Edisi 05 Tahun 2013 USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru,Tenaga Kependidikan, dan Siswa
LENSA PRIORITAS
Media Komunikasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik di Jawa Tengah Adaptasi dan Kembangkan Konsep Pembangunan Kapasitas SDM “Banyak konsep peningkatan kapasitas SDM yang akan di terapkan oleh USAID PRIORITAS di kabupaten Wonosobo dalam kerjasama sampai HA. Kholiq Arif, M.Si Bupati Wonosobo tahun 2017, konsep yang telah diawali tersebut harus di dukung, diadaptasi dan dikembangkan sehingga menjadi sistem yang berkesinambungan,” pesan HA. Kholiq Arif, M.Si., Bupati Kabupaten Wonosobo dalam acara sosialisasi Program USAID PRIORITAS di Aula Kantor Bupati Wonosobo, Rabu (29/10). Hadirnya USAID PRIORITAS di Wonosobo merupakan kesempatan yang baik untuk mengambil dan mengembangkan praktik-praktik yang baik. Bupati menginginkan adanya pembentukan sistem praktik yang baik dan efektif dalam regulasi pendidikan di Wonosobo. Oleh karena itu, Bupati berpesan supaya kesempatan kerjasama ini dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Untuk memantau perkembangan setiap kegiatan yang dilakukan di Wonosobo, Bupati berpesan setiap kegiatan yang telah dilaksanakan langsung dilaporkan setelah kegiatan selesai dilaksanakan. Tujuannya agar progress dari setiap kegiatan dapat terukur. “Saya ingin setiap kegiatan yang dilakukan dengan USAID PRIORITAS setelah selesai harus segera dilaporkan, terutama pada dampak dan bagaimana rencana tindak lanjut program tersebut.” Newsletter LENSA PRIORITAS diterbitkan oleh USAID PRIORITAS-Jawa Tengah, sebagai sarana komunikasi dan media penyebarluasan praktik pendidikan yang baik untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar di Jawa Tengah Kunjungi kami di: www.prioritaspendidikan.org
LENSA PRIORITAS
USAID PRIORITAS Jawa Tengah Latih 7.482 Orang dalam Satu Tahun Kerjasama Semarang. Dalam satu tahun kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (per September 2013) tercatat USAID PRIORITAS Jawa Tengah telah melatih 7.482 orang untuk melakukan praktik yang baik dalam bidang pendidikan. Jumlah tersebut terdiri dari guru, kepala sekolah/madrasah, komite sekolah/ madrasah, pengawas, staf dinas Diskusi Kelompok SDN Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara. Tampak Kepala pendidikan/ kemenag, staf Sekolah, Guru, dan Komite Sekolah mendiskusikan rencana pengembangan badan kepegawaian daerah, sekolah. dosen, dan pemangku kepentingan lain Banjarnegara, dan Batang. dalam pendidikan. Untuk 2.420 orang tersebut terdiri Bentuk praktik-paktik yang baik dari 390 orang fasilitator daerah 13 dalam pendidikan yang dilatihkan berupa kabupaten mitra, 18 orang dosen dari pelatihan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Unnes, IAIN Walisongo, dan UNY, 172 Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM), orang dari konsorsium LPTK, 448 orang pelatihan Pembelajaran Kontekstual, pada pelatihan PAKEM SD/MI, 473 orang pelatihan Manajemen Berbasis Sekolah peserta pelatihan CTL SMP/MTs, 331 (MBS), pelatihan penghitungan Biaya orang MBS SD/MI, dan 167 orang Operasional Satuan Pendidikan (BOSP), peserta pelatihan MBS SMP/MTs. dan pelatihan Analisis Penataan Guru. Pelatihan dilakukan pada tingkat Lebih rinci dari 7.482 orang tersebut nasional, provinsi dan tingkat kabupaten. terdiri dari 5.062 orang yang dilatih Di mulai dari pelatihan bagi pelatih dalam diseminasi 8 kabupaten mitra dan untuk fasilitator kemudian fasilitator non mitra, serta 2.420 orang dalam melatih mitra USAID PRIORITAS baik pelatihan tingkat sekolah bagi 5 itu guru, kepala sekolah, staf dinas kabupaten mitra yakni Kabupaten maupun pihak lain yang memerlukan Semarang, Sragen, Purbalingga, pelatihan di daerah. Meneliti Pertumbuhan Kacang Hijau dengan Senyum, Bernyanyi, Diam, dan Marah 8
Menyusun Teks Deskriptif dengan “Inspiring Brochure”
Konsep Kesebangunan Segitiga dengan Pemodelan
9 Menemukan Rumus Luas Permukaan Bola dengan Kulit Jeruk 10
11
USAID PRIORITAS: Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students
Kembangkan Modul Literasi Kelas Awal yang Inspiratif tiga di Surakarta (25-27/10). Penyusunan modul Literasi merupakan satu dari 3 modul lain yang disusun yaitu modul Matematika dan IPA. Tiga buah modul ini merupakan salah satu bentuk kesepakatan dari 20 mitra LPTK di Indonesia untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di LPTK. Ajar Budi Kuncoro, Senior Koordinator Pengembangan Tim Penyusunan Buku Besar sedang mendiskusikan kebermaknaan kata dalam Buku Besar yang disusun (17/10) LPTK USAID PRIORITAS menyatakan kegiatan yang Jawa Tengah. Tujuh orang dosen dari 4 berlangsung selama 3 hari bertujuan untuk LPTK (Lembaga Pendidikan dan Tenaga membantu dosen dalam menyediakan Kependidikan) yaitu Universitas Negeri materi membaca kelas awal yang akan Yogyakarta, Universitas Negeri Malang, digunakan dalam pembelajaran kepada Universitas Negeri Semarang, bersama mahasiswa calon guru. Bentuknya berupa dengan dua orang guru dan kepala sekolah modul literasi dan Buku Besar, video serta tim dari USAID PRIORITAS inspiratif lengkap dengan pengukuran dan menyusun dan mengembangkan modul evaluasi dalam penggunaannya. Selain itu literasi pengajaran membaca kelas awal lanjutnya, modul ini diharapkan dapat bagi Dosen LPTK pada Jumat-Sabtu (11- menginspirasi dosen dan mahasiswa untuk 12/10). mengembangkan modul-modul sejenis. Penyusunan modul berlangsung tiga “Modul pengajaran membaca kelas awal kali dengan masing-masing kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan bahan berlangsung selama tiga hari. Kegiatan pegangan bagi dosen. Misalkan dalam pertama yaitu di kantor USAID membuat Buku Besar yang dilengkapi PRIORITAS Semarang (21-23/9), yang dengan rubrik penilaian bagi mahasiswa kedua di Yogyakarta (11-12/10), dan ke dan kegiatan yang akan dilakukan oleh
mahasiswa tersebut.Yang paling utama modul ini berusaha untuk menginspirasi dosen serta mahasiswa calon guru untuk mengembangkan modul-modul lainnya,” terang Ajar Budi Kuncoro. Dr. Muhana Gipayana, M.Pd., salah satu tim penyusun dari Universitas Negeri Malang dalam diskusi kegiatan menambahkan, “Dalam modul ini tema yang disusun tidak seluruhnya ada dalam kurikulum 2013, namun merupakan pengembangan dari tema-tema di kurikulum 2013 sehingga modul ini Ibu Anggie Konsultan USAID PRIORITAS akan memiliki masa mengulas isi Buku Besar yang lebih lama digunakan.”
Ibu Anjasmara mempresentasikan hasil uji coba penggunaan Buku Besar di Mi Yatmi Grobogan (17/10)
Sosialisasi USAID PRIORITAS Kabupaten Pekalongan
Semangat Kembangkan Sekolah Efektif
Sekretaris Daerah Kabupaten Pekalongan Sentyono, M.Si. dalam acara Sosialisasi Program USAID PRIOITAS, Jumat (31/10).
Jawa Tengah. Kabupaten Pekalongan telah terpilih menjadi Mitra kohor 2 USAID PRIORITAS Jawa Tengah. Hal tersebut ditandai dengan ditandatanganinya nota kesepahaman
pada September 2013. Dalam forum sosialisasi Program USAID PRIORITAS di Aula Kabupaten Pekalongan pada Kamis (31/10), pemangku kepentingan Kabupaten Pekalongan berkomitmen untuk mengembangkan sekolah efektif. Komitmen tersebut disampaikan oleh Bupati melalui Sekda Kabupaten Pekalongan Bapak Sentyono, M.Si., dihadapan undangan yang hadir, baik dari unsur DPRD, Dewan Pendidikan, PGRI, BKD, Bappeda, Dinas Pendidikan dan Jajarannya, Kemenag dan Jajarannya, fasilitator daerah, kepala sekolah, guru, komite sekolah dan tokoh masyarakat. Bupati menyampaikan sekolah efektif merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap pemerintah kabupaten dalam pengembangan pendidikan masa kini. Efektif yang dimaksud memiliki banyak variabel diantaranya kemampuan sekolah untuk
LENSA PRIORITAS - Edisi 05,Tahun 2013
menggali dan memaksimalkan potensi sekolah dalam mewujudkan sekolah yang akuntabel, transparan, dan menggiatkan partisipasi masyarakat. “USAID PRIORITAS datang ke Pekalongan membawa banyak praktik yang baik untuk mewujudkan sekolah yang efektif. Sekolah efektif mewujudkan banyak hal diantaranya pembelajaran menjadi lebih baik, sistem manajerialnya juga semakin baik, sekolah menjadi lebih akutabel, transparan dan didukung oleh partisipasi aktif dari masyarakat. Karena itu saya minta guru, kepala sekolah, pengawas, kepala UPTD, dinas pendidikan dan jajaran pendukung pendidikan di Pekalongan bisa memaksimalkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya,” kata Bupati Pekalongan dalam sambutannya.
LENSA PRIORITAS
LENSA UTAMA
Peserta Menyatakan Materi Pelatihan USAID PRIORITAS Sangat Bermanfaat Semarang. Hasil evaluasi internal pelatihan tingkat sekolah yang dilakukan USAID PRIORITAS di 5 kabupaten mitra menunjukkan bahwa lebih dari 80% peserta atau sebanyak 1.015 orang Peserta Pelatihan PAKEM di Sragen menyatakan materi yang disampaikan oleh USAID sedang menjelaskan hasil pengamatan PRIORITAS sangat bermanfaat untuk menunjang video pembelajaran dalam kelompok profesionalisme guru dan peningkatan kualitas manajemen berbasis sekolah. Untuk Jenjang SD/MI misalnya pada pelatihan PAKEM, sebanyak 99% peserta menyatakan materi yang disampaikan sangat bermanfaat sekali, Siswa SMPN 6 Sragen mengikuti sedangkan untuk kemampuan fasilitator dalam pembelajaran CTL tentang Bahan Kimia dalam praktik mengajar penguasaan materi sebanyak 69% responden peserta pelatihan menyatakan fasilitator USAID PRIORITAS sangat menguasai materi. Apabila ditinjau dari pemahaman peserta terhadap PAKEM sebanyak 95% responden menyatakan sangat memahami materi yang disampaikan oleh USAID PRIORITAS. Pada pelatihan MBS Jenjang SD/MI, sebanyak 97% peserta pelatihan menyatakan materi sangat Peserta Pelatihan MBS di Kab.Batang bermanfaat dan sebanyak 77% peserta menyatakan menuangkan hasil diskusi dalam kertas plano untuk dipresentasikan bahwa pemateri menguasai materi yang disampaikan. Bila dilihat dari pemahaman peserta terhadap materi MBS dan PSM sebanyak 97% peserta sangat memahami materi pelatihan setelah kegiatan selesai dilaksanakan. Peserta pelatihan pada jenjang SMP/MTs baik “Menyenangkan dan menginspirasi pembelajaran kontekstual maupun MBS sekali,” ungkap Ibu Eli (kerudung merah menyatakan bahwa 97% peserta pembelajaran muda/SMPN 1 Mrebet) tentang pelatihan CTL di Kabupaten Purbalingga konstekstual dan 100% peserta pelatihan MBS menyatakan materi yang disampaikan sangat bermanfaat. Untuk item pertanyaan kemampuan fasilitator dalam penguasaan materi, responden menyatakan 82% fasilitator pembelajaran kontekstual dan 94% “Bermanfaat dan mengubah pola pikir fasilitator MBS menguasai materi yang disampaikan lama,” kata Bapak Agus peserta pelatihan MBS dari komite SMPN 5 dalam pelatihan dan untuk pemahaman terhadap Banjarnegara materi yang disampaikan hampir 97% menyatakan mereka sangat LENSA PRIORITAS memahami materi yang disampaikan Edisi 05. Tahun 2013 oleh fasilitator. Penanggung Jawab: Kuesioner diberikan kepada 2.248 Nurkolis peserta pelatihan yang Editor: diselenggarakan oleh USAID Anang Ainur Roziqin PRIORITAS ditingkat provinsi dan 5 Tim Redaksi: kabupaten mitra yaitu Semarang, Afifuddin, Hari Riyadi, Dyah Karyati, R. Ahmad Sarjita, Saiful H. Shodiq, Purbalingga, Banjarnegara, Sragen, Wahyu Daryono dan Batang yang melakukan pelatihan tingkat sekolah untuk Alamat: Jl. Candi Makmur No.2A modul pembelajaran PAKEM, CTL, Karanganyar Gunung, Candisari, Semarang. dan MBS baik jenjang SD/MI maupun Email:
[email protected] Web: www.prioritaspendidikan.org SMP/MTs.
LENSA PRIORITAS
Edisi 05,Tahun 2013 - LENSA PRIORITAS
3
LENSA UTAMA Wonosobo dan Pekalongan: Mitra Baru USAID PRIORITAS Tahun 2013, Mitra USAID PRIORITAS di Jawa Tengah Bertambah Dua Semarang. September 2013 USAID PRIORITAS Jawa Tengah menambah dua mitra kabupaten yaitu Kabupaten Wonosobo dan Pekalongan. Dua mitra terpilih setelah dilakukan pemetaan kembali daerah-daerah yang memenuhi persyaratan untuk menjadi mitra USAID PRIORITAS. Wonosobo dan Pekalongan melengkapi jumlah Mitra USAID PRIORITAS di Jawa Tengah sehingga berjumlah 15 kabupaten. Menambah 13 kabupaten yang telah bergabung terlebih dahulu pada 2012. 13 Kabupaten tersebut yaitu Pubalingga, Semarang, Banjarnegara, Batang, Sragen, Kudus, Demak, Jepara, Grobogan, Puworejo, Karanganyar, Boyolali, dan Blora. Dr. Nurkolis, MM., Koordinator USAID PRIORITAS Provinsi Jawa Tengah menyatakan bahwa kerjasama yang dilakukan dengan Wonosobo dan Pekalongan akan berakhir pada tahun 2017, sama seperti 5 Kabupaten lainnya yakni Semarang, Batang, Purbalingga,
Banjarnegara dan Sagen. Berbeda dengan 8 Kabupaten lain seperti Kudus, Demak, Grobogan, Jepara, Blora, Karanganyar, Boyolali, dan Purworejo yang akan berakhir tahun 2014 karena 8 kabupaten ini telah bekerjasama dengan USAID dalam Program Decentralized Basic Education (DBE) rentang Tahun 2007-2011. Jadi kerjasama 8 kabupaten dengan USAID PRIORITAS merupakan kelanjutan dari program DBE yang telah melakukan diseminasidiseminasi praktik yang baik dalam bidang pendidikan yang diadaptasi dari program DBE maupun program USAID PRIORITAS dengan sistem sharing pendanaan.
Dr. Nurkolis, MM Menyerahkan Nota Kesepahaman yang telah ditandatangani oleh Direktur USAID PRIORITAS dan Bupati Wonosobo Kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Wonosbo,
(Dari kiri) Dr. Nurkolis, MM bersama Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag, dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan, Kamis (31/10)
8 LPTK Mitra USAID PRIORITAS Rumuskan Strategi untuk Pelatihan Guru Pra Jabatan pimpinan LPTK dan perwakilan dosen yang sudah mendapatkan pelatihan dari USAID PRIORITAS, baik pelatihan pedagogi maupun manajemen berbasis sekolah. Pertemuan yang diprakarsai oleh USAID PRIORITAS tersebut mendiskusikan Prof. Faturrahman Rektor Unnes (tengah) membuka acara pertemuan langkah-langkah strategis konsorsium LPTK di Hotel Lor-In (16-17/9) dalam peningkatan kualitas guru baik pra dan dalam Delapan LPTK bertemu dalam tajuk jabatan di Jawa Tengah. Beberapa hal yang Pertemuan Konsorsium LPTK mitra dibicarakan dalam pertemuan yaitu USAID PRIORITAS Jawa Tengah pada tentang model pelatihan, fokus materi yang Senin-Selasa (16-17/9) di Hotel Lor In perlu penguatan, budaya baca dan berbagai Solo. Delapan LPTK tersebut yaitu Universitas Negeri Semarang, Universitas isu strategis di tingkat LPTK dan daerah. Acara dibuka oleh Rektor Unnes Prof. Negeri Yogyakarta, IAIN Walisongo, IKIP Dr. Fathur Rokhman, M.Hum dan ditutup PGRI Semarang, UKSW Salatiga, oleh Wakil Rektor III IAIN Walisongo Dr. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Darori Amin, M.Ag. Dalam sambutannya STAIN Purwokerto, dan STAIN Prof. Fathur menyampaikan bahwa strategi Pekalongan. peningkatan guru pra jabatan (Pre-service Peserta pertemuan adalah para
4
LENSA PRIORITAS - Edisi 05,Tahun 2013
training) dimaksudkan untuk melatih dosen dalam menyiapkan mahasiswa sebelum mereka menjadi guru. Bentuknya bisa berupa pilihan metode, buku pegangan, modul, bahkan sampai praktik mengajar yang disiapkan dan dipantau secara intens. “Komitmen untuk memajukan dunia pendidikan di Jawa Tengah dengan memberikan panduan manajemen layanan kualitas pendidikan dan peningkatkan sumber daya manusia yang berkompeten menjadi tantangan bagi kita semua. Dalam kesempatan ini kita wajib merumuskan berbagai strategi dalam peningkatan kualitas guru pra jabatan. Salah satunya yaitu melatih dosen, meningkatkan metodenya, memberikan alternatif buku panduan dan modul serta pada praktik mengajar mahasiswa,” harap profesor Sosiolinguistik ini memberikan semangat kepada peserta.
LENSA PRIORITAS
LENSA UTAMA
121 Sekolah Mitra Tuntas Berlatih Pembelajaran Aktif dan MBS Jawa Tengah. Pembelajaran Aktif termasuk di dalamnya pembelajaran PAKEM, CTL dan MBS telah dilatihkan USAID PRIORITAS kepada 121 Sekolah Mitra terdiri dari 81 Sekolah SD/MI dan 40 SMP/MTs di Kabupaten Batang, Semarang, Purbalingga, Banjarnegara, dan Sragen. Pelatihan dilakukan mulai bulan Juni 2013 sampai dengan bulan September 2013. Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Purbalingga mengawali pelatihan disusul dengan kabupaten Batang, Semarang dan terakhir Kabupaten Sragen. Pelatihan di 5 Kabupaten Mitra melibatkan 150 orang fasilitator yang berasal dari kabupaten mitra masingmasing 30 orang, terdiri dari 15 Fasilitator tingkat SD/MI dan 15 orang fasilitator lainya dari Jenjang SMP/MTs. 15 Fasilitator tersebut juga terbagi lagi 10 orang untuk bidang pembelajaran dan 5 lainnya untuk bidang manajemen berbasis sekolah. Ahmad Sarjita Spesialis Pelatihan Guru SD/MI USAID PRIORITAS mengatakan
selain mendapat pelatihan pembelajaran, sekolah mitra juga akan mendapatkan pendampingan yang dimulai bulan September sampai dengan November 2013. Setiap Fasilitator berkewajiban mendampingi sekolah sebanyak 20 kali dalam setahun. “Setiap fasilitator kabupaten wajib untuk mendampingi sekolah (guru, kepala sekolah, dan komite) masing-masing 20 kali. Untuk regulasinya akan diatur oleh masing-masing fasilitator sehingga tidak berbenturan dengan tugas pokoknya.” Sarjita juga menegaskan bahwa inti dari pelatihan USAID PRIORITAS adalah pendampingan sehingga dia berharap fasilitator dan terdamping melakukan dengan sungguh-sungguh proses pendampingan di sekolah. “Saya berharap kesempatan pendampingan dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh fasilitator dan sekolah, karena inti dari pelatihan USAID PRIORITAS adalah pendampingan ini. jangan sampai kesempatan yang sangat terbatas tersebut kurang optimal dimanfaatkan,” tegasnya.
Siswa SMPN 5 Banjarnegara mengikuti pembelajaran CTL tentang jenis-jenis tanah dalam praktik mengajar peserta pelatihan
Peserta pelatihan CTL tingkat SMP/MTs sedang melakukan diskusi kelompok pada sesi pleno (16/9)
SMP Rayon 4 Purworejo Fokus Kembangkan Tiga Domain Siswa
Peserta pelatihan pembelajaran kontekstual berdiskusi tentang materi pelatihan (19/10).
Peserta pelatihan mempresentasikan hasil diskusi kelompok kepada yang lain (20/10)
Purworejo-Jawa Tengah. Dua belas SMP Sub Rayon 04 Kabupaten Purworejo melaksanakan deseminasi pembelajaran kontekstual pada Sabtu-Minggu (1921/10). Diseminasi tersebut bertujuan secara implisit untuk mengembangkan tiga domain pada siswa yaitu domain afektif, kognitif, maupun psikomotorik. Hal tersebut disampaikan oleh Kabid Dikmen dari Dikbudpora Drs. Ery Prayitno, MM mewakili Kepala Dinas Pendidikan. Dalam sambutannya Bapak Ery menyatakan bahwa siswa berkembang secara utuh bila tiga domain diasah dengan baik. Bila tiga hal tersebut sudah menjadi baik diharapkan aspek intelektualitas, akhlak, emosi, jiwa kepemimpinan, sosial, dan ketrampilan akan menjadi baik juga. “Saya berharap pelatihan ini berfokus untuk mengembangkan tiga domain,
LENSA PRIORITAS
sehingga muncul produk-produk yang menyentuh aspek intelektualitas, akhlak, emosi, jiwa kepemimpinan, sosial, dan ketrampilan siswa sehingga siswa berkembang secara utuh. Bentuk pengembangan tiga domain tersebut dapat berupa pengintegrasian dalam pembelajaran di kelas, baik dalam rencana pembelajaran, rubrik penilaian, strategi, model pembelajaran dan juga dalam penugasan individual kepada siswa.” Pelatihan dilaksanakan dengan dipandu oleh 10 fasilitator USAID PRIORITAS bertempat di SMP Negeri 8 Purworejo. Kegiatan secara khusus merupakan permintaan dari kelompok SMP di Sub Rayon 04 dan didukung oleh komite sekolah mereka. Semua peserta adalah guru-guru dari 5 mapel yaitu mapel IPA, IPS, Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. [Nj]
Edisi 05,Tahun 2013 - LENSA PRIORITAS
5
LENSA Daerah Mitra
Mensinergikan Sekolah dengan Masyarakat Banjarnegara. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banjarnegara Drs. Muhdi dalam pelatihan Manajemen Berbasis Sekolah (26-28/9) di Balai Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Banjarnegara menyatakan bahwa mensinergikan sekolah dengan masyarakat secara utuh dalam pengelolaan sekolah merupakan bagian dari manajemen sekolah yang bermutu. Wujud dari pensinergian tersebut salah satunya dengan berkerjasama dan bahu membahu dalam menyelesaikan setiap permasalahan. “Sinergi antara sekolah dan masyarakat perlu dibangun sebagai bagian dari pengelolaan manajemen berbasis sekolah yang baik. Wujudnya bisa berupa saling bahu membahu untuk meyelesaikan masalah dengan berprinsip pada pengelolaan yang partisipatif, transparan, dan akuntabel.” Lebih lanjut Drs. Muhdi mengatakan bahwa sekolah dan komite sebaiknya menyusun program kerja tahunan yang kontekstual dengan kondisi masyarakat di lingkungan sekolah. Masyarakat akan tertarik dan menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut bila kebutuhannya di penuhi. Program tilawah, pembiasaan
bahasa Jawa, partisipasi dalam penyediaan alat peraga yang dimotori forum wali murid, dan penguatan sistem kewirausahaan sekolah merupakan beberapa contoh yang disampaikan kepada 47 peserta dari unsur kepala sekolah, guru, komite sekolah, pengawas, dan staf Dindikpora. Peserta sangat antusias dalam mengikuti pelatihan. Bapak Agus, Komite SMP Negeri 5 Banjarnegara menyatakan banyak permasalahan di sekolah yang selama ini masih belum menemukan solusi namun dalam pelatihan ini ternyata hal tersebut sudah dialami oleh sekolah lain sehingga bisa dicari alternatif bersama. Beliau menambahkan bahwa banyak yang akan diubah khususnya dalam hal kebiasaan-kebiasaan pengelolaan yang kurang baik. Dia bersyukur karena pelatihan ini banyak menginspirasinya. “Pelatihan ini mengubah banyak kebiasaan-kebiasaan yang selama ini kami lakukan. Banyak solusi-solusi yang selama ini belum terpikirkan. Senang sekali akhirnya beberapa masalah terpecahkan dan akan segera kami tindak lanjuti setelah pelatihan,” katanya dengan sungguh-sungguh. [Nj]
Kadinas Pendidikan Kab. Banjarnegara Drs. Muhdi (dua dari kanan) membuka Pelatihan MBS (26/9)
Peserta mendiskusikan alternatif solusi dalam pengelolaan MBS (26/9)
Peserta melakukan kunjung karya untuk melihat masukan dari kelompok lain (28/9)
Dimulai dengan Asesmen Kabupaten Peserta Asesmen kebutuhan Kabupaten Wonosobo pada pembukaan acara.
Kelompok pendukung penyelenggata pendidikan, tampak Perwakilan DPRD, Dewan Pendidikan, BKD dan Bappeda Serius mendiskusikan kondisi di Kabupaten
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Wonosobo memberikan sambutan di awal acara.
6
Wonosobo. Setelah resmi menjadi mitra USAID PRIORITAS pada September 2013, hal pertama yang dilakukan oleh USAID PRIORITAS yaitu melakukan asesmen kondisi dan kebutuhan Kabupaten Wonosobo sebagai pijakan awal sebelum dilakukan kerjasama lebih lanjut, Selasa (17/9). Peserta asesmen berasal dari unsur pemangku kepentingan di tingkat kabupaten yaitu DPRD, Dewan Pendidikan, Bappeda, BKD, Dinas Pendidikan, Kantor Kemenag, Kepala UPTD kecamatan mitra, Pengawas Sekolah/Madrasah, dan Kepala Sekolah/Madrasah. Dalam diskusi yang gayeng tersebut. peserta terbagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok penyelenggara pendidikan dan kelompok pendukung penyelenggara pendidikan. Materi yang didiskusikan diantaranya tentang program peningkatan mutu guru, penataan dan pemerataan guru, pengelolaan data, bantuan-bantuan yang
LENSA PRIORITAS - Edisi 05,Tahun 2013
sudah ada, peran provinsi dan koordinasi antar institusi, sekolah inklusi dan programprogram manajemen sekolah. Drs. One Andang Wardoyo, M.Si kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Wonosobo menyampaikan terima kasih kepada USAID PRIORITAS dan berpesan supaya peserta dapat secara terbuka menyampaikan kondisi pendidikan di Kabupaten Wonosobo, karena dengan keterbukaan di awal kerjasama maka dia yakin akan berdampak baik pada program yang akan dilakukan USAID PRIORITAS dalam menyelesaikan berbagai persoalan pendidikan di Kabupaten Wonosobo. “Kegiatan asesmen ini merupakan awal yang baik dalam memulai program kerjasama dengan USAID PRIORITAS. Semua kegiatan akan berdasarkan pada kebutuhan. Karena itu saya berharap kondisi di Kabupaten Wonosobo disampaikan secara terbuka,” katanya.
LENSA PRIORITAS
LENSA Daerah Mitra
1,2 Milyar untuk Diseminasi USAID PRIORITAS Jawa Tengah. USAID PRIORITAS Jawa Tengah sampai dengan Oktober 2013 telah mendiseminasikan berbagai pelatihan praktik yang baik dalam pendidikan, baik itu pelatihan modulmodul Better Teaching and Learning (BTL), modul dari USAID PRIORITAS (PAKEM dan Contextual Teaching and Learning/CTL), Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), maupun Manajemen Pendidikan tingkat Kabupaten berupa Pelatihan Penataan dan Pemerataan Guru, Pelatihan Penghitungan Standar Pelayanan Minimal, dan juga Pelatihan Penghitungan Biaya Operasional Satuan Pendidikan. Jumlah dana yang telah digunakan untuk diseminasi praktik yang baik sampai dengan Oktober 2013 sebesar Rp 1.217.108.250. Jumlah tersebut berasal dari USAID PRIORITAS sejumlah Rp. 236.440.520, dari BOS/Mandiri Rp. 463.238.250, dari KKG/MGMP/K3S sebesar Rp. 9.000.000, dari APBD kabupaten sebesar Rp. 411.520.000, dan dari donor lain sebesar Rp. 334.350.000. Sharing dana tersebut telah menjadi kesepakatan antara USAID PRIORITAS dengan kabupaten mitra atau penyelenggara diseminasi. Bentuknya yaitu USAID PRIORITAS akan membiayai fasilitator yang melatih sedangkan untuk biaya lain ditanggung oleh pihak penyelenggara.
Kegiatan diseminasi dilakukan sesuai dengan syarat pada USAID PRIORITAS diantaranya: menggunakan modul pelatihan dari DBE atau USAID PRIORITAS secara utuh, tanpa dipotong waktu atau kegiatan, dilaksanakan oleh fasilitator yang sudah dilatih oleh USAID PRIORITAS/DBE, dan memperhatikan relevansi jumlah peserta dari setiap sekolah dengan dampak perubahan. Diseminasi dilaksanakan oleh 12 kabupaten yaitu Batang sebanyak 1 kali, Demak 6 kali, Grobogan 2 kali, Jepara 3 kali, Karanganyar 16 kali, Kebumen 1 kali, Kudus 12 kali, Wonosobo 1 kali, Blora 1 kali, Puworejo 2 kali, Boyolali 9 kali, dan Kabupaten Semarang 1 kali sehingga jumlah keseluruhan kegiatan sebanyak 55 kali. Dari sejumlah kegiatan tersebut melibatkan peserta sebanyak 5.062 orang. Dr. Nurkolis, M.M., Koordinator Provinsi Jawa Tengah menyatakan bahwa kegiatan diseminasi dilakukan karena banyak kabupaten dan instansi yang tertarik dengan program USAID PRIORITAS. “Kami masih akan melaksanakan program diseminasi sampai Tahun 2017. Namun tetap akan melihat regulasi di USAID PRIORITAS, bila ada instansi yang tertarik untuk mendiseminasikan program USAID PRIORITAS dapat langsung menghubungi USAID PRIORITAS Jawa Tengah," katanya.
Peserta pelatihan BOSP Kab. Purworejo kelompok SMA/SMK mendiskusikan hasil penghitungan.
Suasana diskusi kelompok dalam diseminasi Pelatihan Pembelajaran Kontekstual di Kab. Kudus (10-12/9)
Diskusi kelompok Mapel Bahasa Indonesia untuk menyusun RRP sebelum praktik mengajar pada Pelatihan Pembelajaran Kontekstual di Kab. Purworejo (19-21/10)
Kegiatan kunjung karya peserta KKM MI Kecamatan Purwodadi dan Kecamatan Grobogan pada Pelatihan Pembelajaran PAKEM di Kab. Grobogan (9-11/9)
Pak Rochim, Fasda Kab. Blora sedang mendampingi siswa yang menyatakan tentang menyenangkannya pembelajaran PAKEM setelah kelasnya digunakan praktik (29-31/8).
LENSA PRIORITAS - Edisi 03, Februari - April 2013 L8ENSA PRIORITAS
Edisi 05,Tahun 2013 - LENSA PRIORITAS
7
LENSA Praktik yang Baik
Meneliti Pertumbuhan Kacang Hijau dengan Senyum, Bernyanyi, Diam, dan Marah senyuman, yang satu kita marahi, yang satu kita biarkan diam, dan yang satu kita nyanyikan setiap hari. Apakah kalian mau?” ajak Bu Yayuk yang langsung disambut dengan riuhnya “Mau Bu!” jawab siswa serentak. Kemudian Bu Yayuk dan siswa Biji Kacang Hijau sebelum megalami pertumbuhan sepakat untuk melakukan proyek tentang menanam kacang hijau yang diberikan perlakuan sikap senyum, bernyanyi, marah dan diam. Selanjutnya setelah proyek di tentukan, guru dan siswa merumuskan pertanyaan yang akan dicari jawabannya. Pertanyaan tersebut yaitu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan Siswa sedang mengamati pertumbuhan kacang hijau minggu perkembangan makhluk pertama hidup/tumbuhan. Bagaimanakah perlakuan yang baik yang seharusnya dilakukan oleh manusia sehingga pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dapat berlangsung dengan baik. Kedua pertanyaan tersebut harus dijawab secara individu dan kelompok. Semakin banyak jawaban dan didukung oleh bukti ilmiah akan menambah poin dalam penilaian. Setelah merumuskan pertanyaan, Pertumbuhan biji kacang hijau yang disiram dengan menyanyi siswa membagi diri menjadi 5 setelah minggu ke dua. kelompok heterogen. Guru meminta siswa bekerja dalam kelompok untuk Banjarnegara. Pembelajaran dimulai menanam kacang hijau pada media botol dengan melakukan diskusi antara guru dan air mineral bekas yang sudah disediakan. siswa tentang peran tumbuhan sebagai Selama rentang waktu penelitian (14 hari), makhluk hidup bagi kehidupan manusia. siswa menyirami tanaman dengan sikap Setelah diskusi selesai dan siswa telah senyum, bernyanyi, marah dan diam. memahami peran tumbuhan, guru Masing-masing perlakuan terbagi dalam 1 melanjutkan dengan pertanyaan singkat. kelompok, yaitu kelompok senyum, “Baik anak-anak kita sekarang sepakat bernyanyi, marah, dan diam. Setiap ya kalau tumbuhan termasuk makhluk melakukan pengamatan siswa juga hidup yang memiliki peran penting mengukur pertumbuhan tanaman terhadap manusia. Kalau tumbuhan tersebut. Hasil pencatatan dimasukkan ke sebagai makhluk hidup berarti tumbuhan dalam tabel yang sudah disiapkan oleh akan memiliki respon sama seperti guru. makhluk hidup lain dalam pertumbuhan, Pada hari ke-14 siswa diajak benar tidak?” tanya Bu Yayuk selidik. “iya mendiskusikan tentang apa yang Bu,” ungkap salah satu siswa. “Tidak Bu, mempengaruhi perbedaan pertumbuhan kan tidak bisa bicara,” sahut Ayu salah satu pada 4 tanaman tersebut. Setiap kelompok siswa. “Kalau Ayu dibilang nakal sama mempresentasikan hasil dari teman bagaimana perasaan Ayu?” tanya pengamatannya. Salah satu hasil kajian Bu Yayuk pada Ayu. “Ayu marah Bu, Ayu kelompok dan pengamatan yaitu kan anak pintar,” jawab Ayu yang langsung dihubungkan dengan penelitian dari Dr. disoraki teman-temannya. “Kalau begitu Masaru Emoto tentang air. Bahwa air juga ayo kita buktikan. Pembuktiannya yaitu merupakan makhluk hidup. Oleh karena dengan melihat bagaimana perkembangan itu dapat merespon apa yang dikatakan tumbuhan dengan cara yang satu kita dan terjadi di lingkungannya. Sedang
8
LENSA PRIORITAS - Edisi 05,Tahun 2013
tumbuhan juga makhluk hidup dan menyerap air, otomatis juga akan merespon apa yang dikatakan kepadanya. Hasil percobaan menunjukkan pertumbuhan tanaman yang disiram dengan marah pertumbuhannya paling lambat dibandingkan tumbuhan yang disiram dengan diam, tersenyum, dan menyanyi. Pertumbuhan paling cepat dalam percobaan yaitu disiram dengan bernyanyi. Hal ini membuktikan bahwa tanaman memiliki respon positif terhadap tindakan positif. “Bu Yayuk besok kita melakukan penelitian apalagi? Senang Bu ternyata kita bisa mempelajari banyak hal dengan meneliti,” celoteh beberapa siswa dalam lembar refleksi yang dibagikan oleh Bu Yayuk seusai pembelajaran. Percobaan ini perlu dicoba pada tumbuhan/tanaman lain, untuk membuktikan apakah perlakuan tersebut dapat berpengaruh juga pada tumbuhan/tanaman yang berbeda.* * Ditulis oleh: Yayuk Sugiyarti, S.P., M.Si Guru SMP Negeri 4 Banjarnegara
Tabel Pertumbuhan
Pertumbuhan dalam Grafik
LENSA PRIORITAS
LENSA Praktik yang Baik
Menyusun Teks Deskriptif dengan “Inspiring Brochure” Senyum puas dan perasaan bangga karyanya mendapat pujian tersirat di wajah siswa siang itu, mereka berhasil menyusun teks deskriptif menggunakan brosur - brosur tempat wisata yang saya namakan “Inspiring Brochure”. Brosur-brosur tersebut saya dapatkan dari beberapa tempat yang pernah saya kunjungi. Brosur itu saya kumpulkan karena berbahasa inggris dan dapat digunakan untuk kepentingan mengajar. Kesulitan umum yang dihadapi dalam menyusun teks atau membuat teks adalah grammar, organization idea, dan vocabulary. Di samping kesulitan internal dari siswa misalnya kurang motivasi. Metode yang saya gunakan sebelumnya pun kurang menarik, hanya ceramah dan mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa. Hal tersebut nampak pada hasil tugas writing mereka sebelumnya. Melihat kondisi itu saya terinspirasi model pemanfaatan media sebagai sumber belajar. Saya teringat brosur-brosur tempat wisata yang saya miliki dan kemudian saya integrasikan untuk pembelajaran materi kelas VIII yaitu teks deskriptif. Inspiring brochure membawa siswa berimajinasi tentang sebuah tempat yang ada di brosur. Hal tersebut membuat siswa dalam menyusun teks yang tadinya sulit dan butuh waktu lama menjadi mudah dan cepat. Di samping itu siswa menjadi lebih kreatif dengan berimajinasi. Langkah-langkah pembelajaran yang saya lakukan dimulai dengan membagi 24 siswa menjadi 6 kelompok. Kemudian perwakilan kelompok mengambil satu brosur yang berjumlah 9 buah. Setelah brosur didapat, kelompok mengamati brosur tersebut untuk menemukan informasi-informasi yang
dibutuhkan untuk menyusun teks deskiptif. Informasi penting tersebut adalah nama tempat, lokasi, suasana tempat (panas, sejuk, ramai, sunyi, dan sejenisnya), fasilitas atau hal – hal unik yang ada di tempat itu, serta rekomendasi untuk tempat tersebut (berisi kesan tempat yang akan membuat orang lain tertarik untuk datang). Ketua kelompok membagi tugas kepada anggota kelompok yang terdiri dari 4 orang untuk mencari informasi – informasi di atas. Setelah informasi didapat, masing-masing anggota kelompok menyusunnya menjadi sebuah paragraf dengan menggunakan kata –kata mereka sendiri. Paragraf tersebut kemudian disusun menjadi sebuah teks, ditulis, dan hasilnya dipajang di papan tulis. Masing–masing kelompok bergantian mempresentasikan hasil pekerjaannya sedangkan kelompok lain mengajukan pertanyaan. Ternyata kreativitas muncul saat mereka berimajinasi. Ada yang membuat tata letak baru, tambahan permainan, bonus-bonus dalam tiap wahana, dan juga cara promosi. Ada yang mengkritik tampilan dari brosur juga. Siswa tampak bersemangat sekali untuk berimajinasi. Dari melihat brosur, kemudian menyusunnya kembali menjadi sebuah teks memudahkan siswa memahami teks deskriptif tentang tempat. Kalimat yang variatif, vocabulary yang luas, dan organisasi ide sudah mengalir. Siswa juga nampak bangga dengan hasil karyanya ketika presentasi.* * Penulis:Wahyuning Widhiati, S.Pd Fasilitator USAID PRIORITAS dan Guru SMP Negeri 2 Banjarnegara
‘Inspiring Brochur’ yang digunakan dalam pembelajaran
Siswa mengamati, mengidentifikasi, dan mendiskusikan brosur yang didapat
Siswa dengan gembira memajangkan hasil karyanya untuk dipresentasikan
Salah satu kelompok mempresentasikan imajinasi yang telah mereka deskripsikan.
Sekolah Lab. LPTK Mitra Adopsi dan Adaptasi Praktik yang Baik Untuk membuka dan mengawali kerjasama dengan sekolah lab mitra LPTK dilakukanlah kegiatan kunjungan belajar ke sekolah mitra USAID-DBE. Kunjungan tersebut diharapkan dapat menginspirasi sekolah menerapkan praktik yang baik. Ajar Budi Kuncoro, Senior Koordinator Pengembangan LPTK menyatakan, “Kegiatan ini kami lakukan untuk membuka pandangan sekolah lab. tentang pola USAID PRIORITAS, harapan awalnya adalah dapat mengadopsi dan mengadaptasi sekolah/madrasah yang telah
LENSA PRIORITAS
menerapkan pola dari USAID PRIORITAS sampai berhasil menerapkan praktik-praktik terbaik.” Sekolah lab masing-masing universitas mengunjungi sekolah yang berbeda. Mitra UNY mengunjungi SDN 1 Bendosari dan ke SMPN 19 Purworejo (28/11). Mitra IAIN Walisongo melakukan kunjungan ke MI YATPI dan MTsN Jeketro Grobogan (29/11), dan mitra Unnes ke SDN 5 Bintoro dan SMPN Karangtengah Demak (30/11). Peserta berasal dari unsur kepala sekolah/madrasah, komite sekolah/
madrasah, dan guru masing-masing 1 orang (3 orang per sekolah/madrasah), perwakilan Dinas Pendidikan dan kantor Kemenag masing-masing kota tempat sekolah mitra berasal.
Rombongan Kunjungan Belajar dari Sekolah Lab. Mitra UNY ke SMP Negeri 19 Purworejo, (28/11)
Edisi 05, Tahun 2013 - LENSA PRIORITAS
9
LENSA Praktik yang Baik
Konsep Kesebangunan Segitiga dengan Pemodelan Banjarnegara. Inovasi dalam pembelajaran matematika dapat dilakukan dalam banyak model. Salah satunya yaitu pemodelan dengan menggunakan tinggi pohon dan lebar Bu Puji memberikan pengarahan kepada siswa sungai. Kegiatan tesebut sebelum melakukan pengamatan dan pengukuran (16/9) dilakukan oleh Ibu Puji Rahayu Guru Matematika SMPN 1 Mandiraja Kabupaten Banjarnegara. Pembelajaran dimulai dengan membagi siswa dalam 5 Kelompok dilanjutkan dengan membagikan lembar kerja yang diberikan kepada siswa. Kemudian Bu Puji mengajak siswa ke lapangan di depan kelas untuk melakukan pengamatan dan pengukuran. Untuk mengukur tinggi pohon Bu Puji meminta seorang siswa berdiri di depan pengamat yang bertugas untuk mengamati ujung kepala ke arah ujung pohon yang segaris. Apabila belum tepat, siswa yang berdiri bisa bergerak maju atau mundur. Panduan langkah-langkah siswa dalam pengamatan sebagai berikut; tinggi siswa diukur dari ujung kepala ke ujung kaki. Hal tersebut untuk mengetahui tinggi AB =…. m, dan jarak dari pengamat ke siswa yang berdiri (AP) =…. m, tinggi pengamat dari mata ke tanah (PD)=…m. Bila hal tersebut sudah diketahui kemudian menghitung panjang (BC)= tinggi siswa berdiri sampai kepada tinggi pengamat =…. m. Jika tinggi pohon (TS)= t meter, maka: t/BC=PR/AP, jadi tinggi pohon sebenarnya= t + DP (tinggi pengamat). Semua siswa terlihat riang dan mengikuti semua langkahlangkah yang tertulis dalam panduan dan lembar kerja dengan baik. Selanjutnya yaitu mengukur lebar sungai. Untuk megukur lebar sungai, siswa dipandu untuk mengumpulkan batu di seberang jalan paving sebagai model dari sebuah sungai. Kemudian batu-batu tersebut dibuat sebagai patok-patok untuk menguku lebar sungai. Setelah kegiatan tersebut selesai sesuai dengan panduan yang diberikan. Kemudian siswa diajak untuk masuk ke dalam kelas mendiskusikan hasil pengamatan dan pengukuran yang telah dilakukan. Kegiatan diskusi diawali dengan presentasi hasil pengukuran dari kelompok untuk dijadikan sebagai contoh dalam penghitungan. Beberapa siswa yang masih belum paham menanyakan kepada presenter. Untuk pertanyaan-pertanyaan yang belum jelas Bu Puji membantu menjelaskan dan memberikan jawaban dengan baik. Setelah dirasa mengerti maksud dan menemukan konsep kesebangunan, siswa diajak menempelkan hasil pengukuran di tempat pajangan lalu Bu Puji memandu diskusi dan menyimpulkan bersama-sama siswa. Kelompok siswa sedang melakukan pengukuran kepada teman Pembelajaran diakhiri refleksi sejawatnya (16/9). bersama sebagai penutup. [Se]
10
LENSA PRIORITAS - Edisi 05,Tahun 2013
Salah satu kelompok siswa SMPN 5 Banjarnegara sedang mengamati jenis-jenis Tanah di Kebun yang dijadikan Sampel untuk Pengamatan (16/9)
Mengetahui Jenis-Jenis Tanah dengan Media Kebun Banjarnegara. “Anak-anak apakah pernah menjumpai tanah yang berbeda warnanya satu dengan yang lain?” tanya Bu Nurchajati. “Pernah Bu” jawab serentak siswa. “Kenapa singkong di belakang sekolah tumbuh subur tapi kenapa di pesisir pantai tidak?” lanjut Bu Nur, “Kondisi tanahnya berbeda bu,” jawab salah satu orang siswa. Begitulah Bu Nurchajati mengawali pembelajaran. Setelah siswa dirasa tertarik dengan topik yang akan dibahas, Bu Nurchajati selanjutnya membagikan informasi bacaan terkait topik kepada siswa dan meminta siswa untuk membaca senyap 10 menit. Setelah selesai, Bu Nur memandu lagi diskusi dan tanya jawab untuk mematangkan pengetahuan siswa tentang pengertian tanah, jenis-jenis tanah, dan pemanfaatannya sampai siswa merasa paham. Langkah selanjutnya Bu Nur mengkondisikan kelas dengan model pembelajaran kelompok. Lalu membagi lembar kerja kepada setiap siswa dilanjutkan dengan penjelasan mengenai penggunaan lembar kerja tersebut. Kelompok yang telah terbentuk kemudian diminta ke lokasi pengamatan yang telah disediakan dengan petak-petak yang telah dibatasi dengan tali ravia. Di kebun siswa sangat antusias mengamati tanah, membedakannya dengan lahan lain, dan mencoba mengidentifikasi tanaman yang cocok untuk tumbuh. Selang waktu 30 menit siswa kembali ke dalam kelas dan menyempurnakan hasil kerja. Nampak siswa bersemangat berdiskusi dan membuka sumber referensi yang ada di meja mereka. Waktu untuk presentasi tiba. Dua kelompok terpilih untuk maju dan mempresentasikan hasil kerjanya untuk selanjutnya ditanggapi oleh kelompok lain. Suasana diskusi berjalan baik. Setelah sesi presentasi selesai, hasil kerja siswa ditempel di papan pajangan kelas di samping kiri dan kanan ruangan. Setelah ditempel Bu Nur melanjutkan dengan memberikan penguatan, memandu diskusi, menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan, dan memberikan tugas bacaan tambahan. Pembelajaran diakhiri dengan refleksi bersama dan dilanjutkan dengan doa penutup.
LENSA PRIORITAS
LENSA Praktik yang Baik
Menemukan Rumus Luas Permukaan Bola dengan Kulit Jeruk sesuai besar jeruk dengan menggunakan pensil. Setelah terlukis 5 gambar lingkaran, kulit jeruk dikupas kecil-kecil kemudian ditempel menutup setiap lingkaran. Dari 5 kelompok, ada satu kelompok yang membuat lingkaran lebih kecil dari ukuran sebenarnya, maka pada saat menempel ada kulit jeruk yang tersisa. Bu Andri memandu siswa menempel kulit jeruk dengan benar untuk menemukan Rumus Luas Pemukaan Bola dengan menggunakan kulit jeruk “Tepuk tunggal!” kata Bu Andri, lalu seluruh siswa bertepuk tangan sekali. Batang. Bu Andri Guru Matematika SMP “Tepuk ganda!” siswapun bertepuk tangan sebanyak dua kali. Bu Andri Negeri 7 Batang, melatih kreativitas siswanya dalam pembelajaran matematika mengatakan “Matematika!” dijawab secara serentak oleh seluruh siswa “Aku kelas IXA dengan memanfaatkan bendaSuka, Aku Bisa, Aku Cinta” antusias siswa benda disekitarnya. Kreativitas tersebut yaitu menemukan rumus Luas Permukaan menjawab yel-yel. Bu Andri lalu mengingatkan tentang rumus lingkaran Bola dengan menggunakan Kulit Buah yang telah dipelajari dan membimbing Jeruk. Kegiatan pembelajaran diawali dengan siswa menemukan rumus luas permukaan bola dari praktik kulit jeruk yang merefleksi pembelajaran yang lalu dan ditempelkan pada lingkaran yang dibuat. mengaitkan dengan pembelajaran yang Kegiatan selanjutnya presentasi akan dilakukan dengan pertanyaankelompok. Ketika ditanya “Ada kelompok pertanyaan yang memancing, diantaranya yang ingin mempresentasikan hasil “kalian tahu apa yang ibu pegang?” kerjanya?” langsung dengan cepat katanya. Serempak siswa menjawab kelompok 2 mengangkat tangan dan maju “Jeruk!” dengan riuhnya. Kemudian untuk mempresentasikan hasil kerja “rumus apa yang bisa didapatkan dari kelompoknya. Siti Fatimah presenter sebuah jeruk?” dan selang beberapa saat yang mewakili kelompoknya menjelaskan sebagian kecil siswa menjawab bahwa Luas Permukaan Bola adalah 4 kali “lingkaran” dan sebagian siswa lainnya “bola Bu” dengan nada pelan. “Baik, bagus luas lingkaran karena kulit jeruk dapat menutup 4 lingkaran yang telah dibuat. sekali, agar lebih jelas kita akan memulai Luas Lingkaran adalah r 2 karena ada 4 saja ya!” ajak Bu Andri. Serempak semua lingkaran yang dapat ditutup dengan kulit siswa menjawab “baik Bu,” dengan riang. jeruk. Jadi luas permukaan bola (disini Setelah siswa antusias dengan jeruk sebagai bola sebagai bahan praktik) pembelajaran yang akan dimulai, siswa adalah 4 kali luas lingkaran sama dengan diminta berhitung 1 sampai 5 dan yang 4 kali luas lingkaran sama dengan 4 kali r 2 mendapat nomor 1 bergabung dengan atau 4 r 2, dimana r ada;aj jari-jari jeruk. nomor 1, nomor 2 dengan nomor 2 dan Setelah sesi presentasi selesai begitu seterusnya. Siswa berkelompok kemudian setiap kelompok memajangkan sesuai dengan nomornya. Kemudian hasil diskusi di dinding samping dan Lembar kerja kelompok dibagikan dan belakang. Setiap kelompok melakukan masing-masing kelompok diberikan satu kunjung karya ke kelompok yang lain. buah jeruk sebagai media. “Coba anakUsai kunjung karya, Bu Andri anak, kibas-kibaskan kertasnya yang memandu siswa dalam sesi diskusi lalu sudah mendapatkan lembar kerja,” memberikan masukan dan jawaban yang demikian Bzu Andri meminta. sekiranya belum dipahami oleh siswa. Setiap kelompok melukis lingkaran Siswa aktif bertanya dan dijawab oleh Bu permukaan jeruk sebanyak 5 buah pada Andri dengan baik dan telaten. kertas karton yang telah disediakan
LENSA PRIORITAS
“Anak-anak sekarang ayo kita kerjakan soal secara individu dalam waktu 15 menit,” ajak Bu Andri. Selang 15 menit kemudian siswa di pandu untuk menukarkan jawaban dengan teman di sebelahnya lalu mencocokkan jawaban dan memberi bintang pada jawaban yang benar. Sepuluh menit sebelum jam pelajaran berakhir siswa kemudian membuat rangkuman tentang pembelajaran sambil Bu Andri membagikan selembar kertas sebagai refleksi pembelajaran. Siswa dapat menuliskan hal-hal yang bermanfaat, yang membingungkan ataupun yang menyenangkan tanpa diberi nama dalam kertas tersebut.* * Penulis: Dra. Hj. Eminingsih, M.Pd Fasilitator USAID PRIORITAS dan Guru Matematika SMP Negeri 3 Batang-Jawa Tengah
Siswa mengibas-ngibaskan kertas instruksi yang dibagian dengan suka ria
Siswa dari kelompok 1 sedang asyik menempel kulit jeruk dan menemukan dan membuktikan rumus luas permukaan bola
Hasil tempelan kulit jeruk dari kelompok 2 setelah melakukan presentasi
Edisi 05,Tahun 2013 - LENSA PRIORITAS
11
BINGKAI LENSA PRIORITAS
Peserta kunjungan belajar dari Kabupaten Wonosobo menyaksikan praktik siswa meluncurkan roket bertenaga air di SMPN 3 Karanganyar (25-26/11)
Kelompok peserta peran serta masyarakat berdialog dengan Komite MI Miftahussalam Demak pada kunjungan belajar Kabupaten Pekalongan (20-21/11).
Ketua Dewan Pendidikan dan pemangku kepentingan dari Kabupaten Wonosobo berdialog dengan komite MTS Cepogo Boyolali bagaimana memaksimalkan peranserta masnyarakat di sekolah (26/11)
Peserta kunjungan belajar dari Kabupaten Pekalongan kelompok mapel Bahasa Inggris melakukan pengamatan proses belajar mengajar di SMPN 2 Jekulo Kudus (20-21/11)
Dapatkan Informasi tentang berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, dan diskusi online forum sekolah di
www.prioritaspendidikan.org LENSA LENSAPRIORITAS PRIORITAS
USAID PRIORITAS: Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students