e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015) PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF DENGAN MODEL 4D MATA PELAJARAN IPA KELAS VIII TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DI SMP NEGERI 3 SAWAN Ni Wayan Winasih1, I Wayan Romi Sudhita2, Luh Putu Putrini Mahadewi3 1,2,3 Jurusan
Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],id2,
[email protected]}
Abstrak Penelitian ini dilakukan karena adanya permasalahan keterbatasan media yang digunakan dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan rancang bangun pengembangan multimedia pembelajaran interaktif, (2) Menguji validitas hasil pengembangan multimedia pembelajaran interaktif IPA untuk siswa kelas VIII SMP, dan (3) Mengetahui efektivitas penggunaan pengembangan multimedia pembelajaran interaktif terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VIII SMP. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Model yang digunakan adalah model pengembangan 4D yang terdiri dari empat tahapan, yaitu (1) Tahap pendefinisian, (2) Tahap perancangan, (3) Tahap pengembangan, dan (4) Tahap penyebarluasan. Tahap validasi produk ini melibatkan seorang ahli isi, seorang ahli desain pembelajaran, seorang ahli media, untuk 3 orang siswa uji perorangan, untuk 12 orang siswa uji kelompok kecil, serta 30 orang siswa uji lapangan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode (1) pencatatan dokumen, (2) kuesioner dan (3) tes tertulis. Instrumen yang digunakan berupa lembar pencatatan dokumen, kuesioner, dan tes. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif, deskriptif kuantitatif, dan statistik inferensial (uji-t). Hasil penelitian ini berupa: (1) Rancang bangun pengembangan multimedia interaktif yang terdiri dari empat tahapan model 4D meliputi: (a) tahap pendefinisian, (b) tahap perancangan multimedia interaktif (c) tahap pengembangan multimedia interaktif, dan (d) tahap penyebarluasan. (2) Kelayakan kualitas hasil validasi pengembangan multimedia interaktif terdiri dari: ahli isi mata pelajaran berpredikat sangat baik (90.7%), ahli desain pembelajaran berpredikat baik (85%), ahli media pembelajaran berpredikat sangat baik (92.30%), uji perorangan berpredikat sangat baik (91,3%), uji kelompok kecil berpredikat baik (94.6%), dan uji coba lapangan berpredikat sangat baik (89%). (3) Efektivitas penggunaan multimedia pembelajaran interaktif diketahui dari terdapatnya perbedaan yang signifikan dalam penerapan multimedia pembelajaran interaktif terhadap hasil belajar IPA. Penghitungan hasil belajar diperoleh hasil t hitung sebesar 11,02 dan harga t tabel dengan taraf signifikansi 5% adalah 2,021. Nilai ratarata setelah menggunakan media (58) lebih tinggi dibandingkan sebelum menggunakan media (55,67). Dapat dikatakan bahwa multimedia pembelajaran interaktif pada mata pelajaran IPA secara efektif dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Kata kunci: pengembangan multimedia pembelajaran interaktif, model 4D Abstract This research was done because of the problems of the limitations of media used in the learning process. This research aims to (1) describe the design of multimedia development of interactive learning, (2) test the validity of the results of the development of multimedia interactive teaching science to students of class VIII SMP,
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015) and (3) determine the effectiveness of the use of the development of science multimedia interactive learning on learning outcomes of students of class VIII SMP. the model used is the 4D development model which consists of four stages, namely (1) the definition phase, (2) design phase, (3) stage of development, and (4) phase dissemination. this product validation stage involves a content expert, an expert in instructional design, a media expert, 3 students for individual test, the students test to 12 small groups, as well as field testing 30 students Collecting data in this study conducted by the method of (1) the listing document, (2) questionnaire and (3) a written test. The instrument used in the form of sheets of recording documents, questionnaires, and tests. data were analyzed by descriptive qualitativ, quantitative descriptive and inferential statistics (t-test). results of this study are: (1) the design of an interactive multimedia development which consists of four stages 4D models include: (a) the definition phase, (b) an interactive multimedia design stage (c) an interactive multimedia development stage, and (d) the dissemination phase. (2) eligibility quality interactive multimedia development validation results consist of: the content experts predicated excellent subjects (90.7 %), instructional design experts predicated good (85 %), media experts predicated excellent learning (92.30 %), individual test predicated very good (91.3 %), a small group of test predicated good (94.6 %), and field trials predicated excellent (89 %). (3) the effectiveness of the use of multimedia interactive learning known of the presence of significant differences in the application of multimedia interactive learning on science learning outcomes. calculation of learning outcomes obtained by the t count equal to 11.02 and the price of t table with a significance level of 5% is 2,021. The average value after using the media (58) is higher than before using the media (55.67). it can be said that multimedia interactive learning in science subjects can effectively improve science learning outcomes. Keywords: development of multimedia interactive learning, 4D models
PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya. Hal ini berarti IPA mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa, dan gejalagejala yang muncul di alam. Ilmu dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan yang bersifat objektif. Jadi dari sisi istilah IPA adalah suatu pengetahuan yang bersifat objektif tentang alam sekitar beserta isinya. Masalah yang sering dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran yaitu sarana dan prasarana penunjang proses pembelajaran. Terkait hal tersebut di atas masih terdapat guru belum memanfaatkan kecanggihan teknologi dalam menunjang proses belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan data yang diperoleh di SMP Negeri 3 Sawan, melalui wawancara dengan guru mata pelajaran IPA, yaitu Ketut Sumayasa, ditemukan nilai yang kurang memuaskan dari siswa pada mata pelajaran IPA, yaitu kurang
dari nilai ketentuan yang telah ditentukan sekolah dengan nilai minimal 75, sebanyak 25 siswa dari 30 siswa atau 94,05% dari jumlah siswa dari salah satu kelas yang belum memenuhi KKM Sekolah, yaitu dilihat dari nilai UTS semester genap. Permasalahan lain yang ditemukan di sekolah adalah guru belum mampu memanfaatkan secara maksimal fasilitas yang sudah ada di sekolah mulai dari komputer dan LCD proyektor. Permasalahan yang paling menonjol dalam proses pembelajaran adalah terbatasnya media pembelajaran yang menarik dan mampu memotifasi siswa dalam proses belajar mengajar, khususnya pada mata pelajaran IPA. Penggunaan media yang masih sangat konvensional seperti papan tulis dirasa sudah tidak menarik lagi. Hal ini diduga sangat berpengaruh terhadap minat dan motifasi siswa untuk belajar. Oleh sebab itu, guru perlu merancang sebuah media pembelajaran yang menarik bagi siswa serta dapat memotifasi minat belajar siswa. Proses pembelajaran saat ini sebagian besar hanya menggunakan buku sebagai media untuk belajar. Guru menjelaskan kembali secara mendetail materi yang sudah ada dalam buku. Belajar menggunakan buku saja masih memiliki
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015) beberapa kekurangan, diantaranya belajar dengan buku meniadakan interaksi peserta didik dengan pendidik, tidak bisa menampilkan animasi yang akan membuat peserta didik tertantang dalam proses belajar mengajar dan akan membuat peserta didik cepat bosan dalam pemberian materi pembelajaran. Melalui proses belajar mengajar yang seperti itu, dirasa kurang optimal memberikan hasil belajar. Model pembelajaran yang berpusat pada guru sebenarnya sudah tidak relevan lagi diterapkan pada era seperti sekarang ini, oleh sebab itu peneliti memandang perlu untuk mengembangkan sebuah desain multimedia pembelajaran interaktif pada mata pelajaran IPA kelas VIII I di SMP Negeri 3 Sawan. Memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran merupakan salah satu terobosan yang menjanjikan dalam proses pembelajaran. Dengan memanfaatkan peranan teknologi khususnya sebuah desain multimedia, memberikan peluang cukup besar untuk melakukan transfer ilmu pengetahuan secara cepat dan akurat serta bisa menembus dimensi ruang dan waktu. Menyikapi masalah-masalah yang terjadi di SMP Negeri 3 Sawan Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng, dan sangat pentingnya pembelajaran IPA bagi siswa, dilihat dari kehidupan sehari-hari serta dalam proses pembelajaran di sekolah. Maka perlu diupayakan usaha peningkatan pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran IPA tersebut dengan mengembangkan sebuah multimedia pembelajaran interaktif yang dapat membatu guru dalam proses pembelajaran itu berlangsung sehingga siswa mudah mengerti dan tidak cepat bosan. Maka dari itu multimedia pembelajaran interaktif sangatlah berperan penting dalam proses pembelajaran, Jadi, multimedia pembelajaran interaktif dapat diartikan Multimedia pembelajaran interaktif merupakan suatu istilah generik bagi suatu media yang menggabungkan berbagai macam media baik untuk tujuan pembelajaran. Multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi dan berkomunikasi (Hofstetter, 2001) Berdasarkan uraian di atas peneliti sangat tertarik mengembangkan multimedia pembelajaran interaktif untuk membantu siswa dalam memahami mata pelajaran IPA, itu dikarenakan di jurusan Teknologi Pendidikan terdapat mata kuliah Multimedia. Oleh karena
itu penelitian pengembangan ini berjudul “pengembangan multimedia pembelajaran interaktif dengan model 4D untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas VIII I tahun pelajaran 2014/2015 di SMP Negeri 3 Sawan”. Model 4D yaitu pendefisian (difine), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka adapun permasalahan yang muncul untuk dijadikan dasar pada penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut. (1) Untuk mendeskripsikan rancang bangun pengembangan multimedia pembelajaran interaktif dengan model 4D pada mata pelajaran IPA untuk siswa kelas VIII I semester genap tahun pelajaran 2014/2015 di SMP Negeri 3 Sawan. (2) Untuk mendiskripsikan validitas hasil pengembangan multimedia pembelajaran interaktif dengan model 4D pada mata pelajaran IPA untuk siswa kelas VIII I semester genap tahun pelajaran 2014/2015 di SMP Negeri 3 Sawan, menurut review ahli, uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan. (3) Untuk menguji efektivitas penggunaan multimedia pembelajaran interaktif terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas VIII I semester genap tahun pelajaran 2014/2015 di SMP Negeri 3 Sawan. METODE Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk mengembangkan multimedia pembelajaran pada mata pelajaran IPA kelas VIII I semester genap. Dalam pengembangan media ini menggunakan metode pengembangan perangkat pembelajaran model 4D.
Model Pengembangan 4D Menurut Thiagarajan, Semmel, & Semmel (dalam Trianto 2012: 94). (Thiagarajan, Sammel, dan Sammel, 1974), mengemukakan model 4D terdiri dari 4 tahapan, yaitu difine, design, develop dan
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015) desseminate, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan dan penyebaran. Model pengembangan 4D ini disusun secara terprogram, dengan urutan-urutan kegiatan yang sistematis dalam upaya pemecahan masalah belajar yang berkaitan dengan media belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Metode kuesioner merupakan cara memperoleh atau mengumpulkan data dengan mengirimkan suatu daftar perta-nyaan/pertanyaan kepada responden/ subyek penelitian. Metode kuesioner ini digunakan untuk mengukur kelayakan pro-duk yang telah dibuat baik itu pada eva-luasi (Expert Judgement) dari para ahli isi bidang studi atau mata pelajaran, ahli desain pembelajaran, ahli media pembe-lajaran dan siswa saat uji coba perora-ngan, kelompok dan lapangan. Efektivitas penggunaan multimedia pembelajaran interaktif dapat diukur de-ngan menggunakan metode tes. Metode tes tertulis merupakan cara untuk me-ngetahui pengetahuan, ketrampilan, intele-gensi atau kemampuan yang dimiliki oleh siswa dengan menggunakan serentetan pertanyaan yang berupa tes objektif. Metode tes tertulis ini dilakukan dilakukan dengan cara pre-test dan post-test untuk mengukur pengetahuan siswa sebelum dan sesudah menggunakan multimedia pembelajaran interaktif dengan menggu-nakan soal-soal pilihan ganda. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian pengembangan ini berupa (1) laporan pengembangan produk, (2) lembar kuesioner dan (3) soal tes pilihan ganda. Laporan pencatatan dokumen dalam bentuk atau format perkembangan produk, digunakan untuk mengumpulkan data tentang desain pengembangan produk mulai dari tahap analisis hingga desain. Lembar kuesioner (angket), diguna-kan untuk mengumpulkan data hasil evaluasi (expert judgement) dari ahli isi bidang studi atau mata pelajaran, ahli desain dan ahli media pembelajaran, sis-wa saat uji coba perorangan, kelompok, dan lapangan. Soal tes pilihan ganda digunakan untuk mengumpulkan data nilai hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan multimedia pembelajaran interaktif. Tujuan mengumpulkan data nilai siswa, agar dapat mengetahui tingkat efektivitas penggunaan produk multimedia pembelajaran interaktif terhadap pening-katan hasil belajar yang dilakukan dengan cara menggunakan uji t untuk sampel ber-korelasi. Dalam penelitian pengembangan ini digunakan tiga teknik analisis data. Teknik analisis data
yang digunakan yaitu (1) teknik analisis deskriptif kualitatif, (2) teknik analisis deskriptif kuantitatif dan (3) teknik analisis statistik inferensial. Analisis deskriptif kuantitatif diguna-kan untuk mengolah data yang diperoleh melalui angket dalam bentuk skor. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan dengan mengelompokkan informasi dari data kualitatif yang berupa masukan, tang-gapan, kritik dan saran perbaikan yang terdapat pada angket. Hasil analisis ini ke-mudian digunakan untuk merevisi produk yang dikembangkan. Analisis statistik inferensial digunakan untuk mengetahui tingkat keefektivan pro-duk terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas VIII I SMP Negeri 3 Sawan, sebe-lum dan sesudah menggunakan produk pengembangan multimedia pembelajaran interaktif. Data uji coba kelompok sasaran dikumpulkan dengan menggunakan pre-test dan post-test terhadap materi pokok yang diuji cobakan. Hasil pre-test dan post-test kemudian dianalisis menggunakan uji t untuk mengetahui perbedan antara hasil pre-test dan post-test. Pengujian hipotesis diguna-kan uji t berkorelasi dengan penghitungan manual. Sebelum melakukan uji hipotesis (uji t berkorelasi) dilakukan uji prasyarat (normalitas dan homogenitas). HASIL DAN PEMBAHASAN Desain pengembangan multimedia pembelajaran interaktif telah dilakukan dengan metode pencatatan dokumen. Pencatatan dokumen dilakukan dengan mencatat tahaptahap yang telah dilaku-kan sesuai dengan model 4D.. Tahap I: Pendefinisian (Difine) Tahapan ini merupakan tahapan yang menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok yaitu (1)Analisis Awal Akhir Berdasarkan hasil wawancara dengan pengajar mata pelajaran IPA di SMP Negeri 3 Sawan, dapat ditentukan poin-poin sebagai berikut. (2) Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pelajaran IPA 75 untuk kelas VIII I. (3) Diharapkan dengan penggunaan multimedia pembelajaran pada mata pelajaran IPA, yaitu materi pelajaran dengan tema “Gaya” bisa meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas VIII I A6 di SMP Negeri 3 Sawan. (4) Analisis Siswa Observasi dan wawancara dengan beberapa siswa kelas VIII I A6 tahun ajaran 2014/2015 di SMP Negeri 3 Sawan untuk mengetahui karakteristik siswa kelas VIII I, selain itu juga melalui diskusi dengan guru mata pelajaran. Karakteristik ini meliputi latar belakang
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015) pengetahuan, kemampuan akademik, dan perkembangan kognitif siswa. Analisis konsep Mendukung analisis konsep ini, analisis-analisis yang perlu dilakukan adalah (1) analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang bertujuan untuk menentukan jumlah dan jenis bahan ajar, (2) analisis sumber belajar, yakni mengumpulkan dan mengidentifikasi sumbersumber mana yang mendukung penyusunan bahan ajar. Dalam hal ini akan digunakan buku paket pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Tahap II: Perancangan (Design) Tahap perancangan bertujuan untuk merancang perangkat pembelajaran. Empat langkah yang harus dilakukan pada tahap ini, yaitu sebagai berikut.Penyusunan Standar Tes Dalam penelitian ini, peneliti menyusun tes awal dan menyusun tes akhir (termasuk instrumen) yang akan diberikan siswa, bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi. Pemilihan Media Pemilihan media dilakukan untuk menentukan media yang tepat dalam penyajian materi pembelajaran. Proses pemilihan media disesuaikan dengan analisis tugas, analisis materi, karakteristik siswa dan fasilitas yang tersedia di sekolah Pemilihan Format Pada langkah ini peneliti merumuskan format yang akan digunakan dalam mengembangkan perangkat pembelajaran peneliti mengkaji dan memilih format yang disesuaikan dengan kurikulum KTSP. Membuat Rancangan Awal Hasil tahap ini berupa rancangan awal perangkat pembelajaran yang merupakan draft I instrument penelitian. Pada tahap ini sudah mulai merancang multimedia pembelajaran berdasarkan datadata yang telah dikumpulkan, mulai dari materi pelajaran, dan aspek-aspek lain yang diperlukan dalam pembuatan media. Berikut merupakan storyboard dari multimedia pembelajaran yang akan dirancang. Tahap III: Pengembangan (Develop) Tujuan dari tahap pengembangan adalah untuk menghasilkan draft II perangkat pembelajaran yang telah direvisi berdasarkan masukan review para ahli dan data yang diperoleh dari uji coba. Kegiatan pada tahap ini adalah penilaian para ahli dan uji coba lapangan. Tahap pengembangan adalah tahap untuk menghasilkan produk pengembangan yang dilakukan melalui dua langkah, sebagai berikut. Penilaian Ahli Adapun hal-hal yang divalidasi oleh validator mencakup:Validasi isi perangkat pembelajaran Apakah isi perangkat pembelajaran sesuai dengan materi pelajaran dan tujuan yang akan diukur, dibuat jelas dan menarik untuk pemakaiannya. Apakah ilustrasi perangkat pembelajaran (gambar, tabel, dll)
dapat memperjelas konsep dan mudah dipahami. Validasi dari segi bahasa Apakah kallimat– kalimat pada perangkat pembelajaran telah memenuhi kaidah Bahasa Indonesia yang baku dan tidak menimbulkan penafsiran ganda. Saran–saran dari para ahli (validator) tersebut akan dijadikan bahan untuk merevisi draft I sehingga menghasilkan perangkat pembelajaran draft II. Uji Coba Pengembangan Perangkat pembelajaran yang telah dihasilkan (draft II) selanjutnya diuji coba di kelas yang menjadi subjek penelitian. Hasil uji coba ini akan digunakan untuk merevisi dan menyempurnakan kembali perangkat pembelajaran pada draft II untuk menghasilkan perangkat pembelajaran draft III (hasil pengembangan perangkat pembelajaran). Tahap IV: (Penyebaran) Proses diseminasi merupakan suatu tahap akhir pengembangan. Tahap diseminasi dilakukan untuk mempromosikan produk pengembangan agar bisa diterima pengguna, baik individu, suatu kelompok, atau sistem. Produsen dan distributor harus selektif dan bekerja sama untuk mengemas materi dalam bentuk yang tepat. Diseminasi bisa dilakukan di kelas lain dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan perangkat dalam proses pembelajaran. Penyebaran dapat juga dilakukan melalui sebuah proses penularan kepada para praktisi pembelajaran terkait dalam suatu forum tertentu. Bentuk diseminasi ini dengan tujuan untuk mendapatkan masukan, koreksi, saran, penilaian, untuk menyempurnakan produk akhir pengembangan agar siap diadopsi oleh para pengguna produk Produk ini telah melewati tahap uji ahli yaitu (1) uji ahli isi mata pelajaran yang memperoleh skor 90.7% yang berada pada kualifikasi sangat baik, (2)uji ahli desain pembelajaran yang memperoleh skor 84% yang berada pada kualifikasi sangat baik, dan uji ahli media pembelajaran yang memperoleh skor 92.30% yang berada pada kualifikasi sangat baik pula. Setelah produk tersebut direvisi sesuai saran dan masukan dari para ahli, maka produk tersebut dapat diuji cobakan ke siswa. Uji coba yang dilakukan yaitu (1) uji coba perorangan, (2) uji coba kelompok kecil, (3) uji coba lapangan. Uji coba yang dilakukan pertama yaitu uji coba perorangan dengan jumlah responden sebanyak 3 orang dengan 1 siswa berprestasi belajar tinggi, 1 siswa berprestasi belajar sedang, dan 1 siswa berprestasi belajar rendah. Dari analisis data dan analisis komentar yang diberikan responden saat uji coba perorangan,
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015) dipe-roleh persentase jawaban siswa untuk tiap komponen penilaian adalah 91.3 % dan berada pada kualifikasi sangat baik. Pada uji coba kelompok kecil, subjek coba dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII I A4 SMP Negeri 3 Sawan se-banyak 12 (dua belas) siswa. Siswa tersebut terdiri dari empat orang siswa dengan prestasi belajar tinggi, empat orang siswa dengan prestasi belajar sedang dan empat orang siswa dengan prestasi belajar rendah. Dari data yang diperoleh, persentase tingkat pencapaian multimedia pembelajaran mandiri pada saat uji coba kelompok kecil memperoleh nilai sebesar 90,8% dan berada pada kualifikasi sangat baik. Multimedia pembelajaran interaktif ini ditayangkan kepada 30 orang siswa kelas VIII I A4 dan langsung memberikan penilaian melalui angket yang sudah disediakan. Dari data yang diperoleh, persentase tingkat pencapaian multimedia pembela-jaran mandiri pada saat uji coba lapangan memperoleh nilai sebesar 94% dan ber-ada pada kualifikasi baik. Efektivitas pengembangan multimedia pembelajaran interaktif IPA telah dilaku-kan dengan metode tes. Dalam penelitian ini di ukur dengan memberikan lembar soal pilihan ganda terhadap 30 orang pe-serta didik kelas VIII I A4 SMP Negeri 3 Sawan melalui pretest dan posttest. Nilai rata-rata pretest sebesar 55,67 dan nilai rata-rata posttest sebesar 85,83. Berda-sarkan nilai pretest dan posttest 30 siswa tersebut, maka dilakukan uji-t untuk sam-pel berkolerasi secara manual. Sebelum pengujian hipotesis penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas sebaran data dan homogenitas varians. Setelah dilakukan penghitungan secara manual diperoleh hasil t hitung sebesar 11,02. Kemudian harga t hitung dibandingkan dengan harga t pada tabel dengan db = n1 + n2 – 2 = 30 + 30 – 2 = 58. Harga t tabel untuk db 58 dan dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) adalah 2,000. Dengan demikian, harga t hitung lebih besar daripada harga t tabel sehing-ga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan multimedia pem-belajaran interaktif. Pembahasan dalam penelitian pe-ngembangan ini jelas membahas hasil-hasil pengembangan untuk menjawab per-tanyaan dalam pengembangan multimedia pembelajaran interaktif IPA untuk siswa kelas VIII semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di SMP Negeri 3 Sawan. Secara umum ada 3 pertanyaan ilmiah yang harus dijawab dalam penelitian pengembangan multimedia
pembelajaran interaktif IPA, yaitu. (1) Bagaimanakah rancang pengembangan multimedia pembelajaran interaktif dengan model 4D untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas VIII I tahun pelajaran 2014/2015 di SMP Negeri 3 Sawan? (2) Bagaimanakah validitas hasil multimedia pembelajaran interaktif dengan model 4D untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas VIII I tahun pelajaran 2014/2015 di SMP Negeri 3 Sawan, menurut review ahli mata pelajaran, uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan? (3) Bagaimanakah efektivitas multimedia pembelajaran interaktif dengan model 4D terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas VIII I tahun pelajaran 2014/2015 di SMP Negeri 3 Sawan? Pembahasan pertama, Desain pe-ngembangan multimedia pembelajaran in-teraktif IPA telah dilakukan dengan meto-de pencatatan dokumen. Berdasarkan pencatatan dokumen yang telah dilaku-kan, menghasilkan laporan pengembang-an produk. Laporan pengembangan pro-duk didesain sesuai tahapan-tahapan model 4D. Desain pengembangan multimedia pembelajaran interaktif ini menghasilkan storyboard. Desain storyboard mencakup tentang penempatan (tata letak), pewarnaan dan ukuran teks. Berdasarkan paparan desain storyboard yang berkaitan dengan penem-patan (tata letak), pewarnaan dan ukuran teks sudah didesain sesuai dengan karak-teristik multimedia yang baik, maka desain tersebut jelas digunakan untuk mengem-bangkan sebuah produk multimedia pem-belajaran interaktif IPA untuk kelas VIII I semester genap di SMP Negeri 3 Sawan. Pembahasan kedua, Validitas hasil pengembangan multimedia pembelajaran interaktif IPA telah dilakukan dengan metode kuesioner. Berdasarkan uji validasi yang telah dilakukan, menghasil-kan instrumen berupa angket hasil evalua-si ahli isi, hasil evaluasi ahli desain pem-belajaran, hasil evaluasi ahli media pem-belajaran, uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan. Berdasarkan evaluasi (expert judge-ment) ahli isi melalui instrumen berupa angket, hasil yang diperoleh yaitu 98% dan berada pada kualifikasi sangat baik. Media ini dinilai berdasarkan kriteria yang terdapat pada uji ahli isi dan didukung oleh teori Hannafin & Peck (dalam Sudatha dan Tegeh, 2009) tentang unsur-unsur dan indikator multimedia yang baik sebagai berikut. Pertama, Ketepatan materi dengan indikator. Materi yang disajikan di dalam multimedia
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015) pembelajaran interaktif harus sesuai dengan indikator pembelajaran yang terdapat dalam RPP yang digunakan pada multimedia pembelajaran interaktif. Kriteria ini memperoleh skor 5 (sangat baik) karena materi pada media sudah mencakup keseluruhan indikator pembela-jaran. Berdasarkan hasil tersebut, kete-patan materi dengan indikator sudah sangat baik. Kedua, Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran. Selain harus sesuai dengan indikator pembelajaran, materi dalam multimedia interaktif juga harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yang terkandung dalam RPP. Kriteria ini mendapat skor 5 (sangat baik) karena materi yang disampaikan pada multimedia pembelajaran interaktif sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran. Ber-dasarkan hasil tersebut, materi tersebut sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dicapai. Ketiga, Kejelasan penyajian materi. Kejelasan penyajian materi disesuaikan dengan kebenaran materi berdasarkan RPP dan sumber materi yang digunakan, sehingga materi mudah dimengerti. Kri-teria ini mendapatkan skor 5 (sangat baik) karena penyajian materi di dalam multimedia pembelajaran interaktif sudah jelas dan baik sehingga peserta didik dapat memahami materi yang disampai-kan. Berdasarkan hasil tersebut, penyajian materi dalam multimedia pembelajaran in-teraktif ini sudah sesuai dengan aspek-aspek yang ada pada RPP yang digu-nakan dan mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diberi-kan. Hal ini juga didukung berdasarkan komentar yang berikan oleh ahli isi yang menyatakan bahwa hasil uji terhadap pro-duk multimedia pembelajaran interaktif yang dirancang, sudah sangat baik dan dinilai dapat menunjang pembelajaran bagi guru-guru menyesuaikan dengan adaptasi kurikulum 2013 terlebih lagi penguasaan di bidang IT nya. Dari hasil penilaian dan komentar tersebut, dapat disimpulkan bahwa multimedia pembela-jaran interaktif ini valid menurut ahli isi. Media ini dinilai berdasarkan kriteria yang terdapat pada uji ahli desain pem-belajaran dan didukung oleh teori Hanna-fin & Peck (dalam Sudatha dan Tegeh, 2009) tentang unsur-unsur dan indikator multimedia yang baik : (1) kejelasan judul program, (2) kejelasan petunjuk penggu-naan, dan (3) kesesuaian indikator dengan kompetensi dasar. Diantaranya dapat di-jelaskan sebagai berikut. Pertama, Kejelasan judul program. Judul program merupakan gambaran awal materi yang akan dibahas. Judul harus memberikan
gambaran tentang sekilas materi yang akan dibahas dalam multi-media pembelajaran interaktif. Oleh kare-na itu, judul harus dibuat secara jelas dan tepat. Kriteria ini mendapatkan skor 5 (sangat baik). Skor 5 diperoleh apabila judul yang dibuat jelas. Berdasarkan hasil tersebut maka kejelasan judul program sudah sangat baik. Kedua, Kejelasan petunjuk penggu-naan. Petunjuk penggunaan pada multi-media interaktif bertujuan untuk membantu pengguna dalam memahami cara penggu-naan media. Oleh karena itu, petunjuk penggunaan media haruslah jelas agar mudah dipahami oleh pengguna. Kriteria ini mendapatkan skor 5 (sangat baik) kare-na petunjuk media telah disajikan secara jelas dan disertai dengan petunjuk peng-gunaan media dalam bentuk buku saku yang praktis. Berdasarkan hasil uji terse-but, maka petunjuk penggunaan multimedia interaktif sudah disajikan dengan jelas, sehingga mudah dipahami penggu-na media. Ketiga, Kesesuaian indikator dengan kompetensi dasar. Indikator dikembang-kan berdasarkan kompetensi dasar. Indi-kator harus mencakup topik pelajaran yang relevan dengan kompetensi dasar. Kriteria ini memperoleh skor 4 (baik) kare-na indikator yang dikembangkan sudah sesuai dengan kompetensi dasar. Berdasarkan hasil tersebut, maka kesesuaian indikator dengan kompetensi dasar sudah baik Penilaian dari ahli media pembela-jaran untuk multimedia pembelajaran interaktif memperoleh nilai sebesar 92.30% dengan kualifikasi sangat baik. Media ini dinilai berdasarkan kriteria yang terdapat pada uji ahli media pembelajaran dan didukung oleh teori Hannafin & Peck (dalam Sudatha dan Tegeh, 2009) tentang unsur-unsur dan indikator multimedia yang baik sebagai berikut. Pertama, Kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran. Dalam mendesain multimedia interaktif harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tujuan pembelajaran ini juga terdapat di dalam RPP yang digunakan pada multi-media pembelajaran interaktif. Kriteria ini mendapat skor 5 (sangat baik). Skor 5 diperoleh karena di dalam media tersebut sudah sesuai dengan tujuan pembelajar-an. Berdasarkan hasil tersebut, kesesuai-an media dengan tujuan pembelajaran sudah sangat baik. Kedua, Kualitas suara/sound. Angela dan Cheung (Sudhata dan Tegeh, 2009) mengatakan bahwa audio adalah salah satu media yang dapat digunakan untuk meningkatkan belajar. Oleh karena itu audio yang disampaikan pada multimedia interaktif haruslah memiliki kualitas yang sangat baik,
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015) sehingga dapat terdengar jelas dan menarik perhatian peserta didik, serta dapat mendukung tampilan pada layar. Pada hasil uji media, poin ini mendapatkan skor 5 (sangat baik). Skor 5 diperoleh apabila kualitas audio pada multimedia interaktif baik dan jelas terde-ngar oleh peserta didik. Berdasarkan hasil tersebut, maka suara tersebut sudah sangat baik. Ketiga, Kesatuan Media. Kesatuan media mencakup semua komponen yang terkait seperti teks, gambar, audio, video, animasi dan link interaktif. Pada multi-media pembelajaran interaktif, sudah men-cakup keenam komponen tersebut. Krite-ria ini mendapatkan skor 5 (sangat baik). Skor 5 diperoleh apabila desain dalam pengembangan multimedia benar-benar memperhatikan komponen multimedia baik dari segi audio, visual, tampilan teks, dan yang lainnya. Berdasarkan hasil ter-sebut, maka kesatuan media sudah sa-ngat baik. Secara keseluruhan multimedia pembelajaran interaktif ini valid menurut ahli media pembelajaran. Uji coba yang dilakukan pertama yaitu uji coba perorangan dengan jumlah res-ponden sebanyak 3 orang dengan 1 siswa berprestasi belajar tinggi, 1 siswa berpres-tasi belajar sedang, dan 1 siswa berpres-tasi belajar rendah. Dari analisis data yang diberikan responden saat uji coba pero-rangan, ketiga siswa tersebut memberikan skor yang sama yaitu skor 5 (sangat baik) terhadap kejelasan paparan materi dan skor 4 (baik) terhadap kejelasan suara. Pertama, Kejelasan paparan materi. Penyajian materi pada media pembela-jaran haruslah jelas. Kejelasan paparan materi tersebut disesuaikan dengan kebe-naran materi berdasarkan RPP dan sum-ber materi yang digunakan, sehingga ma-teri mudah dimengerti oleh peserta didik. Kriteria ini kebanyakan mendapatkan skor 5 (sangat baik). Skor 5 diperoleh apabila paparan materi di dalam multimedia pem-belajaran interaktif sudah jelas dan baik sehingga audien dapat mudah mengerti dan memahami materi yang disampaikan. Berdasarkan hasil tersebut, penyajian materi dalam multimedia interaktif ini sudah jelas sesuai dengan aspek-aspek RPP yang digunakan dan membantu pemahaman dan pengertian siswa akan materi yang disajikan. Kedua, Kejelasan suara. Angela dan Cheung (Sudhata dan Tegeh, 2009:89) mengatakan bahwa audio merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk meningkatkan belajar. Oleh karena itu audio yang disampaikan pada multi-media interaktif haruslah jelas sehingga dapat menarik perhatian peserta didik, serta dapat mendukung tampilan pada layar. Kriteria
ini kebanykan mendapatkan skor 4 (baik) suara pada multimedia in-teraktif ini baik dan jelas terdengar oleh peserta didik. Berdasarkan hasil tersebut, maka suara tersebut sudah baik. Dari segi analisis komentar, siswa memberikan komentar bahwa multimedia pembelajaran interaktif ini memudahkan dalam proses pembelajaran. Secara kese-luruhan, diperoleh persentase jawaban siswa untuk tiap komponen penilaian adalah 91.3 % dan berada pada kualifi-kasi sangat baik. Sehingga multimedia pembelajaran interaktif ini valid menurut uji coba perorangan. Uji coba yang kedua adalah uji coba kelompok kecil. Uji coba kelompok kecil dilakukan kepada 12 orang siswa SMP Negeri 3 Sawan dengan 4 siswa ber-prestasi belajar tinggi, 4 siswa berprestasi belajar sedang, dan 4 siswa berprestasi belajar rendah. Dari analisis data yang diperoleh, siswa cenderung memberikan skor 3 (cukup) pada kriteria kejelasan suara. Dari segi analisis komentar pun, sebagian besar siswa menyatakan bahwa suaranya kecil dan kurang jelas. Hal ini disebabakan karena keterbatasan volume laptop saat siswa menggunakan multi-media pembelajaran interaktif. Namun un-tuk kriteria yang lainnya, sebagian besar siswa memberikan skor 4 (baik) dan 5 (sangat baik). Maka secara keseluruhan, persentase tingkat pencapaian multimedia pembelajaran interaktif pada saat uji coba kelompok kecil memperoleh nilai sebesar 94.6% dan berada pada kualifikasi sangat baik sehingga multimedia pembelajaran interaktif ini valid menurut uji coba kelom-pok kecil. Uji coba yang terakhir yaitu uji coba lapangan diberikan kepada 30 orang sis-wa kelas VIII A4 SMP Negeri 3 Sawan. Dari data yang diperoleh, persentase ting-kat pencapaian multimedia pembelajaran interaktif pada saat uji coba lapangan memperoleh nilai sebesar 94% dan ber-ada pada kualifikasi baik. Penilaian yang diberikan oleh siswa sangat bervariasi. Ada yang memberikan skor 5 (sangat baik) terhadap kesesuaian video dengan materi. Ada pula yang memberikan skor 4 (baik) terhadap kejelasan paparan materi. Pertama, Kesesuaian video dengan materi. Menurut Angela & Cheung (dalam Sudatha dan Tegeh, 2009), penggunaan video dapat membantu peserta didik da-lam belajar. Dengan menggunakan video pada multimedia, maka akan memberikan contoh yang nyata bagi peserta didik. Oleh karena itu video yang digunakan haruslah sesuai dengan materi yang disampaikan. Kriteria ini kebanyakan mendapatkan skor 5 (sangat baik). karena video yang diguna-kan sesuai dengan materi pembelajaran. Berdasarkan hasil tersebut,
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015) maka kese-suaian video dengan materi sudah sangat baik. Kedua, Kejelasan paparan materi. Pe-nyajian materi pada media pembelajaran haruslah jelas. Kejelasan paparan materi tersebut disesuaikan dengan kebenaran materi berdasarkan RPP dan sumber ma-teri yang digunakan, sehingga materi mu-dah dimengerti oleh peserta didik. Kriteria ini kebanyakan mendapatkan skor 4 (baik) karena paparan materi di dalam multimedia pembelajaran interaktif sudah jelas sehingga peserta didik dapat mudah me-ngerti dan memahami materi yang disam-paikan. Berdasarkan hasil tersebut, pe-nyajian materi dalam multimedia interaktif ini sudah jelas sesuai dengan aspek-aspek RPP yang digunakan dan mem-bantu pemahaman dan pengertian siswa akan materi yang disajikan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa multimedia pembelajaran interaktif ini valid me-nurut uji coba lapangan. Jadi, berdasarkan penilaian yang telah dilakukan maka jelas dihasilkan sebuah multimedia pembelajaran interaktif yang telah teruji validitasnya berdasarkan ahli isi, ahli desain pembelajaran, ahli media pembelajaran, uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan. Secara umum, multimedia pem-belajaran interaktif ini tidak perlu direvisi sehingga dilanjutkan untuk mengetahui efektivitas produk terhadap hasil belajar siswa. Pembahasan ketiga, Efektivitas pengembangan multimedia pembelajaran interaktif IPA telah dilakukan dengan me-tode tes. Dalam penelitian ini di ukur de-ngan memberikan lembar soal pilihan gan-da terhadap 30 orang peserta didik kelas VIII A4 SMP Negeri 3 Sawan melalui pre-test dan posttest. Berdasarkan nilai pretest dan posttest 30 orang siswa tersebut, maka dilakukan uji-t untuk sampel ber-korelasi. Rata-rata nilai pretest adalah 55,67 dan ratarata nilai posttest adalah 85,83. Peningkatan rata-rata nilai siswa ini juga dapat dilihat berdasarkan jawaban-jawa-ban siswa saat pemberian tes. Sebagian besar jawaban siswa yang salah saat pretest, benar saat posttest. Hal ini dise-babkan karena, multimedia pembelajaran interaktif ini digunakan saat proses pem-belajaran, sehingga siswa lebih antusias untuk belajar. Selain di sekolah, siswa juga dapat menggunakan dan mempelajari media ini di rumah. Siswa pun dapat lebih memahami materi yang diajarkan, sehin-gga akan berpengaruh pada peningkatan hasil belajarnya. Setelah dilakukan penghitungan seca-ra manual diperoleh hasil t hitung sebesar 11,02.
Kemudian harga t hitung disban-dingkan dengan harga t pada tabel de-ngan db 58 dan dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) adalah 2,000. Dengan demi-kian, harga t hitung lebih besar daripada harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan multimedia pembelajaran interaktif. Dilihat dari konversi hasil belajar di kelas VIII I A4 SMP Negeri 3 Sawan, nilai rata-rata posttest peserta didik 85,83 berada pada kualifikasi sangat baik, dan berada di atas nilai KKM mata pelajaran IPA sebesar 75. Melihat nilai rerata sesudah menggunakan media yang lebih besar dari nilai rerata sebelum menggu-nakan media, jelas dikatakan bahwa multi-media pembelajaran interaktif pada mata pelajaran IPA meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Rizal Aziz Muslim yang berjudul Pengaruh Penggu-naan Multimedia Interaktif Berbasis Web Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Studi Kuasi Ekperimen Terhadap Siswa Kelas X Sma Negeri 10 Bandung), juga menunjukkan bahwa penggunaan multimedia interaktif mem-punyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar TIK siswa. Terlihat dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa rata-rata skor pretest kelas eksperimen 18,05 se-dangkan rata-rata skor pretest kelas kon-trol 17,49, rata-rata skor posttest kelas eksperimen sebesar 27,85 sedangkan rata-rata skor post-test kelas kontrol sebe-sar 23,10, rata-rata gain kelas eksperimen sebesar 9,79 sedangkan gain kelas kon-trol sebesar 5,62. Dari hasil tersebut mem-buktikan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan multimedia interaktif ber-basis web dibandingkan dengan siswa yang menggunakan powerpoint tipe stand alone pada mata pelajaran TIK. SIMPULAN DAN SARAN Rancang bangun pengembangan multimedia pembelajaran interaktif ini menghasilkan storyboard. Desain storyboard mencakup tentang layout/ tata letak, pewarnaan dan ukuran teks yang sudah sesuai dengan teori desain yang mendukung. Sehingga desain ini jelas digunakan untuk mengembangkan sebuah produk multimedia pembelajaran interaktif IPA untuk kelas VIII I semester genap di SMP Negeri 3 Sawan Validitas hasil pengembangan multimedia pembelajaran interaktif IPA yaitu (1) menurut ahli isi berada pada kualifikasi sangat baik yaitu
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015) 98%, (2) menurut ahli desain pembelajaran berada pada kualifikasi sangat baik yaitu 92%, (3) menurut ahli media pembelajaran berada pada kualifikasi sangat baik yaitu 91,6%, (4) berdasarkan uji coba perorangan berada pada kualifikasi sangat baik yaitu 90,6%, (5) berdasarkan uji coba kelompok kecil berada pada kualifikasi sangat baik yaitu 90,8%, dan (6) berdasarkan uji coba lapangan berada pada kualifikasi baik yaitu 89%,. Dengan demikian multimedia pembelajaran interaktif ini valid. Multimedia pembelajaran interaktif IPA telah diuji keefektivannya. Rata-rata nilai pretest adalah 55,67 dan rata-rata nilai posttest adalah 85,83. Setelah dilakukan penghitungan secara manual diperoleh hasil t hitung sebesar 11,02. Kemudian harga t hitung dibandingkan dengan harga t pada tabel dengan db = n1 + n2 – 2 = 30 + 30 – 2 = 58. Harga t tabel untuk db 58 dan dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) adalah 2,000. Dengan demikian, harga t hitung lebih besar daripada harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan multimedia pembelajaran interaktif. Dengan demikian multimedia pembelajaran interaktif ini dikatakan efektif ditinjau dari uji efektivitas yang telah dilakukan. UCAPAN TERIMA KASIH Dalam proses pembuatan skripsi ini, sangat banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada ke-sempatan ini diucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dan setulus-tulusnya kepada yang terhormat : (1) Drs. Ketut Pudjawan, M.Pd., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan. (2) Drs. I Dewa Kade Tastra, M.Pd., sebagai Ketua Jurusan Teknologi Pendidikan yang telah memberikan motivasi petunjuk dalam pembuatan skripsi ini. (3) Drs. I Wayan Romi Sudhita, M.Pd., sebagai Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, petunjuk, dan saran dalam penyelesaian skripsi ini. (4) Luh Putu Putrini Mahadewi, S.Pd., M.S., sebagai Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan sarannya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. (5) Para dosen di Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha yang telah banyak memberikan motivasi dan saran yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini. (6) Dr. I Made Tegeh, M.Pd., sebagai ahli desain yang telah membantu validasi Media Pembelajaran. (7) I Kadek Suartama, S.Pd., M.Pd., sebagai
ahli media yang telah membantu validasi Media Pembelajaran. (8)I Nyoman Gelgel Subakat, S.Pd sebagai Kepala SMP Negeri 3 Sawan yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian mengenai uji coba media pembelajaran. (9) Ketut Sumayasa, sebagai guru mata pelajaran IPA yang telah membantu saya dalam melakukan penelitian dan membantu pelaksanaan uji coba media pembelajaran. (10) Semua siswa kelas VIII A6 yang telah menjadi subyek dalam penelitian ini. (11) Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah banyak memberikan dukungan dan bantuannya dalam pelaksanaan penelitian ini. (12)Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA Agung, A.A.G. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi Jakarta. Bambang dkk. 2008. “Pengembangan Pembelajaran dengan Menggunakan Multimedia Interaktif untuk Pembelajaran yang Berkualitas”. Tersedia pada http://luarsekolah.blogspot.com (diakses tanggal 7 November 2014). Daryanto dan Muljo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media. Daryanto. 2013. Media Pembelajaran (Perananya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran). Yogyakarta: Gava Media. Endang, Ade. 2013. Definisi IPA. Tersedia pada http://de151515.blogspot.com/2013/ 03/definisi-ipa.html. (diakses tanggal 9 November 2014). Kariadinata. 2009. “Pengembangan Pembelajaran dengan Multimedia Interaktif ”. Tersedia pada http://dadirahayu.googlepages.com/Pe ngembangan Pembelajaran dengan Menggu.pdf (diakses tanggal 9 November 2014). Koyan, I Wayan. 2012. Statistik Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015) Mulyatiningsih, endang. 2012. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Mulyatiningsih, Endang. -------. PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN. Tersedia pada http://staff.uny.ac.id/sites/default/files /pengabdian/dra-endangmulyatiningsihmpd/7cpengembangan-modelpembelajaranpdf. (diakses tanggal 7 November 2014). Puslitjaknov. 2008. “Metode Penelitian Pengembangan”. Tersedia pada http://www.infokursus.net/download/06 04091354Metode_Penel_Pengemb_P embelajaran.pdf (diakses tanggal 10 November 2014). Prima, Andre. Definisi IPA atau Pengertian IPA Menurut Para Ahli. Tersedia pada http://www.marioatha.blogspot.com/20 14/04/definisi-IPA-atau-pengertianIPA-menurut-para-ahli.html (diakses tanggal 10 November 2014). Pustekom. 2009. “Multimedia Interaktif Mudah dan Menyenangkan”. Tersedia pada www.edukasi.net (diakses tanggal 25 November 2014) Rizki, Meuthia. 2015. Aku Edisi Baru. Jakarta Selatan: Artha Kreaksi Aksara Setyosari, Punaji. 2012. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana. Santyasa, I W. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha ---------. 2009. Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan Modul (Tidak diterbitkan). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganeshas Suhartono, Suparlan. 2009. Filsafat Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Suyanto, M. 2003. Multimedia: Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: ANDI. Tegeh, I M dan I M Kirna. 2010. Metode Penelitian Pengembangan Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Trianto. 2008. Mendesain Pembelajatran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) Di Kelas. Jakarta: Cerdas Pustaka Pubisher ---------. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Predana Media Group
Undiksha. 2011. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Wikipedia. 2014. “Multimedia”. Tersedia pada http://id.wikipedia.org/wiki/ Multimedia (diakses tanggal 03 Deseber 2014).