e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015)
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL ADDIE UNTUK SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014-2015 DI SMP NEGERI 1 BANJAR 1
I Gede Hendra Prastya, 1Ketut Pudjawan, 2I Kadek Suartama Jurusan Teknologi Pendidikan UniversitasPendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui proses rancang bangun multimedia pembelajaran dengan materi Peristiwa Alam pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII semester genap di SMP N 1 Banjar, (2) mengetahui kelayakan kualitas multimedia pembelajaran dengan materi Peristiwa alam tersebut, dan (3) mengetahui efektivitas hasil pengembangan Multimedia Interaktif terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia kelas VII semester Genap di SMP Negeri 1 Banjar tahun pelajaran 2014-2015. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan ini menggunakan model ADDIE. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Banjar tahun pelajaran 2014-2015. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode kuesioner dan metode pencatatan dokumen serta Penelitian pengembangan ini menggunakan tiga teknik analisis data, yaitu teknik analisis deskriptif kuantitatif, teknik analisis deskriptif kualitatif, dan statistika inferensial.
Hasil penelitian ini adalah (1) desain multimedia interaktif yang dikembangkan dan disusun secara sistematis dengan tahap Analyze, Design, Development, Implementation, Evaluation. (2) Kualitas hasil pengembangan multimedia interaktif menurut uji ahli isi sebesar 93% dengan kualifikasi sangat baik, ahli desain 92% dengan kualifikasi sangat baik, ahli media 88% dengan kualifikasi baik, uji perorangan 90% dengan kualifikasi sangat baik, uji kelompok kecil 91,2% dengan kualifikasi sangat baik dan uji lapangan 90,06% dengan kualifikasi sangat baik. (3) Efektifitas pengembangan multimedia pembelajaran interaktif Bahasa Indonesia telah dilakukan dengan metode tes untuk mendapat nilai rata-rata pretest sebesar 49,45 dan postest sebesar 82,37 serta nilai t hitung sebesar 58 dengan t tabel 2,000 taraf signifikan 5%. Jadi harga t hitung lebih besar daripada t tabel , h0 ditolak dan h1 diterima, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia. Kata Kunci : multimedia pembelajaran, model ADDIE, bahasa indonesia
Abstract
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015)
This study aimed at (1) finding out the process of teaching multimedia planning about natural phenomenon in Indonesian language for grade VII even semester in SMP N 1 Banjar, (2) finding out the quality feasibility of the teaching multimedia planning about natural phenomenon,and (3) finding out the result effectiveness of interactive multimedia development toward the students’ Indonesian language learning result in grade VII eve semester in SMP Negeri 1 Banjar in the academic year of 2014-2015. The kind of this study is development study that applied ADDIE model. The subjects of this study were students in grade VII in SMP Negeri 1 Banjar in the academic year of 2014-2015. The data collection method used was questionnaire and documentation method and also this development study use 3 technique data analyze, that is analyze descriptive quantitative, analyze descriptive qualitative and statistic inferential. The result showed that (1) interactive multimedia design which was developed and arranged systematically by steps of Analyze, Design, Development, Implementation, and Evaluation, (2) the quality of interactive multimedia development according to the expert of content is about 93% with the best qualification, design is about 92% with the best qualification, media is about 88% with the good qualification, individual is about 90% with the best qualification and field test is about 90,06% with the best qualification, and (3) the effectivty of Indonesian language interactive teaching multimedia development had been conducted by using test method to gain pretest is about 49,45 and postest is about 82,37 average score and also t score is about 58 with t table is about 2,000 degree significance 5%. T score more than t table, H0 is rejected and H1 is accepted, so there is significance diverification about the result of study Indonesia Language. Key words : teaching multimedia, ADDIE model, Indonesian language
PENDAHULUAN Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berkembang dengan pesat Seiring dengan kemajuan ilmu tekologi begitu pula banyak perubahan-perubahan dalam bidang pendidikan, yang dulunya belajar hanya menggunakan papan tulis biasa kini saat mengajar sudah banyak sekolah-sekolah yang menggunakan LCD proyektor dan bahkan papan tulis smartboard. Namun dengan kemajuan teknologi belum mampu memaksimalkan proses belajar mengajar di kelas, maka dari itu di perlukan sebuah metode pembelajaran yang sesuai dan juga mampu memanfaatkan media yang tersedia. Menurut Komaruddin (2000) bahwa model belajar dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Model dapat dipahami sebagai : (1) suatu tipe atau desain (2) suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk membantu proses visualisasi sesuatu yang tidak dapat dengan langsung diamati, (3) suatu sistem asumsi-asumsi, data-data, dan
inferensi-inferensi yang dipakai untuk menggambarkan secara matematis suatu obyek peristiwa;(4) suatu desain yang disederhanakan dari suatu sistem kerja, suatu terjemahan realitas yang disederhanakan; (5) suatu deskripsi dari suatu sistem yang mungkin atau imajiner; dan (6) penyajian yang diperkecil agar dapat menjelaskan dan menunjukan sifat bentuk aslinya.Namun dalam faktanya dalam pengembangan model pembelajaran, di butuhkan yang namnya multimedia pembelajaran. Banyak ahli yang mendefinisikan multimedia itu sendiri, salah satunya adalah Istiyanto (2007) yang menyatakan multimedia sebagai media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafik, gambar, foto, audio, dan animasi secara terintegrasi. Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu: multimedia linear, dan multimedia interaktif. Multimedia linear adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna.
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015)
Di dalam multimedia terdapat beberapa komponen yang terdiri dari teks, grafik/image, animasi, audio, video, dan link interaktif (Sutopo, 2003). Salah satu komponen multimedia yang menarik digunakan sebagai sarana pembelajaran adalah video. Penggunaan video sebagai sumber pembelajaran sangat penting karena dapat membuat siswa mampu memberikan tanggapan pada kompetensi dasar, mengomentari pementasan, dan juga pemodelan pada kompetensi dasar menulis naskah video dan juga kompetensi dasar memerankan naskah yang ditulis siswa. Fakta yang tersedia di tempat observasi yaitu di SMP Negeri 1 Banjar sudah cukup jelas terlihat bahwa kemajuan dalam dukungan fasilitas pendukung telah cukup memadai dan sesuai dengan kebutuhan proses pembelajaran. Fasilitas yang dimaksud seperti TV, LCD Proyektor, Komputer, VCD, dan fasilitas lain yang dapat mendukung proses pembelajaran. Akan tetapi, fungsi serta pemanfaatan dari fasilitas tersebut tidak dapat dimaksimalkan oleh guru-guru di sekolah tersebut. Hasil observasi di lapangan juga menunjukkan bahwa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas proses belajar-mengajar masih didominasi oleh guru, di mana guru sebagai sumber utama pengetahuan. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang kita pakai sehari-hari dan juga bahasa resmi negara kita. Dalam penggunaannya, Bahasa Indonesia mempunyai beberapa aturan yang harus ditaati agar kita bisa menggunakannya dengan baik dan benar. Dan juga sebagai penalaran dalam berkomunikasi yang baik dan benar. Bahasa diciptakan sebagai alat komunikasi universal yang diharapkan dapat dimengerti oleh setiap manusia untuk melakukan suatu interaksi sosial dengan manusia lainnya.Bahasa terdiri atas kumpulan kata atau kalimat yang dari masing-masing susunan kata memiliki makna untuk mengungkapkan gagasan, pikiran atau perasaan seseorang (Wibowo, 2001). Pentingnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi dan alat berpikir terlihat pada mata pelajaran bahasa yang diberikan mulai daripendidikan dasar sampai pendidikan tinggi (Siswandi, 2006).
Demikian penguasaan dan penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi oleh karena itu, kita harus memilih kata-kata yang tepat dan menyusun kata-kata tersebut sesuai dengan aturan tata bahasa yang ada, agar makna yang terkandung di setiap kalimat dapat tersampaikan dengan baik dan jelas. Siswandi (2006) menyatakan bahwa terdapat beberapa fungsi bahasa sebagai alat komunikasi, sebagai alat ekspresi diri, serta sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial. Saat dilakukan survey lapangan di SMP Negeri 1 Banjar, dalam pembelajaran Bahasa Indonesia guru mengejar target kurikulum untuk menghabiskan materi pembelajaran atau bahan ajar dalam kurun waktu tertentu. Guru juga lebih menekankan pada siswa untuk menghapal konsep-konsep, terutama rumus-rumus praktis, yang nantinya bisa digunakan oleh siswa dalam menjawab soal ulangan harian, ulangan umum atau pun UAN tanpa melihat secara nyata manfaat materi yang diajarkan dalam kehidupan seharihari.maka dari itu yang menjadi pedoman dan rasional penulis, untuk mengangkat tema “Pengembangan” terutama dalam hal media pembelajaran dan berdasarkan tinjauan di lokasi dan wawancara dengan guru Bahasa Indonesia kelas VII SMP N 1 Banjar. Kurang maksimalnya pemanfaatan fasilitas pembelajaran di SMP N 1 Banjar dikarenakan terbatasnya pengetahuan guru tentang media pembelajaran dan cara-cara mengajar yang inovatif dan kreatif sehingga pembelajaran di kelas tidak berlangsung optimal. Ini dapat dibuktikan dengan hasil belajar Ulangan Tengah Semester (UTS) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia masih dibawah standar kreteria ketuntasan minimum (KKM) 75 ditemukan nilai ratarata murni (sebelum diadakan remedial) pada pelajaran Bahasa Indonesia khususnya kelas VIII masih belum memuaskan yaitu 60. Setelah diadakan remidial mendapatkan hasil 70 yaitu belum memenuhi standar. Untuk dapat mengantisipasi hal tersebut maka diperlukan sebuah model pengembangan yang akan digunakan untuk mengembangkan suatu produk. Terdapat beberapa jenis model penelitian
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015)
pengembangan, sperti Model Dick and Carey, Model Pengembangan ADDIE, Model Pengembangan ASSURE, dan Model Pengembangan 4D. Dari penjelasan model-model pengembangan di atas, tidak semua model bisa dipakai dalam pengembangan suatu produk. Model Pengembangan yang digunakan pada penelitian pengembangan ini yaitu model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation or Delivery and Evaluations). Model ADDIE merupakan salah satu model desain pembelajaran sistematik (Tegeh dan Kirna, 2010).Pemilihan model ini didasari atas pertimbangan secara sistematis dan berpijak pada landasan teoritis suatu pembelajaran.Model ini tersusun secara terprogram dengan urutanurutan kegiatan yang sistematis dalam upaya pemecahan masalah belajar yang berkaitan dengan suatu sumber belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik pebelajar yang dalam hal ini adalah peserta didik.Menurut Instruktional Design Expert (2009) dalam Pramono (2012) model ADDIE sangat memandu para peneliti melalui proses menciptakan suatu program pendidikan yang efektif bagi audiens. Audiens yang dimaksud yaitu peserta didik. Model pengembangan ADDIE dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. (Wiyani 2013) menyatakan bahwa model pengembangan ADDIE dapat menjadi pedoman dalam membangun perangkat program pelatihan yang efektif, dinamis, dan mendukung kinerja pelatihan tersebut.Adapun tahap-tahap dalam model ADDIE (Tegeh dan Kirna, 2010: 81) yaitu (1) Tahap Analisis (Analyze), (2) Tahap Perancangan (Design), (3) Tahap Pengembangan (Development), (4) Tahap Implementasi, dan (5) Tahap Evaluasi. Pada tahap analysis peneliti melakukan analsis kebutuhan, analisis tugas, dan mengidentifikasi masalah pembelajaran. Sehingga didapatkan data tentang karakteristik peserta didik, identifikasi kebutuhan dan analisis tugas secara rinci. Pada tahap design peneliti membuat rancangan pembelajaran, merumuskan tujuan pembelajaran, dan perlu mempertimbangkan sumber belajar
yang relevan. Tahap berikutnya adalah tahap development, pada tahap ini peneliti mengembangkan media pembelajaran yang sudah dirancang pada tahap design. Selanjutnya adalah tahap implementation, pada tahap ini peneliti menerapkan sistem pembelajaran yang dibuat. Pada tahap evaluation peneliti melakukan evaluasi untuk melihat apakah sistem pembelajaran atau produk yang dibuat berhasil atau tidak. Peneliti menilai bahwa penggunan model pengembangan ADDIE sebagai model pembelajaran sangat efektif untuk meningkatkan proses belajar siswa yang akan menghasilkan hasil belajar yang diharapkan. Dalam penelitian ini media yang dikembangkan adalah media video pembelajara yaitu media yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi pembelajaran dengan unsur audio dan visual yang terdapat dalam media pembelajaran tersebut sehingga pesan pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik. Dengan adanya media video pembelajaran akan merangsang siswa untuk belajar sehingga hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat mengalami peningkatan. Sehingga dalam penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi positif terutama dalam hal penyediaan media pembelajaran yang berimplikasi pada hasil belajar Bahasa Indonesia kelas VII di SMP N 1 Banjar. Sebagai salah satu komponen penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan kegiatan belajar mengajar (KBM) perlu diubah atau direvisi agar mampu meningkatkan prestasi belajar, kemampuan pemecahan masalah, penalaran dan komunikasi Bahasa Indonesia siswa menggunakan multimedia pembelajaran. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: (1) Bagaimanakah proses rancang bangun multimedia pembelajaran dengan materi Peristiwa Alam pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII semester genap tahun pelajaran 2014/2015 di SMP N 1 Banjar? (2) Bagaimanakah kualitas hasil pengembangan Multimedia Interaktif menurut uji ahli isi, ahli desain, ahli media, uji perorangan, uji kelompok kecil dan uji
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015)
lapangan? (3) Bagaimana efektifitas multimedia pembelajaran dengan dengan materi Peristiwa Alam pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII semester genap tahun pelajaran 2014/2015 di SMP N 1 Banjar? Sedangkan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui proses rancang bangun multimedia pembelajaran dengan materi Peristiwa Alam pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII semester genap tahun pelajaran 2014/2015 di SMP N 1 Banjar, (2) Untuk mengetahui kelayakan kualitas multimedia pembalajaran dengan materi Peristiwa Alam pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII semester genap tahun pelajaran 2014/2015 di SMP N 1 Banjar, dan (3) Mengetahui efektivitas hasil pengembangan Multimedia Interaktif terhadap hasil belajar Bahasa indonesia kelas VII semester Genap di SMP Negeri 1 Banjar tahun pelajaran 2014/2015. METODE Pada Penelitian di SMP Negeri 1 Banjar digunakan model Penelitian pengembangan ADDIE. Pemilihan model Penelitian pengembangan ADDIE didasarkan karena model penelitian pengembangan ADDIE adalah Salah satu model desain sistem pembelajaran yang memperlihatkan tahapan-tahapan dasar desain sistem pembelajaran yang sederhana dan mudah dipelajari. Model ini, sesuai dengan namanya, terdiri dari lima fase atau tahap utama, yaitu (A) analysis, (D) desain, (D) development, (I) irnplementaion, dan (E) evoaluation. Kelima fase atau tahap dalam model ADDIE perlu dilakukan secara sistemik dan sistematik Model desain sistem. Dalam penelitian kali ini diterapkan 5 prosedur penelitian yang mengacu dengan model penelitian pengembangan tipe ADDIE, yaitu tahap analisis, tahap desain, tahap pengembangan, tahap implementasi, dan tahap evaluasi. Produk media pembelajaran berupa multimedia yang di kemas dalam bentuk CD sebagai hasil dari penelitian pengembangan ini diuji tingkat validitas dan keefektifannya. Tingkat uji coba media pembelajaran diketahui melalui
hasil analisis kegiatan uji coba yang dilaksanakan melalui beberapa tahap. Subyek uji coba untuk tahap review para ahli dilakukan oleh 1 orang ahli isi bidang studi, 1 orang ahli desain pembelajaran, dan ahli media pembelajaran. Subyek uji coba dalam tahap uji coba peroangan adalah siswa-siswi kelas VII SMP Negeri 1 Banjar yang dipilih secara acak yang dikategorikan menjadi siswa dengan prestasi belajar tinggi, siswa dengan prestasi belajar sedang, dan siswa dengan prestasi belajar rendah. Sedangkan dalam tahap uji coba kelompok kecil, subyek uji coba adalah 12 siswa SMP Negeri 1 Banjar yang dapat mewakili karakteristik populasi sasaran. Tahap uji coba lapangan menggunakan 30 orang siswa yang dipilih secara acak dari kelas VII di SMP Negeri 1 Banjar yang sebelumnya telah mendapatkan materi yang terdapat pada Multimedia pembelajaran Interaktif yang dikembangkan. Pada tahap uji efektivitas menggunakan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Banjar dengan 2 kelas yang berbeda. Ada beberapa metode pengumpulan data yang diterapkan dalam penelitian pengembangan ini, antara lain: a) metode kuesioner, b) metode pencatatan dokumen. Semua metode tersebut digunkan untuk memperoleh data guna menjawab perumusan masalah penelitian pengembangan ini. Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian pengembangan ini adalah angket dan pedoman wawancara yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil review dari ahli isi bidang studi atau mata pelajaran, ahli desain dan ahli media pembelajaran, siswa saat validasi perorangan dan kelompok. Uji Coba Instrumen Pengumpulan data yang dilakukan adalah uji Validitas Tes, Uji Reabilitas, dan Daya Beda. Jenis data yang dikumpulkan adalah data hasil review ahli isi bidang studi, data hasil review ahli desain pembelajaran, dan data hasil review ahli media pembelajaran, data hasiluji coba perorangan dan data hasiluji coba kelompok kecil, hasil review siswa, dan data hasil belajar siswa dari guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015)
deskriptif kuantitaif, analisis deskriptif kualitatif, statistika inferensial dengan uji beda (uji-t). HASIL DAN PEMBAHASAN Desain Pengembangan Pembelajaran Interaktif
Multimedia
Desain pengembangan multimedia pembelajaran interaktif telah dilakukan dengan metode pencatatan dokumen. Pencatatan dokumen dilakukan dengan mencatat tahap-tahap yang telah dilakukan sesuai dengan prosedur pengembangan. Berdasarkan pencatatan dokumen yang telah dilakukan, menghasilkan laporan pengembangan produk. Dalam laporan pengembangan produk, terdapat bagian yang menjelaskan desain pengembangan multimedia pembelajaran interaktif. Pada tahap desain, telah dirancang storyboard sebagai salah satu proses pengembangan multimedia pembelajaran interaktif. Validitas Hasil Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif
Dalam validitas hasil pengembangan multimedia pembelajaran interaktif ini akan dipaparkan enam hal pokok, meliputi validitas multimedia pembelajaran interaktif menurut (1) ahli isi, (2) ahli desain pembelajaran, (3) ahli media pembelajaran, (4) uji coba perorangan, (5) uji coba kelompok kecil, dan (6) uji coba lapangan. 1. Hasil Evaluasi oleh Ahli Isi Hasil penilaian dari ahli isi mata pelajaran oleh Ibu Ni Nyoman Parsiki, S.Pd. Ind dapat dihitung persentase tingkat pencapaian sebesar 93%. 2. Hasil Evaluasi oleh Ahli Desain Pembelajaran Hasil evaluasi oleh Bapak I Dewa Kade Tastra selaku ahli desain pembelajaran dapat dihitung persentase tingkat pencapaian sebesar 92%. 3. Hasil Evaluasi oleh Ahli Media Pembelajaran Hasil evaluasi oleh Bapak Dr. I Made Tegeh, S.Pd.,M.Pd selaku ahli media pembelajaran dapat dihitung persentase tingkat pencapaian sebesar 88%.
4. Uji Coba Perorangan Dalam uji coba perorangan mencapai tingkat persentase 90% berada pada kualifikasi sangat baik 5. Uji Coba Kelompok Kecil Dalam uji coba kelompok kecil mencapai tingkat persentase 92,5% berada pada kualifikasi sangat baik. 6. Uji Coba Lapangan Dalam uji coba lapangan mencapai tingkat persentase 90,06% berada pada kualifikasi sangat baik. Revisi Produk Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif . Dalam revisi produk pengembangan ini akan memaparkan enam hal pokok yaitu (1) revisi hasil evaluasi (expert judgesment) ahli isi, (2) revisi hasil evaluasi (expert judgesment) ahli desain pembelajaran, (3) revisi hasil evaluasi (expert judgesment) ahli media pembelajaran, (4) revisi hasil uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan. Efektivitas Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif . Efektivitas pengembangan multimedia pembelajaran interaktif dilakukan dengan metode tes. Soal tes pilihan ganda digunakan untuk mengumpulkan data nilai hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan multimedia pembelajaran interaktif. Sebelum menerapkan multimedia pembelajaran interaktif Bahasa Indonesia ini kepada siswa, peneliti melakukan pretest terhadap 30 siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Banjar. Selanjutnya diteruskan melakukan posttest terhadap 30 siswa. Hasil menunjukkan nilai rata-rata pretest sebesar 49,45 dan nilai rata-rata posttest sebesar 82,37. Berdasarkan nilai pretest dan posttest 30 siswa tersebut, maka dilakukan uji-t untuk sampel berkolerasi secara manual. Sebelum pengujian hipotesis penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas sebaran data dan homogenitas varians Uji normalitas data dilakukan dengan teknik Liliefors. Hasil menunjukkan L0 < Lt , yaitu L0 (0,12) < Lt (0,1590) maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015)
bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji Homogenitas menujukkan hasil Fhitung Ftabel n1 1, n2 1 yaitu: Fhitung (1,79) ≤ Ftabel (1,94) sehingga H1 ditolak yang berarti sampel bersifat homogen. Uji hipotesis dilakukan dengan uji-t dengan cara manual. harga t hitung dibandingkan dengan harga t pada tabel dengan db = n1 + n2 – 2 = 30 + 30 – 2 = 58. Harga t tabel untuk db 56 dan dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) adalah 2,000. Dengan demikian, harga t hitung yaitu 7,75 lebih besar daripada harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Bahasa Indonesia. Proses rancang bangun multimedia pembelajaran dengan materi Peristiwa Alam pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII semester genap tahun pelajaran 2014/2015 di SMP N 1 Banjar Rancang Bangun desain pengembangan multimedia pembelajaran interaktif Bahasa Indonesia telah dilakukan dengan metode pencatatan dokumen. Berdasarkan pencatatan dokumen yang telah dilakukan, menghasilkan laporan pengembangan produk. Laporan pengembangan produk dirancang sesuai tahapan-tahapan model ADDIE Dalam model ini, terdapat bagian yang menjelaskan desain pengembangan multimedia pembelajaran interaktif yaitu merancang storyboard. Kemajuan pengembangan produk telah dilaporkan dalam tabel laporan pengembangan produk. Desain ini digunakan untuk mengembangkan sebuah produk multimedia interaktif Bahasa Indonesia untuk kelas VII semester genap di SMP Negeri 1 Banjar. Desain pengembangan tersebut dikembangkan sehingga menghasilkan bahan ajar sesuai tingkat kebutuhan dan kompetensi yang di harapkan. Komponen bahan ajar disusun secara sistematis, dirancang dalam bentuk yang menarik, sehingga pada akhirnya multimedia pembelajaran interaktif Bahasa Indonesia ini mampu meningkatkan pemahaman siswa
Kelayakan Multimedia Pembelajaran dengan Materi Peristiwa Alam Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 Di SMP N 1 Banjar. Kelayakan pengembangan multimedia pembelajaran interaktif Bahasa Indonesia telah dilakukan dengan metode tes. Dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan lembar soal pilihan ganda terhadap 30 orang peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Banjar melalui pretest dan posttest yang nantinya akan dilakukan uji t untuk sampel berkorelasi. Setelah tes dilakukan, maka didapat nilai rata-rata untuk pretest adalah sebesar 55,5 dan rata-rata nilai posttest adalah 86,5. Kemudian dilakukan penghitungan uji t secara manual sehingga diperoleh hasil t hitung sebesar 7,75. Kemudian nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t pada tabel dengan db = n1 + n2 – 2 = 30 + 30 – 2 = 58. Nilai t tabel untuk db 58 dan dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) adalah 2,000. Dengan demikian, harga t hitung lebih besar daripada harga t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan multimedia pembelajaran interaktif. Dilihat dari konversi hasil belajar di kelas VII SMP Negeri 1 Banjar, nilai ratarata posttest peserta didik 86,5 berada pada kualifikasi Sangat Baik, dan berada di atas nilai KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia sebesar 75. Melihat nilai rerata atau mean posttest sebesar 86,5 yang lebih besar dari nilai rerata atau mean pretest sebesar 55,5, maka dapat dikatakan bahwa multimedia pembelajaran interaktif pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa Efektivitas Pengembangan Multimedia Interaktif Menurut Uji Ahli Isi, Ahli Desain, Ahli Media, Uji Perorangan, Uji Kelompok Kecil Dan Uji Lapangan Validitas hasil pengembangan multimedia pembelajaran interaktif Bahasa Indonesia telah dilakukan dengan metode kuesioner dan mendapatkan hasil yang sangat baik. Berdasarkan uji coba yang
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015)
telah dilakukan, menghasilkan instrumen berupa angket hasil evaluasi ahli isi, hasil evaluasi ahli desain pembelajaran, hasil evaluasi ahli media pembelajaran, uji coba perorangan, uji coa kelompok kecil dan uji coba lapangan. Hasilnya akan dipaparkan sebagai berikut. 1. Hasil Evaluasi Ahli Isi Berdasarkan hasil evaluasi (expert judgement) ahli isi maka dapat dilihat dari isi materi dalam multimedia pembelajaran interaktif Bahasa Indonesia sudah sesuai dengan konten materi dalam SK/KD pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas VII SMP Negeri 1 Banjar. Hasil yang diperoleh pada saat uji ahli isi melalui instrumen berupa kuesioner yaitu 93% dan berada pada kualifikasi sangat baik. Adapun komentar dari ahli isi yaitu berdasarkan hasil uji terhadap produk multimedia pembelajaran interaktif yang dirancang, sudah sangat baik dan dinilai dapat menunjang pembelajaran bagi guru-guru menyesuaikan dengan adaptasi kurikulum 2013 terlebih lagi penguasaan di bidang IT nya 2. Hasil Evaluasi Ahli Desain Setelah selesai melaksanakan uji ahli isi, evaluasi yang kedua adalah uji coba ahli desain pembelajaran. Persentase tingkat pencapaian dari ahli desain pembelajaran untuk multimedia pembelajaran interaktif memperoleh nilai sebesar 92% dengan kualifikasi sangat baik. Ahli desain juga memberikan saran perbaikan sebagai berikut: 1) Media sudah sangat baik 2) Ganti KD dan cocokan dengan silabus kurikulum 20131. Dan sudah dilakukan revisi pada media interaktif sehingga media interaktif tersebut bisa menjadi lebih baik setelah dilakukan revisi 3. Hasil Evaluasi Ahli Media Setelah selesai melaksanakan uji ahli isi serta merevisi produk sesuai dengan masukan dari ahli desain, evaluasi yang ketiga adalah uji ahli media pembelajaran. Uji coba produk kepada ahli media pembelajaran ditujukan untuk mengetahui kelayakan produk dilihat dari segi
media pembelajaran. Persentase tingkat pencapaian dari ahli media pembelajaran untuk multimedia pembelajaran interaktif memperoleh nilai sebesar 88% dengan kualifikasi baik. Ahli media juga memberikan saran perbaikan sebagai berikut: 1) Keping CD beri identitas Jurusan 2) Pada beranda tulisan bagian atas kabur, pilih warna kontras 3) Gambar, Video, animasi yang mengambil dari Suatu sumber, tulis Sumbernya 4. Uji Perorangan Multimedia pembelajaran interaktif yang dikembangkan telah melewati hasil evaluasi (expert judgesment) oleh para ahli diantaranya adalah ahli isi mata pelajaran Bahasa indonesia, ahli desain pembelajaran, dan ahli media pembelajaran. Setelah melakukan revisi produk dari ahli media pembelajaran, selanjutnya produk tersebut diuji cobakan ke siswa SMP Negeri 1 Banjar. Uji coba yang dilakukan pertama yaitu uji coba perorangan dengan jumlah responden sebanyak 3 orang dengan 1 siswa berprestasi belajar tinggi, 1 siswa berprestasi belajar sedang, dan 1 siswa berprestasi belajar rendah. Dari analisis data dan analisis komentar yang diberikan responden saat uji coba perorangan, diperoleh persentase jawaban siswa untuk tiap komponen penilaian adalah 90% dan berada pada kualifikasi sangat baik. 5. Uji Kelompok Kecil Uji coba yang kedua adalah uji coba kelompok kecil. Uji coba kelompok kecil dilakukan kepada 12 orang siswa SMP Negeri 5 Singaraja dengan 4 siswa berprestasi belajar tinggi, 4 siswa berprestasi belajar sedang, dan 4 siswa berprestasi belajar rendah. Dari data yang diperoleh, persentase tingkat pencapaian multimedia pembelajaran mandiri pada saat uji coba kelompok kecil memperoleh nilai sebesar 92,5% dan berada pada kualifikasi sangat baik.
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015)
6. Uji Coba Lapangan Uji coba yang terakhir yaitu uji coba lapangan diberikan kepada 30 orang siswa kelas VIIH SMP Negeri 1 Banjar. Multimedia pembelajaran interaktif Bahasa Indonesia ini ditayangkan secara langsung dan bersamaan dihadapan 30 orang siswa masing-masing siswa langsung mecermati dan memberikan penilaian melalui angket yang sudah disediakan. Dari data yang diperoleh, persentase tingkat pencapaian multimedia pembelajaran mandiri pada saat uji coba lapangan memperoleh nilai sebesar 90,06% dan berada pada kualifikasi Sangat baik. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan, yaitu: 1. Rancang Bangun desain pengembangan multimedia pembelajaran interaktif Bahasa Indonesia telah dilakukan dengan metode pencatatan dokumen dengan model ADDIE. Desain ini dikembangkan dan disusun secara sistematis, dirancang dalam bentuk yang menarik sehingga menjadi multimedia pembelajaran interaktif Bahasa Indonesia yang mampu meningkatkan pemahaman siswa. 2. Kelayakan pengembangan multimedia pembelajaran interaktif Bahasa Indonesia telah dilakukan dengan metode tes dengan memberikan lembar soalpilihan ganda terhadap 30 orang peserta didik melalui pretest dan posttest. Hasil test menunjukkan bahwa nilai rata-rata posttest sebesar 86,5 lebih besar dari nilai rata-rata pretest sebesar 55,5. Hal ini menunjukkan bahwa multimedia pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia Siswa. Dari nilai pretest dan posttest dilakukan perhitungan uji t secara manual dan diperoleh hasil t hitung sebesar 7,75 dengan nilai signifikan 5% (α = 0,05) dan t tabel sebesar 2,000. Karena t hitung lebih
besar dari t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa antara sebelum dan sesudah menggunakan multimedia pembelajaran interaktif. 3. Efektifitas Hasil Pengembangan Multimedia Interaktif Menurut Uji Ahli Isi, Ahli Desain, Ahli Media, Uji Perorangan, Uji Kelompok Kecil Dan Uji Lapangan rata – rata sudah berada pada kualifikasi sangat baik yaitu ahli isi dengan presentase 93%, ahli desain 92%, ahli media 88%, Uji perorangan 90%, kelompok kecil 92,5% dan uji lapangan 90,06%. Sehingga secara keseluruhan kulaitas multimedia interkatif sudah sangat baik. Saran-saran yang disampaikan berkenaan dengan pengembangan media video pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia ini dikelompokkan menjadi empat, yaitu (1) kepada siswa, (2) kepada guru, (3) kepada kepala sekolah, dan (4) kepada peneliti lain. 1. Bagi Siswa, Penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia akan membuat siswa menjadi lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran di kelas. Ketertarikan ini akan dapat membantu siswa secara tidak langsung untuk lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran yang sedang diberikan. Tentu saja hal ini juga akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa utamanya dalam pelajaran Bahasa Indonesia. 2. Bagi Guru, Multimedia interaktif Bahasa Indonesia ini juga akan dapat membantu guru dalam proses mengajar Bahasa Indonesia di dalam kelas. Namun, disarankan kepada guru untuk dapat mencari sumbersumber media pembelajaran yang lain yang juga dapat menarik perhatian siswa dan semangat belajar siswa. 3. Bagi Kepala Sekolah, Dalam perkembangan teknologi yang semakin canggih, tentu setiap sekolah itu bisa menyeimbangkan pendidikan dengan teknologi yang berkembang
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015)
saat ini. Maka disarankan kepada kepala sekolah, agar dapat menyeimbangkan pendidikan dengan teknologi yang berkembang, seperti sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran lebih dioptimalkan. 4. Bagi Peneliti Lain, Penelitian ini dilakukan dan dilewati dengan lancar, sehingga disarankan bagi peneliti lain agar menggunakan model ADDIE dalam mengembangkan produk sejenis. Media video pembelajaran Bahasa Indonesia ini telah teruji validitas dan kelayakannya dalam meningkatkan hasil belajar siswa, maka diharapkan bagi peneliti lain untuk melanjutkan penelitian ini dengan ruang lingkup yang lebih luas. DAFTAR PUSTAKA
Agung,
A. A. G. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Undiksha.
Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta. Bekti,
Tri, dkk. 2010. Uji Coba Pengembangan Desain Pembelajaran. Tersedia pada http://jadiwijaya.blog.uns.ac.id. (diakses tanggal 23 April 2015).
Depdiknas. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 19 Th 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Hasan Alwi. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Istiyanto. 2007. Manfaat Pembelajaran.
Multimedia
http://istiyanto.com/pengertiandanmanfaat-multimedia-pembelajaran/
(diakses 2014)
tanggal
21
November
Khoirudin, Nanang. 2013. Pengembangan Media Pembelajaran dengan Menggunakan Aplikasi Mindjet Mindmanager 9 untuk Siswa SMA pada Pokok Bahasan Alat Optik. Jurnal Pendidikan Fisika Volume 1, No. 1. April: 2338-0691. Komaruddin, dan Yooke Tjuparnah. S. Komaruddin. 2000. Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah. Bumi Aksara: Jakarta. Koyan, I Wayan. 2011. Asesmen dalam Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Press. -------.2012.Statistik Pendidikan Teknik Analisis Data Kuantitatif. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Press. Mahadewi, Luh Putu Putrini., dkk. 2006. Media Video Pembelajaran. Singaraja: Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha.
GhufronAnikdkk. 2007. Penelitiandan Pengembangan Bidang Pendidikan dan Pembelajaran. Yogyakarta: Lembaga Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta.
Mahanani, 2012. “Unsur Multimedia dalam Pembelajaran”. Tersedia pada: http://www.medukasi.web.id/2012/06/unsurmultimedia-dalampembelajaran.html. (diaksestanggal 30 November 2014).
Harun Rasyid, Mansyur & Suratno. 2009. Asesmen Perkembangan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Muti Pressindo.
Mulyatiningsih, Endang. 2012. Penelitian Terapan
Metode Bidang
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Vol: 3 No: 1 Tahun: 2015)
Pendidikan. Bandung.
Bandung:
Alfabeta
Munir. 2008. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: CV. ALFABETA. Pramono, Andy. 2012. “Modul3 :Suara dalam Multimedia” Tersedia pada: http://sastra.um.ac.id/wpcontent/uploads/2012/05/Suara-danvideo-dalam-Multimedia-share.docx. (diaksestanggal 30 November 2014).