e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan (Volume 1 Tahun 2016) PENGARUH PELATIHAN QUICK LEAP DAN SIDE JUMP SPRINT TERHADAP PENINGKATAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI I Kadek Darmadi, I Ketut Sudiana, Gede Doddy Tisna. Jurusan Ilmu Keolahragaan, Fakultas Olahraga Dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesa, Singaraja, Indonesia e-mail:
[email protected], sudiana
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan Quick Leap dan Side Jump Sprint terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai pada eksrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 6 Singaraja. Jenis penelitian adalah eksperimen semu dengan rancangan “ The Nonrendomized Control Group Pretest Posttest Desigen”. Sampel penelitian adalah siswa peserta ekstrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 6 Singaraja tahun pelajaran 2015/2016. Insrumen yang di gunakan dalam penelitian ini adalah tes vertical jump unuk mengukur daya ledak otot tungkai. Data dianalisis dengan uji one way anova dengan taraf α = 0,05 bantuan computer program SPSS16,0. Hasil analisis data menggunakan uji one way anova dengan variable daya ledak otot tungkai menunjukkan nilai signifikansi lebih kecil dari nilai α = 0,05 itu berarti hipotesis diterima. Berdasarkan hasil uji LSD, pelatihan Quick Leap berpengaruh terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai dengan mean difference 28,47, pelatihan Side Jump Sprint berpengaruh terhadap daya ledak otot tungkai dengan mean differeance 13,33, dan pelatihan Quick Leap mempunyai pengaruh lebih baik dari pada Side Jump Sprint terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai dengan mean diffreance -15,13. Kata kunci: platihan quick leap, pelatihan side jump sprint, daya ledak otot tungkai. Abstract This research is aimed to knowing the effect of quick leap and side jump sprint to enhancement the explosive power leg muscles of extracurricular badminton at SMP Negeri 6 Singaraja. This type of research is use quasi-experiment with “ The Non-rendomized Control Group Pretest Posttest Desigen”. The samples of this research is student participant of extracurricular badminton SMP Negeri 6 singaraja years 2015-2016. The instrument that used for this research is vertical jump test to measure the explosive power leg muscles. The data was analyzed by one way anova α=0,05 through SPSS 16.0. The result of the analysis showed that significant value is smaller than α=0,05, its mean the hypothesis is accepted. Based of the result LSD test quick leap training take effect to the explosive power leg muscles with mean difference 28,47, Side Jump Sprint training take effect to the explosive power leg muscles with mean difference 13,33, and quick leap have better influence than side jump sprint to enhancement the explosive power leg muscles with mean difference 15,13. Keywords: quick leap training, side jump sprint, explosive leg mascles
Pendahuluan Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan tujuan untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot
tubuh.Kegiatan ini dalam perkembanganya dilakukan sebagai kegiatan yang menghibur, menyenangkan atau juga dilakukan
e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan (Volume 1 Tahun 2016) dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi. Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga terkenal di dunia. Olahraga bulutangkis menarik minat dari berbagai kelompok usia, pria maupun wanita memainkan olahraga ini di dalam atau di luar ruangan untuk rekreasi atau juga sebagai ajang persaingan. Bulutangkis dapat dijadikan sebagai olahraga prestasi, rekreasi, atau juga untuk hiburan bagi mereka yang suka dan menikmati olahraga ini. Jika dilihat prestasi sekolah menengah pertama (SMP) kususnya smp Negeri 6 Singaraja pada cabang olahraga Bilutangkis cendrung mengalami penurunan pada tingkat kabupaten jelas Nampak penurunan tersebut. Pada pertandingan bulutangkis antar tingkat SMP, SMP Negeri 6 Singaraja merupakan salah satu SMP di kabupaten Buleleng yang tidak pernah absen mengikuti pertandingan bulutangkis tingkat kecamatan ataupun tingkat kabupaten. Namun dalam pelaksanaannya, belum menunjukkan prestasi yang memuaskan. Jika dilihat dari perkembangan prestasi olahraga di SMP Negeri 6 Singaraja pada 3 tahun terakhir terus mengalami penurunan yaitu pada tahun 2012 SMP Negeri 6 singaraja memperoleh juara 3, pada tahun 2013 tidak memperoleh juara dan 2014 tidak memperoleh juara. Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara saat melakukan observasi awal menyatakan bahwa prestasi olahraga khususnya di cabang olahraga bulutangkis bahwa pelatihan yang diberikan sifatnya masih monoton dan belum ada pelatihanpelatihan mengkhusus untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai. Padahal SMP Negeri 6 Singaraja memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan, hal ini dapat dilihat dari minat siswa untuk
mengikuti ektrakurikuler bulutangkis yang lumayan tinggi. Penurunan daya tahan siswa disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kurangnya pembinaan yang mengarah pada peningkatan kondisi fisik. Pelatihan yang diberikan lebih menonjol ke pelatihan teknik, dan pelatihan yang diberikan untuk peningkatan kemampuan daya tahan kurang berimbang, upaya pembinaan dan pelatihan untuk meningkatkan kondisi fisik khususnya terhadap daya daya ledak otot tungkai siswa tersebut perlu ditingkatkan untuk menunjang kekuatan daya tahan atlit, dimana pada masa adolesensi merupakan masa yang paling tepat untuk meningkatkan daya ledak siswa, dimana pada masa menjelang adolensensi yang berkisar dari umur 12 sampai 20 tahun, gerak yang makin kompleks bisa dikuasai dengan kemampuan memanfaatkan keterampilan gerak sesuai dengan kebutuhannya. Selain itu berbagai organ tubuh dan fisik mencapai puncak kematangannya. Disinilah berbagai prestasi yang memerlukan keterlibatan fisik secara total dapat dilakukan secara maksimal. Dengan melihat fenomena yang ada, peneliti mencoba menawarkan suatu pelatihan fisik agar dapat memberikan solusi dari permasalahan yang ada di sekolah SMP Negeri 6 Singaraja dengan pelatihan fisik yang sesuai dengan cabang olahraga yang akan dikembangkan. Salah satu pelatihan fisik yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya ledak khususnya daya ledak otot tungkai adalah metode pelatihan Quick Leap dan Side Jump Sprint . Pelatihan adalah suatu proses latihan fisik yang terprogram secara sistematis, dilakukan secara berulangulang dengan beban semakin bertambah secara bertahap, sehingga
e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan (Volume 1 Tahun 2016) memiliki sasaran perbaikan fungsi organ tubuh, serta untuk mempersiapkan atlet pada tingkat tertinggi penampilannya (Kanca, 2004:49). Pelatihan yang baik adalah pelatihan yang di rancang secara sistematis dengan mengikuti karakteristik cabang olahraganya, ketersediaan waktunya, dan atlet yang dibinanya. Suatu pelatihan akan mencapai hasil yang maksimal apabila pelatihan tersebut mengikuti sistematika pelatihan. Hal ini dimaksudkan untuk menimalisir cedera pada saat melakukan suatu pelatihan. Adapun tahapan-tahapan yang harus diperhatikan dalam latihan yaitu pemanasan (warming-up), latihan inti, dan pendinginan (cooling down). Dari beberapa solusi latihan platihan quick leap dan side jump sprint dapat digunakan untuk pelatihan peningkatan daya ledak otot tungkai. Pelatihan quick leap termasuk ke dalam pelatihan playometrik dengan gerakan tergolongdalam gerak leping. quick leap merupakan latihan yang memerlukan permukaan pendaratan yang agak lunak seperti rumput atau matras gulat dan bangku, tempat duduk tanpa sandaran atau kotak dengan ketinggian kira-kira 1224 inci. Kelompok utama yang di pengaruhi adalah fleksors pinggul, quadriceps, gluteals, punggung bagian bawah, shoulder girdle. Sedangkan Pelatihan side jump sprint merupakan suatu pelatihan plaiometerik, plaiometrik berasal dari bahasa yunani yang di artikan menambah ukuran, ukuran power otot tungkai. Berdasarkan hasil Penelitian yang di lakukan oleh Kadek Mastika Yasa (2013) tentang pengaruh pelatihan plaiometric side jump sprint terhadap kecepatan dan kekuatan otot tungkai pada siswa peserta ekstrakurikuler sepak bola SMA N 1 Abiansemal, menemukan bahwa
pelatihan plaiometric side jump sprint berpengaruh terhadap kecepatan dan kekuatan otot tungkai. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa peserta eksreakurikuler bulutangkis SMP Negeri 6 Singaraja tahun pelajaran 2015/2016. Subjek pelatihan ini diberikan pelatihan playometrik quick leap dan side jump sprint dengan memperhatikan perinsip-perinsip dasar pelatihan,sistematika pelatihan, dan komponen-komponen pelatihan, dengan lama pelatihan 4 minggu atau 1 bulan memberi pelatihan dengan frekuensi 3 kali per minggu dengan itensitas 70% - 80% dari denyut nadi optimal (DNO). METODE Dalam penelitian ini rancangan yang digunakan adalah adalah rancanangan “The Non-randomized Control Group Pretest Posttest Design” (Kanca, 2010;94). Sampel penelitian ini adalah siswa peserta ekstrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 6 singaraja tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 45 orang, kemudian diberikan pre-test untuk mengukur daya ledak otot tungkai dengan menggunakan tes vertical jump, berdasarkan hasil tes, sampel di bagi menjadi 3 klompok dengan tehnik oldinal pairing yaitu klompok 1: platihan quick leap, klompok 2: platihan side jump sprint dan klompok 3: yaitu klompok kontrol. Setelah program platihan selesai , maka ketiga kelompok di berikan post-test yang sama dengan tes awal (pre-test). Tehnik analisis data untuk uji normalitas data menggunakan instrument uji Liliefors KolmogorovSmirnov dengan bantuan program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi (α) 0,05 ketika pengambilan keputusan jika nilai signifikansi yang di peroleh
e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan (Volume 1 Tahun 2016) lebih besar dari α = 0,05 (sig > α), maka pariasi data pada sampel penelitian berdistribusi normal, sedangkan nilai signifikansi yang di peroleh lebih kecil dari α = 0,05 (sig > α), maka variasi data pada sampel penelitian tidak berdistribusi normal. Uji himogenitas data dalam penelitian ini menggunakan uji levene dengan bantuan komputer program SPSS 16,0 taraf signifikansi α = 0,05. Kiteria pengambilan keputusan jika nilai signifikansi lebih besar dari α = 0,05 (sig > α), maka variasi data homogen, sedangkan signifikansi data lebih kecil dari α = 0,05 (sig < α), maka variasi data tidak homogen. Uji hipotesis pengaruh pelatihan quick leap dan side jump sprint terhadap daya ledak otot tungkai, menggunakan uji one way anova dengan bantuan SPSS 16.0 pada taraf signifikasi 95% dengan kesalahan (α) 0,05. Kriteria pengambilan keputusan jika nilai signifikasi F kurang dari α (0,05), maka terdapat perbedaan yang nyata dari masing-masing kelompok. Sedangkan jika nilai signifikasi F lebih dari α (0,05), maka tidak terdapat perbedaan yang nyata dari masingmasing kelompok (Santoso, 2011: 243). Jika terdapat perbedaan dari masing-masing kelompok maka perlu dilakukan uji lanjut atau uji pembanding berganda untuk mengetahui apakah pelatihan quick leap atau pelatihan side jump sprint yang lebih baik pengaruhnya terhadap daya ledak otot tungkai. Dalam
penelitian ini, uji pembanding yang digunakan adalah uji least significant difference (LSD) dengan bantuan SPSS 16.0. Kriteria pengambilan keputusan yaitu jika nilai signifikasi LSD lebih dari α (0,05) maka hipotesis ditolak, sedangkan jika nilai signifikasi LSD kurang dari α (0,05) maka hipotesis diterima. HASIL DAN PEMBAHASAN Peningkatan kondisi fisik pada klompok perlakuan diakibatkan oleh pemberian pelatihan quick leap dan Side Jump Sprint selama 4 minggu dengan 12 kali pelatihan, sedangkan adanya peningkatan pada variable daya ledak otot tungkai lebih di akibatkan oleh bentuk dan peningkatan aktivitas olahraga yang dilakukan oleh seluruh sampel penelitian selama kegiatan berlangsung. Pengujian pada normalitas data penelitian dilakukan pada data oldinal pairing dari data daya ledak otot tungkai pada kelompok perlakuan quick leap, Side Jump Sprint dan kontrol dengan insrumen uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan komputer program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi α = 0,05. Data akan berdistribusi normal, jika nilai signifikansi hitung untuk data daya ledak otot tungkai yang di ujikan lebih besar dari pada α = 0,05 (sig > 0,05). Rangkuman hasil uji normalitas tersebut pada table 1.
e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan (Volume 1 Tahun 2016)
Kelompok Perlakuan Quick Leap Perlakuan Side Jump Sprint Kontrol
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Data Kolmogorov-Smirnova Statistic Df Sig Keterangan Normal .098 15 .200* .093
15
.200*
Normal
.111
15
.200*
Normal
Dari hasil uji normalitas data dengan instrumen uji KolmogrovSmirnov program SPSS 16,0 diperoleh hasil statistik 0,098 dan signifikansi 0,200 pada kelompok perlakuan quick leap, statistik 0,093 dengan signifikansi 0,200 pada kelompok perlakuan side jump sprint, dan statistik 0,111 dengan signifikansi 0,200 pada kelompok kontrol. Signifikansi hitung untuk daya ledak otot tungkai lebih besar dari pada α = 0,05 ( sig > 0,05) seningga data yang di uji merupakan data yang berdistribusi normal.
Uji homogenitas data dilakukan terhadap data oldinal pairing daya ledak otot tungkai pada kelompok perlakuan pelatihan quick leap, side jump sprint dan klompok kontrol yang menggunakan instrumen uji levene dengan bantuan komputer program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi α = 0,05. Data yang di uji berasal dari data yang homogen. Kiteria pengambilan keputusan jika nilai signifikansi Leven dari data daya ledak otot tungkai lebih besar dari pada α = 0,05 (sig > 0,05) maka data yang di uji berasal dari data yang homogen.
Tabel 2. Hasil Uji Homogenitas Data
Sumber Data Power Based on Mean Based on Median
Levene Statistic
Dari hasil uji homogenitas menggunakan instrumen uji Levene dengan bantuan program SPSS 16,0 diperoleh nilai uji 0,622 dengan nilai signifikansi 0,542 nilai signifikansi Levene untuk variable daya ledak otot tungkai lebih besar dari α = 0,05 (sig > 0,05) sehingga data yang di uji berasal dari data yang homogenya. Hipotesis pelatihan quick leap dan side jump sprint berpengaruh terhadap peningkatan daya ledak otot
.622 .616
df1 2 2
df2 42 42
Sig. .542 .545
tungkai,diuji dengan Thitung dengan bantuan statistic product service solution (SPSS) 16.0 pada taraf signifikansi (α) 0,05. Kriteria pengambilan keputusan yaitu jika nilai uji Thitungmemiliki signifikansi lebih kecil dari α (sig thitung< 0,05) berarti terdapat peningkatan yang signifikan dari perlakuan yang diberikan. Sedangkan apabila nilai signifikansi thitung lebih besar dari α (sig > 0,05) berarti tidak ada peningkatan yang signifikan dari
e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan (Volume 1 Tahun 2016) perlakuan yang diberikan. Hasil uji-t independent dapat dilihat pada tabell
berikut.
Tabel 3. Hasil Uji-t independent Data Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
F Daya_ Ledak_ Otot_T ungkai
Sig.
t
Equal variance .00 3.23 s .997 0 6 assume d Equal variance s not assume d
Sig. Std. (2Mean Error tailed Differen Differen Lowe ) ce ce r Upper
Df
28 .003
15.133
4.676 5.555 24.711
3.23 27.99 .003 6 8
15.133
4.676 5.555 24.711
Tabel 4. Hasil Uji One Way Anova Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
6085.733
2
3042
21.680
.000
Within Groups
5846.267
42
139.197
Total
11932.000
44
Between Groups
e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan (Volume 1 Tahun 2016) Dari hasil uji one way anova data oldinal pairing daya ledak otot tungkai diperoleh nilai F sebesar 21.680 dengan signifikansi 0,00 lebih kecil dari α = 0,05 (sig > 0,05), sehingga hipotesis penelitian terdapat perbedan pengaruh yang signifikan dari masing-masing kelompok. Karena terdapat perbedan pengaruh antara pelatihan quick leap dan side jump sprint terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai maka di uji lanjut atau uji least significant diffreance (LSD) dengan bantuan komputer program SPSS 16,0 pada taraf signifikansi α = 0,05. Kiteria pengambilan keputusan apabila nilai signifikansi lebih kecil dari (sig > 0,05), maka hipotesis diterima artinya trdapat perbedan yang singipikan.
(I) Kelompok Perlakuan Quick Leap
Sedangkan apabila nilai signifikansi lebih besar α = 0,05 (sig > 0,05), maka hipotesis ditolak yang artinya tidak terdapat perbedan yang signifikan. Untuk mengetahui pelatihan mana yang lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai dilakukan dengan cara membedakan nilai terbesar pada mean diffreance atau perbedan ratarata. Pelatihan yang mendapat nilai terbesar merupakan pelatihan yang lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai. Data yang di uji adalah data pos-test klompok pelatihan quick leap, klompok platihan side jump sprint dan klompok kontrol untuk peningkatan daya ledak otot tungkai. Hasil uji dapat dilihat pada table 5.
Tabel 5. Hasil Uji LSD Daya Ledak Otot Tungkai 95% Confidence Mean Interval Differene Std. Lower Upper Bound Bound (J) Kelompok (I-J) Error Sig. Perlakuan Side Jump Sprint Kontrol
Perlakuan Side Perlakuan Jump Sprint Quick Leap Kontrol Kontrol Perlakuan Quick Leap Perlakuan Side Jump Sprint Dari hasil Mean Miffreance pada uji LSD daya ledak otot tungkai antara kelompok dapat disimpulkan: a. Pelatihan quick leap lebih baik dibandingkan dengan pelatihan side jum sprint terhadap peningkatan daya ledak otot
15.333* 4.308
.001
6.44
23.83
28.467* 4.308
.000
19.77
37.16
-15.133* 4.308
.001
-23.83
-6.44
13.333* 4.308
.003
4.64
22.03
-28.467* 4.308
.000
-37.16
-19.77
-13.333* 4.308
.003
-22.03
-4.64
b.
c.
tungkai sebesar -15,13 Pelatihan side jump sprint lebih baik dibandingkan dengan klompok kontrol terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai sebesar 13,33 Pelatihan quick leap lebih baik di
e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan (Volume 1 Tahun 2016) bandingkan dengan kontrol sebesar 28,46.
klompok
Hal ini menunjukkan adanya pengaruh dari pelatihan yang diberikan terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai pada sampel penelitian. Peningkatan pada klompok diakibatkn oleh pemberian pelatihan quick leap dan side jump sprint selama 4 minggu dengan 12 kali pelatihan, sedangkan adanya peningkatan variable pada daya ledak otot tungkai lebih diakibatkan oleh bentuk dan peningkatan aktivitas olahraga yang dilakukan oleh seluruh sampel penelitian selam akegiatan berlangsung. 1)
Pelatihan Quick Leap Berpengaruh Terhadap Peningkatan Daya Leadak Otot Tungkai
Secara teoritis Pelatihan quick leap Berpengaruh Terhadap Peningkatan Daya ledak otot tungkai. Secara teoritik hasil penelitian ini dapat dijelaskan bahwa pelatihan merupakan suatu gerakan fisik atau aktivitas mental yang dilakukan secara sistematis dan berulang-ulang (repetitif) dalam jangka waktu yang lama dengan pembebanan yang meningkat secara progresif yang bertujuan untuk memperbaiki sistem fungsi fisiologi dan psikologis tubuh pada waktu melakukan aktivitas olahraga agar dapat mencapai hasil yang maksimal (Kanca, 2004:50). Daya ledak (power) adalah kemampuan otot untuk mengatasi tahanan dengan kontraksi yang sangat cepat (Yoda, 2006:27 ). Untuk mendapatkan tolakan yang kuat dan kecepatan yang tinggi seorang atlet harus memiliki daya ledak yang besar. Jadi daya ledak otot tungkai sebagai tenaga pendorong lompatan pada
saat melakukan tolakan pada papan tolak setelah melakukan awalan untuk memperoleh kecepatan vertical sehingga dapat menambah jarak lompatan yang dilakukan. Berdasarkan pada pengertian tentang power secara umum tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa power tungkai adalah kemampuan otot tungkai untuk melakukan kerja atau gerakan secara eksplosif. Power tungkai merupakan kemampuan otot atau sekelompok otot tungkai untuk mengatasi tahanan beban atau dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh. Power tungkai merupakan kemampuan untuk mengatasi tahanan beban atau dengan kecepatan tinggi (eksplosif) dalam satu gerakan yang utuh yang melibatkan otot-otot tungkai sebagai penggerak utama. Otot tungkai merupakan sekumpulan otot yang bekerja pada anggota gerak bagian bawah (ekstrimitas inferior). Otot tungkai terdiri dari otot tungkai atas meliputi otot-otot paha dan otot tungkai bagian bawah meliputi otot-otot betis dan kaki. Kelompok utama yang di pengaruhi adalah fleksors pinggul, quadriceps, gluteals, punggung bagian bawah, shoulder girdle. Sedangkn otot yang berkontraksi yaitu, Tungkai bawah terdiri dari beberapa otot yang melekat pada kaki dan jari kaki dengan perantara otototot panjang yang di ikat oleh beberapa jaringan ikat (ligament). Otot-otot tungkai bawah terdiri dari: otot tibialisanterior, otot peroneuslongus, otot gastronemius, ototsoleus, dan otot extensor digitorium communislogous. Otot tungkai atas terdiri dari kumpulan beberapa otot. Pada bidang depan terdapat otot Sartorius, otot vastuslateralis, otot vastusmedialis, otot rektusfeoralis, otot
e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan (Volume 1 Tahun 2016) adductorlongus, otot pectineus, otot tensorfascialatai dan otot iliopsoas. Otot semitendinosus,otot gracilis, otot adductormagnus dan otot glueteusmaksimus. Tungkai bawah terdiri dari beberapa otot yang melekat pada kaki dan jari kaki dengan perantara otototot panjang yang di ikat oleh beberapa jaringan ikat (ligament). Otot-otot tungkai bawah terdiri dari: otot tibialisanterior, otot peroneuslongus, otot gastronemius, ototsoleus, dan otot extensor digitorium communislogous. 2)
Pelatihan Side Jump Sprint Berpengaruh Terhadap Peningkatan Daya Ledak Otot Tungkai Dengan pelatihan side jump sprint juga dapat meningkatkan pemanfaatan kondisi otot atau pemanfatan seluruh serabut otot kepada kelompok otot yang bekerja ikut berkontraksi. Potensi otot adalah jumlah kekuatan yang ditampilkan oleh seluruh otot dalam satu kali kerja. Cara untuk memanfatkan potensi otot adalah dengan melakukan aktivitas yang bersifat melawan gravitasi bumi, atau aktivitas dengan dengan volume yang tinggi atau banyak (sukadianto. 2005:86).dengan platihan side jump sprint yang memiliki ungsur pelatihan melawan gravitasi bumi (jumping atau meloncat) akan meningkatkan kekuatan otot tungkai. Berdasarkan hal tersebut platihan ini cocok diberikan pada subjek yang memiliki kekuatan otot tungkai rendah karena selama mengikuti pelatihan dimana beban kerja yang diberikan pada otot kaki akan menyebabkan otot kaki beradaptasi terhadap beban kerja tersebut sehingga memberikan perubahan pada otot tungkai. Secara teoritik hasil penelitian ini dapat
dijelaskan bahwa pelatihan merupakan suatu gerakan fisik atau aktivitas mental yang dilakukan secara sistematis dan berulang-ulang (repetitif) dalam jangka waktu yang lama dengan pembebanan yang meningkat secara progresif yang bertujuan untuk memperbaiki sistem fungsi fisiologi dan psikologis tubuh pada waktu melakukan aktivitas olahraga agar dapat mencapai hasil yang maksimal (Kanca, 2004:50). Daya ledak (power) adalah kemampuan otot untuk mengatasi tahanan dengan kontraksi yang sangat cepat (Yoda, 2006:27). Daya ledak menyangkut kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang dinamis dan eksplosif serta melibatkan pengeluaran kekuatan otot yang maksimal dalam waktu yang secepat-cepatnya. Sehingga ada dua komponen yang sangat penting di dalam daya ledak, yaitu kekuatan otot dan kecepatan otot, maka daya ledak dapat dimanipulasi atau ditingkatkan dengan melalui meningkatkan kekuatan otot tanpa mengabaikan kecepatan otot atau sebaliknya dapat meningkatkan kecepatan otot tanpa mengabaikan kekuatan otot. Jadi, daya ledak otot tungkai adalah kemampuan otot tungkai untuk mengerahkan kekuatan yang maksimal dengan kontraksi yang sangat cepat atau singkat untuk dapat mengatasi beban yang di dapat atau yang diberikan. Otot-otot tungkai dapat dibedakan atas otot pangkal paha, otot tungkai atas, otot tungkai bawah dan otot kaki. Otot-otot pangkal paha dan tungkai atas terdiri dari otot bagian depan antara lain m. sartorius, m. rectus femoris, m. vastus lateralis, m. vastus medialis, m. adductor longus. Sedangkan, pada bagian belakang terdapat m. gluteus maximus, m. adductor magnus, m.
e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan (Volume 1 Tahun 2016) biceps femoris, m. semitendinosus dan m. semimembranosus. Beberapa otot tungkai bawah antara lain m.peroneus longus, m.tibialis anterior, m.gastrocnemius, m.soleus, m. extensor digitorum longus. Daya ledak sangat penting untuk cabang olahraga yang memerlukan gerakan eksplosif yang ditandai dengan gerakan atau perubahan tibatiba yang cepat, di mana tubuh terdorong ke atas (vertikal) baik itu melompat maupun meloncat ke depan (horisontal) dengan mengerahkan kekuatan otot maksimal seperti lari sprint, nomor-nomor lempar dalam atletik atau cabang-cabang olahraga yang gerakannya didominasi oleh meloncat. Sebagai salah satu komponen-komponen kondisi fisik, daya ledak otot tungkai dapat ditingkatkan melalui program-program pelatihan yang dirancang secara sistematis dan berkesinambungan dengan mengikuti prinsip-prinsip dasar pelatihan yang tepat. Latihan untuk semua lomba di cabang lompat dan loncat membutuhkan peningkatan daya ledak otot tungkai. 3)
Pelatihan Quick Leap Lebih Berpengaruh dari pada Pelatihan Side Jump Sprint Terhadap Peningkatan Daya Ledak Ptot Tungkai
Pelatihan quick leap dan side jump sprint merupakan pelatihan yang sangat baik untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai. Pelatihan quick leap dan side jump sprint memiliki mekanisme pelatihan yang berbeda. Perbedan terbesarnya adalah bahwa latihan quick leap lebih banyak frekuensi gerak yang menuntut lebih banyak melibatkan kerja otot tungkai, serta menuntut otot lebih keras untuk bekerja. Maka dari itu untuk meningkatkan kemampuan daya ledak
otot tungkai, pemberian pelatihan quick leap lebih baik pengaruhnya dibandingkan dengan side jum sprint. Dengan platihan quick leap dan side jump sprint akan membawa manfaat positif bagi fisiologis dan anatomi tubuh, tidak hanya dapat meningkatkan daya ledak otot tungki tetapi juga meningkatkan sirkulasi dan sistem pembentukan energi sehingga dapat berlatih lebih lama dan lebih keras tanpa melelahkan diri. Simpulan Dan Saran Berdasarkan hasil analisis data dan pembhasan, maka dalam penelitia ini dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh antara pelatihan quick leap dan side jump sprint terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai siswa ekstrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 6 Singaraja tahun ajaran 2015/2016, dimana pelatihan quick leap lebih baik daripada side jump sprint.Hal-hal yang dapat disarankan, yaitu Bagi pelatih olahraga disarankan dapat menggunakan pelatihan quick leap dan side jump sprint sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan daya ledak otot tungkai. Bagi atlet sebelum melaksanakan program pelatihan quick leap dan side jump sprint perlu memperhatikan set dan repetisi yang tepat karena setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan untuk penggunakan variabel dan sampel penelitian yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Mastikayasa, I Kadek. 2013. “Pengaruh Pelatihan Plaiometric Side Jump Sprint terhadap Kecepatan dan Kekuatan Otot Tungkai Pada
e-Journal IKOR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Ilmu Keolahragaan (Volume 1 Tahun 2016) Siswa Peserta Ekstrakurikuler Sepak Bola SMA Negeri 1 Abian Semal Tahun Pelajaran 2012/2013”. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Ilmu Keolahragaan, FOK Undiksha. Kanca, I nyoman, 2004. Pengaruh Pelatihan Fisik Aerobik dan Anaerobik terhadap Absorpsi Karbohidrat dan Protein di Usus Halus. Desertasi ( tidak diterbitkan ). Surabaya: Program Pasca Sarjana UNAIR. -------. 2010. Metode Penelitian Pengajaran Pendidikan
Jasmani dan Olahraga. Singaraja: FOK UNDIKSHA. Sukadiyanto. 2005. Pengantar Teori dan Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta. Santoso, Singgih. 2011. Mastering SPSS versi 19. Jakarta : PT Gramedia. Yoda, I Ketut. 2006. Peningkatan Kondisi Fisik. Singaraja: FOK Undiksha (tidak diterbitkan).