e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015
PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VII.C DI SMP NEGERI 1 SERIRIT TAHUN AJARAN 2014/2015 Luh Eka Trislijayanti1, Sang Ayu Putu Sriasih2, Ida Bagus Sutresna3 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e_mail:{
[email protected],
[email protected],
[email protected]}@undiksha.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan (1) kemampuan berbicara siswa kelas VII.C di SMP Negeri 1 Seririt dengan penggunaan metode show and tell, (2) langkah-langkah pembelajaran berbicara dengan menggunakan metode show and tell siswa kelas VII.C di SMP Negeri 1 Seririt, dan (3) respons siswa terhadap kemampuan berbicara dengan menggunakan metode show and tell siswa kelas VII.C di SMP Negeri 1 Seririt. Penelitian ini terdiri atas dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Subjek penelitian ini adalah guru bahasa Indonesia dan seluruh siswa kelas VII.C SMP Negeri 1 Seririt yang berjumlah 32 orang. Objek dari penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas VII.C di SMP Negeri 1 Seririt. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, tes, dan kuesioner/angket. Data yang diperoleh dari metode tes dan metode kuesioner/angket dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode show and tell dengan media gambar dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Pada refleksi awal kemampuan berbicara siswa menunjukkan skor siswa sebesar 64. Setelah dilaksanakan siklus I skor siswa meningkat sebesar 12,25 sehingga dengan rata-rata 76,25%. Kemudian pada siklus II skor siswa meningkat sebesar 5,96 sehingga dengan rata-rata 82,21%. Langkah-langkah pembelajaran berbicara dengan metode show and tell dengan media gambar diterapkan guru dengan baik sesuai rencana pembelajaran. Siswa merespons sangat positif dengan rata-rata 46,21%. Kata kunci: metode show and tell, media gambar, keterampilan berbicara.
ABSTRACT This study aims to describe (1) the speaking ability of student’s VII.C in SMP Negeri 1 Seririt with the use of methods of show and tell, (2) the steps of speaking learning by using show and tell methodes student VII.C in SMP Negeri 1 Seririt and (3) a student's response to the speeking ability by using show and tell methodes students VII.C in SMP Negeri 1 Seririt. This study consisted of two cycles, the first cycle and the second cycle. The subjects of this research is Indonesian teacher and all of VII.C students in SMP Negeri 1 Seririt totaling 32 people. The object of this research is to improve the speaking ability of VII.C students in SMP Negeri 1 Seririt. Data collection method used in this research is the method of observation, tests and questionnaires / questionnaire. The data obtained from the test methods and questionnaires / questionnaire were analyzed with descriptive qualitative techniques. The results showed that the application of the show and tell methodes with images media can improve students' speaking skills. In the early reflections demonstrate their speaking ability of students score at 64. After the implementation of the
1
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015 first cycle students' scores increased by 12.25 so with an average of 76.25%. Then in the second cycle students' scores increased by 5.96 so with an average of 82.21%. The steps of speaking learning using the show and tell methodes with images media applied teacher properly that suitable with the plans of lessons. Students respond very positively with an average of 46.21%. Keywords: show and tell methodes, images media, speaking skills.
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal penting bagi kemajuan suatu negara. Pendidikan yang baik akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu menciptakan hubungan baik antara siswa dengan guru, sehingga siswa dapat aktif dalam pembelajaran. Komunikasi yang baik memiliki peranan penting dalam upaya siswa membentuk suatu pemahaman terhadap materi pembelajaran. Komunikasi berkaitan erat dengan kemampuan berbahasa khususnya keterampilan berbicara. Hal ini terkait dengan pendapat Tarigan (2008:9) yang menyatakan bahwa bahasa adalah alat komunikasi. Oleh karena itu, diperlukan sebuah kompetensi berbicara dalam berkomunikasi agar terjadi komunikasi yang efektif. Iskandarwassid, dkk. (2011: 241) menyatakan bahwa berdasarkan aspek-aspek keterampilan berbahasa, berbicara merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting dimiliki dan dikuasai oleh seseorang. Keterampilan berbicara menduduki tempat utama dalam memberi dan menerima informasi serta memajukan hidup dalam peradaban dunia modern. Dalam kenyataannya, pada saat melaksanakan PPL di lapangan diperoleh informasi, bahwa pembelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Seririt masih didominasi oleh guru. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran masih terbatas pada penerimaan materi yang disampaikan guru. Oleh karena itu, dalam
pembelajaran siswa masih pasif dan menunggu informasi, catatan maupun pertanyaan-pertanyaan dari guru. Hal ini berdampak pada kemampuan berbicara siswa. Selain itu, diperoleh data melalui observasi tentang nilai rata-rata kemampuan berbicara siswa masih rendah untuk kelas VII.C pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 adalah 64. Berdasarkan nilai berbicara tersebut, tampak bahwa rata-rata skor berbicara siswa masih di bawah kriteria ketuntasan minimal yang harus dicapai. Untuk mendukung informasi di atas, dilakukan observasi mengenai pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VII.C SMP Negeri 1 Seririt. Berdasarkan hasil observasi ditemukan berbagai permasalahan yang diidentifikasi sebagai penyebab rendahnya kemampuan berbicara siswa, dalam kegiatan pembelajaran di kelas dapat dikatakan hampir tidak ada siswa yang bertanya. Kalau tidak ditunjuk, tidak ada yang berani menjawab pertanyaan. Kelas terkesan mati karena tidak terjadi interaksi, seperti yang seharusnya. Padahal, keberhasilan suatu pembelajaran dipengaruhi juga oleh keaktifan para siswa dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, jika ditinjau dari aspek aktivitas siswa, awalnya perhatian siswa terpusat kepada materi yang sedang dipelajari, sangat antusias dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Pada saat guru menugaskan siswa untuk berbicara di depan kelas siswa pun tidak terlihat antusiasnya. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi siswa, media pembe-
2
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015 lajaran yang tepat digunakan dalam pembelajaran yaitu gambar. Gambar ini akan dideskripsikan oleh siswa dengan menggunakan metode show and tell, metode show and tell ini dapat digunakan untuk mengatasi masalah rendahnya kemampuan berbicara siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Musfiroh (2011:1) menyatakan, “Metode show and tell ini merupakan sebuah aktivitas bercerita (tell) yang diikuti dengan aktivitas menunjukkan sesuatu kepada khalayak (show)”. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan gambar yang dapat merangsang minat berbicara siswa. Sehingga lebih mudah memunculkan ketertarikan siswa terhadap gambar, alasan peneliti menggunakan gambar semacam itu agar siswa memiliki tingkat naratif yang tinggi untuk membuat tulisan lalu tulisan tersebut diceritakan kembali di depan kelas, hal ini menguji rasa percaya diri siswa terhadap apa yang sudah dibuat. Apabila digunakan media gambar “bunga mawar dan bunga kamboja” tidak berhasil, maka peneliti akan menggunakan gambar sekolah, lalu siswa ditugaskan oleh guru untuk mendeskripsikan dan menceritakan gambar tersebut. Dari hal itu, memunculkan keberanian siswa berbicara di depan kelas. Penelitian tentang keterampilan berbicara dengan media pembelajaran juga pernah dilakukan oleh Moh Qomaruddin pada tahun 2014 dengan judul “Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Teknik Bermain Peran Pada Siswa Kelas V MI Negeri Kudus Tahun Ajaran 2013/ 2014”. Penelitian Moh Qomaruddin (2014) memiliki persamaan dengan penelitian ini dari segi objek penelitian, yaitu sama-sama mengkaji cara meningkatkan kemampuan kete rampilan berbicara. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian Moh Qomaruddin, yaitu penelitian Moh Qomaruddin tidak menggunakan media pembelajaran melain-
kan menggunakan teknik bermain. Penelitian selanjutnya mengenai keterampilan berbicara juga pernah dilakukan oleh Luh Budiani pada tahun 2013 dengan judul “Meningkatkan Keterampilan Berbicara dengan Menggunakan Metode Diskusi pada Siswa”. Penelitian Luh Budiani (2013) juga menunjukkan adanya peningkatan keterampilan berbicara siswa. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang peneliti lakukan dari segi objek penelitian, yaitu sama-sama berupaya meningkatkan keterampilan berbicara. Perbedaannya adalah penelitian Luh Budiani menggunakan media video abstrak sedangkan pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode show and tell dengan media gambar. Berdasarkan hal itu, penelitian dengan judul “Penggunaan Metode Show and Tell dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas VII.C di SMP Negeri 1 Seririt Tahun Ajaran 2014/2015” menarik dan penting dilakukan guna melengkapi sisi lain dari penelitian sebelumnya. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan seluruh siswa kelas VII.C SMP Negeri 1 Seririt. Objek penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas VII.C di SMP Negeri 1 Seririt. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui metode observasi, tes, dan kuesioner/angket. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu pedoman observasi, tes (soal tes), dan kuesioner. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif dan teknik analisis data kualitatif. Teknik analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis data keterampilan berbicara dan data kuesioner tertutup. 3
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015 Sedangkan teknik analisis data deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis data media gambar yang digunakan dan langkah-langkah pembelajaran berbicara dengan metode show and tell dengan media gambar. Kriteria keberhasilan belajar berbicara melalui metode show and tell dengan media gambar ditunjukkan dengan adanya rasa antusias siswa dalam pembelajaran. Hal ini diketahui dari hasil observasi pada saat penelitian berlangsung. Keterampilan berbicara siswa mengalami peningkatan, yaitu 75% siswa mencapai KKM atau di atas KKM. Selain itu, hasil kuesioner menunjukkan 75% ke atas siswa merespons positif terhadap penerapan metode show and tell dengan media gambar dalam pembelajaran berbicara. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Ada tiga hasil yang diperoleh dari penelitian ini. (1) kemampuan berbicara, (2) langkah-langkah pembelajaran berbicara, dan (3) respons siswa terhadap kemampuan berbicara dengan menggunakan metode show and tell siswa kelas VII.C di SMP Negeri 1 Seririt. Peningkatan hasil belajar berbicara dapat dilihat dari skor ratarata yang diperoleh siswa kelas VII.C SMP Negeri 1 Seririt. Persentase siswa yang mendapat nilai di atas 75 adalah 21,43%. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I, dengan menerapkan metode show and tell dengan media gambar, persentase skor siswa yang mendapat nilai di atas 75 adalah 76,25%. Sedangkan, persentase siswa yang mendapat nilai di atas 75 pada siklus II adalah 82,21%. Pada siklus I, persentase siswa yang memperoleh nilai di atas 75 lebih sedikit dibandingkan dengan siklus II. Peningkatan persentase siswa yang mendapat nilai di atas
KKM dari siklus I ke siklus II sebesar 96,43%. Rendahnya jumlah siswa yang sudah mencapai KKM disebabkan oleh beberapa hal, yaitu guru kurang terperinci ketika menjelaskan materi pelajaran, siswa kurang fokus pada saat pembelajaran berlangsung, siswa masih merasa malu untuk bertanya apabila ada hal-hal yang kurang dipahami dan malu untuk mengungkapkan pendapat, guru kurang memberikan variasi penguatan dan motivasi kepada siswa pada saat siswa menjawab pertanyaan, guru memerlukan banyak waktu untuk mempersiapkan media pembelajaran, guru memberikan kebebasan kepada siswa dalam mendeskripsikan gambar, sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung, guru tidak menjelaskan aspek-aspek yang akan dinilai, gambar yang digunakan pada siklus I menarik perhatian siswa tetapi gambar bunga tersebut kurang memiliki penggambaran yang jelas. Pada siklus II, persentase siswa yang mendapat nilai di atas KKM mengalami peningkatan karena permasalahan yang dihadapi pada siklus I sudah diatasi. Guru sudah memberikan gambaran tentang langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan, guru memberikan motivasi kepada siswa, agar siswa semangat mengikuti pelajaran, guru menjelaskan materi secara jelas dan terperinci serta memberikan contoh saat menjelaskan, guru menjelaskan aspek-aspek yang akan dinilai pada keterampilan berbicara, guru menugaskan siswa untuk mendeskripsikan gambar, lalu menceritakan gambar, guru mengajak siswa untuk berdiskusi, guru menugasi siswa memahami kembali gambar, dan memperbaiki cerita yang sudah dibuat sebelum dikumpulkan, serta guru memberikan penguatan kepada siswa karena sudah aktif ketika proses belajar-mengajar berlangsung.
4
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015 Terkait dengan peningkatan persentase siswa yang mendapat nilai 75 ke atas dalam keterampilan berbicara diterapkannya metode show and tell dengan media gambar tersebut mampu menarik perhatian siswa. Media gambar pada siklus II mampu meningkatkan keterampilan berbicara dibandingkan media gambar pada siklus I. Media gambar yang digunakan pada siklus I sudah mampu menarik perhatian siswa, namun deskripsi gambar pada siklus I tersebut kurang jelas sehingga membuat siswa merasa kebingungan. Pada siklus II, media gambar bunga diganti dengan media gambar sekolah yang memiliki alur cerita jelas. Hal ini dilakukan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, gambar pada siklus II memiliki alur cerita yang lebih jelas dan mudah untuk diceritakan, jika dibandingkan dengan gambar pada siklus I. Peningkatan keterampilan siswa dalam pembelajaran berbicara tidak terlepas dari langkah-langkah pembelajaran yang ditempuh. Langkah-langkah pembelajaran ini merupakan pembaharuan dari langkahlangkah pembelajaran pada siklus I yang kemudian diterapkan pada siklus II. Langkah-langkah yang ditempuh pada siklus II, yaitu (1) guru mengucapkan salam pembuka, yaitu “Selamat Siang”, (2) guru mengecek kehadiran siswa, (3) guru memberikan gambaran tentang langkahlangkah pembelajaran yang akan dilaksanakan, (4) guru memberikan motivasi kepada siswa, agar siswa semangat mengikuti pelajaran, (5) guru memberikan apersepsi dengan cara menyuruh salah satu siswa mendeskripsikan gambar, (6) guru menjelaskan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, (7) guru menjelaskan materi secara jelas dan terperinci, guru memberikan contoh nyata kepada siswa, (8) guru menjelaskan aspekaspek yang akan dinilai pada pem-
belajaran berbicara siswa, (9) guru menugaskan siswa untuk memahami gambar lalu mendeskripsikan gambar, (10) guru mengajak siswa untuk menceritakan gambar di depan kelas, (11) guru menugasi siswa memeriksa ulang dan memperbaiki tugas yang dibuat sebelum dikumpulkan, (12) guru melakukan refleksi dan evaluasi mengenai kegiatan yang sudah berlangsung, (13) guru mengajak siswa membuat kesimpulan tentang pembelajaran berbicara dengan metode show and tell dengan media gambar, (14) guru memberikan penguatan kepada siswa karena sudah aktif ketika proses belajar-mengajar berlangsung, dan (15) guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan “Selamat Sore”. Berbicara mengenai langkahlangkah pembelajaran ini, terdapat beberapa kegiatan pembelajaran yang menjadi titik penekanan agar kemampuan siswa menjadi meningkat. Adapun kegiatan-kegiatan pembelajaran itu adalah (1) memberikan contoh ketika menjelaskan materi, (2) memberikan motivasi dan penguatan kepada siswa, (3) menggunakan media gambar yang menarik bagi siswa, memiliki alur cerita yang jelas pada gambar, (3) memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif di kelas ketika proses belajar-mengajar berlangsung, dan (4) memberikan bimbingan secara terus-menerus kepada siswa. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan pada siklus II. Hasil penelitian yang berkaitan dengan respons yang diberikan oleh siswa terhadap penerapan metode show and tell dengan media gambar dalam pembelajaran berbicara juga menunjukkan peningkatan. Pada siklus I, dari 28 siswa yang mengisi kuesioner, 6 siswa atau 21,43% yang memberikan respons sangat positif, 21 siswa atau 75% memberikan respons positif, 1 siswa atau 3,57% siswa yang memberikan 5
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015 respons cukup positif, dan tidak ada siswa yang memberikan respons kurang positif dan sangat kurang positif. Sedangkan pada siklus II, dari 28 siswa yang mengisi lembar kuesioner, 17 siswa atau 60,71% yang memberikan respons sangat positif, 11 siswa atau 39,29% siswa yang memberikan respons positif, dan tidak ada siswa yang memberikan respons cukup positif, kurang positif, serta sangat kurang positif. Dari hal tersebut, penerapan metode show and tell dengan media gambar untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas VII.C SMP Negeri 1 Seririt dikatakan berhasil. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat diidentifikasi tiga temuan yang bermakna. Temuan ini selanjutnya dibahas dengan menghubungkan teori-teori yang ada maupun dengan penelitian-penelitian sejenis yang lain. Temuan tersebut adalah (1) terdapat beberapa langkah penerapan metode show and tell dengan gambar dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa, (2) penerapan metode show and tell dengan gambar dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa, (3) siswa memberikan respons sangat positif terhadap metode show and tell dengan media gambar dalam pembelajaran berbicara. Temuan pertama, terdapat beberapa langkah penerapan metode show and tell dengan media gambar dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas VII.C SMP Negeri 1 Seririt. Langkah-langkah pembelajaran yang tepat dalam menerapkan metode show and tell dengan media gambar di kelas VII.C SMP Negeri 1 Seririt dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Langkahlangkah pembelajaran berbicara pada tahap pendahuluan adalah sebagai berikut. (1) Guru mem-
berikan gambaran tentang langkahlangkah pembelajaran yang akan dilaksanakan. (2) Guru memberikan motivasi kepada siswa, agar siswa semangat mengikuti pelajaran. (3) Guru memberikan apersepsi dengan cara menyuruh salah satu siswa menceritakan hasil deskripsi pada gambar tersebut. (4) Guru menjelaskan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Langkah-langkah pembelajaran berbicara pada tahap kegiatan inti adalah sebagai berikut. (1) Guru menjelaskan materi secara jelas dan terperinci. Saat menjelaskan materi, guru memberikan contoh nyata kepada siswa. Selain itu, guru juga melakukan tanya jawab dengan siswa terkait materi yang disampaikan. (2) Guru menjelaskan aspek-aspek yang akan dinilai pada keterampilan berbicara siswa. (3) Guru menugasi siswa untuk memahami gambar lalu mendeskripsikan gambar. (4) Guru membimbing siswa saat mendeskripsikan gambar. (5) Guru membimbing siswa saat melihat kesulitan siswa memahami gambar. (6) Guru menugasi siswa memeriksa ulang dan memperbaiki cerita yang dibuat sebelum dikumpulkan kepada guru. Langkah-langkah pembelajaran berbicara pada tahap penutup adalah sebagai berikut. (1) Guru melakukan refleksi dan evaluasi mengenai kegiatan yang sudah berlangsung. (2) Guru mengajak siswa membuat kesimpulan tentang pembelajaran berbicara dengan metode show and tell dengan media gambar. (3) Guru memberikan penguatan kepada siswa karena sudah aktif ketika pembelajaran berlangsung. Temuan ini sejalan dengan penelitian sejenis dari Moh Qomaruddin pada tahun 2014 dengan judul “Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Teknik Bermain Peran Pada Siswa Kelas V MI Negeri Kudus Tahun Ajaran 6
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015 2013/2014”. Penelitian Moh Qomaruddin (2014) memiliki persamaan dengan penelitian ini dari segi objek penelitian, yaitu sama-sama mengkaji cara meningkatkan kemampuan keterampilan berbicara. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian Moh Qomaruddin, yaitu penelitian Moh Qomaruddin tidak menggunakan media pembelajaran melainkan menggunakan teknik bermain. Temuan kedua, penerapan metode show and tell dengan media gambar dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran berbicara. Peningkatan keterampilan berbicara disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, dengan menerapkan media gambar, siswa lebih meningkat antusias berbicara di depan kelas. Kustandi dan Sutjipto (2011:9) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar-mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang ingin disampaikan sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna. Temuan ini sejalan dengan pendapat Sadiman (2009:6) yang menyatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat, dan perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dengan efektif. Penerapan media gambar memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih bebas dan tanpa beban mendeskripsikan apa yang sedang dilihat pada gambar sehingga aktivitas berbicara menjadi aktivitas yang menyenangkan serta melatih bercerita di depan kelas. Dengan menggunakan media gambar, siswa tidak mengantuk dan memperhatikan penjelasan guru saat mengikuti pelajaran. Di samping itu, penerapan media gambar dapat merang-
sang kemampuan bercerita siswa sehingga siswa mampu berbicara di depan kelas dengan lebih baik. Media gambar “bunga mawar dan bunga kamboja” yang digunakan pada siklus I menarik bagi siswa. Namun, gambar “bunga mawar dan bunga kamboja” kurang mampu meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Hal ini dikarenakan siswa mengalami kebingungan dengan mendeskripsikan gambar “bunga mawar dan bunga kamboja”, karena sulit menentukan alur cerita pada gambar. Pada siklus II, penggunaan gambar di sekolah dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Gambar peristiwa di sekolah tersebut sangat jelas dan memiliki alur cerita yang jelas. Kedua, dengan diterapkan metode show and tell, siswa merasa lebih percaya diri dan merasa diperhatikan. Penerapan metode show and tell membuat siswa mendapat porsi bimbingan lebih intensif. Diterapkannya metode show and tell dapat meningkatkan keberhasilan siswa, menumbuhkan motivasi belajar, dan membuat kegiatan belajarmengajar lebih intensif. Siswa lebih antusias dalam pembelajaran berbicara dan lebih bersemangat. Menurut Musfiroh (2011:5) bahwa metode show and tell adalah suatu metode pembelajaran dengan kegiatan anak menunjukkan benda dan menyatakan pendapat, mengungkapkan perasaan, keinginan, maupun pengalaman terkait dengan benda. Selain itu, dapat juga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan. Bimbingan adalah bantuan-bantuan atau tuntutan khusus yang diberikan kepada siswa dengan memperhatikan potensi-potensi yang ada pada siswa tersebut agar dapat berkembang maksimal. Ketiga, pemberian motivasi oleh guru dapat mendorong siswa untuk lebih bersemangat dan lebih 7
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015 baik dalam berbicara. Guru yang baik adalah guru yang selalu memberikan motivasi kepada siswanya untuk belajar. Dengan diberikan motivasi, siswa akan belajar lebih baik dan lebih tekun. Djamarah (2010: 182) menyatakan “Motivasi memegang peranan penting dalam belajar. Seorang siswa tidak akan dapat belajar dengan baik dan tekun jika tidak ada motivasi dalam dirinya. Bahkan, tanpa motivasi, seorang siswa tidak akan melakukan kegiatan belajar”. Oleh karena itu, guru selalu memotivasi siswa agar lebih semangat dalam belajar. Motivasi yang diberikan oleh guru sangat penting bagi siswa. Hasil penelitian di kelas VII.C SMP Negeri 1 Seririt menunjukkan bahwa memang benar metode show and tell dengan media gambar dapat membantu siswa dalam pembelajaran berbicara. Peningkatan keterampilan berbicara berdasarkan penerapan metode show and tell dengan media gambar dibuktikan dengan hasil pembelajaran dari siklus I, secara klasikal skor rata-rata siswa adalah 75%. Pada siklus II, secara klasikal, skor rata-rata siswa adalah 96,43%. Dari kedua siklus tersebut terjadi peningkatan sebesar 21,43%. Temuan ini sejalan dengan penelitian sejenis dari Luh Budiani pada tahun 2013 dengan judul “Meningkatkan Keterampilan Berbicara dengan Menggunakan Metode Diskusi pada Siswa”. Hasil penelitian ini dapat dilihat dari peningkatan keterampilan berbicara siswa yang selalu meningkat pada setiap siklusnya. Pada sikus I, skor rata-rata 68,45% menjadi 74,28%. Pada siklus II, skor rata-rata keterampilan berbicara siswa meningkat sebesar 3,50% menjadi 77,78%. Temuan ini juga sejalan dengan penelitian sejenis dari Moh Qomaruddin pada tahun 2014 dengan judul “Peningkatan Kemam-
puan Berbicara Melalui Teknik Bermain Peran Pada Siswa Kelas V MI Negeri Kudus Tahun Ajaran 2013/2014”. Hasil penelitian ini dapat dilihat dari peningkatan kemampuan berbicara siswa yang selalu meningkat pada setiap siklusnya. Pada siklus I, skor ratarata keterampilan berbicara siswa, yaitu 68,45%. Pada siklus II, skor rata-rata keterampilan berbicara siswa, yaitu 77,78%. Peningkatan yang terjadi dari siklus 1 dan siklus II sebesar 10,48%. Kedua penelitian tersebut ternyata relevan dengan penelitian ini. Hal ini dibuktikan dengan hasil yang diperoleh, yaitu hasil dalam peningkatan keterampilan berbicara siswa. Pada kedua penelitian sejenis yang peneliti gunakan sebagai kajian pustaka hasilnya terjadi peningkatan keterampilan berbicara dengan metode diskusi dan penerapan media video abstrak. Begitu pula halnya pada penelitian ini, terjadi peningkatan keterampilan berbicara siswa dengan menerapkan metode show and tell dengan media gambar. Temuan ketiga, siswa memberikan respons sangat positif pada pembelajaran berbicara dalam penerapan metode show and tell dengan media gambar karena siswa lebih mudah menemukan inspirasi saat mendeskripsikan gambar lalu menceritakan gambar tanpa mengalami kesulitan. Hal ini dibuktikan dari 32 siswa yang mengisi kuesioner, 17 atau 60,71% siswa memberikan respons sangat positif dan 11 siswa atau 39,29% memberikan respons positif terhadap penerapan metode show and tell dengan media gambar. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Luh Budiani pada tahun 2013 dengan judul “Meningkatkan Keterampilan Berbicara dengan Menggunakan Metode Diskusi pada Siswa”. Salah satu hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan media video 8
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015 abstrak dapat menumbuhkan sikap positif terhadap pembelajaran berbicara pada siswa. Dengan demikian, hipotesis penelitian yang berbunyi penerapan metode show and tell dengan media gambar untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas VII.C SMP Negeri 1 Seririt dapat diterima. Bercerita dapat berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan pesan berupa penjelasan, gambaran sesuatu hal, menghibur, dan meningkatkan keterampilan berbicara. Jika dilihat sekilas memanglah masyarakat umum menganggap bercerita itu adalah hal yang mudah. Walaupun masyarakat berpendapat seperti itu, bukan berarti semua orang dapat bercerita dengan baik di depan kelas. Hal inilah yang dialami siswa kelas VII.C SMP Negeri 1 Seririt. Berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seririt diperoleh informasi bahwa dalam berbicara di depan kelas masih mengalami kesulitan, karena kurangnya rasa percaya diri. Selain itu, siswa kurang antusias dalam pembelajaran berbicara dengan menceritakan gambar di depan kelas sehingga cerita yang disampaikan tidak sistematis. Hal ini membuktikan bahwa masih banyak siswa yang belum terampil dalam berbicara maupun dalam menyampaikan cerita dan ketidakfokusan serta ketidaktertarikan mereka berbicara di depan kelas menyebabkan siswa tidak memahami urutan jalan cerita dengan baik. Selain itu, berdasarkan wawancara terhadap salah satu guru bahasa Indonesia yang mengajar kelas VII, Ibu Ni Luh Sulastri, S.Pd. menyatakan bahwa skor rata-rata dari 32 siswa dalam keterampilan berbicara masih di bawah KKM, yakni 64 (cukup), sedangkan KKM mata pelajaran bahasa Indonesia, khususnya berbicara di kelas VII.C adalah 75 (baik). Hal itu
menandakan bahwa ketuntasan pembelajaran berbicara masih beluhm tercapai. Berdasarkan hal itu, dapat disimpulkan bahwa skor berbicara di SMP Negeri 1 Seririt masih rendah. Untuk itu, perlu dicarikan solusi guna memecahkan permasalahan tersebut. Dalam hal ini, peneliti berdiskusi dengan guru dan sepakat untuk menerapkan metode show and tell dengan media pembelajaran gambar yang peneliti tawarkan untuk meningkatkan keterampilan berbicara. Keunggulan metode show and tell ini, yakni melatih keterampilan berbicara melalui diskusi dengan teman sekelompok, ketika siswa diberikan tugas untuk mencermati gambar lalu mendeskripsikan gambar serta menceritakan gambar di depan kelas siswa akan dapat mengetahui secara runtut alur cerita pada gambar dari awal hingga akhir jalan cerita. Ada yang memulai, ada yang melanjutkan, ada yang menunjukkan gambar, dan ada yang bertugas untuk menceritakan gambar secara bergantian. Jadi, kegiatan berbicara diikuti dengan bercerita tersebut dilakukan secara kolaboratif. Melalui metode show and tell ini pula siswa menjadi fokus untuk bercerita dan melatih keterampilan berbicara di depan kelas. Di samping itu, dengan metode show and tell siswa tidak bosan untuk belajar karena ada unsur bermain dan ada tuntutan untuk berfikir kreatif menuangkan kreasinya pada saat menceritakan gambar sehingga setiap siswa memiliki cirri khas masing-masing pada saat berbicara di depan kelas. Dari keunggulan yang dijelaskan di atas, maka permasalahan yang ada, yakni kesulitan siswa dalam berbicara di depan kelas karena kurangnya rasa percaya diri, ketidakfokusan siswa dalam belajar yang membuat berbicara tidak sistematis, dan 9
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015 kebosanan siswa dalam belajar dapat diatasi. Semua permasalahan itu dapat diatasi melalui diskusi antarsiswa sehingga siswa dapat memahami urutan cerita, tanggung jawab berbicara di depan kelas yang dapat menantang siswa untuk terfokus, serta menceritakan hasil deskripsinya pada gambar dapat menghilangkan kebosanan karena ada unsur bermain. Dengan demikian, keterampilan berbicara siswa akan dapat ditingkatkan. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, ada beberapa hal yang menjadi simpulan dalam penelitian ini. Pertama, peningkatan skor rata-rata keterampilan berbicara siswa dengan menerapkan metode show and tell dengan media gambar terjadi pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I, hasil yang diperoleh siswa kurang memuaskan, yaitu 76,25% dengan 21 siswa sudah tuntas atau 75% dan 7 siswa atau 25% siswa mendapatkan nilai di bawah KKM. Sedangkan pada siklus II, nilai tersebut mengalami peningkatan sebesar 82,21%, yaitu dari rata-rata nilai kelas sebesar 76,25% pada siklus I menjadi 82,21% pada siklus II. Untuk ketuntasan secara klasikal juga mengalami peningkatan, yaitu sebesar 76,25% dari ketuntasan kelas 75% pada siklus I menjadi 96,43% pada siklus II. Jadi, penerapan metode show and tell dengan media gambar mampu meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas VII.C SMP Negeri 1 Seririt. Kedua, langkah-langkah pembelajaran berbicara yang tepat dengan menerapkan metode show and tell dengan media gambar dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Pada tahap pendahuluan, guru memberikan apersepsi terkait dengan materi yang diajarkan. Pada
tahap kegiatan inti guru menugaskan siswa untuk mendeskripsikan gambar, membimbing siswa saat membuat dan memahami gambar, dan membimbing siswa saat mendeskripsikan gambar. Pada tahap penutup, guru melakukan refleksi dan evaluasi mengenai kegiatan yang sudah berlangsung serta memberikan penguatan kepada siswa karena sudah aktif ketika pembelajaran berlangsung. Terakhir, siswa memberikan respons sangat positif terhadap penerapan metode show and tell dengan media gambar dalam pembelajaran berbicara. Hal ini bisa dilihat dari 32 siswa yang mengisi kuesioner, 17 atau 60,71% siswa memberikan respons sangat positif dan 11 siswa atau 39,29% memberikan respons positif terhadap penerapan metode show and tell dengan media gambar dalam pembelajaran berbicara. Berdasarkan simpulan di atas, adapun saran-saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut. (1) Penelitian ini disarankan kepada guru Bahasa dan Sastra Indonesia untuk menerapkan metode show and tell dengan media gambar sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan kualitas berbicara siswa. Kemudian siswa SMP Negeri 1 Seririt khususnya kelas VII pada tahun ajaran berikutnya, dapat menggunakan media gambar ini dalam pembelajaran berbicara di depan kelas. Dengan menerapkan media gambar, diharapkan dapat meningkatkan dan memotivasi keterampilan siswa dalam berbicara. (2) Peneliti lain dapat mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai pembelajaran berbicara dalam pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Selain itu, peneliti lain dapat memerhatikan kendala-kendala yang dialami oleh peneliti sebagai bahan bandingan, masukan, atau mereferensi untuk
10
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha Volume : Vol: 3 No: 1 Tahun:2015 perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan penelitian. Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dipaparkan tersebut, hipotesis yang dapat ditarik dalam penelitian ini adalah penggunaan metode show and tell dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas VII.C di SMP Negeri 1 Seririt. DAFTAR PUSTAKA Budiani, Luh. 2013. Meningkatkan Keterampilan Berbicara dengan Menggunakan Metode Diskusi pada Siswa. Skripsi (tidak diterbitkn). Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Undiksha Singaraja. Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Iskandarwassid, dkk. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya. Kustandi, Cecep & Bambang Sutjipto. 2011. Media Pembe-
lajaran (Manual dan Digital). Bogor: Ghalia Indonesia. Musfiroh, Tadkiroatum. 2 011. Show and Tell Edukatif. Yogyakarta: Tiara Wacana Group. Sadiman, Arief S, dkk. 2005. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Percetakan Angkasa. Qomaruddin, Moh. Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Teknik Bermain Peran pada Siswa Kelas V MI Negeri Kudus Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Undiksha Singaraja.
11