PERENCANAAN LANSKAP JALAN TOL KANCI-PEJAGAN PADA OEMARDI_ZAIN LANDSCAPE CONSULTANT BOGOR
NANANG SUDRAJAT
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Perencanaan Lanskap Jalan Tol Kanci – Pejagan adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Januari 2010 Nanang Sudrajat NIM A44052655
RINGKASAN NANANG SUDRAJAT, Perencanaan Lanskap Jalan Tol Kanci – Pejagan pada Oemardi_Zain Landscape Consultant, Bogor. Dibimbing oleh INDUNG S. FATIMAH. Keberadaan ruang terbuka hijau (RTH) di Indonesia saat ini dirasa masih kurang. Untuk mengatasinya, perlu ditingkatkan upaya penciptaan RTH yang baru, baik itu berada di perkotaan maupun di pinggiran kota. Salah satu bentuk dari RTH yang dapat diterapkan adalah membuat lanskap jalan tol. Lanskap jalan tol merupakan bagian dari RTH yang berbentuk koridor. Untuk menciptakan suatu lanskap jalan tol yang menarik dan tidak monoton, dibutuhkan suatu perencanaan lanskap jalan tol yang baik yang tetap mencerminkan tapak asli serta berusaha menonjolkan keunggulan dengan menambahkan beberapa elemen yang sesuai. Keterampilan melakukan perencanaan lanskap jalan tol dapat diperoleh salah satunya dengan melakukan kegiatan magang di konsultan lanskap. Oemardi_Zain Landscape Consultant merupakan salah satu konsultan lanskap yang telah berpengalaman dalam mengerjakan proyek lanskap baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Kegiatan magang di Oemardi_zain Landscape Consultant (OZ) dapat memperluas dan meningkatkan wawasan dan pengalaman keprofesian di bidang arsitektur lanskap. Tujuan khusus yang dapat dicapai pada kegiatan magang ini antara lain mempelajari proses kegiatan perencanaan dan perancangan lanskap serta sistem manajemen, menambah keterampilan dan pengetahuan mengenai proses pekerjaan dalam sebuah konsultan, serta mengenal berbagai jenis alat, bahan, metode, teknologi dan sumber daya yang digunakan oleh konsultan dalam melakukan pekerjaan perencanaan dan perancangan lanskap. Hasil dari kegiatan magang diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengembangkan sikap profesionalisme untuk menghadapi kondisi lapangan kerja. Selain itu juga dapat menjalin hubungan baik antara mahasiswa dan Oemardi_Zain Landscape Consultant berupa pertukaran informasi, ilmu dan teknologi di bidang Arsitektur Lanskap. Pelaksanaan kegiatan magang dilakukan di Oemadi_Zain Landscape Consultant dengan waktu 4 bulan, mulai dari minggu pertama bulan Maret 2009 hingga minggu keempat bulan Juni 2009. Metode magang yang digunakan mahasiswa adalah berpartisipasi aktif dalam pekerjaan studio yang ada di OZ, yang terdiri dari manajemen kerja perusahaan serta prosedur dalam pelaksanaan proyek. Oemardi_Zain Landscape Consultant (OZ) berdiri pada tahun 2004 di Bogor, terletak di Bumi Menteng Asri blok BE no.2, Kota Bogor, Jawa Barat. Beberapa kegiatan magang yang dipelajari terkait dengan manajemen kerja perusahaan antara lain sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan, tenaga kerja dan sistem kerja, teknologi yang digunakan, serta komunikasi internal yang dilakukan di OZ. Sedangkan kegiatan magang yang dipelajari terkait prosedur pelaksanaan proyek adalah mengenai urutan pekerjaan dalam proyek perencanaan lanskap jalan tol Kanci – Pejagan. Beberapa urutan tersebut adalah dimulai dari tahap
persiapan, tahap riset dan analisis, tahap konsep desain, tahap pengembangan desain, dan tahap pembuatan gambar kerja. Tahap persiapan merupakan tahapan perumusan tujuan, program dan informasi lain tentang berbagai keinginan, yang diikuti dengan persetujuan kerja antara pihak konsultan dengan pihak klien. Hasil dari tahap ini adalah ditunjuknya Oemardi_Zain Landscape Consultant sebagai perencana lanskap pada proyek jalan tol Kanci – Pejagan. Kemudian masuk ke tahap riset dan analisis, yang merupakan tahap untuk mengenal tapak lebih dalam dan menggali potensi yang ada. Tahap ini menghasilkan beberapa hal terkait dengan potensi maupun kendala pada tapak untuk selanjutnya dimasukkan konsep ide desain pada tapak tersebut. Pada tahap konsep desain dilakukan penciptaan ide-ide yang akan mengangkat tema dari desain lanskap jalan tol Kanci – Pejagan ini. Konsep umum yang diangkat adalah perwujudan dari green concept dan green development. Tahap pengembangan desain (Design Development) dilakukan setelah konsep desain yang diajukan disetujui oleh pihak klien. Pada tahap ini dilakukan penjabaran konsep desain secara lengkap, baik dalam bentuk siteplan maupun gambar potongan, namun belum sampai pada gambar detil. Produk yang dihasilkan yaitu denah penanaman pohon pada STA 233+000 – STA 268+600, denah penanaman semak pada STA 233+000 – STA 268+600, denah tata letak sculpture signage, sculpture giant leaf, banner barrier gate, serta beberapa gambar potongan (typical section). Pada tahap pembuatan gambar kerja, semua gambar desain yang dibuat telah disetujui oleh klien serta digunakan pada saat pekerjaan lapang. Tahapan ini meliputi gambar-gambar denah/siteplan yang sudah fix, berikut dengan gambargambar detail baik itu detail pada softscape (detail penanaman) maupun detail pada hardscape (detail konstruksi). Selain itu, pada pembuatan gambar kerja juga terdapat gambar-gambar 3D (3D study), Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Bill of Quantity (BOQ), serta illustrative landscape plan. Beberapa contoh produk yang dihasilkan antara lain gambar detail penanaman, detail sculpture giant leaf, detail signage sculpture berm dan median, detail signage barrier gate, detail banner barrier gate, dan detail planter pada barrier gate. Ada beberapa kelebihan yang dimiliki oleh OZ yang membuat proyek perencanaan lanskap jalan tol Kanci – Pejagan ini berjalan dengan lancar, antara lain sistem kerja secara teamwork, spesifikasi pembagian kerja yang disesuaikan dengan keahlian, tahapan kerja yang sistematis, senantiasa melakukan referensi desain, perangkat kerja yang berteknologi tinggi, pelayanan terbaik kepada klien, serta manajemen kerja yang baik. Meskipun demikian, ada beberapa masalah dan kendala yang dihadapi baik pada proses magang mahasiswa, proses kerja di OZ, maupun dalam proses perencanaan yang dilakukan. Beberapa masalah dan kendala tersebut antara lain adaptasi dengan suasana kerja di OZ yang tidak singkat, metode kerja yang baru diperoleh mahasiswa di tempat magang, mundurnya jadwal waktu pengerjaan proyek, hingga masalah teknis, seperti pemadaman listrik yang mengganggu kerja di OZ, serta faktor hujan yang dapat mengakibatkan pertemuan dengan klien yang telah dijadwalkan terpaksa ditunda.
© Hak cipta milik IPB, tahun 2010 Hak cipta dilindungi Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam Bentuk apa pun, baik cetak, fotokopi, microfilm, dan sebagainya
PERENCANAAN LANSKAP JALAN TOL KANCI-PEJAGAN PADA OEMARDI_ZAIN LANDSCAPE CONSULTANT BOGOR
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
NANANG SUDRAJAT
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
Judul
:
Perencanaan Lanskap Jalan Tol Kanci – Pejagan Pada Oemardi_Zain Landscape Consultant Bogor
Nama
:
Nanang Sudrajat
NIM
:
A44052655
Mayor
:
Arsitektur Lanskap
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Ir. Indung Sitti Fatimah, MSi NIP. 19611111 198903 2 002
Mengetahui, Ketua Departemen Arsitektur Lanskap
Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP. 19480912 197412 2 001
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Nanang Sudrajat dilahirkan di Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat, pada tanggal 15 Desember 1986. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Solih dan Ibu Muslihat. Pendidikan formal dimulai pada tahun 1993 di SD Negeri 02 Sulang, Rembang dan lulus pada tahun 1999. Kemudian penulis melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah di SLTP Negeri 1 Sulang, Rembang hingga tahun 2002, dan ke jenjang pendidikan menengah atas di SMU Negeri 1 Rembang hingga lulus tahun 2005. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Setelah melalui Tahap Persiapan Bersama (TPB) selama 1 tahun, penulis berhasil masuk ke Departemen Arsitektur Lanskap pada tahun 2006. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam organisasi baik akademik maupun non-akademik, diantaranya staf LDK DKM Alhurriyyah pada tahun 2005-2006, staf Departemen Pendidikan BEM-A (Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian) pada tahun 2006-2007, Kepala Divisi Informasi dan Komunikasi HIMASKAP (Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap) tahun 2007-2008, serta Koordinator Desa Kadugede, Kuningan Jawa Barat pada Kuliah Kerja Profesi tahun 2008. Penulis juga beberapa kali aktif dalam kepanitiaan di kegiatan lingkungan kampus. Penulis juga pernah menjadi Asisten Mata Kuliah Dasar-dasar Arsitektur Lanskap (ARL200) pada tahun 2009.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul Perencanaan Lanskap Jalan Tol KanciPejagan pada Oemardi_Zain Landscape Consultant Bogor ini disusun melalui hasil magang di Oemardi_Zain Landscape Consultant Bogor. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada pihakpihak yang telah membantu dalam penyelesaian
skripsi antara lain sebagai
berikut : 1.
Ir. Indung Sitti Fatimah, MSi selaku dosen pembimbing skripsi atas saran, kritik, perhatian dan bimbingannya dalam penyusunan skripsi ini.
2.
Dr. Ir. Nizar Nasrullah, M.Agr dan Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, M.Agr selaku dosen penguji atas masukan dan sarannya untuk perbaikan skripsi ini.
3.
Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, MS selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberi bimbingan selama penulis menjadi mahasiswa
4.
Keluarga tercinta, bapak dan mamah (terimakasih untuk semua yang diberikan),adik-adikku Jejen, Denny dan Silvy, semoga bisa meneruskan jejak penulis dan melebihinya.
5.
Ndu, terimakasih sudah menemani hingga saat ini, atas semua kasih dan canda tawa, serta omelan tidak menentu.
6.
Seluruh dosen dan staf Departemen Arsitektur Lanskap, atas semua pelajaran dan pengalaman yang dapat dipetik.
7.
Ir. Umar Zain, Ibu Dini, dan para staf OZ, mas Kobel, mas Igel, pak Budhi, mas Ivan (makasi buat ilmu di photoshopnya), mba Rinrin (makasi buat nasehat dan wejangan sebelum seminar), mba Chinta, mba Citra, mba Lisa dan mba Anggit. Terimakasih semua untuk tempat, makanan, ilmu, pengalaman serta canda tawanya.
8.
Teman-teman seperjuangan magang di OZ, Bayu dan bang Dian (jadi enak kalo ada teman bareng).
9.
Teman-teman satu bimbingan skripsi, thicute dan dewi atas dukungan dan semangatnya.
10. Geng SIA (Sammy,Indah,Azi), Puput,CF (terimakasih buat motornya), M (terimaksih buat hardisknya), dan teman-teman keluarga besar 42 atas buah karya kebersamaan yang terukir di hati. 11. Teman-teman angkatan 40, 41, 43, 44, dan 45 atas semangatnya. 12. Sohib satu perjuangan kosan nomaden, Andri, Veri, dan Heri, atas keceriaan dan kegilaan yang sering terjadi, serta teman satu kosan di pondok Rizqina2, kosan Jojoba, Kurawa, dan kosan Ibu Ending yang sekarang ini. 13. Serta pihak lain yang tidak dapat disebutkan secara khusus, atas bantuan dan dukungan semangatnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Bogor, Januari 2010
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Magang Manfaat Magang
1 2 3
TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Jalan Jalan Tol Lanskap Jalan Perencanaan Lanskap Jalan Penanaman Jalur Hijau Jalan Konsep Tata Hijau Jalan Tol Jalan Tol Kanci – Pejagan
4 4 6 7 8 9 10 11
METODOLOGI Tempat dan Waktu Metode Magang Data
12 12 13
KONDISI UMUM PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan Tujuan Pendirian Perusahaan Data Umum Perusahaan Struktur Organisasi Perusahaan Tenaga Kerja dan Sistem Kerja Bidang dan Lingkup Pekerjaan Susunan Lay Out Studio Referensi dan Pengalaman Kerja Aplikasi Teknologi Informasi Komunikasi Internal Prosedur Pekerjaan Proyek Sumber Dana Perusahaan Manajemen Proyek Pelaksanaan Inti Proyek Sumber Dana Proyek URAIAN HASIL MAGANG Proses Magang pada Oemardi_Zain Landscape Cosultant Kegiatan selama Magang
14 14 14 15 15 15 18 18 20 21 21 22 22 23
24 25
xii
Proyek yang diikuti selama magang KONDISI UMUM LOKASI Gambaran Umum Kabupaten Cirebon Gambaran Umum Kabupaten Brebes
26 28 30
PERENCANAAN LANSKAP JALAN TOL KANCI – PEJAGAN Deskripsi Umum Persiapan Riset dan Analisis Concept Design Design Development Working Drawing
33 33 34 42 58 89
PEMBAHASAN Kajian Lokasi Magang Proses Perencanaan Masalah dan Kendala
126 135 143
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran
146 148
DAFTAR PUSTAKA
149
LAMPIRAN
151
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman Teks
1
Jenis dan Sumber Data Magang
13
2
Software yang digunakan Oemardi_zain
20
3
Jenis Hardware yang ada di Oemardi_zain
21
4
Mekanisme Pembayaran Proyek Lanskap Jalan Tol Kanci – Pejagan
23
5
Proses Magang di Oemardi_zain
24
6
Project Summary Tol Kanci – Pejagan
36
7
Data Sungai yang dilalui oleh Jalan Tol Kanci – Pejagan
38
8
Kesesuaian Pohon Lanskap Jalan Tol
57
9
Kesesuaian Perdu Lanskap Jalan Tol
57
10
Kesesuaian Semak Lanskap Jalan Tol
57
11
Jenis Tanaman serta Titik Lokasinya
75
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman Teks
1
Bagian-bagian dari Jalan
5
2
Peta Lokasi Magang
12
3
Struktur Organisasi Oemardi_zain
16
4
Contoh Proyek Lanskap Hotel/Resort
17
5
Contoh Proyek Lanskap Permukiman/Perumahan
17
6
Contoh Proyek Lanskap Taman/Lanskap Alam
18
7
Susunan Layout Studio Oemardi_zain
19
8
Alur Pekerjaan Proyek pada Oemardi_zain
22
9
Peta Kabupaten Cirebon
28
10
Peta Kabupaten Brebes
31
11
Peta Lokasi Jalan Tol Kanci – Pejagan
34
12
Citra Satelit Lokasi Jalan Tol Kanci – Pejagan
37
13
(a). Topografi Datar pada Tapak
40
(b). Pembuatan Embankment
40
14
Landscape Strategy pada Tol Kanci – Pejagan
44
15
Konsep Softscape sebagai verdant and textural planting Pada IC Kanci
45
16
Konsep softscape sebagai screen and noise control
46
17
Konsep softscape sebagai verdant and textural planting Pada Barrier Gate
18
Konsep softscape sebagai mass flowering shrubs pada IC Ciledug
19
47
48
Konsep softscape sebagai mass flowering shrubs and Groundcovers pada IC Pejagan
49
xv
20
Konsep hardscape sebagai ornamental signage atau Lighting sculpture pada IC Kanci
51
21
Konsep hardscape sebagai welcoming signage pada IC Kanci
52
22
Konsep hardscape sebagai lighting sculpture pada barrier gate
53
23
Konsep hardscape sebagai accent point
54
24
Konsep hardscape sebagai welcoming signage pada IC Ciledug
55
25
Konsep hardscape sebagai welcoming signage and lighting Sculpture pada IC Pejagan
56
26
Denah Penanaman pada IC Kanci
60
27
Denah Penanaman pada IC Ciledug
61
28
Denah Penanaman pada IC Pejagan
62
29
Bentukan Desain Penanaman pada IC Kanci
63
30
Bentukan Desain Penanaman pada IC Ciledug
64
31
Bentukan Desain Penanaman pada IC Pejagan
65
32
Gambar Potongan A pada IC Kanci
66
33
Gambar Potongan B pada IC Kanci
66
34
Denah Penanaman pada Barrier Gate
67
35
Bentukan Desain Penanaman pada Barrier Gate
68
36
Gambar Tampak Depan pada Barrier Gate (potongan G)
69
37
Gambar Tampak Samping pada Barrier Gate (potongan H)
69
38
Bentuk dan Penempatan Tanaman pada Single Barrier
70
39
Bentukan Desain Penanaman pada Underpass
71
40
Bentukan Desain Penanaman pada Overpass
72
41
Gambar Potongan pada Underpass
73
42
Gambar Potongan pada Overpass
73
43
Bentukan Desain Penanaman pada Tikungan
74
44
Gambar Potongan Daerah Tikungan dekat Permukiman
75
45
Panel Tanaman yang dipakai dalam Tol Kanci – Pejagan
77
xvi
46
Bentukan Sculpture Signage
80
47
Gambar Potongan posisi Sculpture Signage pada jalan tol
80
48
Denah Sculpture Signage pada STA 233+000-STA 233+650
81
49
Denah Sculpture Signage pada STA 251+000-STA 251+400
82
50
Denah Sculpture Signage pada STA 251+900-STA 252+250
83
51
Denah Sculpture Signage pada STA 266+100-STA 266+450
84
52
Denah Sculpture Signage pada STA 267+300-STA 267+700
85
53
Denah Tata Letak Sculpture Giant Leaf
86
54
Gambar Potongan Posisi Sculpture Giant Leaf pada jalan tol
87
55
Denah Tata Letak Banner Barrier Gate
88
56
Gambar Tampak Depan Posisi Banner Barrier Gate
89
57
Gambar Tampak Samping Posisi Banner Barrier Gate
89
58
Gambar Detail Penanaman pada Pohon Besar
91
59
Gambar Detail Penanaman pada Pohon Muda/Sapling
92
60
Gambar Deatil Penanaman pada Palem
93
61
Gambar Detail Penanaman pada Semak
93
62
Gambar Detail Penanaman pada Rumput
94
63
Denah Tata Letak Semak pada Median Jalan
95
64
Gambar Potongan Detail Semak pada Median Jalan
96
65
Gambar Tampak dan Denah Sculpture Giant Leaf
97
66
Gambar Detail Pondasi Sculpture Giant Leaf
98
67
Gambar Tampak Sculpture Signage – Berm
100
68
Gambar Detail Potongan Sculpture Signage – Berm
101
69
Gambar Denah Sculpture Signage – Median
102
70
Gambar Tampak dan Potongan Sculpture Signage – Median
103
71
Gambar Detail Potongan Sculpture Signage – Median
104
72
Gambar Tampak Signage Barrier Gate
105
73
Gambar Detail Potongan Signage Barrier Gate
106
xvii
74
Gambar Tampak dan Detail Banner Barrier Gate
107
75
Gambar Detail Planter 1 m
108
76
Gambar Detail Planter 80 cm
109
77
Gambar 3D pada area IC
111
78
Gambar 3D pada area Barrier Gate
112
79
Gambar 3D Giant Leaf pada Area Tikungan
113
80
Gambar 3D Lanskap Jalan Tol dengan Permukiman di sekitarnya
114
81
Illustrative Landscape Plan – Parsial 1
116
82
Illustrative Landscape Plan – Parsial 2
117
83
Illustrative Landscape Plan – Parsial 3
118
84
Illustrative Landscape Plan – Parsial 4
119
85
Illustrative Landscape Plan – Parsial 5
120
86
Illustrative Landscape Plan – Parsial 6
121
87
Illustrative Landscape Plan – Parsial 7
122
88
Illustrative Landscape Plan – Parsial 8
123
89
Illustrative Landscape Plan – Parsial 9
124
90
Illustrative Landscape Plan – Parsial 10
125
91
Struktur organisasi OZ pada tahun 2008
126
92
Struktur organisasi OZ pada tahun 2009
127
93
Alur prosedur pelaksanaan proyek pada OZ
132
94
Alur pelimpahan proyek pada OZ
133
95
Alur proses perencanaan menurut Simonds dan Booth
135
96
Alur proses perencanaan pada Oemardi_zain
136
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Halaman Teks
1
Surat Perintah Kerja Kepada OZ
149
2
Surat Perjanjian Kerja antar Klien dengan OZ
150
3
Berita Acara Serah Terima Pekerjaan
154
4
Spesifikasi Softscape
155
5
RAB Tol Kanci – Pejagan
162
6
Denah Penanaman Lansakap Tol Kanci – Pejagan
167
PENDAHULUAN Latar Belakang Keberadaan ruang terbuka hijau (RTH) di perkotaan memang sangat dibutuhkan peranannya. Adanya RTH di lingkungan perkotaan akan mampu menjaga kelestarian lingkungan itu sendiri. Ada banyak bentuk penerapan RTH yang dapat dilakukan, salah satunya adalah dengan penanaman lanskap jalan tol. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang penataan ruang terbuka hijau kawasan perkotaan, jalur pengaman jalan serta median jalan merupakan salah satu bagian dari RTH kawasan perkotaaan. Jalan tol merupakan salah satu dari sarana infrastruktur yang ada di kota besar. Jalan tol memiliki peranan yang penting dalam hal pergerakan manusia ataupun barang yang melibatkan satu wilayah atau lebih. Menurut Simonds (1983), dalam lanskap kehidupan manusia tersusun atas jalan dan tempat. Keberadaan jalan dapat membentuk citra suatu kota. Selain itu, jalan juga seringkali menjadi suatu pusat aktivitas manusia. Kota Cirebon merupakan kota yang berkembang dengan pesat. Hal ini dikarenakan letaknya yang berada di perbatasan Jawa Barat dengan Jawa Tengah. Perkembangan kota Cirebon juga didukung oleh adanya jalan tol yang ada di Cirebon sehingga menjadikan kota Cirebon sebagai kota transit yang ramai dikunjungi orang dari berbagai daerah. Jalan tol Kanci-Pejagan merupakan jalan tol yang direncanakan sepanjang 35 kilometer yang menghubungkan antara wilayah Jawa Barat (Kabupaten Cirebon) dengan wilayah Jawa Tengah (Kabupaten Brebes). Jalan tol Kanci-Pejagan ini merupakan bagian dari rencana pemerintah untuk membangun jalan tol trans Jawa. Dilihat dari keberadaannya, jalan tol Kanci-Pejagan memiliki peranan sangat penting sebagai jalur penghubung antara Jawa Barat dengan Jawa Tengah. Pembangunan jalan tol Kanci-Pejagan dimulai dari bulan Juni 2008 hingga bulan Juli 2009 atau selama 14 bulan. Jalan tol Kanci-Pejagan akan melewati beberapa daerah di Kabupaten Cirebon maupun Kabupaten Brebes, baik itu kawasan persawahan maupun permukiman. Oleh karena itu, upaya pembebasan lahan juga dilakukan guna memperlancar pekerjaan pemadatan tanah maupun
2
konstruksi. Topografi wilayah Cirebon dan Brebes yang relatif datar dan monoton dapat membuat lanskap jalan tol menjadi terasa membosankan. Perencanaan sebuah lanskap perlu dipadukan pada perencanaan jalan tol tersebut guna membuat kondisi jalan tol terutama tatanan lanskapnya menjadi menarik dan juga yang terpenting dapat memberikan pengalaman bagi pengguna jalan. Menurut Simonds (1983), lanskap jalan harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dari satu titik ke titik lain. Oleh karena itu, untuk menciptakan suatu lanskap jalan tol yang menarik dan tidak monoton, dibutuhkan suatu perencanaan lanskap jalan tol yang baik yang tetap mencerminkan tapak asli serta berusaha menonjolkan keunggulan dengan menambahkan
beberapa
elemen
yang
sesuai.
Keterampilan
melakukan
perencanaan lanskap jalan tol dapat diperoleh salah satunya dengan melakukan kegiatan magang di konsultan lanskap. Oemardi_Zain Landscape Consultant adalah salah satu konsultan lanskap yang berpengalaman dalam perencanaan lanskap. Hal ini dapat membantu mahasiswa dalam mempelajari suatu proyek terutama jalan tol yang dikerjakan pada sebuah konsultan lanskap. Tujuan Magang Tujuan umum yang ingin dicapai dalam kegiatan magang ini adalah untuk memperluas dan meningkatkan wawasan dan pengalaman keprofesian di bidang arsitektur lanskap. Selain itu juga untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman kerja praktis dan keterampilan dalam perancangan lanskap di studio, serta melakukan identifikasi terhadap masalah dan kendala yang ada sehingga dapat memberikan masukan dalam penyelesaiannya. Adapun tujuan khusus dari kegiatan magang ini adalah : 1. Mempelajari dan menganalisa sistem manajemen kerja Oemardi_zain Landscape Consultant 2. Mempelajari proses perencanaan lanskap jalan tol Kanci – Pejagan yang dilakukan Oemardi_zain Landscape Consultant 3. Menganalisa bentukan desain yang diterapkan pada perencanaan lanskap jalan tol Kanci – Pejagan 4. Mengetahui beberapa masalah dan kendala yang dihadapi dalam proses perencanaan lanskap jalan tol Kanci – Pejagan.
3
Manfaat Magang Kegiatan magang di Oemardi_Zain Landscape Consultant Bogor ini bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengembangkan sikap profesionalisme untuk menghadapi kondisi lapangan kerja. Mahasiswa juga dapat terjun langsung ke lapang untuk mengamati dan mengenal permasalahan di lapang. Selain itu, kegiatan magang ini dapat menjalin hubungan baik antara mahasiswa dan Oemardi_Zain Landscape Consultant berupa pertukaran informasi, ilmu dan teknologi di bidang Arsitektur Lanskap.
TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Simonds (1983) menyatakan bahwa lanskap merupakan suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia, dengan karakter yang menyatu secara alami dan harmonis untuk memperkuat karakter lanskap tersebut. Dalam hal ini indera manusia memegang peranan yang penting dalam merasakan suatu lanskap. Sedangkan Rachman (1984) dalam Setiawati (2002) mengartikan lanskap sebagai wajah karakter lahan atau tapak dan bagian dari muka bumi ini dengan segala sesuatu dan apa saja yang ada di dalamnya, baik bersifat alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia beserta makhluk hidup lainnya, sejauh mata memandang, sejauh indera dapat menangkap dan sejauh imajinasi dapat menangkap dan membayangkan. Beberapa obyek yang dapat menjadi bidang pengamatan lanskap adalah kota, jalan, lapangan golf, sungai, pantai, permukiman, sekolah, kampus, dan lain-lain. Menurut Farina (1998), lanskap adalah karakter total dari suatu wilayah yang merupakan konfigurasi partikel topografi, tanaman penutup, permukaan lahan dan pola kolonisasi yang tidak terbatas, beberapa koherensi dari kealamian dan proses kultural serta aktivitas. Lanskap merupakan bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat digolongkan menjadi lanskap yang baik dan lanskap yang tidak baik. Lanskap yang dikatakan baik dan indah (beautiful) apabila memiliki kesatuan harmonis dalam hubungan antara seluruh komponen pembentuknya. Lanskap yang tidak baik adalah apabila tidak terdapat unsur kesatuan (unity) diantara komponen-komponen pembentuknya. Jalan Undang-Undang Republik Indonesia No. 38 tahun 2004 menyatakan bahwa jalan merupakan suatu prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang dibutuhkan bagi lalu lintas. Hal ini senada dengan pengertian jalan menurut
Direktorat
Jenderal Bina Marga (1996) yaitu jalan sebagai suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun, meliputi semua jalan termasuk bangunan pelengkap
5
dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas. Sedangkan Simonds (1983), menyatakan bahwa jalan merupakan suatu kesatuan yang harus lengkap, aman, efisien, menarik, memiliki sirkulasi dan interaksi yang baik serta mampu memberikan pengalaman yang menarik bagi pengguna jalan. Beberapa bagian dari jalan antara lain : 1. Daerah Manfaat jalan (Damaja): meliputi badan jalan, bahu jalan dan ambang pengamannya. Badan jalan adalah jalur lalu lintas dengan atau tanpa median jalan. Sedangkan ambang pengaman adalah bagian yang terletak paling luar dari damaja untuk mengamankan bangunan jalan 2. Daerah Milik Jalan (Damija): meliputi damaja dan sejalur tanah tertentu di luar damaja untuk pelebaran dikemudian hari 3. Daerah Pengawasan Jalan (Dawasja): ruang sepanjang jalan di luar damija yang dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu yang diperuntukkan bagi pandangan bebas pengemudi dan untuk pengamanan konstruksi jalan
Gambar 1. Bagian-bagian dari Jalan Pada setiap jalan, perlengkapan serta kelengkapan suatu jalan sangat diperlukan. Beberapa perlengkapan dan kelengkapan pada jalan antara lain : 1. Peralatan pengatur lalu lintas berfungsi agar lalu lintas lancar dan menjaga keselamatan pengguna jalan, meliputi marka jalan, patok penuntu/delineator, patok km, keping penggoncang dan rambu lalu lintas
6
2. Bangunan pelengkap jalan meliputi jembatan, ponton, lintas atas (overpass), lintas bawah (underpass), gorong-gorong, tembok penahan, saluran air jalan dan tempat istirahat 3. Peralatan komunikasi berupa telepon darurat 4. Asesoris jalan berfungsi menambah keindahan, landmark, memberi informasi, berupa patung, jam dan papan iklan 5. Penerangan jalan berfungsi mengarahkan pemakai jalan pada malam hari, menunjukkan tempat tertentu, memperindah lanskap jalan. Menurut Haris dan Dines (1988), jalan sebagai sarana sirkulasi harus mempunyai beberapa fungsi antara lain : 1. Memberikan akses kepada pengguna jalan dan bangunan 2. Sebagai jalur penghubung antar suatu wilayah 3. Menciptakan sarana pergerakan manusia dan barang
Jalan Tol Peraturan Pemeritah RI Nomor 15 Tahun 2005 menyebutkan bahwa jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol. Beberapa bagian yang ada di jalan tol adalah damija jalur utama, median jalan, gerbang tol, on dan off ramp, interchange, tempat istirahat, serta tempat parkir. Jalan tol memiliki beberapa persyaratan teknis yang disebutkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005, antara lain : 1. Jalan tol mempunyai tingkat pelayanan dan kenyamanan yang lebih tinggi dari jalan umum yang ada dan dapat melayani arus lalu lintas jarak jauh dengan mobilitas tinggi 2. Jalan tol yang digunakan untuk lalu lintas antarkota didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 80 (delapan puluh) kilometer per jam, dan untuk jalan tol di wilayah perkotaan didesain dengan kecepatan rencana paling rendah 60 (enam puluh) kilometer per jam 3. Jalan tol didesain untuk mampu menahan muatan sumbu terberat (MST) paling rendah 8 (delapan) ton
7
4. Setiap ruas jalan tol harus dilakukan pemagaran, dan dilengkapi dengan fasilitas penyeberangan jalan dalam bentuk jembatan atau terowongan 5. Pada tempat-tempat yang dapat membahayakan pengguna jalan tol, harus diberi bangunan pengaman yang mempunyai kekuatan dan struktur yang dapat menyerap energi benturan kendaraan 6. Setiap jalan tol wajib dilengkapi dengan aturan perintah dan larangan yang dinyatakan dengan rambu lalu lintas, marka jalan, dan/atau alat pemberi isyarat lalu lintas. Beberapa spesifikasi terkait jalan tol yang disebutkan dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 15 tahun 2005 adalah sebagai berikut. a. Tidak ada persimpangan sebidang dengan ruas jalan lain atau dengan prasarana transportasi lainnya; b. Jumlah jalan masuk dan jalan keluar ke dan dari jalan tol dibatasi secara efisien dan semua jalan masuk dan jalan keluar harus terkendali secara penuh; c. Jarak antar simpang susun, paling rendah 5 (lima) kilometer untuk jalan tol luar perkotaan dan paling rendah 2 (dua) kilometer untuk jalan tol dalam perkotaan; d. Jumlah lajur sekurang-kurangnya dua lajur per arah; e. Menggunakan pemisah tengah atau median; dan f. Lebar bahu jalan sebelah luar harus dapat dipergunakan sebagai jalur lalulintas sementara dalam keadaan darurat. Lanskap Jalan Menurut Simonds (1983), lanskap jalan harus bermanfaat dan secara kualitas menyenangkan bagi pengguna jalan, jika memiliki keharmonisan dan kesatuan dengan topografi dan mampu memenuhi seluruh kebutuhan fungsi secara fisik dan visual. Konsep dasar lanskap jalan adalah memberikan keamanan, kenyamanan, identitas dan keselamatan bagi pengguna jalan dan dapat mengeliminasi pengaruh negatif dari aktivitas jalan terhadap masyarakat sekitarnya.
8
Lanskap jalan memiliki ciri yang khas karena harus disesuaikan dengan persyaratan geometrik jalan dan diperuntukkan terutama bagi kenyamanan pemakai jalan serta diupayakan dapat menciptakan lingkungan jalan yang indah, nyaman dan memenuhi fungsi keamanan (Departemen Pekerjaan Umum, 1996). Perencanaan Lanskap Jalan Prinsip yang biasa digunakan dalam merencanakan suatu lanskap adalah dengan mengeliminasi elemen-elemen yang buruk dan menonjolkan elemenelemen yang baik. Dalam lanskap, karakter tapak yang menarik harus diciptakan atau dipertahankan sehingga semua elemen yang banyak variasinya ini menjadi kesatuan yang harmonis (Simonds, 1983). Nurisyah (2004) menyatakan bahwa perencanaan lanskap adalah salah satu bentuk utama kegiatan arsitektur lanskap. Perencanaan lanskap merupakan suatu bentuk penataan yang berbasis lahan (land based planning) melalui kegiatan pemecahan masalah yang dijumpai dan merupakan proses pengambilan keputusan jangka panjang guna mendapatkan suatu model lanskap atau bentang alam yang fungsional , estetik, dan lestari yang mendukung
berbagai
kebutuhan
dan
keinginan
manusia
dalam
upaya
meningkatkan kenyamanan dan kesejahteraannya. Simonds (1983) menyatakan bahwa perencanaan lanskap jalan yang baik adalah bervariasi dalam bentuk, ukuran, tekstur, warna, serta mempertimbangkan panorama (view) di sekitarnya melalui pembingkaian pemandangan yang baik dan penutupan pemandangan yang buruk. Pemandangan yang bebas ke arah gunung, persawahan, padang rumput atau bentukan lain yang menyenangkan manusia yang melihatnya merupakan salah satu potensi yang dapat direkayasa sedemikian rupa sehingga mudah dilihat. Dalam merencanakan suatu lanskap jalan, beberapa hal yang perlu dipertimbangkan antara lain : 1. Jarak pandang, yaitu jarak pandang horizontal dan vertikal yang cukup untuk waktu observasi minimal 10 detik pada kecepatan jalan yang diizinkan. 2. Pembukaan rangkaian pemandangan (view), penampakan tapak dan bangunan. 3. Kemampuan jalan dalam semua kondisi cuaca serta keamanannya. 4. Pengenalan topografi, sudut cahaya matahari dan badai.
9
5. Panjang minimal serta gangguan lanskap minimal. 6. Pengalaman mengemudi yang menyenangkan. Penanaman Jalur Hijau Jalan Penanaman pohon pada tepi jalan dimaksudkan untuk membedakan area melalui kualitas lanskap yang unik, melapisi jalur jalan lalu lintas, memperkuat jajaran path dan jalan raya, memberikan penekanan pada nodes jalur sirkulasi, sebagai peneduh dan daya tarik, screen atau penghalang/penutup pemandangan yang kurang bagus, menghilangkan kesilauan serta mengurangi polusi udara dan suara (Simonds, 1983). Menurut Jasa Marga (1992), tujuan umum penataan tanaman pada jalan tol antara lain peredam silau, peredam kebisingan, pencegah erosi, penutup pemandangan buruk, pengarah sirkulasi, efek bayangan, penyangga, dan juga sebagai landmark. Carpenter, et al. (1975), menyatakan bahwa penggunaan tanaman pada lanskap jalan dibagi menjadi beberapa fungsi, yaitu kontrol visual, pengarah angin, modifikasi radiasi, matahari dan suhu, kontrol kelembaban dan hujan, penyaring polutan, kontrol kebisingan, kontrol erosi, serta habitat alami dan estetika. Menurut Grey dan Deneke (1978), jenis tanaman yang paling efektif untuk meredam suara adalah yang mempunyai tajuk tebal dengan daun yang rindang. Jenis vegetasi yang digunakan dalam lanskap jalan sebaiknya yang tidak membutuhkan perawatan yang intensif dan pemeliharaan minimum, mampu beradaptasi dengan lingkungan, tahan terhadap tekanan lingkungan dan serangan hama penyakit (Arnold, 1980). Selain itu, kehadiran vegetasi jalan bertujuan untuk menciptakan efek ruang bagi pengguna jalan tersebut. Menurut Lynch (1981), tujuan jalur penanaman pohon pada jalan adalah untuk memisahkan pejalan kaki dari jalan raya dengan alasan keselamatan dan kenyamanan, memberi ruang bagi utilitas dan pelengkap jalan, baik yang terletak di atas maupun yang terletak di bawah permukaan tanah. Sedangkan Dahlan (2004) menyatakan, jalur di kiri dan kanan jalan tol yang paling dekat dengan jalur kendaraan sebaiknya ditanami dengan semak yang batangnya liat dan tidak berduri yang dirambati dengan jenis tanaman yang merambat atau dapat pula dengan pisang hutan yang buahnya tidak dapat dimakan. Di sebelah luar dari jalur tanaman tadi hendaknya
10
ditanami pula dengan perdu dan di sisi paling luar baru ditanami dengan pohon yang tinggi. Tanaman yang berlapis-lapis itu diharapkan dapat menjadi penahan dan penangkap kendaraan yang sangat baik. Konsep Tata Hijau Jalan Tol Menurut Jasa Marga (1992), ada 5 aspek yang terkandung dalam konsep tata hijau pada jalan tol, antara lai : 1. Tata hijau penyangga Ditanam di sekitar pemukiman penduduk dengan mengembangkan fungsi tanaman sebagai peredam kebisingan, pembatas fisik/pandangan dan penyerap polutan 2. Tata hijau konservasi Ditanam untuk melindungi area yang relatif kritis karena memiliki topografi yang curam, untuk melindungi tanah dan air dan sebagai habitat satwa. 3. Tata hijau pengarah Ditanam untuk menjaga keamanan dan keselamatan pengendara dengan penggunaan tanaman yang mengarahkan pengendara agar tetap pada jalur yang benar 4. Tata hijau estetis/identitas Ditanam untuk memberi identitas/ciri khas daerah tertentu yang ditetapkan pengelola, sehingga dapat dijadikan sebagai orientasi bagi pengguna jalan 5. Tata hijau penahan silau dan peredam kecelakaan Tanaman yang ditempatkan pada median jalan yang berfungsi sebagai pembatas dua jalur yang berlawanan arah, menahan silau lampu, sehingga dapat meredam kecelakaan. Beberapa aspek dalam konsep tata hijau tersebut dapat diimplementasikan ke dalam bagian-bagian jalan yang meliputi :
1. Daerah Milik Jalan (Damija) / Right of Way Menggunakan area ini sebagai jalur hijau penyangga yang mengeliminasi pengaruh negatif dari jalan, membentuk pemandangan indah sedemikian rupa melalui penataan buatan maupun perlindungan terhadap lingkungan sekitar,
11
sehingga
membantu
pengendara
untuk
menikmati
perjalanan
tanpa
mengganggu konsentrasi saat berkendara. 2. Median jalan Pemisah dua jalur jalan lintas yang berlawanan arah, dikembangkan sebagai area yang dapat menjaga keselamatan dan keamanan lalu lintas dengan mengontrol silau lampu kendaraan, meningkatkan konsentrasi pengendara, sebagai penyangga kemungkinan kendaraan yang memotong jalur dan dapat memperkecil bahaya atau kerusakan akibat kecelakaan 3. Simpang susun Dijadikan sebagai kawasan konservasi, pemberi landmark yang dapat dijadikan titik orientasi bagi pengguna kendaraan. 4. Gerbang, off dan on ramp Penataan mengarahkan kendaraan, mencirikan kesan selamat datang/jalan, memberi identitas dan kesan estetika menarik. Jalan Tol Kanci-Pejagan Jalan Tol Kanci-Pejagan merupakan salah satu program pemerintah untuk membangun jalan tol Trans Jawa. Pengerjaan jalan tol ini direncanakan mulai dari bulan Juni 2008 hingga bulan Juli 2009 atau selama 14 bulan. Pekerjaan dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pertama dari bulan Juni hingga Desember 2008 dan tahap kedua dari Januari hingga Juli 2009 (www.antara.co.id, diakses pada 15 Maret 2009). Anggaran yang dibutuhkan mencapai 2,2 triliun rupiah berasal dari
pinjaman bank sebesar 70 %, dan sisanya berasal dari dana investor/pemilik proyek.
12
METODOLOGI Tempat dan Waktu Pelaksanaan kegiatan magang dilakukan di Oemadi_Zain Landscape Consultant, sebuah konsultan yang berlokasi di Bumi Menteng Asri blok BE no.2, Kota Bogor, Jawa Barat, dengan waktu 4 bulan, mulai dari minggu pertama bulan Maret 2009 hingga minggu keempat bulan Juni 2009.
Gambar 2. Peta Lokasi Magang Metode Magang Metode magang yang digunakan mahasiswa di Oemardi_zain Landscape Consultant adalah berpartisipasi aktif dalam pekerjaan studio yang ada di Oemardi_zain Landscape Consultant. Secara umum ada dua bentuk pekerjaan yang diikuti oleh mahasiswa, yaitu mengenai sistem tata kerja perusahaan serta prosedur dalam pelaksanaan suatu proyek. Dalam sistem tata kerja perusahaan, beberapa kegiatan yang diikuti dan dipelajari antara lain :
13
1. Mempelajari struktur organisasi pada Oemardi_zain Landscape Consultant 2. Mengenal sumber daya manusia (SDM) beserta masing-masing tugasnya 3. Mengetahui jenis-jenis perangkat kerja yang digunakan di Oemardi_zain Landscape Consultant baik itu berupa hardware maupun software 4. Mempelajari metode dalam penyimpanan data proyek ke dalam komputer Adapun dalam tahapan pengerjaan proyek, kegiatan yang diikuti dan dipelajari antara lain: 1. Mempelajari tahapan pekerjaan dari suatu proyek, mulai dari pengajuan proposal proyek, pananganan proyek hingga proses konsultasi dengan klien untuk menetapkan suatu rancangan/design 2. Melakukan pekerjaan desain pada beberapa proyek yang diikuti dengan bantuan perangkat komputer 3. Mengikuti rapat-rapat internal yang dilakukan di Oemadi_zain Landscape Consultant Data Jenis data yang dikumpulkan berupa data yang diperoleh langsung dari Oemardi_zain Landscape Consultant serta dengan melakukan studi pustaka. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan sumber dan jenis data yang diambil selama magang. Tabel 1. Jenis dan sumber data magang No 1.
Aspek Fisik
Jenis
Non Letak dan Luas
Hayati
Sumber Oemardi_zain Landscape Consultant (OZ)
Iklim Aksesibilitas Fasilitas dan Utilitas
Studi Pustaka OZ OZ dan Studi Pustaka
2.
Fisik Hayati
Vegetasi
OZ
3.
Sosial
Penduduk Kawasan
Studi Pustaka
4.
Kelembagaan
Struktur Organisasi
OZ
Sistem Kerja Divisi
OZ
Lanskap
KONDISI UMUM PERUSAHAAN Sejarah Perusahaan Oemardi_Zain Landscape Consultant (OZ) berdiri pada tahun 2004 di Bogor. Pendiri OZ adalah Ir. Umar Zain dan Ir. Dini Arfianti. Ir. Umar Zain sangat berpengalaman di bidang industri lanskap, baik dalam perencanaan lanskap, implementasi, dan pemeliharaan di bidang lanskap. Proyek yang telah dilaksanakan tidak hanya di Indonesia, tetapi juga beberapa negara seperti Singapura dan Hongkong. Konsultan OZ saat ini belum berbentuk PT (Perseroan Terbatas), namun masih berbentuk studio. Meskipun demikian, dilihat dari cakupan dan skala proyek yang dikerjakan, OZ dapat disejajarkan atau bahkan mengungguli perusahaan lanskap yang lain. Selain di Bogor, OZ memiliki dua studio lainnya yaitu di Surabaya dan Banyuwangi. Tujuan Pendirian Perusahaan Sebagai sebuah perusahaan, OZ juga memiliki visi dan misi. Visi dari OZ adalah menjadi leader “to be a world class landscape consultant”. Sedangkan misinya adalah “Memberikan service landscape dengan produk yang terbaik dengan harga yang relatif murah”. Data Umum Perusahaan Data umum perusahaan merupakan data yang informasinya dapat diakses secara umum serta menjadi identitas suatu perusahaan. Data umum perusahaan pada OZ antara lain : Nama perusahaan
: Oemardi_zain Landscape Consultant
Asal negara
: Indonesia
Tahun pembentukan : 2004 Alamat
: Bumi Menteng Asri blok BE No.2 Bogor 1611
No. telepon/fax
: +62 251 319 664
Email
:
[email protected]
Website
: www.oemardizain.com
15
Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi perusahaan yang ada di OZ terdiri dari beberapa bagian 5 bagian bidang kerja (gambar 2) sebagai berikut : 1. Direktur, bertugas sebagai pemimpin perusahaan, yang menentukan segala kebijakan di perusahaan, termasuk mengenai proyek-proyek yang ditangani (bertindak sebagai konseptor) 2. Bagian Administrasi dan Keuangan, bertugas sebagai pengatur segala keperluan yang menyangkut administrasi perusahaan, serta dalam hal keuangan perusahaan. 3. Bidang Teknik, bertugas menjaga dan mengatur segala hal yang berhubungan dengan aset perusahaan, seperti komputer, printer, dan scanner. 4. Arsitek Lanskap dan arsitek, bertugas mengembangkan dan mendesain hasil dari konsep yang telah ditentukan oleh direktur. 5. Drafter, bertugas mengambar hasil desain yang telah ditentukan. Tenaga Kerja dan Sistem Kerja Tenaga kerja yang ada di OZ berjumlah 9 orang dengan keahlian yang berbeda-beda, yaitu 6 orang Arsitek Lanskap, 2 orang Arsitek, dan 1 orang bagian administrasi. Sistem kerja di OZ berupa teamwork, yaitu setiap proyek yang ada ditangani oleh seorang project manager. Akan tetapi, untuk pelaksanaannya dapat dikerjakan oleh semua anggota yang lain setelah dilakukan suatu briefing. Project manager biasanya mendapat tugas langsung dari direktur mengenai proyek yang dipegang. Kemudian tugas yang diberikan tersebut dijabarkan kepada project manager dan juga dengan anggota yang lain. Bidang dan Lingkup Pekerjaan Jasa yang diberikan oleh OZ dikhususkan pada pekerjaan perencanaan, perancangan, dan supervise konstruksi lanskap. Lingkup perencanaan dapat dibagi dalam kategori sebagai berikut : •
Lanskap hotel dan resort (gambar 3)
•
Lanskap permukiman/perumahan (gambar 4)
•
Taman/lanskap alam (gambar 5)
Gambar 3. Struk\tur Organisasi OZ (Sumber : Oemardi_zain, 2009) 16
17
Gambar 4. Contoh proyek lanskap hotel/resort (Sumber : Oemardi_zain, 2009)
Gambar 5. Contoh proyek lanskap permukiman/perumahan (Sumber : Oemardi_zain, 2009)
18
Gambar 6. Contoh proyek taman/lanskap alam (Sumber : Oemardi_zain, 2009) Susunan Lay Out Studio Studio kerja pada OZ dibagi menjadi beberapa ruangan, antara lain ruang tamu, ruang kerja, dan ruang meeting. Masing-masing ruang tersebut ditata saling berhubungan
guna
mempermudah
kinerja
dan
komunikasi
bagi
para
karyawan/staf. Susunan lay out studio pad OZ dapat dilihat pada gambar 6. Referensi dan Pengalaman Kerja Beberapa referensi dan pengalaman kerja OZ terkait proyek-proyek yang telah dikerjakan antara lain: 1. Kota Baru Parahyangan Country Club, Bandung 2. Bale Pare, KBP, Bandung 3. Al Azhar International School KBP, Bandung 4. Bogor Raya Golf Estate, Bogor 5. Cluster Royal Madrid, Perumahan Citra 2, Jakarta 6. Binjai Urban Housing, Binjai 7. Sport Club Graha Raya, Tangerang 8. Emerald Town Houses, Bintaro Jaya, Tangerang 9. Emerald Residence, Bintaro Jaya, Tangerang 10. Nagoya Terrace, Mixed Use Commercial Complex, Batam
Gambar 7. Susunan layout studio OZ (Sumber : Oemardi_zain, 2009) 19
20
Sedangkan beberapa contoh proyek yang akan maupun sedang dikerjakan oleh OZ antara lain: 1. The Citadens 2. Apartment Modernland, Jakarta 3. Tatar Mayang Sunda, Kota Baru Parahyangan, Bandung 4. Perumahan Tranquility Modernhill, Tangerang 5. Gandaria City, Jakarta 6. Tol kanci Pejagan, Cirebon 7. Maspion Jaya Permata, Surabaya 8. Prabumulih Mixed Use, Palembang Aplikasi Teknologi Informasi Untuk memperlancar kinerja, OZ, digunakan beberapa aplikasi perangkat komputer dalam bentuk software dan hardware. Beberapa aplikasi tersebut dapat dilihat pada tabel 2 dan 3. Tabel 2. Perangkat lunak/software yang digunakan OZ Software
Kegunaan
1.
AutoCAD 2004
CAD Drawing
2.
3D Studio Max
3D Rendering & Animasi
3.
Adobe Photoshop 7 & CS2
3D Rendering
4.
Google Sketch Up
3D Rendering
5.
Google Earth
Map Searching
6.
Adobe Illustrator
Layout/Photo Editing
7.
Adobe Acrobat
Document Publishing
8.
Microsot Office 2004 & 2007
Document Publishing
9.
Yahoo Messenger
Internal Communication
(Sumber : Oemardi_zain, 2009)
21
Tabel 3. Jenis Hardware yang ada di OZ No.
Hardware
Jumlah
1.
Server
1
2.
Workstation (PC)
10
3.
Printer A3
3
4.
A4 Scanner
1 (Sumber: Oemardi_zain, 2009)
Komunikasi Internal Komunikasi sangat penting guna mempermudah efektivitas dan efisiensi kerja. Komunikasi internal OZ dilakukan oleh semua staf, baik itu dengan sesama staf maupun antara staf dengan atasan/direktur. Komunikasi internal tersebut terkait dengan hal-hal yang berhubungan dengan studio maupun proyek, seperti perkembangan terbaru proyek yang dilakukan, kendala-kendala yang dialami staf, dan pembagian proyek kepada semua staf. Cara yang dilakukan dalam komunikasi internal antara lain : 1) E-mail dari manajemen, yaitu mengenai status perkembangan proyek dan perihal yang berhubungan dengan proyek yang bersangkutan 2) Pemberitahuan di papan informasi, berupa daftar proyek-proyek yang sedang dan akan dikerjakan serta perkembangannya 3) Rapat internal, diikuti oleh semua staf beserta direktur, membahas segala sesuatu yang berhubungan dengan studio dan proyek 4) Komunikasi melalui faximile, berupa pengiriman atau penerimaan dokumen-dokumen proyek yang dilakukan antara staf dengan klien 5) Komunikasi melalui telepon, dilakukan baik antara staf dengan klien, staf dengan atasan, serta dengan sesama staf. 6) Komunikasi dengan bantuan software, dilakukan pada saat kerja dengan sesama staf. Prosedur Pelaksanaan Proyek Dalam mengerjakan suatu proyek, OZ selalu melakukan serangkaian tahapan kerja yang dinamakan prosedur pelaksanaan proyek, yaitu sebagai berikut:
22 Undangan Tender
Tahap Konsep Desain (Design Concept)
Pembuatan Proposal Konsep
Konsep Disetujui
Turun SPK dan Membuat Kontrak
Tahap Pengembangan Desain (Design Development)
Tahap Gambar Kerja (Working Drawing)
Gambar 8. Alur Pelaksanaan Proyek pada OZ (Sumber : Oemardi_zain, 2009) Sumber Dana Perusahaan Oemardi_zain Landscape Consultant saat ini masih berbentuk studio, belum berbentuk menjadi Perseroan Terbatas (PT). Oleh karena itu, sumber dana yang dipergunakan untuk menjalankan segala aktivitas dan keperluan perusahaan bersumber pada owner/direktur, yaitu Ir. Umar Zain. Manajemen Proyek Pelaksanaan Inti Proyek Pelaksanaan pekerjaan suatu kawasan lanskap selalu melibatkan banyak pihak. Begitu pula pada proyek perencanaan lanskap jalan tol Kanci-Pejagan ini, dimana ada tiga pihak yang terlibat dalam keseluruhan proses. Ketiga pihak tersebut antara lain owner selaku pihak pertama, yaitu PT.Semesta Marga Raya.
23
Kemudian pihak kedua adalah konsultan lanskap dan konsultan bangunan yang terpilih dari proses tender. Oemardi_zain Landscape Consultant merupakan konsultan lanskap yang terpilih untuk merancang suatu kawasan lanskap pada proyek ini melalui suatu tender tertutup. Pihak yang ketiga adalah kontraktor yang dipilih juga melalui suatu tender. Kontraktor disini akan melaksanakan pekerjaan proyek yang sesuai dengan acuan rancangan yang dibuat oleh konsultan lanskap dan konsultan bangunan. Sumber Dana Proyek Sumber dana proyek perencanaan lanskap jalan tol ini ditanggung sepenuhnya oleh pihak owner, yaitu PT. Semesta Marga Raya. Sumber dana tersebut mencakup keseluruhan biaya mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan hingga proyek tersebut selesai. Mekanisme pemberian dana antara owner dengan konsultan dilakukan secara bertahap sesuai dengan hasil kesepakatan yang telah dicapai sebelumnya. Biaya perancanaan untuk pekerjaan lanskap pada proyek jalan tol Kanci-Pejagan adalah senilai Rp. 280.000.000,(Terbilang : Dua Ratus Delapan Puluh Juta Rupiah), dimana pembayarannya dilakukan dalam 4 (empat) termin, yang dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Mekanisme Pembayaran Proyek Lanskap Jalan Tol Kanci-Pejagan No.
Tahap Pembayaran
Prosentase
Akumulasi
1
Tahap 1. Uang Muka
20%
20%
2
Tahap 2. Konsep Desain
40%
60%
3
Tahap 3. Pengembangan Desain, Gambar
35%
95%
5%
100%
Kerja serta Dokumen Tender 4
Tahap 4. Pengawasan Berkala (Sumber: Oemardi_zain, 2009)
URAIAN HASIL MAGANG Proses Magang pada Oemardi_zain Landscape Consultant Proses kegiatan magang pada Oemardi_zain Landscape Consultant (OZ) dilakukan selama 4 bulan mulai dari bulan Maret hingga bulan Juni 2009. Pada awal masuk sebagai mahasiswa, mahasiswa diperkenalkan dengan profil OZ secara umum, baik itu mengenai sumber daya manusia (SDM), sistem kerja, maupun proyek-proyek yang ditangani OZ. Selain itu mahasiswa juga diajarkan mengenai beberapa aturan umum mengenai sistem masuk kerja di OZ. Secara umum, proses magang pada OZ yang selama 4 bulan (20 minggu) ini dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Proses magang di OZ Minggu Ke1-2
Proses Magang
Uraian
Orientasi Perusahaan 1. Mengenal struktur perusahaan 2. Mengenal SDM dan masing-masing tugasnya 3. Mengetahui
jenis-jenis
perangkat
kerja baik itu hardware maupun software 4. Mengenal sistem penyimpanan data proyek ke dalam komputer
3 - 20
Magang
1. Mengetahui
penggunaan
beberapa
jenis perangkat kerja 2. Ikut membantu dalam pengerjaan proyek-proyek yang ada di OZ 3. Mengikuti dilakukan OZ
rapat
internal
yang
25
Kegiatan selama magang Seperti yang dapat dilihat pada tabel 5, proses magang yang dilakukan mahasiswa di OZ dibagi menjadi dua bagian, yaitu orientasi perusahaan yang dilakukaan pada dua minggu awal, dan proses magang itu sendiri yang dilakukan pada minggu ketiga hingga akhir magang (minggu keduapuluh). Pada orientasi perusahaan, mahasiswa berusaha menggali informasi sebanyak-banyaknya mengenai OZ. Cara yang dilakukan adalah dengan meminta penjelasan kepada staf OZ, ataupun berusaha mencari informasi sendiri baik itu yang terdapat pada data tertulis maupun yang tersimpan di dalam komputer, tentunya atas izin dari staf OZ. Struktur perusahaan OZ diketahui langsung dari staf OZ yang mengurusi administrasi perusahaan. Selain itu juga diketahui aturan mengenai masuk kerja dan aturan lainnya, seperti mengisi daftar hadir dan perihal izin apabila tidak masuk kantor. Pengenalan sumber daya manusia (SDM) di OZ yaitu staf-stafnya dilakukan oleh mahasiswa melalui pendekatan personal. Cara yang dilakukan adalah terus berinteraksi baik pada saat jam kerja maupun pada saat jam istirahat kantor. Hal ini sangat membantu mahasiswa maupun staf lain dalam melakukan kerjasama dalam bekerja. Bentuk orientasi perusahaan lainnya yaitu pengenalan mengenai perangkat kerja yang dimiliki oleh OZ, baik itu dalam bentuk hardware maupun software. Pengenalan ini dilakukan melalui penjelasan dari staf OZ maupun menggali informasi sendiri. Pada tahap akhir dari orientasi perusahaan yaitu mengenal proses penyimpanan data proyek ke dalam komputer. Mahasiswa diperlihatkan mengenai pengurutan data-data proyek yang ada, pemberian nama folder pada setiap proyek, dan isi dari masing-masing folder tersebut. Contohnya yaitu setiap proyek di OZ selalu memiliki nama folder, misalnya pada proyek Gandaria City Jakarta maka nama foldernya dinamakan Gandaria City. Kemudian di dalam folder tersebut terdapat folder-folder lain sesuai dengan klasifikasinya, antara lain: 1. Data, yaitu folder yang berisi data-data dan segala hal yang berasal dari klien, misalnya file AutoCAD dan fot-foto dari klien.
26
2. Documentation, yaitu folder yang berisi file-file hasil kerja OZ selain file kerja AutoCAD, misalnya file tentang Rencana Anggaran dan Biaya (RAB). 3. Drawing, yaitu folder yang berisi file-file kerja berupa file AutoCAD. 4. 3D, yaitu folder yang berisi file-file kerja berupa 3D drawing. Biasanya format file tersimpan dalam bentuk .skp (skecthup) dan .psd (photoshop). 5. Image, yaitu folder yang berisi gambar-gambar hasil kerja yang sudah jadi, biasanya dalam format .jpg. 6. Image precedent, yaitu folder yang berisi gambar-gambar pendukung yang berkaitan dengan proyek yang dikerjakan, misalnya gambar-gambar tanaman yang digunakan pada proyek yang berkaitan. 7. Refference, yaitu folder yang berisi acuan ataupun sumber rujukan dalam pembuatan desain. Reference ini merupakan patokan dalam sebelum mendesain, misalnya gambar-gambar maupun pedoman dalam bentuk jurnal. 8. Photos, yaitu folder yang berisi foto-foto hasil pengamatan langsung pada lokasi proyek. Pada minggu ketiga, mahasiswa mulai terlibat langsung pada proyekproyek yang dikerjakan OZ. Selama ikut dalam proyek-proyek tersebut, mahasiswa juga diajarkan beberapa teknik kerja yang dapat memudahkan dalam mendesain. Mahasiswa juga menjalin kerjasama dalam bekerja tidak dengan satu orang saja, melainkan pada semua staf OZ. Kerjasama ini dilakukan terkait pada proyek yang sedang dikerjakan. Selain itu, mahasiswa juga ikut dalam rapat internal yang dilakukan OZ. Rapat internal yang dilakukan OZ tidak bersifat rutin, namun insidental tergantung pada keputusan owner/direktur. Dalam rapat tersebut, ditentukan pembagian kerja masing-masing staf, termasuk juga mahasiswa. Proyek yang diikuti selama magang Mahasiswa dalam mengikuti kegiatan magang tidak hanya membantu mengerjakan satu proyek, namun juga terlibat pada proyek-proyek lainnya. Beberapa proyek yang telah diikuti oleh mahasiswa antara lain:
27
1. Gandaria City, Jakarta. Pada proyek ini mahasiswa ikut membantu dalam pengerjaan gambar potongan dengan menggunakan software Adobe Photoshop. 2. Perumahan
Tranquility
Modernhill,
Tangerang.
Pada
proyek
ini
mahasiswa ikut membantu pengerjaan gambar potongan dengan menggunakan software AutoCAD dan Adobe Photoshop. 3. Prabumulih Mixed Use, Palembang. Pada proyek ini mahasiswa ikut membantu dalam pengerjaan dengan software AutoCAD. 4. Tol Kanci-Pejagan, Cirebon. Pada proyek ini mahasiswa ikut membantu pengerjaan mulai dari desain dengan bantuan software AutoCAD hingga tahap akhir dengan bantuan software Adobe Photoshop. Beberapa proyek yang dikerjakan bersama mahasiswa memang tidak dimulai dari awal. Namun, pada proyek jalan tol Kanci-Pejagan, mahasiswa memiliki porsi dalam membantu desain yang lebih besar. Oleh karena itu, proyek jalan tol Kanci-Pejagan inilah yang diambil mahasiswa untuk dilakukan pembahasan dan pendalaman lebih lanjut.
KONDISI UMUM LOKASI
Gambaran Umum Kabupaten Cirebon Letak Administrasi Kabupaten Cirebon Kabupaten Cirebon merupakan salah satu wilayah yang terletak di bagian timur Propinsi Jawa Barat. Selain itu, Kabupaten Cirebon juga menjadi batas serta pintu masuk antara Propinsi Jawa Barat dengan Jawa Tengah (Gambar 8). Berdasarkan letak geografisnya, wilayah Kabupaten Cirebon berada pada posisi 108o40’ – 108o48’ BT dan 6o30’ – 7o00’ LS yang dibatasi oleh: Sebelah utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Indramayu Sebelah barat laut berbatasan dengan wilayah Kabupaten Majalengka Sebelah selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Kuningan Sebelah timur berbatasan dengan wilayah Kotamadya Cirebon dan Kabupaten Brebes
Gambar 9. Peta Kabupaten Cirebon (Sumber Gambar: http://nimbuzzcrbn.wordpress.com)
29
Luas administratif Kabupaten Cirebon sebesar 990,36 km2 dengan jarak terjauh dari barat ke timur sejauh 54 km dan dari utara ke selatan sejauh 39 km. Ketinggian tempat berkisar antara 0 – 130 meter dari permukaan laut dengan wilayah dataran rendah (0 – 25 meter). Kondisi Fisik Faktor iklim dan curah hujan di Kabupaten Cirebon dipengaruhi oleh keadaan alamnya. Sebagian besar wilayahnya terdiri dari daerah pantai dan perbukitan terutama di daerah bagian utara, timur dan barat. Sedangkan daerah bagian selatan merupakan daerah perbukitan. Tipe iklim di kabupaten Cirebon termasuk B – C dengan bulan kering dan 6,6 bulan basah, suhu berkisar 23o - 33o C, dengan curah hujan rata-rata 258,3 mm/tahun. Curah hujan tertinggi pada bulan November mencapai 620,5 mm dengan hari hujan rata-rata 8 hari dalam sebulan. Jenis tanah di Kabupaten Cirebon adalah Alluvial, Litosol, Latosol, Gleihumus, Regosol, Grumosol, Mediteran, dan Podsolik merah kuning dengan pH tanah berkisar 5,5 – 6,0. Dilihat dari permukaan tanah/daratannya dapat dibedakan menjadi 2 bagian, pertama daerah dataran rendah yang umumnya terletak di sepanjang pantai utara pulau jawa, yaitu kecamatan Gegesik, Kaliwedi, Kapetakan, Arjawinangun, Panguragan, Klangenan, Waled, Ciledug, Losari, Babakan, Gebang, Palimanan, Plumbon, Depok, dan kecamatan Pabedilan. memiliki letak ketinggian 0 – 10 meter dari permukaan laut. Sedangkan sebagian lagi termasuk dalam daerah dataran tinggi yang terletak di bagian selatan dan memiliki ketinggian antara 11 – 130 meter dari permukaan laut. Kabupaten Cirebon dilalui oleh 18 aliran sungai yang berhulu di bagian selatan. Sungai-sungai yang ada di kabupaten Cirebon yang tergolong besar antara lain Cisangganing, Ciwaringin, Cimanis, Cipager, Pekik, dan Kalijaga. Kondisi Sosial Pada tahun 2005 Kabupaten Cirebon memiliki jumlah penduduk sebesar 2.029.953 jiwa. Namun persebaran penduduk yang ada di Kabupaten Cirebon tidaklah merata. Hal ini disebabkan kondisi dan potensi masing-masing wilayah
30
kecamatan yang tidak sama. Wilayah yang padat penduduknya cenderung berada di pusat kota kecamatan dan daerah perkotaan. Roda perekonomian kabupaten Cirebon ditopang oleh pertanian dan perdagangan. Pada tahun 2000 sampai dengan tahu 2002 kedua sektor ini menyumbang lebih dari 50 persen pendapatan domestik regional bruto kabupaten. Sektor pertanian yang terdiri dari tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan, di saat krisis ekonomi tahun 1998 menyumbang 27,4 persen.tahun sebelumnya 19,8 persen. Dua tahun kemudian kontribusi pertanian dalam kegiatan ekonomi kabupaten menjadi 30,9 persen. Sektor pertanian merupakan sektor andalan bagi Kabupaten Cirebon, terlihat dari kontribusinya terhadap produk domestik regional bruto yang masih di atas 30 persen. Sektor pertanian meliputi pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakanan, dan perikanan. Adapun komoditi perkebunan di kabupaten Cirebon meliputi kelapa, cengkeh, kenanga, tebu, lada, kapuk, dan melinjo. Keberadaan sarana penghubung di kabupaten Cirebon relatif cukup baik dilihat dari kondisi jalan kebupaten, jalan propinsi maupun jalan negara yang hampir semuanya berkondisi baik/sedang. Kelas jalan untuk kategori jalan lintas umum membentang sepanjang 407,1 km dan jaringan strategis sepanjang 233,90 km (untuk jalan kabupaten). Gambaran Umum Kabupaten Brebes Letak Administrasi Kabupaten Brebes Kabupaten Brebes merupakan kabupaten yang terletak di bagian barat Propinsi Jawa Tengah. Letaknya berada di jalur lalu lintas pantai utara Jawa (pantura) dan merupakan pintu gerbang ke wi;layah Jawa Tengah sekaligus berbatasan langsung dengan wilayah Propinsi Jawa Barat (gambar 9). Secara geografis, Kabupaten Brebes terletak diantara 108011’37.7” – 109011’28.92” BT dan 7044’6.55” – 7020’51.48” LS. Secara admiunistratif, Kabupaten Brebes dibatasi oleh :
31
Sebelah barat
: kab. Cirebon dan kab. Kuningan
Sebelah timur
: kab. Tegal
Sebelah utara
: Laut Jawa
Sebelah
: kab. Cilacap dan kab. Banyumas
Menurut catatan BPS (2004), Kabupaten Brebes memiliki luas wilayah administrasi seluas 166.117 Ha yang terbagi dalam 17 kecamatan, 292 desa dan 5 kelurahan dengan kecamatan terluas adalah kecamatan Bantar Kuwung (20.500 Ha) dan terkecil adalah kecamatan Kersana (2.523 Ha).
Gambar 10. Peta Kabupaten Brebes (Sumber Gambar: http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Brebes) Kondisi Fisik Dilihat dari segi topografinya, wilayah pesisir Brebes termasuk ke dalam daerah pantai dan dataran rendah dengan ketinggian 1-3 meter dpl. Dari segi morfologinya, wilayah pesisir brebes termasuk dataran alluvial yang merupakan daerah rendah dan berlereng datar, umumnya menempati daerah endapan dengan kemiringan 0-2 %.
32
Kondisi kawasan pesisir Kabupaten Brebes menunjukkan adanya keseragaman unsur geologi dan relief. Endapan sepanjang pantai umumnya berupa dataran rendah pantai yang tersusun dari sedimen kuarter. Sedimen tersebut merupakan kombinasi antara endapan-endapan sungai, delta, pantai, alluvial, dan endapan lumpur (Bappeda, 2004). Kabupaten Brebes memiliki banyak sungai besar dan kecil yang bermuara di Laut Jawa. Beberapa sungai di Kabupaten Brebes yang dapat dimanfaatkan antara lain : sungai Kaligangsa, Pemali, Babakan, Kluwut, Jengkelok, Kabuyutan, Pakijangan, dan Cisanggarung. Kabupaten Brebes juga memiliki tiga DAS (Daerah Aliran Sungai) yaitu DAS Kabuyutan, DAS Pemali, dan DAS Gangsa. Kabupaten Brebes yang beriklim tropis memiliki curah hujan yang cukup tinggi dengan rata-rata curah hujan harian 18,94 mm, curah hujan maksimum 420 mm dan curah hujan minimum 2 mm. Musim hujan umumnya dimulai pada bulan November dan berakhir pada bulan April. Sedangkan musim kemarau dimulai pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober.
PERENCANAAN LANSKAP JALAN TOL KANCI – PEJAGAN Deskripsi Umum Perencanaan lanskap jalan tol Kanci – Pejagan pada Oemadi_Zain Landscape Consultant (OZ) merupakan proyek pertama bagi OZ yang bertemakan lanskap jalan. Proses perencanaan lanskap jalan tol Kanci – Pejagan dilakukan OZ dengan sebaik-baiknya demi menciptakan suatu karya lanskap yang ideal serta dapat memuaskan klien, dalam hal ini PT. Semesta Marga Raya. Waktu yang dibutuhkan dalam proyek ini sesuai dengan Surat Perintah Kerja OZ adalah 50 hari kalender, terhitung mulai 27 Januari 2009 hingga 17 Maret 2009. Namun, seiring dengan adanya perubahan-perubahan teknis yang terjadi di pihak klien, waktu pelaksanaan bertambah hingga 31 Juni 2009. Ada 5 (lima) tahapan yang dilakukan dalam proses perancangan lanskap jalan tol Kanci - Pejagan, yaitu tahap persiapan, tahap riset dan analisis (Research and Appraisal), tahap konsep desain (Concept Design), tahap pengembangan desain (Design Development), dan tahap pembuatan gambar kerja (Working Drawing). Persiapan Tahap persiapan merupakan tahapan perumusan tujuan, program dan informasi lain tentang berbagai keinginan, yang diikuti dengan persetujuan kerja antara pihak konsultan dengan pihak klien. Tahap ini diawali dengan adanya tender tertutup untuk mengerjakan proyek jalan tol Kanci – Pejagan. Pihak klien kemudian mengadakan pertemuan dengan para calon perencana untuk membicarakan proyek tersebut. Masing-masing calon perencana diminta mengajukan proposal penawaran serta melakukan presentasi kepada pihak klien. Proposal penawaran tersebut berisi tentang profil perusahaan, lingkup pekerjaan proyek, tahapan/program kerja proyek dan penawaran kepada klien. Pada tahap akhir ditentukan konsultan OZ sebagai perencana proyek jalan tol Kanci – Pejagan. Kemudian dilakukan pertemuan internal antara OZ dan klien untuk membahas program kerja yang akan dilakukan untuk proyek tersebut. Dengan melihat proposal yang disetujui serta hasil dari pertemuan rutin, maka klien segera membuat Surat Perintah Kerja (SPK) untuk proyek jalan tol Kanci – Pejagan ini (Lampiran 1).
34
Riset dan Analisis (Research and Appraisal) Pada tahap riset dan analisis terdapat beberapa kegiatan, antara lain kegiatan inventarisasi tapak dan analisa tapak. 1. Inventarisasi tapak Kegiatan inventarisasi dilakukan oleh OZ dengan melakukan survei lapang maupun dengan studi pustaka. Hasil yang diperoleh dari kegiatan inventarisasi tapak adalah mengenai lokasi tapak, sejarah pengembangan tapak, aksesibilitas, aspek fisik serta sosial pada tapak. 1.1 Lokasi tapak Jalan Tol Kanci – Pejagan merupakan jalan tol antar kota antar propinsi yang memiliki panjang 35 km dengan luas 248.36 Ha. Jalan tol ini membentang dari barat ke timur yang berawal dari interchange (IC) Kanci (STA 233+000) dan berakhir di IC Pejagan (STA 268+000). Peta lokasi jalan tol Kanci - Pejagan dapat dilihat pada gambar 10 dan gambar 11.
Gambar 11. Peta Lokasi Jalan Tol Kanci-Pejagan Secara administratif, jalan tol Kanci – Pejagan berada di dua wilayah, yaitu Kabupaten Cirebon yang berada pada koordinat 108o20’BT – 108o50’BT dan 6o30’LS –7o00’ LS, dan Kabupaten Brebes yang terletak pada koordinat 108° 41'37,7" - 109° 11'28,92" BT dan 6° 44'56'5" - 7° 20'51,48" LS. Jalan tol Kanci –
35
Pejagan melewati 6 kecamatan di Kabupaten Cirebon, 1 kecamatan di Kota Brebes serta 2 kecamatan di wilayah Kabupaten Brebes. 1.2 Sejarah pengembangan Pada awalnya, lokasi yang dijadikan akses jalan tol Kanci – Pejagan berupa area permukiman dan beberapa lahan produktif yang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai area persawahan dan perkebunan. Namun, seiring dengan perkembangan kebutuhan akan jalan, maka dilakukan pembangunan jalan tol yang tujuannya yaitu sebagai jalan alternatif perhubungan antara Kota Cirebon dan wilayah lain, serta memberikan manfaat untuk : 1. mengurangi kepadatan lalu lintas baik di Kota Cirebon maupun di Kota Brebes 2. memberikan jalur alternatif bagi wilayah Pantai Utara Jawa (Pantura) 3. memperlancar distribusi barang antar kota dan antar propinsi 4. efisiensi waktu dan biaya bagi penggunanya. Proyek jalan tol Kanci – Pejagan merupakan salah satu program pemerintah untuk membangun jalan tol Trans Jawa. Proyek jalan tol Kanci – Pejagan sendiri merupakan kerja sama antara pemerintah dalam hal ini Jasa Marga, pihak swasta yaitu PT. Semesta Marga Raya, serta pihak investor yaitu bank-bank swasta. Pemerintah memberikan kewenangan kepada pihak swasta, yaitu PT. Semesta Marga Raya untuk membangun proyek jalan tol Kanci – Pejagan. Selanjutnya untuk pendanaan terkait proyek Kanci – Pejagan, mendapat investasi dana dari pihak perbankan. Pembangunan jalan tol Kanci – Pejagan sepanjang 35 km dilakukan dalam tiga tahap, yaitu tahap pertama dengan pembangunan ruas jalan tol sepanjang 12 km dimulai dari STA 233+000 – STA 245+000, tahap kedua dengan pembangunan ruas jalan tol sepanjang 11,5 km dimulai dari STA 245+000 – STA 256+500, serta tahap ketiga dengan pembangunan ruas jalan tol sepanjang 11,5 km dimulai dari STA 256+500 – STA 268+000. Data umum mengenai proyek jalan tol Kanci – Pejagan dapat dilihat pada tabel 6.
36
Tabel 6. Project Summary Tol Kanci – Pejagan Umum/General Investor
PT Semesta Marga Raya
Concession Agreement
No. 193/PPJT/VMn/2006
Tanggal Persetujuan
29 Mei 2006
Concession Period
35 Tahun
MOU
05/PAN-EVPPPJT/II/2006
Teknis Panjang
35 Km
Lebar Jalur
3,6 m
Lebar Bahu Luar
3m
Lebar Bahu Dalam
1,5 m
Lebar Median
12,75 m
Jalur (Awal)
2x2
Jalur (Akhir)
2x3
Design Speed
120 Km/jam
Interchange
2 unit
Overpass
9 unit
Underpass
20 unit
Box Culivert
33 unit
Jembatan
9 unit
Barrier Gate
1 unit
Toll Gate
18 unit
Service Area
2 unit (Tipe B)
Pavement
Rigid
Collection System
Close
(Sumber : Oemardi_zain, 2009)
37
Gambar 12. Citra Satelit Lokasi Jalan Tol Kanci - Pejagan (Sumber : Oemardi_zain, 2009)
38
1.3 Tata Guna Lahan Sebagian besar lahan yang digunakan untuk jalan tol Kanci – Pejagan adalah area terbuka, dan sebagian kecil lagi berupa daerah permukiman. Area terbuka tersebut terdiri
dari lahan kosong, lahan persawahan serta lahan
perkebunan. Sedangkan pada daerah permukiman yang terlintasi oleh jalan tol Kanci – Pejagan sehingga harus dialihtempatkan terdapat di beberapa tempat, antara lain kecamatan Japura, kecamatan Ciledug, kecamatan Pabedilan, kecamatan Losari, dan kecamatan Kersana. Untuk merealisasikan proyek jalan tol Kanci – Pejagan, maka pihak investor melakukan perjanjian dengan pihak masyarakat dalam bentuk pembebasan lahan. Lahan masyarakat baik itu berupa lahan perkebunan, persawahan, lahan kosong, maupun permukiman yang terkena lintasan proyek jalan tol Kanci – Pejagan diganti oleh investor. Selain melintasi area terbuka dan daerah permukiman, proyek jalan tol Kanci – Pejagan juga melintasi beberapa sungai/kali, rel tebu (lori), serta jalan, baik itu jalan desa maupun jalan raya. Beberapa sungai yang dilalui oleh proyek jalan tol Kanci – Pejagan antara lain dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Data sungai yang dilalui oleh jalan tol Kanci – Pejagan Nama Sungai/Kali
Lokasi
Kali Binong
Kabupaten Cirebon
Kali Kroya
Kabupaten Cirebon
Sungai Cimanis/Bangka Deres
Kabupaten Cirebon
Kali Lebak Gede
Kabupaten Cirebon
Kali Lebak Kotor
Kabupaten Cirebon
Kali Jengjing
Kabupaten Cirebon
Kali Sumurdalam
Kabupaten Cirebon
Kali Cangkuang
Kabupaten Cirebon
Sungai Ciberes
Kabupaten Cirebon
Sungai Cisanggarung
Kabupaten Cirebon
Kali Derwolong
Kabupeten Brebes
39
Kali Cikakak
Kabupaten Brebes
Kali Gulingtumpeng
Kabupaten Brebes
Kali Citangguli
Kabupaten Brebes
Kali Sinung
Kabupaten Brebes
Kali Kabuyutan
Kabupaten Brebes
Kali Jantur
Kabupaten Brebes
Kali Buntris
Kabupaten Brebes
Sungai Babakan
Kabupaten Brebes
(Sumber : Oemardi_zain, 2009) 1.4 Aksesibilitas Akses masuk dan keluar pada jalan tol Kanci – Pejagan terdiri dari simpang susun. Simpang susun (interchange/IC) pada jalan tol Kanci – Pejagan ada 3, yaitu IC Kanci (STA 233+000 – 233+550), IC Ciledug (STA 251+200 – 252+000), dan IC Pejagan (STA 266+350 – 267+200). IC Ciledug merupakan jalur masuk/keluar pada kawasan tengah, yaitu para pengguna jalan yang berasal dari Kabupaten Cirebon maupun Kabupaten Brebes. Untuk mencapai IC Ciledug ini, dapat ditempuh melalui jalan raya kabupaten, baik dari arah selatan maupun dari arah utara. IC Pejagan merupakan jalan masuk/keluar ketiga dari arah timur. Pengguna jalan yang masuk melalui IC Pejagan ini berasal dari arah Brebes, maupun kota lain di Jawa Tengah. Selanjutnya dari IC Pejagan ini pengguna jalan dapat menempuh perjalanan menuju ke timur, yaitu ke Jawa Tengah dan Jawa Timur maupun sebaliknya yaitu ke arah barat menuju daerah Jawa Barat maupun Jakarta. Akses menuju IC Pejagan ini dapat ditempuh melalui jalan raya Kabupaten yang ada di wilayah Kabupaten Brebes maupun Kota Brebes. Selain itu, pada jalan tol Kanci – Pejagan juga memiliki satu barrier gate yang digunakan untuk mengakomodasi jalur masuk/keluar pengguna jalan yang berasal dari arah barat (Kanci) maupun dari arah timur (Pejagan).
40
1.5 Topografi Topografi pada kawasan jalan tol Kanci – Pejagan relatif datar. Hal ini dikarenakan pada kawasan yang dilalui oleh jalan tol Kanci – Pejagan merupakan kawasan persawahan, perkebunan dataran rendah serta permukiman. Namun demikian, pembangunan jalan tol dilakukan dengan meninggikan lahan sekitar 2-3 meter hingga menciptakan suatu lereng/embankment pada sisi kanan kiri jalan. Selain itu, ada juga beberapa titik yang dilakukan peninggian topografi. Beberapa titik yang dilakukan peninggian antara lain terdapat pada IC Kanci (STA 233+000 – 233+550), IC Ciledug (STA 251+200 – 252+000), dan IC Pejagan (STA 266+350 – 267+200) serta pada daerah yang akan dibangun overpass. Beberapa titik lokasi topografi datar serta tinggi pada tapak dapat dilihat pada gambar 13.
(a)
(b)
Gambar 13. (a). Topografi datar pada tapak (b). Pembuatan embankment (Sumber : Oemardi_zain, 2009) 1.6 Visual Kondisi visual pada lokasi proyek jalan tol Kanci – Pejagan didominasi oleh lahan persawahan dan perkebunan. Hal tersebut dapat menjadi good view bagi pengguna jalan yang melintas. Sepanjang jalan mulai dari IC Kanci hingga IC Pejagan pengguna jalan akan melihat hamparan lahan persawahan serta lahan perkebunan warga, diantaranya perkebunan tebu dan juga bawang. Selain itu, ada beberapa titik yang terdapat view ke arah permukiman. Dikarenakan jalan tol Kanci – Pejagan melintasi beberapa daerah permukiman, maka letak permukiman tersebut sangat berdekatan dengan jalan tol. Apabila tidak ditata ataupun diberi suatu screen, hal ini akan menjadi suatu bad view bagi pengguna jalan.
41
1.7 Vegetasi Tapak jalan tol Kanci – Pejagan dikelilingi oleh vegetasi persawahan dan perkebunan. Vegetasi ini hampir terdapat di sepanjang jalan tol Kanci – Pejagan. Pada lokasi sekitar jalan tol terdapat beberapa area terbuka yang ditumbuhi oleh alang-alang maupun rerumputan. Selain itu terdapat juga barisan pohon pisang yang terdapat di tepian lahan persawahan. 2. Analisis dan Sintesis Lokasi jalan tol Kanci – Pejagan yang terletak diantara perbatasan dua propinsi menyebabkan peranannya menjadi sangat strategis. Jalur pantai utara jawa (Pantura) yang selama ini menjadi akses utama jalur perhubungan darat yang menghubungkan antar kota di wilayah utara jawa dirasa sudah tidak mampu menampung jumlah kendaraan. Apalagi menjelang musim-musim padat seperti mudik lebaran semakin membuat jalur pantura semakin padat. Oleh karena itu, keberadaan jalan tol Kanci – Pejagan yang terbentang dari Kabupaten Cirebon hingga Kabupaten Brebes sedikit banyak membantu mengakomodasi arus kendaraan yang melalui wilayah ini. Akses menuju jalan tol Kanci – Pejagan sangat mudah. Para pengguna jalan yang akan menuju jalan tol Kanci – Pejagan dapat melalui beberapa jalan masuk, seperti IC Kanci, IC Ciledug, serta IC Pejagan. Selain itu juga didukung oleh fasilitas jalan kabupaten maupun kota yang mudah dilalui oleh pengguna jalan, baik yang ada di wilayah Cirebon maupun Brebes. Topografi tapak yang relatif datar akan sangat memudahkan bagi pembangunan jalan tol Kanci – Pejagan. Pada beberapa titik pertemuan dengan sungai ataupun jalan, solusi yang dilakukan adalah dengan membuat underpass, overpass, serta jembatan. Underpass ditemukan pada tapak yang landai dan membelah bukit serta terdapat jalan yang melintang. Overpass ditemukan pada tapak yang tinggi serta terdapat jalan yang melintang. Sedangkan jembatan ditemukan pada pertemuan dengan sungai. Pembuatan embankment/lereng pada sisi jalan dipergunakan untuk media tanam untuk membuat suatu screen/border dari kumpulan vegetasi pohon, perdu, dan semak.
42
Kondisi visual tapak yang didominasi oleh lahan persawahan dan perkebunan memberikan nilai positif sendiri. Untuk memperkuat view ini, perlu ditambahkan vegetasi pohon, semak, maupun perdu yang sesuai dengan karakter pada wilayah ini. Sedangkan badview menuju kawasan permukiman dapat diatasi dengan membuat screen/border untuk menghalangi pandangan ke arah tersebut. Tapak jalan tol Kanci – Pejagan ini berada pada kawasan perkebunan yang menjadi sentra produksi utama pada kawasan tersebut. Untuk memperkuat identitas tersebut, perlu dibuat suatu landmark yang mewakili kawasan tersebut, sehingga nantinya pengguna jalan yang melihatnya akan langsung dapat menebak sedang berada di daerah mana. Lahan persawahan dan perkebunan yang langsung berbatasan dengan jalan tol akan sangat membahayakan kelangsungan tanaman tersebut. Untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan menanam vegetasi yang mampu meredam/mengurangi dampak polusi yang ditimbulkan oleh kendaraan. Vegetasi ini ditanam di sepanjang jalan tol dan merupakan kombinasi dari kumpulan pohon, semak, dan perdu. Median jalan yang menggunakan single barier menyebabkan tidak adanya semak/perdu yang digunakan pada median ini. Namun demikian dapat diatasi dengan mendesain single barier tersebut sehingga semak/perdu masih dapat digunakan sebagai penghalang silau serta sebagai estetika jalan. Tahap Konsep Desain (Concept Design) Tahap konsep desain (Concept Design) merupakan tahap lanjutan setelah diperoleh hasil analisis dan sintesis. Konsep desain pada proyek perencanaan lanskap jalan tol Kanci – Pejagan ini ditentukan oleh konseptor yaitu direktur OZ yang kemudian diterjemahkan secara bersama dengan para staf dalam satu pertemuan. Pada tahap ini dilakukan penciptaan ide-ide yang akan mengangkat tema dari desain lanskap jalan tol Kanci – Pejagan ini nantinya. Ide yang diangkat nantinya harus memiliki karakteristik yang kuat serta selaras dengan kondisi lingkungan tapak sekitarnya.
43
1. Konsep Umum Konsep umum yang ada dalam perencanaan lanskap jalan tol Kanci – Pejagan ini diperoleh dengan usaha untuk memaksimalkan potensi dan meminimalisir kendala. Konsep umum yang diangkat adalah perwujudan dari green concept dan green development. Green concept yaitu berusaha mengangkat isu mengenai lingkungan serta keberlangsungan (sustainability) dalam suatu desain perencanaan lanskap jalan tol Kanci – Pejagan. Sedangkan green development yaitu mewujudkannya dalam bentuk desain yang memegang 4 aspek utama, yaitu keamanan (safety), ekologi (ecology), konservasi (conservation), dan keindahan
(aesthetic).
Penerapan
konsep
tersebut
didasarkan
pada
keberlangsungan sumberdaya hayati yang semakin berkurang, sehingga salah satu penanganan yang dapat dilakukan adalah melakukan usaha konservasi yang diterapkan pada beberapa aspek, salah satunya pada jalan tol dengan menggunakan pendekatan lingkungan (4 aspek utama). 2. Landscape Strategy Landscape strategy merupakan langkah-langkah untuk mengembangkan konsep yang telah dibuat dengan mencari dan menempatkan ide-ide dari konsep ke dalam desain tapak. Landscape strategy ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu soft landscape dan hard landscape. Bentuk umum landscape strategy dapat dilihat pada gambar 14. 2.1 Soft Landscape Pada softscape, dilakukan suatu ide perencanaan yang memiliki 3 fungsi utama, yaitu konservasi, estetika, dan fungsional (gambar 15 – 19). Fungsi konservasi diwujudkan dengan memasukkan tanaman indegenious/endangered. Hal ini dimaksudkan guna mengembalikan biodiversity tanaman Indonesia yang tiap hari kian terancam punah. Fungsi estetika diwujudkan dengan menanam beberapa tanaman eksotik pada titik-titik tertentu di sepanjang jalan tol. Penempatan tanaman eksotik ini pada lokasi yang strategis, misalnya pada barrier gate. Sedangkan fungsional yang ada diwujudkan dengan pemilihan jenis tanaman yang memiliki fungsi khusus dalam hal mengurangi/mereduksi polusi yang ditimbulkan serta memperbaiki kualitas lingkungan di sekitarnya.
Gambar 14. Landscape Strategy pada perencanaan lanskap jalan tol Kanci – Pejagan (Sumber : Oemardi_zain, 2009) 44
45
Gambar 15. Konsep softscape sebagai verdant and textural planting pada IC Kanci (Sumber : Oemardi_zain, 2009)
46
Gambar 16. Konsep softscape sebagai screen and noise control (Sumber : Oemardi_zain, 2009)
47
Gambar 17. Konsep softscape sebagai verdant and textural planting pada barrier gate (Sumber : Oemardi_zain, 2009)
48
Gambar 18. Konsep softscape sebagai mass flowering shrubs pada IC Ciledug (Sumber : Oemardi_zain, 2009)
49
Gambar 19. Konsep softscape sebagai mass flowering shrubs and groundcovers pada IC Pejagan (Sumber : Oemardi_zain, 2009)
50
2.2 Hard Landscape Konsep penempatan hardscape pada tapak nantinya mengandung 2 unsur utama, yaitu dari segi estetika dan segi fungsional. Dilihat dari segi estetika, penempatan material hardscape diletakkan pada titik strategis dimana dapat dilihat pengguna jalan dari dua sisi jalan dengan jarak tertentu. Material hardscape yang mengandung nilai estetika namun juga dapat menjadi penciri identitas adalah penggunaan signange. Sedangkan dilihat dari segi fungsional, penempatan material hardscape diletakkan pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan dibaca oleh pengguna jalan. Material hardscape yang digunakan antara lain penunjuk lokasi serta titik lokasi. Konsep hard landscape yang lebih jelas dapat dilihat pada gambar 20 – 25. 3. Acuan Teknik Konsep Desain Sebelum membuat konsep desain perencanaan lanskap jalan tol Kanci – Pejagan, owner memberikan suatu acuan teknik mengenai konsep desain yang nantinya dipakai. Artinya bahwa konsep yang nantinya diajukan oleh OZ tidak boleh menyimpang dari acuan teknik yang telah diberikan. Acuan teknik konsep desain ini berisi mengenai analisa perencanaan serta kriteria pemilihan tanaman. Pada analisa perencanaan, konsep yang diminta oleh pihak owner adalah penataan taman jalan tol yang bersifat massal yang memberikan ciri khas bentuk dan desain atau massa pada area-area tertentu. Pada kriteria pemilihan tanaman yang diajukan owner, pemilihan tanaman bersifat massal yang tidak mendetail, namun memiliki karakter. Pemilihan tanaman yang dipilih juga harus mengingat beberapa faktor yang mendasar, yaitu faktor keselamatan, faktor kenyamanan, serta faktor ekologi dan iklim. Beberapa titik lokasi penanaman antara lain area interchange (IC), area bawah jembatan perlintasan, area pada jembatan (flyover/overpass) di atas perlintasan/sungai/lori, area di atas box culvert dan pipe culvert/pedestrian, area sisi kiri-kanan jalan tol yang tidak ada konstruksi saluran air, area kantor dan gerbang tol barrier/pintu tol, serta area jalur hijau pada sisi kiri-kanan jalan tol.
51
Gambar 20. Konsep hardscape sebagai ornamental signage or lighting sculpture pada IC Kanci (Sumber : Oemardi_zain, 2009)
Gambar 21. Konsep hardscape sebagai welcoming signage pada IC Kanci (Sumber : Oemardi_zain, 2009) 52
53
Gambar 22. Konsep hardscape sebagai lighting sculpture pada barrier gate (Sumber : Oemardi_zain, 2009)
54
Gambar 23. Konsep hardscape sebagai accent point (Sumber : Oemardi_zain, 2009)
Gambar 24. Konsep hardscape sebagai welcoming signage pada IC Ciledug (Sumber : Oemardi_zain, 2009) 55
56
Gambar 25. Konsep hardscape sebagai welcoming signage and lighting sculpture pada IC Pejagan (Sumber : Oemardi_zain, 2009)
57
Konsep desain yang dibuat OZ juga didukung dengan adanya tabel kesesuaian vegetasi yang dibuat sebagai acuan dalam konsep serta diketahui oleh klien. Tabel kesesuaian vegetasi ini memuat antara lain tabel kesesuaian pohon (tabel 8), tabel kesesuaian perdu (tabel 9), dan tabel kesesuaian semak (tabel 10). Tabel 8. Kesesuaian pohon lanskap jalan tol
Tabel 9. Kesesuaian perdu lanskap jalan tol
Tabel 10. Kesesuaian semak lanskap jalan tol
Pada tabel kesesuaian pohon, perdu, dan semak pada lanskap jalan tol, penempatan jenis tanaman tersebut disesuaikan dengan enam bagian jalan tol, yaitu daerah milik jalan (damija) jalur utama, median jalan, gerbang tol, off dan on ramp, interchange, dan rest area. Pada area damija jalur utama, penempatan pohon, perdu, dan semak lebih ditujukan sebagai jalur hijau penyangga yang mampu mereduksi efek negatif dari jalan sekaligus memberikan suatu
58
pemandangan yang berkesan bagi pengguna jalan. Pada area median jalan, pemilihan jenis tanaman ditujukan untuk memberikan keamanan serta kenyamanan bagi pengguna jalan. Jenis tanaman yang digunakan diusahakan memiliki perawatan yang mudah, perakaran yang kuat serta tajuk yang rapat/sedang. Selain itu, pemilihan tanaman pada median jalan diusahakan yang memiliki nilai estetik, baik itu dari bunga maupun daunnya. Pada area gerbang tol, pemilihan jenis tanaman ditujukan untuk mencirikan kesan selamat datang/jalan, memberi identitas, serta menarik. Kriteria tanaman dipilih yang memiliki tekstur dan pertumbuhan sedang, serta mudah dalam perawatannya. Kriteria tanaman pada area off dan on ramp juga tidak begitu berbeda dengan gerbang tol. Selain itu, pemilihan tanaman pada area off dan on ramp juga perlu memperhatikan kesan sebagai pengarah jalan. Area interchange merupakan area yang rawan polusi dikarenakan oleh intensitas kendaraan yang tinggi. Oleh karena itu, pemilhan tanaman diusahakan mampu mengatasi permasalahan polusi, selain dapat juga sebagai kawasan konservasi. Selain itu, dapat juga dipilih tanaman yang mampu menciptakan landmark yang dapat dijadikan tiitk orientasi bagi pengguna jalan. Kemudian para rest area, pemilihan tanaman ditujukan untuk mendukung kenyamanan pengunjung rest area. Tekstur mulai dari halus hingga kasar, perawakan kecil hingga besar, kerapatan tajuk sedang, perakaran kuat, serta mudah dalam perawatan merupakan beberapa kriteria tanaman yang dapat digunakan pada rest area. Tahap Pengembangan Desain (Design Development) Tahap pengembangan desain (Design Development) dilakukan setelah konsep desain yang diajukan disetujui oleh pihak klien. Pada tahap ini dilakukan penjabaran konsep desain secara lengkap, baik dalam bentuk siteplan maupun gambar potongan, serta melakukan estimasi perkiraan biaya dan spesifikasi teknis pekerjaan. Pada proyek perencanaan lanskap jalan tol Kanci – Pejagan ini, tahap pengembangan desain dibagi menjadi dua bagian, yaitu pada hardscape dan softscape. Hal ini ditujukan guna memudahkan proses pekerjaan, selain juga atas keinginan dari pihak klien.
59
1. Softscape Pada softscape, perencanaan lanskap jalan tol sepanjang 35 km ini dibagi menjadi 3 stasiun, yaitu STA 233+000 – STA 245+200, STA 245+150 – STA 257+250, dan STA 257+200 – STA 268+600. Masing-masing stasiun berisi denah penanaman dan gambar potongan. Denah penanaman untuk softscape juga dibagi menjadi dua, yaitu denah penanaman pohon dan denah penanaman semak/perdu. Daerah interchange, seperti pada IC Kanci (STA 233+000 – STA 233+500), IC Ciledug (STA 251+200 – STA 251+950) dan IC Pejagan (STA 266+400 – STA 267+100), tanaman yang digunakan adalah Bismarckia nobilis (Palem Bismarck), Casuarina equisetifolia (Cemara Angin) dan Bougenville Mrs Eva (Bugenvil Ungu). Penempatan tanaman ini diletakkan pada bagian tengah lingkaran serta di belokan jalan (Gambar 26 - 31). Pada bagian tengah lingkaran ditempatkan palem Bismarck sebagai tanaman eksotik dan cemara angin sebagai tanaman konservasi. Pada sisi jalan, penempatan cemara angin juga berfungsi sebagai pengarah jalan maupun pengaman jalan. Sedangkan pada sisi-sisi belokan jalan, dipilih tanaman bugenvil ungu yang mampu menghadirkan kesan eksotik bagi pengguna jalan yang melewati area IC tersebut. Selain itu, penempatan tanaman pada median jalan juga dapat meminimalisir silau yang ditimbulkan oleh kendaraan lain, dan juga sebagai pengaman jalan. Pada gambar potongan, diambil 2 titik potongan dari sudut yang berbeda, masing-masing diperlihatkan pada gambar 32 dan gambar 33. Pada area barrier gate (gerbang tol), yaitu pada STA 237+200 – STA 237+800, tanaman yang digunakan cukup beragam (gambar 34 dan 35). Jenis tanaman tersebut antara lain Lagerstomia speciosa (Bungur), Bougenvillea Mrs Eva (Bugenvil Ungu), Delonix Regia (Flamboyan), Tabebuia argenta (Tabebuia Kuning), Bismarckia nabilis (Palem Bismarck), dan Erythrina variegata (Dadap Kuning). Tanaman-tanaman tersebut berfungsi sebagai tanaman eksotik. Sedangkan tanaman lainnya antara lain Albizzia falcatarina (Sengon), Casuarina equisetifolia (Cemara Angin), Cocos capitata (Kelapa Gading), dan Pisonia grandi ‘Alba; (Kol Banda). Tanaman-tanaman tersebut berfungsi sebagai tanaman konservasi/ekologi. Sedangkan gambar potongan mengambil 2 titik yang berbeda, masing-masing diperlihatkan pada gambar 36 dan 37.
B
A
Gambar 29. Bentukan desain penanaman pada IC Kanci (Sumber : Oemardi_zain, 2009) 63
64
Gambar 30. Bentukan desain penanaman pada IC Ciledug (Sumber : Oemardi_zain, 2009)
Gambar 31. Bentukan desain penanaman pada IC Pejagan (Sumber : Oemardi_zain, 2009) 65
66
Gambar 32. Gambar potongan A pada IC Kanci
Gambar 33. Gambar potongan B pada IC Kanci Peletakan tanaman pada barrier gate disusun secara merumpun dan bergradasi. Tanaman yang memiliki ketinggian rendah ditanam paling depan, seperti Pisonia alba (Kol Banda) dan Allamanda cathartica (Alamanda). Kemudian barisan kedua ditanam tanaman yang memiliki ketinggian sedang, seperti Bismarckia nobilis (Palem Bismarck). Sedangkan tanaman tinggi ditanam paling belakang, seperti Acasia mangium (Akasia daun lebar) dan Casuarina equisetifolia (Cemara Angin). Kombinasi tanaman-tanaman serta penanaman yang rapat ini akan memiliki dampak yang positif bagi pengendara, terlebih pada area barrier gate ini kecepatan kendaraan yang melintas semakin berkurang. Menurut Carpenter et al. (1975), tanaman yang disusun rapat pada jalan dapat berfungsi untuk menyerap kebisingan.
G
H Gambar 35. Bentukan desain penanaman pada barrier gate (Sumber : Oemardi_zain, 2009) 68
69
Gambar 36. Gambar tampak depan pada barrier gate (potongan G)
Gambar 37. Gambar tampak samping pada barrier gate (potongan H) Pada median jalan, penempatan tanaman yang dilakukan sedikit berbeda pada umumnya. Hal ini dikarenakan desain median jalan tol Kanci – Pejagan ini menggunakan single barier. Untuk mengatasinya, tanaman nantinya ditempatkan pada single barier tersebut dengan memberi jarak antar tanaman 100 meter. Hal ini berarti bahwa tanaman tidak ditanam langsung menutupi keseluruhan single barier, namun terdapat selang antar tanaman yaitu 100 meter. Jenis tanaman yang digunakan dalam median jalan tol Kanci – Pejagan ini adalah Bougainvillea 'Mrs Eva' (Bugenvil Ungu) dan Allamanda cathartica (Alamanda). Kedua jenis tanaman ini digunakan karena memiliki keindahan bunga dan warna, selain juga
70
penggunaannya untuk menghalau silau pada kendaraan yang berlawanan arah. Bentuk single barier serta penempatan tanaman pada single barier dapat dilihat pada gambar 38.
Gambar 38. Bentuk dan penempatan tanaman pada single barrier Area off dan on ramp pada jalan tol Kanci – Pejagan ini dipilih jenis tanaman yang berbeda-beda, tergantung pada lokasi dan lingkungan sekitarnya. Pada daerah yang terdapat persimpangan, baik itu underpass (gambar 39) maupun overpass (gambar 40), ditanam pohon Delonix regia (Flamboyan) atau Samanea saman (Ki Hujan) pada sisi kanan kirinya (gambar 41 dan 42). Penanaman pohon tersebut diletakkan di titik sudut persimpangan. Tajuk kedua pohon baik itu Delonix regia (Flamboyan) maupun Samanea saman (Ki Hujan) yang tinggi akan memberikan efek naungan sekaligus juga meredam polusi bagi kendaraan yang ada di atas/di bawahnya. Menurut De Chiara dan Koppelman (1982), salah satu fungsi tanaman pada tapak adalah membatasi pemandangan dari visual yang kurang menyenangkan dengan penyusunan vegetasi yang berkelompok dan membentuk barrier. Pada area off dan on ramp yang dekat dengan permukiman, ditanam kombinasi tanaman yang mampu memberikan fungsi ganda, yaitu sebagai screen bagi pengguna jalan terhadap view yang tidak bagus, juga sebagai peredam polusi udara dan bising bagi warga permukiman terhadap kendaraan di jalan tol. Misalnya pada STA 239+600 (gambar 43), jalan
tol melintas tepat di sisi
permukiman. untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan, maka ditanam beberapa tanaman yang mampu meminimalisir dampak tersebut, seperti Antidesma bunius (Buni) dan Acasia mangium (Akasia mangium) (gambar 44).
71
Gambar 39. Bentukan desain penanaman pada underpass (Sumber : Oemardi_zain, 2009)
72
Gambar 40. Bentukan desain penanaman pada overpass (Sumber : Oemardi_zain, 2009)
73
Gambar 41. Gambar potongan pada area underpass
Gambar 42. Gambar potongan pada area overpass Secara keseluruhan tanaman yang digunakan dalam lanskap jalan tol Kanci – Pejagan ini mengacu pada konsep vegetasi, yaitu sebagai tanaman eksotis dan konservasi/ekologi. Penerapan segi eksotis dilakukan melalui pemilihan tanaman-tanaman yang menarik serta enak dipandang. Tanaman-tanaman tersebut diharapkan mampu memberikan efek kesenangan dan ketenangan bagi pengguna jalan. Sedangkan dari segi konservasi/ekologis diterapkan melalui pemilihan jenis tanaman yang mampu meminimalisir dampak yang diakibatkan oleh kendaraan, seperti bising dan polusi udara. Selain itu, tanaman yang digunakan dalam lanskap jalan tol Kanci – Pejagan ini merupakan tanaman yang sudah familiar dengan lingkungan lokasi jalan tol. Jenis-jenis tanaman yang digunakan dalam lanskap jalan tol Kanci – Pejagan ini dapat dilihat pada tabel 11, yang dibagi berdasarkan pembagian 3 STA di awal, yaitu STA 233+000 – STA 245+200, STA 245+150 – STA 257+250, dan STA 257+200 – STA 268+600. Sedangkan panel tanaman-tanaman tersebut dapat dilihat pada gambar 45.
Gambar 43. Bentukan desain penanaman pada tikungan dekat permukiman (Sumber : Oemardi_zain, 74
75
Gambar 44. Gambar potongan daerah tikungan dekat permukiman Tabel 11. Jenis tanaman serta titik lokasinya
76
Ket : Feature berada pada kawasan Barrier Gate
(Sumber : Oemardi_zain, 2009)
77
Gambar 45. Panel tanaman yang dipakai dalam lanskap tol Kanci - Pejagan
78
79
(Sumber : Oemardi_zain, 2009)
80
2. Hardscape Desain hardscape pada jalan tol ini ditujukan pada aspek fungsional penunjang jalan dan aspek estetis. Ada 3 jenis hardscape yang terletak pada jalan tol Kanci – Pejagan ini, yaitu sculpture signage, sculpture giant leaf, dan banner barrier gate. Masing-masing hardscape tersebut disajikan dalam bentuk gambar denah dan gambar potongan. Menurut Lynch (1960), pengunaan landmark dan penataan perlengkapan jalan dapat memberikan kesan yang mendalam
bagi
pengguna jalan. Hardscape berupa sculpture signage merupakan suatu signage yang berfungsi sebagai penunjang jalan tol. Signage ini berupa penunjuk mengenai lokasi jalan tol serta titik jarak tempuh. Signage mengenai lokasi jalan tol diletakkan pada sisi jalan tol (gambar 46). Sedangkan signage yang menunjukkan lokasi beserta titik jarak tempuhnya diletakkan pada median jalan. Penempatannya yaitu pada daerah di sekitar IC, antara lain pada IC Kanci (STA 233+300 – STA 233+650), IC Ciledug (STA 251+000 – STA 251+400 dan STA 251+900 – STA 252+250), serta IC Pejagan (STA 266+100 – STA 266+450 dan STA 267+300 – STA 267+700). Pada gambar potongan, dapat dilihat posisi dan ketinggian signage pada jalan tol (gambar 47). Sedangkan gambar denah mengenai letak signage tersebut dapat dilihat pada gambar 48-52.
Gambar 46. Bentukan sculpture signage
Gambar 47. Gambar potongan posisi sculpture signage pada jalan tol
87
Sculpture giant leaf merupakan hardscape yang berfungsi sebagai penciri indentitas kawasan serta bersifat estetis. Sculpture giant leaf ini berupa bentukan daun bawang yang menjulang dengan ketinggian 35 meter dari dasar tanah. Latar belakang pemakaian sculpture ini adalah kawasan sekitar jalan tol merupakan lahan perkebunan bawang. Tujuannya adalah untuk memberikan suatu identitas jalan tol Kanci – Pejagan bagi pengguna jalan, serta memberikan kesan tersendiri bagi pengguna jalan yang melintasi jalan tol Kanci – Pejagan. Penempatan sculpture giant leaf terletak diantara IC Ciledug dan IC Pejegan, yaitu pada daerah tikungan pada titik STA 261+050 – STA 261+850 (gambar 53). Penempatan ini sangat strategis dikarenakan beberapa hal, antara lain pada tikungan tersebut dekat dengan permukiman sehingga warga sekitar juga dapat melihat sculpture tersebut. Selain itu, dengan menempatkan suatu obyek pada daerah tikungan jalan, maka akan didapat suatu frame pemandangan secara bertahap. Hal ini akan memberikan kesan penasaran bagi pengguna jalan dan tidak merasa bosan. Pada gambar potongan (gambar 54), diperlihatkan titik ketinggian sculpture baik dilihat dari dasar permukaan tanah maupun dari jalan tol.
Gambar 54. Gambar potongan posisi sculpture giant leaf pada jalan tol Hardscape berupa banner barrier gate merupakan banner yang dipasang sejajar di sepanjang barrier gate, yaitu pada STA 237+200 – STA 237+900 (gambar 55). Penggunaan hardscape ini lebih ditujukan untuk informasi-
89
informasi lain dan lebih menyemarakkan barrier gate. Gambar potongan mengenai banner barrier gate ini dapat dilihat pada gambar 56 dan 57.
Gambar 56. Gambar tampak depan posisi banner barrier gate
Gambar 57. Gambar tampak samping posisi banner barrier gate Tahap pembuatan gambar kerja (working drawing) Tahap pembuatan gambar kerja (working drawing) merupakan tahap dimana semua gambar desain yang dibuat telah disetujui oleh klien serta digunakan pada saat pekerjaan lapang. Working drawing pada pekerjaan lanskap jalan tol Kanci – Pejagan meliputi gambar-gambar denah/siteplan yang sudah fix, berikut dengan gambar-gambar detail baik itu detail pada softscape (detail
90
penanaman) maupun detail pada hardscape (detail konstruksi). Selain itu, pada working drawing juga terdapat gambar-gambar 3D (3D study), Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Bill of Quantity (BOQ), serta illustrative landscape plan. Semua hasil dari working drawing ini diserahkan kepada klien sebagai bagian dari perjanjian
antara
OZ
dengan
pihak
klien.
Sedangkan
gambar-gambar
denah/siteplan serta gambar-gambar detail dipergunakan oleh pihak kontraktor lapang sebagai acuan kerja dalam pekerjaan lapang. 1. Gambar denah/siteplan Siteplan pada jalan tol Kanci – Pejagan ini tidak begitu mengalami perubahan besar. Beberapa peruabahan yang ada selalu dikoordinasikan dengan pihak klien. Gambar denah/siteplan pada working drawing sama dengan yang ada pada design development, yaitu dibagi menjadi 3 bagian, masing-masing STA 233+000 – STA 245+200, STA 245+150 – STA 257+250, dan STA 257+200 – STA 268+600. Selain itu, gambar denah/sitepla tersebut ditunjang juga oleh adanya gambar potongan yang memudahkan pemahaman kepada pihak klien.
2. Detail penanaman (softscape) Detail penanaman dibuat untuk memudahkan pihak kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan penanaman. Detail penanaman pada lanskap jalan tol Kanci – Pejagan meliputi detail penanaman pada pohon, palem, semak, dan groundcover. Detail penanaman pohon sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu pada pohon besar dan pada pohon muda/anak pohon (sapling). Pada penanaman pohon, lubang tanam dibuat dengan panjang 1000 mm, lebar 1000 mm, dan kedalaman 1000 mm. Kemudian pada galian lubang tersebut dimasukkan media tanam (soil mix) dan pohon yang akarnya terbungkus oleh bola akar. Bola akar yang dipakai memiliki lebar 600 mm dan dimasukkan pada kedalaman kurang lebih 300 mm. Pada pohon yang ditanam juga dipasang dolken/steger sebanyak 3 buah yang diikat pada batang pohon dan ujungnya menancap pada tanah. Gambar 58 secara jelas memperlihatkan mengenai detail penanaman pohon besar ini. Pada penanaman pohon muda/anak pohon (sapling) (gambar 59), lubang tanam yang dibuat yaitu dengan panjang 1000 mm dan lebar 1000 mm, sedangkan kedalamannya adalah 600 mm. Cara penanamannya sama dengan pohon besar,
91
yaitu dengan bola akar dan media tanam (soil mix). Dolken/steger yang digunakan cukup 1 buah yang terikat pada batang dan menancap di tanah. Penanaman pada palem sama sepeti pada pohon, yaitu dengan lubang tanam ukuran 1000 mm x 1000 mm x 1000 mm, kemudian penggunaan bola akar berdiameter 600 mm, serta menggunakan media tanam (soil mix). Dolken/steger yang digunakan sebanyak 3 buah masing-masing terikat pada batang dan menancap ke tanah. Struktur lengkap mengenai detail penanaman pada palem dapat dilihat pada gambar 60.
Gambar 58. Gambar detail penanaman pada pohon besar
92
Gambar 59. Gambar detail penanaman pada pohon muda (sapling) Pada penanaman semak (gambar 61), untuk memudahkan penghitungan serta penanaman, dibagi tiap 1 meter. Dalam setiap 1 meter tersebut, terdapat 8 tanaman semak dengan jarak tanaman, baik itu dari titik tengah tanaman maupun dihitung dari jarak antar tepi tanaman adalah 250 mm. Tanaman semak yang ditanam berada dalam polibag dan dimasukkan ke dalam lubang tanam sedalam 300 mm yang telah terisi dengan media tanam (soil mix). Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar 57. Sedangkan pada rumput (gambar 62), penanaman dilakukan dengan sistem lempeng dengan jarak tanam 150 mm antar rumput serta media tanam dengan kedalaman 100 mm.
93
Gambar 60. Gambar detail penanaman pada palem
Gambar 61. Gambar detail penanaman pada semak
94
Gambar 62. Gambar detail penanaman pada rumput Selain detail penanaman pada pohon, palem, semak, dan groundcover, terdapat juga detail penanaman semak pada median jalan. Penanaman semak pada median jalan dilakukan pada single barrier, yaitu dengan memotong single barrier serta mengosongkan isinya untuk diisi dengan media tanam. Pada bagian alas, diberi lubang dengan diameter 1 inchi. Kemudian di atasnya dilapisi dengan sirtu dan media tanam. Setelah itu baru di letakkan tanaman pada media tanam tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 63 yang berupa denah detail semak pada median serta gambar 64 berupa gambar potongan detail semak median. OZ juga membuat spesifikasi mengenai softscape secara lengkap yang dapat dilihat pada Lampiran 4. 3. Detail konstruksi (hardscape) Detail konstruksi memiliki kegunaan yang sama dengan detail penanaman, yaitu memudahkan pihak kontraktor dala pekerjaan lapang. Detail konstruksi digunakan guna melihat bagaimana bentukan sebuah hardscape dapat dibangun dengan melihat material-material serta ukuran-ukuran yang tertera pada gambar detail tersebut. Detail konstruksi pada jalan tol Kanci – Pejagan ini terdiri dari detail giant leaf sculpture, detail signage sculpture-berm, detail signage sculpture-median, detail signage barrier gate, detail banner barrier gate, dan detail planter pada barrier gate. Giant leaf sculpture merupakan salah satu penciri identitas kawasan jalan tol Kanci – Pejagan. Sculpture ini (gambar 65) terdiri dari bentukan daun bawang
99
yang berjumlah 7 buah dengan pijakan pada pondasi dasar. Ketinggian sculpture daun bawang mulai dari pondasi dasar adalah 35 m. Sedangkan pondasi dasar (sculpture base) memiliki panjang 10 m, lebar 8 m, serta ketinggian 8 m. Struktur sculpture daun bawang adalah beton bertulang dengan pondasi dasar yang terdiri dari slab beton, pile cap, serta concrete pile (gambar 66). Desain signage sculpture yang ada pada tol Kanci – Pejagan ini terdiri dari dua bagian, yaitu yang terdapat pada berm dan pada median jalan. Pada berm, bentukan signage berupa tulisan nama lokasi. Signage ini terdapat 3 buah, masing-masing bertuliskan Kanci, Ciledug, dan Pejagan. Signage ini digunakan sebagai penanda akan titik lokasi pada jalan tol Kanci – Pejagan. Strukturnya sendiri terdiri dari 3 bagian, yaitu bentukan tulisan, alas pondasi bagi tulisan tersebut, serta kaki penyangga ke tanah. Bentukan tulisan terbuat dari stanless steel dengan ketebalan 5 mm. Kemudian bagian alas pondasi dilapisi dengan batu palimanan dengan ukuran 30x60 mm. Sedangkan untuk kaki penyangga terbuat dari rabat beton (gambar 67 dan 68). Untuk signage sculpture yang ada di median jalan, bentukannya berupa tiang mirip dengan banner. Singage ini ditempatkan pada single barrier dengan 4,1 m dari ujung single barrier. Rangkanya sendiri terdiri dari besi siku L50.50.5, besi siku L70.70.7, plat baja dengan ketebalan 10 mm double, angkur dengan diameter 19 mm, serta penutup/cover panel GRC (gambar 69,70 dan 71). Pada barrier gate terdapat 3 bentukan hardscape, yiatu signage barier gate, banner barrier gate, dan planter. Signage barrier gate letaknya berada pada sisi-sisi barrier gate. Struktur rangkanya berbentuk tiang rangka besi siku yang ditutup dengan penutup cover panel GRC. Kemudian pada bagian alas berupa slab beton yang bagian atas dilapisi dengan plat baja dengan ketebalan 10 mm double (gambar 72 dan 73). Banner barrier gate juga diletakkan pada sisi-sisi barrier gate. Struktur rangka banner terbuat dari pipa besi dengan diameter 3 inchi dan 6 inchi dengan alas pondasi beton bertulang (gambar 74). Sedangkan planter letaknya berada pada depan dan belakang loket. Planter ini terdiri dari 2 buah, yaitu yang berukuran panjang 1 m dan 80 cm (gambar 75 dan 76).
110
4. 3D study Gambar 3D (3D study) merupakan salah satu syarat yang selalu ada dalam setiap melakukan suatu desain. Gambar 3D ini bertujuan untuk memberikan suatu bayangan akan bentukan suatu desain yang nantinya akan dibuat. Segala bentuk, warna, struktur maupun titik penempatan obyek dapat terwakilkan dengan adanya gambar 3D tersebut. Pada perencanaan lanskap jalan tol Kanci – Pejagan ini, gambar 3D merupakan bagian dari gambar-gambar yang wajib dibuat oleh konsultan dan ditampilkan kepada klien. gambar 3D pada jalan tol ini dibuat dengan mengambil beberapa spot yang dianggap mewakili lanskap jalan tol Kanci – Pejagan secara keseluruhan. Beberapa gambar 3D yang ada adalah pada daerah IC (gambar 77). Pada gambar ini diperlihatkan tatanan lanskap IC dari sudut pandang bird eye, dimana tegakan pohon Bismarckia nobilis dan Casuarina equisetifolia berada pada tengah-tengah lingkaran pada IC. Kemudian pada sisi guard rail dan single barrier terlihat tatanan Bougainvellia giabra yang semarak. Pada barrier gate, diperlihatkan gambar 3D dari sudut pandang bird eye (gambar 78). Gambar tersebut memperlihatkan tatanan lanskap di sekitar barrier gate serta bentukan hardscape yang ada pada sisi-sisinya. Beberapa gambar 3D yang lain diantaranya gambar pada tikungan yang memperlihatkan bentukan signage giant leaf (gambar 79), serta gambar yang memperlihatkan suasana jalan tol dengan lingkungan di sekitarnya (gambar 80).
5. Bill of Quantity (BOQ) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Bill of Quantity (BOQ) merupakan perhitungan untuk menentukan jumlah volume item pekerjaan yang dilakukan. Tabel BOQ biasanya terdiri dari item pekerjaan, spesifikasi, serta volume. Kolom item pekerjaan berisi mengenai jenisjenis pekerjaan yang dilakukan, diantaranya pekerjaan persiapan, pekerjaan penanaman, pemeliharaan tanaman, dan pekerjaan hardscape. Kolom spesifikasi berisi mengenai hal yang berkaitan dengan softscape, yaitu diameter batang dan tinggi batang. Sedangkan kolom volume berisi mengenai hal yang berhubungan dengan semua pekerjaan, seperti luas, jumlah/m2, satuan, dan juga total.
111
Gambar 77. Gambar 3D pada area interchange (Sumber : Oemardi_zain, 2009)
112
Gambar 78. Gambar 3D pada area barrier gate (Sumber : Oemardi_zain, 2009)
113
Gambar 79. Gambar 3D giant leaf pada area tikungan (Sumber : Oemardi_zain, 2009)
114
Gambar 80. Gambar 3D lanskap jalan tol dengan permukiman di sekitarnya (Sumber : Oemardi_zain,
115
BOQ pada perencanaan lanskap jalan tol Kanci – Pejagan dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya BOQ pada barrier gate, BOQ pada shrubs median, serta BOQ pada 3 stasiun besar. Tabel keseluruhan BOQ tersebut dapat dilihat pada lampiran Bill of Quantity (BOQ). Rencana Anggaran Biaya (RAB) merupakan lanjutan dari BOQ, dimana pada RAB ditambahkan kolom harga. RAB pada perencanaan lanskap jalan tol Kanci – Pejagan ini juga dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain RAB pada barier gate, RAB pada shrubs median, serta RAB pada 3 stasiun besar. Tabel keseluruhan RAB tol Kanci – Pejagan dapat dilihat pada lampiran 5 mengenai Rencana Anggaran Biaya (RAB).
6. Illustrative landscape plan Guna mencocokkan desain jalan tol dengan kondisi yang sebenarnya, OZ juga membuat illustrative landscape plan jalan tol Kanci – Pejagan. Gambar ini dibuat dengan memasukkan landscape plan yang sudah jadi ke dalam image yang ada di dalam Google Earth. Illustrative landscape plan ini dapat memberikan bayangan mengenai desain yang dibuat dengan memadukan gambar citra yang diperoleh dari Google Earth. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 81 – 90.
116
Gambar 81. Illustrative landscape plan – parsial 1
117
Gambar 82. Illustrative landscape plan - parsial 2 (Sumber : Oemardi_zain, 2009)
118
Gambar 83. Illustrative landscape plan - parsial 3 (Sumber : Oemardi_zain, 2009)
119
Gambar 84. Illustrative landscape plan - parsial 4 (Sumber : Oemardi_zain, 2009)
120
Gambar 85. Illustrative landscape plan - parsial 5 (Sumber : Oemardi_zain, 2009)
121
Gambar 86. Illustrative landscape plan - parsial 6 (Sumber : Oemardi_zain, 2009)
122
Gambar 87. Illustrative landscape plan - parsial 7 (Sumber : Oemardi_zain, 2009)
123
Gambar 88. Illustrative landscape plan - parsial 8 (Sumber : Oemardi_zain, 2009)
124
Gambar 89. Illustrative landscape plan - parsial 9 (Sumber : Oemardi_zain, 2009)
125
Gambar 90. Illustrative landscape plan - parsial 10 (Sumber : Oemardi_zain, 2009)
PEMBAHASAN Kajian Lokasi Magang Struktur Organisasi Pada perusahaan yang umumnya dimiliki dan dikelola oleh pemilik sendiri, maka penugasan setiap masing-masing fungsi langsung berada pada pemilik tersebut. Dalam struktur organisasi pada OZ, jabatan tertinggi dimiliki oleh pemilik langsung. Bentuk dari struktur organisasi pada OZ sedikit mengalami perubahan pada bagian jabatan tugas. Pada struktur organisasi sebelumnya, yaitu tahun 2008 (gambar 91), di bawah jabatan pemilik sebagai direktur, terdapat dua jabatan lain, yaitu associate serta office manager. Kemudian di bawahnya merupakan jabatan dari arsitek lanskap. Associate merupakan orang yang bertugas membantu dan mendukung terbentuknya perusahaan ini. Jabatan ini dahulu dipegang oleh Ir. Dini Arfianti dan Ir. Budi. Akan tetapi, pada struktur organisasi tahun 2009 (gambar 92), jabatan sebagai Assosiate dihilangkan. Sebagai gantinya, terdapat jabatan baru yaitu bagian teknik, yang bertugas mengurusi segala peralatan dan teknologi yang ada di OZ.
Gambar 91. Struktur Organisasi OZ pada tahun 2008 (Sumber : Oemardi_zain, 2009)
127
Gambar 92. Struktur Organisasi OZ pada tahun 2009 (Sumber : Oemardi_zain, 2009) Pada saat ini, OZ sudah mulai untuk mengembangkan scope/bidang pekerjaan yang dilakukan. Scope/bidang pekerjaan tersebut adalah ikut juga merancang/mendesain pekerjaan hardscape. Hal ini dikarenakan staf yang ada di OZ tidak hanya berasal dari arsitek lanskap, tetapi juga berasal juga dari arsitek. Hal ini akan memberikan dampak positif pada setiap pekerjaan yang dilakukan di OZ. Setiap pekerjaan berupa hardscape akan dikerjakan khusus oleh arsitek, sedangkan selebihnya dikerjakan oleh arsitek lanskap. OZ sebenarnya memiliki jabatan satu lagi yaitu drafter. Akan tetapi, untuk saat ini, posisi pada bagian tersebut masih kosong. Hal ini dikarenakan kurangnya sumber daya manusia yang ada di OZ. Namun demikian, mahasiswa magang yang ada di OZ dapat diposisikan sebagai drafter, karena terbatas pada statusnya serta pengalaman yang dimiliki. Struktur organisasi yang ada di OZ memiliki beberapa kelebihan maupun kekurangan. Kelebihan yang diperoleh yaitu adanya pembagian yang terstruktur dari masing-masing staf berdasarkan pengalaman serta latar belakang ilmu yang diperoleh. Selain itu, struktur organisasi yang terpola tersebut dapat memudahkan kinerja di OZ terkait proyek-proyek yang akan maupun sedang dikerjakan. Adapun kekurangannya lebih kepada jumlah sumber daya manusia yang kurang,
128
sehingga terkadang satu orang project manager memegang beberapa proyek. Hal ini dapat terlihat juga dari tidak adanya posisi bagian drafter di OZ untuk saat ini. Tenaga Kerja dan Sistem Kerja Jumlah tenaga kerja yang ada di OZ saat ini dirasa masih kurang, mengingat banyaknya proyek yang dikerjakan di OZ. Terkadang satu orang dapat menangani beberapa proyek, dan hal ini dapat berakibat pada pembagian waktu terhadap proyek yang dikerjakannya. Proyek yang memiliki tenggat waktu (deadline) yang pendek akan dikerjakan terlebih dahulu. Sedangkan proyek yang memiliki tenggat waktu (deadline) yang masih panjang/lama, akan di kerjakan sebagian. Artinya, selama menunggu keputusan dari proyek yang diberikan kepada klien, staf OZ dapat mengerjakan beberapa proyek lain atau membantu mengerjakan proyek yang dipegang oleh staf lain. Sistem kerja secara teamwork sangat efektif diterapkan pada pekerjaan di OZ. Hal ini dikarenakan banyaknya jenis pekerjaan dari sebuah proyek yang sangat memerlukan penanganan dari banyak orang. Selain itu, dengan teamwork, setiap kendala akan dapat diselesaikan secara bersama sehingga kinerja menjadi lebih efektif dan efisien. Beberapa proyek yang memiliki tenggat waktu (deadline) lebih pendek tekadang memerlukan pengerjaan yang ekstra, yaitu bekerja melebihi jam kerja yang ada (overtime). Hal ini akan sangat menguras tenaga dan pikiran, namun semuanya dilakukan demi memberikan pelayanan dan produk yang terbaik kepada klien. Komunikasi internal Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain melalui penggunaan symbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain (Berelson dan Steiner, 1964). Komunikasi yang dilakukan di OZ berlangsung antara staf dengan staf serta atasan dengan staf. Informasi yang disampaikan antara lain terkait perkembangan proyek serta mengenai kegiatan perusahaan. Bentuk dari komunikasi yang dilakukan antara lain dalam suatu pertemuan/meeting, diskusi antar sesama staf/dengan atasan, serta dengan bantuan
129
media/perangkat elektronik. Dalam suatu pertemuan/meeting internal, selalu dihadiri oleh seluruh staf OZ. Meeting internal ini dipimpin langsung oleh direktur, Pada permulaan akan ditulis semua proyek yang ada di OZ. Setelah itu baru dijelaskan perkembangan dan agenda dari masing-masing proyek tersebut. Metode ini memudahkan bagi semua staf, karena informasi menjadai lebih menyebar kepada semua staf. Pada akhir dari meeting tersebut biasanya akan dilakukan dengan meeting antara direktur dengan project manager, yaitu orang yang bertanggung jawab atas satu proyek yang ditangani. Tujuannya yaitu untuk lebih mendalami mengenai agenda proyek yang akan dilakukan ke depan. Pada proyek lanskap jalan tol Kanci – Pejagan, salah satu meeting yang dilakukan adalah membahas mengenai adanya perubahan yang dilakukan oleh klien. Perubahan tersebut antara lain penggantian pembatas median jalan dari double barrier dengan single barrier. Hasil dari meeting lanjutan tersebut kemudian disalurkan ke semua anggota tim untuk dilaksanakan. Selain dari pertemuan/meeting internal yang dilakukan, para staf di OZ juga sering melakukan diskusi terkait proyek yang dikerjakan. Diskusi yang dilakukan dapat berupa sharing ilmu ataupun bertukar pendapat mengenai proyek yang dikerjakan. Sedangkan cara komunikasi lain yang dilakukan adalah dengan bantuan teknologi di internet (yahoo messenger). Cara ini dilakukan karena lebih efektif dalam hal waktu, mengingat studio OZ memilki beberapa ruang kerja yang terpisah-pisah. Semua bentuk komunikasi internal yang dilakukan di OZ memiliki kelebihan dalam menciptakan kinerja yang efektif dan efisien. Informasi yang disampaikan dari direktur dapat tersampaikan dengan baik ke semua staf OZ. Begitu pula informasi yang disampaikan kepada sesama staf. Aplikasi Teknologi Informasi Penerapan dan penggunaan teknologi informasi yang ada di OZ sudah berjalan dengan baik. Hal ini berkat adanya staf bagian teknis yang bertanggung jawab terhadap semua teknologi dan perangkat kerja yang ada di OZ. Staf bagian teknis ini bukan berarti seorang teknisi yang hanya menjaga semua perangkat kerja dalam kondisi baik, melainkan juga seorang staf arsitek lanskap juga yang
130
diberi wewenang lebih untuk menjaga semua perangkat kerja dan teknologi yang ada di OZ. Semua perangkat lunak (software) yang ada di OZ dapat dijalankan dengan baik oleh semua staf. Hal ini dikarenakan kompetensi dan bakat dari masing-masing staf yang sudah terbiasa dalam menggunakan perangkat lunak (software) tersebut. Begitu pula dengan perangkat keras (hardware) yang ada di OZ, semuanya dalam kondisi yang baik. Untuk menjaga semua perangakt keras (hardware) dalam kondisi baik, OZ selalu mendatangkan seorang teknisi ahli untuk melakukan pengecekan secara berkala. Teknisi ahli ini selalu didatangkan guna melihat apakah perangkat keras (hardware) ini dalam kondisi baik, atau pula melakukan upgrade terhadap perangkat keras (hardware) tersebut. Klien Ada tiga elemen yang menjadi kepentingan klien, yaitu motif, tapak, dan sumber daya (Hill, 1995). Kepentingan klien tersebut dapat diketahui dengan melihat golongan dari klien, sehingga pelayanan yang dilakukan oleh OZ menajdi tepat sasaran. Ada tiga macam golongan klien, yaitu pengembang, kontraktor , dan konsumen primer dimana ketiganya memilki motif, tapak dan sumber daya yang berbeda-beda. Pada proyek lanskap jalan tol Kanci – Pejagan, kliennya adalah PT. Semesta Marga Raya. Klien tersebut adalah sebuah pengembang di bidang jalan tol. Untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada klien, OZ selalu melakukan koordinasi dan hubungan yang rutin. Setiap ada beberapa hal yang menyangkut proyek klien, akan langsung dibicarakan, baik itu melalui telepon atau melalui pertemuan yang disepakati keduanya. Selain melalui koordinasi rutin, pelayanan terbaik diberikan OZ dengan memberikan produk yang terbaik pula. Tampilan produk berusaha dilakukan dengan sebaik mungkin. Hal ini untuk memberikan kesan kepada klien terhadap kinerja OZ. Prosedur Pelaksanaan Proyek Pada konsultan lanskap, terdapat pedoman mengenai prosedur pelaksanaan proyek yang selalu ditaati. Prosedur ini mencakup bagaimana konsultan lanskap
131
dalam mendapatkan proyek hingga proyek tersebut selesai dikerjakan. Menurut Booth (1983), proses perancangan atau seringkali disamakan dengan “proses penyelesaian masalah” mencakup tahapan langkah yang biasanya (tidak seharusnya) mengikuti urutan yang berurutan. Dalam konsultan lanskap, beberapa tahapan dalam prosedur pelaskanaan lanskap antara lain dimulai dari tahap undangan tender hingga tahap pembuatan gambar kerja. Proyek yang dikerjakan oleh konsultan lanskap dapat berasal dari undangan tender, baik itu tender terbuka dan tender tertutup, maupun berasal dari rekomendasi dari pihak lain. Terkait proyek lanskap jalan tol Kanci – Pejagan, proyek tersebut merupakan undangan tender tertutup yang dilakukan oleh klien kepada sejumlah konsultan lanskap. Masing-masing konsultan akan memaparkan profil, keunggulan konsultan tersebut, serta konsep dasar dari proyek lanskap jalan tol Kanci – Pejagan kepada klien. Hal ini dilakukan klien untuk melihat kapabilitas dari konsultan-konsultan lanskap tersebut sekaligus melihat siapa yang melakukan penawaran harga yang yang paling rendah. Guna menghindari kecurangan, masing-masing konsultan lanskap tidak mengenal siapa pesaingnya. Presentasi rutin dilakukan kepada klien hingga didapatkan keputusan konsultan lanskap mana yang akan memegang proyek lanskap jalan tol Kanci – Pejagan. Keputusan akhir yang diperoleh dari klien adalah dipilihnya OZ sebagai perencana lanskap pada jalan tol Kanci – Pejagan. Hal ini dikarenakan OZ memberikan penawaran harga yang terbaik (mendekati harga yang dimilki oleh klien) serta konsep yang diberikan dapat diterima oleh klien. Setelah terjadi kesepatan terhadap kedua belah pihak (OZ dan klien), maka akan dibuat Surat Perintah Kerja (SPK) yang menandakan mulai resminya OZ untuk melakukan pengerjaan lanskap jalan tol Kanci – Pejagan ini. Pada SPK tersebut berisi antara lain nama proyek, biaya, lingkup pekerjaan, waktu pelaksanaan serta mekanisme pembayaran. Selain itu, juga dibuat Surat Perjanjian Kerjasama antara OZ dengan klien yang ditandatangi oleh kedua belah pihak serta saksi yang ada. Alur prosedur pelaksanaan proyek pada OZ dapat dilhat pada gambar 93. Adanya prosedur pelaksanaan proyek ini lebih memudahkan bagi konsultan lanskap. Panduan ini sudah menjadi ketetapan baku bagi setiap konsultan lanskap,
132
meskipun ada beberapa tahapan yang berbeda-beda dari masing-masing konsultan lanskap. Undangan Tender
Tahap Konsep Desain (Design Concept)
Pembuatan Proposal Konsep
Konsep Disetujui
Turun SPK dan Membuat Kontrak
Tahap Pengembangan Desain (Design Development)
Tahap Gambar Kerja (Working Drawing)
Gambar 93. Alur prosedur pelaksanaan proyek pada OZ (Sumber : Oemardi_zain, 2009) Selain alur prosedur pelaksanaan proyek, OZ juga memiliki alur pelimpahan tugas (gambar 94). Alur ini memperlihatkan bagaimana sebuah proyek dari klien diserahkan kepada direktur konsultan, kemudian akan dilimpahkan kepada seorang project manager yang telah ditunjuk oleh diektur untuk memegang proyek tersebut. Penunjukan ini dilakukan kepada staf yang memiliki kapabilitas dan berpengalaman terhadap proyek tersebut. Setelah proyek berada di project manager, maka akan segera dibuat program kerja yang dikoordinasikan dengan direktur untuk disalurkan kepada anggota tim dalam proyek tersebut. Hal ini dapat berarti project manager bertanggung jawab
133
langsung terhadap proyek yang dipegang kepada direktur. Selain itu, project manager akan melaporkan perkembangan dari proyek tersebut kepada direktur minimal seminggu sekali.
Gambar 94. Alur pelimpahan proyek pada OZ (Sumber : Oemardi_zain, 2009) Manajemen Proyek Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek dapat diartikan sebagai salah satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk atau deliverable yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas. Ciri pokok dari proyek adalah sebagai berikut : 1. Bertujuan menghasilkan lingkup (scope) tertentu berupa produk akhir atau hasil kerja akhir. Pada proyek lanskap jalan tol Kanci – Pejagan, produk akhir yang dihasilkan yang tertera dalam SPK antara lain masterplan, site plan, denah tampak dan potongan bird eye view/3D, laporan tertulis konsep ruang luar, dokumen gambar teknik, RAB dan BOQ, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan spesifikasi, serta pengawasan berkala. 2. Dalam proses mewujudkan lingkup tersebut, ditentukan jumlah biaya, jadwal, serta kriteria mutu. Pada SPK, disebutkan jumlah biaya pada proyek lanskap jalan tol Kanci – Pejagan adalah sebesar Rp. 280.000.000,- (Dua Ratus Delapan Puluh Juta rupiah), serta jadwal pelaksanaan proyek yang berlangsung selama 50 hari kalender mulai dari 27 Januari 2009 hingga 17 Maret 2009, namun bertambah hingga 31 Juni 2009. 3. Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas.
134
Proyek lanskap jalan tol Kanci – Pejagan yang dikerjakan OZ berakhir sesuai perjanjian yang telah disepakati dengan klien, yaitu hingga tahap pengawasan berkala setelah desain lanskap jalan tol Kanci – Pejagan selesai ini berakhir. 4. Nonrutin, tidak berulang-ulang. Macam dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung. Proyek lanskap jalan tol Kanci – Pejagan memiliki tahapan-tahapan kerja yang saling berhubungan. Contohnya, apabila tahap konsep desain sudah disetujui oleh klien, maka OZ mulai melakukan tahapan selanjutnya yaitu tahap pengembangan desain. Pada sistem pembayaran, pada SPK disepakati pembayaran dilakukan secara bertahap dalam empat termin. Masing-masing termin berisi tahapan yang akan diselesaikan serta presentase biaya dari bobot masing-masing tahapan tersebut. Sebagai tahap awal dilakukan proses pembayaran sebesar 20% dari biaya total, yaitu setelah SPK ditandatangani atau lebih dikenal sebagai uang muka. Kemudian proses pembayaran sebesar 45% dilakukan setelah klien menyetujui konsep desain yang diajukan oleh OZ. Setelah dokumen gambar kerja/dokumen tender diterima oleh klien yang dikuatkan dengan Berita Acara, maka proses pembayaran sebesar 35% dilakukan. Sisa proses pembayaran yang terakhir sebesar 5% dilakukan pada saat masa retensi, setelah pelaksanaan pekerjaan penanaman selasai 100% dan dikuatkan dengan Berita Acara Serah Terima dari kontarktor. Menurut Hill (1995), penagihan akan diajukan pada rentang waktu yang telah disepakati berdasarkan kontrak.
135
Proses Perencanaan Simonds (1983) menguraikan proses perencanaan dan perancangan dalam arsitektur lanskap terdiri dari penerimaan tugas, pengumpulan data, analisis, sintesis, pelaksanaan dan pemeliharaan. Sementara Booth (1983) menyatakan bahwa proses desain umumnya memiliki tahap-tahap antara lain penerimaan proyek, riset dan analisis, desain, gambar-gambar konstruksi, pelaksanaan, evaluasi setelah konstruksi serta pemeliharaan. Gambar mengenai alur proses perencanaan menurut Simonds dan Booth dapat dilihat pada gambar 95.
(a)
(b)
Gambar 95. Alur Proses perencanaan menurut : (a). Simonds dan (b). Booth Pada Oemardi_zain, alur proses perencanaan secara garis besar sama dengan alur proses perencanaan menurut Simonds dan Booth. Beberapa hal yang membedakan lebih kepada istilah penamaan serta adanya tahapan-tahapan yang dipisah. Seperti contoh pada Booth, konsep desain masuk ke dalam tahap desain. Sedangkan pada Oemardi_zain, tahapan konsep desain merupakan tahapan sendiri
136
sebelum masuk ke tahap desain. Gambar alur proses perencanaan pada Oemardi_zain dapat dilihat pada gambar 96.
Gambar 96. Alur proses perencanaan pada Oemardi_zain Persiapan Tahapan persiapan pada OZ memiliki kandungan makna sama dengan yang dikemukakan Simonds (tahap penerimaan tugas) dan Booth (tahap penerimaan proyek). Pada OZ, tahapan persiapan merupakan tahapan paling awal yang berisi mengenai proses kesepakatan pengerjaan proyek yang didapatkan OZ dari klien (Lampiran 2). Melalui SPK yang dibuat oleh klien, secara resmi OZ dapat memulai melakukan proses perencanaan lanskap jalan tol Kanci – Pejagan. Selain itu, OZ juga berhak melakukan konsultasi rutin kepada klien untuk mengetahui maksud, keinginan, dan tujuan klien. OZ juga berhak memperoleh data ataupun informasi yang dibutuhkan selama proses perencanaan berlangsung. Riset dan Analisis Menurut Reigh (1993), pendekatan tradisional untuk desain arsitektur lanskap biasanya dimulai dengan riset yang menyelidiki tujuan akhir dari klien,
137
parameter-parameter dari tapak, dan kebutuhan dari penggunaan potensial. Sebelum melakukan tahapan riset berupa inventarisasi tapak, pihak OZ memperoleh beberapa data dan informasi terkait perencanaan lanskap jalan tol Kanci – Pejagan dari klien. Data dan informasi tersebut antara lain gambar rencana teknik jalan tol Kanci – Pejagan, acuan konsep desain, serta beberapa foto penunjang dari lokasi jalan tol kanci – Pejagan. Gambar rencana teknik merupakan base plan dari bentukan jalan tol Kanci – Pejagan. Gambar rencana teknik ini dibuat oleh engineering consultant yang ditunjuk oleh klien. Gambar yang tersaji pada rencana teknik ini adalah dalam bentuk site plan dan gambar potongan. Data ini sangat berguna bagi OZ sebelum melakukan inventarisasi tapak, karena OZ dapat mendalami terlebih dahulu mengenai kondisi bentukan lokasi maupun digunakan untuk melakukan pengecekan pada lokasi sebenarnya. Acuan konsep desain yang diberikan oleh klien digunakan OZ sebagai panduan dasar bagi proses pembuatan konsep desain. Sedangkan foto-foto penunjang yang diperoleh juga memiliki fungsi untuk memperlihatkan kondisi tapak awal sebelum melakukan inventarisasi tapak. Pada tahap inventarisasi tapak, OZ mencari informasi tambahan yang belum didapat dari klien yang berguna pada saat proses perencanaan, serta mengambil beberapa foto kondisi tapak pada beberapa titik lokasi. Menurut Booth (1983), kamera merupakan alat yang berguna untuk prosedur ini karena foto dapat digunakan untuk memeriksa informasi saat di kantor atau dapat menyegarkan kembali ingatan tentang tapak dari waktu ke waktu. Data yang diperoleh dari klien serta data dari hasil inventarisasi tapak akan diguunakan untuk melakukan proses perencanaan. Proses analisis dilakukan OZ dengan melihat dari hasil inventarisasi yang diperoleh, maupun data dari klien. Tahapan analisis disini yaitu berusaha melihat potensi yang ada di tapak berdasarkan karakteristiknya serta mengatasi dampak negatif/kendala yang ada. Karakteristik tapak yang berupa jalan tol harus memerlukan penanganan tersendiri, karena tanaman yang ditanam di sini harus tahan terhadap terhadap kondisi jalan yang banyak mengeluarkan polusi. Pada hasil analisis ini juga diperoleh beberapa potensi visual dari tapak. Beberapa
138
potensi visual dari tapak yang dapat dijadikan good view adalah pemandangan ke arah persawahan dan perkebunan. Potensi visual ini dapat diperkuat dengan memberi vegetasi yang dapat membentuk vista pada tapak. Menurut Simonds (1983), vista merupakan pemandangan yang dibatasi, yang menghubungkan ke dalam suatu feature yang dominan. Sedangkan beberapa kondisi visual yang dapat menjadi bad view dilakukan suatu penanganan dengan meletakkan tanaman yang dapat menjadi screen bagi bad view tersebut. Tahap Konsep Desain Sebelum membuat konsep desain yang akan dipakai dalam perencanaan lanskap jalan tol Kanci – Pejagan, terlebih dahulu OZ melihat beberapa pertimbangan, antara lain keinginan dari pihak klien serta acuan konsep desain yang telah dibuat oleh klien. Menurut Booth (1983), cara untuk memperoleh informasi yang diperlukan yaitu dengan diskusi secara personal dengan klien tentang apa yang diinginkan, disukai atau yang tidak disukai dan bagaimana maksud klien dalam penggunaan tapak di masa yang akan datang. Ada beberapa metode yang dilakukan, antara lain dengan mengadakan pertemuan dengan klien guna mengetahui berbagai keinginana dari klien secara langsung, ataupun dilakukan melalui telepon apabila waktu yang digunakan untuk mengadakan pertemuan tidak memungkinkan. Selain itu, dapat pula dilakukan secara tertulis melalui e-mail. Orang yang bertugas berhubungan dengan klien adalah project manager. Hal ini dikarenakan project manager lebih mengetahui mengenai perkembangan proyek yang sedang dikerjakan. Selain itu, terkadang juga hubungan dengan klien dilakukan oleh direktur. Hal ini dilakukan pada saat melakukan pertemuan dengan klien yang dihadiri oleh para petinggi yang berhubungan dengan proyek tersebut. Namun, project manager selalu diikutsertakan dalam pertemuan tersebut. Dalam acuan konsep desain yang dibuat oleh klien, tercantum beberapa acuan mengenai konsep perencanaan lanskap jalan tol Kanci – Pejagan serta kriteria pemilihan tanaman yang akan dipakai. Pada OZ, konsep desain yang dibuat tidak dibuat oleh project manager, akan tetapi oleh direktur yang berperan juga sebagai konseptor dari keseluruhan proyek yang ada di OZ. Pada pertemuan
139
internal yang dilakukan OZ, direktur akan memberikan gambaran konsep desain kepada project manager. Kemudian dari project manager akan disalurkan ke semua anggota dalam satu tim untuk dilakukan penggambaran konsep desain. Hampir semua proses kerja yang dilakukan oleh OZ dilakukan dengan bantuan komputer, begitu pula hasil produk yang diberikan kepada klien. Dalam menciptakan konsep desain pada perencanaan lanskap jalan tol Kanci – Pejagan, ada lima pertimbangan terhadap konsep desain lanskap yang dilakukan oleh OZ, antara lain kondisi eksisting, keselamatan, perbaikan lingkungan, kualitas visual, serta pemeliharaan. Pada kondisi eksisting, OZ melihat adanya beberapa aspek yang perlu diamati dan dipertimbangkan dalam pembuatan konsep desain, yaitu ekologi tapak (berupa satwa dan iklim), vegetasi yang berupa persawahan dan perkebunan, kondisi tanah termasuk struktur, kesuburan dan pH, kondisi hidrologis, penggunaan lahan (landuse) yang berupa permukiman, area industri, dan area terbuka, faktor estetik, serta faktor historis seperti keberadaan rel tebu (lori). Pada pertimbangan terhadap keselamatan, OZ berusaha menciptakan desain yang aman bagi pengguna jalan. Pertimbangan terhadap peningkatan lingkungan dilakukan dengan mendesain tapak dengan vegetasi yang mampu menjaga serta meningkatkan kualitas linglkungan. Pada kualitas visual, OZ berusaha menciptakan suatu pemandangan menarik dari jalan tol serta menyamarkan pemandangan yang tidak baik dengan penanaman tanaman yang berfungsi sebagai screen. Sedangkan pertimbangan dari aspek pemeliharaan, pemilihan dan penempatan material tanaman dilakukan yang tidak memerlukan banyak irigasi, pemupukan, perawatan terhadap pestisida, serta pemangkasan pohon yang berkala. Menurut Arnold (1980), jenis pohon yang dipakai untuk penanaman di jalan sebaiknya dipilih yang tidak membutuhkan perawatan yang intensif dan pemeiharaan minimum, mampu beradaptasi dengan lingkungan, tahan terhadap tekanan lingkungan dan serangan hama penyakit. Menurut Booth (1983), rencana konsep mengambil area secara umum dalam diagram keterhubungan tapak dan membaginya ke dalam beberapa fungsi dan area yang spesifik. Pada proyek lanskap jalan tol Kanci – Pejagan, ada tahapan lanjutan dari konsep desain yaitu landscape strategy. Landscape strategy
140
merupakan penjabaran dari konsep desain secara lebih lengkap. Rancana konsep yang tersusun dalam landscape strategy pada proyek lanskap jalan tol Kanci – Pejagan ada dua, yaitu softs landscape dan hard landscape. Pada soft landscape diusahakan pemilihan beberapa jenis tanaman beserta fungsinya yang sesuai dengan karakteristik bagian-bagian jalan tol, seperti pada area interchange (IC), area barrier gate, serta area on/off ramp. Sebagai contoh pada area di dekat barrier gate akan dilakukan penanaman yang merumpun, bertekstur serta menghijau. Hal ini selain guna mereduksi polusi yang ditimbulkan juga sebagai faktor estetis bagi pengguna jalan. Pada hard landscape, ide desain yang dimunculkan adalah menempatkan bentukan-bentukan hardscape seperti sculpture signage, sculpture giant leaf, dan banner barrier gate. Menurut Hill (1995), daya tarik tapak dapat berupa area yang terdiri atas penanaman, sculpture, bangunan dan water feature. Sedangkan menurut Lynch (1960), pengunaan landmark dan penataan perlengkapan jalan dapat memberikan kesan yang mendalam
bagi pengguna jalan. Selain itu,
penempatan bentukan hardscape yang lain adalah planter yang diletakkan pada area barrier gate. Tahap Pengembangan Desain Sebelum melakukan tahap pengembangan desain, OZ harus memastikan bahwa konsep desain yang diajukan telah disetujui oleh klien. Hal ini ditandai dengan turunya proses pembayaran tahap kedua sebesar 40% kepada OZ dan berita acara (Lampiran 3). Untuk itu, OZ segera melakukan proses pengembangan atas konsep desain yang telah dibuat. Tahapan pengembangan desain dalam OZ dikenal dengan istilah Design Development (DD). Pada tahap DD, OZ berusaha mempelajari kecocokan antara material tanaman maupun material konstruksi yang akan digunakan pada desain perencanaan. Material tanaman adalah elemen fisik sangat penting dalaam perancangan dan manajemen lingkungan di luar ruangan (Booth, 1983). Bentukan site plan mulai diperinci mengenai pemilihan beberapa jenis tanaman yang cocok. Sedangkan pada hardscape, bentukan site plan memperlihatkan titik lokasi yang cocok untuk diletakkan hardscpae tersebut.
141
Hasil produk dari tahapan DD ini akan dipresentasikan kepada pihak klien guna mendapat beberapa masukan ataupun persetujuan. Hasil produk yang tidak dipresentasikan akan dibuat dengan menggunakan software AutoCAD. Sedangkan untuk melakukan presentasi kepada pihak klien, OZ membuat produk gambar yang lebih terlihat menarik dan dapat menjelaskan kepada klien secara grafis. Hal ini guna mendapatkan pemahaman dari pihak klien akan bentukan desain yang akan dipakai. Tahap Pembuatan Gambar Kerja Menurut Booth (1983), setelah melengkapi fase perancangan, desainer mempersiapkan gambar konstruksi. Tahapan pembuatan gambar kerja ini pada OZ dinamakan working drawing (WD). Tahapan ini dimulai setelah produk dari tahapan DD disetujui oleh klien. Tahapan WD pada OZ hampir sama dengan tahapan DD. Namun, yang membedakannya adalah pada tahap WD mulai dilakukan pekerjaan detil, baik itu detil penanaman maupun detil konstruksi pada hardscape. Pengerjaan tahapan WD ditujukan untuk melihat material yang lebih lengkap dari setiap aspek baik itu dari softscape maupun dari hardscape dengan ukuran yang lebih mendetil. Tahapan pengerjaan pada WD dibagi menjadi dua, yaitu softscape dan hardscape. Hal ini lebih dikarenakan guna memudahkan informasi bagi klien serta dalam proses pengerjaan lapang. Hasil dari produk pada tahap WD adalah site plan akhir, gambar potongan, gambar detil, serta gambar-gambar ilustrasi dalam 3D. Gambar ilustrasi dalam 3D lebih ditekankan guna menunjukkan kepada klien visualisasi dari desain perencanaan yang telah dibuat. Seperti contoh pada gambar ilustrasi 3D yang memperlihatkan sculpture giant leaf, klien akan tahu bagaiamana bentukannya apabila sudah jadi. Ada satu lagi gambar yang disediakan oleh OZ dalam paket tahap WD ini, yaitu illustrative landscape plan. Gambar ini memperlihatkan ilustrasi bentukan desain perancanaan lanskap tol Kanci – Pejagan yang dipadukan dengan kondisi visual tapak secara nyata, yang diperoleh dari citra satelit dengan bantuan software Google Earth.
142
Ada beberapa kelebihan yang dimiliki oleh OZ yang membuat proyek perencanaan lanskap jalan tol Kanci – Pejagan ini berjalan dengan lancar, antara lain : 1. Sistem kerja secara teamwork Pelaksanaan proyek pada OZ dilakukan secara teamwork yang dipimpin oleh seorang project manager. Hal ini akan lebih memudahkan tanggung jawab serta koordinasi terhadap proyek yang dikerjakan. 2. Spesifikasi pembagian kerja yang disesuaikan dengan keahlian Staf yang ada di OZ tidak hanya berasal dari arsitek lanskap, namun juga dari arsitek. Hal ini akan lebih memudahkan dalam pembagian pekerjaan. Seperti contoh pekerjaan yang berupa hardscape akan dikerjakan oleh arsitek di OZ yang berjumlah dua orang. 3. Tahapan kerja yang sistematis Tahapan kerja di OZ terdiri dari tahap persiapan, riset dan analisis (Research and Appraisal), tahap konsep desain (Design Concept), tahap pengembangan desain (Design Development), serta tahap pembuatan gambar kerja (Working Drawing). Keseluruhan dari tahap ini selalu dilakukan secara berurutan dan ditaati oleh seluruh staf OZ dalam setiap melakukan pekerjaan proyek. 4. Senantiasa melakukan referensi desain OZ memiliki banyak referensi desain tentang proyek-proyek yang ada. Referensi tersebut dapat berasal dari buku-buku yang tersimpan rapi, maupun beruapa data referensi dari proyek-proyek yang telah selesai dikerjakan. Data referensi tersebut tersimpan rapi dalam file yang ada di komputer server. Sedangkan referensi desain yang kurang ataupun tidak ada, dilakukan OZ dengan melakukan studi desain ke sejumlah lokasi yang dapat dijadikan referensi. 5. Perangkat kerja yang digunakan Perangkat teknologi yang ada di OZ tidak terlepas dari keberhasilan dalam setiap mengerjakan proyek lanskap. Beberapa perangkat kerja baik itu berbentuk software maupun hardware selalu digunakan semaksimal
143
mungkin. Selain itu, pengecekan rutin pada perangkat kerja seperti komputer selalu dilakukan guna kinerja komputer menjadi lebih baik. 6. Pelayanan terbaik kepada klien Sesuai dengan misi OZ yaitu ingin memberikan servive lanskap dengan produk yang terbaik dengan harga yang relatif murah, maka OZ berkomitmen kuat untuk membuat klien merasa puas pada pelayanan yang diberikan oleh OZ. 7. Manajemen kerja yang baik Manajemen kerja yang ada di OZ ikut mendukung dalam menciptakan suasana kerja yang kondusif. Selain itu, dalam hubungan dengan klien, OZ selalu melakukan pelayanan yang terbaik, seperti dalam penyusunan proposal pengajuan proyek, admininstrasi tentang pembayaran, maupun dalam hal konsultasi antara OZ dengan klien. Masalah Dan Kendala Pelaksanaan desain proyek lanskap jalan tol Kanci – Pejagan tidak selalu berjalan dengan lancar. Beberapa masalah maupun kendala sering dihadapi oleh OZ, termasuk juga mahasiswa. Beberapa masalah dan kendala ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu pada saat proses magang yang dilakukan mahasiswa, proses kerja yang dilakukan seluruh staf OZ, serta pada proses perencanaan lanskap jalan tol Kanci – Pejagan. Proses Magang Mahasiswa Masalah dan kendala yang dihadapi oleh mahasiswa pertama kali adalah adaptasi dengan suasana kerja di OZ. Mahasiswa yang baru pertama kali mengalami suasana kerja, membutuhkan waktu 1 minggu untuk beradaptasi dengan sistem kerja yang ada di OZ, seperti waktu masuk dan pulang kerja, halhal yang dilakukan di dalam kantor, dan juga jeda instirahat serta perizinan apabila tidak masuk kerja. Pada proyek lanskap jalan tol Kanci – Pejagan, mahasiswa juga harus beradaptasi. Hal ini dikarenakan mahasiswa mulai ikut dalam proyek lanskap jalan tol Kanci – Pejagan mulai dari tahap design development hingga tahap
144
working drawing. Pada tahap concept design, mahasiswa belum diikutsertakan dikarenakan baru pertama masuk magang di OZ. Dalam design development, mahasiswa mulai terlibat dalam membantu pengerjaan proyek tersebut. Akan tetapi, adanya pergantian tanggung jawab proyek lanskap jalan tol Kanci – Pejagan dari project manager yang satu ke project manager yang lain sedikit membingungkan mahasiswa. Selain itu, dalam pengerjaan dengan bantuan software AutoCAD, mahasiswa memerlukan waktu lebih untuk mengerjakan desain yang diperintahkan oleh project manager. Hal ini dikarenakan ada beberapa metode/cara kerja yang lebih efisien yang tidak didapatkan mahasiswa di kuliah. Kendala lain dihadapi oleh mahasiswa adalah sulitnya mencari literatur yang berkaitan dengan proyek lanskap jalan tol Kanci – Pejagan ini. Sebagian besar literatur yang diperoleh adalah dalam bentuk format digital (pdf dan web). Hal ini dikarenakan proyek lanskap jalan tol Kanci – Pejagan ini merupakan proyek pertama OZ yang berkaitan dengan jalan tol, sehingga literatur yang menjelaskan konsep maupun desain mengenai proyek ini masih sedikit. Pada tahap working drawing, mahasiswa sudah mulai terbiasa dengan sistem kerja di OZ. Kendala yang dihadapi pada tahap ini adalah seringnya desain yang telah dibuat dirubah kembali. Hal ini dikarenakan oleh faktor permintaan dari klien. Akibatnya, desain-desain yang telah dibuat seakan tidak berarti. Mahasiswa harus menyesuaikan dengan perubahan-perubahan desain ini hingga diperoleh desain yang final. Proses Kerja di Oemardi_zain Bagi OZ, ada beberapa masalah dan kendala yang dihadapi, amtara lain masalah teknis seperti adanya pemadaman listrik. Pemadaman listrik yang sering terjadi secara tidak langsung menghambat kerja di OZ. Pemadaman listrik sering terjadi pada pagi hari mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB. Dalam jangka waktu yang cukup lama tersebut, para staf OZ termasuk mahasiswa menjadi menganggur. Belum lagi, pengerjaan di komputer terkadang belum di save sehingga hasil kerja yang dibuat harus dimulai dari awal lagi. Akibatnya, tenggang waktu pengerjaan proyek-proyek menjadi bertambah. Selain itu, dalam
145
pertemuan dengan klien, kadang terkendala oleh hujan yang ada di Bogor. Pertemuan yang telah disepakati antara klien dengan OZ termasuk yang diikuti oleh mahasiwa terpaksa ditunda karena hujan yang sering turun di daerah Bogor. Proses Perencanaan lanskap jalan tol Kanci - Pejagan Waktu yang dibutuhkan dalam proyek ini sesuai dengan Surat Perintah Kerja (SPK) adalah 50 hari kalender, terhitung tanggal 27 Januari 2009 hingga 17 Maret 2009. Namun, seiring dengan adanya perubahan-perubahan teknis pada klien, maka waktu pelaksanaan bertambah hingga 31 Juni 2009. Hal ini membuat secara tidak langsung mempengaruhi kinerja yang ada di OZ, terutama pada proyek yang lain. Selain itu, faktor perubahan keinginan klien juga turut mempengaruhi kinerja. Proses pekerjaan menjadi terhenti dikarenakan harus menyesuaikan dengan keinginan klien. Setelah itu, baru dimulai lagi dengan melakukan beberapa penyesuaian terhadap desain, baik itu dengan modifikasi maupun melakukan desain ulang dari awal .
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Kegiatan magang yang dilakukan di Oemardi_zain Landscape Consultant (OZ) banyak memberi manfaat bagi mahasiswa. Kegiatan magang tersebut dapat mendorong kemampuan serta keterampilan mahasiswa sehingga tercipta profesioanalisme dalam bekerja yang dapat diterapkan mahasiswa ke dalam dunia kerja. Mahasiswa juga mengenal bagaimana proses kerja yang dilakukan dalam sebuah konsultan, dalam hal ini Oemardi_zain Landscape Consultant. Proses kerja yang diikuti mahasiswa adalah mengenai sistem kerja perusahaan, yaitu menyangkut manajemen operasional perusahaan, serta sistem/prosedur dalam pengerjaan proyek, dimana mahasiswa ikut terlibat di dalam proyek yang sedang berlangsung, salah satunya proyek perencanaan lanskap jalan tol Kanci – Pejagan. Selain itu, mahasiswa juga mengenal lebih jauh mengenai berbagai jenis alat dan teknologi yang digunakan di OZ. Dalam
menjalankan
manajemen
perusahaan,
OZ
memiliki
pembagian kerja dan tugas yang terstruktur yang dipegang oleh masingmasing staf. Disiplin ilmu dari masing-masing staf OZ tidak hanya berasal dari arsitektur lanskap, akan tetapi juga berasal dari arsitektur. Hal ini membuat pengerjaan proyek di OZ menjadi lebih mudah. Selain itu, sistem tata administrasi perusahaan juga dijalankan dengan baik. Segala aktivitas yang dilakukan oleh staf sudah tersusun dalam sebuah jadwal yang diketahui oleh semua staf. Untuk pengerjaan suatu proyek, OZ seringkali bekerja dalam tim. Hal ini akan sangat memudahkan dalam pencapaian target penyelesaian proyek, dimana setiap proyek tersebut dipegang oleh 1 orang project manager. Setiap hal yang berhubungan dengan proyek selalu dibahas bersama dalam rapat internal perusahaan. Proses perencanaan lanskap jalan tol Kanci – Pejagan pada OZ dilakukan dengan beberapa tahapan. Tahapan-tahapan tersebut antara lain persiapan, riset dan analsis (Research and Appraisal), konsep desain
147
(Design Concept), pengembangan desain (Design Developmnet), dan tahap pembuatan gambar kerja (Working Drawing). Tahap persiapan dilakukan dengan membuat perumusan tujuan, program dan informasi lain tentang berbagai keinginan, yang diikuti dengan persetujuan kerja antara pihak konsultan (OZ) dengan klien (PT. Semesta Marga Raya). Kemudian dilakukan tahap riset dan analisis melalui observasi untuk lebih mengenal tapak jalan tol Kanci – Pejagan serta melakukan analisa guna melihat penggunaan ide/konsep desain yang tepat pada tapak jalan tol tersebut. Tahap konsep desain merupakan tahap lanjutan setelah diperoleh hasil analisis dan sintesis. Tahap ini menghasilkan konsep umum perencanaan jalan tol Kanci – Pejagan, yaitu perwujudan dari green concept dan green development. Green concept yaitu berusaha mengangkat isu mengenai lingkungan serta keberlangsungan (sustainability) dalam suatu desain perencanaan lanskap jalan tol Kanci – Pejagan, sedangkan green development yaitu mewujudkannya dalam bentuk desain yang memegang 4 aspek utama, yaitu keamanan (safety), ekologi (ecology), konservasi (conservation), dan keindahan (aesthetic). Tahap pengembangan desain merupakan tahapan dimana dilakukan penjabaran konsep desain secara lengkap serta menjalin konsultasi dan koordinasi dengan klien untuk menentukan batasan perencanaan dan rencana pengembangan yang lebih detail. Pada tahap pembuatan gambar kerja, dilakukan pengembangan desain yang lebih desain sehingga dihasilkan gambar perencanaan yang final yang siap digunakan untuk pedoman dalam pekerjaan lapang. Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan proyek lanskap jalan tol Kanci – Pejagan ini antara lain adaptasi mahasiswa untuk lebih mengenal sistem kerja di OZ secara keseluruhan selama 1 minggu. Mahasiswa juga dihadapkan pada proses cara kerja pada proyek yang sedikit berbeda dengan yang didapat di perkuliahan. Bagi OZ, kendala yang dihadapi lebih ke arah kendala teknis seperti pemadaman listrik yang dapat menghambat proses kerja di OZ.
148
Saran Sistem kerja di Oemardi_zain Landscape Consultant yang bekerja secara teamwork dapat memudahkan proses pelaksanaan pekerjaan suatu proyek menjadi efektif dan efisien. Hal ini diharapkan dapat mulai dilatih dan diterapkan oleh mahasiswa Arsitektur Lanskap sejak perkuliahan hingga di dunia kerja. Selain itu, perlu upaya peningkatan kerjasama antara Departemen Consultant
Arsitektur guna
Lanskap
meningkatkan
profesionalisme bagi mahasiswa.
dengan
Oemardi_zain
keterampilan,
Landscape
pengetahuan,
serta
DAFTAR PUSTAKA Anonymous. 2009. Profil Ruas Tol Kanci – Pejagan. http://www.simtol.pu.go.id/subditlahan/profil.php [20 Desember 2009]. 2009. Tol Kanci – Pejagan Sudah 60%. http://www.inilah.com/rubrik/ekonomi/sektor-riil/index.html [15 Maret 2009]. Arnold, H.F. 1980. Trees in Urban Design (2nd ed). New York: Van Nostrand Reinhold Co. Inc. Booth, N.K. 1983. Basic Elements of Landscape Architectural Design. Illionis: Waveland Press Inc. Carpenter, P.L., T.D. Walker, dan F.O Lanphear. 1975. Plants in the Landscape. San Fransisco: W.H.Freeman & Co. Dahlan, E.N. 2004. Membangun Kota Kebun Bernuansa Hutan Kota. Bogor: IPB Press. De Chiara, J. dan L.E. Koppelman. 1982. Standar Perencanaan Tapak (Terjemahan). Jakarta: Erlangga. Departemen Dalam Negeri. 2007. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan. Jakarta: Depdagri. Departemen Pekerjaan Umum. 1990. Petunjuk Drainase Permukaan. Jakarta: Dirjen Bina Marga. . 1996. Tata Cara Perencanaan Teknik Lanskap Jalan. Jakarta: Dirjen Bina Marga. . 2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan. Jakarta: Dirjen Bina Marga. . 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2005. Jakarta: Dirjen Jasa Marga. Farina, A. 1998. Principles and Methods in Landscape Ecology. London: Chapman & Hill Ltd. Grey, G. W. dan F. J. Deneke. 1978. Urban Forestry. New York: John Wiley and Sons Inc. Hakim, R. 2006. Rancangan Visual Lanskap Jalan. Jakarta: Bumi Aksara.
150
Haris, C.W. dan N.T. Dines. 1988. Time-Saver Standarts for Landscape Architecture. New York: McGraw-Hill Book.Co. Lynch, K. 1960. The Image of The City. London: The M.I.T.Press. Lynch, K. dan Gray Hack. 1983. Site Planning. New York: John Willey and Sons Inc. Nurisyah, S. 2004. Penuntun Praktikum Perencanaan Lanskap. Program Studi Arsitektur Lanskap. Departemen Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor Rachman, Z. 1984. Proses Berpikir Lengkap Merencana dan Melaksana dalam Arsitektur Lansekap. Makalah Diskusi Festa VI-Himagron. Bogor Reigh, G. W. 1993. From Concept to Form in Landscape Design. New York: Van Nostrand Reinhold. Soeharto, I. 1999. Manajemen Proyek : Dari Konseptual Sampai Operasional. Jakarta: Erlangga. Simonds, J. O. 1983. Landscape Architecture : A Manual of Site Planning and Design. New York: McGraw-Hill Book Co.
LAMPIRAN
152
Lampiran 1. Surat Perintah Kerja kepada OZ
153
Lampiran 2. Surat Perjanjian Kerjasama antara klien dengan OZ SURAT PERJANJIAN KERJASAMA NO. : …………………………. Reff SPK no, : 026/SMR/CEO-HMH/I/2009
PEKERJAAN PERENCANAAN DESAIN LANDSCAPE PEMBANGUNAN JALAN TOL KANCI – PEJAGAN Pada hari ini, ……….bulan February, tahun dua ribu sembilan ( …..-02-2009), kami yang bertandatangan dibawah ini : I
PEMEBRI TUGAS Nama Perusahaan Penanggung Jawab Alamat
II
PENERIMA TUGAS Nama Perusahaan Penanggung Jawab Alamat
: PT SEMESTA MARGA RAYA : Harya Mitra Hidayat : Wisma Bakrie, 6th Floor Jl. H.R. Rasuna Said Kav.B1 – Jakarta 12920 – Indonesia
: OEMARDI_ZAIN LANDSACAPE ARCHITECT : Ir. Umar Zain : Bumi Menteng Asri BE No.2 – Bogor 16111
Pemberi Tugas dan Penerima Tugas secara bersama-sama disebut sebagai “ Para Pihak “ Para Pihak sepakat untuk menandatangani Surat Perjanjian Kerja Borongan ini dengan Ketentuan dan Syaratsyarat sebagai berikut :
1.
Pasal 1 PEKERJAAN Yang dimaksud dengan Pekerjaan adalah Perencanaan Desain Landscape Pembangunan Jalan Tol Kanci – Pejagan, dengan perincian pekerjaan sesuai dengan surat penawaran harga tanggal 6 January 2009 beserta lampirannya.
2.
Lingkup Pekerjaan : -
3.
Perencanaan Desain Landscape Pembangunan Jalan Tol Kanci – Pejagan Memberikan pelayanan jasa konsultasi perencanaan dan design landscape Memberikan pelayanan jasa konsultasi dan supervisi terhadap paket-paket pekerjaan yang berhubungan dengan bidang landscape. Memberikan saran, usulan, masukan dalam menentukan konsep desain. Memberikan pengawasan secara berkala
Hasil Pekerjaan ( produk ) yang diserahkan : -
Master Plan Site Plan Denah Tampak & Potongan Bird Eye View / 3D Laporan tertulis Konsep Ruang luar Dokumen Gambar Teknik / Dok. Tender RAB + BQ RKS + Spesifikasi Copy File – file terkait dalam bentuk CD
154
Lampiran 2. (lanjutan)
1.
Pasal 2 HAK DAN KEWAJIBAN PEMBERI TUGAS harus memberikan tanpa biaya, semua data dan informasi yang dianggap sebagai informasi yang diperlukan oleh PENERIMA TUGAS untuk dapat melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan kewajiban-kewajibannya menurut perjanjian ini.
2.
Apabila PEMBERI TUGAS tidak membalas dalam waktu 7 ( tujuh ) hari kerja setelah diterima permintaan informasi dari PENERIMA TUGAS kemudian PENERIMA TUGAS akan meneruskan pengadaan Pekerjaan Perencana Desain Landscape, dan dalam hal suatu keputusan diperlukan harus diberikan, PENERIMA TUGAS dapat meneruskannya berdasarkan keputusannya sendiri mengenai hal tersebut, dengan syarat bahwa keputusan yang diambil oleh PENERIMA TUGAS sesuai dengan kepentingan terbaik PEMBERI TUGAS dan bahwa pemberitahuan mengenai maksudnya untuk meneruskan disampaikan kepada PEMBERI TUGAS pada akhir masa tersebut.
3.
PEMBERI TUGAS berkewajiban membayar PENERIMA TUGAS sesuai dengan Tugas yang diberikan dan sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.
4.
PENERIMA TUGAS wajib melaksanakan dan menyelesaikan Pekerjaan dengan baik dan sempurna sesuai Mutu, Desain dan spesifikasinya, mengikuti semua ketentuan yang tertera dalam Berita Acara Negosiasi Harga Penawaran, Syarat-syarat dalam Perjanjian ini, setiap perubahan dokumen tersebut dan seluruh dokumen lainnya yang disetujui oleh Para Pihak dan yang dilampirkan pada perjanjian ini, yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tak terpisahkan dari Perjanjian ini, untuk selanjutnya disebut “ Kontrak”
5.
PENERIMA TUGAS harus dapat membuat perencanaan dengan hasil yang optimal dan tidak over desain dan PENERIMA TUGAS bertanggung jawab terhadap hasil akhir dari keseluruhan perencanaan yang dibuat, apabila ada bagian perencannan yang terlewatkan, sehingga berdampak terhadap pelaksanaan di lapangan yang mengakibatkan timbulnya kerugian materi, maka Penerima Tugas berkewajiban menanngung segala resiko tersebut.
1. nama
Pasal 3 PERSONIL
Wakil Perusahaan Masing-masing pihak dalam perjanjian ini harus mengangkat seorang wakil yang akan bertindak atas masing-masing pihak untuk maksud –maksud dari Perjanjian ini.
-
Wakil tersebut akan diberikan wewenang tanggung jawab penuh mengeluarkan dan menerima instruksi sesuai dengan syarat-syarat perjanjian ini.
-
Para wakil yang diangkat oleh masing-masing pihak disebutkan namanya sebagai saksi dalam lembar perjanjian Kerjasama ini.
2.
Anggota Staf Perencana Desain
-
PENERIMA TUGAS harus menyediakan dan mempekerjakan para tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan Pekerjaan Perencana Desain Landscape. Apabila keadaan mengharuskan seorang tenaga ahli PENERIMA TUGAS yang ditunjuk untuk diganti, PENERIMA TUGAS harus dengan persetujuan tertulis dari PEMBERI TUGAS, mencari penggantinya seorang yang mempunyai pengalaman yang sesuai dengan kebutuhan, dengan ketentuan bahwa PENERIMA TUGAS harus : a. b.
Memberitahukan maksud penggantian yang dimaksud paling sedikit empat belas (14) hari sebelumnya. Menjamin kelancaran peralihan tugas tersebut
155
Lampiran 2. (lanjutan) Pasal 4 HARGA KONTRAK 1.
2.
3.
Sehubungan dengan pekerjaan yang diberikan oleh PEMBERI TUGAS kepada PENERIMA TUGAS, maka PEMBERI TUGAS akan membayar kepada PENERIMA TUGAS sejumlah = Rp 280.000.000,- . Terbilang : Dua ratus delapan puluh juta rupiah, bersifat Lumpsum Fixed Price, sudah termasuk Jasa, PPh psl 23 dan tanpa PPN 10%, termasuk pula biaya-biaya fluktuasi harga akibat kenaikan BBM serta PPN BBM, adanya devaluasi yang ditetapkan resmi oleh pemerintah, sehingga tidak dimungkinkan adanya eskalasi harga kontrak dikemudian hari. Untuk selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut “ Harga Kontrak “. Setiap perubahan Tambah / Kurang Pekerjaan, harus berdasarkan SPKB Tambah / Kurang yang ditandatangani kedua belah pihak dengan dilampiri Berita Acara Tambah / Kurang yang disetujui oleh Pemberi Tugas. Cara Pembayaran atas seluruh pekerjaan tersebut diatas diatur sebagai berikut : - Uang muka setelah
: 20% dari harga kontrak atau sebesar Rp. 56.000.000,-dibayar 14 hari
- Tahap I
: 40% dari harga kontrak atau sebesar Rp 112.000.000,- dibayar setelah Konseptual Desain disetujui oleh Pemberi Tugas.
- Tahap II
: 35% dari harga Kontrak atau sebesar Rp 98.000.000,- dibayar setelah Dokumen Gambar Kerja / Dokumen Tender sebanyak 7 (tujuh) set diterima oleh Pemberi Tugas.
Surat Perjanjain Kerja Borongan ditandatangani oleh kedua belah pihak.
- Tahap III(retensi) : 5% dari harga kontrak atau sebesar Rp. 14.000.000,- dibayar setelah pelaksanaan Pekerjaan penanaman selesai 100%, dikuatkan dengan BAST1 dari Kontraktor Pasal 5 MASA PELAKSANAAN PEKERJAAN Pekerjaan Perencanaan Desain Landscape Pembangunan Jalan Tol Kanci – Pejagan dilaksanakan dalam waktu 50 ( lima puluh ) hari kalender terhitung sejak tanggal 27 January 2009 s/d tanggal 17 Maret 2009.
1. 2.
Pasal 6 SYARAT-SYARAT DAN TANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN PEKERJAAN Dalam melaksanakan pekerjaan nya PENERIMA TUGAS harus mengindahkan peraturan-peraturan yang berlaku. Setiap tanggung jawab dari PENERIMA TUGAS akan gugur dengan sendirinya setelah 50 ( lima puluh ) hari kalender, setelah tanggal penyelesaian bagian terakhir dari penugasan.
Pasal 7 DENDA 1. Jika Penerima Tugas tidak dapat menyelesaikan Pekerjaan sampai dengan batas Masa Pelaksanaan sesuai Surat Perjanjian Kerja Borongan ini, maka penerima Tugas harus membayar Denda Keterlambatan Kepada Pemberi Tugas sebesar 1%0 ( satu per seribu) dari harga kontrak untuk setiap hari keterlambatan dengan jumlah maksimal sebesar 5 % ( lima per seratus ) dari harga kontrak.
156 2
Bila batas denda keterlambatan tersebut telah tercapai maka Pemberi Tugas berhak menunjuk Pihak Ketiga untuk menyelesaikan Pekerjaan dengan segala biaya yang dikeluarkan ditanggung sepenuhnya oleh Penerima Tugas
Lampiran 2. (lanjutan) Pasal 8 PEMBATALAN KONTRAK 1. Penerima Tugas telah dinyatakan bangkrut atau dilikuidasi oleh Pengadilan 2. Keadaan Memaksa ( Force majuere ) maksud perjanjian ini, keadaan memaksa berarti semua kejadian diluar Kekuasaan para pihak, pemogokan umum, larangan bekerja umum, gempa bumi, kebakaran, angin topan, tanah longsor, banjir, huru hara dan pecah perang (yang dinyatakan oleh pihak berwenang) dan perubahan peraturan perundangan undangan yang secara langsung mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan. 3.
Masing-masing pihak dianggap tidak melakukan kesalahan dalam melaksanakan kewajibankewajibannya sejauh pelaksanaan kewajiban tersebut tertunda, terhalang atau tidak dapat dilaksanakan karena adanya Keadaan Memaksa dan sesuai dengan pasal ini harus dibuat suatu pemberitahuan. Namum demikian, masing-masing pihak tidak dibebaskan dari melaksanakan kewajiban mereka masingmasing menurut perjanjian ini sebagai akibat dari keadaan memaksa sepanjang masih dapat melaksanakan kewajiban mereka. Pasal 9 PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1.
Dalam hal terjadi Perselisihan atau perbedean Pendapat mengenai Penafsiran Perjanjian ini, maka Para Pihak sepakat untuk menyelesaikannya dengan cara Musyawarah untuk Mufakat.
2.
Jika ternyata tidak dapat mencapai kata Mufakat, Para Pihak sepakat untuk mengajukan perselisihan tersebut kepada tingkat pertama dan terakhir kepada suatu badan Arbitrasi Nasional Indonesia (BANI) oleh seorang atau lebih arbiter yang ditunjuk menurut Peraturan tersebut.
3. Biaya arbitrasi tersebut harus ditanggung oleh kedua belah pihak sesuai dengan keputusan Badan Arbitrasi dan peraturan Arbitrasi BANI.
Jakarta, ………….February 2009 PEMBERI TUGAS PT SEMESTA MARGA RAYA
SAKSI PT SEMESTA MARGA RAYA
( Harya Mitra Hidayat )
(
PENERIMA TUGAS OEMARDI_ZAIN LANDSCAPE ARCHITECT
SAKSI OEMARDI_ZAIN LANDSCAPE ARCHITECT
)
157
( Ir. Umar Zain )
(
)
Lampiran 3. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan
BERITA ACARA SERAH TERIMA PEKERJAAN
Pada hari ini Selasa, tanggal 31 Maret 2009, para pihak yang bertanda tangan dibawah ini : 1.
Nama
: Aswan Sunoto
Perusahaan : PT SEMESTA MARGA RAYA Jabatan
: Chief Commercial Officer
Dalam hal ini selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA 2.
Nama
: Ir. Umar Zain
Perusahaan : OEMARDI_ZAIN Landscape Consultant Jabatan
: Direktur
Dalam hal ini selanjutnya disebut PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA telah memeriksa dan menyetujui Dokumen tahap Dokumen Tender Pekerjaan Perencanaan Desain Landscape Pembangunan Jalan Tol Kanci - Pejagan yang telah diserahkan oleh PIHAK KEDUA, sesuai Surat Kontrak Kerjasama no. 002/KS/SMR-OZLA/II/2009, maka PIHAK KEDUA berhak menerima pembayaran sampai dengan Tahap ke II, sesuai dengan yang tercantum dalam Surat Kontrak Kerjasama tersebut. Demikian Berita Acara ini dibuat, sebagai persyaratan untuk penagihan.
PIHAK PERTAMA
Asnan Sunoto Cheif Commercial Officer
PIHAK KEDUA
Ir.Umar Zain Direktur
158
Lampiran 4. Spesifikasi Softscape BAGIAN 1. UMUM 1.1
Lingkup Pekerjaan A. Menyediakan tanaman yang sehat dan kuat untuk area-area yang ditunjukkan pada gambar. Setiap jenis pekerjaan yang diindikasikan dalam gambar akan disebutkan, meskipun ada yang tidak disebut secara khusus dalam spesifikasi. Setiap pekerjaan yang tidak tertera pada gambar, tapi biasanya menjadi bagian dari pekerjaan lansekap, dianggap bagian dari pekerjaan. Penanggung Jawab Proyek (Landscape Project Officer) mempunyai hak membuat penyesuaian dan penggantian di lapangan agar pelaksanaan konsep lansekap sesuai dengan kondisi lapangan. B. Pekerjaan-pekerjaan pada bagian ini termasuk, namun tidak terbatas pada hal-hal berikut: 1. Penyediaan tanaman 2. Pembersihan Lahan 3. Penyediaan media tanam 4. Penanaman 5. Pemeliharaan lansekap C. Tujuan utama spesifikasi ini adalah untuk memastikan penyediaan dan penanaman material tanaman yang sehat dengan kualitas terbaik. D. Penyediaan tanaman Memperoleh, membeli dan membawa material tanaman ke tapak /lokasi proyek. Material tanaman yang didatangkan ke lokasi penanaman tidak boleh dibiarkan tidak tertanam lebih dari 2 (dua) hari. E. Penggantian 1. Jika tanaman yang diusulkan tidak dapat diperoleh, berikan permintaan penggantian tertulis kepada Penanggung Jawab Proyek 1 (satu) minggu setelah kontrak diserahkan. Permintaan ini dapat berupa spesies yang sama dengan ukuran berbeda atau spesies alternatif dengan ukuran sama dengan usulan penyesuaian harga kontrak. 2. Penggantian material tanaman tidak dizinkan tanpa persetujuan tertulis dari penanggung jawab proyek. F. Jadwal Pelaksanaan Sesudah penyerahan SPK, kontraktor harus mengerjakan semua pekerjaan dan diberi waktu 90 hari kerja untuk penyelesaiannya. Sebuah laporan pekerjaan tertulis harus diberikan kepada penanggung jawab proyek sebelum memulai pekerjaan. G. Pemilihan, pemberian tanda dan pemesanan material tanaman 1. Setelah penyerahan SPK, berikan permintaan kepada Penanggung Jawab Proyek untuk pemeriksaan dan dokumentasi material tanaman yang telah dipesan dan dikirim. 2. Tanaman akan diperiksa oleh Penanggung Jawab Proyek, jika perlu, pengecekan dilakukan pada tempat pengambilan/pengumpulan. Tanaman yang dikirim harus sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Semua tanaman yang tidak sesuai akan ditolak. H. Tanah merah (Top soil) Setelah penyerahan SPK, menunjukkan sumber tanah merah (topsoil), pasir dan pukan kepada Penanggung Jawab Proyek.
159 1.2.
Syarat-syarat Pelaksanaan
A. Pertemuan Lapangan Bersamaan dengan dimulainya pekerjaan, diadakan pertemuan dengan Penanggung Jawab Proyek dan semua pihak yang berkepentingan untuk meninjau ulang pekerjaan seminggu sekali. B. Utilitas Bawah Tanah dan Kendala-Kendala Mengetahui dengan pasti lokasi-lokasi semua utilitas bawah tanah seperti kabel listrik, telepon, pipa air bersih, air kotor dan drainase serta kendalakendala lain yang
Lampiran 4. (lanjutan) dapat mempengaruhi pekerjaan. Setiap kendala harus dilaporkan kepada Penanggung Jawab Proyek. Lindungi dan jagalah setiap jaringan utilitas saat pelaksanaan pekerjaan. Perbaikan setiap kerusakan yang terjadi dilakukan atas biaya pemberi SPK, baik sengaja maupun tidak. C. Penyimpanan dan Pengangkutan Kontraktor lansekap harus memiliki fasilitas penyimpanan yang memadai untuk peralatan, perlengkapan dan materia-material, dan untuk memindah fasilitas tersebut sesudah proyek selesai dan merapikan bekas pekerjaan. Kontraktor lansekap harap mencatat dan membiayai fasilitas tersebut sendiri. D. Perlindungan Harap bertanggung jawab terhadap setiap kerusakan akibat penanaman lansekap. Setiap kerusakan diperbaiki sesuai kondisi area sebelumnya. E. Pembersihan Kontraktor lansekap harus menjaga area kerja tetap bersih, rapi dan teratur selama waktu kontrak. Pembersihan area kerja ini dilakukan sebelum, dalam dan setelah pelaksanaan. F. Contoh Penanggung jawab proyek berhak mengambil dan menguji contoh material untuk disesuaikan dengan spesifikasi setiap saat. Material yang ditolak harus segera dikeluarkan dari tapak.
1.3.
Periode Pemeliharaan
A. Umum Kontraktor Lansekap Memelihara semua tanaman dan area yang ditanami dalam pertumbuhan dan penampilan yang optimum. Kontraktor diharuskan mempersiapkan dan mengajukan analisa biaya pemeliharaan termasuk di dalamnya analisa tenaga kerja dan peralatan. B. Durasi Pemeliharaan tanaman akan berlanjut hingga 6 (enam) bulan setelah penyelesaian proyek atau setelah persetujuan dari inspeksi final. Pemeliharaan tanaman selama pelaksanaan proyek tidak dianggap periode pemeliharaan. C. Material tanaman 1. Material tanaman yang dianggap • mati atau sekarat dan tidak dalam kondisi bertahan hidup, • ditanam tidak sesuai, atau • dalam kondisi menurun, tidak sehat atau berpenyakit, harus segera diganti dengan tanaman dari spesies dan ukuran yang sama dengan tanaman asal. 2. Biaya penggantian material tanaman selama periode pemeliharaan ditanggung oleh kontraktor. 3. Jika semua atau sebagian pekerjaan tidak dapat diterima sesuai syarat dan spesifikasi, periode pemeliharaan formal dari pekerjaan ini akan diperpanjang hingga kekurangan dalam pekerjaan diperbaiki
160 dan pekerjaan tersebut diterima oleh Penanggung Jawab Proyek, tanpa tambahan biaya bagi pemilik. D. Inspeksi Pra-pemeliharaan dan Inspeksi Final 1. Setelah selesainya penanaman dan dimulainya periode pemeliharaan formal, inspeksi pra pemeliharaan akan dilakukan. Setelah selesai periode pemeliharaan, inspeksi final dilakukan. 2. Penanggung jawab proyek, kontraktor lansekap atau wakil mereka harus hadir saat inspeksi. 3. Saat inspeksi, setiap area harus bebas gulma, daun yang mati dan sampah, dan dipangkas rapi. 4. Jika, setelah inspeksi pra pemeliharaan, pemilik atau penanggung jawab proyek menganggap pekerjaan telah dilakukan sesuai gambar, spesifikasi
Lampiran 4. (lanjutan) dan sesuai penyesuaian lapangan, penanggung jawab akan memberi kontraktor pemeberitahuan tertulis mengesahkan Penyelesaian Pekerjaan dan permulaan periode pemeliharaan enam bulan. Jika, setelah inspeksi pra pemeliharaan, pekerjaan yang dilakukan dianggap tidak dapat diterima, daftar kekurangan lansekap akan dikeluarkan untuk kontraktor. Pekerjaan perbaikan lansekap harus diselesaikan pada waktu yang disetujui. Jika pekerjaan perbaiakan tidak dapat diselesaikan dalam waktu yang disetujui, kontraktor akan mendapat peringatan tertulis dari penanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan dan permintaan inspeksi. Dalam inspeksi, jika dalam pandangan penanggung jawab proyek pekerjaan tersebut tidak dapat diterima, kontraktor lansekap lain akan dipanggil untuk mengerjakan pekerjaan itu. Biaya pelaksanaannya akan dipotong dari SPK. 5. Setelah periode enam bulan pemeliharaan formal, inspeksi final akan dilakukan. Jika dalam inspeksi final, Penanggung Jawab Proyek beranggapan semua pekerjaan telah dikerjakan sesuai spesifikasi, maka pemberitahuan tertulis akan penyelesaian SPK akan dikeluarkan. 6. Inspeksi Pra-Pemeliharaan dan Inspeksi Final ini harus dimuat dalam Berita Acara (BA), sebagai dasar pembayaran Termijn.
1.4.
Garansi
A. Material Tanaman 1. Material tanaman yang disediakan atau dipindahkan harus diberi garansi, untuk periode 6 (enam) bulan dari tanggal penyelesaian perkerjaan terhadap ketaksesuaian penanaman, kerusakan, ketidakkuatan atau kondisi sakit yang mungkin muncul. 2. Pada saat diterimanya peringatan tertulis (Instruksi Tapak) dari Penanggung Jawab Proyek Lansekap mengenai penolakan material tanaman selama masa garansi akibat kematian, penyakit atau pola pertumbuhan yang tidak dapat diterima/kurang baik, material tanaman tersebut harus segera diganti dengan jenis yang sama dari sebelumnya. Tanaman pengganti harus dari ukuran yang sama seperti jika pertumbuhan yang normal terjadi sejak penanaman semula. Pengganti harus sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi. B. Garansi Khusus 1. Semua material tanaman yang disediakan di bawah bagian ini harus digaransikan berdasarkan jenis, hibrida, warna bunga dan atau varietas yang telah ditentukan untuk periode 6 (enam) bulan setelah Penyelesaian Kontrak Lansekap.
161 2. Jika setelah kontrak proyek berakhir, material tanaman yang digaransikan terbukti dari jenis, hibrida, warna bunga dan atau varietas berbeda dari yang ditentukan sebelumnya, ganti tanaman tersebut dengan tanaman baru dengan jenis, hibrida, warna bunga dan atau varietas yang ditentukan awalnya. Tanaman baru ini harus sama ukurannya dengan tanaman yang salah tersebut pada saat penggantiannya. Tanaman baru ini harus memenuhi standard kualitas, menjadi subyek garansi, dan ditanam sesuai spesifikasi, dengan persetujuan dari Penanggung Jawab Proyek Lansekap dan Pemilik. C. Pertanggungjawaban Pertanggungjawaban di bawah garansi harus mencakup perbaikan kerusakan terhadap pekerjaan milik kontraktor lain dan milik pemberi kerja, yang disebabkan kegagalan performa kerja di bawah bagian ini. Semua ketetapan pada bagian ini berlaku pada pekerjaan yang ditampilkan untuk memenuhi kebutuhan garansi.
Lampiran 4. (lanjutan) BAGIAN 2. PRODUK-PRODUK 2.1.
Media Tanam
A. Campuran media tanam 1. Media tanam semak (penanaman pada planter median) terdiri dari: 3 bagian tanah merah (top soil) 1 bagian pasir saring/ayak 1 bagian pukan (pupuk organik) 10 gr/m2 atau 10 gr/nos starter Sp-36 (0-36-0)
2.2.
Pestisida awal: Furadan 3 G Butiran Furadan 3 G dicampurkan kedalam area lubang tanam Pohon atau Palem sesuai dengan konsentrasi dan dosis yang direkomendasikan.
2.3.
Material Tanaman
A. Jumlah Menyediakan jumlah yang cukup dari material tanaman yang dibutuhkan dalam pekerjaan seperti dalam rencana penanaman (planting plan). Bill of quantities harus mendahului gambar rencana penanaman. B. Penamaan Nama tanaman harus sesuai dengan nama yang diketahui pedagang tanaman lokal dan nama yang diketahui arsitek lansekap. Dalam perselisihan, keputusan arsitek lansekap adalah final. C. Syarat 1. Semua pohon, palem, semak, tanaman merambat, tanaman air dan tanaman penutup tanah harus memiliki pertumbuhan yang normal, sehat, kuat dan bebas hama. 2. Ukuran minimum yang diterima dari pohon dan semak diukur setelah dipangkas, dengan percabangan normal, sesuai ukuran dalam BOQ. 3. Tanaman yang sesuai ukuran, namun tidak mempunyai bentuk, keseimbangan tinggi dan lebar yang normal, akan ditolak. 4. Pohon, palem, semak tanaman merambat, tanaman air dan penutup tanah lebih besar dari spesifikasi dapat digunakan, namun pemakaian material tanaman yang lebih besar tidak akan
162
5.
6. 7. 8. 9.
2.4.
mengubah harga dalam SPK. Ketinggian tanaman tidak boleh diganti untuk menciptakan keseimbangan. Pohon dan semak sebaiknya ditanam dalam kontainer dengan ukuran yang sesuai dengan gambar atau spesifikasi dan harus memiliki cukup akar sehingga dapat dipindahkan dari kontainer (drum, karung atau polybag) tanpa terjadinya kerusakan pada akar. Palem dan pohon yang dikirim dengan bola akar kecil atau tidak cukup akan ditolak. Dalam semua kasus, keputusan penanggung jawab adalah final. Setiap pohon, palem, semak dan penutup tanah dengan batang yang lemah dan kurus tidak akan sanggup menyangga diri sendiri di tempat terbuka, akan ditolak. Pohon dan palem sebaiknya tegak, dengan bentuk seragam tanpa kerusakan, bengkok atau memiliki batang utama lebih dari satu, kecuali diminta. Potongan akar harus sehat, material vegetatif dengan perakaran yang baik pada satu atau lebih titik.
Penyiraman
Kontraktor lansekap dapat menggunakan sumber air yang ada di tapak. Kontraktor harus menyediakan selang dan semprotan untuk penyiraman tanaman. Sumber air/titik-titik air untuk penyiraman dibuat sedemikian rupa agar tidak terlihat.
Lampiran 4. (lanjutan) Bila terdapat ketentuan lain mengenai detail teknis penyiraman, harus ditentukan oleh kedua belah pihak (developer dan kontraktor lansekap) sebelum dimulainya pelaksanaan konstruksi di lapangan.
2.5.
Material dan Pekerjaan Lain-lain
Kontraktor lansekap harus memasukkan material dan pekerjaan berikut dalam harga penawaran BOQ: 1. Bambu: dengan diameter 5 cm tanpa cat dan noda. 2. Tali 3. Pekerjaan pemeliharaan selama masa konstruksi 4. Pembuatan Shop Drawing jika diperlukan 5. Pembuatan As Built Drawing (softcopies dan Hardcopies – 2 set)
BAGIAN 3. PELAKSANAAN 3.1.
Pembersihan
a. Membersihkan semua area penanaman dimulai dari vegetasi yang ada (existing), yang tidak sesuai dengan rencana dan semua sampah dan material asing lainnya yang dianggap halangan untuk pelaksanaan penanaman dan atau tidak terlihat baik. Kemudian kontraktor lansekap bertugas melakukan pematokan-pematokan untuk titik-titik lubang pohon yang akan ditanam sesuai/tepat dengan titik-titik yang direncanakan pada gambar, dan ditinjau ulang oleh Penanggung Jawab Proyek. b. Memelihara bentukan lahan/grade yang telah terbentuk sebelumnya (hanya pada area grading yang sudah selesai). c. Kontraktor utama harus bertanggung jawab untuk pembersihan bak tanaman dan menyerahkannya kepada Kontraktor Lansekap dalam keadaan siap ditanami. Adalah tanggung jawab kontraktor lansekap memastikan hal ini dikerjakan. Jika gagal, pekerjaan pembersihan dan persiapan bak tanaman menjadi tanggung jawab Kontraktor Lansekap.
163 d. Mengatur semua material yang sudah disiapkan ke area dalam tapak sebagaimana diarahkan oleh Penanggung Jawab Proyek.
3.2.
Penyiapan Media Tanam (Soil mix/backfill mix)
a. Media tanam yang telah ditentukan (lihat Bagian 2. Produk-produk) harus disiapkan dan diawasi pelaksanaan pencampurannya agar diperoleh kualitas soil mix seperti yang diharapkan. b. Tempat pembuatan media tanam dapat dibagi dalam beberapa titik pembuatan. Media tanam harus dibuat dalam satu tempat sebelum kemudian disebar pada area penanaman atau titik tanam. c. Sebelum dilakukan penyebaran media tanam, maka area penanaman harus digemburkan (decompacted), dan disiram untuk area-area yang terlihat sangat kering. Tidak ada pekerjaan penyebaran media tanam yang boleh dilakukan sebelum ada persetujuan dari Penanggung Jawab Proyek.
3.3.
Penempatan dan Penyebaran Media tanam
a. b. c. d.
3.4.
Media tanam disebar dan ditempatkan pada area penanaman dengan ketebalan (volume) sebagai berikut: Pohon dan Palm (Trees/Palms) : 100 x 100 x 100 cm Tanaman muda (Sapling plant) : 60 x 60 x 60 cm Semak dan penutup tanah (Shrubs/Groundcovers) : 30 cm Rumput (Turf) : 10 cm
Pelaksanaan Penanaman
A. Penanganan tanaman 1. Menangani tanaman dalam suatu cara yang mencegah terjadinya kerusakan pada tanaman. 2.
Lampiran 4. (lanjutan) 3.
Menjaga tanaman dari sinar matahari dan angin yang kering setiap waktu. Tanaman yang tidak dapat segera ditanam setelah pengiriman harus disimpan dalam naungan, dijaga baik dan cukup diairi. 4. Semua spesimen, pohon dan palem yang tumbuh di lapangan dan yang disimpan (stock) harus ditanam pada hari yang sama dengan pengirimannya ke tapak. B. Penempatan Tanaman 1. Lokasi tanaman harus ditandai oleh Kontraktor Lansekap untuk ditinjau ulang oleh Penanggung Jawab Proyek Lansekap sebelum pelaksanaan kerja. Kontraktor Lansekap harus memberi tahu Penanggung jawab Proyek Lansekap 3 hari di muka sebelum pemberian tanda. 2. Tanaman harus diletakkan di tengah-tengah dengan posisi tetap pada media tanam padat yang sesuai, yang telah tercampur rata. 3. Tanaman harus diletakkan dengan ketinggian tanah rata dengan bentukan lahan/grade akhir dan ditanam untuk memberi penampilan yang terbaik pada struktur atau lingkungan terdekatnya. C. Penunjang Segera sesudah penanaman semua pohon dan palem dengan tinggi 2,0 m atau lebih, seperti pada detil, diberi penunjang.
3.4.1. Penanaman Rumput/Lempengan Rumput A. Semua rumput yang disuplai oleh kontraktor haruslah dari jenis Agrostis stolonifera (Rumput Embun) yang sehat dan vigor dari sumber yang disetujui. Rumput atau lempengan rumput harus dipotong bujur sangkar dengan
164
B. C. D. E. F.
ukuran sekitar 15x15 cm, dan tebal 5 cm. Semua rumput harus bersih dari gulma atau rumput liar (khususnya Mimosa pudica/putri malu dan rumput teki) dan sampah. Lempengan rumput tidak boleh terpecah menjadi potongan-potongan kecil untuk penanaman. Lempengan rumput harus diletakkan bersisian pada tanah dengan jarak antaranya tidak lebih dari 15 cm. Rumput harus ditanam pada area yang telah disiapkan segera sesudah pengiriman untuk mencegah kerusakan. Segera menyiram area rumput setelah penanaman. Penyiraman dalam jumlah yang cukup untuk membasahi lempengan. Setelah rumput dan tanah yang disiram sudah agak mengering, giling atau tumbuk area rumput untuk memastikan ikatan yang baik antara lempengan dan tanah serta menghilangkan ketidakteraturan ketinggian (bumpy)
3.4.2. Penanaman Palem dan Pohon
A. Menanam kembali dengan hati-hati dan sesuai dengan praktek-praktek standard nursery. B. Memakai media tanam sesuai spesifikasi pada Bagian 2 di atas untuk pengisian lubang tanam. C. Menunjang setiap pohon dan palem segera setelah tanam. Memasang penunjang dolken untuk setiap pohon dan palem.
3.5. A.
Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan akan meliputi, namun tak terbatas pada: 1. Perlindungan area yang dilewati lalu lintas, dengan membangun barikade segera sesudah penanaman. 2. Menyiram area penanaman sebanyak kebutuhan untuk menunjang pertumbuhan yang aktif, menjaga area lembab namun tidak menggenangi (harian). 3. Pemupukan sesuai kebutuhan sesuai rekomendasi pabrik (1-2 kali /bulan).
Lampiran 4. (lanjutan) 4. Memelihara area penanaman bebas gulma dan rumput-rumput pengganggu melalui pembersihan gulma harian jika dibutuhkan. Mencabut gulma hingga ke akarnya (2 kali/bulan). 5. Memeriksa semua tanaman untuk penyakit dan serangan hama (setiap bulan atau sesuai kebutuhan). Memindahkan tanaman yang rusak atau terinfeksi. Material yang terkena diobati segera. 6. Segera memindahkan tanaman yang mati atau sekarat. Penggantian harus dari jenis dan ukuran yang sama dengan tanaman sebelumnya (sesuai kebutuhan). 7. Pengulangan pemberian tunjangan, pengeratan ikatan atau pengaturan kembali ke ketinggian yang sesuai atau penegakan kembali tanaman yang tidak berada pada posisi tumbuh yang sesuai (sesuai kebutuhan). 8. Memangkas rumput hingga setinggi 15 mm (1 kali/bulan). 9. Merapikan semua pohon, semak dan penutup tanah seperti pengarahan Penanggung Jawab Lansekap untuk membuat bentuk, kebiasaan dan tampilan tanaman yang diinginkan (1 kali/ bulan). 10. Membuat catatan dari prosedur pemeliharaan yang meliputi tenaga kerja, deskripsi tugas, pupuk, irigasi, dan lain-lain. Memberikan kopi dari catatan pemeliharaan kepada Penanggung Jawab Lansekap.
165 B. Jadwal Pekerjaan Pemeliharaan Rutin Pekerjaan 1. Penyiraman 2. Pembersihan gulma 3. Forking bedeng tanaman 4. Edging 5. Pemupukan 6. Penyemprotan hama penyakit dibutuhkan dan
Frekwensi Harian Harian dan jika dibutuhkan Bulanan Bulanan 2 kali/bulan Bulananatau jika dengan
adanya
hama
penyakit 7. Pemangkasan rumput Sekali/bulan 8. Perapian/trimming semak dan Sekali/bulan dan atau jika penutup tanah dibutuhkan 9. Penggantian tanaman dan Jika dibutuhkan perbaikan kecil bedeng tanaman 10. Pemberian penunjang untuk Jika dibutuhkan mengatur pertumbuhan pohon dan tanaman C. Tenaga kerja Pengawasan sepanjang waktu selama 6 hari per minggu Tim pekerja pemeliharaan selama 7 hari per minggu. Setiap tenaga kerja diberikan tanda pengenal seperti seragam, rompi atau topi agar tidak terjadi kekeliruan dengan pekerja lain yang merugikan dikemudian hari. D. Kontraktor Lansekap harus membuat Jadwal Pemeliharaan Rutin secara rinci yang berisikan mengenai aktivitas pemeliharaan, peralatan yang digunakan, obat-obatan atau jenis pupuk yang dipakai serta jumlah dan pembagian tenaga pemeliharaan harian kepada Penanggung Jawab Proyek untuk dimintakan persetujuannya sebelum dimulainya pelaksanaan masa pemeliharaan.
Lampiran 5. RAB tol Kanci – Pejagan
166
167 Lampiran 5. (lanjutan)
168 Lampiran 5. (lanjutan)
169 Lampiran 5. (lanjutan)
170 Lampiran 5. (lanjutan)