PERAN WANITA NELAYAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP KELUARGA DI KELURAHAN BUNGKUTOKO KECAMATAN ABELI KOTA KENDARI
SKRIPSI
Oleh: DERMAN D1A1 12 107
JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
PERAN WANITA NELAYAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP KELUARGA DI KELURAHAN BUNGKUTOKO KECAMATAN ABELI KOTA KENDARI
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakutas Pertanian Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian Di Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo
OLEH: DERMAN D1A1 12 107
JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
ii
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANA PUN. APABILA DIKEMUDIAN HARI TERBUKTI ATAU DAPAT DIBUKTIKAN BAHWA SKRIPSI INI HASIL JIPLAKAN, MAKA SAYA BERSEDIA MENERIMA SANKSI SESUAI PERATURAN YANG BERLAKU. `
Kendari, 10 oktober 2016
DERMAN NIM.D1A1 12 107
iii
ABSTRAK Derman (D1A1 12 107). Peran Wanita Nelayan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Hidup Keluarga di Kelurahan Bungkutoko Kecamatan Abeli Kota Kendari. Di bimbing oleh Sukmawati Abdullah, selaku pembimbing I dan Awaluddin Hamzah selaku pembibing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan wanita nelayan dalam membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarga, peran wanita nelayan dalam pemenuhan kebutuhan hidup keluarga. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2016 sampai selesai. Penentuan sampel dilakukan dengan metode Slovin, dengan jumlah populasi 460 orang nelayan maka jumlah responden yaitu 82 orang. Data di olah dengan menggunakan analisis Interval. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan yang dilakukan wanita nelayan dalam membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarga yaitu memasak, mencuci, membersihkan dan membereskan rumah, mengurusi anak, membantu suami, arisan, kelompok usaha bersama (KUBE), Dasawismadan PKK, majelis ta’lim, pekerja buruh dan pegawai negeri/swasta. Peran wanita nelayan terbagi atas dua sektor yaitu domestik dan publik, sektor domestik berada pada kategori sedang yaitu 50 orang atau 60,97% dari total responden dan sektor publik berada pada kategori rendah yaitu 73 orang atau 89,02% dari total responden Kata kunci: Peran, Wanita nelayan, Domestik, Publik, Kebutuhan hidup.
vi
ABSTRACT Derman (D1A1 12 107). The Role of Fishers Women in Fulfillment the Needs of Family Life at Bungkutoko, the Districts of Abeli, the city of Kendari. It guided by Sukmawati Abdullah, as first mentor and Awaluddin Hamzah, as second mentor. This research aimed to determine the activities of fishers’ women in helping the needs of family life, the role of fishers’ women in fulfillment the needs of family life. This research was conducted on March to complete. The sampling was conducted using Slovin method; by population total were 460 fishermen then, the total of respondent are 82 people. Data were processed by using interval analysis. The result of this study indicate that fishers’ women activities carried out to help meet the needs of family life were cooking, lounder, cleaning the house, taking care of the children, helping husband, gathering, joint business group, PKK, Dasawisma, informal gatherings, laborer and civil/private. The role of fishers’women were divided into two sectors, they were domestic and public, domestic sector is in the medium category namely 50 people or 60,97% of total respondent and public sector is in the low category namely 73 people or 89,02% of total respondent. Keywords: Role, Fishers’ Women, Domestic, Public, the Needs of Life.
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya jualah, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian (SP) pada Jurusan/Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo Kendari. Penulis menyadari bahwaa dalam penyusunan skripsi ini memiliki banyak hambatan dan tantangan yang dihadapi sebagai bentuk dari wujud pembelajaran sosial secara akademisi. Namun hambbatan dan tantangan tersebut dapat teratasi berkat motivasi dan kerjasama dari berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda Husin dan Ibunda Hasanah atas perhatian dan do’anya kepada penulis serta ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Ibu Sukamawati Abdullah. SP, M.Si sebagai pembimbing I dan Bapak Awaluddin Hamzah. SP, M.Si sebagai pembimbing II yang banyak memberikan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada: 1. Rektor, Dekan Fakultas Pertanian dan Ketua Jurusan/Program Studi Agribisnis Universitas Halu Oleo yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di Universitas Halu Oleo (kampus harapan, kepercayaan dan kebanggan bangsa). 2. Dosen di lingkungan Jurusan/Program Studi Agribisnis khususnya dan Fakultas Pertanian umunya yang telah membimbing penulis selama mengikuti pendidikan.
viii
3. Pegawai administrasi Jurusan/Program Studi Agribisnis dan Fakultas Pertanian, atas urusan administrasi yang mendukung penulis dalam masa pendidikan. 4. Kepada kakak dan Adikku Diding dan Windi yang telah memberi semangat, motivasi dan do’anya selama ini. 5. Kepada sepupu dan sahabat-sahabatku Junaid, Iron, Ahmad Alex, Ermawati, Harlena, Opi, Pitra, Indrajab, Arwin, SIP, Nasrun Rino Febriano, Rikbal, Haryono, ST, Arif Darma, Dadan, Heri yang tidak disebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan motivasi dan dukungannya selama ini. 6. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Agribisnis angkatan 2012 yang terdiri atas Intan Rosniati Uddin. SP, Yusriadin. SP, Rudi Hartono. SP, Pusrawati. SP, Nurlin, Trisnawati Baso. SP, Roswati Abas. SP, Arjuna Ruslan, Riand, Dermawansa. La Bai. SP, Mustika. SP, Nurtani. SP, Ical Endriansyah, Dian Parawansa, Samsuddin yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah banyak memberikan bantuan berupa motivasi dan partisipasinya selama penyusunan skripsi ini. 7. Lurah Bungkutoko beserta jajarannya yang telah memberikan bantuan berupa data-data yang di perlukan dalam penyusunan skripsi ini. 8. Seluruh masyarakat Kelurahan Bungkutoko terkhusus resonden yang telah memberikan banyak informasi untuk penyusunan skripsi ini. 9. Seluruh masyarakat Desa Wakalambe Kecamatan Kapontori Kabupaten Buton yang merupakan lokasi KKN saya, atas bantuan dan arahannya selama KKN kurang lebih 45 hari.
ix
10.
Kepada pihak-pihak lain yang telah membantu yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu. Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat dijadikan acuan yang bermanfat baik bagi pembaca dan penliti selanjutnya.
Kendari, 10 Oktober 2016
penulis
x
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL ....................................................................... HALAMAN JUDUL .......................................................................... HALAMAN PERNYATAAN ............................................................ HALAMAN PENGESAHAN ............................................................ HALAMAN PERSETUJUAN PANITIA UJIAN ........................... ABSTRAK .......................................................................................... ABSTRACT ......................................................................................... UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................. DAFTAR ISI ...................................................................................... DAFTAR TABEL .............................................................................. DAFTAR GAMBAR .......................................................................... DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………..
i ii iii iv v vi vii viii xi xiii xiv xv
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................... B. Rumusan Masalah .................................................................... C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................
1 4 4
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ......................................................................... 1. Konsep Peran ...................................................................... 2. Konsep Peranan.................................................................... 3. Peran Wanita Nelayan .......................................................... 4. Konsep Nelayan ................................................................... 5. Konsep Kebutuhan Hidup .................................................... B. Penelitian Terdahulu. ............................................................. C. Kerangka Pikir .........................................................................
5 5 8 10 12 13 16 19
III. METODE PENELITIAN A. B. C. D. E. F. G.
Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................. Populasi dan Sampel ............................................................. Jenis dan Sumber Data .......................................................... Teknik Pengumpulan Data .................................................... Variabel Penelitian ................................................................ Analisis Data ......................................................................... Konsep Operasional ..............................................................
22 22 23 23 23 24 24
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Wilayah ...................................................... 1. Letak dan Luas Wilayah.....................................................
xi
29 29
2. Keadaan Iklim .................................................................... 3. Keadaan Demografi ........................................................... a. Keadaan Penduduk ....................................................... b. Mata Pencaharian ......................................................... c. Tingkat Pendidikan ...................................................... d. Sarana dan Prasarana Sosial Ekonomi ......................... B. Pembahasan .............................................................................. 1. Identitas Responden ........................................................... 1.1. Umur .......................................................................... 1.2. Tingkat Pendidikan ..................................................... 1.3. Jumlah Tanggungan Keluarga..................................... 2. Peran Wanita Nelayan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Hidup Keluarga ............................................................................. a. Peran Domestik ............................................................ 1. Memasak ................................................................ 2. Mencuci Pakaian .................................................... 3. Membersihkan dan Merapikan Rumah .................. 4. Mengurus Anak ...................................................... 5. Membantu Suami ................................................... b. Peran Publik ................................................................. 1. Sektor Sosial .......................................................... a. Majelis Ta’lim .................................................. b. Arisan ............................................................... c. Dasawisma dan PKK........................................ 2. Sektor Ekonomi...................................................... a. KUBE ............................................................... b. Buruh ................................................................ c. Pegawai Swasta/Negeri ....................................
29 30 30 32 33 34 36 36 36 37 39 40 40 40 41 42 43 44 46 47 47 48 49 50 50 51 52
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .............................................................................. B. Saran .........................................................................................
55 55
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... LAMPIRAN ........................................................................................
56 58
xii
DAFTAR TABEL
Tabel
Teks
1 indikator dan parameter dari data penelitian …………....... 2 Penduduk Kelurahan Bungkutoko Kecamatan Abeli Kota Kendari Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2015 ……………………………………………….. 3 Penduduk Keluarahan Bungkutoko Kecamatan Abeli Kota Kendari Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2014 …….. 4 Penduduk Kelurahan Bungkutoko Kecamatan Abeli Kota Kendari Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2014 …... 5 Ketersediaan Sarana dan Prasarana di Kelurahan Bungkutoko Kecamatan Abeli Kota Kendari Tahun 2014 .. 6 Identitas Responden Menurut Kelompok Umur di Kelurahan Bungkutoko Kecamatan Abeli Kota Kendari …. 7 Keadaan Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Bungkutoko Kecamatan Abeli Kota Kendari …. 8 Keadaan Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di Kelurahan Bungkutoko Kecamatan Abeli Kota Kendari ……………………………………………………. 9 Peran Memasak Wanita…………………………………… 10 Peran Mencuci Pakaian……………………………………. 11 Peran Membersihkan dan Merapikan Rumah…………….. 12 Mengurus Anak………………………………………….... 13 Peran Membantu Suami…………………………………… 14 Peran Wanita Sektor Domestik……………………………. 15 Peran Sosial Majelis Ta’lim……………………………….. 16 Peran Sosial Arisan……………………………………….. 17 Peran Sosial Kelompok Dasawisma dan PKK……………. 18 Peran Ekonomi KUBE……………………………………. 19 Peran Ekonomi Menjadi Buruh………………………….... 20 Peran Ekonomi Menjadi Pegawai Swasta/Negeri………… 21 Peran Wanita Sektor Publik……………………………….
xiii
Halaman 27
31 32 34 35 37 38
39 41 42 43 44 44 46 47 48 49 50 51 52 54
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Teks
1. Skema Kerangka Pikir Penelitian.............................................
xiv
Halaman
21
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 2 3 4 5 6
Teks
Halaman
Riwayat Hidup ………….............................................. Identitas Responden ………………………………….. Peran Wanita Sektor Domestik……………………….. Peran Wanita Sektor Publik…………………………... Kuisioner Penelitian…………………………………... Dokumentasi Penelitian……………………………….
59 60 62 64 66 71
xv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang menjadikan sebagian besar wilayahnya terdiri dari pesisir, dengan memiliki 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 km dan 70% dari luas Indonesia adalah lautan (Budiharsono, 2001). Sulawesi Tenggara adalah sebuah Provinsi yang terletak di pesisir selatan pulau Sulawesi. Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki beberapa kabupaten/kota salah satunya Kota Kendari yang di dalamnya terdapat Kecamatan Abeli. Kecamatan Abeli terbentuk dari pemekaran Kecamatan Poasia, dengan Surat Keputusan Walikota nomor 2 Tahun 2003 yang disahkan pada tanggal 18 Maret Tahun 2003 dengan status Kecamatan Definitif dan dengan luas 43,85 km2, sekitar 70 persen luas wilayahnya berada di pinggir pantai dan terdapat satu buah pulau yaitu Pulau Bungkutoko (BPS Sulawesi Tenggara, 2014). Pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut; ke arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin; sedangkan ke arah laut meliputi bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran. Wilayah pesisir pada umunya didiami atau dihuni oleh sekelompok masyarakat yang bermata pencaharian sebagai penangkap ikan atau biasa disebut
2
nelayan. Keluarga atau masyarakat nelayan secara penuh memanfaatkan sumberdaya laut dan pesisir yang melimpah, namun fenomena saat ini masyarakat nelayan masih terperangkap dalam lingkaran kemiskinan. Salah satu fenomena inilah yanng mendorong wanita atau istri nelayan untuk melakukan peran ganda. Disatu sisi wanita dituntut partisipasinya dalam membantu ekonomi keluarga, disisi lain wanita dituntut untuk menjalankan peran kerumahtanggaan dengan baik tanpa memperdulikan alasan lain. Selain fenomena di atas fenomena lain yang membuat wanita melakukan peran ganda yaitu pendapatan suami dari melaut sangat minim dan jam kerja suami sangat terbatas belum lagi suami tidak dapat melaut dalam beberapa hari karena terkendala oleh musism dan cuaca yang tidak menentu. Sesuai dengan anggapan umum masyarakat, seorang wanita atau seorang ibu dianggap tabu atau menyalahi kodratnya sebagai seorang wanita apabila terlalu sering keluar rumah. Terlebih lagi apabila keluar rumah tanpa memperhatikan alasan mengapa dan untuk apa perbuatan itu dilakukan. Namun jika kita mau melihat dari fakta yang ada dilapangan sering kali kaum wanita menjadi penyelamat perekonomian keluarga. Fakta ini terutama dapat terlihat pada keluarga-keluarga prasejahtera, banyak dari para wanita yang ikut menjadi pencari nafkah tambahan bagi keluarga. Pada keluarga pra-sejahtera peran wanita tidak hanya dalam areal pekerjaan domestik tetapi juga areal publik. Ini dimungkinkan terjadi karena penghasilan sang suami sebagai pencari nafkah utama tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarga. Para wanita lebih banyak melakukan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat informal seperti
3
berdagang, menjadi pembantu rumah tangga dan lain sebagainya dalam upaya mencari nafkah tambahan bagi keluarga.
Wanita merupakan topik yang menarik untuk tidak habis-habisnya di telaah permasalahannya, baik dari segi peran, status, hak maupun kewajibannya. Dengan ikutnya wanita di pesisir dalam proses pembangunan bukanlah semata-mata hanya sebagai tindakan peri kemanusiaan yang adil belaka. Tindakan berupa mengajak, menyertakan wanita pesisir untuk berpartisipasi dalam pembangunan merupakan tindakan yang efesien. Tenaga kerja manusia terdiri dari pria dan wanita. Wanita merupakan sumber daya yang tidak kalah pentingnya dengan tenaga kerja pria. Wanita memberikan sumbangan yang besar bagi kelangsungan perekonomian dan kesejahteraan rumah tangga serta masyarakat. Hal ini menunjukkan dengan peran wanita sebagai ibu rumah tangga, karena anggota keluarga termasuk suami mencari nafkah dan melakukan aktifitas di masyarakat. Adanya wanita bekerja, tentu akan dapat mengangkat kesejahteraan keluarga karena mendapat tambahan penghasilan dari hasil kerja mereka. Fenomena tersebut menunjukkan peran wanita sebagai ibu rumah tangga dan sebagai pencari tambahan pendapatan bisa berjalan dengan baik karena partisipasi kaum wanita dalam membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berkenaan dengan Peran Wanita/istri Nelayan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Hidup Keluarga di Kelurahan Bungkutoko Kecamatan Abeli Kota Kendari.
4
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang di jelaskan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagaimanakah peran wanita nelayan dalam pemenuhan kebutuhan hidup keluarga di Kelurahan Bungkutoko Kecamatan Abeli Kota Kendari?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Peran wanita nelayan dalam pemenuhan kebutuhan hidup keluarga di Kelurahan Bungkutoko Kecamatan Abeli Kota Kendari. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi serta masukan yang bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan, yaitu: 1.
Bagi wanita nelayan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan pendapatan rumahtangga serta pengembangan usaha yang akan dijalankan.
2. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini di harapkan mampu menjadi rujukan dalam pengambilan kebijakan terhadap pengembangan usaha kreatif mikro menengah wilayah pesisir yang melibatkan wanita nelayan. 3. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi referensi dan pembanding dalam melakukan penelitian dengan kasus yang sama di wilayah/daerah yang berbeda.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori Teori yang digunakan dalam penelitin ini antara lain : konsep peran, konsep peranan, konsep wanita nelayan, konsep nelayan, dan konsep kebutuhan hidup. 1.
Konsep Peran Peran berarti laku, bertindak. Makna peran yang dijelaskan status,
kedudukan dan peran dalam masyarakat, dapat dijelaskan melalui beberapa cara, yaitu (1) penjelasan histories. Menurut penjelasan histories, konsep peran semula dipinjam dari kalangan yang memiliki hubungan erat dengan drama atau teater yang hidup subur pada zaman yunani kuno atau romawi. Dalam hal ini, peran berarti karakter yang disandang atau dibawakan oleh seorang aktor dalam sebuah pentas dengan lakon tertentu. (2) pengertian peran menurut ilmu sosial. Peran dalam ilmu sosial berarti suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki jabatan tertentu, seseorang dapat memainkan fungsi karena posisi yang didudukinya tersebut (Harahap, 2007). Peran adalah suatu rangkaian yang teratur yang ditimbulkan karena suatu jabatan. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kecenderungan untuk hidup berkelompok. Dalam kehidupan berkelompok tadi akan terjadi interaksi antara anggota masyarakat yang satu dengan anggota masyarakat yang lainnya. Tumbuhnya interaksi diantara mereka ada saling ketergantungan. Dalam kehidupan bermasyarakat itu muncullah apa yang dinamakan peran (role). Peran merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan seseorang, apabila seseorang
6
melaksanakan hak-hak dan kewajibanya sesuai dengan kedudukannya maka orang yang bersangkutan menjalankan suatu peranan. Untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas ada baiknya terlebih dahulu kita pahami tentang pengertian peran (Thoha, 1998). Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal. Peran didasarkan pada preskripsi (ketentuan) dan harapan, peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut (Friedman, 1998). Peran menunjuk pada organisasi tindakan dalam suatu tipe hubungan interaksi khusus. Dua dimensi peran adalah : kewajiban dan hak. Tindakan yang diharapkan akan dilaksanakan oleh seseorang merupakan kewajiban suatu peran, tindakan atau respon orang lain merupakan hak. Konsep peran dihubungkan dengan konsep status. Dalam penggunaan ini status hanya menunjuk pada posisi seseorang dalam suatu hubungan interaksi, bukan pada prestise yang terdapat pada seseorang. Sehingga peran-status adalah satuan struktural yang paling mendasar sebagai syarat fungsional yang harus dipenuhi (Sofyan, 2009). Komarudin (1994) menyatakan bahwa peran (role) sebagai berikut : (1) bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh manajemen; (2) pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status; (3) bagian suatu fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata; (4) fungsi yang diharapkan dari seseorang atau
7
menjadi karakteristik yang ada padanya; (5) fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat. Pergeseran peran perempuan dari ranah domestik ke publik merupakan tanda penting dari perkembangan realitas sosial ekonomi, dan politik. Kesadaran perempuan semakin meningkat terhadap peran non domestik. Hal tersebut terlihat dari adanya pergeseran aktivitas perempuan yang bukan saja sebagai pelaksana terhadap pekerjaan rumah namun juga perempuan telah berperan dalam bidang ekonomi, sosial, politik, dan bidang-bidang lain di luar rumah tangga (Abdullah, 2003) Peran wanita menurut tujuannya dapat dibedakan menjadi dua: 1. Peran publik, yaitu segala aktivitas manusia yang biasanya dilakukan diluar rumah dan bertujuan untuk mendatangkan penghasilan; 2. Peran domestik, yaitu aktivitas yang dilakukan di dalam rumah dan biasanya tidak dimaksudkan untuk mendatangkan
penghasilan,
melainkan
untuk
melakukan
kegiatan
kerumahtanggaan. Moser dalam Mugniesyah (2006) mengemukakan bahwa ada tiga ketegori peranan gender yaitu: (a) peranan produktif, yakni peranan yang dikerjakan perempuan dan laki-laki untuk memperoleh bayaran/upah secara tunai atau sejenisnya. Termasuk produksi pasar dengan suatu nilai tukar, dan roduksi rumah tangga/subsisten dengan nilai guna, tetapi juga suatu nialai tukar potensial. Contohnya: kegiatan bekerja baik di sektor formal maupun informal. (b) peranan reproduktif, yakni peranan yang berhubungan dengan tanggung jawab pengasuhan anak dan tugas-tugas domestik yang di butuhkan untuk menjamin pemeliharaan dan reproduksi tenaga kerja yang menyangkut kelangsungan
8
tenaga. Contoh: melahirkan, memelihara dan mengasuh anak, mengambil air, memasak, mencuci, membersihkan rumah, memperbaiki baju, dan lain sebagainya. (c) peranan kemasyarakatan yaitu peran pengelolaan masyarakat (kegiatan sosial), yang mencakup semua aktivitas yang dilakukan dalam tingakat komunitas sebagai kapanjangan peran reproduktif , bersifat sukarela (volunteer), dan tanpa upah. 2.
Konsep Peranan Pengertian peranan dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah suatu yang
mewujudkan bagian yang memegang pimpinan terutama dalam terjadi suatu hal atau peristiwa. Peranan dalam pengertian sosiologi adalah perilaku atau tugas yang diharapkan dilaksanakan seseorang berdasarkan kedudukan atau status yang dimilikinya. Dengan kata lain, peranan ialah pengejewatahan jabatan atau kedudukan seorang dalam hubunganya dengan semua manusia dalam suatu masyarakat atau organisasi (Rahmy, 2007). Anaf dalam Ramni (2011), mengemukakan bahwa peranan dapat diartikan sebagai pola perilaku yang terkait pada status, dan status merupakan posisi di dalam suatu system sosial atau dengan kata lain peranan merupakan posisi atau tindakan yang dikaitkan dengan status atau kedudukan. Peranan juga diartikan sebagai seperangkat harapan-harapan yang dikenakan kepada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu atau peranan dalam arti apa yang diharapkan atau dituntut oleh masyarakat. Peranan seorang pemimpin merupakan pengertian yang abstrak dan terus berubah serta bergerak. Peranan hanya dapat dirasakan dan dinilai dengan
9
ukuran-ukuran khusus dan hubungannya dengan perubahan dan gerakan-gerakan itu. Soekanto (2002), mengemukakan bahwa peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan (status) di mana apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peranan. Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat, peranan meliputi norma- norma yang dikembangkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat, peranan dalam arti ini merupakam rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakat (Levinson dalam Deny, 2011). Abdulsyani (2007), mengemukakan bahwa peranan dinilai lebih banyak menunjukkan suatu proses dari fungsi dan kemampuan mengadaptasi diri dalam lingkungan sosialnya. Dalam pembahasan tentang aneka macam peranan yang melekat pada individu-individu dan kelompok-kelompok dalam masyarakat dengan adanya beberapa pertimbangan sehubungan dengan fungsinya, yaitu sebagai berikut: a.
Bahwa peranan-peranan tertentu harus dilaksanakan apabila struktur masyarakat hendak dipertahankan kelangsungannya.
b.
Peranan tersebut seyogyanya dilekatkan pada individu yang oleh masyarakat dianggap mampu untuk melaksanakannya. Mareka harus telah terlebih dahulu terlatih dan mempunyai pendorong untuk melaksanakannya.
c.
Dalam masyarakat kadang- kadang dijumpai individu-individu yang tak mampu melaksanakan peranannya sebagaimana diharapkan oleh masyarakat,
10
oleh karena mungkin pelaksanaannya memerlukan pengorbanan yang terlalu banyak dari kepentingan-kepentingan pribadinya. d.
Apabila semua orang sanggup dan mampu melaksanakan peranannya, belum tentu masyarakat akan dapat memberikan peluang-peluang yang seimbang.
3. Peran Wanita Nelayan Kontribusi wanita dalam keluarga sangat dipengaruhi oleh latar belakang ekonomi dan sosial budaya keluarga, serta kondisi geografis tempat tinggalnya. Setiap kebudayaan mempunyai pranata tersendiri dalam mengatur anggota masyarakatnya, termasuk perilaku yang harus dilakukan oleh para wanitanya, sementara itu kondisi geografis suatu daerah akan mempengaruhi corak mata pencaharian masyarakat yang pada akhirnya mempengaruhi pula pola pembagian tugas dari setiap anggota keluarganya (Munawaroh, 2008). Anwar (2007), mengemukakan bahwa ada beberapa alasan pokok yang melatar belakangi keterlibatan wanita dalam peran kerja yaitu pertama, keharusan sebagai refleksi dari kondisi ekonomi rumah tangga yang bersangkutan rendah, sehingga bekerja untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga adalah suatu hal yang penting. Kedua, memilih untuk bekerja sebagai refleksi dari kondisi sosial ekonomi pada tingkat menengah ke atas. Ketiga adalah kondisi dimana wanita itu berada dalam suatu lingkungan tertentu karena faktor budaya masyarakat yang memiliki nilai terhadap pekerjaan tertentu. Soepardjo dalam Munawaroh (2008), mengemukakan bahwa wanita adalah sebagai unsur penting dalam keluarga karena ia mempunyai partisipasi inti sebagai istri, ibu, kawan, pendidik, manager rumah tangga, majikan dan
11
sebagainya. Untuk itu wanita yang mempunyai peran ganda tersebut harus dapat melaksanakan partisipasinya secara seimbang. Menyertakan wanita di pedesaan dalam proses pembangunan menurut Sajogyo dalam Anwar (2007), berupa mengajak dan mendorong wanita di pedesaan dalam pembangunan merupakan suatu tindakan efisien. Meskipun demikian, tidaklah berarti bahwa wanita melampaui kodrantnya sebagai Pembina keluarga. Oleh karena itu, didalam pengambilan keputusan untuk bekerja atau melakukan suatu pekerjaan seoarang wanita atau ibu rumah tangga akan banyak dipengaruhi oleh tersedianya lapangan kerja, jumlah anak yang ditanggung, umur, kekayaan tetap yang dimiliki dan keadaan nilai sosial budaya. Soetrisno, (2008), mengemukakan bahwa wanita Indonesia khususnya yang tinggal di pedesaan miskin, peran ganda bukanlah merupakan suatu hal yang baru. Paran ganda telah diturunkan oleh orang tua mereka sejak meraka berusia muda. Keadaan ini terus mereka lakukan setelah mereka kawin. Mereka bekerja baik sebagai ibu rumah tangga maupun sebagai bread winner di samping suaminya. Bagi wanita dari golongan ini peran ganda seorang wanita telah mereka terima sebagai kodrat wanita. Karena tanpa bantuan mereka jelas suami tidak dapat menghidupi keluarganya. Kemiskinan yang melanda mereka menyebabkan wanita dari golongan ini tidak dapat begitu saja menyerahkan kelangsungan hidup keluarga pada suami.
12
4. Konsep Nelayan Anwar (2007), mengemukakan bahwa yang disebut sebagai nelayan adalah mereka yang pekerjaanya mencari ikan disungai atau dilaut dengan modal alatalat penangkapan dan bukannya modal berupa bibit ikan. Nelayan tradisional dengan kemampuan peralatan terbatas banyak menghadapi masalah jika dibandingkan dengan nelayan yang sudah menggunakan peralatan moderen. Menurut setyohadi dalam Sriyati (2004), bahwa nelayan tradisional pada umumnya cukup terampil dengan peralatan yang dimilikinya yang merupakan sarana tangkap dengan kemampuan terbatas dan sukar untuk ditingkatkan kearah modernisasi. Dari posisi ini menyebabkan pendapatan nelayan yang sangat rendah. Untuk mengatasi hal ini perlu adanya pole kemitraan antar pelaku usaha perikanan yang harus diupayakan kearah terwujudnya keterkaitan usaha yang semakin efisien, produktif dan berdaya saing tinggi dengan prinsip saling menunjang dan saling menguntungkan. Dinas Perikanan (2004), mengemukakan bahwa nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Sedangkan dalam kamus pertanian umum di jelaskan bahwa nelayan adalah orang yang melakukan penangkapan ikan di laut atau perairan umum (rawa, sungai dan danau). Nelayan dapat dibagi dalam beberapa bentuk yaitu, (1) nelayan musiman, adalah nelayan dari daerah lain yang sifatnya musiman (2) nelayan penuh adalah nelayan yang seluruh waktu kerjanya digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikan (3) nelayan sambilan tambahan adalah nelayan yang sebagian kecil waktunya melakukan pekerjaan operasi penangkapan. (4) nelayan sambilan
13
utama adalah nelayan yang sebagian besar waktunya di gunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan (Sugito, 2003). Pengaklasifikasian masyarakat nelayan, Simajuntak dalam Sugito (2003) mengemukakan bahwa bahwa secara garis besar masyarakat nelayan dibagi menjadi tiga kategori yaitu: 1. Nelayan golongan kecil dengan modal kecil bahkan hanya bermodalkan tenaga kerja. 2.
Nelayan menengah dengan peralatan sederhana, perahu kecil, jala, dan sebagainya.
3. Nelayan golongan tinggi yang mempunyai peralatan cukup canggih dan seringkali mempunyai cabang usaha lain. Nalayan dapat didefinisikan sebagai orang/komunitas yang secara keseluruhan atau sebagian dari hidupnya tergantung pada kegiatan penangkapan ikan. Beberapa kelompok nelayan memiliki beberapa perbedaan dalam karakteristik daerah dan kependudukan. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada kelompok umur, pendidikan, status sosial, dan kepercayaan. Dalam satu kelompok nelayan juga sering ditemukan perbedaan kohesi internal, dalam pengertian hubungan di antara sesama nelayan maupun dalam hubungan bermasyarakat (Johanes, 2006). 5.
Konsep Kebutuhan Hidup Kebutuhan adalah suatu keadaan yang ditandai oleh perasaan kekurangan
dan ingin diperoleh sesuatu yang akan diwujudkan melalui suatu usaha atau tindakan (Murray dan Bherm, 1996 dalam Potter, 2005).
14
Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal seperti makanan, air, keamanan dan cinta yang merupakan hal yang penting untuk bertahan hidup dan kesehatan. King 1987, dalam (Potter, 2005) mengatakan bahwa pemenuhan kebutuhan dasar manusia berfokus pada tiga sistem yakni, sistem personal, interpersonal, dan sistem sosial. Setiap makhluk hidup mempunyai kebutuhan, tidak terkecuali manusia. Manusia mempunyai kebutuhan yang beragam. Namun, pada hakikatnya setiap manusia mempunyai kebutuhan dasar yang sama. Kebutuhan tersebut bersifat manusiawi dan menjadi syarat untuk keberlangsungan hidup manusia. Siapapun orangnya pasti memerlukan pemenuhan kebutuhan dasar (Asmadi, 2008). Setiap orang mempunyai kebutuhan dasar yang sama, walaupun masingmasing memiliki latar belakang sosial, budaya, persepsi, dan pengetahuan yang berbeda. Manusia akan memenuhi kebutuhan dasarnya sesuai dengan tingkat prioritas masing-masing. Kebutuhan dasar yang harus segera dipenuhi adalah kebutuhan dasar dengan tingkat prioritas yang paling tinggi/utama. Walaupun kebutuhan dasar umumnya harus dipenuhi, sebagian dari kebutuhan tersebut dapat ditunda. Adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan dasar, yang dipengaruhi oleh stimulus internal maupun eksternal. Kebutuhan dasar saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Manusia dapat merasakan adanya kebutuhan dan akan berusaha memenuhinya dengan segera (Asmadi, 2008). Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Setiap orang pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena terdapat perbedaan budaya, maka kebutuhan tersebut pun ikut berbeda. Dalam memenuhi
15
kebutuhannya, manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada. Lalu jika gagal memenuhi kebutuhannya, manusia akan berpikir lebih keras dan bergerak untuk berusaha mendapatkannya (Hidayat, 2000). Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang tentunya bertujuan untuk mempertahankkan kehidupan dan kesehatan. Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam teori hierarki kebutuhan menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan fisiologis (makan, minum), keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri (Potter & Patricia, 1997 dalam Asmadi, 2008). Maslow mengemukakan bahwa pemenuhan berbagai kebutuhan tersebut didorong oleh dua kekuatan (motivasi) yakni motivasi kekurangan (deficiency motivation) dan motivasi pertumbuhan atau perkembangan (growth motivation). Motivasi kekurangan bertujuan untuk mengatasi masalah ketegangan manusia karena berbagai kekurangan yang ada. Misalnya, lapar akan mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi; haus untuk memenuhi kekurangan cairan dan elektrolit tubuh; sesak nafas untuk memenuhi kekurangan memenuhi oksigen di tubuh; takut dan cemas merupakan kebutuhan untuk memenuhi kekurangan rasa aman; dan sebagainya. (Asmadi, 2008). Lima kebutuhan dasar manusia menurut Maslow, diambil dari Asmadi (2008) sebagai berikut : 1. Kebutuhan Fisiologi (Phisiological Needs), yaitu kebutuhan primer dan mutlak harus dipenuhi untuk memelihara homeostatis biologis dan
16
kelangsungan kehidupan bagi tiap manusia. Kebutuhan ini merupakan syarat dasar apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi maka dapat mempengaruhi kebutuhan lainnya. 2.
Kebutuhan Keselamatan dan Keamanan (Self Security Needs), yaitu kebutuhan
untuk melindungi diri dari berbagai bahaya yang mengancam, baik terhadap fisik maupun psikososial. 3. Kebutuhan Mencintai dan Dicintai (Love ad Belongingness Needs), yaitu kebutuhan dasar yang menggambarkan emosi seseorang. Kebutuhan ini merupakan suatu dorongan dimana seseorang berkeinginan untuk menjalin hubungan yang bermakna secara efektif atau hubungan emosional dengan orang lain. 4. Kebutuhan Harga Diri (Self Esteem Needs), yaitu Menurut hierarki kebutuhan dasar manusia, seseorang dapat mencapai kebutuhan harga diri bila kebutuhan terhadap mencinta dan dicintai telah terpenuhi. Terpenuhinya kebutuhan harga diri seseorang tampak dari sikap penghargaan diri.
5. Kebutuhan Aktualisasi diri (Self Actualization Needs), yaitu Berdasarkan teori Maslow mengenai aktualisasi diri, terdapat asumsi dasar bahwa manusia pada hakikatnya memiliki nilai intrinstik berupa kebaikan. Dari sinilah manusia memiliki peluang untuk mengembangkan dirinya.
B. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Munir, (2007) dengan judul “Faktor Yang Menjadi Kendala Bagi Ibu Rumah Tangga Komunitas Petani Dan Nelayan Yang Melaksanakan Peran Ganda Di Kecamatan Molawe Kabupaten Konawe Utara”.
17
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang menjadi kendala bagi ibu rumah tangga petani dan nelayan yang melaksanakan peran ganda di Kecamatan Molawe Kabupaten Konawe Utara. Populasi dan teknik pengambilan sampel yaitu difokuskan pada dua komunitas yaitu petani dan nelayan di Kecamatan Molawe dengan cara purposive sampling yaitu istri kepala keluarga yang pernah dan masih aktif melaksanakan kegiatan diluar rumah. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan deskriftif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada beberapa kendala bagi ibu rumah tangga yang melaksanakan peran ganda diantaranya yaitu (1) kurangnya pengetahuan dan keterampilan wanita tani dan nelayan karena rendahnya pendidikan (53,34%) perpendidikan SD; (2) kurangnya minat karena minimnya pengetahuan dan keterampilan; (3) sikap suami, masyarakat dan faktor budaya.
Penelitian yang dilakukan oleh Farman, (2011)
dengan judul “Peran
Perempuan Dalam Penerapan Teknologi Budidaya Rumput Laut Di Desa Lakarama Kecamatan Towea Kabupaten Muna”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran perempuan dalam penerapan teknologi budidaya rumput laut di Desa Lakarama Kecamatan Towea Kabupaten Muna. Populasi dan teknik pengambilan sampel untuk perempuan yang membudidayakan rumput laut sebanyak 80 petani di lakukan dengan acak sederhana (simple random sampling) yakni mengambil 37% dari keseluruhan petani di Desa Lakarama sehingga responden berjumlah 30 orang. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus interval kelas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran perempuan di Desa Lakarama
Kecamatan Towea memberikan
18
sumbangsi tenaga yang cukup besar dalam kegiatan budidaya rumput laut bukan hanya sekedar berpartisipasi. Penelitian yang dilakukan oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya Makassar, (2013) dengan judul “Peranan Istri Nelayan Dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga Di Kelurahan Lapulu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan peran istri-istri nelayan dalam aktivitas domesitik, sosial dan ekonomi publik, untuk mengetahui faktorfaktor yang mendorong sehingga istri-istri nelayan melakukan peran ganda tersebut dan besarnya kontribusi yang diberikan istri nelayan dalam meningkatkan ekonomi keluarga. Populasi dan teknik pengambilan sampel yaitu seluruh wanita nelayan di Kelurahan Lapulu yang bekerja disektor perikanan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wanita nelayan di Kelurahan Lapulu berperan aktif dalam seluruh kegiatan rumah tangga keluarga. Penelitian yang di lakukan oleh Mirsyad, (2015) dengan judul “Peran Wanita Tani Dalam Pengelolaan Usahatani Rumput Laut Di Desa Langara Bajo Kecamatan Wawonii Barat Kabupaten Konawe Kepulauan”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran wanita tani dalam pengelolaan usahatani rumput laut di Desa Langara Bajo Kecamatan Wawonii Barat Kabupaten Konawe Kepulauan. Populasi dan teknik pengambilan sampel untuk wanita tani yang berusahatani rumput laut di lakukan dengan metode sensus yang berjumlah 30 orang. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus lebar interval. Hasil penelitian ini menunjukkan
19
bahwa peran wanita tani dalam pengambilan keputusan dan sebagai pelaksana kegiatan dalam pengelolaan usahatani rumput laut yang meliputi pemilihan lokasi, pengadaan dan pemilihan bibit, pemeliharaan, pemanenan dan penanganan pasca panen rumput laut di Desa Langara Bajo Kecamatan Wawonii Barat Kabupaten Konawe Kepulauan secara keseluruhan berperan. Penelitian yang dilakukan oleh Hariyanto, (2015) dengan judul “Peran Wanita Tani Dalam Usahatani Cengkeh Di Desa Baho Bubu Kecamatan Wawonii Timur Laut Kabupaten Konawe Kepulauan”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran wanita tani dalam usahatani cengkeh di Desa Baho Bubu Kecamatan Wawonii Timur Laut Kabupaten Konawe Kepulauan. Populasi dan teknik pengambilan sampel untuk wanita tani yang berusahatani cengkeh dilakukan dengan metode sensus yang berjumlah 36 orang. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus interval kelas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran wanita tani dalam usahatani cengkeh di Desa Baho Bubu Kecamatan Wawonii Timur Laut Kabupaten Konawe Kepulauan sudah berperan baik.
C. Kerangka Pikir Peran adalah tindakan atau keikut sertaan seseorang pada suatu aktivitas sesuai posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun informal. Posisi wanita dalam kehidupan sosial selalu dinilai sebagai makhluk yang lemah. Padahal peran ganda wanita dalam ekonomi keluarga sangat besar khususnya keluarga nelayan yang waktu kerja kepala keluarga (suami) sangat
20
terbatas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti waktu kerja yang sangat pendek dan ketergantungan pada musim. Selain itu, pendapatan suami dari hasil melaut sangat minim di karenakan sumber daya atau hasil laut yang terbatas sementara kebutuhan semakin tidak terbatas. Hal inilah yang menimbulkan adanya peran ganda wanita, di mana wanita dituntun peran sertanya dalam pembangunan dan membantu kebutuhan ekonomi keluarga (aktivitas publik), di lain pihak wanita di tuntun pula untuk menjalankan tugas utama dalam rumah tangga (aktivitas domestik) dengan sebaik-baiknya. Penelitian ini di lakukan untuk melihat peran wanita nelayan dalam pemenuhan kebutuhan hidup keluarga di Kelurahan Bungkutoko Kecamatan Abeli Kota Kendari. Untuk mengetahui peran tersebut ada beberapa variabel yang diteliti yaitu identitas responden (nama, umur, tingkaat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga), peran wanita nelayan sektor domestik dan publik. Setelah mengetahui peran wanita nelayan tersebut, selanjutnya dianalisis menggunakan anlisis interval kelas untuk mengetahui peran wanita nelayan.
21
Wanita Nelayan
PERAN
Domestik Memasak Mencuci Pakaian Membersihkan dan Merapikan Rumah Mengurus Anak Membantu Suami
Variabel Penelitian -
Identitas responden
-
Kegiatan wanita nelayan
Kebutuhan Hidup Keluarga
Gambar 1. Skema Kerangka Pikir
Publik Majelis Ta’lim Arisan Dasawisma PKK KUBE Buruh Pegawai Negeri/Swasta
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret 2016 sampai selesai yang bertempat di Kelurahan Bungkutoko Kecamatan Abeli kota Kendari. Penentuan lokasi penelitian ditentukan secara Purposive dengan pertimbangan bahwa Kelurahan Bungkutoko Kecamatan Abeli Kota Kendari tersebut merupakan Kelurahan di mana mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan tangkap.
B. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita nelayan tangkap di Kelurahan Bungkutoko Kecamatan Abeli Kota Kendari yang jumlahnya sesuai jumlah KK yaitu 460 orang. Penetapan sampel menggunakan teknik sampel acak sederhana (Simple Random Sampling). Penentuan jumlah sampel dengan menggunakan rumus Slovin yaitu:
n=
N Nd ²+1
(Rianse & Abdi, 2012)
keterangan: n = jumlah sampel N = jumlah populasi d = taraf kesalahan (10%). Berdasarkan rumus Slovin, maka jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 82 orang.
23
C. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data penelitian ini antara lain meliputi: 1.
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian melalui observasi dan wawancara dengan wanita nelayan Kelurahan Bungkutoko Kecamatan Abeli Kota Kendari menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner).
2.
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi terkait dengan penelitian ini, seperti Badan Pusat Statistik, Kantor Lurah setempat dan berbagai media yang ada melalui pencatatan.
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Observasi, yaitu cara pengumpulan data tentang peran wanita nelayan serta data pendukung dengan pengamatan dan pencatatan secara langsung yang terkait dengan peran wanita nelayan.
2.
Wawancara, yaitu cara pengumpulan data tentang peran wanita nelayan dengan
mengajukan
pertanyaan
secara
langsung kepada
responden
menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah disiapkan. 3.
Studi literatur yaitu pengumpulan data-data pendukung yang terkait dengan penelitian ini seperti data-data hasil penelitian terdahulu maupun hasil survei yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintah.
E. Variabel Penelitian Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah :
24
1. Identitas responden (umur, tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan keluarga). 2.
Peran wanita nelayan (sektor domestik dan publik).
F. Analisis Data Untuk mengetahui peran wanita nelayan dalam pemenuhan kebutuhan hidup keluarga digunakan rumus interval sebagai berikut:
𝐼=
j k
(sudjana, 2005)
Dimana : I = Interval kelas j = Selisih antar skor (skor tertinggi – skor terendah + 1) k = Banyak kelas G. Konsep Operasional Berdasarkan metode yang telah dipaparkan sebelumnya maka konsep operasional dibutuhkan untuk menggambarkan atau menafsirkan secara singkat mengenai variabel yang akan diamati secara lebih operasional pada penelitian ini, dengan demikian konsep operasional penelitian ini adalah: 1.
Peran yang dimaksud adalah keikut sertaan wanita nelayan dalam membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
2.
Nelayan adalah orang yang melakukan pekerjaan menangkap ikan dilaut atau disungai (orang).
25
3.
Responden yang dimaksud adalah wanita nelayan atau istri nelayan di Kelurahan Bungkutoko Kecamatan Abeli Kota Kendari (orang).
4.
Wanita nelayan adalah istri nelayan yang melakukan kegiatan publik, domestik, sosial dan ekonomi untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarga (orang).
5.
Aktifitas domestik adalah aktifitas wanita didalam rumah seperti : a. Memasak b. Mencuci Pakaian c. Membersihkan dan Merapikan Rumah d. Mengurus Anak e. Membantu Suami
6.
Aktifitas publik adalah aktifitas wanita diluar rumah yang meliputi aspek sosial yaitu: a. Majelis Ta’lim b. Arisan c. Dasawiswa d. PKK Sedangkan yang termasuk dalam ekonomi yaitu: a. KUBE b. Buruh c. Pegawai Negeri/Swasta
7.
Kegiatan wanita nelayan yang dimaksud adalah pekerjaan sehari-hari baik sektor domestik maupun publik.
26
8.
Kebutuhan hidup keluarga yang dimaksud adalah pemenuhan kebutuhan primer dalam keluarga seperti makan, tempat tinggal dan pakaian.
9.
Identitas responden adalah karakteristik khusus responden yang akan membedakan dengan responden lain meliputi umur, tingkat pendidikan dan jumlah tanggungan keluarga.
10. Umur adalah usia responden sejak dilahirkan sampai saat ini (tahun). 11. Tingkat pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal yang ditempuh responden. 12. Jumlah tanggungan keluarga adalah jumlah indidvidu yang tinggal dirumah responden dan menjadi tangguangannya (orang). 13. Analisis interval kelas adalah suatu analisa yang digunakan untuk mengetahui peran wanita nelayan dalam pemenuhan kebutuhan hidup keluarga baik sektor publik maupun domestik (tinggi, sedang dan rendah).
27
Tabel 1 : indikator dan parameter dari data penelitian
No (a) 1.
Variable (b) Umur
2.
Pendidikan formal Jenjang pendidikan formal yang pernah dilalui atau diikuti wanita nelayan Jumlah Jumalah individu yang tanggungan menjadi tanggungan keluarga wanita nelayan Peran sektor Memasak domestik adalah aktivitas wanita nelayan di dalam rumah (kegiatan kerumahtanggaan) Mencuci Pakaian
3.
4.
Indikator (c) Usia responden (wanita nelayan) terhitung sejak lahir sampai penelitian dilaksanakan -
Membersihkan dan Merapikan Rumah Mengurus Anak
Membantu Suami
5
Peran Sektor Publik adalah aktivitas wanita di luar rumah
Majelis Ta’lim
-
Parameter (d) Belum produktif (0-14 tahun) Produktif (15-55 tahun) Kurang produktif (>55 tahun) Dasar (SD) Menengah (SLTP) Tinggi (SLTA)
-
Kecil (1-3 orang) Sedang (4-6 orang) Besar (>6 orang) Tinggi (8 – 9) Sedang (5 - 7) Rendah (3 - 4)
-
Tinggi (8 – 9) Sedang (5 - 7) Rendah (3 - 4) Tinggi (8 – 9) Sedang (5 - 7) Rendah (3 - 4) Tinggi (8 – 9) Sedang (5 - 7) Rendah (3 - 4) Tinggi (8 – 9) Sedang (5 - 7) Rendah (3 - 4) Tinggi (8 – 9) Sedang (5 - 7) Rendah (3 - 4)
28
meliputi sosial dan ekonomi Arisan
Dasawisma da PKK
KUBE
Buruh
Pegawai swasta/negeri
-
Tinggi (8 – 9) Sedang (5 - 7) Rendah (3 - 4) Tinggi (8 – 9) Sedang (5 - 7) Rendah (3 - 4) Tinggi (8 – 9) Sedang (5 - 7) Rendah (3 - 4) Tinggi (8 – 9) Sedang (5 - 7) Rendah (3 - 4) Tinggi (8 – 9) Sedang (5 - 7) Rendah (3 - 4)
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Wilayah Gambaran umum wilayah dimaksudkan untuk membawa informasi mengenai kondisi lokasi penelitian. Keadaan wilayah yang berbeda akan memberikan pengaruh terhadap peran wanita dan akhirnya akan memberikan dampak pada perekonomian keluarga. 1. Letak dan Luas wilayah Kelurahan Bungkutoko merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di kecamatan Abeli Kota Kendari. Kelurahan ini terletak 3 km dari ibukota Kecamatan Abeli dan 20 Km dari ibukota Provinsi Sulawesi Tengaara (Kota Kendari). Kelurahan Bungkutoko memilki luas wilayah sebesar 2,25 km2 yang terbagi dalam 3 RW. Secara administratif Kelurahan Bungkutoko adalah bagian dari pemerintahan Kecamatan Abeli Kota Kendari dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: a. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kendari b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Nambo c. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Talia. 2. Keadaan Iklim Sebagaimana
halnya
daerah-daerah
lain
di
Indonesia,
Kelurahan
Bungkutoko juga memilki dua musim, yakni musim kemarau dan musim hujan. Musim hujan terjadi pada Bulan Januari samapai Bulan Juni, angin bertiup dari
30
arah Barat. Musim kemarau terjadi pada Bulan Juli sampai Bulan Desember. Walau demikian sering terjadi keadaan musim yang menyimpang dari keadaan yang sebenarnya atau yang biasa disebut dengan musim pancaroba. Kelurahan Bungkutoko merupakan daerah bersuhu tropis. Memilki suhu udara minimum 21,170 C dan maksimum 32,250 C. Kelembaban udara rata-rata 77,50%. Kecepatan angin rata-rata 3,75 knot/det. Tekanan udara rata-rata 1.009,1 milibar. Tinggi rendahnya suhu udara pada suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh posisi dan ketinggian tempat tersebut dari permukaan air laut. Makin tinggi suatu tempat dari permukaan air laut, maka akan semakin rendah suhu udaranya. Sebaliknya, makin rendah suatu tempat dari permukaan air laut, maka akan semakin tinggi suhu udaranya. 3. Keadaan Demografi Keadaan kependudukan (demografi) merupakan salah satu aspek yang ditelaah dalam penelitian ini. Keadaan demografi mencakup kondisi keadaan penduduk, mata pencaharian dan pendidikan. a. Kedaan Penduduk Pertumbuhan Penduduk dengan segala potensi yang dimiliki akan sangat mendukung kelancaran pembangunan di segala bidang. Potensi yang dimaksud adalah sumberdaya manusia (SDM). Dukungan sumberdaya manusia yang berkualitas akan sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pembangunan. Terlebih adanya dukungan sumberdaya alam dan sumberdaya lainnya yang sangat potensial maka pembangunan akan terlaksana dengan baik.
31
Sumberdaya manusia yang berkualitas dapat dilihat dari usia produktif. Produktif tidaknya umur seseorang tentunya akan berpengaruh terhadap kemampuan kerja, cara berpikir dan tingkat respon terhadap suatu inovasi. Seseorang dengan usia relatif muda (produktif) biasanya akan lebih terampil dan dinamis dalam melakukan tindakan bila dibandingkan dengan orang yang berusia tidak produktif. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa penduduk di Kelurahan Bungkutoko dalam melakukan usahanya relatif akan lebih berhasil, karena sebagaian besar berada pada usia produktif. Lebih jelasnya keadaan penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Penduduk Kelurahan Bungkutoko Kecamatan Abeli Kota Kendari Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2014 Kelompok Umur (tahun)
Jenis kelamin Laki-laki Perempuan (orang) (orang) 0-14 286 295 15-58 572 561 >58 44 35 Total 902 891 Sumber:Profil Kelurahan Bungkutoko, 2015
Jumlah (orang)
Persentase (%)
581 1.133 79 1.793
32,40 63,19 4,41 100
Tabel 2 menunjukkan bahwa rasio jenis kelamin di Kelurahan Bungkutoko laki-laki yaitu 902 jiwa dan perempuan sebanyak 891 jiwa jadi total 1.793 jiwa yang terdiri dari 460 kepala keluarga. Jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibanding penduduk perempuan. Keadaan penduduk berdasarkan jenis kelamin mencerminkan ketersediaan tenaga kerja pria dan tenaga kerja wanita tidak seimbang. Bila dilihat dari pengelompokkan berdasarkan usia produktif, jumlah
32
penduduk yang berada pada kisaran usia produktif lebih banyak dibandingkan penduduk pada usia yang tidak produktif. Hal ini berarti bahwa ketersediaan sumberdaya manusia di Kelurahan Bungkutoko cukup potensial sebagai sumberdaya pembangunan termasuk di bidang pertanian dan perikanan. b. Mata Pencaharian Penduduk
Kelurahan
Bungkutoko
umumnya
mengandalkan
sektor
perikanan sebagai mata pencaharian utama, khususnya nelayan tangkap. Jumlah penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayan erat kaitannya dengan curahan waktu kerja, artinya semakin tinggi curahan waktu kerja makin hasil tangkapan yang diperoleh akan semakin tinggi. Sebaliknya semakin rendah curahan waktu kerja, maka hasil tangkapan juga sedikit. Lebih jelasnya keadaan penduduk Kelurahan Bungkutoko berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Penduduk Kelurahan Bungkutoko Kecamatan Abeli Kota Kendari Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2014 Jenis Mata Pencaharian PNS Peternak Nelayan Honorer Tukang Kayu/Batu Penjahit POLRI Pensiunan Swasta Lain-lain Jumlah
Jumlah Laki-laki Perempuan (orang) (orang) 20 13 21 288 4 11 19 16 5 7 59 26 28 7 467 57
Sumber:Profil Kelurahan Bungkutoko, 2015
Jumlah (orang)
Persentase (%)
33 21 288 15 19 16 5 7 85 35 524
6,30 4,00 55,00 2,90 3,60 3,05 1,00 1,33 16,22 6,60 100
33
Berdasarkan Tabel 3 di atas, menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang memiliki mata pencaharian sebagai nelayan lebih banyak dibandingkan dengan penduduk yang bermata pencaharian yang lain yaitu berjumlah 288 jiwa atau 55,00% dari keseluruhan kepala keluarga yang memilki mata pencaharian tetap. Hal ini didukung dengan letak geografis Kelurahan Bungkutoko sebagai daerah pesisir sehingga sangat potensial bagi masyarakat setempat untuk melakukan kegiatan perikanan dan kelautan dalam hal ini penangkapan ikan. c. Tingkat Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting dalam hubungannya dengan kehidupan masyarakat. Alasannya adalah pendidikan akan mempengaruhi pola pikir dan kreatifitas masyarakat dalam melakukan usaha tertentu. Dengan demikian, dalam rangka peningkatan sumberdaya manusia dapat ditempuh dengan memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan. Salah satu aspek penting dalam pembangunan bangsa, sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 bahwa salah satu tujuan pembangunan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, menyadari pentingnya peranan pendidikan maka pemerintah melakukan berbagai upaya untuk perbaikan kualitas sumberdaya manusia, baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Umumya, keadaan pendidikan masyarakat di suatu daerah akan beragam. Demikian juga penduduk di Kelurahan Bungkutoko. Lebih jelasnya keadaan penduduk di Kelurahan Bungkutoko berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.
34
Tabel 4. Penduduk Kelurahan Bungkutoko Kecamatan Abeli Kota Kendari Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2014 Tingkat Pendidikan
Jumlah (orang)
persentase
Belum/Tidak Tamat SD
248
15.30
Tamat SD
587
36,10
Tamat SMP
384
23,70
Tamat SMA
328
20,20
Tamat Perguruan Tinggi
76
4,70
1.623
100
Jumlah Sumber:Profil Kelurahan Bungkutoko, 2015
Tabel 4 menunjukkan bahwa masyarakat yang tingkat pendidikannya tamat SD menempati posisi tertinggi yakni mencapai 587 orang atau 36,10%. Sedangkan yang menempati posisi terendah adalah masyarakat yang tamat perguruan tinggi yakni 76 orang atau 4,70%. Jika dilihat dari komposisi tersebut, pendidikan di Kelurahan Bungkutoko masih di dominasi oleh masyarakat yang tingkat pendidikannya tamat SD, maka sangat diperlukan penerapan sistem pendidikan non formal untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat serta peningkatan perhatian pemerintah terhadap pendidikan formal anak-anak dimasa sekarang sebagai generasi penerus bangsa. d. Sarana dan Prasarana Sosial Ekonomi Perkembangan suatu daerah tentunya tidak terlepas dari ketersediaan sarana dan prasarana baik sarana sosial maupun sarana ekonomi pada segala aspek kehidupan sebagai faktor penunjang yang sangat penting bagi masyarakat dalam melakukan aktivitasnya. Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan sarana dan
35
parasarana yang dapat dimanfaatkan penduduk Kelurahan Bungkutoko dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Ketersediaan Sarana dan Prasarana di Kelurahan Bungkutoko Kecamatan Abeli Kota Kendari Tahun 2014 Jenis Sarana dan Prasarana Sarana Sosial Kantor Lurah Sarana Pendidikan SD Tsanawiyah Sarana Perekonomian Kios Prasarana Kesehatan Puskesmas Pembantu Posyandu Prasarana Peribadatan Masjid Sarana Transportasi Ojek Perahu Motor Perahu Tanpa Motor Jet Boat Prasarana Transportasi Jalan Beraspal
Jumlah
Satuan
1
Unit
2 1
Unit Unit
43
Unit
1 2
Unit Unit
3
Unit
1 1 2 1
Unit Unit Unit Unit
1
Km
Sumber:Profil Kelurahan Bungkutoko, 2015
Tersedianya sarana dan prasarana dapat mempermudah dan memperlancar kegiatan masyarakat seperti sarana sosial yang terdiri dari Kantor Lurah. Kantor lurah dapat digunakan sebagai tempat berkumpulnya masyarakat dalam mengikuti program-program pemerintah seperti penyuluhan dan lain-lain. Sarana pendidikan dapat dimanfaatkan sebagai tempat menimba ilmu bagi anak-anak usia sekolah di daerah ini. Sarana perekonomian diharapkan mampu memenuhi dan menyediakan segala kebutuhan yang dibutuhkan masyarakat
36
khususnya nelayan. Sarana kesehatan diharapkan dapat meningkatkan kesehatan masyarakat. Prasarana peribadatan dapat dimanfaatkan sebagai tempat ibadah dan peningkatan pengetahuan tentang agama bagi masyarakat. Sarana dan prasarana transportasi, digunakan untuk mempermudah nelayan dalam menjalankan aktivitas keseharian serta untuk mengangkut hasil tangkapan baik pada saat akan diangkut ke rumah ataupun pada saat akan dijual. B. Pembahasan 1. Identitas Responden 1.1 Umur Umur sangat mempengaruhi kemampuan fisik seseorang, baik dalam berpikir maupun dalam bekerja. Pada umunya wanita yang berumur muda memiliki kemampuan fisik dan lebih cepat dalam menjalankan perannya sebagai seorang istri serta lebih berani menerima resiko dibanding wanita yang berumur tua. Selain itu wanita muda juga memiliki keberanian dalam menanggulangi resiko kegagalan. Oleh karena itu biasanya wanita yang memiliki umur yang lebih muda (umur yang masih produktif) memiliki potensi yang lebih unggul dibandingkan dengan wanita yang memiliki umur yang lebih tua (kurang produktif atau tidak produktif). Responden dalam penelitian ini memilki umur yang bervariasi mulai dari 26 sampai 57. Umur ini dibagi dalam dua klasifikasi yaitu umur produktif dan kurang produktif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6.
37
Tabel 6. Identitas responden menurut kelompok umur di Kelurahan Bungkutoko Kecamatan Abeli Kota Kendari. Umur (tahun) Produktif (15 – 54) Kurang Produktif (>54) Total
Responden (orang) 76 6 82
Persentase (%) 92,68 7,32 100
Sumber: Data Primer diolah,2016
Tabel 6 menunjukkan bahwa aktifitas pesisir atau aktifitas kewanitaan di Kelurahan Bungkutoko Kecamatan Abeli lebih didominasi oleh wanita-wanita berkemampuan fisik baik dan lebih cepat serta memilki keberanian menerima resiko dalam suatu usahanya. Hal ini disebabkan oleh jumlah usia produktif wanita responden lebih banyak yakni sebanyak 76 orang (92,68%) dibanding dengan usia kurang produktif yang hanya 6 orang (7,32%).
1.2 Tingkat Pendidikan Pendidikan formal ialah suatu jenjang pendidikan formal yang telah dilalui oleh wanita responden, dimana mereka dapat menimba ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi kehidupan mereka. Pendidikan formal ini merupakan pendidikan ilmu dasar bagi wanita responden untuk melakukan suatu usaha atau kegiatan. Pendidikan merupakan suatu proses yang dapat menambah dan meningkatkan pengetahuan seorang serta mempengaruhi cara-cara berpikir seseorang petani. Oleh karena itu responden yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi biasanya memiliki potensi yang lebih unggul dibanding dengan responden yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 7.
38
Tabel 7. Keadaan Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Bungkutoko Kecamatan Abeli Kota Kendari Tingkat pendidikan SD SMP SMA SARJANA Total
Responden (orang) 25 36 20 1 82
Persentase (%) 30,40 44,00 24,39 1,21 100
Sumber:Data primer diolah, 2016
Tabel 7 menunjukkan bahwa responden berpendidikan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 25 orang (30,40%), yang berpendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 36 orang (44,00%), berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 20 orang (24,39%) dan berpendidikan Sarjana sebanyak 1 orang (1,21%). Dari gambaran ini menunjukkan sebagian besar wanita di Kelurahan Bungkutoko telah menempuh pendidikan formal tetapi kebanyakan responden memiliki tingkat pendidikan menengah (SMP). Penyebab terjadinya hal tersebut karena kurangnya sarana pendidikan di Kelurahan Bungkutoko. Sarana pendidikan di Kelurahan Bungkutoko sampai saat ini hanya Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menengah Pertama (SMP/Tsanawiyah) sehingga masyarakat Kelurahan Bungkutoko pendidikan formalnya hanya sebatas Sekolah Menengah Pertama (SMP) setelah itu masyarakat tersebut khususnya responden lebih memilih menggarap hasil laut untuk menyambung hidup daripada melanjutkan tingkat pendidikan dengan alasan untuk menghemat biaya, artinya kalau mereka melanjutkan pendidikan hanya menghabiskan biaya lebih baik menjadi nelayan untuk mencari biaya hidup. Oleh sebab itu, tingkat pendidikan wanita nelayan responden Kelurahan Bungkutoko lebih dominan dengan tingkat pendidikan
39
menengah. Hal ini mengakibatkan sikap responden dalam menerima informasi dari luar tidak adanya proses modifikasi mengenai usaha yang baru dan yang akan dilaksanakan. 1.3 Jumlah Tanggungan Keluarga Tanggungan keluarga merupakan salah satu alasan utama bagi para wanita dalam sebuah rumahtangga turut serta membantu suami dan memutuskan untuk bekerja sehingga memperoleh penghasilan. Besarnya jumlah tanggungan keluarga merupakan faktor yang mempengaruhi kemauan untuk melakukan pekerjaan. Karena semakin banyak responden mempunyai anak dan tanggungan, maka waktu yang disediakan responden untuk bekerja semakin efektif. Apabila terdapat tiga orang jumlah tanggungan keluarga dikatakan keluarga kecil, empat sampai enam orang dikatakan keluarga sedang dan keluarga besar lebih dari enam orang (Tohir, 1982). Jumlah anggota keluarga yang produktif dapat menyediakan jumlah tenaga kerja keluarga yang besar pula dalam berusaha sehingga akan berpengaruh pada pendapatan keluarga. Untuk lebih jelasnya keadaan responden berdasarkan jumlah tanggungan dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Keadaan Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di Kelurahan Bungkutoko Kecamatan Abeli Kota Kendari Jumlah tanggungan keluarga (orang) <4 4-6 >6 Total Sumber: Data primer diolah, 2016
Responden (orang) 36 43 3 82
Persentase (%) 43,90 52,45 3,65 100
40
Tabel 8 menunjukkan jumlah tanggungan keluarga wanita responden Kelurahan Bungkutoko Kecamatan Abeli Kota Kendari sebagian besar tergolong dalam kategori keluarga sedang yakni 43 orang (52,45%) dan disusul oleh kategori keluarga kecil yaitu sebanyak 36 orang (43,90%) dan yang terakhir yaitu kategori keluarga besar yakni sebanyak 3 orang (3,65%).
Artinya bahwa
konsekuensi alokasi tenaga kerja dan pendapatan responden cukup besar untuk memenuhi kebutuhan keluarga baik untuk konsumsi maupun untuk kepentingan lain seperti pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya. 2. Peran Wanita Nelayan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Hidup Keluarga a. Peran Domestik Peran domestik adalah peran wanita dalam rumah atau biasa di sebut peran kerumahtanggaan
seperti
memasak,
mencuci,
mengurusi
anak-anak,
membersihkan dan merapikan rumah, serta membantu/melayani suami. Peran domestik ini di kerjakan tanpa bayaran material atau upah berupa uang namun peran ini merupakan peran kodrati seorang wanita dalam keluarga. 1.
Memasak Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kategori sedang memiliki nilai
tertinggi yaitu 46 orang atau 56,10% di susul kategori tinggi yaitu 34 orang atau 43,90 sedangkan kategori tinggi tidak ada tau memilki nilai 0. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 9.
41
Tabel 9. Peran Memasak Wanita Kategori Tinggi (8 – 9) Sedang (5 – 7) Rendah (3 – 4) Total
Jumlah Responden (orang) 36 46 0 82
Persentase (%) 43,90 56,10 0,00 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2016.
Pada Tabel 9 di atas data dilihat bahwa peran wanita dalam hal memasak didominasi oleh kategori sedang yaitu 46 orang atau 65,10% disusul kategori tinggi yaitu 36 orang atau 43,90% sedangkan kategori rendah tidak ada. Hal ini disebabkan karena wanita responden pada umunya melaksanakan peran memasak sendiri tidak dibantu oleh suami ataupun pembantu rumah tangga dan wanita responden melakukan kegiatan memasak antara 2 sampai 3 kali dalam waktu satu hari. Responden yang memasak 3 kali, memasaknya dalam waktu pagi, siang dan sore sedangkan yang memasak 2 kali hanya memasak di waktu pagi dan sore saja, dan yang dimasak beragam di mulai dari nasi beserta lauk pauknya (ikan dan sayur). 2. Mencuci Pakaian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kategori sedang memiliki nilai paling tinggi yaitu 51 orang atau 62,20% di susul kategori tinggi yaitu 30 orang atau 36,60% dan paling rendah adalah kategori rendah yaitu 1 orang atau 1,20%. Untuk lebih jelasnya dapa di lihat pada Tabel 10.
42
Tabel 10. Peran Mencuci Pakaian Kategori Tinggi (8 – 9) Sedang (5 – 7) Rendah (3 – 4) Total
Jumlah Responden (orang) 30 51 1 82
Persentase (%) 36,60 62,20 1,20 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2016.
Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa peran wanita dalam hal mencuci pakaian, didominasi oleh kategori sedang yaitu 51 orang atau 62,20% disusul kategori tinggi yaitu 30 orang atau 36,60% dan yang paling rendah adalah kategori rendah yaitu 1 orang atau 1,20%. Hasil ini dilihat dari seberapa sering responden mencuci pakaian dalam rentan 1 minggu, jika responden mencuci 3 kali maka dikategorikan tinggi, jika 2 kali berarti sedang dan jika hanya 1 kali artinya rendah. Selain itu dilihat pula mengenai ketersediaan air serta setiap kali responden mencuci pakaian apakah hanya pakaian sendiri yang dicuci atau semua anggota keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden umumnya mencuci pkaian 2 sampai 3 kali dalam satu minggu dan kadang mengangkat air untuk mencuci jika air tidak mengalir kerumah dan pakaian yang dicuci adalah semua anggota keluarga, sehingga pada Tabel 10 di atas didominasi kategori sedang dan disusul kategori tinggi. 3. Membersihkan dan Merapikan Rumah Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kategori rendah memiliki nilai tertinggi yaitu 43 orang atau 52,44% disusul kategori sedang yaitu 39 orang atau 47,56% sedangkan kategori tinggi tidak ada. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 11.
43
Tabel 11. Peran Membersihkan dan Merapikan Rumah Kategori Tinggi (8 – 9) Sedang (5 – 7) Rendah (3 – 4) Total
Jumlah Responden (orang) 0 39 43 82
Persentase (%) 0,00 47,56 52,44 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2016.
Pada Tabel 11 dapat dilihat bahwa terdapat 43 orang atau 52,44% yang memiliki peran rendah dalam hal membersihkan dan merapikan rumah dan terdapat 39 orang atau 47,56% yang memiliki peran sedang, sedangkan yang berperan tinggi tidak ada. Peran membersihkan dan merapikan rumah yang dimaksud di sini adalah menyapu dan mengepel, serta keterlibatan suami dalam kegiatan ini. Hasil di atas diperoleh dari jumlah responden menyapu dan mengepel dalam satu hari jika responden menyapu dan mengepel sebanyak 3 kali maka dikategorikan tinggi jika 2 kali sedang dan 1 kali rendah, dan ditambah keterlibatan suami dalam kegiatan ini. Dan Tabel 11 di atas menunjukkan bahwa wanita responden dalam membersihkan dan merapikan rumah atau menyapu dan mengepel dalam satu hari hanya dilakukan antara 1 sampai 2 kali dan suami tidak pernah terlibat dalam kegiatan ini sehingg Tabel 11 di atas didominasi kategori rendah dan disusul kategori sedang. 4. Mengurus Anak Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kategori rendah memiliki nilai tertinggi yaitu 65 orang atau 79,27% di susul kategori sedang yaitu 17 orang atau 20,73% dan kategori tinggi tidak ada. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 12.
44
Tabel 12. Peran Mrngurus Anak Kategori Tinggi (8 – 9) Sedang (5 – 7) Rendah (3 – 4) Total
Jumlah Responden (orang) 0 17 65 82
Persentase (%) 0,00 20,73 79,27 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2016.
Tabel 12 di atas menunjukkan bahwa peran wanita responden dalam hal mengurus anak didominasi oleh kategori rendah yaitu 65 orang atau 79,27% disusul kategori sedang yaitu 17 orang atau 20,73% sedangkan kategori tinggi tidak ada. Peran mengurus anak di sini dilihat dari keterlibatan responden menyiapkan pakaian anak sebelum berangkat sekolah serta mengantar langsung ke sekolah. Pada Tabel 11 di atas didominasi kategori rendah hal ini disebabkan karena responden sudah tidak lagi menyiapkan pakaian anak dikarenakan sang anak sudah bisa melakukannya sendiri, dan responden tidak lagi mengantar ke sekolah karena jarak sekolah dari rumah cukup dekat. 5. Membantu Suami Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kategori sedang memiliki nilai tertinggi yaitu 54 orang atau 65,85% di susul kategori rendah yaitu 28 orang dan kategori tinggi tidak ada. Untuk lebih jelas dapat di lihat pada Tabel 13. Tabel 13. Peran Membantu Suami Kategori Tinggi (8 – 9) Sedang (5 – 7) Rendah (3 – 4) Total
Jumlah Responden (orang) 0 54 28 82
Sumber: Data Primer Diolah, 2016.
Persentase (%) 0,00 65,85 34,15 100
45
Tabel 13 di atas menunjukkan bahwa peran wanita dalam hal membantu suami didominasi kategori sedang yaitu 54 orang atau 65,85% disusul kategori rendah yaitu 28 orang atau 34,15% sedangkan kategori tinggi tidak ada. Peran membantu suami disini dilihat dari keterlibatan wanita responden dalam menyiapkan alat-alat melaut suami sebelum berangkat, membantu memasarkan hasil tangkapan suami serta memberi saran kepada suami tentang pekerjaan yang akan dilakukan. Dapat dilihat pada Tabel 13 didominasi kategori sedang hal ini disebabkan karena responden kadang terlibat tapi tidak selalu terlibat dalam hal menyiapkan perlengkapan melaut suami, memasarkan hasil tangkapan suami dan memberi saran suami mengenai pekerjaan akan dilakukannya. Peran domestik adalah peran yang dilakukan di dalam rumah dan biasanyanya tidak dimaksudkan untuk mendatangkan penghasilan, melainkan untuk melakukan kegiatan kerumah tanggaan (Abdullah, 2003). Peran domestik dalam penelitian ini mencakup 5 unsur yaitu memasak, mencuci pakaian, membersihkan dan merapikan rumah, mengurus anak dan membantu suami. Untuk melihat dan mengetahui peran wanita responden maka ke 5 unsur di atas akan disatukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran wanita sektor domestik didominasi kategori sedang yaitu 50 orang atau 60,97% disusul kategori rendah yaitu 17 orang atau 20,73% dan yang paling rendah adalah kategori tinggi yaitu 15 orang atau 18,30%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 14.
46
Tabel 14. Peran wanita Sektor Domestik. Kategori Tinggi (28 – 31) Sedang (25 – 27) Rendah (22 – 24) Total
Jumlah Responden (orang) 15 50 17 82
Persentase (%) 18,30 60,97 20,73 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2016.
Tabel 14 di atas menunjukkan bahwa peran wanita sektor domestik didominnasi kategori sedang yaitu 50 orang atau 60,97% disusul kategori rendah yaitu 17 orang atau 20,73% dan yang paling rendah adalah kategori tinggi yaitu 15 orang atau 18,30%. Hal ini disebabkan 5 unsur peran dalam peran domestik yaitu memasak, mencuci pakian, membersihkan dan merapikan rumah, mengurus anak serta membantu suami berada pada kategori sedang setelah disatukan dan di analisis, disusul kategori rendah dan tinggi. b. Peran Publik Peran publik adalah peran wanita di luar rumah yang meliputi sektor sosial dan ekonomi. Yang termasuk dalam sektor sosial seperti kelompok arisan, PKK, dasawisma, dan majelis ta’lim. Sedangkan sektor ekonomi seperti KUBE, pekerja buruh dan pegawai negeri atau swasta. Peran sosial di jalankan untuk mencapai hubungan-hubungan sosial masyarakat sedangkan peran ekonomi menghasilkan upah berupa uang dari hasil pekerjaan.
47
1.
Sektor Sosial a. Majelis Ta’lim Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kategori sedang memilki nilai
tertinggi yaitu 73 orang atau 89,02% di susul kategori rendah yaitu 9 orang dan kategori tinggi tidak ada. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 15. Tabel 15. Peran Sosial Majelis Ta.lim Kategori Tinggi (8 – 9) Sedang (5 – 7) Rendah (3 – 4) Total
Jumlah Responden (orang) 0 73 9 82
Persentase (%) 0,00 89,02 10,98 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2016.
Tabel 15 di atas menunjukkan bahwa peran sosial wanita responden dalam hal kelompok majelis ta’lim didominasi kategori sedang yaitu 73 orang atau 89,02% disusul kategori rendah yaitu 9 orang atau 10,98% sedangkan kategori tinggi tidak ada, walaupun semua responden tergabung dalam kelompok majelis ta’lim yang ada di Kelurahan. Peran wanita responden dalam hal kelopmpok majelis ta’lim dalam penelitian ini di lihat dari keikut sertaan responden dalam kelompok majelis ta’lim, jumlah pertemuan (kajian) kelompok majelis ta’lim dalam satu bulan dan tanggapan responden tentang keberadaan kelompok majelis ta’lim tersebut apakah sudah aktif dan bermanfaat atau tidak. Tabel 15 menunjukkan bahwa kategori sedang menempati posisi tertinggi hal ini dikarenakan masih kurangnya pertemuan kelompok majelis ta’lim dan masih belum dirasakannya manfaat dari kelompok tersebut. Namun dilain pihak 9 orang atau 10,98% dari responden menganggap bahwa kelompok majelis ta’lim tersebut
48
sama sekali tidak aktif dan tidak bermanfaat. Tapi jika ada pertemuan anggota keompok majelis ta’lim ini fokus pada belajar mengaji dan sedikit siraman rohani. a. Peran Sosial Arisan Hasil penelitian di Kelurahan Bungkutoko Kecamatan abeli menunjukkan bahwa kategori sedang dan rendah tidak berbeda jauh masing-masing 42 orang atau 51,21% dan 48,79% sedangkan kategori tinggi tidak ada. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 16. Tabel 16. Peran Sosial Kelompok Arisan Kategori Tinggi (8 – 9) Sedang (5 – 7) Rendah (3 – 4) Total
Jumlah Responden (orang) 0 42 40 82
Persentase (%) 0,00 51,21 48,79 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2016.
Tabel 16 di atas menunjukkan bahwa peran sosial wanita dalam hal kelompok arisan di Kelurahan Bungkutoko Kecamatan Abeli terdapat 42 orang atau 51,21% yang berperan sedang dan 40 orang atau 48,79% yang berperan rendah. Peran wanita responden dalam hal kelompok arisan dalam penelitian ini dilihat dari jumlah lott atau pertemuan dalam kelompok arisan tersebut, jika responden memperoleh dana dari arisan digunakan untuk apakah dana tersebut serta alasan dan motivasi responden tergabung dalam kelompok arisan tersebut. Hasil penelitian bahwa wanita responden melakukan lott arisan satu kali dalam satu bulan, hasil dari arisan digunakan untuk menutupi keperluan rumah tangga dan motivasi responden utnuk mencari pengalaman organisasi dan hanya turut meramaikan saja sehingga pada Tabel 16 di atas wanita responden hanya berperan sedang dan rendah dikarenakan tidak ada kelompok arisan yang melakukan lott
49
dua atau tiga kali dalam satu bulan sehingga kategori tinggi dalam hal arisan tidak ada. b. Peran Sosial Dasawisma dan PKK Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran wanita di Kelurahan Bungkutoko Kecamatan Abeli dalam hal kelompok Dasawisma dan PKK berada pada kategori sedang atau yaitu 82 orang atau 100%, sedangkan kategori rendah dan tinggi tidak ada. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 17. Tabel 17. Peran Sosial Kelompok Dasawisma dan PKK Kategori Tinggi (8 – 9) Sedang (5 – 7) Rendah (3 – 4) Total
Jumlah Responden (orang) 0 82 0 82
Persentase (%) 0,00 100 0,00 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2016.
Tabel 17 di atas menunjukkan bahwa peran sosial wanita dalam hal kelompok Dasawisma dan PKK semua responden berada pada kategori sedang yaitu 82 orang atau 100%. Kelompok Dasawisma dan PKK ini dilihat dari pelaksanaan kagiatan, keikutsertaan responden setiap kegiatan yang di laksanakan dan tanggapan responden setelah mengikuti kelompok Dasawisma dan PKK tersebut apakah di rasa bermanfaat atau tidak. Pada Tabel 17 di atas 82 orang responden atau 100% pada kategori sedang, hal ini di sebabkan karena kelompok Dasawisma dan PKK masih jarang melaksanakan kegiatan, responden juga kadang ikut dan kadang juga tidak, karena pertimbangan bahwa banyaknya pekerjaan rumah yang harus dikerjakan, sehingga responden belum merasakan manfaat dari keberadaan kelompok Dasawisma dan PKK tersebut. Dalam
50
kelompok Dasawisma dan PKK di lokasi penelitian berada pada satu naungan yaitu ibu Lurah Kelurahan Bungklutoko Kecamatan Abeli. b.
Sektor Ekonomi a. Peran Ekonomi KUBE Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kategori sedang memiliki nilai
tertinggi yaitu 71 orang atau 86,59% di susul kategori rendah yaitun 8 orang atau 9,76% dan yang paling rendah adalah kategori tinggi yaitu 3 orang atau 3,65%. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat ada Tabel 18. Tabel 18. Peran Ekonomi KUBE Kategori Tinggi (8 – 9) Sedang (5 – 7) Rendah (3 – 4) Total
Jumlah Responden (orang) 3 71 8 82
Persentase (%) 3,65 86,59 9,76 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2016.
Tabel 18 di atas menunjukkan bahwa terdapat 3 orang responden atau 3,65% yang berperan tinggi dalam hal peran ekonomi Kelompok Usaha Bersama (KUBE), 71 orang atau 86,59% berperan sedang dan 8 orang atau 9,76% berperan rendah. Peran wanita responden dalam KUBE ini dilihat dari seberapa lama responden ikut serta dalam KUBE tersebut, berapa hasil yang diperoleh dari KUBE tersebut serta apakah KUBE ini sudah berdampak pada perekonomian keluarga atau belum. Pada lokasi peneliian KUBE yang ada adalah kelompok pembuatan kue, dan sistem yang diterapkan adalah bagi rata keuntungan kepada semua anggota KUBE sedangkan modal awal berasal dari pemerintah Kelurahan. Pada Tabel 18 di atas bahwa terdapat 3 orang atau 3,65% yang berperan tinggi hal
51
ini di lihat dari seberapa lama responden ikut dalam KUBE itu dan dikategorikan tinggi karena responden sudah ikut sekitar 3 tahun dan hasil dari KUBE ini sudah memberikan dampak bagi perekonomian keluarga. Sedangkan yang berperan sedang terdapat 71 orang atau 86,59% karena responden tergabung dalam KUBE tersebut sekitar 2 tahun dan hasil masih kadang memberi dampak pada perekonomian keluarga namun kadang juga tidak. Sedangkan yang berperan rendah yaitu 8 orang atau 9,76% karena responden baru mengikuti KUBE sekitar 1 tahun dan hasilnya belum dirasakan memberikan dampak pada perekonomian keluarga. b. Peran Ekonomi Menjadi Buruh Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 82 orang responden hanya 8 orang atau 9,74% yang bekerja sebagai buruh di perusahaan pengemasan kepiting. Sedangkan sisanya yaitu 74 orang atau 90,26% memilih untuk tidak bekerja sebagai buruh. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 19. Tabel 19. Peran Ekonomi Menjadi Buruh Kategori Tinggi (8 – 9) Sedang (5 – 7) Rendah (3 – 4) Total Total Responden
Jumlah Responden (orang) 0 4 4 8 82
Persentase (%) 0,00 4,87 4,87 9,74 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2016.
Tabel 19 di atas menunjukkan bahwa dari 82 orang responden hanya 8 orang atau 9,74% yang bekerja sebagai buruh dan terbagi atas dua kategori yaitu sedang 4 orang atau 4,87% dan rendah 4 orang atau 4,87%. Pengkategorian peran wanita responden dalam hal bekerja sebagai buruh dilihat dari jumlah hari kerja
52
responden dalam satu minggu, upah yang diperoleh responden dari bekerja sebagai buruh dan apakah upah tersebut sudah dapat menutupi kekurangan pemasukan suami. Dari 8 orang yang berkeja sebagai buruh terdapat 4 oarang atau 4,87% yang berperan sedang hal ini karena responden bekerja sebagai buruh 3 sampai 4 hari dalam satu minggu, sedangkan upah yang diperoleh yaitu berada pada kisaran Rp.500.000 – 1.000.000 tergantung volume kerja dan hasil ini kadang-kadang sudah mampu menutupi kekurangan pendapatan suami. Dan 4 orang atau 4,87% berada pada kategori rendah hal ini karena hari kerja responden hanya kurang dari 3 hari dalam satu minggu, upahnya pun di bawah Rp.500.000, sedangkan hasil ini tidak atau belum bisa menutupi kekurangan pemasukan suami. Dari 8 orang yang bekerja sebagai buruh terbagi atas dua tempat kerja yaitu di perusahaan perikanan samudra dan perusahaan pengemasan kepiting. c. Peran Ekonomi Menjadi Pegawai Swasta/Negeri Hasil penelitian ini menunjukkan dari total keseluruhan responden yaitu 82 orang hanya 2 orang atau 2,42% yang bekerja sebagai pegawai, sedangkan sisanya yaitu 80 orang atau 97,58% bukan sebagai pegawai. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 20. Tabel 20. Peran Ekonomi Menjadi Pegawai Swasta/Negeri Kategori Tinggi (8 – 9) Sedang (5 – 7) Rendah (3 – 4) Total Toral Responden
Jumlah Responden (orang) 1 1 0 2 82
Sumber: Data Primer Diolah, 2016.
Persentase (%) 1,21 1,21 0,00 2,42 100
53
Tabel 20 di atas menujukkan bahwa dari 82 orang responden hanya ada 2 orang atau 2,42 % yang menjadi pegawai yang terbagi atas 1 orang guru SD dan 1 orang staf di kantor Kelurahan. Pengkategorian pada Tabel 20 dilihat dari berapa lama responden menjadi pegawai, berapa gaji yang diperoleh dan alasan atau motivasi responden sehingga menjadi pegawai baik swasta maupun negeri. Dan pada Tabel 20 di atas manunjukkan bahwa terdapat 1 orang atau 1,21% yang berperan tinggi hal ini disebabkan karena responden manjadi pegawai sudah di atas 5 tahun, gajinya berada pada kisaran Rp.2.500.00,- dan motivasi responden ini yaitu menjalani karir. Sedangkan yang berperan sedang yaitu 1 orang atau 1,21% ini dikarenakan responden menjadi pagawai baru sekitar 2 sampai 5 tahun, gajinyapun hanya sekitar Rp.1.500.000,- dan motivasi adalah untuk membantu suami mencari nafkah. Pada Tabel 20 dapat dilihat bahwa 80 orang responden bukan sebagai pegawai namun hanya berstatus sebagai ibu rumah tangga dan ada yang bekerja sebagai buruh. Hal ini disebabkan karena latar belakang pendidikan responden didominasi Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Dasar (SD) hal ini sangat tidak memungkinkan seseorang untuk menjadi pegawai. Peran publik dalam penelitaian ini mencakup dua aspek yaitu sosial dan ekonomi. Yang termasuk dalam sosial yaitu majelis ta’lim, arisan, dasawisma dan PKK sedangkan yang termasuk dalam ekonomi yaitu KUBE, pekerja buruh, dan pegawai swasta/negeri. Untuk melihat dan mengetahui peran publik wanita responden maka ke enam item di atas
baik sosial maupun ekonomi akan
digabungkan dan di analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran wanita sektor publik didominasi kategori rendah yaitu 73 orang atau 89,02% disusul
54
kategori sedang yaitu 8 orang atau 9,76% dan yang paling rendah adalah kategori tinggi yaitu 1 orang atau 1,22%. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 21. Tabel 21. Peran Wanita Sektor Publik Kategori Tinggi (27 – 31) Sedang (23 – 26) Rendah (19 – 22) Total
Jumlah Responden (orang) 1 8 73 82
Persentase (%) 1,22 9,76 89,02 100
Sumber: Data Primer Diolah, 2016.
Tabel 21 di atas menunjukkan bahwa 73 orang atau 89,02% yang berperan rendah dalam hal peran publik hal ini disebabkan karena peran wanita responden pada umunya berperan rendah dari 6 item peran publik baik sosial maupun ekonomi. Hal ini disebabkan responden kesulitan untuk membagi waktu antara peran dalam rumah tangga dengan peran di luar. Namun di sisi lain ada 8 oarang atau 9,76% yang berperan sedang karena kategori sedang dari 6 item peran publik dan 1 orang atau 1,22% yang berperan tinggi hal ini dikarenakan responden adalah seorang guru jadi peran dalam hal menjadi pegawai itu tinggi.
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Peran wanita nelayan dalam pemenuhan kebutuhan hidup keluarga yaitu terdiri atas dua sektor yaitu sektor domestik dan publik, pada sektor domestik wanita memiliki peran sedang yaitu 50 orang atau 60,97% dari total responden dan pada sektor publik wanita memiliki peran rendah yaitu 73 orang atau 89,02% dari total responden.
B. Saran 1.
Kepada wanita nelayan sebaiknya tetap mempertahankan jika bisa ditingkatkan perannya di sektor domestik dan lebih ditingkatkan pada sektor publik. Dengan kata lain jangan ragu untuk ikut serta dalam kelompokkelompok sosial masyarakat.
2.
Kepada pemerintah khususnya Dinas Kelautan dan Perikanan serta Bidang Pemberdayaan
Masyarakat
agar
mengintensifkan
program-program
pemberdayaan masyarakat khususnya wanita yang dapat menunjang dan menambah pendapatan suami yang minim.
DAFTAR PUSTAKA Abdullah. 2003. Sangkaan Paran Gender. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Abdulsyani, 2007. Sosiologi, Skematika, Teori dan Terapan. PT. Bumi Aksara. Jakarta Anwar, 2007. Perubahan Sosial Melalui Pemebelajaran Vocational Skill Pada Keluarga Nelayan. Alfabeta. Bandung Asmadi, 2008. Kebutuhan manusia serta peranannya. Kanisius. Yogyakarta Badan Pusat Statistik. 2014. Kecamatan Abeli Dalam Angka. Deny, 2011. Pengertian Peran. http:www.pengertian-peran.com. diakses pada (senin, 18-januari-2016) Dinas Kelautan dan Perikanan, 2004. Informasi Kelautan Dan Perikanan, Jakarta Wahyuningtias, 2013. Memahami Kebutuhan Dasar Manusia. http:www.memahami-kebutuhan-dasar-manusia.com. diakses pada (sabtu, 21-november-2015) Friedman. 1998. Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik. Jakarta: EGC. Harahap. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Bandung : Balai Pustaka. Haryanto, 2010. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow. http:www.teori-hierarkikebutuhan-maslow.com. diakses pada (sabtu, 21-november-2015) Hidayat, 2000. Analisis Kebutuhan. http:www.analisis-kebutuhan.com diakses pada (sabtu, 21-november-2015) Ida rahmy, 2007. Konsep Peranan. Alfabeta. Bandung. Johanes D, 2006. Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Laut. Gadja mada university press. Yogyakarta Komarudin, 1994. Ensiklopedia Manajemen, Edisi Kedua, Bumi Aksara. Jakarta. Mugniesyah, S.S. 2006. Konsep dan Analisis Gender dalam Program Pembangunan. Pusat Studi Wanita. Lembaga Penelitian IPB. Bogor.
57
Mulyadi, 2003. Ekonomi Kelautan. Raja Grafindo Persada. Bandung Munawaroh, 2008. Wanita Tani Nelayan Di Kecamatan Kedung. Sinar Harapan. Jepara Nasrawati, 2008. Peranan Dan Kedudukan Manusia. Alfabeta. Bandung Potter, 2005. Kebutuhan Manusia. http:www. Kebutuhan manusia.com. Diakses pada (sabtu, 21-november-2015) Ramni, 2011. Peranan Penyuluh Pertanian Lapangan dalam Penerapan Teknologi Usahatani Lada Di Kecamatan Mowila Kabupaten Konawe Selatan. Skripsi fakultas pertanian Univeristas Halu Oleo. Rianse dan Abdi. 2012. Metode Penelitian Sosial Ekonomi (Teori dan Aplikasinya). Penerbit Alfabeta. Bandung Sajogyo, P, 1984. Partisipasi Wanita Dalam Perkembangan Masyarakat Desa. CV Rajawali. Jakarta Soekanto, S, 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali Press. Jakarta Sofyan. 2009. Sistem Informasi Geografis: Suatu Pengantar. Bogor: Staff Akademik Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UI. Sriyati, E. 2004. Ekologi Dan Potensi Sumberdaya Perikanan. Pusat Riset Perikanan Tangkap Lambata. Nusa Tenggara Timur. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Transito. Bandung Sugito, 2003. Kamus Pertanian Umum. Penebar swadaya. Jakarta Sutrisno. L, 2008. Kemiskinan Perempuan Dan Perberdayaan. Kanisius Yogyakarta Thoha. 1998. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta. Rajawali Press. Triyuniati, 2009. Wanita Dalam Kueluarga. http:www.perempuan-dalamkeluarga.com. diakses (sabtu,21-november 2015)
58
Lampiran 1. RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Desa Padaleu Kecamatan Lembo Kabupaten Konawe Utara, 20 November 1994. Penulis merupakan anak ke dua dari tiga orang bersaudara, dari pasangan Husin dan Hasanah. Jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh adalah di SDN 2 Padaleu pada tahun 2000 dan tamat tahun 2006, kemudian melanjutkan ke pendidikan menengah pertama di SMPN 1 Lembo pada tahun 2006 dan tamat 2009, kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Lembo pada tahun 2009 dan tamat tahun 2012. Setelah tamat SMA penulis diterima di perguruan tinggi di Universitas Halu Oleo (UHO) tahun 2012, di Fakultas Pertanian
Jurusan
Agribisnis
dengan
Masyarakat (PPM) melalui jalur SLMPTN.
minat
Penyuluhan
Pengembangan
Lampiran 2. Identitas Responden No Responden
Nama
Umur (tahun)
Tingkat Pendidikan
1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38.
2
3 29 31 40 45 50 47 51 32 30 33 35 42 30 43 41 56 37 39 46 48 52 49 55 33 48 43 31 32 35 30 37 41 40 30 45 28 42 40
4 SMA SMP SMP SD SD SD SD SMA SMP SMA SMP SMP SMA SD SD SD SMP SMP SD SD SD SMP SD SMA SD SD SMP SMP SMP SMP SMP SMP SMP SARJANA SD SMA SD SMA
Salfia Nurmiati Siti Murni Hamsidar Halwatia Nurhayati Ramlan Nursam Rabia Rosmiati Jaya Samsiar Suwarni Hunaeni Ramni Isnaeni Hakimah Rustina Harviana Salma Baco Weari Sumarni Rahmawati Fitria K Najima Nurhana Nimawati Marma Nurjannah Asmawati Zubaedah Tanti Saarti Ratnawati Muharamiah, A.Ma Marhumi Haerati Masnia Nur Haerati
Jumlah Tanggungan Keluarga 5 2 4 4 5 3 6 7 3 4 3 4 5 1 2 5 6 3 4 5 3 4 2 4 2 6 5 5 2 5 3 2 4 5 2 4 1 6 4
Lanjutan Lampiran 2.
39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82.
Siti Syahribanong Sri Wahyuningsih Wirdayanti Hasrina Nurhayati Warda Kartini Marni L Dawati Yusrika Eva Hasna Ayu Hasrani Nur Lisa Kartini Minahari Win Maktia Nurhayati Fatmawati Yuliana Salmia Yulianti Nurdiana Nurjannah Rahim Rani Sri Rahayu Nurlela Erni Umar Rusni Afrida Tambunan Musdafrida Hania Amir Safiah Tala Siti Naimang Wa Nati Parema Wa Sabia Wa Samu Misrawati Erna Wapure Herni Marwia
55 29 30 26 42 38 39 52 43 44 30 31 29 57 55 46 34 50 48 32 30 39 41 48 37 31 58 43 51 32 35 47 42 40 38 41 50 45 35 44 38 32 41 44
SD SMK SMP SMA SMA SMP SMP SD SD SMP SMA SMP SMA SD SD SMP SMA SD SMP SMP SMA SMP SD SD SMP SMA SMP SMP SMP SMA SMA SMP SMP SMP SMA SMP SD SMP SMA SMP SMA SMA SMP SD
8 4 7 3 2 5 3 6 5 2 1 4 1 5 6 3 4 5 4 3 2 3 4 5 2 1 4 3 5 2 2 6 5 6 2 3 4 4 3 5 3 2 5 3
Lampiran 3. Peran Wanita Sektor Domestik
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
Nama Salfia Nurmiati Siti Murni Hamsidar Halwatia Nurhayati Ramlan Nursam Rabia Rosmiati Jaya Samsiar Suwarni Hunaeni Ramni Isnaeni Hakimah Rustina Harviana Salma Baco Weari Sumarni Rahmawati Fitria K Najima Nurhana Nimawati Marma Nurjannah Asmawati Zubaedah Tanti Saarti Ratnawati Muharamiah, A.Ma Marhumi Haerati Masnia Nur Haerati Siti Syahribanong Sri Wahyuningsih Wirdayanti Hasrina Nurhayati
A 7 7 7 6 6 7 7 6 7 6 6 7 7 7 6 6 6 7 7 6 7 7 6 6 7 6 7 7 6 7 6 7 7 6 6 7 6 6 6 6 6 6 7
B 8 7 7 5 6 7 5 6 8 5 6 8 6 5 7 6 5 5 5 6 6 7 8 7 6 7 8 8 5 7 8 6 6 8 6 5 6 7 5 5 6 6 5
C 5 4 5 3 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 3 5 5 4 6 3 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 3 4 4
D 5 3 5 4 4 5 3 6 4 4 4 3 3 4 5 3 3 4 4 4 4 4 3 5 4 4 3 4 4 4 4 5 6 4 4 5 2 5 4 4 4 4 2
E 6 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 4 5 6 6 5 4 4 4 5 5 4
Total 31 26 29 23 26 28 24 27 29 24 25 27 25 25 27 25 23 26 26 25 26 27 27 28 25 27 28 28 26 26 27 29 27 27 26 28 24 26 24 23 24 25 22
Lanjutan Lampiran 3.
44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 Ket:
Warda 6 5 Kartini 6 6 Marni L 6 6 Dawati 7 8 Yusrika 7 8 Eva 6 7 Hasna 6 8 Ayu Hasrani 7 7 Nur Lisa 7 6 Kartini 6 6 Minahari 7 6 Win 6 7 Maktia 6 8 Nurhayati 7 5 Fatmawati 7 6 Yuliana 6 4 Salmia 6 5 Yulianti 6 5 Nurdiana 6 6 Nurjannah Rahim 6 8 Rani 7 8 Sri Rahayu 6 5 Nurlela 6 6 Erni Umar 6 5 Rusni 6 6 Afrida Tambunan 7 8 Musdafrida 6 6 Hania Amir 6 5 Safiah Tala 7 5 Siti Naimang 6 6 Wa Nati 7 6 Parema 6 7 Wa Sabia 7 6 Wa Samu 7 6 Misrawati 6 5 Erna 6 6 Wapure 6 7 Herni 7 8 Marwia 7 6 A = Memasak B = Mencuci Pakaian C = Membersihkan dan Merapikan Rumah D = Mengurus Anak E = Membantu Suami
5 6 5 4 5 3 4 6 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 3 5 4 4 5 4 6 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 6
4 4 4 6 4 4 4 4 3 3 5 3 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 3 5 4 4 5 4 4 4
4 4 4 6 5 4 5 4 4 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4
24 26 25 31 29 24 27 28 25 23 25 25 28 25 27 23 24 24 27 25 28 23 25 25 26 29 25 25 26 26 25 25 27 26 23 26 26 27 27
I = J/K Tinggi (28 – 31) = 15 = 31 – 22 + 1/3 Sedang (25 – 27) = 50 = 3,33 Rendah (22 – 24)= 17
Lampiran 4. Peran Wanita Sektor Publik
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
Nama Salfia Nurmiati Siti Murni Hamsidar Halwatia Nurhayati Ramlan Nursam Rabia Rosmiati Jaya Samsiar Suwarni Hunaeni Ramni Isnaeni Hakimah Rustina Harviana Salma Baco Weari Sumarni Rahmawati Fitria K Najima Nurhana Nimawati Marma Nurjannah Asmawati Zubaedah Tanti Saarti Ratnawati Muharamiah, A.Ma Marhumi Haerati Masnia Nur Haerati Siti Syahribanong Sri Wahyuningsih Wirdayanti Hasrina
A 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 6 4 5 5 4 5 5 5 5
B 5 4 5 4 4 5 3 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 3 5 5 4 4 4 5 5 5 3 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5
C 6 6 6 6 6 5 6 6 5 6 6 6 6 6 5 5 6 6 6 6 5 6 6 6 6 5 5 6 6 6 6 5 6 6 6 6 5 6 6 6 5 6
D 5 6 5 5 7 5 5 4 6 5 5 5 5 6 7 6 5 5 4 5 5 5 6 6 5 5 6 5 6 4 5 5 5 6 4 5 5 5 5 5 4 5
E 5
F
4
4
5 9 4
TOTAL 26 21 21 19 22 20 19 20 21 21 20 20 21 21 26 19 21 20 20 19 19 21 20 26 21 19 20 19 22 20 21 23 21 31 22 21 20 19 21 21 19 21
Lanjutan Lampiran 4.
43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 Ket
Nurhayati 5 Warda 5 Kartini 5 Marni L 5 Dawati 5 Yusrika 5 Eva 4 Hasna 5 Ayu Hasrani 5 Nur Lisa 5 Kartini 5 Minahari 5 Win 5 Maktia 5 Nurhayati 5 Fatmawati 4 Yuliana 5 Salmia 5 Yulianti 5 Nurdiana 5 Nurjannah Rahim 5 Rani 5 Sri Rahayu 5 Nurlela 5 Erni Umar 5 Rusni 5 Afrida Tambunan 5 Musdafrida 5 Hania Amir 5 Safiah Tala 5 Siti Naimang 5 Wa Nati 5 Parema 5 Wa Sabia 5 Wa Samu 5 Misrawati 4 Erna 5 Wapure 5 Herni 5 Marwia 5 A = Majelis Ta’lim B = Arisan C = Dasawisma dan PKK D = KUBE E = Buruh F = Pegawai Swasta/Negeri
4 4 4 3 5 5 5 4 4 5 3 4 4 5 5 6 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4
6 6 6 6 5 6 6 6 5 6 5 6 5 6 6 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6
4 6 5 7 6 6 5 6 6 6 6 6 6 5 6 5 6 5 5 4 6 5 6 6 5 5 5 6 5 6 5 5 5 6 6 5 5 5 6 4
5
4
6
5
19 21 20 21 26 22 20 21 20 26 19 21 20 21 22 20 22 21 21 20 21 20 22 21 20 20 25 22 21 22 20 20 20 22 21 25 21 21 21 19
I = J/K TIinggi (27 – 31) = 1 = 31 – 19 + 1/3 Sedang (23 – 26) = 8 = 4,3 Rendah (19 – 22) = 73
Lampiran 5. Kuisioner Penelitian KUISIONER PENELITIAN PERAN WANITA NELAYAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP KELUARGA DI KELURAHAN BUNGKUTOKO KECAMATAN ABELI KOTA KENDARI Nama responden : Umur
:
Pendidikan terakhir
:
Jumlah tanggungan keluarga
:
PERAN WANITA A. Sektor Domestik a. Memasak 1. Dalam satu bulan, berapa kali ibu memasak untuk suami dan anakanak ibu? a. Setiap hari b. 10 – 19 kali c. < 10 kali 2. Dalam sehari, berapa kali ibu memasak? a. 3 kali b. 2 kali c. 1 kali 3. Pernakah suami ibu membantu ibu memasak? a. Tidak b. Kadang-kadang c. Ya b. Mencuci Pakaian 1. Berapa kali ibu mencuci pakaian anggota keluarga ibu dalam satu minggu? a. 3 b. 2 c. 1 2. Jika ibu mau mencuci, apakah ibu mengangkut air terlebih dahulu? a. Ya
Lanjutan Lampiran 5. b. Kadang-kadang c. Tidak 3. Setiap kali ibu mencuci, pakaian siapa saja yang ibu cuci? a. Semua anggota keluarga b. Suami dan anak c. Pakaian sendiri c. Membersihkan dan merapikan rumah 1.
2.
3.
Dalam satu hari berapa kali ibu menyapu di dalam dan di luar rumah? a. 3 kali b. 2 kali c. 1 kali Dalam satu hari berapa kali ibu mengepel dalam rumah? a. 3 kali b. 2 kali c. 1 kali Apakah suami ibu pernah melakukan kegiatan membersihkan dan merapikan rumah? a. Tidak b. Kadang-kadang c. Ya
d. Mengurus Anak 1. Sebelum anak ibu berangkat ke sekolah, apakah ibu menyiapkan pakaiannya? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 2. Apakah ibu sering atau pernah mengantar dan menjemput anak ibu dari sekolah? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 3. Jika ya, berapa kali ibu melakukan kegiatan tersebut dalam satu minggu? a. Setiap hari b. 4 – 6 kali c. < 4 kali
Lanjutan Lampiran 5. e. Membantu Suami 1. setiap suami ibu pergi ke tempat kerja apakah ibu pernah mengantar ke tempat kerja? a. Ya b. kadang-kadang c. Tidak 2. Apakah ibu pernah ikut membantu suami bekerja di luar? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 3. Apakah ibu pernah memberi masukan kepada suami tentang pekerjaan yang akan di laksanakannya? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak B. Peran Publik I. Sosial a. Majelis Ta’lim 1. Apakah ibu tergabung dalam kelompok majelis ta’lim? a. Ya b. Tidak 2. Dalam satu bulan, berapa kali kelompok majelis ta’lim ibu melakukan pertemuan (kajian)? a. 3 b. 2 c. 1 3. Menurut pendapat ibu, bagaimana keberadaan kelomok majelis ta’lim yang ibu ikuti? a. Bermanfaat dan aktif b. Kurang bermanfaat dan kurang aktif c. Belum aktif dan tidak aktif b. Arisan 1. Perapa kali ibu mengikuti kelompok arisan dalam satu bulan? a. 3 b. 2 c. 1
Lanjutan Lampiran 5. 2. dari hasil arisan ibu, di gunakan untuk apa? a. Belanja keperluan rumah tangga b. Menutupi jajan anak c. Tabungan keluarga 3. Apakah alasan ibu sehingga ibu harus ikut dalamkelompok arisan tersebut? a. memperluas pergaulan b. mencari pengalaman organisasi c. turut meramaikan saja c. Dasawisma dan PKK 1. apakah anda kegiatan rutin kelompok dasawisma dan PKK tersebut? a. ya b. kadang-kadang c. tidak 2. Aakah ibu selalu ikut pertemuan dasawisma dan PKK setiap kali kelompok yang ibu ikuti melakukan pertemuan? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak 3. Setelah ikut kelompok dasawisma dan PKK bagaimana tanggapan ibu? a. sangat bermanfaat b. kurang bermanfaat c. tidak bermanfaat II. Ekonomi a. Kube 1. Sudah berapa lamakah ibu tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUBE)? a. 3 tahun b. 2 tahun c. 1 tahun 2. Berapakah pendapatan yang ibu peroleh dari KUBE tersebut? a. > Rp. 1.000.000 b. RP. 500.000 – 1.000.000 c. < Rp. 500.000
Lanjutan Lampiran 5. 3. Apakah Kube yang ibu ikuti sudah memberi manfaat atau dampak bagi perekonomian keluarga ibu? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak b. Buruh 1. Setia satu minggu berapa kali ibu pergi kerja sebagai buruh? a. Setiap hari b. 3 – 4 hari c. < 3 hari 2. Berapakah upah yang ibu peroleh dari bekerja sebagai buruh? a. > Rp. 1.000.000 b. Rp. 500.000 – 1.000.000 c. Rp. 500.000 3. Apakah upah yang ibu peroleh dari bekerja sebagai buruh dapat menutupi kekurangan pemasukan suami? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak c. Pegawai Swasta/Pns 1. Sudah berapa lama ibu menjadi pegawai (swasta/negeri)? a. > 5 tahun b. 2 – 5 tahun c. < 2 tahun 2. Berapa upah yang ibu terima dari menjadi pegawai (swasta/negeri)? a. > Rp. 2.500.000 b. Rp. 1.500.000 – 2.500.000 c. < Rp. 1.500.000 3. Apakah motivasi ibu sehingga bekerja sebagai pegawai swasta/negeri? a. Mejalani karir b. Membantu suami mencari nafkah c. Mencukupi kebutuhan rumah tangga.
Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian
Dokumentasi penelitian
Lanjutan Lampiran 6.