Percepatan Pembangunan Ekonomi Regional melalui Penciptaan Iklim Investasi dan Daya Saing Daerah
Materi Rapat Koordinasi BI – Pemerintah Daerah – Pemerintah Pusat Manado, 11 Agustus 2014
Alur Pikir Meningkatkan kemampuan ekonomi nasional dalam memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi global dgn tetap menjaga kestabilan harga dan nilai tukar Rupiah … Peluang Internal
Tantangan • Daya saing dan kapasitas industri terbatas krn kelemahan di SDM dan infrastruktur • Persaingan enablers antar negara yg semakin besar dan sebagian negara bergerak lebih cepat dan lebih awal
Kekayaan SDA dan jumlah tenaga kerja yg besar sbg modal dasar pengembangan industri berbasis SDA (hilirisasi)
Koordinasi Kebijakan
PROSPEK PEREKONOMIAN
Peluang Eksternal Pulihnya ekonomi negara maju, strategi ekonomi China beralih ke consumptionled growth dan permasalahan politik di negara pesaing (a.l. Thailand) 2
• Peningkatan daya saing ekspor manufaktur • Percepatan pembangunan infrastruktur • Pengembangan permbangunan berwawasan maritim
3
Outline Pembahasan
1. Peluang yang tersedia 2. Tantangan yang Dihadapi
3. Respon Kebijakan Jangka Menengah- Panjang • Peningkatan Daya Saing Manufaktur • Pengembangan Infrastruktur • Pembangunan Berwawasan Maritim
4. Langkah-langkah Koordinasi Kebijakan yang Perlu Dilakukan
4
PELUANG YANG TERSEDIA
Peluang yang Tersedia Faktor Ekonomi Global pada Peluang Ekspor Manufaktur
Peluang ekspor manufaktur Indonesia semakin besar ...
• Pemulihan ekonomi dunia tetap berjalan dan ditopang oleh membaiknya ekonomi negara-negara maju khususnya Amerika Serikat yg tumbuh sebesar 4% (yoy) pada Tw II 2014. • Perubahan strategi ekonomi China dari export-investment-led menjadi consumption-led growth memberikan peluang ekspor manufaktur Indonesia ke depan. • Permasalahan politik yang dialami oleh beberapa negara pesaing seperti Thailand juga memberikan peluang bagi Indonesia untuk melakukan ekspansi ekspor manufaktur. Indikator Manufaktur Tiongkok
5
Peluang yang tersedia Peran Strategis Industri Manufaktur
Manufaktur & jenis produk yg diekspor sangat menentukan kemampuan & kecepatan sebuah perekonomian sedang berkembang (emerging economy) dalam mengejar ketertinggalan dari negara maju … Tiongkok tumbuh lebih kuat & mengentaskan kemiskinan lebih cepat dari India, walaupun titik awalnya sama, salah satunya disebabkan oleh jenis produk manufaktur yg diekspor ke pasar global.
6
Peluang yang tersedia Peran Strategis Industri Manufaktur
Ekspor manufaktur bernilai tambah tinggi berkorelasi dgn postur transaksi berjalan & pertumbuhan ekonomi yg lebih kuat.
Eksportir manufaktur teknologi tinggi memiliki postur transaksi berjalan yang lebih kuat.
Eksportir berbasis sektor-sektor yg mengandalkan pekerja murah & SDA memiliki postur CA yg lebih lemah.
7
Peluang yang Tersedia Peran Strategis Industri Manufaktur
Melalui pemilihan strategi industri manufaktur yang tepat, Indonesia diharapkan dapat mengikuti jejak keberhasilan negara-negara lain … INDIA
TIONGKOK Struktur Sisi Penawaran
India is a Global Office Sektor Riil:
China is a Global Factory Sektor Riil:
Ekspor Jasa-Jasa (Business Outsourcing & IT Services) sangat kuat mulai dari call-center sampai dengan software development. India belum berhasil bertransformasi dari masyarakat pertanian-rural ke manufaktur modern urban. Sehingga perkembangan di sektor jasajasa merupakan lompatan.
Ekspor hasil industri sangat kuat, dengan transisi bertahap dari sektor low-tech ke medium-high tech human capital intensive. Transformasi perekonomian Tiongkok bergerak dari pertanian ke manufaktur (58% dari PDB) Seiring dengan itu perkembangan sektor jasa-jasa juga meningkat bahkan melebihi India.
Sektor Keuangan:
Pembangunan sektor keuangan sangat maju pesat. Sistem dan pasar keuangan sangat terbuka Peran swasta sangat dominan
Sektor keuangan:
Pembangun sektor keuangan kurang maju. Sistem & pasar keuangan cenderung lebih terproteksi Peran BUMN sangat kuat.
Strategi Global Substitusi Impor
8
Sectoral targeting: Sektor manufaktur bertumpu pada perusahaanperusahaan PMDN (incumbent conglomerates) & diproteksi. Terdapat restriksi kepemilikan swasta asing pada beberapa sektor. Sektor jasa-jasa diliberasilisasi dan terbuka bagi PMA, terutama IT services. Mobilisasi sumber daya ekonomi dalam negeri. Pasar barang, input, dan tenaga kerja dikendalikan oleh Pemerintah (Negara).
Orientasi Ekspor
Targeting enablers: membangun secara cepat lingkungan pendukung yang menarik bagi PMA. Memanfaatkan PMA multinational yang melakukan offshoring manufaktur untuk membangun basis produksi dalam rangka memasok pasar ekspor regional Asia maupun global Spatial targeting: eksperimentasi perekonomian modern berbasis pasar dan akumulasi kapital di pantai timur.
Peluang yang Tersedia Prospek Industri Manufaktur Berbasis High-tech Industri berbasis high-tech di Indonesia masih memiliki peluang ekspor, namun perlu upaya mengurangi ketergantungan impor utk meningkatkan daya saing … INDUSTRI BERBASIS TEKNOLOGI
SENTRA
PRODUK BARANG ANTARA
BAHAN BAKU PROSPEK EKSPOR IMPOR
PRODUK AKHIR
Jabodetabek
Komponen kendaraan bermotor (mesin, Kendaraan bermotor roda 4 perlengkapan mekanik dan 2 dan elektronik)
Logam Dasar (Besi Baja, Aluminium)
Jawa Barat, Jawa Timur
Besi baja dalam berbagai bentuk (roll, slab, rod )
Mesin dan perlengkapan, alat transportasi, bahan Baja scrap konstruksi, rig migas lepas pantai
Permintaan negara EM masih relatif tinggi
Mesin dan Komponen
Jawa Barat, Jawa Timur
Komponen mekanik dan elektronik (peralatan listrik)
Mesin pemrosesan industri pengolahan
Komponen elektronik
Permintaan cukup tinggi utk medtech industri
Pembangkit Listrik
Jawa Barat, Jawa Timur
Komponen generator
Generator
Komponen Elektronik
Persaingan tinggi, teknologi terbatas
Telekomunikasi
Jabodetabek
Komponen alat telekomunikasi
Alat telekomunikasi (mobile phone , tablet)
Komponen elektronik
Persaingan tinggi, teknologi terbatas
Elektronik (nonTelekomunikasi)
Jabodetabek, Kepulauan Riau
Komponen listrik dan elektronik
Peralatan listrik dan elektronik (TV, media player, kulkas, AC)
Komponen
Permintaan tinggi, kualitas bersaing
Otomotif
Impor Tinggi
9
Impor Terbatas
Sangat Prospektif
Komponen mesin dan elektronik
Prospektif
Diversifikasi ke pasar di luar Asia, kualitas bersaing
Kurang Prospektif
Peluang yang Tersedia Hilirisasi Ekonomi Berbasis Sumber Daya Alam (SDA) Kekayaan sumber daya alam dapat menjadi basis bagi pengembangan industri manufaktur berbasis SDA (hilirisasi) … Hilirisasi membuka peluang peningkatan ekspor melalui jaringan rantai suplai global. Prioritas dan strategi pembangunan industri berbasis SDA perlu diarahkan untuk mendukung pengembangan “industri produk antara” berorientasi ekspor (keunggulan komparatif secara global) serta mendukung manufaktur domestik. INDUSTRI
10
SENTRA PENGEMBANGAN
PRODUK BARANG ANTARA
Timah
Riau, Kepulauan Riau
Bauksit (Bijih Aluminium)
Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat
Kaolin
Riau, Kepulauan Riau
Pasir Zirkon
Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat
Pelapis logam anti karat, sel bahan bakar oksida
Bijih Besi
Kalimantan Selatan, Kalimantan tengah, Sulawesi Selatan
Besi Baja dalam berbagai jenis (pelat, pipa, dsb)
Pasir Kuarsa/Silika
Kalimantan Selatan
Serat optik, semi konduktor, insulator elektronik, solar cell
Nikel
Sulawesi tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi tengah, Maluku Utara
Besi baja (stainless steel)
Mangan
NTT
Pelapis logam anti karat, kapasitor pada sel baterai kering
Tembaga
NTB, Papua, Maluku
Kabel, konduktor elektronik
PRODUK AKHIR
Timah solder, Timah dalam berbagai jenis (pelat, pipa, dsb)
Barang elektronik, peralatan Aluminium dalam berbagai jenis listrik, kendaraan bermotor, (pelat, kabel serat, dsb) mesin dan komponennya, bahan konstruksi Isolator, pelapis logam tahan api
PROSPEK EKSPOR » Permintaan global masih cukup tinggi baik dari negara industri maju maupun EM. Hal ini terkait dgn perkembangan teknologi dan kelas menengah.
» Permintaan domestik didorong oleh kebutuhan akan produk barang antara yang akan mendukung transformasi Barang elektronik, panel listrik industri manufaktur di Jawa. tenaga surya Barang elektronik, peralatan listrik, kendaraan bermotor, mesin dan komponennya, bahan konstruksi
Kendaraan bermotor, mesin dan komponennya, bahan konstruksi
Barang elektronik, mesin dan komponennya
» Peluang ekspor yg besar perlu didukung dgn kapasitas dan kapabilitas dlm menghasilkan produk barang antara dan integrasi ke jaringan rantai suplai global.
Peluang yang Dihadapi Pengembangan Konsep Blue Growth Peluang pengembangan blue growth sebagai opsi percepatan pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan …
• Blue growth adalah pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja yang berkelanjutan dan inklusif yg bersumber dari potensi lautan, pantai dan pesisir.* • Rencana pembangunan berbasis maritim telah tertuang dalam RPJPN 2005-2025 yg dijabarkan dlm RPJMN dan Arah Kebijakan Pembangunan Kewilayahan. • Perencanaan lebih konkrit untuk perekonomian berbasis maritim (fokus ke perikanan dan energi) juga tercermin pada MP3EI terutama di Kawasan Sulawesi, Maluku dan Papua. * ECORYS Final report of Blue Growth in Europe to European Commission
Kerangka Pembangunan Berwawasan Maritim Visi dan Misi Pembangunan Nasional "mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasis kepentingan nasional" (Misi 5 dari 8)
Arahan RPJPN 2005-2025 "Pola pembangunan berkelanjutan berdasarkan pengelolaan sumber daya laut berbasiskan ekosistem, yang meliputi aspek-aspek sumber daya manusia dan kelembagaan, politik, ekonomi, lingkungan hidup, sosial budaya, pertahanan keamanan, dan teknologi'
Strategi RPJMN 2010-2014
Arah, Tahapan dan Prioritas Pembangunan Jangka Panjang "pola pembangunan berkelanjutan berdasarkan pengelolaan sumber daya laut berbasiskan ekosistem, yang meliputi aspek-aspek sumber daya manusia dan kelembagaan, politik, ekonomi, lingkungan hidup, sosial budaya, pertahanan keamanan, dan teknologi"
11
"Pengembangan wilayah laut dilaksanakan melalui pendekatan kewilayahan terpadu dengan memperhatikan aspek-aspek geologi, oseanografi, biologi, atau keragaman hayati, habitat, potensi mineral dan energi, potensi perikanan, potensi wisata bahari, potensi industri maritim, potensi transportasi, dan teknologi"
Arah dan Kebijakan Pembangunan Kewilayahan • Wilayah Pengembangan Kelautan Sumatera • Wilayah Pengembangan Kelautan Malaka • Wilayah Pengembangan Kelautan Jawa • Wilayah Pengembangan Kelautan Makassar-Buton • Wilayah Pengembangan Kelautan Banda-Maluku
1 2
TANTANGAN YANG DIHADAPI
Tantangan yang Dihadapi Penurunan Pangsa Ekspor Sektor Industri
Daya saing ekspor manufaktur Indonesia cenderung terus menurun ... Kondisi ini berkorelasi dgn penurunan pangsa sektor industri dalam pembentukan PDRB di seluruh kawasan Indonesia. Gambaran Sektor Industri Pengolahan Kawasan Pangsa PDRB Sektor Industri Sumatera Pangsa Ekspor Manufaktur Jawa Pangsa Ekspor Manufaktur KTI Pangsa Ekspor Manufaktur
2011 24.0
2012 23.5
92.4
91.5
96.8
96.4
22.3
20.7
Pangsa PDRB Sektor Industri Kawasan Jawa Terjadi penurunan Keseluruhan Jawa 91.4 sebesar 9,5% dlm Jakarta 3 th terakhir Jawa Bagian Barat 96.0 Jawa Bagian Tengah Jawa Bagian Timur 20.1
2013 23.2
Note : Pangsa ekspor manufaktur thd total ekspor
0.6 0.5 0.4
0.3 0.2 0.1 0.0 Indonesia
2011 Sumatera
2012 Jawa dan Jakarta
2013 KTI
Daya saing ekspor industri pengolahan : perbandingan rasio ekspor industri pengolahan terhadap PDB antara kawasan dan dunia
13
28.6 14.7 43.7 31.0 25.1
2012 28.0 14.1 42.6 30.7 24.9
2013 27.7 13.6 42.2 30.8 24.7
Penurunan pangsa PDRB sektor industri yg terbesar terjadi di Provinsi Jakarta dan Jawa Barat terkait dgn alih fungsi lahan ke perumahan, relokasi industri, kenaikan biaya tenaga kerja dan tingginya biaya logistik melalui pintu Tg. Priok.
Rasio Daya Saing 0.7
2010
2011
Penurunan secara konsisten persentase ekspor produk high-tech.. Ekspor produk high-tech Indonesia saat ini lebih rendah dari Vietnam.
% High-tech Ekspor China Korea Singapura Malaysia Vietnam Thailand Indonesia
2010 27.5 28.7 49.9 44.5 6.2 24 11.4
2011 25.8 25.7 45.2 43.4 8.6 20.7 8.3
Sumber : World Development Indicator
2012 26.3 26.2 45.3 43.7 14.5 20.5 7.3
Tantangan yang Dihadapi Ekonomi Biaya Tinggi Kualitas faktor-faktor pendukung (enablers) bagi aktivitas manufaktur berskala global di Indonesia lebih buruk daripada di negara-negara lain di Asia, antara lain pada komponen biaya logistik dan biaya operasional non-upah … (US$)
Time to Export via Port / Airport
Cost to Export via Port / Airport
1000
2007
2010
(Hari)
2014
5
800
2010
2014
IND
THA
CHN
4
600
3
400
2
200
1
0
0
IDN (Hari)
2007
MAS
IND
THA
CHN
VIE
SIN
Customs Clearance with Physical Inspection
6
2010
2012
IDN
6
5
5
4
4
3
3
2
2
1
1
0
0
14 IDN
MAS
IND
THA
CHN
VIE
SIN
VIE
SIN
Time to Import via Port / Airport
(Hari
2014
MAS
2007
2012
2014 Sumber: WB-LPI
IDN
MAS
IND
THA
CHN
VIE
SIN
Tantangan yang Dihadapi Lingkungan Bisnis yang lebih Buruk
Lingkungan bisnis yang diperlukan bagi pengembangan industri manufaktur di Indonesia secara umum juga lebih buruk daripada di negara-negara lain di Asia… Biaya penyelesaian sengketa kontrak bisnis
Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan izin operasi pembukaan perusahaan baru 200
(Hari)
CHN IDN SIN VIE
150 100
IND MAS THA
150 100
50
50
0
0 04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
IDN
Efisiensi Metoda Pengenaan Dan Pemungutan Pajak 80
(% Nilai Klaim)
2005 2010 2014
(Frekuensi Pembayaran / Tahun)
60
150
IND
VIE
MAS
SIN
CHN
Waktu yang dibutuhkan untuk mengurus izin kepemilikan properti 2005 (Hari)
2010 2014
Peers melakukan reformasi yang lebih besar
100
Sumber: WB-EODB
40 50
20 0
15
THA
CHN
IND
IDN
MAS
SIN
THA
VIE
0 CHN
IND
IDN
MAS
SIN
THA
VIE
Tantangan yang Dihadapi Tantangan dari Negara Pesaing
Negara-negara pesaing di Asia sudah lebih dahulu dan lebih agresif dalam mengembangkan daya saing di sector manufaktur, terutama dalam menarik PMA ... 75% Output Manufaktur 8 Negara Industri ASEAN Hanya Berasal Dari 17 Kawasan Industri Utama., terutama di MAS, SIN, THA, & VIE.
16
Tantangan yang Dihadapi Rigiditas Pasar Tenaga Kerja Rigiditas hukum ketenagakerjaan berpengaruh pada investasi di sektor industri ... Terbatasnya fleksibilitas untuk menambah maupun mengurangi tenaga kerja menjadi pertimbangan dalam melakukan investasi. Doing Business : Employing Workers 2010 Rank: 149/183
2009 Rank: 150/183
Indonesia
East Asia & Pacific
OECD Average
Difficulty in hiring index (0-100)
61
19.2
26.5
Difficulty of redundancy index (0-100)
60
19.6
22.6
Rigidity of employment index
40
15.8
26.4
Redundancy costs (weeks of salary)
108
42.4
26.6
Indicator
* Rigiditas ditunjukkan dgn semakin tinggi nilai
17
Sumber : World Bank Doing Business Report 2010, HSBC
Tantangan yang Dihadapi Faktor Enabler Produktivitas Modal Dasar Manusia
Terbatasnya pool talent SDM yg berkualitas dan investasi barang modal berbasis teknologi juga menjadi kendala dalam menarik investasi … Turunnya ekspor produk high-tech manufaktur sbg pengaruh dr keterbatasan SDM berkualitas dan investasi baik R&D maupun barang modal berbasis teknologi. Namun, terlihat adanya perbaikan di sisi inovasi SDM Indonesia. Global Innovation Index 2013
Sumber : INSEAD Business School (2013)
Inovasi sbg faktor pendukung knowledge spillover yg menjadi kunci peningkatan produktivitas di sektor industri manufaktur
IT Competitiveness Index 2011
Sumber : Economic Intelligence Unit (Indonesia berada di peringkat 57 dr 66 negara yg disurvei)
18
Tantangan yang Dihadapi Peningkatan Logistik dan Infrastruktur
Tertundanya pembangunan infrastruktur berpengaruh pd upaya penurunan biaya logistik … Realisasi ground breaking proyek MP3EI pada 2014 yg dibawah target terkait dgn adanya efisiensi APBN, perubahan rencana investasi dan/atau menunggu jaminan dukungan infrastruktur, masalah lahan dan perijinan. Tercatat 40 proyek yg mundur dari jadwal ground breaking di 2014.* Rekap Progres Ground Breaking Proyek MP3EI 2011-2014
500.000
Target Awal – Realisasi - Perkiraan GB 2014 Rencana
400.000
6% 1%
Realisasi ground breaking tertinggi dibandingkan dengan targetnya terjadi di Kalimantan, Papua dan Maluku (di atas 80%). Sementara itu, implementasi proyek MP3EI di Bali dan Nusa Tenggara belum cukup optimal dibandingkan dengan wilayah lainnya. *Hingga Q2 2014, telah direalisasikan ground breaking 382 proyek MP3EI senilai Rp. 854 triliun
19
Target awal GB 2014 Realisasi Q1 - Q2 Perkiraan GB Q3 - Q4 2014
300.000
Gap terjadi karena adanya proyek yang harus diundur serta proyek yang menunggu kepastian beberapa keputusan-keputusan strategis
200.000
100.000 0 2014
Maret
Jumlah Proyek hingga Q2 2014
36%
Operasional Operasional Terkendala Konstruksi 100% (Potensi Peresmian) Dalam Tahap Konstruksi Tahap Konstruksi dan Terkendala Proyek Belum Terpantau
Persentase Capaian GB Proyek MP3EI tahun 2011 – 2014
6%
4%
Sumber : KP3EI
Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Bali - NT Papua - Maluku Total
Juni
Q3
Q4
Sudah GB
Belum GB
61%
39%
71%
29%
86% 59%
14% 41%
52%
48% 81%
69%
19% 31%
Tantangan yang Dihadapi Besarnya Investasi dan Keterbatasan Energi Hilirisasi industri berbasis SDA membutuhkan dana investasi yang kebutuhan listrik yg besar … Investasi yg dibutuhkan untuk pembangunan smelter cukup besar dan sebagian besar sumber pendanaan berasal dr LN (Asosiasi Pertambangan Indonesia (API). Nilai investasi yg besar juga terkait dgn keterbatasan energi listrik. Hal ini menyebabkan sebagian besar proyek smelter hrs dilengkapi dgn pembangkit listrik. Walaupun telah terdapat MoU dlm penyediaan tenaga listrik utk proyek smelter (PLN), masih terdapat ketidakpastian, yg salah satunya dipengaruhi oleh pasokan sumber energi utk pembangkit.
20
Rencana Sebaran Lokasi Investasi Smelter
2 1
RESPONS KEBIJAKAN JANGKA MENENGAH-PANJANG
Respons Kebijakan Jangka Menengah-Panjang Peran PMA dan Kolaborasi Global
Strategi investasi memerlukan kolaborasi PMDN dan PMA, khususnya PMA produsen barang ekspor bernilai tambah tinggi yg memasok pasar regional dan global … Preferensi perusahaan manufaktur multinasional ke Tiongkok & Malaysia karena adanya lingkungan pendukung (enablers) yang kuat dan kompetitif.
PMA menurunkan VAX ratio (meningkatkan kemampuan ekspor setelah mengimpor)
22
Respons Kebijakan Jangka Menengah-Panjang Peran PMA dan Faktor Enablers Agar PMA produsen global merelokasi aktivitas manufakturnya, perlu reformasi yg kuat utk membangun lingkungan dan faktor pendukung (ENABLERS) ... Produsen global mencari lokasi dengan biaya logistik perdagangan dan biaya operasional non-upah yg mampu meningkatkan daya saing, local suppliers yg handal, dan modal manusia yg produktif.
23
Respons Kebijakan Jangka Menengah-Panjang Faktor Logistik dan Infrastruktur
Mempercepat penyelesaian target-target MP3EI … Pada periode Juli – Desember 2014, direncanakan terdapat 132 proyek yang akan dilakukan ground breaking dengan total nilai Rp. 443,5 triliun. Secara spasial, sebagian besar proyek yg akan dimulai pd semester II 2014 berlokasi di koridor Sumatera dan Jawa, seperti proyek HVDC senilai Rp. 25 T dan Transmisi Lintas Sumatera 500 kV senilai Rp. 80 T. Kontribusi BUMN dan Swasta mencapai 81% dari keseluruhan rencana GB 2014.
24 TARGET OPERASIONAL UNTUK PROYEK TAHAP KONSTRUKSI Sektor Riil
Infrastruktur
Target Operasional
55% 42% 2%
47% 26% 10% 18%
2014 2015 2016 2017
Sumber : KP3EI
24
Seluruh proyek sektor riil yang berada dalam tahap konstrusi ditargetkan mulai berproduksi sebelum tahun 2017. Sementara proyek infrastruktur yg telah berada dlm tahap konstruksi ditargetkan beroperasi sebelum 2018
Respons Kebijakan Jangka Menengah-Panjang Sistem Logistik Nasional (Sislognas)
Mempercepat implementasi Sislognas … SASARAN
Menurunkan rasio biaya logistik nasional terhadap PDB menjadi sebesar 23,6% Menurunkan dwelling time menjadi 6 hari Menjaga keofisien variasi harga barang kebutuhan pokok antar wilayah dan antar waktu pada kisaran 5-9%
Cetak Biru Sistem Logistik Nasional Visi Sislognas 2025 Locally Integrated, Globally Connected for National Competitiveness and Social Welfare
PENDEKATAN UTAMA
ARAH KEBIJAKAN
1. Peningkatan efisiensi jalur distribusi bahan pokok dan strategis, terutama untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan stok 2. Peningkatan sistem informasi pendukung efisiensi logistik melalui integrasi layanan secara elektronik 3. Peningkatan peranan dan kualitas jasa logistik dan jasa distribusi 4. Peningkatan kapasitas SDM dan pelaku logistik 5. Penurunan waktu dan biaya logistik pelabuhan 6. Pencegahan perilaku anti persaingan dan penegakan hukum persaingan usaha 7. Peningkatan efektivitas tata kelola impor
• Paradigma : ship follows the trade & ship promotes the trade
ENAM PENGGERAK UTAMA SISLOGNAS
Komoditas Utama (Key Commodity)
Daya saing Nasional
Infrastruktur Logistik
Pelaku dan Penyedia Jasa
Sumber Daya Manusia (SDM) Logistik
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Harmonisasi Regulasi
25
• Berbasis Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management)
Kesejahteran Masyarakat
Faktor Risiko dan Tantangan yang Dihadapi Daerah Langkah Percepatan Pembangunan Ekonomi Kawasan Timur Indonesia
Pengembangan pembangunan berwawasan maritim … Kolaborasi antara Pemerintah Pusat, Daerah, serta stakeholders terkait dlm melakukan identifikasi potensi berikut prioritas dan strategi pengembangan aktivitas Blue Growth, termasuk melalui pemberian porsi yang lebih besar dalam APBD.
Faktor Enabler Blue Growth Sumber Struktur Belanja Wilayah Sulawesi – Maluku – Papua 2013 : DJPK, Kemenkeu (diolah)
Research technology and development
Access to capital
Skilled labor
Public acceptance
Clusters
Infrastructure
Maritime spatial planning
Enabling Factors dari Konsep Blue Growth ( : Perlu Dukungan Pemerintah) 26
Stable regulatory framework
Faktor Risiko dan Tantangan yang Dihadapi Daerah Langkah Percepatan Pembangunan Ekonomi Kawasan Timur Indonesia Kebijakan tata ruang dan penyediaan fasilitas infrastruktur maritim menjadi kunci … • Kebijakan tata ruang berbasis maritim berikut perangkat kebijakan teknis pendukung memiliki peran krusial utk memberikan kepastian dlm pengembangan aktivitas blue growth. • Pembangunan prasarana dan sarana maritim juga krusial utk mendukung konektivitas dlm pengembangan aktivitas blue growth, khususnya peningkatan daya saing logistik. Pelabuhan perikanan terpadu dgn kluster industri pengolahan produk perikanan (studi kasus sentra industri tuna General Santos di Filipina)
Sumber : Kementerian Kelautan & Perikanan
27
Faktor Risiko dan Tantangan yang Dihadapi Daerah Langkah Percepatan Pembangunan Ekonomi Kawasan Timur Indonesia
Peningkatan kapasitas SDM dan R&D di sektor maritim juga dpt mendukung akselerasi aktivitas blue growth … • Peningkatan SDM di sektor maritim perlu dibarengi dgn peningkatan kualitas dan inovasi. Inovasi budi daya produk perikanan dan pemanfaatan energi kelautan membutuhkan kolaborasi dgn pelaku usaha. • Pengembangan R&D dan inkubator usaha berbasis blue growth juga perlu didukung dunia akademik dan pemerintah.
2012
Sumber : Kementerian Kelautan & Perikanan
28
2 9
LANGKAH-LANGKAH KOORDINASI KEBIJAKAN YANG PERLU DILAKUKAN
Langkah-langkah Koordinasi Yang Perlu Dilakukan
30
3 1
TERIMA KASIH