Penerapan Model Pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perangkat-Perangkat Komputer di SMP Kartika 1-6 Padang
1
Erni Yusnita1, Azrita2, Hendra Hidayat3 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer 2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi 3 Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta E-mail :
[email protected]
ABSTRAC The purpose of this study was find out the differences between the students, learning outcomes inITC by using NHT learning strategy (Numbered Heads Togteher) and students learning outcomes by using conventional learning. The population of this research was the fist grade students at SMP Kartika 1-6 padang in academc year 2014/2015, that distrube into 4 class. In choosing the sample, the researcher use purposive samlin. Because of the population has normal contribution, homogeny variant and the same averageso that class VII.4 as exsperiment class and VII.3 as the control class. The data of this study is the students, ICT score that is gotten by giving a test for the students in classsample. To test the hypotesis, the research is used t-testing in ο‘ ο½ 0,05 . From calculating the data, the researc found out π‘βππ‘π’ππ = 5,77 dan π‘π‘ππππ = 1,67. because π‘βππ‘π’ππ > π‘π‘ππππ , so hypotesis was accepted in level ignificant 95% based on the finding the researcher conclude that the students, learning outcomes that wastaught by using NHT (Numbered Heads Together) learning strategy is better with average score 61,94 than useconventional learning strategy with average score 58,48 basedon the result of the data, the researcher suggest for the teacher to use NHT (Numbered Heads Together) in teacher ICT as one of alternatives to increase result of students learning. Kata Kunci : NHT (Numbered Heads Together) learning technique, learning ditolak
PENDAHULUAN
tentang
adanya
kemungkinan
dimana pertumbuhan dan perkembangan Pendidikan adalah suatu proses dalam
rangka
mempengaruhi
semata-mata hanya disebabkan oleh faktor
siswa
bakat saja atau oleh lingkungan saja
tergantung pada satu unsur yang saling
(Hamalik,2001:79).
mempengaruhi, yakni bakat yang telah
Pendidikan
mempunyai
peranan
dimiliki oleh siswa sejak lahir akan
yang sangat penting dan mendasar dalam
tumbuh dan berkembang berkat pengaruh
proses peningkatan kualitas sumber daya
lingkungan. Dan sebaliknya lingkungan
manusia. Peningkatan kualitas pendidikan
akan lebih bermakna apabila terarah pada
merupakan suatu proses yang terintegrasi
bakat yang telah ada, kenyataan tidak dapat
dengan 1
peningkatan
sumberdaya
itu
sendiri. Karna dengan pendidikan maka
pembelajaran berlangsung,
sumber daya masusia dapat ditingkatkan.
angket 90% siswa.
Hamalik
(2007:2)β
pendidikan
Pada saat pembelajaran perangkat-
merupakan suatu komponen sistem yang
perangkat komputer siswa sering tidak
menempati kedudukan dan fungsi sentralβ.
memperhatikan dan membuat keributan,
Menurut
dan
Hamalik
tujuan
dengan hasil
(2007:2)
tujuan
dari
angket
70%
yang
pendidikan adalah menyiapkan peserta
menyatakan
didik pada hakikatnya belum siap, tetapi
mengenai perangkat-perangkat komputer
perlu
di sekolah
dipersiapkan
dan
sedang
mempersiapkan dirinya sendiri.
bahwa
siswa
pembelajaran
belum menarik. selain itu
peneliti juga menemukan kurang aktifnya
Berdasarkan hasil observasi penulis
siswa dalam pembelajaran. Masih banyak
di SMP Kartika 1-6 Padang, pada tanggal
kecenderungan siswa untuk menyontek
5-7 Maret 2015, dengan cara menyebarkan
pekerjaan orang lain, mengusik teman
angket observasi kepada 20 orang siswa
sebangkunya dan
pada mata pelajaran perangkat-perangkat
untuk
komputer
dan melihat secara langsung
dilakukan oleh siswa hanya mencatat dan
proses pembelajaran, dan penilaian yang
mendengarkan saja. Hal ini berdampak
dilakukan dalam pembelajaran ini adalah
kepada hasil belajar siswa yang tergolong
ranah kognitif selain itu juga terdapat
rendah, seperti terlihat pada tabel 1 berikut:
beberapa masalah yang dialami oleh
Tabel 1. Persentase Ketuntasan Belajar Siswa pada Ujian Akhir Semester 1 Mata Pelajaran TIK Tahun Pelajaran 2014/2015
sekolah saat ini terutama dalam mata pelajaran TIK, hal tersebut dilihat dari hasil penyebaran angket sebagai berikut :
belajar,
Kelas
100% guru yang masih menggunakan
kurang termotivasi serta
kegiatan
Jumlah
Siswa
Siswa
Ketuntasan
Siswa
Tuntas
Tidak
(%)
β€73
Tuntas
metode konvensional/ceramah sehingga
β€73
siswa bosan dan tidak berminat untuk
VII.1
32
22
10
68,75
pengamatan
VII.2
33
21
12
63,64
penulis ditambah dengan hasil angket 0%
VII.3
31
11
20
35,48
guru yang belum pernah menggunakan
VII.4
31
15
16
48,39
belajar,
dan
berdasarkan
Sumber : Guru TIK SMP Kartika 1-6
metode NHT (Numbered Heads Together)
Padang
pada pembelajaran di sekolah, penulis juga
Dari tabel 1 di atas dapat dilihat
menemukan bahwa banyak siswa yang tidak
memperhatikan
guru
yang
bahwa masih banyak siswa memiliki nilai
saat
di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum 2
(KKM) yang telah ditetapkan oleh SMP
Populasi
dalam
penelitian
ini
Kartika 1-6 Padang yaitu 73. Untuk mata
adalah seluruh siswa kelas VII SMP
pelajaran TIK, hal ini menunjukkan bahwa
Kartika 1-6 Padang yang terdaftar tahun
sebagian besar siswa tidak tuntas untuk
pelajaran 2014/2015. Terdiridari 4 kelas
mata pelajaran TIK.
yaitu VII.1, VII.2, VII.3, VII.4.
Salah satu pembelajaran yang dapat
Tabel 3. Jumlah nilai rata-rata TIK semester II tahun ajaran 2014/2015 Kelas Jumlah KKM KKM(%) (Orang) (%) VII.1 32 22 10 VII.2 33 21 12 VII.3 31 11 20 VII.4 31 15 16
mengatasi masalah hasil belajar siswa dan membantu masalah
siswa adalah
dalam
memecahkan
dengan
menerapkan
metode pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Heads Together). Berdasarkan uraian di atas, peneliti melakukan
penelitian
dengan
Total
judul
βPenerapan Metode Pembelajaran NHT belajar
Siswa
Perangkat-Perangkat
Pada
58
Padang (2015).
Materi
Komputer
69
Persentase 100 54,3 45,6 Sumber : Guru TIK SMP Kartika 1-6
(Numbered Heads Together) Terhadap Hasil
127
Sampel penelitian terdiri dari
Di
dua kelas yaitu kelas eksperimen dan
SMP Kartika 1-6 Padangβ. Tujuan penelitian ini adalah Untuk
kelas kontrol yang diambil dari populasi
meningkatkan hasil belajar siswa dengan
yang ada. Penentuan sampel dilakukan
penerapan
dengan
model
pembelajaran
NHT
dengan
teknik
suporsive
(Numbered Heads Together) pada materi
sampling.
Langkah-langkah
dalam
pembelajaran perangkat komputer di SMP
pengambilan sampel adalah sebagai
kartika 1-6 padang.
berikut: a. Menghitung nilai rata-rata kelas
METODOLOGI PENELITIAN
dari nilai ujian semester TIK untuk
Jenis penelitian ini adalah eksperimen,
setiap kelas dari populasi dikelas
dimana siswa dikelompokan menjadi dua
VII SMP Kartika 1-6 Padang
kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas
b. Berdasarkan
pertimbangan
dan
kontrol. Kelas eksperimen merupakan
kebutuhan peneliti menetapkan dua
kelas siswa yang diberi pembelajaran
kelas dari empat yakni kelas VII.4
dengan menggunakan model pembelajaran
yang berjumlah 31 siswa kelas
NHT.
eksperimen
dan
VII.3
yang
berjumlah 31 siswa kelas kontrol 3
berdasarkan
kemampuan
kedua
menggunakan
kelas hampir sama. c. Untuk
dan
pengumpulan
data
berbentuk soal tes hasil belajar valid. Tes
menentukan
eksperimen
alat
kelas
kelas
hasil belajar yang dimaksud adalah tes
kontrol
yang
diberikan
setelah
keseluruhan
peneliti menggunakan cara undian,
kegiatan penelitian dilaksanakan. Untuk itu
yakni mengambil gulungan yang
perlu diuji statistik berupa validitas tes,
tertulis nama kelas dan kelompok
realibilitas tes, indek kesukaran dan daya
sampel, maka di dapatkan kelas
beda, Sementara itu untuk ranah afektif.
eksperimen adalah kelas VII.4 dan
1.
kelas kontrol VII.3.
Uji Validitas angket
Prosedur Penelitian Untuk memperoleh
digunakan
rumus
korelasi
product moment seperti yang dikemukakan
data dalam penelitian perlu dilakukan
oleh Arikunto (2010: 213).
beberapa tahap terdiri dari :
rxy ο½
1. Tahap Persiapan Pada tahap persiapan yang dilakukan
N ο₯ XY - ο¨ο₯ X ο©ο¨ο₯ Y ο©
ο»N ο₯ X
2
ο½ο»
ο ο¨ο₯ X ο© N ο₯ Y 2 ο ο¨ο₯ Y ο© 2
2
adalah : a. Mempersiapkan
proposal
rxy=Koefisien korelasi antara variabel x
penelitian
dan
b. Melaksanakan
rencana
koefisien
X=Skor dari setiap sampel untuk setiap
c. Menentukan jadwal penelitian
item.
d. Menyiapkan soal yang dikerjakan siswa setiap proses pembelajaran
Y=Jumlah dari skor setiap sampel
e. Mempersiapkan soal tes akhir
N=Jumlah sampel
yang digunakan dalam penelitian 2. Tahap Pelaksanaan
Jika penelitian
menunjukkan
validitas item).
pelaksanaan pembelajaran (RPP)
Pelaksanaan
y (yang
rxy
>
rtabel
maka
item
ini
bersangkutan dinyatakan valid, sebaliknya
dilakukan pada dua kelas yaitu kelas
jika rxy< rtabel maka item bersangkutan
eksperimen dan kontrol dengan perlakuan
dinyatakan tidak valid.
yang berbeda.
2. Reliabilitas Tes
Instrumen penelitian merupakan
Sebuah tes dikatakan reliabel apabila
alat untuk memperoleh data tentang hasil
hasil-hasil pengukuran yang dilakukan
belajar. Untuk memperoleh data tentang hasil
belajar
TIK
siswa,
dengan menggunakan tes tersebut secara
penulis 4
ο½
berulang kali terhadap subjek yang sama akan
memberikan
hasil
yang
PL : Proporsi siswa kelompok bawah yang
tetap.
menjawab benar butir tes
Arikunto (2008 : 86), menyatakan bahwa
4. Daya Pembeda Soal
reabilitas suatu tes berhubungan dengan
Daya pembeda soal merupakan
kepercayaan. Suatu tes akan menghasilkan kepercayaan
yang
tinggi
apabila
suatu indikator untuk membedakan antara
tes
siswa yang pandai ( berkemampuan tinggi
tersebut dapat memberikan hasil yang
) dan siswa yang kurang pandai
tetap. Untuk menentukan realibitas soal
( berkemampuan rendah ).
objektif digunakan rumus kuder richadson,
Penentukan daya pembeda soal
dikemukakan oleh Arikunto (2009 : 103)
objektif digunakan rumus yang dinyatakan
sebagai berikut : π
r11= [π β1 +
π π βπ ππΒ²1
oleh Ratumanan (2006:71) sebagai berikut ]
π· = ππ» β ππΏ
Dimana :
Keterangan:
r11
= Reliabilitas soal
D : Daya pembeda
n
= Jumlah item (butir soal)
PH : Proporsi siswa kelompok atas yang
M
= Mean
SΒ²t
= Standar devisi dari tes
menjawab benar butir tes PL : Proporsi siswa kelompok bawah yang
3. Indeks Kesukaran
menjawab benar butir tes
Tingkat kesukaran soal digunakan untuk menyatakan suatu soal tersebut
Teknik analisis data yang digunakan
termasuk kedalam kategori mudah, sedang
yaitu :
atau sukar.menurut ratumanan (2006:96)
Tes hasil belajar digunakan untuk
untuk mengetahui tingkat kesukaran soal
melihat erbedaan hasil belajar antara kelas
yang berbentuk objektif digunakan rumus
eksperimen dan kelas kontrol.
yaitu : P=
1) Uji Normalitas Uji
πβ +ππΏ
normalitas
bertujuan
untuk
apakah sampel berasal dari populasi
2
yang terdistribusi normal, memakai uji
Keterangan :
liliefors digunakan dengan langkahP
: Indek Kesukaran
langkah sebagai berikut : a. Data XI, X2, X3,......., Xn diperoleh
PH :Proporsi siswa kelompok atas yang
dan disusun dari data yang terkecil
menjawab benar butir tes
sampai terbesar. 5
b. Mencari skor baku dari skor mentah
tidak. Untuk mengujinya dilakukan uji F.
dengan menggunakan rumus sebagai
Rumus yang digunakan :
berikut :
πΒΉ2
zi =
F = πΒ²2
π₯π β π₯ π
Keterangan : F = Varians kelompok data
Keterangan :
SΒΉ2
S = Simpangan baku
=
kelas
Kriteria pangujian adalah terima
d. Dengan menggunakan daftar distribusi kemudian
belajar
SΒ²2 = varians hasil belajar kontrol
Xi = Skor dari setiap soal baku,
hasil
eksperimen
X = Skor rata-rata
normal
varians
hipotesis Ho jika :
dihitung
F(1- πΌ)(n1-1) < F
peluang F(Zi) = P(Z Zi) e. Menghitung jumlah proporsi skor
1 2
πΌ(n1 β 1,n2 β 1 )
3) Uji Hipotesis
baku atau sama Zi yang ditanyakan
Uji
hipotesis
bertujuan
untuk
dengan S(Zi) dengan menggunakan
mengetahui apakah hipotesis penelitian
rumus :
diterima atau ditolak. Uji yang dipakai
π(ππ)
adalah uji dua rata-rata, pasangan hipotesis
ππππ¦ππππ¦π π1 πΒ² β¦ . ππ π¦πππ β€ ππ n
yang akan di uji dalam penelitian ini
f. Menghitung selisih F(Zi) β S(Zi), kemudian
ditentukan
adalah :
nilai
H0 ditolak : tidak terdapat perbedaan hasil
mutlaknya
belajar
g. Ambil harga mutlak yang terbesar
model
(Numbered Heads Together) dengan hasil
symbol
belajar konvensional siswa kelas VII SMP
Lo = maks |F(Zi) β S(Zi)|
Kartiaka 1-6 Padang.
h. Bandingkan nila Lo yang diperoleh
H1 diterima: terdapat perbedaan hasil
dengan nilai Lo yang ada pada
belajar
tabel. Pada taraf 0,005 jika Lo
penerapan
model
(Numbered Heads Together) dengan hasil
2) Uji Homogenitas
belajar konvensional siswa kelas VII SMP
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat kelompok
antara
pembelajaran aktif menggunakan NHT
Ltabel Maka Ho diterima
kedua
penerapan
pembelajaran aktif menggunakan NHT
dari harga mutlak selisih itudiberi
apakah
antara
Kartiaka 1-6 Padang.
sampel
Apabila data terdistribusi normal
mempunyai variansi yang homogeny atau
dan mempunyai variansi homogen maka uji 6
statistik
yang
digunakan
adalah
(Sudjana,
2002
:
239),
rumus
dikemukakan berikut ini : π‘ =
uji-t
1. Hasil Uji Normalitas Untuk uji normalitas, data dari kelas
xΒΉβx 1 1 πΒΉ πΒΉ
sβ +
eksperimen dan kelas kontrol diolah
Untuk menghitung simpangan baku siswa
dengan menggunakan uji liliefors. Uji
kedua kelompok digunakan rumus: :
normalitas pada kedua kelas sampel
π 1 β1 π Β²1+ π 2 β1 π Β²2
π Β² =
didapat L0 dan Lt pada taraf nyata (αΎ³ 0,05)
πΒΉ+πΒ²β2
artinya tingkat kesalahan hanya 5%.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Tabel 10. Hasil Uji Normalitas Tes Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol SMP Kartika 1-6 Padang.
Data yang di olah dalam penelitian ini adalah data tes akhir yang diberikan kepada diberikan
dua
kelompok
perlakuan
sampel yang
yang
Kelas
berbeda.
Kontrol
kelas eksperimen dan kelas kontrol dan
kelas belajar TIK siswa kelas sampel berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Untuk menentukan apakah data kedua kelas sampel bervariansi homogenitas atau tidak, maka dilakukan uji F, Hasil Uji ini terlihat pada tabel 11 dibawah.
rata-rata TIK pada kelas kelas eksperimen,
Tabel
yang menerapkan metode NHT (Numbered Heads Together), lebih tinggi dari hasil menggunakan konvensional.
pembelajaran Nilai
rata-rata
Ket
31 0,05 0,4168 0,886 Normal
Ltabel dapat disimpulkan bahwa data hasil
Tabel 9. Nilai Rata-Rata, Simpangan Baku dan Varians Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas N S SΒ² π Eksperimen 3 61,9 8,01 1.992,6 1 4 9 Kontrol 3 58,4 78,42 1.906,0 1 8 7 Pada tabel, terlihat bahwa nilai
kontrol
Lt
untuk kedua kelas sampel diperoleh L0 <
simpangan baku dan varians kelas sampel.
kelas
L0
Pada tabel perbandingan L0 dan Ltabel
dapat dilihat pada hasil tes nilai rata-rata,
siswa
αΎ³
Eksperimen 31 0,05 0,1575 0,886 Normal
Perbedaan ini dilihat dari hasil belajar
belajar
N
Kelas Sampel
yang secara
Eksperi men Kontrol
11.
Hasil Uji Homogenitas Varians Tes Akhir
Juml Varia ah ns Siswa 31 64,16
Fhitu
Ket
ng
Homog en 31 6149, 0,1 Homog 7 en Uji homogenitas bertujuan untuk
kelas
eksperimen 61,94 sedangkan kelas kontrol 58,48.
0,1
melihat apakah data hasil belajar kedua kelompok sampel homogen atau tidak. 7
Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar.
3. Uji Hipotesis kelas sampel berasal dari populasi
Memberikan dampak positif terlihat pada
yang berdistribusi normal dan mempunyai
nilai yang didapatkan dikelas eksperimen
varians
dilakukan
yaitu 67%. Sedangkan Syamsidar, (2004)
pengujian hipotesis dengan menggunakan
peningkatkan pemahaman siswa kelas
uji
diperoleh
VII.3 negri 2 raham dalam matematika
dikemukakan pada tabel , sedangkan
pokok bahasan bilangan bulat melalui
pengujian dapat dilihat pada lampiran 18
pembelajaran
halaman 101.
Memberikan dampak positif terlihat pada
Tabel 12. Hasil Uji-t Kelas Eksperimen
nilai yang didapatkan dikelas eksperimen
yang
t.
homogen,
Hasil
uji
yang
Pengaruh
Thitung Ttabel Kesimpulan
Eksperimen 5,77
1,67
tipe
NHT.
yaitu 75%.
dan Kelas Kontrol Kelas
kooperatif
penerapan
Model
Pembelajaran NHT (Numbered Heads
Thitung >Ttabel
Together) Dengan Pendekatan Savi Dalam
Kontrol
Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa
Hasil analisa data menggunakan uji sedangkan
SMP Negri 4 Tarogong Kidul Garutβ.
demikian
memberikan dampak positif terlihat pada
hipotesis
nilai kelas eksperimen 80%. (Fujianti,
diterima yaitu terdapat perbedaan hasil
2010). Hal ini juga disampaikan oleh
belajar
ubaidillah, (2009). Menyatakan bahwa
t
ternyata
Thitung=5,77,
Ttabel=1,67.
Dengan
Thitung>Ttabel TIK
yang siswa
berarti kelas
VII
yang
menggunakan model pembelajaran NHT
implementasi
(Numbered
Kooperatife
Heads
Together)
dengan
pengaruh
Pembelajaran
(Cooperative
pembelajaran konvensional SMP Kartika
Dengan
1-6 Padang.
Numbered
Heads
Together
(NHT)
Terhadap
Hasil
Belajar
Fisika.
PEMBAHASAN Berdasarkan
Teknik
Learning)
Kepala Bernomor
Memberikan dampak positif terlihat pada analisis
nilai kelas eksperimen 77% .
data
didapatkan bahwa model pembelajaran
Maka hasil yang diproleh dari
NHT (Numbered Heads Together) lebih
pernyataan diatas adalah hasil belajar
baik
menggunakan
dari
pada
model
pembelajaran
bahwa Learning
pengaruh Teknik
pembelajaran
NHT(Numbered Heads Together) lebih
konvensional. Rahman,
metode
(2009) Model
Menyatakan
memuaskan karena model pembelajaran ini
Cooperative
siswa
Numbered
menjadi
lebih
aktif
dalam
pembelajaran. Hal ini membuktikan bahwa
Heads 8
proses pembelajaran dengan menerapkan
Dengan
metode
pembelajaran
pembeljaran
NHT(Numbered
divariasikannya
model
diharapkan
dapat
Heads Together) dapat meningkatkan hasil
meningkatkan interaksi antara guru dan
belajar siswa.
siswa dalam proses belajar, sehingga hasil
Peningkatan
hasil
belajar
TIK
belajarnya pun diharapkan lebih baik.
siswa pada kelas eksperimen dipengaruhi
KESIMPULAN
oleh beberapa faktor antara lain karena
Kesimpulan
siswa dapat belajar lebih semagat dan aktif. Pembelajaran
NHT(Numbered
Together) keunggulan
mempunyai
1. Terdapat berbedaan hasil belajar TIK
Heads
siswa kelas VII SMP Kartika 1-6
beberapa
diantaranya
guru
Padang Tahun Pelajaran 2014/2015
lebih
antara
mengetahui kemampuan awal siswa dan
NHT (Numbered Heads Together).
dalam belajar. penelitian
pada
2. Maka didapatkan hasil penilaian pada
proses
kelas eksperimen adalah 61,94.
pembelajaran kelas kontrol siswanya lebih
Saran
banyak diam dan hanya mendengarkan penjelasan
guru.
pembelajaran
Sehingga
terasa
lebih
1. Model pembelajaran NHT (Numbered
proses
lama
Heads Together)
dan
pada pembelajaran TIK.
masuk dengan alasan buang air serta
2. Diharapkan
berbicara dengan teman sebangkunya pada
siswa
ini disebabkan kurangnya interaksi siswa
model
pembelajaran.
dengan
dengan baik dalam pembelajaran.
siswa menjadi rendah. Dalam proses memvariasikan
belajar
mungkin dan dapat mengelolah kelas
kondisi ini penyebabkan hasil belajar TIK harus
benar-benar
dapat memanfaatkan waktu seoptimal
pertanyaan,
guru
mampu
3. Untuk selanjutnya disarankan agar
prilaku belajarnya. Siswa hanya diam
pembelajaran,
guru
aktif.
dengan guru, sehingga berakibat pada mengajukan
agar
memotivasi siswa dalam belajar, agar
saat proses pembelajaran berlangsung. Hal
guru
dapat digunakan
sebagai salah satu alternatif bagi guru
membosankan. Siswa juga sering keluar
ketika
dengan
menggunakan metode pembelajaran
membantu siswa lebih aktif dan semangat Hasil
pembelajaran
bisa
Dimana guru bertugas membimbing dan mengarahkan siswa, bukan sebagai satusatunya sumber dan pusat informasi. 9
Syamsidar, 2004. Meningkatkan pemahaman siswa kelas VII.3 negri 2 raham dalam matematika pokok bahasan bilangan bulat melalui pembelajaran kooperatif tipe NHT. Kendari: Skripsi Unhalu.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2008. Validitas kurikuler. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. 2009.reliabilitas tes, rumus kuder richadson. Jakarta : Bumi Aksara. Fujianti,
2010. Penerapan Model Pembelajaran NHT (Numbered Heads Together )Dengan Pendekatan Savi Dalam Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa SMP Negri 4 Tarogong Kidul Garut. Garut: Skripsi Universitas Garut.
Hamalik,
O. 2001. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Ubaidillah, 2009. Menyatakan bahwa implementasi pengaruh Pembelajaran Kooperatife (Cooperative Learning) Dengan Teknik Kepala Bernomor Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Fisika. Jakarta: Skripsi Universitas negri islam (UIN) Syrif Hidayatullah.
Hamalik, O. 2007. Tujuan Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara. Raman,
2009. menyatakan Pengaruh Model Cooperative Learning Teknik Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar. Jakarta: Skripsi Universitas negri islam (UIN) Syrif Hidayatullah.
Ratumanan, 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara.
10