Edisi 07 April - Juni 2014 USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru,Tenaga Kependidikan, dan Siswa
LENSA PRIORITAS
Media Komunikasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik di Jawa Tengah Modul II Dukung Implementasi Kurikulum 2013
Peserta pelatihan Modul II berdiskusi dalam kelompok untuk pengembangan materi ajar.
Yogyakarta. 204 orang fasilitator daerah tingkat SD/MI dan SMP/MTs dari 6 Kabupaten mitra USAID PRIORITAS yaitu Purbalingga, Semarang, Banjarnegara, Batang, Sragen, dan Karanganyar dilatih untuk memperkuat kemampuan dalam implementasi kurikulum 2013 di Hotel Eastparc,Yogyakarta. Pelatihan dilakukan dalam dua gelombang. Gelombang pertama untuk tingkat SD/MI (29/4-4/5), dan gelombang kedua untuk tingkat SMP/MTs (19-24/5). Baca Modul II... hal 3
Tunjukkan Keberhasilan: USAID PRIORITAS Jawa Tengah Pamerkan Hasil Pendampingan Semarang. Berbagai inovasi dan kreativitas hasil pendampingan USAID PRIORITAS di Jawa Tengah bidang pendidikan dipamerkan dalam acara lokakarya keberhasilan program USAID PRIORITAS Provinsi Jawa Tengah di Hotel Gumaya, Selasa (22/4). Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi dan Direktur Jenderal Wagub Jateng Drs H Heru Sujatmoko MSi bercanda hangat serta mengapresiasi media pembelajaran dan permainan matematika Gabil Basing (garis bilangan batang Pendidikan Dasar singkong) karya guru MI NU 2 Tangkisan, Purbalingga, yang dimainkan oleh siswa-siswa dengan ceria.Terbukti media ini menjadi magnet tersendiri bagi siswa yang belajar Kementerian operasi bilangan positif negatif. (22/4) Pendidikan dan Kebudayaan Hamid dalam demonstrasi yang dilakukan oleh siswa Muhammad PhD hadir dalam acara. MI NU 2 Tangkisan, Purbalingga. Mereka “Inovatif dan menginspirasi, model pendidikan seperti ini yang harus dikem- tampil memukau dengan media Gabil Basing atau singkatan dari garis bilangan batang bangkan di Jawa Tengah,” terang Wagub singkong. Jateng. Kalimat tersebut disampaikan setelah melihat dan ikut berpartisipasi Baca Lokakarya... hal 6
USAID PRIORITAS Sesuai Semangat Kurikulum 2013 Semarang, “Program USAID PRIORITAS sesuai dengan semangat kurikulum 2013, mulai dari saintifik, penilaian yang bersifat otentik, pembelajaran tematik sampai dengan pembelajaran berbasis proyek,” terang Dirjen Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad PhD dalam acara Lokakarya Keberhasilan Program USAID PRIORITAS Jawa Tengah di Hotel Gumaya, Semarang (22/4). Beliau mencontohkan demonstrasi yang baru saja dilakukan siswa MI Ma’arif NU 2 Tangkisan, Kabupaten Purbalingga, yang memanfaatkan batang singkong sebagai media pembelajaran matematika
LENSA PRIORITAS
Memanfaatkan bandul sederhana untuk belajar getaran 9
Dirjen Dikdas Kemendikbud Hamid Muhammad PhD sedang asyik dalam demontrasi arus listrik dari jeruk nipis bersama siswa MTsN Sragen dalam lokakarya keberhasilan program USAID PRIORITAS (22/4).
yang dinamai Gabil Basing (garis bilangan batang singkong). Terlihat siswa MI di pucuk gunung ini fasih menggunakan permainan dalam belajar matematika. Bahkan, untuk membuktikannya, salah seorang peserta diajak untuk naik dan belajar singkat.
Baca Kurikulum... hal 6
Tahu cara merawat hewan dan tumbuhan 10 Lebih bermakna dengan mengenal tumbuhan di lingkungan nyata 10 Aku buat kartunya, aku buat aturannya. Asyik.. 11
Newsletter LENSA PRIORITAS diterbitkan oleh USAID PRIORITAS-Jawa Tengah sebagai sarana komunikasi dan media penyebarluasan praktik pendidikan yang baik untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar di Jawa Tengah
Buat Proposal Penataan Guru dan Ajukan ke Kemendikbud lokakarya keberhasilan program USAID PRIORITAS Jawa Tengah (22/4). Dinas pendidikan beserta staf bidang tenaga kependidikan dan badan kepegawaian daerah dari 15 daerah mitra USAID PRIORITAS hadir untuk saling memberi masukan. Dirjen Kemendikbud juga menyampaikan perlunya landasan hukum sebelum menyampaikan proposal Dirjen Dikdas Kemendikbud Hamid Muhammad PhD tersebut.”Perlu ada payung hukum seperti (kiri) memberikan pengarahan dalam diskusi koordinasi peraturan bupati dan peraturan teknis kebijakan penataan dan pemerataan guru (22/4). bagaimana regulasi penataan guru,” Semarang.”Penataan guru sudah menjadi tegasnya. Beliau menambahkan, guru sudah keharusan bagi setiap daerah, USAID semakin sadar pentingnya pelayanan PRIORITAS telah membantu. Bila ada maksimal dalam pembelajaran. Apalagi kesulitan, buat proposal penataan guru dan ajukan kepada Kemendikbud,” pesan dengan tuntutan sertifikasi, yaitu 24 jam mengajar dalam seminggu, guru akan Dirjen Dikdas Kemendikbud Hamid mencari sendiri kekurangan-kekurangan Muhammad PhD kepada seluruh pemangku kepentingan yang hadir dalam jam mengajarnya. Tuntutan lain ialah rasio siswa per rombel sejumlah 20 orang yang diskusi koordinasi penataan dan sesuai dengan Peraturan Pemerintah pemerataan guru Provinsi Jawa Tengah. Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Diskusi dihelat dalam rangkaian
yang akan di implementasikan pada tahun 2016. Bila tidak terpenuhi, konsekuensinya adalah tunjangan sertifikasi akan ditahan. Dalam kesempatan itu, Spesialis Bidang Manajemen dan Pemerintahan USAID PRIORITAS Jawa Tengah Hari Riyadi memaparkan bahwa saat ini di lima Kabupaten mitra (Purbalingga, Banjarnegara, Semarang, Sragen, dan Batang) yang telah didampingi, penyebaran guru tidak merata. Guru rata-rata di daerah perkotaan. Rasio guru rombel juga masih belum seimbang. Masih banyak sekolah kecil pada daerah-daerah tertentu. Karena itu, menurut dia, perlu dilakukan beberapa hal. Di antaranya, regrouping, guru mobilitas, dan multigrade. “Paradigma yang perlu ditanamkan saat ini adalah orientasi penataan guru adalah kebutuhan murid, bukan kebutuhan guru,” pungkasnya. [hr/arz]
Berita Foto Unjuk Karya
(1) Wagub Drs Heru Sudjatmoko MSi mencoba alat pendeteksi banjir yang dibuat SDN Tangkil 3, Sragen. Alat bekerja dengan prinsip gaya pegas dan gaya dorong. Ketika ember penuh, air naik ke dalam kaleng dan mendorong bola di dalamnya. Bola yang terdorong akan menyentuh alat yang dililit dengan karet dan melepaskan alat tersebut hingga berputar dan menyentuh dinding kaleng sehingga bisa berbunyi keras.
1
(2) Siswa SMPN 1 Tanon memperagakan kotak konveksi gas kepada direktur USAID PRIORITAS. Alat tersebut digunakan dalam pembelajaran IPA kelas VII. Prinsip kerja berdasarkan perbedaan berat jenis untuk membuktikan terjadinya angin.
(3) Stuart Weston mengamati katrol listrik dan bel listrik arus DC. Alat ini digunakan pada pembelajaran IPA kelas IX. Prinsip kerja berdasarkan sistem elektromagnetik.
3
5
6
LENSA PRIORITAS - Edisi 07, April-Juni 2014
7
8
2
(4) Bapak Hamid Muhammad PhD mencermati proses kinerja dari simulasi Gunung Merapi. Alat ini digunakan dalam pembelajaran di MI Alfattah Banjarnegara pada pembelajaran IPA kelas V. (5) Alat hitung ini dibuat menggunakan botol minuman besar yang dilubangi.Tiap lubang diberikan pralon yang ditempeli angka 1-10. Cara kerjanya dengan 4 memasukan kelereng ke dalam lubang pralon yang diberi angka sesuai dengan penjumlahan atau perkalian yang diinginkan. Hasil diketahui dengan mengeluarkan semua kelereng yang telah dimasukan dan menghitung jumlahnya. Alat ini digunakan untuk pembelajaran siswa kelas IV SDN Tengaran I Semarang. (6) Demonstrasi uji kandungan alkohol ini memukau Direktur USAID PRIORITAS Stuart Weston dan Ibu Mimy Santika dari USAID Indonesia. Dengan percaya diri siswa SMP Taman Siswa, Banjarnegara, mempresentasikannya. (7) Bermain sambil belajar, Pak Dirjen sedang memainkan media pembelajaran matematika dengan siswa SDN Sumowono 2 Semarang. Alat bantu yang digunakan adalah segitiga sama sisi dan lingkaran kecil yang ditulisi angka. Misalnya untuk mendapatkan hasil penjumlahan 9 maka siswa mencoba meletakan 3 angka pada masing masing sudut segitiga, sehingga bisa ditemukan beberapa pola penjumlahan 3 bilangan dengan hasil 9.
(8) Memanfaatkan kaleng bekas untuk simulasi pembelajaran tekanan udara pada pembangkit tenaga uap. Inilah yang dilakukan oleh guru dan siswa di SD Negeri Panican 1, Purbalingga untuk menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan kontekstual dengan lingkungan sekitar.
LENSA PRIORITAS
LENSA UTAMA Modul II Beberapa materi dalam kurikulum 2013 yang diperkuat di antaranya adalah cara mengembangkan kompetensi inti, mendesain pembelajaran tematik, menerapkan pendekatan saintifik, dan melakukan penilaian otentik. Empat materi itu menjadi tajuk utama dalam implementasi kurikulum 2013 karena dinilai merupakan kemampuan praktis yang melandasi implementasi. R. Sarjita, spesialis pelatihan bidang SD/MI USAID PRIORITAS Jawa Tengah, menyampaikan bahwa pada tahun 2014 sekolah-sekolah akan menerapkan kurikulum 2013. Banyak fasilitator dari USAID PRIORITAS yang menjadi instruktur nasional dan narasumber dalam kurikulum 2013. Karena itu, dukungan USAID PRIORITAS dalam penguatan elemen-elemen penting kurikulum tersebut akan memperkuat implementasinya di sekolah/madrasah Peserta pelatihan modul II merencanakan media untuk mitra sekaligus sekolah lain pada umumnya. praktik mengajar. “Pokok utama pelatihan tetap pada pengembangan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) serta pembelajaran kontekstual. Namun, dalam modul II, fasilitator ditambahi bekal kamampuan tentang kurikulum 2013 dan suplemen-suplemen lain,” tuturnya. Pada Modul II, USAID PRIORITAS memperkaya materi pelatihan. Di antaranya, kaji ulang penerapan pembelajaran hasil pelatihan, pengelolaan pembelajaran secara aktif, pemahaman kurikulum 2013, pelayanan perbedaan individu dalam pembelajaran, pertanyaan tingkat tinggi dan lembar kerja, penilaian otentik, gender di sekolah, literasi lintas kurikulum, persiapan dan praktik mengajar, serta menyusun rencana tindak lanjut dalam pembelajaran. [sar/arz]
Membiasakan Pertanyaan Tingkat Tinggi Mulai Jenjang Sekolah Dasar ”Pelatihan ini aplikatif, tidak banyak teori, dan langsung pada apa yang seharusnya Pak Wasis dalam kelompok, sedang berlatih dilaksanakan. Pada waktu praktik mengajar, semua fasilitator yang dilatih tampak antusias membuat pertanyaan tingkat tinggi dari sebuah dan membuat perencanaan yang matang.Yang menarik, USAID PRIORITAS mulai jeruk (proses saintifik) dalam kelompoknya. membiasakan pertanyaan tingkat tinggi mulai jenjang sekolah dasar. Mereka juga menggunakan berbagai metode dan pendekatan PAKEM. Saya lihat semua siswa menikmatinya,” terang Ibu Cendanawangi, perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, yang terlihat menikmati proses pelatihan selama enam hari. Mulai pelatihan membuat pertanyaan berpikir tingkat tinggi sampai rencana tindak lanjut. Pertanyaan tingkat tinggi memacu guru dan siswa untuk berinovasi dan berkreativitas dalam pembelajaran. Pertanyaan tersebut mengembangkan pembelajaran menjadi saintifik. Bentuk pertanyaan dapat dikembangkan dari tahap Ibu Cendanawangi (dua dari kiri), perwakilan dari apersepsi, lembar kerja, sampai pembuatan rubrik untuk menilai kemampuan siswa Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, ikut berdiskusi baik dalam unjuk kerja sampai dengan aktivitas penilaian yang lain. [Shs/arz] dalam kelompok.
Semangat Literasi dalam Modul II Dalam kurikulum 2013, yang digunakan adalah pendekatan saintifik. Pendekatan ini mengarahkan siswa untuk berpikir ilmiah dengan tahap mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan menyampaikan informasi. Tahapan-tahapan tersebut pada dasarnya mengajak siswa untuk menalar dan proses penalaran membutuhkan banyak pengalaman dari sumber-sumber di lingkungan siswa. ”Kegiatan menalar membutuhkan kemampuan literasi, khususnya dalam mengasosiasi dan mengolah informasi. Jika kemampuan literasinya masih kurang, kemampuan untuk menghasilkan output yang baik dan proses berpikir tingkat tinggi juga kurang maksimal,” terang Suroto, salah seorang fasilitator dari Kabupaten Sragen. Dalam modul II, sekolah akan difasilitasi untuk membiasakan semangat literasi baik di dalam pembelajaran maupun di luar kelas. Salah satu pembiasan yang didorong adalah budaya baca. Kegiatan ini difasilitasi komite, kepala sekolah, dan guru untuk mendorong budaya baca di sekolah. ”Setelah kami membaca senyap kurang lebih 15 menit dan merekfleksi kegiatan tersebut, ternyata kami bisa merasakan nikmat dan efek baiknya. Bila ini dibiasakan di sekolah, manfaatnya akan sangat terasa pada kemampuan akademis siswa,” ucap Heri Nurwantoro, Selama 15 menit peserta diajak untuk membaca senyap, kemudian merefleksikannya. pengawas dan fasilitator dari Kabupaten Banjarnegara. [shs/dk]
LENSA PRIORITAS
Edisi 07, April-Juni 2014 - LENSA PRIORITAS
3
Penguatan Guru Pamong PPL dengan Pembelajaran Aktif
Pendidikan Demokrasi untuk Indonesia yang Majemuk
Salatiga - Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK) memiliki salah satu program perkuliahan pendidikan yang bernama program Perwakilan Unnes dan UKSW Salatiga berdiskusi pengalaman lapangan membicarakan program pengembangan LPTK (PPL). Program ini mengharuskan mahasiswa calon guru untuk mengajar langsung di sekolah mitra yang telah bekerja sama dengan LPTK. Mahasiswa yang praktik didampingi seorang guru atau guru pamong. Melihat pentingnya peran guru pamong, delapan universitas mitra USAID PRIORITAS (Unnes, UNY, IAIN Walisongo, IKIP PGRI Semarang, STAIN Pekalongan, STAIN Purwokerto, dan UNS) dalam pertemuan konsorsium (24-25/4) di Grand Wahid Salatiga sepakat untuk mendorong dan menguatkan guru pamong dengan pembelajaran aktif, baik PAKEM maupun pembelajaran kontekstual, menggunakan modul 1 dan 2 USAID PRIORITAS. ”Saat guru pamong belum mengenal pembelajaran aktif, banyak yang tidak membolehkan mengajar dengan model tersebut sehingga mahasiswa PPL akan menuruti guru pamong dan menerapkan model lama,” terang Saminanto MSc, perwakilan IAIN Walisongo, menjelaskan urgensi kegiatan tersebut. Supartinah MPd menambahkan, UNY juga akan melatih dosen pendamping dan sekolah mitra LPTK menjadi sekolah yang memiliki keunggulan dalam bidang pembelajaran aktif. Salah satunya, pendampingan yang telah dilakukan UNY bersama USAID PRIORITAS. ”Kami berharap sekolah mitra yang sudah dilatih dan didampingi dengan menggunakan modul 1 akan meningkat kualitas pembelajarannya. Dengan demikian, ketika menjadi tempat PPL, sekolah tersebut akan menjadi tempat praktik yang baik untuk mahasiswa,” ucapnya. [af/arz]
”Indonesia adalah negara yang sama majemuknya dengan Amerika, baik dari keanekaragaman bahasa, suku, agama, penduduk, maupun pulaupulaunya. Selayaknya Amerika, guru dan pendidik harus mengajarkan demokrasi kepada siswa-siswa karena siswa-siswa kita akan hidup dengan kemajemukan itu,” terang Dirjen Prof. Dr. Djoko Santoso Pendidikan Tinggi Kemdikbud Prof Dr Djoko Santoso. Prof Djoko menambahkan, pendidikan demokrasi sudah diawali oleh USAID PRIORITAS. ”Contoh pendidikan demokrasi ada dalam pembelajaran PAKEM dan pendekatan student center. Guru diarahkan untuk mengaktifkan siswa, diajak belajar dalam kelompok atau cooperatif learning. Menghargai pendapat dan bekerja dalam perbedaan. Semua itu sudah dimulai oleh USAID PRIORITAS,” jelasnya saat pertemuan nasional LPTK mitra USAID PRIORITAS di Gedung Direktorat Pendidikan Tinggi Kemdikbud Jakarta (15/4). Acara tersebut juga dihadiri pimpinan dan perwakilan dari universitas mitra USAID PRIORITAS.
Literasi Guru Dukung Kurikulum 2013
Guru Harus Memiliki Target Bulanan Salatiga - Rektor IAIN Walisongo Prof Muhibbin Noor MPd yang hadir dalam pertemuan konsorsium (25/4) memaparkan beberapa oleh-oleh yang didapat saat kunjungan sekolah ke Amerika bersama USAID PRIORITAS. ”Guru di sekolah yang saya kunjungi memiliki target setiap bulan. Misalnya, Prof. Dr. Muhibbin Noor M.Pd guru kelas awal untuk siswa mempunyai target tiga bulan lancar membaca pemahaman. Jika dalam waktu tiga bulan siswa tidak mampu membaca pemahaman, guru tersebut mendapatkan konsekuensi dari sekolah,” tuturnya. Beliau menjelaskan, guru bisa dikatakan profesional bila menjalankan tanggung jawab keprofesionalan tersebut. Salah satunya, pencapaian kemajuan belajar siswa. ”Ukurannya jangan satu tahun atau satu semester, namun harus diperinci setiap bulan. Perincian tersebut membuat target-target terpetakan secara jelas. Bila tidak tercapai dalam bulan tersebut, dapat dilakukan remidial lebih awal,” katanya.
Dalam mengimplementasikan kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan dukungan berupa buku guru dan buku siswa yang akan dipakai selama proses belajar mengajar. Buku tersebut merupakan buku wajib yang dipakai selama kurang lebih enam bulan dan hanya terbatas pada beberapa buku. ”Buku-buku tersebut akan dicoreti oleh siswa, dipakai dalam keseharian. Saya berharap guru-guru Prof. Dr. Rahmad Wahab, M.Pd menambah koleksi buku yang digunakan. Kalau buku yang digunakan terbatas pada buku-buku itu saja, yang terjadi guru-guru di Indonesia tidak akan mencapai level hight thinking atau mencapai level berpikir tingkat tinggi,” terang Rektor Universitas Negeri Yogyakarta Prof Rahmad Wahab dalam pertemuan nasional LPTK mitra USAID PRIORITAS (15/4). ”Bila gurunya belum mencapai level tersebut, bagaimana siswa-siswa yang diajarkannya. Karena itu, saya berharap guru-guru memanfaatkan semua kesempatan untuk meluangkan waktu, mendukung gerakan literasi, dan menggiatkan budaya baca di sekolah. Bukan hanya siswa, gurunya juga harus gemar membaca,” ucapnya.
4
LENSA PRIORITAS - Edisi 07, April-Juni 2014
LENSA PRIORITAS
LENSA Daerah Mitra
USAID PRIORITAS Dorong Kebijakan Pembiayaan Pendidikan Kabupaten Batang Batang - USAID PRIORITAS Jawa Tengah berhasil mengantarkan Pemerintah Kabupaten Batang untuk menerbitkan kebijakan pendanaan pendidikan melalui Peraturan Bupati Nomor 16 Tahun 2014 tentang Pendanaan Pendidikan. Kebijakan tersebut merupakan kelanjutan dari penghitungan biaya operasional satuan pendidikan (BOSP) yang difasilitasi tim USAID PRIORITAS Jawa Tengah pada 17 dan 20 Mei 2013. Berdasar hasil perhitungan biaya operasional tersebut, dinas pendidikan pemuda dan olahraga membuat kajian akademis yang berisi kajian teori, kajian praktis empiris, kajian filosofis, kajian sosiologis, dan kajian yuridis. Selanjutnya, kajian akademis tersebut dijadikan dasar oleh Bagian Hukum Pemerintah Daerah Kabupaten Batang untuk menyusun perbup. Kepala Subbagian Perencanaan Suwarta SPd menyampaikan, terkait fasilitasi BOSP dari USAID PRIORITAS, Disdikpora Kabupaten Batang telah menelaah hasilnya, kemudian menyandingkan dengan amanat dalam Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2013. Lalu disusunlah Peraturan Bupati Nomor 16 Tahun 2014tentang Pendanaan Pendidikan. Kajian BOSP dengan USAID PRIORITAS dijadikan bagian kebijakan pemda yang mengalokasikan kekurangan biaya operasional satuan pendidikan, khususnya nonpersonalia, untuk dimasukkan dalam kebijakan pemberian BOSDA. ”Contohnya, untuk sekolah dasar, pemerintah daerah harus mencukupi kekurangan sebesar Rp 117 ribu per siswa per tahun. Disdikpora optimistis karena sudah masuk dalam peraturan bupati yang harus segera dilaksanakan,” tegasnya. LENSA PRIORITAS Edisi 07. April-Juni Tahun 2014 Penanggung Jawab: Nurkolis Editor: Anang Ainur Roziqin Tim Redaksi: Afifuddin, Hari Riyadi, Dyah Karyati, R. Ahmad Sarjita, Saiful H. Shodiq, Wahyu Daryono, Anton W. Gerhana, Dewajani S, Da laela, M. Lutfi HR, Agus Danarta, Nur Jannah, Ardi W., Sarwa Eka Alamat: Jl. Candi Makmur No.2A Karanganyar Gunung, Candisari, Semarang. Email:
[email protected]
LENSA PRIORITAS
MENGHITUNG PENDIDIKAN GRATIS DI KABUPATEN BATANG Latar belakang
BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang diberikan oleh Pemerintah Pusat tidak cukup untuk memenuhi biaya operasional sekolah 1. Mengetahui biaya operasional sekolah (SD, SMP, SMA, SMK) 2. Mengetahui dana APBD untuk mendampingi BOS
Tujuan kegiatan
2.292.936
Perbandingan hasil hitungan dengan BOS
1. Format Penghitungan
1.688.544
4. Bandingkan BOS_hasil
2. FCD Menghitung Awal
Langkah kegiatan
1.087.101 735.520
1.000.000
1.000.000
710.000 580.000
4. Alokasi Dana APBD
3. Vaiidasi Volume dan harga SD_MI
SMP_MTs
SMA_MA IPA
BOSP 2013 Jenjang
Kebutuhan APBD untuk Pendidikan Gratis
BOSP 2013
SD_MI
738.520
BOSP Pusat
BOSP Prov
Defisit
580.000
30.000
SMK Teknik
BOSP Pusat Total
Jml Siswa
128.520
78.582
10.099.358.640 10.346.858.832
SMP_MTS
1.087.101
710.000
50.000
327.101
31.632
SMA_MA IPA
1.688.544
1.000.000
0
688.544
7.728
5.321.068.032
SMK Teknik
2.292.936
1.000.000
0
1.292.936
8.209
10.613.711.624
Total
36.380.997.128
Gambar Proses Penghitungan BOSP di Kabupaten Batang
Sebagaimana tertuang dalam pasal 7 sangat membantu kami dalam Peraturan Bupati Batang bahwa penyelenggaraan pendidikan, mengingat di pendanaan pendidikan menjadi tanggung masyarakat sudah tertanam pengertian jawab bersama antara pemerintah pusat, sekolah gratis,” ucapnya. pemerintah provinsi, pemerintah Dengan adanya peraturan bupati kabupaten, dan masyarakat. Pasal tentang pendanaan pendidikan di berikutnya menjelaskan, pemerintah Kabupaten Batang, diharapkan sekolah daerah mengalokasikan paling sedikit 20 semakin sejahtera. Dengan begitu, kualitas persen dari APBD untuk fungsi pendidikan lebih meningkat. Sebagaimana pendidikan. Selain itu, pemerintah daerah harapan Ketua Dewan Pendidikan Batang H mengalokasikan sebagian dana pendidikan Yunan Thoha NHD yang menyatakan untuk memberikan bantuan biaya bahwa sekolah sekarang tidak harus pendidikan dan beasiswa kepada peserta memikirkan kebutuhan keuangan karena didik sesuai ketentuan. sudah dicukupi oleh BOS pusat, provinsi Pemangku kepentingan pendidikan dan daerah. Tinggal kini sekolah mulai menyambut baik keluarnya peraturan berbenah untuk meningkatkan kriteria bupati tersebut. Salah satunya, Kepala ketuntasan minimal yang seharusnya SDN Sukomangli 2 Reban Sular SPd. meningkat dari tahun ke tahun. [Nk/Dnr] ”Hasil penghitungan BOSP pendidikan dasar cukup melegakan bagi kami. Apalagi, pemerintah daerah mengalokasikan dana bantuan BOS daerah untuk memenuhi kekurangan yang diberikan pemerintah dan pemerintah provinsi dalam sebuah peraturan bupati,” tuturnya. Rasa senang juga dinyatakan Kepala SMPN 6 Batang Sunarso SPd. ”Kekurangan BOS provinsi dan BOS pusat yang akan Dokumen Perda tentang Pengelolaan dan Penyelanggaraan dipenuhi oleh pemerintah daerah Pendidikan dan Perda Pendanaan Pendidikan di Kabupaten Bantang
Edisi 07, April-Juni 2014 - LENSA PRIORITAS
5
LENSA Daerah Mitra Lokakarya
berkualitas di Jawa Tengah. Berbagai temuan ilmiah dan inovatif ditampilkan oleh 20 sekolah. Mereka mewakili lebih Media pembelajaran hasil kreativitas dari 121 sekolah yang menjadi mitra di Khasbi Istanto, salah satu guru di madrasah tersebut menggunakan batang lima kabupaten, yaitu Semarang, Batang, Purbalingga, Banjarnegara, dan Sragen. singkong sebagai media untuk Semuanya menunjukkan perubahan positif, mengajarkan operasi bilangan positif baik dalam pembelajaran aktif maupun maupun negatif kepada siswa-siswanya. manajemen berbasis sekolah. “Pada waktu Bapak sekolah dulu, Perubahan-perubahan tersebut belum ada media seperti ini, Bapak hanya dikemas apik dalam pameran hasil-hasil menggunakan hafalan untuk menghitung,” pendampingan. Beragam praktik yang baik kenang Wagub. Melihat hasil dan dampak bertema pemanfaatan lingkungan sekolah dari program USAID PRIORITAS Pak sebagai sumber belajar menjadi fokus Heru menyatakan tertarik dengan kreativitas di sekolah untuk meningkatkan program USAID PRIORITAS dan siap kualitas pembelajaran. menindaklanjutinya. Selain itu, dipamerkan pula hasil-hasil ”Program ini sangat bagus untuk pendampingan dari tiga LPTK mitra, yaitu disebarluaskan. Saya berharap Dinas Universitas Negeri Semarang, IAIN Pendidikan Provinsi segera Walisongo, dan Universitas Negeri menindaklanjuti dengan program-program Yogyakarta. Melengkapi pameran dari yang mendorong penyebarluasan,” sekolah dan LPTK, Dinas Pendidikan dan pesannya. Kebudayaan Kabupaten Semarang terpilih Lokakarya keberhasilan atau unjuk mewakili dinas kabupaten mitra untuk karya praktik yang baik merupakan menampilkan hasil pendampingan rangkaian program USAID PRIORITAS penataan guru. [arz] untuk meningkatkan akses pendidikan
Tugas Jadi Intruktur Nasional Lebih Mudah setelah Ikut Pelatihan USAID PRIORITAS
Kurikulum Dengan media belajar tersebut konsep penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan positif ataupun negatif konsepnya lebih mudah dipahami siswa. Setelah melihat demontrasi tersebut, Dirjen Dikdas menyampaikan bahwa proses pembuatan media, pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran, serta proses mengetahui sampai mempresentasikan siswa merupakan proses saintifik yang ada pada kurikulum 2013. “Saya berharap pembelajaran model seperti ini terus dikembangkan oleh USAID PRIORITAS dan disebarluaskan ke daerah-daerah lain,” pesannya. Keterpukauan pada program juga ditunjukkan pada sesi demonstrasi siswa MTsN Sragen yang mendemostrasikan lampu pijar hanya dengan menggunakan buah jeruk nipis. Dalam demonstrasi bersama tersebut, beliau berlama-lama dengan siswa dan rasanya belum puas dengan jawaban yang lugas dari siswa dan ingin menggali lebih jauh tentang proses tersebut. “Kedua jeruk nipis itu diberi tembaga dan logam seng sehingga menghasilkan aliran listrik,” kata Intan Mailan siswa kelas IX. Dia mengatakan, setiap jeruk nipis mengandung zat nitrat sebesar 0,95 volt. “Apabila dihubungkan tembaga dan seng, yakni plus dan minus, akan menghasilkan listrik dan mampu membuat sebuah bola lampu menjadi hidup,” paparnya. [arz]
Ibu Wahyuning Widhiati bersama tim fasilitator instruktur nasional sedang mendampingi peserta pelatihan kurikulum 2013 (6-7/14)
Banjarnegara. “Saya beruntung sebagai fasilitator Kabupaten Banjarnegara yang ikut pelatihan modul II USAID PRIORITAS. Sebab, setelah menjadi intruktur nasional (IN) dan menfasilitasi diklat kurikulum 2013 terasa lebih mudah. Metode yang saya gunakan saya variasikan dengan materi dari USAID PRIORITAS karena sangat efektif. Peserta mengaku senang dan tidak bosan,” ucap Wahyuning Widhiati, fasilitator USAID PRIORITAS yang juga guru bahasa Inggris SMP Negeri 2 Banjarnegara. Materi kurikulum 2013 diberikan kepada fasilitator USAID PRIORITAS sebagai bekal dan penguatan saat implementasi di lapangan. Beberapa materi yang diperkuat ialah mengembangkan kompetensi inti, mendesain pembelajaran tematik,
6
melakukan penilaian otentik, dan menerapkan pendekatan saintifik. Fasilitator juga diajak untuk menerapkan langsung dalam pembelajaran nyata. Dengan begitu, masalah umum yang muncul dalam implementasi bisa disolusikan. “Inovasi dan variasi pelatihan yang saya lakukan pertama-tama saya sampaikan dengan teman IN yang lain. Kemudian kami mendiskusikan bentuk pelatihan yang akan kami lakukan. mulai ice breaking, mengefektifkan slide powerpoint, sampai bentuk lembar kerja yang digunakan untuk melatih peserta. Kami merancang diklat dengan model PAKEM dan berjalan secara efektif. Materi bisa diserap oleh peserta dengan baik, proses lebih menyenangkan, dan banyak diskusi/kerja kelompok,” ujarnya. [Nj/arz]
LENSA PRIORITAS - Edisi 07, April-Juni 2014
Wagub Jawa Tengah didampingi Dirjen Dikdas Kemendikbud, Perwakilan USAID Indonesia dan Direktur USAID PRIORITAS memukul gong penanda acara lokakarya keberhasilan program USAID PRIORITAS dibuka (22/4).
(Dari kiri) Perwakilan PPTK Kemendikbud, Handoko Widagdo, Pak Jamun Efendi, dan Bapak Tri Handoyo dalam diskusi kebijakan penataan dan pemerataan guru (22/4)
LENSA PRIORITAS
LENSA Daerah Mitra
USAID PRIORITAS Inisiasi Anggaran 50,2 Milyar untuk Pendidikan Gratis Karanganyar, ”Tidak menyangka, melebihi ekspektasi kami,” terang Plt Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar Agus Hariyanto MM setelah mendengar alokasi dana untuk pendidikan gratis yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar. Dirinya mengakui, setelah menghitung biaya operasional satuan pendidikan non personalia ideal bersama USAID PRIORITAS tanggal 7-8 November 2013 lalu, tim dari Dinas Pendidikan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, baik dengan BKD, bappeda, DPRD, bagian hukum, dan bupati Karanganyar. Mendengar usulan yang baik dari Dinas Pendidikan dan sejalan dengan visi dan misi pendidikan gratis 12 tahun yang diusung oleh bupati dan DPRD Kabupaten Karanganyar, semua pihak tersebut mendukung implementasi anggaran ini.
“Awalnya, untuk 2014, kami hanya mengajukan Rp 28 milyar untuk mengganti kebutuhan yang selama ini ditanggung oleh masyarakat. Namun, ternyata yang diberikan adalah anggaran ideal hasil penghitungan kami yaitu 50,2 milyar,” tutur Pak Agus. Dinas pendidikan merasa dana tersebut terlalu besar dan belum siap untuk mengelola. Namun, demi kemajuan pendidikan, dinas pendidikan menerima dana tersebut.”Konsekuensi dari besaran dana yang langsung diberikan adalah pertanggungjawabannya. Oleh karena itu kami mengawasi dengan sekuat tenaga agar bisa dipertanggungjawabkan,” ungkapnya. Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Karanganyar Hardyanto Tanjung mengatakan, banyak warga kurang mampu mengharapkan pendidikan gratis sehingga masyarakat yang awalnya sekolah di luar Karanganyar mulai berbondong-bondong
Jumlah Kebutuhan Dana Operasional Sekolah dari BOS Daerah Tahun 2014 No
Bantuan Pemerintah
Jenjang APBN
Jumlah
Jumlah Siswa
Jumlah BOSDa
APBD I APBD II
1 SD/SDLB/MI
580,000
30,000
100,000
710,000
81,652
8,165,200,000
2 SMP/SMPLB/MTs
710,000
50,000
307,500
1,067,500
37,341
11,482,357,500
3 SMA/SMALB/MA
1,000,000
774,000
1,774,000
10,795
8,355,330,000
4 SMK
1,000,000
1,300,000
2,300,000
13,452
17,487,600,000
943
4,715,000,000
5 PAUD/TK
5,000,000
Jumlah
Plt Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar Agus Hariyanto MM
masuk lagi. “Kabar baiknya, siswa-siswa yang kurang mampu sudah berangsurangsur bersekolah. Siswa yang sekolah di luar Karanganyar juga mulai berkurang. Kami berharap Program Pendidikan Gratis 12 tahun di Karanganyar mengurangi kesenjangan pendidikan,” terangnya. “Pelatihan penghitungan BOSP dengan USAID PRIORITAS mengajarkan kami bagaimana menghitung biaya secara ideal. Alhamdulillah, dalam tindak lanjutnya sudah banyak yang menikmati pendidikan gratis di Karanganyar. Saya berterima kasih kepada USAID PRIORITAS karena melatih kami dan mengawali jalan kebijakan pendidikan gratis 12 tahun di Karanganyar yang mulai diterapkan bulan Januari 2014,” kata Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Kebakkramat Karanganyar Sri Lestari MPd setelah mengikuti pelatihan BOSP dan terimplementasikannya hasil penghitungan yang dilakukan dirinya bersama dinas pendidikan dan USAID PRIORITAS. [Ds/arz]
50,205,487,500
Revitalisasi Komite Sekolah, Lakukan Pengukuhan untuk Percontohan Wonosobo - SDN 1 Jengkol, SDN 2 Jengkol, SDN Siwuran, dan SDN Kuripan menyadari pentingnya peran dan fungsi komite sekolah setelah mendapatkan pelatihan manajemen sekolah dari USAID PRIORITAS (29-31/3). Peran tersebut ialah sebagai pemberi pertimbangan, pendukung, pengontrol, dan mediator. Menyadari hal tersebut, sekolah merevitalisasi pengurus komite setelah sebelumnya mengalami kebekuan. Bertempat di pendapa Kecamatan Garung dilaksanakanlah pengukuhan pengurus komite sekolah (26/6). Acara itu dihadiri oleh ketua Dwan Pendidikan Kabupaten Anggota Komite Sekolah menerima ucapan selamat Wonosobo, camat Garung, kepala UPTD Kecamatan Garung, dan koordinator USAID dari camat Garung, dewan pendidikan kabupaten, kepala UPTD Kecamatan Garung, dan koordinator PRIORITAS Kabupaten Wonosobo. USAID PRIORITAS Kabupaten Wonosobo Pak Slamet, fasilitator daerah yang juga pengawas TK/SD Kecamatan Garung, yang mendampingi ke empat SD mitra tersebut. Pak Slamet sebagai pembina melihat bahwa selama ini keberadaan komite di sekolah kurang diberdayakan secara optimal. Padahal, potensi komite sekolah cukup besar. Beliau mengawali dengan mengumpulkan kepala sekolah dan perwakilan komite sekolah yang mengikuti pelatihan MBS. Dalam setiap pendampingan, Pak Slamet memberikan motivasi betapa pentingnya peran komite sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan. Pak Slamet sengaja menggelar kegiatan tersebut sedemikian rupa agar menjadi contoh bagi sekolah dan madrasah di Kecamatan Garung. Dengan terbentuknya pengurus komite sekolah yang baru, diharapkan menjadi awal bagi sekolah untuk melibatkan komite sekolah secara optimal dalam melaksanakan perencanaan, mengawal kegiatan, monitoring dan evaluasi, serta pelaporan. [Se]
LENSA PRIORITAS
Edisi 07, April-Juni 2014 - LENSA PRIORITAS
7
LENSA Praktik yang Baik Daerah Mitra USAID PRIORITAS Jawa Tengah Siap Diseminasikan Program
pendamping dan pendukung implementasi tersebut,” ujarnya dalam diskusi (16/6). “Kabupaten Blora tempo hari telah lainnya, yaitu Banjarnegara, Semarang, sepakat dengan USAID PRIORITAS untuk Purbalingga, Batang, dan Sragen, siap untuk menata guru melalui program penataan mendiseminasikan program yang telah di dan pemerataan guru. Kami sudah siapkan latihkan selama satu tahun. anggaran 50 juta sebagai dana pendamping Untuk memfasilitasi progam diseminasi kegiatan itu,” tambah Bapak Achmad tersebut diadakan pertemuan di 13 Wardoyo, Kepala Dinas Pendidikan, kabupaten tersebut mulai tanggal 16 Juni Pemuda, dan Olah raga dalam diskusi sampai dengan 10 Juli 2013. Banyak perencanaan diseminasi di Kabupaten kesepakatan yang diambil untuk Blora (20/6). memeratakan progam praktik yang baik Koordinator USAID PRIORITAS Peserta diskusi perencanaan diseminasi SD/MI Kabupaten Blora sedang berdiskusi dipandu R. Sarjita yang telah difasilitasi oleh USAID Provinsi Jawa Tengah Dr Nurkolis MM PRIORITAS, baik melalui modul I, modul 2, menjelaskan, program kerjasama tahun atau modul-modul yang digunakan pada kedua akan diawali dengan diskusi Sebanyak 13 kabupaten mitra USAID program decentralized basic education perencanaan diseminasi dan dilanjutkan PRIORITAS di Jawa Tengah telah dua dengan melatih fasilitator daerah mitra tahun lebih bekerjasama. Banyak program (DBE). Semua kabupaten sepakat bahwa dengan modul 2. Selanjutnya, untuk yang didiseminasikan mulai dari bidang program yang diawali oleh USAID program manajemen daerah, USAID manajemen sekolah, pembelajaran aktif PRIORITAS adalah praktik yang baik, PRIORITAS juga telah menyiapkan baik PAKEM atau Pembelajaran sehingga pemangku kepentingan di fasilitator dari service provider yang terdiri kontekstual dan manajemen di tingkat kabupaten akan menyebarkan agar semua dari dosen LPTK Mitra dan LPMP Jawa daerah yaitu program penataan dan daerah merasakan manfaatnya. Tengah. pemerataan guru, serta penghitungan Komitmen itu disampaikan oleh “USAID PRIORITAS menyiapkan biaya operasional satuan pendidikan pemangku kepentingan di setiap daerah. anggaran Rp 100 juta untuk melakukan (BOSP). Di antaranya, Kasi SMP Disdikpora diseminasi di setiap kabupaten. Memasuki tahun ketiga, tujuh Kabupaten Jepara Muhammad Syifa. Regulasinya sesuai aturan di USAID kabupaten (Blora, Grobogan, Jepara, “Sudah disiapkan dana Rp 100 juta pada PRIORITAS dan cara kerja sama silakan Demak, Kudus, Boyolali, Purworejo, dan dana alokasi khusus untuk implementasi dikoordinasikan dengan masing-masing Karanganyar) melanjutkan kemitraan koordinator kabupaten,” jelasnya. [arz] dengan USAID PRIORITAS sampai dengan kurikulum 2013 tahun 2014. Kami pertengahan tahun 2015. Lima kabupaten berharap dari USAID PRIORITAS menjadi
Maksimalkan Pelayanan Pendidikan dengan Penataan Guru Sragen. Kabupaten Sragen terpilih oleh USAID PRIORITAS menjadi pilot program implementasi penataan dan penataan guru (PPG). Mengawali kegiatan implementasi, Kabupaten Sragen telah didampangi untuk membuat perencanaan kebijakan. Di antaranya, penggabungan sekolah (regrouping) jenjang sekolah dasar, dan guru mobilitas untuk guru mapel di SD dan SMP. “Regrouping untuk tahun 2014 menjadi satu kebijakan yang wajar kalau dilakukan bila melihat hasil analisis data yang dilakukan bersama USAID PRIORITAS,” papar Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen Ibu Endang Handayani MM di hadapan undangan pembahasan kebijakan program PPG (23/4) Dalam implementasi kebijakan penataan guru di Kabupaten Sragen, dinas pendidikan bersama USAID PRIORITAS terlebih dahulu berkoordinasi dan berdiskusi dengan badan kepegawaian daerah, badan perencanaan daerah,
8
DPPKAD, PGRI, dewan pendidikan dan DPRD untuk merencanakan formula yang paling sesuai. Setelah tersepakati tindakan yang akan dilakukan kemudian dilaporkan kepada bupati. “Setelah mendapat ijin dari Pak Bupati, kemudian kami mengumpulkan Kepala UPTD Pendidikan untuk memberikan usulan sekolah dasar yang potensi untuk dilakukan penggabungan. Data dari Kepala UPTD Pendidikan di kecamatan kemudian kami sinkronkan dengan data olahan SIMPK Dapodik yang telah diolah bersama-sama USAID PRIORITAS,” jelas Plt kepala dinas pendidikan yang juga menjabat asisten II ini. Setelah kegiatan dilakukan di Sragen, selanjutnya akan dilaksanakan di Kabupaten Batang, Banjarnegara, dan Purbalingga. Mark Heyward advisor bidang manajemen dan pemerintahan USAID PRIORITAS menjelaskan bahwa model yang sudah dibuat di Sragen akan dipakai oleh seluruh kabupaten mitra USAID
LENSA PRIORITAS - Edisi 07, April-Juni 2014
PRIORITAS di Indonesia. “Kami senang program ini sudah dapat diterima dan diimplementasikan di Sragen. Pogram ini merupakan upaya memaksimalkan sumber daya manusia pendidikan untuk pelayanan terbaik bagi siswa. Pengalaman di Sragen akan kami jadikan bahan untuk implementasi ke daerah mitra lain di Indonesia.” katanya.
Gambar atas: Tim USAID PRIORITAS yang bertemu bupati Sragen (tengah) menyampaikan program penataan guru. Gambar bawah. Fasilitator dari LPMP memfasilitasi kepala UPTD se-Kabupaten Sragen.
LENSA PRIORITAS
LENSA Praktik yang Baik
Pak Joko dan salah seorang siswa melakukan apersepsi
Siswa mengukur frekuensi dan getaran dengan alat sederhana
Siswa menganalisis data
Siswa mempresentasikan hasil pengukuran
Memanfaatkan Bandul Sederhana untuk Belajar Getaran Yogyakarta - Guru memulai dengan meminta satu siswa untuk memperagakan empat ayunan dengan panjang tali dan massa yang berbeda. Kemudian guru bertanya “ayunan mana yang akan ikut berayun, jika ayunan tertentu digetarkan. Mengapa hal itu bisa terjadi?” tanya guru menanyakan gerakan tersebut. Pertanyaan selanjutnya yang diberikan yaitu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi getarannya. Setelah siswa termotivasi kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan bersama dengan siswa. Kegiatan selanjutnya yang dilakukan yaitu membentuk kelompok secara heterogen menjadi 6 kelompok. Lalu guru membagi Lembar Kerja Kegiatan (LKK) dan membimbing siswa memahami petunjuk kerja dalam LKK. Setiap keompok menyiapkan alat dan bahan untuk eksperimen. Kali ini mereka
menggunakan alat sederhana dari penghapus, tutup botol minuman, dan pemberat lain. Pemberat ini diikatkan pada bangku yang ditata sedemikian rupa. Setiap kelompok terlihat bekerjasama sesuai petunjuk kerja dalam LK. Setelah Kelompok memasukkan data hasil eksperimen dan menganalisis data. Guru membimbing dalam kegiatan analisis data tersebut. Guru memberikan kesempatan masing-masing siswa membuat laporan eksperimen secara individu setelah data dianalisis secara bersama-sama. Kemudian memberikan kesempatan kepada kelompok untuk mempersiapkan presentasi yang kemudian dilanjutkan dengan perwakilan masing-masing kelompok untuk menyampaikan kesimpulan hasil diskusi kepada kelompok lain. Setelah sesi pesentasi, guru memberikan konfirmasi untuk meluruskan konsep atau teori yang telah
dipresentasikan oleh siswa dilanjutkan dengan bersama siswa menyimpulkan hasil eksperimen dan mengecek pencapaian tujuan pembelajaran. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang bekerja dengan baik dan dilanjutkan dengan meminta masingmasing kelompok memajangkan hasil kerja di LK. Di akhir pembelajaran guru bersama siswa menyimpulkan tentang fekuensi, periode getaran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. “Saya senang sekali belajar dengan model ini. ternyata belajar konsep tidak selalu harus di dalam Lab dan dengan alat sederhana pun sudah bisa mempelajari tentang proses getaran benda,” terang Anis Siswa kelas VIIID dalam refleksi seusai pembelajaran. [arz] * Pelaku: Joko Arifin, S.Pd peserta dari SMPN I Bukateja Purbalingga dalam praktik mengajar TOT Modul II SMP/MTs di SMPN I Yogyakarta
Dukung Penataan Guru dengan Peraturan Bupati Kabupaten Semarang telah menerapkan kebijakan penggabungan sekolah dasar negeri. Untuk mendukung kebijakan tersebut, dibuatkan peraturan bupati tentang penggabungan sekolah dasar negeri. ”Peraturan daerah perlu dibuat untuk menata dan membuat regulasi baku (Dari kiri) Kabid Sekolah Dasar Dinas Pendidikan kebijakan penataan guru, khususnya Kabupaten Semarang Drs Supandi MPd bersama tim USAID PRIORITAS membahas rancangan peraturan bupati kebijakan regroup sekolah dasar negeri. Isi tentang penggabungan sekolah dasar negeri (13/6) peraturan ini ialah pedoman teknis dan alur proses regrouping dilakukan, kriteria Semarang - Kebijakan penataan dan sekolah yang akan di-regroup, aset sekolah, pemerataan guru menjadi kewajiban sampai pihak-pihak yang terlibat dalam kabupaten setiap tahun untuk kebijakan tersebut. Tujuan akhir kebijakan melaporkannya kepada pemerintah ini adalah memaksimalkan pelayanan provinsi berdasar peraturan bersama lima sekolah kepada peserta didik,” terang Drs menteri. Salah satu kebijakan untuk Supandi MPd, Kabid Sekolah Dasar Dinas menata guru berupa penggabungan Pendidikan dan Olahraga Kabupaten sekolah atau regrouping. Semarang.
LENSA PRIORITAS
Hari Riyadi, spesialis bidang manajemen dan pemerintahan USAID PRIORITAS Jawa Tengah, dalam pertemuan pembahasan perbup tersebut (13/6) menyampaikan perlu adanya bab yang secara khusus membahas pengembangan sekolah. ”Sekolah dasar negeri hasil penggabungan perlu ditata dan dikembangkan agar menjadi lebih baik. Pengembangan dilakukan baik pada aspek manajemen sekolah, sarana prasarana sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan, pembelajaran, serta aspek peserta didik. Bentuk pengembangan dapat berupa pembangunan fisik, pelatihan dan pendampingan, serta bentuk capacity building lain yang disepakati oleh dinas pendidikan,” katanya [hr/arz]
Edisi 07, April-Juni 2014 - LENSA PRIORITAS
9
LENSA Praktik yang Baik Tahu Cara Merawat Hewan dan Tumbuhan
Siswa sedang melakukan pembelajaran di lingkungan madrasah.
Lembar Kerja 1
Pak Umar mendampingi siswa mengerjakan lembar kerja I
Yogyakarta - Kegiatan diawali dengan menyiapkan fisik dan psikis anak dalam mengawali kegiatan pembelajaran lewat pemainan menatap warna dan mencium wangi bunga. Siswa diminta menebak isi kotak misterius yang berisi berbagai warna bunga mawar. Kemudian siswa diberi pertanyaan penggiring, yaitu ciri benda dan bagian-bagian yang ada dalam tumbuhan. Beberapa topik pertanyaan tersebut ialah tanaman, indah, dan harum. Pertanyaan itu diberikan sambil menunjuk gambar bunga mawar. Seluruh siswa berdiri dan menyanyikan lagu Lihat Kebunku. Mereka terlihat asyik sambil menggoyang-goyangkan badan. Setelah bernyanyi bersama, siswa mewarnai bunga dan daun secara individu. Pak Umar dan Bu Gusni telah menyiapkan setiap potongan yang akan diwarnai dan ditempel. Setelah mewarnai, siswa menempelkan bunga dan daun secara berkelompok sampai membentuk sebuah tanaman. Siswa bersuka ria membuatnya. Pak Umar dan Bu Gusni dengan telaten mendampingi. Selang 20 menit, siswa dipandu untuk membaca teks dan menirukan teks secara klasikal. Mereka melakukannya dengan membaca berpasangan, lalu membaca bergantian. Dirasa mampu memahami teks, siswa mengisi lembar kerja 1 dan dilanjutkan memberi saran LK siswa lain serta mengisi lembar kerja 2. Setelah selesai, mereka memajangkan LK 1 dan LK 2. Setelah kegiatan pemajangan selesai, siswa mengukur panjang tanaman secara individu, kemudian menjawab pertanyaan di lembar kerja. Ini dilakukan sebagai bagian dari materi matematika. Setelah Pak Umar dan Bu Gusni memeriksa hasil pekerjaan siswa, terlihat siswa mampu menyelesaikan soal dengan baik. Kegiatan selanjutnya ialah menyayangi hewan. Kegiatan dilakukan dengan bernyanyi dan menirukan gerakan hewan. Bu Gusni memutarkan lagu ceria bertema binatang, lalu mengajak siswa menari menirukan gerakan yang diperagakan seperti gerakan bebek, burung, penguin, dan banyak hewan lain. Bu Gusni juga mengajak siswa menirukan suara, cara merawat, dan melestarikan binatang tersebut Pada akhir pembelajaran, siswa menyampaikan refleksi lisan. Setelah itu Pak Umar memantapkan pembelajaran melalui tanya jawab dan refleksi Bu Gusni peserta pelatihan mengajak siswa menirukan gerakan binatang.
10
* Pelaku: Umar Samadi, M.Pd., Dosen PGSD Unnes dan Sri Gusni peserta perwakilan Modernisator dalam ToT Modul II
LENSA PRIORITAS - Edisi 07, April-Juni 2014
Siswa mendiskusikan daun yang didapat dari lingkungan madrasah.
Lebih Bermakna dengan Mengenal Tumbuhan di Lingkungan Nyata Banjarnegara – ”Saya sangat senang dengan pembelajaran IPA karena dapat belajar langsung di alam,” tutur Hilmy, siswa kelas VI MI Muhammadiyah Watubelah, setelah belajar IPA. ”Saya jadi tahu ciri khusus tumbuhan,” tambah Yusup. Dengan mengajak siswa langsung ke alam, siswa benarbenar dapat mengenali, memeriksa, menyentuh, serta memahami jenis tumbuhan tersebut. Tujuannya, membawa siswa dari konsep menuju realita. Hal tersebut yang saya yakini dalam membelajarkan siswa, khususnya dalam pelajaran IPA tema ciri khusus tumbuhan di madrasah. Kegiatan pagi itu saya mulai dengan mengajak siswa untuk menyanyikan lagu Naik-Naik ke Puncak Gunung, kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran dan membagi siswa menjadi empat kelompok. Setiap kelompok diberikan tugas yang sama dengan jenis tumbuhan yang berbeda. Setelah paham akan tugas masing-masing kelompok dalam lembar kerja, siswa berjalan ke luar kelas menuju lingkungan sekitar sekolah untuk mengamati tumbuhan serta mengumpulkan sampel tumbuhan yang telah ditentukan dalam Lembar Kerja. Sekitar 15 menit berlalu, siswa kembali masuk ke dalam kelas untuk mengerjakan lembar kerja, berdiskusi, dan mengeksplorasi dengan bahan bacaan yang sudah ada di meja mereka. Mereka juga dengan sigap membuat bahan untuk presentasi kepada kelompok lain. Selang setelah 30 menit berlalu, saya memandu siswa untuk mempresentasikan kepada kelompok lain. Banyak pertanyaan yang muncul dalam diskusi antarkelompok. Setelah selesai presentasi ke masing-masing kelompok, mereka menuliskan poin-poin yang belum mereka pahami untuk kemudian mereka tanyakan di akhir pembelajaran. Setelah sesi presentasi selesai, ketua kelompok memajangkan hasil karyanya di papan pajang dan dilanjutkan dengan kunjung karya ke kelompok lain. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan melakukan tanya jawab hal-hal yang belum dipahami siswa. Setelah tidak ada pertanyaan, saya memandu siswa untuk membuat kesimpulan. Kesimpulan pada hari itu adalah setiap tumbuhan ternyata memiliki ciri khusus yang berbeda antara satu dan yang lain. Setelah siswa paham akan apa yang dipelajari, saya memberikan lembar evaluasi untuk masingmasing individu.* * Penulis dan pelaku: Sugeng Priyanto, S.Pd.I Guru MI Muhammadiyah Watubelah Pagedongan Banjarnegara
LENSA PRIORITAS
PRIORITAS - Praktik yang Baik
LENSA Praktik yang Baik
Aku Buat Kartunya, Aku Buat Aturannya. Asyik.. Banjarnegara - Dari penjajakan dan pre-test materi dasar matematika pada siswa kelas 7 MTs Negeri 2 Banjarnegara didapatkan fakta bahwa 78 persen siswa belum menguasai perkalian bilangan antara 1 sampai 10, sebanyak 15 persen belum lancar, dan hanya tujuh persen yang menguasai perkalian dengan baik. Untuk mengatasi masalah tersebut, saya berinisiatif melatih siswa dengan melakukan permainan kartu perkalian dan pembagian. Tahap awal, saya membagi 45 siswa kelas 7B dalam kelompok kecil dengan anggota 4-5 siswa. Setiap kelompok menerima seratus lembar kartu kosong. Kemudian ketua kelompok membagi tugas kepada anggotanya untuk menuliskan perkalian bilangan antara 1 sampai 10 tanpa ada hasil perkaliannya (untuk lima kelompok) dan lima kelompok lain membuat soal pembagian di bawah seratus. Setelah 20 menit, kartu yang sudah dibuat dikumpulkan dan dikocok secara acak. Tahap kedua, selama 15 menit tiap kelompok merancang sebuah bentuk permainan yang dianggap menarik, kemudian menuliskan aturan permainannya pada selembar kertas HVS. Tahap ketiga, selama 15 menit kelompok mengadakan simulasi permainan kartu sebelum dipresentasikan di kelompok lain. Selanjutnya, selama 15 menit ketua kelompok membawa kartunya pada kelompok lain dan mempresentasikan penggunaan kartu yang dimilikinya, kemudian dicobakan pada kelompok yang dikunjungi. Tahap keempat, permainan kartu berakhir tiap siswa kembali pada kelompoknya. Suasana menjadi ramai dan menyenangkan ketika permainan ini dicoba. Berbagai strategi dimunculkan siswa, ada yang berpasangan, ada juga yang berkelompok. Salah satunya yang dilakukan Andini dan kelompoknya. Permainan yang diciptakan Andini ialah membuat pertanyaan sebanyakbanyaknya dan digilir dari pemain satu ke pemain yang lain.Yang giliran mendapat permainan membuat pertanyaan dan yang pertama menjawab sesuai giliran berhak untuk menaruh kartu yang dipegangnya. Ada juga kelompok berpasangan yang bermain cepat-cepatan dalam menjawab
LENSA PRIORITAS
dan menghabiskan kartu yang dipegangnya. Semakin cepat dan benar jawabannya, kartu yang dipegangnya akan habis dan menjadi pemenang. Pembelajaran ini tidak hanya dilakukan dalam kelas saat itu. Saya dan siswa juga membuat komitmen bersama untuk melakukannya di selasela waktu kosong, baik istirahat, pergantian jam, maupun di rumah. Bentuk penilaian juga berkembang menjadi progres setiap pembelajaran matematika berlangsung. Siswa yang belum maksimal dalam memahami operasi bilangan saya minta sering bermain kartu ini dan mereka senang melakukannya. Tahap terakhir, semua siswa menulis jurnal refleksi dari pembelajaran yang berlangsung. Di luar dugaan, yang tadinya 90 persen siswa tidak suka pelajaran matematika, setelah selesai pembelajaran seratus persen siswa menyatakan sangat suka pelajaran matematika. Alasannya, matematika itu asyik dan menyenangkan. Siswa kompak bertanya, ”Besok pelajarannya apa lagi ya, Bu? Apa yang harus saya lakukan untuk menyiapkannya?” Sejak itu saya selalu dijemput siswa setiap ada jam pelajaran matematika. Selama dua minggu, setiap ada waktu istirahat saya melihat adanya permainan kartu tersebut di dalam kelas. Hal ini menunjukkan bahwa minat dan motivasi belajar matematika pada siswa kelas 7 mulai tumbuh. Tinggal menjaga dan memupuk kemauan mereka menjadi modal utama dalam mencapai keberhasilan belajar matematika. Setelah dua minggu, 80 persen siswa mempunyai nilai di atas 60 pada ulangan harian pertama. Ternyata, ketika membuat sendiri kartunya dan menciptakan sendiri aturannya, mereka lebih merasa memilki pemainan ini. Saya lihat mereka terus mengembangkan model dan strategi bermainnya. *
Siswa kelas 7B asyik membuat kartu perkalian dan pembagian
Siswa dalam kelompok, merancang strategi permainan kartu perkalian
Simulasi memainkan kartu di kelompok
Manfaatkan waktu istirahat untuk bermain kartu perkalian dan pembagian
* Penulis dan pelaku: Agung Sumaryati, S.Pd, Guru Matematika MTs Negeri 2 Banjanegara dan Fasilitator USAID PRIORITAS Kabupaten Banjarnegara
Edisi 07, April-Juni 2014 - LENSA PRIORITAS
11
BINGKAI LENSA PRIORITAS
1
2
3
4
Dalam Acara Lokakarya Keberhasilan Program USAID PRIORITAS di Jawa Tengah (22/4), 20 Sekolah mewakili 5 Kabupaten dan 3 LPTK Mitra serta 1 stand PPG Dinas Pendidikan memamerkan pencapaian program selama 1 tahun kerjasama. Terpilih empat sekolah terbaik diantara yang terbaik.Yakni, tingkat SD/MI (1) Terbaik 1 dari MI Ma’arif Panican Purbalingga (2) Terbaik II dari SDN Sojomerto 1 Batang. Tingkat SMP/MTs (3) Terbaik 1 dari SMPN 7 Batang, dan (4) Terbaik II dari MTs Ma’arif Mandiraja Banjarnegara.
Modul II USAID PRIORITAS dilatihkan kepada fasilitator mitra USAID PRIORITAS untuk tingkat SD/MI (29/4-4/5) dan tingkat SMP/MTs (19-24/5) di Hotel Eastparc,Yogyakarta. Berikut gambaran praktik yang baik dalam pelatihan.
Praktik yang Baik jenjang SMP/MTs
Praktik yang Baik jenjang SD/MI
(13) Peserta sedang mempesentasikan hasil diskusi kelompok tentang film inspiratif dalam kurikulum 2013.
13 5
7
6
(14) Peserta pelatihan mendampingi siswa memahami petunjuk lembar kerja dalam kegiatan memahami bahan kimia dari kemasan makanan dan minuman.
8
15
9
11
14
10
Pendampingan Sekolah Lab
12
(16) dan (17) Ibu Supartinah dan Pak Agung, dosen PGSD UNY, mendampingi guru SD Golo Yogyakarta dalam pembelajaran PAKEM dan Manajemen Berbasis Sekolah. Guru dan staf pendidik secara terbuka berdiskusi dan merefleksikan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I pendampingan.
Keterangan: (5) Dua siswa sedang mengerjakan kegiatan membuat perahu dari barang bekas. Kegitan tesebut memperhatikan perbedaan gender dalam kelas. (6) Sekelompok siswa sedang mengerjakan tugas di lingkungan sekolah, praktik memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai media pembelajaran. (7) Bu Elmi mengajak siswa belajar membuat jus dalam rangkaian tema. (8) Pelajaran olahraga ternyata bisa dipadukan dengan berbagai mata pelajaran lain. (9) Belajar tidak hanya dilakukan dalam kelas, itulah yang dilakukan peserta pelatihan bersama guru kelas untuk mengajarkan siswa tentang jenis-jenis daun. (10) Pak Agus mengajak siswa memahami ciri-ciri binatang. (11) dan (12) Kegiatan membaca dan literasi merupakan bagian penting dalam membentuk pengalaman siswa, karena itu selama 15 menit peserta diajak untuk membaca senyap dan merefleksikannya.
(15) Dr. Sri Sulistyorini peserta pelatihan sedang praktik mengajar tentang teknologi sederhana dan modern pada
16
17
Dapatkan Informasi tentang berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, dan diskusi online forum sekolah di
www.prioritaspendidikan.org LENSA LENSAPRIORITAS PRIORITAS
USAID PRIORITAS: Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students