Perdagangan sebagai Sektor Penggerak Pertumbuhan dan Daya Saing Ekonomi, serta Penciptaan Kemakmuran Rakyat
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
1
Diterbitkan oleh: BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI (BAPPEBTI) KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA BAPPEBTI/AR/79/9/2014
2
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Daftar Isi Contents VISI DAN MISI SAMBUTAN KEPALA BAPPEBTI MANAJEMEN PROFIL MANAJEMEN ORGANISASI
8 10 18 20 22
VISION AND MISSION A MESSAGE FROM CHAIRMAN OF CoFTRA THE MANAGEMENT THE MANAGEMENT PROFILES ORGANIZATION
KEBIJAKAN STRATEGIS & CAPAIAN KINERJA
27
STRATEGIC POLICY AND PERFORMANCE ACHIEVEMENT
INDUSTRI PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI (PBK)
30
COMMODITY FUTURES TRADING INDUSTRY
1. 1.1 1.2 1.3
Langkah-Langkah Strategis: Perlindungan Nasabah Peningkatan Likuiditas Pasar Pelayanan Perijinan Perdagangan Berjangka Komoditi dengan Sistem Perijinan Online Kebijakan Perdagangan Ekspor Timah Melalui Bursa yang diatur Dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 32/M-DAG/ PER/6/2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 78/M-DAG/ PER/12/2012 tentang Ketentuan Ekspor Timah Melakukan Penjajakan Kerjasama dengan Badan Pengawas (Commodity Futures Trading Commission-CFTC) dan Bursa (Chicago Mercantile Exchange-CME) negara lain.
32 32 34 35
1. 1.1 1.2 1.3
37
1.4
38
1.5
Perkembangan Industri Perdagangan Berjangka Komoditi Kondisi Pasar Berjangka dan Derivatif Kinerja Pasar Berjangka dan Derivatif Perijinan Pelaku Pasar Berjangka Pemantauan Perkembangan Harga di Bursa dan Pengembangan Sistem Informasi Harga Pengembangan Kontrak Berjangka Kontrak multilateral Kontrak bilateral Kontrak perdagangan fisik Kontrak dan Bursa Berjangka dalam rangka Penyaluran Amanat Nasabah ke Luar Negeri (PALN)
39
2.
39 41 48 56
2.1 2.2 2.3 2.4
60 61 61 61 62
2.5 2.5.1 2.5.2 2.5.3 2.5.4
1.4
1.5
2. 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.5.1 2.5.2 2.5.3 2.5.4
BAPPEBTI
Strategic Steps; Customer Protection Market Liquidity Enhancement Commodity Futures Trading License Service with Online License System Tin Export Trading Policy through Stock Exchange set by Regulation of Minister of Trade Number 32/M-DAG/PER/6/2013 Regarding Amendment of Minister of Trade’s Regulation Number 78/M-DAG/PER/12/2012 Regarding Stipulation of Tin’s Export. Cooperation Probing with Commodity Futures Trading Commission-CFTC and Chicago Mercantile Exchange-CME
Development of Commodity Futures Trading Industry Futures Markets and Derivatives Condition Futures Markets and Derivatives Performance License for Futures Market Stakeholders Monitoring of Trading Floor’s Price Movement and Development of Price Information System Futures Contracts Development Multilateral Contract Bilateral Contract Physical Trade Contract Contract and Futures Exchange in term of Channeling Customer’s Order to Overseas Exchanges Mechanism (PALN)
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
3
Daftar Isi Contents 3. 3.1 3.2
Aktivitas Pembinaan dan Pengawasan Pelatihan Teknis Sistem Informasi Pelaku Usaha PBK
63 63 64
3. 3.1 3.2
3.3
Ujian Profesi Calon Wakil Pialang
65
3.3
3.4 3.5 3.6 3.7
Kepatuhan Keuangan Evaluasi Laporan Direktur Kepatuhan Audit Pelaku Usaha Pengawasan dan Evaluasi Transaksi Pelaku Usaha Evaluasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan (RKAT) Bursa Berjangka Evaluasi Kontrak Berjangka dan Peraturan Tata Tertib Bursa Berjangka
66 71 72 74
3.4 3.5 3.6 3.7
75
3.8
76
3.9
4. 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5
Penunjang Pasar Berjangka Pasar Fisik Timah; Bank Penyimpan Dana Nasabah; Peluncuran Bursa Timah Indonesia; Peluncuran Kontrak Berkala Emas; Peluncuran Pasar Fisik Karet;
78 78 78 80 80 80
4. 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5
Futures Exchange’s Support Tin’s Physical Market Customer’s Deposit Bank Launching of Indonesia’s Tin Exchange Launcing of Gold Future Contract Launching of Rubber Physical Market
5.
Penyerahan Fisik Perdana Timah/ Pengapalan Perdana Ekspor Timah
81
5.
Tin’s Initial Physical Handover/Initial Tin Export Shipping
SISTEM RESI GUDANG (SRG)
82
WAREHOUSE RECEIPT SYSTEM (WRS)
1. 1.1
Langkah-Langkah Strategis Peningkatan Pelayanan Persetujuan Kelembagaan Penyusunan Masterplan SRG Tahun 2013-2018 Melakukan Survey Komoditi Potensial SRG Pembangunan Gudang dan Sarana Penunjang Gudang SRG Peresmian Gudang SRG
85 85
1. 1.1
86 86 87
1.2 1.3 1.4
87
1.5
Perkembangan SRG Kondisi dan Kinerja Persetujuan Pelaku Usaha SRG Pembangunan Gudang Perkembangan Penerbitan dan Transaksi Resi Gudang
88 88 91 96 97
2. 2.1 2.2 2.3 2.4
3.8 3.9
1.2 1.3 1.4 1.5 2. 2.1 2.2 2.3 2.4
4
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Development and Monitoring Activities Technical Training Information System of Futures Trading Stakeholders Professional Examination for Candidates of Futures Broker Representatives Financial Compliance Director of Compliance Report Evaluation Audit for Stakeholders Monitoring and Evaluation of Stakeholders Transactions Futures Exchange Activities Program and Annual Budget Evaluation Futures Contract Evaluation and Futures Exchange Disciplinary Rules
Strategic Steps Service Improvement of Institutional Approval Preparation of 2013-2018 WRS Master plan Conducting WRS’s Potential Commodities Survey WRS’s Warehouse and Warehouse Supporting Facilities Construction WRS’s Warehouses Inauguration WRS Development Condition and Performance WRS Stakeholders Approval Warehouses Construction Warehouse Receipt Transaction and Issuance Development
3. 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6
Pembinaan dan Pengawasan Pelatihan Teknis Pertemuan Teknis Kelompok Kerja SRG Asistensi Implementasi SRG Pengawasan Kelembagaan Monitoring Skema Subsidi Resi Gudang
99 99 101 102 102 103 103
3. 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6
Development and Monitoring Technical Training Technical Meetings WRS’s Tasks Forces Mentoring of WRS’s Implementation Institutional’s Monitoring Monitoring of WRS Subsidy Scheme
4. 4.1 4.2 4.3
Penunjang SRG Sistem Pengawasan Online; Lembaga Pembiayaan SRG; Penandatangan Nota Kesepahaman Implementasi Sistem Resi Gudang
104 104 105 106
4. 4.1 4.2 4.3
WRS Supports Online Monitoring System WRS Financing Institutions Signing of MoU of WRS Implementation
PASAR LELANG KOMODITI
108
COMMODITIES AUCTION MARKET
1. 1.1 1.2
Langkah-Langkah Strategis Program Revitalisasi Persetujuan Penyelenggara Pasar Lelang
110 110 112
1. 1.1 1.2
Strategic Steps Revitalization Program Approval for Auction Market Organizers
2.
Pasar Lelang Oleh Dinas Yang Membidangi Perdagangan Jumlah Penyelenggara Pasar Lelang Nilai Transaksi Pasar Lelang Frekuensi Pelaksanaan Lelang Jenis Komoditas Pasar Lelang Pelaku Pasar Lelang Penyelenggaraan Pasar Lelang oleh pihak swasta
112
2.
112 113 113 114 115 116
2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6
Auction Market by Authorized Trading Agency Number of Auction Market Implementation Auction Market Transaction Value Frequency of Auction Market Sessions Auction Market’s Commodities Items Auction Market’s Players Organization of Auction Market by Private Entities
3.
Penyiapan Kelembagaan Revitalisasi Pasar Lelang
117
3.
Institutional Preparation of Auction Market Revitalization
4. 4.1
Pembinaan dan Pengawasan Pelatihan Teknis Operator dan Pemandu Lelang Pertemuan Teknis Revitalisasi Pasar Lelang
119 119
4. 4.1
119
4.2
Pelatihan Manajemen Operasional Pasar Lelang Konsolidasi Penyelenggara dan Pelaku Usaha Pasar Lelang Pengawasan Penyelenggara
120
4.3
120
4.4
121
4.5
Supervision and Monitoring Technical Training For Auction Operators and Auctioneer Technical Meeting of Auction Market Revitalization Auction Market’s Operational Management Training Consolidation between Auction Market Revitalization Monitoring for Organizer
121
5.
2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6
4.2 4.3 4.4 4.5 5.
Penunjang Pasar Lelang
BAPPEBTI
Auction Market’s Support
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
5
Daftar Isi Contents PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN, PELAYANAN DAN PENEGAKAN HUKUM
122
RULE OF LAW, LEGAL SERVICE AND LAW ENFORCEMENT
1. 1.1
Peraturan Perundang-undangan PeraturanPerundang-Undangan di bidang PBK PeraturanPerundang-Undangan di bidang SRG Peraturan Perundang-Undangan di bidang Pasar Lelang
123 123
1. 1.1
128
1.2
132
1.3
133
2.
133 133 133
2.1 2.2 2.3
134
2.4
2.5
Pelayanan Hukum dan Penanganan Litigasi Pengaduan Nasabah Saksi Ahli Pertemuan Teknis Implementasi Ketentuan Di Bidang PBK, SRG, dan PL Rapat Koordinasi dengan Aparat Penegak Hukum Litigasi
135
2.5
Legal Services and Litigation Handling Customer’s Complaint Expert Witness Technical Meeting of Commodities Futures Trading, Warehouse Receipt System and Auction Market Stipulations Implementation Coordination Meeting with Law Enforcement Agencies Litigation
3.
Penegakan Hukum
136
3.
Law Enforcement
4. 4.1 4.2
Penetapan Sanksi Pengenaan Sanksi Administratif Monitoring Pengenaan Sanksi Administratif Berupa Denda Administrasi
137 137 137
4. 4.1 4.2
Decision of Sanction Imposition of Administrative Sanction Monitoring of Imposition of Administrative Sanction in term of Administrative Fines
5.
Badan Arbitrase Perdagangan Berjangka Komoditi (BAKTI)
138
5.
Futures Trading Arbitration Authority (BAKTI)
1.2 1.3
2. 2.1 2.2 2.3
2.4
6
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Rule of Law Rule of Law regarding Commodities Futures Trading Rule of Law regarding Warehouse Receipt System Rule of Law regarding Auction Market
KEGIATAN PENUNJANG
140
SUPPORTING ACTIVITIES
1.
Pengembangan Sumber Daya Manusia
140
1.
Human Capital Development
2.
Sosialisasi dan Edukasi
142
2.
Socialization and Education
3.
Kerjasama dan Partisipasi Internasional
145
3.
International Cooperation and Participation
LAIN-LAIN
146
OTHER
1.
Program dan Anggaran Bappebti
146
1.
CoFTRA’s Budget and Program
2.
Program Reformasi Birokrasi dan Wilayah Tertib Administrasi (WTA)
150
2.
Bureaucracy Reformation Program and Area of Administrative Order
152
IMPORTANT HIGHLIGHTS 2013
PERISTIWA PENTING 2013
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
7
Visi & Misi Vision & Mission
VISI
VISION
Perdagangan Sebagai Sektor Penggerak Pertumbuhan dan Daya Saing Ekonomi serta Pencipta Kemakmuran Rakyat yang Berkeadilan
Trading Sector as A Locomotive Of Growth and Economic Competitiveness and Creator of Public’s Just Prosperity.
MISI
MISSION
1.
1.
2.
3.
8
BAPPEBTI
Mengembangkan Perdagangan Berjangka Komoditi sebagai istrumen lindung nilai dan pembentukan harga yang transparan yang dapat dijadikan sebagai referensi harga; Mengembangkan Sistem Resi Gudang sebagai alternatif pembiayaan yang mudah diakses oleh pelaku usaha terutama petani dan Usaha Kecil Menengah; Mengembangkan Pasar Lelang sebagai mekanisme pembentukan harga yang transparan dan terbuka sebagai akses pemasaran produk hasil komoditi primer;
2.
3.
4.
4.
Memperkokoh landasan hukum untuk memeberikan kepastian hukum dan kepastian usaha;
5.
5.
Meningkatnya dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya dalam rangka peningkatan kinerja Bappebti;
6.
6.
Mengembangkan Pasar Komoditi di Indonesia melalui dukungan pengkajian dan penyediaan informasi.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Develops Commodities Futures Trading as a hedging instrument and formation of transparent price which can be used as price reference. Develops Warehouse Receipt System as financing alternative which can be easily accessed by stakeholders; especially farmers, Small and Medium Scale of Business. Develops Auction Market as a mechanism of open and transparent price formation as marketing access for primary commodities products Strengthen law foundation to ensure legal certainty and business certainty Improves management support and other technical support related with CoFTRA’s performance improvement. Develop Commodities Market in Indonesia through information research and supplying.
GITA IRAWAN WIRJAWAN Menteri Perdagangan Republik Indonesia Minister of Trade of The Republic of Indonesia
BAYU KRISNAMURTHI Wakil Menteri Perdagangan Republik Indonesia Vice Minister of Trade of The Republic of Indonesia
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
9
Sambutan Kepala Bappebti A Message From Chairman OF CoFTRA
Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen dibanding tahun 2012, bila dibandingkan dengan Negara lain di dunia, pencapaian Indonesia dalam mengantisipasi dan mengatasi Krisis Keuangan Global cukup luar biasa.
10
Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen dibanding tahun 2012, bila dibandingkan dengan Negara lain di dunia, pencapaian Indonesia dalam mengantisipasi dan mengatasi Krisis Keuangan Global cukup luar biasa. Berdasarkan World Economic Outlook Database (2011), IMF memproyeksikan Indonesia mencapai pertumbuhan tercepat kedua di antara 18 ekonomi terbesar di dunia selama 2009-2015. Dengan perubahan dinamis dalam ekonomi global dan meningkatnya daya saing di negara mitra dagang, Indonesia perlu mempercepat transformasi ekonomi dan mengatasi beberapa tantangan. Dalam hal ini, Master Plan untuk Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi (MP3EI) menyediakan grand strategy dan roadmap pembangunan ekonomi hingga 2025.
The Indonesian economy in 2013 grew by 5.78 percent compared to the year 2012, when compared with other countries in the World, the achievement of Indonesia to anticipate and overcome global financial crisis was quite remarkable. Based on the World Economic Outlook Database (2011), the IMF projected that Indonesia has the second fastest growth among the 18 largest economies in the world during 2009-2015. With the dynamic changes in the global economy and increased competitiveness in trading partner countries, Indonesia needs to accelerate economic transformation and overcome several challenges. In this case, the Master Plan for the Acceleration and Expansion of Economic Development (MP3EI) provides a grand strategy and roadmap of economic development until 2025.
Indonesia memiliki banyak sumber daya alam terbarukan (produk pertanian, seperti kakao dan kelapa sawit) dan tidak terbarukan (pertambangan dan mineral, seperti timah, batu bara, nikel, dan bauksit). Ini harus mampu mengoptimalkan penanganan sumber daya alam dengan meningkatkan industri pengolahan yang akan memberikan nilai tambah yang tinggi, sementara pada saat yang sama mengurangi ekspor bahan mentah. Secara lebih luas, pertumbuhan pasar
Indonesia has many renewable natural resources (agricultural products, such as cocoa and palm oil) and non-renewable (mining and minerals, such as tin, coal, nickel, and bauxite). It must be able to optimize the handling of natural resources by increasing the processing industry that will provide high added value, while at the same time reducing the export of raw materials. More broadly, growth in emerging markets will remain important for the world economy and be more significant in the
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
The Indonesian economy in 2013 grew by 5.78 percent compared to the year 2012, when compared with other countries in the World, the achievement of Indonesia to anticipate and overcome global financial crisis was quite remarkable.
SUTRIONO EDI Kepala Bappebti Chairman of CoFTRA
negara berkembang akan tetap penting bagi perekonomian dunia dan akan semakin signifikan ke depannya. Pada tahun 2025, pertumbuhan 6 emerging market yang baru, Brazil, China, India, Indonesia, dan Federasi Rusia secara kolektif akan mencapai lebih dari setengah dari semua pertumbuhan global. Hal tersebut banyak menarik investasi kedalam negeri melalui investasi di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi khususnya investasi Derivatif Komoditi, maupun Finansial. Selain itu, kita perlu mengamati kembali berbagai hal yang terkait dengan Penguatan Perdagangan Dalam Negeri melalui berbagai program dan kegiatan yang telah dilaksanakan Bappebti Kementerian Perdagangan di tahun 2013.
future. In 2025, the growth of 6 new emerging markets; Brazil, China, India, Indonesia, and the Russian Federation will collectively reach more than half of all global growth. It attracted a lot of investment into the country through investment in Commodity Futures Trading Commodity Derivatives in particular investment, or financial. In addition, we need to examine a variety of things related to the Strengthening of Domestic Trade through various programs and activities carried out by CoFTRA of Ministry of Trade in 2013.
Pada tahun 2013 Bappebti Kementerian Perdagangan telah menerbitkan Penyusunan dan Penyempurnaan Peraturan Teknis dalam rangka mendukung sepenuhnya peningkatan kinerja transaksi Multilateral serta Komoditas di Bursa Berjangka. Selain itu, Bappebti bersama-sama dengan Kementerian Hukum dan HAM dan Sekretariat Negara telah menerbitkan pula Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang
In 2013 CoFTRA of Ministry of Trade has issued Preparation and Completion of Technical Regulations in order to fully support performance improvement multilateral transactions in futures and commodities. In addition, CoFTRA together with the Ministry of Justice and Human Rights and the Secretary of State has also published a Government Regulation Number 70 Year 2013 on Amendment to Government Regulation No. 36 Year 2007 on the implementation of Law No. 9 of 2006 on Warehouse Receipt System (WRS) that contains the settings Warehouse
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
11
Sambutan Kepala Bappebti
12
yang berisi mengenai pengaturan Lembaga Jaminan Sistem Resi Gudang dan kemudahan dalam pemberian persetujuan terhadap Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) yang tadinya perlu mendapat akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN), saat ini cukup dengan persetujuan Kepala Bappebti Kementerian Perdagangan.
Receipt Systems Assurance Institute and ease in granting approval to the Conformity Assessment Board (LPK) that was necessary are accredited by the National Accreditation Committee (KAN), currently is enough with the consent of the Chairman of CoFTRA of Ministry of Trade.
Hal ini merupakan peraturan pelaksanaan atas diterbitkannya 2 (dua) amandemen UndangUndang di pertengahan Tahun 2011 yaitu Undang-Undang No. 10/2011 tentang Perubahan atas UU Nomor 32/1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi dan Undang-undang No. 9/2011 tentang Perubahan atas UU Nomor 9/2006 tentang Sistem Resi Gudang. Fokus dari Perubahan kedua UU tersebut, diharapkan dapat meningkatkan pelayanan dan kemudahan bagi pelaku usaha sehingga dapat mendorong pertumbuhan Perdagangan Berjangka Komoditi, Sistem Resi Gudang dan PasarLelang di Indonesia.
This is an implementation of the rules on the issuance of two (2) amendments to the Act in the mid of 2011 the Law No. 10/2011 on the Amendment of the Law No. 32/1997 on the Commodity Futures Trading and the Law No. 9/2011 concerning Amendment to Law No. 9/2006 on Warehouse Receipt System. The focus of the second Amendment Act is expected to improve service and convenience for businesses so as to encourage the growth of the Commodity Futures Trading, Warehouse Receipt System and Auction Market in Indonesia.
Selain itu, melalui Undang-Undang tersebut memperluas cakupan subyek komoditi yang akan diperdagangkan di Bursa baik produk komoditi pertanian dan pertambangan juga produk komoditi financial dan juga yang telah diperdagangkan melalui derivative financial dan indeks yang diperdagangkan di Bursa dan Luar Bursa (SPA).
In addition, through the Act has broadened the subject of a commodity to be traded on the Exchange either products of agricultural commodities and mining also financial and commodity products that have been traded through financial derivatives and indices traded in the Stock and Foreign Exchange (SPA).
Seiring dengan proses perubahan terhadap Peraturan Pemerintah, pada tahun 2013, dua Bursa Berjangka yang ada di Indonesia (BBJ dan BKDI) telah menunjukkan kinerja yang menggembirakan, hal ini ditandai dengan diluncurkannya sejumlah kontrak baru seperti Bursa Fisik Timah, Kontrak Berjangka Kopi, Kontrak Berkala Emas dan Pasar Fisik Karet di Bursa Berjangka Jakarta. Dampak dari adanya penambahan Kontrak baru yang diperdagangkan di ke dua Bursa tersebut adalah meningkatnya jumlah volume transaksi multilateral (per 31 Desember) sebesar 1,257,826 lot meningkat sebesar 121,490 lot atau 10,69% jika dibandingkan dengan volume transaksi Kontrak Berjangka Multilateral pada tahun 2012 yang sebesar 1,136,336 lot.
Along with the changes to government regulation, in 2013, two Futures Exchanges in Indonesia (JFX and ICDX) have shown encouraging performance, it is marked by the launch of a number of new contracts such as Tin Physical Exchange, Coffee Futures, Gold Regular Contract and Rubber Physical Market in Jakarta Futures Exchange. The impact of the addition of new contracts traded on the exchange is two to the increasing number of multilateral transaction volume (December 31) at 1,257,826 lots increased by 121.490 or 10.69% when compared to the volume of Multilateral Futures Contract transactions in 2012 which amounted to 1,136,336 lot.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
A Message From Chairman Of CoFTRA Tahun 2013 juga ditandai dengan diterbitkannya Permendag No 32/M-DAG/PER/6/2013 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 78/M-DAG/PER/12/2012 tentang Ketentuan Ekspor Timah, yang menentukan bahwa Timah Batangan sebelum di Ekspor Wajib diperdagangkan di Bursa Timah. Dengan diluncurkannya Pasar Fisik Timah maka Indonesia telah memiliki Referensi harga untuk Komoditi Timah yang dapat dijadikan harga acuan final dunia, dimana harga Timah sebelumnya diposisi harga USD21.000/metric ton (LME) setelah diluncurkan perdagangan Timah di Bursa Timah pada bulan Agustus 2013 sampai dengan 31 Desember 2013 Harga dan Volume di Bursa Timah terus meningkat. Pada akhir tahun 2013 ditutup dengan harga USD24.100/metric ton dan total transaksi yang diperdagangkan sebesar 3658lot atau 18.290ton atau senilai USD423.642.045.
2013 also marked the publication of Decree No. 32 / M-DAG / PER / 6/2013 on Amendment to Regulation of the Minister of Trade No. 78 / M-DAG / PER / 12/2012 concerning the export of tin, which determines that the tin bar before in Export compulsory Tin traded at the Exchange. With the launch of the Indonesia Tin Market Physical already have a Reference Commodity prices for tin that can be used as the final reference price of the world, where the price of the previous tin positioned USD21.000 price / metric ton (LME) after the Exchange launched trading of Tin in August 2013 until December 31st, 2013, price and volume in Tin Exchange are increasing. At the end of 2013 closed with USD24.100 price / metric ton and traded at a total transaction 3658 lots or 18.290 tons or worth USD423.642.045.
Perkembangan tersebut juga tidak terlepas dari Pembinaan dan Pengawasan yang dilakukan Bappebti di bidang perdagangan berjangka, hal ini dapat dilihat selama tahun 2013 Jumlah Pelaku Usaha yang mendapatkan perizinan oleh Bappebti ditahun 2013 antara lain: Pedagang penyelenggara SPA sebanyak 1 Pedagang, Pialang Berjangka sebanyak 5 Perusahaan, Wakil Pialang Berjangka sebanyak 523 orang.
The development is also closely linked to the Development and Control conducted by CoFTRA in the field of futures trading, this can be seen during the year 2013. Numbers of Business communities obtain licenses by CoFTRA in 2013, among others: SPA Merchant organizers by 1 Merchants, Introducing Brokers as much as 5 Company, IBs as many as 523 people.
Di bidang Sistem Resi Gudang, pada tahun 2013 Bappebti terus-menerus melakukan program dan langkah-langkah strategis guna pengembangan Sistem Resi Gudang, diantaranya dengan mengoptimalkan implementasi Inpres terkait Ketahanan Pangan (beberapa produk pangan kunci) yang didukung melalui Sistem Resi Gudang yakni komoditi Gabah, Beras dan Jagung, dimana pada tahun 2013 Resi Gudang yang diterbitkan sebanyak 532 Resi Gudang dengan volume yang disimpan di gudang mencapai 20,796.23 ton atau senilai Rp. 108.95 milyar atau meningkat 40% jika dibandingkan Resi Gudang yang diterbitkan pada Tahun 2012 yang sebesar 379 Resi Gudang dengan volume yang disimpan di gudang 18,144.16 ton atau senilai Rp93.18 milyar. Dari 532 Resi Gudang yang diterbitkan selama tahun 2013, sebanyak 442 Resi Gudang yang telah diagunkan dan telah mendapatkan pembiayaan dari Bank/
In the field of warehouse receipt system, in 2013 CoFTRA constantly has done programs and strategic steps for the development of warehouse receipt system, such as by optimizing the related implementation Presidential Directive of Food Security (some essentials food products) are supported through the Warehouse Receipt System Grain commodities, rice and Corn, where in 2013 the warehouse receipt issued by the warehouse receipt as many as 532 volumes stored in the warehouse reaches 20,796.23 tons or equivalent to Rp108.95 billion, an increase of 40% when compared to the Warehouse Receipt issued in 2012 that amounted to 379 warehouse receipt to the volume stored in the warehouse 18,144.16 tons, worth Rp93.18 billion. Of the 532 Warehouse Receipt issued during the year 2013, a total of 442 warehouse receipt has been pledged and has received financing from the Bank / Non Bank
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
13
Sambutan Kepala Bappebti
14
Lembaga Keuangan Non Bank (LKNB) dengan nilai pembiayaan mencapai Rp. 65,64 milyar (data sampai dengan tanggal 31 Desember 2013).
Financial Institutions (NBFIs) with funding of Rp65.64 billion (data up to December 31, 2013).
Pada tahun 2013 juga dilaksanakan Seminar Nasional Sistem Resi Gudang yang dibuka langsung oleh Bapak Menteri Perdagangan dan Gubernur Jawa Tengah yang diikuti 1000 peserta dari kelompok tani dan Gapoktan serta Dinas yang telah melaksanakan maupun yang belum melaksanakan SRG. Dalam kesempatan tersebut juga diberikan penghargaan kepada Pengelola Gudang dan Kelompok Tani serta Pemda dengan kategori terbaik dalam pelaksanaan SRG.
In 2013 also conducted a National Seminar Warehouse Receipt System is opened by the Minister of Trade and the Governor of Central Java which followed 1,000 participants from farmer groups and Gapoktan and the Department has carried out or not carrying out the WRS. On the occasion awards were also given to the business warehouse and farmer groups and local government with the best category in the implementation of WRS.
Dalam rangka meningkatkan integritas SRG agar sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku, Bappebti terus melakukan pengawasan terhadap lembaga SRG dan evaluasi pelaksanaan SRG di lapangan. Pengawasan SRG dilakukan dengan pemantauan melalui Sistem Informasi Resi Gudang (IS-WARE), yang mengintegrasikan lembaga-lembaga dalam SRG yaitu Pengelola Gudang, Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK), Pusat Registrasi, dan Bank/Lembaga Keuangan Non-Bank. Selain melalui sistem, pengawasan juga dilakukan dengan cara turun langsung ke lapangan, baik secara periodik/terjadwal maupun sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Dengan demikian Bappebti dapat memonitor dan mengawasi setiap transaksi Resi Gudang secara online dan realtime.
In order to improve the integrity of the WRS to comply with applicable rules and regulations, CoFTRA continues to supervise WRS agencies and evaluation on the implementation of WRS in field. WRS supervision is done by monitoring through Warehouse Receipt Information System (IS-WARE), which integrates the institutions in the business WRS Warehouse, Conformity Assessment Board (LPK), Registration Center, and Bank / NonBank Financial Institutions. In addition through the system, monitoring is also carried out by means of field work, either periodic / scheduled or at any time without notice. Thus CoFRA can monitor and supervise each warehouse receipt transactions online and real time.
Sejak diluncurkannya SRG pada tahun 2008 hingga akhir tahun 2013 secara kumulatif Bappebti telah memberikan 114 persetujuan yang terdiri dari 78 persetujuan untuk Gudang, 11 persetujuan untuk Pengelola Gudang, 3 persetujuan untuk LPK Inspeksi Gudang, 2 persetujuan untuk LPK Manajemen Mutu, 19 persetujuan untuk Uji Mutu Komoditi, dan 1 persetujuan untuk Pusat Registrasi.
Since the launch of WRS in 2008 until the end of 2013 the cumulative CoFTRA has given approval 114 consisting of 78 approvals for warehouse, Warehouse 11 approvals for business, 3 approval for LPK Inspection Warehouse, 2 LPK approval for Quality Management, 19 approval for the Quality Test commodities, and 1 approval for Registration Center.
Pada Tahun 2013 juga telah dibangun 17 Gudang SRG melalui dana Alokasi Khusus di 17 Kabupaten yaitu Aceh Besar, Bireun, Bener Meriah, Langkat, Kepahiang, Banyuasin, Ciamis, Bondowoso, Banyuwangi, Dompu, Kolaka, Konawe Selatan, Sambas, Tapin, Katingan, Lima Puluh Kota dan
In 2013, COFTRA also has built 17 Warehouse WRS through special allocation of funds in the 17 districts of Aceh Besar, Bireun, Bener Meriah, Langkat, Kepahiang, Banyuasin, Ciamis, Bondowoso, Banyuwangi, Dompu, Kolaka, South Konawe, Sambas, Tapin,
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
A Message From Chairman Of CoFTRA Purworejo. Selain itu Bappebti Kemendag, juga melengkapi Infrastruktur dan Sarana Gudang (Dryer dan Rumah Dryer) yang dibangun pada tahun 2010 di 5 Kabupaten yaitu Purwakarta, Pidie, Masohi, Mamuju dan Palopo.
Katingan, Lima Puluh Kota and Purworejo. Additionally CoFTRA of Ministry of Trade also complements the Infrastructure and Facilities Warehouse (Dryer and Dryer House) which was built in 2010 in 5 districts namely Purwakarta, Pidie, Masohi, Mamuju and Palopo.
Di bidang Pasar Lelang Komoditi (PLK), Bappebti pada tahun 2013, telah dilaksanakan Pasar Lelang di 14 provinsi dan yaitu Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo dan DKI Jakarta (APBD) dan 1 Pasar Lelang yang dikelola Swasta (i-Pasar) dengan nilai transaksi sebesar Rp. 1.064.804.471.300 atau meningkat 29.55% bila dibandingkan transaksi pada tahun 2012 yang sebesar Rp. 825.238.707.000. Dengan Komoditi Unggulan yaitu: Pupuk Organik, Beras, Jagung, Kelapa, Kentang, Cabe, Cengkeh, Rumput Laut, Gaplek, Bibit Jati Bongsor dan Kayu Jati.
In the field of Auction Market Commodity (PLK), CoFTRA in 2013, has been implemented in 14 provinces Auction Market and West Sumatra, Jambi, Lampung, West Java, Central Java, Yogyakarta, East Java, Bali, West Nusa Tenggara, North Sulawesi, South Sulawesi, Southeast Sulawesi, Gorontalo and Jakarta (budget) and 1 managed Private Market Auction (i-Market) with a transaction value of Rp1,064,804,471,300 or increased 29.55% when compared to transactions in 2012 Rp825 238 707 000. With the Commodity: Organic Fertilizer, Rice, Corn, Coconut, Potato, Chili, Cloves, Seaweed, Cassava, Teak Seedlings big and Teak.
Dalam rangka penegakan hukum di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) tahun 2013, Bappebti telah memberikan sanksi administratif kepada Pialang Berjangka berupa: Pengenaan sanksi peringatan tertulis terhadap 9 (sembilan) perusahaan, Pembekuan kegiatan usaha Pialang Berjangka terhadap 5 (lima) perusahaan, Pencabutan izin usaha Pialang Berjangka sebanyak 2 (dua) perusahaan, Pencairan pembekuan izin usaha Pialang Berjangka terhadap 1 (satu) perusahaan setelah memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
In the context of law enforcement in the field of the Commodity Futures Trading (CPB) in 2013, CoFTRA has given administrative sanction to the form Broker: The imposition of sanctions against a written warning 9 (nine) companies, futures brokerage operations Freezing to 5 (five) companies, Revocation of license Brokerage business as much as two (2) company, freezing Defrost permit Broker to 1 (one) after the company meets the requirements in accordance with applicable regulations.
Selain itu, Bappebti telah melakukan halhal sebagai berikut: merekomendasikan ke Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk melakukan pemblokiran terhadap websites perusahaan illegal yang telah melakukan kegiatan di bidang PBK dan beroperasi di dalam negeri serta melakukan Rapat Koordinasi (RAKOR) penanganan kasus PBK dengan aparat penegak hukum yang terdiri dari Kepolisian, Kejaksaan, dan Pengadilan di daerah-daerah.
In addition, CoFTRA has done the following things: recommend to the Ministry of Communications and Information Technology (Communications) to perform the blocking of company websites that have illegal activities in the field of CFT and operates in domestic as well as conduct a coordination meeting handling the case of CPB with law enforcement officers consisting of the police, prosecutors, and courts in these areas.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
15
Sambutan Kepala Bappebti
16
Dalam rangka mendukung Reformasi Birokrasi yang dilakukan Kementerian Perdagangan RI dan untuk meningkatkan Public Trust Building, sejak tahun 2010 Bappebti telah menerapkan program Quick Wins dengan cara meningkatkan pelayanan perizinan di bidang PBK dan SRG dengan maksud agar para pelaku usaha mendapatkan hasil pelayanan yang maksimal dan efisien. Salah satu hasilnya adalah ditingkatkannya pelayanan publik dalam bentuk percepatan pemrosesan izin usaha di bidang PBK dan SRG. Sebelumnya pada tahun 2012 jumlah hari penyelesaian perizinan pelaku usaha PBK dan SRG adalah maksimal 25 (dua puluh lima) hari, dan pada tahun 2013 menjadi 22 (dua puluh dua) hari terhitung setelah dokumen dinyatakan lengkap.
In order to support Reforms conducted by the Ministry of Trade and to improve the Public Trust Building, since 2010 CoFTRA has implemented the Quick Wins program by increasing licensing services in the field of CFT and WRS in order for businesses to get the maximum service and efficient. One result is increased public service in the form of accelerated processing of business licenses in the field of CFT and WRS. Earlier in 2012 the number of days of completion of CFT and licensing businesses WRS is a maximum of 25 (twenty five) days, and in 2013 to 22 (twenty-two) days after the document is declared complete.
Selain itu, untuk Peningkatan Kinerja Bappebti Kemendag pada tahun 2013, Bappebti sebagai salah satu unit Eselon I dilingkungan Kementerian Perdagangan telah melakukan Penilaian Wilayah Tertib Administrasi (WTA), dari hasil penilaian WTA yang dilakukan terhadap 30 (tiga puluh) unit Eselon II Kementerian Perdagangan, termasuk 2 (dua) unit Eselon II di lingkungan Bappebti yakni unit Biro Perniagaan dan Biro Pasar Fisik dan Jasa, kedua unit Bappebti tersebut memperoleh predikat Baik, pada kategori Pelayanan Publik dan PNBP.
In addition, for Performance Enhancement of CoFTRA in 2013, CoFTRA as one of the Echelon 1 units within the Ministry of Trade has done a Administratively Order Area Assessment (WTA), the results of WTA assessment conducted on 30 (thirty) Echelon 2 units in Ministry of Trade, including two (2) Echelon 2 units in CoFTRA which are the Bureau of Commerce and Bureau of Physical Markets and Services, both units are predicated Well, in the category of Public Services and Non-Tax Inland Revenues.
Perkembangan serta kemajuan yang telah diraih Bappebti di bidang PBK, SRG, dan PLK, tidak terlepas dari partisipasi ataupun dukungan dari semua pihak. Untuk itu pada kesempatan yang baik ini saya ingin mengucapkan terima kasih, dan menyatakan komitmen saya untuk terus melanjutkan berbagai program yang telah dipersiapkan dan dilaksanakan, utamanya yang terkait dengan upaya pengembangan berbagai bidang yang menjadi tugas dan fungsi Bappebti, melalui kegiatan edukasi dan pemberdayaan pelaku usaha, dengan harapan agar industri PBK, SRG, dan PLK dapat lebih dikenal, dipahami, diterima oleh masyarakat, dan turut memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional.
The development and progress that have been achieved by CoFTRA in the field of Commodity Futures Trading (CFT), Warehouse Receipt System (WRS), and Commodity Auction Market (CAM), is inseparable from the participation or support of all parties. For that on this auspicious occasion I would like to thank and express my commitment to continue the various programs that have been prepared and implemented, primarily related to the development efforts of the various areas of the duties and functions of CoFTRA, through education and empowerment businesses, with the hope that CFT industry, WRS, and CAM can be known, understood, accepted by the community, and contributing to the national economy.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
A Message From Chairman Of CoFTRA Akhir kata, saya atas nama seluruh karyawan Bappebti dan seluruh pemangku usaha menyampaikan terima kasih sekaligus memberikan apresiasi yang tinggi kepada Pemerintah dan para pelaku usaha atas dukungannya sehingga berbagai program kerja Bappebti di tahun 2013 dapat terlaksana dengan baik. Dukungan yang sama juga kami yakini akan terus diberikan di tahun 2014 dan tahun-tahun selanjutnya guna mewujudkan industri perdagangan berjangka, Sistem Resi Gudang, dan Pasar Lelang Komoditi yang mampu meningkatkan perekonomian nasional. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat, baik bagi dunia usaha, instansi pemerintah, maupun pihak lainnya. Sebagai penutup, mari kita songsong tahun 2014 dengan penuh rasa optimisme, demi kepentingan bangsa dan negara kita tercinta.
Finally, I on behalf of all CoFTRA employees and all stakeholders want to thank and gave high appreciation to the Government and stakeholders for their support so that various CoFTRA’s work programs in 2013 can be done well. The same support we believe will continue to be given in the year 2014 and subsequent years in order to realize the Futures Trading Industry, Warehouse Receipt Systems and Commodity Auction Market which is able to boost the national economy. Hopefully, this report can provide benefits, both for businesses, government agencies, and other parties. In closing, let us welcome 2014 with a sense of optimism, in the interest of the nation and our beloved country.
Jakarta, Mei 2014 Jakarta, of May 2014
SUTRIONO EDI Kepala Bappebti Chairman of CoFTRA
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
17
Organization doesn’t really accomplish
Manajemen The Management
anything. Plans don’t accomplish anything, either. Theories of management don’t much matter. Endeavors succeed or fail because of the people involved. Only by attracting the best people will you accomplish great deeds.
- Colin Powell
5
3 1
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
SUTRIONO EDI Kepala Bappebti Chairman of CoFTRA
2
ROBERT JAMES BINTARYO Sekretaris Badan Secretary of CoFTRA
3
SRI HARIYATI Kepala Biro Hukum Head for Bureau of Legal
4
SRI NASTITI BUDIANTI Kepala Biro Perniagaan Head for Bureau of Commerce
5
ISMADJAJA TOENGKAGIE Kepala Biro Pasar Fisik & Jasa Head for Bureau of Physical & Services Market
6
MARDJOKO Kepala Biro Analisis Pasar Head for Bureau of Market Analysis
4
2
18
1
6
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi atau Bappebti dipimpin seorang Kepala Badan dan dibantu seorang Sekretaris Badan serta 4 Kepala Biro yang terdiri dari: Kepala Biro Hukum, Kepala Biro Perniagaan, Kepala Biro Analisis Pasar, dan Kepala Biro Pasar Fisik dan Jasa. Organisasi Bappebti didasarkan pada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31/M-DAG/PER/7/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57/M-DAG/ PER/8/2012.
BAPPEBTI
Commodity Futures Trading Regulatory Agency (CoFTRA) is lead by an agency’s head and assisted by an agency’s secretary and 4 agency’s heads for bureau, namely : Head for Bureau for Legal Affairs, Head for Bureau for Commerce, Head for Bureau for Market Analysis and Head for Bureau for Physical Market and Services. The CoFTRA’s organization is based on Minister of Trade Regulation No. 31/M-DAG/PER/7/2010 regarding Ministry of Trade’s Organization and Management as further amended by Minister of Trade Regulation Number 57/M-DAG/PER/8/2012.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
19
Profil Manajemen The Management Profiles
SUTRIONO EDI Kepala Bappebti Chairman of CoFTRA
ROBERT JAMES BINTARYO Sekretaris Badan Secretary of CoFTRA
SRI HARIYATI Kepala Biro Hukum Head for Bureau of Legal
Sekarang ini menjabat sebagai Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi di Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Sutriono Edi lahir di Purwokerto, Jawa Tengah pada tahun 1962. Beliau lulus dari Universitas Bridgeport, Amerika Serikat pada tahun 1993 jurusan Bisnis Internasional. Pada tahun 2000, beliau menjabat sebagai atase perdagangan di Canberra, Australia dan menjadi Kepala Pusat Pengembangan Pasar di Asia, Australia, dan Selandia Baru pada tahun 2005. Beliau pernah menjabat sebagai Kepala Biro Pasar Fisik dan Jasa (2007-2012) dan memimpin Pusat Harmonisasi Kebijakan Perdagangan (2012-2013).
Robert James Bintaryo lahir di Malang, Jawa Timur pada tahun 1959. Beliau ditunjuk menjadi atase perdagangan untuk Brussel, Belgia dari tahun 2004 hingga 2008. Tahun 2010, beliau menjadi Kepala Pusat Hubungan Masyarakat, dan setelahnya beliau menjadi Kepala Biro Perniagaan sejak 2011, dan kini beliau menjabat sebagai Sekretaris Bappebti. Beliau memperoleh gelar Master dari Universitas Hull, Inggris pada tahun 1994. Beliau sudah menikah dan memiliki 3 anak.
Lahir di Klaten, Jawa Tengah pada tahun 1964, Sri Hariyati masuk dalam Kementerian Perdagangan pada tahun 1990 dan meniti karirnya hingga kini beliau menjadi Kepala Biro Hukum sejak tahun 2013. Pada tahun 2009, beliau menjadi Kepala Bagian Pelayanan Hukum hingga 2013. Pada tahun 1988, beliau mendapatkan gelar sarjana hukum dari Universitas Islam Indonesia dan mendapatkan gelar Master pada tahun 2009.
Currently acting as the head of Commodity Futures Trading Regulatory Agency in Ministry of Trade of the Republic of Indonesia, Sutriono Edi was born 1962 in Purwokerto, Central Java. He graduated from University of Bridgeport, USA in 1993 majoring International Business. In 2000, he served as a trade attaché in Canberra, Australia and became the Head of Market Development Center in Asia, Australia, and New Zealand in 2005. He took a responsibility to head Bureau of Market Physical and Services (20072012) and to lead Center for Trade Policy Harmonization (2012-2013).
20
BAPPEBTI
Robert James Bintaryo was born in Malang, East Java in 1959. He was appointed to be trade attache to Brussel, Belgium from 2004 until 2008. In 2010, he became Head for Center of Public Relations, and afterwards he became Head for Bureau of Commerce since 2011, and now he is acting as the Secretary of CoFTRA. He achieved his Master degree from University of Hull, England in 1994. He was married with 3 children.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Born in Klaten, Central Java in 1964, Sri Hariyati entered Ministry of Trade in 1990 and was achieving her carrier until now she is becoming Head for Bureau of Law since 2013. In 2009, she was Head for Law Services Division until 2013. In 1988, she got her law degree from Indonesian Islamic University and she got her master degree in 2009.
SRI NASTITI BUDIANTI Kepala Biro Perniagaan Head for Bureau of Commerce
ISMADJAJA TOENGKAGIE Kepala Biro Pasar Fisik & Jasa Head for Bureau of Physical & Services Market
MARDJOKO Kepala Biro Analisis Pasar Head for Bureau of Market Analysis
Sri Nastiti Budianti lahir di Jakarta, Indonesia pada tahun 1962. Beliau memperoleh pendidikan S1 di Institut Pertanian Bogor tahun 1985 dan mendapatkan gelar Master di Universitas Indonesia pada tahun 1999. Tahun 2006, beliau diangkat oleh Menteri Perdagangan menjadi atase perdagangan di Ottawa, Kanada. Setelahnya, beliau kembali ke Indonesia dan menjadi Direktur Kerjasama Bilateral. Kini beliau menjadi Kepala Biro Perniagaan sejak 2013. Beliau sudah menikah dan memiliki 1 orang anak.
Lahir di Kotamabagu, Indonesia pada tahun 1954, Ismadjaja Tungkagi menjadi Kepala Biro Pasar Fisik dan Jasa sejak tahun 2012. Pada tahun 2007, beliau menjadi Kepala Bagian Program dan Pelaporan, dan setelahnya beliau menjadi Kepala Biro Analisis Pasar hingga 2012. Ismadjaja Tungkagi mendapat gelar Master dari Universitas Indonesia pada tahun 2006. Beliau sudah menikah dan memiliki 3 anak.
Mardjoko lahir di Boyolali pada tahun 1957. Beliau masuk Kementerian Perdagangan Republik Indonesia pada tahun 1984. Kini beliau menjadi Kepala Biro Analisis Pasar di Bappebti. Beliau mendapatkan gelar Master dari Universitas Hartford, Amerika Serikat jurusan Bisnis dan Finansial Internasional pada tahun 1993. Pada tahun 2006, beliau ditugaskan menjadi atase perdagangan di Belanda. Selama berkarir, beliau juga pernah ditugaskan menjadi Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri pada tahun 2011. Setelahnya, beliau menjadi Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan pada tahun 2012 sebelum bergabung dalam Bappebti.
Sri Nastiti Budianti was born in Jakarta, Indonesia in 1962. She was educated in Institute Agriculture of Bogor for bachelor degree and she got her Master Degree in University of Indonesia in 1999. In 2006, she was appointed by Minister of Trade to be attaché in Ottawa, Canada. Afterwards, she back to Indonesia and became Director of Bilateral Cooperation. Now she is acting as the Head for Bureau of Commerce since 2013. She is married and has a son.
Born in Kotamabagu, Indonesia in 1954, Ismadjaja Tungkagi was becoming Head for Bureau of Physical Market and Services since 2012. In 2007, he was the Head of Program and Reporting Division, and afterwards he became Head for Bureau of Market Analysis until 2012. Ismadjaja Tungkagi achieved his Master Degree from University of Indonesia in 2006. He is married and has 3 children.
BAPPEBTI
Mardjoko was born in Boyolali in 1957. He entered the Ministry of Trade of the Republic of Indonesia in 1984. He is now acting as the Head of Bureau for Market Analysis, CoFTRA. He got his MBA degree from University of Hartford in USA majoring International Business and Finance in 1993. In 2006, he posted as a trade attaché of the Embassy of Indonesia in the Netherlands. During his career, he was also appointed as the Secretary of the Directorate General of Domestic Trade in 2011. Afterward he was the Director of Export of Agriculture and Forestry Product in 2012 before joining CoFTRA.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
21
Duduk dari kanan ke kiri / Seatting from right to left
Berdiri dari kanan ke kiri / Standing from right to left
ROBERT JAMES BINTARYO Sekretaris Badan Secretary of CoFTRA
SENTOT KAMARUDDIN Kabag Kepegawaian & Umum Head for Human Resources & General Affairs
SUBAGIYO Kabag Humas & Kerjasama Head for Public Relations & Cooperation Division
TAUFIK Kabag Program & Pelaporan Head for Program & Report Division SALEH ABICH Kabag Keuangan Head for Finance
22
SEKRETARIAT
SECRETARIAT
Mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan Bappebti. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat memiliki fungsi: pengkoordinasian dan penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program di bidang Perdagangan Berjangka, Pasar Fisik Komoditi di Bursa Berjangka, Sistem Resi Gudang, Pasar Lelang dan Jasa; pengkoordinasian pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan di bidang pengawasan Perdagangan Berjangka, Pasar Fisik Komoditi di Bursa Berjangka, Sistem Resi Gudang, Pasar Lelang dan Jasa; pengelolaan urusan dokumentasi dan perpustakaan; pengkoordinasian pengelolaan anggaran dan administrasi keuangan Badan; pelaksanaan urusan administrasi kepegawaian, perlengkapan, rumah tangga, ketatausahaan, dan kearsipan, serta organisasi dan ketatalaksanaan Badan; pelaksanaan hubungan masyarakat, kerja sama dan bimbingan teknis; pelaksanaan koordinasi pendidikan dan pelatihan Perdagangan Berjangka, publikasi dan informasi, serta hubungan dan kerja sama baik di dalam maupun di luar negeri; dan pelaksanaan ujian Calon Wakil Pialang Berjangka, Wakil Penasihat Berjangka dan Wakil Pengelola Sentra Dana Berjangka.
Its duties are providing technical and administrative services to all organizational units within the CoFTRA. To implement those tasks, Secretariat has various function such as: coordinating and preparing technical, plan and program policy related to Futures Trading, Physical Commodities Market within the Futures Exchange, Warehouse Receipt System, Auction Market and Services; coordination of evaluation implementation and report preparation of activities implementation related to monitoring of Futures Trading, Physical Commodities Market within the Futures Exchange, Warehouse Receipt System, Auction Market and Services; management of documentation activities and library; coordination of budget management and agency’s financial administration; employees’ administrative affairs, equipment, house holds, clerically, archives, agency’s governance and organization; public relation implementation, coordination and technical guidance; Futures Trading’s training and education coordination, publication and information and foreign and domestic relationship and cooperation; implementation of Examination for Candidates of Futures Broker Representatives, Futures Consultant Representatives and Futures Fund Manager Representatives.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Duduk dari kanan ke kiri / Seatting from right to left
Berdiri dari kanan ke kiri / Standing from right to left
SRI HARIYATI Kepala Biro Hukum Head for Bureau of Legal
VERI ANGGRIONO SUTIARTO Kabag Pelanggaran Transaksi Head for Transaction Breach Division
HIMAWAN PURWADI Kabag Pelayanan Hukum Head for Legal Services Division
MUALLIM SYUIB Kabag Pelanggaran Administratif Head for Administrative Breach Division
BIRO
BUREAU FOR
HUKUM
LEGAL AFFAIRS
Mempunyai tugas melaksanakan koordinasi perumusan dan penyusunan peraturan perundang-undangan, pemberian pelayanan hukum, litigasi, pemeriksaan, penyidikan dan penetapan sanksi terhadap pelanggaran administratif di bidang Perdagangan Berjangka, Pasar Fisik Komoditi di Bursa Berjangka, Sistem Resi Gudang, Pasar Lelang dan Jasa. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Biro Hukum memiliki fungsi: pelaksanaan pengkajian dan koordinasi penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, interpretasi hukum, konsultasi hukum, litigasi, dan penyediaan sarana penyelesaian perselisihan di bidang Perdagangan Berjangka, Pasar Fisik Komoditi di Bursa Berjangka, Sistem Resi Gudang, Pasar Lelang dan Jasa; pelaksanaan pemeriksaan dan penyidikan terhadap pelanggaran administratif dan transaksi di bidang Perdagangan Berjangka dan pelanggaran di bidang Sistem Resi Gudang; dan pelaksanaan penegakan peraturan dan merekomendasikan penetapan sanksi di bidang Perdagangan Berjangka dan Sistem Resi Gudang.
Its duties are implementing formulation coordination and rule of laws compilation, provides legal service, litigation, inspection, investigation and determining sanctions against administrative violations regarding Futures Trading, Physical Commodities Market within Futures Exchange, Warehouse Receipt System, Auction Market and Services. To implement those tasks, Bureau for Legal Affairs has various functions such as: research implementation and compilation of drafts of law, legal interpretation, legal consultation, litigation and provides facilities for disputes settlement in the area of Futures Trading, Physical Commodities Market within Futures Exchange, Warehouse Receipt System, Auction Market and Services; implements inspection, investigation against administrative and transaction violations against Futures Trading, violation against Warehouse Receipt System and implements rule enforcement and recommends sanctions imposition against Futures Trading, Warehouse Receipt System.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
23
24
Duduk dari kanan ke kiri / Seatting from right to left
Berdiri dari kanan ke kiri / Standing from right to left
SRI NASTITI BUDIANTI Kepala Biro Perniagaan Head for Bureau of Commerce
AGUS MUHARNI Kabag Pembinaan Usaha Head for Venture Control Division
WIDIASTUTI Kabag Pengawasan Transaksi Head for Transaction Monitoring Division
RD. MOCH. YUSUF AFFANDI Kabag Pengawasan Keuangan dan Audit Head For Financial Monitoring and Auditing Division
BIRO
BUREAU FOR
PERNIAGAAN
COMMERCE
Mempunyai tugas melaksanakan melaksanakan koordinasi pembinaan usaha, pemantauan, pengawasan, audit kepatuhan dan keuangan serta evaluasi pelaksanaan kegiatan usaha di bidang Perdagangan Berjangka. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Biro Perniagaan memiliki fungsi: pelaksanaan pembinaan pelaku usaha di bidang perdagangan berjangka; pelaksanaan pemantauan, pengawasan dan evaluasi kegiatan transaksi pelaku usaha di bidang Perdagangan Berjangka; dan pelaksanaan pemantauan, pengawasan, audit kepatuhan dan keuangan serta evaluasi keuangan pelaku usaha di bidang Perdagangan Berjangka.
Its duties are implementing coordination for business development, monitoring, supervision, Compliance and financial audit and evaluation of commerce activities within Futures Trading sector. To implement those tasks, Bureau for Commerce has various functions such as: development of Futures Trading’s stakeholders; monitoring, supervision and evaluation of Futures Trading stakeholders’ transaction activities and monitoring, supervision, Compliance and financial audit and financial evaluation of Futures Trading’s stakeholders.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Duduk dari kanan ke kiri / Seatting from right to left
Berdiri dari kanan ke kiri / Standing from right to left
MARDJOKO Kepala Biro Pasar Analisis Pasar Head for Bureau of Market Analysis
NATALIUS NAINGGOLAN Kabag Pengawasan Pasar Head for Market Monitoring Division
DHARMAYUGO HERMANSYAH Kabag Pengembangan Pasar Head for Market Development Division
SABRI USMAN Kabag Sistem Informasi Pasar Head for Market Information System Division
BIRO
BUREAU FOR
ANALISIS PASAR
MARKET ANALYSIS
Mempunyai tugas melaksanakan koordinasi Pengawasan, Pengembangan dan Sistem Informasi pasar di bidang Perdagangan Berjangka, Sistem Resi Gudang dan Pasar Fisik Terorganisir. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Biro Analisis Pasar memiliki fungsi: a. Pelaksanaan pengamatan pasar dan perkembangan harga di bidang perdagangan berjangka, sistem resi gudang dan pasar fisik terorganisir; b. Pelaksanaan pengembangan kelembagaan dan produk di bidang perdagangan berjangka, sistem resi gudang, dan pasar fisik terorganisir; dan c. Pelaksanaan pengembangan dan fasilitas teknologi informasi serta pengelolaan data dan informasi pasar.
Its duties are implementing coordination of monitoring, development Futures Trading Market Information System, Warehouse Receipt System and Organized Physical Market. To implement those tasks, Bureau for Market Analysis has various functions such as : a. Futures Trading’s Market observation and price development, Warehouse Receipt System and Organized Physical Market. b. Futures Trading’s Product and Institution development, Warehouse Receipt System and Organized Physical Market. c. Development of information technology facilities including market’s data and information processing.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
25
26
Duduk dari kanan ke kiri / Seatting from right to left
Berdiri dari kanan ke kiri / Standing from right to left
ISMADJAJA TOENGKAGIE Kepala Biro Pasar Fisik & Jasa Head for Bureau of Physical Markets & Services
YULI EDI SUBAGIO Kabag Pengawasan Sistem Resi Gudang Head for Warehouse Receipt System Monitoring Division
PANTAS LUMBAN BATU Kabag Pengawasan Pasar Lelang Head for Auction Market Monitoring Division
SUKARDI Kabag Pembinaan Pasar Lelang dan Sistem Resi Gudang Head for Auction Market & Warehouse Receipt System Control Division
BIRO
BUREAU FOR
PASAR FISIK & JASA
PHYSICAL MARKET & SERVICES
Mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, pembinaan, pengawasan, pemantauan, evaluasi pelaksanaan kegiatan usaha di bidang Pasar Lelang, Pasar Fisik Komoditi di Bursa Berjangka, dan Sistem Resi Gudang. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Biro Pasar Fisik dan Jasa memiliki fungsi: pelaksanaan pembinaan di bidang Pasar Lelang dan Sistem Resi Gudang; pelaksanaan pemantauan, pengawasan, dan evaluasi di bidang Pasar Lelang dan Pasar Fisik Komoditi di Bursa Berjangka; serta pelaksanaan pemantauan, pengawasan, dan evaluasi di bidang Sistem Resi Gudang.
Its duties are implementing coordination, supervision, development, monitoring, evaluation of Auction Market, Commodities Physical Market within Futures Exchange and Warehouse Receipt System business activities. To implement those tasks; Bureau for Physical Market and Service has various functions such as: Warehouse Receipt System and Auction Market Development, Auction Market and Commodities Physical Market within the Futures Exchange monitoring, supervision and evaluation and Warehouse Receipt System monitoring, supervision and evaluation.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Kebijakan Strategis & Capaian Kinerja Strategic Policy and Performance Achievement
Setelah melalui perjalanan selama kurun waktu sekitar 13 tahun, Undang-Undang (UU) Nomor 32/1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) dinilai ternyata belum mampu mendominasi sektor PBK. Penilaian tersebut didasarkan antara lain pada transaksi perdagangan Kontrak Berjangka komoditi di Indonesia yang masih rendah yaitu pada tahun 2010 hanya 4,3 % saja dari seluruh transaksi perdagangan di Bursa atau yang didaftarkan di Bursa. Hal ini terasa ironis mengingat Indonesia sebagai negara produsen dan pemasok utama dunia beberapa komoditi primer seperti kelapa sawit, kakao, karet, kopi, lada, timah, dan batubara. Tidak hanya karena masih kecilnya volume transaksi Kontrak Berjangka komoditi, UU tersebut juga dinilai tidak dapat lagi mengakomodir kepentingan di lapangan karena sejumlah ketentuan di dalamnya kurang memadai untuk merespon atau menampung dinamika industri Perdagangan Berjangka Komoditi, terutama belum tertampungnya sistem pengawasan yang tepat dalam rangka perlindungan Nasabah.
After 13 year, Law No.32/1997 on Commodity Futures Trading has been assessed as not yet capable to dominate Commodity Futures Trading sector. The assessment is based on Commodities Futures Contract transactions which are very low; in 2010 only 4.3% of all trade’s transactions were listed on Futures Exchange. It is very ironical, bearing in mid that Indonesia is country producer and world’s main supplier for several primary commodities such as palm oil, cacao, rubber, coffee, pepper, tin and coal. Not only because of small number of commodities future contract transactions, the above mentioned law can no longer accommodate interests on the field - since many of its stipulation were not very much compatible to respond and accommodate Commodities Future Trading Industry’s which is very dynamic, especially suitable monitoring system related to customer protection has not yet been accommodated.
Dalam rangka meningkatkan kepercayaan terhadap lembaga Sistem Resi Gudang, Bappebti sedang mempersiapkan Lembaga Jaminan Resi Gudang (LJRG), yang merupakan elemen utama dalam pengembangan SRG, diharapkan akan meningkatkan kepercayaan dari semua pihak, khususnya perbankan dalam penyaluran pembiayaan kepada para petani, koperasi & UKM serta pelaku usaha.
To strengthen the trust against Warehouse Receipt System CoFTRA is preparing Insurance Agency for Warehouse Receipt System, which serves as main element of WRS’s development; it is hoped that this agency will strengthen trust from all participants, especially banking industry when channeling funding to farmers, cooperation, Small and Medium Enterprises and other stakeholders.
Untuk memperlancar terlaksananya kebijakan di atas, kebijakan lain yang diambil adalah di bidang perijinan yang berupa percepatan pelayanan perijinan. Hal ini dilakukan selain dalam rangka mendukung Reformasi
To facilitate above mentioned policy, other policy which is implemented is acceleration of licensing. This policy is implemented to support Bureaucracy Reform that has been previously implemented by Ministry of Trade can
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
27
Kebijakan Strategis & Capaian Kinerja Birokrasi yang dilakukan Kementerian Perdagangan, juga ditujukan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat atau Public Trust Building. Kebijakan ini telah diterapkan Bappebti sejak tahun 2010 melalui penerapan Program Percepatan (Quick Wins) dengan cara mempercepat pelayanan perijinan di bidang PBK dan Sistem Resi Gudang (SRG). Quick Wins dilakukan agar para pelaku usaha mendapatkan hasil pelayanan yang maksimal dan efisien.
28
BAPPEBTI
also be addressed to improve public trust or Public Trust Building. This policy has been implemented by CoFTRA since 2010 by applying Quick Wins - acceleration licensing service of Commodities Futures Trading and Warehouse Receipt System (WRS). Quick Wins is implemented to support maximal and efficient services to all stakeholders.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Strategic Policy and Performance Achievement
Capaian target indikator kinerja utama (IKU) Bappebti di tahun 2013 secara rata-rata adalah sebesar 113,83% atau tergolong sangat baik karena nilainya diatas 100%. Keberhasilan pencapaian indikator kinerja tersebut tidak terlepas dari faktor-faktor utama dalam mencapai keberhasilan dimaksud. Faktorfaktor utama yang menjadi keberhasilan tersebut yaitu terlaksananya koordinasi dan kerjasama baik intern maupun ekstern, tersedianya kapasitas dan kualitas Sumber Daya Manusia yang cukup memadai, serta penyediaan anggaran yang sudah cukup sesuai dengan beban kerja.
Average CoFTRA’s Main Performance Indicators (MPI) target achievement in 2013 was 113.83% or can be categorized as Excellent, since its score was above 100%. The success of MPI target achievement can not be separated from main factors that determined intended success. Main factors that determine the success is internal and external coordination and cooperation that have been carried out perfectly, availability of qualified human capital and budget availability that suitable with work load.
Hal yang cukup menggembirakan dapat dilihat dari tingkat capaian jumlah Pelaku Usaha PBK yang diaudit yang mencapai 189%, dimana realisasi Jumlah Pelaku Usaha PBK di tahun 2013 mencapai sebanyak 34 perusahaan atau telah melebihi target yang ditetapkan yaitu sebanyak 18 perusahaan. Selain indikator tersebut, terdapat 12 (dua belas) indikator kinerja lain yang tingkat capaiannya diatas 100%.
It is quite encouraging to see number of audited Commodities Futures Market’s stakeholders that reached 189%, whereby realization of Commodities Futures Market’s stakeholders in 2013 reached 34 companies or has exceeded target, which was 18 companies. Other than such indicator, there were 12 (twelve) performance indicators that exceeded 100%.
Meskipun tingkat capaiannya sudah baik, masih terdapat 5 (lima) indikator kinerja yang belum memenuhi target. Khusus untuk indikator Penyelesaian Kebijakan Teknis dalam bentuk Peraturan-peraturan di bidang PBK, SRG dan PL yang capaiannya sebesar 89%, hal tersebut disebabkan amandemen Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2007 tentang Pelaksanaan UU Nomor 9 tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang baru disahkan pada akhir bulan Desember 2013 dan UU Perdagangan yang akan menjadi payung hukum dari kegiatan Pasar Lelang menggantikan Kepmenperindag Nomor 650/ MPP/Kep/10/2004 baru disahkan pada Januari 2014. Hal tersebut mengakibatkan penyelesaian kebijakan teknis dalam bentuk peraturan di bidang SRG dan PL tidak dapat terealisasi.
Even though performance achievement can be categorized as excellent, there were still 5 (five) performance indicators that have not yet met with target. Especially for technical policies settlement in term of regulations of Futures Trading Commodities, WRS and Auction Markets which reached 89%; it was caused by amendment of Government Regulation Number 36/2007 on Implementation of Law No.9/2006 regarding Warehouse Receipt System which was promulgated in the end of December 2013 and Law of Trade which will become the legal protection of Auction Market activities that replaced Minister of Trade and Industry Number 650/MPP/Kep/10/2004 and just promulgated in January 2014. These situations have caused technical policies settlement in term of regulations of Futures Trading Commodities, WRS and Auction Markets can not be realized.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
29
INDUSTRI PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI COMMODITY FUTURES TRADING INDUSTRY
30
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
THE PRICE OF A COMMODITY WILL NEVER GO TO ZERO. WHEN YOU INVEST IN COMMODITIES FUTURES, YOUʼRE NOT BUYING A PIECE OF PAPER THAT SAYS YOU OWN AN INTANGIBLE PIECE OF COMPANY THAT CAN GO BANKRUPT - Jim Rogers
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
31
32
1. Langkah-Langkah Strategis
1. Strategic Steps
Dari waktu ke waktu Bappebti terus melakukan berbagai upaya pembenahan yang strategis, di antaranya adalah perlindungan Nasabah, Peningkatan Likuiditas Pasar, Pelayanan Perizinan Perdagangan Berjangka Komoditi dengan Sistem Perizinan Online, Penetapan dan Implementasi Penyempurnaan Pedoman Akuntansi Pialang Berjangka.
From time to time CoFTRA is consistently implementing various strategic efforts such as: customer’s protection, market liquidity improvement, Commodities Futures Trade License Service through Online Licensing System, setting and implementation of Accounting Guidelines for Futures Brokers.
1.1 Perlindungan Nasabah
1.1 Customer’s Protection
Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) merupakan kegiatan bisnis yang kompleks dan beresiko tinggi. Hal ini antara lain karena adanya unsur leverage, di mana dengan penempatan dana (margin) yang kecil dapat diperoleh keuntungan atau menderita kerugian yang besar. Untuk itu sebelum memasuki atau terlibat dengan bisnis ini para pesertanya, terutama masyarakat, terlebih dahulu harus memiliki pengetahuan, pengertian, serta pemahaman yang benar tentang PBK.
Commodities Futures Trading is a business activity which are quite complex and high risk. The risks and complexity mainly come from “leverage”components, it means when a customer place small amount of fund (margin) he can either gain large profit or suffer from large loss. Therefore prior entering or getting involved with this business, participants especially members of communities must first obtain correct understanding, knowledge regarding Commodities Futures Trading.
Ketentuan yang paling mendasar pada saat perusahaan Pialang mencari calon Nasabah adalah diwajibkannya Pialang untuk terlebih dahulu mengetahui dengan baik latar belakang calon nasabah yang akan memasuki atau terlibat dalam bisnis PBK (Know Your Costumer/KYC) termasuk diantaranya sumber dana yang akan dipergunakan merupakan dana yang idle, menyampaikan Dokumen Keterangan Perusahaan kepada calon Nasabahnya, yang antara lain
Basic rule when a broker company is looking for potential customers; Broker must first understand potential customers’ background (Know Your Customer/KYC) principles including source of fund which should be idle fund, submit Company’s credential letters to potential customers which covers detail of company’s organization and its management team. Broker also must explain all risks that may be born by potential customers as stated in Risk Existing
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
memuat keterangan mengenai organisasi dan kepengurusan perusahaan mereka. Pialang juga wajib menjelaskan segala risiko yang mungkin dihadapi, sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pemberitahuan Adanya Risiko. Apabila calon Nasabahnya memahami dan dapat menerima risiko tersebut, yang bersangkutan harus menandatangani dokumen tersebut yang menunjukkan telah dipahaminya risiko yang akan mereka hadapi dan setuju menjadi Nasabah dari Pialang tersebut. Hal yang tak kalah pentingnya adalah Pialang Berjangka wajib mengetahui latar belakang, reputasi dan kelakuan baik dari Calon pegawainya (Know Your Employee), karena pegawai merupakan ujung tombak perusahaan dalam mempromosikan kegiatannya dan atau membantu nasasabah dalam memberikan saran bila diperlukan.
Information Document. If potential customers understood and accepted all risks, Potential Customers must sign Risk Existing Information Document which indicated that they understood and accepted potential risks and agreed to become Broker’s customers. Futures Brokers must also understood their employees candidates’ background, reputation and good conduct - since employees are front liner in promoting Brokers’ activities and will help customers in providing suggestion if needed.
Amandemen UU No. 32/97 tentang PBK menjadi UU No. 10/2011 tentang Perubahan UU No. 32/97 tentang PBK antara lain didorong oleh kenyataan bahwa transaksi kontrak derivatif yang dilakukan secara bilateral atau yang dikenal dengan SPA selama beberapa tahun terakhir ini sangat mendominasi transaksi Kontrak Berjangka di Bursa. Disamping itu cakupan komoditi yang menjadi subjek Kontrak Berjangka yang diperdagangkan juga telah berkembang semakin luas. Transaksi SPA sepanjang tahun 2013 mencapai hampir 94,29% dari keseluruhan transaksi yag terjadi di Bursa, sementara di tahun 2012 hanya mencapai 86,36%. Karena itulah SPA dimasukkan menjadi bagian yang harus diregulasi agar para pesertanya (investor) memperoleh perlindungan serta kepastian hukum.
Amendment of Law No.32/97 regarding Commodities Futures Trading into Law No.10/2011 regarding Amendment of Law No.32/97 on Commodities Futures Trading is driven by reality that transaction of derivative contracts carried out bilaterally or better known as SPA (Sistem Perdagangan Alternatif - Alternative Trading System) in recent years have dominated Futures Contract within Futures Exchange. Apart from that reality, scope of commodities that become subject of traded Futures Contracts have grown exponentially. SPA transactions during 2013 had reached 94.29% from total transaction registered in the Exchange, while in 2012, SPA transaction only reached 86.36%. Therefore SPA is included to be a component that must be regulated to ensure that all investors are protected and obtain legal certainty.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
33
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
34
Bentuk perlindungan yang diberikan dalam kaitan dengan SPA adalah diterapkannya Sistem Pengawasan Tunggal (Supervisory System) dan Sistem Perdagangan dalam transaksi SPA. Sistem Pengawasan Tunggal merupakan sistem yang digunakan dalam pengawasan terpadu secara elektronik oleh Bappebti, Bursa Berjangka, dan Lembaga Kliring Berjangka terhadap integritas pasar dan integritas keuangan dalam penyelenggaraan SPA yang terhubung secara on-line dan real time dengan setiap Sistem Perdagangan dalam transaksi SPA.
Provided protection related to SPA is the implementation of Single Supervisory System and Trading System in SPA’s transaction. Single Supervisory System is an electronic system used in comprehensive monitoring by CoFTRA, Futures Exchange and Clearing House against market integrity and financial integrity in organizing SPA transaction which is on-line connected and real time with all Trading System within SPA transaction.
Sistem Perdagangan dalam transaksi SPA adalah sistem perdagangan elektronik yang digunakan oleh Penyelenggara dan Peserta SPA yang diselenggarakan secara on-line dan real time, dan minimal terdiri dari sistem kuotasi, sistem transaksi, dan sistem pelaporan. Sistem Perdagangan tersebut antara lain harus akurat, aktual, aman, terpercaya, on-line dan real-time serta compatible secara sistem maupun
Trading System in SPA Transaction is an electronic trading system used by SPA Organizer and Participants carried out on-line and real time and consist of quotation system, transaction system and reporting system. Such Trading System must be accurate, actual, safe, trusted, on-line and real time and either its system or its application must be compatible with Single Monitoring System either.
1.2. Peningkatan Likuiditas Pasar
1.2. Market Liquidity Improvement
Upaya yang dilakukan untuk peningkatan likuiditas pasar adalah penetapan Penggerak Pasar atau market maker, kewajiban melakukan transaksi pada perdagangan multilateral dan memberi persetujuan kepada Bursa untuk menyempurnakan kontrak Berjangka yang sudah diperdagangkan.
Efforts which are carried out to improve market liquidity are setting of Market Maker, obligation to carry out transaction in multilateral trade and provide approval to Exchange to enhance Futures Contract that had been traded/ exchanged.
Penggerak pasar atau market maker adalah pihak yang memasang amanat beli dan/atau amanat jual secara terus menerus selama jam perdagangan berlangsung. Pihak yang dapat menjadi Penggerak Pasar tersebut adalah Pedagang Berjangka, Penyelenggara SPA, dan Pialang Berjangka yang ditetapkan oleh Kepala Bappebti dapat melakukan transaksi Kontrak Berjangka untuk rekeningnya sendiri. Penetapan pihak-pihak yang dapat menjadi Penggerak Pasar dilakukan oleh Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka. Adapun penetapan minimum bertransaksi multilateral di Bursa Berjangka oleh pemerintah dalam hal ini Bappebti dengan maksud bahwa semua pihak yang mendapatkan
Market maker is a party who holds buying and/ or selling order continuously during trading hours. Parties who can be set as market maker is are Futures Trader, SPA Organizer and Futures Brokers set by Head of CoFTRA who can carry out Futures Contract Transaction for their own account. Setting of Parties that can assume as Market Maker is carried by Futures Exchange and Clearing House. Setting of multilateral minimum transactions by CoFTRA is intended that all parties who had obtained approval or permit from CoFTRA are responsible to develop multilateral trading in Indonesia. Parties who are obliged to carry out multilateral minimum transaction in Futures Exchange are SPA Participants and
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Commodity Futures Trading Industry perizinan atau persetujuan dari Bappebti turut bertanggung jawab mengembangkan perdagangan multi lateral di Indonesia. Pihakpihak yang diwajibkan untuk melakukan minimum transaksi multilateral di Bursa Berjangka adalah peserta SPA dan penyelenggara SPA. Untuk peserta SPA wajib melakukan transaksi multilateral di bursa berjangka minimal 5% dari total transaksinya setiap bulan atau 3.500 lot dan penyelenggara SPA wajib melakukan trasanski sebesar 10.500 lot setiap bulan. Bappebti juga telah menyetujui penyempurnaan beberapa kontrak berjangka yang diperdagangkan khususnya spesifikasi kontrak baik di Bursa Berjangka Jakarta maupun di Bursa Komoditi Derivatif Indonesia. Dari kebijakan diatas hasilnya dapat terlihat dimana volume transaksi sepanjang tahun 2013 meningkat naik 11% dari volume transaksi multilateral yang tercatat pada tahun 2012.
SPA Organizers. SPA Participants must carry out multilateral transaction in Futures Exchange minimum 5% from each month total transaction or 3,500 lots and SPA Organizers must carry out 10,500 lots of transaction each month. CoFTRA has also approved enhancement of several traded futures contracts, especially contract specification either in Jakarta Futures Exchange or in Indonesia’s Commodities Derivative Exchange. From above policy, it can be seen that transaction volume during 2013 increased by 11% compared with multi lateral transaction recorded in the previous year.
1.3 Pelayanan Perizinan Perdagangan Berjangka Komoditi dengan Sistem Perizinan Online
1.3 Commodities Futures Trading Licensing Service with Online Licensing System
Sejalan dengan prioritas program utama dalam Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Perdagangan yaitu percepatan pelayanan perizinan (quick wins), Bappebti telah membangun Sistem Perizinan On-Line Perdagangan Berjangka Komoditi. Melalui sistem perizinan ini diharapkan pelayanan perizinan dapat berjalan dengan lebih cepat, transparan, wajar, efisien, dan efektif. Sebelumnya ada 17 (tujuh Belas) jenis perizinan dan Persetujuan yang terdapat pada sistem perizinan online Bappebti, namun dalam rangka percepatan pemrosesan izin, Kepala Bappebti telah melakukan pendelegasian wewenang kepada Koordinator dan pelaksana Unit Pelayanan Kementerian Perdagangan (UPP) melalui Peraturan Kepala Bappebti Nomor : 91/ BAPPEBTI/PER/03/2012 tanggal 30 Maret 2012 untuk 2 (dua) jenis perizinan yaitu : Perijinan Wakil Pialang Berjangka dan Sertifikat Pendaftaran Pedagang Berjangka, sehingga saat ini ada 15 (lima belas) jenis perizinan dan Persetujuan yang terdapat pada sistem perizinan online Bappebti.
In harmony with main program priority in Bureaucracy Reform in Minister of Trade which is acceleration of licensing service (quick wins), CoFTRA has developed Commodities Futures Trading Online Licensing System. Through this licensing system, it is hoped that licensing service can be carried out faster, transparent, fair, efficient and effective. Previously, there were 17 (seventeen) licensing and approval items on CoFTRA’s online licensing system, but related to licensing process acceleration, Head of CoFTRA had delegated his authority to Coordinator and Executive of Minister of Trade’s Service Unit (UPP) through Head of CoFTRA Regulation Number: 91/BAPPEBTI/PER/03/2012 dated March 30th 2012 for 2 (two) licensing items: Futures Broker Representatives Licensing and Futures Trader Registration Certificate, therefore currently, there are 15 (fifteen) licensing items and approval in CoFTRA’s online licensing System.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
35
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
36
Untuk mulai menerapkan pelayanan melalui melalui Sistem Perizinan Online, Bappebti telah mengeluarkan surat edaran nomor 01/ BAPPEBTI/SE/06/2012 tentang Registrasi Sistem Perizinan Online agar para Pelaku Usaha dapat menggunakan Sistem Perizinan Online yang telah dibangun. Sampai pada akhir tahun 2012, Pelaku Usaha yang sudah teregistrasi dalam sistem perizinan online sebanyak 55 (lima puluh lima) Perusahaan yang terdiri dari 10 (sepuluh) Perusahaan Pedagang Berjangka dan 45 (empat puluh lima) Perusahaan Pialang Berjangka.
To initiate service through Online Licensing System, CoFTRA has published circular letter Number 01/BAPPEBTI/SE/06/2012 on Registration of Online Licensing System to ensure that all stakeholders able to use Online Licensing System. Up until the end of 2012, number of Stakeholders that have been registered into online licensing system has reached 55 (fifty five) Companies, consist of 10 (ten) Futures Trading Companies and 45 (forty five) Futures Broker Company.
Sampai dengan akhir tahun 2013, Sistem Perizinan Online masih belum dimanfaatkan oleh pelaku usaha secara optimal karena belum terbiasanya para pelaku usaha mengajukan perizinan secara elektronik. Saat ini Proses perizinan/persetujuan yang diajukan pelaku usaha melalui Sistem Perizinan Online sebagian besar adalah persetujuan untuk melakukan kegiatan promosi atau iklan, pelatihan dan pertemuan di bidang Perdagangan Berjangka, untuk perizinan dan persetujuan lainnya para pelaku usaha masih mengajukannya melalui proses manual.
Until the end of 2013, Online Licensing System still has not yet been utilized optimally by stakeholders, since many of stakeholders did not fully adapt with electronic licensing process. Currently, licensing process/ approvals submitted by stakeholders are mainly approvals for promotion or advertisement activities, Futures Trading meeting or training, while for licenses or other kind of approval still manually submitted by participants.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Commodity Futures Trading Industry 1.4 Kebijakan Perdagangan Ekspor Timah Melalui Bursa yang diatur Dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 32/M-DAG/ PER/6/2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 78/M-DAG/ PER/12/2012 tentang Ketentuan Ekspor Timah
1.4 Trading Policy of Tin Export Through Exchanges which is regulated within The Minister of Trade Regulation Number 32/M-DAG/PER/6/2013 On Amendment of Minister of Trade Regulation Number 78/M-DAG/ PER/12/2012 On Stipulations of Tin Export
Indonesia merupakan eksportir timah terbesar di dunia namun tidak mampu membentuk dan menentukan harga timah dunia untuk mendapatkan harga yang layak, harga timah selama ini dikendalikan oleh London Metal Exchange dan Kuala Lumpur Tin Market.
Indonesia is the world’s largest tin exporter, but Indonesia can not set and determine world’s price of tin and to obtain fair tin’s price, tin’s price controlled by London Metal Exchange and Kuala Lumpur Tin Market.
Perdagangan Timah di Bursa Berjangka Indonesia sudah dimulai pada awal tahun 2012, namun tidak berkelanjutan mengingat PT. Timah sebagai pelopor perdagangan Timah di Bursa kekurangan bahan baku karena Timah yang diperdagangakan untuk ekspor tidak semuanya melalui Bursa (terindikasi pelarian bahan baku Timah). Dalam rangka mendukung kelestarian lingkungan dan pemanfaatan timah secara berkelanjutan, pemenuhan kebutuhan timah di dalam negeri, serta peningkatan daya saing ekspor timah maka Timah Batangan dan Timah dalam bentuk lainnya yang wajib diperdagangkan melalui Bursa Timah melalui Permendag No. 32/M-DAG/ PER/6/2013 tentang Perubahan Atas Permendag No. 78/M-DAG/PER/12/2012 tentang Ketentuan Ekspor Timah yang mewajibkan para pemegang ET Timah untuk melakukan ekspor timah melalui Bursa Timah. Harapan dari pengaturan ini, agar kedepan Bursa Timah Indonesia dapat diperdayakan sebagai instrumen pengendalian perdagangan timah yang tersinyalir selama ini sistem perdagangan timah maupun ekspor timah belum dilakukan dengan maksimal, sekaligus meningkatkan kualitas ekspor timah Indonesia. Selain itu, diharapkan juga harga timah di Indonesia dapat menjadi referensi harga timah dunia.
Tin Trade in Indonesia Commodities Futures Exchange has been started since 2012, but it has stopped, since PT. Timah as a pioneer of tin trade in Exchange, ran short of raw stock, because not all tin for export purposes has been traded in Exchange (PT.Timah is indicated conducting stock flight). To Support environment sustainability and sustainability of tin utilization, to ensure tin supply in domestic market, and improving tin’s export competitiveness Tin Bars and Tin in other forms which must be traded in Tin Exchange. Through Minister of Trade Regulation No. 32/M-DAG/ PER/6/2013 on Amendment of Minister of Trade Regulation No.78/M-DAG/PER/12/2012 on Stipulation of Tin Export. The regulation obliges that all Tin ET Holders must carry out Tin exportation through Tin Exchange. It is hoped that through this regulation Indonesian’s Tin Exchange can be empowered as tin’s trade control instrument, since it has been pointed out that tin trade system and tin exportation have not yet been carried out maximally, simultaneously this regulation will increase Indonesia’s tin export quality. It is also hoped that this regulation will create price, which can also served as world’s price setter.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
37
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
38
1.5 Melakukan Penjajakan Kerjasama dengan Badan Pengawas (Commodity Futures Trading Commission-CFTC) dan Bursa (Chicago Mercantile ExchangeCME) negara lain.
1.5 Cooperation Probing with Commodity Futures Trading Commission-CFTC and Chicago Mercantile Exchange-CME
Pada tanggal 10 Juni 2013 bertempat di Chicago Amerika Serikat, Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi bersama Delegasi BAPPEBTI yang terdiri dari Plh. Kepala Bappebti, Nus Nuzulia Ishak, Kepala Biro Perniagaan Sri Nastiti Budianti, Kepala Biro Analisis Pasar Mardjoko, dan Kepala Sub Bagian Kerjasama Ima Siti Fatimah, serta Tenaga Ahli bidang Perdagangan Luar Negeri, Deddy Saleh dan Konjen RI di Chicago Andriana Supandy mengunjungi US-CFTC (USCommodity Futures Trading Commission) dan CME (Chicago Mercantile Exchange).
In June 10th 2013, Vice Minister of Trade, Bayu Krisnamurthu along with CoFTRA delegation consists of CoFTRA’s Duty Manager Mrs. Nus Nuzulia Ishak, Head for Bureaau for Commerce Mrs. Sri Nastiti Budianti, Head for Bureau for Market Analysis Mr. Mardjoko and Head of Sub Section of Cooperation Mrs. Ima Siti Fatimah and expert on international trade Mr. Dedy Saleh with Republic of Indonesia General Consul in Chicago Mr. Adriana Supandy visited US-CFTC (USCommodity Futures Trading Commission) and CME (Chicago Mercantile Exchange).
Pertemuan antara Delegasi RI dengan US-CFTC diterima oleh Mrs. Julie Mohr (Deputy Director of Examinations in the Division of Clearing and Risk), Mr. Steve Greska (Associate Director of Risk Surveillance Group, Mr. David Amato (Supervisory Surveillance Analyst), dan Mrs. Rosemary Hollinger (Regional Administrator of The Chicago Office). Pertemuan dengan USCFTC dilakukan untuk melihat peran regulator Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) di Amerika Serikat seperti halnya yang dilakukan oleh BAPPEBTI.
Meeting between RI’s Delegation with US-CFTC was welcomed by Mrs. Julie Mohr (Deputy Director of Examination in Division of Clearing and Risk), Mr.Steve Greska (Associate Director of Risk Surveillance Group), Mr. David Amato (Supervisory Surveillance Analyst) and Mrs. Rosemary Hollinger (Regional Administrator of The Chicago Office). The purpose of this meeting is to see and understand regulator’s roles in US Commodities Future Trading .
Sedangkan Pertemuan dengan CME diterima oleh Mr. Phupinder S Gill beserta seluruh jajaran direksinya dalam rangka penjajakan kerjasama di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK). Penjajakan peluang kerjasama ini bertujuan untuk pengembangan perdagangan berjangka komoditi Indonesia yang diselenggarakan di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dan Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) sehingga diharapkan dapat meningkatkan transaksi PBK terutama komoditi andalan Indonesia seperti Kopi, CPO, Jagung dan Kakao.
Meeting with CME was welcomed by Mr. Phupinder S Gill with all his directors. The purpose of this meeting was to carry out probing activity in term of Commodities Future Trading Cooperation. The Objective of this probing opportunity was to develop Commodities Futures Trading in Indonesia which are organized currently by Jakarta Futures Exchange and Indonesia’s Commodities and Derivatives Exchange and in the future through this cooperation, Commodities Future Trading’s transaction values can be increase; especially Indonesia’s primary commodities such as coffee, CPO, corn and cacao.
Selain peluang kerjasama, dalam pertemuan tersebut juga dibahas pentingnya menjaga
Apart from cooperation opportunities, The Meeting also discussed the importance of
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Commodity Futures Trading Industry integritas Bursa Berjangka dan melakukan pengawasan secara menyeluruh terhadap pelaksanaan PBK. Oleh karena itu, Indonesia perlu melakukan pengembangan sistem pengawasan yang menyeluruh dan terpadu antara Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka.
maintaing Future Exchange’s Integrity and conducting comprehensive to all implementation aspects of Commodities Future Trading. Therefore, Indonesia need to develop comprehensive and integrated monitoring system between Supervisory Agent of Commodities Future Trading, Futures Exchange and Clearing House.
Seusai pertemuan, Delegasi RI juga berkesempatan melihat secara langsung sistem perdagangan berjangka di lantai bursa CME, khususnya melihat bursa perdagangan berjangka komoditi yang terkait dengan kepentingan Indonesia, yaitu komoditi jagung dan kedelai.
After the meeting, RI’s Delegation had an opportunity to see directly CME’s Commodities Futures Trading System, especially corn and soy, which are quite essential to Indonesia’s national interest.
2.
2.
Perkembangan Industri PBK
Development of Commodity Futures Trading Industry
2.1 Kondisi Pasar Berjangka dan Derivatif
2.1 Futures Market’s Condition and Derivatives
Dengan adanya amandemen UU Nomor 32/1997 menjadi UU No. 10 Tahun 2011 terdapat banyak perubahan substansial yang menyangkut peristilahan seperti Perdagangan Berjangka Komoditi, Komoditi, Kontrak Berjangka, Bursa Berjangka dan lain-lain. Inti pokok dari perubahan peraturan dalam UU tentang Perdagangan Berjangka Komoditi yang baru adalah pengembangan dan pengawasan. Dari segi pengembangan, aturan tersebut mencakup berbagai elemen penting bagi pengembangan perdagangan berjangka di masa mendatang, antara lain mencakup perluasan pengertian Komoditi, Perdagangan Berjangka Komoditi, dan Kontrak Berjangka, disamping adanya pengertian tentang Kontrak Derivatif dan Kontrak Derivatif Syariah. Selain itu terdapat beberapa pengaturan baru yaitu mengenai Sistem Perdagangan Alternatif (SPA), Demutualisasi Bursa Berjangka, Asosiasi Industri Perdagangan Berjangka, dan Transaksi Perdagangan Berjangka melalui Elektronik. Dengan pengembangan tersebut terjadi perluasan pengertian dari beberapa aspek dengan tujuan agar dapat mengikuti perubahan dunia usaha dan kebutuhan pelaku pasar.
When Law No.32/1997 was amended into Law No.10/2011 - it also brought many substantial changes which related to terminologies such as Commodities Future Trading, Commodities, Futures Contract, Futures Exchange, etc. Core idea of the amendment is development and supervision. From development side’s, that Law also covers various important elements for Futures Trading’s future development, such as: new definition of Commodity, Commodities Futures Trading and Futures Contracts, also new definition about Derivative Contract and Syariah Derivative Contract (Derivative Contract based on Islamic Law). Apart from that, there are several new regulations such as Alternative Trading System (SPA), Demutualization of Futures Exchange, Association of Futures Trading Industry and Electronically Futures Trading Transactions. Such development also caused “expansion of definition” of several aspects and its objective is to be compatible with business development and meet stakeholders need.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
39
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
40
Kelembagaan yang terdaftar dalam industri PBK pada tahun 2013 terdiri dari Badan Pengawas (Bappebti) selaku otoritas tertinggi di bidang PBK; 2 (dua) Bursa Berjangka yaitu PT BBJ dan PT BKDI; 2 (dua) Lembaga Kliring Berjangka yaitu PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) dan PT Identrust Security International (ISI); 70 (tujuh puluh) Pialang Berjangka; 97 (sembilan puluh tujuh) Pedagang Berjangka; 6 (enam) Bank Penyimpan Dana; 2344 (dua ribu tiga ratus empat puluh empat) Wakil Pialang Berjangka; 2 Asosiasi yaitu Asosiasi Pialang Berjangka Indonesia (APBI) dan Ikatan Perusahaan Pedagang Berjangka Indonesia (IP2BI); serta Badan Arbitrase Perdagangan Berjangka Komoditi Indonesia (BAKTI) yang didirikan pada akhir tahun 2008.
Registered Institutionals within Commodities Futures Trading Industry in 2013 consist of : CoFTRA as Commodities Futures Trading Industry’s highest authority; 2 (two) Futures Exchanges PT. BBJ and PT.BKDI; 2(two) Clearing Houses - PT.Kliring Berjangka Indonesia (KBI) and PT.Identrust Security International (ISI); 70 (seventy) Futures Brokers, 97 (ninety seven) Futures Traders, 6 (six) Fund Deposit Bank; 2344 (Two Thousand Three Hundred Forty Four) Futures Brokers Representatives; 2 (two) Associations - Indonesia’s Association of Futures Brokers (APBI) and Indonesia’s Association of Futures Traders Companies (IP2BI) and Indonesia’s Commodities Futures Trading Arbitrage Agency (BAKTI), set up in the end 2008.
Sepanjang tahun 2013 tercatat sebanyak 68 (enam puluh delapan) pelaku pasar yang aktif melakukan transaksi Kontrak Berjangka Komoditi di Bursa Berjangka (secara multilateral), terdiri dari 49 (empat puluh sembilan) Pialang Berjangka dan 17 (tujuh belas) Pedagang Berjangka. Dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencatat 62 (enam puluh dua) Pialang Berjangka dan 23 (dua puluh tiga) Pedagang Berjangka yang aktif, maka terlihat adanya penurunan sebanyak 13 (tiga belas) Pialang Berjangka dan 6 (enam) Pedagang Berjangka yang melakukan transaksi.
During 2013, it had been recorded that as many as 68 (sixty eight) stakeholders actively involved in Commodities Futures Contract in Futures Exchange (Multilaterally), consisted of 49 (forty nine) Futures Brokers and 17 (seventeen) Futures Traders. Compared with 2012, 62 (sixty two) Active Futures Brokers and 23 (twenty three) Active Futures Trader, it could be seen that the number of participants decreased - 13 (thirteen) Futures Brokers and 6 (six) Futures Traders who conducted transactions.
Kegiatan transaksi yang dibina dan diawasi Bappebti mencakup transaksi Kontrak Berjangka yang diperdagangkan di Bursa (secara multilateral); penyaluran amanat Nasabah ke Bursa Berjangka Luar Negeri (PALN); transaksi Kontrak Derivatif yang diperdagangkan secara bilateral berdasarkan Sistem Perdagangan Alternatif atau SPA; dan perdagangan fisik yang terorganisir. Pada tahun 2013 transaksi Kontrak Berjangka (multilateral) menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan, transaksi multilateral sampai dengan akhir Desember 2013 tercatat sebanyak 1.261.487 lot atau meningkat 11% bila dibandingkan dengan transaksi perdagangan berjangka tahun 2012 yang tercatat sebanyak 1.136.453 lot.
Transaction activities managed and supervised by CoFTRA covers Futures Contract Transactions which are transacted multilaterally; Channeling Customer’s Order to Overseas Exchanges Mechanism (PALN); Derivative Contracts transacted bilaterally based on SPA; and organized physical trading. In 2013 Futures Contracts transactions (multilateral) shown significant increase, multilateral transaction up until the end of December 2013 had reached 1,261,487 lots or increased 11% if compared with Futures Trading Contract in 2012 - which were 1,136,453 lots.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Commodity Futures Trading Industry Dari segi pengembangan kontrak, Kontrak Berjangka yang diusulkan oleh Bursa Berjangka sepanjang tahun 2013 dan yang telah mendapat persetujuan dari Bappebti sebanyak 9 (sembilan) Kontrak dengan 4 (empat) diantaranya merupakan usulan Kontrak baru yaitu Kontak Berjangka Kopi Arabika, Kontrak berkala emas, Kontrak Emas PAMPGRID dan Kontrak Emas PAMPKGUD, sedangkan sisanya merupakan revisi dari kontrak yang sudah ada sebelumnya. Sampai dengan tahun 2013, terdapat 18 (delapan belas) Kontrak Berjangka yang di perdagangkan di Bursa Berjangka antara lain Kontrak Gold, Kontrak Gold 100 gram, Kontrak Gold 250 gram, Kontrak Gulir Emas (KGE), Kontrak Gulir Emas US Dollar (KGEUSD), Kontrak Gulir Emas Fixed Rate (KGE-Fixed Rate), Kontrak Indeks Emas (KIE), Kontrak Olein 20 ton, Kontrak Olein 10 ton, Kontrak Gulir Mini Emas Floating Rate, Kontrak Kakao 5 ton, Kontrak CPOTR, Kontrak Tunda Emas Fixed Rate, Kontrak Tunda Emas Floating Rate, Kontrak Berjangka Kopi, Kontrak Berkala Emas dan Kontrak Emas PAMP.
From contract development side’s, proposed Futures Contract by Futures Exchange in 2013and had been approved by CoFTRA were as many as 9 (nine) contracts and 4 (four) of which are new contract proposal, namely Arabica Coffee Futures Contract, Gold Futures Contract, PAMPGRID Gold Contract and PAMPKGUD Gold Contract, while the rest were revision of existing contracts. Up until 2013, there were 18 (eighteen) Futures Contract traded in Futures Exchange, namely : Gold Contract, Gold Contract 100 gr, Gold Contract 250 gr, US Dollar Gold Scroll Contract (KGE-USD), Fixed Rate Gold Scroll Contract (KGE-Fixed Rate), Gold Index Contract (KIE), Olein Contract 20 Tones, Olein Contract 10 Tones, Floating Rate Mini Gold Scroll Contract , Cacao Contract 5 Tones, CPOTR Contract, Fixed Rate Gold Delayed Contract, Floating Rate Gold Delayed Contract, Coffee Futures Contract, Gold Futures Contract and PAMP Gold Contract.
2.2 Kinerja Pasar Berjangka dan Derivatif
2.2. Futures Market’s Performance and Derivatives
a. Transaksi Multilateral
a. Multilateral Transaction
Secara keseluruhan, transaksi Kontrak Berjangka yang dilakukan secara multilateral di kedua Bursa (Bursa Berjangka Jakarta dan Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia) selama tahun 2013 menunjukkan perkembangan yang pesat. Hal ini terlihat dari volume transaksi sebanyak 1.261.487 lot, yang berarti meningkat 125.035 lot (11%) dari 1.136.453 lot yang tercatat pada tahun 2012. Dari total volume transaksi yang terjadi, kontribusi transaksi multilateral di tahun 2013 mencapai 5,39%, yang berarti terjadi penurunan sebanyak 6,60 % dari tahun 2012 dengan kontribusi sebanyak 11,29%. Kontrak Timah merupakan kontrak komoditi yang menjadi primadona dan mengalami peningkatan tertinggi yaitu sebanyak 3.053,45%.
In general, during 2013 Futures Contract Transaction transacted multilaterally in both Exchanges (Jakarta Futures Exchange and Indonesia’s Commodities and Derivatives Exchange) had shown significant development. It can be seen from transaction volume as many as 1,261,487 lots or increased as many as 125,035 lots (11%) from 1.136.453 lots recorded in 2012. From total transaction volume, contribution of multilateral transaction in 2013 had reached 5.39% or 6.60% lesser than 2012 (11.29%). Tin Contract is a favorite commodity contract and experienced highest increase as many as 3,053.45%.
Kontribusi transaksi melalui skema Penyaluran Amanat Nasabah ke Bursa Berjangka Luar Negeri (PALN) menurun drastis hingga hanya 54,94%
Contribution of transaction through Channeling Customer’s Order to Overseas Exchanges Mechanism (PALN) decreased dramatically up
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
41
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
42
dari total volume transaksi yang terjadi. Berkaitan dengan transaksi PALN, sampai dengan akhir tahun 2013 Bappebti telah menetapkan 31 Bursa Berjangka Luar Negeri dan 221 Kontrak Berjangka sebagai Kontrak PALN sesuai dengan Peraturan Kepala Bappebti No. 108 tahun 2013.
only 54.95% from total transaction volume. Related with PALN transaction, up until 2013, CoFTRA had established 31 Overseas Futures Exchanges and 221 Futures Contract as PALN Contract in accordance with Head of CoFTRA Regulation No.18/2013.
Bursa Berjangka Jakarta PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) menutup tahun 2013 dengan penurunan volume transaksi sebesar 34,78%. Dari total transaksi tersebut, volume perdagangan berjangka yang dilakukan secara multilateral mengalami kenaikan yang pesat yaitu sebesar 72,36% dari 189.605 lot di tahun 2012 menjadi 326.802 lot di tahun 2013.
Jakarta Futures Exchange PT. Bursa Berjangka Jakarta (BBJ-JFX) closed 2013 with decrease in transaction volume as many as 34.78%. From total transaction, volume of futures trading transacted multilaterally had increased significantly 72.36% from 189,605 lots in 2012 to 326,802 in 2013.
Peningkatan transaksi tersebut dipicu oleh peningkatan Kontrak Berjangka Gulir Emas (GU1TF) yang mencatat kenaikan sebanyak 1.121% dari 4.213 lot pada tahun 2012 menjadi 51.450 lot di tahun 2013. Kontrak Olein 10 Ton juga mencatat kenaikan yang signifikan dari 10.230 lot di tahun 2012 menjadi 30.607 lot pada tahun 2013 atau meningkat sebanyak 199,19%.
Increase of transactions were triggered by increase in Gold Scroll Futures Contracts (GU1TF) which booked 1,121% from 4,213 lots in 2012 into 51,450 lots in 2013. Olein 10 Tones contracts had also booked significant increase from 10,230 lots in 2012 into 30,607 lots in 2013 or increased 199.19%.
Transaksi multilateral lainnya yang meningkat pesat adalah Kontrak Emas yang meningkat dari 17.196 lot di tahun 2012 menjadi 48.878 lot atau meningkat 166.79% dan Kontrak Berjangka Olein (minyak curah) yang meningkat dari 21,959 lot di tahun 2012 menjadi 55.725 lot pada akhir tahun 2013 atau meningkat 153,77%..
Other multilateral transactions which also increase sharply was Gold Contract, rose from 17,196 lots in 2013 into 48,878 lots or increased 166,79% and Olein Futures Contract (bulk cooking oil) rose from 21,959 lots in 2012 into 55,725 lots in the end of 2013 or increased 153.77%.
Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia Transaksi multilateral di PT Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) selama tahun 2013 tercatat sebanyak 934.685 lot atau mengalami penurunan 1,28% dari tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak 946.848 lot. Namun terdapat transaksi multilateral yang membukukan peningkatan yang sangat signifikan yaitu transaksi Timah yang mencapai 3.658 lot atau naik 3.053% dari tahun 2012 yang tercatat sebanyak 116 lot. Selain itu, transaksi multilateral BKDI lainnya yaitu Emas, minyak sawit mentah (CPO), dan Olein.
Indonesia’s Commodities and Derivatives Exchange Multilateral transactions in PT. Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) during 2013 have booked 934,685 lots or declined 1.28% from previous year 946,848 lots. But there were significant increase of multilateral transactions which were Tin Transactions that booked 3,658 lots or increase 3,053% from previous year 116 lots. Apart from that, other BKDI multilateral transactions were gold, CPO and olein.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Commodity Futures Trading Industry Berkaitan dengan perdagangan Kontrak Berjangka CPO di BKDI ini, telah menjadi salah satu referensi Pemerintah dalam menetapkan Harga Patokan Ekspor (HPE). HPE ini menjadi angin segar bagi pelaku perdagangan berjangka komoditi di dalam negeri, utamanya industri kelapa sawit Indonesia, karena informasi harga itu merupakan cerminan aktivitas para pelaku pasar komoditi. Oleh karenanya, baik pemerintah maupun pihak Bursa Berjangka senantiasa mengharapkan para pelaku pasar untuk lebih aktif melakukan kegiatan risk management di Bursa Berjangka sehingga harga yang tercipta di Bursa menjadi lebih signifikan.
Related with CPO Futures Contract in BKDI, it has become one of government reference in setting Export Price Reference (HPE). The HPE is a good news for commodities futures trading stakeholders, especially Indonesia’s Palm Oil Industry, since HPE reflects activities of all commodities market’s stakeholders. Therefore, either government or Futures Exchange hope that stakeholders carry out more actively risks management activities in Futures Exchange to create more significant price.
Strategi penetapan perhitungan bea keluar CPO ini akan dilakukan secara bertahap, di mana perkembangan harga CPO dari Bursa dalam negeri akan terus dipantau untuk dievaluasi lagi apakah sudah bisa menggunakan referensi harga hanya dari dalam negeri. Dalam hal harga dari Bursa dalam negeri cukup signifikan, maka akan digunakan hanya sumber harga dari Bursa dalam negeri.
Strategy of CPO export custom fee’s setting calculation will be done in stages, whereby CPO’s price development from overseas exchange will be continuously monitored and decided whether domestic price reference can be applied or not. In case price from domestic Exchange is quite significant, price from domestic exchange will be applied.
Skema transaksi melalui penyaluran amanat Nasabah ke Bursa Berjangka di Luar Negeri (PALN) pada tahun 2013 tercatat sebanyak 1.031 lot atau mengalami penurunan sebanyak 1.257 lot atau 54,94% dibandingkan tahun 2012 yang tercatat sebanyak 2.288 lot.
Transaction scheme through Channeling Customer’s Order to Overseas Exchanges Mechanism (PALN) in 2013 had booked 1,031 lots or decreased as many as 1,257 lots or 54,94% compared to previous year’s result - 2,288 lots.
b. Transaksi Bilateral
b. Bilateral Transactions
Selain memperdagangkan kontrak komoditi secara multilateral, kedua bursa juga memfasilitasi transaksi yang dilakukan secara bilateral yang dikenal dengan Sistem Perdagangan Alternatif (SPA). Dari tabel di bawah terlihat bahwa selama tahun 2013 transaksi SPA masih tetap mendominasi transaksi PBK di Indonesia dengan kontribusi sebesar 81,65% dari total volume transaksi yang terjadi.
Apart from trading commodities multilaterally, both Exchange also facilitate transactions carry out bilaterally or better known as Alternative Trading System (SPA). From below mentioned table, it can be seen that during 2013, SPA’s transactions were still dominating Commodities Futures Trading in Indonesia with contribution as many as 81.65% from total transaction.
Selama tahun 2013 transaksi bilateral secara keseluruhan mengalami penurunan sebanyak 17.95% menjadi 5.616.583,38 lot dari jumlah 6.845.717,26 lot pada tahun 2012. Transaksi didominasi oleh transaksi non-stock yang meningkat dari 100.928 lot di tahun 2012 menjadi 1.410.990,00 lot atau meningkat sebanyak 1.298,02%.
During 2013, bilateral transactions decreased as many as 17,95% or reached 5,616,583 lots from previous year result 6,845,717.26 lots. Transactions were dominated by non-stock transaction, increased from 100,928 lots in 2012 into 1,410,990.00 lots or increased 1,298.02%.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
43
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
44
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Commodity Futures Trading Industry Tabel 4 berikut menunjukkan volume transaksi yang dilakukan pelaku pasar (Pialang dan Pedagang Berjangka) secara multilateral pada tahun 2013.
Table 4 shows transactions volume performed by stakeholders (brokers and traders) multilaterally in 2013.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
45
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
46
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Commodity Futures Trading Industry
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
47
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi 2.3 Perizinan Pelaku Pasar Berjangka
2.3
Pada tahun 2013 Bappebti telah melakukan peningkatan pelayanan publik dalam bentuk percepatan pemrosesan izin usaha di bidang PBK, dari sebelumnya maksimal 28 (dua puluh delapan) hari menjadi 25 (dua puluh lima) hari terhitung setelah dokumen dinyatakan lengkap. Selain itu, dalam rangka percepatan pemrosesan izin ini, juga telah dilakukan pendelegasian wewenang oleh Kepala Bappebti kepada Koordinator dan pelaksana Unit Pelayanan Kementerian Perdagangan (UPP) untuk penerbitan perizinan tertentu di bidang Perdagangan Berjangka melalui Peraturan Kepala Bappebti Nomor : 91/BAPPEBTI/PER/03/2012 tanggal 30 Maret 2012, sehingga Penerbitan perizinan Wakil Pialang Berjangka dan sertifikasi Pedagang Berjangka untuk komoditi primer paling lambat 2 (dua) hari sejak permohonan diterima secara lengkap dan benar.
In 2013, CoFTRA has upgraded its public service in term of accelerating business licensing process, from 28 (twenty eight) days to 25 (twenty five) days starting from the day when all documents stated as complete by CoFTRA. Related with accelerating business licensing process, Head of CoFTRA had delegated his authority to Coordinator and Executive of Minister of Trade’s Service Unit (UPP) through Head of CoFTRA Regulation Number: 91/BAPPEBTI/PER/03/2012 dated March 30th 2012, therefore issuance of Futures Broker Representatives Licensing and Futures Trader Registration Certificate for primary commodities can be done maximal 2 (two) days after the application had been received correctly and completely.
Berikut adalah kegiatan perizinan/persetujuan/ penetapan yang telah dilakukan Bappebti selama tahun 2012 :
Below are licensing activities/approvals/ stipulations that had been issued by CoFTRA during 2012:
a.
a.
Perijinan Pialang Berjangka
Futures Brokers Licensing
Pada tahun 2013, Bappebti telah menerbitkan ijin Pialang Berjangka sebanyak 5 (lima) Perusahaan kepada Pialang Berjangka sebagaimana tercantum pada tabel berikut :
In 2013, CoFTRA had issued 5 (five) licenses for Futures Brokers. Detail can be seen on the following table
b.
b.
Pembukaan Kantor Cabang Pialang Berjangka
Dalam rangka pemberian persetujuan pembukaan Kantor Cabang Pialang Berjangka,
48
License for Futures Market Stakeholders
BAPPEBTI
Opening of Futures Traders’ Branch Offices
Related with opening approval of Futures Traders Branch Offices, CoFTRA has issued 40 (forty)
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Commodity Futures Trading Industry pada tahun 2013, Bappebti telah menerbitkan sebanyak 40 (empat puluh) Penetapan Kantor Cabang Perusahaan Pialang Berjangka setelah melalui penelitian yang seksama atas dokumen permohonan dan pemeriksaan atas Prasarana serta Sarana Fisik calon Kantor Cabang Pialang Berjangka yang bersangkutan sebagaimana yang dipersyaratkan. Sebagai hasilnya adalah sebagaimana tercantum pada Tabel berikut:
stipulations of Futures Traders Branch Offices after thorough examinations toward application documents, physical facilities and infrastructures of branch office’s future spot. The result can be seen on following table :
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
49
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
c.
Persetujuan Perubahan Pengurus/ Pemegang Saham Pelaku Usaha PBK
Sesuai dengan permohonan perubahan pengurus/pemegang saham yang diajukan Pelaku Usaha Perdagangan Berjangka, selama tahun 2013 Bappebti telah menerbitkan persetujuan perubahan Dewan Komisaris/Direksi kepada 2 (dua) Bursa Berjangka dan persetujuan perubahan Pengurus/Pemegang Saham kepada 23 (duapuluh tiga) Pialang Berjangka, 4 (empat) Pedagang Berjangka dan Penyelenggara SPA sebagai berikut:
50
BAPPEBTI
c.
Approval of Stakeholders’ Management Team /Share Holders Modification
According to application of management team / share holders changes submitted by stakeholders in 2013, CoFTRA had published approval of Board of Commissioners/Directors Modification to 2 (two) Futures Exchanges and approvals of management team/share holders modification to 23 (twenty three) Futures Brokers, 4 (four) Futures Traders and SPA organizer as follow:
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Commodity Futures Trading Industry
d.
Persetujuan Perubahan Nama Pialang Berjangka
d. Approvals for Futures Traders’ Name Modification
Selain permohonan persetujuan perubahan Pengurus/Pemegang Saham perusahaan, Bappebti juga menerima permohonan perubahan nama Pialang Berjangka. Selama tahun 2013 Bappebti menerbitkan persetujuan perubahan nama Pialang Berjangka kepada 1 (satu) perusahaan Pialang Berjangka, yaitu : PT. Kresna Investa Futures d/h PT. World Index Investment Futures, dengan Persetujuan Nomor: 07/BAPPEBTI/PN/02/2013 tanggal 7 Pebruari 2013.
CoFTRA also received application of Futures Traders’ Name Modification. During 2013, CoFTRA had published Futures Traders’ Name Modification approval to 1 (one) Futures Trader Company, namely : PT. World Index Investment Futures (old name) into PT. Kresna Investa Futures (new name) with approval number:07/BAPPEBTI/ PN/02/2013 dated February 7th 2013.
Dan Persetujuan Perubahan nama Gedung kepada 1 (satu) perusahaan Pialang Berjangka, yaitu : PT. Pruton Mega Berjangka dengan Persetujuan Nomor: 37/BAPPEBTI/PA/04/2013 tanggal 12 April 2013 dan Nomor: 38/BAPPEBTI/SPPA/04/2013 tanggal 12 April 2013.
And modification of building’s name to 1 (one) Futures Company, namely: PT. Pruton Mega Berjangka with approval number: 37/BAPPEBTI/ PA/2013 dated April 12th 2013 and Number:38/ BAPPEBTI/SP-PA/04/2013 dated April 12th 2013.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
51
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi e.
Persetujuan perubahan alamat Kantor Pusat Pialang Berjangka
Approval for Futures Brokers’ Main Office Address Modification
Persetujuan perubahan alamat Kantor Pusat Pialang Berjangka diberikan setelah dilakukan pemeriksaan yang cermat atas dokumen permohonan dan pengecekan yang seksama atas prasarana serta sarana fisik calon kantor Pialang yang diajukan. Sebagai hasilnya, pada tahun 2013 telah diterbitkan persetujuan perubahan alamat kepada 9 (sembilan) Kantor Pusat Pialang Berjangka, sebagai berikut:
Approval for Futures’ Brokers’ Main Office Address Modification is granted after thorough examinations toward application documents, physical facilities and infrastructures of branch office’s future spot. As the result, during 2013, approvals for Futures Brokers’ Main Office Address Modification had been granted to 9 (nine) Futures Brokers’ Main office that can be seen on following table.
f.
Persetujuan perubahan alamat Pedagang Penyelenggara SPA
f.
Approvals for SPA Traders Organizers Address Modification
g.
Perubahan Alamat Kantor Cabang Pialang Berjangka
g.
Futures Brokers Branch Offices’ Address Modification
Dalam rangka proses pemberian penetapan perubahan alamat Kantor Cabang Pialang Berjangka yang diajukan oleh 7 (tujuh) Kantor Cabang Pialang Berjangka pada tahun 2013, Bappebti telah melakukan penelitian atas
52
e.
BAPPEBTI
elated with stipulation of Futures Brokers branch offices modification applied by 7 (seven) Futures Brokers Branch Offices in 2013, CoFTRA had examined thoroughly toward application documents, physical facilities and infrastructures
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Commodity Futures Trading Industry dokumen permohonan yang bersangkutan dan pemeriksaan atas prasarana serta sarana fisik yang dimiliki calon Kantor-kantor Cabang yang baru tersebut. Sebagai hasilnya telah diterbitkan surat penetapan pindah alamat Kantor Cabang kepada perusahaan Pialang Berjangka sebagai berikut:
of branch office’s future spot. As the result, Order Letters for Branch Offices’ Movement had been granted as follow:
h. Penetapan Bursa Berjangka sebagai Penyelenggara Bursa Timah
h. Futures Exchange’s Stipulation as Tin Exchange Organizer
Pada tahun 2013 Bappebti memberikan penetapan Bursa Berjangka sebagai Penyelenggara Bursa Timah kepada : PT. Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia, dengan penetapan Nomor 08/BAPPEBTI/KEP-PBK/08/2013 tanggal 19 Agustus 2013.
In 2013, CoFTRA has given approval of Futures Exchange as The Organizer of Tin Exchange to PT. Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia, with stipulation Number 08/BAPPEBTI/KEPPBK/08/2013 dated August 19th 2013.
i. Ijin Usaha Pedagang Berjangka
i. Future Trader Business License
Dalam rangka pemrosesan perijinan Pedagang Berjangka, Bappebti telah menerbitkan 28 (dua puluh delapan) ijin Pedagang Berjangka kepada Perusahaan sebagai berikut :
Related with Future Trader License processing, CoFTRA has issued 28 (twenty eight) Future Trader business license to below mentioned companies:
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
53
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
j.
Persetujuan Sebagai Penyelenggara dan Peserta SPA
Pada tahun 2013 Bappebti juga melakukan pemrosesan persetujuan penyelenggara dan peserta SPA yang masih tertunda. Persetujuan Sebagai Penyelenggara SPA diberikan kepada 1 (satu) perusahaan Pedagang Berjangka, yaitu: PT. Harta Internasional Investama, dengan Persetujuan Nomor: 01/BAPPEBTI/KP/12/2013 tanggal 31 Desember 2013. Dan Persetujuan sebagai peserta SPA diberikan kepada 2 (dua) perusahaan Pialang Berjangka, yaitu: 1. PT. Pruton Mega Berjangka, dengan Persetujuan Nomor: 22/BAPPEBTI/ SP/03/2013 tanggal 13 Maret 2013;
54
BAPPEBTI
j.
Approval for SPA’s Organizers and Participants
In 2013, CoFTRA has processed approvals for SPA’s Organizers and Participants which were still delayed. Approval for SPA’s Organizer was granted to 1 (one) Futures Trader Company, namely PT. Harta International Investama, with approval Number:01/BAPPEBTI/KP/12/2013 dated December 31st 2013. Approvals for SPA’s Participants were granted to 2 (two) Futures Brokers Companies, namely: 1. PT. Pruton Mega Berjangka with approval Number: 22/BAPPEBTI/SP/03/2013 dated March 13th 2013; 2. PT. Pruton Mega Berjangka with approval
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Commodity Futures Trading Industry 2.
PT. Pruton Mega Berjangka, dengan Persetujuan Nomor: 58/BAPPEBTI/ SP/05/2013 tanggal 27 Mei 2013.
k.
Persetujuan Penetapan Pialang Berjangka Peserta SPA yang Melakukan Pilot Project Dalam Rangka Penerimaan Nasabah Secara Elektronik dan Pedagang Berjangka Penyelenggara SPA yang Melakukan Pilot Project Pelaporan Transaksi Dalam SPA Dengan Jumlah Lot Kecil
Number: 58/BAPPEBTI/SP/05/2013 dated May 27th 2013.
k.
Approval for Stipulation of Futures Brokers of SPA Participants which carried out Pilot Project relating with Customers’ Acceptance Electronically and Futures Traders of SPA Participants which carried out Pilot Project SPA’s Transaction Reporting with Small Lot Number
Setelah Bappebti mengeluarkan Peraturan Nomor: 99/BAPPEBTI/Per/11/2012 tentang Penerimaan Nasabah Secara Elektronik ON-LINE, telah diterbitkan Persetujuan Penetapan Sebagai Pialang Berjangka Peserta SPA yang melakukan Pilot Project dalam rangka Penerimaan Nasabah Secara Elektronik On-Line untuk transaksi dalam SPA dengan jumlah lot kecil. Pada tahun 2013, persetujuan tersebut diberikan kepada 4 (empat) Perusahaan Pialang Berjangka sebagaimana terlihat pada tabel berikut:
After CoFTRA had issued Regulation Number 99/BAPPEPTI/PER/11/2012 on Customers Acceptace Electronic Online, approval for Stipulation of Futures Brokers of SPA Participants which carried out Pilot Project relating with Customers’ Acceptance Electronic Online for SPA’s Transaction with small lot number. In 2013, such approval has been granted to 4 (four) Futures Brokers Companies as seen in following table:
l.
f.
Penerbitan Ijin Wakil Pialang Berjangka
Ijin selaku Wakil Pialang Berjangka selama tahun 2013 telah diberikan kepada 523 (lima ratus dua puluh tiga) Wakil Pialang dari 55 Perusahan Pialang Berjangka. Rincian per bulan jumlah penerbitan ijin Wakil Pialang Berjangka di tahun 2013 tercantum dalam tabel berikut:
BAPPEBTI
License for Futures Broker Representatives Issuance
In 2013, License for Futures Broker Representatives had been given to 523 (five hundred twenty three) broker representatives from 55 Futures Representatives Companies. Monthly detail issuance can be seen on below table:
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
55
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
56
2.4 Pemantauan Perkembangan Harga di Bursa dan Pengembangan Sistem Informasi Harga
2.4 Monitoring of Trading Floor’s Price Movement and Development of Price Information System
Sebagaimana diketahui salah satu fungsi dari Bursa berjangka adalah price discovery (pembentukan harga) dimana harga tersebut dapat dijadikan referensi oleh para pelaku usaha baik di dalam maupun luar negeri dalam berbagai kegiatan bisnisnya. Harga yang terjadi di Bursa Berjangka yang terorganisir dengan baik merupakan harga yang wajar dan transparan. Untuk menjaga transparansi harga tersebut Biro Analisis Pasar melakukan pemantauan dan pengawasan atas pergerakan harga yang terjadi di Bursa dari waktu ke waktu agar harga yang terbentuk benar-benar berdasarkan mekanisme pasar.
As it is widely known that one of Exchange function is price discovery (price maker), whereby that price can be assumed as reference to domestic or overseas business’ participants in all of their business activities. The price which is set inside the well organized Exchange’s mechanism is considered as transparent and fair. To maintain price transparency, Bureau for Market Analysis, from time to time carries out price movement monitoring and supervision to ensure that the set price is really based on market mechanism. Monitoring and supervision are also needed for faster anticipation of unfair price movement or price control by certain parties with illegal intention.
Pemantauan dan pengawasan ini juga diperlukan untuk mengantisipasi lebih awal terjadinya pergerakan harga yang tidak wajar, atau adanya pihak-pihak yang mengendalikan harga dengan maksud-maksud tertentu. Selain perdagangan berjangka, Bappebti juga membina, mengatur dan mengawasi Sistem Resi Gudang (SRG) dan Pasar Lelang (PL). Sistem Resi Gudang di Indonesia bertujuan membantu para petani, perkebunan dan pelaku usaha komoditi untuk
Other than futures trading, CoFTRA also manages, regulates and supervises Warehouse Receipt System (WRS) and Auction Market (AM). The objective of WRS is to assist farmers, plantations or stakeholders of commodities to obtain funding alternatives in managing/ developing their business, since WRS (receipt of deposited commodities in warehouses) can used as collateral in Guarantee Bank appointed by CoFTRA to get funding/ credit. To
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Commodity Futures Trading Industry mendapatkan alternative pembiayaan dalam mengelola/mengembangkan usahanya, karena Resi Gudang (bukti penyimpanan komoditi di Gudang) dapat diagunkan di Bank Penjamin yang ditunjuk BAPPEBTI untuk memperoleh pembiayaan. Untuk mendukung kegiatan ini, diperlukan sistem informasi harga yang transparan yang dapat dijadikan referensi harga bagi Pengelola Gudang dan Penyimpan barang dalam menentukan nilai komoditi yang diagunkan.
support this activity, Price Information System which is transparent than can be assumed as price reference for Warehouse Manager and Commodities Depositors in determining commodities value which is used as collateral.
Dalam rangka memberikan informasi harga terkini yang mendekati harga pasar, BAPPEBTI melakukan pemantauan harga komoditi melalui kegiatan Monitoring dan Evaluasi Harga Pasar Fisik dan Pemantauan dan Analisis Perkembangan Harga Pasar Berjangka ke pelaku usaha komoditi baik dari produsen (para petani, perkebunan) maupun dari para konsumen (eksportir/prosessor) untuk membantu BAPPEBTI dalam mengevaluasi pembentukan formulasi harga komoditi dimana hasil evaluasi tersebut ditayangkan melalui media elektronik televisi dan website. Informasi harga tersebut diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi harga dalam kegiatan PBK, SRG dan PL.
In providing current price information which is close to market price, CoFTRA carries out commodities price monitoring through Physical Market Price’s Monitoring and Evaluation and also Monitoring and Analysis of Futures Market Price Movement to commodities’ stakeholders either from producer’s side (farmers, plantations) or from consumers (exporters/processors), to help CoFTRA in evaluating formation of commodities price formulation, whereby the evaluation result is broadcasted through electronic media and websites. It is hoped that price information can be assumed as price setter in all activities of Commodities Futures Trading, WRS and AM.
Kegiatan Biro Analisis Pasar pada tahun 2013 ini merupakan kelanjutan pelaksanaan kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Untuk Bagian Pengawasan Pasar, telah dilaksanakan kegiatan Monitoring dan Evaluasi Harga Pasar Fisik dan Pemantauan dan Analisis Perkembangan Harga Pasar Berjangka. Dari target 8 komoditi yang dievaluasi dan dimonitor perkembangan pembentukan formulasi harga komoditi (CPO, Lada, Jagung, Kakao, Kopi Robusta, Kopi Arabika, Kedelai, dan Karet) di 16 daerah, tercapai realisasi sebanyak 11 komoditi (CPO, Lada Hitam, Lada Putih, Minyak Kelapa, Beras, Gabah, Jagung, Kakao, Karet, Kopi Robusta, Kopi Arabika) yang didapat dari 19 daerah yaitu Bandar Lampung, Medan Palembang, Pangkal Pinang, Pontianak, Kendari, Makasar, Gorontalo, Surabaya, Palu, Jambi, Mataram, Denpasar, Semarang, Cianjur, Manado, Banten, Aceh, PurwakartaDalam kegiatan evaluasi dan monitoring perkembangan harga pasar fisik ini, Biro Analisis Pasar melakukan kunjungan ke Kantor-kantor Dinas yang berhubungan dengan Perdagangan, Dinas
Activities carried out by Bureau for Market Analysis in 2013 basically were continuance of previous years activities. Market Supervision Division has conducted Monitoring and Physical Market Price Evaluation and Futures Market Price Monitoring and Development. From 8 commodities which were evaluated and monitored for its development of price commodities’ formation formulation (CPO, Pepper, Corn, Cacao, Robusta Coffee, Arabica Coffee, Soy and Rubber) in 16 regions, as many as 11 commodities (CPO, Black Pepper, White Pepper, Coconut Oil, Rice, Gabah (unhulled paddy separated from stalks), Corn, Cacao, Rubber, Robusta Coffee, Arabica Coffee) obtained from 19 regions, namely Bandar Lampung, Medan, Palembang, Pangkal Pinang, Pontianak, Kendari, Makasar, Gorontalo, Surabaya, Palu, Jambi, Mataram, Denpasar, Cianjur, Manado, Banten, Aceh, Purwakarta. When conducting monitoring and evaluation of physical market price development, Bureau for Market Analysis visited Trade Agencies Offices, Plantation Agency to obtain export data dan
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
57
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
58
Perkebunan untuk mendapatkan data ekspor dan hasil perkebunan komoditi yang menjadi unggulan daerah tersebut. Sedangkan untuk mendapatkan formulasi harga, Biro Analisis Pasar melakukan kunjungan langsung ke Asosiasi-asosiasi komoditi, petani perkebunan/ produsen dan eksportir. Dari para pelaku usaha di dapat formulasi harga terkini yang kemudian dibandingkan dengan formulasi harga BAPPEBTI dan dievaluasi untuk mendapatkan harga terkini yang reliable.
region’s prime plantation commodities. To obtain price formulation, Bureau for Market Analysis directly visited commodities association, plantations farmers/producers and exporters. From stakeholders, up to date price were obtained and then it will be compared to CoFTRA’s price formulation and evaluated to obtain most reliable up to date price.
Berdasarkan tabel di atas, realisasi komoditi yang tercapai untuk tahun 2013 berjumlah 11 (sebelas) komoditi dan telah melebihi dengan target yang telah ditetapkan di dalam Kontrak Kinerja Biro Analisis Pasar Tahun 2013 sebesar 137,5%. Keberhasilan pencapaian IK tersebut tidak terlepas dari kerjasama yang telah dibina dengan asosiasi komoditi, pelaku usaha, Dinas Perkebunan, Dinas perindustrian dan perdagangan, Dinas Pertanian, serta instansi terkait dalam hal pengumpulan data dan informasi dalam mekanisme pembentukan harga selama tahun 2013. Selain itu, dikembangkan pula sistem informasi komoditi agar dapat mengakomodir kebutuhan yang sesuai dengan keinginan dan tuntutan para pelaku pasar. Hasil dari kegiatan ini kemudian kami sebarluaskan melalui media elektronik yaitu website dan media televisi.
Based on above mentioned table, commodities realization in 2013 has reached 11 commodities and had exceeded the target set in Bureau for Market Analysis’s Performance Contract 2013 as much as 137.5%. The Performance Index success is obtained through harmonious cooperation with commodities associations, stakeholders, Government Agency for Plantation, Government Agency for Industry and Trade, Government Agency for Agricultural and other agencies involved in data and information collection in 2013 price formation mechanism. Commodities Information System were also developed to accommodate needs and demands of stakeholders. The result of these activities, then broadcasted through TV and website.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Commodity Futures Trading Industry Reliabilitas harga diperoleh melalui metodologi pengambilan data dari para pelaku komoditi baik petani, perkebunan swasta, ekportir, Dinas yang menangani Perdagangan dan Perindustrian serta Dinas Perkebunan di tingkat propinsi dan kabupaten. Data yang didapat kemudian dibandingkan dengan harga yang tersedia di aplikasi sistem ini dan dengan harga yang terjadi di Bursa luar negeri agar hasilnya berupa data informasi harga yang layak menjadi referensi harga yang mendukung kegiatan Resi Gudang.
Price reliability is obtained through data collection methodology from all commodities stakeholders such as farmers, private plantation, exporters, Trade and Industry Agency and Plantation Agency in Provincial or Regency level. Collected data then compared with available price in application system and with overseas exchange’s price. The resulted information data is fair price that can be assumed as price setter that can support WRS activities.
Selain Sistem Informasi Harga, Bappebti juga memberikan informasi analisa harga sejumlah komoditi kepada masyarakat terutama para pelaku usaha di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi, Sistem Resi Gudang, dan Pasar Lelang. Informasi analisa ini disampaikan secara terus menerus agar para pelaku usaha memiliki informasi harga dan analisisnya yang dapat dijadikan harga acuan dan sebagai dasar penetapan suatu keputusan terkait dengan komoditi. Analisis meliputi unsur-unsur yang mempengaruhi perkembangan harga suatu komoditi seperti karakteristik komoditi, daerah sentra produksi, jumlah produksi, nilai ekspor dan impor, peraturan pemerintah, volume perdagangan, likuiditas pasar, termasuk trend perkembangan harga komoditi yang bersangkutan yang sumbernya berasal dari Bursa di dalam dan luar negeri, para penyedia informasi data harga komoditi, dan para pelaku usaha.
Apart from Price Information System, CoFTRA also gives price analysis information of various commodities to public especially stakeholders of Commodities Futures Trading, WRS, and AM. Analysis information is continuously conveyed to ensure that all stakeholders have price information and its analysis can be assumed as price setter and as a basis of decisions making related to commodities. Analysis covers element that influenced price movement/development of a specific commodity such as characteristic of a commodity, area/ region of production, amount of production, import and export value, government regulation, trade volume, market liquidity, including related commodities’ price development which come from either domestic exchange or overseas exchange, providers of commodities price data and stakeholders.
Di tahun-tahun mendatang, jumlah cakupan komoditi dalam Sistem Informasi Harga ini akan diupayakan untuk terus ditambah sesuai dengan kebutuhan para pelaku pasar dalam rangka menunjang pelaksanaan dan pengembangan Perdagangan Berjangka, Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang.
In coming years, commodities coverage within the Price Information System will be continuously upgraded according to all stakeholders’ needs to support implementation and development of Futures Trading, WRS and AM.
Jenis informasi harga komoditi lainnya adalah informasi yang disebarluaskan melalui media elektronik televisi (TV-One) berupa harga spot di pasar fisik lokal serta harga forward dan berjangka (futures) di pasar internasional. Harga forward dan futures di pasar internasional bersumber dari Reuters, sedangkan harga spot di pasar fisik merupakan hasil olahan Bappebti dengan menggunakan formula tertentu berdasarkan
Other commodities price information id information that is broadcasted through TV (TV-One) which consists of spot price in local’s physical market and forward and futures price in international market. Forward and Futures Price come from Reuters, while spot price in physical market is based on CoFTRA’s calculation using certain formula based on forward/futures price in international market. The broadcasted
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
59
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
60
harga forward/futures di pasar internasional. Harga komoditi yang disebarluaskan adalah harga CPO, Olein, Kopi Robusta, Kopi Arabika, Jagung, Minyak Kelapa, Karet, Kakao, Lada Putih, dan Lada Hitam. Berbeda dengan tahun 2012 dimana Informasi tersebut hanya ditayangkan setiap hari Selasa, Rabu, dan Kamis pada pukul 15.30 WIB dari tanggal 20 Maret 2012 sampai dengan 07 Desember 2012 atau sebanyak 110 (seratus sepuluh) kali penayangan. Pada tahun 2013, tayangan informasi harga ini ditayangkan setiap hari kerja pada pukul 14.30 WIB sebanyak 120 (seratus dua puluh) kali penayangan dari tanggal 8 Mei 2013 sampai dengan tanggal 22 Nopember 2013.
commodities prices are prices of CPO, Olein, Robusta Coffee, Arabica Coffee, Corn, Coconut Oil, Rubber, Cacao, White Pepper. In 2012, above mentioned prices only broadcasted every Tuesday, Wednesday and Thursday at 15.30 WIB from March 20th 2012- December 7th 2012 or as many as 110 (one hundred ten) times of broadcsting. In 2013, this information is broadcasted every working days at 14.30 WIB or as many as 120 (one hundred twenty) times of broadcasting (May 8th-November 22nd 2013).
2.5 Pengembangan Kontrak Berjangka
2.5 Futures Contracts Development
Sebagai salah satu negara penghasil utama beberapa komoditi primer seperti CPO, karet, kopi, Kakao, timah dan lain-lain, sebetulnya Indonesia berpeluang menjadi salah satu negara penentu harga komoditi tersebut. Namun demikian kenyataan menunjukkan hal yang sebaliknya. Indonesia belum dapat berperan secara optimal dalam mewujudkan harga acuan bagi komoditi yang diproduksinya dan masih tergantung pada pasar di luar negeri. Untuk itu diperlukan adanya upaya yang sungguh-sungguh, antara lain melalui pengembangan kontrak, baik yang diperdagangkan di Bursa maupun di pasar fisik yang terorganisir. Keberhasilan memperdagangkan satu Kontrak Berjangka akan mendorong kontrak-kontrak komoditi primer lainnya untuk diperdagangkan di Bursa sehingga dalam beberapa waktu yang akan datang Bursa Berjangka di Indonesia dapat menjadi referensi harga komoditi primer dunia seperti yang dicitacitakan selama ini.
As a primer producer of several key commodities ssuch as CPO, rubber, coffee, cacao, tin, etc, Indonesia is able to be one of the commodities’ price setter. But the reality shows otherwise. Indonesia still can not be the price setter of its commodities but still relies on overseas markets. It took serious efforts to be the price setter. This can be done by contract development, either through Exchange mechanism or through organized physical markets. The success to trade a Futures Contract will cause other primary commodities contracts to be traded in Exchange and in near future, Indonesia’s Futures Exchange can be the price setter of world’s primary commodities.
Pada tahun 2013, terdapat 4 (empat) kontrak berjangka baru yang disetujui diantaranya merupakan usulan Kontrak baru yaitu Kontak Berjangka Kopi Arabika, Kontrak berkala emas, Kontrak Emas PAMPGRID dan Kontrak Emas PAMPKGUD.
In 2013, there are 4 (four) new approved futures contracts such as Futures contracts of Arabica Coffee, Gold Futures Contract, PAMPGRID Gold Contract and PAMPKGUD Gold Contract.
Pada bulan Desember 2013 telah dilakukan peluncuran Kontrak Kopi jenis Robusta dan
In December 2013, Robusta and Arabica Coffees Contracts have been launched. For Robusta
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Commodity Futures Trading Industry Arabika. Untuk Kopi Robusta spesifikasi mutu kopi yang ditransaksikan di bursa adalah kopi sesuai dengan Standard Nasional Indonesia (SNI) No. 01-2907-2008 dengan tingkat mutu 4b, sedangkan untuk kopi jenis Arabika dengan tingkat mutu 1.
Coffee traded in Exchanges is Coffee which conform to Indonesia’s National Standard (SNI) No.01-2907-2008 quality grade 4b, whice for Arabica Coffee with quality grade 1.
Peluncuran kontrak berjangka ini bertujuan mendorong bursa berjangka agar terus mengembangkan kontrak berjangka komoditas baru dan secara inovatif merancang dan memodifikasi kontrak berjangka turunannya.
The objective of Futures Contract launching is to push Exchange to continuously develop new commodities futures contract and innovative design and modified its futures contract derivatives.
2.5.1 Kontrak multilateral
2.5.1 Multilateral Contract
Pada semester kedua tahun 2013, Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) mendapatkan persetujuan untuk Kontrak Berjangka Kopi Arabika dengan mengadopsi Kontrak Berjangka Kopi Robusta yang telah terlebih dahulu disetujui. Dipenghujung tahun 2013, kedua bursa memperoleh persetujuan untuk kontrak berjangka Emas, pada bulan November BKDI mendapat persetujuan untuk Kontrak Berjangka Emas PAMPGRID dan Emas PAMPKGUD, sedangkan pada bulan Desember Bursa Berjangka Jakarta mendapat persetujuan untuk Kontrak Berkala Emas.
In second semester 2013, Jakarta Futures Exchange (JFX) has gained approval for Arabica Coffee Futures Contract by adopting Arabica Coffee Futures Contract that had been previously approved. In the end of 2013, both exchanges had gained approval for Gold Futures Contract. On November, BKDI has gained approval for PAMPGRID and PAMPKGUD Gold Futures Contracts, while on December, Jakarta Futures Exchange (JFX) gained approval for Gold Future Contract.
2.5.2 Kontrak bilateral
2.5.2 Bilateral Contract
Pada tahun 2013, tidak terdapat penambahan Kontrak Derivatif yang diperdagangkan secara bilateral berdasarkan Sistem Perdagangan Alternatif (SPA). Dengan demikian jumlah kontrak derivatif pada tahun 2013 masih sama dengan tahun 2012, yaitu sebanyak 96 (sembilan puluh enam) kontrak, yang terdiri dari 3 (tiga) kontrak SPA Crude Oil, 3 (tiga) kontrak SPA CFD Silver, 20 (dua puluh) kontrak SPA CFD Indeks, 4 (empat) kontrak SPA CFD Single Stocks, 3 (tiga) kontrak SPA CFD Emas, 3 (tiga) kontrak SPA CFD Natural Gas, 57 (lima puluh tujuh) kontrak SPA CFD Mata Uang Asing, dan 3 (tiga) kontrak SPA CFD Palladium.
In 2013, there were no additional traded derivative contract bilaterally based on SPA (Alternative Trading System). Therefore, number of derivative contract in 2013 were still the same with contract in 2012, namely 96 (ninety six) contract, consist of 3 (three) SPA’s Contracts Crude Oil, 3 (three) SPA’s Contract Silver CFD, 20 (twenty) SPA’s CFD Contracts Index, 4 (four) SPA’s Contract Single Stock, 3 (three) SPA’s contract Gold CFD, 3 (three) SPA’s Contract CFD Natural Gas, 57 (fifty seven) SPA’s contract CFD Foreign Currencies and 3 (three) SPA’s contract CFD Palladium.
2.5.3 Kontrak perdagangan fisik
2.5.3 Physical Trading Contract
Indonesia sebagai penghasil utama komoditi pertanian dan komoditi pertambangan
Indonesia as primary producer of agricultural commodities and mining commodities is also
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
61
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
62
merupakan negara utama yang memperdagangkan secara fisik kedua jenis komoditi tersebut. Sepanjang tahun 2012 telah dilakukan beberapa upaya baik oleh pemerintah maupun pelaku usaha yang memperoleh perizinan dari Bappebti untuk menggandeng pihak-pihak tersebut untuk bekerjasama dalam rangka terciptanya pasar fisik di Indonesia yang terorganisir dan transparan. Pada bulan Agustus 2013 Bappebti mengeluarkan persetujuan untuk pengaturan Peraturan Tata Tertib Kontrak Fisik Timah Batangan sebagai aturan pendukung dari Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 32/M-DAG/PER/6/2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 78/M-DAG/PER/12/2012 tentang Ketentuan Ekspor Timah.
trading both commodities physically. During 2012 several efforts carried out either by government or stakeholders to obtain license from CoFTRA to join with those parties to create Indonesia’s organized and transparent physical markets. In August 2013, CoFTRA issued approvals to regulate Rules and Regulation of Tin Bars’ Physical Contract as supportive regulation of Minister of Trade Regulation Number 75/M-DAG/ PER/12/2012 on Stipulation of Tin Export.
Selain timah, pada akhir tahun 2013, diberikan persetujuan untuk penyelenggaraan perdagangan fisik karet untuk karet bokar asalan melalui Bursa Berjangka Jakarta.
Also in 2013, approvals for rubber physical trading were also granted for “Bokar (processed rubber)”slab commodity through Jakarta Futures Exchange.
Upaya pengembangan pasar fisik ini akan terus dilanjutkan dan diharapkan di tahun 2014 akan kembali dapat dibentuk pasar fisik komoditi pertanian atau pertambangan selanjutnya Indonesia sehingga dapat dijadikan referensi harga baik di dalam negeri maupun oleh pihak luar negeri untuk sejumlah komoditi utama tersebut.
Efforts to develop physical market will be continuously carried out; it is hoped in 2014 agricultural or mining physical commodities market can be created again - further more Indonesia can assume role as price setter either domestically or overseas for various primary commodities.
2.5.4 Kontrak dan Bursa Berjangka dalam rangka Penyaluran Amanat Nasabah ke Luar Negeri (PALN)
2.5.4 Contract and Futures Exchange in term of Channeling Customer’s Order to Overseas Exchanges Mechanism (PALN)
Guna menampung minat masyarakat/Nasabah yang ingin melakukan transaksi Kontrak Berjangka, baik untuk kebutuhan lindung-nilai ataupun investasi, namun Kontrak Berjangkanya belum diperdagangkan di Bursa di dalam negeri, Pialang Berjangka dimungkinkan untuk dapat menyalurkan amanat Nasabahnya tersebut ke Bursa Berjangka di Luar Negeri sesuai dengan Daftar Kontrak Berjangka dan Bursa Berjangka Luar Negeri yang ditetapkan oleh Bappebti.
To accommodate public/customers’ interest for Futures Contract transactions, either for hedging or investment purposes, but its Futures Contract has not yet been transacted in domestic Exchange, Futures Brokers may and can channel such orders to overseas Exchanges in accordance with List of Futures Contract and Overseas Futures Exchange set by CoFTRA.
Pada tahun 2013 dilakukan kembali pembahasan terkait kontrak dan bursa berjangka PALN. Terdapat usulan baru dari daftar lama yang
In 2013, discussion regarding PALN’s contract and futures exchange was once again carried out. New suggestions were proposed to old
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Commodity Futures Trading Industry tercantum pada Peraturan Kepala Bappebti No. 86 Tahun 2010 dimana terdapat 26 Bursa dan 180 kontrak berjangka, sehingga bursa menjadi 31 bursa dan 251 kontrak. Setelah dilakukan pembahasan, maka pada Peraturan Kepala Bappebti No. 108 ditetapkan 31 bursa dan 221 kontrak PALN yang diperdagangkan di Bursa Berjangka. Bursa dan kontrak tersebut terdiri dari: Chicago Mercantile Exchange - CME 33 kontrak; CME (Globex) 17 kontrak; CBOT-CME Group 18 kontrak; COMEX-CME Group 4 kontrak; Kansas City Board of Trade (KCBTCME Group) 1 kontrak; NYMEX-CME Group 5 kontrak; ICE Futures Europe, USA, Canada 16 kontrak; NYSE Liffe Euronext 13 kontrak; TOCOM (Tokyo Commodity Exchange) 15 kontrak; AFET (Agriculture Futures Exchange of Thailand) 2 kontrak; EUREX (European Exchange) 9 kontrak; LME (London Metal Exchange) 13 kontrak; DCE (Dalian Commodity Exchange) 7 kontrak; ZCE (Zhengzhou Commodity Exchange) 6 kontrak; MCX (Multi Commodity Exchange of India) 8 kontrak; SGX (Singapore Exchange) 8 kontrak; ASX (Australian Securities Exchange) 7 kontrak; KEX (Kansai Commodities Exchange) 1 kontrak; BM&FBOVESPA (Bolsa de Valores, Mercadorias & Futuros de São Paulo) 10 kontrak; MGEX (Minneapolis Grain Exchange) 2 kontrak; EEX (European Energy Exchange) 1 kontrak; DME (Dubai Mercantile Exchange) 1 kontrak; DGCX (Dubai Gold and Commodities Exchange) 5 kontrak; Turdex (Turkish Derivatives Exchange) 5 kontrak; Bursa Malaysia Derivatives (BMD) 1 kontrak; Hong Kong Exchange (HKE) 3 kontrak; Korea Exchange (KRX) 1 kontrak; Taiwan Futures Exchange 3 kontrak; Tokyo Financial Exchange (TFX) 1 kontrak; Tokyo Stock Exchange (TSE) 2 kontrak; Shanghai Futures Exchange (SHFE) 3 kontrak.
list included in Head of CoFTRA’s Regulation No.86/2010 whereby 26 exchanges and 180 futures contracts were listed. After this matter had been discussed, Head of CoFTRA’s Regulation No.108 regulates 31 exchanges and 221 PALN contracts transacted in Futures Exchange. Those Exchanges and Contracts are : Chicago Mercantile Exchange - CME 33 contracts; CME (Globex) 17 contracts; CBOT-CME Group 18 contracts; COMEX-CME Group 4 contracts; Kansas City Board of Trade (KCBT-CME Group) 1 contract; NYMEX-CME Group 5 contracts; ICE Futures Europe, USA, Canada 16 contracts; NYSE Liffe Euronext 13 contracts; TOCOM (Tokyo Commodity Exchange) 15 contracts; AFET (Agriculture Futures Exchange of Thailand) 2 contracts; EUREX (European Exchange) 9 contracts; LME (London Metal Exchange) 13 contracts; DCE (Dalian Commodity Exchange) 7 contracts; ZCE (Zhengzhou Commodity Exchange) 6 contracts; MCX (Multi Commodity Exchange of India) 8 contracts; SGX (Singapore Exchange) 8 contracts; ASX (Australian Securities Exchange) 7 contracts; KEX (Kansai Commodities Exchange) 1 contract; BM&FBOVESPA (Bolsa de Valores, Mercadorias & Futuros de São Paulo) 10 contracts; MGEX (Minneapolis Grain Exchange) 2 contracts; EEX (European Energy Exchange) 1 contract; DME (Dubai Mercantile Exchange) 1 contract; DGCX (Dubai Gold and Commodities Exchange) 5 contracts; Turdex (Turkish Derivatives Exchange) 5 contracts; Bursa Malaysia Derivatives (BMD) 1 contract; Hong Kong Exchange (HKE) 3 contracts; Korea Exchange (KRX) 1 contract; Taiwan Futures Exchange 3 contracts; Tokyo Financial Exchange (TFX) 1 contract ; Tokyo Stock Exchange (TSE) 2 contracts; Shanghai Futures Exchange (SHFE) 3 contracts.
3.
3. Development and Monitoring Activities
Aktivitas Pembinaan dan Pengawasan
3.1 Pelatihan Teknis Pelaku Usaha PBK
3.1 Technical Training for Commodities Futures Trading’s Stakeholders
Pelatihan teknis bagi para pelaku usaha di bidang PBK ditujukan untuk meningkatkan kualitas Pelaku usaha agar menjadi Pelaku Usaha PBK yang
The objective of Technical training for Commodities Futures Trading’s Business Participants is to improve stakeholders’ quality
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
63
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
64
handal dan Profesional di bidang kegiatan PBK. Dalam pelatihan teknis tahun 2013, mengangkat 2 (dua) tema yaitu: Upaya meningkatkan Transaksi Kontrak Berjangka Multilateral dan Pelaporan Keuangan Pialang Berjangka. Dengan dilaksanakannya pelatihan teknis tersebut, diharapkan akan berimbas pada meningkatnya transaksi multilateral dan Pialang Berjangka dapat menyampaikan laporan keuangannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, secara tepat waktu tanpa mengalami kendala.
- so they can be professional and reliable Commodities Futures Trading’s Stakeholders. In 2013’s technical training, 2 themes were adopted, namely: Efforts to Improve Multilateral Futures Contract Transaction and Futures Brokers’ Financial Reporting. It is hoped that through technical training, multilateral transactions will increase and Futures Brokers can submit their financial statement on time and according to applied rules without any obstacles.
Sepanjang tahun 2013 telah dilakukan 6 (enam) kali pelatihan teknis bagi para pelaku usaha, yang terdiri dari: • Pelatihan Teknis dengan tema Upaya Peningkatan Transaksi Kontrak Berjangka Multilateral yang telah dilaksanakan 4 (empat) kali di Pontianak, Semarang, Medan dan Malang; • Pelatihan Teknis dengan tema Pelaporan Keuangan Pialang Berjangka yang telah dilaksanakan 2 (dua) kali di Bali dan Makassar.
During 2013, 6 (six) technical training had been conducted, namely : • Technical Training bearing theme “Multilateral Future, Contract Transactions Improvement that had been done 4 (four) times in Pontianak, Semarang, Medan and Malang; • Technical training with Futures Brokers Financial Training that had been done 2 (two) times in Bali and Makassar.
Para pembicara dalam pelatihan teknis berasal dari Bappebti, Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka, Ikatan Akutansi Indonesia dan Konsultan pengembang Sistem Pelaporan Keuangan (e-reporting).
The speakers in this training came from various agencies, such as : CoFTRA, Futures Exchange, Clearing Houses, Indonesia’s Association of Accountant dan e-reporting consultant.
3.2 Sistem Informasi Pelaku Usaha PBK
3.2 Information System of Futures Stakeholders
Dalam rangka meningkatkan pelayanan informasi terkait penyediaan data pelaku usaha PBK yang akurat dan terkini. Pada tahun 2013 Bappebti telah membangun Sistem Informasi Pelaku Usaha PBK yang merupakan pengembangan dari database profil pelaku usaha yang telah ada sebelumnya.
To improve information services related to the accurate and recent data of Commodity Futures Trading stakeholders. In 2013, CoFTRA has developed Information System of Futures Stakeholders which is the development of existing database of stakeholders.
Penambahan Fitur yang dilakukan tahun 2013 pada Sistem Informasi Pelaku Usaha PBK antara lain: • Menampilkan, menambah dan mengubah data profil perusahaan pelaku usaha PBK (Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka, Pialang Berjangka, Pedagang Berjangka,
Features added in Information System of Futures Stakeholders are: • Display, add and modify data profile of Commodities Futures Trading’s participants (Futures Exchange, Clearing House, Futures Broker, Futures Traders, Margin Deposit Bank)
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Commodity Futures Trading Industry
• • • • •
Bank Penyimpan Margin); Menampilkan, menambah dan mengubah data Kantor Cabang Pialang Berjangka Menampilkan, menambah dan mengubah data Wakil Pialang Berjangka; Menampilkan, menambah dan mengubah Komoditi yang diperdagangkan; Mencetak data profil pelaku usaha PBK secara lengkap; Integrasi dan perubahan Fitur pada aplikasi pelaporan keuangan (e-reporting).
• • • • •
Display, add and modify Futures Broker Branch Office address Display, add, and modify Futures Broker Representatives data; Display, add and modify traded commodities; Print complete profile of Commodities Futures Stakeholders Integration and features modification in financial reporting application (e-reporting)
3.3 Ujian Profesi Calon Wakil Pialang
3.3 Professional Examination for Candidates of Futures Broker Representatives
Meskipun kegiatannya sangat kompleks dan beresiko tinggi namun PBK banyak diminati oleh sebagian masyarakat, baik pengusaha, produsen, pabrikan, ataupun investor/perorangan. Agar kegiatan PBK berjalan dengan tertib, wajar, efektif, efisien, dan dilaksanakan oleh pelaku pasar yang profesional, maka diperlukan seleksi yang ketat bagi mereka yang ingin berperan sebagai Wakil Pialang Berjangka, Wakil Penasehat Berjangka, atau Wakil Pengelola Sentra Dana Berjangka.
Even though Commodities Futures Trading bears high risks and very complex, public still show interest either members of communities, business persons, producers, manufacturers or investor/ personal. To ensure that the operation activities of Commodities Futures Trading run smoothly, fair, effective, efficient and run by professionals, a tight selection is needed for those who want to be Futures Brokers Representatives, Futures Consultant Representatives or Representatives of Futures Fund Manager
Dalam rangka pemberian ijin sebagai Wakil Pialang Berjangka, Wakil Penasihat Berjangka atau Wakil Pengelola Sentra Dana Berjangka, kepada pemohon ijin dipersyaratkan untuk terlebih dahulu dinyatakan lulus dalam ujian profesi yang dilaksanakan Bappebti. Ujian profesi ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para peminat yang ingin mengembangkan profesinya di bidang perdagangan berjangka.
To be granted license as Futures Brokers Representatives, Futures Consultant Representatives or Representatives of Futures Fund Manager, CoFTRA requires that all candidates must pass professional examination held by CoFTRA. The Professional Examination is intended to give unlimited possibilities for those who want to develop their carrier in Futures Traders.
Penyelenggaraan Ujian Profesi yang telah dilaksanakan sejak tahun 2001 masih diperuntukkan bagi calon Wakil Pialang Berjangka, sedangkan untuk calon Wakil Penasihat Berjangka dan Wakil Pengelola Sentra Dana Berjangka belum dilaksanakan mengingat belum adanya pengaturan legalitas kedua lembaga tersebut. Dari tabel berikut, terlihat jumlah peserta serta kelulusan peserta ujian profesi yang dilakukan Bappebti pada 2 tahun terakhir, sebagai berikut:
Implementation of Professional Examination has been conducted since 2001 and still intended to Futures Broker Representatives’ candidates, while for Futures Consultant Representatives or Representatives of Futures Fund Manager have not yet been implemented - since there are still no legal rules that regulates those two entities. From following table, it can be seen number of participants, and number participants who passed
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
65
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
Sepanjang tahun 2013, Bappebti telah menyelenggarakan 6 (enam) kali Ujian Profesi bagi calon Wakil Pialang Berjangka yang telah dilaksanakan di Surabaya, Makassar, Semarang, Medan, Yogyakarta dan Bandung. Dari 610 peserta yang mengikuti ujian, 438 orang atau 71,92% di antaranya dinyatakan lulus. Prosentase kelulusan ini lebih tinggi dari prosentase kelulusan pada tahun sebelumnya yang berada di atas angka 66,17%.
During 2013, CoFTRA has organized 6 (six) Professional Examination of Candidates for Futures Brokers Representatives held in Surabaya, Makassar, Medan, Yogyakarta and Bandung. From 610 participants, 438 participants or 71.92% passed. This percentage is higher compared to previous year’s percentage which is above 66.17%
3.4 Kepatuhan Keuangan
3.4 Financial Compliance
Kegiatan Pengawasan dan Uji Kepatuhan terhadap para Pelaku Usaha PBK merupakan kewenangan Bappebti selaku otoritas di bidang pengawasan PBK. Pengawasan dilakukan antara lain melalui kegiatan audit, sementara uji Kepatuhan dilakukan antara lain melalui kegiatan pemantauan, evaluasi, dan analisis terhadap Laporan Keuangan Pialang Berjangka, Pemenuhan Nilai MBD Pialang Berjangka, dan Laporan Direktur Kepatuhan Pialang Berjangka.
Financial Compliance and Commodities Futures Trading stakeholders’ Compliance Examination is one of CoFTRA authority as the supervision authority in Commodities Futures Trading. The supervision is implemented through audit activities, while Compliance examination is implemented through monitoring, evaluation and analysis of Futures Broker’s financial statement, Futures Broker’s Adjusted Net Capital value’s fulfillment and Director of Futures Broker Compliance Report.
Selain itu juga pada tahun 2013 terdapat Penyusunan Pedoman Akuntansi Pialang Berjangka (PAPB) yang dilatar belakangi oleh keberagaman pencatatan transaksi yang terkait dengan kegiatan Perdagangan Berjangka yang dilakukan oleh Pialang Berjangka yang terdapat dalam SK Kepala Bappebti nomor 46/BAPPEBTI/ KP/IX/2003 dan telah dirubah menjadi SK Kepala 100/BAPPEBTI/PER/12/2012 tentang Pedoman Akuntansi Pialang Berjangka.
In 2013 a guidelines called Pedoman Akuntansi Pialang Berjangka (Accounting Guidelines for Futures Brokers) has been completed. This guideline is the result of various transaction posting methodhs which were done by Futures Brokers as stated in CoFTRA’s Decree Letter No.46/BAPPEBTI/IX/2004 and had been amended to No.10/BAPPEBTI/PER/12/2012 on Accounting Guidelines for Futures Brokers.
a.
a.
Kepatuhan Penyampaian Laporan Keuangan Bulanan
Dari hasil evaluasi, persentase Pialang Berjangka yang menyampaikan Laporan Keuangan
66
BAPPEBTI
Monthly Financial Statement Submission Compliance
From eveluation result, the percentage of Futures Brokers who submitted their Monthly
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Commodity Futures Trading Industry Bulanannya tepat waktu rata-rata mencapai 92,3% setiap bulannya, atau menurun sebesar 3,3% dari tahun sebelumnya dari 96,3% di tahun 2012. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa Pialang Berjangka yang baru, masih belum dapat menyampaikan Laporan Keuangan Bulanannya karena dalam tahap transisi perubahan nama kepemilikan perusahaan. Namun demikian dapat dikatakan bahwa selama tahun 2013 kepatuhan Pialang Berjangka dalam menyampaikan laporan keuangan bulanannya masih dikatakan cukup baik karena masih diatas target yang sudah ditetapkan untuk setiap bulannya.
Financial Statement on time was arround 92.3% on each month or dropped around 3.3% from previous year. The drops was cause by several new Futures Traders still could not submit their financial statement due to ownership name modification. But in general, in 2013 Futures Brokers Compliance in submitting their financial statements could be categorized as Good, because the rate of Compliance was still above target.
b.
b.
Pemenuhan Nilai Modal Bersih Disesuaikan Bulanan
Sesuai dengan SK Kepala Bappebti nomor 47/ BAPPEBTI/KP/IX/2003 yang telah dirubah menjadi SK Kepala Bappebti nomor 106/ BAPPEBTI/PER/10/2013 tentang Kewajiban Pelaporan Keuangan dan Ketentuan Modal Bersih Disesuaikan Bagi Pialang Berjangka. Dimana Pialang Berjangka diwajibkan untuk mempertahankan nilai Modal Bersih Disesuaikan (MBD) sebesar nilai absolut atau 10% dari total dana Nasabah yang dikelolanya. Berdasarkan hasil evaluasi, nilai MBD tersebut dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu: MBD sesuai ketentuan, MBD pada peringatan dini, dan MBD di bawah ketentuan. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap nilai MBD Pialang Berjangka dapat
BAPPEBTI
Monthly Net Adjusted Capital Value Coverage
In accordance with Head of CoFTRA’s Decree Letter Number 47/BAPPEBTI/KP/IX/2003 that had been amended to Decree Letter Number 106/ BAPPEBTI/PER/10/2013 on Financial Reporting Obligation and Stipulation of Net Adjusted Capital Value for Futures Brokers. Futures Brokers must maintain its Net Adjusted Capital (NAC) as much as absolute value or 10% from total of its customer’s managed fund. Based on evaluation result, the value of NAC was then grouped into three categories, namely: NAC as per regulation, NAC on Initial Warning and NAC below the line. Based on NAC’s Evaluation, it can be concluded that NAC value as per regulation in 2013 has dropped on average 92.65% compared to
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
67
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi disimpulkan bahwa MBD sesuai ketentuan pada tahun 2013 mengalami penurunan rata-rata sebesar 92,65% dibandingkan dengan tahun sebelumnya rata-rata sebesar 92,75%, sedangkan Pialang Berjangka yang memiliki MBD di bawah ketentuan pada tahun 2012 mengalami peningkatan rata-rata sebesar 3,8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya rata-rata sebesar 4,3% memiliki dan Pialang Berjangka yang memiliki MBD pada peringatan dini pada tahun 2012 mengalami peningkatan rata-rata sebesar 2,2% dibandingkan dengan tahun sebelumnya rata-rata sebesar 2.62%. Persentase Pialang yang memiliki MBD sesuai ketentuan tertinggi (96,87%) terjadi di bulan Juni dan persentase terendah (89,06%) terjadi di bulan September. Persentase Pialang yang memiliki MBD pada peringatan dini tertinggi (6,3%) terlihat di bulan April dan yang terendah (0%) terlihat di bulan Juni, Juli, Agustus, dan Oktober. Sementara itu persentase Pialang yang memiliki MBD di bawah ketentuan tertinggi (7,8%) terlihat di bulan September sedangkan persentase terendah (0%) terlihat di bulan Mei.
68
BAPPEBTI
previous year which was on average of 92.75%, while Futures Brokers that have NAC below the line in 2012 has increased on average 3.8% compared with previous year 4.3%. Futures Brokers with NAC on Initial Warning in 2012 had increased on average 2.2% compared with previous year 2.62%. The highest Percentage of Brokers who own NAC as per regulation was on June (96.87%) and lowest percentage (89.06) was on September. The highest Percentage of Brokers who owns NAC on Initial Warning was on April and the lowest (0%) was on June, July, August and October. The highest percentage of Futures Brokers who own NAC below the line (7.8%) was on September, while the lowest was on May (0%).
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Commodity Futures Trading Industry c.
Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Triwulanan
c.
Punctuality of Quarterly Financial Statement Submission
Sesuai pasal 95 ayat 2 PP Nomor 9 Tahun 1999, Pialang Berjangka wajib menyampaikan Laporan Keuangan setiap triwulan kepada Bappebti dengan batas waktu maksimum penyampaian 45 (empat puluh lima) hari. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap kepatuhan penyampaian Laporan Keuangan Triwulanan Pialang Berjangka sepanjang tahun 2013, terlihat trend yang stabil di mana rata-rata sebanyak 57 (lima puluh tujuh) Pialang Berjangka menyampaikan laporannya secara tepat waktu pada periode triwulanan tahun 2013.
In accordance with article 95 paragraph 2 Government Regulation Number 9/1999, Futures Brokers must submit their Financial Statement every quarter to CoFTRA with maximum limit of submission are 45 (forty five) days. Based on evaluation result of Quarterly Financial Statement Submission, stable trend can be seen, whereby 57 (fifty seven) Futures Brokers have submitted their statements on time in 2013.
d.
d.
Pemenuhan nilai Modal Bersih Disesuaikan Triwulanan
Modal Bersih Disesuaikan atau MBD merupakan laporan yang menunjukan perhitungan modal kerja Pialang Berjangka yaitu selisih antara aktiva lancar dengan total kewajiban (berdasarkan peraturan perdagangan berjangka) yang selanjutnya dilakukan penyesuaian sehingga jumlah modal kerja yang dilaporkan merupakan aktiva yang benar-benar lancar. Informasi Modal Bersih Disesuaikan tergambar dalam laporan Modal Bersih Disesuaikan yang disajikan pada catatan atas laporan keuangan. Adapun nilai absolut Modal Bersih Disesuaikan yang harus dipertahankan adalah sebesar Rp.500.000.000,(lima ratus juta rupiah) bagi Pialang yang menyalurkan amanat Nasabah untuk Kontrak Berjangka dalam negeri. Hasil evaluasi terhadap kepatuhan penyampaian Laporan Keuangan Triwulanan Pialang Berjangka selama tahun 2013 menunjukkan trend yang meningkat.
BAPPEBTI
Quarterly Net Adjusted Capital Value Coverage
Net Adjusted Capital (NAC) is a statement that shows calculation Futures Broker’s working capital, namely differential between current assets with total liabilities (based on Futures Trading Regulation) and later adjusted until reported working capital is really in the form of current assets. Information regarding Net Adjusted Capital is shown in Adjusted Net Capital Statement presented in Notes on Financial Statement. Absolute value of NAC that must be maintained is Rp.500,000,000 (Five Hundred Million Rupiah) to Financial Brokers who channels customer’s orders for domestic future contract. 2013’s Evaluation result of Quarterly Net Adjusted Capital Value Coverage showed improving trend.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
69
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
e.
Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Tahunan
Sesuai pasal 95 ayat 3 PP Nomor 9 Tahun 1999, bahwa Pialang Berjangka wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan harus diaudit oleh Akuntan Publik dan diserahkan paling lambat 90 (sembilan puluh) hari. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap kepatuhan penyampaian laporan keuangan tahunan Pialang Berjangka selama tahun 2012, terlihat adanya peningkatan yang baik, baik dalam hal penyampaian tepat waktu maupun yang terlambat. Hal yang sama terlihat dari pemenuhan nilai Modal Bersih Disesuaikan yang sesuai dengan ketentuan dan nilai MBD di bawah ketentuan.
70
BAPPEBTI
e.
Punctuality in Annual Financial Statement Submission
In accordance with Government Regulation No.9/1999 article 95 paragraph 3; Futures Brokers must submit their Annual Financial Statement - audited by Public Accountant and submitted latest 90 (ninety) days. Based on 2012’s evaluation result on Annual Financial Statement Submission, improvement can be seen either in term of on time submission or tardiness. The same issue can be seen in term of Adjusted Net Capital Coverage (NAC) which is comply to regulation and NAC which is below the line.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Commodity Futures Trading Industry
3.5 Evaluasi Laporan Direktur Kepatuhan
3.5 Director of Compliance Evaluation Report
Dari hasil evaluasi terhadap laporan Direktur Kepatuhan Pialang Berjangka selama tahun 2012 dapat disimpulkan bahwa pada umumnya para Direktur Kepatuhan telah menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sesuai dengan yang diamanatkan dalam Peraturan Kepala Bappebti Nomor 67/BAPPEBTI/I/Per/2009 tentang Penugasan Direktur Kepatuhan Pialang Berjangka.
From evaluation report of Director of Futures Brokers’ Compliance, during 2012 it could be concluded that in general Director of Compliance has carried out his/her duties and responsibilities properly according to what had been stated in Head of CoFTRA’s Regulation Number 67/ BAPPEBTI/I/Per/2009 on Assignment of Director of Futures Broker’s Compliance.
Namun demikian masih terdapat beberapa kekurangan, di mana laporan yang disampaikan belum didukung oleh data yang lengkap seperti posisi keuangan perusahaan dan Nasabah, rekapitulasi penanganan pengaduan Nasabah dan proses penyelesaiannya, rekapitulasi penerimaan Nasabah lama dan baru, serta program kerja Direktur Kepatuhan. Selain itu masih terdapat laporan yang disampaikan tidak tepat waktu dan bahkan masih ada yang tidak menyampaikan laporannya. Tabel berikut adalah tingkat kepatuhan para Direktur Kepatuhan dalam menyampaikan laporannya selama tahun 2012:
But there are still many gaps existed. For example: submitted report had not yet been supported by complete data such as: Company’s and Customers’ Financial Position, recapitulation of customers’ complaints handling and its resolution, recapitulation of existing and new customers’ acceptance and Director of Compliance’s Working Program. There were also Brokers who were late in submitting their statements or even did not submit at all. The following table shows rate of Compliance of Compliance Directors in submitting their statements in 2012.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
71
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
72
Di bulan Mei dan Juni terlihat persentase tertinggi Direktur Kepatuhan yang menyampaikan laporannya tepat waktu (95.16%), sementara pada bulan April terlihat persentase tertinggi (9.1%) Direktur Kepatuhan tidak menyampaikan laporannya. Persentase terendah penyampaian laporan Direktur Kepatuhan secara tepat waktu tercatat di bulan Desember (70%), sedangkan persentase terendah (2.99%) di mana Direktur Kepatuhan tidak menyampaikan laporannya tercatat di bulan September. Persentase tertinggi Direktur Kepatuhan yang terlambat menyampaikan laporannya (30%) terlihat di bulan Desember, sedangkan persentase terendah (4.84%) tercatat di bulan Mei dan Juni.
In May and June, the percentage of Compliance Directors who submitted their reports on time was (95.16%), while on April was the highest percentage of Compliance Directors who did not submit their reports on time (9.1%). The lowest percentage of Compliance Directors who submitted their reports on time was reported on December (70%), while on September was the lowest percentage of Compliance Directors who did not submit their reports (2.99%). The highest percentage of Compliance Directors who were late to submit their reports was on December (30%), while the lowest was recorded on May and June (4.84%).
Perusahaan Pialang, dalam hal ini Direktur Kepatuhan, yang terlambat atau tidak menyampaikan laporan bulanan mengenai pelaksanaan tugasnya sebagaimana yang ditentukan, dikenakan sanksi administratif oleh Bappebti sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Futures Brokers Companies in this case were their Compliance Directors would be imposed administrative sanctions by CoFTRA as per applied rules.
3.6 Audit Pelaku Usaha
3.6 Stakeholders’ Audit
Dalam rangka meningkatkan kepatuhan terhadap para Pelaku Usaha di bidang Perdagangan Berjangka, sesuai dengan kewenangannya Bappebti melakukan kegiatan audit terhadap pihak-pihak yang memperoleh persetujuan/ ijin usaha di bidang Perdagangan Berjangka. Audit yang dilaksanakan meliputi Audit Rutin (Pemeriksaan Rutin) yaitu melaksanakan fungsi pengawasan dan pemeriksaan yang dilakukan secara berkalan oleh Bappebti terhadap Pelaku
Relating to Futures Trading Stakeholders’ Compliance improvement, CoFTRA has the authority to implement audits to those who own business licenses/approvals in Future Trading. The audits consist of 2 kinds of audit: The Routine Audit, which is implemented to carry out CoFTRA’s monitoring and evaluation function to Futures Trading Stakeholders’ who own CoFTRA’s business licenses/approvals. The Non Routine Audit, which is implemented based on public
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Commodity Futures Trading Industry Usaha Perdagangan Berjangka yang mendapatkan Izin dari Bappebti, dan Audit Sewaktu-waktu (Pemeriksaan Sewaktu-waktu) yaitu Pemerisakaan yang pada umumnya dilakukan karena adanya informasi awal yang berasal dari masyarakat (pihak luar) atau permintaan tertulis dari lembaga pemerintah lainnya. Pelaksanaan audit terlihat pada tabel berikut:
information (public’s request) or written request from other government agencies. The audit implementation were as follow:
Kegiatan audit pada tahun 2013 dilakukan terhadap 32 perusahaan, yang berarti frekuensinya naik sebesar 6,67% dari tahun sebelumnya di mana hanya 30 perusahaan yang diaudit. Dari jumlah tersebut, audit rutin dilakukan terhadap 12 perusahaan, dan audit sewaktuwaktu terhadap 20 perusahaan, dibandingkan dengan tahun 2012 di mana audit rutin dilakukan terhadap 15 perusahaan, dan audit sewaktuwaktu dilakukan terhadap 15 perusahaan.
Audit activities in 2013 were conducted to 32 companies, which means the frequency increased compared to last year’s frequency, where only 30 companies that had been audited. From those figures, routine audit was conducted to 12 companies and non routine audit was conducted to 20 companies, compared with 2012, where routine audit was conducted to 15 companies and non routine companies was conducted to 15 companies.
Fokus audit rutin mencakup (1) Manajemen dan Organisasi Perusahaan; (2) Penerimaan Nasabah; (3) Pelaksanaan Transaksi; (4) Pengelolaan Dana Nasabah; dan (5) Integritas Keuangan, sedangkan audit sewaktu-waktu mencakup aspek-aspek (1) Aktivitas Operasional Perusahaan; (2) Pengelolaan Dana Nasabah; (3) Pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah; dan (4) Pembukaan Rekening Transaksi Nasabah.
Focus of Routine Audit covers (1) Companies Management and Organization (2) Customers’ Acceptance; (3) Transaction Implementation; (4) Customers’ Fund Management; (5) Financial Integrity, while Non Routine Audit covers (1) Companies’ Operational Activities, (2) Customers’ Fund Management (3) Implementation of Know Your Customer’s Principle and (4) Customers’ Transaction Account Opening.
Dari hasil audit umumnya masih ditemukan adanya pelaksanaan kegiatan Pialang Berjangka yang tidak sesuai dengan peraturan di bidang PBK, seperti: a. Masih terdapat tenaga marketing yang menjalankan tugas dan fungsi sebagai Wakil Pialang Berjangka; b. Sarana promosi hanya menjelaskan kontrak SPA dan belum menjelaskan kontrak multilateral;
From audit result; activities which were still did not conform to Commodities Future Trading’s Rules and Regulation, such as: a. The marketing staffs still carry out tasks and duties as Futures Brokers Representatives; b. Promotion facilities/tools only explain SPA’s contract and have not yet explained multilateral contract; c. There were still Customer Agreement Document that has not yet filled properly;
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
73
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi c. d.
e.
f. g.
h.
i.
74
Masih terdapat dokumen Perjanjian Nasabah yang tidak diisi secara lengkap; Masih terdapat Pialang Berjangka yang tidak memiliki unit khusus pelatihan bagi Nasabah dan unit penanganan pengaduan Nasabah; Masih terdapat Kantor Cabang yang jumlah Wakil Pialangnya kurang dari tiga sebagaimana yang dipersyaratkan; Masih terdapat kesalahan pencatatan pada Dana Nasabah Rekening Terpisah; Masih terdapat Pialang Berjangka yang mendokumentasikan bukti-bukti pencatatan secara tidak benar; Masih terdapat Pialang Berjangka yang memungut setoran margin atau Deposit Margin dari Nasabah yang besarnya tidak sesuai sebagaimana yang tercantum dalam Trading Rules; Masih terdapat transaksi SPA yang tidak dilakukan langsung oleh Nasabah namun dilakukan oleh tenaga marketing berdasarkan kuasa dari Nasabah.
d.
e. f. g. h.
i.
There were still Futures Brokers who did not have specific unit to handle Customers’ Training and specific unit to handle Customers’ complaints. There were still Branch Office which have less than three Futures Brokers Representatives; There were still mistakes in registering Customers’ Fund in Separate Accounts; There were still Futures Brokers who documented recorded evidences improperly; There were still Futures Brokers who collected margin payment or customers’ margin deposit which its amount is greater than what it had been stated on Trading Rules; There were still SPA’s transactions that were not conducted directly by Customers but conducted by Marketing Staffs based on Customers’ Orders.
Sehubungan dengan berbagai temuan tersebut di atas, Bappebti telah melakukan pembinaan kepada perusahaan yang bersangkutan agar mengambil langkah-langkah perbaikan sesuai dengan hasil temuan audit.
Based on above findings, CoFTRA has taken serious measurement to ensure corrective activities were taken and seriously observed by Futures Brokers Companies.
3.7 Pengawasan dan Evaluasi Transaksi Pelaku Usaha
3.7 Monitoring and Evaluation of Stakeholders’ Transactions
Dalam rangka terwujudnya pelaksanaan transaksi Perdagangan Berjangka yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, diperlukan adanya pengawasan dan evaluasi atas kegiatan transaksi yang dilakukan oleh pelaku usaha. Pengawasan dan evaluasi yang dilakukan Bappebti dilaksanakan dengan 2 (dua) cara, yaitu: (1) Pengawasan dan evaluasi melalui SPT-SPA (Sistem Pengawasan Tunggal - Sistem Perdagangan Alternatif) dan (2) Pengawasan langsung/lapangan (on the spot).
Relating to objective fulfillment of Futures Trading Transaction which comply with the applied laws; monitoring and evaluation of existing transactions conducted by stakeholders. Monitoring and evaluation conducted by CoFTRA are implemented in 2 (two) ways: (1) Monitoring and Evaluation through SPTSPA (Sistem Pengawasan Tunggal-Sistem Perdagangan Alternatif/Single Monitoring System - alternative Trading System) (2) Direct/On the spot monitoring.
Dari hasil pengawasan dan evaluasi yang dilakukan melalui SPT-SPA diperoleh hasil sebagai berikut: (1) masih terdapat sistem perdagangan Pedagang Penyelenggara yang tidak terkoneksi dengan SPT-SPA; (2) masih ditemui adanya transaksi yang tidak disertai dengan kode Pialang
From monitoring and evaluation result conducted through SPT-SPA several findings were discovered: (1) there were still Brokers’ trading systems that have not connected to SPT-SPA; (2) there were still transaction that did not bear Brokers’ codes and/or Customers’ codes;
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Commodity Futures Trading Industry dan/atau kode Nasabah; (3) masih adanya transaksi yang tidak disertai dengan jumlah lot dan/atau harga yang wajar; (4) sering ditemui adanya penundaan pelaporan transaksi SPA.
(3) there are still transactions that did not bear number of lots and/or fair price; (4) there were delays in SPA’s transaction reporting.
Sementara itu frekuensi pengawasan atau pemeriksaan lapangan terhadap pelaku pasar yang dilakukan Bappebti selama 2 (dua) tahun terakhir adalah sebagai berikut:
Meanwhile, monitoring frequency or field inspection to stakeholders conducted by CoFTRA during last 2 (two) years were as follow:
Dari tabel di atas terlihat adanya penurunan frekuensi pengawasan dan evaluasi kegiatan transaksi pelaku usaha sebesar 11,11% dibandingkan dengan aktivitas pengawasan dan evaluasi yang dilakukan di tahun 2012. Penurunan tersebut disebabkan pada tahun 2013 pengawasan lapangan kegiatan Pengawasan Transaksi Pelaku Usaha PBK mengalami penurunan sebesar 22,22%. Hasil dari pelaksanaan pengawasan lapangan antara lain adalah: (1) masih ditemui adanya Pialang Berjangka yang menawarkan kontrak SPA dengan kode yang tidak sesuai dengan kode kontrak SPA yang telah memperoleh persetujuan; (2) masih terdapat pelaku usaha yang menunda pelaporan transaksi SPA; (3) masih terdapat transaksi Pialang yang tidak terdaftar pada Bursa Berjangka.
From above table, it can be seen that there were decrease in Monitoring and Evaluation of Stakeholders’ Transactions as much as 11.11% compared to monitoring and evaluation activities in previous year. The decrease was the result of decrease in field Monitoring and Evaluation of Stakeholders’ Transactions in 2013 also decreased by 22.22%. Result of field monitoring were: (1) There were Futures Brokers who offer SPA’s contracts which is different from SPA’s contract that had been approved; (2) There were still Stakeholders who delayed their SPA’s transactions reporting; (3) There were still Brokers’ transactions which were not listed in Futures Exchanges.
3.8 Evaluasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan (RKAT) Bursa Berjangka
3.8 Futures Exchange Activities Program and Annual Budget Evaluation
Salah satu bentuk pembinaan dan pengawasan yang dilakukan Bappebti adalah melalui evaluasi terhadap Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Bursa Berjangka. Tujuan dilakukannya evaluasi adalah untuk memastikan apakah program kerja yang diajukan oleh Bursa Berjangka telah disusun dengan tepat, sistematis, akurat, dan memuat secara tegas visi, misi, tujuan yang ingin dicapai, strategi perusahaan, sasaran dan rencana
The objective of Futures Exchange Activities Program and Annual Budget Evaluation is to ensure that activities program submitted by Futures Exchanges has been arranged systematically, accurately, correctly and had covered clearly vision, mission, objectives, company’s strategy, targets, activities program/ schedule and benchmarks (output and outcome) which are clear, realistic and future planning.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
75
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
76
kerja serta tolok ukur (output dan outcome) yang jelas, realistis, serta perencanaan ke depan. Evaluasi juga dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada program-program yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi. Selain itu diharapkan pula agar Bursa dapat lebih fokus pada pengembangan komoditi primer dan meningkatkan transaksi multilateral.
Evaluation is also intended to determine whether unsuitable programs with applicable laws existed or not. It is also hoped that Futures Exchange can focus more on primary commodities development and improving multilateral transactions.
Selama tahun 2013, BAPPEBTI telah melakukan evaluasi terhadap RKAT Tahun 2013 yang diajukan oleh PT. Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dan PT. Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI). Dari hasil evaluasi secara umum disimpulkan bahwa Bappebti dapat menyetujui program-program kegiatan yang diajukan, kecuali program pendirian Lembaga Kliring yang diajukan oleh BBJ. Program tersebut belum dapat disetujui dan disarankan agar ditinjau kembali. BBJ dan BKDI dituntut untuk fokus terhadap peningkatan volume transaksi Kontrak Berjangka Multilateral sebesar 30% dari total volume transaksi sesuai kontrak kerja Kepala Bappebti dengan Menteri Perdagangan. Dalam rangka meningkatkan volume transaksi Kontrak Berjangka Multilateral dan memperkenalkan komoditi Indonesia, bursa berjangka dituntut untuk melakukan penjajagan kerjasama dengan bursa luar negeri.
During 2013, CoFTRA had conducted evaluation to 2013’s Activities Program and Annual Budget Evaluation submitted by PT. Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) and PT. Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI). From evaluation result, in general it can be concluded that CoFTRA could approve submitted programs except for program for establishing Clearing House submitted by BBJ. The program has not yet been approved and should be reviewed. BBJ and BKDI is requested to stay focus on Multilateral Futures Contract transaction volume as much as 30% from total transaction volume; in accordance with working agreement between Head of CoFTRA and Minister of Trade. Relating with Multilateral Futures Contract transaction volume improvement and introducing Indonesia’s commodities, Futures Exchange is requested to carry out probing cooperation with overseas futures exchange.
3.9 Evaluasi Kontrak Berjangka dan Peraturan Tata Tertib Bursa Berjangka
3.9 Futures Contract Evaluation and Futures Exchange Disciplinary Rules
Evaluasi atas Kontrak Berjangka dan Peraturan Tata Tertib Bursa Berjangka merupakan salah satu kegiatan Bappebti untuk mengetahui sejauh mana Kontrak Berjangka serta Peraturan Tata Tertib Bursa yang diusulkan oleh Bursa Berjangka memenuhi semua ketentuan serta persyaratan yang berlaku sebagaimana diatur dalam UU tentang Perdagangan Berjangka Komoditi beserta seluruh peraturan pelaksanaannya.
Futures Contract Evaluation and Futures Exchange Disciplinary Rules is intended to determine the extent of Futures Contract and Futures Exchange Disciplinary Rules comply with applied terms and conditions as regulated in Law of Commodities Futures Trading and all of its derivatives regulations.
1. Evaluasi Kontrak Berjangka Pada tahun 2013, Bappebti menyetujui 9 (sembilan) Kontrak Berjangka di mana 3 (tiga) diantaranya merupakan usulan Kontrak baru.
1. Evaluation of Futures Contract In 2013, CoFTRA had approved 9 (nine) Futures Contracts, whereby 3 of them were new contracts proposal.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Commodity Futures Trading Industry Kontrak-kontrak tersebut adalah: • Persetujuan Penambahan Daftar Perusahaan US Single Stock PT. BKDI; • Persetujuan Perubahan Kode Kontrak SPA CFD Single Stock BKDI; • Penambahan Daftar Perusahaan SPA CFD US Stocks dan Hongkong Stocks BKDI; • Persetujuan Perubahan Spesifikasi Kontrak SPA CFD Hang Seng untuk Penambahan Jam Perdagangan (Sesi 3) BKDI; • Persetujuan Perubahan Kontrak Berjangka Kakao PT. BBJ; • Persetujuan Perubahan Kontrak Berjangka Kopi Robusta BBJ; • Persetujuan Kontak Berjangka Kopi Arabika BBJ; • Persetujuan Kontrak berkala emas BBJ; • Persetujuan Kontrak Emas PAMPGRID dan Kontrak Emas PAMPKGUD BKDI;
Those contracts are: • Approval of PT.BKDI US Single Stock Companies’ List Addition • Approval of BKDI SPA’s CFD Single Stock Contract Codes • BKDI’s List of SPA CFD US Stocks and Hongkong Stocks Addition • Approval of BKDI’s Amendment of Contract Specification SPA CFD Han Seng for Trading Hours Addition (Third Session) • Approval of PT.BBJ’s Amendment of Cacao Futures Contract • Approval of PT.BBJ’s Amendment of Robusta Coffee Futures Contract • Approval of PT.BBJ’s Arabica Coffee Futures Contract • Approval of PT.BBJ’s Gold Futures Contract • Approval of BKDI’s PAMPGRID Gold Contract and PAMPKGUD Gold Contract;
2. Evaluasi Peraturan Tata Tertib Pada 2013 Bappebti juga telah menyetujui 7 (tujuh) Peraturan Tata Tertib (PTT) yang diusulkan BBJ dan BKDI, di mana 2 (dua) di antaranya merupakan usulan PTT Baru dan 5 (lima) revisi PTT yang telah disetujui. Persetujuan usulan PTT baru tersebut adalah: • Persetujuan Peraturan Tata Tertib (PTT) BKDI Bab 25 tentang Pilot Project Kontrak Derivatif Selain Kontrak Berjangka dan Kontrak Derivatif Syariah Dalam Sistem Perdagangan Alternatif Dengan Volume Minimum 0,1 (Nol Koma Satu) Lot; • Persetujuan Perubahan Nomor Bab Peraturan Tata Tertib (PTT) BKDI; • Persetujuan Peraturan Tata Tertib (PTT) Bursa Bab 1 tentang Keanggotaan PT. BBJ; • Persetujuan Perubahan Peraturan dan Tata Tertib (PTT) Bab 24 Kontrak Fisik Timah Batangan PT. BKDI; • Persetujuan perubahan bab 24 pasal 2416 PTT kontrak fisik timah batangan tentang transaksi bonafide; • Persetujuan perubahan PTT kontrak fisik timah batangan bab 24 pasal 2407 tentang pelabuhan pemuatan; • Persetujuan PTT Pasar Fisik Karet Bokar Terorganisir BBJ.
2. Evaluation of Disciplinary Rules In 2013, CoFTRA had approved 7 (seven) Disciplinary Rules proposed by BBJ and BKDI, whereby 2 (two) were new disciplinary rules and 5 (five) revisions of approved disciplinary rules. Approval of new disciplinary rules proposal were: • BKDI’s Disciplinary Rules Chapter 25 on Pilot Project of Derivative Contract other than Futures Contract and Syariah Derivative Contract in Alternative Trading System with minimum volume 0.1 (zero point one) lot; • BKDI’s Approval of Disciplinary’s Chapter Numbering • Approval of Disciplinary Rules Chapter 1 on BBJ’s Membership • Approval of Disciplinary Rules and Regulation Amendment of PT.BKDI’s Chapter 24 of Tin Bar Physical Contract. • Approval of Amendment Disciplinary Rules and Regulation Chapter 24 article 2416 of Tin Bar Physical Contract on bona fide transaction • Approval of Amendment Disciplinary Rules and Regulation Chapter 24 article 2407 of Tin Bar Physical Contract on loading port. • BBJ’s Approval for Disciplinary Rules and Regulation of Bokar Rubber (Processed Rubber) Organized Physical Market.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
77
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi 4.
78
Penunjang Pasar Berjangka
4.
Futures Exchange’s Support
4.1 Pasar Fisik Timah Batangan di Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia
4.1 Tin’s Physical Market
Pembentukan pasar fisik timah batangan didasari oleh beberapa dasar peraturan diantaranya adalah: Permendag No. 32/M-DAG/PER/6/2013 tentang Perubahan Atas Permendag No. 78/M-DAG/PER/12/2012 tanggal 28 Juni 2013, pasal 11 bahwa Timah Batangan sebelum diekspor wajib diperdagangkan melalui Bursa Timah; Peraturan Kepala Bappebti No. 104/2013 tanggal 2 Agustus 2013, pasal 3 menyatakan bahwa tujuan pembentukan Bursa Timah adalah untuk menjadi acuan harga timah internasional dan mengoptimalkan kontribusi pendapatan negara; SK Bappebti No.08/BAPPEBTI/KEPPBK/08/2013, tanggal 19 Agustus 2013, PT. Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) ditetapkan sebagai Penyelenggara Bursa Timah.
The formation of Tin’s Physical market was based of several regulation, such as : Minister of Trade Regulation Number 32/M-DAG/PER/6/2013 regarding Amendment of Minister of Trade Regulation Number 78/M-DAG/PER/12/2012 dated June 28th 2013, article 11 stated that prior exported, Tin Bar must be traded through Tin Exchange; CoFTRA’s Regulation No.104/2013 dated August 2nd 2013, article 3 which stated that the objective of Tin Exchange formation is to be the international price setter and optimally contributed to state’s revenue; CoFTRA Decree Letter No.08/BAPPEBTI/KEP-PBK/08/2013 dated August 19th 2013, PT. Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) is set as Tin Exchange’s Organizer.
Harga timah yang terbentuk pada saat Perdagangan perdana Timah Batangan melalui Bursa Timah di BKDI yang diikuti oleh Anggota Bursa Timah terdiri dari 5 (lima) Seller dan 9 (sembilan) adalah USD. 21,510. Perkembangan harga menunjukan peningkatan dibandingkan awal perdagangan Timah Batangan di Bursa Timah (USD 21,510) dan terakhir mencapai USD 23,125 yang diikuti juga oleh kenaikan harga di LME dan KLTM. Total volume perdagangan Timah Batangan di Bursa hingga 31 Desember 2013 sebesar 18.290 M.Ton senilai USD 423,642,593.73 dengan total volume ekspor Timah Batangan dari Bursa sebesar 18.080 M.Ton senilai USD 418,713,575.01.
The price set during Initial Tin Bar Trade through BKDI’s Tin Exchange consisted of 5 (five) sellers and 9 (nine) buyers is USD 21.50. Price development showed significant growth compared with initial trade (USD 21.50) and last time , it reached USD 23,125 which was also followed by increased price of LME and KLTM. Total volume of Tin Bar Trading in Exchange up until December 31st 2013 reached 18.290 Billion Tones with total value of USD 423, 642,593.73 with total export of Tin Bars reached 18,080 Billion Tones with total value of USD 418,713,575.01.
4.2 Bank Penyimpan Dana Nasabah
4.2 Customers’ Fund Deposit Banks
Berdasarkan UU Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perubahan atas UU Nomor 32/1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi, dana milik Nasabah wajib disimpan dalam rekening yang terpisah dari rekening Pialang Berjangka pada bank yang disetujui oleh Bappebti. Bank Penyimpan Dana adalah bank umum berstatus bank devisa.
Based on Law No.10/2011 on Amendment of Law No.32/1997 regarding Commodities Futures Exchange, Customers’ Fund must be deposited in separated account in Bank approved by CoFTRA. Deposit Bank must be commercial banks with investment bank status.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Commodity Futures Trading Industry Sampai dengan tahun 2013 tercatat ada 6 (enam) bank Penyimpan Dana Nasabah, yaitu PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Niaga Tbk, PT Bank Sinarmas, PT Bank Windu Kentjana International Tbk, PT BNI (Persero) Tbk, dan Standard Chartered Bank. Sedangkan pada bulan Oktober tahun 2013, PT Bank Mandiri (persero) tbk mengajukan permohonan persetujuan untuk menjadi Bank Penyimpan Margin, Dana Kompensasi dan Dana Jaminan. Sampai dengan akhir Desember, permohonan dimaksud masih melalui proses persetujuan.
Up until 2013 there were 6 (six) Customers’ Fund Deposit Bank, which were PT.Bank Central Asia, Tbk, PT.Bank Niaga Tbk, PT. Bank Sinarmas, PT. Bank Windu Kentjana Tbk, PT. BNI (Persero) Tbk and Standard Chartered Bank. In October 2013, PT. Bank Mandiri (persero) Tbk proposed to obtain approval to be Margin Deposit Bank, Compensation and Guarantee Bank. Until the end of December, the proposal was still reviewed.
Selama periode tahun 2013 jumlah Dana Nasabah pada Rekening Terpisah yang terdapat pada seluruh Pialang Berjangka yang mendapatkan izin dan bestatus aktif, dimana tersimpan setiap akhir bulan tercatat total rata-rata mencapai Rp.1.500.000.000.000,- (satu trilyun lima ratus milyar rupiah). Bila dibandingkan dengan tahun 2012 hal tersebut mengalami penurunan sebesar 10% dimana setiap akhir bulan total rata-rata mencapai Rp.1.650.000.000.000,- (satu trilyun enam ratus lima puluh milyar rupiah) pada tahun 2012. Perkembangan dana Nasabah setiap bulannya tergambar pada tabel berikut:
Until 2013, amount of Customer Fund in separated account in approved and active Futures Brokers in each month was on average Rp. 1,500,000,000,000 (One Trillion Five Hundred Billion Rupiah). If compared with previous year, there were 10% decrease, whereby each month amount of fund could reach Rp.1,650,000,000,000 (One Trillion Six Hundred Fifty Thousand Rupiah). The development of Customers fund in each month can be seen on below’s table.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
79
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi
80
4.3 Peluncuran Bursa Timah Indonesia
4.3 Launching of Indonesia’s Tin Exchange
Dengan diberlakukannya Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 32/M-DAG/PER/6/2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 78/M-DAG/PER/12/2012 tentang Ketentuan Ekspor Timah, maka pada tanggal 30 Agustus 2013 dilakukan Peluncuran Bursa Timah Indonesia. Peluncuran tersebut dibuka secara resmi oleh Bapak Menteri Perdagangan Republik Indonesia dan dihadiri oleh para pejabat dari Kementerian Perdagangan dan Kementerian terkait serta para pelaku usaha timah. Bursa Timah Indonesia diharapkan dapat menjadi acuan harga timah internasional dan mengoptimalkan kontribusi pendapatan negara.
When Minister of Trade Regulation Number 32/M-DAG/PER/6/2013 on Amendment of Minister of Trade Number 78/M-DAG/ PER/12/2012 on Stipulation of Tin Export, in December August 30th 2013, Indonesia’s Tin Exchange was launched. The launching was officially opened by Minister of Trade himself and presented by various Ministry of Trades’ Officials and tin’s stakeholders. It is hoped that Indonesia’s Tin Exchange can be international tin’s price setter and optimally contributed to state’s revenue.
4.4
4.4 Launching of Gold Futures Contract
Peluncuran Kontrak Berkala Emas
Pada bulan Desember 2013, dilakukan peluncuran Kontrak berkala Emas oleh Bursa Berjangka Jakarta. Kontrak berkala emas ini merupakan inovasi dari kontrak emas yang sudah ada sebelumnya yang tadinya minimal kontrak emas dalam satuan 100 gram, sekarang menjadi 5 gram. Kontrak berkala emas ini lebih memberikan pilihan kepada nasabah untuk melakukan serah fisik emas sesuai kebutuhan. Adapun lokasi serah terima fisik emas bekerja sama dengan Pegadaian yang bisa dilakukan di kantor Pegadaian di Medan, Pekanbaru, Palembang, Balikpapan, Manado, Makassar, Denpasar, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya.
In December 2013, Gold Future Contract was launced by Jakarta Futures Exchange (PT. BBJ). Gold Futures Contract is the innovation of existing gold contract, whereby the previous contract was in 100 grams unit, now reduced to 5 grams unit. Gold Futures Contract has given options to Customers to physically hand over gold as needed. The location of physical hand over can be done in PT.Pegadaian Branch Offices in Medan, Pekanbaru, Palembang, Balikpapan, Manado, Makassar, Denpasar, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya.
4.5 Peluncuran Pasar Fisik Karet Terorganisir di Bursa Berjangka Jakarta
4.5 Launching of Rubber Physical Market
Dalam rangka terwujudnya Indonesia sebagai penentu harga karet dunia di masa mendatang, perlu dilakukan langkah-langkah strategis oleh pemerintah yaitu dengan melakukan konsolidasi dengan stakeholder komoditi karet dan pembentukan bursa komoditi dalam negeri. Terkait dengan konsolidasi, seluruh stakeholders (pemerintah, pengusaha, petani, penambang, institusi keuangan, pengelola gudang, dan lain-lain) harus mempunyai tujuan
To realize Indonesia as world’s rubber price setter in the future, strategic steps must be taken by government by consolidating with rubber commodity’s stake holders and formation of domestic exchange. Related with consolidation, all stake holders (government, business men, farmers, rubber tappers, financial institutions, ware house managers, etc) should have the same objective and government as facilitator of stake holders will create conducive climate in
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Commodity Futures Trading Industry yang sama, dan pemerintah sebagai fasilitator para stakeholders akan menciptakan iklim yang kondusif untuk membangun kepentingan bersama sesuai kepentingan nasional. Terkait dengan pembentukan bursa komoditi dalam negeri, pemerintah mengambil langkah antara lain memanfaatkan Bursa Komoditi Indonesia sebagai tempat sarana untuk pembentukan harga komoditi, menetapkan mekanisme perdagangan komoditi. Pada akhir tahun 2013, diselenggarakan perdagangan fisik karet untuk karet bokar asalan melalui Bursa Berjangka Jakarta. Dengan transaksi perdana pada tanggal 18 Desember 2013 di Balikpapan sebanyak 1 lot (5000 kg) pada harga Rp. 13.500.
building mutual interests according to national interest. Also relating with domestic commodities exchanges formation, government took several steps such as: utilizing Indonesia’s Commodities Exchange as a mean to determine commodity’s price, set commodities trading mechanism. In the end of 2013, physical trading of “Bokar (Bahan Olah Karet-processed rubber)”slab through Jakarta Futures Exchange has been organized. initial transaction took place in Balikpapan in December 18th 2013 as many as 1 lot (5000 kg) on the price of Rp.13,500.00.
5.
5. Tin’s Initial Physical Handover/ Initial Tin Export Shipping
Penyerahan Fisik Perdana Timah/Pengapalan Perdana Ekspor Timah
Setelah perdagangan perdana timah melalui Bursa Timah Indonesia pada tanggal 30 Agustus 2013, beberapa seller dan buyer melakukan beberapa transaksi sampai dengan tanggal 19 September 2013 dan selanjutnya melakukan ekspor perdana pada tanggal 21 September 2013. Transaksi tersebut untuk kontrak timah jenis TIN PB300. Penyerahan fisik perdana (ekspor) timah batangan melalui bursa BKDI ini dilakukan melalui pelabuhan Pangkal Balam dengan daerah tujuan Baltomore-USA, Rotterdam, Yokohama Jepang, dan Singapura. Total volume ekspor pada penyerahan perdana tanggal 21 September 2013 tersebut adalah 149.993,90 metric ton dengan nilai $ 3.416.432,07
BAPPEBTI
After tin’s initial trading through Indonesia’s Tin Exchange in August 30th 2013, several sellers and buyers conducted several transactions until September 19th 2013 and conducting initial export in September 21st 2013. Those transactions were for tin contract TIN PB300. Initial physical hand over (Tin Bars) through BKDI was conducted through Pangkal Balam port with destination ports of Baltimore-USA, Rotterdam, Yokohama-Japan and Singapore. Total export volume in initial physical hand over in September 21st 2013 were 149,993.90 metric Tones with total value of USD 3,416,432.07.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
81
SISTEM RESI GUDANG WAREHOUSE RECEIPT SYSTEM
82
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
THE WAREHOUSING RECEIPTS AT PRESENT DO NOT ENJOY THE FIDUCIARY TRUST OF DEPOSITORS AND BANKS, AS THERE IS FEAR OF NOT BEING ABLE TO RECOVER THE LOAN IN EVENTS, SUCH AS FRAUD, OR MISMANAGEMENT ON BEHALF OF THE WAREHOUSE OR INSOLVENCY OF DEPOSITOR - Santosh Kumar Sahu
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
83
84
SRG hadir di Indonesia untuk memberi kemudahan kepada petani dalam memperoleh pembiayaan murah dengan jaminan komoditi, selain merupakan solusi bagi petani guna menghindari rendahnya harga jual pada saat panen raya. SRG juga dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha lainnya seperti pedagang, eksportir, prosesor, atau pabrikan.
WRS is intended to provide solutions to farmers in obtaining credit/funding by putting their commodities as collateral. It can be a good solution to avoid “price crash” during harvesting seasons and can be utilized by merchants, exporters, processors, or manufacturers.
Diawali dengan diterbitkannya Undang-Undang No. 9 tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang dan diikuti dengan penerbitan Peraturan Pemerintah dan Peraturan Kepala Bappebti pada tahun 2007. Sistem Resi Gudang mulai berjalan pada tahun 2008 dengan penerbitan resi Gudang perdana di Kab. Jombang, Jawa Timur dan Kab. Indramayu Jawa Barat.
WRS was initiated with Law No.9/2006 on Warehose Receipt System and followed by Government Regulation and Head of CoFTRA’s Regulation IN 2007. Warehouse Receipt System started to operate in 2008, with the first issuance of Warehouse Receipts in Jombang Regency, East Java and Indramayu Regency, West Java.
Seiring dengan mulai berjalannya Sistem Resi Gudang, pemerintah terus melengkapi SRG dengan berbagai instrumen hukum guna memperkuat integritas SRG. Untuk memberikan kepastian serta jaminan terhadap pembiayaan SRG yang dilakukan lembaga keuangan, pemerintah bersama dengan DPR RI melakukan amandemen terhadap Undang-Undang No. 9/2006 dengan diterbitkannya Undang-Undang No. 9/2011.
During its operation, government is equipped WRS with various law instruments to strengthen WRS integrity. To provide assurance and guarantee funding through WRS implemented by financial institutions, government with DPR RI (Republic of Indonesia’s House of Representatives) amended Law No.9/2006 with Law No.9/2011.
Resi Gudang dapat menambah cash flow guna meningkatkan modal kerja yang telah dimiliki. Bagi eksportir, Resi Gudang dapat berfungsi sebagai trade financing untuk melengkapi dokumen transaksi ekspor yang menggunakan Letter of Credit seperti invoice, bill of lading,
Warehouse Receipt can increase cash flow to improve working capital. To exporter, Warehouse Receipt can be functioned as trade financing to complete export transaction documents using Letter of Credit as invoice, bill of landing and certificate of insurance, therefore improving
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
dan certificate of insurance, sehingga menambah keyakinan importir dan issuing bank di luar negeri. Selain itu, melalui data yang terintegrasi antar daerah lokasi gudang yang tersebar di wilayah Indonesia, Resi Gudang menjadi salah satu instrumen pemerintah dalam mengukur ketersediaan pangan nasional seperti komoditi beras, gabah, atau jagung, sehingga dapat mendukung program Ketahanan dan Kedaulatan Pangan Nasional.
importers’ confidence and overseas’ issuing bank. Apart from that, through integrated data between warehouses which situated on all part of Indonesia, Warehouse Receipt becomes one instrument in measuring national’s food availability such as rice, gabah or corn and it can also support National Food Security Policy.
1. Langkah-Langkah Strategis
1. Strategic Steps
Sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2011, Bappebti terus melakukan berbagai kegiatan yang terkait dengan pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan Sistem Resi Gudang di Indonesia. Pada tahun 2013, Bappebti melakukan berbagai kegiatan yang bersifat strategis dalam mendorong pelaksanaan SRG di Indonesia, meliputi:
As ordered by Law No.9/2006 (later amended into Law No.9/2011) CoFTRA keeps implementing various activities related with implementation of Indonesia’s Warehouse Reciept System management, supervision and monitoring. In 2013, CoFTRA has conducted several strategic activities in promoting WRS’s practice in Indonesia, such as:
1.1 Peningkatan Pelayanan Persetujuan Kelembagaan
1.1 Service Improvement of Institutional Approval
Dalam rangka melakukan tertib administrasi dan meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat khususnya di bidang Pengajuan Persetujuan Kelembagaan SRG, Bappebti telah melakukan penyempurnaan prosedur operasi standar (standard operating procedure - SOP) dan tingkat layanan (service level arrangement) dalam
In implementing administrative order and improving excellent service to public, especially in WRS’s Institutional Approval Submission, CoFTRA has enhanced its Standard Operating Procedure - SOP) and service level arrangement in granting approval for WRS’s Institutional, either for Warehouse Managers, WRS’Warehouses or
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
85
Sistem Resi Gudang
86
proses pemberian persetujuan lembaga dalam SRG, baik untuk Pengelola Gudang, Gudang SRG maupun Lembaga Penilaian Kesesuaian. Melalui langkah ini, pemberian persetujuan lembaga dalam SRG yang semula dilakukan dalam waktu maksimal 25 hari dipercepat kembali menjadi maksimal 22 hari.
Suitability Appraisal Bodies. Through these steps, institutional approval can be accelerated from 25 days to 22 days.
1.2 Penyusunan Masterplan Sistem Resi Gudang Tahun 2013 - 2018
1.2 Preparation of 2013-2018 WRS Master plan
Untuk memfokuskan langkah kebijakan Bappebti dalam melakukan pembinaan, pengawasan dan pengaturan Sistem Resi Gudang di Indonesia, sehingga tepat sasaran dan berkelanjutan, maka diperlukan panduan langkah pengembangan Sistem Resi Gudang ke depan.
In focusing its efforts in managing, monitoring and regulating WRS in Indonesia, CoFTRA needs WRS future guidance development steps.
Mempertimbangkan hal tersebut, maka pada tahun 2013 Bappebti bekerjasama dengan konsultan pihak ketiga untuk melakukan penyusunan Masterplan Pengembangan Sistem Resi Gudang.
Considered above need, in 2013 CoFTRA worked together with third party consultant in preparing WRS Development Master plan.
Masterplan ini mencakup strategiapa yang harus ditempuh, langkah-langkah kebijakan apa yang perlu diambil Bappebti, bagaimana peran peran kementerian/lembaga lain yang terkait, hingga akhirnya pada bagaimana Sistem Resi Gudang, Pasar Lelang dan Perdagangan Berjangka Komoditi dapat saling bersinergi dan terkait satu sama lain.
This Master plan covers which strategy that should be taken, which strategic steps that must be taken/observed, what is related ministry/other agency’s role and at the end how WRS, Auction Market and Commodities Futures Exchange can be synergized and completed each other.
1.3 Melakukan Survei Komoditi Potensial Sistem Resi Gudang
1.3 Conducting WRS’s Potential Commodities Survey
Mekanisme Sistem Resi Gudang dapat diterapkan tidak hanya pada komoditas gabah, beras atau jagung, melainkan juga untuk berbagai jenis komoditas pertanian lainnya. Oleh karena itu, untuk memperluas manfaat Sistem Resi Gudang maka perlu dilakukan survei komoditi potensial untuk masuk ke dalam skema Sistem Resi Gudang.
WRS mechanim can be done not only to certain commodities such as : gabah, rice or corn but also to various other agricultural commodities. To expand benefit of WRS , a potential commodities survey need to be done in order to include those commodities into Warehouse Receipt System.
Hasil survei ini dapat dimanfaatkan sebagai salah dasar pertimbangan Bappebti dalam melakukan pengembangan Sistem Resi Gudang di Indonesia.
Survey Result can be utilized as basis of CoFTRA’s consideration in developing WRS in Indonesia.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Warehouse Receipt System 1.4 Pembangunan Gudang dan Sarana Penunjang Gudang SRG
1.4 WRS’s Warehouse and Warehouse Supporting Facilities Construction
Pelaksanaan Sistem Resi Gudang tidak bisa dilepaskan dari tersedianya infrastruktur gudang di daerah yang memenuhi persyaratan dan ketentuan SNI 7331:2007 tentang Gudang Komoditas Pertanian. Oleh karena itu, untuk mendorong pelaksanaan SRG secara nasional, Kementerian Perdagangan bekerjasama dengan Pemerintah Daerah melakukan pembangunan gudang SRG secara bertahap.
Implementation of WRS can not be separated from the warehouses infrastructures availabilities in regions which comply with SNI (Indonesia’s National Standard) 7331:2007 regarding Warehouse for Agricultural Commodities. To enhace WRS implementation nationally, Minister of Trade in cooperation with Regional Government are gradually building WRS’s Warehouses.
Melanjutkan pembangunan gudang yang telah dilakukan pada tahun sebelumnya, pada tahun 2013 kembali dilakukan pembangunan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dilakukan pembangunan 17 gudang beserta sarana mesin pengering (dryer) di 17 daerah sentra produksi yang tersebar di Propinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Nusa Tenggara Barat.
Continuing warehouses development that have been conducted in previous year, in 2013 through Specific Allocation Fund (Dana Alokasi Khusus / DAK), 17 warehouses along with dryer machines have also been built in 17 production center areas spreaded in Aceh, North Sumatera, West Sumatera, Bengkulu, South Sumatera, West Java, East Java, Central Java, West Kalimantan, South Kalimantan, Southeast Sulawesi, West Nusa Tenggara.
1.5 Peresmian Gudang Sistem Resi Gudang
1.5 WRS’s Warehouses Inauguration
Untuk memberikan gaung yang lebih kuat dan lebih luas terhadap pelaksanaan Sistem Resi Gudang, maka beberapa gudang yang dinilai telah siap pemanfaatannya sebagai Gudang Sistem Resi Gudang dan mendapatkan dukungan penuh Pemda setempat dimulai pemanfaatannya dengan penandatanganan prasasti oleh Menteri Perdagangan, atau Wakil Menteri Perdagangan pada suatu acara Peresmian Gudang SRG.
Several warehouses that proved to be ready to be utilized as WRS’ warehouses and obtained full support from local government is inaugurated. The inauguration was marked by signing of inauguration stele by Minister of Trade or Deputy of Minister of Trade in a official ceremony.
Kegiatan Peresmian Gudang SRG dilakukan di lokasi gudang SRG yang dibangun melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Perdagangan di Kab. Malang, Bojonegoro dan Kab. Lombok Timur.
The Inauguration of WRS Warehouses was conducted in WRS’s warehouses constructed with Ministry of Trade’s Dana Alokasi Khusus (Specific Allocation Fund/DAK) in Malang, Bojonegoro and East Lombok Regencies.
Pada kegiatan peresmian gudang inilah para pemimpin di daerah setempat serta pelaku usaha dan masyarakat berkumpul bersama dan menerima pengarahan serta penjelasan mengenai apa itu Sistem Resi Gudang. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi batu loncatan pertama dimulainya upaya mendorong meningkatnya perekonomian daerah melalui Sistem Resi Gudang.
Through the inauguration ceremony, the local leaders with stakeholders and local community were gathered and received explanation on WRS. It is hoped that through the socialization, the local economy can be improved through WRS.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
87
Sistem Resi Gudang
88
2. Perkembangan SRG
2. WRS Development
2.1 Kondisi dan Kinerja
2.1 Condition and Performance
Daerah pelaksanaan SRG dari tahun ke tahun terus mengalami perluasan. Pada tahun 2012 tercatat pelaksanaan SRG dilakukan di 36 kabupaten, sedangkan pada tahun 2013 pelaksanaan SRG lebih meluas lagi mencakup 47 kabupaten yang tersebar di Propinsi Aceh, Sumatera Barat, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Kalimantan Selatan. Dari 10 komoditi yang dapat disimpan di Gudang SRG, terdapat 4 komoditi yang telah diimplementasikan yaitu Gabah, Beras, Jagung, Kopi dan Rumput Laut. Pada tahun 2013, penyimpanan komoditi dilakukan di 34 gudang SRG milik Pemerintah, BUMN maupun swasta yang tersebar di 28 kabupaten/kota meliputi Bantul, Banyuwangi, Barito Kuala, Blitar, Bogor, Bojonegoro, Cianjur, Deli Serdang, Grobogan, Indramayu, Jepara, Jombang, Makassar, Lombok Barat, Lombok Timur, Madiun, Malang, Mojokerto, Nganjuk, Ngawi, Pasaman Barat, Pinrang, Probolinggo, Sampang, Sidrap, Sumedang, Tuban, dan Wonogiri.
The number of regions which adopted/ implemented WRS is growing from time to time. In 2012, it was recorderd that 36 regencies had adopted/implemented WRS, while in 2013, 47 regencies which situated in Aceh, West Sumatera, West Java, Banten, Central Java, East Java, Yogyakarta, South Sulawesi, West Nusa Tenggara and South Kalimantan had implemented WRS. From 10 commodities that can be stored in WRS Warehouses, there were 4 commodities that can be implemented as WRS Commodities, namely: Gabah, Rice, Corn, Coffee and Sea Weed. In 2013, commodities storage was conducted in 34 WRS warehouses owned by government, state owned companies or private companies situated in 28 regencies/cities such as: Bantul, Banyuwangi, Barito Kuala, Blitar, Bogor, Bojonegoro, Cianjur, Deli Serdang, Grobogan, Indramayu, Jepara, Jombang, Makassar, West Lombok, East Lombok, Madiun, Malang, Mojokerto, Nganjuk, Ngawi, West Pasaman, Pinrang, Probolinggo, Sampang, Sidrap, Sumedang, Tuban and Wonogiri.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Warehouse Receipt System
Data akumulatif jumlah Resi Gudang yang telah diterbitkan sampai dengan akhir tahun 2013 tercatat sebanyak 736 Resi dengan total volume komoditi 30.062,7 ton, terdiri dari Gabah 25.670 ton, Beras 3.534,77 ton, Jagung 852,49 ton, dan Kopi 5,39 ton. Nilai pembiayaan yang telah diberikan oleh Lembaga Keuangan mencapai Rp. 28,59 milyar.
BAPPEBTI
Until the end of 2013, Issued Warehouse Receipts’ accumulative data were 736 receipts with total commodities volume was 30,062.7 Tones; consisted of 25,670 Tones of Gabah, 3,534.77 Tones of Rice, 852.49 Tones of Corn and 5.39 Tones of Coffee. The value of credit/funding that has been given by financial institution reached Rp.28.59 Billion
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
89
Sistem Resi Gudang
90
Dari tahun ke tahun SRG menunjukan pertumbuhan yang signifikan. Pada tahun 2013, dibandingkan pada penerbitan pada tahun 2012 maka jumlah Resi Gudang yang telah diterbitkan meningkat 40 % (153 resi). Peningkatan juga terjadi untuk volume komoditi sebesar 15 % (2.652 ton), nilai komoditi sebesar 17 % (Rp. 15,7 milyar) dan pembiayaan yang diberikan dari Lembaga Keuangan (Bank/Non-bank) sebesar 33 % (Rp. 8,1 milyar).
The growth of WRS has shown significant improvement from year to year. The receipt issuance number in 2013 if compared with 2012, has shown 40% increase (153 receipts). The increase also happened for commodities volume as much as 15% (2,652 Tones), commodities value as much as 17% (Rp. 15.7 billion) and funding’s value that was given by Financial Institution (Bank/Non Bank) was 33%
Walaupun mengalami peningkatan, namun potensi volume hasil panen petani secara nasional masih cukup besar, sehingga volume komoditi yang disimpan dalam gudang SRG masih perlu
Even though the growth was significant, but farmers’ harvest volume potential is still big in national level, therefore the commodities’ volume which is stored within the WRS Warehouses stil
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Warehouse Receipt System ditingkatkan agar dapat menjadi salah satu tolak ukur pemerintah dalam memperhitungkan stok pangan nasional.
need to be increased. This figure then will be one of the benchmark that will enable government to calculate national food stock.
2.2 Persetujuan Pelaku Usaha SRG
2.2 Approval for WRS’ Stakeholders
Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan Sistem Resi Gudang sebagaimana yang diharapkan, diperlukan kelembagaan SRG yang handal dan dapat dipercaya serta memiliki kapabilitas untuk menjalankan tugas dan fungsinya sebagai Lembaga dalam Sistem Resi Gudang, yang meliputi Pengelola Gudang, Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK), Pusat Registrasi, termasuk Gudang SRG.
To create robust, reliable WRS, WRS need reliable and trustable institutional to implement its role and function as institution within WRS, which consists of : warehouse management, Surveyor for Suitability, Registration Centre including WRS Warehouses.
Sesuai dengan peraturan yang berlaku, untuk dapat turut serta sebagai lembaga dalam SRG maka para calon pelaku Sistem Resi Gudang harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari Bappebti. Pada tahun 2013 Bappebti telah menerbitkan 31 (tiga puluh satu) persetujuan yang terdiri dari 1 persetujuan sebagai Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) Manajemen Mutu, 6 LPK Penguji Mutu Barang, 3 Pengelola Gudang dan 21 persetujuan sebagai Gudang SRG.
To be considered as WRS’ institutions; the candidates for WRS’ stakeholders must first obtain approval from CoFTRA. In 2013, CoFTRA has issued 31 (thirty one) approvals, consisted of 1 approval as Surveyor for Quality Management Suitability, 6 approvals for Surveyors for Commodities/Materials Suitability, 3 Warehouse Managers and 21 Approvals as WRS’ Warehouses.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
91
Sistem Resi Gudang
Dengan bertambahnya persetujuan kelembagaan dan dicabutnya sejumlah persetujuan Gudang, maka sejak diluncurkannya SRG pada tahun 2008 hingga akhir tahun 2013 secara kumulatif Bappebti telah menerbitkan 117 persetujuan yang terdiri dari 80 persetujuan untuk Gudang, 11 persetujuan untuk Pengelola Gudang, 3 persetujuan untuk LPK Inspeksi Gudang, 2 persetujuan untuk LPK Manajemen Mutu, 20 persetujuan untuk Uji Mutu Komoditi, dan 1 persetujuan untuk Pusat Registrasi.
92
BAPPEBTI
Along with approvals addition and several warehouses’ approvals revocation, cumulatively CoFTRA has issued 117 approvals, consists of 80 Warehouses approvals, 11 approvals for Warehouses Managers, 3 approvals for Surveyors of Warehouses Inspectors, 2 Approvals for Surveyors for Quality Management , 20 approvals for Commodities Quality Testing and 1 approval for Registration Centre.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Warehouse Receipt System
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
93
Sistem Resi Gudang
94
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Warehouse Receipt System
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
95
Sistem Resi Gudang
96
2.3 Pembangunan Gudang
2.3 Warehouse Development
Untuk mendukung ketersediaan infrastruktur Gudang dalam pelaksanaan Sistem Resi Gudang di Indonesia, melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun Anggaran (T.A.) 2013, Bappebti bersama dengan Pemerintah Daerah dari 14 kabupaten/ kota telah melakukan pembangun17 Kabupaten/ Kota melakukan pembangunan gudang flat yang dilengkapi dengan sarana mesin pengering (mesin dryer) agar mutu komoditi primer yang akan disimpan dapat memenuhi ketentuan Standard Nasional Indonesia (SNI) sebagai syarat yang harus dipenuhi oleh barang dalam gudang SRG.
To support warehouses infrastructures availabilities within WRS in Indonesia, CoFTRA with 17 Regencies/Cities Government through 2013’S Dana Alokasi Khusus (Specific Allocation Fund DAK) have built flat warehouses equipped with dryer machines to ensure that stored commodities conformed with Indonesia’s National Standard (SNI).
Gudang yang dibangun melalui DAK tersebut tersebar di 17 kabupaten/kota, meliputi: 1. Kabupaten Bener Meriah, Prop. Aceh 2. Kabupaten Biruen, Prop. Aceh 3. Kabupaten Aceh Besar, Prop. Aceh 4. Kabupaten Langkat, Prop. Sumatera Utara 5. Kabupaten Lima Puluh Kota, Prop. Sumatera Barat 6. Kabupaten Kepahiang, Prop. Bengkulu 7. Kabupaten Banyuasin, Prop. Sumatera Selatan 8. Kabupaten Ciamis, Jawa Barat 9. Kabupaten Pemalang, Prop. Jawa Tengah 10. Kabupaten Purworejo, Prop. Jawa Tengah 11. Kabupaten Tapin, Prop.Kalimantan Selatan 12. Kabupaten Kolaka, Prop. Sulawesi Tenggara 13. Kabupaten Banyuwangi, Prop. Jawa Timur 14. Kabupaten Bondowoso, Prop. Jawa Timur 15. Kabupaten Sambas, Prop. Kalimantan Barat 16. Kabupaten Konawe Selatan, Prop. Sulawesi Tenggara. 17. Kabupaten Dompu, Kab. Nusa Tenggara Barat
The warehouses built throgh DAK situated in 17 regencies/cities, namely: 1. Regency of Bener Meriah, Province of Aceh 2. Regency of Biruen, Province of Aceh 3. Regency of Aceh Besar, Province of Aceh 4. Regency of Langkat, Province of North Sumatera 5. Regency of Lima Puluh Kota, Province of West Sumatera 6. Regency of Kepahiang, Province of Bengkulu 7. Regency Banyuasin, Province of South Sumatera 8. Regency of Ciamis, Province of West Java 9. Regency of Pemalang, Province of Central Java 10. Regency of Purworejo, Province of Central Java 11. Regency of Tapin, Province of South Kalimantan 12. Regency of Kolaka, Province of Southeast Sulawesi 13. Regency of Banyuwangi, Province of East Java 14. Regency of Bondowoso, Province of East Java 15. Regency of Sambas, Province of West Kalimantan 16. Regency of South Konawe, Province of Southeast Sulawesi 17. Regency of Dompu, Province of West Nusa Tenggara
Namun, karena adanya hambatan dalam penyiapan proses lelang maka pembangunan gudang di Purworejo, Pemalang, Tapin, Kolaka dan Lima Puluh Kota baru dapat dilakukan pada tahun 2014.
Yet, due to obstacles in auction process preparation, hence warehouse construction in Purworejo, Pemalang, Tapin, Kolaka, and Lima Puluh Kota can only be done in 2014.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Warehouse Receipt System Keberadaan gudang-gudang yang dibangun tersebut diharapkan menjadi solusi bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta petani dalam mengakses pembiayaan. Skema Sistem Resi Gudang diyakini mampu menjamin para petani dan pelaku UMKM menjadikan aset komoditi milik mereka untuk dijadikan agunan pembiayaan kredit dari Lembaga Keuangan (bank maupun non-bank).
It is hoped that the availabilities of those warehouses can be solutions to micro, small and medium business owners and farmers in accessing funding/credits. The WRS’ scheme is enabling farmers and micro, small and intermediate business owners to use their commodities assets to be further used as credit collateral.
2.4 Perkembangan Penerbitan dan Transaksi Resi Gudang
2.4 Growth of Warehouse Transaction Receipts Issuance
Seiring dengan bertambahnya jumlah gudang yang masuk dalam Sistem Resi Gudang maka jumlah Resi Gudang yang terbit juga mengalami peningkatan. Pada Tahun 2013 Jumlah Resi Gudang yang terbit adalah sebanyak 532 Resi atau meningkat sebanyak 40% dari tahun sebelumnya. Adapun peningkatan jumlah resi gudang, dan volume komoditi Sistem Resi Gudang selama enam tahun terakhir adalah sebagai berikut :
Along with the growth of warehouse number included in WRS,the number of Warehouse Receipts issuance were also growing. In 2013, the number of warehouse receipts issuance reached 532 receipts or increased 40% from previous year. Last six year’s ware house receipts growth and WRS’ commodities can be seen on following graph:
Dari tahun ke tahun SRG menunjukan pertumbuhan yang signifikan. Pada tahun 2013, dibandingkan pada penerbitan pada tahun 2012 maka jumlah Resi Gudang yang telah diterbitkan meningkat 40 % (153 resi). Peningkatan juga terjadi untuk volume komoditi sebesar 15 % (2.652 ton), nilai komoditi sebesar 17 % (Rp. 15,7 milyar) dan pembiayaan yang diberikan dari Lembaga Keuangan (Bank/Non-bank) sebesar 33 % (Rp. 8,1 milyar).
From time to time WRS shows significant growth. In 2013 the number of issued Warehouse Receipts were 153 receipts or increased 40% if compared with previous year’s result. The growth also happened for commodities volume as much as 15% (2.652 Tones), 17% in commodities value (15.7 billion) and 33% in funding/credit (8.1 Billion Rupiah) given by financial institutions (banks/non banks).
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
97
Sistem Resi Gudang
98
Dari tabel diatas terlihat bahwa sejak tahun 2010 nilai resi gudang terus bertambah dalam jumlah yang relatif besar lonjakan nilai resi gudang ini terjadi karena mulai banyaknya daerah yang telah mengimplementasikan Sistem Resi Gudang. Peningkatan pemahaman masyarakat ini tidak terlepas dari upaya yang dilakukan Bappebti yaitu melalui sosialisasi dan edukasi termasuk memberikan bimbingan/asistensi teknis baik kepada masyarakat (petani, kelompok tani, gapoktan, UKM, dan Koperasi Tani) maupun kepada pelaku usaha dan stakeholder terkait. Berikut ditampilkan tabel perkembangan jumlah pelaku usaha yang telah memanfaatkan Sistem Resi Gudang dari tahun ke tahun.
From above figures, it can be seen that in 2010, the value of warehouse receipts is growing exponentially. The surprising growth was the result of WRS implementation in many regions. The improvement of public understanding also can not be separated from CoFTRA’s efforts through socialization and education including providing technical assistance to public (farmers, farmers groups, Small, Medium Business, and Farmers Cooperations) or to all stakeholders. The number of stakeholders that have utilized WRS from time to time is shown on following table
Walaupun mengalami peningkatan, namun potensi volume hasil panen petani secara nasional masih cukup besar, sehingga volume komoditi yang disimpan dalam gudang SRG masih perlu ditingkatkan agar dapat menjadi salah satu tolak ukur pemerintah dalam memperhitungkan stok pangan nasional.
Even though the growth was significant, but farmers’ harvest volume potential is still big in national level, therefore the commodities’ volume which is stored within the WRS Warehouses stil need to be increased. This figure then will be one of the benchmark that will enable government to calculate national food stock.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Warehouse Receipt System Salah satu indikator utama meningkatnya pembinaan dan pengawasan Pasar Lelang dan Sistem Resi Gudang adalah meningkatnya jumlah nilai Resi Gudang. Pada Tahun 2013 Bappebti menargetkan pencapaian nilai Resi Gudang sebesar Rp.100 Milyar, dan pencapaian sampai dengan bulan Desember 2013 adalah sebesar Rp. 108,95 Milyar, sehingga nilai capaian kinerja adalah sebesar 108,9% atau melebihi target yang ditetapkan. Hasil capaian kinerja yang sesuai dengan target ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain: 1. Pada tahun 2013 terjadi panen raya yang cukup besar di beberapa daerah untuk produksi gabah, beras dan jagung dan tidak adanya kegagalan panen. 2. Pada saat panen, harga untuk komoditi tersebut secara umum mengalami penurunan sehingga banyak petani atau pelaku usaha yang tertarik untuk melakukan tunda jual dengan memanfaatkan Skema Sistem Resi Gudang. 3. Meningkatnya pemahaman pelaku usaha khususnya petani, kelompok tani, gapoktan, dan koperasi tani mengenai manfaat Sistem Resi Gudang.
One main indicator that indicates improvement of Auction Market and WRS supervision and monitoring is the increase of Warehouse Receipts’ value. In 2013, CoFTRA has targeted Warehouse Receipts achievement as much as 100 Billion Rupiah and up until December 2013, the total value has reached Rp.108.95 Billion; therefore performance achievement was 108.9% or exceeded the set goal. The excellent performance achievement was caused by several factors such as: 1. In 2013, in several regions has experienced harvesting seasons for gabah, rice and corn commodities. 2. During harvest, those price commodities in general had decreased; many farmers and stakeholders showed their interest to delay the commodities sell by utilizing WRS Scheme. 3. The improvement stakeholders’ understanding especially farmers, farmers group, gapoktan and farmers cooperation regarding Warehouse Receipt System.
3. Pembinaan dan Pengawasan
3. Development and Monitoring Activities
3.1 Pelatihan Teknis
3.1 Technical Training
a.
a.
Pelatihan Calon Pengelola Gudang Pengelola Gudang merupakan salah satu komponen kelembagaan dalam Sistem Resi Gudang yang memiliki peran sangat penting. Pengelola Gudang adalah pihak atau lembaga yang melakukan usaha pergudangan, baik Gudang milik sendiri, pemerintah, maupun milik orang lain, yang melakukan penyimpanan, pemeliharaan, dan pengawasan barang yang disimpan/dititipkan oleh pemilik barang serta berhak menerbitkan Resi Gudang.
BAPPEBTI
Training for Warehouse Managers’ Candidate Warehouse manager is an institution component in WRS which has very important role Warehouse Managers is a party/institution who runs warehousing business, either self owned warehouse, government owned or owned by other parties which covers several activities such as storing, maintaining, and supervising of stored items and has right to issue Warehouse Receipt.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
99
Sistem Resi Gudang
100
Sehubungan dengan hal di atas, guna mendukung kelancaran implementasi Sistem Resi Gudang di daerah, pada Juni 2013 Bappebti melakukan kegiatan Pelatihan Calon Pengelola Gudang di Bantul, Yogyakarta untuk mempersiapkan SDM calon Pengelola Gudang yang handal dan professional, yang akan mengelola gudang-gudang SRG yang telah dibangun pemerintah, khususnya melalui dana DAK T.A. 2012.
To support the efficiency of WRS implementation, in June 2013 CoFTRA had conducted Training for Warehouse Managers’ Candidate in Bantul Yogyakarta which objective is to prepare professional and reliable human resources to operate WRS warehouses built by government, especially through 2012’s DAK Fund.
b. Pelatihan Penyuluh Lapangan Keberhasilan implementasi dan optimalisasi pemanfaatan SRG oleh para petani maupun pelaku usaha juga tidak terlepas dari tertibnya penatausahaan SRG dan peran serta masyarakat, khususnya petani dan para pelaku usaha terkait dalam mengetahui dan memahami teknis pelaksanaan Sistem Resi Gudang. Kemudahan akses terhadap informasi tentang SRG juga menjadi salah satu hal yang perlu mendapatkan perhatian.
b. Training For Field Extension Staffs The success of implementation and optimalization of WRS’ utilization by farmers and stakeholders can not be separated from WRS managerial order and public participation, especially farmers and stakeholders in knowing and understanding WRS technical implementation. The WRS information availabilities and its access simplicity is also a key point that needs to be observed.
Untuk mempercepat perluasan informasi tentang teknis pelaksanaan SRG, pada bulan Mei 2013 Bappebti bekerjasama dengan Kementerian Pertanian kembali melakukan Pelatihan Tenaga Penyuluh Lapangan SRG. Pelatihan dilaksanakan di Surabaya, diikuti oleh peserta yang terdiri dari Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi perdagangan, Penyuluh Pertanian Lapangan, dan Pengurus Gapoktan yang berasal dari daerah lokasi Gudang SRG yang dibangun melalui dana DAK tahun 2011 dan 2012.
To accelerate information spread on WRS technical implementation, in May 2013, CoFTRA in partnership with Minister of Agriculture again had conducted WRS Training for Field Extension Staff. The training conducted in Surabaya, followed by participants who came from various agencies that deal with trade, farmer extension, and Gapoktan management teams that come from the warehouses locations built by 2011 and 2012 DAK Fund.
Tenaga PPL yang dimiliki Kementerian Pertanian merupakan ujung tombak program sosialisasi bidang pertanian. Dengan demikian diharapkan program sosialisasi SRG kepada para petani melalui PPL akan sangat efektif karena merekalah yang secara langsung dan intensif berhadapan dengan petani, baik secara individu maupun kelompok, khususnya di daerah-daerah lokasi kerja mereka.
The Minister of Agriculture’s Field Agriculture Extension staffs is the “tip of sword” in educating the farmers. It is hoped that WRS socialization programs to all farmers will be very effective and efficient, since they are dealt face to face intensively with farmers, either individually or in group, especially in their working area.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Warehouse Receipt System 3.2
Pertemuan Teknis
3.2 Technical Meeting
Sejak pertama kali dimulainya pelaksanaan proyek percontohan di Indramayu dan Jombang pada tahun 2008, implementasi Sistem Resi Gudang di Indonesia tampak terus berkembang. Semakin meluasnya cakupan wilayah pelaksanaan SRG tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah setempat, khususnya Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) yang membidangi perdagangan, dalam melakukan langkah-langkah persiapan maupun pelaksanaan SRG.
Since the implementation of Pilot Project in Indramayu and Jombang in 2008, the implementation of WRS in Indonesia is seen as growing continuously. The expansion of WRS area of implementation can not be separated from active participation of local government, especially Local Government Working Unit (SKPD) which deals with trading in implementing WRS preparation and execution steps.
Untuk menciptakan wadah komunikasi dan koordinasi yang dapat mendorong pelaksanaan SRG di daerah, pada bulan April 2013 Bappebti menyelenggarakan 2 (dua) gelombang Pertemuan Teknis SRG. Gelombang pertama diikuti oleh para Kepala Dinas yang membidangi perdagangan dari 15 (limabelas) perwakilan pemerintah daerah yang telah menyelesaikan pembangunan gudang SRG pada tahun 2012. Sedangkan gelombang kedua diikuti oleh para Kepala Dinas yang membidangi perdagangan yang telah menyelesaikan pembangunan gudang SRG sebelum tahun 2012, namun sampai dengan 2013 gudang yang telah ada tersebut belum dimanfaatkan untuk penimpanan komoditi dalam skema SRG.
To facilitate communication and coordination which can foster the implementation of WRS in regions, in April 2013, CoFTRA has organized 2 WRS’ technical meetings. First batch was followed by Heads of Trade Agencies from 15 regional governments which has finished WRS’ warehouses construction in 2012. Second batch is followed by Heads of Trade Agencies which has finished WRS’ warehouses construction before 2012, but until 2013, those warehouses still have not yet been utilized to store commodities in WRS’ scheme.
Melalui pertemuan teknis ini diharapkan dapat disusun langkah-langkah penyiapan implementasi SRG, dan diperoleh solusi terhadap kendalakendala yang selama ini dihadapi sehingga pelaksanaan SRG menjadi terhambat.
It is hoped that by the technical meeting, WRS implementation steps can be arranged and solution for obstacles in implementing WRS can be obtained.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
101
Sistem Resi Gudang
102
3.3 Kelompok Kerja SRG
3.3 WRS’s Tasks Forces
Untuk memudahkan koordinasi kebijakan antar kementerian/lembaga dan mempercepat implementasi SRG di Indonesia, sejak tahun 2010 Bappebti telah menggagas pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) Sistem Resi Gudang yang anggotanya terdiri dari berbagai Kementerian dan lembaga terkait. Pada tahun 2013, Kelompok Kerja SRG beranggotakan Kementerian/Lembaga terkait meliputi Kemenko bidang Perekonomian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Keuangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Koperasi dan UKM, Bank Indonesia, Para Pengelola Gudang SRG (PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero), PT. Pertani (Persero), PT. Sucofindo (Persero), Perum BULOG, PT. BRI (Persero), dan PT. Kliring Berjangka Indonesia (Persero).
To facilitate policy coordination between ministry/agency and accelerate SRG implementation in Indonesia, since 2010 CoFTRA has suggested formation of WRS’ Task Force. In 2013, WRS’ task force consisted of members that came from various ministries/agencies such as Ministry of Economic Affairs Coordinator, Ministry of Trade, Ministry of Finance, Ministry of Agriculture, Ministry of Forestry, Ministry of Fisheries, Ministry of Interior, Ministry of Cooperation and SME, Bank of Indonesia, WRS’ warehouse managers (PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero), PT. Pertani (Persero), PT. Sucofindo (Persero), Perum BULOG, PT. BRI (Persero), dan PT. Kliring Berjangka Indonesia (Persero).
Kelompok Kerja ini melakukan pertemuan secara rutin dan berkala untuk mensinergikan kebijakan dari masing-masing lembaga tersebut dalam mendukung penyelenggaraan SRG di Indonesia dan mencarikan solusi terhadap berbagai permasalahan SRG di lapangan.
This task force has conducted regular meeting to synegize each agencies policies in suppoeting WRS implementation in Indonesia and find solution to various WRS Problem in field.
Di tahun 2013 pertemuan para anggota Pokja SRG juga didukung penuh oleh Kementerian Koordinator bidang Perekonomian khususnya dalam rangka pengendalian inflasi di daerah. Pada beberapa pertemuan, Kemenko Perekonomian melakukan pertemuan Pokja SRG dengan melibatkan juga Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di beberapa propinsi dan kabupaten/kota.
In 2013, meeting of WRS’ Task Force had also been fully supported by Ministry of Economic Affairs Coordinator, especially in regulating inflation in regions. In various meeting Ministry of Economic Affairs Coordinator conducted meeting with WRS’ Task Force together with Regional Team of Inflation Regulation (TPID) in several provinces and regencies/cities.
3.4 Asistensi Implementasi SRG
3.4 Mentoring of WRS’s Implementation
Dalam rangka untuk mempercepat implementasi SRG secara nasional dan meningkatkan pemanfaatan SRG sebagai alternatif pembiayaan bagi petani, UKM, dan pelaku usaha lainnya, Bappebti terus melakukan pembinaan dan asistensi teknis tentang SRG kepada instansi terkait dan para pelaku usaha (Petani, Koperasi, UKM) di daerah. Selama tahun 2013, selain memberikan edukasi mengenai SRG di daerah,
To accelerate WRS’ implementation and to improve WRS utilization as funding alternative for farmers, SME and other stakeholders, CoFTRA continuously conducting supervision and technical mentoring regarding WRS to concerned agencies and all stakeholders (farmers, cooperation, SME) in regions. In 2013, beside provided regarding WRS in regions, CoFTRA had also conducted identification of various obstacles
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Warehouse Receipt System Bappebti juga sekaligus melakukan identifikasi berbagai kendala yang muncul dalam pelaksanaan SRG dan memberikan petunjuk serta mencarikan solusinya apabila terdapat permasalahan teknis yang belum terpecahkan.
which appeared in implementing WRS and gave solutions if there are any technical problems that have not yet been solved.
3.5 Pengawasan Kelembagaan
3.5 Institutional’s Monitoring
Untuk menjaga integritas SRG agar sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku, Bappebti secara berkesinambungan terus melakukan pengawasan terhadap lembaga SRG dan evaluasi atas pelaksanaan SRG di lapangan. Pengawasan SRG dilakukan dengan pemantauan melalui Sistem Informasi Resi Gudang (IS-WARE) yang bersifat online dan real-time. Sistem ini mengintegrasikan lembaga-lembaga dalam SRG yang meliputi Pengelola Gudang, Lembaga Penilaian Kesesuaian, Pusat Registrasi, Badan Pengawas, dan Bank/Lembaga Keuangan NonBank.
To maintain WRS’ integrity CoFTRA continuously conducting monitoring to WRS institution and evaluating of WRS implementation in field. WRS monitoring is conducted by using online and real-time Warehouse Receipts Information System (IS-WARE). This system integrates WRS’ institutions, which consist of Warehouse Managers, Surveyors of Suitability, Registration Centres, Supervision Body and Bank/Non Bank Financial Institutions.
Selain melalui IS-WARE, pengawasan juga dilakukan dengan cara berkunjung langsung ke lapangan, baik secara periodik/terjadwal atau sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan. Pengawasan di lapangan meliputi pemeriksaan terhadap kuantitas dan kualitas barang yang disimpan di Gudang, manajemen pengelolaan barang, dan dokumen-dokumen yang terkait dengan penerbitan Resi Gudang. Selain pengawasan terhadap SRG, Bappebti juga melakukan pemantauan terhadap penyaluran Skema Subsidi Resi Gudang.
Beside using IS-WARE, monitoring is also conducted by direct visit to field, either periodic/ scheduled or without prior notice. Field monitoring covers inspection of quality and quantity of stored goods in warehouses, goods/ items management and Warehouse Receipts issuance related documents. CoFTRA also conducting monitoring of Warehouse Receipts Subsidies Schemes Distribution
3.6 Monitoring Skema Subsidi Resi Gudang
3.6 Monitoring of Warehouse Receipts Subsidies Schemes
Pada tahun 2009 Pemerintah melalui Menteri Keuangan dan Menteri Perdagangan meluncurkan program kredit bersubsidi untuk mendukung pelaksanaan Sistem Resi Gudang, dikenal dengan Skema Subsidi Resi Gudang (S-SRG), yang diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2009 dan Peraturan Menteri Perdagangan nomor 66/M-DAG/PER/12/2009.
In 2009, Government through Minister of Finance and Minister of Trade had launched program of subsidized credits to support implementation of WRS, or better known as Warehouse Receipts Subsidies Schemes (S-SRG), which was regulated by Minister of Finance Regulation Number 171/ PMK.05/2009 and Miniter of Trade Regulation Number 66/M-DAG/PER/12/2009.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
103
Sistem Resi Gudang
104
Peraturan tersebut mengatur tentang penyaluran kredit yang mendapat subsidi bunga dari pemerintah dengan jaminan Resi Gudang. Dalam peraturan dimaksud, disebutkan kegiatan yang bisa dibiayai melalui skema subsidi ini adalah usaha produktif untuk mendukung kegiatan produksi pertanian yang hanya dimanfaatkan oleh Petani, Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani, serta Koperasi Tani.
Those regulations regulate credit distributions which get interest subsidy by government with Warehouse Receipts as collateral. On intended regulations, it is said that activities that can be funded through this subsidy scheme is productive activities to support agricultural activities and can only be utilized by farmers, farmers group, association of farmers groups and Farmers Cooperation.
Memperhatikan amanat yang tertuang dalam kedua Peraturan Menteri tersebut di atas dan sesuai dengan tugas dan fungsi Bappebti, maka perlu dilakukan monitoring dan pengawasan terhadap pelaksanaan S-SRG agar tepat guna dan tepat sasaran. Dengan pengawasan yang dilaksanakan Bappebti ini diharapkan penyaluran Skema Subsidi Resi Gudang dapat berjalan dengan lancar, tertib, teratur, dan tepat sasaran sesuai dengan peraturan dan perundangundangan yang berlaku.
It is necessary to conduct monitoring and supervision in S-SRG implementation to ensure its effectiveness , efficiency and target oriented. It is hoped that through monitoring, carried out by CoFTRA Warehouse Receipt Subsidy Scheme can be implemented effectively, efficiently and target oriented in accordance with applied law and regulation.
Di tahun 2013, pelaksanaan penyaluran S-SRG dilakukan di 22 kabupaten yang telah mengimplementasikan SRG yaitu Pasaman Barat, Indramayu, Cianjur, Bogor, Sumedang, Jepara, Wonogiri, Nganjuk, Probolinggo, Tuban, Probolinggo, Jombang, Blitar, Sampang, Mojokerto, Ngawi, Bojonegoro, Banyuwangi, Lombok Barat, Makassar, Sidrap, Pinrang.
In 2013, S-SRG distribution has been done in 22 regencies that have implemented WRS, namely: West Pasaman, Indramayu, Cianjur, Bogor, Sumedang, Jepara, Wonogiri, Nganjuk, Probolinggo, Tuban, Probolinggo, Jombang, Blitar, Sampang, Mojokerto, Ngawi, Bojonegoro, Banyuwangi, West Lombok, Makassar, Sidrap, Pinrang.
Pemantauan penyaluran S-SRG dilakukan melalui wawancara dengan Pemilik Barang, Pengelola Gudang, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) bidang Perdagangan, dan Lembaga Keuangan penyalur S-SRG, serta melalui pemeriksaan dokumen yang ada di Lembaga Penyalur S-SRG yang telah mendapat persetujuan dari Kementerian Keuangan antara lain Bank BRI, Bank Jatim, Bank Jateng, Bank Kalsel, dan Bank BJB.
Monitoring of S-SRG distribution is done by interviewing goods owners, Warehouse Managers, Local Government Working Unit (SKPD) which deals with trade, financial institution of S-SRG distributors and through documents checking in institutions of S-SRG distribution which have been approved by Ministry of Finance such as Bank BRI, Bank Jatim, Bank Jateng, Bank Kalsel, dan Bank BJB.
4.
4.
Penunjang SRG
WRS Supports
4.1 Sistem Pengawasan Online
4.1 Online Monitoring System
Pemanfaatan Teknologi Informasi untuk mendukung peran dan tugas Bappebti dalam menjaga integritas SRG menjadi hal yang sangat
The utilization of IT to support CoFTRA’s roles and duties in maintaining WRS’ integrity became very important along with growing of WRS’ coverage
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Warehouse Receipt System penting seiring dengan luasnya cakupan wilayah pelaksanaan SRG dan terus meningkatnya jumlah transaksi serta kelembagaan SRG. Dengan perkembangan tersebut diperlukan pengawasan yang efektif agar implementasi SRG berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan tujuan serta sasaran yang telah ditetapkan.
area and groeing of transactions numbers. Those development requires effective monitoring to ensure that WRS implementation is in line with applied regulation, objective and set target.
Dalam menjalankan fungsi pengawasan SRG, Bappebti memanfaatkan Sistem Pengawasan SRG yang bersifat online, realtime, dan terintegrasi dengan Sistem Informasi Resi Gudang (IS-WARE) yang dikembangkan oleh Pusat Registrasi. Sistem Pengawasan SRG digunakan oleh Bappebti sebagai suatu Early Warning System yang dapat memberitahukan kepada Bappebti terhadap potensi terjadinya masalah. Sistem Pengawasan juga sangat membantu dalam melakukan pengawasan secara online maupun pada saat melakukan pengawasan langsung di lapangan.
In conducting WRS monitoring function, CoFTRA use on-line, real time WRS’ Monitoring System and it is integrated with Warehouse Receipts Information System (IS-WARE) developed by Registration Centre. WRS Monitoring System used by CoFTRA as an Early Warning System that will inform CoFTRA of potential problems. Monitoring System is also very helpful in conducting online monitoring or when conducting direct monitoring in field.
4.2 Lembaga Pembiayaan SRG
4.2 WRS Financing Institutions
Selama ini para petani dan pelaku usaha menghadapi masalah dalam akses pembiayaan atau mendapatkan kredit dari lembaga perbankan, karena adanya persyaratan jaminan berupa fixed asset. Untuk itu guna memberikan kemudahan dalam memperoleh pembiayaan, pemerintah mengembangkan Sistem Resi Gudang dimana Resi Gudang dapat dipakai sebagai jaminan untuk memperoleh pembiayaan dari bank.
Currently, farmers and stakeholders are facing problems in accessing funding or obtaining credit from banks, due to fixed assets collateral requirements. To provide solution in obtaining funding/credit, government develops Warehouse Receipt System, where its receipts can be used as collateral to get funding from banks.
Melalui upaya yang sungguh-sungguh dengan melibatkan otoritas tertinggi bidang perbankan, sebagai hasilnya beberapa bank dan lembaga non-bank, telah bersedia menyalurkan pembiayaan dalam rangka implementasi SRG. Adapun perbankan yang telah menyalurkan pembiayaan melalui SRG adalah: Bank BRI, Bank Jatim, Bank BJB, Bank Jateng, dan Bank Kalsel. Kelima Bank tersebut juga menyalurkan Subsidi Bunga Resi Gudang (S-SRG) dimana para pelaku usaha hanya membayar suku bunga kredit sebanyak 6% pertahun. Pemberian S-SRG ini ditujukan kepada para petani, kelompok tani, Gapoktan, dan Koperasi. Selain lembaga perbankan, juga terdapat Lembaga Keuangan
Through serious efforts which involved banking highest authority, banks and non bank financial institutions have agreed to distribute funding in implementing WRS. Several banks that have agreed to distribute funding through WRS are: Bank BRI, Bank Jatim, Bank BJB, Bank Jateng, dan Bank Kalsel. Those five banks also distribute Warehouse Receipt Interest Subsidy (S-SRG) - in this scheme stakeholders only pay 6%/p.a for their credit’s interest. The scheme is targeted farmers, farmers group, gapoktan and cooperative. There are also non bank financial institution that distribute WRS’ funding, namely Lembaga Penyaluran Dana Bergulir (LPDB) - Minister of Cooperatives and SME and Program Kemitraan
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
105
Sistem Resi Gudang
106
Non Bank (LKNB) yang menyalurkan pembiayaan SRG yaitu: Lembaga Penyaluran Dana Bergulir (LPDB) - Kemenkop dan UKM dan Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) - PT Kliring Berjangka Indonesia.
Bina Lingkungan (PKBL) - PT Kliring Berjangka Indonesia.
4.3 Penandatangan Nota Kesepahaman Implementasi Sistem Resi Gudang antara Bappebti dengan PT Pos Indonesia (Persero)
4.3 Signing of MoU of WRS Implementation between CoFTRA and PT. Pos Indonesia (Persero)
Sebagai suatu sistem, pengembangan SRG di Indonesia tidak dapat dilakukan tanpa adanya keterlibatan berbagai pihak, mulai dari hulu yaitu masa pembudidayaan komoditi, hingga hilir yaitu pemasaran hasil komoditi. Oleh karena itu, untuk dapat mewujudkan tujuan hadirnya SRG, maka kerjasama dengan lembaga lain sangat diperlukan, tanpa adanya keterlibatan berbagai Instansi/Lembaga baik Pemerintah maupun Swasta, maka pelaksanaan dan pengembangan SRG di Indonesia akan menghadapi banyak keterbatasan. Oleh karena itu, Bappebti membuka peluang dan terus mendorong peran aktif dari semua pihak yang terkait untuk dapat ikut serta mengembangkan SRG.
As a system, the WRS development can not be done without involvement from various party, starting from upstream such as : commodities’ cultivation period until downstream namely commodities marketing. To implement its objective, cooperation with other entities/ parties is absolutely important. Without active participation from governmental agencies, private entities, the implementation of WRS will face many challenges. Therefore CoFTRA opens possibilities and continuously fosters active roles from concerned parties to further develop WRS.
Sistem Resi Gudang memerlukan adanya Pengelola Gudang dan pihak yang dapat menghubungkan antar gudang dan pasar. PT Pos Indonesia memiliki kapabilitas untuk memainkan peran lebih besar dalam pelaksanaan SRG karena luasnya cakupan jaringan yang dimiliki oleh PT Pos Indonesia, dan terus tumbuhnya inovasi bisnis yang dilakukan oleh PT Pos Indonesia, maka kerjasama antara Bappebti dengan PT Pos Indonesia memberikan harapan baru akan semakin cepat dan optimalnya pelaksanaan dan pemanfaatan SRG oleh masyarakat.
WRS requires Warehouse Manager and a party that can connect warehouses and markets. PT.Pos Indonesia has capabilities to play bigger role in implementing WRS, bearing in mind of its wide business coverage and its continuous innovation. It is hoped that through cooperation between CoFTRA and PT. Pos Indonesia WRS implementation and utilization by public can be faster and optimal.
Menyadari akan hal tersebut, maka pada saat Seminar Nasional SRG 2013 Bappebti bersama dengan PT POS INDONESIA melakukan penandatanganan MOU Kerjasama Pengembangan Implementasi Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang, memperpanjang MOU yang sebelumnya telah ditandatangani pada tahun 2012.
Realizing that reality, in 2013 WRS National Seminar, CoFTRA in cooperation with PT.POS INDONESIA signed MoU of WRS and Auction Market Implementation, renew the previous MoU that had been signed in 2012.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Warehouse Receipt System Melalui kesepahaman ini, Bappebti maupun PT Pos Indonesia sepakat untuk secara sinergis melanjutkan optimalisasi potensi yang dimiliki masing-masing berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance), melanjutkan apa yang telah dilakukan penyiapannya pada tahun 2012.
Through this understanding, both CoFTRA and PT.Pos Indonesia agreed synergically continue to optimize both parties’ potentials based on good corporate governance principals, continue what have been prepared in 2012.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
107
PASAR LELANG KOMODITI COMMODITY AUCTIONS MARKET
108
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
AN ORAL AUCTION IS MOST APPROPRIATE FOR HIGH-VALUE SALES OR WHERE SEVERAL COMMODITY CAN BE AUCTIONED AT ONE TIME - Anonymous
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
109
110
Pasar Lelang Komoditi (PLK) merupakan sarana bertemunya penjual dan pembeli yang menggunakan sistem lelang dengan penyerahan kemudian. Tujuan dari PLK adalah untuk mendapatkan harga yang wajar, adil, dan transparan. Kehadiran PLK diharapkan dapat memperpendek mata rantai perdagangan sehingga perdagangan menjadi lebih efisien, disamping mendukung perekonomian daerah dan perekonomian nasional sebagai sarana pembentukan harga. Manfaat lain dari adanya PLK adalah petani dapat melakukan perencanaan pola tanam yang lebih baik serta mendorong petani untuk berproduksi secara lebih baik yang dapat meningkatkan pendapatan mereka, dan pada akhirnya masyarakat dapat menikmati harga yang lebih kompetitif. Nilai transaksi pada tahun 2013 yang dihasilkan dari penyelenggaraan Pasar Lelang oleh Dinas maupun swasta berhasil mencatatkan transaksi sebesar Rp. 1,07 trilyun.
Commodities Auction Market (CAM) is place and mechanism where buyers and sellers meet. Transaction are conducted through auction mechanism and commodities are delivered later on. The objective of CAM is to obtain fair, transparent and just price. It is hoped that through the existence of CAM, the trading chain can be made shorter and more efficient, it will also support regional and national economy as a medium of price setting. Other CAM objective is that farmers can plan their cultivation patterns better and pushing them to work and produce better harvest that will increase their income and at the end public will enjoy more competitive price. Transaction value in 2013 obtained from government and private Auction Market have booked Rp.1.07 trillion
1.
1.
Langkah-Langkah Strategis
Strategic Steps
1.1 Program Revitalisasi
1.1 Revitalization Program
Untuk menjaga kredibilitas Pasar Lelang, Bappebti melakukan upaya Revitalisasi Pasar Lelang. Melalui program Revitalisasi Pasar Lelang, penyelenggaraan Pasar Lelang nantinya akan dilaksanakan secara mandiri oleh pihak yang profesional dengan menerapkan bentuk kelembagaan, sistem keanggotaan yang terorganisir, standardisasi dari produk unggulan yang akan dilelang, adanya sistem penjaminan, serta penggunaan Teknologi Informasi (IT) yang
To maintain Auction Market credibility, CoFTRA conducted Auction Market Revitalization efforts. Through Auction Market Revitalization program, the organization of Auction Market will conducted autonomously by a professional entity, by applying organized institutional, membership system, standardization of aucted prime commodities, the existence of a warranties system and application of better IT in transactions bid systems. The objective of Auction Market
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
lebih baik dalam sistem penawaran transaksi. Tujuan dari pelaksanaan Revitalisasi Pasar Lelang adalah untuk membentuk Penyelenggara Pasar Lelang yang mandiri dan profesional. Dengan mandiri dimaksudkan bahwa penyelenggaraan pasar lelang sedapat mungkin tidak lagi mengandalkan APBN atau APBD karena Penyelenggara Pasar Lelang diharapkan memiliki sumber anggaran sendiri yang berasal dari fee yang dikenakan kepada anggota lelang. Sedangkan profesional berarti bahwa penyelenggaraan pasar lelang dilakukan oleh pihak yang memang fokus untuk menyelenggarakan pasar lelang.
Revitalization is to create Organized Auction Market which Autonomous and Professional. By creating an autonomous market, it is hoped that auction market organization will no longer rely on State or Regional Budgets, since an autonomous market can have its own budget which is come from fees collected from auction members. While professional means that organization of auction market will be conducted by an entity/party that is focusing and capable to handle auction market.
Keberhasilan suatu Pasar Lelang dapat dilihat dari tolok ukur antara lain catatan total transaksi yang cukup tinggi dari setiap kali penyelenggaraan lelang, banyaknya peserta lelang, rendahnya gagal serah dan gagal bayar, komoditi yang diperdagangkan mencerminkan komoditi unggulan daerah, serta frekuensi penyelenggaraan yang cukup banyak setiap tahunnya. Aspek lain yang juga menjadi sorotan Bappebti adalah adanya bentuk perhatian dari pemangku kepentingan di daerah tersebut dalam mengembangkan Pasar Lelang.
The success of an Auction Market from several benchmarks, such as large amount of transaction value from each auction session, large number of auction participants, low rate of hand over or payment failures, transacted commodities are regional’s prime commodities, and large number of auction sessions in a year. Other aspect that is also considered by CoFTRA is efforts/attention showed by a regional’s stake holders to develop Auction Market.
Dari Pasar Lelang yang ada telah dipilih 5 (lima) Penyelenggara Pasar Lelang untuk direvitalisasi, yaitu Pasar Lelang Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan. Pemilihan kelima daerah itu karena dalam praktiknya dinilai cukup berhasil dalam mengembangkan pasar lelang sesuai dengan konsep yang ada.
From existing Auction Market, 5 Auction Market Organizers have been selected to be revitalized West Java, Central Java, East Java, Bali and South Sulawesi Auction Markets. The selection of those 5 regions is considered as successful in developing auction market according to existing concepts.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
111
Pasar Lelang Komoditi
112
1.2 Persetujuan Penyelenggara Pasar Lelang
1.2 Approval for Auction Market Organizers
Selama ini penyelenggaraan Pasar Lelang dilakukan oleh Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) di Pemerintah Provinsi yang membidangi perdagangan dan pihak swasta. Bagi penyelenggara pasar lelang oleh SKPD, kegiatan pembinaan, pengawasan, serta pembiayaannya diperoleh melalui Dana Dekonsentrasi APBN Bappebti. Jumlah penyelenggara Pasar Lelang yang mendapat persetujuan dari Bappebti sampai dengan akhir tahun 2012 tercatat sebanyak 17 (tujuhbelas) penyelenggara yaitu PT. iPASAR Indonesia (swasta) dan 16 (enambelas) buah SKPD yang membidangi perdagangan tingkat provinsi. Ke-16 penyelenggara tersebut adalah Sumatera Barat, Riau, Jambi, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Gorontalo.
Currently, the organization of Auction Market is held by Local Government’s Provincial Working Unit (SKPD) which deals with trading and private entities. The auction market organized by SKPD, its funding, supervision and monitoring is funded by State’s Budget Deconcentration Fund. The number of Auction Market organizers which were approved by CoFTRA up until the end of 2012 were 17 (seventeen) organizers, namely PT. iPASAR Indonesia (private entity) and 16 SKPD which deals with trading in provincial level, namely : West Sumatera, Riau, Jambi, Lampung, Jakarta, West Java, Central Java, Yogyakarta, East Java Timur, Bali, West Nusa Tenggara, West Kalimat, North Sulawesi, South Sulawesi, South East Sulawesi and Gorontalo.
2.
2.
Pasar Lelang Oleh Dinas Yang Membidangi Perdagangan
Auction Market organized by Trading Agencies
2.1 Jumlah Penyelenggara Pasar Lelang
2.1 Number of Auction Market Organizers
Dalam perjalanannya sejak tahun 2003 hingga tahun 2010, lalu, jumlah PLKA yang dibiayai oleh APBN (Dana Dekonsentrasi) mencapai sebanyak 21 Pasar Lelang. Namun di tahun 2012, sebanyak 2 (dua) Pasar Lelang dihentikan kegiatan penyelenggaraannya yaitu PLKA Agam di Sumbar dan Barlingmascakab di Jateng. Pada Tahun 2012 terdapat 3 (tiga) Pasar lelang yang dihentikan yaitu Sumatera Utara, Bengkulu, dan Kalimantan Timur dan pada tahun 2013 terdapat 3 (tiga) Pasar Lelang yang ditutup yaitu Riau, Kalimantan Barat, dan DKI Jakarta. Penutupan Penyelenggara PLKA tersebut karena dinilai kurang berkembang, baik dari segi volume transaksi maupun rendahnya frekuensi penyelenggaraan lelang. Selain itu komoditi yang diikutsertakan dalam penyelenggaraan Pasar Lelang tersebut juga tidak mencerminkan komoditi unggulan daerah yang bersangkutan. Penutupan tersebut juga dimaksudkan untuk memusatkan kegiatan pasar lelang di daerah yang mempunyai potensi dalam penyelenggaraan pasar lelang.
From 2003-2010 number of PLKA funded by APBN (Deconcentration Fund) have reached 21 Auction Markets. But in 2012, 2 (two) auction markets had been terminated namely PLKA Agam in West Sumatera and Barlingmascakab in Central Java. Also in 2012, 3 (three) Auction Markets had been terminated, North Sumatera, Bengkulu, East Kalimantan and in 2013, there are 3 (three) Auction Markets that had been terminated, Riau, West Kalimantan and Jakarta. The PLKAs’ termination due to low volume of transaction or low number of auction sessions in a year. The aucted commodities did not also reflect regional’s prime commodities. The termination is intended to focus auction markets activities in regions that have potentials in auction markets organization.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Commodity Auction Market 2.2 Nilai Transaksi Pasar Lelang
2.2 Auction Market Transaction Value
Walaupun jumlah penyelenggara Pasar Lelang pada tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012 tetapi nilai transaksi pada 2013 justru mengalami peningkatan. Selama tahun 2013 tercatat nilai transaksi dari penyelenggaraan Pasar Lelang oleh Dinas Provinsi yang membidangi perdagangan sebesar Rp. 1.064.804.471.300,- nilai transaksi ini lebih tinggi dibandingkan dengan nilai transaksi pada tahun 2012 yang tercatat sebesar Rp. 804.153.959.500,atau meningkat sebesar Rp. 260.650.511.800,(32,4%).
Even though number of 2013 auction markets organization decreased compared to 2012 organization; but the transaction value in 2013 increased. In 2013 total transaction of Auction Market organized by Provincial Trading Agency had booked Rp. 1,064,804,471,300 or increased by 32% (Rp.260,650,511,800) if compared with 2012’ transaction volume (Rp.804,153,959,500).
Nilai transaksi Pasar Lelang setiap daerah dapat dilihat pada tabel berikut :
Number of Auction Market’s transaction in each region can be seen on following table:
2.3 Frekuensi Pelaksanaan Lelang
2.3 Frequency of Auction Market Sessions
Dilihat dari frekuensi pelaksanaan lelang, pelaksanaan Pasar Lelang selama periode 2011 secara kumulatif mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode sebelumnya walaupun terdapat 3 (tiga) penyelenggara yang
Seen from frequency of auction market implementation, the number of auction sessions in 2011 increased if compared to previous periods, Even though 3 organizers were terminated. This result is due to several organizers
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
113
Pasar Lelang Komoditi
114
ditutup dimana hal ini disebabkan terdapat beberapa penyelenggara yang melaksanakan penyelenggaraan Pasar Lelang dengan dukungan APBD maupun gabungan APBN dan APBD. Tabeltabel berikut menunjukkan frekuensi pelaksanaan Pasar Lelang pada tahun 2012 di 16 daerah sebagai berikut:
conducted auction markets with support of Regional Budgets or combination of Regional and State’s Budget. The following tables shows the frequency of auction market sessions in 2012 in 16 regions :
2.4 Jenis Komoditas Pasar Lelang
2.4 Auction Market’s Commodities Items
Selama tahun 2013 komoditas yang ditransaksikan di Pasar Lelang tercatat sebanyak 163 (seratus enam puluh tiga) jenis komoditas di mana 10 (sepuluh) komoditas di antaranya merupakan komoditas dengan nilai transaksi terbesar. Dari gambar di bawah, kesepuluh komoditi tersebut berturut-turut adalah Beras, Jagung, Sapi, Kentang, Cengkeh, Rumput Laut, Pupuk, Gula Pasir, Kopi, dan Tembakau.
In 2013, Auction Markets had booked 163 (one hundred three) commodities items, 10 of which were commodities with the largest volume transactions. From below graph, those ten commodities are : Corn, Rice, Cows, Potatoes, Cloves, Sea Weed, Fertilizer, Granulated Sugar, Coffee and Tobacco.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Commodity Auction Market Tiga komoditi yang nilai transaksinya tertinggi merupakan komoditi yang juga memegang peranan penting dalam perdagangan komoditi secara nasional, yaitu Beras, Jagung, dan Sapi, masing-masing dengan nilai transaksi Rp. 296,2 M (27,8%), Rp. 146,2 M (13,7%), dan Rp. 87,2 M (8,2%).
Three largest transacted commodities are commodities that are the national key commodities, namely : Rice (Rp.296.2 Billion - 27.8%), Corn (Rp. 146.2 Billion - 13.7%) and Cow (Rp 87.2 Billion - 8.2%)
Dibandingkan dengan tahun 2012, terjadi pergeseran ragam komoditas yang menempati 10 besar produk dengan nilai transaksi terbesar. Urutan pertama masih tetap ditempati oleh beras, namun urutan berikutnya banyak mengalami perubahan. Jagung dan Sapi yang di tahun 2012 menempati urutan kedua dan ketiga, di tahun 2013 bertukar posisi.
Compared to 2012’ result, there was shifting of commodities that sit in 10 largest commodities with largest transaction value. First place is always rice, but second and third position changed. In 2012, Corn and Cow were second and third, but 2013 Cow was the second and Corn was in the third.
2.5 Pelaku Pasar Lelang
2.5 Auction Market Players
Para penjual maupun pembeli yang terlibat dalam kegiatan pasar lelang umumnya masih didominasi oleh peserta lelang yang berasal dari daerah Penyelenggara Pasar Lelang yang bersangkutan. Interkonektivitas antar pelaku Pasar Lelang antar daerah masih belum dapat terwujud dengan baik, karena untuk menghadirkan penjual atau pembeli dari luar daerah penyelenggaraan masih tergantung pada anggaran yang tersedia di masing-masing Dinas Penyelenggara Pasar
The seller and buyers involved in auction markets activities in general were still dominated from concerned Auction Market Organizer’s regions. Inter connectivity between auction markets participants between regions can not be fully realized, since to bring sellers or buyers from outside organization’s region still very much depend on Agency for Auction Market Organizers. Therefore revitalization steps are necessary to be taken in order to ensure creation of an
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
115
Pasar Lelang Komoditi
116
Lelang. Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan melalui Revitalisasi Pasar Lelang agar peserta Pasar Lelang dapat bersifat mandiri tanpa mengandalkan anggaran dari Dinas Penyelenggara Pasar Lelang. Dalam kaitan ini, Bappebti akan melakukan sosialisasi kepada para pelaku untuk diarahkan kepada kegiatan edukasi dan pelatihan dalam rangka meningkatkan pengetahuan pelaku pasar dalam hal kualitas komoditas, sistem pemasaran, dan pembinaan komunitas pelaku usaha.
“autonomous auction market” which is no longer needed to be supported by government/regional budget. CoFTRA will do socialization to all participants and directed toward education and training to improve market players knowledge in term of commodities quality, marketing system and supervision of business activities communities.
Hingga berakhirnya tahun 2013, jumlah pelaku pasar yang terlibat dalam keseluruhan pelaksanaan lelang tercatat sebanyak 729 peserta dengan perincian 191 peserta bertindak sebagai pembeli dan 538 peserta sebagai penjual. Dari jumlah tersebut peserta terbanyak berasal dari Jawa Timur dengan 191 peserta, terdiri dari 68 peserta yang bertindak sebagai pembeli dan 123 peserta sebagai penjual.
Until the end of 2013, number of market players involved in all auction activities had booked 729 participants; 191 of which were sellers and 538 were buyers. From those figures, the most participants came from East Java (191 participants - 68 buyers and 123 sellers)
2.6 Penyelenggaraan Pasar Lelang oleh Pihak Swasta
2.6 Organization of Auction Market by Private Entities
Sejak diterbitkannya persetujuan kepada PT. iPASAR Indonesia sebagai Penyelenggara Pasar Lelang pada Oktober 2010, perusahaan tersebut tercatat masih merupakan satu-satunya pihak swasta penyelenggara Pasar Lelang dengan Penyerahan Kemudian (Forward) yang memperoleh persetujuan Bappebti. Pelaksanaan Pasar Lelang oleh PT. iPASAR dilakukan melalui sistem online di mana Anggota Lelang yang ingin melakukan transaksi cukup melakukan login ke website iPASAR dan dapat langsung melakukan transaksi. Kategori produk utama yang diperdagangkan sejauh ini mencakup komoditi pertanian (jagung pipilan), komoditi kehutanan (kayu jati bundar), dan komoditi kelautan (cottonii atau rumput laut).
Since the approval issuance to PT. iPASAR Indonesia as Auction Market Organizer in October 2010, the company is the sole private company which is approved by CoFTRA which can organize Auction Market with “Forward” Hand Over mechanism. The organization of Auction Market by PT. iPASAR is carried out through online system, where Auction Member can login to iPASAR website when he/she wish to do transaction. Transacted prime commodities so far covers agricultural commodities (corn grains separated from its cobs), forestry commodities (teak wood logs) and Maritime Products (sea weeds)
Transaksi yang berhasil dibukukan PT. iPASAR sejak mulai beroperasi sampai dengan akhir 2010 tercatat sebesar Rp. 565.450.064,-. Dan meningkat menjadi Rp. 11.202.165.360,di Tahun 2011. Di tahun 2012 total nilai transaksinya mencapai Rp. 11.982.247.500,-, dengan transaksi terbesar terjadi pada bulan April
Transaction booked by PT. iPASAR since its operation until end of 2010 was Rp.565.450.064. It increased up to Rp.11,202,165,360 in 2011. In 2012, total transaction value had booked Rp 11,982,247,500 with largest transaction in April (Rp. 1.7 Billion), May (Rp. 2.8 Billion) and July (Rp. 2.0 Billion). Detail of monthly transaction can
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Commodity Auction Market (Rp. 1,7 M), Mei (Rp. 2,8 M), dan Juli (Rp. 2,0 M). Rincian transaksi bulanan selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah:
be seen on following table :
3.
3.
Penyiapan Kelembagaan Revitalisasi Pasar Lelang
Penyiapan pelaksanaan Revitalisasi Pasar Lelang telah dicanangkan sejak tahun 2010 di 5 (lima) daerah yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan dengan tujuan untuk menciptakan penyelenggaraan Pasar Lelang yang mandiri dan profesional. Pada tahun 2012, revitalisasi Pasar Lelang masih berlanjut dengan beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain: 1. Penyusunan dan penyempurnaan ketentuan teknis Pasar Lelang yang terdiri dari Peraturan Tata Tertib (PTT) dan Standard Operasional Prosedur (SOP). 2. Pelaksanaan Pertemuan Teknis Revitalisasi Pasar Lelang, dan 3. Pendampingan bagi daerah yang masih dalam proses pembentukan kelembagaan Penyelenggara Pasar Lelang dan peningkatan kapasitas kelembagaan bagi daerah yang telah memiliki lembaga Penyelenggara Pasar Lelang.
BAPPEBTI
Preparation of Institutional Auction Market Revitalization
The preparation of auction market revitalization has been planned since 2019 in 5 (five) regions, namely West Java, Central Java, East Java, Bali and South Sulawesi, which aim is to provide autonomous and professional auction market. In 2012, Auction Market Revitalization is still continued with several activities such as: 1. Auction Markets’ Technical Regulation’s formulation and completion, consists of Rules and Regulation (PTT) and Standard Operating Procedure (SOP) 2. Implementation of Auction Market Revitalization Technical Meeting 3. Assistance for regions which are still in the process of Auction Market Institutional formation and institutional capacity building for regions that already had Auction Markets Organizers.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
117
Pasar Lelang Komoditi Hasil dari kegiatan penyiapan pelaksanaan revitalisasi Pasar Lelang ini berbeda-beda untuk setiap daerah Penyelenggara karena disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing Penyelenggara, dengan rincian sebagai berikut:
118
BAPPEBTI
Result of preparation of institutional auction market revitalization is different from each organized regions, since the result was adjusted with local conditions and needs with following details.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Commodity Auction Market
4.
Pembinaan dan Pengawasan
4.
Monitoring and Supervision
4.1 Pelatihan Teknis Operator dan Pemandu Lelang
4.1 Training for Technical Operators and Auction Officers
Pelatihan teknis Pasar Lelang dimaksudkan untuk menjaga kualitas penyelenggaraan Pasar Lelang dan dilakukan secara rutin. Pelatihan ini pada dasarnya ditujukan untuk menghasilkan calon Operator Pasar dan Pemandu atau Juru Lelang. Pelatihan untuk menjadi calon Operator Pasar bertujuan untuk mempersiapkan tenaga teknis pencatatan dan pengiriman laporan transaksi lelang, sedangkan pelatihan untuk calon Pemandu Lelang bertujuan untuk menciptakan tenaga Juru Lelang yang handal. Selama tahun 2013 telah dilakukan pelatihan bertempat Jakarta dengan peserta seluruh daerah penyelenggara Pasar Lelang yang dibiayai Dana Dekonsentrasi.
Auction Market technical training is intended to maintain quality of Auction Market organization and it is being done in regular basis. This training basically intended to create Market Operators staffs and Auction Officers. The objective of technical training for Market Operators Staff is to prepare technical recording and transaction reports submission staffs, while the objective of Auction Market is to create reliable auction officers. During 2013, training had been conducted in Jakarta with participants from whole Auction Markets’ regions funded by Deconcentrated Fund.
4.2 Pertemuan Teknis Revitalisasi Pasar Lelang
4.2 Auction Markets Revitalization Technical Meetings
Untuk menciptakan wadah komunikasi dan koordinasi yang dapat mendorong pelaksanaan Revitalisasi Pasar Lelang, pada tahun 2013 Bappebti telah menyelenggarakan Pertemuan Teknis Revitalisasi Pasar Lelang dengan peserta berasal dari seluruh Dinas Provinsi yang melaksanakan kegiatan Pasar Lelang dengan materi pembahasan yang difokuskan pada hal-hal berikut: • Peran Strategis Pasar Lelang; • Konsep Pengembangan Pasar Lelang;
To create a medium for communication and coordination that can promote auction market revitalization, in 2013 CoFTRA has conducted Auction Market Revitalization Technical Meeting with participants that came from Provincial Agencies that organize auction markets activities focusing on following issues: • Auction Market strategic roles • Auction Market Development Concept • Implementation Stages of Auction Market Revitalization
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
119
Pasar Lelang Komoditi • • • •
120
Arah Revitalisasi Pasar Lelang; Tahapan Pelaksanaan Revitalisasi Pasar Lelang; Perkembangan Revitalisasi Pasar Lelang; Langkah Aksi Revitalisasi Pasar Lelang
• •
Auction Market Revitalization Development Actions Plans of Auction Market Revitalization
4.3 Pelatihan Manajemen Operasional Pasar Lelang
4.3 Auction Market’s Operational Management Training
Pelatihan Manajemen dan Operasional Pasar Lelang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman penyelenggara Pasar Lelang terkait penyelenggaraan Pasar Lelang secara mandiri dan profesional dan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan dari penyelenggara Pasar Lelang. Pelatihan ini dihadiri oleh seluruh penyelenggara Pasar Lelang dan calon penyelenggara yang berasal dari 13 (tiga belas) daerah penyelenggara Pasar Lelang dengan narasumber yang berasal dari praktisi Pasar Lelang, perbankan, dan pengelola Pasar Lelang.
The objective of Auction Market’s Operational Management Training is to improve Auction Market organizer’s understanding on autonomous and professional auction market organization and for developing auction market’ organizer entrepreneurship. The training participants came from 13 (thirteen) Auction Markets regions. The training’s contributors came from various institutions such as banks, auction market’s expert and auction market’s organizers.
Hasil dari pelatihan ini diharapkan dapat menciptakan penyelenggara Pasar Lelang yang fokus pada potensi/peluang bisnis jasa sehingga pemanfaatan Pasar Lelang dalam aktivitas perdagangan komoditi agro di daerah menjadi lebih menarik bagi pelaku usaha.
It is hoped that this training can create Auction Market focusing on potentials/service business opportunities - therefore utilization of auction markets in agriculture commodities trading can be more interesting to stakeholders.
4.4 Konsolidasi Penyelenggara dan Pelaku Usaha Pasar Lelang
4.4 Consolidation between Auction Market’s Organizer and Participants
Untuk mewujudkan Penyelenggara Pasar Lelang yang mandiri dan profesional, pada tahun 2013 Bappebti melakukan kegiatan Konsolidasi Penyelenggara dan Pelaku Usaha Pasar Lelang. Kegiatan ini dilakukan melalui pertemuan kepada pihak Dinas Tim Revitalisasi di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan untuk melakukan penguatan kelembagaan Pasar Lelang. Dari kegiatan konsolidasi ini Dinas dan Tim Revitalisasi diharapkan dapat memperoleh pandangan yang komprehensif mengenai arah dan kebijakan sehingga mempercepat implementasi revitalisasi Pasar Lelang.
To create autonomous and professionals auction markets, in 2013 CoFTRA Had conducted Consolidation between Auction Market’s Organizer and Participants activity. The activity was carried out through meeting between West Java, Central Java, East Java, Bali and South Sulawesi Revitalization Teams to strengthen Auction Market Institutional. It is hoped that through consolidation activities between Agency and Revitalization Team, a comprehensive vision regarding direction and policies can be obtained, therefore revitalization of auction market can be accelerated.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Commodity Auction Market 4.5 Pengawasan Penyelenggara
4.5 Monitoring for Organizer
Pengawasan Pasar Lelang dilakukan terhadap Penyelenggara dari Dinas dan Penyelenggara swasta. Pengawasan terhadap Penyelenggara Dinas dilakukan secara bertahap di mana Penyelenggara Pasar Lelang menjadi ujung tombak pengawasan. Setiap kali berakhirnya penyelenggaraan lelang, data transaksi langsung dikirimkan ke Bappebti melalui back office Pasar Lelang sebagai salah satu bahan pengawasan. Pengawasan juga dilakukan melalui kunjungan on the spot ke lokasi-lokasi penyelenggaraan lelang. Pengawasan terhadap Penyelenggara swasta dilakukan melalui sistem online.
The Auction Market Monitoring is implied to either governmental agency’s or private organizers. Monitoring to governmental agency organizers is done in stages, whereby Auction Market Organizer will become the “tip of sword” in conducting monitoring. Each time when the auction session ends, transaction data is directly sent to CoFTRA through Auction Market back office as a monitoring mechanism. Monitoring is also carried out through direct on the spot visit to auction markets locations. Monitoring to private organizer is carried out through online system.
Berdasarkan pengawasan serta evaluasi yang telah dilakukan, ditemukan beberapa tantangan dalam pelaksanaan Pasar Lelang di daerah yaitu: (1) belum lengkapnya kelembagaan Pasar Lelang karena belum adanya Lembaga Penjaminan Transaksi; (2) komoditas yang ditransaksikan belum memiliki standar mutu tertentu; dan (3) pada umumnya Pasar Lelang belum ditangani oleh petugas khusus yang menangani Pasar Lelang karena masih minimnya Sumber Daya Manusia yang dimiliki pihak Penyelenggara dan seringnya terjadi perpindahan SDM di daerah, seperti petugas operator lelang, pemandu lelang, dan pengelola back office.
Based on monitoring and evaluation that had been done, several obstacles in implementation of auction markets are found in regions, which are : (1) The Institutional of Auction Market has not yet completed, since Institution for Transaction Warranty is still not available; (2) The transacted commodities still have not met certain quality standard ; and (3) in general, Auction Market has not yet handled by a specific staffs who operate Auction Market since Organizer’s Human Resources and Capital are still limited and movement of human resources such as auction officers, auction guide and back office staffs in regions are frequently happened.
5. Penunjang Pasar Lelang
5. Auction Market’s Support
Sistem Informasi Harga Pasar Lelang Salah satu tujuan dari penyelenggaraan Pasar Lelang adalah sebagai sarana pembentukan harga referensi komoditas. Berdasarkan hal tersebut maka selama tahun 2013 Bappebti telah menyebarluaskan informasi harga komoditas yang terjadi di Pasar Lelang melalui website Bappebti. Dengan adanya informasi harga ini maka diharapkan masyarakat luas dapat memperoleh informasi yang pasti mengenai harga komoditas yang terbentuk di 13 (tiga belas) daerah penyelenggara Pasar Lelang.
Auction Market Price Information System One objective of Auction Market organization is a commodity’s price reference setting. In 2013, CoFTRA has published commodities information price set by Auction Market through CoFTRA’s web site. It is hoped that through this publication, public will be able to access commodities prices in 13 (thirteen) Action Market.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
121
Peraturan Perundang-Undangan Pelayanan dan Penegakan Hukum
122
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN, PELAYANAN DAN PENEGAKAN HUKUM
RULE OF LAW, LEGAL SERVICE AND LAW ENFORCEMENT
Perdagangan Berjangka Komoditi, Pasar Lelang, Sistem Resi Gudang merupakan suatu kegiatan yang cukup kompleks dan selalu berkembang mengikuti perkembangan kebutuhan dari dunia usaha, adanya inovasi produk, dan serta perkembangan dunia international. Secara global kegiatan perdagangan berjangka Komoditi, Pasar Lelang dan Sistem Resi Gudang telah berkembang pesat ditandai dengan semakin beragamnya komoditi yang diperdagangkan. Seiring perkembangan tersebut, untuk memenuhi kebutuhan pasar, maka Bappebti telah melakukan pengkajian, penyempurnaan dan penyusunan peraturan Perdagangan Berjangka Komoditi, Pasar Lelang dan Sistem Resi Gudang.
Commodities Futures Trading, Warehouse Receipts System are complex activities and always develop following global trend, product innovation and business trend. In general, Commodities Futures Trading and Warehouse Receipts System have developed rapidly along with the growth of transacted commodities which became more and more diverse. To fulfill market’s needs CoFTRA has finalized codification of Commodities Futures Trade, Auction Market and Warehouse Receipt System Rules and Regulations
Dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan dibidang Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) Undang-undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011, Bappebti mempunyai wewenang untuk melakukan pemeriksaan dan penyidikan terhadap setiap pihak yang diduga baik langsung maupun tidak langsung melakukan pelanggaran dan/atau yang terlibat dalam pelangggaran peraturan perundang-undangan PBK, serta melaksanakan Undercover. Undercover dilaksanakan untuk mencari indikasi dan buktibukti permulaan tentang adanya tindak pidana dibidang PBK, Bappebti akan melakukan pemeriksaan atau langsung ke tingkat penyidikan terhadap para pelanggar dibidang PBK.
In order to implement its duties in Commodities Futures Trading, Law Number 32/1997 on Commodities Futures Trading as has been amended with Law Number 10/2011, CoFTRA has rights to conduct monitoring and investigation to every party which is suspected either directly or indirectly breach the regulation and/or involved in breach/violation toward Commodities Futures Trading Laws, also to conduct Undercover. Undercover is carried out to obtain initial indications and evidences of Commodities Futures Trading criminal acts, CoFTRA will conduct inspection or jump directly to investigation stage to all parties that breach/ violate Commodities Futures Trading Laws
Berikut adalah highlights dari peraturan-peraturan di bidang PBK, SRG, dan PL, penanganan pengaduan, dan pemenuhan saksi ahli dan penanganan perkara: 1. Jumlah kebijakan teknis dalam bentuk peraturan-peraturan di bidang PBK, SRG, dan PL yang harus dicapai sebanyak 9 (sembilan) peraturan. Pada tahun 2013 ini target yang tercapai yaitu sejumlah 8 peraturan atau dalam prosentase sebesar 88,89%; 2. Prosentase penanganan pengaduan melalui identifikasi, pemeriksaan, penyidikan di
Following are highlights of Commodities Futures Trading, Warehouse Receipt System and Auction Market regulations, complaints handling, expert witnesses availabilities and cases handling: 1. Number of Commodities Futures Trading, Warehouse Receipt System and Auction Market technical policies which must be finalized are 9 (nine) policies. In 2013, the finalized technical policies are 8 (eight) regulations or 88.89%; 2. Percentage of complaint handlings of Commodities Futures Trading, Warehouse
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Rule of Law, Legal Service and Law Enforcement
3.
bidang PBK, SRG, dan PL sebesar 100%. Pada tahun 2013 telah tercapai secara keseluruhan yaitu dengan pencapaian sebesar 100%; dan Presentase pemenuhan saksi ahli dan penanganan perkara untuk tingkat PTUN, PN, dan Praperadilan sebesar 100%. Pada tahun 2013 ini target telah tercapai yaitu sebesar100%.
3.
Receipt System and Auction Market through identification, inspection, investigation has reached 100%. The achievement in 2013 is also 100%; Percentage of expert witness availabilities and cases handling through State Administrative Court (PTUN), District Court and Hearing Sessions has reached 100%. The achievement in 2013 is also 100%.
Dari pencapaian 3 (tiga) Indikator Kinerja Utama kebijakan teknis dalam bentuk peraturan-peraturan di bidang PBK, SRG, dan PL, penanganan pengaduan, dan pemenuhan saksi ahli dan penanganan perkara yang telah disebutkan di atas, dapat dikategorikan Cukup Baik (96,27%). Belum terealisasinya kebijakan teknis di bidang PBK, SRG, dan PL ini disebabkan Peraturan Pemerintah yang merupakan payung hukum dari kebijakan teknis tersebut masih dalam tahap perubahan/amandemen yang mana sampai dengan saat ini telah selesai tahap harmonisasi di kementerian hukum dan HAM dan dikirimkan ke Kementerian Sekretariat Negara untuk pengesahan oleh Presiden.
From above mentioned 3 (three) Main Performance Indicators of technical policies in the form of Commodities Futures Trading, Warehouse Receipt System and Auction Market’s regulations, the percentage of performance achievement has reached 96.27% (good). The delay in Commodities Futures Trading, Warehouse Receipt System and Auction Market’s technical policies realization is because the government regulations that act as legal protection of above mention technical policies are still in the amendment stage. Currently, harmonization stage has been finished by Ministry of Justice and Human Rights and has been submitted to Ministry of State’s Secretariat to be promulgated by President.
1.
1.
Peraturan Perundang-undangan
The Rule of Law
1.1 Peraturan Perundang-Undangan di bidang PBK
1.1 Commodities Futures Trading Rules of Laws
Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi.
Draft of Government Regulation (RPP) on Amendment of Government Regulation No.9/1999 on Commodities Futures Trading Organization.
Dengan telah diundangkannya Undang-Undang Nomor 10 tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi, maka perlu adanya penyesuaian dan sinkronisasi atas Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi.Sehubungan dengan hal tersebut Bappebti sebagai pemrakarsa, pada Tahun 2012 telah melakukan pertemuan dengan para pemangku kepentingan yakni kementerian terkait dan juga para pelaku usaha terkait
With the promulgation of Law No. 10/2011 on Amendment of Law No.32/1997 on Commodities Futures Trading, adjustment and synchronization of Government Regulation Number 9/1999 on Organization of Commodities Futures Trading. As initiator, CoFTRA IN 2012 has conducted meeting with several stake holders, such as concerned ministries and stakeholders to obtain various inputs in order to complete above mentioned government regulation. In 2013, Ministry of Trade in this case CoFTRA has submitted Draft of Government Regulation (RPP) on Amendment
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
123
Peraturan Perundang-Undangan Pelayanan dan Penegakan Hukum
124
untuk mendapatkan berbagai masukan dan penyempurnaan terhadap Peraturan Pemerintah dimaksud. Pada tahun 2013 Kementerian Perdagangan C.q. Bappebti menyampaikan Rancangan Peraturan Pemerintah atas Perubahan PeraturanPemerintah Nomor 9 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk dilakukan harmonisasi.
of Government Regulation No.9/1999 on Commodities Futures Trading Organization to Minister of Justice and Human Rights to be harmonized.
Harmonisasi yang diselenggarakan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan mengundang berbagai instansi terkait seperti Kementerian Sekretariat Negara dan Kementerian Keuangan. Dalam proses harmonisasi diputuskan untuk tidak dilakukan perubahan namun dilakukan pencabutan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka dengan menganti menjadi Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Komoditi, mengingat meskipun hanya sinkronisasi perubahan ketentuan sesuai Undang-Undang Nomor 10 tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi, namun demikian ternyata perubahan mencapai lebih dari 50%. Pada akhir Tahun 2013 harmonisasi telah selesai dilaksanakan dan telah dikirimkan ke Kementerian Sekretariat Negara untuk pengesahan oleh Presiden.
The harmonization process, was held by Minister of Justice and Human Rights. The minister also invited various concerned agencies/ministries such as Ministry of State Secretariat and Minister of Finance. Finally it is decided not to amend Government Regulation No. 9/1999 but to revoke it by replaced it with Draft of Government Regulation regarding Commodities Futures Trading Organization. The harmonization process has revised more than 50% of current regulation. In the end of 2013, harmonization was completed and has been submitted to Ministry of State’s Secretary and to be promulgated by President.
Adapun beberapa pokok pengaturan yang baru meliputi: perubahan ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara yang harus dipenuhi oleh setiap Pihak yang melakukan kegiatan di bidang Perdagangan Berjangka Komoditidalam rangka mendapatkan perizinan, yang meliputi permodalan, pendirian, kepengurusan, dan pemilikan Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka, pengaturan mengenai Penyelenggara dan Peserta Sistem Perdagangan Alternatif, persetujuan pembukaan kantor cabang Pialang Berjangka, Asosiasi Industri Perdagangan Berjangka, pelaksanaan kegiatan promosi atau iklan, pelatihan dan pertemuan di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi, serta perubahan pengaturan mengenai sanksi administrative bagi pelanggaran terhadap Peraturan Pemerintah ini.
Several new regulations covers following issues: amendment of requirements and mechanism that must be followed by all parties who perform Commodities Futures Trading’s activities in order to obtain capitalization, business set up, management and ownership of Futures Exchange and Clearing House licenses; regulation regarding organization and Participants of Alternative Trading System, approval of Future brokers’ branch office opening, association of Futures Trading Industry, implementation of promotional or advertisement activities, Commodities Futures Trading’s meeting and training, and amendment of administrative sanctions’ regulation for violating/breaching this government regulation.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Rule of Law, Legal Service and Law Enforcement Selain itu diatur pula persyaratan dan tata cara mengenai Dana Kompensasi, Penyimpanan Dana pada Rekening Terpisah, Penyaluran Amanat Nasabah ke Bursa Berjangka luar negeri, Pembukuan dan Pelaporan, serta Pelaksanaan Perdagangan Berjangka Komoditi. Dalam rangka penegakan hukum, diatur pula ketentuan tentang pengenaan sanksi administratif.
There are also requirements and mechanisms of Compensation Fund, Fund Saving in Separate Accounts, Channeling Customer’s Order to Overseas Exchanges Mechanism, Book keeping and reporting and implementation of commodities futures trading. Related to law enforcement, stipulations of administrative sanction imposition were also regulated.
Penyempurnaan dan penambahan peraturan Kepala Bappebti
Head of CoFTRA’s Regulations Addition and Perfection
Untuk mewujudkan kegiatan Perdagangan Berjangka Komoditi yang teratur, wajar, efisien, efektif, serta memberikan perlindungan bagi masyarakat dan meningkatkan kepastian hukum, selama tahun 2013 Bappebti telah menerbitkan sebanyak 8 (delapan) peraturan di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi yang merupakan penyempurnaan dan penambahan peraturan Kepala Bappebti, sebagai berikut: 1. Peraturan Kepala Bappebti Nomor 101/ BAPPEBTI/PER/01/2013 tentang Izin Wakil Pialang Berjangka. Peraturan ini mengatur tentang tata cara pemberian izin Wakil Pialang Berjangka, termasuk persyaratan pengajuan izin, ketentuan pembekuan izin dan pencabutan izin sebagai Wakil Pilang Berjangka. Maksud dan tujuan pengaturan ini untuk meningkatkan ketertiban pemberian izin, efektifitas pengawasan, dan profesionalisme Wakil Pialang Berjangka. 2. Peraturan Kepala Bappebti Nomor 102/ BAPPEBTI/PER/01/2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor: 60/BAPPEBTI/Per/3/2007 tentang Pelaksanaan Ujian Profesi Untuk Calon Wakil Pialang Berjangka, Wakil Penasihat Berjangka, Dan Wakil Pengelola Sentra Dana Berjangka. Peraturan Kepala Bappebti ini mengatur tata cara pelaksanaan ujian profesi, yang mencakup persyaratan untuk dapat mengikuti ujian profesi serta keberlakuan tanda lulus ujian profesi yang hanya berlaku selama 3 (tiga) tahun. Penyempurnaan dimaksud diperlukan guna meningkatkan ketertiban pelaksanaan dan efektifitas pengawasan Ujian Profesi,
To create Commodities Futures Trading which is fair, efficient, effective and provide legal protection to public and to improve legal certainty, in 2013 CoFTRA has issued 8 (eight) regulations which are : 1. Head of CoFTRA’s Regulations Number: 101/BAPPEBTI/PER/01/2013 on Licenses for Futures Brokers Representatives. This regulation regulates mechanism of license granting for Futures Brokers Representatives, including requirements of license submission, Futures Broker Representative’ license suspension and termination. The aim and objective of this regulation is to improve license granting order, monitoring effectivity and improving Futures Brokers Representatives professionalism. 2. Head of CoFTRA’s Regulations Number 102/ BAPPEBTI/PER/01/2013 on Amendment of Head of CoFTRA’s Regulation Number: 60/ BAPPEBTI/Per/3/2007 on Implementation of Profession Examination for Futures Brokers Representatives Candidates, Futures Consultant Representatives, Management Representatives of Futures Central Fund. This regulation regulates mechanism of profession examination implementation, covering requirements of participation and validity of certificates that is valid only for 3 (three) years. The intended improvement is necessary in order to improve Futures Brokers Representatives Candidates, Futures Consultant Representatives, Management Representatives of Futures Central Fund professionalism, to improve effectivity and efficiency in supervising Examination 3. Head of CoFTRA’s Regulations Number 103/
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
125
Peraturan Perundang-Undangan Pelayanan dan Penegakan Hukum
3.
4.
5.
126
serta meningkatkan profesionalisme calon Wakil Pialang Berjangka, Wakil Penasihat Berjangka, dan Wakil Pengelola Sentra Dana Berjangka; Peraturan Kepala Bappebti Nomor 103/ BAPPEBTI/PER/03/2013 tentang Larangan Penyertaan Penanaman Modal Asing Bagi Pedagang Berjangka Penyelenggara Sistem Perdagangan Alternatif. Peraturan Kepala Bappebti ini mengatur tentang larangan penyertaan penanaman modal asing bagi Pedagang Berjangka Penyelenggara Sistem Perdagangan Alternatif, dan membuka kesempatan seluas-luasnya penyertaan penanaman modal asing bagi Pedagang Berjangka untuk meningkatkan transaksi multilateral. Hal ini perlu diatur guna meningkatkan kegiatan Perdagangan Berjangka sebagai sarana pengelolaan risiko harga dan pembentukan harga yang transparan, yang secara khusus untuk meningkatkan transaksi multilateral; Peraturan Kepala Bappebti Nomor 104/ BAPPEBTI/PER/08/2013 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Perdagangan Timah Batangan Untuk Tujuan Ekspor Melalui Bursa Timah. Peraturan Kepala Bappebti ini mengatur tentang pedoman teknis perdagangan ekspor timah melalui Bursa Timah yang mencakup persyaratan, kewajiban dan hak lembaga yang terkait dalam perdagangan ekspor timah melalui Bursa Timah, serta tata cara perdagangan di Bursa Timah yang meliputi persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian transaksi. Peraturan ini disusun dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 11 Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 32/M-DAG/PER/6/2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 78/M-DAG/ PER/12/2012 tentang Ketentuan Ekspor Timah, perlu adanya suatu pedoman teknis Perdagangan Ekspor Timah melalui Bursa Timah; Peraturan Kepala Bappebti Nomor 105/ BAPPEBTI/PER/08/2013 tentang Kewajiban Pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan Bagi Pialang Berjangka. Peraturan Kepala
BAPPEBTI
4.
5.
6.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
BAPPEBTI/PER/03/2013 on Prohibition of Foreign Investment for Futures Traders which Organize Alternative Trading System. An open wide possibilities for foreign investment for Futures Traders to increase multilateral transaction. This issue need to be regulated in order to increase futures transaction activities as a medium to manage price risks and transparent price setting. Head of CoFTRA’s Regulations Number 104/BAPPEBTI/PER/08/2013 on Technical Guidelines for Exported Tin Bars Trading Implementation through Tin Exchange. This regulation regulates exported tin bars trading which is traded through Tin Exchange, which covers concerned entities’ requirements, obligation and rights which are involved within Tin Exchange and mechanism of Tin Exchange which covers preparation, implementation and completion of transactions. This regulation is prepared in order to carry out Paragraph 11 Minister of Trade Regulation Number 78/M-DAG/ PER/12/2012’ stipulation regarding Tin Exports Rules and Regulations. Head of CoFTRA’s Regulations Number 105/BAPPEBTI/PER/08/2013 on Futures Brokers Obligations of Reporting Suspicious Financial Transactions. This regulation regulates Futures Brokers’ Obligation as financial services provider to carry out their obligation as stated in Law No.8/2010 on Money Laundering Crime Prevention and Eradication. Technically, they must report any suspicious financial transactions to PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan - Reporting Centre and Financial Transaction Analysis). This regulation is set in order to prevent and eradicate money laundering crimes and funding for terorism activities. Head of CoFTRA’s Regulations Number 106/BAPPEBTI/PER/11/2013 on Financial Brokers Financial Reporting Obligation and Stipulation of Adjusted Net Capital. This regulation regulates financial brokers’ obligation in preparing and submitting daily, monthly, quarterly or annually financial report. Financial Brokers must also maintain
Rule of Law, Legal Service and Law Enforcement
6.
7.
Bappebti ini mengatur tentang kewajiban Pialang Berjangka sebagai penyedia jasa keuangan untuk melaksanakan kewajiban sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan peraturan pelaksanaannya, yakni memenuhi ketentuan pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Peraturan Kepala Bappebti ini disusun dalam rangka pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan kegiatan terorisme. Peraturan Kepala Bappebti Nomor 106/ BAPPEBTI/PER/11/2013 tentang Komoditi tentang Kewajiban Pelaporan Keuangan Dan Ketentuan Modal Bersih Disesuaikan Bagi Pialang Berjangka. Peraturan Kepala Bappebti ini mengatur tentang kewajiban Pialang Berjangka untuk membuat dan menyampaikan Laporan Keuangan harian, bulanan, trwulanan, maupun tahunan kepada Kepala Bappebti. Selain itu Pialang Berjangka juga diwajibkan mempertahankan persyaratan modal bersih disesuaikan. Suatu hal yang merupakan inovasi adalah disyaratkannya Pialang Berjangka melakukan penyampaian kewajiban pelaporan secara elektronik. Peraturan Kepala Bappebti Nomor 107/ BAPPEBTI/PER/11/2013 tentang perubahan atas Peraturan Kepala Bappebti Nomor 99/ BAPPEBTI/PER/11/2013 tentang Penerimaan Nasabah Secara Elektronik On-Line Di Bidang Perdagangan Berjangka Komoditi. Peraturan ini merubah beberapa ketentuan dalam Peraturan Kepala Bappebti di atas, antara lain penambahan persyaratan bagi Pialang Berjangka untuk dapat ditetapkan sebagai Pialang Berjangka yang melakukan Penerimaan Nasabah secara elektronik online. Penerimaan Nasabah secara elektronik on-line dapat dilakukan untuk Kontrak Berjangka dan Kontrak Derivatif dalam Sistem Perdagangan Alternatif (termasuk Kontrak Derivatif dalam Sistem Perdagangan Alternatif dengan volume minimum 0,1 (nol koma satu) lot). Peraturan ini disusun sebagai
BAPPEBTI
7.
8.
their adjusted net capital requirement. One innovation that is made by CoFTRA is submission of electronic reports. Head of CoFTRA’s Regulations Number 107/ BAPPEBTI/PER/11/2013 on Amendment of Head of CoFTRA’s Regulation Number 99/BAPPEBTI/PER/11/2013 on Online Commodities Futures Trading Customers Acceptance. This regulation amended several regulations that had been set in Regulation Number 99; such as requirements addition for Futures Brokers to be able to accept Online Customers. The online customers can be done only for Futures Contracts and Derivatives Contracts in Alternative Trading System (including Derivative Contract in Alternative Trading System with minimum volume of 0.1 lot). This regulation is set to improve previous regulation due to market need and implementation of Paragraph 50 article 6 Law Number 32/1997 on Commodities Futures Trading and has been amended into Law Number 10/2011. Head of CoFTRA’s Regulations Number 108/BAPPEBTI/PER/12/2013 on Fixing of Exchanges and Overseas Futures Contracts in Channeling Customers’ Orders to Overseas Exchange Lists. This regulation revoked Head of CoFTRA’s Regulations Number 86/BAPPEBTI/PER/12/2010 on Fixing of Exchange and Overseas Futures Contracts Lists. This regulation are set in order to meet market demand in channeling Customers’ Orders to Overseas Exchanges and it is necessary to conduct adjustment of Exchanges Lists and Overseas Futures Contracts which can be served as transactions’ objects and targets.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
127
Peraturan Perundang-Undangan Pelayanan dan Penegakan Hukum
8.
128
penyempurnaan Peraturan Kepala Bappebti sebelumnya karena adanya kebutuhan pasar, dan pelaksanaan ketentuan Pasal 50 ayat (6) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi sebagiamana telah diubah dengan Undangundang Nomor 10 Tahun 2011. Peraturan Kepala Bappebti Nomor 108/ BAPPEBTI/PER/12/2013 tentang Penetapan Daftar Bursa Dan Kontrak Berjangka Luar Negeri Dalam Rangka Penyaluran Amanat Nasabah Ke Bursa Luar Negeri. Peraturan ini mencabut Peraturan Kepala Bappebti Nomor 86/BAPPEBTI/Per/12/2010 tentang Penetapan Daftar Bursa dan Kontrak Berjangka Luar Negeri. Peraturan ini disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar dalam penyaluran amanat Nasabah untuk transaksi Kontrak Berjangka luar negeri, perlu melakukan penyesuaian daftar Bursa dan Kontrak Berjangka luar negeri yang dapat menjadi tujuan dan objek transaksi.
1.2 PeraturanPerundang-Undangan di bidang SRG
1.2 Warehouse Receipt System Rules of Laws
Penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang.
Issuance of Government Regulation No.70/2013 on Amendment of Government Regulation No. 36/2007 on Implementation of Law No.9/2006 regarding Warehouse Receipt System.
Sebagai tindak lanjut Undang-undang Nomor 9 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undangundang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang, maka pada tanggal 8 November 2013 telah ditetapkan dan diundangkan Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang, yang merupakan penyesuaian/sinkorinasi terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang. Penyusunan Peraturan Pemerintah tersebut dilakukan setelah
As follow up Law No. 9/2011 on Amendment of Law No.9.2006 regarding Warehouse Receipt System, in November 8th 2013, Government Regulation No. 70/2013 on Amendment of Government Regulation No. 36/2007 that regulates Implementation of Law No.9/2006 regarding Warehouse Receipt System which served as adjustment/synchronization to Government Regulation No.36/2007 on Implementation of Law No.9/2006 on Warehouse Receipt System has been promulgated. The formulation of Government Regulation was carried out after several discussion meeting, either internal discussions in CoFTRA or harmonization stage in Ministry of Justice and Human Rights
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Rule of Law, Legal Service and Law Enforcement melalui berbagai tahap pembahasan baik dari internal Bappebti Kementerian Perdagangan, sampai dengan harmonisasi di Kementerian Hukum dan HAM beserta Sekretariat Negara untuk pembulatan konsepsi atau harmonisasi.
and Ministry of State Secretary for conception finalization and harmonization.
Adapun substansi perubahan dari Peraturan Pemerintah tersebut meliputi: penyesuaian mengenai persyaratan Lembaga Penilaian Kesesuaian sesuai Undang-Undang yang baru yaitu yang semula dipersyaratkan harus diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional saat ini cukup mendapat persetujuan dari Badan Pengawas. Kemudian adanya penyesuaian terhadap kententuan yang mengatur mengenai hal-hal yang harus dimuat dalam dokumen Resi Gudang yaitu penghapusan nilai barang dan mengubah waktujatuh tempo simpan barang. Selain itu juga disesuaikan mengenai hak Penerima Jaminan untuk melakukan penjualan objek Hak Jaminan yaitu Resi Gudang atau Barang yang disimpan atas kekuasaan sendiri tanpa memerlukan penetapan pengadilan setelah memberitahukan secara tertulis mengenai hal itu kepada pemberi Hak Jaminan.
The revision substances from Government Regulation covers: adjustment of requirements for Surveyor Suitability which previously must be accredited by National Accreditation Committee, for the time being just need to be approved by Supervisory Board. There are also adjustment regarding information that must be stated in Warehouse Receipts Documents, such as deletion of goods’ value and changing in due date of stored goods. The rights of securities beneficiary to sell Warehouse Receipts or Stored Goods at his/her own authority without needing Court Decisions after written information were given to owners of stored goods/Security Rights Providers.
Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Persyaratan Dan Tata Cara Penetapan Lembaga Lembaga Pelaksana Penjaminan Resi Gudang
Draft of Government Regulation on Requirements and Fixation Mechanism of Warehouse Receipt System Warranty Institutions
Setelah diundangkannya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2011 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang pada tanggal 8 Agustus 2011, Sistem Resi Gudang di Indonesia diharapkan dapat berkembangdengan cepat, mengingat terdapat pengaturan mengenai Lembaga Jaminan Resi Gudang, yang akanmeningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap penggunaan Sistem Resi Gudang. Hal mungkin terjadi karena Lembaga Jaminan Resi Gudangbertindak sebagai penjamin apabila Pengelola Gudang mengalami pailit atau melakukan kelalaian dalam pengelolaan (mishandling) sehingga tidak dapat melaksanakan kewajibannya mengembalikan barang yang disimpan di gudang sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang tertera dalam Resi Gudang.
After the promulgation Law No.9/2011 on Amendment of Law No.9/2006 on Warehouse Receipt System in August 8th 2011; it is hoped that Warehouse Receipt System in Indonesia can develop rapidly, bearing in mind the existence of Warehouse Receipts Warranty Institutions which will increase public trust to Warehouse Receipts Warranty Institutions. This can happened because Warehouse Receipts Warranty Institutions will act as guarantors if Warehouse Managers were bankrupt or mishandled and therefore they can cot deliver the stored good according what had been stated in Warehouse Receipt.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
129
Peraturan Perundang-Undangan Pelayanan dan Penegakan Hukum
130
Dengan adanya Lembaga Jaminan Resi Gudang diharapkan kepercayaan pelaku usaha (pemegang Resi Gudang, bank, dan Pengelola Gudang) terhadap integritas Sistem Resi Gudang akan makin meningkat. Dengan demikian, seluruh pelaku usaha dari skala besar (pedagang, prosesor, eksportir, dan perusahaan perkebunan) sampai skala kecil (petani, kelompok tani, gabungan kelompok tani, dan koperasi) merasa terlindungi dengan mempergunakan Sistem Resi Gudang sehingga dalam waktu singkat diharapkan jumlah pelaku usaha yang terlibat, volume barang yang disimpan di gudang, jumlah kredit yang dikucurkan oleh bank dapat meningkat dengan cepat.Namun, untuk membentuk suatu lembaga baru memerlukan waktu yang relatif lama. Oleh karena itu, sebelum Lembaga Jaminan Resi Gudang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2011 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang, maka fungsi, tugas, kewajiban, dan wewenang Lembaga Jaminan dilaksanakan oleh lembaga yang melaksanakan kegiatan penjaminan. Lembaga yang melaksanakan kegiatan penjaminan tersebut merupakan badanusaha berbadan hukum yang akan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah tersendiri.
With the existence of Warehouse Receipts Warranty Institutions, it is hoped that stakeholders level of trust (Warehouse Receipts holders, banks, warehouse managers) to Warehouse Receipt System Integrity will increase. Therefore, all stakeholders from large scale (traders, processors, exporters and plantations companies) until small scale (farmers, farmers group, association of farmers groups and cooperation) feel protected in using Warehouse Receipts System and in short time period, the involved stakeholders, stored goods in warehouse, value of channeled credits by banks can increase. But to create a new institution needs time. Therefore Warehouse Receipt System Warranty Institution set by Law No.9/2006 on Warehouse Receipt System as amended with Law No.9/2011; the newly set warranty institutions is in form of legal business entity regulated by separated government regulation. With the regulation regarding regulations and fixation mechanism of Warehouse Receipt System Warranty Institutions; it is hoped an institution that can implement credible and competent guarantee activities can be obtained.
Untuk membentuk suatu lembaga baru (Lembaga Jaminan Resi Gudang) memerlukan waktu yang relatif lama. Oleh karena itu, sebelum Lembaga Jaminan Resi Gudang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang, fungsi, tugas, kewajiban, dan wewenang Lembaga Jaminan dilaksanakan oleh lembaga yang melaksanakan kegiatan penjaminan. Lembaga yang melaksanakan kegiatan penjaminan tersebut merupakan badan usaha berbadan hukum yang akan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah tersendiri. Dengan adanya pengaturan mengenai persyaratan dan tata cara
To create a new entity (WRS’Warranty Institution) requires much time. Therefore, prior the formation od WRS Warranty Institution based on Law No.9/2006 on Warehouse Receipt System as has been amended with Law No.9/2011 regarding Amendment of Law No.9/2006 regarding Warehouse receipt system, WRS Warranty Institution’s functions, duties, obligation and authorities are carrried out by institution that conducting warranty activities. The institution which carries out warranty activities must be a legal entity which will be fixed by separated governmental regulatins. With the existance of requirements and mechanism of WRS’ Warranty Institution, it is hoped that credible and competent Warranty Institution can be obtained.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Rule of Law, Legal Service and Law Enforcement penetapan Lembaga Pelaksana Penjaminan Resi Gudang diharapkan dapat diperoleh lembaga yang melaksanakan kegiatan penjaminan yang kredibel dan berkompeten untuk mengemban tugas penjaminan dengan baik. Secara garis besar, Rancangan Peraturan Pemerintah ini berisi persyaratan dan tata cara penetapan Lembaga Pelaksana Penjaminan Resi Gudang yang seleksinya dilakukan oleh Tim Seleksi. Tim Seleksi akan merekomendasikan Lembaga Pelaksana Penjaminan Resi Gudang yang memenuhi persyaratan untuk ditetapkan oleh Menteri Perdagangan dan Menteri Keuangan dalam Peraturan Pemerintah. Rancangan Peraturan Pemerintah ini telah selesai di harmonisasi dan telah disampaikan ke Kementerian Sekretariat Negara untuk mendapatkan pengesahan dari Presiden Republik Indonesia.
In general, Draft of Government Regulation consist of requirements and fixation mechanism of Warehouse Receipts Warranty Institutions, which its selections are carried out by Selection Team. Selection Team will recommend which Warehouse Receipt System Warranty Institution that met requirements to be decided by Minister of Trade and Minister of Finance with government regulation. This draft has been harmonized and submitted to Ministry of State’s Secretary to be promulgated by President of Republic Indonesia.
Rancangan Peraturan Pemerintah Tentang Lembaga Pelaksana Penjaminan Resi Gudang
Draft of Government Regulation on Warehouse Receipt System Warranty Institution
Rancangan Peraturan Pemerintah ini disusun setelah Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Persyaratan Dan Tata Cara Penetapan Lembaga Pelaksana Penjaminan Resi Gudang telah disahkan dan diundangkan, serta telah didapatnya Lembaga Pelaksana Penjaminan Resi Gudang berdasarkan hasil seleksi dari Tim Seleksi. Atas dasar Peraturan Pemerintah Tentang Lembaga Pelaksana Penjaminan Resi Gudang tersebut, maka akan diajukan dana dari APBN yakni Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada Lembaga Pelaksana yang akan ditetapkan dalam Rancangan Peraturan Pemerintah tersendiri terkait dengan PMN pada Lembaga Pelaksana.
This draft is set after Draft of Government Regulation on Requirements and Fixation Mechanism of Warehouse Receipt System Warranty Institution has been validated and promulgated and a warranty institution has been obtained based on selection result by Selection Team. Based on Government Regulation on Warehouse Receipt System Warranty Institution, fund from State’s Budget in form of State Capital Participation (Penyertaan Modal Negara - PMN) to Warranty Institutions set by separated draft of government regulation regarding PMN in Warranty Institutions.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
131
Peraturan Perundang-Undangan Pelayanan dan Penegakan Hukum
132
1.3 Peraturan Perundang-Undangan di bidang Pasar Lelang
1.3 Rules of Laws in Auction Market
Untuk menjaga kredibilitas Pasar Lelang, Bappebti melakukan upaya Revitalisasi Pasar Lelang. Melalui program Revitalisasi Pasar Lelang, penyelenggaraan Pasar Lelang nantinya akan dilaksanakan secara mandiri oleh pihak yang profesional dengan menerapkan bentuk kelembagaan, sistem keanggotaan yang terorganisir, standardisasi dari produk unggulan yang akan dilelang, adanya sistem penjaminan, terlaksananya mekanisme penyelesaian transaksi, serta penggunaan Teknologi Informasi (IT) yang lebih baik dalam sistem penawaran transaksi.
To maintain auction market credibility, CoFTRA carried out Auction Markets Revitalization efforts. Through Auction Market Revitalization Program, the organization of Auction Market will be done independently by professional entities implementing organized institution and membership system, standarization of aucted prime commodities, the availabilities of warranty institutions, implementation of transaction completion mechanism and application of better IT in system of transaction supply.
Tujuan dari pelaksanaan Revitalisasi Pasar Lelang adalah untuk membentuk Penyelenggara Pasar Lelang yang mandiri dan profesional. Dengan mandiri dimaksudkan bahwa penyelenggaraan pasar lelang sedapat mungkin tidak lagi mengandalkan APBN atau APBD karena Penyelenggara Pasar Lelang diharapkan memiliki sumber anggaran sendiri yang berasal dari fee yang dikenakan kepada anggota lelang. Sedangkan profesional berarti bahwa penyelenggaraan pasar lelang dilakukan oleh pihak yang memang fokus untuk menyelenggarakan pasar lelang.
The objective of Auction Market Revitalization is to create Organized Auction Market which Autonomous and Professional. By creating an autonomous market, it is hoped that auction market organization will no longer rely on State or Regional Budgets, since an autonomous market can have its own budget which is come from fees collected from auction members. While professional means that organization of auction market will be conducted by an entity/party that is focusing and capable to handle auction market.
Adapun penyempurnaan Peraturan ini akan mempertimbangkan beberapa aspek utama dalam penyelenggaraan pasar lelang, di antaranya kelembagaan, penjaminan pasar lelang, mekanisme transaksi lelang, keanggotaan, dan penyelesaian perselisihan. Peraturan ini merupakan salah satu prioritas yang harus segera diselesaikan oleh Bappebti dalam rangka revitalisasi Pasar Lelang.
The fixation of this regulation will consider several main aspects of auction market organization such as: institutional, auction market warranty institution, auction transaction mechanism, membership and disputes settlements. This regulation is a priority that must be settled by CoFTRA related to Auction Market revitalization.
Beberapa aspek yang disempurnakan meliputi beberapa kententuan antara lain seperti Dana Jaminan, diubah menjadi Jaminan Transaksi Pasar Lelang, karena yang dapat dipergunakan sebagai jaminan dalam transaksi dapat berupa Barang (komoditas), surat berharga, atau uang yang ditempatkan atau disetorkan oleh Anggota Pasar Lelang untuk menjamin pelaksanaan transaksi antara penjual dan pembeli di Pasar Lelang. Saat
Several aspects which are revised were: Guarantee Fund was converted into Auction Market Transaction Warranty, since goods (commodities), negotiable instruments or cash paid or placed by auction market’s members to guarantee the transaction activities between seller and buyer in auction market can be used as transaction collateral. Currently, the intended Draft of Minister of Trade Regulation will be
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Rule of Law, Legal Service and Law Enforcement ini Rancangan Peraturan Menteri Perdagangan dimaksud akan dibahas terlebih dahulu dengan stakeholders dengan tujuan agar Peraturan Menteri Perdagangan ini nantinya dapat implementatif dan workable.
discussed with other stakeholders to ensure its workability and operability.
2.
2.
Pelayanan Hukum dan Penanganan Litigasi
Legal Services and Litigation Handling
Di bidang pelayanan hukum, Bappebti menerima dan menangani pengaduan yang berkaitan dengan kegiatan PBK serta memberikan asistensi hukum seperti menjawab pertanyaan baik melalui surat atau kontak pembaca di website Bappebti, memenuhi permintaan sebagai saksi ahli, dan melakukan pertemuan koordinasi dengan aparat penegak hukum.
Regarding legal aspects, CoFTRA received and handled complaints related to Commodities Futures Trading and provide legal assistance such as answering questions either directly by mails or by answering questions which are published in CoFTRA’s web site; served as expert witness, carry out coordination meeting with legal enforcement officers.
2.1 Pengaduan Nasabah Selama tahun 2013, Bappebti telah menerima pengaduan dari 36 (tiga puluh enam) orang masyarakat terhadap 18 (delapan belas) perusahaan. Pengaduan tersebut sedang ditangani dan beberapa pengaduan tersebut telah dapat diselesaikan oleh Bappebti, Bursa Berjangka Jakarta, pihak Kepolisian, atau melalui Badan Arbitrase Perdagangan Berjangka Komoditi.
2.1 Customers’ Complaints During 2013, CoFTRA has received complaint from 36 (thirty six) members of communities regarding 18 (eighteen) companies. The complaints has being handled and several complaints have been settled by CoFTRA, Jakarta Futures Exchange, Police or Futures Trading Arbitration Authority (BAKTI).
2.2 Saksi Ahli Keterangan sebagai saksi ahli kepada pihak kepolisian dan kejaksaan atas dugaan tindak pidana penipuan dan/atau penggelapan dan/ atau tindak pidana lainnya yang dilakukan oleh perusahaan Pialang baik yang memiliki ijin maupun yang illegal selama tahun 2013 telah diberikan sebanyak 33 (tiga puluh tiga) kali.
2.2 Expert Witness CoFTRA has testified 33 (thirty three) times during 2013. The testimonies were given before Police or Attorney General for fraud and/ or embezzlement and/or other criminal acts conducted by illegal or legal Futures Brokers Companies.
2.3 Pertemuan Teknis Implementasi Ketentuan Di Bidang PBK, SRG, dan PL
2.3 Technical Meeting of Stipulations Implementation in Commodities Futures Trading, Warehouse Receipt System and Auction Markets Futures Trading sector is a tight regulated sector due to public fund mobilization and also Futures Trading is also growing radiply. The growing is due to amendment of Law No.32/1997 to Law No. 10/2011 which is done to facilitate current development; it is necessary for CoFTRA to issue
Sektor Perdagangan Berjangka adalah sektor yang ketat pengaturannya karena adanya mobilisasi dana masyarakat, selain itu sektor Perdagangan Berjangka juga sangat berkembang. Perkembangan tersebut terutama dengan adanya perubahan Undang-Undang Nomor 32
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
133
Peraturan Perundang-Undangan Pelayanan dan Penegakan Hukum
134
Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi menjadi Undang-Undang Nomor 10 tahun 2011 yang dilakukan untuk menampung perkembangan yang ada, sehingga Bappebti perlu menerbitkan beberapa peraturan pelaksanaan atas Undang-Undang tersebut, dalam rangka penyesuaian, sinkronisasi, atau pengaturan lebih lanjut.
several implementation regulation of that law in order to further synchronization and adjustment.
Terkait dengan hal tersebut, Bappebti menerbitkan peraturan-peraturan pelaksanaan untuk dapat mengakomodir perkembangan tersebut. Demikian juga Bappebti menerbitkan Surat Edaran Kepala Bappebti untuk memperjelas penafsiran dari ketentuan yang ada dan juga sebagai sarana untuk mengingatkan pihak yang diberi izin dan/atau persetujuan dari Bappebti. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dilakukan Pertemuan Teknis dalam rangka mengedukasi kepada semua pelaku usaha di Industri Perdagangan Berjangka khususnya kepada seluruh pihak yang telah diberikan izin, izin usaha, dan persetujuan. Pada tahun 2013 Pertemuan Teknis implementasi ketentuan dilaksanakan sebanyak 4 (empat) kali dan telah dilaksanakan di Medan, Bandung, Balikpapan, dan terakhir di Bandung.
Related to above issues, CoFTRA has issued implementation regulation to accommodate/ facilitate such development. CoFTRA has also issued circulation letters to clarify/interpret existing regulation and also served as reminder to entities which is given permission/approval by CoFTRA. In 2013, Technical Meeting of Stipulations Implementation in Commodities Futures Trading, Warehouse Receipt System and Auction Markets has been conducted 4 (four) times in Medan, Bandung (twice), Balikpapan. The objective of this meeting is to educate all Futures Trading’s participants, especially for entities/participants which have been given permits, business license and approvals.
2.4 Rapat Koordinasi dengan Aparat Penegak Hukum Kegiatan penegakan dan pelayanan hukum yang dilakukan Bappebti tidak hanya berupa pemeriksaan, penyidikan, dan pengenaan sanksi ataupun memberikan asistensi hukum, tetapi secara konsisten Bappebti juga melakukan kerjasama dan persamaan persepsi dengan aparat penegak hukum di seluruh Indonesia. Kerjasama dan persamaan persepsi tersebut dilakukan melalui kegiatan Rapat Koordinasi dengan Aparat Penegak Hukum. Pada tahun 2013, Rapat Koordinasi dilakukan sebanyak 8 (delapan) kali dan telah dilaksanakan di Makassar, Semarang, Bandung, Batam, Mataram, Manado, Surabaya, dan Bogor.
2.4 Coordination Meeting with Law Enforcement Officers Legal services and enforcement carries out by CoFTRA are not only in form of examination, investigation and sanctions imposition or legal assistance, but consistently CoFTA also carries out cooperation and perception building conducted through Coordination Meeting with Law Enforcement Officers. In 2013, Coordination Meetings have been done for 8 (eight) times and took place in Makassar, Semarang, Bandung, Batam, Mataram, Menado, Surabaya and Bogor.
Rapat Koordinasi ini menjadi penting dengan semakin berkembangnya kegiatan finansial, terutama di bidang PBK, yang terjadi di berbagai daerah dengan berbagai modus yang
The coordination meeting became more critical along with the growth of financial activities, especially in the field of Commodities Futures Trading which happened in various regions with
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Rule of Law, Legal Service and Law Enforcement merugikan, baik yang dilakukan oleh perusahaan yang memiliki ijin dari Bappebti maupun oleh perusahaan illegal. Meskipun kewenangan penyidikan kasus PBK merupakan kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Bappebti namun karena keterbatasan Sumber Daya Manusia dan dana, maka jalinan kerjasama antara Bappebti dengan aparat penegak hukum di daerah-daerah merupakan suatu jalan keluar untuk menyelesaikan kasus-kasus yang ada dan melindungi masyarakat dari praktik yang merugikan.
various adverse modes, conducted either by legal companies approved by CoFTRA or illegal companies. Even though the investigation of Commodities Futures Trading is the authority of PPNS Bappebti (Penyidik Pegawai Negeri Sipil - CoFTRA’S Civil Servant Investigators), the limitation number of investigators - has made CoFTRA can not fully implement investigation. Therefore, cooperation with local law enforcement officers (police and distric attorney general) can be seen as breakthrough to handle existing cases and protect public from adverse practices.
Sebagai salah satu instansi yang memiliki PPNS, Bappebti senantiasa berkoordinasi dengan Kepolisian Republik Indonesia. Salah satu forum koordinasi adalah melalui Rapat Koordinasi PPNS dengan Bareskrim Polri, yang merupakan kegiatan rutin Bareskrim POLRI. Koordinasi ditujukan untuk mengevaluasi penegakan hukum oleh PPNS yang telah diamanatkan oleh Undang-undang No. 8 Tahun 1981 tentang KUHAP dengan tujuan akhir untuk meningkatkan sinergitas kinerja PPNS dengan Penyidik POLRI serta terselenggaranya fungsi kontrol yang tepat dan efektif dalam sistem penyidikan.
As an agency that has PPNS, CoFTRA from time to time always carries out coordination with The Republic of Indonesia’s Police Forces. One coordination forum is through PPNS coordination meeting with Bareskrim Polri (Police Criminal Investigators) which has became a routine activities of Bareskrim Polri. The coordination is intended to evaluate law enforcement by PPNS that has been mandated by Law No.8/1981 regarding KUHAP (Criminal Codes Procedures) with Police Investigators and to ensure effective and precise controlling function within investigation system.
2.5 Litigasi Di bidang litigasi, Bappebti sebagai salah satu lembaga administrasi negara juga menghadapi gugatan baik perdata maupun Tata Usaha Negara (TUN) dari para pelaku pasar atau masyarakat yang merasa tidak puas dengan keputusan atau ketetapan yang telah dibuat Bappebti. Selama tahun 2013 Bappebti terlibat 5 (lima) perkara gugatan hukum yang mana 3 (tiga) diantaranya adalah perkara yang masih berjalan pada tahun 2012. Perkara gugatan hukum yang terkait dengan kegiatan PBK yang dilaksanakan Bappebti terdapat di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, dan Pengadilan Negeri Daerah Istimewa Yogyakarta. Gugatan hukum yang diajukan berkaitan dengan perkara perdata dan tata usaha negara yang diajukan oleh perusahaan Pialang atau pihak lain kepada Bappebti, maupun oleh Nasabah kepada perusahaan Pialang.
2.5 Litigation In Litigation field, CoFTRA as a state’s administrative agency also encounter law suits either civil code suits or State Administrative suits from stakeholders or public who were not satify with decision made by CoFTRA. Durint 2013, CoFTRA involved with 5 (five) legal suits, 3 of which were cases that have been decided since 2012. These cases were being heard in 3 different court houses, namely Central Jakarta Court House, South Jakarta Court House and Yogyakarta Court House. The legal suits were initiated either by brokers companies or customers to brokers companies.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
135
Peraturan Perundang-Undangan Pelayanan dan Penegakan Hukum
136
3. Penegakan Hukum
3. Law Enforcement
Sebagai salah satu cara untuk lebih meningkatkan kepercayaan dunia usaha terhadap PBK, secara konsisten Bappebti terus berupaya melakukan penegakan hukum terhadap para pihak yang terbukti melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan fungsi penegakan hukum dimaksud, Bappebti memiliki kewenangan untuk melakukan pemeriksaan, penyidikan, serta “undercover” atau penyamaran terhadap para pihak yang diduga melakukan pelanggaran terhadap ketentuan perundang-undangan tentang PBK dan/atau peraturan pelaksanaannya. Selama tahun 2013, Bappebti telah melakukan undercover terhadap 28 (dua puluh delapan) Perusahaan, pemeriksaan terhadap 39 (tiga puluh Sembilan) perusahaan, dan penyidikan terhadap 20 (dua puluh) perusahaan.
To improve stakeholders’ trust to Commodities Futures Trading, consistently CoFTRA has conducted law enforcement to all parties/entities which have been proved breached/violated the applied laws. In implementing intended law enforcement objective, CoFTRA has authority to conduct examination, investigation and undercover to all parties who were suspected violating Commodities Futures Trading laws or its implementation regulation. In 2013, CoFTRA has conducted undercover to 28 (twenty eight) companies, examination to 39 (thirty nine) companies and investigation to 20 (twenty) companies.
Selain itu, dalam rangka mengantisipasi sedikitnya jumlah PPNS BAPPEBTI, maka sesuai dengan tupoksinya, Biro Hukum BAPPEBTI bekerjasama dengan Pusdik Reskrim Polri mengadakan pelatihan berupa Diklat PPNS BAPPEBTI pola 400 JP. Diklat ini merupakan diklat pembentukan PPNS BAPPEBTI dengan mengorientasikan peserta untuk dapat memahami tentang teknik penyidikan terkait kasus pelanggaran terhadap Undang-Undang Perdagangan Berjangka Komoditi dan Sistem Resi Gudang. Pelaksanaan diklat ini merupakan suatu upaya untuk dapat menciptakan petugas yang dapat melakukan penyidikan tindak pidana di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi dan Sistem Resi Gudang.
To anticipate limitation of PPNS Bappepti investigators, CoFTRA’s Bureau of Legal in cooperation with Police Criminal Investigator Training Centre has conducted Training for PPNS Bappepti for the duration of 400 academic hours. The training is PPNS Bappepti formation training that will guide and direct all participant to understand investigation techniques related with violation/breach to Commodities Futures Trading and Warehouse Receipts System Laws. It is hoped that when upon finished with training, the participants will be able to conduct criminal acts in Commodities Futures Trading and Warehouse Receipts System.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Rule of Law, Legal Service and Law Enforcement Adapun pelaksanaan diklat PPNS BAPPEBTI pola 400 JP ini dilaksanakan dari tanggal 14 Mei sampai dengan 12 Juli 2013 bertempat di Pusdik Reskrim Polri Megamendung Bogor. Peserta diklat ditargetkan berjumlah 30 orang. Namun demikian pada pelaksanaannya diklat ini hanya dapat diikuti oleh 24 orang saja yang mana pesertanya terdiri dari PNS Bappebti dan PNS Dinas Perindag Provinsi atau Kabupaten/Kota.
The training for PPNS Bappepti investigators with 400 academic hours format took place in Police Criminal Investigator Training Centre Megamedung - Bogor from May 14th-July 12th 2013 and followed by 24 participants who came from CoFTRA and Provincials/Regencies/Cities Trade Agencies.
Dengan diselenggarakannya diklat PPNS BAPPEBTI pola 400 JP ini diharapkan kebutuhan akan sumber daya manusia di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi dan Sistem Resi Gudang di Indonesia dapat terpenuhi, sehingga dapat tercapai upaya untuk meminimalisir kerugian yang dihadapi masyarakat akibat tergiur pelaksanaan Perdagangan Berjangka Komoditi dan Sistem Resi Gudang yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
It is hoped that through this training, the need of Commodities Futures Trading and Warehouse Receipts’ human resources can be met; therefore loss petential can be minimized as the result fraud in Commodities Futures Trading and Warehouse Receipts.
4. Penetapan Sanksi
4. Imposition of Sanctions
4.1 Pengenaan Sanksi Administratif Selama tahun 2013, Bappebti telah mengenakan 21 (dua puluh satu) kali sanksi administratif berupa Peringatan Tertulis, Peringatan Keras, Pembekuan Kegiatan Usaha, Pencabutan Ijin Usaha, Pencabutan ijin Wakil Pialang Berjangka, sebagai berikut: 1. 13 (tiga belas) kali Peringatan Keras kepada perusahaan Pialang Berjangka; 2. 5 (lima) pembekuan izin usaha perusahaan Pialang Berjangka; 3. 2 (dua) pencabutan izin usaha perusahaan Pialang Berjangka; dan 4. 1 (satu) pencairan izin usaha perusahaan Pialang Berjangka;
4.1 Imposition of Administrative Sanction In 2013, CoFTRA has imposed 21 (twenty one) administration sanctions in form of Written Warning, Final Warning, Suspension of Business Activities, Business Licenses Revocation, Futures Brokers Representatives’s Licenses Revocation as follow: 1. 13 (thirteen) Final Warnings to Futures Brokers Companies 2. 5 (five) Supension of Futures Brokers Business Licenses 3. 2 (two) Revocation of Futures Brokers Business Licenses 4. 1 (one) Liquidation of Futures Brokers Business Licenses
4.2 Monitoring Pengenaan Sanksi Administratif Berupa Denda Administrasi Selain mengenakan sanksi administratif berupa denda administratif, dalam menjalankan fungsinya Bappebti juga melakukan pemantauan atau monitoring atas pengenaan sanksi administratif berupa denda yang telah diberikan kepada pelaku usaha. Tujuan dilakukannya Monitoring Pengenaan Sanksi Administratif Berupa Denda
4.2 Monitoring of Administrative Sanction Imposition in form of Administrative Fines CoFTRA also carries out monitoring upon administrative sanction inform of fines which had been implied to stakeholders. The monitoring objective is to synchronize administrative sanction data upon the lateness of financial statement submission (Non-Tax Revenue Receivables), formulation synchronization of working schedule
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
137
Peraturan Perundang-Undangan Pelayanan dan Penegakan Hukum
138
Administrasi adalah untuk sinkronisasi data pengenaan sanksi administratif berupa denda atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan (piutang PNBP), sinkronisasi penyusunan program kerja tim optimalisasi pengenaan sanksi denda administratif di bidang PBK, bahan pembahasan rencana penerapan Aplikasi Program Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan bahan pembahasan dalam rangka upaya penghapusan piutang tidak tertagih terhadap perusahaan Pialang Berjangka yang telah dicabut ijin usahanya.
of optimalization administrative sanction imposition in the field of Non Tax Revenue Receivables team and discussion materials for uncollected receivables write-off to Futures Brokers Companies which their business licenses have been revoked.
Dalam melakukan kegiatan Monitoring Pengenaan Sanksi Denda Administratif di Bidang Perdagangan Berjangka Komoditi, di tahun 2013 telah diadakan 6 (enam) kali rapat pembahasan hasil monitoring yang diselenggarakan di Jakarta.
In 2013, there had been 6 (six) meetings which discussed monitoring result and took place in Jakarta.
5.
5. Futures Trading Arbitration Authority (BAKTI)
Badan Arbitrase Perdagangan Berjangka Komoditi (BAKTI)
BAKTI yang didirikan pada akhir 2008 oleh BBJ, KBI, APBI dan IP2BI serta didukung penuh oleh Bappebti merupakan salah satu wadah penyelesaian perselisihan di bidang PBK. Tujuan pendiriannya adalah untuk menyelesaikan perselisihan perdata di bidang PBK. Manfaat penyelesaian melalui BAKTI ini adalah karena bersifat transparan, waktu penyelesaian yang lebih cepat, efektif dan efisien, independen, dan berada di luar peradilan umum. Keuntungan tersebut sangat diperlukan dalam perkembangan bisnis perdagangan berjangka yang sangat cepat dan dapat mengakomodir kebutuhan dari pelaku dan pengguna Bursa.
BAKTI was set up in the end 2008 by BBJ, KBI, APBI dan IP2BI and fully supported by CoFTRA; its objective is a medium of dispute settlement. The benefit of dispute settlement through BAKTI are transparent, faster resolution, effective and efficient, independent and it is not included within the regular court entities. Those benefits are necessary in futures trading business which grows rapidly and can accommodate needs of all exchange’s participants and users.
Keberadaan BAKTI dalam industri PBK diyakini akan memberikan kepastian hukum bagi masyarakat dari pihak-pihak yang melakukan praktik perdagangan yang merugikan, serta menjadi badan yang kompeten untuk menyelesaikan sengketa perdagangan di antara pelaku dan pengguna Bursa apabila upaya mediasi secara musyawarah di antara mereka gagal dilakukan.
BAKTI will provide legal certainty to public from entities who conducted fraud trading practice and will become competent entity to settle trading disputes between exchange’s participants and users if mediation through discussion between them failed.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Rule of Law, Legal Service and Law Enforcement Setelah lebih dari 5 tahun berdirinya BAKTI, keberadaan BAKTI mulai dimanfaatkan secara maksimal oleh para pihak termasuk Nasabah. Hal ini perlu didukung oleh kegiatan sosialisasi mengenai BAKTI dalam mendukung kegiatan PBK bagi masyarakat.
BAPPEBTI
BAKTI has begin to be utilized maximally by various parties/entities including customers. To support this result constant publication and socialization are needed.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
139
1.
140
Pengembangan Sumber Daya Manusia
1.
Human Capital Development
Tujuan pengembangan sumber daya manusia (SDM) adalah untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan sikap karyawan/anggota organisasi maupun pelaku usaha, pejabat dinas daerah, akademisi, dan masyarakat sehingga lebih efektif dalam mencapai sasaran-sasaran program ataupun tujuan Bappebti. Pendidikan dan pelatihan merupakan unsur terpenting dalam pengembangan SDM. Dalam tahap pengembangan SDM ini terdapat dua aspek kegiatan penting yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yakni kegiatan pelatihan dan kegiatan pengembangan SDM itu sendiri.
The objective of human capital development is to improve each employees, members of organization, stakeholders, officials of regionals agencies, academicians and members of communities’ capabilities, skills and attitudes - therefore it will be more effective to achieve program objectives or CoFTRA’s goals. Education and Training is the most important aspect in human capital development. There are two inseparable activities aspects, namely training activities and human capital development itself.
a. Eksternal Pengembangan SDM yang bersifat eksternal dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan serta keterampilan SDM yang menangani kegiatan PBK, SRG, maupun PLK. Kelompok SDM yang
a. External The external development of human capital is carried out to improve employees’ skills and knowledge who deal/involve in Commodities Futures Trading, WRS and Commodities Auction
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
menjadi target pengembangan terutama adalah pelaku usaha, pejabat dinas daerah, aparat penegak hukum, atau akademisi. Pengembangan dilakukan melalui kegiatan pelatihan teknis seperti pelatihan teknis tentang PBK bagi para pelaku usaha, pejabat Dinas daerah, aparat penegak hukum atau akademisi; pelatihan teknis tentang SRG bagi para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan Gabungan Kelompok Tani; serta pelatihan teknis bagi para pemandu dan operator Pasar Lelang. Kepada pihak yang telah memperoleh pelatihan diharapkan dapat mengembangkannya kepada masyarakat, petani, atau pihak terkait lainnya.
Markets. The targeted human capital groups are: stakeholders, officials of regional agencies, law enforcement officers or academicians. The development is carried out through technical training such as commodities futures trading technical trading to stakeholders, officials of regional agencies, law enforcement officers or academicians; WRS technical training to all Field Extension Staffs (PPL) and Association of Farmers Group and technical training to all auction markets operators and auctioneer. It is hoped everybody that has been trained could spread their knowledge and skills to their surrounding
b. Internal Pengembangan SDM yang bersifat internal dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan SDM di kalangan Bappebti yang menangani kegiatan PBK, SRG, PLK, dan kegiatan penunjang lainnya. Kegiatan pengembangan antara lain berupa pengiriman pegawai untuk
b. Internal The internal development of human capital is carried out to improve CoFTRA employees’ skills and knowledge who deal/involve in Commodities Futures Trading, WRS and Commodities Auction Markets. The development activities consist of several activities such as: public relation training,
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
141
Kegiatan Penunjang
142
mengikuti pelatihan antara lain di bidang kehumasan, komputer, atau bahasa asing; kerjasama dengan instansi pemerintah lain dan lembaga pendidikan; serta pengiriman pegawai ke luar negeri untuk mengikuti “on the job training”, workshop, seminar, konperensi, atau pertemuan.
computer training or foreign language training; cooperation with other governmental agencies and educational institutions and sending employees to overseas to follow “on the job training”, workshop, seminar, conference or meeting.
2. Sosialisasi dan Edukasi
2. Socialization and Education
Kegiatan sosialisasi dan edukasi bagi para pelaku usaha dan masyarakat, baik yang berkaitan dengan Perdagangan Berjangka Komoditi, Sistem Resi Gudang, ataupun Pasar Lelang Komoditi, senantiasa dilakukan setiap tahun. Melalui kegiatan ini diharapkan terbangunnya kesadaran masyarakat mengenai kegiatan Perdagangan Berjangka, Sistem Resi Gudang, dan Pasar Lelang, baik secara konsepsi maupun implementasinya, dengan tujuan utama agar pengembangan serta penerapan kegiatan-kegiatan tersebut di Indonesia dapat terwujud.
Socialization and education activities to all stakeholders and members of communities related either to Commodities Futures Trading, WRS or Commodities Auction Markets are carried out annually. Through theses activities, public awareness regarding Commodities Futures Trading, WRS or Commodities Auction Markets either as conception or as implementation can be built.
Untuk itu Bappebti telah melakukan berbagai kegiatan sosialisasi dan edukasi dalam berbagai bentuk seperti sosialisasi, dialog interaktif, konperensi pers, penyebaran informasi, atau bimbingan teknis maupun pertemuan teknis tentang Perdagangan Berjangka Komoditi, Sistem Resi Gudang, atau Pasar Lelang Komoditi, serta edukasi bagi para Wakil Pialang Berjangka.
Therefore, CoFTRA has conducted various socialization and education activities in various forms such as socialization, interactive dialog, press conference, information broadcast, technical guidance or technical meeting regarding Commodities Futures Trading, WRS or Commodities Auction Markets and education activities to all Futures Brokers Representatives.
a. Sosialisasi Sepanjang tahun 2013 Bappebti telah melaksanakan 12 (dua belas) kali kegiatan sosialisasi mengenai kebijakan Bappebti di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi, Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang Komoditi. Pelaksanaan sosialisasi dilakukan bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan di daerah serta melibatkan aparat Pemerintah Daerah setempat. Sosialisasi dihadiri oleh sekitar 100 orang yang umumnya terdiri dari para pelaku usaha di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi, Sistem Resi Gudang, Pasar Lelang, kalangan perbankan, Perguruan Tinggi, serta instansi terkait. Sosialisasi dilakukan dalam bentuk seperti seminar. Pembicara atau nara sumber
a. Socialization In 2013, CoFTRA had conducted 12 (twelve) socialization activities regarding CoFTRA’s Commodities Futures Trading, WRS or Commodities Auction Markets activities. The socialization were carried out in cooperation with Regional’s Trading Agencies and local government officials were also involved. Socialization in general were attended by around 100 persons, who are mainly stakeholders’ in Commodities Futures Trading, WRS or Commodities Auction Markets, bankers, academicians and concerned agencies. Socialization were carried out in seminars. The speakers came from various agencies/entities such as CoFTRA’s officials, officials of regional
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Supporting Activities dalam sosialisasi terdiri dari pejabat Bappebti dan didampingi oleh pihak yang berkompeten seperti pejabat daerah, Direksi Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka, Pengelola Gudang, Perbankan, Asuransi serta anggota legislatif.
governments, Directors of Futures Exchanges, Clearing House, Warehouse Managers, Banks, Insurance and legislative members.
Khusus mengenai Sistem Resi Gudang, peserta sosialisasinya diutamakan para kelompok tani dan instansi terkait. Minat mereka yang cukup tinggi ditunjukkan dari tingkat kehadiran peserta dan dari berbagai pertanyaan yang disampaikan. Daerah sosialisasi untuk PBK adalah Bandung dua kali dan Bangka, sedangkan untuk SRG dipilih Grobogan, Makassar, Tasik, Deli Serdang, Probolinggo, Cariu, Pandeglang, Surabaya dan Bolaangmongondow.
For WRS, targeted socialization participants were farmers group and concerned agencies. Their interest were quite high, reflected from attendance rate and from various questions. Socialization areas for Commodities Futures Trading were Bandung (twich) and Bangka, while for WRS were Grobogan, Makassar, Tasik, Deli Serdang, Probolinggo, Cariu, Pandeglang, Surabaya and Bolaangmongondow.
b. Dialog Interaktif Untuk memperkenalkan sekaligus memberikan informasi lebih lanjut tentang Perdagangan Berjangka, Sistem Resi Gudang, dan Pasar Lelang Komoditi kepada masyarakat luas, pelaku usaha, dan pihak-pihak terkait, dilakukan kegiatan berupa dialog interaktif yang dilakukan melalui media elektronik, baik televisi maupun radio. Pada tahun 2013 kegiatan dialog interaktif lebih difokuskan pada sosialisasi tentang amandemen UndangUndang Perdagangan Berjangka Komoditi dan Sistem Resi Gudang yang baru disahkan pada pertengahan tahun 2011.
b. Interactive Dialog To introduce and spread information regarding Commodities Futures Trading, WRS or Commodities Auction Markets to public, stakeholders and concerned parties, interactive dialogs were carried out through electronic media, either television or radio. In 2013, interactive dialogs were focused on socialization of amendment of Law of Commodities Futures Trading and Warehouse Receipt System which has been just promulgated in the middle of 2011.
Pelaksanaan dialog interaktif melalui televisi dan radio selama tahun 2013 telah dilaksanakan sebanyak 17 (tujuh belas) kali yaitu di Semarang, Jakarta, Surabaya, Bogor, Pandeglang, Manado, Malang dan Lombok. Dalam beberapa kesempatan, pimpinan Bappebti juga diundang sebagai nara sumber oleh Bursa Berjangka dan perusahaan Pialang Berjangka dalam rangka acara dialog interaktif di televisi yang berkaitan dengan PBK.
In 2013, the interactive dialog activities broadcasted through television and radio have ben conducted 17 (seventeen) times in Semarang, Jakarta, Surabaya, Bogor, Pandeglang, Manado, Malang dan Lombok. In several occasions, CoFTRA directors were also invited as speakers by Futures Exchange and Futures Brokers Companies in interactive dialog shows in TV.
c. Konperensi Pers Kegiatan Konperensi Pers dimaksudkan untuk memberikan informasi yang tepat dan jelas secara langsung kepada publik yang berkaitan dengan kebijakan baru Bappebti mengenai PBK, SRG, dan PLK. Dengan demikian masyarakat dan para pelaku usaha akan memperoleh informasi
c. Press Conference Press Conference is intended to provide clear and precise information to public regarding CoFTRA new policies in Commodities Futures Trading, WRS and Commodities Auction Marketstherefore public and stakeholders will get updated information regarding above mentioned policies.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
143
Kegiatan Penunjang
144
secara berkesinambungan tentang hal-hal yang berkaitan dengan ketiga kegiatan tersebut. Di tahun 2013 Konperensi Pers telah dilaksanakan sebanyak 16 (enam belas) kali yaitu di Grobogan Jawa Tengah, Jakarta, Tasikmalaya, Probolinggo, Bogor, Pandeglang, Semarang, Bolaang Mongondow, Malang, Lombok Timur.
In 2013, Press Conference had been conducted 16 (sixteen) times in Grobogan Central Java, Jakarta, Tasikmalaya, Probolinggo, Bogor, Pandeglang, Semarang, Bolaang Mongondow, Malang, East Lombok.
d. Penyebaran Informasi Disamping berbagai kegiatan seperti disebutkan di atas, Bappebti juga melakukan berbagai program kegiatan dalam rangka penyampaian dan penyebaran informasi terkait dengan tugas pokok dan fungsinya, melalui: a. Buletin Kontrak Berjangka, yang terbit setiap awal bulan. Materi yang disajikan menyangkut informasi dan edukasi tentang PBK, SRG, dan PLK. b. Leaflet, brosur, dan booklet, sebagai sarana publikasi tentang PBK, SRG, dan PLK yang dapat diperoleh secara gratis oleh masyarakat luas dari Bappebti. c. Iklan layanan masyarakat, sebagai sarana penyampaian informasi dan publikasi mengenai kebijakan Bappebti dalam hal PBK, SRG, dan PLK melalui media cetak dan elektronik. d. Buku Statistik PBK, yang terbit setiap triwulan. Informasi yang disajikan berupa data transaksi harian yang terjadi di Bursa Berjangka, data harga harian di pasar lokal dan internasional, dan data transaksi PLK. Buku ini disebarluaskan ke universitas/ perguruan tinggi di seluruh indonesia dan dapat diperoleh secara gratis oleh masyarakat luas atau dapat diakses melalui website Bappebti. e. Edukasi. Kegiatan edukasi dilakukan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para Wakil Pialang Berjangka yang merupakan unsur penting dalam pelaksanaan Perdagangan Berjangka Komoditi. Di tahun 2013 Bappebti telah melakukan kegiatan Penataan dan Penyegaran Wakil Pialang Berjangka sebanyak 2 kali di Bali dan Yogyakarta, dengan jumlah keseluruhan peserta sebanyak 345 orang.
d. Information Broadcast CoFTRA also carries out various activities program related to information broadcast through : a. “Kontrak Berjangka” Bulletin, issued monthly. The coverage is about information and education regarding Commodities Futures Trading, WRS and Commodities Auction Markets b. Leaflet, brochures and booklets as publication medium regarding Commodities Futures Trading, WRS and Commodities Auction Markets and can be obtained for free. c. Public Services Announcement (PSA) as publication medium regarding Commodities Futures Trading, WRS and Commodities Auction Markets. PSA is published through printed media and also broadcasted through electronic media. d. CoFTRA’s Specific Book; published quarterly. The coverage is mainly about daily transaction data, daily price information either in domestic or overseas markets and Commodities Auction Market transaction data. These booklets are given free of charge or can be accessed through CoFTRA’s web site. e. Education. In 2013 CoFTRA has carried out 2 (two) times of upgrading and refreshing courses for Futures Brokers Representatives in Bali and Yogyakarta with total participants of 345 persons.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Supporting Activities 3.
Kerjasama dan Partisipasi Internasional
3. International Cooperation and Participation
Mengingat kegiatan PBK memiliki ruang lingkup internasional, baik menyangkut komoditi yang diperdagangkan, institusi, para profesional yang terlibat, maupun wilayah perdagangan dan pengawasannya, maka Sumber Daya Manusia di lingkungan Bappebti harus memiliki wawasan serta pengetahuan di bidang PBK yang luas dan setiap saat harus selalu ditingkatkan. Berbagai perkembangan yang terjadi di mancanegara diupayakan agar dapat diantisipasi secara cepat dan tepat untuk pengembangan Pasar Berjangka, Sistem Resi Gudang, dan Pasar Lelang Komoditi di Indonesia.
The Commodities Futures Trading is an international activity, whereas its commodities, institution and its professional staffs are internationally connected, the CoFTRA’s human capital must also have broad knowledge in term of Commodities Futures Trading and from time to time must be regularly updated. Various development in overseas markets must be anticipated rapidly and correctly in order to develop Futures Markets, WRS and Commodities Auction Markets.
Dalam tahun 2013 kegiatan internasional yang diikuti meliputi:
In 2013, CoFTRA has participated in various international activities such as:
1.
Workshop dan Kerjasama Internasional
1.
Workshop and International Cooperation
•
FIA NY Expo 2013, New York, Amerika Serikat, 08-12 April 2013 XIth International CIFA Forum, Monaco, 2227 April 2013; 35th Annual Law and Compliance Division Conference on the Regulation of Futures, Derivatives, and OTC Products, Baltimore, Amerika Serikat, 06-12 Mei 2013; Kunjungan kerja ke Chicago Mercantile Exchange (CME), Chicago, Amerika Serikat, 4-11 Juni 2013 dan 7-15 Juni 2013; Committee Meetings of The International, Tripartite Rubber Council (ITRC), Bangkok, Thailand, 4-6 Juni 2013
•
FIA NY Expo 2013, New York USA April 8th12 2013 XI th International CIFA Forum, Monaco April 22-27th 2013 35th Annual Law and Compliance Division Conference on the Regulation of Futures, Derivatives and OTC Products, Baltimore, USA May 6th-12th 2013 Chicago Mecantile Exchange (CME) Visit June 4th-11th and June 7th-15th 2013 Committee Meetings of The International, Tripartite Rubber Council (ITRC), Bangkok, Thailand June 4th-6th 2013.
2.
Sidang Internasional
2. International Assemblies
•
The 16th Annual Conference of The Association of Futures Market (AFM), Johanesburg, Afrika Selatan, 25 Februari - 02 Maret 2013; The 110th Session of The International Coffee Council and Other ICO Meetings, London, Inggris, 02-08 Maret 2013; International Futures Industry, Conference 2013 Futures Industry Association (FIA), Boca Raton, Amerika Serikat, 11-16 Maret 2013;
•
• •
•
•
•
•
BAPPEBTI
• •
• •
•
•
The 16th Annual Conference of The Association of Futures Market (AFM), Johanesburg, South Africa February 25thMarch 02nd 2013; The 110th Session of The International Coffee Council and Other ICO Meetings, London, England, March 02nd-08th 2013; International Futures Industry, Conference 2013 Futures Industry Association (FIA), Boca Raton, USA, March 11th-16th 2013;
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
145
Kegiatan Penunjang •
•
•
•
•
•
•
•
•
•
ASIC Annual Forum 2013 and Visit to ASX Futures Exchange, Melbourne & Sydney, Australia, March 22nd-28th 2013; Committee Meetings of The International Tripartite Rubber Council (ITRC), Phuket, Thailand, 08-12 April 2013; The 9th Annual General Meeting of Shareholders International Rubber Consortium Limited (IRCo), Bangkok, Thailand, April 24th -26th 2013; SFOA/FIA International Assembly, Burgenstock: The Global Forum for Derivatives Market ke-34, Geneva, Switzerland, September 23rd-28th 2013; Annual Assembly and International Cooperation FIA Expo 2013: 29th Annual & Options Expo, Chicago, USA, November 4th-9th 2013.
3. On the Job Training di Luar Negeri
3.
Overseas On The Job Training
•
•
On Job Training Introduction to Hedging with Futures, London, England, February 18th-22nd 2013; On Job Training Introduction to Physical Trading and Warehousing, London, England, February 18th-22th 2013; On Job Training to Aalsmeer Flower Auction (Flora Holland), Amsterdam, Holland, May 20th-25th 2013.
•
•
146
ASIC Annual Forum 2013 dan Kunjungan Kerja ke Bursa Berjangka ASX, Melbourne & Sydney, Australia, 22-28 Maret 2013; Committee Meetings of The International Tripartite Rubber Council (ITRC), Phuket, Thailand, 08-12 April 2013; The 9th Annual General Meeting of Shareholders International Rubber Consorcium Limited (IRCo), Bangkok, Thailand, 24-26 April 2013; Sidang International SFOA/FIA Burgenstock: The Global Forum for Derivatives Market ke34, Geneva, Swiss, 23-28 September 2013; Sidang Tahunan dan Kerjasama Internasional FIA Expo 2013: Annual & Options Expo ke29, Chicago, Amerika Serikat, 4-9 November 2013.
On Job Training Introduction to Hedging with Futures, London, Inggris, 18-22 Februari 2013; On Job Training Introduction to Physical Trading and Warehousing, London, Inggris, 18-22 Februari 2013; On Job Training ke Aalsmeer Flower Auction (Flora Holland), Amsterdam, Belanda, 20-25 Mei 2013.
•
•
LAIN-LAIN
OTHERS
1. Program dan Anggaran Bappebti
1. CoFTRA’s Budget and Program
Laporan Keuangan Bappebti Kementerian Perdagangan Tahun Anggaran 2013 Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) UndangUndang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/ PMK.05/2007sebagaimana telah diubah dengan 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/ PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, Menteri/ Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga
CoFTRA 2013 Financial Report Based on Paragraph 55 (article 2) Law No.1/2004 on State’s Treasuries and Minister of Finance Regulation Number 171/PMK.05/2007 as has been amended with Number 233/PMK.05/2011 regarding Accounting System and Central Government Financial Reporting, minister/heads of agencies as Budget Users/Properties Users formulate and submit State Ministries’/Agencies Financial Reporting (LKKL) consists of Statement of Budget Realization (LRA), Balance Sheets and Notes on Financial Statements to Minister of Finance as fiscal manager in preparing Central Government Financial Statement.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Supporting Activities (LKKL) yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) kepada Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal, dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP). Laporan Keuangan Tahunan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Kementerian Perdagangan Tahun Anggaran 2013 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
2013’s COFTRA Annual Financial Statement has been formulated and presented in accordance with Government Regulation Number 71/2010 on Governmental Accounting Standard (SAP).
a.
a.
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
STATEMENT OF BUDGET REALIZATION (LRA)
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur pendapatan dan belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2013.
Statement Of Budget Realization describes comparison between budget and its realization, which covers revenues and expenditures components between January 1st- December 31st 2013.
Realisasi Pendapatan Negara pada Tahun Anggaran 2013 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp2.054.617.720,00 (Dua miliar lima puluh empat juta enam ratus tujuh belas ribu tujuh ratus dua puluh rupiah). Realisasi Belanja Negara pada Tahun Anggaran 2013 adalah sebesar Rp70.775.085.972,00 (tujuh puluh miliar tujuh ratus tujuh puluh limajuta delapan puluhlima ribu seratus tujuh puluh dua rupiah),atau mencapai 84,18 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp 83.944.851.000,00.
Realization of State’s Non Taxes Revenue in 2013 was Rp.2,054,617,720.00 (Two Billion Fifty Four Million Six Hundred Seventeen Thousand and Seven Hundred Twenty Rupiah). Expenditures realization in 2013 was Rp.70,775,085,972.00 (Seventy Billion Seven Hundred Seventy Five Million Eighty Five Thousand Nine Hundred Seventy Two Rupiah) or has reached 84.15% from budget allocation of Rp.83,944,851,000.00.
Ringkasan LRA Tahun Anggaran 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut:
Summary of 2012 and 2013 LRA can be seen on following table:
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
147
Kegiatan Penunjang
148
b. NERACA
b. BALANCE SHEETS
Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada 31 Desember 2013 dan 2012.
Balance sheets describes entity’s financial position regarding assets, liabilities and fund equities in December 31st 2013 and 2012.
Jumlah Aset adalah sebesar Rp167.559.763.357,00 (seratus enam puluh tujuh milyar lima ratus lima puluh sembilan juta tujuh ratus enam puluh tiga ribu tiga ratus lima puluh tujuh rupiah) yang terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp6.933.785.875,00 (enam miliar sembilan ratus tiga puluh tiga juta tujuh ratus delapan puluh lima ribu delapan ratus tujuh puluh lima rupiah), Aset Tetap sebesar Rp154.206.307.082,00 (seratus lima puluh empat miliar dua ratus enam juta tiga ratus tujuh ribu delapan puluh dua rupiah) dan Aset Lainnya sebesar Rp6.419.670.400,00 (enam miliar empat ratus sembilan belas juta enam ratus tujuh puluh ribu empat ratus rupiah).
Value of assets was Rp.167,559,763,357.00 (One Hundred Sixty Seven Billion Five Hundred Fifty Nine Million Seven Hundred Sixty Three Thousand Three Hundred Fifty Seven Rupiah) Consists of Current Assets Rp.6,933,785,875.00 (Six Billion Nine Hundred Thirty Three Million Seven Hundred Eighty Five Thousand Eight Hundred Seventy Five Rupiah), Fixed Assets Rp. 154,206,307,082.00 (One Hundred Fifty Four Billion Two Hundred Six Million Three Hundred Seven Thousand Eighty Two Rupiah) and other assets Rp. 6,419,670,400.00 (Six Billion Four Hundred Nineteen Million Six Hundred Seventy Thousand Four Hundred Rupiah).
Jumlah Kewajiban adalah sebesar Rp96.643.200,00 (sembilan puluh enam juta enam ratus empat puluh tiga ribu dua ratus rupiah) yang merupakan Kewajiban Jangka Pendek. Sementara itu jumlah Ekuitas Dana adalah sebesar Rp167.463.120.157,00 (seratus enam puluh tujuh miliar empat ratus enam puluh tiga juta seratus dua puluh ribu seratus lima puluh tujuh rupiah), yang terdiri dari Ekuitas Dana Lancar sebesar Rp 6.837.142.675,00 (enam miliar delapan ratus tiga puluh tujuh juta seratus empat puluh dua ribu enam ratus tujuh puluh lima rupiah),dan Ekuitas Dana Investasisebesar Rp160.625.977.482,00 (seratus enam puluh miliar enam ratus dua puluh lima juta Sembilan ratus tujuh puluh tujuh ribu empat ratus delapan puluh dua rupiah).
Amount of short terms liabilities Rp.96,643,200.00 (Ninety Six Million Six Hundred Forty Three Thousand Two Hundred Rupiah). While amount of Current Equities was Rp.167,463,120,157.00 (One Hundred Sixty Seven Billion Four Hundred Sixty Three Million One Hundred Twenty Thousand One Hundred Fifty Seven Rupiah), consisting of Current Equity Rp 6,837,142,675.00 (Six Billion Eight Hundred Thirty Seven Million One Hundred Forty Two Thousand Six Hundred Seventy Five Rupiah), and Investment Equities was Rp.160,625,977,482.00 (One Hundred Sixty Billion Six Hundred Twenty Five Million Nine Hundred Seventy Seven Four Hundred Eighty Two Rupiah).
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Supporting Activities
c. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
c. NOTES ON FINANCIAL STATEMENT
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca. Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.
Notes on Financial Statement (CaLK) consist of detail list or analysis of a posting’s value presented in Statement of Budget Realization and Balance Sheets. Including in this Notes on Financial Statement is compulsory and recommended information presentation by Governmental Accounting Standard and its disclosures which were needed in financial statement fair presentation.
Opini Audit Badan Pemeriksa Keuangan R.I terhadap Laporan Keuangan Bappebti Kementerian Perdagangan.
Republic of Indonesia’s State of Audit Agency Audit Opinion toward CoFTRA’s Financial Statement.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004, Laporan Keuangan pada Kementerian/ Lembaga wajib diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan RI Untuk Laporan Keuangan Kementerian Perdagangan Tahun Anggaran 2012 telah diaudit, dimana dari Hasil Auditnya,
Based on Law No.15/2004, State’s Ministries/ Agencies Financial Statements must be audited by Republic of Indonesia’s State of Audit Agency. For 2013’s Budget Year Ministry of Trade’s Financial Statement had been audited and its audit result was Unqualified Opinion (the highest opinion),
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
149
Kegiatan Penunjang BPK RI memberikan penilaian atas Laporan Keuangan yang dinyatakan melalui Opini Audit Atas Laporan Keuangan. Pada Tahun 2013, BPK memberikan Opini Audit tertinggi yaitu Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), terhadap Laporan Keuangan Kementerian Perdagangan Tahun Anggaran 2013 termasuk di dalamnya Laporan Keuangan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, diantara 4 (empat) jenis Opini Audit Keuangan atas Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh BPK RI, yaitu: Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion), Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion), Tidak Memberi Pendapat (Disclaimer/No Opinion), dan Tidak Wajar (Adverse Opinion).
included within The Ministry of Trade’s Financial Statement was CoFTRA’s Financial Statement.
2.
2.
Reformasi Birokrasi dan Wilayah Tertib Administrasi (WTA) (UMUM)
Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (business process) dan sumber daya manusia aparatur. Berbagai permasalahan/hambatan yang mengakibatkan sistem penyelenggaraan pemerintahan tidak berjalan atau diperkirakan tidak akan berjalan dengan baik harus ditata ulang atau diperbarui. Reformasi birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Dengan kata lain, reformasi birokrasi adalah langkah strategis untuk membangun aparatur negara agar lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mengemban tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional. Selain itu dengan sangat pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi serta perubahan lingkungan strategis menuntut birokrasi pemerintahan untuk direformasi dan disesuaikan dengan dinamika tuntutan masyarakat. Oleh karena itu harus segera diambil langkah-langkah yang bersifat mendasar, komprehensif, dan sistematik, sehingga tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan efektif dan efisien. Reformasi di sini merupakan proses pembaharuan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan,
150
BAPPEBTI
Bureaucracy Reformation Program and Area of Administrative Order
Fundamentally, Bureaucracy Reform is an effort directed toward renewal and fundamental reformation of governmental system especially organizational aspects, business process and apparatus’ human capital. Bureaucracy Reform is carried out to create good governance. In other word, bureaucracy reform is a strategic steps to build state’s apparatus to be more efficient and effective in delivering state’s duties. Along with rapid development of sciences, information technologies and communication and strategic environment shifting, it is necessary for governmental bureaucracy to be reformed and adjusted with current public demand. Comprehensive, fundamental and systematic steps must be taken immediately to achieve objectives and aims that have been set previously. The reformation in this context must be understood as renual process which is carried out gradually (in phases) and sustainable - not as radical and revolutionary efforts. To correct government organizer’s performance, each year Ministry of Trade carries out Area of Administrative Order Assessment in all Second Echelons, including CoFTRA’s Second Echelon consist of CoFTRA’s Secretariat, Bureau for Legal and Bureau for Commerce. The Assessment aspects are based on Minister of Trade Regulation Number 491/M-DAG/KEP/4/2012 on Technical Instructions on Area of Administrative Order
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
Supporting Activities sehingga tidak termasuk upaya dan/atau tindakan yang bersifat radikal dan revolusioner. Untuk itu, dalam rangka memperbaiki kinerja penyelenggaraan pemerintahan, setiap tahun Kementerian Perdagangan (Kemendag) melakukan penilaian Wilayah Tertib Administrasi (WTA) di seluruh Unit Eselon I di lingkungan Kementerian Perdagangan pada tingkat Eselon II. Tak terkecuali Eselon II di Lingkungan Bappebti meliputi : Sekretariat Bappebti, Biro Hukum Bappebti dan Biro Perniagaan Bappebti. Aspek Penilaian WTA tersebut di dasarkan atas Permendag RI Nomor 491/M-DAG/KEP/4/2012 tentang Petunjuk Teknis Penetapan dan Penilaian Wilayah Tertib Administrasi di lingkungan Kementerian Perdagangan. Aspek penilaian dalam WTA tersebut meliputi 5 unsur, yaitu: (1) pelaksanaan kinerja; (2) pengelolaan keuangan dan barang milik negara; (3) pengelolaan Sumber Daya Manusia; (4) hasil pengawasan oleh unit pengawasan, baik internal Kemendag maupun eksternal yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Pengawasan Masyarakat (Wasmas); dan (5) pelaksanaan percepatan pemberantasan korupsi sehingga terwujud tatakelola pemerintahan yang baik (good governance) serta pemerintahan yang bersih dari KKN.
Assessment in Ministry of Trade. The Assessment aspects covers 5 components, namely : (1) performance implementation; (2) management of state’s properties and fund; (3) management of human capital; (4) monitoring result, conducted by State’s Audit Agency and Public Monitoring and (5) acceleration of corruption eradication to create good governance and free from collusion, corruption and nepotism. CoFTRA’s Secretariat and Bureau for Commerce achieved “GOOD PREDICATE”; B category for CoFTRA’s Secretariat and C for Bureau for Commerce.
Dari hasil penilaian WTA yang dilakukan terhadap 30 (tiga puluh) unit Eselon II Kementerian Perdagangan, termasuk 2 (dua) unit Eselon II di lingkungan Bappebti yakni unit Biro Perniagaan dan Biro Pasar Fisik dan Jasa, kedua unit Bappebti tersebut memperoleh predikat Baik, pada kategori Pelayanan Publik dan PNBP.
From the results of WTA assessment conducted on 30 (thirty) Echelon 2 units in Ministry of Trade, including two (2) Echelon 2 units in CoFTRA which are the Bureau of Commerce and Bureau of Physical Markets and Services, both units are predicated Good, in the category of Public Services and Non-Tax Inland Revenues.
.
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
151
Peristiwa Penting 2013 Important Highlights 2013 RAPAT KOORDINASI DALAM RANGKA PENINGKATAN KINERJA INDUSTRI PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TAHUN 2013, BANDUNG, 22 JANUARI 2013 Kepala Bappebti Syahrul R Sempurnajaya, memberikan arahan dalam acara Rapat Koordinasi dalam Rangka Peningkatan Kinerja Industri Perdagangan Berjangka Komoditi Tahun 2013 yang diselenggarakan di Bandung pada tanggal 22 Januari 2013.
PERTEMUAN TEKNIS KOMODITI TIMAH DAN MEKANISME PERDAGANGAN TIMAH MELALUI BURSA BERJANGKA 29 JANUARI 2013 Kepala Bappebti, Syahrul R Sempurnajaya memberikan arahan sekaligus membuka pertemuan Teknis Komoditi Timah dan Mekanisme Perdagangan Timah melalui Bursa Berjangka sekaligus Sosialisasi Peraturan Menteri Perdagangan RI No.78/MDAG/PER/12/2012 tentang Ketentuan Ekspor Timah, yang diselenggarakan pada tanggal 29 Januari 2013 di Hotel Borobudur, Jakarta.
BAPPEBTI
Head of CoFTRA, Syahrul R Sempurnajaya, gave direction in Coordination Meeting For Commodities Futures Performance Improvement, held in Bandung January 22nd 2013
TECHNICAL MEETING OF TIN COMMODITIES AND MECHANISM OF TIN TRADING THROUGH FUTURES EXCHANGES, JANUARY 29TH 2013 Head of CoFTRA, Syahrul R Sempurnajaya, gave direction and opened Technical Meeting Of Tin Commodities And Mechanism Of Tin Trading Through Futures Exchanges including Socialization of Minister of Trade Regulation No.78/M-DAG/ PER/12/2012 on Tin’s Export Regulation held in January 29th 2013 in Borobudur Hotel, Jakarta.
PERTEMUAN TEKNIS IMPLEMENTASI KETENTUAN DIBIDANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI, SWISS-BEL HOTEL, MEDAN 7-8 FEBRUARI 2013 Kepala Biro Hukum Bappebti, Alfons Samosir mewakili Kepala Bappebti memberikan arahan sekaligus membuka acara Pertemuan Teknis Implementasi Ketentuan dibidang Perdagangan Berjangka Komoditi. Pertemuan teknis kali ini dihadiri sekitar 40 (empat puluh) orang peserta yang merupakan Kepala Cabang, Wakil Pialang atau Pegawai Pialang Berjangka yang berada di Medan dan sekitarnya.
152
COORDINATION MEETING FOR COMMODITIES FUTURES PERFORMANCE IMPROVEMENT, BANDUNG JANUARY 22ND 2013
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
TECHNICAL MEETING OF COMMODITIES FUTURES TRADING REGULATIONS, SWISSBEL HOTEL, MEDAN FEBRUARY 7TH-8TH 2013 Head of Bureau for Legal, Alfons Samosir was represented Head of CoFTRA gave direction and opened Technical Meeting Of Commodities Futures Trading Regulations. This meeting was attended by 40 (fourty) participants consisted of Head of Branch, Brokers Representatives or Futures Broker’s employees in the city of Medan
UJIAN PROFESI CALON WAKIL PIALANG BERJANGKA, SURABAYA, 8-9 FEBRUARI 2013
PROFESSIONAL EXAMINATION FOR FUTURES BROKERS REPRESENTATIVES’ CANDIDATES, SURABAYA, FEBRUARY 8TH-9TH 2013 CoFTRA organized Professional Examination Bappebti menyelenggarakan kegiatan Ujian For Futures Brokers Representatives’ Profesi Calon Wakil Pialang Berjangka yang Candidates, held in Surabaya, February diselenggarakan di Surabaya, pada tanggal 8th-9th 2013. The examination session was 8-9 Februari 2013. Acara dibuka oleh opened by CoFTRA’s Secretary Nizarli. 102 Sekretaris Bappebti, Nizarli. Peserta yang mengikuti ujian berjumlah 102 orang, berasal participat attended this examination, came from various cities such as: Jakarta, Bandung, dari berbagai kota di tanah air antara lain: Jakarta, Bandung, Solo, Semarang, Surabaya Solo, Semarang, Surabaya, etc. dan beberapa Kota lainnya.
PENATAAN DAN PENYEGARAN WAKIL PIALANG BERJANGKA. BALI, 27-28 FEBRUARI 2013 Kepala Bappebti Syahrul R Sempurnajaya memberikan arahan sekaligus membuka acara Penataan dan Penyegaran Wakil Pialang Berjangka yang diselenggarakan di Bali. Peserta yang mengikuti kegiatan Penataan dan Penyegaran Wakil Pialang Berjangka seluruhnya berjumlah ± 176 orang.
UPGRADING AND REFRESHING COURSES FOR FUTURES BROKERS REPRESENTATIVES; BALI Febuary 27TH-28TH 2013 Head of CoFTRA, Syahrul R Sempurnajaya, gave direction and opened Upgrading And Refreshing Courses For Futures Brokers Representatives held in Bali. Approximately 176 participants attended this course.
MONEX INVESTOR CLUB 2013 JAKARTA, TANGGAL 2 MARET 2013 Kepala Bappebti, Syahrul R Sempurnajaya memberikan pengarahan pada acara Monex Investor Club 2013 di Ballroom Djakarta Theater Building, Jakarta.
BAPPEBTI
MONEX INVESTOR CLUB 2013 JAKARTA, MARCH 2ND 2013 Head of CoFTRA, Syahrul R Sempurnajaya, gave direction Monex Investor Club 2013 in Ballroom Djakarta Theater Building, Jakarta.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
153
Peristiwa Penting 2013 Important Highlights 2013 DIALOG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DI STASIUN TELEVISI BERITA SATU 4 MARET 2013 Kepala Biro Perniagaan Bappebti, Robert J. Bintaryo mewakili Kepala Bappebti melakukan dialog di Stasiun TV Berita Satu Jakarta.
KUNJUNGAN KERJA WAKIL MENTERI PERDAGANGAN KE GUDANG SISTEM RESI GUDANG (SRG) DI KECAMATAN WIROSARI, KABUPATEN GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH, 8 MARET 2013 Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi didampingi Kepala Bappebti Kemendag, Syahrul R Sempurnajaya, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Srie Agustina, bersama Bupati Grobogan, Bambang Pudjiono, serta para stakeholder terkait melakukan kunjungan kerja ke Gudang Sistem Resi Gudang (SRG) yang terletak di Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah.
Kepala Bappebti Kemendag, melakukan presentasi pada acara Rapat Kerja Kementerian Perdagangan Tahun 2013 pada tanggal 13-16 Maret 2013 dengan Tema Penguatan Perdagangan Dalam Negeri Sebagai Penggerak Pertumbuhan yang Berkeadilan
BAPPEBTI
CoFTRA’S Head for Bureau of Commerce, Robert J Bintaryo represented Head of CoFTRA in a dialog show, broadcasted “Berita Satu Jakarta” TV Station
DEPUTY OF MINISTER OF TRADE’S VISIT TO WAREHOUSE OF WAREHOUSE RECEIPT SYSTEM (WRS) IN SUB REGENCY OF WIROSARI, REGENCY OF GROBOGAN, PROVINCE OF CENTRAL JAVA, MARCH 8TH 2013 Deputy of Minister of Trade Bayu Krisnamurti along with Head of CoFTRA, Syahrul R Sempurnajaya, Director General of Domestic Trade, Mrs. Srie Agustina with Grobogan Regent Bambang Pudjiono and concerned stakeholders visited WRS Warehouses situated in Sub Regency Of Wirosari, Regency Of Grobogan, Province Of Central Java.
RAKER KEMENDAG
154
COMMODITIES FUTURES TRADING DIALOG “BERITA SATU” TV STATION MARCH 4TH 2013
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
WORKING MEETING MINISTER OF TRADE Head of CoFTRA delivered presentation in 2013 Ministry of Trade’s Working Meeting March 13th-16th 2013, bearing theme “ Strengthening Domestic Trade as a Medium of Just Growth”
UJIAN PROFESI CALON WAKIL PIALANG BERJANGKA MAKASSAR, 5-6 APRIL 2013 Bappebti menyelenggarakan kegiatan Ujian Profesi Calon Wakil Pialang Berjangka yang diselenggarakan di Makassar, pada tanggal 5-6 April 2013.
KUNJUNGAN MENDAG KE GUDANG SISTEM RESI GUDANG RUMPUT LAUT. MAKASSAR, 8 APRIL 2013 Menteri Perdagangan RI, Gita Wirjawan didampingi oleh Kepala Bappebti Kemendag, Syahrul R Sempurnajaya dan Sekjen Kemendag, Gunaryo, pada hari Senin, 8 April 2013 meninjau gudang Sistem Resi Gudang (SRG) Rumput Laut Kospermindo yang terletak di Kompleks Industri Makassar (KIMA), Jl. Kimia 8 Kav 31 A, Makassar.
PROFESSIONAL EXAMINATION FOR FUTURES BROKERS REPRESENTATIVES’ CANDIDATES, MAKASSAR, APRIL 5TH-6TH 2013 CoFTRA organized Professional Examination For Futures Brokers Representatives’ Candidates, held in Makassar, April 5th-6th 2013.
MINISTER OF TRADE’s VISIT TO WRS OF SEA WEED. MAKASSAR APRIL 8TH 2013. Minister of Trade Gita Wirjawan along with Head of CoFTRA, Syahrul R Sempurnajaya and Ministry of Trade General Secretary, Gunaryo, in Monday April 8th 2013 visited and inspected Kospermindo WRS’ Sea Weed warehouses, situated in Kompleks Industri Makassar (KIMA), Jl. Kimia 8 Kav 31 A, Makassar.
PELATIHAN TEKNIS PELAKU USAHA PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DI HOTEL MERCURE PONTIANAK, 18-19 APRIL 2013 Bappebti menyelenggarakan kegiatan pelatihan Teknis Pelaku Usaha Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) di Hotel Mercure Pontianak, pada tanggal 18-19 April 2013.
BAPPEBTI
TECHNICAL TRAINING COMMODITIES FUTURES TRADING PARTICIPANTS IN MERCURE HOTEL PONTIANAK APRIL 18TH -19TH 2013. CoFTRA organized Technical Training Commodities Futures Trading Participants In Mercure Hotel Pontianak April 18th -19th 2013.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
155
Peristiwa Penting 2013 Important Highlights 2013 PERESMIAN GUDANG SISTEM RESI GUDANG TASIKMALAYA, 20 APRIL 2013 Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), diwakili Kepala Biro Pasar Fisik dan Jasa, Ismadjaja Tungkagi, menghadiri Peresmian dan Penyerahan Gudang Sistem Resi Gudang (SRG) sekaligus Sosialisasi Sistem Resi Gudang di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
SOSIALISASI SISTEM RESI GUDANG SERDANG BEDAGAI , 24 APRIL 2013 Kepala Bappebti diwakili Kepala Biro Pasar Fisik dan Jasa, Ismadjaja Tungkagi memberikan pengarahan pada acara Sosialisasi Sistem Resi Gudang yang diselenggarakan di Serdang Bedagai, 24 April 2013.
Plh Kepala Bappebti, Nus Nuzulia Ishak memberikan pengarahan pada acara pelepasan peserta diklat calon PPNS Bappebti yang dilaksanakan di Gedung Bappebti pada tanggal 13 Mei 2013. Calon Peserta Pendidikan dan Pelatihan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Bappebti yang memenuhi persyaratan administrasi sebanyak 32 orang. Diklat akan dilaksanakan pada tanggal 13 Mei s/d 8 Juli 2013 bertempat di Pusdik Reskrim Lemdiklat Mega Mendung, Bogor.
BAPPEBTI
Head of Bureau for Physical Market and Services represented Head of CoFTRA, presented Inauguration and WRS’ Warehouses Hand Over including Socialization of Warehouse Receipt System in Regency of Tasikmalaya, West Java.
WAREHOUSE RECEIPT SYSTEM SOCIALIZATION SERDANG BEDAGAI, APRIL 24TH 2013 Head of CoFTRA was represented by Head of Bureau for Physical Market and Services, Ismadjaja Tungkagi gave direction in Warehouse Receipt System held in Serdang Bedagai, April 24th 2013.
PELEPASAN PESERTA CALON PPNS BAPPEBTI 13 MEI 2013
156
INAUGURATION OF WRS’ WAREHOUSES TASIKMALAYA APRIL 20TH 2013
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
DISPATCHING OF CANDIDATES OF PPNS BAPPEBTI (PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL - COFTRA’S CIVIL SERVANT INVESTIGATORS) MAY 13TH 2013 CoFTRA’s Duty Manager Nuz Nuzulia Ishak gave direction in Dispatcing Ceremony of Training Participants of PPNS BAPPEBTI (Penyidik Pegawai Negeri Sipil - Coftra’s Civil Servant Investigators) May 13th 2013. There were 32 participants who passed administrative selection. Training was held in May 13th-July 18th 2013 in Police Criminal Investigator Training Centre Megamendung - Bogor.
KUNJUNGAN MENTERI PERDAGANGAN KE BAPPEBTI SELASA, 14 MEI 2013 Menteri Perdagangan RI, Gita Wirjawan mengunjungi sekaligus memberikan pengarahan kepada pegawai Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kemendag. Kunjungan Kerja dihadiri para pejabat Eselon I Ibu Plt. Kepala Bappebti, Bpk Sekretaris Jenderal, Bpk Inspektur Jenderal, dan para pejabat Eselon II dari Bappebti, Eselon II Inspektorat Jenderal serta seluruh karyawan Bappebti.
PENATAAN DAN PENYEGARAN WAKIL PIALANG BERJANGKA YOGYAKARTA, 15-16 MEI 2013 Sekretaris Bappebti Robert J. Bintaryo mewakili Plh Kepala Bappebti memberikan sambutan sekaligus membuka Penataan dan Penyegaran Wakil Pialang Berjangka yang diselenggarakan pada tanggal 15-16 Mei 2013, di Yogyakarta. Peserta yang mengikuti kegiatan Penataan dan Penyegaran Wakil Pialang Berjangka seluruhnya berjumlah ± 173 orang.
MINISTER OF TRADE VISIT TO CoFTRA, TUESDAY MAY 14TH 2013 Minister of Trade, Gita Wirjawan visited and also gave direction to CoFTRA’s employees. Working Visit presented by First Echelon’s Officials, namely: CoFTRA Duty Manager, Secretariat General, Inspector General; Second Echelon’s Officials, Second Echelon Officials of Inspector General and CoFTRA’s employees.
UPGRADING AND REFRESHING COURSES FOR FUTURES BROKERS REPRESENTATIVES; YOGYAKARTA, MAY 15TH-16TH 2013 CoFTRA’s Secretary, Robert J Bintaryo represented CoFTRA’s Duty Manager, gave direction and opened Upgrading And Refreshing Courses For Futures Brokers Representatives held in Yogyakarta. Approximately 173 participants attended this course.
PERTEMUAN TEKNIS IMPLEMENTASI KETENTUAN DI BIDANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI BALIKPAPAN, 20-21 MEI 2013 Sekretaris Bappebti, Robert J. Bintaryo mewakili Plh Kepala Bappebti membuka Pertemuan Teknis Ketentuan di Bidang Perdagangan Berjangka Komoditi yang diselenggarakan pada tanggal 20 s/d 21 Mei di Balikpapan. Pembicara dalam acara tersebut adalah Pejabat PPATK dan Kepala Biro Hukum Bappebti, peserta dalam Pertemuan Teknis adalah para Kepala Cabang dan Wakil Pialang Berjangka yang berada di wilayah Kalimantan dengan jumlah peserta kurang lebih 40 (empat puluh) orang.
BAPPEBTI
TECHNICAL TRAINING FOR COMMODITIES FUTURES TRADING REGULATIONS IMPLEMENTATION, BALIKPAPAN MAY 20-21ST 2013. CoFTRA’s Secretary, Robert J Bintaryo represented CoFTRA’s Duty Manager opened Technical Training For Commodities Futures Trading Regulations Implementation, held in Balikpapan May 20-21st 2013. The Speakers were PPATK’S Officials (Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan - Reporting Centre and Financial Transaction Analysis) and Head for Legal Bureau; while participants were Branch Head and Futures Brokers Representatives in Kalimantan, with total participants of approximately 40 (forty) participants.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
157
Peristiwa Penting 2013 Important Highlights 2013 KUNJUNGAN PLH KEPALA BAPPEBTI KE BURSA BERJANGKA JAKARTA, 29 MEI 2013 Plh. Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Ibu Nus Nuzulia Ishak mengunjungi PT. Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dan PT. Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) didampingi Kepala Biro Perniagaan Bappebti Sri Nastiti Budianti dan Kepala Biro Analisis Pasar Bappebti Mardjoko.
UJIAN PROFESI CALON WAKIL PIALANG BERJANGKA SEMARANG, 31 MEI - 1 JUNI 2013 Sekretaris Bappebti, Robert J. Bintaryo membuka sekaligus memberikan pengarahan pada acara Ujian Profesi Calon Wakil Pialang Berjangka di Semarang, 31 Mei - 1 Juni 2013. Peserta yang mengikuti Ujian Profesi tersebut berjumlah 108 orang yang berasal dari Jakarta, Solo, Yogyakarta, Bandung, Purwokerto, Surabaya dan Papua.
PROFESSIONAL EXAMINATION FOR FUTURES BROKERS REPRESENTATIVES’ CANDIDATES, SEMARANG MAY 31STJUNE 1ST 2013 CoFTRA’s Secretary, Robert J Bintaryo opened and gave direction in Professional Examination For Futures Brokers Representatives’ Candidates held in Semarang May 31st-June 1st 2013. There were 108 candidates who participated in examination. They came from Jakarta, Solo, Yogyakarta, Bandung, Purwokerto, Surabaya and Papua.
SERAH TERIMA JABATAN PEJABAT ESELON II BAPPEBTI. Plt Kepala Bappebti, Nus Nuzulia Ishak menyaksikan serah terima jabatan Pejabat Eselon II Bappebti yang dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2013 di Gedung Bappebti.
158
BAPPEBTI
CoFTRA’s DUTY MANAGER VISIT TO FUTURES EXCHANGE JAKARTA MAY 29TH 2013 CoFTRA’s Duty Manager Mrs. Nus Nuzulia Ishak visited PT. Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dan PT. Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) along with Head for Bureau for Commerce Sri Nastiti Budianti and Head for Bureau for Market Analysis - Mardjoko.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
CoFTRA’s SECOND ECHELON POSITIONS HAND OVER CoFTRA Duty Manager, Nus Nuzulia Ishak witnessed CoFTRA’s Second Echelon Positions Hand Over held in Bappebti Building in May 2nd 2013.
PERTEMUAN PLH. KEPALA BAPPEBTI DENGAN GRAIN PRO CO. DI WASHINGTON DC, AMERIKA SERIKAT 7 JUNI 2013 Plh Kepala Bappebti Nus Nuzulia Ishak beserta Jajaran melakukan pertemuan dengan Grain Pro Co. di Washington DC, Amerika Serikat. GrainPro adalah inovator storage produk hasil pertanian yang disebut “Ultra Hermetic Storage”, anti jamur, anti serangga, anti pelapukan, sehingga membuat produk biji-bijian yang disimpan didalamnya tahan lama. Produk GrainPro dapat digunakan untuk menyimpan komoditas pertanian di gudang bersertifikasi Sistem Resi Gudang (SRG).
KUNJUNGAN WAKIL MENTERI PERDAGANGAN US-CFTC (US-COMMODITY FUTURES TRADING COMMISSION) DAN CME (CHICAGO MERCANTILE EXCHANGE) 10 JUNI 2013 Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi bersama Plh. Kepala Bappebti, Nus Nuzulia Ishak serta Tenaga Ahli bidang Perdagangan Luar Negeri dan Konjen RI di Chicago mengunjungi Commodity Futures Trading Commission (CFTC) dan Chicago Mercantile Exchange (CME), pada hari Senin, 10 Juni 2013. Kunjungan Wamendag ke CME Group diterima oleh CEO CME Group Mr. Phupinder S. Gill beserta Manajemen.
CoFTRA’s DUTY MANAGER MEETING WITH GRAIN PRO CO. IN WASHINGTON DC, USA JUNE 7TH 2013 CoFTRA Duty Manager, Nus Nuzulia Ishak along with her staffs met with Grain Pro Co in Washington DC USA. GrainPro is an harvest storage innovator, which is called “Ultra Hermetic Storage” fungi, insects and decay proofs and lengthen grain storage live. GrainPro Product can be used to store agricultural commodities in WRS Warehouses.
DEPUTY OF MINISTER OF TRADE VISITED US-CFTC (US-COMMODITY FUTURES TRADING COMMISSION) AND CME (CHICAGO MERCANTILE EXCHANGE) JUNE 10th 2013 Deputy of Minister of Trade, Bayu Krisnamurthi along with CoFTRA Duty Manager Mrs. Nus Nuzulia Ishak, expert on international trade with Republic of Indonesia General Consul in Chicago visited US-CFTC (US-Commodity Futures Trading Commission) and CME (Chicago Mercantile Exchange) in June 10th 2013. This meeting was welcomed by Mr. Phupinder S Gill (CEO of CME Group) with his management team.
MENTERI PERDAGANGAN MELAKUKAN DIALOG DENGAN PETANI SRG PROBOLINGGO, 23 JUNI 2013 Menteri Perdagangan Gita Wirjawan Bersama Bupati Probolinggo Tantri Hasan Aminuddin melakukan dialog dengan para petani Sistem Resi Gudang (SRG) yang berlangsung di Gudang SRG Desa Alas Sumur Kecamatan Kraksaan Probolinggo. Dialog dihadiri Sekretaris Jenderal Gunaryo, Plh. Kepala Bappebti Nus Nuzulia Ishak, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Srie Agustina, Pejabat Eselon II Kemendag, Dirut PT Kliring Berjangka Indonesia, Perwakilan dari Perbankan dan para Petani dan Gapoktan di Probolinggo.
BAPPEBTI
DIALOG BETWEEN MINISTER OF TRADE WITH WRS’ FARMERS IN PROBOLINGGO, JUNE 23RD 2013 Minister of Trade Gita Wirjawan with Probolinggo Regent Tantri Hasan Aminuddin met and talked with WRS’ Farmes. The meeting and dialog took place in WRS Warehouse Alas Sumur Village, Sub Regency of Kraksaan, Probolinggo. CoFTRA’S General Secretary - Mr. Gunaryo, Duty Manager - Mrs.Nuzulia Ishak, Director General of Domestic Trading - Mrs. Sri Agustina, Ministry of Trade’s Second Echelon Staffs, President Director of PT. Kliring Berjangka Indonesia, representatives of banks, farmers and Gapoktan in Probolinggo.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
159
Peristiwa Penting 2013 Important Highlights 2013 PISAH SAMBUT KEPALA BAPPEBTI 26 JUNI 2013 Kepala Bappebti masa bakti 04 Januari 2011 s.d 01 Juli 2013 Bapak Syahrul R Sempurnajaya melakukan serah terima jabatan kepada Bapak Sutriono Edi sebagai Kepala Bappebti yang baru berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor : 69/M Tahun 2013 tanggal 18 Juni 2013. Acara serah terima jabatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 26 Juni 2013 bertempat di gedung Bappebti Kementerian Perdagangan Jl. Kramat Raya No. 172 Jakarta Pusat.
PELATIHAN TEKNIS PELAKU USAHA PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DI HOTEL GRAND ANGKASA, MEDAN, 26-27 JUNI 2013 Bappebti menyelenggarakan kegiatan pelatihan Teknis Pelaku Usaha Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) di Hotel Grand Angkasa, Medan, pada tanggal 26-27 Juni 2013. Acara dibuka oleh Kepala Bappebti yang diwakili oleh Bapak Chrisnawan Triwahyuardhianto, dan dihadiri oleh beberapa pejabat dan staf di lingkungan Bappebti, Direksi PT. Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (PT. BKDI) serta Direksi PT. Identrust Security International (PT. ISI).
TECHNICAL TRAINING FOR FUTURES COMMODITIES TRADING’S STAKEHOLDERS IN HOTEL GRAND ANGKASA, MEDAN JUNE 26-27TH 2013 CoFTRA organized Technical Meeting For Futures Commodities Trading’s Stakeholders In Hotel Grand Angkasa, Medan June 26-27th 2013. Training was opened by Head of CoFTRA’s representative - Mr.Chrisnawan Triwahyuardhianto and presented by several CoFTRA officials and staffs, Director of PT.Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (PT.BKDI) and Directors of PT. Identrust Security International (PT.ISI).
SOSIALISASI SISTEM RESI GUDANG CARIU, KABUPATEN BOGOR 8 JULI 2013 Kepala Bappebti, Sutriono Edi menghadiri sekaligus memberikan pengarahan pada acara Sosialisasi Sistem Resi Gudang di Desa Cariu, Kabupaten Bogor. Acara sosialisasi tersebut dihadiri oleh Anggota Komisi VI DPR RI, Sekda Kab Bogor, Direktur Utama PT. Pertani, Dirut PT. KBI, para pejabat Eselon II di lingkungan Kemendag, Kepala Dinas Koperindag Kab. Bogor, Perwakilan dari Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Bank Jabar Banten, Bank BRI Bogor, serta instansi terkait lainnya.
160
BAPPEBTI
HEAD OF CoFTRA’s MEET AND FAREWELL CEREMONY, JUNE 26TH 2013 Chairman of CoFTRA term of office January 4th, 2011 until July 1st, 2013 Mr. Syahrul R. Sempurnajaya did handover to Mr. Sutriono Edi as the new Chairman of CoFTRA based on Presidential Decree of Republic of Indonesia No: 69/M year 2013 dated June 18th, 2013. This handover event conducted on June 26th, 2013 in CoFTRA’s office at Jl. Kramat Raya No. 172, Central Jakarta.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
WRS SOCIALIZATION IN CARIU, REGENCY OF BOGOR, JULY 8TH 2013 Head of CoFTRA, Sutrisno Edi attended and gave direction in WRS Socialization In Cariu, Regency Of Bogor. The Socialization was presented by Member of House of Representative Commission VI, Regency of Bogor Secretary, President Director of PT. Pertani, PT. KBI, Ministry of Trade’s Second Echelon Staffs, Bogor’s Head of Cooperative, Industry and Trade Agency, Representatives from Agricultural Agency, Plantation Agency, Bank Jabar Banten Branch, Bank BRI Bogor Branch and other concerned institution.
DIALOG SISTEM RESI GUDANG DI MEGASWARA TV BOGOR 8 JULI 2013 Kepala Bappebti, Sutriono Edi bersama dengan Anggota Komisi VI DPR RI dan Kepala Dinas Pertanian Kab Bogor melakukan dialog tentang Sistem Resi Gudang. Dalam dialog tersebut dibahas mengenai pentingnya manfaat dan kendala yang dihadapi dalam implementasi Sistem Resi Gudang khususnya di Cariu Kabupaten Bogor.
KEPALA BAPPEBTI MENJADI PESERTA DISKUSI PADA ACARA EXECUTIVE FORUM JAKARTA, 12 JULI 2013 Kepala Bappebti, Sutriono Edi didampingi Kepala Biro Hukum Bappebti, Sri Hariyati dan Kepala Biro Perniagaan Bappebti, Sri Nastiti menghadiri sekaligus menjadi peserta dalam acara Executive Forum yang diselenggarakan oleh Media Group dan OJK. Acara tersebut dihadiri oleh Anggota DPR RI, Kepolisian, Kejaksaan, PPATK, Kemenkominfo, PT Pegadaian, Perbankan, Pengamat Ekonomi dan Konsultan Keuangan.
DIALOG ON WAREHOUSE RECEIPT SYSTEM IN MEGAWARA TV - BOGOR JULY 8TH 2013 Head of CoFTRA, Sutrisno Edi along with Member of House of Representative Commission VI and Bogor’s Head of Agricultural Agency carried out Dialog regarding Warehouse Receipt System. The dialog discussed benefit and obstacles in implementing WRS especially in Cariu Bogor.
HEAD OF COFTRA ASSUMED ROLE AS DISCUSSION PARTICIPANT IN EXECUTIVE FORUM, JAKARTA, JULY 12TH 2013 Head of CoFTRA, Sutrisno Edi along with Head for Bureau of Legal,Sri Hariyati and Head for Bureau of Commerce, Sri Nastiti attended and assumed role as participant in Executive Forum organized by Media Group and OJK (Otoritas Jasa Keuangan - Financial Service Authority). The forum was attended by Members of House of Representative, Police, Attorney General, PPATK (Reporting Centre and Financial Transaction Analysis), Ministry of Communication and Informatics, PT. Pegadaian, Banks, Economic Observes and Financial Consultants.
KEMENDAG MENYERAHKAN BANTUAN KEMANUSIAAN KEPADA KORBAN GEMPA BUMI DI ACEH 16 JULI 2013 Menteri Perdagangan RI GitaWirjawan didampingi oleh Sekjen Kemendag, Kepala Bappebti, Dirjen PDN, serta Komisaris dan Direktur PT Bursa Berjangka Jakarta melakukan peninjauan langsung ke lokasi bencana alam gempa bumi di Kabupaten Bener Meriah, NAD. Dalam kesempatan ini, Mendag juga memberikan bantuan kepada korban gempa bumi di Kabupaten Bener Meriah dan Kab. Aceh Tengah. Bantuan tersebut secara simbolis diterima oleh Gubernur Aceh, Dr. H. Zaini Abdullah, Bupati Bener Meriah, Ruslan Abdul Gani, Bupati Aceh Tengah, Nasarudin.
BAPPEBTI
MINISTER OF TRADE HANDED OVER HUMANITARIAN AIDS TO ACEH’S EARTHQUAKE VICTIMS, JULY 16TH 2013 Minister of Trade, Gita Wiryawan along with Ministry of Trade’s General Secretary, Head of CoFTRA, Director General of Domestic Trading and PT. Bursa Berjangka Komoditi Commissioner and Directors inspected location of Earthquake disaster location in Regency of Bener Meriah Province of Nangroe Aceh Darussalam. In this occasion, Minister of Trade also handed over humanitarian aids to earthquake’s victims in Regency of Bener Meriah and Regency of Central Aceh. The aids were accepted by Aceh Governor, Dr. H. Zaini Abdullah, Bupati Bener Meriah, Ruslan Abdul Gani, Central Aceh Regent, Nasarudin.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
161
Peristiwa Penting 2013 Important Highlights 2013 KUNJUNGAN SILATURAHMI KE PANTI ASUHAN DAN BUKA PUASA BERSAMA BAPPEBTI DAN PT BBJ 22 JULI 2013 Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan, Sutriono Edi didampingi Sekretaris Bappebti, Robert J Bintaryo melakukan kunjungan silaturahmi ke Panti Asuhan Yatim Piatu Muslimin Jaya di jalan Dr. Saharjo Gang Sawo IV RT. 003/07 No. 2 Kecamatan Manggarai Selatan, Jakarta
BUKA PUASA BERSAMA MENDAG DENGAN PT BKDI 24 JULI 2013 Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan menghadiri sekaligus menjadi pembicara dalam acara Talk Show dengan Tema ”Menyongsong ASEAN Economic Community 2015: Peluang dan Tantangan Industri Perdagangan Berjangka Indonesia” sekaligus Buka Puasa Bersama dengan PT BKDI dan para Pelaku Usaha Perdagangan Berjangka Komoditi.
BREAKFASTING CEREMONY BETWEEN MINISTER OF TRADE AND PT.BKDI, JULY 24TH 2013 Minister of Trade, Gita Wirjawan attended and assumed role as speaker in Talk Show bearing theme “Welcoming ASEAN Economic Community 2015: Indonesia’s Futures Trading Industry Opportunities and Challenges” and Breakfasting with PT. BKDI and Commodities Futures Trading’s Stakeholders.
PERTEMUAN STAKEHOLDER TIMAH PANGKAL PINANG, 1 AGUSTUS 2013 Kepala Bappebti, Sutriono Edi menghadiri sekaligus memberikan pengarahan pada acara “Implementasi Permendag 32/2013 Tentang Ketentuan Ekspor Timah Dan Pedoman Teknis Perdagangan Ekspor Timah Batangan Melalui Bursa Berjangka”. Acara tersebut dihadiri oleh Asisten Deputi II bidang Investasi Provinsi Bangka Belitung, Kadis Perindag Prov Bangka Belitung, Direksi PT Timah (Persero Tbk), Direksi dan Komisaris PT. Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia, Direksi PT. Identrust Securities Indonesia, Para Pelaku Usaha Timah di Bangka Belitung.
162
BAPPEBTI
BREAKFASTING CEREMONY BETWEEN CoFTRA AND PT. BBJ AND VISITATION TO ORPHANAGE HOUSE JULY 22ND 2013 Head of CoFTRA - Sutrisno Edi along with CoFTRA’s Secretary Robert J Bintaryo visited Orphanage House “Muslimin Jaya” in Jl. Dr. Saharjo Gang Sawo IV RT.003/07 No. 2 Regency of South Manggarai, Jakarta.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
MEETING BETWEEN TIN’S STAKE HOLDERS PANGKAL PINANG, AUGUST 1ST 2013 Head of CoFTRA - Sutrisno Edi attended and gave direction in meeting regarding “Implementation of Minister of Trade Regulation 32/2013 on Regulation of Tin Export and Technical Guideliness of Tin Bars Export theough Futures Exchanges.”The show was attended by Assistant of Second Deputy of Investment of Bangka Belitung Province, Head of Industry and Trade Agency Bangka Belitung Province, Director of PT. Timah (Persero Tbk), PT. Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia Director and Commissioners, Director of PT. Identrust Securities Indonesia and Bangka-Belitung’s tin stakeholders.
BAPPEBTI MENERIMA PIAGAM PENGHARGAAN WTA PADA UPACARA PERINGATAN HARI KEMERDEKAAN RI DI KEMENTERIAN PERDAGANGAN, 17 AGUSTUS 2013 Menteri Perdagangan Gita Wirjawan memimpin Upacara Bendera memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-68 tanggal 17 Agustus Tahun 2013 yang berlangsung di halaman parkir Kantor Kementerian Perdagangan Jakakarta. Upacara dihadiri Wakil Menteri Perdagangan, para pejebat Eselon I, II dan seluruh karyawan/karyawati di lingkungan Kementerian Perdagangan.
SOSIALISASI SISTEM RESI GUDANG DI PANDEGLANG PADI DAN JAGUNG BERPOTENSI BESAR MASUK SRG, 22 AGUSTUS 2013 Kepala Bappebti, Sutriono Edi menghadiri sekaligus membuka Sosialisasi Sistem Resi Gudang pada tanggal 22 Agustus 2013 di Pandeglang. Acara tersebut juga dihadiri oleh Bupati Pandeglang Erwan Kurtubi beserta Jajaran, Pejabat Eselon II Bappebti, Perbankan, Pelaku Usaha SRG, Gapoktan dan Poktan dari berbagai daerah di Pandeglang.
CoFTRA RECEIVED WTA AWARD IN COMMEMORATION CEREMONY OF INDONESIA’S INDEPENDENCE AUGUST 17TH 2013 Minister of Trade - Mr.Gita Wirjawan lead Flag Hoisted Ceremony which commemorate The 68th Independence of Indonesia August 17th 2013 held in Ministry of Trade’s parking lot. The ceremony was attended by Deputy of Minister of Trade, First and Second Echelons’ Officials and all employees within the Ministry of Trade.
SOCIALIZATION OF WRS IN PANDEGLANG. RICE AND CORD HAVE BIG OPPORTUNITIES TO BE INCLUDED IN WRS. AUGUST 22ND 2013. Head of CoFTRA - Sutrisno Edi atttended and also opened WRS Socialization on Pandeglang in August 22nd 2013. The socialization also attended by Regent of Pandeglang Erwan Kurtubi his staffs, CoFTRA’s Second Echelon Official, Banks, WRS’ stakeholders, Gapoktan and Farmers Groups from various regions in Pandeglang.
PELUNCURAN BURSA TIMAH INDONESIA HOTEL RITZ CARLTON JAKARTA , 30 AGUSTUS 2013 Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan beserta dengan Kepala Bappebti Sutriono Edi, Direktur Utama PT BKDI Megain Widjaja, Direktur Utama PT ISI Nursalam dan Gubernur Bangka Belitung Rustam Effendi menekan tombol peluncuran Bursa Timah Indonesia.
BAPPEBTI
TIN EXCHANGE LAUNCHING IN RITZ CARLTON HOTEL, JAKARTA AUGUST 30TH 2013. Minister of Trade - Mr.Gita Wirjawan along with Head of CoFTRA - Mr. Sutriono Edi, President Director of PT. BKDI, President Director of PT. ISI Nursalam and Governor of Bangka Belitung - Mr. Rustam Effendi pressed the siren button that symbolizing the Launching of Indonesia’s Tin Trade.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
163
Peristiwa Penting 2013 Important Highlights 2013 KONSINYERING RKA-K/L DEKONSENTRASI PASAR LELANG TAHUN ANGGARAN 2014 YOGYAKARTA, 6 SEPTEMBER 2013 Kepala Biro Pasar Fisik dan Jasa, Ismadjaja Tungkagi mewakili Kepala Bappebti menghadiri sekaligus membuka Konsinyering RKA-K/L di Yogyakarta. Acara dihadiri oleh Biro Perencanaan Kementerian Perdagangan, wakil dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi penerima dana Dekonsentasi Peningkatan fasilitas Pasar Lelang dari 13 Provinsi.
SOSIALISASI SISTEM RESI GUDANG: MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI, KUALITAS, PENGADAAN DAN STOK BERAS NASIONAL, 10 SEPTEMBER 2013 Kepala Bappebti, Sutriono Edi menghadiri sekaligus memberikan arahan Sosialisasi Sistem Resi Gudang yang diselenggarakan bekerjasama dengan Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (PERPADI), acara dilaksanakan pada tanggal 10 September 2013 di Surabaya.
WRS SOCIALIZATION: TO SUPPORT PRODUCTION, QUALITY, PROCUREMENT AND NATIONAL RICE STOCK IMPROVEMENT, SEPTEMBER 10TH 2013. Head of CoFTRA - Sutrisno Edi attended and also opened WRS Socialization conducted in cooperation with Indonesia’s Association of Rice Milling and Rice Businessmen (PERPADI). Socialization was held on Surabaya in September 10th 2013.
DIALOG INTERAKTIF SISTEM RESI GUDANG PERAN SISTEM RESI GUDANG DALAM MENGEMBANGKAN PEREKONOMIAN DAERAH 10 SEPTEMBER 2013 Kepala Bappebti, Sutriono Edi melakukan dialog interaktif dengan Tema Peran Sistem Resi Gudang Dalam Mengembangkan Perekonomian Daerah di Surabaya TV pada tanggal 10 September 2013. Narasumber dalam dialog tersebut Kepala Bappebti melakukan dialog bersama Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), Dwi Antono, PT Pertani, Gatot Triyono, Bank Jatim, M. Salosin.
164
BAPPEBTI
CONSIGNMENT RKA-K/L DECONCENTRATION OF AUCTION MARKET OF 2014 BUDGET YEAR; YOGYAKARTA SEPTEMBER 6TH 2013. Head of Bureau for Physical Market and Services, Ismadjaja Tungkagi represented Head of CoFTRA attended and opened Consignmet RKA-K/L in Yogyakarta. The consignment was attended by Ministry of Trade’s Bureau of Planing, representatives from Provincial Agency of Industry and Trade which received Deconcentration Fund for Improving Auction Market Facilities in 13 Provinces.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
INTERACTIVE DIALOG ON THE WRS’ ROLES IN DEVELOPING REGIONAL ECONOMY. SEPTEMBER 10TH 2013.
Head of CoFTRA - Sutrisno Edi carried out interactive dialog bearing Theme “WRS’ Roles In Developing Regional Economy in Surabaya TV September 10th 2013. The dialog’s speakers were Head of CoFTRA and Chairman of Indonesia’s Association of Rice Milling and Rice Businessmen (PERPADI), Dwi Antono, PT. Pertani, Gatot Triyono, Bank Jatim, M.Salosin.
SEMINAR NASIONAL SISTEM RESI GUDANG SEMARANG, 19 SEPTEMBER 2013 Menteri Perdagangan Gita Wirjawan didampingi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) Sutriono Edi melakukan pemukulan gong menandai pembukaan secara resmi Seminar Nasional Sistem Resi Gudang yang berlangsung di Hotel Gumaya Semarang.
PENGAPALAN EKSPOR TIMAH DI BANGKA BELITUNG 25 SEPTEMBER 2013 Kepala Biro Analisis Pasar Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Mardjoko, mewakili Kepala Bappebti didampingi Komisaris Utama PT BKDI, Fenny Widjaja dan Dirut PT ISI Nursalam, melakukan kunjungan ke PT. Timah (Persero). Kunjungan kerja tersebut dimaksudkan untuk menyaksikan pengapalan 250 ton timah hasil produksi PT. Timah (persero) yang diperdagangkan di bursa timah untuk tujuan ekspor di Pelabuhan Muntok, Bangka Belitung.
NATIONAL SEMINAR OF WAREHOUSE RECEIPT SYSTEM SEMARANG, SEPTEMBER 19TH 2013 Minister of Trade - Mr.Gita Wiryawan along with Central Java Governor - Mr.Ganjar Pranowo and Head of CoFTRA Sutriono Edi struck a gong that signaling the official opening of National Seminar of Warehouse Receipt System,which took place in Gumaya Hotel - Semarang.
TIN EXPORT SHIPMENT IN BANGKA BELITUNG SEPTEMBER 25TH 2013 CoFTRA’s Head of Bureau for Market Analysis - Mr.Mardjoko, represented Head of CoFTRA along with PT. BKDI Commissioner, Fenny Widjaja and President Drector of PT. ISI Nursalam, visited PT.Timah (Persero). The intention of visit was to witness shipment of 250 tones of Tin produced by PT.Timah (persero) traded in tin exchange for export in Muntok Port, Bangka Belitung.
PERESMIAN GUDANG SISTEM RESI GUDANG (SRG) DI KABUPATEN BOJONEGORO 26 SEPTEMBER 2013 Sekretaris Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Robert J Bintaryo mewakili Kepala Bappebti menghadiri sekaligus memberikan sambutan pada peresmian dan launching operasional Gudang Sistem Resi Gudang (SRG) di Kabupaten Bojonegoro. Peresmian Gudang SRG dilakukan oleh Bupati Bojonegoro, Suyoto. Pada kesempatan tersebut diterbitkan pula Resi Gudang sebanyak 4 resi gudang untuk Gabah.
BAPPEBTI
INAUGURATION OF WRS” WAREHOUSES IN REGENCY OF BOJONEGORO SEPTEMBER 26TH 2013 CoFTRA’S Secretary - Mr.Robert J Bintaryo represented Head of CoFTRA attended and gave welcome speech in inauguration and operational launching of WRS’Warehouse in Regency of Bojonegoro. The Inauguration was carried out by Regent of Bojonegoro - Mr. Suyoto. On the same occasion, 4 (four) Warehouse Receipts were also issued for Gabah.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
165
Peristiwa Penting 2013 Important Highlights 2013 SEMINAR PENGENALAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI UNIVERSITAS TRISAKTI 4 OKTOBER 2013 Sekretaris Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Robert J Bintaryo mewakili Kepala Bappebti menjadi narasumber dalam acara Seminar Perdagangan Berjangka Komoditi di kampus Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Jakarta. Acara dibuka oleh Wakil Dekan 4 Fakultas Ekonomi, Universitas Trisakti Prof. Farah Margaretha, PhD.
WAWANCARA KEPALA BAPPEBTI DENGAN MAJALAH INVESTOR JAKARTA, 24 OKTOBER 2013 Kepala Bappebti, Sutriono Edi didampingi Pejabat Eselon II Bappebti pada hari Kamis, 24 Oktober 2013 di ruang Kerja Kepala Bappebti, melakukan wawancara dengan wartawan Majalah Investor mengenai Perkembangan Perdagangan Berjangka Komoditi dan Sistem Resi Gudang di Indonesia.
HEAD OF CoFTRA INTERVIEW WITH “INVESTOR” MAGAZINE JAKARTA, OCTOBER 24TH 2013 Head of CoFTRA - Mr.Sutriono Edi along with CoFTRA’s Second Echelon Officials in Thursday October 24th 2013 in his room, was interviewed by “INVESTOR” Magazine regarding the development of Commodities Futures Trading and Warehouse Receipt System in Indonesia.
KUNJUNGAN KE FIA EXPO 2013, ITPC DAN KONJEN RI DI CHICAGO, 5-7 NOVEMBER 2013 Acara FIA Expo dibuka dengan Opening Remarks oleh Mr. Gary Gensler, Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (CFTC) Amerika Serikat. The Exchange Leaders Perspective tentang Regulasi, Inovasi dan High-Frequency Trading: diikuti oleh Mr. Phupinder Gil CEO CME Group, Andreas Preus CEO Eurex, dan Jeffrey Sprecher, CEO Intercontinental Exchange.
166
BAPPEBTI
SEMINAR “INTRODUCING COMMODITIES FUTURES TRADING” TRISAKTI UNIVERSITY OCTOBER 4TH 2013. CoFTRA’S Secretary - Mr.Robert J Bintaryo represented Head of CoFTRA assumed role as speaker in Commodities Futures Trading Seminar in Faculty of Economy - Trisakti University Jakarta. The seminar was welcomed and opened by Forth Deputy of Dean Prof. Farah Margaretha, PhD.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
2013’S FIA EXPO, ITPC AND REPUBLIC OF INDONESIA’S GENERAL CONSUL IN CHICAGO VISITATION NOVEMBER 5TH-7TH 2013 FIA Expo was opened by Opening Remarks by Mr. Gary Gensler , Head of US-CFT. The Exchange Leaders Perspective on Regulation, Innovation and High Frequency Trading; followed by Mr. Phupinder Gill, CEO CME Group, Andreas Preus, CEO Eurex and Jeffrey Sprecher, CEO Intercontinental Exchange.
DIALOG INTERAKTIF SISTEM RESI GUDANG PACIFIC TV MANADO, 6 NOVEMBER 2013 Kepala Biro Pasar Fisik dan Jasa Bappebti Kemendag, Ismadjaja Tungkagi mewakili Kepala Bappebti didampingi Wakil Bupati Bolaang Mongondow, Yanny Ronny Tuuk, PT Pertani, Gatot Triyono, Wakil Pimpinan BRI Manado, Efrizal, PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI), Suyitno melakukan dialog interaktif Sistem Resi Gudang di Pacific TV Manado.
SOSIALISASI SISTEM RESI GUDANG DI BOLAANG MONGONDOW SULAWESI UTARA, 7 NOVEMBER 2013 Kepala Biro Pasar Fisik dan Jasa Ismadjaja Tungkagi, mewakili Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kemendag, melakukan sosialisasi Sistem Resi Gudang (SRG) di gudang SRG Desa Mogoyunggung II, Kabupaten Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara. Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Bupati Bolaang Mongondow, PT KBI, BRI, Pertani, Kepala Dinas Perindag Bolaang Mongondow, Dinas-Dinas terkait, Aparat Keamanan (Kepolisian dan TNI), serta Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani di Wilayah Bolaang Mongondow dan sekitarnya.
WRS INTERACTIVE DIALOG - PACIFIC TV, MANADO, NOVEMBER 6TH 2013 Head of Bureau for Physical Market and Services, Ismadjaja Tungkagi presented Head of CoFTRA along with Bolaang Mongondow Deputy Regent, Yanny Ronny Tuuk, PT. Pertani Gatot Triyono, Representatives of BRI Manado management team, Efrizal, PT. Kliring Berjangka Indonesia (KBI), Suyitno carried out interactive dialog regarding Warehouse Receipt System in Pacific TV Manado.
WAREHOUSE RECEIPT SYSTEM SOCIALIZATION IN BOLAANG MONGONDOW NORTH SULAWESI NOVEMBER 7TH 2013 Head of Bureau for Physical Market and Services, Ismadjaja Tungkagi presented Head of CoFTRA carried WRS Socialization in WRS warehouse Mogoyunggung Village, Regency of Bolaang Mongondow, North Sulawesi Province. Attended the socialization was Bolaang Mongondow Deputy Regent, PT. KBI, BRI, Pertani, Bolaang Mongondow’s Head of Industry and Trade Agency, Concerned Agencies, Securities and Law Enforcement Agency (Police and TNI) and Bolaang Mongondow’s Farmers Groups and Association of Farmers Groups.
PELATIHAN TEKNIS PELAKU USAHA PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DI GRAND MEGA RESORT, BALI, 13-14 NOPEMBER 2013 Bappebti menyelenggarakan kegiatan pelatihan Teknis Pelaku Usaha Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) Mengenai Pelaporan Keuangan Pialang Berjangka di Grand Mega Resort, Bali, pada tanggal 13-14 Nopember 2013. Acara dibuka oleh Kepala Bappebti yang diwakili oleh Kepala Biro Perniagaan, Ibu Sri Nastiti Budianti, dan dihadiri oleh beberapa pejabat dan staf di lingkungan Bappebti, Perwakilan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Direksi PT. Bursa Berjangka Jakarta (PT.BBJ), Direksi PT. Kliring Berjangka Indonesia (PT. KBI), serta Tim Ikatan Akuntansi Indonesia.
BAPPEBTI
TECHNICAL TRAINING COMMODITIES FUTURES TRADING PARTICIPANTS IN GRAND MEGA RESORT, BALI NOVEMBER 13TH-14TH 2013. CoFTRA organized Technical Training Commodities Futures Trading Participants especially regarding Futures Brokers Financial Reporting in Grand Mega Resort, Bali November 13th-14th 2013. The training was opened by Head of Bureau for Commerce - Mrs. Sri Nastiti Budianti and also attended by several CoFTRA’s officials and staffs, representative of Bali’s Agency of Industry and Trade, Directors of PT. Bursa Berjangka Jakarta (PT. BBJ), Directors of PT. Kliring Berjangka Indonesia (PT. KBI) and team from Indonesia’s Accountant Association.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
167
Peristiwa Penting 2013 Important Highlights 2013 PENINGKATAN KINERJA PEGAWAI BAPPEBTI TAHUN 2013 DENGAN TEMA BERSAMA KITA LEBIH MAJU CIPANAS, 15-17 NOVEMBER 2013 Kepala Bappebti, Sutriono Edi memberikan sambutan pada Acara “Peningkatan Kinerja Pegawai Bappebti” yang diselenggarakan di Hotel Palace Hotel Cipanas, pada tanggal 15-17 November 2013 yang diikuti oleh seluruh pegawai Bappebti
MARKET REVIEW DAN MARKET OUTLOOK 2014 PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DI INDONESIA 20 NOVEMBER 2013 Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi didampingi Kepala Bappebti, Sutriono Edi menjadi Keynote Speech dalam acara Market Review dan Market Outlook 2014 Perdagangan Berjangka Komoditi.
2014 MARKET REVIEW AND MARKET OUTLOOK OF INDONESIA’S COMMODITIES FUTURES TRADING 20 NOVEMBER 2013 Deputy of Minister of Trade, Bayu Krisnamurthi along with Head of CoFTRA Sutriono Edi assumed roles as Keynote Speaker in 2014 Market Review And Market Outlook Of Indonesia’s Commodities Futures Trading.
PEMBAHASAN PENGEMBANGAN PERDAGANGAN PERKOPIAN NASIONAL DAN TINDAK LANJUT KERJASAMA DENGAN GATE TRADE 22 NOVEMBER 2013 Dalam rangka pengembangan Perdagangan Perkopian dan Regional dan Tindak Lanjut Kerjasama dengan Gate Trade Bappebti melakukan Rapat pembahasan yang dipimpin oleh Wamendag, dihadiri oleh Kepala Bappebti dan para eselon II Bappebti, Pengurus Gabungan Asosiasi Ekportir Kopi Indonesia dan para Eksportir Kopi Indonesia, PTP Nusantara XII; Direktorat Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Kemendag serta Direksi BBJ.
168
BAPPEBTI
2013 CoFTRA’s EMPLOYEES PERFORMANCE IMPROVEMENT BEARING THEME “TOGETHER WE FLY HIGHER” CIPANAS, NOVEMBER 15TH-17TH 2013 Head of CoFTRA - Mr.Sutriono Edi gave welcome speech in Coftra’s Employees Performance Improvement, which took place in Palace Hotel Cipanas, November 15-17th 2013 attended by all CoFTRA’s employees.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
DISCUSSION OF NATIONAL COFFEE TRADING DEVELOPMENT AND COOPERATION FOLLOW UP WITH GATE TRADE NOVEMBER 22ND 2013 In developing national and regional coffee trading and cooperation follow-up with Gate Trade, CoFTRA’S carried out meeting chaired by Deputy of Minister of Trade, attended by Head of CoFTRA and CoFTRA’s Second Echelon Staffs, Management Team of Indonesia’s Joint Association of Coffee Exporters and Indonesia’s Coffee Exporters, PTP Nusantara XII; Directorate of Agricultural and Forestry Products Export and Directors of BBJ.
PERTEMUAN ANTARA BAPPEBTI DENGAN DPRD KABUPATEN BANGKA JAKARTA, 22 NOVEMBER 2013 Kepala Biro Analisis Pasar, Mardjoko mewakili Kepala Bappebti didampingi Kepala Biro Hukum, melakukan pertemuan dengan DPRD Kabupaten Bangka serta pers dari Kabupaten Bangka pada tanggal 22 November 2013. Pertemuan tersebut membahas masalah penyerapan timah rakyat yang belum bisa diperdagangkan melalui bursa.
PENYERAHAN INVESTOR AWARDS PIALANG BERJANGKA 2013 26 NOVEMBER 2013 Majalah Investor memberikan penghargaan Investor Awards 2013 kepada Perusahaan Pialang Berjangka Komoditi terbaik tahun 2013. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Kepala Bappebti Sutriono Edi. Acara tersebut dihadiri Pejabat Eselon II Bappebti, Direksi JFX, Direksi ICDX, Ketua APBI, Ketua IP2BI serta para Pelaku Usaha. Acara ini diselenggarakan oleh Majalah Investor bertempat di Financial Club, Jakarta.
MEETING BETWEEN CoFTRA AND REGENCY OF BANGKA LOCAL HOUSE OF REPRESENTATIVES NOVEMBER 22ND 2013 Head of Bureau for Market Analysis - Mr. Mardjoko presented Head of CoFTRA along with Head for Bureau of Legal, met with Regency of Bangka Local House of Representatives and local press in November 22nd 2013. The meeting discussed the traditional mined tin which still can not be traded through Exchanges
INVESTOR AWARD PRESENTATION FUTURES BROKERS 2013 NOVEMBER 26TH 2013 Investor Magazine gave Investor Award 2013 to the best Commodities Futures Brokers Companies in 2013. The award was awarded by Head of CoFTRA Sutriono Edi. The Award presentation was attended by Second Echelon Staffs, JFX Directors, ICDX Directors, APBI Chairman, IP2BI Chairman and stakeholders. This Ceremony was held by Investor Magazine and took place in Financial Club Jakarta.
KUNJUNGAN CHICAGO MERCANTILE EXCHANGE (CME) KE BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI (BAPPEBTI) KEMENDAG JAKARTA, 28 NOVEMBER 2013 Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi didampingi Kepala Bappebti menerima kunjungan kerja dari Managing Director, Asia Pacific, Chicago Mercantile Exchange (CME), Julien Le Noble serta Executive Director, Corporate Development CME, Arun Subramanian. Dalam pertemuan ini, dibahas mengenai kerjasama yang akan dilakukan dalam waktu mendatang. Wakil Menteri Perdagangan dalam arahannya meminta CME untuk berkolaborasi dengan bursa berjangka di Indonesia
BAPPEBTI
CHICAGO MERCANTILE EXCHANGE (CME) VISITED CoFTRA JAKARTA, NOVEMBER 28TH 2013
Deputy of Minister of Trade, Bayu Krisnamurthi along with Head of CoFTRA Sutriono Edi welcomed Asia Pacific Managing Director of Chicago Mercantile Exchange, Julien Le Noble and Executive Director, Corporate Developmnet CME, Arun Subramanian. In this visit, near future cooperation were discussed. In his direction asked CME to collaborate with Indonesia’s Futures Exchanges.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
169
Peristiwa Penting 2013 Important Highlights 2013 PELATIHAN TEKNIS PELAKU USAHA PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DI HOTEL ARYADUTA, MAKASSAR, 28-29 NOVEMBER 2013 Bappebti menyelenggarakan kegiatan pelatihan Teknis Pelaku Usaha Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) Mengenai Pelaporan Keuangan Pialang Berjangka di Hotel Aryaduta, Makassar, pada tanggal 28-29 November 2013. Acara dibuka oleh Bapak Agus Muharni, Kepala Bagian Pembinaan Usaha yang mewakili Kepala Biro Perniagaan, Bappebti, dan dihadiri oleh pejabat dan staf di lingkungan Bappebti, Tim PT. Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (PT. BKDI) dan PT. Identrust Security Internasional (PT. ISI), serta Tim Ikatan Akuntansi Indonesia.
UJIAN PROFESI CALON WAKIL PIALANG BERJANGKA BANDUNG, 12-13 DESEMBER 2013 Sekretaris Bappebti, Robert J. Bintaryo membuka sekaligus memberikan pengarahan pada acara Ujian Profesi Calon Wakil Pialang Berjangka di Bandung, 12-13 Desember 2013. Peserta yang mengikuti Ujian Profesi tersebut berjumlah 167 orang yang berasal dari Jakarta, Solo, Yogyakarta, Bandung, Purwokerto, Surabaya dan Semarang.
PROFESSIONAL EXAMINATION FOR FUTURES BROKERS REPRESENTATIVES’ CANDIDATES, SURABAYA, BANDUNG, DECEMBER 12TH-13TH 2013 CoFTRA’S Secretary--Mr.Robert J Bintaryo opened and gave direction to all Professional Examination For Futures Brokers Representatives’ Candidates, held in Bandung, December 12th13th 2013. 167 participants attended this examination, came from various cities such as: Jakarta, Solo, Yogyakarta, Bandung, Purwokerto, Semarang, Surabaya.
SOSIALISASI PENINGKATAN KINERJA INDUSTRI PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TAHUN 2013. BANDUNG, 13 DESEMBER 2013 Kepala Bappebti Sutriono Edi, memberikan arahan dalam acara Sosialiasi dalam Rangka Peningkatan Kinerja Industri Perdagangan Berjangka Komoditi Tahun 2013 yang diselenggarakan di Bandung pada tanggal 13 Desember 2013. Peserta yang mengikuti Rapat Koordinasi Peningkatan Kinerja Industri Perdagangan Berjangka Komoditi seluruhnya berjumlah ± 150 orang. Peserta merupakan Komisaris Utama dan Direktur Utama Bursa Berjangka, Kliring Berjangka, Perusahaan Pialang Berjangka di seluruh Indonesia yang menjadi Anggota Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dan Bursa Komoditi Derivatif Indonesia (BKDI).
170
BAPPEBTI
TECHNICAL TRAINING COMMODITIES FUTURES TRADING PARTICIPANTS IN ARYADUTA HOTEL MAKASSAR, NOVEMBER 28TH-29TH 2013. CoFTRA organized Technical Training Commodities Futures Trading Participants especially regarding Futures Brokers Financial Reporting in Aryaduta Hotel, Makassar, in November 28th-29th 2013. The training was opened by Head of Bureau for Business Development Mr. Agus Muharni and also attended by several CoFTRA’s officials and staffs, Directors of PT. Bursa Komoditi and Derivatif Indonesia (PT. BKDI), Directors of PT. Identrust Security Internasional (PT. ISI) and team from Indonesia’s Accountant Association.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
SOCIALIZATION OF COMMODITIES FUTURES TRADING INDUSTRY PERFORMANCE IMPROVEMENT 2013 BANDUNG, DECEMBER 13TH 2013 Head of CoFTRA - Mr.Sutriono Edi gave direction in Socialization of Commodities Futures Trading Industry Performance Improvement held in Bandung December 13th 2013. There were 150 participants who attended Coordination Meeting and the participants came from various background such as Commissioner and President Director of Futures Exchange, Clearing House, Futures Brokers Companies which are the members of Jakarta Futures Exchange and Indonesia Commodities Derivative Exchanges (BKDI).
PERTEMUAN TEKNIS IMPLEMENTASI KETENTUAN DIBIDANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI Hotel Grand Preanger, Bandung 15 Desember 2013 Bappebti mengadakan acara Pertemuan Teknis Implementasi Ketentuan Dibidang Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK). Acara tersebut diawali dengan pengarahan dari Kepala Bappebti Bpk. Sutriono Edi yang sekaligus membuka acara dimaksud. Pertemuan teknis kali ini dihadiri Pejabat Bappebti, Direktur Utama PT. Kliring Berjangka Indonesia, Direktur Pt. Bursa Berjangka Jakarta, serta lebih dari 80 (delapan puluh) orang peserta yang terdiri dari Direktur Utama Perusahaan Pialang Berjangka dan Direktur Utama Perusahaan Pedagang Berjangka.
FUN BIKE HUT JFX KE-14 JAKARTA, 15 DESEMBER 2013 Kepala Bappebti, Sutriono Edi, dalam sambutannya mengatakan, JFX harus bisa menjadi pelopor industri perdagangan berjangka komoditi di dunia dengan berbagai potensi yang dimiliki Indonesia. Dalam rangkaian memeriahkan peringatan 14 tahun berdirinya JFX, diselenggarakan Fun Bike, yang diikuti Kepala Bappebti dan jajarannya, pelaku pasar perdagangan berjangka, keluarga besar JFX.
TECHNICAL MEETING OF COMMODITIES FUTURES TRADING REGULATIONS IMPLEMENTATION Grand Preanger Hotel, Bandung December 15th 2013. CoFTRA organized Technical Meeting Of Commodities Futures Trading Regulations Implementation. The meeting was started by Head of CoFTRA - Mr.Sutriono Edi’s direction and simultaneously opened Technical Meeting Of Commodities Futures Trading Regulations.This meeting was attended by 80 (Eighty participants consisted of President Directors of Futures Exchange Companies and President Directors of Futures Trading Companies.
FUN BIKE 14TH JFX BIRTHDAY CELEBRATION DECEMBER 15TH 2013 In his welcoming Head of CoFTRA Mr.Sutriono Edi said that JFX must become pioneer of commodities futures trading in the world with various potentials that Indonesia has. Fun Bike was held to commemorate 14th years of JFX in operation, followed by Head of CoFTRA and all of his staff members, Futures Trading’s stakeholders and JFX big family.
PERESMIAN GUDANG SISTEM RESI GUDANG (SRG) DI KABUPATEN MALANG, 19 DESEMBER 2013 Kepala Bappebti, Sutriono Edi bersama Bupati Malang, H. Rendra Kresna hari ini menghadiri Peresmian dan Penyerahan Gudang Sistem Resi Gudang (SRG) Kabupaten Malang yang merupakan realisasi program Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun 2012 di Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Acara Peresmian ditandai dengan Penekanan tombol dan Penguntingan Pita oleh Bupati Malang didampingi oleh Kepala Bappebti.
BAPPEBTI
INAUGURATION OF WRS’ WAREHOUSE IN REGENCY OF MALANG, DECEMBER 19TH 2013 Head of CoFTRA - Mr.Sutriono Edi along with Regent of Malang, H.Rendra Kresna in December 19th 2013 attended Inauguration and WRS’ Warehouses Handover in Regency of Malang, which was the realization of 2012’S Dana Alokasi Khusus (Specific Allocation Fund - DAK) in Regency of Malang, East Java Province. The Inauguration Ceremony was marked with Pushing of Siren Button and Ribbon Cutting by Regent of Malang and Head of CoFTRA.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
171
Peristiwa Penting 2013 Important Highlights 2013 PELUNCURAN KONTRAK BERJANGKA KOPI, KONTRAK BERKALA EMAS DAN PASAR FISIK KARET JAKARTA, 20 DESEMBER 2013 Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan, Sutriono Edi, secara resmi membuka peluncuran kontrak berjangka komoditi untuk kontrak berjangka kopi robusta dan kopi arabika, kontrak berjangka emas dan pasar fisik Karet di Bursa Berjangka Jakarta (PT BBJ). Peluncuran Kontrak tersebut ditandai dengan pemukulan gong oleh Kepala Bappebti didampingi oleh Jajaran Komisaris dan Direksi PT. Bursa Berjangka Jakarta.
PERESMIAN GUDANG SISTEM RESI GUDANG (SRG) DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR, 24 DESEMBER 2013 Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan, Sutriono Edi, hari Selasa (24/12) melakukan kunjungan dan menyaksikan peresmian gudang Sistem Resi Gudang (SRG) di Desa Pringgabaya Utara, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Peresmian gudang SRG ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita oleh Wakil Gubernur NTB Muhammad Amin didampingi Kepala Bappebti, Sutriono Edi, bersama Wakil Bupati Lombok Timur, Haerul Warisin.
INAUGURATION OF WRS’ WAREHOUSES EAST LOMBOK DECEMBER 24TH 2013 Head of CoFTRA - Mr.Sutriono Edi in Tuesday December 24th 2013 visited and witnessed Inauguration of WRS’ Warehouses in North Pringgabaya Village, Sub Regency of Pringgabaya, Regency of East Lombok, West Nusa Tenggara Province. The Inauguration was marked by signing stele and ribbon cutting by West Nusa Tenggara Vice Governor Muhammad Amin along with Mr. Sutriono Edi and East Lombok Vice Regent, Haerul Wasirin.
SILATURAHMI PEGAWAI BAPPEBTI DAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN 31 DESEMBER 2013 Ramah Tamah Pimpinan dan Seluruh Pegawai dalam rangka mempererat tali silaturahmi antara Pegawai Bappebti dengan Inspektorat Jenderal Kemendag yang diadakan di Gedung Itjen-Bappebti diJalan Kramat Raya. Dalam kesempatan tersebut hadir Sekjen Kemendag, Gunaryo didampingi Itjen Kemendag, Karyanto Suprih dan Kepala Bappebti Kemendag, Sutriono Edi serta Pegawai Bappebti dan Ditjen Kemendag.
172
BAPPEBTI
LAUNCHING OF COFFE FUTURES CONTRACT, GOLD FUTURES CONTRACT AND JAKARTA’S RUBBER PHYSICAL MARKET DECEMBER 20TH 2013 Head of CoFTRA - Mr.Sutriono Edi officially launched commodities futures contract for Robusta and Arabica Coffee Futures Contracts, Gold Futures Contracts and Rubber Physical Market in Jakarta Futures Exchange (PT. BBJ). The Contract Launching was marked with struck of a gong by Head of CoFTRA along with Commissioners and Directors of PT. Bursa Berjangka Jakarta.
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
END OF YEAR RECEPTION BETWEEN CoFTRA’S EMPLOYEES AND MINISTRY OF TRADE INSPECTORATE GENERAL DECEMBER 31ST 2013. End Of Year Reception between CoFTRA’s Employees And Ministry Of Trade Inspectorate General was held in Inspectorate General Building in Jl.Kramat Raya. In this occasion Secretary General of Ministry of Trade - Mr.Gunaryo along with Inspectorate General of Ministry of Trade - Mr.Karyanto Suprih and Head of CoFTRA - Mr.Sutriono Edi and all CoFTRA’s employees and Ministry of Trade Inspectorate General.
173
BAPPEBTI Laporan Tahunan 2013 Annual Report
BAPPEBTI
Laporan Tahunan 2013 Annual Report
173
BAPPEBTI Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Commodity Futures Trading Regulatory Agency (CoFTRA)
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia Ministry of Trade of The Republic of Indonesia
GEDUNG BAPPEBTI, Lt.3 - Lt.5 Jl. Kramat Raya No. 172 Jakarta Pusat Telp (021) 31924744 Fax (021) 31923704 website www.bappebti.go.id