Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
Analisis Penyaluran Kredit Pada Perkembangan UKM Melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT Pertamina (Persero) Pemasaran III Cabang Bandung Keni Kaniawati1, Fitria Lilyana2, dan Iwan Rijayana3
ABSTRACT: In order to encourage the growth of democratic economy in order to create equitable development through the expansion of employment, and community empowerment. The government has directed all the potential that exists with the aim to launch production activities in order to achieve prosperity and better living standards, especially for the economically disadvantaged through partnerships and community development program BUMN with Small and Medium Enterprises (SMEs). The Problems inhibiting the ketch and medium enterprises, cooperatives and other informal sector is difficult to implement development affecting businesses in getting access to credit from the banks. The Goal of research is identify obstacles and solutions to overcome the problem in the analysis of lending to small and medium enterprises through partnerships and community development programs. Determining the proper analysis can determine the direction of development policy that specifically focuses on providing capital, by using the method of implementation of the program of partnership development small and medium enterprises so as to realize the development of small and medium enterprises in creating new ventures that professional and even-tempered entrepreneurial reliable by creating a conducive business climate, encouraging an entrepreneurial spirit, facilitate the establishment of small and medium enterprises, encourage the creation of employment opportunities, facilitating capital support, and promote business to oriented export quality. Keywords: Loan, Small and Medium Enterprises, Partnership, Analysis, Distribution ABSTRAK: Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan agar terciptanya pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan pekerjaan, dan pemberdayaan masyarakat. Pemerintah telah mengarahkan segala potensi yang ada dengan tujuan untuk melancarkan kegiatan produksi guna mencapai kesejahteraan dan taraf hidup yang lebih baik, khususnya bagi masyarakat golongan ekonomi lemah melalui program kemitraan dan bina lingkungan BUMN dengan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Permasalahan yang menjadi penghambat usaha keci dan menengah, koperasi dan sektor informal lainnya adalah sulitnya melaksanakan pengembangan yang berdampak terhadap akses usaha dalam mendapatkan kredit dari perbankan. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi kendala dan solusi untuk mengatasi masalah pada analisis penyaluran kredit terhadap usaha kecil dan menengah melalui program kemitraan dan bina lingkungan. Penentuan analisis yang tepat dapat menentukan arah kebijakan pengembangan yang khusus memfokuskan pada penyediaan modal, yaitu dengan menggunakan metode penerapan program pengembangan kemitraan usaha kecil menengah sehingga dapat mewujudkan pengembangan usaha kecil dan menengah dalam menciptakan usaha-usaha baru yang profesional dan berwatak kewirausahaan handal yaitu dengan menciptakan iklim usaha yang kondusif, mendorong semangat kewirausahaan, memfasilitasi pembentukan usaha kecil dan menengah, mendorong terciptanya lapangan kerja, fasilitasi bantuan permodalan, dan memajukan usaha yang berorientasi pada kualitas ekspor. Kata Kunci : Kredit, Usaha Kecil dan Menengah, Kemitraan, Analisis, Penyaluran
1
Universitas Widyatama (
[email protected]) Universitas Sangga Buana (
[email protected]) 3 Universitas Widyatama (
[email protected]) 2
B-286
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
Pendahuluan Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 membawa perekonomian Indonesia dalam kondisi terpuruk. Nilai tukar rupiah menurun drastis, inflasi tinggi, industri-industri mengalami kerugian, banyak lembaga-lembaga keuangan seperti bank mengalami likuidasi. Keadaan tersebut kemudian memicu masalah-masalah sosial seperti tingginya tingkat pengangguran dan meningkatnya angka kemiskinan. Kondisi krisis pada waktu itu juga ditandai dengan tidak kondusifnya sektor-sektor perbankan dan riil secara umum. Namun ditengah krisis yang melanda Indonesia, usaha kecil dan menengah (UKM) sebagai perekonomian mikro mampu bertahan sebagai penyokong perekonomian rakyat. Sektor usaha kecil dan menengah memiliki ketangguhan (daya tahan) lebih baik dalam menghadapi berbagai gejolak ekonomi dan lebih fleksibel dalam menyikapi setiap perubahan lingkungan bisnis. Fakta itu dibuktikan dengan semakin banyaknya bank masuk ke sektor perbankan ritel (retail banking business) di mana sektor usaha kecildan menengah menjadi tulang punggungnya. Usaha Kecil Menengah (UKM) diyakini sebagai pembangkit ekonomi di Negara ini. Itulah salah satu penyebab perbankan membanting stir-nya untuk mengaet pelaku UKM sebagai debiturnya. Pemerintah pun langsung menyediakan anggaran sekitar Rp 40 triliun untuk disalurkan kepada UKM, melalui perbankan dan lembaga keuangan lain. Namun demikian, UKM juga masih memiliki permasalahan dalam mendapatkan kredit dari perbankan. Tidak tercapainya target penyaluran kredit bukan semata-mata kesalahan perbankan. Sebab bank dan UMKM masih belum begitu siap. Bagi bank, mengucurkan kredit, terutama ke usaha mikro dan kecil, cukup sulit karena umumnya pengusaha mikro dan kecil belum mengerti prosedur yang ada di bank. Pada kenyataannya penyaluran kredit pada UKM masih kecil dibandingkan dengan usaha besar. Pemecahan masalah tersebut secara makro seperti kebijakan pemerintah mewajibkan Bank Umum untuk menyalurkan 20% kredit kepada UKM dari total kreditnya,KUT, program program promosi akses kredit UKM kepada lembaga keuangan dan lain-lainnya ternyata hasilnya masih jauh dari memuaskan. Hal ini disebabkan selain karena ketidak mampuan UKM mengakses bank juga disebabkan oleh : 1. Officer Bank kekurangan pengetahuan atau pengalaman, sehingga bank kesulitan menilai prospek bisnis UKM, sehingga untuk meminimalisasi resiko perlu menetapkan persyaratan jaminan yang ketat. Skema kredit UKM kurang bervariasi mengikuti variasi karakteristik usaha UKM yang spesifik. 2. Pada UKM yang mengajukan kredit, Officer Bank masih kesulitan untuk menemukan yang prospektif untuk dibiayai. Untuk mendorong penyelesaian masalah ditingkat mikro tersebut semestinya menjadi perioritas dalam mempromosikan akses kredit UKM pada lembaga keuangan. secara teknis bank harus punya target pasar spesifik untuk UKM sebagaimana juga bank memiliki target pasar spesifik untuk usaha besar, tetapi menetapkan target pasar untuk UKM ternyata lebih rumit dari pada menetapkan target pasar kredit usaha besar, hal ini disebabkan : 1. Tidak tersedianya data sekunder yang memadai tentang UKM, data yang tersedia pada dinas teknis dan BPS sangat tidak memadai sebagai pertimbangan dalam merumuskan target pasar kredit UKM.
B-287
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
2.
Faktor lokalitas pada tingkat Kabupaten/propinsi bahkan pada tingkat wilayah yang lebih kecil sangat mempengaruhi potensi pengembangan UKM, dengan demikian data Nasional akan sangat bisa jika digunakan dalam memilih sektor UKM.
Karena sebagian besar UKM tidak memiliki dokumen usaha dan data tentang UKM sangat sedikit maka untuk bisa menyalurkan kredit kepada UKM, bank perlu mengenal dengan baik karakteristik dan pola bisnis UKM, perlu cara lain dalam analisis pasar dan potensi sektor agar penyaluran kredit pada UKM tetap dengan pendekatan koridor biasa. Memperhatikan perkembangan ekonomi dan kebutuhan masyarakat mengenai UndangUndang UMKM Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, kecil dan Menengah dan pedoman pembinaan usaha kecil tersebut beberapa kali mengalami penyesuaian, melalui Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN/Kepala Badan Pembina BUMN No.:Kep-216/M-PBUMN/1999 tanggal 28 September 1999 tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan BUMN, Keputusan Menteri BUMN No.:Kep-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, dan terakhir melalui Peraturan Menteri Negara BUMN No.: Per-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan ini dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha kecil dan menengah yang lokasinya berdekatan dengan lokasi Badan Usaha Milik Negara. Persyaratan untuk bermitra dengan Badan Usaha Milik Negara dalam mendapatkan pinjaman modal relatif lebih sederhana, lebih murah, dan lebih cepat apabila dibandingkan dengan pinjaman melalui bank. Tingkat biaya bunga pinjaman yang dibebankan kepada usaha kecil dan menengah relatif rendah berkisar antara 6 persen s/d 8 persen per tahun (Peraturan Menteri Negara BUMN No: Per05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan). Menurut Peraturan Menteri Negara BUMN No : Per-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil adalah program untuk meningkatkan kompetensi usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Program Bina Lingkungan adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat di wilayah usaha BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. PT Pertamina (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara memiliki komitmen untuk menjalankan peran Good Corporate Citizenship melalui penyelenggaraan Program Kemitraan dengan usaha kecil dan Program Bina Lingkungan. Program Kemitraan dengan usaha kecil bertujuan untuk mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi, terciptanya lapangan kerja serta kesempatan berusaha untuk masyarakat, sedangkan program bina lingkungan mempunyai tujuan untuk memberdayakan dan mengembangkan kondisi sosial masyarakat dan lingkungan di sekitar wilayah usaha perusahaan. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan citra perusahaan di masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan sehingga keberadaan perusahaan dapat diterima dengan baik serta dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan bisnis PT Pertamina (Persero).
B-288
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
Berdasarkan pengamatan dan informasi awal yang diperoleh Program Kemitraan sejak tahun 2001 sampai dengan 31 Desember 20011 PT Pertamina (Persero) telah menyalurkan bantuan pinjaman kepada 55.944 Mitra Binaan di seluruh Indonesia dengan total dana sebesar Rp 801,3 Milyar. Realisasi tersebut didistribusikan ke sektorsektor : Industri, Jasa, Perdagangan, Peternakan, Perikanan, Pertanian, Perkebunan dan Jasa lainnya. Di samping memberikan bantuan pinjaman, Mitra Binaan juga diberi pembinaan melalui program-program pelatihan, pemagangan/pendampingan dan promosi/pameran. Sebagaimana telah dijelaskan diatas,berikut adalah rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini: 1. Bagaimana proses pemberian kredit di PKBL PT. Pertamina (Persero) Pemasaran III Bandung? 2. Apakah pemberian kredit mampu meningkatkan Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT. Pertamina (Persero) Pemasaran III Bandung? Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan acuan bagi Pertamina dalam penyaluran kredit pada usaha kecil dan menengah melalui program kemitraan dan bina lingkungan sesuai dengan kebutuhan dan tepat guna. 2. Mengidentifikasi kendala dan solusi untuk mengatasi masalah pada penyaluran kredit usaha kecil dan menengah melalui program kemitraan dan bina lingkungan PT Pertamina (Persero) Pemasaran III Cabang Bandung. 3. Merumuskan strategi pengembangan usaha kecil dan menengah melalui peningkatan kemudahan pemberian dan penyaluran fasilitas kredit modal usaha melalui lembaga-lembaga terkait penyalur kredit. 4. Menganalisis solusi dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi para pelaku usaha kecil dan menengah di Kota Bandung, baik dari pelaku usaha sendiri maupun dari kebijakan Badan Usaha Milik Negara mengenai Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Manfaat penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini berguna bagi para akademisi dalam mengembangkan teori manajemen UKM khususnya mengenai program kemitraan dan bina lingkungan berkaitan dengan implementasi penyaluran kredit, pengembangan usaha kecil dan menengah, serta merumuskan rekomendasi kebijakan penyelenggaraan program kemitraan dan bina lingkungan yang lebih implikatif dalam upaya peningkatan pertumbuhan dan pengembangan usaha kecil dan menengah di wilayah Kota Bandung. 2. Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai keberadaan usaha kecil dan menengah ( UKM ) dengan berbagai kondisi dan segala permasalahan yang dihadapi serta pengembangannya, sehingga dapat dijadikan informasi bagi pemerintah, BUMN dan pihak-pihak terkait dalam mendukung tumbuh kembangnya usaha kecil dan menengah di Kota Bandung pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya.
B-289
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
Kerangka Pikir Penelitian dan Road Map Penelitian
B-290
Gambar 1:
Kerangka Penelitian
Gambar 2:
Road Map Penelitian
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
Tahapan Penelitian Adapun urutan/metode penelitian terapan ini secara umum dapat digambarkan sebagai berikut: Studi Literatur : Pedoman, Panduan. Bahan Pustaka
Rumusan masalah Dan Tujuan Penelitian: Metode Penerapan Program Pengembangan Kemitraan Usaha Kecil Menengah.
Studi Pendahuluan: Di Pertamina (Persero) Pemasaran III Cabang Bandung
Menetapkan Topik Penelitian, Latar Belakang & Urgensi Penelitian
Data Sekunder : Laporan- Laporan dll Pertamina Persero
Persiapan survey & pengumpulan data
Data Primer; Wawancara : Stake holder & UKM, Sampel yang dipilih
Analisis Teknik & Pengolahan Data
Metode Penyaluran Kredit UKM
Pertamina, Masyarakat umum, Usaha Kecil dan Menengah
Penyaluran Kredit UKM
Perkembangan UKM program kemitraan
Gambar 3:
Laporan
Tahapan Penelitian
B-291
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
Studi Pendahuluan Berdasarkan pengamatan dan informasi awal yang diperoleh Program Kemitraan sejak tahun 2001 sampai dengan 31 Desember 2011 PT Pertamina ( Persero ) telah menyalurkan bantuan pinjaman kepada 55.944 Mitra Binaan di seluruh Indonesia dengan total dana sebesar Rp 801,3 Milyar. Realisasi tersebut didistribusikan ke sektorsektor : Industri, Jasa, Perdagangan, Peternakan, Perikanan, Pertanian, Perkebunan dan Jasa lainnya. Di samping memberikan bantuan pinjaman, Mitra Binaan juga diberi pembinaan melalui program-program pelatihan, pemagangan/pendampingan dan promosi/pameran. Dari penyaluran bantuan pinjaman tersebut , berdasarkan pra survey ternyata ditemukan fenomena sebagai berikut : 1. Banyak UMKM yang mendapat bantun PKBL, tetapi masih ada usahanya yang tidak berkembang. 2. Perolehan pinjaman kredit digunakan sebagian besar sebagai kredit konsumtif. 3. Kurang mendapatkan pembinaan, penyuluhan atas usaha yang dijalankannya. 4. Belum meratanya penyaluran dana bantuan tersebut terhadap ukm yang betul-betul sangat memerlukan bantuan dana dalam mengembangkan usahanya. Metode Penelitian Adapun metode penelitian yang dilakukan meliputi : Data Yang Diperlukan 1. Data Primer yaitu Data pokok yang langsung berkaitan dengan kebutuhan analisis
2.
dalam penelitian ini. Data primer yang diperoleh secara langsung pada objek penelitian melalui penelitian lapangan, yang diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan karyawan bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dalam Usaha Kecil dan Menengah (UKM) PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran III Bandung. Data Sekunder yaitu Data pendukung yang sifatnya memperkuat hasil analisis. Data sekunder diperoleh melalui penelitian kepustakaan pada sumber-sumber yang terkait dengan objek penelitian.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah: 1. Pengamatan Langsung yaitu dengan melakukan peninjauan langsung dengan responden untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. 2. Wawancara yaitu dengan melakukan wawancara langsung dengan Kepala PKBL, dan administrasi PKBL PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran III Bandung serta dengan para mitra binaan. Metode Analisis Data Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua model analisis data, yaitu : 1. Metode Analisis Deskriptif, yaitu metode penganalisisan data yang mengumpulkan, mengklafikasikan, menganalisis dan menginterprestasikan data sehingga memberikan gambaran menyeluruh mengenai masalah yang dihadapi (Sugiono, 2003: 142) 2. Metode Analisis Deduktif, yaitu metode analisis tersebut diatas dapat diambil kesimpulan kemudian memberikan masukan atau saran-saran yang mungkin dapat
B-292
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
berguna bagi perusahaan dalam menghadapi masalah yang terjadi khususnya dalam hal pemberian kredit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Travis dalam Husein Umar (2013) yaitu: “Metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu”. Populasi dan Sampel Populasinya yaitu pelaku UKM yang ada pada program kemitraan dan bina lingkungan PT Pertamina ( Persero ) Pemasaran III cabang Bandung sebanyak 2352 UKM. Teknik pengambilan sampel yang peneliti lakukan pada penelitian ini adalah teknik proportionate stratified random sampling yang merupakan bagian dari probability sampling. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Sebagai pertimbangan dalam menentukan jumlah sampel, peneliti memperhatikan ketentuan yang di kemukakan oleh pendapat Kracjie yang di aplikasikan kedalam teori slovin dalam Husein Umar (2013:79) adalah : “Membuat suatu daftar seperti Slovin, bahwa hanya untuk α sebesar 15% dan jumlah populasi N mulai dari sebesar 10-100.000. berdasarkan N dan α tersebut dihasilkan besar sampelnya.” Perhitungan ukuran sampel menggunakan rumus Kracjie dan Slovin sebagai berikut : N Diketahui rumus Kracjie: n 1 N (e) 2 Keterangan : n = Sampel N = Ukuran populasi e = Persen kelonggaran karena kesalahan sampel yang masih dapat ditolerir. α = 15%, jika Jumlah populasi N = 2352 (Populasi UKM d Kota Bandung pada Tahun 2015) Dimasukkan ke dalam rumus Slovin 2.452 n = 37.3 pembulatan 37 Sampel UKM. 1 2.352 * (0.15) 2 Sehingga diperoleh jumlah sampel yang harus diambil adalah 37 UMKM (pembulatan) Tabel 1: Operasionalisasi Variabel Variabel Konsep Variabel Kredit adalah kemampuan untuk Penyaluran melaksanakan sesuatu pemberian atau kredit (X) melabakan suatu pemberian atau pinjaman dengan janji bahwa waktu pembayarannya ditangguhkan pada suatu jangka yang telah disepakati.” Astiko (2012 : 24) Perkembanga Usaha skala kecil adalah unit usaha n usaha kecil dengan jumlah tenaga kerja paling sedikit menengah (Y) lima orang dan paling banyak sembilan belas orang termasuk pengusaha, sedangkan industri skala menengah
Indikator Periode penyaluran Kredit 20102015
Skala Rasio
Periode perkembangan usaha 20102015
Rasio
B-293
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
adalah unit usaha dengan jumlah pekerja lebih dari 20 orang. (Tambunan, 2008:670). (Sumber: Data diolah) Hasil Dan Pembahasan Angsuran Pinjaman PKBL Pertamina (Persero) PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran III Bandung menggunakan sistem suku bunga flat sebesar 6%, dimana jangka waktu pengembalian dimulai dari 12 bulan (1 tahun), 24 bulan (2 tahun), dan 36 bulan (2,5 tahun). Tabel 2: Angsuran Pinjaman PKBL PT.Pertamina Unit Pemasaran III Bandung No. Jumlah Jangka Waktu Jumlah 12 24 36 Pinjaman (6%/Tahun) 1.000.000 95.909 48.478 33.571 1 1.060.000 2
2.000.000
191.818
96.957
67.143
2.120.000
3
3.000.000
287.727
145.435
100.714
3.180.000
4
4.000.000
383.636
193.913
134.286
4.240.000
5
5.000.000
479.545
243.391
167.857
5.300.000
6
6.000.000
575.455
290.870
201.429
6.360.000
7
7.000.000
671.364
339.348
235.000
7.420.000
8
10.000.000
959.091
484.783
335.714
10.600.000
9
15.000.000
1.438.636
727.174
503.571
15.900.000
10
20.000.000
1.918.182
969.565
671.429
21.200.000
11
25.000.000
2.397.727
1.286.957
839.286
26.500.000
12
30.000.000
2.877.273
1.504.348
1.007.143
31.800.000
13
35.000.000
2.256.818
1.721.739
1.175.000
37.100.000
14
40.000.000
3.836.364
1.939.130
1.342.857
42.400.000
15
45.000.000
4.290.909
2.156.522
1.510.714
47.700.000
16
50.000.000
4.745.455
2.373.913
1.678.571
53.000.000
(Sumber: PKBL PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran III Bandung) Pemilihan Calon Mitra Binaan 1. Sistem Channeling a. Melakukan survei untuk masing-masing calon mitra berkaitan dengan fakta di lapangan dan secara tertulis dalam proposal serta mencari data dan informasi pendukung untuk pengambilan keputusan.
B-294
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
b. Untuk memeriksa validitas administrasi dan analisis kredit, jika layak diberi pinjaman dan berapa banyak pinjaman akan diberikan. c. Melakukan seleksi calon mitra sesuai dengan prioritas dan ketersediaan dana, dengan mempertimbangkan alokasi dana yang tersedia. 2.
Sistem Excecuting PT. Pertamina (Persero) dan Bank membentuk perjanjian kerjasama dimana Bank sebagai pelaksana bertanggung jawab penuh atas penyaluran dana CSR PT. Pertamina (Persero).
Pokok-Pokok Ketentuan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan 1. Bentuk Pinjaman a. Pinjaman Reguler, pinjaman yang berjangka waktu lebih dari satu tahun. b. Pinjaman Khusus, yaitu yang bersifat jangka pendek dan bersifat cash. 2.
Tingkat Bunga Pinjaman Besarnya tingkat bunga pinjaman pada tahun 2010 sampai tahun 2012 bersifat flat sebesar 4% setahun, begitu juga tahun 2013 bersifat flat sebesar 8% setahun. Sejak 2014 bersifat flat sebesar 6% seperti yang ditunjukkan ke dalam tabel berikut : Tabel 3: Tingkat Bunga Pinjaman (PKBL) Unit Pemasaran III Bandung No. Jumlah Pinjaman Tingkat 2010-2012 2013 2014 s/d sekarang Bunga 1.
Rp.1-Rp.10 juta
4%
8%
6%
2. 3.
Rp.11 -Rp.30 juta Rp.31 - Rp.50 juta
4% 4%
8% 8%
7% 8%
4.
> Rp.50 juta
4%
8%
9%
(Sumber: PKBL Unit Pemasaran III Bandung) Realisasi Pemberian Bantuan Kredit Kegiatan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan di PT.Pertamina (Persero) Pemasaran Unit III Bandung, telah berjalan selama 20 tahun dari tahun 1995 sampai dengan sekarang. Adapun dana yang telah disalurkan selama 20 tahun ini adalah sebesar Rp. 61.938.650.000,- (Enam puluh satu milyar sembilan ratus tiga puluh delapan juta enam ratus lima puluh ribu rupiah) yang terdiri dari delapan sektor usaha di Kotamadya Bandung dan sebanyak 2.352 unit usaha kecil dan koperasi dengan perincian sebagai berikut: Tabel 4: Realisasi Pemberian Kredit pada 8 Sektor Usaha No. Sektor Jumlah (mitra binaan ) Jumlah (Rp) or 1. Sektor Perdagangan 1.043 28.140.500.000 2. Sektor Industri 354 11.966.500.000 3. Sektor Peternakan 14 434.500.000 4. Sektor Pertanian 123 2.090.000.000 5. Sektor Perkebunan 25 500.000.000 6. Sektor Perikanan 12 387.000.000
B-295
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
7. 8.
Sektor Jasa Sektor Lainnya Jumlah (Sumber: PKBL 2015)
764 17 2.352
18.099.300.000 320.850.000 61.938.650.000
Gambaran Usaha Mitra Binaan Tabel 5: Gambaran Usaha Mitra Binaan PT.Pertamina Unit Pemasaran III Bandung Karakteristik Jumlah % Total Usaha (%) Jenis Usaha
Dagang Industri Jasa Peternakan
16 11 9 1
43,24 29,73 24,32 2,70
100
Lama Usaha
< 5 Tahun 5-10 Tahun 11-15 Tahun 16-20 Tahun > 20 tahun < 5 orang 5-10 orang >10 orang
4 20 7 4 2 15 17 5
10,81 54,05 18,92 10,81 5,40 40,54 45,95 13,51
100
< Rp.10.000.001 Rp.10.000.001-Rp.20.000.000 Rp.20.000.001-Rp.30.000.000 >Rp.30.000.000
Rp.6.000.000 >Rp.3.000.001 Rp.3.000.001-Rp.4.000.000 Rp.4.000.001-Rp.5.000.000 Rp.5.000.001-Rp.6.000.000 >Rp.6.000.000 76% - 100% 51% - 75%
0 30 7 0 11 11 8 7 0 3 12 11 9 2 17 13
0 81,08 18,91 0 29,73 29,73 21,60 18,92 0 8,10 32,43 29,73 24,32 5,40 45,95 35,13
100
Jumlah Tenaga Kerja Jumlah Kredit
Laba Sebelum Menerima Kredit/bulan
Laba Sesudah Menerima Kredit/bulan
Penggunaan Kredit
B-296
100
100
100
100
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
Terhadap Pengembangan Usaha
50%
7
18,92
(Sumber: PKBL PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran III Bandung) Perkembangan UKM (Usaha Kecil dan Menengah) Tabel 6: Perkembangan Usaha Mitra Binaan PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran III Bandung (dalam Rupiah) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Laba Sebelum Menerima Kredit Pedagang Soto/ Maman Sektor Perdagangan Rp 4.000.000 Pedagang Ayam/ Danil Ponsel/ Iqbal Sektor Perdagangan Rp 3.000.000 Pedagang Ikan di pasar/ Muslim Sektor Perdagangan Rp 10.000.000 Catering/Dewi Sektor Perdagangan Rp 1.500.000 Menjual Makanan Ringan/ Sri Sektor Perdagangan Rp 20.000.000 Dagang ATK, Photo Copy/ Sugiono Sektor Perdagangan Rp 1.000.000 Grosir Sembako/ Ahmad Sektor Perdagangan Rp 10.000.000 Pedagang Mainan/ Marwoto Sektor Perdagangan Rp 6.000.000 Kelontong/ Hartini Sektor Perdagangan Rp 2.000.000 Pedagang Buah/Ilyas Sektor Perdagangan Rp 5.000.000 Kedai Kopi/David Sektor Perdagangan Rp 1.000.000 Lontong kari/ Rafi Sektor Perdagangan Rp 3.000.000 Warteg/Maman Sektor Perdagangan Rp 3.000.000 Pedagang sate/ Oman Sektor Perdagangan Rp 3.000.000 Warteg Sektor Perdagangan Rp 3.000.000 Kedai Nasi Maharani Sektor Perdagangan Rp 3.000.000 Konveksi Pakaian Jadi/ Umar Sektor Industri Rp 6.000.000 Konveksi Pakaian Jadi/ Wahyu Sektor Industri Rp 7.000.000 Rajutan / Sri Sektor Industri Rp 6.000.000 Kerajinan tangan/ Sari Sektor Industri Rp 6.000.000 Pengrajin Kerudung/Hj Neti Sektor Industri Rp 6.000.000 Alat Elektronik/Hendi Sektor Industri Rp 15.000.000 Pengrajin sepatu/ Sopiyan Sektor Industri Rp 6.000.000 Konveksi Busana Muslim/ HjWisnaini Sektor Industri Rp 15.000.000 Produksi dan Perdagangan/ Amri Sektor Industri Rp 20.000.000 Biro Jasa, leveransir/ Mulyani Putri RahayuSektor Industri Rp 10.000.000 Furniture / Sugianto Sektor Industri Rp 30.000.000 Sablon/ Joni Sektor Industri Rp 6.000.000 Cukur Rambut/Gito Sektor Jasa Rp 3.000.000 Bengkel Sepeda Motor/ Abdul Bakri Sektor Jasa Rp 10.000.000 Kolam Pancing/ Ade Yusuf Sektor Jasa Rp 5.000.000 Rumah Sewa/ Parlindungan Sektor Jasa Rp 15.000.000 Door Smeer Sepeda Motor/Zulkarnaen Sektor Jasa Rp 4.000.000 Bengkel sepeda motor/ Ali Marwan Sektor Jasa Rp 15.000.000 Rias Pengantin/ Risnayanti Sektor Jasa Rp 10.000.000 Reparasi AC/ Anel Sektor Jasa Rp 6.000.000 Peternakan/Dodi Sektor Pertanian Rp 15.000.000 Nama Perusahaan
Jenis Usaha
Laba Setelah Menerima Kredit Rp 5.000.000 Rp 4.500.000 Rp 15.000.000 Rp 3.000.000 Rp 25.000.000 Rp 2.000.000 Rp 12.500.000 Rp 8.000.000 Rp 3.000.000 Rp 7.000.000 Rp 1.500.000 Rp 5.000.000 Rp 4.000.000 Rp 6.000.000 Rp 4.500.000 Rp 5.000.000 Rp 8.000.000 Rp 9.500.000 Rp 8.500.000 Rp 8.000.000 Rp 8.000.000 Rp 17.500.000 Rp 9.000.000 Rp 20.000.000 Rp 25.000.000 Rp 15.000.000 Rp 35.000.000 Rp 7.500.000 Rp 4.000.000 Rp 13.000.000 Rp 7.000.000 Rp 20.000.000 Rp 6.000.000 Rp 20.000.000 Rp 15.000.000 Rp 8.000.000 Rp 20.000.000
Kenaikan Laba Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1.000.000 1.500.000 5.000.000 1.500.000 5.000.000 1.000.000 2.500.000 2.000.000 1.000.000 2.000.000 1.000.000 2.000.000 1.000.000 3.000.000 1.500.000 2.000.000 2.000.000 2.500.000 2.500.000 2.000.000 2.000.000 2.500.000 3.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 1.500.000 1.000.000 3.000.000 2.000.000 5.000.000 2.000.000 5.000.000 5.000.000 2.000.000 5.000.000
B-297
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
Berdasarkan Tabel tersebut terlihat, bahwa mitra binaan PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran III Bandung mengalami perkembangan usaha, ini dilihat dari kenaikan laba setelah menerima kredit dari PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran III Bandung. Program kemitraan merupakan wadah untuk pengembangan UKM dikarenakan program ini dapat menjawab dan mengatasi kelemahan-kelemahan yang selama ini dialami oleh UKM di Indonesia mengingat mekanisme dan struktur kelembagaan kemitraan diatur berdasarkan KEP-2361MBU/2003 yang merupakan peraturan yang keluar dikarenakan peraturan sebelumnya belum dapat memenuhi harapan pelaku UKM. Agar tujuan pelaksanaan program kemitraan dapat tercapai maka unit program kemitraan sekurangkurangnya melakukan fungsi pembinaan, evaluasi, penyaluran, penagihan, pelatihan, monitoring, promosi, fungsi administrasi dan keuangan. Unit kemitraan di kantor pusat dibentuk dengan memperhatikan jumlah dana yang dikelola, luas wilayah binaan, serta mempertimbangkan kondisi perusahaan,sedangkan bentuk pelaksanaan di kantor cabang atau perwakilan disesuaikan dengan kebutuhan. Unit kemitraan atau PUKK bertanggung jawab langsung kepada salah satu anggota direksi yang ditetapkan dalam rapat direksi. Karyawan yang ditunjuk untuk menangani unit program kemitraan memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan karyawan lain di BUMN pembina yang bersangkutan. Hal ini disebabkan oleh adanya pendidikan/pelatihan yang diberikan oleh para Pembina fasilitator sebelum para mitra binaan menerima kredit dari PT.Pertamina (Persero) Unit Pemasaran III Bandung, sehingga dapat terjadi hubungan kerjasama usaha di berbagai pihak yang sinergis, bersifat sukarela, dan berdasarkan prinsip saling membutuhkan, saling mendukung, dan saling menguntungkan dengan disertai pembinaan dan pengembangan antara PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran III Bandung dengan para mitra binaan. Jadi tidak dapat dipungkiri perkembangan UKM tidak lepas dari para Pembina fasilitator. Lama Pembinaan Pembinaan bersifat sementara dan lama pembinaan maksimum 5 (lima) tahun. Monitoring dalam penggunaan pinjaman dana Kegiatan monitoring dilakukan bagi mitra binaan yang telah berjalan enam bulan dalam menerima bantuan kredit dan pelaksanaan monitoring minimal satu kali dalam masa kemitraan. Dalam pelaksanaan monitoring pihak PKBL menunjuk dua orang petugas dalam satu tim monitoring serta menyiapkan formulir monitoring dan laporan monitoring dengan tujuan untuk mendapatkan informasi penilaian yang objektif dan realistis, yaitu selama maksimal dua hari kerja. Pelaksanaan monitoring dapat dilakukan dengan wawancara, peninjauan lokasi kegiatan usaha dalam pemeriksaan administrasi. Adapun tujuan dilakukannya monitoring yaitu: 1. Mengetahui penggunaan pinjaman yang sesuai dengan perjanjian. 2. Mengetahui kelancaran pembayaran angsuran pinjaman 3. Mengetahui perkembangan/ pertumbuhan omset penjualannya 4. Mengetahui perkembangan administrasi, perkembangan pemasaran, perkembangan tenaga kerja, perkembangan jenis usaha dan perkembangan asset.
B-298
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
Pembinaan kepada UKK mitra binaan berupa bantuan : 1. Untuk pendidikan/ pelatihan, pengkajian/ penelitian dan pemagangan untuk meningkatkan kemampuan kewirausahaan, manajemen dan ketrampilan teknis produksi. 2. Pemasaran dan promosi dan hasil produksi 3. Pinjaman modal kerja dan investasi dengan tingkat bunga sebesar 4% s/d 6% pertahun 4. Dana hibah hanya diperuntukkan bagi mitra binaan. Strategi Penyaluran Kredit untuk Pengembangan UKM 1. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi Pengembangan UKM dan Koperasi dengan Departemen Keuangan, Kantor Menteri Negara BUMN dan UKM Mennegkop Office, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Kementerian Luar Negeri, Pemerintah Daerah dan BUMN lainnya. 2. Bekerja sama dengan universitas terkemuka, LSM yang dipilih / terkemuka dan lembaga profesional di masing-masing provinsi dalam perencanaan dan pelaksanaan Usaha Kecil dan Koperasi pembinaan mitra / mitra potensial dibangun Pertamina. 3. Menjembatani penciptaan aliansi strategis dengan prinsip saling menguntungkan dan berkelanjutan antara Usaha Kecil dan Koperasi terlatih mitra Pertamina yang dipilih oleh produsen, distributor, eksportir dan pengecer asosiasi di rumah dan di luar negeri. 4. Menjembatani penciptaan kerjasama teknis dengan produksi pengguna produk di rumah dan di luar negeri. 5. Menjembatani penciptaan aliansi strategis dengan distribusi / transportasi. Usaha Kecil dan Koperasi Pertamina mitra binaan Melibatkan dipilih dalam berbagai pameran dagang dan industri di rumah dan di luar negeri secara bertahap dan terus menerus. 6. Fokus pada Usaha Kecil dan pengembangan Koperasi di daerah sekitarnya Pertamina operasi dan mitra bisnis. Simpulan 1. Kesimpulan a. Penggunaan penetapan strategi yang tepat dalam penyaluran kredit UKM, maka akan membantu dalam menentukan pemberian Kredit kepada UKM. b. Melakukan evaluasi dan monitoring kepada UKM yang telah diberikan kredit maka akan membantu mengurangi kredit macet bagi pelaku UKM. 2. Saran a. Penyaluran kredit ke UKM oleh PT.Pertamina (Persero) Pemasaran III Cabang Bandung harus disertai dengan bimbingan terus menerus dan pengawasan, dalam rangka untuk menargetkan penggunaan kredit dicapai, karena banyak kredit yang digunakan untuk keperluan lain, bukan untuk mengembangkan bisnis mitra didirikan. b. Pemantauan dilakukan umumnya hanya fokus pada laporan tertulis, itu akan memiliki efek negatif dalam jangka panjang terhadap Kemitraan PT. Pertamina (Persero) III Pemasaran Cabang Bandung, karena kurang mengetahui kondisi UKM.
B-299
Seminar Nasional Hasil Penerapan Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat III 2016 P-ISSN: 2356-3176 E-ISSN: 2527-5658
Daftar Pustaka Adawiyah, Robiatul. (2012). Analisis Penyaluran Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM pada PT Bank Riau. Skipsi. Fakultas Ekonomi Universitas Riau. Astiko, dan Sunardi. (2012). Pengantar Manajemen Perkreditan. Yogyakarta: Penerbit Andi. Bank Indonesia. (2011). Kajian Akademik Pemeringkat Kredit bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Indonesia. Firdaus, Rachmat. (2014). Manajemen Perkreditan Bank Umum. Bandung: CV Alfabeta. Hafsah, Jafar, Mohammad. (2014). Kemitraan Usaha: Konsepsi dan Strategi Cetakan Kedua. Terarsip di http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/4662D18EBI90431FB4B36C93D5BF8F31/23554/ Buku Kajian Akademik kelayakan pendirian lembaga Pememrin.pdf. (Diakses pada 14 Desember 2012). Kasmir. (2012). Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Misbahuddin dan Hasan, Iqbal. (2013). Metodologi Penelitian Cetakan Kedelapan. Jakarta: PT Pustaka. Muklis, Imam. (2010). Penyaluran Kredit Bank Ditinjau dari Jumlah Dana Pihak Ketiga dan Tingkat Non Performing Loans. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.15 Universitas Negeri Malang. Peningkatan Kapasitas dan Kemitraan Pelaku PNPM Mandiri Provinsi Jawa Barat 2012. Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang pemberian Bantuan Teknis Dalam Rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peraturan Menteri Negara BUMN No. Per-05/NBU/2007 tentang Program Kemitraan dengan Usaha Kecil dan program Bina Lingkungan. Jakarta: PT. Pustaka Sinar Harapan. Siregar, Sofyan. (2014). Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Sugiyono. (2010). Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Umar, Husein. (2013). Metodologi Penelitian Cetakan Keempat. Jakarta: Erlangga. Undang-Undang No 10 Tahun 1998 Mengenai Kredit Perbankan Undang-Undang No 20 Tahun 2008 Mengenai UMKM. Undang-Undang No 9 Tahun 1995 Mengenai Kriteria Usaha Kecil dan Menengah. Wibowo, Singgih et al. (2003). Petunjuk Mendirikan Usaha Kecil Cetakan Keempat Belas. Jakarta: Penebar Swadaya. Widardjono, Agus. (2009). Metodologi Penelitian dan Alat-Alat Analisis Cetakan Kelima. Jakarta: PT Ghalia.
B-300