Edisi XI April - Juni 2015
USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan,Inovasi,dan Kesempatan bagi Guru,Tenaga Kependidikan, dan Siswa
Seuramoe PRIORITAS Media Informasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik
USAID PRIORITAS/ Teuku Meldi
Unjuk Karya Praktik yang Baik di LPTK BANDA ACEH - Sebanyak 18 peserta dari 2 LPTK mitra dan 16 sekolah mitra LPTK (lembaga pendidikan dan tenaga kependidikan) USAID PRIORITAS Aceh berkesempatan menunjukkan dampak program kerja sama antara LPTK dan USAID PRIORITAS. Kegiatan yang berlangsung di auditorium Ali Hasjmy UIN Ar Raniry tersebut dibuka oleh Rektor UIN Ar Raniry, Prof Dr Farid Wajdi MA (16/4). Dalam kegiatan tersebut, rektor diajak bermain titik kartesius bersama dengan siswa MIN Rukoh Banda Aceh menggunakan media pembelajaran papan catur 7 in 1 yang diciptakan oleh guru mereka. “Silakan bapak mengambil kartu koordinat dan langkahkan bola menurut kartu tersebut,” kata seorang siswa. Sambil bercanda dan melangkahkan bola pada kotak catur yang sudah dibentuk seperti lapangan bola tersebut, rektor terlihat menikmati permainan media pembelajaran matematika tersebut, . “Hayo, coba kalian langkahkan lagi koordinatnya, siapa yang menang,” kata rektor.
Dalam sambutannya, Farid Wajdi mengapresiasi perubahan pembelajaran yang telah terjadi di sekolah, . “Tujuan pendidikan nasional adalah melahirkan insan-insan yang cerdas dan akhlak yang karim,” katanya. Rektor juga mengapresiasi kerja keras guru terhadap perubahan di sekolah. “Pembuat kebijakan jangan selalu menyalahkan guru. Seharusnya, pembuat dan pengambil kebijakanlah yang harus selalu mendukung guru karena guru hanya menjalankan kebijakan yang telah dibuat,” katanya. Besarnya animo mahasiswa dan siswa menyaksikan unjuk karya tersebut telah memberikan informasi yang sangat berguna bagi mahasiswa LPTK. “Kami berharap unjuk karya ini dapat dilaksanakan lagi dan selama dua hari untuk memberikan lebih banyak kesempatan bagi sekolah lain dan mahasiswa untuk melihat kemajuan proses belajar mengajar di LPTK dan sekolah mitranya,” pinta Riska mahasiswa FKIP Unsyiah yang mengaku mendapatkan informasi tentang apa yang terjadi di sekolah sebagai persiapan sebelum melakukan PPL. Bersambung ke Hal 2.
Daftar Isi: Meriahkan Pameran dan Festival Budaya Aceh Jaya
Halaman. 2 ..................................................................... Tingkatkan Budaya Baca Sekolah, USAID Hibah 14.250 Buku
Halaman. 4 ...................................................................... Bupati Aceh Tamiang: Program USAID PRIORITAS untuk Tingkatkan Mutu Pendidikan
Halaman. 5 ...................................................................... Bupati Aceh Utara: Libatkan Warga Sekolah
Halaman. 6 ...................................................................... Guru dan Dosen dari Aceh Lakukan Penelitian Bersama
Halaman. 8 ...................................................................... Ular Tangga Penggolongan Hewan dan Praktik yang Baik lainnya
Halaman. 9 - 11 Keterangan gambar: Demo media pembelajaran “Perhitungan Bilangan” pada salah satu stand (MIN Model Banda Aceh) dihadapan Rektor UIN Ar Raniry.
Kunjungi kami di: www.prioritaspendidikan.org
SE
Seuramoe PRIORITAS
Seuramoe Utama
Sambungan dari hal 1.
Kegiatan yang dihadiri oleh unsur pimpinan universitas, termasuk universitas mitra dan konsorsia, LPTK, muspida, dinas pendidikan, sekolah, dosen, mahasiswa, guru, komite, siswa dan masyarakat tersebut, berlangsung hingga sore hari. Dua belas SD/MI dan 6 SMP/MTs mitra LPTK USAID PRIORITAS tersebut menampilkan media pembelajaran yang dihasilkan oleh para guru dan siswa. Kegiatan tersebut juga menampilkan pementasan seni siswa.***
“Tujuan pendidikan nasional adalah untuk melahirkan insan-insan yang cerdas dan akhlak yang karim”
Foto: (1) Wakil Rektor 1 Unsyiah, Dr Haizir bermain Ular Tangga Pengolongan Hewan dengan Mahasiswa FKIP Unsyiah, (2) Rektor UIN Ar Raniry, Prof Dr Farid Wajdi bermain titik koordinat kartesius bersama siswa MIN Rukoh, (3) Dekan FKIP Unsyiah, Dr Djufri mendengarkan penjelasan media pembelajaran oleh siswa MTsN Tungkop.
Meriahkan Pameran dan Festival Budaya Aceh Jaya CALANG - USAID PRIORITAS mendapat kepercayaan dari Dinas Pendidikan Aceh Jaya untuk mengisi stan dinas pendidikan pada kegiatan Pameran dan Festival Budaya HUT Ke-13 Kabupaten Aceh Jaya di Setia Bakti, Aceh Jaya (12-17/4). Bersama SMK Aceh Jaya, USAID PRIORITAS menampilkan media pembelajaran hasil karya fasilitator daerah (fasda), guru, dan siswa sekolah mitranya di Aceh Jaya. Media pembelajaran yang ditampilkan, antara lain, teropong bumi, alat deteksi uang palsu, kincir angin sederhana, deteksi gempa dan tsunami, serta buku besar sebagai media membaca bagi siswa kelas awal tingkat SD. Tiga buku besar yang dipajangkan (seperti Tubuhku, Aku dan Si Jalu, Bermain Bola) bertujuan untuk memberikan contoh bacaan yang baik untuk bagi anak. Selain itu, tujuan lainnya adalah membantu anak atau siswa dalam memahami buku dan memberikan pengalaman membaca bagi siswa. Untuk menarik pengunjung pameran, para fasda berkreasi membuat permainan atau kuis di dalam stan. Pengunjung memilih sendiri tipe pertanyaan yang diinginkan secara langsung di layar monitor desktop yang disediakan. Misalnya, permainan tentang
2
1
3 USAID PRIORITAS/ Teuku Meldi
peredaran darah (mapel IPA), permainan tentang ujinikotin, kuis matematika, kuis tebak bendera, dan menyusun kata peribahasa. Seluruh hadiah disediakan oleh dinas pendidikan. Saat mengunjungi stan USAID PRIORITAS, bupati dan wakil bupati beserta muspika terlihat sangat menikmati pemaparan fasda terhadap beberapa media pembelajaran. Bupati sempat mencoba teropong bumi dan alat deteksi uang palsu hasil karya siswa. “Bahan apa saja yang digunakan, siapa yang membuatnya, dan seberapa jauh jaraknya agar dapat melihat jelas?” tanya bupati saat mencoba teropong bumi tersebut. Bupati juga tertarik dengan media pembelajaran berupa alat deteksi uang palsu. “Inovasi baru seperti ini yang diharapkan dari siswa dan guru di Aceh Jaya dalam rangka menuju Aceh Jaya Cerdas,” katanya kepada anggota muspika yang hadir.***
USAID PRIORITAS/ Sri Wahyuni
Bupati menguji teropong bumi pada stan USAID PRIORITAS dan dInas pendidikan didampingi Wabup dan Muspika.
Bupati Aceh Jaya, Ir Azhar Abdurrahman
Penanggungjawab: Ridwan Ibrahim; Tata Letak dan Editor:Teuku Meldi Kesuma; Tim Redaksi:Tim USAID PRIORITAS Aceh; Alamat: Komplek Dolog Desa Tanjung, Jl.Tanjung Indah Utama No 1 Desa Tanjong - Banda Aceh 23371. Telepon: (0651) 8011166, Fax(0651) 8011167. Kritik & Saran:
[email protected]. Sumbangan Naskah ditulis dalam format Microsoft Word dengan jumlah kata 200--350. Lampirkan foto yang relevan dengan tulisan dalam format JPG. USAID PRIORITAS: Prioritizing Reform, Innovation and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students.
2
Edisi XI / April - Juni 2015
Seuramoe PRIORITAS
Seuramoe Kabupaten
lain pun dilakukan oleh para siswa seperti pompa hidrolik, kapal uap, roda membaca, dan lain-lainnya.
Foto dari kiri, Kadis Pendidikan,Yusnaidi, Kakankemenag, Arijal dan Sekda Abdya, Ramli Bahar sedang memperhatikan demo media pembelajaran pada salah satu stan. USAID PRIORITAS/ Teuku Meldi
Unjuk Karya Praktik yang Baik
Sekda Abdya: Anak Abdya Mampu Bersaing BLANGPIDIE - “Siapa bilang anak Abdya (Aceh Barat Daya) tidak mampu bersaing?” kata Sekda Abdya Drs Ramli Bahar saat mengunjungi stan pameran unjuk karya praktik yang baik (23/4). Kegiatan itu diikuti oleh 23 sekolah , yang terdiri atas 15 tingkat sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah dan 8 sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah di Kabupaten Aceh Barat Daya. Saat mengunjungi beberapa stan, Sekda Ramli mendapatkan penjelasan
langsung dari para siswa tentang media pembelajaran yang ditampilkan. “Kami akan mendemokan sumber listrik alternatif dari buah jeruk asam,” kata seorang siswa yang menjelaskan langkah-langkah merangkai kabel menggunakan paku dan koin yang ditanamkan pada jeruk untuk menyalakan lampu. Demo di stan tersebut menimbulkan decak kagum Ramli dan rombongan yang turut menyaksikannya. Bukan hanya itu, demo
Kegiatan yang dihadiri oleh kepala dinas pendidikan, kepala BKPP, Kakankemenag, para fasilitator daerah, kepala sekolah, dan guru tersebut mengkaji ulang program peningkatan mutu pendidikan yang telah dilaksanakan selama 2 tahun
3
olehMashadi Pemkab Foto: / DCPidie Pidie
Jaya bersama USAID PRIORITAS. Diungkapkan lebih dari 392 guru dan tenaga pendidikan (kepala sekolah, pengawas sekolah, komite sekolah, dan staf dinas pendidikan/Kemenag) dari 25 sekolah mitra di Kabupaten Pidie Jaya telah ditingkatkan kemampuannya untuk menyediakan layanan pembelajaran dan manajemen sekolah yang bermutu. Lebih dari 6.312 siswa dari tingkat SD/MI dan SMP/MTs di Pidie Jaya telah menerima manfaat langsung dari layanan pembelajaran bermutu tersebut. Selain itu, dipetakan penataan distribusi 752 guru PNS di 90 SD, dan 574 guru PNS pada 27 SMP (negeri/ swasta) untuk peningkatan pelayanan pendidikan sesuai standar yang telah ditetapkan pemerintah pusat.
Kepala Dinas Pendidikan, Dr Roeslan Abdul Gani mengapresiasi perubahan yang telah terjadi di beberapa sekolah binaan USAID PRIORITAS di Pidie Jaya, “Kami banyak mendapat masukan dan melihat langsung perubahanperubahan yang di sekolah. Foto: Muthmainnah / DCterjadi Bener Meriah Karena itu, untuk menyebarluaskan metode pembelajaran aktif ini
Sementara itu, Kadis Pendidikan Abdya Drs Yusnaidi MPd mengaku telah mengalokasikan dana untuk diseminasi praktik yang baik ke sekolah lainnya di Abdya. “Kami telah mengalokasikan sejumlah dana yang bersumber dari dana otsus migas dan APBK untuk diseminasi program USAID PRIORITAS ke sekolah lainnya di Abdya. Kita akan mengambil basis KKG dan MGMP untuk diseminasi pelatihan praktik yang baik ini,” tegasnya. Turut hadir dalam acara tersebut, Direktur Program USAID PRIORITAS, Stuart Weston, Kepala Kemenag Abdya, Drs Arijal, Kadisdik Abdya Drs Yusnaidi MPd, anggota DPRK Abdya, serta kepala sekolah, komite, guru, dan siswa.***
Sekda Pijay: Guru Jaga Ukhuwah PIDIE JAYA – Sekretaris Daerah (Sekda) Pidie Jaya Ir Iskandar MSi mengingatkan para guru untuk selalu menjaga ukhuwah, baik antar sesama guru maupun dengan pimpinan dan orang tua siswa. Dengan adanya rasa ukhuwah yang baik, di antara guru, kepala sekolah, dan orang tua siswa akan saling memperhatikan, saling tolong-menolong, dan timbul rasa kasih sayang dalam persaudaraan untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan menjadikan lingkungan sekolah sebagai rumah kedua bagi siswa,” katanya. “Kita harus mempersiapkan anak-anak kita di Pidie Jaya menghadapi globalisasi dengan mutu pendidikan yang lebih baik dan bermutu agar mereka tidak kalah saing menghadapi kehidupannya sepuluh atau bahkan dua puluh tahun yang akan datang,” jelas Iskandar saat membuka kegiatan rapat kaji ulang implementasi program USAID PRIORITAS di aula Bappeda Pidie Jaya (24/6).
Bupati Abdya Jufri Hasanuddin yang diwakili Sekda Ramli mengungkapkan dukungannya dan mengapresiasi program USAID PRIORITAS di kabupaten tersebut.” Pemkab Abdya memberi apresiasi setingi-tingginya atas bantuan peningkatan mutu pendidikan yang dilakukan oleh USAID PRIORITAS di 23 sekolah. “Kami harapkan antar sekolah mitra ini dapat berkompetisi menjadi yang terbaik sehingga dapat menjadi model pembelajaran dan manajemen bagi sekolah lainnya,” papar Ramli.
kepada sekolah yang bukan mitra USAID PRIORITAS, tahun ini kami telah menganggarkan dana Rp. 150 juta untuk melatih sekolah-sekolah lainnya di Pidie Jaya secara bertahap,” kata Roeslan..***
Sekda Pidie Jaya, Ir Iskandar MSi USAID PRIORITAS/ Teuku Meldi
Edisi XI / April - Juni 2015
Seuramoe PRIORITAS
EdisiAceh 1 / 2012 Seuramoe kepada sekolah. “Sekolah menyeleksi sendiri buku bacaan yang layak baca, . Selanjutnya, setiap sekolah berdiskusi dan melakukan rapat pleno semua peserta untuk menentukan buku. Buku yang layak dibaca oleh guru tetapi tidak layak dibaca oleh siswa juga tidak akan dihibahkan,” jelas Ridwan.
Perwakilan dinas pendidikan, kemenag, kepsek, guru dan fasda melakukan seleksi buku di Aceh Utara sebelum diserahkan kepada sekolah.
USAID PRIORITAS/ Teuku Meldi
Tingkatkan Budaya Baca Sekolah, USAID Hibah 14.250 Buku ACEH UTARA – Sebanyak 14.250 buku yang terdiri atas buku bacaan fiksi dan nonfiksi dibagikan kepada 96 sekolah mitra USAID PRIORITAS pada 4 kabupaten di Provinsi Aceh (Aceh Utara, Pidie Jaya, Aceh Tamiang, dan Abdya). Pemberian buku dalam rangka menumbuhkembangkan kembali budaya membaca di sekolah itu mendapat sambutan secara positif. “Program ini dihelat dalam rangka mengembangkan gemar membaca bagi para siswa,” kata Ridwan Ibrahim, koordinator USAID PRIORITAS Provinsi Aceh, pada kegiatan
pembagian buku secara simbolis di SMAN 1 Tanah Jambo Aye Pantonlabu, Aceh Utara (22-23/6). Untuk memberikan buku yang bermutu bagi siswa, seperti buku yang mengandung nilai pendidikan moral dan budaya serta menghindari buku-buku yang bertentangan dengan normanorma agama serta pendangkalan akidah, dilibatkan utusan sekolah (guru dan kepsek), dinas pendidikan, dan Kemenag untuk melakukan seleksi dan menentukan buku yang layak diberikan
Salah seorang penyeleksi dari Kemenag Aceh Utara, Ridwan Fajri, mengapresiasi kegiatan tersebut sebagai cara yang tepat untuk membagikan buku kepada sekolah, . “Kegiatan ini sangat tepat dilakukan untuk menghindari buku-buku yang tidak layak baca bagi siswa, terutama yang berkaitan dengan pendangkalan akidah. Sekolah secara langsung terlibat bersama pemda untuk menyeleksi buku dapat dicontoh oleh pihak lain yang berencana menghibahkan buku kepada sekolah,” jelas Fajri. “Metode seperti ini lebih efektif dan lebih mudah dipahami,” katanya lagi. Senada dengan Fajri, Kepala MTsN Tanah Jambo Aye, M. Rusli, mengungkapkan rasa terima kasih atas pemberian buku untuk madrasahnya. “Saat ini memang kami sangat memerlukan tambahan buku bacaan di madrasah guna mendukung budaya baca yang telah kami terapkan di sekolah. Tetapi, kami juga tidak ingin menerima buku yang tidak layak baca bagi siswa sehingga proses penyeleksian buku ini sangatlah tepat dilakukan.” Jelasnya. Rusli mengaku, saat ini sekolahnya sudah mengembangkan budaya membaca, . “Budaya baca di madrasah kami dengan menerapkan wajib baca 15 menit setiap Senin setelah upacara dan remedial bagi yang belum lancar membaca,” katanya.***
Komite dan Sekolah Latihan Bersama di Pijay PIDIE JAYA – Kemajuan pembelajaran dan manajemen suatu sekolah tidak terlepas dari peran serta orang tua siswa dan masyarakat yang mendukungnya, untuk mengeratkan hubungan tersebut di Pidie Jaya (Pijay) para komite sekolah yang merupakan perwakilan dari orang tua dan masyarakat mengikuti pelatihan manajemen sekolah bersama para guru dan kepala sekolah. Kegiatan yang dilaksanakan untuk 8 SMP/MTs tersebut mendapat apresiasi dari para ketua komite. “ Baru kali ini saya mendapatkan pelatihan yang langsung bekerja sama dengan kepala sekolah dan guru dalam merancang program dan rencana anggaran sekolah,” kata H Rusli, Komite SMPN 2 Ulim.“Pelatihan ini sangat bermanfaat sehingga kami dari pihak komite mengetahui peran dan tanggung jawab kami terhadap sekolah. Saya berharap pelatihan ini dapat dilakukan oleh sekolah lain agar komite lebih aktif dalam membangun sekolah dan tidak ada rasa saling curiga antara komite dan sekolah,” lanjut Rusli.
Kegiatan yang dibuka oleh kepala Dinas Pendidikan Kab. Pidie Jaya tersebut berlangsung selama 2 hari (21/5). Di hadapan 49 orang peserta, Dr Roeslan A. Gani MPd mengingatkan bahwa kunci suksesnya sebuah sekolah tergantung
Kadis Pendidikan Kab Pidie Jaya, Dr Roeslan A Gani MPd
USAID PRIORITAS/ Teuku Meldi
6
kepala sekolah yang dapat menjalin hubungan baik dengan komite dan masyarakat. “Kepala sekolah adalah manajer yang dapat menjalin hubungan baik dengan semua pihak, terutama komite dan masyarakat di sekitar sekolah,” kata Roeslan. “Untuk menindaklanjuti pelatihan ini, kami akan mengevaluasi langsung ke tempat tugas peserta pelatihan dan melihat sejauh mana penerapannya,” jelasnya. Kegiatan yang difasilitasi oleh USAID PRIORITAS tersebut memberi pemahaman menyeluruh tentang kepemimpinan pembelajaran, program budaya baca di sekolah, pengelolaan budaya baca, dan menyusun anggaran sekolah. Koordinator USAID PRIORITAS di Kabupaten Pidie Jaya, Mashadi mengingatkan bahwa komite mempunyai andil besar bagi sekolah. “Sekolah adalah milik bersama, bukan hanya menjadi tanggung jawab dan beban pemerintah serta pendidik saja,” katanya. ***
Edisi XI / April - Juni 2015
Seuramoe PRIORITAS
Seuramoe Kabupaten
Bupati Aceh Tamiang: Program USAID PRIORITAS untuk Tingkatkan Mutu Pendidikan
Sementara itu, dalam sesi diskusi Kepala Dinas Pendidikan Aceh Tamiang, Ikhwanuddin menjelaskan adanya inovasi pembelajaran oleh USAID PRIORITAS, “Selain pembelajaran, kami
melihat para komite sekolah mitra sudah mulai memahami apa yang harus dilakukan bersama sekolah. Ini akan menjadi contoh bagi sekolah lainnya,” jelas Ikhwanuddin yang juga menjelaskan pada tahapan pertama akan melakukan diseminasi pelatihan MBS untuk membangkitkan kembali keperdulian masyarakat kepada sekolah. Sementara itu, PPG (penataan dan pemerataan guru) di kabupaten ini memiliki kendala besar karena banyaknya pegawai non-PNS dan tahun yang akan datang akan terjadi gelombang pensiun guru yang cukup besar. “Kita agak kesulitan mengangkat guru PNS karena keterbatasan kuota guru sehingga jalan keluarnya akan diangkat guru non-PNS oleh bupati yang penempatannya diserahkan oleh dinas pendidikan,” jelas Syamsuri, kepala BKPP Aceh Tamiang.
Foto: Sri Wahyuni / DC Aceh Jaya
Sekda Aceh Utara, Isa Anshari
USAID PRIORITAS/ Teuku Meldi
KARANG BARU - Bupati Aceh Tamiang Hamdan Sati berharap program USAID PRIORITAS dapat terus dilanjutkan dan menyatakan dukungannya untuk pengembangan program ini di Kabupaten Aceh Tamiang, “Program USAID PRIORITAS penting untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam hal metode pembelajaran yang telah dikembangkan di sekolah-sekolah mitra,” jelas Hamdan Sati. “Oleh karena itu, kami dari pemerintah daerah akan terus mendukung program ini,” tegasnya saat mengikuti rapat kaji ulang implementasi program USAID PRIORITAS di Kabupaten Aceh Tamiang (29/6).
Sekda Aceh Utara Harap Semua Sekolah Berkualitas LHOKSUKON – Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Utara, Isa Anshari dalam kegiatan rapat kaji ulang implementasi program USAID PRIORITAS mengatakan, program yang telah diberikan oleh USAID PRIORITAS sangat bermanfaat untuk memajukan pendidikan di kabupaten ini. “Saya berharap kegiatan ini menjadi inspirasi bagi guru dan siswa. Kita inginkan semua sekolah di Aceh Utara memiliki kualitas yang sama baik. Program pembelajaran, MBS, dan PPG ini sangat membantu pemerintah. Saya memohon kepada para pemangku kepentingan dan pendidik untuk bersungguh-sungguh mengikuti program yang telah diberikan tersebut,” pintanya. Dia juga berharap lahirnya kesetaraan kualitas sekolah di Aceh Utara antara desa dan kota. “Harapannya, tidak ada perbedaan antara sekolah pedalaman dan perkotaan,” harapnya walaupun dia mengakui hal tersebut sulit dilakukan dan yang menjadi salah satu kendala besarnya adalah distribusi guru. “Guru kita masih menumpuk di sepanjang jalan lintas antar provinsi, sulit untuk mengajar ke pedalaman. Bahkan, rasio
4
antara guru dan siswa mencapai 1: 52,” katanya. “Oleh sebab itu, data dan analisis PPG yang telah dilakukan oleh USAID PRIORITAS ini sangat dibutuhkan untuk melakukan pendistribusian guru agar semua sekolah dari kota hingga desa mendapatkan pelayanan pendidikan yang sama,” lanjutnya pada kegiatan di aula Kantor Bupati Aceh Utara tersebut (26/6). Dalam kegiatan tersebut, dipaparkan hasil capaian program USAID PRIORITAS selama dua tahun di Kabupaten Aceh Utara. Sebanyak 24 sekolah binaan di Kecamatan Seunuddon dan Tanah Jambo Aye telah mengalami perubahan ke arah yang lebih baik dalam pembelajaran dan manajemen sekolah, termasuk partisipasi masyarakat kepada sekolah. “Pendidikan tidak berjalan jika ditumpukan hanya pada sekolah, tapi harus melibatkan semua pihak,” kata Kepala Dinas Pendidikan Aceh Utara, Razali SPd. ”Kami berharap kegiatan ini dapat terus dilanjutkan dan kita akan mendiseminasikan ke beberapa sekolah
Bupati Aceh Tamiang, Hamdan Sati melihat para komite sekolah mitra sudah mulai memahami apa yang harus dilakukan bersama sekolah. Ini akan menjadi contoh bagi sekolah lainnya,” jelas Ikhwanuddin yang juga menjelaskan pada tahapan pertama akan melakukan diseminasi pelatihan MBS untuk membangkitkan kembali keperdulian masyarakat kepada sekolah. HUMAS Pemkab Aceh Tamiang
di Aceh Utara, karena kami tidak mungkin berjalan sendiri dalam membangun pendidikan, apalagi mengambil kebijakan yang bersifat teknis seperti PPG. Karena itu, dibutuhkan peran serta institusi lain dan masyarakat untuk mendukungnya,” kata Razali. Hadir pada acara itu, kepala Kantor Kementerian Agama, kepala badan kepegawaian daerah, dan perwakilan DPRD Aceh Utara.***
USAID PRIORITAS Bantu Pelatihan GBK BIREUEN – USAID PRIORITAS membantu pelatihan penyusunan perangkat pembelajaran bagi guru bimbingan khusus (GBK) tingkat SD Kabupaten Bireuen (27-29/4). Pelatihan yang melibatkan guru SD inklusif dan SDLB sebanyak 25 orang. Pelatihan yang bertujuan untuk memahami karakteristik peserta didik ABK dan cara penanganan ABK di sekolah tersebut dipandu langsung oleh Wiwit Sri Arianti, spesialis gender dan pendidikan inklusi USAID PRIORITAS. Pelatihan tersebut juga mengajarkan para guru untuk mengembangkan dan mengasah sensitivitas terhadap penanganan ABK di sekolah inklusi, memahami manajemen kelas inklusi, strategi KBM yang mudah serta akomodatif, juga dapat mengembangkan RPP serta penggunaan media pembelajaran bagi ABK di kelas. Kegiatan yang dibiayai oleh dana APBD sebesar Rp. 45 juta tersebut, didukung oleh USAID PRIORITAS dengan menyediakan tenaga fasilitator pelatihan. Di akhir pelatihan, peserta menyatakan siap menjadi agen inklusif di sekolah secara aktif.***
Edisi XI / April - Juni 2015
SE
Seuramoe PRIORITAS
Seuramoe Pelatihan
Pelatihan Modul 3 untuk Fasilitator Daerah
Anggota DPRA: Pelatihan USAID PRIORITAS Patut Dicontoh
XX
berakhir sehingga siswa-siswa dapat belajar secara aktif, nyaman, dan menyenangkan,” lanjutnya.
Xxxxx Xxxxx Bardan menyatakan, sepatutnya
pelatihan pembelajaran dan manajemen sekolah tersebut menjadi barometer bagi kabupaten-kabupaten yang belum didampingi oleh USAID PRIORITAS. “Kita berharap kabupaten nonmitra dapat belajar ke kabupaten mitranya PRIORITAS,” pinta Bardan.
USAID PRIORITAS/ Mashadi
BANDA ACEH – Bardan Sahidi, salah seorang anggota DPRA Provinsi Aceh, yang berkesempatan mengunjungi pelatihan Modul III Praktik yang Baik dalam Pembelajaran SMP/MTs untuk fasilitator daerah mitra USAID PRIORITAS (27/5) menyatakan
Fasda melakukan praktik mengajar (bagian dari pelatihan) ke salah satu sekolah. Insert: Bardan Sahidi bersama siswa MIN Mesjid Raya Banda Aceh.
dukungannya secara langsung kepada para peserta. ”Pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan oleh USAID PRIORITAS sangat partisipatif dan membantu guruguru kita di kabupaten,” kata Bardan. “Namun, yang dibutuhkan pasca pelatihan adalah implementasinya jangan
Dia menambahkan, pelaksanaan pelatihan di daerah akan berjalan dengan baik apabila adanya dukungan dari berbagai pihak pemangku kepentingan pendidikan. Anggota komisi 1 badan anggaran dan mantan anggota DPRK Aceh Tengah tersebut berharap pemerintah Aceh akan menyiapkan rancangan tentang apa yang akan dilakukan untuk keberlanjutan program pelatihan bagi guru ke depan. “Sebab, program ini adalah program nasional dan akan berakhir pada tahun 2017,” katanya.***
Pelatihan Manajemen Berbasis Sekolah
Bupati Aceh Utara: Libatkan Warga Sekolah PANTONLABU – Bupati Aceh Utara H Muhammad Thaib menegaskan pentingnya keterlibatan warga sekolah (guru, siswa, kepala, staf, orang tua siswa, komite, dan masyarakat) untuk peningkatan mutu pembelajaran. “Untuk meningkatkan mutu pendidikan, kita tidak bisa bekerja sendiri. Semua warga sekolah harus dilibatkan,” kata bupati yang lebih akrab dipanggil Cek Mad itu di hadapan peserta pelatihan manajemen berbasis sekolah (MBS) jenjang SMP/MTs mitra USAID PRIORITAS Kabupaten Aceh Utara di SMAN 1 Tanah Jambo Aye (22/5). “Pelatihan yang dilaksanakan oleh USAID PRIORITAS ini sangat penting,” lanjutnya. “Kenyataannya, saat ini manajemen sekolah di daerah kita belum mampu, bahkan ada yang belum mau melibatkan seluruh komponen terkait dalam merumuskan kebijakan tingkat sekolah. Bahkan, ada sekolah yang sama sekali belum memfungsikan komite USAID PRIORITAS/ Teuku Meldi Bupati didampingi Kadis Pendidikan Aceh Utara melihat sekolah,”katanya. Cek Mad menjelaskan, hal tersebut akan pajangan foto peran serta masyarakat di sekolah mitra. berdampak buruk bagi sekolah dan mutu pembelajaran. ”Tidak melibatkan warga sekolah akan mengakibatkan penerus Aceh Utara pada masa datang. Koordinator USAID PRIORITAS untuk minimnya rasa kepemilikan dan Kabupaten Aceh Utara Cut Rahmawati tanggung jawab masyarakat dalam Selama dua hari, 45 orang dari unsur berharap, kerja sama antara komite dan meningkatkan mutu pembelajaran,” dinas pendidikan, Kemenag, komite, pihak sekolah yang disaksikan dinas tegasnya. kepala sekolah, dan guru SMP/MTs pendidikan dan Kemenag itu akan mengikuti pelatihan MBS agar lebih memperkaya program-program sekolah Secara terbuka Cek Mad mendalami tentang pemberdayaan yang disusun bersama. “Dengan mempersilakan warga sekolah, terutama berbagai pihak untuk meningkatkan duduknya pihak sekolah dan komite, hal komite, untuk berdiskusi dengannya mutu pembelajaran, transparansi, dan ini tentu menambah kebermanfaatan kapan saja di pendapat. ”Di sana kita akuntabilitas. Mereka juga mempelajari program-program yang direncanakan salat Magrib bersama dan peran serta masyarakat (manfaat, jenis, dan dijalankan oleh sekolah. Sekolah membicarakan hal-hal yang menyangkut dan cara mendorong masyarakat agar adalah milik bersama, bukan hanya sekolah dan pendidikan,” jelas pria yang terlibat aktif dalam mendukung sekolah) menjadi tanggung jawab dan beban para mengedepankan peningkatan SDM dan peningkatan budaya baca di sekolah. pemerintah. Pendidik, masyarakat, dan (sumber daya manusia) dalam visi Komite dan sekolah turut pula komite mempunyai andil besar dalam misinya tersebut. Ia juga mengingatkan menyusun perencanaan dan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran tanggung jawab semua pendidik, penganggaran sekolah secara bersama di sekolah,'' jelasnya.*** termasuk dirinya, di akhirat kelak dengan disaksikan oleh dinas pendidikan terhadap kualitas pendidikan generasi dan Kemenag.
5
Edisi XI / April - Juni 2015
SE
Seuramoe PRIORITAS
Seuramoe PPG & Pelatihan
25 Persen Guru SD/SMP Abdya Kurang Jam Mengajar ABDYA – Sebanyak 225 guru di antara 884 guru PNS jenjang SD dan SMP di Abdya kurang jam mengajar. Akibatnya, para guru terancam tidak mendapatkan tunjangan profesi karena tidak mampu memenuhi tuntutan 24 jam mengajar dalam seminggu. Hal tersebut terungkap dalam lokakarya implementasi penataan dan pemerataan guru (PPG) yang difasilitasi USAID PRIORITAS di aula Kemenag Abdya (13/5). Kegiatan ini sekaligus membahas implementasi Peraturan Bupati (Perbub) Abdya Nomor 22 Tahun 2014 tentang Penataan dan Pemerataan Guru Pegawai Negeri Sipil. “Untuk implementasi perbup tersebut, kami telah memutasi 85 guru dan menggabungkan 114 sekolah dasar (SD) menjadi 107 SD,” kata Kadis Pendidikan Abdya Drs Yusnaidi MPd. “Kami akan terus melakukan pemutasian guru, tetapi sekarang sudah berorientasi pada kebutuhan pemenuhan tugas mengajar guru dan langsung atas inisiatif guru sendiri untuk pemenuhan jam mengajarnya,” lanjutnya.
Sekda, kadisdik dan kakankemenag Abdya memperhatikan RKS (Rencana Kerja Sekolah) salah satu stan sekolah.
Secara terpisah, Sekda Abdya Drs Ramli Bahar memandang perlunya dikeluarkan dan diimplementasikan Perbup PPG. “Kita perlu menyesuaikan antara kebutuhan dan jumlah guru sehingga tidak terjadi penumpukan guru terutama di kota. Harus ada pemerataan mutu pendidikan yang lebih baik untuk seluruh anak didik hingga ke desa. Jadi, jangan sampai terjadi kekurangan guru di desa,” jelasnya.
dan software SIMPK-dapodik yang dikembangkan USAID PRIORITAS. Dari analisis itu, terbukti tidak meratanya penyebaran guru di Abdya disebabkan kekurangan guru kelas (PNS) 95 orang, guru pendidikan agama Islam (PAI) 20 orang, dan guru penjas 46 orang. Tetapi, jika dilihat dari penyebaran guru pada jenjang SD, masih ada sekolah yang mengalami kelebihan guru kelas, guru PAI, dan guru penjas.
Data guru yang disusun dan dianalisis bersama tim dinas pendidikan, Kemenag, dan USAID PRIORITAS tersebut bersumber dari hasil pengolahan data pokok pendidikan (dapodik) Kemdikbud
Untuk jenjang SMP, terjadi kekurangan guru mapel (PNS) sebanyak 106 orang. Bila dilihat jumlah guru PNS yang tersedia, terjadi kelebihan guru mapel PAI, guru PKn, dan guru IPA. Sementara
Diseminasi Kabupaten Bireuen
Guru SD Sisihkan Uang Sertifikasi untuk Pelatihan BIREUEN – Sebanyak 60 guru dari 19 SD di gugus Juli, Bireuen, secara mandiri mengumpulkan uang sertifikasi mereka untuk mengembangk an kemampua n dalam mengaj ar di sekol ah. Pelati han yang digagas oleh UPTD Kecamatan Juli tersebut USAID PRIORITAS/ Herawati dilaksanakan selama tiga hari di aula SDN 16 Juli (7/5) dengan menggunakan modul pelatihan USAID PRIORITAS. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bireuen yang diwakili Surya MPd, Kasie SD, mengapresiasi guru yang secara mandiri
7
ingin mengembangkan kemampuan SDM. “Sebab, jika berharap pelatihan yang dilaksanakan oleh dinas pendidikan dan kebudayaan, tidak semua guru mendapatkan kesempatan karena keterbatasan dana pelatihan setiap tahunnya,” jelas Surya. Sementara itu, Muktar, koordinator pelaksana pelatihan, mengungkapkan bahwa pelatihan tersebut digagas langsung oleh para guru. “Para guru di gugus Juli merasa memerlukan pengembangan diri sebagai pendidik di sekolah,” kata dia. Teuku Meldi /sangat Com. Aceh “Kegiatan iniFoto: benar-benar bermanfaat bagi guru-guru dan murni menggunakan biaya sertifikasi mereka sendiri,” lanjutnya. Dalam pelatihan diseminasi ini, para peserta membiayai sendiri konsumsi dan transportasi mereka ke tempat pelatihan, sedangkan USAID PRIORITAS membantu menyediakan tenaga pelatih dan modul pelatihan.***
USAIDMashadi PRIORITAS/ Foto: / DCTeuku Pidie Meldi
guru mapel lainnya (bahasa Indonesia, bahasa Inggris, matematika, IPS, seni budaya, penjas, TIK, mulok, dan bimbingan konseling) mengalami kekurangan guru dengan jumlah yang bervariasi. Artinya, penyebaran guru belum merata. “Permasalahannya sekarang, secara keseluruhan di Abdya terjadi kekurangan guru. Tetapi, jika melihat pemenuhan jam mengajar guru di sekolah, terjadi kekurangan jam mengajar bagi 25 persen guru. Ini berarti guru menumpuk pada sekolah dan lokasi tertentu, misalnya di perkotaan,” kata Muhibbudin, ahli manajemen pendidikan USAID PRIORITAS Aceh.***
Kerelaan Guru untuk Pengembangan Mengajar BIREUEN – Sebanyak 43 guru dari 4 SMP di Bireuen secara pribadi rela mengeluarkan uang untuk mengikuti pelatihan guna meningkatkan kemampuan mengajar mereka. Para guru dari SMPN 1 Kuala, SMPN 1 Jeunib, SMPN 1 Peudada, dan SMPN 1 Peulimbang tersebut mengikuti pelatihan pembelajaran konstekstual selama 3 hari di SMPN 1 Kuala. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bireuen yang diwakili oleh M. Nasir SPd, Kasie SMP, mengapresiasi pelatihan swadaya para guru tersebut, . “Guru yang berinisiatif mengembangkan diri secara mendiri tentu akan mendapatkan nilai tambah melebihi guru yang diundang hanya untuk pelatihan. Dengan demikian, sehingga manfaat pelatihan secara swadaya tentu lebih besar nantinya, terutama bagi peserta didik,” ujarnya sembari berharap agar para guru dapat memberikan motivasi pada guru-guru sekolah lainnya untuk terus belajar.***
Edisi XI / April - Juni 2015
Seuramoe Aceh & LPTK
Seuramoe PRIORITAS
2.700 Buku untuk Sekolah Mitra LPTK BANDA ACEH - Sebanyak 2.700 judul buku dihibahkan oleh USAID PRIORITAS untuk 18 sekolah mitra LPTK. Kegiatan penyerahan buku secara simbolis kepada seluruh sekolah dilaksanakan di Banda Aceh (12/5). Untuk memberikan buku yang layak baca bagi siswa, disarankan sekolah melibatkan beberapa guru untuk membaca dan kemudian membuat ringkasan buku. “Penyeleksian buku yang dilakukan oleh sekolah pada intinya bertujuan untuk memberikan buku yang layak baca bagi siswa. Sebab, sedapat mungkin kita menghindari buku-buku yang tidak patut dibaca oleh siswa, apalagi di Aceh yang menerapkan
syariah Islam ,” kata Ismail, ahli pengembangan LPTK USAID PRIORITAS Provinsi Aceh.
USAID
Dalam pertemuan ini, peserta dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok SD, MI, dan SMP/ MTs. Setelah menerima buku secara simbolis, setiap kelompok mengembangkan rencana program Foto: Teuku Meldi / Com. Aceh budaya membaca di sekolah. Hasil diskusi kelompok dipresentasikan dan
PRIO
RITA
didiskusikan dengan kelompok lain. Misalnya, jadwal bagi siswa untuk membaca di perpustakaan, teknis tugas bagi siswa untuk membuat sinopsis buku/cerita, dan 30 menit waktu membaca setiap Sabtu.***
Guru dan Dosen dari Aceh Lakukan Penelitian Bersama
77 Dosen ikut Pelatihan Pedagogi BANDA ACEH - Sebanyak 77 dosen dari LPTK mitra dan konsorsia USAID PRIORITAS Aceh ikut serta dalam pelatihan pedagogi di Banda Aceh (2224/4). Kegiatan tersebut bertujuan melatih dosen dalam pengunaan bahan ajar untuk LPTK yang dikembangkan oleh USAID PRIORITAS, yaitu bahan ajar tentang Literasi SD/MI, Literasi SMP/MTs, Matematika SD/MI, dan IPA SD/MI. Bahan ajar ini diharapkan dapat memperkaya dan memperluas konten kuliah untuk mahasiswa LPTK. Dosen dari FKIP Unsyiah, Tarbiyah UIN Ar-Raniry, FKIP Almuslim, FKIP Jabal Ghafur, FKIP Serambi Mekkah, dan Tarbiyah Univ. Muhammadiyah tersebut dibagi dalam 4 kelompok pelatihan sesuai pembahasan modul. Para peserta yang dipandu oleh fasilitator nasional dari Unnes Semarang, UIN Walisongo Semarang, UNY Yogyakarta, dan Unsyiah itu melakukan pelatihan secara aktif dan kontekstual. Pada sesi akhir pelatihan, semua peserta membuat rencana penggunaan bahan ajar tersebut di LPTK masing-masing.***
8
dari kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan profesi guru pada jenis publikasi ilmiah. Guna meningkatkan intensitas penelitian tindakan kelas, USAID PRIORITAS memfasilitasi 32 guru, dan 32 dosen dari tujuh provinsi, termasuk 4 guru SD/SMP dari Banda Aceh dan 4 orang dosen Unsyiah dan UIN Ar Raniry, ikut serta pada lokakarya kajian dan penyusunan laporan pendidikan tindakan kelas. Lokakarya ini selama empat hari tersebut (23-25/6) telah membahas hasil-hasil yang telah dicapai dalam pelaksanaan PTK. Ismail, ahli pengembangan LPTK USAID PRIORITAS Provinsi Aceh, mengatakan bahwa dosen dan guru berfokus pada penerapan literasi, matematika, dan IPA
di SD/MI serta SMP/MTs. ”Harapan kami, dosen unsyiah dan UIN Ar Raniry dapat memperkuat guru-guru di Aceh dalam menerapkan teori pembelajaran yang relevan untuk menyelesaikan masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru di Aceh,” ujarnya. Salah seorang dosen Unsyiah, Drs Adnan MPd, mengungkapkan perlunya pelatihan tersebut untuk meningkatkan kualitas pendidikan, . “Pelaksanaan penelitian tindakan kelas sangat perlu dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Apalagi, kolaborasi antara dosen dan guru dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas selama ini jarang dilakukan, padahal itu sangat penting untuk meningkatkan mutu penelitian,” jelas Adnan.***
April - Juni 2015 Sebanyak Rp187 Juta Didiseminasikan untuk Pelatihan BANDA ACEH - Seuramoe Prioritas mencatat sebesar Rp. 187.728.000 telah didiseminasikan oleh pemerintah kabupaten selama bulan April hingga Juni 2015 untuk pelatihan praktik yang baik Modul 1 dan Modul 2 jenjang SD/MI dan SMP/MTs serta melibatkan 334 peserta dari unsur kepsek dan guru. Pemerintah daerah menilai pentingnya pelatihan yang sama dilakukan oleh sekolah non mitra di kabupatennya. Untuk mendukung penyebarluasan praktik yang baik tersebut, kepada sekolah non mitra, USAID PRIORITAS menyediakan tenaga pelatih (fasda) yang dibiayai oleh USAID PRIORITAS dan biaya lainnya dibebankan kepada pemerintah daerah/sekolah. Diseminasi pelatihan PAKEM (SD) di
ku M
eldi
Dua orang guru memperhatikan daftar buku yang akan dihibahkan ke sekolahnya.
Lokakarya Kajian dan Penyusunan Laporan Pendidikan Tindakan Kelas di Jakarta
JAKARTA - Penulisan karya ilmiah merupakan syarat wajib bagi guru dalam jabatan profesi. Hal ini diatur ke dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenpan dan RB) Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Peraturan ini menjelaskan penulisan karya ilmiah, adalah syarat wajib dari unsur dan sub unsur kegiatan guru yang dinilai angka kreditnya. Adapun penulisan karya ilmiah sebagai bagian
S/ Teu
Bireuen (5-7/5) melibatkan 60 peserta dengan sumber anggaran lainnya sebesar Rp. 18 juta dan pelatihan CTL (SMP) (4-6/6) melibatkan 44 peserta dengan sumber anggaran lainnya Rp 36 juta. Sementara itu, di Kabupaten Pidie, pelatihan PAKEM (28-30/4) melibatkan 69 peserta dengan sumber anggaran BOS sebanyak Rp 40.240.000 dan pelatihan PAKEM Gugus 2, UPTD Wil. 6 Glumpang Tiga, Kabupaten Pidie (5-8/6) melibatkan 54 peserta dengan sumber dana yang sama, yaitu dana BOS sebesar Rp 40.240.000. Di Kabupaten Aceh Jaya, dilakukan diseminasi untuk mendukung KKG untuk kelas awal dan 4 mapel (617/4) yang melibatkan 107 peserta dengan sumber anggaran BOS sebesar Rp 53.248.000.***
Edisi XI / April - Juni 2015
Seuramoe PRIORITAS
Seuramoe Aceh & Praktik yang Baik
Praktik Pelatihan yang Baik Perkuliahan IPA di LPTK
Mahasiswa PGSD Unsyiah Ajak Siswa Bermain Ular tangga Penggolongan Hewan BANDA ACEH – Zia dan Husniati, mahasiswa PGSD FKIP Unsyiah, dengan lugas menerangkan media pembelajaran yang mereka demonstrasikan dengan menggunakan dadu. Media Ular Tangan Penggolongan Hewan (UTPH) tersebut merupakan pembelajaran sains (IPA) kelas 4. “Permainan ular tangga sangat sering digunakan oleh anak-anak, sehingga dengan lebih mudah mereka memainkannya,” kata Zia. Dia menjelaskan bahwa permainan ini bukan saja mengasah otak anak untuk berpikir dan mengenal pengelompokan hewan, tetapi juga mengajak mereka peduli lingkungan di sekitar mereka sebagai rantai makanan setiap makhluk hidup, . “Setelah siswa menemukan jawabannya, kita mengajak siswa untuk berbagi cerita tentang hewan dan makanannya serta memberikan pengetahuan tentang perlunya rantai makanan bagi makhluk hidup,” katanya. Cara bermainnya sangat mudah. Siswa melemparkan dadu dan melangkahkan bidak sesuai angka pada dadu. Jika berada dalam kotak tangga, artinya naik dan jika berada dalam kotak ekor ular, artinya turun. Penentuan pemenang bukan siapa yang lebih dulu mencapai kotak Zia angka tertinggi (100), tetapi siapa yang lebih banyak mengumpulkan poin angka. Kriteria penilaian atau cara perhitungan poin angka pun sangat mudah. Siswa yang bidaknya berada dalam kotak tertentu (kotak Q) harus menjawab sesuai dengan hewan dan makanannya atau menjawab sesuai dengan pengolongan hewan. Misalnya, pada kotak 15 tertulis “Monyet-Pisang”, siswa harus menjawab hewan tersebut dalam penggolongan hewan herbivora. Kotak lainnya, misalnya kotak 20 tertulis “Herbivora Daun”, siswa harus menjawab jenis hewan dan hal lain yang sesuai dengan golongan hewan tersebut. Jika jawaban benar, siswa akan memperoleh skor 2, . Jika jawaban salah tetapi Husniati bidaknya berada pada kotak Q, diberikan skor 1. Jika bidak yang tidak berada pada kotak Q, ia tidak memperoleh skor dan menunggu giliran selanjutnya. Penentuan pemenangnya, setelah bidak mencapai kotak 100, akan dijumlahkan skor yang diperoleh, . “Jadi, penentuannya bukan berdasar siapa yang lebih dulu bidaknya mencapai kotak 100 seperti permainan ular tangga lazimnya,” jelas Husniati. Media pembelajaran UTPH ini menjadi salah satu media yang didemontrasikan saat unjuk karya praktik yang baik untuk sekolah lab/mitra LPTK dan saat itu Wakil Rektor 1 Universitas Syiah Kuala, Dr Hizir Sofyan ikut bermain bersama mahasiswa.***
Antusias siswa bermain “Ular Tangga Penggolongan Hewan” pada stan FKIP Unsyiah.
Media Pelatihan Kliping Harian Analisa, 30 Mei 2015
Penempatan Guru Belum Merata ACEH UTARA - Penempatan guru di sejumlah sekolah di Aceh Utara belum merata. Di satu sisi, ada sekolah yang kekurangan guru, sementara di sisi lain ada sekolah yang kelebihan guru. Di sekolah-sekolah yang kelebihan guru, guru akan mengalami kekurangan jam wajib mengajar minimal 24 jam/minggu. “Kekurangan jam mengajar tersebut akan berdampak pada tidak bisa diajukannya sertifikasi bagi guru-guru di sekolah-sekolah yang kelebihan guru atau penundaan pembayaran tunjangan sertifikasi bagi guru yang telah sertifikasi,” ujar Koordinator USAID
9
PRIORITAS Aceh Utara, Cut Rahmawati kepada Analisa, Jumat (29/5). Dicontohkannya, di tingkat sekolah dasar (SD), Aceh Utara kekurangan guru pegawai negeri sipil (PNS), seperti guru Pendidikan Agama Islam (PAI) sebanyak 174 orang dan guru Pendidikan Jasmani 179 orang. Jika dilihat ketersediaan guru PNS, baik guru kelas, mata pelajaran PAI dan Pendidikan Jasmani di sekolah belum merata. Menurutnya, ada 58 sekolah kelebihan guru kelas, 27 sekolah kelebihan guru PAI, dan 11 sekolah
kelebihan guru Pendidikan Jasmani. Sementara, masih ada 2.33 sekolah kekurangan guru kelas, 179 kekurangan guru PAI, dan 168 kekurangan guru Pendidikan Jasmani.Sedangkan di tingkat sekolah menengah pertama (SMP) kekurangan guru mata pelajaran sebanyak 460 orang. Kekurangan guru itu tidak terjadi pada semua mata pelajaran. “Kelebihan guru ada dalam mata pelajaran PAI sebanyak 92 orang, PPKN 16 orang, dan IPA 17 orang. Sementara, mata pelajaran lainnya kekurangan guru dengan jumlah bervariasi,” sebutnya. Menurutnya, serangkaian kegiatan pemetaan dan pemerataan guru (PPG) telah dilakukan, mulai dari tahap sosialisasi, lokakarya 1 (data dan analisis), lokakarya 2 (perumusan kebijakan), kegiatan pendampingan, dan konsultasi publik.***
Edisi XI / April - Juni 2015
Seuramoe PRIORITAS
Seuramoe Praktik yang Baik
Praktik Pelatihan yang Baik Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI
Remedial bagi Siswa yang Belum Lancar Membaca Oleh: Muslem SAg, Kepala MIN Seunuddon, Aceh Utara.
SEUNUDDON – Ketidakmampuan siswa dalam mengikuti proses belajar disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah kemampuan membaca. Apabila ada siswa yang tidak mampu membaca, sangat sulit baginya mengikuti kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Hal inilah yang menjadi salah satu permasalahan di MIN Seunuddon, Aceh Utara. Saya berpikir bahwa hal ini tidak mungkin dibiarkan terus-menerus karena akan sangat mengganggu proses pembelajaran. Kesulitan membaca bukan hanya dialami oleh siswa kelas awal. Bahkan, ada siswa kelas tinggi yang kesulitan membaca. Salah satunya adalah siswa pindahan yang duduk di kelas VI. Tetapi, karena tidak memiliki kemampuan membaca, atas persetujuan orang tuanya, siswa tersebut kami turunkan ke kelas IV dengan tujuan agar dia tidak kesulitan mengikuti pelajaran. Melihat kondisi ini, saya berinisiatif mengajak dewan guru untuk bersamasama memberikan jalan keluar bagi permasalahan yang dihadapi siswa. Maka, kami mengevaluasi siswa yang tidak dapat membaca pada kelas I hingga VI setiap hari keluar kelas dan berkumpul di teras kantor dewan guru untuk belajar membaca selama satu jam dan dibimbing oleh guru piket. Setelah selesai bimbingan, mereka masuk ke kelas masing-masing.
Salah seorang guru melakukan bimbingan membaca terhadap siswa.
Salah seorang siswa yang bernama Yogi mengungkapkan pengalamannya mengikuti bimbingan ini. “Setelah lima hari ikut bimbingan membaca, saya sudah kenal huruf dan bisa baca,” katanya. Padahal, Yogi sebelumnya sulit membaca. Guru piket diwajibkan mendampingi siswa membaca setiap hari sehingga mereka lancar membaca. Jika guru piket tersebut berhalangan, akan dicari guru penggantinya. Dalam sehari, empat guru piket mendampingi anak belajar untuk mengenal huruf, mengeja kata, dan membaca. “Kami ingin agar setiap siswa kami bisa membaca dengan baik dan lancar serta mampu memahami apa yang dibaca,” harap Darmawati, salah seorang guru kami.***
“Sehari, empat guru piket mendampingi anak belajar untuk mengenal huruf, mengeja kata, dan membaca” Muslem, S.Ag - Kepala MIN Seunuddon, Aceh Utara
Susana remedial membaca di teras sekolah. USAID PRIORITAS/ Cut Rahmawati
Pelatihan Fasda Modul 3 SMP/MTs BANDA ACEH - Sebanyak 59 fasilitator daerah jenjang SMP/MTs dari Kabupaten Aceh Jaya, Pidie, Bener Meriah, Bireuen, Aceh Tengah, dosen LPTK Unsyiah dan UIN Ar-Raniry, beserta widyaiswara LPMP Aceh dilatih Modul 3 (27-30/5). Dalam pelatihan tersebut, para peserta mengembangkan perangkat penilaian autentik, peningkatan kemampuan literasi pada siswa, penyiapan dokumen portofolio bagi siswa, pendampingan guru melalui model lesson study, dan revitalisasi program MGMP di kabupaten.
Dr Duskri yang juga dosen FTIK UIN Ar Raniry bekerja bersama kelompoknya dalam pelatihan.
10
USAID PRIORITAS/ Mashadi
Muklish Hamid, spesialis pelatihan guru SMP/MTs USAID PRIORITAS Provinsi Aceh, mengingatkan tanggung jawab besar para fasilitator untuk kemajuan pendidikan di daerahnya. “Masih banyak tugas dan tanggung jawab fasilitator kabupaten untuk terus bekerja membimbing guru-guru di kabupaten pasca pelatihan tingkat sekolah di kabupaten. Implementasi hasil pelatihan ini juga membutuhkan dukungan dan kerja sama dari semua pihak di daerah kita. Kita harus melibatkan sebanyak Foto: Teuku Meldi / Com. Aceh mungkin pihak untuk kemajuan pembelajaran di sekolah,” kata Mukhlis.***
Edisi XI / April - Juni 2015
Seuramoe PRIORITAS
Seuramoe Praktik yang Baik
Praktik Pelatihan yang Baik Pembelajaran Bahasa Inggris di SMP/MTs Ibu Viza Suhanna bersama siswanya memperlihatkan hasil karya media
kembali ke tempat semula sebelum ia melangkah terakhir.
USAID PRIORITAS/ Sri Wahyuni
Simple Past Bertema Snake and Ladder Oleh:Viza Suhanna, MPd, MTessol, Guru Bahasa Inggris, SMPN 1 Krueng Sabee. CALANG - Bukan hal yang aneh jika sebagian siswa merasa bahwa bahasa Inggris adalah pelajaran yang susah dan kurang menarik. Hal ini mengakibatkan siswa mendapat nilai di bawah rata-rata. Permasalahan ini menjadi tantangan tersendiri buat saya untuk mengubah paradigma tersebut, terutama dalam materi pembelajaran membuat kalimat “simple past”. Kami mendapati sebagian besar siswa kelas VIII kurang memahami cara membuat kalimat tersebut, terutama dalam hal mengubah kata kerja dari bentuk V1 (kata kerja bentuk ke-1) ke bentuk V2. Siswa juga kurang mampu menulis teks recount yang menggunakan kalimat 'simple past'. Karena itu, kami coba membuat media pembelajaran yang menarik dengan menggunakan gambar berwarna dan bahan bekas yang mudah didapatkan lingkungan sekitar. Akhirnya, kami membuat media pembelajaran Snake and Ladder sebagai jalan keluarnya.
Cara permainannya sangat mudah dan dapat dilakukan secara berkelompok atau perorangan seperti halnya bermain ular tangga. Pertama, guru membentuk kelompok siswa dan dimulai dengan mengocok dadu secara bergiliran. Siswa menggunakan bidak untuk melangkah ke dalam kotak pada papan permainan sesuai angka yang muncul pada dadu. Siswa yang bidaknya berhenti di dalam kotak tersebut harus mengubah V1 menjadi V2 secara tertulis dan lalu mengucapkannya. Permainan diteruskan hingga mencapai kotak terakhir. Dalam permainan ini jika ada pemain yang berhenti di kotak dengan gambar kepala ular, dia harus turun ke kotak yang berada di ekor ular. Bila pemain berhenti di kotak yang bergambar kaki tangga, dia berhak menaiki tangga hingga sampai ke kotak di atas ujung tangga. Bagi siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan, sanksinya bidak pemain
Dampak permainan ini adalah siswa lebih memahami adanya perbedaan bentuk kata kerja V1 (simple present) dan V2 (simple past),. Siswa juga dapat mengubah kata kerja bentuk V1 ke dalam bentuk V2 dengan baik, . Kemampuan siswa dalam penggunaan simple past juga menjadi meningkat, . Kemampuannya menulis dalam teks recount semakin baik, dan yang terpenting siswa menjadi lebih termotivasi serta percaya diri untuk belajar bahasa Inggris, terutama grammar dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik. Siswa mengungkapkan perasaan mereka dengan pembelajaran yang menggunakan media ini, . “Seharusnya dari dulu kita belajar bahasa Ingris menggunakan media seperti ini sehingga mempermudah kami untuk belajar, lebih menyenangkan, dan setiap tema yang diberikan oleh guru cepat kami pahami, . Selain itu, media pembelajarannya sangat menarik dengan menggunakan papan permainan yang berwarna ,” jelas Zahri, siswa kelas VIII SMPN 1 Krueng Sabe. “ Dulu pelajaran bahasa Inggris kurang menarik, tapi kini dengan metode yang menyenangkan membuat saya semakin suka dengan bahasa Inggris. Bahkan, kami pernah praktik memasak mie dengan resep masakan dan cara membuatnya kami jelaskan menggunakan bahasa Inggris (how to make nodles),” kata Fahrian mendukung ungkapan Zahri.*** Kunjungi dan bergabunglah bersama kami di:
Komponen permainan Snake and Ladder ini terdiri atas papan permainan (berupa 36 bidang kotak yang berisikan kata kerja pertama (V1),. Papan juga berisi instruksi bahwa pemain harus mengganti V1 pada kotak untuk menjadi V2. Komponen lainnya adalah bidak dan dadu. Bahan yang perlu dipersiapkan untuk permainan, antara lain, alas permainan yang terdiri atas kertas karton warna putih (ukuran papan bisa disesuaikan besar atau kecil ) karton juga dapat dilapisi kardus bekas dan laminating agar lebih baik. Bahan lainnya, pensil, spidol warna, pensil warna, penggaris, lem, bidak (terbuat dari tutup botol air mineral bekas yang jumlah disesuaikan dengan kelompok), serta anak dadu.
11
USAID PRIORITAS/ Sri Wahyuni
Edisi XI / April - Juni 2015
Seuramoe Dokumentasi
Seuramoe PRIORITAS Kunci sukses implementasi hasil pelatihan adalah dengan pendampingan yang dilakukan oleh fasda ke sekolah mitra. Fasda SMP/MTs Kab Aceh Jaya sedang melakukan pendampingan di salah satu SMP. (1/4)
USAID PRIORITAS/ Teuku Meldi
Simulasi budaya baca di sekolah oleh siswa SD 4 Blangpidie yang disimulasikan pada kegiatan Unjuk Karya Praktik yang Baik di Kab Aceh Barat Daya (23/4) USAID PRIORITAS/ Sri Wahyuni
3 Kabupaten DBE Siap Lanjutkan Diseminasi
USAID PRIORITAS/ Rahmi Jafar
Komite sekolah bersama dengan kepala sekolah dan guru bekerjasama menyusun program sekolah pada Pelatihan Manajemen Sekolah jenjang SMP/MTs di Kab Aceh Tamiang (30/4)
USAID PRIORITAS/ Herawati
Guru melakukan praktik mengajar di SMPN 4 dalam Pelatihan Pembelajaran Kontekstual jenjang SMP/MTs yang didiseminasikan di Kab Bireuen (16/4)
Bupati Aceh Utara secara spontan mengunjungi salah salah sekolah mitra USAID PRIORITAS yaitu SDN 16 Tanah Jambo Aye. Bupati mengambil salah satu tulisan yang terdapat dalam “Papan Refleksi Siswa” di sekolah tersebut (22/5)
USAID PRIORITAS/ Mashadi
USAID PRIORITAS/ Teuku Meldi
USAID PRIORITAS/ Mashadi
Komite sekolah memperhatikan program kerja sekolah lainnya dalam Pelatihan Manajemen Berbasis Sekolah di Kab Pidie Jaya (15/4)
Diseminasi di Kabupaten Pidie dilakukan oleh UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan) 6 Pidie.Terlihat guru sedang melakukan persiapan untuk praktik mengajar di salah satu sekolah di Pidie (16/5)
USAID PRIORITAS adalah program lima tahun yang didanai oleh USAID, yang diimplementasikan oleh Research Triangle Institute (RTI), Education Development Center (EDC), dan World Education. USAID PRIORITAS dirancang untuk meningkatkan akses pendidikan dasar berkualitas di Indonesia, khususnya untuk: (1) Meningkatkan kualitas dan relevansi pembelajaran di sekolah; (2) Meningkatkan tata kelola dan manajemen pendidikan di sekolah dan kabupaten/kota; (3) Meningkatkan dukungan koordinasi di dalam dan antar sekolah, lembaga pendidikan/ pelatihan guru dan pemerintah di semua jenjang. Isi dari newsletter ini bukan merepresentasikan pendapat resmi dari USAID atau pemerintah Amerika Serikat.
12
Edisi XI / April - Juni 2015