PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI LINGKUNGAN PERMUKIMAN DI KELURAHAN ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG
SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Niken Luluk Cahyani NIM 3201408065
JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Unnes pada : Hari
: Rabu
Tanggal
: 27 Februari 2013
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Moch. Arifien, M.Si NIP. 19550826 198303 1 003
Drs. Saptono Putro, M.Si NIP. 19620928 199003 1 002
Mengetahui Ketua Jurusan Geografi
Drs. Apik Budi Santoso, M.Si NIP. 19620904 198901 1 001
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada : Hari
: Jum’at
Tanggal
: 8 Maret 2013
Penguji Utama
Dra. Erni Suharini, M.Si NIP.196111061988032002
Anggota I
Anggota II
Drs. Moch. Arifien, M.Si NIP. 19550826 198303 1 003
Drs. Saptono Putro, M.Si NIP. 19620928 199003 1 002
Mengetahui Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Dr. Subagyo, M.Pd NIP. 19510808 198003 1 003
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang,
Niken Luluk Cahyani NIM. 3201408065
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO 1. Fabiayyiaalaa irobbikumaatukaddibaan…Nikmat Allah yang mana lagi yang akan kau dustakan (Q.S Arrahman). 2. Jangan pernah berkata aku tidak bisa, namun selalu berkata aku bisa dalam menghadapi segala macam cobaan di hidup ini (Niken Luluk Cahyani)
PERSEMBAHAN Tanpa mengurangi sedikitpun rasa syukur terhadap ALLAH SWT, skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1. Jagoan Kecilku, Muhammad Fathan Alfarezi sebagai penyemangatku. 2. Pemimpin Keluarga Kecilku, Masrochin yang selalu mendukungku. 3. Bapak dan Ibu tercinta,
Bapak Warsono dan Ibu Istriani yang selalu
membimbingku dan tak pernah melewatkan waktunya untuk mendo’akanku. 4. Adikku Izfa’ Habibi.
v
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas segala berkah, rahmat, dan ridha_Nya akhirnya penulis dapat menyelasaikan penyusunan Skripsi dengan judul “Partisipasi Kepala Keluarga dalam Perbaikan Sanitasi Lingkungan Permukiman Di Kelurahan Rowosari Kecanatan Tembalang Kota Semarang”. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis ucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat : 1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmojdo., Rektor Universitas Negeri Semarang atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya untuk menjadi mahasiswa UNNES. 2. Dr. Subagyo, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial UNNES, terimakasih atas ijin penelitian yang bapak berikan. 3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si., Ketua Jurusan Geografi atas segala bimbingan dan arahan selama menjadi mahasiswa Geografi, 4. Drs. Moch. Arifien, M.Si., Pembimbing I atas segala arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Drs. Saptono Putro, M.Si., Pembimbing II atas segala arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Dra. Erni Suharini, M.Si., yang telah menguji dan memberi saran membangun.
vi
7. Dr. Juhadi, M. Si., atas pengarahan yang diberikan sebagai dosen wali dari awal sampai akhir 8. Para Dosen dan karyawan Jurusan Geografi atas ilmu yang telah diberikan selama menempuh studi serta bantuan dan motivasinya. 9. Lurah dan seluruh keluarga besar Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang yang telah membantu dalam penelitian ini. 10. Keluarga besarku, atas segala limpahan doa dan kasih sayangnya 11. Keluarga besar Jurusan Geografi, Pend. Geografi 2008 Terima kasih untuk semua yang sangat indah. 12. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga bantuan dan bimbingan yang telah diberikan menjadi amal kebaikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan guna kelengkapan dan kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan berguna bagi pembaca pada umumnya.
Semarang, 8 Maret 2013
Penulis
vii
SARI
Cahyani, Niken Luluk. 2013. Partisipasi Kepala Keluarga dalam Perbaikan Sanitasi Lingkungan Permukiman di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Skripsi, Jurusan Geografi, FIS UNNES. Pembimbing I. Drs. Moch. Arifien, M.Si. Pembimbing II. Drs. Saptono Putro, M. Si. 125 halaman. Kata Kunci : Partisipasi, Kepala Keluarga, Perbaikan, Sanitasi Kelurahan Rowosari merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Masalah yang dihadapi oleh masyarakat di Kelurahan Rowosari adalah buruknya sanitasi di lingkungan permukiman mereka, salah satu masalah sanitasi yang dihadapi oleh masyarakat adalah susahnya memperoleh air bersih untuk memenuhi kebutuhan MCK sehari – hari, akhirnya banyak masyarakat yang menggunakan air sungai untuk memenuhi kebutuhannya. Karena buruknya sanitasi yang ada akhirnya pihak kelurahan mengadakan program perbaikan sanitasi lingkungn permukiman, untuk memperbaiki sanitasi yang ada di Kelurahan Rowosari. Tujuan penelitian ini: (1) mengetahui tingkat partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di Kelurahan Rowosari, (2) mengetahui faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi antar kepala keluarga terhadap perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di Kelurahan Rowosari. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga yang tinggal di Kelurahan Rowosari yaitu 2666 KK. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Stratified Random Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dari setiap jenjang, populasi memiliki kesempatan menjadi responden dengan jumlah sampel 96 KK. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket, observasi, dokumentasi dan wawancara sedangkan alat pengumpul data yang digunakan adalah angket yang berisi mengenai tingkat partisipasi, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan angket tingkat kesadaran. Sedangkan tekhnik analisis data yang digunakan adalah deskriptif presentase dan analisis regresi ganda. Hasil penelitian dengan menggunakan deskriptif prosentase didapat tingkat partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di Kelurahan Rowosari sebesar 69,00% dengan kriteria tinggi, Ada dua faktor yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi antar kepala keluarga dengan F hitung 4,389 dan taraf signifikasi sebesar 0,015 < dari 0,05 yang artina perbedaan tingkat partisipasi antar kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di viii
Kelurahan Rowosari dipengaruhi oleh tingkat pendidikan kepala keluarga dan tingkat kesadaran kepala keluarga dalam mewujudkan sanitasi yang baik. Besarnya pengaruh tingkat pendidikan dan kesadaran kepala keluarga terhadap perbedaan tingkat partisipasi kepala keluarga di Kelurahan Rowosari sebesar 60,7% sedangkan sisanya 39,3% di pengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Dari hasil penelitian saran untuk warga di Kelurahan Rowosari adalah kepala keluarga hendaknya lebih meningkatkan partisipasi dalam mewujudkan sanitasi yang baik dan perlu adanya sosialisasi, koordinasi serta mengupayakan kegiatan yang berkaitan dengan perbaikan sanitasi lingkungan permukiman. Perlu adanya usaha peningkatan kesadaran kepala keluarga agar tingkat partisipasinya semakin tinggi. Kemudian memngutamakan menempuh pendidikan formal yang tinggi untuk masyarakat, serta perlu adanya pembinaan pendidikan kelingkungan di berbagai jenjang pendidikan untuk instansi pendidikan terkait. Sebab tingkat pendidikan dan kesadaran kepala keluarga merupakan faktor yang berpengaruh besar dalam partisipasi perbaikan santasi lingkungan permukiman.
ix
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................
ii
PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................
iii
PERNYATAAN ..............................................................................................
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN .....................................................................
v
PRAKATA .......................................................................................................
vi
SARI ................................................................................................................
viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ................................................................................
4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................
5
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................
5
E. Penegasan Istilah ..................................................................................
6
BAB II
LANDASAN TEORI.
A. Partisipasi .............................................................................................
10
B. Kepala Keluarga ...................................................................................
14
C. Sanitasi Lingkungan .............................................................................
16
D. Lingkungan Permukiman .....................................................................
29
E. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Partisipasi.....................
33
F. Kerangka Berfikir ................................................................................
38
x
G. Hipotesis ..............................................................................................
BAB III
39
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ...............................................................
40
B. Populasi ................................................................................................
40
C. Sampel dan Teknik Sampling ..............................................................
40
D. Variabel ................................................................................................
44
E. Metode Pengumpulan Data ..................................................................
46
F. Validitas dan Reliabilitas .....................................................................
47
G. Analisis Data ........................................................................................
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ...................................................
55
1. Lokasi Penelitian ............................................................................
55
2. Tata Guna Lahan ............................................................................
57
3. Kondisi Ekonomi ...........................................................................
59
4. Kondisi Sosial ................................................................................
61
5. Sarana Pemerintah..........................................................................
63
6. Gambar Pelaksanaan Program Perbaikan Sanitasi Lingkungan Permukiman di Kelurahan Rowosari .............................................
64
B. Hasil Penelitian ....................................................................................
71
1. Partisipasi Kepala Keluarga dalam Perbaikan Sanitasi Lingkungan Permukiman ...................................................................................
71
a. Sosialisasi dan Pembinaan .......................................................
72
b. Pelaksanaan ..............................................................................
74
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Tingkat Partisipasi antar Kepala Keluarga ............................................................................
76
a. Tingkat Pendidikan ..................................................................
76
b. Tingkat Kesadaran ...................................................................
77
c. Tingkat Pengetahuan ................................................................
78
xi
C. Pembahasan.......................................................................................... BAB V
90
PENUTUP
A. Simpulan ..............................................................................................
97
B. Saran ...................................................................................................
98
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
99
LAMPIRAN .....................................................................................................
102
xii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1 Tipe Permukiman .......................................................................................
30
3.1 Teknik Pengambilan Sampel .....................................................................
42
3.2 Validitas Soal ................................................................................................
48
3.3 Perhitungan Deskriptif Prosentase ...............................................................
52
4.1 Jumlah RT dan RW di Kelurahan Rowosari .................................................
57
4.2 Luas dan Penggunaan Lahan di Kelurahan Rowosari ..................................
59
4.3 Mata Pencaharian Penduduk di Kelurahan Rowosari ...................................
60
4.4 Komposisi Penduduk Kelurahan Rowosari Berdasarkan Kelompok Umur .
61
4.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...............................
62
4.6 Jumlah Sarana Pendidikan di Kelurahan Rowosari ......................................
63
4.7 Jumlah Sarana Kesehatan di Kelurahan Rowosari .......................................
64
4.8 Distribusi Variabel Tingkat Partisipasi Kepala Keluarga ............................
72
4.9 Distribusi Tingkat Partisipasi Kepala Keluarga dalam Sosialisasi dan Pembinaan Program Perbaikan Sanitasi Lingkungan Permukiman ................................
74
4.10 Distribusi Tingkat Partisipasi Kepala Keluarga dalam Pelaksanaan Program Perbaikan Sanitasi Lingkungan Permukiman..............................................
75
4.11 Distribusi Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga di Kelurahan Rowosari ..
76
xiii
4.12 Distribusi Tingkat Kesadaran Kepala Keluarga dalam Mewujudkan Sanitasi Lingkungan yang Baik ................................................................................
78
4.13 Pengetahuan Tentang Pengelolaan Air Bersih ............................................
79
4.14 Pengetahuan Tentang MCK ........................................................................
80
4.15 Pengetahuan Tentang Pengelolaan Sampah ................................................
81
4.16 Pengetahuan Tentang Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga ................
82
4.17 Pengetahuan Tentang Pengelolaan Saluran Drainase .................................
83
4.18 Uji Normalitas Variabel Tingkat Partisipasi Kepala Keluarga ...................
84
4.19 Uji Normalitas Variabel Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga..................
84
4.20 Uji Normalitas Variabel Tingkat Kesadaran Kepala Keluarga ...................
85
4.21 Analisis Regresi Linier Berganda ...............................................................
86
4.22 Hasil Analisis Uji F .....................................................................................
88
4.23 Koefisien Diterminasi .................................................................................
89
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Kerangka Berfikir ...................................................................................... 38 4.1 Peta Administrasi Kelurahan Rowosari ..................................................... 56 4.2 Peta Penggunaan Lahan Kelurahan Rowosari ........................................... 58 4.3 Sosialisasi Program Perbaikan Sanitasi Pada Forum PKK se-Kelurahan Rowosari .......................................................................................................................... 65 4.4 Warga RW VIII Mencuci Baju di Sungai .................................................. 67 4.5 Pembuatan Sumur Artesis di RW I ............................................................ 67 4.6 MCK Umum di RW VIII ........................................................................... 68 4.7 Tempat Sampah di RW VI ......................................................................... 69 4.8 Saluran Pembuangan Limbah Rumah Tangga ........................................... 70 4.9 Bak Kontrol Limbah di Rumah Warga RW VIII ....................................... 70 4.10 Pembuatan Saluran Drinase Secara Gotong Royong ............................... 71 4.11 Peta Perbaikan Sanitasi Kelurahan Rowosari .......................................... 93
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian....................................................................
103
2. Instrument Penelitian .................................................................................
104
3. Lembar Angket Penelitian .........................................................................
105
4. Panduan Observasi .....................................................................................
114
5. Skor Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ................................
115
6. Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Penelitian ...............................
116
7. Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ...........................
117
8. Table Skor Angket penelitian ....................................................................
118
9. Tabel Skor Tingkat Pengetahuan ...............................................................
123
10. Daftar Responden.......................................................................................
128
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kondisi sanitasi di Indonesia saat ini masih banyak kekurangan sehingga diperlukan perbaikan. Upaya perbaikan yang dilakukan oleh pemerintah saat ini dengan memberdayakan masyarakat dalam bidang penyediaan air bersih dan sanitasi dasar. Proyek tersebut bertujuan meningkatkan derajat kesehatan, produktivitas, dan kualitas hidup masyarakat di pedesaan, sebagai bagian dari program Lingkungan Sehat. Program Lingkungan Sehat ini juga terkait dengan komitmen global dalam mewujudkan Millenium Development Goals (MDGs) bidang lingkungan sehat. Target dari MDGs sendiri adalah mengurangi proporsi penduduk yang tidak memiliki akses terhadap air bersih dan sanitasi dasar pada tahun 2015. Hasil penelitian menunjukan hanya 45% penduduk Indonesia yang memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi. Artinya, lebih dari 100 juta penduduk tidak memiliki akses tersebut. Sementara itu, dalam 30 tahun terakhir, pemerintah Indonesia hanya mengeluarkan dana sekitar 820 juta dolar AS untuk sanitasi. Angka tersebut setara dengan Rp 200,00 per orang setiap tahun. Suatu angka yang
1
2
jauh dari ideal yang diperlukan yaitu sebesar Rp 47.000,00 per orang setiap tahun (Winarsih 2008:1-2). Sanitasi menjadi salah satu potret pemerintah dalam memberikan perhatian kepada warga miskin. Sanitasi yang terdiri dari sub sektor MCK, sampah rumah tangga (limbah padat dan limbah cair), drainase dan ketersediaan air bersih yang berkaitan langsung dengan derajat kesehatan masyarakat. Masyarakat yang mampu secara ekonomi umumnya dapat mengakses sanitasi dengan baik, sehingga kondisi kesehatannya baik. Namun pada masyarakat miskin, umumnya kurang atau bahkan tidak mampu mengakses sanitasi. Akibatnya, derajat kesehatan yang buruk menjadi cerita sehari-hari masyarakat miskin. Sanitasi di Kota Semarang saat ini tampak bahwa perbaikan sanitasi juga sangat perlu dilakukan. Salah satunya di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang yang berada di bantaran Sungai Babon dengan luas wilayah 8,70 km² dan jumlah penduduk mencapai 11.294 jiwa (Data Monografi kelurahan Rowosari tahun 2012), dengan kepadatan penduduk mencapai 1.298 jiwa/ km². Tingginya kepadatan penduduk tidak sebanding dengan lahan yang tersedia untuk permukiman, yang mengakibatkan ketidakteraturan dalam penataan tempat tinggal dan penyediaan sarana dan prasarana permukiman. Menurut Budiharjo dalam Juliany (2010:15), padatnya penduduk di kota akan mengakibatkan semakin kurang memadainya sarana dan prasarana permukiman. Begitu juga yang terjadi di Kelurahan Rowosari, kondisi tempat tinggal yang buruk, menurunnya kualitas infrastruktur jalan, buruknya drainase
3
akibat genangan air hujan, serta buruknya pengelolaan sektor sampah (limbah padat dan limbah cair). Kurangnya pengelolaan dan pemeliharaan terhadap infrastruktur yang terbangun memperburuk kondisi yang sudah ada. Problematika yang dihadapi kepala keluarga di Kelurahan Rowosari umumnya adalah masalah banyaknya timbunan sampah rumah tangga, masih ada masyarakat yang melakukan kebiasaan buang air besar di sungai dan menggunakan air sungai untuk kebutuhan rumah tangga, karena tidak tersedianya sarana dan prasarana sanitasi lingkungan yang layak, yang berpotensi sebagai penyebab penyebaran wabah penyakit. Dibuktikan dengan tingginya angka penderita penyakit diare, disentri dan infeksi penyakit usus lainnya sebesar 2.512 jiwa di Kecamatan Tembalang (Tim Pokja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan ,2010) dan hampir 20% penderita adalah penduduk yang tinggal di bantaran Sungai Babon termasuk Kelurahan Rowosari, hal ini mengindikasikan buruknya sanitasi lingkungan yang ada. Sanitasi lingkungan diartikan sebagai cara untuk menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, yaitu tanah, air, dan udara (Winarsih,2008:1). Sedangkan menurut Tim Pokja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Kota Semarang (2010), sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup penyediaan air bersih, MCK, pengelolaan air limbah rumah tangga, pengelolaan sampahan, dan drainase. Pemerintah Kota Semarang sudah berusaha untuk memperbaiki kondisi ini melalui program–program perbaikan sanitasi lingkungan permukiman dengan
4
konsep pemberdayaan masyarakat, program ini melibatkan peran serta kepala keluarga dan perangkat desa lainnya yang dimulai dari tahap perencanaan sampai pelaksanaan. Diharapkan dengan adanya partisipasi kepala keluarga dan perangkat desa tersebut timbul rasa memiliki terhadap hasil-hasil pembangunan sehingga keberlanjutan dari program dapat tercapai. Namun hal ini tak akan berhasil tanpa adanya partisipasi masyarakat itu sendiri. Menurut Rohman Ainur (2009:49) tingkat partisipasi seseorang atau sekelompok dalam suatu program dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : tingkat pendidikan, pengetahuan, kesadaran jenis pekerjaan, agama, keadaan sosial budaya, penghasilan dan lain sebagainya. Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut di atas kiranya menjadi dasar bagi penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai “Partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang.”
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah tingkat partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang?
5
2. Faktor – faktor apa sajakah yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi antar kepala keluarga terhadap perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang ? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui tingkat partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang. 2. Untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi antar kepala keluarga terhadap perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang (faktor – faktornya meliputi tingkat pendidikan dan kesadaran kepala keluarga).
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat, baik manfaat teoritis maupun praktis, manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian antara lain: 1. Secara teoritis, a. Bagi Peneliti Dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman.
6
b. Bagi Mahasiswa Dapat dijadikan bahan referensi bagi mahasiswa yang ingin mengetahui bentuk partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman. 2. Secara praktis, Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan bagi penduduk setempat dan pemerintah Kota Semarang dalam membuat kebijakan terkait dengan perbaikan sanitasi lingkungan permukiman.
E. Penegasan Istilah Berkaitan dengan judul di atas, maka untuk menghindari agar permasalahan yang dimaksud tidak menyimpang dari tujuan semula dan agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran serta untuk memudahkan pembaca dalam memahami serta mendapatkan gambaran dari objek penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan sebagai berikut : 1. Partisipasi Partisipasi adalah masyarakat berperan secara aktif dalam proses atau alur terhadap program dan pengawasannya, mulai dari tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian kegiatan dengan sumbangan tenaga, pikiran, atau dalam bentuk materiil (Mardikanto,2003:6). Partisipasi disini dibagi menjadi beberapa bagian yaitu partisipasi dalam tahap
7
sosialisasi, tahap pelaksanaan, serta partisipasi dalam tahap evaluasi dalam mendukung perbaikan sanitasi lingkungan permukiman. 2. Kepala keluarga Kepala keluarga adalah seseorang yang memimpin suatu keluarga (dalam hal ini yang bertanggungjawab), biasanya bapak, namun tidak menutup kemungkinan anggota keluarga lain menjadi kepala keluarga (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 2010). Dalam penelitian ini yang dimaksud kepala keluarga adalah kepala keluarga yang bermukim di Kelurahan Rowosari. 3. Perbaikan Perbaikan
adalah
suatu
upaya
untuk
meningkatkan,
mengembangkan, memperluas atau menghentikan suatu kegiatan yang dilaksanakan agar mencapai sasaran yang sesuai dengan tujuan yang tetapkan (Nurdin,2010:3). 4. Sanitasi Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk
menjamin
terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan (Winarsih 2008:1). Sanitasi disini adalah pengelolaan air bersih, pengelolaan MCK , pengelolaan sampah keluarga, dan drainase untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan masyarakat di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang.
8
5. Lingkungan Lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya (UU Lingkungan Hidup No.23 tahun 1997). Lingkungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lingkungan fisik atau lingkungan sekitar permukiman di Kelurahan Rowosari
Kecamatan
Tembalang Kota Semarang. 6. Permukiman Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat
kegiatan
yang
mendukung
perikehidupan
dan
penghidupan
penghidupan (UU Perumahan dan Permukiman No.4 tahun 1992). Yang dimaksud permukiman dalam penelitian ini adalah lingkungan tempat tinggal yang mendukung perikehidupan dan penghidupan masyarakat di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang. 7. Faktor –faktor yang berpengaruh terhadap perbedaan tingkat partisipasi Tingkat pasrtisipasi seseorang dalam palaksanaan suatu program dipengaruhi
oleh
beberapa
faktor
antara
lain:
tingkat
pendidikan,
pengetahuan, kesadaran, usia, agama, jenis kelamin, penghasilah, dan lain
9
sebagainya. Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan mengambil tiga faktor yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi
antar kepala keluarga
dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman yaitu: a. Tingkat pendidikan Tingkat
pendidikan
adalah
tinggi
rendahnya
pendidikan
seseorang baik secara formal, nonformal maupun informal. tingkat pendidikan dalam penelitian ini akan lebih fokus pada pendidikan formal terahir kepala kelarga (KK), pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi (UU Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003), pada penelitian ini tingkat pendidikan diukur berdasarkan ijazah pendidikan formal terahir kepala keluarga di Kelurahan Rowosari. b. Tingkat Kesadaran Tingkat kesadaran adalah tingkat pemahaman atau pengetahuan seseorang tentang dirinya dan keberadaan dirinya. Kesadaran merupakan unsur dalam manusia dalam memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap realitas (Halawa dalam Santoso 2010:11). Kesadaran dalam penelitian ini adalah kesadaran kepala keluarga dalam mewujudkan sanitasi lingkungan yang baik di Kelurahan Rowosari.
10
c. Tingkat Pengetahuan Tingkat pengetahuan adalah tingkat kemampuan yang hanya meminta responden untuk mengenal atau mengetahui konsep, fakta atau istilah-istilah
(Daryanto,2005:103).
Dalam
penelitian
ini
tingkat
pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan responden berkaitan dengan fakta, istilah atau konsep tentang sanitasi lingkungan.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Partisipasi 1. Pengertian Partisipasi Pengertian partisipasi menurut para ahli dapat didefinisikan sebagai berikut, menurut Mardikanto (2003:6) partisipasi adalah masyarakat berperan secara aktif dalam proses atau alur terhadap program dan pengawasannya, mulai dari tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian kegiatan dengan sumbangan tenaga, pikiran, atau dalam bentuk materiil. Sedangkan menurut Sutarto dalam Nugraheni (2011 : 17) adalah turut sertanya seseorang baik secara langsung maupun emosional untuk memberikan sumbangan-sumbangan kepada proses pembuatan keputusan terutama mengenai persoalan-persoalan dimana ketrlibatan pribadi seorang yang bersangkutan melaksanakan akan tanggung jawab untuk melaksanakan hal tersebut. Alastratre White dalam Rohman Ainur (2009:45) menyatakan partisipasi sebagai keterlibatan komunitas setempat secara aktif dalam sosialisasi, pengambilan keputusan atau pelaksanaannya terhadap proyekproyek pembangunan. Selanjutnya dikatakan Bryan dan White dalam Nugraheni (2011 : 17- 18) bahwa partisipasi dapat terbentuk : a. Partisipasi buah bentuk pikiran
11
12
b. Partisipasi harta dan uang c. Partisipasi tenaga atau gotong-royong d. Partisipasi sosial e. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan-kegiatan nyata yang konsisten. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan partisipasi adalah keikutsertaan seseorang atau sekelompok orang dalam pelaksanaan suatu kegiatan. 2. Tahap-Tahap Partisipasi Tahap pertama partisipasi merupakan proses yang dilakukan pada penilaian masyarakat tentang pengambilan keputusan. Dalam pengambilan keputusan ini terutama berkaitan dengan penentuan alternatif dengan masyarakat untuk menujuk kata sepakat tentang berbagai gagasan yang menyangkut kepentingan bersama. Tahap kedua partisipasi adalah keikutsertaan dalam proses pelaksanaan program. Tahap ini dalam pembngunan adalah implementasi dari program – program dan proyek-proyek yang telah disetujui atau diputuskan dalam tahap pengmbilan keputusan. Tahap pelaksanaan ini dapat berupa keikutsertaan secara fisik seperti pemberian tenaga maupun pemberia sumbangan uang dan bahan-bahan material untuk pembangunan.
13
Berdasarkan tahap-tahap partisipasi diatas maka dapat dirumuskan pengertian partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Partisipasi adalah keikutsertaan seorang dalam pembangunan secara sadar baik dalam tahap perencanaan,
pelaksanaan
pemanfaatan
dalam
menerima
hasl-hasil
pembangunan. 3.
Tingkat Kesukarelaan Partisipasi Dusseldorp dalam Mardikanto (2003:23) membedakan adanya beberapa jenjang kesukarelaan sebagai berikut: a. Partisipasi spontan, yaitu peran serta yang tumbuh karena motivasi intrinsik berupa pemahaman, penghayatan, dan keyakinannya sendiri. b. Partisipasi terinduksi, yaitu peran serta yang tumbuh karena terinduksi oleh adanya motivasi ekstrinsik (berupa bujukan, pengaruh, dorongan) dari luar; meskipun yang bersangkutan tetap memiliki kebebasan penuh untuk berpartisipasi. c. Partisipasi tertekan oleh kebiasaan, yaitu peranserta yang tumbuh karena adanya tekanan yang dirasakan sebagaimana layaknya warga masyarakat pada umumnya, atau peranserta yang dilakukan untuk mematuhi kebiasaan, nilai-nilai, atau norma yang dianut oleh masyarakat setempat. Jika tidak berperanserta, khawatir akan tersisih atau dikucilkan masyarakatnya.
14
d. Partisipasi tertekan oleh alasan sosial-ekonomi, yaitu peranserta yang dilakukan karena takut akan kehilangan status sosial atau menderita kerugian/tidak
memperoleh
bagian
manfaat
dari
kegiatan
yang
dilaksanakan. e. Partisipasi tertekan oleh peraturan, yaitu peranserta yang dilakukan karena takut menerima hukuman dari peraturan/ketentuan-ketentuan yang sudah diberlakukan. Berbicara masalah partisipasi, berarti akan selalu berkait dengan upaya-upaya keikut sertaan seluruh komponen masyarakat secara aktif dalam berbagai aktivitas yang telah direncanakan. Keikutsertaan secara aktif tersebut merupakan energi yang mendorong bergeraknya pembangunan atau kegiatan masyarakat dalam rangka pencapaian tujuan atau untuk memecahkan suatu masalah. Secara konseptual partisipasi masyarakat merupakan alat dan tujuan pembangunan masyarakat,dengan demikian berfungsi sebagai penggerak dan pengarah proses perubahan sosial. Pendapat lain tentang partisipasi masyarakat, dikemukakan oleh Cary dalam Nugraheni (2011 : 20) bahwa tekanan utama partisipasi warga masyarakat adalah pada kebersamaan atau saling memberikan sumbangan akan kepentingan dan masalah-masalah bersama, yang tumbuh dari kepentingan dan perhatian individu warga
15
masyarakat itu sendiri. Partisipasi tidak lain adalah hasil dari konsensus soaial warga masyarakat akan arah perubahan sosial yang mereka harapkan. Dengan demikian partisipasi masyarakat tidak lain merupakan peningkatan mutu dari gotong royong tradisional yang berdasarkan spontanitas,
kesuka-relaan,
kepada
suatu
usaha
perencanaan
yang
memerlukan perumusan tujuan, penentuan langkah-langkah dan cara kerja untuk mencapai tujuan. 4. Upaya Menumbuhkan Partisipasi. Usaha menggerakkan partisipasi merupakan suatu keharusan dalam pelaksanaan sebuah program. Partisipasi dapat dibangkitkan melalui upayaupaya sebagai berikut: a. Menggunakan prinsip pertukaran dasar, yaitu pendekatan timbal balik manfaat yang diterima langsung oleh masyarakat. b. Memberikan bimbingan dan kepercayaan pada masyarakat melalui lembaga kemasyarakatan dengan memperhatikan kondisi sosial sehingga motivasi masyarakat semakin kuat untuk berpartisipasi. c. Kegiatan atau program yang dilakukan harus bersifat dan berfungsi sebagai simultan yang mampu meningkatkan partisipasi dan swadaya masyarakat.
16
d. Rancangan program kegiatan harus sederhana dan mudah dipahami oleh masyarakat sehingga memudahkan masyarakat untuk melibatkan diri. e. Menyelaraskan program-program yang akan dilaksanakan dengan aspirasi yang berkembang di masyarakat. f. Melibatkan masyarakat dalam membuat suatu rencana dan keputusan (Kusnaedi dalam Fandayani, 2010 : 18).
B. Kepala Keluarga Menurut Departemen Kesehatan RI (1988) keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung. Sedangkan menurut BKKBN (1999) keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dam materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya (Suparyanto, 2012 ). Disebutkan dalam (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 2010) bahwa kepala dapat diartikan sebagai pemimpin, sedangkan pengertian kepala keluarga adalah orang yang bertanggung jawab terhadap suatu keluarga (biasanya bapak). Jadi, kepala keluarga adalah seseorang yang memimpin suatu keluarga
17
(dalam hal ini yang bertanggungjawab), biasanya bapak, namun tidak menutup kemungkinan anggota keluarga lain menjadi kepala keluarga. Menurut Friedman dalam Nadirawati (2011:3), terdapat hubungan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan anggotanya dimana peran kepala keluarga sangat penting bagi setiap aspek kesehatan anggota keluarga. Menurut Bosworth dalam Nadirawati (2011:3), dukungan keluarga sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental anggota keluarganya, atau lebih dikenal dukungan sosial. Peran dari masyarakat dalam pelaksanaan perbaikan sanitasi sangat penting, dan dalam hal ini keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat diharapkan mampu untuk menyukseskan program tersebut. Hal ini tidak terlepas dari kemampuan kepala keluarga yang dituntut mampu mengambil keputusan yang tepat untuk keluarganya, karena dukungan kepala keluarga dibutuhkan dalam partisipasi perbaikan sanitasi untuk mengurangi buruknya sanitasi yang ada di lingkungan permukiman Kelurahan Rowosari.
C. Sanitasi Lingkungan 1. Pengertian Sanitasi Lingkungan Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran dan penyediaan air bersih
18
(Notoadmojo dalam Mustar, 2012). Sanitasi lingkungan dapat pula diartikan sebagai kegiatan untuk meningkatkan dan mempertahankan standar kondisi lingkungan yang mendasar yang mempengaruhi kesejahteraan manusia. Kondisi tersebut mencakup air bersih, MCK sampah rumah tangga (limbah padat dan limbah cair), drainase. Dari definisi tersebut, tampak bahwa sanitasi lingkungan ditujukan untuk memenuhi persyaratan lingkungan yang sehat dan nyaman. Lingkungan yang sanitasinya buruk dapat menjadi sumber berbagai penyakit yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Pada akhirnya jika kesehatan terganggu, maka kesejahteraannya juga akan berkurang. Karena itu, upaya sanitasi lingkungan menjadi bagian penting dalam meningkatkan kesejahteraan. 2. Meningkatkan Sanitasi Lingkungan Lingkungan yang sanitasinya buruk akan berdampak buruk pula bagi kesehatan. Berbagai jenis penyakit dapat muncul karena lingkungan yang bersanitasi buruk menjadi sumber berbagai jenis penyakit. Agar kita terhindar dari berbagai penyakit tersebut, maka lingkungan harus selalu terjaga sanitasinya, khususnya di permukiman dan lingkungan sekitarnya. Kualitas kesehatan lingkungan tidak bisa lepas dari terbukanya akses terhadap sanitasi. Lingkungan sehat akan tercipta jika persoalan air bersih, limbah rumah tangga , drainase , dan MCK tertangani dengan baik.
19
a. Penyediaan Air Bersih Air dan sanitasi adalah hal utama di dalam proses pembangunan. Hal ini berkaitan dengan kesehatan, nutrisi, pendidikan, lingkungan, serta pengurangan kemiskinan. Ketidaktepatan dalam pengelolaan air dan akses terhadap air bersih dan sanitasi, mengakibatkan masalah kemiskinan tidak akan teratasi dan rakyat miskin semakin menderita. 1) Air Bersih dan Air Layak Minum Mengkonsumsi air layak minum merupakan syarat mutlak bagi manusia agar dapat melanjutkan hidupnya. Air bersih dan air layak minum merupakan dua hal yang berbeda. Tidak semua air bersih layak untuk diminum. Tapi, air yang layak minum dipastikan merupakan air bersih. Air bersih secara fisik belum tentu sehat. Secara umum air dikatakan bersih jika air itu jernih, tidak berasa, tidak berbau, tidak mengandung zat-zat dan organisme yang berbahaya. Namun syarat tersebut belum cukup menghindarkan kita dari penyakit karena air. Air bersih yang terutama akan digunakan sebagai air minum harus memenuhi syarat-syarat tertentu sebagai berikut: a) Syarat fisik, yaitu tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak bau, jernih dengan suhu di bawah suhu udara sehingga terasa nyaman.
20
b) Syarat kimia, yaitu memiliki PH netral, kandungan mineralmineralnya terbatas, dan tidak mengandung zat kimia atau mineral yang berbahaya misalnya CO2, H2S, NH4, dan sebagainya. c) Syarat bakteriologis, yaitu tidak mengandung bakteri penyebab penyakit (patogen) yang melampaui batas yang di ijinkan. 2) Sumber-sumber Air Sumber dan asal air banyak sekali, diantaranya: air hujan dan embun, air permukaan tanah, dan air tanah. 3) Pengolahan Air Untuk mendapatkan air sehat, perlu dilakukan serangkaian proses pengolahan (water treatment). Perusahaan Air Minum (PAM /PDAM) mempunyai mekanisme sendiri untuk pengolahan air sehingga siap dimasak, yaitu lewat sedimentasi dan filtrasi. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengolah air dengan cara mudah dan murah yaitu: merebus air, solar disinfection (Sodis), klorinasi, filter keramik. 4) Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Air minum dalam kemasan merupakan air minum yang mengalami proses panjang dalam pengolahannya. Dari pengolahan tersebut diperoleh air sehat siap minum tanpa harus dimasak terlebih dahulu.
21
Tidak semua AMDK layak dikonsumsi, karena kesalahan dalam proses penyimpanan dan distribusi. Berikut ini cara-cara memilih AMDK yang aman. a) Telitilah penampilan fisik air minum dalam kemasan, masih bagus atau tidak. b) Pastikan tidak ada semacam lendir di dalamnya, sebab ini merupakan indikasi tercemar atau tidaknya sebuah produk air dalam kemasan. c) Periksa tanggal kadaluarsanya. d) Pilihlah produk yang mencantumkan label ingredient. Dari label tersebut kita akan mengetahui kandungan-kandungan dalam air kemasan tersebut. b. MCK (Mandi Cuci Kakus) MCK merupakan salah satu fasilitas kebersihan yang digunakan untuk keperluan mandi, cuci, dan buang air (Departemen Pekerjaan Umum, 2002), MCk terdiri dari : 1) Kamar Mandi Meliputi lantai luasnya minimal 1,2 m² (1,0 m × 1,2 m) dan dibuat tidak licin dengan kemiringan kearah lubang tempat pembuangan kurang lebih 1 %. Pintu, ukuran; lebar 0,6 – 0,8 m dan tinggi minimal
22
1,8 m. Bak mandi/bak penampung air untuk mandi dilengkapi gayung. Bilik harus diberi atap (Departemen Pekerjaan Umum, 2008). 2) Sarana Tempat Cuci Luas lantai minimal 2,40 m² (1,20 m × 2,0 m) dan dibuat tidak licin dengan kemiringan lebih dari 1 %. Tempat menggilas pakaian dilakukan dengan jongkok atau berdiri, tinggi tempat menggilas pakaian dengan cara berdiri 0,75 m di atas lantai dengan ukuran sekurang-kurangnya 0,60 m × 0,8 m (Departemen Pekerjaan Umum, 2008). 3) Kakus/Jamban a) Pengertian Jamban Jamban keluarga didefinisikan suatu bangunan yang diperlukan untuk membuang tinja/kotoran manusia bagi keluarga. Penyediaan sarana pembuangan kotoran manusia atau tinja (kakus/jamban) adalah bagian dari usaha sanitasi yang cukup penting perannya, khususnya dalam usaha pencegahan penularan penyakit saluran pencernaan. Ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan, maka pembuangan kotoran yang tidak saniter akan dapat mencemari lingkungan, terutama dalam mencemari tanah dan sumber air (Soeparman dalam Alfin, 2011: 4).
23
b) Syarat –Syarat Jamban Jamban keluarga sehat adalah jamban yang memenuhi syaratsyarat sebagai berikut : (Depkes RI, 2004) (1) Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak 10-15 meter dari sumber air bersih, (2) Tidak berbau tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus, (3) Cukup luas dan landai/miring kearah lubang jongkok sehingga tidak mencemari tanah sekitarnya, (4) Mudah dibersihkan dan aman penggunaanya, (5) Dilengkapi dinding dan atap pelindung, (6) Cukup penerangan, (7) Lantai kedap air, (8) Ventilasi cukup baik, (9) Tersedia air dan alat pembersih. Jarak aman antara lubang kakus dengan sumber air minum dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain (Chandra dalam Alfin, 2011:6) : (1) Topografi tanah : Topografi tanah dipengaruhi oleh kondisi permukaan tanah dan sudut kemiringan tanah.
24
(2) Faktor hidrologi : yang termasuk dalam faktor hidrologi antara lain Kedalaman air tanah, Arah dan kecepatan aliran tanah, Lapisan tanah yang berbatu dan berpasir. Pada lapisan jenis ini diperlukan jarak yang lebih jauh dibandingkan dengan jarak yang diperlukan
untuk
daerah
yang
lapisan tanahnya
terbentuk dari tanah liat. (3) Faktor iklim : di daerah yang curah hujannya tinggi, jarak sumur harus lebih jauh dari kakus. (4) Jenis mikroorganisme : Karakteristik beberapa mikroarganisme ini antra lain dapat disebutkan bahwa bakteri patogen lebih tahan pada tanah basah dan lembab. Cacing dapat bertahan pada tanah yang lembab dan basah selama 5 bulan, sedangkan pada tanah yang kering dapat bertahan selam 1 bulan. (5) Faktor Kebudayaan : Terdapat kebiasaan masyarakat yang membuat sumur tanpa dilengkapi dengan dinding sumur. (6) Frekuensi Pemompaan : Akibat makin banyaknya air sumur yang diambil untuk keperluan orang banyak, laju aliran tanah menjadi lebih cepat untuk mengisi kekosongan (Chandra dalam Alfin 2011:7). c) Manfaat dan Fungsi Jamban
25
Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan. Jamban yang baik dan memenuhi syarat kesehatan akan menjamin beberapa hal, yaitu : (1) Melindungi kesehatan masyarakat dari penyakit, (2) Melindungi dari gangguan bau dan penggunaan sarana yang aman, (3) Bukan tempat berkembangbiakan serangga sebagai vektor penyakit, (4) Melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan lingkungan, Jamban
hendaknya selalu dijaga dan dipelihara dengan baik.
Adapun cara pemeliharaan yang baik menurut Depkes RI, 2004 adalah sebagai berikut: (1) Rumah jamban dalam keadaan baik, (2) Tersedia alat pembersih, (3) Air selalu tersedia dalam bak atau dalam ember, (4) Lantai jamban diusahakan selalu bersih dan tidak licin, sehingga tidak membahayakan pemakai.
26
c. Pengelolaan Limbah Rumah Tangga Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamarmandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia. Berdasarkan sifat fisiknya, limbah atau sampah dibedakan menjadi dua yaitu limbah padat dan limbah cair. 1) Limbah padat atau limbah sampah Limbah padat atau sampah padat pada umumnya merupakan limbah yang bentuknya padat sehingga lebih mudah untuk ditangani (dikumpulkan dan dibuang). Ada dua jenis pengelolaan sampah rumah tangga yaitu garbage dan rubbish. Garbage merupakan sisa pengolahan atau sisa makanan yang dapat membusuk. Rubbish merupakan sampah yang tidak dapat membusuk misalnya pecahan gelas, kaca, plastik, atau logam. (a) Menangani Sampah Sebenarnya menangani masalah sampah adalah hal yang mudah, jika terdapat pengelolaan yang benar dan kesadaran dari masyarakat. Jika terdapat pekarangan yang luas dan jarak antar rumah
berjauhan,
sampah
dapat
ditangani
dengan
cara
dikumpulkan dalam keranjang sampah lalu dibuang ke dalam lubang yang dibuat di kebun atau pekarangan. Tetapi jika lahan tidak ada, pengolahan dapat di mulai dari penyimpanan sampah,
27
pengumpulan sampah, dan pembuangan sampah akhir (dikenal dengan 3P). (b) Pembuatan Bak Sampah Bak sampah merupakan tempat pembuangan sampah sementara yang harus ada setiap rumah. Bak sampah dapat dipakai untuk membuang kotoran seperti daun, plastik, kertas. Sampah dari kompleks perumahan biasanya diambil dengan gerobak sampah /truk sampah dan dibuang ke tempat pembuangan akhir. 2) Limbah atau sampah cair Limbah atau sampah cair biasanya disebut dengan air limbah. Berdasarkan sifat fisik, zat pengotor dalam limbah dibedakan menjadi tiga yaitu: a) Pengotor padat seperti sisa makanan, lumpur dan sebagainya; b) Pengotor cair seperti limbah cucian dan limbah rumah tangga; c) Pengotor gas seperti limbah buangan kimia. Berdasarkan sifat kimianya, jenis pengotor dibedakan menjadi dua, yaitu: a) Pengotor dari bahan-bahan organik atau bahan-bahan yang mudah terurai oleh pengurai seperti bakteri, jamur, dan sebagainya,
28
b) Pengotor dari bahan-bahan anorganik yaitu bahan-bahan yang tidak mudah terurai seperti bahan-bahan kimiawi baik sintetik maupun nonsintetik. Cakupan penduduk Kelurahan Rowosari yang menggunakan sarana pembuangan limbah yang memenuhi syarat masih sangat rendah. Sebagian masyarakat masih membuang limbah disembarang tempat. Jika ada sarana pembuangan limbah, umumnya belum memenuhi syarat sanitasi. Berbagai cara telah dilakukan untuk meningkatkan jumlah penduduk yang mempunyai akses kepada sarana pembuangan limbah yang layak. Berikut ini beberapa sistem pengelolaan limbah sederhana yang dapat kita buat dirumah kita. (1) Pengelolaan Air Limbah Kakus Pembuangan kotoran manusia harus dibuat dengan baik agar tidak mencemari lingkungan. Kakus adalah suatu cara pembuangan air kotoran manusia agar air kotoran tersebut tidak mengganggu kesehatan dan lingkungan, karena kotoran manusia mengandung banyak sekali bibit penyakit dan dapat menimbulkan bau yang tidak sedap.Usahakan tiap rumah memiliki jamban sendiri, diusahakan selalu bersih dan tidak berbau. Jarak cukup jauh dari sumber air dan letaknya di bagian hilir air tanah. Membuang tinja jangan disembarang tempat, tidak boleh dibuang di parit/aliran air, ke kebun atau ke halaman belakang.
29
(2) Pengelolaan Air Limbah Bekas Mandi dan Cuci Sumber utama limbah rumah tangga di Kelurahan Rowosari adalah dari limbah permukiman penduduk. Saluran air limbah dari rumah sebaliknya dialirkan ke suatu tempat agar tidak menimbulkan pencemaran di lingkungan permukiman. Pencemaran lingkungan tersebut menimbulkan kerugian berupa pengotoran terhadap air bersih, timbulnya bau yang tidak sedap, dan keadaan lingkungan yang
tidak
nyaman
(Direktorat
Penyehatan
Lingkungan
Permukiman dalam Tim Pokja Air Minum dan Penehatan Lingkungan 2010). Saluran air limbah di Kelurahan Rowosari sering kali terhambat karena tersumbat oleh sampah. Air kotoran yang tergenang menimbulkan bau yang kurang sedap, bahkan airnya berwarna hitam. Pengelolaan air limbah dapat dilakukan dengan cara membuat saluran-saluran yang baik, atau kalo tidak harus dibuang ke tanah supaya dapat mengering. d. Drainase Drainase permukiman mencakup tentang pengelolaan pengaliran air limpasan (Run off ) yang berasal dari air hujan yang berlebihan atau genangan air pada permukiman kedalam system pembuang/drainase alamiah seperti sungai, danau, dan laut.
30
Sistem drainase permukiman dapat diartikan sebagai suatu rangkaian instalasi baik berupa instalasi air bersih maupun instalasi air kotor. Dalam instalasi saluran air bersih mencakup instalasi dari sumur ke ground tank, instalasi dari PAM ke ground tank. Ground Tank adalah bak penampungan air dari PAM/sumur yang akan didistribusikan ke dalam rumah. Sedangkan untuk instalasi air kotor dibagi menjadi dua kategori, yaitu instalasi air kotor yang berakhir ke saluran pembuangan (selokan) disebut Grey Water dan instalasi air kotor yang berakhir di septic tank disebut Black Water. Grey Water dari dalam rumah dialirkan ke selokan di lingkungan rumah dan berakhir di system pembuang/drainase air limbah. Black Water dari rumah harus disalurkan ke septic tank untuk diendapkan dan diurai oleh bakteri. Saluran air limbah dibuat lebih miring agar kotoran cepat keluar dari saluran dan tidak menyebabkan penyumbatan pada saluran tersebut. Dalam saluran air kotor juga diperlukan bak kontrol. Bak kontrol merupakan sarana pengontrol pada saluran air kotor yang difungsikan untuk mengantisipasi apabila terdapat kotoran yang nantinya dapat menyumbat saluran. Letak bak kontrol biasanya berada di area depan bangunan rumah tinggal (Persada, 2012).
31
3. Sanitasi Lingkungan dan Kesehatan Kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi
lingkungan, pelayanan
kesehatan, dan perilaku. Lingkungan yang tidak sehat atau sanitasinya tidak terjaga dapat menimbulkan masalah kesehatan. Begitu pula dengan pelayanan kesehatan yang minim atau sulit dijangkau dapat membuat penduduk yang sakit tidak dapat diobati secara cepat dan dapat menularkan penyakit pada penduduk yang lain, perilaku hidup yang tidak sehat seperti membuang sampah sembarangan, tidak mencuci tangan sebelum atau sesudah makan, buang air besar atau air kecil dimana saja, mencuci atau mandi dengan air yang kotor merupakan perilaku yang dapat mengundang berjangkitnya berbagai jenis penyakit. Upaya menciptakan sanitasi lingkungan yang baik, 1) Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat, 2) Membersihkan lingkungan rumah secara rutin, 3) Membersihkan kamar mandi dan toilet, 4) Menguras, menutup dan menimbun (3M), 5) Tidak membiarkan adanya air yang tergenang di lingkungan permukiman, 6) Membersihkan saluran pembuangan air, 7) Menggunakan air yang bersih. Dari pemaparan diatas yang dimaksud dengan sanitasi lingkungan adalah Status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup penyediaan air
32
bersih, MCK, pengolahan limbah rumah tangga, dan drainase di Kelurahan Rowosari, Tembalng Kota Semarang.
D. Lingkungan Permukiman 1. Pengertian lingkungan Pengertian lingkungan menurut Undang-Undang R.I No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup: “Kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya
yang
mempengaruhi
kelangsungan
perikehidupan
dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.” Menurut Encyclopedia America dalam Kasjono (2011:78) lingkungan adalah pengaruh yang ada di atas/disekeliling organisme seluruh kehidupan atau fungsi dibentuk dari reaksi antra organisme dan sekelilingnya. 2. Pengertian Permukiman Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan (UU Perumahan dan Permukiman No.4 tahun 1992). Dalam buku “The Lexicon Webster Dictionary” pengertian permukiman dapat dirumuskan sebagai suatu
33
keadaanatau tempat dimana manusia dapat menetap/tinggal pada kedudukan yang tetap sehingga keluarga dapat berkembang secara harmonis dalam kondisi yang menguntungkan. Menurut Winslow dan APHA dalam Kasjono (2011: 71), permukiman sehat dapat diartikan sebagai suatu tempat untuk tinggal secara permanen, berfungsi sebagai tempat bermukim, beristirahat, bersantai dan sebagai tempat berlindung dari pengaruh lingkungan yang memenuhi persyaratan fisiologis, psikologis, bebas dari penularan penyakit dan kecelakaan. 3. Klasifikasi permukiman Khusus mengenai permukiman manusia, ada sebuah teori yang disebut teori “ekistics” yang membahas segala aspek-aspek yang bertalian dengan ilmu permukiman manusia. Kata eksitics berasal dari kata Yunani purba “Oikos” yang berarti rumah. Teori ini telah memperkenalkan tipe permukiman sebagai berikut: Table 2.1. Tipe Permukiman
No
Tipe permukiman
Bagian permukiman
Perkiraan penduduk
1.
Permukiman sementara
rumah dan lingkungan
3-100
Desa
perumahan dan lingkungannya
100-5.000
2.
34
3.
4.
5.
Kota madya
kota dan lingkungannya
5000-200.000
Metropolis
metropolis dan lingkungannya
200.000-10 juta
Megapolis
megapolis dan lingkungannya
10 juta-500 juta
Sumber: Penyehatan Permukiman (Kasjono, 2011: 72) Berdasarkan sifatnya permukiman dapat di bedakan beberapa jenis yaitu: a. Permukiman / perkampungan tradisonal b. Perkampunngan darurat c. Perkampungan kumuh (slum area) d. Permukiman transmigrasi e. Perkampungan untuk kelompok-kelompok khusus f. Permukiman baru (real estate). Di Amerika oleh Committee on the hygiene of housing yang dibentuk oleh Amerika Public Health Associasion dalam usahanya untuk mengukur kualitas perumahan telah menetapkan bahwa setiap kondisi-kondisi berikut ini merupakan suatu kriteria kekurangan yang dasar, dan bila empat atau lebih dijumpai bersama maka perumahan tersebut maka sudah bias digolongkan dalam kategori “extremeslum”, kriteria tersebut adalah sebagai berikut: a. Sumber air minum yang tercemar b. Jamban digunakan oleh beberapa keluarga dan berada di luar rumah
35
c. Kamar mandi digunakan bersama oleh beberapa keluarga dan berada di luar rumah. d. Rumah dihuni oleh lebih 15 orang e. Pintu darurat setidaknya ada dua f. tidak ada lampu g. tidak ada jendela kamar h. kerusakan bangunan yang serius. Kenyataan di atas memberi petunjuk bahwa teori ekistiks hanya memperhatikan 5 unsur pokok, yaitu: (1) Alam, (2) Manusia, (3) Masyarakat, (4) Rumah, (5) Sarana. Berdasarkan pengertian-pengertian lingkungan dan pengertian permukiman seperti tersebut di atas maka dapat dirumuskan pengertian
“Lingkungan
Permukiman”
sebagai
berikut:
“Segala
keadaan/kondisi yang terdapat di sekitar permukiman yang secara totalitas membentuk kesatuan yang utuh yang saling mengkait dengan permukiman tersebut, bahkan membentuk korelasi yang sangat erat satu sama lainnya.” Adapun aspek-aspek lingkungan permukiman yang perlu mendapat perhatian antara lain: 1) fasilitas
lingkungan:
adalah
kelengkapan
yang
berupa
fasilitas:
pendidikan, kesehatan, perbelanjaan, rekreasi, dan kebudayaan, olah raga dan lapangan terbuka.
36
2) Prasarana lingkungan: adalah jalan, saluran air minum, saluran air limbah, saluran air hujan, pembuangan sampah dan listrik.
E. Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Partisipasi Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap partisipasi adalah faktorfaktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat partisipasi kepala keluarga diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Tingkat pendidikan Berdasarkan Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan tumbuhnya budi pekerti (kekuatan, batin, karakter), pikiran (intelek) dan tubuh anak (Munib, Achmad,dkk,2006:32). Menurut Munib, Achmad,dkk (2006:33) pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya didalam masyarakat tempat hidup, proses sosial yakni orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol
37
(khususnya yang datang dari sekolah) sehingga ia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimal. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik dengan sistem terbuka. Pendidikan dengan sistem terbuka disini dimaksudkan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pendidikan yang bermutu dan berkualitas (UU No.20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional). Pendidikan ditempuh melalui jalur pendidikan, jenjang pendidikan dan jenis pendidikan. Jalur, jenjang dan jenis pendidikan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat. Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal dan informal yang dapat saling melengkapi. Jenjang pendidikan formal yang merupakan pendidikan yang dilaksanakan melaui lembaga yang sah menurut Undang-Undang terdiri atas Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi. Sedangkan jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan dan khusus. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi mengganti, menambah, melengkapi pendidikan formal dalam rangka mendukung
38
pendidikan sepanjang hayat. Sedangkan pendidikan informal dilaksanakan oleh masing-masing keluarga dan lingkungan belajar secara mandiri. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan awal sebagai jenjang awal dari pendidikan di sekolah memiliki fungsi sebagai dasar pembentukan pribadi manusia sebagai pribadi masyarakat dan warga Negara yang berbudi pekerti luhur, beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME serta berkemampuan dan berketrampilan dasar sebagai bekal untuk pendidikan selanjutnya dan bekal hidup dalam masyarakat. Pendidikan menengah merupakan lanjutan dari pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajat. Tujuan dari pendidikan menengah ini adalah membentuk pribadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur serta untuk memenuhi kebutuhan pembangunan yang
39
memerlukan pembekalan untuk pendidikan tinggi atau bekal hidup di masyarakat. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan Diploma, Sarjana, Magister, Spesialis dan Doktor yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi. Pendidikan tinggi dilaksanakan dengan sistem terbuka, dan dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut atau universitas. Pendidikan tinggi terus dibina dan dikembangkan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau professional serta kemampuan kepemimpinan yang tanggap terhadap kebutuhan pembangunan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (UU No.20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional). Tingkat pendidikan dalam penelitian ini adalah pendidikan formal terahir kepala keluarga : a. Tidak Sekolah b. SD/sederajat c. SMP/sederajat d. SMA/sederajat e. Perguruan Tinggi 2. Kesadaran kepala keluarga dalam mewujudkan sanitasi lingkungan
40
Kesadaran adalah keinsafan, keadaan mengerti, hal yang dirasakan atau dialami oleh seseorang (Pusat Pengembangan Bahasa, 2010) Menurut Cambridge International Dictionary of English (1995), kesadaran diartikan sebagai kondisi terjaga atau mampu mengerti apa yang sedang terjadi. Kesadaran dapat juga diartikan sebagai semua ide, perasaan, pendapat, dan lain sebagainya yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang (Halawa dalam Santoso 2010:11). Kesadaran adalah pemahaman atau pengetahuan seseorang tentang dirinya dan keberadaan dirinya. Kesadaran merupakan unsur dalam manusia dalam memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap realitas (Halawa dalam Santoso 2010:11). Kesadaran dalam penelitian ini adalah kesadaran kepala keluarga dalam mewujudkan sanitasi lingkungan yang baik di Kelurahan Rowosari. 3. Pengetahuan kepala keluarga tentang sanitasi Pengetahuan adalah aspek yang paling dasar dalam Taksonomi Bloom. Seringkali disebut juga sebagai aspek ingatan (recall). Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, fakta, atau istilah-istilah dan lain sebagainya tanpa harus mengerti, menilai atau dapat menggunakannya. Dalam hal ini testee biasanya hanya dituntut untuk menyebutkan kembali (recall) atau menghafal saja.
41
Dibandingkan dengan tingkat kemampuan berpikir lainnya, tipe pengetahuan hafalan termasuk tingkat yang paling rendah. Karena itu, digunakan kata-kata operasional sebagai berikut: menyebutkan, menunjukkan, mengenal,
mengingat
kembali,
menyebutkan
definisi,
memilih
dan
menyatakan (Daryanto, 2005:103). Dengan demikian, hakekat pengetahuan adalah tingkat kemampuan yang hanya meminta responden untuk mengenal atau mengetahui konsep, fakta atau istilah-istilah tanpa harus mengerti atau dapat menggunakan. Tingkat pengetahuan ini meminta responden untuk dapat mengenal atau mengetahui konsep, fakta, serta istilah berkaitan dengan sanitasi.
F. Kerangka Berpikir Partisipasi dalam penelitian ini diartikan sebagai penilaian terhadap keikutsertaan kepala keluarga di Kelurahan Rowosari dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman dengan cara mengetahui tingkat partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman dan mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi antar kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman.
42
Kepala Keluarga
Fakor- faktor yang mempengaruhi partisipasi
Partisipasi Kepala Keluarga
1. Tingkat pendidikan, 2. Tingkat pengetahuan 3. Tingkat kesadaran
Pelaksanaan Program Perbaikan Sanitasi
Hasil Partisipasi Kepala Keluarga dalam Perbaikan Sanitasi
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir
43
G. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2007:96). Berdasarkan uraian dalam kerangka berpikir di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: “ Ada dua faktor (tingkat pendidikan dan tingkat kesadaran) yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi antar kepala keluarga terhadap perbaikan sanitasi lingkungan permukiman”.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian berada di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang, waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – Februari 2013.
B. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2011:61). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang bermukim di Kelurahan Rowosari yang berjumlah 2.666 kepala keluarga (Data monografi Kelurahan Rowosari, dokumen RW dan RT Maret 2012).
C. Sampel dan Teknik Sampling Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono, 2007:81). Sampel dalam penelitian ini adalah
44
45
sejumlah kepala keluarga yang berada di Kelurahan Rowosari yang menjadi populasi dalam penelitian. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini Stratified Random Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dari setiap jenjang, populasi memiliki kesempatan menjadi responden. Karena dalam penelitian ini populasinya bersifat heterogen, sehingga peneliti menggunakan sampel berstrata dengan stratanya adalah : (1) RW dan (2) RT dengan strata tertingginya adalah RW, dalam pengambilan sampelnya dengan cara random dengan menggunakan rumus Slovin yaitu:
Keterangan : n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir. Persen kelonggaran yang di gunakan adalah 10% (Manguny, 2010). Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel yang dapat diambil sebagai berikut.
46
=
= 96, 38 dibulatkan menjadi 96. Jumlah sampel yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah 96 kepala keluarga di Kelurahan Rowosari yang menjadi responden. Tabel 3.1. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik Pengambilan Sampel N o
1.
RW
I
Populasi
Sampel
76
RT
Popula si
1
47
1,8≈ 2
2
29
1,1≈ 1
Sampel
2,73≈ 3 3
2.
II
440
1
77
2,8≈ 3
2
70
2,4≈ 2
3
72
2,6≈ 3
4
74
2,7≈ 3
5
147
5,3≈ 5
15,84≈ 16
47
16
3.
III
1
77
2,7≈ 3
2
62
2,2≈ 2
3
65
2,3≈ 2
4
88
3,1≈ 3
5
74
2,6≈ 3
366 13,17≈ 13
13
4.
IV
1
56
2
2
60
2,1≈2
3
79
2,8≈3
4
68
2,4≈2
5
73
2,6≈3
336 12,09≈ 12
12
5.
V
284
1
51
1,7≈2
2
90
3,1≈3
3
77
2,7≈3
4
66
2,3≈2
10,22≈ 10
10
48
6.
VI
312
1
84
2,9≈3
2
78
2,7≈3
3
78
2,7≈3
4
72
2,4≈2
11,23≈ 11
11
7.
VII
298
1
41
1,4≈1
2
53
1,9≈2
3
52
1,9≈2
4
50
1,8≈2
5
57
2,1≈2
6
45
1,6≈2
10,73≈ 11
11
8.
VIII
1
56
1,9≈2
2
48
1,4≈1
3
57
1,9≈2
4
79
2,7≈3
5
51
1,7≈2
291 10,47≈ 10
10
49
9.
IX
1
41
1,4≈1
2
54
2,0≈2
3
43
1,6≈2
4
67
2,5≈3
5
58
2,2≈2
263 9,54≈ 10
10 2666
96
2666
96
Sumber : Data Monogragi Kelurahan Rowosari, Tahun 2012 D. Variabel Variabel penelitian adalah objek penelitian, apa yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian (Arikunto, 2010: 161). Adapun variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel bebas (X) Variabel bebas, yaitu variabel yang memengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi antar kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di Kelurahan Rowosari. Yang terdiri dari: a.
Tingkat pendidikan (X1) 1) Tidak Sekolah
50
2) SD/ sederajat 3) SMP/ sederajat 4) SMA/ sederajat 5) Perguruan Tinggi b. Tingkat
kesadaran
kepala
keluarga
dalam
mewujudkan
sanitasi
lingkungan yang baik.(X2) c. Tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang sanitasi 1) Pengetahuan tentang pengelolaan air bersih 2) Pengetahuan tentang pengelolaan MCK 3) Pengetahuan tentang pengelolaan sampah 4) Pengetahuan tentang pengelolaan air limbah rumah tangga 5) Pengetahuan tentang pengelolaan saluran drainase 2. Variabel terikat (Y) Variabel terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Sebagai variabel terikat dalam penelitian ini adalah berbedaan tingkat partisipasi antar kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman (Y). Sub variabelnya meliputi : a. Mengikuti sosialisasi dan pembinaan program yang akan dikerjakan dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman b. Melaksanakan program dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman, adapun program yang dilaksanakan antara lain: 1) Mengelolaan air bersih
51
2) Pembuatan MCK dan cara perawatannya 3) Mengelola sampah rumah tangga dan pembuatan tempat pembuangan sampah akhir 4) Mengelola limbah cair rumah tangga 5) Membuat saluran drainase Dari kedua subvarabel tersebut penggolongan tingkat partisipasi kepala keluarga terbagi atas: a. Sangat tinggi
c. Rendah
b. Tinggi
d. Sangat rendah
E. Metode Pengumpulan Data Adapun cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 1. Metode Observasi Observasi adalah cara atau tekhnik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian (Tika, 2005:44). Dalam penelitian ini, metode observasi digunakan untuk memperoleh data tentang: a) Gambaran lokasi penelitian b) Gambaran
partisipasi
lingkungan permukiman.
kepala
keluarga
dalam
perbaikan
sanitasi
52
2. Metode Angket Angket adalah sejumlah pertanyaan yang tertulis digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010 : 194). Tujuan penggunaan ini adalah untuk mengetahui program-program yang telah dilaksanankan dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman serta seberapa besar partisipasi kepala kelurga dalam pelaksanaan perbaikan sanitasi lingkungan permukiman. Instrumen yang digunakan angket tertutup. Angket dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang tingkat pendidikan, pengetahuan, kesadaran dan mengukur tingkat partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman. 3. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2010:201). Metode dokumentasi dilaksanakan untuk memperoleh data-data sekunder baik dari BAPPEDA, DKK, Puskesmas, Kantor Kelurahan, dan instansi terkait lainnya. Data yang didapatkan dari metode dokumentasi antara lain: data jumlah kepala keluarga yang tinggal di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang dan program- program dalam perbaikan sanitasi.
53
4. Metode Wawancara Metode ini dilakukan untuk melengkapi metode angket, yaitu jika responden tidak dapat menjawab angket secara langsung kerena keterbatasan kemampuan dalam memahami angket, maka dalam keadaan seperti ini metode wawancara perlu digunakan pada pertanyaan yang terdapat dalam angket. F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Data hasil uji coba instrumen angket dan observasi dihitung validitas dan reliabilitasnya. Dengan demikian akan diketahui bahwa angket tersebut sudah baik dan memenuhi dua syarat penting yaitu valid dan reliabel. 1. Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kasahihan suatu instrumen.Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Menurut Arikunto dalam Muhidin (2007:30) sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Rumus yang digunakan untuk mengukur validitas adalah rumus Korelasi Product Moment dari Karl Pearson yaitu :
54
rxy
2
2 2
2
Keterangan: = Koefisien korelasi antar variabel
xy = Jumlah skor item dikali jumlah skor total = Jumlah skor item soal dikuadratkan = Jumlah skor total dikuadratkan (Tika, 2005:80). Pada α = 5% dengan N = 20 diperoleh rtabel = 0,444 Tabel 3. 2. Validitas Soal
Validitas
No Soal
Valid
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15,16,17,19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 30, 32, 33, 34, 35,36,37,38,39,40,41,42,43,44 12,18, 29, 31, 37
Tidak valid
Sumber: Hasil Penelitian, Tahun 2013 Pada angket penelitian ini terdapat 44 butir soal. Dari 44 soal tersebut terdapat 5 soal yang tidak valid yaitu soal no12, 18 , 29, 31, 37 dan soal yang valid berjumlah 39 soal. Pada soal yang valid no 1, 2, 3, 4, 5, 6,7, 8, 9, 10, sudah mewakili dari sub variabel tentang sosialisasi program perbaikan sanitasi lingkungan permukiman, sedangkan soal no12 dan 18 tidak valid dan
55
soal yang valid no 11, 13, 14, 15,16, 17 termasuk soal yang valid dan telah mewakili sub variabel pelaksanaan program. Soal no 29, 31, 37 tidak valid dan soal yang valid no 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44 sudah mewakili variabel faktor – faktor yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi antar kepala keluarga. Jadi, soal yang digunakan pada angket 1 dan 2 dalam penelitian adalah 39 soal karena sudah mewakili 2 variabel pada angket penelitian tersebut (Lihat lampiran 6). 2. Reliabilitas Reliabilitas adalah ketepatan atau keajegan suatu alat ukur dalam mengukur apa yang diukur. Artinya kapanpun alat ukur digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama (Arikunto, 2010:222). Adapun rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rumus Alpha Cronbach. Rumus yang dimaksud adalah : 2 k b r11 1 2 t k 1
Keterangan : =Reliabilitas k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
σb²
= jumlah varians butir
σt²
= jumlah varians total (Muhidin, 2007:51)
56
Analisis perhitungan reliabilitas angket penelitian menghasilkan rhitung sebesar 0,911 sedangkan rtabel 0,444. Dari hasil tersebut rhitung lebih besar dari rtabel sehingga instrumen penelitian dapat dinyatakan reliabel (lihat Lampiran 7).
G. Analisis Data Analisis data atau pengelolaan data merupakan satu langkah penting dalam penelitian. Dalam pelaksanaannya, terdapat dua bentuk analisis data berdasarkan jenis data, apabila data terkumpul maka data dikualifikasikan menjadi dua kelompok yaitu data kualitatif yang digunakan pada analisis non statistik dan kuantitatif pada analisis statistik (Arikunto, S. 2006: 145). Analisis data yang terdapat dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif. Metode analisis data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Metode Deskreptif Persentase Analisis Deskriptif Persentatif digunakan untuk memberikan deskriptif atau pembahasan dalam penelitian ini. Deskriptif Persentase menggambarkan keadaan atau suatu fenomena yang ada dalam penelitian (Ali, 1989: 186). Metode ini digunakan untuk mengelola data yang diperoleh dari jawaban- jawaban responden, melalui pemberian skor dengan kriteria tertentu. DP=
57
Keterangan : DP
: Deskriptif Presentase atau presentase nilai yang diperoleh (%)
n
: Skor yang diperoleh
N
: Skor maksimal atau skor ideal yang semestinya diperoleh responden
(Ali, 1989:104). Untuk menggunakan deskriptif
persentase sebelumnya jawaban
diskoring terlebih dahulu sebagai berikut : Jawaban a diberi skor 4 Jawaban b diberi skor 3 Jawaban c diberi skor 2 Jawaban d diberi skor 1 Data dari hasil penelitian yang diperoleh, diolah dan dianalisis serta diperhitungkan dengan menggunakan deskriptif persentase (DP). Untuk menentukan kriteria penskorannya digunakan perhitungan sebagai berikut : 1) Persentase skor maksimal = (4: 4) x 100% = 100% 2) Persentase skor minimal = (1:4) x 100% = 25% 3) Rentang = 100% - 25% = 75% 4) Panjang kelas interval = 75% : 4 = 18,75% Dengan panjang kelas interval 18,75% dan persentase skor minimal 25%, maka diperoleh kelas-kelas interval sebagai berikut :
58
Tabel 3.3 Perhitungan Deskriptif Prosentase No
Presentase
Kriteria
1
81.26%-100%
Sangat Tinggi
2
62.51%- 81.25%
Tinggi
3
43,76% - 62.50%
Rendah
4
25% - 43.75%
Sangat Rendah
Sumber : Arikunto, 2006 :293 Hasil yang diperhitungkan tersebut, kemudian menentukan kriteria. Sedangkan kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah empat, yaitu Sangat tinggi, tinggi , rendah , dan sangat rendah. 2. Uji Normalitas Data Untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak, dapat dilakukan dengan uji normalitas. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. 3. Analisis Regresi Metode ini digunakan untuk menganalis data penelitian tentang faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi tingkat partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman. Faktor-faktornya meliputi tingkat pendidikan dan tingkat kesadaran kepala keluarga. Untuk itu digunakan program SPSS 16 untuk memudahkan analisis regrasi berganda tersebut.
59
Analisis regresi ganda diperlukan dalam melakukan analisis tingkat pendidikan kepala keluarga (X1) dan tingkat kesadaran kepala keluarga (X2) terhadap perbedaan tingkat partisipasi kepala keluarga (Y) analisis ini bisa dihitung dengan rumus sebagai berikut: Y=a+
+
Dimana : Y
: Variabel tingkat psrtisipasi : Variabel tingkat pendidikan : Variabel tingkat kesadaran
a
: konstanta/tetapan yaitu nilai mutlak Y apabila
=0
koefisien regresi (Muhidin, 2007:199). 4. Uji Hipotesis a. Uji Parsial (Uji T) Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat secara parsial (uji t). Hasil analisis uji hipotesis antara variabel bebas X1dan X2 terhadap Y. b. Uji Hipotesis Secara Simultan Uji hipotesis secara serentak (uji F) antara variabel bebas dalam hal ini tingkat pendidikan kepala keluarga (X1), tingkat kesadaran kepala keluarga (X2) terhadap perbedaa tingkat partisipasi dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman (Y).
60
c. Koefisien Determinasi Analisis koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar nilai presentase kontribusi variabel bebas yaitu tingkat pendidikan kepala keluarga dan tingkat kesadaran kepala keluarga terhadap perbedaan tingkat partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Lokasi Penelitian Kelurahan Rowosari merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Letak astronomisnya 07 003’01” – 07005’08” LS dan 110027’31” – 110030’03” BT (Peta hasil penelitian tahun 2013). Berdasarkan letak administrasinya Kelurahan Rowosari memiliki batas wilayah sebagai berikut: a. Sebelah Utara
: Kabupaten Demak dan Kelurahan Sendangmulyo
Kota Semarang b. Sebelah Timur
: Kabupaten Demak
c. Sebelah Selatan
: Kabupaten Semarang
d. Sebelah Barat
: Kelurahan Meteseh Kota Semarang
(Sumber Peta Administratif Kelurahan Rowosari tahun 2013). Letak astronomis dan administrasi Kelurahan Rowosari Tembalang Kota Semarang dapat dilihat pada gambar 4.1.
61
Kecamatan
Gambar 4.1. Peta Administrasi Kelurahan Rowosari
62
62
63
Sebagian besar Kelurahan Rowosari dilewati oleh Sungai Babon. Kelurahan Rowosari terletak pada ketinggian 47 mdpl, mempunyai curah hujan sebanyak 2055 mm / tahun, topografinya berupa dataran rendah – berbukit, suhu udara rata-ratanya 25 – 35 0C. Kelurahan Rowosari memiliki 9 RW dan 41 RT. Tabel 4.1. Jumlah RW dan RT di Kelurahan Rowosari No No
RW
Dukuh
Jumlah RT
1
I
Sambung
2
2
II
Rowosari Krajan
5
3
III
Rowosari Krasak
5
4
IV
Rowosari Tengah
5
5
V
Tampirejo
4
6
VI
Muntuksari
4
7
VII
Pengkol
6
8
VIII
Kedungsari
5
9
IX
Kebuntaman
5
Jumlah
41
Sumber : Data Monografi Kelurahan Rowosari 2012. 2. Tata Guna Lahan Penggunaan lahan suatu wilayah terdiri dari lahan sawah, lahan bukan sawah, serta lahan permukiman, yang termasuk dalam sawah adalah
64
sawah pengairan (irigasi) dan sawah tadah hujan. Sedangkan yang termasuk dalam lahan bukan sawah adalah lahan pekarangan, ladang/tegalan, kolam, hutan Negara dan lain-lain. Peta penggunaan lahan di Kelurahan Rowosari dapat dilihat pada gambar 4.2.
65
Gambar 4.2. Peta Penggunaan Lahan Kelurahan Rowosari
65
66
Penggunaan lahan di Kelurahan Rowosari pada peta kebanyakan digunakan untuk tegalan/ladang yang mencapai 2,41 km² (28,31%) dan paling sedikit yang digunakan untuk tanah kosong yaitu 0,40 km² (5 %). Luas penggunaan lahan menurut jenisnya dapat dilihat pada tabel 4.2. berikut ini. Tabel 4.2. Luas dan Penggunaan Lahan Kelurahan Rowosari No.
Jenis
Luas Lahan (km2)
1. 2. 3. 4. 5.
Permukiman 1,08 Pekarangan 0,85 Tegalan/ladang 2,41 Prasarana umum lainnya 1,71 Tanah kosong 0,40 Tanah Kering = 6, 45 Km2 1. Sawah irigasi setengah teknis 2. Sawah tadah hujan 2,25 3. Sawah sederhana Persawahan/Tanah Sawah = 2,25 Km2 Jumlah =8,7 Km2 Sumber : Data Monografi Kelurahan Rowosari tahun 2012
Prosentase (%) 12,41 9,77 28,31 19,65 5,00
24,86
100
3. Kondisi Ekonomi Berdasarkan data monografi penduduk Kelurahan Rowosari Tahun 2012, jumlah penduduk Kelurahan Rowosari adalah 11.294 jiwa . Dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 5.575 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 5.719 jiwa, dengan luas wilayah 8,7 km² sehingga kepadatan penduduknya adalah 1.298 jiwa/ km². Mata pencaharian penduduk di Kelurahan Rowosari, sangat beragam diantaranya bermata pencaharian sebagai petani, buruh tani, pengusaha, buruh industri, buruh bangunan,
66
67
perdagangan, pengangkutan, PNS/ABRI, pensiunan, dan jasa-jasa. Jumlah keseluruhan penduduk berdasarkan mata pencahariannyan penduduk dapat dilihat pada tabel 4.3: Tabel 4.3. Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Rowosari No
Jenis Matapencaharian
Frekuensi
Prosentase (%)
1
Petani
588
8.43
2
Buruh Tani
801
11.49
3
Pengusaha
17
0.24
4
Buruh Industri
2189
31.40
5
Buruh Bangunan
1428
20.48
6
Pedagang
664
9.52
7
Pengangkutan
95
1.36
8
PNS / ABRI
33
0.47
9
Pensiunan
49
0.73
10
Jasa / Lainnya
1107
15.88
6971
100
Jumlah
Sumber : Data Monografi Kelurahan Rowosari 2012. Berdasarkan tabel 4.3. dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk di Kelurahan Rowosari bermata pencaharian sebagai buruh industri sebanyak 2189 (31,40%). Selebihnya bekerja sebagai buruh bangunan sebanyak 1428 (20,48%), jasa/lainnya sebanyak 1107 (15,88%), buruh tani sebanyak 801 (11, 49%), pedagang sebanyak 664 (9,52%), petani sebanyak
68
588 (8, 43%), pengangkutan sebanyak 95 (1,36%), pensiunan sebanyak 49 (0,73%), PNS/ABRI 33 (0, 47%), dan pengusaha sebanyak 17 (0,24%).
4. Kondisi Sosial a. Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Penduduk di Kelurahan Rowosari dapat dibagi berdasarkan kelompok umur. Dengan pembagian kelompok umur maka dapat diketahui jumlah penduduk produktif dan non produktif. Tabel dibawah ini menyajikan rincian jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin. Tabel 4.4 . Komposisi Penduduk Kelurahan Rowosari Berdasarkan Kelompok Umur Jenis Kelamin No
Kelompok Umur
Jumlah Prosentase (%)
Lakilaki
Perempuan
1
0–4
317
321
638
5,65
2
5–9
472
483
955
8, 46
3
10 – 14
551
559
1110
9,83
4
15 – 19
564
571
1135
10,05
5
20 – 24
575
581
1156
10,24
6
25 – 29
564
575
1139
10,09
7
30 – 34
532
541
1073
9,5
69
8
35 – 39
428
431
859
7,6
9
40 – 44
416
423
839
7, 43
10
45 – 49
381
393
774
6,85
11
50 – 54
355
385
740
6,55
12
55 – 59
280
285
565
5,00
13
60 – 64
91
107
198
1,75
14
64 +
49
64
113
1,00
5575
5719
11294
100
Jumlah
Sumber : Data Monografi Kelurahan Rowosari 2012. Berdasarkan data dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di Kelurahan Rowosari terbanyak berada pada kisaran umur 20 - 24 tahun yaitu sebesar 1156 jiwa. Sedangkan yang paling sedikit adalah penduduk pada kisaran usia lebih dari 64 tahun yaitu sebesar 113 jiwa. Banyaknya penduduk usia produktif (15-64 tahun) di Kelurahan Rowosari adalah sebesar 8.478 jiwa, sedangkan untuk usia non produktif sebesar 2.816 jiwa. Sehingga angka ketergantungan penduduk di Kelurahan Rowosari adalah sebesar 33. Jadi setiap penduduk usia produktif harus menanggung 33 penduduk usia tidak produktif. b. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan di Kelurahan Rowosari cukup beragam. Tidak sedikit yang telah tamat perguruan tinggi maupun akademi. Namun
70
rata-rata penduduknya memiliki pendidikan terakhir tamatan Sekolah Menengah Atas. Tabel 4.5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan No
Tingkat Pendidikan
Frekuensi
Prosentase (%)
72
0.64
1
Tidak Sekolah
2
Tidak Tamat SD
1787
15.82
3
Belum Tamat SD
968
8.57
4
Tamat SD
2418
21.41
5
SMP
2660
23.55
6
SMA
2940
26.03
7
Akademi / D3
196
1.74
8
Perguruan Tinggi
253
2.24
11294
100
Jumlah
Sumber : Data Monografi Kelurahan Rowosari 2012. Dari tabel 4.5. dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan masyarakat di Kelurahan Rowosari paling banyak adalah tamat SMA yaitu sebanyak 2940 atau 26.03%. Sedangkan tingkat pendidikan paling sedikit adalah tidak sekolah yaitu sebanyak 72 atau 0.64%. 5. Sarana Pemerintah a. Sarana Pendidikan Kelurahan Rowosari memiliki sarana pendidikan yang hampir lengkap mulai dari PAUD hingga Sekolah Menengah. Jumlah sarana
71
pendidikan yang ada di Kelurahan Rowosari tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Jumlah Sarana Pendidikan di Kelurahan Rowosari No
Jenjang pendidikan
F
%
1
PAUD
2
15.38
2
Taman Kanak-kanak
3
23.08
3
Sekolah Dasar/sederajat
5
38.47
4
Sekolah Menengah Pertama/sederajat
2
15.38
5
Sekolah Menengah Atas/sederajat
1
7.69
13
100
Jumlah
Sumber : Data Monografi Kelurahan Rowosari 2012. Dari tabel diatas dapat diketahu bahwa di Kelurahan Rowosari terdapat berbagai sarana pendidikan sampai pada sekolah menengah atas. Sarana pendidikan yang paling banyak adalah Sekolah Dasar yaitu masing-masing sebanyak 5 atau 38.47%. Sedangkan sarana pendidikan palling sdikit adalah SMA yang jumlah sebanyak 1 atau 7.69%. b. Sarana Kesehatan Kelurahan
Rowosari
memiliki
sarana
kesehatan
berupa
Puskesmas, serta dokter dan bidan praktek tersedia diwilayah ini. Tabel berikut ini akan menyajikan jumlah sarana kesehatan di Kelurahan Rowosari. Tabel 4.7. Jumlah Sarana Kesehatan di Kelurahan Rowosari
72
No
Jenis Sarana
Frekuensi
Prosentase (%)
1
Puskesmas
1
25
2
Dokter Praktik
2
50
3
Bidan Praktik
1
25
4
100
Jumlah
Sumber : Data Monografi Kelurahan Rowosari 2012. 6. Gambaran Partisipasi Kepala Keluarga dalam Perbaikan Sanitasi Lingkungan Permukiman Di Kelurahan Rowosari a. Mengikuti sosialisasi dan pembinaan program- program yang akan dikerjakan dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman Sosialisasi dan pembinaan dari kelurahan dilakukan dengan cara mengundang para perangkat desa untuk mengikuti rapat kerja untuk program perbaikan sanitasi yang dilakukan pada bulan Januari hingga Maret tahun 2011. Perangkat desa yang mendapat pembinaan dari kelurahan mensosialisasikan kepada masyarakat melalui berbagai wadah dan organisasi masyarakat yang ada misalnya PKK, pertemuan RT dan RW, serta perkumpulan pengajian yang ada di Kelurahan Rowosari. Pelaksanaan program perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di tahun 2011, tahap sosialisasi program dilaksanakan pada forum pertemuan RT se-kelurahan, hal ini dianggap telah mewakili seluruh warga. Kemudian sosialisasi dilaksanakan pada forum pertemuan ibu-ibu
73
PKK se-kelurahan, hal ini juga dirasa sudah mewakili ibu rumah tangga secara keseluruhan. Selain sosialisasi secara langsung, ada pula sosialisasi tidak langsung antar warga masyarakat. Sosialisasi ini dilaksanakan dengan saling menyampaikan informasi yang telah diterima kepada orang lain. Cara inilah yang paling efektif dalam mensosialisasikan program. Dengan cara ini sekitar 1.600 KK (60%) (Sumber: dokumentasi Kelurahan Rowosari tahun 2011) telah menerima sosialisasi tentang program perbaikan sanitasi lingkungan permukiman.
Gambar 4.3. Sosialisasi Program Perbaikan Sanitasi Pada Forum PKK seKelurahan Rowosari. Sumber :Dokumentasi Kelurahan Rowosari Tahun 2011. Program – program dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di Kelurahan Rowosari adalah sebagai berikut 6) Mengelolaan air bersih 7) Pembuatan MCK dan cara perawatannya
74
8) Mengelola sampah rumah tangga dan pembuatan tempat pembuangan sampah akhir 9) Mengelola limbah cair rumah tangga 10) Membuat saluran drainase b. Pelaksanaan program perbaikan sanitasi lingkungan permukiman 1) Pengelolaan air bersih Program pengelolaan air bersih ini bertujuan agar masyarakat dengan mudah mendapatkan air bersih, disetiap musim kemarau masyarakat slalu melakukan MCK di sungai karena kurangnya persediaan air yang dihasilkan oleh sumur gali, agar mereka tidak lagi melakukan MCK di sungai yang airnya sudah tidak bersih lagi maka masyarakat swadaya dengan pemerintah membuat sumur artesis. Ketika dilakukan pengamatan di lapangan, di masing-masing RW telah dibangun sumur artesis. Total jumlah sumur artesis di Kelurahan Rowosari yang telah dibangun di beberapa RW adalah sebanyak 8 buah (88,9%) dari target 9 sumur. Jumlah ini dirasa cukup,namun pemanfaatannya terkendala letaknya yang jauh dari rumah mereka dan mahalnya biaya pembelian pralon untuk menyalurkan air langsung sampai kerumah-rumah warga.
75
Gambar 4.4. Warga RW VIII Mencuci Baju di Sungai. Sumber : Dokumentasi Penelitian 2013.
Gambar 4.5. Pembuatan Sumur Artesis di RW I. Sumber
:
Dokumentasi Kelurahan Rowosari 2011.
2) Pembuatan MCK dan cara perawatannya Program pembuatan MCK umum pada program perbaikan sanitasi lingkungan permukiman merupakan program lanjutan dari bantuan WC masal di Kelurahan Rowosari yang telah dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya. Pembuatan MCK umum ini didanai oleh Pemkot melalui kelurahan dan pelaksanaannya dilaksanakan oleh masyarakat secara bergotong-royong. Ada juga bantuan pembuatan MCK untuk warga yang benar – benar tidak mampu/miskin dari klurahan, dalam program ini pihak kelurahan tidak hanya memberi bantuan berupa pembuatan MCK, dari kelurahan juga memberi pengarahan tentang cara merawat MCK yang benar kepada masyarakat.
76
Gambar 4. 6. MCK Umum di RW VIII. Sumber : Dokumentasi Penelitian 2013.
3) Mengelola sampah rumah tangga dan pembuatan tempat pembuangan sampah umum Sebagian besar warga Kelurahan Rowosari sudah dapat memisahkan antara sampah organik dan anorganik, mereka memilah sampa dengan memanfaatkan sampah – sampah tersebut, untuk sampah anorganik mereka menjual kepada pengepul sampah, tapi untuk sampah organik mereka masih belum bisa memanfaatkan untuk dijadikan kompos, sebagian besar sampah organik hanya dibakar, karena menurut mereka membuat kompos itu susah. Ketika dilakukan pengamatan di lapangan, di masing-masing RW telah dibangun tempat sampah. Total jumlah tempat sampah yang
77
telah dibangun di beberapa RW di Kelurahan Rowosari
adalah
sebanyak 8 buah (80%) dari target 10 buah tempat sampah. Jumlah ini dirasa cukup, namun pemanfaatannya terkendala letaknya yang jauh dari rumah mereka. Atas inisiatif ketua RT setempat, masyarakat juga membuat tempat sampah dengan cara membuata liang untuk tempat sampah di sekitar rumah mereka sebagai tempat pembuangan sampah umum, jika sampah sudah terkumpul maka sampah akan di bakar. Sayangnya warga yang tinggal dekat dengan sungai membuang sampahnya di sungai.
4) Pengelolaan limbah cair rumah tangga Penglolaan limbah cair rumah tangga di Kelurahan Rowosari sudah terorganisir, setiap rumah menyalurkan saluran pembuangan air limbahnya kepembuangan saluran limbah terpadu dimasing – masing RW tapi sayangnya pembuangan akhirnya di sungai, disetiap rumah – rumah warga sudah mempunyai bak kontrol untuk limbah cair rumah tangga.
78
Gambar
4.8.
Saluran Pembuangan Limbah Rumah Tangga Sumber : Dokumentasi Penelitian 2013.
Gambar 4.9. Bak Kontrol Limbah di Rumah Warga RW VIII Sumber : Dokumentasi Penelitian 2013.
5) Pembuatan Saluran Drainase Program pembangunan saluran drainase di Kelurahan Rowosari dilaksanakan oleh masyarakat secara bergotong-royong, dengan dibangunnya saluran drainase dapat mengurangi limpasan air hujan yang berlebihan, yang bila menggenang di jalan dapat merusak jalan.
79
Gambar 4.10. Pembuatan Saluran Drinase Secara Gotong Royong Sumber : Dokumentasi Penelitian 2013.
B. Hasil Penelitian 1. Deskriptif Prosentase a. Partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman Tingkat partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman akan dianalisis menggunakan analisis deskriptif persentase. Tujuannya untuk memperjelas gambaran terhadap variabelvariabel penelitian tantang tingkat partisipasi kepala keluarga dalam tahap sosialisasi dan pelaksanaan program perbaikan sanitasi lingkungan permukiman. Hasil pengukuran variabel tingkat partisipasi kepala keluarga dengan dua subvariabel yaitu tahap sosialisasi program dan pelaksanaan
80
program perbaikan sanitasi lingkungan permukiman menggunakan 17 item pertanyaan dari angket pertama dengan kisaran aktual 25% - 100%, dengan rata-rata sebesar 69,00%, dihasilkan empat kategori yaitu 25,00% - 43,75% termasuk kategori sangat rendah, 43,76% - 62,50% termasuk kategori rendah, 62,51% -81,25% termasuk kategori tinggi, dan 81,26% 100% termasuk kategori sangat tinggi. Hasil persentase tingkat partisipasi kepala keluarga menunjukkan nilai rata-rata 69,00%, dapat diketahui tingkat partisipasi kepala keluarga termasuk dalam kategori tinggi. Secara rinci hasil analisis deskripsi variabel tingkat partisipasi kepala keluarga dapat dilihat dalam tabel 4.8 berikut ini. Tabel 4.8. Distribusi Variabel Tingkat Partisipasi Kepala Keluarga. Interval Jumlah NO Kriteria Skor(%) Frekuensi Persen 1 81,26 – 100 Sangat tinggi 7 7.29 2 62,51 – 81,25 Tinggi 69 71.88 3 43,76 – 62,50 Rendah 20 20.83 4 25,00 – 43,75 Sangat rendah 0 0 Jumlah 96 100 Sumber : Analisis Data Primer 2013 (Lampiran 8) Berdasarkan pada tabel 4.8 diatas, dapat diperoleh gambaran tingkat partisipasi kepala keluarga, sebanyak 69 responden (71.88%) memiliki partisipasi yang tinggi dan 20 responden (20.83%) memiliki partisipasi rendah, kemudian 7 responden (7.29%) memiliki partisipasi sangat tinggi.
81
Partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan prmukiman dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap sosialisasi dan pelaksanaan program. Gambaran tahap sosialisasi dan pelaksanaan program dapat dilihat secara rinci berikut ini: 1) Partisipasi dalam tahap sosialisasi dan pembinaan program perbaikan sanitasi lingkungan permukiman Partisipasi kepala keluarga dalam tahap sosialisasi dan pembinaan adalah partisipasi kepala keluarga dalam menerima dan menyampaikan informasi berkaitan dengan program dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman serta pelaksanaan program tersebut. Tingkat partisipasi kepala keluarga dalam tahap sosialisasi program dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman ini didapat dari angket untuk kepala keluarga dengan jumlah soal 10 yang tertuang dalam soal nomor 1 hingga nomor 10 kisaran aktual 25% - 100% dengan rata-rata 72,00% dihasilkan empat kategori yaitu 25,00% 43,75% termasuk kategori sangat rendah, 43,76% - 62,50% termasuk kategori rendah, 62,51% -81,25% termasuk kategori tinggi, dan 81,26% - 100% termasuk kategori sangat tinggi, dilihat dari rata-rata tingkat partisipasi kepala keluarga dalam tahap sosialisasi adalah tinggi. Distribusi tingkat partisipasi kepala keluarga dalam tahap sosialisasi program dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di Kelurahan Rowosari, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
82
Tabel 4.9. Distribusi Tingkat Partisipasi Kepala Keluarga dalam Sosialisasi dan Pembinaan Program Perbaikan Sanitasi Lingkungan Permukiman Interval Skor(%) 1 81,26 – 100 2 62,51 – 81,25 3 43,76 – 62,50 4 25,00 – 43,75 Jumlah NO
Kriteria Sangat tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah
Jumlah Frekuensi Persen 15 15.63 61 63.54 20 20.83 0 0 96 100
Sumber : Analisis Data Primer, 2013 (Lampiran 8) Berdasarkan tabel diatas, diperoleh gambaran tingkat partisipasi kepala keluarga dalam tahap sosialisasi dan pembinaan program perbaikan sanitasi lingkungan permukiman, sebanyak 61 responden (63,54%) memiliki tigkat partisipasi tinggi dalam sosialisasi dan pembinaan program, kemudian 20 responden (20,83%) memiliki tingkat partisipasi rendah dan 15 responden (15,63%) memiliki partisipasi sangat tinggi. 2) Partisipasi kepala keluarga dalam pelaksanaan program perbaikan sanitasi lingkungan permukiman Partisipasi kepala keluarga dalam pelaksanaan program perbaikan sanitasi lingkungan permukiman adalah keikutsertaan kepala keluarga dan keluarganya dalam melaksanakan programprogram yang telah direncanakan untuk dilaksanakan di lingkungan permukiman di Kelurahan Rowosari. Tingkat partisipasi kepala keluarga dalam tahap pelaksanaan program diperoleh dari hasil angket
83
yang terdapat pada soal nomor 11 hingga 17 kisaran aktual 25% 100% dengan rata-rata 65,00%
dihasilkan empat kategori yaitu
25,00% - 43,75% termasuk kategori sangat rendah, 43,76% - 62,50% termasuk kategori rendah, 62,51% -81,25% termasuk kategori tinggi, dan 81,26% - 100% termasuk kategori sangat tinggi, dilihat dari ratarata yaitu 65,00% tingkat partisipasi kepala keluarga dalam tahap pelaksanaan adalah tinggi. Distribusi partisipasi kepala keluarga dalam tahap pelaksanaan program perbaikan sanitasi lingkungan permukiman dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini. Tabel 4.10. Distribusi Tingkat Partisipasi Kepala Keluarga dalam Pelaksanaan Program Perbaikan Sanitasi Lingkungan Permukiman Interval Skor(%) 1 81,26 – 100 2 62,51 – 81,25 3 43,76 – 62,50 4 25,00 – 43,75 Jumlah NO
Kriteria Sangat tinggi Tinggi Rendah Sangat rendah
Frekuensi 11 48 28 9 96
Jumlah Persen 11.46 50.00 29.17 9.37 100
Sumber : Analisis Data Primer 2013 (Lampiran 8) Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa tingkat partisipasi kepala keluarga dalam tahap pelaksanaan program perbaikan sanitasi lingkungan permukiman sebanyak 48 responden (50,00%) memiliki tigkat partisipasi tinggi dalam pelaksanaan program, kemudian 28 responden (29,17%) memiliki tingkat partisipasi rendah dan 11 responden (11,46%) memiliki partisipasi
84
sangat tinggi, 9 responden (9,37%) memiliki partisipasi sangat rendah. Dalam tahap pelaksanaan masih ada kepala keluarga yang memiliki tingkat partisipasi sangat rendah kemungkinan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan kepala keluarga mengenai pentingnya sanitasi lingkungan. d. Faktor – faktor yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi antar kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman. Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis faktor faktor yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman yaitu tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan dan tingkat kesadaran kepala keluarga menggunakan deskriptif prosentase. 1) Tingkat pendidikan Tabel 4.11. Distribusi Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga di Kelurahan Rowosari
No 1 2 3 4 5
Tingkat Pendidikan
Perguruan Tinggi SMA /sederajat SMP /sederajat SD /sederajat Tidak Sekolah Jumlah Sumber: Analisias Data Primer 2013 (Lampiran 8)
f
%
17 38 15 12 14 96
17.71 39.58 15.63 12.5 14.58 100
85
Berdasarkan tabel 4.11. diatas, dapat diperoleh gambaran, tingkat pendidikan Kepala Keluarga di Kelurahan Rowosari bervariasi, yaitu 38 responden (39,58%) tamat SMA/sederajat, 17 responden (17,71%) tamat Perguruan Tinggi, 15 responden (15,63%) tamat SMP/sederajat, 12 responden (12,5%) tamat SD/sederajat, dan 14 responden (14,58%) tidak sekolah. 2) Tingkat kesadaran Tingkat kesadaran dalam penelitian ini adalah tingkat kesadaran kepala keluarga dalam mewujudkan sanitasi lingkungan yang baik di Kelurahan Rowosari. Tingkat kesadaran
kepala
keluarga dalam mewujudkan sanitasi lingkungan yang baik diperoleh dari hasil angket kedua yang terdapat pada soal nomor 1 hingga 21 kisaran aktual 25% - 100% dengan rata-rata 72,00% dihasilkan empat kategori yaitu 25,00% - 43,75% termasuk kategori sangat rendah, 43,76% - 62,50% termasuk kategori rendah, 62,51% -81,25% termasuk kategori tinggi, dan 81,26% 100% termasuk kategori sangat tinggi, dilihat dari rata-rata yaitu 72,00% tingkat kesadaran kepala keluarga dalam mewujudkan sanitasi lingkungan yang baik adalah tinggi. Secara rinci hasil analisis deskripsi subvariabel tingkat kesadaran kepala keluarga dapat dilihat dalam tabel 4.12 berikut ini.
86
Tabel 4.12. Distribusi Tingkat Kesadaran Kepala Keluarga dalam Mewujudkan Sanitasi Lingkungan yang Baik Interval Jumlah NO Kriteria Skor(%) Frekuensi Persen 1 81,26 – 100 Sangat tinggi 10 10.42 2 62,51 – 81,25 Tinggi 72 75.00 3 43,76 – 62,50 Rendah 14 14.58 4 25,00 – 43,75 Sangat rendah 0 0 Jumlah 96 100 Sumber : Analisis Data Primer 2013 (Lampiran 8) Berdasarkan tabel 4.12 diatas, dapat diketahui bahwa 72 responden (75.00%) memiliki tingkat kesadaran tinggi dalam mewujudkan sanitasi lingkungan yang baik, sebanyak 14 responden (14.58%) memiliki tingkat kesadaran rendah dalam mewujudkan sanitasi lingkungan yang baik, kemudian sebanyak 10 responden (10,42%) memiliki tingkat kesadaran sangat tinggi dalam mewujudkan sanitasi lingkungan yang baik. 3) Tingkat pengetahuan Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan
kepala
keluarga
tentang
sanitasi.
Tingkat
pengetahuan kepala keluarga tentang sanitasi diperoleh dari hasil angket ketiga yang terdapat pada soal nomor 1 hingga 15 dengan pilihan benar dan salah. Dari 15 soal terdiri dari pengetahuan tentang pengelolaan air bersih, pengelolaan MCK, pengelolaan sampah, pengelolaan air limbah rumah tangga dan pengelolaan saluran drainase. Secara rinci analisis deskripsi persentase dari
87
angket pada penelitian ini dapat dilihat dari tabel berikut ini: i.
Pengetahuan tentang pengelolaan air bersih Pengetahuan kepala keluarga tentang pengelolaan air bersih pada angket ketiga diukur dengan dua pernyataan, salah satunya adalah soal sebagai berikut: Tabel 4.13. Pengetahuan Tentang Pengelolaan Air Bersih No Soal 3.
Pernyataan Air bersih dan air layak minum merupakan dua hal yang berbeda. Prosentase (%)
B
S
Jml
65
31
96
67.7 32.3 100
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2013. Dilihat dari tabel di atas, pengetahuan kepala keluarga tentang pengelolaan air bersih sudah tinggi karena 67,7% responden menjawab jawaban yang benar dan 32,3% responden menjawab jawaban yang salah. Penjelasan dari pernyataan tersebut adalah sebagai berikut, tidak semua air bersih layak untuk diminum. Tapi air yang layak minum dipastikan merupakan air bersih, lebih jelasnya basa dibuka pada landasan teori halaman 18 - 19.
88
ii.
Pengetahuan tentang pengelolaan MCK Tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang pengelolaan MCK diukur dengan tiga pernyataan, salah satu soalnya dapat dilihat pada tabel 4.14 : Tabel 4.14. Pengetahuan Tentang MCK No Pernyataan Soal 5.
MCK merupakan singkatan dari mandi cuci keramas Prosentase (%)
B
S
Jml
39
57
96
40.62 59.38 100
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2013. Jawaban yang benar dari pernyataan diatas adalah MCK singkatan dari mandi cuci kakus, tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang singkatan MCK di kelurahan rowosari sudah tinggi, dapat dilihat pada tabel, 59.38% responden menjawab pernyataan dengan tepat yaitu jawaban salah, dan masih ada 40,62% kepala keluarga yang masih bingung dengan singkatan dari MCK. iii.
Pengetahuan tentang pengelolaan sampah Tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang pengelolaan sampah diukur dengan tiga pernyataan, salah satu soalnya dapat dilihat pada tabel 4.15 :
89
Tabel 4.15. Pengetahuan Tentang Pengelolaan Sampah No Pernyataan B Soal 9.
Tujuan dari dibangunnya tempat sampah disetiap RW adalah agar warga tidak lagi membuang sampah di sembarang tempat dan di sungai. Prosentase (%)
81
S
Jml
15
96
84.38 15.62 100
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2013. Dilihat dari tabel 4.15. sebanyak 84,38% responden menjawab jawaban yang tepat, yaitu jawaban benar dan 15,62% menjawab salah. Fakta di lapangan walaupun sebagian besar kepala keluarga tahu tujuan dibuatnya tempat sampah di RW agar masyarakat tidak membuang sampah disembarang tempat dan di sungai tapi mereka masih saja ada yang membuang sampah disembarang tempat dan di sungai. Alasan mereka tidak membuang sampah ke tempat pembuangan sampah adalah jauhnya lokasi tempat sampah dengan pemukiman warga. iv.
Pengetahuan tentang pengelolaan air limbah rumah tangga Tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang pengelolaan limbah rumah tangga diukur dengan tiga pernyataan, salah satu pernyataan dapat dilihat pada tabel 4.16 :
90
Tabel 4.16. Pengetahuan Tentang Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga No Pernyataan B S Jml Soal 13.
Pengelolaan air limbah yang baik adalah dengan cara dibuang ke tanah supaya kering. Prosentase (%)
48
48
96
50.00 50.00 100
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2013. Dari 96 responden sebanyak 50,00% responden menjawab jawaban yang tepat yaitu jawaban salah dan 50,00% sisanya menjawab jawaban ang kurang tepat yaitu jawaban benar. Fakta dilapangan masih banyak warga yang hanya membuat saluran membuangan limbah dengan cara membuat lubang di tanah, sehingga air limbah mencemari air sumur, mereka menganggap cara itu adalah cara yang paling mudah dan murah. Ada juga masyarakat yang sudah membuat saluran air limbah dengan cara menyemen tanah agar air limbah tidak menyerap ke tanah, kemudian disalurkan ke saluran pembuangan limbah utama di RW mereka. v.
Pengetahuan tentang pengelolaan saluran drainase Tingkat pengetahuan kepala keluarga tentang pengelolaan saluran drainase diukur dengan dua pernyataan, salah satu pernyataan dapat dilihat pada tabel 4.17 :
91
Tabel 4.17. Pengetahuan Tentang Pengelolaan Saluran Drainase No Pernyataan B S Jml Soal 14.
Drainase permukiman mencakup tentang pengelolaan air limpasan yang berasal dari ar hujan yang berlebihan. Prosentase (%)
66
30
96
68.75 31.25 100
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2013. Dilihat dari tabel di atas, pengetahuan kepala keluarga tentang pengelolaan saluran drainase sudah tinggi karena 68,75% responden menjawab jawaban yang benar dan 31,25% responden menjawab jawaban yang salah. Fakta dilapangan warga merasa terbantu dengan adanya saluran drainase, dulu sebelum dibangun saluran drainase di kanan kiri jalan dimusim penghujan rumah warga sering kebanjiran limpasan air hujan yang berlebihan. Setelah ada saluran drainase rumah warga sudah tidak pernah kebanjiran, dan tidak ada genangan air hujan di jalanan. 2. Uji Normalitas Data Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan aplikasi spss 16 dengan dilakukan analisis untuk setiap variabelnya, guna diketahui apakah data dari setiap variabel memiliki distribusi normal atau tidak, syarat data
92
memiliki distribusi normal adalah data yang memiliki taraf signifikasi dibawah 0,05.
a. Variabel Tingkat Partisipasi Kepala Keluarga Untuk mengetahui apakah tingkat partisipasi kepala keluarga memilki distribusi normal atau tidak, maka perlu dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji kolmogorov-smimov. Tabel 4.18. Uji Normalitas Variabel Tingkat Partisipasi Kepala Keluarga Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statist ic T_Partisipas i
df
.097
Sig. 96
Shapiro-Wilk
Statistic
.025
.979
df
Sig. 96
.138
a. Lilliefors Significance Correction Berdasarkan uji kolmogorov-smimov variabel tingkat partisipasi kepala keluarga memiliki taraf signifikasi sebesar 0,025 < 0,05, sehingga dapat diketahui bahwa variabel tingkat partisipasi kepala keluarga memiliki distribusi normal. b. Variabel Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga
93
Untuk mengetahui apakah tingkat pendidikan kepala keluarga memilki distribusi normal atau tidak, maka perlu dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji kolmogorov-smimov. Tabel 4.19.
Uji Normalitas Variabel Tingkat Pendidikani Kepala K e Tests of Normality l uKolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk a r Statistic Df Sig. Statistic df Sig. g T_Pendidik a .267 96 .000 .863 96 .000 an a. Lilliefors Significance Correction Berdasarkan
uji
kolmogorov-smimov
variabel
tingkat
pendidikan kepala keluarga memiliki taraf signifikasi sebesar 0,000 < 0,05, sehingga dapat diketahui bahwa variabel tingkat pendidikan kepala keluarga memiliki distribusi normal. e. Variabel Tingkat Kesadaran Kepala Keluarga Untuk mengetahui apakah tingkat kesadaran kepala keluarga memilki distribusi normal atau tidak, maka perlu dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji kolmogorov-smimov. Tabel 4.20. Uji Normalitas Variabel Tingkat Kesadaran Kepala Keluarga
94
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic T_Kesadar an
Df
.098
Shapiro-Wilk
Sig. 96
Statistic
.022
df
.987
Sig. 96
.179
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan uji kolmogorov-smimov variabel tingkat kesadaran kepala keluarga memiliki taraf signifikasi sebesar 0,022 < 0,05, sehingga dapat diketahui bahwa variabel tingkat kesadaran kepala keluarga memiliki distribusi normal. 3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Dalam rangka menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan perhitungan analisis regresi berganda dengan program SPSS 16 diperoleh hasil : Tabel 4.21. Analisis Regresi Linier Berganda Coefficientsa Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model
B
Std. Error
1(Constant)
31.316
5.594
T_Pendidikan
.753
.224
T_Kesadaran
.259
.087
Beta
t
Sig.
5.598
.000
.512
3.208
.001
.295
2.959
.004
95
Coefficientsa Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model
B
1(Constant)
31.316
5.594
.753
.224
T_Kesadaran .259 .087 a. Dependent Variable: T_Partisipasi
T_Pendidikan
Std. Error
Beta
t
Sig.
5.598
.000
.512
3.208
.001
.295
2.959
.004
Hasil analisis regresi berganda diperoleh koefisien untuk variabel bebas X1= 0,753, X2= 0,259 dengan konstanta sebesar 31,316, sehingga model regresi yang diperoleh adalah: = 31,316 + 0,753 X1 + 0,259 X2 Dimana : Y = Variabel terikat (tingkat partisipasi kepala keluarga) X1 = Variabel bebas (tingkat pendidikan kepala keluarga) X2 = Variabel bebas (tingkat kesadaran kepala keluarga) a) Nilai konstanta sebesar 31,316 b) Koefisien regresi X1 (tingkat pendidikan kepala keluarga) dari perhitungan linier berganda didapat nilai coefficients (b1) = 0,753. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat pendidikan kepala keluarga partisipasi juga akan meningkat sebesar 0,753 pada konstanta 31,316 dengan anggapan variabel tingkat kesadaran kepala keluarga adalah konstanta.
96
c) Koefisien regresi X2 (tingkat kesadaran kepala keluarga) dari perhitungan linier berganda didapat nilai coefficients (b2) = 0,259. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat kesadaran kepala keluarga untuk mewujudkan sanitasi yang baik maka tingkat partisipasi juga akan naik sebesar 0,259 pada konstanta 31,316 dengan anggapan variabel tingkat pendidikan kepala keluarga adalah konstanta. 4. Pengujian Hipotesis a. Uji Parsial (Uji T) Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat baik secara parsial. Hasil analisis uji hipotesis antara variabel bebas X1 dan X2 terhadap Y. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program spss dapat diketahui hasiln uji hipotesis secara parsial. Bahwa koefisien (T) pada variabel tingkat pendidikan kepala keluarga sebesar 3,208 dengan taraf signifikasi sebesar 0,001, dengan demikian dapat diketahui bahwa nilai signifikasi tingkat pendidikan kepala keluarga <0,05 %, maka terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat pendidikan kepala keluarga terhadap tingkat partisipasi kepala keluarga, sedangkan pada tingkat kesadran kepala keluarga diketahui koefisien (T) sebesar 2,959 dan taraf signifikasi sebesar 0,004 dengan demikian taraf signifikasi variabel tingkat kesadaran kepala keluarga < 0,05 % , maka terdapat pengaruh yang signifikan dari tingkat partisipasi kepala keluarga terhadap tingkat partisipasi kepala keluarga .
97
b. Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F) Uji hipotesis secara serentak (uji F) antara variabel bebas dalam hal ini tingkat pendidikan kepala keluarga (X1), tingkat kesadaran kepala keluarga (X2) terhadap tingkat partisipasi kepala keluarga (Y). hasil analisis uji F dapat dilihat dalam tabel berikut : 1) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi antar kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman. 2) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada dua faktor (faktor tingkat pendidikan dan faktor tingkat kessadaran) yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi atar kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman. Tabel 4.22. Hasil Analisis Uji F (Secara Simultan) ANOVAb
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
1Regression
256.138
2
128.069
Residual
2713.696
93
29.180
Total
2969.833
95
a. Predictors: (Constant), T_Kesadaran, T_Pendidikan
F 4.389
Sig. .015a
98
ANOVAb Sum of Squares
Model
df
Mean Square
1Regression
256.138
2
128.069
Residual
2713.696
93
29.180
Total
2969.833
95
F 4.389
Sig. .015a
b. Dependent Variable: T_Partisipasi
Hasil perhitungan dengan menggunakan program spss dapat diketahui bahwa F hitung 4,389 dengan nilai signifikasi sebesar 0,015, karena nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak. Jadi dapat dikatakan bahwa, ada dua faktor (faktor tingkat pendidikan dan faktor tingkat kessadaran) yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi antar kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang. c. Koefisien Determinasi Analisis koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar nilai persentase kontribusi variabel bebas yaitu tingkat pendidikan kepala keluarga dan tingkat kesadaran kepala keluarga terhadap tingkat partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan lingkungan permukiman di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota
99
Semarang. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai koefisien determinasi sebagai berikut: Tabel 2.23. Koefisien Diterminasi Model Summaryb
Model
R
1
.294a
R Square
Adjusted R Square
.186
Std. Error of the Estimate
.607
5.402
a. Predictors: (Constant), T_Kesadaran, T_Pendidikan b. Dependent Variable: T_Partisipasi
Nilai koefisien determinasi adalah sebesar 0,607 hal itu berarti bahwa variasi perubahan y dipengaruhi oleh perubahan X1 dan X2 sebesar 60,7%. Jadi besarnya pengaruh tingkat pendidikan dan tingkat kesadaran kepala keluarga terhadap perbedaan tingkat partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang sebesar 60,7% sedangkan sisanya sebesar 39,3 % dipengaruhi oleh faktor lain.
100
C. Pembahasan Pembahasan ini merupakan bagian tindak lanjut dari hasil penelitian seperti yang telah diuraikan di depan. Pembahasan dari hasil penelitian yang telah diperoleh adalah sebagai berikut: Partisipasi masyarakat pada dasarnya dapat dinyatakan dalam bentuk pemikiran, keterampilan/keahlian, tenaga, harta benda atau uang.
Partisipasi
dalam penelitian ini dibagi dalam dua tahap yaitu tahap sosialisasi dan pelaksanaan program. Perbedaan tingkat partisipasi seseorang dipengaruhi oleh berbagai hal diantaranya adalah tingkat pendidikan, tingkat kesadaran dan tingkat pengetahuan. Berdasarkan hasil deskriptif prosentase dapat diketahui bahwa ada 11 responden mempunyai tingkat partisipasi sangat tinggi, 48 responden mempunyai tingkat partisipasi tinggi, 28 responden mempunyai tingkat partisipasi rendah dan 9 responden mempunyai tingkat partisipasi sangat rendah, jika dilihat rata-ratanya sebesar 69,00% maka tingkat partisipasi kepala keluarga dikategorikan tinggi, sedangkan utuk faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan pemukiman. Untuk tingkat pendidikan sebanyak 17 responden lulus Perguruan Tinggi, 38 responden lulus SMA, 15 responden lulus SMP, 12 responden lulus SD, dan 14 responden tidak sekolah. Untuk tingkat kesadaran kepala keluarga sebanyak 10 responden memiliki tingkat kesadaran sangat tinggi, 72 responden mempunyai tingkat kesadaran tinggi, dan 14 responden mempunyai tingkat kesadaran untuk
101
mewujudkan sanitasi yang baik kriteriana rendah. Rata-rata tingkat kesadaran kepala keluarga untuk mewujudkan sanitasi yang baik sebesar 72,00% dengan kriteria tinggi. Jika dilihat dari tingkat pengetahuan, pengetahuan kepala keluarga termasuk dalam kategori tinggi. Dari 15 pernyataan pada angket sebagian besar responden menjawab jawaban yang tepat. Jika dilihat dari hasil uji hipotesis secara simultan diperoleh nilai signifikasi 0,015 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan ada dua faktor yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi antar kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman, faktor- faktornya adalah tingkat pendidikan dan kesadaran kepala keluarga. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan pengetahuan kepala keluarga maka semakin tinggi pula perbedaan tingkat partisipasi antar kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman. Buruknya sanitasi di Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan kesadaran kepala keluarga, rendahnya tingkat pendidikan dan kesadaran kepala keluarga tentunya sangat mempengaruhi buruknya sanitasi di Kelurahan Rowosari. Semakin rendah tingkat pendidikan dan Kesadaran kepala keluarga maka semakin rendah pula tingkat partisipasi kepala keluarga. Jika tingkat pendidikan dan kesadaran kepala keluarga tinggi maka tingkat partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi juga tinggi. Maka sanitasi yang baik akan terwujud.
102
Pemerintah telah melakukan upaya untuk perbaikan sanitasi, dengan program-program perbaikan sanitasi Adapun program – programnya antara lain: 1. Mengelolaan air bersih 2. Pembuatan MCK dan cara perawatannya 3. Mengelola sampah rumah tangga dan pembuatan tempat pembuangan sampah akhir 4. Mengelola limbah cair rumah tangga 5. Membuat saluran drainase Tapi program dari pemerintah tidak akan berjalan tanpa adanya partisipasi kepala keluarga. Hasil dari pelaksanaan program dapat dilihat pada peta perbaikan sanitasi di Kelurahan Rowosari pada gambar 4.11. berikut ini.
103
Gambar 4.11. Peta Sanitasi Kelurahan Rowosari 103 103
104
Berdasarkan peta sanitasi diatas akan dibahas dalam program – program perbaikan sanitasi berikut ini. 1. Pengelolaan Air Bersih Ketika dilakukan pengamatan di lapangan, di masing-masing kelurahan telah dibangun sumur artesis. Total jumlah sumur artesis di Kelurahan Rowosari yang telah dibangun di beberapa RW adalah sebanyak 8 buah (88,9%) dari target 9 sumur. Jumlah ini dirasa sangatlah cukup, namun pemanfaatannya terkendala letaknya yang jauh dari rumah mereka dan mahalnya biaya pembelian pralon untuk menyalurkan air langsung sampai kerumah-rumah warga. Setidakny dengan adanya sumur artesis bisa mengurangi jumlah warga yang masih menggunakan air sungai untuk MCK. 2. Pembuatan MCK dan Cara Perawatannya Di Kelurahan Rowosari sudah terdapat 8 MCK komunal. Pemanfaatan MCK umum ini dikatakan berhasil, karena dengan adanya MCK umum banyak masyarakat di Kelurahan Rowosari melakukan mandi, cuci, kakus di MCK umum. Untuk perawatan MCK umum masyarakat setempat membuat jadwal piket untuk membersihkan MCK, bagi masyarakat yang tidak melakukan piket akan ada denda berupa membayar sebesar Rp 10.000 ,- perklompok piket. Setiap tiga bulan sekali ada pemeriksaan MCK dari kelurahan dan Puskesmas, untuk memeriksa MCK umum dan MCK di rumah – rumah warga, dari Puskesmas memeriksa kebersihan dan kelengkapan MCK dan memeriksa tempat penyimpanan air
105
harus bebas dari jentik – jentik nyamuk. Mengelola Sampah Rumah Tangga dan Pembuatan Tempat 3.
Pembuangan Sampah Umum Program ini belum bisa dikatakan berhasil, meskipun di masingmasing RW telah tempat sampah. Total jumlah tempat sampah yang telah dibangun di beberapa RW di Kelurahan Rowosari adalah sebanyak 8 buah (80%) dari target 10 buah tempat sampah. Jumlah ini dirasa cukup, namun pemanfaatannya terkendala letaknya yang jauh dari rumah mereka. Atas inisiatif ketua RT setempat, masyarakat juga membuat tempat sampah dengan cara membuata liang untuk tempat sampah di sekitar rumah mereka sebagai tempat pembuangan sampah akhir, jika sampah sudah terkumpul maka sampah akan di bakar. Jika masih ada warga yang membuaang sampah di sembarang tempat dan di sungai mereka akan kena denda sebesar Rp. 10.000,-. Di Keluraha Rowosari masih banyak warga yang tidak bisa memanfaatkan sampah untuk didaur ulang menjadi barang yang bermanfaat, mereka berpikir mendaur ulang sampah itu ribet, mereka lebih senang menjual smpah anorganik kepada pengepul sampah, dan membakar sampah organik.
4. Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga Penglolaan limbah cair rumah tangga di Kelurahan Rowosari sudah terorganisir, setiap rumah menyalurkan saluran pembuangan air limbahnya kepembuangan saluran limbah terpadu dimasing – masing RW tapi
106
sayangnya pembuangan akhirnya di sungai, disetiap rumah – rumah warga sudah mempunyai bak kontrol untuk limbah cair rumah tangga. 5. Pembuatan Saluran Drainase Program pembangunan saluran drainase di Kelurahan Rowosari dilaksanakan
oleh
masyarakat
secara
bergotong-royong,
dengan
dibangunnya saluran drainase dapat mengurangi limpasan air hujan yang berlebihan, yang bila menggenang di jalan dapat merusak jalan.
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan
uraian
pembahasan
hasil
penelitian
yang
telah
disampaikan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Partisipasi
kepala
keluarga
dalam perbaikan sanitasi
lingkungan
permukiman di Kelurahan Rowosari dengan responden 96 KK rata –rata tingkat
partisipasinya
sebesar
69,00%
dengan
kriteria
tingkat
partisipasinya tinggi. 2. Ada dua faktor yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi antar kepala keluarga dengan F hitung 4,389 dan taraf signifikasi sebesar 0,015 < dari 0,05
yang artina
perbedaan tingkat partisipasi antar kepala
keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman di Kelurahan Rowosari dipengaruhi oleh tingkat pendidikan kepala keluarga dan tingkat kesadaran kepala keluarga dalam mewujudkan sanitasi yang baik. Besarnya pengaruh tingkat pendidikan dan kesadaran kepala keluarga terhadap perbedaan tingkat partisipasi kepala keluarga di Kelurahan Rowosari sebesar 60,7% sedangkan sisanya 39,3% di pengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
107
108
B. Saran Saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan adalah : 1. Kepala keluarga hendaknya lebih meningkatkan partisipasi dalam mewujudkan sanitasi yang baik dan perlu adanya sosialisasi, koordinasi serta mengupayakan kegiatan yang berkaitan dengan perbaikan sanitasi lingkungan permukiman. 2. Perlu adanya usaha peningkatan kesadaran kepala keluarga agar tingkat partisipasinya semakin tinggi. Kemudian memngutamakan menempuh pendidikan formal yang tinggi untuk masyarakat, serta perlu adanya pembinaan pendidikan kelingkungan di berbagai jenjang pendidikan untuk instansi pendidikan terkait. Sebab tingkat pendidikan dan kesadaran kepala keluarga
merupakan faktor yang berpengaruh besar dalam partisipasi
perbaikan santasi lingkungan permukiman.
109
DAFTAR PUSTAKA
Alfin, Muhammad. 2011. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Masyarakat Dengan Pemanfaatan Mck Komunal di Permukiman Padat Daerah Pesisir Kelurahan Belawan Kecamatan Medan Belawan Tahun 2011. Skripsi S1 Jurusan Ilmu Kesehatan Masarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat. Medan : USU. Ali, Mohammad. 1989. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Srategi. Bandung: Angkasa. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. -------------. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Daryanto. 2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Data Monografi Kelurahan Rowosari Tahun 2012 Semester 1 dan 2. Departemen Kesehatan RI. 2004. Syarat-syarat Jamban Sehat. Jakarta: Departemen Kesehatan. Departemen Pekerjaan Umum. 2002. Pengembangan prasarana Pedesaan. Yogyakarta: Departemen Pekerjaan Umum Departemen Pekerjaan Umum. 2008. Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman Berbasis Komunisa (REKOMPAK).Yogyakarta. Departemen Pekerjaan Umum. Dwiningrum, Siti Irene . 2011. Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Fandayani, Aprilia. 2010. Partisipasi Ibu Rumah Tangga dalam Program Kali Bersih (Studi Kasus di Bantaran Sungai Kaligarang Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang). Skripsi S1 Jurusan Geografi Faikultas Ilmu Sosial. Semarang: UNNES.
110
Juliani, Tety.2010. Kepedulian Masyarakat dalam Program Sanitasi Permukiman Kumuh di Kota Tanjung Balai. Tesis S2 Prodi . Semarang ; UNDIP Kasjono, Heru S. 2011. Penyehatan Permukiman. Yogyakarta : Goysen Publishing. Manguny, Tatang. 2010. Populasi dan Sampel Penelitian. Diunduh di http://tatangmanguny.wordprees.com/2010/04/19 / ukuran-sampel- rumusslovin. Tanggal 9 Maret 2012. Mardikanto. 2003. Redifinisi Penyuluhan. Jakarta : Puspa. Muhidin, Sambas Ali dan Maman Abdurrahman. 2007. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Bandung : Pustaka Setia. Munib, Achmad,dkk. 2006. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UNNES PRESS. Mustar, Yeti Septiani. 2012. Pengertian Sanitasi Lingkungan. Diunduh di http://yettyseptianimustar.blogspot.com. Tanggal 9 Oktober 2012. Nadirawati. 2011. Hubungan Dukungan Kk Dengan Partisipasi Keluarga dalam Program Minum Obat Filariasi di Majaserta Kabupaten Bandung. Skripsi S1 Jurusan Ilmu Kesehatan Masarakat . Cimahi : Stikes Ahmad Yani. Nugraheni, Retno Puji. 2011. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Ibu Rumah Tangga Terhadap Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan di Desa Pucang Kecamatan Secang Kabupaten Magelang. Skripsi S1 Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial. Semarang: UNNES. Nurdin, Diding. 2010. Perbaikan Program. (http://DidingNurdin. Direktori/FIP/JUR/UPI._Administrasi_Pendidikan/Bab_10_EV_Perbaikan _Program.pdf diakses tanggal 31 Desember 2012). Persada, Aryan. 2012. Drainase Permukiman. Diunduh di http://aryapersada.com. Tanggal 9 Oktober 2012. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2010. Pengertian Kepala Keluarga. Diunduh di http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi. Tanggal 11 Oktober 2012. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2010. Pengertian Kesadaran. Diunduh di http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi. Tanggal 12 Desember 2012.
111
Rohman, Ainur. 2009. Politik, Partisipasi dan Demokrasi dalam Pembangunan. Malang: Averroes Press. Santoso. 2010. Studi Tentang Kesadaran.(http//Flontar.ui.ac.id_Ffile_Ddigital Studi tentang-Literatur.pdf diakses tanggal 1 Januari 2013). Sugiono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. ----------. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. ----------. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Suparyanto. 2012. Pengertian Kepala Keluarga. Diunduh di http://drsuparyanto.blogspot.com. Tanggal 11 Oktober 2012. Tika, Pabundu. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta : Bumi Aksara. Tim Pokja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan.2010. Buku Putih Sanitasi Kota Semarang. Semarang : BAPPEDA -------------. 2010. Sektor Sanitasi Kota Sampah . Semarang : BAPPEDA Undang - undang No.4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman. Jakarta : Kementrian Negara Republik Indonesia. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Kementerian Pendidikan Nasional. Undang – undang Lingkungan Hidup No.23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta : Kementrian Negara Republik Indonesia. World Health Organisation (WHO) Winarsih, Sri. 2008. Pengetahuan Sanitasi dan Aplikasinya. Semarang : Aneka Ilmu.
112
113
Lampiran 1
KISI-KISI INSTRUMENT PENELITIAN Judul Skripsi
: Partisipasi Kepala Keluarga dalam Perbaikan Sanitasi Lingkungan Permukiman
di
Kelurahan
Rowosari
kecamatan
Tembalang Kota Semarang. No 1
2
Variabel Partisipasi Kepala Keluarga dalam Perbaikan sanitasi Lingkungan Permukiman
Faktor yang mempengaruhi perbedaan tingkat partisipasi
Sub variabel a. Partisipasi dalam Sosialisasi Program Perbaikan Sanitasi Lingkungan Permukiman Jumlah b. Partisipasi Kepala Keluarga dalam Pelaksanaan program Perbaikan Sanitasi Lingkungan Permukiman Jumlah a. Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga. Jumlah b. Tingkat kesadaran kepala keluarga dal mewujudkan sanitasi lingkungan permukiman
Jumlah soal
Nomor soal
10
1, 2,3,4,5,6,7,8,9,10
10
7
11,12,13,14,15,16,17
7 1
18 1
21
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13 14,15,16,17,18,19,20,21
21 c. Tingkat Pengetahuan Kepala Keluarga tentang sanitasi
15
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13 ,14,15 15
114
Lampiran 2 INSTRUMEN PENELITIAN
Kepada Yth. Bapak/ Ibu Di tempat Dengan hormat, Dalam rangka penelitian untuk menyusun skripsi yang berjudul “Partisipasi Kepala Keluarga dalam Perbaikan Sanitasi Lingkungan Permukiman
di
Kelurahan
Rowosari
Kecamatan
Tembalang
Kota
Semarang” maka saya memohon bantuan bapak/ibu untuk mengisi angket ini. Penelitian / pengumpulan data (informasi) semata-mata hanya bertujuan untuk dapat mengetahui program program yang telah dilaksanakan dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman. Segala sesuatu yang berhubungan dengan kerahasiaan angket ini akan saya jaga. Untuk itu saya mohon bantuan bapak/ibu untuk mengisi angket ini apa adanya sesuai dengan kenyataan yang ada. Semoga bantuan bapak/ibu bermanfaat bagi kami. Atas bantuan dan kerjasama bapak/ibu dalam mengisi angket ini, saya ucapkan terimakasih. Peneliti
Niken Luluk Cahyani
115
Lampiran 3 LEMBAR ANGKET Petunjuk Pengisisian Angket : 1. Sebelum mengisi angket, terlebih dahulu tuliskan identitas anda pada kolom yang telah disediakan. 2. Cara pengisian dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai. 3. Jawab pertanyaan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. 4. Atas kerjasamanya saya ucapkan terimakasih. Angket 1 IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama
:
2. Umur
:
3. Alamat
:
4. Pekerjaan
:
5. Jumlah anggota keluarga : 6. Pendidikan terahir KK
:
PARTISIPASI KEPALA KELUARGA DALAM PERBAIKAN SANITASI LINGKUNGAN PERMUKIMAN
A. Partisipasi kepala keluarga dalam sosialisasi program perbaikan sanitasi lingkungan permukiman. 1. Pernahkah Bapak/Ibu menerima informasi program perbaikan sanitasi tentang pengelolaan air bersih dari kelurahan, RW, RT, PKK atau dari sumber lain? Jika pernah berapa kali? a. pernah, lebih dari empat kali
c. Pernah, dua kali
b. Pernah, tiga kali
d. pernah sekali
2. Pernahkah Bapak/Ibu menerima informasi program perbaikan sanitasi tentang pembuatan MCK dan cara perawatannya dari kelurahan, RW, RT, PKK atau dari sumber lain? Jika pernah berapa kali? a. pernah, lebih dari empat kali
c. Pernah, dua kali
116
b. Pernah, tiga kali
d. pernah sekali
3. Pernahkah Bapak/Ibu menerima informasi program perbaikan sanitasi tentang pengelolaan sampah yang benar dari kelurahan, RW, RT, PKK atau dari sumber lain? Jika pernah berapa kali? a. pernah, lebih dari empat kali
c. Pernah, dua kali
b. Pernah, tiga kali
d. pernah sekali
4. Pernahkah Bapak/Ibu menerima informasi program perbaikan sanitasi tentang pengelolaan limbah cair rumah tangga (misalnya cara mengelola air bekas cuci baju, bekas cuci piring, bekas mandi, air limbah kakus agar tidak mencemari lingkungan) dari kelurahan, RW, RT, PKK atau dari sumber lain? Jika pernah berapa kali? a. pernah, lebih dari empat kali
c. Pernah, dua kali
b. Pernah, tiga kali
d. pernah sekali
5. Pernahkah Bapa/Ibu menerima informasi program perbaikan sanitasi tentang pembuatan selokan untuk saluran drainase/pembuangan air hujan yang berlebihan dari kelurahan, RW, RT, PKK atau dari sumber lain? Jika pernah berapa kali? a. pernah, lebih dari empat kali
c. Pernah, dua kali
b. Pernah, tiga kali
d. pernah sekali
6. Pernahkah Bapak/Ibu menyampaikan informasi program perbaikan sanitasi tentang pengelolaan air bersih (cara untuk mendapatkan air yang sehat dengan cara merebus, penyaringan, klorinasi dsb) kepada orang lain? Jika pernah berapa kali? a. pernah, lebih dari empat kali
c. Pernah, dua kali
b. Pernah, tiga kali
d. pernah sekali
7. Pernahkah Bapak/Ibu menyampaikan informasi program perbaikan sanitasi tentang pembuatan MCK dan cara perawatannya kepada orang lain? Jika pernah berapa kali? a. pernah, lebih dari empat kali
c. Pernah, dua kali
b. Pernah, tiga kali
d. pernah sekali
117
8. Pernahkah Bapak/Ibu menyampaikan informasi program perbaikan sanitasi tentang pengelolaan sampah yang benar kepada orang lain? Jika pernah berapa kali? a. pernah, lebih dari empat kali
c. Pernah, dua kali
b. Pernah, tiga kali
d. pernah sekali
9. pernahkah Bapak/Ibu menyampaikan informasi program perbaikan sanitasi tentang pengelolaan limbah cair rumah tangga (misalnya cara mengelola air bekas cuci baju, bekas cuci piring, bekas mandi, air limbah kakus agar tidak mencemari lingkungan) kepada orang lain? Jika pernah berapa kali? a. pernah, lebih dari empat kali
c. Pernah, dua kali
b. Pernah, tiga kali
d. pernah sekali
10. Pernahkah Bapak/Ibu menyampaikan informasi program perbaikan sanitasi tentang pembuatan selokan untuk saluran drainase/pembuangan air hujan yang berlebihan kepada orang lain? Jika pernah berapa kali? a. Pernah, lebih dari tiga kali
c. Pernah, sekali
b. Pernah, dua kali
d. pernah sekali
A. Partisipasi dalam pelaksanaan program perbaikan sanitasi lingkungan permukiman. 11. Pernahkah Bapak/Ibu ikut serta dalam pengelolaan air bersih (cara untuk mendapatka air sehat dan bersih) di RW Bapak/Ibu?jika pernah berapa kali? a. pernah, lebih dari empat kali
c. Pernah, dua kali
b. Pernah, tiga kali
d. pernah sekali
12. Apakah di rumah Bapak/Ibu sudah mempunyai tempat MCK? a. Ya, (tempat mandi, cuci dan kakus) b. Ya, (tempat untuk mandi dan cuci) c. Ya, (hanya tempat untuk mandi) d. tidak
118
13. Apakah keluarga Bapak/Ibu menggunakan MCK secara maksimal? a. Selalu (setiap hari) b. Sering (2 hari sekali) c. Kadang-kadang (3 hari sekali) d. Tidak pernah 14. Apakah Bapak/ibu dan keluarga ikut serta membangun tempat sampah? Jika pernah berapa kali? a. pernah, lebih dari empat kali
c. Pernah, dua kali
b. Pernah, tiga kali
d. pernah sekali
15. Apakah keluarga Bapak/Ibu pernah melakukan pemisahan antara sampah organik dan anorganik? a. Selalu (setiap hari) b. Sering (1 minggu sekali) c. Kadang- kadang (1 bulan sekali) d. Tidak pernah 16. Apakah keluarga Bapak/Ibu membuang limbah cair bekas mandi dan cuci di saluran limbah yang telah dibangun swadaya oleh masyarakat? a. Selalu (setiap hari) b. Sering (2 hari sekali) c. Kadang-kadang (3 hari sekali) d. Tidak pernah 17. Apakah Bapak/Ibu dan keluarga pernah ikut serta untuk membangun selokan untuk saluran drainase/ pembungan air hujan yang berlebihan? a. pernah, lebih dari empat kali
c. Pernah, dua kali
b. Pernah, tiga kali
d. pernah sekali
TINGKAT PENDIDIKAN KEPALA KELUARGA
18. Berapa lama Bapak/Ibu menempuh pendidikan formal? a. ≥ 13 tahun
c. 1 – 9 tahun
b. 10 – 12 tahun
d. Tidak sekolah
119
Angket 2 TINGKAT KESADARAN KEPALA KELUARGA DALAM MEWUJUDKAN PERBAIKAN SANITASI LINGKUNAN PERMUKIMAN
1. Sumber air bersih yang biasa digunakan untuk pemenuh kebutuhan keluarga sehari-hari : a. Sumur artetis/ PDAM
c. Air hujan
b. Sumur gali
d. Sungai
2. Sumber air untuk keperluan air minum dan masak : a. Sumur artetis/ PDAM
c. Air minum dalam kemasan
b. Sumur gali
d. Air hujan
3. Cara pengolahan air untuk mendapatkan air sehat yang dilakukan oleh keluarga Bapak/Ibu : a. Merebus air b. Klorinasi c. Filter keramik d. Memanfaatkan pana smatahari/ tidak dimasak 4. Bagaimana syarat MCK yang baik? a. Terdiri dari kamar mandi, sarana tempat cuci, dan jamban b. Terdiri dari kamar mandi dan jamban c. Terdiri dari jamban dan sarana tempat cuci d. Hanya jamban saja 5. Dimana biasanya Bapak/Ibu mandi? a. Kamar mandi pribadi
c. Sendang/ sumber mata air
b. MCK umum
d. Sungai
6. Dimana biasanya Bapak/Ibu membuang sisa-sisa metabolism tubuh (buang air besar)? a. WC
c. Kolam ikan
b. Sungai
d. Pekarangan
7. Dimana biasanya Bapak/Ibu mencuci pakaian dan peralatan dapur? a. Di rumah
c. Sungai
b. MCK umum
d.Mencuci di tempat tetangga
120
8. Berapa jarak septik tank dengan sumber air bersih (jika sumber air berupa sumur gali) a. > 8 meter
c. 3-5 meter
b. 6-7 meter
d. < 3 meter
9. Frekuensi membersihkan MCK: a. 2 kali sehari (pagi dan sore)
c. 2 hari 2 kali (pagi dan sore)
b. 1 kali sehari (sore hari)
d. 2 hari sekali (sore hari)
10. Berapa jumlah tong sampah yang ada di rumah Bapak/Ibu? a. > dari 4 buah
c. 2 buah
b. 3 buah
d. 1 buah
11. Apakah yang Bapak/Ibu lakukan ketika sampah anorganik (misal sampah botol bekas dan kardus) sudah terkumpul banyak? a. Dijual kepengepul sampah
c. Dibakar
b. Didaur ulang
d. Dibiarkan begitu saja
12. Apakah yang Bapak/Ibu lakukan ketika sampah organik sudah terkumpul banyak? a. Dibuat kompos b. Di buang ke tempat pembuangan sampah akhir c. Dibakar d. Dibiarkan begitu saja 13. Apakah yang Bapak/Ibu lakukan ketika melihat orang yang membuang sampah di sungai? a. Menegur dan memberi pengarahan
b. Menegur c. Pura-pura tidak tahu d. Ikut membuang sampah ke sungai 14. Dimana tempat pembuangan sampah akhir keluarga Bapak/Ibu? a. Ditempat pembuangan sampah umum b. Dikumpulkan dalam lubang lalu dibakar c. Dibuang dipekarangan dan dibiarkan begitu saja d. Dibuang kesaluran air/ sungai
121
15. Sumber air limbah terbanyak yang dihasilkan dari rumah Bapak/Ibu: a. Air limbah mandi
c. Air limbah dapur
b. Air limbah kakus / wc
d. Air limbah mencuci
16. Tempat pembuangan air limbah di rumah Bapak/Ibu: a. Selokan
c. Saptik tank
b. Tempat penampung air limbah
d. pekarangan
17. Berapa hari sekali Bapak/ Ibu membersihkan tempat pembuangan air limbah? a. 1 minggu sekali
c. 3 minggu sekali
b. 2 minggu sekali
d. 1 bulan sekali
18. Berapa jarak antara sumber air bersih dengan saluran pembuangan air limbah rumah tangga di rumah Bapak/Ibu? a. > 8 meter
c. 3-5 meter
b. 6-7 meter
d. < 3 meter
19. Apakah di rumah Bapak/ Ibu memiliki saluran pembuangan air limbah? a. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan b. Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan. d. Ada , tapi bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesehatan 20. Apakah di depan rumah Bapak/ Ibu ada saluran pembuangan air limpasan yang berasal dari air hujan? a. Ada, hasil pembangunan swadaya masyarakat b. Ada, hasil pembangunan dari pemerintah c. Ada, hasil dari pembangunan pribadi. d. Ada, milik tetangga 21. Setiap musim hujan berapa kali Bapak/ Ibu memperbaiki jalan untuk mengurangi genangan air hujan yang ada di jalanan ? a. 1 bulan sekali
c. 7 bulan sekali
b. 2 bulan sekali
d. 1 tahun sekali
122
Angket 3 TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SANITASI
1. Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi syarat kesehatan. a. Benar b. Salah 2. Sanitasi memiliki tujuan untuk memenuhi persyaratan lingkungan yang sehat dan nyaman. a. Benar b. Salah 3. Air bersih dan air layak minum merupakan dua hal yang berbeda. a. Benar b. Salah 4. Merebus air, solar disinfection/ memanaskan air dengan cahaya matahari, klorinasi, filter keramik merupakan beberapa cara untuk mendapatkan air sehat. a. Benar b. Salah 5. MCK singkatan dari mandi cuci keramas. a. Benar b. Salah 6. Jarak aman antara lubang kakus dengan sumber air minum > 8 m. a. Benar b. Salah 7. Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan. a. Benar b. Salah 8. Tempat yang baik dan benar untuk membuang sampah adalah di sungai. a. Benar b. Salah
123
9. Tujuan dari dibangunnya tempat sampah di setiap RW adalah agar warga tidak lagi membuang sampah di sembarang tempat dan di sungai. a. Benar b. Salah 10. Jika sampah telah terkumpul di tempat pembuangan sampah sementara, maka warga harus membakarnya. a. Benar b. Salah 11. Sampah cair biasanya disebut dengan air limbah. a. Benar b. Salah 12. Limbah dari bahan organik adalah limbah yang berasal dari bahan-bahan yang tidak dapat terurai misal plastik . a. Benar b. Salah 13. Pengelolaan air limbah yang baik adalah dengan cara dibuang ketanah supaya kering. a. Benar b. Salah 14. Drainase permukiman mencakup tentang pengelolaan air limpasan yang berasal dari air hujan yang berlebihan. a. Benar b. Salah 15. Saluran drainase/ selokan yang ada di kanan kiri jalan berfungsi untuk memperkuat badan jalan. a. Benar b. Salah
124
Lampiran 4 PEDOMAN OBSERVASI
Dalam penelitian ini, hal yang dapat diamati langsung antara lain: 1. Bagaimanakah keadaan lokasi penelitian dilihat dari letak geografis, aspek kependuduk serta sosial budaya. 2. Bagaimanakah gambaran partisipasi kepala keluarga dalam perbaikan sanitasi lingkungan permukiman.
125 Lampiran 5 Skor Validitas dan Reliabilitas Angket Penelitian
No
Nomor Instrumen
Res 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1 1
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
1
UC-1
1
1
1
3
2
3
1
1
2
2
2
4
4
2
2
4
2
2
2
2
2
4
2
2
4
4
2
1
1
4
1
2
1
1
4
4
3
3
1
2
4
3
3
1
2
UC-2
4
1
3
3
3
2
3
2
3
2
2
4
2
2
2
4
3
3
2
2
2
4
3
3
4
4
3
1
1
4
2
1
2
2
3
4
3
1
2
2
3
1
3
1
3
UC-3
1
4
4
4
3
2
3
3
2
2
2
4
4
2
2
4
1
3
2
2
2
4
1
3
4
4
4
1
1
3
3
2
3
3
4
4
3
1
4
1
4
1
3
1
4
UC-4
1
2
1
4
2
2
3
4
2
2
2
4
4
2
2
4
2
2
2
2
2
4
4
2
4
1
4
1
1
4
4
1
2
4
4
4
4
2
2
3
4
2
3
3
5
UC-5
1
1
2
3
2
2
3
4
3
2
2
4
4
2
2
4
3
3
2
2
2
4
3
2
4
4
4
1
2
4
1
2
2
1
4
4
4
1
4
4
3
3
3
3
6
UC-6
3
2
2
3
3
4
4
2
1
1
4
4
4
3
2
4
2
4
3
1
2
4
3
2
4
2
4
2
2
2
1
3
2
1
3
4
4
2
3
1
3
4
3
3
7
UC-7
2
1
2
2
2
2
3
3
3
2
2
4
4
1
2
4
3
1
1
1
2
4
3
2
4
2
4
1
2
4
2
3
2
1
3
4
4
2
2
2
3
4
2
3
8
UC-8
1
1
2
2
3
4
4
3
1
1
1
4
3
1
2
4
2
3
1
1
2
4
4
2
4
3
4
1
4
3
2
2
1
1
4
4
4
1
2
3
4
2
1
2
9
UC-9
3
2
3
3
3
3
4
3
1
1
1
4
4
3
1
2
3
4
3
1
1
4
3
2
4
4
3
1
4
4
3
1
1
1
4
4
4
3
1
2
3
1
2
2
10
UC-10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
1
2
1
2
1
1
1
2
1
2
1
2
1
3
1
3
2
3
1
1
1
4
3
4
3
2
2
3
1
2
1
11
UC-11
1
1
2
1
2
1
2
2
1
1
1
1
3
1
1
1
2
3
1
1
1
1
2
1
2
3
3
1
3
2
3
1
1
1
1
3
4
2
1
1
4
1
2
2
12
UC-12
3
3
2
4
3
4
4
4
3
2
4
4
4
1
3
4
4
4
1
1
2
1
4
1
1
4
3
1
2
2
1
1
1
1
3
4
4
1
4
2
4
4
2
2
13
UC-13
2
2
2
3
3
4
4
3
2
2
2
3
4
4
3
4
1
2
4
2
2
2
2
4
1
1
3
1
2
1
1
1
2
2
1
4
4
1
1
1
2
2
1
1
14
UC-14
1
2
1
2
2
2
2
4
1
1
1
4
2
1
1
4
2
1
1
2
1
2
2
1
1
1
1
1
4
1
2
3
2
2
1
2
4
1
1
2
1
1
1
1
15
UC-15
4
3
3
4
3
4
4
2
4
2
2
3
4
2
2
4
2
1
2
2
2
2
2
4
1
4
3
1
1
4
2
4
2
2
3
4
4
2
1
2
4
2
1
2
16
UC-16
2
1
1
2
1
3
3
1
2
1
2
2
1
2
1
4
1
4
2
2
1
2
1
1
1
4
1
1
1
4
4
2
3
2
1
1
3
3
2
2
3
1
2
2
17
UC-17
3
2
3
3
2
4
4
4
2
4
4
4
4
3
3
4
4
2
3
3
2
3
4
3
3
4
3
4
1
3
1
4
3
3
3
4
3
3
2
4
4
4
2
2
18
UC-18
4
3
4
3
4
2
2
4
3
2
3
4
4
3
3
4
2
2
3
3
2
3
2
4
4
4
3
2
2
3
4
4
4
3
3
4
4
2
3
2
4
2
3
2
19
UC-19
1
3
2
2
2
4
2
4
3
2
3
4
3
3
2
4
2
4
3
3
2
3
2
3
4
4
4
4
2
4
1
4
4
3
4
4
4
1
4
3
4
2
3
3
20
UC-20
4
3
2
3
2
4
4
3
4
2
4
1
3
3
2
4
4
2
3
3
2
3
4
2
4
4
3
1
2
4
4
4
4
3
4
4
3
2
2
3
4
2
4
2
126
Lampiran 6 PERHITUNGAN VALIDITAS ANGKET PENELITIAN Rumus:
rxy
2
2
2
2
Kriteria Butir item valid jika rxyr table Item-Total Statistics Uji coba Respo nden
Scale Mean if Scale Variance Item Deleted if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
keterangan
uc1
107.90
364.832
.448
.909
Valid
uc2
108.10
367.674
.518
.908
Valid
uc3
107.90
367.253
.536
.908
Valid
uc4
107.30
365.905
.591
.908
Valid
uc5
107.65
373.818
.444
.909
Valid
uc6
107.20
366.484
.471
.909
Valid
uc7
107.05
369.734
.446
.909
Valid
uc8
107.20
365.221
.502
.908
Valid
uc9
107.85
365.292
.547
.908
Valid
uc10
108.30
369.695
.621
.908
Valid
uc11
107.80
358.274
.689
.906
Valid
uc12
106.70
367.800
.418
.909
Invalid
uc13
106.65
370.555
.470
.909
Valid
uc14
107.95
368.050
.527
.908
Valid
uc15
108.05
373.313
.542
.909
Valid
uc16
106.45
366.366
.524
.908
Valid
uc17
107.70
371.589
.473
.909
Valid
uc18
107.50
379.632
.351
.913
Invalid
uc19
107.95
368.050
.527
.908
Valid
uc20
108.20
371.958
.515
.909
Valid
127
uc21
108.25
378.092
.567
.910
Valid
uc22
107.10
365.042
.479
.909
Valid
uc23
107.40
370.568
.455
.909
Valid
uc24
107.80
365.116
.543
.908
Valid
uc25
107.05
358.997
.523
.908
Valid
uc26
106.95
363.629
.463
.909
Valid
uc27
106.95
369.208
.493
.909
Valid
uc28
108.65
369.082
.480
.909
Valid
uc29
108.00
404.632
-.436
.919
Invalid
uc30
106.95
368.682
.455
.909
Valid
uc31
107.80
394.063
-.375
.917
Invalid
uc32
107.75
362.829
.496
.908
Valid
uc33
107.90
364.832
.539
.908
Valid
uc34
108.15
370.029
.449
.909
Valid
uc35
107.00
363.684
.511
.908
Valid
uc36
106.40
365.621
.677
.907
Valid
uc37
106.35
390.450
-.381
.913
Invalid
uc38
108.20
392.063
-.468
.909
Valid
uc39
107.85
366.766
.457
.909
Valid
uc40
107.85
371.924
.453
.909
Valid
uc41
106.65
371.082
.492
.909
Valid
uc42
107.90
366.832
.447
.909
Valid
uc43
107.75
370.724
.476
.909
Valid
uc44
108.10
374.095
.450
.909
Valid
Sumber: Analisis Data SPSS 2013 Pada = 5 % dengan n = 20 diperoleh r table = 0,444 Karena rxy r table maka butir pertanyaan no 12,18,29,31,37 pada angket tersebut tidak valid, dan nomor butir soal yang tidak disebutkan valid semua.
128
Lampiran 7
PERHITUNGAN RELIABILITAS ANGKET PENELITIAN Rumus : 2 k b r11 1 t2 k 1
Kriteria : Apabila r11 > rtab maka angket tersebut reliable. Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .911
44
Sumber: Analisis SPSS 2013 Pada = 5 % dengan n = 20 diperoleh rtabel = 0.444 Karena r11> rtabel yaitu 0,911 maka dapat disimpulkan bahwa angket penelitian tersebut reliabel.
129 Lampiran 8 SKOR HASIL PENELITIAN Tingkat Partisipasi KK Re s
Umu r
1
Sosialisasi 1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 0
1 1
1 2
Pelaksanaan 1 1 1 3 4 5
45
1
2
4
4
3
3
4
4
3
1
2
3
3
3
1
2
1
44
2
55
3
4
1
2
2
2
3
3
4
4
1
2
1
1
1
2
1
37
3
53
3
3
4
4
2
4
2
1
2
3
2
2
2
1
1
2
1
39
4
44
3
4
4
4
2
4
3
1
1
4
1
2
2
2
2
2
2
43
5
54
2
4
4
3
1
4
4
4
4
2
1
3
4
2
1
3
3
49
6
43
3
4
4
3
2
2
3
4
4
4
2
2
4
4
2
2
1
50
7
28
4
4
4
3
2
2
2
2
2
3
3
2
3
2
2
2
1
43
8
47
4
1
4
2
4
3
3
2
3
3
1
2
3
3
4
1
2
45
9
38
4
3
3
2
4
1
3
4
3
1
2
1
1
1
2
1
1
37
10
54
4
2
4
4
3
2
1
1
3
4
1
3
2
3
4
2
4
47
11
43
2
4
3
3
3
4
4
4
1
2
1
4
4
4
4
2
4
53
12
41
3
1
3
3
4
2
1
4
4
3
2
2
3
3
4
1
4
47
13
49
2
3
3
3
3
4
2
3
3
2
2
4
2
2
3
2
4
47
14
52
2
3
4
3
4
3
1
3
4
2
2
3
2
2
4
1
4
47
15
55
1
3
4
1
4
4
2
1
4
4
2
4
2
2
4
1
4
47
2
3
1
4
1
1
4
2
1
48
1 6
1 7
jm l
16
56
1
1
2
2
3
3
3
1 4
17
56
1
2
4
3
2
4
2
4
4
4
1
1
2
2
4
2
1
43
18
32
2
2
2
2
4
2
4
2
4
4
4
3
4
4
3
4
4
54
19
44
2
3
2
4
1
3
2
1
1
3
2
4
3
2
2
2
1
38
20
61
2
2
3
4
4
4
3
4
3
2
4
4
2
1
4
2
2
50
21
39
2
1
4
4
4
4
1
1
2
1
4
4
2
1
4
1
1
41
22
31
1
4
4
4
4
4
2
2
1
2
2
2
4
4
2
2
1
45
23
47
2
2
2
4
4
3
2
3
2
4
3
2
3
2
2
2
1
43
% 6 5 5 4 5 7 6 3 7 2 7 4 6 3 6 6 5 4 6 9 7 8 6 9 6 9 6 9 6 9 7 1 6 3 7 9 5 6 6 7 6 0 6 6 6 3
Ke t
Tingkat Kesadaran
t ped
jm l
18
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 0
1 1
1 2
1 3
1 4
1 5
1 6
1 7
1 8
1 9
2 0
2 1
T
3
4
4
4
1
4
3
4
2
2
4
2
4
2
4
2
2
1
3
4
4
1
61
R
1
4
4
4
2
1
3
4
4
2
4
3
3
4
4
2
2
1
2
4
4
3
64
R
1
4
4
2
4
2
1
2
3
4
4
4
4
3
4
2
2
2
3
4
4
3
55
T
5
4
4
4
4
3
1
1
4
4
4
3
2
3
4
2
2
2
1
4
3
2
61
T
3
3
3
4
4
4
4
4
2
3
1
2
4
1
2
2
3
1
4
4
4
4
63
T
4
4
2
2
2
3
4
4
4
1
2
4
4
3
1
2
1
2
2
3
4
3
57
T
1
4
2
2
2
2
2
2
3
3
2
4
4
3
1
3
1
2
1
2
3
3
51
T
4
3
2
2
3
3
2
3
3
2
2
4
4
2
1
2
3
4
2
4
3
2
56
R
5
4
4
3
1
3
4
3
4
3
3
3
4
1
4
2
2
4
3
2
2
2
61
T
4
4
3
2
2
1
1
3
4
3
4
2
2
2
1
3
2
3
2
2
2
2
50
T
2
2
4
2
1
4
4
4
2
3
2
4
2
2
1
4
1
1
2
3
4
4
56
T
5
3
4
4
1
4
1
1
3
1
4
4
1
4
4
3
2
4
2
2
2
2
56
T
2
4
4
4
2
2
3
3
2
4
2
3
4
2
1
4
3
4
2
3
2
3
61
T
2
4
4
4
1
1
3
2
2
4
2
4
4
2
2
4
2
3
2
3
4
3
60
T
1
3
3
2
4
2
1
4
4
1
2
4
4
2
1
2
3
3
1
1
1
3
51
T
2
3
4
2
3
3
1
2
3
2
3
2
4
4
4
4
1
2
4
4
4
4
63
T
2
4
4
4
2
2
2
1
1
1
3
2
1
4
1
3
3
1
1
4
4
4
52
T
5
4
4
4
2
1
2
1
4
1
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
70
R
4
3
3
4
3
2
1
1
3
4
2
1
4
4
1
1
1
1
2
4
4
3
52
T
1
3
3
4
4
3
4
3
2
3
2
4
4
3
1
4
1
2
2
2
4
3
61
R
3
4
2
2
4
1
4
2
3
4
2
4
4
3
1
2
3
2
2
1
2
1
53
T
5
3
2
2
4
2
4
4
2
2
2
4
4
3
1
2
3
2
2
4
2
1
55
T
4
3
2
4
3
2
3
2
4
4
2
4
4
3
1
1
1
2
1
1
3
3
53
129
% 7 3 7 6 7 7 7 3 7 5 6 8 6 1 6 7 7 3 6 0 6 7 6 7 7 3 7 1 6 1 7 5 6 2 8 3 6 2 7 3 6 3 6 5 6 3
Ket . T T T T T T R T T R T T T T R T R ST R T T T T
130 24
39
2
4
2
4
4
2
4
2
2
2
3
4
2
2
3
1
1
44
25
38
3
3
4
4
4
4
1
3
4
2
2
2
3
4
2
2
1
48
26
35
3
4
3
1
3
4
4
3
4
2
3
4
4
3
4
4
3
56
27
40
1
4
3
4
3
4
3
2
3
2
2
1
1
1
2
1
1
38
28
40
4
1
1
4
3
2
4
2
4
3
2
3
2
1
2
2
1
41
29
27
1
1
4
3
3
3
4
4
2
3
1
1
2
1
1
2
1
37
30
42
2
3
3
2
4
4
4
4
2
2
2
4
2
1
3
1
4
47
31
37
1
2
2
2
1
4
2
2
1
2
3
4
2
4
3
2
2
39
32
32
3
2
2
1
4
4
2
4
4
2
2
3
2
2
1
2
1
41
33
27
2
4
3
2
3
2
2
1
4
3
3
3
1
1
4
2
1
41
34
28
2
3
2
2
2
3
1
2
1
4
1
2
4
4
1
1
4
39
35
50
4
4
2
2
2
3
3
4
1
4
3
1
1
1
2
2
1
40
36
28
1
2
1
2
4
2
2
3
4
4
4
4
4
4
3
4
3
51
37
46
2
2
2
2
3
2
2
4
1
4
1
1
2
1
1
2
2
34
38
49
1
2
1
2
4
2
2
4
1
4
1
2
2
2
1
4
2
37
39
29
4
3
3
3
3
1
1
4
2
4
3
2
2
1
1
1
2
40
40
45
1
3
3
1
1
2
2
4
4
4
3
2
2
2
3
1
1
39
41
31
4
4
4
4
3
3
3
4
4
4
1
2
1
1
3
1
1
47
42
38
1
2
3
2
4
3
3
3
3
1
4
2
3
4
2
2
1
43
43
34
4
4
3
4
4
4
3
3
3
4
3
3
2
2
1
2
2
51
44
25
4
3
4
2
3
4
3
4
3
4
3
4
3
3
4
4
4
59
45
31
1
4
4
1
3
1
4
4
4
3
3
2
2
2
1
3
2
44
46
35
3
4
2
3
4
2
3
3
3
3
1
3
4
1
2
4
1
46
47
40
2
4
3
4
2
3
4
4
1
2
4
4
3
2
2
2
1
47
48
33
3
3
2
2
3
2
3
3
4
3
2
2
3
3
4
2
4
48
49
38
3
4
4
4
4
4
3
4
2
3
3
4
4
2
2
4
2
56
50
38
4
4
4
3
3
4
3
2
3
4
1
4
3
4
4
4
1
55
51
51
2
4
2
4
3
3
4
3
3
3
4
3
4
3
3
4
4
56
52
46
2
4
4
1
4
4
2
3
4
1
1
2
4
2
3
4
3
48
6 5 7 1 8 2 5 6 6 0 6 0 6 9 5 7 6 0 6 0 5 7 5 9 7 5 5 0 5 4 5 9 5 7 6 9 6 3 7 5 8 7 6 5 6 8 6 9 7 1 8 2 8 1 8 2 7 1
T
3
4
2
4
2
1
2
2
2
2
2
3
4
4
1
4
4
2
3
1
2
2
53
T
5
3
3
4
4
1
3
4
2
1
3
4
2
4
3
3
3
3
2
2
2
3
59
ST
5
2
2
2
4
4
3
4
2
3
4
4
3
4
4
3
3
4
3
4
1
2
65
R
4
3
2
3
4
3
2
3
2
2
2
1
2
1
1
2
3
2
2
1
4
2
47
R
2
2
2
2
2
4
2
1
3
2
4
2
3
3
3
4
2
1
3
3
1
3
52
R
4
2
2
4
3
4
4
2
3
1
4
3
1
3
4
2
2
1
4
4
2
4
59
T
4
2
2
3
4
4
4
2
2
4
4
1
1
3
4
4
2
2
2
3
4
3
60
R
4
4
3
4
4
2
2
4
2
4
4
4
2
4
4
2
1
2
4
4
4
4
68
R
4
4
3
4
1
2
2
1
2
4
4
4
4
3
4
2
2
2
3
4
4
2
61
R
5
4
3
2
2
2
1
4
3
4
1
4
4
1
1
2
1
2
4
4
2
2
53
R
4
4
2
2
3
4
2
4
4
1
4
2
2
2
4
3
2
1
4
2
1
2
55
R
3
3
3
3
3
3
4
1
4
1
4
3
1
3
4
3
1
1
1
4
4
3
57
T
4
3
4
3
2
2
3
4
4
2
4
2
4
3
4
4
4
4
3
1
1
1
62
R
3
3
4
4
2
4
4
3
4
4
4
2
1
4
4
2
1
2
4
3
4
3
66
R
4
3
4
4
2
2
4
4
4
4
4
4
1
3
4
2
3
4
4
4
4
1
69
R
2
3
2
4
1
1
4
2
4
1
4
3
1
4
4
2
3
4
4
3
1
2
57
R
3
3
3
2
2
2
4
4
4
1
4
3
2
1
4
2
2
2
2
3
3
3
56
T
4
4
2
3
3
3
4
4
4
3
4
2
2
2
4
2
2
3
2
2
2
3
60
T
3
3
2
4
3
3
3
3
1
3
4
2
2
2
4
2
4
3
4
4
4
4
64
T
4
4
4
4
2
3
3
3
4
3
4
2
2
3
3
3
2
2
2
4
4
2
63
ST
3
4
3
3
4
3
3
3
4
4
2
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
75
T
3
4
3
3
1
4
4
4
3
4
4
3
1
3
4
2
1
2
1
4
4
3
62
T
5
4
2
2
2
3
3
3
3
4
2
2
4
3
2
1
1
2
1
4
4
2
54
T
4
4
2
4
3
4
4
1
2
4
4
4
4
2
2
3
2
1
1
4
3
4
62
T
4
3
4
3
2
3
3
4
3
4
1
1
1
1
2
2
2
1
1
1
4
2
48
ST
2
3
2
2
4
3
4
2
3
3
1
1
3
4
4
3
2
1
3
1
2
1
52
T
1
4
3
4
4
3
2
3
4
4
1
2
1
2
2
1
1
1
1
4
2
3
52
ST
2
4
3
4
3
4
3
3
3
3
4
4
4
4
3
3
3
4
4
4
3
3
73
T
2
4
3
4
4
2
3
4
1
4
1
2
4
4
3
2
2
2
4
4
1
2
60
6 3 7 0 7 7 5 6 6 2 7 0 7 1 8 1 7 3 6 3 6 5 6 8 7 4 7 9 8 2 6 8 6 7 7 1 7 6 7 5 8 9 7 4 6 4 7 4 5 7 6 2 6 2 8 7 7 1
T T T R R T T T T T T T T T ST T T T T T ST T T T R R R ST T
131 53
45
3
4
4
2
2
4
1
4
3
4
2
4
3
3
2
2
4
51
54
46
2
4
4
2
4
4
3
2
4
4
1
4
4
4
3
2
2
53
55
40
3
4
4
2
4
3
3
3
4
3
3
4
2
4
3
1
4
54
56
40
2
2
1
1
4
1
4
4
2
4
2
3
3
1
4
4
2
44
57
41
1
2
1
2
4
2
3
4
3
3
4
4
2
3
1
2
4
45
58
33
4
2
3
4
2
2
4
4
1
4
3
4
4
2
1
2
4
50
59
56
3
3
2
2
3
4
4
3
3
4
2
2
4
4
4
2
3
52
60
44
3
2
3
3
3
3
1
3
1
3
3
3
2
1
1
2
4
41
61
44
1
4
4
4
4
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
2
1
57
62
46
3
3
2
2
3
4
4
4
4
3
3
4
2
2
3
2
4
52
63
55
3
2
2
1
2
3
4
4
3
2
2
1
2
2
3
2
1
39
64
43
2
4
3
3
3
3
3
4
2
3
3
4
3
2
4
1
4
51
65
33
3
4
3
4
4
4
1
4
4
4
1
1
2
2
2
3
4
50
66
31
3
2
2
3
2
4
4
3
4
4
4
3
2
2
3
4
2
51
67
32
4
2
3
2
4
4
3
4
3
2
1
1
4
4
4
4
4
53
68
29
3
4
4
4
4
4
3
4
2
3
1
3
3
3
2
1
4
52
69
44
4
4
2
2
3
2
3
4
3
3
2
3
2
1
3
4
4
49
70
65
3
4
4
3
4
3
4
2
1
4
1
4
2
4
2
3
3
51
71
77
4
3
3
3
3
2
4
2
4
4
3
4
3
3
3
1
2
51
72
34
4
1
3
4
2
4
3
3
4
3
2
4
2
2
4
3
4
52
73
46
2
4
2
2
3
3
3
3
4
2
2
2
4
2
4
3
4
49
74
40
3
1
4
4
3
4
2
4
3
3
2
4
2
3
3
3
2
50
75
40
4
2
3
2
3
4
4
1
3
1
1
2
2
3
3
4
4
46
76
41
4
3
3
3
1
4
4
2
4
3
3
1
4
4
4
3
1
51
77
33
3
1
2
4
3
3
3
2
2
1
4
3
3
2
4
1
3
44
78
56
2
1
2
4
1
1
2
3
2
1
2
2
4
4
3
2
4
40
79
44
3
3
2
3
4
3
4
2
1
2
2
4
3
3
3
4
1
47
80
44
3
2
2
3
4
3
4
4
3
3
4
4
4
3
4
3
4
57
81
46
4
3
3
3
2
3
2
2
1
1
2
3
3
3
4
2
2
43
7 5 7 8 7 9 6 5 6 6 7 4 7 6 6 0 8 4 7 6 5 7 7 5 7 4 7 5 7 8 7 6 7 2 7 5 7 5 7 6 7 2 7 4 6 8 7 5 6 5 5 9 6 9 8 4 6 3
T
4
3
4
4
4
1
4
3
4
3
2
4
3
4
2
3
2
2
2
4
1
2
61
T
4
3
2
3
4
3
2
4
4
2
4
4
4
2
1
3
3
1
1
4
2
3
59
T
5
4
4
2
3
3
3
4
3
2
4
1
1
2
1
2
4
1
3
2
4
2
55
T
4
4
3
2
1
4
4
2
4
4
3
2
3
3
4
3
2
1
1
1
4
1
56
T
1
3
2
4
2
3
4
3
3
3
4
2
1
4
4
2
3
1
4
4
4
3
63
T
4
4
4
4
2
4
4
1
4
3
4
3
4
2
4
4
4
2
4
3
3
4
71
T
1
3
3
3
4
4
3
3
4
3
4
4
1
2
4
4
4
3
4
3
4
3
70
R
4
4
2
4
3
1
3
1
3
2
4
1
4
2
4
2
1
2
1
1
2
1
48
ST
2
4
4
4
3
3
4
4
3
4
4
3
1
3
4
2
2
2
4
3
2
2
65
T
4
4
4
2
4
4
4
4
3
3
4
4
2
4
4
2
1
1
4
3
3
3
67
R
3
3
4
3
3
4
4
3
2
2
1
3
4
4
2
1
1
3
4
3
3
3
60
T
5
4
2
4
3
3
4
2
3
3
3
4
2
1
1
3
4
4
3
4
3
4
64
T
4
3
3
4
4
1
4
4
4
2
2
3
3
3
4
3
4
2
1
4
3
4
65
T
4
4
4
2
4
4
3
4
4
2
3
4
1
3
2
4
3
1
1
3
4
1
61
T
4
3
3
3
4
3
4
3
2
3
1
4
3
2
4
3
2
2
2
4
2
3
60
T
5
3
3
4
4
3
4
2
3
1
2
2
2
2
4
4
2
2
1
3
4
3
58
T
1
3
4
3
2
3
4
3
3
3
4
1
4
4
4
3
3
3
2
4
4
4
68
T
5
4
3
3
3
4
2
1
4
3
1
1
4
4
1
1
1
1
1
4
4
4
56
T
1
3
2
4
2
4
2
4
4
3
4
4
3
4
4
3
4
3
2
2
4
4
69
T
4
4
3
3
4
3
3
4
3
2
2
3
4
2
4
1
1
2
2
2
2
3
57
T
4
3
4
4
3
3
3
4
2
3
3
3
2
4
2
3
4
4
3
3
2
4
66
T
5
4
3
4
4
2
4
3
3
2
2
2
4
4
4
4
2
2
1
4
4
4
66
T
4
3
4
3
4
4
1
3
1
1
2
4
4
4
4
2
2
4
2
4
3
2
61
T
3
4
3
2
4
4
2
4
3
4
1
3
4
2
4
4
3
4
4
2
3
4
68
T
4
4
4
2
3
3
2
2
1
3
4
1
2
4
4
4
2
3
2
4
3
4
61
R
1
4
3
3
1
2
3
2
1
3
1
2
4
4
3
3
2
2
3
3
4
4
57
T
4
3
3
4
3
4
2
1
2
2
1
3
2
2
3
1
1
2
1
4
3
4
51
ST
3
3
3
4
3
4
4
3
3
4
2
1
2
1
1
2
3
1
2
2
2
2
52
T
4
3
2
4
3
2
2
1
1
3
4
3
4
3
3
2
2
4
2
4
4
3
59
7 3 7 0 6 5 6 7 7 5 8 5 8 3 5 7 7 7 8 0 7 1 7 6 7 7 7 3 7 1 6 9 8 1 6 4 8 2 6 8 7 9 7 9 7 3 8 1 7 3 6 8 6 1 6 2 7 0
T T T T T ST ST R T T T T T T T T T T ST T T T T T T T R R T
132 82
55
3
3
4
4
4
4
3
3
4
4
2
3
4
3
4
1
1
54
83
43
4
4
3
2
2
2
1
2
1
3
4
4
4
4
4
4
2
50
84
33
4
2
1
1
4
4
2
1
1
3
4
2
3
2
2
4
4
44
85
31
3
4
1
2
2
4
2
2
2
3
3
4
4
2
1
4
2
45
86
32
4
4
2
2
3
3
4
3
3
3
3
3
2
2
2
4
4
51
87
29
2
2
1
2
1
3
4
4
1
4
4
2
1
4
4
1
4
44
88
44
3
4
2
4
1
2
3
3
3
4
4
4
2
2
4
2
4
51
89
65
3
3
1
4
3
3
3
1
1
2
2
4
4
4
4
4
1
47
90
77
4
2
4
4
4
2
1
4
2
4
2
4
4
3
3
2
1
50
91
34
3
3
2
4
2
4
3
3
3
3
4
4
3
3
4
1
4
53
92
38
4
4
3
4
4
3
3
3
3
2
2
4
3
4
2
2
1
51
93
35
3
2
3
2
3
3
3
3
3
4
1
4
4
2
3
4
4
51
94
40
2
4
2
3
3
3
3
3
1
4
2
2
2
2
4
2
4
46
95
40
3
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
3
2
2
3
4
2
57
27
2
3
2
1
2
2
3
4
4
3
1
2
4
4
3
4
4
48
96
rata - rata
7 9 7 4 6 5 6 6 7 5 6 5 7 5 6 9 7 4 7 8 7 5 7 5 6 8 8 4 7 1 6 9
T
3
3
4
4
4
3
3
4
4
3
3
4
4
3
3
4
3
4
4
4
3
3
74
T
5
4
2
4
2
1
2
1
3
4
3
2
2
3
4
2
2
2
4
4
3
3
57
T
4
3
3
4
4
2
1
1
3
3
1
3
4
2
4
1
1
1
1
2
1
2
47
T
4
3
3
2
4
2
2
2
3
4
4
2
4
3
4
4
2
3
2
3
4
4
64
T
4
3
2
4
3
4
3
3
3
4
4
3
4
4
4
2
3
2
4
4
4
3
70
T
4
3
2
4
3
4
4
1
4
4
4
3
2
3
4
2
1
2
2
4
3
3
62
T
1
4
4
4
2
3
3
3
4
1
4
3
1
4
4
3
1
2
4
3
4
4
65
T
2
4
4
3
3
3
1
1
2
1
4
3
3
2
4
2
1
2
4
2
3
3
55
T
1
4
3
4
2
1
4
2
4
3
4
3
4
4
4
2
2
1
2
3
4
3
63
T
4
4
2
3
4
3
3
3
3
4
4
2
1
4
4
4
1
1
2
3
4
3
62
T
5
3
4
2
3
3
3
3
2
3
2
1
4
4
1
4
1
1
2
4
2
4
56
T
5
3
4
4
3
3
3
3
4
2
2
1
4
4
4
4
2
2
2
4
4
4
66
T
3
4
4
4
3
3
3
1
4
4
3
4
2
3
1
3
2
3
2
4
4
2
63
ST
1
3
3
3
4
4
4
3
3
3
2
4
3
4
3
2
1
2
2
4
3
4
64
T
4
4
4
4
2
3
4
4
3
4
2
4
4
4
2
4
1
3
4
4
3
4
71
T
8 8 6 8 5 6 7 6 8 3 7 4 7 7 6 5 7 5 7 4 6 7 7 9 7 5 7 6 8 5 7 2
ST T R T ST T T T T T T T T T ST T
133 Lampiran 9 SKOR HASIL PENELITIAN TINGKAT PENGETAHUAN KEPALA KELUARGA KELURAHAN ROWOSARI Res
Umur
1 2
No Soal
JML
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
45
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
11
55
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
10
3
53
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
13
4
44
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
12
5
54
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
14
6
43
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
10
7
28
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
10
8
47
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
1
9
9
38
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
11
10
54
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
10
11
43
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
0
8
12
41
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
11
13
49
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
9
14
52
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
12
15
55
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
11
16
56
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
11
17
56
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
13
18
32
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
12
19
44
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
14
20
61
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
11
21
39
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
1
1
1
7
22
31
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
9
23
47
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
13
134 24
39
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
7
25
38
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
12
26
35
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
13
27
40
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
10
28
40
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
12
29
27
0
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
8
30
42
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
6
31
37
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
14
32
32
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
13
33
27
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
11
34
28
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
10
35
50
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
1
10
36
28
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
1
0
9
37
46
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
10
38
49
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
9
39
29
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
1
9
40
45
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
6
41
31
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
10
42
38
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
10
43
34
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
8
44
25
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
6
45
31
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
10
46
35
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
0
1
11
47
40
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
10
48
33
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
8
49
38
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
7
50
38
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
12
51
51
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
10
135 52
46
0
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
8
53
45
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
7
54
46
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
8
55
40
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
12
56
40
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
8
57
41
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
0
1
1
1
10
58
33 56
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
11
59
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
12
60
44
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
12
61
44
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
12
62
46
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
8
63
55
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
0
1
10
64
43
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
14
65
33
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
8
66
31
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
0
7
67
32
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
9
68
29
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
10
69
44
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
10
70
65
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
0
0
1
7
71
77
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
11
72
34
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
10
73
46
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
12
74
40
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
12
75
40
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
12
76
41
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
0
1
8
77
33 56
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
0
1
10
78
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
14
79
44
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
8
136 80
44
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
0
7
81
46
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
9
82
55
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
10
83
43
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
10
84
33
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
0
0
1
7
85
31
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
11
86
32
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
10
87
29
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
11
88
44
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
10
89
65
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
13
90
77
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
12
91
34
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
14
92
38
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
10
93
35
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
10
94
40
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
1
9
95
40
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
11
96
27
1
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
10
137
Lampiran 11 Daftar Responden No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38.
Nama Warno Subali Marimo Miftah Daryanto Bambang Asromah Sutarno Suseman Wahyu Solikin Hajar Khamim Kamto Muhamir Rahman Sahrani Muslimah Eko Tri Nanang Jan Barokah Herman Zen Bedu Muhali Rudi Anwar Sa’in Sin Sutarti Kian Makhrus Warsono Masrochin Kuat Nasimin
No 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50 51. 52. 53. 54. 55. 56 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76.
Nama Sukandi Aliyaskurun Muhammad Sahid Muyasaroh Hardi Kabul Pangistu Muhrodhi Triono Nur Chamid Nasruhin Karsimin Mochani Sunarto Munib Mahfud Fauzi Ajib Ikrom Imam Suroso Yanto Rohman Nasikun Muhamad Sarozi Rohmadi Tini Mashor Triyono Sulastri Rasmini Ngatemin Sarpi Paimin Jamruri Yadi To Jaelani Tolib Manan Subur
No. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96.
Nama Sanaji Kambali Muhammad Sodikun Edi Hartono Muchidi Munawar Hasip Chamdun Wahid Muhamad Ihsam M. Lailatul Fajar Rajimin Sanipin Amin Ismail Sohri Kasemin Man Kasan