e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)
PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN DENGAN MODEL HANNAFIN DAN PECK PADA MATA PELAJARAN AGAMA HINDU UNTUK SISWA KELAS IV SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016 DI SD NEGERI 3 TAMAN KECAMATAN ABIANSEMAL KABUPATEN BADUNG
I Kadek Oka Mahendra Jaya PG1, I Made Tegeh2, I Kadek Suartama3 1,2,3 Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected]@yahoo.com2,
[email protected],
ABSTRAK Permasalahan pembelajaran di SD Negeri 3 Taman adalah rendahnya hasil belajar Agama Hindu pada siswa kelas IV, maka dari itu di ciptakan Video Pembelajaran tentang implementasi puja trisandhya pada siswa SD kelas IV.Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan desain pengembangan media video pembelajaran (2) menguji validitas hasil pengembangan media video pembelajaran Agama Hindu dan (3) mengetahui efektivitas penggunaan pengembangan media video pembelajaran terhadap hasil belajar Agama Hindu. Penelitian ini adalah jenis penelitian pengembangan, penelitian pengembangan ini menggunakan model Hannafin dan Peck sebagai tahapan pengembangan. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data validasi ahli isi mata pelajaran, ahli media dan ahli desain pembelajaran serta data dari siswa. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner untuk ahli isi mata pelajaran, ahli media pembelajaran, ahli desain pembelajaran, uji coba perseorangan, dan uji coba kelompok kecil. Analisis data menggunakan tiga teknik yaitu teknik analisis deskriptif kualitatif, teknik analisis deskriptif naratif, dan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah (1) Desain pengembangan video pembelajaran Agama Hindu teah melewati tiga tahapan, Melakukan wawancara kepada guru Agama Hindu, Membuat Story Board dan Naskah dan Implementasi Video Pembelajaran Agama Hindu disekolah. (2) Validitas Video pembelajaran sangat baik dan hasil evaluasi ahli isi sebesar 96% pada kualifikasi sangat baik. Ahli desain sebesar 92% pada kualifikasi sangat baik. Ahli media sebesar 96% pada kualifikasi baik. Hasil uji perorangan sebesar 96,6% pada kualifikasi sangat baik. Hasil uji kelompok kecil sebesar 96% pada kualifikasi baik. Hasil uji lapangan sebesar 91,5% pada kualifikasi baik. Evektivitas video pembelajaran dengan penghitungan hasil belajar secara manual diperoleh hasil t hitung sebesar 5,69. Harga t tabel taraf signifikansi 5% adalah 2,000. Jadi harga t hitung lebih besar daripada harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil belajar Agama Hindu siswa setelah menggunakan media (90,67) lebih tinggi dibandingkan sebelum menggunakan media (55,67). Kata kunci: media video pembelajaran, agana hindu, dan hasil belajar.
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)
ABSTRACT Learning problems at SD Negeri 3 Taman is the low learning outcomes Hinduism in grade IV, and therefore created Video Learning about the implementation of the puja trisandhya in fourth grade elementary students. The purposes of this research are (1) describing the design of the development learning video media (2) checking the result validity of media development of Hinduism religion subject learning video to IV grade students of elementary school (3) knowing the effectiveness of using the media development of learning video toward learning result in Hinduism religion subject of IV grade students of elementary school. This research is development research, this development research used Hannafindan Peck modelas the development stages. The data gathered in this research is the data of content validity of learning course, media expert and design expert of learning and the data from the students. The instruments used in collecting the data in the form of questionnaire for the experts of the learning course content, the experts of learning media, the experts of learning design, individual test and small group test. The data analysis used three technics such as descriptive qualitative analysis, descriptive narrative analysis technic, and descriptive quantitative analysis technic. The result of the evaluation from the experts shown that 96% in very good qualification.The experts of design shown that 92% in good qualification.The experts of media shown that 96% in good qualification. Individual test shown that 96,6% in very good qualification. Small group test shown that 96% in good qualification. Field test shown that 91,5% in good qualification. The calculation of the learning result manually got the result of t arithmetic was 5,69. The result of t table significant degree 5% was 2.000. Thus, the result of t arithmetic is bigger than t table hence H0 rejected and H1 accepted. The students’ learning result in Hinduism religion when using media (90,67) is higher than before using the media (55,67). Key words: learning video media, Hinduism religion and learning result
Pendidikan dasar dalam undangundang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar yang berbentuk Sekolah Dasar (SD) ini juga merupakan tahap kedua setelah pendidikan di taman kanak-kanak. Sekolah Dasar (SD) ini, tahap dimana peserta didik membentuk kognitifnya dengan lebih baik lagi. Pembelajaran yang di peroleh di Sekolah Dasar ini menjadi awal perkembangan peserta didik untuk melanjutkan ketingkat pendidikan menengah. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting yang harus dipenuhi oleh manusia dalam kehidupannya. Semakin tinggi jenjang pendidikan yang dilalui maka semakin tinggi juga tingkat intelektual yang dimiliki oleh sesorang. Tingkat intelektual yang tinggi harus
diimbangi pula dengan potensi spiritual yang memadai. Untuk meningkatkan potensi spiritual, maka seseorang harus lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa yaitu melalui sebuah ajaran agama. Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010, pendidikan agama adalah “pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya”. Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2007 menyebutkan bahwa pendidikan agama berfungsi membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Sedangkan tujuan dari pendidikan agama yaitu untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati, dan
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)
mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Berdasarkan keadaan dilapangan, pembelajaran dalam mata pelajaran Agama Hindu merupakan hal yang abstrak untuk peserta didik karena dalam mata pelajaran Agama terdapat banyak pemahaman serta mantra-mantra yang membuat peserta didik harus benar-benar memahami dan menuntut peserta didik untuk lebih banyak menghafal. Padahal pelajaran Agama Hindu merupakan pelajaran dasar yang harus benar-benar di pahami karena pelajaran ini merupakan pendidikan karakter bagi siswa. Berdasarkan keadaan dilapangan ini pula, pembelajaran mata pelajaran agama hindu ini guru atau pendidik dalam proses pembelajarannya biasanya menggunakan metode yang diajarkan oleh pendidik dalam mata pelajaran agama hindu yaitu metode ceramah. Misalnya pada materi Puja trisandya dan kramaning sembah, guru hanya menjelaskan saja tanpa menggunakan media yang kongkrit agar memudahkan peserta didik untuk lebih cepat memahami materi tersebut. Hal tersebut berarti penggunaan media pembelajaran pada proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Agama Hindu akan membantu keefektifan proses pembelajaran itu sendiri. Proses pembelajaran yang baik dan berkualitas tentunya harus memenuhi tujuan pembelajaran yang sudah dirancang sebelumnya. Tujuan pembelajaran harus tercapai setiap proses pembelajaran berlangsung, jika tujuan pembelajaran tidak tercapai, maka proses pembelajaran tersebut dapat dikatakan kurang berkualitas. Dengan demikian pemilihan sebuah model pembelajaran merupakan bagian penting dalam merencanakan atau mendesain pembelajaran, agar terjadi interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa maupun siswa dengan sumber belajar lainnya. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru adalah model Hannafin dan Peck. Model ini merupakan desain pembelajaran penyajiannya dilakukan secara sederhana, dengan tiga tahap yaitu mulai
dari analisis kebutuhan, desain/perancangan, pengembangan dan implementasi sehingga tidak memakan waktu lama. Saat ini, tingkat pencapaian tujuan pembelajaran di tingkat sekolah dasar disinyalir masih relatif rendah belum mencapai KKM. Dari permasalahan ini antara lain adanya keluhan beberapa pendidik (guru) terhadap rendahnya daya serap pembelajaran dalam mengikuti pembelajaran dimana nilai akhir siswa terhadap beberapa mata pelajaran khususnya pelajaran Agama Hindu belum memuaskan secara merata. Dari hasil wawancara pada tanggal 17 Oktober 2015 dengan I Gusti Ngurah Sudiarta, S.Ag., selaku guru Agama Hindu kelas IV di SD Negeri 3 Taman mengenai hasil belajar Agama Hindu materi Puja Trisandya. Dalam proses pembelajaran materi pembelajaran disampaiakan dengan cara menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan tugas-tugas. Beberapa permasalahan yang di paparkan oleh guru bersangkutan, menyebabkan rendahnya kualitas proses pembelajaran mata pelajaran Agama Hindu khususnya kelas IV antara lain, (1) Kurang tersedianya sumber bacaan yang relevan dengan materi pelajaran Agama Hindu, (2) Tingkat konsentrasi dan antusias siswa dalam mengikuti pelajaran khusuhnya Agama Hindu, (3) terbatasnya media yang mampu memvisualisasikan materi pelajaran (berbasis teknologi informasi dan komunikasi). Dari hasil wawancara dan pengamatan proses pembelajaran di kelas yang menyatakan bahwa nilai rata-rata siswa kelas IV adalah 65, yang tentunya masih berada dibawah KKM yang ditentukan, yaitu 80. Bahkan 70% siswa kelas IV masih ada yang mendapatkan nilai dibawah 60. Rendahnya nilai siswa disebabkan proses pembelajaran yang dilaksanakan kurang berkualitas. Pemanfaatan media pembelajaran sangat dibutuhkan guna meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm (dalam Arsyad, 2005:3) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)
pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sementara itu, Briggs (dalam Arsyad, 2005:3) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton 1969 (dalam Arsyad, 2005:4) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsangfikiran, perasaan, dan kemauan pesertadidik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri pesertadidik. Oleh karena itu, dipandang perlu dirancang materi pembelajaran Agama Hindu, karena dalam penyampaian materinya tidak efektif hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Dengan demikian solusi yang perlu ditawarkan untuk memodifikasi pembelajaran yaitu dengan menggunakan media video pembelajaran model Hannafin dan Peck. SD Negeri 3 Taman sudah memiliki fasilitas LCD Projector yang menunjang proses belajar mengajar yang digunakan oleh pendidik untuk menyampaikan materi ajar. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam penelitian ini dicoba untuk melakukan penelitian pengembangan dengan judul “Pengembangan Video Pembelajaran Agama Hindu dengan Model Hannafin dan Peck untuk siswa kelas IV Semester Genap Tahun Pelajaran 2015/2016 di SD Negeri 3 Taman, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung”. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka adapun permasalahan yang muncul untuk dijadikan dasar pada penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut. (1) Bagaimanakah rancang bangun media video pembelajaran pada mata pelajaran Agama Hindu siswa kelas IV semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 SDN 3 TAMAN? (2) Bagaimanakah validitas hasil pengembangan media video
pembelajaran pada mata pelajaran Agama Hindu siswa kelas IV semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 SDN 3 TAMAN? (3) Bagaimanakah efektivitas pengembangan media video pembelajaran pada mata pelajaran Agama Hindu siswa kelas IV semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 SDN 3 TAMAN? (1) Tujuan yang diharapkan dari penelitian pengembangan ini adalah untuk Untuk mendeskripsikan rancang bangun media video pembelajaran pada mata pelajaran Agama Hindu siswa kelas IV semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 SDN 3Taman. (2) Untuk mendeskripsikan validitas hasil pengembangan media video pembelajaran pada mata pelajaran Agama Hindu siswa kelas IV semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 SDN 3Taman. (3) Untuk menguji efektivitas pengembangan media video pembelajaran pada mata pelajaran Agama Hindu siswa kelas IV semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 SDN 3 TAMAN. METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan. Model pengembangan yang digunakan dalam pengembangan media video pembelajaran ini adalah model Hannafin dan Peck. Model Hannafin dan Peck model desain pembelajaran penyajiannya dilakukan secara sederhana, sehingga tidak memakan waktu lama mulai dari analisis kebutuhan, desain/perancangan, pengembangan dan implementasi. Penelitian ini menggunakan tiga metode pengumpulan data yaitu (1) metode pencatatan dokumen, (2) metode kuesioner dan (3) metode tes. Menurut Agung (2012) metode pencatatan dokumen adalah metode pengumpulan data dengan cara mengumpulkan segala macam dokumen dan melakukan pencatatan secara sistematis. Pada penelitian ini pencatatan dokumen dilakukan dengan membuat laporan tentang tahap-tahap yang telah dilakukan dalam mengembangkan produk media video pembelajaran. Pada penelitian ini, metode pencatatan dokumen menggunakan instrumen pengumpulan data berupa
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)
agenda kerja. Hasil dari agenda kerja adalah laporan pengembangan produk. Penelitian ini menggunakan dua metode pengumpulan data untuk menjawab permasalahan mengenai rancangan desain pengembangan media video pembelajaran dan, kualitas hasil media video pembelajaranserta efektivitas pengembangan produk yaitu metode kuesioner dan tes.Metode kuesioner digunakan untuk mengukur validitas media video pembelajaran. Instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa angket. Instrumen yang digunakan antara lain instrumen untuk review ahli isi mata pelajaran, review ahli desain pembelajaran, review ahli media pembelajaran, instrumen untuk uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan. Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa adalah ialah tes objektif. Nitko (dalam Koyan, 2011:26) memberikan pendapat tentang tes objektif merupakan butir tes pilihan ganda terdiri dari satu atau lebih kalimat pengantar dan diikuti oleh daftar tentang dua atau lebih jawaban. Peserta didik diminta memilih jawaban yang benar pada alternatif jawaban di daftar. Instrumen tes objektif digunakan pada pengumpulan data uji efektifitas hasil belajar siswa untuk mendapatkan skor hasil belajar pada kegiatan pretest dan posttest baik pembelajaran sebelum menggunakan vidoe pembelajaran maupun pembelajaran setelah menggunakan media video pembelajaran. Efektivitas penggunaan media video pembelajaran dapat diukur dengan menggunakan metode tes. Instrumen pengumpulan data yang digunakan berupa lembar soal. Lembar soal yang digunakan yaitu soal objektif. Metode tes tertulis ini dilakukan dilakukan dengan cara pre-test dan post-test untuk mengukur pengetahuan siswa sebelum dan sesudah menggunakan media video pembelajaran dengan menggunakan soalsoal pilihan ganda. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian pengembangan ini berupa (1) laporan pengembangan produk, (2) lembar kuesioner dan (3) soal tes pilihan ganda.
Laporan pencatatan dokumen dalam bentuk atau format perkembangan produk, digunakan untuk mengumpulkan data tentang desain pengembangan produk mulai dari tahap analisis hingga desain. Lembar kuesioner (angket), digunakan untuk mengumpulkan data hasil evaluasi (expert judgement) dari ahli isi bidang studi atau mata pelajaran, ahli desain dan ahli media pembelajaran, siswa saat uji coba perorangan, kelompok, dan lapangan. Soal tes pilihan ganda digunakan untuk mengumpulkan data nilai hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media video pembelajaran. Tujuan mengumpulkan data nilai siswa, agar dapat mengetahui tingkat efektivitas penggunaan produk media video pembelajaran terhadap peningkatan hasil belajar yang dilakukan dengan cara menggunakan uji t untuk sampel berkorelasi.Dalam penelitian pengembangan ini digunakan tiga teknik analisis data, yaitu (1) teknik analisis deskriptif kualitatif, (2) teknik analisis deskriptif kuantitatif dan (3) teknik analisis statistik inferensial. Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengolah data yang diperoleh melalui angket dalam bentuk skor. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan dengan mengelompokkan informasi dari data kualitatif yang berupa masukan, tanggapan, kritik dan saran perbaikan yang terdapat pada angket. Hasil analisis ini kemudian digunakan untuk merevisi produk yang dikembangkan. Analisis statistik inferensial digunakan untuk mengetahui tingkat keefektivan produk terhadap hasil belajar Agama Hindu pada siswa kelas IV, sebelum dan sesudah menggunakan produk pengembangan media video pembelajaran. Data uji coba kelompok sasaran dikumpulkan dengan menggunakan pre-test dan post-test terhadap materi pokok yang diuji cobakan. Hasil pre-test dan post-test kemudian dianalisis menggunakan uji t untuk mengetahui perbedaan antara hasil pretest dan post-test. Pengujian hipotesis digunakan uji t berkorelasi dengan penghitungan manual. Sebelum melakukan uji hipotesis (uji t berkorelasi) dilakukan uji prasyarat (normalitas dan homogenitas).
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian pengembangan ini menggunakan model Hannafin dan Peck sebagai tahapan pengembangan. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data validasi ahli isi mata pelajaran, ahli media dan ahli desain pembelajaran serta data dari siswa. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner untuk ahli isi mata pelajaran, ahli media pembelajaran, ahli desain pembelajaran, uji coba perseorangan, dan uji coba kelompok kecil. Analisis data menggunakan tiga teknik yaitu teknik analisis deskriptif kualitatif, teknik analisis deskriptif naratif, dan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Hasil evaluasi ahli isi sebesar 96% pada kualifikasi sangat baik. Ahli desain sebesar 92% pada kualifikasi sangat baik. Ahli media sebesar 96% pada kualifikasi baik. Hasil uji perorangan sebesar 96,6% pada kualifikasi sangat baik. Hasil uji kelompok kecil sebesar 96% pada kualifikasi baik. Hasil uji lapangan sebesar 91,5% pada kualifikasi baik. Penghitungan hasil belajar secara manual diperoleh hasil t hitung sebesar 5,69. Harga t tabel taraf signifikansi 5% adalah 2,000. Jadi harga t hitung lebih besar daripada harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil belajar Agama Hindu siswa setelah menggunakan media (90,67) lebih tinggi dibandingkan sebelum menggunakan media (55,67). Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian pengembangan ini, dapat dibahas hal-hal sebagai berikut. Pembahasan pertama, desain Pengembangan Media Video Pembelajaran Agama Hindu Dengan Model Hannafin dan Peck Untuk Siswa Kelas IV Semester Genap Tahun Pelajaran 2015/2016 Di SD 3 Taman. Sesuai dengan landasan teori, adapun desain pengembanganmedia video pembelajaran menggunakan model Hannafin dan Peck. Berdasarkan laporan pengembangan produk yang dirancang sesuai tahapan-tahapan model Hannafin dan Peck, terdapat bagian yang menjelaskan desain pengembangan media video pembelajaran yaitu merancang naskah sebagai acuan alur pengembangan produk. Desain ini
digunakan untuk mengembangkan sebuah produk media video pembelajaranAgama Hindu untuk kelas IV semester Genap di SD Negeri 3 Taman. Pembahasan kedua, Validitas Hasil Pengembangan Media video Agama Hindu Dengan Model Hannafin dan Peck Untuk Siswa Kelas IV Semester Genap Tahun Pelajaran 2015/2016 Di SD 3 Taman, menurut ParaAhli, Uji Coba Perorangan, Uji Coba Kelompok Kecil Dan Uji Coba Lapangan. Berdasarkan validitas hasil pengembangan media video pembelajaran pada mata pelajaran Agama Hindu, menghasilkan instrument dari hasil uji coba dan review yang dilakukan oleh ahli isi pembelajaran, ahli desain pembelajaran, ahli media pembelajaran, uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapanganmedia video pembelajaran dengan model Hannafin dan Peck layak digunakan serta tidak perlu dilakukan revisi.Hasil dari uji coba yang dilakukan akan dipaparkan sebagai berikut. (1) Hasil evaluasi oleh ahli isi, diketahui bahwa media video pembelajaran berada pada kualifikasi sangat baik yaitu 96%, karena pada aspek penilaian instrumen uji ahli isi terdapat 8 aspek mendapat nilai 5. (2) Hasil evaluasi oleh ahli desain, diketahui bahwa media video pembelajaran menurut ahli desain pembelajaran memiliki kualifikasi sangat baik dengan memperoleh persentase nilai sebesar 92%, karena pada aspek penilaian instrumen uji ahli isi terdapat 6 aspek mendapat nilai 5 dan 4 aspek mendapat nilai 4. (3) Hasil evaluasi oleh ahli media, diketahui bahwa media video pembelajaran menurut ahli media pembelajaran memiliki kualifikasi sangat baik dengan memperoleh persentase nilai sebesar 96%, karena pada aspek penilaian instrumen uji ahli isi terdapat 8 aspek mendapat nilai 5 dan 2 aspek mendapat nilai 4. (4) Media video pembelajaran yang dikembangkan telah melewati hasil evaluasi oleh para ahli diantaranya adalah ahli isi mata pelajaran Agama Hindu, ahli desain pembelajaran, dan ahli media pembelajaran. Setelah melakukan revisi produk dari ahli media pembelajaran, selanjutnya produk tersebut diuji cobakan ke siswa SD Negeri 3
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)
Taman. Berdasarkan penilaian siswa dalam uji coba perorangan, Subjek dari uji coba perorangan ini adalah siswa kelas V SD Negeri 3 Taman sebanyak 3 (tiga) siswa. Siswa tersebut terdiri dari satu orang siswa dengan prestasi belajar tinggi, satu orang siswa dengan prestasi belajar sedang dan satu orang siswa dengan prestasi belajar rendah,media video pembelajaran memiliki kualifikasi sangat baik yaitu memperoleh persentase 96,6%. Dengan demikian media video pembelajaran ini layak digunakan dalam proses pembelajaran siswa untuk dapat lebih memotivasi siswa untuk belajar aktif. (5) Berdasarkan penilaian pada tahap uji coba kelompok kecil yang terdiri dari 12 orang siswa kelas V di SD Negeri 3Taman dengan 2 siswa berprestasi belajar tinggi, 8 siswa berprestasi belajar sedang, dan 2 siswa berprestasi belajar rendah, media video pembelajaran berada pada kualifikasi sangat baik dan memperoleh nilai persentase sebesar 96%, dengan demikian media video pembelajaran ini tidak perlu direvisi dan media video pembelajaran ini layak digunakan dalam proses pembelajaran. (6) Berdasarkan penilaian pada tahap Uji coba yang terakhir yaitu uji coba lapangan diberikan kepada 18orang siswa kelas IV SD Negeri 3Taman.Media video pembelajaran Agama Hindu ini ditayangkan secara langsung dan bersamaan dihadapan 18 orang siswa masing-masing siswa langsung mecermati dan memberikan penilaian melalui angket yang sudah disediakan. Dari data yang diperoleh, persentase tingkat pencapaian media video pembelajaran pada saat uji coba lapangan memperoleh nilai sebesar 91,5% dan berada pada kualifikasi sangat baik. Efektivitas pengembangan media video pembelajaran Agama Hindu yang dilakukan dengan metode tes di ukur dengan memberikan lembar soal pilihan ganda terhadap 30 orang peserta didik kelas IV SD Negeri 3 Taman melalui pretest dan posttest. Berdasarkan nilai pretest dan posttest 30 orang siswa tersebut, maka dilakukan uji-t untuk sampel berkorelasi. Rata-rata nilai pretest adalah 55,67dan rata-rata nilai posttest adalah 90,67. Setelah dilakukan penghitungan
secara manual diperoleh hasil t hitung sebesar 5,69. Kemudian harga t hitung dibandingkan dengan harga t pada table dengan db = n1 + n2 – 2 = 30 + 30 – 2 = 58. Harga t table untuk db 58 dan dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) adalah 2,000. Dengan demikian, harga t hitung lebih besar dari pada harga t table sehingga H0 ditolakdan H1 diterima.Ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Agama Hindu siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan media video pembelajaran. Dilihat dari konversi hasil belajar di kelasIV SD Negeri 3 Taman, nilai rata-rata posttest pesertadidik 90,67 berada pada kualifikasi Sangat Baik, dan berada di atas nilai KKM mata pelajaran Agama Hindu sebesar 75. Melihat nilai rerata atau mean posttest yang lebih besardar I nilai rerata atau mean pretest, dapat dikatakan bahwa media video pembelajaran pada mata pelajaran Agama Hindu dapat meningkatkan hasil belajar Agama Hindu siswa. UCAPAN TERIMAKASIH Dalam proses pembuatan skrips ini, sangat banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini diucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dan setulustulusnya kepada yang terhormat : 1. Dr. Nyoman Jampel, M.Pd., selaku Rektor Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan. 2. Dr. I Komang Sudarma, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Teknologi Pendidikan. 3. Dr. I Made Tegeh, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, petunjuk, dan saran dalam penyelesaian skripsi ini. 4. I Kadek Suartama, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, petunjuk, dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)
5. Adrianus
I Wayan Ilia YudaSukmana, S.Kom., M.Pd., selaku ahli media pembelajaran yang telah membantu memvalidasi media video pembelajaran. 6. Drs. I Dewa Kade Tastra, M.Pd. selaku ahli desain pembelajaran yang telah memvalidasi media video pembelajaran. 7. I Gusti Ngurah Sudiarta, S.Ag., selaku ahli isi pembelajaran yang telah membantu memvalidasi media video pembelajaran. 8. Para Dosen di Jurusan Teknologi Pendidikan FIP Undiksha yang telah banyak memberikan motivasi dan masukan dalam penyusunan skripsi. 9. I Gusti Ngurah Sudiarta, S.Ag., selaku Plt. SD Negeri 3 Taman yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpin. 10. I Gusti Ngurah Sudiarta, S.Ag., selaku guru mata pelajaran Agama Hindu yang telah membantu saya dalam melakukan penelitian dan membantu pelaksanaan uji coba media pembelajaran. 11. Semua siswa kelas IV dan V SD Negeri 3 Taman yang telah menjadi subyek dalam penelitian ini. 12. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah banyak memberikan dukungan dan bantuannya dalam pelaksanaa npenelitian ini. 13. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian skripsi ini. DAFTAR PUSTAKA Afandi, Muhammad dan Badarudin. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Agung, Anak Agung Gede. 2010. Evaluasi Pendidikan. Singaraja: Undiksha.
--------,
2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan UNDIKSHA
Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Koyan, I Wayan. 2011. Asesmen dalam Pendidikan. Singaraja: Undiksha.------, 2012. Statistik Pendidikan. Singaraja: Undiksha. Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Ningsih,
Budi. 2005. Belajardan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Peraturan Menteri. 2010. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 16 Peraturan Pemerintah. 2007. Peraturan Pemerintah Republik Indonesian Nomor 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan. Tersedia pada http://www pendidikandiy.go.id/file/pp/2007pp55.pdf (diakses tanggal 15 Oktober 2015 20.40 WITA). Prastowo. Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: DIVA Press. Riyana, Cheppy. 2007. Pedoman Pengembangan Media Video. Program P3AI Universitas Pendidikan Indonesia. Sadiman, Arief S.2012. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dam Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Pendidikan Agama Pada Sekolah. Tersedia pada http://www. pendis.kemenag.go.id/file/dokumen/
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 5 No: 2 Tahun 2016)
KMA16201-0.pdf (diakses tanggal 15 Oktober 201520.20 WITA). Tegeh, I Made & I Made Kirna. 2010. Metode Penelitian Pengembangan Pendidikan. Singaraja: Undiksha. Warsihna, Jaka. 2009. Modul Pelatihan Pengembangan dan Pemanfaatan Konten Jardiknas Pembuatan Media Video.