e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014
IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU SISWA KELAS IV SD NO. 2 JINANGDALEM Km. Eva Wahyu Diatmika1, Md. Sumantri2, Ndara T Renda3 1,2,3
Jurusan PGSD, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dengan implementasi strategi pembelajaran berbasis masalah. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD No. 2 Jinangdalem yang berjumlah 28 orang siswa, yang terdiri dari 15 orang siswa lakilaki dan 13 orang siswa perempuan. Data tentang hasil belajar siswa diperoleh dengan menggunakan lembar instrumen observasi untuk aktivitas belajar dan lembar instrumen tes hasil belajar untuk hasil belajar. Setelah data dalam penelitian ini diperoleh, selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode statistik deskriptif kuantitatif. Hasil yang diperoleh adalah pada siklus I nilai rata-rata aktivitas siswa mencapai 77,8% kategori cukup aktif dan hasil belajar siswa mencapai 59,9% termasuk dalam kategori rendah. Pada siklus II nilai rata-rata aktivitas belajar mencapai 82,9% termasuk dalam kategori aktif, hasil belajar mencapai 84,2% termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukan bahwa implementasi strategi pembelajaran berbasis masalah. dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar Pendidikan Agama Hindu siswa. Kata Kunci :
strategi pembelajaran berbasis masalah, aktivitas belajar, hasil belajar. Abstract
This research was aimed to know improvement the activities and learning outcomes of Hinduism by the implementation problem solving learning strategy. The subject of the research is the fourth grade students of two Jinangdalem elementary school with 28 students, which consisted of 15 male and 13 female. The data about students learning outcomes were gained by using observation instrument sheet for outcome activities and instrument sheet learning outcome tests for learning outcomes. After the data in this study was gained, the data only on was analyzed by using quantitative descriptive activities method. The activities ‘result showed 77.8% in the first cycle with active enough category and students’ learning outcomes showed 59.9% belong to low category. In the second cycle, the students’ activity outcomes showed 82.9% with active category while the learning outcomes reached 84.2% with high level. This result showed that the implementation of problem solving learning strategy could increase the students’ activities and Hinduism learning outcomes. Key words: problem solving learning strategy, activities, learning outcomes
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014 PENDAHULUAN Masalah pendidikan yang dihadapi saat ini adalah rendahnya mutu pendidikan. Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah terkait dengan upaya peningkatan mutu pendidikan, diantaranya penyempurnaan kurikulum, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, lokakarya, seminar, penataran guru, dan lain sebagainya. Namun pada kenyataannya banyak para pelaku pendidikan khususnya guru yang mengeluhkan rendahnya mutu pendidikan di sekolah. Rendahnya mutu pendidikan ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, mulai dari masalah rendahnya nilai ujian sekolah sampai pada masalah rendahnya hasil belajar siswa sehari-hari di sekolah. Hasil belajar ini menyangkut aktivitas belajar siswa maupun hasil belajar siswa pada mata pelajaran tertentu, khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu yang memegang peranan penting dalam menunjang perkembangan ilmu-ilmu yang lain. Dalam peranannya sebagai penunjang perkembangan ilmu-ilmu yang lain, mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu sangat penting diberikan kepada anak didik mulai dari jenjang pendidikan dasar. Hal ini dimaksudkan untuk melatih daya pikir anak didik sehingga mereka dapat menggunakan pengetahuan agama Hindu tersebut sebagai dasar dalam mempelajari bidang ilmu yang lain maupun dalam bidang Pendidikan Agama Hindu itu sendiri di jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Mata pelajaran agama Hindu sebagai pendidikan dan pembelajaran nilai di sekolah mempunyai misi dan tujuan yang strategis dalam upaya optimalisasi penghayatan dan pengamalan agama di kalangan peserta didik. Dengan misi dan tujuan yang strategis tersebut, agama Hindu sebagai pendidikan yang
seyogyanya dilaksanakan sedini mungkin, dalam arti dimulai dari tingkat pendidikan yang paling rendah Taman Kanak-Kanak (TK) sampai perguruan tinggi (PT) mengingat penanaman nilai ini merupakan suatu proses pembiasaan siswa untuk dapat memahami, menghayati tentang pelajaran agama Hindu dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pembelajaran agama Hindu diupayakan bagaimana untuk dapat menumbuhkan suatu generasi sebagai daya manusia yang lebih berkualitas berakhlak mulia, yang nantinya dapat menjadi tenaga penggerak pembangunan bangsa, sebagai pilar yang kokoh untuk menopang tegaknya Negara kesatuan Republik Indonesia, yaitu masyarakat yang adil dan makmur, yang merata materiil spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Belakangan ini mata pelajaran agama Hindu di sekolah belumlah mencerminkan situasi belajar yang interaktif, aktivitas ataupun partisipatif dan siswa cenderung menjadi pendengar yang baik seperti: 1) kurangnya perhatian siswa terhadap pembelajaran agama Hindu, 2) kurangnya kesadaran siswa untuk belajar sendiri. 3) siswa hanya belajar apabila ada ulangan atau ujian walaupun guru sudah memotivasi siswa. 4) siswa tetap pasif dan hanya siap untuk mencatat jawaban yang diberikan guru. Kondisi pembelajaran agama Hindu yang kurang interaktif, monologis dan monoton akan berkesan amat membosankan kedua belah pihak baik guru maupun siswa. Untuk mengubah situasi pembelajaran yang demikian perlu dicari solusi yang terbaik sehingga dapat menciptakan suasana pembelajaran yang interaktif, bersifat dialogis, adanya aktivitas belajar siswa yang mengarah pada peningkatan hasil belajar siswa.
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014 Dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Hindu di kelas tentunya seorang guru harus memiliki inovasi dan kreativitas dalam menyampaikan bahan ajar kepada siswa. Suherman (dalam Suma, 2003) mengatakan bahawa guru hendaknya memilih dan menggunakan pembelajaran yang banyak melibatkan siswa aktif dalam belajar. Kreativitas guru amat penting untuk mengembangkan pembelajaran yang secara khusus cocok dengan kelas yang dibinanya termasuk sarana dan prasarananya dan peranan guru dalam proses pembelajaran sangat penting karena seorang guru harus merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran yang dilakukannya. Dengan adanya pembelajaran yang inovatif dimana siswa diberikan kebebasan berkomunikasi dan berargumentasi diharapkan suasana
belajar menjadi lebih menyenangkan dan lebih bermakna sesuai dengan tujuan diberikannya matematika di sekolah. Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan pada tanggal 21 Januari 2012 dengan salah seorang guru Pendidikan Agama Hindu yang mengajar di kelas IV SD No. 2 Jinangdalem diperoleh informasi bahwa aktivitas dan hasil belajar Pendidikan Agama Hindu siswa belum mencapai hasil yang diharapkan. Hal ini tercermin dari rata-rata nilai raport Pendidikan Agama Hindu siswa Kelas IV SD No. 2 Jinangdalem untuk dua tahun terakhir, seperti pada tabel 1 terlihat bahwa hasil belajar Pendidikan Agama Hindu siswa kelas IV SD No. 2 Jinangdalem masih tergolong rendah dibandingkan dengan aspek yang lain. Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD No. 2 Jinangdalem disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD No. 2 Jinangdalem Tahun Aspek Pelajaran Semester Rata-rata Daya Serap Ketutansan Kelas Belajar 2010/2011 Ganjil 74,05% 74,05% 98% Genap 74,03% 74,03% 98% 2011/2012 Ganjil 73,08% 73,08% 98% Genap (Arsip SD No. 2 Jinangdalem) Berdasarkan nilai rata-rata hasil belajar di atas dapat diperhatikan bahwa hasil belajar siswa adalah kurang dari 75 dan hasil tes secara umum yang diperoleh menunjukkan bahwa persentase nilairatarata hasil belajar siswa adalah 73,08% dari KKM yang diharapkan yaitu 75, sehingga dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa kelas IV SD No. 2 Jinangdalem masih tergolong rendah. Berdasarkan refleksi awal terhadap permasalahan di atas, dapat disimpulkan bahwa masalah yang terjadi di kelas tersebut disebabkan oleh penggunaan
strategi pembelajaran yang kurang menarik yaitu, tampak jelas bahwa guru pada saat mengajar lebih banyak menggunakan strategi pembelajaran konvensional yang kurang efektif untuk mendemonstrasikan pembelajaran khususnya mata pelajaran pendidikan agama Hindu. Pembelajaran masih selalu didominasi oleh guru dan siswa kurang diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapat., sehingga mengakibatkan siswa merasa jenuh, kurang bersemangat, dan kelihatan tidak tertarik untuk mengikuti pelajaran.
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014 Mencermati permasalahan di atas maka perlu dicarikan suatu solusi agar pembelajaran yang dilaksanakan dapat memberikan hasil yang optimal. Dalam hal ini perlu diterapkan pembelajaran yang dapat mengajak siswa turut aktif dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu pembelajaran tersebut adalah dengan mengimplementasikan strategi pembelajaran berbasis masalah. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dikembangkan dalam mengatasi rendahnya aktivitas dan hasil belajar sebagai salah satu solusi siswa memperoleh kesempatan yang seluasluasnya untuk aktif dalam proses pembelajaran. Siswa akan mampu mengembangkan kemampuan bersosialisasi dengan orang lain, mengembangkan kemampuan bertanya, membuat keputusan, berpartisipasi dalam kerja kelompok, menyampaikan hasil diskusi dan bertanggung jawab sesuai dengan tugas yang telah tetapkan bersama. Seperti yang yang dianjurkan oleh J. Dewey yang dikutip oleh Sardiman (2006: 80) bahwa problem solving dapat merangsang anak didik untuk melakukan kegiatan. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Sritami pada siswa kelas V di SD 5 Tejakula bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan sebanyak 15% setelah dilakukan perbaikan pada perbaikan pembelajaran selama 2 siklus. Dalam belajar memecahkan masalah siswa diarahkan agar dapat bekerja secara sistematis, yaitu dapat menuliskan dan menjelaskan langkahlangkah yang dilakukan terkait dengan permasalahan yang diberikan, yaitu mulai dari memahami permasalahan, merencanakan strategi pemecahan masalah, melaksanakan strategi pemecahan masalah (menyelesaikan masalah), serta memeriksa kembali apa yang telah dikerjakan. Dengan adanya kegiatan belajar seperti ini akan
menyebabkan siswa menjadi lebih aktif dalam belajar, serta dapat melatih pemahaman siswa dalam hal menyelesaikan permasalahan matematika sehingga diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti termotivasi untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Implementasi Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah untuk meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD No. 2 Jinangdalem ” Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diperoleh rumusan masalah sebagai berikut. 1) Apakah aktivitas belajar pada siswa kelas IV SD No. 2 Jinangdalem dalam pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dapat ditingkatkan melalui implementasi strategi berbasis masalah ? 2) Apakah hasil belajar pada siswa kelas IV SD No. 2 Jinangdalem dalam pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dapat ditingkatkan melalui implementasi strategi berbasis masalah ? Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu : 1) Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar setelah implementasi strategi berbasis masalah dalam pembelajaran Pendidikan Agama Hindu pada siswa kelas IV SD No. 2 Jinangdalem. 2) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar setelah implementasi strategi berbasis masalah dalam pembelajaran Pendidikan Agama Hindu pada siswa kelas IV SD No. 2 Jinangdalem. METODE Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dilaksanakan pada semester genap. Penelitian ini mengambil lokasi di SD No. 2 Jinangdalem, Kecamatan Buleleng,
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014 Kabupaten Buleleng. Siswa yang dijadikan sebagai obyek penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 28 orang yang terdiri dari 15 orang siswa berjenis kelamin laki-laki dan 13 orang siswa berjenis kelamin perempuan. Penelitian ini dilakukan dengan proses kolaborasi dimana guru melakukan pembelajaran dan peneliti melakukan observasi dan menyiapkan sarana dan prasarana pembelajaran, maka peneliti melakukan observasi terhadap guru yang melakukan proses pembelajaran dimana metode obervasi dengan menggunakan instrumen berupa lembar observasi guru. Kemudian diadakan evalusi terhadap hasil belajar siswa. Dalam hal ini, peneliti menggunakan metode dan instrumen pengumpulan data, yakni untuk mengetahui aktivitas siswa digunakan metode observasi dan instrumennya berupa lembar observasi. Sedangkan hasil belajar dengan menggunakan metode tes dan instrumen pengumpulan data berupa soal-soal tes. Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menganalisis data atau mengolah data. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Dalam pengantar metodologi penelitian, Agung (1999: 76) menyatakan bahwa: ”metode analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka atau persentase mengenai keadaan suatu objek yang diteliti sehingga diperoleh kesimpulan umum”. Metode analisis deskriptif kuantitatif ini digunakan untuk menentukan tingkatan tinggi rendahnya hasil belajar Pendidikan Agama Hindu siswa yang dikonversikan ke dalam Penilaian Acuan Patokan Pendidikan Agama Hindu skala lima. Analisis hasil belajar Pendidikan Agama Hindu siswa untuk menghitung angka rata-rata (Mean) digunakan rumus
yang dimodifikasi dari Agung berikut sebagai berikut.
M
fX
sebagai
…………Agung, 2005:95)
N
(i)
Keterangan: M ∑f X N
= Mean (rata-rata) = Jumlah nilai klasikal = Jumlah individu
Selanjutnya, rumus yang digunakan dalam menghitung persentase hasil belajar adalah sebagai berikut.
M%
M 100% NMI
(ii)
Keterangan: M(%) = Rata-rata Persen M = Rata-rata Nilai NMI = Nilai Maksimal Ideal
DS
M 100% NMI
(iii)
Keteangan: DS = Daya Serap M = Rata-rata Nilai NMI = Nilai Maksimal Ideal KB
N 100% N
(iv)
Keterangan : KB = Ketuntasan belajar N = Jumlah individu ∑N = Jumlah siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM Tingkatan hasil belajar Pendidikan Agama Hindu siswa dapat ditentukan dengan membandingkan M% atau ratarata persen ke dalam PAP skala lima. Seperti 90-100 dikatagorikan sangat tinggi,
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014 80-89 dikatagorikan tinggi, 65-79 dikatagorikan sedang, 55-64 dikatagorikan rendah dan 0-54 dikatagorikan sangat rendah. Sedangkan untuk menghitung ratarata atau mean nilai (M) aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu, digunakan rumus sebagai berikut:
M
fX N
(v)
Keterangan: M ∑f X
= Mean (rata-rata) = Jumlah nilai secara klasikal N = Jumlah individu Untuk mencari persentase tingkat aktivitas belajar siswa digunakan rumus sebagai berikut.
M M% 100% NMI
(vi)
Keterangan: M% M NMI
= Rata-rata persentase = Rata-rata nilai = Nilai maksimal ideal Untuk
Menentukan tingkat tinggi rendahnya aktivitas belajar Pendidikan Agama Hindu dalam proses belajarmengajar, dilakukan dengan membandingkan angka rata-rata persen (M%) dengan kriteria penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima. Seperti 90-100 dikatagorikan sangat aktif, 80-89 dikatagorikan aktif, 65-79 dikatagorikan cukup aktif, 55-64 dikatagorikan kurang aktif dan 0-54 dikatagorikan sangat kurang aktif. Apabila dalam penelitian ini nilai rata-rata (M) aktivitas siswa telah memperoleh nilai minimal 80 dan hasil belajar mata pelajaran Agama Hindu sudah
memperoleh nilai minimal 80, maka penelitian ini dapat dikatakan sudah berhasil sehingga penelitian ini dapat dihentika. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas selama ini secara umum telah berlangsung sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun yaitu implementasi strategi pembelajaran berbasis masalah. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dimana setiap siklus dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dengan menggunakan RPP yang telah dipersiapkan dahulu. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, yaitu data tentang aktivitas dan hasil belajar Pendidikan Agama Hindu siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan. Setelah pembelajaran dilaksanakan, maka dilanjutkan dengan melaksanakan evaluasi dengan menggunakan instrumen tes. Adapun hasil evaluasi yang telah diperoleh yaitu Persentase angka rata-rata aktivitas belajar Pendidikan Agama Hindu siswa pada siklus I menunjukkan hasil 77,8%. Kriteria tingkat aktivitas belajar pada siklus I berada pada kategori cukup aktif, maka untuk meningkatkan kadar proses lebih tinggi diperlukan alternatif tindakan kelas yang lebih tepat dan diduga lebih efektif dalam meningkatkan kualitas proses dan belajar siswa. Nilai rata-rata hasil belajar Pendidikan Agama Hindu siswa pada siklus I sebesar 59,9%. Tingkat hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dengan materi Mengenal Ajaran Panca Sradha siklus I berada pada kategori rendah. Kriteria tingkat hasil belajar pada siklus I berada pada kategori rendah, maka untuk meningkatkan kadar proses lebih tinggi diperlukan alternatif tindakan kelas yang lebih tepat dan diduga lebih efektif dalam
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014 meningkatkan kualitas proses dan belajar siswa. Berdasarkan hasil pengamatan dan temuan penulis selama pemberian tindakan pada siklus I terdapat beberapa masalah yang menyebabkan aktivitas dan hasil belajar siswa berada pada kriteria cukup aktif. Seperti siswa masih terbiasa dengan pola belajar yang lama. Prilaku duduk dian mendengarkan guru ceramah, siswa masih pasif dalam proses pembelajaran, pada kesempatan tanya jawab siswa belum aktif, banyak mengalami pemoloran waktu. Maka dari itu adapun solusi sebelum peneliti melaksanakan tindakan pada siklus II. Seperti siswa diberikan penjelasan kegiatan atau proses pembelajaran yang akan diterapkan, menekankan pada siswa bawha pada setiap langkah pada kegiatan pembelajaran selalu ada penilaian, memberikan refleksi terhadapsemua hasil pekerjaan siswa, memberikan permasalahan dan mengajukan pertanyaan terkait dengan materi, melakukan pendekatan secara individu. Hal ini dijadikan refleksi untuk perbaikan proses pembelajaran berikutnya. Nilai rata-rata aktivitas belajar Pendidikan Agama Hindu siswa pada siklus II (M%) sebesar 82,9% dan berada pada kategori aktif. Nilai rata-rata hasil belajar Pendidikan Agama Hindu siswa pada siklus II (M%) sebesar 84,2% dan berada pada kategori tinggi. Bertitik tolak pada hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas IV SD No. 2 Jinangdalem Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dengan materi konsep energi dalam kehidupan sehari-hari pada siklus II berada pada kategori tinggi. Data perbandingan aktivitas dan hasil belajar Pendidikan Agama Hindu siswa pada siklus I dan Siklus II dalam bentuk grafik batang. Nilai rata-rata aktivitas dan hasil belajar Pendidikan Agama Hindu
siswa pada siklus I dan siklus II dapat disajikan dalam grafik batang. Grafik aktivitas dan hasil belajar Pendidikan Agama Hindu siswa siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Gambar 1.
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
82.984.2
77.8 59.9
Siklus I
Siklus II Aktivitas Belajar
Hasil Belajar
Gambar 1. Grafik Aktivitas dan Hasil Belajar Pendidikan Agama Hindu pada Siklus I dan Siklus II Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi strategi pembelajaran berbasis masalah ternyata dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Pendidikan Agama Hindu pada siswa kelas IV SD No. 2 Jinangdalem Kecamatan buleleng Kabupaten Buleleng. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan persentase aktivitas dan hasil belajar Pendidikan Agama Hindu siswa. Pada siklus I aktivitas dan hasil belajar siswa yaitu sebesar 77,8% (kategori cukup aktif) dan 59,9% (kategori rendah). Hasil yang diperoleh ini tentu saja belum memenuhi target yang diharapkan, untuk itu perlu diadakan perbaikan-perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus berikutnya yang sesuai dengan kekurangan maupun kendala-kendala yang ditemukan pada pelaksanaan pembelajaran siklus I. Implementasi rancangan pada siklus II yang merupakan perbaikan tindakan pada
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014 siklus I memberikan peningkatan hasil yang signifikan. Dari observasi dan tes hasil belajar Pendidikan Agama Hindu siswa pada siklus II, diperoleh aktivitas belajar Pendidikan Agama Hindu siswa secara klasikal yaitu sebesar 82,9% (kategori aktif) serta persentase hasil belajar Pendidikan Agama Hindu siswa secara klasikal sebesar 84,2% (kategori tinggi). Berdasarkan aktivitas dan hasil belajar siswa yang terus meningkat mulai dari refleksi awal hingga penelitian siklus II, ini membuktikan bahwa implementasi strategi pembelajaran berbasis masalah pada pembelajaran Pendidikan Agama Hindu dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Pendidikan Agama Hindu siswa di kelas IV di SD No.2 Jinangdalem. Hal ini disebabkan karena pembelajaran yang menggunakan implementasi strategi pembelajaran berbasis masalah akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghubungkan materi yang dipelajari dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa tidak hanya menghapal materi yang diberikan, melainkan siswa juga dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Selain itu, sejalan dengan pendapat yang dikatakan oleh Nurhadi (dalam Sugiyanto, 2010:14) bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan materi yang disajikan dengan situasi pemberian masalah kepada siswa, dan juga mendorong siswa memecahkan permasalahan melalui diskusi kelompok. Oleh sebab itu, aktivitas dan hasil belajar Pendidikan Agama Hindu siswa di SD No.2 Jinandalem dapat ditingkatkan. Dari hasil analisis tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah dapat diterapkan di sekolah dasar. Penelitian dengan menggunakan implementasi strategi pembelajaran
berbasis masalah ini juga sudah pernah diteliti sebelumnya. Kencani (2012) mengadakan penelitian berjudul Penerapan Metode Pemecahan Masalah dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS, oleh karena pemberian masalah sudah terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, maka penelitian berbasis masalah di implementasikan oleh peneliti untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Pendidikan Agama Hindu dengan memodifikasi strategi berbasis masalah dengan metode diskusi kelompok kecil dan mengkombinasikan dengan pemberian masalah yang dialami dalam kehidupan sehari-hari disertai dengan kuis, sehingga terbukti aktivitas dan hasil belajar Pendidikan Agama Hindu siswa di SD No.2 Jinandalem dapat ditingkatkan. PENUTUP Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut. Strategi berbasis masalah dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Pendidikan Agama Hindu siswa kelas IV SD No. 2 Jinangdalem. Hal ini dapat dilihat pada siklus I persentase aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 5,1% dari siklus I sebesar 77,8% menjadi 82,9% pada siklus II dengan kategori aktif. Sedangkan hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh persentase sebesar 59,9% berada pada kategori rendah. Sedangkan pada siklus II diperoleh persentase hasil belajar sebesar 84,2% dengan kategori tinggi. Dengan demikian dari siklus I ke siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 24,3%. Bertitik tolak dari simpulan di atas, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut. 1. Kepada seluruh siswa kelas IV SD No. 2 Jinangdalem agar dalam proses pembelajaran yang menerapkan implementasi strategi pembelajaran
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014 berbasis masalah mampu bersungguhsungguh dalam mengikuti proses pembelajaran. 2. Kepada guru-guru pengajar bidang studi Pendidikan Agama Hindu di sekolah dasar agar dalam mengelola proses pembelajaran perlu mencoba menerapkan implementasi strategi pembelajaran berbasis masalah sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. 3. Kepada Kepala Sekolah disarankan agar dapat menciptakan kondisi yang mampu mendorong para guru untuk mencoba menerapkan implementasi strategi pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran Pendidikan Agama Hindu khususnya dan bidang studi lain pada umumnya. DAFTAR RUJUKAN Agung,A.A. 2010. Metodelogi Penelitian Pendidikan Suatu Pengantar. Singaraja: Undiksha Singaraja. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Dasar.2006. Petunjuk Pelaksanaan Belajar Mengajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu di Sekolah Dasar. Jakarta : Departemen pendidikan dan Kebudayaan.
Nurkancana,Wayan & PPN. Sunartana. 1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya. Usaha Nasional. Pudja. 1985. Pengantar Agama Hindu. Jakarta : Mayasari. Pujawan, I G Ngurah, dkk. 2005. Implementasi Pendekatan Matematika Realistik dengan Metode PQ4R Berbantuan LKS dalam meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP N 4 Singaraja. Laporan Penelitia (tidak diterbitkan).IKIP Singaraja. Resmini. 2011. Penerapan Metode Ekspositori Dikombinasikan dengan Mind Mapping untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu pada Siswa Kelas X.4 SMA Negeri 2 Singaraja.STKIP’AH. Skripsi tidak diterbitkan. Rusyan,Tabrani. 1993. Proses Belajar Mengajar yang Efektif Tingkat Pendidikan Dasar . Bandung: Bina Budhaya ------- 1989.Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bina Budhaya.
Hidayati.2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sardiman.2001.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Ibrahim, Muslimin dan M. Nur. 2005. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya. UNESA University Press
Suherman, Eman. 2003. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Belajar Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka
Moedjono, dan M. Dimyati.1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.
Suryabarata, Soemadi.1981. Psikologi Pendidikan. Bandung : Angkasa.
e-Journal MIMBAR PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014 Suyanto, dkk. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Pengenalan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. Suma, Ketut dan I Made Mariawan. 2003. Penerapan Strategi Pemecahan Masalah Kuantitatif dan Kualitatif Secara Sistematis Pada Keterampilan Memecahakan Masalah. IKIP Negeri Singaraja. Laporan Penelitian (tidak diterbitkan) Jurusan Pendidikan Fisika. Tantra Dewa Komang 1997. Penelitian Tindakan Konsep Dasar dan Pelaksanaan. Singaraja: P3M IKIP Negeri Singaraja. Trisnawati.2007. Penerapan Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok melalui Pendekatan Konstruktivisme untuk Meningkatkan Keterampilan Mengemukakan Pendapat dan Prestasi Belajar Agama Hindu Kelas VIIIC SMP N 1 Kubutambahan. STIKP”AH Singaraja. Skripsi. Tidak diterbitkan. Yasa,
Putu. 2001. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning) Dengan Upaya Peningkatan Kualitas Perkuliahan Fisika Matematika I pada Semester Pendek Jurusan Pendidikan Fisika. Laporan Penelitian (tidak diterbitkan) IKIP Negeri Singaraja