕ pekerja seks komersial, peŶŐemis Ěi ũĂůĂŶ͕ peŶŐeĚĂƌ Ŷarkoba, Ěŝeksploitasi Ěi tempat-tempat kerja berbahĂLJĂ ƐĞƉĞƌƟ jermal, pertamďĂŶŐĂŶ͕ ĚaŶ perkebƵŶaŶ͘ <ŽŶĚŝƐŝ tersebut, ĚŝƐĞďĂďŬaŶ ĂŶƚĂƌĂ laiŶ oleh masih baŶLJakŶLJa rumah ƚĂŶŐŐa LJĂŶŐ ŚŝĚup Ěi bawah ŐĂƌŝƐ kemiskŝŶĂŶ, masih terĚapat Ŷilai-Ŷilai buĚĂLJa LJaŶŐ permisif terhĂĚap kekĞƌĂƐĂŶ ĚĂŶ eksploitasi ĂŶak, masih reŶĚaŚŶLJa ƟŶŐkat peŶŐetahuaŶ ĚaŶ ƉĞŶĚŝĚŝŬĂŶ sebaŐiaŶ besar ŽƌĂŶŐ tua, masih leŵĂŚŶLJa peŶeŐakaŶ hukum, ĚĂŶ belum terbĞŶtuŬŶLJĂ mekaŶŝsme ĚaŶ struktur ƉĞƌůŝŶĚuŶŐaŶ aŶak LJĂŶŐ kŽŵƉƌĞŚĞŶƐif sampai paĚa ƟŶŐkat ŵĂƐLJĂƌakat.
3.
Masih reŶĚahŶLJa kapasitas ŬĞůĞŵďĂŐaĂŶ ƉĞƌůŝŶĚuŶŐaŶ ĂŶĂŬ͘ Hal ŝŶŝ aŶtara laiŶ ĚŝƚuŶũƵkkĂŶ ĚeŶŐĂŶ: (1) masih ƚĞƌĚĂƉaƚŶLJĂ peratuƌĂŶ perƵŶĚaŶŐ-ƵŶĚĂŶŐĂŶ ĚĂŶ kebiũĂŬĂŶ LJaŶŐ ƟĚĂŬ ŬŽŶƐŝƐƚĞŶ ĚĞŶŐĂŶ KoŶǀĞŶƐŝ Hak AŶak (KHA) ĚaŶ UŶĚĂŶŐ-UŶĚĂŶŐ WĞƌůŝŶĚuŶŐaŶ AŶak LJĂŶŐ berpoteŶsi meruŐikaŶ ĚaŶ ŵĞŶŐhambat pemeŶuhaŶ hak-hak aŶak, ĚĂŶ (2) belum ƚĞƌďĞŶtuŬŶLJĂ ŬĞůĞŵďĂŐaĂŶ ƉĞƌůŝŶĚuŶŐaŶ ĂŶĂŬ LJĂŶŐ koŵƉƌĞŚĞŶƐŝĨ ĚaŶ ŵĞŶũĂŶŐŬĂu semua ǁŝůĂLJĂŚ͕ serta (3) masih lemaŚŶLJa ŵĞŬĂŶisme peŶŐĂǁĂƐaŶ ĚaŶ peŶĚataĂŶ͘
Pemuda dan Olahraga PermasalahĂŶ LJĂŶŐ masih ĚŝhĂĚĂƉŝ ĚĂlam ƉĞŶĐapĂŝĂŶ terkait pembaŶŐuŶĂŶ peŵƵĚĂ ĚĂŶ olahraŐĂ ĂŶƚĂƌĂ laiŶ sebĂŐĂŝ berikut: 1.
Belum ŽƉƟŵĂůŶLJĂ ƉĂƌƟƐŝƉĂƐŝ ĚĂŶ ƉĞƌĂŶ akƟf peŵƵĚĂ ĚĂlam ďĞƌďĂŐĂŝ biĚaŶŐ pembĂŶŐƵŶaŶ ĚŝƐĞďĂďkĂŶ aŶtara laiŶ oleh terbatĂƐŶLJĂ ƉĞƌĂŶ serta peŵƵĚĂ sebĂŐĂi ŬĞŬƵĂƚĂŶ moral, ŬŽŶƚƌŽů sosial, ĚĂŶ aŐĞŶ perubahĂŶ͕ masih terũĂĚiŶLJa masalah-masalah sosial sepeƌƟ krimŝŶalitas, preŵĂŶŝƐŵe, pĞŶLJalahŐƵŶĂaŶ ŶarkoƟka, psikotropika, ĚaŶ zat ĂĚikƟf (NAPZA), serta peŶularaŶ HIV ĚaŶ AIDS, ƌĞŶĚĂŚŶLJĂ ĂŶŐŬĂ ƉĂƌƟƐŝƉĂƐŝ sekolah peŶĚuĚuk usia 16-18 ƚĂŚƵŶ ĚaŶ 19-24 tahuŶ͕ serta ƟŶŐŐŝŶLJa ƟŶŐŬĂƚ peŶŐaŶŐŐƵƌĂŶ terbuka (TPT) usia 15 taŚƵŶ ke atas;
2.
Belum opƟmalŶLJa peŶŝŶŐkĂƚĂŶ prestasi olahraŐĂ͕ LJaŶŐ ĚŝƐĞďabkaŶ aŶtara laiŶ oleh ƌĞŶĚĂhŶLJa ƟŶŐŬĂƚ parƟƐŝƉĂƐi ŵĂƐLJĂƌĂŬĂƚ ĚĂůĂŵ ŬĞŐŝaƚĂŶ olahraŐa, ƚĞƌďĂƚĂƐŶLJĂ ƌƵĂŶŐ terbuka olahƌĂŐĂ͕ terbĂƚĂƐŶLJĂ jumlah ĚaŶ kualitas SDM ŬĞŽůĂŚƌĂŐĂaŶ, belum opƟmaůŶLJĂ upaLJa pembibiƚĂŶ atlet uŶŐŐulaŶ, serta masih terbatas apresiasi ĚĂŶ peŶŐharŐaaŶ ďĂŐi ŽůĂŚƌĂŐĂǁaŶ ĚĂŶ teŶĂŐĂ keolĂŚƌĂŐaĂŶ LJĂŶŐ berprestasi.
2.14.4. Rencana Tindak Lanjut Pembangunan Agama UpaLJa pelaksaŶĂĂŶ ibaĚah haji LJĂŶŐ ƚĞƌƟb ĚĂŶ laŶĐĂƌ aŬĂŶ ĚŝůakuŬĂŶ melalui: (1) pĞŶŝŶŐkĂƚĂŶ kualitas ƉĞŶLJĞlĞŶŐŐĂƌĂĂŶ ibaĚah haji sesuai ƐƚĂŶĚĂƌ pelaLJĂŶĂŶ ŵŝŶŝŵĂl ĚĂůĂŵ ƌĂŶŐka ƉĞůĂŬƐĂŶĂaŶ ƐĞƌƟĮkat ISO 9001:2008; (2) pemaŶƚĂpĂŶ ƉĞŶĞƌaƉĂŶ ĚĂŶ pemaŶĨĂĂtĂŶ sistem ŝŶformasi haji terpaĚu (Siskohat); (3) peŶLJĞĚŝĂĂŶ jarŝŶŐaŶ Siskohat Ěi seluruh kabupaƚĞŶͬŬŽƚĂ͖ (4) pĞŶŝŶŐkĂƚĂŶ eĮƐŝeŶƐŝ, ƚƌĂŶspĂƌĂŶƐŝ͕ ĚĂŶ akƵŶtabilitas peŶLJĞůĞŶŐŐĂƌĂĂŶ ibaĚah haji; (5) ƉĞŵĂŶtapaŶ laŶĚĂƐĂŶ peratuƌĂŶ perƵŶĚaŶŐ-uŶĚaŶŐaŶ teŶƚĂŶŐ profeƐŝŽŶalisme ƉĞŶLJĞůĞŶŐŐĂƌaĂŶ ibaĚah haji; (6) peŶLJŝĂƉĂŶ ƌĂŶĐĂŶŐĂŶ uŶĚaŶŐ-uŶĚaŶŐ teŶƚĂŶŐ ƉĞŶŐĞlŽůĂĂŶ ĚĂŶa haji; ĚĂŶ (7) ƉĞŶŝŶŐkataŶ pelaLJaŶĂŶ kesĞŚĂƚĂŶ jemaah haji.
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
145
Disampingitu,upayapeningkatankualitaskerukunanumatberagamaakandilakukanmelalui:(1) pembentukan dan peningkatan efektivitas forum kerukunan umat beragama; (2) pengembangan sikap dan perilaku keberagamaan yang inklusif dan toleran; (3) penguatan kapasitas masyarakat dalammenyampaikandanmengartikulasikanaspirasiͲaspirasikeagamaanmelaluicaraͲcaradamai; (4) peningkatan dialog dan kerja sama intern dan antarumat beragama, dan pemerintah dalam pembinaan kerukunan umat beragama; (5) peningkatan koordinasi antarinstansi/lembaga pemerintah dalam upaya penanganan konflik terkait isuͲisu keagamaan; (6) pengembangan wawasanmultikulturbagiguruͲguruagama,penyuluhagama,siswa,mahasiswadanparapemuda calon pemimpin agama; (7) peningkatan peran Indonesia dalam dialog lintas agama di dunia internasional; dan (8) penguatan peraturan perundangͲundangan terkait kehidupan keagamaan, sepertiperlunyapenyusunanundangͲundangtentangperlindungandankebebasanberagama. Pariwisata Tindaklanjutyangdiperlukanterkaitpembangunankepariwisataan,antaralainsebagaiberikut: 1.
Pengembangandestinasipariwisataberbasisbudaya,alam,bahari,danolahraga;penyebaran pengembangandestinasipariwisatadiluarJawadanBalitermasukpengembangandestinasi pariwisatadipulauͲpulauperbatasandanterpencil;fasilitasikemitraandengansektorterkait dalam upaya peningkatan kenyamanan dan kemudahan akses di destinasi wisata; pengembangansisteminformasipariwisatayangterintegrasidipusatdandaerah;
2.
Peningkatan pemanfaatan berbagai media dan teknologi informasi sebagai sarana promosi pariwisata; pengembangan kerja sama pemasaran dan promosi pariwisata dengan lembaga terkait di dalam dan di luar, terutama kerja sama antar agen perjalanan dan antar tour operatordidalammaupundiluarnegeri;dan Pengembanganprofesionalismesumberdayamanusiadibidangpariwisata.
3.
PengarusutamaanGenderdanPerlindunganAnak Untuk mengatasi permasalahan pembangunan pengarusutamaan gender, maka rencana tindak lanjut dalam pembangunan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan pada tahun 2011 adalah dengan meningkatkan efektivitas kelembagaan PUG dalam perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi kebijakan dan program pembangunan yang responsif gender di tingkat nasional dan daerah melalui: penyusunan kebijakan pelaksanaan PUG bidang pendidikan, kesehatan, politik dan pengambilan keputusan, ketenagakerjaan; penyusunan kebijakanperlindunganperempuandaritindakkekerasan,masalahsosialperempuan,dankorban perdaganganorang;sertapenyusunankebijakanterkaitpenyusunandatagender. Sedangkantindaklanjutyangakandilaksanakankedepandalamupayapeningkatanperlindungan anak antara lain: (1) meningkatkan koordinasi pelaksanaan dan penegakan hukum yang terkait dengan perlindungan bagi anak terhadap segala bentuk kekerasan dan diskriminasi; dan (2) meningkatkan kapasitas kelembagaan perlindungan anak, ketersediaan data dan informasi, koordinasi pelaksanaan, dan harmonisasi peraturan perundangͲundangan yang terkait dengan perlindungananak. PemudadanOlahraga Tindak lanjut yang diperlukan terkait pembangunan pemuda dan olahraga, antara lain sebagai berikut: 1. Dalam rangka peningkatan partisipasi dan peran aktif pemuda dalam berbagai bidang pembangunandilakukanupaya:(1)peningkatancharacterbuildingmelaluigerakan,revitalisasi dan konsolidasi gerakan kepemudaan yang meliputi: (a) peningkatan jumlah pemuda yang 146 Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
difasilitasi dalam peningkatan wawasan kebangsaan, perdamaian, dan lingkungan hidup; (b) peningkatan jumlah pengelola organisasi kepemudaan yang difasilitasi dalam pelatihan kepemimpinan, manajemen, dan perencanaan program; (c) peningkatan jumlah organisasi kepemudaan yang difasilitasi dalam memenuhi kualifikasi berdasarkan standar organisasi kepemudaan; (d) peningkatan jumlah pemuda kader kepemimpinan; dan (e) peningkatan jumlahpemudayangdifasilitasisebagaikaderkewirausahaan;(2)revitalisasiGerakanPramuka dilakukan dengan peningkatan jumlah pemuda yang difasilitasi dalam pendidikan kepramukaan;dan 2. Peningkatan budaya dan prestasi olahraga didorong melalui penetapan target pencapaian posisi papan atas pada South East Asia (SEA) Games pada tahun 2011 dan Olimpiade tahun 2012 dengan peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana olahraga serta peningkatanpembinaanolahragaprestasi. Tabel2.14.2.PencapaianPembangunanPrioritasLainnya BidangKesejahteraanRakyat,Tahun2010 RPJMN2010ʹ2014 No.
SUBSTANSIINTI
SASARAN
1.
Pelaksanaanibadah hajiyangtertibdan lancarpalinglambat pada2010
2.
Peningkatan kerukunanumat beragamamelalui pembentukandan peningkatan efektivitasForum KerukunanUmat Beragama(FKUB)
Meningkatnya Pelayanan KesehatanHaji1 Meningkatnya penyelenggaraa nibadahhaji danumrah Meningkatnya dan terpeliharanya kondisidan suasanayang amandan damaidi kalanganumat beragama Meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara danwisatawan nusantara sebesar20% secara bertahapdalam 5tahun Terlaksananya promosi10 tujuan pariwisata Indonesia melaluisaluran pemasarandan pengiklanan yangkreatif
3.
4.
Peningkatanjumlah wisatawan mancanegaradan wisatawan nusantarasebesar 20%secara bertahapdalam5 tahun
Promosi10tujuan pariwisataIndonesia melaluisaluran pemasarandan pengiklananyang kreatifdanefektif
INDIKATOR Jumlahjamaahhaji penerimalayanan kesehatanhaji Jumlahjamaahhaji yangmelaksanakan ibadahhajidanumrah
TARGET 2010 221.000 221.000
CAPAIAN 2009
CAPAIAN 2010
221.000 221.000
221.000 221.000
3922
Pembangunan SekretariatBersama FKUBKab/Kota(unit)
15
OperasionalFKUB(unit) a. TkProvinsi b. Kab/Kota PemulihanPaska Konflik(Kegiatan)
33 150 1
Ͳ Ͳ
33 150 1
6.750.000 230.000.000
6.323.730
7.002.944
229.731.000
234.377.000
72
Ͳ
78
Jumlahwisatawan mancanegara Jumlahwisatawan nusantara
Partisipasipadabursa pariwisata internasional, pelaksanaanmisi penjualan(sales mission),dan pendukungan penyelenggaraan festival(event)
15
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
147
RPJMN2010ʹ2014 No.
SUBSTANSIINTI
SASARAN danefektif
5.
Perbaikandan peningkatankualitas jaringanprasarana dansarana pendukung pariwisata
6.
Peningkatan kapasitas pemerintahdan pemangku kepentingan pariwisatalokal untukmencapai tingkatmutu pelayanandan hospitality managementyang kompetitifdi kawasanAsia
7
Perumusan kebijakandan pedomanbagi penerapan pengarusutamaan (mainstreaming) Gender(PUG)oleh Kementeriandan Lembaga Pemerintah Nonkementerian lainnya,termasuk perlindunganbagi perempuandan anakterhadap berbagaitindak kekerasan
Meningkatnya kualitas jaringan prasaranadan sarana pendukung pariwisata Meningkatnya kapasitas pemerintahdan pemangku kepentingan pariwisatalokal untukmencapai tingkatmutu pelayanandan hospitality management yangkompetitif dikawasanAsia
Penyelenggaraan perwakilanpromosi pariwisataIndonesia (IndonesiaTourism Promotion Representative Officers)diluarnegeri (VITO) Penyelenggaraan promosilangsung (directpromotion),dan penyelenggaraanevent pariwisataberskala nasionaldan internasional(event) Jumlahdukungan fasilitaspariwisata (dayatarik)
Jumlahtenagakerja yangmemiliki sertifikasitenagakerja bidangpariwisata(ribu orang) Jumlahsumberdaya yangdilatihdibidang kebudayaandan kepariwisataan(orang) Jumlahlulusan pendidikanpariwisata di4UPTpendidikan tinggipariwisata (orang) Jumlahkebijakan Meningkatnya pelaksanaanPUG jumlah dalamrangka kebijakan peningkatankualitas pelaksanaan pendidikan PUGbidang pendidikan JumlahK/Ldanpemda yangdifasilitasidalam penerapanARGdi bidangpendidikan(K/L danprov) Jumlahkebijakan Meningkatnya pelaksanaanPUGdi jumlah bidangkesehatan kebijakan pelaksanaan JumlahK/Ldanpemda PUGbidang yangdifasilitasidalam kesehatan penerapanARGdi bidangkesehatan(K/L danprov) Meningkatnya Jumlahkebijakan jumlahkebijakan pelaksanaanPUGdi
148 Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
CAPAIAN 2009
CAPAIAN 2010
Ͳ
12
43
Ͳ
47
7
Ͳ
7
10
Ͳ
10
1.150
820
1.150
1.241
1.067
1.249
2
Ͳ3
2
1K/L 5Prov
Ͳ
1K/L 10Prov
3 1K/L 5Prov
Ͳ
3 1K/L 5Prov
TARGET 2010 12
INDIKATOR
2
Ͳ
Ͳ
2
RPJMN2010ʹ2014 No.
SUBSTANSIINTI
SASARAN partisipasi perempuandi bidangpolitikdan pengambilan keputusan
Meningkatnya jumlahkebijakan pelaksanaanPUG bidang ketenagakerjaan
Meningkatnya jumlah kebijakan perlindungan perempuandari tindak kekerasan
Meningkatnya jumlahkebijakan penerapansistem datagender
Meningkatnya jumlahkebijakan perlindungan tenagakerja perempuan
Meningkatnya jumlahkebijakan perlindungan korbantindak pidana perdagangan orang
TARGET 2010
INDIKATOR bidangpolitikdan pengambilan keputusan JumlahK/Ldanpemda yangdifasilitasidalam penerapanARGdibidang politikdanpengambilan keputusan(K/Ldanprov) Jumlahkebijakan pelaksanaanPUGdi bidang ketenagakerjaan JumlahK/Ldanpemda yangdifasilitasidalam penerapanARGdi bidang ketenagakerjaan(K/L danprov) Jumlahkebijakan perlindungan perempuandaritindak kekerasan JumlahK/Ldanpemda yangdifasilitasidalam penerapankebijakan perlindungan perempuandaritindak kekerasan(K/Ldan prov) Jumlahkebijakan penerapansistemdata gender JumlahK/Ldanpemda yangdifasilitasidalam penerapankebijakan penerapansistemdata terpilahgender(K/L danprov) Jumlahkebijakan perlindungantenaga kerjaperempuan JumlahK/Ldanpemda yangdifasilitasidalam penerapankebijakan perlindungantenaga kerjaperempuan(K/L danprov) Jumlahkebijakan perlindungankorban tindakpidana perdaganganorang JumlahK/Ldanpemda yangdifasilitasidalam penerapankebijakan perlindungankorban tindakpidana
CAPAIAN 2009
CAPAIAN 2010
3K/L 7Prov
Ͳ
3K/L 7Prov
1
Ͳ
1
1K/L 5Prov
Ͳ
1K/L 5Prov
5
Ͳ
5
3K/L 6Prov
Ͳ
3K/L 14Prov
2 1K/L Ͳ
Ͳ
1 1K/L Ͳ
1
Ͳ
Ͳ
1
1K/L 5Prov
Ͳ
2
Ͳ
1K/L 5Prov
1
1K/L 5Prov
Ͳ
1K/L 15Prov
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
149
RPJMN 2010ʹ2014 No.
SUBSTANSI INTI
SASARAN
CAPAIAN 2009
CAPAIAN 2010
1
-
1
Jumlah K/L dan pemda yang difasilitasi tentang penghapusan kekerasan pada anak (K/L dan prov) Jumlah fasilitasi penyediaan prasarana olahraga. Jumlah penyediaan sarana olahraga
1 K/L 5 Prov
-
15 K/L 6 Prov
4
-
4
44
-
44
Jumlah olahragawan andalan nasional Jumlah fasilitasi keikutsertaan pada Asian Games, SEA Games, Olympic Games, Asian Para Games, Para Games, dan Paralympic Games Jumlah pemuda yang difasilitasi dalam peningkatan wawasan kebangsaan, perdamaian, dan lingkungan hidup
520
-
520
2
-
2
5500
-
5500
6000
-
6000
38
-
38
4500
-
4500
INDIKATOR
TARGET 2010
perdagangan orang (K/L dan prov)
Meningkatnya jumlah kebijakan penghapusan kekerasan pada anak
8.
9.
Pencapaian posisi papan atas pada South East Asia (SEA) Games pada tahun 2011, peningkatan perolehan medali di Asian Games tahun 2010 dan Olimpiade tahun 2012
Peningkatan character building melalui gerakan, revitalisasi dan konsolidasi gerakan kepemudaan
Meningkatnya penyediaan prasarana dan sarana keolahragaan yang memenuhi standar kelayakan Meningkatnya pembinaan olahraga prestasi
Meningkatnya jumlah pemuda yang difasilitasi dalam peningkatan wawasan kebangsaan, perdamaian, dan lingkungan hidup Meningkatnya keberdayaan organisasi pemuda
Berkembangnya kepemimpinan pemuda
Jumlah kebijakan penghapusan kekerasan pada anak
Jumlah pengelola organisasi kepemudaan yang difasilitasi dalam pelaƟhan kepemimpinan, manajemen, dan pencanaan program Jumlah organisasi kepemudaan yang difasilitasi dalam memenuhi kuĂůŝĮŬĂƐŝ berdasarkan standar organisasi Jumlah pemuda kader kepemimpinan
150 Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
RPJMN 2010ʹ2014 No.
10.
SUBSTANSI INTI
Revitalisasi Gerakan Pramuka
SASARAN
TARGET 2010
INDIKATOR
CAPAIAN 2009
CAPAIAN 2010
Berkembangnya kewirausahaan pemuda
Jumlah pemuda yang difasilitasi sebagai kader kewirausahaan
3175
-
3175
Pengembangan gerakan kepramukaan
Jumlah pemuda yang difasilitasi dalam pendidikan kepramukaan
1000
-
1000
Catatan: 1. Dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan 2. Merupakan pembentukan FKUB di kat Provinsi dan Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia k dapat diisi karena struktur program dan kegiatan RPJMN 2004 – 2009 dan RPJMN 2010 – 3. Capaian tahun 2009 2014 sangat berbeda sebagai dampak dari reformasi birokrasi di Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
151
152 Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
BAGIAN III
PENUTUP
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
153
154 Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
Bagian III PENUTUP Berbagai capaian pembangunan telah berhasil diraih selama satu tahun pelaksanaan RPJMN 2010– 2014. Berdasarkan capaian pelaksanaan pembangunan prioritas nasional dalam tahun 2010, secara umum dapat disimpulkan bahwa pembangunan masih dalam alur yang diharapkan, meskipun masih terdapat beberapa substansi ŝŶƟ yang perlu diupayakan lebih keras untuk mencapai sasaran pada akhir pelaksanaan RPJMN 2010–2014. Prioritas 1. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola. Selama tahun 2010 Prioritas Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola telah menunjukkan berbagai capaian penƟŶg. Untuk memberikan landasan kuat bagi pelaksanaan reformasi birokrasi, telah ditetapkan Peraturan Presiden No. 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010–2025 dan Peraturan Menteri PAN dan RB No. 20 tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010–2014. Dalam konteks otonomi daerah, tahun 2010 difokuskan pada penghenƟan/pembatasan pemekaran wilayah, peningkatan eĮƐŝensi
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
155
dan ĞĨĞŬƟvitas penggunaan dana perimbangan daerah, dan penyempurnaan pelaksanaan pemilihan kepala daerah. Selanjutnya, dalam rangka penyempurnaan berbagai kebijakan dalam pengelolaan SDM aparatur telah dilakukan penyusunan beberapa Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) antara lain RPP tentang Sistem Pengadaan/Rekrutmen dan Seleksi PNS, RPP tentang Remunerasi dan Tunjangan Kinerja Pegawai Negeri, dan RPP tentang Penilaian Kinerja Pegawai. Terkait dengan upaya percepatan harmonisasi dan sinkronisasi peraturan perundangundangan di Ɵngkat pusat dan daerah, pada tahun 2010 telah dilaksanakan inventarisasi dan pengkajian peraturan daerah sebanyak 3.000 Perda. Sementara itu, dalam upaya penegakan hukum, pemantapan integrasi dan integritas penegakan hukum telah dilakukan melalui peningkatan kualitas SDM Kejaksaan dalam penerimaan pegawai, pelaksanaan diklat penjenjangan, serta pendidikan lanjutan (pascasarjana), di samping menerapkan reward and punishment. Sedangkan dalam konteks pencegahan korupsi, antara lain dilakukan melalui pelaporan Laporan Hasil Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN). Dari 144.557 wajib LHKPN, sebanyak 118.340 telah melaporkan dan telah diumumkan 114.570 laporan. Prioritas 2. Pendidikan. Upaya pembangunan pendidikan telah berhasil meningkatkan taraf pendidikan masyarakat Indonesia yang ditandai dengan meningkatnya rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas yang mencapai 7,7 tahun, menurunnya proporsi buta aksara penduduk usia 15 tahun ke atas menjadi 5,30 persen, serta meningkatnya angka ƉĂƌƟƐŝƉĂƐŝ pendidikan pada semua jenjang. Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, perbaikan akses terhadap pendidikan ditunjukkan oleh meningkatnya angka parƟƐŝƉĂƐi murni (APM) SD/SDLB/MI/Paket A dan APM SMP/SMPLB/MTs/Paket B pada tahun 2010 menjadi 95,41 persen dan 75,64 persen. Pada tahun yang sama, angka ƉĂƌƟƐŝƉĂƐŝ kasar jenjang pendidikan menengah (SMA/SMK/SMLB/MA/Paket C) meningkat pula menjadi 70,53 persen. Sementara itu, APK PT pada tahun 2010 telah mencapai angka 23,9 persen. Prioritas 3. Kesehatan. Upaya pembangunan kesehatan ƟĚĂŬ hanya dilakukan melalui pendekatan ŬƵƌĂƟĨ tetapi juga ƉƌĞǀĞŶƟĨ serta melalui peningkatan kesehatan masyarakat dan lingkungan. Secara keseluruhan keberhasilan pendekatan ini pada 2010 antara lain dapat ditunjukkan oleh meningkatnya angka harapan hidup dari 70,7 tahun pada tahun 2009 menjadi 70,9 tahun, menurunnya angka ŬĞŵĂƟan ibu (AKI) menjadi sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup, dan menurunnya angka ŬĞŵĂƟĂŶ bayi (AKB) menjadi sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup. Selain itu pendekatan tersebut telah pula berkontribusi dalam menurunkan prevalensi kekurangan gizi menjadi sebesar 17,9 persen, menurunkan prevalensi anak balita yang pendek (stuŶƟng) menjadi sebesar 35,6 persen serta mendukung pencapaian sasaran Millenium Development Goals (MDGs). Prioritas 4. Penanggulangan Kemiskinan. Dalam pelaksanaan penanggulangan kemiskinan, program-program dibagi menjadi Ɵga klaster yaitu program perlindungan sosial berbasis keluarga, program berbasis pemberdayaan masyarakat, dan program berbasis pemberdayaan usaha mikro dan kecil. Secara umum, hasil pelaksanaan ŬĞƟŐĂ klaster tersebut dapat memacu penurunan angka kemiskinan dari 14,15 persen pada tahun 2009 menjadi 13,33 persen pada tahun 2010 (Target 2010 12,0-13,5 persen). Prioritas 5. Ketahanan Pangan. Pencapaian Prioritas Ketahanan Pangan pada tahun 2010 antara lain ditunjukkan dengan: 1) meningkatnya produksi bahan pangan, yaitu padi mencapai 66,4 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), jagung mencapai 18,4 juta ton pipilan kering, kedelai mencapai 908 ribu ton biji kering, gula mencapai 2,4 juta ton Gula Kristal WƵƟŚ (GKP), daging sapi mencapai 440 ribu ton karkas, serta ikan 10,83 juta ton; 2) pertumbuhan PDB sektor pertanian, perikanan dan kehutanan mencapai 2,9 persen; dan 3) meningkatnya Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) masing-masing mampu mencapai 100,79 dan 105,5.
156 Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
Prioritas 6. Infrastruktur. Pencapaian pembangunan infrastruktur selama tahun 2010 mencakup pengelolaantataruang,pembangunaninfrastrukturtransportasi,perumahanrakyat,pengendalian banjir,dantelekomunikasi.Pencapaiantersebutantaralainadalahterpenuhinyakondisimantap jalannasionalsebesar87persen,terbangunnya87.001RumahSederhanaSehat(RSH)bersubsidi, 500 unit rusunami, 89 twin block rusunawa yang diperkirakan menyediakan rumah layak huni untuk96.045keluargayangkurangmampu.Pencapaianpembangunaninfrastruktursumberdaya airyangterkaitdenganpengendalianbanjirantaralainadalahdibangunnyaprasaranapengendali banjirsepanjang321km,13buahpengendalilahar,pengamanpantaisepanjang25,11km,serta rehabilitasiprasaranapengendalibanjirsepanjang171,2km.Untukpembangunantelekomunikasi, pembangunan Desa Dering telah dilakukan di 27.670 desa (83,4 persen dari target) dan Pusat LayananInternetKecamatan(PLIK)dilakukandi4.269desa(74,3persendaritarget). Prioritas7.IklimInvestasidanIklimUsaha.Pencapaianprioritasinitelahmeningkatkaninvestasi melalui perbaikan kepastian hukum, penyederhanaan prosedur, perbaikan sistem informasi, dan pengembanganKawasanEkonomiKhusus(KEK).Terkaitdenganperbaikankepastianhukum,telah dilakukan perancangan peraturan perundangͲundangan dengan pembahasan RUU tentang PerubahanDesaignIndustri,RUUtentangPerubahanUUPaten,danRUUtentangPerubahanUU Pengadilan Anak, serta penyelesaian harmonisasi 140 peraturan perundangͲundangan. Capaian penyederhanaanprosedurmelaluipenerapanSistemPelayananInformasidanPerizinanInvestasi SecaraElektronik(SPIPISE)padaPelayananTerpaduSatuPintu(PTSP),padatahun2010sebanyak 33 provinsi dan 40 kabupaten/kota yang telah menggunakan SPIPISE pada PTSP. Sementara itu, untuk mendukung pengembangan sistem logistik nasional telah dilakukan beberapa upaya yang antaralainmerupakanpeningkatankelancarandistribusibahanpokokdanpembangunansarana distribusi perdagangan. Dalam kaitannya dengan pengembangan sistem informasi, implementasi NSW telah diberlakukan secara wajib bagi semua importir di 5 pelabuhan utama dan pelayanan perijinan perdagangan secara online (INATRADE) dengan jumlah pengguna sebanyak 1.536 perusahaan. Prioritas 8. Energi. Untuk mendukung terwujudnya ketahanan dan kemandirian energi, selama tahun 2010 telah disusun berbagai kebijakan melalui regulasi maupun deregulasi. HasilͲhasil kegiatanpembangunanselamatahun2010dibidangenergiantaralainmeliputiproduksiminyak bumi,peningkatankapasitaspembangkitlistrik,rasioelektrifikasisertapembangunanjaringangas diperkotaan.Produksiminyakbumipadatahun2014diharapkandapatmencapai1,01jutabarrel per hari. Sementara pada tahun 2010, produksi minyak bumi mencapai 954 ribu barrel per hari. Pembangunan jaringangaskota telah dilaksanakan di beberapa wilayah, antara lain:(i) Tarakan, 3.400sambunganrumahtangga;(ii)Depok,3.366sambunganrumahtangga;(iii)Sidoarjo,1.750 sambungan rumah tangga, dan (iv) Bekasi, 1.800 sambungan rumah tangga. Pencapaian pembangunanketenagalistrikanpadatahun2010adalahmeningkatnyarasioelektrifikasinasional yang mencapai 67,15 persen dan rasio desa terlistriki 92,5 persen. Hal tersebut didukung oleh peningkatankapasitaspembangkitsebesar787MWbesertapembangunanjaringantransmisidan distribusinya. Prioritas9.LingkunganHidupdanPengelolaanBencana.Prioritasinitelahmenunjukkancapaian yang cukup baik terkait dengan konservasi dan pemanfaatan lingkungan hidup yang mendukung keberlanjutan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan, disertai penguasaan dan pengelolaan risiko bencana untuk mengantisipasi perubahan iklim. Capaian tersebut antara lain: (1) Upaya perbaikan kerusakan lingkungan yang mengarah kepada upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim global; (2) Mendukung target penurunan emisi sebesar 26 persen, melalui penyusunan RancanganPeraturanPresidententangInventarisasiGasRumahKaca;(3)Pengendaliankerusakan
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
157
lingkungan untuk mempertahankan pelestarian lingkungan dan meningkatkan kualitas daya dukunglingkunganmelaluipelaksanaanProgramPenilaianPeringkatKinerjaPerusahaan(Proper) di705perusahaan(Melebihitargettahun2010yangsebesar680perusahaan);(4)Pengendalian kebakaran hutan melalui upaya menurunkan jumlah hotspot melebihi target penurunan sebesar 20 persen per tahun; (5) Pengembangan sistem peringatan dini, dengan terkelolanya Sistem Peringatan Dini Tsunami (TEWS) dan Sistem Peringatan Dini Cuaca (MEWS) serta Sistem PeringatanDiniIklim(CEWS);dan(6)Upayamengurangibencanamelaluipeningkatankapasitas aparaturpemerintahdanmasyarakatdalampenanggulanganbahayakebakaranhutandi6DAOPS. Prioritas 10. Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Pascakonflik. Pencapaian sasaran substansiintiuntukmendukungpembangunaninfrastrukturdanpendukungkesejahteraanlainnya didaerahtertinggal,terdepan,danpascakonflik,antaralaindapatdilihatdari:(1)Terbangunnya permukiman transmigrasi untuk 4925 KK; (2) Terlaksananya pembangunan, pengoperasian, dan pengadaan berbagai sarana dan prasarana angkutan perintis; (3) Terlaksananya penyediaan jasa aksestelekomunikasidanlayananinternetDesaDering(83.4persen)danPusatLayananInternet Kecamatan (PLIK) di desa ibukota kecamatan (74.3 persen); (4) Terfasilitasinya penyediaan infrastruktur di 30 pulauͲpulau kecil terluar; dan (5) Terbentuknya Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) melalui Peraturan Presiden (Perpres) No. 12 Tahun 2010. Dalam hal pembentukankerjasamadengannegaraͲnegaratetanggagunapengamananwilayahdansumber dayakelautan,telahdiselenggarakankerjasamapengamananwilayahdansumberdayakelautan dengan 7 negara tetangga yaitu Malaysia, Singapura, Australia, Filipina, Solomon, Papua New Guinea,danTimorLeste.Sementaraitu,capaianSubstansiIntiuntukkeutuhanwilayahantaralain adalah pembuatan peta batas RIͲPNG dan peta foto garis pulauͲpulau kecil terluar, serta perundingandengannegaraͲnegaratetangga,yaituMalaysia,Vietnam,Thailand,danSingapura. Prioritas 11. Kebudayaan, Kreativitas, dan Inovasi Teknologi. Dalam prioritas pembangunan nasionalini,padatahun2010telahberhasildicapaiantaralain:(1)KesepakatanBentukLembaga Pengelolaan Terpadu Warisan Budaya Dunia Candi Borobudur dan Kajian Bentuk Pengelolaan TerpaduKawasanWarisanBudayaDuniaSitusManusiaPurbaSangirandanCandiPrambanan;(2) RevitalisasiMuseumNegeriJawaTimur(Surabaya),MuseumNegeriKalimantanBarat(Pontianak), MuseumNegeriJambi(Jambi),MuseumNegeriNusaTenggaraBarat(Mataram),MuseumNegeri SumateraUtara,danMuseumNegeriBatakTBSilalahidiBaligeSumateraUtara;(3)Peningkatan layanan jasa perpustakaan dan informasi dengan capaian 33 perpustakaan provinsi memiliki eͲ librarydanpengembanganperpustakaandanpembudayaangemarmembaca,dengancapaian88 mobil perpustakaan keliling, 3 unit perpustakaan terapung, 33 perpustakaan provinsi, 250 perpustakaan kabupaten/kota, dan 2.143 perpustakaan desa; (4) Fasilitasi sarana bagi pengembangan,pendalamandanpergelaransenibudayadi5provinsidan20kabupaten/kota;(5) 13 penelitian di bidang kebudayaan dan 144 penelitian di bidang arkeologi; (6) Fasilitasi 20 pergelaran,pameran,festival,lomba,danpawai;(7)Fasilitasi18eventfestivalfilmdalamdanluar negeri; (8) Pelaksanaan sensor terhadap 40.000 judul film/video/iklan; (9) Fasilitasi peningkatan kapasitas di bidang iptek dan imtaq (iman dan taqwa) bagi 3.180 orang pemuda kader dan di bidangseni,budaya,danindustrikreatifbagi3.180orangpemudakader. PrioritaslainnyaBidangPolitik,Hukum,danKeamanan.CapaianPrioritasinitercermindari:(1) Keamanan, upaya pemerintah menangani tindak terorisme menunjukkan hasil yang semakin membaik.Pada9Maret2010,Polriberhasilmenewaskantokohpentingterorismeinternasional. Hasil ini memberikan harapan semakin kondusifnya keamanan dalam negeri dari ancaman terorisme;(2)Pertahanan,melaluiPerpresNo.42Tahun2010tentangKomiteKebijakanIndustri Pertahanan (KKIP), pemerintah membentuk KKIP sebagai institusi yang merumuskan kebijakan
158 Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
pembelian Alutsista TNI dan Alut Polri. Selain itu, juga telah diselesaikan Master Plan Industri PertahanandanRoadMapmenujurevitalisasiindustripertahanandalamnegeri;(3)Perdamaian, padatahun2010PemerintahIndonesiatelahmengajukantigaprakarsa,yaitu(a)Menyampaikan posisidasarmengenailimaisukunciReformasiDKͲPBBkepadafasilitatornegosiasiReformasiDKͲ PBBsebagaimasukanbaginegosiasilanjutan,masingͲmasingberkaitandenganisu:i)Categoriesof membership; ii) Question of veto; iii) Regional representation; iv) Size of the enlarged Security Council and its working methods; dan v) The relationship between the Security Council and the General Assembly; (b) Telah menyelesaikan rancangan keputusan presiden mengenai pembentukan Tim Koordinasi Misi Pemeliharaan Perdamaian; (c) Menyelenggarakan Focused GroupDiscussion(FGD)mengenaiPeningkatanPeranPeaceKeepingOperations(PKOs)Indonesia; (4)Ketenagakerjaan,dalamupayameningkatkanpelayanantenagakerjaIndonesiadiluarnegeri, Pemerintah Indonesia pada tahun 2010 telah melakukan penguatan bagi 24 citizen service. Selanjutnya, sampai tahun 2010 Pemerintah telah memulangkan 6.287 repatrian dan 28.721 deportan WNI/TKI bermasalah dari negaraͲnegara tujuan penempatan TKI di Timur Tengah dan AsiaTenggara. Prioritas Lainnya Bidang Perekonomian. Capaian prioritas ini terlihat dari: (1) pelaksanaan pengembanganklasterindustripertanianoleochemicalmelaluifasilitasikawasanindustriberbasis CPO di tiga provinsi (Sumatera Utara, Kalimantan Timur, dan Riau) serta pembangunan klaster industri berbasis migas kondensat; (2) peningkatan peran dan kemampuan Republik Indonesia dalam diplomasi perdagangan internasional yang diwujudkan dalam pelaksanaan berbagai perundingan internasional sebagai upaya partisipasi aktif di forum internasional. Partisipasi perundingan perdagangan internasional telah dilakukan sebanyak 41 kali dengan 41 buah posisi runding. Sidang internasional dalam negeri sebanyak 17 sidang dan perundingan Perdagangan Internasional (MRA, MOU, Agreement, Agreed Minutes, Declaration, Chair Report) sebanyak 34 buah; (3) peningkatan pelayanan dan perlindungan tenaga kerja indonesia (TKI) selama proses penyiapan, pemberangkatan, dan kepulangan melalui pembangunan infrastruktur dan aplikasi sistem informasi layanan TKI (SIMͲTKI) yang nantinya akan mengintegrasikan sistem informasi terkaitlayananTKIdi13K/L;serta(4)peningkatanupayapelayanandanperlindunganTKIdiluar negeri melalui pembentukan pusat layanan 24 jam (hotline service/crisis center) sebagai pusat penerimaanpengaduandanfasilitasipenyelesaianmasalahTKI. Prioritas Lainnya Bidang Kesejahteraan Rakyat. Capaian Prioritas Lainnya Bidang Kesejahteraan Rakyattahun2010tercerminantaralaindarimeningkatnyakualitaspelayananibadahhajikepada 221.000 jemaah dengan penerapan sistem manajamen mutu yang mendapatkan ISO 9001:2008. Selain itu, kehidupan umat beragama semakin harmonis dan kondusif ditandai dengan menurunnya konflik sosial bernuansa keagamaan, berdirinya forumͲforum kerukunan, dan berkembangnyakerjasamalintasagama.Dalamhalpembangunankepariwisataanditandaidengan meningkatnyakunjunganwisatawanmancanegara(wisman)padatahun2010yangmencapai7,00 juta orang, atau meningkat sebesar 7,88 persen dibandingkan kunjungan wisman tahun 2009. Sementaraitu,pergerakanwisatawannusantara(wisnus)jugamengalamipeningkatandari229,73 juta pergerakan pada tahun 2009 menjadi 234,38 juta pergerakan pada tahun 2010. Terkait denganpenerapanpengarusutamaangendertermasukperlindunganperempuandananak,antara lain telah dilakukan upaya peningkatan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di berbagai bidang pembangunan, seperti pendidikan, kesehatan, politik dan pengambilan keputusan, serta ketenagakerjaan. Sedangkan upaya dalam perlindungan anak dari berbagai tindak kekerasan, perdagangan anak, eksploitasi, dan diskriminasi ditunjukkan antara lain oleh telah disusunnya RUU tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, ditetapkannya kebijakan terpadu tentang penanganan ABH berbasis restorative justice, dan ditetapkannya Peraturan Menteri
Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014
159
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak No. 2 Tahun 2010 tentang RAN Pencegahan dan Penanganan Kekerasan terhadap Anak. Selanjutnya, pembangunan pemuda dan olahraga selamatahun2010telahmenunjukkancapaianyangsemakinmeningkat,yangditunjukkanantara lain dengan: (1) Meningkatnya character building melalui gerakan revitalisasi dan konsolidasi kepemudaan,dan(2)MeningkatnyaperolehanmedalidiAsianGamesTahun2010.
160 Evaluasi Satu Tahun Pelaksanaan RPJMN 2010–2014