ii
Gambaran Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015 Skripsi
Oleh: Defirna Indah Putri 1111101000047
PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M
ii
iii
iv
v
ABSTRAK Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Promosi Kesehatan Gambaran Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015 Defirna Indah Putri - 1111101000047 xii + 54 halaman, 10 tabel, 3 bagan, 1 gambar, lampiran Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk deteksi dini kanker payudara. Upaya SADARI sangat penting sebab sekitar 75-85% keganasan kanker payudara ditemukan pada saat dilakukan SADARI. Perilaku kepercayaan kesehatan (health belief) juga menentukan status kesehatan, perubahan perilaku menuju ke arah hidup yang baik bagi penderita kanker payudara sebelum stadium lanjut melalui pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku pencegahan kanker payudara melalui pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan persepsi – persepsi yang mempengaruhi pada mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus - Oktober 2015 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan desain penelitian cross sectional . Hasil penelitian didapatkan bahwa responden memiliki perilaku pencegahan kanker payudara melakukan rutin SADARI 61.3 % dan melakukan tidak rutin 38.7%, persepsi keseriusan kanker payudara terhadap SADARI sebanyak 53.8%, persepsi kerentanan kanker payudara terhadap SADARI sebanyak 66.7%, persepsi terhadap manfaat SADARI sebanyak 74.2%, persepsi terhadap hambatan melakukan SADARI 17.2%. Kesimpulan bahwa responden sudah memiliki persepsi keseriusan,persepsi kerentanan, persepsi manfaat dan persepsi hambatan terhadap pemeriksaan payudara sendiri walaupun responden belum melakukan perilaku SADARI secara rutin. Disarankan kepada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah untuk mengadakan sosialisasi dan kegiatan pencegahan kesehatan lainnya terkait kanker payudara dan pemeriksaan payudara sendiri untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa akan deteksi dini kanker payudara. Kata Kunci: Perilaku, Persepsi, Kanker Payudara, Pemeriksaan Payudara Sendiri. Daftar Bacaan : 35 (1974 – 2013)
vi
ABSTRACT
Faculty of Medicine and Health Science Public Health Department – Health Promotion Interest Behavioural Visualization of Breast Self-Examination Faculty of Medical and Health Science Students at Syarif Hidayatullah State Islamic Jakarta 2015 Defirna Indah Putri – 1111101000047 xii+54 pages, 10 tabels, 3 charts, 1 picture, attachments.
Self Breast Examination (SADARI) is one of many ways to early detection of breast cancer. It is very important to do because 75-85% of breast cancer symptoms are found during SADARI step. Health belief behavioral also take part in deciding health status and behavioral changes to better lifestyle for breast cancer patient before diagnosed to a higher stadium with SADARI. This research aims to know about this behavioural visualization of breast cancer prevention through self breast examination (SADARI) and perceptions that influences female medical and health science students at UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2015. This research took place in August through October 2015 at Faculty of Medicine and Health Science UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. This research is quantitative, using cross-sectional research design. The result states that 61,3% of the respondents have been doing SADARI in a regular basis and 38,7% in an irregular basis. Perception towards breast cancer seriousness is at 53,8%, perception towards vulnerability is at 66,7%, perception towards the benefits of SADARI is at 74,2%, and perception towards the obstacle in doing SADARI is at 17,2%. In summarize, respondents have had perceptions toward seriousness, vulnerability, benefits, and obstacles in doing SADARI even though some of the respondents still have not been doing SADARI in regular basis. The advice of researchers is to hold socialization and other health prevention activities related to breast cancer and breast self examination to improve student awareness will be early detection of breast cancer. Key words: Behavior, perception, breast cancer, self breast examination. Reading List: 35 (1974-2013)
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb. Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya penulisan penelitian ini dengan judul “Gambaran Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015”. Dalam pelaksanaan penulisan hasil penelitian ini, peneliti telah banyak memperoleh bimbingan dan pengarahan daripada berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengambil kesempatan ini untuk menyampaikan ungkapan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, M.Kes selaku Dekan dan Bu Fase Badriah,Ph.D selaku Wakil Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2.
Ibu Fajar Ariyanti,M.Kes,Ph.D selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat yang bijaksana dan perhatian.
3. Bapak Dr. M. Farid Hamzens, M.Si dan Ibu Riastuti Kusuma Wardani, MKM selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing saya dalam penyusunan penelitian skripsi ini. 4. Segenap dosen dan staff pengajar Prpgram Studi Kesehatan Masyarakat atas ilmu dan pengalaman dibagikan kepada penulis. 5. Kedua Orangtua (Bp. Firdaus Radjab dan Ibu Herina) dan keluarga penulis yang telah memberikan doa, saran dan dorongan baik moril maupun materiil.
viii
6. Segenap sahabat dan teman
penulis (Shofa Mustajaba,Anggita Risqi
P,Devita Cahya Permata,Dessy Kartika,Nabila Eddelweis, Rinda Aria Putri dan Rachmad Sulistyo) yang selalu memberikan doa dan semangat untuk penulis 7. Teman-teman saya di Peminatan Promosi Kesehatan 2011 yang telah memberikan doa, semangat dan dorongan untuk penulis sampai selesai penelitian ini. Sukses untuk teman-teman semua! 8. Semua orang yang yang telah berkontribusi dalam penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu baik besar maupun kecil,secara langsung maupun tidak langsung.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, Januari 2015
Penulis
ix
DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ……………………………………………………… ii PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii PERNYATAAN PERSETUJUAN PENGUJI ....................................................... iv ABSTRAK ………….............................................................................................. v KATA PENGANTAR ……………………………………………………….…... vii DAFTAR ISI ...........................................................................................................ix DAFTAR TABEL ................................................................................................... xii DAFTAR BAGAN ……………………………………………………………….. xiii DAFTAR GAMBAR
…........................................................................................ xiv
1. BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 2 1.1. Latar Belakang ........................................................................................... 2 1.2. Rumusan Masalah …………………………………………...…………… 4 1.3. Pertanyaan Penelitian …………………………………...………………... 5 1.4. Tujuan ........................................................................................................ 6 a. Tujuan Umum ...................................................................................... 6 b. Tujuan Khusus ..................................................................................... 6 1.5. Manfaat ...................................................................................................... 7 a. Pelayanan Kesehatan Masyarakat ………………………………….… 7 b. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta .................................................................................................. 7 c. Peneliti Lain ………………................................................................. 7 1.6. Ruang Lingkup …………………………………………………………... 8 2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................9 2.1. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) .................................................9 a.
Pengertian SADARI …………………………………………….….... 9
b.
Manfaat SADARI …………………………………………………..... 10
c.
Cara Melakukan SADARI …………………………………...…..…... 10
2.2. Kanker Payudara …...………………………………………...….….…… 14
x
a.
Definisi Kanker Payudara …………………………………..….....…...14
b.
Etiologi Kanker Payudara ………………………………...…….……. 14
c.
Faktor Risiko Kanker Payudara ……………………………………… 15
d.
Manifestasi Klinis ……………………………………….…………… 17
e.
Pentahapan Kanker Payudara …………………………….……....….. 18
f.
Pemeriksaan Penunjang …………………………………….…........... 19
g.
Penatalaksanaan …………………………………………….…........... 19
2.3. Perilaku …………...................................................................................... 19 2.4. Model Kepercayaan Kesehatan (Health Belief Model) .............................. 20 2.5. Kerangka Teori …………………………………………………..…..........25 3. BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ................27 3.1. Kerangka Konsep ………………………….............................................. 27 3.2. Definisi Operasional …................................................................................28 4. BAB IV METODE PENELITIAN .......................................................................30 4.1. Jenis Penelitian ...........................................................................................30 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 30 4.3. Populasi dan Sampel …………………………………………………...… 30 4.3.1.
Populasi ……………………………………………………..….… 30
4.3.2.
Sampel ………………………………….……………………….... 30
4.3.3. Pengambilan Sampel ………………….………………………..…..30 4.4. Instrumen Penelitian ……………………………………….…..……....... 31 4.5. Metode Pengumpulan Data …………………………….…….…...…….... 32 4.6. Uji Validitas dan Reliabilitas ……………………………..…………...…. 32 4.7. Pengolahan Data …………………………………………..……..……….. 33 4.8. Analisis Data ………………………………………………...…………..... 34 5. BAB V. HASIL ………………………..…………………………...……...........35 5.1. Analisis Univariat ….……………………………………….…..……….... 35 5.1.1. Gambaran Umum Responden ……………………………..……..... 35 5.1.2. Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri ………………...………… 36 5.1.3. Gambaran Persepsi Keseriusan Kanker Payudara Terhadap SADARI …………………………………………………………………...….....37
xi
5.1.4. Gambaran Persepsi Kerentanan Kanker Payudara terhadap SADARI …………………………………………………………….………..….38 5.1.5. Gambaran Persepsi Manfaat Terhadap SADARI…….…………......38 5.1.6. Gambaran Persepsi Hambatan Terhadap SADARI…….……….......39 6. BAB VI. PEMBAHASAN ………………………………………………......... 40 6.1. Keterbatasan Penelitian …………………………………………………... 40 6.2. Pembahasan …….….…………………………………………………....... 41 6.2.1. Gambaran Umur …………………………………………………... 41 6.2.2. Perilaku
Pencegahan
Kanker
Payudara
melalui
SADARI
………………………………………………………………..……….42 6.2.3. Gambaran Persepsi Keseriusan Kanker Payudara terhadap SADARI ……………………………………………………………………….. 43 6.2.4. Gambaran
Persepsi
Kerentanan
Kanker
Payudara
terhadap
SADARI………………………………………………………...…….44 6.2.5. Gambaran Persepsi Manfaat Terhadap SADARI……......................46 6.2.6. Gambaran Persepsi Hambatan Terhadap SADARI…………...........47 6.3. Epilog …………………………………………………………………….. 48 7. BAB VII. SIMPULAN DAN SARAN ………………………………………...51 7.1. Simpulan……………………………………………………………...........51 7.2. Saran………………………………………………………………..….......52 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 54 LAMPIRAN………………………………………………………….…........ 57
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional
28
Tabel 4.1 Kisi Kisi Intrument Penelitian
31
Tabel 4.2 Skor Jawaban Pernyataan Persepsi
33
Tabel 5.1 Distribusi Umur Responden Mahasiswi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
36
Tabel 5.2 Distribusi Responden Mahasiswi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dalam Melakukan SADARI Secara Rutin
36
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Persepsi Keseriusan Kanker Payudara terhadap SADARI
37
Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Persepsi Kerentanan Kanker Payudara terhadap Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
38
Tabel 5.6 Distribusi Responden Mengenai Persepsi Terhadap Manfaat Pemeriksaan Payudara Sendiri
38
Tabel 5.7 Distribusi Responden Mahasiswi Mengenai Persepsi Terhadap Hambatan SADARI
39
xiii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1. Teori Health Belief Model Rosenstock,Becker,Janz, dan Hocbaum
25
Bagan 2.2. Kerangka Teori
26
Bagan 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
27
xiv
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1. Langkah - langkah Pemeriksaan Payudara Sendiri menurut Bustan 11
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang World Health Organization (WHO) melaporkan kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh perempuan baik di negara maju maupun di negara berkembang. Jumlah kasus kanker payudara menduduki peringkat kedua setelah kanker serviks yang paling banyak diderita wanita di dunia. Survei yang dilakukan WHO menyatakan 8 - 9 persen wanita mengalami kanker payudara (WHO,2013). Setiap tahun lebih dari 250.000 atau setiap jam terdapat 28 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang lebih 175.000 atau setiap jam terdapat 19 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Amerika Serikat. Selain itu menurut National Cancer Institute (NCI), wanita yang menderita kanker payudara terdapat perkiraan kasus baru 232.340 wanita sedangkan kasus kematian akibat kanker payudara sejumlah 39.620 wanita (NCI, 2013). Di Indonesia, kanker payudara kini menjadi pembunuh nomor satu. Setiap tahunnya diperkirakan terdapat 100 penderita baru per100.000 penduduk yang ada di Indonesia (Kementerian Kesehatan, 2010). Berdasarkan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS), kanker payudara menempati urutan pertama pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia (16,85%), disusul kanker leher rahim (11,78%). Kanker payudara menyerang wanita muda atau dewasa dengan penderita terbanyak berusia 40 hingga 49 tahun yang datang dengan kondisi stadium lanjut (Kementerian Kesehatan,
2
3
2010). Jumlah kasus baru yang semakin meningkat tiap tahunnya menambah beban global terutama bagi negara berkembang, namun hal ini dapat dicegah dengan menyebarkan pengetahuan tentang kanker dan deteksi dini. Sebenarnya untuk mendeteksi kanker payudara tidak sulit, semua wanita cukup melakukannya sendiri tanpa perlu ke dokter, yaitu melalui pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) (Jemal, 2011). Pemeriksaan payudara sendiri sangat penting untuk dilakukan karena hampir 85% benjolan di payudara ditemukan oleh penderita sendiri. Studi empiris menyatakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), pemeriksaan payudara klinis dan mammografi dapat membantu dalam memastikan deteksi dini kanker payudara. Disamping itu, pemeriksaan payudara sendiri yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali menjadi metode yang paling murah dan sederhana yang dapat dilakukan secara mandiri oleh wanita dibandingkan dengan mammografi (Manuaba,2010). Berdasarkan studi pendahuluan pada bulan Mei 2015 terhadap 20 Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dari 4 program studi yang telah dipilih secara insidental. Didapatkan data bahwa 6 yang melakukan SADARI secara rutin setiap satu bulan sekali, 10 mahasiswi melakukan SADARI secara tidak rutin setiap satu bulan sekali dan sisanya 4 mahasiswi tidak pernah melakukan SADARI. Setelah dilakukan wawancara lebih mendalam diperoleh data bahwa kebanyakan dari mereka baru melakukan SADARI secara rutin apabila dirasakan adanya keluhan atau benjolan pada payudaranya. Informasi tersebut tidak dapat mengeneralisasi namun paling tidak memberikan gambaran bahwa mahasiswi Fakultas
4
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang juga sebagai tenaga kesehatan diharapkan mampu melakukan perilaku SADARI secara rutin setiap satu bulan sekali, namun kenyataannya perilaku SADARI mahasiswi masih kurang baik. Penelitian sebelumnya yang dilakukan Siti Masyitah pada Mahasiswi Universitas Indonesia S1 Reguler, sebanyak 51,9% mahasiswi melakukan SADARI, namun hanya 3,3% yang melakukannya secara rutin setiap bulan. Untuk persepsi terhadap manfaat melakukan SADARI, persepsi terhadap hambatan melakukan SADARI menunjukkan hubungan yang signifikan dengan praktik SADARI (Masyitah,2013). Dalam studi terkini, kepercayaan kesehatan (health belief) mengenai perilaku SADARI dilihat dalam konteks Health Belief Model yang mencoba untuk menjelaskan dan meramalkan partisipasi individual dalam program pencegahan dan promosi kesehatan (Champion,1993). Berdasarkan gambaran di atas maka peneliti tertarik untuk mengetahui Gambaran Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015. 1.2. Rumusan Masalah Menurut survei yang dilakukan Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ) pada tahun 2010 menunjukkan 80% masyarakat tidak mengerti pentingnya pemeriksaan payudara sendiri. Sebanyak 70% kasus kanker payudara ditemukan dalam stadium lanjut sehingga angka penyembuhannya rendah. Perilaku kepercayaan kesehatan (health belief) juga menentukan status kesehatan, perubahan perilaku menuju ke arah hidup yang baik bagi penderita
5
kanker payudara sebelum stadium lanjut melalui pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Berdasarkan studi pendahuluan pada bulan Mei 2015 terhadap 20 Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Didapatkan data bahwa 6 yang melakukan SADARI secara rutin setiap satu bulan sekali, 10 mahasiswi melakukan SADARI secara tidak rutin setiap satu bulan sekali dan sisanya 4 mahasiswi tidak pernah melakukan SADARI. Setelah dilakukan wawancara lebih mendalam diperoleh data bahwa kebanyakan dari mereka baru melakukan SADARI secara rutin apabila dirasakan adanya keluhan atau benjolan pada payudaranya. Informasi tersebut tidak dapat mengeneralisasi namun paling tidak memberikan gambaran bahwa Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang juga sebagai tenaga kesehatan diharapkan mampu melakukan perilaku SADARI secara rutin setiap satu bulan sekali, namun kenyataannya perilaku SADARI mahasiswi masih kurang baik. Berdasarkan penelitian tersebut yang telah dijelaskan pada latar belakang, penulis tertarik meneliti tentang Gambaran Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015. 1.3. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana gambaran pemeriksaan payudara sendiri pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015
6
1.4 Tujuan Umum Diketahui gambaran pemeriksaan payudara sendiri pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015. 1.5 Tujuan Khusus 1. Diketahui gambaran perilaku pemeriksaan payudara sendiri pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015; 2. Diketahui gambaran persepsi mengenai keseriusan terhadap kanker payudara pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015; 3. Diketahui gambaran persepsi mengenai kerentanan terhadap kanker payudara pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015; 4. Diketahui gambaran persepsi manfaat terhadap pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015; 5. Diketahui gambaran persepsi hambatan terhadap pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015.
7
1.6 Manfaat Penelitian 1) Bagi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengelola pendidikan untuk meningkatkan pendidikan kesehatan khususnya untuk menurunkan kejadian kanker payudara dengan cara memberikan motivasi untuk melakukan pencegahan kanker payudara. 2) Mahasiswi
Fakultas
Kedokteran
dan
Ilmu
Kesehatan
UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta Hasil penelitian ini akan memberikan gambaran perilaku pemeriksaan payudara sendiri pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam upaya untuk meningkatkan kesadaran melakukan SADARI secara rutin; 3) Peneliti Lain Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dan pertimbangan serta acuan untuk penelitian selanjutnya yang lebih baik.
8
1.7.
Ruang Lingkup Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran perilaku pemeriksaan payudara sendiri pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli - Oktober 2015 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) a. Pengertian Pemeriksaan Payudara Sendiri merupakan usaha untuk mendapatkan kanker payudara pada stadium yang lebih dini (down staging) (Manuaba, 2010). Pemeriksaan payudara yang dilakukan sendiri dengan belajar melihat dan memeriksa perubahan payudaranya sendiri setiap bulan melalui pemeriksaan secara teratur akan diketahui adanya benjolan atau masalah lain sejak dini walaupun masih berukuran kecil sehingga lebih efektif untuk diobati. SADARI dilakukan pada hari ke 7-10 yang dihitung sejak hari pertama haid (saat payudara sudah tidak mengeras dan nyeri) atau bagi yang telah menopause pemeriksaan dilakukan memilih tanggal yang sama setiap bulannya (misalnya setaip tanggal 1 atau tanggal lahirnya). Pemeriksaan
ini
dilakukan dengan menggunakan jari telunjuk, jari tengah dan jari manis yang digerakkan secara bersamaan pada payudara yang sedang dilakukan pemeriksaan (Kementerian Kesehatan,2009). Pemeriksaan Payudara Sendiri dianggap sebagai cara paling murah, aman dan sederhana serta penting dalam mendeteksi karena sekitar 75-85% benjolan di payudara penderita ditemukan pada saat dilakukan pemeriksaan payudara sendiri (Supriyanto,2010). Direkomendasikan selama bertahuntahun, praktik rutin SADARI setiap bulan dibanyak negara masih rendah.
9
10
Sebuah studi di Iran menemukan hanya 7,6 % wanita di Iran yang melakukan praktik SADARI setiap bulan secara teratur (Noroozi et al,2010). Di Turki, 51 % wanita tidak melakukan praktik SADARI dan hanya 5 % yang melakukan SADARI setiap bulan secara teratur (Nachivan et al,2007). b. Manfaat Pemeriksaan Payudara Sendiri Manfaat periksa payudara sendiri (SADARI) adalah untuk mendeteksi sedini mungkin adanya kelainan pada payudara karena kanker payudara pada hakikatnya dapat diketahui secara dini oleh para wanita usia subur. Setiap wanita mempunyai bentuk dan ukuran payudara yang berbeda, bila wanita memeriksa payudara sendri secara teratur, setiap bulan setelah haid, wanita dapat merasakan bagaimana payudara wanita yang normal. Bila ada perubahan tentu wanita dapat mengetahuinya dengan mudah (Manuaba, 2009) c. Cara Melakukan SADARI Melakukan SADARI tidak terlalu sulit karna bisa dilakukan saat kegiatan sehari – hari dan dilakukan setelah haid 7-10 hari bisa 1-2 kali hanya 10 menit. Langkah – langkah dalam melakukan SADARI menurut Kementerian Kesehatan (2009), yaitu : 1. Perhatikan kedua payudara. Berdirilah di depan cermin dengan tangan di sisi tubuh dan lihat apakah ada perubahan pada payudara. Lihat perubahan dalam hal ukuran, bentuk atau warna kulit, atau jika ada kerutan, lekukan seperti lesung pipi pada kulit. 2. Perhatikan kembali kedua payudara sambil mengangkat tangan di atas kepala, dilanjutkan dengan meletakkan kedua tangan dipinggang sambil
11
menekan agar otot dada berkontraksi. Bungkukan badan untuk melihat apakah kedua payudara menggantung seimbang. 3. Tekan masing-masing putting dengan ibu jari dan jari telunjuk secara lembut untuk melihat apakah ada cairan yang keluar. 4. Lakukan perabaan payudara. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sambil berdiri
atau
berbaring.
Jika
memeriksa
payudara
sambil
berbaring,diletakkan sebuah bantal dibawah pundak sisi payudara yang akan diperiksa. 5. Angkat lengan kiri ke atas kepala. Gunakan tangan kanan untuk menekan payudara kiri dengan ketiga jari tengah (telunjuk, tengah dan manis). Mulailah dari daerah putting susu dan gerakkan ketiga jari tersebut dengan gerakan memutar keluar di seluruh permukaan payudara. 6. Rasakan apakah terdapat benjolan atau penebalan. Pastikan untuk memeriksa daerah yang berada di antara payudara, dibawah lengan, dan dibawah tulang selangka. 7. Angkat lengan kanan ke atas kepala dan ulangi pemeriksaan untuk payudara sebelah kanan dengan menggunakan tangan kiri. Pemeriksaan ini akan membantu untuk mengetahui lebih awal apabila ada kelainan pada payudara yaitu dengan menggunakan teknik yang sama setiap bulannya.
12
Gambar 2.1 Langkah - Langkah Pemeriksaan Payudara Sendiri (Bustan,2007)
1. Semasa mandi Angkat sebelah tangan, menggunakan satu jari gerakkan secara mendatar perlahan-lahan ke serata tempat bagi setiap payudara. Gunakan tangan kanan untuk memeriksa payudara sebelah kiri dan tangan kiri untuk payudara kanan. Periksa dan cari bila terdapat gumpalan / kebetulan keras, menebal dipayudara. 2. Berdiri di hadapan cermin
Dengan mengangkat kedua tangan keatas kepala, putar-putar tubuh perlahan-lahan dari sisi kanan ke sisi kiri. Cekak pinggang anda, tekan turun perlahan-lahan ke bawah untuk menegangkan otot dada dan menolak payudara anda kehadapan. Perhatikan dengan teliti segala
13
perubahan seperti besar, bentuk dan kontur setiap payudara. Lihat pula jika terdapat kekakuan, lekukan atau puting tersorot kedalam. Dengan perlahan-lahan, picit kedua puting dan perhatikan jika terdapat cairan keluar. Periksa lanjut apa cairan itu kelihatan jernih atau mengandung darah.
3. Berbaring
Untuk memeriksakan payudara sebelah kanan, letakkan bantal di bawah bahu kanan dan tangan kanan diletakkan dibelakang kepala. Tekan jari anda mendatar dan bergerak perlahan-lahan dalam bentuk bulatan kecil, bermula dari bagian pangkal payudara. Selepas satu putaran, jari degerakkan 1 inci (2,5cm) kearah putting. Lakukan putaran untuk memeriksa setiap bagian payudara termasuk puting. Ulangi hal yang sama pada payudara sebelah kiri dengan meletakkan bantal dibawah bahu kiri dan tangan kiri diletakkan dibelakang kepala. Coba rasakan sama ada terdapat sebarang gumpalan dibawah dan dibawah dan disepanjang atas tulang selangka.
Pencegahan yang dilakukan para wanita untuk mengetahui gejalagejala kanker payudara dengan pemeriksaan payudara sendiri adalah cara mudah yang dilakukan setiap bulan 7- 10 hari setelah haid. Hal tersebut bisa dilihat dari penyebab kanker payudara,gejala-gejala payudara dan pengobatan kanker payudara jika sudah stadium lanjut.
14
2.2. Kanker Payudara a. Definisi Kanker payudara adalah terjadinya keganasan pada daerah payudara. (Otto,2005). Kanker payudara mungkin ditemukan sewaktu in situ (masih local) atau ditemukan sebagai neoplasma maligna (telah menyebar). Gejala yang paling sering terjadi pada kanker payudara yaitu adanya massa (terutama jika keras, irregular, tidak nyeri tekan) atau penebalan pada payudara atau daerah aksila; rabas putting payudara unilateral, persisten, spontan yang mempunyai karakter serosanguinosa, mengandung darah, atau cair; retraksi atau inversi putting susu; perubahan ukuran, bentuk atau tekstur payudara (asimetris); pengerutan atau pelekukan kulit disekitarnya; kulit yang bersisik disekeliling puting susu. Adapun gejala penyebaran lokal atau regional yaitu adanya kemerahan, ulserasi, edema, atau pelebaran vena; perubahan peau d’orange (seperti kulit jeruk); pembesaran kelenjar getah bening aksila (Otto,2005). Kanker payudara biasanya menyerang wanita muda atau dewasa dengan penderita terbanyak berusia 40 hingga 49 tahun. Namun saat ini terdaapt kecenderungan kanker payudara semakin banyak dialami wanita muda usia 20 tahun akibat perubahan gaya hidup (Sari,2011). b. Etiologi Tidak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara, sebaliknya serangkaian
faktor
genetik,
hormonal,
dan
kemungkinan
kejadian
lingkungan dapat menunjang terjadinya kanker ini. Bukti yang terus bermunculan menunjukkan bahwa perubahan genetik berkaitan dengan
15
kanker payudara, namun apa yang menyebabkan perubahan genetik belum diketahui. Perubahan genetik ini termasuk perubahan atau mutasi dalam gen normal, dan pengaruh protein baik yang menekan atau meningkatkan perkembangan kanker payudara. Hormon steroid yang dihasilkan oleh ovarium mempunyai peran penting dalam kanker payudara. Dua hormon ovarium utama- estradiol dan progesterone mengalami perubahan dalam lingkungan seluler, yang dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi kanker payudara (Suddarth & Brunner, 2003). c. Faktor resiko kanker payudara Menurut Suddarth & Brunner (2003) yang menjadi faktor resiko terjadinya kanker payudara yaitu: 1. Riwayat pribadi tentang kanker payudara. Resiko mengalami kanker payudara pada payudara sebelahnya meningkat hampir 1 % setiap tahun. 2. Anak perempuan atau saudara perempuan (hubungan dengan keluarga langsung) dari wanita
dengan kanker payudara. Resikonya
meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker sebelum berusia 60 tahun; resiko meningkat 4 sampai 6 kali jika kanker payudara pada dua orang saudara langsung. 3. Menarche dini. Resiko kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi sebelum usia 12 tahun. 4. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama.
16
Wanita yang mempunyai anak pertama setelah usia 30 tahun mempunyai resiko dua kali lipat untuk mengalami kanker payudara dibanding dengan wanita yang mempunyai anak pertama pada usia sebelum 20 tahun. 5. Menopause pada usia lanjut. Menopause setelah usia 50 tahun meningkatkan resiko untuk mengalami kanker payudara. Dalam perbandingan, wanita yang telah menjalani ooforektomi bilateral sebelum usia 35 tahun mempunyai resiko sepertiganya. 6. Riwayat penyakit payudara jinak. Wanita yang mempunyai tumor payudara disertai perubahan epitel proliferatif mempunyai resiko dua kali lipat untuk mengalami kanker payudara; wanita dengan hiperplasia tipikal mempunyai resiko empat kali lipat untuk mengalami penyakit ini. 7. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun beresiko hampir dua kali lipat. 8. Obesitas, resiko terendah di antara wanita pascamenopause. Bagaimanapun wanita gemuk yang didiagnosa penyakit ini mepunyai angka kematian lebih tinggi, yang paling sering berhubungan dengan diagnosis lambat. 9. Kontrasepsi oral. Wanita yang menggunakan kontraseptif oral beresiko tinggi untuk mengalami kanker payudara. Bagaimanapun, resiko tinggi ini menurun dengan cepat setelah penghentian medikasi.
17
10. Terapi penggantian hormon. Terdapat laporan yang membingungkan tentang resiko kanker payudara pada terapi penggantian hormon. Wanita yang berusia lebih tua yang menggunakan estrogen suplemen dan menggunakannnya untuk jangka panjang (lebih dari 10 sampai 15 tahun) dapat mengalami peningkatan resiko. Sementara penambahan progesteron terhadap penggantian estrogen meningkatkan insidens kanker endometrium, hal ini tidak menurunkan resiko kanker payudara. 11. Masukan alkohol. Sedikit
peningkatan
resiko
ditenukan
pada
wanita
yang
mengkonsumsi alkohol bahkan dengan hanya sekali minum dalam sehari. Beberapa temuan riset menunjukkan bahwa wanita muda yang minum alkohol lebh rentan untuk mengalami kanker payudara pada tahun-tahun terakhirnya . d. Manifestasi Klinis Gambaran klinis pada kanker payudara menurut Otto, 2005, sebagai berikut: 1). Gejala yang paling sering terjadi : a. Massa (terutama jika keras, ireguler, tidak nyeri tekan) atau penebalan pada payudara atau daerah aksila b. Rabas puting payudara unilateral, persisten, spontan yang mempunyai karakter serosanguinosa, mengandung darah, atau encer. c. Retraksi atau inversi puting payudara.
18
d. Perubahan ukuran, bentuk atau tekstur payudara (asimetris). e. Pengerutan atau pelekukan kulit sekitarnya. f. Kulit yang bersisik di sekeliling puting payudara. 2). Gejala penyebaran lokal atau regional : a. Kemerahan, ulserasi, edema atau pelebaran vena b. Perubahan peau d’orange (seperti kulit jeruk) c. Pembesaran kelenjar getah bening aksila 3). Bukti metastase : a. Pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula dan servikal. b. Hasil rontgen toraks abnormal dengan atau tanpa efusi pleura. c. Peningkatan alkali fosfatase, kalsium, dan atau nyeri tulang berkaitan dengan penyebaran ke tulang. e. Pentahapan kanker payudara Menurut Suddarth& Brunner (2003), tahap – tahap berkembangnya kanker payudara, yaitu: 1) Tahap I : terdiri atas tumor yang kurang dari 2 cm, tidak mengenai nodus limfe, dan tidak terdeteksi adanya metastase. 2) Tahap II : terdiri atas tumor yang lebih besar dari 2 cm tetapi kurang dari 5cm, dengan nodus limfe tidak terfiksasi negatif atau positif, dan tidak terdeteksi adanya metastase. 3) Tahap III : terdiri atas tumor yang lebih besar dari 5 cm, atau tumor dengan sembarang ukuran yang menginvasi kulit atau dinding, dengan nodus limfe terfiksasi positif dalam area klavikular dan tanpa bukti adanya metastase.
19
4) Tahap IV : terdiri atas tumor dalam sembarang ukuran, dengan nodus limfe normal, atau kankerosa dan adanya metastase jauh. f. Pemeriksaan Penunjang Dapat dilakukan pemeriksaan Ultrasonografi (USG) payudara, mammografi, dan Fine Needle Absorbtion Biopsi (FNAB) untuk menunjang diagnosis. Untuk menentukan metastase dapat dilakukan foto thoraks, bone survey, USG abdomen atau hepar (Mansjoer, 2000) g. Penatalaksanaan Menurut Suddarth & Brunner (2003), pengobatan kanker payudara meliputi: 1. Pengobatan lokal kanker payudara yang meliputi : mastektomi radikal yang dimodifikasi dan bedah dengan menyelamatkan payudara. 2. Terapi radiasi 3. Rekonstruksi 4. Pengobatan sistemik kanker payudara yang meliputi : kemoterapi. 2.3. Perilaku
Rosenstock dan Becker menjelaskan perilaku dalam teori health belief model, bahwa munculnya suatu perilaku sehat merupakan kumpulan dari core belief yaitu persepsi individu yang berkaitan dengan susceptibility to illness, the severity of the illness, the cost involved in carrying out the behavior, the benefit involved in carrying out the behavior dan cues to action. Health belief model digunakan untuk memprediksi perilaku preventif (Taylor,2006) Hocbaum dan Rosenstock menyatakan bahwa salah satu teori sikap yang paling berpengaruh dalam menjelaskan mengapa individu tersebut melakukan perilaku sehat adalah health belief model. Individu melakukan perilaku sehat
20
tertentu tergantung pada dua faktor yaitu apakah individu tersebut merasakan ancaman kesehatan dan apakah individu meyakini bahwa perilaku tertentu secara efektif dapat mengurangi ancaman yang dirasakan. (Taylor,2006) Berdasarkan definisi teori-teori datas, dapat disimpulkan bahwa perilaku pencarian pengobatan tidak lepas dari persepsi seseorang tentang mencari pengobatan itu sendiri baik persepsi Keseriusan yang dirasakan (perceived seriousness), kerentanan yang dirasakan (perceived susceptibility), manfaat yang dirasakan (perceived benefits), dan rintangan yang dirasakan (perceived barrier). 2.4. Model Kepercayaan Kesehatan (Health Belief Model) Model kepercayaan kesehatan (Health Belief Model) adalah suatu bentuk penjabaran dari model sosio psikologis, munculnya model ini didasarkan pada kenyataan bahwa problem kesehatan ditandai oleh kegagalankegagalan orang atau masyarakat untuk menerima usaha pencegahan dan penyembuhan penyakit yang diselenggarakan, kegagalan ini akhirnya memunculkan teori yang menjelaskan perilaku pencegahan penyakit (preventif health behavior), yang oleh Becker (1974) dikembangkan dari teori lapangan menjadi model kepercayaan kesehatan (health belief model) . Rosenstock (1974) menyatakan, hipotesis Health Belief Model (HBM) tergantung pada terjadinya simultan pada ketiga faktor yaitu: adanya motivasi yang cukup (masalah kesehatan) agar menjadi sebuah masalah kesehatan yang menonjol atau relevan. Keyakinan bahwa seseorang rentan terhadap masalah kesehatan atau penyakit yang serius. Hal ini sering disebut ancaman. Keyakinan bahwa setelah melakukan perilaku kesehatan tertentu akan bermanfaat dalam mengurangi ancaman dan dengan biaya atau usaha yang dikeluarkan secara subjektif diterima. Biaya mengacu pada hambatan yang
21
dirasakan harus diatasi dalam berperilaku kesehatan, namun tidak sebatas pada pengeluaran biaya. Ketiga faktor di atas dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kepribadian dan lingkungan individu, serta pengalaman berhubungan dengan sarana dan petugas kesehatan. Kesiapan individu dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti persepsi tentang kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman, motivasi untuk memperkecil kerentanan terhadap penyakit, dan adanya kepercayaan perubahan perilaku akan memberikan keuntungan. Faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku adalah perilaku itu sendiri yang dipengaruhi oleh karakteristik individu, penilaian individu terhadap perubahan yang serupa (Rosenstock,1988) Menurut Rosenstock (1988) model kepercayaan kesehatan / Health Belief Model Memiliki 4 persepsi yang membentuk HBM itu sendiri yaitu Keseriusan yang dirasakan (perceived seriousness), kerentanan yang dirasakan (perceived susceptibility), manfaat yang dirasakan (perceived benefits), dan rintangan yang dirasakan (perceived barrier). Setiap persepsi tersebut baik secara sendiri maupun dikombinasikan dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku kesehatan (Health Behavior), yaitu : 1. Persepsi Keseriusan (perceived seriousness) Satu keyakinan tentang akan keseriusan kondisi medis dan urutan peristiwa setelah diagnosis dan perasaan pribadi yang berkaitan dengan konsekuensi dari kondisi medis tertentu. Tindakan individu untuk menilai keseriusan kondisi dari penyakit yang dideritanya (Rosesnstock,1988). Penyakit polio misalnya, akan dirasakan lebih serius bila dibandingkan
22
dengan flu. Oleh karena itu, tindakan pencegahan polio akan lebih banyak dilakukan bila dibandingkan dengan pencegahan dan pengobatan flu. (McCornick-Brown, 1999). 2. Persepsi Kerentanan (perceived susceptibility) Perceived Susceptibility / Kerentanan yang dirasakan mengacu pada keyakinan tentang kemungkinan mendapatkan penyakit atau kondisi. Setiap individu memiliki persepsinya sendiri dari kemungkinan mengalami suatu kondisi yang akan merugikan kesehatannya. Individu bervariasi dalam persepsi mereka tentang kerentanan terhadap penyakit. Mereka yang menganggap dirinya berisiko rendah menyangkal kemungkinan tertular suatu kondisi yang merugikan. Individu dalam kategori moderat mengakui kemungkinan statistik kerentanan penyakit. Orang-orang yang memiliki risiko tinggi terhadap kerentanan merasa ada bahaya nyata bahwa mereka akan mengalami kondisi yang merugikan atau terjangkit penyakit tertentu (Rosenstock,1988). Penelitian yang dilakukan oleh Champion (1993) tentang Pencegahan Kanker Payudara dengan Breast Self Examination (BSE) dengan menggunakan teori Health Belief Model
menyatakan bahwa persepsi
terhadap kerentanan terkena kanker payudara karena memiliki riwayat kanker dalam keluarga akan memotivasi seseorang untuk melakukan SADARI. 3. Persepsi Manfaat (perceived benefits) Manfaat yang dirasakan adalah salah satu kepercayaan pada kemanjuran dari tindakan yang disarankan untuk mengurangi risiko kesehatan. Juga disebut sebagai manfaat yang dirasakan mengambil tindakan kesehatan, sikap perubahan perilaku kesehatan bergantung pada pandangan
23
seseorang tentang manfaat kesehatan untuk melakukan tindakan kesehatan (Rosenstock,1988). Penelitian yang dilakukan oleh Champion (1993) tentang Pencegahan Kanker Payudara dengan Breast Self Examination (BSE) dengan menggunakan teori Health Belief Model menyatakan bahwa pada seseorang yang melakukan SADARI secara teratur setelah ia mampu merasakan benjolan pada payudaranya. 4. Persepsi Hambatan (perceived barrier) Hambatan merujuk kepada aspek negatif potensial atau penghalang untuk mengambil tindakan direkomendasikan kesehatan Ini adalah kepercayaan tentang biaya fisik dan psikologis mengambil tindakan kesehatan (Rosenstock,1988). Analisis internal biaya manfaat terjadi, beratnya efektivitas tindakan diharapkan kesehatan terhadap persepsi bahwa hal itu mungkin menjadi halangan. Potensial rintangan mungkin termasuk biaya keuangan, bahaya, rasa sakit, kesulitan, marah, ketidaknyamanan, dan waktu-konsumsi (Janz et al., 2002). Dirasakan hambatan untuk melakukan perilaku screening kanker payudara adalah emosional, sosial dan fisik. Penelitian yang dilakukan oleh Champion (1993) tentang Pencegahan Kanker Payudara dengan Breast Self Examination (BSE) dengan menggunakan teori Health Belief Model menyatakan bahwa hambatan yang sering mengahalangi praktik SADARI pada wanita adalah perasaan tidak nyaman, takut tidak dapat melakukannya dengan benar, dan kurangnya privasi untuk dapat melakukannya secara teratur.
24
5. Variabel Modifikasi (modifying variables) Dari keempat konstruk persepsi Health Belief Model tersebut juga dipengaruhi dari karakter individu itu sendiri seperti umur, jenis kelamin , etnis, pengalaman sebelumnya, kelas sosial, akses ke pelayanan kesehatan dan sebagainya. Penelitian yang dilakukan oleh Champion (1993) tentang Pencegahan Kanker Payudara dengan Breast Self Examination (BSE) dengan menggunakan teori Health Belief Model menyatakan bahwa selain persepsi seseorang dalam melakukan Breast Self Examination (BSE) harus didasari dari jenis kelamin,pengetahuan, dan pengalaman. 7. Self-Efficacy Bandura Menjelaskan Self efficacy adalah kepercayaan seseorang tentang kemampuannya untuk melakukan sesuatu . Orang-orang pada umumnya tidak akan mencoba sesuatu yang baru tanpa mereka berpikir mereka dapat melakukanya. Jika seseorang percaya perilaku yang baru berguna (manfaat yang dirasakan), tetapi tidak berpikir ia mampu untuk melakukannya (hambatan yang dirasakan), maka kesempatan itu tidak akan dicoba. Self efficacy di tambahkan ke dalam health belief model yang asli pada tahun 1988.
25
Bagan 2.1. Teori Health Belief Model Rosenstock,Becker,Janz, dan Hocbaum (1988) 2.5. Kerangka Teori Dalam mengambil suatu tindakan pencegahan ditentukan oleh 3 penilaian yang mereka buat, yaitu : a. Persepsi terhadap keseriusan dan kerentanan kesehatan yang mereka alami b. Persepsi terhadap ancaman,manfaat, dan tindakan yang mereka alami c. Perilaku pencegahan kesehatan itu sendiri
26
Maka
peneliti
menggunakan
teori
Health
(Rosenstock,1988)
Bagan 2.2. Kerangka Teori Penelitian
Belief
Model
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep Kerangka konsep terdiri dari variabel independen dan dependen. Pada penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah persepsi kerentanan kanker payudara terhadap SADARI (perceived susceptibility), persepsi keseriusan kanker payudara terhadap SADARI (perceived seriousness), persepsi manfaat terhadap SADARI (perceived benefit), dan persepsi hambatan terhadap SADARI (perceived barrier). Sedangkan sebagai variabel dependen adalah perilaku pencegahan kanker payudara melalui pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Persepsi Terhadap Payudara
Keseriusan Kanker
Persepsi Terhadap Payudara
Kerentanan Kanker
Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
Persepsi Manfaat Terhadap SADARI
Persepsi Hambatan Terhadap SADARI
27
28
3.2 Definisi Operasional Tabel 3.1. Definisi Operasional No
Variabel
Definisi
Cara Ukur Self report
Alat Ukur Kuesioner
Hasil Ukur 0.Melakukan Tidak Rutin 1.Melakukan Rutin
Skala
1
Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri
2.
Persepsi Keseriusan Terhadap Kanker Payudara
Pemeriksaan Payudara Sendiri yang dilakukan mahasiswi satu bulan sekali setelah 7-10 hari masa menstruasi. Pernyataan responden terhadap tingkat keparahan yang disebabkan kanker payudara jika dilakukan SADARI
Self report
Kuesioner
Skala Ordinal
Persepsi Kerentanan Terhadap Kanker Payudara
Pernyataan Self responden report terhadap ancaman kanker payudara terhadap dirinya jika dilakukan SADARI
Kuesioner
Persepsi Manfaat Terhadap SADARI
Pernyataan responden terhadap keuntungan yang diperoleh dari melakukan SADARI
Self – report
Kuesioner
0. Kurang Serius (jika nilai <median) 1. Serius (jika nilai ≥median) Nilai median :14 0. Kurang Rentan (jika nilai <median) 1.Rentan (jika nilai ≥median) Nilai median: 14 0. Manfaat Rendah (jika nilai <median) 1. Manfaat Tinggi (jika nilai ≥median) Nilai median: 15
3.
4
Skala Ordinal
Skala Ordinal
Skala Ordinal
29
5.
Persepsi Hambatan Terhadap SADARI
Pernyataan responden terhadap halangan atau pengganggu yang dialami dalam melakukan SADARI
Self report
Kuesioner
0. Hambatan Skala Tinggi (jika Ordinal nilai ≥median) 1. Hambatan Rendah (jika nilai <median) Nilai median : 15,5
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan rancangan cross sectional, artinya variabel bebas dan terikat pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan dilaksanakan pada sepanjang Bulan Juli – Oktober 2015. Pemberian kuesioner kepada sampel dilakukan pada saat jam kuliah kosong atau di luar jam kuliah. 4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi Populasi pada penelitian ini adalah Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun ajaran 2011-2013 yang berjumlah 787 orang. 4.3.2 Sampel 4.3.2.1. Pengambilan Sampel Penelitian ini sampling responden
menggunakan teknik Inciidental sampling. Incidental
merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan terhadap yang secara kebetulan ditemui pada obyek penelitian ketika
observasi sedang
berlangsung. Dengan pertimbangan bahwa populasinya
bervariasi, berbeda-beda karakternya dan bersifat heterogen, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 93 orang responden dengan pertimbangan bahwa jumlah sampel tersebut cukup representatif untuk mewakili populasi. Pengambilan sampel sebanyak 93 responden dari 4 program studi yang ada di
30
31
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,meliputi : 29 Pendidikan Dokter, 17 Farmasi,13 Ilmu Keperawatan dan 34 Kesehatan Masyarakat. 4.4 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner diisi langsung oleh responden tanpa intervensi dari enumerator. Kuesioner dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: Bagian I berisi identitas responden seperti nama responden dan usia. Bagian II memuat pertanyaan mengenai perilaku pencegahan kanker payudara melalui pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) mengenai
persepsi
yang dilakukan oleh Mahasiswi dan bagian III berisi kerentanan
terhadap
kanker
payudara
(perceived
susceptibility), persepsi keseriusan terhadap kanker payudara (perceived seriousness), persepsi manfaat terhadap SADARI (perceived benefit), dan persepsi hambatan terhadap SADARI (perceived barrier). Kuesioner ini berisi 20 pertanyaan dengan menggunaka skala Likert.
Tabel 4.1 Kisi -Kisi Instrument Penelitian Parameter
Jumlah pertanyaan
Nomor pertanyaan
No Responden,Nama Nomor Handphone, Umur
2
A1,A2,A3
Rutin melakukan Perilaku Pemeriksaan SADARI, frekuensi Payudara Sendiri melakukan SADARI (SADARI) 1 tahun terakhir
2
1,2
Variabel
Data Demografi
1,2,3,4,5 Persepsi Terhadap Keseriusan Terhadap Kanker Payudara, Persepsi Kesehatan Persepsi Kerentanan terhadap kanker Terhadap Kanker payudara dan Payudara SADARI Persepsi Manfaat Terhadap SADARI Persepsi Hambatan Terhadap SADARI
6,7,8,9,10 20
11,12,13,14,15 16,17,18,19,20
32
4.5 Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden dengan menggunakan alat ukur berupa kuesioner. Sedangkan data sekunder adalah data yang didapat dari orang lain seperti jumlah mahasiswa. Sebelum dilakukannya penelitian, peneliti melakukan uji kuesioner. hasil uji kuesioner digunakan untuk memeriksa pertanyaan yang kurang dimengerti, sehingga peneliti mengganti kata-kata pertanyaan yang lebih mudah dipahami.
4.6. Uji Validitas dan Reliabilitas Validitas berasal dari kata validity, yang artinya sejauhmana ketepatan suatu alat ukur dalam mengukur data. Teknik korelasi yang digunakan yaitu dengan korelasi pearson product moment. Pada penelitian ini telah dilakukan uji validitas pada kuesioner yang akan digunakan untuk penelitian ini. Dari 22 pertanyaan yang diberikan ada 10 pertanyaan yang belum valid. Peneliti memutuskan untuk memperbaiki kata-kata dalam kuesioner tersebut. Uji validitas ini sudah dilakukan 2 kali, dan pertanyaan dalam kuesioner ini sudah dipermudah, sehingga pernyataan ini bisa dipakai. Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauhmana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan 2 kali atau lebih dalam gejala yang sama dan alat ukur yang sama. Untuk mengetahui reliabilitas caranya adalah membandingkan nilai r hasil (nilai alpha) dengan r tabel. Ketentuannya yaitu bila r alpha>r tabel, maka pernyataan resebut reliable. Dari uji yang dilakukan pada pernyataan yang valid, diperoleh hasil bahwa pernyataan tersebut reliabel.
33
4.7. Pengolahan Data Seluruh data yang terkumpul baik data primer maupun sekunder menggunakan sistem komputerisasi yang akan diolah melalui tahap-tahap berikut: 1. Mengkode data (data coding)
Skor Persepsi Terdapat 20 pertanyaan mengenai persepsi dalam penelitian ini, untuk mempermudah perhitungan,masing-masing jawaban diberi skor sebagai berikut: Tabel 4.2 Skor Jawaban Pernyataan Persepsi Skor Jawaban Jenis Pernyataan STS
TS
S
SS
Pernyataan Positif
1
2
3
4
Pernyataan Negatif
4
3
2
1
Dilihat dari jumlah akhir skor yang menentukan penyataan negatif atau positif dinyatakan dengan skala likert. Berdasarkan uji kenormalan dengan Kolmogorov Smirnov, diperoleh hasil bahwa total skor persepsi berdistribusi tidak normal, sehingga kategori persepsi responden berdasarkan nilai median.
Skor Perilaku Terdapat 9 Pertanyaan mengenai perilaku pemeriksaan payudara sendiri dalam penelitian ini yang akan dikategorikan menjadi 2 variabel yaitu melakukan rutin dan melakukan tidak rutin pemeriksaan SADARI. Berdasarkan uji kenormalan dengan Kolmogorov-Smirnov, diperoleh hasil bahwa total skor perilaku berdistribusi tidak normal, sehingga kategori perilaku responden berdasarkan nilai median.
2. Menyunting data (data editing) Merupakan kegiatan untuk melakukan pengolahan pengecekan isian formulir atau kuesioner setelah subjek mengisi kuesioner.
34
3. Memasukkan data (data entry) Daftar pertanyaan yang telah dilengkapi dengan pegisian kode jawaban selanjutnya dimasukkan ke dalam program software komputer sesuai dengan koding yang dilakukan. 4. Membersihkan data (data cleaning) Kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dientery apakah ada kesalahan atau tidak
4.8. Analisis Data 1. Analisis Univariat Analisis univariat menganalisis variabel-variabel yang ada secara deskriptif disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi,nilai rata-rata, nilai tengah,nilai terendah,nilai tertinggi dan standar deviasi dengan menggunakan software. Dalam penelitian ini meliputi analisis univariat ini akan dicari gambaran variabel persepsi kerentanan terhadap kanker payudara (perceived susceptibility), persepsi keseriusan terhadap kanker payudara (perceived seriousness), persepsi manfaat terhadap SADARI (perceived benefit), dan persepsi hambatan terhadap SADARI (perceived barrier) pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
BAB V HASIL Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian mengenai gambaran perilaku pencegahan kanker payudara melalui pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan pendekatan health belief model. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada bulan Juli – Oktober 2015. Jumlah responden sebanyak 93 responden. Uraian pada bab hasil ini akan dipaparkan analisis univariat berupa gambaran umum responden menurut usia, persepsi keseriusan kanker payudara terhadap SADARI, persepsi kerentanan
kanker payudara terhadaap SADARI, persepsi
manfaat terhadap SADARI, persepsi hambatan terhadap SADARI dan perilaku pencegahan kanker payudara melalui pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). 5.1. Analisis Univariat 5.1.1. Gambaran Umum Responden
35
36
Tabel 5.1 Distribusi Mahasiswi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Menurut Umur Tahun 2015 Usia Responden ≤ 21,37 tahun ≥ 21,37 tahun Total
Jumlah 45 48 93
% 48,4% 51,6% 100%
Berdasarkan hasil diketahui umur responden berkisar antara 20 sampai 23 tahun. Proporsi umur responden terbanyak adalah 22 tahun dengan usia rata-rata umur responden adalah 21,37 tahun. Distribusi responden menurut usia dikategorikan menjadi 2 kelompok menurut usia rata-rata yang didapat dari data yang berdistribusi normal. Jumlah responden kurang sama dengan 21,37 tahun ada 45 responden (48,4%) sedangakan responden dengan usia lebih dari 21,37 tahun berjumlah 48 responden (51,6%). 5.1.2. Gambaran Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri Tabel 5.2 Distribusi Mahasiswi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dalam Melakukan SADARI Secara Rutin tahun 2015 Melakukan SADARI
Jumlah
Persentase
Melakukan Tidak Rutin
36
38,7%
Melakukan Rutin
57
61,3%
Total
93
100%
Secara Rutin
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa 44 responden (47,3%) telah melakukan SADARI lebih dari 12 kali selama satu tahun terakhir, ada juga
37
responden yang melakukan SADARI 12 kali selama satu tahun terakhir sebanyak 13 responden (14,0%) dan yang melakukan SADARI kurang dari 12 kali sebanyak 36 responden (38.7%). Berdasarkan tabel diatas dianalisis selanjutnya mengenai perilaku pemeriksaan payudara sendiri menjadi 2 kelompok yaitu melakukan jika melakukan rutin SADARI ≥ 12 kali selama satu tahun terakhir dan melakukan tidak rutin jika melakukan SADARI < 12 kali selama satu tahun terakhir. Didapatkan melakukan rutin 57 reponden (61.3%) dan melakukan tidak rutin 36 responden (38.7%). 5.1.3. Gambaran Persepsi Keseriusan Terhadap Kanker Payudara Tabel 5.3 Distribusi Mahasiswi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan Persepsi Keseriusan Terhadap Kanker Payudara Tahun 2015 PERSEPSI KESERIUSAN KANKER PAYUDARA
Jumlah
Persentase
Kurang Serius
43
46,2 %
Serius
50
53,8 %
Total
93
100 %
TERHADAP SADARI
Berdasarkan tabel diatas dapat dianalisis selanjutnya maka persepsi keseriusan terhadap kanker payudara dikategorikan menjadi dua berdasarkan nilai median (14) karena distribusi data yang tidak normal. Persepsi terhadap keseriusan kanker payudara dikategorikan persepsi serius jika nilai ≥median, sedangkan persepsi kurang Serius jika nilai <median. Dari hasil analisis didapatkan persepsi serius (53.8%) dan persepsi kurang serius (46.2%).
38
5.1.4. Gambaran Persepsi Kerentanan Terhadap Kanker Payudara Tabel 5.4 Distribusi Mahasiswi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Berdasarkan Persepsi Kerentanan Terhadap Kanker Payudara Tahun 2015 PERSEPSI KERENTANAN KANKER PAYUDARA TERHADAP SADARI
Jumlah
Persentase
Kurang Rentan
31
33,3%
Rentan
62
66,7%
Total
93
100 %
Dari tabel diatas dilakukan analisis maka persepsi kerentanan terhadap kanker payudara dikategorikan menjadi dua berdasarkan nilai median (14) karena distribusi data yang tidak normal. Persepsi terhadap kerentanan terhadap kanker payudara dikategorikan persepsi rentan jika nilai ≥median, sedangkan persepsi kurang rentan jika nilai <median. Dari hasil analisis didapatkan persepsi rentan (66.7%) dan persepsi kurang rentan (33.3%). 5.1.5. Gambaran Persepsi Manfaat Terhadap Pemeriksaan Payudara Sendiri Tabel 5.5 Distribusi Mahasiswi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mengenai Persepsi Manfaat Terhadap Pemeriksaan Payudara Sendiri Tahun 2015 PERSEPSI MANFAAT TERHADAP SADARI Manfaat rendah Manfaat tinggi Total
Jumlah
Persentase
24 69 93
25,8% 74,2% 100 %
39
Dari tabel 5.6 dapat dianalisis selanjutnya dengan mengkategorikan persepsi manfaat terhadap SADARI dikategorikan menjadi dua berdasarkan nilai median (15) karena distribusi data yang tidak normal. Persepsi terhadap manfaat melakukan SADARI dikategorikan persepsi manfaat tinggi jika nilai ≥median, sedangkan
persepsi manfaat rendah jika nilai <median. Dari hasil analisis
didapatkan persepsi manfaat tinggi (74.2%) dan persepsi manfaat rendah (25.8 %).
5.1.6. Gambaran Persepsi Hambatan Terhadap Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Tabel 5.6 Distribusi Mahasiswi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mengenai Persepsi Hambatan Terhadap SADARI Tahun 2015 PERSEPSI HAMBATAN
Jumlah
Persentase
Hambatan Tinggi
16
17.2 %
Hambatan Rendah
77
82.8%
Total
93
100 %
TERHADAP SADARI
Dari tabel 5.7 dapat dianalisis selanjutnya dengan mengkategorikan persepsi hambatan terhadap SADARI dikategorikan menjadi dua berdasarkan nilai median (15,5) karena distribusi data yang tidak normal. Persepsi hambatan terhadap SADARI dikategorikan persepsi hambatan tinggi jika nilai ≥median, sedangkan persepsi hambatan rendah jika nilai <median. Dari hasil analisis didapatkan persepsi hambatan rendah (82.8%) dan persepsi hambatan tinggi (17.2 %).
BAB VI PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan hasil penelitian mengenai gambaran perilaku pencegahan kanker payudara melalui pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan pendekatan health belief model serta keterbatasan dalam penelitian. Hasil penelitian akan dibandingkan dengan teori dan penelitian sebelumnya. 6.1. Keterbatasan Penelitian Pada penelitian ini peneliti menemukan beberapa keterbatasan - keterbatasan saat melakukan turun lapangan ke responden, yaitu : 1. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu Incidental sampling. Yang memiliki kriteria – kriteria yang ditentukan sesuai dengan tujuan masalah yang akan diteliti hal itu membuat peneliti sulit untuk menemukan responden karena peneliti harus mencari responden yang melakukan SADARI sebanyak ± 12 kali. 2. Dalam penelitian ini hanya menggambarkan perilaku pemeriksaan payudara sendiri sesuai rutin dan tidak tidak rutin melakukannya tidak sampai memeriksa tahap –tahap pencegahan kanker payudara yang sesuai dengan cara melakukan SADARI. 3. Penelitian ini peneliti mengukur persepsi sebagai variabel independen. Peneliti sulit untuk menentukan skor pada setiap persepsi yang ada jika persepsi tersebut bermakna pernyataan posistif maupun pernyataan negatif.
40
41
4. Peneliti juga kesulitan untuk menanyakan pertanyaan pada responden mengenai persepsi responden terhadap kanker payudara atau pemeriksaan payudara yang merupakan masih hal tabu untuk dibahas karna mengenai hal sensitif bagi wanita. 6.2. PEMBAHASAN 6.2.1. Gambaran Umur Dalam penelitian ini diperoleh rata-rata umur 21,37 tahun dengan umur responden berkisar antara 20 sampai 23 tahun. Proporsi umur responden terbanyak berumur 22 tahun yaitu sebanyak 43 responden (46,7%). Kanker payudara dialami oleh perempuan dengan usia 20 tahun atau lebih, ini berarti tidak ada kata terlalu dini untuk memulai memberikan pendidikan SADARI secara rutin (7-10 hari setelah haid) setiap bulan. Dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) akan menurunkan tingkat kematian akibat kanker payudara sampai 20%, sayangnya wanita yang
melakukan
SADARI
masih
rendah
(25%-30%)
(Kementrian
Kesehatan,2013). Rekomendasi dari American Cancer Society yang menganjurkan wanita sebaiknya melakukan pemeriksaan payudara sendiri segera ketika mereka mulai mengalami pertumbuhan payudara sebagai gejala pubertas. Pada wanita muda masih sulit untuk melakukan deteksi kanker payudara dengan SADARI karena payudara mereka masih berserabut (fibrous), sehingga dianjurkan sebaiknya mulai mendeteksi kanker payudara dengan SADARI pada usia 20 tahun karena pada umumnya pada usia tersebut
42
jaringan pada wanita sudah terbentuk sempurna (American Cancer Society, 2011).
6.2.2. Gambaran Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
Berdasarkan hasil penelitian tentang perilaku pemeriksaan payudara sendiri pada mahasiswi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara keseluruhan, menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswi melakukan rutin pemeriksaan payudara sendiri sebanyak 57 reponden (62%) dan melakukan tidak rutin 35 responden (38%). Dengan pertimbangan frekuensi melakukan SADARI selama satu tahun terakhir dilaksanakan setiap satu bulan sekali (Manuaba,2010). Tidak Sejalan dengan penelitian ini, sebuah studi di Iran menemukan hanya 7,6 % wanita di Iran yang melakukan praktik SADARI setiap bulan secara teratur dan di Turki, 51 % wanita tidak melakukan praktik SADARI dan hanya 5 % yang melakukan SADARI setiap bulan secara teratur (Noroozi et al,2010). Responden yang menilai melakukan pemeriksaan payudara sendiri secara rutin menilai manfaat dalam pemeriksaan payudara sendiri sangat tinggi
sebanyak
45,2%
responden
merasakan
manfaatnya.
Sesuai
Suryaningsih (2009) SADARI merupakan salah satu cara yang lebih mudah dan efisien untuk dapat mendeteksi kelainan payudara oleh diri sendiri. Sesuai dengan tinjauan teori disebutkan bahwa tingginya angka kematian karena kanker payudara disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah penderita tidak tahu dan kurang mengerti tentang kanker payudara, kurang memperhatikan kanker payudara, rasa takut akan operasi dan rasa malas serta
43
malu memperlihatkan payudara. Responden yang melakukan SADARI tidak rutin merasa hambatan dalam melakukan SADARI sebanyak 69,4% menilai SADARI bukan menjadi penghalang tetapi mereka masih saja tidak rutin melakukan SADARI sesuai dengan hasil penelitian Angesti (2010) sebagian besar responden (64,1%) kadang merasa malas untuk melakukan SADARI. Pada hasil penelitian dijelaskan bahwa mahasiswi sudah banyak yang melakukan SADARI lebih dari 12 kali selama setahun terakhir ini yaitu 44 responden (47,8%) . Berarti mahasiswi sudah melakukan rutin SADARI sesuai waktunya. SADARI sebaiknya dilakukan setiap kali selesai menstruasi yaitu hari ke-7 sampai ke-10 terhitung hari pertama haid, karena pada saat ini pengaruh hormonal estrogen dan progesteron sangat rendah dan jaringan kelenjar payudara saat itu tidak membengkak sehingga lebih mudah meraba adanya tumor ataupun kelainan pada payudara (Manuaba,2010). Hal ini juga sejalan dengan penelitian Auvyka (2010) sebanyak (4,1%) responden yang melakukan secara teratur dan (7,8%) yang melakukan SADARI secara benar (7-10 hari) setelah menstruasi. Tetapi masih ada yang melakukan SADARI kurang dari 12 kali. Ini menjelaskan bahwa masih kurangnya kesadaran para mahasiswi tentang melakukan SADARI setiap satu bulan sekali dalam setahun dengan rutin.
6.2.3.
Gambaran Persepsi Keseriusan Terhadap Kanker Payudara
Dari 50 responden (53.8%) mempunyai persepsi serius terhadap kanker payudara. Dari 50 responden tersebut, ada 31 responden (62%) yang melakukan SADARI secara rutin dan 19 responden (38%) melakukan tidak
44
rutin. Hasil ini berbeda dengan penelitian pada mahasiswi Universitas Indonesia bahwa sebanyak 158 responden (55,1%) mempunyai persepsi serius terhadap kanker payudara terdapat 76 mahasiswi (48,1%) yang melakukan SADARI (Masyitah,2013). Sedangkan dari 43 responden (46.2%) dengan persepsi kurang serius terhadap kanker payudara terdapat 26 responden (60,5%) yang melakukan SADARI secara rutin dan 17 responden (39,5%) melakukan tidak rutin. Menurut beberapa studi yang telah dilakukan sebelumnya, persepsi keseriusan terhadap kanker payudara menjadi prediktor paling lemah dalam Health Belief Model (HBM) terhadap praktik SADARI karena hampir seluruh wanita mempersepsikan kanker payudara sebagai penyakit yang serius (Nachivan,2007). Dalam Buku Saku Kanker menjelaskan bahwa faktor resiko kanker payudara salah satunya adalah meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi sebelum usia 12 tahun maka dari itu mulai kecenderungan kanker payudara dialami oleh perempuan dengan usia 20 tahun atau lebih, ini berarti tidak ada kata terlalu dini untuk memulai memberikan pendidikan SADARI secara rutin (7-10 hari setelah haid) setiap bulan. Melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) akan menurunkan tingkat kematian akibat kanker payudara sampai 20%, sayangnya wanita yang melakukan SADARI masih rendah (25%-30%) (Kementrian Kesehatan,2009).
6.2.4.
Gambaran Persepsi Kerentanan Terhadap Kanker Payudara
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 62 responden (66.7%) memiliki persepsi rentan terhadap kanker payudara. Dari 62 responden
45
tersebut, ada 39 responden (62,9%) melakukan SADARI secara rutin dan 23 responden (37,1%) melakukan tidak rutin Hasil ini berbeda dengan penelitian sebelumnya pada mahasiswi S1 Reguler Universitas Indonesia, sebanyak 157 (54,7%) responden memiliki persepsi rentan kanker payudara ada 48,7% responden yang melakukan SADARI, sedangkan 130 responden dengan persepsi kurang rentan terkena kanker payudara ada 56,2% melakukan SADARI (Masyitah,2013). Sedangkan 31 responden (33.3%) dengan persepsi kurang rentan terhadap kanker payudara, sebanyak 18 responden (58,1%) yang melakukan SADARI secara rutin dan 13 responden (41,9%) melakukan tidak rutin. Menurut Noroozi (2010), wanita yang mempersepsikan kanker payudara sebagai penyakit yang serius cenderung untuk menghindar, sehingga sedikit yang mempraktikkan SADARI. Contohnya kerentanan keluarga yang memiliki riwayat penyakit kanker payudara. Anak perempuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga langsung) dari wanita dengan kanker payudara, resikonya meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker sebelum berusia 60 tahun, risiko meningkat 4 sampai 6 kali jika kanker payudara terjadi pada dua orang saudara langsung . Disarankan sejak umur 20 tahun, mestinya wanita mulai rajin melakukan pemeriksaan sendiri payudara (Breast Self Examination). Hal ini karena penemuan awal terhadap kanker payudara membuat angka kesakitan dan kematian akibatnya berkurang sangat drastis (Pfizer Facts: The Burden of Cancer in Asia, 2008).
46
6.2.5.
Gambaran Persepsi Manfaat Terhadap Pemeriksaan Payudara
Sendiri
Dari hasil penelitian menujukkan bahwa sebanyak 69 responden (74.2%) mempunyai persepsi manfaat terhadap SADARI yang tinggi. Dari 69 responden terdapat 42 responden (60,9%) yang melakukan SADARI secara rutin dan 27 responden (39,1%) melakukan tidak rutin Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian serupa yang dilakukan di Turki yang menemukan bahwa wanita dengan persepsi terhadap manfaat melakukan SADARI yang tinggi lebih berpeluang untuk melakukan SADARI. (Nachivan,2007). Sedangkan dari 24 responden (25.8 %) yang memiliki persepsi manfaat terhadap SADARI rendah, terdapat 15 responden (62,5%) yang melakukan SADARI secara rutin dan 9 responden melakukan tidak rutin . Kondisi ini sejalan dengan dirasakannya manfaat SADARI diantara subjek yang melakukan SADARI (teratur dan tidak teratur) jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah melakukan SADARI p(0,03) < 0,05. Nilai manfaat yang dirasakan setelah mengadopsi perilaku kesehatan, berdampak pada perubahan pola hidup menjadi lebih baik serta menimbulkan dorongan untuk berbagi hal positif dengan orang lain untuk terlibat dalam perilaku serupa perilaku kesehatan tersebut meliputi tindakan pencegahan sampai pada pencarian pengobatan (Tavafian,2014).
47
6.2.6.
Gambaran Persepsi Hambatan Terhadap Pemeriksaan Payudara
Sendiri
Dari 77 responden (82.8%) yang memiliki persepsi hambatan terhadap SADARI yang rendah, terdapat 52 responden (67,5%) yang melakukan SADARI secara rutin dan 25 responden (32,5%) melakukan tidak rutin. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan pada Mahasiswi Universitas Indonesia sebanyak 149 responden (51,9%) mempunyai persepsi terhadap hambatan melakukan SADARI yang rendah. Dari 149 responden tersebut,
sebanyak
100
mahasisiwi
(67,1%)
melakukan
SADARI
menunjukkan mahasiswi dengan persepsi terhadap hambatan melakukan SADARI yang rendah memiliki peluang 3,7 kali lebih besar untuk melakukan SADARI dibanding mahasiswi dengan persepsi terhadap hambatan SADARI yang tinggi (Masyitah,2013). Sedangkan diantara 16 responden (17.2 %) yang memiliki persepsi hambatan terhadap SADARI yang tinggi, ada sebanyak 5 responden (31,3%) yang melakukan SADARI dan 11 responden (68,8%) melakukan tidak rutin. Hambatan umum yang dialami seseorang dalam menentukan tindakan kesehatan atau memanfaatkan pelayanan kesehatan didominasi oleh kendalakendala yang bersifat pribadi seperti rasa malas, tidak menyenangkan dan sebagainya (Champion,1993). Seperti penelitian yang dilakukan Kawar menunjukan bahwa terdapat empat hambatan yang mempengaruhi partisipasi perempuan imigran Yordania dan Palestina dalam Breast Cancer Screening atau deteksi dini kanker payudara yakni : a. hambatan budaya spesifik seperti rasa malu, hubungan keluarga, fatalisme, dan konsultasi penyembuh
48
tradisional; b. hambatan imigrasi terkait (isu kewarganegaraan dan bahasa); c. hambatan umum (termasuk nonparticipation dalam pemeriksaan kesehatan, stigmatisasi kanker, rasa takut, dan ketidaktahuan tentang BCS); d. hambatan yang tidak relevan seperti situasi politik (Kawar,2012).
6.3. Epilog
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa mahasiswi dengan persepsi serius terhadap kanker payudara berpeluang lebih besar melakukan SADARI secara rutin dibandingkan dengan mahasiswi berpersepsi kurang serius terhadap kanker payudara. Untuk mahasiswi berpersepsi rentan terhadap kanker payudara lebih besar peluang dalam melakukan SADARI secara rutin daripada mahasiswi dengan persepsi kurang rentan terhadap kanker payudara. Untuk Mahasiswi yang memiliki persepsi manfaat terhadap SADARI yang tinggi berpeluang melakukan SADARI secara rutin dibandingkan mahasiswi yang berpersepsi manfaat terhadap SADARI yang rendah. Sedangkan mahasiswi yang memiliki persepsi hambatan terhadap SADARI yang rendah lebih berpeluang melakukan SADARI secara rutin daripada mahsasiswi yang berpersepsi hambatan terhadap SADARI yang tinggi. Dari semua persepsi yang mempengaruhi didapatkan persepsi hambatan terhadap SADARI lebih besar berpeluang melakukan SADARI secara rutin setiap satu bulan sekali dibandingkan dengan persepsi keseriusan, persepsi kerentanan dan persepsi manfaat. Hal tersebut menyatakan bahwa hambatan hambatan dalam melakukan SADARI bukan suatu pengganggu untuk melakukan SADARI secara rutin setiap satu bulan sekali. Sedangkan
49
berpersepsi manfaat terhadap SADARI yang tinggi malah bisa berpeluang untuk melakukan SADARI secara tidak rutin jika tidak merasakan manfaat atau pentingnya melakukan SADARI. Hal tersebut bisa didasarkan pada hambatan-hambatan yang timbul dan berhubungan secara signifikan dengan perilaku SADARI disebabkan persepsi bahwa menemukan benjolan oleh diri sendiri menyebabkan kecemasan yang berlebihan, bahwa kanker payudara tidak dapat dicegah, dan rendahnya kewaspadaan wanita terhadap kanker payudara. (Chee,2010) Menurut penelitian Champion menetapkan bahwa ukuran untuk kerentanan, keseriusan, dan hambatan adalah internal yang konsisten dan dapat diandalkan. Individu melaporkan beberapa hambatan yang dirasakan lebih mungkin untuk melaporkan peningkatan frekuensi pemeriksaan payudara sendiri. Selain itu, peserta dengan motivasi kesehatan melaporkan lebih sering melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Persepsi keseriusan dan persepsi kerentanan tidak berpengaruh terhadap perilaku SADARI sedangkan persepsi hambatan dan persepsi manfaat memiliki pengaruh terhadap perilaku SADARI jika dibarengi dengan pengetahuan, pengalaman dan motivasi kesehatan sebagai variabel lainnya (Champion,1993). Menurut Rosenstock bahwa hanya penerimaan seseorang terhadap keseriusan dan kerentanan dirinya terhadap suatu penyakit masih belum dapat menjamin seseorang akan mengambil langkah atau tindakan preventif atau pencegahan. Teori Health Belief Model tidak terlalu kuat untuk membahas tentang pemeriksaan payudara sendri karena persepsi-persepsi kesehatan tidak
50
berpengaruh terhadap perilaku dan tidak dapat menyimpulkan sebab-akibat seseorang melakukan atau tidak melakukan SADARI (Noorozi,2010). Hal ini sesuai dengan teori Lawrence Green yang menyebutkan faktor pendorong, faktor pendukung dan faktor pemerkuat. Pengalaman pribadi membuat responden lebih tertarik untuk melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Di dalamnya juga termasuk rasa takut, rasa cemas yang dirasakan oleh responden. Pengulangan yang dilakukan oleh responden, baik pengulangan dalam melakukan SADARI maupun pengulangan dalam hal terus mengupdate informasi terkini tentang tumor payudara dan SADARI akan membentuk persepsi positif. Sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa berdasarkan pengalaman dan penelitian, perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo. 2007).
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan dipaparkan kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan serta memberikan saran kepada beberapa pihak agar dapat dijadikan acuan untuk Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah, peneliti selanjutnya dan responden. 7.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian perilaku pencegahan kanker payudara melalui pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan pendekatan health belief model dapat disimpulkan bahwa: 1. Berdasarkan hasil penelitian diketahui umur responden berkisar antara 20 sampai 23 tahun. Proporsi umur responden terbanyak berumur 22 tahun yaitu sebanyak 43 orang (46,7%). Rata-rata umur responden adalah 21,37 tahun. 2. Berdasarkan hasil penelitian responden memiliki perilaku pencegahan kanker payudara melalui pemeriksaan payudara sendiri yaitu melakukan jika melakukan rutin SADARI ≥ 12 kali selama satu tahun terakhir dan melakukan tidak rutin SADARI < 12 kali selama satu tahun terakhir. Didapatkan melakukan rutin 57 reponden (61,3%) dan melakukan tidak rutin 36 responden (38,7%).
51
52
3. Berdasarkan hasil penelitian responden memiliki persepsi keseriusan kanker payudara terhadap SADARI
‘serius’ sebanyak 50 responden
(53,8%). 4. Berdasarkan hasil penelitian responden memiliki persepsi kerentanan kanker payudara terhadap SADARI ‘rentan’ sebanyak 62 responden (66,7%). 5. Berdasarkan hasil penelitian responden memiliki persepsi terhadap manfaat SADARI ‘manfaat tinggi’ sebanyak 69 responden (74,2%). 6. Berdasarkan hasil penelitian responden memiliki persepsi terhadap hambatan melakukan SADARI ‘hambatan rendah’ sebanyak 77 responden (82,8%). 7. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa mahasiswi yang memiliki persepsi hambatan terhadap SADARI yang rendah lebih besar berpeluang melakukan SADARI secara rutin setiap satu bulan sekali dibandingkan dengan persepsi keseriusan, persepsi kerentanan dan persepsi manfaat. 7.2. SARAN 1) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sebaiknya Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat lebih melakukan sosialisasi melalui organisasi yang ada di kampus seperti BEM. Terkait tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) misalnya dengan mengadakan seminar, penyuluhan, konseling kanker payudara juga dapat melalui media mading di setiap program studi yang berisi tentang kanker payudara dan SADARI sehingga
53
dapat menarik minat dan kesadaran mahasiswi untuk melakukan SADARI secara rutin. 2) Mahasiswi
Fakultas
Kedokteran
dan
Ilmu
Kesehatan
UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta Sebaiknya mahasiswi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat rutin melakukan SADARI setiap bulan sekali setelah menstruasi dengan waktu yang benar, sehingga dapat mendeteksi dini apabila terjadi kelainan pada payudara dan diharapkan dengan rutinnya melakukan SADARI dapat mengurangi angka kejadian di masa mendatang akibat kanker payudara. 3) Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat memperluas variabel penelitian yaitu dengan menambahkan variabel modifikasi pada Health Belief Model tentang perilaku SADARI serta dapat menggunakan metode atau teori yang berbeda agar lebih berkembang untuk memberi tindak lanjut terhadap hasil penelitian. Jika peneliti ingin meneruskan secara lebih mendalam membahas perilaku SADARI untuk mengetahui sebab – akibat bisa dengan penelitian kualitatif.
54 DAFTAR PUSTAKA
Arum MJ, Mangkunegara Prabu AAA. Peran sikap, norma subjektif, dan persepsi kendali perilaku dalam memprediksi intensi wanita melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Psikobuana : Jurnal Ilmiah Psikologi [Online Journal] 2010 ; 3 (1) [diakses 10 Januari 2014]. Available at: http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=tampil&id=80049&idc=45 Belcher,l,sternberg, M.R, wolotski, R.J, Halkitis, P.,& Hoff,c. (2005). Journal “condom Use and perceived risk of HIV transmission among sexually active HIV positive men who have sex with men. Aids Education and prevention” Bustan, 2007. Epideniologi Penyakit Tidak Menular. PT Rineka Cipta. Jakarta Chee HL, Rashidah S, Shamsuddin K, Intan O. Factors Related to the Practice of Breast Self Examination (BSE) and Pap Smear Screening among Malaysian Women Workers in Selected Electronics Factories. BMC Womens Health. Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 26, No. 3, September 2010 . 161 Persepsi Wanita Beresiko Kanker Payudara, Ophi Indria Desanti, dkk. 2003;28(3)May. doi: 10.1186/1472-6874-3-3. Diakses pada 28 Mei 2003. Diananda, R.2009. Kanker Payudara. Yogyakarta : Katahati Frank, D., Swedmark,J., & Grubbs,L (2004) Jurnal “colon cancer african american women. ABNF Journal. Hocbaum, 1958,. “Health belief model review “ di unduh http://www.med.uottawa.ca/courses/epi6181/images/Health_Belief_Model_review.pd f Imeldyanti A. 2010. Hubungan pengetahuan sikap remaja putri terhadap perilaku SADARI di SMUN 2 Pasar Kemis Kabupaten Tangerang Tahun 2010. Jakarta: Skripsi FKM UI;. Janz NK, Becker MH. 1984. “The Health Belief Model a decade later”. Health Education Quarterly di unduh dari http://deepblue.lib.umich.edu/bitstream/handle/2027.42/67783/10.1177?sequence=1 Jemal, Ahmedin DVM, PhD, Bray, Freddie PhD, Center, Melissa M.MPH, Ferlay, Jacques ME, Ward, Elizabeth PhD, Forman, David PhD. 2011. Global Cancer Statistic. CA Cancer J Clin., 61:69-90. Kawar,Najib. 2012. Barriers to breast cancer screening participation among jordanian and palestinian american women. European Journal Of Oncology Nursing [Online Journal] 2012;17 [diakses10Januari2014]. Available at: http://download.journals.elsevierhealth.com/pdfs/journals/14623889/PIIS1462388912 000257.pdf Kementrian Kesehatan RI. 2009. Buku saku pencegahan kanker leher Rahim & kanker payudara. Jakarta : Kementerian Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. 2013. “Deteksi Kanker Rahim Dan Kanker Payudara”. fkunhas.com/I/depkes+2008+deteksi+dini+kanker+payudara.html. (diakses tanggal 2 Desember 2013) Kotler. 2000. Dasar- Dasar Ilmu Perilaku. Rineke Cipta:Jakarta Manuaba,Ida Ayu Chandranita,Ida Bagus Gde Fajar Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Dan KB Untuk Pendidikan Bidan. Ed.2. Jakarta : EGC Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta. Media Aesculapius
55 Masyitah, Siti. 2013. Gambaran Praktik Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Mahasiswi S1 Reguler Universitas Indonesia Tahun 2013 menggunakan Pendekatan Health Belief Model. Depok : Skripsi FKM UI McCornick-Brown, K 1999.”Review Health belief model”. Di unduh http://hsc.usf.edu/~kmbrown/health_belief_model_overview.htm. National Cancer Institute, 2013. Nasopharyngeal Cancer Treatment. Available from: http://www.cancer.gov/cancertopics/pdq/treatment/nasopharyngeal/Patient/page2 [Accessed 5 May 2013]. Noroozi A,Jomand T,Tahmasebi R.2010. Determinants Of Breast Self Examination Performance Among Iranian Women : An Application Of The Health Belief Model.J Canc Educ 26:365-374 Otto, Shirley. 2005. Buku Saku Keperawatan Onkologi. Jakarta. EGC Permatasari,Daniyati Kusuma. Persepsi mahasiswa program studi ilmu keperawatan universitas diponegoro angkatan 2006 jalur reguler yang berisiko terkena kanker payudara terhadap perilaku “sadari”. Jurnal Keperawatan Maternitas [Online Journal] 2010; 2 (1) [diakses 10 Januari 2014]. Available at: http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKMat/article/view/994/1043 Putri, Arini E. 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang SADARI Terhadap Perilaku SADARI di MA KMI Diniyyah Puteri Padang Panjang Bulan Februari. Jakarta:Skripsi FKIK UIN Putri, Lenggogeni. 2011. Deteksi Dini Kanker Payudara Oleh Mahasiswi Jalur A Fakultas Kedokteran Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Dengan Tindakan Melalui Pemeriksaan Payudara [Skripsi]. Padang: Universitas Andalas Purwoastuti,Th Endang. 2008. Kanker Payudara. Yogyakarta:Kanisius Rasjidi,Imam.2010. 100 Questions & Answer KANKER PADA WANITA.Jakarta:Gramedia Rosenstock IM. The Health Belief Model and preventive health behavior. Health Education Monogr.1988; 2:354-386. Seftiani,Dewi,dkk.2012.Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku SADARI Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran.Bandung:Jurnal Unpad Vol.1 No.1 Smith, R., Saslow, D., Sawyer, K., Burke, W., Costanza, M., et all. 2003. American Cancer Guidelines For Breast Cancer Screening. A Journal For Clinicians http://caonline.amcanceroc.org/cgi/content/full/3/3/141/diakses pada tanggal 1 April 2013. Suddarth, Brunner. 2003. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi Kedelapan. Jakarta. EGC Tavafian SS, Hasani Laleh, Aghamolaei Teamur, Zare Shahram, Gregory David. Prediction of breast self-examination in a sample of iranian women : an application of the health belief model. BMC Woman’s Health [Online Journal] 2009 ; 3 (9) [diakses 10 Januari 2014]. Available at : Http://Www.Biomedcentral.Com/1472-6874/9/37 Taylor,David. Bury, michael....., 2006.Jurnal. “A Review of the use of the Health Belief Model (HBM), the Theory of Reasoned Action (TRA), the Theory of Planned Behaviour (TPB) and the Trans-Theoretical Model (TTM) to study and predict health related behaviour change” di unduh dari https://www.nice.org.uk/guidance/ph6/resources/behaviour-change-taylor-et-almodels-review2 Tjindarbumi, 1982. Penemuan Dini Kanker Payudara dan Penangulangannya Diagnosis Dini Keganasan serta Penanggulangannya. Jakarta : FKUI
dalam
56 Vamey, H. 2004. Ilmu Kebidanan (Varney’s midwifery 5th ed.). Bandung : Sekelola publisher. Widyastuti Y, Rahmawati A, Purnamaningrum YE. 2009. Kesehatan reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya World Health Organization. 2013. http://www.who.int/cancer/detection/breastcancer/en/index.html (Diakses pada tanggal 13 November 2013 pukul 22.07 WIB) Yep, G.A. 1993.Jurnal “ HIV prevention among asian american collage students: does the health belief model work? Journal of america college health.”
57
LAMPIRAN
58
Lampiran 1 KUESIONER Gambaran Perilaku Pencegahan Kanker Payudara Melalui Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Dan Persepsi – Persepsi Yang Mempengaruhi Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015 Saya bernama Defirna Indah Putri. Saya adalah mahasiswi semester 9 (sembilan)
Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan skripsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku pencegahan kanker payudara melalui pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan persepsi – persepsi yang mempengaruhi pada mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2015. Saya berharap jawaban yang Anda berikan adalah berdasarkan persepsi Anda tanpa dipengaruhi orang lain. Saya menjamin kerahasiaan jawaban dan identitas Anda. Informasi yang anda berikan hanya kan digunakan untuk pengembangan Ilmu Kesehatan Masyarakat. A. Data Responden A1. Nomor Handphone A2. Umur
: :
Tahun
I. PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI
59
NO
PERTANYAAN
1.
2.
JAWABAN
Apakah anda rutin melakukan pemeriksaan
A. Ya B. Tidak
payudara sendiri setiap bulan ? Selama satu tahun terakhir, berapa kali anda memeriksa payudara anda?
A. < 12 kali B. 12 kali C. >12 kali
Petunjuk : berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban sesuai persepsi anda dengan kriteria beikut : 1 : Sangat Tidak Setuju
3: Setuju
2 : Tidak Setuju
4 : Sangat Setuju
II. PERSEPSI KESERIUSAN KANKER PAYUDARA TERHADAP SADARI
NO
1.
2.
3.
4.
PERNYATAAN
1
Pembicaraan mengenai kanker payudara membuat saya takut Saya
berpikir
tentang
kanker
payudara,jantung saya berdegup kencang Saya takut untuk berpikir tentang kanker payudara Jika saya melakukan pemeriksaan payudara sendiri akan mencegah kanker payudara Jika saya melakukan pemeriksaan payudara
5.
sendiri, mengecilkan peluang terkena kanker payudara
2
3
4
60 III. PERSEPSI KERENTANAN KANKER PAYUDARA TERHADAP SADARI NO
6.
PERNYATAAN
Saya memiliki peluang untuk memiliki kanker payudara Gaya
7.
1
hidup
meningkatkan
yang risiko
saya
jalani
terkena
dapat kanker
payudara Saya memiliki kemungkinan untuk terkena 8.
kanker payudara lebih tinggi daripada teman sebaya saya
9.
Saya memiliki banyak keuntungan dari melakukan pemeriksaan payudara sendiri Peluang saya untuk melakukan pemeriksaan
10.
payudara
sendiri
sangat
mencegah kanker payudara
mudah
untuk
2
3
4
IV. PERSEPSI MANFAAT PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI Petunjuk : berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban sesuai persepsi anda dengan kriteria beikut : 1 : Sangat Tidak Setuju
3: Setuju
2 : Tidak Setuju
4 : Sangat Setuju
NO
11.
PERNYATAAN
1
Melakukan SADARI dapat mencegah masalah kanker payudara Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dapat
12. membantu
saya
menemukan
benjolan
di
payudara saya Jika saya melakukan pemeriksaan payudara 13. sendiri (SADARI) secara rutin, saya dapat menemukan benjolan lebih awal Saya tidak merasa cemas tentang kanker 14.
payudara jika saya melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara rutin setiap satu bulan sekali Saya merasakan manfaat yang berarti ketika
15. saya melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara rutin setiap satu bulan sekali
2
3
4
51
V. PERSEPSI HAMBATAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI
NO
PERNYATAAN Melakukan
1
pemeriksaan
payudara
sendiri
16. (SADARI) secara rutin setiap satu bulan sekali adalah hal yang memalukan bagi saya 17.
18.
19.
20.
Melakukan
pemeriksaan
payudara
sendiri
(SADARI) bisa menyakitkan tubuh saya Melakukan
pemeriksaan
payudara
sendiri
(SADARI) memakan waktu yang lama Melakukan
pemeriksaan
payudara
sendiri
(SADARI) mengganggu aktivitas saya
Saya
merasa
tidak
mampu
pemeriksaan payudara sendiri
melakukan
2
3
4
52
LAMPIRAN 2 PERNYATAAN PERSEPSI KESERIUSAN TERHADAP KANKER PAYUDARA DAN SADARI No Total C1 C2 C3 C4 C5 Responden 1 11 2 1 2 3 3 2 13 2 2 3 3 3 3 16 4 3 3 2 4 4 13 1 2 3 4 3 5 17 3 3 3 4 4 6 12 2 2 2 3 3 7 12 2 2 2 3 3 8 10 1 1 2 3 3 9 12 2 2 2 3 3 10 12 2 3 1 3 3 11 13 2 3 2 3 3 12 16 2 3 3 4 4 13 16 2 3 3 4 4 14 11 1 2 1 3 4 15 14 2 3 3 3 3 16 13 2 3 2 3 3 17 9 1 2 2 2 2 18 15 3 3 3 3 3 19 14 2 3 3 3 3 20 11 1 2 2 3 3 21 13 2 3 3 3 2 22 15 3 3 3 3 3 23 18 4 4 4 3 3 24 13 2 3 2 3 3 25 16 3 3 3 4 3 26 14 3 3 3 2 3 27 16 2 3 3 4 4 28 13 1 3 4 1 4 29 14 2 3 3 3 3 30 14 2 2 2 4 4 31 13 2 2 3 3 3 32 14 2 3 3 3 3 33 13 3 2 3 3 2 34 14 2 3 3 3 3 35 13 2 3 2 3 3 36 14 2 2 2 4 4 37 14 2 2 2 4 4
53
38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82
2 3 2 2 2 1 1 3 3 1 4 3 3 2 2 3 3 4 2 2 1 1 2 3 3 1 4 3 3 2 1 3 4 3 2 3 3 2 3 4 1 2 1 2 2
3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 4 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 1
2 3 2 2 2 1 1 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 4 2 2 2 1 1 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 1 3 1 2 1
3 3 2 4 3 2 2 3 3 3 4 2 2 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 2 1 4 2 3 4 3 4 4 3 4 3 2
2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 1 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 2 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 2
12 15 10 13 12 9 9 15 16 12 15 13 12 12 13 14 15 18 12 15 11 12 12 14 15 13 16 14 15 14 12 15 13 12 14 14 15 16 15 18 13 14 12 13 8
54
83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93
2 3 3 2 2 3 2 2 3 2
3 3 3 3 3 2 3 3 3 2
3 2 2 3 3 3 2 3 3 2
3 4 4 4 3 4 4 3 4 2
3 3 3 2 3 3 4 3 4 2
2
3
3
3
3
14 15 15 14 14 15 15 14 17 10 14
SKOR_SERIUS
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
serius
50
53.8
53.8
53.8
kurang serius
43
46.2
46.2
100.0
Total
93
100.0
100.0
Valid
PEMBICARAAN MENGENAI KANKER PAYUDARA MEMBUAT TAKUT
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
S
45
48.4
48.4
48.4
SS
15
16.1
16.1
64.5
STS
7
7.5
7.5
72.0
TS
26
28.0
28.0
100.0
Total
93
100.0
100.0
SAYA BERPIKIR TENTANG KANKER PAYUDARA, JANTUNG BERDEGUP KENCANG
Valid
S
Frequency 36
Percent 38.7
Valid Percent 38.7
Cumulative Percent 38.7
SS
3
3.2
3.2
41.9
STS
2
2.2
2.2
44.1
TS
52
55.9
55.9
100.0
Total
93
100.0
100.0
SAYA TAKUT UNTUK BERPIKIR TENTANG KANKER PAYUDARA
55
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
S
37
39.8
39.8
39.8
SS
9
9.7
9.7
49.5
STS
4
4.3
4.3
53.8
TS
43
46.2
46.2
100.0
Total
93
100.0
100.0
JIKA SAYA MELAKUKAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI AKAN MENCEGAH KANKER PAYUDARA
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1.1
1.1
1.1
S
50
53.8
53.8
54.8
SS
27
29.0
29.0
83.9
STS
2
2.2
2.2
86.0
TS
13
14.0
14.0
100.0
Total
93
100.0
100.0
JIKA SAYA MELAKUKAN SADARI, MENGECILKAN PELUANG TERKENA KANKER PAYUDARA
Valid
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1.1
1.1
1.1
S
55
59.1
59.1
60.2
SS
24
25.8
25.8
86.0
STS
1
1.1
1.1
87.1
TS
12
12.9
12.9
100.0
Total
93
100.0
100.0
PERNYATAAN PERSEPSI TERHADAP KERENTANAN KANKER PAYUDARA DAN SADARI D1 D2 D3 D4 D5 TOTAL 18 4 3 4 4 3 14 2 3 3 3 3 14 2 3 3 3 3 13 2 2 3 3 3 17 3 3 3 4 4 14 3 2 3 3 3 15 3 3 3 3 3 18 4 4 4 3 3 15 3 3 3 3 3 14 2 2 4 3 3 14 2 3 3 3 3
56
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57
2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 4 2 3 2 2 2 4 3 3 2 3 3 2 2 2 1 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2
2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 1 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 1 3 2 3 3 3 2 2
3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 1 3 2 3 3 3 3 3
4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 2 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3
4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 2 3 2 3 3 2 2 3 4 4 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3
15 15 14 12 13 15 15 14 12 15 14 18 13 14 15 14 17 12 17 16 13 15 14 13 15 19 13 15 11 14 15 12 12 14 15 15 14 14 8 15 10 14 15 14 13 13
57
58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93
2 2 3 2 2 4 4 2 2 2 2 3 3 3 3 1 3 3 2 4 2 2 2 3 3 2 2 2 1 3 2 4 2 2 2
2 3 2 2 2 4 4 2 3 2 2 4 2 2 2 2 3 2 2 4 2 2 2 3 3 2 2 2 1 3 3 3 3 2 2
2 3 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3 2 4 3 3 2 2 4 3 3 4 3 3 3
3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3
3 3 2 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 2
2
2
3
3
3
12 15 13 12 13 20 20 13 14 15 14 16 16 14 14 12 15 15 13 20 15 13 14 16 15 13 12 12 11 15 15 19 14 13 12 13
SKOR_RENTAN
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Rentan
62
66.7
66.7
66.7
Kurang Rentan
31
33.3
33.3
100.0
58
Total
93
100.0
100.0
SAYA MEMILIKI PELUANG UNTUK MEMILIKI KANKER PAYUDARA
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
S
53
57.0
57.0
57.0
SS
3
3.2
3.2
60.2
STS
8
8.6
8.6
68.8
TS
29
31.2
31.2
100.0
Total
93
100.0
100.0
GAYA HIDUP YANG SAYA JALANI DAPAT MENINGKATKAN RISIKO TERKENA KANKER PAYUDARA
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1.1
1.1
1.1
S
44
47.3
47.3
48.4
SS
3
3.2
3.2
51.6
STS
5
5.4
5.4
57.0
TS
40
43.0
43.0
100.0
Total
93
100.0
100.0
SAYA MEMILIKI KEMUNGKINAN UNTUK TERKENA KANKER PAYUDARA LEBIH TINGGI DARIPADA TEMAN SEBAYA
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1.1
1.1
1.1
S
12
12.9
12.9
14.0
SS
1
1.1
1.1
15.1
STS
17
18.3
18.3
33.3
TS
62
66.7
66.7
100.0
Total
93
100.0
100.0
SAYA MEMILIKI BANYAK KEUNTUNGAN DARI MELAKUKAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI
59
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1
1.1
1.1
1.1
S
63
67.7
67.7
68.8
SS
25
26.9
26.9
95.7 100.0
TS
4
4.3
4.3
Total
93
100.0
100.0
PELUANG SAYA MELAKUKAN SADARI SANGAT MUDAH UNTUK MENCEGAH KANKER PAYUDARA
Valid
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent 67.7
S
63
67.7
67.7
SS
19
20.4
20.4
88.2
TS
11
11.8
11.8
100.0
Total
93
100.0
100.0
PERNYATAAN PERSEPSI MANFAAT MELAKUKAN SADARI E1 E2 E3 E4 E5 TOTAL 16 3 3 3 3 4 16 4 3 3 3 3 14 3 3 3 2 3 14 3 3 3 2 3 20 4 4 4 4 4 13 3 3 3 2 2 14 3 2 3 3 3 15 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 3 17 3 4 4 2 4 15 3 3 3 3 3 20 4 4 4 4 4 16 3 3 4 3 3 19 4 4 4 3 4 15 3 3 3 3 3 14 3 3 2 3 3 15 2 4 4 2 3 15 3 3 3 3 3 15 3 3 3 3 3
60
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65
3 2 3 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 2 2 3 3 4 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 2
3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4
3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4
2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 2 3 3
2 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3
13 16 15 18 17 18 15 15 17 15 18 15 17 19 17 13 15 19 12 15 13 16 15 13 13 16 18 19 13 14 13 15 12 15 15 15 15 17 17 16 13 15 15 17 18 16
61
66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93
3 4 4 3 3 2 3 2 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 2 3 3 4 3 3
3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4
3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 4
3 2 3 3 4 2 3 3 2 2 2 4 3 2 4 3 2 3 4 4 2 3 2 3 3 3
3 3 2 2 4 4 4 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
2
4
4
2
3
3
3
3
3
3
15 17 16 14 19 16 16 14 14 17 14 20 18 13 20 15 13 15 19 19 14 15 14 16 15 17 15 15
SKOR_MANFAAT
Valid
Manfaat Tinggi Manfaat Rendah Total
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
69
74.2
74.2
74.2
24
25.8
25.8
100.0
93
100.0
100.0
MELAKUKAN SADARI DAPAT MENCEGAH MASALAH KANKER PAYUDARA
Valid
S
Frequency 56
Percent 60.2
Valid Percent 60.2
Cumulative Percent 60.2
SS
20
21.5
21.5
81.7
62
TS
17
18.3
18.3
Total
93
100.0
100.0
100.0
SADARI DAPAT MEMBANTU SAYA MENEMUKAN BENJOLAN DI PAYUDARA SAYA
Valid
Cumulative Percent 60.2
S
Frequency 56
Percent 60.2
Valid Percent 60.2
SS
35
37.6
37.6
97.8
TS
2
2.2
2.2
100.0
Total
93
100.0
100.0
JIKA SAYA MELAKUKAN SADARI SECARA RUTIN SAYA DAPAT MENEMUKAN BENJOLAN LEBIH AWAL
Valid
Cumulative Percent 53.8
S
Frequency 50
Percent 53.8
Valid Percent 53.8
SS
40
43.0
43.0
96.8
TS
3
3.2
3.2
100.0
Total
93
100.0
100.0
SAYA TIDAK MERASA CEMAS TENTANG KANKER PAYUDARA JIKA SAYA MELAKUKAN SADARI SECARA RUTIN SETIAP SATU BULAN SEKALI
Valid
Cumulative Percent 57.0
S
Frequency 53
Percent 57.0
Valid Percent 57.0
SS
10
10.8
10.8
67.7
TS
30
32.3
32.3
100.0
Total
93
100.0
100.0
SAYA MERASAKAN MANFAAT YANG BERARTI KETIKA SAYA MELAKUKAN SADARI SECARA RUTIN SETIAP SATU BULAN SEKALI
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2
2.2
2.2
2.2
S
63
67.7
67.7
69.9
SS
18
19.4
19.4
89.2
TS
10
10.8
10.8
100.0
Total
93
100.0
100.0
PERNYATAAN PERSEPSI HAMBATAN MELAKUKAN SADARI NO F1 F2 F3 F4 F5 TOTAL 1 15 3 3 3 3 3
63
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4
3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4
3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 2 4 2 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4
3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4
3 2 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3 4 1 3 3 3 3 3 2 3 4 2 2 2 3 3 2 2 3 4 4
15 14 15 16 14 15 19 15 17 16 19 19 20 18 15 16 19 18 14 15 15 20 18 18 15 15 20 12 19 14 19 15 19 14 18 20 14 15 14 18 15 18 18 15 20 20
64
48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92
4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 2 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 1 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4
4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 1 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4
4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 4 2 4 4 2 3 3 1 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4
4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 2 4 3 1 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4
SKOR_HAMBAT
4 3 4 3 2 3 3 3 2 4 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 2 4 3 1 3 2 2 4 3 4 4 3 4 4
20 15 17 15 14 16 15 15 14 20 15 20 18 14 15 18 18 15 15 18 15 15 17 19 14 15 15 20 13 20 20 12 19 15 5 15 15 15 19 15 20 20 19 20 20
65
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Hambatan Rendah
77
82.8
82.8
82.8
Hambatan Tinggi
16
17.2
17.2
100.0
Total
93
100.0
100.0
MELAKUKAN SADARI SECARA RUTIN SETIAP SATU BULAN SEKALI ADALAH HAL YANG MEMALUKAN
Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
S
1
1.1
1.1
1.1
SS
1
1.1
1.1
2.2
STS
40
43.0
43.0
45.2
TS
51
54.8
54.8
100.0
Total
93
100.0
100.0
MELAKUKAN SADARI BISA MENYAKITKAN TUBUH SAYA
Valid
Cumulative Percent 1.1
SS
Frequency 1
Percent 1.1
Valid Percent 1.1
STS
45
48.4
48.4
49.5
TS
47
50.5
50.5
100.0
Total
93
100.0
100.0
MELAKUKAN SADARI MEMAKAN WAKTU YANG LAMA
Valid S
Frequency 1
Percent 1.1
Valid Percent 1.1
Cumulative Percent 1.1
6
6.5
6.5
7.5
SS
1
1.1
1.1
8.6
STS
34
36.6
36.6
45.2
TS
51
54.8
54.8
100.0
Total
93
100.0
100.0
MELAKUKAN SADARI MENGGANGGU AKTIVITAS SAYA
Valid
S
Frequency 1
Percent 1.1
Valid Percent 1.1
Cumulative Percent 1.1
SS
1
1.1
1.1
2.2
66
STS
36
TS
55
Total
93
38.7
38.7
40.9
59.1
59.1
100.0
100.0
100.0
SAYA MERASA TIDAK MAMPU MELAKUKAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
S
18
19.4
19.4
19.4
SS
2
2.2
2.2
21.5
STS
20
21.5
21.5
43.0
TS
53
57.0
57.0
100.0
Total
93
100.0
100.0
Valid
Variabel
Mean
Median
SD
Min - Max
95% CI
Umur
21.37
22
0.9
19 - 23
21.19 – 21.57
Statistics UMUR N
Valid
93
Missing
0
Mean
21.37
Std. Error of Mean
.094
Median
22.00
Std. Deviation
.906
Variance
.821
Skewness
-.618
Std. Error of Skewness
.250
Kurtosis
.035
Std. Error of Kurtosis
.495
Range
4
Minimum
19
Maximum Percentiles
23 25
21.00
50
22.00
75
22.00
UMUR
67
Valid
19 20 21 22 23 Total
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
3
3.2
3.2
3.2
13
14.0
14.0
17.2
29
31.2
31.2
48.4
43
46.2
46.2
94.6
5
5.4
5.4
100.0
93
100.0
100.0
skor_perilaku
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
rutin
57
61.3
61.3
61.3
tidak rutin
36
38.7
38.7
100.0
Total
93
100.0
100.0
68
69
70
71