i
PENGEMBANGAN PRODUK GULA MERAH KELAPA BERDASARKAN PERSEPSI KONSUMEN DI KOTA KENDARI
SKRIPSI
Oleh: KIKI PUSPITA NIM. D1A1 12 114
JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
ii
PENGEMBANGAN PRODUK GULA MERAH KELAPA BERDASARKAN PERSEPSI KONSUMEN DI KOTA KENDARI
SKRIPSI
diajukan kepada Fakultas Pertanian untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Jurusan/Program Studi Agribisnis
Oleh: KIKI PUSPITA NIM. D1A1 12 114
JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
iii
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN PERGURUAN
SEBAGAI TINGGI
SKRIPSI ATAU
ATAU
KARYA
LEMBAGA
ILMIAH
MANAPUN.
PADA
APABILA
DIKEMUDIAN HARI TERBUKTI ATAU DAPAT DIBUKTIKAN BAHWA SKRIPSI INI MERUPAKAN HASIL JIPLAKAN PLAGIAT, MAKA SAYA BERSEDIA MENERIMA SANKSI SESUAI PERATURAN YANG BERLAKU.
Kendari,
Oktober 2016
Kiki Puspita D1A1 12 114
iii
iv
iv
v
v
vi
ABSTRAK KIKI PUSPITA (D1A1 12 114). Pengembangan Produk Gula Merah Kelapa Berdasarkan Persepsi Konsumen di Kota Kendari (Dibimbing oleh Weka Gusmiarty Abdullah sebagai pembimbing I dan Yusna Indarsyih sebagai pembimbing II). Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Mengetahui persepsi konsumen di Kota Kendari terhadap atribut produk gula merah kelapa, 2) Mengetahui atribut apa saja yang perlu diperbaiki dalam pengembangan produk gula merah kelapa berdasarkan persepsi konsumen di Kota Kendari. Penelitian dilakukan di Kota Kendari, pada bulan Juni 2016 sampai dengan Oktober 2016. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Metode penentuan responden yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan accidental sampling. Data dianalisis dengan analisis skala likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi konsumen gula merah kelapa tentang atribut apa yang dianggap paling penting oleh konsumen dalam membeli gula merah kelapa yaitu atribut rasa yang dimana dalam hasil penelitian 30 responden dengan persentase 100 persen. Persepsi konsumen terhadap atribut produk gula merah kelapa dalam kategori baik, cukup baik dan kurang baik. Atribut yang diperbaiki dalam pengembangan gula merah kelapa yaitu: atribut harga, warna, tekstur, ukuran, sedangkan atribut yang diprioritaskan atribut kemasan dan aroma. Kata Kunci: Persepsi, Konsumen, Gula Merah Kelapa
vi
vii
ABSTRACT
KIKI PUSPITA (D1A1 12 114). The Developmant of Coconut Brown Sugar Product Based On Consumer Perception in Kendari City. (guided by Weka Gusmiarty Abdullah as a advisor I and Yusna Indarsyih as advisor II). The purpose of this study were to: (1) Knowing the perception of consumers in kendari on attributes coconut brown sugar, 2) knowing what attributes pertu corrected in coconut brown sugar product developmers in the kendari city. The study was conducted in the city of Kendari in Juni 2016 to October 2016. This study uses primary data and data sekunders respondents determination method used in the study in done with accidental sampling. Data were analyzed by analysis of likert scale. Results showed that consumer perceptions about the attributes of coconut brown sugar flavors which are attributes in the research results of 30 respondents with a percentage of 100 percent. Consumer perceptions of the attributes product coconut palm sugar in either category, good, fairly goog and less good. Attributes that are fixed in the development of the coconut palm sugar, namely: the attributes price, color, texture,size, whereas the priority attribute packinging and scents. Keyword: Perception, Consumers, Brown Sugar Palm.
vii
viii
UCAPAN TERIMA KASIH
Pujisyukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan seluruh rangkaian perkuliahan, penelitian serta penyusunan skripsi hingga dalam wujud sekarang ini. Shalawat serta salam senantiasa penulis haturkan kepada nabi besar Muhammad Shallallahu’Alaihi Wasallam serta para keluarga dan sahabat beliau yang menjadi suri tauladan bagi seluruh ummat manusia. Ucapan terima kasih dengan bangga penulis persembahkan kepada orang tua, Ayahanda Irwan Gdan Ibunda Asmawati yang telah membesarkan, menyayangi dan mencintai, mendukung, memotivasi, memfasilitasi, dan mengontrol serta senantiasa mendoakan penulis hingga dapat menyelesaikan studi penulis. Semoga Allah SWT membalas segala ketulusan yang telah diberikan. Bersamaan dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih dan penghormatan kepada pembimbing, yaitu Dr. WekaGusmiarty Abdullah, S.P., M.P. dan Yusna Indarsyih, S.P., M.S. yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan lunak dalam membimbing dan memotivasi dalam penyusunan skripsi penulis. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada: Penyusunan skripsi ini tidak dapat berjalan dengan baik tanpa bantuan berbagai pihak, untuk itupenulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1.
Rektor, Dekan Fakultas Pertanian, Pengelola Jurusan/Program Studi Agribisnis Universitas Halu Oleo beserta staf, dosen di lingkungan Jurusan/Program Studi Agribisnis, yang telah memberikan kesempatan
viii
ix
belajar bagi penulis, dan dukungan sarana dan prasarana dalam kelancaran proses kuliah. 2.
Dosen pengajar pada Jurusan/Program Studi Agribisnis yang telah berperan dalam proses pembelajaran dan pembentukan pola pikir penulis.
3.
Pegawai
administrasi
Jurusan/Program
Studi
Agribisnis,
pegawai
administrasi Fakultas Pertanian, laboratorium dan perpustakaan atas bantuan dan kelancaran urusan admnistrasi yang mendukung penulis dalam masa pendidikan. 4.
Adik-adik tercinta Erlianti Saputri, Mildayanti Saputri, Imel Saputri, Suci Rahmadani atas kasih sayang, dukungan motivasi, doa dan inspirasinya.
5.
Bapak tua atas kasih sayang, bantuan materidukungan motivasi, doa dan inspirasinya dalam penyelesaian studi.
6.
Sahabat-sahabat seperjuangan, Hanawati Sarfan, Hardianti, S.P., Ika Ririn M, S.P., Minartin, Syamsiah S.P, Natalia Iramegawati, S.P, terimakasih atas segala bantuan, dukungannya serta kebersamaannya selama ini yang selalu ada disaat penulis membutuhkan.
7.
Kawan-kawan seangkatanku Agribisnis 012, Mulianton, Ayu Ansyari, S.P., Nurtani, S.P., Risna,S.P., Waode Herliyanti Astuti, S.P,. Mustika S.P., Israwati, S.P,. Amrin Aksa, S.P,. Indri Sulfianatasari, Awwal Rahmat H, La Ode Dawid, S.P., Wana Rukmana, S.P., Juhardin S.P.,Syamsudin, Wa Ode Siti Maemana, Jumrah, Adelia T., Wahyunis, Riski Amaliyah S.P., Bayu Presetyo A, Tafahuddin, Hardiman Arif, Al Munir, Armansyah, Dina Rahmayanti S.P., La Bai, S.P., Abdul Hamid, Ifan, Irma Sapta P, Rizal
ix
x
Erdiansyah, Maria Teresia S, serta teman-teman Agribisnis lainnya yang mohon maaf tidak sempat saya sebutkan namanya satu persatu. Terimakasih atas doa, waktu, tenaga, dukungan, nasehat dan motivasinya. Penulis hanya bisa berdoa agar semua amal dan kebaikan yang telah diberikan dalam penyelesaian studi penulis diganjar dengan kebaikan yang lebih baik dari sisi Allah SWT Amin. Penulis menyadari dalam skripsi yang disusun masih memiliki kekurangan dan kelemahan sehingga bimbingan dan arahan sangat diharapkan oleh penulis. Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pihak yang membutuhkan informasi dan ingin meningkatkan pemahamannya.
Kendari, Oktober 2016 Kiki Puspita D1A1 12 114
x
xi
DAFTAR ISI
Halamn Halaman Sampul .................................................................................................... i Halaman Judul ...................................................................................................... ii Halaman Pernyataan ........................................................................................... iii Halaman Pengesahan ........................................................................................... iv Halaman Persetujuan Panitia Ujian.....................................................................v Abstrak .................................................................................................................. vi Abstract ................................................................................................................. vii Ucapan Terima Kasih ........................................................................................ viii Daftar Isi ............................................................................................................... xi Daftar Tabel........................................................................................................ xiii Daftar Gambar .....................................................................................................xv Daftar Lampiran ................................................................................................ xvi I.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...........................................................................................1 B. Perumusan Masalah ...................................................................................5 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...............................................................5
II.
TINJAUAN PUSTAKA A. Gula Merah Kelapa ....................................................................................7 B. Agroindustri .............................................................................................11 C. Persepsi Konsumen ..................................................................................13 C.1 Stimuli Pemasaran dan Persepsi Konsumen .....................................15 C.2 Proses Persepsi ..................................................................................17 C.3 Peran Ekspektasi pada Persepsi.........................................................20 D. Atribut Produk .........................................................................................20 E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Konsumen .........................24 F. PenelitianTerdahulu..................................................................................25 G. Kerangka Pikir Penelitian ........................................................................27
III.
METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................29 B. Populasi dan Sampel ...............................................................................29 C. Jenis dan Sumber Data............................................................................29 D. Teknik Pengumpulan Data .....................................................................30 E. Variabel Penelitian..................................................................................30 F. Analisis Data ...........................................................................................30 G. Konsep Oprasional..................................................................................32
xi
xii
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................................34 A.1 Letak dan Keadaan Geografi ......................................................34 A.2 Keadaan Iklim .............................................................................36 A.3 Keadaan Demografi ....................................................................37 B. Karakteristik Responden ........................................................................ 39 B.1Umur ...........................................................................................39 B.2 Tingkat Tanggungan Keluarga ...................................................40 B.3 Tingkat Pendidikan ....................................................................41 B.4 Jenis Pekerjaan ...........................................................................42 C. Persepsi Konsumen terhadap Atribut-Atribut Produk Gula Merah Kelapa ....................................................................................................42 C.1 Atribut Rasa ....................................................................................43 C.2 Atribut Harga ..................................................................................44 C.3 Atribut Warna .................................................................................45 C.4 Atribut Tekstur ................................................................................45 C.5 Atribut Aroma ................................................................................46 C.6 Atribut Ukuran ................................................................................47 C.7 Atribut Kemasan .............................................................................48 D. Pengembangan Produk Gula Merah Kelapa berdasarkan Persepsi Konsumen di Kota Kendari .....................................................................49
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ..............................................................................................52 B. Saran ........................................................................................................52 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………54 LAMPIRA………………………………………………………………………..52
xii
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1.
Syarat Mutu Gula Merah Kelapa (SNI 01-3743-1995) ..................................10
2.
Bobot Nilai Skala Likert ........................................................................................... 31
3.
Luas Wilayah Kecamatan di Kota Kendari Tahun 2014 ................................35
4.
Keadaan Iklim Kota Kendari Tahun 2012-2014 .............................................36
5.
Penduduk Berdasarkan Golongan Umur dan Kelamin di Kota Kendari Tahun 2014 .....................................................................................................37
6.
Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kota Kendari Tahun 2014.................................................................................................................37
7.
Penduduk Kota Kendari Berumur 15 Tahun ke Atas menurut Jenis Kegiatan Tahun 2014 ......................................................................................38
8.
Karakteristik Umur Responden Konsumen Gula Merah Kelapa di Kota Kendari Tahun 2016 .......................................................................................39
9.
Karakteristik Tanggungan Keluarga Responden Konsumen Gula Merah Kelapa di Kota Kendari Tahun 2016 ..............................................................40
10. Karakteristik Tingkat Pendidikan Responden Konsumen Gula Merah Kelapa di Kota Kendari Tahun 2016 ..............................................................41 11. Karakteristik Jenis Pekerjaan Responden Konsumen Gula Merah Kelapa di Kota Kendari Tahun 2016 ...............................................................................42 12. Persepsi Responden Konsumen di Kota Kendari terhadap Atribut Rasa pada Produk Gula Merah Kelapa ....................................................................43 13. Persepsi Responden Konsumen di Kota Kendari terhadap Atribut Harga pada Produk Gula Merah Kelapa ....................................................................44 14. Persepsi Responden Konsumen di Kota Kendari terhadap Atribut Warna pada Produk Gula Merah Kelapa ....................................................................45
xiii
xiv
15. Persepsi Responden Konsumen di Kota Kendari terhadap Atribut Tekstur pada Produk Gula Merah Kelapa ....................................................................45 16. Persepsi Responden Konsumen di Kota Kendari terhadap Atribut Aroma pada Produk Gula Merah Kelapa ....................................................................46 17. Persepsi Responden Konsumen di Kota Kendari terhadap Atribut Ukuran pada Produk Gula Merah Kelapa ....................................................................47 18. Persepsi Responden Konsumen di Kota Kendari terhadap Atribut Ukuran pada Produk Gula Merah Kelapa ....................................................................47
xiv
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1. Kerangka Pikir Penelitian……………..………………….……………………29 2. Tingkat Umur Responden Gula Merah Kelapa di Kendari Tahun 2016 ...........40 3. Tingkat Tanggungan Keluarga Responden Gula Merah Kelapa di Kota Kendari Tahun 2016 ..........................................................................................41 4. Tingkat Pendidikan Responden Gula Merah Kelapa di Kota Kendari Tahun 2016 ...................................................................................................................42 5. Jenis Pekerjaan Responden Gula Merah Kelapa di Kota Kendari Tahun 2016 ...................................................................................................................43
xv
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1. Riwayat Hidup Penulis ......................................................................................53 2. Identitas Responden Produk Gula Merah Kelapa .............................................54 3. Kuesioner Penelitian Persepsi Konsumen terhadap Produk Gula Merah Kelapa ................................................................................................................57 4. Persepsi Konsumen tentang Atribut Rasa terhadap Produk Gula Merah Kelapa ................................................................................................................60 5. Persepsi Konsumen tentang Atribut Harga terhadap Produk Gula Merah Kelapa ................................................................................................................62 6. Persepsi Konsumen tentang Atribut Warna terhadap Produk Gula Merah Kelapa ................................................................................................................64 7. Persepsi Konsumen tentang Atribut Tekstur terhadap Produk Gula Merah Kelapa ................................................................................................................66 8. Persepsi Konsumen tentang Atribut Aroma terhadap Produk Gula Merah Kelapa ................................................................................................................68 9. Persepsi Konsumen tentang Atribut Ukuran terhadap Produk Gula Merah Kelapa ................................................................................................................70 10 Persepsi Konsumen tentang Atribut Kemasan terhadap Produk Gula Merah Kelapa ................................................................................................................72 11 Dokumentasi Penelitian .....................................................................................75
xvi
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Urgensi sektor pertanian dalam meningkatkan perekonomian nasional dapat terlihat dari pemanfaatan sumberdaya hayati yang melimpah sehingga menjadi keunggulan komparatif yang dimiliki Indonesia dalam menghasilkan komoditas-komoditas pertanian. Sektor pertanian yang memanfaatkan keunggulan komparatif tersebut terbagi kedalam berbagai subsektor yang dikelompokkan berdasarkan jenis tanaman yaitu subsektor tanaman pangan, subsektor tanaman hortikultura, subsektor tanaman perkebunan (Pahan, 2008). Menurut BPS Provinsi Sulawesi Tenggara (2015), dalam struktur perekonomian Sulawesi Tenggara, sektor pertanian masih merupakan sektor yang mempunyai peran terbesar terhadap PDRB atas dasar harga berlaku. Hal ini tercermin dari besarnya jumlah rumah tangga usaha pertanian jika dibandingkan dengan perusahaan pertanian berbadan hukum atau pelaku usaha lainnya yaitu selain rumah tangga dan perusahaan pertanian berbadan hukum. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sulawesi Tenggara Tahun 2013 tercatat sebanyak 316.262 rumah tangga, meningkat sebesar 0,72 persen dari Tahun 2003 yangtercatat sebanyak 314.011 rumah tangga.
Sedangkan jumlah perusahaan
pertanian berbadan hukum Tahun2013 tercatat sebanyak 32 perusahaan dan pelaku usaha lainnya sebanyak 26 unit. Kabupaten Konawe Selatan tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah rumahtangga usaha pertanian terbanyak di tahun 2013, yaitu sebanyak 51.594 rumahtangga. Sedangkan pada periode yang sama, Kabupaten Konawe dan
2
Konawe Selatan tercatat sebagai kabupaten dengan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak. Usaha pertanian ditinjau dari banyaknya perusahaan pertanian berbadan hukum, terlihat didominasi di subsektor perkebunan.Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum subsektor tanaman perkebunan adalah sebanyak 15 perusahaan.
Adapun salah satu potensi produk dari perusahaan
pertanian subsektor perkebunan yang ada dan sudah dikembangkan di Kabupaten Konawe Selatan yaitu komoditas gula merah yang berbahan baku dari tanaman pohon kelapa. Peningkatan pertumbuhan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum tertinggi antara tahun 2003 sampai tahun 2013 terjadi di subsektor tanaman perkebunan, yang mengalami pertumbuhan sebesar 114,29 persen (BPS Provinsi Sulawesi Tenggara, 2013). Gula merah kelapa atau dalam perdagangan dikenal sebagai gula Jawa atau gula merah dihasilkan dari penguapan nira pohon kelapa (Cocos nicifera Linn) (Krisnamuthi dan Fausia, 2009). Permintaan gula kelapa terus meningkat seiring dengan berkembangnya industri pangan yang menggunakan gula kelapa (Anonim, 2010). Dalam industri pangan,gula kelapa dipakai sebagai bahan pembuatan kecap, pembuatan kue, roti danlain-lain. Gula merah kelapa juga menjadi salah satu alternatif komoditi ekspor keSingapura, Jepang, Korea, Belanda, Jerman, Timur Tengah danUSA (Deptan,2014). Saat ini gula merah kelapa menjadi produk yang diandalkan sebagian besar industri kecil rumahtangga di Kabupaten Konawe Selatan. Produk gula merah kelapa merupakan komoditas industri kecil rumahtangga yang tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Konawe Selatanmampu menyerap tenaga
3
kerjadari masyarakat setempat. Gula merah kelapa merupakan produk rakyat bagi sebagian masyarakat di Kabupaten Konawe Selatan khususnya di Desa Tetenggolasa Kecamatan Buke. Mayoritas usaha pengolahan gula merah kelapa di Desa Tetenggolasa Kecamatan Buke memproduksi gula merah kelapa cetak yang dipasarkan sebagai bahan baku industri makanan dan minuman maupun sebagai bumbu penyedap masakan. Petani gula merah kelapa merupakan pekerja informal dari lingkaran usaha pengolahan kelapa yang paling hulu, dimana pekerjaannya adalah menyadap air nira kelapa. Pengolah umumnya juga sekaligus menjadi petani atau pengolah gula merah kelapa karena hasil sadapannya langsung diolah menjadi gula merah kelapa. Meskipun industri kecil gula merah kelapa merupakan penopang dan pendukung bagi industri lain dan menjadi tumpuan hidup sebagian masyarakat namun kondisi ekonomi para pelaku industri rumah tangga kecil ini masih memprihatinkan.
Pada umumnya pengolahgula merah kelapa merupakan
keluarga kurang mampu. Tidak heran kalau kita sering mendengar ada pepatah yang mengatakan nasib pengolah gula tidak semanis gula yang dihasilkan (Samudra, 2011). Salah satu daerah pemasaran terbesar untuk produk gula merah kelapa yaitu berada di wilayah Kota Kendari. Hal ini dikarenakan jumlah pendagang pengecer dan jumlah konsumen akhir terbanyak berada di Kota Kendari. Oleh karena itu salah satu faktor pertimbangan dalam pengembangan produk usaha ini adalah besarnya kebutuhan konsumen atas produk gula merah kelapa. Untuk itu diperlukan adanya persepsi konsumen terhadap produk yang dikonsumsi.
4
Menurut Kotler (2005) persepsi konsumen didefinisikan sebagai suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterprestasikan masukan– masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. Sedangkan menurut Keegan (2004) persepsi konsumen terdiri dari tahapan exposure, perhatian dan tahapan pemahaman.
Tahap exposure rangsangan
merupakan tahap pertama dalam proses informasi. Exposure informasi menggerakkan organsensor konsumen sehingga seluruh mekanisme proses informasi dapat dimulai. Salah satu karakteristik yang menonjol dari pemrosesan informasi konsumen pada tahap exposure adalah selektifitasnya. Melalui proses yang dikenal sebagai exposure selektif (selektive exposure), konsumen secara aktif memilih apakah akan mengekspos atau tidak diri mereka pada informasi. Tujuannya adalah untuk menganalisis persepsi awal seseorang terhadap rangsangan sebelum mereka memperhatikan.Tahap perhatian (attention) adalah alokasi kapasitas kognitif ke sebuah objek atau tugas sehingga informasi secara sadar dapat diproses. Bila dilihat dari segi pendapatan pengolah gula merah kelapa, memproduksi
gula
merah
kelapa
sebenarnya
sangat
berpotensi
untuk
meningkatkan pendapatan mereka namun hal tersebut belum dilakukan secara optimal karena adanya berbagai masalah internal baik dalam proses produksi, pengolahan, pemasaran maupun kelembagaan. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan dari pemerintah daerah untuk mengembangkan produk gula merah kelapa sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan para petani gula merah kelapa yang merupakan bagian dari industri kecil rumah tangga di Desa
5
Tetenggolasa Kecamatan Buke sekaligus untuk dapat mengembangkan produk gula merah kelapa sebagai salah satu produk unggulan di Kabupaten Konawe Selatan. Upaya pengembangan produk gula merah kelapa memerlukan suatu konsep yang terencana dengan baik sehingga menghasilkan alternatif-alternatif strategi yang merupakan alat untuk mencapai tujuan yang memiliki kaitannya dengan tujuan jangka panjang pengembangan produk gula merah kelapa tersebut. Sehubungan peluang dan potensi yang dimiliki sangat besar maka penelitian inipenting untuk mencari alternatif-alternatif strategi tersebut. Berdasarkanuraian tersebut diatas, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul ”Pengembangan Produk Gula Merah Kelapa Berdasarkan Persepsi Konsumen di Kota Kendari”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu: 1. Bagaimana persepsi konsumen di Kota Kendari terhadap atribut produk gula merah kelapa? 2. Atribut apa saja yang perlu diperbaiki dalam pengembangan produk gula merah kelapa berdasarkan persepsi konsumen di Kota Kendari?
6
C. Tujuan dan Kegunaan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu untuk: 1. Mengetahui persepsi konsumen di Kota Kendari terhadap atribut produk gula merah kelapa. 2. Mengetahui atribut apa saja yang perlu diperbaiki dalam pengembangan produk gula merah kelapa berdasarkan persepsi konsumen di Kota Kendari. Kegunaan penelitian ini yaitu diharapkan: 1. Kepada pengolah gula merah kelapa, sebagai bahan informasi dalam upaya mengembangkan produk gula merah kelapa. 2. Kepada Pemerintah Daerah, Khususnya Pemerintah Daerah Kota Kendari sebagai salah satu informasi dalam penyusunan program pengembangan penjualan gula merah kelapa. 3. Kepada pembaca, sebagai sumber referensi dan bahan perbandingan dalam melakukan penelitian yang sejenis dengan penelitian ini.
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Gula Merah Kelapa Kelapa adalah salah satu jenis tumbuhan dari keluarga Arecaceae, dan merupakan satu-satunya spesies dalam genus Cocos. Pohon kelapa dapat mencapai ketinggian 30 M, kelapa dapat tumbuh di daerah tropis, dan tumbuh baik pada iklim panas yang lembab. Suhu optimum tahunan rata-rata tanaman kelapa adalah 270ºC dengan fluktuasi 6-70ºC. Tanaman kelapa dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, syarat-syarat tanah yang baik adalah struktur baik, peresapan air dan tata udara baik, permukaan air tanah letaknya cukup dalam minimal 1 meter dari permukaan tanah, dan keadan air tanahnya hendaknya dalam keadaan tidak menggenang. Menurut para peneliti, kelapa berasal dari kawasan yang sekarang dikenal sebagai Malaysia-Indonesia yang kemudian menyebar ke daerah-daerah lain. Ciri-ciri umum kelapa itu sendiri adalah mempunyai akar serabut yang lebat, batang selalu tumbuh mengarah ke atas, tidak bercabang dan tidak berkambium, daun kelapa duduk melingkari batang dengan pangkal daun mengumpul pada batang, karangan bunga (manggar) tumbuh keluar dari ketiak daun, buah berbentuk bulat dilapisi sabut dan tempurung yang keras. Kelapa dapat tumbuh di daerah tropis, dan tumbuh baik pada iklim panas yang lembab. Tanaman ini memiliki variasi genetik yang besar dan secara umum pembiakannya dilakukan secara generatif. Kelapa adalah tanaman serba guna, seluruh bagian tanaman ini berfaedah bagi kehidupan manusia. Dari pohon kelapa dapat diperoleh bahan makanan,
8
minuman, bahan industri, bahan bangunan, alat-alat rumahtangga. Buah kelapa dapat dimanfaatkan dengan cara diolah menjadi kopra, minyak kelapa, parutan kelapa kering, serat sabut kelapa, arang tempurung, nira dan gula kelapa, serta nata de coco. Parutan kelapa sangat dibutuhkan dalam perdagangan seluruh dunia, terutama untuk pembuatan kue-kue dan bahan makanan lainnya. Serat sabut kelapa diolah menjadi serat pintal dan serat sikat, sedangkan arang tempurung digunakan sebagai pengisi kedok (masker) gas beracun, digunakan juga oleh pandai-pandai besi, dan juga dalam proses peleburan emas dan perak. Nira dapat dimanfaatkan sebagai minuman segar yang menyehatkan, selain itu juga dapat dimanfaatkan menjadi gula kelapa cuka, tuak, jaggery, dan lain-lain. Sedangkan nata de coco dapat dihidangkan dengan sirup dan buah-buahan yang saat ini sangat digemari, dan bahkan dapat menjadi bahan ekspor yang potensial bagi negara-negara penghasil kelapa (Setyamidjaja, 1995). Nira merupakan cairan manis yang terdapat di dalam bunga tanaman kelapa yang pucuknya belum membuka dan diperoleh dengan cara penyadapan. Pada umumnya masyarakat memanfaatkan nira kelapa untuk pembuatan gula kelapa (Dyanti, 2002). Pembuatan gula kelapa merupakan suatu usaha untuk meningkatkan penghasilan petani, bahkan penghasilan petani lebih tinggi daripada menjual kelapa segar apabila harga kelapa di pasaran sedang merosot. Jenis gula kelapa berdasarkan bentuknya ada gula semut yaitu gula kelapa dalam bentuk butiran halus, gula cetak dan gula tempurung yang dicetak dalam cetakan kecil atau dalam tempurung.
9
Proses pembuatan gula kelapa terdiri dari: a. Proses Pengambilan Nira Kelapa 1. Pohon bisa disadap apabila telah menghasilkan dua atau tiga tandan bunga (mayang). 2. Bagian ujung mayang yang telah seminggu diikat diiris sedikit demi sedikit, kemudian diikat dilengkungkan ke arah bawah, hasil irisan tersebut akan mengeluarkan tetes demi tetes nira yang dimasukkan dalam bumbung (wadah) yang diikat pada mayang tersebut. Mayang ini terus menghasilkan nira sampai kurang lebih 30 hari. 3. Dalam bumbung bambu diberi laru yaitu suatu campuran yang terdiri atas kapur sirih, penggunaan laru dimaksudkan agar nira tidak masam karena kapur sirih berfungsi untuk menghambat fermentasi nira yang disebabkan oleh mikroorganisme. 4. Penyadapan dilakukan dua kali pagi dan sore hari, penyadapan pada pagi hari hasilnya diambil sore hari sedangkan penyadapan sore hari diambil pagi. b. Proses Pembuatan Gula Kelapa 1. Nira yang telah diperoleh dari hasil sadapan disaring terlebih dahulu agar terbebas dari kotoran. 2. Nira hasil saringan secepatnya dimasukkan dalam wajan atau panci kemudian dipanaskan sampai 110ºC sambil dilakukan pengadukan. Dalam proses pemasakan ini, saat mendidih kotoran halus akan mengapung bersama busa nira. Kotoran tersebut dibuang agar busa nira yang meluap
10
tidak bertambah banyak maka dimasukkan satu sendok minyak kelapa atau biasanya dimasukkan sedikit parutan kelapa hingga nira tidak meluap. 3. Bila nira sudah pekat (warnanya menjadi kuning tua) berarti nira sudah matang. 4. Nira yang sudah matang diaduk terus hingga pekatan nira mulai mendingin. 5. Pekatan nira yang mulai mendingin dimasukkan dalam cetakan, selanjutnya ditunggu sampai dingin dan jadilah gula kelapa (Issoesetiyo dan Sudarto, 2001). Gula merah kelapa dapat mengalami penurunan mutu produk, oleh karena itu diperlukan pengendalian mutu gula kelapa dengan mengacu pada standar mutu gula kelapa. Standar Nasional Indonesia untuk gula merah telah ditetapkan yaitu SNI 013743-1995 dan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Syarat Mutu Gula Merah (SNI 01-3743-1995) Keadaan Bentuk Bau Rasa Warna Bagian yang tidak larut Air Abu Gula reduksi Sukrosa Cemaran logam Timbal (Pb) Tembaga (Cu) Seng (Zn) Timah (Sn) Raksa (Hg) Arsen (As)
Satuan
%bb %bb %bb %bb %bb mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg
Persyaratan (%) Normal Normal Norman dan Khas Kuning sampai kecoklatan Maksimal 1,0 Maksimal 10,0 Maksimal 2,0 Maksimal 10,0 Maksimal 77,0 Maksimal 2,0 Maksimal 10,0 Maksimal 40 0 Maksimal 0,3 Maksimal 40,0
Sumber: Badan Standardisasi Nasional (1995) Gula merah kelapa berwarna coklat kemerahan karena adanya reaksi pencoklatan (browning) selama pengolah, baik melalui reaksi Maillard ataupun
11
karamelisasi. Mutu gula merah ditentukan oleh sifat kimia dan penampilannya yaitu bentuk, warna, serta tekstur. Pengolah dengan pemanasan menyebabkan gula merah mempunyai warna bervariasi dari kuning hingga coklat tua (Sagala, et al., 1978). Permintaan gula kelapa terus meningkat seiring dengan berkembangnya industri pangan yang menggunakan gula kelapa. Dalam industri pangan, gula kelapa dipakai sebagai bahan pembuatan kecap, pembuatan kue, roti dan lain-lain. Gula merah kelapa juga menjadi salah satu alternatif komoditi ekspor ke Singapura, Jepang, Korea, Belanda, Jerman, Timur Tengah dan USA (Deptan, 2014). B. Agroindustri Agroindustri merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan penting dalam upaya pembangunan perekonomian Indonesia.
Pengelolaan yang tepat
pada sektor ini dapat mendukung adanya peningkatan jumlah ekspor produk lokal, peningkatan jumlah penyerapan tenaga kerja, mendorong pemerataan tenaga kerja serta dapat meningkatkan pendapatan petani lokal. Salah satu tanaman komoditas agroindustri yang memiliki kontribusi cukup besar terhadap perekonomian Indonesia adalah komoditas kelapa (Cocos nucifera L). Apabila dilihat dari sistem agribisnis, agroindustri merupakan bagian (subsistem) agribisnis yang memproses dan mentranformasikan bahan-bahan hasil pertanian (bahan makanan, kayu dan serat) menjadi barang-barang setengah jadi yang langsung dapat dikonsumsi dan barang atau bahan hasil produksi industri yang digunakan dalam proses produksi seperti traktor, pupuk, pestisida, mesin
12
pertanian dan lain-lain. Dari batasan, agroindustri merupakan sub sektor yang luas yang meliputi industri hulu sektor pertanian sampai dengan industri hilir. Industri hulu adalah industri yang memproduksi alat-alat dan mesin pertanian serta industri sarana produksi yang digunakan dalam proses budidaya pertanian, sedangkan industri hilir merupakan industri yang mengolah hasil pertanian menjadi bahan baku atau barang yang siap dikonsumsi atau merupakan industri pasca panen dan pengolahan hasil pertanian (Udayana, 2011). Menurut Austin (1992), agroindustri hasil pertanian mampu memberikan sumbangan yang sangat nyata bagi pembangunan dikebanyakan negara berkembang karena adanya agroindustri hasil pertanian adalah pintu untuk sektor pertanian. Agroindustri melakukan transformasi bahan mentah dari pertanian termasuk transformasi produk sub sisten menjadi produk akhir untuk konsumen. Ini berarti bahwa suatu negara tidak dapat sepenuhnya menggunakan sumber daya agronomis tanpa pengembangan agroindustri. Disatu sisi, permintaan terhadap jasa pengolahan akan meningkat sejalan dengan peningkatan produksi pertanian. Tanaman kelapa
memiliki
prospek
yang tinggi
dengan tingkat
produktifitas sebesar 3,2 juta ton per tahunnya. Hal ini didukung dengan besarnya perkebunan kelapa di Indonesia yang mencapai 3,88 juta hektar. Beberapa produk olahan dari tanaman kelapa yang telah banyak dikembangkan diantaranya adalah virgin coconut oil (VCO), oleokimia, kelapa parut kering, coconut cream, briket tempurung, serat kelapa dan gula kelapa. Agroindustri gula kelapa merupakan salah satu diversifikasi vertikal usaha pertanian tanaman kelapa. Agroindustri gula kelapa mempunyai arti penting sebagai sumber pendapatan keluarga petani,
13
karena dari usaha ini petani memperoleh pendapatan tambahan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya (Anton, 2007). C. Persepsi Konsumen Hampir semua kejadian di dunia saat ini penuh dengan rangsangan. Suatu rangsangan (stimulus) adalah sebuah input yang merangsang satu atau lebih dari (lima) pancaindra: penglihatan, penciuman, rasa, sentuhan, dan pendengaran. Orang tidak dapat menerima seluruh rangsangan yang ada di lingkungan mereka. Oleh karena itu, mereka menggunakan keterbukaan yang selektif (selective exposure) mana yang harus diabaikan. Seorang konsumen diberi lebih dari 250 iklan setiap harinya tetap hanya memperhatikan sekitar 11 sampai 20 iklan saja. Pengenalan atas suatu objek, jelas, gerakan, intensitas (seperti volume yang meningkat), dan aroma ialah sesuatu (petunjuk) yang mempengaruhi persepsi.
Konsumen menggunakan petunjuk tersebut untuk mengidentifikasi
produk dan merek. Bentuk kemasan suatu produk, seperti bentuk botol coca cola misalnya, dapat mempengaruhi persepsi. Warna adalah suatu petunjuk yang lain, dan warna memegang kunci terhadap persepsi konsumen. Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi, di mana pengertian sensasi adalah aktivitas merasakan atau penyebab keadaanya emosi yang menggembirakan. Sensasi dapat didefinisikan juga sebagai tanggapan yang cepat dari indra penerima kita terhadap stimuli dasar seperti cahaya, warna, dan suara. Dengan adanya itu semua, maka akan timbul persepsi. Pengertian dari persepsi adalah proses bagaimana stimuli-stimuli itu diseleksi, diorganisasikan, dan diinterpretasikan Setiadi (2010).
14
Menurut Stanton,et al. (1998), persepsi dapat didefinisikan sebagi makna yang kita perhatikan berdasarkan pengalaman masa lalu, stimuli (rangsangan)yang kita terima melalui lima indra. Adapun, menurut Deshpande, Farley, dan Webster (1993), persepsi adalah adalah proses bagaiamana stimuli-stimuli itu diselesaikan, diorganisasikan, dan diinterpretasikan. Persepsi kita dibentuk oleh tiga pasang pengaruh: 1. Karakteristik dari stimuli 2. Hubungan stimuli dengan sekelilingnya 3. Kondisi-kondisi di dalam diri kita sendiri Stimuli/stimulus adalah setiap bentuk fisik, visual atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu. Kita merasakan betuk, warna, suara, sentuhan, aroma, dan rasa dari stimuli. Perilaku kita kemudian dipengaruhi oleh persepsi fisik ini.Para pemasaran harus menyadari bahwa manusia terbuka tehadap jumlah stimuli yang sangat banyak. Karena itu seorang pemasar harus menyediakan sesuatu yang khusus sebagai stimuli yang jika ia ingin menarik peratian konsumen. Persepsi setiap orang terhadap suatu objek akan berbedabeda. Oleh karena itu, persepsi memiliki sifat subjektif. Persepsi yang dibentuk oleh seseorang dipengaruhi oleh pikiran dan lingkungan sekitarnya. Selain itu, satu hal yang perlu diperhatikan dari persepsi ialah bahwa persepsi secara substansial bias sangat berbeda dengan realitas.
15
C.1. Stimuli Pemasaran dan Persepsi Konsumen Stimuli atau stimulus merupakan bentuk fisik, visual, atau komunikasi variable yang dapat mempengaruhi individu. Stimuli terdiri dari dua bentuk, yaitu: 1. Stimuli pemasaran 2. Stimuli lingkungan (sosial dan budaya) a. Stimuli Pemasaran Stimuli pemasaran adalah setiap komunikasi atau stimuli fisik yang didesain untuk mempengaruhi konsumen. Produk dan komponennya (seperti, kemasan, isi, ciri-ciri fisik) adalah stimuli utama (primary/intrinsic stimuli). Komunikasi yang didesain untuk mempengaruhi konsumen adalah stimuli tambahan (secondary stimuli) yang mempresentasikan produk seperti kata-kata, gambar, dan simbol, atau melalui stimuli yang lain diasosiasikan dengan produk seperti harga, toko tempat produk dijual, dan pengaruh sales. Pemaparan yang konstan dari secondary stimuli terhadap konsumen akan sangat dibutuhkan untuk tetap ikut dalam persaingan pasar.
Iklan yang
ditayangkan terus-menerus bukan bertujuan untuk memperoleh keuntungan secara langsung, melainkan untuk membujuk agar konsumen bersedia melakukan pembelian kembali. Oleh karena itu, penentuan akhir pada tindakan konsumen di masa datang adalah pengalaman dengan penggunaan produk (primary stimulus). Persyaratan kunci yang diperlukan dalam komunikasi stimuli sekunder (secondary stimuli) pada konsumen adalah pengembanganya konsep produk. Konsep produk adalah himpunan manfaat produk yang dapat diarahkan pada
16
kebutuhan yang didefinisikan pada kelompok konsumen melalui pesan, simbol, dan citra. Konsep produk mempresentasikan pengelolaan stimuli sekunder ke dalam posisi produk yang dikoordinasikan yang dikomunikasikan kepada konsumen. b. Stimuli Lingkungan (Sosial dan Budaya) Stimuli lingkungan adalah stimuli fisik yang didesain untuk memengaruhi keadaan lingkungan. Ada dua faktor kunci yang menentukan stimuli akan dirasakan dan bagaimana stimuli itu dipersepsi yaitu: 1. Karakteristik stimulus yang memengaruhi persepsi, karakteristik ini dibagi dalam kelompok, yaitu elemen indriawi (censory element) dan elemen struktural (structural element). 2. Kemampuan konsumen untuk mendeteksi perbedaan dalam suara, cahaya, bau, atau stimuli lainnya, ditentukan oleh tingkat ambang batasnya (threshold level). Dua faktor yang mempengaruhi itu akan berinteraksi dalam menentukan persepsi konsumen. 1. Karakteristik stimulus yang memengaruhi persepsi Beberapa karakteristik iklan dan stimuli pemasaran lainya akan membuat pesan akan dirasakan konsumen seperti yang diharapkan oleh pemasar. Karakteristik itu dibagi dalam dua kelompok, yaitu elemen struktural (structural element) seperti ukuran, bentuk, dan posisi.
17
2. Karakteristik yang mempengaruhi konsumen Persepsi seorang konsumen atas berbagai stimulus yang diterimanya dipengaruhi oleh karakteristik yang dimilikinya. Beberapa karakteristik konsumen yang mempengaruhi persepsi sebagai berikut: a. Membedakan stimulus b. Tingkat ambang batas (threshoald level) c. Subliminal perception (persepsi bawah sadar) d. Tingkat adaptasi e. Generalisai stimulus C.2 Proses Persepsi Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa persepsi merupakan proses yang terdiri dari seleksi, organisasi, dan interpretasi, dan terhadap stimulus. proses persepsi terdiri dari: a. Seleksi Perseptual Seleksi perseptual terjadi ketika konsumen menangkap dan memilih stimulis berdasarkan pada psikologikal set yang dimiliki psikologikal set,yaitu berbagai informasi yang ada dalam memori konsumen. Sebelum seleksi persepsi terjadi, terlebih dahulu stimulus harus mendapat perhatian dari konsumen. Oleh karena itu,dua proses yang termasuk ke dalam defenisi seleksi adalah: 1. Perhatian (attention) 2. Persepsi selektif (selectif perception)
18
Perhatian yang dilakukan oleh konsumen dapat terjadi secara sengaja atau tidak sengaja. Perhatian yang dilakukan secara sengaja disebut juga sebagai voluntary attention yaitu terjadi mempunyai ketika konsumen secara aktif mencari informasi yang mempunyai relevansi pribadi. Persepsi selektif terjadi ketika konsumen melakukan voluntary attention. Proses perhatian selektif terjadi karena dengan mempunyai keterlibatan yang tinggi terhadap suatu merek produk, berarti konsumen telah secara aktif mencari informasi mengenai produk itu dari berbagai sumber. Dengan demikian perhatian selektif hanya terjadi pada produk-produk yang dibeli berdasarkan keterlibatan yang tinggi. Jika dihubungkan dengan teori pembelajaran, perhatian selektif ini identik dengan active learnig. b. Organisasi persepsi Organisasi persepsi (perceptual oragization) berarti bahwa konsumen mengelompokan informasi dari berbagai sumber dalam pengertian yang menyeluruh untuk memahami lebih baik dan bertindak atas pemahaman itu.prinsip dasar dari organisasi persepsi ialah penyatuan yang berarti bahwa berbagai stimulus menyeluruh. Pengorganisasian seperti itu memudahkan untuk memproses informasi dan memberikan pengertian yang terintegrasi terhadap stimulus. Prinsip integrasi persepsi didasarkan pada psikolog gestalt yang menghipotesiskan
bahwa
orang-orang
mengorganisasikan
membentuk gambaran lengkap dari suatu proyek.
persepsi
untuk
19
Prinsip-prinsip penting dalam integrasi persepsi yaitu: 1. Penutupan (closure) Prinsip closure cocok untuk mengetes apakah konsumen masih mengingat merek produk baru.
Dengan menggunakan prinsip closure, merek yang
diiklankan diharapkan lebih cepat diingat dan bertahan lama, karena ketika melihat iklan konsumen membutuhkan perhatian khusus (mencoba mengisi huruf yang hilang dan menggabungkannya dengan huruf yang ada menjadi satu kata, yaitu nama merek produk). 2. Pengelompokan(Grouping) Proses menyebutkan angka nomor telepon anda secara terpisah-pisah disebut sebagai pengelompokan (grouping) agar mudah diingat. Pengelompokkan informasi (information grouping) memungkinkan konsumen untuk mengevaluasi merek berdasarkan atribut yang berbeda, sesuai dengan set psikologis yang dimiliki. Tiga prinsip grouping untuk mengelompokan stimulus atau objek yaitu: a. Kedekatan (proximity) b. Kesamaan (similarity) c. Kesinambungan (continuity) 3. Konteks (Context) Stimulasi yang diterima oleh konsumen akan cenderung dihubungkan dengan konteks atau situasi yang melingkupi konsumen. Oleh karena itu, setting dari iklan akan memengaruhi persepsi konsumen terhadap produk. Prinsip yang paling penting dari konteks adalah gambar dan dasar/latar (figure dan ground). Dengan menggunakan gambar (sesuatu yang menonjol ke depan) dan
20
settingnyayaitu latar atau ground. Hal ini dimaksudkan agar konsumen tidak mempunyai persepsi yang salah terhadap maksud iklan. Proses terakhir dari persepsi adalah memberikan interpretasi atas stimuli yang diterima oleh konsumen. Setiap stimuli yang menarik perhatian konsumen baik disadari atau tidak disadari, akan diinterpretasikan oleh konsumen membuka kembali berbagai informasi dalam memori yang telah tersimpan dalam waktu yang lama (long term memory) yang berhubungan denganstimulus yang diterima. Informasi dalam long term memory akan membentuk konsumen untuk menginterpretasikan
stimulus.
Interpretasi
itu
didasarkan
pengalaman
penggunaan pada masa lalu, dan pengalamanitu tersimpan dalam memori jangka panjang konsumen.
Satu masalah yang dihadapi oleh pemasar dari persepsi
konsumen itu adalah konsumen menginterpretasikan stimulus yang sama secara berbeda Setiadi (2010). C.3 Peran Ekspektasi pada Persepsi Selain informasi yang tersimpan dalam long term memory, apa yang diharapkan
konsumen
diinterpretasikan.
juga
mempengaruhi
bagaimana
suatu
stimulus
Harapan atau ekspectation ialah keyakinan, kepercayaan
individual sebelumnya, mengenai apa yang seharusnya terjadi pada situasi tertentu. Persepsi yang timbul disebabkan oleh ekspektasi konsumen, yaitu jika merek atau label diubah Setiadi, (2010).
Fakta bahwa harapan konsumen
mempengaruhi interpretasi terhadap stimuli ditunjukkan oleh hasil penelitian Adolh Coors Inc. Pada tahun 1998, perusahaan memutuskan untuk mengganti merek dari, Banquet Beer, menjadi Original Draft. Perubahan yang dilakukan
21
menyebabkan penjualan merek bir baru”Genuine Draft”Miller Brewing Company sangat berhasil di pasar. Setelah diteliti tenyata para peminum ”Banquet Beer” mempunyai persepsi bahwa dengan pergantian merek tersebut, juga rasanya berubah persepsi yang timbul tersebut disebabkan oleh ekspektasi konsumen, yaitu jika merek atau label diubah, maka rasa dan formula minimum ini minumannya juga berubah.
Ketika perusahaan memutuskan untuk kembali
kepada merek lama, para peminum”Banquet Beer” kembali kepada merek. D. Atribut Produk Menurut Tjiptono F (2008), atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan. Atribut produk meliputi merek, kemasan, jaminan (garansi), pelayanan, dan sebagainya. 1. Merek Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol/lambang, desain, warna, gerak, atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan indentitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing. Merek yang baik juga menyampaikan jaminan tambahan berupa jaminan kualitas. Merek sendiri digunakan untuk beberapa tujuan yaitu: a. Sebagai identitas, yang bermanfaat dalam diferensiasi atau membedakan produk suatu perusahaan dengan produk pesaingnya. b. Alat promosi, yaitu sebagai daya tarik produk. c. Untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas, serta prestise tertentu kepada konsumen.
22
d. Untuk mengendalikan pasar. 2. Kemasan Pengemasan (packaging) merupakan proses yang berkaitan dengan perencangan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus (wrapper) untuk suatu produk. Tujuan penggunaan kemasan antara lain meliputi: a. Sebagai pelindung isi (protection), misalnya dari kerusakan, kehilangan, berkurangnya kadar/isi, dan sebagainya. b. Untuk memberikan kemudahan dalam penggunaan (operating), misalnya supaya tidak tumpah, sebagaialat pemegang, dan lain-lain. c. Bermanfaat dalam pemakai. 3. Pemberian Label (labeling) Labeling berkaitan erat dengan pengemasan. Label merupakan bagiandari suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan penjual. Sebuah label bisa merupakan bagian dari kemasan, atau bisa pula merupakan etiket (tanda pengenal) yang dicantumkan pada produk. 4. Layanan pelengkap Dewasa ini produk apapun tidak terlepas dari unsur jasa atau layanan,baik itu jasa sebagai produk inti (jasa murni) maupun jasa sebagai pelengkap. Produk inti umumnya sangat bervariasi antara tipe bisnis yang satu dengan tipe yang lain. 5. Jaminan (garansi) Jaminan adalah jenis yang merupakan kewajiban produsen atasproduknya kepada konsumen, dimana para konsumen diberi gantirugi bila produk ternyata
23
tidak bisa berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan.
Jaminan
meliputi kualitas produk, reparasi, ganti rugi, dan sebagainya. Kotler dan Amstrong (2008) menyatakan ada beberapa atribut yang menyertai dan melengkapi dalam pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan pendefinisikan manfaat yang akan ditawarkan produk atau jasa. Manfaat ini dikomunikasikan dan dihantarkan oleh atribut produk seperti kualitas, fitur, serta gaya dan desain. a. Kualitas Produk Kualitas produk adalah salah satu sarana positioning utama pemasar. Kualitas mempunyai dampak langsung pada kinerja produk atau jasa; oleh karena itu, kualitas berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan. b. Fitur Produk Sebuah produk dapat ditawarkan dalam beragam fitur. model tanpa tambahan apapun, merupakan titik awal.
Model dasar,
Perusahaan dapat
menciptakan tingkat model yang lebih tinggi dengan menambahkan lebih banyak fitur. Fitur adalah sarana kompetitif untuk mendiferensiasikan produk perusahaan dari produk pesaing. Menjadi produsen pertama yang memperkenalkan fitur baru yang bernilai adalah satu cara paling efektif untuk bersaing. c. Gaya dan Desain Produk Cara lain untuk menambah nilai pelanggan adalah melalui gaya dan desain produk yang berbeda. Desain adalah konsep yang lebih besar dari pada gaya. Gaya hanya menggambarkan penampilan produk.
Gaya bisa menarik atau
membosankan. Gaya sensasionalbisa menarik perhatian dan menghasilkan
24
estetika yang indah, tetapi gaya tersebut tidak benar-benar membuat kinerja produk menjadi lebih baik. Tidak seperti gaya, desain lebih dari sekedar kulit luardesain adalah jantung produk. Desain yang baik tidak hanya mempunyai andil dalam penampilan produk tetapi juga dalam manfaatnya. E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Konsumen Kotler (2002) mengemukakan bahwa persepsi dihasilkan atau dipengaruhi oleh dua faktor: 1.
Faktor stimulus yang merupakan karakteristik fisik dari objek atau produk seperti ukuran, warna, tekstur, dan atribut yang terdapat dalam produk.
2.
Faktor individu yang merupakan karakteristik seseorang, kemampuan dasar dalam penginderaan serta pengalaman yang yang telah dimiliki sebelumnya terhadap berbagai atribut atau situasi konsumen yang bersangkutan, motivasi awal, dan pengaruh keadaan yang dialami konsumen (senang atau depresi). Menurut Setiadi (2003), faktor yang mempengaruhi persepsi adalah
penglihatan dan sasaran yang diterima dan dimana situasi persepsi terjadi penglihatan. Menurut Horovitz dalam Fitra 2010, persepsi dipengaruhi oleh dua faktor, yakni: 1. Faktor psikologi Faktor psikologi akan membuat perubahan dalam persepsi konsumen. Perubahan yang dimaksudkan termaksud memori, pengetahuan, kepercayaan, nilai-nilai yang dianggap konsumen penting dan berguna.
25
2. Faktor fisik Faktor ini akan mempengaruhi persepsi konsumen melalui apa yang konsumen liahat dan rasakan.
Faktor fisisk dapat memperkuat atau malah
menghancurkan persepsi konsumen terhadap kualitas layanan yang diberikan oleh perusahaan. F. Penelitian Terdahulu Berikut ini beberapa rangkuman hasil penelitian terdahulu yang digunakan sebagai bahan pembanding penelitian adalah sebagai berikut: Berdasarkan hasil penelitian Abdullahet al, (2014) yang berjudul “Mathematical Model of Factors Influencing the Consumption of Brown Sugar in Southeast Sulawesi”. Tulisan ini adalah tentang gula merah supply - chain of di Sulawesi Tenggara. Fokusnya adalah untukpenentu perilaku konsumen dalam pembelian gula merah, dan untuk analisis elastisitas permintaan gula merah. Kami menemukan lima faktor yang mempengaruhi konsumsi gula di Sulawesi Tenggara: usia konsumen, harga gula merah, pendidikan ibu rumah tangga, pendapatan keluarga. Analisis regresi menunjukkan bahwa usia memiliki negatif berpengaruh terhadap konsumsi gula merah, yang tertua berumur mengkonsumsi gula lebih coklat bahwa youngers lakukan. Harga memiliki berpengaruh negatif terhadap konsumsi gula. Pendidikan ibu rumah tangga memiliki gula infbrown positif dari laki-laki, untuk consumpation, seperti halnya pendapatan keluarga. Kontribusi keempat faktor ini ke consumpation gula disetujui dengan teori yang mendasari pemasaran seperti yang diharapkan.
Faktor, bagaimanapun,
menunjukkan bahwa konsumen perempuan gula lebih coklat dari pada laki-laki,
26
yang diharapkan dengan cara lain. Faktanya adalah bahwa perempuan (ibu rumah tangga) memutuskan untuk membeli gula merah untuk konsumsi laki-laki (suami). Implikasi dari penelitian ini adalah penentuan segmentasi pemasaran gula merah berdasarkan faktor-faktor sosial-ekonomi konsumen. Berdasarkan hasil penelitian Rakhman (2013) yang berjudul “Analisis Persepsi Konsumen terhadap Produk Rokok Fit Mild Bright di Wilayah Perkotaan Kabupaten Jember (Studi Empiris pada Masyarakat Perkotaan Kabupaten Jember). Penelitian ini bertujuan untuk menganalis persepsi konsumen terhadap rokok merek Fit Mild Bright di wilayah perkotaan Kabupaten Jember. Pada penelitian ini jumlah responden yang diambil sebanyak 90 responden sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan yaitu kalangan masyarakat perkotaan yang merokok.
Metode analisis data yang digunakan adalah mengklasifikasikan
jawaban responden menurut kelompok variabel dan kemudian disajikan dalam bentuk Tabel frekuensi dan memberikan analisis deskriptif berdasarkan dimensi variabel persepsi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel mutu produk, konsumen memiliki persepsi bahwa rokok merek Fit Mild Bright adalah rokok yang jarang rusak/cacat, tahan terhadap suhu atau cuaca, bahan bakunya berasal dari tembakau pilihan, dan memiliki kemasan yang dijamin tidak rusak/cacat. Berdasarkan hasil penelitian Windiasari (2012) yang berjudul “Analisis Persepsi Konsumen Tentang Kualitas Jasa di Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara Bandung”.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh bertambahnya
jumlah penerbangan domestik dan internasional di Bandar Udara Husein Sastranegara. Tujuan penelitian untuk mengetahui; (1) harapan konsumen; (2)
27
persepsi konsumen; (3) kualitas jasa; (4) analisa perbandingan tingkat kepentingan dan kinerja.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif
dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan survei terhadap 152 orang penumpang dengan lokasi penelitian adalah Ruang Keberangkatan Domestik dan Internasional.
Teknik yang digunakan untuk
menguji hipotesis adalah teknik statistik Uji Pihak Kanan. Mengukur kualitas jasa digunakan metode Serqual. Hasil pengukuran baik dengan gab rata-rata -4,28. Kesimpulannya Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara masih memerlukan perbaikan dalam fasilitas dan pelayanan petugas. G. Kerangka Pikir Penelitian Usaha pengolahan gula merah kelapa memproduksi gula merah kelapa yang berasal dari nira kelapa. Didalam menganalisis persepsi konsumen ada tujuh atribut produk yaitu, atribut rasa, harga, warna, tekstur, aroma, ukuran, dan kemasan.
Dari persepsi konsumen pada produk gula merah kelapa dapat
diketahui pengembangan produk gula meraha kelapa untuk meningkatkan usaha pengolahan gula merah kelapa. Dalam penelitian ini produk yang diteliti adalah produk gula merah kelapa, sedangkan segmen yang dituju yaitu para konsumen gula merah kelapa. Kerangka pikir penelitiandibuat pada Gambar 1.
28
Atribut produk Usaha pengolahan gula merah kelapa
Produk gula merah kelapa
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Rasa Harga Warna Tekstur Aroma Ukuran Kemasan
Pengembangan produk gula merah kelapa Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Persepsi konsumen terhadap gula merah kelapa
29
III. METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kota Kendari.
Pemilihan lokasi
tersebut didasarkan pada pertimbangan salah satu Ibu Kota yang terdapat banyak pedagang dan konsumen gula merah kelapa. Detail lokasi penelitian, yaitu pasarpasar tradisional di Kota Kendari (Pasar Andonohu, Pasar Basah, dan Pasar Panjang) merupakan daerah yang terdapat banyak pedagang gula merah kelapa. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Oktober Tahun 2016. B. Populasi dan Sampel Populasi yang dimaksud dalam penelitian adalah seluruh konsumen gula merah kelapa di Kota Kendari. Dalam penelitian ini sampel ditentukan dengan menggunakan metode (accidental sampling) dimana metode accidental sampling ini yaitu pengambilan sampel secara aksidental (accidental) dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo, 2010). Roscoe dalam Sugiyono (2012) yaitu, ukuran sampel untuk penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500. Oleh karena itu, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 responden, yakni terdiri dari 10 orang di Pasar Andonohu, 10 orang di Pasar Basah, dan 10 orang di Pasar Panjang.
30
C. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder: (1) Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama (responden penelitian), (2) Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak atau lembaga yang terkait, misalnya: Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara, buku-buku, dan jurnal ilmiah.
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diambil dari dua sumber, yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data primer dilakukan melalui survei dan wawancara dengan panduan kuesioner untuk memperoleh informasi persepsi konsumen terhadap produk gula merah kelapa. Teknik pengumpulan data sekunder dilakukan dengan pengumpulan informasi dengan buku-buku teks, jurnal-jurnal penelitian, dan lainya yang relevan dengan landasan teori penelitian.
E. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah persepsi konsumen terhadap atribut produk gula merah kelapa (harga, rasa, aroma, warna, tekstur, ukuran, kemasan). Identitas responden yang meliputi: nama responden, umur, pendidikan formal, pendapatan, pekerjaan.
31
F. Analisis Data Penelitian ini menggunakan dua analisis guna memecahkan dan menjelaskan permasalahan penelitian. a. Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis persepsi konsumen terhadap atribut yang dianggap paling penting oleh konsumen dalam membeli produk gula merah kelapa. Deskriptif kuantitatif adalah data yang diuraikan dalam bentuk angka (Sugiyono, 2009). Dalam penelitian, ini telah ditetapkan persepsi konsumen terhadap produk gula merah kelapa secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.
Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen menggunakan Skala Likert seperti Tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2.Bobot Nilai Skala Likert No.
Kategori
Bobot (B)
1.
Sangat Setuju (SS)
5
2.
Setuju (S)
4
3.
Netral (N)
3
4.
Tidak Setuju (TS)
2
5.
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
Dari data yang didapat kemudian diolah dengan cara pemberian skor (Scoring) menggunakan skala likert.
Kategori penilaian konsumen terhadap
atribut produk, menggolongkan baik, cukup baik, dan kurang baik persepsi
32
konsumen (harga, rasa, aroma, warna, tekstur, ukuran, kemasan) digunakan rumus Rogers (Sudjana, 2005) sebagai data berikut:
Keterangan : I J K
= Interval kelas = Jarak sebaran (skor maksimal = Jumlah kelas
skor minimal
)
b. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mengganalisis persepsi konsumen terhadap atribut produk gula merah kelapa. Deskriptif kualitatif adalah data yang diuraikan dalam bentuk deskripsi/narasi (Sugiyono, 2009).
G. Konsep Operasional Ruang lingkup kajian yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan melalui konsep operasional, sebagai berikut: 1. Responden adalah konsumen yang sedang membeli produk gula merah kelapa dan. Bersedia diwawancarai mengenai tanggapannya terhadap produk gula merah kelapa. 2. Persepsi konsumen terhadap produk gula merah kelapa adalah penilaian responden yang membeli atau mengonsumsi produk gula merah, terdiri dari penilaian harga, rasa, aroma, tekstur, ukuran, kemasan, warna. 3. Gula merah kelapa adalah jenis gula merah yang berasal dari nira kelapa, yang memiliki atribut produk seperti rasa, harga, aroma, tekstur, ukuran, kemasan, dan warna.
33
4. Rasa adalah penilaian pembeli (konsumen) terhadap sara seperti manis, pahit, masam terhadap produk gula merah kelapa. 5. Aroma adalah penilaian pembeli (konsumen) terhadap aroma atau bau-bauan seperti aroma gula merah dan aroma tengik yang terdapat dalam produk gula merah kelapa. 6. Kemasan adalah wadah atau tempat yang dapat melindungi produk gula merah kelapa yang berada didalamnya, disamping itu melindungi dari bahaya pencemaran yang dapat membuat produk tersebut menjadi rusak. 7. Harga adalah nilai jual gula merah kelapa yang tersedia yang dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan suatu produk (Rp/gram atau perbuah). 8. Tekstur adalah suatu permukaan pada produk gula merah kelapa yang memiliki nilai seni seperti padat atau tidak padat. 9. Warnaadalah spectrum atau warna tertentu yang terdapat pada produk gula merah kelapa seperti kuning, kecoklatan, dan coklat. 11. Ukuran adalah bilangan yang menunjukan besar, kecilnya yang terdapat pada produk gula merah kelapa. 12. Umur responden adalah usia responden yang dihitung sejak lahir sampai dengan pada saat penelitian (tahun). 13. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal yang pernah diperoleh konsumen gula merah kelapa (tahun). 14. Tanggungan keluarga yangadalah jumlah keluarga yang ditanggung oleh kepala keluarga (orang).
34
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Gambaran umum lokasi penelitian merupakan penjelasan mengenai karakterisitik Kota Kendari yang berisi letak dan luas wilayah, keadaan iklim, dan keadaan demografi wilayah. Lokasi penelitian adalah daerah tujuan pemasaran produk gula merah kelapa yang terdapat pada pasar-pasar tradisional di Kota Kendari. A.1 Letak dan Keadaan Geografi Kota Kendari terletak di bagian Tenggara Pulau Sulawesi.
Wilayah
daratannya terdapat di dataran Pulau Sulawesi dan mengelilingi Teluk Kendari. Wilayah Kota Kendari dengan ibu kotanya Kendari dan sekaligus juga sebagai Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tenggara. Secara astronomis Kota Kendari terletak di bagian selatan Garis Khatulistiwa, berada di antara 3054’30 – 403’30 Lintang Selatan (LS) dan membentang dari Barat ke Timur di antara 122023 - 122039Bujur Timur (BT). Berdasarkan posisi geografisnya, Kota Kendari memiliki batas-batas wilayah, yaitu: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Konawe 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Konawe Selatan dan Laut Banda 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Konawe Selatan; dan 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Konawe Selatan. Kota Kendari memiliki luas wilayah 295,89 Km2 atau 0,70% dari luas daratan Provinsi Sulawesi Tenggara, yang terdiri dari 10 Kecamatan dan 64
35
Kelurahan. Secara jelas luas wilayah Kota Kendari menurut kecamatan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Luas Wilayah Kecamatan di Kota Kendari Tahun 2014 Kecamatan Abeli Baruga Poasia Puuwatu Mandonga Kambu Kendari Barat Kendari Wua-Wua Kadia Jumlah
Jumlah Kelurahan 13 4 4 6 6 4 9 9 4 5
(Km2) 43,84 48,00 37,74 39,72 20,77 24,63 19,11 15,68 11,16 6,71
Luas Wilayah
64
267,37
(%) 16,40 17,95 14,12 14,86 7,77 9,21 7,15 5,86 4,17 2,51 100,00
Sumber: BPS Kota Kendari, 2015 Tabel 5 menunjukkan bahwa kecamatan yang memiliki luas wilayah terluas adalah Kecamatan Baruga (48,00 Km2) dan kecamatan yang memiliki luas wilayah tersempit adalah Kecamatan Kadia (6,71 Km2). Jika ditinjau berdasarkan persebaran jumlah kelurahan pada setiap kecamatan di Kota Kendari, dapat dilihat kecamatan yang memiliki kelurahan terbanyak adalah Kecamatan Abeli dengan 13 Kelurahan dan kecamatan yang memiliki jumlah kelurahan terkecil adalah Kecamatan Baruga, Kecamatan Poasia, Kecamatan Kambu, dan Kecamatan WuaWua dengan jumlah kelurahan masing-masing adalah 4 Kelurahan. Ini menunjukkan bahwa luas wilayah tidak berpengaruh terhadap penyebaran jumlah kelurahan pada setiap Kecamatan di Kota Kendari.Kelurahan yang mandiri dan maju adalah wilayah pasar yang potensial bagi pemasaran produk pertanian termasuk produk gula merah kelapa.
36
A.2 Keadaan Iklim Keadaan iklim terdiri dari intensitas cahaya matahari, cura hujan dan suhu udara. Keadaan iklim di Kota Kendari selama 2 (dua) tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 6. Table 6. Keadaan Iklim Kota Kendari Tahun 2012-2014 Keadaan Iklim Intensitas Cahaya Matahari rata/tahun) Curah Hujan (mm/tahun) Maksimun Suhu (0C) Minimum Rata-rata
Tahun (rata-
2013 16,3
2014 172,0
2.619,0 31,9 23,8 27,8
2.263,6 31,8 23,4 26,8
Sumber: BPS Kota Kendari, 2015 Tabel 6 menunjukkan bahwa curah hujan Kota Kendari berada di atas 2.000 mm/tahun. Curah hujan pada Tahun 2014 adalah sejumlah 2.263,6 mm/tahun, menurun dari tahun sebelumnya dengan jumlah 2.619,0 mm/tahun pada Tahun 2013. Perubahan pola dan intensitas curah hujan di Kota Kendari mengikuti anomali iklim global yang mulai tidak menentu. Kota Kendari juga memiliki fluktuasi suhu harian sepanjang tahun. Suhu maksimum Tahun 2013 dan Tahun 2014 hampir sama, yaitu 31,90C dan 31,80C, dan keadaan serupa pula terjadi pada suhu minimum yang tidak berlampau jauh, yaitu 23,80C Tahun 2013 dan 23,40C Tahun 2014. Perbedaan suhu yang jauh terjadi pada keadaan suhu rata-rata tahunan Kota Kendari, dimana pada Tahun 2013 suhu rata-rata tahunan sebesar 27,80C, sementara pada Tahun 2014 hanya sebesar 26,80C.
37
A.3 Keadaan Demografi Keadaan demografi penduduk Kota Kendari ditabulasi berdasarkan golongan umur, mata pencaharian, tingkat pendidikan, jenis dan jumlah sarana dan prasarana sosial-ekonomi.
Keadaan demografi memiliki peran dalam
mendukung pemasaran produk gula merah kelapa.Jumlah penduduk dan jenis mata pencaharian merupakan bagian dari potensi target pasar, sementara jenis dan jumlah sarana dan prasarana merupakan faktor pendukung pemasaran produk gula merah kelapa. Gambaran mengenai keadaan penduduk berdasarkan golongan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Penduduk berdasarkan Golongan Umur dan Kelamin di Kota Kendari Tahun 2014 Umur (Tahun) ≤ 14 15 - 54 ≥ 55 Total
Laki-laki 50.799 108.110 10.446 169.355
Jenis Kelamin (Jiwa) % Perempuan 30,00 48.441 63,84 107.648 6,17 10.429 100,00 166.519
% 29,09 64,65 6,26 100,00
Total % 99.240 215.758 20.873 335.873
29,55 64,24 6,22 100,00
Sumber: BPS Kota Kendari, 2015 Tabel 7 menunjukkan bahwa umur produktif mendominasi penduduk Kota Kendari sejumlah 215.758 jiwa. Penduduk Kota Kendari terbagi atas beberapa jenis pekerjaan. Secara umum, gambaran mata pencaharian penduduk di Kota Kendari dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Keadaan Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian di Kota Kendari Tahun 2014 Jenis Pekerjaan Pertanian Manufaktur Jasa-jasa Jumlah
Laki-laki 6.911 20.720 51.702 79.333
Jenis Kelamin (Jiwa) % Perempuan 8,71 401 26,12 3.298 65,17 39.468 100,00 43.167
Sumber: BPS Kota Kendari, 2015
% 0,93 7,64 91,43 100,00
Total % 7.312 24.018 91.170 122.500
5,97 19,61 74,42 100,00
38
Tabel 8 memperlihatkan bahwa mata pencaharian masyarakat Kota Kendari sebagian besar sebagai penyedia jasa-jasa yang memiliki pendapatan cepat yang menunjang pemenuhan ekonomi keluarga. Pendapatan yang lebih besar pula memungkinkan terhadap peningkatan permintaan produk gula merah kelapa yang begitu besar untuk diperjual belikan kembali atau dikonsumsi. Keadaan demografis juga tidak lepas dari aktivitas penduduk termasuk memiliki pekerjaan atau masih mencari pekerjaan serta aktvitas lainnya. Data mengenai jenis aktivitas penduduk Kota Kendari dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Penduduk Kota Kendari Berumur 15 Tahun ke Atas menurut Jenis Kegiatan Tahun 2014 Pendidikan Terakhir A. Angkatan Kerja Bekerja Mencari Pekerjaan B. Bukan Angkatan Kerja Sekolah Mengurus Rumahtangga Lainnya Jumlah
Jenis Kelamin (Jiwa) L % P %
Total %
79.333 6.127
66,51 5,14
43.167 4.838
36,36 4,07
122.00 10.965
51,47 4,61
22.142 9.144 2.544 119.272
18,56 7,67 2,13 100,00
22.390 47.777 567 118.739
18,86 40,24 0,48 100,00
44.514
18,70 56.921 23,92 1,31 100,00
3.111 238.011
Sumber: BPS Kota Kendari, 2015 Tabel 9 menunjukkan bahwa angkatan kerja dari penduduk Kota Kendari yang bekerja sebesar 51,47 persen menunjukkan persentase yang lebih besar dari yang mencari pekerjaan sebesar 4,61 persen, bahkan lebih tinggi dari total persentase bukan angkatan kerja sebesar 43,93 persen. Keadaan ini merupakan potensi bagi pemasaran produk gula merah kelapa sebagai produk kuliner dan kebutuhan dasar karena penduduk Kota Kendari memiliki pertumbuhan ekonomi yang baik.
39
B. Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan salah satu yang berpengaruh terhadap persepsi konsumen terhadap produk gula merah kelapa di Kota Kendari. Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, dan pekerjaan. B.1 Umur Pemilihan dan selera terhadap pangan dan barang lainya dipengaruhi oleh faktor usia (Kotler, 2008).
Komposisi penduduk menurut umur dalam arti
demografi adalah komposisi penduduk menurut kelompok umur tertentu. Komposisi menurut umur dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: a) usia belum produktif (kelompok umur < 14 tahun), b) usia produktif (kelompok umur antara 15 - 64 tahun), dan c) usia tidak produktif (kelompok umur > 64 tahun). Adapun klasifikasi umur responden dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Karakteristik Umur Responden Konsumen Gula Merah Kelapa di Kota Kendari Tahun 2016. No. 1.
2. 3.
Klasifikasi Umur Usia belum produktif (< 14 tahun) Usia produktif (15-64 tahun) Usia tidak produktif (> 64 tahun) Jumlah
Jumlah Responden (Orang)
Persentase (%)
0
0
30
100
0
0
30
100
Sumber: Data Primer diolah 2016 Dari Tabel 10 diatas dapat diketahui bahwa berdasarkan klasifikasi umur yang telah diselesaikan sampel.Jumlah responden yang paling banyak adalah responden yang berusia produktif (15-64 tahun) sebanyak 30 orang atau 100
40
persen, sedangkan responden yang berusia belum produktif (< 14 tahun) dan usia tidak produktif (>64 tahun) tidak ada atau nol persen. Berdasarkan hal tersebut dapat diperoleh bahwa konsumen gula merah kelapa berusia produktif, pada usia ini konsumen menyerap informasi secara lebih spesifik dan memiliki tujuan tertentu yang lebih terarah (Papalia dan Olds dalam Gantina, 2006). B.2 Tingkat Tanggungan Keluarga Tanggungan keluarga yang kecil yaitu 0 – 3 jiwa tanggungan keluarga yang sedang yaitu 4 – 7 jiwa jumlah tanggungan keluarga yang besar (7 jiwa ke atas) menurut klasifikasi Keluarga Berencana (KB). Tabel 11. Karakteristik Tanggungan Keluarga Responden Konsumen Gula Merah Kelapa di Kota Kendari Tahun 2016. No.
1.
Klasifikasi Tanggungan Keluarga Kecil (0-3 Jiwa)
Jumlah Responden (Orang) 13
Persentase (%)
2.
Sedang (4-7 Jiwa)
17
56
3.
Besar (7 Jiwa ke Atas)
0
0
44
Sumber: Data Primer diolah 2016 Dari Tabel 11 diatas menunjukan bahwa responden dominan memiliki tanggungan keluarga adalah 4-7 jiwa (sedang) dengan jumlah 17 responden atau 56 persen, sedangkan responden yang memiliki tanggungan keluarga (7 jiwa keatas) tidak ada atau nol persen. B.3 Tingkat Pendidikan Pendidikan yang berbagai segi akan menyebabkan selera konsumen juga berbeda (Sumarwan, 2003).
Pendidikan konsumen sangat erat hubunganya
dengan pengetahuan terhadap suatu barang baik dari segi kualitas maupun
41
manfaatnya.
Pendidikan responden berbasis dari SD, SMP, SMA, hingga
Perguruan Tinggi (S1). Tabel 12. Karakteristik Tingkat Pendidikan Responden Konsumen Gula Merah Kelapa di Kota Kendari Tahun 2016. No. 1.
Tingkat Pendidikan SD
Jumlah Responden(Orang) 2
Persentase (%) 7
2.
SMP
5
17
3.
SMA
17
56
S1
6
20
Jumlah
30
100
Sumber: Data Primer diolah 2016 Dari Tabel 12 tersebut dapat dilihat bahwa berdasarkan pendidikan yang telah diselesaikan responden berkisar dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Perguruan Tinggi (S1). Tingkat pendidikan responden yang terbesar adalah pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berjumlah 17 responden atau 56 persen dari seluruh responden, sedangkan yang terkecil berada pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) yaitu sebesar 2 responden atau 7 persen dari seluruh responden. Berdasarkan hal tersebut dapat diperoleh bahwa sebagian sampel berlatar belakang berpendidikan tinggi.
Menurut Hardiansyah dan
Suhardjo dalam Krisnandika (2003) orang yang memiliki pengetahuan dan pendidikan yang lebih tinggi cenderung untuk memilih mana yang lebih baik kualitasnya daripada orang yang berpendidikan rendah. B.4 Jenis Pekerjaan Pekerjaan akan mempengaruhi konsumsi konsumen terhadap barang atau jasa.
Pasar juga cenderung mengkhususkan produk tertentu sesuai dengan
pekerjaanya (Kotler, 2002).
42
Tabel 13. Karakterstik Jenis Pekerjaan Responden Konsumen Gula Merah Kelapa di Kota Kendari Tahun 2016. No..
Jenis Pekerjaan
1.
PNS
Jumlah Responden (Orang) 2
2.
Guru
2
7
3.
Wiraswasta
11
36
4.
Pedagang
2
7
5.
Mahasiswa
3
10
6.
Lainnya
10
33
30
100
Jumlah
Persentase (%) 7
Sumber: Data Primer diolah 2016 Dari Tabel 13 di atas menunjukkan bahwa responden yang terbanyak adalah dari kelompok responden dengan jenis pekerjaan wiraswasta yaitu sebanyak 11 orang atau 36 persen dari keseluruhan responden, sedangkan jumlah responden yang terkecil adalah dari jenis pekerjaan PNS, guru, dan pedagang yaitu sebanyak 2 orang atau 7 persen dari jumlah responden. C. Persepsi Konsumen terhadap Atribut Produk Gula Merah Kelapa Persepsi konsumen adalah proses bagaimana stimulus-stimulus dasar seperti cahaya, warna dan suara diseleksi, diorganisasikan, dan diinterprestasikan. Persepsi yang dibentuk oleh individu dipengaruhi isi memori dan pengalaman yang tersimpan dalam memori (Solomor, 1996). Begitu pula persepsi konsumen terhadap atribut-atribut produk gula merah kelapa yang dinilai oleh konsumen. Menganalisis persepsi konsumen terhadap produk gula merah kelapa dengan atribut sebagai berikut: rasa, harga, warna, tekstur, aroma, ukuran, kemasan.
Sebagai data pendukung dan mengcocokkan jawaban, penulis
melakukan wawancara kepada responden konsumen sebanyak 30 orang yang membeli produk gula merah kelapa di Kota Kendari (Pasar Panjang, Pasar Basah,
43
dan Pasar Andonohu), untuk memberi tanggapan atas pertanyaan tentang atribut produk gula merah kelapa. Selanjutnya berdasarkan data hasil penelitian, penulis menjelaskan tentang atribut produk gula merah kelapa. C.1 Atribut Rasa Atribut rasa merupakan atribut sensori yang tidak dapat dilepaskan dari keseluruhan cita-rasa produk gula merah kelapa. Rasa memegang peranan yang sangat penting dalam cita-rasa produk. Berdasarkan data hasil penelitian, penulis menjelaskan tentang atribut rasa produk gula merah kelapapada Tabel 14. Tabel 14. Persepsi Responden di Kota Kendari terhadap Atribut Rasa pada Produk Gula Merah Kelapa No.
Atribut Rasa
Banyaknya Responden
Persentase (%)
1.
Baik
0
0
2.
Cukup Baik
30
100
3.
Kurang Baik
0
0
Jumlah
30
100
Tabel 14 menunjukkan persepsi responden tentang atribut rasa pada produk gula merah kelapa. Berdasarkan tanggapan responden yang tertera pada Tabel 14 mengenai atribut rasa pada produk gula merah kelapa menjelaskan bahwa responden menyukai dengan rasa manis pada produk gula merah. Hal ini tertera pada Tabel diatas bahwa tanggapan responden terhadap atribut produk gula merah kelapa, dari 30 responden menyatakan cukup baik dengan persentase 100%, dan responden yang beranggapan baik tidak ada dengan persentase 0%, sadangkan responden yang beranggapan kurang baik tidak ada dengan persentase 0%.
44
C.2 Atribut Harga Atribut harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut (Kotler &Amstrong, 2001). Harga gula merah kelapa yang dipasarkan tersebut tidak didasarkan pada biaya produksi yang sesungguhnya. Berdasarkan data hasil penelitian, penulis menjelaskan tentang atribut harga produk gula merah kelapa pada Tabel 15. Tabel 15. Persepsi Responden Konsumen di Kota Kendari terhadap Atribut Harga pada Produk Gula Merah Kelapa No.
Atribut Harga
Banyaknya Responden
Persentase (%)
1.
Baik
13
43,33
2.
Cukup Baik
17
56,66
3.
Kurang Baik Jumlah
0 30
0 100
Tabel 15 menunjukkan bahwa persepsi konsumen tentang atribut harga produk gula merah kelapa. Berdasarkan hasil penelitian ini menjelaskan bahwa tanggapan responden terhadap atribut harga dalam produk gula merah kelapa dari 30 responden 17 responden menyatakan cukup baik dengan persentase 56,66%, dan 13 responden menyatakan baik dengan persentase 43,33%, sadangkan responden yang beranggapan kurang baik tidak ada dengan persentase 0%. Hal ini menjelaskan bahwa responden setuju dengan harga produk gula merah kelapa yang telah ditetapkan. C.3 Atribut Warna Atribut warna adalah spectrum atau warna tertentu yang terdapat pada produk. Warna produk gula merah kelapa cokelatnya lebih tua dibanding gula
45
aren dan biasanya agak kotor, sehingga harus disaring terlebih dahulu. Berdasarkan data hasil penelitian, penulis menjelaskan tentang atribut warna produk gula merah kelapa pada Tabel 16. Tabel 16. Persepsi Responden Konsumen di Kota Kendari terhadap Atribut Warna pada Produk Gula Merah Kelapa No. 1.
Atribut Warna Baik
Banyaknya Responden 4
Persentase (%) 13,33
2.
Cukup Baik
26
86,66
3.
Kurang Baik
0
0
Jumlah
30
100
Tabel 16 menunjukkan bahwa persepsi konsumen tentang atribut warna produk gula merah kelapa. Berdasarkan hasil penelitian ini menjelaskan bahwa tanggapan responden terhadap atribut warna dari 30 responden 26 responden menyatakan cukup baik dengan persentase 86,66%, dan 4 responden menyatakan baik dengan persentase 13,33%, sedangkan responden yang menyatakan kurang baik tidak ada dengan persentase 0%. Hal ini menjelaskan tanggapan responden terhadap atribut warna pada produk gula merah kelapa bahwa responden setuju dengan warna gula merah kelapa. C.4 Atribut Tekstur Tekstur merupakan karakteristik intrinsik dari suatu citra yang terkait dengan tingkat kekasaran (roughness), granularitas (granulation), dan keteraturan (regularity) susunan struktural piksel. Tekstur gula merah kelapa adalah suatu permukaan pada produk gula merah kelapa yang memiliki nilai seni seperti padat atau tidak padat. Berdasarkan data hasil penelitian, penulis menjelaskan tentang atribut tekstur produk gula merah kelapa pada Tabel 17.
46
Tabel 17. Persepsi Responden Konsumen di Kota Kendari terhadap Atribut Tekstur pada Produk Gula Merah Kelapa No.
Atribut Tekstur
Banyaknya Responden
Persentase (%)
1.
Baik
2
6,66
2.
Cukup Baik
26
86,66
3.
Kurang Baik
2
6,66
Jumlah
30
100
Tabel 17 menunjukkan bahwa persepsi konsumen tentang atribut tekstur produk gula merah kelapa. Berdasarkan tanggapan responden yang tertera pada Tabel 17 mengenai atribut tekstur menjelaskan bahwa responden menyukai tekstur padat pada produk gula merah. Hal ini tertera pada Tabel 26 responden beranggapan cukup baik dengan persentase 86,66%, dan 2 responden menyatakan baik dengan persentase 6,66%, sedangkan 2 responden menyatakan kurang baik dengan persentase 6,66%. Hal ini dikarenakan masih terdapat tekstur gula merah kelapa yang berrongga pada atribut tekstur. C.5 Atribut Aroma Aroma merupakan suatu bau yang menjadi ciri khas dari suatu produk. Aroma dianggap cukup penting karena aroma yang menyengat dapat menurunkan selera konsumen untuk mengkonsumsi. Berdasarkan data hasil penelitian, penulis menjelaskan tentang atribut aroma produk gula merah kelapa pada Tabel 18. Tabel 18. Persepsi Responden Konsumen di Kota Kendari terhadap Atribut Aroma pada Produk Gula Merah Kelapa No.
Atribut Aroma
Banyaknya Responden
Persentase (%)
1.
Baik
0
0
2.
cukup baik
26
86,66
3.
kurang baik
4
13,33
Jumlah
30
100
47
Tabel 18 menunjukkan bahwa persepsi konsumen tentang atribut aroma produk gula merah kelapa. Berdasarkan tanggapan responden yang tertera pada Tabel 18 mengenai atribut aroma menjelaskan bahwa responden menyukai aroma harum gula merah kelapa. Hal ini tertera pada Tabel 26 responden menyatakan cukup baik dengan persentase 86,66%, dan 4 responden menyatakan kurang baik dengan persentase 13,33%, sedangkan responden yang menyatakan baik tidak ada dengan persentase 0%. Hal ini dikarenakan masih terdapat aroma tengik pada gula merah kelapa yang tidak disukai responden. C.6 Atribut Ukuran Ukuran adalah bilangan yang menunjukan besar, kecilnya yang terdapat pada produk gula merah kelapa. Beragamnya ukuran gula merah kelapa yang diperjualbelikan oleh pedagang dengan rata-rata harga gula merah kelapa yang beragam juga untuk satu orang pedagang.
Berdasarkan data hasil penelitian,
penulis menjelaskan tentang atribut ukuran produk gula merah kelapa pada Tabel 19. Tabel 19. Persepsi Responden Konsumen di Kota Kendari terhadap Atribut Ukuran pada Produk Gula Merah Kelapa No.
Atribut Ukuran
Banyaknya Responden
Persentase (%)
1.
Baik
2
6,66
2.
cukup baik
27
90
3.
kurang baik
1
3,33
Jumlah
30
100
Tabel 19 menunjukkan bahwa persepsi konsumen tentang atribut ukuran produk gula merah kelapa. Berdasarkan tanggapan responden yang tertera pada Tabel mengenai atribut ukuran sebagian besar responden menyukai ukuran yang
48
terdapat pada produk gula merah kelap, hal ini tertera pada Tabel 19 menjelaskan bahwa 27 responden menyatakan cukup baik dengan persentase 90%, dan 2 responden yang menyatakan baik dengan persentase 6,66%, sedangkan 1 responden yang menyatakan kurang baik dengan persentase 3,33% terhdap atribut ukuran pada produk gula merah kelapa. C.7 Atribut Kemasan Kemasan produk adalah pembungkus fisik untuk melindungi produk dan sekaligus menciptakan identitas unik (Tjiptono, 2008). Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli dan mampu menerik atau menyingkirkan produk (Kotler dan Keller, 2009). Pengemasan yang pintar dan kreatif dapat dijadikan salah satu pembeda antara produk yang sukses dengan produk yang gagal di pasaran (Rosenerg dalam krisnandika, 2003). Berdasarkan data hasil penelitian, penulis menjelaskan tentang atribut kemasan produk gula merah kelapa pada Tabel 20. Tabel 20. Persepsi Responden Konsumen di Kota Kendari terhadap Atribut Kemasan pada Produk Gula Merah Kelapa No. 1.
Atribut Kemasan Baik
Banyaknya Responden 8
Persentase (%) 26,66
2.
cukup baik
18
60
3.
kurang baik
4
13,33
Jumlah
30
100
Tabel 20 menunjukkan bahwa persepsi konsumen tentang atribut kemasan produk gula merah kelapa. Hasil penelitian ini menjelaskan atribut kemasan, beberapa responden menyatakan bahwa kemasan yang terdapat pada produk gula merah kelapa rapi dan menarik, hal ini tertera pada Tabel 18 responden
49
menyatakan cukup baik dengan persentase 60%, dan 8 responden yang menyatakan baik dengan persentase 26,66%, sedangkan 4 responden yang menyatakan kurang baik dengan persentase 13,33% pada atribut kemasan. Salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi konsumen terhadap produk adalah karakteristik produk itu sendiri (Kotler, 2002). D. Pengembangan Produk Gula Merah Kelapa Berdasarkan Persepsi Konsumen di Kota Kendari Dalam pengembangan produk gula merah kelapa berdasarkan persepsi konsumen di Kota Kendari dengan analisis perhitungan skoring terdapat beberapa atribut yang harus dikembangkan yaitu: atribut harga, warna, aroma, tekstur, ukuran, dan kemasan. Dalam pengembangan produk gula merah kelapa pada atribut ukuran, sebaiknya tersedia ukuran besar berdasarkan hasil wawancara 90% menyatakan cukup baik pada ukuran gula merah kelapa yang dipasarkan yaitu ukuran sedang dan kecil. Pengembangan produk gula merah kelapa produsen kreatif pada atribut kemasan dan ukuran, karena pada Tabel 19 dan 20 terdapat 3,33% yang beranggapan kurang baik.
Sehigga hal ini dapat manambah ketertarikan
konsumen untuk memilih produk gula merah kelapa tersebut. Selain itu juga perlu dikembangkan teknologi dalsam memproduksi produk gula merah kelapa untuk meningkatkan kualitas produk gula merah tersebut. Atribut warna yang dimana responden masih menemukan warna coklat kekuningan pada produk gula merah kelapa hal ini dapat dilihat pada Tabel 16 terdapat 86,66% yang beranggapan cukup baik. Dalam pengembangan sebaiknya produsen lebih memperhatikan warna gula merah kelapa tersebut untuk di
50
perjualbelikan sehingga dapat memuaskan dalam keputusan membeli produk gula merah kelapa tersebut. Atribut tekstur dalam pengembanganya tekstur gula merah kelapa tersebut sebaiknya padat berdasarkan hasil wawancara banyak 6,66% yang menyatakan bahwa tekstur gula merah kelapa yang dipasarkan pada pasar tradisional tekstur gula merah kelapa yang berrongga. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 17 masih terdapat 86,66% yang beranggapan cukup baik. Dalam pengembangan produk gula merah kelapa sebaiknya produsen memperhatikan tekstur gula merah kelapa yang akan diperjualbelikan. Dalam pengembangan atribut aroma pada produk gula merah kelapa tersebut sebaiknya memiliki aroma khas gula merah kelapa berdasarkan hasil wawancara banyank 86,66% yang menyatakan bahwa aroma gula merah kelapa yang di pasarkan pada pasar tradisional masih terdapat aroma yang menyengat pada produk gula merah kelapa.
Hal ini dapat dilihat pada Tabel 18 masih
terdapat 13,33% yang beranggapan cukup baik. Dalam pengembangan produk gula merah kelapa sebaiknya produsen memperhatikan aroma gula merah kelapa yang akan di perjualbelikan. Atribut kemasan yang dimana responden masih menemukan produk gula merah kelapa yang tidak memiliki kemasan atau kemasan rusak hal ini dapat di lihat pada Tabel 20 terdapat 60% yang beranggapan cukup baik.
Dalam
pengembangan sebaiknya produsen lebih memperhatikan pembungkus fisik untuk melindungi produk gula merah kelapa sekaligus menciptakan identitas unik pada
51
kemasan gula merah kelapa tersebut untuk di perjualbelikan sehingga dapat memuaskan dalam keputusan membeli produk gula merah kelapa tersebut. Persepsi konsumen menjelaskan bahwa harga produk gula merah kelapa masih memiliki nilai harga yang tidak sesuai dengan kualitasnya oleh konsumen karena pada Tabel 15 masih terdapat 56,66% yang beranggapan cukup baik. Dalam pengembangan produk gula merah kelapa pada atribut harga sebaiknya gula merah kelapa memiliki harga yang sesuai dengan kualitasnya.
52
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengembangan
produk gula merah kelapa berdasarkan persepsi konsumen di Kota Kendari, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Pesrsepsi konsumen terhadap atribut produk gula merah kelapa dalam kategori baik dimana atribut yang dianggap paling penting adalah rasa.
2.
Atribut yang diprioritaskan untuk diperbaiki dalam pengembangan gula merah kelapa yaitu: atribut harga, warna, aroma, tekstur, ukuran, dan kemasan yang masih cukup baik.
B.
Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka peneliti
memberikan saran-saran sebagai berikut: 1.
Pemerintah sebaiknya mempertimbangkan kebijakan dalam peningkatan kualitas produk gula merah kelapa.
2.
Pedagang gula merah kelapa hendaknya membuat kreasi bagian atribut kemasan agar terlihat menarik sehingga pembeli/konsumen tertarik.
3.
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai atribut kemasan dalam proses Pengembangan Produk Gula Merah Kelapa Berdasarkan Persepsi Konsumen di Kota Kendari.
53
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, W.G, et.al. 2014. Mathematical Model of Factors Influencing the Consumption of Brown Sugar in Southeast Sulawesi. Faculty of Agriculture. Universitas Halu Oleo. Kampus Hijau Bumi Tridarma Andonohu. Kendari. Arifah, Tutik. 2011. Strategi Pengembangan Industri Kecil Jamur Tiram di Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang. Skripsi. UNNES: Semarang. Anton Martono. 2007. Analisis Kelayakan Ekonomi Agroindustri Gula Kelapa Di Desa Jalatunda Kecamatan Mandiraja. Skripsi. Universitas Muhammadiyah. Purwokerto. Aryati, A. 2005. Pengaruh Cara Pelapisan dan Lama Simpan Terhadap Kadar Air, Tekstur dan Penampakan Gula Kelapa. Skripsi. Univesitas Lampung. Lampung. Arisandi, D. (2011). Pengertian peran. 07 Februari 2011. Diakses dari http://arisandi.com/pengertian-peran/.pada tanggal 23 Maret 2011. BPS Provinsi Sulawesi Tenggara, 2013. Laporan Hasil Sensus Pertanian (Pemecacahan Lengkap). Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara. Kendari, BPS Provinsi Sulawesi Tenggara, 2015.Sulawesi Tenggara dalam Angka, Sulawesi Tenggara in figures 2015. Badan Pusat Statistik Sulawesi Tenggara, CV. Metro Graphia. Kendari. BSN Badan Standarisasi Nasional (BSN), 1995. Standar Nasional Indonesia.SNI 01-3743-1995 tentang gula merah, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta. Catrien., Y. S. Surya dan T. Ertanto. 2008. Reaksi Maillard pada Produk Pangan. Program Kreativitas Mahasiswa Penulisan Ilmiah (On-Line) http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/32771/Kreasi%20Ma ilard% 20Pada %20 Produk %20 Pangan.pdf?sequence=1. Dilihat pada 20 September 2011 Dewan Standarisasi Nasional. 1995. Standar Nasional Indonesia Gula Palem. Dewan Standarisasi Nasional, Jakarta. Deptan. 2014. Prospek Ekspor Gula Merah. http://deptan.go.id/+ Prospek – Ekspor-Gula –Merah. Diakses 15 Febuari 2014.
54
Engel, James F. Roger, D. Blacwell. and Minsard, Paul W. 1994. Perilaku Konsumen. Jakarta: Bainarupa Aksara Gantina, anggit. 2006. Persepsi Konsumen terhadap Aspek Gizi dan Kesehatan Pangan Organik. Institut Pertanian Bogor.Bogor Hidayat, B. 1998. Upaya Meningkatkan Citra Produk Tradisional Gula Kelapa Melalui Perbaikan Kualitas Dan Cara Pengemasan. J. Eksis. Polteknila. Bandar Issoesetiyo, S dan Sudarto T. 2004.Gula Kelapa, Produk Industri Hilir Sepanjang Masa. Penerbit Arkola. Surabaya. Krisnandika, Andi. 2003. Pereferensi Dan Persepsi Konsumen Terhadap Minyak Goring Pada Tingkat Rumah Tangga. Intitut Pertanian Bogor. Bogor Kwik Kian Gie, 2002. Kebijakan dan Strategi Pembangunan Nasional: Sektor Pertanian Sebagai “Prime Mover” Pembangunan Ekonomi Nasional. Makalah dalam Rapat Koordinasi Nasional Partai Golkar Bidang Pertanian, Kehutanan dan Kelautan. Jakarta. Krisnandika, Andi. 2003. Pereferensi dan Persepsi Konsumen Terhadap Minyak Goreng pada Tinggka Rumahtangga. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Kotler, dan Keller, Kevin, 2007. Manajemen Pemasaran, Edisi 12, PT. Macanan Jaya Cemerlang, Alih Bahasa Benyamin Molan, Penyunting Bahasa Bambang Sarwiji. , 2002. Manajemen Pemasaran Jilid I. Prehallindo. Jakarta Kleinsteuber, F dan Sutojo, S, 2002. Strategi Manajemen Pemasaran. No.6. Nengah, I. K. P. 1990. Kajian Reaksi Pencoklatan Termal pada Proses Pembuatan Gula Merah Aren.Tesis. Program Studi Ilmu Pangan, Pasca Sarjana. IPB. Bogor. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Prasetyo, P Eko. 2004. Jurnal Ekonomi Dengan Judul “Strategi Pemberdayaan Industri Kecil dan Kerajinan Melalui faktor internal dan eksternal”. UNNES: Semarang. Rakhman, Y. H. 2013. Analisis Persepsi Konsumen Produk Rokok Fit Mild Bright di Wilayah Perkotaan. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Jember. Kab Jember.
55
Sumarwan U, 2003. Prilaku Konsumen, Teori dan Penerpannya dalam Pemasaran. Ghalia Indonesia. Jakarta Sagala, et.al. 1978. Penyempurnaan Cara Pembuatan dan Penelitian Mutu Gula Aren Sumatera Utara. Komunikasi BPK Medan. Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung.
Alfabeta
, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta , 2009. Memahami Penelitian Kuantitatif. Penerbit Alfabeth. Bandung Setiadi, J N, 2010. Prilaku Konsumen: Perspektif Kontemporer pada Motif, Tujuan, dan Keinginan Konsumen. Kencana. Jakarta: Ed. Rev. Cet; 422 hlm; 23 cm. Solomon, M.R. 1996. Consumber Behaviour 3 edition. Eenglewood Cliffs. New Jersery.
Prenticel Hall,
Sukardi. 2010. Gula Merah Tebu: Peluang Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Pengembangan Agroindustri Pedesaan. J. Pangan. Vol.19 (4): 317-330Perennial, 3 (2): 40-43 Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Penerbit Andi. Yogyakarta Udayana, B G. 2011. Peran Agroindustri Dalam Pembangunan Pertanian. Singhadwala. Wijaya, I., Arthawan, I., & Sari, A. N. 2012. Potensi Nira Kelapa Sebagai Bahan Baku Bioetanol. Bumi Lestari Journal of Environment, 12(1), 85-92. Wahyuni. 2005. Analisis Pemasaran Gula Kelapa. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Muhamadiyah Malang. Malang.
56
LAMPIRAN
57
Lampiran 1. Riwayat Hidup Penulis
Penulis dilahirkan pada tanggal 01 Maret 1993 di Kendari. Penulis adalah anak pertama dari lima bersaudara, dari ayahanda tercinta Irwan G dan Ibunda tercinta Asmawati. Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh penulis yaitu pada tahun 2000 masuk di SDN 01 Buke dan tamat pada tahun 2006. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMPN I3 Konsel dan tamat pada tahun 2009. Selanjutnya, pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMAN 06 Konsel Jurusan IPS, dan tamat pada tahun 2012. Kemudian pada tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikan pada Perguruan Tinggi Universitas Halu Oleo Kendari, Fakultas Pertanian, Jurusan Agribisnis Konsentrasi Sosial Ekonomi Pertanian (SEP) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) pada gelombang pertama.
Kendari, Oktober 2016
Kiki Puspita DIAI 12 114
58
Lampiran 2. Identitas Responden Produk Gula Merah Kelapa No.
Nama
Umur (Tahun)
Pendidikan
Pekerjaan
Pengeluaran /Bulan (Rp)
18
Jumlah Anggota Keluarga (Jiwa) 5
1
3 4 5
Matida Devi Erlianti Saputri Niati Satri Muliani
SMA
Mahasiswa
2.000.000
21
2
SMA
Mahasiswa
1.000.000
25 27 28
3 3 2
SMA SMA SMA
Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta
700.00 1.050.000 700.00
6
Rani
30
3
S1
7
Suri
30
4
S1
Mahasiswa
500.00
8
Wa Niati
32
4
SMP
Wiraswasta
1.000.000
9
Hume
33
5
SMA
Wiraswasta
750.00
10
Hasmi
33
5
SMP
700.00
11
Sukma
33
5
SMA
2.000.000
12
Naim
35
3
SMP
13
35
5
SMA
3.000.000
14
Mama Ukun Nurul
35
3
SMA
500.00
15
Jusniatin
36
2
S1
Guru
1.700.000
16
Nur
36
6
SMA
Wiraswasta
1.500.000
17
Muliayanti
37
4
SMA
Wiraswasta
3.000.000
18
Hora
39
5
SMP
Wiraswasta
1.700.000
19
Juni
39
3
SMA
1. 500.000
20
Rifal
40
3
SMA
2.300.000
21
Hartina
41
4
S1
Guru
2.500.000
22
Rosima
44
6
SMA
Wiraswasta
2.400.000
23
45
6
SMA
Wiraswasta
2.000.000
45
3
SMA
25
Mama Audin Mama Nanang Pitu
47
4
SD
26
Hasmawati
50
7
SD
27
Hj. Ati
57
4
SMP
28
Yunus
58
5
SMA
29
Nani
59
3
S1
PNS
1.750.000
60
2
S1
PNS
2.800.000
Total (S)
1148
119
52.800.000
Rata-rata (x)
38.27
3.97
1.760,000
2
24
30
Yuni
1.000.000
Pedagang
2.150.000
1.800.000 Wiraswasta
3.750.000 2.000.000
Pedagang
2.000.000 3.000.000
59
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian Persepsi Konsumen terhadap Atribut Produk Gula Merah Kelapa KUISIONER PENELITIAN “Pengembangan Produk Gula Merah Kelapa Berdasarkan Persepsi Konsumen di Kota Kendari
NOMOR
: .....................
HARI
: .....................
TANGGAL
: .....................
Lokasi Penelitian : Pasar .............................................
(diisi oleh renumerator)
Kecamatan:……..……………….. 1. Identitas Responden A. B. C. D. E. F. G. H. I.
Nama = .................................................................... Umur = ..... Tahun Jumlah Anggota Keluarga = ..... Orang Pendidikan = ..................................................... Pekerjaan = ..................................................... Pengeluaran Setiap Bulan = Rp. .......................... Jumlah Gula Merah Kelapa yang Dibeli Setiap Bulan = ...........Buah Berapa kali membeli gula merah kelapa = ……..kali per bulan Alasan membeli gula merah kelapa? a. Bahan kue c. Bahan minuman b. Bumbu masak d. Lainnya……….(sebutkan)
60
Lanjutan Lampiran 3. 2. Persepsi Konsumen terhadap Produk Gula Merah Kelapa No. 1.
Atribut Produk Gula Merah Kelapa
SS
S
Kategori* N TS
STS
SS
Kategori* S N TS
STS
SS
Kategori* S N TS
STS
RASA Setujukah anda bahwa gula merah kelapa lebih manis dibanding gula merah aren? Setujukah anda, bahwa gula merah kelapa memiliki rasa manis? Setujukah anda, gula merah kelapa memiliki rasa manis renyah? Setujukah anda, gula merah kelapa memiliki sara manis lembab? Setujukah anda, bahwa gula merah kelapa memiliki rasa manis pahit?
No.
Atribut Produk Gula Merah Kelapa
2.
HARGA Menurut anda, harga produk gula merah kelapa sesuai dengan kualitasnya? Menurut anda, gula merah kelapa memiliki manfaat yang jauh lebih besar dibandingkan dengan harga yang dibayar? Menurut anda, gula merah kelapa memiliki harga yang terjanggkau? Menurut anda, lebih terjangkau harga gula merah dibandinkan gula merah aren?
No.
Atribut Produk Gula Merah Kelapa
3.
WARNA Menurut anda, anda warna gula merah yang coklat sesuai dengan kebutuhan? Setujukah anda, dengan warna gula merah kelapa yang coklat gelap? Setujukah anda, warna gula merah kelapa yang coklat kekuningan?
61
Lanjutan Lampiran 3. No. 4.
Atribut Produk Gula Merah Kelapa
No. 6.
S
Kategori* N TS
STS
SS
S
Kategori* N TS
STS
SS
Kategori* S N TS
STS
TEKSTUR Setujukah anda, bahwa tekstur gula merah kelapa sangat padat? Setujukah anda, bahwa tekstur gula merah kelapa padat? Setujukah anda, bahwa tekstur gula merah kelapa cukup padat? Setujukah anda, bahwa tekstur gula merah kelapa berongga? Setujukah anda, bahwa tekstur gula merah kelapa sangat berongga?
No. 5.
SS
Atribut Produk Gula Merah Kelapa AROMA Apakah anda, suka dengan aroma harum gula merah kelapa? Setujukah anda, bahwa aroma gula merah kelapa netral (tidak berbau)? Setujukah anda, bahwa gula merah kelapa memiliki aroma tenggik?
Atribut Produk Gula Merah Kelapa UKURAN Setujukah anda, dengan ukuran sangat besar gula merah kelapa? Sejutukah anda, dengan ukuran besar yang terdapat pada gula merah kelapa? Setujukah anda, dengan ukuran cukup besar gula merah kelapa? Setujukah anda, dengan ukuran kecil gula merah kelapa? Setujukah anda, dengan ukuran sangat kecil gula merah kelapa? Apakah anda, suka dengan bentuk dan ukuran kerucut?
62
Lanjutan Lampiran 3. No. 7.
Atribut Produk Gula Merah Kelapa
SS
S
Kategori* N TS
STS
KEMASAN Setujukah anda,bahwa kemasan gula merah kelapa dijamin tidak mudah rusak atau cacat? Setujukah anda, bahwa kemasan gula merah kelapa menarik? Setujukah anda, bahwa kemasan gula merah kelapa rapi? Setujikah anda, bahwa kemasan gula merah kelapa tersedia kemasan yang kecill?
CATATAN: (*Contreng Kotak Kategori yang Dipilih dan Beri Alasan) Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Netral (N) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS)
63
Lampiran 4. Persepsi Konsumen tentang Atribut Rasa terhadap Produk Gula Merah Kelapa No. Responden 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. Total Rata-rata
Pertanyaan Atribut Rasa (Nomor) 1 2 3 4 5 3 4 4 3 1 2 1 3 2 2 1 4 1 4 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 4 1 1 3 2 71 2.37
4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 3 4 5 5 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 123 4.1
4 4 3 3 4 3 4 4 4 3 5 4 4 5 3 3 2 4 3 3 4 4 3 2 4 4 3 3 2 3 104 3.47
4 4 4 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2 4 4 2 2 3 3 1 4 4 1 3 2 4 2 87 2.9
2 4 2 2 2 2 3 2 2 4 2 2 1 1 2 2 2 4 5 2 4 3 4 1 3 4 1 1 2 2 73 2.43
Total Skor
Kategori
17 20 18 14 14 13 15 16 15 16 16 16 13 18 16 12 14 20 18 13 17 16 13 13 18 16 12 11 15 13 458 15.27
Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik
Ket : 1, 2, 3,......5 = Simbol pertanyaan untuk responden konsumen.
64
Lanjutan Lampiran 4.
Keterangan : I = Interval kelas J = Jarak sebaran (skor maksimal K = Jumlah kelas ( ) ( )
Kurang Baik
: 5 – 13,0
Cukup Baik
: 13,1 – 20,0
Baik
: > 20,1
skor minimal
)
65
Lampiran 5.
No. Responden 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. Total Rata-rata
Persepsi Konsumen tentang Atribut Harga terhadap Produk Gula Merah Kelapa Pertanyaan Atribut Harga (Nomor) 1 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 122 4. 7
3 4 2 2 4 4 4 3 3 2 3 5 4 3 5 4 5 4 2 3 2 4 3 4 4 3 4 4 2 2 101 3.37
3 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 2 2 3 4 2 4 4 118 3.93
4 4 2 2 4 3 5 5 3 4 4 4 4 3 1 4 4 4 3 4 4 4 5 4 3 4 4 3 3 3 108 3.6
Total Skor
Kategori
14 16 12 12 17 16 18 16 15 14 15 17 16 15 15 16 17 16 14 15 14 17 16 14 13 14 16 13 13 13
Cukup Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik
449 14.97
Ket : 1, 2, 3,......5 = Simbol pertanyaan untuk responden konsumen.
66
Lanjutan Lampiran 5.
Keterangan : I = Interval kelas J = Jarak sebaran (skor maksimal K = Jumlah kela ( )
( )
Kurang Baik
: 4 – 9,7
Cukup Baik
: 9,71 – 15,41
Baik
: > 15,42
skor minimal
)
67
Lampiran 6. Persepsi Konsumen tentang Atribut Warna terhadap Produk Gula Merah Kelapa No. Respomden 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. Total Rata-rata
Pertanyaan Atribut Warna (Nomor) 1 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 3 4 4 3 4 5 3 4 5 4 4 120 4
3 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 5 3 5 4 3 4 2 4 3 4 4 3 3 4 4 3 108 3.6
4 3 4 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 5 1 2 2 3 1 2 3 2 3 1 3 4 3 3 4 2 77 2.57
Total Skor
Kategori
10 10 12 9 10 9 10 11 10 10 10 10 10 13 10 9 11 11 9 9 9 10 9 9 12 10 10 12 12 9
Cukup Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik Baik Cukup Baik
305 10.17
Ket : 1, 2, 3,......5 = Simbol pertanyaan untuk responden konsumen.
68
Lanjutan Lampiran 6.
Keterangan : I = Interval kelas J = Jarak sebaran (skor maksimal K = Jumlah kelas ( )
( )
Kurang Baik
: 3 – 7,3
Cukup Baik
: 7,4 – 11,7
Baik
: > 11,8
skor minimal
)
69
Lampiran 7. Persepsi Konsumen tentang Atribut Tekstur terhadap Produk Gula Merah Kelapa No. Responden 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. Total Rata-rata
Pertanyaan Atribut Tekstur (nomor) 1 2 3 4 5 4 3 2 1 4 3 4 3 4 2 4 5 4 5 4 3 4 4 2 2 2 4 3 4 4 4 3 4 2 1 98 3.27
4 3 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 5 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 109 3.63
3 3 2 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 5 2 4 3 4 4 4 3 3 2 4 3 3 4 2 3 102 3.4
2 4 4 4 3 2 3 4 3 5 2 4 3 5 4 2 2 3 5 4 4 3 3 2 3 2 4 3 4 4 100 3. 3
2 4 2 2 3 2 3 3 2 3 2 4 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 4 3 2 2 72 2.4
Total Skor
Kategori
15 17 14 13 18 14 18 16 17 16 16 21 17 19 19 13 17 15 16 15 15 16 15 14 18 15 17 18 14 13
Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Kurang Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Kurang Baik
481 16.03
Ket : 1, 2, 3,......5 = Simbol pertanyaan untuk responden konsumen.
70
Lanjutan Lampiran 7.
Keterangan : I = Interval kelas J = Jarak sebaran (skor maksimal K = Jumlah kelas ( )
( )
Kurang Baik
: 5 – 13,0
Cukup Baik
: 13,1 – 20,0
Baik
: > 20,1
skor minimal
)
71
Lampiran 8. Persepsi Konsumen tentang Atribut Aroma terhadap Produk Gula Merah Kelapa No. Responden 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. Total Rata-rata
Pertanyaan Atribut Aroma (Nomor) 1 2 3 4 3 4 5 4 4 5 4 4 3 5 4 5 4 2 2 2 4 4 3 3 5 4 2 5 4 3 5 4 5 115 3.83
4 4 2 4 3 2 3 3 3 2 2 4 3 5 4 3 4 4 3 2 4 3 2 4 2 4 4 2 2 4 95 3.17
2 3 3 2 1 1 2 2 1 3 2 2 1 1 2 3 1 1 2 2 2 2 3 1 1 2 3 1 3 2 57 1.9
Total Skor
Kategori
10 10 9 11 8 7 10 9 8 8 9 10 9 10 8 8 7 9 9 7 9 10 9 7 8 10 10 8 9 11
Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Kurang Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Kurang Baik Cukup Baik Cukup Baik Kurang Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Kurang Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik 267 8.9
Ket : 1, 2, 3,......5 = Simbol pertanyaan untuk responden konsumen.
72
Lanjutan Lampiran 8.
Keterangan : I = Interval kelas J = Jarak sebaran (skor maksimal K = Jumlah kelas ( )
( )
Kurang Baik
: 3 – 7,3
Cukup Baik
: 7,4 – 11,7
Baik
: > 11,8
skor minimal
)
73
Lampiran 9.
No. Responden 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. Total Rata-rata
Persepsi Konsumen tentang Atribut Ukuran terhadap Produk Gula Merah Kelapa Pertanyaan Atribut Ukuran (Nomor) 5 6 1 2 3 4 5 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 3 5 4 3 120 4
4 3 4 3 4 2 1 5 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 4 3 3 2 2 4 4 5 5 5 4 2 2 3 4 3 3 1 5 4 4 2 4 3 4 2 4 4 1 5 5 4 3 4 3 5 5 4 2 1 5 100 107 3.3 3.57
4 2 4 4 4 3 4 4 3 5 4 2 4 3 4 2 4 3 4 4 3 3 4 2 5 4 2 5 4 4 107 3.57
3 3 2 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 2 2 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 2 2 4 95 3.1
1 3 2 1 3 2 4 3 3 2 3 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 3 3 2 2 1 3 2 2 1 61 2.03
Total Skor 20 18 18 18 21 19 24 21 21 21 20 16 21 21 22 14 19 19 18 22 18 20 20 17 24 20 18 24 18 18 590 19.67
Ket : 1, 2, 3,......5 = Simbol pertanyaan untuk responden konsumen.
Kategori Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Kurang Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik
74
Lanjutan Lampiran 9.
Keterangan : I = Interval kelas J = Jarak sebaran (skor maksimal K = Jumlah kelas ( )
( )
Kurang Baik : 6 – 15,3 Cukup Baik
: 15,4 – 23,7
Baik
: > 23,8
skor minimal
)
75
Lampiran 10. Persepsi Konsumen tentang Atribut Kemasan terhadap Produk Gula Merah Kelapa No. Responden 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. Total Rata-rata
Pertanyaan Atribut Kemasan (Nomor) 1 2 3 4 5 2 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 1 5 2 5 2 2 4 2 103 3.43
4 1 4 4 3 2 4 2 3 3 3 4 2 3 3 2 2 4 4 4 4 2 1 4 2 4 1 2 4 4 89 2.97
3 2 3 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 3 2 4 4 3 3 4 1 4 4 3 2 4 3 5 106 3.53
4 1 4 5 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 5 2 4 2 4 4 5 3 3 2 3 4 1 3 4 5 101 3.37
Total Skor
Kategori
16 6 15 16 14 12 16 13 14 14 14 16 13 15 14 9 12 14 16 15 16 13 6 15 11 16 6 11 15 16
Baik KurangBaik Cukup Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Kurang Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik Kurang Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik 399 13.3
Ket : 1, 2, 3,......5 = Simbol pertanyaan untuk responden konsumen.
76
Lanjutan Lampiran 10.
Keterangan : I = Interval kelas J = Jarak sebaran (skor maksimal K = Jumlah kelas ( )
( )
Kurang Baik
: 4 – 9,7
Cukup Baik
: 9,71 – 15,41
Baik
: > 15,42
skor minimal
)
77
Lampiran 11. Dokumentasi Penelitian
Pasar Tradisional Andonohu
Pasar Basah Tradisional
78
Lanjutaan Lampiran 11.
Pasar Panjang Tradisional
Produk Gula Merah Kelapa
79
Lanjutaan Lampiran 11.
Wawancara
80
Lanjutaan Lampiran 11.