142
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Pembelajaran Sejarah Berbasis Multikultural dalam Mengembangkan Nilai-Nilai Nasionalisme Siswa Etnik Tionghoa yang dilakukan oleh peneliti sehingga pada bagian ini peneliti akan mencoba menarik beberapa kesimpulan dan rekomendasi dengan tidak terlepas dari fokus masalah yang telah dirumuskan. Adapun kesimpulan dan rekomendasi yang peneliti dapat kemukakan adalah sebagai berikut : A. Kesimpulan Pertama, dalam penyampaian pendidikan nilai terhadap siswa di SMA St. Angela kota Bandung dimana terlihat bahwa guru telah menyampaikan pendidikan nilai kepada siswa berdasarkan nilai-nilai yang terdapat dalam materi sejarah seperti rela berkorban, bertanggung jawab, persatuan, kepemimpinan, dan sebagainya. Namun sangat disayangkan, nilai-nilai tersebut ketika perencanaannya dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kurang diseriusi karena disusun hanya sebatas pada tujuan pembelajaran. Adapun pelaksanaan penyampaian pendidikan nilai tersebut, guru melakukan entry behavior yang mengawali apersepsi, kegiatan inti menggunakan metode yang yaitu Contextual Teaching and Learning (CTL), menggunakan sumber belajar dalam penyampaian pendidikan nilai seperti media audiovisual. Guru tidak hanya mengajarkan pendidikan nilai tersebut secara verbal saja kepada siswa melainkan juga melalui tindakan. Namun tidak ada evaluasi (penilaian) terhadap pendidikan nilai tersebut. Penyampaian pendidikan nilai yang dilakukan oleh guru di kelas secara langsung telah menginternalisasikan nilai-nilai
Adela Siahaan, 2014 Pembelajaran sejarah berbasis multikultural dalam mengembangkan nilai-nilai nasionalisme siswa etnik Tionghoa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
143
yang terdapat dalam pembelajaran sejarah yang termasuk di dalamnya ialah nilai-nilai multikultural dan nilai-nilai nasionalisme yang merupakan semangat kebangsaan, terlebih pada diri siswa etnik Tionghoa di SMA St. Angela kota Bandung. Kedua, dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah berbasis multikultural di SMA St. Angela dilakukan mengalir saja di dalam kelas sesuai yang terdapat dalam materi sejarah yang dirasakan oleh guru mengandung nilai-nilai multikultural. Namun sangat disayangkan, pembelajaran sejarah berbasis multikultural tersebut ketika perencanaannya dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kurang diseriusi karena disusun hanya sebatas pada tujuan pembelajaran. Entry behavior dan Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah metode yang digunakan oleh guru ketika apersepsi dan kegiatan inti pada pelaksanaan pembelajaran sejarah berbasis multikultural. Selain itu, guru juga menggunakan media audiovisual untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran sejarah berbasis multikultural tersebut, sedangkan evaluasi dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah berbasis multikultural tersebut hany berupa penugasan baik itu individu ataupun kelompok dan pengamatan guru terhadap sikap siswa selama di kelas. Adapun kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran sejarah berbasis multikultural ialah tidak meratanya penulisan tokoh-tokoh ataupun peristiwa sejarah yang mewakili semua etnik di Indonesia, khususnya bagi etnik-etnik minoritas seperti etnik Tionghoa yang sama sekali tidak disinggung dalam kurikulum sejarah Indonesia yang sebenarnya banyak tokoh dari etnik Tionghoa tersebut yang ikut berjuang melawan penjajahan Belanda sehingga dapat menjadi teladan bagi siswa etnik Tionghoa dalam mengembangkan nilai-nilai nasionalisme mereka.
Adela Siahaan, 2014 Pembelajaran sejarah berbasis multikultural dalam mengembangkan nilai-nilai nasionalisme siswa etnik Tionghoa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
144
Ketiga, dalam hal manifestasi nasionalisme yang diwujudkan oleh siswa etnik Tionghoa di SMA St. Angela kota Bandung dengan adanya pembelajaran sejarah berbasis multikultural yaitu siswa etnik Tionghoa menjadi lebih terbuka dengan tumbuhnya kesadaran akan perbedaan atau keberagaman latar belakang sehingga mereka lebih saling menghormati dan menghargai antara sesama tanpa meilihat perbedaan agama, etnik, bangsa, dan ras. Pembelajaran sejarah berbasis multikultural juga membangkitkan kesadaran akan kehidupan bersama dalam komunitas sebesar bangsa Indonesia sehingga menumbuhkan kesadaran kolektif yang memiliki persamaan dalam sejarah, kebersamaan dan keterikatan (sense of solidarity), serta rasa memiliki (sense of belonging) yang mendorong mereka untuk menunjukkan perilaku yang dilandasi tingginya semangat nasionalisme dan budaya multikultural, seperti : memperingati hari nasional dengan antusias dan kepedulian terhadap sesama. Adapun manifestasi nasionalisme tertinggi yang ditunjukkan oleh siswa etnik Tionghoa di SMA St. Angela kota Bandung ialah dengan prestasi mereka di kancah nasional maupun international dalam mengharumkan nama bangsa Indonesia.
B. Rekomendasi Berdasarkan hasil penelitian, penulis merekomendasikan beberapa hal yang berkaitan dengan pembelajaran sejarah berbasis multikultural dalam mengembangkan nilai-nilai nasionalisme siswa etnik Tionghoa. Rekomendasi ini disampaikan kepada berbagai pihak yang memiliki kontribusi kuat terhadap pembelajaran sejarah. Adapun beberapa rekomendasi yang peneliti sampaikan, sebagai berikut : 1. Kepada guru sejarah di lapangan diharapkan dapat menjalankan fungsinya sebagai “curriculum developer” yang dapat mengembangkan inovasi-inovasi dalam
Adela Siahaan, 2014 Pembelajaran sejarah berbasis multikultural dalam mengembangkan nilai-nilai nasionalisme siswa etnik Tionghoa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
145
pembelajaran sejarah berbasis multikultural dengan meningkatkan kemampuan profesionalnya sebagai guru guna menanamkan prinsip-prinsip multikulturalisme melalui keteladanan perilaku sebagai upaya penyebaran semangat hidup saling menghargai dan menghormati keanekaragaman budaya yang berbeda sekaligus dapat hidup berdampingan secara damai dengan cara menyajikan pokok-pokok bahasan sejarah yang kontekstual dengan kehidupan sehari-hari siswa sehingga dengan model pembelajaran tersebut dalam pendidikan sejarah berbasis multikultural dapat lebih mengembangkan nilai-nilai nasionalisme yang terdapat dalam diri siswa etnik Tionghoa. 2. Pihak sekolah, dalam hal ini kepala sekolah diharapkan dapat selalu memotivasi dan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan potensinya dalam melaksanakan pembelajaran. Selain itu juga, kepala sekolah sebagai pimpinan sekaligus manager di sekolah harus mendorong pengembangan pendidikan nilai seluas-luasnya. Dalam proses pembelajaran sejarah, kepala sekolah juga diharapkan memberikan kesempatan kepada guru untuk melaksanakan penyampaian pendidikan nilai guna mengembangkan nilai-nilai yang ada pada diri siswa, termasuk nilai-nilai multikultural dan nasionalisme. 3. Kepada para pengambil kebijakan dalam bidang pendidikan, terutama para pengembang kurikulum sejarah dalam pendidikan nasional direkomendasikan untuk menciptakan kemerataan dalam penulisan materi sejarah yang dengan mewakilkan berbagai etnik, agama, dan budaya, khususnya keterwakilan etnik Tionghoa baik itu dalam tokoh maupun peristiwa sejarah yang tentunya hal tersebut disemangati oleh prinsip multikulturalisme sehingga terjadinya pengembangan nilai-nilai nasionalisme dari siswa etnik Tionghoa.
Adela Siahaan, 2014 Pembelajaran sejarah berbasis multikultural dalam mengembangkan nilai-nilai nasionalisme siswa etnik Tionghoa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
146
4. Kepada siswa SMA St. Angela Kota Bandung baik itu etnik Tionghoa ataupun etnik lainnya yang adalah generasi penerus bangsa, penulis sarankan agar terus mengembangkan nasionalisme dengan memberdayakan segenap kemampuan dan kreatifitas yang dimiliki melalui pembelajaran sejarah berbasis multikultural. Selain itu diharapkan agar para siswa lebih toleran serta mau bekerjasama dengan tidak membeda-bedakan latar belakang yang masing-masing mereka miliki, baik itu perbedaan status sosial, etnik, jenis kelamin, maupun bahasa dan agama yang dianut. 5. Kepada peneliti selanjutnya yang tertarik dengan permasalahan tersebut direkomendasikan untuk secara spesifik mengkaji dan menelaah masalah-masalah mengenai pembelajaran sejarah berbasis multikultural yang dilakukan oleh guru sejarah guna memberikan rangsangan kepada para guru untuk mencoba mengimplementasikan pembelajaran sejarah berbasis multikultural dalam menjawab tantangan pendidikan sekarang ini dengan melihat kondisi multikulturalnya bangsa Indonesia sehingga diharapkan dapat membangun aktivitas dan kreativitas siswa dalam mengembangankan nilai nasionalisme.
Adela Siahaan, 2014 Pembelajaran sejarah berbasis multikultural dalam mengembangkan nilai-nilai nasionalisme siswa etnik Tionghoa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu