90
BAB VI PERENCANAAN LANSKAP
6.1. Rencana Ruang Wisata Rencana tata ruang berdasarkan pada konsep ruang wisata yang direncanakan. Pembagian ruang berdasarkan pada fungsi dan aktivitas wisata yaitu : 1. Ruang obyek wisata utama yang terletak pada mintakat pelestarian inti. Pada ruang ini tedapat obyek berupa kelompok Candi Gedong I sampai kelompok Candi Gedong VII, dengan luas area ± 6,1 ha (25,5 %). Aktivitas yang dapat dilakukan pada ruang ini terbatas pada aktivitas wisata sejarah dan budaya meliputi melihat, mengamati, dan mempelajari obyek, merasakan suasana, menginterpretasikan obyek, dapat juga foto, ibadah serta kegiatan lainnya yang tidak merusak atau mengganggu obyek. Pada ruang ini disediakan sarana interpretasi berupa papan informasi yang memuat latar belakang candi dan keisteimewaan masingmasing kelompok candi. 2. Mintakat penyangga berupa ruang terbuka hijau yang mengelilingi ruang inti yang berfungsi sebagai pembatas atau pelindung ruang inti, serta konservasi tanah dan air. Untuk aktivitas wisata, dalam ruang ini terdapat ruang transisi yaitu ruang yang mengantar pengunjung menuju ruang obyek wisata utama. Fasilitas pada ruang ini yaitu berupa jalan di dalam kawasan. Aktivitas yang dapat dilakukan pada ruang ini yaitu berjalan menuju obyek wisata, menikmati dan mengapresiasi pemandangan, mengambil foto dan istirahat singkat. Pada ruang penyangga terdapat juga obyek yang menarik yaitu Air Suci Kali Bening dan Kawah Candra Dimuka. Untuk meningkatkan daya tarik kawasan wisata ini, maka kedua obyek ini dapat dikembangkan secara terbatas. Selain kedua obyek tersebut, pada ruang penyangga terdapat satu titik yang dapat melihat keseluruhan lanskap Candi Gedong Songo yaitu Bukit Spiral. Pada bukit ini dapat dikembangkan juga secara terbatas. Luas yang direncanakan untuk pengembangan terbatas ini yaitu seluas ± 0,36 ha (1,73 %). Sisa
91
ruang penyangga merupakan ruang terbuka hijau yang ditanami tanaman konservasi tanah dan air serta tanaman produksi. Luas ruang penyangga (setelah dikurangi ruang pengembangan terbatas) yaitu seluas ± 15,9 ha (66,5%). 3. Ruang fasilitas pelayanan wisata, terletak pada mintakat pengembangan. Pada ruang ini terdapat fasilitas untuk meningkatkan kenyamanan wisata seperti kios makan, kios cinderamata, taman bermain, pondok wisata, area perkemahan, pendopo, plaza, musholla, toilet, pos kesehatan, pos jaga, tempat tambatan kuda; fasilitas interpretasi sejarah dan budaya seperti pusat informasi, museum, ruang audio visual, dan papan interpretasi; serta fasilitas untuk atraksi pendukung seperti panggung pagelaran kesenian daerah dan aula gamelan. Aktivitas yang dilakukan yaitu mendapatkan informasi umum tentang obyek, aktivitas rekreatif yang sesuai, menikmati atraksi pendukung, istirahat, makan, berbelanja, menginap, dan lain-lain. Luas ruang fasilitas pelayanan yaitu sebesar ± 1,2 ha (5 %). 4. Ruang penerima (welcome area) terletak pada bagian terluar mintakat pengembangan yang menghubungkan jalur akses dengan kawasan wisata. Pada ruang ini terdapat fasilitas gerbang masuk, area parkir, dan tempat penjualan tiket serta tedapat jga ruang operasional atau kantor pengelola. Luas ruang penerima ± 0,78 ha (3,3 %). Tata ruang tersebut diatas dapat dilihat pada Gambar 53. Pengelolaan ruang inti dan ruang penyangga tetap dilelola oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3), sedangkan ruang pengembangan (ruang fasilitas pelayanan wisata dan ruang penerima) dan ruang pengembangan terbatas dikelola oleh UPTD (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan).
92
Gambar 53. Peta Rencana Ruang
93
6.2. Rencana Sirkulasi Konsep sirkulasi yang dikembangkan berfungsi sebagai penghubung antar ruang wisata yang dapat dimanfaatkan sekaligus sebagai jalur interpetasi yang mengikuti urutan tingkat keutamaan kedewaan dan pemanfaatan visual tapak secara optimum. Selain itu sirkulasi yang dikembangkan juga menghubungkan obyek utama dengan atraksi pendukung lainnya seefektif dan seefisien mungkin. Pola sirkulasi wisata merupakan pola loop yang terdiri dari tiga rute sesuai jarak atau waktu tempuh, yaitu: 1. Rute I yaitu jalur ini menghubungkan seluruh candi (Candi Gedong I – VII), Air Suci Kali Bening dan Kawah Candra Dimuka, serta menara pandang untuk visualisasi lanskap. Jarak tempuh rute ini adalah ± 2,3 km, dengan waktu tempuh ± 3 jam. Fasilitas yang tersedia antara lain media intepretasi, pemandian air panas, pancuran, menara pandang pada Bukit Spiral, tempat beribadah, fasilitas pemberhentian sementara, dan toilet. 2. Rute II yaitu jalur sirkulasi yang menghubungkan Candi Gedong I, Air Suci Kali Bening, Candi Gedong II, Candi Gedong III, Kawah Candra Dimuka dan menara pandang. Jarak tempuh rute ini adalah ± 1,2 km, dengan waktu tempuh ± 2 jam. Fasilitas yang tersedia antara lain media interpretasi, pancuran, tempat ibadah, tempat beristirahat sementara, pemandian air panas, menara pandang dan toilet. Rute III adalah jalur alternatif kedua bagi penunjung yang tidak dapat mengelilingi seluruh candi namun dapat menikmati seluruh obyek wisata pendukung. Selain itu pengunjung dapat menikmati kemegahan seluruh candi dan lanskapnya dengan memanfaatkan menara pandang yang berlokasi di jalur pulang Rute III. 3. Rute III yaitu jalur sirkulasi yang menghubungkan Candi I, Air Suci Kali Bening, Candi Gedong II dan menara pandang. Jarak tempuh rute ini adalah ± 761 m, dengan waktu tempuh ± 1,5 jam. Fasilitas yang tersedia antara lain media interpretasi, pancuran, tempat ibadah, tempat beristirahat sementara, menara pandang dan toilet. Rute II adalah jalur pendek sebagai alternatif bagi penunjung yang tidak dapat mengelilingi seluruh candi dan atraksi. Namun pengunjung tetap dapat menikmati kemegahan seluruh
94
candi dan lanskapnya dengan memanfaatkan menara pandang yang berlokasi di jalur pulang Rute III. Bagi pengunjung yang ingin menikmati lanskap candi dengan berkuda disediakan satu rute khusus untuk berkuda. Rute ini hanya melewati Candi Gedong I, berhenti pada stop area berkuda untuk melihat keseluruhan candi, lalu kembali ke tambatan kuda dengan jarak tempuh ± 433 m. Fasilitas yang disediakan pada stop area berupa tempat tambatan kuda, dari titik ini dapat dilihat kemegahan candi secara keseluruhan. Selain itu untuk kenyamanan pengunjung dalam melakukan perjalanan, terdapat tempat beristirahat sementara berupa bangku dan gazebo setiap ± 100 m. Rencana sirkulasi ini bertujuan agar sirkulasi menjadi efektif dan efisien, rencana jalur sirkulasi dapat dilihat pada Gambar 54. Lebar jalan untuk pejalan kaki adalah 2 m untuk standar pergerakan sirkulasi dua orang dan satu orang anak kecil. Untuk berkuda disediakan pada tempat khusus dengan lebar jalan 2 m, untuk satu penunggang kuda dan satu orang pendamping. Struktur sirkulasi menggunakan batu belah. Untuk memisahkan antara jalur pejalan kaki dan penunggang kuda digunakan pembatas berupa tanaman pembatas (semak).
Gambar 54. Rencana Jalur Wisata
95
96
6.3. Rencana Interpretasi Rencana interpretasi berdasarkan pada konsep interpretasi direncanakan yaitu untuk mengetahui tatanan Candi Gedong Songo dan lanskapnya, serta kebudayaan setempat yang berkaitan dengan Candi Gedong Songo. Kebudayaan tersebut berkaitan dengan kegiatan penyucian diri sebelum memasuki candi yang lebih tinggi tingkatan keutamaan kedewaannya. Penyucian ini dilakukan sebelum ke Candi Gedong II dan sebelum ke Candi Gedong IV. Menurut kepercayaan dan kebudayaan setempat Candi Gedong I merupakan candi yang masih berhubungan dengan dunia manusia (Bhurloka), untuk mencapai dunia yang lebih tinggi yaitu dunia orang suci (Bhuvarloka) pada Candi Gedong II dan III maka harus dilakukan ritual penyucian diri terlebih dahulu di Air Suci Kali Bening. Dari Candi Gedong II dan III untuk mencapai dunia para dewa (Svarloka) pada Candi Gedong IV-VII, maka harus dilakukan penyucian diri di Kawah Candra Dimuka. Sarana interpretasi yang direncanakan adalah sarana yang dapat mendukung interpretasi tersebut. Sarana interpretasi tersebut antara lain jalan setapak, museum dan ruang audio visual, panggung kesenian, papan interpretasi, papan informasi, pancuran, pemandian air panas, dan menara pandang yang berlokasi di Bukit Spiral dan jalan pulang Rute III. Penyediaan sarana interpretasi yang direncanakan bertujuan agar proses interpretasi oleh pengunjung dapat dilakukan secara mandiri maupun terpandu. Untuk pengunjung yang berkuda maka proses interpretasi dilakukan secara terpandu oleh pemandu kuda. Jalan setapak berfungsi sebagai jalur interpretasi tatanan Candi Gedong Songo yang mengikuti urutan keutamaan kedewaan beserta lanskap sekitarnya. Jalur interpretasi dimulai dari museum, ruang audio visual dan panggung kesenian untuk mendapatkan interpretasi awal atau pendahuluan, kemudian dilanjutkan ke Candi Gedong I, atraksi Air Suci Kali Bening, Candi Gedong II, Candi Gedong III, Atraksi Pemandian atau Kawah Candra Dimuka, lalu ke Candi Gedong VII, Candi Gedong VI, Candi Gedong IV, ke candi utama yaitu Candi Gedong V lalu diakhiri ke menara pandang untuk meinterpretasikan lanskap candi secara keseluruhan. Untuk Rute I maka menara pandang yang digunakan adalah yang terletak di Bukit Spiral. Sedangkan untuk Rute II dan Rute III, menara pandang yang digunakan adalah yang terletak di jalan pulang Rute III.
97
6.4. Rencana Fasilitas Fasilitas yang disediakan dalam perencanaan lanskap wisata Kompleks Candi Gedong songo berdasarkan pada kebutuhan aktivitas pada ruang wisata masing-masing, yang dapat dilihat pada Tabel 11. Rencana fasilitas akan dijabarkan sebagai berikut : 1. Gerbang dan Pintu Masuk Gerbang masuk berada di ruang penerima yang membatasi ruang di luar dan di dalam tapak. Gerbang masuk ini desesuaikan desainnya dengan arsitektur candi dan akan ditempatkan patung penjaga tokoh dalam agama Hindu untuk memperkuat karakter lanskap. Pintu masuk di dalam ruang penerima sebagai pembatas antara ruang penerima dengan bagian dalam kompleks. Pintu masuk didesain sesuai dengan arsitektur candi dengan dihiasi dengan Kala. Dalam agama Hindu Kala merupakan tokoh yang diciptakan untuk membunuh raksasa. Ilustrasi pintu masuk dapat dilihat pada Gambar 55.
Gambar 55. Ilustrasi Pintu Masuk
98
Tabel 11. Rencana Fasilitas bagi Pengunjung Kompleks Candi Gedong Songo Mintakat Inti Fungsi
Aktivitas
Fasilitas Ruang Obyek Wisata Utama
Wisata Sejarah
Wisata Budaya
• Pusat informasi • Papan informasi • Papan interpretasi • Gedung audio visual • Museum • Menara pandang Memahami • Gedung audio visual nilai dan • Papan informasi budaya terkait • Papan interpretasi Kompleks • Museum Candi Gedong • Panggung kesenian Songo dan daerah kawasan sekitar • Aula gamelan • Taman bermain • Pancuran • Pemandian air panas Memahami nilai dan sejarah candi, mengamati candi
Ritual ibadah
Mintakat Penyangga
• Gazebo • Papan informasi
√ √
Ruang Transisi
√
Ruang Obyek Wisata Pendukung
√
√ √ √
√
√ √
Mintakat Pengembangan Ruang Fasilitas Pelayanan Wisata
Ruang Penerima
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√
√ √ √ √
√
98
99
Tabel 11. (Lanjutan) Mintakat Inti Fungsi
Aktivitas
Istirahat, makan, minum, membeli cinderamata, ibadah, parkir, mendapatkan informasi umum
Penunjang Wisata Menikmati alam, berendam air panas, fotografi, berkemah Pengelolaan
Fasilitas
• • • • • • • • • • • • • • • • •
Pondok wisata Kios makan dan minum Kios cinderamata Gazebo Papan penunjuk RTH Taman bermain Bangku Musholla Toilet Area parkir Gedung pusat informasi Papan informasi Pemandian air panas Gazebo Bangku Area perkemahan
• Tempat pembuangan sampah akhir • Kantor pengelola
Ruang Obyek Wisata Utama
Mintakat Penyangga
Ruang Transisi
Ruang Obyek Wisata Pendukung
Mintakat Pengembangan Ruang Fasilitas Pelayanan Wisata
Ruang Penerima
√ √ √ √
√ √
√ √ √
√
√
√ √ √ √ √ √ √ √
√
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √
√ √ √ √ √ 99
100
2. Area parkir Area parkir terletak pada area penerimaan, didesain untuk dapat menampung kendaraan roda dua dan empat. Area parkir dibagi tiga yaitu untuk menampung mobil, bis dan motor. Tipe parkir yang digunakan adalah tipe 90º dan 60º karena tipe ini menyisakan sedikit ruang yang tidak terpakai sehingga area parkir akan lebih efektif dan efisien. Struktur lantai menggunakan grassblock, sistem perkerasan ini dapat mengurangi erosi dan dapat memaksimalkan penyerapan air ke dalam tanah dan dapat menambah kualitas estetika (Brooks, 1988). Untuk tambatan kuda akan disediakan pada saat akan memasuki Candi Gedong I. Tambatan kuda ini hanya sebagai tempat persing ahan kuda sementara karena perawatan kuda dilakukan oleh pemilik masing-masing di tempat tinggal sendiri. Luasan tambatan kuda dapat menampung 16 kuda.
3. Pusat Informasi dan Tempat Penjualan Tiket Pusat informasi dan tempat penjualan tiket terletak pada gedung yang sama, hal ini bertujuan untuk memudahkan pengunjung dalam mendapatkan informasi mengenai candi. Informasi yang disediakan dapat berupa sejarah Kompleks Candi Gedong Songo dalam bentuk pamflet/ leaflet, jadwal dan informasi mengenai kegiatan atau pagelaran seni yang dapat disaksikan, serta tempat informasi untuk memperoleh guide. Desain gedung pusat informasi dan tempat penjualan tiket didesain sesuai dengan gaya arsitektur tradisional Jawa untuk memperkuat karakter budaya. 4. Papan Informasi Papan informasi berfungsi untuk memberikan informasi umum yang dibutuhkan untuk membantu pengunjung. Papan informasi mengenai peta keseluruhan Kompleks Candi Gedong Songo diletakkan setelah pintu masuk dan papan informasi lainnya dilokasikan sesuai dengan kebutuhan ruang. Papan interpretasi sebagai sarana interpretasi sejarah dan budaya Kompleks Candi Gedong Songo. Papan interpretasi menyajikan tentang latar belakang sejarah dan budaya serta Kompleks candi Gedong Songo dan keterkaitannya dengan lanskap sekitar. Papan interpretasi diletakkan di setiap kelompok candi dan atraksi yang
101
berisikan mengenai keistimewaan dan keterkaitan setiap kelompok candi dan atraksi. Ilustrasi papan informasi dan papan interpretasi dapat dilihat pada Gambar 56 dan Gambar 57.
Gambar 56. Ilustrasi Papan Informasi
Gambar 57. Ilustrasi Papan Interpretasi
5. Kolam Untuk memperkuat karakter candi Hindu maka pada ruang pengembangan (ruang fasilitas pelayanan wisata) setelah pintu masuk dibuat kolam yang berbentuk bunga lotus dengan arca dewa/ dewi dalam agama Hindu pada bagian tengahnya. Bunga lotus merupakan lambang kendaraan para dewa untuk mencapai surga dan juga lambang Mandala dalam agama Hindu. Tanaman air yang digunakan yaitu lotus yang merupakan tanaman yang memiliki makna dalam agama Hindu.
102
6. Museum dan Gedung Audio Visual Museum dan gedung audio visual berfungsi untuk mendapatkan informasi dan gambaran yang lebih detail mengenai kesejarahan dan latar belakang budaya mengenai Kompleks Candi Gedong Songo dan atraksi yang lainnya. Museum dan gedung audio visual terletak pada ruang fasilitas pelayanan sehingga sebelum memasuki kompleks pengunjung sudah mendapatkan gambaran mengenai obyek yang akan dikunjungi. Di dalam museum dan gedung audio visual terdapat miniatur lanskap Kompleks Candi Gedong Songo, miniatur bangunan candi, arca tokoh-tokoh atau dewa-dewi agama Hindu, foto pemugaran Candi Gedong Songo, pemutaran film dokumentasi mengenai Kompleks Candi Gedong Songo dan film pagelaran tari asal muasal terbentuknya Kompleks Candi Gedong Songo, jika tidak ada pagelaran langsung pada saat kunjungan, dan lainlain. Arsitektur bangunan museum dan gedung audio visual didesain sesuai dengan gaya arsitektur tradisional Jawa (Gambar 58).
Gambar 58. Ilustrasi Museum dan Gedung Audio Visual
7. Tempat Penyimpanan dan Permainan Gamelan Tempat penyimpanan dan permainan gamelan terletak pada satu gedung yang didesain untuk mengadakan permainan gamelan sekaligus tempat penyimpanan. Untuk tempat permainan didesain terbuka sehingga pengunjung dapat ikut memainkan gamelan sebagai atraksi penunjang. Tempat penyimpanan dan permainan gamelan ini berlokasi di ruang fasilitas pelayanan wisata berdekatan dengan panggung pagelaran kesenian untuk mempermudah dalam hal pementasan. Selain itu suara dari gamelan yang dimainkan dapat memperkuat
103
karakter budaya kawasan yang berlatar belakang Jawa. Gaya arsitektur gedung ini didesain sesuai dengan arsitektur tradisional jawa.
Ilustrasi suasana aktivitas
dapat dilihat pada Gambar 59.
Gambar 59. Ilustrasi Suasana Aula Gamelan
8. Pendopo Pendopo merupakan balai untuk tempat berkumpul. Karena Kompleks Candi Gedong Songo sering dimanfaatkan sebagai wisata massal maka perlu adanya suatu area untuk berkumpul. Selain itu pendopo dapat dimanfaatkan sebagai tempat istirahat pengunjung. Lokasi pendopo pada ruang fasilitas pelayanan wisata berdekatan dengan panggung pagelaran kesenian. Pendopo ini akan didesain dengan gaya arsitektur tradisional Jawa. Ilustrasi pedopo dapat dilihat pada Gambar 60.
Gambar 60. Ilustrasi Pendopo
104
9. Kios Cinderamata, Kios Makan dan Minuman Kios cinderamata, kios makanan dan minuman ditata pada satu lokasi. Lokasi kios-kios ini mengalami perubahan dari lokasi semula agar lebih teratur dan mudah diakses. Lokasi kios ini pada sebelah timur di ruang fasilitas pelayanan wisata sehingga pengunjung yang baru selesai menikmati obyek wisata dapat langsung beristirahat pada area ini. Pada area ini juga terdapat ruang terbuka sebagai area berkumpul, beristirahat dan menikmati pemandangan. Kios makanan dan minuman dibuat terbuka agar dapat menikmati pemandangan sekitar. Untuk kios cinderamata diletakkan di dekat kios makanan dan minuman, sehingga pengunjung dapat melakukan aktivitas belanja, makan dan minum secara bersamaan. Desain kios dan gazebo disesuaikan dengan gaya arsitektur gedung yang lainnya. Ilustrasi suasana kios makan dapat dilihat pada Gambar 61.
Gambar 61. Ilustrasi Suasana Kios Makan
10. Taman Bermain Taman bermain terletak di dekat lokasi kios makanan dan minuman. Taman bermain ini didesain untuk sarana pengenalan dan pendidikan budaya bagi anak-anak, dan dapat digunakan sebagai alternatif bagi pengunjung anak-anak. Dalam taman bermain ini dikenalkan berbagai permainan tradisional Indonesia seperti angklek, bekelan, dhakon atau congklak, gobag sodor, yoyo, gatheng, jaranan, dan lain-lain. Dalam pengenalan permainan tradisional ini pengelola dapat menggunakan warga setempat yang masih anak-anak atau remaja sebagai
105
pemandu permainan. Dengan adanya permainan ini maka anak-anak yang yang berjualan keliling pada lokasi wisata tidak harus berjualan keliling lagi.
11. Musholla dan Toilet Musholla dan toilet merupakan sarana yang penting untuk kenyamanan pengunjung. Musholla terletak pada area kios makanan dan minuman serta area istirahat. Toilet diletakkan pada area istirahat, area kios makanan dan minuman serta ruang penyangga. Desain musholla dan toilet ini disesuaikan dengan keseluruhan karakter tapak. Peletakannya diusahakan tidak merusak lanskap secara visual. Ilustrasi musholla dan toilet/ kamar mandi dapat dilihat pada Gambar 62 dan Gambar 63.
Gambar 62. Ilustrasi Musholla
Gambar 63. Ilustrasi Toilet atau Kamar Mandi
12. Area perkemahan Kompleks Candi Gedong Songo sering dimanfaatkan untuk kegiatan berkemah pada hari-hari tertentu. Pada saat ini area perkemahan tidak dilokasikan pada area tertentu, sehingga tenda perkemahan bertebaran dimana-mana dan membuat kualitas lanskap menjadi buruk. Area perkemahan dilokasikan pada ruang fasilitas pelayanan wisata dan ditata pada area tertentu. Area perkemahan akan dilengkapi fasilitas lainnya untuk kenyamanan seperti kamar mandi, tempat beribadah, tempat api unggun dan lain-lain. Area ini secara visual akan diorientasikan ke arah candi.
Agar tidak terlalu mengganggu lanskap secara
visual maka dalam penataannya digunakan screening, dapat berupa tanaman.
106
13. Pos Keamanan dan Pos Kesehatan Pos keamanan akan dilokasikan pada titik yang rawan akan pencurian misalnya disekitar candi dan pada titik yang dapat melihat kawasan secara keseluruhan serta ruang pengembangan. Pos kesehatan akan dilokasikan pada ruang pengembangan dan penyangga. Karena topografi yang cukup beragam maka pos kesehatan sangat diperlukan untuk kenyamanan para pengunjung. Desain pos keamanan dan kesehatan disesuaikan dengan karakter lanskap secara keseluruhan.
14. Atraksi Pemandian Air Panas Fasilitas yang disediakan pada lokasi ini yaitu tempat pemandian air panas dan ruang terbuka untuk menikmati pemandangan disekitar Kawah Candra Dimuka. Pada ruang terbuka ini dibuat kolam kecil yang ditengahnya terdapat arca Dewa Rama untuk mendukung legenda terbentuknya kawah tersebut. Pada lokasi ini terdapat papan interpretasi mengenai terbentuknya Kawah Candra Dimuka dan fungsi air kawah pada masa lalu. Selain itu juga terdapat pancuranpancuran kecil setinggi 50 cm agar pengunjung dapat merasakan air panas tersebut tanpa harus mandi atau berendam di kolam. Lokasi pemandian air panas ini terletak pada ruang penyangga. Kolam pemandian didesain untuk merendam badan dengan gaya arsitektural yang natural sehingga dapat menyatu dengan lokasi sekitar. Ilustrasi pemandian air panas dan pancuran dapat dilihat pada Gambar 64.
a) Pemandian Air Panas
b) Pancuran
Gambar 64. Ilustrasi Pemandian Air Panas dan Pancuran
107
15. Atraksi Air Suci Kali Bening Fasilitas pada area ini berupa pancuran untuk membasuh muka atau bersuci. Selain itu pada area ini juga disediakan tempat beribadah bagi pengunjung yang ingin melakukan ibadah. Pada lokasi ini juga terdapat papan interpretasi mengenai latar belakang sejarah dan legenda Kali Bening. Desain arsitektur fasilitas dibuat natural sehingga dapat menyatu dengan lanskap.
16. Menara Pandang Menara pandang berlokasi di tempat yang dapat melihat lanskap Candi Gedong Songo secara keseluruhan, titik ini terletak pada Bukit Spiral (ruang penyangga). Pada tempat ini dapat dibangun menara pandang berukuran 5 x 5 meter. Pada menara pandang pengunjung dapat menginterpretasikan lanskap Candi Gedong Songo sebagai Mandala dengan menyediakan media interpretasi. Desain menara disuaikan dengan karakter lanskap secara kesuluruhan sehingga tidak merusak lanskap secara visual. Ilustrasi menara pandang dapat dilihat pada Gambar 65.
Gambar 65. Ilustrasi Menara Pandang
17. Site furniture (Lampu, Bangku, Penunjuk Arah, Tempat Sampah, Gazebo) Site furniture letaknya disesuaikan pada ruang-ruang yang ada. Lampu dan tempat sampah diletakkan di sisi jalur sirkulasi untuk kenyamanan dan keamanan pengunjung. Penunjuk arah diletakkan di setiap area yang dibutuhkan. Bangku
108
dan gazebo terletak di ruang penyangga yang berosientasi visual pada candi. Desain site furniture disesuaikan dengan karakter seluruh tapak.
6.5. Rencana Tata Hijau Rencana tata hijau pada kompleks sesuai konsep tata hijau yaitu penataan tanaman sesuai dengan fungsi dan aktivitas pada ruang-ruang yang akan diterapkan. Pemilihan tanaman adalah tanaman yang memiliki makna religi bagi agama Hindu, selain itu juga digunakan tanaman yang memiliki fungsi konservasi tanah dan air. Fungsi tanaman dan contoh alternatif jenis tanaman dapat dilihat pada Tabel 12. Tanaman yang digunakan pada ruang obyek wisata utama (mintakat inti) yaitu kelompok Candi Gedong I sampai Candi Gedong VII adalah tanaman yang berfungsi sebagai penguat identitas. Tanaman yang digunakan disekitar candi antara lain Kamboja (Plumeria sp.) dan Oleander (Nerium indicum). Tanaman ini ditanam pada bagian yang tidak menghalangi candi. Sebagai pembatas untuk melindungi ruang obyek wisata utama dan untuk menciptakan ruang serta sebagai pembatas antara mintakat penyangga dengan mintakat inti, tanaman yang digunakan adalah tanaman semak yang memiliki percabangan dan tajuk yang rapat, seperti Soka (Ixora javanica) dan Lantana (Lantana camara).
109
Tabel 12. Fungsi dan Alternatif Jenis Tanaman Mintakat Inti No
Fungsi
1.
Penguat Identitas
2.
3.
4.
Estetika
Konservasi Tanah dan Air Pembatas
Alternatif Jenis Tanaman
Ruang Obyek Wisata Utama
• • • • • •
Oleander (Nerium indicum) Lotus (Nelumbium nelumbo) Teratai (Nymphaea lotus) Kamboja (Plumeria sp.) Cempaka (Michelia campaka) Bungur (Lagerstomia speciosa)
√
• • • • • •
Palm putri (Veitchia pumila) Bougenvil (Bougenvillea sp.) Mawar (Rosa sp.) Paku (Cyathea capensis) Taiwan beauty (Chupea sp). Paku jejer (Nephrolepis exeltata)
• Pinus (Pinus merkusii) • Kaliandra (Calliandra sp.) • Rumput • Soka (Ixora javanica) • Lantana (Lantana camara). • Kembang merak (Caesalpinia pulcherrima) • Kaca piring (Gardenia florida)
Mintakat Penyangga Ruang Obyek Ruang Wisata Transisi Pendukung
Mintakat Pengembangan Ruang Fasilitas Pelayanan Wisata
Ruang Penerima
√ √ √ √ √
√ √
√ √
√
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √
√
√ √ √
√ √ √
√ √
√
√ √
√ √ √
√
√
√
√
√
√
√ √ √
109
110
Tabel 12. (Lanjutan) Mintakat Inti No 5.
6.
7.
Fungsi Peneduh
Penyerap Polusi
Untuk Peningkatan Kesejahteraan
Alternatif Jenis Tanaman • Beringin (Ficus benjamina) • Flamboyan (Delonix regia) • Kelengkeng (Nephellium longanum) • Sengon (Albizia falcata) • Kerei payung (Filicium decipiens)
Ruang Obyek Wisata Utama
Mintakat Penyangga Ruang Obyek Ruang Wisata Transisi Pendukung √ √ √ √ √ √
√ √
• Kembang merak (Caesalpinia pulcherrima) • Asam kranji (Dialum indum) • Gandapura (Gaultheria fragrantissima)
Mintakat Pengembangan Ruang Fasilitas Pelayanan Wisata
Ruang Penerima
√ √ √
√ √
√ √
√ √ √ √
√
√
110
93
Pada mintakat penyangga terdapat ruang transisi dan ruang obyek wisata pendukung. Pada ruang ini akan digunakan tanaman yang memiliki fungsi sebagai penguat identitas dan estetika, seperti Bungur (Lagerstomia speciosa) dan Cempaka (Michelia campaka), serta Palm putri (Veitchia pumila), Bougenvil (Bougenvillea sp.), Mawar (Rosa sp.), dan Paku (Cyathea capensis). Sebagai penyangga ruang inti, pada ruang penyangga digunakan tanaman yang memiliki fungsi sebagai tanaman konservasi tanah dan air, untuk melindungi tanah dari erosi maupun longsor. Tanaman yang digunakan seperti Pinus (Pinus merkusii), Kaliandra (Calliandra sp.) dan rumput. Menurut Arsyad dalam Rahim (2003), vegetasi seperti rumput dan hutan yang rapat dapat memperlambat limpasan dan menghambat pengangkutan partikel tanah. Sebagai pembatas antara ruang penyangga dan pengembangan digunakan tanaman perdu seperti
Kaliandra
(Calliandra sp.) dan Kembang Merak (Caesalpinia pulcherrima). Untuk kenyamanan pengunjung maka pada area ini digunakan tanaman yang berfungsi sebagai peneduh. Tanaman yang digunakan harus memiliki percabangan yang kuat dan perakaran yang tidak dangkal seperti Pinus (Pinus merkusii), Beringin (Ficus Benjamina), dan lain-lain. Sisa ruang penyangga berupa ruang terbuka hijau yang dapat digunakan tanaman dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejehteraan mayarakat sekitar dengan menanam Gandapura (Gaultheria fragrantissima) dengan luasan ruang sebesar ± 4 ha. Ruang pengembangan merupakan ruang fasilitas wisata dan ruang penerima (welcome area). Tanaman yang direncanakan pada ruang ini antara lain berfungsi sebagai penguat identitas dan estetika seperti Lotus (Nelumbium nelumbo), Teratai (Nymphaea lotus), Kenanga (Cananga odorata), Cempaka (Michelia campaka), dan lain-lain. Pada ruang ini tanaman juga berfungsi sebagai pembatas untuk daerah-daerah yang berbahaya untuk keamanan dan kenyamanan pengunjung, tanaman yang digunakan antara lain Lantana (Lantana camara), Kaca piring (Gardenia florida), dan lain-lain. Untuk kenyamanan pengunjung dalam beraktivitas juga digunakan tanaman sebagai peneduh. Untuk tanaman peneduh digunakan tanaman yang percabangan dan perakaran yang kuat, seperti Flamboyan (Delonix regia), Beringin
(Ficus benjamina), Sengon (Albizia
falcata) dan lain-lain. Pada area parkir untuk menyerap polusi digunakan tanaman
94
yang dapat menyerap polusi seperti Kembang Merak (Caesalpinia pulcherrima) dan Asam Kranji (Dialum indum).
6.6. Rencana Lanskap Wisata Sejarah dan Budaya Kompleks Candi Gedong Songo Rencana lanskap merupakan produk akhir, berupa bentuk grafis yang dikembangkan dan dibuat berdasarkan rencana tata ruang, rencana sirkulasi rencana fasilitas dan rencana tata hijau yang telah dijelaskan sebelumnya. Rencana lanskap dan perbesaran gambar ruang pelayanan wisata, ruang Air Suci Kali Bening dan ruang Kawah Candra Dimuka dapat dilihat pada Gambar 66 dan Gambar 67.
113
LEGENDA 1 2
9 8
7
6
12 11
5
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Ruang Penerima (welcome area) Ruang Fasilitas Pelayanan Wisata Candi Gedong I Candi Gedong II Candi Gedong III Candi Gedong VII Candi Gedong VI Candi Gedong IV Candi Gedong V Air Suci Kali Bening Kawah Candra Dimuka Menara Pandang Tanaman Produksi Tanaman Konservasi Papan Interpretasi Jalur Pejalan Kaki Jalur Berkuda Sungai
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR JUDUL SKRIPSI
4 12 10
PERENCANAAN LANSKAP WISATA SEJARAH DAN BUDAYA KOMPLEKS CANDI GEDONG SONGO, KABUPATEN SEMARANG DIGAMBAR dan DIRENCANAKAN OLEH
MUTIARA SANI
A34203015
JUDUL GAMBAR
3
RENCANA LANSKAP
2 1
DOSEN PEMBIMBING
Dr. Ir. NURHAYATI H.S. ARIFIN, MSc. DISETUJUI
NOMOR GAMBAR
66
SKALA
U o
50 m
114
LEGENDA A.. Ruang Penerimaan dan Ruang Transisi 1 Gerbang Masuk 2 Parkir Motor 3 Parkir Mobil 4 Parkir Bis 5 Toilet 6 Gedung Pusat Informasi 7 Kantor Pengelola 8 Pintu Masuk 9 Plaza 10 Kolam 11 Museum dan Ruang Audio Visual 12 Aula Gamelan 13 Panggung Pagelaran Kesenian 14 Pendopo 15 Pondok Wisata 16 Kios Makan dan Minum 17 Taman Bermain 18 Musholla 19 Tambatan Kuda 20 Area Perkemahan B. Kali Bening 1 Kolam Mata Air Kali Bening 2 Pancuran 3 Tempat Ibadah C. Kawah Candra Dimuka 1 Pemandian Air Panas 2 Uap Belerang 3 Kolam 4 Ruang Terbuka 5 Toilet/ Kamar Mandi 6 Gazebo Papan Interpretasi
2
C 6
B 1
3
A
4
Peta Orientasi
5
5
16 5
C. Kawah Candra Dimuka
20
18
0
19
10
20 m
14
17
JUDUL SKRIPSI PERENCANAAN LANSKAP WISATA SEJARAH DAN BUDAYA KOMPLEKS CANDI GEDONG SONGO, KABUPATEN SEMARANG
7 13
5 2
8
3
9
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
3
10
DIGAMBAR dan DIRENCANAKAN OLEH
MUTIARA SANI
6 1
A34203015
JUDUL GAMBAR
12
2
PERBESARAN GAMBAR
11 DOSEN PEMBIMBING
15
1
Dr. Ir. NURHAYATI H.S. ARIFIN, MSc.
4 DISETUJUI
A. Ruang Penerima dan Ruang Fasilitas Pelayanan Wisata
NOMOR GAMBAR
B. Kali Bening 0
10
50 m
0
5
10 m
67
U