Edisi
04 Mei - Juli 2013
USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa
www.prioritaspendidikan.org
SWARA PRIORITAS Media Informasi Pendidikan Jawa Timur
Foto: Dian/Communication Specialist
Bertempat di Gedung DPRD Kabupaten Blitar pada 30 Juli 2013 lalu Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar Romelan S.Pd, M.Si (paling kanan) memaparkan hasil analisa data Dapodik dengan aplikasi SIMP-K yang dikembangkan USAID PRIORITAS di depan Wakil Ketua DPRD, Kepala Bappeda, PGRI, Dewan Pendidikan, BKD, staf Dinas Pendidikan dan Kemenag Kabupaten Blitar.
Dispendik Kab. Blitar Alokasikan
Halaman 3 Bupati Madiun Terbitkan SK untuk Fasda Untuk memperkuat eksistensi fasilitator daerah (Fasda) dalam memfasilitasi pelatihan dan pendampingan di sekolah, Bupati Madiun menerbitkan SK Penetapan Fasda.
Halaman 6 Dulu Doyan Sekarang Ngeri Zat aditif pada makanan memiliki efek yang membahayakan tubuh. Hal ini yang coba disampaikan oleh Nur Afifah Alifia, S. Pd Guru SMPN 9 Kota Mojokerto.
Rp 161 Juta sebagai Tindak Lanjut Konsultasi Publik hasil analisa pengolahan data pada Program Pemerataan dan Penataan Guru (PPG) yang dilakukan di Kabupaten Blitar mendapatkan temuan-temuan menarik yang menghasilkan beberapa alternatif kebijakan. Untuk itu Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar telah mengalokasikan dana Rp 161 Juta untuk menindaklanjuti hasil PPG di daerahnya. Konsultasi Publik Program PPG yang digelar di Ruang Paripurna DPRD Kabupaten Blitar dilakukan pada 30 Juli 2013 lalu. Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Blitar Abdul Munib, S.IP; Kepala Bappeda Kabupaten Blitar Ir. Mangatas L. Tobing, MM; Kepala Dispendik Kabupaten Blitar Romelan, S.Pd, M. Si; Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Blitar Sudibyo; perwakilan BKD Kabupaten Blitar; PGRI; staf Dispendik dan Kemenag yang meliputi Kabid, Kasie, UPTD dan pengawas kecamatan di Kabupaten Blitar. Dalam sambutan dan presentasi yang disampaikan oleh Kadispendik, hasil analisa data Dapodik dengan aplikasi SIMP-K (Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Kabupaten/Kota) yang dikembangkan USAID PRIORITAS telah menghasilkan beberapa alternatif kebijakan yang akan di rumuskan oleh tim. Banyak temuan-temuan menarik yang dihasilkan dari hasil analisa. Salah satunya ternyata terdapat kekurangan guru SD sebanyak 1.066 guru dan kelebihan guru SMP. (Bersambung hal 2)
Dispendik Kab. Blitar Alokasikan Rp 161 Juta sebagaiTindak Lanjut “Untuk menindaklanjuti hasil temuan ini, Dispendik bersama BKD akan mengambil langkah penataan guru. Bisa saja nantinya para guru SMP yang berlebih akan menjadi guru SD untuk menutup kekurangan guru SD,” jelasnya. Untuk tahap awal, Dispendik Kabupaten Blitar telah mengalokasikan dana Rp 161 juta untuk kegiatan sosialisasi sistem multigrade sebagai implementasi hasil PPG yang masuk dalam anggaran PAK Kabupaten Blitar. Langkah ini tentu tidak mudah dan akan banyak menghadapi tantangan. Untuk itu Kepala Dispendik membutuhkan dukungan dari kepala daerah dalam membuat payung hukum guna menguatkan dan mendukung pemerataan dan penataan guru di Kabupaten Blitar. Sementara itu Abdul Munib, Wakil Ketua II DPRD Kabupaten Blitar mengungkapkan dukungannya terhadap Program PPG. Apabila hasil penghitungan yang telah dihasilkan dapat langsung diterapkan, beliau yakin akan menghemat dana APBD terkait dengan penerimaan dan pengangkatan CPNS. “Persoalan kekurangan dan kelebihan guru harus segera dituntaskan, untuk itu kami berharap segera ada solusi yang terbaik,” kata Abdul Munib. Beliau berharap apa yang dilakukan oleh Dispendik Kabupaten Blitar dapat ditiru oleh dinas lainnya.
Foto-foto: Dian / Communication Specialist Foto-foto: Dok. USAID PRIORITAS Jatim
Peserta Konsultasi Publik di Kabupaten Blitar dari kiri-kanan: Munthohar (Ka UPTD Selorejo), Luhur Sejati (Ketua PGRI), Mark Heyward (GMS Specialist Jakarta), Silvana Erlina (PC Jatim), Abd. Munib (Ketua II DPRD), Mangatas L. Tobing (Kepala Bappeda), Romelan (Ka Dispendik), Nuryanto (Ka. UPTD Selopuro) dan Suhartono (Kabid Sungram Dispendik).
Sehari sebelumnya, pada 29 Juli 2013, Tim USAID PRIORITAS didampingi oleh Tim Dispendik Kabupaten Blitar telah melakukan pertemuan dengan Sekretaris Daerah Kabupa-ten Blitar Drs. Palal Ali Santosa, MM di Kantor Bupati. Dalam pertemuan tersebut, Tim Dispendik melakukan presentasi hasil PPG. Palal menyatakan dukungannya terhadap Program PPG, apalagi bila hasilnya membantu pemerataan dan penataan guru serta menghemat dana APBD. “Saya melihat program-program yang dikembangkan oleh USAID PRIORITAS memberi manfaat yang besar untuk Kabupaten Blitar. Untuk itu saya sangat mendukung dan berharap kedepan program-program yang dikembangkan di 2 kecamatan di tahun ke-2 dapat dikembangkan ke seluruh kecamatan di Kabupaten Blitar,” terangnya. (Dkd/Triana DC Kabupaten Blitar)
Mendukung Program PPG
Kekurangan Guru Terselesaikan
Drs. Palal Adi Santosa, MM
Ketua Dewan Pendidikan
Sekda Kabupaten Blitar
Kabupaten Blitar
Sudibyo
“Saya melihat program yang dikembangkan oleh USAID PRIORITAS sangat bagus dan banyak memberi manfaat untuk pemerintah daerah, salah satunya adalah PPG. Saya berharap hasil dari Program PPG dapat segera diterapkan minimal di lingkungan Dispendik sebagai pilot project.”
2
Swara Prioritas Edisi 4, Mei - Juli 2013
“Kekurangan guru selalu menjadi masalah setiap tahun. Program PPG mampu menghasilkan temuan kekurangan dan kelebihan guru di Kabupaten Blitar. Meskipun nantinya pemerataan guru dimana guru SMP bisa saja menjadi guru SD, masalah kekurangan guru dapat terselesaikan sehingga menghemat APBD.”
Bupati Madiun Terbitkan SK untuk Fasda Untuk memperkuat eksistensi fasilitator daerah (Fasda) dalam memfasilitasi pelatihan dan pendampingan di sekolah, Bupati Madiun menerbitkan SK Penetapan Fasda USAID PRIORITAS Kabupaten Madiun. SK Bupati bernomor 188.45/1314/KPTS/402.031/2013, membuat kehadiran Fasda di Kabupaten Madiun telah memiliki payung hukum yang jelas. Kabupaten Madiun secara keseluruhan memiliki 30 Fasda, yang terdiri dari 10 orang fasilitator MBS, dan 20 orang fasilitator pembelajaran dari dua kecamatan, Mejayan dan Geger. Mereka semua telah mengikuti TOT yang diselenggarakan USAID PRIORITAS.
Pertemuan ini juga menjadi ajang curhat Fasda terkait masalah-masalah pendidikan di wilayahnya dan dapat terselesaikan berkat masukan dan berbagi pengalaman dari para Fasda. “Iuran Fasda dilakukan seikhlasnya mulai Rp 5 ribu. Dana ini dikelola bersama untuk konsumsi dan pengadaan fotocopy bahan-bahan diskusi,” terang Suratno, M. Pd Koordinator Fasda SD/MI dari Kecamatan Mejayan.
“Pertemuan rutin Fasda dengan iuran mandiri memberi manfaat yang besar untuk saya. Selain sebagai ajang berkumpul para Fasda yang dilakukan sebulan sekali, beragam masalah yang dihadapi juga terpecahkan dalam pertemuan ini,”
Tidak berpuas diri pasca mengikuti ToT, para Fasda rutin bertemu sebulan sekali dengan iuran mandiri. Tempatnya pun berpindah-pindah, dalam suasana pertemuan yang santai namun bermakna. Lewat pertemuan tersebut, banyak hal yang dibahas dan beragam masalah dapat terpecahkan bersama. Diantaranya mereviu modul yang sudah diberikan saat ToT, persiapan beragam kegiatan USAID PRIORITAS di Kabupaten Madiun, dan melakukan diskusi implementasi program di sekolah masing-masing.
Tinuk Rachmawati S. Pd Guru Mapel IPS MTs Al Basmalah Kecamatan Wonoasri Kab. Madiun
Pada kegiatan pertemuan Fasda yang digelar di dinas terkait, beberapa pengambil kebijakan juga berkesempatan hadir dan ikut dalam diskusi. Dengan kehadiran para pejabat dinas tersebut harapannya kendala-kendala yang ditemui Fasda terutama terkait birokrasi dapat segera teratasi.
Foto: Cahyadi/DC Madiun
Fasda Kabupaten Madiun melakukan pertemuan rutin setiap bulan dengan didampingi oleh District Coordinator. Mereka rutin melakukan kegiatan dengan dana iuran mandiri dengan tujuan untuk saling berbagi ilmu dan memecahkan masalah bersama.
“Pertemuan rutin Fasda dengan iuran mandiri memberi manfaat yang besar buat saya. Selain sebagai ajang berkumpul para Fasda yang dilakukan sebulan sekali, beragam masalah yang dihadapi juga terpecahkan dalam pertemuan ini. Saya berharap kegiatan rutin ini bisa terus dilakukan,” kata Tinuk Rachmawati S. Pd, Guru Mapel IPS di MTs Al Basmalah Kecamatan Wonoasri Kabupaten Madiun. (Cahyadi Wahono, DC USAID PRIORITAS untuk Kabupaten Madiun)
Sri Astuti S. Pd, M. Pd, Pengawas TK/SD UPTD Kec. Panji Kab. Situbondo
Bangga Ditunjuk sebagai Fasda Ditunjuk sebagai Fasilitator Daerah (Fasda) oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Situbondo menjadi kebangaan tersendiri untuk Sri Astuti S. Pd, M. Pd, Pengawas TK/SD UPTD Kec. Panji Kabupaten Situbondo. “Ditunjuk sebagai Fasda merupakan kebanggaan sekaligus beban berat yang saya emban. Terpilih sebagai DF oleh Dispendik memberikan apresiasi terhadap kinerja
saya selama ini. Namun beban yang harus saya tanggung bahwa saya sekarang berada di garda depan untuk memajukan kualitas pendidikan di Kabupaten Situbondo,” ungkapnya. Wanita yang pernah bergabung di Program USAID Managing Basic Education (MBE) berjanji akan bekerja sebaik mungkin mengemban tugas sebagai DF. (Dkd)
Foto: Dian / Communication Specialist
Swara Prioritas Edisi 4, Mei - Juli 2013
3
Diseminasi di Jatim Capai Rp 2 Milyar Lebih Diseminasi dengan dana mandiri maupun APBD dari Pemkab di Jatim sejak September 2012 hingga September 2013 mencapai 2 Milyar lebih. Kegiatan tersebut dilakukan di 7 kabupaten/kota mitra USAID DBE yakni Bangkalan, Sampang, Tuban, Sidoarjo, Bojonegoro, Nganjuk dan Kota Mojokerto. Respon kabupaten / kota mitra USAID DBE terhadap diseminasi cukup tinggi. Sejak 2012 lalu, tujuh dari delapan mitra USAID DBE telah banyak melakukan diseminasi, yakni diseminasi pelatihan untuk pembelajaran (PAKEM dan CTL) yang diikuti oleh guru, kepala sekolah dan pengawas, serta diseminasi penghitungan BOSP dan RENSTRA. Hal ini tentu disambut baik sebab kesadaran pemerintah kabupaten/ kota untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui dana APBD dan mandiri meningkat.
Pendidikan Kabupaten Tuban untuk merumuskan kebijakan dan penentuan anggaran. (M. Adri Budi/GMS Specialist USAID PRORITAS Jatim) Salah satu kelompok berdiskusi dalam Diseminasi Pelatihan MBS yang digelar di Sidoarjo, 4-6 Juli 2013.
Hasil diseminasi juga menjadi panduan pemerintah kabupaten setempat untuk membuat kebijakan-kebijakan strategis. Seperti di Kabupaten Tuban, diseminasi penghitungan BOSP menghasilkan kebijakan yang dipakai sebagai panduan oleh Dinas
Foto: Khudori/DC Sidoarjo-Pasuruan
Diseminasi di Jatim Periode September 2012 - September 2013 NO
KEGIATAN DISEMINASI
KAB/KOTA
PELAKSANAAN
BIAYA
SUMBER DANA
Tahun 2012 1
Pelatihan MBS dan SIMA
Bangkalan
Sept - Nov 2012
Rp
666,000,000
APBD
2
Pelatihan SPM, AKPK dan SIMA
Sampang
Sept - Nov 2012
Rp
150,000,000
APBD
Tahun 2013 3
Pelatihan SDS dan LKT (BOS)
Kota Mojokerto
18 - 22 Februari 2013
Rp
130,000,000
APBD
4
Pelatihan LKT (BOS)
Bojonegoro
Maret - April 2013
Rp
300,000,000
Penerbit Swasta
5
Pelatihan MBS
Bangkalan
16 - 18 April 2013
Rp
110,979,500
APBD
6
Review RENSTRA
Sidoarjo
6 - 8 Mei 2013
Rp
125,500,000
APBD
7
Pelatihan CTL
Bojonegoro
11 - 13 Mei 2013
Rp
8,000,000
Dana Mandiri
8
Pelatihan PAKEM
Sidoarjo
21 - 23 Mei 2013
Rp
8,500,000
Dana Mandiri
9
Pelatihan CTL
Sidoarjo
29 - 31 Mei 2013
Rp
100,000,000
10
Pelatihan PAKEM
Sidoarjo
3 - 5 Juni 2013
Rp
7,000,000
11
Penghitungan BOSP
Tuban
10 - 14 Juni 2013
Rp
50,000,000
12
Pelatihan PAKEM
Sidoarjo
17 - 19 Juni 2013
Rp
8,500,000
Dana Mandiri
13
Pelatihan PAKEM
Sidoarjo
17 - 19 Juni 2013
Rp
10,000,000
Dana Mandiri
14
Pelatihan MBS
Sidoarjo
4 - 6 Juli 2013
Rp
140,000,000
APBD
15
Penyusunan RENSTRA
Sampang
29 - 31 Juli 2013
Rp
35,000,000
APBD
16
Penyusunan APP
Sampang
26 - 28 Agustus 2013
Rp
35,000,000
APBD
17
Pelatihan PAKEM
Kota Mojokerto
21 - 22 Agustus 2013
Rp
5,970,000
Dana Mandiri
18
Pelatihan PAKEM
Nganjuk
10 - 12 September 2013
Rp
10,850,000
Dana Mandiri
19
Pelatihan MBS dan PAKEM
Tuban
16 - 18 September 2013
Rp
30,000,000
APBD
20
Pelatihan PAKEM
Tuban
19 - 21 September 2013
Rp
32,000,000
APBD
21
Pelatihan MBS
Tuban
23 - 25 September 2013
Rp
32,000,000
APBD
22
Pelatihan PAKEM
Sidoarjo
23 - 25 September 2013
Rp
18,000,000
Dana Mandiri
23
Pelatihan MBS
Nganjuk
24 - 26 September 2013
Rp
9,230,000
Dana Mandiri
24
Pelatihan CTL
Tuban
30 Sept - 2 Okt 2013
Rp
60,000,000
APBD
TOTAL
4
Swara Prioritas Edisi 4, Mei - Juli 2013
Rp 2,082,529,500
APBD Dana Mandiri APBD
Menyelesaikan Soal FPB dan KPK dengan Media Kertas Warna-warni
Belajar Matematika Semudah Membuat Prakarya
Abdul Kamid, S. Pd
Saat pelajaran Matematika, siswa tak jarang kebingungan ketika harus mengerjakan soal-soal yang berhubungan dengan Faktor Persekutuan Terbesar (FPB). Apalagi apabila soal yang diberikan adalah soal cerita yang membutuhkan daya nalar yang tinggi. Hal inilah yang mendorong Abdul Kamid, S.Pd Guru Kelas VI menggunakan media kertas warna warni untuk menyelesaikan soal-soal FPB.
Guru Kelas VI SDN Sedatigede 2
“Kertas warna warni diumpamakan sebagai benda-benda yang biasanya ada di soal cerita Matematika. Dasar penghitungan FPB adalah mencari bilangan prima dengan perumpamaan pasangan dari benda-benda tersebut. Melalui media kertas warna warni, siswa dapat membuat pohon faktor dengan memasangkan kertas warna A dengan B sehingga dapat terbagi dengan rata,” terang guru yang murah senyum ini.
Foto-foto: Dian/Communication Specialist
Kabupaten Sidoarjo
Abdul Kamid memberi contoh soal di papan tulis dimana ada 12 apel dan 18 jeruk. Apabila ke-12 apel dan 18 jeruk tersebut dibagi rata dalam kantong-kantong plastik, maka berapa kantong plastik yang berhasil dibagi dan berapa apel dan jeruk di dalam masing-masing kantong plastik? Setiap kelompok kemudian menggunting 12 potong kertas merah sebagai perumpamaan apel dan 18 potong kertas kuning sebagai perumpamaan jeruk. Menggunakan media lantai siswa membagi sama kertas merah dan kuning, dan memasukkannya ke dalam kantong plastik. Sehingga hasilnya terdapat 6 kantong plastik masing-masing berisi 2 apel (KPK) dan 3 jeruk FPB). Hal ini tentu saja memudahkan siswa untuk menyelesaikan soal-soal cerita yang diberikan oleh guru. Setiap kelompok antusias menyelesaikan 6 soal yang diberikan oleh guru dalam waktu yang singkat dan dapat menjawab semua soal dengan benar. Matematika yang biasanya menjadi pelajaran momok, diikuti siswa dengan penuh antusias. “Mengikuti pelajaran Matematika hari ini seperti sedang membuat prakarya,” celetuk salah seorang siswa sambil menggunting kertas warna warni dengan gembira. (Dkd)
Guntingan kertas warna warni digunakan untuk menghitung bilangan prima pada soal cerita.
Pelajaran Matematika Kelas VI Materi Pembelajaran : Melakukan pengerjaan hitung bulat dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar : Menggunakan sifat-sifat pengerjaan hitung termasuk pengerjaan hitung campuran FPB dan KPK Alat dan bahan : kertas warna warni, kantong plastik, gunting, spidol Penilaian :
Proses: fokus teknik penyelesaian soal.
Siswa dapat menentukan FPB dari dua bilangan atau lebih
Siswa menentukan KPK dari dua bilangan atau lebih
Hasil: tes tulis fokus penyelesaian soal menemukan FPB dan KPK Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat menyelesaikan pengerjaan hitung dengan menggunakan sifat komutatif, distributif dan campuran
Siswa dapat menyelesaikan masalah sehari-hari yang berhubungan dengan FPB dan KPK
Kegiatan Utama USAID PRIORITAS Jatim Bulan Agustus - Oktober 2013
Studi visit 5 kabupaten mitra USAID PRIORITAS ke wilayah mitra USAID DBE (Agustus 2013) Studi visit 3 sekolah lab LPTK mitra USAID PRIORITAS ke wilayah mitra USAID DBE (Oktober 2013) Pelatihan tingkat sekolah meliputi PAKEM, CTL dan MBS di 5 Kabupaten mitra USAID PRIORITAS Jatim (Agustus - Oktober 2013) MONEV mahasiswa mitra LPTK mitra USAID PRIORITAS yang sedang melakukan PPL (Agustus - September 2013) MONEV di 5 kabupaten mitra USAID PRIORITAS Cohort 1 dan 2 kabupaten mitra Cohort 2 (Oktober - November 2013) Penyusunan modul Matematika oleh LPTK mitra USAID PRIORITAS dan perwakilan sekolah yang ditunjuk (Agustus - Oktober 2013)
Penetapan Kohort 2 USAID PRIORITAS Jatim (Kabupaten Lumajang dan Ngawi) (September - Oktober 2013)
Swara Prioritas Edisi 4, Mei - Juli 2013
5
Mengenali Zat Aditif Makanan dan Minuman
Dulu Doyan Sekarang Ngeri Zat aditif pada makanan memiliki efek yang membahayakan tubuh. Hal ini yang coba disampaikan oleh Nur Afifah Alifia, S. Pd Guru SMPN 9 Kota Mojokerto melalui Pelajaran Kimia Kelas VIII Materi Pembelajaran Bahan Kimia dalam Kehidupan dengan Kompetensi Dasar (KD) Mendeskripsikan zat aditif pada makanan dan psikotropika. Mengawali kegiatan pembelajaran, guru yang akrab disapa Bu Afifah ini menugaskan setiap kelompok membawa beberapa bekas bungkus makanan dan minuman ringan dari rumah masing-masing. Mereka kemudian ditugaskan mencermati kandungan zat aditif makanan pada kemasan melalui bahan pembuatan yang tertera. Usai menemukan beberapa zat aditif makanan dan minuman, setiap kelompok kemudian mencari informasi di internet tentang zat aditif tesebut, mengidentifikasi dan mengobservasi bahaya dari zat aditif tersebut. “Mereka menemukan zat aditif pada pemanis, pengawet dan penyedap yang tertera di bungkus makanan dan minuman,” terang Afifah. Banyak siswa tercengang membaca hasil temuan mereka di internet. Misalnya saja Monosodium Glutamat (MSG) yang banyak ditemukan pada camilan ringan, ternyata apabila dikonsumsi dalam jangka panjang dapat mengakibatkan kerusakan sel syaraf otak dan kanker. “Hi…….ngeri ya……….padahal saya dan adik saya dulu doyan sekali camilan ringan yang mengandung MSG. Sekarang nggak lagi deh,” ungkap Jessica Maycitra Rakhma, salah satu Siswa kelas VIII. Setiap kelompok kemudian mengisi Lembar Kerja (LK) dari hasil temuan, identifikasi dan observasi. Mereka kemudian melanjutkan pembelajaran dengan membuat tabel ‘Identifikasi Makanan dan Minuman’, kemudian menempelkan bekas bungkus makanan dan minuman beserta kandungan zat
Hasil kerja kelompok, tabel mengidentifikasi zat aditif pada makanan dan minuman.
aditif dan pengaruhnya untuk manusia dan lingkungan sekitar. Siswa tampak antusias mengikuti pembelajaran ini, apalagi mereka menemukan sendiri bahaya zat aditif pada makanan dan minuman yang sering mereka temukan sehari-hari. Usai membuat tabel, setiap kelompok kemudian mempresentasikannya di depan kelas. Hasil kerja siswa tersebut kemudian ditempel di dinding kelas. Para siswa tampak serius melihat hasil kerja teman-temannya. Beberapa diantaranya bahkan ada yang mengabadikannya melalui kamera handphone miliknya. “Saya mau tunjukkan tabel ini pada adik saya supaya dia tidak lagi gemar mengonsumsi makanan dan minuman ringan yang banyak mengandung zat aditif,” terang Jessica. Afifah mengamati kegiatan ini diikuti siswa dengan hasil yang memuaskan. “Saya puas dengan hasil kerja siswa. Mereka menemukan sendiri kandungan zat aditif pada makanan dan minuman yang mereka temui sehari-hari. Bahkan beberapa diantara siswa tidak mau lagi mengonsumsi makanan dan minuman tersebut. Ini menunjukkan bahwa siswa menyadari bahaya zat aditif tersebut untuk tubuh mereka,” terangnya. (Dkd) Pelajaran Kimia Kelas VIII Materi Pembelajaran : Bahan Kimia dalam Kehidupan Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan zat aditif pada makanan dan psikotropika Alat dan bahan : bekas bungkus makanan dan minuman, laptop, modem, LK, kertas karton, spidol, internet
Nur Afifah Alifia, S. Pd
Penilaian :
Guru Kimia SMPN 9
Proses: kemampuan mencari informasi di internet, keaktifan, kerjasama & presentasi
Hasil: pembuatan tabel zat aditif pada makanan & minuman Tujuan Pembelajaran :
Foto-foto: Dian/Communication Specialist
Kelompok diskusi Kelas VIII sedang mengidentifikasi zat aditif yang terdapat pada kemasan makanan dan minuman yang mereka bawa dari rumah.
6
Swara Prioritas Edisi 4, Mei - Juli 2013
Siswa mengidentifikasi zat aditif pada bekas bungkus makanan dan minuman
Siswa mengobservasi efek negatif zat aditif makanan dan minuman pada tubuh dan lingkungan sekitar
Siswa mencari informasi di internet terkait kandungan zat aditif pada bungkus makanan dan minuman
Siswa membuat tabel identifikasi makanan dan minuman Siswa dapat mempresentasikan hasil temuannya
LPTK Menunjuk Sekolah Lab sebagai Sekolah Mitra Bersama USAID PRIORITAS Jatim Tiga mitra USAID PRIORITAS Jatim yakni Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya dan Universitas Negeri Malang (UM) menunjuk sekolah lab mitra LPTK sebagai sekolah mitra USAID PRIORITAS Jatim. Masing-masing sekolah lab akan memilih 6 SD/MI dan 3 SMP/MTs. Sekolah lab yang dimaksud adalah sekolah yang telah bermitra dengan LPTK dan digunakan sebagai tempat praktik mengajar mahasiswa LPTK mitra. Kepala sekolah dan guru dari sekolah tersebut nantinya akan dilibatkan dalam agenda kegiatan yang sama dengan sekolah-sekolah mitra kabupaten, yakni adanya study visit ke sekolah mitra USAID DBE, pelatihan dan pendampingan dari USAID PRIORITAS. Tahukah Anda? ALFHE
= Active Learning for Higher Education
APE
= Alat Peraga Edukasi
APM
= Alat Peraga Murah
BKD
= Badan Kepegawaian Daerah
BOSP
= Biaya Operasional Satuan Pendidikan
CTL
= Contextual Teaching and Learning
Dapodik
= Data Pokok Pendidikan
PRIORITAS
= Decentralized Basic Education
DF
= Distrik Fasilitator
Dindik
= Dinas Pendidikan
Dispora
= Dinas Pendidikan dan Olahraga
EGRA
= Early Grade Reading Assessment
FGD
= Focus Group Discussion
IAIN
= Institut Agama Islam Negeri
IPM
= Indeks Pembangunan Manusia
KD
= Kompetensi Dasar
Kemenag
= Kementrian Agama
Kemendikbud
= Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
LAKIP
= Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
LPTK
= Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
PAKEM
= Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan
PPGP
= Penataan dan Pemerataan Guru PNS
PSBG
= Pusat Sumber Belajar Gugus
PRIORITAS
= Prioritizing Reform, Innovation, Opportunities for Reaching
RENJA
= Rencana Kerja
RENSTRA
= Rencana Strategis
RKAS
= Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
RKS
= Rencana Kerja Sekolah
RPP
= Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPJM
= Rencana Pembangunan Jangka Menengah
SD
= Sekolah Dasar
SMP
= Sekolah Menengah Pertama
UM
= Universitas Negeri Malang
UNESA
= Universitas Negeri Surabaya
Indonesia’s Teacher, Administrators, and Students
Tujuan penunjukan sekolah mitra ini sebagai upaya menindaklanjuti kerjasama yang telah disepakati bersama antara USAID PRIORITAS dan LPTK untuk meningkatkan kompetensi pendidik dari sekolah lab yakni kepala sekolah dan guru, melalui pelatihan dan pendampingan yang dikembangkan oleh USAID PRIORITAS. (Dkd)
Foto: Dian/Communication Specialist
Pertemuan yang dilakukan di IAIN Sunan Ampel dihadiri oleh Wakil Direktur I pada 20 Agustus 2013 lalu membahas pemilihan sekolah lab dan workplan kedepan.
Seuntai Kata Salam Pendidikan! Tidak terasa sejalan dengan waktu, keberadaan USAID PRIORITAS hampir memasuki penghujung tahun ke-2. Banyak kegiatan yang sudah dilakukan antara USAID PRIORITAS dengan mitra di kabupaten/kota khususnya di Jatim. Selama periode Mei-Juli 2013 kegiatan yang aktif dilakukan adalah Program Penataan dan Pemerataan Guru (PPG) dimana Blitar menjadi daerah pilot project.
Silvana Erlina Provincial Coordinator USAID PRIORITAS Jatim
Tanpa dukungan dari semua pihak tentu kami tidak dapat melakukannya secara maksimal. Untuk itu saya atas nama tim USAID PRIORITAS Jatim mengucapkan terima kasih atas dukungan tim LPTK, tim teknis Provinsi Jatim dan tim teknis kabupaten/kota mitra USAID PRIORITAS yang telah melaksanakan kegiatan PPG dengan baik dan menghasilkan data yang digunakan sebagai acuan dalam penataan dan pemerataan guru. Kami juga memberikan apresiasi kepada Distrik Fasilitator (DF) di kabupaten mitra USAID PRIORITAS dengan sekuat tenaga, daya dan pemikiran telah ikut berkontribusi dalam rangka memajukan kualitas pendidikan di daerahnya masing-masing. Kedepan kegiatan study visit dan pelatihan tingkat sekolah di 5 kabupaten mitra USAID PRIORITAS akan segera dilakukan. Selamat berkarya dan semoga sukses.
Swara Prioritas Edisi 4, Mei - Juli 2013
7
USAID PRIORITAS Jatim Tambah Dua Distrik Baru USAID PRIORITAS Jatim merambah ke dua distrik baru untuk Kohort 2 yakni Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Ngawi. Penetapan dua wilayah telah disahkan melalui Sekretariat Daerah Pemprov Jatim No. 420/17555/032/2013 atas nama Gubernur Provinsi Jatim tanggal 30 Agustus 2013.
Surat keputusan tersebut ditindaklanjuti oleh Tim USAID PRIORITAS Jatim melalui koordinasi dengan Pemkab dan Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang (19/9) dan Kabupaten Ngawi (25/9). Keduanya menyambut baik datangnya Program USAID PRIORITAS dan berkomitmen melaksanakan program sesuai dengan rancangan program yang sudah ditetapkan. (M. Adri Budi/GMS Specialist USAID PRORITAS Jatim)
Kabupaten Lumajang dan Ngawi terpilih melalui kriteria yang telah ditetapkan sebagai syarat pemilihan distrik yakni IPM pendidikan rendah, indikator mutu pendidikan rendah namun Pemkab dan dinas pendidikan setempat memiliki komitmen tinggi untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Foto-foto: Adri/GMS Specialist
Pertemuan Tim USAID PRIORITAS Jatim dengan Dispendik Kabupaten Lumajang (kiri) pada 19 September 2013 dan Dispendik Kabupaten Ngawi (kanan) pada 25 September 2013.
Pendapat Mereka
Saya melihat Program PPG akan sangat membantu kabupaten dan menghemat anggaran daerah dalam penataan dan pemerataan guru.
tentang Program PPGP
Ir. Heryani, MM Saya senang dapat terlibat dalam pelatihan PPG di Jatim. Ini ilmu baru yang akan banyak bermanfaat untuk saya.
Staf Dispendik Provinsi Jatim
Wilayah Mitra & LPTK USAID PRIORITAS Jatim:
Dra. Sitti Hajerah Hasyim, M.Si Dosen FE UNM Makassar
Harapan saya PPG bisa menjadi solusi penataan dan pemerataan guru di Madiun.
15
Eko Budianto Staf Dispendik Kab. Madiun
14
14. Kab. Lumajang 15. Kab. Ngawi Daerah Mitra PRIORITAS Daerah Mitra DBE yang Dikembangkan PRIORITAS
Newsletter ini diterbitkan oleh USAID PRIORITAS sebagai media penyebarluasan informasi dan praktik yang baik dalam bidang pendidikan. Manfaatkan berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, karya anak dan diskusi online forum sekolah. Untuk pengiriman artikel, kritik dan saran silakan kirim ke: Pondok Mutiara Blok A No. 2 Sidoarjo Jawa Timur. Telp. (031) 8921000, Fax. (031) 8078525, Email:
[email protected]
8
Swara Prioritas Edisi 4, Mei - Juli 2013