1
Dwi Tugas Waluyanto Bank Indonesia
Palangkaraya, 8 Juni 2015
2
OUTLINE PRESENTASI Pertumbuhan Ekonomi EKONOMI NASIONAL DAN KALIMANTAN TRIWULAN I 2015, OUTLOOK EKONOMI 2015
Inflasi INFLASI NASIONAL DAN KALIMANTAN TRIWULAN I 2015, OUTLOOK INFLASI 2015
Tantangan Ekonomi Kalimantan STRUKTUR EKONOMI TERKONSENTRASI, KERENTANAN EKONOMI, PERKEMBANGAN DAN RISIKO MIGAS BATUBARA, PASCA PENERAPAN UU MINERBA
Pentingnya Infrastruktur INFRASTRUKTUR UNTUK KONEKTIVITAS DAN ENERGI LISTRIK
Transformasi Perekonomian Kalimantan MEMBANGUN KAPABILITAS INDUSTRI DAN POTENSI YANG ADA DI KALIMANTAN
Penutup
2
3
Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi Tw I 2015 Outlook Ekonomi 2015
44
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
Pertumbuhan ekonomi triwulan I 2015 melambat, namun diperkirakan akan membaik pada triwulan-triwulan mendatang… Di Jawa perlambatan ekonomi disebabkan oleh menurunnya kinerja industri pengolahan, sejalan dengan melemahnya ekspor. Di Sumatera perlambatan sejalan dengan kontraksi ekonomi Aceh dan Riau akibat melemahnya kinerja pertambangan migas. Di Kalimantan perlambatan akibat kontraksi ekonomi Kalimantan Timur, terkait dengan pemburukan kinerja sektor batubara, yang merupakan komoditas utama Kalimantan Peta Pertumbuhan Ekonomi Daerah Tw-I 2015 (%, yoy)
gPDRB negatif
SUMATERA
JAKARTA Sumber: BPS, diolah Ket: (1) TD2010 (2) Data backcasting internal, kecuali Tw IV-14 dan Tw I-15
JAWA
KALIMANTAN
SULAMPUA BALI NUSRA
55
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
Mayoritas propinsi pertumbuhan ekonomi nya turun, bahkan propinsi basis produksi migas tumbuh negatif… Pertumbuhan ekonomi wilayah Jawa & Jakarta turun ke bawah level historis (sedangkan wilayah Sumatra dan Kalimantan turun semakin jauh di bawah historis. Wilayah Kalimantan dan Sumatera secara konsisten mengalami perlambatan dalam dua tahun terakhir sehingga kontribusi kedua wilayah tsb terhadap pertumbuhan ekonomi nasional terus menurun secara signifikan. % yoy
6
WILAYAH Sumatera Jakarta Jawa Kalimantan Timur Indonesia
Sumber: BPS, diolah
2013 Q1 5.40 6.47 6.11 2.71 8.43
Q2 5.11 6.29 6.39 3.63 5.82
2014 Q3 4.97 6.04 6.07 4.08 8.17
Q4 5.40 5.67 6.06 3.91 9.22
Q1 5.08 6.00 5.21 2.45 5.53 Tinggi
Q2 4.56 6.06 5.28 2.53 6.71
Q3 4.34 6.00 5.43 3.60 6.01
Q4 4.25 6.22 6.02 4.00 5.04
2015 Q1 3.53 5.08 5.20 1.06 6.90 Rendah
5 4 3 2 1 0
%, contribution 1,12
1,01
0,97
0,94
0,95
0,96
0,94
0,99
2,18
2,22
2,27
2,50
0,23 0,60
0,23 0,72
0,33 0,67
0,37 0,57
Sumatera 0,78 0,81
2,18 0,10 0,75
Q1 2014 Q2 2014 Q3 2014 Q4 2014 Q1 2015
Jakarta Jawa Kalimantan Timur Indonesia
6
PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TRIWULAN I 2015
Perekonomian Kalimantan triwulan I 2015 melambat dalam akibat buruknya kinerja pertambangan dan industri olahan … LAPANGAN USAHA / SEKTORAL
Pertumbuhan Ekonomi Terendah Tumbuh jauh lebih rendah dibandingkan Nasional Melambat tajam dibndg dgn Tw IV 2014 4,0% & Tw I 2014 2,6% Pertumbuhan Tahunan
%, yoy
9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Sumber : BPS, diolah
Kalimantan
Nasional
5.1
5.0 4.0
2.6
I
II
III
IV
I
II
2011
III
IV
I
II
2012
III
IV
I
2013
4.7
Tw I 2014
II
III
IV
I 2015
Tw IV 2014
Tw I 2015
-1.3
2.6 4.0
4.0 3.9
Kalimantan KalTim 0.7
Tambang Industri Pangsa 37%
Pangsa 17%
1.1
2014
3.8
KalSel 5.3
5.3
7.7
4.7
3.9
6.1
7.8
KalTeng
-1.2% -5.2%
yoy, %
15
Pertumbuhan Tahunan
Tambang
10 5
Industri
0 I -5
II III IV I
II III IV I
II III IV II
II III II
2011
2012
2013
2014
IV I 2015
Sumber : BPS, diolah
-10
Sumber : BPS, diolah
Perlambatan akibat Kaltim terkontraksi. Pangsa Kaltim pd ekonomi Kalimantan 63%.
KalBar
Pertambangan & Penggalian Menurun Dalam
Pertambangan kontraksi 1,2%, setelah tw IV 2014 tumbuh 4,5% dan Tw I 2014 kontraksi 2,1%. Tambang batubara kontraksi sangat dalam diikuti perlambatan migas Industri kontraksi 5,2% lebih dalam dibndg dgn tw IV 2014 4.3% dan tw I tumbuh 4.0%
1.1
PENGGUNAAN Ekspor Terkontraksi
-2.4%
Ekspor batubara, CPO dan karet turun Ekspor ke Tiongkok terkontraksi, ke India melambat
Ekspor Negara Tujuan 20 %, yoy 0
Konsumsi RT dan pemerintah Melemah
5.9% 2.9%
Realisasi PMA melambat Hasil liaison dan SKDU menyatakan perusahaan menahan investasi akibat kondisi eksternal Daya beli terindikasi menurun Kons pemerintah juga rendah. Realisasi s/d tw I lebih rendah dibndg wil lain
2.89
Jepang
India -18.28 -18.28
-30.18
-43.97 Tw IV 2014 -49.91
-60
15
14.22
6.28
-20 -40
Investasi melambat
Tiongkok
AS
Indikator Kons RT
%, yoy)
10 5
Kredit Kons
-10 -15 -20 -25
Konsumsi Barang
Pendapatan
0 -5
Tw I 2015
Tw IV 2014 Tw I 2015
Ketersediaan Lap. Kerja
Sumber : BPS, diolah
PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN TRIWULAN II 2015
7
Perekonomian Kalimantan triwulan II 2015 tumbuh terbatas utamanya ditopang oleh pertanian …
PERTANIAN yoy, %
4.0
5.1
I
II 2015
EKSPOR
• Tabama naik, program pemda dan pem pusat, pergeseran panen di Kalsel ** • Perkebunan naik, khususnya sawit* • Faktor penahan a.l kinerja karet masih rendah**
12%
I
-5.2
• Tambang migas dan nonmigas 2015 belum mengalami perbaikan I II • Migas akibat natural declining* -1.2 • Non migas akibat Batubara -1.2 belum membaik
I
II
I
II
-2.5
-3.0
KONSUMSI
KALBAR
-1,6%
yoy, %
KALIMANTAN yoy, %
5.2
II
4.7
II
• Batubara diperkirakan belum membaik sehingga menjadi penurun ekspor
-0.9
-1.3
• Faktor penahan industri II migas tren turun seiring penurunan lifting migas.* • Faktor pendorong Industri 16% -5.2 CPO membaik & tdpt smelter yng mulai operasi
TAMBANG
KALTIM yoy, %
INDUSTRI 2015
2015
II
I
1.5
I
KALTENG yoy, %
37% I
KALSEL
8.2 yoy, %
7.8
*Hasil liaison atau FGD; **Berdasarkan Informasi anecdotal dan olah data ; *** hasil survey
I
II 2015
INVESTASI
4.4
3.9
II
4.2
3.1
1.1
• Konsumsi naik terkait bulan Ramadhan** • Indeks ekpektasi ekonomi 3 bulan yad meningkat*** sejalan dgn perbaikan pertanian
6.30
5.45
II I
II
• Mulainya realisasi proyek pemerintah sesuai dengan pola historisnya** • Rencana ground breaking proyek KA Batubara Kalteng
2015
Sumber : BPS (diolah) dan perkiraan KPw BI di Kalimantan
8
OUTLOOK PERKONOMIAN KALIMANTAN 2015 Perekonomian Kalimantan meneruskan tren perlambatan ….. Outlook Tw III 2015
Outlook 2015
… sedikit melemah …
melemah akibat belum membaiknya batubara & migas …
III
IV
I
2014
IIp
IIIp
2015
2015 I 2015 IIp 2015 IIIp Pertumbuhan
yoy, %
Provinsi
5 0
Kalbar
Kalteng
-5
Kalsel
Kaltim
Tambang
Belum membaiknya kinerja batubara.
Tani Didorong tabama dan sawit *
Manufaktur Masih kontraksi namun tdk dalam
2013
2014
KalSel
2015
KalTim
Kalimantan
2.7 -0.7
3.9 3.2
II
7.4 6.2
1.5 I
10
KalBar
2.0
1.3
5.4 4.9 4.8
3.4
KalTeng
8.0
Pertumbuhan Kalimantan
yoy, %
6.0 5.0 5.3
5 4 3 2 1 0
Risiko 2015
1.7
Penahan
Pendorong
BATUBARA ‒ Koreksi harga ‒ Permintaan Tiongkok & AS turun ‒ DMO 2015 diperkirakan tdk terpenuhi MIGAS ‒ Koreksi harga ‒ Natural declining yg tdk diimbangi investasi jelang berakhirnya kontrak.
TANAMAN PANGAN Kenaikan produksi, SAWIT Kenaikan produksi BATUBARA Permintaan dr India naik, SMELTER Sudah beroperasi 60% perusahaan
Operasional smelter Tantangan : aturan pem Tdk Tepat Waktu pusat dan isu lingkungan Kendala RTRW, koordinasi dgn pem pusat, belanja modal APBD turun akibat DBH yg turun
Terhambatnya program infrastruktur Terlambatnya penyelesaian PLTA
Menurunkan serapan batubara
Disinsentif pengalihan blok migas yng habis kontrak nya Tiongkok dan Australia mengambil pasar batubara Kalimantan Program peningkatan produksi tabama tdk optimal
Pengalihan blok migas memerlukan masa transisi Peningkatan India dipenuhi oleh Australia Risiko dr kondisi cuaca dan ketidakberhasilan UPSUS 2015
9
Inflasi Perkembangan Inflasi Tw I 2015 Outlook Inflasi 2015
10 10
INFLASI INDONESIA
Inflasi tetap terkendali dan mendukung pencapaian sasaran inflasi 2015 yakni 4,0±1% … Inflasi triwulan I 2015 menurun dibandingkan triwulan sebelumnya, didorong oleh koreksi harga BBM dan dampak lanjutannya terhadap penurunan tarif angkutan dalam kota, serta deflasi kelompok volatile food. Pada April 2015, inflasi meningkat bersumber dari kenaikan administered prices. Sementara tekanan inflasi dari kelompok inti dan volatile food relatif masih terjaga.
Inflasi
11
INFLASI KALIMANTAN TRIWULAN I 2015
Kalimantan
Nasional
Kaltim
Kalbar Kalteng
Kalsel
Disagregasi Kalimantan Tw I 2014 - Tw I 2015
Disagregasi Tw I - 2015 Nas - Kal
Pada triwulan I-2015, inflasi Kalimantan melambat meskipun lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional. Seiring dengan meredanya tekanan dari komoditas Adm. Price.
Tekanan komoditas Adm. Price lebih rendah dipengaruhi dampak penyesuaian harga BBM Tw I-2015 tidak sebesar pada tw IV 2014. Serta adanya penundaan penyesuaian TTL Tekanan inflasi Vol Food al bersumber dari beras, ikan segar, dan sayur mayur dipengaruhi berkurangnya pasokan (belum masuknya masa panen, dan berkurangnya tangkapan ikan segar) serta terganggunya distribusi/produksi karena curah hujan tinggi Tekanan inflasi inti pada terutama bersumber dari kenaikan tariff sewa rumah dan nasi dengan lauk
INFLASI KALIMANTAN TRIWULAN II 2015
Memasuki triwulan II-2015, inflasi Kalimantan terkendali dengan kecenderungan sedikit meningkat khususnya didorong Adm. Price
Adm. Price
KALIMANTAN
Tw II P 7,40%
NASIONAL
Upside Risk == Kenaikan harga: • BBM Bersubsidi • LPG • TTL • Tiket Angkutan Udara krn libur sekolah Downside Risk Membaiknya koordinasi d/r antisipasi kenaikan harga BBM
Core
Upside Risk Tren kenaikan harga emas global Downside Risk • Terkelolanya ekspektasi konsumen • Perlambatan ekonomi
Kalbar
Kaltim
Kalteng
Kalsel
12
Vol. Food
Perkiraan Perubahan Harga dan Pengeluaran 3 Bln Y.a.d
Sumber : Survei Konsumen
Upside Risk • Peningkatan Permintaan pd bulan Ramadhan. • Serapan bulog belum optimal Downside Risk Terjaganya pasokan daging ayam ras, ikan,sayur, dan masa panen padi.
Sumber : Survei Pemantauan Harga
PROYEKSI INFLASI KALIMANTAN 2015
13
Pada tahun 2015, inflasi Kalimantan diperkirakan masih terkendali seiring dengan berbagai upaya peningkatan produksi pangan Faktor-faktor yang mempengaruhi Inflasi 2015
Kalimantan
Potensi Peredam Inflasi Volatile food • Program ketahanan pangan Pemerintah daerah yang mendorong perluasan lahan pertanian. • Implementasi kerjasama antar daerah terkait pemenuhan kebutuhan domestic. • Adanya Pasar Penyeimbang dan kandang penyangga
2015
4.28%
Proyeksi Inflasi Provinsi Triwulan II s.d Tw IV 2015 Provinsi
2014
2015 P Tw III 8.69%
Tw IV 5.85%
Kalbar
9.40%
Tw II 9.47%
Kalteng
7.10%
6.21%
5.11%
3.53%
Kalsel
7.30%
6.19%
6.47%
4.65%
Kaltim
7.70%
6.98%
6.55%
3.52%
Kalimantan
7.87%
7.40%
6.89%
4.28%
Adm. Pices • Peran aktif pemerintah daerah dalam mengendalikan inflasi, khususnya pada administered price Core • Terkendalinya permintaan domestic sejalan dengan potensi perlambatan ekonomi di Kalimantan
Risiko Pendorong Inflasi Volatile Food • Kondisi cuaca yang berpotensi mengganggu produksi dan distribusi. • Konektivitas dan ketergantungan pasokan Adm. Prices • Potensi penyesuaian harga BBM, LPG dan TTL Core • Depresiasi Rupiah. • Potensi kenaikan harga emas dunia
14
Tantangan Ekonomi Kalimantan Struktur Ekonomi Terkonsentrasi Kerentanan ekonomi thd kondisi eksternal Perkembangan, risiko migas dan batubara Pasca penerapan UU Minerba
STRUKTUR EKONOMI KALIMANTAN TERKONSENTRASI
15
Struktur perekonomian Kalimantan bergantung pada satu komoditas yang tidak terbaharukan dan tidak bernilai tambah tinggi
16
KERENTANAN PERKONOMIAN KALIMANTAN
Perkembangan ekonomi Kalimantan sangat bergantung pada kondisi eksternal …
Perkembangan perekonomian Kalimantan yang secara umum didominasi oleh ekspor, didorong oleh pergerakan harga komoditas dan tingkat permintaan dari negara tujuan. Tren penurunan harga batubara dan perekonomian Tiongkok yang terus berlangsung menjadi penghambat perekonomian Kalimantan. Selain itu, harga komoditas karet dan sawit di pasar global juga melemah Pertumbuhan Ekspor Batubara dan Perekonomian Tiongkok, India
Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan dan Harga Batubara 120 100 80 60
(% yoy)
(% yoy)
14
g.Ekspor (LHS) 12 g.PDB Tiongkok (RHS) 10 g.PDB India (RHS) 8
40 6
20
4
(20) (40)
Perkembangan Ekspor CPO Kalimantan dan Harga CPO Internasional
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I 2009
2010
2011
2012
2013
2014 2015
Pertumbuhan Ekspor Karet Kalimantan dan Harga Karet Internasional
2 -
17
HARGA KOMODITAS
Perekonomian dunia yang melambat berdampak pada harga komoditas internasional yang masih terus menurun... Penurunan harga terbesar terutama terjadi pada komoditas batubara dan karet seiring dengan penurunan harga minyak dibandingkan tahun lalu Penurunan harga batubara, tembaga, nikel, timah juga sejalan dengan pelemahan permintaan Tiongkok. Pertumbuhan Harga Komoditas Ekspor Indonesia
18
PERKEMBANGAN, RISIKO MIGAS & BATUBARA
Produksi migas terus turun terkait natural declining dibarengi dgn produksi batubara yg turun akibat tertahannya permintaan ... Perkembangan lifting minyak dan gas di Kalimantan terus mengalami penurunan akibat penurunan produksi secara alamiah Pangsa pertambangan migas dalam perekonomian juga menurun digantikan dengan pertambangan nonmigas (batubara) Di sisi lain, produksi batubara juga menurun akibat permintaan yang melemah 10
g. Produksi Migas
(% yoy)
25 %
(10) (20) (30) (40)
I
II
III IV
2012
I
Gas Alam
II
III IV
2013
I
II
III IV
2014
(70)
2015
15
Minyak Bumi
0 I
5 2005
2008
2011
Pertambangan Migas
Sumber : Kementerian ESDM
AS
Prod
14
Kons
12
Permintaan & Harga Batubara S : Supply D : Demand
Tiongkok
D D
S
Afsel Prod
4
Kons
2
g. Produksi Batubara
20
Prod
47
Kons
50
Prod
4
Kons
3
•
Indonesia
India
Prod
Prod
6
Kons
8
Sumber : BP Statistical
Kons
Australia Prod
Kons
7
1
6
1
2014
Pertambangan nonmigas
Rusia
D
40 (% yoy)
I
(50) (60)
Pangsa Pertambangan Migas & Nonmigas
• • •
-20 -40
II III IV 2012
I
II III IV 2013
Sumber : McCloskey
I
II III IV 2014
I 2015
18
Koreksi harga disebabkan oleh perlambatan ekonomi Tiongkok & turunnya konsumsi AS, meskipun sedikit terbantu oleh kenaikan konsumsi India Afsel menaikkan produksi pasca beroperasinya rel kereta Potensi koreksi masih akan tetap terjadi terindikasi dari penurunan impor Tiongkok 46% (yoy) pada Q1 2015 Kebutuhan batubara dalam negeri tidak dapat menyerap seluruh DMO
19
PASCA PENERAPAN UU MINERBA
Pasca Penerapan UU Minerba, ekspor Kalbar, Kalsel, Kalteng tercatat melambat di tengah penyesuaian proses kerja pelaku usaha ... UU Minerba yang bertujuan meningkatkan nilai tambah efektif diberlakukan pada Januari 2014 untuk kegiatan ekspor hasil tambang mineral. Di Kalimantan, hasil tambang mineral yang terdampak UU tersebut adalah bijih besi (Kalteng dan Kalsel) serta Bauksit (Kalteng dan Kalbar). Dalam jangka pendek UU Minerba berdampak pada penurunan ekspor Provinsi Kalbar dan Kalteng, sementara di Provinsi Kalsel dampaknya lebih minimal karena ekspor didominasi oleh komoditas batubara. Namun demikian, dalam jangka yang lebih panjang, ekspor turunan mineral akan mengalami peningkatan pasca realisasi investasi smelter. Pertumbuhan Ekspor (PDRB) Per Provinsi 35
(% yoy)
Kalteng
30
18,000
Kalbar
10
8,000
5
6,000
0
4,000
-10 -15
2012
2012
2013
2014
2015
12,000 10,000
2011
2011
14,000
15
-5
(juta ton)
16,000
25 20
Ekspor Mineral Per Provinsi
2013
Kalsel
2014
2,000 0 Kalteng
Kalsel
Bijih Besi & turunannya
Kalteng
Kalbar
Bauksit & turunannya
Perkembangan Pembangunan Smelter
20
Pentingnya Infrastruktur Infrastruktur Konektivitas Infrastruktur Energi Listrik
Konektivitas, Pengembangan Ekonomi, dan Stabilitas Harga Minimnya infrastruktur pendukung konektivitas di Kalimantan menjadi salah satu disinsentif investasi swasta… Pertumbuhan Ekonomi dan Konektivitas
Pembentukan Harga dan Konektivitas
… belum baiknya konektivitas membuat pelaku usaha enggan berinvestasi…
… biaya distribusi di Kalimantan relatif tinggi dibandingkan dengan wilayah lainnya…
Pangsa Investasi dlm PDRB di Wil Indonesia
Kalimantan Sulampua Balinustra
30 (% share) 25
Porsi investasi di PDRB Kalimantan cenderung rendah dibandingkan dengan wilayah lainnya
Sumatera Jawa
20 15 10 5 0
Pangsa PMDN
Pangsa PMA
2007
2008
2009
2010
2011
2012
% 13
14
Sulampua Balnustra
Kalimantan
Sumatera
Sumber: BPS, diolah
2013
57
Pangsa PMA dan PMDN di Wil Indonesia
Jawa (tmsk Jakarta)
46
Jawa (tmsk Jakarta)
Sumber: BKPM, diolah
Investasi PMA dan PMDN masih terkonsentrasi
Kalimantan Rp750-1.650/km
Sumatera Rp550-1.250/km Struktur Biaya Pelaku Usaha Komoditas Beras
Biaya kargo/km dari jakarta Sulampua Rp420-1.330/km Nusa Tenggara Rp390-860/km
Biaya distribusi ke Kalimantan cenderung tinggi dibandingkan ke wilayah lainnya
Sumber : Perusahan kargo, diolah
Pangsa ongkos distribusi dalam struktur biaya pedagang cukup besar Sumber: Riset Ketahanan Pangan
Kondisi infrastruktur mempengaruhi secara signifikan pembentukan harga dan disparitas harga pangan antar kota. (Sumber KPw Banjarmasin, Riset Ketahanan Pangan Wilayah Kalimantan )
21
Kondisi Konektivitas Jalan Raya
Minimnya infrastruktur pendukung konektivitas di Kalimantan …
Ketersediaan dan kualitas jalan di Kalimantan cenderung rendah
Panjang Jalan / 100 km2
Jalan Rusak
1,17 km
11,04%
Kalimantan
Kalimantan 6,4
KTI 15,9
Sumatera 8,1
Jawa 11,6
* (bandara/100.000km2)
Sumber : Binamarga
Sumatera
Bandara
Ketersediaan bandara* di Kalimantan relatif rendah dibandingkan wilayah lainnya
2,41 km
Pelabuhan
Jawa
4,33 km
KTI
1,99 km
10,73%
Ketersediaan dan kualitas transportasi laut di Kalimantan cenderung rendah 8,14%
Sumber : Bappenas
11,71%
* Indeks konektivitas provinsi diukur dgn memperhitungkan jumlah kapal terdaftar, kapasitas kontainer, ukuran maksimum vessels, jmlh kunjungan kapal, dan pengiriman perusahaan terdaftar
Infrastruktur Lain • Belum terdapatnya moda transportasi kereta • Spesifikasi jembatan di atas sungai yang tidak sesuai dengan standar ruang bebas • Konektivitas antar moda transportasi belum memadai • Dukungan investor dalam pembangunan infrastruktur masih rendah
22
Beberapa proyek infrastruktur RPJMN 2014-2019 sudah mulai 23 memasuki realisasi meskipun terdapat berbagai kendala…
Meningkatkan Konektivitas Infrastruktur Pendukung Konektivitas Proyek 2015
Kendala
1 Pembangunan Bandara 1 Konstruksi 813 4 Pengembangan terminal 1 Konsep 1 Desain 2 Konstruksi miliar 1 Pengembangan runway 1 Konstruksi 4 Pembangunan Pelabuhan 3 Konsep 1 Pasca Tender 351 1 Pengembangan Pelabuhan 1 Konstruksi miliar 1 Normalisasi sungai 1 Desain 40 Pembangunan Jalan 3 Konsep 7 Dokumentasi 12 Pasca Tender 18 Konstruksi 154 Pengembangan Jalan 6 Dokumentasi 50 Pasca Tender 97 Konstruksi 1 Tender 8,84 27 Pembangunan Jembatan 5 konsep 16 Dokumentasi 4 Pasca Tender 2 Konstruksi triliun 14 Pengembangan Jembatan 1 konsep 10 Pasca Tender 1 Tender 2 Konstruksi 2 Pembangunan Terminal Bis 1 konsep 1 Dokumentasi
Pembebasan lahan yang sulit* Infrastruktur dan suplai energi yang tidak memadai Terjadi pendangkalan di alur sungai* Banyaknya lintasan sebidang jembatan yang tidak sesuai standar ruang bebas mengakibatkan kapalkapal tidak dapat masuk*. Buruknya sistem navigasi sehingga tidak dapat dilalui pada malam hari. *Hasil liaison atau FGD dengan dinas terkait dan/atau perusahaan; **Berdasarkan Informasi anecdotal dan olah data ; *** hasil survey Juta Rp
Posisi per April
Progress Pembangunan Infrastruktur Jalan
Provinsi DKI Jakarta Jawa Barat Kalimantan Timur Banten Jawa Tengah Kalimantan Tengah Sulawesi Tengah TOTAL *)
*)
All Stage
Stage : Post Tender & Construction
All Stage
Stage : Post Tender & Construction
% Proyek Selesai 2015 (All Stage)
% New Building (All Stage)
3,986,370 3,564,663 2,180,880 2,244,140 1,946,723 1,646,050 1,583,820 31,671,442
3,549,561 3,558,963 2,087,380 1,722,890 1,873,148 1,646,050 1,504,020 26,386,290
9,704,761 4,707,165 2,320,850 2,137,660 2,668,134 1,647,020 1,630,820 39,415,632
9,083,302 4,704,865 2,227,350 1,784,050 2,627,934 1,647,020 1,630,820 34,501,075
19.2% 14.4% 31.9% 57.8% 70.6% 60.9% 29.3% 44.5%
97.7% 87.5% 81.9% 48.5% 27.9% 0.0% 0.0% 51.8%
Data ditarik pada 1 April 2015 dan **) Data ditarik pada 4 Mei 2015
Sumber: BCI Asia
Posisi per Mei
**)
Kemajuan tercermin dari nilai proyek yang telah melewati tahap tender yang naik menjadi Rp2,4 T (Mei 2015) dari sebelumnya Rp1,5T (Apr 2015) atau mengalami kenaikan 61%
Kondisi Listrik di Kalimantan
24
Ketersediaan listrik di Kalimantan sangat terbatas dengan penjualan terbesar masih didominasi rumah tangga ...
Penjualan Listrik/kapita
Penjualan listrik/kapita Kalimantan jauh di bawah Jawa Timur dan Banten
Pengguna listrik di Kalimantan didominasi oleh rumah tangga, sementara di Banten dan Jatim oleh industri
Pengguna Listrik
Kalimantan
Provinsi
Kalbar
Kalteng
Penjualan Listrik/kapita
375
KONDISI LISTRIK DI PERBATASAN
Kalsel
487.9
Kaltim
649.1
Sumber energi listrik masih berasal dari diesel dgn biaya tinggi, sementara di Jatim dan Banten dari batubara
Kalimantan
80%
21%
6% PLTA 2%
Jawa Timur 37%
PLTGU 3%
PLTG 11%
PLTU 19%
PLTG 5%
PLTU 70%
13%
44% PLTA 3%
PLTGU 22%
Banten 15%
9%
75% PLTGU 12%
• • •
PLTD 66%
Jawa Timur
Banten
358.4
Sumber Energi Listrik
PLTU 88%
Kebutuhan listrik daerah terpencil di perbatasan, seperti Entikong (Kalimantan Barat dan Sarawak) masih belum sepenuhnya terpenuhi dari dalam negeri sehingga PLN melakukan pembelian tenaga listrik ke Sarawak, Malaysia. Harga listrik Malaysia (Rp900/KWh) lebih murah dibandingkan harga produksi PLN (Rp2.500/KWh). Kabupaten Nunukan & Tana Tidung (Sebatik) yang berbatasan langsung dengan Malaysia, sebagian masih belum menerima aliran listrik PLN
Rencana Penambahan Listrik
25 PERKIRAAN PENGGUNA LISTRIK
PROYEK PENAMBAHAN LISTRIK
Kalimantan
Sumber : Statistik PLN & RUPTL PLN 2015-2024
RENCANA SUMBER ENERGI
PROYEKSI KONDISI LISTRIK • • • • •
Nasional akan ada penambahan pembangkit 35.900 MW (Kalimantan 1.900 MW, kapasitas saat ini 1.416 MW) Namun hal ini dengan asumsi share konsumsi industri tidak berubah Melihat struktur Banten & Jatim yang memiliki smelter, industri merupakan konsumen utama listrik. Dengan asumsi tsb, diperkirakan tambahan 1.900 MW masih akan belum cukup untuk memenuhi permintaan listrik Kalimantan. Sumber energi masih ada yang berasal dari diesel
Kalimantan
PLTA
1%
PLTGU
1%
Banten
Jatim
2% 10%
35%
26
Transformasi Ekonomi Kalimantan Membangun Kapablitias Industri Potensi Kalimantan
27
MEMBANGUN KAPABILITAS INDUSTRI
Pentingnya transformasi ekonomi Kalimantan menjawab tantangan yang ada … Ketergantungan Ekonomi pada Pertambangan & Migas • Secara sektoral
Share pertambangan dan industri migas 48% dari PDRB. ‒ Sektor pertambangan dan industri migas Mempengaruhi kinerja sektor perdagangan dan pengangkutan ‒
• Secara penggunaan ‒
Tantangan & Risiko Ekonomi Kalimantan DOMESTIK
EKSTERNAL
• Tren penurunan harga batubara sejak 2012 & harga minyak sejak pertengahan tahun 2014 Risiko : penurunan harga lebih dalam • Perekonomian Tiongkok melambat, Risiko perlambatan lebih dalam
Share net-ekspor 45%
• Kebijakan “menjaga batubara” dengan cara menahan produksi stabil 400 juta ton/tahun sampai 2019 (2014 sbsr 421 juta ton) • Serapan batubara domestik (DMO) pada tahun 2019 diestimasi hanya 30% dari target 60%. • Penurunan lifting migas yang berdampak pada penurunan produksi industri migas.
Jika tidak ada transformasi: pertumbuhan ekonomi rendah dan melambat, pengangguran meningkat, migrasi SDM ,
2009
Sasaran Pertumbuhan Ekonomi RPJMN 2009
4,1%
Realisasi 5,4%
4,8%
2014
Realisasi 3,2%
maka sasaran RPJMN tidak akan tercapai
Industri • Dampak industrialisasi o Pertumbuhan ekonomi o Penyerapan tenaga kerja o Peningkatan SDA o Diversifikasi sektor ekonomi dan ekspor • Industrialisasi membutuhkan pembangunan infrastruktur berpengaruh signifikan thdp peningkatan pendapatan per kapita (DKEM, 2013)
• LISTRIK merupakan infrastruktur utama.
Sasaran Pertumbuhan Ekonomi
2015
5,0%
7,6%
2019
33
Transformasi Kalimantan
28
Mengembangkan industri Kalimantan berbahan dasar sumber daya yang ada …
Competitive Advantage
JAWA
KALIMANTAN
Comparative Advantage SAAT INI
Pertambangan ENERGI (Batubara, Minyak, Gas, Air) BAHAN BAKU (Bijih Besi, Bauksit)
Industri
KEDEPAN
2
INFRASTRUKTUR
Ekspor
1
ENERGI (Batubara, Minyak, Gas, Air)
2 Industri Teknologi Tinggi Elektronik, otomotif, dll
1
Impor BARANG ½ JADI (Alumina, Besi Baja)
BAHAN BAKU (BIJIH BESI BAUKSIT SAWIT)
BARANG ½ JADI (Alumina, Besi Baja, CPO)
Ekspor Domestik 4
3
Industri Teknologi Tinggi Elektronik, otomotif, dll 34
POTENSI SUMBER DAYA ENERGI Potensi sumber daya energi yang melimpah perlu dimanfaatkan untuk pengembangan industri …
29
30
POTENSI SUMBER DAYA ALAM Meningkatkan nilai tambah SDA yang ada untuk mencapai perekonomian yang berkelanjutan …
Bauksit
Bijih Besi
CPO
Karet
Cad : Nas 1 miliar ton (12% dunia)
Cad : Nas 115 jt ton
Indonesia produsen CPO terbesar
Indonesia produsen terbesar ke-2
Prod : 18 jt ton (60% Nas)
Prod : 9,3 jt ton (85% Nas)
Prod : 7,3 jt ton (26% Nas)
Prod : 670 ribu ton (22% Nas)
Ekspor dalam bentuk mentah
Ekspor dalam bentuk mentah
Ekspor dalam bentuk CPO. Diolah di provinsi lain
Ekspor dalam bentuk crumb rubber. Diolah negara lain
31
NILAI TAMBAH INDUSTRI OLAHAN Nilai tambah yang didapat pasca pengolahan sangat besar dan dapat meningkatkan perekonomian …
Bauksit
CPO
Sumber : ESDM, 2012
Bijih Besi Nilai Tambah
Sumber : Kemenperin, 2015
Nilai tambah CPO variatif berdasarkan produk (sampai dengan 1000%)
32
Penutup Pentingnya Transformasi Ekonomi Sinergitas Pelaku Ekonomi
Pentingnya Transformasi Ekonomi
Pentingnya transformasi ekonomi melalui sinergitas dan peningkatan kapasitas infrastruktur serta daya saing …
33
Sinergitas Pelaku Ekonomi
34
Pentingnya sinergitas setiap pelaku dalam mendukung transformasi perekonomian Kalimantan…
Pemerintah Pusat
Pemerintah daerah
Parlemen Pusat dan Daerah
Komitmen pembangunan di luar Jawa, antara lain prioritas alokasi anggaran, percepatan izin penggunaan lahan, dll
Penyamaan persepsi stakeholder
Komitmen Sinkronisasi kebijakan pemerintah pusat dan daerah
Memprioritaskan peningkatan infrastruktur di luar Jawa
Penyelesaian & harmonisasi RTRW dengan pusat Efisiensi proses birokrasi melalui optimalisasi fungsi PTSP Capacity building SDM
Air, gas, batubara, minyak
Infrastruktur untuk konektivitas dan Listrik
Industrialisasi di Kalimantan
Pertumbuhan berkelanjutan
Penciptaan Lapangan Kerja
Bank Indonesia Menjaga stabilitas perekonomian (nilai tukar, inflai, dll) serta menjaga kelancaran sistem pembayaran
SDA : mineral, CPO, karet
41
35 35
TERIMA KASIH
36 36
LAMPIRAN DATA
37
TABEL INDIKATOR MAKROEKONOMI Tahun Dasar 2010
Tahun Dasar 2000 Indikator Makroekonomi Daerah PDRB (%,yoy) Sisi Permintaan Konsumsi Konsumsi swasta Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto Ekspor Impor Sisi Produksi Sektor Pertanian Sektor Pertambangan dan Penggalian Industri pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Bangu'-n Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perush. Jasa-jasa
PDRB Per Provinsi(%,yoy) Provinsi Kalimantan Selatan Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Barat Provinsi Kalimantan Tengah
2012 2013
I
2014 II III
IV
2014
Indikator Makroekonomi Daerah
I
2014 II III
IV
2014
I
2015 F II III
IV
2015 F
PDRB (%,yoy) 4.8
3.5
3.8
3.3
3.9
-
-
6.7
7.5
6.4
7.6
8.0
-
-
6.4
6.4
6.6
6.1
6.6
-
-
7.8
11.1
5.9
12.7
12.9
-
-
6.5
8.2
5.4
12.7
7.6
-
-
5.0
(3.5) (2.1) (4.8) (3.3)
-
-
9.4
(1.7) (0.7)
0.2
(3.2)
-
-
4.8
3.5
3.8
3.3
3.9
-
-
4.4
4.6
5.0
3.0
2.0
-
-
4.8
0.6
0.4
(0.6)
2.0
-
-
(3.5)
(1.7)
0.3
1.5
0.4
-
-
7.3
5.2
4.4
4.7
5.1
-
-
11.6
8.3
7.5
8.3
8.1
-
-
8.2
6.5
6.6
5.9
6.2
-
-
9.2
7.7
7.8
7.7
8.0
-
-
12.6
11.0
9.4
9.2
8.9
-
-
8.5
8.1
7.8
6.4
8.4
-
-
4.0
Sisi Permintaan Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi LNPRT Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto Ekspor Impor Sisi Produksi Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estate Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertaha'-n dan Jami'-n Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya
2.1
2.2
3.4
4.0
3.2
1.1
1.5
1.3
2.7
1.7
-
-
-
-
5.2
3.2
4.3
4.7
5.4
4.4
-
-
-
-
4.7
(4.8) (0.2) 3.1
4.7
0.6
-
-
-
-
5.5
2.3
3.6
5.6
4.8
4.4
-
-
-
-
15.9
5.9
6.4
7.2
6.7
6.6
-
-
-
-
(21.3) (2.4) (3.0) (2.4) (0.1)
(2.0)
-
-
-
-
(7.8) 10.9
5.9
9.7
8.6
8.8
2.1
2.2
3.4
4.0
3.2
1.1
1.5
1.3
2.7
1.7
3.8
3.1
2.4
6.3
4.2
4.0
5.1
5.4
5.4
4.9
(2.2) (2.9) 1.1
4.5
0.1
(1.2) (1.2) (2.7) (0.4)
3.4
(4.3)
2.2
(5.2) (5.2) (4.4) (2.0)
(4.2)
1.8
6.9 10.3 42.1
15.8
34.9 23.2 24.5
7.6
20.9
7.7
6.2
7.3
6.0
6.7
3.4
4.6
5.3
5.7
4.8
5.7
7.3
6.8
8.9
7.5
5.2
6.8
7.6
8.2
7.0
5.9
4.7
6.4
4.1
5.4
3.5
5.4
5.6
6.7
5.4
8.5
7.0
7.8
6.0
6.7
6.6
7.4
7.4
6.6
7.0
5.4
4.9
5.8
2.4
(1.4)
6.4
5.8
5.9
5.2
6.1
6.4
7.7
6.4
9.6 10.1 12.1
9.9
10.5
11.6 10.5
8.2
8.6
9.7
5.4
6.0
2.2
6.7
5.2
4.8
6.0
7.4
6.8
6.3
6.1
8.0
7.3
6.1
6.9
5.6
5.0
4.2
4.7
4.9
9.2
9.6
7.6
6.6
8.2
3.2
4.1
5.6
5.8
4.7
6.5
5.7
8.8
9.6
8.0
8.0
8.1 10.3 10.7
9.4
12.5
9.8
9.8
7.8
9.9
9.8
9.6
8.9
6.5
8.6
8.2
8.3
5.9
6.1
7.4
7.2
6.2
7.3
8.5
7.3
5.9
6.0
8.4
7.7
7.2
6.4
7.3
8.5
9.5
8.0
4.9
5.3
5.5
4.6
4.0
4.9
3.9
4.3
5.2
5.4
4.8
5.7
5.2
5.5
4.8
4.8
4.0
1.6
2.7
2.0
3.2
-
-
0.7
0.8
2.8
3.8
2.0
(1.3) (0.9) (1.5) 0.8
(0.7)
5.8
6.1
4.8
4.5
4.5
4.0
5.0
6.1
5.3
4.9
3.9
5.0
4.7
5.2
5.3
5.9
5.3
6.7
7.4
5.6
5.8
5.5
7.6
6.1
-
-
-
5.3
6.2
7.8
8.2
8.6
7.3
8.0
38
TABEL INDIKATOR MAKROEKONOMI 2011 Inflasi IHK (%,yoy) 5.3 Provinsi Kalimantan Selatan 4.0 Provinsi Kalimantan Timur 6.3 Provinsi Kalimantan Barat 5.2 Provinsi Kalimantan Tengah 4.5 Kredit Perbankan (%, yoy) 43.2 DPK (%, yoy) 30.5
I 5.9 6.0 5.8 5.8 6.7 32.6 32.1
2012 2013 2014 II III IV I II III IV I II III 5.6 5.3 5.8 5.4 6.1 8.4 8.5 7.3 7.6 5.0 5.5 5.1 6.0 4.3 4.3 6.3 6.5 4.9 6.8 4.8 4.8 5.4 5.6 5.9 7.1 9.6 9.9 8.4 7.7 4.6 7.0 5.5 6.2 5.7 6.1 8.9 8.9 8.8 8.8 6.3 6.3 4.8 5.8 5.7 6.1 7.1 6.5 5.2 6.4 4.6 36.4 33.0 22.9 24.0 23.0 25.0 21.7 17.1 11.5 6.9 30.4 25.8 19.0 13.4 11.0 11.3 8.3 2.9 7.3 6.7
IV 7.9 7.3 7.7 9.4 7.1 9.7 5.3
I 7.3 7.0 7.1 8.9 5.9 7.6 8.0
2015 II F III F 7.4 6.9 6.0 6.5 6.8 6.6 9.5 8.7 5.2 5.1
IV F 4.3 4.7 3.5 5.9 3.5