DISTRIBUSI DAN PENYEDIAAN PANGAN
Disampaikan pada: Rapat Koordinasi Pangan KADIN Jakarta, 26 Juli 2011
”Perdagangan Sebagai Sektor Penggerak Pertumbuhan dan Daya Saing Ekonomi, serta Penciptaan Kemakmuran Rakyat”
Distribusi 1.1 Infrastruktur Fisik • a. b. • -
Transportasi : Alat Angkut Pelabuhan Jalan Raya Darat : +38.500 KM Laut : ratusan ribu Km Rel Kereta Api Perdagangan : Pasar Tradisional Pergudangan
1.2 System Monev • Membangun Sistem Pelaporan Deteksi Dini –Online • Pemantauan Harga dan Penyediaan Pangan - BPS - Pemda • Kebijakan penyaluran antar pulau
2
Penyediaan Pangan 2.2 Pengadaan Luar Negeri
2.1 Pengadaan Dalam Negeri • Kebijakan - HPP (Beras, Gula) - Subsidi (Pupuk, Benih) • Gerakan Aku Cinta Indonesia (ACI) - PPDN
• Pengaturan Ekspor Impor -
Ekspor a. Pengaturan pembatasan ekspor, misalnya : Beras b. Bea Keluar, misalnya : CPO dan Coklat
- Impor a. Penguatan stok nasional b. Impor di luar musim panen (beras, gula) c. Melengkapi pasokan karenaproduksi belum memenuhi kebutuhan (kedelai, gula, daging)
3
TERIMA KASIH www.kemendag.go.id
4
Andil Beberapa Komoditi Terhadap Inflasi/Deflasi Nasional Tahun 2010-2011
Laju Inflasi 2010 (Januari – Desember) sebesar 6,96%; Laju Inflasi Januari – Juni 2011 sebesar 1,06%; Laju Inflasi Year on Year (Juni 2010 – Juni 2011) sebesar 5,54% Pada Bulan Juni 2011 terjadi inflasi 0,55 %
• Bahan Makanan sejak Februari s/d April 2011 telah berperan terhadap deflasi Nasional. Sedangkan untuk bulan Mei-Juni 2011, bahan makanan mulai kembali memberikan andil terhadap inflasi nasional. Beberapa komoditas pangan yang dominan terhadap inflasi nasional selama bulan Juni 2011: beras (0,07%), daging ayam ras (0,07%), bawang merah (0,06), dan telur ayam ras (0,05%).
5
Perkembangan Harga Pangan Pokok Nasional (1) s/d Minggu III Juli 2011 (BPS) No
Komoditas
Satuan
Rata-rata Juni
Rata-rata Juli
Rata-rata MG II Juli
Rata-rata MG III Juli
Perubahan (%) Juli : Juni
Mg III Juli : Mg II Juli
1
Beras Umum
(Rp/Kg)
8.870
9.280
9.336
9.427
4,62
0,97
2
Beras Termurah
(Rp/Kg)
6.950
7.385
7.444
7.538
6,26
1,26
3
Daging Ayam Ras
(Rp/Kg)
23.214
26.356
26.605
27.237
13,53
2,38
4
Daging Sapi
(Rp/Kg)
64.486
65.962
65.884
66.441
2,29
0,85
5
Telur Ayam
(Rp/Kg)
15.399
16.693
16.760
16.735
8,40
(0,15)
6
Gula Pasir
(Rp/Kg)
9.947
9.920
9.900
9.922
(0,27)
0,22
7
Cabe Rawit
(Rp/Kg)
19.371
16.220
16.609
14.198
(16,27)
(14,52)
8
Cabe Merah
(Rp/Kg)
12.235
11.763
12.227
10.641
(3,85)
(12,97)
9
Bawang Merah
(Rp/Kg)
21.714
22.098
22.593
20.504
1,77
(9,24)
(Rp/Kg)
13.120
13.084
13.082
13.087
(0,28)
0,04
(Rp/L)
10.169
9.942
9.872
9.943
(2,23)
0,72
7.539
7.540
7.540
7.541
0,02
0,02
10 Minyak Goreng Kemasan 11 Minyak Goreng Curah 12 Tepung Terigu
(Rp/Kg)
Sumber : BPS (diolah)
Perkembangan harga rata-rata bahan kebutuhan pokok pada Minggu III Juli 2011 apabila dibandingkan dengan harga rata-rata Minggu II Juli 2011 adalah sebagai berikut: Komoditi yang mengalami penurunan harga tertinggi pada Minggu ini adalah Cabe Rawit (14,52%), Cabe Merah (12,97%), Bawang Merah (9,24%) & Telur Ayam (0,15%);
Sedangkan untuk komoditi yang mengalami kenaikan harga tertinggi pada minggu ini adalah Daging Ayam Ras (2,38%), Beras Termurah (1,26%), Beras Umum (0,97%), Daging Sapi (0,85%), Minyak Goreng Curah (0,72%), serta komoditi lainnya Gula Pasir, Minyak Goreng Kemasan & Tepung Terigu (di bawah 0,5%). 6
Perkembangan Harga Pangan Pokok Nasional (2) PERKEMBANGAN HARGA BERAS UMUM & TERMURAH (S/D MINGGU III JULI 2011) 10,000 9,500 9,000
8,500 8,000 7,500 7,000 6,500
6,000 5,500 5,000
Sumber : BPS
4,500
Pantauan BPS secara nasional menunjukkan, harga Beras Umum tahun 2011 cenderung menurun hingga bulan April (Rp.8.711,-/kg), namun pada Mei mulai mengalami kenaikan hingga mencapai puncaknya pada Minggu III Juli tercatat sebesar Rp.9.427,-/kg atau naik 5,41% dibanding Minggu IV Juni (Rp.8.943,-/kg). Kenaikan harga Beras Umum Juli 2011 terhadap Juni 2011 sebesar 4,62% atau lebih rendah dibanding kenaikan harga Juli 2010 terhadap Juni 2010 yaitu sebesar 5,74%;
4,000
Jan 10 Peb 10 Mar 10 Apr 10 Mei'10 Juni'10 Juli'10 Agst'10 Sept'10 Okt'10 Nov'10 Des'10 Jan'11 Feb'11 Mar'11 Apr'11 Mei'11 Juni'11 2010 Umum (Kg)
Juli'11 Juli'11 Juli'11 MG I MG II MG III
2011
7,495
7,721
7,485
7,393
7,403
7,601
8,037
8,383
8,430
8,493
8,668
9,082
9,244
9,118
8,795
8,711
8,741
8,870
9,077
9,336
9,427
Termurah (Kg) 6,079
6,264
6,036
5,951
5,952
6,093
6,417
6,695
6,720
6,756
6,901
7,292
7,414
7,104
6,885
6,832
6,854
6,950
7,172
7,444
7,538
HARGA BERAS DUNIA THAILAND DAN VIETNAM
600
Thai 5%
500
US$/Ton
Thai 15%
Viet 5%
400
Viet 15% 300
200
Sumber : Reuters 100
Jun
Jul
Ags
Sept
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
2009 Thai 5%
Juni
Juli
Ags
Sept
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
2010
Apr
Mei
Jun
Jul-I
2011
551
575
572
516
490
509
607
561
553
487
462
450
430
433
431
461
475
509
532
514
517
497
473
475
498
527
Thai 15% 508
525
522
470
453
469
567
527
518
458
442
425
405
411
410
440
460
490
507
490
498
484
463
462
482
504
Viet 15%
388
399
399
371
381
428
516
473
430
379
349
337
350
339
361
429
444
474
476
468
450
442
454
476
465
473
Viet 5%
408
424
424
396
404
464
544
487
442
401
366
356
370
354
379
445
459
489
491
487
470
462
473
476
465
473
Sementara harga Beras Termurah cenderung menurun hingga April 2011 (Rp.6.832,-/kg), namun kembali mengalami kenaikan pada Minggu I Mei hingga mencapai puncaknya pada Minggu III Juli sebesar Rp.7.538,-/kg atau naik 7,50% dibanding Minggu IV Juni (Rp.7.012,-/kg). Kenaikan harga Beras Termurah Juli 2011 terhadap Juni 2011 sebesar 6,26% atau lebih tinggi dibanding kenaikan harga Juli 2010 terhadap Juni 2010 yaitu sebesar 5,32%; Kecenderungan meningkatnya harga Beras selama periode Mei-Juli di tahun 2011 disebabkan antara lain siklus musiman dengan berakhirnya Panen raya di beberapa sentra produksi Beras, dan juga oleh meningkatnya permintaan menjelang bulan Ramadhan. Pertumbuhan produksi padi berdasarkan ARAM II meningkat 2,4% (lebih tinggi dari 2010, tapi lebih rendah dari 2008-2009). Sebagai perbandingan kenaikan harga Beras Mei – Juli 2010 adalah 8,56% untuk Beras Umum dan 7 7,06% untuk Beras Termurah.
Perkembangan Harga Pangan Pokok Nasional (3) HARGA DOMESTIK DAN PARITAS IMPOR DI TINGKAT ECERAN GULA 12.000
Rp/Kg 11.500
11.000
10.500
Gula (BPS) 10.000
9.500
9.000
8.500
Gula (Paritas Impor) 8.000
Sumber : BPS, USDA, LIFFE 7.500
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agust
Sep
Okt
Nop
Des
Jan
Feb
Mar
Apr-I
Apr-II Apr-III Apr-IV Mei-I Mei-II Mei-III Mei-IV Mei-V Juni I Juni II Juni III Juni IV Juli I
2010
Juli II
2011
Harga Paritas Impor 10.592 10.447 8.337 7.771 8.007 8.489 9.091 8.895 9.487 10.247 10.632 11.243 11.322 11.037 10.392 10.249 10.069 9.395 9.326 8.985 8.963 9.170 9.381 9.758 10.073 10.095 10.394 10.587 10.942 11.505 Harga Eceran BPS
10.661 10.488 10.325 10.012 9.836 9.501 9.669 9.708 9.828 10.217 10.419 10.402 10.415 10.402 10.294 10.257 10.246 10.226 10.208 10.212 10.188 10.415 10.402 10.249 10.011 9.931 9.941 9.905 9.939 9.900
Sumber: USDA,LIFFE, BPS (Diolah)
Ket: Penghitungan paritas im por gula tidak lagi m em asukkan biaya KSO dan revitalisasi; * per 29 Juni 2011
HARGA DUNIA RAW DAN REFINED SUGAR 850
750
650
White Sugar
US$/Ton
550
450
350 Raw Sugar
250
150
50
Sumber : LIFFE (FOB Thailand) dan ICEUS (diolah) Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Juli
Agust
Sept
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
2010
Apr
Mei
Jun
Jul-I
2011
White Sugar
735
716
538
496
471
510
574
562
615
692
727
776
782
761
717
666
625
728
788
Raw Sugar
659
532
366
332
313
397
431
435
558
590
635
696
698
701
624
558
487
576
632
• Berdasarkan pantauan BPS tahun 2011, harga Gula eceran domestik cenderung turun, hingga mencapai harga terendah tahun 2011 pada Minggu II Juli ini sebesar Rp.9.900/kg, turun 0,39% dibanding Minggu I Juli 2011 sebesar Rp.9.939/kg. • Sementara harga pada Minggu III Juli tercatat sebesar Rp.9.922,-/kg atau mengalami kenaikan sebesar 0,22% dibanding harga pada Minggu II Juli. Kenaikan harga tersebut diperkirakan disebabkan oleh meningkatnya permintaan oleh industri kue dan rumah tangga menjelang bulan puasa; 8
Perkembangan Harga Pangan Pokok Nasional (3) PERKEMBANGAN HARGA MINYAK GORENG CURAH DAN KEMASAN (S/D MINGGU III JULI 2011)
Rp/Kg
14,000 13,500 13,000
12,500 12,000
11,500 11,000 10,500 10,000 9,500
9,000 8,500 8,000 7,500 7,000
Sumber : BPS
6,500 6,000
Jan 10
Peb 10
Mar 10
Apr 10
Mei'10
Juni'10
Curah (Lt)
9,207
9,110
9,215
9,238
9,129
Agst'10
Sept'10
Okt'10
Nov'10
Des'10
Jan'11
Feb'11
Mar'11
Apr'11
Mei'11
9,084
9,125
9,600
9,868
10,024
10,721
11,151
11,450
11,454
11,069
10,286
10,186
Kemasan (Lt)
11,179
11,120
11,072
10,988
10,959
10,169
10,011
9,872
9,943
10,950
10,869
10,868
10,915
10,923
11,208
11,610
12,025
12,852
13,188
13,284
13,245
13,120
13,083
13,082
13,087
2010
Juni'11
Juli'11 MG Juli'11 MG Juli'11 MG I II III
Juli'10
2011
Sumber : BPS
HARGA DUNIA CPO DAN RBD OLEIN US$/ton 1.350
1.250
1.150
1.050
CPO (Roterdam) RBD (Olein Malaysia) 950
850
Sumber : Reuters 750
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agust
Sep
Okt
Nop
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei I
Mei II
Mei III Mei IV Mei V
Jun I
Jun II
Jun III Jun IV
Juli I
Juli II
CPO (CIF R'dam)
785
794
829
826
815
803
816
907
920
998
1.123
1.238
1.274
1.288
1.179
1.147
1.142
1.142
1.158
1.174
1.195
1.168
1.135
1.112
1.070
1.084
1.091
RBD Olein (Malaysia)
782
789
815
818
803
787
806
909
913
992
1.105
1.130
1.261
1.282
1.195
1.174
1.163
1.156
1.207
1.207
1.217
1.188
1.149
1.127
1.088
1.098
1.122
2010
Sumber: Reuters (diolah)
2011
• Berdasarkan pantauan BPS tahun 2011, harga Minyak Goreng Curah sempat mengalami kenaikan pada Februari, namun harga tersebut kembali mengalami penurunan hingga mencapai harga terendah tahun 2011 pada Minggu II Juli, tercatat sebesar Rp.9.872/liter dan kembali meningkat (0,72%) pada Minggu III Juli menjadi Rp.9.943,-/liter.
• Sementara Minyak Goreng Kemasan cenderung mengalami kenaikan sejak Februari hingga mencapai puncaknya pada Minggu I Mei sebesar Rp.13.291,-/liter, namun kembali mengalami penurunan hingga Minggu II Juli (Rp.13.082,-/liter) dan sedikit meningkat (0,04%) pada Minggu III Juli menjadi Rp.13.087,-/liter;
9
Perkembangan Harga Pangan Pokok Nasional (4) Rp/Kg
PERKEMBANGAN HARGA DAGING SAPI, DAGING AYAM & TELUR AYAM (S/D MINGGU III JULI 2011)
75,000 70,000
• Pada tahun 2011, Telur Ayam mencapai harga tertinggi pada Minggu II Juli sebesar Rp.16.760/kg. Namun pada Minggu III Juli harga Telur Ayam kembali menurun sebesar 0,15% menjadi Rp.16.735,-/kg;
65,000 60,000 55,000
50,000
• Kecenderungan harga Daging Ayam dan Telur Ayam yang meningkat dikarenakan adanya penyakit antara lain Newcastle Disease/Tetelo. Selain itu, permintaan terhadap Daging Ayam meningkat karena banyaknya hajatan menjelang bulan Ramadhan. Kenaikan harga tersebut juga dipengaruhi oleh kenaikan biaya produksi sebagai akibat naiknya harga pakan. Sedangkan kenaikan harga Telur Ayam didorong oleh meningkatnya permintaan dari industri kue.
45,000
40,000 35,000
30,000 25,000 20,000
15,000 10,000
Juli'11 MG Jan 10 Peb 10 Mar 10 Apr 10 Mei'10 Juni'10 Juli'10 Agst'10 Sept'10 Okt'10 Nov'10 Des'10 Jan'11 Feb'11 Mar'11 Apr'11 Mei'11 Juni'11 Juli'11 MG I Juli'11 MG I II 2010
2011
Daging Sapi (Kg) 61,124 61,121 61,008 61,000 60,890 60,876 62,058 65,349 69,109 64,984 64,932 64,884 64,705 64,944 64,864 64,912 64,661 64,486 65,562 65,884 66,441 Daging Ayam (Kg) 20,778 21,118 21,959 21,727 22,401 23,993 26,799 27,021 28,957 25,495 23,863 23,737 24,017 23,086 22,613 22,163 21,745 23,214 25,227 26,605 27,237 Telur Ayam (Kg) 12,403 12,258 12,689 12,925 12,233 13,292 14,891 14,653 14,440 13,805 13,828 14,517 14,369 14,344 15,105 14,345 14,279 15,399 16,584 16,760 16,735 Sumber : BPS
• Berdasarkan pantauan BPS tahun 2011, Daging Ayam mencapai harga tertinggi pada Minggu III Juli tercatat sebesar Rp.27.237,-/kg atau naik 2,38% dibanding Minggu II Juli;
• Berdasarkan pantauan BPS tahun 2011, Daging Sapi mencapai harga tertinggi pada Minggu III Juli sebesar Rp.66.441,-/kg, atau naik 0,85% dibanding Minggu II Juli. Kenaikan harga tersebut disebabkan oleh meningkatnya permintaan menjelang bulan puasa dan Lebaran serta dampak dari larangan ekspor Pemerintah Australia yang mulai dirasakan pada saat ini; 10
Perkembangan Harga Pangan Pokok Nasional (5) PERKEMBANGAN HARGA CABE RAWIT, CABE MERAH & BAWANG MERAH (S/D MINGGU III JULI 2011)
Rp/Kg
70,000
65,000 60,000
55,000 50,000
45,000 40,000
35,000 30,000
25,000 20,000
15,000 10,000
Jan 10
Peb 10
Mar 10
Apr 10
Mei'10
Juni'10
Cabe Rawit (Kg)
15,311
17,095
15,338
13,444
13,412
Agst'10 Sept'10
Okt'10
Nov'10
Des'10
Jan'11
Feb'11
Mar'11
Apr'11
Mei'11
23,416
29,640
27,467
23,136
21,783
22,160
41,913
64,915
65,532
52,953
35,763
23,836
Cabe Merah (Kg)
20,787
22,157
13,755
16,264
19,371
17,854
16,609
14,198
19,684
30,115
36,504
27,048
21,433
17,393
19,602
36,531
43,261
37,383
24,634
18,306
14,873
12,235
12,422
12,227
Bawang Merah (Kg) 12,554
13,117
13,731
14,996
10,641
13,938
16,849
19,495
16,209
16,243
20,831
23,175
21,407
25,666
26,469
25,133
18,440
18,569
21,714
23,196
22,593
20,504
2010
Juni'11
Juli'11 MG Juli'11 MG Juli'11 MG I II III
Juli'10
2011
Sumber : BPS
PERKEMBANGAN HARGA TEMPE, TAHU & KEDELAI (S/D MINGGU III JULI 2011)
Rp/Kg
Berdasarkan pantauan BPS, harga bumbubumbuan (Cabe & Bawang Merah) secara nasional pada tahun 2011 mengalami lonjakan yang cukup tinggi pada periode Januari – Februari yang utamanya disebabkan oleh pengaruh curah hujan yang tinggi pada periode tersebut sehingga menyebabkan gagal panen. Namun seiring dengan membaiknya cuaca, harga kembali mengalami penurunan hingga mencapai harga terendah pada Minggu III Juli yaitu Cabe Rawit Rp.14.198,-/kg atau turun 14,52% dibanding Minggu II Juli & Cabe Merah Rp.10.641,-/kg atau turun 12,97% dibanding Minggu II Juli, sementara harga Bawang Merah pada Minggu III Juli tercatat sebesar Rp.20.504,-/kg atau mengalami penurunan 9,24% dibanding Minggu sebelumnya.
10,500 10,000 9,500
9,000 8,500 8,000 7,500 7,000
6,500
Jan 10
Peb 10
Mar 10
Apr 10
Mei'10
Juni'10
Tempe (Kg)
8,484
8,493
8,459
8,456
8,455
Agst'10 Sept'10
Okt'10
Nov'10
Des'10
Jan'11
Feb'11
Mar'11
Apr'11
Mei'11
8,455
8,421
8,323
8,740
8,596
8,656
8,661
8,556
8,872
9,159
8,853
8,689
Tahu (Kg)
7,267
7,292
7,285
7,286
8,710
8,851
8,851
8,856
7,274
7,274
7,307
7,314
7,585
7,468
7,468
7,468
7,475
7,614
7,778
7,583
7,521
7,522
7,522
7,525
Kedelai (Kg) 8,700
8,759
8,712
8,684
7,531
8,735
8,674
8,643
8,645
8,728
8,637
8,642
8,634
8,652
8,717
8,994
8,707
8,589
8,620
8,651
8,651
8,651
2010
Sumber : BPS
Juni'11
Juli'11 MG Juli'11 MG Juli'11 MG I II III
Juli'10
2011
Meski sempat mengalami kenaikan pada Maret 2011 (harga tertinggi 2011 sebesar Rp.8.994,-/kg), harga Kedelai Lokal pada Mei 2011 kembali mengalami penurunan hingga mencapai harga terendah tahun 2011 yaitu pada Minggu V Mei (Rp.8.532,-/kg). Penurunan harga ini mengikuti trend harga Kedelai Internasional yang juga mengalami penurunan akibat cuaca yang mendukung panen Kedelai di beberapa negara sentra produksi. Sementara itu, harga pada Minggu III Juli 2011 relatif sama dengan harga pada Minggu I & II Juli 2011 (Rp. 8.651/kg). 11
Perkembangan Harga Pangan Pokok Nasional (6) PERKEMBANGAN HARGA TEPUNG TERIGU (S/D MINGGU III JULI 2011)
Rp/Kg
9,000
8,500 8,000 7,500 7,000
6,500 6,000 5,500 5,000
Jan 10
Peb 10
Mar 10
Apr 10
Mei'10
Juni'10
Juli'10
Agst'10
Sept'10
Okt'10
Nov'10
Des'10
Jan'11
Feb'11
Mar'11
Apr'11
2010 Tepung Terigu (Kg)
7,611
7,592
7,567
7,539
7,440
7,435
Mei'11
Juni'11
Juli'11 MG Juli'11 MG Juli'11 MG I II III
2011 7,459
7,462
7,444
7,458
7,494
7,523
7,562
7,570
7,553
7,551
7,538
7,539
7,540
7,540
7,541
Sumber : BPS
Berdasarkan pantauan BPS, harga Tepung Terigu secara nasional pada tahun 2011 relatif stabil. Pada Minggu III Juli harga Tepung Terigu tercatat sebesar Rp.7.541,-/kg atau mengalami sedikit kenaikan sebesar 0,02% dibanding Minggu II Juli. Relatif stabilnya harga Tepung Terigu disebabkan oleh stok bahan baku dalam negeri yang masih mencukupi sampai dengan bulan puasa dan lebaran.
12
Kesimpulan Hasil Rakor HBKN 19 Juli 2011 •
•
•
•
• •
Dalam menghadapi Hari Besar Keagamaan Nasional, mayoritas dari daerahdaerah melaporkan memiliki ketersediaan bahan pokok yang cukup minimal sampai 3 bulan kedepan; Secara keseluruhan, daerah-daerah perlu berkordinasi dalam merencanakan dan melakukan penyaluran RASKIN yang tepat sasaran dan jumlah, perluasan Operasi Pasar seoptimal mungkin dan Pasar Murah di beberapa titik untuk stabilisasi harga; Posko Informasi Bahan Kebutuhan Pokok dibuka 24 jam sehingga masyarakat dapat dengan segera menghubungi posko jika terjadi masalah ketersediaan dan harga bahan pokok; Kemenhub dan Kepolisian perlu memberikan prioritas untuk mengamankan jalur-jalur distribusi angkutan bahan kebutuhan pokok serta Air Minum Dalam Kemasan (AMDK); Perlu mengintensifkan pengawasan bersama BPOM terhadap makanan dan minuman, dengan tanpa mengurangi segala aktifitas dari para peritel. Untuk pengamanan BBM di daerah, Pertamina sudah membentuk Satgas yang akan berkoordinasi dengan satgas dari Kementerian terkait lainnya. Kembali
Latar Belakang Pemantauan Harga & Ketersediaan peningkatan harga daging sapi & ayam menjelang hari besar lebaran. fluktuasi harga kedelai dunia berdampak pada gejolak harga DN
pencapaian target indikator kinerja utama kemendag, yaitu stabilisasi harga dan ketersediaan, disparitas harga, performansi logistik
Presentase nilai bahan kebutuhan pokok terhadap PDB sebesar 5,7 %
Harga dan pasokan komoditi strategis rentan terhadap gejolak di dalam dan luar negeri
Masyarakat sangat tergantung pada bahan pokok
Urgensi Pemerintah
Unstabilitas dan Disparitas Thn 2010 inflasi makanan dan minuman lebih tinggi dan lebih fluktuatif dari inflasi umum
Bahan pokok merupakan komoditi yang dapat mengakibatkan inflasi
Pengeluaran rumah tangga untuk bahan pokok tinggi
20 % pendapatan masyarakat digunakan belanja bahan makanan pokok (SBH 2000 &2007)
14
Konsep Sistem Deteksi Dini Gejolak Harga dan Ketersediaan Peringatan untuk menangkap gejala akan terjadinya gejolak harga dan kelangkaan ketersediaan
Pemantauan pergerakan harga, kondisi ketersediaan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi
Respon Cepat
Siaga Harga
Mitigasi Penyusunan rencana melalui pemetaan dan penyajian informasi kondisi existing (historis) untuk menghadapi permasalahan gejolak harga dan ketersediaan
Intervensi/rekomendasi skenario untuk mencegah atau mereduksi dampak terjadinya gejolak harga dan kelangkaan ketersediaan
Deteksi Dini
Keterse diaan
Rehabilitasi
program pemulihan dampak gejolak harga dan kelangkaan ketersediaan
Evaluasi evaluasi program pemulihan dan strategi pencegahan
15
Pembangunan Sistem Pelaporan Deteksi Dini Online Harga dan Stok Bahan Pokok SASARAN
TUJUAN 1. Menyediakan
informasi yang akurat dan reliabel tentang komoditi bahan pokok yang menjadi fokus monitoring untuk dianalisis lebih lanjut menjadi rekomendasi pengambilan keputusan bagi para pembuat kebijakan;
2. Memberikan
notifikasi (alert) kepada pemangku kepentingan, jika terdeteksi perilaku data yang dapat mengindikasikan terjadinya ketidakstabilan atau lonjakan harga dan peningkatan disparitas harga bahan pokok antar wilayah dan masalah ketersediaan;
1. Stabilisasi harga bahan 2.
pokok dapat terjaga; Terjadinya penurunan disparitas harga bahan pokok.
3. Menyediakan alternatif skenario penyelesaian masalah yang dapat diimplementasikan di lapangan jika terjadi krisis/masalah bahan pokok. 16
Ruang Kendali
Ruang Analisis Komoditi Spesialis
Ruang Pengambilan Keputusan
17
Portal Sistem Informasi Pusat Pengendalian Online Harga dan Stok Bahan Pokok • Portal Pusat Pengendalian dan Sistem Pelaporan Online Harga dan Stok ini memuat informasi mengenai : 1. Berita 2. Artikel 3. Info Kebijakan 4. Regulasi 5. Publikasi
6. Harga bahan pokok di 33 Prov 7. Harga rata-rata Nasional 8. Harga Internasional 9. Kurs mata uang
10. Tautan kementerian dan lembaga terkait
18
Peta Pantauan Harga & Stok Secara Nasional • Pantauan Harian Harga dan Stok yang mencakup 10 komoditas pokok di 33 provinsi dengan menggunakan treshold rata-rata nasional :
• • • •
< 0 % Biru 0-5 % Hijau 5-10% Kuning 10 % < Merah
• Tersedia scater data historis harga harian di tingkat provinsi dan nasional 200219 2011 Kembali
Beberapa Hasil Pantauan Distribusi Tahun 2010 Jumlah Panen Dalam Setahun
Persentase RTT yang Membeli Beras Membeli
3 Kali 20%
2 Kali 51%
1 Kali 29%
Disamping sebagai produsen, 41% Rumah Tangga Tani juga membeli beras untuk keperluan konsumsinya
Tidak Membeli
41%
59%
20
Lanjutan … (Saluran Distribusi Gula Kristal Putih) Petani Tebu
Importir Terdaftar BAGI HASIL REGULATED
Pabrik Gula LELANG
Distributor Sub Distributor
Grosir
Supermaket
Pasar Tradisonal
Konsumen Akhir 21
Lanjutan … (Saluran Distribusi Daging Sapi)
Sumber Daging
Pet. Ind./Kemi traan (Daging Feedlot)
Pet. Mandiri (Daging Lokal)
Importir (Daging Impor)
Ped. Pengumpul
Pasar Hewan
Belantik
Bandar/Penerima Pengecer
Supermarket
Pemotong
Pasar Tradisional
RPH
Rumah Makan, Hotel, dll
Konsumen 22
Tantangan Distribusi Nasional 1. Belum ada kebijakan logisik nasional yg terintegrasi, bisnis & industri logistik terfragmentasi dan tergantung pada infrastruktur regional, khususnya untuk ekspor dan impor tergantung Singapura & Malaysia; 2. Pembinaan LOGNAS dilaksanakan oleh multi institusi & kementerian dengan visi & orientasi yg berbeda-beda, & diatur dengan basis kebijakan & pengaturan yang berbeda-beda juga; 3. Saat ini Indonesia masih mengandalkan transportasi darat & udara yang relatif lebih mahal dibandingkan transportasi laut & kereta api; 4. Pelaku dan penyedia jasa logistik di Indonesia umumnya masih didominasi oleh perusahaan-perusahaan multinasional; 5. Pengendali infrastruktur logistik nasional didominasi oleh perusahaan milik negara (BUMN) dimana pengelolaannya belum terintegrasi dan efisien. 23
Beberapa Hal Yang Ingin Dicapai Dalam Pemantauan dan Pemetaan Pangan Pokok 1. Perkiraan stok/ketersediaan beras di masyarakat pada periode panen raya padi, panen gadu dan paceklik di tingkat propinsi dan nasional; 2. Perkiraan stok/ketersediaan dan proyeksi stok/ketersediaan akhir tahun beras, gula, terigu, minyak goreng, kedelai, daging sapi, cabai merah dan bawang merah, di tingkat propinsi dan nasional; 3. Perkiraan kebutuhan/konsumsi, pola konsumsi dan preferensi untuk komoditas beras, gula, terigu, minyak goreng, kedelai, daging sapi, cabai merah dan bawang merah di tingkat kabupaten dan propinsi serta mengidentifikasi responden untuk dijadikan narasumber tetap; 4. Pemetaan arus distribusi antar daerah (asal dan tujuan) mengenai harga, jenis komoditi, alasan pergerakan barang serta besaran persentase (%) komoditi di tingkat propinsi; 5. Pemetaan arus distribusi, harga dan margin keuntungan antar pelaku usaha dari setiap komoditas survei di tingkat propinsi;
6. Data dan informasi cepat tentang indikasi kondisi ketersediaan, harga, kondisi wilayah, terutama komoditas beras dalam upaya antisipasi awal dan respon cepat kemungkinan terjadinya gejolak harga dan kekurangan suplai di daerah setempat. 24
Dukungan Pemerintah Daerah (1) Identifikasi Ketersedian Komoditas: Pengendalian harga dan pasokan/permintaan 1.Penghitungan volume pasokan dari dalam wilayah. 2.Penghitungan volume pasokan dari luar wilayah 1. Perhitungan keseimbangan pasokan dan permintaan per wilayah: • Pasokan > permintaan • Pasokan = permintaan • Pasokan < permintaan 2. Analisis keseimbangan pasokan dan permintaan per wilayah. • Identifikasi alternatifalternatif wilayah pemasok • Identifikasi alternatifalternatif wilayah tujuan pasokan.
1. Identifikasi Pasokan Komoditas per Wilayah
2. Identifikasi Permintaan Komoditas per Wilayah
1.Perhitungan volume permintaan dari dalam wilayah, berdasarkan data: jumlah penduduk, tingkat pendapatan, pola dan tingkat konsumsi, dll. 2.Perhitungan volume permintaan dari luar wilayah.
3. Identifikasi Keseimbangan Pasokan dan Permintaan Komoditas per Wilayah 25
Dukungan Pemerintah Daerah (2) Identifikasi Kendala dan Hambatan Distribusi Komoditas 1. Identifikasi dan analisis saluran distribusi
1. Saluran Distribusi
2. Identifikasi dan analisis pelaku saluran distribusi
2. Jalur Distribusi Identifikasi dan analisis ketersediaan infrastruktur: • Jalan raya • Kereta api • Pelabuhan • Bandara • dll.
3. Infrastruktur Distribusi 4. Sarana Distribusi
1. Identifikasi dan analisis asal dan tujuan aliran komoditas 2. Identifikasi dan analisis rute aliran komoditas
1. Identifikasi dan analisis fasilitas pergudangan 2. Identifikasi dan analisis moda transportasi: 1. Truk 2. Kereta api 3. Kapal 4. dll.
26 26
PERCEPATAN DAN PERLUASAN DINAMIKA TRANSAKSI NASIONAL
jalan laut bebas hambatan indonesia Percepatan dan perluasan transaksi nasional dalam jangka pendek berorientasi pada maksimalisasi jalur laut nasional sebagai aset dan akses pembangunan dinamika perdagangan.
NAD
Global Hub Port KUALA TANJUNG Global Hub Port BITUNG
Main International Airport KUALA NAMU Pekanbaru Padang Batam
Manado
Pontianak
Mamuju
Sorong Kendari
Banjarmasin
Bengkulu Lampung Semarang Serang Jakarta Surabaya Cilacap Denpasar
Main international Makassar Airport HASANUDIN
Jalur laut / Free HIGHWAY ratusan ribu Km telah tersedia
Jayapura
Ambon
Wamena Merauke
Mataram Kupang
Jalur darat
Manokwari
Gorontalo
Jambi Palangkaraya
Palembang
Ternate
Samarinda
Kondisi Jaringan Suplai Nasional
• •
•
Aktivitas ekonomi terkonsentrasi di kawasan perkotaan khususnya di Pulau Jawa dan Sumatera. Keterbatasan prasarana transportasi menyebabkan kegiatan industri tidak menyebar ke wilayah-wilayah terbelakang dan terisolir. Meningkatkan konektivitas antar wilayah melalui penyediaan transportasi dapat memperbaiki akses industri dari pusat-pusat pengolahan ke wilayah pemasaran (mengurangi biaya angkutan komoditas dan barang konsumsi dan meningkatkan daya saing). Kembali 28
Statistik revitalisasi Pasar Oleh Kemendag Jumlah pasar yang telah direvitalisasi oleh Kemendag sejak tahun 2005-2011 adalah 1.285 pasar dengan total anggaran 1,649 triliun Rupiah. * Pasar di tahun 2011 baru akan dibangun 800.00
500
Anggaran Pembangunan Pasar Oleh Kemendag
450 Jumlah Pasar (unit) 400
700.00
Nilai Anggaran (Rp Miliar) 600.00
350
500.00
300
400.00
250
300.00
200 150
200.00
100
100.00 -
50 2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
TP STIMULUS
-
-
-
-
215
-
-
Dana Alokasi Khusus
-
-
-
-
150
107.32
215
Tugas Pembantuan
-
-
-
150.85
100
30
505
DIPA Dekonsentrasi
7.82
-
-
-
-
-
-
Dipa Pusat
13.75
51.025
103.78
-
-
-
-
74
67
70
101
473
280
220
Jumlah Pasar 7/27/2011
Pengembangan Pasar Percontohan
Kembali
0
29
Pembangunan Gudang Tahun 2009 - 2010 TAHUN 2009
TAHUN 2009
TAHUN 2010
Pidie Jaya, NAD
Banjarnegara, Jawa Tengah
Solok, Sumatera Barat Tanah Datar, Sumatera Barat Pasaman Barat, Sumatera Barat Indramayu, Jawa Barat Cianjur, Jawa Barat Garut, Jawa Barat Bogor, Jawa Barat Sumedang, Jawa Barat
Ngawi, Jawa Timur Pasuruan, Jawa Timur Probolinggo, Jawa Timur (2 flat) Nganjuk, Jawa Timur (2 flat) Sampang, Jawa Timur Madiun, Jawa Timur Jombang, Jawa Timur Sumenep, Jawa Timur (1 flat, 1 silo) Barito Kuala, Kalimantan Selatan Pinrang, Sulawesi Selatan Minahasa Selatan, Sulawesi Utara Mamuju, Sulawesi Barat Gowa, Sulawesi Selatan Takalar, Sulawesi Selatan Bantaeng, Sulawesi Selatan Bone, Sulawesi Selatan (2 flat) Sidrap, Sulawesi Selatan Kembali Gorontalo (2 silo)
Kuningan, Jawa Barat Majalengka, Jawa Barat Subang, Jawa Barat Bantul, DIY Demak, Jawa Tengah (2 flat) Kudus, Jawa Tengah (2 flat) Jepara, Jawa Tengah Pekalongan, Jawa Tengah
Musi Banyuasin, Sumatera Selatan Sumbawa, NTB Pidie, NAD Serdang Badagai, Sumatera Utara Gerobokan, Jawa Tengah Maluku Tengah, Maluku Lebak, Banten Purwakarta, Jawa Barat Palopo, Sulawesi Selatan
30
DASAR HUKUM KETENTUAN IMPOR GULA 1.
PP No. 19 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas PP No.11 Tahun 1962 Tentang Perdagangan Barang Dalam Pengawasan;
2.
Gula ditetapkan sebagai barang dalam pengawasan sebagaimana dimaksud dalam UU No. 8 Prp Tahun 1962 tentang Perdagangan Barang-Barang Dalam Pengawasan
3.
Keppres No.57 Tahun 2004 tentang Penetapan Gula Sebagai Barang Dalam Pengawasan;
4.
Keppres No.58 Tahun 2004 tentang Penanganan Gula Yang Diimpor Secara Ilegal;
5.
Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 527/MPP/ Kep/9/2004 tentang Ketentuan Impor Gula sebagaimana telah di ubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Perdagang an No.19/M-DAG/PER/5/2008 tentang Perubahan Ke lima Atas Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 527/MPP/ Kep/9/2004 tentang Ketentuan Impor Gula
Kembali
GARIS BESAR KETENTUAN IMPOR BERAS BERDASARKAN PERMENDAG NO 12/M-DAG/PER/4/2008 KETENTUAN IMPOR BERAS IMPORTASI UNTUK KEPERLUAN STABILITAS HARGA, PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT, MASYARAKAT MISKIN DAN KERAWANAN PANGAN
IMPORTASI UNTUK KEPERLUAN TERTENTU
BERAS UNTUK KEPERLUAN KHUSUS/ SEGMEN TERTENTU
Beras untuk keperluan ini hanya dapat dilakukan oleh Perum BULOG. Untuk mendapatkan Persetujuan impor Perum BULOG harus mengajukan permohonan tertulis kepda Menteri dengan melampirkan: fotokopi API-U, NPIK, NPWP, NIK. Perusahaan BULOG dapat melakukan impor setelah mendapatkan persetujuan impor dari Menteri berdasarkan hasil kesepakatan rapat Tim Koordinasi
Untuk mendapatkan Persetujuan Impor perusahaan harus mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri cq. Dirjen Daglu dengan melampirkan: fotokopi API-U/ API-T, NPIK, NPWP, NIK dan rekoemdasi dari Dirjen P2HP serta surat pernyataan dari bank devisa yang menyatakan bahwa pemohon memiliki kemampuan finansial yang memenuhi syarat perbankan untuk mendukung penerbitan L/C.
BERAS UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN INDUSTRI SEBAGAI BAHAN BAKU/PENOLONG
Untuk mendapatkan pengakuasn sebagai IP-Beras, perusahaan harus mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri cq. Dirjen Daglu dengan melampirkan: fotokopi API-P/ API-T, NPIK, NPWP, NIK dan rekoemdasi dari Dirjen IAK dan Dirjen P2HP serta surat pernyataan dari bank devisa yang menyatakan bahwa pemohon memiliki kemampuan finansial yang memenuhi syarat perbankan untuk mendukung penerbitan L/C.
Kembali
IMPORTASI YANG BERSUMBER DARI HIBAH
Untuk mendapatkan Persetujuan Impor, lembaga/organisasi sosial atau badan pemerintah mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri cq. Dirjen Daglu dengan melampirkan: sertifikat hibah dari instansi/lembaga di negara pemberi hibah yang telah diketahui oleh perwakilan ri yang berada di negara pemberi hibah, rencana distribusi yang diketahui menteri sosial/pejabat berwenang yang ditunjuk dan rekomendasi yang memuat keterangan jumlah, jenis dan pelabuhan tujuan dari dirjen p2hp untuk keperluan selain penanggulangan bencana atau badan/institusi yang ditunjuk oleh pemerintah untuk penanggulangan bencana. 32