RAHASIA
TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN DARAT KODIKLAT
Lampiran III Keputusan Dankodiklat TNI AD Nomor : Kep / 106 / III / 2010 Tanggal : 10 Maret 2010
SISTEM PEMBINAAN LATIHAN BAB I PENDAHULUAN 1.
Umum. a. Keberhasilan pelaksanaan tugas satuan sangat ditentukan oleh kualitas kemampuan satuan itu sendiri baik kemampuan tehnik maupun taktik. Untuk dapatnya memiliki kemampuan satuan yang efektif, maka pembinaan latihan harus dilaksanakan secara terus menerus dan sesuai dengan manajemen latihan yaitu bertahap bertingkat dan berlanjut. b. Sistem Pembinaan latihan merupakan suatu usaha, pekerjaan dan kegiatan dalam merencanakan dan menyusun program latihan, mengelola sumber daya latihan dan mengatur serta mengendalikan kegiatan latihan oleh para pembina latihan, sehingga prajurit satuan TNI AD memiliki kemampuan yang handal sampai tingkat siap operasional dan mampu melaksanakan tugas peperangan di darat. c. Setiap Komandan satuan sebagai pembina latihan di satuannya bertanggung jawab terhadap terselenggaranya semua jenis dan bentuk latihan sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh pimpinan Angkatan Darat, sehingga setiap Komandan satuan dituntut untuk menguasai tentang pengetahuan pembinaan latihan.
2.
Maksud dan Tujuan. Naskah Sekolah Sementara ini dimaksudkan sebagai bahan a. Maksud. ajaran pada Pendidikan Diksarcab TNI AD. b. Tujuan. Untuk dijadikan sebagai pedoman dalam proses belajar mengajar tentang Sistem Pembinaan Latihan Diksarcab.
RAHASIA
2
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Naskah Sekolah Sementara ini dibatasi pada ruang lingkup dengan tata urut sebagai berikut : a.
Pendahuluan.
b.
Pengertian -pengertian
c.
Pemprograman Latihan
d.
Penyelenggaran latihan
e.
Aswasdallat
f.
Sarpraslat
g.
Sun Renlap Dalwaslat
h.
Evaluasi
i.
Penutup. BAB II PENGERTIAN-PENGERTIAN
4. Umum. Didalam suatu cara dan pembinaan suatu latihan harus dilaksanakan secara berurutan dan ditingkatkan sesuai jenjang latihan yang ditentukan untuk mencapai hal tersebut seorang Komandan satuan harus memahami tentang pengertian-pengertian sbb :
5. Sistem.
a.
Suatu kerangka pelaksanaan yang disusun secara ilmiah untuk dapat mencapai
tujuan secara efektif dan efisien.
b.
Satu kesatuan dari beberapa komponen yang saling tergantung / berkaitan,
sehingga memungkinkan berfungsinya secara wajar dan
berlanjut, agar dapat
mencapai tujuan yang ditetapkan secara berdaya guna dan berhasil guna.
6. Pembinaan. Adalah segala usaha, tindakan dan kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, penyusunan, pembangunan, pengembangan, pengarahan, penggunaan serta pengendalian segala sesuatu secara berdaya guna dan berhasil guna. Pembinaan ini meliputi kegiatan melaksanakan/menyelenggarakan peraturan sesuatu, supaya dapat dilakukan dan dikerjakan dengan baik, tertib, teratur, rapih dan seksama menurut rencana program pelaksanaan ( dengan ketentuan, norma, syarat, sistim dan metoda) secara
3
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan dan memperoleh hasil yang di harapkan semaksimal mungkin.
7.
Latihan.
Adalah segala usaha pekerjaan dan kegiatan untuk pengembang an
kemampuan agar dapat melaksanakan tujuan yang akan dicapai oleh orga- nisasi.
8. Metode. Adalah tata cara melakukan sesuatu dalam suatu urutan tertentu secara teratur.
9. Prosedur.
Adalah tata kerja cara pelaksanaan menurut tata tertib/ kegiatan yang
meliputi penentuan tujuan, kedudukan, bentuk, susunan dan struktur oranisasi, pembagian kekuasaan, tanggung jawab, tugas kewajiban, hubungan suatu tata cara. BAB III PEMPROGRAMAN LATIHAN 10.
Umum. a. Pembinaan latihan merupakan salah satu upaya, pekerjaan dan tindakan yang dilaksanakan oleh pembina latihan di lingkungan TNI-AD sesuai dengan tataran kewenangan secara terencana dan menyeluruh dalam rangka memperoleh sumber daya latihan yang meliputi manusia, sarana dan prasarana latihan , piranti lunak serta anggaran. b. Implementasi manajemen latihan harus terintegrasi mulai dari tingkat kebijaksanaan , tingkat operasional sampai dengan tingkat pelaksana melalui kegiatan pemrograman meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian, pencatatan, evaluasi dan pelaporan serta evaluasi latihan.
11.
Tujuan dan Sasaran a. Tujuan. Untuk menentukan perencanaan dan penyusunan program latihan selama satu tahun anggaran b.
Sasaran 1) Terselenggaranya kegiatan perencanaan dan penyusunan program latihan yang sistematis sehingga mudah dilaksanakan oleh pembina latihan pada tingkat kebijaksanaan , tingkat operasional dan tingkat pelaksana. 2) Tercapainya sasaran program latihan TNI – AD yang disesuaikan dengan kebutuhan penyiapan dan kemampuan dalam rangka pembinaan kekuatan dan penggunaan kekuatan. 3)
Terwujudnya efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan latihan.
4
12.
4)
Tercapainya latihan yang dapat distandarisasi.
5)
Terwujudnya pertanggung jawaban latihan.
Prinsip-Prinsip Pemrograman latihan a.
Merupakan fungsi komando 1) Mengorientasi dan mendasarkan setiap latihan disatuannya pada tugas pokok yang dipersyaratkan dan distandarkan di satuannya. 2) Senantiasa melakukan identifikasi, evaluasi dan penilaian terhadap tingkat kemampuan standar prajurit dan satuannya untuk perencanaan dan persiapan latihan selanjutnya. 3) Mengembangkan dan melaksanakan rencana latihan sehingga menghasilkan prajurit dan satuan yang memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.
b. Berkesinambungan. Pemrograman latihan dilaksanakan berkesinambungan dengan program latihan sebelumnya. c. Terintegrasi. Pelaksanaan pemrograman latihan dikoordinasikan dan diselaraskan dengan tugas-tugas lain serta dengan melibatkan semua tingkat tataran kewenangan pembina latihan. d. Efektif dan Efisien. Pemrograman latihan harus dapat dilaksanakan tepat sasaran dengan hasil yang optimal. e. Realistis. Pemrograman latihan harus mengacu pada kondisi nyata kekuatan dan kemampuan yang ada dengan berpedoman pada Sisbinlat TNI AD. f. Fleksibel. Pemrograman latihan harus dapat dilaksanakan oleh semua fungsi TNI-AD sesuai situasi dan kondisi. g. Sesuai dengan pentahapan latihan. Perencanaan pemrograman dan penyusunan pemprograman latihan harus disesuaikan bertahap, bertingkat dan berlanjut. h. Sederhana. Pemrograman latihan harus mudah dimengerti, mudah diterapkan/dilaksanakan oleh satuan pelaksana. 13. Ketentuan Administrasi. Agar pemograman latihan dapat berjalan dengan baik dan tepat perlu ketentuan administrasi sebagai pedoman didalam perencanaan pemrograman dan penyusunan pemrograman latihan. a.
Administrasi yang mendasari pemrograman latihan : 1)
Mabesad. a) Rencana strategis yang tertuang dalam postur TNI AD yang didasarkan pada pengembangan kekuatan jangka sedang dan pengerahan kekuatan jangka pendek.
5
b) Hasil Evaluasi pelaksanaan program pembinaan latihan yang diperoleh dari pencatatan latihan, pengawasan latihan dan laporan latihan Kotama dan Pus/Cab/Fung tahun sebelumnya. c) Rencana kekuatan dari Mabes TNI terhadap satuan jajaran TNI AD yang akan melaksanakan penugasan. d) Rencana pelaksanaan latihan bersama dengan negara sahabat dan rencana satuan yang terlibat dalam latihan bersama. e) Tingkat kesiapan yang akan dicapai oleh satuan-satuan TNI AD guna menghadapi ancaman nyata.
2)
f)
Kebijaksanaan Kasad dalam bidang pembinaan latihan.
g)
Alokasi anggaran yang akan diterima oleh TNI AD.
Kodiklat TNI AD/Kotama/Pus/Cab/Fung. a) Petunjuk perencanaan Kasad tentang penyusunan konsep program latihan. b) Hasil Evaluasi pelaksanaan program pembinaan latihan yang diperoleh dari pencatatan latihan, pengawasan latihan dan laporan latihan satuan pelaksana tahun sebelumnya. c) Perencanaan dan penyiapan satuan-satuan yang akan melaksanakan tugas kedaerah penugasan dengan mengacu pada latihan yang telah dicapai. d) Kebijaksanaan Kodiklat TNI AD/Kotama/Pus/Cab/Fung dalam bidang pembinaan latihan. e) Alokasi anggaran Kotama/Pus/Cab/Fung.
3)
yang
akan
diterima
oleh
Satuan pelaksana. a) Petunjuk perencanaan Pang Kotama tentang penyusunan konsep program latihan. b) Hasil evaluasi Pelaksanaan program kerja bidang latihan dan kondisi nyata satuan.
b.
Produk administrasi. 1)
Mabesad. a) Produk administrasi yang dihasilkan berupa Buku Petunjuk Pelaksanaan Program dan Anggaran TNI AD bidang pembinaan latihan. b) Buku MOU tentang pelaksanaan latihan bersama dengan negara sahabat.
6
2) Kodilat TNI AD /Kotama/ Pus/Cab/ Fung. Produk administrasi yang dihasilkan berupa Program Kerja dan Anggaran Kotama/Pus/Cab/Fung bidang latihan yang merupakan penjabaran dari Buku Petunjuk Pelaksanaan Program dan Anggaran TNI AD. 3) Satuan Pelaksana. Produk administrasi yang dihasilkan berupa Buku Program Kerja Satuan yang merupakan penjabaran buku Petunjuk Pelaksanaan Program Kerja dan Anggaran dari Kotama/Pus/Cab/Fung berisi rencana kerja latihan satuan baik latihan yang diprogramkan maupun latihan dalam satuan dan Kalender latihan. 14. Organisasi Penyelenggara. Untuk mencapai pelaksanaan pemrograman perlu adanya organisasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing tingkat kebijaksanaan (Mabesad), tingkat Operasional (Kodiklat TNI AD, Kotama, Pus/Cab/Fung) dan tingkat pelaksana (Satuan Pelaksana) a.
b.
c.
Tingkat Kebijaksanaan. 1)
Mabesad.
2)
Kodiklat TNI AD (Sebagai staf khusus Kasad).
3)
Pus/Cab/Fung. (Sebagai staf khusus Kasad).
Tingkat Operasional. 1)
Kodiklat TNI AD (Sebagai Kotama Bin)
2)
Kostrad.
3)
Puscab/ Fung. (Sebagai Kotama Bin).
4)
Kopassus.
5)
Kodam.
Tingkat Pelaksana. 1)
Divisi.
2)
Korem.
3)
Brigade.
4)
Resimen.
5)
Grup.
6)
Pussimpur, Puslatpur, Lemjiantek,Pusdik.
7)
Rindam.
8)
Bapras.
7
15.
9)
Kodim.
10)
Batalyon.
11)
Detasemen dan yang setingkat.
12)
Kompi/ Rai BS.
Tugas dan Tanggungjawab. a.
Tingkat Kebijaksanaan. 1)
Latihan dalam rangka pembinaan kekuatan. a) Menentukan kebijaksanaan umum pembinaan latihan TNI-AD dalam rangka mewujudkan standar kemampuan program pembinaan kekuatan sesuai dengan pemantapan satuan TNI AD yang penyelenggaraannya didasarkan pada siklus latihan dan proglatsi dengan pengelompokan untuk latihan perorangan dan latihan satuan. b) Menentukan materi latihan mulai dari perorangan sampai dengan antar kecabangan dan waktu latihan dalam satu tahun anggaran. c) Menentukan dukungan anggaran pada setiap jenis latihan yang dilaksanakan oleh satuan jajaran TNI AD baik yang berbentuk sarana dan prasarana dalam satu tahun anggaran. d) Menyusun program dukungan pemeliharaan dan pengembangan sarpras latihan sesuai kebijaksanaan Kasad atas dasar pengajuan dari Kotama. e) Menyusun program evaluasi kemampuan satuan dalam bentuk pengujian dan penilaian bagi satuan yang sudah memenuhi tingkat latihan sesuai standar yang ditentukan. f)
Menentukan standarisasi kemampuan satuan jajaran TNI AD.
g) Menyusun program pengkajian, penelitian dan pengembangan latihan terhadap pelaksanaan program yang telah dilaksanakan oleh satuan jajaran TNI AD. h) Kodiklat TNI AD/Pus Cab/Fung selaku staf Khusus Kasad memberi saran dan masukan dalam perencanaan pemrograman dan penyusunan pemrograman latihan dalam rangka pembinaan kekuatan dan menyampaikan hasil evaluasi latihan program seluruh jajaran TNI AD selama satu tahun. 2)
Latihan dalam Rangka Penggunaan Kekuatan. a) Menyusun program latihan untuk pratugas atas dasar rencana penggunaan kekuatan Mabes TNI.
8
b) Menentukan satuan yang akan dilibatkan dalam latihan pratugas melalui program kerja dan direktif latihan sebagai arahan untuk menyalenggarakan latihan. c) Menyiapkan latihan untuk menghadapi Kontijensi yang disiapkan oleh Kotama atau Mabes TNI yang dilaksanakan oleh Komando latihan yang ditunjuk secara khusus oleh Mabes TNI. d) Kodiklat TNI AD/Pus/Cab/Fung selaku Staf khusus Kasad memberi saran dan masukan dalam perencanaan pemrograman dan penyusunan pemrograman latihan dalam rangka penggunaan kekuatan dan menyampaikan hasil evaluasi latihan pratugas yang telah dilaksanakan oleh seluruh satuan jajaran TNI AD. 3)
Latihan Bersama. a) Merumuskan macam latihan, tujuan dan sasaran latihan, lama waktu latihan, daerah dan tempat latihan, metode serta materi latihan yang ditentukan dalam organisasi rapat latihan bersama tahunan antara angkatan darat kedua negara. b) Merencanakan dan menyusun program latihan bersama dengan negara sahabat dan menentukan materi latihan bersama dangan menyelenggarakan rapat-rapat dengan negara sahabat serta merencanakan satuan yang terlibat dalam latihan bersama. c) Menentukan kelompok perancang latihan bersama dengan melibatkan pejabat-pejabat latihan kedua angkatan darat. d) Menentukan satuan TNI AD yang dilibatkan dalam latihan bersama. e) Kodiklat TNI AD/Pus/Cab/Fung selaku Staf khusus Kasad memberi saran dan masukan dalam perencanaan pemrograman dan penyusunan pemrograman latihan bersama dengan negara sahabat dan menyampaikan hasil evaluasi latihan bersama yang telah dilaksanakan.
b.
Tingkat Operasional. 1)
Latihan dalam rangka pembinaan kekuatan. a) Merencanakan program pembinaan latihan satuan jajarannya berdasarkan kebijaksanaan Kasad. b) Merencanakan program dan evaluasi latihan antar kecabangan dalam bentuk pengujian bagi satuan yang memenuhi syarat. c) Merencakan program asistensi dan pengawasan latihan satuan jajarannya.
9
2) Latihan dalam rangka penggunaan kekuatan. Menyusun dan menyiapkan satuan yang akan melaksanakan tugas operasi sesuai dengan rencana penggunaan kekuatan Mabes TNI. 3) Latihan bersama. Menyusun dan menentukan satuan jajarannya yang akan dilibatkan dalam latihan bersama sesuai dengan rencana penggunaan kekuatan Mabes TNI. c.
Tingkat Pelaksana. 1)
Latihan dalam rangka pembinaan kekuatan. a) Merencanakan program latihan satuannya berdasarkan pokokpokok kebijaksanaan dan Kondisi obyektif satuan. b) Menyusun program kerja satuan atas dasar program latihan yang ditetapkan dan selanjutnya menyusun rencana kerja latihan satuan. c) Mengirim konsep kerja bidang latihan dalam bentuk RKA kepada Kotamanya yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan satuannya.
2) Latihan dalam rangka penggunaan kekuatan. Tugas dan tanggungjawab satuan pelaksana dalam merencanakan dan menyusun pemograman latihan dalam rangka penggunaan kekuatan tidak ada perannya. 3) Latihan bersama. Tugas dan tanggungjawab satuan pelaksana dalam merencanakan dan menyusun pemograman latihan bersama tidak ada perannya. 16. Kegiatan Perencanaan Pemrograman Latihan. Suatu kegiatan yang dimulai dari keluarnya surat perintah atau melalui Rakorsopsad pada bulan April yang memerintahkan kepada Kodiklat TNI AD/Kotama/Pus/Cab/Fung agar membuat perencanaan program latihan dalam bentuk RKA bidang latihan untuk tahun depan dan dikirimkan ke Suad dengan tembusan Dankodiklat TNI AD. a.
Perencanaan. 1)
Tingkat kebijaksanaan. a)
Latihan dalam rangka pembinaan kekuatan. (1)
Mabesad (b) Menghimpun dan mempelajari hasil evaluasi latihan program sebelumnya dalam rangka pembinaan kekuatan.
10
(c) Mengeluarkan surat pemberitahuan kepada Kotama dan Pus/Cab/Fung tentang perencanaan program latihan dalam bentuk RKA bidang latihan. (d)
Kebijaksanaan Kasad.
(e)
Alokasi anggaran yang tersedia.
(2) Kodiklat TNI AD. (Sebagai staf Khusus Kasad) Memberikan saran dan masukan tentang perencanaan pemrograman latihan dalam rangka pembinaan kekuatan sesuai dengan bidang sistem dan metode latihan. (3) Pus/Cab/Fung. (Sebagai staf khusus Kasad) Memberikan saran dan masukan tentang perencanaan pemrograman latihan dalam rangka pembinaan kekuatan sesuai dengan bidang taktik dan teknik latihan. b)
Latihan dalam rangka penggunaan latihan. (1)
Mabesad. (a) Menghimpun dan mempelajari hasil evaluasi latihan pratugas yang dilaksanakan satuan jajaran TNI AD tahun sebelumnya dalam rangka penggunaan kekuatan. (b) Mempelajari rencana penggunaan kekuatan dari Mabes TNI. (c)
Kebijaksanaan Panglima TNI.
(d)
Alokasi anggaran dari Mabes TNI.
(2) Kodiklat TNI AD. (Sebagai staf Khusus Kasad) Memberikan saran dan masukan tentang perencanaan pemrograman latihan pratugas dan latihan untuk menghadapi kontijensi dalam rangka penggunaan kekuatan di bidang sistem dan metode latihan. (3) Pus/Cab/Fung. (Sebagai staf khusus Kasad) Memberikan saran dan masukan tentang perencanaan pemrograman latihan pratugas dan latihan untuk menghadapi kontijensi dalam rangka penggunaan kekuatan di bidang taktik dan teknik. c) Latihan bersama. (1) Mabesad. (a) Merencanakan latihan bersama dengan negara sahabat. (b) Merencanakan latihan-latihan apa saja yang akan dilaksanakan oleh kedua angkatan darat.
11
(c) Merencanakan satuan mana saja yang akan dilibatkan. (2) Kodiklat TNI AD. (Sebagai staf Khusus Kasad) Memberikan saran dan masukan tentang perencanaan pemrograman latihan bersama dibidang sistem dan metode latihan. (3) Pus/Cab/Fung. (Sebagai staf khusus Kasad) Memberikan saran dan masukan tentang perencanaan pemrograman latihan bersama dibidang taktik dan teknik latihan. 2)
Tingkat Operasional. a)
Latihan dalam rangka pembinaan kekuatan. (1)
Kodiklat TNI AD dan Pus/Cab/Fung (Sebagai Kotama). (a) Menghimpun dan mempelajari hasil evaluasi serta hasil pengawasan latihan satuan jajarannya. (b) Mengeluarkan surat perintah kepada satuan jajarannya dalam rangka penyusunan program latihan. (c) Merencanakan program latihan satuan jajarannya, melaksanakan rakor bidang latihan dengan satuan jajarannya. (d) Mengeluarkan perintah kepada Kabaglat/ Dirbindiklat/Dirbincab untuk merumuskan program latihan satuan jajarannya dengan melibatkan para Dansat jajarannya agar program latihan yang direncanakan pada tahun berikutnya sesuai dengan proglatsi masing-masing kecabangan.
(2)
Kostrad, Kodam dan Kopassus. (a) Menghimpun dan mempelajari hasil evaluasi dari pengawasan latihan satuan jajarannya. (b) Mengeluarkan surat perintah kepada satuan jajarannya dalam rangka penyusunan program latihan. (c) Merencanakan program latihan satuan satuan jajarannya, melaksanakan Rakorops bidang latihan dengan satuan jajarannya. (d) Mengeluarkan perintah kepada Asops Kotama untuk merumuskan program latihan satuan jajarannya dengan melibatkan para Dansat jajarannya agar program latihan yang direncanakan pada tahun berikutnya sesuai dengan proglatsi masing-masing kecabangan.
12
b)
Latihan dalam rangka penggunaan kekuatan. (1) Kodiklat TNI AD dan Pus/Cab/Fung (Sebagai Kotama). Dalam perencanaan dan penyusunan pemrograman latihan untuk penggunaan kekuatan hanya sebagai supervisi dibidang sistem dan metode, taktik dan teknik. (2)
Kostrad, Kotama dan Kopassus. (a) Mempelajari rencana penggunaan kekuatan dari Mabes TNI. (b) Merencanakan Satuan jajarannya yang akan dilibatkan untuk latihan dalam rangka penggunaan kekuatan.
c) Latihan bersama. Merencanakan satuan mana saja yang akan dilibatkan untuk dimasukan dalam latihan pemrograman latihan bersama dengan negara sahabat. 3)
Tingkat Pelaksana. a)
Latihan dalam rangka pembinaan kekuatan. (1) Membuat rencana program latihan satuan berdasarkan tujuan dan sasaran latihan yang ditetapkan Kotama, hasil evaluasi latihan satuan dan kondisi obyektif satuan. (2) Membuat RKA program latihan satuan sekaligus menjadi konsep program latihan tahun anggaran yang akan datang.
b) Latihan dalam rangka penggunaan kekuatan. Dalam pemrograman latihan dalam rangka penggunaan kekuatan satuan pelaksana tidak ada perannya. c) Latihan bersama. Dalam pemrograman latihan dalam rangka latihan bersama dengan negara sahabat satuan pelaksana tidak ada kewenangan untuk merencanakan dan menyusun program latihan bersama.
13
b.
Persiapan. 1)
Latihan dalam rangka pembinaan kekuatan. a) Tingkat kebijaksanaan. (1) Mabesad. (a) Mengevaluasi dan mempelajari tingkat kesiapan satuan yang akan dicapai. (b) Menerima saran program latihan Kodiklat TNI AD/Pus/Cab/Fung/Kotama untuk program tahunan yang akan datang. (2) Kodiklat TNI AD dan Pus/Cab/Fung (Sebagai Staf Khusus Kasad). Menyiapkan saran-saran masukan hasil dari evaluasi latihan satuan jajaran TNI AD, guna penyusunan pemrograman latihan dalam rangka pembinaan kekuatan sesuai dengan LKT masing-masing. b)
Tingkat Operasional. (1) Kodiklat TNI AD dan Pus/Cab/Fung (Sebagai Kotama). Menyiapkan konsep program latihan dalam rangka pembinaan kekuatan satuan jajarannya untuk tahun yang akan datang yang diajukan ke Sopsad. (2) Kostrad, Kodam dan Kopassus. Menyiapkan konsep program latihan untuk tahun yang akan datang yang diajukan ke Sopsad dengan tembusan Kodiklat TNI AD/Pus/Cab/Fung.
c) Tingkat pelaksana. Menyiapkan konsep RKA program latihan dalam rangka pembinaan kekuatan satuan pelaksana. 2)
Latihan dalam rangka penggunaan kekuatan. a)
Tingkat kebijaksanaan. (1)
Mabesad. (a) Mengevaluasi dan mempelajari tingkat kesiapan satuan yang akan dicapai dari hasil evaluasi latihan pratugas dan latihan dalam rangka menghadapi Kontijensi tahun sebelumnya.
14
(b) Menyiapkan konsep satuan-satuan jajaran TNI AD yang akan melaksanakan tugas operasi untuk tahun yang akan datang untuk diusulkan kepada Sops TNI guna perencanaan dan penyusunan program latihan pratugas yang akan datang. (2) Kodiklat TNI AD dan Pus/Cab/Fung (Sebagai Staf Khusus Kasad). Menyiapkan saran-saran masukan hasil dari evaluasi latihan pratugas satuan jajaran TNI AD, guna penyusunan pemrograman latihan pratugas dalam rangka penggunaan kekuatan sesuai dengan LKT masing-masing. b)
Tingkat Operasional. (1) Kodiklat TNI AD dan Pus/Cab/Fung (Sebagai Kotama). Untuk Kodiklat TNI AD dan Pus/Cab/Fung tidak ada satuan untuk disiapkan tugas operasi karena Kodiklat TNI AD dan Pus/Cab/Fung hanya supervisi bidang Doktrin, Pendidikan dan Latihan serta taktik dan teknik. (2) Kostrad,Kodam dan Kopassus. Menyiapkan konsep susunan satuan yang disiapkan untuk melaksanakan tugas operasi pada tahun yang akan datang.
c) Tingkat Pelaksana. Dalam perencanaan pemrograman latihan dalam rangka penggunaan kekuatan satuan pelaksana tidak punya kewenangan untuk menyusun dan hanya sebagai pelaksana. 2)
Latihan bersama. a)
Tingkat Kebijaksanaan. (1) Mabesad. Menyiapkan konsep program latihan bersama dengan negara sahabat. (2) Kodiklat TNI AD dan Pus/Cab/Fung menyiapkan saran dan masukan serta mengikuti rapat MOU pemrograman latihan bersama dengan personel negara sahabat untuk program latihan bersama tahun yang akan datang.
b) Tingkat Operasional. Menyiapkan konsep/data satuan yang akan mengikuti latihan bersama dengan negara sahabat untuk diprogramkan pada tahun yang akan datang. c) Tingkat pelaksana. Dalam perencanaan dan penyusunan pemrograman latihan bersama satuan pelaksana tidak terlibat.
15
c.
Pelaksanaan. 1)
Latihan dalam rangka pembinaan kekuatan. a)
Tingkat kebijaksanaan. (1) Mabesad. Menyampaikan kebijaksanaan umum Kasad pada rapat koordinasi bidang latihan yang berisi : (a)
Pokok-pokok kebijaksanaan latihan.
(b)
Tujuan dan sasaran latihan yang harus dicapai.
(c)
Petunjuk penyelenggaraan latihan.
(d)
Garis besar waktu pelaksanaan latihan.
(e)
Materi latihan yang akan dilaksanakan
(f) ALokasi anggaran yang akan diberikan untuk pembinaan latihan. (g) Menghimpun pengajuan program latihan dari Kodiklat TNI AD/Pus/Cab/Fung/Kotama untuk tahun yang akan datang. (h) Merencanakan program latihan TNI AD sesuai dengan pembinaan latihan dan pengembangan kekuatan. (i) Kodiklat TNI AD/Pus/Cab/Fung. (Sebagai staf Khusus Kasad) Memberikan saran dan masukan tentang perencanaan program bidang latihan dalam rangka pembinaan kekuatan. b)
Tingkat operasional. (1)
Kodiklat TNI AD/Pus/Cab/Fung.(Sebagai Kotama). (a) Menyampaikan kebijaksanaan umum Kasad pada rapat koordinasi bidang latihan hasil dari Rakorops Suad pada Rakorops Kodiklat TNI AD/Pus/Cab/Fung. (b)
Menerima saran dari satuan jajarannya.
(c) Membuat konsep program bidang latihan dalam rangka pembinaan latihan untuk tahun anggaran yang akan datang.
16
(2)
Kostrad, Kotama, dan Kopassus. (a) Menyampaikan kebijaksanaan umum Kasad pada rapat koordinasi bidang latihan hasil dari rakorops Suad pada Rakorops Kostrad, Kotama dan kopassus. (b)
Menerima saran dari satuan jajarannya.
(c) Membuat konsep program bidang latihan dalam rangka pembinaan latihan untuk anggaran yang akan datang. c) Tingkat pelaksana. Membuat konsep program kerja satuan bidang latihan untuk pembinaan latihan di satuannya. 2)
Latihan dalam rangka penggunaan kekuatan. a)
Tingkat kebijaksanaan. (1)
Mabesad. (a) mengonsep rencana pemrograman latihan pratugas dan latihan dalam menghadapi kontijensi. (b) Mengonsep satuan yang akan melaksanakan operasi.
(2) Kodiklat TNI AD/Pus/Cab/Fung. (Sebagai staf Khusus Kasad) Memberikan saran dan masukan tentang perencanaan dan pembuatan konsep latihan pratugas program dalam rangka penggunaan kekuatan. b)
Tingkat operasional. (1) Kodiklat TNI AD/Pus/Cab/Fung.(Sebagai Kotama). Dalam pelaksanaan perencanaan program latihan pratugas dan latihan dalam menghadapi kontijensi Kodiklat TNI AD/Pus/Cab/Fung tidak memiliki satuan untuk disiapkan tugas operasi. (2) Kostrad, Kotama dan Kopassus. Membuat konsep satuan yang akan latihan pratugas dan latihan untuk menghadapi kontijensi berdasar renguat dari Mabes TNI.
17
c) Tingkat pelaksana. Perencanaan pembuatan konsep program latihan dalam rangka penggunaan kekuatan satuan pelaksana tidak ada perannya. 3)
Latihan bersama. a)
Tingkat kebijaksanaan. (1)
Mabesad. (a) Mengonsep bersama.
rencana
pemrograman
latihan
(b) Mengonsep satuan yang akan melaksanakan latihan bersama dengan negara sahabat. (c) Kodiklat TNI AD/Pus/Cab/Fung. (Sebagai Staf khusus Kasad). Memberikan saran dan masukan tentang perencanaan dan pembuatan konsep latihan bersama dengan negara sahabat. b)
Tingkat operasional. (1) Kodiklat TNI AD/Pus/Cab/Fung. (Sebagai Kotama) Merencanakan program asistensi dan pengawasan latihan bersama dengan negara sahabat. (2) Kostrad, Kotama dan Kopassus. Merencanakan satuan yang terlibat latihan bersama dengan negara sahabat pada anggaran tahun yang akan datang.
c) Tingkat pelaksana. Perencanaan pembuatan konsep program latihan bersama satuan pelaksana tidak ada perannya. d.
Pengakhiran 1)
Tingkat kebijaksanaan. a) Menyiapkan administrasi program bidang latihan kepada Mabes TNI berdasarkan :
18
(1)
Postur TNI AD dan Renstra TNI AD
(2) Evaluasi pelaksanaan disatuan jajaran TNI AD.
program
pembinaan
(3)
Rencana penggunaan kekuatan dari Mabes TNI.
(4)
Tingkat kesiapan satuan yang akan dicapai.
(5)
Rencana alokasi anggaran bidang latihan.
latihan
b) Melaksanakan koordinasi dengan Sops TNI tentang program latihan yang telah diusulkan. 2)
Tingkat operasional. a)
Kodiklat TNI AD/Pus/Cab/Fung. (1)
Mengajukan program latihan ke Sopsad.
(2) Mengajukan program pengembangan latihan satuan jajaran TNI AD. (3) Mengajukan program asistensi pengawasan latihan satuan TNI AD sesuai dengan LKTnya masing-masing ke Sopsad. b)
Kostrad, Kotama dan Kopassus. (1)
Mengajukan program latihan ke Sopsad.
(2) Mengajukan program asistensi pengawasan latihan satuan jajarannya. 3)
Tingkat pelaksana. a) Mengajukan rencana program latihan satuan atas dasar tujuan dan sasaran latihan yang ditetapkan oleh Kotama. b) Mengajukan RKA program latihan sekaligus menjadi konsep program latihan tahun anggaran yang akan datang ke Sops Kotama.
17. Penyusunan Program Latihan. Untuk kegiatan penentuan dalam penyusunan program latihan satuan jajaran TNI AD oleh Mabesad (top down) mengacu pada RKA yang telah dikirim jajaran TNI AD kepada Mabesad/Sopsad (bottom up) berdasarkan pada anggaran yang telah disetujui /dialokasikan Mabes TNI.
19
a.
Perencanaan. 1)
Tingkat kebijaksanaan. a)
Mabesad. (1) Mempelajari kebijaksanaan Panglima rencana penggunaan kekuatan satuan TNI AD.
TNI
tentang
(2) Mempelajari anggaran yang sudah ditentukan oleh Mabes TNI untuk program pembinaan latihan, latihan pratugas, latihan bersama dan latihan untuk menghadapi kontijensi. (3) Merencanakan konsep PPPA bidang latihan satuan jajaran TNI AD. b) Kodiklat TNI AD/Pus/Cab/Fung. (Sebagai staf Khusus Kasad). Memberikan saran dalam penyusunan program latihan yang telah diterima oleh Mabes TNI. 2)
Tingkat Operasional. a)
Kodiklat TNI AD/Pus/Cab/Fung.(Sebagai Kotama). (1) Mempelajari anggaran yang telah ditentukan oleh Mabesad untuk program pembinaan latihan, latihan bersama dan latihan untuk menghadapi kontijensi. (2) Mengeluarkan surat perintah atas dasar kebijaksanaan Kasad kepada satuan jajarannya dalam rangka pembuatan program latihan Kodiklat TNI AD/Pus/Cab/Fung untuk satu tahun anggaran yang akan datang. (3) Merencanakan program asistensi pengawasan latihan satuan jajaran TNI AD. (4) Merencanakan konsep program dan anggaran bidang latihan untuk satuan jajarannya.
b)
Kostrad, Kotama dan Kopassus. (1) Mempelajari anggaran yang sudah ditentukan oleh Mabesad untuk program pembinaan latihan, latihan pratugas, latihan bersama dan latihan dalam rangka menghadapi kontijensi. (2) Mengeluarkan surat perintah atas dasar kebijaksanaan Kasad kepada satuan jajarannya dalam rangka pembuatan
20
program latihan Kotama untuk satu tahun anggaran yang dilaksanakan. (3) Merencanakan satuan yang terlibat penugasan dan latihan bersama dengan negara sahabat serta satuan yang disiapkan untuk menghadapi kontijensi. (4) Merencanakan program asistensi pengawasan latihan satuan jajarannya di Kotamanya. (5) Merencanakan konsep program latihan satuan di jajaran Kotamanya. 3)
Tingkat Pelaksana. a) Mempelajari program kerja dan anggaran bidang latihan Kotamanya. b) Merencanakan program latihan satuan pelaksana berupa program kerja satuan yang berisi rencana kerja bidang latihan.
b.
Persiapan. 1)
Tingkat Kebijaksanaan. a)
Mabesad. (1) Mempelajari dan menyiapkan program latihan dalam rangka pembinaan latihan, latihan pratugas serta latihan bersama. (2) Mengalokasikan anggaran program latihan untuk masing-masing jenis latihan.
b) Kodiklat TNI AD/Pus/Cab/Fung. (Sebagai staf khusus Kasad). Menyiapkan saran dan masukan dalam penyempurnaan penyusunan PPPA khususnya bidang latihan. 2)
Tingkat Operasional. a)
Kodiklat TNI AD/Pus/Cab/Fung. (Sebagai Kotama). (1) Menjabarkan program latihan dengan produk administrasi yang dihasilkan berupa buku petunjuk pelaksanaan program kerja dan anggaran. (2) Memberikan saran kepada Sopsad dalam rangka penyempurnaan konsep program latihan TNI AD.
21
(3) Menyiapkan bahan-bahan untuk mengikuti rapat kerja teknis/Rakornis Sopsad. b)
Kostrad, Kotama dan Kopassus. (1) Menjabarkan program latihan dengan produk administrasi yang dihasilkan berupa Buku Petunjuk Pelaksanaan Program Kerja dan Anggaran Kotama. (2) Memberikan saran kepada Sopsad dalam rangka penyempurnaan konsep program latihan Kotama. (3) Menyiapkan bahan-bahan untuk mengikuti rapat kerja teknis/Rakornis Sopsad.
4)
Tingkat Pelaksana. a) Menyiapkan Program latihan terhadap semua jenis latihan yang akan dilaksanakan dalam program tersebut. b) Memberikan saran kepada Kotama penyempurnaan konsep program latihan Kotama.
b.
dalam
rangka
Pelaksanaan. 1)
Tingkat Kebijaksanaan. a)
Mabesad. (1) Menyusun program latihan dalam rangka pembinaan kekuatan dan penggunaan kekuatan serta latihan bersama dengan produk administrasi berupa Petunjuk Pelaksanaan Program dan Anggaran. (2) Menentukan tujuan, sasaran, penyelenggaraan dan alokasi anggaran yang didukung. (3) Melaksanakan rapat kerja teknis dengan para tingkat operasional dan para staf yang membidangi bidang latihan.
b) Kodiklat TNI AD/Pus/Cab/Fung. (Sebagai staf khusus kasad). Memberikan saran dan masukan untuk penyempurnaan PPPA bidang latihan.
2)
Tingkat Operasional.
22
a)
Kodiklat TNI AD/Pus/Cab/Fung. (Sebagai Kotama). (1) Mempelajari Buku Petunjuk Program Pelaksanaan bidang latihan TNI AD untuk dijabarkan dalam program latihan Kodiklat TNI AD/Pus/Cab/Fung. (2)
Menyusun program bidang latihan.
(3)
Mengikuti kegiatan Rakernis Sopsad bidang latihan
(4) Menyusun dan melaksanakan rapat pimpinan atau Rakernis Kabaglat/Dirbindiklat/Dirbincab dilingkungan jajarannya. b)
Kostrad, Kotama dan Kopassus. (1) Mempelajari Buku Petunjuk program pelaksanaan bidang latihan TNI AD untuk dijabarkan dalam program latihan Kotama. (2)
Menyusun program bidang latihan Kotama.
(3)
Mengikuti kegiatan Rakernis Sopsad bidang latihan.
(4) Menyusun dan melaksanakan rapat pimpinan atau Rakernis dilingkungan jajaran Kotama. 3)
Tingkat Pelaksana. a) Menjabarkan program latihan terhadap semua jenis latihan yang akan dilaksanakan. b) Menyusun Program latihan satuan pelaksana berupa program kerja satuan yang berisi rencana kerja bidang latihan. c) Menjabarkan program latihan terhadap semua jenis latihan yang akan dilaksanakan. d)
Mengikuti Rakernis bidang latihan di Kotamanya.
e) Memberikan Saran terhadap penyempurnaan konsep program latihan Kotama.
\ c.
Pengakhiran.
23
1)
Tingkat Kebijaksanaan. a) Menghimpun hasil rapat kerja Teknis dari para peserta rakernis. b) Menyempurnakan Petunjuk Pelaksanaan Anggaran sesuai masukan peserta rapat.
2)
Program
dan
c)
Melaksanakan pencetakan dan pendistribusian buku PPPA.
d)
Melaksanakan pengawasan dan pengendalian.
Tingkat Operasional. a)
Kodiklat TNI AD/Pus/Cab/Fung. (Sebagai Kotama) (1) Menghimpun hasil rapat kerja teknis dari para peserta Rakernis. (2) Menyempurnakan Petunjuk Pelaksanaan Program dan Anggaran sesuai masukan peserta rapat. (3) Melaksanakan pencetakan dan pendistribusian buku Program Kerja dan Anggaran bidang latihan Kodiklat TNI AD/Pus/Cab/Fung. (4)
b)
Melaksanakan pengawasan dan pengendalian.
Kostrad, Kotama dan Kopassus. (1) Menghimpun hasil rapat kerja teknis dari para peserta Rakernis. (2) Menyempurnakan Petunjuk Pelaksanaan Program dan Anggaran sesuai masukan peserta rapat. (3) Melaksanakan pencetakan dan pendistribusian buku Program Kerja dan Anggaran bidang latihan Kotamanya. (4)
3)
Melaksanakan pengawasan dan pengendalian.
Tingkat Pelaksana. a) Menyusun Program kerja satuan serta kalender latihan sesuai dengan program kerja dan anggaran bidang latihan satuan atasnya. b) Mendistribusikan program kerja satuan kejajaran yang ada dibawahnya. c)
18.
Evaluasi.
24
a.
Jelaskan bagaimana mekanisme perencanaan program latihan !
b.
Jelaskan bagaimana mekanisme penyusunan program latihan !
c.
Sebutkan dan jelaskan prinsip – prinsip pemrograman latihan !
d. Jelaskan apa tugas dan tanggungjawab satuan pelaksana dalam perencanaan dan penyusunan program ! BAB IV PENYELENGGARAAN LATIHAN 19. Penyelenggaraan Latihan dalam Rangka Pembinaan Kekuatan. Pelaksanaan latihan berpedoman pada program latihan standarisai (Proglatsi) satuan yang didalamnya berisi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan latihan meliputi pedoman penyelenggaraan latihan, lama waktu latihan, Rangka Pokok latihan (RPL), dan Acara Latihan (AL). a.
Latihan Perorangan. 1) Penyelenggara. Satu tingkat diatas pelaku (tingkat terendah kegiatan perencanaan yang bersifat pelaksanaan ada pada tingkat Kompi). 2)
Penguji.
3)
Pelaku.
4)
Dua tingkat diatas pelaku. Prajurit perorangan, antara lain :
a)
Tamtama.
b)
Bintara.
c)
Perwira.
Materi. a)
Latihan perorangan dasar dan lanjutan Tamtama.
b)
Latihan perorangan jabatan Tamtama.
c)
Latihan perorangan dasar dan lanjutan Bintara.
d)
Latihan perorangan jabatan Bintara.
e)
Latihan perorangan dasar dan lanjutan Perwira.
f)
Latihan perorangan jabatan Perwira.
25
5)
b.
Metoda. a)
Peragaan (Demonstrasi)
b)
Peninjauan.
c)
Diskusi.
d)
Penataran.
Latihan Satuan. 1) Penyelenggara. Satu tingkat diatas pelaku ( tingkat terendah kegiatan perencanaan yang bersifat pelaksanaan ada pada tingkat Kompi ). 2)
Penguji.
Dua tingkat diatas pelaku.
3) Pelaku. Satuan terkecil dimulai dari kelompok sampai dengan tingkat puncak yang diatur dalam siklus latihan, Bila kesatuan tempur dasar TNI AD adalah Batalyon, maka puncak latihan adalah Batalyon Tim pertempuran, dan bila kesatuan dasar TNI AD Brigade, maka puncak latihan adalah Brigade Tim pertempuran. 4) Materi. Disesuaikan dengan pola operasi yang digunakan dengan prinsip bahwa Apa yang akan dikerjakan itu yang dilatihkan dan apa yang akan dilatihkan itu yang diujikan/diajarkan” 5)
Metoda. a)
Drill teknis, drill taktis dan drill tempur.
b) Geladi peta, geladi model, geladi medan, Geladi Posko dan geladi Mako. c) 6)
Geladi lapangan dan manuver lapangan.
Pelaksanaan latihan. a) Perencanaan latihan. Setelah direktif latihan diterima oleh penyelenggara latihan, maka Komandan latihan/Direktur geladi memilih metoda latihan disesuaikan dengan tujuan dan sasaran latihan, kemudian dituangkan dalam naskah latihan berupa Rencana latihan (Renlat) atau Rencana Geladi (Rengla). Penyiapan latihan. Menyiapkan personel latihan sarana dan b) prasarana latihan, medan latihan dan penataran pelatih/pendukung.
26
c) Pelaksanaan latihan. Dinamika latihan diperankan oleh pelatih/pengendali dan pelaku dalam mengaplikasikan materi dan metoda latihan yang ada dalam Naskah latihan. Pelaksanaan latihan satuan diakhiri dengan Uji Siap tempur (UST) satuan. Pengakhiran latihan. Kegiatan yang dilaksanakan adalah d) kaji ulang terhadap pelaksanaan latihan untuk mendapatkan data/keterangan tentang pelatih, pelaku, materi, metoda dan administrasi serta tehnis penyelenggaraan latihan. BAB V ASISTENSI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN LATIHAN. 20.
Asistensi Pengawasan Dan Pengendalian Latihan a) Pengawasan latihan oleh Mabesad diarahkan pada aspek keselarasan program latihan yang dikeluarkan dengan mengawasi program yang dialokasikan apakah telah dijabarkan dan dilaksanakan secara benar oleh Kotama/Satuan pelaksana sesuai kebijaksanaan, sasaran dan tujuan latihan yang ditetapkan. Out put dari pengawasan tersebut berupa koreksi yang didasarkan pada kebijaksanaan latihan b) Pengawasan oleh Kodiklat TNI AD diarahkan pada aspek sistem dan metoda latihan sedangkan oleh Puscab/Fung pada aspek taktik dan tehnik sesuai kecabangan/Fungsi. Kegiatan yang diawasi adalah melihat ketepatan pelaksanaan dari aspek LKT, sehingga output dari pengawasan tersebut harus mendapatkan kesimpulan perlu dan tidaknya asistensi latihan dilaksanakan. c) Pengawasan oleh Kotama diarahkan untuk mengawasi penyelenggaraan latihan yang dilaksanakan oleh satuan pelaksana. Outputnya berupa koreksi terhadap tatacara pelaksanaan penyelenggaraan latihan dan perlu tidaknya asistensi latihan dilaksanakan kepada satuan pelaksana. d) Di tingkat satuan pelaksana pengawasan latihan lebih dititik beratkan kepada tindakan pengendalian pelaksanaan latihan untuk mempengaruhi jalannya latihan dengan metoda dan perangkat tertentu agar latihan berjalan sesuai dengan skenario yang disiapkan oleh penyelenggara latihan. Pelaksana pengendalian latihan adalah Komandan satuan pelaksana latihan (Komandan latihan/Direktur geladi).
21. Evaluasi latihan. Merupakan suatu kegiatan atau elemen dalam latihan untuk mengukur pelaksanaan program yang ditetapkan, Dasar pembuatan evaluasi latihan adalah laporan pelaksanaan latihan, hasil pengawasan dan pengendalian latihan serta pengujian kemampuan tempur satuan dari hasil pembinaan yang dilaksanakan melalui program latihan.
Di tingkat Mabesad. Evaluasi program latihan harus terus menerus dapat a dilaksanakan berdasarkan kepada :
27
(1) Pencatatan latihan yang diperoleh pelaksanaan program latihan TNI AD.
dari
hasil
pengawasan
(2) Hasil pengujian kemampuan tempur satuan untuk menentukan tolok ukur keberhasilan pencapaian program di tingkat mabesad. Jenis latihan yang digunakan untuk melakukan pengujian adalah BTP keatas. Pada latihan BTP dengan tujuan meningkatkan atau memelihara kemampuan, maka tanggung jawab pelaksanaan latihan adalah Pangkotama, sedangkan untuk pengujian kemampuan tingkat BTP dilaksanakan oleh Kodiklat TNI AD dalam hal ini Puslatpur Kodiklat TNI AD harus dapat menyiapkan perangkat pengujiannya. Di tingkat Kotama. Evaluasi pelaksanaan program pembinaan latihan b harus terus menerus dapat dilaksanakan dan berdasarkan kepada : (1) Pencatatan latihan yang diperoleh pelaksanaan program latihan Kotama.
dari
hasil
pengawasan
(2) Hasil pengujian kemampuan perorangan dan satuan baik berupa Uji Terampil perorangan Umum (UTPU), Uji Terampil perorangan jabatan (UTPJ), Uji Siap Tempur (UST) satuan. Pelaksanaan UTPU, UTPJ dan UST harus dipantau, diawasi dan ditentukan tataran kewenangannya sehingga validitas hasil pengujian dapat dipertanggung jawabkan. c
Di tingkat satuan pelaksana. Evaluasi latihan didasarkan kepada : (1) Penilaian semua tingkat latihan yang telah dilaksanakan sesuai alokasi program latihan Kotama, baik latihan perorangan maupun satuan. (2) Penyelenggaraan UTPU, UTPJ dan UST harus konsisten sehingga objektifitas hasil latihan dapat dicapai. (3) Hasil evaluasi latihan perlu ada upaya Komandan satuan untuk meningkatkan kemampuan satuan (latihan dalam satuan).
22. Penyelenggaraan Latihan dalam Rangka Penggunaan Kekuatan. yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a.
Pemrograman.
Kegiatan
28
1) Latihan pratugas. Berdasarkan Rengunkuat Mabes TNI, maka TNI AD berwenang untuk menentukan satuan yang akan terlibat dalam latihan pratugas dengan bentuk program kerja dan Direktif latihan. 2) Latihan untuk menghadapi kontinjensi. Berdasarkan Rengunkuat Mabes TNI, maka TNI AD menyiapkan satuan Kostrad yang akan terlibat dalam latihan untuk menghadapi tugas sesuai situasi perkembangan kontinjensi. Latihan tugas pengamanan. Berdasarkan Rengunkuat Mabes 3) TNI, maka TNI AD menyiapkan satuan Kodam, Kotama Ops maupun Balakpus yang akan dikerahkan untuk tugas pengamanan sesuai situasi dan kondisi daerah/objek vital. b.
Pengorganisasian. 1) Latihan pratugas. Berdasarkan kebijaksanaan latihan yang dikeluarkan Mabes TNI, maka TNI AD menentukan pengorganisasian penyelenggaraan latihan dalam bentuk latihan yang dipusatkan dengan penyelenggara dari satuan Kotama Ops atau satuan Balakpus yang ditunjuk dan dalam bentuk latihan tersebar di daerah dengan penyelenggara adalah Kotama. 2) Latihan untuk menghadapi tugas kontinjensi. Berdasarkan kebijaksanaan pengorganisasian latihan yang dikeluarkan Mabes TNI kepada Kostrad dengan bentuk menyesuaikan pengorganisasian pada geladi lapangan yang akan dilatihkan. 3) Latihan tugas pengamanan. Berdasarkan kebijaksanaan pengorganisasian latihan yang dikeluarkan Mabes TNI kepada Kodam dengan bentuk menyesuaikan pengorganisasian pada geladi lapangan yang akan dilatihkan.
c.
Pelaksanaan Latihan. 1) Latihan pratugas. Pola latihan ditentukan dalam kebijaksanaan latihan TNI AD yang dituangkan kedalam program latihan atau direktif latihan. Pelaksanaan latihan dapat menggunakan pentahapan latihan (Tahap I, II dan tahap III) atau tanpa pentahapan latihan yang didasarkan kepada tujuan dan sasaran latihan serta kemampuan awal dari pelaku latihan. 2) Latihan pengamanan.
untuk menghadapi tugas kontinjensi dan tugas Pelaksanaan latihan dalam bentuk geladi lapangan dengan
29
materi latihan menyesuaikan dengan perkembangan situasi dan kondisi Kontinjensi dan daerah tugas pengamanan. d.
Pengawasan dan Pengendalian Latihan. 1) Latihan pratugas. Pengawasan dilakukan oleh Mabes TNI, Mabes TNI AD, Kodiklat TNI AD dan Puscab/Fung pada aspek pengawasan sesuai bidang tanggung jawab tataran kewenangan. Pengendalian latihan dilakukan oleh satuan penyelenggara latihan. Latihan untuk menghadapi tugas kontinjensi dan tugas 2) pengamanan. Pengawasan dapat dilakukan oleh Tim Waslat dari Mabes TNI dan Tim Waslat Mabes TNI AD yang dibentuk pada aspek pengawasan sesuai bidang tanggung jawab tataran kewenangannya. Pengendalian latihan dilakukan oleh satuan penyelenggara latihan.
e. Evaluasi Latihan. Menggunakan perangkat latihan yang telah disusun untuk latihan pratugas, evaluasi latihan pada dasarnya sama dengan evaluasi latihan dalam rangka pembinaan kekuatan yang ditetapkan oleh Mabes TNI AD. Untuk latihan menghadapi tugas kontinjensi dan tugas pengamanan bentuk evaluasi latihan ditentukan Mabes TNI. f. Pelaporan Latihan. Berdasarkan data/fakta dari kegiatan pencatatan latihan dan hasil evaluasi latihan, maka laporan latihan dibuat oleh satuan berdasarkan tataran kewenangannya, ditujukan kepada pimpinan sebagai bentuk pertanggung jawaban pelaksanaan latihan. Dari hasil laporan yang diperoleh diharapkan dapat ditentukan penilaian terhadap kesiapan operasi satuan untuk dapat dan tidaknya melaksanakan tugas operasi. 23.
Latihan Bersama.
Kegiatan yang dilaksanakan adalah :
Orientasi Perencanaan Program Latihan Bersama. Adalah untuk a. meningkatkan kerjasama yang baik antara TNI AD dengan Angkatan darat negara lain serta alih informasi baik taktik dan tehnik yang dapat dikembangkan oleh kedua Angkatan darat, maka penyusunan program latihan bersama disesuaikan dengan kesepakatan yang telah dituangkan dalam protap-protap bersama. Perumusan Macam Latihan, tujuan dan sasaran latihan, lama waktu b. latihan, daerah dan tempat latihan, metoda latihan serta macam latihan, ditentukan dalam organisasi rapat latihan bersama antara kedua Angkatan darat. Pengorganisasian Latihan didasarkan kepada hasil kesepakatan bersama c. yang diatur dalam protap-protap bersama dari hasil perumusan kelompok perancang latihan bersama. Pelibatan personel dan satuan TNI AD dalam latihan bersama ditentukan oleh Asops kasad.
30
d.
Pelaksanaan Latihan. 1) Perencanaan latihan. Perumusan naskah latihan dilaksanakan oleh kelompok perancang latihan bersama dengan melibatkan pejabat latihan kedua Angkatan darat yang akan mewakili Komando latihan bersama. Persiapan latihan. Masing-masing satuan yang terlibat 2) menyiapkan semua kebutuhan untuk mendukung pelaksanaan latihan. Pelaksanaan latihan. Merupakan kegiatan dinamika latihan dengan 3) mengaplikasikan metoda latihan yang telah disepakati bersama. Macam latihan yang dilaksanakan dapat berupa latihan taktis tanpa pasukan menggunakan metoda Geladi Posko dan atau dilanjutkan dengan latihan taktis dengan pasukan menggunakan metoda Geladi lapngan. 4) Pengakhiran latihan. Melaksanakan kegiatan kaji ulang dan pencatatan untuk bahan evaluasi dan laporan.
e. Pengawasan dan Pengendalian Latihan. Pada tahap kegiatan ini melibatkan personel TNI AD maupun dari angkatan darat negara lain yang penunjukannya dari masing-masing angkatan darat kedua negara sesuai hasil rapat sebelumnya. 1) Evaluasi latihan. Dilaksanakan bersama-sama guna memperbaiki pelaksanaan latihan baik penyelenggara dan pelaku latihan sehingga diharapkan latihan yang akan datang akan lebih baik sesuai rencana dan tujuan/sasaran yang diinginkan. 2) Pelaporan latihan. Dibuat oleh penyelenggara latihan bersama dan ditujukan kepada masing-masing negara selanjutnya oleh Mabesad dilaporkan ke Mabes TNI sebagai pertanggung jawaban. 24.
Evaluasi. a.
Jelaskan pelaksanaan latihan dalam rangka Binkuat ?
b.
Jelaskan pelaksanaan latihan dalam rangka Gunkuat ?
c.
Jelaskan pelaksanaan latihan bersama ?
31
BAB VI SARANA DAN PRASARANA LATIHAN Merupakan sesuatu yang diperlukan untuk 25. Sarana Prasarana Latihan. mendukung berlangsungnya proses pembinaan latihan, bentuknya dapat berupa fasilitas, alat peralatan, material, organisasi dan biaya latihan. Sifatnya baik yang bergerak maupun tidak bergerak serta fisik dan non fisik. Penggunaan sarana dan prasarana harus dapat disesuaikan dengan macam, jumlah, ketepatan waktu dukungan dan kualitas dari sarana dan prasarana itu sendiri sehingga pencapaian tujuan dan sasaran pembinaan latihan yang ditetapkan dapat tercapai. 26. Sarana latihan. Segala fasilitas yang dapat digerakan/dipindahkan diperguanakan sebagai alat untuk mencapai maksud dan tujuan latihan Contoh : a.
buku petunjuk/Referensi
b.
Biaya
c.
Pelatih
d.
Organisasi
27. Prasaran Latihan. Segala fasilitas yang tidak dapat digerkan/dipindahkan untuk menunjang terlaksananya usaha dan kegiatan latihan.
28.
a.
Medan latihan
b.
Kelas Model
c.
menara Serba Guna
d.
Lapangan tembak
Standar Sarana dan Prasarana Latihan 1)
Standar sarana prasarana secara umum
2)
Standar sarana prasarana latihan di satuan Kopassus/Linud
3)
Standar sarana prasarana latihan di satuan tingkat Batalion
4)
Standar indek latihan
5)
Penggunaan munisi latihan
BAB VI MENYUSUN RENLAP DALWASLAT Merupakan pertanggungjawaban dan bahan masukan kepada pimpinan 28. Umum. tentang data/fakta dari kegiatan latihan yang telah dilaksanakan guna kepentingan pengendalian dan pembinaan latihan di masa mendatang. Syarat laporan harus benar, objektif, lengkap, jelas, tepat waktu dan menurut bentuk yang ditentukan serta berisi data
32
dan fakta yang benar untuk kepentingan pembinaan latihan, serta untuk penentuan kebijaksanaan pembinaan latihan tahun mendatang. a) Laporan latihan perorangan. Berupa UTPU/UTPJ, Latbak jatri, latihan satuan dan lain-lain, dibuat oleh Komandan penyelenggara latihan ditujukan kepada Komando atasan satu tingkat dengan tembusan Pangkotama. Laporan bulanan. Merupakan laporan kegiatan latihan pada setiap bulan. b) Bila kegiatan latihan dapat diselesaikan pada bulan berjalan maka disamping laporan dan evaluasi pelaksanaan latihan yang dibuat, komandan satuan , juga membuat laporan bulanan yang berisi tentang hasil pelaksanaan latihan yang dapat c) diselesaikan pada bulan tersebut. Laporan bulanan ditujukan kepada Komando atasan satu tingkat dengan tembusan Pangkotama, selanjutnya Pangkotama menghimpun semua laporan bulanan satuan untuk dilaporkan kepada Kasad Up, Asops dengan tembusan Dankodiklat TNI AD serta Dan/Ka Puscab/Fung. d) Laporan triwulan/semester. Merupakan laporan dan evaluasi pelaksanaan program kerja bidang pembinaan latihan pada setiap triwulan/semester. Dibuat oleh Komandan satuan yang bertanggung jawab terhadap pembinaan latihan di satuannya ditujukan kepada Komando atasan satu tingkat dengan tembusan Pangkotama. Selanjutnya Pangkotama menghimpun semua laporan Triwulan satuan untuk dilaporkan kepada Kasad Up, Asops dengan tembusan Dankodiklat TNI AD serta Dan/Ka Puscab/Fung. e) Laporan tahunan. Merupakan laporan dan evaluasi pelaksanaan program kerja dan anggaran bidang pembinaan latihan pada satu tahun anggaran. Dibuat oleh Komandan satuan pembina latihan ditujukan kepada Komando atasan satu tingkat dengan tembusan Pangkotama. Selanjutnya Pangkotama menghimpun dan membuat laporan program kerja dan anggaran bidang latihan untuk dilaporkan kepada Kasad Up, Asops dengan tembusan Dankodiklat TNI AD serta Dan/Ka Puscab/Fung. BAB VII EVALUASI AKHIR PELAJARAN 29.
Evaluasi Akhir. a.
Jelaskan tujuan dan sasaran Binlat ?
b.
Sebutkan prinsip Binlat ?
c.
Jelaskan pelaksanaan pemograman dan Sisbinlat ?
d.
Jelaskan metoda pada latihan dengan pasukan ?
e.
Jelaskan kegiatan evaluasi pada tingkat pelaksana ?
a.
Jelaskan Materi proglatis tingkat perorangan dasar ?
b.
Jelaskan sasaran latihan dihadapkan kepada pencapaian tujuan
33
BAB VIII PENUTUP
Demikian Naskah Sekolah Sementara tentang Sistem Pembinaan 30. Penutup. Latihan ini disusun sebagai pedoman bagi tenaga pendidik dan siswa dalam proses belajar mengajar Diksarcab. Komandan Pusat Pendidikan Ajudan Jenderal
Didik Hartanto, S.IP. Kolonel Caj 28879
RAHASIA
34