Skripsi RESPON KELOMPOK TANI TERHADAP KINERJA PENYULUH BADAN PENYULUHAN PERTANIAN PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP3K) POASIA KOTA KENDARI
Oleh :
ASRIANTI D1A1 11 209
JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
RESPON KELOMPOK TANI TERHADAP KINERJA PENYULUH BADAN PENYULUHAN PERTANIAN PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP3K) POASIA KOTA KENDARI
Skripsi diajukan kepada Fakultas Pertanianuntuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Agribisnis
Oleh: ASRIANTI D1A1 11 209
JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
i
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN PERGURUAN
SEBAGAI TINGGI
SKRIPSI ATAU
ATAU
KARYA
LEMBAGA
ILMIAH
MANAPUN,
PADA
APABILA
DIKEMUDIAN HARI TERBUKTI ATAU DAPAT DIBUKTIKAN BAHWA SKRIPSI INI MERUPAKAN HASIL JIPLAKAN, MAKA SAYA BERSEDIA MENERIMA SANKSI SESUAI PERATURAN YANG BERLAKU.
Kendari,
April 2016
ASRIANTI SUDIN NIM. D1A1 11 209
ii
iii
iv
ABSTRAK
Asrianti (D1A1 11 209) “Respon Kelompok Tani Terhadap Kinerja Penyuluh BP3K Poasia Kota Kendari”, di bimbing oleh L. Daud selaku pembimbing I dan Hartina Batoa selaku pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) tingkat kinerja penyuluh BP3K Poasia terhadap pengembangan kelompok tani, (2) respon kelompok tani terhadap kinerja penyuluh BP3K Poasia. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Desember sampai selesai di Kelurahan Rahandouna Kecamatan Poasia Kota Kendari. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 8 petani yang berprofesi sebagai ketua kelompok tani. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data skunder dengan teknik pengumpulan data secara observasi, wawancara, pencatatan dan dokumentasi. Variabel yang diamati adalah karakteristik responden, respon kelompok tani dan kinerja penyuluh BP3K Poasia. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu pada tujuan pertama menggunakan analisis deskriptif dan pada tujuan kedua menggunakan analisis kuantitatif yang ditabulasi menggunakan rumus interval kelas Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon kelompok tani terhadap kinerja penyuluh BP3K Poasia Kota Kendari berada dalam Kategori baik dan tingkat kinerja penyuluh BP3K Poasia Kota Kendari berada dalam kategori baik . Kata Kunci: Respon, Kelompok Tani, Kinerja Penyuluh, BP3K
v
ABSTRACT
Asrianti (D1A1 11 209) "Response of Farmers Group Performance Against Extension BP3K Poasia Kendari", guided by L. Daud. as a mentor I and Hartina Batoa as a mentor II. This study aims to determine (1) the response to the performance of farmer groups BP3K Poasia extension, (2) the level of performance BP3K Poasia extension towards the development of farmer groups. The research was started on December till the end of the research in the Village of Rahandouna Poasia District ,Kendari. The population in this research were 8 respondens who work as a chairman of the groups of farmers. Types of data used are primary data and secondary data with data collection techniques by observation, interviewing, recording and documentation. The variables measured were the characteristics of the respondent, the response of farmer groups and extension BP3K Poasia performance. Analysis of the data used in this research is the first destination using descriptive analysis and the second destination using quantitative analysis tabulated using the formula class interval The results showed that the response to the performance of farmer groups BP3K Poasia extension of Kendari and performance levels BP3K Poasia extension of Kendari are in good category. Keywords: Response, Farmers Group, Extension Performance, BP3K
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulilah Rabbil alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ ala, atas Rahmat dan Hidayah-Nya yang telah memberi petunjuk kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan hasil yang berjudul “Respon Kelompok Tani Terhadap Kinerja Penyuluh BP3K Poasia Kota Kendari, yang dapat terselesaikan sebagaimana yang diharapkan. Dari awal penyusunan proposal hingga penyusunan hasil penelitian ini penulis tidak sedikit mengalami kesulitan serta hambatan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati Penulis mengucapkan terima kasih dan penghormatan kepada Bapak Ir. L. Daud, M.Si sebagai pembimbing I dan Ibu Hartina Batoa, SP, M.Si sebagai Pembimbing II yang telah banyak memberikan pengarahan dalam penyusunan hasil penelitian ini. Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga kepada Kedua Orangtua yang telah merawat dan membesarkan penulis dengan segala bentuk cinta, kasih sayang dan do’a serta dukungan moril maupun material. sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dan pendidikan sampai saat ini. Selain itu, penulis juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut memberi andil dalam menyelesaikan hasil: 1. Rektor Universitas Halu Oleo. 2. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo. 3. Dosen Penasehat Akademik (PA).
vii
4. Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan/Program Studi Agribisnis serta Dosen di lingkup Jurusan/Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo. 5. Dosen pembimbing dan penguji yang telah memberikan saran pada saat pelaksanaan seminar. 6. Pegawai Administrasi Jurusan/Program Studi Agribisnis dan Fakultas atas partisipasinya dalam urusan administrasi yang mendukung penulis dalam masa pendidikan. 7. Kepada Ibu Muktiar dan semua anggota penyuluh BP3K Poasia Kota Kendari dan ketua kelompok tani yang ada di Kelurahan Rahandouna yang telah membantu penulis selama penelitian dan telah banyak memberikan tambahan ilmu kepada penulis selama melaksanakan penelitian. 8. Terkhusus penulis menyampaikan rasa hormat, cinta dan terima kasih yang tak ternilai kepada yang tercinta Ayahanda Sudin dan Ibu Nur Aeni yang telah merawat yang membesarkan Ananda dengan segala kasih sayang dan doa yang tak terhingga serta dukungan moril dan materi atas segala yang tak ternilai dalam mendidik sejak kecil hingga menyelesaikan pendidikan. 9. Terima kasih yang tulus kepada Kakak-kakakku yang sudah mengsuport penulis dalam penyusunan hasil penelitian ini. 10. Saudara-saudaraku di Pertanian angkatan 2011 Ferdhi.H, Kartina,SP, Winda Eky Agistia,SP, Siti Aisah,SP, Fifi Ristanti, Winarti Dian Wegala, Dyyah Reski Nurdin dan masih banyak lagi yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan studi.
viii
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak kelemahan dan kekurangan, namun besar harapan penulis semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan terutama bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Wassalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Kendari,
Februari 2016 Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN SAMPUL.............................................................................. i HALAMAN PERNYATAAN.................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN.................................................................. iii HALAMAN PERSETUJUAN................................................................. iv ABSTRAK.................................................................................................. v ABSTRACT................................................................................................. vi UCAPAN TERIMA KASIH.................................................................... vii DAFTAR ISI.............................................................................................. viii DAFTAR TABEL..................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xiv I. PENDAHULUAN A. Latar belakang..................................................................................... B. Rumusan Masalah .............................................................................. C. Tujuan Penelitian ................................................................................ D. Manfaat Penelitian...............................................................................
1 4 4 4
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Respon ................................................................................ A.1 Indikator Respon......................................................................... A.2 Bentuk-Bentuk Respon............................................................... B. Kelompok Tani .................................................................................. C. Penyuluh Pertanian............................................................................. D. Kinerja Penyuluh................................................................................ C.1 Menyusun Data Peta Wilayah Komoditas.................................. C.2 Menyusun Programa Penyuluhan ............................................... C.3 Melakukan Kunjungan dan Pembinaan Kelompok Tani ............ C.4 Desiminasi Informasi Teknologi Pertanian kepada Pelaku Utama........................................................................................ E. Penelitian Terdahulu......................................................................... F. Kerangka Pikir ..................................................................................
6 8 9 10 12 15 18 18 19 20 22 25
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian .......................................................... B. Populasi dan Teknik Pengumpulan Sampel ..................................... C. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ............................................... C.1 Jenis Data................................................................................... C.2 Teknik Pengumpulan Data......................................................... D. Variabel yang Diamati ..................................................................... x
26 26 27 27 27 28
E. Analisis Data .................................................................................... F. Konsep Operasional .........................................................................
28 29
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Wilayah................................................................ A.1 Keadaan Geografis Kecamatan Poasia...................................... A.2 Keadaan Tanah, Iklim Dan Topografi....................................... A.3 Keadaan Penduduk Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin..... A.4 Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan.............. A.5 Keadaan Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan Dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Poasia...................................... A.6 Keadaan Penyuluh Pertanian Lapangan Berdasarkan Tingkat Pendidikan.................................................................................. A.7 Pembagian Wilayah Kerja Penyuluh Di BP3K Kecamatan Poasia.......................................................................................... A.8 Pembagian Kelompok Tani Di BP3K Kecamatan Poasia............ A.9 Keadaan Sarana Dan Prasarana Di Bp3k Poasia.......................... B. Hasil Dan Pembahasan........................................................................ B.1 Karakteristik Responden.............................................................. B.1.1 Umur.................................................................................. B.1.2 Pengalaman Berusahatani.................................................. B.1.3 Luas Lahan........................................................................ B.2 Respon Kelompok Tani Terhadap Kinerja Penyuluh BP3K Poasia........................................................................................... B.2.1 Kognitif (Pengetahuan)...................................................... B.2.2 Afektif (Sikap)................................................................... B.2.3 Psikomotorik (Kemampuan).............................................. B.3 Kinerja Penyuluh BP3K Poasia Kota Kendari............................ B.3.1 Penyusunan Data Peta Wilayah Komoditas...................... B.3.2 Penyusunan Programa Penyuluhan................................... B.3.3 Melakukan Kunjungan Dan Pembinaan Kelompok Tani.. B.3.4 Desiminasi Informasi Teknologi Pertanian Kepada Petani
32 32 32 33 34 35 36 37 37 38 39 39 39 40 41 42 42 43 44 45 45 47 48 50
V. PENUTUP A. Kesimpulan........................................................................................ B. Saran.................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA............................................................................... LAMPIRAN..............................................................................................
xi
52 52 53 56
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Halaman Hasil Penelitian yang Terkait dengan Respon Kelompok Tani terhadap Kinerja Penyuluh............................................
22
2.
Variabel, Indikator, Parameter Kinerja Penyuluh Pertanian
31
3.
Jumlah Penduduk Kecamatan Poasia Berdasarkan Kelompok Umur....................................................................
34
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal di Kecamatan Poasia..................................................................
35
Pembagian Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian BP3K Anduonohu Kecamatan Poasia..............................................
37
Pembagian Kelompok Tani Di BP3K Anduonohu Kecamatan Poasia.................................................................
38
Identitas Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani Di Kelurahan Rahandouna Kecamatan Poasia
41
Luas Lahan Kelompok Tani yang berada di Kelurahan Rahandouna..........................................................................
42
Respon Kognitif Kelompok Tani Terhadap Kinerja Penyuluh BP3K Kecamatan Poasia Kota Kendari................
43
Respon Psikomotorik Kelompok Tani Terhadap Kinerja Penyuluh BP3K Kecamatan Poasia Kota Kendari................
45
Kinerja Penyuluh Dalam Menyusun Data Peta Wilayah Komoditas............................................................................
46
12.
Kinerja Penyuluh Dalam Menyusun Programa Penyuluhan
47
13.
Kinerja Penyuluh Dalam Melakukan Kunjungan Lapangan Dan Pembinaan Kelompok Tani...........................................
49
Kinerja Penyuluh Dalam Melakukan Desiminasi Informasi Teknologi Pertanian Kepada Petani......................................
50
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
14.
xii
DAFTAR GAMBAR
Tabel 1
Halaman Kerangka pikir penelitian.................................................................
xiii
25
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
Riwayat hidup ...............................................................................
56
2.
Data Peta Komoditas.....................................................................
57
3.
Identitas Responden ......................................................................
58
4.
Kuesioner Penelitian .....................................................................
61
5.
Dokumentasi ................................................................................
65
xiv
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang Salah satu tujuan utama pembangunan pertanian adalah meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani sehingga perlu menjadi perhatian dan prioritas dalam pembangunan nasional, hal ini terlihat dari komposisi penduduk Indonesia yang sebagian besar bermata pencaharian di sektor pertanian Pertanian merupakan sektor yang sangat strategis dalam perekonomian nasional, khususnya dalam penyediaan kecukupan pangan, perluasan lapangan kerja dan lapangan usaha, pengentasan kemiskinan, serta peningkatan domestik bruto dan pendapatan petani. Guna mendukung keberhasilan pembangunan pertanian, maka salah satu kegiatan yang paling strategis adalah pengembangan sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan penyuluhan pertanian secara umum dan berkelanjutan. Untuk mewujudkan harapan tersebut diperlukan aparat pertanian dengan ciri professional, mandiri, inovatif, kreatif dan berwawasan global yang mampu menjadi fasilitator, motivator dan regulator pelaku usaha pertanian serta membangun sistem agribisnis yang berdaya saing tinggi. Aparat pertanian yang langsung berhubungan dengan pembangunan sektor pertanian adalah aparat fungsional antara lain penyuluh pertanian. Penyuluh pertanian berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional penyuluh pertanian pada instansi pemerintah ditingkat Pusat maupun Daerah.
2
Penyelenggaraan
penyuluhan
pertanian
diupayakan
agar
tidak
menimbulkan ketergantungan petani kepada penyuluh, akan tetapi diarahkan untuk menciptakan kemandirian petani dengan memposisikannya sebagai wiraswasta agribisnis, agar petani dapat berusahatani dengan baik dan hidup lebih layak berdasarkan sumberdaya lokal yang ada disekitar petani. Hal ini sangat membutuhkan kinerja penyuluh pertanian yang terintegrasi pada pelaksanaan tugas
pokok
dan
fungsi
penyuluh
pertanian
dalam
merencanakan,
mengorganisasikan, mengawasi, mengimplementasi dan mengevaluasi program penyuluh pertanian. Permasalahan yang dihadapi oleh penyuluh pertanian pada umumnya berada pada tugas pokok dan fungsinya yang wajib dilaksanakan tidak sepenuhnya dilaksanakan dikarenakan beberapa hal seperti: fasilitas bekerja minim, insentif kurang, karir tidak jelas dan dukungan pemerintah belum optimal. Rendahnya kinerja penyuluh pertanian di lapangan disebabkan karena faktor ketidak pastian lingkungan internal misalnya kebijakan pemerintah mengenai penyuluh pertanian yang selalu berubah-ubah dapat memberikan kontribusi terhadap rendahnya kinerja penyuluh pertanian. Meningkatkan kinerja penyuluh, respon dari kelompok tani sangat penting. Kelompok tani
berfungsi menjadi titik penting untuk menjalankan dan
menerjemahkan konsep hak petani ke dalam kebijakan, strategi dan program pengembangan. Kelompok tani sebagai wadah pembinaan petani yang tergabung di dalamnya, sehingga dapat memperlancar pembangunan pertanian (Mosher, 1968 dalam Djiwandi 1994)
3
Pemberdayaan kelompok tani dapat meningkatkan kemampuan dan kemandirian
tersendiri
bagi
petani
untuk
menciptakan
suasana
yang
memungkinkan untuk berkembang. Darajat (2011) mengungkapkan peran kelompok tani sebagai wadah petani untuk melakukan hubungan kerjasama dengan menjalin kemitraan dengan lembaga-lembaga terkait. Pembentukan kelompok tani salah satu upaya pemberdayaan petani untuk meningkatkan produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan petani. Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Poasia merupakan salah satu instansi pertanian yang ada di wilayah Kota Kendari. Berdasarkan data kantor BP3K Poasia Kota Kendari, jumlah kelompok tani yang menjadi binaan sebanyak 8 kelompok tani yang berada di Kelurahan Rahanduona yaitu kelompok tani tanaman pangan, hortikultura dan ternak dengan di dampingi penyuluh 1 orang Hasil survei awal terhadap kelompok tani diperoleh informasi bahwa kinerja para penyuluh di BP3K masih kurang, diantara jarak yang ditempuh masih jauh sehingga terkadang para petani merasa kesulitan pada saat membutuhkan bimbingan atau penyuluhan, sulitnya mengumpulkan seluruh anggota kelompok tani jika akan diadakan pembinaan kelompok dan penyuluh masih kurang memahami bahasa yang digunakan petani karena sebagian petani sulit berbahasa Indonesia (Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Poasia, 2012).
4
Berdasarkan persoalan tersebut maka perlu dilakukan penelitian dengan judul
Respon
Penyuluhan
Kelompok
Tani Terhadap Kinerja
Penyuluh
Badan
Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Poasia Kota
Kendari. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana
kinerja
penyuluh
BP3K
Poasia
Kota
Kendari
terhadap
pengembangan kelompok tani. 2. Bagaimana respon kelompok tani terhadap kinerja penyuluh BP3K Poasia Kota Kendari dalam pengembangan kelompok tani.
C. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: 1. Mengetahui kinerja penyuluh
BP3K Poasia Kota Kendari terhadap
pengembangan kelompok tani 2. Mengetahui respon kelompok tani terhadap kinerja penyuluh BP3K Poasia Kota Kendari dalam pengembangan kelompok tani.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai: 1. Informasi atau acuan di dalam menyelenggarakan kegiatan penyuluhan di masa yang akan datang.
5
2. Bahan infomasi bagi penyuluh pertanian dalam meningkatkan kinerja penyuluh. 3. Bahan pembanding atau pustaka bagi peneliti selanjutnya yang releven dengan penelitian ini
6
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Respon Respon berasal dari kata response, yang berarti jawaban, balasan atau tanggapan (reaction). Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga menjelaskan definisi respon adalah berupa tanggapan, reaksi dan jawaban. Pembahasan teori respon tidak terlepas dari pembahasan proses teori komunikasi, karena respon merupakan timbal balik dari apa yang dikomunikasikan terhadap orang-orang yang terlibat proses komunikasi. Menurut Berkowitzh dalam Wirawan (2005), respon adalah suatu reaksi yang timbul dari pengamatan terhadap objek tertentu. Respon dikatakan suatu reaksi, dan reaksi tersebut hanya akan timbul apabila individu dihadapkan pada suatu objek atau stimulus yang menghendaki penilaian dalam diri individu, sehingga memberikan kesimpulan terhadap objek tertentu dalam bentuk baik dan buruk, menyenangkan atau tidak menyenangkan, setuju atau tidak setuju, yang kemudian mendasar sebagai potensi reaksi terhadap objek yang dihadapi. Teori yang dikemukakan oleh Caffe,SM dalam Ismail (2009) bahwa respon dibagi menjadi tiga bagian yaitu : (1) kognitif, yaitu respon yang berkaitan erat dengan pengetahuan dan informasi seseorang mengenai sesuatu. Respon ini timbul apabila adanya perubahan terhadap yang dipahami atau dipersepsi oleh khalayak; (2) afektif, yaitu respon yang berhubungan dengan emosi, sikap dan nilai seseorang terhadap sesuatu. Respon ini timbul apabila ada perubahan yang
7
disenangi oleh khalayak terhadap sesuatu; dan (3) konatif, yaitu respon yang berhubungan dengan perilaku nyata yang meliputi tindakan atau perubahan. Sujanto (1991) menyatakan bahwa sesudah mengamati sesuatu di dalam kesadaran kita, terdapat kesan dari pengamatan tersebut, inilah yang disebut respon. Respon atau pengamatan secara tepat belum dapat didefenisikan hanya dapat didefenisikan secara umum, yakni gambaran pengamatan yang tinggal di kesadaran kita sesudah mengamati. Tanggapan atau respon memiliki persamaan dan perbedaan dengan pengamatan. Perbedaannya yaitu: (1) pengamatan masih memerlukan stimulus, sedangkan respon tidak lagi memerlukan stimulus; (2) pengamatan memerlukan waktu dan tempat tertentu, sedangkan respon tidak; (3) pengamatan lebih jelas dari pada respon. Sedangkan persamaan dari keduanya adalah berlangsung selama masih ada perhatian dan bersifat perseorangan. Respon menurut terminologi adalah suatu tanggapan atau reaksi akan terjadi setelah seseorang atau sekelompok orang memperhatikan, memahami dan menerima stimulus yang menghampirinya berbentuk nyata (Suadirman dalam Thamrin, 2002). Pendapat yang sama dikemukakan oleh Mar’at dalam Satria (2001) bahwa respon menurut terminologi adalah suatu tanggapan atas reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap rangsangan atau stimulus yang dihadapinya. Menurut Rogert dan Shoemaker dalam Sabarul (2009) bahwa respon terhadap teknologi baru berupa penerimaan ataupun penolakan. Respon tersebut dipengaruhi oleh sifat-sifat inovasi antara lain: (1) keuntungan relatif, (2) kompatibilitas
(keterhubungan
dengan
nilai
budaya),
(3)
kompleksitas
8
(kerumitan), (4) triabilitas (dapat dicoba) serta (5) observabilitas (dapat diamati). Berbagai fakta empiris menyimpulkan bahwa adopsi inovasi tidak berlangsung mulus, dalam artian adopter pada awalnya menerima tetapi pada akhirnya menolak maupun sebaliknya, menolak selanjutnya menerima. Kategori adopter menurut Rogers dan Shoemaker dalam Sabarul (2009) membagi menjadi adopter inovator, pelopor, pengikut awal, pengikut akhir serta lagard. Kategori tersebut mengikuti model kurva normal dimana tahapan awal dengan jumlah adopter inovator maupun pelopor belum terlalu banyak, selanjutnya meningkat untuk pengikut awal dan pengikut akhir dan menurun untuk adopter lagard. Pembagian adopter tersebut bukanlah suatu yang mutlak, sesuai dengan konteks sosial adopter, maupun jenis teknologi baru yang diperkenalkan tersebut. Variabel penjelas kecepatan (respons) adopsi adalah (1) tipe keputusan inovasi; (2) sifat saluran komunikasi; (3) ciri sistem sosial; serta (4) gencarnya agen pembaharu dalam mempromosikan inovasi. Dalam menanggapi suatu respon seseorang akan muncul respon positif yakni menyenangi, mendekati dan mengarapkan suatu objek, dan respon negatif yakni apabila informasi yang didengarkan atau perubahan suatu objek tidak mempengaruhi suatu tindakan atau menjadi menghindar dan membenci objek tertentu. A.1 Indikator Respon Menurut Soemanto (1998) bahwa respon yang muncul ke dalam kesadaran, dapat memperoleh dukungan atau rintangan dari respon lain. Dukungan terhadap
9
respon akan menimbulkan rasa senang. Sebaliknya respon yang mendapat rintangan akan menimbulkan rasa tidak senang. Penjelasan di atas menunjukkan bawa indikator respon terdiri dari respon yang
positif
kecenderungan
tindakannya
adalah
mendekati,
menyukai,
menyenangi dan mengharapkan suatu objek. Sedangkan respon yang negatif kecenderungan tindakannya menjauhi, menghindari dan memberi objek tertentu. Sedangkan menurut Sardiman (1992) bahwa indikator respon itu adalah: (1) Keinginan untuk bertindak atau berpartisipasi aktif, (2) Membaca atau mendengarkan, (3) melihat, (4) mengamati dan (5) membangkitkan perasaan. Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa indikator dari respon itu adalah senang atau positif dan tidak senang atau negatif. A.2 Bentuk-Bentuk Respon Sujanto (1993) menyatakan macam-macam respon sebagai berikut: (1). Respon menurut indera yang mengamati, yaitu: Respon auditif, yaitu respon terhadap apa-apa yang telah didengarnya baik berupa suara ketukan dan lain-lain. Respon visual, yaitu respon terhadap segala sesuatu yang dilihatnya. Respon perasaan, yaitu respon terhadap sesuatu yang dialami oleh dirinya. (2). Respon menurut terjadinya, yaitu: Respon ingatan atau respon masa lampau, yakni respon terhadap kejadian yang telah lalu.
10
Respon fantasi, yaitu tanggapan masa kini, yakni respon terhadap sesuatu yang sedang terjadi. Respon pikiran atau respon masa datang, yakni respon terhadap sesuatu yang akan datang. (3). Respon menurut lingkungannya, yaitu: Respon benda, yakni respon terhadap benda-benda yang ada disekitarnya. Respon kata-kata yaitu respon terhadap ucapan atau kata-kata yang dilontarkan oleh lawan bicara. Pembagian macam-macam respon di atas dapat menunjukkan bahwa panca indera sebagai modal dasar pengamatan sangatlah penting, karena secara tidak langsung merupakan modal dasar bagi adanya respon. Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa respon merupakan rangsangan dari stimulus yang berasal dari pengamatan langsung pada suatu objek. Dalam respon tersebut terdapat respon yang positif dan respon negatif yang dapat mendukung segala tindakan. B. Kelompok Tani Usaha pembangunan usahatani dalam peningkatan produksi pertanian pada umumnya sangat ditentukan oleh peran aktif manusia dalam mengusahakan tanaman dengan memberikan manfaat yang optimal guna memenuhi kebutuhan hidup manusia itu sendiri baik individu maupun kelompok. Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama
11
lainnya dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Mulyana, 2000). Kelompok tani adalah petani yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya) dan keserasian yang dipimpin oleh seorang ketua (Trimo,2006). Menurut Munandar,S (2000) bahwa kelompok tani adalah suatu kumpulan petani yang dibentuk oleh petani maupun oleh penyuluh pertanian dengan melihat kepentingan dan keinginan petani yang mengusahakan/ membudidayakan tanaman tertentu atau berbagai jenis tanaman dalam satu musim tanam. Menurut Samsudin (1993) bahwa dalam suatu kelompok sosial seperti halnya kelompok tani, selalu mempunyai apa yang disebut external structure atau social group dan internal structure atau psycho group. External structure dalam kelompok tani adalah dinamika kelompok, yaitu aktivitas untuk menanggapi tugas yang timbul karena adanya tantangan lingkungan dan tantangan kebutuhan, antara lain termasuk tuntutan meningkatkan produktivitas usahatani. Sedangkan Internal structure adalah menyangkut norma atau pranata dan kewajiban dalam mencapai prestasi kelompok. Internal struktur akan sekaligus merupakan dasar solidaritas kelompok, yang timbul dari adanya kesadaran setiap anggota kelompok tani yang bersangkutan. Pembinaan kelompok tani diarahkan untuk memberdayakan agar memiliki kekuatan mandiri, yang mampu menerapkan inovasi (teknis, sosial dan ekonomi), mampu memanfaatkan azas skala ekonomi dan mampu menghadapi resiko usaha, sehingga memperoleh tingkat pendapatan dan kesejahteraan yang layak untuk itu pembinaan diarahkan kelompok tani dapat berfungsi sebagai kelas belajar
12
mengajar, sebagai unit produksi, serta sebagai wahana kerjasama menuju kelompok tani sebagai kelompok usaha (Pusluhtan, 2002). C. Penyuluh Pertanian
Penyuluh pertanian adalah orang yang bekerja dalam kegiatan penyuluhan yang melakukan komunikasi pada sasaran penyuluhan, sehingga sasarannya itu mampu melakukan proses pengambilan keputusan dengan benar. Tugas pokok penyuluh pertanian adalah menyuluh, selanjutnya dalam menyuluh dapat dibagi menjadi menyiapkan, melaksanakan, mengembangkan, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan penyuluhan (Badan Pengembangan SDM Pertanian, 2010). Sumardi (2005), bahwa penyuluh pertanian adalah petugas yang terdapat dalam kegiatan penyuluhan pertanian, mendapat petunjuk pembimbing serta supervisi dari kepala bidang pertanian dalam melaksanakan tugasnya, jika menentukan hambatan atau masalah maka penyuluh yang bersangkutan menyampaikannya kepada kepala bidang yang ditanganinya, melaporkan secara periodik kegiatannya dalam penyuluhan pertanian kepada kepala bidang penyuluhan. Penyuluh pertanian merupakan agen bagi perubahan perilaku petani, yaitu dengan mendorong masyarakat petani untuk mengubah perilakunya menjadi petani dengan kemampuan yang lebih baik dan mampu mengambil keputusan sendiri, yang selanjutnya akan memperoleh kehidupan yang lebih baik (Kartasapoetra, 1994). Melalui peran penyuluh, petani diharapkan menyadari akan
13
kekurangannya atau kebutuhannya, melakukan peningkatan kemampuan diri dan dapat berperan dimasyarakat dengan lebih baik. Kegiatan penyuluh pertanian, peran penyuluh pertanian sebagai petugas yang mempersiapkan para petani dan pelaku usaha pertanian lain sudah mulai tumbuh yang antara lain dicirikan dari kemampuannya dalam mencari, memperoleh dan memanfaatkan informasi, serta tumbuh dan berkembangnya lembaga-lembaga pendidikan keterampilan yang dikelola oleh petani sendiri. Sejalan
dengan
berubahnya
paradigma
pembangunan
pertanian,
maka
penyelenggaraan penyuluh pertanian dilakukan melalui pendekatan partisipatif untuk lebih meningkatkan peran serta aktif petani dan pelaku usaha pertanian lainnya (Deptan, 2008). Kaitannya dengan penyuluh, Mosher (1968) dalam Mardikanto (1993) menyatakan bahwa setiap penyuluh harus mampu melaksanakan empat peran, yaitu : (1) guru, dapat mempengaruhi masyarakat untuk berubah perilakunya, (2) penganalisa, melakukan pengamatan dan memberikan solusi terhadap keadaan dan masalah atau kebutuhan masyarakat sasarannya, (3) konsultan/penasehat, memberikan alternatif pilihan perubahan yang tepat, baik dilihat dari segi teknis, ekonomis, maupun nilai sosial-budaya setempat, (4) organisator, mampu menjalin hubungan dan kerja sama dengan segenap lapisan masyarakat dalam upaya untuk melaksanakan perubahan-perubahan yang direncanakan. Disahkan dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 Penyuluhan merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka dan mampu menolong adan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
14
informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraan serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Penyuluh pertanian adalah seseorang yang berpotensi besar untuk memperluas jangkauan pendidikan bagi masyarakat pedesaan karena terbatasnya pendidikan formal yang ada pada waktu yang sama dapat meningkatkan produktivitas serta kualitas usaha tani dalam meningkatkan standar kehidupan mereka. Seorang penyuluh membantu para petani didalam usaha mereka meningkatkan produktivitas dan mutu hasil produksinya. Oleh karena itu penyuluh mempunyai banyak peran antara lain sebagai pembimbing petani, organisator dan dinamisator, pelatih dan jembatan penghubung antara keluarga petani dengan instansi penelitian di bidang pertanian. Para penyuluh juga berperan sebagai agen pembaharuan yang membantu petani mengenal masalah-masalah yang mereka hadapi dan mencari jalan keluar yang diperlukan (Subandriyo, 2006). Menurut Mardikanto (1993), bahwa tujuan penyuluhan adalah terjadinya perubahan perilaku sasarannya. Hal ini merupakan perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung dengan indera manusia. Dengan demikian penyuluhan dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku di kalangan masyarakat agar mereka memiliki pengetahuan, kemauan dan kemampuan serta memiliki keterampilan dalam melaksanakan perubahan-perubahan demi tercapainya peningkatan produksi, pendapatan dan perbaikan kesehjateraan masyarakat yang ingin dicapai melalui
15
pembangunan pertanian. Dengan kata lain, penyuluhan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana pola perilaku manusia dibentuk, perilaku manusia dapat berubah atau dirubah sehingga mau meninggalkan kebiasaan yang lama dan menggantinya dengan perilaku yang baru yang meningkatkan kualitas kehidupan yang lebih baik. Menurut Jabal (2003), bahwa proses pendidikan dan dorongan yang dilakukan pada penyuluhan pertanian ditujukan pada: (a) menimbulkan perubahan dalam hal pengetahuan, kecakapan, sikap, dan motif tindakan kepada petani kearah tujuan yang telah ditentukan; (b) menuntun, mempengaruhi pikiran, perasaan dan kelakuan para petani kearah mencapai jarak dan tingkat semangat yang lebih baik; (c) menimbulkan dan memelihara semangat para petani supaya selalu giat memperbaiki usahataninya; dan (d) membantu para petani agar mereka mampu memecahkan dan menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya. Secara lebih detail, Wibowo (2007), bahwa penyuluhan pertanian terdiri atas tiga komponen yaitu: (a) kinerja pertanian; (b) pembangunan masyarakat pedesaan; dan (c) pendidikan non formal secara komprehensif untuk masyarakat pedesaan. D. Kinerja Penyuluh Kinerja adalah prestasi yang dicapai karyawan dalam melaksanakan suatu pekerjaan dalam suatu organisasi. Agar dapat memberikan umpan balik bagi karyawan maupun organisasi, maka perlu dilakukan atas prestasi tersebut. Selanjutnya pengertian prestasi adalah hasil kerja yang diperoleh seseorang dari perbuatannya (Robert, 2001).
16
Menurut Basri (2004) bahwa kinerja merupakan fungsi dari motivasi dan kemampuan dari suatu organisasi ke organisasi lain. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang patutnya memiliki derajat kebersediaan dan kemampuan tertentu. Kesediaan dan kemampuan seseorang tersebut tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu dan bagaimana mengerjakan sehingga diperlukan proses evaluasi dan pelaksanaan. Kinerja seorang penyuluh dapat dilihat dari dari dua sudut pandang yaitu: (1) bahwa kinerja merupakan fungsi dari karakteristik individu, karakteristik tersebut merupakan variabel yang paling penting yang mempengaruhi seseorang termasuk penyuluh pertanian; dan (2) bahwa kinerja penyuluh pertanian merupakan pengaruh dari situasional di antaranya terjadi perbedaan pengelolaan dan penyelenggaraan penyuluhan pertanian di setiap kabupaten yang menyangkut beragamnya aspek kelembagaan, ketenagaan, program penyelenggaraan dan pembiayaan (Jahi dan Leilani, 2006). Menurut Berlo et al. (1995) bahwa ada empat kualifikasi yang harus dimiliki setiap penyuluh pertanian untuk meningkatkan kinerjanya, yaitu: (a) kemampuan untuk berkomunikasi yaitu kemampuan dan keterampilan penyuluh untuk berempati dan berinteraksi dengan masyarakat sasarannya; (b) sikap penyuluh antara lain sikap menghayati dan bangga terhadap profesinya, sikap bahwa inovasi yang disampaikan benar-benar merupakan kebutuhan nyata sasarannya, dan sikap menyukai dan mencintai sasarannya dalam artian selalu siap memberi bantuan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan demi adanya perubahan-perubahan pada sasaran; (c) kemampuan pengetahuan penyuluh, yang
17
terdiri dari isi, fungsi, manfaat serta nilai-nilai yang terkandung dalam inovasi yang disampaikan, latar belakang keadaan sasaran; dan (d) karakteristik sosial budaya penyuluh. Departemen Pertanian (2008), merinci standar kinerja seorang penyuluh dapat diukur berdasarkan 9 (sembilan) indikator keberhasilan yakni: (a) tersusunnya programa penyuluhan pertanian; (b) tersusunnya rencana kerja tahunan penyuluh pertanian; (c) tersusunnya data peta wilayah untuk pengembangan teknologi spesifik lokasi; (d) terdesiminasinya informasi teknologi pertanian secara merata; (e) tumbuh kembangnya keberdayaan dan kemandirian pelaku utama dan pelaku usaha; (f) terwujudnya kemitraan pelaku utama dan pelaku usaha yang menguntungkan; (g) terwujudnya akses pelaku utama dan pelaku usaha ke lembaga keuangan, informasi, dan sarana produksi; (h) meningkatnya produktivitas agribisnis komoditas unggulan di wilayahnya; dan (i) meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan pelaku utama. Penyuluh BP3K Poasia memiliki 4 standar kinerja untuk mendukung pelaksanaan kegiatan penyuluhan di lapangan yakni; (1) menyusun data peta wilayah, (2) menyusun programa penyuluhan, (3) melakukan kunjungan dan pembinaan kelompok tani, (4) desiminasi informasi teknologi pertanian kepada pelaku utama (Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Poasia, 2012) .
18
D.1 Menyusun Data Peta Wilayah Komoditas Menurut badan koordinasi survei dan pemetaan nasional (Bakosurtanal, 2005), peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan, sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. Wilayah adalah kumpulan daerah berhamparan sebagai satu kesatuan geografis dalam bentuk dan ukurannya. Wilayah memiliki sumberdaya alam dan sumberdaya manusia serta posisi geografis yang dapat diolah dan dimanfaatkan secara efektif dan efisien melalui perencanaan yang komprehensif (Miraza, 2005). D.2 Menyusun Programa Penyuluhan Badan koordinasi penyuluhan (2005), bahwa programa penyuluhan pertanian kecamatan adalah pernyataan tertulis yang disusun secara sistematis tentang rencana kegiatan penyuluhan pertanian yang mengambarkan keadaan sekarang, tujuan yang ingin dicapai, masalah-masalah serta cara mencapai tujuan. Rencana kerja penyuluh pertanian adalah jadwal kegiatan yang disusun oleh para penyuluh pertanian berdasarkan programa penyuluhan pertanian setempat, yang mentukan hal-hal yang perlu disiapkan dalam berinteraksi dengan petani. Mardikanto (1993), menyatakan bahwa perencanaan program merupakan suatu proses yang berkelanjutan. Artinya, perencanaan program merupakan suatu rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang tidak pernah berhenti sampai tercapainya tujuan (kebutuhan, keinginan, minat) yang dikehendaki. Perencanaan program dirumuskan oleh banyak pihak, artinya dirumuskan oleh penyuluh
19
bersama masyarakat sasarannya dengan didukung oleh para spesialis, praktisi dan penentu kebijaksanaan yang berkaitan dengan upaya-upaya pembangunan masyarakat setempat. Perencanaan program meliputi perumusan tentang keadaan, masalah, tujuan dan cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan itu. D.3 Melakukan Kunjungan dan Pembinaan Kelompok Tani Suhardiyono (1992), menyatakan bahwa sub sistem kunjungan berintikan kegiatan yang dilakukan oleh penyuluh lapangan kepada kelompok tani pada suatu tempat dan waktu yang telah disepakati bersama. Demikian pula materi yang akan disampaikan oleh penyuluh lapangan telah terprogram degan baik dan juga telah disepakati oleh kelompok tani. Untuk meningkatkan efektifitas sistem kerja latihan dan kunjungan dari kegiatan penyuluhan dan guna menumbuhkan serta mengembangkan peran petani dalam pembangunan pertanian, maka dipandang perlu untuk melakukan pembinaan terhadap kelompok-kelompok tani yang telah terbentuk secara rutin dan reguler agar nantinya kelompok tani akan mampu menopang kesejahteraan anggotanya. Mardikanto (1993), menyatakan bahwa metode anjang karya maupun anjangsana, keduanya merupakan metode kunjungan, yaitu penyuluhan yang dilaksanakan oleh seorang penyuluh dengan melakukan kunjungan kepada sasarannya secara perorangan atau kelompok, baik di rumah/tempat tinggal (anjangsana) ataupun ditempat mereka biasa melakukan kegiatan sehari-hari (anjang karya). Metode ini sangat efektif dan akan lebih efisien jika diterapkan
20
untuk sasaran yang setidaknya sudah pada tahapan menilai untuk mempengaruhi pikiran dan keterampilannya. D.4 Desiminasi Informasi Teknologi Pertanian kepada Petani Desiminasi adalah suatu kegiatan yang ditujukan kepada kelompok target atau individu agar mereka memperoleh informasi, sehingga timbul kesadaran, menerima dan akhirnya memanfaatkan informasi tersebut. Istilah umumnya yang digunakan sebagai sinonim dari “penyebaran”. Atas dasar pengertian itu dalam kaitannya dengan inovasi teknologi pertanian, desiminasi dapat diartikan sebagai peyebarluasan teknologi pertanian spesifik lokasi. Kegiatan desiminasi teknolgi pertanian bertujuan meningkatkan adopsi dan inovasi pertanian hasil penelitian dan pengkajian melalui berbagai kegiatan komunikasi, promosi dan komersialisasi serta penyebaran paket teknologi unggul yang dibutuhkan dan menghasilkan nilai tambah
berbagai
khalayak
pengguna
dan
penyelenggaraan
kegiatan
penyebarluasan materi penyuluhan baik secara tercetak maupun media elekteronik. Konteks pembangunan pertanian, desiminasi diartikan secara praktis sebagai cara dan proses penyampaian hasil-hasil pengkajian teknologi kepada masyarakat atau pengguna untuk diketahui dan dimanfaatkan (Permentan No 20 Tahun 2008). Di dalam Permentan No. 03/Kpts/HK.060/1/2005, bahwa hasilhasil pengkajian teknologi di bidang pertanian tersebut merupakan inovasi yang mengandung ilmu pengetahuan baru atau cara baru untuk menerapkan pengetahuan dan teknologi ke dalam produk atau proses produksi. Inovasi yang
21
dimaksud mencakup teknologi pertanian dan kelembagaan agribisnis unggul metakhir hasil temuan atau ciptaan Badan Litbang Pertanian. Adopsi teknologi di sektor pertanian menjadi perhatian utama dalam rangka mendukung pembangunan pertanian. Dalam mendorong keikutsertaan masyarakat dalam penyebaran teknologi pertanian dapat dilakukan dengan: (1) memberikan informasi, (2) membantu kelancaran, (3) meningkatkan motivasi masyarakat, (4) meningkatkan kemandirian. Desiminasi teknologi pertanian dengan menggunakan lima pendekatan, yaitu (1) pendekatan agroekosistem, artinya
dalam implementasi perlu
diperhatikan kesesuaian kondisi biofisik lokasi yang meliputi sumberdaya lahan, air, wilayah komoditas dan komoditas dominan, (2) pendekatan agribisnis, memperhatikan struktur dan keterkaitan sub-subsistem penyediaan input, usaha tani, pasca panen, pemasaran dan penunjang dalam suatu sistem agribisnis pedesaan, (3) pendekatan wilayah berarti optimisasi penggunaan lahan untuk pertanian dalam suatu kawasan administrasi (desa atau kecamatan) yang memudahkan fasilitasi dari stakeholders, terutama pemerintah, (4) pendekatan kelembagaan berarti dalam pengembangan agribisnis industrial pedesaan tidak hanya memperhatikan keberadaan dan fungsi organisasi ekonomi atau individu yang berkaitan dengan input, proses dan output tetapi juga modal sosial, norma dan aturan tang berlaku di lokasi, (5) pendekatan pemberdayaan masyarakat mengandung arti lebih menekankan sumberdaya setempat.
22
E. Penelitian Terdahulu Berikut ini dapat dilihat tabel yang menunjukkan hasil penelitian yang terkait dengan respon kelompok tani terhadap kinerja penyuluh BP3K di daerah lain. Tabel 1. Hasil Penelitian yang terkait dengan Respon Kelompok Tani Terhadap Kinerja Penyuluh. No
Nama
1.
La Ode Sikap Petani Tujuan penelitian ini Hardian. Rambutan adalah mengkaji 2014 Terhadap Materi bagaimana sikap petani Dan Media terhadap materi dan Penyuluhan median penyuluhan Pertanian Di Desa Analisis data yang Suka Damai digunakan metode Kecamatan Tiworo deskriptif dengan Tengah Kabupaten pengukuran Muna menggunakan skala likert La Ode Respon Petani Tujuan penelitian ini Abdul Terhadap Tanaman adalah untuk Sofyan. Gaharu Di UPT mengetahui respon 2015 Aronggo petani terhadap Kecamatan tanaman gaharu di UPT Landono Aronggo Kec. Landono Kabupaten Konawe Analisis data yang Selatan. digunakan yakni deskriptif kualitatif Isnaina. Sikap Petani Tujuan penelitian ini Rumput Laut adalah untuk 2007 Terhadap Media mengetahui sikap Penyuluhan Yang petani rumput laut Digunakan terhadap penggunaan Penyuluh Pertanian media penyuluhan yang Lapangan Di digunakan penyuluh Kelurahan Sambuli pertanian lapangan Kecamatan Abeli Analisis data yang Kota Kendari. digunakan deskriptif kualitatif
2.
3.
Judul Penelitian
Tujuan dan Analisis Data
Hasil Penelitian Dari hasil penelitian didapatkan bahwa 21 responden (60%) tidak perduli dengan adanya materi penyuluhan dan 17 responden (48,57%) menerima dengan baik media penyuluhan yang digunakan oleh penyuluh. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa 100% petani memberikan respon yang baik terhadap pembudidayaan tanaman gaharu.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa 25 responden menerima dengan baik media penyuluhan.
23
4
Kinerja Penyuluh Tujuan penelitian ini Dari hasil penelitian Awal Dalam adalah (1)untuk didapatkan bahwa (1) Maulid Sari. Pertanian Pengembangan penyuluh mengetahui kinerja kinerja 2013 Usaha Peternakan dalam penyuluh pertanian pertanian Sapi Bali Di mengembangkan dalam pengembangan Kabupaten Muna usaha peternakan sapi usaha peternakan sapi Provinsi Selawesi bali, (2) mengetahui bali berada dalam Tenggara kategori baik. (2) keberhasilan yang peternakan dalam keberhasilan mengembangkan usaha dicapai dalam usaha peternakan sapi bali peternak sapi bali Analisis data yang berada pada kategori digunakan deskriptif kurang berhasil kualitatif
5
Fuad Lukman. 2010
Analisis Kinerja Tujuan penelitian ini Penyuluh adalah untuk Berdasarkan mengetahui aktivitas Persepsi Kelompok dan kinerja penyuluh Tani Ternak di berdasarkan persepsi Kecamatan kelompok tani ternak di Tompobulu Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros Kabupaten Maros Analisis data yang digunakan yaitu statistik deskriptif
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kinerja penyuluh di Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros dengan skor point 4096 berada pada kategori cukup.
F. Kerangka Pikir Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi yaitu membangun pertanian dengan cara pemberdayaan kepada para petani melalui penyuluhan. Seorang penyuluh membantu para petani didalam usaha mereka meningkatkan produktivitas dan mutu hasil produksinya. Oleh karena itu penyuluh mempunyai banyak peran antara lain sebagai pembimbing petani,
24
organisator dan dinamisator, pelatih dan jembatan penghubung antara keluarga petani dengan instansi penelitian di bidang pertanian. Sumberdaya manusia sangat penting dalam meningkatkan kinerja pelayanan terhadap masyarakat. Sumberdaya manusia merupakan salah satu faktor kunci dalam reformasi ekonomi yaitu menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam menghadapi persoalan global yang selama ini terabaikan. Dalam kaitan itu ada 2 hal yang penting menyangkut kondisi sumberdaya manusia pertanian di daerah yang perlu mendapatkan perhatian yaitu sumberdaya petugas dan sumberdaya petani. Kedua sumberdaya tersebut merupakan pelaku dan pelaksana yang mensukseskan program pembangunan pertanian. Respon dari para petani dalam proses pembangunan pertanian sangat penting untuk meningkatkan kinerja para penyuluh serta dalam meningkatkan kapasitas pelaku utama yaitu pengetahuan kelompok tani dalam mengakses atau mencari informasi sehingga berkembang kelembagaan kelompok tani. Dalam respon kelompok tani ada beberapa indikator yang dapat dijadikan sebagai pendukung pelaksanaan kegiatan di lapangan yakni (1) kognitif mengenai pengetahuan penyuluh dalam berusaha tani, (2) afektif mengenai sikap maupun emosi pennyuluh dalam memberikan informasi, (3) konatif mengenai kemampuan petani dalam mengaplikasikan arahan yang diberikan penyuluh. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema sebagai berikut:
25
Penyuluh
Kinerja Penyuluh BP3K Poasia - Menyusun peta data wilayah. - Menyusun programa penyuluhan. - Melakukan kunjungan dan pembinaan kelompok - Desiminasi informasi teknologi Pertanian kepada kelompok tani. - Pengembangan kelompok tani
Respon Kelompok Tani -
Kognitif (Pengetahuan)
-
Afektif (Sikap)
-
Psikomotorik (Kemampuan)
26
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember sampai selesai di (BP3K) Kecamatan Poasia dan kelompok tani di Kecamatan Poasia Kota Kendari. Lokasi ini dipilih secara puposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa (a) BP3K Kecamatan Poasia merupakan salah satu lembaga penyuluh pertanian yang sedang berkembang di Kecamatan Poasia serta semua kelompok tani yang menjadi binaan (BP3K) Kecamatan Poasia dan (b) BP3K Kecamatan Poasia memiliki 33 kelompok tani yang menjadi binaan dari BP3K. B. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah semua kelompok tani yang menjadi binaan BP3K Kecamatan Poasia. Teknik pengumpulan kelompok tani menggunakan teknik purposive sampling berdasarkan penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Jumlah kelompok tani yang menjadi binaan penyuluh BP3K di Kecamatan Poasia sebanyak 33 kelompok tani, 8 kelompok tani berada di Kelurahan Rahandouna. Sampel dalam penelitian ini adalah semua kelompok tani yang ada di Kelurahan Rahandouna yaitu sebanyak 8 kelompok tani dengan mengambil ketua kelompok tani sebagai sampel, adapun pertimbangan memilih kelompok tani di Kelurahan tersebut karena merupakan kelompok tani yang aktif dan kadang-kadang terlibat pada beberapa kegiatan program penyuluhan.
27
C. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data. C.1 Jenis Data Jenis data dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu: 1.
Data primer, diperoleh dari wawancara langsung dengan kelompok tani dan petugas penyuluh yakni dengan cara observasi, wawancara dan pencatatan.
2.
Data sekunder, diperoleh dari pengumpulan data-data dari instansi terkait dan sumber lain yang dapat menunjang penelitian.
C.2 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu: 1.
Observasi yaitu data dikumpulkan melalui pengamatan langsung terhadap obyek penelitian.
2.
Wawancara yaitu melakukan wawancara langsung dengan obyek penelitian untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya.
3.
Pencatatan yaitu mengumpulkan data dengan mencatat data yang sudah tersedia di kantor-kantor atau instansi yang ada kaitannya dengan penelitian ini.
4.
Dokumentasi yaitu data yang dikumpulkan berupa gambar.
28
D. Variabel yang Diamati. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah: 1.
Karakteristik responden meliputi: umur, pengalaman berusaha tani dan luas lahan.
2.
Respon kelompok tani terhadap kinerja BP3K Poasia terdiri dari: (1) Kognitif, (2) Afektif, (3) Psikomotorik
3.
Kinerja penyuluh BP3K terdiri dari: (1) penyusunan data peta wilayah, (2) penyusunan programa penyuluhan, (3) melakukan kunjungan dan pembinaan kelompok tani, (4) desiminasi informasi teknologi pertanian kepada kelompok tani.
E. Analisis Data Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Pada tujuan pertama menggunakan analisis deskripif kualitatf untuk mengetahui respon kelompok tani terhadap kinerja penyuluh BP3K Poasia Kota Kendari 2. Pada tujuan kedua menggunakan analisis data kuantitatif untuk mengetahui tingkat kinerja penyuluh BP3K Poasia Kota Kendari dan pemberian skor dengan menggunakan skala likert yaitu sangat baik skor 4, baik skor 3, sedang skor 2, buruk skor 1. Kemudian ditabulasi dan dianalisis menggunakan rumus interval kelas sebagai berikut:
29
I= J/K (Sudjana, 2005) Keterangan :
I = Interval kelas J = Jarak sebaran (Skor tinggi-Skor rendah) K = Banyaknya kelas.
F. Konsep Operasional Konsep operasional adalah pengertian, batasan dan ruang lingkup penelitian guna memudahkan dalam menganalisis data yang berhubungan dengan penarikan kesimpulan dari hasil pengamatan variabel yang ada. Konsep operasional dalam penelitian ini adalah: 1. Respon adalah tanggapan kelompok tani terhadap kinerja BP3K Poasia 2. Kelompok Tani adalah kumpulan sejumlah petani yang terikat secara informal dan mempunyai kepentingan bersama 3. Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan 4. Kinerja penyuluh adalah hasil kerja yang dicapai seorang penyuluh dalam melaksanakan tanggung jawabnya. 5. Penyusunan data peta wilayah adalah wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan 6. Program kerja penyuluh adalah adanya pernyataan tertulis yang dibuat penyuluh yang mengambarkan keadaan, tujuan, perumusan masalah dan cara mencapai tujuan di BP3K Poasia
30
7. Kunjungan kerja ke wilayah binaan adalah frekuensi kunjungan kerja setiap bulannya atau setiap minggu ke wilayah binaanya atau pada kelompok tani sasaran. 8. Desiminasi adalah suatu kegiatan yang ditujukan kepada kelompok tani atau anggota individu agar sasaran penyuluhan memperoleh informasi. 9. Kognitif adalah respon yang berkaitan erat dengan pengetahuan dan informasi seseorang mengenai sesuatu. 10. Afektif adalah respon yang berhubungan dengan emosi, sikap dan nilai seseorang terhadap sesuatu 11. Psikomotorik adalah respon yang berhubungan dengan kemampuan.
31
Tabel 2. Variabel, Indikator, Parameter Kinerja Penyuluh Pertanian Kinerja Penyuluh Pertanian Indikator Parameter
Variabel No 1. Menyusun data peta Tersusunnya data Penyuluh dapat wilayah komoditas. peta wilayah merumuskan data peta komodita di wilayah komoditas. kecamatan poasia. 2.
Menyusun programa Penyuluh Menyusun penyuluhan. menyusun rencana kerja. kerja tertulis untuk wilayah binaan.
3.
Melakukan kunjungan pembinaan kelompok.
4.
Desiminasi informasi teknologi pertanian kepada kelompok tani.
Kategori 3 : baik 2 : sedang 1 : buruk
rencana 3 : baik 2 : sedang 1 : buruk
Penyuluh Banyaknya kunjungan 3 : baik dan melakukan kerja penyuluh setiap 2 : sedang kunjungan ke bulan ke wilayah 1 : buruk wilayah binaan binaannya. Tersebarnya informasi atau teknologi kepada kelompok tani.
Penyuluh melakukan 3 : baik penyebaran informasi 2 : sedang atau teknologi kepada 1 : buruk kelompok tani.
32
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Wilayah A.1. Keadaan Geografis Kecamatan Poasia Wilayah Kecamatan Poasia terdiri dari 4 kelurahan yakni Kelurahan Anduonohu, Kelurahan Rahandouna, Kelurahan Anggoeya Dan Kelurahan Matabubu. Kecamatan Poasia memiliki luas wilayah 5.250 km2 terdiri dari tanah pertanian 2.365 Ha, sebanyak 941 Ha merupakan hutan dan sisanya digunakan sebagai pemukiman, sarana sosial dan sebagainya. Wilayah Kecamatan Poasia membujur dari arah barat ke timur dan melintang dari utara ke selatan dengan batas-batas sebagai berikut: -
Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kendari
-
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Abeli
-
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kab. Konawe Selatan
-
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kambu
A.2. Keadaan Tanah, Iklim dan Topografi Tanah merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha pertanian, karena tanah merupakan tempat tumbuhnya tanaman, oleh karena itu pertumbuhan dan produksi tanaman tergantung pada tingkat kesuburan tanah. Di Kecamatan Poasia berdasarkan kondisi tanah pada umumnya termaksud jenis pedsolik merah kuning dan tanah endapan (alluvial) dengan tingkat kesuburan sedang serta pH berkisar antara 5,5-6,5. Bentuk permukaan tanah pada umumnya landai sampai bergelombang dan ketinggian tanah diatas 0 sampai dengan 7 M
33
diatas permukaan laut. Tanah pada lokasi penelitian ini adalah tanah yang memberikan manfaat bagi petani dalam perubahan kebutuhan hidupnya. Topografi wilayah Kecamatan Poasia umumnya datar sampai berombak dengan luas 60%, sedangkan sisanya berombak sampai berbukit 25% dan berbukit sampai bergunung 15% dari keseluruhan luas wilayah Kecamatan Poasia. Wilayah ini terletak pada ketinggian 0-2000 M dari atas permukaan laut dimana kondisi ini sangatlah mendukung bagi kegiatan pertanian. Wilayah Kecamatan Poasia mempunyai 2 tipe iklim, yaitu iklim C dan iklim D, dimana untuk iklim C memiliki curah hujan rata-rata 1.500 mm dengan jumlah bulan basah 8 bulan/tahun, sedangkan iklim D memiliki jumlah bulan basah 5-6 bulan/tahun. Wilayah ini termaksud daerah tropis dengan suhu rata-rata 220C-330C. A.3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Jumlah penduduk merupakan potensi sumberdaya manusia yang memiliki suatu daerah sebagai salah satu faktor penunjang keberhasilan pembangunan daerah tersebut. Aktivitas dalam sudut pandang ekonomi, penduduk merupakan salah satu sumberdaya yang berperan sebagai produsen dan konsumen. Jumlah penduduk Kecamatan Poasia sampai tahun 2015 adalah 21.179, yang terdiri atas laki-laki sebanyak 9.924 jiwa (46,86%) dan perempuan sebanyak 11.225 jiwa (53,14%). Rincian jumlah penduduk menurut kelompok umur disajikan dalam Tabel 3.
34
Tabel 3. Jumlah Penduduk Kecamatan Poasia Berdasarkan Kelompok Umur. No
Kelompok Umur (Tahun)
Jumlah (Jiwa)
1 2 3
< 15 6235 15-54 12628 >54 2316 Jumlah 21179 Sumber: Kantor Kecamatan Poasia, Tahun 2015
Persentase (%) 29,44 59,63 10,93 100,00
Sebagian besar penduduk Kecamatan Poasia berada pada kisaran usia produktif (15-54) tahun yakni berjumlah 12.628 (59,63%) jiwa. Berdasarkan keadaan penduduk tersebut, ketersediaan tenaga kerja produktif relatif banyak sehingga potensi penduduk yang sedemikian dapat memberikan kontribusi tenaga kerja bagi pengembangan usahatani di Kecamatan Poasia Kota Kendari.
A.4. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Salah satu faktor yang menentukan kelancaran pembangunan suatu daerah adalah melalui tingkat pendidikan. Masalah pendidikan tersebut hendaknya merata diseluruh daerah sehingga pembangunan daerah dapat berjalan dengan baik. Demikian halnya dengan penduduk di Kecamatan Poasia pendidikan merupakan salah satu hal yang mendapat perhatian dalam rangka meningkatkan produktifitas. Penduduk di Kecamatan Poasia pada umumnya telah mengenyam pendidikan dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Penduduk yang telah tamat SD sampai SLTA sebesar 14.073 (66,43%) jiwa. Dan yang tamat perguruan tinggi (Diploma dan Sarjana) sebanyak 2.664 (12,56%) jiwa, sedangkan yang belum mengenyam pendidikan sebanyak 4.460 (21,05%) jiwa.. Rincian mengenai tingkat pendidikan disajikan pada Tabel 4.
35
Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal Di Kecamatan Poasia. No 1 2 3 4 5 6
Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Belum/Tidak tamat SD 4460 Tamat SD 4678 Tamat SLTP 4427 Tamat SLTA 4968 Diploma 1416 Sarjana 1248 Jumlah 21179 Sumber: Kantor Kecamatan Poasia, Tahun 2015
Persentase (%) 21,05 22,09 20,90 23,46 6,69 5,81 100,00
Dari data tersebut tampak bahwa sebagian besar penduduk di Kecamatan Poasia ini telah mengenyam pendidikan hingga SLTA, penduduk di Kecamatan Poasia menyadari pentingnya pendidikan sangat perlu ditanamkan untuk menghindari buta huruf dan peningkatan kesejahteraan pribadi dan keluarga
A.5. Keadaan Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan Dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Poasia Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Anduonohu Kecamatan Poasia mulai terbentuk pada tahun 1988 yang sebelumnya masih atas nama Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Anduonohu. BPP Anduonohu terbentuk pertimbangan bahwa Kecamatan Poasia sangat berpotensi dan layak untuk didirikan Balai Penyuluhan Pertanian. BPP Kecamatan Poasia pertama kali dipimpin oleh Bapak Gunardi, selanjutnya dipimpin oleh Ibu Hatija, setelah itu Bapak
Suratman
dan
terakhir
Ibu
Syamsiah
Dahri.
Sejalan
dengan
kepengurusannya kemudian Balai Penyuluhan Pertanian berganti nama menjadi Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan. Sesuai perda Nomor 6: tanggal 3 Februari 2009. Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan
36
(BP3K) memiliki tugas pokok yaitu melaksanakan tugas Dinas Pertanian dalam bidang Penyuluhan. Adapun fungsi dari BP3K yaitu: 1. Pengkajian, perumusan, koordinasi, perumusan kebijakan teknis dibidang penyuluhan dan komunikasi penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan. 2. Pelayanan
teknis
dibidang
penyuluhan,
informasi
dan
komunikasi
pembangunan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan. 3. Penyusunan pelaksanaan programa dan rencana kerja penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan, 4. Peningkatan sumberdaya manusia dibidang penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan serta petani.
A.6. Keadaan Penyuluh Pertanian Lapangan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pembangunan pertanian dititik beratkan pada peningkatan mutu dan perluasan kesempatan belajar disemua jenjang pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Upaya peningkatan pendidikan yang lain dicapai tersebut dimaksudkan agar menghasilkan manusia seutuhnya, sedangkan perluasan kesempatan belajar dimaksudkan agar penduduk usia sekolah yang setiap tahunnya mengalami peningkatan sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk dapat memperoleh kesempatan pendidikan yang merata. Tingkat pendidikan pertanian lapangan di BP3K Anduonohu yaitu 1 orang berpendidikan SPMA/SPP Pertanian serta 7 orang berpendidikan S1.
37
A.7. Pembagian Wilayah Kerja Penyuluh Di BP3K Kecamatan Poasia Wilayah kerja penyuluh pertanian (WKPP) merupakan tempat atau daerah dimana penyuluh pertanian lapangan ditugaskan untuk memberikan pendidikan nonformal kepada para masyarakat petani yang berada kawasan wilayah kerja masing-masing. Untuk melihat pembagian wilayah kerja penyuluh dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Pembagian Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian Di BP3K Anduonohu Kecamatan Poasia, Tahun 2015 No 1 2 3 4
Kelurahan Penyuluh (Jumlah) Anduonohu 1 Rahandouna 1 Anggoeya 1 Matabubu 1 Jumlah 4 Sumber: Data Primer setelah Diolah, Tahun 2016
Persentase (%) 25,00 25,00 25,00 25,00 100,00
Berdasarkan data tersebut menjelaskan penyuluh yang dimiliki masingmasing kelurahan hanya 1 orang penyuluh. Kurangnya tenaga penyuluh dalam memberikan materi penyuluhan mengakibatkan beberapa kelompok tani kurang mendapatkan penyuluhan.
A.8. Pembagian Kelompok Tani Di BP3K Kecamatan Poasia Kelompok tani sebagai lembaga penyuluhan pertanian lapangan penting dikembangkan potensinya agar perannya dapat dioptimalkan. Keanggotaan suatu kelompok tani pada hakikatnya didasarkan atas kepemilikan lahan, tempat tinggal (domosili), usahatani (produksi), maupun gender/usia. Aktivitas kelompok tani tidak sebatas pembinaan teknis budidaya, tetapi juga aktivitas ekonomi dan sosial.
38
Oleh karena itu, perlu penanganan administrasi yang layak. Setiap kelompok tani memiliki struktur kepengurusan yang kadang berbeda antara satu kelompok dengan lainnya. Pembagian kelompok tani di wilayah kerja BP3K Anduonohu Kecamatan Poasia dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Pembagian Kelompok Tani di BP3K Anduonohu Kecamatan Poasia No 1 2 3 4
Kelurahan Kelompok Tani (Jumlah) Anduonohu 7 Rahanduono 8 Anggoeya 9 Matabubu 9 Jumlah 33 Sumber: Data Primer setelah Diolah, Tahun 2016
Persentase (%) 21,21 24,25 27,27 27,27 100,00
Berdasarkan data tersebut, Kelurahan Matabubu dan Kelurahan Anggoeya merupakan wilayah dengan kelompok tani terbanyak sebanyak 9 kelompok tani (27,27%). A.9. Keadaan Sarana Dan Prasarana Di BP3K Poasia Sarana dan prasarana penghubungan merupakan salah satu faktor pembangunan suatu wilayah. Salah satu aspek yang mendukung kelancaran dan melaksanakan kegiatan penyuluhan adalah tersedianya sarana dan prasarana khususnya dibidang pertanian serta dalam proses pemasarannya. Sarana dan prasarana penyuluh pertanian lapangan yang ada di BP3K Anduonohu Kecamatan Poasia sebagai berikut: 1. Kantor 2. Kendaraan roda 2 sebanyak 5 unit
39
3. Meja, kursi, lemari, mesin ketik, kertas dan lain-lain yang berfungsi untuk mendukung kegiatan penyuluhan. 4. Demplot/lahan percobaan yaitu tempat untuk melakukan percobaan terhadap varietas baru yang akan diberikan kepada petani.
B. Hasil dan Pembahasan B.1 Karakteristik Responden B.1.1 Umur Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas seseorang dalam melakukan usahataninya. Responden yang memiliki usia muda mempunyai kemampuan fisik dalam bekerja bila dibandingkan dengan responden yang usianya tua, namun dari segi pola pikir dan pengalaman yang berusia tua lebih tinggi dibanding yang berusia muda. Faktor umur bagi seorang petani juga sangat mempengaruhi kemampuan fisik untuk keberhasilan dalam mengelola lahan pertaniannya. Petani yang memiliki usia produktif biasanya memiliki kemampuan fisik yang baik dalam bekerja, lebih dinamis dan responsif terhadap teknologi, sebaliknya petani yang tergolong usia tidak produktif menunjukkan kondisi fisik yang menurun, kurang dinamis dan bersifat statis sehingga lebih tertutup terhadap hal-hal baru. Umumnya seseorang yang berumur muda mempunyai kemampuan berpikir yang lebih maju dan lebih mudah menerima serta terpengaruh dalam hal-hal baru, bila dibandingkan dengan seseorang yang berumur tua yang kemampuan berpikir dan bekerja menjadi lemah, selalu berhati-hati dalam memutuskan untuk mengadopsi
40
teknologi baru, serta cenderung mempertahankan apa yang biasa dilakukan dengan selalu mengambil pertimbangan-pertimbangan berdasarkan pengalaman. Kemampuan kinerja petani sangat ditentukan oleh umur petani itu sendiri, sehingga dikategorikan umur berdasarkan kelompoknya bahwa kisaran umur 0-14 adalah kategori umur belum produktif, kisaran umur 15-54 tahun adalah kategori umur profuktif dan kisaran umur 55 tahun keatas adalah kategori non produktif. Umur responden di Kelurahan Rahandouna termasuk dalam kategori produktif (20-54 tahun) berjumlah 8 responden, sedangkan usia non produktif (diatas 55 tahun) tidak ada. Berdasarkan uraian tersebut bahwa responden yang berada diusia produktif memiliki kemampuan yang cukup baik dalam berusahatani. Selain itu, responden yang memiliki usia produktif lebih mudah menerima informasi dan kemampuan berpikir yang lebih baik dibanding usia non produktif B.1.2 Pengalaman Berusahatani Pengalaman merupakan guru yang paling baik bagi petani, karena semakin banyak pengalaman yang diperoleh maka semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki oleh para petani dalam mengelola tanamannya. Pengalaman yang diperoleh seseorang dalam rutinitas kehidupan sehari-hari, seperti peristiwa atau kenyataan yang dialaminya sehari-hari (Van Den Ban dan Hawkins, 1999). Pengalaman usahatani ini memiliki peranan yang sangat penting bagi seorang petani dalam menerima dan menerapkan teknologi baru. Responden yang berpengalaman biasanya lebih mampu dan terampil dalam mengatasi masalah yang terjadi dalam usahataninya. Usahatani yang dimiliki seseorang juga sangat
41
bermanfaat bagi petani lain yang membutuhkan. Pengalaman petani responden dalam berusahatani dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Identitas Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani di Kelurahan Rahandouna Kecamatan Poasia, Tahun 2016 No
Pengalaman berusaha tani Jumlah (tahun) (orang) 1 <5 1 2 5-10 3 3 >10 4 Jumlah 8 Sumber: Data Primer setelah Diolah, Tahun 2016
Persentase (%) 12,5 37,5 50 100
Tabel 7 menjelaskan bahwa 50% responden memiliki pengalaman berusahatani >10 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sebagiam besar responden dalam penelitian ini sudah berpengalaman dalam berusahatani, dengan pengalaman yang tinggi diharapkan petani mampu mengelola usahataninya dengan baik. Soehardjo dan Dahlan Patong dalam Nurjanna (2010), menyatakan bahwa petani yang menekuni bidang pekerjaan 5-10 tahun dikategorikan cukup berpengalaman, diatas 10 tahun berpengalaman dan dibawah 5 tahun kurang berpengalaman. Data hasil yang dapat dilihat dari tabel 8 dapat disimpulkan bahwa responden yang ada di Kelurahan Rahandouna Kecamatan Poasia memiliki pengalaman yang baik untuk mengelola usahataninya. B.1.3 Luas Lahan Luas lahan yang dimaksud adalah luas areal yang dilakukan untuk mengembangkan usahatani tanaman pangan, hotikultura dan ternak petani. Luas lahan merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam mengembangkan
42
usahatani, karena fungsinya sebagai peningkatan hasil produksi dalam kegiatan pertanian untuk memperoleh keuntungan dalam memenuhi kebutuhan keluarga dan masyarakat. Dengan demikian, maka luas sempitnya lahan yang dimiliki oleh petani akan menentukan produksi yang diperoleh setiap kali panen. Tabel 8. Luas Lahan Kelompok Tani yang berada di Kelurahan Rahandouna No
Luas Lahan (Ha)
kategori
1 2 3
< 0,5 0,5-2 >2
Sempit Sedang Luas
Jumlah
Jumlah (orang) 2 4 2
Persentase (%) 25 50 25
8
100
Sumber: Data Primer setelah Diolah,2016 Berdasarkan tabel 8 menunjukkan 50% kelompok tani yang berada di Kelurahan Rahandouna memiliki luas lahan 0,5-2 Ha. Luas sempitnya lahan yang dimiliki kelompok tani di Kelurahan Rahandouna akan menentukan besarnya produksi yang dihasilkan dalam memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari. B.2 Respon Kelompok Tani Terhadap Kinerja Penyuluh B.2.1 Kognitif (Pengetahuan) Komponen kognitif dari sikap menggambarkan pengetahuan dan persepsi terhadap suatu objek sikap. Pengetahuan dan persepsi tersebut diperoleh melalui pengalaman langsung dari objek sikap. Untuk mengetahui respon kognitif kelompok tani terhadap kinerja penyuluh BP3K dapat dilihat pada Tabel 9.
43
Tabel 9. Respon Kognitif Kelompok Tani Terhadap Kinerja Penyuluh BP3K Kecamatan Poasia Kota Kendari. No 1 2
Tingkat Respon Jumlah (Orang) Mengetahui 7 Tidak mengetahui 1 Jumlah 8 Sumber: Data Primer setelah Diolah, Tahun 2016
Persentase (%) 87,5 12,5 100
Berdasarkan tabel 9 menunjukkan bahwa 7 (87,5%) responden mengetahui apa saja kinerja penyuluh BP3K mulai dari penyusunan data peta wilayah, penyusunan programa penyuluhan, kunjungan dan pembinaan kelompok tani serta desiminasi informasi teknologi pertanian, sedangkan 1 (12,5%) responden tersebut tidak mengetahui kinerja penyuluh BP3K. Responden yang tidak mengetahui tentang kinerja penyuluh BP3K karena disebabkan responden jarang mengikuti kegiatan penyuluhan yang diadakan oleh penyuluh karena selain bertani, responden tersebut berdagang setiap hari. Namun untuk meminimalisir kurangnya pengetahuan responden terhadap kinerja penyuluh BP3K, penyuluh membuat kelompok Taruna Tani yang terdiri dari istri para petani. Penyuluh menyampaikan informasi kepada istri petani yang terkait dengan program-program yang akan dilaksanakan yang kemudian akan disampaikan kepada suami yang berhalangan hadir. B.2.2 Afektif (Sikap) Komponen afektif menggambarkan perasaan dan emosi seseorang terhadap suatu objek. Perasaan dan emosi tersebut merupakan evaluasi menyeluruh terhadap objek sikap. Afektif mengungkapkan penilaian seseorang kepada suatu objek apakah baik atau buruk, disukai atau tidak disukai dan
44
diterima atau tidak diterima. Komponen afektif ini menilai penyuluh apakah penyuluh dapat diterima dan dapat menilai kinerja penyuluh apakah baik atau buruk. Berdasarkan hasil penelitian bahwa 8 (100%) responden menunjukkan sikap menerima terhadap kinerja penyuluh baik dalam penyusunan data peta wilayah, programa penyuluhan, kunjungan lapangan dan pembinaan serta pada saat melakukan desiminsi informasi teknologi pertanian Sikap responden terhadap kinerja penyuluhan ditunjukkan dengan aktifnya responden dalam mengikuti kegiatan penyuluhan dan proses diskusi yang dilakukan responden bersama penyuluh. Akan tetapi untuk kegiatan desiminasi informasi teknologi, responden tidak secara langsung menerima informasi teknologi yang diberikan penyuluh karena responden takut usahataninya tidak berhasil. Agar responden mau mengaplikasikan informasi teknologi pertanian tersebut, maka penyuluh fokus pada 1 atau 2 orang petani untuk melakukan percobaan tersebut jika berhasil penyuluh memperlihatkan kepada petani lain sehingga petani mau mengadopsinya. B.2.3 Psikomotorik (Kemampuan) Respon psikomotorik adalah respon yang berhubungan dengan perilaku nyata yang meliputi tindakan atau perbuatan seseorang terhadap sesuatu. Adanya respon psikomotorik dapat membantu para penyuluh mengetahui dampak atau reaksi yang terjadi dari para kelompok tani terhadap informasi yang mereka berikan baik menggunakan media atau informasi secara langsung. Untuk
45
mengetahui respon psikomotorik kelompok tani terhadap kinerja penyuluh BP3K dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Respon Psikomotorik Kelompok Tani Terhadap Kinerja Penyuluh BP3K Kecamatan Poasia Kota Kendari. No 1 2
Tingkat Respon Jumlah (Orang) Mampu 7 Tidak mampu 1 Jumlah 8 Sumber: Data Primer setelah Diolah, Tahun 2016
Persentase (%) 87,5 12,5 100
Tabel 10 menunjukkan 7 (87,5%) responden mampu membuat data peta wilayah, programa penyuluhan dan melakukan desiminasi informasi teknologi pertanian yang diberikan penyuluh BP3K. Sedangkan 1 (12,5%) responden tidak mampu membuat data peta wilayah, programa penyuluhan dan melakukan desiminasi informasi teknologi. Kemampuan
responden
dalam
mengidentifikasi
lokasi
untuk
mengembangkan usahataninya, menyusun programa penyuluhan dan melakukan desiminasi informasi teknologi pertanian karena responden aktif dalam kegiatan penyuluhan yang diadakan oleh penyuluh. Salah satu desiminasi informasi yang dilakukan kelompok tani di Kelurahan Rahandouna yakni pembuatan pupuk Bokasi dan pembuatan ransum ayam petelur. B.3 Kinerja Penyuluh BP3K Poasia Kota Kendari B.3.1 Penyusunan Data Peta Wilayah Komoditas Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan, sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. Data peta wilayah merupakan hal
46
terpenting dalam menyusun program penyuluhan bagi penyuluh khususnya pada pengambilan keputusan tentang kegiatan pemetaan daerah binaan penyuluhan dan sektor potensial pengembangan inovasi bagi masyarakat binaan. Untuk mengetahui kinerja penyuluh dalam membuat data peta wilayah komoditas dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Kinerja Penyuluh Dalam Menyusun Data Peta Wilayah Komoditas No 1 2 3 4
Kategori Jumlah Responden Sangat Baik (10,5 – 11,25) 1 Baik (9 – 9,75) 5 Sedang (7,5 – 8,25) 2 Buruk (6 – 6,75) 0 Jumlah 8 Sumber: Data Primer setelah Diolah, Tahun 2016
Persentase (%) 12,5 62,5 25 0 100
Tabel 11 menunjukkan tingkat pengetahuan dan kemampuan penyuluh dalam membuat data peta wilayah berada dalam kategori baik, rata-rata persentase 62,5%. Artinya tugas penyuluh dalam mengidentifikasi potensi wilayah termasuk dalam kategori baik. Data peta wilayah komoditas yang dibuat penyuluh dalam penelitian ini untuk mengetahui lokasi wilayah binaan dan penempatan daerah komoditas yang diantaranya tanaman pangan, hortikultura dan ternak yang berada di Kelurahan Rahandouna. Tujuan dibuatnya data peta wilayah komoditas agar pengembangan teknologi lebih tepat sasaran sesuai dengan pengwilayahan komoditas yang dimiliki petani. Penyuluh melibatkan petani dalam menganalisis potensi wilayah sebagai bahan penyusunan programa penyuluhan.
47
B.3.2 Menyusun Programa Penyuluhan Programa penyuluhan adalah pernyataan tertulis yang disusun secara sistematis tentang rencana kegiatan penyuluhan pertanian yang menggambarkan keadaan sekarang, tujuan yang akan dicapai, masalah yang dihadapi dan rencana kegiatan penyuluhan yang dilakukan secara partisipatif, guna mendukung pencapaian tujuan program pembangunan pertanian. Programa penyuluhan adalah rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian penyuluhan (Permentan No.25 Tahun 2009). Menyusun programa penyuluhan dalam penelitian ini adalah untuk melihat tingkat pengetahuan penyuluh pertanian dalam membuat program-program penyuluhan yang disusun secara sistematis yang menggambarkan keadaan lokasi binaan, tujuan yang akan dicapai, perumusan masalah dan cara mencapai tujuan tersebut. Tabel 12. Kinerja Penyuluh Dalam Menyusun Programa Penyuluhan. No 1 2 3 4
Kategori Jumlah Responden Sangat Baik (10,5 – 11,25) 1 Baik (9 – 9,75) 4 Sedang (7,5 – 8,25) 3 Buruk (6 – 6,75) 0 Jumlah 8 Sumber: Data Primer setelah Diolah, Tahun 2016
Persentase (%) 12,5 50 37,5 0 100
Tabel 12 menunjukkan tingkat pengetahuan dan kemampuan penyuluh dalam membuat programa penyuluhan berada dalam kategori baik, rata-rata persentase 50%. Artinya bahwa kinerja penyuluh dalam menyusun programa penyuluhan baik dan sesuai dengan kebutuhan petani. Hal ini diperkuat dengan
48
pernyataan Pattara Bone salah satu ketua kelompok tani yang berada di Kelurahan Rahandouna. “ programa penyuluhan yang dibuat oleh penyuluh sudah dapat dikatakan baik dan sesuai dengan kebutuhan petani karena dibuat berdasarkan musyawarah bersama masyarakat binaan. Selain itu dengan adanya programa penyuluhan, penyuluh dapat menjadikan pedoman untuk mengevalusi kegiatan yang sudah berjalan agar lebih baik kedepannya”.(wawancara, tanggal 19 januari 2016) Adapun programa penyuluhan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi keadaan wilayah, kelompok tani, jenis usaha, RKT (Rencana Kerja Tahunan), RKB (Rencana Kerja Bulanan) serta kendala-kendala yang dihadapi oleh responden. B.3.3 Melakukan Kunjungan Dan Pembinaan Kelompok Tani Kunjungan dan pembinaan kelompok tani adalah frekuensi kunjungan kerja setiap bulannya atau setiap minggu untuk memberikan pembinaan kepada petani. Kunjungan dan pembinaan yang dilakukan oleh penyuluh untuk mengetahui hasil kegiatan penyuluhan, kendala-kendala dan masalah-masalah yang dihadapi petani yang kemudian didiskusikan bersama-sama dengan penyuluh untuk mengetahui kebutuhan petani. Frekuensi kunjungan yang dilakukan oleh penyuluh BP3K Poasia Kota Kendari sebanyak 4 kali pertemuan selama sebulan. Dalam kunjungan tersebut penyuluh memberikan informasi kepada responden tentang pembibitan dan pemeliharaan tanaman serta vaksinasi dan jenis obat-obatan yang diberikan kepada ternak. Kunjungan dan pembinaan dalam penelitian ini menunjukkan respon petani dalam memahami materi-materi penyuluhan yang diberikan
49
penyuluh sehingga petani mampu mengaplikasikan metode tersebut dalam kegiatan usahatani. Tabel 13. Kinerja Penyuluh Dalam Melakukan Kunjungan Lapangan Dan Pembinaan Kelompok Tani. No 1 2 3 4
Kategori Jumlah Responden Sangat Baik (10,5 – 11,25) 4 Baik (9 – 9,75) 2 Sedang (7,5 – 8,25) 2 Buruk (6 – 6,75) 0 Jumlah 8 Sumber: Data Primer setelah Diolah, Tahun 2016
Persentase (%) 50 25 25 0 100
Tabel 13 menunjukkan tingkat pengetahuan penyuluh dan kemampuan dalam memberikan pemahaman kepada petani berada pada kategori sangat baik, rata-rata persentase 50%. Artinya kinerja penyuluh dalam melakukan kunjungan dan pembinaan kelompok tani sudah sangat baik. Kunjungan kerja dan pembinaan yang dilakukan oleh penyuluh pertanian disini bertujuan untuk melakukan penyuluhan, melihat masalah-masalah yang dihadapi oleh petani atau sasarannya dan melakukan diskusi untuk memecahkan masalah tersebut bersama-sama. Selain itu, penyuluh juga melihat apa yang dibutuhkan oleh petani dalam mengembangkan usahataninya. Beberapa kendala yang dihadapi penyuluh pada saat melakukan kunjungan dan pembinaan kelompok tani yaitu masih ada beberapa responden yang masih menggunakan bahasa daerah dan sulitnya mengumpulkan seluruh kelompok tani pada saat penyuluh akan melakukan pembinaan kelompok, sehingga hal ini menyulitkan penyuluh untuk menyampaikan informasi atau program-program yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu, penyuluh membuat kelompok yang
50
terdiri dari istri petani, kemudian penyuluh menyampaikan informasi kepada istri petani tersebut dan kemudian istri petani menyampaikan informasi penyuluh kepada suaminya. B.3.4 Desiminasi Informasi Teknologi Pertanian Kepada Petani Seorang penyuluh pertanian dalam melakukan desiminasi informasi teknologi harus memberikan informasi secara merata dan sesuai dengan kebutuhan petani dalam hal ini sesuai dengan masalah yang dihadapi. Penyuluh dalam menyebarkan informasi teknologi sesuai dengan kebutuhan petani dimana informasi-informasi pasar berupa teknologi pemasaran usahatani yang benarbenar dibutuhkan oleh petani seperti informasi praktek lapang teknologi dengan menggunakan metode diskusi maupun kunjungan lapangan. Informasi yang diberikan penyuluh kepada petani haruslah mudah dipahami oleh petani, sehingga memudahkan petani dalam mengaplikasikan teknologi tersebut dalam kegiatan usahataninya. Tabel 14. Kinerja Penyuluh dalam Melakukan Desiminasi Informasi Teknologi Pertanian kepada Petani. No 1 2 3 4
Kategori Jumlah Responden Sangat Baik (10,5 – 11,25) 1 Baik (9 – 9,75) 5 Sedang (7,5 – 8,25) 2 Buruk (6 – 6,75) 0 Jumlah 8 Sumber: Data Primer setelah Diolah, Tahun 2016
Persentase (%) 12,5 62,5 25 0 100
Tabel 14 menunjukkan pengetahuan, sikap dan keterampilan penyuluh dalam menyampaikan informasi teknologi berada pada kategori baik, rata-rata
51
persentase 62,5%. Artinya kinerja penyuluh dalam memberikan informasi teknologi pertanian sudah baik dan mudah dipahami oleh kelompok tani. Proses penyampaian informasi teknologi pertanian yang dilakukan oleh penyuluh kepada responden selain menggunakan leaflet atau brosur yang berisi tentang informasi penelitian, penyuluh juga melakukan percobaan bersama petani dan jika berhasil penyuluh memperlihatkan hasil percobaan tersebut kepada petani lain agar mau mengadopsi informasi teknologi yang diberikan. Sebagai bahan pembanding (Cross Cek) antara responden dan penyuluh yakni, berdasarkan infomasi yang didapat dari penyuluh BP3K Poasia Kota Kendari bahwa respon yang ditunjukkan petani dalam menilai kinerja penyuluh BP3K yaitu dengan melihat keaktifan responden dalam mengikuti kegiatan penyuluhan. Seperti yang dikemukan oleh penyuluh yang bertanggung jawab membina responden di Kelurahan Rahandouna Ibu Muktiar,SP,.MP. “ Petani di Kelurahan Rahandouna selalu mengikuti kegiatan penyuluhan yang diadakan penyuluh BP3K Poasia Kota Kendari. Dalam kegiatan tersebut petani memberikan masukan mengenai kebutuhan mereka dalam berusahatani. Oleh karena itu ada yang disebut RKT (Rencana Kerja Tahunan) yang dimana dalam RKT tersebut berisi tentang program-program yang akan dilaksanakan penyuluh bersama petani, mulai dari penyusunan data peta wilayah, programa penyuluhan, kunjungan dan pembinaan kelompok tani hingga desiminasi informasi teknologi pertanian yang akan dilaksanakan.” Berdasarkan uraian penyuluh tersebut dapat dikatakan bahwa kelompok tani yang berada di Kelurahan Rahandouna memberikan respon positif atau baik dalam hal kinerja penyuluh BP3K Poasia Kota Kendari. Dengan respon positif tersebut diharapkan penyuluh maupun petani yang menjadi binaan BP3K Poasia bisa semakin baik kedepannya.
52
V. PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pembahasan, maka dapat disimpulkan: 1. Respon kelompok tani terhadap kinerja penyuluh BP3K di Kecamatan Poasia Kota Kendari berada pada kategori baik. Artinya kelompok tani mengetahui, menerima dan mampu melaksanakan kinerja penyuluh yang telah disepakati bersama. 2. Tingkat kinerja penyuluh BP3K di Kecamatan Poasia Kota Kendari berada pada kategori baik. Artinya kinerja penyuluh dalam mengidentifikasi lokasi binaan untuk membuat data peta wilayah komoditas, menyusun programa penyuluhan, kunjungan dan pembinnaan kelompok serta melakukan desiminasi informasi teknologi berjalan dengan baik. B. Saran 1. Kepada penyuluh disarankan untuk lebih intensif lagi dalam menyampaikan informasi teknologi pertaniannya. Diharapkan juga penyuluh mau mempelajari bahasa masyarakat binaan yang masih sulit berbahasa Indonesia agar dalam proses penyampaian informasi bisa lebih mudah dan lebih dipahami. 2. Kepada petani disarankan untuk lebih rutin mengikuti kegiatan penyuluhan dan lebih banyak mencari informasi ke sesama anggota binaan lainnya.
53 53 54
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek: PT Rineka Cipta. Jakarta. Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian. 2010. UU No. 16 tahun 2006 Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Departemen Pertanian. Jakarta. Bakosurtanal. 2005. Inventarisasi Sumberdaya Alam Pesisir dan Luat di Maluku Utara. Bakosurtanal. Bogor Berlo, D. K. 1995. The Process Of Communication Holt Rinehart and Winston Inc. New York. Basri,A 2004. Perekonomian Indonesia, Erlangga. Jakarta. Berkowitzh, L. 1991. Social Psychology, Glenview.: Scott, Company.
Foresman and
Darajat, S. 2011. Kelompok Tani Ujung Tombak Pertanian Masa Depan. http://www.pelita.or.id/baca.php?id=41182. Downloaded: 21 April 2011.
Departemen Pertanian. 2008. Pedoman Umum Pengelolaan Anggaran Pembangunan Pertanian. Jakarta Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura. 2004. Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian. Sumbar. Djiwandi. 1994. Pengaruh Dinamika Kelompok Tani Terhadap Kecepatan Adopsi Teknologi Usaha Tani di Kabupaten Sukoharjo Prosiding Laporan Penelitian Hasida, Wa Ode. 2015. Analisis Aspek Penunjang Prestasi Kegiatan Penyuluhan Di BP3K Kecamatan Buke Kabupaten Konawe Selatan. Skripsi Strata I. Universitas Halu Oleo. Kendari Ismail. 2009. Teori Respon. http://www.pesodismail.com. [diakses kamis 7 februari 2013]. Jabal, Tarik. 2003. Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian. Malang: Banyu Media. Jahi, Amri dan Ani, Leilani. 2006. Kinerja Penyuluh Pertanian di Beberapa Kabupaten, Provinsi Jawa Barat. Jurnal Penyuluhan. Vol. 2 No.2.
Kartasapoetra, A. G. 1994. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
54
Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Miraza, B.H. 2005. Peran Kebijakan dalam Perencanaan Wilayah. Wahana Hijau. Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Kota Samarinda. Mulyana, D. 2000. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Remaja Rosdakarya. Bandung Nurjanna, Frasasti. 2010. Efektivitas Komposisi Media Poster Terhadap Peningkatan Pengetahuan Petani Dalam Pembuatan Dan Penggunaan Pestisida Nabati Pada Buah Kakao Di Desa Sindangkasih Kecamatan Ranomeeto Barat Kabupaten Konawe Selatan. [Skripsi]. Universitas Halu Oleo. Kendari. Pedoman Pelaksanaan Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK). Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 03/Kpts/Hk.060/1/2005. Pedoman Penyiapan dan Penerapan Teknologi Pertanian. Pusluhtan, 2002. Dinamika Kelompok Tani. Bumi Aksara, Jakarta. Robert, 2001. Manajemen Personalia. Terjemahan Surya Dharma dan Yanuar Irawan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Ruky. 2002. Perencanaan dan Pengembangan Tenaga Kerja. Rajawali Press Jakarta. Sabarul, mukjizat. 2009. Respon petani terhadap kegiatan demonstrasi cara dalam aplikasi pestisida nabati untuk pengendalian hama PBK (penggerek buah kakao) di desa lalowura kecamatan loea kabupaten kolaka. [skripsi]. Universitas Halu Oleo. Kendari. Samsudin. 1993. Peran dan Fungsi Kelompok Tani. http://bkpsidrap.blogspot.com/2011/03/kelompok-tani-poktan.html.Diakses pada tanggal 14 Mei 2013. Sardiman. 1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV.Rajawali Satria. 2001. Definisi Respon Terminologi. http://www.blogspot.com. [Diakses Rabu 5 September 2012 Simanjuntak, P. 2001. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Erlangga. Jakarta.
55 55
Sinis Munandar, DR. MS. 2000. Ekstensi. Majalah Penyuluhan Pertanian Volume 12 Tahun VII. Jakarta. Soemanto, Wasty. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Subandriyo, T. 2006. Penyuluhan dan Keberhasilan Pembangunan Pertanian. Seri guline: http://www.suaramerdeka.com/harian0605/opio4.htm. akses 22 Agustus 2013 Sudjana, N. 2005. Metode Statistika. TARSITO. Bandung Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Administrasi. Cetakan Ke-20. Penerbit Alfabeta. Bandung Suhardiyono, L. 1992. Penyuluhan (Petunjuk Bagi Penyuluhan Pertanian). PT. Gelora Aksara Pratama. Jakarta. Sujanto.
1991. Respon dalam Media Penyuluhan. http://www.Wikipedia.indonesia.com. [Diakses Rabu 5 September 2012].
-----------
1993. Respon dalam Media Penyuluhan. http://www.Wikipedia.indonesia.com. [Diakses Rabu 5 September 2012].
Sumardi,
2005. Penyuluhan Pembangunan di Indonesia. PT. Pustaka Pembangunan Nusantara Jakarta.http://www.google.co.id/#hl=id&q=pengertian+penyuluhan. Akses 22 agustus 2013.
Suriana. 2013. Kinerja penyuluh pertanian (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Polewali di Kelurahan Anduonohu Kecamatan kambu) Kota kendari. Universitas Halu Oleo. Thamrin. 2002. Pengertian Respon. http://www.blogger-respon.com [diakses rabu 5 september 2013]. Trimo, STP. 2006. Evaluasi Penyuluhan Pertanian Permasalahan dan Upaya Pemecahannya di Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Van Den Ban dan Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Jakarta. Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
56 56 56
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Asrianti Sudin dilahirkan di Kendari, pada tanggal 24 Mei 1993 sebagai anak ke enam dari sembilan bersaudara. Pasangan Ibunda Alm. Hj. Pipasia dan Ayahhanda Sudin. Penulis menyelesaikan pendidikan Formal di Sekolah Dasar Negeri 1 Kendari pada tahun 2005. Tamat di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kendari pada tahun 2008 dan Sekolah Menengah Atas Swasta Muhammadiyah Kendari pada tahun 2011. Pada tahun itu juga penulis diterima sebagai mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi Negeri Sulawesi Tengggara (Universitas Halu Oleo) yakni mengambil Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo, melalui jalur SLMPTN.
57 57
DATA PETA KOMODITAS
58
Lampiran 1. Identitas Responden
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Nama Responden Sri Rahayu Hj. Syamsuriati Pattara Bone Ruslan Sadarudin La Ode Arfin, SP Amrin Nahyudin
Umur (Tahun) 36 40 43 40 45 35 23 45
Pengalaman Berusahatani (Tahun) 3 5 12 15 16 8 5 13
Luas Lahan 0,04 0,02 1 3 3 2 0,5 2
59
Lampiran 2. A. Kinerja penyuluh terhadap penyusunan data peta wilayah komoditas
No
Nama Responden
1 2 3 4 5 6 7 8
Sri Rahayu Hj. Syamsuriati Pattara Bone Ruslan Sadarudin La Ode Arfin, SP Amrin Nahyudin
Penyusunan data peta wilayah komoditas A B C 3 2 3 3 3 3 4 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
skor
kategori
8 9 9 7 9 9 10 9
Sedang Baik Baik Sedang Baik Baik Sangat Baik Baik
=
Dimana: I = interval kelas J = jarak sebaran (skor tinggi-skor rendah) K = banyaknya kelas =
Ket :
=
= 0,75
kategori : sangat baik (10,5 - 11,25)
A = Pertanyaan mengenai pengetahuan B = Pertanyaan mengenai sikap C = Pertanyaan mengenai keterampilan
Baik
(9 – 9,75)
Sedang
(7,5 – 8,25)
Buruk
(6-6,75)
60
Lampiran 2. B. Kinerja penyuluh terhadap penyusunan programa penyuluhan
No
Nama Responden
1 2 3 4 5 6 7 8
Sri Rahayu Hj. Syamsuriati Pattara Bone Ruslan Sadarudin La Ode Arfin, SP Amrin Nahyudin
Penyusunan programa penyuluhan A B C 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3
skor
kategori
9 9 8 7 8 9 10 9
Baik Baik Sedang Sedang Sedang Baik Sangat Baik Baik
=
Dimana: I = interval kelas J = jarak sebaran (skor tinggi-skor rendah ) K = banyaknya kelas =
Ket :
=
= 0,75
kategori : sangat baik (10,5 - 11,25)
A = Pertanyaan mengenai pengetahuan B = Pertanyaan mengenai sikap C = Pertanyaan mengenai keterampilan
Baik
(9 – 9,75)
Sedang
(7,5 – 8,25)
Buruk
(6 - 6,75)
61
Lampiran 2. C. Kinerja penyuluh terhadap kunjungan dan pembinaan kelompok tani
No
Nama Responden
1 2 3 4 5 6 7 8
Sri Rahayu Hj. Syamsuriati Pattara Bone Ruslan Sadarudin La Ode Arfin, SP Amrin Nahyudin
Kunjungan dan pembinaan kelompok tani A B C 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3
skor
kategori
11 9 10 8 8 9 10 10
Sangat Baik Baik Sangat Baik Sedang Sedang Baik Sangat Baik Sangat Baik
=
Dimana: I = interval kelas J = jarak sebaran (skor tinggi-skor rendah) K = banyaknya kelas =
Ket :
=
= 0,75
kategori : sangat baik (10,5 - 11,25)
A = Pertanyaan mengenai pengetahuan B = Pertanyaan mengenai sikap C = Pertanyaan mengenai keterampilan
Baik
(9 – 9,75)
Sedang
(7,5 – 8,25)
Buruk
(6 - 6,75)
62
Lampiran 2. D. Kinerja penyuluh terhadap desiminasi informasi teknologi pertanian
No
Nama Responden
1 2 3 4 5 6 7 8
Sri Rahayu Hj. Syamsuriati Pattara Bone Ruslan Sadarudin La Ode Arfin, SP Amrin Nahyudin
desiminasi informasi teknologi pertanian A B C 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3
skor
kategori
8 9 9 8 9 9 11 9
Sedang Baik Baik Sedang Baik Baik Sangat Baik Baik
=
Dimana: I = interval kelas J = jarak sebaran (skor tinggi-skor rendah) K = banyaknya kelas =
Ket :
=
= 0,75
kategori : sangat baik (10,5 - 11,25)
A = Pertanyaan mengenai pengetahuan B = Pertanyaan mengenai sikap C = Pertanyaan mengenai keterampilan
Baik
(9 – 9,75)
Sedang
(7,5 – 8,25)
Buruk
(6 - 6,75)
63 63
KUESIONER PENELITIAN RESPON KELOMPOK TANI TERHADAP KINERJA PENYULUH BP3K POASIA KOTA KENDARI A. Identitas Responden 1. Nama
:
2. Umur
:
3. Jabatan
:
4. Pengalaman berusaha tani
:
5. Jumlah anggota
:
6. Luas lahan
:
B. Daftar Pertanyaan Wawancara: Respon Kelompok Tani 1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui apa yang di maksud dengan peta data wilayah komoditas yang dibuat oleh penyuluh? Apakah peta tersebut sudah sesuai dengan harapan anda? Iya,................................................................................................................. Tidak,............................................................................................................. 2. Apakah Bapak/Ibu menerima peta tersebut sebagai acuan penyuluh dalam mengembangkan kelompok tani anda? Iya,................................................................................................................. Tidak,............................................................................................................. 3. Apakah Bapak/Ibu mampu membuat peta data komoditas tersebut? Iya,................................................................................................................ Tidak,............................................................................................................ 4. Apakah Bapak/Ibu mengetahui apa yang di maksud dengan programa penyuluhan yang dibuat oleh penyuluh? Apakah programa tersebut sudah sesuai dengan harapan anda? Iya,................................................................................................................. Tidak,............................................................................................................. 5. Apakah Bapak/Ibu menerima programa penyuluhan tersebut sebagai acuan penyuluh dalam mengembangkan usaha tani anda? Iya,.................................................................................................................
64 64
Tidak,.............................................................................................................. 6. Apakah Bapak/Ibu mampu menjalankan program-program penyuluhan yang telah disepakati? Iya,.................................................................................................................. Tidak,.............................................................................................................. 7. Apakah Bapak/Ibu mengetahui berapa kali penyuluh melakukan kunjungan dan pembinaan kelompok tani di lapangan? Iya,................................................................................................................. Tidak,............................................................................................................. 8. Apakah Bapak/Ibu menerima metode yang diberikan penyuluh saat melakukan pembinaan untuk mengembangkan usaha tani anda? Iya................................................................................................................. Tidak............................................................................................................. 9. Apakah pembinaan kelompok tani yang Bapak/Ibu dapat dari penyuluh dapat diaplikasikan dalam kegiatan usaha tani? Iya.................................................................................................................. Tidak,............................................................................................................. 10. Apakah Bapak/Ibu mengetahui apa yang di maksud desiminasi teknologi informasi? Iya...................................................................................................................... Tidak............................................................................................................... 11. Apakah Bapak/Ibu menerima teknologi informasi yang diberikan penyuluh? Iya,................................................................................................................. Tidak,............................................................................................................. 12. Apakah Bapak/Ibu mampu menggunakan teknologi yang diberikan penyuluh? Iya,................................................................................................................. Tidak,............................................................................................................. Kinerja Penyuluh No 1
Uraian Pertanyaan Penyusunan Peta Data Wilayah Komoditas Menurut Bapak/Ibu, bagaimana tingkat pengetahuan penyuluh dalam membuat peta data wilayah komoditas? a. Sangat baik b. Baik c. Sedang d. Buruk Menurut Bapak/Ibu, bagaimana peta data wilayah
Bobot Jawaban 4 3 2 1
65 65
2
3
komoditas yang dibuat penyuluh? a. Sangat baik b. Baik c. Sedang d. Buruk Apakah penyuluh mendapat kesulitan menyusun peta data wilayah? a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah Menyusun Rencana Kerja
ketika
Menurut Bapak/Ibu, bagaimana rencana kerja penyuluh? a. Sangat baik b. Baik c. Sedang d. Buruk Menurut Bapak/ibu, bagaimana tingkat pengetahuan penyuluh dalam menyusun rencana kerja? a. Sangat baik b. Baik c. sedang d. Buruk Apakah dalam menyusun rencana kerja para penyuluh mengalami kesulitan? a. Sering b. Kadang-kadang c. Tidak pernah Kunjungan Kerja Lapangan dan Pembinaan Kelompok Bagaimana sikap penyuluh kunjungan kerja lapangan? a. Sangat baik b. Baik c. Sedang d. Buruk Bagaimana sikap penyuluh pembinaan kelompok?
saat
melakukan
saat
melakukan
66 66
4
a. Sangat baik b. Baik c. Sedang d. Buruk Menurut Bapak/Ibu, bagaimana metode yang digunakan penyuluh saat pembinaan kelompok tani? a. Sangat baik b. Baik c. Sedang d. Buruk Desiminasi Informasi Teknologi Pertanian Bagaimana tingkat pengetahuan penyuluh mengenai informasi teknologi pertanian? a. Sangat baik b. Baik c. Sedang d. Buruk Bagaimana sikap penyuluh dalam menyampaikan informasi teknologi pertanian? a. Sangat baik b. Baik c. Sedang d. Buruk Menurut Bapak/Ibu, bagaimana hasil usaha tani yang diperoleh setelah mengikuti pembinaan dari penyuluh? a. Sangat baik b. Baik c. Sedang d. Buruk
67 DOKUMENTASI
Tanaman bayam
Penyuluhan kepada anggota kelompok tani pemersatu
Penyusunan RDK dan RDKK
persiapan lahan kedelai
wawancara responden
petani yang mengikuti penyusunan RDK dan RDKK