Edisi No. 05
USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa
2014
Media Komunikasi dan Penyebaran Praktik yang Baik Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar di Sumatera Utara
Wagubsu Apresiasi Keberhasilan Program USAID PRIOORITAS
Medan. Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu) Ir. H. Tengku Erry Nuradi, M.Si mengapresiasi hasil implementasi Program USAID PRIORITAS. Ia mengakui program USAID PRIORITAS berhasil meningkatkan mutu pendidikan dasar di Sumatera Utara (Sumut). Tengku Erry juga terkesan dengan kepercayaan diri pelajar kelas 4 MIN Medan Barat dan SMP Swasta Bintang Laut Nias Selatan ketika mendemonstrasikan pembelajaran matematika. Ia meminta 12 bupati dan walikota mitra USAID PRIORITAS untuk memanfaatkan kemitraan ini sebaik-baiknya. Lewat kemitraan ini diharapkan peningkatan mutu pendidikan bisa dirasakan banyak pihak. Wagubsu juga berharap manfaat Program USAID PRIORITAS dapat diperluas sehigga semakin banyak kabupaten/kota di Sumut yang merasakannya (*)
Butuh informasi pendidikan bemutu?
www.prioritaspendidikan.org USAID PRIORITAS:
Prioritizing Reform, Innovation, Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students
Akademisi: Akademisi Universitas Negeri Medan (Unimed) Dr. Irsan Rangkuti, M.Pd menyampaikan hasil analisis PPG di lima kabupaten mitra USAID PRIORITAS. USAID PRIORITAS menggelar workshop PPG di ballroom Hotel Aryaduta, Medan (Kamis, 2/10) untuk menjamin mutu pendidikan. Foto: Erix Hutasoit
Pemprovsu Tindak Lanjuti Hasil PPG Medan. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) serius menindaklanjuti hasil program penataan dan pemerataan guru (PPG) yang dilakukan USAID PRIORITAS. Pemprovsu berencana membentuk tim khusus PPG. Dewan Pendidikan Provinsi diharapkan memimpin pembentukan tim PPG ini. ”Saya akan rekomendasikan kepada Gubernur Sumatera Utara agar program ini segera dikerjakan,” terang Kepala Bagian Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Biro Binkemsos Setdaprovsu Dra. Rosmawati Nadeak, M.Pd dalam acara Workshop PPG USAID PRIORITAS di Ballroom Hotel Aryaduta, Medan (Kamis, 2/10). Rosmawati Nadeak mengatakan implementasi PPG ini diperlukan untuk mendukung keberhasilan program kerja Gubernur Sumatera Utara (Gubsu). Salah satu visi Gubsu adalah menjadikan sumberdaya di Sumut memiliki daya saing baik di tingkat lokal, nasional, regional dan internasional.
“Peningkatan daya saing harus dimulai dengan menyediakan layanan pendidikan bermutu. Untuk menyediakan itu dibutuhkan dukungan guru yang bermutu pula,” terangnya. Akademisi Universitas Negeri Medan (Unimed) Dr. Irsan Rangkuti, M.Pd mengatakan, kelebihan jumlah guru berdampak pada tunjangan sertifikasi guru. Banyak guru yang tidak mampu memenuhi tuntutan 24 jam mengajar. ”Di Medan saja, sekitar 39 persen guru tingkat SMP terancam tidak mendapatkan tunjangan profesi,” katanya. Irsan Rangkuti menambahakan, program penataan dan pemerataan ini merupakan program berkelanjutan. Dibutuhkan keseriusan pemerintah kabupaten/kota untuk menjalankan program ini.” Presiden mendatang diharapkan meneruskan implementasi PPG ini. Apalagi salah satu visi-misi pemerintah baru nanti adalah melakukan penataan dan pemerataan guru,” ungkapnya (*)
EDITORIAL Pentingnya Penataan dan Pemerataan Guru KITA sering mendengar berita tentang banyaknya sekolah yang kekurangan guru. Keadaan ini membuat anak-anak kita hanya diajar sekaAGUS MARWAN darnya. Berita seperKoordinator Provinsi ti ini tentu membuat kita prihatin. Tapi apakah kita benar-benar kekurangan guru? Kemendikbud mengatakan pasokan guru Indonesia berlebih 20 persen. Sekitar 500 ribu guru kita telah kekurangan jam mengajar. Bahkan sekitar 68 persen sekolah di perkotaan dan 52 persen sekolah pedesaan mengalami kelebihan guru. Sementara 66 persen sekolah di daerah terpencil kekurangan guru (Suara Merdeka, 7/3/2011). Diperkirakan jumlah guru di Indonesia 2,92 juta orang. Dari jumlah itu, rasio guru dan siswa kita telah mengalahkan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan. Di AS satu guru harus melayani 20 siswa. Di Negeri Ginseng rasio guru-siswa adalah satu guru berbanding tiga puluh siswa. Di Indonesia satu guru hanya melayani 18 orangsiswa. Padahal rasio ideal secara internasional adalah satu guru melayani 32 siswa. Studi Bank Dunia yang bertajuk Mentransformasi Tenaga Pendidik di Indonesia (2011) memaparkan bahwa sekolah-sekolah di pedesaan pada umumnya tidak kekurangan guru. Yang terjadi sebenarnya adalah sekolah di pedesaan itu kekurangan guru yang berkualifikasi dan berkompetensi. Laporan ini melawan pemahaman umum yang sering mengatakan sekolah di pedesaan kekurangan guru. Dalam edisi kali ini, kami memberi perhatian khusus pada tema Penataan dan Pemerataan Guru (PPG). Kami menyajikan ringkasan hasil kajian Badan Penelitian dan Pengembangan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Balitbang Pemprovsu) tentang Distribusi Guru di Sumatera. Kajian ini bisa membantu kita melihat masalah ketimpangan distribusi guru profesional. Kami juga menyuguhkan praktik baik yang dilakukan di Labuhanbatu dan Toba Samosir untuk mendistribuskan guru. Praktik baik ini dapat menginspirasi kabupaten/kota lain dalam mengimplementasikan SKB 5 Menteri tahun 2011. Kita harus menyadari tanpa guru profesional yang tersebar secara merata, tidak mungkin mutu pendidikan diangkat secara merata. Selain PPG, kami menyajikan laporan-laporan kegiatan USAID PRIORITAS dan praktik yang baik. Dalam edisi kali ini, pembaca dapat membaca usaha Sabam Tobing membangun relasi dengan dunia industri. Pak Sabam berhasil memanfaatkan lahan disekitar sekolah untuk membiayai program sekolah. Praktik baik Pak Sabam ini tentu sangat menginspirasi. Akhir kata kami mengucapkan selamat membaca Kabar Prioritas No. 5 (*)
2
Kajian Balitbang Pemprovsu: Guru Tidak Merata Medan. Hasil kajian Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) tentang penatan dan pemerataan guru (PPG) menunjukkan persoalan serius tentang pendidikan. Bahkan balitbang menemukan, ketimpangan pendistribusian guru telah menyebabkan terjadinya pemborosan keuangan negara di tingkat SD dan SMP sebesar Rp. 223 miliar per tahun. “Kami menemukan konsentrasi guru PNS masih menumpuk di perkotaan. Akibatnya terjadi kesenjangan dari segi jumlah dan mutu gurunya,” terang Kepala Bidang Sosial Budaya Balitbang Pemprovsu Dwi Purwanti dalam acara Lokakarya PPG di Provinsi Sumatera Utara. Dwi mencontohkan persoalan di tingkat sekolah dasar (SD). Banyak sekolah kekurangan guru sehingga harus merekut 31.361 guru honor agar proses pembelajaran bisa berlangsung. Padahal, 84 persen guru SD adalah pegawai negeri sipil. Jika guru PNS tersebut didistribusikan, hanya 9.937 guru honor yang dibutuhkan. “Sehingga ada 21.424 guru honor SD yang berlebih. Untuk membiayai guru honor berlebih itu dibutuhkan lebih dari Rp. 179 miliar setiap tahun. Ini adalah inefisiensi,” terangnya lebih lanjut (*)
Berikut 6 kesimpulan hasil kajian Balitbang Pempovsu: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Rata-rata 59% SMP di tiap kabupaten kekurangan guru Guru mapel Matematika, IPA terpadu, IPS terpadu, Bahasa Inggris, dan PKN sudah berlebih Capaian SPM rata-rata kabupaten/kota: SPM-7 SD (71,49%), SPM-10 (51,71%; SPM-8, 9, 10 SMP (54,13%, 69,48%, 78,08%) Besar inefisiensi anggaran untuk membayar guru bukan PNS (SD dan SMP) adalah Rp. 223 miliar pertahun Pemprovsu dan pemerintah kabupaten/kota belum melaksanakan tugasnya dalam PPG (PB 5 M) Opsi Kebijakan Pemerataan Guru: Mutasi, guru kunjung, multigrade, moratorium dan seleksi ulang guru BPNS
Berdasar kesimpulan di atas, Balitbang Pemprovsu mengajukan 7 rekomendasi kepada Pemprovsu yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
7.
Melakukan sosialisasi SKB 5 Menteri tahun 2011 Melakukan pemindahan guru PNS untuk mengatasi kesenjangan guru antar kabupaten/kota dan menyediakan dananya. Melakukan kebijakan khusus untuk membantu kabupaten yang mengalami kekurangan guru paling tinggi Membuat peta guru: rujukan kabupaten/kota untuk memudahkan arus perpindahan guru Menjembatani kerjasama antar kabupaten/kota yang berdekatan dalam perpindahan guru antar kabupaten. Mengatasi kelebihan dan atau kekurangan guru pada jenjang SD dan SMP dengan: Mutasi, guru kunjung, multi grade, moratorium dan seleksi ulang guru BPNS Untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan: Pemberian insentif, peningkatan kualifikasi guru, kepsek, pengawas serta ABCD.
KABAR PRIORITAS
UTAMA
Kebijakan PPG di Toba Samosir Medan. Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, fokus pada pemerataan guru, mengingat masih tingginya perbedaan jumlah tenaga pendidik yang mengajar di sekolah-sekolah perkotaan dengan perdesaan serta daerah terpencil. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) Lalo Hartono Simanjuntak mengatakan pihaknya terus berupaya agar keberadaan tenaga guru dapat lebih merata di setiap sekolah terutama sekolah-sekolah negeri. Berikut 7 kebijakan yang sudah dijalankan Tobasa untuk mendistribusikan guru: 1. Dinas Pendidikan Kab. Toba Samosir pernah memutasi guru dalam kecamatan sebanyak 163 orang. 2. Mutasi sukarela sebanyak 42 orang. 3. Nota Tugas kesekolah yang membutuhkan sebanyak 15 orang. 4. Menambah unit sekolah baru (SMP) tahun 2012 sebanyak 5 SMP. 5. Menetapkan rayonisasi pada saat penerimaan siswa baru. 6. Pemberian tunjangan ke guru yang mengajar di sekolah terpencil sebanyak 714 orang. 7. Pemberian bantuan peningkatan kualifikasi ke jenjang S-1
sebanyak 150 orang. Guna mempercepat proses distribusi guru, Tobasa akan melaksanakan sejumlah kebijakan yaitu: 1. Penerimaan CPNS Tahun 2015 untuk mengisi kekurangan guru, khususnya di SD dan beberapa mapel di SMP. 2. Pengalihan jenjang guru SMP ke SD. 3. Mutasi guru antar sekolah dalam kecamatan. 4. Mutasi guru antar kecamatan dalam satu kabupaten. 5. Memindahkan guru SMP yang kekurangan jam mengajar menjadi guru SD dan UKG ulang. 6. Khusus untuk SMP akan mengurangi/tidak menerima guru honor. 7. Penyebaran penempatan K2 kesekolah yang kurang guru. 8. Menerbitkan Nota Tugas untuk mengajar di sekolah lain. 9. Penambahan Rombel dan usulan RKB. 10. Regrouping sekolah. 11. Penganggaran pada APBD 2015 untuk implementasi PPG dan Monitoring.Ada SK Bupati terkait PPG.
Kebijakan PPG di Labuhanbatu Medan. Kepala Dinas Pendidikan Labuhanbatu Drs. Iskandar, M.Pd mengatakan program pendidikan Pemkab Labuhanbatu fokus pada penyediaan layanan pendidikan yang bermutu. Agar mutu pendidikan terjamin, pihaknya harus memastikan pemerataan distribusi guru. Dalam melaksanakan pendistribusian guru, Labuhanbatu melaksanakan sejumlah kebijakan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Penempatan guru kategori 1 sebanyak 170 orang ke sekolah yang kekurangan guru. Penempatan guru PNS Kategori 2 sebanyak 240 orang direncanakan di sekolah yang kekurangan guru. Penawaran mutasi sukarela bagi guru yang belum terpenuhi jam mengajar. Mutasi guru kelas, guru agama dan guru mapel sebanyak 20 orang. Moratorium penerimaan guru honor. Melakukan seleksi ulang guru honor dan penilaian kinerja guru PNS. Pemberian tunjangan penghasilan bagi guru terpencil kepada 129 orang mulai tahun 2014. Penertiban guru yang mengajar di lebih dari 1 sekolah.
“Saya mengajukan pindah dari SD Negeri 118155 Bakaran Batu, Rantau Utara ke SD Negeri 117471 Sibagot. Sekolah ini sangat jauh dari kota dan medannya sangat sulit. Tapi saya terharu dengan sekolah ini, karena guru PNSnya sangat sedikit. Lebih banyak guru honor. Saya bergembira bisa menjalakan tugas saya sebagai guru dan kewajiban professional untuk mengajar 24 jam. Saya tidak keberatan dipindahkan ke sekolah yang jauh ini walau harus menempuh perjalanan hampir 4 jam pulang pergi setiap harinya.”
Siti Hasnah Guru mutasi untuk PPG
KABAR PRIORITAS
3
UTAMA
Kepala BPSDMPMP Kemendikbud:
Perubahan Mulai di Kelas Medan. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Peningkatan Mutu Pendidikan (BPSDMPMP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd terkesan dengan hasil peningkatan kualitas yang ditunjukkan guru-guru binaan USAID PRIORITAS. Mereka dinilai telah menunjukkan perubahan pola pembelajaran di kelas masing-masing. Syawal Gultom mengatakan peningkatan mutu pendidikan harus dimulai dari perubahan cara mengajar guru di kelas. Hanya guru berkualitas yang mampu melakukan perubahan itu. “Program USAID PRIORITAS bertujuan membantu guru,” kata Syawal Gultom dalam acara Lokakarya Keberhasilan Program USAID PRIORITAS di Provinsi Sumatera Utara di Hotel Aryaduta, Medan, Juni 2014. Ia mengatakan kapasitas guru harus dilatih dan dikembangkan secara terus menerus. Guru harus dipersiapkan untuk mengalahkan “guru baru”. Guru baru yang dimaksud adalah realitas kehidupan. Perkembangan teknologi informasi menurut Syawal telah membuat siswa jauh lebih cepat mendapatkan informasi baru. “Hanya dengan mengetik sepuluh huruf di ponsel, seorang anak sudah bisa melihat dan mengetahui hal-hal yang belum sepantasnya
Media: Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Peningkatan Mutu Pendidikan (BPSDMPMP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd mencoba media pembelajaran matematika yang dikembangkan MIN Medan Barat.
diketahuinya. Guru harus mampu menjelaskan realitas sehingga membantu anak untuk mengetahui mana yang baik dan buruk bagi anak di masa depan,” tambahnya. Mantan rektor Universitas Negeri Medan (Unimed) itu mengatakan Kurikulum 2013 (K-13) didesain untuk membawa realitas ke dalam kelas. Realitas itulah yang harus dibedah dengan menggunakan alat analisis berupa mata pelajaran. “ Jadi guru harus mampu menjelaskan realitas dengan menggunakan bahasa Indonesia,bahasa Inggris, Matematika, IPA, PPKn dan mata pelajaran lainnya,” tuturnya (*)
Berita Foto
Lokakarya Keberhasilan Program USAID PRIORITAS di Sumut Keterangan foto: 1. Bupati Sergai Ir. H. Soekirman dan Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Sumut Agus Marwan mencoba media belajar matematika yang dikembangkan SD Negeri Dharma Caraka Nias Selatan. 2. Produk hasil pembelajaran dari Deli Serdang. 3. Wagubsu mengunting pita dimulainya Lokakarya Keberhasilan Program USAID PRIORITAS di Sumatera Utara. 4. Siswa SMP Swasta Bintang Laut, Nias Selatan mendemonstrasikan cara mendapatkan rumus keliling lingkaran. 5. Talk show tentang dampak program USAID PRIORITAS. 1
3
4
2
4
5
KABAR PRIORITAS
UTAMA
Hasil Program Percepatan di Labuhanbatu Mengesankan Rantauprapat. Program percepatan perluasan program USAID PRIORITAS di Labuhanbatu menunjukkan hasil yang mengesankan. Dua kecamatan sasaran, yakni Pangkatan dan Panei Hulu berhasil mendemontrasikan perubahan positif. Semua produk keberhasilan itu dipamerkan dalam acara Lokakarya Keberhasilan Program Akselerasi Labuhanbatu di Ballroom Hotel Suzuya, Rantauprapat, Labuhanbatu.
semua guru telah selesai dilatih. Harapannya kabupaten Labuhanbatu bisa berprestasi di tingkat provinsi dan nasional,” terangnya. Tiominar, S.Pd guru SDN 112050 Sidodadi, Pangkatan mengakui perubahan signifikan yang dirasakannya. Setelah mendapatkan pelatihan dan pendampingan dari fasilitator, kemampuan Tiominar dalam mengajar meningkat drastis. Ia kini sudah bisa merancang pembelajaran yang mampu menyenangkan siswa.”Saya sendiri tidak menyangka bisa mengajar seperti ini,” katanya (*)
Bupati Labuhanbatu dr.H. Tigor Panusunan Siregar mengapresiasi kinerja sekolah-sekolah sasaran program percepatan. Ia puas dengan hasil yang ditujukkan. Bupati juga meminta guru dan kepala sekolah sasaran menjaga hasil baik yang sudah diperoleh.” Semua produk pembelajaran ini menunjukkan bahwa kita bisa menjadi bangsa yang percaya diri,” katanya. Tigor mengatakan pemerintahannya berkomitmen menyediakan layanan pendidikan berkualitas. Ia menargetkan pada tahun 2015 semua guru di Labuhanbatu sudah mendapatkan pelatihan yang dikembangkan USAID PRIORITAS.” Tahun depan kami akan mengalokasikan 30 persen dari APBD untuk meningkatkan layanan pendidikan,” tambahnya. Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan Labuhanbatu Drs. Iskandar, M.Pd mengatakan pihaknya fokus untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui program percepatan. Secara bertahap kemampuan guru SD dan SMP dilatih dan dikembangkan. “ Tahun 2016 kami tinggal melakukan program penguatan karena
Searah jarum jam :
1.
2.
3.
Bupati Labuhanbatu Dr. Tigor Panusunan Siregar mendapat penjelasan tentang penggunaan APN untuk menjelaskan sistem tata surya dari dua pelajar SDN 118387 Tanjung Sarang Elang Panai Hulu. Seorang pelajar perempuan tingkat SD menerangkan cara menggunakan alat peraga murah (APM) tentang pernapasan dengan menggunakan paru-paru dan perut kepada peserta Lokakarya Keberhasilan. Ulil Abror dan siswa kelas 2 SDN 118387 Tanjung Sarang Elang Panai Hulu mengajak Ketua PKK Labuanbatu Dr. Hj. Fitra Laila dan Bupati Labuhanbatu Dr. Tigor Panusunan Siregar menebak usia dengan menggunakan permainan matematika.
Tujuh rencana tindaklanjut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Sampai 2015 semua kecamatan (9 kecamatan) di Labuhanbatu akan mendapatkan program akselerasi USAID PRIORITAS. Sampai tahun 2014 sudah lima kecamatan yang sedang mendapatkan program akselerasi. Sisa 2 kecamatan berikutnya di tahun 2015. Akan dibuat rencana peraturan daerah untuk penjaminan mutu pendidikan di Labuhanbatu. Sebanyak 9 KUPT akan melakukan MoU (komitmen mengikat) dengan Kepala Dinas Pendidikan untuk mengawal dan mengimplementasikan program akselerasi USAID PRIORITAS di masing-masing kecamatan. Sebanyak 9 KUPT dengan Kepsek akan membuat MoU untuk mengimplementasikan program akselerasi. Akan dibentuk tim monitoring dan evaluasi yang melibatkan stakeholder untuk memonitoring program akselerasi USAID PRIORITAS. Ke depan akan dilakukan showcase program akselerasi USAID PRIORITAS di setiap kecamatan dengan melibatkan banyak masyarakat dan orang tua siswa. Kegiatan akan dilakukan di lapangan terbuka atau di sekolah yang memiliki lapangan yang luas. Semua kegiatan point 1- 6 akan menggunakan dana APBD.
KABAR PRIORITAS
5
PRAKTIK YANG BAIK
Implementasi MBS: Sekolah Bermitra dengan Perusahaan Pertanian Taput. Sabam Tobing adalah Kepala SMP N 3 Siatas Barita, Tapanuli Utara (Taput). Ia mengembangkan PSM (Peran Serta Masyarakat) dengan menerapkan kemitraan. Kemitraan dilakukan dengan memanfaatkan lahan warga disekitar sekolah. Pemanfaatan lahan ini dilakukan bersama antara sekolah, warga, dan dua perusahaan pertanian yaitu PT. MUARA dan PT. CIFA. Menurut Sabam kerjasama ini merupakan implementasi kemitraan antara sekolah dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Gagasan Sabam diawali ketika sekolahnya memfokuskan kegiatan ekstrakurikuler di bidang pertanian dan perternakan. Ia ingin siswanya memiliki keterampilan dalam mengelola lahan pertanian dan berternak. Rencana ini rupanya mendapat dukungan dari PT MUARA dan PT CIFA. Perusahaan ini menyediakan bibit yang bisa digunakan sekolah. Kegiatan ekstrakurikulerpun dimulai dari lahan kecil yang dimiliki sekolah. Pengelolaan lahan dikerjakan oleh siswa dibawah bimbingan guru. Setelah lahan pertanian siswa berhasil, Sabam memperluas lahan dengan mengajak warga sekitar berpartisipasi. Warga diminta menyediakan lahan dan mengolah lahan itu sendiri. PT MUARA dan PT CIFA menyediakan bibit, alat pertanian, alat transportasi dan menjadi penampung hasil tani. Lahan yang dikelola saat ini luas 15 hektare dengan pekerja sebanyak 15-20 orang. Keuntungan yang diperoleh dari penjualan hasil tani dibagi antara pemilik lahan, pekerja dan sekolah. Keuntungan sekolah akan digunakan untuk menyediakan seragam sekolah, tas sekolah, alat tulis sekolah, dan berbagai perlengkapan sekolah seperti topi dan sepatu. Guru, tenaga kependidikan dan siswa juga mendapatkan susu dan makan siang setiap hari (*)
Siswa membersihkan gulma pada ahan pertanian yang dikelola oleh siswa.
Kebun tapioka yang dikelola oleh sekolah bersama warga sekitar.
Memburu Sampah untuk Fasilitas Sekolah Oleh Rosdiana S.Pd, Guru Kelas IV SDN 114375 Rantau Utara, Labuhanbatu, Sumatera Utara
Saya ingin anak-anak punya mesin air minum (dispenser) di kelas, agar mereka tetap segar ketika belajar. Kalau haus mereka tinggal ambil saja. Tidak perlu membawa banyak air minum dari rumah. Tapi kelas kami tidak punya dispenser.
Siswa memilah sampah berdasar jenisnya.
Setelah mengikuti pelatihan USAID PRIORITAS, saya mendapatkan ide baru. Saya mengajak anak-anak berburu sampah. Setiap anak diminta mencari sampah yang ada di sekolah, di rumah dan di sekitarnya. Jika mereka menjumpai sampah dalam perjalanan pulang, sampah itu juga harus diambil. Sampah yang didapat dikumpulkan di sekolah. Begitu terkumpul, bersama-sama
6
kami memilahnya. Kami memisahkan antara sampah berbahan kertas seperti kardus, botol minuman dari plastik maupun dari kaleng. Pemilahan ini bertujuan memudahkan dalam penjualan. Sampah yang tidak bisa dijual, kami musnahkan.
Setelah selesai dipilah, sampahsampah itu kami jual kepada tukang botot. Tukang botot adalah istilah di sini untuk pengumpul barang bekas. Uang hasil penjualan sampah itu, kami belikan mesin air minum. Sekarang anak-anak bisa minum sebebasnya. Belajar tetap segar, dan lingkungan tetap bersih (*) Keterangan foto atas-bawah: siswa mengumpulkan sampah yang ada dilingkungan sekolah; dispenser yang dibeli dari hasil penjualan sampah. KABAR PRIORITAS
PRAKTIK YANG BAIK
Strategi SDN 104242 Lubuk Pakam Kembangkan Budaya Baca Lubuk Pakam, Sumut. Membaca menjadi budaya di SDN 104242 Lubuk Pakam, Deli Serdang. Kepala Sekolah Dra. Hj. Mahamin mengatakan, perpustakaan sekolahnya mengoleksi 400 judul buku. Bukubuku itu diperoleh dari sumbangan wali murid, pengusaha sekitar sekolah dan dinas penSiswa menjelaskan isi buku yang Ia didikan. “Buku dari orangtua baca. siswa diberikan saat si anak menyelesaikan studi di sini. Buku ini menjadi semacam kenangkenangan dari si anak,” terangnya.
1
2
Agar buku yang tersedia bermanfaat, pihak sekolah membuat berbagai kebijakan: 1.
2.
3.
4.
5. 6. 7. 8. 9.
Setiap kelas dijadwalkan untuk membaca buku. Pada hari tertentu siswa diharuskan menghabiskan waktu istirahat dengan membaca buku di perpustakaan. Siswa yang tidak bisa mengikuti pelajaran olahraga karena sakit, juga diarahkan untuk beristirahat sambil membaca buku di perpustakaan. Siswa diperbolehkan membawa pulang buku. Setiap siswa berikan kartu peminjaman buku dari perpustakaan. Setiap buku yang dipinjam dicatat oleh petugas perpustakaan. Siswa diwajibkan mengembalikan buku tepat waktu dan dalam kondisi yang baik. Siswa yang menunggu jemputan dari orangtua selepas jam sekolah, juga diperbolehkan untuk membaca buku di perpustakaan. Guna mengurus perpustakaan, sekolah mengangkat seorang petugas dari guru yang sudah dilatih oleh dinas pendidikan. Guru-guru dilatih agar mampu menarik anak agar tertarik membaca. Di setiap kelas disediakan perpustakaan kelas. Saat jam istirahat siswa diperbolehkan membaca buku yang ada diperpustakaan kelas. Guru juga mewajibkan siswa untuk melakukan membaca hening. Setelah siswa membaca buku di perpustakaan, si siswa diminta menjelaskan isi buku yang dibacanya. Penjelasan dilakukan di depan kelas. Tujuannya siswa terbiasa presentasi, bisa menyimpulkan isi buku bacaannya dan siswa yang lain mengetahui isi buku yang dibaca temannya.
Siswa kelas III Igra Ananda mengaku senang membaca buku yang ada. Setiap minggu Igra bisa membaca sepuluh judul buku baru. Sementara siswa kelas V Fani Simatupang senang membaca buku, karena jenis buku yang tersedia sangat beragam. “Saya suka baca ensiklopedia, buku cerita dan komik,” terangnya (*)
KABAR PRIORITAS
3
4
5
Keterangan foto: 1. 2. 3. 4. 5.
Siswa membaca di perpustakaan. Jadwal membaca per kelas di perpustakaan. Buku perpustakaan yang dimiliki setiap siswa. Siswa membaca buku sembari menunggu jemputan orangtua. Perpustakaan mini di kelas.
7
PRAKTIK YANG BAIK Media Monitoring
Setiap kali saya meliput kegiatan USAID PRIORITAS, saya banyak belajar tentang cara meningkatkan mutu pendidikan. Saya sangat terkesan dengan cara kerja USAID PRIORITAS. Dedy Hutajulu Wartawan Harian Analisa Finalis Adiwarta Award 2014 untuk Katagori Liputan Investigatif (Investigative Reporting)
USAID PRIORITAS adalah program lima tahun yang didanai oleh United States Agency for International Development (USAID), yang diimplementasikan oleh Research Triangle Institute (RTI), Education Development Center (EDC), dan World Education (WE). USAID PRIORITAS dirancang untuk meningkatkan akses pendidikan pendidikan dasar berkualitas di Indonesia, khususnya untuk: (1) Meningkatkan kualitas dan relevansi pembelajaran di sekolah; (2) Meningkatkan tata kelola dan manajemen pendidikan di sekolah dan kabupaten/kota; (3) Meningkatkan dukungan koordinasi di dalam dan antar sekolah, lembaga pendidikan/pelatihan guru dan pemerintah di semua jenjang.
KABAR PRIORITAS
ALAMAT REDAKSI : Kantor USAID PRIORITAS Sumatera Utara Jln. Sei Tenang No.3 Medan Petisah 20119, Sumatera Utara, Indonesia. Telp. 061-88813501, 061-88813502 Fax . 061-88813500 Newsletter KABAR PRIORITAS diterbitkan oleh USAID PRIORITAS Provinsi Sumatera Utara sebagai media penyebarluasan informasi dan praktik pendidikan yang baik. Isi dari newsletter ini bukan mempresentasikan pendapat resmi dari USAID maupun pemerintah Amerika Serikat.