ii
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV MELALUI STRATEGI INQUIRING MINDS WHAT TO KNOW DENGAN MODEL INQUIRY DI SDN 14 PAUH TIMUR Anita Rahmi1, Zulfa Amrina1, M. Tamrin1 1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta E-mail:
[email protected] Abstract This observation is low thingking ability and the resolt of mathematic students in the fourth class SDN 14 Pauh Timur. The direction of this observation describes the description of increasing ability thingking ability and the resolt of mathematic students in the fourth class SDN 14 Pauh Timur by using Inquiring Minds What To Know strategi with Inquiry model. The kind of this observation studies observation action. This observation is done in two methods. The data of students in class four SDN 14 Pauh Timur is now 16 students. The instrument that is used for thingking ability of student, the activities of teacher and the result of student test. Based out the analisys of ability thingking of students percentage of student by him self increase the ability. First 62,77 % increase to 83,01 %. The result of students increase first 56,25% to 81,25% in the second section. From these data that is gotten, we can conclnde the ability students and the result of mathematic in class four SDN 14 Pauh Timur. After using Inquiring Minds What To Know strategi with Inquiry model. The use of Inquiring Minds What To Know strategi with Inquiry model, can be used for studying is more interesting in order to get the maximum result. Word keys: critic thingking, study result, Inquiring Minds What to Know, Inquiry. .
1
kurang memperhatikan
A. PENDAHULUAN
diberikan
Pendidikan nasional bertujuan untuk
Setelah selesai guru menerangkan
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
materi pelajaran, guru menyuruh siswa
yang tertuang dalam pembukaan Undang-
mengerjakan
Undang Dasar (UUD) 1945. Oleh sebab itu,
dibuktikan
dalam meningkatkan kesempatan belajar
memberikan
bisa
jawabannya
saja
tanpa
membuat jalan penyelesaiannya dan siswa
November 2014 di kelas IV SDN 14 Pauh
kurang bisa merumuskan kesimpulan hal ini
Timur, pada waktu itu pembelajaran tema 4
terlihat
yaitu berbagai pekerjaan sub tema 3 yaitu
banyak
siswa
kurang
bisa
melakukan perhitungan dengan benar dan
pekerajaan orang tuaku. Guru memulai
tepat. Ada 4 dengan persentase sebesar
pelajaran dengan berdo’a dan mengabsen
(25%) orang dari 16 siswa yang bisa
menerangkan
melakukan
pelajaran dengan melihat buku panduan
perhitungan
dengan
benar.
Sedangkan siswa yang lain tidak bisa
guru dan buku panduan siswa, waktu guru guru
tidak
data hal ini dibuktikan banyak siswa hanya
peneliti lakukan pada hari kamis tanggal 20
pelajaran,
siswa
siswa kurang bisa menyeleksi informasi dan
Berdasarkan hasil observasi yang
menerangkan
banyak
menyelesaikan soal dengan benar dan tepat,
kualitas
mengajar.
guru
pun
kurang bisa merumuskan masalah hal ini
dan membuat perencanaan secara seksama
itu
istirahat
siswa
ketika guru memeriksa latihan, siswa
dilaksanakan, serta guru harus memikirkan
setelah
setelah
berbunyi. Peneliti melihat jawaban siswa
dalam menentukan kualitas pengajaran yang
siswa,
latihan,
mengerjakan latihan bel
guru memiliki peranan yang sangat penting
memperbaiki
dengan
teman sebangkunya.
peradaban bangsa yang bermartabat dalam
dan
asik
ada beberapa siswa yang bebicara dengan
pendidikan, yang membentuk watak serta
siswa
dan
pekerjaannya sendiri, ini terbukti dengan
mengembangkan dan meningkatkan mutu
bagi
guru
penjelasan yang
melakukan perhitungan dengan benar. Dari
masih
uraian
menggunakan metode ceramah dan tidak
diatas
peneliti
menyimpulkan
rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa
menggunakan media, siswa pada umumnya
aspek merumuskan masalah, menyeleksi
hanya melihat, mendengar dan membaca
informasi dan data dan menarik kesimpulan
informasi yang diperoleh sehingga konsep
di Sekolah Dasar Negri 14 Pauh Timur.
yang tertanam tidak kuat. Waktu guru
Maka pada observasi pertama ini terlihat
menerangkan pembelajaran ada 6 dengan
dalam
persentase sebesar (37,5%) orang siswa 2
pembelajaran
guru
masih
menggunakan
metode
ceramah
dan
Berdasarkan uraian diatas peneliti
rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa.
berkeinginan untuk melakukan Penelitian
Setelah melakukan observasi, pada
Tindakan
Kelas
(PTK)
dengan
judul,
hari senin tanggal 24 november 2014
“Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis
penulis datang lagi ke Sekolah Dasar Negri
Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas
14 Pauh Timur dengan tujuan untuk
IV Melalui Strategi Inquiring Minds What
meminta nilai hasil Matematika siswa Ujian
To Know Dengan Model Inquiry Di SDN 14
Tengah Semester (UTS) satu kelas IV dan
Pauh Timur”.
melakukan wawancara. Penulis melakukan
Secara
umum
wawancara dengan ibu guru kelas IV yaitu
bertujuan untuk:
Ibuk Fitriyeti S.Pd. Melalui wawancara
1. Mendiskripsikan
penelitian
ini
peningkatan
tersebut penulis memperoleh informasi
kemampuan berpikir kritis siswa kelas
“bahwa dalam proses belajar mengajar guru
IV dalam pembelajaran Matematika
sering menggunakan metode ceramah dan
melalui Strategi Inquiring Minds What
tanya jawab, dan siswa kelas IV Sekolah
To Know Dengan Model Inquiry di
Dasar Negri 14 Pauh Timur banyak yang
Sekolah Dasar Negri 14 Pauh Timur”
kurang
memperhatikan
guru
dalam
2. Mendiskripsikan
peningkatan
hasil
menerangkan pelajaran”. Kemudian peneliti
belajar aspek kognitif siswa kelas IV
melihat hasil Matematika Ulangan Tengah
dalam pembelajaran Matematika melalui
Semester (UTS) satu siswa kelas IV
Strategi Inquiring Minds What To Know
Sekolah Dasar 11 dengan persentase sebesar
Dengan Model Inquiry di Sekolah Dasar
(68,75%) orang dari 16 orang siswa belum
Negri 14 Pauh Timur”
mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan 5 dengan persentase sebesar
B. KERANGKA TEORETIS
(31,25%)
1. Pembelajaran Matematika di SD
orang
dari
16
siswa
yang
mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal
Susanto (2014:186), menyatakan “Pembelajaran
(KKM). Nilai KKM (Kriteria Ketuntasan
bahwa:
Minimal) yang ditetapkan oleh Sekolah
adalah suatu proses belajar mengajar
Dasar Negri 14 Pauh Timur adalah 68.
yang
Peneliti melihat siswa yang tidak mencapai
mengembangkan
nilai KKM adalah siswa yang kurang
siswa
memperhatikan guru waktu menerangkan
kemampuan berpikir siswa, serta dapat
pembelajaran.
meningkatkan
dibangun
yang
mengkonstruksi 3
oleh
Matematika
guru
kreativitas dapat
untuk berpikir
meningkatkan
kemampuan pengetahuan
baru
a. Buat satu pertanyaan tentang materi pelajaran yang dapat membangkitkan minat siswa untuk mengetahui lebih lanjut atau mendiskusikannya dengan teman. Pertanyaan tersebut harus dibuat yang sekiranya hanya diketahui oleh sebagian kecil siswa. Misalnya: 1) Pengetahuan sehari-hari (“mengapa harga BBM naik”) 2) Aplikasi teori. (bagaimana seharusnya seorang dosen memperlakukan siswa sesuai dengan prinsip-prinsip andragogi”?) 3) Defenisi (apakah tujuan pembelajaran itu?”) 4) Ide pokok (“menurut anda, apa yang dibahas dalam topik ini?”) 5) Cara kerja sesuatu (“apa yang menyebabkan concept map dapat di pahami oleh orang lain?”) 6) Produk/hasil (menurut anda apa yang dihasilkan oleh pelatihan ini”) 7) Solusi (apa jalan keluarnya jika siswa/mahasiswa tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh seorang guru/dosen”). b. Beri saran agar siswa menjawab apa saja sesuai dengan dugaan mereka. Gunakan kata-kata ; coba perkirakan, apa kira-kira? Dll. c. Jangan memberi jawaban secara langsung. Tampung semua dugaandugaan biarkan siswa bertanya –tanya tentang jawaban yang benar. d. Gunakan pertanyaan tersebut sebagai jembatan untuk mengerjakan apa yang akan anda kerjakan kepada siswa pada sesi ini. Jangan lupa beri jawaban yang benar di tengah-tengah anda menyampaikan pelajaran.
sebagai upaya meningkatkan penguasa yang baik terhadap materi matematika”. Selanjutnya pembelajaran matematika merupakan suatu proses belajar mengajar yang mengandung dua jenis kegiatan yang tidak terpisahkan. Kegiatan tersebut adalah belajar dan mengajar. Kedua aspek ini akan berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi antar siswa dengan guru, antara siswa dengan siswa, dan antara siswa
dan
lingkungan
pembelajaran
di
matematika
saat sedang
berlangsung. 2. Strategi Inquiring Minds What To Know Menurut
Silberman
(2007:104)
“teknik Inquiring Minds What To Know ini merangsang rasa ingin tahu siswa dengan mendorong spekulasi mengenai topic atau persoalan.
Para
siswa
lebih
mungkin
menyimpan pengetahuan tentang materi pelajaran yang tidak tercakup sebelumnya jika mereka terlibat sejak awal dalam sebuah
pengalaman
penuh”.
Sedangkan
pengajaran
kelas
menurut
Zaini
(2005:28) “teknik Inquiring Minds What To Know
ini
keingintahuan mereka
untuk
dapat siswa
membangkitkan dengan
membuat
meminta
perkiraan
3.
–
Model Pembelajaran Inquiry Menurut Usman (Istarani 2012:132)
“pembelajaran Inquiry adalah suatu cara
perkiraan”. Menurut Zaini (2005:29) langkah–
penyampaian pelajaran dengan penelaahan
langkah penerapan Inquiring Minds What
sesuatu yang bersifat mencari secara kritis,
To Know yaitu sebagai berikut:
analitis, dan argumentatif (ilmiah) dengan 4
menggunakan
langkah-langkah
menuju
kesimpulan”.
suatu
tertentu
dengan
Sedangkan
merupakan
pembelajaran
yang
rangkaian
a. Guru menyiapkan kondisi kelas dan
kegiatan
menekankan
pembelajaran
sebagai berikut:
menurut Hosnan (2014:341) “pembelajaran Inquiry
langkah-langkah
pembelajaran yang kondusif.
pada
b. Guru memberikan pertanyaan tentang
proses berpikir kritis dan analitis untuk
materi dengan menggunakan kata-kata
mencari dan menemukan sendiri jawaban
“Apa?”
dari suatu masalah yang dipertanyakan”.
Know)
(Inquiring Minds What To
Menurut Hosnan (2014:342) langkah-
c. Guru memancing ide dari siswa dengan
langkah pelaksanaan pembelajaran Inquiry
menggunakan kata-kata “Apa kira-
adalah sebagai berikut:
kira?” (Inquiring Minds What To
a. Orientasi Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau klim pembelajaran yang responsif. b. Merumuskan masalah. Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. c. Merumuskan hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang di kaji sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. d. Mengumpulkan data. Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. e. Menguji hipotesis. Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima, sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. f. Merumuskan kesimpulan. Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
Know) d. Guru menerima semua tebakan dari siswa tanpa memberikan jawaban yang benar. (Inquiring Minds What To Know) e. Guru menggunakan pertanyaan tersebut sebagai
petunjuk
untuk
mengajar.
(Inquiring Minds What To Know) f. Guru memberikan ilustrasi
kepada
siswa tentang hal yang berhubungan dengan sifat-sifat bangun ruang kubus dalam kehidupan sehari-hari. g. Guru
meminta
siswa
untuk
mengemukakan permasalahan apa yang terkandung dalam ilustrasi tersebut. h. Guru merumuskan permasalahan yang terdapat dalam ilustrasi. i. Guru bertanya kepada siswa tentang perkiraan jawaban dari permasalahan. j. Guru membagi siswa dalam beberapa
Strategi Inquiring Minds What To
kelompok untuk berdiskusi dengan
Know ini di terapkan dengan model Inquiry
menggunakan LKS dan media kotak.
5
k. Perwakilan mempresentasikan
hasil
kelompok
berhubungan dengan konsep yang diberikan
diskusinya
atau masalah yang dipaparkan.
didepan kelas dengna media kotak.
Selanjutnya, menurut Dressel &
l. Guru memberikan penjelasan lebih
Mayhew
Jufri
menyatakan
bangun ruang kubus.
berpikir kritis yang dikembangkan oleh komite
bahwa:
(2013:103),
lanjut kepada siswa tentang sifat-sifat
m. Guru memberikan jawaban sebenarnya
4.
dalam
berpikir
indikator-indikator
kritis
(Intercollege
kepada siswa tentang pertanyaan yang
Committee on Critical Thingking) meliputi
di berikan guru pada awal pembelajaran
kemampuan-kemampuan
tadi. (Inquiring Minds What To Know).
merumuskan masalah dan hipotesis, (2)
Berpikir Kritis
menyelesaikan informasi dan data untuk
Menurut
Jufri
(2013:103)
menyelesaikan
masalah,
seperti:
(3)
(1)
mengenali
“menyatakan berpikir kritis sebagai cara
asumsi-asumsi, dan (4) menarik kesimpulan
berpikir refleksi yang berfokus pada pola
dan mengambil tindakan.
pengambilan keputusan tentang apa yang harus
diyakini
dan
harus
dilakukan”.
C. METODOLOGI PENELITIAN
Selanjutnya menurut Susanto (2014:121) “berpikir kritis
adalah suatu
Jenis penelitian yang digunakan
kegiatan
adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
melalui cara berpikir tentang ide atau
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut
gagasan yang berhubung dengan konsep
Wardhani (2007:1.15) adalah “penelitian
yang
yang dilakukan oleh guru di kelasnya
diberikan
atau
masalah
yang
dipaparkan”.
sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan
Sedangkan (Susanto
menurut
2014:122)
Tapilouw kritis
hasil belajar siswa meningkat”. Sementara
dan
itu Arikunto, dkk (2010:3) menyatakan
dikendalikan oleh kesadaran. Cara berpikir
“Penelitian Tindakan Kelas merupakan
ini mengikuti alur logis dan rambu-rambu
suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar
pemikiran yang sesuai dengan fakta atau
berupa sebuah tindakan, yang sengaja
teori yang diketahui”. Dari tiga sumber
dimunculkan dan terjadi
tersebut
kelas”.
merupakan
cara
penulis
“berpikir
untuk memperbaiki kinerjanya sehingga
berpikir
dapat
disiplin
menyimpulkan
dalam sebuah
berpikir kritis adalah cara berpikir refleksi
Penelitian dilaksanakan dua siklus,
yang berfokus pada pola pengambilan
dimana masing-masing siklus terdiri dari 2
keputusan tentang ide atau gagasan yang
kali pertemuan dan diakhiri dengan ujian. Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 14 6
Pauh Timur pada semester genap tahun
3. Data hasil belajar adalah data yang
ajaran 2014/2015 yaitu pada tanggal 30
diperoleh melalui tes hasil belajar. Data
Maret – 11 April 2015.
ini akan diolah dengan menggunakan
Data
penelitian
ini
dikumpulkan
rata-rata
hasil
belajar
siswa
dan
dengan menggunakan lembar observasi
ketuntasan hasil belajar. Hasil belajar ini
aktivitas guru, lembar rubrik kemampuan
dilihat secara klasikal.
berpikir kritis siswa dan lembar tes hasil
Indikator keberhasilan dalam proses
belajar siswa. Untuk masing-masingnya
pembelajaran diukur dengan menggunakan
akan diuraikan sebagai berikut:
KKM.
1. Data observasi aktivitas guru adalah data
Matematika yang telah ditetapkan oleh
hasil observasi kegiatan guru yang
KKM
pada
mata
pelajaran
sekolah tempat penelitian yaitu 68.
digunakan untuk melihat proses dan
1. Indikator
keberhasilan
dalam
perkembangan guru dalam mengelola
penelitian adalah kemampuan berpikir
pembelajaran pembelajaran observasi
terjadi
selama
kritis siswa kelas IV SDN 14 Pauh
berlangsung.
Hasil
Timur yang akan dicapai adalah
dianalisis
menjumlahakan diperoleh
yang
semua
kemudian
dengan
cara
ceklis
yang
dinilai
tergolong kriteria tinggi > 79%. 2. Hasil beajar kognitif siswa pada
dengan
pembelajaran
menggunakan kriteria yang sangat baik,
Matematika
melalui
ditingkatkan menjadi 68%.
baik, cukup, dan kurang yang diisi oleh observer I.
D. HASIL
2. Analisis data yang digunakan untuk
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
mengetahui skor kemampuan berpikir
1. Deskripsi
kritis siswa adalah menggunakan tes
Kegiatan
Pembelajaran
Siklus I.
akhir siklus. Hasil pekerjaan siswa pada
Perencanaan
dilakukan
sesuai
tes tersebut masing-masing diberi skor
dengan langkah-langkah yang telah di
sesuai dengan pedoman atau rubrik
tetapkan yang dimulai dari menyusun RP
kemampuan berpikir kritis. Kemudian
sampai menyusun soal tes akhir siklus.
untuk masing-masing indikator yang
Selanjutnya, pelaksanaan ini dilakukan
diteliti dari kemampuan berpikir kritis
sesuai dengan rencana, yang mana satu
dari skor seluruh siswa yang mengikuti
siklus
tes dijumlah dan ditentukan persentase
Kegiatan
skornya.
mengkondisikan kelas, menerapkan strategi
terdiri
dari
awal
2
kali
dilakukan
pertemuan. dengan
Inquiring Minds What To Know untuk 7
membangkitkan rasa ingin tahu siswa
dengan rencana pembelajaran yang telah
tentang materi, memberikan acuan dan
direncanakan, tetapi pelaksanaan belum
melakukan
inti
sepenuhnya, maksimal. Hal ini menandakan
dilakukan sesuai dengan langkah-langkah
bahwa guru belum terbiasa menggunakan
model Inquiry. Kegiatan akhir adalah
strategi Inquiring Minds What To Know
melakukan peninjauan kembali pemahaman
dengan model Inquiry.
siswa
b. Data Hasil Penilaian Kemampuan
dan
apersepsi.
Kegiatan
melaksanakan
penilaian.
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui
Berpikir Kritis Siswa Siklus I
aktivitas guru di kelas. Selanjutnya refleksi
Data
hasil
penilaian
kemampuan
dilakukan untuk melihat apakah hasil
berpikir kritis siswa ini didapatkan melalui
pengamatan memerlukan tindak lanjut atau
lembar rubrik kemampuan berpikir kritis
tidak.
siswa. Pada siklus I ini rata-rata persentase
a. Data Hasil Observasi Aktivitas Guru
kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh adalah 62,77%. Dengan persentase tersebut
Siklus I Berdasarkan
lembar
observasi
telah tergolong ke dalam kriteria rendah.
kegiatan guru yang diisi oleh ibuk Fitriyetti
Tabel
2
S.Pd selaku observer I dalam pelaksanaan
:
Persentase Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus I
pembelajaran. Pada siklus I ini, peneliti Siklus I Aspek yang Total Skor diamati Skor Seharusnya 1 359 512 2 138 192 3 170 256 4 240 384 Persentase skor kemampuan berpikir krtitis siswa
mendapatkan rata-rata dengan persentase 79,91% dengan kategori baik. Tabel 1: Persentase Aktivitas Guru Pada Siklus I Jumlah skor 1 24 2 27 Rata-rata
Pertemuan
Presentase 72,72% 87,10% 79,91%
Persent ase 70,12% 71,88% 66,41% 62,50% 62,77 %
Keterangan: Indikator 1
Dari tabel tersebut, dapat diketahui
Indikator 2
persentase aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran memiliki rata-rata persentase
Indikator 3 Indikator 4
79,91%. Tergolong dalam kategori baik, tetap belum sampai pada kategori sangat baik. Peneliti berupaya untuk menerapkan
: Merumuskan masalah dan hipotesis : Menyeleksi informasi dan data untuk menyelesaikan masalah : Mengenali asumsi-asumsi : Menarik kesimpulan dan mengambil tindakan.
Dari tabel 2 tersebut terlihat bahwa
dan melaksanakan pembelajaran sesuai
kemampuan berpikir kritis siswa belum 8
tercapai indikator yang diinginkan adalah
I,
tergolong kriteria tinggi > 79%.
memperhatikan siswa saat pembelajaran
c. Data Hasil Belajar Siklus I
berlangsung
Data hasil belajar siswa pada siklus I
mulai
waktu
dari
membimbing
sampai
dengan
dan
mengorganisasikan
baik.
Tindakan
yang
ini diperoleh dari skor yang ada pada
dilakukan sesuai dengan langkah-langkah
masing-masing siswa maka didapatkan hasil
yang ada pada RPP. Pengamatan dilakukan
belajar siswa.
untuk mengetahui kemampuan berpikir
Table 3: Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
kritis siswa serta hasil belajar siswa dan
No 1 2 3 4 5
Uraian Siswa yang mengikuti tes Siswa yang tuntas Siswa yang tidak tuntas Persentase ketuntasan hasil belajar siswa Rata-rata hasil belajar siswa
aktivitas guru di kelas. Selanjutnya refleksi
Jumlah
dilakukan untuk melihat apakah hasil
16
pengamatan memerlukan tindak lanjut atau
9
tidak.
7
a. Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
56,25%
Keberhasilan 67,0
siswa
dalam
pembelajaran pada umumnya dilihat juga dari pengelolaan kelas yang dilakukan oleh
Berdasarkan persentase ketuntasan
guru melalui strategi Inquiring Minds What
hasil belajar siswa di atas, dapat dilihat
To Know dengan model Inquiry. Aktivitas
bahwa dari 16 orang siswa yang mengikuti
guru pada siklus dua II sudah tergolong
tes, 9 siswa (56,25%) yang mencapai atau
pada kategori sangat baik dengan persentase
melebihi nilai KKM yang ditetapkan di
94,15%.
sekolah yaitu 68, dan siswa yang nilainya
Tabel 4: Persentase Observasi Aktivitas Guru Pada Siklus II
masih berada di bawah KKM berjumlah 7 siswa (43,75%) dari semua siswa yang
Pertemuan
mengikuti tes. Data tersebut menunjukkan
Jumlah skor 24 24
bahwa hasil belajar siswa belum mencapai
1 2
target
Rata-rata
indikator
keberhasilan
yang
Presentase 92,31% 96 % 94,15%
dinginkan yaitu minimal 68% dari siswa yang mengikuti tes hasil belajar. 2. Deskripsi
Kegiatan
Dari analisis data tersebut dapat
Pembelajaran
diketahui persentase aktivitas guru dalam
Siklus II
mengelola pembelajaran memiliki rata-rata
Perencanaan siklus II disusun sesuai
persentase
dengan refleksi yang dilakukan pada siklus 9
94,15%,
tergolong
dalam
kategori sangat baik sehingga guru dalam
meningkat dibandingkan dengan siklus I.
mengelola pembelajaran sudah dikatakan
Dari tabel
sangat baik dan persentase guru dalam
kemampuan berpikir kritis siswa telah
mengelola pembelajaran sudah meningkat
tercapai sesuai dengan indikator yang
dari siklus sebelumnya.
diinginkan adalah tergolong kriteria tinggi >
b. Data Hasil Penilaian Kemampuan
79%.
Berpikir Kritis Siswa Pada Siklus II
5
tersebut
terlihat
bahwa
c. Data Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
Pada
siklus
II
ini,
persentase
Hasil belajar siswa pada siklus II ini
kemampuan berpikir kritis siwa mengalami peningkatan.
Pada
indikator
telah mencapai indikator keberhasilan.
meruskan
Table 6: Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
masalah, menyeleksi informasi dan data, mengenali
asumsi-asumsi
dan
menarik
No
kesimpulan dan mengambil tindakan. Tabel
5:
1
Persentase Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Siklus II
Siklus II Tota Skor l Seharusny Skor a 91 1 128 2 159 192 3 116 128 4 168 192 Persentase skor kemampuan berpikir krtitis siswa Aspek yang diamat i
2 3 4 5
Persentas e 71,09 % 82,81 % 90,63 % 87,50 %
Uraian Siswa yang mengikuti tes Siswa yang tuntas Siswa yang tidak tuntas Persentase ketuntasan hasil belajar siswa Rata-rata hasil belajar siswa
Jumlah 16 13 3 81,25% 83,4
Berdasarkan persentase ketuntasan hasil belajar siswa di atas, dapat dilihat bahwa dari 16 orang siswa yang mengikuti
83,01 %
tes, 13 siswa (81,25%) yang mencapai atau melebihi nilai KKM yang ditetapkan di
Keterangan: Indikator 1 Indikator 2
Indikator 3 Indikator 4
Dari
sekolah yaitu 68, dan siswa yang nilainya : Merumuskan masalah dan hipotesis : Menyeleksi informasi dan data untuk menyelesaikan masalah : Mengenali asumsi-asumsi : Menarik kesimpulan dan mengambil tindakan. tabel
5
terlihat
masih berada di bawah KKM berjumlah 3 siswa (18,75%) dari semua siswa yang mengikuti tes. Data tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa telah mencapai target
indikator
keberhasilan
yang
dinginkan yaitu minimal 68% dari siswa
bahwa
persentase kemampuan berpikir kritis siswa 10
yang
mengikuti
tes
hasil
belajar
Berdasarkan diagram di atas dapat
memperoleh nilai >68.
digambarkan peningkatan persentase yang terjadi terhadap setiap indikator dan skor
E. Pembahasan Siklus I dan Siklus II
kemampuan berpikir kritis siswa, (1) pada
1. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
indikator
sebesar
berpikir kritis siswa terhadap pembelajaran dapat
diperoleh
kesimpulan
Selanjutnya
rata-rata
persentase
skor
2. Hasil Belajar Siswa
menyelesaikan masalah dengan tepat.
Berdasarkan nilai rata-rata tes hasil
dan
belajar yang diperoleh pada siklus I adalah
untuk yang
tindakan
20,24%.
c. Siswa mengenali asumsi-asumsi untuk
masalah
mengambil
meningkat dari siklus I ke siklus II sebesar
tepat.
menyelesaikan
dan
kemampuan berpikir kritis siswa juga
untuk menyelesaikan masalah dengan
tindakan
untuk
meningkat sebesar 25%.
b. Siswa menyeleksi informasi dan data
mengambil
data
24,22%, dan (4) pada indikator menarik
dan
dengan tepat.
kesimpulan
dan
indikator
meningkat dari siklus I ke siklus II sebesar
hipotesis dalam suatu permasalahan
menarik
informasi
pada
pada indikator mengenali asumsi-asumsi
Inquiry. Indikator yang digunakan yaitu:
d. Siswa
(2)
siklus I ke siklus II sebesar 10,93%, (3)
Minds What To Know dengan model
masalah
dan
menyelesaikan masalah meningkat dari
selama diterapkannya strategi Inquiring
merumuskan
0,97%,
menyeleksi
gambaran
mengenai kemampuan berpikir kritis siswa
a. Siswa
masalah
hipotesis meningkat dari siklus I ke siklus II
Berdasarkan hasil data kemampuan
Matematika
merumuskan
67,0 dan pada Siklus II adalah 83,4. Dilihat
ada
dari segi ketuntasan belajar siswa, diperoleh
dengan tepat.
9 orang atau 56,25% nilai siswa pada Siklus
100,00%
90,63% 87,50% 82,81% 71,09% 71,88% 80,00% 70,12% 66,41% 62,50% 60,00%
I di atas KKM dan pada Siklus II sebanyak 13 orang atau 81,25% yang berada di atas KKM.
Siklus I
40,00%
Berdasarkan
Siklus 2
20,00%
analisis
data
yang
dilakukan, peneliti melihat bahwa pada
0,00% 1
2
3
siklus I masih ada beberapa orang siswa
4
yang belum memahami cara belajar yang Gambar 1 : Grafik Persentase Kemampuan
baik sehingga dalam menjawab soal mereka
Berpikir Kritis Siswa Pada Siklus I dan Siklus II.
masih banyak yang salah. Untuk mengatasi 11
kesulitan yang dialami siswa, guru berusaha
F. Penutup
agar pada siklus II semua siswa dapat
1. Kesimpulan
memberikan jawaban yang kritis pada tes
Berdasarkan
yang diberikan sesuai dengan rubrik yang
diperoleh,
telah ditentukan. Jumlah ketuntasan terbesar
a. Kemampuan
yang diberikan.
siswa
kriteria rendah dan 83,01% pada siklus II Siklus I
tergolong kriteria tinggi. b. Hasil belajar siswa juga mengalami
0,00% persentase ketuntasan
peningkatan sebesar 25%. Sementara itu persentase hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan pada siklus I
Gambar 2: Grafik Persentase Hail Belajar Siswa
56,25% dan 81,25% pada siklus II.
Pada Siklus I dan Siklus II
Peningkatan
hasil
belajar
2. Saran
yang
Sehubungan dengan hasil penelitian
terlihat pada ulangan harian siklus II, hasil
belajar
dengan
yang diperoleh, maka peneliti memberikan
tersebut
saran dalam
peningkatan
a.
belajar siswa diperoleh dari jumlah skor
SD terhadap proses pembelajaran agar
kemudian jumlah tersebut dibagi dengan
siswa dapat memahami apa yang telah
skor seharusnya yang diperoleh siswa dalam kritis
dijelaskan
kemudian
tersebut.
dan
memperoleh
hasil
belajar yang maksimal. Selain itu guru
dikalikan dengan seratus maka diperoleh siswa
Guru harus bisa menguasai bagaimana cara menjelaskan materi kepada siswa
kemampuan berpikir kritis secara orangan
berpikir
pelaksanaan pembelajaran
sebagai berikut:
kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil
belajar
kritis
Pada siklus I adalah 62,77% tergolong
81,25% 56,25% Siklus II
hasil
berpikir
mengalami peningkatan sebesar 20,24%.
50,00%
kemampuan
disimpulkan
berikut:
untuk mengerjakan tes dalam bentuk soal
dipengaruhi
dapat
yang
hasil belajar siswa dapat dilihat sebagai
dikarenakan siswa sudah mulai terbiasa
peningkatan
maka
penelitian
peningkatan kemampuan berpikir kritis dan
di peroleh siswa pada siklus II, hal ini
100,00%
hasil
harus bisa mengatur waktu semaksimal
Dengan
mungkin
demikian hasil belajar siswa meningkat
agar
tercapainya
tujuan
pembelajaran.
dengan meningkatnya kemampuan berpikir
b.
kritis siswa secara keseluruhan.
Siswa diharapkan lebih serius dan penuh konsentrasi pada saat guru
12
menjelaskan materi pelajaran sehingga
DAFTAR KEPUSTAKAAN
materi yang dijelaskan guru mudah dipahami
dan
dimengerti,
pemahaman materi
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
karena
yang diperoleh
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.
siswa sangat berpengaruh terhadap hasil belajar. c. Berhubung dilakukan Matematika
penelitian pada
mata
mengenai
ini
hanya
Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persda.
pelajaran sifat-sifat
Jufri,
bangun ruang dan jaring-jaring peneliti menyarankan penelitian ini juga cocok dilakukan pada mata pelajaran lain
Wahab. 2013. Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Reka Cipta.
Silberman, Mel. 2007. Actice Learning. Yogyakarta: Insan Madani.
yang cocok dengan strategi Inquiring Minds What To Know dengan model
Susanto, Ahmad.2014. Teori Belajar Pembelajaran. Jakarta: PT Kharisma Putra Utama.
Inquiry.
Wardhni, IGAK. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka. Zaini, Hisyam. 2005. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD (Center for Teaching Staff Development).
13