KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
TANTANGAN DAN STRATEGI PENINGKATAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAN DAYA SAING KOMPETITIF DI KALIMANTAN
Oleh: Direktur Pengembangan Wilayah Kementerian PPN/Bappenas
Palangkaraya, 8 Juni 2015
OUTLINE 1.
Pendahuluan : Isu Utama Pembangunan Kalimantan
2.
Potret Daya Saing
3.
Transformasi Perekonomian Kalimantan Dalam RPJMN 2015-2019
4.
Tantangan Dan Strategi Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Di Kalimantan : Akselerasi Pembangunan Industri
5.
Langkah Mendorong Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan
6.
Penutup
2
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
PENDAHULUAN : ISU UTAMA PEMBANGUNAN KALIMANTAN
PERAN WILAYAH/PULAU DALAM PEMBENTUKAN PDB NASIONAL 1978-2013 (persen) PULAU
1978
1983
1988
1993
1998
2003
2008
2013
Sumatera
27,6
28,7
24,9
22,8
22,0
22,4
22,9
23,8
Jawa
50,6
53,8
57,4
58,6
58,0
60,0
57,9
58,0
Kalimantan
10,2
8,7
8,9
9,2
9,9
8,9
10,4
8,7
Sulawesi
5,5
4,2
4,1
4,1
4,6
4,0
4,3
4,8
Bali dan Nusa Tenggara
3,1
2,8
3,0
3,3
2,9
2,8
2,5
2,5
Maluku dan Papua
2,9
1,8
1,7
2,0
2,5
1,8
2,0
2,2
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
100,0
Total Sumber: BPS
Pergeseran peran wilayah Kalimantan dalam pembentukan PDB Nasional mengalami penurunan. Slide - 4
Kontribusi Ekonomi Wilayah Kalimantan Perubahan Kontribusi PDRB ADHB wilayah Kalimantan Provinsi
2004
2009
2013*
Perubahan 2004-2009
Perubahan 2009-2013
Kalimantan Barat
1.35
1.17
1.12
-0.18
-0.05
Kalimantan Tengah
0.83
0.80
0.84
-0.03
0.04
Kalimantan Selatan
1.27
1.11
1.10
-0.16
-0.01
Kalimantan Timur
6.05
6.14
5.61
0.09
-0.53
KALIMANTAN
9.50
9.22
8.67
-0.28
-0.55
Kontribusi ekonomi Kalimantan Barat dan Selatan terus mengalami penurunan yang cukup signifikan dalam sembilan tahun terakhir (2009-2013). Kalimantan Timur mengalami penurunan pada tahun 2009-2013, sedangkan Kalimantan Tengah sedikit mengalami peningkatan. Penurunan banyak terjadi disebabkan karena besarnya ketergantungan pada sektor pertambangan, sehingga perlu didorong dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi sektor lain agar lebih sustain.
Slide - 5
Aceh
Kalimantan Timur
Riau
6.21
Papua
Kep. Bangka Belitung
Sumatera Selatan
Kalimantan Selatan
5
Kalimantan Barat
6
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Barat
Jawa Barat
Lampung
Sulawesi Tengah
DIY
Sumatera Utara
Papua Barat
Jawa Tengah
Banten
Maluku Utara
Bengkulu
Sumatera Barat
Jawa Timur
DKI Jakarta
7
Kalimantan Tengah
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Utara
MALUKU
Bali
Gorontalo
Kep. Riau
Sulawesi Selatan
Jambi
Sulawesi Barat
LAJU PERTUMBUHAN PDRB PROVINSI TAHUN 2014
%
10
9
8
Indonesia 5,02
5.02 4.85 4.68
4
3
2
1
0
Sumber: BPS, 2015 Slide Slide -- 66
PDRB PER KAPITA DENGAN MIGAS ADHB KALIMANTAN TAHUN 2009 DAN 2013 120,000 100,000 80,000 60,000 40,000 20,000 0 18. Kalimantan Barat 19. Kalimantan Tengah 20. Kalimantan Selatan 21. Kalimantan Timur
Per kapita Prov_2009
Per kapita Prov_2013
PDB Perkapita_2013
PDRB per kapita mengalami peningkatan dalam kurun waktu 2009 dan 2013, dengan PDRB perkapita tertinggi yaitu Kalimantan Timur dan terendah Kalimantan Barat Slide - 7
PERTUMBUHAN EKONOMI PULAU KALIMANTAN ADHK 2000 MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2010-2013 Lapangan Usaha 1. Pertanian 2. Pertambangan & Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas & Air Bersih 5. Konstruksi 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 7. Pengangkutan & Komunikasi 8. Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan 9. Jasa-Jasa
Pertumbuhan (%) 2010
2011
2012*
2013**
3,82 8,33 -1,48 7,45 8,09 8,33 8,50 9,45 6,75
4,68 6,69 -3,69 8,70 9,83 8,47 8,90 10,14 8,49
4,36 4,84 -3,52 7,38 11,60 8,17 9,23 12,59 8,73
4,63 0,61 -1,71 5,12 8,26 6,47 7,72 10,99 7,89
Sumber: BPS
• Seluruh sektor tumbuh positif kecuali sektor industri pengolahan. • Sektor dengan laju pertumbuhan tertinggi dan sekaligus pendorong pertumbuhan ekonomi Pulau Kalimantan yaitu sektor keuangan, sektor konstruksi, dan sektor jasa
Slide - 8
% TPT Provinsi
Maluku
Banten
Aceh
DKI Jakarta
Jawa Barat
Sulawesi Utara
8
Kalimantan Timur
Kepulauan Riau
Riau
Sumatera Barat
Sumatera Utara
Nusa Tenggara Barat
Jawa Tengah
Maluku Utara
Kep. Bangka Belitung
Sulawesi Selatan
Jambi
Papua Barat
Sumatera Selatan
Lampung
Sulawesi Tenggara
Jawa Timur
Gorontalo
Kalimantan Barat
3.24
Kalimantan Selatan
Sulawesi Tengah
Bengkulu
Papua
DI Yogyakarta
Nusa Tengggara Timur
4
Kalimantan Tengah
6
Sulawesi Barat
Bali
PRESENTASE TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) PROVINSI DI INDONESIA (Agustus 2014)
12
10
Indonesia 5,94 7.38
4.04 3.80
2
0
% TPT Indonesia
Sumber: BPS, 2015
Tingkat Pengangguran Terbuka Kalimantan Timur 2014 berada di atas Nasional Slide - 9
Sumber: BPS, 2015 Persentase Penduduk Miskin Provinsi (%)
Papua
Papua Barat
Nusa Tenggara Timur
Maluku
Gorontalo
Bengkulu
Nusa Tenggara Barat
Aceh
DI Yogyakarta
Lampung
Sumatera Selatan
Sulawesi Tengah
Jawa Tengah
Sulawesi Tenggara
Jawa Timur
Sulawesi Barat
Sumatera Utara
Sulawesi Selatan
Jawa Barat
Jambi
Sulawesi Utara
10
Kalimantan Barat
Riau
Maluku Utara
Sumatera Barat
Kep Riau
Kalimantan Timur
Kalimantan Tengah
4.81
Banten
Kep Bangka Belitung
5
Kalimantan Selatan
15
Bali
DKI Jakarta
PRESENTASE PENDUDUK MISKIN PROVINSI DI INDONESIA (September 2014)
30
25
20
Indonesia 10,96
6.07 6.31 8.07
0
Persentase Penduduk Miskin Nasional (%)
Tingkat kemiskinan Kalimantan masih berada di bawah rata-rata Nasional Slide - 10
IPM Provinsi
Dki Jakarta
D I Yogyakarta
Sulawesi Utara
Kalimantan Timur
Riau
Kepulauan Riau
Kalimantan Tengah
74.72
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Kalimantan Utara
Indonesia 73,81
Bengkulu
Sumatera Selatan
Jambi
Kepulauan Bangka Belitung
Bali
Jawa Tengah
Jawa Barat
Jawa Timur
Sulawesi Selatan
Aceh
Lampung
Maluku
Sulawesi Tengah
Banten
Gorontalo
Kalimantan Selatan
70.93
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Barat
Kalimantan Barat
Maluku Utara
Papua Barat
Nusa Tenggara Timur
75
Nusa Tenggara Barat
Papua
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA INDONESIA (IPM) TAHUN 2013
80 77.33
75.68
71.74
70
65
60
IPM Nasional
Sumber: BPS, 2015 Slide - 11
Papua
DI Yogyakarta
Gorontalo
DKI Jakarta
Papua Barat
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Utara
Jawa Barat
Sulawesi Tengah
Bali
Banten
Nasional 0,413
Kalimantan Barat
Rasio Gini Provinsi
Jawa Tengah
Bengkulu
Sumatera Selatan
Riau
Kalimantan Timur
Maluku
Nusa Tenggara Barat
Jawa Timur
Sumatera Barat
Kepulauan Riau
Kalimantan Selatan
0.350
Lampung
Sumatera Utara
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Tengah
Sulawesi Barat
Jambi
Aceh
Maluku Utara
0.400
Kepulauan Bangka Belitung
INDEKS RASIO GINI TAHUN 2013
0.500 Rasio Gini Nasional
0.450
0.396
0.359 0.371
0.350
0.300
0.250
0.200
Slide - 12
PERKEMBANGAN GOLONGAN PENDAPATAN (GINI RATIO) :
Provinsi
2008
2009
2010
2011
2012
Provinsi
2013
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Nusa Tenggara
Sumatera Aceh
0,27
0,29
0,30
0,33
0,32
0,34
Nusa Tenggara Barat
0,33
0,35
0,40
0,36
0,35
0,36
Sumatera Utara
0,31
0,32
0,35
0,35
0,33
0,35
Nusa Tenggara Timur
0,34
0,36
0,38
0,36
0,36
0,35
Sumatera Barat
0,29
0,30
0,33
0,35
0,36
0,36
Riau
0,31
0,33
0,33
0,36
0,40
0,37
Kalimantan Barat
0,31
0,32
0,37
0,40
0,38
0,40
Kalimantan Tengah
0,29
0,29
0,30
0,34
0,33
0,35
Kepulauan Riau
0,30
0,29
0,29
0,32
0,35
0,36
Kalimantan Selatan
0,33
0,35
0,37
0,37
0,38
0,36
Jambi
0,28
0,27
0,30
0,34
0,34
0,35
Kalimantan Timur
0,34
0,38
0,37
0,38
0,36
0,37
Sumatera Selatan
0,30
0,31
0,34
0,34
0,40
0,38
Kep. Bangka Belitung
0,26
0,29
0,30
0,30
0,29
0,31
Sulawesi Utara
0,28
0,31
0,37
0,39
0,43
0,42
Bengkulu
0,33
0,30
0,37
0,36
0,35
0,39
Gorontalo
0,34
0,35
0,43
0,46
0,44
0,44
Lampung
0,35
0,35
0,36
0,37
0,36
0,36
Sulawesi Tengah
0,33
0,34
0,37
0,38
0,40
0,41
Sulawesi Selatan
0,36
0,39
0,40
0,41
0,41
0,43
Sulawesi Barat
0,31
0,30
0,36
0,34
0,31
0,35
Sulawesi Tenggara
0,33
0,36
0,42
0,41
0,40
0,43
Maluku
0,31
0,31
0,33
0,41
0,38
0,37
Maluku Utara
0,33
0,33
0,34
0,33
0,34
0,32
Papua
0,40
0,38
0,41
0,42
0,44
0,44
Papua Barat
0,31
0,35
0,38
0,40
0,43
0,43
0,35
0,37
0,38
0,41
0,41
0,41
Jawa-Bali DKI Jakarta
0,33
0,36
0,36
0,44
0,42
0,43
Jawa Barat
0,35
0,36
0,36
0,41
0,41
0,41
Banten
0,34
0,37
0,42
0,40
0,39
0,40
Jawa Tengah
0,31
0,32
0,34
0,38
0,38
0,39
DI Yogyakarta
0,36
0,38
0,41
0,40
0,43
0,44
Jawa Timur
0,33
0,33
0,34
0,37
0,36
0,36
Bali
0,30
0,31
0,37
0,41
0,43
0,40
Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat, BPS Catatan : Berdasarkan Susenas Maret (1 : Hanya Dilakukan pengumpulan data KOR di Ibukota Propinsi (2 : Tidak digunakan untuk estimasi angka Indonesia
Kalimantan
Sulawesi
Maluku Papua
INDONESIA
Slide - 13
ISU UTAMA PEMBANGUNAN WILAYAH KALIMANTAN Nilai Tambah rendah: komoditas pertambangan mineral, batubara, perikanan, pertanian pangan, karet, kelapa sawit, dan rotan; Konektivitas terbatas: antara pusat-pusat pertumbuhan di wilayah Kalimantan Infrastruktur kawasan terbatas: menyebabkan minimnya investasi industri; Kualitas SDM dan IPTEK rendah: di bidang pengolahan pertambangan mineral, batubara, karet, kelapa sawit, dan rotan;
Koordinasi antarpelaku pembangunan rendah: terutama untuk percepatan pembangunan daerah tertinggal, baik dalam hal peningkatan sumberdaya manusia, ketersediaan sarana dan prasarana, serta insentif untuk berinvestasi; Ketersediaan dan kualitas infrastruktur perbatasan rendah: khususnya jalan, moda transportasi, dan pasar di daerah perbatasan sehingga menyebabkan ketergantungan yang tinggi masyarakat perbatasan terhadap negara tetangga (Malaysia), khususnya bahan pokok dan energi. Ketersediaan dan pelayanan sarana dan prasarana pendidikan dan kesehatan minim: terutama di daerah perbatasan serta rendahnya aksesibilitas telekomunikasi dan informasi yang berpotensi melunturkan wawasan kebangsaan.
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
POTRET DAYA SAING
PERKEMBANGAN DAYA SAING INDONESIA Peringkat Negara - Negara ASEAN Berdasarkan Global Competitiveness Reports Negara
2007-2008 2008-2009 2009-2010 2010-2011 2011-2012 2012-2013 2013-2014 (131 neg) (134 neg) (133 neg) (139 neg) (142 neg) (144 neg) (148 neg)
Singapura
7
5
3
3
2
2
2
Malaysia
21
21
24
26
21
25
24
Brunei Darussalam
n/a
39
32
28
28
28
26
Thailand
28
34
36
38
39
38
37
Indonesia
54
54
54
44
46
50
38
Vietnam
68
70
75
59
65
75
70
Filipina
71
71
87
85
75
65
59
Kamboja
110
109
110
109
97
85
88
16
PENGHAMBAT DAYA SAING NASIONAL (sumber: Global Competitiveness Report 2013-2014)
Lima masalah paling serius dalam melakukan usaha di Indonesia (berdasarkan persepsi responden): Korupsi Birokrasi yang tidak efisien Infrastruktur yang kurang memadai Akses pembiayaan Regulasi ketenagakerjaan yang terlalu ketat
Dari 12 pilar daya saing nasional, yang paling tertinggal: Efisiensi pasar kerja(rank 103) Kesiapan teknologi (rank 75) Kesehatan & pendidikan dasar (rank 72) Kelembagaan (rank 67) Pendidikan tinggi & pelatihan (rank 64) Infrastruktur (rank 61) Pilar yang relatif baik: Ukuran pasar domestik (rank 15) Kinerja makroekonomi (rank 26)
Global Competitiveness Report 2013-2014 telah memasukkan Indonesia ke dalam kelompok perekonomian dengan daya saing berbasis efisiensi, tetapi fakta menunjukkan perlunya pembenahan dan perbaikan infrastruktur, kelembagaan, pendidikan dan kesehatan. 17
PETA DAYA SAING DAERAH Sumber: Asia Competitiveness Institute. Tahun 2013
• •
Penilaian daya saing dengan menggunakan 91 indikator yang dikelompokkan dalam empat aspek: (1) macroeconomic stability, (2) government and institutional setting, (3) financial, business, and manpower condition, and (4) quality of life and infrastructure development Provinsi Riau dan Prov.Kep Riau masuk dalam kategori daya saing teratas. Prov.Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Lampung masuk dalam kategori daya saing menengah. Sementara Prov Jambi, Bengkulu dan Kep.Bangka Belitung masuk dalam kategori daya saing terbawah. 18
TABEL DAYA SAING PROVINSI DI INDONESIA PERINGKAT DAYA SAING KESELURUHAN PROVINSI INDONESIA (TAHUN 2010) PERINGKAT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
PROVINSI DKI Jakarta Jawa Timur Kalimantan Timur Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Banten Kepulauan Riau Bali Riau Sulawesi Selatan Sumatera Selatan Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Gorontalo Aceh Sumatera Barat Sulawesi Tenggara Sumatera Utara Lampung Sulawesi Barat Kalimantan Barat Sulawesi Tengah Papua Jambi Kalimantan Tengah Bengkulu Nusa Tenggara Barat Kepulauan Bangka Belitung Papua Barat Maluku Maluku Utara Nusa Tenggara Timur
SKOR 1,7576 0,6644 0,5523 0,5113 0,4282 0,2757 0,2343 0,1708 0,1371 0,1152 0,0993 0,0816 0,0146 -0,0259 -0,133 -0,1444 -0,1559 -0,1655 -0,1683 -0,1956 -0,2062 -0,2273 -0,2311 -0,2378 -0,2506 -0,2681 -0,2735 -0,2969 -0,3085 -0,3179 -0,3438 -0,5107 -0,6014
TANTANGAN MEMBANGUN DAYA SAING DAERAH
Kinerja Ekonomi Daerah
Daya dukung lingkungan dan sosial
DAYA SAING
Kinerja Pemerintah Daerah
Memperkuat pilar-pilar daya saing daerah Perlu upaya sinergis & simultan yg melibatkan peran multistakeholders:
Kinerja Infrastruktur
Efisiensi Dunia Usaha
Pemda BI Dunia Usaha & Masyarakat 20
INDIKATOR PILAR DAYA SAING DAERAH KINERJA EKONOMI
• • • •
Ekonomi domestik: PDRB, PDRB/kapita, pertumbuhan Perdagangan & Investasi Ketenagakerjaan: tingkat pengangguran Inflasi dan daya beli masyarakat
KINERJA PEMERINTAH DAERAH
• • • •
Keuangan/anggaran pemerintah daerah Kelembagaan pemerintah daerah , regulasi, transparansi Keamanan & ketertiban: penanganan konflik Pembangunan sosial: pendidikan, kesehatan, pengurangan kemiskinan
KINERJA INFRASTRUKTUR WILAYAH
EFISIENSI DUNIA USAHA DAYA DUKUNG LINGKUNGAN
• Infrastruktur dasar: jalan, listrik, pelabuhan, bandara, air bersih, irigasi • Infrastruktur konektivitas: telepon, internet • Infrastruktur litbang
• Produktivitas (rasio PDRB/orang bekerja) • Pertumbuhan TFP • Pertumbuhan UMKM
• • • •
Potensi sumber daya alam Kondisi Daerah Aliran Sungai Risiko bencana Kualitas lingkungan 21
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
TRANSFORMASI PEREKONOMIAN KALIMANTAN DALAM RPJMN 2015-2019
VISI MISI PEMBANGUNAN 2015 – 2019 VISI PEMBANGUNAN NASIONAL untuk tahun 2015-2019 adalah:
"Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong" Visi ini diwujudkan melalui 7 (tujuh) MISI PEMBANGUNAN yaitu: 1.
Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2.
Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum.
3.
Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
4.
Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.
5.
Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6.
Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.
7.
Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. Slide - 23
9 AGENDA PRIORITAS – NAWA CITA 1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberi rasa aman pada seluruh WN 2. Membangun tata kelola Pemerintahan yg bersih, efektif, demokratis dan terpercaya 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dg memperkuat daerah-daerah dan desa dlm kerangka Negara Kesatuan 4. Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya. 5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia 6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik 8. Melakukan revolusi karakter bangsa 9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Slide - 24
STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA 1) 2)
3)
Membangun untuk manusia dan masyarakat; Upaya peningkatan kesejahteran, kemakmuran, produktivitas tidak boleh menciptakan ketimpangan yang makin melebar. Perhatian khusus diberikan kepada peningkatan produktivitas rakyat lapisan menengah bawah, tanpa menghalangi, menghambat, mengecilkan dan mengurangi keleluasaan pelakupelaku besar untuk terus menjadi agen pertumbuhan; Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan keseimbangan ekosistem
3 DIMENSI PEMBANGUNAN DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA
DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN
DIMENSI PEMERATAAN & KEWILAYAHAN
Pendidikan
Kedaulatan Pangan
Antarkelompok Pendapatan
Kesehatan Perumahan Mental / Karakter
Kedaulatan Energi & Ketenagalistrikan Kemaritiman dan Kelautan Pariwisata dan Industri
Antarwilayah: (1) Desa, (2) Pinggiran, (3) Luar Jawa, (4) Kawasan Timur
KONDISI PERLU Kepastian dan Penegakan Hukum
Keamanan dan Ketertiban
Politik & Demokrasi
Tata Kelola & RB
QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA Slide - 25
ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH
ISU UTAMA PENGEMBANGAN WILAYAH: Masih besarnya kesenjangan antar wilayah, khususnya kesenjangan pembangunan antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI). Hal ini tercermin salah satunya dari kontribusi PDRB terhadap PDB, yang mana selama 30 tahun (1983-2013), kontribusi PDRB KBI sangat dominan dan tidak pernah berkurang dari 80 persen terhadap PDB.
ARAH PENGEMBANGAN WILAYAH:
• Mendorong transformasi dan akselerasi pembangunan wilayah KTI, yaitu Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Nusa Tenggara dan Papua; • Tetap menjaga momentum pertumbuhan di Wilayah Jawa-Bali dan Sumatera.
Slide - 26
KERANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH (1/3)
Meningkatan Produktivitas dan Daya Saing Daerah
Membangun Indonesia dari Pinggiran dengan Memperkuat Daerah-daerah dan Desa
Pembangunan Kawasan Strategis: Pusat -pusat Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan Kawasan Perkotaan
Pembangunan Kawasan Perbatasan
Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Pulau-Pulau Terpencil
Pengembangan Tata Kelola Pemerintahan Daerah dan Otonomi Daerah
Slide - 27
KERANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH (2/3)
Percepatan pusat-pusat pertumbuhan dengan komoditas prospektif (nilai tambah dan kesempatan kerja tinggi) Percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim Keterkaitan antara pusat pertumbuhan tersebut dengan daerah sekitar melalui: Konektivitas Energi Peningkatan kemampuan SDM terampil Deregulasi terhadap aturan yang menghambat pelaksanaan investasi
Slide - 28
KERANGKA PENGEMBANGAN WILAYAH (3/3)
Pembangunan daerah tertinggal dengan: Pemberdayaan ekonomi lokal Akses transportasi lokal Pemenuhan infrastruktur dasar Pembangunan kawasan perkotaan Kota layak huni, hijau, cerdas Pembangunan kawasan perdesaan Mewujudkan kemandirian masyarakat desa mandiri dan berkelanjutan Pembangunan kawasan perbatasan melalui security approach dan prosperity approach)
Slide - 29
TEMA PENGEMBANGAN WILAYAH KALIMANTAN RPJMN 2015-2019
Mempertahankan fungsi Kalimantan sebagai paru-paru dunia, dengan meningkatkan konservasi dan rehabilitasi DAS, lahan kritis, hutan lindung, dan hutan produksi; serta mengembangkan sistem pencegahan dan penanggulangan bencana alam banjir dan kebakaran hutan. Lumbung energi nasional dengan pengembangan hilirisasi komoditas batu bara, termasuk pengembangan energi baru terbarukan berbasis biomassa dan air atau matahari atau sesuai dengan kondisi SDA masing-masing provinsi Pengembangan industri berbasis komoditas kelapa sawit, karet, bauksit, bijihbesi, gas alam cair, pasir zirkon dan pasir kuarsa. Menjadikan Kalimantan sebagai salah satu lumbung pangan nasional.
Slide - 30
SASARAN/TARGET PERAN PDRB PER WILAYAH 2015-2019
No.
Wilayah
Peran PDRB Wilayah (%) Tahun 2013
Peran PDRB Wilayah (%) Tahun 2019
1
Sumatera
23,8
24.6
2
Jawa
58,0
55,1
3
Kalimantan
8,7
9,6
4
Sulawesi
4,8
5,2
5
Bali Nustra
2,5
2,6
6
Maluku Papua
2,2
2,9
100,0
100,0
Nasional
Keterangan : Asumsi target pertumbuhan PDB Nasional 5,8-8% tahun 2015-2019 Perhitungan proyeksi masih menggunakan atas dasar harga konstan tahun 2000. Perhitungan proyeksi dapat berubah dengan adanya perubahan harga konstan tahun dasar 2010. Slide - 31
SASARAN LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH PULAU KALIMANTAN PER PROVINSI TAHUN 2015-2019 Pertumbuhan Ekonomi (Persen) Wilayah
2015
2016
2017
2018
2019
Kalimantan Barat
5.9
6.0
6.2
7.2
7.9
Kalimantan Tengah
6.1
7.0
7.5
8.2
8.7
Kalimantan Selatan
5.0
6.2
6.8
7.6
8.6
Kalimantan Timur
4.5
5.6
5.6
6.4
7.0
Kalimantan Utara
5.0
5.0
6.0
6.4
6.9
Slide - 32
SASARAN TINGKAT KEMISKINAN WILAYAH PULAU KALIMANTAN PER PROVINSI TAHUN 2015-2019 Tingkat Kemiskinan (Persen) Wilayah
2015
2016
2017
2018
2019
Kalimantan Barat
8.7
8.0
7.4
6.8
6.1
Kalimantan Tengah
6.0
5.8
5.3
4.8
4.3
Kalimantan Selatan
4.5
4.2
3.8
3.5
3.2
Kalimantan Timur
5.1
4.7
4.3
3.9
3.5
Kalimantan Utara
6.7
6.2
5.7
5.1
4.6
Slide - 33
SASARAN TINGKAT PENGANGGURAN WILAYAH PULAU KALIMANTAN PER PROVINSI TAHUN 2015-2019 Tingkat Pengangguran (Persen)
Wilayah
2015
2016
2017
2018
2019
2.6
2.5
2.4
2.3
2.2
2.6
2.5
2.4
2.3
2.2
Kalimantan Selatan
4.0
3.9
3.7
3.6
3.4
Kalimantan Timur
8.4
8.0
7.6
7.2
6.9
Kalimantan Utara
7.9
7.6
7.2
6.6
6.3
Kalimantan Barat Kalimantan Tengah
Slide - 34
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
TANTANGAN DAN STRATEGI PENINGKATAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI KALIMANTAN : AKSELERASI PEMBANGUNAN INDUSTRI
INDUSTRI DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL Pertumbuhan PDB Nasional & Industri Manufaktur (%)
Pertumbuhan Subsektor Industri Pengolahan 2014:Q3 Pertumbuhan Sektor Industri…
7.5 6.7 5.7
6.0
5.9 5.5 5.2 6.3
4.9 5.7 4.5
4.8
5.0
6.2
6.0
6.5
4.6 5.1
5.3
6.4 6.3
5.0
1. Subsektor Makanan, Minuman…
6.1 5.0 5.8
6.9
2. Subsektor Tekstil, Brg. kulit &…
3.7
3. Subsektor Brg. kayu & Hasil…
8.1
5.0
4. Subsektor Kertas dan Barang…
4.0
3.6 2.6
9.0
5. Subsektor Pupuk, Kimia & Barang…
-0.3
6. Subsektor Semen & Brg. Galian…
-2.9
7. Subsektor Logam Dasar Besi & Baja
6.6
8. Subsektor Alat Angk., Mesin &… Pertumbuhan PDB Nasional Pertumbuhan Sektor Industri Manufaktur Non-Migas
• • •
9. Subsektor Barang lainnya
5.5 1.5
Share industri dalam PDB menurun 29,1 persen pada tahun 2001 menjadi 23,4 persen pada kuartal-3 Tahun 2014. Periode 2006-2010 sektor industri pengolahan non-migas tumbuh lebih lambat dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto, namun sejak tahun 2011 pertumbuhannya lebih tinggi dari PDB. Tahun 2014 hingga triwulan 3, pertumbuhan pengolahan non-migas kembali turun mendekat pertumbuhan PDB. Sumber: BPS 2014, diolah Menggunakan tahun dasar 2000 Slide - 36
POSTUR POPULASI INDUSTRI STATISTIK INDUSTRI BESAR DAN SEDANG 2012 Skala Usaha
Jumlah Usaha (unit)
Mikro (<5 orang)
2.812.787
Kecil (5-20 orang)
405.296
Sedang (20-100 orang)
16.591
Besar (>100 orang)
7.001
Jumlah • • •
Kontribusi 2%
3.241.675
Jumlah industri mikro dan kecil berkontribusi 99% dari total Namun, kontribusi kedalam total nilai tambah nasional hanya 8%. Industri mikro dan kecil sangat penting sebagai asal mula industri sedang dan besar.
•
Profil pengusaha usaha mikro dan kecil dengan gelar pendidikan tinggi (Diploma – S1, S2, dan S3) hanya 2% dari total.
•
Gambar di atas menunjukkan kapasitas dari usaha mikro dan kecil untuk menyerap pengetahuan dan mengimplementasikan, sangat terbatas.
Sumber: BPS 2014, diolah Slide - 37
SEBARAN INDUSTRI TIDAK MERATA (JUMLAH USAHA INDUSTRI BESAR&SEDANG TIMPANG) "Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional"
2,132 2,064
"Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang & Lumbung Energi Nasional"
''Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan Nasional''
398 499 504 371 394
2,792 2,402 2,453
2003 2005 2007 2011 2012
Koridor Sulawesi 587 569
740
560 567
2003 2005 2007 2011 2012 19,44 19,55 0 4
16,60 7
16,99 16,96 6 8
2003 2005 2007 2011 2012
508 515
2003 2005 2007 2011 2012
Sumber: BPS 2014, diolah
Koridor Maluku Papua
Koridor Bali Nusa 808 Tenggara 517 525
2003 2005 2007 2011 2012
"Pendorong Industri dan Jasa Nasional"
92 86 87 80 99
"Pengolahan Sumber Daya Alam yang Melimpah dan SDM yang Sejahtera"
''Pintu Gerbang Pariwisata Nasional dan Pendukung Pangan Nasional'' Slide - 38
RPJPN: Arah Pembangunan Ekonomi - 2025
Transformasi Perekonomian • Arah utamanya adalah mengembangkan perekonomian domestik yang kuat, berorientasi dan berdaya saing global • Transformasi bertahap dari perekonomian berbasis keunggulan komparatif menjadi perekonomian berkeunggulan kompetitif. • Dengan prinsip dasar: – Mengelola peningkatan produktivitas nasional melalui inovasi dan penguasaan iptek. – Mengelola kelembagaan ekonomi yang melaksanakan praktek terbaik dan kepemerintahan yang baik secara berkelanjutan. – Mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan Slide – 39
RPJPN: Arah Pembangunan Ekonomi - 2025
Struktur Perekonomian • Sektor industri sebagai motor penggerak perekonomian. • Didukung oleh pertanian, kelautan, pertambangan, serta jasa-jasa pelayanan.
• Menerapkan praktik-praktik terbaik dan ketatakelolaan yang baik agar terwujud ketahanan ekonomi yang tangguh. • Pengembangan iptek diarahkan untuk mendukung daya saing nasional. • Kebijakan pasar kerja diarahkan untuk terciptanya pasar kerja yang fleksibel, hubungan industrial yang harmonis, keselamatan kerja yang memadai, penyelesaian industrial yang memuaskan. Slide – 40
RPJPN: Arah Pembangunan Ekonomi - 2025
Pembangunan Industri Manufaktur Diarahkan untuk mewujudkan industri yang berdaya saing dengan struktur industri yang sehat dan berkeadilan, yaitu: – Dalam hal penguasaan usaha, struktur industri disehatkan dengan meniadakan praktek-praktek monopoli dan berbagai distorsi pasar; – Dalam hal skala usaha, struktur industri akan dikuatkan dengan menjadikan IKM sebagai basis industri nasional yaitu terintegrasi dalam mata rantai pertambahan nilai dengan industri berskala besar; – Dalam hal hulu-hilir, struktur industri akan diperdalam dengan mendorong diversifikasi ke hulu dan ke hilir membentuk rumpun industri yang sehat dan kuat.
Slide – 41
RPJMN: SASARAN POKOK - 2019
Akselerasi Industri Manufaktur SASARAN pembangunan ekonomi dan industri adalah REALISASI 2014
2015
2016
2017
2018
2019
Pertumbuhan PDB (%)
5,0
5,8
6,6
7,1
7,5
8,0
Industri Pengolahan (%)
4,6
6,1
6,9
7,5
8,1
8,6
21,0
20,8
21,0
21,1
21,3
21,6
INDIKATOR
Share (%)*) Jumlah industri besar dan menengah (unit) **)
23.592
9.000 unit usaha baru
Jumlah industri kecil (unit) ***)
531.351
20.000 unit usaha baru
Sumber: Buku I RPJMN 2015-2019 *) Disesuaikan dengan tahun dasar 2010, menggunakan SNA 2008 **) Sesuai Statistik Industri Besar dan Sedang 2012 ***) Sesuai Statistik Industri Kecil dan Mikro 2013
Slide - 42
AKSELERASI INDUSTRI MANUFAKTUR (1) ARAH KEBIJAKAN pembangunan industri adalah 1. Pengembangan Perwilayahan Industri di luar Pulau Jawa: (a) Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri terutama yang berada dalam Koridor ekonomi; (b) Kawasan Peruntukan Industri; (c) Kawasan Industri; dan (d) Sentra IKM.
2. Penumbuhan Populasi Industri dengan menambah paling tidak sekitar 9 ribu usaha industri berskala besar dan sedang dimana 50 persen tumbuh di luar Jawa, serta tumbuhnya Industri Kecil sekitar 20 ribu unit usaha.
3. Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas (Nilai Ekspor dan Nilai Tambah Per Tenaga Kerja)
Slide - 43
AKSELERASI INDUSTRI MANUFAKTUR (2) STRATEGI pembangunan industri 1. PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI
a. Memfasilitasi pembangunan 14 Kawasan Industri (KI) yang terdiri dari 7 KI di Kawasan Timur Indonesia dan 7 KI di Kawasan Barat Indonesia b. Membangun 1 Kawasan Industri di Luar Pulau Jawa c. Membangun 22 Sentra Industri Kecil dan Menengah (SIKIM) yang terdiri dari 11 di Kawasan Timur Indonesia khususnya Papua, Papua Barat, Maluku, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur), dan 11 di Kawasan Barat Indonesia d. Berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan dalam membangun infrastruktur utama (jalan, listrik, air bersih, telekomunikasi, pengolah limbah, dan logistik), infrastruktur pendukung tumbuhnya industri, dan sarana pendukung kualitas kehidupan (Quality Working Life) bagi pekerja. Slide - 44
RENCANA PEMBANGUNAN 14 KAWASAN INDUSTRI DI LUAR PULAU JAWA
Pembangunan: 22 Sentra Industri Kecil dan Menengah (SIKIM) yang terdiri dari 11 di Kawasan Timur Indonesia (khususnya Papua, Papua Barat, Maluku, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur), dan 11 di Kawasan Barat Indonesia
AKSELERASI INDUSTRI MANUFAKTUR (3) STRATEGI pembangunan industri 2. PENUMBUHAN POPULASI INDUSTRI A. Mendorong investasi untuk industri pengolah sumber daya alam, baik hasil pertanian maupun hasil pertambangan (hilirisasi), yaitu industri pengolah: • Hasil-hasil pertanian/perkebunan. • Produk turunan Migas (petrokimia). • Mineral hasil pertambangan. B. Mendorong investasi industri penghasil: • Barang konsumsi kebutuhan dalam negeri yang utamanya industri padat tenaga kerja: industri mesin – permesinan, tekstil dan produk tekstil, alat uji dan kedokteran, alat transportasi, kulit dan alas kaki, alat kelistrikan, elektronika dan telematika. • Penghasil bahan baku, bahan setengah jadi, komponen, dan sub-assembly (pendalaman struktur). C. Memanfaatkan kesempatan dalam jaringan produksi global baik sebagai perusahaan subsidiary, contract manufacturer, maupun sebagai independent supplier (Integrasi ke Global Production Network). D. Pembinaan industri kecil dan menengah (Pembinaan IKM) agar dapat terintegrasi dengan rantai nilai industri pemegang merek (Original Equipment Manufacturer, OEM) di dalam negeri dan dapat menjadi basis penumbuhan populasi industri besar dan sedang.
Slide - 46
AKSELERASI INDUSTRI MANUFAKTUR (4) STRATEGI pembangunan industri 3. PENINGKATAN DAYA SAING DAN PRODUKTIVITAS 1. Peningkatan Efisiensi Teknis • Pembaharuan / revitalisasi permesinan industri • Peningkatan dan pembaharuan keterampilan tenaga kerja • Optimalisasi keekonomian lingkup industri (economic of scope) melalui pembinaan klaster industri 2. Peningkatan Penguasaan Iptek / Inovasi • Infrastruktur mutu (measurement, standardization, testing, and quality) • Layanan perekayasaan dan teknologi • Penyelenggaraan riset dan pengembangan teknologi • Penumbuhan entrepreneur berbasis inovasi teknologi (teknopreneur) 3. Peningkatan Penguasaan dan Pelaksanaan Pengembangan Produk Baru (New Product Development) oleh industri domestik. 4. Pembangunan Faktor Input • Peningkatan kualitas SDM Industri • Akses ke sumber pembiayaan yang terjangkau
Slide - 47
FASILITASI DAN INSENTIF Dalam rangka peningkatan daya saing dan produktivitas fasilitasi dan insentif diprioritaskan pada: (1) industri strategis menurut Kebijakan Industri Nasional; (2) industri maritim; dan (3) industri padat tenaga kerja. Kebijakan fiskal terhadap impor bahan baku, komponen, barang setengah jadi diharmonisasikan sesuai dengan rantai pertambahan nilai berikutnya di dalam negeri. Slide - 48
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
LANGKAH MENDORONG PENINGKATAN PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN
TRANSFORMASI KEUNGGULAN
2020
Keunggulan Kompetitif
2013 Keunggulan
DAYA SAING BERBASIS EFISIENSI
Komparatif
DAYA SAING BERBASIS FAKTOR INPUT
•Sumber Daya Alam: Pertanian, Kelautan dan Perikanan, Pertambangan •Pariwisata: Wisata Alam, Wisata Seni dan Budaya, 50 Wisata Kuliner
2025 Keunggulan Kompetitif
DAYA SAING BERBASIS INOVASI • Ekonomi kreatif • Pusat Inovasi, Riset dan Pengembangan Daerah • Tenaga profesional • Kerjasama: PemdaUniversitas dan Swasta •SDM terampil dan terdidik •Infrastruktur dasar: jalan, air bersih, listrik, telekomunikasi dan informasi •Infrastruktur ekonomi: pasar, bank, pusat perdagangan •Jaringan transportasi darat, laut dan udara Diadaptasi dari: The Global Competitiveness Report 50 2011-2012 (World Economic Forum)
MEMBANGUN KEUNGGULAN WILAYAH KEUNGGULAN WILAYAH KEUNGGULAN KOMPARATIF
PENGEMBANGAN WILAYAH PRODUKTIVITAS WILAYAH DAYA SAING WILAYAH
KEUNGGULAN KOMPETITIF
1. 2. 3. 4.
•KESEJAHTERAAN •KEMAKMURAN •KEMAJUAN
KONEKTIVITAS ANTARWILAYAH
FOKUS PENGEMBANGAN KEUNGGULAN DAERAH
Optimalisasi keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif Peningkatan produktivitas wilayah Peningkatan daya saing wilayah Perluasan konektivitas antarwilayah 51
KEUNGGULAN DAN DAYA SAING DAERAH KEUNGGULAN BASIS EKONOMI DAERAH
KEUNGGULAN KOMPARATIF
KEUNGGULAN SUMBER DAYA MANUSIA
Sektor Basis/Dasar Spesialisasi Daerah Jumlah Penduduk Angkatan Kerja Tenaga Terampil dan Terdidik
KEUNGGULAN KOMPETITIF
PASAR
Informasi dan Jejaring
SUMBER DAYA PENGETAHUAN
Teknologi dan Inovasi
BELANJA PEMERINTAH DAERAH
Belanja Modal/Investasi
INFRASTRUKTUR WILAYAH
Kewirausahaan
Penjaminan dan Perlindungan Mobilitas Orang & Barang Konektivitas antardaerah
52
Langkah Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan– 1 Meningkatkan kualitas jaringan infrastruktur wilayah:
Memprioritaskan pembangunan/pemeliharaan infrastruktur di bawah kewenangan pemda Memfasilitasi percepatan pembebasan lahan untuk infrastruktur strategis Memberi kemudahan bagi investor swasta dan BUMN yang tertarik berinvestasi di bidang infrastruktur
Mempercepat peningkatan kualitas SDM / angkatan kerja daerah Memperluas cakupan pendidikan gratis/murah Pendidikan menengah universal Mengembangkan sekolah kejuruan untuk mendukung industri unggulan daerah Standarisasi kompetensi dan sertifikasi tenaga kerja profesional dan terampil (skilled)
Langkah Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan– 2 Perbaikan kualitas kelembagaan
Reformasi birokrasi ke arah birokrasi yang efektif (menyelesaiakan masalah) dan efisien (produktif) Perluasan penerapan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pengkajian regulasi yang menghambat investasi Perbaikan kualitas belanja pemerintah daerah (rasio belanja modal, ketepatan waktu penetapan APBD dan penyerapannya) Peningkatan koordinasi dengan otoritas moneter (Kantor BI) di daerah dalam pengendalian inflasi
Peningkatan kapasitas dalam penataan ruang wilayah
Percepatan penyelesaian perda RTRW Fasilitasi penyediaan lahan industri dan investasi di sektor lain (perkebunan, peternakan) Pengendalian pemanfaatan ruang secara konsisten
Langkah Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan– 3 Pemberdayaan UMKM Pertumbuhan yang inklusif lebih tangguh dan sustainable Kemitraan UMKM – usaha besar
Promosi daerah dan kerjasama antardaerah Memperkuat region’s branding Marketing – memanfaatkan ICT untuk menginformasikan potensi daerah Pengembangan klaster industri – satuan wilayah pengembangan ekonomi Memperkuat kerjasama antardaerah – sinergi pembangunan jaringan infrastruktur wilayah
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
PENUTUP
KESIMPULAN PENUTUP (1) • Pengembangan wilayah Kalimantan dalam Rencana Kerja Pemerintah ke depan diarahkan pada : • Percepatan pusat-pusat pertumbuhan dengan komoditas prospektif (nilai tambah dan kesempatan kerja tinggi) • Percepatan pembangunan ekonomi berbasis maritim • Keterkaitan antara pusat pertumbuhan tersebut dengan daerah sekitar melalui: • Konektivitas dan Energi • Peningkatan kemampuan SDM terampil • Deregulasi terhadap aturan yang menghambat pelaksanaan investasi • Pembangunan daerah tertinggal dengan: • Pemberdayaan ekonomi lokal • Akses transportasi lokal • Pemenuhan infrastruktur dasar • Pembangunan kawasan perkotaan • Kota layak huni, hijau, cerdas • Pembangunan kawasan perdesaan • Mewujudkan kemandirian masyarakat desa mandiri dan berkelanjutan • Pembangunan kawasan perbatasan melalui security approach dan prosperity approach) Slide - 57
KESIMPULAN PENUTUP (2) • Pengembangan wilayah Kalimantan dalam Rencana Kerja Pemerintah ke depan harus memperhatikan norma-norma pembangunan: 1. Pembangunan untuk manusia dan masyarakat; • Pasal 33 UUD 45 ayat 3: bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. • Masyarakat yang pertama diprioritaskan adalah masyarakat setempat (lokal) • Masyarakat lokal tidak boleh lagi hanya sebagai penonton atau yang merasakan akibat negatif dari ekploitasi SDA yang berlebihan. • Bencana alam • Kekurangan energi listrik • Kekurangan bahan bakar, dll.
Slide - 58
KESIMPULAN PENUTUP (3) 2. Tidak Menambah Kesenjangan Pembangunan Antar Daerah; •
• •
Pendekatan pembangunan harus didasarkan pada pola atau kerangka pengembangan wilayah yang menyeluruh; Prioritas diarahkan pada daerah-daerah yang selama ini berpotensi tetapi kurang mendapat perhatian seperti Kawasan Perbatasan dan Daerah Tertinggal; Pengembangan daerah-daerah pinggiran terutama daerah perbatasan, daerah tertinggal dan perdesaan untuk pemenuhan layanan dasar dan perekonomian lokal
3. Tidak Menambah Kesenjangan Pembangunan Antar Daerah • •
Pembangunan yang memperhitungkan dukungan lingkungan Pembangunan yang memperhitungkan peruntukan untuk generasi mendatang
Slide - 59
KESIMPULAN PENUTUP (4) • Rencana Kerja Pemerintah dalam lima tahun ke depan diarahkan untuk pencapaian sasaran prioritas dalam dimensi pembangunan. Untuk itu, diharapkan peran serta perencanaan pembangunan oleh Pemerintah Daerah dalam pencapaian target dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan dalam RPJMN 2015-2019. • Perlu dilakukan peningkatan koordinasi antara pemerintah daerah dan otoritas moneter di tingkat wilayah dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif: peningkatan fungsi intermediasi perbankan di daerah, penjaminan kredit dan pengendalian inflasi daerah. • Pemerintah Daerah meningkatkan kemudahan perijinan usaha dan penyederhanaan prosedur perijinan, melalui PTSP dan pengurangan biaya untuk memulai usaha serta membatalkan perda yang bermasalah untuk meningkatkan kepastian berusaha.
Slide - 60
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Terima Kasih
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
DAFTAR KEGIATAN STRATEGIS DALAM RPJMN 2015-2019 WILAYAH KALIMANTAN BARAT
DAFTAR KEGIATAN STRATEGIS DALAM RPJMN 2015-2019 (1/2) KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL PERHUBUNGAN DARAT • PengembanganSistem Transit dan Semi BRT Kota Pontianak PERHUBUNGAN UDARA • Pengembangan Bandara Supadio • Pembangunan Bandara Singkawang • Pengembangan Bandara Perintis di Provinsi Kalbar (Sintang) PERHUBUNGAN LAUT • Pengembangan Pelabuhan Teluk Melano (Teluk Batang) • Pengembangan Pelabuhan Pontianak,Pantai Kijing* • Pengembangan Pelabuhan Padang Tikar JALAN • Pembangunan Jalan Siduk - Sei Keli - Nangatayap • Pembangunan Jalan Ketapang - Siduk - Sukadana - Teluk Batang • Pembangunan Jalan Tebas-Sentebang-Tn.Hitam-Jeruju-Liku - Merbau - Temajok • Pembangunan Jalan Tn.Hitam - Sp.Bantanan - Galing - Aruk • Pembangunan Jembatan Tayan • Pembangunan Jalan Nanga Pinoh - Batas Kalteng • Pembangunan Jembatan Kapuas II • Pembangunan Jalan Lingkar Luar Pontianak • Pembangunan Jalan Perbatasan Ruas Temajuk - Gunung Kukud - Simpang Tanjung • Pembangunan Jalan Perbatasan Ruas Teberau - Bts.Kec.Siding - Bts. Kab. Sanggau - Bts Kec Sekayam - Bts. Kab. Sintang • Pembangunan Jalan Perbatasan Ruas Putussibau - Nanga Era - Bts Kaltim • Pembangunan Jalan RASAU - SEPULAU ASDP 1. Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kemboja* 1. Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sintete* 1. Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sekadau 1. Pengembangan Dermaga Penyeberangan Teluk Malike 1. Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Durian*
Slide - 63
DAFTAR KEGIATAN STRATEGIS DALAM RPJMN 2015-2019 (2/2) KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL KETENAGALISTIKAN • PLTU Kalbar-1 200 MW • PLTG/MG Mobile PP Kalbar 100 MW • PLTG/MG Pontianak Peaker-1 100 MW • Pengembangan jaringan transmisi dan distribusi • Pembanguan PLTS Komunal dan PLTMH Telekomunikasi dan Infromatika • Pembangunan Serat Optik antar seluruh kabupaten/kota • Pengembangan transmisi penyiaran TVRI SUMBER DAYA AIR • Pembangunan/Peningkatan Jaringan Irigasi D.I. Sanggau Ledo Bengkayang • Pembangunan Outer Ring Canal Kota Metropolitan Pontianak Kota Pontianak • Perkuatan Tebing Sungai Kapuas Sei Nipah Kuning Kota Pontianak Kota Pontianak • Pembangunan Sarana/Prasarana Pengendali Banjir Kota Sintang Kab Sintang • Pembangunan Sarana/Prasarana Pengendali Banjir Kab. Kapuas Hulu Kab Kapuas Hulu • Pembangunan Bendungan Segedong Kab Pontianak • Pembangunan Bendungan Kapuas Hulu Kab Kapuas Hulu • Peningkatan kapasitas Waduk Panepat ( 10 Ha) Kota Pontianak • Pembangunan Prasarana Pengambilan dan Saluran Pembawa Air Baku Kota Ketapang Kab Ketapang • Pembangunan Prasarana Pengambilan dan Saluran Pembawa Air Baku Sungai Potan Kab Kapuas Hulu PENDIDIKAN • Peningkatan pelayanan pendidikan daerah perbatasan dan pulau (dalam bentuk sekolah berasrama). • Pembangunan Politeknik di Kabupaten Bengkayang, Kapuas Hulu dan Sanggau. KESEHATAN • Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak (difokuskan untuk 10 kabupaten tertinggal dan daerah perbatasan) • Pemenuhan tenaga medis • Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan dasar • Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan rujukan (Kab. Sanggau, Kab. Kapuas Hulu, Kab. Sambas, Kab. Bengkayang) • Pengendalian penyakit HIV dan AIDS • Penanggulangan gizi buruk Slide - 64
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
DAFTAR KEGIATAN STRATEGIS DALAM RPJMN 2015-2019 WILAYAH KALIMANTAN SELATAN
DAFTAR KEGIATAN STRATEGIS DALAM RPJMN 2015-2019 (1/3) KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL PERKERETAAPIAN DIPERUNTUKKAN BAGI PENGANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG
•
Pembangunan KA Tanjung-Paringin- Rantau- Martapura-Bandara Syamsoedin Noor - Banjarmasin
•
Pembangunan jalur kereta api : Banjarmasin Pelaihari Batu Licin Sengayam Tanah Grogot
•
Pembangunan Jalur KA Tanjung-Balikpapan
•
Pembangunan Jalur KA Banjarmasin-Palangkaraya
PERHUBUNGAN DARAT •
PengembanganSistem Transit dan Semi BRT Kota Banjarmasin*
PERHUBUNGAN UDARA •
Pengembangan Bandara Gusti Syamsir Alam
•
Pengembangan Bandara Syamsudian Noor Banjarmasin
PERHUBUNGAN LAUT •
Pengembangan Pelabuhan Laut Batulicin
•
Pembangunan Pelabuhan Seibuku (sebuku)
•
Pengembangan Pelabuhan Pelaihari/Swarangan
•
Pengembangan Pelabuhan Trisakti Banjarmasin*
•
Pengembangan Pelabuhan Marabatuan
JALAN •
Pembangunan Jalan akses Kawasan Industri Batulicin ke Pelabuhan Batulicin
•
Pembangunan Jalan akses menuju Pelabuhan Pelaihari di Kabupaten Tanah Laut
•
Pembangunan Jalan Benua Anyar - Margasari-Ma. Muning-Kandangan
• •
Pembangunan Jalan Kandangan - Hampang- Batu Licin Pembangunan Jalan Kawasan Industri Batulicin Ruas Batulicin-Lumpangi, Batulicin-Mentewe, Batulicin-Pagatan, Batulicin-S.Kupang, dan Simp. Kodeco-Mentewe Slide - 66
DAFTAR KEGIATAN STRATEGIS DALAM RPJMN 2015-2019 (2/3) KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL • • • •
Pembangunan Jalan Pelabuhan Trisakti Banjarmasin (Trisakti - Pasir Mas - Jembatan Barito) Pembangunan Jalan Akses Pelabuhan Trisakti dan Pelabuhan Pelaihari Peningkatan Jalan Ambungan - Tajau Pecah Pembangunan Jalan Lingkar (Sei Ulin dan Batu Licin)
• Pembangunan Jembatan Penghubung Pulau Laut ASDP •
Pengembangan Dermaga Penyeberangan P. Sebuku*
KETENAGALISTRIKAN •
PLTGU/MGU Kalsel Peaker 1 200 MW
• • • • •
PLTG/MG Mobile PP Kalselteng (Seberang Barito) 100 MW PLTG/MG Mobile PP Kalselteng (Trisakti dan Kayutangi) 100 MW PLTU Kalsel (FTP2) 2x100 MW PLTU Kalselteng 2 100 MW Pengembangan jaringan transmisi dan distribusi
• Pembangunan PLTS Komunal • Program Listrik Gratis TELEKOMUNIKASI DAN INFROMATIKA • Pembangunan Serat Optik antar seluruh kabupaten/kota • Pengembangan transmisi penyiaran TVRI SUMBER DAYA AIR • • •
Lanjutan Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Batang Alai Pembangunan Pengendali Erosi dan Proteksi S. Barito di Marabahan, Kab Batola Pembangunan Pengendali Erosi dan Proteksi S. Martapura, Kota Banjarmasin
• •
Pembangunan Pengendali Erosi dan Proteksi Sungai Martapura, Kab Banjar Pembangunan Pengendali Erosi dan Proteksi S. Tabalong (3 Lokasi) Slide - 67
DAFTAR KEGIATAN STRATEGIS DALAM RPJMN 2015-2019 (3/3) KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL • • •
Pengendalian Banjir Santui, Kintap dan Batu Licin Pengendalian Banjir, Jorong, Asam - Asam & Kintap Pengendalian Banjir Kandang Jaya
• • •
Normalisasi Sungai Martapura Pembangunan Pengaman Pantai Aluh Aluh Pembangunan Waduk Tapin
• •
Tanah Bendungan Tapin Pembangunan Embung Tala
•
Pembangunan Embung Tanbu
• Pembangunan Air Baku Banjar Bakula PENDIDIKAN • •
•
Pembangunan sekolah baru SD, SMP, SMA/SMK Pembangunan ruang kelas baru SD, SMP, SMA/SMK. Rehabilitasi ruang kelas SD, SMP, SMA/SMK.
Peningkatan kualifikasi pendidikan guru (S1) Pendidikan keaksaraan dan pendidikan paket A, paket B, dan paket C KESEHATAN • • • • •
Pembangunan Puskesmas yang terakreditasi (1 kecamatan = 1 puskesmas) Peningkatan sarana prasarana kesehatan Bina gizi kesehatan ibu dan anak
Penyehatan lingkungan • BOK PERUMAHAN •
• • •
SPAM Regional Banjarbakula Rusunawa Kab Banjar 4TB, Kab Kotabaru 1TB, Banjarmasin 2TB, Hulu Sungai Utara 1 TB Penanganan Kawasan kumuh di Banjarmasin, Kab Barito Kuala, Kotabaru, dan Kab Banjar Slide - 68
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
DAFTAR KEGIATAN STRATEGIS DALAM RPJMN 2015-2019 WILAYAH KALIMANTAN UTARA
DAFTAR KEGIATAN STRATEGIS PROVINSI KALIMANTAN UTARA DALAM RPJMN 2015-2019 (1/4) KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL PERHUBUNGAN UDARA 1. Pengembangan Bandara Tanjung Harapan, Bulungan 2. Pengembangan Bandara Juwata-Tarakan 3. Pembangunan Bandara Maratua 4. Peningkatan Bandara Perintis Binuang Kec. Krayan Selatan 5. Pembangunan Bandar Udara Sebatik PERHUBUNGAN LAUT 1. Pengembangan Pelabuhan Nunukan 2. Pengembangan Pelabuhan Tarakan 3. Pembangunan Pelabuhan Bongkar Muat Barang di Pesawan Tg. Selor 4. Pengembangan Pelabuhan Tunon Taka 5. Pengembangan Pelabuhan Malundung 6. Pengembangan Pelabuhan Sebatik 7. Pembangunan Pelabuhan Internasional di Tanah Kuning 8. Pembangunan Pelabuhan Bebatu (Kabupaten Tanah Tidung)
Slide - 70
DAFTAR KEGIATAN STRATEGIS PROVINSI KALIMANTAN UTARA DALAM RPJMN 2015-2019 (2/4) KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL JALAN 1. Pembangunan Jalan Perbatasan Long Nawang - Long Bujungan - Long Kemuat - Langap – Malinau 2. Pembangunan Jalan Mesalong-Sasipu--Tou Lumbis 3. Pembangunan Jalan Perbatasan Malinau – Punan - Long Bawan – Long Midang 4. Pembangunan Jalan Long Nawang – Metulang – Long boh – Bts Kaltim 5. Pembangunan Jalan Penghubung Kab. Bulungan – Tarakan 6. Pembangunan Jembatan Pendukung Pengembangan Kota Baru Tarakan
ASDP 1. Pengembangan Dermaga Penyeberangan Nunukan 2. Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sebatik 3. Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan/Ferry Tarakan 4. Peningkatan Pelabuhan Ferry Ancam KETENAGALISTRIKAN 1. PLTMG Tanjung Selor 15 MW 2. PLTMG Nunukan 2 10 MW 3. Pengembangan jaringan transmisi dan distribusi 4. PLTA Besahan (Kayan 3) dan PLTA Long Sempanjang Total kapasitas 1000 MW
Slide - 71
DAFTAR KEGIATAN STRATEGIS PROVINSI KALIMANTAN UTARA DALAM RPJMN 2015-2019 (3/4) KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL TELEKOMUNIKASI DAN INFROMATIKA 1. Pembangunan Tower Telekomunikasi di daerah pedalaman dan perbatasan 2. Pembangunan Serat Optik antar seluruh kabupaten/kota 3. Pengembangan transmisi penyiaran TVRI SUMBER DAYA AIR 1. Pembangunan DR. Sepunggur Kab. Bulungan 2. Pembangunan DR. Salim batu Kab. Bulungan 3. Pembangunan DR. Teras Baru Kab. Bulungan 4. Pembangunan Pengendalian Banjir Tanjung Belimbing (Kanal, Retarding Basin dan Drainase) Kota Malinau Kab.Malinau 5. Pembangunan/Peningkatan Jaringan Irigasi D.R. Tanjung Buka 6. Pembangunan/Peningkatan Jaringan Irigasi D.R. Sepunggur 7. Pembangunan/Peningkatan Jaringan Irigasi D.R. Salim Batu 8. Pembangunan/Peningkatan Jaringan Irigasi D.R. Teras Baru 9. Pembangunan/Peningkatan Jaringan Irigasi D.R. Selang Ketok 10. Pembangunan/Peningkatan Jaringan Irigasi D.T. Tanah Kuning 11. Persiapan Pembangunan 5 Bendungan di Sungai Kayan (Kab Bulungan) dan 3 bendungan di Sungai Mentarang (Kab Malinau) 12. Pembangunan embung di Kota Tarakan 13. Pembangunan Waduk PLTA Besahan (Kayan -K3) dan Pembangunan Waduk PLTA Long Sempajang (Mentarang 3) (1000 MW) Slide - 72
DAFTAR KEGIATAN STRATEGIS PROVINSI KALIMANTAN UTARA DALAM RPJMN 2015-2019 (4/4) KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL PENDIDIKAN 1. Pembangunan sekolahbaru TK, SD, SMP, SMA, SMK 2. Pengembangan sarana dan prasarana pendidikan 3. Pembangunan asrama sekolah KESEHATAN 1. Pembangunan untuk RS Pratama di Kab. Tana Tidung (Tana lia, bebatu), Kab. Nunukan (sebayu dan krayan), Kab. Malinau (long ampung, RS Langap). 2. Penyediaan alkes, jaringan, untuk RS Pratama di Pratama di Kab. Tana Tidung (Tana lia, bebatu), Kab. Nunukan (sebayu dan krayan), Kab. Malinau (long ampung), RSUD Tarakan besera pembangunan gedung radioterapi, 3. Pembangunan RS type D di Kota Tana Tidung (pengembangan dari Puskesmas menjadi RS) 4. Pengadaan tenaga kesehatan di Kab. Malinau (dokter spesialis, bidan, perawat, ahli gizi) 5. Pembangunan baru RS Provinsi tipe A di Tanjung Selor, Kaltara PERUMAHAN 1. Pembangunan rumah khusus daerah perbatasan 230 KK di Kec Krayan Selatan dan 845 KK di Kec Lumbis Ogong 2. Pembangunan infrastruktur kawasan permukiman untuk rumah khusus di daerah perbatasan 3. Pembangunan konsep persampahan ramah lingkungan untuk Ibu Kota Kaltara
Slide - 73
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
DAFTAR KEGIATAN STRATEGIS DALAM RPJMN 2015-2019 WILAYAH KALIMANTAN TENGAH
DAFTAR KEGIATAN STRATEGIS DALAM RPJMN 2015-2019 (1/2) KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL PERKERETAAPIAN DIPERUNTUKKAN BAGI PENGANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG
Pembangunan Jalur KA : Kudangan – Nanga Bulik – Kumai Pembangunan Jalur KA Puruk Cahu – Kuala Kurun – Rabambang – Tumbang Samba – Sampit- Kuala Pembuang – Teluk Segintung • Pembangunan Jalur KA Tumbang Samba – Rantau Pulut -Nanga • Pembangunan Jalur KA Kuala Kurun – Rambambang – palangkaraya – Pulang Pisau – Batanjung (Kuala Kapuas) • Pembangunan Jalur KA Puruk Cahu – Bangkuang / Mangkatip - Batanjung • Pembangunan Jalur KA Banjarmasin-Palangkaraya PERHUBUNGAN UDARA • Pengembangan Bandara Tjilik Riwut • Pembangunan Bandara Muara Teweh PERHUBUNGAN LAUT • Pengembangan Pelabuhan Laut Batanjung, Teluk Segintung dan Pelabuhan Kumai • Pengembangan Pangkalan Bun • Pengembangan Pelabuhan Tongkang Bangkuang • Pengembangan Pelabuhan Bagendang* • Pembangunan Pelabuhan Tanjung Perawan di Kab.Pulang Pisau • Pembangunan Pelabuhan Pulau Damar di Kabupaten Katingan • Relokasi Pelabuhan Pangkalan Bun ke Sebuai di Kabupaten Kotawaringin Barat JALAN • Pembangunan Jalan Palangkaraya-Bukittliti-Bkt.Batu-Buntok-Ampah • Pembangunan Jalan Sampit-Samuda-Ujung Pandaran • Pembangunan Jalan Tumbang Samba-Tbg Senawang-Bts Kalbar • Pembangunan Jembatan Tumbang Samba ASDP 1. Pengembangan Dermaga Penyeberangan Baok 1. Pemb. Dermaga Sungai di Kasongan Baru di Kec. Katingan Hilir 1. Pengadaan Bus Air 1. Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai RPM 1. Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Kasongan Baru* • •
Slide - 75
DAFTAR KEGIATAN STRATEGIS DALAM RPJMN 2015-2019 (2/2) KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL KETENAGALISTRIKAN 1. PLTMG Bangkanai (FTP2) 140 MW 1. PLTU Kalselteng 1 100 MW 1. Pengembangan jaringan transmisi dan distribusi 1. Persiapan Jaringan Kabel Listrik bawah Laut KalimantanTengah ke Jawa tengah 1. Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Telekomunikasi dan Infromatika 1. Pembangunan Serat Optik antar seluruh kabupaten/kota 1. Pengembangan transmisi penyiaran TVRI SUMBER DAYA AIR 1. Pembangunan Prasarana Air Baku Kotawaringin Barat Kab Kotawaringin Barat 1. Revitalisasi lahan rawa ex PLG PENDIDIKAN 1. Program PAUD : a. BOP PAUD; b. Rintisan PAUD; dan c. Gugus PAUD 1. Program Pendidikan Dasar a. Peningkatan mutu SD; b. Peningkatan mutu PK-PLK; c. Peningkatan mutu SMP; dan d. P2TK Dikdas (tunjangan guru kualifikasi, daerah khusus/terpencil, tunjangan profesi, dan tunjangan fungsional non-PNS) 1. Program Pendidikan Menengah dan Luar Biasa : a. Layanan Peningkatan mutu Pendidikan SMA; b. Layanan Peningkatan mutu SMK; dan c. P2TK Dikmen (tunjangan kualifikasi guru, daerah khusus/terpencil, tunjangan profesi, dan tunjangan fungsional non-PNS) 1. Program Pendidikan Non-formal dan Informal : Peningkatan mutu Layanan kursus dan keterampilan KESEHATAN 1. Pelayanan Kesehatan Dasar : Diperlukan akreditasi dan peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan dasar 1. Pelayanan Kesehatan Perorangan : a. Membangun sistem penanggulangan kegawat daruratan terpadu; b. Peningkatan pemenuhan layanan spesialistik; dan c. Peningkatan kepastian tenaga kesehatan strategis untuk mendukung target MDGs 1. Peningkatan dan Perbaikan Sarana Prasarana : Peningkatan/pengembangan rumah sakit jiwa kalawa atei 1. Program Jaminan Kesehatan dan Kefarmasian : a. Jaminan kesehatan, diperlukan untuk pembayaran premi (Jamkesda Kalteng Barigas) agar masyarakat miskin yang belum menerima (JKN-PBI) dapat masuk dalam kartu Kalteng Barigas; b. Peningkatan ketersediaan obat publik dan perbekalan kesehatan; dan c. Peningkatan produksi dan distribusi kefarmasian 1. Penanggulangan Masalah Kesehatan : a. Penanganan krisis kesehatan; b. Penanganan rabies; c. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM); d. Sistem Surveillance terpadu; e. Universal Child Immunization (UCI); f. Eliminasi Malaria; g. Pemberantasan Tb paru; h. Penemuan kasus HIV/AIDS; dan i. Penanggulangan filariasis Slide - 76
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
DAFTAR KEGIATAN STRATEGIS DALAM RPJMN 2015-2019 WILAYAH KALIMANTAN TIMUR
DAFTAR KEGIATAN STRATEGIS DALAM RPJMN 2015-2019 (1/4) KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL PERKERETAAPIAN DIPERUNTUKKAN BAGI PENGANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG •
Pembangunan jalur KA antara Balikpapan - Samarinda
•
Pembangunan jalur KA antara Muara Wahau - Muara Bengalon (swasta)
•
Pembangunan jalur KA antara Murung Raya – Kutai Barat – Paser – Penajam Paser Utara – Balikpapan (swasta)
•
Pembangunan Jalur KA Tanjung-Balikpapan
PERHUBUNGAN DARAT •
PengembanganSistem Transit dan Semi BRT Kota Samarinda*
•
PengembanganSistem Transit dan Semi BRT Kota Balikpapan*
PERHUBUNGAN UDARA •
Pembangunan Bandara Tana Paser
•
Pengembangan Bandara Bontang
•
Pengembangan Bandara Samarinda Baru
•
Pengembangan Bandara Datah Dawai
• Pembangunan Bandara Perintis Long Apari PERHUBUNGAN LAUT •
Pengembangan Terminal Peti Kemas Palaran
•
Pembangunan Pelabuhan Internasional Maloy/Sangkulirang*
•
Pelabuhan Kuala Samboja
•
Pengembangan Pelabuhan Internasional Balikpapan (Terminal Peti Kemas Kariangau)
•
Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Penajam Paser
•
Pengembangan Pelabuhan Tanah Grogot
•
Pengembangan Pelabuhan Samarinda
•
Pembangunan infrastruktur pelabuhan sebagai pendukung Integrated Mining Development MEC Coal Project Slide - 78
DAFTAR KEGIATAN STRATEGIS DALAM RPJMN 2015-2019 (2/4) KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL •
Pembangunan Jalan Akses Jembatan Pulau Balang
•
Pembangunan Jalan Sangkulirang-Taliyasan-Guntur-Tanjung Redep
•
Pembangunan Jalan Tol Samarinda - Balikpapan
•
Pembangunan Jalan Akses Maloy
•
Pembangunan Jembatan Loa Kulu
•
Pembangunan Jembatan Pulau Balang
•
Pembangunan Jembatan Tullur Aji Jejangkat
•
Pembangunan Jalan Singkuang – Bandara Kalimarau
•
Pembangunan Jembatan Kelay (Kab. Berau)
•
Pembangunan Jalan Perbatasan Bts Kalbar - Tiong Ohang - Long Pahangai
•
Pembangunan Jalan Lingkar Samarinda
•
Pembangunan Jalan Perbatasan Bts Kalbar - Tiong Ohang - Long Pahangai-Batas Kaltara
ASDP •
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Batu Dinding Kab. Kutai Barat
KETENAGALISTRIKAN •
PLTG/MG Kaltim Peaker 2 100 MW
•
PLTU Kaltim (FTP2) 2x100 MW
•
PLTU Kaltim 4 100 MW
•
Pengembangan jaringan transmisi dan distribusi
•
PLT Biomass sawit dan limbah sawit (Energi Baru Terbarukan)
•
PLTS Komunal
Slide - 79
DAFTAR KEGIATAN STRATEGIS DALAM RPJMN 2015-2019 (3/4) KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL INFRASTRUKTUR ENERGI •
Pembangunan Jaringan gas kota di Samarinda
Telekomunikasi dan Infromatika •
Pembangunan Tower Telekomunikasi di daerah pedalaman dan perbatasan
•
Pembangunan Serat Optik antar seluruh kabupaten/kota
•
Pengembangan transmisi penyiaran TVRI
SUMBER DAYA AIR •
Pembangunan Waduk Teritip Kab. Balikpapan
•
Pembangunan Bendung Tepian Buah (1.500 Ha) Kab. Berau
•
Pembangunan Bendung Sidomukti Kab. Kukar
•
Pembangunan Bendung Sukabumi Kab. Kukar
•
Pembangunan Bendung Ritan Lama Kab. Kukar
•
Pembangunan Bendung Mejang Kab. Kutim
•
Peningkatkan DR. Sebakung Kab. PPU
•
Pembangunan Bendali V Banjir Papan Lestari Sepinggan Kota Balikpapan Kota Balikpapan
•
Lanjutan Penanganan Banjir dan Pengaman Tebing Sungai Karang Mumus Kota Samarinda Kota Samarinda
•
Pembangunan Pintu Air dan Pompa Banjir Muara Sungai Karang Mumus Kota Samarinda Kota Samarinda
•
Lanjutan Pembangunan Bendungan Teritip Kota Balikpapan Kota Balikpapan
•
Pembangunan Bendungan Sepaku Semoi Kab. PPU
•
Pembangunan Bendungan Lambakan Kab. PPU
•
Pengerukan dan Konservasi DAS Danau Semayang Kab. Kukar
•
Pengerukan dan Konservasi DAS Danau Melintang Kab. Kukar Slide - 80
DAFTAR KEGIATAN STRATEGIS DALAM RPJMN 2015-2019 (4/4) KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL •
Pembangunan Embung Aji Raden Kota Balikpapan
•
Pembangunan Intake Keledang Kapasitas 900 Lt/dt Kota Samarinda
•
Pengadaan & Pemasangan Jaringan Transmisi Air Baku Dia 800 mm Intake Loa Kulu -IPA Lok Bahu L = 8.4 KM Kota Samarinda
PENDIDIKAN •
Pengembangan Politeknik Negeri Samarinda (penguatan Program Studi Nautika)
•
Pengembangan Institut Teknologi Kalimantan serta Institut Seni dan Budaya (ISBI)
•
Penyediaan layanan pendidikan di daerah perbatasan (Kab. Mahakam Ulu)
•
Pembangunan asrama untuk SMA unggulan, terutama untuk daerah perbatasan (Kab. Mahakam Ulu)
KESEHATAN • Peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan dasar : 1. Pembangunan puskesmas baru: Long Apari, Long Bagun dan Long Pahangai (Kab. Mahakam Ulu, Kaltim); 2. Rehabilitasi puskesmas; 3. Alat Kesehatan; dan 4. Pusling perairan (Kab. Berau, Kutai Barat dan Mahakam Ulu) • Pengembangan puskesmas 24 jam menjadi RS Pratama (Diusulkan untuk Kab. Kutai Kartanegara dan Kota Samarinda (lokasi perbatasan)) • Pemenuhan peralatan kesehatan RS Pratama (Lokasi di 5 kabupaten: Kab. Paser, Kab. Kutai Barat, Kab. Kutai Timur, Kab. Mahakam Ulu, Kab. Berau) PERUMAHAN •
Pembangunan TPA Sanitary Landfil dan IPAL (Samarinda, Balikpapan, Bontang)
•
Pengurangan Kawasan Kumuh (Samarinda, Balikpapan dan Bontang)
Slide - 81