Riset Ekuitas Laporan Awal
Bank Tabungan Negara Menikmati upswing laba
Pertumbuhan pinjaman di atas rata-rata didorong oleh rumah murah Kami perkirakan pertumbuhan pinjaman BTN secara keseluruhan akan menyentuh rerata 18-20% p.a. beberapa tahun ke depan vs. rerata industri 12-15%. Salah satu penyebab utama adalah kuatnya pertumbuhan rumah murah sebagai bagian dari Program Sejuta Rumah pemerintah. Pemerintah akan bekerja sama dengan pengembang swasta dan BUMN untuk mencapai target membangun 1 juta rumah per tahun. Sekitar 60% dalam bentuk subsidi rumah untuk kalangan pendapatan rendah di bawah program FLPP, di mana pemerintah membiayai dan mensubsidi bunga pinjaman melalui sejumlah bank termasuk BTN, sementara 40% sisanya adalah perumahan komersil. Kami perkirakan BTN akan menjadi penyedia utama KPR untuk kebanyakan rumah baru yang akan dibangun beberapa tahun ke depan. NPL telah menyentuh titik puncak – dorongan tambahan untuk penghasilan Kami yakin paparan lebih lanjut BTN terhadap kredit rumah murah sebagai hasil Program Sejuta Rumah akan menurunkan risiko kredit secara keseluruhan untuk beberapa tahun ke depan. Penyelidikan kami di lapangan yang dilakukan Extreme Team kami menunjukkan proses underwriting yang sangat ketat oleh pejabat KPR, yang seharusnya berarti NPL lebih rendah di masa depan. Sebagai tambahan, BTN telah melewati siklus NPL terburuk dengan NPL absolut memuncak di Rp5.9tn pada 3Q15 (4.5% dari total) dan kemudian menurun stabil ke Rp5.0tn di 2Q16 (3.4% dari total). Kami perkirakan NPL akan terus turun ke 2.4% hingga 2018E dan biaya kredit menyentuh rerata 36bps dari 2017E-18E vs puncak sebesar 70bps dari 2014-15. Kami perkirakan laba bersih BTN akan pulih kuat, menyentuh Rp3.2tn di 2018E, naik dari titik rendah Rp1.1tn tahun2014. Valuasi menarik di angka PBV 2017E 1.0x dengan ROE 15% BTN saat ini diperdagangkan pada PBV 2017E 1.0x, di kisaran perdagangan lebih rendah, yang menurut kami menarik melihat perkiraan ROE yang akan membaik tajam dari angka rendah 9.4% tahun 2014 ke 15.0% di 2017E. Harga target kami Rp2.390 berarti multipel PBV yang wajar di angka 1.3x, yaitu titik tengah kisaran perdagangan BTN. Risiko penting pada rekomendasi fundamental kami termasuk perubahan kebijakan pemerintah pada skema hunian bersubsidi, kenaikan tajam pada bunga pinjaman, dan perlambatan di pasar rumah segmen bawah.
BUY July 27, 2016 Current price Price target Upside
Rp1,900 Rp2,390 +26%
13 October 2016
INDONESIA BANKS Stock Data Bloomberg Ticker BBTN IJ Equity Outs. Share (bn) 10.59 Mkt Cap (USD bn) 1.56 52 Week Range (IDR) 1,085-2,100 6M Avg Val (IDR bn) 35.4 YTD Returns (%) 46.7 Beta (x) 0.8
Share Price Performance Rp 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 Jan-14 Mar-14 May-14 Jul-14 Sep-14 Nov-14 Jan-15 Mar-15 May-15 Jul-15 Sep-15 Nov-15 Jan-16 Mar-16 May-16 Jul-16 Sep-16
Pemimpin pasar di bidang pendanaan kredit perumahan (KPR) Kami membuka laporan BTN dengan rekomendasi BELI dan harga target Rp2.390. BTN adalah pemain terbesar di pendanaan KPR dengan pangsa pasar 30% hingga 2Q16. Bank ini juga pemimpin pasar dan praktis pemain tunggal dalam pendanaan rumah rumah dengan pangsa pasar 97%. BTN saat ini memegang peringkat ke-6 dalam kategori total aset dan penerima keuntungan utama dari Program Sejuta Rumah Jokowi. BTN berencana membiayai 570ribu unit rumah baru tahun 2016, 100ribunya telah dijadikan KPR.
Share Performance (%) Month Absolute 3m 4.4 6m 11.8 12m 71.2
Relative 0.4 1.7 52.0
Key Investment Metrics Net Interest Income (Rp bn) Net Profit (Rp bn) EPS (Rp) EPS Grow th (%) P/E (x) BVPS (Rp) P/BV (x) P/Deposits (x) ROAA (%) ROAE (%) DPS (Rp) Dividend Yield (%)
2012 4,738 1,364 148 17.5 16.1 1,134 2.1 0.3 1.4 15.5 25 1.0
Sumber: Data perusahaan, Sucorinvest
2013 5,668 1,562 148 16.1 1,095 2.2 0.3 1.3 14.3 39 1.6
2014 5,465 1,116 106 (28.4) 22.5 1,160 2.1 0.2 0.8 9.4 45 1.9
2015 6,811 1,851 175 65.1 13.7 1,310 1.8 0.2 1.2 14.2 32 1.3
2016E 7,719 2,420 229 30.7 10.4 1,731 1.4 0.2 1.3 15.0 35 1.5
2017E 8,829 2,901 274 19.9 8.7 1,914 1.2 0.1 1.3 15.0 46 1.9
2018E 9,919 3,281 310 13.1 7.7 2,133 1.1 0.1 1.3 15.3 55 2.3
ERNI M. SIAHAAN (ELLA)
[email protected] +62 21 8067 3133
SHIRLEY SAROINSONG
[email protected] +62 21 8067 3139
BANK TABUNGAN NEGARA 13 October 2016
Menikmati upswing penghasilan Kami membuka laporan BTN dengan rekomendasi BELI dan harga target Rp2.390. BTN adalah pemain terbesar di pendanaan KPR dengan pangsa pasar 30% hingga 2Q16. Bank ini juga pemimpin pasar dan praktis pemain tunggal dalam pendanaan rumah rumah dengan pangsa pasar 97%. BTN mulai mendanai KPR di tahun 1974 ketika pemerintah menunjuk bank ini sebagai badan tunggal penyedia KPR untuk kelas pendapatan menengah ke bawah. Sejak saat itu, BTN telah fokus terutama pada pendanaan perumahan murah dan saat ini menempati peringkat 6 besar sektor tersebut berdasarkan total aset. Berkat target pasar yang terbedakan, BTN juga penerima keuntungan utama dari Program Sejuta Rumah Jokowi yang diluncurkan April 2015. Kami mendiskusikan Program Sejuta Rumah secara mendalam di Laporan Extreme On the Ground. Tahun 2016, BTN berencana membiayai 570ribu unit rumah baru, 100ribu-nya telah dijadikan KPR YTD. BTN telah menetapkan minimum 85% dari portofolio pinjamannya untuk perumahan yang juga menyertakan pinjaman konstruksi, yaitu mendanai pengembang properti. BTN saat ini bekerja sama dengan lebih dari 3.000 pengembang properti di seluruh Indonesia untuk pemberian pinjaman. Fig 1 Target BTN untuk Program Sejuta Rumah
Loan Type
Target Unit
Construction Loan Support in Progress
Mortage Disbursed Unit
Rp tn
Approved prior to 2016 Unit Rp tn
Total Approved in 2016 Unit
Rp tn
Total Unit
Rp tn
Unit
Rp tn
Subsidized Mortgage
430,000
76,062
8.3
128,417
5.4
43,198
1.7
171,615
7.1
247,677
15.4
Non-Subsidized Mortgage
140,000
24,113
6.6
112,743
17.6
16,449
2.4
129,192
20.0
153,305
26.6
Total
570,000
100,175
14.9
241,160
23.0
59,647
4.1
300,807
27.1
400,982
42.1
Sumber: Data perusahaan
Fig 2 Detil pinjaman BTN hingga 2Q16
3%
7%
13%
33%
6%
Subsidized mortgages Non-subsidized mortgages Other housing
Housing Loan (90%)
Construction loan Consumer loan Non Housing Loan (10%) 38%
Commercial loan
Sumber: Data perusahaan
2
BANK TABUNGAN NEGARA 13 October 2016
Fig 3 Peringkat industri perbankan sesuai total aset (hanya bank) Rp tn 871 831
Fig 4 Pangsa pasar KPR hingga 2Q16
as of July 2016 Others 23%
622
BBTN 30%
498 234 189 182 177 153 147 129 95 93 92
BBRI 5% BNGA 7% BMRI 8%
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
BBCA 17%
BBNI 10%
Sumber: OJK, estimasi Sucorinvest
Pertumbuhan pinjaman di atas rata-rata didorong oleh rumah murah Kami perkirakan pertumbuhan pinjaman BTN secara keseluruhan akan menyentuh ratarata 18-20% p.a. untuk beberapa tahun ke depan vs rerata industri 12-15%. Salah satu penyebab utama adalah kuatnya pertumbuhan rumah murah sebagai bagian dari Program Sejuta Rumah pemerintah. Pemerintah akan bekerja sama dengan pengembang swasta dan BUMN untuk mencapai target membangun 1 juta rumah per tahun. Sekitar 60% dalam bentuk subsidi rumah untuk kalangan pendapatan rendah di bawah program FLPP, di mana pemerintah membiayai dan mensubsidi bunga pinjaman melalui sejumlah bank termasuk BTN, sementara 40% sisanya adalah perumahan komersil. Kami perkirakan BTN akan memainkan peranan utama dalam menyediakan KPR untuk kebanyakan rumah baru yang akan dibangun beberapa tahun ke depan. Fig 5 Pertumbuhan pinjaman BTN vs pertumbuhan pinjaman sistem % 47 42 37 32 27 22 17 12 7
System loans growth (YoY)
2018E
2017E
2016E
2015
2014
2013
2012
2011
2010
2009
2008
2007
2006
2005
2
BTN loan growth (YoY)
Sumber: Data perusahaan, Bank Indonesia, estimasi Sucorinvest
Kami mengambil sikap bullish terhadap masa depan perumahan murah karena permintaan terhitung kuat seperti yang terlihat dari penyelidikan kami di lapangan dengan
3
BANK TABUNGAN NEGARA 13 October 2016
pengembang properti (lihat Laporan Extreme On the Ground tentang Program Sejuta Rumah) dan fakta bahwa Indonesia masih memiliki permasalahan kesenjangan penyediaan rumah, dengan sekitar 13.5juta rumah tangga saat ini hidup tanpa hunian yang pantas. Dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara, Indonesia memegang angka kesenjangan penyediaan rumah tertinggi, dan juga penetrasi KPR paling rendah. Estimasi kami, kesenjangan ini baru perlahan teratasi berkat Program Sejuta Rumah Jokowi. Pasokan hunian tambahan seharusnya masuk ke pasar dengan adanya dukungan pemerintah dalam pendanaan melalui program FLPP dan deregulasi isu perizinan. Menurut Paket Kebijakan XIII, pemerintah berencana menurunkan jumlah izin yang diperlukan untuk perumahan murah dari 33 menjadi 11, dan memangkas waktu proses dari 700-900 hari ke hanya 44 hari. Biaya perizinan juga diperkirakan turun sebesar 30%, cukup signifikan melihat biaya perizinan umumnya 20% dari total biaya konstruksi. Fig 6 Permasalahan kesenjangan pasokan rumah, walau ada perbedaan definisi 2015
2016F
2017F
2018F
2019F
2020F
A
Population volume (mn)
255.4
258.0
260.5
263.1
265.8
268.4
B
Population growth (%)
1.0%
1.0%
1.0%
1.0%
1.0%
1.0%
C = A * 67%
Population 15 - 64 volume (mn)
171.9
173.6
175.3
177.1
178.9
180.7
D
Population 15 - 64 growth (%)
1.0%
1.0%
1.0%
1.0%
1.0%
1.0%
E=C*D
Population 15 - 64 addition (mn)
1.7
1.7
1.8
1.8
1.8
1.8
Housing backlogs 2015 – 2020 (mn) F
Housing backlogs (Beginning)
13.5
13.7
13.5
13.4
13.3
13.2
G=E/2 H
Housing additional demand per year
0.9
0.9
0.9
0.9
0.9
0.9
Housing build per year
0.7
1.0
1.0
1.0
1.0
1.0
I=F+G-H
Housing backlogs (Ending)
13.7
13.5
13.4
13.3
13.2
13.1
Source: BPS, Bappenas, UNFPA, estimasi Sucorinvest
Fig 7 Kesenjangan penyediaan rumah di 5 negara ASEAN
Fig 8 Rasio KPR-ke-GDP di 5 negara ASEAN 32.0%
13,500,000
29.0%
4,000,000
3,900,000
9.7%
10.0%
Thailand
Philippines
2.8%
Indonesia
Malaysia
Philippines
Sumber: Data perusahaan, Bank Indonesia
350,000
20,000
Thailand
Singapore
Indonesia
Malaysia
Singapore
Sumber: BLU-FLPP, Kemenpera
Dari target satu juta rumah per tahun, kami perkirakan BTN akan membantu mendanai kebanyakan rumah yang dibangun. Tahun 2016, pihak bank mentargetkan 570ribu unit, 100ribu unit di antaranya telah dikonversi menjadi KPR dan membantu menyumbangkan pertumbuhan YoY 31% di KPR subsidi hingga 2Q16. Kami perkirakan KPR subsidi akan tumbuh 26-33% per tahun untuk beberapa tahun ke depan, 38% dari total portofolio pinjaman BTN, naik 30% dari tahun 2014. Paparan BTN terhadap KPR segmen bawah juga berarti pertumbuhan pinjaman bank tidak terlalu tergantung pada siklus dibanding
4
BANK TABUNGAN NEGARA 13 October 2016
industri, yang berarti tambahan porsi pangsa pasar seiring berjalannya waktu. Perkiraan kami, kedua tren ini akan berlanjut di masa depan dan menegaskan posisi BTN sebagai pemimpin di pasar KPR. Fig 9 Pertumbuhan BTN vs sistem
Fig 10 Tren pangsa pasar KPR BTN
45
% 32
40
30
35
28
YoY %
30
26
25
24
20 15
22
10
20
5
18
-
System Mortgage Growth
BBTN Mortgage Growth
Sumber: Data perusahaan, Bank Indonesia
Sumber: Data perusahaan, Bank Indonesia
Fig 11 BTN subsidized mortgage trend
Fig 12 BTN subsidized mortgage loan disbursement
Rp bn 60,000
% 35
Subsidized Mortgage Outstanding Loan Growth (YoY)
50,000
Jun-16
Dec-15
Mar-16
Jun-15
Sep-15
Dec-14
Mar-15
Jun-14
Sep-14
Dec-13
Mar-14
Jun-13
Sep-13
Dec-12
Mar-13
Jun-12
Sep-12
Dec-11
Mar-12
Jun-11
Sep-11
Mar-11
Jun-16
Mar-16
Dec-15
Jun-15
Sep-15
Mar-15
Dec-14
Jun-14
Sep-14
Mar-14
Dec-13
Jun-13
Sep-13
Mar-13
Dec-12
Jun-12
Sep-12
Mar-12
Dec-11
Jun-11
Sep-11
Mar-11
16
30 25
40,000
20
30,000
15
20,000
Rp bn 20,000 16,000 12,000 8,000
Sumber: Data perusahaan
2016E
2015
2014
2013
2011
1Q16
3Q15
1Q15
3Q14
1Q14
3Q13
1Q13
3Q12
0
1Q12
4,000
3Q11
5
0 1Q11
10,000
2012
10
Sumber: Data perusahaan
Downside dari partisipasi dalam program rumah murah pemerintah adalah bahwa BTN memperoleh NIM yang lebih rendah seiring berjalannya waktu. Di bawah ini, kami sediakan detil skema subsidi saat ini bersama dengan proposal untuk tahun 2017. Seperti yang bisa dilihat, pemerintah berkomitmen menyediakan lebih banyak dana untuk mendukung rumah murah namun spread-nya lebih rendah kira-kira 200bps dibanding KPR tradisional. Kami tidak terlalu khawatir dengan prakiraan NIM lebih rendah ini karena 1) NIM lebih rendah terimbangi oleh pertumbuhan pinjaman yang lebih kuat, dengan pendapatan bunga bersih masih tumbuh di angka belasan tengah, 2) NIM lebih rendah juga diimbangi membaiknya profil risiko kredit, yang akan menurunkan biaya kredit, 3) NIM lebih rendah juga diimbangi intensitas modal lebih rendah, yaitu hanya 20% beban risiko untuk KPR subsidi dibanding 35% untuk KPR tradisional dan 4) NIM lebih rendah juga diimbangi membaiknya efisiensi dari pemrosesan volum pinjaman lebih besar. Walaupun NIM turun, kami tetap memperkirakan BTN akan mencatat pertumbuhan penghasilan yang sehat serta perbaikan ROE berdasarkan kombinasi dari faktor-faktor positif di atas.
5
BANK TABUNGAN NEGARA 13 October 2016
Fig 13 Detil KPR subsidi dan non subsidi BTN Non-subsidized Mortgage
FLPP 2016
SSB 2016
Government budget
-
Rp3.6tn
Rp2.05tn
Rp9.7tn
Funding
100% bank
90% government 10% bank
100% bank
90% government 10% bank
Lending rates
13.0%
5.0%
5% + Interest Subsidy of 12-months BI Rate (currently 6.25%)
5.0%
Cost of funding
Subsidized Mortgage
FLPP 2017 (Expected)
6.18%
1.2%
6.18%
1.1%
Blended CoF as of 1H16 + 1.2% additional cost of gathering fund
Govt: 0.3% interest Bank: 9% blended CoF
Blended CoF as of 1H16 + 1.2% additional cost of gathering fund
Govt: 0.3% interest Bank: 8.5% CoF
5.6%
3.8%
3.8%
3.9%
NIM
Sumber: Data perusahaan, MPWH, estimasi Sucorinvest
Fig 14 NIM dan pertumbuhan pinjaman BTN Loan growth 30% 25%
NIM
28% 23%
23%
20%
20% 15%
Fig 15 Laba bersih dan ROE BTN
5.4% 5.3%
20%
20%
18%
15% 5.3% 4.6%
4.5%
4.3%
0% 2012
2013
6.5%
3.0
2014
15.9%
15.7% 15.0% 15.5% 15.4%
14.6%
12.0% 10.0%
1.5
8.0% 6.0%
1.0
4.5%
0.5
4.0%
0.0
4.0% 1.1
1.4
1.6
1.1
1.9
2.4
Net Profit (Rp bn)
ROE
Fig 16 Rasio biaya pendapatan BTN
Fig 17 Efisiensi karyawan BTN
Rp bn 25
65.1 20
64
62.2
62
2.0%
3.3
0.0%
Sumber: Data perusahaan, estimasi Sucorinvest
66
2.9
2011 2012 2013 2014 2015 2016E 2017E 2018E
NIM
66.7
0.68
0.74
0.78
0.88
0.90
0.94
0.74
15 60.0
59.6
59.9
60
58.5
58.1
58
10 5
56
14
16
16
17
19
20
21
2011
2012
2013
2014
2015
1Q16
2Q16
-
54 2011
2012
2013
2014
2015 2016E 2017E 2018E
Sumber: Data perusahaan, estimasi Sucorinvest
16.0% 14.0%
10.1%
Sumber: Data perusahaan, estimasi Sucorinvest
% 68
ROE 18.0%
2.0
2015 2016E 2017E 2018E
Loan Growth
16.7%
2.5
6.0%
5.0%
4.5%
5%
2011
Rp tn 3.5
5.5% 4.9%
10%
7.0%
Assets per employee (LHS)
Rp bn 1.0 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 -
Revenues per employee (RHS)
Sumber: Data perusahaan
6
BANK TABUNGAN NEGARA 13 October 2016
Fig 18 Analisa Lima C Porter Hambatan masuk: Skala ekonomi (jaringan infrastruktur luas untuk penyaluran KPR, hubungan dekat dengan pihak pengembang)
Sisi pendanaan: Akses lebih mudah untuk pendanaan besar-besaran serta naiknya CASA dari perbankan
Persaingan: Pasar Terbedakan untuk KPR subsidi dan posisi pemimpin di KPR non subsidi
Sisi pinjaman: Adanya kesenjangan besar penyediaan rumah di Indonesia
digital serta dukungan pemerintah Produk Pengganti: Tidak ada Source: Sucorinvest
Fig 19 Analisa SWOT Strengths/ Kekuatan: Franchise yang telah terbukti di segmen hunian kelas bawah Infrastruktur kuat dan jaringan distribusi luas Dukungan kuat dari pemerintah
Weaknesses/ Kelemahan: Marjin lebih rendah karena paparan KPR subsidi
Kesempatan: Basis pelanggan besar untuk membantu mengembangkan CASA Likuiditas tambahan dari tax amnesty dan pulihnya pasar KPR sekunder
Threats/ Ancaman: Kompetisi bunga pinjaman makin intensif terutama di KPR non subsidi
Source: Sucorinvest
NPL telah menyentuh titik puncak – dorongan baru untuk penghasilan Kami yakin paparan BTN yang terus naik terhadap rumah subsidi sebagai hasil Program Sejuta Rumah seharusnya membantu menurunkan risiko kredit secara keseluruhan untuk beberapa tahun ke depan. Penyelidikan kami di lapangan yang dilakukan oleh Extreme Team menunjukkan ketatnya pengawasan pejabat pada proses underwriting, yang seharusnya berarti formasi NPL lebih rendah di masa depan. Sebagai tambahan, BTN telah melewati titik terburuk dari siklus NPLnya dengan NPL absolut menyentuh titik tertinggi di 3Q15 sebesar Rp5.9tn (4.5% dari total NPL) dan turun stabil ke Rp5.0tn di 2Q16 (3.4% dari total NPL). Kesalahan pada underwriting BTN kebanyakan datang dari dua sumber: 1) produk IOBP yang dipasarkan besar-besaran tahun 2008-10, yang berujung pada kenaikan tajam NPL untuk KPR subsidi di tahun 2013-14 ketika pembayaran pokok mulai berjalan dan 2) pemberian pinjaman komersil risiko tinggi. Pinjaman IOBP kini turun ke angka Rp5.6tn atau kurang dari 4% dari total portofolio dengan NPL telah diperhitungkan. Untuk pinjaman komersil, paparan saat ini telah turun ke 7% dari total portofolio, turun dari angka 11% di tahun 2013 tanpa ada pinjaman baru bersih untuk sekitar dua tahun. Kedua
7
BANK TABUNGAN NEGARA 13 October 2016
pinjaman bermasalah ini telah melampaui titik puncak mereka dan hal ini adalah alasan utama tren NPL BTN lebih positif akhir-akhir ini, turun dibanding tren industri yang naik. Kami perkirakan NPL BTN secara keseluruhan akan terus turun ke 2.4% hingga 2018E, dengan biaya kredit menyentuh rata-rata 35bps dari 2017E-18E, turun dari titik puncak 70bps dari 2014-2015. Dengan biaya kredit lebih rendah, kami perkirakan laba bersih BTN akan pulih kuat ke angka Rp3.2tn paling lambat 2018E dari titik rendah Rp1.1tn tahun 2014. Fig 20 Tren NPL BTN vs sistem % 5.50
5.07 4.83
5.00
4.78
4.93
4.83
4.70
4.83 4.77 4.49 4.30
4.50
4.11
4.01
4.00
3.67
3.79 3.59
3.68 3.67
3.42
3.41
3.50 3.00 2.50
2.58 2.56 2.48 2.37 2.43 2.40
2.70 2.76 2.71 2.68 2.66
2.73
2.87 2.83 2.93
3.11 3.05
2.49
2.16
System NPL
Jun-16
May-16
Apr-16
Mar-16
Feb-16
Jan-16
Dec-15
Nov-15
Oct-15
Sep-15
Aug-15
Jul-15
Jun-15
May-15
Apr-15
Mar-15
Feb-15
Jan-15
Dec-14
2.00
BTN NPL
Sumber: OJK, data perusahaan
% 7 6 5 4 3 2
1Q09 2Q09 3Q09 4Q09 1Q10 2Q10 3Q10 4Q10 1Q11 2Q11 3Q11 4Q11 1Q12 2Q12 3Q12 4Q12 1Q13 2Q13 3Q13 4Q13 1Q14 2Q14 3Q14 4Q14 1Q15 2Q15 3Q15 4Q15 1Q16 2Q16
1
NPL Subsidized Mortgage NPL BBTN excl. Subsidized Mortgage Sumber: Data perusahaan
Fig 22 NPL KPR subsidi BTN Rp bn 2,000 1,800 1,600 1,400 1,200 1,000 800 600 400 200 0
% 8 7 6 5 4 3 2 1 1Q09 2Q09 3Q09 4Q09 1Q10 2Q10 3Q10 4Q10 1Q11 2Q11 3Q11 4Q11 1Q12 2Q12 3Q12 4Q12 1Q13 2Q13 3Q13 4Q13 1Q14 2Q14 3Q14 4Q14 1Q15 2Q15 3Q15 4Q15 1Q16 2Q16
Fig 21 Tren NPL BTN
NPL Amount (LHS)
NPL Ratio (RHS)
Sumber: Data perusahaan
8
BANK TABUNGAN NEGARA 13 October 2016
Fig 23 Rasio NPL dan biaya kredit BTN % 4.5 4.0 3.5 3.0 2.5 2.0 1.5 1.0 0.5 -
4.1
4.0
4.0 3.4 3.0
2.7
0.47 0.19
0.29
2011
2012
2013
0.71
0.71
2014
NPL ratio
2.6
0.40
2015
2016E
2.4
0.35
0.32
2017E
2018E
Credit cost as % of loans
Sumber: Data perusahaan
Katalis positif lainnya Biaya pendanaan yang lebih rendah Sejauh ini, BTN bergantung pada pendanaan besar-besaran seperti obligasi, NCD, dan peluncuran sekuritas yang didukung KPR dibanding bank-bank lain, untuk mendanai pertumbuhannya. Dengan turunnya imbal hasil obligasi pemerintah dari 8.0% untuk sepuluh tahun di bulan Maret 2016 ke angka kini 6.8%, ada ruang untuk BTN untuk melakukan refinance sebagian dari pendanaan besar-besarannya pada imbal hasil lebih rendah. Kenyataannya, di Juli 2016, pihak bank telah menerbitkan obligasi Rp3tn dengan tenor 3 dan 5 tahun, kupon masing-masing 8.2% dan 8.75%, turun dari kupon sebelumnya masing-masing 9.6% dan 10.5%. Bulan Desember 2016, obligasi Rp1tn yang akan jatuh tempo dengan kupon 12.75%, juga akan di-refinance dengan bunga lebih rendah. Kami telah memperhitungkan potensi penghematan dari biaya bunga lebih rendah ini ke dalam estimasi kami. Fig 24 Kombinasi pendanaan
6.9
6.1
7.3 0.7
7.7 0.2
5.5 6.7 0.9
5.1 8.2 1.1
5.3 7.4
%
Borrowings
4.0 Bonds Issued
47.0
45.9
44.8
43.2
43.8
Repo
Deposits from other banks
Time deposits 35.7
37.7
39.1
40.9
37.4 CASA
2012
2013
2014
2015
1H16
Sumber: Data perusahaan
9
BANK TABUNGAN NEGARA 13 October 2016
Diversifikasi lebih besar untuk pendanaan wholesale BTN adalah pionir sekuritisasi aset di Indonesia dengan penerbitan Efek Beragun Aset dalam bentuk transaksi Kontrak Investasi Kolektif (KIK EBA) tahun 2009. Bulan September 2016, BTN menerbitkan Efek Beragun Aset dalam bentuk Surat Partisipasi (EBA SP). BTN juga telah menerbitkan sertifikat deposito negotiable (NCD/Negotiable Certificate of Deposits) sebesar Rp1tn bulan Agustus 2016. Dengan lebih banyak instrumen, menurut kami tekanan terhadap pendanaan di masa depan seharusnya berkurang yang dapat membantu BTN menumbuhkan neraca keuangannya pada kecepatan yang lebih tinggi. Saat ini kami memproyeksikan pertumbuhan konservatif 1418% pada total aset BTN dari 2016E-2018E.
Prakiraan Penghasilan Secara keseluruhan, kami perkirakan BTN akan mencatat pemulihan kuat dalam penghasilan dan profitabilitas untuk beberapa tahun ke depan. Kami perkirakan, NIM akan mengalami tren penurunan yang didukung oleh paparan lebih besar terhadap segmen KPR subsidi yang membawa spread lebih rendah. NIM yang lebih rendah akan diimbangi oleh pertumbuhan pinjaman yang lebih kuat, yang menghasilkan pertumbuhan pendapatan bunga bersih di angka belasan menengah. Profil kredit secara keseluruhan untuk BTN seharusnya membaik berkat paparan lebih terhadap KPR dengan risiko lebih rendah, sementara permasalahan yang paling buruk seperti IOBP dan pinjaman komersil risiko tinggi telah ditinggalkan. Kami perkirakan tren NPL lebih rendah akan berlanjut dan bersamaan dengan itu, biaya kredit lebih rendah. Kami perkirakan akan ada perbaikan pada rasio pendapatan dan biaya serta efisiensi secara keseluruhan, melihat adanya volum pinjaman yang lebih kuat. BTN juga seharusnya menikmati tingkat pajak lebih rendah dari 25% ke 20% sebagai hasil free float mereka di angka lebih dari 40%. Imbal hasil aset seharusnya menyentuh rerata 1.3% dari 2016E-2018E, naik dari 0.8% tahun 2014, sementara ROE seharusnya pulih di rerata 15.0%, naik dari titik rendah 9.4% tahun 2014. Harap catat bahwa karena intensitas modal lebih rendah dari KPR subsidi, BTN mampu meningkatkan leverage neraca keuangan dibanding bank-bank pesaingnya, yang berujung pada ROE lebih tinggi.
10
BANK TABUNGAN NEGARA 13 October 2016
Fig 25 Prakiraan penghasilan BTN Rp bn Net interest inc. Other Operating Income Total revenues Opex PPoP Credit cost Pre-tax profit Non-core items - securities gain (loss) - loan recoveries - others Income tax Net profit EPS Core EPS
2013 5,668 515 6,182 3,710 2,472 432 2,040 101 (95) 191 5 579 1,562 148 136
2014 5,465 592 6,056 4,041 2,015 772 1,243 305 116 188 2 433 1,116 106 69
2015 6,811 728 7,540 4,490 3,050 894 2,156 386 167 211 8 691 1,851 175 129
2016E 7,719 794 8,513 5,099 3,414 617 2,797 305 100 200 5 682 2,420 229 194
2017E 8,829 880 9,709 5,681 4,028 634 3,394 325 100 220 5 818 2,901 274 237
2018E 9,919 978 10,897 6,330 4,567 708 3,859 347 100 242 5 925 3,281 310 270
y-o-y growth Net interest inc. Fee income Total revenues Opex PPoP Credit cost Pre-tax profit Non-core items Income tax Net profit EPS Core EPS
20% 20% 20% 15% 27% 102% 17% -19% 16% 15% 0% 2%
-4% 15% -2% 9% -18% 79% -39% 201% -25% -29% -28% -49%
25% 23% 24% 11% 51% 16% 73% 27% 60% 66% 65% 87%
13% 9% 13% 14% 12% -31% 30% -21% -1% 31% 31% 51%
14% 11% 14% 11% 18% 3% 21% 7% 20% 20% 20% 22%
12% 11% 12% 11% 13% 12% 14% 7% 13% 13% 13% 14%
Rp bn Total deposits Demand Savings Time Loans NPL Loan loss reserves Total assets Risk weighted assets Shareholders equity
2013 96,208 19,116 24,238 52,854 100,467 4,066 (1,137) 131,170 57,749 11,557
2014 106,471 23,423 26,168 56,880 115,916 4,651 (1,577) 144,576 66,251 12,206
2015 127,709 31,368 30,758 65,583 138,956 4,753 (2,051) 171,808 70,474 13,860
2016E 152,627 41,406 33,833 77,387 166,621 4,970 (2,213) 206,166 96,745 18,308
2017E 177,592 49,688 38,908 88,996 200,163 5,294 (2,363) 239,156 115,390 20,244
2018E 202,265 59,625 44,745 97,895 236,954 5,743 (2,545) 277,523 135,821 22,564
y-o-y growth Total deposits Demand Savings Time Loans NPL Loan loss reserves Total assets Risk weighted assets Shareholders equity
19% 44% 13% 15% 23% 22% 16% 17% 24% 12%
11% 23% 8% 8% 15% 14% 39% 10% 15% 6%
20% 34% 18% 15% 20% 2% 30% 19% 6% 14%
20% 32% 10% 18% 20% 5% 8% 20% 37% 32%
16% 20% 15% 15% 20% 7% 7% 16% 19% 11%
14% 20% 15% 10% 18% 8% 8% 16% 18% 11%
Sumber: Data perusahaan, estimasi Sucorinvest
11
BANK TABUNGAN NEGARA 13 October 2016
Fig 26 Rasio penting BTN % Asset yield Cost of funds NIM Cost-to-income Credit cost Tax rate LFR Gross NPL LLR to total loans LLR to NPL Tier-1 Capital CAR ROA ROE Core ROA Core ROE
2013 10.2 4.8 5.3 60.0 0.4 27.0 87.3 4.0 1.1 28.0 14.9 15.6 1.3 14.3 1.2 13.6
2014 10.6 6.1 4.5 66.7 0.6 27.9 100.1 4.0 1.4 33.9 14.1 14.6 0.8 9.4 0.6 7.5
2015 10.7 5.9 4.9 59.6 0.6 27.2 98.8 3.4 1.5 43.1 14.9 17.0 1.2 14.2 1.0 12.0
2016E 10.1 5.4 4.6 59.9 0.4 22.0 103.5 3.0 1.3 44.5 19.5 24.3 1.3 15.0 1.2 13.6
2017E 9.7 5.1 4.5 58.5 0.3 22.0 106.7 2.6 1.2 44.6 17.9 22.2 1.3 15.0 1.2 13.7
2018E 9.4 5.1 4.3 58.1 0.3 22.0 110.6 2.4 1.1 44.3 16.9 20.7 1.3 15.3 1.2 14.1
Sumber: Data perusahaan, estimasi Sucorinvest
12
BANK TABUNGAN NEGARA 13 October 2016
Valuasi menarik di angka PBV 2017E 1.0x dengan ROE 15% BTN saat ini diperdagangkan pada PBV 2017E 1.0x, di titik bawah kisaran perdagangan, yang menurut kami menarik, melihat prakiraan adanya kenaikan tajam pada ROE dari titik rendah 9.4% tahun 2014 ke 15.0% di 2017E. Harga target kami sebesar Rp2.390 berarti multipel PBV yang wajar di angka 1.3x, yaitu titik tengah kisaran pedagangan BTN. Menurut kami, PBV kami yang wajar terhitung konservatif, melihat BTN sebelum ini diperdagangkan setinggi PBV 1.8x ketika ROE ada di angka17%. Risiko penting terhadap rekomendasi fundamental kami mencakup perubahan kebijakan pemerintah pada skema hunian bersubsidi, kenaikan tajam pada bunga pinjaman, dan perlambatan di pasar rumah segmen bawah. Skema FLPP untuk 2017 masih didiskusikan dan ada risiko pemerintah akan mengubah komposisi pembiayaan atau tingkat suku bunga, dua hal yang bisa menyebabkan spread yang lebih rendah untuk BTN. Dalam perspektif lebih, komitmen pemerintah terhadap rumah murah datang dari sembilan prioritas Jokowi yang mencakup perumahan murah. Perubahan yang mungkin dilakukan pemerintah bisa menyebabkan komitmen lebih rendah terhadap sektor rumah murah, yang akan berpengaruh negatif terhadap BTN. Karena kebanyakan portofolio pinjaman BTN bersifat jangka panjang, BTN juga memiliki mismatch tingkat suku bunga yang lebih besar dibanding bank-bank lain. Kebanyakan pendanaan BTN saat ini bersifat jangka pendek. Kenaikan yang terjadi pada suku bunga akan berujung pada kompresi NIM lebih besar dibanding pesaingnya. Estimasi kami, setiap 5bps perubahan pada NIM, laba bersih BTN akan mengalami perubahan +/-4%. Yang terakhir, perlambatan apapun pada sektor perumahan secara keseluruhan akan mempengaruhi pertumbuhan pinjaman dan kualitas kredit BTN walaupun seperti yang telah kami tunjukkan di atas, besaran imbas ini kemungkinan tidak sebesar imbas pada industri melihat fokusnya ada pada segmen rumah murah yang lebih defensif. Fig 27 PBV forward BTN x2.0 1.8 1.6 1.4 1.2 1.0 0.8 0.6 Jan-11 Mar-11 May-11 Jul-11 Sep-11 Nov-11 Jan-12 Mar-12 May-12 Jul-12 Sep-12 Nov-12 Jan-13 Mar-13 May-13 Jul-13 Sep-13 Nov-13 Jan-14 Mar-14 May-14 Jul-14 Sep-14 Nov-14 Jan-15 Mar-15 May-15 Jul-15 Sep-15 Nov-15 Jan-16 Mar-16 May-16 Jul-16 Sep-16
0.4
Sumber: Estimasi Sucorinvest
13
BANK TABUNGAN NEGARA 13 October 2016
Fig 28 Perbandingan PBV vs ROE PBV (x) 4.0 3.5 BBCA
3.0 2.5 2.0
BBRI BMRI
1.5
BDMN BBNI
BNGA
1.0
BTPN BBTN
0.5
PNBN
(0.5) -
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0 ROE (%)
Sumber: Bloomberg
Fig 29 Komparabel Valuasi Perbankan
Current 3mo avg. Market Cap. Trading (USD mn) (USD mn) BBCA IJ 29,529 25.8 BBRI IJ 22,900 24.0 BMRI IJ 19,987 23.4 BBNI IJ 7,770 12.3 BDMN IJ 2,957 0.9 BBTN IJ* 1,560 3.2 PNBN IJ 1,494 0.6 BNGA IJ 1,734 1.7 BTPN IJ 1,182 0.1 *) Sucori nves t es ti ma tes Ticker
PE 2016E
PE 2017E
PBV 2016E
PBV 2017E
ROE 2016E
ROE 2017E
19.5 12.7 14.8 11.2 10.7 10.4 12.8 18.3 9.0
17.5 11.2 11.8 9.2 9.4 8.7 11.0 13.9 7.8
3.6 2.3 1.8 1.4 0.9 1.4 0.9 0.9 1.0
3.1 2.0 1.6 1.3 0.9 1.2 0.9 0.8 0.9
19.8 20.2 13.3 13.0 9.1 15.0 8.3 5.1 12.4
18.8 19.8 20.8 21.8 22.8 15.0 27.8 28.8 30.8
Div. Yield 2016E 1.1 2.4 2.0 2.2 2.6 1.5 N/A N/A N/A
Div. Yield 2017E 1.3 2.5 2.3 2.8 3.2 1.9 N/A N/A N/A
Sumber: Bloomberg, estimasi Sucorinvest
14
BANK TABUNGAN NEGARA 13 October 2016
Fig 30 Data finansial Balance Sheet (Rpbn) As at 31 Dec Assets Cash on hand Deposits at BI Placements Mkt. securities Govt. bonds Net Loans Fixed assets Other Total Assets Liabilities Customer deposits Borrowings Other liabilities Total liabilities Equity Minority interest Total liabilities & Equity Income Statement (Rpbn) Year to 31 Dec Avg. Earning Assets Net interest Margin Net Interest Income Fees and commissions Other income Total net revenue Total Provisions Total Noninterest Expense Pretax income (loss) Income tax expense (benefit) Minorities Net Profit Avg. Fully Diluted Shares EPS Core EPS DPS (Rp) Div Payout Ratio
2012
2013
2014
2015
2016E
2017E
2018E
695 17,892 872 1,014 7,469 80,430 1,583 1,632 111,748
924 14,693 5 4,202 8,385 99,330 1,523 2,108 131,170
920 10,868 0 5,437 8,238 114,339 1,488 2,191 144,576
1,181 18,516 310 1,808 8,231 136,905 1,553 3,102 171,808
1,412 23,130 310 1,808 7,078 164,408 4,716 3,102 206,166
1,643 23,278 310 1,808 6,156 197,801 4,858 3,102 239,156
1,871 25,400 310 1,808 5,419 234,409 5,004 3,102 277,523
80,668 16,209 3,886 101,470 10,279 0 111,748
96,208 18,562 4,568 119,613 11,557 0 131,170
106,471 19,336 5,384 132,370 12,206 0 144,576
127,709 22,354 6,164 157,947 13,860 0 171,808
152,627 26,067 6,164 187,858 18,308 0 206,166
177,592 31,857 6,164 218,912 20,244 0 239,156
202,265 42,901 6,164 254,959 22,564 0 277,523
2012 88,920 5.3% 4,738 355 205 5,298 214 3,214 1,863
2013 106,011 5.3% 5,668 378 232 6,279 432 3,710 2,141
2014 120,678 4.5% 5,465 469 426 6,359 772 4,041 1,548
2015 139,906 4.9% 6,811 534 573 7,917 894 4,490 2,542
2016E 166,665 4.6% 7,719 614 480 8,813 617 5,099 3,102
2017E 196,197 4.5% 8,829 700 500 10,029 634 5,681 3,719
2018E 229,147 4.3% 9,919 798 522 11,239 708 6,330 4,206
499 0 1,364 9.068 148 133 25 20%
579 0 1,562 10.555 148 136 39 30%
433 0 1,116 10.524 106 69 45 30%
691 0 1,851 10.577 175 129 32 30%
682 0 2,420 10.577 229 194 35 20%
818 0 2,901 10.577 274 237 46 20%
925 0 3,281 10.577 310 270 55 20%
Sumber: Data perusahaan, estimasi Sucorinvest
15
BANK TABUNGAN NEGARA 13 October 2016
Fig 31 Data finansial
Key Assum ptions (Percent) Year ending 31 Dec Loans grow th Deposits grow th Loans/Deposit Ratio NPL/Total Loans Loan Loss Reserve/NPLs Equity/Assets Equity/RWAs Tier-1 Capital Ratio Total Capital Ratio
Key Ratios (Percent) Year to 31 Dec ROAA ROAE Fee Income/Total Income Non-Int. Inc./Total Income Cost Income Ratio Asset yield Cost of funds Spread
2012 28.1 30.2 100.9 4.1 29.5 8.8 22.1 17.0 17.7
2013 23.4 19.3 104.4 4.0 28.0 9.0 20.0 14.9 15.6
2014 15.4 10.7 108.9 4.0 33.9 8.6 18.4 14.1 14.6
2015 19.9 19.9 108.8 3.4 43.1 8.2 19.7 14.9 17.0
2016E 19.9 19.5 109.2 3.0 44.5 8.5 20.7 19.5 24.3
2017E 20.1 16.4 112.7 2.6 44.6 8.7 19.4 17.9 22.2
2018E 18.4 13.9 117.2 2.4 44.3 8.3 18.5 16.9 20.7
2012 1.4 15.5 6.7 10.6 62.2 9.9 4.6 5.3
2013 1.3 14.3 6.0 9.7 60.0 10.2 4.8 5.4
2014 0.8 9.4 7.4 14.1 66.7 10.6 6.1 4.5
2015 1.2 14.2 6.7 14.0 59.6 10.7 5.9 4.8
2016E 1.3 15.0 7.0 12.4 59.9 10.1 5.4 4.6
2017E 1.3 15.0 7.0 12.0 58.5 9.7 5.1 4.5
2018E 1.3 15.3 7.1 11.7 58.1 9.4 5.1 4.4
Sumber: Data perusahaan, estimasi Sucorinvest
16
BANK TABUNGAN NEGARA 13 October 2016
Appendix: Profil Perusahaan Bank Tabungan Negara (BTN) telah menjadi pionir pinjaman kredit kepemilikan rumah (KPR) Indonesia sejak tahun 1976. Visi bank adalah "Menjadi bank pemimpin di bidang pendanaan perumahan". Bank didirikan tahun 1897 dengan nama "Postspaarbank" di bawah pemerintah Belanda. Tahun 1950, mereka mengganti nama menjadi Bank Tabungan Pos (UU Darurat No. 9 tahun 1950, tanggal 9 Februari 1950), dan berganti lagi menjadi Bank Tabungan Negara/BTN tahun 1963. Tahun 1968, BTN dijadikan bank milik negara, beroperasi sebagai bank komersil tahun 1974 dan mulai menerbitkan obligasi. Tahun 1974, BTN diwajibkan negara untuk menyediakan KPR berdasarkan Dekrit Menteri Keuangan No. B-49/MK/IV/1974, tanggal 29 Januari 1974 (KPR perdana disalurkan 10 Desember 1976). Tahun 2009, BTN mencatat sejarah sebagai bank pertama yang mendaftarkan transaksi Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset di Bursa Efek Indonesia. Di tahun yang sama, BTN menerbitkan 2.360.075.000 lembar saham, yaitu 27.08% dari total kepemilikan BTN, dan merupakan terbitan IPO terbesar tahun 2009 dengan total dana Rp1.88tn. BTN juga didukung sejumlah besar lembaga dalam Program Sejuta Rumah: BPJS Ketenagakerjaan, Bapertarum, dan pemerintah daerah. Banyak dari lembaga-lembaga tersebut menyediakan subsidi tambahan untuk anggota mereka, seperti Bantuan Uang Muka dari Bapertarum untuk anggota TNI dan Polri. Dua kali setahun, BTN menyelenggarakan Indonesia Property Expo, di antara sejumlah expo kecil lainnya di berbagai wilayah, untuk mengumpulkan calon peminjam untuk pembelian rumah murah maupun calon pembeli rumah kelas menengah atas. Expo terakhir dilangsungkan tanggal 13-21 Agustus 2016 dan BTN sukses menyalurkan KPR Rp5.3tn dari target Rp4tn, seperti yang telah selalu mereka lakukan di seri-seri expo sebelumnya. Hasil expo BTN ini menunjukkan bahwa permintaan perumahan memang selalu tinggi, serta besarnya jumlah pemasok hunian yang bisa dikumpulkan di satu tempat. Expo terakhir diikuti 300 pihak pengembang dan 710 proyek properti; harga hunian yang ditawarkan mulai dari Rp130juta per rumah hingga Rp2bn per rumah.
17
BANK TABUNGAN NEGARA 13 October 2016
Fig 32 Iklan BTN Indonesia Property Expo 2016
Source: Various
Fig 33 Kerumunan pengunjung BTN Indonesia Property Expo, Februari 2016
Sumber: rumah123.com
18
BANK TABUNGAN NEGARA 13 October 2016
Tim Manajemen Dewan Komisaris I Wayan Agus Mertayasa, Presiden Komisaris/Independen sejak 7 Januari 2016. Sebelumnya menjabat sebagai General Manager Bank Bumi Daya Los Angeles Agency (USA) (1991-1992), Chief Executive Bumi Daya Finance Hongkong (1992-1993), General Manager Bank Bumi Daya New York (1993-1994), Direktur Bank Pembangunan Indonesia (1994-1999), EVP /& Direktur PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (1999-2005), Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (2005-2010), Chairman Non Executive Director, Bank Mandiri (Europe) Limited, London UK (2010-2015). Kamaruddin Sjam, Komisaris Independen, Sebelumnya menjabat Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat dan Direktur Pengawasan Instansi di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Pak Sjam mengikuti sejumlah program pelatihan diantaranya Sekolah Pimpinan Administrasi Tingkat Tinggi (SPATI) oleh BPKP dan LAN pada tahun 2002; Program Studi Banding di Ghuangchou dan Shenchen, China pada tahun 2002; dan Short Term Training Programme on Auditing Objectives and Methods Applied to Public Sector (Performance Audit) di Marseille, Perancis pada tahun 1999. Arie Coerniadi, Komisaris Independen sejak 24 Maret 2015, sebelumnya menjabat Vice President di NISP Sekuritas, Group Head Vice President di Badan Penyehatan Perbankan Nasional, dan Vice President di Kustodian Sentral Efek Indonesia. Saat ini, beliau juga menjabat sebagai Chief Finance Officer di Sarana Global Indonesia sejak tahun 2011. Lucky Fathul Aziz H*, Independent Commissioner sejak 24 Maret 2015, sebelumnya menjabat Deputi Komisioner Manajemen Strategis 1B di OJK, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VI di Bandung (2010-2012), dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia New York (2007-2010). Saat ini beliau juga menjabat sebagai Direktur Utama Dana Pensiun OJK (sejak 2015). Fajar Harry Sampurno, Komisaris sejak 2 September 2015, setelah mendapatkan surat keterangan efektif dari OJK tanggal 7 Desember 2015. Saat ini menjabat sebagai Wakil bidang Pertambangan, Industri Strategis dan Media untuk Kementerian BUMN, Indonesia. Sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama PT Dahana (Persero) dan PT Industri Kapal Indonesia (Persero). Sumiyati, Komisaris sejak 2 September 2015, setelah mendapatkan surat keterangan efektif dari OJK tanggal 22 Februari 2016. Sebelum ini menjabat sebagai Kepala Biro Perencanaan Keuangan, Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan, dan saat ini menjabat Komisaris PT Jiwasraya (Persero) dan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK), Kementerian Keuangan, Indonesia. Maurin Sitorus, Komisaris sejak 7 Januari 2016, setelah mendapatkan surat keterangan efektif dari OJK tanggal 6 Juni 2016. Sekretaris Ditjen Pengelolaan Utang, Ditjen Pengelolaan Utang, Kementerian Keuangan RI pada tahun 2014, dan Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bengkulu, Ditjen Perbendaharaan, Kementerian Keuangan RI. Saat ini menjabat sebagai Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum. Iman Sugema, Commisioner*
19
BANK TABUNGAN NEGARA 13 October 2016
Dewan Direktur Maryono, Direktur Utama sejak 28 Desember 2012. Sebelumnya ia menjabat Direktur Utama Bank Mutiara mulai November 2008 sampai dengan Desember 2012, Komisaris Utama di PT Mandiri Manajemen Investasi serta pernah menjabat sebagai Group Head Jakarta Network Group di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Saat ini beliau juga menjabat sebagai presiden regional WSBI (World Saving Bank Institute) Kawasan Asia Pasifik. Beliau memiliki pengalaman luas di bidang perbankan sejak 1982 di Bank Pembangunan Indonesia hingga 1999. Mansyur Syamsuri Nasution, Direktur sejak 28 Desember 2012. Sebelumnya menjabat sebagai EVP Coordinator-Consumer Finance, Bank Mandiri, dan sebagai kepala sejumlah Group di Bank Mandiri 2005-2008. Beliau memiliki pengalaman berkarir di bidang perbankan sejak tahun 1983 di Bank Bumi Daya sampai dengan tahun 1997. Iman Nugroho Soeko, Direktur sejak 25 Februari 2014. Sebelumnya menjabat sebagai Senior Recovery Mgr. Asset Mgmt. & Disposal Dept., Group Head IBCMS Group Bank Mandiri dan Chief Executive Bank Mandiri (Europe) Ltd. (BMEL). Adi Setianto, Direktur sejak 19 Maret 2015. Sebelumnya menjabat Direktur Jaringan & Layanan serta Direktur Treasury & Financial Institution di PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Beliau memiliki pengalaman berkarir di bidang perbankan sejak tahun 1993. Sulis Usdoko, Direktur sejak 24 Maret 2015. Telah bekerja di BTN sejak 1986, dan sebelumnya menjabat Kepala Divisi Retail Funding & Services. Beliau menjalani pelatihan di sejumlah lembaga seperti Asia Regional Group Meeting oleh WSBI, Hanoi, Vietnam tahun 2014 dan Effective Leadership Through Social Intelligence oleh Stefan Ciesielski Jakarta Post pada tahun 2013. Oni Febriarto Rahardjo, Direktur sejak 24 Maret 2015. Sebelumnya menjabat Kepala Divisi Pinjaman Kecil dan Mikro. Telah bekerja untk BTN (Persero) Tbk sejak 1997. Handayani, Direktur sejak 12 April 2016. Sebelumnya menjabat the Director of Commercial of PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (2014-2016), Director of Marketing & Alternate Distribution, PT AXA Mandiri Financial Services (2013-2014), and Senior VP of Group Head, Consumer Cards Groups, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (2014-2013). Catur Budi Harto, Direktur sejak 12 April 2016. Sebelumnya menjabat sebagai Senior Executive Vice President Jaringan dan Layanan Bank BRI (2015 – 2016), Kepala Divisi Mass Banking (2014), Pemimpin Wilayah, Kantor Wilayah Banjarmasin, Bank BRI (2013).
*) akan efektif setelah mendapatkan persetujuan dari OJK berdasarkan hasil Uji Kelayakan dan Kepatutan serta mematuhi sejumlah peraturan yang berlaku..
20
BANK TABUNGAN NEGARA 13 October 2016
Sucorinvest rating definition, analysts certification, and important disclosure
Ratings for Sectors Overweight Neutral Underweight
: We expect the industry to perform better than the primary market index (JCI) over the next 12 months. : We expect the industry to perform in line with the primary market index (JCI) over the next 12 months. : We expect the industry to underperform the primary market index (JCI) over the next 12 months
Ratings for Stocks Buy Hold Sell
: We expect this stock to give return (excluding dividend) of above 10% over the next 12 months. : We expect this stock to give return of between -10% and 10% over the next 12 months. : We expect this stock to give return of -10% or lower over the next 12 months
Analyst Certification The research analyst(s) primarily responsible for the preparation of this research report hereby certify that all of the views expressed in this research report accurately reflect their personal views about any and all of the subject securities or issuers. The research analyst(s) also certify that no part of their compensation was, is, or will be, directly or indirectly, related to the specific recommendations or views expressed in this research report.
Disclaimers This document has been prepared for general circulation based on information obtained from sources believed to be reliable but we do not make any representations as to its accuracy or completeness. PT Sucorinvest Central Gani accepts no liability whatsoever for any direct or consequential loss arising from any use of this document or any solicitations of an offer to buy or sell any securities. PT Sucorinvest Central Gani and its directors, officials and/or employees may have positions in, and may affect transactions in securities mentioned herein from time to time in the open market or otherwise, and may receive brokerage fees or act as principal or agent in dealings with respect to these companies. PT Sucorinvest Central Gani may also seek investment banking business with companies covered in its research reports. As a result investors should be aware that the firm may have a conflict of interest that could affect the objectivity of this report. Investors should consider this report as only a single factor in making their investment decision.
21
BANK TABUNGAN NEGARA 13 October 2016
Sales Office & Research PT. Sucorinvest Central Gani HEAD OFFICE PT. Sucorinvest Central Gani Sahid Sudirman Center, 12th Floor Jl. Jend Sudirman Kav. 86 Jakarta 10220 – Indonesia Ph : (+62-21) 8067 3000 Fax : (+62-21) 2788 9288 JAKARTA Ruko Inkopal Block A No. 23 A Jl. Boulevard Barat Raya Jakarta Utara 14240 Ph: (+62-21) 4585 9114 Fax: (+62-21) 4585 9227 Kiosk Mall Ambassador Lantai Dasar Blok H No.3A Jl. Professor Doktor Satrio Jakarta Selatan 12940 GALERI INVESTASI Universitas Tarumanagara Fakultas Ekonomi Lab. Pasar Modal Ged. A Lt. 7 Jl. Tanjung Duren Raya No.1 Jakarta Barat 11470
TANGERANG GALERI INVESTASI Swiss German University EduTown BSD City Fakultas Business Administration & Humanity Tangerang 15339
MALANG Jl. Jaksa Agung Suprapto No.40 Kav. B4, Malang 68416 Ph: (+62-341) 346 900 Fax: (+62-341) 346 928 SURABAYA Jl. Trunojoyo no.67 Surabaya 60264 Ph: (+62-31) 563 3720 Fax: (+62-31) 563 3710 Jl. Slamet no. 37 Surabaya 60272 Ph : (+62-31) 547 9252 Fax : (+62-31) 547 0598 Ruko Pakuwon Town Square AA2-50 Jl. Kejawen Putih Mutiara, Surabaya 60112 Ph: (+62-31) 5825 3448 Fax: (+62-31) 5825 3449 GALERI INVESTASI Universitas Negeri Surabaya PIC : Wahyudi Maksum Kampus ketintang Gedung bisnis centre fakultas ekonomi Jl. Ketintang, Surabaya 60231 Ph: (+62-31) 8297123
BANDUNG JL.Hegarmanah No.57 Bandung 40141 Ph: (+62-22)-203 3065 Fax: (+62-22) 203 2809
Research 1. Stanley Liong 2. Alexander Budiman 3. Erni Marsella Siahaan 4. Sharon Anastasia Tjahjadi 5. Felicia Putri Tjiasaka 6. Sandy Ham 7. Putri Kinanty Siregar 8. Shirley Saroinsong
Email Senior equity analyst Equity analyst Equity analyst Equity analyst On-the-ground analyst On-the-ground analyst Economist Editor & translator
[email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected] [email protected]
22