e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
PENGGUNAAN TEKS DESKRIPSI SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI BAHASA 1 SMA KARYA WISATA SINGARAJA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Ni Made Dwi Indah Yuliana1, Wayan Artika2, Wayan Rasna3 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMA Karya Wisata Singaraja. Penelitian ini bertujuan untuk (1) meningkatkan kemampuan menulis naskah drama dengan penggunaan teks deskripsi sebagai sumber belajar, (2) mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis naskah drama. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan dua siklus. Subjek dalam penelitian ini siswa kelas XI Bahasa 1 di SMA Karya Wisata Singaraja sedangkan objeknya penggunaan teks deskripsi sebagai sumber belajar dalam meningkatkan kemampuan menulis naskah drama. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa tes dan observasi. Untuk mendapatkan data berupa aktivitas siswa dilakukan dengan metode observasi, sedangkan data kemampuan menulis naskah drama dilakukan dengan metode tes. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai rata-rata siklus I adalah 70,79 atau mengalami peningkatan dari nilai sebelumnya (Prasiklus) 59,58. Nilai rata-rata siklus II 80,00 atau mengalami peningkatan dari siklus I 70,79. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan sumber belajar teks deskripsi dapat meningkatkan kemampuan menulis naskah drama siswa di kelas XI Bahasa 1 SMA Karya Wisata Singaraja dan sumber belajar teks deskripsi dapat membuat siswa kelas XI Bahasa 1 SMA Karya Wisata Singaraja menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran yang dapat dibuktikan dengan hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa. Kata-kata kunci: menulis naskah drama, teks deskripsi. Abstract This class action research has been done at SMA Karya Wisata Singaraja. The purposes of this research are: (1) to develop the ability in writing drama script using descriptive text as learning resources, (2) to know the students activity in learning of writing script drama. This research conducted with two cycles. The subject in this research is the students of XI Language 1 class in SMA Karya Wisata Singaraja while the object is the use of description text as a source of learning in improving the ability to write drama script. This research uses data collection method in the form of test and observation. To get the data in the form of student activity is done by observation method, while the data ability of writing drama script is done by test method. The results of this research indicate the average value of cycle I is 70.79 or an increase from the previous value (Prasiklus) 59.58. The average value of cycle II is 80.00 or increased from cycle I 70.79. Based on those results, it can be concluded that the use of learning resources of descriptive text can improve the students ability in writing the drama script at XI Language 1 class of SMA Karya Wisata Singaraja and the source of learning description text can make the students in XI Language 1 class of SMA Karya Wisata Singaraja become more active in learning process. Key Words: Writing script drama, description text
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
PENDAHULUAN Pembelajaran bahasa Indonesia terdiri atas empat aspek keterampilan, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu keterampilan itu adalah menulis. Tarigan (1896:3), menyatakan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Sejalan dengan itu, Syamsudin (2009:35) menyatakan, menulis merupakan aktivitas seseorang dalam menuangkan ide-ide, pikiran, dan perasaan secara logis dan sistematis dalam bentuk tertulis sehingga pesan tersebut dapat dipahami pembaca. Lebih lanjut, Rosidi (2009:2) mengungkapkan bahwa menulis merupakan kegiatan menyampaikan gagasan kepada pembaca dalam bahasa tulis agar bisa dipahami oleh pembaca. Dengan demikian, menulis merupakan usaha seseorang untuk menyampaikan suatu gagasan atau ide yang dimiliki melalui bahasa tulis yang dapat memberikan informasi kepada pembaca. Menulis memiliki peranan penting. Dengan menulis seseorang dapat mengekspresikan diri. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Dengan keterampilan itu, seseorang dapat mengungkapkan ide, pikiran, perasaan, dan kemampuannya kepada orang lain melalui tulisan. Pembelajaran sastra di sekolah terkait mengapresiasi sastra, ada berbagai aspek yang terkandung di dalamnya, mulai memahami isi suatu karya sastra sampai mampu menciptakan karya sastra tersebut. Salah satu penciptaan karya sastra adalah menulis naskah drama. Menurut Komaidi (2011:187), kegiatan menulis naskah drama merupakan suatu proses yang utuh, yang mempunyai keseluruhan. Ada unsur-unsur fundamental dalam naskah drama, seperti (1) penciptaan latar (creating setting), (2) penciptaan tokoh yang hidup (freshing of chacarcters),(3) penciptaan konflik-konflik (working with
conficts), (4) penulisan adegan, (5) disusun ke dalam sebuah skenario. Berdasarkan pendapat tersebut, bahwa dalam menulis naskah drama harus memerhatikan unsur-unsur fundamental yang ada pada naskah drama yang dibuat. Menulis naskah drama penting untuk dilakukan mengingat dalam pembelajaran apresiasi drama (pementasan drama) sangat membutuhkan naskah. Komaidi (2011: 187), menyatakan bahwa naskah drama sangat penting sebagai panduan dalam bermain drama. Sejalan dengan itu, Wiyanto (dalam Komaidi, 2011), menyatakan bila kita akan mengadakan pertunjukan drama, yang kita butuhkan pertama-tama adalah naskah drama. Keterampilan menulis naskah drama sangat penting dalam apresiasi sastra, tetapi masih ada siswa yang beranggapan bahwa naskah drama kurang penting. Selama ini, asumsi menulis naskah drama dimata siswa merupakan sebuah pelajaran yang sulit dibandingkan dengan bentuk karya sastra yang lain. Wijanto (2004:19), mengemukakan bahwa penghayatan naskah drama lebih sulit daripada sastra prosa dan puisi. Tidak hanya penghayatannya, kegiatan menulis naskah drama kurang diminati. Sejalan dengan hal tersebut Waluyo (2004:31), juga menyatakan naskah-naskah drama memang sulit didapatkan. Dalam menciptakan sebuah naskah drama tentunya dibutuhkan sebuah pemikiran yang integritas dan memahami sifat naskah drama dari segi kekhususannya. Begitu juga dalam pembelajaran menulis naskah drama yang dilakukan di sekolah, siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami unsur-unsur pembangun naskah drama. Dengan demikian, pembelajaran menulis naskah drama memang patut ditingkatkan sejak dini. Pada kenyataannya masih ada kendala dalam menulis naskah drama.
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
Kendala atau hambatan tersebut dipengaruhi oleh tiga faktor. Faktor yang memengaruhi yaitu, sulitnya menentukan tema, sulitnya menyusun dialog, dan tidak digunakannya sumber belajar dalam pembelajaran menulis naskah drama. Kurangnya minat siswa dalam menulis naskah drama membuat siswa sulit untuk menemukan tema untuk ditulis manjadi naskah drama. Selain itu, setelah siswa menemukan tema untuk dijadikan naskah drama, siswa mengalami kesulitan dalam menyusun dialog. Karya sastra berbentuk dialog memang rumit karena siswa harus menghubungkan seluruh dialog dan membangun sebuah interpretasi sehingga untuk mempelajarinya diperlukan suatu ketelitian lebih. Faktor lain yang memengaruhi minat siswa untuk mempelajari drama diantaranya adalah sumber belajar yang digunakan oleh guru masih sangat minim atau hanya berorientasi pada buku teks yang disediakan oleh sekolah. Menulis naskah drama merupakan pengembangan terhadap pembelajaran menulis, sangat diperlukan sumber belajar untuk sekiranya membantu siswa dalam proses pembelajaran. Sumber belajar adalah segala macam bahan yang dapat di gunakan untuk memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada murid maupun guru. Sumber belajar sangat penting dalam menunjang pembelajaran. Dengan menggunakan sumber belajar yang tepat diharapkan siswa mampu menulis naskah drama dengan baik. Sumber belajar dapat mendongkrak minat siswa untuk memahami suatu materi pembelajaran, terutama dalam menulis naskah drama. Untuk memudahkan dalam menulis tentunya dibutuhkan sumber belajar dalam menunjang pembelajaran. Salah satu sumber belajar yang dipilih untuk pembelajaran menulis naskah drama adalah dengan menggunakan teks deskripsi. Sumber belajar ini diharapkan
dapat memberikan kemudahan kepada siswa dalam melakukan pembelajaran menulis naskah drama. Teks deskripsi adalah teks yang menggambarkan sesuatu sesuai dengan pandangan penulis. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh, Mudrajad (2009:72) yang menyatakan bahwa, teks deskripsi memberikan gambaran verbal terhadap sesuatu yang akan ditulis, baik itu manusia, objek, penampilan, pemandangan, atau kejadian. Sementara itu, Alwasilah 2007 (dalam Mudrajad 2009: 74) berpendapat bahwa, cara penulisan teks deskripsi menggambarkan sesuatu objek atau kejadian sedemikian rupa sehingga pembaca dibuat seolaholah melihat sendiri, mengalami, dan merasakan apa yang terjadi sebagaimana dipersepsikan oleh pancaindra. Selain itu, dipilih teks deskripsi sebagai sumber belajar menulis naskah drama karena dalam teks deskripsi sudah tergambar tema atau topik yang dapat memudahkan siswa dalam menulis naskah drama. Di samping itu, dalam teks deskripsi sudah tergambar mengenai tokoh yang akan dituliskan dalam naskah drama. Teks deskipsi mengambarkan dengan jelas keadaan-keadaan cukup detail, agar siswa dapat mengetahui juga dan cepat memahami keadaannya. Teks deskripsi juga merupakan teks yang mudah untuk dipahami oleh siswa karena yang digambarkan adalah sesuatu yang ada di sekitar kehidupan siswa. Dengan membaca teks deskripsi siswa dapat membayangkan apa yang digambarkan dalam teks sehingga siswa dengan mudah menuliskan naskah drama. Karena gambaran itu seolah-olah memberikan sebuah gambaran kepada siswa untuk menulis naskah drama. Oleh sebab itulah, sumber belajar ini cocok digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran menulis naskah drama. Pemilihan SMA Karya Wisata Singaraja sebagai tempat penelitian
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
karena saat melakukan observasi awal penulis menemukan permasalahan dalam menulis naskah drama. Berdasarkan hasil observasi awal yang penulis lakukan di SMA Karya Wisata Singaraja, melalui wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia dan salah satu siswa kelas XI Bahasa 1. Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru bahasa Indonesia khususnya yang mengajar sastra di kelas XI Bahasa I, Ketut Sandiwi, S.Pd, memberikan informasi, bahwa ternyata hasil pembelajaran menulis naskah drama siswa masih rendah. Minat belajar siswa di kelas XI Bahasa 1 sangat kurang dalam menulis naskah drama. Hal tersebut disebabkan minat siswa yang kurang terhadap materi pembelajaran menulis naskah drama, siswa sulit dalam menentukan topik dalam menulis naskah drama. Selain itu, dalam materi menulis naskah drama guru tidak menggunakan sumber belajar untuk menumbuhkan minat dan membantu siswa dalam menulis naskah drama. Metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar menulis naskah drama adalah dengan memberikan naskah drama secara utuh kemudian menyuruh siswa untuk membacanya dan mempraktekannya langsung, tanpa diberi latihan mengenai cara menulis naskah drama. Sementara itu, hasil wawancara dengan salah seorang siswa Ketut Firdayani, didapatkan informasi bahwa, siswa lebih menyukai menulis karya sastra yang lain,seperti puisi cinta. Hal tersebut dikarenakan menulis naskah drama lebih sulit dibandingkan dengan menulis karya sastra yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh siswa sulit menentukan tema atau topik yang ditulis menjadi naskah drama.Kesulitan lain yang dialami siswa adalah sulitnya dalam membuat dialog-dialog yang akan dijadikan inti cerita pada naskah drama. Di samping itu, juga disebabkan oleh dalam pembelajaran menulis naskah drama guru mata
pelajaran bahasa Indonesia di SMA Karya Wisata Singaraja tidak menggunakan sumber belajar sebagai alat bantu pembelajaran. Hal ini menyebabkan siswa kesulitan dalam menyusun apa yang hendak ditulisnya. Ini menandakan bahwa minimnya minat dan pengetahuan siswa tentang cara menulis naskah drama. Meskipun demikian, secara umum siswa SMA Karya Wisata Singaraja memiliki potensi untuk ditingkatkan kemampuan menulisnya, khususnya menulis naskah drama. Berdasarkan hasil observasi awal, penulis merasa penting untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut guna memberikan inovasi pembelajaran terhadap guru di sekolah tersebut. Oleh sebab itu, dengan dipilihnya sekolah ini diharapkan siswa-siswa di sekolah tersebut mendapatkan inovasi pembelajaran dalam menulis naskah drama. Kelas XI Bahasa 1 dijadikan subjek penelitian, karena kemampuan menulis naskah drama yang paling rendah terdapat di kelas tersebut. Selain itu, kelas XI Bahasa 1 dipilih karena sesuai dengan wawancara yang dilakukan terhadap beberapa orang siswa di kelas itu, minat dan pengetahuan siswa sangat kurang dalam menulis naskah drama. Dengan demikian penelitian ini bisa lebih intensif dilakukan dengan menerapkan penggunaan sumber belajar teks deskripsi dalam menulis naskah drama. Selain ada tiga faktor yang memengaruhi rendahnya minat siswa dalam menulis naskah drama, lemahnya hasil belajar di kelas XI Bahasa 1 SMA Karya Wisata Singaraja juga perlu kiranya mendapat fokus perhatian dengan memberikan solusi berupa penggunaan teks deskripsi sebagai sumber belajar. Dengan menggunakan teks tersebut siswa tidak akan mengalami kesulitan dalam menentukan tema atau topik untuk menulis naskah drama. Selain itu, teks deskripsi sebagai sumber belajar juga
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
dapat berfungsi untuk menarik dan mengarahkan siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran. Itulah yang melatarbelakangi penelitian ini. METODE Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian tindakan kelas dengan alasan penelitian ini berusaha meningkatkan kemampuan menulis naskah drama. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang secara kolaboratif antara peneliti, guru dan pihak sekolah. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Bahasa 1 SMA Karya Wisata Singaraja. Objek dalam penelitian ini adalah penggunaan sumber belajar teks deskripsi dalam meningkatkan kemampuan menulis naskah drama. Dalam penelitian ini, dilakukan siklus dengan karakteristik penelitian tindakan kelas. Riyanto (2010:57) menyatakan bahwa secara garis besar prosedur kegiatan penelitian menggunakan siklus pada setiap kegiatan yang meliputi: refleksi awal, perencanaan, tindakan observasi, dan refleksi akhir. Perencanaan yang kedua dapat dilakukan setelah melihat hasil siklus pertama sehingga dapat menentukan tindakan yang terbaik. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi dan metode tes. Metode tes digunakan untuk mengetahui peningkatam kemampuan menulis naskah drama dengan menggunakan sumber belajar teks deskripsi. Metode observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis naskah drama dengan menggunakan sumber belajar teks deskripsi. Penelitian ini menggunakan dua instrumen yaitu lembar observasi untuk mendapatkan data mengenai aktivitas belajar siswa dan instrumen tes untuk mendapatkan data berupa naskah drama
siswa. Lembar observasi berupa aspekaspek yang akan diamati ketika pembelajaran menulis naskah drama menggunakan sumber belajar teks deskripsi. Ada 10 aspek yang dinilai dalam kegiatan pembelajaran menulis naskah drama. Aspek-aspek tersebut adalah keaktifan siswa dalam mengikuti apersepsi pembelajaran, kesadaran siswa dalam membangun kesadaran tujuan-tujuan belajar, keaktifan siswa bertanya-jawab dalam pembelajaran, keaktifan siswa mencatat hal-hal yang penting dalam pembelajaran, keaktifan siswa dalam menggunakan buku pelajaran atau sumber lain, keaktifan siswa dalam meninjau sumber belajar teks deskripsi, keaktifan siswa menyusun pertanyaan tentang sumber belajar teks deskripsi, keaktifan siswa membaca sumber belajar teks deskrispsi, keaktifan siswa menulis naskah drama dengan sumber belajar teks deskripsi, dan keaktifan siswa dalam meninjau kembali naskah drama yang ditulis. Keaktifan siswa diukur dengan rentangan skor 5-1. Untuk siswa yang sangat aktif akan diberi skor 5, aktif diberi skor 4, cukup aktif diberi skor 3, kurang aktif diberi skor 2, dan sangat kurang aktif diberi skor 1. Instrumen tes yang digunakan adalah tes berupa menulis naskah drama. Siswa diberikan tes untuk menulis naskah drama, di mana nantinya hasil tes yang didapatkan digunakan untuk mengukur peningkatan pembelajaran siswa dalam menulis naskah drama. Dalam instrumen tes digunkan lembar penilaian. Lembar penilaian berupa aspek-aspek yang dinilai dalam naskah drama. Aspek-aspek tersebut adalah tema, amanat, plot, karakter, dialog, setting, dan bahasa. Setiap aspek memiliki skor yang berbeda, tema (10) , amanat (10), plot (20), karakter (20), dialog (20), setting (10), dan bahasa (10). Apabila naskah drama yang ditulis siswa masih kurang tepat maka akan diberikan nilai setengah dari rentangan skor sedangkan apabila tidak tepat akan diberikan nilai 0. Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisis data adalah deskriptof kuantatif dan kualitatif untuk data
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
peningkatan kemampuan menulis naskah drama dengan sumber belajar teks deskripsi dan deskriptif kuantitatif untuk data aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis naskah drama dengan sumber belajar teks deskripsi. Kriteria keberhasilan yang digunakan sebagai patokan dalam mengakhiri penelitian ini adalah (1) apabila pembelajaran menulis naskah drama dapat meningkat dengan menggunakan sumber belajar berupa teks deskripsi hal terssebut dapat terlihat apabila 75% dari siswa memenuhi KKM yaitu 75 (2) apabila naskah drama yang ditulis siswa sudah memenuhi struktur penulisan naskah drama yang meliputi tema, amanat/pesan, plot, penokohan, dialog, setting, dan bahasa.
HASIL DAN PEMBAHASAN Penyajian hasil penelitian adalah gambaran keseluruhan tentang berhasil tidaknya suatu penelitian. Dalam penyajian hasil penelitian ini, akan dipaparkan data yang telah dikumpulkan dengan metode dan teknik tertentu serta langkah-langkah yang dipakai untuk menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian. Oleh karena itu, pada bab ini diuraikan data mengenai hasil pratindakan atau refleksi awal dan setelah dilakukan tindakan. Hasil penelitian ini diperoleh dari pra-tes atau refleksi awal, tes, dan pengamatan (observasi) melalui pelaksanaan rencana penelitian tindakan kelas. Bagian pembahasan disusun berdasarkan hasil penelitian tersebut. Berikut akan dijabarkan mengenai hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian berisi data hasil menulis naskah drama siswa. Hasil penelitian berupa hasil tes awal (pra-test), siklus I, dan siklus II. Berikut ini disajikan perbandingan skor menulis naskah drama siswa kelas XI Bahasa 1 SMA Karya Wisata Singaraja dengan menggunakan sumber belajar teks deskripsi. Tabel 4.9 Perbandingan Skor dari Pratindakan, Tindakan I, dan Tindakan II
No
Kode Siswa
Nilai Awal
Siklus
Ket.
I
II
1
R1
50
65
75
M/T
2
R2
55
65
80
M/T
3
R3
55
65
75
M/T
4
R4
55
70
80
M/T
5
R5
50
65
80
M/T
6
R6
50
65
75
M/T
7
R7
50
60
75
M/T
8
R8
60
75
80
M/T
9
R9
60
75
80
M/T
10
R10
65
70
80
M/T
11
R11
70
75
80
M/T
12
R12
60
65
75
M/T
13
R13
55
70
80
M/T
14
R14
50
75
80
M/T
15
R15
75
80
85
M/T
16
R16
65
75
85
M/T
17
R17
60
70
80
M/T
18
R18
60
75
80
M/T
19
R19
55
70
85
M/T
20
R20
60
75
85
M/T
21
R21
55
70
80
M/T
22
R22
65
75
85
M/T
23
R23
55
65
75
M/T
24
R24
55
65
75
M/T
25
R25
55
75
80
M/T
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
No Kode Siswa
Nilai Awal
Siklus
Ket.
I
II
26
R26
75
80
85
M/T
27
R27
65
70
80
M/T
28
R28
55
65
75
M/T
29
R29
55
70
80
M/T
30
R30
60
70
75
M/T
31
R31
55
75
80
M/T
32
R32
55
65
80
M/T
33
R33
60
70
80
M/T
34
R34
60
75
80
M/T
35
R35
60
75
80
M/T
36
R36
60
75
85
M/T
37
R37
65
75
85
M/T
38
R38
55
75
85
M/T
39
R39
65
65
75
M/T
40
R40
55
65
75
M/T
41
R41
55
70
80
M/T
42
R42
70
75
80
M/T
43
R43
65
75
80
M/T
44
R44
60
70
85
M/T
45
R45
75
80
85
M/T
46
R46
65
75
85
M/T
47
R47
60
70
80
M/T
48
R48
65
65
75
M/T
59,58
70,94 80,00
Rata-rata
M/T
Keterangan : M : Meningkat T : Tuntas TT : Tidak Tuntas Berdasarkan tabel di atas, pencapaian skor pratindakan, tindakan I, dan tindakan II bahwa tindakan II mengalami peningkatan. Pada pratindakan yaitu59,58 dan nilai rata-rata pada siklus I 70,94, hasil penugasan pada siklus II 80,00. Hal itu menunjukkan sebagian besar siswa mengalami peningkatan. Secara keseluruhan dan berdasarkan hasil rata-rata, terjadinya peningkatan dan tercapainya ketuntasan karena sudah melebihi KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 75. Dengan adanya pencapaian ketuntasan tersebut maka tindakan dihentikan. PEMBAHASAN Pembahasan hasil penelitian ini difokuskan pada temuan yang dapat meningkatkan kemampuan menulis naskah drama menggunakan sumber belajar teks deskripsi, yaitu (1) tercapainya peningkatan dan ketuntasan hasil belajar menulis naskah drama siswa kelas XI Bahasa 1 SMA Karya Wisata Singaraja (2) pembelajaran menulis naskah drama menggunakan sumber belajar teks deskripsi mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa yang berupa interaksi antarwarga belajar. Temuan-temuan tersebut diuraikan sebagai berikut. Temuan pertama yang menyangkut peningkatan kemampuan menulis naskah drama menggunakan teks deskripsi sebagai sumber belajar. Penggunaan sumber belajar teks deskripsi mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis naskah drama. Peningkatan kemampuan menulis naskah drama dipengaruhi oleh dua faktor. Yang pertama adalah penggunaan sumber belajar teks deskripsi dalam proses pembelajaran menulis naskah drama. Melalui penggunaan teks deskripsi, siswa merasa lebih mudah menentukan topik dalam pembuatan
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
naskah drama. Hal ini terbukti dari rerata nilai yang diperoleh siswa dalam menentukan tema cerita. Faktor kedua, pemberian bimbingan dan penghargaan oleh guru dapat mendorong siswa menjadi lebih baik. Guru memiliki peranan yang amat penting dalam keseluruhan proses pembelajaran. Upaya guru dalam membimbing siswa harus didasari hati yang iklas,sabar, dan tanpa pamrih. Guru harus tetap menghargai usaha siswa baik yang belum berhasil apalagi yang telah berhasil. Bimbingan yang diberikan guru dalam menulis naskah drama dapat mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran yang diberikan. Kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran dapat segera teratasi karena bimbingan yang diberikan guru. Guru yang baik adalah guru yang mampu memotivasi siswanya untuk belajar. Seorang siswa tidak akan dapat belajar dengan baik dan tekun jika tidak ada motivasi dalam dirinya. Bahkan tanpa motivasi, seorang siswa tidak akan melakukan kegiatan belajar. Maka dari itu, guru memberikan motivasi kepada siswa selama proses belajar berlangsung. Temuan kedua, yaitu siswa menjadi sangat senang dan aktif mengikuti pembelajaran menulis naskah drama. Ini merupakan temuan penting terakhir dalam penelitian ini. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata yang telah diperoleh siswa. Siswa mengalami peningkatan dalam menulis naskah drama dan siswa merasa sangat mudah menulis naskah drama ketika diberikan sumber belajar berupa teks deskripsi dengan berbagai macam tema, tentunya yang dekat dengan lingkungan siswa. Dari hasil temuan di lapangan yang peneliti lakukan di SMA Karya Wisata Singaraja diperoleh hasil bahwa penggunaan teks deskripsi sebagai sumber belajar untuk meningkatkan kemampuan menulis naskah drama perlu dimaksimalkan lagi. Terdapat komponenkomponen penguunaan teks deskripsi sebagai sumber belajar untuk meningkatkan kemampuan menulis naskah drama siswa yang belum sesuai seperti naskah drama siswa masih ada yang belum memenuhi kriteria pedoman
penulisan naskah drama. Sejalan dengan pendapat Herayani 2012 pedoman kriteria penulisan naskah drama terdiri dari tujuh unsur yaitu tema, amanat, plot, penokohan, dialog, setting, dan bahasa. Pada naskah drama yang telah ditulis siswa, pedoman penulisan pada unsur tema dan dialog masih belum sempurna. Pelaksanaan pada siklus II sudah berhasil. Berdasarkan temuan yang pertama dilapangan yaitu kemampuan menulis naskah drama siswa kelas XI Bahasa 1 SMA Karya Wisata Singaraja sudah mengalami peningkatan, hal tersebut dapat dilihat dari nilai KKM siswa yang sudah memenuhi kriteria yaitu 75 dan pembelajaran menulis naskah drama menggunakan sumber belajar teks deskripsi mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa yang berupa interaksi antar warga belajar. Peningkatan kemampuan menulis naskah drama siswa dipengaruhi oleh dua faktor. Faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan siswa dalam menulis naskah drama yaitu, Yang pertama adalah penggunaan sumber belajar teks deskripsi dalam proses pembelajaran menulis naskah drama. Melalui penggunaan teks deskripsi, siswa merasa lebih mudah menentukan topik dalam pembuatan naskah drama. Teks deskripsi menggambarkan sesuatu objek atau kejadian sedemikian rupa sehingga pembaca solah-olah melihat, mengalami, dan merasakan apa yang telah dituliskan. Faktor kedua, pemilihan dan penggunaan sumber belajar teks deskripsi sangat mudah dipahami siswa karena hal-hal yang dideskripsikan sudah dapat memancing pemikiran dari siswa itu sendiri. Penggunaan sumber belajar teks deskripsi membantu siswa untuk menuangkan ide dan mengorganisasikan ide dengan lebih terstruktur dan tanpa perlu merasa ide yang digagas itu mandeg. Hal tersbut sesuai dengan pendapat Alwasilah (dalam Mudrajad,(2009), yang menyatakan bahwa teks deskripsi menggambarkan sesuatu objek atau kejadian sedemikian rupa sehingga pembaca dibuat seolaholah melihat sendiri, mengalami, dan merasakan apa yang terjadi sebagaimana diapersepsikan oleh panca indra.
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
Temuan tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Riana (2014) yang berjudul “Pemanfaatan teks deskripsi untuk meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa kelas VA SDN Bareng 1 Kota Malang” Riana menunjukkan bahwa penggunaan teks deskripsi memang benar dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran keterampilan berbicara dan dapat membantu siswa untuk memperoleh hasil yang baik dalam pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan. Teks deskripsi mampu membantu siswa dalam menuliskan naskah drama. Teks deskripsi memberikan gambaran kepada siswa untuk menulis naskah drama. Siswa seolah-olah melihat, mengalami, dan merasakan apa yang ada di dalam teks deskripsi , sehingga siswa menjadi lebih mudah dalam menulis naskah drama. Berdasarkan hasil penilitian yang didapatkan, pencapaian skor pratindakan, tindakan I, dan tindakan II . Dapat dilihat bahwa tindakan II mengalami peningkatan. Pada pratindakan yaitu59,58 dan nilai rata-rata pada siklus I 70,94, hasil penugasan pada siklus II 80,00. Hal itu menunjukkan sebagian besar siswa mengalami peningkatan. Secara keseluruhan dan berdasarkan hasil ratarata, terjadinya peningkatan dan tercapainya ketuntasan karena sudah melebihi KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 75. Temuan kedua, yaitu siswa menjadi sangat senang dan aktif mengikuti pembelajaran menulis naskah drama. Ini merupakan temuan penting terakhir dalam penelitian ini. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata yang telah diperoleh siswa. Siswa mengalami peningkatan dalam menulis naskah drama dan siswa merasa sangat mudah menulis naskah drama ketika diberikan sumber belajar berupa teks deskripsi dengan berbagai macam tema, tentunya yang dekat dengan lingkungan mereka. Sementara itu, berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada siklus II, aktivitas siswa selama pembelajaran menulis naskah drama dapat dikatakan sangat baik. Hal ini dapat diamati dari penilaian yang diberikan oleh
observer/peneliti ketika mengamati aktivitas belajar siswa. Pada siklus II, dapat dilihat siswa yang masuk ke dalam kategori sangat aktif ada 29 orang siswa dan siswa dengan kategori aktif sebanyak 19 orang siswa . Tidak ada yang masuk ke dalam kategori cukup, kurang,ataupun sangat kurang aktif. Hal ini terlihat baik terkait dengan aktivitas siswa ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar. Jadi, penggunaan sumber belajar teks deskripsi dapat meningkatkan menulis naskah drama siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil tes menulis naskah drama pada siklus II dibandingkan dengan hasil tes pada siklus I dan peningkatan hasil belajar dapat pula dilihat perbandingan nilai awal siswa terhadap siklus I. Aktivitas belajar siswa juga mengalami peningkatan yang terlihat pada siklus I dan siklus II. Untuk mengatasi beragam permasalahan yang ditemui oleh guru maupun siswa dalam pembelajaran menulis naskah drama. Penggunaan sumber belajar teks deskripsi dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan alternatif dalam upaya peningkatan keterampilan menulis naskah drama pada siswa. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa,(1) Penggunaan sumber belajar teks deskripsi dapat meningkatkan keterampilan menulis naskah drama siswa kelas XI Bahasa 1 SMA Karya Wisata Singaraja. Hal tersebut terlihat dari perolehan skor tes menulis naskah drama siswa pada siklus I dan II yang mengalami peningkatan mencapai KKM, yaitu 75. Pada setiap tahap pembelajaran skor siswa selalu mengalami peningkatan, baik dari refleksi awal, siklus I, dan siklus II. (2) Aktivitas belajar siswa kelas XI Bahasa 1 SMA Karya Wisata Singaraja dengan penggunaan sumber belajar teks deskripsi berlangsung terlihat lebih aktif dibandingkan saat mengikuti pembelajaran tanpa penggunaan sumber belajar teks deskripsi. Hal ini dapat ditunjukkan, bahwa nilai rata-rata aktivitas siswa siklus I dan Siklus II mengalami peningkatan. Hal ini diindikasikan dari banyaknya siswa yang mengacungkan
e-Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha Volume : Vol: 7 No: 2 Tahun:2017
tangan dan bertanya. Ketertiban siswa juga sudah tampak pada sesi tanya-jawab semua siswa tampaknya aktif dan antusias menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini, peneliti dapat menyampaikan beberapa saran sebagai berikut. (1)Bagi guru, diharapkan menggunakan sumber belajar teks deskripsi sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar menulis naskah drama siswa karena penggunaan sumber belajar teks deskripsi dapat membantu siswa mempermudah mengembangkan ide ke dalam bentuk naskah drama yang utuh. Selain itu, sumber belajar teks deskripsi juga secara tidak langsung membantu siswa dalam menciptakan alur cerita sehingga dalam penggunaan sumber belajar teks deskripsi,siswa secara tidak langsung dituntun dalam proses menulis naskah drama. (2) Bagi peneliti lain, sumber belajar teks deskripsi dalam menulis naskah drama ini dapat diaplikasikan di sekolah lain. Masih banyak hal yang belum dibahas dalam penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti mengarapkan peneliti lain untuk mengadakan penelitian lanjutan yang sejenis dengan penelitian ini, sehingga diperoleh hasil yang lebih meyakinkan serta sebagai sumbangan bagi guru untuk bahan kajian dan peningkatan mutu pendidikan. DAFTAR PUSTAKA Komaidi, Didit. 2011. Panduan Lengkap Menulis Kreatif: Teori dan Praktek. Yogyakarta: Sabda Media. Mudrajad. 2009. Mahir Menulis. Jakarta: Penerbit Erlangga. Riana .2014. Pemanfaatan teks deskripsi untuk meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa kelas VA SDN Bareng 1 Kota Malang. Skripsi. Malang. Rosidi, Imbron. 2009. Menulis “Siapa takut?”. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Syamsuddin dan Vismala S. Damajanti. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rodaskarya.
Tarigan, Hendry Guntur. 1896.Menulis. Bandung: Angkasa Waluyo, Lud. 2004. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM PRESS. Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.