DRAFT REKOMENDASI KEBIJAKAN JUDUL REKOMENDASI Strategi Peningkatan Aspek Keberlanjutan Pengembangan Energi Laut
SASARAN REKOMENDASI Kebijakan yang Terkait dengan Prioritas Nasional
LATAR BELAKANGM Dalam rangka menjamin keberlanjutan pengembangan energi baru dan terbarukan, maka diperlukan strategi pengelolaan yang memperhatikan atributatribut yang paling menentukan terhadap keberlanjutan pengembangan energi baru dan terbarukan. Kajian BBPSE KP telah menghasilkan informasi ilmiah yang dapat dijadikan dasar untuk penentuan strategi peningkatan prospek keberlanjutan pengembangan energi laut. Kajian mengukur indeks 6 (enam) dimensi keberlanjutan pengembangan dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan tersebut berhasil mengindentifikasi atribut-atribut paling menentukan dari masing-masing dimensi, Dimensi-dimensi yang diukur indeks keberlanjutannya adalah dimensi ekologi, politik, ekonomi, sosial, teknologi dan hukum-kelembagaan. Hasil kajian adalah heksagonal keberlanjutan pengembangan energi laut dari berbagai dimensi tersebut, yang dapat membantu stakeholder untuk memahami kompleksitas pengembangan energi laut serta mempertimbangkan trade-off dan kemungkinan konflik yang ada dalam pengembangan energi laut. Nilai indeks keberlanjutan untuk 6 dimensi di lokasi penelitian secara rinci disajikan pada Tabel 1.
1
Tabel 1. Nilai Indeks Keberlanjutan untuk Enam Dimensi di Lokasi Penelitian Dimensi
Raja Ampat Ekologi 50.50 Ekonomi 54.05 Politik 38.48 Sosial 56.69 Teknologi 44.52 Hukum-Kelembagaan 33.18 Sumber: data primer diolah (2013)
Lokasi Penelitian Nusa Penida Gresik Bangka 79.99 63.10 74.23 39.87 39.87 46.01 49.82 45.31 31.82 57.05 47.51 49.11 41.34 37.04 41.68 58.11 43.63 16.44
Flores Timur 73.02 82.61 45.29 52.94 51.10 9.80
Nilai indeks keberlanjutan pengembangan dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan untuk ke-6 dimensi divisualisasikan dalam bentuk diagram layang (kite diagram). Secara visual nilai indeks keberlanjutan yang ditunjukkan pada Gambar 1.
Ekologi 100.00 80.00
HukumKelembagaan
60.00
Ekonomi
40.00
Raja Ampat
20.00
Nusa Penida Gresik
-
Bangka Flores Timur Teknologi
Politik
Sosial
Gambar 1.
Diagram Layang Nilai Indeks Keberlanjutan Pengembangan dan Pemanfaatan Laut di Lokasi Penelitian, 2013
2
Hasil penelitian menunjukkan bahwa status keberlanjutan pengembangan energi laut di Raja Ampat, Gresik dan Bangka saat ini secara multidimensi (ekologi, ekonomi, politik, sosial, hukum-kelembagaan dan teknologi) adalah kurang berkelanjutan, sedangkan di Nusa Penida dan Flores Timur memiliki status berkelanjutan. Untuk itu, rekomendasi kebijakan memilih lokasi Nusa Penida dan Flores Timur sebagai wilayah prioritas pengembangan energi laut. Selanjutnya dilihat atribut-atribut yang paling menentukan dari masing-masing dimensi di Nusa Penida dan Flores Timur yang disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Atribut-atribut pengungkit menurut dimensi keberlanjutan di Nusa Penida dan Flores Timur Dimensi Ekologi
Ekonomi
Sosial
Politik
Teknologi
HukumKelembagaan
Lokasi Nusa Penida Flores Timur Dampak pemanfaatan EBT Kontinuitas pasok EBT terhadap kondisi lingkungan Konflik pemanfaatan EBT vs Konflik pemanfaatan EBT vs pengguna lain pengguna lain Nilai ekonomi sumberdaya di dekat Nilai pembebasan lahan dari potensi energi perusahaan Nilai pembebasan lahan dari Tersedianya lembaga keuangan perusahaan Kesadaran masyarakat terhadap Peran LSM terhadap teknologi EBT lingkungan sekitar SD EBT Pengaruh keberadaan sumber Pengetahuan masyarakat terhadap listrik dari EBT terhadap nilai nilai lingkungan sekitar sumberdaya sosial-budaya EBT Sikap investor terhadap EBT Sikap investor terhadap EBT Kebijakan pemerintah daerah Kebijakan pemerintah daerah terkait EBT terkait EBT Teknologi penyaluran energi listrik Teknologi konversi EBT menjadi energi listrik Teknologi pengelolaan energi Keterjangkauan lokasi potensi EBT listrik Track record masyarakat dalam Substansi lingkungan dalam pengembangan organisasi sosial kelembagaan dan kearifan lokal Pengawasan instansi terkait pada Track record masyarakat dalam perusahaan pembangkit listrik pengembangan organisasi sosial
Sumber: data primer (2013)
3
Berdasarkan latar belakang di atas maka rekomendasi kebijakan ini difokuskan pada strategi peningkatan aspek keberlanjutan pengembangan energi baru dan terbarukan melalui pemanfaatan energi laut yang dilakukan dalam kerangka pengembangan perencanaan keenergian nasional untuk sektor kelautan dan perikanan. Strategi pengembangan energi laut di wilayah terpilih ditentukan oleh peran atribut sensitif yang memberikan peningkatan nilai indeks keberlanjutan.
OPSI REKOMENDASI Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat dua opsi kebijakan yang perlu dipertimbangkan untuk mengembangkan energi laut di wilayah terpilih, yaitu: 1. Penguatan dimensi ekonomi di wilayah Nusa Penida melalui pengembangan usaha wisata dengan memanfaatkan energi laut yang dihasilkan. 2. Penguatan dimensi hukum-kelembagaan di wilayah Flores Timur melalui penguatan kelembagaan dan perangkat hukum yang dikeluarkan pemerintah daerah setempat.
DASAR PERTIMBANGAN Opsi 1: Penguatan dimensi ekonomi di Nusa Penida melalui pengembangan usaha wisata dengan memanfaatkan energi laut yang dihasilkan Wilayah pesisir di kepulauan pada umumnya memiliki potensi sangat besar untuk pengembangan sektor pariwisata, yaitu sebagai daerah tujuan wisata bahari dengan memanfaatkan keindahan alam bawah laut dan sumberdaya perikanan lainnya. Untuk itu, pengembangan ekonomi masyarakat perikanan di wilayah tujuan wisata dapat diarahkan ke sektor pariwisata. Namun demikian, wilayah di kepulauan cenderung memiliki permasalahan yang hampir sama, yaitu terbatasnya pasokan listrik sebagai sumber energi bagi usaha penginapan dan res toran. Hal ini disebabkan oleh pasokan listrik selama ini masih bergantung pada sambungan kabel dari daratan. Akibatnya, masyarakat perikanan cenderung mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan listriknya. 4
Sebagai studi kasus, kondisi keterbatasan energi listrik yang terjadi di Kabupaten Klungkung, Nusa Penida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat perikanan di Nusa Penida masih memiliki keterbatasan sumber energi padahal Nusa Penida, Bali merupakan salah satu tujuan wisata bahari yang paling diminati. Sampai dengan tahun 2013, kebutuhan listrik masyarakat Nusa Penida disuplai dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) milik PT PLN (Persero). Diakui bahwa listrik dengan PLTD sering mengalami gangguan dan pemadaman yang dirasakan sangat tidak efisien, khususnya bagi pengusaha penginapan. Di sisi lain, usaha di bidang pariwisata menunjukkan perkembangan pesat yang ditunjukkan oleh makin bertambahnya turis yang datang ke Lembongan (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Klungkung, 2013). Fenomena ini juga yang mendorong pemerintah melalui PLN memperbaiki keandalan listrik bagi masyarakat Lembongan dengan membangun kabel listrik bawah laut yang telah beroperasi sejak April 2013 ini. Kondisi ini disebabkan oleh lokasi Nusa Penida yang jauh dari daratan sehingga penyedia pasokan listrik mengalami kesulitan dalam membangun jaringan di wilayah tujuan wisata tersebut. Sementara itu, wilayah kepulauan memiliki sumberdaya laut yang letak dan jaraknya lebih dekat dibandingkan daratan, yaitu sumberdaya a rus dan gelombang laut. Kedua sumberdaya ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai sumber pembangkit listrik, yaitu pembanglit listrik tenaga arus laut (PLTAL) dan pembanglit listrik tenaga gelombang laut (PLTGL). Pengembangan dan pemanfaatan energi arus dan gelombang laut ini dapat menjadi pertimbangan dalam rangka pemenuhan kebutuhan listrik masyarakat perikanan di wilayah kepulauan. Pemanfaatan energi laut tersebut juga pertimbangan dalam menghasilkan pasokan lebih untuk listrik dalam rangka pengembangan usaha di sektor wisata yang memiliki trend meningkat setiap tahunnya.
5
Opsi 2: Penguatan dimensi hukum-kelembagaan di wilayah Flores Timur melalui penguatan kelembagaan dan perangkat hukum yang dikeluarkan pemerintah daerah setempat Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kabupaten Flores Timur belum memiliki SKPD yang khusus menangani urusan energi. Pada Kabupaten Flores Timur, pengelolaan energi terdapat dalam SKPD PU-TAMBEN (Pekerjaan Umum dan Pertambangan dan Energi). Aspek regulatif dari sisi pemerintah terkait pengelolaan energi pada Kabupaten Flores Timur masih tergolong rendah karena persentasi tingkat capaian sebesar 20%. Artinya, belum ditemukannya aturan khusus di tingkat Kabupaten yang mengatur secara spesifik pengelolaan energi, termasuk pengelolaan energi terbarukan. Belum adanya PERDA khusus terkait pengelolaan energi dapat diartikan bahwa sumber energi di lokasi belum dijadikan prioritas dalam kegiatan pembangunan atau daerah tidak memiliki potensi energi yang besar dan membutuhkan peraturan khusus. Pada laporan rencana tata ruang Kabupaten Flores, Bab II Kebijakan dan Potensi Permasalahan, pengembangan energi yang berasal dari arus laut belum disinggung. Sedangkan pengembangan energi yang diprioritaskan adalah Energi Panas Bumi, Energi Angin, Energi Surya dan Energi Mikro Hidro. Namun pada Bab III Skenario pengembangan wilayah, penggunaan energi terbarukan sudah disebutkan secara spesifik, termasuk didalamnya pemanfaatan energi gelombang.
Pada
bahasan strategi pengembangan energi, pengembangan energi yang berasal dari arus laut dimungkinkan karena merupakan salah satu sumber pengembangan prasarana listrik dengan sumber alternatif. Dalam hal ini, pengembangan energi arus laut harus mampu mempertimbangkan pengembangkan sumberdaya energi secara optimal dan efisien, memanfaatkan sumber energi domestik, energi yang bersih, ramah lingkungan dan teknologi yang efisien. Sehingga hadirnya sumber energi yang berasal dari arus laut diharapkan mampu menghasilkan nilai tambah untuk pembangkitan tenaga listrik yang sudah ada sehingga terjamin ketersediaan tenaga listrik yang diperlukan.
6
Pemerintah daerah Flores Timur didentifikasi telah memberikan dukungan pengembangan energi terbarukan, yaitu peningkatan pembangunan prasarana dan sarana kelistrikan dan mengembangkan sumber energi yang berkelanjutan, walaupun tidak disebutkan secara spesifik energi yang berasal dari laut. Pada RPJMD 2012-2016, PEMDA Flores Timur juga telah menginventarisir permasalahan pasokan energi. Permasalahan pada aspek infrastruktur listrik dan energi adalah (1) sebagian besar desa di Flores Timur belum mendapatkan aliran listrik yang bersumber dari PLN. (2) Penyediaan sumber-sumber energi alternatif seperti Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) Surya masih sangat terbatas, sedangkan potensi energi alternatif lainnya seperti PLT Arus Laut masih dalam taraf uji coba, dan Panas Bumi di Kecamatan Demon Pagong masih dalam taraf penelitian.
STRATEGI IMPLEMENTASI Opsi 1: Penguatan dimensi ekonomi di Nusa Penida melalui pengembangan usaha wisata dengan memanfaatkan energi laut yang dihasilkan Dimensi ekonomi masyarakat setempat sangat menentukan keberhasilan upaya pengembangan energi baru dan terbarukan, khususnya energi laut. Pemanfaatan energi listrik yang bersumber dari arus dan gelombang laut dapat menjadi upaya pemerintah daerah dalam menciptakan lapangan kerja dan peluang investasi bagi pengusaha lokal. Usaha yang dapat dikembangkan antara lain usaha wisata bahari yang menjadi lokasi pembangkit listrik tenaga arus dan gelombang laut. Strategi implementasi yang dapat dilakukan antara lain: 1. pemerintah daerah menyediakan sarana dan prasarana yang memadai bagi masyarakat yang akan berusaha dengan memanfaatkan kawasan pengembangan energi laut di daerahnya 2. pemerintah menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi investor dengan memberikan kemudahan dalam pengurusan berkas administrasinya, keringanan
7
pajak investasi dan adanya aturan yang memberikan kepastian dalam berinvestasi
Opsi 2: Penguatan dimensi hukum-kelembagaan di wilayah Flores Timur melalui penguatan kelembagaan dan perangkat hukum yang dikeluarkan pemerintah daerah setempat Pemenuhan kebutuhan energi pelaku usaha jasa kelautan dapat dilakukan dengan menggalakkan penggunaan listrik yang berasal dari tenaga arus laut melalui peningkatan peran aktif pemerintah daerah dalam implementasi pemanfaatan energi laut. Strateginya dengan membuat aturan yang menjadi payung hukum dalam implementasi pemanfaatan energi laut sebagai salah satu energi alternati f yang ramah lingkungan (green energy). Diharapkan hal ini akan mendorong dimulainya implementasi pemanfaatan energi laut yang sampai dengan saat ini masih dalam tahap kajian dan uji coba alat dalam skala laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan dan pemanfaatan energi alternatif, khususnya energi laut, belum menjadi perhatian dari pemerintah daerah yang memiliki potensi energi tersebut. Sementara itu, pengembangan dan pemanfaatan energi alternatif sangat memerlukan investasi dan biaya pemeliharaan yang besar. Minimnya dukungan dan perhatian dari pemerintah daerah tersebut disebabkan oleh rencana pengembangan energi alternatif terkesan masih “menjadi ranah pemerintah pusat”. Di sisi lain, pengelolaan energi alternatif tersebut seyogyanya diserahkan kepada pemerintah daerah. Melihat kendala yang diuraikan di atas maka perlu adanya aturan yang menjadi dasar hukum bagi pemerintah pusat dan daerah dapat bersinergi dalam mengimplementasikan pemanfaatan energi laut dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat perikanan.
8
PRAKIRAAN DAMPAK DARI REKOMENDASI Opsi kebijakan pembangunan pembangkit listrik tenaga arus laut (PLTAL) akan berguna untuk menyediakan pasokan energi bagi pelaku usaha jasa kelautan di wilayah tujuan wisata bahari dan sekaligus mendorong pemanfaatan potensi laut sebagai sumber energi alternatif. Pemenuhan kebutuhan energi dengan menggunakan energi dari arus laut akan bermanfaat bagi pelaku usaha perikanan, khususnya pelaku usaha di sektor wisata bahari yang sebagian besar memerlukan listrik sebagai sumber energinya. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, selama ini pasokan listrik masih disuplai oleh PLN atau mesin diesel yang masih menggunakan solar sebagai sumber bahan bakarnya dengan jumlah terbatas sehingga keandalan energi yang dibutuhkan belum mampu memenuhi kebutuhan dalam rangka pengembangan ekonomi masyarakat perikanan. Hasil
penelitian
tersebut
bermanfaat
sebagai
acuan
dalam
upaya
mempercepat implementasi penggunaan energi laut sebagai energi alternatif dalam penyediaan pasokan listrik bagi masyarakat perikanan, khususnya pelaku usaha di sektor pariwisata bahari yang berlokasi di kepulauan. Dengan demikian, pengembangan ekonomi dapat dilakukan seiring dengan makin berkembangnya sektor pariwisata bahari setiap tahunnya. Semakin banyak sumber energi
alternatif
yang dikembangkan akan
memudahkan pelaku usaha dalam memperoleh pasokan energi, baik untuk usaha maupun untuk kebutuhan rumah tangga. Banyaknya pasokan energi pada gilirannya akan memberikan peluang bagi masyarakat dalam mengembangkan ekonomi dan usahanya di sektor pariwisata bahari.
9
PENUTUP Indonesia adalah negara kepulauan yang mempunyai potensi energi laut yang sangat besar. Energi laut diharapkan dapat dimanfaatkan oleh penduduk di pulaupulau yang berlum terjangkau listrik PLN. Energi laut juga merupakan energi terbarukan yang ramah lingkungan.
Penyusun Rekomendasi Nama
: Estu Sri Luhur dan Siti Hajar Suryawati
No. HP
: 0813 1556 0062
Email
:
[email protected]
10