Edisi 08 Juli - September 2014 USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru,Tenaga Kependidikan, dan Siswa
LENSA PRIORITAS
Media Komunikasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik di Jawa Tengah
Latih 390 Fasilitator, Dukung Implementasi Kurikulum 2013
Peserta pelatihan Modul 2 berdiskusi dalam kelompok untuk pengembangan materi ajar.
Tuntas. Sejumlah 390 fasilitator kabupaten dari 13 kabupaten mitra USAID PRIORITAS di Jawa Tengah telah dilatih modul 2. Dalam modul 2 materi yang dikembangkan berbasis dengan kurikulum 2013. Pokok bahasan terkait kurikulum 2013, yaitu mendesain pembelajaran tematik, penilaian otentik, literasi lintas kurikulum, mengembangkan kompetensi inti, dan menerapkan pembelajaran saintifik. Setelah dilatih, fasilitator tersebut akan melatih dan mendampingi sekolah mitra di 5 kabupaten mitra dan mendiseminasikannya ke kabupaten/kota lain di Jawa Tengah.
Tata Guru,Terbitkan Peraturan Bupati untuk Gabung SDN SEMARANG Pemerintah Kabupaten Semarang melakukan penggabungan sekolah (regrouping) untuk menata guru SDN. Langkah tersebut merupakan tindak lanjut dari implementasi program penataan dan pemerataan Suasana sosialisasi Perbub No 28 Tahun 2014 tentang penggabungan sekolah. Kepala guru (PPG) yang sekolah, kepala desa, guru, camat, Ka UPTD, dewan pendidikan, dan pemangku kepentingan pendidikan Semarang sedang mendiskusikan pengembangan sekolah hasil regrouping (2/10). difasilitasi oleh Keputusan tersebut memperhatikan USAID PRIORITAS. beberapa hal. Di antaranya, menggunakan Hasil pemetaan tenaga pendidik model sekolah kecil dan satu kampus, efisiensi yang dilakukan oleh tim PPG disikapi penggabungan sekolah, pengembangan oleh Pemkab Semarang dengan sekolah hasil regrouping pada aspek mengeluarkan Peraturan Bupati manajemen, tenga pendidik, sarana prasarana, Nomor 28 Tahun 2014 tentang Penggabungan Sekolah Dasar Negeri pembelajaran, dan siswa, dan tidak ada kepala sekolah yang kehilangan jabatan. dan Keputusan Bupati tentang penggabungan 25 SDN menjadi 12 SDN. Baca Regrouping... hal 6
Kunjungan USAID Bangladesh
Gali Praktik yang Baik dari Madrasah
Balon pernafasan, cara sederhana mengukur volume udara pernafasan dengan balon 9
Praktik yang baik dalam pendidikan di madrasah menjadi daya tarik tersendiri bagi rombongan dari Bangladesh. Rombongan yang berjumlah 14 orang dari USAID Bangladesh, Kementerian Pendidikan Bangladesh, dan pemangku kepentingan pendidikan di Bangladesh tersebut mencoba menggali praktik yang baik di madrasah mitra USAID PRIORITAS. “Kami tertarik dengan pola integrasi pendidikan madrasah di Indonesia. Khususnya integrasi pendidikan agama dan pendidikan umum. Selain itu, kami ingin menggali praktik-praktik yang baik di madrasah mitra USAID PRIORITAS,” jelas ketua rombongan dan perwakilan dari USAID Bangladesh, Muhammad Shahidul Islam.
Tim USAID Bangladesh berkunjung ke MI Klero,Tengaran, Semarang. Mereka berdiskusi tentang materi belajar siswa (17/9)
LENSA PRIORITAS
Newsletter LENSA PRIORITAS diterbitkan oleh USAID PRIORITAS-Jawa Tengah sebagai sarana komunikasi dan media penyebarluasan praktik pendidikan yang baik untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar di Jawa Tengah
Membelajarkan siswa sensitif gander 9
Kunjungan tersebut dilaksanakan dalam 5 hari (15-19/9). Pada hari pertama mereka bertemu dengan USAID Indonesia dan USAID PRIORITAS di Jakarta. Hari kedua sampai dengan kelima, mereka berdiskusi dengan pemangku kepentingan madrasah di Provinsi Jawa Tengah. Baca Kunjungan... hal 6
Guru kreatif dimulai sejak mahasiswa 10
Belajar faktorisasi bentuk aljabar dengan slide board factor (SBF) 11
Memetakan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru
Kemendikbud Dukung Pengembangan Profesi Guru
USAID PRIORITAS mengembangkan modul dan perangkat lunak program pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) untuk memperkuat kapasitas pemerintah daerah dalam merumuskan program pelatihan guru yang tepat dan sistematis. Program ini untuk membantu daerah dalam membuat peta kebutuhan peningkatan mutu guru yang selanjutnya dituangkan dalam perencanaan peningkatan mutu guru secara berkelanjutan dari sisi (Dari kiri) perwakilan LPMP Sudaryanto, Dosen UNY Dr. Wiwik, dan Dosen UPGRIS jenis pelatihan, materi, dan biaya yang Dr.Yovita berdiskusi dan menganalisis diperlukan berdasar pada data yang kebutuhan pelatihan pengembangan akurat. keprofesian berkelanjutan Guru (4/9). ”Kita akan membantu pemerintah daerah untuk menganalisis kebutuhan pelatihan guru secara berkelanjutan sehingga setiap guru dapat diketahui peta kebutuhan pelatihannya,” kata Spesialis Tata Kelola dan Manajemen Pendidikan USAID PRIORITAS Dr. Aos Santosa Hadiwijaya. Di Jawa Tengah, pelatihan teacher professional development analysis & education finance analysis telah dilaksanakan di Hotel Horison, Semarang (2-5/9). Dalam pelatihan tersebut, peserta dari dosen Unnes, UPGRIS, UIN Walisongo, LPMP Provinsi Jawa Tengah, UKSW Salatiga, dan UNY telah dilatih cara untuk menganalisis pelatihan untuk PKB guru dan menganalisis keuangan pendidikan di daerah. [hr ar]
Kepala Bidang Profesi Pendidik Pendidikan (Kiri) Kepala Bidang Profesi Pendidik Pendidikan Dasar Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Dian Wahyuni dalam pelatihan PKB guru di Hotel Pendidikan Horison, Semarang (2/9). dan Kebudayaan Dian Wahyuni mengatakan, saat ini Kemendikbud sedang membuat formula pengembangan profesi guru. Salah satu dasarnya adalah nilai uji kompetensi guru tahun 2013. “Melihat hasil uji kompetensi tahun 2013, pemerintah melalui Kemdikbud telah memprogramkan upaya pengembangan profesionalisme guru. Bila saat ini USAID PRIORITAS membantu dalam mendampingi kabupaten/kota, hal tersebut akan sangat membantu Kemdikbud,” ungkapnya saat menjadi narasumber pada acara lokakarya pengembangan profesi guru di Hotel Horison, Semarang, Selasa (2/9). Dian mengatakan, pada tahun 2015 semua guru harus profesional sehingga jumlah guru yang menurut data NUPTK tahun 2014 berjumlah 3.015.315 orang tersebut bisa memberikan layanan pendidikan yang baik kepada para siswa. Oleh karena itu, mereka sangat penting diberi bimbingan pengembangan profesionalisme guru secara berkelanjutan.[nk ar]
Gunakan Hasil UN, UKG dan PKG untuk Pengembangan Profesi Guru PURBALINGGA - USAID (PKB) yang dikembangkan oleh PRIORITAS akan memperkuat Kemdikbud dan Kemenag. kapasitas Pemerintah Kabupaten Bupati Purbalingga yang diwakili Purbalingga agar mampu Asisten Administrasi Ir. Gunanto merumuskan program menyampaikan, analisis peningkatan sumber daya manusia pengembangan SDM guru perlu (SDM) bidang pendidikan yang dilakukan agar kemampuan guru tepat dan relevan. Hal tersebut dapat ditingkatkan secara maksimal. disampaikan Spesialis (Dari kiri) Advisor Tata Kelola dan Manajemen Pendidikan USAID Sementara hasil analisis keuangan PRIORITAS Mark Heyward, Ph.D, Spesialis Manajemen Sekolah Pengembangan Manajemen dapat digunakan secara efektif Handoko Widagdo dalam sosialisasi pengembangan SDM guru dan Sekolah USAID PRIORITAS sehingga hasilnya dapat digunakan analisis keuangan pendidikan di Kantor Bappeda Purbalingga, Handoko Widagdo dalam Selasa (23/9). dalam pemanfaatan pengembangan sosialisasi pengembangan SDM sumber daya manusia pendidikan. guru dan analisis keuangan berbasis pada data yang tersedia,” Bupati berharap program ini dapat tepat pendidikan di aula Kantor Bappeda terang Handoko. guna, tepat mutu, tepat sasaran, dan Kabupaten Purbalingga (23/9). Data yang dimaksud adalah hasil uji didukung oleh semua pihak sehingga dapat ”Pemerintah kabupaten dan kota kompetensi guru (UKG), hasil penilaian membantu guru-guru untuk meningkatkan sering kesulitan untuk mendesain kinerja guru (PKG), dan hasil analisis daya kualitas SDM di Purbalingga. program peningkatan mutu guru dan serap ujian nasional (UN). Dari hasil Kegiatan serupa dilakukan di tenaga pendidik yang sesuai dengan analisis data tersebut akan dirumuskan Kabupaten Banjarnegara dan Batang. Tiga tingkat SDM yang ada dan sesuai perencanaan peningkatan mutu guru Kabupaten tersebut akan didampingi oleh kebutuhan daerah. USAID PRIORITAS secara berkelanjutan. Dasar perumusan USAID PRIORITAS dalam memetakan akan membantu agar pemerintah daerah tersebut sesuai dengan kerangka kebutuhan pengembangan keprofesian mampu menganalisis kebutuhan guru pengembangan keprofesian berkelanjutan berkelanjutan guru. [dl ar]
LENSA PRIORITAS - Edisi 08, Juli - September 2014
LENSA PRIORITAS
Kembangkan Proses Saintifik di Sekolah Lab dan Mitra LPTK dan Hotel UNY untuk jenjang SMP mulai hari Jumat-Senin (19-22/9). Spesialis Pengembangan LPTK Afifuddin, Ph.D menjelaskan, banyak guru dan sekolah yang membutuhkan pendampingan dalam implementasi kurikulum 2013. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, USAID PRIORITAS Peserta pelatihan modul 2 SMP mitra LPTK sedang membuat rencana tindak lanjut pasca pelatihan (22/9) membekali sekolah mitra UNY dengan kemampuan tersebut. Beberapa materi kurikulum 2013 yang disampaikan, antara YOGYAKARTA - Upaya USAID lain, mengembangkan kompetensi inti PRIORITAS bersama dengan Universitas dan dasar, memahami dan praktik Negeri Yogyakarta (UNY) untuk membuat perangkat pembelajaran menciptakan sekolah praktik yang baik dengan pendekatan tematik, melakukan bagi praktik mengajar mahasiswa terus penilaian otentik, serta menyusun dilakukan. Salah satunya, membekali pertanyaan tingkat tinggi. Semuanya sekolah mitra dengan materi kurikulum dilakukan dengan proses saintifik yang 2013. Pemberian materi tersebut dilakukan menjadi pola utama dalam kurikulum dengan pendekatan saintifik dan 2013. implementatif. Dosen UNYsekaligus fasilitator Peserta berasal dari sekolah mitra dan USAID PRIORITAS, Rahayu Condro sekolah lab UNY berjumlah 3 SMP dan 7 menyampaikan, proses saintifik SD. Dengan pendekatan whole school diperlukan dalam setiap aspek development (pengembangan sekolah pembelajaran, siswa diajari konsep 5M, secara menyeluruh), 122 orang dari unsur mulai dari mengamati, menanya, staf dinas pendidikan, pengawas, kepala mengumulkan informasi/bereksperimen, sekolah, dan guru tersebut dilatih dan praktik mengimplementasikan kurikulum mengolah informasi/mengasosiasi, dan 2013. Pelatihan dilaksanakan di dua tempat, mempresentasikan. Dengan pola tersebut, siswa akan mampu untuk yakni Wisma MMUGM untuk jenjang SD
mengembangkan potensinya secara maksimal. Siswa SMPN 1 Yogyakarta Aufa Farid Rahman setelah belajar bahasa Inggris bersama guru praktikan mengatakan, pembelajaran yang dia lakukan berbeda dari biasanya. Menurut dia, belajar menjadi lebih mudah, menyenangkan, dan banyak pengalaman baru. “Bu Susana mengajar berbeda hari ini. Hari ini kami diajak belajar secara kelompok, berdiskusi, menanyakan aktivitas teman atau conversation, mendiskusikan dengan teman dengan cara yang asyik. Bentuk bangkunya juga berbeda. Kami lebih bebas dalam beraktivitas di dalam kelas. Kadang kelompok, kadang invidu, kadang diskusi 2 orang, bahkan mewawancarai teman lain,” katanya dengan semangat. [ar]
Siswa SMPN 1 Yogyakarta sedang memawancarai siswa lainnya dalam pembelajaran bahasa Inggris guru praktikan (22/9).
Kembangkan Budaya Literasi dalam Dukung Budaya Baca, Hibahkan 29.700 Buku ke Sekolah Mitra Implementasi Kurikulum 2013 USAID PRIORITAS menghibahkan 26.549 buku kepada sekolah mitra, sekolah lab, dan sekolah pembanding di Jawa Tengah. Buku Siswa dan guru di MI Kalibenger Sumowono, tersebut diberikan dalam Semarang sedang melakukan kegiatan membaca di pondok baca buatan mereka. rangka mendukung budaya baca dan kemampuan literasi siswa di sekolah. “Budaya baca menjadi bagian penting dalam perkembangan intelektual siswa, khususnya mendukung budaya literasi yang digalakkan dalam implementasi kurikulum 2013,” terang Spesialis Pengembangan Manajemen Sekolah USAID PRIORITAS Jawa Tengah Dyah Karyati. Bantuan tersebut diberikan kepada 121 sekolah mitra dan 35 sekolah pembanding di 5 kabupaten serta 29 sekolah lab dan mitra LPTK. Buku tersebut merupakan pemicu untuk pengembangan budaya baca di sekolah. Pada tahun 2014, USAID PRIORITAS melatihan modul 2 kepada guru, kepala sekolah dan komite sekolah untuk menerapkan dan menyusun strategi pengembangan budaya baca tersebut. [dk ar]
LENSA PRIORITAS
Penerapan Kurikulum 2013 membutuhkan literasi pada proses membingkai materimateri pelajaran untuk berinteraksi. Tujuannya Siswa mendiskusikan hasil proses literasi untuk mencapai untuk menghubungkan banyak kemampuan lintas mata pelajaran di SMPN I Yogyakarta. keterampilan dasar siswa dalam membaca, menulis, mendengarkan dan menyampaikan. Sebab dalam kurikulum 2013, siswa dituntut memiliki kemampuan berbahasa dan berkomunikasi dengan baik. “Guru perlu mendesain materi dalam rencana pelajaran. Di kurikulum 2013 hal itu adalah bagian perencanaan disetiap kegiatan belajar mengajar pada semua mata pelajaran. Kemampuan membingkai tersebut merupakan kemampuan untuk melakukan literasi kurikulum 2013,” kata Spesialis Pelatihan SMP/MTs USAID PRIORITAS Jawa Tengah, Saiful Huda Shodiq. Kemampuan yang harus dikuasai oleh guru jelas Huda, adalah bagaimana seorang guru mampu mengintegrasikan tema-tema setiap mata pelajaran dalam sebuah perencanaan pembelajaran. [shs ar]
Edisi 08, Juli - September 2014 - LENSA PRIORITAS
3
Bekali Mahasiswa Pascasarjana UPGRIS Kemampuan Analisis Penataan Guru jelasnya SEMARANG - Sebanyak 40 Peserta dari Dinas Pendidikan Kota mahasiswa Program Pascasarjana S-2 Semarang Linggasari, S.H menyatakan, Manajemen Pendidikan Universitas kegiatan ini sangat membantu kegiatan PGRI Semarang (UPGRIS) mendapat pendataan guru sehari-hari di Dinas pelatihan penataan dan pemerataan Pendidikan Kota Semarang. “Ada ilmu guru (PPG) di kampus UPGRIS baru untuk menata guru yang bisa kami Semarang. Kegiatan tersebut selain adaptasi,” ungkapnya. Sementara itu, diikuti mahasiswa serta staf Dinas peserta dari Kabupaten Pemalang Pendidikan Kota Semarang. Pelatihan (Dari kanan) Dr Yovita Y, Hari Riyadi, Prof. Sunandar dan Untung, S.Pd, menilai dengan sistem ini, tersebut dikemas dalam bentuk pejabat dari Universitas PGRI Semarang dalam pembukaan data pendidikan akan menyatu dan lokakarya (22-23/8). Kegiatan Workshop Penataan dan Pemerataan Guru di Semarang (22-23/8) tidak setiap saat diminta setor data ke terlaksana kerja sama antara program kabupaten. Dan Ahmad Jahidi, S.Pd pascasarjana manajemen pendidikan (S-2) merasa pelatihan ini sangat sesuai dengan harus memperhitungkan kepentingan dengan USAID PRIORITAS Provinsi Jawa pekerjaannya sehari-hari. Harapannya, siswa, bukan kepentingan guru. Contohnya, Tengah. materi PPG bisa masuk dalam kurikulum bila akan memindahkan guru dari satu “Data yang baik menjadi modal dasar S-2 manajemen pendidikan (MP). untuk membuat dan menyusun kebijakan sekolah ke sekolah lainnya, yang dilihat Diharapkan setelah mengikuti pelatihan, pertama adalah apakah dengan pemindahan yang baik. Sebaliknya, data yang tidak para peserta bisa mendukung PPG di berkualitas akan mengakibatkan kebijakan tersebut siswa mendapat layanan kabupaten/kotanya masing-masing. Peserta pendidikan yang lebih baik atau tidak. yang dibuat oleh pimpinan tidak tepat,” “Penataan dan pemerataan guru bukan berasal dari latar belakang pekerjaan guru, terang Specialist Management & untuk kepentingan guru, tetapi kepentingan kepala sekolah, pengawas sekolah, dan staf Governance USAID PRIORITAS Jawa dinas pendidikan yang berasal dari 6 siswa. Selama ini mutasi didasarkan pada Tengah Hari Riyadi mengawali sesi. kabupaten/kota, yaitu Kota Semarang, kepentingan guru. Misalnya, mengikuti Koordinator USAID PRIORITAS suami yang pindah tugas, padahal di sekolah Kabupaten Demak, Kendal, Brebes, Provinsi Jawa Tengah Dr. Nurkolis, M.M, Pemalang, dan Tegal. [nk ar] baru tersebut gurunya sudah cukup.” mengatakan, prinsip utama dalam PPG
Dikdasmen Muhammadiyah Batang Sebarkan Praktik yang Baik
Pembukaan- Perwakilan PDM Batang, M Ridwan, menyampaikan sambutan saat pembukaan pelatihan pembelajaran hasil kerjasama Majlis Dikdasmen dengan USAID PRIORITAS (21/8).
BATANG- Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) melalui Majelis Pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah (Dikdasmen) menjadi pionir di Kabupaten Batang dalam melakukan diseminasi program pembelajaran dari USAID PRIORITAS. Kebijakan tersebut diwujudkan dalam pelatihan pembelajaran aktif untuk SD/MI dan SMP/MTS di lingkungan Muhammadiyah. Kegiatan dipusatkan di SMP Muhammadiyah Tersono, Kamis (21/8). “Pelatihan ini diharapkan turut membantu para guru dalam memahami dan mendorong pelaksanaan kurikulum 2013,” kata fasilitator USAID PRIORITAS Bambang Sutiyono di sela pelatihan.
4
Sebanyak 73 peserta mengikuti pelatihan itu, yakni 48 guru dari SD/MI dan 25 dari SMP/MTs Muhammadiyah seKabupaten Batang. Menurut Bambang, pelatihan didesain selama tiga hari. Rinciannya, dua hari untuk pelatihan dan satu hari untuk praktik mengajar. “Setidaknya ada tiga tujuan dari kegiatan ini. Pertama, meningkatkan kemampuan guru daam memahami karakteristik siswa. Kedua, kami ingin meningkatkan kapasitas manajemen pembelajaran guru. Terakhir, kemampuan guru dalam hal penilaian siswa diharapkan meningkat,” terangnya. Perwakilan PDM Batang M. Ridwan, M.Si mengatakan, kebijakan pendidikan di Muhammadiyah berorientasi pada tiga aspek, yakni penguatan ketakwaan kepada Tuhan, pembentukan akhlak yang baik, serta peningkatan mutu, baik pembelajaran maupun manajerialnya. “Salah satu upaya untuk mencapai itu, kami memutuskan mendiseminasi program USAID PRRIORITAS ke sekolah di bawah naungan Muhammadiyah,” katanya. [ad ar]
LENSA PRIORITAS - Edisi 08, Juli - September 2014
Bupati Pekalongan Drs. Amat Antono, M.Si dalam sosialisasi program penataan dan pemerataan Guru di Gedung Pemuda Kajen, Kabupaten Pekalongan (23/7)
Pekalongan Mulai Menata Guru “Kebutuhan guru, jumlah sarjana yang dimiliki, dan jumlah guru yang akan pensiun perlu kita dapatkan datanya sehingga kita mampu memberikan kebijakan yang tepat,” kata Bupati Pekalongan Drs. Amat Antono, M.Si dalam sambutan pembukaan lokakarya sosialisasi program panataan dan pemerataan guru (PPG), Rabu (23/7). Menurut Bupati Pekalongan, program PPG tersebut sangat diperlukan oleh Pemkab Pekalongan supaya memiliki peta guru dan peta kondisi tenaga pendidikan yang jelas. [lhr]
LENSA PRIORITAS
LENSA Daerah Mitra MGMP Bahasa Inggris Susun Perbub Regrouping untuk MTs Se Kabupaten Sragen Menata Guru Siap Berinovasi
Peserta pelatihan sedang mengkreasikan model pembelajaran.
Kabupaten Sragen mulai mendiseminasi modul 2 yang dikembangkan oleh USAID PRIORITAS.Yang pertama melakukan diseminasi adalah MGMP Bahasa Inggris MTs se-Kabupaten Sragen. Diseminasi praktik yang baik ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman peserta pelatihan tentang kurikulum 2013 dan penilaian otentik. “Guru-guru perlu meningkatkan kualitas diri dan kualitas dalam mengajar. Melalui pelatihan ini, Bapak Ibu Guru dapat menerapkan apa yang sudah diperoleh dalam pelatihan di madrasahnya masing-masing. Tinggalkan budaya lama yang kurang inovatif dan mulailah berinovasi,” terang Kasi Pendidikan Madrasah Kabupaten Sragen Drs. H. Irwan Junaidi. Pelatihan dilakukan selama 4 hari dengan peserta berasal dari guru bahasa Inggris yang berjumlah 51 orang dari 27 MTs se-Kabupaten Sragen. Di akhir sesi, beberapa peserta mengungkapkan bahwa pelatihan tersebut sangat dibutuhkan oleh guru terutama pemahaman tentang kurikulum 2013 dan penilaian otentik. Banyak guru yang tertarik, bahkan ada beberapa guru yang bersedia membayar dengan uang pribadi untuk mengikuti pelatihan tersebut. Beberapa peserta sudah menyosialisasikan hal itu kepada guru mapel yang lain. Mereka pun tertarik untuk melakukan diseminasi. [ds] LENSA PRIORITAS Edisi 08. Juli - September 2014 Penanggung Jawab: Nurkolis Editor: Anang Ainur Roziqin Tim Redaksi: Afifuddin, Hari Riyadi, Dyah Karyati, R. Ahmad Sarjita, Saiful H. Shodiq, Wahyu Daryono, Anton W. Gerhana, Dewajani S, Da laela, M. Lutfi HR, Agus Danarta, Nur Jannah, Ardi W., Sarwa Eka Alamat: Jl. Candi Makmur No.2A Karanganyar Gunung, Candisari, Semarang. Email:
[email protected]
LENSA PRIORITAS
Kabupaten Sragen mulai menyusun peraturan bupati tentang regrouping sekolah dasar negeri yang memenuhi syarat. Berdasar hasil analisis data berbasis dapodik oleh tim PPG, di Kabupaten Sragen terdapat banyak sekolah kecil dan satu lingkungan yang memungkinkan dilakukan regrouping. Beberapa sekolah tersebut di antaranya telah siap digabung. (Kanan) Spesialis manajemen dan pemerintahan USAID PRIORITAS Jawa Tengah, Hari Riyadi, dan “Saat ini kami sedang membuat Sekretaris Dindik Sragen, Darmawan, M.Pd dan regulasi untuk pelaksanaannya. Hari Kabid Dikdas Dindik Kabupaten Sragen (29/9) ini sudah dilakukan salah satu langkah untuk menuju ke jenjang tersebut,” kata Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang Darmawan, M.Si dalam pertemuan koordinasi penyusunan draf di Ruang Krida Manggala, Kompleks Setda, (29-30/9). Peserta workshop berasal dari pemangku kepentingan pendidikan yang terkait secara langsung dengan proses regrouping SDN.Yaitu, dinas pendidikan, BKD, DPPKAD, bappeda, bagian hukum, camat, dan kepala UPT Dinas Pendidikan. Hari pertama setelah pengarahan program dan paparan data peta pendidikan di Sragen, dilakukan pemilihan tim penyusun perbup sehingga di hari kedua peserta lokakarya adalah tim penyusun saja. Hasil dari lokakarya tesebut adalah draf peraturan bupati tentang regrouping yang akan difinalkan dan dikonsultasikan dengan bupati untuk kemudian disetujui dan ditandatangani oleh bupati. Hasil tersebut akan menjadi dasar hukum yang kuat bagi pelaksanaan dan regulasi dalam regrouping SDN di Kabupaten Sragen. [ds ar]
Lebih Mudah Mengkreasikan Pembelajaran SEMARANG - “Pelatihan semacam itu membuat saya bersemangat dan termotivasi untuk mengkreasi pembelajaran,” kata Guru SMP Negeri 2 Sumowono Ibu Setyani seusai mengikuti pelatihan kontekstual di Hotel Comm In, Sumowono (8-9/9). Dalam pelatihan tersebut, ia mengaku mendapat banyak gambaran tentang memetakan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran. Dengan cara itu, dia mampu Setiyani Guru SMP Negeri 2 Sumowono, Semarang memikirkan dan banyak terinspirasi cara untuk mencapainya dengan metode yang menarik. “Saya mendapatkan pencerahan bagaimana melayani anak yang berkebutuhan khusus sehingga tidak mengganggu serta bisa mengikuti pembelajaran seperti siswa yang lainnya.” ungkapnya. Sebelumnya, tutur perempuan berhijab besar tersebut, ia kurang memperhatikan tentang anak berkebutuhan khusus serta gender. Namun, dalam pelatihan dia dilatih cara memperhatikan perbedaan individu dan gender dalam kelas. “Sekarang saya jadi tahu dan bisa lebih memperhatikan hal tersebut,” jelasnya. Pelatihan itu juga sangat mendukung dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan arahan yang jelas misalnya dalam mengembangkan saintifik. “Setelah ini saya termotivasi untuk all out dalam mengajar,” tegasnya. [ak ar]
Edisi 08, Juli - September 2014 - LENSA PRIORITAS
5
LENSA Daerah Mitra Regrouping Regrouping merupakan salah satu rekomendasi dari program penataan dan pemerataan guru yang digiatkan oleh USAID PRIORITAS bersama dengan tim penataan dan pemerataan guru (PPG) Kabupaten Semarang. Pada awalnya tim PPG yang berasal dari unsur dinas pendidikan dan kebudayan dan badan kepegawaian daerah dilatih oleh USAID PRIORITAS untuk menganalisis data pokok pendidikan (dapodik) berbasis sistem informasi manajemen pendidikan kabupaten (SIMPK). Setelah data dianalisis, kemudian tim PPG membuat rekomendasi kebijakan dan diteruskan dengan melakukan uji publik dari pemangku kepentingan di Kabupaten Semarang untuk mendapatkan masukan-masukan. Beberapa rekomendasi yang dihasilkan dari tim PPG di antaranya regrouping untuk 150 sekolah kecil (siswa kurang dari 16) di Kabupaten Semarang, kelas multigade untuk sekolah-sekolah yang memungkinkan, guru mobilitas untuk guru mapel SD dan SMP, pemberdayaan guru wiyata bhakti, dan pengangkatan guru baru.
6
Kunjungan Dari rekomendesi tersebut, tim melakukan implementasi masingmasing kebijakan. Satu kebijakan yang diambil dengan melihat kondisi di Kabupaten Semarang, yaitu melakukan regrouping untuk sekolah-sekolah yang kekurangan guru. Bupati Semarang dr. Mundjirin, Sp.OG menyatakan bahwa langkah yang diambil tersebut merupakan kebijakan untuk memeratakan kualitas pendidikan.Yang kedua terkait dengan kekurangan guru yang sulit untuk dipenuhi dengan pengangkatan dalam waktu dekat. “Sekolah yang digabung harus dikembangkan, jangan sampai malah mutunya menjadi turun. Selain itu, sekolah yang ditinggalkan harus dimanfaatkan. Misalkan laboratorium, perpustakaan, kelas jauh, pendidikan anak usia dini, dan Pusat Kegiatan Masyarakat. Tujuan akhirnya adalah sarana pendidikan tersebut tetap menunjang pengembangan pendidikan,” katanya dengan semangat
LENSA PRIORITAS - Edisi 08, Juli - September 2014
Dilanjutkan dengan kunjungan ke Kantor Kementerian Agama Kabupaten, madrasah ibtidaiyah dan tsanawiyah mitra di Kabupaten Batang dan Semarang. Terakhir mereka berdiskusi dengan pimpinan IAIN Walisongo Semarang tentang perannya sebagai lembaga pencetak guru-guru di madrasah. Pertemuan dengan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah Drs. Khairuddin banyak membahas tentang peran dari Kementerian Agama dalam manajemen pengelolaan madrasah di level provinsi. “Bagaimana caranya membagi peran antara Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan untuk mengelola madrasah?” tanya salah seorang peserta kunjungan. “Dalam pengelolaan madrasah, kami mengajarkan ilmu-ilmu umum disela-sela pendidikan keagamaan.Untuk ujian, kami juga melakukan ujian nasional bersama-sama dengan sekolah umum,” terang kepala Kemenag. Setelah mendapatkan penjelasan yang lugas dari Bapak Khairuddin, peserta kunjungan melanjutkan perjalanan ke madrasah di Kabupaten Batang dan Pekalongan. Di Semarang mereka mengunjungi MI Klero Tengaran, MTs Al Manar, MI Kalibenger, dan MTs Nuril Huda. Di Kabupaten Batang mereka mengunjungi MTs Subah, MTs NU 01 Batang, MI Sojomerto, dan MI Muhammadiyah Batang, serta salah satu pondok pesantren di Kabupaten Batang. Mereka juga mengunjungi guru dan kepala sekolah mitra yang sedang melakukan pelatihan modul 2 di dua kabupaten tersebut. Di mandrasah, mereka bediskusi tentang manajemen sekolah, partisipasi masyarakat, pembelajaran aktif, dan tentunya pada kemampuan penguasaan keagamaan mereka. “Baca! Silakan dibaca,” pinta Muhammad Ruhul Amin salah satu kepala sekolah Bangladesh sambil membuka salah satu mushaf Alquran yang ditujukan ke salah satu siswa MI Klero Tengaran, Semarang. Dengan percaya diri, siswa tersebut membaca Alquran dengan lanyah dan tartil. Hal tersebut membuat rombongan terkagum-kagum. Joint Secretary Technical and Madrasah Education, Ministry of Education Bangladesh, Hosne ara Begum mengatakan, dirinya sangat terinspirasi dari pengalaman selama mengunjungi madrasah di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah. Dia merasa pendidikan umum dan pendidikan agama ternyata bisa bersinergi. Regulasi perundang-undangan dan kemajemukan dalam beragama ternyata tidak berpengaruh terhadap pendidikan agama. Dukungan dari masyarakat juga dia rasakan kuat dalam membentuk kegotong-royongan sekolah. “Banyak praktik baik yang saya dapatkan ketika berkunjung ke Indonesia. Pengalaman ini akan saya bawa dan coba implementasikan di Bangladesh,” ungkapnya.
LENSA PRIORITAS
LENSA Daerah Mitra
Raih Juara Pertama Lomba Gugus Kabupaten Gugus Bangsa Kabupaten Sragen, mitra USAID PRIORITAS, menjadi juara pertama dalam lomba gugus di Kabupaten Sragen. Gugus yang terdiri atas SDN Gringging 1 (SD inti) dan 6 SD imbas yaitu SDN Gringging 2, SDN Gringging 3, SDN Gringging 4, SDN Banyurip 1, SDN Banyurip 2 dan SDN Banyurip 3 tersebut terpilih di Kawedanan Gondang untuk mengikuti lomba gugus tingkat kabupaten. Bersaing dengan 4 kawedanan lain di Kabupaten Sragen, yaitu Kawedanan Sragen, Kawedanan Gemolong, Kawedanan Masaran, dan Kawedanan Gondang yang mewakilkan 4 gugus, akhirnya Gugus Bangsa mampu menjadi juara 1. Beberapa aspek yang dinilai adalah kegiatan belajar mengajar, peran serta masyarakat, sarana prasarana, administrasi gugus dan administrasi kelas di SD, serta pelaksanaan MBS. Dari lima poin penilaian tersebut, aspek 1 dan 2 Gugus Bangsa menerapkan apa yang selama ini dipelajari dari program USAID PRIORITAS. Di kegiatan belajar mengajar tersebut, tiga SD yag dinilai mendapatkan nilai 5 plus (terutama SD Inti) karena dinilai semua kelas telah menerapkan pembelajaran PAKEM. Kedua, peran serta masyarakat. Aspek tersebut mendapatkan nilai yang tinggi karena peran serta masyarakat yang
sangat tinggi (paguyuban kelas), terutama dalam proses pembelajaran. Ini dibuktikan dalam dokumen administrasi seperti daftar hadir pertemuan, notulensi, dan undangan. Di semua kelas diadakan pertemuan setiap hari Sabtu. Mereka membahas kemajuan pembelajaran dan permasalahan yang terjadi untuk dicarikan solusinya. Dengan menjuarai lomba gugus tahun 2014, Gugus Bangsa akan maju mewakili kabupaten di lomba Gugus Karesidenan Surakarta tahun 2015. Pada awal September, gugus tersebut akan menjadi tuan rumah acara Srawung Warga, acara rutin masyarakat Kabupaten Sragen yang selalu dihadiri bupati dan kepala SKPD seKabupaten Sragen. [ds]
Kepala UPT Sambungmacan memberikan sambutan dalam pembukaan penilaian lomba gugus
Pengawas yang menjadi penilai sedang menilai administrasi gugus dan mewawancarai pengurus gugus
Siswa berjualan jamu hasil karya sendiri
Proses pembelajaran yang dinilai
Awalnya Tak Bersahabat, Akhirnya Teman Akrab
Ada Tagihan dan Tindak Lanjut Pelatihan
Tindak lanjut serius hasil rapat perencanaan diseminasi (7/7) dilakukan di Purbalingga. SMP dan MTs Negeri seKecamatan Bobotsari sepakat melaksanakan diseminasi modul 1 bagi guru-guru IPA, IPS, matematika, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. Ibu Esti sedang Selama tiga hari (29/8-1/9 dan 2-6/8) mendampingi siswa mereka dilatih pembelajaran kontekstual. menidentifikasi Peserta berasal dari 7 sekolah dengan total tumbuhan (1/9) peserta seluruhnya berjumlah 70 orang. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga Tri Gunawan Setiyadi, M.H berpesan agar peserta bisa memanfaatkan momen pelatihan ini sebagai ajang untuk menambah ilmu dan mempersiapkan pelaksanaan kurikulum 2013. “Meskipun ketika pertama masuk, siswa merasa bingung dan memandang dengan tidak bersahabat. Namun, ketika saya mulai menyampaikan materi pembelajaran dengan cara PAKEM, siswa kelihatan bersemangat. Siswa aktif dan akrab seperti belajar dengan sahabat sendiri,” terang guru MTs Negeri Bobotsari, Esti Nur Cahyati, yang praktik di SMPN 3 Bobotsari. [dl]
Pelatihan pembelajaran (PAKEM) modul 2 SD dan MI Mitra USAID PRIORITAS Kabupaten Banjarnegara dilaksanakan di gedung PGRI Banjarnegara (5-8 dan 12-15/9). “Dinas Pendidikan berharap ada perubahan signifikan di sekolah, bukan sekadar pelatihan selama 4 hari di sini, tetapi Siswa mempratikkan pembelajaran tindak lanjut dari pelatihan. Hasil dari saintifik (8/9) pelatihan ini akan ada tagihan-tagihan untuk ke depannya sampai di mana hasil dan perubahan yang terjadi di sekolah, terutama PAKEMnya,” kata Kasi Kurikulum Dikdas Dindik Banjarnegara Bapak Sunarto, M.Pd. Pelatihan berjalan dengan lancar selama 4 hari efektif. Pelatihan ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberhasilan dan kendala dalam implementasi di sekolah dari pelatihan modul 1 yang sudah diberikan sebelumnya. Tujuan selanjutnya, guru dan kepala sekolah memahami prinsip pengelolaan pembelajaran yang efektif kaitannya dengan penerapan kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik dan penilaian otentik. [nj]
LENSA PRIORITAS
Edisi 08, Juli - September 2014 - LENSA PRIORITAS
7
LENSA Praktik yang Baik
Magnet Sederhana, Pengangkat Rongsokan elektromagnet. Dengan ketentuan alat dan bahan ditentukan sendiri,” kenang Rochim. Penilaian produk berupa kekuatan magnet yang ditunjukkan dengan kemampuan mengangkat besi sebanyak mungkin (dalam praktik digunakan klip) dan sifat elektromagnet yang sementara agar setelah saklar diputus sifat magnetnya akan hilang sehingga besi akan jatuh. Laporan dibuat sesuai kreativitas masingPak Rochim, Maman dan siswa SMPN 1 Kudus setelah masing individu, berisi analisis produk melakukan percobaan. yang menunjukkan kemampuan literasi. Siswa sangat antusias dalam bekerja, Banyak pengepul rongsokan baik dalam memecahkan masalah, memanfaatkan tenaga manusia untuk memindahkan barang-barang rongsokan. penyediaan alat dan bahan, maupun cara pembuatan elektromagnet. Pada saat Dengan memanfaatkan elektromagnet, penyajian, siswa membawa bahan untuk siswa ditantang membuat alat pengangkat ditampilkan, yaitu paku, kawat tembaga, rongsokan untuk membantu kegiatan dan beberapa baterai sebagai sumber pengepul rongsokan tersebut. tegangan. Aktivitas dan kreativitas siswa Melalui kegiatan project-based learning, tereksplorasi seluas-luasnya dengan siswa SMP Negeri 1 Kudus membuat arahan dan bimbingan guru. elektromagnet secara individu dan Hasil praktik menunjukkan variasi dimanfaatkan sebagai alat pengangkat kekuatan magnet dalam menarik klip besi rongsokan. Seminggu sebelum praktik, dengan jumlah minimal yang disepakati 10 siswa diberi permasalahan tentang buah. Bahkan, ada yang sampai menarik fenomena pengepul rongsokan yang 196 buah, namun tersisa beberapa buah memanfaatkan tenaga manusia dalam yang masih menempel pada elektromagnet memindahkan besi-besi rongsok. saat saklar diputuskan. Kemudian mereka diberi lembar kerja Salah seorang siswa bernama Maman sederhana yang ditulis pada papan tulis. membuat sesuatu yang lain. Dengan bahan Tugasnya, “buatlah alat pengangkat besi besi kolom sepanjang 20 cm yang dililit rongsokan dengan memanfaatkan prinsip
sumber tegangan dari adaptor sebesar 9 volt, alat tersebut mampu menarik semua klip yang tersedia (sekitar 1.010 klip). Begitu juga setelah saklar diputus, semua klip terjatuh. Sesuai rubrik dan kesepakatan penilaian dengan siswa, nilai 100 layak diberikan kepada Maman. “Saya sangat suka belajar hari ini, ternyata hanya dengan memanfaatkan magnet dengan lilitan dapat mengangkat besi yang sangat berat dan banyak,” aku salah satu siswa dalam refleksinya. Pengakuan siswa tersebut menandakan bahwa pembelajaran yang telah dilakukan dapat bermakna bagi siswa itu. “Ternyata belajar fisika sangat berguna di masyarakat!” ucap yang lain. “Aneh-aneh saja, tapi bagus,” celetuk beberapa guru dan tenaga kebersihan yang melihat pembelajaran. * Pelaku dan Penulis: Rochim, M.Pd Fasilitator USAID PRIORITAS Kabupaten Kudus.
Maman dan rekannya sedang melakukan percobaan alat pengangkat rongsokan sederhana.
Menciptakan Lingkungan Kelas yang Membelajarkan gambar, dan alat, baik dua dimensi maupun tiga dimensi yang bisa dibaca “Untuk membelajarkan siswa dan digunakan oleh siswa untuk secara optimal, siswa perlu didorong belajar. untuk terus belajar dengan berbagai - Menjadikan lingkungan kaya sumber cara. Salah satu cara yang telah belajar. Sumber belajar hasil buatan dilakukan oleh SD Negeri Tangkil 3, guru dan siswa semua dipajang di Sragen, adalah mengoptimalkan sekitar kelas dan tempat yang mudah lingkungan kelas sebagai sumber diakses siswa. Diupayakan hasil karya belajar.” tersebut bukan buatan pabrik, namun Suasana belajar yang menyenangkan bagi buatan siswa. siswa terlihat di SDN tangkil 3 Sragen. - Membuat lingkungan kelas sebagai Siswa aktif dalam mengekplorasi kegiatan showcase. Showcase tersebut berisi bukan hanya dari papan tulis dan buku, simbol, komentar, hasil karya siswa dan tapi juga berasal dari tembok dan guru yang dipajang sebagai media lingkungan kelas yang nyaman dan pamer untuk memotivasi siswa. membelajarkan. - Menciptakan lingkungan kelas sebagai Ada beberapa upaya yang dilakukan taman belajar dengan cara menata oleh SDN Tangkil 3, yaitu: tempat duduk yang memudahkan - Menjadikan lingkungan kelas yang siswa berinteraksi dan mudah literat. Lingkungan yang literat telihat mengakses sumber belajar di dalam dari diciptakannya berbagai tulisan, kelas. [rs]
8
LENSA PRIORITAS - Edisi 08, Juli - September 2014
Lingkungan kelas yang dikembangkan di SD Negeri 3 Tangkil, Sragen. Siswa merasa nyaman, mengekslplorasi dan menjadikan lingkungan kelas sebagai sumber belajar.
LENSA PRIORITAS
LENSA Praktik yang Baik
Membelajarkan Siswa Sensitif Gander dilakukan dalam pembelajaran bahasa Indonesia sub kebahasaan kalimat majemuk subtema remaja dan pendidikan karakter. Di awal pembelajaran, Pak YOGYAKA RTA - Pak Toyib melakukan brainstorming tentang Toyib, guru kebiasaan yang dilakukan anak laki- laki Pak Toyib, Guru SMPN Sewon Bantul maupun perempuan dalam hal permainan, SMPN Yogyakarta bangga dengan hasil pekerjaan yang dilakukan sehari-hari, serta kegiatan siswa dalam pembelajaran Sewon, pekerjaan yang biasa dilakukan laki laki dan Bantul, perempuan dewasa. Yogyakarta, setelah mengikuti pelatihan Berikutnya, Pak Toyib membagi lembar modul 2 USAID PRIORITAS langsung kerja berupa potongan-potongan kertas menerapkan pendekatan pembelajaran dan siswa diminta untuk menyambungkan yang sensitif gender. Hal tersebut
menjadi kata majemuk dan dibahas bersama dengan kelompoknya. Dari pembahasan bersama tersebut, kemudian siswa terlihat sudah paham tentang bagaimana sebuah pekerjaan yang tidak mengenal jenis kelamin. Artinya, semua bisa dikerjakan oleh laki-laki maupun perempuan berdasar kemampuan masingmasing, bukan berdasar jenis kelamin. Dalam diskusi dengan siswa, ada juga anak yang menolak pekerjaan dilakukan perempuan. Misalnya, ronda. Sebab, selain dianggap tidak lazim, hal tersebut membahayakan kaum perempuan. Selain melalui mata pelajaran, Pak Toyib mencampur duduk siswa secara heterogen, pembagian kerja kelompok, serta pemberian tugas dan tanggung jawab. [dk]
Cara melakukan pengukuran: 1. Siswa diminta untuk menarik nafas dalam-dalam dan sekuat-kuatnya. 2. Embuskan udara kedalam balon, usahakan semua udara masuk ke dalam balon. 3. Balon yang sudah terisi udara diikat dengan karet. 4. Mengukur keliling lingkaran balon tersebut dengan menggunakan benang bagor. 5. Menentukan panjang jari-jari lingkaran balon tersebut dengan cara; menyediakan benang bagor yang digunakan untuk mengukur keliling LANGKAH PERCOBAAN: Siswa SMPN 2 Banjarnegara kelas VIII D melakukan percobaan menghitung volume lingkaran balon, udara dengan menggunakan balon. Mereka meniup balon dengan sekuat tenaga, kemudian mengukur balon dengan menandai panjang benang bagor yang benang bagor dan mengukur panjang serta menghitung dengan rumus sederhana. digunakan untuk melilit balon, ukur panjang benang bagor dengan satuan panjang/penggaris (cm), Banjarnegara - Menarik, pembelajaran dan buku catatan. “Saya senang sekali ukur kertas dengan benang bagor yang dilakukan oleh guru MTs Negeri 2 pembelajaran kali ini karena saya bisa yang digunakan untuk melilit keliling Banjarnegara Pak Hanis dan guru SMPN 5 menghitung volume udara dengan alat balon (keliling lingkaran), Banjarnegara Pak Julius dalam praktik sederhana,” kata Ori, siswa SMPN 2 bentuk kertas melingkar seukuran pembelajaran di SMPN 2 Banjarnegara Banjarnegara kelas VIII D. dengan yang benang bagor yang (29/10). Mereka menggunakan balon “Ternyata orang yang badannya besar digunakan untuk melilit balon udara untuk mengetahui seberapa besar lebih banyak menampung udara daripada (disebut daerah lingkaran), volume udara yang dihirup masuk ke yang kecil,” simpul Lia. Siswa lainnya,Vani, buatlah garis tengah pada lingkaran paru-paru. Dari kegiatan pembelajaran menyatakan bahwa ternyata belajar IPA juga kertas (disebut garis tengah), tersebut, siswa menemukan rumus bisa memakai rumus matematika sederhana. ukurlah panjang garis dari titik menghitung volume udara dengan cara Dirinya ingin setiap hari melakukan tengah lingkaran ke tepi lingkaran yang sederhana dan menantang. pembelajaran dengan model seperti itu.* (disebut jari-jari) Kegiatan pembelajaran dilakukan dalam 6. Masukan data pengukurannya ke kolom kelompok kecil sehingga memudahkan data pengukuran. Catatan redaksi: siswa bekerja sesuai dengan pembagian 7. Terapkan rumus. Cara yang mudah dan lebih akurat untuk peran masing-masing. Alat yang dipakai 8. Hitunglah volume balon tersebut mengukur volum udara adalah dalam pembelajaran tersebut tidak terlalu mencelupkan balon berisi udara tersebut dengan menggunakan rumus 4/3 x 3,14 x (r^3). sulit dan tidak terlalu mahal, terjangkau ke dalam ember yang berisi penuh air (pas dan mudah diperoleh.Yaitu, balon karet, permukaan). Kemudian ukur berapa liter * Pelaku: Hanis dan Julius, Praktikan Pelatihan CTL Banjarnegara. Penulis: Yayuk Sugiyarti, M.Si. Fasilitator benang/tali yang tidak elastis, penggaris, air yang tumpah. Itulah volum udara.
BALON PERNAFASAN
Cara Sederhana Mengukur Volume Udara Pernapasan dengan Balon
USAID PRIORITAS Kab Banjarnegara
LENSA PRIORITAS
Edisi 08, Juli - September 2014 - LENSA PRIORITAS
9
LENSA Praktik yang Baik
Guru Kreatif Dimulai Sejak Mahasiswa Dosen Universitas Negeri Yogyakarta Rahayu Condro melakukan kegiatan pembelajaran aktif di kelasnya. Dia berkeyakinan bahwa jika berharap anak-anak bangsa mendapat pembelajaran aktif yang menyenangkan sekaligus menumbuhkan kreativitas mereka, maka sebaiknya calon gurunya mendapatkan pengalaman nyata saat mereka belajar di kampus. Berdasar keyakinan tersebut, Ibu Ayu panggilan akrabnya, melakukan kegiatan pembelajaran yang mengaktifkan dan Suasana pembelajaran aktif di mengembangkan kemampuan kreatif mahasiswa. perkuliahan Ibu Rahayu Berikut yang dilakukan Bu Ayu. 1. Membuat suasana belajar yang bisa mendukung pembelajaran interaktif dan menyenangkan, misal setting tempat duduk yang tidak klasikal, menggunakan berbagai pendekatan dan metode serta adanya ice breaking oleh mahasiswa untuk mahasiswa. 2. Pembelajaran dilakukan dengan sosio-culture, pembelajaran yang membiasakan mahasiswa untuk kerja sama dengan teman dalam menyelesaikan masalah yang kontekstual. 3. Memberikan tugas yang menantang “High Order Thinking” . Misalnya, pada saat pembuatan media pembelajaran bilangan bulat di SD. “Buatlah media untuk pembelajaran bilangan Bulat di SD dengan selembar kertas karton ini” dan ternyata bukan hanya proses pembuatannya yang menyenangkan namun hasilnya juga luar biasa. Mereka kreatif!. Ada yang membuat gambar air (sejuk sebagai bilangan positif dan gambar api panas sebagai bilangan negatif). Ada yang membuat kapal selam dan pesawat terbang dimana yang terbang berarti di atas artinya positif, sampai ada yang membuat dengan cerita rakyat bawang putih dan bawang merah. Hal tersebut juga sekaligus membangun karakter siswa di kelas nanti. 4. Membuat mereka bangga dengan hasil karyanya melalui kegiatan mempresentasikannya kepada kelompok lain. Karya kunjung yang dilakukan hanya memerlukan waktu yang relatif singkat, karena semua kelompok mempresentasikan kepada kelompok lain dalam waktu yang bersamaan. Kelompok 1 ke 2, kelompok 2 ke 3, dan seterusnya. 5. Memberikan bonus-bonus nilai bagi mereka yang aktif. 6. Memberikan kepercayaan dan kesempatan untuk menilai hasil karya teman. 7. Memberikan kepercayaan dalam pengelolaan nilai-nilai yang mereka peroleh. Buku penilaian diberikan kepada sekretaris kelas. Namun di akhir semester yang memproses tetap dosen, dengan mengingatkan mereka, bahwa penilaian sikap juga diperhitungkan. “Saya ingin mahasiswa kelak menjadi guru yang mengaktifkan dan menginspirasi siswa. Karena itu saya mengemas perkuliahan yang mengeksplorasi sisi-sisi kreativitas mereka,” kata Bu Kegiatan Perkualiahan yang merangsang siswa untuk kreatif dan hasil Condro. [af ar] kreativitas mahasiswa
10
LENSA PRIORITAS - Edisi 08, Juli - September 2014
Warung kebutuhan, siswa sedang mengidentifikasi sifat distributif dalam pembelajaran jual beli
Penggunaan Sifat Distributif dalam Kehidupan Guru SD Negeri 1 Panggisari Siti Nurokhatus menggunakan metode demonstrasi jual beli dalam mengajarkan sifat distributif dengan tujuan memudahkan siswa dalam mengingat materi tersubut. “Saya senang belajar dengan cara ini karena belajar matematika menjadi menyenangkan dan mudah,” kata Tomy siswa kelas 5. Langkah pembelajaran yang dilakukan yaitu - Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, - Siswa menyiapkan warung kebutuhan (barang apa yang harus dibawa oleh siswa sehari sebelumnya sudah sampaikan misal sampo, sabun, odol, permen, mi instan, sikat gigi, pensil, bolpoint, dll) - Siswa membuat tabel harga pada masingmasing barang kebutuhan - Siswa mengisi lembar kerja siswa (LKS) yang sudah disiapkan panduannya oleh guru Petunjuk kerja sebagai berikut; 1) belilah barang sesuai dengan kebutuhan dalam satu kelompok, 2) tulislah harga barang dalam tabel, dan 3) setelah diketahui jumlah barang yang dibutuhkan dan harga, kemudian hitunglah dengan menggunakan sifat distributif. Contoh : Barang yang dibutuhkan 2 buah sabun mandi 2 sachet shampo
-
Harga satuan Rp 2500 Rp 500
Sifat distributif (2x2500)+( 2x500) = 2x(2500+500)
Presentasi kerja kelompok Pemajangan hasil karya Kunjung karya Diakhiri dengan membuat kesimpulan, bahwa dalam kehidupan sehari-hari ternyata banyak yang menggunakan sifat distributif.
* Pelaku: Siti Nurokhatus Solihah Guru Kelas 5 SDN 1 Panggisari, Banjarnegara Penulis: Sugeng Priyanto, S.Pd.I Fasilitator USAID PRIORITAS Kabupaten Banjarnegara
LENSA PRIORITAS
PRIORITAS - Praktik yang Baik
LENSA Praktik yang Baik
Belajar Faktorisasi Bentuk Aljabar dengan Slide Board Factor (SBF) Materi pokok faktorisasi bentuk aljabar merupakan materi esensi di kelas VIII. Dalam standar kompetensi lulusan untuk ujian nasional materi ini senantiasa muncul. Khususnya, pemfaktoran bentuk ax2 Pak Purnomo menjelaskan cara penggunaaan SBF + bx + c, dengan a = 1 atau a≠1. Karena itu, perlu cara khusus untuk menambah gairah siswa dalam belajar. Salah satunya dilakukan oleh guru SMP Negeri 1 Banjarnegara Pak Purnomo dengan menggunakan slide board factor (SBF). SBF merupakan papan yang dapat digeser-geser untuk dapat menentukan nilai dari a x c = p x q, dan b = p + q. Media (alat peraga) ini mempunyai banyak keunggulan. Misalnya, dapat dibuat dengan mudah dari papan/tripleks bekas, karton, atau yang lainnya. Cara membuatnya pun mudah. Untuk memberikan pengetahuan tentang cara memfaktorkan bentuk ax2 + bx + c, dengan a = 1 atau a≠1, terlebih dahulu siswa membentuk menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri atas 4 -5 anggota/orang. Kemudian guru mendemonstrasikan cara penggunaan media SBF. Terlihat semua siswa Siswa bekerja dalam kelompok mempraktikkan memperhatikan SBF dan saling memberi masukan dengan saksama. Selanjutnya siswa diberi kesempatan untuk mencoba dan berdiskusi mempraktikkan media SBF sesuai dengan kelompoknya sampai bisa dan benar. ”Saya mendampingi siswa dengan saksama. Setelah siswa dianggap mahir menggunakan media tersebut dikelompoknya. Kemudian saya memberikan soal untuk dikerjakan tanpa menggunakan media tersebut,” jelasnya. Langkah terakhir adalah siswa secara individu mengerjakan soal tanpa menggunakan media SBF karena sudah memahami cara kerja SBF di pikirannya. “Saya sangat senang belajar matematika dengan cara seperti ini. Lebih mudah mengerti dan paham. Selama ini saya sudah takut duluan Siswa mempresentaikan hasil kreatifitas dalam kalau belajar matematika. menggunakan SBF Tapi, dengan cara Pak Guru mengajar, saya lebih senang, jarang marah, dan selalu gembira,” kata Melliliani Febriat H.S., siswa kelas VIIIA. * Penulis dan pelaku: Purnomo, S.Pd Guru SMP Negeri 1 Fasilitator USAID PRIORITAS Kabupaten Banjarnegara
LENSA PRIORITAS
Memahamkan Iklan Baris kepada Siswa Cara tersebut dilakukan Ibu Dwi Widyastuti, Guru MTs Negeri 2 Banjarngera. Langkah pembelajaran yang dilakukan yaitu, membentuk kelompok (maksimal 5 anak). Siswa diberi tugas membaca dan mengamati iklan baris yang ada di media massa yang telah dipilihkan guru. Siswa diberi lembar kerja yaitu mencari pengertian iklan baris,menemukan ciri-ciri iklan baris, menemukan unsur-unsur pembentuk iklan baris, mengetahui kekurangan dan kelebihan apabila membaca iklan baris, dan mengetahui singkatan kata yang dipakai dalam iklan baris. Teori ini bisa di gunakan untuk materi membaca iklan baris dan menulis iklan baris. Tahap akhir peserta didik mempresentasikan hasil diskusi.* * Penulis dan pelaku: Dwi Widiyastuti, S.Pd Guru MTs Negeri 2 Banjarnegara, Fasilitator USAID PRIORITAS Kabupaten Banjarnegara
Belajar Himpunan dengan Gelang-Gelang Pelangi Metode tersebut dapat menjadi alternatif untuk lebih mengembangkan kreativitas siswa dan lebih mudah dalam membedakan setiap himpunan dengan gelang warna yang berbeda. Pada tahap awal siswa diingatkan kembali arti pentingnya menggambar diagram venn untuk memecahkan masalah pada operasi himpunan. Selanjutnya siswa dibagi dalam kelompok (5-6 siswa). Selama 5 menit siswa membaca senyap untuk memahami dengan contoh yang ada pada buku paket 1B. Selama 5 menit siswa berdiskusi untuk menjawab contoh pada bacaan dipelajari. Langkah berikutnya dibagikan LK, dalam waktu 35 menit, siswa berdiskusi dan memecahkan masalah yang ada pada LK, lalu kelompok dapat menggambarkan diagran venn dengan semesta dari satu kertas HVS. Himpunan yang ada di dalam semesta dilukiskan dengan membentuk gelang dari kertas HVS warna berbeda. Hasil operasi himpunan yang diminta, dituliskan dikertas plano beserta tempelan diagram venn di HVS yang sudah dibuat. Terakhir, selama 5 menit dilakukan karya kunjung. Dua anak membawa karyanya ke kelompok lain dan kelompok lain memberikan masukan dan penilaian secara otentik dengan memberi tanda yang dianggap bagus atau benar. Hal ini diulang sampai pada 3x kunjung karya. Terakhir bersama-sama siswa membuat simpulan.* * Penulis dan pelaku: Agung Sumaryanti, S.Pd Guru MTs Negeri 2 Banjarnegara, Fasilitator USAID PRIORITAS Kabupaten Banjarnegara
Edisi 08, Juli - September 2014 - LENSA PRIORITAS
11
BINGKAI LENSA PRIORITAS
[Foto: s] [Foto: ds]
Belajar tidak harus selalu di dalam kelas tapi bisa di luar kelas. Siswa-siswa SDN ini melaksanakan di halaman sekolah. mereka asyik mengidentifikasi rerumputan dan tumbuhan disekelilingnya (22/8).
Siswa secara kompak dan kooperatif mengerjakan pekerjaan dalam membuat letak geografis sekolah mereka. kegiatan tersebut bagian dari kegiatan pembelajaran di SMPN 6 Sragen (22/8).
Pola tematik integratif membuat siswa SDN Donuhudan 2, Boyolali bisa belajar dan berolahraga dengan suasana menyenangkan dan eksploratif (22/8).
[Foto: ad]
[Foto: mp]
Setiap hari Rabu, petugas dari perpustakaan daerah membawakan beraneka buku bacaan untuk siswa kelas VIII dan Ix. Kegiatan tersebut dilakukan untuk memperkuat budaya baca dan literasi siswa di MTs Negeri Subah, Batang.
[Foto: ds] [Foto: raw]
Membuat peta geografis semakin mudah dan menantang bila didesain dan dilaksanakan di luar kelas. Tampak Pak Basuki sedang mendampingi siswa di SMPN 4 Sragen melakukannya di lapangan (22/8).
Membuat kliping serasa lebih mudah dengan tim dan suasana kooperatif. Siswa SMP N 6 Sragen tersebut melakukannya di selasar kelas (22/8).
Dapatkan Informasi tentang berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, dan diskusi online forum sekolah di
www.prioritaspendidikan.org LENSA LENSAPRIORITAS PRIORITAS
USAID PRIORITAS: Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students