RENCANA STRATEGIS KBRI BEIRUT 2015 - 2019
KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA BEIRUT – LEBANON 2015
SURAT KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA BEIRUT NOMOR: KEP/00404/RO/05/2015/DB TENTANG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KBRI BEIRUT TAHUN 2015 - 2019 KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
:
a. bahwa rencana strategis penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri pada periode 20152019 merupakan dokumen perencanaan jangka menengah KBRI Beirut yang telah menetapkan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, arah kebijakan, strategi dan program; b. bahwa Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah mengamanatkan setiap Kementerian/ Lembaga menyusun Rencana Strategi sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN); c. bahwa untuk menindaklanjuti hal tersebut, KBRI Beirut telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) KBRI Beirut tahun 2015-2019; d. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a,b dan c, perlu menetapkan Keputusan Kepala Perwakilan Republik Indonesia untuk Republik Lebanon tentang Rencana Strategis (Renstra) KBRI Beirut tahun 2015-2019.
Mengingat
:
1. Undang-undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3882); 2. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 185, Tambahan Lembaran Negara 4012); 3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara 4286);
RENSTRA KBRI BEIRUT
|1
4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara 4355); 5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara 4421); 6. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 20052025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara 4700); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara 4405); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara 4614); 9. Keputusan Presiden Nomor 108 Tahun 2003 tentang Organisasi Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri; 10. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 11. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara; 12. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 20152019; 13. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; 14. Peraturan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Luar Negeri; 15. Peraturan Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional/ BAPPENAS Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategi Kementerian/ Lembaga (Renstra K/L) 2015-2019; 16. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; 17. Keputusan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Nomor 01/B/RO/IV/2015/01 tentang Rencana Strategis (Renstras) Kementerian Luar Negeri Tahun 2015-2019 MEMUTUSKAN Menetapkan
:
KEPUTUSAN KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA UNTUK REPUBLIK LEBANON TENTANG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KBRI BEIRUT TAHUN 2015-2019
RENSTRA KBRI BEIRUT
|2
Kesatu
:
Kedua
:
Ketiga
:
Keempat
:
Menetapkan Rencana Strategis (Renstra) KBRI Beirut tahun 20152019 sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan ini Renstra KBRI Beirut 2015-2019 disusun sebagai acuan bagi : a. Penyusunan Rencana Kerja KBRI Beirut; b. Koordinasi Perencanaan Kegiatan KBRI Beirut; dan c. Pengendalian Kegiatan KBRI Beirut Memerintahkan kepada seluruh fungsi dan unsur pendukung di lingkungan KBRI Beirut untuk : a. Menjabarkan lebih lanjut Renstra KBRI Beirut 2015-2019 dalam rencana kegiatan KBRI Beirut setiap tahunnya; b. Melakukan monitoring dan evaluasi atas pencapaian kinerja yang tercantum dalam Rencana Strategis sekurangkurangnya pada setiap triwulan. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan seperlunya Ditetapkan di Pada tanggal
15
Beirut Mei 2015
KEPALA PERWAKILAN RI
Achmad Chozin Chumaidy Duta Besar LB & BP Tembusan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Yth. Menteri Luar Negeri ; Yth. Wakil Menteri Luar Negeri; Yth. Sekretaris Jenderal, Kementerian Luar Negeri; Yth. Staf Ahli Menteri bidang Manajemen, Kementerian Luar Negeri; Yth. Kepala Biro Perencanaan dan Organisasi, Kementerian Luar Negeri; Yth. Kepala Biro Keuangan, Kementerian Luar Negeri Yth. Seluruh Diplomat pada KBRI Beirut Arsip
RENSTRA KBRI BEIRUT
|3
KATA PENGANTAR Sejalan dengan komitmen penegakan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik (good governance) yang terus dilakukan oleh Pemerintah RI, maka diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja dan realisasi anggaran yang tepat, transparan, jelas, terukur, dan akuntabel. Dalam kaitannya dengan tugas dan fungsi Perwakilan RI di luar negeri, hal ini dimaksudkan agar penyelenggaraan politik luar negeri dan hubungan luar negeri yang menjadi misi pokok perwakilan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab. Dokumen Rencana Strategis (Renstra) KBRI Beirut tahun 2015-2019 ini merupakan dokumen kegiatan dan indikator kinerja yang akan dilakukan KBRI Beirut selama periode 2015 2019. Dokumen ini memuat tujuan, visi, misi dan sasaran strategis KBRI Beirut sebagai ramburambu pelaksanaan kegiatan KBRI juga dimuat uraian rencana kegiatan yang akan dilakukan selama 2015 - 2019 berikut rencana anggaran yang dibutuhkan untuk melaksanakannya. Berdasarkan Pedoman dan template yang telah disampaikan Kementerian Luar Negeri, KBRI Beirut menyusun dokumen Renstra yang mempresentasikan nilai kuantitatif dan alokasi anggaran yang dikaitkan dengan setiap indikator kinerja dan merupakan proses pengukuran keberhasilan KBRI Beirut pada periode yang ditetapkan. Akhirnya, penetapan Rencana Strategis ini adalah bentuk komitmen penuh KBRI Beirut untuk dapat mencapai kinerja yang akuntabel, terukur dan berdasarkan anggaran yang dialokasikan dalam rangka melaksanakan dan memenuhi misi Perwakilan Republik Indonesia di Lebanon.
Beirut, 15 Mei 2015 Kepala Perwakilan RI
Achmad Chozin Chumaidy Dubes LBBP
RENSTRA KBRI BEIRUT
|4
DAFTAR ISI SK KEPALA PERWAKILAN…………………………………………………………………………………………2 KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………3 BAB IKONDISI UMUM DAN ANALISIS SWOT KBRI BEIRUT...................................................................... 6 I.1
KONDISI UMUM ........................................................................................................................... 6
I.2
ANALISIS SWOT .......................................................................................................................... 8
BAB II VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGIS KBRI BEIRUT ........................................................ 12 II.1
VISI .......................................................................................................................................... 12
II.2
MISI ......................................................................................................................................... 12
II.3
TUJUAN .................................................................................................................................. 13
II.4
SASARAN STRATEGIS .......................................................................................................... 14
LAMPIRAN I: MATRIKS ARAH KEBIJAKANDAN STRATEGI ................................................................... 17 LAMPIRAN II: MATRIKS TARGET KINERJA ............................................................................................. 19
RENSTRA KBRI BEIRUT
|5
BAB I KONDISI UMUM DAN ANALISIS SWOT KBRI BEIRUT I.1
Kondisi Umum
Pelaksanaan tugas dan fungsi KBRI Beirut selama kurun waktu 2010 – 2014 yang lalu, mengacu pada Program Peningkatan Kapasitas Politik Luar Negeri dan Optimalisasi Diplomasi Indonesia dan Program Peningkatan Kerjasama Internasional serta agenda pembangunan nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014. Berpedomankan pada dokumen AKIP dari level Kementerian (Renstra Kemlu 2015 - 2019) KBRI Beirut menyusun dokumen Renstra 2015 – 2019 ini. Capaian KBRI Beirut selama periode tersebut dilaksanakan melalui berbagai tindak prioritas bidang politik luar negeri RI dan juga program-program kerja lainnya dalam konteks untuk makin memajukan hubungan bilateral Indonesia - Lebanon. Berbagai kegiatan yang dilakukan ditujukan untuk mewakili Pemerintah RI dalam melaksanakan hubungan diplomatik dan konsuler serta melindungi kepentingan Negara dan Warga Negara Republik Indonesia di Lebanon. Pada tataran praktis, selama periode tersebut KBRI Beirut telah berhasil memperkokoh hubungan bilateral Indonesia – Lebanon dengan ditandai saling kunjung delegasi pemerintah, militer, pelaku bisnis serta tokoh-tokoh agama antara kedua Negara. Citra Indonesia yang menitikberatkan pada keberhasilan nasional untuk meramu dan menjaga persatuan dalam keanekaragaman agama dan budaya dengan didukung stabilitas politik dan keamanan yang terjaga membuat Indonesia memiliki daya tarik khusus bagi Lebanon yang masih berupaya lepas dari permasalahan laten sektarianisme. Didasari dengan politik luar negeri yang bebas – aktif, million friends zero enemy, Indonesia memperoleh tempat khusus yang dapat diterima semua kalangan di Lebanon dengan beragam latar belakang sekte/agamanya. Kondisi ini merupakan privilege yang tidak dimiliki oleh banyak perwakilan asing di Lebanon. Keuntungan nyata yang diperoleh dari pendekatan a la Indonesia ini berbuah pada kemudahan dan keringanan yang diperoleh KBRI Beirut pada saat melaksanakan program repatriasi WNI dari Suriah yang berlangsung sejak September 2012 hingga saat ini. Kemudahan dan privilege tersebut salah satunya adalah dengan dibebaskannya bea visa masuk bagi WNI yang akan direpatriasi serta perpanjangan ijin tinggal hingga 30 hari (dari 48 jam) kepada peserta repatrian. Keberadaan Kontingen Garuda dalam Misi Perdamaian PBB – UNIFIL sejak 2006 telah turut membantu meningkatkan profil positif Indonesia di Lebanon. Menyikapi permasalahan sosial – ekonomi yang muncul akibat keberadaan jutaan pengungsi Palestina dan Suriah, KBRI turut serta dalam memberikan faslitasi dan bantuan bagi lembaga-lembaga sosial kemanusiaan dari Indonesia yang akan menyerahkan bantuan langsung kepada para pengungsi. Mendukung Lebanon untuk terus mengupayakan perdamaian dan keamanan nasional, KBRI Beirut juga menyelenggarakan pergelaran terpadu atau mengikuti suatu event di Lebanon yang mengkolaborasikan pameran budaya, ekonomi dan pariwisata. Keikutsertaan KBRI selain ditujukan untuk memamerkan potensi dan kekayaan Indonesia, sekaligus juga untuk membantu pemulihan citra aman Lebanon bagi para wisatawan asing.
RENSTRA KBRI BEIRUT
|6
Berbagai upaya juga telah dilakukan KBRI untuk terus meningkatkan profil Indonesia termasuk dalam peningkatan TTI. Meningkatkan kepercayaan para pebisnis Lebanon untuk berbisnis dengan Indonesia, kegiatan tour & travel operators gathering serta kontak langsung dengan para pebisnis yang akan melakukan bisnis dengan Indonesia atau menjadi bridge builder bagi penyelesaian sengketa bisnis, terbukti efektif. Fasilitasi dan pendampingan pebisnis dalam ajang bisnis di Indonesia serta penyebaran informasi perihal TTI dan jadwal pameran internasional di Indonesia, secara tidak langsung turut mendorong peningkatan nilai transaksi perdagangan Indonesia – Lebanon. Dengan potensi pasar 4 juta jiwa, dari jumlah kisaran USD 89 juta di tahun 2013, di akhir tahun 2014 nilai perdagangan kedua Negara mencapai USD 100 juta, dengan surplus di Indonesia. Keberadaan KBRI Beirut untuk selalu berupaya hadir bagi setiap masalah yang muncul terkait dengan pemerintah, swasta dan warga Negara Indonesia di Lebanon, memperoleh penilaian yang positif di kalangan pemerintahan Lebanon. Hubungan dekat KBRI dengan banyak pihak dari seluruh komponen politik dan sekte yang ada, mempermudah pencapaian kepentingan nasional RI terutama dalam penanganan masalah WNI. Repatriasi WNI ex-Suriah melalui pintu Lebanon telah berhasil memulangkan kurang lebih 6000 orang yang terdiri dari BMI dan mahasiswa. Selain itu kehadiran KBRI di setiap permasalahan BMI ex-Suriah yang dibawa majikannya ke Lebanon dan kemudian ditelantarkan, mendapatkan apresiasi tinggi dari General Security/Imigrasi Lebanon, suatu hal yang belum pernah disampaikan kepada perwakilan asing lainnya di Lebanon. Namun demikian, memperhatikan kondisi Lebanon saat ini dan dalam beberapa tahun mendatang yang diperkirakan masih akan terus mengalami tekanan sebagai akibat dari perang sipil di Suriah, konflik regional dengan munculnya ISIS, ancaman konflik horizontal antar sekte serta potensi konflik terbuka dengan Israel, menjadikan kegiatan KBRI Beirut dan cara pelaksanaannya akan turut menyesuaikan secara dinamis guna memastikan kepentingan nasional Indonesia tetap tercapai. Pemilihan Presiden yang telah tertunda sejak 25 Mei 2014 turut melemahkan Lebanon secara luas. Kondisi keamanan yang fluktuatif, pertumbuhan ekonomi yang selalu terkoreksi menurun serta keberadaan pengungsi Suriah yang mencapai lebih dari 1 juta jiwa turut membebani Lebanon. Perkembangan politik di kawasan dan dalam negeri sebagai akibat krisis yang terjadi di Suriah hingga akhir tahun 2014 diyakini banyak pengamat dan kalangan diplomatik di Lebanon akan sangat menentukan perkembangan situasi dalam negeri Lebanon karena polarisasi masyarakat Lebanon yang sangat tajam antara yang pro dan kontra terhadap Presiden Bashar Assad. Konflik yang terjadi di Suriah sejak 4 tahun belakangan ini pada tahun 2014 terlihat berdampak lebih besar secara politik ke Lebanon daripada tahun-tahun sebelumnya, disamping ketegangan sektarian dan politik yang telah berdampak ke Lebanon sejak dari awal konflik Suriah dimulai. Tidak dapat dikesampingkan pula adalah ancaman perang yang cukup imminent dengan Israel. Pengalaman terakhir perang 34 hari dengan Israel pada Juli 2006, telah membuat Lebanon berada dalam posisi yang dicekam dengan kekhawatiran ditambah dengan kondisi politik dalam negeri yang masih terus bersitegang antara kelompok 8 Maret yang dimotori Hizbullah (Syiah) dengan kelompok 14 Maret yang dimotori Future Movement (Sunni). Dalam kontak bersenjata terakhir yang melibatkan Hizbullah, disampaikan secara tegas oleh Hasan Nasrallah, pemimpin Hizbullah bahwa mereka tidak akan lagi mematuhi code of conduct yang berlaku sejak 2006 dalam
RENSTRA KBRI BEIRUT
|7
menyikapi dan membalas serangan Israel terhadap kepentingan Hizbullah dan Lebanon. Meski menjadikan Israel sebagai musuh resmi Lebanon, dan dalam hal ini pemerintah Lebanon dan Hizbullah sering memiliki satu suara yang sama, namun seringkali ucapan dan tindakan Hizbullah yang sepihak banyak menimbulkan kontroversi dan pertikaian politik antara kelompok politik yang berseberangan di Lebanon (March 8 vis-à-vis March 14) ataupun pemerintah Lebanon dengan Hizbullah. Sebagai akibat dari perang sipil di Suriah, ekonomi Lebanon mengalami tekanan hingga menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi tahunannya. Dibanding periode sebelum pecah perang sipil di Suriah, pertumbuhan ekonomi Lebanon mencapai kisaran 7-10% pertahunnya, namun akibat pengaruh perang di Suriah, pertumbuhan ekonomi Lebanon di tahun 2011-2013 hanya tercatat sebesar 1,5- 2% pertahunnya sedangkan di tahun 2014 hanya tercatat mencapai 0,9%.
I.2
ANALISIS SWOT
Potensi dan citra positif yang dimiliki Indonesia di Lebanon memiliki peluang besar untuk dijadikan modal bagi peningkatan hubungan bilateral Indonesia – Lebanon di seluruh bidang kerja KBRI Beirut. Namun demikian, kondisi riil politik-keamanan Lebanon yang fluktuatif menjadikan keberadaan KBRI Beirut harus dikelola secara seimbang antara tugas dan fungsi untuk mempromosikan dan memperjuangkan kepentingan Indonesia serta perlindungan dan kesiapsiagaan untuk evakuasi WNI jika kondisi terburuk terjadi. Menggunakan analisis SWOT, posisi Indonesia di Lebanon dapat diproyeksikan dalam rincian sebagai berikut: Kekuatan
Hubungan baik yang telah terbina antara KBRI Beirut dengan dunia pers / jurnalistik Lebanon merupakan modal penting yang akan selalu dimanfaatkan sebagai media promosi Indonesia di Lebanon.
Kemampuan seluruh pegawai setempat KBRI Beirut dalam berbahasa Arab membantu pendekatan dan upaya-upaya yang dilakukan KBRI dalam pelaksanaan misi di Lebanon yang masih banyak mengandalkan pendekatan secara personal dan kemiripan budaya.
Jalinan komunikasi dengan banyak tokoh dan pejabat dari berbagai instansi/lembaga/organisasi di Lebanon yang terus terbina baik dari satu periode Duta Besar/Home Staff ke periode berikutnya, membantu KBRI dalam pelaksanaan misi yang diemban.
Kelemahan
Keterbatasan anggaran promosi KBRI Beirut serta keengganan para pengusaha Indonesia untuk mengikuti pameran di Lebanon karena menilai pasar Lebanon yang kecil.
Sistem pengelolaan manajemen kinerja dan anggaran yang belum optimal.
Penempatan HS yang tidak berkemampuan Bahasa Arab cukup memberikan tantangan dalam pelaksanaan misi.
RENSTRA KBRI BEIRUT
|8
APTLN yang sudah lama tidak dikaji ulang, terakhir 2010, dan disesuaikan dengan kondisi riil saat ini yang makin mahal turut memberikan dampak pada penurunan kinerja staf di KBRI.
Peluang
Netralitas Indonesia terhadap berbagai kelompok dan golongan menjadikan KBRI dapat diterima dengan baik oleh berbagai pihak yang saling berseberangan di Lebanon.
Sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dengan mayoritas Muslim yang moderat, Indonesia memiliki modal dasar sebagai role-model negara plural yang mampu membina persatuan dan integritas bangsa. Hal ini memberikan leverage penting bagi Indonesia dalam berinteraksi dan mendukung upaya persatuan nasional Lebanon yang identik dengan isu sektarian.
Kehadiran TNI/Kontingen Garuda sebagai pasukan penjaga perdamaian di UNIFIL turut mempromosikan peran aktif Indonesia di dunia.
Saat ini kedua Negara belum memiliki mekanisme bilateral guna peningkatan hubungan bilateral ataupun updating kerjasama yang telah disepakati. Forum Policy Dialogue kedua Negara yang pernah digagas oleh Kedutaan Besar Lebanon di Jakarta, 29 Januari 2014 dapat kembali dijajaki untuk diadakan sebagi pertemuan awal.
Upaya menghidupkan kembali inter-faith dialogue, yang berhenti di giliran Lebanon di tahun 2014, sebagai upaya Indonesia menularkan nilai-nilai toleransi keberagaman di Indonesia.
Jejaring pasar pengusaha Lebanon yang luas di Afrika dan Timur Tengah bagus untuk produk Indonesia yang kualitas yang kompetitif.
Perilaku konsumtif konsumen Lebanon dan sistem perekonomian yang terbuka.
Dalam rangka mempererat people-to-people contact antara masyarakat kedua Negara, Indonesia dapat menawarkan program beasiswa seperti Darmasiswa dan Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) kepada mahasiswa dari Lebanon. Selain itu upaya mengenalkan Islam di Indonesia kepada ulama Lebanon sebagai bagian memerangi radikalisme juga dapat dilakukan.
Tantangan
Ketergantungan kelompok-kelompok politik di Lebanon pada kekuatan asing yang memunculkan kuatnya mutual distrust antar kelompok politik yang berseberangan dan kondisi politik yang berbasis sektarian (confessionalism politic) menjadi faktor yang sangat berpengaruh di Lebanonhingga seringkali kebijakan Pemerintah sering tidak jelas atau lama sekali diputuskan.
Perbedaan sikap yang sangat tajam antara koalisi “14 Maret” dan koalisi “8 Maret” mengenai sejumlah isu/agenda nasional dan regional sehingga menimbulkan kerentanan akan pertentangan dan bentrok senjata antar sekte.
Lemahnya koordinasi birokrasi pemerintahan Lebanon.
Perkembangan perang sipil di Suriah dan berkembangnya isu keamanan dengan kehadiran ISIS yang memperburuk kondisi polkam Lebanon.
RENSTRA KBRI BEIRUT
|9
Stabilitas politik dan keamanan Lebanon sangat dipengaruhi oleh perkembangan krisis yang terjadi di Suriah dan kawasan secara umum, terutama dengan isu ISIS. Apapun yang terjadi di Suriah, akan berdampak langsung pada situasi di Beirut dan Lebanon secara umum.
Vakumnya kursi Presiden Lebanon turut mengakibatkan polemik berkepanjangan yang berdampak luas pada efektifitas pemerintah dalam menuntaskan agenda nasional dan menyelesaikan berbagai isu penting di semua sektor.
Jalur dan waktu untuk proses ekspor-impor yang menjadi lebih panjang sekiranya kondisi keamanan di kawasan makin memburuk.
Secara geografis Indonesia terletak cukup jauh dari Lebanon dibandingkan dengan beberapa negara sekitar yang juga mengedepankan industri pariwisata (i.e.: Turki, Negara-negara Eropa, dll). Paket murah dan jarak yang dekat relatif lebih menarik perhatian masyarakat Lebanon untuk mengunjungi negara-negara terdekat dimaksud. Kelemahan ini turut dipengaruhi dengan tidak adanya penerbangan langsung Beirut – Jakarta.
Kecenderungan para pengusaha Lebanon untuk melakukan bisnis hanya dengan mitra tradisional (Timur Tengah, Eropa, Amerika) karena alasan jarak dan persebaran diaspora Lebanon yang banyak berada di wilayah-wilayah tersebut.
Kondisi ekonomi Lebanon sedang stagnan/lesu dan para pelaku bisnis mengambil posisi wait and see untuk pengembangan usaha mereka. Saat ini mereka lebih fokus pada bisnis yang sudah berjalan dengan pasar yang masih ada.
Sebagai negara yang mencoba bangun kembali dari akibat perang sipil dan perang dengan Israel (dan saat ini masih terus dalam kondisi siaga perang), Lebanon memerlukan banyak dukungan dana dan keahlian terutama dalam pengelolaan isu good governance, lingkungan, social fairness, pengelolaan cagar budaya, dll. Lebanon sering kali menjadi negara penerima bantuan finansial dari negara-negara lain. Bantuan tersebut menjadi prasasti yang ‘longlasting’ dan berperan positif dalam mempromosikan suatu negara. Kondisi ini cenderung dipengaruhi oleh karakter sejumlah masyarakat Lebanon yang ‘materialistis’, menilai sesuatu berdasarkan keunggulan-keunggulan materil. Kurangnya dana untuk menyesuaikan kondisi ini menjadikan promosi Indonesia tidak ‘se-menarik’ negara-negara lain yang memberikan bantuan finansial dimaksud (antara lain Korea Selatan, Jepang dan China).
Lebanon sebagai daerah tujuan wisata bagi negara Teluk sering memberikan permasalahan khusus bagi KBRI Beirut, karena banyak dari para wisatawan asal negara-negara Teluk tersebut yang menelantarkan TKW asal Indonesia yang mereka bawa ke Beirut. Umumnya TKW yang ditelantarkan tersebut mempunyai masalah dengan majikannya sehingga mereka melarikan diri ke KBRI Beirut dengan tidak membawa identitas atau surat jalan lainnya.
RENSTRA KBRI BEIRUT
| 10
Matriks Analisis SWOT Internal
Strengths (S)
Weaknesses (W)
S1. Hubungan baik dengan berbagai pihak di Lebanon S2. Kemampuan PS berbahasa Arab S3. Jalinan komunikasi yang baik yang berlanjut dari periode ke periode
Sup port
W1. Anggaran KBRI yang terbatas W2. Sistem manajemen kinerja dan anggaran yang belum optimal W3. Penempatan HS yang tidak berkemampuan Bahasa Arab W4. APTLN yang sudah lama tidak diubah sementara tingkat kemahalan terus naik
Threats (T)
Opportunities (O) O1. Penjajakan mekanisme bilateral yang sudah dibuka (interfaith dialogue, policy dialogue) O2. Jejaring pasar pengusaha Lebanon di Afrika dan Timteng O3. Respon positif thd softpower diplomacy Indonesia
Barri er
T1. Kondisi polkam yang fluktuatif dan ekonomi yang stagnan T2. Imbas perang Suriah pada kasus WNI/BMI di Lebanon T3. Kecenderungan Lebanon berbisnis dengan mitra tradisional mereka T4. Direct flight dan sistem komunikasi yang kurang maksimal
Eksternal
RENSTRA KBRI BEIRUT
| 11
BAB II VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGIS KBRI BEIRUT II.1
VISI
Mengejawantahkan Visi Pembangunan Nasional Indonesia 2015 – 2019 dalam koridor visi Kementerian Luar Negeri “Terwujudnya Wibawa Diplomasi guna Memperkuat jati Diri Bangsa sebagai Negara Maritim untuk Kepentingan rakyat”, maka ditetapkanlah pernyataan Visi KBRI Beirut sebagai berikut: “Menjadi Ujung Tombak dalam Memperjuangkan Kepentingan Nasional dan Wibawa Diplomasi Indonesia di Republik Lebanon”. Menjadi ujung tombak adalah berada pada garda/posisi terdepan dan memiliki kemampuan tajam; mumpuni dalam melaksanakan tugas. Memperjuangkan adalah mengupayakan dengan segala cara, dalam berbagai kesempatan, dalam koridor tindakan yang legal, bermartabat dan menjaga etika diplomatik. Kepentingan nasional adalah amanat yang tercantum dalam UUD 1945 dan pada periode 2015 – 2019 difokuskan pada terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong. Wibawa Diplomasi adalah marwah/harga diri Indonesia sebagai bangsa besar, bermartabat, bersih dan berkepribadian yang senantiasa harus dijunjung dalam memperjuangkan kepentingan nasional terhadap negara lain. II.2
MISI
Dalam upaya mencapai visi tersebut, KBRI Beirut telah menetapkan 2 (dua) misi yang akan dilaksanakan selama kurun waktu 2015 – 2019, sebagai berikut: 1. Meningkatkan dan memperkuat peran KBRI Beirut dalam memajukan kepentingan nasional dalam hubungan dan kerjasama bilateral dengan Republik Lebanon. 2. Meningkatkan kapasitas KBRI Beirut dalam mendukung misi diplomasi di Republik
Lebanon.
MISI 1: Meningkatkan dan memperkuat peran KBRI Beirut dalam memajukan kepentingan nasional dalam hubungan dan kerjasama bilateral dengan Republik Lebanon. Meningkatkan adalah menjadikan lebih tinggi dari kondisi sebelumnya. Memperkuat adalah menjadikan lebih kuat; erat dari kondisi sebelumnya. Peran adalah partisipasi dan keikutsertaan secara aktif. Memajukan adalah mencapai atau membawa kepada sesuatu keadaan yang lebih baik.
RENSTRA KBRI BEIRUT
| 12
Kepentingan Nasional adalah amanat yang tercantum dalam UUD 1945 dan pada periode 2015 – 2019 difokuskan pada terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong. Hubungan adalah kontak; ikatanpersahabatan antara dua pihak atau lebih. Kerjasama Bilateral adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh Negara yang menyangkut aspek hubungan kedua Negara di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, keprotokolan dan kekonsuleran untuk mencapai tujuan bersama.
MISI 2: Meningkatkan kapasitas KBRI Beirut dalam mendukung misi diplomasi dan di Republik Lebanon Meningkatkan adalah menjadikan lebih tinggi dari kondisi sebelumnya. Kapasitas adalah kemampuan menghasilkan sesuatu. Mendukung adalah menyokong; membantu; menunjang tugas utama. Misi diplomasi adalah rumusan mengenai upaya yang akan dikerjakan dalam penyelenggaraan perhubungan resmi antara satu Negara dengan Negara lainnya.
II.3
TUJUAN
Tujuan KBRI Beirut disusun berdasarkan hasil identifikasi potensi dan permasalahan yang akan dihadapi dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi KBRI Beirut selama periode 2015-2019. 2 (dua) Tujuan KBRI Beirut yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut: 1. Peran KBRI Beirut dalam peningkatan kerjasama dengan Lebanon yang saling menguntungkan Kerjasama adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh Negara yang menyangkut aspek hubungan dengan Negara lain di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya untuk mencapai tujuan bersama. Meningkat adalah kondisi lebih tinggi dari kondisi sebelumnya. Saling Menguntungkan adalah hasil yang dapat dinikmati baik oleh Indonesia maupun Lebanon sebagai bentuk kerjasama dan hubungan baik kedua Negara.
RENSTRA KBRI BEIRUT
| 13
Tujuan Peran KBRI Beirut dalam peningkatan kerjasama dengan Lebanon yang saling menguntungkan
Indikator Kinerja Utama Indeks peran KBRI Beirut
Target 2015 75
Target 2019 85
2. Nilai manfaat ekonomi dan pembangunan yang optimal melalui hubungan bilateral dengan Lebanon Nilai manfaat ekonomi dan pembangunan adalah jumlah nominal manfaat secara ekonomi dan pembangunan yang dihasilkan oleh berbagai kerja sama dan hubungan perdagangan, investasi, dan pariwisata antara kedua negara. Optimal adalah (kondisi) terbaik; tertinggi; paling menguntungkan. Hubungan Bilateral adalah kontak; ikatan persahabatan antara dua pihak atau lebih yang dilakukan oleh Negara untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan Nilai manfaat ekonomi dan pembangunan yang optimal melalui hubungan bilateral dengan Lebanon
II.4
Indikator Kinerja Utama Nilai total perdagangan Jumlah wisatawan
Target 2015
Target 2019
USD100 juta
USD120 juta
875 org
1000 org
SASARAN STRATEGIS
Guna memudahkan pencapaian tujuan KBRI Beirut, maka disusunlah 5 (lima) sasaran strategis dan 1 (satu) sasaran strategis pendukung KBRI Beirut dengan target yang hendak dicapai (setelah pembobotan) selama periode 2015-2019 sebagai berikut: 1. Meningkatnya dukungan Negara Lebanon terhadap kedaulatan NKRI/kerjasama bilateral dan isu-isu global Meningkat adalah kondisi lebih tinggi dari kondisi sebelumnya. Dukungan adalah kondisi menyokong; membantu; menunjang. Kedaulatan NKRI adalah kekuasaan tertinggi yang melingkupi seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kerjasama bilateral adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh Negara yang menyangkut aspek hubungan; kontak; ikatan persahabatan dengan Negara lain dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan kekonsuleran.
RENSTRA KBRI BEIRUT
| 14
Isu-isu global adalah isu-isu/permasalahan yang menajdi perhatian internasional.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama
Meningkatnya dukungan Negara Lebanon terhadap kedaulatan NKRI/kerjasama bilateral dan isuisu global
Persentase rekomendasi hasil kajian komprehensif KBRI Beirut yang ditindaklanjuti Stakeholders
2015 100%
2016 100%
Target 2017 2018 100% 100%
2019 100%
2. Peningkatan peran KBRI Beirut dalam mendukung peningkatan pengaruh Indonesia di Negara akreditasi Meningkat adalah kondisi lebih tinggi dari kondisi sebelumnya. Mendukung adalah kegiatan menyokong; mendorong; membantu; menunjang Pengaruh Indonesia adalah posisi Indonesia yang lebih bermartabat, memiliki karakter; ciri khas dan memiliki daya tawar/leverage.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama
Peningkatan peran KBRI Beirut dalam mendukung peningkatan pengaruh Indonesia di Negara akreditasi
Persentase realisasi rencana aksi sebagai implementasi dari perjanjian/kesepakatan
2015 100%
2016 100%
Target 2017 100%
2018 100%
2019 100%
3. Peningkatan peran KBRI Beirut dalam menciptakan nilai manfaat ekonomi, dan pembangunan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia Meningkat adalah kondisi lebih tinggi dari kondisi sebelumnya. Nilai manfaat ekonomi dan pembangunan adalah jumlah nominal manfaat secara ekonomi dan pembangunan yang dihasilkan oleh berbagai kerja sama dan hubungan perdagangan, investasi, dan pariwisata antara kedua negara. Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama
Peningkatan peran KBRI Beirut dalam menciptakan nilai manfaat ekonomi, dan pembangunan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia
Persentase peningkatan TTI
2015 2,70%
2016 2,75%
Target 2017 2,80%
2018 2,85%
RENSTRA KBRI BEIRUT
| 15
2019 2,90%
4. Menguatnya peran soft power diplomasi yang dilakukan oleh KBRI Beirut di Lebanon Meningkat adalah kondisi lebih tinggi dari kondisi sebelumnya. Soft power diplomacy adalah jumlah nominal manfaat secara ekonomi dan pembangunan yang dihasilkan oleh berbagai kerja sama dan hubungan perdagangan, investasi, dan pariwisata antara kedua negara. Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama
Menguatnya peran soft power diplomasi yang dilakukan oleh KBRI Beirut di Lebanon
Persentase publik Lebanon yang berpandangan positif terhadap Indonesia
2015 85%
2016 87%
Target 2017 89%
2018 90%
2019 95%
5. Meningkatnya pelayanan dan perlindungan WNI/BHI di Lebanon Meningkat adalah kondisi lebih tinggi dari kondisi sebelumnya. Pelayanan dan perlindungan adalah perihal atau cara melayani dan melindungi.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama
Meningkatnya pelayanan dan perlindungan WNI/BHI di Lebanon
Persentase permasalahan WN/BHI di Lebanon yang terselesaikan Persentase responden atau pengguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran
2015 100%
2016 100%
Target 2017 100%
2018 100%
2019 100%
75%
85%
90%
95%
97%
6. Meningkatnya penerapan manajemen kinerja dan anggaran yang akuntabel Meningkat adalah kondisi lebih tinggi dari kondisi sebelumnya. Manajemen adalah perihal atau cara mengelola; mengatur. Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama
Meningkatnya penerapan manajemen kinerja dan anggaran yang akuntabel
Nilai hasil evaluasi AKIP yang dilakukan Itjen dan BPO Persentase realisasi anggaran (SP2D) terhadap alokasi DIPA KBRI Beirut
2015 BB (70)
2016 BB (72)
Target 2017 BB (75)
2018 BB (77)
2019 A (81)
95%
96%
97%
98%
99%
RENSTRA KBRI BEIRUT
| 16
LAMPIRAN I: MATRIKS ARAH KEBIJAKANDAN STRATEGI No 1.
2.
Arah Kebijakan Kemenlu Peningkatan peran dan pengaruh Indonesia sebagai negara middle power di dunia internasional
Penguatan diplomasi ekonomi
Strategi Kemenlu Memperkuat diplomasi dalam penyelesaian konflik di Timur Tengah, khususnya penyelesaian konflik PalestinaIsrael Meningkatkan kontribusi Indonesia untuk mencapai “Visi 4000 Peacekeepers” pada misi pemeliharaan perdamaian (peacekeeping) PBB dan dukungan terhadap bina perdamaian (peacebuilding). Mengintensifkan kerja sama bilateral, regional dan internasional dalam menanggulangi kejahatan transnasional, seperti: korupsi, terorisme, penyelundupan manusia, perdagangan orang, perdagangan gelap narkoba, perompakan perdagangan senjata ilegal, illegal fishing Memperkuat dialog dan kerja sama konstruktif di bidang pemajuan demokrasi, pemajuan dan perlindungan HAM, toleransi agama, di forum Internasional. Meningkatkan peran Indonesia di tingkat global dan internasional melalui penguatan kerja sama bilateral, khususnya dengan negara mitra strategis dan organisasi intra dan antar kawasan. Menggunakan diplomasi publik yang berkarakter soft power Indonesia melalui kerja sama kebudayaan, pemberian beasiswa, people to people contact, jejaring diaspora Indonesia. Mengelola dan memperkuat jaringan alumni asing penerima beasiswa Indonesia dan jaringan alumni WNI penerima beasiswa asing untuk memperkuat diplomasi publik. Memperluas dan meningkatkan akses pasar bagi produk barang dan jasa Indonesia, serta meningkatkan arus investasi, dan pariwisata ke Indonesia, serta mendorong perlindungan pasar domestik dari praktek perdagangan yang tidak adil Memperkuat diplomasi Indonesia pada pasar prospektif
Strategi Perwakilan Pendekatan kepada faksi-faksi yang bertikai di Lebanon, khususnya faksi-faksi Palestina yang ada di Lebanon Pelibatan Kontingen Garuda di UNIFIL dalam upaya peningkatan citra positif Indonesia di masyarakat Lebanon Melakukan pendekatan dengan pihak-pihak terkait di Lebanon untuk penanggulangan kejahatan transnasional, yaitu: terorisme, penyelundupan manusia dan perdagangan orang.
Mengadakan kegiatan seperti interfaith dialogue, homestay program untuk pemuka agama Lebanon di Indonesia Meningkatkan jumlah dukungan Lebanon terhadap Indonesia di forum-forum multilateral
Rencana pemberian beasiswa kepada mahasiswa Lebanon
Pelibatan alumni beasiswa Indonesia dalam kegiatan promosi Indonesia di Lebanon
Meningkatkan promosi TTI dengan melibatkan partisipasi aktif pelaku usaha Indonesia dan Lebanon
Mengembangkan jejaring bisnis dan market intelligence produk Indonesia di Lebanon
RENSTRA KBRI BEIRUT
| 17
No
3.
Arah Kebijakan Kemenlu
Peningkatan pelayanan dan perlindungan WNI dan BHI di luar negeri serta pemberdayaan diaspora
Strategi Kemenlu Mendorong masuknya investasi asing pada sektor-sektor prioritas bagi Indonesia, serta memfasilitasi dan mendorong serta melindungi investasi Indonesia di luar negeri. Perhatian khusus diberikan pada Perjanjian Promosi dan Perlindungan Penanaman Modal (P4M) bilateral serta kelanjutan perundingan perjanjian investasi Mendorong perluasan potensi perdagangan, investasi, pariwisata, dan pengembangan infrastruktur maritim serta pengelolaan kekayaan maritim. Memastikan kehadiran negara dalam pelayanan dan perlindungan WNI/BHI di luar negeri dengan mengedepankan kepedulian dan keberpihakan Memperkuat sistem kelembagaan Perlindungan WNI/BHI di dalam negeri dan luar negeri dengan memperhatikan aspek pencegahan (prevention), deteksi dini (early detection), dan perlindungan secara cepat dan tepat (immediate response). Mengoptimalisasikan langkahlangkah pencegahan, deteksi dini dan cepat tanggap dalam penyelesaian kasus WNI/BHI di luar negeri. Memperkuat sinergi dalam Perlindungan WNI di luar negeri dengan Komunitas Indonesia di luar negeri serta pelayanan dan pemberdayaan Diaspora dan Masyarakat Madani.
Strategi Perwakilan Mengupayakan pembentukan atau peninjauan kembali perjanjian/MoU di bidang investasi, khususnya P4M
Meningkatkan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan di bidang perdagangan dan investasi Membuka hotline 24/7 KBRI Beirut
Membuat sistem yang terintegrasi antara pusat dan perwakilan untuk berkomunikasi secara real time
Mengintensifkan komunikasi dengan pihak-pihak terkait di Lebanon Melakukan pertemuan dan sosialisasi dengan WNI yang ada di Lebanon
RENSTRA KBRI BEIRUT
| 18
LAMPIRAN II: MATRIKS TARGET KINERJA
Program Kegiatan
Sasaran Program
Penyelenggaraan kegiatan dukungan manajemen pada perwakilan RI
Terselenggaranya peningkatan pelaksanaan dukungan manajemen pada perwakilan RI
Persentase terselenggaranya operasional dan pemeliharaan perkantoran
Peningkatan sarana dan prasarana perwakilan RI
Terlaksananya peningkatan sarana dan prasarana perwakilan RI
Penyelenggaraan diplomasi dan kerjasama internasional
Terselenggaranya peningkatan pelaksanaan diplomasi dan kerjasama internasional pada perwakilan RI
Indikator
Target
Alokasi (juta rupiah)
2015
2016
2017
2018
2019
2015
2016
2017
2018
2019
100%
100%
100%
100%
100%
16.682,642
18.350,20
20185,22
22.203,74
24.424,12
Jumlah pembangunan/ Pengadaan peningkatan gedung kantor/ Wisma duta dan gedung lainnya
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Jumlah pengadaan/ peningkatan mekanikal elektrik / peralatan dan mesin
100%
100%
100%
100%
100%
1.338,04
1.400,00
100,00
100,00
1.400,-
Persentase rekomendasi hasil kajian komprehensif KBRI Beirut yang ditindaklanjuti stakeholders
100%
100%
100%
100%
100%
525,65
578,21
636,03
699,64
769,60
Persentase realisasi rencana aksi sebagai implementasi dari perjanjian/kesepakatan
100%
100%
100%
100%
100%
271,76
298,93
328,82
361,71
397,88
Persentase peningkatan TTI
2,70%
2,75%
2,80%
2,85%
2,90%
226,48
249,12
274,04
301,44
331,58
RENSTRA KBRI BEIRUT
| 19
Program Kegiatan
Sasaran Program
Indikator
Target
Alokasi (juta rupiah)
2015
2016
2017
2018
2019
2015
2016
2017
2018
2019
Persentase publik Lebanon yang berpandangan positif terhadap Indonesia
85%
87%
89%
90%
95%
317,05
348,75
383,63
421,99
464,19
Persentase permasalahan WN/BHI di Lebanon yang terselesaikan
100%
100%
100%
100%
100%
3.783,00
4.161,30
4577,43
5.035,17
5.538,69
Persentase responden atau pengguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran
75%
85%
90%
95%
100%
22,50
24,75
27,22
29,94
32,94
RENSTRA KBRI BEIRUT
| 20
LAMPIRAN III: PERHITUNGAN INDEKS PERAN PERWAKILAN RI I. PENENTUAN BOBOT No.
Indikator
Bobot
1.
Persentase rekomendasi hasil kajian komprehensif Perwakilan RI yang ditindaklanjuti stakeholders.
25
2.
Persentase rencana aksi sebagai implementasi dari dokumen perjanjian/kesepakatan
20
3.
Persentase publik di negara akreditasi yang berpandangan positif terhadap Indonesia.
18
4.
Persentase permasalahan WNI dan BHI di Luar Negeri yang diselesaikan.
25
5.
Persentase respondenatau pengguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran.
12
TOTAL
100
II. PENENTUAN TARGET INDEKS PERWAKILAN
No.
Indikator
Target PK
Proyeksi Capaian PK
Nilai Capaian PK
Bobot
Target Indeks
A
B
C (B/A)
D
E (C x D)
1.
Persentase rekomendasi hasil kajian komprehensif Perwakilan RI yang ditindaklanjuti stakeholders.
100%
80%
0,80
25
20
2.
Persentase rencana aksi sebagai implementasi dari dokumen perjanjian/kesepakatan
100%
70%
0,70
20
14
3.
Persentase publik di negara akreditasi yang berpandangan positif terhadap Indonesia.
87%
87%
1
18
18
4.
Persentase permasalahan WNI dan BHI di Luar Negeri yang diselesaikan.
100%
100%
1
25
25
5.
Persentase responden atau pengguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran.
85%
85%
1
12
12
RENSTRA KBRI BEIRUT
| 21
No.
Indikator
Total Target Indeks
Target PK
Proyeksi Capaian PK
Nilai Capaian PK
Bobot
Target Indeks
A
B
C (B/A)
D
E (C x D)
84,4%
89
RENSTRA KBRI BEIRUT
| 22
LAMPIRAN IV : PERHITUNGAN INDEKS PENINGKATAN KEGIATAN DIPLOMASI DAN KERJA SAMA INTERNASIONAL PADA MATRIKS TARGET KINERJA III. PENENTUAN BOBOT No.
Indikator
Bobot
1.
Persentase rekomendasi hasil kajian komprehensif Perwakilan RI yang ditindaklanjuti stakeholders.
20
2.
Persentase rencana aksi sebagai implementasi dari dokumen perjanjian/kesepakatan
18
3.
Persentase publik di negara akreditasi yang berpandangan positif terhadap Indonesia.
15
4.
Persentase peningkatan trade, tourism, and investment (TTI).
15
5.
Persentase permasalahan WNI dan BHI di Luar Negeri yang diselesaikan.
20
6.
Persentase respondenatau pengguna jasa yang menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran.
12
TOTAL
100
IV. PENENTUAN TARGET INDEKS PERWAKILAN
No.
Indikator
Target PK
Proyeksi Capaian PK
A
B
Nilai
Bobot
Target Indeks
C (B/A)
D
E (C x D)
Capaian PK
1.
Persentase rekomendasi hasil kajian komprehensif Perwakilan RI yang ditindaklanjuti stakeholders.
100%
80%
0,80
20
16
2.
Persentase rencana aksi sebagai implementasi dari dokumen perjanjian/kesepakatan
100%
70%
0,70
18
12,6
RENSTRA KBRI BEIRUT
| 23
No.
Indikator
Proyeksi Capaian PK
A
B
87%
Nilai
Bobot
Target Indeks
C (B/A)
D
E (C x D)
87%
1
15
15
Capaian PK
3.
Persentase publik di negara akreditasi berpandangan positif terhadap Indonesia.
4.
Persentase peningkatan promosi trade, tourism, and investment (TTI).
2,75%
2,70%
0.98
15
14,7
5.
Persentase permasalahan WNI dan BHI di Luar Negeri yang diselesaikan.
100%
100%
1
20
20
6.
Persentase responden atau pengguna jasa menyatakan puas atas pelayanan kekonsuleran.
85%
85%
1
12
12
Total Target Indeks
yang
Target PK
yang
70,78
90,3
RENSTRA KBRI BEIRUT
| 24