e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Volume : Vol: 6 No: 1 Tahun:2017
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI KEGIATAN BELAJAR DI LUAR KELAS DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUKASADA Nilla Godvany, I Gede Nurjaya, Gede Gunatama Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Bali, Indonesia Email: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]} ABSTRAK Penelitian tindakatan kelas ini bertujuan untuk mengetahui (1) langkah-langkah peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi melalui kegiatan belajar di luar kelas dengan pendekatan kontekstual, (2) hasil belajar keterampilan menulis karangan deskripsi melalui kegiatan belajar di luar kelas dengan pendekatan kontekstual, dan (3) respons siswa terhadap penggunaan peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi melalui kegiatan belajar di luar kelas dengan pendekatan kontekstual pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sukasada. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VII D SMP Negeri 1 Sukasada. Objek penelitian ini adalah peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi melalui kegiatan belajar di luar kelas dengan pendekatan kontekstual pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sukasada. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, tes, dan angket/kuesioner. Ada empat prosedur dalam penelitian tindakan kelas, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) langkah-langkah pendekatan kontekstual melalui kegiatan belajar di luar kelas dilakukan dengan baik oleh guru, dari kegiatan awal hingga kegiatan akhir. (2) Terjadinya peningkatan hasil belajar siswa melalui kegiatan belajar di luar kelas dengan pendekatan kontekstual, yaitu pada siklus 1 sebesar 78,86, pada siklus 2 sebesar 86,95. (3) Siswa merespons positif terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, yaitu ketika guru menerapkan pendekatan kontekstual melalui kegiatan belajar di luar kelas. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dalam menulis karangan deskripsi dapat ditingkatkan melalui kegiatan belajar di luar kelas dengan pendekatan kontekstual. Untuk itu, disarankan kepada guru Bahasa Indonesia agar menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran menulis deskripsi melalui kegiatan belajar di luar kelas.
Kata-kata kunci: karangan deskripsi, outdoor, dan pendekatan kontekstual ABSTRACT This classroom action research aims to find out (1) step by step description of essay writing skills improvement through learning activities outside the classroom with contextual approach, (2) the learning outcomes descriptions essay writing skills through activities outside of the classroom learning with contextual approach, and (3) The students' response to the use of essay writing skills improvement through the description of learning activities outside the classroom with a contextual approach in class VII SMP Negeri 1 Sukasada. The research subjects were teachers and students of class VII SMP Negeri 1 Sukasada. The object of this study is the description essay writing skills improvement through learning activities outside the classroom with a contextual approach in class VII SMP Negeri 1 Sukasada. Data collection method used is the method of observation, testing, and questionnaires. There are four procedures in classroom action research, namely planning, action, observation, and reflection. The results showed that (1) a step by step approach through contextual learning activities outside the classroom to do well by the teachers, from the beginning to the end of activities activities. The improvement of student learning outcomes through activities outside the classroom learning with contextual approach, ie in cycle 1 at 78.86 in cycle 2 at 86.95. (3) students responded positively to the learning activities that have been implemented, ie when teachers apply the contextual approach through
1
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Volume : Vol: 6 No: 1 Tahun:2017 learning activities outside the classroom. Based on the results of research and discussion, we can conclude that the results of students in essay writing descriptions can be enhanced through learning activities outside the classroom with a contextual approach. For that, it is suggested to Indonesian teachers to use a contextual approach in learning to write descriptions through learning activities outside the classroom. Key words: descriptions essay, outdoor, and contextual approach
PENDAHULUAN Pembelajaran Bahasa Indonesia mengarahkan siswa untuk dapat menguasai empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang penting untuk dikuasai. Sebagai salah satu komponen keterampilan berbahasa dan bersastra, menulis memiliki kedudukan yang strategis dalam pendidikan dan pengajaran. Keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah banyak ditentukan oleh keterampilan menulis. Selain dapat memudahkan siswa berpikir secara kritis, menulis juga dapat digunakan siswa untuk mengomunikasikan perasaan, pendapat, dan pengalaman kepada orang lain. Pada era globalisasi yang serba modern ini, keterampilan menulis dapat meningkatkan taraf hidup. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembinaan yang intensif terhadap kemampuan menulis dengan tidak mengabaikan aspek bahasa yang lain. Hal ini senada dengan pernyataan Tarigan (1986: 1), bahwa keterampilan menulis bersifat fungsional terhadap pengembangan diri siswa, baik untuk studi maupun untuk terjun di masyarakat. Dengan keterampilan menulis yang dimiliki, siswa dapat mengembangkan kreativitas dan dapat mempergunakan bahasa sebagai sarana menyalurkan kreativitasnya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran menulis dianggap sebagai keterampilan yang sangat sulit bagi siswa. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro (2001: 294), bahwa dibandingkan dengan keterampilan berbahasa yang lain, keterampilan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan oleh kemampuan menulis mengendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang
menjadi isi karangan. Unsur bahasa dan unsur isi haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan karangan yang runtut dan padu. Hal ini juga diungkapkan oleh Tarigan (1986:8) bahwa menulis menuntut gagasan yang tersusun logis, diekspresikan secara jelas, dan ditata secara menarik. Keraf (2001:34) menyatakan bahwa menulis adalah mengungkapkan fakta, perasaan, sikap, dan isi pikiran secara jelas dan efektif. Weaver (dalam Tarigan, 1986: 27) mengklasifikasikan menulis menjadi empat bentuk, yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi. Keterampilan menulis paragraf deskripsi merupakan salah satu keterampilan yang penting dikuasai karena melalui deskripsi seseorang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan, peristiwa atau kejadian. Paragraf deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata suatu benda, tempat, suasana atau keadaan (Marahimin, 2005: 45). Tujuan penulisan paragraf deskripsi adalah memparkan atau menggambarkan suatu benda, tempat, suasana, atau keadaan. Seorang penulis deskripsi mengharapkan pembacanya, melalui tulisannya, dapat ‘melihat’ sesuatu yang dilihatnya dang dapat ‘mendengar’ sesuatu yang didengarnya. Melalui pembelajaran tentang menulis paragraf deskripsi, siswa diharapkan dapat mengembangkan keterampilannya dalam menulis paragraf karena hal tersebut sangat bermanfaat baik dalam pengembangan ilmu pengetahuan maupun dalam pengembangan diri siswa. Kenyataan di lapangan siswa cenderung enggan mengembangkan kemampuannya dalam menulis paragraf dan siswa masih mengalami kesulitan menyampaikan gagasan dalam bahasa tulis. Hal itu bisa terjadi karena dalam penggunaan bahasa
2
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Volume : Vol: 6 No: 1 Tahun:2017 tulis banyak hal yang perlu dipertimbangkan. Standar Kompetensi keterampilan menulis deskripsi yang muncul dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP kelas VII adalah “mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif, eksposisi )” Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi Bahasa Indonesia yang mengajar di kelas VII SMP Negeri 1 Sukasada diperoleh informasi bahwa siswa masih mengalami kesulitan pada saat menulis paragraf deskripsi. Skor rata-rata yang diperoleh siswa dalam menulis paragraf deskripsi adalah 63, namun KKM yang telah ditetapkan oleh guru adalah 78. Hal ini disebabkan oleh beberapa kendala yang dialami oleh siswa. Kendala-kendala tersebut antara lain dari segi kejelasan tulisan, pengungkapan ide atau pokok pikiran dengan kurang jelas, dan organisasi ide belum logis dan belum sistematis. Kenyataan ini tidak sesuai dengan standar penulisan paragraf deskripsi bahwa dalam menulis deskripsi dituntut adanya cara berpikir yang logis dan sistematis. Selain itu, tulisan yang dibuat siswa juga belum dilengkapi dengan adanya penyajian fakta untuk memperkuat ide. Padahal, dalam menulis paragraf deskripsi dituntut pemberian gambaran untuk memperkuat idea tau gagasan. Dalam kegiatan pembelajarannya, guru seyogianya melaksanakan pembelajaran secara efektif. Hal itu dapat dilakukan dengan jalan memilih pendekatan atau model pembelajaran yang tepat. Berbagai variasi model pembelajaran sebaiknya dipilih serta disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Hal ini dikarenakan model pembelajaran memiliki andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kompetensi yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan. Itu berarti, tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan metode atau model pembelajaran yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang terpatri di dalam
suatu tujuan. Penggunaan model pembelajaran dimaksudkan untuk menggairahkan belajar anak didik. Dengan bergairahnya anak didik dalam pembelajaran, anak didik tidak akan sukar untuk mencapai tujuan pembelajaran karena bukan guru yang memaksa anak didik untuk mencapai tujuan, tetapi anak didiklah dengan sadar untuk mencapai tujuan. Mengingat pentingnya penerapan suatu pendekatan atau model pembelajaran dalam proses belajar mengajar, khususnya dalam pembelajaran menulis paragraf deskriptif, maka guru harus menerapkan suatu pendekatan atau model pembelajaran di dalam proses belajar mengajar. Di samping itu, sesuai dengan permasalahan yang terjadi di kelas VII SMP Negeri 1 Sukasada bahwa kurangnya minat siswa dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi menyebabkan rendahnya nilai yang diperoleh siswa dalam pembelajaran tersebut. Karena itulah, penulis menetapkan bahwa pendekatan yang tepat digunakan dalam pengajaran adalah pendekatan kontekstual melalui kegiatan pembelajaran di luar kelas (outdoor). Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah strategi pembelajaran yang mengaitkan antara isi pelajaran atau materi pelajaran dengan situasi kehidupan nyata, dan mendorong siswa mengaitkan antara pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh di sekolah dengan kehidupan sebagai anggota masyarakat. Proses pembelajaran konsepkonsep abstrak dengan cara-cara nyata disebut oleh Bond (dalam Tim PLPG, 2012: 15) sebagai cognitive apprenticeship, yaitu visualisasi konsep-konsep abstrak memahami konsep, dan menggunakannya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Pendekatan kontekstual dapat membuat variasi dalam pembelajaran dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai. Pendekatan pembelajaran tentu tidak kaku harus menggunakan pendekatan tertentu, artinya memilih pendekatan disesuaikan dengan kebutuhan materi ajar yang dituangkan dalam perencanaan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran
3
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Volume : Vol: 6 No: 1 Tahun:2017 yang sering dipakai oleh guru antara lain: pendekatan konsep dan proses, pendekatan deduktif dan induktif, pendekatan ekspositori dan heuristik, serta pendekatan kecerdasan dan kontekstual. Landasan filosofi pendekatan kontekstual adalah kontruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekadar menghafal, tetapi mengkonstruksikan atau membangun pengetahuan dan keterampilan baru lewat fakta-fakta atau proposisi yang mereka alami dalam kehidupannya (Masnur, 2007: 41). Tiap orang harus mengkontruksi pengetahuan sendiri. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Dalam poses itu keaktifan seseorang yang ingin tahu amat berperan dalam perkembangan pengetahuannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seseorang kepada yang lain, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing orang. Pendekatan kontekstual sangat penting untuk dikaji karena siswa di dalam proses pembelajaran bukan diarahkan untuk menguasai sesuatu di luar jangkauan anak, tetapi justru pendektan ini diarahkan agar siswa memahami dan menguasai suatu konsep yang dapat dirasakan kegunaannya dalam kehidupan sosial anak. Pembelajaran menulis deskripsi dengan menerapkan pendekatan kontekstual akan semakin menarik jika dilakukan di luar kelas (outdoor). Pembelajaran outdoor adalah suatu kegiatan pembelajaran di luar kelas yang dapat menambah aspek kegembiraan dan kesenangan bagi siswa sebagaimana layaknya seorang anak yang sedang bermain di alam bebas. Di samping itu, pembelajaran outdoor juga dapat menumbuhkan rasa cinta akan lingkungan karena dengan mengamati sendiri siswa akan mengetahui keindahan alam dan cara untuk menjaga atau melestarikan lingkungan sekaligus dapat mewujudkan nilai-nilai spiritual siswa mengenai ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Melalui pembelajaran outdoor, kita bisa melihat, menikmati, mengagumi, dan belajar mengenai ciptaan Tuhan yang terbentang
di alam, yang dapat disajikan dalam bentuk permainan, observasi/ pengamatan, simulasi, diskusi, dan petualangan sebagai media penyampaian materi. Pendidikan di luar kelas tidak sekadar memindahkan pelajaran ke luar kelas, tetapi dilakukan dengan mengajak siswa menyatu dengan alam dan melakukan beberapa aktivitas yang mengarah pada terwujudnya perubahan perilaku siswa terhadap lingkungan melalui tahap-tahap penyadaran, pengertian, perhatian, tanggung jawab, dan aksi atau tingkah laku. Tentang aktivitas luar kelas, Vincencia (2006) menyatakan bahwa bentuknya dapat berupa permainan, cerita, olahraga, eksperimen, perlombaan, mengenal kasus-kasus lingkungan di sekitarnya dan diskusi penggalian solusi, aksi lingkungan, dan jelajah lingkungan. Dengan mengaplikasikan pembelajaran di luar kelas, diharapkan tujuan pembelajaran dapat terwujud. Siswa mampu memahami materi melalui objek yang dilihat di sekitarnya. Sesuai dengan pemaparan tersebut, peneliti tertarik meneliti sekaligus ingin mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi. Karena itu, peneliti menetapkan judul penelitian ini yang berbunyi “Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi melalui Kegiatan Belajar di Luar Kelas dengan Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sukasada”. Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dijawab dalam penelitian ini, yaitu (1) bagaimanakah langkah-langkah peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi melalui kegiatan belajar di luar kelas dengan pendekatan kontekstual pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sukasada?, (2) bagaimanakah hasil belajar keterampilan menulis karangan deskripsi melalui kegiatan belajar di luar kelas dengan pendekatan kontekstual pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sukasada?, dan (3) bagaimanakah respons siswa terhadap penggunaan peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi melalui kegiatan belajar di luar kelas
4
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Volume : Vol: 6 No: 1 Tahun:2017 dengan pendekatan kontekstual pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sukasada? Penelitian ini mempunyai tujuan yang diharapkan, yaitu (1) untuk mengetahui langkah-langkah peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi melalui kegiatan belajar di luar kelas dengan pendekatan kontekstual pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sukasada, (2) untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi melalui kegiatan belajar di luar kelas dengan pendekatan kontekstual pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sukasada, dan untuk mengetahui respons siswa terhadap peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi melalui kegiatan belajar di luar kelas dengan pendekatan kontekstual siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sukasada.
Penelitian ini memiliki prosedur dalam pelaksanaannya. Prosedur yang dimaksud meliputi empat tahap, yaitu refleksi, perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi. Refleksi merupakan suatu cara mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan berbagai kriteria (Suyanto, 1997:16). Setelah dilakukan evaluasi terhadap pembelajaran menulis deskripsi, maka peneliti dan guru mencarikan solusi atau pemecahan masalah yang masih menjadi penghambat dalam proses penelitian. Perencanaan merupakan suatu rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan, atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi (Suyanto, 1997:16). Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Mengadakan observasi awal terhadap pembelajaran menulis deskripsi. b. Menyusun skenario pembelajaran. Skenario pembelajaran ini bertujuan untuk mempermudah pelaksanaan proses belajar-mengajar di dalam kelas. c. Menyiapkan sumber belajar. d. Menyiapkan instrumen penelitian. Pelaksanaan tindakan merupakan suatu rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi (Suyanto,1997:16). Tindakan di dalam kelas yang dilaksanakan dalam bentuk aktivitas belajar mengajar dengan rencana yang telah disusun. Sebelum melakuan tindakan, terlebih dahulu peneliti melakukan penjajagan atau perkenalan awal dengan subjek penelitian. Hal ini bertujuan agar data yang diperoleh lebih objektif. Perkenalan awal ini dilakukan karena ada kemungkinan siswa tidak konsentrasi belajar ketika ada orang asing (tidak mereka ketahui) ada di dekat mereka. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan, disesuaikan dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Pelaksanaan tindakan yang peneliti lakukan di kelas VII SMP Negeri 1 Sukasada disesuaikan dengan skenario pembelajaran yang telah peneliti susun.
METODE penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK merupakan penelitian yang secara kolaboratif antara peneliti, guru, dan kepala sekolah termasuk pengawas sekolah untuk memperbaiki proses belajar mengajar. PTK merupakan penelitian yang dilakukan di kelas melalui tindakan tertentu dalam rangka memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh peneliti dalam pembelajaran Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas VII D SMP Negeri 1 Sukasada. Objek dalam penelitian ini adalah langkah-langkah peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi melalui kegiatan belajar di luar kelas dengan pendekatan kontekstual pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sukasada, hasil belajar keterampilan menulis karangan deskripsi melalui kegiatan belajar di luar kelas dengan pendekatan kontekstual pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sukasada, dan respons siswa terhadap penggunaan peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi melalui kegiatan belajar di luar kelas dengan pendekatan kontekstual pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sukasada.
5
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Volume : Vol: 6 No: 1 Tahun:2017 Observasi dibutuhkan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan pada tindakan yang telah dilaksanakan sebelumnya sehingga hal tersebut dapat dijadikan pedoman dalam perbaikan pada tindakan selanjutnya. Observasi dalam pelaksanaan tindakan penelitian ini dilakukan oleh peneliti sendiri dan guru sejawat selaku partner yang membantu peneliti di dalam melakukan aktivitas perekaman kegiatan pembelajaran. Peneliti perlu bantuan dari partner, karena tugas yang peneliti emban tidak hanya sebagai seorang peneliti tetapi juga sebagai pelaksana tindakan atau guru sehingga aktivitas peneliti terbatas untuk melakukan pencatatan dan perekeman. Evaluasi adalah suatu tindakan atau proses dalam menentukan nilai sesuatu. Evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan yang direncanakan berlangsung dan dinyatakan selesai. Sudijono (2008:15) menyatakan bahwa “Evaluasi pendidikan itu dapat diberi pengertian sebagai suatu tindakan atau kegiatan (yang dilaksanakan dengan maksud untuk) atau suatu proses – (yang berlangsung dalam rangka) menentukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia pendidikan, yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan, atau yang terjadi di lapangan pendidikan.” Berdasarkan hal tersebut, nilai yang ditentukan adalah penilaian terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis deskripsi. Jadi, evaluasi ini dilaksanakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, peneliti menggunakan tiga metode pengumpulan data, yaitu observasi untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan oleh siswa saat kegiatan pembelajaran berlangsung, metode tes untuk mengetahui hasil belajar siswa terkait dengan pengimplementasian pendekatan kontekstual, dan kuesioner untuk mengetahui respons siswa terhadap pengimplementasian pendekatan kontekstual. Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis data dengan menggunakan
teknik analisis data deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Analisis data kuantitatif adalah penyajian data dengan menggunakan angka-angka atau berdasarkan data statistik, sedangkan analisis data deskriptif kualitatif adalah teknik penyajian data yang menggunakan tolok ukur. Analisis data deskriptif kualitatif ini menggunakan paparan sederhana, baik menggunakan jumlah data maupun persentase. Data mengenai hasil belajar siswa dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil analisis seluruh data tersebut dipaparkan apa adanya dengan menggunakan katakata sehingga nantinya diperoleh suatu simpulan. Kriteria keberhasilan digunakan sebagai pedoman dalam memutuskan sesuatu. Kriteria keberhasilan hasil belajar siswa dilihat dari pencapaian skor minimal 75%. Pada penelitian ini, ketuntasan siswa yang belum mencapai 75% pada siklus 1 perlu dilakukan perbaikan pada tahap siklus 2 dengan melihat kembali analisis data, teknik pengumpulan data, metode yang digunakan. Perbaikan terus dilakukan sampai diperoleh hasil yang diinginkan. Dalam penelitian ini, siklus yang dilaksanakan adalah sebanyak 2 siklus. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri atas dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus melalui beberapa tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi. Pada siklus II, tahap-tahap tersebut dilaksanakan dengan perbaikan dari pembelajaran siklus I. Hasil penelitian ini diperoleh dari data tes dan nontes, baik pada siklus I maupun siklus II. Hasil pada kedua siklus tersebut digunakan untuk mengetahui peningkatan keterampilan siswa dalam menulis karangan deskripsi melalui kegiatan belajar di luar kelas dengan pendekatan kontekstual dan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Melalui hasil tes dan nontes pada siklus I, peneliti berusaha melakukan
6
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Volume : Vol: 6 No: 1 Tahun:2017 perbaikan untuk kegiatan siklus II agar lebih baik lagi. Siklus II ini merupakan kelanjutan dari siklus I. Pada siklus II terjadi beberapa perubahan, seperti rencana pembelajaran dan contoh yang akan digunakan. Tujuannya adalah untuk mengubah perilaku siswa ke arah positif terhadap pembelajaran menulis paragraf deskripsi. Kegiatan pada siklus II hampir sama dengan siklus I yang dilakukan satu kali pertemuan. Kegiatan diawali dengan mengondisikan siswa agar siap untuk mengikuti pembelajaran menulis paragraf deskripsi. Guru menyampaikan apersepsi pembelajaran menulis paragraf deskripsi pada hari itu. Kemudian, guru memberi tahu mengenai hasil tes menulis paragraf deskripsi pada siklus I. Guru juga menjelaskan beberapa kesalahan yang banyak dilakukan siswa pada hasil pekerjaan siswa menulis paragraf deskripsi. Selain itu, guru menjelaskan kembali mengenai aspek penilaian yang digunakan dalam menulis paragraf deskripsi. Siswa yang belum paham diberi kesempatan untuk bertanya. Kesempatan ini tidak dibiarkan begitu saja oleh siswa. Kegiatan dilanjutkan dengan siswa disuruh keluar ruangan untuk mencari objek yang dapat dijadikan karangan deskripsi. Melalui pembelajaran di luar kelas, siswa bisa melihat, menikmati, mengagumi, dan belajar mengenai ciptaan Tuhan yang terbentang di alam, yang dapat disajikan dalam bentuk permainan, observasi/ pengamatan, simulasi, diskusi, dan petualangan sebagai media penyampaian materi. Pendidikan di luar kelas tidak sekadar memindahkan pelajaran ke luar kelas, tetapi dilakukan dengan mengajak siswa menyatu dengan alam dan melakukan beberapa aktivitas yang mengarah pada terwujudnya perubahan perilaku siswa terhadap lingkungan melalui tahap-tahap penyadaran, pengertian, perhatian, tanggung jawab, dan aksi atau tingkah laku. Tentang aktivitas luar kelas, Vincencia (2006: 32) menyatakan bahwa bentuknya dapat berupa permainan, cerita, olahraga, eksperimen, perlombaan, mengenal kasus-kasus lingkungan di
sekitarnya dan diskusi penggalian solusi, aksi lingkungan, dan jelajah lingkungan. Dengan mengaplikasikan pembelajaran di luar kelas, diharapkan tujuan pembelajaran dapat terwujud. Siswa mampu memahami materi melalui objek yang dilihat di sekitarnya. Pembelajaran di luar kelas dengan menerapkan pendekatan kontekstual semakin efektif dapat mencapai tujuan pembelajaran. Hal itu dikarenakan oleh pendekatan kontekstual dapat membuat variasi dalam pembelajaran dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai. Pendekatan pembelajaran tentu tidak kaku harus menggunakan pendekatan tertentu, artinya memilih pendekatan disesuaikan dengan kebutuhan materi ajar yang dituangkan dalam perencanaan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang sering dipakai oleh guru antara lain: pendekatan konsep dan proses, pendekatan deduktif dan induktif, pendekatan ekspositori dan heuristik, serta pendekatan kecerdasan dan kontekstual. Landasan filosofi pendekatan kontekstual adalah konstruktivisme, yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekadar menghafal, tetapi mengkonstruksikan atau membangun pengetahuan dan keterampilan baru lewat fakta-fakta atau proposisi yang mereka alami dalam kehidupannya (Masnur, 2007: 41). Tiap orang harus mengkontruksi pengetahuan sendiri. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Dalam poses itu keaktifan seseorang yang ingin tahu amat berperan dalam perkembangan pengetahuannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seseorang kepada yang lain, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing orang. Pendekatan kontekstual sangat penting untuk dikaji karena siswa di dalam proses pembelajaran bukan diarahkan untuk menguasai sesuatu di luar jangkauan anak, tetapi justru pendektan ini diarahkan agar siswa memahami dan menguasai suatu konsep yang dapat dirasakan kegunaannya dalam kehidupan sosial anak.
7
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Volume : Vol: 6 No: 1 Tahun:2017 Dengan menerapkan pendekatan kontekstual melalui kegiatan belajar di luar kelas dalam pembelajaran menulis deskripsi, hasil tes menulis siswa pun meningkat pada siklus 2. Sesuai dengan hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa tindakan pada siklus 2 telah berhasil meningkatkan nilai kemampuan menulis paragraf deskripsi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sukasada. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan nilai kemampuan menulis paragraf deskripsi siswa dalam pembelajaran menulis pada siklus 1 dan siklus 2. Pada pelaksanaan siklus 1, skor rata-rata siswa dalam pembelajaran menulis deskripsi melalui kegiatan belajar di luar kelas dengan pendekatan kontekstual, yaitu sebesar 78,86. Sementara pada pelaksanaan siklus 2, skor rata-rata siswa dalam pembelajaran menulis deskripsi melalui kegiatan belajar di luar kelas dengan pendekatan kontekstual, yaitu sebesar 86,95. Itu berarti, telah terjadi peningkatan sebesar 8,09. Tidak hanya skor rata-rata siswa saja yang mengalami peningkatan, namun persentase ketuntasan klasikal siswa juga telah menunjukkan peningkatan. Ketuntasan klasikal siswa pada saat pelaksanaan siklus 1 baru menunjukkan angka 31%, sedangkan persentase ketuntasan klasikal siswa pada saat pelaksanaan siklus 2 telah mencapai angka 100%. Itu artinya, telah terjadi peningkatan yang tinggi terhadap persentase ketuntasan klasikal, yakni sebesar 69%. Secara klasikal, pembelajaran dikatakan tuntas jika 75% dari jumlah siswa yang ada di kelas itu memperoleh nilai minimal 78 sehingga tindakan dapat dihentikan. Dengan kata lain, apabila 75% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut memperoleh nilai 78 maka penelitian dapat dikatakan berhasil. Berdasarkan kriteria keberhasilan tersebut dan dilihat dari persentase ketuntasan klasikal siswa, 75% siswa telah mencapai nilai ≥ 78. Dalam penelitian ini, khususnya pada pelaksanaan siklus 2 persentase ketuntasan klasikal siswa telah menunjukkan angka 100%. Hal itu berarti, tidak ada satu pun siswa yang tidak mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal, yaitu
78. Dengan kata lain, semua siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Hal-hal yang mendorong terjadinya peningkatan kemampuan menulis paragraf deskripsi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sukasada dalam pembelajaran menulis pada siklus 2, yaitu (1) pemberian pertanyaan yang lebih banyak untuk mengecek pemahaman siswa mengenai penjelasan guru, (2) pemberian ilustrasi atau contoh yang lebih banyak ketika memberikan penjelasan kepada siswa terkait dengan materi yang diajarkan, (3) membangkitkan rasa percaya diri siswa dengan memberi pujian dan penjelasan mengenai materi pelajaran, (4) pemberian motivasi kepada siswa untuk bertanya apabila masih ada materi yang belum dimengerti, (5) pemberian penekanan mengenai manfaat atau pentingnya menulis, dan (6) pemberian penguatan kepada siswa yang mampu menjawab atau aktif dalam pembelajaran. Di samping itu, respons siswa pun meningkat di siklus 2 terkait dengan pembelajaran menulis deskripsi melalui kegiatan belajar di luar kelas dengan menerapkan pendekatan kontekstual. Hal itu dapat dilihat dari perbandingan respons siswa pada siklus 1 dan siklus 2. Pada pelaksanaan siklus 1, rata-rata respons siswa dalam pembelajaran menulis deskripsi melalui kegiatan belajar di luar kelas dengan pendekatan kontekstual, yaitu sebesar 39,6. Sementara pada pelaksanaan siklus 2, rata-rata respons siswa dalam pembelajaran menulis deskripsi melalui kegiatan belajar di luar kelas dengan pendekatan kontekstual, yaitu sebesar 41,9. Itu berarti, telah terjadi peningkatan sebesar 2,3. SIMPULAN DAN SARAN Ada tiga simpulan yang dapat peneliti ambil berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan. Simpulan tersebut adalah sebagai berikut. 1. Penerapan pendekatan kontekstual melalui kegiatan belajar di luar kelas dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sukasada. Hal itu
8
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Volume : Vol: 6 No: 1 Tahun:2017 dapat dilihat dari langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan, yaitu dari kegiatan pendahuluan hingga kegiatan akhir. Pada kegiatan awal, guru mendata kehadiran siswa, serta melakukan apersepsi termasuk juga menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Masingmasing kelompok beranggotakan 4-6 orang siswa. Tiap kelompok diupayakan terdiri atas siswa dengan kemampuan bervariasi. Setelah itu, guru mengajak siswa ke luar ruangan. Guru meminta siswa untuk bergabung ke dalam kelompoknya masing-masing. Guru membagikan contoh paragraf deskripsi kepada masing-masing kelompok. Siswa dan tiap kelompoknya membaca, memperhatikan, dan memahami paragraf deskripsi yang dibagikan oleh guru. Kemudian, guru membahas pengertian, ciri-ciri paragraf deskripsi. Siswa menemukan gagasan paragraf deskripsi yang dibagikan oleh guru dengan arahan guru. Guru menjelaskan secara bertahap, mengarahkan siswa melalui tanya jawab tentang langkahlangkah menulis paragraf deskripsi serta unsur lain yang membangun paragraf deskripsi, seperti: penggunaan bahasanya, pilihan bahasa, struktur kalimat, maupun ejaannya. Guru menyuruh setiap siswa untuk mengamati lingkungan di sekitar mereka. Guru mengajak siswa kembali ke ruangan kelas. Guru menyuruh siswa menemukan dan mendiskusikan topiktopik yang dapat dijadikan paragraf deskripsi. Tiap siswa menyusun kerangka paragraf berdasarkan data yang mereka peroleh dan mengembangkannya menjadi paragraf deskripsi yang baik. Siswa menyampaikan hasil karyanya di depan kelas. Sementara itu, guru mencatat kesalahan siswa dan membahasnya bersama-sama sambil membenahi paragraf siswa (misalnya dengan menggunakan salah satu paragraf sebagai sampel). Pada tahap konfirmasi, guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada hal-hal yang kurang jelas mengenai materi yang dijelaskan sebelumnya. Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran yang telah berlangsung dan guru menutup pembelajaran dan mengakhirinya dangan mengucapkan salam penutup. 2. Meningkatnya keterampilan menulis karangan deskripsi dengan menerapkan pendekatan kontekstual melalui kegiatan belajar di luar kelas dapat dilihat dari hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sukasada, yaitu pada siklus 1 dan siklus 2. Pada pelaksanaan siklus 1, skor rata-rata siswa dalam pembelajaran menulis deskripsi melalui kegiatan belajar di luar kelas dengan pendekatan kontekstual, yaitu sebesar 78,86. Sementara pada pelaksanaan siklus 2, skor rata-rata siswa dalam pembelajaran menulis deskripsi melalui kegiatan belajar di luar kelas dengan pendekatan kontekstual, yaitu sebesar 86,95. Itu berarti, telah terjadi peningkatan sebesar 8,09. Tidak hanya skor rata-rata siswa saja yang mengalami peningkatan, namun persentase ketuntasan klasikal siswa juga telah menunjukkan peningkatan. Berdasarkan kriteria keberhasilan tersebut dan dilihat dari persentase ketuntasan klasikal siswa, 75% siswa telah mencapai nilai ≥ 78. Dalam penelitian ini, khususnya pada pelaksanaan siklus 2 persentase ketuntasan klasikal siswa telah menunjukkan angka 100%. Hal itu berarti, tidak ada satu pun siswa yang tidak mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal, yaitu 78. Dengan kata lain, semua siswa telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal. 3. Sesuai dengan hasil angket/kuesioner, 120 siswa merespons positif terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, yaitu ketika guru menerapkan pendekatan kontekstual melalui kegiatan belajar di luar kelas dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi siswa kelas VII SMP Negeri 1
9
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Volume : Vol: 6 No: 1 Tahun:2017 Sukasada. Hal itu dapat dilihat dari perbandingan respons siswa pada siklus 1 dan siklus 2. Pada pelaksanaan siklus 1, rata-rata respons siswa dalam pembelajaran menulis deskripsi melalui kegiatan belajar di luar kelas dengan pendekatan kontekstual, yaitu sebesar 39,6. Sementara pada pelaksanaan siklus 2, rata-rata respons siswa dalam pembelajaran menulis deskripsi melalui kegiatan belajar di luar kelas dengan pendekatan kontekstual, yaitu sebesar 41,9. Itu berarti, telah terjadi peningkatan sebesar 2,3.
teori pendekatan pembelajaran, khususnya mengenai pendekatan kontekstual. Di samping guru menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran menulis deskripsi, guru juga dapat memanfaatkan pendekatan pembelajaran yang lain sehingga lebih bervariasi dan siswa pun dalam mengikuti pembelajaran menjadi lebih aktif dan semangat untuk belajar. Siswa merespons positif terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, yaitu ketika guru menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran menulis deskripsi. Berdasarkan hal tersebut, disarankan kepada guru Bahasa Indonesia agar selalu memberikan pengetahuan yang optimal kepada peserta didiknya. Hal itu dapat dilakukan melalui pemilihan materi yang baik, atraktif, dan tidak jauh dari lingkungan siswa, serta yang menjadi elemen utama dalam pembelajaran ialah pemilihan pendekatan pembelajaran. Dengan materi yang selalu ada di lingkungan siswa, akan membuat siswa lebih bersemangat untuk belajar. Di samping itu, pemilihan materi pelajaran juga harus disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran yang akan digunakan di dalam proses belajarmengajar.
Penelitian ini menunjukkan hasil yang telah peneliti jabarkan sesuai kenyataan sebenarnya. Untuk itu, melalui kesempatan ini, peneliti memberikan saran kepada beberapa pihak berikut ini. Secara umum, penerapan pendekatan kontekstual melalui kegiatan belajar di luar kelas dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sukasada. Sesuai dengan penjelasan tersebut, disarankan kepada guru Bahasa Indonesia yang mengajar di kelas VII SMP Negeri 1 Sukasada agar menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran menulis deskripsi melalui kegiatan belajar di luar kelas. Melalui kegiatan tersebut, siswa dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Penerapan suatu pendekatan pembelajaran berhubungan erat dengan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran. Langkah-langkah penerapan pendekatan pembelajaran tersebut dapat dilihat pada kegiatan pendahuluan hingga kegiatan akhir. Pelaksanaan pendekatan pembelajaran harus secara maksimal sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Oleh karena itu, disarankan kepada guru Bahasa Indonesia agar selalu meningkatkan cara mengajar ataupun penguasaan terhadap pendekatan kontekstual melalui kegiatan belajar di luar kelas agar dalam pembelajaran selanjutnya menjadi lebih baik. Hal itu dapat dilakukan dengan mendalami lagi teori tentang teori-
DAFTAR PUSTAKA Adi, Isbandi Rukminto, 1994. Psikologi, Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan: Dasar-Dasar Pemikiran, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Ahmadi, M. 1989. Penyusunan dan Pengembangan Paragraf. Malang: YA3 Malang. Akhadiah, Arsjad, Ridwan. 1989. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Akhmad Sudrajat. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, teknik, Taktik, dan Model Pembelajaran. Tersedia: http://akhmadsudrajat.wordpress .com/2008/19/12/pendekatan-
10
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Volume : Vol: 6 No: 1 Tahun:2017 strategi-metode-teknik-danmodel-pembelajaran. Alwasilah. 2005. Cara Baru Menulis Dengan Metode Kolaborasi. Bandung: Kiblat. Arief, N. F. 2006. Ketrampilan Berbahasa. Bahan Matakuliah Bahasa Indonesia Lanjut. Malang: Tidak Dipublikasikan. Arifin, 2003. Pengajaran Gramatika berdasarkan Pendekatan Komunikatif di SLTP Negeri 1 Malang. Tesis tidak diterbitkan. Malang: IKIP Malang. Arikunto dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Budinuryanta, JM. Kasurijanta, dan Imam Koemen. 1998. Pengajaran Ketrampilan Berbahasa. Jakarta: Depdikbud. Depdiknas. 2003. Kurikulum Bahasa Indonesia 2004 SD. Jakarta: Depdiknas Depdiknas.2003. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Berbicara. Modul: Ind A. 02. Jakarta : Depdiknas. Djiwandono, Soenardi. 1996. Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: ITB. Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: ANDI. Hadiyanto. 2001. Membudayaakan Kebiasaan Menulis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Fikahati Aneska. Hamalik, Oemar. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Keraf, Gorys. 2001. Komposisi. Semarang: Nusa Indah. Koemen, Imam. 1997. Pembelajaran Ketrampilan Menulis dalam Pembelajaran Bahasa. Jakarta: Depdikbud. Marahimin, Ismail. 2001. Menulis Secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya. Masnur, Muslih. 2011. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penelitian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE. Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa, Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFEYOGYAKARTA. Pujiati Suyoto dan Iim Rahmania. 1998. Materi Pokok Evaluasi Pengajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud. Purwasih, Eka. 2009. Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi Siswa melalui Metode Sugesti-Imajinasi dengan Media Lagu di Kelas X 5 SMA Laboratorium Undiksha Singaraja. Skripsi (tidak diterbitkan. Singaraja: Undiksha. Purwo, Bambang Kaswanti.1997.Pokokpokok Pengajaran Bahasa dan Kurikulum 1994. Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud. Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru). Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Sarwono, Sarlito Wirawan. 1991. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Press. Semi, Atar, M. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkatan Raya. Setiawati, Yuyun. 2011. Penerapan Pendekatan Kontekstual dengan Teknik Pemodelan Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas VII B SMP Muhammadiyah 2 Singaraja. Skripsi Tidak Diterbitkan. Singaraja: Undiksha. Suandi, I Nengah. 2008. Metodologi Penelitian Bahasa. Singaraja: Undiksha. Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Sumadi, Suryabrata. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Suyanto. 1997. Pedoman Pelaksanaan Tindakan Kelas. Bagian I, Pengenalan PTK. Direktorat
11
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Volume : Vol: 6 No: 1 Tahun:2017 Jendendral Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. IKIP Yogyakarta. Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tim, PLPG. 2012. Pembelajaran Inovatif. Singaraja : Undiksha. Tompkisn, G. E. 1994. Teaching Writing Balancing Process and Product. New York : Macmilan College Publishing Company. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik (Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya). Jakarta: Prestasi Pustaka. -------. 2010. Model Pembelajaran Terpadu (Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam KTSP). Jakarta: PT Bumi Aksara. Wendra, I Wayan. 2009. Penulisan Karya Ilmiah. Singaraja: Undiksha.
12