KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN
Kesimpulan Pemberdayaan usaha sektor informal dalam rangka pengembangan masyarakat merupakan suatu upaya yang direncanakan dan dilakukan secara bersama-sama oleh pelaku usaha sektor informal yang ditujukan untuk memperoleh peningkatan kesejahteraan ekonomi berdasarkan perspektif SWOT Analysis. Pemberdayaan usaha sektor informal memiliki pengertian bahwa pelaku usaha sektor informal harus mampu dan memperoleh akses terhadap sumber daya untuk memajukan usahanya. Pelaku usaha sektor informal adalah mereka yang menjadikan usaha sektor informal sebagai sumber pencaharian nafkah utama. Sebagian besar pelaku usaha sektor informal berada pada lapisan keluarga Sejahtera 1 dan Sejahtera 2. Para pelaku usaha sektor informal di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir semuanya memilih usaha di sektor informal berdasarkan motivasi sendiri, didukung oleh motivasi dari keluarga. Alasan pemilihan usaha di sektor informal dikarenakan keterbatasan kondisi perekonomian keluarga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari atau sebagai alternatif kerja paska Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Jejaring usaha sektor informal di Kelurahan Campaka masih bergerak dalam hubungan intra komunitas dimana sumber modal sebagian besar mengandalkan pinjaman dari keluarga (55 %) dan 30 % menggunakan modal sendiri, serta pemasaran produk yang dijual masih terbatas pada konsumen di dalam komunitas (intra komunitas). Pelaku usaha sektor informal masih memiliki keterbatasan dalam melakukan hubungan dengan kelembagaan di luar komunitas. Program pengembangan masyarakat yang ada di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir seperti P2KP dan program Kredit Barokah GMT belum dapat diakses secara maksimal oleh pelaku usaha sektor informal di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir untuk mengembangkan usahanya dimana para pedagang masih banyak yang belum memperoleh bantuan dari berbagai program pengembangan masyarakat. Pelaku usaha sektor informal belum mampu pula dalam mengakses berbagai program yang dapat membantu usaha sektor informal yang ada di Kota Bandung. Program-program
lain yang belum dapat diakses oleh pelaku usaha sektor informal antara lain program-program Pemberdayaan Ekonomi Rakyat (PER), Usaha Ekonomi Desa Simpan, UP2K (Usaha Peningkatan Pendapatan keluarga), MUBR (Modal Usaha Bergulir Remaja), Pengembangan Produk Unggul Daerah, Teknologi Tepat Guna, dan Program Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung; Kemitraan Usaha UKM dan BUMN pada Dinas Koperasi dan UKM Kota Bandung; program Kredit Barokah GMT (Genah Marenah Tumaninah) yang dilandasi prinsip mudah, transparan, manusiawi, halal, dan murah yang mengupayakan pemerataan pemberian bantuan pinjaman dan pinjaman yang diberikan merupakan pinjaman bergulir dengan sistem syariah pada Pemerintah Kota Bagian Perekonomian Kota Bandung. Kegagalan pelaksanaan P2KP terjadi karena ketidakjelasan transparansi pengelolaan P2KP, pengembangan ekonomi lokal lebih cenderung ditujukan pada usaha yang dirintis masih baru dan dana tersebut banyak dimanfaatkan oleh beberapa oknum tertentu di masyarakat. Ketidakmengertian masyarakat yang menganggap dana bantuan P2KP adalah hibah mengakibatkan kemacetan pembayaran
cicilan
dana
P2KP
dan
hal
tersebut
diperparah
oleh
ketidakmampuan pengurus dalam mengelola dana P2KP, sehingga sulit sekali diharapkan adanya partisipasi masyarakat dalam program P2KP untuk bersamasama bertanggung jawab mengelola dana bantuan P2KP secara baik dan benar sesuai visi dan misi, petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan P2KP. Kondisi yang terjadi pada P2KP diharapkan tidak terulang kembali pada pelaksanaan program pengembangan masyarakat lainnya di Kelurahan Campaka. Oleh karena
itu,
seluruh
pihak
yang
terlibat
dalam
pelaksanaan
program
pengembangan masyarakat harus bersama-sama merancang suatu program bersama masyarakat khususnya pelaku usaha sektor informal. Pelaku usaha sektor informal di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir memiliki keterbatasan kemampuan dalam mengakses sumber daya seperti peralatan, keuangan, teknologi, informasi, dan kelembagaan formal maupun informal. Kesulitan dalam mengakses sumber daya terutama terjadi dalam hal pengaksesan kredit/pinjaman dari program pengembangan masyarakat yang ada di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir maupun dalam lingkup Kota Bandung.
Oleh karena itu, pelaku usaha sektor informal di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir perlu mengembangkan jejaring sosial baik dengan kelembagaan di dalam maupun di luar komunitas yang berkaitan dengan informasi mengenai potensi masyarakat, kepercayaan, kewirausahaan, harga dan peningkatan kualitas produk, potensi pasar, ketersediaan kredit, dan lembaga publik. Harapan pelaku usaha sektor informal terhadap keberadaan program pemberdayaan usaha sektor informal antara lain program pemberdayaan harus memperhatikan pedagang kecil, tepat sasaran, dapat meningkatkan pendapatan sehari-hari, menambah jumlah dan jenis barang dagangan, informasi program sampai ke masyarakat, menambah modal, membantu pembukaan usaha baru, perbaikan sarana dan prasarana usaha, dan membantu strategi pemasaran usaha. Tujuan umum yang akan dicapai dalam upaya pemberdayaan usaha sektor informal antara lain ”Mengembangkan kemampuan pelaku usaha sektor informal untuk mencapai peningkatan taraf pendapatan dan kemajuan usaha secara berkesinambungan”. Tujuan umum ini memiliki pengertian bahwa pengembangan usaha dan peningkatan taraf pendapatan para pelaku usaha sektor informal dapat dicapai melalui pengembangan kemampuan pelaku usaha sektor informal sebagai upaya mengatasi keterbatasan diri pelaku usaha, keterbatasan modal, ketimpangan produktivitas kerja dan laba usaha, dan ketidaksampaian informasi-informasi pengembangan usaha kepada pelaku usaha sektor informal. Tujuan khusus pemberdayaan usaha sektor informal dilakukan sebagai upaya pemecahan masalah yang ditujukan untuk menanggulangi akibat masalah yang perlu dipecahkan. Tujuan khusus tersebut adalah: a. Meningkatkan akses terhadap sumber daya b. Meningkatkan akses terhadap pemasaran c. Mengembangkan pengorganisasian diri pelaku usaha sektor informal dan pengembangan jejaring usaha d. Meningkatkan akses pengetahuan dan keterampilan
Rekomendasi Kebijakan Program pemberdayaan usaha sektor informal yang telah disusun secara partisipatif perlu ditindaklanjuti dengan memberikan rekomendasi kepada pihakpihak
yang
terkait
dan
dianalisa
melalui
matriks
analisis
stakeholder.
Rekomendasi diberikan kepada Pemerintah Daerah, Pemerintah Kelurahan Campaka dan Lembaga Pengabdian Masyarakat Kelurahan Campaka. a. Mekanisme Pelaksanaan Rekomendasi 1. Melakukan pendataan ulang para pelaku usaha sektor informal di setiap RT di Kelurahan Campaka oleh LPM Kelurahan Campaka bekerja sama dengan Ketua-ketua RT se Kelurahan Campaka. 2. Data yang ada kemudian disampaikan kepada setiap Ketua RT, Ketua RW, Lurah, Camat, Dinas Koperasi dan UKM, dan Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintah Kota Bandung. 3. Forum komunikasi antar kelompok usaha tingkat Kelurahan melakukan pembentukan jaringan informasi dengan pihak Pemerintah Kota Bandung khususnya dengan Dinas Koperasi dan UKM, dan Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemerintah Kota Bandung. 4. Forum komunikasi antar kelompok usaha tingkat Kelurahan melakukan pembentukan jaringan informasi dengan pihak swasta, KADIN, dan LSM.
Stakeholder yang perlu dilibatkan secara optimal dalam pelaksanaan rekomendasi antara lain : 1. Pemerintah Kota Bandung (Bagian Perekonomian, Badan Pemberdayaan Masyarakat, Dinas Koperasi dan UKM) 2. Pemerintah Kecamatan Andir 3. Pemerintah Kelurahan Campaka 4. LPM Kelurahan Campaka 5. Ketua RW dan Ketua RT 6. Tokoh Masyarakat 7. Komunitas Usaha Sektor Informal
Sumber daya yang perlu dioptimalkan dalam upaya pemberdayaan usaha sektor informal adalah sumber daya manusia, sumber daya kelembagaan
dan modal sosial. Sumber daya manusia yang ada di Kelurahan Campaka memiliki potensi untuk mengembangkan upaya pengembangan masyarakat sehingga masyarakat di kelurahan Campaka dapat berdaya secara sosial dan ekonomi. upaya Kelembagaan sosial yang ada di Kelurahan Campaka antara lain Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Kelurahan, PKK, koperasi, usaha simpan pinjam, kelompok arisan, Karang Taruna, kelompok pengajian/majelis taklim, kelompok tani dan peternak, Wirakarya, kelompok pemuda Babakan Cianjur, dan forum Ngadu Bako.
Pihak-pihak yang Menerima Rekomendasi a. Rekomendasi Kebijakan kepada Pemerintah Kota Bandung Rekomendasi yang perlu disampaikan kepada pemerintah daerah adalah: 1. Pemerintah Kota diharapkan lebih memahami permasalahan yang dialami usaha sektor informal dan diharapkan lebih memberikan dorongan terhadap usaha sektor informal. Oleh karena itu, pemerintah daerah perlu mengadakan pertemuan dengan para pelaku usaha sektor informal untuk memberikan motivasi dan penyampaian informasi mengenai
program-program
pengembangan
masyarakat
terutama
program yang berkaitan dengan pemberdayaan usaha sektor informal. 2. Pemerintah Kota diharapkan dapat memberikan program-program pengembangan masyarakat yang mudah diakses oleh pelaku usaha sektor informal dan diberikan tepat sasaran dalam rangka pengembangan ekonomi lokal, serta memberikan kemudahan kepada pelaku usaha sektor informal dalam memperoleh akses terhadap permodalan dan pemasaran. 3. Pemerintah
Kota
diharapkan
dapat
mengembangkan
mekanisme
komunikasi yang baik dalam penyampaian program pengembangan masyarakat, sehingga tidak terjadi lagi ketidaktahuan masyarakat terhadap keberadaan program pengembangan masyarakat terutama program yang berkaitan dengan upaya pemberdayaan usaha sektor informal. Mekanisme komunikasi yang baik dapat dicapai dengan penyampaian informasi secara langsung kepada masyarakat melalui
forum informal masyarakat seperti majelis taklim dan temu wicara informal antara pejabat, aparat, dan masyarakat (di Kelurahan Campaka temu wicara tersebut adalah forum Ngadu Bako), sehingga penyampaian informasi benar-benar dapat diketahui tepat sasaran. Selain itu, Ketua Rukun Warga dan Rukun Tetangga sebaiknya dilibatkan secara penuh dalam perencanaan, penyampaian informasi dan pelaksanaan program. 4. Pemerintah Kota diharapkan dapat membantu pendampingan usaha sektor informal secara berkala dan berkesinambungan. Pendampingan usaha tersebut merupakan suatu kerjasama dengan berbagai pihak yang berasal dari luar komunitas (lembaga pengabdian masyarakat yang berasal dari lingkungan akademis) dan dalam komunitas (lembaga pengabdian masyarakat di daerah setempat) dengan instansi-instansi terkait,
sehingga
pendampingan
usaha
dapat
diupayakan
lebih
menyeluruh. 5. Pemerintah Kota diharapkan dapat memelihara dan mengembangkan hubungan kelembagaan lintas sektoral dengan berbagai pihak (instansi pemerintah, kalangan swasta, lembaga pelayanan publik independen, kelembagaan intra komunitas) dalam rangka peningkatan jejaring sosial untuk memberdayakan usaha sektor informal di tingkat komunitas.
b. Rekomendasi Kebijakan kepada Pemerintah Kelurahan Campaka Kecamatan Andir dan Pemerintah Kecamatan Andir Pelaksanaan program pengembangan masyarakat difokuskan di tingkat kelurahan. Pembangunan yang dilaksanakan di Kelurahan Campaka selain pembangunan fisik diperlukan pula upaya pemberdayaan masyarakat yang
diperlukan
untuk
meningkatkan
partisipasi
masyarakat
dalam
pembangunan. Pemberdayaan usaha sektor informal merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan partisipasi masyarakat dalam rangka peningkatan taraf pendapatan warga masyarakat (khususnya pelaku usaha sektor informal) dan pengembangan ekonomi lokal. Pemberdayaan usaha sektor informal sangat memerlukan perhatian dan bantuan dari pemerintah setempat di tingkat kecamatan dan kelurahan
untuk meningkatkan keswadayaan masyarakat sehingga masyarakat mampu melaksanakan program pengembangan masyarakat secara partisipatif. Pelaksanaan program-program pengewmbangan masyarakat secara baik dan partisipatif oleh masyakat meruapakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan khususnya di tingkat kecamatan dan kelurahan. Rekomendasi yang diberikan kepada pemerintah Kelurahan Campaka dan pemerintah Kecamatan Andir adalah: 1. Pemberian
kemudahan
pengaksesan
dan
pengontrolan
terhadap
program pengembangan masyarakat bagi pelaku pelaku usaha sektor informal.
Kemudahan
dalam
memperoleh
permodalan
dan
pengembangan pemasaran. Kerjasama dengan berbagai pihak untuk memperluas
pemasaran
hasil
usaha
sangat
diperlukan
untuk
meningkatkan pendapatan bagi warga miskin terutama pelaku usaha sektor informal yang bergerak di bidang usaha warungan, pedagang keliling, dan pedagang kaki lima. 2. Pemberian bantuan harus didasarkan pada proses seleksi yang ketat, pengujian
kelayakan
pinjaman.
Masyarakat
usaha
dan
diberikan
kemampuan kesempatan
mencicil untuk
angsuran
mengajukan
permohonan pinjaman dana sesuai dengan kebutuhannya dan sanggup untuk mengembalikan dana yang dipinjamnya, sehingga dana tersebut dapat bergulir dan berkembang. 3. Memberikan kesempatan bagi pelaku usaha sektor informal untuk terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program pembangunan, sehingga dapat mengurangi atau menanggulangi permasalahan sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan harapan mereka. 4. Mengembangkan jejaring sosial dengan cara memperluas hubungan kelembagaan di dalam dan di luar komunitas untuk menggalang sumber daya dan memberikan akses dan kontrol bagi pelaku usaha sektor informal agar dapat memanfaatkan program pemberdayaan bagi pelaku usaha sektor informal. Jejaring kelembagaan yaitu mendayagunakan sumber potensi kelembagaan di kelurahan seperti Lembaga Pengabdian
Masyarakat untuk bersama-sama memecahkan masalah yang dialami oleh pelaku usaha sektor informal. 5. Melakukan tertib administrasi kependudukan dan pendataan langsung secara faktual dan terperinci terhadap pelaku usaha sektor informal, sehingga diperoleh informasi faktual dan aktual bagi pelaksanaan program pengembangan masyarakat kepada pelaku usaha sektor informal. 6. Melakukan re-strukturisasi dan re-organisasi kepada kelembagaan sosial dan ekonomi yang telah ada di Kelurahan Campaka yang mengalami hambatan dalam perkembangannya. Re-strukturisasi dan re-organisasi ini terutama ditujukan pada Koperasi dan Lembaga Pengabdian Masyarakat. Koperasi dan Lembaga Pengabdian Masyarakat dapat dimanfaatkan untuk memajukan usaha sektor informal.
c. Rekomendasi Kebijakan kepada Pengurus dan Anggota Lembaga Pengabdian Masyarakat di Kelurahan Campaka Kecamatan Andir Lembaga Kecamatan
Andir
Pengabdian secara
Masyarakat
tidak
langsung
di
Kelurahan
maupun
Campaka
langsung
dapat
mempengaruhi perkembangan usaha sektor informal. Lembaga Pengabdian Masyarakat merupakan wadah pemberdayaan masyarakat di tingkat kelurahan yang dapat berrperan penting untuk meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat khususnya pelaku usaha sektor informal. Rekomendasi kebijakan yang diberikan kepada Lembaga Pengabdian Masyarakat adalah : 1. Melakukan pendataan ulang para pelaku usaha sektor informal di setiap RT di Kelurahan Campaka bekerja sama dengan Ketua-ketua RT se Kelurahan Campaka. 2. Memperhatikan kebutuhan dan masalah yang dialami oleh pelaku usaha sektor informal berkaitan dengan aspek kelemahan pelaku usaha sektor informal dalam mengakses permodalan, pemasaran, pengetahuan, keterampilan, dan program-program pengembangan masyarakat, 3. Memberikan kesempatan dan peluang bagi pelaku usaha sektor informal untuk memanfaatkan
program P2KP dan berbagai program lainnya
dalam menambah permodalan dan mengembangkan peluang pemasaran usaha sektor informal. 4. Melibatkan diri secara aktif dalam berbagai program pengembangan masyarakat
dan
mendorong
keswadayaan
dan
partisipasi
aktif
masyarakat untuk mewujudkan pengembangan ekonomi lokal dan keberhasilan pembangunan.
d. Rekomendasi Kebijakan kepada Pihak Swasta (Kamar Dagang dan Industri, pengusaha setempat) 1. Pihak
swasta
diharapkan
dapat
memberikan
program-program
pengembangan masyarakat yang mudah diakses oleh pelaku usaha sektor informal dan diberikan tepat sasaran dalam rangka pengembangan ekonomi lokal, serta memberikan kemudahan kepada pelaku usaha sektor informal dalam memperoleh akses terhadap permodalan dan pemasaran. 2. Pihak swasta diharapkan dapat membantu pendampingan usaha sektor informal
secara
berkala
kewirausahaan yang aplikatif.
dan
berkesinambungan
dan
pelatihan
DAFTAR PUSTAKA
Micro and Small Enterprises (MSEs) In Thailand – Definitions and Contributions. Series Editor By Gerry Finnegan. Working
Allal, Maurice. 1999.
Paper 6 Project ILO/UNDP : THA/99/003.
Arrow, Kenneth J. 2000. Observations on Social Capital, in Partha Dasgupta & Ismail Serageldin (eds). Social Capital : A Multifaced Perspective. Washington DC : The World Bank. Baldridge, J.V. 1986. Sociology : A Critical Approach to Power, Conflict, and Change. New York : MacMillan Pub.Co. BPS. 2002. Statistik Indonesia. Jakarta : Biro Pusat Statistik. BPS. 2005. Statistik Indonesia. Jakarta : Biro Pusat Statistik. BPS. 2006. Statistik Indonesia. Jakarta : Biro Pusat Statistik. Bromley, Ray. 1978. Introduction – The Urban Informal Sector : Why Is It Worth Discussing? World Development Vol.6 No.9/10. England : Pergamon Press. Bullen, Paul. 2006. The essence of evaluation? Australia : Management Alternatives Pty Ltd. Cahyat, Ade. 2004. Governance Brief-Bagaimana Kemiskinan Diukur? Beberapa Model Penghitungan Kemiskinan di Indonesia. Forest and Governance Programme. CIFOR (Center for International Forestry Research). Caroline, O.N. Moser. 1978. Informal Sector or Petty Commodity Production : Dualism or Dependence in Urban Development? World Development Vol.6 No.9/10. England : Pergamon Press. Cartwright, Dorwin dan Alvin Zander. 1968. Group Dynamics - Research and Theory. 3rd Edition. New York : Harper & Row (Publisher-Incorporated). Cary, Lee J. 1970. Community Development As A Process. Columbia : University of Missouri Press. Chambers, Robert. 1987. Pembangunan Desa, Mulai dari Belakang. Jakarta : LP3ES. Dasgupta, Partha dan Ismail Serageldin. 1999. Social Capital : A Multifaced Perspective. Washington DC : The World Bank.
De Soto, Hernando. 1991. Masih Ada jalan Lain – Revolusi Tersembunyi di Negara Dunia Ketiga. Cetakan kesatu. Penerjemah : Masri Maris. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2002. Pedoman Umum P2KP
Tahap II – Urban Poverty Project, Bersama Membangun Kemandirian Dalam Pengembangan Masyarakat, serta Perumahan dan Permukiman Yang Berkelanjutan. Direktorat Jenderal Perumahan dan Permukiman
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah.
Dolgoff, Ralph dan Donald Fedstein. 1980. Understanding Social Welfare. New York : Harper & Row (Publisher-Incorporated). Donelson, R. Forsyth. 1983. Group Dynamics, Rev. Edition of “An Introduction to Group Dynamics”. California : Brooks/Cole Publishing Company, A Division of Wadsworth, Inc.,. Dunham, Arthur. 1965. Community Welfare Organization : Principles and Practice. New York : Thomas Y.Crowell Co.. Fukuyama, Francis, Social Capital in Lawrence E. Harrison and Samuel P. Hutington (eds). 2000. Culture Matter, How Values Shape Human Progress. New York : Basic Book. Grootaert, Christian. 1999. Social Capital, Householed Welfare and Proverty in Indonesia, Local Level Institution Working. The World Bank Social Development Family Environmental and Socially Sustainable Development Network Number 6. Gunardi, Sarwititi S. Agung, dan Ninuk Purnaningsih. 2004. Modul Pengantar Pengembangan Masyarakat. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian IPB dan Sekolah Pascasarjana IPB. Haeruman, H. 2000. Peningkatan Daya Saing Industri Kecil untuk Mendukung Program PEL. Makalah Seminar Peningkatan Daya Saing. Jakarta : Graha Sucofindo. Hudri. 1994. 432 Istilah Pekerjaan Sosial. Bandung : BPLTS. Ife, Jim. 1995. Community Development, Creating Community Alternatives Vision, Analysis and Practice. Australia : Longman. Kartasasmita, Ginandjar. 1996. Pembangunan Untuk Rakyat, Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan. Jakarta : PT. Pustaka Cidesindo. Kartasasmita, Ginandjar. 1996. Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Melalui Kemitraan Guna Mewujudkan Ekonomi Nasional Yang Tangguh dan Mandiri. (makalah Seminar Nasional Lembaga Pembinaan Pengusaha Kecil Menengah dan Koperasi GOLKAR). Jakarta.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional. 2002. KPEL- Kemitraan bagi Pengembangan Ekonomi Lokal. Jakarta : Sekretariat KPEL-Direktorat Kerjasama Pembangunan Sektoral dan Daerah. Keraf, Gorys. 1989. Komposisi. Cetakan VIII. Flores : Nusa Indah. Korten, David C. 1998. Community Management. Connecticut : Kumarian Press West Harvard,. Mehran, Farhad. 1996. The Need For International Standards For Informal Sector Statitics. Article 03, Forum Vol. 3 No. 1. Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi – Cetakan ke duapuluh. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Nasdian, F. Tonny dan Arya Hadi Dharmawan. 2004. Modul Sosiologi Untuk Pengembangan Masyarakat. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian IPB dan Sekolah Pascasarjana IPB. Nasdian, F. Tonny dan Bambang Sulistyo Utomo. 2004. Modul Pengembangan Kelembagaan dan Modal Sosial. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian IPB dan Sekolah Pascasarjana IPB. Muslimin. 1999. Pemberdayaan Masyarakat : Tujuan Proses Pengembangan Masyarakat Yang Dibangun Di Atas Realitas. Jurnal Studi
Nasution,
Pembangunan Volume 2 Nomor1. Jakarta.
Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Cetakan ke tiga. Jakarta : Ghalia Indonesia. Nisbet. J. dan J. Watt. 1994. Studi Kasus (Sebuah Panduan Praktis). Penerjemah : L. Wiliardjo. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia. Shaw, M.E. 1981. Group Dinamics : The Psychology of Small Group Behavior (3rd edition). New York : McGraw-Hill. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi (editor). 1989. Metode Penelitian Survai. cetakan kedua-Agustus 1995. Jakarta : LP3ES. Sitepu, Nirwana S.K. 1995. Statistik. Bandung : FMIPA UNPAD. Sitorus, M.T. Felix dan Ivanovich Augusta. 2004. Modul Metodologi Kajian Komunitas. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian IPB dan Sekolah Pascasarjana IPB. Soekanto, Soerjono. 2001. Sosiologi-Suatu Pengantar. Edisi Baru 4 cetakan ketigapuluh dua. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Soesilo, Nining I. 2002. Manajemen Strategik Di Sektor Publik (Pendekatan Praktis) – Buku II. Magister Perencanaan & Kebijakan Publik. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Suharto, Edi. 2004. Analisis Kebijakan Sosial : Model dan Panduan Praktis. Bandung : STKS Press. dan Saharudin, 2004. Metode-Metode partisipatif Dalam Pengembangan Masyarakat. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi
Sumardjo
Fakultas Pertanian IPB dan Sekolah Pascasarjana IPB.
Sumarnonugroho, T., 1984. Sistem Intervensi Kesejahteraan Sosial. Cetakan Pertama. Yogyakarta : PT Hanindita. Sunarto, K. 1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta : Lembaga Penerbit FE-UI. Sumarti, Titik dan Mu’man Nuryana. 2004. Modul Analisis Ekonomi Lokal. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian IPB dan Sekolah Pascasarjana IPB. Tobing, Elwin. 2002. Masalah Struktural Peningkatan Kesempatan Kerja. The Prospect. The Indonesian Institute/www.theindonesianinstitute.org. Tokman, Victor E. 1978. An Exploration into the Nature of Informal-Formal Sector Relationships. World Development Vol.6 No.9/10. Pergamon Press, England. United Nations. 2004. Human Rights and Poverty Reduction-A Conceptual Framework. New York : OHCHR-United Nations. Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. 2003. Metodologi Penelitian Sosial. Cetakan keempat. Jakarta : PT Bumi Aksara. Woolcock, M. 1997. Social Capital and Economic Development Review. Theory and Society. Forthcoming.
:
A Critical
World Bank. 2002. Local Economic Development : LED Quick Reference. Washington DC : Urban Development Unit of The World Bank. Yustika, Ahmad Erani. 2000. Industrialisasi Pinggiran. Cetakan I. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
LAMPIRAN - LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 :
PETA WILAYAH KELURAHAN CAMPAKA KECAMATAN ANDIR KOTA BANDUNG PROPINSI JAWA BARAT
LAMPIRAN 2 : PEDOMAN UNTUK PENGAMATAN BERPERAN SERTA
1. Mengamati situasi dan kondisi kehidupan warga sehari-hari. 2. Mengamati jenis usaha sektor informal. 3. Mengamati interaksi warga masyarakat dengan usaha sektor infrormal. 4. Mengamati perilaku usaha pelaku usaha sektor informal. 5. Mengamati kondisi usaha sektor informal. 6. Mengamati prospek/peluang pemasaran produk usaha sektor informal.
CATATAN PENGAMATAN
Hari/Tanggal
: Senin, 5 September 2005
Jam
: 05.50 – 10.22 WIB
Status Yang Diamati
: Pedagang Kupat Tahu/Gorengan dan Pedagang Nasi Kuning (dekat klinik medis Erwinda)
Lokasi/Alamat
: Jalan Babakan Cianjur Kel.Campaka Kec.Andir
Pengamat
: Muhammad Ridwan Kholis
Pedagang
kupat
dan
pedagang
nasi
kuning
sudah
mempersiapkan barang dagangan mereka di jalan Babakan Cianjur
sekitar
menempatkan
jam
roda
05.55
jualannya
dan
WIB.
Pedagang
pedagang
kupat
nasi
kuning
menempatkan meja tempat dagangnya di depan salah satu rumah permanen milik seseorang di pinggir jalan Babakan Cianjur. Berselang kira-kira 15 menit kemudian sudah mulai ada calon pembeli yang mendatangi pedagang kupat tahu
dan
membeli
kemudian
beberapa
berdatangan
pula
bungkus
kupat
pembeli
yang
tahu, lain.
dan Para
pembeli makanan untuk sarapan tersebut ada yang membeli nasi kuning namun ada pula yang membeli kupat tahu atau gorengan. Kesibukan mereka melayani pembeli terjadi antara sekitar jam 06.30 sampai dengan jam 08.00. Pada jam 08.30
WIB
para
pembeli
sudah
mulai
jarang
terlihat
namun masih ada yang datang membeli. Jam 09.14 WIB suasana jalan Babakan Cianjur mulai lenggang, sekalikali ada motor dan pedagang keliling yang melintasi mereka.
Jam
09.15
membeli
gorengan.
hingga Nasi
jam
kuning
10.00 sudah
masih habis
ada
yang
terjual
sekitar jam 09.10, dan pedagang nasi kuning kemudian mempersiapkan diri untuk pulang dan istirahat. Pedagang kupat tahu msih tetap berjualan hingga jam 11.15 WIB. Pedagang kupat tahu membereskan tempat dagangannya pada jam 11.20 WIB dan pulang ke rumahnya yang tidak jauh dari tempat usahanya. Kondisi sederhana, tampak
meja
dagangan
demikian
kusam
dan
pula
nasi
kuning
roda
sederhana.
tempat
Katel
masih
sangat
jualan
kupat
penggorengan
tahu
pada roda kupat tahu tampak bersih dan minyak goreng yang digunakan tampak masih baru. Pedagang nasi kuning memakai celana panjang dan kaos tanpa kerah yang tampak sedikit
pudar
warnanya.
Pedagang
kupat
tahu
memakai
celana panjang dan blus berwarna polos. Pedagang
kupat
tahu
adalah
seorang
ibu
rumah
tangga berusia sekitar 50 tahunan. Pedagang nasi kuning adalah seorang ibu rumah tangga berusia 30 tahunan yang berusaha membantu menambah pendapatan keluarga. Lokasi
tempat
kontrakan.
Hanya
berjualan
nasi
Berjualan
kupat
keterbatasan
berjualan
saja kuning,
waktu
tahu
usaha kupat dan
karena
konsumen untuk sarapan pagi.
dekat mereka tahu, nasi
makanan
dengan
rumah
terbatas
pada
dan
gorengan.
kuning tersebut
memiliki dibeli
CATATAN PENGAMATAN
Hari/Tanggal
: Minggu, 4 September 2005
Jam
: 08.20 – 15.20 WIB
Status Yang Diamati
: Pedagang Lotek dan Rujak di pinggiran jalan Babakan Cianjur.
Lokasi/Alamat
: Jalan Babakan Cianjur Kel.Campaka Kec.Andir
Pengamat
: Muhammad Ridwan Kholis
Pedagang
Lotek
mempersiapkan
barang
dagangan
mereka di jalan Babakan Cianjur sekitar jam 08.28 WIB dan jam 08.36 WIB sudah siap berjualan. Dagangan yang dijualnya selain lotek adalah rujak dan jajanan anakanak. Barang dagangan di simpan di atas meja, meja yang digunakan dibuat sendiri oleh pedagang lotek tersebut dengan kondisi seadanya. Pembeli pada pagi hari tersebut kebanyakan anakanak dan balita ditemani ibunya masing-masing. Sekitar jam 10.04 WIB mulai ada salah seorang warga sekitar yang membeli sebungkus lotek matang seharga Rp. 2.000,Antara jam 10.00 – 11.00 mulai berdatangan beberapa pembeli. Kesibukan melayani pembeli terjadi sekitar jam 11.00-12.00 WIB. Jam 12.00 sampai dengan jam 13.00 WIB masih ada saja yang membeli lotek, rujak maupun jajanan anak-anak. Pembeli sudah berkurang pada jam 14.00-15.00 WIB.
Lotek
adalah
matang
bahan
jajanan pedagang
lotek
anak-anak. lotek
sudah
habis,
mentah Oleh
tersebut
dan
karena
yang
masih
rujak,
dan
itu
pulang
ke
pada
tersisa sebagian
jam
rumahnya
kebetulan tidak jauh dari tempat usahanya.
15.17, yang
Pedagang berusia
35
lotek
tahun.
adalah Tempat
seorang usahanya
ibu di
rumah jalan
tangga Babakan
Ciuanjur merupakan jalan kampung yang ramai dilewati banyak orang dan kebetulan kepadatan penduduk sekitar jalan tersebut cukup tinggi.
CATATAN PENGAMATAN
Hari/Tanggal
: Rabu, 7 September 2005
Jam
: 06.15 – 08.00 WIB dan jam 21.00 – 23.20 WIB
Status Yang Diamati
: Warung (dekat pangkalan agen minyak tanah di Jl. Paledang)
Lokasi/Alamat
: Jalan Paledang RT 05 RW 02 Kel.Campaka Kec.Andir
Pengamat
: Muhammad Ridwan Kholis
Pemilik warung membuka warung sekitar jam 06.25 WIB.
Warung
tersebut
menyediakan
berbagai
keperluan
seperti rokok, permen, kopi, minuman ringan, kerupuk, roti dan mie instant. Pembeli datang sekira jam 06.40 untuk membeli mie instant dan tampaknya berasal dari penduduk sekitar warung. Pembeli lainnya mulai banyak datang dari jam 06.45 hingga 07.30. Pembeli yang datang berasal
dari
sekitar
warung
tersebut
dan
para
pengendara motor atau pejalan kaki yang akan berangkat kerja. Pemilik
warung
berusia
30
tahunan
dan
dalam
menjalankan usahanya dibantu istri dan anaknya. Kondisi warung
cukup
rapi
dan
tersedia
tempat
duduk
untuk
sekedar minum kopi dan berbincang-bincang. Warung tidak terlalu luas hanya berukuran luas 3 m x 1,5 m. Lokasi warung berada di pinggir jalan Paledang di RT 05 RW 02. Jalan Paledang adalah jalan alternatif untuk menhindari kemacetan Garuda.
di
Jalan
jalan
Cibeureum
Paledang
pada
Raya
jam
atau
06.30
pun
jalan
hingga
07.30
cukup ramai dilalui oleh pengendara kendaraan bermotor (mobil dan motor) yang akan berangkat kerja.
Warung masih buka pada jam 21.00 WIB dan pembeli kebanyakan
sedang
meminum
kopi
atau
minuman
ringan
sambil berbincang-bincang dengan pembeli lainnya. Para pembeli adalah para pemuda warga sekitar warung yang bertujuan untuk nongkrong atau main catur di tempat tersebut. Situasi warung tetap ramai tanpa mengganggu ketenangan
dan
ketentraman
warga
sekitar.
Keramaian
tersebut mulai berakhir sekitar jam 23.09 WIB. Warung tutup pada jam 23.17 WIB.
CATATAN PENGAMATAN
Hari/Tanggal
: Sabtu, 10 September 2005
Jam
: 06.00 – 08.40 WIB
Status Yang Diamati
: Pedagang kupat tahu dekat grosir ”Ridho” Jalan Babakan Cianjur
Lokasi/Alamat
: Jalan Babakan Cianjur RW 07 Kel.Campaka Kec.Andir
Pengamat
: Muhammad Ridwan Kholis
Pedagang kupat tahu mulai berjualan dari jam 05.56 WIB. Roda tempat jualan kupat tahu ditempatkan dekat grosir ”Ridho” di jalan babakan Cianjur. Pembeli datang sekira jam 06.12 untuk membeli kupat tahu untuk sarapan sebelum umunya
berangkat berasal
kerja
dari
atau
sekolah.
Pembeli
pada
sekitar
grosir
atau
penduduk
penduduk sekitar jalan Babakan Cianjur. Pembeli lainnya mulai banyak datang dari jam 06.20 hingga 08.15 WIB. Pedagang berusia
40
kupat tahunan
tahu dan
adalah
seorang
berpakaian
perempuan
bersih.
Kondisi
tempat jualan terkesan bersih dan rapi. Pedagang kupat tahu
menyediakan
bangku
untuk
pembeli
yang
ingin
memakan kupat tahu langsung di tempat tersebut. Tempat usaha hanya seluas kira-kira 1,5 m x 1,5 m. Lokasi sangat strategis karena berada di dekat grosir dan di pinggir jalan Babakan Cianjur. Grosir mulai buka jam 07.03 WIB. Kupat tahu habis terjual sekitar jam 08.32 WIB. Pedagang kupat tahu mulai membereskan usahanya pada jam 08.36 WIB dan pulang ke rumahnya di sekitar Babakan Cianjur.
CATATAN PENGAMATAN
Hari/Tanggal
: Selasa, 13 September 2005
Jam
: 19.00 – 21.20 WIB
Status Yang Diamati
: Pedagang Batagor dekat depot air minum isi ulang Jalan Babakan Cianjur
Lokasi/Alamat
: Jalan Babakan Cianjur RW 07 Kel.Campaka Kec.Andir
Pengamat
: Muhammad Ridwan Kholis
Pedagang batagor mulai berjualan dari jam 19.07 WIB.
Roda
persimpangan
tempat
jualan
jalan
batagor
Babakan
ditempatkan
Cianjur
menuju
dekat Babakan
Radio. Lokasi tersebut dekat dengan depot air minum isi ulang.
Pembeli
pada
umunya
berasal
dari
penduduk
sekitar jalan Babakan Cianjur. Pedagang batagor berusia kira-kira 35 tahunan dan berpakaian
bersih.
Kondisi
tempat
jualan
terkesan
bersih dan rapi. Pedagang batagor menyediakan bangku untuk pembeli yang ingin memakan batagor langsung di tempat tersebut. Tempat usaha hanya seluas kira-kira 1,5 m x 2 m. Lokasi sangat strategis karena berada di pinggir jalan Babakan Cianjur. Pembeli
batagor
mulai
datang
dari
jam
19.16.
Batagor habis terjual jam 21.18 WIB. Pedagang batagor kemudian
membereskan
tempat
usahanya
rumahnya di sekitar Babakan Cianjur.
dan
pulang
ke
CATATAN PENGAMATAN
Hari/Tanggal
: Minggu, 11 September 2005
Jam
: 15.00 – 21.45 WIB
Status Yang Diamati
: Pedagang bubur ayam, pedagang gorengan, pedagang mie ayam/baso dan pedagang es campur.
Lokasi/Alamat
: Jalan Babakan Cianjur RW 07 Kel.Campaka Kec.Andir
Pengamat
: Muhammad Ridwan Kholis
Pedagang bubur ayam, pedagang gorengan, pedagang mie ayam/baso dan pedagang es campur berada di suatu tempat
lokalisasi
usaha
seluas
8
m
x
2
m.
Tempat
tersebut berkerangka bambu dan beratapkan asbes. Pedagang bubur ayam adalah seorang lelaki berusia 50
tahunan.
menempati
Pedagang
tempat
bubur
usahanya
ayam
sekitar
tersebut jam
17.00
mulai WIB.
Pembeli datang mulai jam 17.14 untuk sekedar menikmati bubur ayam atau sebagai alternatif makanan bayi usia 6 bulan ke atas. Pembeli bubur ayam lebih ramai pada jam 20.11 WIB hingga jam 20.52 WIB. Pedagang bubur ayam membereskan roda tempat usahanya pada jam 21.40 dan pulang ke rumahnya di sekitar jalan Babakan Cianjur. Pedagang gorengan adalah seorang lelaki berusia 20 tahunan.
Pedagang
gorengan
tersebut
mulai
berjualan
dari jam 15.30 WIB. Pembeli mulai datang jam 15.53 WIB untuk membeli gorengan (goreng pisang, gehu dan lainlain) sebagai cemilan. Pembeli pada umunya berasal dari penduduk sekitar jalan Babakan Cianjur. Pembeli lainnya mulai banyak datang dari jam 16.30 hingga 20.30 WIB. Pedagang
gorengan
mulai
membereskan
roda
tempat
usahanya
dan
pulang
ke
rumahnya
di
sekitar
jalan
Babakan Cianjur sekitar jam 21.14 WIB. Pedagang berusia mulai
45
mie
ayam/baso
tahunan.
berjualan
dari
Pedagang jam
adalah mie
15.00
seorang
ayam/baso WIB.
lelaki tersebut
Pembeli
mulai
datang jam 15.06 untuk membeli mie ayam/baso. Pembeli pada umunya berasal dari penduduk sekitar jalan Babakan Cianjur. Pembeli lainnya mulai banyak datang dari jam 15.33 hingga 20.18 WIB. Pedagang mie ayam/baso mulai membereskan roda tempat usahanya dan pulang ke rumahnya di sekitar jalan Babakan Cianjur sekitar jam 20.25 WIB.
CATATAN PENGAMATAN
Hari/Tanggal
: Sabtu, 17 September 2005
Jam
: 18.40.00 – 21.13 WIB
Status Yang Diamati
: Pedagang Batagor dan Pedagang Ayam Goreng dekat depot air minum isi ulang Jalan Babakan Cianjur
Lokasi/Alamat
: Jalan Babakan Cianjur RW 07 Kel.Campaka Kec.Andir
Pengamat
: Muhammad Ridwan Kholis
Pedagang batagor mulai berjualan dari jam 19.10 WIB.
Roda
tempat
persimpangan
jualan
jalan
batagor
Babakan
ditempatkan
Cianjur
menuju
dekat Babakan
Radio. Lokasi tersebut dekat dengan depot air minum isi ulang.
Pembeli
pada
umunya
berasal
dari
penduduk
sekitar jalan Babakan Cianjur. Pedagang batagor berusia kira-kira 35 tahunan dan berpakaian
bersih.
Kondisi
tempat
jualan
terkesan
bersih dan rapi. Pedagang batagor menyediakan bangku untuk pembeli yang ingin memakan batagor langsung di tempat tersebut. Tempat usaha hanya seluas kira-kira 2 m
x
2
m.
Lokasi
sangat
strategis
karena
berada
di
pinggir jalan Babakan Cianjur. Pembeli batagor mulai datang dari jam 19.04 WIB. Pada
jam
sekitar
08.10 10
terjadi
orang
lonjakan
pembeli.
pembeli,
Pedagang
terhitung
batagor
tampak
kerepotan melayani para pembeli namun dengan tangkas mempersiapkan pembeli.
dan
Antrian
memberikan pembeli
batagor
tersebut
kepada
selesai
para
terlayani
pada jam 08.34 WIB. Batagor habis terjual jam 21.08
WIB.
Pedagang
usahanya
dan
batagor pulang
ke
kemudian
membereskan
rumahnya
di
sekitar
tempat Babakan
Cianjur. Pedagang ayam goreng berlokasi di samping pedagang batagor. dekat
Pedagang
tempat
ayam
usahanya.
goreng
bertempat
Pedagang
ayam
tinggal
goreng
di
adalah
lelaki berusia 40 tahunan. Tempat usahanya berukuran 2 m
x
2
m
dan
disediakan
bangku
bagi
pembeli
untuk
menunggu matangnya ayam goreng. Pedagang ayam goreng mulai membuka dagangannya pada jam 18.42 WIB. Pembeli mulai
datang
sekitar
jam
19.10
WIB.
Pembeli
mulai
banyak berdatangan pada jam 19.27 WIB. Dagangan ayam goreng habis terjual pada jam 20.54 WIB. Pedagang ayam goreng pulang ke rumahnya sekitar jam 21.00.
LAMPIRAN 3 : LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN DISKUSI KELOMPOK 1.
Persiapan a. Berdasarkan data yang dimiliki dan diperoleh, tema yang akan didiskusikan dapat diperbaiki kembali. b. Menyusun daftar peserta yang akan diundang dalam diskusi kelompok. c.
Susunan daftar peserta difokuskan kepada stakeholder utama (pelaku usaha sektor informal).
d. Menata ruang diskusi sedemikian rupa sehingga memungkinkan terjadinya diskusi banyak arah. 2.
Menyusun formasi diskusi a. Diskusi dipandu oleh seorang moderator dan dibantu oleh satu orang fasilitator. b. Untuk menciptakan suasana diskusi kelompok yang hidup ditentukan formasi setengah lingkaran. c.
Moderator dan fasilitator berada diantara para peserta sehingga memungkinkan terjadinya interaksi yang intim di antara peserta dan fasilitator/moderator.
3.
Memfasilitasi proses diskusi a. Moderator membuka diskusi dengan suara yang jelas dan mudah dimengerti oleh peserta. b. Moderator memperkenalkan diri sebelum diskusi dimulai. c.
Menjelaskan prosedur diskusi yang akan berlangsung, masalah yang akan dibahas, bagaimana dan berapa lama proses diskusi akan berlangsung.
d. Menjelaskan bahwa isu atau aspek yang ditarwarkan penting untuk didiskusikan dan tindak lanjut.
LAMPIRAN 4 : DOKUMENTASI DISKUSI KELOMPOK MENGENAI PEMBERDAYAAN USAHA SEKTOR INFORMAL
Ketua RW 07 sedang memberikan arahan kepada peserta diskusi
Diskusi Kelompok
AKTIVITAS USAHA SEKTOR INFORMAL
Aktivitas usaha sektor informal pada pagi hari di Jalan Babakan Cianjur RW 07 Kelurahan Campaka
Aktivitas usaha sektor informal pada siang hari di Jalan Babakan Cianjur RW 07 Kelurahan Campaka
Aktivitas Usaha Sektor Informal Warung di RT 04 RW 06 Kelurahan Campaka
LAMPIRAN 5 : SURAT UNDANGAN PERTEMUAN DAN DAFTAR HADIR
LAMPIRAN 6 :
SURAT PENGANTAR PANDUAN PERTANYAAN Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/Sdri : Responden/Informan Di Tempat
Dengan hormat, Yang bertandatangan dibawah ini : Nama
: Muhammad Ridwan Kholis
NRP
: A. 154040065
Jurusan
: Magister Profesional Pengembangan Masyarakat Institut Pertanian Bogor – STKS Bandung
Alamat Sekarang
: Bojongkoneng No. 12 RT 06 RW 06 Kelurahan Campaka Kecamatan Andir Kota Bandung
Bermaksud mengadakan penelitian sehubungan dengan penulisan kajian mengenai Pemberdayaan Usaha Sektor Informal. Untuk dapat melengkapi datadata pendukung mengenai hal tersebut, maka peneliti menggharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk berkenan bekerja sama dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Jawaban Bapak/Ibu/Saudara/Saudari merupakan
masukan
yang
sangat
berharga
bagi
peneliti
untuk
dapat
menganalisis penelitian yang dimaksud di atas. Hal ini semata-mata diperlukan untuk penyusunan kajian, semua jawaban serta identitas Bapak/Ibu/Sdr/Sdri dirahasiakan, tidak untuk dipublikasikan dan tidak mempengaruhi keberadaan dan tugas Bapak/Ibu/Saudara/Saudari. Peneliti mengucapkan terima kasih atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari yang telah membantu peneliti dalam memperoleh data dan informasi. Hormat Peneliti, Muhammad Ridwan Kholis
LAMPIRAN 7 PANDUAN PERTANYAAN Nomor
: ...................
Kode
: WR.P-USI
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK RESPONDEN
A. IDENTITAS RESPONDEN
B.
1. Nama
:
2. Tempat/Tanggal Lahir
:
3. Status Keluarga
:
4. Status Perkawinan
:
5. Pendidikan
:
6. Pekerjaan
:
7. Alamat
:
8. Lama tinggal
:
9. Jumlah anggota keluarga
:
10. Kedudukan dalam masyarakat
:
11. Jenis Usaha
:
12. Lama buka usaha
:
jiwa.
ASPEK PENGETAHUAN (KOGNITIF) 1. Apakah
ada
program-program
pengembangan
masyarakat yang memberikan bantuan kepada usaha yang
sedang
dijalani
pada
saat
ini
atau
sebelumnya? Apa
nama
lembaga/organisasi
pemberi
program
tersebut dan program apa yang diberikan? 2. Apakah pernah mendapatkan bantuan usaha?
Jika pernah, apakah berbentuk uang atau natura? Pihak mana yang memberikan bantuan tersebut?
Apakah bantuan usaha tersebut bersifat pinjaman atau hibah? 3. Jika
seandainya
dapatkah
dana
mendapatkan
usaha
tersebut
bantuan
usaha,
digunakan
dahulu
untuk kepentingan lain? Mengapa demikian? 4. Apakah
ada
peluang
usaha
lain
yang
memiliki
kemungkinan peluang pemasaran yang baik? Bagaimana peluang keberhasilannya? Sulitkah dalam hal pembiayaannya? 5. Apa
saja
potensi
di
lingkungan
sekitar
yang
dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan usaha? Bagaimana pemanfaatan potensi tersebut? 6. Jika
perkembangan
usaha
berhasil,
hal-hal
apa
saja yang dapat membantu keberhasilan tersebut? 7. Jika perkembangan usaha gagal, hal-hal apa saja
yang dapat mengakibatkan kegagalan tersebut? 8. Apakah anggota keluarga mendukung pekerjaan yang
dijalani di sektor informal? Jika mendukung, apa saja dukungan yang diterima? 9. Bagaimana
tetangga
dukungan dalam
lingkungan
kegiatan
ekonomi
kerabat yang
dan
sedang
dilaksanakan? Jika mendukung, apa saja dukungan yang diterima? Kapan dilaksanakan? 10. Bagaimana
dukungan
tokoh
masyarakat
dalam
memajukan perkembangan usaha sektor informal? Apa saja dukungan yang diterima? 11. Apakah
aparat
pemerintahan
setempat
mendukung
kegiatan usaha? Jika mendukung, apa saja dukungan yang diterima? 12. Apa
harapan
dan
saran
terhadap
pemberdayaan usaha sektor informal
program
C. ASPEK SIKAP (AFEKTIF) 1. Apa
motivasi
sektor
yang
informal?
mendasari Motivasi
pilihan diri
usaha
sendiri
di
atau
dimotivasi oleh orang lain? 2. Apakah ada motivasi untuk mengakses program yang
dapat
membantu
pengembangan
usaha?
Motivasi
diri sendiri atau dimotivasi oleh orang lain? 3. Bagaimanakah
usaha
dari
jika
seandainya
suatu
program
pencairan
tidak
dana
transparan?
Apakah akan mengadukan hal tersebut kepada pihak advokasi
penerima
bantuan
dan
pihak
penegak
hukum? 4. Bagaimanakah jika seandainya dana yang diterima
setiap orang tidak sama dari suatu program yang sama? 5. Apakah merasa diperlakukan tidak adil? 6. Ataukah dapat menerima kondisi tersebut setelah
mengetahui alasan hal tersebut terjadi? 7. Pernahkah
dikejar-kejar
atau
penggusuran
oleh
petugas tramtib/tibum? 8. Bagaimana perasaan pada saat itu? 9. Bila pernah dikejar atau digusur, apakah masih
berusaha di bidang yang sama dan di tempat yang sama seperti sebelumnya? 10. Bagaimana perasaan pada saat kembali ke tempat
usaha semula? 11. Adakah
sedang
pihak tertentu yang membela usaha yang dijalani
yang
mengalami
penggusuran
tersebut? 12. Apa
yang
dirasakan
dan
diinginkan
pada
saat
mengalami kegagalan atau kemacetan usaha? 13. Apakah ada perhatian dari pemerintahan setempat?
14. Jika
ada perhatian dari pemerintahan setempat,
apa saja perhatian yang diberikan?
D. ASPEK PSIKOMOTORIK 1. Usaha yang sedang dijalankan saat ini dilakukan
dari jam berapa sampai jam berapa? Berapa modal awal pada saat memulai usaha? Berapa
jumlah
rata-rata
pendapatan
usaha
per
saat
ini
hari? Laba bersih yang diperoleh? 2. Apakah
usaha
dilakukan
yang
setiap
dijalankan hari
pada
ataukah
berdasarkan
musiman? Mengapa demikian? 3. Bagaimana peluang pemasaran hasil usaha?
Sulitkah dalam memasarkan hasil usaha? Kesulitan
apa
yang
dialami
dalam
memasarkan
hasil usaha? 4. Apakah ada usaha lain sebagai sumber pendapatan
tambahan? Jika
ada,
berapa
besar
pendapatan
yang
diperoleh? Apakah usaha lain tersebut dilakukan setiap
hari?
Siapa
yang
membantu
usaha
lain
tersebut? 5. Upaya
apa
yang
dilakukan
untuk
mengembangkan
usaha dan memperluas pemasaran? Jika ada, bagaimana caranya? Jika tidak, mengapa demikian? 6. Adakah upaya yang dilakukan untuk mengembangkan
usaha dan memperluas pemasaran? Jika ada, bagaimana caranya? 7. Apakah
memiliki
ketrampilan
ketrampilan berdagang?
lain
selain
8. Pernahkah mencoba mencari cara mengakses program
yang dapat membantu usaha? Berhasilkah? Adakah pihak lain yang membantu? 9. Pernahkah
mencoba
mencari
pinjaman
uang
dari
pihak lain untuk mengembangkan usaha? Siapa yang memberi pinjaman? Berapa
besar?
Berbunga
tinggi
atau
berbunga
rendah? Adakah kesulitan dalam membayar hutang tersebut?
Nomor
: ...................
Kode
: WI.USI.Pem
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK INFORMAN
A. IDENTITAS INFORMAN (PEMERINTAH SETEMPAT/KELURAHAN, RW, RT) 1.
Nama
:
2.
Tempat/Tanggal Lahir
:
3.
Status Keluarga
:
4.
Status Perkawinan
:
5.
Pendidikan
:
6.
Pekerjaan
:
7.
Alamat
:
8.
Lama tinggal
:
9.
Jabatan
:
B. PERTANYAAN : 1. Apakah keberadaan
usaha
sektor
informal
mengganggu ketertiban? Jika mengganggu, hal apa saja yang mengganggu ketertiban? Bagaimana cara mengatasi hal tersebut? 2.
Apakah ada keinginan pihak pemerintahan setempat untuk
lebih
sektor
informal?
hukum
dari
memperhatikan Apakah
pihak
keberadaan
usaha
pengakuan
secara
ada
pemerintah
kecamatan
terhadap
informal?
Apakah
ada
keberadaan program
kota
dan
usaha yang
pihak sektor
ditujukan
untuk membantu usaha sektor informal? 3.
Apakah masyarakat turut serta dalam perencanaan program? Bagaimana proses perencanaan dilakukan?
4.
Apakah masyarakat turut serta dalam pelaksanaan program? Bagaimana proses pelaksanaan dilakukan?
5.
Apakah manfaat yang dirasakan masyarakat dari bantuan
yang
memperoleh
diberikan?
manfaatnya?
Siapa
Program
saja
yang
yang
diberikan
ditujukan untuk laki-laki saja ataukah perempuan saja ataukah laki-laki dan perempuan? 6.
Bagaimana
sikap
warga
masyarakat
yang
belum
menerima bantuan? Mengapa demikian? 7.
Apakah
pihak
aparat
setempat
(RT/RW/Aparat
Kelurahan) dilibatkan dalam perencanaan program? Apa saja proses perencanaan yang dilakukan? 8.
Apakah
pihak
aparat
setempat
(RT/RW/Aparat
Kelurahan) dilibatkan dalam pelaksanaan program? Apa saja proses pelaksanaan yang dilakukan? 9.
Bagaimana
peran
dalam
memotivasi
warga
untuk
memanfaatkan bantuan program? Bagaimana caranya? Mengapa demikian? 10. Apa saja kendala yang ditemui masyarakat dalam
pelaksanaan
program?
Bagaimana
upaya
untuk
mengatasinya? Mengapa demikian? 11. Bagaimana keadaan masyarakat sebelum dan sesudah
mendapatkan bantuan? Apa saja harapan mereka? 12. Apakah
pernah
memfasilitasi saja
yang
pihak lokasi
sudah
pemerintahan usaha?
Lokasi
difasilitasi?
setempat usaha
Dimana
apa
lokasi
usaha tersebut? 13. Apa
saja
saran
terhadap
usaha sektor informal?
program
pemberdayaan
Nomor
: ..............
Kode
: WI.USI.PemKota
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK INFORMAN
A. IDENTITAS INFORMAN (APARAT PEMERINTAH PADA INSTANSI YANG TERKAIT DENGAN SEKTOR INFORMAL) 1.
Nama
:
2.
Tempat/Tanggal Lahir
:
3.
Status Keluarga
:
4.
Status Perkawinan
:
5.
Pendidikan
:
6.
Pekerjaan
:
7.
Alamat
:
8.
Lama tinggal
:
9.
Jabatan
:
B. PERTANYAAN : 1. Apakah keberadaan
usaha
sektor
informal
mengganggu ketertiban? Jika mengganggu, hal apa saja yang mengganggu ketertiban? Bagaimana cara mengatasi hal tersebut? 2.
Apakah
ada
pengakuan
secara
hukum
dari
pihak
pemerintah kota terhadap keberadaan usaha sektor informal?
Apakah
ada
rencana
program
instansi
untuk lebih memperhatikan keberadaan usaha sektor informal? Jika ada, apa nama programnya? 3.
Apakah masyarakat setempat perlu dilibatkan dalam perencanaan program? Bagaimana proses perencanaan program dilakukan?
4.
Apakah masyarakat turut serta dalam pelaksanaan program? Bagaimana proses pelaksanaan dilakukan?
5.
Apakah
manfaat
bantuan
yang
memperoleh
yang
dirasakan
diberikan?
manfaatnya?
masyarakat
Siapa
Program
saja
yang
dari yang
diberikan
ditujukan untuk laki-laki saja ataukah perempuan saja ataukah laki-laki dan perempuan? 6.
Bagaimana peran yang dilakukan dalam memotivasi warga
untuk
memanfaatkan
bantuan
program?
Bagaimana caranya? Mengapa demikian? 7.
Apa saja kendala yang ditemui masyarakat dalam pelaksanaan
program?
Bagaimana
upaya
untuk
mengatasinya? Mengapa demikian? 8.
Apa saja kekuatan/kelebihan yang dimiliki usaha sektor informal?
9.
Apa saja kelemahan/kekurangan yang dimiliki usaha sektor informal?
10. Apa saja peluang/kesempatan yang dapat dimiliki usaha sektor informal? 11. Apa saja tantangan/ancaman yang sedang dihadapi usaha sektor informal? 12. Apa
saja
saran
terhadap
usaha sektor informal?
program
pemberdayaan
Nomor
: ..............
Kode
: WI.USI.TM
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK INFORMAN
A. IDENTITAS INFORMAN
(TOKOH MASYARAKAT)
1.
Nama
:
2.
Tempat/Tanggal Lahir
:
3.
Status Keluarga
:
4.
Status Perkawinan
5.
Pekerjaan
:
6.
Pendidikan
:
7.
Lama tinggal
:
8.
Kedudukan dalam masyarakat
:
B. PERTANYAAN : 1. Apakah ada
:
keinginan
tokoh
masyarakat
untuk
lebih mengembangkan dan memajukan usaha sektor informal? Upaya apa saja yang pernah dilakukan oleh
tokoh
masyarakat
untuk
membantu
pengembangan usaha sektor informal? Program apa saja yang pernah diterima oleh masyarakat pelaku usaha sektor informal? 2.
Apakah masyarakat turut serta dalam perencanaan program? Bagaimana proses perencanaan dilakukan?
3.
Apakah masyarakat turut serta dalam pelaksanaan program? Bagaimana proses pelaksanaan dilakukan?
4.
Apakah dalam
tokoh
masyarakat
perencanaan
setempat
program?
perencanaan yang dilakukan?
Apa
dilibatkan saja
proses
5.
Apakah dalam
tokoh
masyarakat
pelaksanaan
setempat
program?
Apa
dilibatkan saja
proses
pelaksanaan yang dilakukan? 6.
Apakah
manfaat
bantuan
yang
yang
diterima
diberikan?
masyarakat
Siapa
memperoleh
manfaatnya?
Siapa
memperoleh
manfatnya?
Program
saja
dari
saja
yang
yang
tidak
yang
diberikan
ditujukan untuk laki-laki saja ataukah perempuan saja ataukah laki-laki dan perempuan? 7.
Bagaimana penerimaan warga terhadap bantuan yang diberikan? Siapa saja yang menerima? Siapa saja yang tidak menerima?
8.
Bagaimana
sikap
warga
menerima
bantuan?
masyarakat
Mengapa
yang
demikian?
belum
Bagaimana
langkah yang diambil dalam mengantisipasi sikap warga yang belum menerima bantuan? 9.
Pemberian bantuan berbentuk uang atau natura. Apa
saja
manfaat
yang
diperoleh?
Apa
saja
keuntungan dan kerugiannya? 10. Bagaimana
peran
dalam
memotivasi
warga
untuk
memanfaatkan bantuan program? Bagaimana caranya? Mengapa demikian? 11. Apakah
program
informal
pemberdayaan
sesuai
dengan
usaha
kebutuhan
sektor
masyarakat?
Mengapa demikian? 12. Apa saja kendala yang ditemui masyarakat dalam
pelaksanaan
program?
Bagaimana
upaya
untuk
mengatasinya? Mengapa demikian? 13. Bagaimana hubungan antar warga setelah mendapat
bantuan? Apa saja keuntungan dan kerugiannya? 14. Bagaimanakah
usaha
sektor
perkembangan
usaha
informal
setelah
bantuan? Mengapa demikian?
para
pelaku
mendapatkan
15. Potensi apa saja yang dapat didayagunakan bagi
kepentingan pemberdayaan usaha sektor informal? 16. Apakah
ada
Swadaya
program
pemerintah
Masyarakat
yang
atau
Lembaga
mengkhususkan
pada
program pemberdayaan usaha sektor informal? 17. Jika ada, program apa saja yang pernah diberikan
kepada masyarakat? Manfaat apa yang dirasakan masyarakat? 18. Apakah
tata
cara
pencairan
bantuan
atau
dana
usaha dari suatu program yang ada pada saat ini sudah efektif? Apakah sederhana dan mudah dalam pengurusannya? Jika rumit dan tidak efektif, apa saja
saran
yang
dapat
disampaikan
untuk
mempermudah dan mengefektifkan pencairan bantuan dan dana usaha? 19. Apa
saja
membantu informal?
saran
yang
mewujudkan Bagaimana
saran tersebut?
dapat
dikemukakan
pemberdayaan cara
untuk
usaha
sektor
melaksanakan
saran-
LAMPIRAN 8 : KUESIONER ANALISIS SWOT
Nama
:
..................................................................................
Alamat
:
..................................................................................
Pekerjaan
:
..................................................................................
Keterangan pengisian
:
Lingkari salah satu angka (untuk penilaian) 1
2
3
4
5
6
7
buruk sekali
8
9
10
baik sekali
Lingkari salah satu huruf (untuk urgensi penanganan) a = penting sekali b = penting c = kurang penting d = tidak penting
Catatan :
Kuesioner Analisis SWOT ini diperlukan untuk memperkaya data-data kajian dan bahan utama penyusunan rencana program pemberdayaan Usaha Sektor Informal.
Kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk menjawab pertanyaan pada kuesioner ini merupakan sumbangan pemikiran yang sangat berharga.
Jawaban yang diberikan merupakan hal rahasia dan hanya akan dimanfaatkan untuk kepentingan ilmiah/akademis.
Jawaban yang diberikan oleh Bapak/Ibu/Saudara/Saudari tidak akan dipublikasikan dan tidak mempengaruhi keberadaan dan status Bapak/Ibu/saudara/saudari.
Peneliti
mengucapkan
terima
kasih
atas
perhatian
dan
kesediaan
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari menjawab pertanyaan pada kuesioner analisis SWOT ini sesuai petunjuk pengisian jawaban.
A. Penilaian dan Urgensi Penanganan Menurut Responden Melalui Analisis Terhadap Faktor Internal
No. 1. 2. 3.
4.
5. 6.
7. 8.
9.
10. 11.
12. 13.
Penilaian Responden Kondisi Harapan di Saat Ini Masa Depan
Faktor Internal Motivasi untuk mengatasi permasalahan usaha Keuletan dan semangat mengembangkan usaha Pemanfaatan pengalaman usaha dalam mengembangkan usaha Adanya kesalingpercayaan, solidaritas, dan gotong royong Penambahan kecukupan modal Pembentukan organisasi antar pelaku usaha sektor informal Pengembangan jaringan usaha Pembelaan kepentingan usaha sektor informal oleh setiap pelaku usaha sektor informal Penguatan posisi usaha sektor informal terhadap kepentingan pihak lain Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan usaha Perbaikan sarana dan prasarana penunjang kegiatan usaha Informasi usaha dan peluang pemasaran Hal lainnya (jika ada silahkan disebutkan) ............................................
1 6 1 6
2 7 2 7
3 8 3 8
4 5 9 10 4 5 9 10
1 6 1 6
2 7 2 7
3 8 3 8
4 5 9 10 4 5 9 10
Urgensi Penanganan a
b
c
d
a
b
c
d
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a
b
c
d
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a
b
c
d
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a
b
c
d
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a
b
c
d
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a
b
c
d
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a
b
c
d
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a
b
c
d
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a
b
c
d
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a
b
c
d
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a
b
c
d
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a
b
c
d
B. Penilaian dan Urgensi Penanganan Menurut Responden Melalui Analisis Terhadap Faktor Eksternal
No. 1.
11.
Kebijakan pemerintah memberikan programprogram bantuan usaha Dukungan program, regulasi dan anggaran dari pemerintah kota Bantuan teknis pengembangan usaha dari pemerintah/pihak lain Pengembangan sarana dan prasarana oleh pihak pemerintah/pihak lainnya Pemberian informasi dan strategi usaha dari pemerintah/pihak lainnya Pemberian keterampilan usaha dari pemerintah atau pihak lainnya Perhatian dari pemerintah/swasta/ lembaga swadaya masyarakat terhadap keberlangsungan usaha Ketidakmengertian aparat setempat terhadap mekanisme pelaksanaan program pengembangan masyarakat Ketidakberfungsian Lembaga Pengabdian Masyarakat Kelurahan Ketidakberfungsian koperasi dalam mengembangkan perekonomian masyarakat Keberadaan rentenir
12.
Persaingan usaha sejenis
13.
Ketidaksampaian informasi pengembangan usaha Kenaikan harga-harga bahan baku produk usaha Hal lainnya (jika ada silahkan disebutkan) ............................................
2.
3.
4.
5.
6. 7.
8.
9.
10.
14. 15.
Penilaian Responden Kondisi Harapan di Saat Ini Masa Depan
Faktor Eksternal
Urgensi Penanganan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a
b
c
d
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a
b
c
d
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a
b
c
d
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a
b
c
d
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a
b
c
d
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a
b
c
d
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a
b
c
d
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a
b
c
d
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a
b
c
d
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a
b
c
d
1 6 1 6 1 6 1 6
1 6 1 6 1 6 1 6
a
b
c
d
a
b
c
d
a
b
c
d
a
b
c
d
a
b
c
d
2 7 2 7 2 7 2 7
3 8 3 8 3 8 3 8
4 5 9 10 4 5 9 10 4 5 9 10 4 5 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 7 2 7 2 7 2 7
3 8 3 8 3 8 3 8
4 5 9 10 4 5 9 10 4 5 9 10 4 5 9 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
LAMPIRAN 9 : LANGKAH-LANGKAH
DISKUSI
PEMBUATAN
DIAGRAM
VENN
MENGENAI
KETERKAITAN PROGRAM-PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DENGAN PELAKU USAHA SEKTOR INFORMAL DI KELURAHAN CAMPAKA KECAMATAN ANDIR KOTA BANDUNG Diagram Venn dibuat atas kertas flipchart. Kertas warna digunting dalam bentuk lingkaran dan dinamai dengan spidol. Perlengkapan yang diperlukan : −
Kertas warna (satu warna)
−
Kertas flipchart tiga lembar
−
Spidol kecil dan spidol besar
Daftar program-program pengembangan masyarakat : P2KP,
Pemberdayaan
Ekonomi
Rakyat
Melalui
Budi
Daya
Pertanian,
Pemberdayaan Ekonomi Rakyat (PER), Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam, UP2K (Usaha Peningkatan Pendapatan keluarga), MUBR (Modal Usaha Bergulir Remaja), Pengembangan Produk Unggul Daerah, Teknologi Tepat Guna, Program Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera, Kemitraan Usaha UKM dan BUMN, Kredit Barokah GMT (Genah Marenah Tumaninah)
Tahapan dalam pelaksanaan Diagram Venn meliputi: 1. Penyampaian
informasi
tentang
keberadaan
program-program
pengembangan masyarakat yang ada di Kelurahan Campaka dan Kota Bandung. 2. Bahas dengan pelaku usaha sektor informal yang terdapat di Kelurahan Campaka mengenai hubungan antara pelaku usaha sektor informal dengan program-program pengembangan masayarakat yang ada di Kelurahan Campaka dan Kota Bandung.
3. Catat daftar nama program-program pengembangan masyarakat pada kertas flipchart lembar pertama, kemudian lembaran ini ditempel ke tembok. 4. Buatlah lingkaran paling besar yang menunjukkan komunitas pelaku usaha sektor informal, kemudian gunting kertas warna sehingga berbentuk lingkaran dengan ukuran yang disesuaikan dengan kesepakatan peserta diskusi. 5. Sepakat mengenai simbol-simbol yang dipergunakan, seperti :
a. Besarnya
lingkaran:
menunjukkan
pentingnya
program-program
pengembangan masyarakat tersebut menurut pemahaman pelaku usaha sektor informal, semakin penting suatu lembaga maka semakin besar lingkaran
b. Jarak dari tingkatan masyarakat: menunjukkan manfaat programprogram pengembangan masyarakat tersebut menurut pemahaman pelaku usaha sektor informal, semakin dekat dengan lingkaran komunitas usaha
sektor
informal
maka
program-program
pengembangan
masyarakat tersebut semakin bermanfaat. 5. Tulis kesepakatan simbol-simbol tersebut pada flipchart agar mudah diingat
oleh pelaku usaha sektor informal. 6. Bahas
apakah
'penting'
program-program
menurut
menyepakati
pemahaman
besarnya
pengembangan pelaku
lingkaran
usaha
yang
masyarakat sektor
mewakili
tersebut
informal
dan
program-program
pengembangan masyarakat tersebut. 7. Gunting kertas-kertas yang berbentuk lingkaran yang besarnya sesuai
dengan
kesepakatan,
tulislah
nama
program-program
pengembangan
masyarakat tersebut pada lingkaran itu 8. Letakkan lingkaran komunitas usaha sektor informal di atas lantai 9. Bahas bagaimana manfaat program-program pengembangan masyarakat
tersebut terhadap pelaku usaha sektor informal yang ditunjukkan oleh jaraknya dari komunitas usaha sektor informal. Catatan :
Pentingnya suatu program pengembangan masyarakat terhadap komunitas usaha sektor informal (yang ditunjukkan oleh besarnya lingkaran) belum
tentu dirasakan manfaatnya oleh komunitas usaha sektor informal (yang ditunjukkan oleh jarak dari lingkaran komunitas usaha sektor informal). 10. Jika semua program-program pengembangan masyarakat telah ditempatkan di dalam dan luar lingkaran komunitas usaha sektor informal, periksa kembali dan diskusikan kebenaran informasi tersebut. 11. Mendiskusikan manfaat dan pentingnya setiap program pengembangan masyarakat yang ada dalam diagram venn. 12. Menyimpulkan apa yang dibahas dalam diskusi. 13. Jika ada perubahan letak lingkaran dapat dilakukan dengan kesepakatan bersama. 14. Jika pembuatan diagram venn dan diskusi sudah selesai, diagram digambar kembali atas kertas flipchart (secara lengkap dan sesuai hasil pemikiran peserta diskusi).