Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014)
PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING ANDLEARNING (CTL) MELALUI PEMODELAN MEDIASEDERHANATERHADAP HASIL BELAJARMATEMATIKASISWA KELAS V SD GUGUS III KECAMATAN GIANYAR NI Kadek Ayustria Nari Ratih1, I Ketut Adnyana Putra2, I.B. Surya Manuaba3 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui pemodelan media sederhana dengan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional di kelas V SD Gugus III Kecamatan Gianyar. Jenis penelitian ini merupakan penelitian quasy eksperimen atau eksperimen semu dengan menggunakan rancangan nonequivalent control group design. Untuk pengambilan sampel baik sampel untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dilakukan menggunakan teknik purposive sampling dan random sampling, sampel penelitian ini yaitu kelas V SD 1 Bitera yang berjumlah 39 orang siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas V SD 3 Bitera yang berjumlah 40 orang siswa sebagai kelompok kontrol. Data hasil belajar matematika dikumpulkan dengan menggunakan tes objektif bentuk pilihan ganda biasa. Selanjutnya data dianalisis dengan uji-t. Maka, berdasarkan hasil uji prasyarat data yang didapat dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan uji-t dan menunjukan thit =3,75 dan ttabel =2,00 dengan dk = 77 (n1+n2-2 = 39+40-2 =77) dan taraf signifikansi 5%. Berdasarkan hasil pengujian, thitung > ttabel (3,75 > 2,00). Ini berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan contextual teaching and learning ( CTL) melalui pemodelan media sederhana dengan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) melalui pemodelan media sederhana terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD Gugus III Kecamatan Gianyar. Kata kunci: Pendekatan CTL, Pemodelan Media Sederhana, Hasil Belajar Matematika Abstract This research is an experimental research that aims to find a significant difference between mathematics learning result of students who studied with Contextual approach Teaching and Learning (CTL) through a simple media modeling and the students who studied with conventional learning in class Clusters III primary school V Subdistrict of Gianyar.The kind of research is research quasy experiment or experiment specious by using design nonequivalent control group design. Retrieval group experiments conducted used technique purposive sampling and random sampling, elected class v elementary school 1 bitera which totaled 39 students as group experimentation and class v elementary 3 bitera which totaled 40 students as a control group. Data learned mathematics collected by using test objective form multiple choice usual. Then the data analyzed by uji-t. Based on the testing of data obtained from group experimentation and the control group berdistribusi normal and homogeny. Next test the hypothesis with uji-t and indicated thit =3,75 dan ttab =2,00 dengan dk = 77 (n1+n2-2 = 39+40-2 =77) and standard significance 5 %. Based on the testing, thit> ttab (3,75 > 2,00). This means that
Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) there are differences significant results learning mathematics between approach contextual teaching and learning through modeling media simple and students learning by learning conventional.Based on the results of the study it can be concluded that a contextual approach to teaching and learning through modeling of simple media influence on the result of learning mathematics class V primary school Cluster III Subdistrict of Gianyar. Key words : Modeling CTL Media Approach is simple, the results of the Study math
PENDAHULUAN Pendidikan sebagai bagian integral kehidupan masyarakat di era global harus dapat memberi dan memfasilitasi bagi tumbuh dan berkembangnya keterampilan intelektual, sosial dan porsonal (Suprijono, 2009:1). Didalam pendidikan, mendapatkan berbagai macam pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap serta tingkah laku. Dalam pendidikan terdapat proses belajar, proses inilah yang menghasilkan perubahan-perubahan tersebut. Ini sesuai dengan pernyataan Sudjana (dalam Rusman, 2011:1) menyatakan bahwa : “ belajar merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu.” Dengan demikian, jelaslah bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap manusia.Dengan pendidikan manusia dapat memperoleh berbagai pengetahuan dan dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya untuk dapat diterapkan di dalam kehidupan seseorang. Oleh karena itu, kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi anak usia sekolah perlu ditingkatkan terutama pada tingkat SD. Karena pada tingkat SD seseorang mulai menerima berbagai pengetahuan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. SD merupakan jenjang pendidikan yang paling dasar dalam pendidikan formal. Dalam pendidikan SD, siswa mulai mempelajari dan memahami apa saja yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi yang telah diajarkan di SD. Di dalam Kurikulum KTSP SD terdapat beberapa mata pelajaran pokok yang harus dikuasai siswa.Salah satunya yaitu pelajaran matematika.Matematika adalah mata pelajaran yang sangat penting dan wajib di SD. Depdikbud (dalam Mucthar,dkk,1997:4) menyatakan bahwa
tujuan matematika di jenjang pendidikan dasar antara lain:1)Mempersiapkan siswa agar sanggup mengahadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran yang logis, rasional, kritis,cermat,jujur dan efektif. 2) Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK sehingga matematika perlu dibekalkan kepada setiap siswa sejak SD. Oleh karena itu, dalam menanamkan konsep-konsep matematika harus lebih diperhatikan. Matematika seharusnya menjadi salah satu mata pelajaran yang digemari dan disenangi oleh siswa khususnya di SD. Di satu pihak siswa SD berpikirnya masih sangat terbatas, artinya berpikirnya secara konkrit di pihak lain matematika itu obyek-obyek penelaahannya abstrak, artinya hanya ada dalam pemikiran manusia. Hal ini sesuai dengan tahap perkembangan kognitif menurut Piaget menyatakan bahwa tingkat oprasi kongkrit umur 7-11 tahun anak telah mengetahui symbol-simbol matematis, tetapi belum dapat menghadapi hal-hal yang abstrak (Riyanto 2010:124). Pada kenyataannya mata pelajaran matematika masih dianggap pelajaran yang menakutkan, membosankan dan sering menimbulkan kesulitan dalam belajar.Matematika dirasakan sebagai momok oleh sebagian siswa di SD. Indikasinya adalah masih banyak siswa SD mengalami kesulitan dalam belajar Matematika.
Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti yang dilakukan pada tanggal 3 sampai 7Januari2013 kepada ketua gugus SD Gugus III Kecamatan Gianyar yaitu Ni Wayan Sita, , didapatkan informasi bahwa hasil belajar matematika beberapa siswa masih belum optimal, khususnya pada materi oprasi hitung bilangan bulat. Selama observasi berlangsung proses pembelajaran matematika yang telah dilakukan di kelas VSD Gugus III Kecamatan Gianyar ditemukan bahwa selama ini guru masih menerapkan pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru sebagai metode utama dalam proses pembelajaran matematika. Langkahlangkah pembelajaran atau urutan sajian materi dalam pembelajaran matematika yang biasa dilakukan selama ini adalah pembelajaran yang diawali penjelasan singkat materi oleh guru, siswa diajarkan teori, pemberian contoh soal, kemudian diakhiri dengan latihan soal.Pola itu dilakukan secara monoton dari waktu ke waktu. Dalam pembelajaran ini konsep yang diterima siswa hampir semuanya berasal dari apa yang dikatakan oleh guru. Konsekuensinya, bila siswa diberikan soal yang berbeda dengan soal latihan maka siswa cendrung membuat kesalahan. Oleh karena itu, berbagai upaya untuk meningkatakan mutu pendidikan harus selalu dilakukan baik dari kualitas guru, pendekatan pembelajaran maupun sarana dan prasarana. Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dapat dianggap sebagai suatu prosedur atau proses yang teratur, suatu jalan atau cara yang teratur untuk melakukan sesuatu. Namun pembelajaran konvensional yang banyak digunakan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang secara umum dilakukan oleh kebanyakan guru dalam kegiatan pembelajaran selama ini di mana pembelajaran berorientasi pada guru (teacher center) dan menetapkan siswa sebagai obyek belajar. Berdasarkan uraian tersebut, seorang guru harus menggunakan metode, pendekatan, model dan strategi yang tepat
agar apa yang dipelajari oleh siswa dapat dipahami dengan baik. Terdapat berbagai pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah, salah satunya adalah Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL).“CTL merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan anatara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat” (Nurhadi dkk, 2004:4). Dalam pembelajaran kontekstual guru berperan sebagai fasilitator, yakni membantu siswa menemukan makna (pengetahuan).Setiap materi yang disajikan memiliki makna dan kualitas yang beragam.Makna yang berkualitas adalah makna kontekstual, yakni dengan menghubungkan materi ajar dengan dengan lingkungan personal siswa.“Dalam pembelajaran kontekstual terdapat tujuh komponen utama pembelajaran yakni, Konstruktivisme(constructivism), Menemukan (Inquiry), Bertanya (Questioning), Masyarakat Belajar (Learning Community), Pemodelan (modeling), Refleksi (reflection) dan penilaian sebenarnya (Authentic assessment)” (Kunandar, 2007:311). Selain menerapkan pendekatan CTL, untuk menarik perhatian dan minat siswa dalam menggunkan pemodelan media sederhana. Media sangat berpengaruh terhadap pemusatan perhatian siswa. Menurut Cristicos (dalam Daryanto 2010 : 5) “media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawaan pesan dari komonikator menuju komunikan”. Berdasrkan uraian tersebut, dilakukan penelitian dengan judul penelitian “Pengaruh PendekatanContextual Teaching and Learning (CTL) melalui Pemodelan Media Sederhana Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Gugus III Kecamatan Gianyar”.
Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) METODE Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui Pemodelan Media Sederhana terhadap Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Gugus III Kecamatan Gianyar, dengan memanipulasi variabel bebas yaitu model pembelajaran pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui pemodelan media sederhanapada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol, dan variabel terikat yaitu hasil belajar Matematika. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimen atau penelitian eksperimen semu dan disain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Desain eksperimen ini dapat dilihat pada Gambar 1. O1 O3
X
O2 O4
(Sumber: Sugiyono, 2011: 116) Gambar 1 Rancangan Penelitian Keterangan: O1= pretest pada kelompok eksperimen O2=post-test kelompok eksperimen O3 = pretest pada kelompok kontrol O4 = post-test pada kelompok control X = Perlakuan Untuk kelompok eksperimen diberikan pembelajaran dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) sedangkan kelompok kontrol diberikan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran konvensional. Tahap - tahap yang akan ditempuh dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu : tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengakhiran eksperimen. Adapun tahapan adalah sebagai berikut Pada tahap persiapan eksperimen langkah-langkah yang akan dilakukan yaitu, (1) menyusun RPP mempersiapkan media dan sumber pembelajaran (LKS, Silabus dan Kurikulum) yang nantinya digunakan
selama proses pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,(2) Mengadakan validasi instrumen penelitian yaitu tes hasil belajar matematika pada ranah kognitif. Pada saat pelaksanaan eksperimen langkah-langkah yang akan dilakukan yaitu memberikan perlakuan kepada kelas eksperimen berupa pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL )melalui pemodelan media sederhana Pada tahap pengakhiran eksperimen langkah-langkah yang akan dilakukan adalah memberikan post-test pada akhir penelitian, baik untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Winarsunu (2012 : 11) menjelaskan “populasi adalah seluruh individu yang dimaksudkan untuk diteliti”. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Gugus III Kecamatan Gianyar. Informasi yang diperoleh dari ketua gugus, bahwa siswa berada di kelas-kelas yang setara secara akademik, karena dalam pengelompokan siswa pada masing-masing kelas disebar secara merata antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Seluruh siswa kelas V gugus III Kecamatan Gianyar berjumlah 204 siswa yang dibagi menjadi 7 kelas. Winarsunu (2012 : 11) “sampel adalah sebagian individu dalam populasi yang dijadikan wakil dalam penelitian”. “Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel” (Sugiyono, 2011: 118). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknikpurposive sampling dan random sampling. “Purposive sampling merupakan pemilihan sampel sesuai dengan tujuan” (Sugiyono, 2011 : 124) Dari 7 SD yang terdapat di Gugus III Kecamatan Gianyar, hanya 3 SD yang bisa digunakan dalam sampel penelitian ini. Selanjutnya dilakukan teknik pengambilan sampel secara random dengan undian untuk memilih dua kelas.Sebelum ditentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol peneliti melakukan uji kesetaraan dengan menganalisis hasil nilai ulangan siswa pada mata pelajaran Matematika.Uji kesetaraan dilakukan dengan menggunakan uji-t dari dua kelas tersebut diundi kembali untuk menentukan
Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dari hasil random terpilih kelas V SD Negeri 1 Bitera dengan jumlah 39 orang siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas V SD Negeri 3 Bitera dengan jumlah 40 orang siswa sebagai kelompok kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan dengan uji-t, diperoleh thitung sebesar 0,76dan ttabel pada taraf signifikansi5% (α = 0,05) dan taraf kepercayaan 95%dengan dk = 59 (n1+n2-2 = 39+40-2 = 77) sebesar 2,00. Jadi dapat dilihat bahwa thitung lebih kecil dari ttabel (0,76< 2,00), maka H0 diterima dan Ha ditolak. Ini berarti kelas V SD Negeri 1 Bitera dan kelas V SD Negeri 3 Bitera setara. Variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat, aspek, dari manusia, gejala, objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Darmadi, 2011: 21). Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas yaitu Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)melalui pemodelan media sederhana dan variabel terikathasil belajar matematika yaitu hasil belajar matematika ranah kognitif Dalam penelitian ini data yang diperlukan adalah data hasil belajar matematika.Untuk mengumpulkan data tersebut digunakan tes untuk mengumpulkan nilai hasil belajar ranah kognitif siswa. Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data hasil belajar matematika siswa kelas V SD Gugus III Kecamatan Gianyar. Dilihat dari jenisnya, data ini termasuk data primer.Dilihat dari sifatnya termasuk data kuantitatif. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tes hasil belajar matematika adalah tes bentuk pilihan ganda biasa.Tes dibuat sebanyak 40 butir soal. Tes ini mengungkapkan penguasaan siswa kelas V terhadap semua materi yang muncul pada kelas V, yaitu materi yang berhubungan dengan oprasi hitung bilangan bulat. Setiap soal diberikan alternatif jawaban (a, b, c, dan d). Soal berjumlah 60 butir soal. Setiap item jawaban yang benar akan diberi nilai atau skor 1, dan bila salah diberi skor 0. Skor setiap jawaban kemudian dijumlahkan, dan
jumlah tersebut merupakan skor variabel. Rentangan skor tersebut adalah 0-100. Skor nol (0) merupakan skor minimal ideal dan skor seratus (100) merupakan skor maksimal. Sebelum tes tersebut digunakan terlebih dahulu tes akan diuji validitas dan reliabilitasnya, daya beda dan indeks kesukaran. Validitas isi mengandung arti bahwa suatu alat ukur dipandang valid apabila sesuai dengan kurikulum yang hendak diukur. Salah satu cara yang digunakan untuk menentukan validitas adalah dengan mengkaji isi tes itu (Surapranata,2004). Untuk itu diperlukan kisi-kisi dalam penyusunan tes hasil belajar.Uji validitas butir untuk tes objektif ditentukan dengan rumus koefisien korelasi point biserial (rpbi), karena tes bersifat dikotomi.Untuk menentukan valida atau tidaknya butir soal dilakukan dengan membandingkan nilai yang diperoleh dengan nilai rtabel pada taraf signifikansi 5 %, jika rhitung > rtabel. Dari 60 soal yang diuji coba, terdapat 47 butir soal yang dinyatakan valid dan 13 butir soal yang dinyatakan tidak valid. Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah)” (Arikunto, 2010: 211).pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D (d besar). Indeks diskriminasi (daya pembeda) berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Pada indeks kesukaran tidak mengenal tanda negatif (-), tetapi pada indeks diskriminasi ada tanda negatif. Tanda negatif pada indeks diskriminasi digunakan jika sesuatu soal “terbalik” menunjukkan kualitas testee.Yaitu anak pandai disebut bodoh dan anak bodoh disebut pandai (Arikunto, 2010: 211). Dari 47 butir soal yang diuji daya pembedanya, terdapat 7 butir soal dengan klasifikasi daya pembedanya jelek, 14 butir soal dengan klasifikasi daya pembedanya cukup, 15 butir soal dengan klasifikasi daya pembedanya baik dan 11 butir soal dengan klasifikasi daya pembedanya sangat baik. Untuk klasifikasi daya pembeda butir soal yang jelek tersebut dibuang atau tidak ikut dianalisis pada uji analisis berikutnya.
Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Tingkat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangana yang disebut dengan indeks kesukaran (Sudjana,2010:137). Dari 40 soal yang diuji tingkat kesukarannya terdapat 7 butir soal yang termasuk dalam kriteria sukar, 23 butir soal yang termasuk dalam kriteria sedang dan 10 butir soal yang termasuk dalam criteria mudah. Uji reabilitas dilakukan terhadap butir soal yang valid saja. Dengan demikian uji reabilitas bias dilakukan setelah dilakukan uji validitas. Uji reliabilitas tes yang bersifat dikotomi dan heterogen.Kriteria yang digunakan untuk menentukan butir soal yang reliabel adalah jika koefisien reliabilitas yang didapat dari perhitungan lebih besar daripada koefisien yang terdapat pada tabel harga kritis dari rtabel (r11 >rtabel ), maka tes tergolong reliabel. Uji reliabilitas dilakuakn terhadap 40 butir soal. Dari hasil perhitungan diperoleh r11 =0,93>0,70, artinya bahwa soal tes pilihan ganda pada penelitian ini tergolong reliabel dengan kriteria derajat reliabilitas sangat tinggi. Seteah tes diuji validitasnya, daya pembeda, tinggkat kesukaran, dan reabilitas, selanjutnya tes diberikan kepada kelompok eksperiman dan kelompok kontrol, sehingga diperoleh hasil data tentang hasil belajar matematika dari masing-massing kelompok. Data tentang nilai akhir hasil belajar Matematikamerupakan nilaipost test. Uji prasyarat data yang digunakan adalah uji normalitas sebaran data dengan analisis chi-khuadrat, uji homogenitas varian menggunakan uji-F, dan uji hipotesis menggunakan uji beda mean (Uji-t) polled varians. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil setelah perhitungan diperoleh rata-rata nilai akhir hasil belajar Matematika dalam pembelajaran Matematika dari hasil nilai post test, untuk kelompok eksperimen melalui pembelajaran pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui pemodelan media sederhana adalah 79,23 dengan varians sebesar 102,68 dan standar deviasi 10,16. Sedangkan rata-rata nilai akhir hasil belajar
Matematika dari hasil nilai post test, untuk kelompok kontrol melalui pembelajaran konvensional adalah 70,70 dengan varians sebesar 104,82 dan standar deviasi 10,37. Dari data tersebut menunjukkan bahwa kelompok eksperimen melalui pembelajaran pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui pemodelan media sederhana memiliki ratarata yang lebih tinggi daripada kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional.Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varian. Uji normalitas data dilakukan pada dua kelompok, meliputi data kelompok eksperimen denganpembelajaran pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui pemodelan media sederhana dan data kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional.Uji ini dilakukan untuk mengetahui sebaran data nilai hasil belajar Matematikayang digunakan dalam pengujian hipotesis. Uji normalitas dianalisis dengan chi-khuadrat ( 2 ) pada taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk)=(k-1). Berdasarkan nilai 2 pada taraf signifikan 5% (α=0,95) dan tabel 2 derajat kebebasan (db)=5 diperoleh tabel =
2 2 (0,95,5)=11,07,sedangkan hitung dari tabel 2 kerja diperoleh hitung =5,74, sehingga tabel
2
> hitung maka H0 diterima (gagal ditolak). Ini 2
berarti sebaran data hasil belajar Matematika kelas V SD N 1 Bitera (kelompok eksperimen) berdistribusi 2 normal. Sedangkan berdasarkan nilai tabel pada taraf signifikan 5% (α=0,95) dan 2 derajat kebebasan (db)=5 diperoleh tabel =
2 (0,95,5)=11,07, sedangkan
2 hitung dari
tabel kerja diperoleh hitung =3,53, sehingga 2
2 2 > hitung maka tabel
H0
diterima
(gagal
ditolak). Ini berarti sebaran data nilai hasil belajar Matematika kelas V SD N 3 Bitera (kelompok kontrol) berdistribusi normal.
Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Uji homogenitas varians ini dilakukan berdasarkan data hasil belajar Matematika dalam pembelajaran Matematika yang terdiri dari data kelompok eksperimen (pembelajaran pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui pemodelan media sederhana) dan data kelompok kontrol (pembelajaran konvensional). Jumlah siswa kelompok eksperimen adalah 39 orang siswa dan jumlah siswa kelompok kontrol adalah 40 orang siswa.uji homogenitas varians menggunakan uji-F. Kriteria pengujian untuk mengetahui data yang mempunyai varians yang homogen yaitu, jika Fhitung F ( n1 1, n2 1) maka sampel tidak homogen dan jika
Fhitung F ( n1 1,
adalah
H0
ditolak
jika
t hitung t (1 ) ,
dimana t (1 ) didapat dari tabel distribusi t
pada taraf signifikan ( ) 5% dengan derajat kebebasan dk = (n1 + n2 - 2) dan Ha ditolak jika t hitung t (1 ) . Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dilanjutkan pada pengujian hipotesis penelitian, hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis nol (H0) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Matematika antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui Pemodelan Media Sederhana dan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran Konvensional di kelas V SD Gugus III Kecamatan Gianyar tahun Pelajaran 2013/2014 sedangkan hipotesis alternatifnya (Ha) adalah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Matematika antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui Pemodelan Media Sederhana dan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran Konvensional di kelas V SD Gugus III Kecamatan Gianyar Tahun Pelajaran 2013/2014. Hasil Uji Hipotesis disajikan pada Tabel 1.
n2 1)
maka sampel homogen. Pengujian dilakukan pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan untuk pembilang n1–1 (39 – 1=38) dan derajat kebebasan untuk penyebut n2–1 (40 – 1=30). Hasil uji homogenitas varians menunjukkan hasil bahwa Fhitung
Tabel 1. Uji Hipotesis Sampel Kelompok eksperimen
Varians 102,68
n 39
Kelompok kontrol
104,82
40
Berdasarkan hasil perhitungan uji-t, diperoleh thitung sebesar 3,75 sedangkan ttabel, dengan dk = 77 (n1 + n2 – 2 = 39 + 40 – 2 = 77) dan taraf signifikansi 5 % adalah sebesar 2.00, ini berarti thitung lebih besar dari ttabel , maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Matematika antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui Pemodelan
dk
thitung
ttabel
Simpulan
77
3,75
2,00
Ho Ditolak
Media Sederhana dan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran Konvensional di kelas V SD Gugus III Kecamatan Gianyar tahun Pelajaran 2013/2014. Berdasarkan hasil analisis data dengan uji-t yang dilakukan pada data post tes diperoleh thitung > ttabel berarti hipotesis yang menyebutkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan Contextual Teaching and
Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Learning (CTL) melalui pemodelan media sederhana dengan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus III Kecamatan Gianyar Tahun Pelajaran 2013/2014 diterima. Hal ini ditunjukan dari hasil uji hipotesis dengan uji-t diperoleh thitung lebih besar dari ttabel (3,75>2,00). Selain itu, nilai rata-rata post tes hasil belajar Matematka kelompok eksperimen lebih besar dari nilai rata-rata kelompok kontrol (79,23>70,70). Ini berarti hasil belajar Matematika siswa yang mengikuti pembelajaran CTL melalui pemodelan media sederhana lebih baik daripada hasil belajar Matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Dalam pembelajaran Matematika pembelajaran pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui pemodelan media sederhana secara keseluruhan lebih baik dibandingkan pembelajaran konvensional. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa pembelajaran CTLmerupakan pembelajaran yang inovatif dan kooperatif dimana menggunakan sebuah tongkat sebagai alat bantu pembelajaran yang bisa membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dimana siswa lebih berani mengungkapkan pendapatnya sendiri dan mendapatkan ideide yang baru. Dalam proses pembelajaran siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar, Siswa belajar mengamati, bertanya, menganalisis, dan merumuskan teori, baik perorangan maupun kelompok. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan harus merujuk pada kegiatan penemuan, apapun materi yang diajarkan sehingga pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri, Menggunakan teknik-teknik bertanya untuk mrningkatkan pembelajaran sisiwa sehingga mencapai perkembangan pemecahan masalah dan ketrampilan berfikir, Siswa dibentuk menjadi kelompok yang saling tergantung. Sehingga sisiwa belajar dari teman sebayanya di dalam kelompok-kelompok kecil dan belajar bekerjasama dalam tim yang lebih besar (kelas), Memberikan contoh dengan
mendemonstrasikan dengan menggunakan model baik itu guru sendiri, siswa, ataupun model yang didatangkan langsung, media. Sehingga pembelajaran diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami dan tujuan pembelajaran tercapai, Mengkaji dan mengamati gamabaran tentang kegiatan atau pengetahuan yang baru saja diterima, Melakuakan penilaian atau evaluasi dengan menggunak assessment penilaian untuk mengevaluasi penerapan pengetahuan dan berfikir komplek siswa sehingga dapat mengetahui pengetahuan sisiwa dalam mengikuti pelajaran. Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan CTL melalui pemodelan media sederhana memiliki kelebihan yaitu siswa lebih aktif dan kreatif dalam mempersiapkan diri sebelum materi pembelajaran mulai disajikan guru, peran siswa lebih dominan, pembelajaran terasa sangat bermakna karena semua pembelajaran dilibatkan ke dalam lingkungan nyata siswa secara kontekstual yang mengedepankan media-media sederhana, dengan ini seluruh siswa dengan mudah memahami pembelajaran matematika yang disajikan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Sriyani (2009) menunjukan bahwa pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar matematika siswa.Hal serupa dijelaskan pada hasil penelitian Rinawati (2012) yang menunjukan bahwa hasil belajar mengunakan pendekatan kontekstualberpengaruh terhadap hasil belajar matematika. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis uji-t diperoleh thit = 3,75 sedangkan ttab = 2,00 dan M1 = 79,23 sedangkan M2 = 70,70. Berarti dalam penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan hasil belajar Matematika antara siswa yang mengikuti model pembelajaran pendekatan Contextual Teaching and Learnig (CTL) dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus III Kecamatan Gianyar. Selain itu dilihat dari rata-ratanya bahwa nilai hasil belajar Matematika siswa yang mengikuti
Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) pembelajaran pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih baik dari pada hasil belajar Matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Ini berarti ada pengaruh pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui pemodelan media sederhana terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD Gugus III Kecamatan Gianyar tahun pelajaran 2013/2014. Adapun saran yang dapat disampaikan setelah melaksanakan dan memperoleh hasil dari penelitian yaitu. Bagi guru hendaknya menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) melalui pemodelan media sederhana dalam pembelajaran matematika di kelas V, karena pendekatan pembelajaran ini dapat mengoptimalkan hasil belajar siswa. Materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini terbatas pada materi bilangan bulat saja, untuk mengetahui kemungkinan hasil yang berbeda pada materi lainnya, disarankan peneliti atau pihak lain untuk melakukan penelitian yang sejenis pada materi lainnya.. Bagi para pembaca disarankan agar lebih kritis menyikapi hasil penelitian ini sebab penelitian ini dilakukan peneliti pemula yang masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Bumi Aksara. -----,
2010.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: PT Bumi Aksara.
Kunandar.2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru.Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.
Muchtar, dkk 1997. Pedidikan Matematika I. Jakarta.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Nurhadi, dkk. 2004. Implementasi Pembelajaran Kontekstual Dalam KBK. Malang : UM Press. Rinawati,Ni Wayan. 2012. Pengaruh Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD 1 Ubud.Srmatematikai.Singaraja. Universitas Pendidikan Ganesha. Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta : Kencana. Ruseffendi, E.T. 2005. Daasar- Dasar Matematika Modern dan Computer untuk Guru Edisi 5.Bandung : Tarsito Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : Rajawali Pers. Sriyani, Ni Nyoman. 2009. Penerapan Pendekatan Kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar Matematika dalam Memecahkan masalah pada siswa kelas II Semester I SD 4 Tukad Sumaga Kecamatan Gerogak Kabupaten Buleleng.Srmatematikai.Singaraja. Universita Pendidikan Ganesha.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suprijono,Agus. 2009. Cooperativ Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014) Winarsunu. 2012. Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang : Universitas Negeri Malang.