PUTUSAN NOMOR 7/Pdt/2016/PT.Bdg “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA” Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara Perdata dalam Tingkat Banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara : 1. HENRY PHILIPS, bertempat tinggal di Jalan Otista Cinanggoh Barat II Nomor 27 RT 01 R 25, Kelurahan Karawang Wetan, Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang ; 2. SARI INGSIH,
bertempat tinggal di Jalan Otista Cinanggoh Barat II Nomor 27 RT 01 R 25, Kelurahan Karawang Wetan, Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang, untuk selanjutnya disebut sebagai ;
PARA PEMBANDING SEMULA TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT ; dalam hal ini Para Pembanding semula Tergugat dan Turut Tergugat memberikan kuasa kepada Dr.Nyana Wangsa, SH.MH, dan Ika Rahmawati, SH.MH, Advokat/Penasihat Hukum pada Kantor Advokat Nyana Wangsa, SH & Rekan beralamat di Jalan Tuparev No.459 - Karawang, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 03 Maret 2015; LAWAN INTAN JULITA,
beralamat di Jalan pasar Rebo Citayam No.3 RT 01, Kecamatan Cipayung, Depok, untuk selanjutnya disebut sebagai ; TERBANDING SEMULA PENGGUGAT ;
Pengadilan Tinggi tersebut : Telah membaca berkas perkara dan surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara tersebut ; TENTANG DUDUKNYA PERKARA : Membaca surat gugatan dari Penggugat
tanggal 20 Januari 2015 yang
diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Karawang pada tanggal 22 Januari 2015 dalam Register Nomor 5/Pdt.G/2015/PN Kwg, telah mengajukan gugatan sebagai berikut :
Halaman
1 dari 14 Putusan Nomor 7/Pdt/2016/PT.Bdg.
- Bahwa pada tanggal 23 Desember 2013 di Depok, penggugat telah melahirkan seorang anak laki-laki bernama Hansen Immanuel dari hubungan dengan tergugat diluar nikah, selanjutnya pada tanggal 25 Desember 2013 penggugat dengan anaknya ikut tinggal dirumah tergugat dan turut tergugat di jalan Otista Cinangoh barat II Nomor 27 Karawang; - Bahwa Hansen Immanuel telah didaftarkan sebagai anak penggugat sebagaimana tercatat dalam kutipan akta kelahiran Nomor 24357/TPN/2013 sedangkan Tergugat tidak pernah melakukan upaya hukum pengakuan anak luar kawin secara sah sehingga sudah selayaknya Penggugat dinyatakan sebagai satu-satunya orang tua dari Hansen Immanuel yang berhak menguasai, mengasuh, dan mendidik dalam arti seluas-luasnya; - Bahwa setelah penggugat melahirkan dan tinggal dirumah tergugat, sering terjadi pertengkaran dan tergugat sering mengeluarkan kata-kata yang menghina dan mengancam kepada penggugat, sehingga membuat penggugat tertekan selama berbulan-bulan; - Bahwa pada tanggal 18 Mei 2014 penggugat diusir oleh Tergugat dan Turut Tergugat dari rumah tanpa di ijinkan membawa anak penggugat; - Bahwa penggugat sudah berkali-kali mengupayakan berbagai cara kekeluargaan agar
tergugat mengijinkan penggugat membawa Hansen Immanuel ke tempat
tinggal penggugat dan membuat kesepakatan untuk mengasuh bersama namun hingga diajukannya gugatan ini tidak ada respon yang baik dari tergugat; - Bahwa tergugat dan turut tergugat pernah sengaja menyembunyikan Hansen Immanuel saat
penggugat berniat menjemput Hansen Immanuel untuk tinggal
bersama penggugat; - Bahwa pada saat Tergugat melarang Penggugat membawa Hansen Immanuel untuk diasuh, Hansen Immanuel masih berusia kurang dari 6 bulan sehingga menyebabkan penggugat tidak dapat lagi memberikan ASI dan perawatan yang semestinya kepada anak Penggugat; - Bahwa akibat perbuatan Tergugat, penggugat merasa telah dirampas haknya dan tertekan; - Bahwa sudah selayaknya tergugat menyerahkan Hansen Immanuel yang masih dibawah umur untuk diasuh dan di didik oleh Penggugat; - Bahwa demi kebaikan Hansen Immanuel dan adanya kekhawatiran jika tergugat dan turut tergugat bisa kembali membawa pergi Hansen Immanuel dan menyembunyikan keberadaannya, maka penggugat memohon kepada Ketua Pengadilan Negeri
Halaman
2 dari 14 Putusan Nomor 7/Pdt/2016/PT.Bdg.
Karawang
untuk
menempatkan
Hansen
Immanuel
dibawah
pengawasan
penggugat atau pihak berwenang yang ditunjuk Pengadilan selama proses gugatan berlangsung; Berdasarkan hal-hal sebagaimana diuraikan di atas, Penggugat memohon sudi kiranya Pengadilan Negeri Karawang berkenan mengadili perkara ini dan memberikan putusan sebagai berikut : 1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya ; 2. Menetapkan Penggugat berhak menguasai, mengasuh, dan mendidik dalam arti seluas-luasnya terhadap Hansen Immanuel; 3. Menyatakan Tergugat dan Turut Tergugat tidak berhak membawa Hansen Immanuel kemanapun tanpa sepengetahaun dan seijin Penggugat; 4. Menghukum Tergugat dan turut tergugat untuk menyerahkan Hansen Immanuel kepada penggugat; 5. Menghukum Tergugat untuk membayar kerugian yang diderita Penggugat akibat perbuatan Tergugat sebesar Rp. 110.000.000,- dengan perincian: -
Penggugat tidak dapat mengasuh, memberikan ASI dan mendidik Hansen Immanuel pada masa penting pertumbuhannya, apabila dinilai dengan uang Rp.90.000.000,-;
-
Penggugat merasa tertekan, kacau, dan tidak bisa menjalankan aktivitas dengan tenang akibat dijauhkan dari anak penggugat serta akibat penghinaan dan ancaman yang dilakukan tergugat, apabila dinilai dengan uang Rp.20.000.000,-
5. Menyatakan putusan dapat dilakukan terlebih dahulu meskipun tergugat melakukan banding, kasasi, atau upaya hukum lainnya; 6. Menghukum Tergugat untuk membayar seluruh biaya perkara; Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditentukan, penggugat hadir sendiri di persidangan sementara Tergugat I dan Turut Tergugat menghadap Kuasanya dipersidangan; Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah mengupayakan perdamaian diantara para pihak melalui mediasi sebagaimana diatur dalam Perma Nomor 1 Tahun 2008 tentang
Prosedur
Mediasi
di
Pengadilan
dengan
menunjuk
Damenta
Alexander,SH.M.Hum, Hakim pada Pengadilan Negeri Karawang, sebagai Mediator; Menimbang, bahwa berdasarkan laporan Mediator tanggal 30 September 2014, upaya perdamaian tersebut tidak berhasil;
Halaman
3 dari 14 Putusan Nomor 7/Pdt/2016/PT.Bdg.
Menimbang, bahwa oleh karena itu pemeriksaan perkara dilanjutkan dengan pembacaan surat gugatan yang isinya tetap dipertahankan oleh Penggugat; Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut para Tergugat memberikan jawaban pada pokoknya sebagai berikut :
A. DALAM KONPENSI : 1.
Bahwa Tergugat Konpensi dan Turut Tergugat Konpensi menolak dengan tegas terhadap seluruh
dalil
dalil
yang diajukan oleh Penggugat Konpensi kecuali
terhadap hal-hal yang diakuinya secara tegas kebenarannya ; 2.
Bahwa Tergugat dan Turut Tergugat Konpensi menolak dengan tegas apa yang didalilkan oleh Penggugat Konpensi sebagaimana tertuang dalam posita gugatan pada point 2 yang menjelaskan Penggugat Konpensi adalah sebagai satu satu nya orang tua dari Hansen Imanuel yang berhak menguasai, mengasuh, dan mendidik dalam arti yang seluas luasnya, karena sebagaimana dalil Penggugat Konpensi dalam point 1 mendalilkan bahwa Hansen Imanuel
adalah anak Penggugat
Konpensi dan Tergugat Konpensi yang lahir diluar nikah, artinya Tergugat Konpensi merupakan ayah dari Hansen Imanuel yang terikat hak dan kewajiban sebagai seorang ayah terhadap anaknya, jika selembar Akta Kelahiran merupakan bukti untuk memutus atau menghilangkan keberadaan seorang ayah, sungguh sangat miris dan sangat tidak adil bagi anak anak yang punya hak sama mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari ayahnya walaupun keberadaan anak tersebut adalah anak luar nikah, sungguh Tergugat Konpensi dan Tergugat Konpensi sangat sedih mendengar Penggugat ingin “menguasai” mengasuh dan mendidik dalam arti yang seluas luasnya karena selama ini kemana naluri seorang ibu yang tega menyerahkan Pengasuhan kepada ayah dan neneknya karena lebih memilih untuk kuliah, bahkan ketika Tergugat Konpensi meminta dengan sangat hingga sampai terjadi pertengkaran supaya Penggugat mengambil cuti kuliah untuk menyusui dengan memberi Air Susu Ibu kepada Hansen Immanuel yang baru berusia 20 hari tapi Penggugat Konpensi menolaknya dengan alasan harus tetap meneruskan kuliah dan lebih memilih bolak balik Karawang - Bogor seminggu sekali menyusui anaknya, sehingga ASI nya menjadi kering dan akhirnya Hansen Imanuel diberi susu formula oleh Turut Tergugat Konpensi yang penting terurus dan sehat,
dengan sangat telaten dan penuh kasih sayang
Turut Tergugat Konpensi sebagai seorang nenek untuk merawat dan mengasuh Hansen Immanuel siang dan malam sendirian karena pada hari senin sampai jum’at Tergugat Konpensi bekerja di Jakarta untuk mencari nafkah guna membiayai kehidupan Tergugat Konpensi, Turut Tergugat Konpensi dan bayi Hansen
Immanuel
dengan
kehidupan
yang
Halaman
sederhana,
oleh
karenanya
4 dari 14 Putusan Nomor 7/Pdt/2016/PT.Bdg.
sangatlah beralasan hukum jika dalil Gugatan Penggugat Konpensi pada point 2 harus di tolak; 3.
Bahwa Tergugat Konpensi dan Turut Tergugat Konpensi menolak dengan tegas dalil gugatan Penggugat Konpensi pada point 3, 4 dan 5 yang mendalilkan Tergugat Konpensi sangat kasar dan sudah mengusir Penggugat Konpensi kemudian melarang Penggugat Konpensi membawa bayi Hansen Imanuel, mungkin Tergugat Konpensi dan Turut Tergugat Konpensi harus mengingatkan Penggugat Konpensi ketika baru 2 hari melahirkan bayi Hansen diantar oleh keluarganya kerumah Tergugat Konpensi dan Turut Tergugat Konpensi untuk menyerahkan Hansen Imanuel guna diurus dan tinggal dengan Tergugat Konpensi dan Turut Tergugat Konpensi karena keluarga Penggugat Konpensi merasa malu bayi Hansen Imanuel lahir diluar nikah sedangkan Penggugat Konpensi masih kuliah, sehingga Penggugat Konpensi dan bayi Hansen Immanuel ditinggal dirumah Tergugat Konpensi dan Turut Tergugat Konpensi karena jika tinggal dirumah orang tuanya sudah banyak saudara dan keponakan yang tinggal disana, selain itu khawatir tetangga menjadi curiga, dan sangat beralasan keluarga Penggugat Konpensi meminta bayi Hansen Immanuel dan Penggugat Konpensi sementara tinggal dirumah Tergugat Konpensi dan Turut Tergugat Konpensi walaupun mereka belum menikah, namun setelah tinggal 20 hari, Penggugat Konpensi berniat untuk meneruskan kuliahnya dan menyerahkan bayi Hansen Immanuel untuk dirawat dan diasuh oleh Turut Tergugat Konpensi yang merupakan Ibu dari Tergugat Konpensi dan nenek dari bayi Hansen Immanuel, hal ini tentu sangat mengecewakan Tergugat Konpensi dan meminta Penggugat Konpensi untuk cuti kuliah memberi ASI Eklusif untuk bayi Hansen Immanuel namun Penggugat Konpensi menolak dan bersikeras tidak mau cuti kuliah karena khawatir tertinggal semester, malah memilih bolak balik Karawang-Bogor satu minggu sekali untuk memberi ASI sehingga lama lama ASI nya menjadi kering, dan akhirnya oleh Turut Tergugat Konpensi bayi Hansen Immanuel diberi susu Formula dan diasuh dengan telaten dan penuh kasih sayang melebihi anak sendiri oleh Turut Tergugat Konpensi, terhadap pilihan Penggugat Konpensi yang bersikeras untuk tetap kuliah menjadi pemicu pertengkaran yang berakhir Penggugat Konpensi sendiri memutuskan Tergugat Konpensi mengilang tanpa kabar berita terhitung bulan April 2014 selama berbulan bulan tidak bisa dihubungi dan menengok bayi Hansen pun tidak ingat sampai akhirnya Tergugat Konpensi bersama-sama dengan kakaknya datang lagi sekitar bulan September 2014 dan berniat mengambil bayi Hansen Immanuel tetap ditolak oleh Tergugat Konpensi sampai Tergugat Konpensi dan Turut Tergugat Konpensi dilaporkan Polisi dengan tuduhan penculikan bayi. Sungguh hal yang sangat sangat kejam dan Halaman
5 dari 14 Putusan Nomor 7/Pdt/2016/PT.Bdg.
menyedihkan dan sangat miris jika anak di perlakukan seperti barang bisa diambil seenaknya seperti boneka, padahal bayi Hansen Immanuel sudah tumbuh besar, sudah mengenal orang-orang sekitar, sangat lucu, sangat dekat dan menganggap ibu kepada Turut Tergugat Konpensi dan sudah tidak mungkin terpisahkan, bagaimana bisa tega menyerahkan bayi Hansen Immanuel begitu saja tanpa memikirkan efek psikologinya, bahkan kenyamanan dia bersama dengan orang lain ??? anak yang sudah tidur tiap malam dengan neneknya/Turut Tergugat dari mulai bayi merah sampai umur sebesar ini sekitar 1,5 bulan sudah menganggap neneknya seperti mamanya, tiba tiba harus dipisahkan … lagipula sampai sekarangpun Penggugat Konpensi masih kuliah dan masih dibiayai oleh keluarganya, bagaimana bisa membagi waktu untuk merawat bayi Hansen Immanuel jika masih kuliah dan belum punya penghasilan, apakah akan tetap diasuh juga dan dititipkan ke orangtuanya ??? sedangkan Tergugat Konpensi sudah bekerja dan punya penghasilan dan dirumah hanya tinggal berdua dengan ibunya yaitu Turut Tergugat Konpensi sehingga
Turut Tergugat Konpensi
mempunyai waktu full seharian untuk menjaga dan mengasuh bayi Hansen Immanuel dengan sepenuh jiwa raga berdasarkan hal tersebut sangatlah beralasan hukum jika dalil gugatan Penggugat Konpensi pada Point 3, 4 dan 5 harus DITOLAK; 4.
Bahwa Tergugat Konpensi dan Turut Tergugat Konpensi menolak dengan tegas dalil gugatan Penggugat Konpensi pada point 6,7 dan 8 yang mendalilkan adanya upaya Tergugat Konpensi dan Turut Tergugat Konpensi menyembunyikan Bayi Hansen
Immanuel
dan
menyebabkan
Penggugat
Konpensi
tidak
dapat
memberikan ASI sehingga Penggugat Konpensi merasa tertekan dan dirampas haknya, sungguh alasan yang dibuat buat dan rekayasa yang penuh tipu muslihat untuk mendapat perhatian dan rasa iba dari Yang Mulia Majelis Hakim, karena justru Tergugat Konpensi dan Turut Tergugat Konspensi pada saat bayi Hansen Immanuel baru berumur 20 hari kenapa Penggugat Konpensi sudah meninggalkan bayi Hansen Immanuel untuk meneruskan kuliah, dan atas perbuatan tersebut Tergugat Konpensi sangat kecewa atas pilihan Penggugat Konpensi karena bayi Hansen Immanuel tidak akan dapat ASI eklusif ibunya, bukankah Tergugat Konpensi sudah minta supaya Penggugat Konpensi untuk cuti kuliah tapi Penggugat Konpensi tetap menolak dan malah bolak Balik Bogor-Karawang seminggu sekali untuk menyusui bayi Hansen Immanuel sehingga akhirnya ASI nya kering sendiri, jadi bagaimana bisa Penggugat Konpensi mendalilkan sangat merasa rugi karena tidak bisa memberikan ASI dan kemudian meminta ganti rugi senilai Rp.90.000.000,- (Sembilan puluh juta rupiah) untuk ASI yang tidak bisa diberikan karena atas tindakan Tergugat Konpensi karena tidak bisa menjalankan Halaman
6 dari 14 Putusan Nomor 7/Pdt/2016/PT.Bdg.
aktivitas dengan tenang merasa tertekan jiwa meminta ganti rugi Rp. 20,000,000,(Dua puluh juta rupiah) bagaimana seorang ibu bisa menilai ASI nya dengan nilai rupiah ?? bagaimana bisa Penggugat Konpensi merasa tertekan karena tidak bisa mengasuh, bukankah kesempatan itu sudah diberikan oleh Tergugat Konpensi untuk mengurus dan memebesarkan bayi Hansen Immanuel akan tetapi baru usia 20 hari bayi Hansen ditinggal pergi untuk mengejar kuliah yang tertunda, jangan salahkan Turut Tergugat Konpensi yang melaksanakan kewajibannya mengasuh dan menjaga bayi Hansen Immanuel dengan penuh kasih sayang ketika Penggugat Konpensi dan keluarganya datang dengan sangat tidak ramah meminta bayi Hansen Immanuel dikembalikan dan ketika Tergugat Konpensi dan Turut Tergugat Konpensi menolak akhirnya oleh Penggugat Konpensi melapor polisi dengan tuduhan Tergugat Konpensi dan Turut Tergugat onpensi telah menculik bayi Hansen akan tetapi polisi tidak menemukan Unsur kejahatan tersebut sehingga penyelidikan di hentikan, bahwa berdasarkan hal tersebut diatas sudah seharusnya dalil gugatan Penggugat Konpensi pada point 6, 7 dan 8 harus DIKESAMPINGKAN ; 5.
Bahwa Tergugat Konpensi dan Turut Tergugat Konpensi menolak dengan tegas apa yang didalilkan oleh Penggugat Konpensi sebagaimana tertuang dalam posita gugatan pada point 9 dan 10 yang menjelaskan Penggugat Konpensi meminta bayi Hansen Immanuel ditempatkan dibawah pengawasan Penggugat Konpensi atau pihak berwenang selama proses gugatan berlangsung, hal tersebut menunjukkan sikap egoisnya yang tidak mempunyai jiwa kasih sayang seorang ibu yang telah melahirkan anak yang dikandungnya selama berbulan bulan terluhat watak asli dari Penggugat Konpensi dan memperlihatkan sikap jiwa dingin dan tidak pedulinya kepada bayi Hansen Immanuel, karena lebih rela dan sangat tega meminta agar bayi Hansen di bawah pengawasan pihak lain dibanding di tangan Tergugat Konpensi dan Turut Tergugat Konpensi yang notabene adalah ayah kandung dan neneknya sendiri, apa Penggugat Konpensi tidak memiliki naluri seorang wanita dan memikirkan kepentingan bayi Hansen Immanuel ketika harus jauh dari
Turut Tergugat Konpensi ?? bagaimana dampak psikologinya dan
pikirkan ikatan bathin nya yang selama ini terikat kuat dengan Turut Tergugat Konpensi yang tiba tiba harus dititipkan kepada pihak lain selama proses persidangan, sungguh sangat egois dan sangat tega yang dipikirkan hanya kepuasan ingin menang dan menguasai bayi Hansen Immanuel secara Phisik saja tapi tidak memikirkan perasaan dan tumbuh kembangnya secara psikologi, oeh karena itu dalil gugatan Penggugat Konpensi yang tidak memiliki rasa naluri seorang ibu sebagaimana pada point 9 dan 10 harus di TOLAK dan DIKESAMPINGKAN ; Halaman
7 dari 14 Putusan Nomor 7/Pdt/2016/PT.Bdg.
B. DALAM REKONVENSI ; 1.
Bahwa apa yang dikemukakan dan diuraikan dalam Konpensi mohon di pandang pula termasuk dalam Rekonpensi ini merupakan bagian tidak terpisahkan ;
2.
Bahwa Tergugat Konpensi adalah ayah Turut Tergugat Konpensi adalah Penggugat I, II dalam Rekonpensi, sedangkan Penggugat Konpensi adalah Tergugat Rekonpensi ;
3.
Bahwa Penggugat 1 Rekonpensi adalah ayah dari Hansen Immanuel merupakan anak luar nikah antara Penggugat I Rekonpensi dengan Tergugat Rekonpensi sehingga dalam akta lahir hanya nama Tergugat Rekonpensi yang tercantum sebagai orang tua dari Hansen Immanuel ;
4.
Bahwa Tergugat Rekonpensi ketika baru 2 hari melahirkan bayi Hansen Immanuel diantar oleh keluarganya kerumah Penggugat I,II Rekonpensi untuk menyerahkan Hansen Immanuel diurus dan tinggal dengan Penggugat II Rekonpensi karena keluarga Tergugat Rekonpensi merasa malu Hansen Immanuel lahir diluar nikah sedangkan Tergugat Rekonpensi masih kuliah, sehingga Tergugat Rekonpensi dan Hansen Immanuel Tinggal dirumah orang tuanya sudah banyak saudara dan keponakan yang tinggal disana, selain itu khawatir tetangga menjadi curiga, dan sangat beralasan keluarga Tergugat Rekonpensi meminta bayi Hansen Immanuel dan Tergugat Rekonpensi sementara tinggal dirumah Penggugat I,II Rekonpensi walaupun mereka belum menikah, namun setelah tinggal 20 hari, Tergugat Rekonpensi berniat untuk meneruskan kuliahnya dan menyerahkan bayi Hansen Immanuel dibawah Penggugat II Rekonpensi yang merupakan ibu dari Penggugat I Rekonpensi atau nenek dari Hansen Immanuel, hal ini tentu sangat mengecewakan Penggugat I Rekonpensi dan meminta Tergugat Rekonpensi untuk cuti kuliah memberi ASI Eklusif untuk Hansen Immanuel namun Tergugat Rekonpensi menolak dan bersikeras tidak mau cuti kuliah karena khawatir tertinggal semester, malah memilih bolak balik Karawang Bogor satu minggu sekali untuk memberi ASI sehingga lama lama ASI nya menjadi kering, dan akhirnya oleh Penggugat II Rekonpensi Hansen Immanuel diberi susu Formula dan diasuh dengan telaten dan penuh kasih sayang seperti anak sendiri oleh Penggugat II Rekonpensi, akhirnya pilihan Tergugat Rekonpensi untuk tetap kuliah menjadi pemicu pertengkaran yang berakhir Tergugat Rekonpensi memutuskan Penggugat Rekonpeni tidak mau menikah dengan Penggugat I Rekonpensi dan sejak itu Tergugat Rekonpensi menghilang selama berbulan-bulan gak ada kabar lagi;
5.
Bahwa bayi Hansen Immanuel sudah sangat dekat dan menganggap ibu kepada Penggugat II Rekonpensi dan sudah tidak mungkin terpisahkan, bagaimana bisa
Halaman
8 dari 14 Putusan Nomor 7/Pdt/2016/PT.Bdg.
tega menyerahkan bayi Hansen Immanuel begitu saja tanpa memikirkan efek kejiwaannya, bahkan apakah akan ada kenyamanan Hansen bersama dengan orang lain yang tidak dikenal ??? anak yang sudah tidur tiap malam dengan neneknya/Penggugat II Rekonpensi dari mulai bayi merah sampai umur sebesar ini sekitar 1,5 bulan sudah menganggap neneknya seperti mamanya, tiba-tiba harus dipisahkan … lagi pula sampai sekarang pun Tergugat Rekonpensi masih kuliah dan masih dibiayai oleh keluarganya, bagaimana bisa membagi waktu untuk merawat Hansen Immanuel jika masih kuliah dan belum punya penghasilan, apakah akan tetap diasuh juga dan dititipkan ke orangtuanya ??? Dan sampai saat sekarang sejak Hansen Immanuel ditinggal pergi oleh Tergugat Rekonpensi sampai hari ini yang menjaga, merawat dan memberi makan adalah Penggugat II Rekonpensi, dan Penggugat I Rekonpensi sudah bekerja dan punya penghasilan dan dirumah hanya tinggal berdua dengan ibunya yaitu Penggugat II Rekonpensi sehingga mempunyai waktu full seharian untuk menjaga, mengasuh dan membesarkan Hansen Immanuel hingga dewasa ; 6.
Bahwa Penggugat I dan II Rekonpensi mengingatkan kepada Tergugat Rekonpensi sebagai orang yang taat pada ajaran agama seharusnya tidak akan memperlihatkan itikad yang tidak baik dengan mengajukan gugatan ini, oleh karenanya janganlah hendaknya menyelidiki dan mencari kesalahan yang dibuat atau yang tidak dibuat oleh orang lain, hendaknya mawas diri, karena siapa yang berbuat buruk dan jahat ia akan menerima akibat dari perbuatannya, disamping itu Tergugat Rekonpensi harus berani mengatakan itu Benar adalah Benar, dan Berani mengatakan Salah adalah Salah, sebagai Manusia yang hidup di Dunia wajib sepenuhnya menghargai Kesetiaan, Kejujuran, Keadilan dan Berbakti, maka ia Pantas dan Layak sebagai seorang Manusia yang berdiri Tegak Diantara Langit dan Bumi ;
7.
Bahwa berdasarkan hal tersebut diatas Penggugat I dan II Rekonpensi sudah pasti untuk mengasuh, merawat, membesarkan dan menempatkan Hansen Immanuel dibawah Perwalian dan Pengasuhan dari Penggugat I dan II Rekonpensi, dan tidak akan mengurangi hak Tergugat Rekonpensi sebagai ibu kandungnya untuk menengok, tetapi tidak untuk dibawah pergi dan Hansen Immanuel tetap berada di bawah Perwalian dan Pengasuhan Penggugat I, II Rekonpensi hingga dengan menurut hukum ; Maka berdasarkan apa yang telah diuraikan dan alasan-alasan tersebut diatas,
jelas
terbukti
secara
hukum
seluruh
dalil
yang
diajukan
oleh
Penggugat
Konpensi/Tergugat Rekonpensi adalah dalil-dalil yang mengada-ada dan tidak mempunyai kwalitas hukum, sehingga berdasarkan alasan sebagaimana diajukan oleh
Halaman
9 dari 14 Putusan Nomor 7/Pdt/2016/PT.Bdg.
Tergugat dan Turut Tergugat Konpensi/Penggugat I dan II Rekonpensi baik dalam Konpensi maupun dalam Rekonpensi seluruhnya sudah sesuai dengan hukum, mohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara ini berkenan memberikan putusan dengan amar sebagai sebagai berikut : A. DALAM KONPENSI : 1.
Menolak Gugatan Penggugat Konpensi untuk seluruhnya :
2.
Menghukum Penggugat Konpensi untuk membayar biaya perkara.
B. DALAM REKONPENSI ; 1.
Mengabulkan gugatan Penggugat I, II Rekonpensi untuk seluruhnya ;
2.
Menyatakan Sah menurut hukum pengasuhan dan perwalian Hansen Immanuel, laki-laki, lahir tanggal 23 Desember 2013 berada dalam Pengasuhan dan Perwalian Penggugat I dan II Rekonpensi hingga dewasa menurut hukum ;
3.
Menghukum Tergugat Rekonpensi untuk membayar biaya perkara ini ;
ATAU : Apabila Pengadlan berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (Ex Aequo et Bono);
Menerima dan Mengutip keadaan-keadaan mengenai duduk perkara seperti tercantum dalam salinan putusan Pengadilan Negeri Karawang tanggal 7 Juli 2015 Nomor 5/Pdt.G/2015/PN.Kwg. yang amarnya berbunyi sebagai berikut : Dalam Konpensi 1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian; 2. Menetapkan Penggugat berhak menguasai, mengasuh, dan mendidik dalam arti seluas-luasnya terhadap Hansen Immanuel; 3. Menyatakan Tergugat dan Turut Tergugat tidak berhak membawa Hansen Immanuel kemanapun tanpa sepengetahaun dan seijin Penggugat; 4. Menghukum Tergugat dan turut tergugat untuk menyerahkan Hansen Immanuel kepada penggugat; 5. Menghukum Tergugat untuk membayar kerugian yang diderita Penggugat akibat perbuatan Tergugat sebesar Rp. 30.000.000,- ; Dalam Rekonpensi: - Menolak gugatan Penggugat I dan II Rekonpensi untuk seluruhnya.
Halaman
10 dari 14 Putusan Nomor 7/Pdt/2016/PT.Bdg.
Dalam Konpensi dan Rekonpensi Menghukum Tergugat dan Turut Tergugat/Penggugat I dan II Rekonpensi untuk
-
membayar biaya perkara yang sampai hari ini ditetapkan sejumlah.Rp.466.000,-. ( Empat ratus enam puluh enam ribu rupiah ) .
Menimbang, bahwa surat permohonan Banding tanggal 13 Juli 2015, Nomor 5/Pdt.G/2015/PN.Kwg. dibuat oleh Wakil Panitera Pengadilan Negeri Karawang, bahwa Kuasa Para Pembanding semula Tergugat dan Turut Tergugat telah mengajukan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Karawang tanggal 7 Juli 2015 Nomor 5/Pdt.G/2015/PN.Kwg, adanya permohonan banding tersebut telah diberitahukan kepada Terbanding semula Penggugat pada tanggal 19 Agustus 2015 ; Menimbang, bahwa sehubungan dengan permohonan banding tersebut, Para Pembanding semula Tergugat dan Turut Tergugat melalui kuasanya, telah mengajukan memori banding tertanggal 5 Nopember 2015, yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Karawang pada tanggal 6
Nopember 2015, dan
telah diberitahukan dan diserahkan kepada Terbanding semula Penggugat
pada
tanggal 18 Nopember 2015; Menimbang, bahwa sebelum berkas perkara dikirim ke Pengadilan Tinggi, kepada kedua belah pihak berperkara, telah diberi kesempatan untuk memeriksa dan mempelajari berkas perkara di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Karawang, kepada Kuasa Para Pembanding semula Tergugat dan Turut Tergugat pada tanggal 7 Agustus 2015, dan Kepada Terbanding semula Penggugat pada tanggal 19 Agustus 2015; TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA : Menimbang, bahwa permohonan banding dari Kuasa Para Pembanding semula Tergugat dan Turut tergugat, telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara serta syarat ditentukan dalam Undang-Undang, oleh karenanya permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima ; Menimbang, bahwa Para Pembanding semula Tergugat dan Turut Tergugat di dalam memori bandingnya pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut : -
Bahwa pertimbangan hukum putusan Judex Factie Pengadilan Negeri Karawang sebagaimana tertuang pada halaman 22 alinea ke 4 yang terkait dengan pertimbangan mengenai hubungan hukum anak dan orang tua adalah tidak taat azaz dan bertentangan dengan hukum acara ;
Halaman
11 dari 14 Putusan Nomor 7/Pdt/2016/PT.Bdg.
-
Bahwa tuntutan Terbanding/Penggugat konpensi mengenai penggantian uang ASI merupakan tuntutan yang tidak beralasan karena jika dilihat dari gugatan yang diajukan oleh Terbanding/Penggugat Konpensi sangatlah tidak berdasarkan hukum acara karena mengandung cacat formil, karena syarat diajukannya dalam
suatu gugatan haruslah ada dasar hukumnya, sedangkan
gugatan
Terbanding/Penggugat
Konpensi
dasar
hukumnya
tidak
disebutkan dengan jelas; Menimbang, bahwa terhadap putusan a quo Para Pembanding telah mengajukan keberatan sebagaimana telah diuraikan dalam memori bandingnya tertanggal 5 Nopember 2015, Pengadilan Tinggi setelah meneliti dan mencermati keberatan-keberatan Pembanding tersebut ternyata telah dipertimbangkan oleh Majelis Hakim tingkat pertama dalam putusan halaman 22 alinea ketiga, oleh karena itu keberatan tersebut harus dikesampingkan ; Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi setelah memeriksa dan meneliti serta mencermati dengan seksama berkas perkara beserta turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Karawang tanggal 7 Juli 2015 Nomor 5/Pdt.G/2015/PN.Kwg, Pengadilan Tinggi sependapat dengan pertimbangan hukum Pengadilan tingkat pertama dalam putusannya karena telah tepat dan benar dan telah dipertimbangkan berdasarkan atas fakta-fakta hukum yang diperoleh dipersidangan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan telah sesuai dengan keadaan-keadaan dan ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku ; Menimbang, bahwa oleh karena Pengadilan Tinggi sependapat dengan pertimbangan hukum Peradilan tingkat pertama, maka pertimbangan-pertimbangan tersebut diambil alih dan dijadikan pertimbangan sendiri oleh Pengadilan Tinggi dalam memutus perkara ini ditingkat banding ; Menimbang, bahwa dari pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, maka putusan Pengadilan Negeri Karawang tanggal 7Juli 2015 Nomor 5/Pdt.G/2015/ PN.Kwg tetap dipertahankan dan dikuatkan ; Menimbang, bahwa oleh karena Para Pembanding semula Tergugat dan Turut Tergugat
dalam tingkat banding ini juga berada dipihak yang kalah, maka biaya
perkara dalam tingkat banding ini harus dibebankan kepadanya ; Mengingat, Pasal-pasal dalam HIR serta Pasal 43 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan peraturan-peraturan lain yang bersangkutan;
Halaman
12 dari 14 Putusan Nomor 7/Pdt/2016/PT.Bdg.
M E N G A D I L I :
Menerima permohonan banding dari Kuasa Para Pembanding semula Tergugat dan Turut Tergugat ;
Menguatkan
putusan
Pengadilan
Negeri
Karawang
tanggal
7Juli
2015
Nomor 5/Pdt.G/2015/ PN.Kwg, yang dimohonkan banding tersebut;
Menghukum Para Pembanding semula Tergugat dan Turut Tergugat untuk membayar biaya perkara pada kedua tingkat peradilan yang dalam tingkat banding sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) ;
DEMIKIANLAH diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Bandung pada hari KAMIS tanggal 28 JANUARI 2016, oleh kami : FIRZAL ARZY,SH.MH., Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Bandung selaku Ketua Majelis, dengan Hi. A. SANWARI. H.A. SH.MH., dan SIR JOHAN, SH.MH., masing-masing sebagai Hakim Anggota, berdasarkan surat penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Bandung tanggal 13 Januari 2016
Nomor : 7/PEN/PDT/
2016/PT.Bdg., ditunjuk untuk memeriksa dan mengadili perkara ini dalam tingkat banding, putusan mana diucapkan pada hari RABU tanggal 3 FEBRUARI 2016 dalam persidangan yang dinyatakan terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua Majelis dengan dihadiri para Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh EMMY NOVA ELIZAR,SH.MH., Panitera Pengganti, tetapi tanpa hadirnya pihak-pihak yang berperkara.
HAKIM ANGGOTA,
HAKIM KETUA,
Ttd
Ttd
Hi. A. SANWARI. H.A. SH.MH.,
FIRZAL ARZY, SH.MH.,
Ttd
SIR JOHAN, SH.MH.,
PANITERA PENGGANTI, Ttd EMMY NOVA ELIZAR,SH.MH.,
Halaman
13 dari 14 Putusan Nomor 7/Pdt/2016/PT.Bdg.
Perincian Biaya : - Materai
............…….
Rp.
6.000,-
- Redaksi
.....................
Rp.
5.000,-
- Pemberkasan .................. Jumlah
Rp. 139.000,Rp. 150.000,-
( seratus lima puluh ribu rupiah )
Halaman
14 dari 14 Putusan Nomor 7/Pdt/2016/PT.Bdg.