PROSEDUR PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA BMT MANDIRI GETASAN
TUGAS AKHIR
Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) pada Program Perbankan Syariah
Disusun Oleh:
YUSUF EFENDI 20107031
JURUSAN SYARIAH
PROGRAM PERBANKAN SYARIAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
1
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : dua eksemplar
salatiga, 18 agustus 2010
Hal : pengajuan naskah tugas akhir Kepada Yth. Ketua stain salatiga. Assalamu’alaikum wr…wb… Setelah
diadakan
pengarahan
bimbingan,
koreksi
dan
perbaikan
seperlunya, maka tugas akhir saudara: Nama
: Yusuf Efendi
NIM
: 20107031
Jurusan
: Syariah
Progam Studi
: Perbankan Syariah
Judul
: Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada BMT Mandiri Getasan
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan. Demikian untuk menjadikan periksa Wassalam’ualaikum wr … wb …
2
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar No. 02 Telp (0298) 323706. 323433 Salatiga Website : www.stainsalatiga.ac.ad. E-mail :
[email protected]
PENGESAHAN TUGAS AKHIR JUDUL TUGAS AKHIR
:PROSEDUR
PENERIMAAN
DAN
PENGELUARAN KAS PADA BMT MANDIRI GETASAN NAMA
: YUSUF EFENDI
NIM
: 2017031
PROGRAM STUDI
: PERBANKAN SYARIAH
Telah dipertahankan di depan sidang munaqasah pada tanggal 24 Agustus 2010, dan dinyatakan lulus sehingga dapat diterima sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya Salatiga, 30 Agustus 2010
3
MOTTO
1. Jadilah dirimu sendiri 2. Pelajaran yang terbaik adalah rintangan dan
kehidupan
yang
berhasil
dilalui
ketabahan, semangat, dan ketelitian 3. Ada hikmah di balik kesulitan yang dialami dan allah akan selalu memberikan yang terbaik karena dia maha mengetahui “SESUNGGUHNYA SESUNGGUHNYA KESULITAN
SESUDAH ITU
ADA
KEMUDAHAN” ( Q.S. ALAL-INSYIROT : 6 )
4
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan kepada:
1. Ayah
dan
Ibuku
yang
senantiasa
mendoakanku. 2. Adik-adikku yang aku sayangi. 3. Teruntuk seseorang yang aku sayangi. 4. Teman-temanku yang baik ( SSC Stain Salatiga dan ARSET Setugur) 5. Keluarga besar DIII Perbankan Syariah angkatan 2007
5
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya yang melimpah kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang penulis beri judul “Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada BMT Madiri Getasan”. Tugas Akhir ini penulis susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md) pada Program Studi Diplomat III Perbankan Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak sehingga penyusunan tugas akhir ini dapat terselesaikan. Untuk itu penullis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. Iman Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN beserta seluruh dosen dan staf STAIN Salatiga, yang telah memberikan dukungan dan fasilitas baik secara langsung dan tidak langsung. 2. Bapak Drs. Iman Sutomo, M.Ag selaku Ketua Program Perbankan Syariah atas fasilitas yang diberikan guna memperlancar penulisan Tugas Akhir ini. 3. Bapak Drs.H.Alfred L,M.Si selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran
memberikan
pengarahan
terselesaikannya penulisan Tugas Akhir ini.
6
dan
bimbinganya
sehingga
4. Ibu Diah, SE selaku manager BMT Mandiri Getasan beserta seluruh karyawan, yang telah memberi ijin dan kesempatan pada penulis untuk melaksanakan kegiatan magang dan penulisan Tugas Akhir. 5. Bapak, ibuku, dan adikku tercinta yang telah memberikan do’a dan motivasi sehingga penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir. 6. Seseorang yang aku cintai yang telah memberikan aku saran, motivasi dan dorongan dalam penyusunan Tugas Akhir ini. 7. Kawan-kawan dan sahabatku baik di DIII angkatan 2007, SSC STAIN Salatiga dan ARSET Setugur yang memberiku saran, masukan serta dukungan sehingga penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini. 8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan motivasi demi kelancaran penulisan Tugas Akhir ini. Walaupun masih jauh dari kesempurnaan, namun demikian dari penulisan Tugas Akhir ini, penulis berharap saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak yang membaca demi kebaikan dan kesempurnaan selanjutnya. Semoga dengan penulisan Tugas Akhir ini akan menambah ilmu pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Salatiga, 18 agustus 2010 Penulis
Yusuf Efendi
7
ABSTRAK
PROSEDUR PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA BMT MANDIRI GETASAN, Yusuf Efendi, NIM 20107031. Program Perbankan Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Didalam setiap perusahaan, kas merupakan aktiva yang paling liquid, karena hampir setiap transaksi akan mempengarui kas. Permasalahan yang dibahas dalam penulisan tugas akhir ini yaitu bagaimana sistem penerimaan dan pengeluaran kas pada BMT Mandiri Getasan dan bagaimana penerapan sistem dan prosedur penarimaan dan pengeluaran kaspada BMT Mandiri Getasan. Sistem penerimaan kas yang dibahas dalam tugas akhir ini adalah system penarimaan kas dari simpanan dan sistem pengeluaran yang dibahas dalam tugas akhir ini adalah sistem pengeluaran dari pembiayaan. Hal-hal yang dianalisa berkaitan dengan prosedur penarimaan dan pengeluaran kas pada BMT Mandiri Getasan meliputi dokumen dan prosedur penerimaan dan pengeluaran yang digunakan. Sehingga diketahui perbandingan dengan teori. Setelah dilakukan analisis maka dapat diketahui bahwa prosedur penerimaan dan pengeluaran kas pada BMT Mandiri Getasan sudah dijalankan dengan baik, hal itu penyajian data yang menerapkan prosedur pencatatan yang jelas. Berdasarkan uraian diatas maka penulis memberikan beberapa saran pada bagian akhir tugas akhir ini, yang kiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi BMT Mandiri Getasan untuk melangkah lebih lanjut dalam pengembangan usahanya. Kata kunci: prosedur penerimaan kas, prosedur pengeluaran kas, BMT.
8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………. i HALAMAN PENGAJUAN TUGAS AKHIR……………………….......... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………… iii HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………... iv MOTTO……………………………………………………………………. v PERSEMBAHAN………………………………………………………….. vi KATA PENGANTAR……………………………………………………... vii ABSTRAK…………………………………………………………………. ix DAFTAR ISI……………………………………………………………….. x BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……………………………….. 1 B. Rumusan Masalah……………………………………… 3 C. Tujuan dan Kegunaan………………………………….. 3 D. Telaah Pustaka…………………………………………. 4 E. Metode Penelitian……………………………………… 5 F. Sistematika Penulisan………………………………….. 6
BAB II
KERANGKA TEORITIS A. Pengertian Bank dan BMT………………………......... 9 B. Pengertian Sistem dan Prosedur………………………. 10
9
1. Pengertian Sistem…………………………………. 11 2. Pengertian Prosedur……………………………….. 12 3. Pengertian Akuntansi……………………………… 13 4. Pengertian Sistem Akuntansi……………………… 13 C. Kas dan Penerimaan Kas……………………………… 14 D. Pengeluaran Kas………………………………………. 16 E. Prinsip-prinsip Dalam Menyusun Prosedur Penerimaaan dan PengeluaranKas…………………….. 18 BAB III
LAPORAN OBJEK A. Gambaran Umum………………………………………. 20 1. Sejarah Berdirinya BMT Mandiri Getasan………… 20 2. Visi dan Misi……………………………………….. 21 3. Dasar Pendirian BMT Mandiri Getasan…………… 12 4. Permodalan BMT Mandiri Getasan………………... 23 5. Lokasi BMT Mandiri Getasan……………………... 23 B. Produk-Produk BMT Mandiri Getasan………………… 23 C. Stuktur Organisasi BMT Mandiri Getasan…………….. 26
BAB IV
PENYAJIAN DAN ANALISA DATA A. Penyajian Data…………………………………………. 33 1. Penghimpunan Dana……………………………….. 33 2. Penyaluran Dana…………………………………… 46
10
B. Analisis Data…………………………………………… 63 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………….. 68 B. Saran…………………………………………………… 69
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
11
BAB I PENDAHULUAN
B. Latar Belakang Masalah Dalam Islam manusia di wajibkan untuk berusaha agar ia mendapatkan rizki guna memenuhi kebutuhan kehidupannya. Islam juga mengajarkan kepada manusia bahwa Allah Maha Pemurah, sehingga rizkiNya sangat luas. Bahkan, Allah tidak memberikan rizki kepada kaum muslimin saja, tetapi kepada siapa saja yang bekerja keras. Seperti dalam sabda Rosulullah saw sebagai berikut : “Berusahalah untuk duniamu seakan-akan kamu akan hidup selama-lamanya dan berusahalah untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok pagi”.(H.R. Ibnu Askir) Manusia dituntut agar untuk dapat bekerja keras apa saja, yang penting tidak melanggar garis-garis yang telah ditentukan-nya. Ia melakukan aktivitas produksi, seperti pertanian, perkebunan, pertenakan, pengolahan makanan dan minuman dan sebagainya. Ia juga dapat melakukan aktivitas distribusi, seperti perdagangan atau dalam bidang jasa, seperti transportasi, kesehatan dan sebagainya. Untuk memulai usaha seperti ini diperlukan modal, seberapapun kecilnya. Adakalanya orang mendapatkan modal dari simpanannya atau dari keluarganya. Adapun yang meminjam dari rekan-rekannya. Jika tidak
12
tersedia, peran institusi keuangan menjadi sangat penting karena dapat mennyediakan modal bagi orang yang ingin berusaha. Dalam islam, hubungan pinjam-meminjam tidak dilarang, bahkan dianjurkan agar terjadi hubungan saling menguntungakan, yang pada gilirannya berakibat kepada hubungan persaudaraan. Hal yang perlu diperlihatkan adalah apabila hubungan itu tidak mengikuti aturan yang di anjurkan oleh islam. Karena itu, pihak-pihak yang berhubungan harus mengikuti etika yang digariskan oleh islam. Lembaga Keuangan Syariah atau Baitul Maal Wattamwil (BMT) disini memiliki peran yang sangat penting sebagai lembaga perantara antara unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana dengan unit-unit lain yang mengalami kekurangan dana. Melalui BMT kelebihan tersebut dapat di salurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan dan memberikan manfaat kepada kedua belah pihak. Lembaga Keuangan Syariah atau Baitul Maal Wattamwil (BMT) Mandiri mencoba ikut berperan dalam membantu para pengusaha kecil dan menengah dalam usahanya. Baik dalam pelayanan pembiayaan maupun pendanaan. Untuk melihat ketertiban pencatatan keluar masuknya uang disini penting sekali melihat asal usul arus kas. Tujuan utama arus kas adalah untuk menyajikan informasi relevan tentang peneimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan dalam satu periode. Untuk mencapai ini, aliran kas atau arus kas diklasifikan dalam tiga kelompok yang berbeda,
13
yaitu penerimaan dan pengeluaran kas yang berasal dari kegiatan-kegiatan investasi, kegiatan (financing) dan kegitan usaha. Dengan berbekal latar belakang di atas, penulis mengambil judul: “ PROSEDUR PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA BMT MENDIRI GETASAN”. Karena penulis ingin mengetahui aliran kas masuk (penerimaan kas) dan aliran kas keluar (pengeluaran kas) pada BMT tersebut.
C. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah, maka yang menjadi masalah pokok dalam hal ini adalah: 1. Bagaimana prosedur penerimaan dan pengeluaran kas pada BMT Mandiri Getasan? 2. Bagaimana BMT Mandiri Getasan mengatasi penerimaan dan pengeluaran kas yang menjadi kendala?
D. Tujuan dan Kegunaan Adapun tujuan yang ingin diperoleh peneliti adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana prosedur penerimaan dan pengeluaran kas 2. Untuk mengetahui bagaimana cara penyelesaian BMT Mandiri dalam mengatasi penerimaan dan pengeluaran kas yang menjadi kendala.
14
Sedangkan kegunaanya adalah: 1. Bagi BMT Merupakan masukan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk membuat keputusan dalam mengambil kebijakan dan untuk mengetahui efisiensi perkembangan usaha BMT yang kemudian dapat digunakan sebagai acuan perbaikan dan peningkatan. 2. Bagi STAIN Hasil ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur menilai kualitas system belajar mengajar yang telah dilaksanakan. 3. Bagi Penulis Laporan dan penelitian akan menambah pengetahuan penulis. 4. Bagi Pembaca Bisa bermanfaat sebagai penambah pengetahuan dan referensi untuk melakukan hal yang sama pada berbagai macam bidang yang berbeda.
E. Telaah Pustaka Pada tugas akhir sebelumnya judul prosedur penerimaan dan pengeluaran kas sudah di bahas oleh Ana susanti ( 2006). Sistem penerimaan dan pengeluaran kas merupakan hal yang terpenting. Sistem penerimaan dan pengeluaran kas digunakan untuk menata rapi tentang aliran kas masuk dan aliran kas keluar . bilamana sebuah perusahaan dapat
15
menjalankan hal tersebut secara prosedural dan profesional, perusahaan tersebut akan menuaikan kemajuan.
F. Metode Penelitian 1. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang dipakai oleh penulis adalah metode deskriptif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan suatu keadaan atau sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu secara sistematis dan akurat, serta melukiskan keadaan karakteristik suatu populasi atau bidang tertentu. 2. Sumber Data Data
sebagai
penunjang
penelitian
sehingga
penelitian
akan
memberikan informasi yang akurat, dari penulis ini data yang terdiri dari dua jenis: a. Data Primer Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari nara sumber dengan pengamatan dan wawancara mengenai suatu obyek yang diteliti. b. Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh dari literatur buku-buku atau dokumen yang telah disusun dan telah didokumentasikan.
16
3. Teknik Pengumpulan Data a. Kepustakaan Merupakan riset dimana dilakukan dengan membaca buku-buku dari sumber data yang ada di obyek penelitian. Biasanya data yang diperoleh dari teknik kepustakaan ini adalah hanya untuk menginterpresikan data yang diperoleh. b. Penelitian Lapangan 1) Pengamatan Yatu metode pengumpulan data dengan cara pengamatan secara langsung dilapangan dengan melihat dan mempelajari catatan yang telah ada sesuai data yang dibutuhkan. 2) Wawancara Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara bertanya langsung kepada responden (pihak yang bersangkutan) sebagai sumber data.
G. Sistematika Penulisan Untuk mengetahui gambaran dan mempermudah cara memahami laporan tugas akhir ini penulis menyusun dalam beberapa bab antara lain sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah
17
C. Tujuan dan Kegunaan D. Telaah Pustaka E. Metode Penelitian F. Sistematika Penulisan BAB II
KERANGKA TEORITIS F. Pengetian Bank dan BMT G. Pengetian Sistem dan Prosedur 1. Pengertian Sistem 2. Pengertian Prosedur 3. Pengertian Akuntansi 4. Pengertian Sistem Akuntansi H. Kas dan Penerimaan Kas I. Sistem Pengeluaran Kas J. Prinsip-prinsip Dalam Menyusun Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas
BAB III
LAPORAN OBJEK D. Gambaran Umum 6. Sejarah Berdirinya BMT Mandiri Getasan. 7. Visi dan Misi. 8. Dasar Pendirian BMT Mandiri Getasan 9. Permodalan BMT Mandiri Getasan 10. Lokasi BMT Mandiri Getasan
18
E. Produk-Produk BMT Mandiri Getasan F. Stuktur Organisasi BMT Mandiri Getasan BAB IV
PENYAJIAN DAN ANALISA DATA A. Penyajian Data 1. Penghimpunan Dana 2. Penyaluran Dana B. Analisis Data
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran
19
BAB II KERANGKA TEORITIS
A. Pengertian Bank dan BMT 1. Pengertian Bank a. Bank Umum Bank umum adalah bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentu giro dan deposito dalam-dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek (muchdarsyah Sinungan,1991:112). Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998. Bank Umum adalah
Bank
yang
melaksanakan
kegiatan
usaha
secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (Kasmir,2003:21) b. Bank Perkreditan Rakyat Menurut
Undang-undang
nomor
10
tahun
1998.Bank
Perkreditan Rakyat adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. (Kasmir,2003:21)
20
c. Bank Berdasarkan prinsip Syariah Penentuan harga Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah terhadap produknya sangat berbeda dengan Bank berdasarkan Prinsip
Konvensional.
Bank
berdasarkan
Prinsip
Syariah
menerapkan aturan perjanjian berdasarkan hokum islam antara Bank dengan pihak lain baik dalam hal untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan lainnya. (Kasmir, 2003:31) d. Bank Devisa Bank yang berstatus devisa atau Bank devisa merupakan Bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer ke luar negeri,inkaso ke luar negeri, pembukaan dan pembayaran letter of kredit dan transaksi luar negeri lainnya, persyaratan untuk menjadi Bank devisa ini di tentukan oleh Bank Indonesia setelah memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan. (Kasmir, 2003:29) 2. Pengertian BMT Baitul maal wattamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal dan baitul tamwil. Baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dana yang non profit, seperti: zakat,infak, dan shodaqoh. Sedangkan baitul tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial. Usaha-usaha tersebut menjadi bagian yang tidak di
21
pisahkan dari BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan syariah. Secara kelembagaan BMT didampingi atau didukung Pusat Inkubasi Bisnis Usaha kecil (PINBUK). PINBUK sebagai lembaga primer karena mengemban bisnis yang lebih luas, yakni menetaskan usaha kecil. Dalam prakteknya, PINBUK menetaskan BMT, dan pada gilirannya BMT menetaskan usaha kecil. Keberadan BMT merupakan representasi dari kehidupan masyarakat dimana BMT itu berada, dengan jalan ini BMT mampu mengakomodir kepentingan ekanomi masyarakat. Peran
umum
BMT
yang
dilakukan
adalah
melakukan
pembiayaan dan pendanaan yang berdasarkan prinsip syariah. Peran ini menegaskan arti penting prinsip-prinsip syariah dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Sebagai lembaga keuangan syariah yang bersetubuh langsung dengan kehidupan masyarakat kecil yang serba cukup ilmu pengetahuan ataupun materi muka BMT mempunyai tugas penting dalam mengembankan misi ke-islaman dalam segala aspek kehidupan. (Heri Sudarsono,2004:96).
B. Pengertian Sistem dan Prosedur 1. Pengertian sistem Informasi dari suatu perusahaan ,terutama informasi keuangan, dibutuhkan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak-
22
pihak diluar perusahaan, kreditur, calon investor, dan lain-lainnya memerlukan informasi ini dalam kaitannya dengan kepentingan mereka. Disamping itu pihak intern yaitu menejemen juga memerlukan informasi keuangan untuk mengetahui, mengawasi dan mengambil keputusan untuk menjalankan perusahaan Untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pihak luar dalam perusahaan, disusun suatu sistem akuntansi. Sistem ini direncanakan untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak luar maupun dalam perusahaan. “ Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Menurut Mulyadi” (2001:5). 2. Pengertian Prosedur “Prosedur adalah suatu urut-urutan secara klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang“( Mulyadi,2001:5) Pada dasarnya suatu organisasi terdiri dari bagian kerja yang memerlukan sruktur pembagian kerja. Tujuan dari pembagian kerja adalah untuk menjadikan mekanisme pembagian kerja yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi itu sendiri. Dalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuan perlu ditetapkan suatu sIstem yang didalamnya terdapat prosedur atau seperangkat unsur yang teratur dan
23
terikat. Yang membentuk suatu tujuan untuk menciptakan suatu efisiensi dan efektifitas kerja. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur merupakan suatu urutan pekerjaan yang biasanya melibatkan beberapa pihak atau bagian dalam perusahaan, khususnya dalam bagian akuntansi. 3. Pengertian Akuntansi Akuntansi sering kali dinyatakan sebagai bahasa perusahaan. Perubahan yang semakin cepat dalam masyarakat menyebabkan semakin kompleknya bahasa tersebut, yang digunakan untuk mencatat, meringkas, melaporkan, menginterpretasi data dasar-dasar ekonomi untuk kepentingan perorangan, pengusaha, pemerintah, dan anggota masyarakat lainnya. Akuntansi adalah proses pengidentifikasi, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk membuat pertimbanganpertimbangan dan mengambil keputusan yang tepat bagi pemakai informasi tersebut (Sadeli,2002:2) 4. Pengertian sistem akuntansi System akuntansi adalah formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam laporan-laporan yang diperlukan oleh pihak manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak-
24
pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai hasil (Baribwan,1982:2)
C. Kas dan Sistem Penerimaan Kas Kas adalah uang kartal yang tersedia bagi suatu usaha terdiri dari uang kertas Bank dan uang logam, yang merupakan alat pembayaran yang sah; dalam perusahaan bukan Bank, cek, wesel, dan surat berharga lain yang dapat segera dijadikan uang diperhitungkan juga sebagai kas. (Heri sudarsono, Hendi yogi prabowo, 2004:65) Sistem penerimaan kas melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan, agar transaksi penerimaan yang tidak terpusat dalam satu bagian saja, hal ini perlu agar dapat memenuhi prinsip-prinsip internal kontrol. Bagian-bagian yang terlibat dalam prosedur penerimaan kas adalah bagian surat masuk, kasir, piutang dan pemeriksaan intern. Fungsi dari bagian-bagian itu adalah sebagai berikut: 1. Bagian surat masuk Bagian surat masuk bertugas menerima surat-surat yang diterima perusahaan. Surat-surat yang berisi pelunasan piutang harus dipisahkan dengan surat-surat lainnya. Setiap hari bagian surat masuk membuat daftar penerimaan uang harian, menggumpulkan cek dan remittance advice. 2. Kasir Kasir bertugas menerima uang yang berasal dari surat masuk dan pembayaran langsung. Setiap hari kasir membuat bukti setoran atau slip.
25
Agar penerimaan uang ini dapat diawasi dengan baik maka satu lembar bukti setor yang dari bank harus dikirimkan ke bagian akuntansi. Bukti setor yang diterima dibagian akuntansi dicocokan dengan daftar penerimaan uang yang dibuat oleh bagian surat masuk dan oleh kasir. Salah satu cara pengawasan penerimaan uang langsung oleh kasir dapat dilakukan dengan dibuatnya bukti kas masuk yang diberi nomor urut yang dicetak. 3. Bagian Piutang Pada umumnya bagian piutang dapat digolongkan menjadi tiga yaitu: a. Membuat catatan piutang yang dapat menunjukan jumlah-jumlah piutang kepada tiap-tiap langganan. Catatan ini disusun sedemikian rupa sehinggga dapat diketahui sejarah kredit tiap-tiap langganan, jumlah maksimum kredit dan keterangan-keterangan lain yang di perlukan b. Menyiapkan dan mengirim surat pernyataan piutang. c. Membuat daftar analisa umur piutang tiap periode. 4. Bagian pemeriksaaan intern Bagian pemeriksaan intern bertugas untuk menjaga di patuhinya sistem internal control
26
D. Pengeluaran kas Pengeluaran kas dalam lembaga keuangan terdapat sistem akuntansi pokok yang digunakan untuk melaksanakan pengeluaran kas
yaitu
pengeluaran kas melalui piutang dan dana untuk kas kecil. 1. Piutang Dalam piutang terdapat prosedur piutang. Prosedur piutang merupakan prosedur akuntansi untuk mencatat timbulnya piutang sehingga hanya melibatkan bagian piutang (walaupun bagian buku besar dan jurnal salalu terkait seperti dalam prosedur lainnya. Dalam prosedur piutang, posting ke buku pembantu piutang dilakukan dari media-media sebagai berikut: a. Memo kredit digunakan sebagai media untuk posting ke buku pembantu piutang sebelah kredit. b. Bukti memorial digunakan sebagai media untuk posting ke buku pembantu piutang sebelah kredit yang timbul karena adanya piutang yang di hapus. c. Bukti kas masuk untuk mengedit piutang yang berasal dari pelunasan oleh pelanggan. Surat pernyataan piutang merupakan suatu formulir yang menunjukkan piutang pada langganan untuk tanggal tertentu dan dalam bentuk surat pernyataan piutang tertentu terdapat perincian pendukungnya. Bentuk-bentuk surat pernyataan piutang adalah sebagai berikut:
27
a. Surat pernyataan saldo akhir bulan b. Surat pernyataan elemen-elemen bulan c. Surat pernyataan tunggal. d. Surat pernyataan saldo berjalan dengan rekening konvensional. 2. Kas Kecil Pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatife kecil dan tidak praktis dibayar dengan cek harus dibayar dengan uang tunai. Pembayaran dengan uang tunai dapat dilakukan jika dalam perusahaan dibentuk dana kas kecil. Agar dana ini dapat diawasi maka pengelolaannya sebaiknya menggunakan impress sistem. Dalam sistem ini pemenuhan kembali kas kecil dilakukan secara periodik dan pada saat tersebut semua bukti pengeluaran kas kecil dicatat dalam jurnal pengeluaran kas. Prinsip-prinsip internal control dalam pengeluaran uang/kas. a. Jumlah saldo-saldo dalam buku pembantu utang harus cocok dengan saldo rekening kontrolnya dan surat pernyataan piutang dari kreditur. b. Semua pengeluaran uang harus dengan kecuali untuk pengeluaranpengeluaran dari kas kecil. c. Penanda tangan cek harus dipisahkan dari orang yang memegang buku cek. d. Harus ada pertanggung jawaban dari pemegang buku cek tentang nomor cek yang digunakan untuk membayar dan dibatalkan. e. Petugas pengeluaran uang harus dipisahkan oleh petugas yang mengerjakan pembukuan kas.
28
f. Rekonsiliasi bank dilakukan oleh petugas yang tidak menandatangani cek atau menyetujui pengeluaran. g. Cek untuk pengisian kas kecil dan gaji dibuat atas nama penerima. h. Sesudah dibayar, semua dokumen pendukung harus di cap lunas atau dilubangi agar tidak digunakan lagi.
E. Prinsip-prinsip dalam menyusun prosedur penerimaan dan pengeluaran kas Prosedur penerimaan kas melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan. Untuk menjamin adanya perlakuan seragam terhadap transaksi perusahaan yang sering terjadi diperlukan prinsip-prinsip internal control sebagai berikut: 1. Menetapkan tanggung jawab penglolaan dan pengawasan fisik 2. Semua surat yang masuk harus dibuka dengan pengawasan yang cukup. 3. Harus segera dibuat catatan oleh yang membuka surat tentang cek atau uang yang diterima, dari siapa, jumlahnya, dan untuk tujuan apa. 4. Daftar panerimaan uang harus dicocokkan dengan jurnal penerimaan uang. 5. Bukti setoran ke bank setiap hari harus dicocokkan dengan daftar penerimaan uang harian dan dalam jurnal penerimaan uang. 6. Kasir tidak boleh merangkap mengerjakan buku pembantu utang dan piutang dan sebaliknya. 7. Semua penerimaan uang harus disetorkan pada hari itu juga atau pada awal hari kerja berikutnya.
29
8. Rekonsiliasi laporan bank harus dilakukan oleh orang yang tidak berwenang menerima uang maupun yang menulis cek. 9. Kunci kas register harus di pegang oleh orang yang tidak mengelola kas. 10. Diadakan rotasi pegawai agar tidak timbul kerja sama untuk membuat kecurangan.
30
BAB III LAPORAN OBYEK
A. Gambaran Umum 1. Sejarah Berdirinya BMT Mandiri Getasan Pada tahun 1990, setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang untuk mendirikan bank-bank yang berprinsip syariah. Operasional BMI kurang menjangkau usaha masyarakat kecil dan menengah, maka muncul usaha untuk mendirikan bank dan lembaga keuangan mikro, seperti BPR syariah dan BMT yang bertujuan untuk mengatasi hambatan operasionalisasi BMI tersebut. Disamping itu di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang hidup serba berkecukupan muncul kekhawatiran dan timbulnya pengikisan aqidah. Pengikisan aqidah ini bukan hanya dipengarui dari aspek syiar islam tetapi juga dipengarui oleh lemanya ekonomi masyarakat. Sebagaimana diriwayatkan dari rosulullah saw, “kekafiran itu mendekati kekufuran”, maka keberadaan BMT diharapkan mampu mengatesi masalah ini lewat pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ekonomi masyarakat. Di lain pihak, beberapa masyarakat harus menghadapi rentenir terhadap perekonomian masyarakat tidak lain karena tidak adanya unsureunsur yang cukup akomodatif dalam menyelesaikan masalah yang
31
masyarakat hadapi. Oleh karena itu, BMT diharapkan mampu berperan aktif dalam memperbaiki kondisi ini. BMT Mandiri Getasan didirikan pada tanggal 22 april 2002, yang merupakan salah satu bentuk usaha dari koperasi karyawan “Mandiri” (Kopkar Mandiri) yang berkantor pusat di Ungaran. Tujuan dari koperasi karyawan
“Mandiri”
dalam
usaha mendirikan
BMT ini
adalah
menigkatkan kesehteraan pengelola BMT di kabupaten Semarang. Sedangkan tujuan dari BMT sendiri adalah meringankan beban masyarakat dengan pinjaman dalam system bagi hasil. 2. Visi dan Misi Baitul Maal Wattamwil (BMT) Mandiri Getasan mempunyai visi, sebagai berikut: a. Mengusahakan pemupukan modal yang berasal dari simpanansimpanan nasabah dengan sistem syariah dan usaha lain yang tidak bertentangan dengan misi BMT Mandiri Getasan. b. Memberikan pelayanan pembiayaan kepada para nasabah untuk tujuan produktif dengan sistem pelayanan yang cepat, layak dan tepat sasaran. c. Mengusahakan program pendidikan secara intensif dan teratur bagi nasabah untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan Baitul Maal Wattamwil (BMT) Mandiri Getasan juga mempunyai misi, sebagai berikut: a. Meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan kemajuan lingkungan pada umumnya.
32
b. Menciptakan sumber pembiayaan dan penyediaan modal bagi anggota dengan prinsip syariah. c. Mengembangkan sikap hemat dan mendorong kegiatan penyimpanan. d. Menumbuhkan usaha-usaha produktif para anggota. 3. Dasar Pendirian BMT Mandiri Getasan. Bentuk badan hokum BMT hingga saat ini sebetulnya merupakan sintesa dari sekian alternatif badan hukum yang diakui oleh pemerintah. Seperti diketahui logalitas usaha yang diakui di Indonesia hanya ada tiga, Perseroan Terbatas (PT), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Koperasi. Dengan demikian pilihan legalitas yang logis bagi BMT adalah Koperasi, yaitu Koperasi Serba Usaha (KSU). KSU dipilih sebagai badan hukum karena diangap mendekati jiwa BMT yang erat kaitannya dengan ekonomi dengan rakyat yang didominasi oleh umat islam. Alasan lainnya karena KSU adalah: a. Dapat memberiakan dasar legalitas simpan pinjam sebagai salah satu kegiatan usahanya. b. Mudah cara dan persyaratan pendiriannya. c. Batasan modal minimal mudah dijangkau oleh pendirinya. d. Bersifat terbuka. Jadi badan hukum dari BMT Mandiri Getasan adalah badan hukum koperasi yaitu No. 251/BH/KPK II.I/180.4/IV/2002 yang disyahkan pada tanggal 15 april 2002.
33
4. Permodalan BMT Mandiri Getasan BMT Mandiri Getasan didirikan dengan modal awal Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta). Terdiri dari simpanan pokok anggota (simpok) sebesar Rp. 12.500.000,- (dua belas juta lima ratus ribu) da simpanan pokok khusus (simpoksus) sebesar Rp. 12.500.000,- (dua belas juta lima ratus ribu). Jumlah anggota pendiri BMT kurang dari 50 (lima puluh) orang. 5. Lokasi BMT Mandiri Getasan Sejak didirikan sampai sekarang, BMT Mandiri Getasan terletak di salah satu unit yang terletak di Jalan Raya Kopeng Salatiga Km. 9 Desa Jampelan Kecamatan Getasan. Pemilihan lokasi tersebut berdasarkan beberapa pertimbangan, antara lain: a. Lokasi tersebut dipandang srategis pada jalur lalu lintas jalan raya, sehingga mudah dijangkau dengan berbagai jenis alat transportasi dari berbagai arah. b. Terletak di pusat perdagangan dan kegiatan ekonomi, karena lokasinya dekat dengan pasar sehingga mempermudah dalam mencari nasabah baru yang berasal dari pedagang kecil dan menengah. c. Mempunyai fasilitas menunjang seperti listrik, telepon dan computer
B. Produk-produk BMT Mandiri Getasan. 1. Produk Simpanan
34
a. Simpanan Mudharobah, simpanan yang menyetorannya dilakukan berangsur-angsur dan penarikanya bisa dilakukan sewaktu-waktu selama jam kerja dan simpanan mendapatkan bagi hasil sesuai kesepakatan (30 : 70). Contoh Simpanan Mudharobah : Simpanan Sirela, Simpanan Pelajar. b. Simpanan Mudharobah Berjangka, Simpanan yang menyetoranya dilakukan satu kali dengan jumlah yang disepakati dan pengambilan tidak boleh di ambil sebelum jangka waktu berakhir menurut perjanjian serta mendapatkan bagi hasil sesuai jangka waktu (3 bulan 30 : 70, 6 bulan 40 : 60, 12 bulan 50 : 50). c. Simpanan Pokok, merupakan simpanan sebagai anggota dan dibayarkan satu kali yaitu waktu pendaftaran sebagai anggota. Simpanan pokok merupakan komponen modal. d. Simpam Wajib, simpanan anggota yang di setorkan secara berangsur dan teratur oleh anggota dan besarnya sama antara anggota yang satu dengan yang lain sesuai kesepakatan. e. Simpanan Pokok Khusus, simpanan pendiri yang di setorkan pada waktu awal pembentukan. 2. Produk Pembiayaan a. Al-Mudharobah merupakan kerjasama antara pihak penyedia dana (BMT) dengan pihak pengusaha yang bertanggung jawab dalam mengelola dana/usaha. Keuntungan yang diperoleh dari usaha akan dibagi sesuai nisbah Bagi Hasil yang disepakati dan apabila
35
mengalami kerugian, kerugian akan ditanggung oleh penyedia dana. Kerugian bagi pengusaha adalah waktu dan tenaga yang telah dicurahkan untuk mempertemukan orang yang memiliki modal tapi tidak memiliki kemampuan/pengalaman dalam usaha dengan orang yang memiliki kemampuan/pengalaman dalam usaha tapi tidak memiliki modal. b. Al-Muharabah dan Ba’i Bi’ thaman Ajil (BBA) yaitu penjualan barang dengan senilai harga pokok ditambah margin keuntungan yang disepakati
bersama
antara
penjual
dan
pembeli.
Muharabah
menghindarkan transaksi yang mengandung riba. Setelah terjadi jual beli dengan nilai diatas, hukumnya menjadi hutang piutang antara penjual dan pembeli dengan jangka waktu pengembalian yang telah disepakati. Apabila pembayaran dilakukan sekaligus diakhir jangka waku yang disepakati, disebut al-Mudharabah. Sedangkan apabila pembayaran dilakukan secara cicilan, disebut Ba’I Bi’thaman Ajil (BBA). c. Al Qordhu Hasan merupakan pinjaman yang diberikan kepada kewajiban sosial. Peminjam hanya di wajibkan untuk mengembalikan sebesar pokoknya saja sesuai jangka waktu yang telah ditentukan. Meskipun demikian, peminjam dapat saja memberikan imbalan tambah dengan suka rela tanpa ada perjanjian sebelumnya. Disarankan untuk saat ini, sumber dana untuk Al Qordhu Hasan diambil dari dana infaq / shodaqoh yang dikelola BMT, bukan simpanan nasabah.
36
C. Struktur Organisasi BMT Mandiri Getasan. Struktur
organisasi
merupakan
suatu
kerangka
dan
susunan
perwujudan pola tetap hubungan antara fungsi, bagian atau posisi orang-orang yang menunjukkan kedudukan,tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suaty organisasi. Struktur ini mengandung spesialisasi kerja,standarisasi dan disentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran satuan kerja (Handoko, 1984:164)
RAPAT ANGGOTA
PENGURUS
PENGAWAS
MANAJER UMUM
KABAG. OPERASIONAL
ADMINISTRASI
PEMASARAN
FUNDING
TELLER
Gambar 3.1 Struktur Organisasi.
37
LENDING
Adapun tugas-tugas dari masing-masing struktur di atas adalah sebagai berikut: 1. Rapat Anggota Pertanggung jawaban pengurus atas kegiatan-kegiatan unit-unit usaha yang dikembangkan BMT. 2. Pengurus Pengurus dipilih dari dan oleh anggota dalam suatu rapat anggota, jumlah pengurus minimal tiga orang. Terdiri dari; ketua, sekretaris, dan bendahara. Anggota pengurus dipilih untuk masa jabatan 3 tahun dan pada masa jabatan telah habis dapat dipilih kembali. Tugas atau pekerjaan pengurus adalah mengawasi, mengevalusi dan mengarahkan pelaksanaan pengelolaan BMT yang dijalankan oleh pengelola agar tetap mengikuti kebijaksanaan dan keputusan yang telah disetujui oleh rapat anggota. 3. Pengawas BMT harus mempunyai pengawas, yang terdiri dari: pengawas bidang ekonomi dan bidang syariah. Pengawasan bidang ekonomi diadakan sekurang-kurangnya 3 bulan sekali mengenai hal kas, surat berharga, alat perlengkapan, dan mengenai kebenaran pembukaan serta kebijaksanaan pengurus dalam menyelenggarakan organisasi. Pengawasan bidang syariah mengawasi jalannya operasional BMT agar ketentuan syariah.
38
4. Manajer Memimpin jalannya BMT dengan tujuan dan kebijaksanaan umum yang telah digariskan dewan pengurus dan telah disetujui oleh rapat anggota guna mencapai tujuan BMT. 5. Ketua Bagian Operasional Tugas dari ketua bagian operasional sebagai berikut: a. Bertanggung jawab terhadap berjalannya sruktur kepegawaian dan mekanismenya. b. Bertanggung jawab terhadap penyajian informasi keuangan beserta analisanya. c. Membantu bagian pembiayaan dalam analisa pencairan kredit. d. Mengatur dan mengawasi kehadiran dan prestasi pengelola. e. Memberikan atau menunda persetujuan atas pemeriksaan tugas bagian pembukuan. f. Membuat surat rekomendasi pencairan uang pembayaran gaji setiap akhir bulan. g. Memberi pertimbangan atas segala aktifitas yang berhubungan dengan pengeluaran uang. 6. Bagian administrasi Bagian administrasi mempunyai tugas sebagai berikut: a. Memeriksa kelengkapan bukti transaksi, ketelitian dan ketepatan perhitungan. b. Memeriksa ketepatan posting dan keseimbangannya
39
c. Menyusun daftar aktiva tetap dan aktiva lainnya secara berkala dan menyeluruh. d. Menyediakan rekening internal dan pelapornya. e. Melakukan pembukuan pada akhir tutup buku setiap harinya, mulai dari pengecekan jurnal yang dikerjakan oleh kasir, meneliti kecocokan tugas teller (transaksi harian), penyusunan buku besar hingga neraca rugi laba. f. Bertanggung jawab terhadap segala kekeliruan, selisih maupun ketidak akuratan data akibat kesalahan posting maupun penjumlahan. 7. Bagian Teller Tugas teller sebagai berikut: a. Memberikan penjelasan kepada nasabah atas produk-produk BMT. b. Menerima permohonan pembiayaan. c. Menerima bukti setoran tabungan dan angsuran pembiayaan. d. Mencocokkan kartu validasi dengan slip pengambilan tabungan. e. Malakukan pengetikan atau penulisan terhadap buku tabungan dan buku angsuran nasabah. f. Melakukan back up manual dan komputerisasi setiap hari terhadap angsuran maupun tabunga yang masuk melalui saldo harian nasabah. g. Melakukan vertifikasi atas kesesuaian antara tabungan dalam kartu tabungan nasabah dengan buku nasabah. h. Memberi verifikasi berupa kode personal (PC) paraf dan stempel validasi pada setiap transaksi.
40
i. Menyusun transaksi teller. j. Melakukan input bagi hasil ke tiap rekening nasabah hingga selesai. 8. Bagian Pemasaran Tugas bagian pemasaran sebagai berikut: a. Melakukan koordinasi , monitoring dan evaluasi terhadap kinerja tenaga lapangan. b. Menyusun
rancangan
langkah-langkah
sosialisasi
dan
implementasinya. c. Membantu tenaga lapangan dalam sosialisasi produk BMT, penarikan tabungan dan penagihan angsuran. d. Melakukan survai dan analisa kelayakan usaha calon pengguna pembiayaan. e. Menyusun laporan perkembangan pemasaran yang terdiri dari: 1) Laporan perkembangan penarikan tabungan berdasarkan area (pasar dan non pasar) 2) Daftar kunjungan ke nasabah non pasar 9. Bagian Funding Bagian funding mempunyai tugas sebagai berikut: a. Melakukan sosialisasi produk-produk BMT. b. Melakukan penarikan tabungan dan penagihan angsuran untuk nasabah pasar dan non pasar, baik dalam jam kerja maupun di luar jam kerja. c. Mencari dan menemukan penabung baru.
41
d. Membantu penabung dan peminjam dalam melakukan penabungan maupun angsuran. e. Membantu penabung pasar dalam mengambil tabungan dengan prosedur yang telah ditentukan. f. Membantu survai kelayakan pembiayaan kepada calon peminjam dalam pasar. g. Menyusun laporan perkembangan penarikan tabungan berdasarkan area (pasar dan non pasar). h. Daftar kunjungan ke nasabah non pasar. 10. Bagian lending Bagian lending mempunyai tugas sebagai berikut: a. Melakukan survai dan analisa kelayakan usaha calon pengguna pembiayaan. b. Membuat keputusan realisasi kredit berdasarkan penilaian bersama dengan komite pembiayaan. c. Menyimpan segenap agunan yang ada dan menyusun prosedur penggunaan agunan terhadap peminjam. d. Menyusun plafon pembiayaan minimal dan perkiraan nilai pasar agunan calon pengguna jasa (debitur) e. Menyusun laporan perkembangan pembiayaan yang terdiri dari: 1) Laporan pengajuan pembiayaan. 2) Laporan realisasi dan out standing pembiayaan. 3) Laporan pembiayaan bermasalah dan perkembanganya.
42
4) Proyek pendapatan. 5) Rekap total pembiayaan. 6) Rekap jenis pembiayaan.
43
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA
A. Penyajian Data 1. Penghimpunan Dana Penghimpunan dana adalah usaha untuk mengumpulkan dana dari berbagai sumber baik dari anggota maupun dari pihak lain. a. Simpanan Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota atau
Koperasi-koperasi lain dan atau anggotanya kepada
koperasi dalam bentuk Simpanan Biasa dan Simpanan Berjangka. Jenis-jenis simpanan pada Baitul Maal Wat Tawil : 1) Simpanan Mudharobah, simpanan yang menyetorannya dilakukan berangsur-angsur dan penarikanya bisa dilakukan sewaktu-waktu selama jam kerja dan simpanan mendapatkan bagi hasil sesuai kesepakatan (30 : 70). Contoh Simpanan Mudharobah : Simpanan Sirela, Simpanan Pelajar. 2) Simpanan Mudharobah Berjangka, Simpanan yang menyetoranya dilakukan satu kali dengan jumlah yang disepakati dan pengambilan
44
tidak boleh di ambil sebelum jangka waktu berakhir menurut perjanjian serta mendapatkan bagi hasil sesuai jangka waktu (3 bulan 30 : 70, 6 bulan 40 : 60, 12 bulan 50 : 50). 3) Simpanan Pokok, merupakan simpanan sebagai anggota dan dibayarkan satu kali yaitu waktu pendaftaran sebagai anggota. Simpanan pokok merupakan komponen modal. 4) Simpam Wajib, simpanan anggota yang di setorkan secara berangsur dan teratur oleh anggota dan besarnya sama antara anggota yang satu dengan yang lain sesuai kesepakatan. 5) Simpanan Pokok Khusus, simpanan pendiri yang di setorkan pada waktu awal pembentukan. b. Petunjuk Pelaksanaan Simpanan 1) Pembukaan simpanan Mudharobah dari Wadiah dapat dilakukan dengan setoran awal seperti yang telah ditetapkan, dengan tidak ada ketentuan tentang lama penyimpanan dan frekwensi penarikan selama memenuhi batas saldo minimal yang di tentukan. 2) Persetujuan atau penyimpangan atas ketentuan pembukaan Maupun penarikan harus dapat persetujuan dari Manajer. 3) Pemberian nomor rekening dibuat sedemikian rupa untuk memudahkan Proses identifikasi, pemeriksaan maupun pembuatan laporan. 4) Untuk setiap rekening, saldo dan mutasinya akan di catat dalam kartu rekening masing-masing anggota penyimpan.
45
5) Setiap penarikan simpanan harus menggunakan slip penarikan simpanan, tanggal, jumlah dalam angka dan huruf serta kebenaran tanda tangan harus di periksa. 6) Manager harus menetapkan bahwa setelah diposting semua slip setoran harus sudah diperiksa kembali. 7) Hanya karyawan bagian teller yang boleh melayani pertanyaan atau konfirmasi saldo. 8) Penghitungan
hasil
keuntungan
dilakukan
sesuai
dengan
masa/jangka waktu yang telah di tentukan. 9) Instruksi pemblokiran simpanan pada suatu rekening harus mengikuti peraturan yang berlaku dengan menunjukkan jumlah, masa/jatuh tempo pemblokiran serta identitas pemberi instruksi. 10) Slip penarikan simpanan akan dicetak khusus dimana setiap lembar slip penarikan diberi nomor urut untuk memudahkan identifikasi dan dicantumkan kolom untuk mengisi nomor rekening nasabah, nama nasabah dan jumlah uang yang ditarik. 11) Rubahan alamat nasabah yang disetujui oleh pengelola BMT yang ditunjuk hanya dapat dilakukan secara tertulis setelah dilakukan verifikasiatas tanda tangan pemohon. 12) Setiap akhir bulan catatan atas saldo akhir simpanan harus diperiksa oleh bagian administrasi pembukaan.
46
13) Permintaan pembukaan simpanan berjangka harus dilengkapi dengan
suatu
kontrak
yaitu
dengan
cara
mengisi
dan
menandatngani formulir-formulir aplikasi simpanan berjangka. 14) Jangka waktu simpanan berjangka terdiri dari :3, 6, 12 dan 24 bulan dengan setoran minimal Rp. 100.00-, 15) Aplikasi simpanan berjangka yang sudah ditandatangani oleh pengelola BMT yang ditunjuk wajib distempel “LUNAS”. 16) Simpanan berjangka yang ditarik sebelum jatuh tempo wajib meminta pesetujuan kepada Manajer. 17) Keuntungan bagi hasil simpanan berjangka yang ditarik sebelum mengendap minimal selama satu bulan. 18) Anggota simpanan berjangka yang tidak dapat datang untuk menarik depositonya pada saat jatuh tempo, harus membuat surat kuasa yang ditandatangani. Selanjutnya pihak BMT yang ditunjuk akan mencocokkan tanda tangan tersebut dengan file tanda tangan anggota. c. Pembukaan Simpanan 1) Teller/Kasir a) Memberikan penjelasan mengenai BMT, hak dan kewajiban sebagai anggota. b) Meminta calon anggota untuk melengkapi persyratan menjadi anggota BMT seperti :
47
(1) mengisi
dan
menandatangani
formulir
pendaftran
anggota/permohonan menjadi anggota. (2) Menyerahkan copy tanda pengenal yang sah (KTP, SIM, dll) (3) Mengisi
aplikasi
pembukaan
simpanan
Mudharobah/Wadiah. (4) Mengisi slip setoran awal simpanan. (5) Membayar simpanan pokok dan wajib (Anggota Biasa) dan simpanan Mudharobah/Wadiah sesuai jenis dan aturanya. c) Menerima
dan
memeriksa
persyaratan
yang
telah
dibuat/diajukan oleh calon anggota. d) Menerima
simpanan
dari
penyimpan,
menghitung
dan
mencocokkan dengan jumlah simpanan yang tertulis. e) Menyimpan kartu salinan simpanan ke dalam tempat yang telah ditentukan dan masukan uang ke dalam cash box. 2) Administrasi a) Menerima dari teller berkas/permohonan menjadi anggota. b) Membuat kartu anggota, buku simpanan, dan karu salin simpanan anggota kemudian menerima persetujuan/tanda tangan Manajer atau pengelola yang di tunjuk. c) Menerima kembali berkas persyaratan anggota dari manajer, dicatat dan disimpan.
48
d) Menyerahkan pada anggota buku simpanan dan kartu anggota. e) Mengisi Identitas Calon Anggota pada Buku IndukAnggota (disesuaikan dengan jenis simpanan yang di pilih). f) Mencatat pada Buku Jurnal Harianberdasarkan slip setoran (Simpanan Pokok Khusus, Simpanan Pokok, Simpanan Wajib). g) Membubuhkan Nomor Transaksi pada slip setoran dan memberikan paraf. h) Menyimpan semua berkas persyaratan dan slip setoran. 3) Manajer a) Menerima kelengkpan persyaratan keanggotaan baru dari Administrasi Pembukaan. b) Memeriksa kelengkapan persyaratan dan kebenaran pengisian slip-slip. c) Menandatangani slip pembukaan simpanan, buku simpanan dan kartu anggota serta formulir permohonan menjadi anggota. d) Menyerahkan kembali berkas persyaratan dan slip-slip pada Administrasi Pembukaan. d Penyetoran simpanan 1) Teller/Kasir a) Meminta anggota untuk mengisi slip setoran simpanan (rangkap dua) yang sudah tersedia. b) Menerima uang, buku, simpanan dan slip setoran dari Anggota atau dari Bagian Pemasaran.
49
c) Memeriksa kelengkapan dan kebenaran pengisian slip setoran harus tertera nilai yang sama. Tulisan/pengisian slip harus ditulis dengan jelas (tidak terputus-putus, tidak ada coretan, dll). d) Menghitung
uang,
memeriksa
keaslian
uang,
dan
mencocokkan dengan jumlah yang tertera dalam slip setoran. e) Membubuhkan pada slip setoran stempel teller/validasi, tanggal dan tanda tangan. f) Menyerahkan copy slip setoran kepada anggota. g) Mencocokkan saldo simpanan pada buku simpanan anggota dengan kartu salinan simpanan anggota bersangkutan yang ada pada teller, bila terjadi selisih (karena ada tambah dan bagi hasil dll) maka teller harus mencatat tambahan itu terlebih dahulu baru kemudian mencatat setoran simpanan baru ke dalam buku simpanan dan kartu simpanan anggota tersebut. h) Menyerahkan
kembali
buku
simpanan
kepada
anggota/bagian pemasaran, simpan kartu anggota pada tempatnya, masukkan uang ke dalam cash box dan kumpulkan slip setoran (asli). i) Mencatat mutasi simpanan tadi sesegera mungkin dalam laporan harian kas pencatatan berdasarkan slip setoran.
50
j) Menyerahkan
semua
slip
setoran
kepada
bagian
Administrasi Pembukaan setelah tutup jam kas. 2) Bagian Pemasaran Dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik, mudah dan cepat, anggota dapat menyetorkan dan mengambil simpanan melalui Bagian Pemasaran (tanpa dating ke BMT). a) Menyerahkan dan meminta anggota untuk mengisi slip setoran simpanan (rangkap dua). b) Menerima uang, buku simpanan dan slip dari anggota. c) Memeriksa kelengkapan dan kebenaran pengisian slip setoran. Dalam slip setoran harus tertera nilai uang dalam bentuk angka dan huruf dengan nilai yang sama. Tulisan/pengisian slip harus ditulis dengan jelas (tidak terputus-putus,tidak ada coretan dll). d) Menghitung
uang,
memeriksa
keaslian
uang,
dan
mencocokkan dengan jumlah yang tertera dalam slip setoran. e) Membubuhkan pada slip setoran paraf dan stempel. f) Menyerahkan kopy slip setoran kepada anggota. g) Menyerahkan uang, buku dan slip setoran pada teller/kasir. h) Menerima buku simpanan dari teller dan menyerahkanya kembali kepada anggota.
51
3) Administrasi a) Teliti kelengkapan pengisian Tanda Setoran (1) Apakah penulis jumlah setoran dalam angka sama dengan penulisan hurufnya. (2) Tidak
ada kesalahan
dalam
menuliskan
nomor
rekening dan nama pemilik tabungan. b) Mencatat transaksi tersebut dalam buku Uang Masuk. c) Arsipkan tanda setoran urut tanggal. e. Penarikan simpanan 1) Teller/Kasir a) Menerima slip pengambilan, Kartu Tanda Anggota, dan buku simpanan dari anggota / bagian pemasaran. b) Meriksa
kebenaran
pengisian
slip
pengambilan,
mencocokkan tanda tangan pada slip pengambilan dengan dengan kartu anggota dan contoh tanda tangan pada kartu simpanan, kemudian menyesuaikan Buku Simpanan dengan Kartu Simpanan Anggota yang bersangkutan mungkin ada perbedaan dikarenakan ada perbedaan bagi hasil dll. c) Untuk mengambil di atas batas wewenang Teller meminta persetujun pengelola lainya (paraf pada slip pengambilan) atas pengambilan simpanan tersebut (perhatikan saldo yang tersisa harus memenuhi ketentuan yang ada).
52
d) Mencatat jumlah pengambilan simpanan pada buku simpanan dan kartu salinan simpanan, kemudian serahkan buku simpanan pada anggota / bagian pemasaran, simpan kembali kartu simpanan pada tempatnya dan kumpulkan slip pengambilan simpanan. e) Mencat mutasi tadi pada lembar
Buku Jurnal Harian
berdasarkan slip pengambilan. f) Menyerahkan semua slip pengambilan pada bagian Administrasi Pembukaan setelah jam tutup kas. g) Semua pengambilan uang tunai dari simpanan diharuskan langsung/tidak boleh diwakilkan, kecuali ada surat kuasa yang sah melalui Teller. 2) Administrasi a) Menerima slip pengambilan simpanan dari Teller/Kasir. b) Mencatat pada Rekapitulasi Jurnal Harian Simpanan jumlah pengambilan simpanan berdasarkan slip pengambilan. c) Membubuhkan paraf pada nomor transaksi pada slip pengambilan tersebut. d) Penyimpanan slip pengambilan. 3) Manajer a) Menerima dan memerika slip pengambilan, buku simpanan anggota dari teller.
53
b) Memeriksa dan membubuhkan paraf tanda persetujuan di slip pengambilan kemudian menyerahkan kembali pada teller. f. Bagi Hasil Simpanan 1) Teller a) Setiap akhir bulan menyerahkan semua kartu salinan simpanan
Anggota
kepada
bagian
Administrasi
Pembukaan. b) Menerima kembali Kartu Salinan Simpanan Anggota yang telah ditambahi bagi hasil / bonus. c) Menyimpan Kartu Salinan Simpanan ditempatnya. 2) Administrasi Setiap hari (pada saat tutup kas)mengisi perhitungan saldo rata-rata, yaitu pengisian saldo pada hari yang bersangkutan tiap jenis simpanan. Setiap akhir bulan setelah tutup kas Menerima kartu Salinan Simpanan dari dari teller kemudian : a) Menghitung saldo rata-rata seluruh simpanan berdasarkan jenisnya masing-masing. b) Menghitung bagian/bagi hasil berdasarkan nisbahnya untuk setiap anggota. c) Membuat Nota Debet-Kredit (dilampirkan daftar bagi hasil/bonus anggota).
54
d) Menyerahkan kepada Manajer Nota Debet-Kredit dan lampiranya untuk ditanda tangani. e) Menerima kembali Nota Debet-Kredit dan lampiranya kemudian membukukan pada buku dan Rekapitulasi Jurnal Harian. f) Menambah bukukan kedalam masing-masing Kartu Salinan Simpanan Anggota. g) Menyerahkan kembali seluruh Kartu Salinan Simpanan yang telah selesai dicatat/ditambahi Bagi Hasil atau Bonus kepada Teller/Kasir. 3) Manajer a) Menerima
Nota
Debet/Kredit
dan
lampiran
bagi
hasil/bonus anggota dari bagian Administrasi Pembukaan. b) Memeriksa dan menandatangani Nota Debet/Kredit. c) Menyerahkan kembali
kepada bagian Administrasi
Pembukaan Nota Debit/Kredit dan dan lampiranya. g. Penutupan Simpanan 1) Teller a) Meminta
anggota
yang
bersangkutan
mengisi
formulir
pengunduran diri di bagian administrasi. b) Mencatat pengambilan simpanan pada kartu salinan simpanan dan buku simpanan, nihilkan saldo simpan kemudian bubuhkan cap/tanda ditutup.
55
c) Serahkan dana sesuai jumlah yang tertera pada slip yang telah diotorisasi bagian Aministrasi Pembukaan dan Manajer dan mencatat ditransaksi laporan harian kas. d) Arsip buku simpanan dan kartu simpanan di tempat yang terpisah dari yang masih berlaku. 2) Administrasi a) Membantu memproses penutupan simpanan. b) Terima
buku
tabungan,
buku
identitas
dari
formulir
Permohonan Penutupan Simpanan dan tanda pengambilan dari nasabah. c) Periksa kebenaran pengisian Tanda Pengambilan terutama jumlah pengambilanya. d) Bandingkan jumlah saldo di kartu salinan simpanan dan buku simpanan jika terjadi selisih tulis jumlah saldo yang benar pada buku simpanan. e) Cocokkan
tanda
tangan
di
tanda
pengambilan
serta
permohonan penutupan simpanan dengan formulir pembukaan simpanan. f) Bubuhkan tanda tangan atau paraf pada tanda pengambilan dan permohonan penutupan simpanan. g) Serahkan Tanda Pengambilan, buku tabungan dan permohonan penutupan simpanan.
56
3) Manajer a) Terima
buku
simpanan,
kartu
salin
simpanan,
tanda
pengambilan dan permohonan penutupan simpanan. b) Periksa buku simpanan, katru simpanan, tanda pengambilan dan permohonan penutupan simpanan. c) Berikan persetujuan penutupan rekening dengan membubuhkan tanda tangan atau paraf pada kartu tabungan dan permohonan penutupan simpanan. d) Serahkan buku simpanan, kartu simpanan, tanda pengambilan dan permohonan penutupan pada kasir.
2. Penyaluran Dana a. Pembiayaan Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan pinjaman berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjaman antara BMT dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk mekunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran imbalan. 1) Unsur-unsur dalam pembiayaan adalah : a) Unsur kepercayaan adalah mempercayakan sejumlah uang dikelola peminjam. b) Unsur waktu adanya jangka waktu pengembalian pinjaman.
57
c) Unsur resiko yaitu akibat yang dapat timbul karena adanya jangka waktu antara pemberian pinjaman dan pelunasanya. d) Unsur
penyerahan
adalah
nilai
ekonomi
uang
yang
dikembalikan pada saat pelunasan nilainya sama dengan nilai ekonomi uang pada saat penberian pinjaman. 2) Jenis-jenis pembiayaan di BMT meliputi : a) Al-Mudharobah merupakan kerjasama antara pihak penyedia dana (BMT) dengan pihak pengusaha yang bertanggung jawab dalam mengelola dana/usaha. Keuntungan yang diperoleh dari usaha akan dibagi sesuai nisbah Bagi Hasil yang disepakati dan apabila mengalami kerugian, kerugian akan ditanggung oleh penyedia dana. Kerugian bagi pengusaha adalah waktu dan tenaga yang telah dicurahkan untuk mempertemukan orang yang
memiliki
modal
tapi
tidak
memiliki
kemampuan/pengalaman dalam usaha dengan orang yang memiliki kemampuan/pengalaman dalam usaha tapi tidak memiliki modal. Beberapa hal berkaitan dengan Mudharobah: (1) Pemilik modal tidak di benarkan untuk mengikuti dalam pengelolaan perusahaan, karena telah diserakan pada pengusaha, (2) Hendaklah ditentukan persentase pembagian keutungan pada awal perjanjian mudharabah.
58
b) Al-Muharabah dan Ba’i Bi’ thaman Ajil (BBA) yaitu penjualan barang
dengan
senilai
harga
pokok
ditambah
margin
keuntungan yang disepakati bersama antara penjual dan pembeli.
Muharabah
menghindarkan
transaksi
yang
mengandung piba. Setelah terjadi jual beli dengan nilai diatas, hukumnya menjadi hutang piutang antara penjual dan pembeli dengan jangka waktu pengembalian yang telah disepakati. Apadila pembayaran dilakukan sekaligus diakhir jangka waku yang disepakati, disebut al-Mudharabah. Sedangkan apabila pembayaran dilakukan secara cicilan, disebut Ba’I Bi’thaman Ajil (BBA). c) Al Qordhu Hasan merupakan pinjaman yang diberikan kepada kewajiban social. Peminjam hanya di wajibkan untuk mengembalikan sebesar pokoknya saja sesuai jangka waktu yang telah ditentukan. Meskipun demikian, peminjam dapat saja memberikan imbalan tambah dengan suka rela tanpa ada perjanjian sebelumnya. Disarankan untuk saat ini, sumber dana untuk Al Qordhu Hasan diambil dari dana infaq / shodaqoh yang dikelola BMT, bukan simpanan nasabah. b. Petunjuk Pelaksanaan Pembiayaan 1) Pemasaran / Pembiayaan a) Menerima permohonan pembiayaan dari anggota.
59
b) Menerima identitas anggota calon debitur yang bersangkutan, dan kelengkapan persyaratan pengajuan pembiayaan seperti Kartu Tanda Anggota, surat ijin istri/suami, surat atas jaminan dll. c) Mendiskusikan
dengan
anggota
tentang
kegiatan
yang
diusulkan, kekuatan dan kelemahanya, ikhtiar-ikhtiar untuk memperbesar keuangan, dan mengurangi prospek kerugian, kemampuan pembukaan sederhana, dan kiat-kiat mempercepat pelunasan. d) Memberikan
penjelasan
kepada
anggota
calon
debitur
mengenai : (1) Besarnya nisbah bagi hasil atau mark up jual beli yang biasa di tetapkan. (2) Jangka waktu untuk pelunasan/pembayaran. (3) Cara pembayaran kembali. (4) penggunaan pembiayaan. (5) Dan lain-lain. e) Mencatat/mengisi Daftar Permohonan Pembiayaan. f) Mengumpulkan data dan hal-hal yang berkaitan dengan anggota dan usaha yang akan dibiayai baik melalui wawancara langsung maupun tidak langsung dan mencatatnya dalam lembar Data Potensi anggota dan usaha calon debitur.
60
g) Melakukan survei ke tempat usaha atau rumah anggota untuk memastikan kebenaran data yang telah didapat dan mencari informasi dari berbagai pihak atau lain-lain yang dianggap perlu. h) Menyerahkan daftar permohonan pembiayaan dan data potensi serta syarat pembiayaan kepada komite pembiayaan untuk mendapat keputusan. 2) Komite Pembiayaan a) Menerima dari
Bagian Pemasaran berkas permohonan
pembiayaan (daftar permohonan pembiayaan, data potensi dari bagian pemasaran dan kelengkapan syarat administrasi lainya yang mungkin diperlukan seperti : Kartu Tanda Anggota, Kartu Keluarga, Surat Ijin Suami/Istri, Surat Atas Jaminan dll). b) Memeriksa kelengkapan dan kebenaran berkas pengajuan pembiayaan anggota dan mendiskusikanya dengan Bagian Pemasaran. c) Memberi Putusan Pmbiayaan (dalam Daftar Permohonan Pembiayaan dan data potensi). 1. Menyetujui permohonan sejumlah atau kurang dari jum;lah pengajuan. 2. Memberikan
rekomendasi
atau
menanggu/menolak
permohonan dengan memberikan alasan tertulis untuk selanjutnya disampaikan kepada Manajer untuk diotorisasi.
61
3. Untuk besaran melampui wewenang pengelola, harus mendapatkan otorisasi dari pengurus melalui Manager. d) Menyerahkan rekomendasi hasil rapat komite kepada Manajer. e) Anggota Komite ditetapkan oleh Manajer yang beranggotakan minimal 2 (dua) orang (termasuk manajer apabila masuk sebagai anggota komite). Tidak termasuk personal bagian pemasaran yang merekomendasikan pembiayaan tersebut. f) Pembiayaan
disetujui
apabila
semua
anggota
komite
memberikan persetujuanya. 3) Manajer a) Menerima hasil rapat komite untuk diotorisasi. b) Menyampaikan kepada pengurus untuk diotorisasi apabila sampai limit yang tidak boleh diputuskan oleh hanya pengelola. 4) Administrasi Menerima daftar permohonan pembiayaan dan data potensi dan register permohonan serta kelengkapan persyaratan pembiayaan dari pengelola. c. Realisasi Pembiayaan 1) Administrasi a) Membuat
slip
realisasi
pembiayaan
sejumlah
putusan
pembiayaan sejumlah putusan pembiayaan dalam Daftar Pembiayaan Anggota b) Mengisi lengkap kartu pembiayaan untuk anggota
62
c) Membuat akad pembiayaan sesuai jenis yang ditunjukkan pengelola d) Mempersiapkan penandatanganan akad, disertai pembacaan akad. e) Mempersilahkan nasabah untuk menandatangani/cap jempol slip realisasi, realisasi dan akad pembiayaan. f) Memeriksa tanda tangan/jempol anggota dengan kartu tanda anggota. g) Menyampaikan
kepada
manajer
akad,
slip
dan
kartu
pembiayaan untuk ditandatangani h) Menerima kembali berkas seperti pada butir dari manajer. i) Menyerahkan slip dan dua buah kartu pembiayaan kepada teller/ kasir. j) Menerima dari teller/kasir (setelah diproses) slip realisasi pembiayaan k) Berdasarkan slip realisasi pembiayaan mencatat ke dalam buku jurnal harian l) Menyerahkan
slip
realisasi
pembiayaan
kepada
bagian
pemasaran untuk dicatat dalam buku data pembiayaan anggota (daftar pembiayaan anggota) m) Menerima kembali slip realisasi pembiayaan dari bagian pemasaran dan memfile.
63
2) Manajer a) Menerima akad pembiayaan, slip realisasi pembiayaan, kartu pembiayaan dan form putusan dari bagian administrasi pembukuan b) Mencocokkan besarnya pengambilan kas dengan form putusan dan memeriksa kebenaran isi akad kartu pembiayaan. c) Menandatangani akad dan slip realisasi pembiayaan serta menyerahkannya
kembali
kepada
bagian
administrasi
pembukuan. 3) Teller a) Menerima slip realisasi, akad dan dua buah kartu pembiayaan dari bagian administrasi pembukuan b) Memeriksa slip
pembiayaan
meliputi:
jumlah
realisasi
pinjaman dengan angka dan huruf, dan paraf bagian pemasaran, mencocokkan jumlah pembiayaan dengan kartu pembiayaan. c) Memanggil anggota yang bersangkutan dan dipersalahkan untuk menandatangani dibalik slip realisasi pembiayaan dan melakukan pencocokan dengan tanda tangan pada belahan lain. d) Memaraf
slip
realisasi
pembiayaan
menyiapkan
dan
menyiapkan dan membayarkan uang tunai kepada anggota sejumlah yang tertera pada slip realisasi pembiayaan serta
64
menyerahkan
kartu
pembiayaan
kedua
kepada
bagian
pemasaran. e) Mencatat pada laporan harian kas berdasarkan slip realisasi pembiayaan dan menyerahkan slip realisasi pembiayaan pada bagian administrasi pembukuan. 4) Pemasaran a) Menerima Daftar permohonan pembiayaan, kartu pembiayaan, akad dan slip realisasi pembiayaan dari bagian administrasi pembiayaan setelah pembiayaan. b) Menyimpan daftar permohonan pembiayaan, menandatangani akad
(sebagai
saksi),
mencatat
pada kolom
angsuran
seharusnya (rencana jumlah angsuran seharusnya (rencana jumlah angsuran perbulan) dalam buku data pembiayaan anggota berdasarkan akad pembiayaan dan mencatat pada kartu
pembiayaan
jumlah
pembiayaan
yang
direalisir
berdasarkan slip realisasi pembiayaan. c) Menyerahkan kembali slip realisasi dan akad pembiayaan kepada bagian administrasi pembukuan dan menyimpan daftar pembiayaan anggota dan kartu pembiayaan d. Setoran Angsuran Pembiayaan 1) Teller a) Menerima slip setoran kartu pembiayaan kartu angsuran anggota dan uang setoran dari anggota (anggota datang sendiri
65
ke BMT) atau menerima dan slip setoran (asli) dari bagian pemasaran (bila angsuran ditagih ke rumah/tempat usahanya anggota) b) Memeriksa kebenaran pengisian slip setoran, mencocokkan uang setoran dan mengisi kartu pembiayaan (bila anggota datang sendiri ke BMT). c) Membubuhkan uang ke dalam cash box, segera mencatat penerimaan pada laporan harian kas berdasarkan s lip setoran dan
menyerahkan
slip
setoran
(asli)
kepada
bagian
Administrasi pembukuan. 2) Administrasi a) Menerima slip setoran (angsuran pembiayaan) dari teller. b) Memeriksa kebenaran/kelengkapan pengisian slip setoran, memberikan paraf dan stempel. c) Mengisi/mencatat
jumlah
setoran
pada
jurnal
harian
berdasarkan slip setoran dengan memisahkan antara angsuran pokok dan bagi hasil/margin. d) Menyerahkan slip setoran (angsuran pembiayaan) pada bagian pemasaran untuk dicatat dalam kartu pembiayaan anggota ybs. e) Menerima kembali slip setoran dari bagian pemasaran dan memfilenya.
66
3) Pemasaran a) Menerima slip setoran (angsuran Pembiayaan) dari bagian administrasi pembukuan. b) Mencatat pada kartu pembiayaan anggota ybs. (lembar kedua) berdasarkan slip setoran c) Menyerahkan kembali slip setoran pada bagian administrasi pembukuan e. Penagihan pembiayaan 1) Pemasaran a) Melakukan penagihan rutin kepada anggota sesuai dengan waktu, tempat yang sudah disepakati. (1) Menyerahkan slip setoran untuk diisi oleh anggota (2) Menerima kartu pembiayaan, uang dan slip setoran yang telah diisi anggota. (3) Mengisi kartu pembiayaan, memberikan paraf dan stempel pada setiap slip setoran dan kartu pembiayaan. (4) Menyerahkan kembali kartu pembiayaan dan slip setoran (copynya) kepada anggota. (5) Menyerahkan
uang dan
slip
setoran
(asli) kepada
kasir/teller b) Melakukan pembinaan kepada anggota pembiayaan melalui pembentukan kelompok nasabah pembiayaan yang disebut kelompok
kontak
muamalat
67
yaitu
dengan
melakukan
kunjungan
dan
memantau
perkembangan
usaha
serta
memberikan penyuluhan/ nasehat secara periodik apabila terdapat indikasi penyimpangan penggunaan pembiayaan yang akan berakibat mengganggu usahanya ataupun pengembalian pembiayaan agar dilaporkan kepada manajer untuk meminta petunjuk dan langkah-langkah penyelesaian. c) Melakukan penagihan secara rutin, terus-menerus dan sungguhsungguh kepada penunggak sehingga anggota ybs. Menyadari bahwa pembiayaan yang diberikan BMT benar-benar harus dipertanggungjawabkan dengan baik. d) Untuk memperlancar penagihan dan pembinaan, maka anggota diwajibkan mengisi surat kesanggupan untuk aktif menghadiri pertemuan kelompok muamalat. 2) Manajer a) menerima laporan
pembiayaan bermasalah
dari bagian
pemasaran. b) Merumuskan langkah-langkah penagihan berdasarkan laporan bagian pemasaran. c) Turut berperan serta aktif dalam proses penagihan khususnya pembiayaan-pembiayaan yang bermasalah.
68
f. Pembiayaan Bermasalah 1) Administrasi pembukuan Sesuai data angsuran pembiayaan pada pembukuan bagian administrasi membuat daftar tingkat kelancaran/kolektibilas yang meliputi; lancar, kurang lancar, meragukan dan macet berdasar kriteria yang telah ditetapkan. Selanjutnya menyerahkan kepada manajer. 2) Manajer a) Menerima daftar pembiayaan anggota yang bermasalah (kurang lancar diragukan dan macet) pada akhir bulan dari bagian administrasi pembukuan. b) Memeriksa daftar pembiayaan bermasalah apakah benar telah memenuhi
kriteria
pembiayaan
bermasalah/macet
dan
menandatangani sebagai tanda persetujuan. 3) Pemasaran Menindaklanjuti daftar kolektibilitas pembiayaan yang telah diotorisasi oleh manajer untuk ditekan dan diupayakan semaksimal mungkin semakin lancar. g. Pemindah Bukuan Pembiayaan Macet ke Buku Pembiayaan Tak Tertagih. 1) Bagian administrasi pembukuan a) Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan kredit bermasalah berdasarkan kriteria yang telah ada.
69
b) Menyerahkan daftar klasifikasi kredit bermasalah kepada manajer. c) Apabila pembiayaan yang tergolong macet, belum lunas setelah jatuh tempo lebih dari enam (6) bulan memenuhi salah satu kriteria di bawah ini: (1) Anggota meninggal dunia dan ahli warisnya tidak mampu menangung kewajibannya. (2) Anggota usahanya bangkrut. (3) Anggota menghilang atau pindah tanpa sepengetahuan siapapun. (4) Tidak memiliki barang/jaminan yang dapat dieksekusi, maka
dapat
diusulkan
kepada
pengelola
untuk
dipindahbukukan ke buku khusus pembiayaan tak tertagih. 2) Manajer a) Menerima daftar usulan pembiayaan macet yang akan dipindahbukukan dari bagian pemasaran. b) Meneruskannya/mendiskusikannya dengan pengurus dalam rapat bulanan pengurus-pengelola. c) Menerima kembali daftar usulan yang sudah ditandatangani (keputusan/persetujuan) dari pengurus dan menyerahkannya kepada bagian administrasi.
70
3) Pembukuan Pemindahbukuan pinjaman macet ke buku khusus pembiayaan tak tertagih. a) Menerima
daftar
dipindahbukukan
usulan yang
sudah
pembiayaan
yang
akan
disetujui
pengurus
dari
pengelola. b) Membuat dan menandatangani Nota Debet-kredit dengan jumlah pemindahbukukan sesuai daftar usulan tersebut dengan jurnal: Debet : Cadangan penghapusan Pembiayaan Kredit : Masing-masing anggota pembiayaan (sesuai lampiran) c) Menyerahkan Nota Debet-Kredit kepada pengelola untuk ditandatangani. d) Menerima kembali nota debet-kredit pembiayaan macet yang akan dipindahbukukan yang telah ditandatangani pengelola. e) Mencatat pada Jurnal Harian berdasarkan Nota debet-kredit. f)
Menyerahkan nota debet-kredit kepada bagian pemasaran untuk dicatat ke dalam kartu pembiayaan dan Data Pembiayaan Anggota (DPA).
g) Menerima kembali nota debet-kredit dari bagian pemasaran dan memfile.
71
h. Pembentukan Cadangan Penghapusan Pembiayaan. 1) Administrasi pembukuan Setiap akhir bulan membentuk cadangan penghapusan pembiayaan yang besar disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku/disepakati oleh pengurus/rapat anggota. a)
Membuat perhitungan cadangan penghapusan pembiayaan (sesuai ketentuan dari manajer) berdasarkan pembiayaan macet dan mengisi nota debet-kredit. Debet : Cadangan penghapusan Pembiayaan. Kredit : Masing-masing anggota pembiayaan (sesuai lampiran).
b)
Menandatangani nota debet-kredit dan meneruskannya kepada manajer untuk ditandatangani.
c)
Menerima
kembali
nota
debet-kredit
yang
telah
ditandatangani manajer. d)
Mencatat pada jurnal harian umum dan memberi nomor transaksi pada nota debet-kredit.
2) Manajer a)
Menerima dari bagian administrasi pembukuan perhitungan cadangan penghapusan pembiayaan untuk bulan yang bersangkutan.
72
b)
Memeiksa, menandatanganinya bila sudah benar dan menyerahkan
kembali
kepada
bagian
administrasi
pembukuan, dan melaporkannya pada pengurus. i. Pembinaan Anggota 1) Pembiayaan a) Pembinaan anggota BMT dikoordinasi oleh bagian pemasaran dengan melibatkan seluruh pengelola. b) Pembinaan anggota dilakukan dengan membentuk kelompok kontak muamalah. (1) Anggota inti yaitu anggota BMT yang menerima fasilitas pembiayaan dari BMT. (2) Anggota partisipatif yaitu anggota yang lain dan atau para anggota yang bergabung dalam kelompok yang lain dan atau para anggota yang bergabung dalam kelompok kontak muamalah yang diprakarsai oleh anggota inti. c) Tanggung jawab atas lancarnya kegiatan kelompok kontak muamalah adalah pengelola BMT yang ditunjuk menjadi fasilitator
serta
pengurus
kelompok
yang
diharapkan
merupakan anggota teladan BMT dan atau tokoh masyarakat dimana kelompok kontak muamalah berdomisili. d) Kegiatan dalam kontak muamalah adalah tiga kegiatan pokok yang merupakan satu kesatuan yang utuh yaitu:
73
(1) Pembinaan usaha (2) Pelayanan simpanan dan pembiayaan (3) Pembinaan ruhiyah keagamaan. e) Pertemuan kontak muamalah minimal satu kali merupakan tanggungjawab fasilitator dari pengelola BMT yang ditunjuk dan dikontrol oleh manajer. 2) Manajer a) Minimal setiap bulan manajer mengadakan rapat evaluasi kinerja fasilitator dan k elompok menggunakan tabel indikator kemajuan kelompok. b) Membuat program kerja bulan berikutnya.
B. Analisis Data 1. Penghimpunan Dana a. Simpanan Simpanan yang menurut teori yang ada meliputi tabungan dan deposito tetapi di lembaga ini simpanan meliputi simpanan mudhorabah, simpanan mudhorobah berjangka, simpanan wadiah, simpanan pembiayaan, simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan pokok khusus. Menurut data yang ada kebanyakan nasabah BMT Mandiri Getasan mengunakan simpanan mudharobah di sebabkan karena bisa diambil sewaktu-waktu.
74
b. Petunjuk pelaksanaan simpanan Petunjuk pelaksanaan simpanan bertujuan untuk mempermudah para anggota mengetahui bagaimana pelaksanaan simpanan sebelum melakukan transaksi. Yaitu dengan cara sebelum melakukan pembukaan simpanan nasabah diberi tahu secara detail oleh teller bila langsung datang ke BMT, dan diberi tahu oleh marketing nasabah dilapangan. c. Pembukaan simpanan Sebelum anggota melakukan pembukaan simpanan, dari teller menjelaskan tentang hak dan kewajiban sebagai anggota. Dan meminta calon untuk melengkapi persyaratan. Setelah itu bagian administrasi menerima berkas permohonan/persyaratan menjadi anggota kemudian manajer menerima kelengkapan dan memeriksa kembali persyaratan. d. Penyetoran simpanan Seperti yang ada dalam penyajian data di atas penyetoran simpanan dilakukan dengan 2 cara yaitu langsung datang ke BMT dan melalui bagian pemasaran. Dari pengamatan dan data yang di peroleh di BMT Mandiri Getasan lebih dari 80% nasabah cara penyetorannya menggunakan sistem jemput bola, yaitu bagian marketing/pemasaran mengambil langsung ke pasar-pasar dan rumah-rumah. Dengan sistem jemput bola para nasabah bisa menghemat waktu karena tidak datang langsung ke BMT.
75
e. Penarikan simpanan Dalam penarikan simpanan, dapat dilakukan dengan langsung ke BMT yaitu ke bagian kasir/teller. Atau juga bisa melalui bagian pemasaran yang ada di lapangan. Menurut data yang ada karena nasabah lebih dari 80% menggunakan sistem jemput bola jadi penarikannya pun melalui bagian pemasaran/marketing f. Bagi hasil simpanan Dalam bagi hasil simpanan yang diterapkan di lembaga BMT Mandiri Getasan, pada dasarnya yaitu dengan ketentuan kesepakatan antara kedua belah pihak. Tetapi menurut pengamatan selama di BMT Mandiri Getasan. Para nasabah lebih percaya langsung tentang bagi hasil yang ada di BMT tersebut tanpa melakukan kesepakan terlebih dahulu. Yaitu dengan ketentuan sebagai berikut, untuk simpanan mudhorobah (30:70), simpanan mudharobah berjangka (3 bulan 30:70, 6 bulan 40:60, 12 bulan 50:50). g. Penutupan simpanan Dalam penutupan simpanan anggota mengisi formulir pengunduran diri di bagian administrasi, dan mencatat pengambilan simpanan pada kartu salinan simpanan dan buku simpanan dinihilkan disertai cap/tanda tutup. Kebanyakan dari pengamantan selama di BMT Mandiri Getasan para nasabah yang melakukan penutupan simpanan di karnakan karena pindah lokasi tempat tinggal.
76
2. Penyaluran Dana a. Pembiayaan Salah satu cara untuk menyalurkan dana di dalam BMT Mandiri Getasan dinamakan pembiayaan. Di lembaga ini pembiayaan meliputi mudhaobah, murabahah dan bai’bi’ thaman ajil(BBA), qordhu hasan. Menurut pengamatan selama di BMT Mandiri Getasan kebanyakan nasabah menggunakan pembiayaan mudharobah disebabkan karena kebanyakan nasabah melakukan pembiayaan untuk suatu usaha. b. Petunjuk pelaksanaan pembiayaan Petunjuk pelaksanaan pembiayaan bertujuan untuk mempermudah para anggota mengetahui bagaimana pelaksanaan pembiayaan sebelum melakukan pembiayaan. Yaitu dengan cara sebelum melakukan pembiayaan nasabah diberi tahu secara detail oleh bagian pembiayaan tentang tata cara pelaksanaa pembiayaan. c. Realisasi pembiayaan Dari pengamatan selama di BMT Mandiri Getasan realisasi pembiayaan sangat mudah dan cepat bila sudah melakukan pembiayaan lebih dari 2x dengan syarat pembiayaan yang pertama dan kedua tidak terjadi masalah. Dan realisasi pembiayaan di BMT Mandiri Getasan dilakukan di kantor bila hari senin dan kamis, dan selain hari itu dilakukan dilapangan.
77
d. Penagihan pembiayaan Penagihan pembiayaan dapat dilakukan dengan cara pemasaran yaitu dengan mendatangi orang yang bersangkutan. Atau anggota dapat langsung datang ke lembaga yang bersangkutan. Tetapi lebih dari 80% nasabah di BMT Mandiri Getasan penagihan pembiayaan dilakukan dengan system jemput bola. Yaitu bagian pemasaran mendatanggi orang yang bersangkutan.
78
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan
penelitian
mengenai
prosedur
penerimaan
dan
pengeluaran kas pada BMT Mandiri Getasan, penulis menyimpulkan sebagai berikut: 1. BMT Mandiri Getasan dalam sistem penerimaan dan pengeluaran kas bersumber pada pinjaman simpanan dan pelunasan piutang. 2. sistem penerimaan dan pengeluaran kas pada BMT Mandiri Getasan telah menggunakan tata cara yang jelas dan tegas sesuai kewajiban dan hak masing-masing. 3. Kegiatan yang dilakukan oleh unit simpan pinjam yang dibutuhkan oleh para anggota dan masyarakat sekitar sangat dirasakan manfaatnya baik dalam kebutuhan sehari-hari maupun kebutuhan usaha dan penanaman modal. 4. Pelaksanaan pemberian pinjaman pada BMT Mandiri Getasan para peminjam mempunyai watak yang berbeda-beda sehingga ada yang sulit mengembalikan uang dan ada yang tidak sulit mengembalikan uang. 5. Dalam menangani kendala yang ada, dari pihak BMT melakukan atau menindak lanjuti dengan terjun ke lapangan langsung yaitu untuk memberi pengarahan kepada anggota bermasalah.
79
B. Saran Berdasarkan penelitian yang penulis laksanakan, penulis perlu memberikan masukan saran sebagai berikut: 1. BMT Mandiri Getasan perlu melakukan evaluasi terhadap pemasukan dana pengeluaran kas yang telah lampau. 2. Mengadakan
dan
mengikuti
pelatihan-pelatihan
terutama
yang
berhubungan dengan keBMTan untuk meningkatkan kualitas karyawan. 3. Lebih mengoptimalkan sosialisasi yang ada, dengan cara mendekati nasabah secara langsung.
80
DAFTAR PUSTAKA
Sinungan, Mucdarsyah. 1991. Uang dan Bank. Jakarta: Rineka Cipta. Kasmir, S.E.,MM.2003. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada. Sudarsono, Heri. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi. Yogyakarta: Ekonosia. Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta: salemba Empat. M.Sadeli, Lili. 2002. Dasar-Dasar Akuntansi. Jakarta: Bumi Aksara. Sudarsono Heri, Hendi Yogi Prabowo. 2004. Istilah-Istilah Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: UII Press. Handoko, Hani. 1984. Dasar-Dasar Operations Reseacrch. Yogyakarta: BPFE.
81