V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dianalisis dan dibahas pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1.
Jaringan Media Komunitas Gunungkidul (JMKGK) memiliki komitmen menjadikan anggotanya sebagai pendukung utama komunikasi pembangunan di tingkat lokal (desa dan kecamatan) yang akan memberi efek domino pada keberhasilan pembangunan di tingkat kabupaten. Radio komunitas anggota JMKGK menunjukkan manfaat keberadaannya yang mampu mempertemukan pihak-pihak yang berkepentingan dalam pembangunan di Kabupaten Gunungkidul.
2.
Sebagai organisasi jaringan media komunitas, JMKGK berperan penting dalam pengembangan radio komunitas di Kabupaten Gunungkidul agar dapat menjalankan peran dan fungsinya sebagai media massa, antara lain: a. JMKGK menjadi mitra strategis bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pembangunan
di Kabupaten Gunungkidul, dalam rangka
mempermudah pendistribusian informasi dan pesan pembangunan, termasuk di dalamnya meliputi koordinasi, monitoring, dan mengelola respons dalam penyelenggaraan kerjasama program yang disiarkan melalui radio komunitas. b. JMKGK mengembangkan isu dan konten siaran radio komunitas. Pengelolaan radio komunitas diarahkan menjadi lebih profesional, karena
125
126
tuntutan dari kerjasama formal yang dibangun dengan lembaga mitra, baik instansi pemerintah maupun non pemerintah. Kerjasama yang terjalin antara radio komunitas dan JMKGK dengan lembaga mitra berdurasi 6 (enam) bulan hingga 4 (empat) tahun dengan olahan konten berupa produksi dan penyiaran ILM, berita, feature, dan talkshow. 3.
Secara eksplisit JMKGK belum memiliki desain strategi komunikasi, walaupun telah memiliki cara pendekatan kepada tiga subyek utama yaitu radio komunitas, masyarakat, dan lembaga-lembaga yang berkepentingan dalam pembangunan. Agar pendekatan-pendekatan tersebut dapat terjaga keberlanjutan dan pelaksanannya, maka JMKGK perlu mengembangkan strategi komunikasinya yang meliputi: (a) dalam jangka waktu pendek merumuskan tujuan dan struktur kelembagaan yang melibatkan seluruh pegiat JMKGK; (b) untuk kebutuhan jangka panjang, tetap melakukan kegiatan peningkatan kapasitas secara internal maupun eksternal dengan melibatkan masyarakat dan lembaga-lembaga yang peduli pada pengembangan media komunitas; dan (c) sesegera mungkin membagi peran masing-masing pegiat JMKGK dalam jalinan relasi kerjasama, baik secara formal dan informal.
4.
Relasi JMKGK dengan banyak pihak memungkinkan organisasi tersebut menarik isu aktual yang berkembang dalam skala regional dan nasional menjadi diskusi-diskusi komunitas (lokal) yang menghasilkan rekomendasi bagi pembangunan di Kabupaten Gunungkidul.
127
5.2 Rekomendasi Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, berikut ini disajikan saran dan rekomendasi untuk JMKGK dan kepentingan akademis. Berikut saran-saran penelitian ini:
5.2.1 Rekomendasi untuk JMKGK 1.
Radio komunitas yang berjejaring dalam jaringan media komunitas perlu dipahamkan terlebih dahulu bahwa konteks organisasi bukan untuk motivasi aspek materiil, dalam hal ini penggalangan dana yang akan menyokong kegiatan operasional, melainkan menjadi sarana bertemunya pengalaman dan pengetahuan dari berbagai komunitas yang memiliki media. Terbukanya komunikasi untuk berbagi pengalaman antar komunitas memungkinkan lahir inovasi dari inisiatif-inisiatif lokal. Keterbukaan ini juga berlaku bagi komunitas lain yang belum memiliki radio komunitas namun ingin bersinergi dengan JMKGK.
2.
JMKGK perlu mendorongkan pengkaderan, baik dalam organisasi radio komunitas maupun dalam JMKGK sendiri. Pegiat radio komunitas harus mulai melakukan regenerasi untuk menjaga keberlangsungan radio komunitas itu sendiri. Pegiat yang sekarang aktif di radio komunitas dan JMKGK sudah semakin tua, sementara anak muda di hampir semua wilayah Kabupaten Gunungkidul merantau. Jika pengkaderan tidak dimulai, yang dikhawatirkan adalah akan terjadi putus generasi, prestasi yang telah dicapai radio komunitas dan JMKGK dalam mendukung pembangunan akan hilang.
128
3.
Peningkatan
kapasitas
pegiat
radio
komunitas
dan JMKGK dapat
memanfaatkan relasi JMKGK, khususnya dengan lembaga atau individu yang kompeten di bidang pengelolaan konten siaran. 4.
Komunikasi JMKGK dengan pihak eksternal mulai terbuka, namun secara internal JMKGK masih menghadapi masalah komunikasi dalam mengelola anggotanya. Pegiat aktif JMKGK perlu membangun komunikasi yang fair dan cair dengan anggota yang hendak memutuskan tidak aktif dari JMKGK.
5.
JMKGK bersinergi dengan media massa (mainstream) di tingkat lokal dan nasional untuk memperluas jangkauan informasi tentang pembangunan di Kabupaten Gunungkidul.
6.
JMKGK memetakan mitra potensial untuk bekerjasama dalam penyiaran program baik jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Pemetaan tersebut meliputi materi siaran, durasi kerjasama, dan tipe kerjasama.
7.
Sebagai salah satu upaya advokasi, JMKGK perlu menindaklanjuti rencana program
kerja
Pemerintah
Kabupaten
Gunungkidul
dalam
rangka
berkontribusi menghidupkan peran seluruh radio komunitas yang berada dalam wilayah administratif Kabupaten Gunungkidul.
5.2.2 Rekomendasi Akademis 1.
Penelitian ini telah mencoba mengungkapkan satu sisi pengelolaan jaringan media komunitas. Namun demikian, dalam penelitian ini belum memberikan perhatian pada pengukuran tingkat kepercayaan lembaga-lembaga yang
129
bekerjasama dengan JMKGK. Maka perlu ada penelitian lanjutan untuk menganalisis secara komprehensif peran JMKGK dan jaringan media komunitas dimana pun dalam pembangunan. 2.
Sampai saat ini, belum banyak kajian akademis tentang radio komunitas di Indonesia. Peneliti lain dapat memotret dinamika radio komunitas dari berbagai sudut pandang dan metode, termasuk mengukur kepercayaan khalayak radio komunitas. Hasil-hasil penelitian tersebut kelak dapat menjadi rujukan
peran
pembangunan.
dan
kontribusi
radio
komunitas
dalam
komunikasi