USAID PRIORITAS: Mengutamakan Pembaharuan, Inovasi, dan Kesempatan bagi Guru,Tenaga Kependidikan, dan Siswa
Edisi 04 Mei - Juli 2013
LENSA PRIORITAS Media Komunikasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik di Jawa Tengah
Distribusi Guru yang Baik Minimalisir Disparitas Mutu Pendidikan Penataan dan pemerataan guru merupakan amanat Surat Keputusan Bersama (SKB) 5 menteri untuk Ir. Susilo Utomo, M.Si meningkatkan efektivitas Asisten Kesra dan Plh Ka. Dinas Pendidikan dan efisiensi Kab. Purbalingga pemanfaatan sumber daya pendidikan serta mengurangi kesenjangan mutu pendidikan. Kekurangan guru disebabkan beberapa faktor di antaranya adalah tidak ada rekrutmen, pensiun, penyebaran guru yang kurang merata, dan juga fenomena kekurangan siswa di pedesaan dan kelebihan siswa di perkotaan. “Setiap tahun pasti ada laporan tentang kekurangan guru, namun alangkah lebih baiknya bila kekurangan itu dilihat secara mendalam. Barangkali masih ada kelebihan di tempat lain yang bisa ditata untuk meminimalkan jarak mutu antara daerah satu dengan yang lain, sekolah satu dengan sekolah yang lain,” kata Ir. Susilo Utomo, M.Si dalam acara sosialisasi PPG di Purbalingga (18/7). Lebih lanjut ia berharap jika kegiatan PPG telah dilaksanakan, akan ada keluaran perencanaan pendidikan dan kebijakan yang sesuai dengan Purbalingga. “Keluaran tersebut akan kami gunakan sebagai acuan dalam regulasi penataan guru yang mendasarkan pada kualitas dan kompetensi guru sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” harap Asisten Bidang Kesra ini. Newsletter LENSA PRIORITAS diterbitkan oleh USAID PRIORITAS-Jawa Tengah, sebagai sarana komunikasi dan media penyebarluasan praktik pendidikan yang baik untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar di Jawa Tengah Kunjungi kami di: www.prioritaspendidikan.org
LENSA PRIORITAS
SIMPK EFEKTIF PETAKAN KECUKUPAN GURU 5 Kabupaten Mitra Mulai Pemetaan Distribusi Guru Software Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Kabupaten (SIMPK) yang dikembangkan USAID PRIORITAS dinilai efektif oleh 5 kabupaten mitra di Jawa Tengah dalam membantu pemetaan kecukupan dan penataan distribusi guru. Pemetaan guru selama ini dilakukan secara konvensional Hari Riyadi (GMS Specialist) USAID PRIORITAS sedang memfasilitasi Peserta yaitu dengan Pelatihan Penataan dan Pemerataan Guru di Hotel Fave Surakarta (28-31/7) menghitung secara manual laporan dari UPTD Pendidikan Pemerataan Guru (PPG) di 5 kabupaten untuk guru SD, SMP, SMA, dan SMK. mitra yaitu Kabupaten Batang, Dengan cara tersebut dapat dibayangkan Banjarnegara, Purbalingga, Sragen dan betapa rumit dan akan memakan waktu Semarang. Kegiatan PPG diawali dengan cukup lama untuk menghitung melakukan sosialisasi kepada stakeholder kecukupan guru kelas dan guru mata pendidikan di lima kabupaten (16-24/7) pelajaran di jenjang pendidikan dasar dan dengan tujuan memperoleh dukungan pendidikan menengah. dari stakeholder pendidikan. Memetakan kecukupan guru dengan Meningkatkan kapasitas sumber daya model manual tentu tidak efisien. Selain manusia yang akan melakukan pemetaan menguras banyak tenaga dan menjadi bagian penting untuk membutuhkan waktu cukup lama juga memperoleh hasil pemetaan yang akurat memiliki kemungkinan kesalahan yang dan sesuai kebutuhan. Karena itu, USAID cukup besar. USAID PRIORITAS Jawa PRIORITAS memfasilitasinya melalui Tengah pada 2013 ini membantu kegiatan berupa “Workshop I Analisis memfasilitasi Program Penataan dan Data” di Surakarta (29-31/7). Baca SIMPK... hal 2
PSM: Manfaatkan Tonggak Bambu untuk Media Kerangka Manusia
8
Pembelajaran Siklus Air dengan Bermain Peran
9
Belajar Alat Indra Manusia dengan Kooperatif-Windows Shopping
10
Belajar Bahasa Arab dengan Berburu Kata dan Ta'ribus Surah 11
USAID PRIORITAS: Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students
SIMPK ... Kegiatan dilaksanakan dengan mengundang 5 orang anggota tim teknis kabupaten untuk dilatih menggunakan software SIMPK-Data Pokok Pendidikan (Dapodik) untuk memetakan kecukupan guru dan melakukan analisisnya. Model pemetaan guru ini tidak memerlukan pendataan baru tetapi menggunakan data yang sudah ada di dinas pendidikan. Data tersebut berupa Dapodik di Dinas Pendidikan Kabupaten. Data tersebut cukup lengkap dilihat dari populasi sekolah SD dan SMP yang memuat banyak variabel pendidikan. Kondisi data tersebut dipandang USAID PRIORITAS perlu dimanfaatkan untuk pengambilan kebijakan pendidikan khususnya penataan dan pemerataan guru. Software SIMPK memberi kemudahan kepada kabupaten untuk melakukan pemetaan guru sebagai dasar dalam penataan dan pemerataan guru. Dalam hitungan menit tim teknis mampu menyajikan hasil pemetaan kecukupan guru kelas dan guru mapel tingkat SD dan SMP, bahkan dari hasil olahan software ini dapat digunakan untuk memetakan kualifikasi guru, sertifikasi guru, beban mengajar guru, dan menghitung perkiraan pensiun guru serta kebutuhan guru beberapa tahun mendatang. SIMPK dapat juga digunakan sebagai alat untuk menghitung beberapa variabel ketercapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar. Selain itu akan berguna untuk penyusunan profil pendidikan dalam Rencana Strategis (Renstra) Pendidikan dan Rencana Kerja (Renja) Pendidikan Kabupaten. Lima kabupaten mitra USAID PRIORITAS Jawa Tengah sangat terbantu dengan program PPG. Drs. Ashari, M.Pd., Kepala Bidang Tenaga Pendidik Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga menyampaikan, “materi workshop sangat strategis kaitannya dengan upaya peningkatan mutu pendidikan. Selain itu juga asyik karena cukup rumit juga dalam memasukkan data dan menganalisisnya. Kerjanya santai namun hasilnya jelas. Terimakasih USAID PRIORITAS, kami sangat terbantu sekali.” Dra. Susana, M.Pd., Staf Perencanaan dan Program Disdik Provinsi Jateng menilai kegiatan ini sangat bermanfaat bagi pelayanan pendidikan di Jawa Tengah. “Kami akan membawa program ini pada level provinsi sebagai bahan masukan bagi pengambil kebijakan sebagai tindakan lebih lanjut pada kegiatan-kegiatan di Dinas Pendidikan Provinsi,” katanya. [Hr]
USAID PRIORITAS Libatkan LPTK dan LPMP dalam Penataan dan Pemerataan Guru
Peserta TOT PPG dari LPMP dan LPTK mitra USAID PRIORITAS di Jawa Tengah sedang melakukan Ice Breaking sebelum materi di mulai.
USAID PRIORITAS dalam program PPG melibatkan 10 orang dosen/perwakilan dari universitas mitra dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) di Jawa Tengah. Perwakilan tersebut membantu memfasilitasi kabupaten mitra dalam memetakan, menganalisis, dan menemukan kebijakan yang relevan baik dari tinjauan praktis, teoretis, dan strategisnya. Sebelum melakukan pendampingan, sepuluh orang yang terdiri atas UNY (2 orang), Unnes (2 orang), IAIN (2 orang), IKIP PGRI Semarang (2 orang), UKSW Salatiga (1 orang), dan LPMP (1 orang) dilatih terlebih dahulu menggunakan SIMPK-Dapodik di Grand Wahid Salatiga (2-4/7). Dr. Wiwik Suprapti, Dosen dari UNY menyampaikan bahwa program ini sangat tepat dengan prodi administrasi pendidikan dan mata kuliah yang diampu. Terutama pada mata kuliah perencanaan pendidikan, manajemen sumber daya manusia pendidikan, dan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan. “Kami melihat kondisi riil di lapangan dan beberapa waktu yang lalu menganalisisnya sampai dengan merumuskan isu strategis bersama tim USAID PRIORITAS. Hal tersebut sangat bermanfaat sebagai bahan kajian kami di perkuliahan dan tentu saja akan kami kaji lebih dalam dari
LENSA PRIORITAS - Edisi 04, Mei - Juli 2013
sudut pandang teoritis dan akademisnya,” ungkap doktor yang juga Sekretaris Jurusan Administrasi Pendidikan serta dosen pascasarjana UNY tersebut. Fasilitasi program PPG bukan hanya pada hasil analisis data tetapi USAID PRIORITAS akan mengawal program sampai dengan penyusunan alternatif kebijakan, penetapan kebijakan, dan bahkan sampai dengan kegiatan uji publik kepada stakeholder pendidikan kabupaten. Hari Riyadi, staf ahli bidang pemerintahan USAID PRIORITAS Jateng menyampaikan bahwa program ini sangat bermanfaat untuk memudahkan penyelesaian tugas-tugas di kabupaten. Selain itu penggunaan Dapodik dalam pengambilan kebijakan juga akan berdampak pada upaya peningkatan kualitas data oleh sekolah sebagai sumber data dan dinas pendidikan sebagai pengguna data. “Keberhasilan program ini bergantung pada motivasi dan komitmen stakeholder pendidikan kabupaten.Tidak ada data yang sempurna, tetapi bagaimana kita menggunakan data tersebut sambil menyempurnakannya. Jika program ini bermanfaat dan membantu serta memberi kemudahan dalam penyelesaian tugas-tugas kabupaten, mengapa tidak dimanfaatkan secara maksimal?” kata Hari Riyadi. [Hr]
LENSA UTAMA
USAID PRIORITAS: FASILITASI PENGHITUNGAN BOS DI BATANG DAN SALATIGA Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari pemerintah pusat sebesar Rp. 580.000 untuk jenjang SD/MI dan Rp. 710.000 untuk jenjang SMP/MTs bagi sekolah perkotaan dirasakan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional secara keseluruhan. Kebutuhan tersebut kemudian disikapi oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Batang dengan berinisiatif menambahnya melalui dana APBD. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 48 tahun 2008 bahwa pemenuhan biaya operasional satuan pendidikan untuk sekolah negeri dan swasta menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota. Permasalahan selanjutnya ketika BOS akan dicukupi melalui dana APBD, berapa sebenarnya besaran dana yang dibutuhkan untuk tiap-tiap jenjang. Untuk mengetahui besaran dana tersebut Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Batang bekerjasama dengan USAID PRIORITAS melakukan penghitungan bersama. Kegiatan tersebut diselenggarakan dua hari (17, 20/5) bertempat di Aula Kantor Dinas Pendidikan. Kegiatan penghitungan meliputi penyamaan persepsi tentang proses penghitungan, langkah-langkah penghitungan, latihan penghitungan sampai dengan menghasilkan besaran dana yang dibutuhkan oleh tiap-tiap jenjang. Drs. Joko Sutono, M.Pd., Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Batang yang hadir dalam acara itu mengemukakan bahwa pengkajian, pemetaan, dan penghitungan biaya operasional satuan pendidikan per murid LENSA PRIORITAS Edisi 04. Mei - Juli 2013 Penanggung Jawab: Nurkolis Editor: Anang Ainur Roziqin Tim Redaksi: Ajar Budi Kuncoro, Hari Riyadi, Dyah Karyati, R. Ahmad Sarjita, Saiful H. Shodiq, Wahyu Daryono Alamat: Jl. Candi Makmur No.2A Karanganyar Gunung, Candisari, Semarang. Email:
[email protected] Web: www.prioritaspendidikan.org
LENSA PRIORITAS
per tahun diperlukan untuk mengetahui kebutuhan pembiayaan setiap satuan pendidikan dan menghitung standar biaya operasional nonpersonalia. ”Penghitungan biaya operasional sangat dibutuhkan sebagai landasan untuk menentukan kebijakan khususnya untuk memberikan Dr. Nurkolis (fasilitator USAID PRIORITAS) sedang memfasilitasi peserta bantuan BOSDA Penghitungan BOPS Kabupaten Batang (17/5). kepada sekolahsekolah di jenjang daerah,” terang Dr. Nurkolis, M.M., salah pendidikan dasar yaitu SD/MI dan satu fasilitator dari USAID PRIORITAS. SMP/MTs dari APBD Kabupaten/Kota,” Diagram hasil penghitungan BOSP dapat terangnya. dilihat pada Gambar 1. Penghitungan dimulai dengan Kasubag Perencanaan Dinas menentukan asumsi dasar, penentuan Pendidikan Pemuda dan Olahraga jenis kegiatan di sekolah, menentukan Kabupaten Batang, Drs. Suwarto komponen dan subkomponen di setiap mengatakan bahwa hasil penghitungan ini kegiatan, menentukan volume kegiatan, akan dibahas lebih lanjut oleh tim Dinas dan menentukan harga satuan. Pada saat Pendidikan beserta Fasilitator USAID penghitungan, standar harga yang PRIORITAS. Jika hasilnya sudah wajar digunakan adalah Peraturan Bupati No. akan diusulkan ke Bupati untuk 69/2012 tentang Standarisasi Indeks Biaya mendapatkan pendampingan BOSDA. Kegiatan dan Honorarium, Standarisasi Hari Riyadi, salah satu tim fasilitator Indeks Biaya Pemeliharaan dan Pengadaan USAID PRIORITAS memperkirakan Barang/Jasa Pemerintah Kabupaten setidaknya diperlukan Rp. 20 miliar untuk pendampingan BOS selama 1 tahun. Ketua Dewan Pendidikan Batang, Romo Yunan menambahkan bahwa hitungan seperti ini yang ditunggu-tunggu oleh Dinas Pendidikan dan sekolah agar memiliki dasar yang kuat untuk memberikan bantuan operasional ke sekolah. Namun semua pihak Batang Tahun 2013. harus memonitor, apakah hasil hitungan “Setelah setiap kelompok ini akan benar-benar dapat direalisasikan menghasilkan standar biaya lalu dikaji atau tidak. ulang oleh fasilitator dari USAID Khusus kegiatan penghitungan BOSP PRIORITAS untuk mendapatkan harga Kota Salatiga, USAID PRIORITAS lebih yang wajar. Selanjutnya hasil penghitungan banyak melakukan paparan data. Karena, ini akan dijadikan dasar untuk Salatiga masih mengacu pada mengajukan usulan dana pendamping penghitungan BOSP tahun 2010 yang BOS berupa BOSDA kepada pemerintah difasilitasi oleh program USAID DBE.
Edisi 04, Mei - Juli 2013 - LENSA PRIORITAS
3
LENSA UTAMA 232 FASILITATOR SMP/MTs SIAP LATIH DAN DAMPINGI SEKOLAH USAID PRIORITAS Terapkan Strategi Getok Tular Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Jateng, Dr. Nurkolis, M.M menyampaikan bahwa TOT merupakan lanjutan dari pelatihan di Medan. “Para fasilitator yang kemarin dilatih di Medan, sekarang menjadi fasilitator di tingkat provinsi. Setelah mengikuti pelatihan ini, bapak-ibu akan melatih guru, kepala sekolah, komite sekolah, dan pengawas di kabupaten masing-masing,” paparnya. Selama delapan hari, peserta dilatih tiga modul. Pertama modul pembelajaran tentang CTL, pembelajaran kooperatif, merancang pembelajaran yang efektif, merumuskan pertanyaan yang mendorong siswa berpikir tingkat tinggi, menciptakan lingkungan kelas yang mendorong siswa belajar efektif/fungsional, menulis jurnal refleksi, dan praktik mengajar. Kedua modul manajemen tentang (Gambar atas) Peserta pelatihan sedang melakukan diskusi manajemen berbasis sekolah (MBS), kelompok pada sesi pleno, (gambar bawah) Siswa SMPN di peran serta masyarakat (PSM), Purworejo sedang melaksanakan praktik IPA sesuai panduan dari Peserta Pelatihan yang sedang melaksanakan kreativitas menghimpun berbagai sumber praktik mengajar daya dan dana, transparansi dan akuntabilitas publik, rencana kerja sekolah (RKS), rencana kerja tahunan Sebanyak 232 orang fasilitator tingkat (RKT) dan rencana kegiatan dan SMP/MTs dari 13 kabupaten dan 3 LPTK anggaran sekolah (RAKS). mitra USAID PRIORITAS di Jawa Tengah Ketiga modul tentang fasilitasi dan menjadi duta getok tular. Mereka pendampingan yang baik. Setiap modul mengikuti pelatihan bagi pelatih (training of ditutup dengan unit rencana tindak lanjut trainer) selama 8 hari (2 gelombang) yaitu di Yogyakarta (10-17/5) dan Solo (17-24/5). yang akan mengantarkan peserta menyusun rencana tindak lanjut di Tiga belas Kabupaten tersebut yaitu Purworejo, Karanganyar, Grobogan, Kudus, tingkat sekolah masing-masing dan MGMP dengan didampingi oleh Demak, Batang, Banjarnegara, Sragen, fasilitator. “Yang paling penting dari Semarang, Jepara, Boyolali, Blora, dan pelatihan ini adalah Bapak dan Ibu Purbalingga serta 3 LPTK yaitu Unnes, mampu mengembangkan pembelajaran UNY dan IAIN Walisongo Semarang. aktif sehingga menumbuhkan siswa yang Pelatihan tersebut merupakan bagian mampu berpikir tingkat tinggi dan dari kemitraan yang dijalin antara USAID menciptakan pembelajaran bermakna PRIORITAS dan Pemerintah Provinsi Jawa dengan dukungan dari manajemen Tengah dalam peningkatan akses sekolah yang baik,” lanjut Dr. Nurkolis, pendidikan dasar berkualitas di Jawa M.M. Tengah. Pelatihan yang menerapkan Dalam unit praktik mengajar semua strategi getok tular ini bertujuan untuk peserta baik guru, kepala sekolah, menyiapkan para fasilitator daerah agar pengawas, staf dinas pendidikan, mampu memfasilitasi pelatihan dan Kemenag, dan dosen semuanya pendampingan pembelajaran aktif dan mempraktikkan hasil pelatihan di manajemen berbasis sekolah. Setelah beberapa sekolah di Purworejo dan dilatih selanjutnya fasilitator daerah Karanganyar. Lulu Choirunnisa, S.Si., dengan didampingi fasilitator nasional dan M.Pd., Dosen IAIN Walisongo Semarang dosen akan melatih dan mendampingi yang praktik mengajar di SMPN 8 guru, kepala sekolah, pengawas dan komite sekolah di kabupaten masing-masing serta Purworejo mengatakan bahwa praktik memastikan terjadinya perubahan kualitas mengajar sebagai kewajiban di dalam modul itu sangat penting. Terutama untuk pembelajaran dan manajemen di sekolah.
4
LENSA PRIORITAS - Edisi 04, Mei - Juli 2013
memastikan bahwa yang sudah dilatihkan dapat diukur dan sudah dicapai. “Semua tahu bahwa 7 komponen CTL itu soal keterampilan. Jadi jika tidak diterapkan ya pasti tidak akan dapat tercapai,” tegas Lulu. Lulu sendiri pada saat praktik mengajar di SMPN 8 Purworejo mengaku hampir tak terkendali. “Saya menetapkan KD tentang luas dan volume bangun ruang dengan skenario pembelajaran yang atas dasar meraba-raba karena saya tidak tahu kondisi kelas dan anaknya. Ternyata, saya harus menghadapi situasi kelas yang sudah berbeda dengan yang saya harapkan. Akhirnya saya keteteran waktunya, meski bisa berjalan lancar. Evaluasi diri saya yaitu ternyata saya harus belajar lagi bagaimana dapat mengaktifkan anak secara merata,” aku Lulu. Drs. Ajar Budi Kuncoro, M.A., Teacher Training Institute-Development Spesialist menyatakan bahwa proses pelatihan sangat memuaskan. Fasilitator dapat menjalankan tugas memfasilitasi dengan baik hingga modul bagaimana menjadi fasilitator dan melaksanakan pendampingan yang baik. “Saya senang fasilitator dapat menjalankan tugas mereka dengan maksimal dan juga pesertanya sangat aktif. Mereka menyadari akan memfasilitasi pelatihan di kabupaten masing-masing sehingga dapat mengikuti pelatihan dengan serius tetapi tetap menyenangkan,” tegas Budi Kuncoro. Nantinya, sebelum menfasilitasi pelatihan di kabupaten, fasilitator daerah akan mengikuti refresh modul sekaligus persiapan pelaksanaan pelatihan di kabupaten. Sementara para dosen akan bertugas untuk mendampingi fasilitator daerah di kabupaten dan mengembangkan modul dan pelatihan di kampus masing-masing. Drs. Ashari, M.Pd., Kepala Bidang Tenaga Pendidik Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga menyampaikan, “menurut saya, pelatihan yang di giatkan oleh USAID PRIORITAS berjalan baik. Konsepnya singkat dan jelas, penjabarannya juga jelas, contoh dan ilustrasinya cukup, dan yang terpenting materinya sesuai dengan kebutuhan sekolah secara realistis.”
LENSA PRIORITAS
LENSA UTAMA Abdul Rokhim, M.Pd., Guru Teladan Provinsi Jateng dari SMPN 1 Kudus, Jateng dan fasilitator USAID PRIORITAS
PRINSIP SAYA:TERAPKAN TERLEBIH DAHULU “Perasaan saya campur aduk antara grogi, haru, dan bangga saat berdiri di depan Bapak dan Ibu dosen saya.” Demikian yang diucapkan Abdul Rochim, M.Pd. saat menjadi narasumber pembelajaran dan fasilitator pelatihan pedadogi bagi dosen LPTK di Novotel Solo (10-14/11). Kegiatan pelatihan yang diikuti oleh dosen dari Unnes dan IKIP PGRI Semarang tersebut merupakan rangkaian kerjasama program USAID PRIORITAS dengan LPTK mitra di wilayah Jawa Tengah. Pak Rochim, demikian ia biasa dipanggil merupakan guru IPA di SMPN 1 Kudus sejak tahun 2007 dan menjadi fasilitator daerah pada program USAID DBE yang kini dilanjutkan menjadi program USAID PRIORITAS. Pak Rochim mengaku banyak mendapatkan inspirasi dari keterlibatannya sebagai fasilitator program DBE dan PRIORITAS. “Saya
harus menerapkan terlebih dahulu apa yang saya dapatkan sebelum menfasilitasinya kepada peserta pelatihan,” demikan prinsip Pak Rochim. Tesis S-2 di Unnes berjudul “Keefektifan Model Pembelajaran Better Teaching and Learning (BTL) dalam Membelajarkan Alat Optik” Kepala Bidang Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPTK) merupakan bimbingan Prof. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Dra. Aufrida Kriswati memberikan penghargaan kepada Abdul Rochim, M.Pd. sebagai Juara I Guru SMP/MTs Dr. Ani Rusilowati yang juga Berprestasi di Jawa Tengah salah satu fasilitator USAID PRIORITAS. Beberapa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Newton dan “Mengukur Diamenter menarik dan menantang dalam mata Rambut dengan Laser Mainan” untuk pelajaran IPA disusun Pak Rochim di pembelajaran Pengukuran dan Cahaya. antaranya “Detektif IPA” untuk Ayah dari dua putra ini, kali pertama pembelajaran alat optik, “Balap Balon” ditugaskan sebagai guru pada tahun 1999 untuk pembelajaran materi Hukum di SMPN 3 Jekulo Kudus. Delapan tahun mengajar di sekolah itu, kemudian 2007 ia pindah mengajar di SMPN 1 Kudus hingga kini. Prinsip menerapkan terlebih dahulu menjadi bekal untuk maju berkompetisi menjadi Guru Berprestasi SMP Tingkat Jawa Tengah. “Bekal saya dari aspek karya pemrakarsa kegiatan menyampaikan ilmiah ialah menerapkan terlebih dahulu bahwa selama ini guru sangat kurang dan diskusi dengan teman sejawat. Prinsip mendapatkan informasi tentang PAKEM itulah yang membuat saya percaya diri sehingga kondisi pembelajaran di kelas untuk maju berkompetisi,” paparnya. Pada hampir semuanya menggunakan model April 2013, Pak Rochim ditetapkan sebagai konvensional, maksudnya guru menjadi Juara Guru Berprestasi tingkat Kabupaten penceramah yang baik dan siswa menjadi Kudus. Lalu pada Juni 2013, ia pendengar setia. berkompetisi dengan 35 guru terbaik dari “Saya melihat pola yang bagus ketika kabupaten/kota se-Jawa Tengah dan pelatihan MBS dari USAID PRIORITAS ditetapkan menjadi juara tingkat provinsi. beberapa waktu yang lalu,” cerita Bapak Keberhasilannya menjadi guru Sutarman. Pengawas senior ini melihat bahwa pelatihan MBS USAID PRORITAS berprestasi ialah berkat portofolionya yang lengkap, bentuknya berupa membuat peserta aktif dan bisa pembimbingan siswa dan pembimbingan mengungkapkan ekspresinya sehingga teman sejawat yang sebagian besar pada kegiatan bintek ini beliau berharap ada perkenalan tentang PAKEM yang akan merupakan fasilitator dari USAID DBE3. Begitu juga karya ilmiahnya yang dilanjutkan dengan pelatihan yang lebih mengangkat tema BTL dalam aplikasi riil pada kemudian hari. pembelajaran di kelas. Bahkan Prof. Pelatihan tersebut bertujuan memfasilitasi guru mengimplementasikan Ahmad Slamet, Juri karya ilmiah yang juga pencetus kurikulum 2013 mengatakan PAKEM. Para guru diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang membuat bahwa karya Pak Rochim merupakan siswa aktif, bekerja dalam kelompok kecil tuntutan kurikulum 2013 yang akan datang. “Sampai kini, untuk maju ke tingkat untuk memecahkan masalah, dan nasional saya telah mengikuti lima kali menghasilkan karya yang merupakan hasil pembinaan oleh Dinas Pendidikan Provinsi gagasannya sendiri. “Kegiatan sangat Jawa Tengah dan para mantan juara,” terkondisikan, peserta aktif, penyaji, dan ungkapnya. Tanggal 14 Agustus 2013, Pak materi tidak membosankan,” tutur Nur Rochim berangkat Jakarta untuk Sabar Widiningsih, S.Pd., salah satu berkompetisi di tingkat nasional. [Shs] peserta Bintek. [Dl]
PAKEM JADI INSPIRASI GURU-GURU SD DI KEMANGKON
Fasilitator Daerah USAID PRIORITAS Kab. Purbalingga sedang memfasilitasi peserta Bintek (3/7).
Liburan sekolah bagi guru merupakan saat yang tepat untuk membekali diri dengan ilmu baru. Kegiatan tersebut salah satunya dilakukan oleh Guru Gugus Jodipati Kecamatan Kemangkon Kabupaten Purbalingga dengan melakukan bimbingan teknis (Bintek) dari fasilitator USAID PRIORITAS. Kegiatan tersebut dipusatkan di SDN 1 Toyareka (3/7). Peserta adalah semua guru dari Gugus Jodipati sejumlah 96 orang dari 10 SD di wilayah Kemangkon. Materi pelatihan berupa Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM). Dua orang fasilitator SD/MI USAID PRIORITAS (Agus Tri Rusianto, S.Pd. dan Dewi Erna Puspitaningsih, S.Pd.) diminta mengisi materi tentang “Apa dan Mengapa PAKEM”. Sutarman, M.Pd. selaku pengawas daerah binaan tersebut dan juga
LENSA PRIORITAS
Edisi 04, Mei - Juli 2013 - LENSA PRIORITAS
5
LENSA Daerah Mitra Pelatihan Pembelajaran dan Manajemen yang Baik bagi Dosen LPTK Mitra
Berlatih Pertanyaan Tingkat Tinggi dimaksudkan untuk memicu dan membantu melakukan kegiatan belajar dalam rangka menguasai suatu pemahaman, keterampilan, dan/atau sikap, bukan untuk mengetes pemahaman mahasiswa/siswa atau sebagai ajang latihan soal sebagaimana terkesan pada praktik di universitas/sekolah di mana LK baru diberikan setelah “Bersemangat!” Peserta Pelatihan Praktik yang Baik di LPP Convention Hotel dosen/guru menjelaskan Yogyakarta (21-23/7) pada sesi diskusi dan paparan dalam kelompok suatu konsep. LK tidak dimaksudkan Salah satu kegiatan yang penting dalam untuk mengganti dosen/guru. mereka mengajar adalah mengajukan pertanyaan. masih memiliki peran, yaitu menjadikan Namun seringkali pertanyaan yang diajukan suasana pembelajaran menjadi interaktif hanya membutuhkan jawaban 'ya' atau dalam rangka mahasiswa/siswa 'tidak', pertanyaan yang membutuhkan mengkomunikasikan dan mendiskusikan hanya satu jawaban, atau pertanyaan yang hasil belajar melalui LK tersebut. mendorong untuk mengulang gagasan yang Dosen/guru masih harus mengajukan telah dikemukakan, bukan pertanyaan yang pertanyaan tambahan kepada siswa yang merangsang untuk mengemukakan berkemampuan lebih serta gagasannya sendiri. Oleh karena itu perlu menyederhanakan pertanyaan bagi siswa dipikirkan jenis pertanyaan yang mampu yang berkemampuan di bawah rata-rata. menumbuhkan dan memicu “Pelatihan ini sangat menginspirasi mahasiswa/siswa untuk menjadi pemikir saya, terutama materi pertanyaan tingkat kritis dan kreatif. tinggi. Selama ini saya sering membuat Topik tersebut menjadi satu bagian soal semester hanya semalam namun dalam pelatihan pembelajaran dan kurang meneliti secara mendalam apa manajemen bagi dosen LPTK dalam rangka sudah sesuai atau hanya asal membuat. pembekalan untuk mahasiswa calon guru Saya menyadari kehadiran guru kelas tidak yang di selenggarakan oleh USAID hanya fisik, tapi harus bisa menciptakan PRIORITAS bagi LPTK mitra dan lingkungan belajar yang efektif,” ungkap konsorsiumnya yaitu Unnes, IAIN Dr. Ali Mustadi, M.Pd., salah satu peserta Walisongo, UNY, UNS, UKSW, IKIP PGRI pelatihan. Semarang, STAIN Purwokerto, dan STAIN Di hari terakhir pelatihan, peserta Pekalongan dengan total peserta sejumlah melakukan praktik mengajar untuk 248 dosen LPTK di Hotel Metro Semarang jenjang SD/MI di Semarang dilaksanakan (15-17/6) dan di LPP Convention Hotel di SDN 1 Kalibanteng dan MI Al Yogyakarta (15-17/6 dan 21-23/6). Khoiriyah Semarang sedangkan Jenis pertanyaan yang diajukan oleh Yogyakarta di SD Pujokusuman. Untuk dosen/guru sangat berpengaruh terhadap jenjang SMP/MTs, materi praktik mengajar perkembangan keterampilan berpikir di Semarang ialah di SMPN 7 dan MTsN 2 mahasiswa/siswa. Pertanyaan yang memicu Semarang sedangkan di Yogyakarta ialah di untuk berpikir analitis, evaluatif, dan kreatif SMPN 2 dan 4 Depok. dapat melatih mahasiswa/siswa untuk Teacher Training Institute-Development menjadi pemikir yang kritis dan kreatif. Spesialist Program USAID PRIORITAS Pertanyaan seperti ini disebut pertanyaan Jawa Tengah, Drs. Ajar Budi Kuncoro, M.A. tingkat tinggi bila dibandingkan dengan mengatakan bahwa pelatihan ini pertanyaan yang hanya menuntut siswa merupakan bagian dari kerjasama antara untuk 'mengingat' dan 'memahami'. LPTK mitra dan konsorsium dengan Selanjutnya pertanyaan tingkat tinggi, USAID PRIORITAS. “Komitmen bersama dapat menjadi salah satu komponen utama untuk memajukan pendidikan nasional, rancangan lembar kerja. Lembar kerja (LK) khususnya pendidikan dasar di Jawa
6
LENSA PRIORITAS - Edisi 04, Mei - Juli 2013
Peserta pelatihan sedang membahas strategi efektif untuk pengembangan sekolah
“A Trip to Malioboro”, hasil kerja siswa untuk mendeskripsi, tugas dari peserta Praktik Mengajar di SMPN 7 Semarang,
Seorang Peserta memulai pembelajaran dengan memberikan penjelasan tentang “Jenis Usaha” pada Siswa SDN 1 Kalibanteng
Tengah menjadi dasar bagi kita untuk melaksanakan pelatihan pembelajaran dan manajemen khusus bagi para dosen dan mahasiswa calon guru. Harapan kita, pelatihan ini akan memberikan manfaat yang lebih bagi guru, dosen, dan mahasiswa,” jelasnya. Dalam pelatihan manajemen, peserta dilatih untuk mengembangkan manajemen berbasis sekolah, mengaktifkan peran serta masyarakat, kreatifitas menghimpun berbagai sumber daya dan dana, menyusun rencana kerja sekolah (RKS), rencana kerja tahunan (RKT), rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RAKS), mengembangkan sekolah yang transparans dan memiliki akuntabilitas publik yang baik. [Shs]
LENSA PRIORITAS
LENSA Daerah Mitra
PELATIHAN MBS YANG AKTIF DAN MENYENANGKAN Pelatihan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang dilaksanakan USAID PRIORITAS di Banjarnegara (27-29/6) mendapatkan apresiasi dari para peserta. “Saya sangat senang dengan pelatihan ini dan berharap lebih semangat lagi dalam tindak lanjut setelah pelatihan nantinya. Kami juga mohon bantuan kepada fasilitator untuk terus bersama dalam tindak lanjut di sekolah agar apa yang diharapkan dapat tercapai yaitu mutu sekolah semakin meningkat dan lebih baik lagi daripada sekarang ini,” ungkap Kepala SDN Blimbing, Siti Fatimah, M.Pd. pada akhir pelatihan. Peserta pelatihan berasal dari unsur kepala sekolah, guru, komite sekolah, dan pengawas baik dari Disdikpora maupun Kemenag. Pelatihan dilakukan selama 3 hari dengan melibatkan 5 fasilitator USAID PRIORITAS dan didampingi 1 orang fasilitator dari LPTK mitra. Untuk memberikan gambaran nyata pelaksanaan MBS, USAID PRIORITAS juga menghadirkan narasumber dari sekolah yang telah menerapkan MBS dan lebih dulu menerima pelatihan dari USAID DBE. Narasumber berbagi pengalaman dalam menjalankan pembelajaran PAKEM, mendorong/meningkatkan partisipasi masyarakat, serta bagaimana menciptakan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan sekolah. Fasilitator Kabupaten Banjarnegara, kepala sekolah, dan pengawas yang sudah
dilatih terlebih dahulu menyampaikan materi, memfasilitasi pelatihan agar berjalan dengan baik, membangkitkan keaktifan peserta, dan menjaga agar pelatihan terasa menyenangkan, aktif, dan ada produk atau hasil kerja peserta selama pelatihan yang akan ditindaklanjuti di sekolah masing-masing. Materi pelatihan itu di antaranya adalah PAKEM, MBS, manfaat, jenis-jenis dan cara mendorong partisipasi masyarakat, kreativitas menghimpun sumber daya dan dana, transparansi dan akuntabilitas publik, RKS, RKT, RKS dan rencana tindak lanjut (RTL). Kepala Seksi Kurikulum Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara menyampaikan bahwa pelatihan MBS merupakan kesempatan untuk mensinergikan antara sekolah dan masyarakat dalam menguatkan manajemen sekolah sebagai wadah dan pendukung peningkatan mutu pendidikan melalui pembelajaran PAKEM. “Saya harap ada perubahan yang terjadi di sekolah, bukan sekedar pelatihan di sini saja selama 3 hari, tetapi tindak lanjut dari pelatihan ini. Hasil dari pelatihan akan ada tagihan-tagihan sehingga akan kita ketahui sampai di mana perubahan yang terjadi di sekolah,” harap Kasi Kurikulum ini. Salah satu Komite Sekolah, Bapak Listyono menyatakan, “Saya senang sekali bisa bersilaturrahim dengan komite sekolah lain dan bisa berkoordinasi
Semangat Pak Nirsoengkowo (70) dalam mengikuti kegiatan Pelatihan Menajemen Berbasis Sekolah (MBS) seperti tampak tak mengenal usia yang senja. Pria kelahiran tahun 1943 itu bersama 44 orang dari unsur komite sekolah, kepala sekolah dan guru dengan serius mengikuti pelatihan (24-26/7). Baginya pelatihan MBS yang diikutinya dapat menambah pengalaman dan memperkaya ilmu. “Soal wawasan, jangan mau kalah dengan yang muda-muda,” ujarnya. Guratan wajah mantan Kepala SMP Negeri 3 Banjarnegara ini menyiratkan semangat kebersamaan yang tinggi. Buktinya sejak masih muda beliau sudah aktif di Gerakan Siswa Nasional Indonesia (GSNI) Banjarnegara dan berlanjut bergabung dalam Gerakan
Mengakrabkan Masyarakat Dengan Sekolah Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) ketika melanjutkan studi di bangku kuliah. “Saya senang berorganisasi selain tambah pengalaman juga membuat saya sehat, termasuk kegiatan pelatihan MBS ini,” katanya lagi. Bagi Pak Soengkowo menjabat sebagai Ketua Komite Sekolah SD Negeri 1 Semarang Kabupaten Banjarnegara merupakan amanah dari masyarakat. "Karena itu tugas saya sebagai komite sekolah setelah mengikuti pelatihan ini adalah mengakrabkan masyarakat pada sekolah. Masyarakat perlu mengetahui keperluan anakanaknya belajar di sekolah. Begitu juga
LENSAP PRIORITAS - Edisi 03, Februari - April 2013 L8ENSA RIORITAS
Diskusi Kelompok SDN 1 Panggisari Kec. Mandiraja, Tampak Kepala Sekolah, Guru dan Komite Sekolah (Gb. Atas) dan dari SDN 2 Semarang Kec. Banjarnegara (Gb. Tengah dan Bawah)
bagaimana mendukung pengembangan sekolah. Kami pun siap berkoordinasi dengan sesama komite sekolah di gugus ini untuk mendukung pelaksanaan semua program di sekolah sehingga segala kendala nantinya juga akan dihadapi dan dipecahkan bersama-sama dengan masyarakat dan sekolah.” [NJ]
Pak Nirsoengkowo (batik dua dari kanan) sedang bertugas menjadi notulen dalam diskusi kelompok
sekolah perlu tahu yang menjadi keinginan masyarakat sehingga komunikasinya dapat berjalan baik untuk saling mendukung," demikian demikian harapan kakek 9 cucu ini. [Lhr]
Edisi 04, Mei - Juli 2013 - LENSA PRIORITAS
7
LENSA Praktik yang Baik Diseminasi PAKEM Colomadu-Karanganyar
“Cara Guru Mengajar Menyenangkan!”
Bakhis dan temannya sedang memberikan testimoni setelah kelasnya digunakan sebagai tempat praktik mengajar
Media belajar dan pajangan hasil karya siswa saat praktik mengajar
Diskusi kelompok, semua mengeluarkan pendapat dengan semangat
Karanganyar. Berbeda dari yang lain, testimoni biasanya diberikan oleh narasumber Guru/Komite/Kepala Sekolah yang telah mengaplikasikan PAKEM. Namun dalam pelatihan ini, siswa juga dilibatkan untuk melihat seberapa jauh dampak PAKEM dari sudut pandang siswa. Dari testimoni yang diberikan tentang proses pembelajaran, siswa merasa sangat senang, tidak seperti biasanya ketika guru mereka mengajar. Mereka pun berharap gurunya mengajar sama seperti pada sesi praktik mengajar program USAID PRORITAS. Hal ini diungkapkan siswa tanpa rasa beban atau takut pada gurunya. “Cara mengajar guru yang praktik mengajar di kelas kami sangat menyenangkan. Kami diajak bermain dan menyanyi sehingga menjadi lebih mudah mengerti materi pelajaran. Kami juga diajak belajar ke luar kelas. Semoga saja guru-guru kami bisa mengajar seperti itu," kenang Bakhis Rifky Maendra, siswa SDN 2 Malangjiwan sesaat setelah kelasnya digunakan sebagai praktik mengajar pada pelatihan PAKEM (24-26/7) di SDN 02 Malangjiwan dan SDN 01 Gedongan Kecamatan Colomadu Karanganyar. “Kami merasakan juga asyiknya pembelajaran kelompok dan langsung praktik dengan alat peraga. Itu juga yang membuat kami mudah memahami materi, menyenangkan, dan membuat kami banyak
berpartisipasi, terus juga banyak presentasi di kelas,” tambah teman Bakhis dalam testimoninya. Pembelajaran PAKEM memang sangat bermanfaat baik guru dan siswa. Meskipun guru harus menyediakan waktu lebih untuk persiapan, tetapi pada saat pelaksanaan guru lebih terbantu dengan pendekatan PAKEM. Selama pelatihan peserta diajak untuk mengubah pola pikir lama, dari pembelajaran yang terpusat pada guru menjadi terpusat pada siswa. Materi yang disajikan dimulai dari gambaran tentang pelaksanaan PAKEM. Kemudian dilanjutkan dengan bagaimana menciptakan lingkungan belajar yang efektif, mempersiapkan bahan ajar yang efektif, sampai dengan praktik mengajar di sekolah yang telah disediakan oleh panitia. Pelatihan dipandu oleh 5 orang Fasilitator USAID PRIORITAS Kabupaten Karanganyar yang telah dilatih terlebih dahulu oleh tim USAID PRIORITAS. “Kami berharap pelatihan-pelatihan semacam ini akan terus diadakan, tentu saja dengan difasilitasi oleh USAID PRIORITAS. Dari pelatihan ini sudah tampak kreativitas peserta. Kami akan mengawalnya terus sampai di sekolah masing-masing,” kata Ibu Yayuk, Kepala UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Colomadu. [Ds]
PSM: Manfaatkan Tonggak Bambu untuk Media Kerangka Manusia Grobogan. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar bukanlah semata-mata tanggung jawab guru dan sekolah. Peranserta Masyarakat (PSM) atau orang tua murid sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Paguyuban kelas merupakan cara yang sangat strategis untuk menunjangnya, diantaranya dengan membantu pengadaan alat peraga sebagai penunjang keberhasilan pembelajaran. Adalah Paguyuban Kelas IV di MI YATMI Grobogan yang mempunyai ide cemerlang untuk menjadikan tonggak bambu menjadi alat peraga pembelajaran replika kerangka manusia, khususnya dalam pembelajaran IPA pokok bahasan kerangka manusia. Mereka berpendapat bahwa berdasarkan struktur dan
8
bentuknya tonggak bambu bila disusun sedemikian rupa akan sesuai dengan kerangka manusia. Pertama-tama paguyuban memberikan gambar yang sesuai dengan alat peraga kerangka manusia kepada anggota. Kemudian anggota mengumpulkan potongan-potongan dan menyusunnya menjadi replika kerangka manusia (lihat gambar). Setelah ada media replika kerangka manusia, satu alat peraga telah terpenuhi. Kegiatan belajar mengajar untuk pelajaran IPA pun menjadi lancar. Di sisi lain masyarakat khususnya paguyuban juga menjadi lebih termotivasi untuk mengembangkan madrasah. [Se]
LENSA PRIORITAS - Edisi 04, Mei - Juli 2013
(Gb. atas) Replika kerangka manusia pada Pameran Sains Madrasah Kabupaten Grobogan dan (Gb. bawah) Paguyuban kelas IV MI YATPI sedang membuat media replika kerangka manusia
LENSA PRIORITAS
LENSA Praktik yang Baik
Pembelajaran Siklus Air dengan Bermain Peran Metode bermain peran yang saya terapkan pada pembelajaran tentang siklus air, ternyata sangat efektif membuat siswa memahami materi tersebut. Cara ini juga merangsang potensi vokasi siswa menggambar ide-ide kreatifnya dan menanamkan nilai-nilai karakter dalam menghemat air untuk keberlangsungan lingkungan sehat. Kegiatan dimulai dengan mengajak Membangun Spirit siswa menyanyikan lagu “tik tik tik bunyi Sekolah Unggul melalui hujan…”, kemudian menanyakan siswa apakah pernah bermain saat hujan. Sosialisasi Program Setelah menjawab, siswa diberikan ulasan USAID PRIORITAS singkat tentang tema dan tujuan pembelajaran dikaitkan dengan hujan tadi. Bila sudah ada rasa ketertarikan dari siswa, selanjutnya guru menyebutkan bagian-bagian penting tema untuk membentuk kelompok, dan membagikan kalung nama kelompok (hujan, sungai, laut, mendung, dan awan). Setelah itu kembali lagi guru mengajak siswa bertanya jawab tentang siklus air. Beberapa perwakilan siswa diajak maju untuk bermain peran membentuk siklus air dengan memanfaatkan namanama kelompok mereka. Pertama-tama guru meminta perwakilan dari kelompok siswa memperagakan proses dari laut yang terkena sinar matahari yang kemudian membentuk awan yang akan berubah menjadi mendung dan seterusnya sampai terjadi hujan dan kembali lagi ke laut sesuai penjelasan sebelumnya. Ketika siswa maju ke depan siswa di minta juga untuk menceritakan proses kemudian dilanjutkan oleh siswa lain dari kelompok yang berbeda. Kegiatan tersebut diulang sampai 3 kali. Ada beberapa siswa yang salah memperagakan dan teman sekelompoknya segera membenarkan kesalahan. Kegiatan ini membuat suasana menjadi ramai dan senang sehingga suasana menjadi menyenangkan. Setelah mereka memahami siklus air dengan bermain peran, siswa dipandu untuk menggambar skema siklus air dengan menggunakan alat tulis berwarna untuk menggambar. Setelah menggambar, siswa mempresentasikan hasil kerjanya dan kelompok yang lain memberikan
LENSA PRIORITAS
tanggapan. Jika ditemukan sebuah masalah, guru memberi kesempatan kelompok lain untuk mencari solusinya. Berikutnya sebagai penguatan, guru memperlihatkan gambar kran air dan menjelaskannya sesuai dengan tema, kemudian siswa diminta membuat poster tentang penghematan air. Sebelum memajang karya, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan edukatif, yaitu mengapa air di bumi selalu tersedia, apakah yang dimaksud dengan siklus air, jelaskan tahap-tahap sikus air, dan sebutkan 4 cara untuk menghemat air. Jawaban siswa ditulis di papan tulis agar siswa tahu secara utuh setiap jawaban yang didapatkan dari diskusi tersebut. Bila siswa telah memahami setiap bagian dari siklus air, kemudian guru memeriksa hasil pekerjaan siswa dalam membuat poster. Bila telah selesai, guru mengajak siswa untuk memajang karya posternya di papan tulis dan mempresentasikannya. Setelah semua selesai, secara bergantian anggota kelompok berkeliling untuk memperhatikan semua gambar poster yang sudah dipajang dengan tujuan memberikan penilaian dan masukan pada poster yang dipajang. Setelah selesai berkeliling, siswa dan guru menyimpulkan siklus air dan caracara untuk menghematnya secara bersama-sama. Pada akhir sesi guru memberikan refleksi tentang bagaimana menghemat air di lingkungan sekolah dan rumah, caranya antara lain dengan menutup kran air setelah digunakan, menggunakan air bekas untuk menyiram tanaman, tidak mencuci kendaraan setiap hari, dan jangan bermain-main dengan membuang air bersih sembarangan. [Lhr]
Guru memberi petunjuk Daur Air dengan metode bermain peran Siklus Air kepada 5 Kelompok yang sudah diberi nama Hujan, Laut, Mendung, Sungai, Awan.
Guru menjelaskan materi dan kerja kelompok menggambar proses Daur Air setelah bermain peran
Siswa dibantu guru mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
9 Salah satu gambar poster hasil karya Siswa tentang penghematan air dan lingkungan hidup
Edisi 04, Mei - Juli 2013 - LENSA PRIORITAS
9
LENSA Praktik yang Baik
Belajar Alat Indra Manusia dengan Kooperatif - Windows Shopping
Guru meminta siswa maju ke depan kelas untuk dibagi 6 kelompok berdasarkan nama bagian-bagian mata sambil bernyayi “dua mata saya... hidung saya... dan seterusnya”
Belajar tentang alat indra manusia semestinya hal yang mudah karena melekat dalam tubuh manusia, dapat diraba, dilihat, disentuh, dan dieksplorasi. Namun karena pembelajaran itu disampaikan dengan teknik ceramah atau sekadar membaca buku teks saja, hasilnya hal tersebut kurang melekat dan kurang dipahami oleh siswa. Metode pembelajaran kooperatif tipe Windows Shopping akan membawa siswa tidak hanya sekadar paham alat indra manusia melainkan juga mengantarkan mereka pada penanaman karakter kerjasama, keberanian, demokratis, rasa ingin tahu, interaksi antarteman, dan bertanggung jawab. Pembelajaran ini dilakukan oleh Suciningtyas, S.Pd.I di SDN 2 Semarang Banjarnegara (8/6). Pembelajaran dimulai dengan tanya jawab yang mengarah pada pembahasan tentang mata. “Benda apa yang Ibu pegang?” atau “Mengapa kalian bisa tahu kalau ini adalah pulpen?”. Setiap jawaban siswa ditulis di papan tulis. Setelah semua siswa paham maksud pertanyaan itu, guru memberikan energizer “Hai, Hallo” dan bernyanyi “dua mata saya, hidung saya satu...dan seterusnya.” Kegiatan selanjutnya yaitu melakukan eksplorasi dengan memberikan beberapa pertanyaan untuk menjelaskan materi tentang bagian-bagian mata beserta fungsinya. Dalam kegiatan eksplorasi, guru membagi siswa menjadi 6 kelompok dengan nama kelompok Retina, Kornea,
Iris, Lensa, Pupil, dan Saraf Mata dengan teknik berhitung 1 sampai 6 sejumlah siswa dalam satu kelas dengan memperhatikan gender. Siswa yang menyebut angka 1 berkelompok dengan angka 1, angka 2 berkelompok dengan angka 2 dan seterusnya.
Siswa mendemostrasikan bagian-bagian eksternal mata dalam kelompoknya.
Salah satu Lembar kerja yang digunakan dalam pembelajaran
Setiap kelompok diberi lembar kerja yang berbeda-beda untuk setiap siswanya. Kemudian guru menjelaskan bagaimana cara mengerjakannya dan bagaimana aturan mainnya. Setelah selesai menjelaskan, siswa mengerjakan tugas yang diberikan. Begitu selesai mengerjakan, guru mendampingi kelompok untuk mempresentasikan dalam kelompoknya sambil berdiri. Bila ada yang kurang jelas siswa dalam kelompok lain bisa memberikan komentar. Langkah selanjutnya, siswa melakukan kunjung karya antarkelompok. Dua orang
Karya kelompok dipajangkan di papan tulis dan saling memperbandingkan diantara kelompok 10
LENSA PRIORITAS - Edisi 04, Mei - Juli 2013
siswa dalam kelompok berperan sebagai presenter kelompok dan anggota kelompok yang lain mengunjungi kelompok terdekat (windows shopping) serta memberikan catatan perbaikan jika diperlukan. Setelah selesai mengerjakan 4 lembar kerja, siswa diarahkan untuk memajangkan hasil karyanya. Guru kemudian memeriksa hasil kerja dan memberikan reward pada semua kelompok atas prestasi yang telah dicapai. Untuk memperjelas pemahaman siswa, guru memberikan kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas. Sambil menjelaskan, guru juga memberi penguatan tentang materi bagian–bagian mata beserta fungsinya. Guru menutup pembelajaran dengan meminta dua orang siswa (yang dinilai menonjol untuk menyimpulkan). Selanjutnya guru memberi tambahan simpulan terkait pembelajaran yang telah dilaksanakan. Setelah semua siswa paham terhadap materi, guru menutup pembelajaran dengan menyanyikan kembali lagu “dua mata saya, hidung saya satu…dan seterusnya” dengan suka cita. [Lhr]
Kegiatan windows shooping yang dibimbing oleh guru
Gambar peraga sebagai bahan penuntun siswa mengerjakan lembar kerja
LENSA PRIORITAS
LENSA Praktik yang Baik
Belajar Bahasa Arab dengan Berburu Kata dan Ta'ribus Surah
Kegiatan Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif dan menantang di Mts Gajah Demak (17/7)
Demak. Pembelajaran Bahasa Arab pada umumnya disampaikan dengan mengacu pada buku bacaan dan sumber-sumber tekstual lainnya sehingga pembelajaran terkesan monoton berasal dari guru saja. Untuk mengubah kesan tersebut, Nur Rondi, M.Pd. dan Afifuddin, S.Pd.I di MTs Gajah (17/7) menerapkan Metode Berburu Kata dan Mendeskripsikan Gambar (Ta'ribus Surah) dalam pembelajaran bahasa Arab yang mampu melibatkan kemampuan siswa secara maksimal dan menyenangkan. Pembelajaran dimulai dengan memberikan motivasi kepada siswa dengan berdoa (berbahasa Arab) kemudian merangsang dengan pertanyaan, “Apakah yang kalian ketahui tentang madrasati? Apa maknanya”. Dari pertanyaan awal ini guru mengembangkannya dengan pertanyaanpertanyaan lain sembari menjelaskan tujuan pembelajaran dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Setelah siswa memahami, guru menempelkan gambar-gambar terkait materi di papan tulis. Selanjutnya guru membimbing siswa untuk mengamati gambar-gambar tersebut secara cermat.
Setelah melihat gambar-gambar tersebut, guru mempersilakan siswa untuk menyampaikan pendapatnya dan guru menuliskan setiap pendapat siswa di papan tulis. Pembelajaran dilanjutkan dengan memberikan gambaran umum tentang apa yang akan dilakukan sambil guru membagikan lembar kerja. Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh Pak Afifudin yaitu membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk berburu kata (nama-nama benda) di lingkungan madrasah seperti kelas, perpustakaan, kantin, ruang tata tertib siswa, halaman madrasah, ruang UKS dan sebagainya (dengan ditambahkan: isim mufrod dan jamak taksir) dengan batasan waktu yang telah ditentukan. Begitu ada aba-aba “ya!” semua siswa berhamburan ke lingkungan madrasah untuk mencari kata secepat yang mereka bisa dan menerjemahkan dalam bahasa Arab. Dalam mencari kata, semua anggota kelompok mencatat kosakata (bahasa Arab) minimal 10 kosakata sesuai hasil pengamatan selama berburu kata. Kelompok yang telah selesai mencatat dan menerjemahkan segera berlari ke
Hasil Kerja kelompok berburu kata dalam Bahasa Arab
LENSA PRIORITAS
dalam kelas untuk menempelkan hasil pekerjaan ke dinding-dinding kelas. Kelompok yang paling cepat menempelkan juga akan diberikan reward tambahan. Pak Nur selanjutnya menuntun tiap perwakilan kelompok mendeskripsikan/ta'ribus 10 kosakata yang telah didapatkan untuk diamatinya dalam bahasa Arab apakah sudah sesuai atau belum dan memberikan penilaian pada kelompok yang paling benar. Untuk mengetahui kemampuan daya serap siswa terhadap kosakata baru yang telah mereka dapatkan, guru menyampaikan beberapa pertanyaan/refleksi seputar materi pembelajaran yang telah dibahas dengan mencocokkan pada gambar. Bila dirasa ada yang kurang jelas, guru memberikan penjelasan dengan sedetaildetailnya sampai semua siswa memahami setiap kosakata dan variasinya serta asal muasalnya. Banyak siswa yang mengajukan pertanyaan karena penasaran dengan kosakata baru yang didapat. Akhirnya pembelajaran beliau berdua ditutup dengan kata “alhamdulillah” dan dilanjutkan dengan membagikan kertas untuk merefleksikan pembelajaran yang telah dilakukan dan dilanjutkan dengan doa penutup. [Lhr]
Gambar gambar “madrasati”
Siswa berburu kata dalam bahasa arab di lingkungan sekolah
Edisi 04, Mei - Juli 2013 - LENSA PRIORITAS
11
BINGKAI LENSA PRIORITAS
“Kerjasama untuk kebersihan” Siswa SDN 1 Sojomerto Purbalingga membuang sampah setelah selesai jam sekolah
“Telaten untuk kerapian”, Kebiasaan cuci tangan di SDN seorang guru membetulkan Candiwulan 2, Mandiraja, Banjarnegara kancing baju salah satu siswanya “Ayo yang bersih ya”
Kebiasaan membaca siswa SDN Batang di perpustakaan pada jam-jam luang siswa akan menambah kemampuan literasi siswa
Dapatkan Informasi tentang berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, dan diskusi online forum sekolah di
www.prioritaspendidikan.org LENSA PRIORITAS
USAID PRIORITAS: Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students