PROSEDUR STANDAR OPERASIONAL NOAA
Disusun Oleh: IFRAN D. IMANDA
PROYEK PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DINAS KEHUTANAN PROPINSI SUMATERA SELATAN i September 2001
Halaman muka: dirancang oleh Ifran D. Imanda.
Ucapan Terima Kasih Prosuder pada buku panduan ini disadur dari buku petunjuk NOM (NOAA Operations Manager) yang dikeluarkan oleh Natural Resources Institute, University of Greenwich, UK.
Dihasilkan melalui kerjasama bilateral antara PEMERINTAH INDONESIA DEPARTMEN KEHUTANAN
UNI EROPA KOMISI EROPA
Natural Resources International Limited BCEOM CIRAD-Forêt Scot Conseil Memorandum Keuangan B7-5041/1/1992/12 (ALA/92/42) Nomor Kontrak IDN/B7-5041/92/644-01
Laporan ini disiapkan atas bantuan keuangan dari Komisi Masyarakat Eropa. Pandangan yang diuraikan dalam laporan ini adalah dari yang terlibat dalam proyek dan bukan merupakan pandangan resmi dari Komisi atau Pemerintahan Indonesia ii
Project Reports Sixteen reports have been prepared since January 1999 by the Forest Fire Prevention and Control Project. Together they cover the field-level prevention, detection and control of vegetation fires in Sumatra and examine the policies and practices that underlie the continuing fires within the island. Titles in the series are: Vegetation fires in Indonesia: operating procedures for the NOAA-GIS station in Palembang, Sumatra. I.P. Anderson, I.D. Imanda and Muhnandar. (January 1999) Vegetation fires in Sumatra, Indonesia: the presentation and distribution of NOAAderived data. I.P. Anderson, I.D. Imanda and Muhnandar. (January 1999) Vegetation fires in Indonesia: the interpretation of NOAA-derived hot-spot data. I.P. Anderson, I.D. Imanda and Muhnandar. (March 1999) The training of forest firefighters in Indonesia. M.V.J. Nicolas and G.S. Beebe (Joint publication with GTZ). (April 1999) Fire management in the logging concessions and plantation forests of Indonesia. M.V.J. Nicolas and G.S. Beebe (Joint publication with GTZ). (April 1999) A field-level approach to coastal peat and coal-seam fires in South Sumatra province, Indonesia. M.V.J. Nicolas and M.R. Bowen. (April 1999) Vegetation fires in Indonesia: the fire history of the Sumatra provinces 1996 - 1998 as a predictor of future areas at risk. I.P. Anderson, M.R. Bowen, I.D. Imanda and Muhnandar. (May 1999) Vegetation fires in Sumatra, Indonesia: a first look at vegetation indices and soil dryness indices in relation to fire occurrence. I.P. Anderson, I.D. Imanda and Muhnandar. (May 1999) Environmental education - with special reference to fire prevention - in primary schools in the province of South Sumatra, Indonesia. With ‘Desa Ilalang’, a story for children in Bahasa Indonesia. M. Idris, S. Porte, J.M. Bompard, F. Agustono (illustrator) and staff of FFPCP and Kanwil Kehutanan dan Perkebunan, Palembang, in collaboration with Kanwil Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Tk I, South Sumatra. (July 1999) The sustainable development of tree crops and the prevention of vegetation fires in South Sumatra Province, Indonesia. Jungle rubber. A. Gouyon. (August 1999) Land management in South Sumatra Province, Indonesia. Fanning the flames: the institutional causes of vegetation fires. J.M. Bompard and P. Guizol. (September 1999) Vegetation fires in Sumatra, Indonesia: reflections on the 1999 fires. I.P. Anderson, I.D. Imanda, and Muhnandar. (August 2000)
iii
Fire zones and the threat to the wetlands of Sumatra, Indonesia. I.P. Anderson and M.R. Bowen. (October 2000) Vegetation fires in Sumatra, Indonesia. Oil palm agriculture in the wetlands of Sumatra: destruction or development? H.J. Sargeant. (February 2001) Anthropogenic fires in Indonesia: a view from Sumatra. M.R. Bowen, J.M. Bompard, I.P. Anderson, P. Guizol and A. Gouyon. Reprinted from, 'Forest fire and regional haze in Southeast Asia' Editors M. Radojevic and P. Eaton. Nova Science, New York, USA. (March 2001) Prosedur Standar Operasional NOAA. I.D. Imanda. (September 2001) Laporan lengkap dapat diperoleh melalui homepage FFPCP: http:/www.mdp.co.id/ffpcp.htm atau melalui: The Project Leader, FFPCP, PO Box 1229, Palembang 30000, Indonesia. Fax number: +62 711 417 137 atau The Counsellor (Development), Delegation of the European Commission, PO. Box 6465 JKPDS, Jakarta 10220, Indonesia. Fax number: +62 21 570 6075
iv
Summary This report supersedes FFPCP Report Number 32 (1997), 'NOAA Standard Operating Procedures' and the later revision by Anderson, I., Imanda, I. and Muhnandar (1999), 'Vegeatation Fires in Indonesia: Operating Procedures for the NOAA-GIS Station in Palembang, Sumatra'. Additional Windows-based planning, capture, processing and archiving software was obtained in September 2000 to upgrade the Palembang NOAA recieving station. This manual provides standard operationg procedures for use of the new software when used to detect and locate fires in Sumatra.
Ringkasan Laporan ini menggantikan laporan FFPCP nomor 32 (1997), 'Prosedur Standar Pengoperasian NOAA' dan kemudian direvisi oleh Anderson I, Imanda I dan Muhnandar (1999), berjudul 'Kebakaran Vegetasi di Indonesia: Prosedur Pengoperasian Stasiun NOAA-GIS di Palembang, Sumatera'. Penambahan perencanaan Window-based, menangkap, memproces dan menyimpan piranti lunak yang didapat pada bulan September 2000 untuk mengupgrade Stasiun penerima NOAA Palembang. Panduan ini memberikan petunjuk prosedur pengoperasian untuk menggunakan piranti lunak yang baru dalam mendeteksi dan menentukan kebakaran vegetasi di Sumatera.
iv
Daftar Isi Halaman Pengesahan
i
Ucapan Terima Kasih
i
Daftar Laporan-Laporan FFPCP
ii
Ringkasan
iii
Summary
iv
Daftar Isi
v
1. Pendahuluan Latar Belakang Struktur NOM 2. Pengenalan NOM 3. Beberapa Fungsi Menu NOM Menu Catalogue Menu Application Daily Fire Map -Fire detection -Cloud detection -Remap/Reprojection Fire Latitude Longitude Menu Utilities Menu Windows Menu Help Lampiran 1. Satelit NOAA Lampiran 2. Perencanaan Orbit dan Penangkapan Data Satelit serta Pengkalibrasian Antena Perencanaan Orbit (Orbit Plan) Melihat Ulang Rencana Orbit (Orbit Review) Memperbaharui Data Orbit Satelit Mengkalibrasi Antena Lampiran 3. Mengkonversi Data Koordinat Lampiran 4. Memplotkan Data Koordinat Pada ArcView Lampiran 5. Memperbaharui Data Pada Website
v
1. PENDAHULUAN Proyek Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan (FFPCP) yang didanai oleh Uni Eropa berbasis di Palembang, Sumatera Selatan, dan sejak Januari 1996 telah menerima data-data yang diperoleh dari satelit NOAA. FFPCP pada tahun 1999 telah membuat buku panduan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang memberikan petunjuk yang rinci tentang prosedur yang diterapkan FFPCP untuk merencanakan, mengambil, mengolah dan menyimpan data dari satelit NOAA. Data-data tersebut juga dapat di integrasikan ke dalam Sistem Informasi Geographis (GIS) untuk membuat peta kebakaran, pemilahan terhadap vegetasi, dan statistik bio-fisik lainnya. Buku panduan Standar Operasional Prosedur yang terdahulu masih menggunakan sistem pengoperasian yang berbasis pada sistem DOS (Disk Operating System). Di penghujung tahun 1999 sistem komputerisasi mengalami suatu masalah yang dikenal dengan nama Millenium Bug, hal ini menyebabkan sistem pengoperasian komputer mengalami kesalahan dalam sistem kalender atau penanggalan yang sistem waktunya tidak bisa menyesuaikan dengan waktu yang berlangsung saat itu. Masalah tersebut juga berdampak pada sistem komputer yang digunakan oleh FFPCP untuk menginterpretasikan data citra satelit NOAA. Dengan adanya masalah tersebut maka FFPCP merasa perlu untuk memperbaharui sistem komputerisasi yang ada, yaitu dengan memperbaharui peralatan komputer berikut dengan piranti lunaknya. Dan oleh karena itu, Standar Operasional Prosedur yang terdahulu tentunya harus pula diperbaharui dengan SOP yang baru sesuai dengan piranti lunak yang digunakan.
Latar Belakang NOM NOM (NOAA Operation Manager) merupakan piranti lunak yang dikembangkan oleh departemen bidang ilmu lingkungan hidup (ESD) di NRI (Natural Resourches Institute) yang berpusat di Inggris. Environmental Sciences Department (ESD) telah mengembangkan suatu pendekatan yang disebut LARST (Local Application of Remote Sensing Techniques) yang memfokuskan dalam pengembangan sistem pengintegrasian yang lengkap dalam penangkapan dan pemrosesan data-data dari satelit (Meteosat, NOAA, SPOT and ERS). Piranti lunak ini telah dirancang untuk dapat mengatasi dan menyesuaikan dengan masalah sistem kalender dan waktu pada komputer yang disebabkan oleh millenium bug. NOM merupakan sistem yang berbeda dengan sistem sebelumnya, sistem pengoperasiannya berbasis pada sistem windows. NOM pada dasarnya dirancang untuk dapat:
1
• • •
Menyediakan penggabungan data, memudahkan pemakai atau operator, juga merupakan alat operasional yang dapat menyaring data yang diterima dari NOAA NOM dapat lebih menyesuaikan dengan menyediakan fasilitas export data yang umum dan sederhana sehingga dapat disesuaikan dengan software atau piranti lunak yang digunakan untuk Sistem Informasi Geographis (SIG) dan pemprosesan citra. Lebih fleksibel dalam penggunanaan
Sehingga pada prinsipnya NOM bukan merupakan suatu sistem yang digunakan sebagai alat yang dapat digunakan untuk menerima data satelit NOAA ataupun alat yang digunakan untuk penelitian dalam sistem informasi geographis (SIG), tetapi hanya piranti lunak untuk memproses data dari citra satelit NOAA sehingga dapat memberikan hasil atau out-put yang berguna.
2
Struktur NOM NOAA
Receiver
IMPORT (Preprocessing, Calibration and Geo-Location)
VIEWER
VEGETATION Indices (NDVI, GEMI, SAVI)
FIRE Detection (Threshold, Contextual) Location (Lat/Long) CATALOGUE & IMAGE DATA BASE
SURFACE TEMPERATURE - Land (Price, Coll, Franca…..) - Water (Split & Triple win….) APPLICATION TOOLS - Cloud masking - Reprojection
EXPORT IDRISI
ERDAS
IDA
BITMAP
3
2. PENGENALAN NOM
Dibawah ini akan diuraikan secara umum tentang beberapa tahapan kegiatan yang dilakukan dalam memproses data citra NOAA dengan menggunakan NOM, serta penjelasan aplikasi yang digunakan untuk pematauan atau pendeteksian titik api. Untuk mengetahui bagaimana cara merencanakan orbit data satelit NOAA serta penerimaan data citra NOAA, tentunya tidak menggunakan NOM tetapi dengan menggunakan software atau piranti lunak yang lain, untuk lebih jelasnya hal ini dapat dilihat pada lampiran 2. Dalam memulai penggunaan NOM terdapat beberapa tahapan kegiatan seperti yang akan dijelaskan di bawah ini; tahapan yang harus dilakukan dalam memulai penggunaan NOM adalah sebagai berikut: Gambar 1. Tahap awal dalam penggunaan NOM.
Pada gambar 1 ditunjukkan tahapan untuk memulai menggunakan NOM. Adapun tahap pertama adalah dengan meng-klik panel tombol Start yang berada dibawah tampilan monitor kemudian pilih menu Programs dan kemudian pilih menu NOM.
4
Gambar 2. Tampilan beberapa menu pada NOM.
Pada gambar 2 ditunjukkan beberapa tampilan menu pada NOM, beberapa menu terdiri tersebut terdiri dari menu Catalogue, Application, Utilities, Windows dan menu Help. Setiap menu pada NOM memiliki kemampuan dan fungsi yang berlainan tetapi semuanya menu tersebut saling memiliki keterkaitan. Untuk lebih jelasnya mengenai hal ini, dapat dilihat seperti yang di jabarkan pada bab selanjutnya.
5
3. BEBERAPA FUNGSI MENU NOM Menu Catalogue Menu catalogue berfungsi sebagai menu pengontrol pada NOM, disebut menu pengontrol karena pada menu catalogue ini dapat digunakan untuk membuka data file citra satelit NOAA, untuk mengimport data citra satelit NOAA, untuk mengatur data file citra satelit yang disimpan pada hardisk, mengkonfigurasi atau men-setup printer dan menu untuk keluar dari tampilan NOM. Hal ini seperti yang ditunjukkan pada gambar 3. Untuk memulai memproses citra NOAA maka langkah yang harus dilakukan adalah dengan meng-klik sub-menu ‘open’ atau sub-menu ‘import file’ kemudian pilih file yang akan di proses. Dengan meng-klik sub-menu open maka semua file yang telah di proses dapat dilihat atau ditampilkan, pada sub-menu ini juga terdapat fasilitas untuk mengimport file. Dengan meng-klik sub-menu import maka data file yang baru ditangkap atau diterima dapat ditampilkan. Data citra satelit yang belum di proses atau yang baru diterima dari receiver/alat penerima data satelit akan berada pada direktori C:\NOAA\Images\Current\, sedangkan data citra satelit yang sudah di proses maka data tersebut harus dipindahkan pada direktori lain atau biasanya citra yang telah di proses disimpan pada direktori C:\NOAA\Images\Archive. Untuk membandingkan antara submenu open dan sub-menu import seperti yang dijelaskan diatas seperti yang ditunjukkan pada gambar 4. Gambar 3. Menu catalogue pada NOM beserta Panel short cut-nya, untuk mengimport file.
6
Gambar 4. Tampilan sub-menu open (sebelah kiri) dan sub-menu import (sebelah kanan) untuk memilih file yang akan diproses.
Gambar 4 pada di sebelah kanan memperlihatkan bahwa file citra yang terpilih akan tersorot dengan garis biru, file tersebut akan muncul pada kolom file name. Sebelum mengimport file, hal yang bisa dilakukan adalah dengan melihat tampilan awal dari data citra satelit NOAA tersebut, dengan cara mengklik preview. Hal ini akan membantu operator untuk melihat keadaan file atau citra sebelum dilakukan import atau proses selanjutnya. Operator bisa memutuskan apakah data citra satelit ini dapat di import sehingga data citra ini bisa digunakan atau sebaliknya. Apabila operator merasa yakin bahwa data citra satelit itu bisa digunakan maka bisa langsung di import sedangkan apabila data citra satelit tidak bisa digunakan maka proses import data citra satelit bisa di hapus atau dibatalkan dengan cara mengklik cancel. Data citra satelit yang dibatalkan untuk di mport apabila data citra satelit mamperlihatkan keadaan yang hampir 70% tertutup oleh awan sehingga tidak memungkinkan untuk mendapatkan informasi yang diinginkan atau oleh adanya line distortion pada citra tersebut. Untuk mengetahui penyebab dari adanya line distortion atau garis yang muncul pada citra satelit dapat dilihat pada lampiran 1 tentang kalibrasi antenna. Untuk melihat tampilan awal dari citra yang akan di import seperti yang ditunjukkan pada gambar 5. Gambar 5 memperlihatkan tampilan awal atau preview citra satelit NOAA yang akan di import. Apabila operator merasa yakin bahwa data citra satelit ini bisa digunakan untuk mendapatkan informasi seperti yang diinginkan, maka operator bisa meng-import data citra tersebut dengan cara keluar dari tampilan menu preview dengan mengklik OK, kemudian import file tersebut melalui menu catalogue atau bisa langsung dengan mengklik tombol import.
7
Gambar 5. Tampilan awal atau preview citra yang akan di import.
Pada proses import ini, hasil kemajuan proses ini ditunjukan dengan ditampilkannya data citra satelit yang disertai dengan batas garis pantai yang berwarna merah. Tampilan tersebut belum tepat karena data citra satelit belum serasi dengan peta garis pantai sehingga masih memerlukan proses penserasian data citra satelit dengan peta garis pantai atau yang disebut dengan proses Map Move. Hal ini seperti yang ditunjukkan pada gambar 6. Proses Map move ini sangat penting dilakukan karena proses ini merupakan proses penserasian peta digital dengan data citra satelit, semakin baik hasil proses map move ini akan memberikan hasil informasi yang baik pula. Data dari citra NOAA ini memiliki 5 saluran dan untuk melakukan proses map move pada citra siang hari sebaiknya digunakan pada saluran 2 (ch-2) karena pada saluran ini kenampakan garis pantai dapat dilihat dengan jelas, sedangkan proses map move untuk citra malam hari sebaiknya menggunakan saluran 3 (ch-3). Dalam melakukan proses map move ini, beberapa tombol yang berada diatas tampilan bisa digunakan dengan cara meng-klik beberapa tombol tersebut. Tombol up untuk menggerakan ke atas atau naik, tombol down untuk menggerakan ke bawah atau turun, tombol left untuk menggerakan ke samping kiri, tombol right untuk menggerakan ke samping kanan, sedangkan tombol toggle map untuk mengaktivkan atau menampilkan peta garis pantai atau menghilangkannya.
8
Gambar 6. Tampilan proses Map move untuk geokoreksi.
Pada proses map move ini areal garis pantai pada bagian sebelah timur Sumatera seperti di sekitar Selat Bangka yang membatasi propinsi Sumatera Selatan dan kepulauan Bangka, belahan timur propinsi Riau atau daerah Kampar dan dumai adalah area yang menunjukkan batas garis pantai yang cukup jelas, untuk hal ini operator dapat menentukan areal lain di Sumatera yang mempunyai kenampakan garis pantai yang cukup jelas. Apabila operator telah merasa yakin dengan process map move, maka operator bisa langsung mengklik tombol OK, dan akan muncul tampilan dengan pesan bahwa apakah proses map move ini akan di simpan atau save? Kemudian langsung klik OK untuk mengakhiri proses ini dan proses import telah berhasil dilaksanakan. Sub-menu catalogue yang lain adalah open. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa sub-menu open ini berfungsi untuk melihat dan menampilkan file yang telah berhasil di import atau telah dilakukan proses lebih lanjut, akan tetapi pada sub-menu ini juga masih terdapat fasilitas untuk meng-import file. Hal ini seperti yang ditunjukkan pada gambar 7 yang memperlihatkan tampilan sub-menu open yang memuat informasi dari data citra satelit serta beberapa tombol lanjutan yang memiliki masing-masing fungsi. Gambar 7 memperlihatkan tampilan sub-menu open catalogue yang pada bagian sebelah kiri mempunyai beberapa panel tombol menu lainnya seperti view, report, import, export, quick find, and full search. Fungsi dari beberapa tombol lanjutan itu adalah sebagai berikut:
9
Gambar 7. Tampilan sub-menu open yang memuat data citra satelit dan informasi lainnya
Tombol view untuk memperlihatkan kembali citra yang sudah berhasil di import atau telah dilakukan proses lebih lanjut. Pada tombol ini juga tersedia beberapa informasi lainnya yang berkaitan dengan data citra satelit tersebut. Setelah mengklik tombol view maka tampilan yang akan muncul adalah tampilan Region to select . Tampilan ini untuk menegaskan area mana yang menjadi perhatian, dalam hal ini lebih diutamakan daerah yang bebas awan tentunya. Hal ini seperti yang ditunjukkan pada gambar 8. Apabila area yang menjadi perhatian telah ditentukan maka secara otomatis komputer akan menampilkan area tersebut dalam ukuran yang lebih besar, kemudian akan muncul panel tombol-tombol lainnya seperti yang ditunjukan pada gambar 9. Gambar 8. Tampilan region to select yang menunjukkan area terpilih.
Pada gambar 9 diperlihatkan tombol lanjutan dari tombol view, kesemua tombol tersebut tentunya mempunyai fungsi yang berlainan antara yang satu dan yang lainnya. Berikut ini akan diuraikan secara singkat mengenai fungsi dari kesemua tombol tersebut.
10
Gambar 9. Tampilan tombol lanjutan dari tombol view
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11
12
Adapun beberapa fungsi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Untuk menampilkan dan mengatur tampilan yang akan dicetak (print out). 2. Untuk menampilkan dan menseleksi batas area yang terpilih pada citra yang sedang ditampilkan (membatasi area yang akan di copy). 3. Untuk mengulang tampilan area yang terpilih atau dalam istilah komputer lebih dikenal dengan paste. 4. Untuk menampilkan area yang terpilih dan dengan mengklik OK pada panel maka tampilan akn diperlihatkan dalam ukuran yang lebih besar atau telah di zoom. (Seperti pada gambar 8). 5. Untuk menampilkan informasi yang berkaitan dengan citra yang sedang ditampilkan (Seperti pada gambar 10). 6. Untuk menampilkan histogram pada setiap saluran/channel dari citra yang ditampilkan. 7. Untuk menampilkan dan merubah tingkat kecerahan pada citra yang ditampilkan (Seperti pada gambar 11). 8. Untuk menampilkan peta garis pantai sehingga batas area yang membatasi daratan dan laut akan jelas terlihat pada citra yang ditampilkan (Seperti pada gambar 11). 9. Untuk menampilkan tanda kursor, tombol ini akan memperlihatkan besarnya ukuran temperatur pada setiap saluran dari citra yang ditampilkan. Dari pengukuran dengan menggunakan kursor ini akan membantu operator dalam menentukan berapa ambang batas temperatur yang bisa digunakan untuk melaksanakan proses selanjutnya misalnya proses pendeteksian titik api (seperti pada gambar 12). 10. Pada dasarnya tombol ini mempunyai fungsi yang sama dengan tombol kursor, hanya pada tombol ini ukuran temperatur yang ditampilkan adalah setiap7 pixel, jadi tampilan akan mengelompokan ukuran temperatur berdasarkan daerah sekitarnya juga atau dengan background information. 11. Untuk menampilkan tombol yang bisa digunakan untuk memodifikasi (menhilangkan atau menambahkan) tingkat kecerahan dan tingkat pantulan pada setiap saluran pada citra yang ditampilkan. 12. Untuk menampilkan menu Help online.
11
Gambar 10. Tampilan yang memperlihatkan informasi citra yang ditampilkan.
Gambar 11. Tampilan yang memperlihatkan fungsi dari panel untuk merubah tingkat kecerahan citra yang ditampilkan beserta informasinya.
12
Gambar 12. Tampilan dengan panel kursor (yang berwarna putih) yang berfungsi dalam memberikan informasi temperatur yang terdeteksi, sedangkan informasi nilai besarnya temperatur dapat dilihat pada panel yang berada disebelah kiri atau dibawah kolom informasi citra.
Gambar 13. Tampilan dengan password pada sub-menu admin.
13
Sub-menu yang lain pada menu catalogue adalah sub-menu admin yang berfungsi untuk mengatur administrasi pada NOM ini. Mengatur administrasi dalam hal ini adalah pengaturan untuk menyimpan (backup), merekam (archive), menghapus (delete), atau menampilkan kembali data citra satelit yang telah disimpan (restore) pada hardisk. Dengan mengklik sub-menu admin, secara otomatis akan muncul tampilan yang menanyakan password atau kata sandi, dalam hal ini password yang digunakan adalah “NOAA”, hal ini seperti yang ditunjukkan pada gambar 13. Setelah memasukkan password maka klik OK. Data yang telah tersimpan atau telah di-backup akan ditunjukkan dengan warna merah sedangkan data belum tersimpan akan ditunjukkan dengan warna hitam, hal ini seperti yang ditunjukkan pada gambar 14. Data yang sudah tersimpan bisa di gunakan kembali dengan menggunakan fasilitas restore atau dengan cara mengklik tombol restore. Dalam penyusunan data yang akan di simpan atau di backup sudah tentu harus memperhatikan direktori yang khusus untuk menyimpan data citra NOAA sehingga tidak bercampur dengan data yang lainnya. Apabila data-data dalam direktori tersebut sudah terlampau penuh maka sebaiknya data-data itu sebaiknya dipindahkan kedalam CD, dan hal ini tentunya akan memberikan banyak manfaat. Gambar 14. Tampilan berfungsi untuk mengatur data-data yang akan disimpan,direkam atau dihapus pada sub-menu Admin.
Sub-menu lainnya pada menu Catalogue adalah sub-menu exit yang berfungsi untuk keluar dari seluruh program.
14
Menu Application Menu application mempunyai tiga sub-menu yaitu sub-menu fire, sub-menu vegetation dan sub-menu temperature. Ketiga sub-menu ini mempunyai masing-masing fungsi. Hal ini seperti yang ditunjukkan pada gambar 15. Sub-menu fire berfungsi untuk mendeteksi titik api yang berdasarkan pada informasi temperatur pada saluran 3 dari data citra satelit NOAA, dengan informasi ini, temperatur pada saluran 3 dengan nilai diatas 320°K dapat diasumsikan sebagai kebakaran. Kenampakan temperatur pada saluran 3 diatas, ditunjukkan dengan titik-titik yang berwarna hitam yang lebih dikenal dengan titik api. Sub-menu vegetation berfungsi untuk mendeteksi tumbuhan atau vegetasi, nilai pantulan dari saluran 1 dan saluran 2 dari citra satelit NOAA memberikan informasi tentang tingkat kehijuan, semakin tinggi nilai pantulan maka akan semakin hijau dan ini mengindikasikan banyaknya vegetasi sedangkan semakin kecil nilai pantulan maka semakin rendah tingkat kehijauan sehingga mengindikasikan semakin sedikitnya vegetasi. Sedangkan sub-menu temperature berfungsi untuk mendeteksi suhu atau temperatur permukaan daratan atau lautan. Salah satu manfaat dari penggunaan sub-menu temperature adalah untuk mendeteksi temperatur tempat berkumpulnya ikan di laut hal ini juga digunakan berdasarkan pada informasi temperatur dari saluran 4 dan saluran 5 pada citra NOAA. Sub-menu vegetation dan sub-menu temperature tidak akan dibahas pada panduan prosedur standar operasional ini karena beberapa keterbatasan, sedangkan yang akan di bahas lebih mendalam adalah mengenai sub-menu fire yang kaitannya dengan informasi titik api yang dapat diasumsikan sebagai kebakaran. Gambar 15. Tampilan menu Application.
Seperti yang telah dijelaskan pada topik sebelumnya mengenai menu catalogue yang memiliki sub-menu import dengan beberapa tombol lanjutannya, dan salah satunya adalah dengan menggunakan tombol kursor. Dengan mengklik tombol kursor maka informasi mengenai temperatur di kelima saluran atau channel pada citra NOAA yang ditampilkan akan diperlihatkan. Hal ini seperti yang ditunjukkan pada gambar 11. 15
Dengan mengarahkan tombol kursor tersebut pada setiap titik-titik yang berwarna hitam yang nampak pada citra NOAA, maka akan didapatkan informasi temperatur pada saluran tiga (ch-3). Apabila telah diketahui beberapa variasi nilai temperatur tersebut, maka barulah bisa ditentukan berapa ambang batas temperatur yang dapat digunakan. Dari beberapa pengalaman yang telah lalu serta dengan adanya kesepakatan dengan stasiun bumi satelit lainya di Indonesia (GTZ, LAPAN, JICA) yang menetapkan bahwa ambang batas tempertur saluran 3 pada citra NOAA untuk pendeteksian titik api pada citra siang hari adalah 318°K sampai dengan 321°K, sedangkan pendeteksian titik api pada citra malam hari adalah 305°K sampai dengan 310°K. Pada menu Application apabila mengklik sub-menu fire maka tampilan yang muncul adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar 16 yang menunjukkan beberapa tombol lanjutan seperti daily fire map dan fire Lat long. Kedua tombol tersebut juga mempunyai beberapa tombol lanjutan seperti fire detection, cloud detection dan remap/reprojection disertai dengan beberapa parameter set-nya. Sedangkan pada tombol Fire Lat/Long yang berisikan tombol Lat/Long seperti yang disajikan pada gambar 17. Gambar 16. Tampilan aplikasi Daily fire map pada sub-menu Fire.
16
Gambar 17. Tampilan aplikasi Lat/long pada sub-menu Fire.
Untuk memulai proses aplikasi ini maka data citra satelit yang terpilih dan akan di proses secara otomatis, data citra satelit yang terpilih ditandai dengan warna biru. Adapun hal yang harus diperhatikan sebelum menjalankan proses daily fire map dan fire lat/long adalah bahwa citra yang harus di proses adalah citra yang bertipe “LEV2BLK” dan hal ini bisa dilihat pada panel “image type” di kedua panel tombol yaitu daily fire map atau fire lat/long.
Daily Fire Map Fire Detection Tombol fire detection mempunyai dua pilihan yaitu multi threshold (MT) dan contextual agloritma (CA). Kedua pilihan ini mempunyai spesifikasi yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. CA menggunakan beberapa parameter pembanding juga beberapa informasi temperatur keadaan disekitar titik api dan beberapa nilai statistik sehingga penggunaan CA akan lebih sensitif. Penggunaan CA yang memiliki kemampuan untuk menyaring titik api yang mungkin timbul oleh pantulan sinar matahari pada air (sun-glint) juga akibat pantulan yang disebabkan oleh temperatur permukaan tanah terbuka/bare soil (reflection). Dalam menggunakan CA harus memakai parameter awan (cloud detection). Semua nilai parameter yang ada pada CA bisa dirubah yang disesuaikan dengan informasi yang diberikan dari citra yang ditampilkan, misalnya operator dapat merubah nilai pada saluran 3 (BT3) ataupun nilai perbedaan saluran 3 dan saluran 4 (BT3 dan BT4), hal ini akan menjadi lebih baik apabila dilakukan setelah melihat atau mendapatkan informasi temperatur yang cukup bervariasi, sehingga akan membantu operator dalam menentukan ambang batas temperatur yang dapat digunakan.
17
Sedangkan Multi Threshold (MT) adalah kebalikan dari semua yang telah disinggung pada CA. Penggunaan MT dan parameter yang digunakan lebih sederhana. Parameter yang digunakan tidak menggunakan informasi dari keadaan disekitar titik api tetapi hanya menggunakan informasi temperatur dari saluran 3 (BT3), saluran 4 (BT4) juga perbedaan atau albedo dari saluran 3 (BT3) dan saluran 4 (BT4). Semua nilai parameter yang ada pada MT bisa dirubah yang disesuaikan dengan informasi yang diberikan dari citra yang ditampilkan, misalnya operator dapat merubah nilai BT3 ataupun nilai perbedaan BT3 dan BT4, hal ini akan menjadi lebih baik apabila dilakukan setelah melihat atau mendapatkan informasi temperatur yang cukup bervariasi, sehingga akan membantu operator dalam menentukan ambang batas temperatur yang dapat digunakan Kedua pilihan diatas yaitu MT dan CA tidak bisa digunakan untuk mendeteksi titik api apabila tertutup awan atau adanya kabut asap yang menyelimuti keadaan sekitar lokasi titik api.
Cloud Detection Tombol cloud detection mepunyai dua pilihan yaitu none dan simple mask. Untuk pilihan none berfungsi untuk tidak menggunakan sama sekali parameter cloud detection sedangkan untuk pilihan simple mask berfungsi untuk menggunakan parameter cloud detection. Parameter cloud detection menggunakan informasi temperatur yang berasal dari saluran 5 citra NOAA. Pada sub-menu ini, semua nilai parameter yang ada bisa dirubah yang disesuaikan dengan informasi yang diberikan dari citra yang ditampilkan, misalnya operator dapat merubah nilai saluran 5 (BT5) ataupun nilai perbedaan pantulan dari saluran 1 dan saluran 2 (r1 dan r2), hal ini akan menjadi lebih baik apabila dilakukan setelah melihat atau mendapatkan informasi temperatur yang cukup bervariasi, sehingga akan membantu operator dalam menentukan ambang batas temperatur yang dapat digunakan.
Remap/Reprojection Tombol remap/reprojection mempunyai 4 pilihan yaitu none, Mercator, UTM dan Plate Carree. Untuk pilihan none berfungsi untuk tidak sama sekali menggunakan parameter remap/reprojection. Sedangkan parameter lainnya seperti Mercator, UTM dan Plate Caree berfungsi untuk memberikan proyeksi peta pada hasil keluaran atau output sesuai dengan parameter yang dipilih, seperti contoh apabila database sistem informasi geographis yang dimiliki oleh operator/pengguna adalah UTM maka proyeksi peta yang dapat digunakan adalah proyeksi UTM. Dari ketiga proyeksi peta tersebut masing-masing mempunyai parameter tersendiri, hal ini bisa dilihat dengan mengklik tombol remap/reprojection.
Fire Lat Long Tombol Fire lat long merupakan tombol lanjutan dari daily fire map. Hal ini bisa disebutkan demikian karena tombol ini pada dasarnya adalah untuk menghasilkan keluaran dari fire lat long yang berupa nilai koordinat atau lokasi titik api maka harus melalui proses daily fire map terlebih dahulu. 18
Tombol Fire lat long mempunyai tiga parameter yang bisa digunakan untuk menghasilkan keluaran atau output yang digunakan pada beberapa piranti lunak GIS atau image processing seperti ASCII, IDRISI, dan ARCINFO seperti yang diperlihatkan pada gambar 16. Dengan telah menjalankan beberapa tahapan dalam penggunaan aplikasi Fire untuk menghasilkan informasi yang bersumber pada nilai-nilai termperatur pada saluran 3 atau seperti yang telah dijelaskan diatas, maka tahapan selanjutnya adalah mnegkonversi informasi data hasil keluaran dari NOM ini agar bisa digunakan denganiranti lunak yang lainnya, memplotkan informasi data hasil konversi pada piranti lunak sistem informasi geographis (GIS) seperti ArcView dan tahapan kegiatan yang terakhir adalah dengan menggunakan hasil informasi yang dikembangkan melalui ArcView untuk dapat digunakan dan diinformasikan pada para pengguna dengan melalui e-mail atau dengan memperbaharui data yang telah ada. Untuk lebih jelasnya dari beberapa tahapan setelah menggunakan NOM seperti yang telah dijelaskan diatas, dapat dilihat pada lampiran 3, lampiran 4 dan lampiran 5.
Menu Utilities Menu Utilities mempunyai dua sub-menu yaitu configure system dan preferance, seperti yang ditunjukkan pada gambar 18. Configure system berfungsi untuk mengkonfigurasi sistem dalam NOM. Sedangkan preferance berfungsi untuk menampilkan atau menghilangkan tampilan panel dalam NOM. Gambar 18. Tampilan menu Utilities
Seperti yang disebutkan diatas bahwa configure system digunakan untuk mengkonfigurasi atau menata ulang system yang ada. Dalam sub-menu ini terdapat dua tombol lanjutan yaitu tombol system dan tombol application seperti yang diperlihatkan pada gambar 19. Tombol system berfungsi untuk merubah password atau kata sandi juga dapat digunakan untuk menjadwalkan sistem perekaman (backup) secara otomatis. Sedangkan application berfungsi menghapus atau menambahkan menu application.
19
Gambar 19. Tampilan sub-menu configure system.
Menu Window Menu window berfungsi untuk mengatur tata letak dari panel-panel yang ada NOM. Tata letak ini dapat diatur sedemikan rupa baik secara horisontal maupun secara vertikal seperti yang ditunjukkan pada gambar 20. Gambar 20. Tampilan menu windows.
Menu Help Menu help adalah berfungsi untuk menampilkan beberapa informasi yang berkaitan dengan penggunaan NOM sehingga diharapkan informasi ini dapat membantu operator apabila mengalami kesulitan dalam menggunakan NOM. Tampilan menu help ini seperti yang ditunjukkan pada gambar 21. 20
Gambar 21. Tampilan menu help.
21
Lampiran 1.
Satelit NOAA Satelit seri NOAA milik Amerika Serikat telah berevolusi dari beberapa peluncuran untuk percobaan dan operasional, yang dimulai dengan peluncuran TIROS I pada tanggal 1 April 1960. NOAA adalah singkatan dari nama sebuah departemen pemerintah Amerika yang bertanggung jawab atas pengendalian program diatas (the National Oceanic and Atmospheric Administration). Satelit seri TIROS N/NOAA diperkenalkan pada tahun 1978 dan berkembang ke generasi yang lebih maju dimulai dengan NOAA 8. Status dari satelit-satelit tersebut terdapat pada daftar dibawah ini: Table 1. Tanggal peluncuran dan status satelit seri NOAA pada saat ini. Nama Satelit NOAA 8 NOAA 9 NOAA 10
Tanggal Peluncuran
Status
28 Maret 1983 12 Desember 1984 17 September 1986
NOAA 11 NOAA 12 NOAA 13 NOAA 14 NOAA 15
24 September 1988 14 May 1991 9 Agustus 1993 30 Desember 1994 13 May 1998
Dihentikan pada 29 Desember 1985 Dihentikan pada 13 Februari 1998 Kemampuan Channel Infra-merah menurun sejak 1994 Gagal pada 13 September 1994 Operasional Gagal pada 21 Agustus 1993 operasional Sedang menjalankan prosedur pemeriksaan. Sedang dalam pengembangan
NOAA 16
Program NOAA bertujuan untuk memberikan masukan yang mencakup seluruh bumi secara berkesinambungan untuk membantu dalam membuat prakiraan dan pemantauan cuaca. Akan tetapi, oleh organisasi-organisasi yang terdapat diseluruh dunia, data primer seringkali dimanfaatkan untuk aplikasi sumber daya alam lainnya. Termasuk pemetaan distribusi hujan salju, pemantauan terhadap banjir, pemetaan vegetasi, analisa kelembaban tanah secara regional, pemetaan distribusi bahan bakar yang menyebabkan kebakaran liar (wildfire fuel mapping), pendeteksian kebakaran, pemantauan badai gurun dan macam-macam aplikasi yang berkenaan dengan gejala geografis, misalnya gunung api meletus. Data yang diperlukan oleh FFPCP diambil dengan sensor AVHRR (Advanced Very High Resolution Radiometer) yang terpasang di satelit seri NOAA sejak NOAA 6, sedangkan pada saat ini hanya NOAA 12 dan 14 memberikan data yang dapat dipergunakan untuk pemantauan vegetasi dan pendeteksian kebakaran. Data dari NOAA 15 dan 16 akan ditambahkan, bila piranti lunak untuk pengolahan data pendeteksian kebakaran dan pemantauan vegetasi telah tersedia.
22
Lampiran 2.
Perencanaan Orbit dan Penangkapan Data Citra Satelit NOAA Seperti yang telah dijelaskan pada bab yang terdahulu bahwa NOM tidak digunakan dalam menangkap citra dari satelit NOAA, tetapi NOM hanya dapat digunakan dalam membantu menginterpretasikan data citra satelit NOAA, sedangkan untuk melakukan penangkapan citra NOAA tentunya digunakan piranti lunak yang lain seperti piranti lunak NOAA Capture. Beberapa fungsi dari piranti lunak NOAA seperti untuk menampilkan, memproses dan menginterpretasikan citra NOAA sehingga menghasilkan koordinat titik api, mengexport dan mengimport citra NOAA, tidak akan dibahas lagi pada lampiran ini, karena hal tersebut telah digantikan atau telah dijabarkan pada NOM. Sedangkan beberapa fungsi dari piranti lunak NOAA lainnya seperti untuk melakukan perencanaan dan memperbaharui data orbit satelit serta untuk mengkalibrasikan antena akan diuraikan seperti yang di bawah ini. Untuk memulai menggunakan piranti lunak NOAA, dapat dilakukan dengan hal seperti biasanya yaitu dengan mengklik tombol Start lalu pilih Programs dan pilih NOAA. Pada menu NOAA ini mempunyai beberapa pilihan sub-menu yang salah satunya adalah orbit plan . Hal ini seperti yang ditunjukkan pada gambar 1. Gambar 1. Tahap awal memulai Piranti lunak NOAA
23
Perencanaan Orbit (Orbit Plan) Menu orbit plan adalah menu yang berfungsi dalam melaksanakan rencana penangkapan data satelit NOAA yang melintas pada suatu area. Rencana penangkapan data satelit ini bisa dilakukan sampai beberapa hari kedepan dan rencana penagkapan tersebut akan tersimpan pada menu orbit plan. Menu orbit plan ini seperti yang ditunjukkan pada gambar 2 dibagian atas. Gambar 2. Tampilan menu Orbit Plan.
Menu orbit plan terdiri dari beberapa sub-menu seperti Orbit, region, view dan Help. Pada sub-menu orbit dapat dilakukan rencana penagkapan yang pertama (first), rencana penangkapan selanjutnya (next) atau rencana penangkapan sebelumnya (previous) dan menyimpan rencana penagkapan (save). Untuk mengaktipkan sub-menu ini, bisa juga dilakukan dengan mengklik beberapa tombol seperti yang digambarkan pada gambar 2 dibagian bawah, atau dengan cara yang lain seperti menekan tuts pada keyboard secara bersamaan misalnya Ctrl+F (first), Ctrl+N (next), Ctrl+P (previous) dan Ctrl+S (save). Sub-menu region adalah untuk menentukan luasan area yang akan dipantau, batasan area pantauan digambarkan dengan dua garis kuning diantara sedangkan luasan area yang dapat dipantau digambarkan dengan kotak yang berwarna merah seperti yang ditunjukkan pada gambar 2 dibagian bawah. Untuk memperbesar area pemantauan bisa dilakukan dengan menekan tuts pada keyboard seperti Ctrl + X (untuk memperbesar area kearah 24
horizontal atau sumbu X) dan Ctrl + Y (untuk memperbesar area kearah vertikal atau sumbu Y). Sub-menu view adalah sub-menu yang menampilkan informasi tentang data satelit tersebut, sedangkan sub-menu help adalah sub-menu yang menampilkan informasi yang berkaitan dengan orbit plan. Pada menu help terdapat sub-menu yang digunakan untuk melihat umur dari data orbit satelit yang digunakan. Umur dari data satelit yang digunakan akan berpengaruh pada citra yang akan ditangkap, semakin baru data orbit yang digunakan akan memberikan hasil yang baik sehingga akan lebih memudahkan dalam geokoreksi citra atau memudahkan proses Map move. Umur dari data orbit satelit yang direkomendasikan adalah kurang dari 14 hari atau sebelum dua minggu. Data orbit satelit atau dikenal dengan Two Line Element (TLE) dapat diperoleh secara bebas dengan mengakses pada alamat situs internet. Adapun alamat untuk mendapatkan data tersebut adalah sebagai berikut: http://celestrak.com/NORAD/elements/NOAA.txt
Melihat Ulang Rencana Orbit (Orbit Review) Fungsi dari menu orbit review adalah untuk melihat ulang rencana penangkapan data satelit yang telah tersimpan. Menu orbit review juga mempunyai fasilitas untuk menghapus rencana penangkapan data citra satelit. Menu orbit review seperti yang ditunjukkan pada gambar 3. Menu orbit Review terdiri dari beberapa sub-menu seperti review, aerial, view dan help. Pada sub-menu review bisa digunakan untuk melihat hasil rencana penangkapan data citra satelit yang telah tersimpan dalam program orbit plan (Planned orbit), untuk melihat hasil data citra yang telah berhasil di tangkap (Successful Capture) sedangkan untuk melihat hasil data yang gagal ditangkap dengan menggunakan Failed Capture. Untuk mengaktikan ketiga sub-menu ini bisa dilakukan dengan mengklik tombol yang berada di bawah menu review atau dengan menggunakan tuts pada keyboard seperti untuk melihat planned orbit (Ctrl+P), untuk melihat Succselfull Orbit (Ctrl+S) sedangkan untuk melihat Failed orbit (Ctrl+F).
25
Gambar 3. Tampilan menu Orbit Review
Sub-menu aerial adalah untuk melihat arah pergerakan antena sesuai dengan arah pada saat satelit melitas. Untuk dapat mengaktifkan sub-menu ini bisa dilakukan dengan mengklik tombol yang berada dibawah sub-menu aerial seperti pada gambar 3 atau dengan mengklik pada menu aerial. Sub-menu view adalah sub-menu yang menampilkan informasi tentang data satelit tersebut, sedangkan sub-menu help adalah sub-menu yang menampilkan informasi yang berkaitan dengan orbit review.
Memperbaharui data orbit satelit Untuk memulai memperbaharui data orbit satelit dapat dilakukan dengan mengakses data melalui situs internet pada alamat seperti yang telah disinggung diatas. Apabila data orbit telah didapatkan, maka langkah selajutnya adalah dengan mengklik Start lalu pilih Programs dan pilih NOAA Utilities dan arahkan pada Tlupdate. Setelah Tlupdate aktif, maka pilih pada direktori mana data tle tersebut tersimpan (akan lebih memudahkan operator, apabila data orbit satelit diletakkan pada satu sumber atau satu direktori atau bisa juga dengan menyimpan data tle tersebut pada disket).
26
Kemudian pilih nama satelit yang akan diperbaharui (NOAA12, NOAA14, NOAA15, dan NOAA16) secara satu persatu lalu klik update. Apabila semua nama satelit telah di update maka klik OK untuk mengakhirinya.
Mengkalibrasi Antena Fungsi dari menu kalibrasi ini adalah untuk menentukan letak antena pada posisi yang benar pada elevasi maupun azimuthnya. Letak posisi ini akan berpengaruh pada penangkapan citra, apabila posisi antena tidak berada pada posisi yang tepat maka sinyal dari satelit akan sulit ditangkap dan hal ini akan mengakibatkan data citra satelit tidak berhasil didapatkan atau gagal ditangkap. Beberapa menu calibration adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar 4. Gambar 4. Tampilan menu Calibration
Untuk menentukan posisi antena agar berada pada posisi elevasi yang tepat maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu elevasi akan mengalami masalah apabila nilai yang digunakan kurang dari 5°, hal ini akan mengakibatkan adanya sinyal yang buruk. Sebaiknya nilai elevasi agar tidak menggunakan nilai diatas 170° karena akan berpengaruh pada piranti lunak yang berfungsi sebagai penggerak motor antenna yang menyebabkan kerusakan. Posisi nilai elavasi untuk 90° sebaiknya menggunakan nilai 2048 yang merupakan nilai tengah dari kisaran nilai untuk elevasi (0-4095). Hal ini seperti ditunjukkan pada gambar 5. 27
Sedangkan untuk menentukan posisi azimuth, hal yang harus di perhatikan adalah nilai untuk east sebaiknya digunakan nilai 2048 yang merupakan nilai tengah dari kisaran nilai untuk azimuth (0-4095). Hal ini seperti yang ditunjukkan pada gambar 5 baris kedua. Gambar 5. Tampilan elevation dan Azimuth pada mennu Calibratiom
28
Lampiran 3.
Mengkonversi Data Koordinat Setelah memproses data koordinat titik api dengan menggunakan NOM seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka tahapan selanjutnya adalah memplotkan data koordinat tersebut pada piranti lunak sistem informasi geographis yang dalam hal ini yang umum digunakan adalah Arc-view. Data koordinat yang dihasilkan dengan menggunakan NOM mempunyai format extension *.LL, dengan format ini tentunya harus di konversi terlebih dahulu sebelum dapat disesuaikan atau dapat digunakan dengan piranti lunak ArcView. Adapun beberapa hal yang dapat dilakukan adalah seperti yang dijelaskan dibawah ini: 1. Untuk dapat mengkonversi data koordinat dari NOM yang mempunyai format extenxion *.ll adalah dengan menggunakan piranti lunak Microsoft Excel. Untuk membuka Microsoft Excel dapat dengan mengklik tombol Start lalu memilih Programs kemudian pilih Microsoft Excel. 2. Setelah Microsoft Excel aktif, maka langkah selanjutnya adalah memilih direktori yang berisikan data koordinat tersebut, misalnya C:\Nexport\12mar.ll. Apabila data telah dipilih maka file of types harus pada dibuka dengan menggunakan All files, hal ini seperti yang ditunjukkan pada gambar 6. Gambar 6. Tahap pertama dalam konversi data
3. Setelah itu ada tiga tahapan perintah yang ada pada layar monitor seperti yang ditunjukkan pada gambar 7. Tahap pertama adalah dengan memastikan bahwa file tersebut harus dalam pilihan Delimited, dan apabila telah yakin maka bisa mengklik tombol Next yang secara otomatis akan menampilkan perintah tahap kedua seperti yang ditujukkan pada gambar 7 baris kedua. Pada tahap ini pilihan Delimited akan terpilih pada Tab dan hal itu harus ditambahkan dengan mengklik atau memilih Comma sedangkan text qualifier harus terpilih pada “. Apabila hal itu telah dilaksanakan maka bisa langsung mengklik Next yang akan menuju pada 29
tahapan selanjutnya. Pada tahap ketiga ini harus dipastikan bahwa column data format harus terpilih pada General dan setelah itu bisa langsung mengklik Finish untuk mengakiri proses ini. Gambar 7. Tahap kedua dalam konversi data
4. Setelah melalui ketiga tahapan tadi maka data koordinat akan ditampilkan dalam Excel sheet, lalu langkah selanjutnya adalah menurunkan satu baris kebawah agar data tersebut bisa ditambahkan dengan informasi lainnya seperti Long, Lat. Date, Time, Temperatur dan Satelit. Tambahan informasi ini harus disesuaikan dengan informasi data citra satelit misalnya tanggal dan waktu serta ambang batas temperatur yang digunakan. Untuk menambahkan informasi ini bisa dilakukan dengan memilih menu Insert dan memilih Row. Kemudian setelah ada baris yang kosong maka informasi lainnya bisa ditambahkan. (untuk data koordinat akan lebih baik bila menggunakan dua desimal). 5. Tahap terakhir yang harus dilakukan adalah dengan menyimpan data yang telah dikonversi ini pada direktori yang tersedia, dengan nama file yang disesuaikan dengan tanggal yang. Hal yang harus diperhatikan adalah bahwa Type file harus disimpan dalam format extension Text (Tab Delimited).
30
Lampiran 4.
ArcView Memplotkan Data Koordinat Pada Untuk memplotkan data koordinat ini pada piranti lunak ArcView, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bahwa data peta yang digunakan merupakan salah satu bagian dari data yang telah tersimpan dalam ArcView atau telah menjadi project yang mempunyai extesion *.apr. Beberapa langkah dalam memplotkan data koordinat tadi seperti yang di uraikan dibawah ini: 1. Untuk dapat membuka ArcView, maka langkah yang harus dilakukan dengan mengklik tombol Start yang berada di bagian bawah tampilan pada monitor kemudian pilih Programs lalu selanjutnya pilih Esri dan pilih ArcView 3.2 atau dengan cara mengklik dua kali pada icons yang ada pada desktop 2. Setelah ArcView aktip, maka tampilan yang muncul adalah menanyakan apakah akan membuka project yang sudah ada atau membuat project yang baru. (Dalam buku panduan ini tidak akan dibahas secara mendalam tentang ArcView, data peta yang digunakan dalam hal ini memang sudah tersedia dan sudah berbentuk project yang berextension *.apr). Setelah memilih open project dengan cara mengklik pilihan pada lingkaran dan mengklik OK. Kemudian baru ditentukan pada direktori mana data peta tersebut tersimpan, hal ini seperti yang ditunjukkan pada gambar 8. Gambar 8. Tahap awal memulai ArcView.
3. Apabila file project telah dipilih maka tampilan project secara otomatis akan terlihat, hal ini seperti yang ditunjukkan pada gambar 9. Data koordinat yang telah dikonversi tadi bisa juga ditampilkan dan untuk menampilkannya adalah sebagai berikut:
31
Pilihlah menu windows kemudian pilih/klik nama project yang digunakan, pada gambar 8 nama project yang digunakan adalah website2. (Tampilan kotak menu project (website) akan ditampilkan secara otomatis). Kemudian pilihlah tables dan klik add. Proses ini akan langsung menampilkan urutan nama direktori yang ada pada hardisk, lalu cari atau pilih direktori yang memuat data koordinat yang telah dikonversi dan yang harus diingat bahwa list file of type harus dalam format Delimited text (txt), seperti yang ditunjukkan pada gambar 10. Setelah mengklik OK maka data koordinat akan ditampilkan, kemudian pilih view pada kotak menu project dan klik open. Gambar 9. Tampilan Project pada ArcView.
Gambar 10. Tampilan untuk memplotkan data koordinat.
4. Untuk memplotkan data koordinat maka langkah yang dilakukan adalah dengan menu view dan pilih add event theme kemudian cari dan pilih data koordinat yang akan diplotkan. 5. Apabila data koordinat telah diplotkan pada ArcView maka langkah selanjutnya adalah dengan mengexport tampilan pada ArcView tersebut kedalam data format yang berextension *.bmp. Hasil dari data yang diexport ini akan digunakan sebagai bahan dalam memperbaharui data website. 32
Lampiran 5.
Memperbaharui (Update) Data Website Data informasi pada website biasanya diperbaharui setiap harinya yang disesuaikan dengan informasi yang diperoleh dari hasil interpretasi citra NOAA. Beberapa hal diatas telah dijelaskan tentang bagaimana cara mengkonversi data koordinat serta memplotkan data koordinat pada sistem informasi geographis dengan menggunakan ArcView, dan satu hal lagi yang perlu untuk diketahui adalah tentang cara memperbaharui data informasi pada website. Data file dengan format *.bmp yang merupakan hasil dari export data dengan menggunakan ArcView umumnya mempunyai ukuran yang besar, sehingga akan berpengaruh pada saat pengiriman data melalui e-mail yang juga akan berpengaruh pada besarnya ruang yang tersedia pada server. Oleh karena itu data yang berformat *.bmp harus dikonversi lagi kedalam data file yang berformat *.gif. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan piranti lunak yang sudah umum dikenal seperti lviewpro, paintpro, coreldraw, adobe atau yang lainnya. Setelah data dalam format *.bmp dikonversi kedalam format *.gif, maka tahapan selajutnya adalah dengan menggunakan piranti lunak Netscape yang bisa digunakan untuk memperbaharui data website tersebut. Data file yang diperbaharui pada website adalah “overview” dan ”hotspots”. Dalam menggunakan piranti lunak Netscape untuk memperbaharui data website, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan seperti yang akan diuraikan secara singkat dibawah ini: 1. Untuk memulai tahapan dalam menggunakan netscape, bisa dilakukan dengan mengklik tombol Start kemudian pilih Programs dan pilih Netscape Navigator. Setelah tampilan Netscape Navigator aktif, maka langkah selanjutnya adalah memilih menu file kemudian klik open page yang akan memunculkan urutan direktori yang ada pada hardisk, kemudian pilih data file overview. Hal ini seperti yang ditunjukkan pada gambar 11. Gambar 11. Tahap awal memulai open page pada netscape.
33
2. Setelah overview aktif, maka kembali pilih menu file dan klik edit page. Setelah mengklik edit page maka akan muncul tampilan yang sama dengan tampilan overview, hanya pada tampilan yang baru tersebut bisa dapat dilakukan perubahan-perubahan atau yang dinamakan dengan proses editing. Hal ini seperti yang ditunjukkan pada gambar 12. Gambar 12. Tahap untuk memulai edit page pada Netscape.
3. Untuk merubah tampilan overview tersebut dapat dilakukan dengan mengklik dua kali tampilan yang akan dirubah, dalam hal ini overview. Secara otomatis akan muncul kotak tampilan, kemudian klik choose file kemudian tentukan pada direktori mana data yang akan digunakan untuk mengganti data lama yang akan diperbaharui kemudian setelah itu klik OK. (data yang digunakan adalah data yeng berformat *.gif yang merupakan hasil konversi dari data yang berformat *.bmp). 4. Apabila data pada overview telah berubah maka data tersebut bisa disimpan dengan cara mengklik tombol save yang berada pada panel. 5. Ulangi tahapan yang dilakukan pada 1,2,3 dan 4 untuk merubah tampilan hotspot.
34