PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK TERASI INSTAN USAHA KELOMPOK BAJO INDAH DI SULAWESI TENGGARA
SKRIPSI
Oleh :
ISRA WATI D1A1 12 006
JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK TERASI INSTAN USAHA KELOMPOK BAJO INDAH DI SULAWESI TENGGARA
SKRIPSI
diajukan kepada Fakultas Pertanian untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Jurusan/Program Studi Agribisnis
Oleh :
ISRA WATI D1A1 12 006
JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASIL KARYA SENDIRI, DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI, ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. APABILA DIKEMUDIAN HARI TERBUKTI ATAU DAPAT DIBUKTIKAN BAHWA SKRIPSI INI HASIL JIPLAKAN, MAKA SAYA BERSEDIA MENERIMA SANKSI SESUAI PERATURAN YANG BERLAKU.
KENDARI, JUNI 2016
ISRA WATI D1 A1 12 006
ii
iii
iv
ABSTRAK
ISRA WATI (D1A1 12 006). Persepsi Konsumen Terhadap Produk Terasi Instan Kelompok Usaha Bajo Indah di Sulawesi Tenggara ( Dibimbing oleh bapak Surni sebagai pembimbing I dan bapak Putu Arimbawa sebagai pembimbing II). Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui (1) Persepsi Konsumen Terhadap Produk Terasi Instan Kelompok Usaha Bajo Indah di Sulawesi Tenggara (2) hubungan atara umur, pendidikan, pekerjaan dan besarnya pendapaan konsumen dengan tingkat kepuasan konsumen terhadap atribut kemasan, kepraktisan, harga dan rasa produk terasi instan. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan teknik accidental sampling yaitu 90 orang. Data yang diperoleh dari responden ditabulasi kemudian dianalisis dengan uji Chi – Square. Selanjutnya untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara variabel maka diuji dengna rumus koefisien Contingency (C). Hasil penelitian diperoleh konsumen menunjukkan bahwa konsumen merasa sangat puas terhadap produk terasi instan dari segi bentuk kemasan, kepraktisan, harga dan rasa. Dari hasil analisis Chi – Square diketahui bahwa terdapat hubungan antara jenis pekerjaan responden dengan persepsi konsumen terhadap atribut rasa produk terasi instan dengan keeratan sebesar 0,38 ( hubungannya tidak erat). Sedangkan identitas responden yang lainya tidak berhubungan dengan persepsinya terhadap atribut produk terasi instan. Kata kunci : terasi, instan, perilaku konsumen, persepsi.
v
ABSTRACT
ISRA WATI (D1A1 12 006). Consumer Perceptions Toward Instant Paste Products Business Group Bajo Indah in Southeast Sulawesi (in guidance by Surni, as a advisor I and Putu Arimbawa, as advisor II). This study aims to (1) know consumer perceptions toward instant paste products business group bajo indah in Southeast Sulawesi, (2) determine the relationship of age, education, occupation and income level with the attributes of customer satisfaction with packaging, convenience, price, and a sense of instant paste products. The sample in this study was obtained by the technique of accidental sampling of 90 people. Data obtained from respondents were tabulated and analyzed by Chi - Square. Furthermore, to determine the level of relationship between the variables tested analyzed using Contingency coefficient formula (C). Consumer research results obtained indicate that consumers are very satisfied with the product attributes instant paste in terms of packaging, practicality, price and taste. From the analysis of Chi - Square is known that there is a relationship between the type of work the respondents with consumer perceptions of product attributes shrimp flavor instant closeness of 0.38 (do not close). While the identity of the other respondents did not have a relationship. Keywords: paste, instant, consumer behavior, perception
vi vi
UCAPAN TERIMAKASIH ﺒﺴﻡﺍﷲﺍﻠﺮﺤﻤﻦﺍﻠﺮﺤﻴﻡ Alhamdulillah, Puji dan Syukur atas segala nikmat hidayah dan, kekuatan yang telah Allah taala berikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan amanah dan segala kewajiban penulis, meskipun dalam penulisan skripsi ini terdapat kendala, namun Alhamdulillah dapat diselesaikan hingga akhir penulisan skripsi ini. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pada pendidikan Program Sarjana Strata Satu (S1) Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo. Skripsi ini berjudul “ Persepsi Konsumen Terhadap Produk Terasi Instan Usaha Kelompok Bajo Indah di Sulawesi Tenggara”. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena sesungguhnya kesempurnaan itu hanyalah milik Allah Subhanahu wataala semata. Terimakasih atas segala kritik dan saran yang bersifat membangun. Teriring salam dan do‟a penulis ucapkan terimakasih dan penghargaan untuk ayah handa tercinta La Haba rahimahullah, semoga beliau mendapatkan tempat yang baik disisi Allah subhanahu wata‟ala dan ibundaku tercinta Wa Haliata yang telah melahirkan, mendidik dan membesarkan dengan penuh kasih dan cinta, mendoakan serta memberikan motivasi dalam kehidupan. Ucapan terimakasih penulis kepada Bapak Ir. Surni.,M.S. selaku pembibing I dan Bapak Putu Arimbawa., S.P.M.Si. selaku pembimbing II yang telah
vii
memberikan, waktu, tenaga arahan dan motivasi dengan segala ketelitian dan kesabarannya sehingga skripsi ini terselesiakan . Ucapan terimakasih penulis tujukan kepada : 1. Rektor Universitas Halu Oleo, Dekan Fakultas Pertanian, serta Ketua Jurusan Agribisnis yang telah memberikan arahan dan motivasi selama menempuh pendidikan di Universitas Halu Oleo 2. Dosen di lingkungan Jurusan Agribisnis khususnya dan Fakultas Pertanian pada umumnya yang telah membimbing penulis selama mengikuti pendidikan 3. Pegawai Administrasi Jurusan Agribisnis dan Fakultas Pertanian yang telah membantu penulis dalam pengurusan administrasi selama kuliah 4. Adik-adikku Irmayani, Indrawati, Armin dan sikembar Winda & Windi yang senantiasa menjadi motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini 5. Keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dukungan dan doa kepada penulis 6. Kepada ibu Siti Sa‟dianti yang sudah penulis anggap sebagai orang tua yang selalu memberikan motivasi, dan dorongan dan adikku Aisyah yang sudah membantu selama penulisan skripsi ini. 7. Segenap keluarga besarku Lembaga Dakwah Kampus Ulul Al baab UHO tempat dimana penulis berkecimpung di dunia dakwah bersama saudarisaudari tercinta
viii
8. Adik-adikku di Lembaga Dakwah Fakultas Raudhatul „Ilmi Fakultas Pertanian yang senantiasa mendoakan penulis agar terselesaikan tugas skripsi ini. 9. Kepada sahabat-sahabatku di Lembaga Muslimah Wahdah Islamiyah yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Syukron atas bantuan dan
dukungannya. 10. Kepada sahabat seperjuanganku Agribisnis Angakatan 2012 yang selalu memberikan motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Kepada semua pihak yang telah berjasa selama menempuh studi di Universitas Halu Oleo ataupun saat penulisan tugas akhir, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Meskipun telah melalui perubahan-perubahan didalam penyusunanya, hasil penelitiaan ini tentu saja masih terlalu banyak kekurangan sehingga bantuan kritik dan saran yang membangun akan menjadi sumbangan yang berharga. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi siapa saja yang membacanya. Kendari, Juni 2016
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Judul
Teks
Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………… HALAMAN PERNYATAAN……………………………………………… HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………... HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………… ABSTRAK………………………………………………………………….. ABSTRACT………………………………………………………………………….. UCAPAN TERIMAKASIH………………………………………………… DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………. DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………... I.
PENDAHULUAN ………………………………………………….
1
Latar Belakang ………………………………………………… Rumusan Masalah …………………………………………….... Tujuan Penelitian ……………………………………………...... Manfaat Penelitian …………………………………………........
1 4 4 4
TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………
6
Terasi …………………………………………………............... Instan…………………………………………………………… Konsep Presepsi ……………………………………………….. Konsep Konsumen …………………………………………….. Konsep Kepuasan …………………………………………….... Penelitian Terdahulu………………………………………….... Kerangka Pikir ……………………………………………........
6 10 10 20 28 31 34
METODE PENELITIAN………………………………………….
36
Waktu Dan Lokasi Penelitian ………………………………..... Populasi Dan Sampel ………………………………………….. Jenis Dan Sumber Data ………………………………………... Teknik Pengumpulan Data Variabel Penelitian …………………………………………...... Analisis Data ………………………………………................... Konsep Operasional ……………………………………………
36 36 37 38 39 39 40
HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………..
44
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ……………………........... B. Gambaran Umum Produk ……………………………………..
44 49
A. B. C. D. II.
A. B. C. D. E. F. G. III.
A. B. C. D. E. F. G. IV.
i ii iii iv v vi vii x xii xiv xv
x
Identitas Responden……………………………………………. B.1 . Umur …………………………………………………….. B.3. Tingkat Pendidikan………………………………………... B.4. Jenis Pekerjaan …………………………………………… B.5. Pendapatan ………………………………………………... D. Persepsi Konsumen terhadap Produk Terasi Instan Kelompok Usaha Bajo Indah……………………………………………… D.1. Persepsi Konsumen Terhadap Kemasan …………………. D.2. Persepsi Konsumen Terhadap Kepraktisan……………….. D.3. Persepsi Konsumen Terhadap Harga……………………… D.4. Persepsi Konsumen Terhadap Rasa ……………………… E. Hubungan identitas Responden dengan Persepsi Konsumen terhadap Atribut Produk terasi Instan………………………… E.1 Hubungan Umur Responden dengan Persepsi Konsumen Terhadap Atribut Kemasan , Kepraktisan, Harga dan Rasa Produk terasi Instan……………………………………… E.2 Hubungan Tingkat Pendidikan Responden dengan Persepsi Konsumen terhadap Atribut Kemasan, Kepraktisan, Harga dan Rasa Produk terasi Instan………………………………………………………. E.3 Hubungan Jenis Pekerjaan Responden dengan Persepsi Konsumen terhadap Atribut Kemasan , Kepraktisan, Harga dan Rasa Produk terasi Instan……………………………... E.4 Hubungan Besarnya Pendapatan Responden dengan Persepsi Konsumen terhadap Atribut Kemasan , Kepraktisan, Harga dan Rasa Produk terasi Instan……………………………………………………….
50 50 51 52 54 55
KESIMPULANDAN SARAN ……………………………………..
70
A. Kesimpulan ……………………………………………………… B. Saran …………………………………………………………......
71 71
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… LAMPIRAN ………………………………………………………………..
73 76
C.
V.
xi
55 57 59 61 62
63
64
66
67
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 2. 3. 4. 5. 6.
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
21.
22.
Teks Halaman Kandungan Gizi Terasi …………………………………..………... 7 Interval Koefisien Berdasarkan Kategori Guilford………………... 40 Indikator dan Parameter Variabel Penelitian …….…………...... 43 Batas- batas wilayah Kota Kendari, Kabupaten Konawe Selatan 45 dan dan Kabupaten Konawe……………………………….. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kota Kendari, 46 Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Konawe………….. Penduduk berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan di Kota Kendari Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten 48 Konawe………………………………………………………… Tingkat Pendidikan Penduduk Sulawesi Tenggara Berumur 15 Tahun ke Atas………………………………………………….. Keadaan Responden Berdasarkan Umur Responden di Kota Kendari, Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Konawe…… Keadaan Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kota Kendari, Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Konawe…… Keadaan Responden Berdasarkan Tingkat Pekerjaan di Kota Kendari, Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Konawe…… Keadaan Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan di Kota Kendari, Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Konawe…… Persepsi Konsumen terhadap Kemasan Produk Terasi Instan……..
49
Tingkat Persepsi Konsumen terhadap Kemasan Produk Terasi Instan………………………………………………………………. Persepsi Konsumen terhadap Kepraktisan Produk Terasi Instan …. Tingkat Persepsi Konsumen terhadap Kepraktisan Produk Terasi Instan ……………………………………………………………… Persepsi Konsumen terhadap Harga produk Terasi Instan ………...
56
Tingkat Persepsi Konsumen terhadap Harga Produk Terasi Instan………………………………………………………………. Persepsi Konsumen terhadap Rasa Produk Terasi Instan ………… Tingkat Persepsi Konsumen terhadap Rasa Produk Terasi Instan…………………………………………………………… Hubungan Umur Responden dengan Persepsi Konsumen terhadap Atribut Kemasan, Kepraktisan, Harga dan Rasa Produk Terasi Instan…………………………………………… Hubungan Tingkat Pendidikan Responden dengan Persepsi Konsumen terhadap Atribut Kemasan, Kepraktisan, Harga dan Rasa Produk Terasi Instan............................................................ Hubungan Tingkat Pekerjaan Responden dengan Persepsi Konsumen terhadap Atribut Kemasan, Kepraktisan, Harga dan Rasa Produk Terasi Instan............................................................
60
xii
51 52 53 54 56
58 58 60
61 62 63
65
66
23.
Hubungan Besarnya Pendapatan Responden dengan Persepsi Konsumen terhadap Atribut Kemasan, Kepraktisan, Harga dan Rasa Produk Terasi Instan............................................................
xiii
68
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 2. 3. 4.
Teks
Diagram Alir Proses Pembuatan Terasi Instan ……………..... Proses Pembentukan Presepsi………………….…………….. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Prilaku Konsumen……… Kerangka Berpikir Teoritis …………………………………...
xiv
Halaman 9 15 25 35
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Teks Halaman 1. Riwayat Hidup ……………............................................................ 77 2. Kuisioner Penelitian………………….………………………….... 78 3. Identitas Responden………………………………………………. 81 4. Hasil Jawaban Kuisioner …………………………………............. 85 5. Perhitungan Tabulasi Hasil Pengamatan………………………….. 105 6. Hasil Perhitungan Analisis Chi- Square…………………………... 107 7. Dokumentasi ……………………………………………………... 123
xv
1
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Pembangunan Indonesia saat ini berorientasi/mengarah pada pengembangan
ekonomi kerakyatan yang berupaya mengangkat taraf hidup rakyat kecil yang berpendapatan rendah dan miskin. Dengan adanya kebijakan ini maka berbagai kegiatan usaha skala kecil ataupun menengah diberbagai sektor sedang berkembang tidak terkecuali di sektor agribisnis. Sulawesi Tenggara merupakan salah satu daerah yang menerapkan kebijakan ekonomi kerakyatan guna meningkatkan taraf kehidupan ekonomi masyarakatnya. Berkembangnya berbagai kegiatan usaha terutama dibidang agribisnis akan memacu tingginya tingkat persaingan dalam dunia usaha, karena setiap perusahaan baik perusahaan yang sudah lama beroperasi ataupun yang baru mulai beroperasi akan berusaha meningkatkan jumlah pembelian hasil produksi dan meraih konsumen baru. Akibatnya, dengan banyaknya kegiatan usaha yang mulai bermunculan, produk yang ditawarkan kepada konsumen akan beragam sehingga semakin banyak pula pilihan bagi konsumen untuk dapat memilih produk yang sesuai dengan harapannya, seperti bentuk kemasan produk, kepraktisan dalam memakainya, tingkat harga dan rasa. Salah satu produk yang berpotensi dikembangkan dalam mendukung pengembangan ekonomi kerakyatan di atas adalah produk terasi bubuk (terasi instan). Produk ini adalah hasil bimbingan tim dosen
pelaksana pengabdian
kepada masyarakat tahun 2010 dan 2011 pada Kelompok Usaha Bajo Indah Kelurahan
Lapulu
Kota
Kendari
sebagai
realisasi
bimbingan
melalui
2
pendampingan yang difasilitasi Bapeda Sultra dari tahun 2008 dan 2009. Terasi instan terinspirasi untuk diwujudkan, karena terasi semi basah yang selama ini banyak beredar di pasar dalam bentuk bongkahan dan terbuka rawan akan kontaminasi dari sumber penyakit seperti lalat, tikus, dan serangga lainnya serta bau aromanya yang menyengat tajam tidak dapat disembunyikan. Potensi untuk mendominasi
pasar lokal, pasar regional, maupun nasional sangat besar
mengingat komoditi ini sangat disukai masyarakat yang doyan sambal terasi dalam setiap menu makanan, higienis sesuai dengan harapan konsumen. Tidak malu lagi membawanya dalam bepergian karena baunya tertutup/ tidak keluar. Bentuk kemasan ini dirancang sedemikian rupa guna memikat minat konsumen, mudah digunakan atau praktis dengan tetap memperhatikan cita rasa dari terasi. Konsumen merupakan tujuan akhir/sasaran bagi setiap perusahaan, oleh karena itu perusahaan perlu mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumennya. Produk yang ditawarkan perusahaan harus mampu mewujudkan keingian/ kebutuhan konsumen, agar hasil produksi dapat terjual dan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Samosir (2007), menyataka bahwa” pemasaran produk perusahaan adalah memenuhi dan memuaskan
kebutuhan
dan keinginan pelanggan/konsumen, jika petani/produsen dapat mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen akan permintaan komoditi yang mereka usahakan, maka masalah kegagalan pasar atau anjloknya harga dapat diminimalisir. Terasi yang dahulu dikenal bentuknya identik seperti bongkahan dengan bau dan aroma yang sangat menyengat, serta daya simpannya tidak terlalu lama
3
sehingga hal ini dapat menurunkan minat beli masyarakat. Kelompok Usaha Bajo Indah di Kelurahan Lapulu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara saat ini telah memproduksi terasi yang berbentuk bubuk/instan yang telah dikemas dalam saset, sehingga bau menyengat tidak lagi keluar ke permukaan. Selain itu, bentuk kemasan saset ini telah dirancang agar masyarakat dapat menggunakannya dengan mudah atau praktis dengan tetap memperhatikan cita rasa terasi yang bagus. Terasi bubuk produk Usaha kelompok Bajo Indah Lapulu telah mendapatkan rekomendasi kelegalan pemasaran produk yang ditandai dengan rekomendasi dari 2 instani yaitu : Dinkes dan B-POM sebagai berikut : (1) Kepala Dinas Kesehatan Kota Kendari tentang Sertifikasi Produk Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) dengan nomor seri P-IRT No. 202747101165, (2) Balai Pengawasan Obat dab Makanan (B-POM) kota Kendari tentang hasil uji sampel terasi instan produk Kelompok Usaha Bajo Indah, mempunyai kadar protein 65,93%, kadar air 8,9%, dan kadar abu 22, 94% (Surni, dkk.2012). Hadirnya produk terasi bubuk di Sulawesi Tenggara yang bisa dikatakan sebagai produk baru, tentunya masyarakat sebagai konsumen akan memiliki cara penilaian maupun persepsi yang berbeda-beda terhadap produk ini. Selanjutnya, perbedaan persepsi yang dihasilkan oleh seseorang tidak terlepas dari adanya perbedaan-perbedaan individu, perbedaan dalam kepribadian serta pengaruh dari pada produk itu sendiri. Perbedaan individu yang dimaksud adalah karakteristik/identitas yang dilimiki oleh seseorang seperti perbedaan usia, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, dan status sosial ekonomi. Sedangkan, pengaruh dari produk merupakan atribut-atribut yang mendukung produk itu
4
sendiri seperti kemasan produk, harga produk, dan atribut pendukung lainnya. Kedua faktor tersebut akan berhubungan/mempengaruhi persepsi seseorang dalam menilai sebuah produk yang sama. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangat sebuah judul penelitian “ Persepsi Konsumen terhadap Produk Terasi Instan Usaha Kelompok Bajo Indah di Provinsi Sulawesi Tenggara” B. Rumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1.
Bagaimana Persepsi Konsumen terhadap Produk Terasi Instan Kelompok Usaha Bajo Indah di Provinsi Sulawesi Tenggara ?
2.
Bagaimana hubungan antara identitas konsumen (umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan pendapatan) dengan persepsi konsumen terhadap atribut kemasan, kepraktisan, harga dan rasa produk terasi instan ?
C.
Tujuan Penelitian Penelitian bertujuan mengetahui :
1.
Bagaimana Persepsi Konsumen terhadap Produk Terasi Instan Usaha Kelompok Bajo Indah di Provinsi Sulawesi Tenggara.
2.
Hubungan antara identitas konsumen (umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan pendapatan) dengan persepsi konsumen terhadap atribut kemasan, kepraktisan, harga dan rasa produk terasi instan .
D.
Manfaat Penelitian Manfaat dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
5
1.
Bagi produsen terasi instan (Usaha Kelompok Bajo Indah), hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi tambahan pengetahuan mengenai persepsi konsumen terhadap produk terasi instan sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan pemasaran produk.
2.
Bagi peneliti yang terkait selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber referensi.
3.
Bagi daerah terkait, dapat dijadikan sebagai salah satu produk unggulan local
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
Terasi Terasi atau belacan adalah salah satu produk awetan yang berasal dari ikan
dan udang rebon segar yang telah diolah melalui proses pemeraman atau fermentasi, disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya bentuk terasi berupa padatan, kemudian teksturnya agak kasar, dan memiliki khas aroma yang tajam akan tetapi rasanya gurih (Pierson, 2013). Terasi merupakan produk awetan ikan atau rebon yang telah diolah dengan proses pemeraman dan fermentasi, lalu dilakukan penggilingan dengan cara penumbukan dan penjemuran selama kurang lebih 20 hari. Proses pembuatan produk terasi juga ditambahkan garam yang berfungsi untuk bahan pengawet, bentuknya seperti pasta dan berwarna hitam-coklat, dan bisa dengan bahan pewarna sehingga menjadi kemerahan. Hal ini dikemukakan oleh Pratiwy (2009), bahwa bahan pembantu yang perlu diperhatikan dalam pembuatan terasi adalah kadar garam. Fungsi penambahan
garam dalam proses fermentasi selain untuk
pengawet juga bertujuan untuk mendapatkan kondisi tertentu yang memungkinkan enzim atau mikroorganisme tahan. Garam (halotoleran) dapat
bereaksi menghasilkan
produk makanan dengan karakteristik tertentu.. Selain itu pewarna berguna untuk memperbaiki penampilan, maka sering dilakukan penambahan bahan pewarna buatan kedalam terasi. Terasi udang sering ditambahkan warna coklat atau merah, sedangkan dalam terasi ikan sering ditambahkan warna kehitaman (campuran antara warna merah dan hijau). Adapun konsentrasi pewarna yang digunakan, disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk menjamin keselamatan konsumen,
7
sebaiknya digunakan bahan pewarna yang diizinkan penggunaanya oleh pemerintah. Adapun Kandungan gizi terasi disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Kandungan gizi terasi Komposisi Kimia
Jumlah
Energi (mg)
0,00
Protein (mg)
0,24
Lemak ( IU
0,00
Karbohidrat (mg)
0,00
Kalsium (mg)
726,00
Fosfor (mg)
3812
Zat Besi (gr)
9,90
Vitamin A (gr)
2,90
Vitamin B1 (gr)
22,30
Vitamin C (kkal)
155,00
Sumber: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2012) Proses pembuatan terasi bubuk menurut Anggraeny (2011), yaitu sebagai berikut : 1.
Pembersihan merupakan tahap pemisahan kotoran-kotoran yang mungkin terikut dengan rebon kering
2.
Setelah udang rebon kering dinyatakan bersih dari kotoran, selanjutnya dilakukan pencampuran air dan garam sesuai takaran
3.
Kemudian setelah pencampuran air dan garam pada rebon kering merata, lalu digiling hingga halus dan liat. Adapun cairan yang keluar dari hasil penggilingan tidak dibuang kareana cairan tersebut hancuran dari daging udang.
8
4.
Setelah penggilingan, hasil dari penggilingan yang biasanya berbentuk adonan dimasukkan kedalam karung lalu dipadatkan kembali dengan tangan agar nanti hasilnya lebih baik.
5.
Pada proses pemeraman, biasanya adonan dibiarkan selama kurang lebih 7 hari dengan tujuan agar adonan dapat melindungi adonan dari debu dan kotoran lain sehingga berbentuk terasi semi basah
6.
Setelah proses pemeraman, dilakukan lagi penjemuran. Terasi semi basah ditempatkan kedalam lapisan lalu dijemur dibawah sinar terik matahari kurang lebih 2-3 hari bila hujan dapat dilakukan dengan cara mengukus terasi
7.
Setelah kering, maka selanjutnya adalah pengirisan terasi semi basah menjadi potongan-potongan kecil
8.
Setelah dilakukan pengirisan, selanjutnya dilakukan penggorengan dengan cara disangrai (tanpa minyak) sampai kering dan terasi semi basah sebelumnya tidak dapat menyatu atau sudah terpisah menjadi bubukkan.
9.
Terasi bubuk hasil penggorengan tadi, kemudian dikemas dengan menggunakan botol ukuran 100 gr lalu diberi label.
9
Rebon Kering
Pembersihan
Air
+
Pencampuran
+
Garam
Penggilingan Pemeraman Penjemuran ( 2-3 hari)
Pengirisan
Penggorengan Proses pengemasan
Terasi Bubuk Siap jual Gambar 1. Diagram Alir Proses Pembuatan Terasi Instan
10
B.
Definisi Instan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Instan artinya langsung dapat dimakan atau
diminum atau tanpa dimasak lama. Sedangkan produk instan yaitu produk yang tersedia dalam waktu cepat dan siap saji, atau jenis produk yang dikemas, mudah disajikan, praktis, atau diolah dengan cara sederhana. C. 1.
Konsep Persepsi Teori dan Pengertian Persepsi Manusia pada dasarnya merupakan mahkluk individu. Dalam melihat
suatu masalah setiap manusia memiliki pandangan yang berbeda sesuai dengan tingkat pengetahuan dan pemahamannya. Hal ini pula yang menyebabkan persepsi setiap individu memilki perbedaan, tidak terkecuali persepsi masyarakat desa. Persepsi secara etimologi diartikan sebagai daya untuk mengamati, yang menghasilkan tanggapan, kesan atau penglihatan. Soemanto (1990), mengartikan persepsi sebagai
bayangan yang
menjadi
kesan
yang
dihasilkan dari
pengamatan. Defenisi ini menekankan bahwa persepsi merupakan hasil yang ditangkap dari mengamati suatu objek. Hal ini berarti dalam membentuk persepsi harus jelas objek yang dituju. Persepsi menurut manusia yang satu belum tentu sama dengan persepsi manusia yang lainnya. Karena adanya perbedaan dari pengalaman serta lingkungan sekitar dari manusia tersebut tinggal. Persepsi adalah kesadaran yang tidak dapat ditafsirkan yang timbul dari stimuli. Dalam hal ini persepsi itu lahir karena adanya rangsangan sehingga menimbulkan rangsangan yang
11
tidak dapat ditafsirkan. Jadi yang merupakan faktor penyebab adanya persepsi adalah rangsangan. Kimball Young dalam Adi, I.R, (2003), menyatakan persepsi merupakan suatu yang menunjukkan aktivitas, merasakan,
menginterpretasikan dan
memahami objek baik fisik maupun benda. Hal ini menekankan bahwa persepsi akan timbul setelah seseorang atau sekelompok orang terlebih dahulu merasakan kehadiran suatu objek.
Setelah
dirasakan
kemudian objek
tersebut
diinterpretasikan. Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Persepsi merupakan stimulus yang diindera oleh individu, diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera. Persepsi merupakan proses yang kompleks. Secara etimologi persepsi berasal dari bahasa latin perception yang berarti menerima atau mengambil. Persepsi adalah suatu proses dengan nama berbagai stimuli dipilih, diorganisir, dan diinterpretasi menjadi informasi yang bermakna (Ferrinandewi, 2008). Sugihartono, dkk. (2007), menyatakan bahwa kemampuan
otak
dalam
menerjemahkan
stimulus
persepsi atau
proses
adalah untuk
menerjemahkan stimulus yang masuk kedalam alat indera manusia. Persepsi manusia terdapat perbedaan sudut pandang dalam penginderaan. Ada yang
12
mempersepsikan sesuatu itu baik atau persepsi yang positif maupun persepsi negatif yang akan mempengaruhi tindakan manusia yang tampak atau nyata. Mulyana (2003), menyatakan persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita dan proses tersebut mempengaruhi perilaku kita. Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dengan berbagai macam bentuk. Stimulus mana yang akan mendapatkan respon dari individu tergantung pada perhatian individu yang bersangkutan. Berdasarkan hal tersebut, perasaan, kemampuan berfikir, pengalaman-pengalaman yang dimiliki individu tidak sama, maka dalam mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda antar individu satu dengan individu lain. Setiap orang mempunyai kecenderungan dalam melihat benda yang sama dengan cara yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah pengetahuan, pengalaman dan sudut pandangnya. Persepsi juga bertautan dengan cara pandang seseorang terhadap suatu objek tertentu dengan cara yang berbeda-beda dengan menggunakan alat indera yang dimiliki, kemudian berusaha untuk menafsirkannya. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Sunyoto (2012), setiap individu atau konsumen memandang suatu benda yang sama dengan persepsi yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh adanya proses seleksi dari banyak stimulan yang diterima oleh individu. Kotler (2000), menyatakan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti.
13
Persepsi konsumen merupakan bagian penting dalam pemasaran. Pihak pemasara harus dapat memahami kesan konsumen terhadap produk, seprti tanggapan panca indera konsumen terhadap ukuran, dan warna kemasan, tekstur maupun aroma produk. Perubahan tanggapan inderawi ini dipengaruhi oleh proses kognisi yang disesuaikan dengan seluruh pengalaman yang telah dimiliki konsumen sebelumnya (Myres & Reynolds dalam Gantina 2006). Jalaludin Rakhmat (2007), menyatakan persepsi adalah pengamatan tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Sedangkan, Suharman (2005), menyatakan “persepsi merupakan suatu proses menginterpretasikan atau menafsir informasi yang diperoleh melalui sistem alat indera manusia”. Menurutnya ada tiga aspek didalam persepsi yang dianggap relevan dengan
kognisi manusia, yaitu
pencatatan indera, pengenalan pola, dan perhatian. Dari penjelasan di atas, dapat ditarik suatu kesamaan pendapat bahwa pada dasarnya persepsi merupakan suatu pengamatan individu atau proses pemberian makna sebagai hasil pengamatan tentang suatu objek, peristiwa, dan sebagainya melalui panca inderanya, yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan penafsiran pesan sehingga seseorang dapat memberikan tanggapan mengenai baik buruknya atau positif negatifnya hal tersebut. 2. Syarat Terjadinya Persepsi Menurut Sunaryo (2004), syarat-syarat terjadinya persepsi adalah sebagai berikut: a.
Adanya objek yang dipersepsi
14
b.
Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan persepsi.
c.
Adanya alat indera/reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus
d.
Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak, yang kemudian sebagai alat untuk mengadakan respon. 3. Proses Pembentukan Persepsi Menurut Miftah Toha (2003), proses terbentuknya persepsi didasari pada
beberapa tahapan, yaitu: a.
Stimulus atau Rangsangan Terjadinya persepsi diawali ketika seseorang dihadapkan pada suatu
stimulus/rangsangan yang hadir dari lingkungannya. b.
Registrasi Dalam proses registrasi, suatu gejala yang nampak adalah mekanisme
fisik yang berupa penginderaan dan syarat seseorang berpengaruh melalui alat indera yang dimilikinya. Seseorang dapat mendengarkan atau melihat informasi yang terkirim kepadanya, kemudian mendaftar semua informasi yang terkirim kepadanya tersebut. c.
Interpretasi Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangat
penting yaitu proses memberikan arti kepada stimulus yang diterimanya. Proses interpretasi tersebut bergantung pada cara pendalaman, motivasi, dan kepribadian seseorang.
15
Menurut Myers dan Reynolds dalam Gantina (2006), proses persepsi berlangsung mulai dari proses penginderaan sampai proses pengolahan informasi. Mowen dan Minor (2002), menyatakan bahwa persepsi akan memiliki hubungan timbale balik terhadap terhadap pemprosesan informasi. Tingkat keterlibatan memori dan persepsi akan mempengaruhi pemprosesan informasi. Sebaliknya, persepsi pun timbul sebagai hasil dari pemprosesan informasi yaitu melalui interprestasi dan pemaknaan rangsangan. Tahapan persepsi merupakan suatu rangkaian proses yang dapat dilihat pada gambar 2. Pemaparan (exposure)
Pemahaman
Perhatian
Persepsi
Gambar 2. Proses Pembentukan Persepsi (Mowen & Minor 2002) Pada tahapan stimulus, konsumen menerima informasi melalui panca inderanya.
Tahap
perhatian,
konsumen
akan
mengalokasikan
kapasitas
pemprosesan menjadi rangsangan. Akhirnya, konsumen akan menyusun dan menerjemahkan informasi untuk memberikan arti terhadap informasi tersebut yang disebut sebagai tahap pemahaman yang melibatkan panca indera. Persepsi tidak akan terjadi jika tidak didahului dengan perhatian konsumen terhadap produk itu sendiri. Perhatian ini berfungsi sebagai sarana seleksi dan pemilihan berbagai stimulus menjadi suatu informasi yang dapat diterima yang kemudian dapat dirasakan oleh konsumen. Oleh karena itu, factor eksternal (stimulus) maupun factor internal (individu) akan mempengaruhi perhatian konsumen terhadap suatu produk (Myers & Reynold dalam Gantina 2007).
16
4.
Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Konsumen Menurut Miftah Toha (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
seseorang adalah sebagai berikut : a.
Faktor internal: perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka, keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses belajar, keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai dan kebutuhan juga minat, dan motivasi.
b.
Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan gerak, hal-hal baru dan familiar atau ketidak asingan suatu objek. Menurut Bimo Walgito (2004), faktor-faktor yang berperan dalam persepsi
dapat dikemukakan beberapa faktor, yaitu: a.
Objek yang dipersepsi Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.
Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. b.
Alat indera, syaraf dan susunan syaraf Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus, di
samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan motoris yang dapat membentuk persepsi seseorang.
17
c.
Perhatian Untuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi diperlukan adanya
perhatian, yaitu merupakan langkah utama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu sekumpulan objek. Menurut Sobur (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dapat dikategorikan menjadi : 1.
Faktor Fungsional Faktor fungsional dihasilkan dari kebutuhan, kegembiraan (suasana hati),
pelayanan dan pengalaman masa lalu seorang individu. 2.
Faktor-faktor Struktural Faktor structural berarti bahwa faktor-faktor tersebut timbul atau dihasilkan
dari bentuk stimuli dan efek-efek netral yang ditimbulkan dari sistem syaraf individu. 3.
Faktor- faktor situasional Faktor ini banyak berkaitan dengan bahasa nonverbal. Petunjuk proksemik,
petunjuk kinesik, petunjuk wajah, petunjuk paralinguistic adalah beberapa dari faktor situasional yang mempengaruhi persepsi. 4.
Faktor Personal Shaleh (2004), menjelaskan persepsi lebih bersifat psikologis daripada proses
pengindraan saja, maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi : a. Perhatian yang selektif, individu memusatkan perhatiannya pada rangsangan-rangsangan tertentu saja.
18
b. Ciri-ciri rangsang, rangsang yang bergerak diantara rangsang yang diam akan lebih menarik perhatian c. Nilai dan kebutuhan individu d. Pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsi dunianya. Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi individu berbeda satu sama lain dan akan berpengaruh pada individu dalam mempersepsi suatu objek, stimulus, meskipun objek tersebut benar-benar sama. Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain sekalipun situasinya sama. Perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya perbedaanperbedaan individu, perbedaan- perbedaan dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi. Pada dasarnya proses terbentuknya persepsi ini terjadi dalam diri seseorang, namun persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar, dan pengetahuannya. Persepsi konsumen dapat pula dipengaruhi oleh produk itu sendiri. Factorfaktor yang mempengaruhi persepsi konsumen adalah karakteristik objek atau produk dan karakteristik seseorang (Kotler, 2002). Maka dari itu, dapat terjadi perbedaan persepsi/penilaian antar konsumen yang satu dengan konsumen yang lainnya mengenai satu produk yang sama. Persepsi adalah tanggapan atau penerimaan langsung dari suatu serapan atau seseorang untuk mengetahui beberapa hal melalui panca indranya (Gantina, 2006). Menurut Oksowela (2008), persepsi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berkaitan dengan karakteristik
19
responden seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan dan status sosial ekonomi. Faktor eksternal responden berasal dari lingkungan sekitar responden yang dapat mempengaruhi persepsinya seperti sumber informasi. Mowen (2002), menyatakan bahwa faktor internal terdiri dari usia, jenis kemalin, pendidikan, pekerjaan dan kelas sosial. Faktor internal akan menggambarkan adanya pertukaran nilai, kebutuhan, kebiasaan maupun perilaku yang berbeda antara suatu kelompok konsumen dengan lainnya. Pada umunya, konsumen akan menentukan kualitas suatu produk berdasarkan pada berbagai macam isyarat informasi yang dihubungkan dengan produk tersebut. Menurut Prasetijo (2005), kualitas produk dapat dipersepsikan berdasarkan unsur - unsur berikut : 1.
Isyarat intrinsik : ukuran, warna, rasa atau aroma. Isyarat ini dianggap lebih rasional dan obyektif karena atribut ini merupakan stimulus yang dapat diterima oleh panca indera.
2.
Isyarat ekstrinsik : bersifat diluar produk seperti harga, citra toko atau citra produsennya. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas mengenai faktor- faktor
yang mempengaruhi persepsi konsumen terdiri atas dua fakto yaitu faktor internal yang menyangkut karakteristik diri konsumen sedangkan faktor eksternal berasal dari keadaan ataupun informasi dari lingkungan yang mempengaruhi diri konsumen. Kedua faktor tersebut mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembeliaan terhadap suatu produk.
20
D. Konsep Konsumen 1. Pengertian Konsumen Istilah konsumen dapat kita temukan dalam peraturan perundang- undangan Indonesia. Secara yuridis formal pengertian konsumen dimuat dalam Pasal 1 angka 2 UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, ”konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/ atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan” Bagi ahli hukum pada umunya sepakat bahwa arti konsumen adalah pemakai terakhir dari benda dan jasa yang diserahkan kepada mereka oleh pengusaha. Nasution (2000), juga menyatakan bahwa istilah konsumen berasal dari bahasa consumen (Inggris – Amerika) dan consumet (Belanda). Secara harfiah arti kata consumer adalah lawan dari produsen, setiap orang yang menggunakan barang. Menurut Kotler (2000), konsumen adalah semua indivudu dan rumahtangga yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi, sedangkan
menurut
Undang-Undang
Perlindungan
Konsumen
(UUPK),
konsumen adalah setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat baik bagi diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Setiap konsumen berusaha untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya
dengan
pemenuhan
yang
maksimal.
Jumlah
dan
keanekaragaman barang yang dapat dipenuhi bergantung pada besar pendapatan atau penghasilan. Tingkat kemakmuran dan kesejahteraan seseorang atau
21
masyarakat bergantung pada tingkat konsumsi yang digunakan. Berikut merupakan sifat-sifat konsumen, yaitu : 1.
Ingin mengetahui keadaan atau ciri-ciri barang yang akan dibeli
2.
Menginginkan barang yang baik dan berkualitas
3.
Menginginkan barang yang murah harganya
4.
Menginginkan kejujuran dalam bertransaksi jual beli. Menurut Sumarwan (2003), konsumen adalah individu yang memiliki
keragaman latar belakang budaya, pendidikan dan keadaan sosial ekonomi lainnya. Oleh karena itu, para pemasar berkewajiban untuk memahami konsumen, mengetahui apa yang dibutuhkannya, apa seleranya dan bagaimana ia mengambil keputusan sehingga pemasar dapat memproduksi barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan konsumen. Para pemasar harus dapat mempelajari bagaimana konsumen berperilaku, bertindak dan berpikir serta faktor- faktor apa saja yang mempengaruhinya sehingga pemasar dapat merancang strategi pemasaran dengan lebih baik. Pemasar
yang mengerti perilaku
konsumen akan mampu
memperkirakan bagaimana kecenderungan konsumen untuk bereaksi terhadap informasi
yang
diterimanya.
Mempengaruhi
perilaku
konsumen
adalah
mempengaruhi pilihan konsumen agar mereka mau memilih produk/merek tertentu yang ditawarkan pemasar tersebut. Menurut Hidayati (2009), konsumen terdiri dari bagian yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri. Konsumen organisasi meliputi organisasi bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintah dan lembaga lainnya ( sekolah,
22
perguruan tinggi, rumah sakit). Organisasi- organisasi harus membeli peralatan da jasa lainnya untuk menjalankan seluruh kegiatan organisasinya. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tentang definisi konsumen, maka dapat disimpulkan bahwa konsumen merupakan individu maupun organisasi yang menggunakan barang maupun jasa dari hasil produksi yang ditunjukan baik bagi kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. 2. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan serta pengefaluasian
produk
dan
jasa
demi
mengetahui
kebutuhan
dan
keinginan.perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Perilaku konsumen timbul karena adanya kendala dalam keterbatasan pendapatan disatu sisi dan disisi lain adanya keinginan untuk mengonsumsi barang dan jasa sebanyak-banyaknya. Schiffman dan Kanuk (2000), menyatakan bahwa “perilaku konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan oleh konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan,
mengevaluasi, dan menghentikan konsumsi produk, jasa, dan
gagasan. Menurut Setiadi (2003), menyatakan bahwa “ perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk dan menyusuli tindakan ini.”
proses
keputusan yang mendahului
23
Sedangkan
menurut Kotler dan Amstrong (2002), menyatakan bahwa
perilaku konsumen merupakan perilaku pembelian konsumen
akhir,
baik
individu maupun rumah tangga, yang membeli produk untuk konsumsi personal. Menurut Philip Kotler (1992), konsumen adalah semua individu dan/atau rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi. Konsumen sangat bervariasi menurut umur, pendapatan, tingkat pendidikan, pola mobilitas dan selera. Perbedaan konsumen berdasarkan umur, pendapatan, tingkat pendidikan dan sebagainya dapat mempengaruhi persepsi atau tanggapan terhadap suatu produk. Salah satu cara untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen melalui karakteristik sosial demografi konsumen, selain aspek lingkungan seperti budaya, kelas sosial, proses komunikasi, keluarga dan lain-lain yang semuanya bisa mempengaruhi perilaku konsumen (Sumarwan, 2002). Konsumen memiliki keinginan dan kebutuhan yang berbeda-beda dapat terlihat dari karakteristik sosial demografinya (Mowen dan Minor, 2002). Karakteristik sosial demografi adalah ciri yang menggambarkan perbedaan masyarakat berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, agama, suku bangsa, pendapatan, jenis keluarga, status pernikahan, lokasi geografi, dan kelas sosial (Kotler dan Armstrong, 2001). Para pemasar membutuhkan informasi yang andal mengenai konsumennya dan ketrampilan khusus untuk menganalisis dan menginterpretasikan informasi. Kebutuhan ini berkontribusi pada pengembangan perilaku konsumen sebagai bidang studi spesifik dalam pemasaran. Secara sederhana, istilah perilaku konsumen mengacu pada perilaku yang ditunjukkan oleh para individu dalam
24
membeli dan menggunakan barang dan jasa. Pada hakikatnya, lingkup studi perilaku konsumen meliputi sejumlah aspek krusial. Pada masa sekarang ini bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja sebenarnya, oleh karena itu produsen yang memiliki prinsip holistic marketing sudah seharusnya memperhatikan semua yang menjadi hak-hak konsumen. Selanjutnya dapat dijelaskan bahwa perilaku konsumen tadi terbagi menjadi dua bagian (Swastha, 2000), yang pertama adalah perilaku yang tampak, variabelvariabel yang termasuk didalamnya adalah jumlah pembelian, waktu dan proses transaksi yang dilakukan oleh konsumen, yang kedua adalah perilaku yang tidak tampak, variabel-variabelnya antara lain adalah persepsi, ingatan terhadap informasi, dan perasaan kepemilikan oleh konsumen. Perilaku konsumen menentukan dalam proses pengambilan keputusan membeli yang tahapnya dimulai dari pengenalan masalah yaitu berupa desakan yang membangkitkan tindakan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhannya. Selanjutnya tahap mencari informasi tentang jasa yang dibutuhkan dan dilanjutkan pada tahap penyeleksian. Tahap berikutnya adalah keputusan pembelian dan diakhiri dengan perilaku sesudah pembelian dimana konsumen akan membeli lagi atau tidak, tergantung dari tingkat kepuasan yang didapat dari produk jasa tersebut (Tjiptono,1999). 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Meskipun ada banyak faktor yang mempengaruhi dalam memahami perilaku konsumen, namun bagi perusahaan sudah merupakan keharusan
25
untuk memahami perilaku konsumennya sehingga dengan demikian perusahaan dapat menetapkan kegiatan pemasarannya secara lebih tepat. Menurut Kotler (2000), faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen adalah faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor personal dan faktor psikologi seperti yang ditunjukkan gambar 2. berikut ini : Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Menurut Kotler dan Amstrong (2001), faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku konsumen itu terdiri dari budaya, sosial, pribadi, dan psikologi. Hal ini terlihat dalam Gambar 3. sebagai berikut : BUDAYA Budaya Sub-budaya Kelas sosial
SOSIAL Kelompok acuan Keluarga Peran dan status
PRIBADI
PSIKOLOGI
Umur dan tahap Motivasi daur hidup Pekerjaan Situasi Persepsi ekonomi Gaya hidup Pengetahuan
Pembelian
Kepribadian dan Keyakinan konsep diri dan Sikap Gambar 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen Sebagian besar dari faktor-faktor tersebut tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, namun mereka tetap harus memperhitungkannya. Kotler dan Amstrong (2001), menjelaskan faktor-faktor tersebut sebagai berikut : 1.
Faktor Budaya yang terdiri dari beberapa sub yaitu : Pertama, Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang mendasar
yang terdiri dari kumpulan nilai, preferensi dan perilaku. Kedua, Sub Budaya banyak sub-budaya yang membentuk segmen pasar yang penting, dan pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan
26
kebutuhan mereka. Ketiga, Kelas Sosial, menunjukkan preferensi produk dan merek yang berbeda dalam banyak hal. 2.
Faktor Sosial yang terdiri dari beberapa sub yaitu : Pertama, Kelompok Acuan yaitu seseorang terdiri dari semua kelompok yang
mempengaruhi langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Kedua, Keluarga merupakan organisasi pembelian yang paling penting dalam masyarakat, dan ia telah menjadi objek penelitian yang luas. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang sangat berpengaruh. Ketiga, Peran dan status, kedudukan seseorang dapat ditentukan melalui peran dan status. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan seseorang. Masing-masing peran tersebut menghasilkan status. 3.
Faktor Pribadi yang terdiri dari beberapa sub yaitu : Pertama, Usia dan Tahap Siklus hidup konsumsi juga dibentuk oleh siklus
hidup keluarga. Pemasar sering memilih kelompok-kelompok berdasarkan siklus hidup sebagai pasar sasaran mereka. Kedua, Pekerjaan dan lingkungan ekonomi. Pemasar berusaha mengidentifikasikan kelompok profesi yang memiliki minat di atas rata-rata atas produk dan jasa mereka. Ketiga, Gaya Hidup, orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Keempat, Kepribadian dan Konsep Diri. Kepribadian adalah karakteristik psikologis seorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya.
27
4.
Faktor Psikologis yang terdiri dari beberapa sub yaitu : Pilihan pembelian dipengaruhi empat faktor psikologi utama: motivasi,
persepsi, pembelajaran, serta kepercayaan dan sikap. Motivasi adalah kebutuhan yang mendorong seseorang secara kuat mencari kepuasan atas kebutuhan tersebut. Persepsi adalah menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti tentang dunia. Pembelajaran adalah perubahan perilaku seseorang karena pengalaman. Keyakinan adalah pemikiran dekriptif yang dipertahankan seseorang mengenai sesuatu. Sikap adalah evaluasi, perasaan, dan kecenderungan yang konsisten atas suka atau tidak sukanya seseorang terhadap objek atau ide. 4. Sikap Konsumen Setiadi (2003), menyatakan bahwa sikap adalah suatu mental dan syaraf sehubungan dengan kesiapan untuk menanggapi, diorganisasi melalui pengalaman dan memiliki pengaruh yang mengarahkan atau dinamis terhadap perilaku. Konsep sikap sangat terkait dengan konsep kepercayaan dan perilaku. Definisi yang dikemukakan tersebut mengandung makna bahwa sikap adalah mempelajari kecenderungan memberikan tanggapan terhadap suatu objek baik disenangi ataupun tidak disenangi secara konsisten. Sikap konsumen adalah fakor-faikapktor penting yang akan mempengaruhi keputusan pembelian (Ferrinadewi, 2008). Sebagai konsumen setiap orang memiliki sikap terhadap sejumlah obyek seperti produk, jasa, orang, peristiwa, iklan, toko, merek dan sebagainya. Ketika seseorang ditanya tentang preferensinya, apabila ia suka atau tidak suka terhadap suatu obyek, maka jawabannya menunjukan sikapnya terhadap obyek tersebut.
28
Baik buruknya sikap konsumen terhadap suatu produk atau jasa akan berpengaruh pada perilaku pembelinya. Sikap konsumen terhadap suatu produk adalah berupa tendensi atau kecenderungan yang dipelajarinya untuk mengefaluasi obyek itu daalam suatu cara yang menyenangkan atau tidak menyenangkan secara konsisten yaitu evaluasinya terhadap obyek tersebut tertentu secara keseluruhan dari yang paling buruk sampai paling baik. Mowen (2002), menyatakan bahwa melalui tindakan dan proses pembelajaran, orang akan mendapatkan kepercayaan dan sikap yang kemudian akan mempengaruhi perilaku pembeli. Lebih lanjut, sikap adalah cara seseorang dalam
berpikir,
merasa
dan
bertindak
melaui
aspek
dilingkungannya.
Kepercayaan dapat berupa pengetahuan, pendapat, atau sekedar percaya, dan kepercayaan ini akan membentuk citra produk yang bersangkutan. Sedangkan sikap menuntut orang untuk berperilaku relative konsisten terhadap obyek yang sama. E.
Konsep Kepuasan Konsumen Persaingan yang sangat ketat, dengan semakin banyak produsen yang terlibat
dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen menyebabkan setiap perusahaan harus mampu menempatkan orientasi pada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama. Hal ini tercermin dari semakin banyaknya perusahaan yang menyertakan komitmen terhadap kepuasan pelanggan. Karena kunci utama untuk memenangkan persaingan adalah memberikan nilai dan kepuasan pelanggan melalui penyampaian produk berkualitas dengan harga bersaing.
29
Menurut pakar pemasaran Kotler dan Keller (2009), menyatakan bahwa kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap ekspektasi mereka. Kepuasan merupakan suatu respon emosi seseorang terhadap suatu hal yang tengah dihadapinya.Emosi berarti menunjukkan perasaan suka atau tidak suka terhadap suatu hal. Kepuasan merupakan kebutuhan dasar yang dapat digambarkan sebagai suatu hal yang menyenangkan. Rasa puas akan muncul jika dorongan tersebut dapat disalurkan dan begitu pula sebaliknya akan merasa tidak puas apabila dorongan-dorongan tersebut tidak dapat disalurkan. Sedangkan menurut Zeithaml dan Bitner (2000), menyatakan bahwa definisi kepuasan adalah : Respon atau tanggapan konsumen mengenai pemenuhan. Arti dari kepuasan konsumen ini tidak lepas dari perilaku konsumen. Sedangkan kepuasan menurut Kotler dalam buku Sunyoto (2012), kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan (kinerja atau hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Konsumen dapat mengalami salah satu dari tiga tingkat kepuasan umum yaitu kalau kinerja di bawah harapan, konsumen akan merasa kecewa tetapi jika kinerja sesuai dengan harapan pelanggan akan merasa puas dan apa bila kinerja bisa melebihi harapan maka pelanggan akan merasakan sangat puas senang atau gembira. Arti dari kepuasan konsumen ini tidak lepas dari perilaku konsumen. Menurut Kotler (1994), menyatakan bahwa perilaku konsumen didefinisikan sebagai
suatu
tindakan
yang langsung diterima oleh konsumen dalam
mendapatkan, mengkonsumsi serta memakai produk atau jasa, termasuk proses
30
keputusan yang mendahului tindakan tersebut.Sedangkan kepuasan menurut Kotler dan Armstrong (2001), kepuasan konsumen adalah sejauh mana anggapan kinerja produk memenuhi harapan pembeli. Kepuasan pelanggan sepenuhnya dapat dibedakan pada tiga taraf, yaitu : (1). Memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar pelanggan, (2). Memenuhi harapan pelanggan dengan cara yang dapat membuat mereka akan kembali lagi, (3). Melakukan lebih daripada apa yang diharapkan pelanggan. Dari ketiga taraf tersebut, keberhasilan strategi pemasaran dapat dicapai apabila sudah dicapai taraf ketiga yaitu paling memberikan kepuasan kepada konsumen (Lea, 2007). Setelah melakukan pembelian, konsumen akan mengalami tahap purna beli, dalam tahap ini konsumen merasakan tingkat kepuasan atau tidak kepuasan tertentu yang akan berpenagruh pada perilaku konsumen berikutnya. Jika konsumen merasa puas maka akan memperlihatkan perilaku berikutnya yaitu dengan melakukan pembelian ulang. Menurut teori Kottler dalam jurnal Suwardi (2011), menyatakan bahwa kunci untuk mempertahankan pelanggan adalah kepuasan konsumen. Indikator Kepuasan konsumen dapat dilihat dari : 1.
Re-purchase
: membeli kembali, dimana pelanggan tersebut akan
kembali kepada perusahaan untuk mencari barang / jasa. 2.
Menciptakan
Word-of-Mouth : Dalam
hal
ini,
pelanggan
akan
mengatakan hal-hal yang baik tentang perusahaan kepada orang lain 3.
Menciptakan
Citra Merek : Pelanggan
merek dan iklan dari produk pesaing
akan kurang memperhatikan
31
4.
Menciptakan
keputusan
Pembelian
pada Perusahaan
yang sama :
Membeli produk lain dari perusahaan yang sama. Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa atribut kepuasan dapat menimbulkan perbedaan antara satu peneliti dengan peneliti lain, tergantung kepada kesesuaian atribut. Bila dikaitkan dengan kemampuan barang dan jasa memenuhi kepuasan, satu hal yang harus dipahami yaitu kesadaran responden atas karakteristik produk yang dikonsumsi. F.
Penelitian Terdahulu Setiawan (2006), dalam penelitiannya “ Analisis Persepsi Konsumen dan
Pilihan Konsumen terhadap Produk Teh di Kota Bogor”. Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi dan sikap konsumen terhadap atribut-atribut produk yang terdapat pada minuman teh dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pilihan konsumen terhadap jenis minuman teh (bubuk, celup, dan instan). Berdasarkan perhitungan rata-rata yang dilakukan terhadap tingkat kepentingan atribut-atribut teh, menyimpulkan bahwa10 atribut yang mempengaruhi responden dalam mengosumsi minuman teh yaitu : (1) Kebersihan Kemasan, (2) Kemudahan Memperolah, (3) Cita Rasa, (4) Rasa Manis, (5) Aroma, (6) Harga, (7) Volumen atau Isi, (8) Variasi rasa teh, (9) Mereh terkenal, (10) Rasa pahit getir. Hasil analisis sikap mulai atribut Fishbein terhadap ketiga jenis teh menunjukan bahwa nilai skor sikap total teh bubuk adalah lebih besar dibanding teh celup dan teh instan. Hal ini mengindekasikan bahwa teh celup dan teh instan masih kurang disukai dibandingkan teh bubuk. Hasil analisis regresi logistic multinominal diperoleh bahwa semakin tinggi usia
32
seeorang, cenderung memilih teh bubuk dibandingkan teh celup. Semakin banyak konsumsi teh seseorang, maka akan cenderung memilih teh bubuk atau teh celup. Nurmianti Ahmad (2007), dalam penelitiannya“ Persepsi Petani terhadap Kinerja Kontaktani di Kelurahan Puuduria kecamatan Wonggeduku Kabupaten Konawe”. Penelitian bertujuan untuk mengetahui persepsi petani terhadap Kinerja Kontaktani di Kelurahan Puudaria Kecamatan Wonggeduku. Hasil analisis penelitiannya menyimpulkan bahwa sebagian besar persepsi petani terhadap pengertian kinerja kontaktani 22 orang atau 74,34% responden mengatahui bahwa kinerja kontaktani adalah hasil pelaksanaan tugas yang dicapai kontaktani yang dinilai berdasarkan frekuensi kehadiran dalam kelompok, kreatifitas kerja, kerjasama, pencapaian target dan kegiatan lain. Sebagai besar petani mempunyai tanggapan setuju tentang kinerja kontaktani di kelurahan Puudaria Kecamatan Wonggeduku. Afifi (2007), hasil analisis penelitiannya “ Analisis Keputusan Konsumen terhadap Atribut Sayuran Organik dan Penerapan Personal Selling Benny’s Organik Garden”. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik konsumen, mengidentifikasi proses keputusan pembelian, dan menganalisis keputusan konsumen terhadap atribut sayuran organic dan pelaksanaan personal selling pada Benni‟s Organik Garden serta menganalisis atribut apa saja yang perlu
diperhatikan
dalam
pelaksanaan
personal
selling.
Hasil
analisis
penelitiannya menyimpulkan bahwa hasil perhitungan Customer Satisfacion Index (CSI)
diperoleh
nilai
sebesar
78,3%
atau
0,78.
Demikian
nilai
ini
33
mengindikasikan secara keseluruhan konsumen merasa puas terhadap atribut sayuran organic dan penerapan personal selling. Beti Endriani M. (2013), dalam penelitiannya“Persepsi Konsumen terhadap Atribut Terasi Instan Produk Usaha Kelompok Bajo Indah di Provisnsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi konsumen terhadap atribut terasi instan produk usaha kelompok Bajo Indah. Hasil analisis penelitiannya menyimpulkan bahwa dari rata-rata penilaian konsumen menunjukkan puas dari segi bentuk kemasan, kepraktisan, dan dari segi rasa, sedangkan dari segi harga konsumen cukup puas. Sejalan dengan uraian kondisi ini, oleh Surni.at.al. (2013), sebagai berikut : “ Packaging of an Instan “Terasi” for Diversified Marketing “ Consumer's satisfaction on the instan terasi was evaluated on 18 marketing agents in Southeast Sulawesi. The mean score on packaging was 3.28%, with 1.94% in usage and handling and 3.5% on taste. A mean score of 2.85% indicated that the consumers were dissatisfied with the terasi. The producers was satisfied with a profit of 80.95% because the traders and consumers were almost satisfied with the packaging, practicability in usage and handling, price and taste. Traders' satisfaction on
instan terasi sales were measured based on the
gained profit per g of instan terasi sold. This profit was calculated from the market margin minus the average of marketing cost. The result showed that the profit gained by traders was IDR 32.67 per g indicating that the traders were satisfied too. On the other hand, the consumer's measured using questionnaires
satisfaction were
survey which composed of packaging
34
performance, practicability in usage and handling, price level and taste perceptions. The consumers seem to be fairly satisfied with a total mean score of 2.85% . Maksudnya “ Kepuasan konsumen pada terasi instan dievaluasi pada 18 agen pemasaran di Sulawesi Tenggara . Skor rata-rata pada kemasan adalah 3,28 % , dengan 1,94 % dalam penggunaan dan penanganan dan 3,5 % pada selera . Skor rata-rata 2,85 % menunjukkan bahwa konsumen tidak puas dengan terasi tersebut. Efisiensi Pemasaran Terasi Instan, Para produsen puas dengan keuntungan 80,95 % karena para pedagang dan konsumen hampir puas dengan kemasan, kepraktisan dalam penggunaan dan penanganan, harga dan rasa. Kepuasan pedagang jual terasi instan diukur berdasarkan keuntungan yang diperoleh per gram terasi instan dijual . Keuntungan ini dihitung dari margin pasar dikurangi rata-rata biaya pemasaran. Hasil analisis penelitianya menyimpulkan bahwa keuntungan yang diperoleh oleh pedagang adalah sebesar Rp 32,67/gram menunjukkan bahwa pedagang juga merasa puas. Di sisi lain, kepuasan konsumen diukur dengan menggunakan survei kuesioner yang terdiri dari kinerja kemasan, kepraktisan dalam penggunaan dan penanganan, tingkat harga dan rasa. Konsumen tampaknya cukup puas dengan total skor rata-rata 2,85 %. G.
Kerangka Pemikiran Terasi instan yang merupakan produk dari Usaha Kelompok Bajo Indah
telah memasuki dunia pasar di Sulawesi tenggara dimana masyarakatnya sendiri adalah
sebagai customer/konsumen daripada produk ini. Sebagai konsumen
tentunya akan memberikan sebuah penilaian/persepsi terhadap produk yang telah dikonsumsinya, dimana penilaian/persepsi yang akan timbul antar konsumen satu
35
dan konsumen lainnya
akan berbeda-beda terhadap satu produk yang sama.
Perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaan individu, perbedaan- perbedaan dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi. Namun persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman, proses belajar, dan pengetahuannya. Jika diperhadapkan antara karakteristik konsumen yang terdiri dari umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan jumlah tanggungan dan karakteristik produk yang terdiri dari bentuk kemasan, kepraktisan dalam penggunaannya, harga dan rasa, dapat mempengaruhi penilaian/persespsi konsumen terhadap terasi Instan produk Usaha Kelompok Bajo Indah. Hasil penilaian/persepsi konsumen ditujukkan dengan adanya tingkat kepuasan konsumen terhadap karakteristik terasi Instan berupa frekuensi pembelian konsumen terhadap produk terasi instan. Kerangka pemikiran disajikan dalan bentuk gambar berikut : Terasi Instan produk Usaha Kelompok Bajo Indah
Konsumen Penilaian/Persepsi Konsumen Identitas Konsumen : Umur Tingkat Pendidikan Jenis Pekerjaan Pendapatan
Karakteristik Terasi Instan : Kemasan Kepraktisan Tingkat harga Rasa
. Kepuasan Konsumen Gambar 3 : Skema Kerangka Pemikiran
36
III. METODE PENELITIAN
A.
Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Juni tahun
2016 di Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Konawe dan Kota Kendari. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja atas asumsi bahwa Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Konawe merupakan kabupaten terdekat dari Kelompok Usaha Terasi Instan Bajo Indah di Kelurahan Lapulu yang terletak di Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. B. 1.
Populasi dan Sampel Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi populasi atau study sensus (Sabar, 2007). 2.
Penentuan Sampel Hasan (2002), sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui
cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi. Sampel dalam peneltian ini adalah masyarakat yang membeli dan mengonsumsi terasi bubuk. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Accidental Sampling. Menurut Sugiyono (2011), teknik Accidental Sampling adalah teknik penentuan sampel yang dapat dilakukan sewaktu-waktu sampai jumlah sampel
37
yang diinginkan terpenuhi . siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengann peneliti dan sesuai dengan tujuan penelitian, maka sampel tersebut dapat digunakan sebagai responden. Responden yang ditemui dilikasi-lokasi tersebut, namun tidak bersedia untuk diwawancarai karena berbagai alasan, tidak dihadirkan sebagai responden dalam penelitian ini. Margono ( 2004), menyatakan bahwa dalam teknik ini pengambilan sampel tidak ditentukan terlebih dahulu, peneliti langsung mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui sampai sampel yang diinginkan terpenuhi. Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan memilih calon responden sebagai sampel atas pertimbangan dapat memudahkan dalam memberikan data, sopan, serta mudah dijangkau. Berdasarkan hal tersebut, ditentukan sampel masing-masing 30 orang disetiap kabupaten yaitu : Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Konawe dan Kota Kendari sehingga total sampel berjumlah 90 orang. Setelah produk terasi Instan dijual kepada responden selanjutnya ditelusuri tanggapanya atas produk tersebut yang meliputi : bentuk kemasan, kepraktisan dalam penggunaan, ringkat harga serta rasa. C.
Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan
data sekunder. Data primer ialah data yang dikumpulkan
langsung dari
sumber primer sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian ini dengan menggunakan kuesioner yang disusun atau dipersiapkan sebelumnya serta wawancara
dengan pihak manajemen. Data sekunder diperoleh dari studi
literatur yang berhubungan dengan topik penelitian, berbagai instani terkait
38
seperti BPS, informasi lainnya dari internet, serta hasil-hasil penelitian terdahulu. D.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dalam penelitian ini diperoleh dengan
cara sebagai berikut: 1.
Metode wawancara Langsung yaitu pengumpulan data dengan melakukan penjualan langsung produk terasi Instan disertai kegiatan tanya jawab dengan responden terkait dengan masalah dalam penelitian ini dengan menggunakan lembar kuisioner.
2.
Metode kepustakaan yaitu pengumpulan data dengan menggunakan literaturliteratur yang bersumber dari buku-buku,jurnal-jurnal penelitian, internet dan bahan lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini dan dijadikan sebagai landasan teori dalam penelitian ini.
3.
Observasi yaitu pengumpulan melalui pengamatan langsung terhadap obyek dengan masalah yang akan diteliti dilapangan.
4.
Pencatatan adalah pengumpulan data dengan cara mencatat/foto copy data yang ada pada instani/lembaga yang terkait dengan data yang dibutuhkan pada penelitian ini.
5.
Dokumentasi yaitu tekhnik pengumpulan data dengan cara pengambilan gambar dokumentasi pada daerah penelitian sehubungan dengan variabel yang diamati.
39
E.
Variabel Penelitian Variabel yang diamati dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1.
Variabel utama yaitu penilaian/persepsi konsumen terhadap karakteristik produk Terasi Instan Usaha Kelompok Bajo Indah yang terdiri dari bentuk kemasan produk, kepraktisan dalam menggunakan produk, harga produk serta rasanya..
2.
Variabel pendukung yaitu berupa karakteristik dari konsumen yang terdiri dari umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan pendapatan.
F.
Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan metode analisis deskriptif, dimana data yang diperolah terlebih dahulu dihitung dengan cara dipersentasekan (rata-rata) kualitatif, selanjutnya dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui tingkat persepsi konsumen terhadap produk terasi instan, sedangkan untuk mengetahui hubungan antara identitas konsumen dengan kepuasan konsumen terhadap atribut produk terasi instan dianaslisis Chi - Square. dengan rumus sebagai berikut : X2 = ∑ (fo – fh )2 fh
dimana fh = ∑ fk.∑ fb ∑T
keterangan : X2 = Nilai Chi-Square Fo = Frekuensi yang diselidiki/observasi/frekuensi empiris Fh = frekuensi yang diharapkan ∑fk = jumlah frekuensi pada kolom ∑fb = jumlah frekuensi pada baris ∑T = jumlah keseluruhan baris atau kolom
40
Kriteria uji yang digunakan dalam penelitian ini yakni Chi-Square hitung (X2hitung) yang diperoleh dibandingkan dengan nilai Chi_Square tabel (X2tabel) pada taraf kepercayaan 95% dengan db = (r-1) (k-1) dimana r = jumlah baris dan k = jumlah kolom. Kriteria uji = jika X2 hitung ≥ X2tabel, maka dikatakan signifikan ( Abdul Syarni,1995). Selanjutnya, jika nilai X2
hitung
≥ X2tabel maka dilanjutkan dengan uji
koefisien contingency (C) untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel dengan rumus yaitu sebagai berikut
√
Dimana: C X2 N
= koefisien contingency = harga Chi-Square = jumlah sampel
Kemudian untuk menentukan interval kelas kategori digunakan interval koefisien Guilford pada tabel 2. Tabel 2. Interval Koefisien Berdasarkan Kategori Gulford No Interval Koefisien Tingakt Hubungan
G.
1.
0,00 – 0,199
Sangat rendah
2.
0,20 – 0,399
Rendah
3.
0,40 – 0,599
Sedang
4.
0,60 – 0,799
Tinggi
5.
0,80 – 1,00
Sangat tinggi
Konsep Operasional Konsep operasional adalah batasan-batasan atau pengertian dari istilah yang
digunakan dalam penelitian ini, dengan tujuan untuk menjelaskan ruang lingkup dan batasan-batasan dalam penelitian yang tediri dari :
41
1.
Penilaian/persepsi terhadap terasi Instan adalah penilaian responden yang membeli dan mengonsumsi produk terasi instan Lapulu,yang terdiri dari penilaian berupa bentuk kemasan, kepraktisan dalam menggunakan , harga dan rasa.
2.
Instan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
produk terasi yang
langsung dapat digunakan/dikonsumsi tanpa dimasak lama. 3.
Responden adalah konsumen yang membeli dan mengonsumsi produk terasi instan Lapulu dan bersedia diwawancarai mengenai tanggapanya terhadap produk terasi instan Lapulu.
4.
Terasi instan Lapulu yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu terasi instan yang dikemas pada 3 ukuran volume (15 gram, 10 gram dan 5 gram) dengan ukuran 8 x 11 cm. penggunaannya dapat langsung ditaburi/dicampur pada masakan.
5.
Kemasan yaitu berupa bungkusan saset yang digunakan pada terasi instan Lapulu sehingga ciri bau khas yang menyengat dari terasi tidak tercium/keluar kepermukaan
6.
Kepraktisan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu penilaian konsumen terhadap produk terasi instan dalam hal kemudahan dalam pemakaian maupun dalam membawanya bepergiaan.
7.
Pendapatan per bulan adalah kisaran penghasilan yang diperoleh oleh responden tiap bulan ( Rp/bulan)
42
8.
Harga yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu tingkatan harga pada ukuran masing-masing kemasan yaitu : 15 gram = Rp 3.000, 10 gram = Rp 2.000, 5 gram = Rp 1.000,
9.
Rasa yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu penil aian pembeli/konsumen terhadap rasa produk terasi instan Lapulu.
10. Untuk menentukan skor kategori tidak puas, cukup puas, dan sangat puas setiap atibut produk terasi instan, maka digunakan rumus skala interval yaitu : skor tertinggi - skor terendah Jumlah kelas
Dengan ketentuan skor sebagai berikut: Skor 3 = sangat puas Skor 2 = cukup puas Skor 1 = tidak puas Skala interval untuk atribut kemasan : 25 - 5 = 6,6 3 Tidak puas = 5 – 11,6 Cukup puas = 11,7 – 18,3 Sangat puas = 18,4 – 25 Skala interval untuk atribut kepraktisan : 15 – 3 = 4 3 Tidak puas = 3–7 Cukup puas = 7,1 – 11,1 Sangat puas = 11,2 – 15 Skala interval untuk atribut harga dan rasa produk terasi instan : 10 – 2 = 2,6 3 Tidak puas = 2 – 4,6 Cukup puas = 4,7 – 7,3 Sangat puas = 7,4 – 10 11. Indikator dan parameter yang dipakai dalam penelitian ini yaitu :
43
Tabel 3. Indikator Variabel Penelitian Variabel Indikator warna kemasan, keterangan Kemasan
yang terdapat dalam kemasan
Kepraktisan
Kemudahan dalam pemakaian
Harga
Rasa
Kesesuaian harga dan produk
Rasa terasi yang terdapat pada produk terasi instan
Satuan pengukuran a. Sangat setuju (5) b. Setuju (4) c. Kurang setuju (3) d. Tidak setuju (2) e. Sangat tidak setuju (1) a. Sangat setuju (5) b. Setuju (4) c. Kurang setuju (3) d. Tidak setuju (2) e. Sangat tidak setuju (1) a. Sangat setuju (5) b. Setuju (4) c. Kurang setuju (3) d. Tidak setuju (2) e. Sangat tidak setuju (1) a. Sangat setuju (5) b. Setuju (4) c. Kurang setuju (3) d. Tidak setuju (2) e. Sangat tidak setuju (1)
44
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
A.1 Letak dan Keadaan Geografi Penelitian ini dilakukan di Kota Kendari dan dua kabupaten Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu Kbaupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Konawe. Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di jazirah Tenggara pulau Sulawesi. Secara geografis terletak dibagian Selatan Garis Khatulistiwa, memanjang dari Utara ke Selatan diantara 02o45‟- 124o 45‟ Bujur Timur. Secara astronomis Kota Kendari terletak dibagian Selatan Garis Khatulistiwa berada diantara 3o54‟30‟‟4o3‟11‟‟ Lintang Selatan – 122o23;-122o39 Bujur Timur. Kabupaten Konawe Selatan ibukotanya Andoolo, terletak antara 30.58.56‟ dan 4o.31.52‟ Lintang Selatan dan antara 121.58‟ dan 123.16‟ Bujur Timur. Sedangkan Kabupaten Konawe ibukotanya terletak di Unaaha, 73 Km dari Kota Kendari, terletak dibagian Selatan Khatulistiwa, melintang dari Utara ke Selatan 20o45‟dan 04o15‟, membujur dari Barat ke Timur antara 121o15‟ dan 123o30‟ Bujur Timur. Provinsi Sulawesi Tenggara Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Tengah, Sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi NTT di Laut Flores, Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Maluku di Laut Banda dan Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Selatan di Teluk Bone. Batas- batas wilayah Kota Kendari, Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Konawe dapat dilihat dalam Tabel 4.
45
Tabel 4. Batas- batas Wilayah Kota Kendari, Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Konawe Kabupaten/Kota Kendari Konawe Selatan Konawe
Sebelah Utara Konawe
Sebelah Selatan Konawe Selatan
Konawe. Kota Muna & Bombana & Kendari Kabupaten Kabupaten Konawe Utara Konawe Selatan
Sebelah Timur Teluk kendari Konkep & Butur Kota Kendari
Sebelah Barat Konawe Selatan, dan Konawe Kabupaten Kolaka Kolaka Timur & Kolaka
Sumber : BPS Sulawesi Tenggara Dalam Angka 2015 Sebagian besar wilayah Sulawesi Tenggara (74 persen atau 110.000 Km2 ) merupakan perairan (laut) sedangkan wilayah daratan, mencakup jazirah tenggara Pulau Sulawesi dan beberapa pulau kecil adalah seluas 38.140 Km2 (25,75%). Luas Wilayah daratan Kota Kendari 295,89 Km2 atau 0,70% dari luas daratan Provinsi Sulawesi Tenggara. Luas Wilayah daratan Konawe Selatan, 451,420 Ha atau 11,83% dari luas wilayah daratan Sulawesi Tenggara, sedangkan luas wilayah perairan (laut) ±9.368 Km2. Luas wilayah dataran Kabupaten Konawe 679.245 Ha atau 17,81 persen dari luas wilayah daratan Sulawesi Tenggara. Sedangkan luas wilayah perairan laut (termasuk perairan Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Konawe) ± 11.960 Km2 atau 10.87% dari luas perairan Sulawesi Tenggara. Daerah Desa Bajo Indah merupakan lokasi pembuatan produk terasi instan. Kondisi daerah ini sangat mendukung kegiatan usaha ini karena Desa Bajo Indah terletak dipesisir laut dengan masyarakat didominasi oleh suku Bajo. Kondisi pesisir pantai yang sangat panas pada siang hari dapat mempercept proses penngeringan terasi saat dijemur. Adapun Kegitan masyarakat banyak perpusat pada kegiatan melaut/ nelayan.
46
A.2 Keadaan Penduduk A.2.1 Penduduk Menurut Kelompok Umur Jumlah penduduk menurut kelompok umur di Kota Kendari, Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Konawe disajikan dalam Tabel 4. Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kota Kendari, Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Konawe Kelompok Umur 0–4 5–9 10 – 14 15 – 19 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 40 – 44 45 – 49 50 – 54 55 – 59 60 - 64 65 – 69 70 – 74 75 + Jumlah
Kota Kendari 37 245 32 864 29131 38 131 44 598 31 329 27 684 23 339 21 417 17 091 12 165 8 761 5 120 3 174 1 9 63 1 887 335 889
Kabupaten Konawe Selatan 34. 786 35. 356 30. 778 26. 007 23. 521 26. 232 23. 854 22. 497 17. 674 13. 637 11. 022 7. 750 6. 024 4. 319 2. 924 3. 364 289 815
Kabupaten Konawe 27. 885 26. 306 23. 323 21. 315 19. 006 19. 264 18. 759 16. 067 14. 509 12. 304 9. 852 7. 639 5. 122 3. 582 2. 474 2. 294 229. 801
Sulawesi Tenggara 294 414 282 765 253 417 236 612 212 584 199 996 189 824 173 741 154 449 126 037 97 991 75 483 54 075 38 800 57 893 2 448 081
Sumber : Sulawesi Tenggara Dalam Angka 2015 Dari Tabel 5 dapat diketahui bahwa Umur produktif (15 –54 tahun), yaitu umur dimana seseorang memiliki nilai ekonomi yang tinggi sehingga dapat menghasilkan barang dan jasa dengan efektif. Umur produktif yang jumlahnya paling besar adalah Kota Kendari sebanyak 215.754 jiwa atau 64,2% dari total penduduk Kota Kendari, kemudian Kabupaten Konawe Selatan yaitu sebanyak 164.444 jiwa atau 56,7% dari total penduduk kabupaten Konawe Selatan , dan disusul Kabupaten Konawe sebesar 131.076 jiwa atau 57,03% dari total penduduk
47
kabupaten Konawe. Dengan demikin, daerah yang paling banyak memiliki penduduk yang berumur produktif yaitu Kota Kendari sehingga diharapkan agar masyarakat dapat memanfatkan umur produktif tersebut untuk mencari pekerjaan agar dapat memenuhi kebutuhan hidup. Jumlah penduduk di Kota Kendari yang termasuk dalam umur tidak produktif (0-14 tahun) adalah 99. 240 jiwa atau 29,54%, Kabupaten Konawe Selatan jumlah penduduk dengan umur tidak produktif sebanyak 100.920 jiwa atau 34,82%, sedangkan Kabupaten Konawe umur tidak produktif sebanyak 77. 514 jiwa atau 33,73%. A.2.2 Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan Penduduk Sulawesi Tenggara yang termasuk dalam angkatan kerja adalah sebesar 1.085.509 jiwa. Angkatan kerja yang dimaksud adalah penduduk yang berumur 15 tahun keatas. Penduduk yang bekerja sebanyak 1.037.419 jiwa, sedangkan 48.090 jiwa masih mencari pekerjaan. Penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja adalah sebanyak 537.775 jiwa. Tabel 6 menjelaskan tentang jumlah penduduk Kota Kendari, Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Konawe yang termasuk dalam angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Diketahui bahwa daerah yang memiliki jumlah penduduk terbanyak dari tiga lokasi penelitian ini yaitu daerah Kota Kendari sebanyak 335.889 jiwa. Sedangkan dari tabel menunjukkan bahwa penduduk Kota kendari masih banyak pula yang belum mendapatakn pekerjaan yaitu sebanyak 10.965 jiwa atau 3,26% dari total penduduk Kota Kendari. Dengan kondisi demikian, maka diharapkan
48
kepada pemerintah setempat untuk mencarikan alternative dengan membukakan lapangan-lapangan usaha agar dapat mengurangi terjadinya jumlah angka pengangguran di Kota Kendari, seperti halnya dengan lahirnya kelompok usaha produk terasi instan. Tabel 6. Penduduk berumur 15 tahun ke atas Menurut Jenis Kegiatan di Kota Kendari Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Konawe Jenis kegiatan Angkatan Kerja 1. Bekerja 2. Mencari Kerja Bukan angkatan Kerja 1. Sekolah 2. Mengurus Rumah tangga 3. Lainnya
Kota Kendari 133. 465 122. 500 10. 965
Konawe Selatan
Kabupaten Konawe
Sulawesi Tenggara
112. 943 5. 260
1.085.509 1.037.419 48.090
18. 422 31. 025 4. 803
537.775 172.689 314.325 50.761
133. 729 129. 013 4. 716
44. 514 44. 514 56. 921 3. 111
58. 456 13. 148 40. 959 4. 349
(Sumber : BPS, Sulawesi Tenggara dalam Angka, 2015) A.2.3 Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan penduduk Sulawesi Tenggara berumur 15 tahun ke atas dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 memperlihatkan bahwa jumlah penduduk terbanyak yang telah memiliki
pekerjaan yaitu penduduk yang menamatkan
pendidikan Sekolah Dasar dengan jumlah 237.654 jiwa atau sebesar 19,23% dari total penduduk yang berumur produktif di Sulawesi Tenggara sebanyak 1.391.234 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk terbanyak yang belum mendapatkan pekerjaan yaitu penduduk yang telah menamatkan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA Umum) dengan jumlah
23.350 jiwa atau sebesar 1,67% dari total
penduduk yang berumur produktif di Sulawesi Tenggara. Selanjutnya, keseluruhan dari penduduk Sulawesi yang belum mendapatakan pekerjaan(
49
pengangguran) berjumlah 48.090 jiwa atau sebesar 3,45% dari total penduduk yang berumur produktif di Sulawesi Tenggara. Dengan kondisi demikian, pemerintah Sulawesi Tenggara harus memberikan jalan keluar berupa membuka lapangan pekerjaan baru yang dapat menampung penduduk yang belum memiliki pekerjaan sehingga dapat mengurangi terjadinya pengangguran. Tabel 7. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Penduduk di Sulawesi Tenggara No 1
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tidak/ belum tamat SD
2
Sekolah Dasar
267. 654
4. 910
3
SLTP
177. 795
4. 821
4
SMA Umum
216. 543
23. 350
5
SMA Kejuruan
51. 981
3. 010
6
Diploma/University
137. 640
10. 382
Sudah Bekerja
Belum Bekerja
185. 815
1. 617
(Sumber : BPS, Sulawesi Tenggara dalam Angka, 2015)
B.
Gambaran Umum Produk Produk Terasi Bubuk Instan Bajo Indah yaitu produk yang dikembangkan
dan diproduksi oleh masyarakat yang tergabung dalam kelompok usaha Bajo Indah yang bertempat di Kelurahan Lapulu Kota Kendari. Usaha ini bergerak dalam bidang pengelolaan ikan dan udang termasuk terasi. Usaha Kelompok Bajo Indah mengusahakan produk terasi semi basah menjadi terasi bubuk yang berbahan dasar udang rebon pilihan. Bahan baku Produk terasi Instan ini (rebon) diperoleh dari produsen penghasil rebon yang dijual di pasar. Selanjutnya, rebon yang telah dibeli kemudian dijemur sampai kering. Kemudian dilakukanlah proses pengolahan udang rebon sampai akhirnya menjadi produk terasi Instan. Selanjutnya produk terasi instan yang telah diproduksi dikemas dalam tiga jenis
50
ukuran yaitu kemasan 5 gram, 10 gram dan 15 gram. Kemasan 5 gram berwarna biru dengan harga jual Rp 1.000/ sachet, kemasan 10 gram berwarna hijau dengan harga jual Rp 2.000/sachet, dan kemasan 15 gram berwarna kuning dengan harga jual Rp 3.000/ sachet. Ketiga produk terasi instan ini kemudian dijual kepada konsumen untuk masing-masing kabupaten, dan kemudian melihat persepsi konsumen dari ketiga ukuran produk yang disediakan yang mana akan diminati oleh banyak orang. C.
Identitas Responden Karakteristik responden merupakan salah satu yang berpengaruh terhadap
persepsi konsumen terhadap produk terasi instan. Karakteristik responden dalam penelitiaan ini meliputi umur, tingkat pendidikan, pekerjaan dan pendapatan. Responden dalam penelitian ini yaitu konsumen yang suka mengonsumsi terasi dalam setiap masakan. C.1. Umur Umur responden dapat diartikan sebagai rentan usia responden sebagai konsumen terasi instan. Informasi umur diperlukan dalam penelitian ini, sebab perbedaan
umur
setiap
konsume
sebagai
responden
penelitian
akan
mempengaruhi cara pandang, penentuan sikap dan tindakan yang dilakukan dalam memberikan persepsi terhadap suatu produk bagi dirinya. Kotler,(2002), menyatakan bahwa pemilihan dan selera terhadap pangan dan barang lainnya dipengaruhi oleh faktor usia. Data responden sampel penelitian berdasarkan umur konsumen terasi instan dapat dilihat pada Tabel 8.
51
Tabel 8. Keadaan Responden Berdasaran Umur Responden di Kota Kendari, Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Konawe No
Umur (tahun)
Jumlah (jiwa)
(%)
1
20 – 29
38
42.22
2
30 – 39
30
33.33
3
40 – 49
22
24.44
90
100,00
Jumlah
Sumber : Data Primer Tabel 8 menggambarkan bahwa konsumen yang mengonsumsi terasi instan berada pada umur produktif, yaitu
15 – 54 tahun.
Pada umur produktif,
seseorang dianggap telah mampu atau berpotensi untuk bekerja atau memperoleh penghasilan sendiri. Konsumen yang membeli dan mengonsumsi terasi instan merupakan mereka yang berada pada usia kerja/ dewasa, yaitu usia dimana konsumen tersebut telah mempunyai penghasilan ataupun usia dimana konsumen menyerap informasi secara lebih spesifik dan memilih tujuan tertentu yang lebih terarah ( Papalia & Olds dalam Gantina, 2006). Pada usia < 15 dan ˃
54 tahun, tidak ada konsumen yang melakukan
pembelian terasi instan karena pada usia tersebut, konsumen tidak dapat mengambil keputusan untuk membeli, tetapi biasanya menyerahkan keputusan pembelian bahan pangan kepada orang dewasa atau mereka yang lebih paham tentang produk tersebut. C.2. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan dapat didefinisikan sebagai tahapan penerimaan ilmu pengetahuan secara formal yang dilalui oleh konsumen sebagai responden penelitian. Konsumen yang berpendidikan tinggi cenderung lebih banyak mencari
52
informasi sebelum membeli suatu produk. Tingkat pendidikan seseorang juga akan mempengaruhi nilai- nilai yang dianutnya, cara berfikir, cara berpandang bahkan persepsinya terhadap suatu masalah. Konsumen yang memiliki pendidikan yang lebih baik akan sangat responsive terhadap informasi, serta mempengaruhi konsumen dalam pemilihan produk maupun merek. Pendidikan yang berbeda akan menyebabkan selera konsumen juga berbeda, ( Sumarwan, 2003). Tabel 9. Keadaan Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden di Kota Kendari, Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Konawe No
Pendidikan
Jumlah (Jiwa)
(%)
1.
Sekolah Dasar
6
6.67
2.
Sekolah Menengah
56
62.22
3.
Perguruan Tinggi
28
31.11
Jumlah
90
100,00
Sumber : Data Primer Tabel 9 pengklasifikasian responden berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan nilai data yang bervariatif. Responden paling mayoritas berada pada tingkat pendidikan Sekolah Menengah sebanyak 56 responden (62,22%), kemudian Pergutuan Tinggi sebanyak 28 responden (31,11 %), sisanya berada pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar sebanyak 6 responden (6,67). Dengan demikian, bahwa konsumen produk terasi instan yaitu mereka yang telah memiliki pengetahuan atau pernah mendudki bangu pendidikan sehingga hal ini dapat berpengaruh terhadap cara pandangnya/persepsi dalam memilih sebuah produk. C.3. Pekerjaan Pekerjaan dapat didefinisikan sebagai aktivitas keseharian responden yang memperoleh penghasilan atau pendapatan. Pentingnya informasi pekerjaan akan
53
mempengaruhi konsumsi konsumen terhadap barang atau jasa. Pemasar juga cenderung
menghususkan
produk
tertentu
sesuai
dengan
pekerjaannya
(Kotler, 2002). Jenis pekerjaan juga akan menunjukkan status sosial yang akan mempengaruhi seseorang dalam pengambilan keputusan pembelian. Selain itu, pekerjaan juga akan menentukan besarnya jumlah pendapatan yang akan diperoleh. Responden berdasarkan jenis pekerjaan yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Keadaan Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Responden di Kota Kendari, Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Konawe No
Pekerjaan/Aktivitas
Jumlah (jiwa)
(%)
1.
Wiraswasta
48
53.3
2.
PNS
7
7.8
3.
Ibu Rumahtangga
35
38.9
90
100,00
Jumlah Sumber : Data Primer
Tabel 10 yang menguraikan tentang pekerjaan/aktivitas responden. Dominasi konsumen terasi instan berada pada kategori responden yang sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 48 jiwa atau sebesar 53,3% dari jumlah responden, kemudian responden yang memiliki aktivitas sebagai ibu rumahtanggga sebesar 38,9%. dan yang terendah pada respoden yang bekerja sebagai PNS sebesar 7,8%. Bagi ibu rumahtngga karena waktunya lebih banyak di rumah dan lebih banyak waktunya untuk memperhatikan kebutuhan rumahtangga sementara berprofesi sebagai wiraswasta yaitu pekerjaan yang banyak dilakukan oleh penduduk di Sulawesi Tenggara dan rata-rata telah menempuh pendidikan/ telah melewati
54
bangku pendidikan sehingga dapat pula memberikan persepsinya yang berbeda terhadap sebuah produk. C.4. Pendapatan Pendapatan dapat didefinisikan sebagai jumlah kisaran penghasilan yang diperoleh konsumen tiap bulannya. Ukuran pendapatan responden menjadi salah satu informasi penting, karena ukuran pendapatan mempengaruhi pola konsumsi konsumen terhadap suatu prodak. Semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang, ekspertasi terhadap pola konsumsi yang tinggi akan semakin besar. Data responden berkaitan dengan pendapatannya dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Keadaan Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan di Kota Kendari, Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Konawe No
Pendapatan (Rp)
Jumlah (jiwa)
(%)
1.
600.000 - 2.300.000
51
56.7
2.
2.400.000 - 4.100.000
30
33.3
3.
4.200.000 - 6.000.000
9
10
90
100
Jumlah Sumber : Data Primer
Informasi dari data pendapatan responden yang tertera pada Tabel 11, tingkat pendapatan yang mendominasi pembelian terasi instan secara berurutan berada pada kisaran pendapatan paling rendah sampai pendapatan tertinggi yaitu Rp 600.000, - Rp 2.300.000 sebanyak 51 responden ( 56,7 %), kemudian pada kisaran pendapatan Rp 2.400.000 - 4.100.000 sebanyak 30 responden (33,3 %), dan kisaran pendapatan Rp 4.200.000 - 6.000.000 sebanyak 9 responden (10,00 %). Berdasarkan data yang diperoleh dapat dikatakan bahwa konsumen terasi instan yaitu didominasi oleh mereka yang berpendapatan dibawah rata-rata
55
(penghasilan < Rp 1.000.000, dilihat lampiran 2) jika dibandingkan dengan UMR (Upah Minimum Regional) untuk Sulawesi Tenggara sebesar Rp 2.000.000,00 pada tahun 2016. D.
Persepsi Konsumen terhadap Prodak Terasi Instan Persepsi merupakan hasil yang ditangkap dari mengamati suatu objek.
Pada dasarnya persepsi menurut manusia yang satu belum tentu sama dengan persepsi manusia yang lainnya mengenai suatu produk yang sama. Demikian hanya dengan produk terasi instan. D.1. Persepsi Konsumen terhadap Kemasan Produk Terasi Instan Kemasan merupakan suatu alat penjualan yang vital dalam pemasaran. Banyak produk mempunyai gambaran yang jelas dalam pikiran konsumen melaui kemasan yang menarik perhatian konsumen, memberikan informasi dari produsen ke konsumen secara relevan dan menampilkan penampakan visual yang menarik. Pengemasan yang pintar dan kreatif dapat dijadikan salah satu pembeda antara produk yang suskes dengan produk yang gagal di pasaran (Rosenberg dalam Krisnandika, 2003). Berdasarkan tanggapan responden yang tertera pada Tabel 12 mengenai persepsi konsumen terhadap kemasan produk terasi instan menunjukkan nilai ratarata sebesar 4,26. Dari lima poin penilaian persepsi konsumen terhadap kemasan, rata- rata konsumen menyatakan “setuju” terhadap kemasan produk terasi instan Kelompok Usaha Bajo Indah baik dari segi kemanaannya, warna kemasannya dan ukuran kemasan serta keragaman ukuran kemasan.
56
Tabel 12. Persepsi Konsumen Terhadap Kemasan Terasi Instan No
Pernyataan
Jumlah (*)
Alternatif jawaban/ %
STS (1)
TS (2)
KS (3)
S (4)
SS (5)
Ratarata (**)
1
Kemasan produk terasi instan lebih mudah saat dibawa
0
0
0
44 (48,00)
46 (51,00)
406
4, 51
2
Produk terasi instan menyediakan beberapa ukuran kemasan sehingga anda bebas memilih
0
0
0
56 (62,00)
34 (38,00)
394
4, 37
3
Produk terasi instan sangat aman disimpan
0
0
3 (3,00)
64 (71,00)
23 (26,00)
380
4, 22
4
Warna kemasan produk terasi instan menarik perhatian anda untuk membelinya
0
4 3,83)
18 (20,00)
49 (56,00)
21 (23,00)
361
4, 01
0
2 (2,00)
5 (4,00)
58 (64,00)
25 (29,00)
378
4, 2
Jumlah
1.919
21, 31
Rata – rata
383,8
4,262
Ukuran kemasan terasi instan sesuai dengan harapan anda
5
Keterangan : * = jumlah responden x bobot skor jawaban **= nilai total (*) : jumlah responden Untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap kemasan produk terasi instan dapat dilihat pada Tabel 13 : Tabel 13. Tingkat Persepsi Konsumen terhadap Kemasan Terasi Instan No
Tingkat Persepsi
Jumlah ( jiwa)
%
1
Tidak puas
1
1,11
2
Cukup Puas
8
8.88
3
Sangat Puas
81
90,00
90
100
Jumlah Sumber : Data Primer
Dari Tabel 13 mengenai tingkat kepuasan konsumen terhadap atribut kemasan produk terasi instan, dapat disimpulkan bahwa konsumen merasa “sangat puas” dengan kemasan produk terasi instan dengan persentase sebesar 90.00%. Hal ini didukung dengan hasil wawancara dengan sebagian besar responden yang
57
menyatakan
bahwa”
mereka
sangat
suka
model
kemasannya,
aman
dipakai/terjamin kebersihannya, bisa dibawa-bawa, tidak bau seperti terasi pada umumnya, kemudian warna desain kemasannya menarik”. Namun ada beberapa konsumen menyarankan agar dicatumkan masa expirenya sehingga dapat mendukung keberhasilannya dalam pasar karena terkadang konsumen sebelum membeli sebuah produk terlebih dahulu memperhatikan masa expire. D.2. Persepsi Konsumen terhadap Kepraktisan Produk Terasi Instan Kepraktisan yang dimasksud yaitu keluwesan/ konsumen tidak merasa terbebani dengan sebuah produk. Kepraktisan penggunaan yang dimiliki sebuah produk tentunya merupakan daya tarik tersendiri bagi produk yang bersangkutan. Demikian halnya dengan konsumen, biasanya menyukai sebuah produk yang praktis sehingga tidak perlu membutuhkan tenaga tambahan untuk mengerjakanya agar biasa langsung dikonsumsi. Berdasarkan Tabel 14 yang menguraiakn tentang persepsi konsumen terhadap variabel kepraktisan penggunaan terasi instan dengan nilai rata- rata sebesar 4,36. Dari tiga poin pernyataan yang disajikan, alternatif jawaban dominan pertama yang dipilih oleh konsumen yaitu „produk terasi instan sangat praktis saat dibawa pergi/mudah dibawa- bawa‟ yang dipilih sebanyak 57 orang dalam kategori‟ setuju‟ atau rata-rata sebesar 4,33%. Berikut data hasil tabulasi persepsi konsumen terhadap kepraktisan produk terasi instan Kelompok Usaha Bajo Indah yaitu sebagai berikut.
58
Tabel 14. Persepsi Konsumen Terasi Instan Terhadap Kepraktisan No Pernyataan
Alternatif Jawaban/% STS (1)
1
2
3
TS (2)
KS (3)
S (4)
SS (5)
Jumlah (*)
Ratarata (**)
Produk terasi instan sangat praktis saat dibawa pergi/ mudah dibawabawa
0
0
0
57 (63,00)
33 (37,00)
393
4, 36
Produk terasi instan memberikan kenyamanan saat dipakai karena dapat digunakan satu satu kali pakai
0
2 (2,00)
8 (8,00)
59 (67,00)
21 (23,00)
369
4, 1
Produk terasi instan sangat praktis dipakai dalam berbagai jenis masakan.
0
0
5 (5,00)
51 (57,00)
34 (38,00)
389
4, 32
1. 151 383, 66
12, 78 4, 26
Jumlah Rata- rata
Keterangan : * = jumlah responden x bobot skor jawaban **= nilai total (*) : jumlah responden Untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen terhadap kepraktisan produk terasi instan dapat dilihat pada Tabel 15 : Tabel 15. Tingkat Persepsi Konsumen terhadap Kepraktisan Produk Terasi Instan No Tingkat kepuasan Jumlah ( Jiwa) % 1
Tidak puas
1
0
2
Cukup Puas
15
16.67
3
Sangat Puas
75
83.33
90
100
Jumlah Sumber : Data Primer
Dari Tabel 15 mengenai tingkat kepuasan konsumen terhadap kepraktisan produk terasi instan, dapat ditarik kesimpulan bahwa konsumen merasa “sangat puas” dengan kepraktisan produk terasi intan dengan persentase sebesar 83,33% dari total keseluruhan responden. Hal ini sebagaimana pernyataan responden bahwa mereka senang dengan hadirnya produk terasi instan karena selama ini jika mau makan sambal terasi atau tumisan pakai terasi, butuh waktu dan tenaga untuk
59
mengulek sampai terasinya hancur, tetapi dengan adanya terasi instan semua jadi praktis, tinggal ditaburi langsung pada sambal ataupun masakan lainnya. D.3. Persepsi Konsumen terhadap Harga Produk Terasi Instan Harga adalah apa yng dibayar oleh konsumen atau apa yang dibayar oleh konsumen akhir atas produk atau jasa. Harga juga dapat didefinisikan sebagai alat yang harus diberikan oleh konsumen untuk membeli produk. Harga menunjukkan pendapatan dari penjualan. Harga merupakan salah satu faktor penting dalam pengambilan keputusan konsumen, karena konsumen akan memberikan penilaian secara garis besar apakah harga tersebut sesuai dengan komoditas yang dibelinya. Demikian pula, harga produk bisa dipersepsikan secara berbeda-beda antara konsumen satu dengan konsumen lainnya. Penelitian ini mengukur harga berdasarkan penilaian subyektif dari responden mengenai harga produk terasi instankelompok Usaha Bajo Indah. Berdasarkan persepsi konsumen yang tertera pada Tabel 16 mengenai harga produk terasi Instan Bajo Indah menunjukkan skor rata-rata 4,01. Dari dua poin pernyataan yang disajikan, pernyataaan nomor satu mengenai” Harga produk terasi instan terjangkau (murah) „rata-rata konsumen menyatakan” sangat setuju” dengan hal tersebut dengan persentase sebesar 56,00% . Demikian halnya dengan pernyataan poin 2 mengenai ”Harga produk terasi instan sesuai dengan mutu/kualitas” dengan nilai sebesar 67,00%
yang berarti konsumen merasa
“setuju” dengan kualitas produk terasi Instan Bajo Indah. Sebagaimana hasil wawancara dengan beberapa responden yang menyatakan bahwa” saya merasa
60
nyaman memakai terasi Instan Bajo Indah karena selain harganya murah, kualitasnya juga bagus, dan aman kita gunakan”. Berikut jawaban persepsi konsumen terhadap harga produk terasi Instan Kelompok Usaha Bajo Indah. Tabel 16. Persepsi Konsumen terhadap Harga Produk Terasi Instan No
1
Pernyataan
Alternatif jawaban
Harga produk terasi instan sesuai dengan mutu/kualitas
Ratarata (**)
STS (1)
TS (2)
KS (3)
S (4)
SS (5)
0
0
1 (1,00)
39 (43,00)
50 (56,00)
409
4, 54
1 (1,00)
2 (2,00)
8 (8,00)
59 (67,00)
21 (23,00)
533
5, 92
942 471
12, 34 5, 23
Harga produk terasi instan terjangkau ( murah)
2
Jumlah (*)
Jumlah Rata- rata
Keterangan : * = jumlah responden x bobot skor jawaban **= nilai total (*) : jumlah responden Selanjutnya untuk mengetahui tingkat persepsi konsumen terhadap harga produk terasi instan, dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Tingkat Persepsi Konsumen Terhadap Harga Produk Terasi Instan No
Tingkat Persepsi
Jumlah ( Jiwa)
%
1
Tidak puas
1
1.11
2
Cukup Puas
8
8.88
3
Sangat Puas
81
90,00
90
100,00
Jumlah Sumber : Data Primer
Dari Tabel 17 mengenai tingkat kepuasan konsumen terhadap harga produk terasi instan, dapat ditarik kesimpulan bahwa konsumen merasa “sangat puas” dengan harga produk terasi intan dengan persentase sebesar 90,00%. Hal ini didukung oleh pernyataan responden bahwa bagi mereka harga yang telah
61
ditetapkan untuk produk terasi instan telah sesuai dengan kualitas produknya, bahkan ada yang menyatakan bahwa harga Rp 1.000,- masih terlalu murah karena melihat dari kemasanya yang sudah cantik dan aman disimpan. D.4. Persepsi Konsumen terhadap Rasa Produk Terasi Instan Rasa merupakan hasil kerja pengecap rasa yang terletak di lidah, pipi, kerongkongan, atap mulut, yang merupakan bagian dari cita rasa. Pada usia lanjut, pengecap pada manusia akan berkurang jumlahnya, sehingga memerlukan lebih banyak bumbu/ penyedap untuk menimbulkan cita rasa yang sama. Berikut hasil tabulasi persepsi konsumen terhadap rasa terasi Instan Kelompok Usaha Bajo Indah di Kota Kendari, Kabupaten Kanawe dan Konawe Selatan. Pada Tabel 18 skor rata-rata persepsi konsumen mengenai rasa terasi Instan Bajo Indah sebesar 4,06. Dilihat dari dua poin pernyataan yang diberikan kepada responden, alternatif jawaban konsumen didominasi pada kategori “setuju” sebanyak 67 responden atau sebesar 74% yang menyatakan bahwa produk terasi instan Bajo Indah rasanya lebih enak serta memiliki rasa yang khas dari produk terasi lainnya. Tabel 18. Persepsi Konsumen Terhadap Rasa Produk Terasi Instan No
1
2
Pernyataan
Alternatif jawaban
Jumlah (*)
Rata-rata (**)
STS (1)
TS (2)
KS (3)
S (4)
SS (5)
Produk terasi instan rasanya lebih enak dari terasi yang berbentuk bongkahan
0
2 (2,00)
6 (7,00)
67 (74,00)
15 (17,00)
365
4, 05
Produk terasi instan lapulu memiliki rasa yang khas dari pada produk terasi lainnya
0
2 (2,00)
5 (6,00)
67 (74,00)
16 (18,00)
367
4, 07
Jumlah
732
8, 12
Rata- rata
366
4, 06
Keterangan : * = jumlah responden x bobot skor jawaban **= nilai total (*) : jumlah responden
62
Selanjutnya untuk mengetahui tingkat persepsi konsumen terhadap rasa produk terasi instan, dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Tingkat Persepsi Konsumen Terhadap Rasa Produk Terasi Instan No
Tingkat Persepsi
Jumlah ( Jiwa)
%
1
Tidak puas
1
1.11
2
Cukup Puas
10
11.11
3
Sangat Puas
79
87.78
90
100
Jumlah Sumber : Data Primer
Dari Tabel 19 mengenai tingkat kepuasan konsumen terhadap rasa produk terasi instan, dapat ditarik kesimpulan bahwa konsumen merasa “sangat puas” dengan rasa produk terasi instan dengan persentase sebesar 87,78 %. Bagi konsumen yang merasa cukup puas karena sebagaimana pernyataan responden bahwa mereka lebih menyukai rasa produk terasi yang biasa dijual di warung karena, meskipun baunya menyengat, akan tetapi justru dari baunya itu yang membuat terasi lebih enak dibanding dengan terasi lainnya. Sedangkan konsumen yang merasa sangat puas menyatakan bahwa bagi mereka produk terasi instan rasanya khas, meskipun bau terasinya telah hilang tetapi memiliki ciri khas tersediri sampai akhirnya mereka mencoba merekomedasikan produk terasi instan kepada keluarga, teman, dan orang-orang di sekitarnya. E.
Hubungan anatara Identitas Responden dengan Kepuasan Konsumen terhadap Atribut Produk Terasi Instan
Penelitian ini membahas hubungan antara identitas responden dengan atribut produk terasi Instan yang terdiri dari kemasan, kepraktisan, harga dan rasa,
63
dengan menggunakan analisa Chi- Square selanjutnya di uji dengan analisis Contingensy. Identitas responden yang diamati adalah umur responden, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan/aktivitasnya, dan besarnya pendapatan. E.1 Hubungan Umur Responden dengan Persepsi Konsumen Terhadap Kemasan, Kepraktisan, Harga dan Rasa Produk Terasi Instan
Rata-rata umur respoden pengonsumsi produk terasi instan di Kota Kendari, Kabupaten Konawe dan Konawe Selatan masih produktif karena mampu untuk bekerja dan mendapatkan penghasilan sendiri dan telah mampu mengambil keputusan untuk melakukan pembelian terhadap suatu produk. Hubungan umur dengan persepsi konsumen terhadap atribut produk terasi Instan di Kota Kendari, Kabupaten Konawe dan Kabupaten Konawe Selatan dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Hubungan Umur Responden dengan Persepsi Konsumen Terhadap Atribut Kemasan, Kepraktisan, Harga dan Rasa Produk Terasi Instan Umur
kemasan
20 – 29
30 – 39
40 – 49
Kepraktisan
TP/fh 1 (0,42)
CP/fh 1 (2,53)
SP/fh 36 (35,04)
0 (0,33)
3 (2,00)
0 (0,24)
2 (1,47)
Harga
TP/fh
CP/fh
SP/fh
1 (0,35)
9 (4,84)
18 (22,81)
27 (27,67)
0 (0,37)
3 (5,19)
20 (20,29)
0 (0,28)
2 (3,98)
Rasa
∑
TP/fh 1 (0,42)
CP/fh 6 (3,38)
SP/fh 31 (34,20)
TP/fh 0 (0,42)
CP/fh 6 (4,22)
SP/fh 32 (33,36)
27 (24,44)
0 (0,33)
0 (2,67)
30 (27,00)
0 (0,33)
3 (3,33)
27 (26,33)
21 (18,74)
0 (0,24)
2 (1,96)
20 (19,80)
1 (0,24)
1 (2,44)
20 (19,310
∑
38
30
22
90
X2
3,04
8,93
6,71
4,82
Indicator
Tidak berhubungan
Tidak berhubungan
Tidak berhubungan
Tidak berhubungan
Sumber : Data primer Pada Tabel 20 memperlihatkan hasil perhitungan Chi – Square antara umur responden dengan persepsi konsumen terhadap atribut kemasan, kepraktisan, harga dan rasa produk terasi instan. Analisa Chi – Square atribut kemasan
64
diperoleh nilai X2
hitung
= 3,04, atribut kepraktisan dengan nilai X2
atribut harga dengan nilai X2
hitung
hitung
= 8,93,
= 6,71, dan atribut rasa dengan nilai X2
hitung
=
4,82. Dengan demikian nilai Chi – Square keempat atribut produk terasi instan lebih kecil daripada X2
tabel
= 9,49 pada taraf kepercayaan 95% dengan db = 4,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara umur konsumen dengan persepsi konsumen terhadap atribut kemasan, kepraktisan, harga dan rasa produk terasi instan. Dari ke empat tabel mengenai hubungan umur dengan kepuasan konsumen terhadap atribut kemasan, kepraktisan, harga dan rasa produk terasi instan menunjukkan tidak adanya hubungan antara ke empat atribut. Hal ini disebabkan bahwa berdasarkan data yang diperoleh, pengonsumsi produk terasi instan tersebar pada semua kalangan jenis umur produktif. Tidak terdapat perbedaan jumlah yang signifikan antara pengonsumsi terasi instan pada kelompok umur 20 – 29 tahun, 30 – 39 tahun, dan 40 – 49. Artinya, semua kalangan tingakat umur produktif mengonsumsi terasi instan. E.2 Hubungan Tingkat Pendidikan Responden dengan Persepsi Konsumen Terhadap Kemasan, Kepraktisan, Harga dan Rasa Produk Terasi Instan Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden di Kota Kendari, Kabupaten Konawe dan Konawe Selatan pernah menduduki bangku sekolah
(berpendidikan). Untuk melihat hubungan tingkat pendidikan
dengan persepsi konsumen terhadap atribut kemasan, kepraktisan, harga dan rasa produk terasi instan dapat dilihat pada Tabel 21.
65
Pada Tabel 21 memperlihatkan hasil perhitungan Chi – Square antara tingkat pendidikan responden dengan persepsi konsumen terhadap atribut kemasan, kepraktisan, harga dan rasa produk terasi instan. Analisa Chi – Square atribut kemasan diperoleh nilai X2 X2
hitung
hitung
= 3,11, atribut kepraktisan dengan nilai
= 2,33 atribut harga dengan nilai X2
hitung
= 4,71, dan atribut rasa dengan
nilai X2 hitung = 4,71. Dengan demikian nilai Chi – Square keempat atribut produk terasi instan lebih kecil daripada X2
tabel
= 9,49 pada taraf kepercayaan 95%
dengan db = 4, sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan konsumen tidak berhubungan nyata dengan persepsi konsumen terhadap atribut kemasan, kepraktisan, harga dan rasa produk terasi instan. Sebagaimana pada rata-rata konsumen merasakan sangat puas dengan seluruh atribut pada produk terasi instan. Tabel 21. Hubungan tingkat pendidikan responden dengan persepsi konsumen terhadap atribut kemasan, kepraktisan, harga dan rasa produk terasi instan Identitas responden
Atribut Produk
Tingkat Pendidikan
Kemasan
Kepraktisan
Harga
Rasa
∑
Sekolah Dasar
TP/fh 0 (0,67)
CP/fh 1 (0,40)
SP/fh 5 (5,53)
TP/fh 0 (0,67)
CP/fh 1 (0,99)
SP/fh 5 (4,95)
TP/fh 0 (0,07)
CP/fh 0 (0,53)
SP/fh 6 (5,40)
TP/fh 0 (0,07)
CP/fh 0 (0,67)
SP/fh 6 (5,27)
Sekolah Menengah
1 (0,62)
2 (3,73)
53 (51,64)
0 (0,62)
3 (9,23)
46 (46,15)
0 (0,62)
4 (4,98)
52 (50,40)
0 (0,62)
5 (6,22)
51 (49,16)
Perguruan Tinggi
0 (0,31)
3 (1,87)
25 (25,82)
1 (0,32)
4 (4,78)
24 (23,90)
1 (0,31)
4 (2,49)
23 (25,20)
1 (0,31)
5 (3,11)
22 (24,58)
6 56 28
∑ 90 2
X
Indikator
3.11
2.33
4,17
4,71
Tidak berhubungan
Tidak berhubungan
Tidak berhubungan
Tidak berhubungan
Sumber : Data primer
66
Hubungan Jenis Pekerjaan/Aktivitas Responden dengan Persepsi Konsumen Terhadap Kemasan, Kepraktisan, Harga dan Rasa Produk
E.3
Terasi Instan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis pekerjaan responden di Kota Kendari, Kabupaten Konawe, dan Konawe Selatan didominasi oleh wiraswasta, kemudian
Sebagian berprofesi sebagai ibu rumahtangga. Untuk mengetahui
hubungan jenis pekerjaan/ aktivitas responden terhadap atribut kemasan, kepraktisan, harga dan rasa produk terasi instan dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22.Hubungan Jenis Pekerjaan/Aktivitas Responden Dengan Persepsi Konsumen Terhadap Kemasan Produk Terasi Instan Identitas Responden
Atribut Produk
Jenis Pekerjaan
Kemasan
Wiraswasta
TP/fh 0 (0,05)
PNS
0 (0,08)
Kepraktisan
Harga
Rasa
∑
CP/fh
SP/fh
TP/fh
CP/fh
SP/fh
TP/fh
CP/fh
SP/fh
TP/fh
CP/fh
SP/fh
4 (4,18)
43 (42,30)
1 (0,53)
9 (7,47)
38 (40,00)
1 (0,53)
3 (3,73)
44 (43,73)
1 (0,53)
4 (5,33)
44 (42,13)
2 (0,62)
5 (6,30)
0 (0,08)
1 (1,09)
6 (5,83)
0 (0,08)
1 (0,54)
6 (6,38)
0 (0,08)
2 (0,78)
4 (6,14)
48
7 35
1 (0,40)
IRT
2 (3,20)
33 (32,40)
0 (0,39)
4 (5,44)
31 (29,17)
0 (0,39)
3 (2,72)
32 (31,89)
0 (0,39)
4 (3,89)
∑
31 (30,72)
90
X2
5,03
1,80
1,45
14,95
Indikator
Tidak berhubungan
Tidak berhubungan
Tidak ada hubungan
Ada Hubungan
Sumber : Data Primer
Pada Tabel 22 memperlihatkan hasil perhitungan Chi – Square antara jenis pekerjaan responden dengan persepsi konsumen terhadap atribut kemasan, kepraktisan, harga dan rasa produk terasi instan. Analisa Chi – Square atribut kemasan diperoleh nilai X2
hitung
= 5,03, atribut kepraktisan dengan nilai
X2 hitung = 1,80, atribut harga dengan nilai X2 hitung = 1,45, dan atribut rasa dengan nilai X2
hitung
= 14,95 . Dengan demikian nilai Chi – Square atribut kemasan dan
kepraktisan produk terasi instan lebih kecil daripada X2
tabel
= 9,49 pada taraf
67
kepercayaan 95% dengan db = 4, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan konsumen dengan persepsi konsumen terhadap atribut kemasan, kepraktisan dan rasa produk terasi instan, sedangkan nilai Chi – Square atribut rasa produk terasi instan lebih besar daripada X2
tabel
= 9,49 pada taraf kepercayaan 95% dengan db = 4, sehingga disimpulkan
bahwa terdapat hubungan antara jenis pekerjaan konsumen dengan persepsi konsumen terhadap atribut rasa produk terasi instan dengan keeratan sebesar 0,38 dan dengan merujuk pada aturan Guilford termasuk dalam kategori rendah ( hubungannya tidak erat). E.4 Hubungan Besarnya Pendapatan Responden dengan Persepsi Konsumen Terhadap Kemasan, Kepraktisan, Harga dan Rasa Produk Terasi Instan Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata responden produk terasi instan memiliki pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya karena didukung pula dengan umurnya yang masih produktif dan telah mampu untuk bekerja. Untuk melihat hubungan besarnya pendapatan dengan persepsi konsumen terhadap atribut kemasan, kepraktisan, harga dan rasa produk terasi instan di Kota Kendari, Kabupaten Konawe dan Kabupaten Konawe Selatan dapat dilihat pada Tabel 23.
68
Tabel 23. Hubungan Besarnya Pendapatan Responden dengan Persepsi Konsumen Terhadap Atribut Kemasan, Kepraktisan, Harga dan Rasa Produk Terasi Instan Atribut Produk
Identitas Responden Besar Pendpatan
Kemasan
Kepraktisan
Harga
Rasa ∑
TP/fh
CP/fh
SP/fh
TP/fh
CP/fh
SP/fh
TP/fh
CP/fh
SP/fh
TP/fh
CP/fh
SP/fh
600.000 2.300.000
1
3
47
1
8
42
1
6
44
1
6
45
(0,57)
(3,40)
(47,03)
(0,57)
(7,93)
(42,56)
(0,57)
(4,53)
(45,90)
(0,58)
(5,78)
(45,64)
2.400.000 4.100.000
0
2
28
0
5
25
0
1
29
0
4
26
(0,330
(2,00)
(27,67)
(0,330
(4,67)
(25,00)
(0,330
(2,67)
(27,00)
(0,33)
(3,33)
(26,33)
4.200.000 6.000.000
0
1
8
0
1
8
0
1
9
0
0
8
(0,10)
(0,60)
(8,30)
(0,10)
(1,40)
(7,50)
(0,10)
(0,80)
(3,10)
(0,09)
(0,89)
(7,02)
∑
51
30
9 90
X2
1.09
0,94
2,56
1,91
Indikator
Tidak berhubungan
Tidak berhubungan
Tidak berhubungan
Tidak berhubungan
Sumber : Data Primer Pada tabel 23 memperlihatkan hasil perhitungan Chi – Square antara besarnya pendapatan responden dengan persepsi konsumen terhadap atribut kemasan, kepraktisan, harga dan rasa produk terasi instan. Analisa Chi – Square atribut kemasan diperoleh nilai X2 hitung = 1,09, atribut kepraktisan dengan nilai X2 hitung
= 0,94, atribut harga dengan nilai X2
hitung
= 2,56, dan atribut rasa dengan
nilai X2 hitung = 1,91. Dengan demikian nilai Chi – Square keempat atribut produk terasi instan lebih kecil daripada X2
tabel
= 9,49 pada taraf kepercayaan 95%
dengan db = 4, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan konsumen dengan persepsi konsumen terhadap atribut kemasan, kepraktisan, harga dan rasa produk terasi instan. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel 21 tentang hubungan umur respoden dengan persepsi konsumen terhadap atribut kemasan, kepraktisan, harga, dan rasa produk terasi instan, tabel 22 tentang hubungan tingkatan pendidikan respoden dengan persepsi konsumen terhadap atribut kemasan, kepraktisan, harga,
69
dan rasa produk terasi instan, Tabel 24 tentang hubungan besarnya pendapatan dengan persepsi konsumen terhadap atribut kemasan, kepraktisan, harga, dan rasa produk terasi instan. Ketiganya menyatakan tidak adanya hubungan. Hal ini disebabkan karena alternatif jawaban responden produk terasi instan tersebar pada semua kalangan umur produktif, tingkatan pendidikan yang berbeda, jenis pekerjaan yang berbeda, bahkan pada besarnya pendapatan responden yang berbeda, tidak terdapat perbedaan jumlah yang signifikan antara pengonsumsi terasi instan pada kelompok umur 20 – 29 tahun, 30 – 39 tahun, dan 40 – 49. Artinya, semua kalangan tingkat umur produktif mengonsumsi terasi instan. Demikian halnya dengan tingkatan pendidikan, jenis pekerjaan dan besarnya pendapatan. Mulai dari yang berpendidikan rendah sampai ke jenjang yang tinggi, pekerjaan sebagai ibu rumahtangga sampai pada pegawai negeri dan yang berpendapatan rendah sampai yang berpendapatan tinggi. Semua kategori ini memgonsumsi produk terasi instan. Selanjutnya, pada tabel 23 tentang hubungan jenis pekerjaan dengan persepsi konsumen terhadap atribut kemasan, kepraktisan, harga dan rasa produk terasi instan. Pada atribut rasa produk terasi instan, dinyatakan bahwa terdapat hubungan antara jenis pekerjaan dengan atribut rasa produk terasi intan. Hal ini karena, perbedaan jenis pekerjaan akan mempengaruhi persepsi seseorang terhadap atribut produk terasi instan. Kemudian, bagus tidaknya pekerjaan seseorang akan mempengaruhi persepsi seseorang terhadap atribut rasa produk terasi instan. Kemudian, karena produk terasi instan merupakan salah satu jenis barang ekonomi dimana, meskipun jumlah pendapatan
70
seseorang meningkat atau menurun tidak akan berpengaruh terhadap tingkat konsumsi seseorang terhadap produk terasi.
71
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan Persepsi konsumen terhadap produk Terasi Instan Kelompok Usaha Bajo
Indah di Sulawesi Tenggara adalah dari rata-rata penilaian konsumen menunjukkan bahwa konsumen merasa cukup puas terhadap produk terasi instan dari segi bentuk kemasan, kepraktisan, harga dan rasa. Terdapat hubungan antara jenis pekerjaan responden dengan persepsi konsumen terhadap rasa produk terasi instan dengan keeratan hubungan sebesar 0,38 dan termasuk dalam kategori rendah (hubungannya tidak erat). Sedangkan identitas responden yang lainya tidak berhubungan dengan persepsinya terhadap atribut produk terasi instan. B.
Saran Berdasarkan kesimpulan yang dipeoleh dalam penelitian ini, maka
diajukkan sarab-saran sebagai pelengkap dari hasil penelitian ini. adapun saran yang dapat diberikan sebagai berikut : 1.
Bagi produsen dalam penelitian ini Kelompok Usaha Bajo Indah diharapkan : a.
Agar dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan kualitas produk terasi Instan sebagai produk yang mudah dijangkau oleh semua kalangan, dan dapat dikenal luas oleh masyarakat Sulawesi Tenggara.
b.
Tetap mempertahankan harga produk terasi Instan yang relatif murah/ mudah dijangkau karena terasi meruapakan salah satu barang normal dimana tinggi atau rendahnya pendapatan seseorang tidak akan
72
mempengaruhi jumlah pembelianya terhadap produk terasi instan, dan bahwakan konsumen telah meras puas dengan harga yang telah ditetapkan c.
Selanjutnya sebaiknya pada kemasan produk terasi instan dicantumkan masa expirenya sehingga lebih meyakinkan konsumen terhadap keamanan dari produk terasi instan.
d.
Distribusi produk terasi instan harus tersebar luas kepada masyarakat karena sebagian konsumen masih merasa asing/belum mengenal produk terasi instan di pasar-pasar terdekat.
2.
Bagi peneliti selanjutnya, diperlukan penelitiaan lebih lanjut mengenai produk terasi Instan tertuma dari segi pengembangan produkya.
3.
Bagi pemerintah, diharapkan mampu memberikan kontribusi yang besar terhadap kemajuan Usaha Kelompok
Bajo
Indah sebagai
pengaplikasian kebijakan ekonomi kerakyatan di Sulawesi Tenggara.
wujud
73
DAFTAR PUSTAKA
Afifi, Mohammad Fahrul. 2007. Analisis Kepuasan Konsumen terhadap Atribut Sayuran Organik dan Penerapan Personal Selling Benny’s Organic Garden. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Diakses hari ahad, 29 November 2015 http:// repository.ipb.ac/handle/123456789/44669 Agastya, Waldy Permana (2008). Pembuatan Aplikasi Pembelajaran Digital Home Recording Berbasis Web Menggunakan Standar SCROM 2004. Skripsi.Program Studi S1 STIKOM: Surabaya Basu Swastha. 2000. Manajemen Pemasaran.Edisi Ke dua. Cetakan kedelapan : Penerbit Liberty: Jakarta Danang. Sunyoto. 2012. Dasar-dasar manajemen pemasaran, Cetakan Pertama, Caps : Yogyakarta. Ferrinadewi, E. 2008. Merek dan Psikologi Konsumen, Implikasi pada Strategi Pemasaran. Graha Ilmu : Yogyakarta Gantina,Anggit. 2006. Presepsi Konsumen Terhadap Aspek Gizi dan Kesehatan Pangan Organik. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Diakses hari Jumat, 06 November 2015 http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/50447. Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metode Penelitian dan Aplikasinya. Ghalia: Jakarta Indonesia Hidayati, T. 2009. Analisis Kepuasan Konsumen terhadap Restoran Etnik Khas Timur Tengah Restoran Ali Baba Kota Bogor. Institut Pertanian Bogor : Bogor Kotler,Philip, 1994, Marketing Management ; Analysis, Planning, th Implementation and Control (8 ed), International Edition, Englewood Cliffs, Prentice Hall : New Jersey ___. 2000. Manajemen Pemasaran, PT. Prenhalli Kotler, Philip., dan Armstrong, Gary. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi Kedelapan Jilid 1. Penerbit Erlangga : Jakarta ____. 2002. Dasar-Dasar Pemasaran. Jilid 1, alih bahasa Alexander Sindiro dan Benyamin Molan. Penerbit Prenhalindo : Jakarta ____. 2006. Principles of marketing (11th edn),. Prentice Hall : New Jersey. Kotler, Philip dan Keller, K.L. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 13 Jilid 1. Terjemahan. Bob Sabran. Erlangga : Jakarta Kottler dalam jurnal Suwardi. 2011. Menuju Kepuasan Pelanggan Melalui Penciptaan Kualitas Pelayanan. Ragam Jurnal Pengembangan Humaniora. Vol. 11. No. 1. Politeknik Negeri Semarang : Semarang
74
Krisnandika, Andi. 2003. Prefersnsi Dan Persepsi Konsuemen Terhadap Minyak Goreng Pada Tingkat Rumah Tangga. Institut Pertanian Bogor : Bogor. Diakses pada tanggal 15 mei 2016. Http:// repository.ipb.ac.id. Lea, 2007. Kepuasan Pelanggan Sepenuhnya (Total Customes Satisfaction). Cerdas Cermat, Manajemen. Diakses pada tanggal 20 November 2015, http://punyalea.blogspot.com/2007/10/kepuasan/pelanggan/sepenuhnyatotal.html Mulyana, D. 2003. Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar: PT. remaja Rosdakarya : Bandung Mowen, J.C., & Minor, M. 2002. Perilaku Konsumen. Edisi Kelima. Penerbit Erlangga : Jakarta Nasution. 2013. Terasi Khas Lampung. http://lampungsaibertapis.com. Diakses tanggal 29 September 2015. Oksowela, T. 2008. Persepsi Konsumen terhadap Tanggal Kadaluarsa berdasarkan Faktor Mutudan Keamanan Pangan pada Label Kemasan Produk Pangan di Daerah Bogor dan Sekitarnya. Skripsi. Institute Pertanian Bogor : Bogor Parmana. 2008. Analisis pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian pada konsumen Airplane System (Kasus: Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat). Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor : Bogor. Pierson,S. 2013. Kajian Terasi atau Balacan Sebagai Bahan Tambahan Makanan. http://www.Detik food.com.diakses tanggal 25 September 2015 Prasetijo, R. dan J.O.I. Ihalauw. 2005. Perilaku Konsumen. Penerbit Andi : Yogyakarta Pratiwy. 2009. Terasi, Cita Rasa Masakan Nusantara. Diakses pada hari Minggu, 15 juli 2015 http://bisnisukm.com/pembuatan terasi.html Rakhmat, J. 2007. Psikologi Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung Rubiyanti, Dewi. 2004. Pengaruh Store Atmosphere terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada China Emporium Factory Outlet Bandung. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama
Rutoto, Sabar. 2007. Pengantar Metedologi Penelitian. FKIP: Universitas Muria Kudus Schiffman dan Kanuk. 2000. Costumer Behaviour. Fifth Edition, Prentice-Hall Inc : New Jersey ____. 2004. Perilaku Konsumen. Erlangga : Jakarta. Sumarwan, U. 2003. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Ghalia Indonesia : Jakarta
75
Setiadi, Nugroho J.2003. Perilaku Konsumen. Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Prenada Media : Jakarta Setiawan, Andriansyah. 2006. Analisis Konsumen dan pilihan Konsumen tegadap Produk The di Kota Bogor. Institut Pertanian Bogor. Bogor. http://repository.ipb.ac.id/handle.123456789/50631 Shaleh, A.R. dan W.M. Abdul. 2004. Psikologi sebagai Pengantar dalam Perspektif Islam. Kecana : Jakarta Sugihartono, Azwar, dkk, 2007. Persepsi Manusia, Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar : Jogjakarta Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian : Alfabeta. Bandung ___. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D AFABETA, cv : Bandung Suharman, 2005, Psikologi Kognitif. Srikandi : Surabaya Sumarwan, Ujang. 2002. Perilaku Konsumen. Bogor Indonesia
Selatan. PT Ghalia :
Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan, EGC :Jakarta Surni, Murdjani Kamaluddin, Azhar Bafadal, Putu Arimbawa, Munirwan Zani. 2012. Model Pengentasan Kemiskinan Melalui Pengembangan Keragaan Pemasaran Terasi Instant ( Produk Kelompok Usaha Bajo Indah) di Provinsi Sulawesi Tenggara. Laporan Penelitian Tahun ke- 1 Stranas Dikti, Lembaga Penelitiaan Unhalu: Kendari. Sumarwan,U. 2003. Perilaku Konsumen, Teori dan Penerapan dalam Pemasaran. Ghalia indonesia. Jakarta. Sobur, A. 2003. Psikologi Umum. Pustaka Setia : Bandung Tjiptono. Fandy. 1997. Strategi Pemasaran, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Penerbit Andi : Yogyakarta Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Yeni Anggraeny. 2011. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Terasi Bubuk pada Kelompok Usaha Bajo Indah di Kelurahan Lapulu Kecamatan Abeli Kota Kendari, Skripsi, Jurusan Agribisnis Faperta Unhalu : Kendari. Zeithaml dan Bitner. 2000. Service Marketing : Mc Graw - Hill Companies Inc.
76
77
Lampiran 1 :
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Konawe, 15 Mei 1994. Penulis meruapakan anak pertama dari enam bersaudara, dari pasangan suami istri La Haba rahimahullah dan Wa Haliata. Penulis mengawali pendidikan pada tingkat Sekolah Dasar di SD Negeri 6 Kusambi, Kecamatan Kusambi, Kabupaten Muna Barat pada tahun 2001 hingga 2006,
melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah
Pertama di SMP Negeri 5 Kusambi, Kabupaten Muna Barat pada tahun 2006 hinga tahun 2009, kemudian melanjutkan pendidikan Menengah Atas di SMA Negeri 1 Kusambi pada tahun 2009 hingga tahun 2012. Tepat pada tanggal 17 Juni tahun 2012 , penulis diterima sebagai mahasiswa baru disebuah Perguruan Tinggi Negri di Universitas Halu Oleo (UHO) Fakultas Pertanian, pada jurusan Agribisnis, program studi Penyuluhan dan Pengembangan Masyarakat (PPM). Lama studi yang ditempuh oleh penulis selama 3 tahun 9 bulan, hingga lulus pada tanggal 24 Juni 2016. Selama masa perkuliahan, penulis juga aktif mengikuti salah satu organisasi Lembaga Dakwah Kampus yang ada dilingkup universitas yaitu Lembaga Dakwah Kampus Ulul Albaab UHO ( LDK UA UHO) dan di tingkat fakultas Pertanian yaitu Lembaga Dakwah Kampus Raudhatul „Ilmi. Serta aktif membina mahasiswa dalam perbaikan bacaan Al-Qur‟an maupun pendidikan ahlaq.
78
Lampiran 2 :
Kuisioner Penelitian
PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK TERASI INSTAN USAHA KELOMPOK BAJO INDAH DI SULAWESI TENGGARA I.
Identitas Responden 1. Nama
: …………….
2. Umur
: …………tahun
3. Jenis kelamin
: Laki-laki , Perempuan *
4. Suku
: …………….
5. Status
: kawin/ belum kawin
6. Pendidikan
: SD/ SMP/ SMA/ D3/ S1/S2 *
7. Jenis pekerjaan
:
a. Istri
:
b. Suami
:
8. Tempat tinggal
:
9. Penghasilan perbulan a. istri
:
< Rp 1.000.000
Rp 5.000.000- 10.000.000
Rp 1.000.000 – 3.000.000
Rp > 10.000.000
Rp 3.000.000 – 5.000.000
Tidak/ belum berpenghasilan
b. Suami < Rp 1.000.000
Rp 5.000.000- 10.000.000
Rp 1.000.000 – 3.000.000
Rp > 10.000.000
Rp 3.000.000 – 5.000.000
Tidak/ belum berpenghasilan
79
II. Petunjuk Pengisian Ada 5 (Lima) alternatif jawaban yang disediakan, dan bobot dari masingmasing jawaban yaitu : Alternatif Jawaban Bobot Sangat setuju (SS) 5 Setuju (S) 4 Kurang setuju (KS) 3 Tidak setuju (TS) 2 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
3.1 Persepsi Konsumen Terhadap Kemasan No.
Alternatif Jawaban TS KS S 2 3 4
SS 5
2.2 Persepsi Konsumen Terhadap Kepraktisan No. Alternatif Jawaban Pernyataan STS TS KS S
SS
Pernyataan 1. 2.
3. 4.
5.
STS 1
Kemasan produk terasi instan lebih mudah saat dibawa Produk terasi instan menyediakan beberapa ukuran kemasan sehingga anda bebas memilih Produk terasi instant sangat aman disimpan Warna kemasan produk terasi instan menarik perhatian anda untuk membelinya Ukuran kemasan terasi instan sesuai dengan harapan anda
1 1. 2.
3.
Produk terasi instant sangat praktis saat dibawa pergi/ produk terasi instan nyaman saat dipakai karena dapat digunakan satu satu kali pakai Produk terasi instan sangat praktis dipakai dalam berbagai jenis masakan.
2
3
4
5
80
2.3
Persepsi Konsumen Terhadap Variabel Harga (Price)
No. Pernyataan
STS 1
1. 2.
Alternatif Jawaban TS KS S 2
3
4
SS 5
Harga produk terasi instant terjangkau( murah) Harga produk terasi instan sesuai dengan mutu/kualitas
2.4 Persepsi Konsumen Terhadap Rasa No. Pernyatan 1.
2.
STS 1
Alternatif Jawaban TS KS S 2 3 4
SS 5
Produk terasi instan rasanya lebih enak dari terasi yang berbentuk bongkahan Produk terasi instan lapulu memiliki rasa yang khas dari pada produk terasi lainnya
3. apakah ibu/ bapak setelah merasakan, dan habis akan membeli lagi ? 4. apakah ibu berniat merekomendasikan orang lain untuk memakai terasi instan? 6. Ukuran terasi yang dibeli : Volume 5 gram 10 gram 15 gram
Jumlah yg dibeli
Harga beli/ sachet
Tempat beli
81 Lampiran 3 :
Identitas Responden
No Responden
Umur (tahun)
Jenis Kelamin
Pendidikan terakhir
Jenis Pekerjaan
Pendapatan Perbulan (Rp)
Anggota Keluarga (jiwa)
Suku
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
29 32 29 33 32 28 20 26 27 43 43 27 30 33 25 20 24 23 39 29 24
P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P
S1 S2 S1 S1 S1 D3 SMA S1 S1 S1 SMA SD S2 S2 SMA SMA SMA SMA S2 S1 S1
Wiraswasta Wiraswasta PNS IRT Wiraswasta IRT IRT Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta IRT Wiraswasta PNS IRT Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta
<1.000.000 3,000,000 3,000,000 <1.000.000 3,000,000 <1.000.000 <1.000.000 <1.000.000 3,000,000 3,000,000 5,000,000 <1.000.000 3,000,000 5,000,000 <1.000.000 <1.000.000 <1.000.000 <1.000.000 <1.000.000 <1.000.000 <1.000.000
4 3 3 4 5 3 4 4 4 8 7 5 4 4 3 2 2 1 2 3 4
Wakatobi Bugis Tolaki Bugis Muna Bugis Muna Tolaki Muna Tolaki Bugis Makassar Buton Bugis Jawa Bugis Tolaki Muna Muna Buton Tolaki
82 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
23 39 36 33 23 24 38 35 46 26 20 48 39 40 49 25 45 36 36 39 45 35 45 31
P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P L P L L
SMA S1 SMA S1 SMA S1 SMP SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA SMA S1 SMA SMP SMA S1 SMA SMA SMA SMA
IRT PNS IRT PNS Mahasiswa Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta IRT IRT Wiraswasta Wiraswasta IRT Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta IRT IRT Wiraswasta PNS Wiraswasta IRT Wiraswasta Wiraswasta
<1.000.000 7,000,000 <1.000.000 5,000,000 <1.000.000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 <1.000.000 <1.000.000 <1.000.000 3,000,000 <1.000.000 3,000,000 6,000,000 3,000,000 <1.000.000 <1.000.000 <1.000.000 6,000,000 3,000,000 <1.000.000 3,000,000 3,000,000
3 4 4 7 1 4 4 3 7 4 2 7 2 3 7 5 8 3 4 4 7 5 8 8
Bugis Makassar Buton Konjo Tolaki Muna Jawa Tolaki Muna Tolaki Tolaki Tolaki Palembang Tolaki Tolaki Tolaki Tolaki Tolaki Tolaki Bugis Bugis Bugis Bugis Buton
83 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69
40 26 29 47 47 28 28 46 25 32 37 45 29 43 29 24 27 26 39 48 37 45 45 47
L P P P L P P P P P P P P L P P P P P P P P P P
SMP SMA SMP SMP SMA S1 SMP SMA S1 SMA SMP SMA SMA SMP SMP SMA S1 D3 SMA SMA SMA SD SD SD
Wiraswasta IRT Petani Wiraswasta Wiraswasta PNS Wiraswasta Wiraswasta IRT Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta Wiraswasta IRT Wiraswasta IRT Wirausaha Wirausaha Wirausaha Wirausaha Buruh
<1.000.000 3,000,000 <1.000.000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 <1.000.000 3,000,000 <1.000.000 3,000,000 3,000,000 5,000,000 3,000,000 <1.000.000 <1.000.000 3,000,000 <1.000.000 <1.000.000 <1.000.000 9,000,000 3,000,000 <1.000.000 3,000,000 <1.000.000
5 5 3 2 8 5 4 2 5 3 4 2 3 3 2 3 4 4 2 8 5 3 7 3
Tolaki Buton Tolaki Buton Bugis Tolaki Tolaki Tolaki Bugis Tolaki Tolaki Tolaki Tolaki Tolaki Jawa Tolaki Bugis Bugis Tolaki Jawa Jawa Jawa Jawa Jawa
84 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90
24 40 40 30 27 25 40 33 26 30 24 33 24 33 24 34 34 28 36 33 28
P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P
SMA SMA SD SMP S1 S1 SD SMA SMA SMA SMA SMA D3 SMA SMP S1 SMA SMA SMP SMP D3
IRT Wirausaha Wirausaha Wiraswasta Wiraswasta IRT Wiraswasta IRT IRT IRT IRT IRT Wiraswasta IRT IRT IRT IRT IRT IRT IRT PNS
3,000,000 5,000,000 3,000,000 3,000,000 5,000,000 <1.000.000 3,000,000 <1.000.000 <1.000.000 <1.000.000 <1.000.000 <1.000.000 3,000,000 <1.000.000 <1.000.000 <1.000.000 <1.000.000 <1.000.000 3,000,000 <1.000.000 3,000,000
3 3 3 2 4 2 3 3 5 2 5 2 4 3 3 3 2 4 3 3 3
Tolaki Jawa Jawa Jawa Jawa Muna Jawa Tolaki Tolaki Tolaki Makassar Muna Muna Muna Muna Muna Muna Muna Muna Muna Muna
85 Lampiran 4 :
Hasil Jawaban Kuisioner oleh Responden
a. Sebaran Jawaban Responden Terhadap Kemasan Produk Terasi Instan No. Variabel kemasan Pernyataan No. 1 1
2
3
2 4
5
1
2
3
3 4
5
1
2
3
4 4
5
1
2
3
∑
kategori
5 4
5
1
2
3
4
5
1.
4
4
4
4
4
20
3
2.
4
4
4
4
4
20
3
3.
4
4
4
20
3
23
3
20
3
5
24
3
5
25
3
20
3
4. 5.
5
5
4
5
5
3
5
3
4
3
6.
5
5
5
7.
5
5
5
8.
4
9.
4
10.
4
11.
4 5 4 5
5
5 4 4 5
4
3
5
4
3
5
4
3
4
3
2
21 17
4
12.
4
4
4
2
4
13.
4
4
4
2
4
21 19
3 2 3
19
2 2
14.
5
4
4
4
4
21
3
15.
5
4
4
4
4
21
3
86 16.
4
5
17.
4
4
18.
4
4
4
19.
4
4
4
3
20.
4
4
4
3
21.
4
4
4
4
4
22.
5
23.
5
24.
5
25.
4
4
3 5
5
5
4
4
4
4
4
20
3
4
4
21
3
4
4
11 19
1 2
4
19
3
4
4
20
3
4
4
21
3
4
4
23
3
4
4
21
3
22
3
20
3
3
5 5
3
5
26.
5
4
3
27.
5
4
4
4
4
21
3
28.
5
4
4
4
4
21
3
29.
5
5
5
5
25
3
30.
5
5
5
5
24
3
5 4
31.
4
5
4
3
5
21
3
32.
4
5
4
3
5
21
3
33.
4
5
4
4
21
3
34.
4
5
4
4
5
22
3
5
23
3
22
3
5
22
3
35.
5
5
4
4
36.
5
5
4
4
37.
5
4
4
4
4
4
38.
4
5
4
3
5
21
3
39.
4
5
4
3
5
21
3
87 40. 41.
5 4
42. 43.
5 4
44.
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
45.
4
4
46.
4
4
47. 48.
5
3
4
20
3
4
4
21
3
4
4
20
3
23
3
4
21
3
4
19
2
4
21
3
24
3
4
21
3
4
22
3
4
20
3
4
21
3
4
20
3
23
3
19
3
20
3
4
3 4
4 5
4
5
4 5
5 5
3
5 5
23
4
4
4
49.
5
5
50.
4
51.
4
4
4
52.
4
4
4
53.
4
4
4
4
4
5
5
5 4 5 4
54.
5
5
3
5
55.
5
4
4
4
56.
5
4
4
4
2 3
57.
4
4
4
5
5
22
3
58.
4
4
4
5
5
22
3
59.
4
4
3
4
19
3
60.
4
4
3
4
18
3
61.
5
5
62.
4
4
63.
4
4
5 4 5
4 3
4
4
23
3
4
4
20
3
4
22
3
5
88 64.
4
4
4 4
65.
5
4
66.
5
4
67.
5
4
68.
5
5
69.
5
5 5
70.
4
71.
4
72. 73.
4 5
75.
5
76.
5
5
21
3
24
3
4
21
3
4
4
4
22
3
5
4
4
23
3
5
4
4
22
3
4
4
20
3
5
5
5
3
4
4
4
4
20
4
5
5
4
24
3
5
5
4
22
3
4
5
4
22
3
4
5
24
3
4
23
3
4
20
3
19
2
4
74.
3
4 5
4 5
5
4
5
5
5
77.
4
4
4
78.
4
4
4
79.
4
4
4
4
4
20
3
80.
4
4
4
4
4
20
3
25
3
4
23
3
5
4 3
3
81.
5
82.
5
83.
5
5
4
4
4
22
3
84.
5
5
4
4
4
22
3
85.
5
4
23
3
86.
5
87.
5
4
4
5
5
5
5 5
4
5
5
5
4
4
4
22
3
4
4
4
21
3
89 88.
5
89.
5
90.
5
∑
0
0
0
180
225
4 5 4 0
0
0
228
165
3 = 5 – 11,6
Cukup puas
= 11,7 – 18,3
Sangat puas
= 18,4 – 25
4
4
21
3
4
4
4
22
3
5
23
3
125
1908
4
Skala interval untuk atribut kemasan : 25 - 5 = 6,6
Tidak puas
4
9
256
5 115
5
51
196
105
4
15
228
90 b. Sebaran Jawaban Responden Terhadap Keprakisan Produk Terasi Instan No. Responden
Variabel Kepraktisan
∑
kategori
11
2
14
3
11
2
14
3
12
3
15
3
14
3
7
1
13
2
12
3
14
3
11
2
13
3
12
3
14
3
12
3
11
2
12
3
Pernyataan No. 1 1 1.
2
3
2 4
2
3
4
2
3
4 5
4
4
4 5
7.
5
4 5
5
4
8.
4
9.
4
4
10.
4
4
5
3
5
4 5 4
4
12.
4
13.
4
4
14.
4
4
5
2
5
5
5
3
6.
4 4
5
15.
1
4
4
11.
5
3 5
4. 5.
1
4
2. 3.
5
3
5 5 4
4
16.
4
4
17.
4
4
18.
4
4
5 4 3 4
91 19.
4
4
4
20.
4
4
4
21.
4
5
3
22.
5
4
4
23.
5
4
4
4
4
24.
4
25.
5
5
5
26.
5
5
5
27.
4
4
4
28.
5
3
5
29.
5
5
5
30.
5
5
5
31.
5
4
4
32.
4
4
4
33.
4
4
4
34.
4
4
4
35.
4
36.
4
4
37.
4
4
38.
4
4
4
39.
4
4
4
40.
4
4
4
5
4 4 5
41.
5
4
4
42.
5
4
4
12
3
12
3
12
3
13
3
13
3
12
3
15
3
15
3
12
3
13
3
15
3
15
3
13
3
12
3
12
3
12
3
13
3
12
3
13
3
12
3
12
3
12
3
13
3
13
3
92 43.
4
44.
4
45.
4
4
46.
4
4
4
4
4
47.
4 5
5
48.
4
49. 4
51.
4
4
52.
4
4
53.
4
4
56.
4
57.
4
58. 59. 60.
5 4 5
5 4
5
4
50.
55.
5
4 5
54.
4
4 4 3 4
4
5
4
5
3
5 2
4 4
4
4
4
4 3
3
3 4
61.
5
4
62.
5
4
5 4
63.
4
4
64.
4
3
4
65.
4
3
4
66.
4
2
5
4
12
3
14
3
13
3
12
3
13
3
13
3
13
3
13
3
12
3
11
2
12
3
14
3
13
3
11
2
12
3
13
2
9
2
10
2
14
3
13
3
13
3
11
2
11
2
10
2
93 67.
4
4
68.
4
69.
4
4
5
70.
4
4
5
71.
4
4
4
4
4
5
72.
5
73.
5
74.
4
5
4
75.
5
4
5 5
5
4
5 5
76.
4
4
77.
4
4
4
78.
4
4
4
79.
4
4
4
80.
4
4
3
81.
5
5
82.
5
5
5
83.
5
5
5
84.
5
5
5
85.
5
5
5
86.
5
5
87.
4
4
88.
4
4
89. 90.
4
4 5 4
5
5
5
5
5
5
13
3
13
3
13
3
13
3
12
3
13
3
14
3
14
3
14
3
13
3
12
3
12
3
12
3
11
2
14
3
15
3
15
3
15
3
15
3
14
3
13
3
12
3
15
3
15
3
94 Skala interval untuk atribut kepraktisan : 15 – 3 = 4 3 Tidak puas
= 3–7
Cukup puas
= 7,1 – 11,1
Sangat puas
= 11,2 – 15
c. Sebaran Jawaban Responden Terhadap harga Produk Terasi Instan No. Responden
1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
2
3
4
5 5 5 5 5
Atribut Harga Pernyataan No. 1 1 2 3
5 5
5 4 2
5
5 5
4 4 4 4
4
2
4
4
∑
Kategori
10 9 9 9 8 10 9 4 9
3 3 3 3 3 3 3 1 3
95 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
4 4 4
4 4 4 4 4
5 5 4
5 5
4 4 4 4
4 5 4 5 4 5 5
3 3 4 5 5 5
4 5 4 4 5 5 5 5 5 5
4 4 4 5 5 4 4 4
8 8 8 9 9 9 9 8 9 8 8 7 9 10 9 10 8 8 9 10 10 9 9 9
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
96 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57.
5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 4 5 5 4 5 3 4 4 4 5 5
5 4
4
9 9 9 9 10 9 9 9 9 8 10 9 8 9 9 8 9 7 8 8 8 9 10 8
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
97 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81.
4
4 4
3 4
3 5
4 4 4 4
5 3
5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5
8 7 7 10 7 8 8 8 9 9 9 8 8 9 9 8 8 9 10 9 9 9 9 10
3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3
98 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90 ∑
5 5 5 5
5 5 5 5 5
4 4 4
3
152
4 5 5 250
15
224
Skala interval untuk atribut harga produk terasi instan : 10 – 2 = 2,6 3 Tidak puas
= 2 – 4,6
Cukup puas
= 4,7 – 7,3
Sangat puas
= 7,4 – 10
5 5 5 140
10 10 10 10 9 8 9 10 10 788
3 3 3 3 3 3 3 3 3
99 d. Sebaran Jawaban Responden Terhadap Rasa Produk Terasi Instan No. Responden
Variabel Rasa
∑
kategori
9 8 7 8 8 8 8 8 10 6 8 8 10 4 9 8 8 8
3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3
Pernyataan No. 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
2
1 3
4
5 5
1
2
4 3 4 4 4 4 4
2 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4
5
5
2
4 4 4
4 4 5 2
5
5 2
4 4 4 4
5 4 4 4
100 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42.
3
3 4 4
5 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 5 3 5 5 5 5 4 4 4 4
5 4 3 4 4 4
5 4 4 4 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4 4 4
6 9 8 9 8 8 9 7 9 9 10 9 7 8 8 8 10 8 8 8 8 8 8 8
2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
101 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66.
4
4 4 4 4 4
5 4 4 4 5
5
4 4
4 5
3
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 4 4 4 5 4 4 4 4 4
5 4 4 4 4 3
3 5 4 4 3
8 9 8 8 8 10 8 9 6 6 8 8 8 9 8 8 8 8 9 7 9 8 8 6
3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2
102 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90
4 4 4 4 4 4
5 4 4 4
5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4
9 8 8 8 9 9 10 9 8 8 8 8 7 8 8 8 8 8 8 8 9 9 8 8
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
103 Skala interval untuk atribut rasa produk terasi instan : 10 – 2 = 2,6 3 Tidak puas
= 2 – 4,6
Cukup puas
= 4,7 – 7,3
Sangat puas
= 7,4 – 10
105
Lampiran 5:
Perhitungan Tabulasi Variabel Pengamatan :
1. Variabel Kemasan a. Pernyataan 1 Nilai Rata- Rata
= [(1 x 0) + (2 x 0) + (3 x 0) + (4 x 44) + ( 5 x 46) ] : 90 = 406 : 90 = 4, 51
b. Pernyataan 2 Nilai Rata- Rata
= [(1 x 0) + (2 x 0) + (3 x 0) + (4 x 56) + ( 5 x 34) ] : 90 = 394 : 90 = 4, 37
c. Peryataan 3 Nilai Rata- Rata
= [(1 x 0) + (2 x 0) + (3 x 3) + (4 x 64) + ( 5 x 23 ) ] : 90 = 394 : 90 = 4, 37
d. Pernyataan 4 Nilai rata-rata
= [(1 x 0) + (2 x 1) + (3 x 18) + (4 x 50) + ( 5 x 21 ) ] : 90 = 361 : 90 = 4, 01
e. Peryataan 5 Nilai rata-rata
= [(1 x 0) + (2 x 2) + (3 x 4) + (4 x 58) + ( 5 x 26 ) ] : 90 = 378 : 90 = 4, 2
2. Variabel Kepraktisan a. Pernyataan 1 Nilai rata-rata
= [(1 x 0) + (2 x 1) + (3 x 1) + (4 x 55) + ( 5 x 33 ) ] : 90 = 390 : 90 = 4, 33
b. Pernyataan 2 Nilai rata-rata
= [(1 x 0) + (2 x 2) + (3 x 8) + (4 x 59) + ( 5 x 21 ) ] : 90 = 369 : 90 = 4, 1
106
c. Pernyataan 3 Nilai rata-rata
= [(1 x 0) + (2 x 0) + (3 x 5) + (4 x 51) + ( 5 x 34 ) ] : 90 = 389 : 90 = 4, 2
3. Variabel harga a. Pernyataan 1 Nilai rata-rata
= [(1 x 0) + (2 x 0) + (3 x 1) + (4 x 39) + ( 5 x 50 ) ] : 90 = 409 : 90 = 4, 54
b. Pernyataan 2 Nilai rata-rata
= [(1 x 0) + (2 x 0) + (3 x 5) + (4 x 57) + ( 5 x 28 ) ] : 90 = 533 : 90 = 5, 92
c. Pernyataan 3 Nilai rata-rata
= [(1 x 21) + (2 x 58) + (3 x 11) + (4 x 0) + ( 5 x 0 ) ] : 90 = 170 : 90 = 1, 88
4. Variabel Rasa a. Pernyataan 1 Nilai rata-rata = [(1 x 0) + (2 x 2) + (3 x 6) + (4 x 67) + ( 5 x 15 ) ] : 90 = 365 : 90 = 4, 05 b. Pernyataan 2 Nilai rata-rata
= [(1 x 0) + (2 x 2) + (3 x 5) + (4 x 67) + ( 5 x 16 ) ] : 90 = 367 : 90 = 4, 07
107
Lampiran 6 :
Hasil Perhitungan Analisis Chi- Square
X2 = ∑ (fo – fh)2 Fh
dimana , : fh = ∑ fk . ∑ fB ∑T
a. Hubungan Umur Responden dengan Kepuasan Konsumen terhadap Kemasan Produk Terasi Instan fh = ∑ fk . ∑ fb ∑T Fh11 = 38 x 1 = 0,42 90 Fh12 = 38 x 6 = 2,53 90 Fh13 = 38 x 83 = 35,04 90
Fh21 = 30 x 1 = 0,33 90 Fh22 = 30 x 6 = 2,00 90 Fh23 = 30 x 83= 27,67 90
Fh31 = 22 x 1 = 0,24 90 Fh32 = 22 x 6 = 1,47 90 Fh33 =22 x 26 = 20,29 90
X2 = ∑ (fo – fh)2 fh X2 hitung = (1 – 0,42 ) 2 + ( 1 – 2,53) 2 + ( 36 – 35,04) 2 +(0 – 0,33) 2 + (3 – 2,00) 2 0,42 2,53 35,04 0,33 2,00 + (27 – 27,67) 2 + (0 – 0,24) 2 + (2 – 1,47) 2 +(20 – 20,29 ) 2 27,67 0,24 1,47 20,29 = 3,04 Nilai Chi – Square tabel (X2 tabel) db = (k – 1)( b – 1) = ( 5 – 1) (6 – 1 ) = 20 Jadi nilai X2 tabel untuk kesalahan α 0,05 = 9,49
Ternyata X2 hitung ≤ X2 tabel atau 3,04 ≤ 9,49, maka tidak terdapat hubungan diantara keduanya. Tidak dilanjutkan uji koefisien Contingency k (C) karena tidak terdapat hubungan.
108
b. Hubungan Umur Responden dengan Kepuasan Konsumen terhadap Kepraktisan Produk Terasi Instan fh = ∑ fk . ∑ fb ∑T Fh11 = 38 x 1 = 0,42 90 Fh12 = 38 x 14 = 5,91 90 Fh13 = 38 x 75 = 31,67 90
Fh21 = 30 x 1 = 0,33 90 Fh22 = 30 x 14 = 4,67 90 Fh23 = 30 x 75 = 25,00 90
Fh31 = 22 x 1 = 0,24 90 Fh32 = 22 x 14 = 3,42 90 Fh33 = 22 x 75 = 18,33 90
X2 = ∑ (fo – fh)2 fh X2 hitung = (1 – 0,42 ) 2 + ( 9 – 5,91) 2 + ( 28 – 31,67) 2 +(0 – 0,33) 2 + (3 – 4,67) 2 0,42 5,91 31,67 0,33 4,67 + (27 – 25,00) 2 + (0 – 0,24) 2 + (2 – 3,42) 2 +(20 – 18,33) 2 25,00 0,24 3,42 18,33 = 4,90 Nilai Chi – Square tabel (X2 tabel) db = (k – 1)( b – 1) = ( 5 – 1) (6 – 1 ) = 20 Jadi nilai X2 tabel untuk kesalahan α 0,05 = 9,49
Ternyata X2 hitung ≤ X2 tabel atau 4,90 ≤ 9,49, maka tidak terdapat hubungan diantara keduanya. Tidak dilanjutkan uji koefisien Contingency k (C) karena tidak terdapat hubungan.
109
c. Hubungan Umur Responden dengan Kepuasan Konsumen terhadap Harga Produk Terasi Instan fh = ∑ fk . ∑ fb ∑T Fh11 = 38 x 1 = 0,42 90 Fh12 = 38 x 8 = 3,38 90 Fh13 = 38 x 81 = 34,20 90
Fh21 = 30 x 1 = 0,33 90 Fh22 = 30 x 8 = 2,67 90 Fh23 = 30 x 81 = 27,00 90
Fh31 = 22 x 1 = 0,24 90 Fh32 = 22 x 8 = 1,96 90 Fh33 = 22 x 81 = 19,80 90
X2 = ∑ (fo – fh)2 fh X2 hitung = (1 – 0,42 ) 2 + ( 6 – 3,38) 2 + ( 31 – 34,20) 2 +(0 – 0,33) 2 + (0 – 2,67) 2 0,42 3,38 34,20 0,33 2,67 + (30 – 27,00) 2 + (0 – 0,24) 2 + (2 – 1,96) 2 +(20 – 19,80) 2 27,00 0,24 1,96 19,80 = 6,71 Nilai Chi – Square tabel (X2 tabel) db = (k – 1)( b – 1) = ( 5 – 1) (6 – 1 ) = 20 Jadi nilai X2 tabel untuk kesalahan α 0,05 = 9,49
Ternyata X2 hitung ≤ X2 tabel atau 6,71 ≤ 9,49, maka tidak terdapat hubungan diantara keduanya. Tidak dilanjutkan uji koefisien Contingency k (C) karena tidak terdapat hubungan.
110
d. Hubungan Umur Responden dengan Kepuasan Konsumen terhadap Rasa Produk Terasi Instan fh = ∑ fk . ∑ fb ∑T Fh11 = 38 x 1 = 0,42 90 Fh12 = 38 x 10 = 4,22 90 Fh13 = 38 x 79 = 33,36 90
Fh21 = 30 x 1 = 0,33 90 Fh22 = 30 x 10 = 3,33 90 Fh23 = 30 x 79 = 26,33 90
Fh31 = 22 x 1 = 0,24 90 Fh32 = 22 x 10 = 2,44 90 Fh33 = 22 x 79 = 19,31 90
X2 = ∑ (fo – fh)2 fh X2 hitung = (0 – 0,42 ) 2 + ( 6 – 4,22) 2 + ( 32 – 33,36) 2 +(0 – 0,33) 2 + (3 – 3,33) 2 0,42 4,22 33,36 0,33 3,33 + (27 – 26,33) 2 + (1 – 0,24) 2 + (1 – 2,44) 2 +(20 – 19,31) 2 26,33 0,24 2,44 19,31 = 4,82 Nilai Chi – Square tabel (X2 tabel) db = (k – 1)( b – 1) = ( 5 – 1) (6 – 1 ) = 20 Jadi nilai X2 tabel untuk kesalahan α 0,05 = 9,49
Ternyata X2 hitung ≤ X2 tabel atau 4,82 ≤ 9,49, maka tidak terdapat hubungan diantara keduanya. Tidak dilanjutkan uji koefisien Contingency k (C) karena tidak terdapat hubungan.
111
e.
Hubungan Tingkat Pendidikan Responden dengan Kepuasan Konsumen terhadap Atribut Kemasan Produk Terasi Instan fh = ∑ fk . ∑ fb ∑T Fh11 = 6 x 1 = 0,07 90 Fh12 = 6 x 6 = 0,40 90 Fh13 = 6 x 83 = 5,53 90
Fh21 = 56 x 1 = 0,62 90 Fh22 = 56 x 6 = 3,73 90 Fh23 = 56 x 83 = 51,64 90
Fh31 = 28 x 1 = 0,31 90 Fh32 = 28 x 6 = 1,87 90 Fh33 = 28 x 83 = 25,82 90
X2 = ∑ (fo – fh)2 fh X2 hitung = (0 – 0,07 ) 2 + ( 1 – 0,40) 2 + ( 5 – 5,53) 2 + (1 – 0,62) 2 + (2 – 3,73) 2 0,07 0,40 5,53 0,62 3,73 + (53 – 51.64) 2 + (0 – 0,31) 2 + ( 3 – 1,87) 2 + ( 25 – 25,82 ) 2 51,64 0,31 1,87 25,82 2 X hitung = 3,11 Nilai Chi – Square tabel (X2 tabel) db = (k – 1)( b – 1) = ( 5 – 1) (6 – 1 ) = 20 Jadi nilai X2 tabel untuk kesalahan α 0,05 = 9,49
Ternyata X2 hitung ≤ X2 tabel atau 3,11 ≤ 9,49, maka tidak terdapat hubungan diantara keduanya.
Tidak dilanjutkan uji koefisien Contingency k (C) karena tidak terdapat hubungan.
112
f.
Hubungan Tingkat Pendidikan Responden dengan Kepuasan Konsumen terhadap Atribut Kepraktisan Produk Terasi Instan fh = ∑ fk . ∑ fb ∑T Fh11 = 6 x 1 = 0,07 90 Fh12 = 6 x 15 = 1,00 90 Fh13 = 6 x 74 = 4,93 90
Fh21 = 56 x 1 = 0,62 90 Fh22 = 56 x 15 = 9,33 90 Fh23 = 56 x 74 = 46,04 90
Fh31 = 28 x 1 = 0,31 90 Fh32 = 28 x 15 = 4,67 90 Fh33 = 28 x 74 = 23,02 90
X2 = ∑ (fo – fh)2 fh X2 hitung = (0 – 0,07 ) 2 + ( 1 – 1,00) 2 + ( 5 – 4,93) 2 + (0 – 0,62) 2 + (10 – 9,33) 2 0,07 1,00 4,93 0,62 9,33 + (46 – 46,04) 2 + (1 – 0,31) 2 + ( 4 – 4,67) 2 + ( 23 – 23,02) 2 46,04 0,31 4,67 23,02 X2 hitung = 2,36 Nilai Chi – Square tabel (X2 tabel) db = (k – 1)( b – 1) = ( 5 – 1) (6 – 1 ) = 20 Jadi nilai X2 tabel untuk kesalahan α 0,05 = 9,49
Ternyata X2 hitung ≤ X2 tabel atau 2,36 ≤ 9,49, maka tidak terdapat hubungan diantara keduanya.
Tidak dilanjutkan uji koefisien Contingency k (C) karena tidak terdapat hubungan.
113
g.
Hubungan Tingkat Pendidikan Responden dengan Kepuasan Konsumen terhadap Atribut Harga Produk Terasi Instan fh = ∑ fk . ∑ fb ∑T Fh11 = 6 x 1 = 0,07 90 Fh12 = 6 x 8 = 0,52 90 Fh13 = 6 x 81 = 5,40 90
Fh21 = 56 x 1 = 0,62 90 Fh22 = 56 x 8 = 4,98 90 Fh23 = 56 x 81 = 50,40 90
Fh31 = 28 x 1 = 0,31 90 Fh32 = 28 x 8 = 2,49 90 Fh33 = 28 x 81 =25,20 90
X2 = ∑ (fo – fh)2 fh X2 hitung = (0 – 0,07 ) 2 + ( 0 – 0,52) 2 + ( 6 – 5,40) 2 + (0 – 0,62) 2 + (4 – 4,98) 2 0,07 0,52 5,40 0,62 4,98 + (52 – 50,40) 2 + (1 – 0,31) 2 + ( 4 – 2,49) 2 + ( 23 – 25,20) 2 50,40 0,31 2,49 25,20 X2 hitung = 4,17 Nilai Chi – Square tabel (X2 tabel) db = (k – 1)( b – 1) = ( 5 – 1) (6 – 1 ) = 20 Jadi nilai X2 tabel untuk kesalahan α 0,05 = 9,49
Ternyata X2 hitung ≤ X2 tabel atau 4,71 ≤ 9,49, maka tidak terdapat hubungan diantara keduanya.
Tidak dilanjutkan uji koefisien Contingency k (C) karena tidak terdapat hubungan.
114
h.
Hubungan Tingkat Pendidikan Responden dengan Kepuasan Konsumen terhadap Atribut Rasa Produk Terasi Instan fh = ∑ fk . ∑ fb ∑T Fh11 = 6 x 1 = 0,07 90 Fh12 = 6 x 10 = 0,62 90 Fh13 = 6 x 79 = 5,27 90
Fh21 = 56 x 1 = 0,62 90 Fh22 = 56 x 10 = 6,22 90 Fh23 = 56 x 79 = 49,16 90
Fh31 = 28 x 1 = 0,31 90 Fh32 = 28 x 10 = 3,11 90 Fh33 = 28 x 79 =24,58 90
X2 = ∑ (fo – fh)2 fh X2 hitung = (0 – 0,07 ) 2 + ( 0 – 0,62) 2 + ( 6 – 5,27) 2 + (0 – 0,62) 2 + (5 – 6,22) 2 0,07 0,62 5,27 0,62 6,22 + (51 – 49,16) 2 + (1 – 0,31) 2 + ( 5 – 3,11) 2 + ( 22 – 24,58) 2 49,16 0,31 3,11 24,58 X2 hitung = 4,71 Nilai Chi – Square tabel (X2 tabel) db = (k – 1)( b – 1) = ( 5 – 1) (6 – 1 ) = 20 Jadi nilai X2 tabel untuk kesalahan α 0,05 = 9,49
Ternyata X2 hitung ≤ X2 tabel atau 4,71 ≤ 9,49, maka tidak terdapat hubungan diantara keduanya.
Tidak dilanjutkan uji koefisien Contingency k (C) karena tidak terdapat hubungan.
115
i.
Hubungan Jenis Pekerjaan Responden dengan Kepuasan Konsumen terhadap Atribut Kemasan Produk Terasi Instan fh = ∑ fk . ∑ fb ∑T Fh11 = 47 x 1 = 0,52 90 Fh12 = 47 x 8 = 4,18 90 Fh13 = 47 x 81 = 42,30 90
Fh21 = 7 x 1 = 0,08 90 Fh22 = 7 x 8 = 0,62 90 Fh23 = 7 x 81 = 6,30 90
Fh31 = 36 x 1 = 0,40 90 Fh32 = 36 x 8 = 3,20 90 Fh33 = 36 x 81 = 32,40 90
X2 = ∑ (fo – fh)2 fh X2 hitung = (0 – 0,52 ) 2 + ( 4 – 4,18) 2 + ( 43 – 42,30) 2 + (0 – 0,08) 2 + (2 – 0,62)2 0,52 4,18 42,30 0,08 0,62 + (5 – 6,30) 2 + (1 – 0,40) 2 + ( 2 – 3,20) 2 + ( 33 – 32,40) 2 6,30 0,40 3,20 32,40 X2 hitung = 5,30 Nilai Chi – Square tabel (X2 tabel) db = (k – 1)( b – 1) = ( 5 – 1) (6 – 1 ) = 20 Jadi nilai X2 tabel untuk kesalahan α 0,05 = 9,49
Ternyata X2 hitung ≤ X2 tabel atau 5,30 ≤ 9,49, maka tidak terdapat hubungan diantara keduanya.
Tidak dilanjutkan uji koefisien Contingency k (C) karena tidak terdapat hubungan.
116
j.
Hubungan Jenis Pekerjaan Responden dengan Kepuasan Konsumen terhadap Atribut Kepraktisan Produk Terasi Instan fh = ∑ fk . ∑ fb ∑T Fh11 = 47 x 1 = 0,52 90 Fh12 = 47 x 14 = 7,31 90 Fh13 = 47 x 75 = 39,17 90
Fh21 = 7 x 1 = 0,08 90 Fh22 = 7 x 14 = 1,09 90 Fh23 = 7 x 75 = 5,83 90
Fh31 = 36 x 1 = 0,40 90 Fh32 = 36 x 14 = 5,60 90 Fh33 = 36 x 75 = 30,00 90
X2 = ∑ (fo – fh)2 fh X2 hitung = (1 – 0,52 ) 2 + ( 9 – 7,31) 2 + ( 37 – 39,17) 2 + (0 – 0,08) 2 + (1 – 1,09) 2 0,52 7,31 39,17 0,08 1,09 + (6 – 5,83) 2 + (0 – 0,40) 2 + ( 4 – 5,60) 2 + ( 33 – 30,00) 2 5,83 0,40 5,60 30,00 X2 hitung = 2,03 Nilai Chi – Square tabel (X2 tabel) db = (k – 1)( b – 1) = ( 5 – 1) (6 – 1 ) = 20 Jadi nilai X2 tabel untuk kesalahan α 0,05 = 9,49
Ternyata X2 hitung ≤ X2 tabel atau 2,03 ≤ 9,49, maka tidak terdapat hubungan diantara keduanya.
Tidak dilanjutkan uji koefisien Contingency k (C) karena tidak terdapat hubungan.
117
k.
Hubungan Jenis Pekerjaan Responden dengan Kepuasan Konsumen terhadap Atribut Harga Produk Terasi Instan fh = ∑ fk . ∑ fb ∑T Fh11 = 47 x 1 = 0,52 90 Fh12 = 47 x 7 = 3,66 90 Fh13 = 47 x 82 = 42,82 90
Fh21 = 7 x 1 = 0,08 90 Fh22 = 7 x 7 = 0,54 90 Fh23 = 7 x 82 = 6,38 90
Fh31 = 36 x 1 = 0,40 90 Fh32 = 36 x 7 = 2,80 90 Fh33 = 36 x 82 = 32,80 90
X2 = ∑ (fo – fh)2 fh X2 hitung = (1 – 0,52 ) 2 + ( 3 – 3,66) 2 + ( 43 – 42,82) 2 + (0 – 0,08) 2 + (1 – 0,54) 2 0,52 3,66 42,82 0,08 0,54 + (6 – 6,38) 2 + (0– 0,40) 2 + (3 – 2,80) 2 + ( 33 – 32,80) 2 6,38 0,40 2,80 32,80 X2 hitung = 1,45 Nilai Chi – Square tabel (X2 tabel) db = (k – 1)( b – 1) = ( 5 – 1) (6 – 1 ) = 20 Jadi nilai X2 tabel untuk kesalahan α 0,05 = 9,49
Ternyata X2 hitung ≤ X2 tabel atau 1,45 ≤ 9,49, maka tidak terdapat hubungan diantara keduanya.
Tidak dilanjutkan uji koefisien Contingency k (C) karena tidak terdapat hubungan.
118
l.
Hubungan Jenis Pekerjaan Responden dengan Kepuasan Konsumen terhadap Atribut Rasa Produk Terasi Instan fh = ∑ fk . ∑ fb ∑T Fh11 = 47 x 1 = 0,52 90 Fh12 = 47 x 10 = 5,22 90 Fh13 = 47 x 79 = 41,26 90
Fh21 = 7 x 1 = 0,08 90 Fh22 = 7 x 10 = 0,78 90 Fh23 = 7 x 79 = 6,14 90
Fh31 = 36 x 1 = 0,40 90 Fh32 = 36 x 10 = 4,00 90 Fh33 = 36 x 79 = 31,60 90
X2 = ∑ (fo – fh)2 fh X2 hitung = (0 – 0,52 ) 2 + ( 4 – 5,22) 2 + ( 43 – 41,26) 2 + (1 – 0,08) 2 + (2 – 0,78) 2 0,52 5,22 41,26 0,08 0,78 + (4 – 6,14) 2 + (0– 0,40) 2 + (4 – 4,00) 2 + ( 32 – 31,60) 2 6,14 0,40 4,00 31,60 X2 hitung = 14,89 Nilai Chi – Square tabel (X2 tabel) db = (k – 1)( b – 1) = ( 5 – 1) (6 – 1 ) = 20 Jadi nilai X2 tabel untuk kesalahan α 0,05 = 9,49
Ternyata X2
hitung
≤ X2 tabel atau 14,89 ≤ 9,49, maka terdapat hubungan
diantara keduanya.
Untuk mengetahui tingkat keeratan antara variabel jenis pekerjaan dengan persepsi konsumen terhadap atribut harga produk terasi instan dilanjutkan dengan uji koefisien Contingency k (C) dengan rumus : . √
√
= 0,38 ( 38%)
119
m. Hubungan Besarnya Pendapatan Responden dengan Kepuasan Konsumen terhadap Atribut Kemasan Produk Terasi Instan fh = ∑ fk . ∑ fb ∑T Fh11 = 51 x 1 = 0,57 90 Fh12 = 51 x 6 = 3,40 90 Fh13 = 51 x 83 = 47,03 90
Fh21 = 30 x 1 = 0,33 90 Fh22 = 30 x 6 = 2,00 90 Fh23 = 30 x 83 = 27,67 90
Fh31 = 9 x 1 = 0,10 90 Fh32 = 9 x 6 = 0,60 90 Fh33 = 9 x 83 = 8,30 90
X2 = ∑ (fo – fh)2 fh X2 hitung = (1 – 0,57 ) 2 + ( 3 – 3,40) 2 + ( 47 – 47,03) 2 + (0 – 0,33) 2 + (2 – 2,00) 2 0,57 3,40 47,03 0,33 2,00 + (28 – 27,67) 2 + (0– 0,10) 2 + (1 – 0,60) 2 + ( 8 – 8,30) 2 27,67 0,10 0,60 8,30 X2 hitung = 1,09 Nilai Chi – Square tabel (X2 tabel) db = (k – 1)( b – 1) = ( 5 – 1) (6 – 1 ) = 20 Jadi nilai X2 tabel untuk kesalahan α 0,05 = 9,49
Ternyata X2
hitung
≤ X2
tabel
atau 1,09 ≤ 9,49, maka tidak terdapat
hubungan diantara keduanya.
Tidak dilanjutkan uji koefisien Contingency k (C) karena tidak terdapat hubungan.
120
n.
Hubungan Besarnya Pendapatan Responden dengan Kepuasan Konsumen terhadap Atribut Kepraktisan Produk Terasi Instan fh = ∑ fk . ∑ fb ∑T Fh11 = 51 x 1 = 0,57 90 Fh12 = 51 x 14 = 7,93 90 Fh13 = 51 x 75 = 42,50 90
Fh21 = 30 x 1 = 0,33 90 Fh22 = 30 x 14 = 4,67 90 Fh23 = 30 x 75 = 25,00 90
Fh31 = 9 x 1 = 0,10 90 Fh32 = 9 x 6 = 1,40 90 Fh33 = 9 x 83 = 7,50 90
X2 = ∑ (fo – fh)2 fh X2 hitung = (1 – 0,57 ) 2 + ( 8 – 7,93) 2 + ( 42 – 42,50) 2 + (0 – 0,33) 2 + (5 – 4,67) 2 0,57 7,93 42,50 0,33 4,67 + (25 – 25,00) 2 + ( 0– 0,10) 2 + (1 – 1,40) 2 + ( 8 – 7,50) 2 25,00 0,10 1,40 7,50 X2 hitung = 0,94 Nilai Chi – Square tabel (X2 tabel) db = (k – 1)( b – 1) = ( 5 – 1) (6 – 1 ) = 20 Jadi nilai X2 tabel untuk kesalahan α 0,05 = 9,49
Ternyata X2
hitung
≤ X2
tabel
atau 0,94 ≤ 9,49, maka tidak terdapat
hubungan diantara keduanya.
Tidak dilanjutkan uji koefisien Contingency k (C) karena tidak terdapat hubungan.
121
o.
Hubungan Besarnya Pendapatan Responden dengan Kepuasan Konsumen terhadap Atribut Harga Produk Terasi Instan fh = ∑ fk . ∑ fb ∑T Fh11 = 51 x 1 = 0,57 90 Fh12 = 51 x 8 = 4,53 90 Fh13 = 51 x 81 = 45,90 90
Fh21 = 30 x 1 = 0,33 90 Fh22 = 30 x 8 = 2,67 90 Fh23 = 30 x 81 = 27,00 90
Fh31 = 9 x 1 = 0,10 90 Fh32 = 9 x 8 = 0,80 90 Fh33 = 9 x 81 = 8,10 90
X2 = ∑ (fo – fh)2 fh X2 hitung = (1 – 0,57 ) 2 + ( 6 – 4,57) 2 + ( 44 – 45,90) 2 + (0 – 0,33) 2 + (1 – 2,67) 2 0,57 4,57 45,90 0,33 2,67 + (29 – 27,00) 2 + ( 0 – 0,10) 2 + (1 – 0,80) 2 + ( 8 – 8,10) 2 27,00 0,10 0,80 8,10 X2 hitung = 2,56 Nilai Chi – Square tabel (X2 tabel) db = (k – 1)( b – 1) = ( 5 – 1) (6 – 1 ) = 20 Jadi nilai X2 tabel untuk kesalahan α 0,05 = 9,49
Ternyata X2
hitung
≤ X2
tabel
atau 2,56 ≤ 9,49, maka tidak terdapat
hubungan diantara keduanya.
Tidak dilanjutkan uji koefisien Contingency k (C) karena tidak terdapat hubungan.
122
p.
Hubungan Besarnya Pendapatan Responden dengan Kepuasan Konsumen terhadap Atribut Rasa Produk Terasi Instan fh = ∑ fk . ∑ fb ∑T Fh11 = 51 x 1 = 0,57 90 Fh12 = 51 x 10 = 5,67 90 Fh13 = 51 x 79 = 44,77 90
Fh21 = 30 x 1 = 0,33 90 Fh22 = 30 x 10 = 3,33 90 Fh23 = 30 x 79 = 26,33 90
Fh31 = 9 x 1 = 0,10 90 Fh32 = 9 x 10 = 1,00 90 Fh33 = 9 x 79 = 7,90 90
X2 = ∑ (fo – fh)2 fh X2 hitung = (1 – 0,57 ) 2 + ( 6 – 5,67) 2 + ( 44 – 44,77) 2 + (0 – 0,33) 2 + (4 – 3,33) 2 0,57 5,67 44,77 0,33 3,33 + (26 – 26,33) 2 + ( 0 – 0,10) 2 + (0 – 0,80) 2 + ( 9 – 7,90) 2 26,00 0,10 1,00 7,90 X2 hitung = 2,09 Nilai Chi – Square tabel (X2 tabel) db = (k – 1)( b – 1) = ( 5 – 1) (6 – 1 ) = 20 Jadi nilai X2 tabel untuk kesalahan α 0,05 = 9,49
Ternyata X2
hitung
≤ X2
tabel
atau 2,09 ≤ 9,49, maka tidak terdapat
hubungan diantara keduanya.
Tidak dilanjutkan uji koefisien Contingency k (C) karena tidak terdapat hubungan.
123
Lampiran 7 : Dokumentasi a. Gambar produk terasi instan
b. Gambar profil lokasi pembuatan terasi instan
124
c. Wawancara dengan responden